faktor yang berpengaruh terhadap pelapukan

Upload: erlan-aji-nugroho

Post on 17-Jul-2015

400 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Faktor yang berpengaruh terhadap pelapukan Iklim, Resistensi mineral pembentuk batuan, Ukuran butir dan tekstur batuan, Relief topografi dan drainase, Struktur geologi. Air tanah di bawah topografi dataran tinggi cenderung terdapat pada kedalaman maksimal, sehingga air hujan sebagai agen pelapukan kimia, yang masuk ke dalam tanah harus menempuh jarak yang cukup panjang dan hal ini berarti semakin besar waktu dan volume cakupan pelapukan kimia dalam merobak mineral-mineral silikat dan melarutkan unsur-unsur Ni, Mg dan Si. PelapukanMekanis Batuan yang mengalami proses pelapukan mekanik akan pecah menjadi bagian-bagian yang kecil. Hasil akhir proses ini adalah material kecil yang berasal dari batuan yang besar. Perombakan menjadi material kecil mengakibatkan bertambahnya luas permukaan material, sehingga menambah efektifitas pelapukan kimia. Pelapukan Kimia Menurut Waheed(2002), bahwa pelapukan kimia merupakan proses dimana batuan bereaksi dengan agen-agen atmosfir, hidrosfer dan aktifitas biologi untuk membentuk fase mineral yang lebih stabil. Batuan terurai melalui proses kimia. Hidrolisis Merupakan proses kimia oleh adanya penguraian mineral menjadi komponenkomponen yang lebih stabil dibawah pengaruh pelapukan kimia.Sedangkan Ollier(1969), menyatakan bahwa hidrolisis merupakan reaksi antara mineral dengan air, yaitu antara ion H+ dan ion OH- air dengan ion-ion mineral. Oksidasi Agen oksidasi pada lingkungan tanah adalah oksigen yang larut dalam air hujan dan air tanah Menurut Waheed(2002), bahwa mobilitas unsur yang dijumpai pada ultramafik dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Elemen yang bersifat sangat larut dan sangat mobile Mudah hilang dalam profil pelapukan dan sangat larut dalam aliran air tanah (sedikit asam), misal: Mg, Si, Ca, Na, Cu. Elemen yang bersifat tidak larut dan tidak mobile Tidak dapat larut dalam air tanah, sebagian besar unsur unsurnya merupakan penyusun dari residu tanah(residual soil), misal: Fe3+(ferric), Co, Al, Cr. Elemen dengan daya larut yang terbatas dan mobilitas terbatas,Sebagian larut dalam air tanah yang bersifat asam, misal: Ni, Fe2+(ferrous). ENDAPAN PERMUKAAN Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang terbentuk relatif di permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan pergerakan air tanah. Endapan alohton merupakan endapan yang ditransport dari tempat lain (dari luar lingkungan pengendapan), sedangkan endapan autohton adalah endapan yang terbentuk secara insitu. Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi sering disebut sebagai endapan placer. Sedangkan endapan autohton yang terkait dengan bijih biasa dikenal sebagai endapan residual dan endapan presipitasi kimia atau evaporasi. Sedangkan pengkayaan supergen (super genenrichment) walaupun tidak terbentuk di dekat permukaan, tetapi pembentukannnya terkait dengan proses-proses dipermukaan. ENDAPAN RESIDUAL Endapan-endapan yang terbentuk di dekat permukaan (zona Oksidasi), yang disebabkan oleh pelapukan kimiawi dikenal sebagai endapan residual. Untuk dapat terjadi endapan residual, pelapukan kimia yang intensif terutama untuk daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sangat diperlukan. Dalam kondisi tersebut sebagian besar batuan akan menghasilkan soil yang

banyak mengandung unsur Fe, tetapi kehilangan unsur-unsur yang mudah larut. Soil seperti ini dikenal sebagai laterit (laterites). Endapan Laterit yang penting diantaranya adalah: Laterit Fe Laterit Al (Bauxite) Laterit Ni Selama lateritisasi, nikel yang terkandung dalam batuan peridotit dan serpentinit (0,25% Ni) pada awalnya terlarut, tetapi kemudian secara cepat mengalami presipitasi kembali ke dalam mineral-mineral oksida besi pada zona laterit atau zona limonit(1-2% Ni) atau dalam garnierit pada zona saprolit(2-3%, zona lapuk di bawah zona laterit) ZONA LATERIT Zona Overburden atau iron Capping Zona ini berada paling atas dan masih dipengaruhi aktivitas permukaan dengan kuat. Zona ini tersusun oleh humus dan limonit dengan kandungan Ni sekitar 0,5-1%). Mineral-penyusunnya adalah goethit, hematit, yang mengindikasikan daerah yang sudah lama tersingkap. Zona Limonite Zona ini di bawah iron capping, sebagai zona transisi kearah zona saprolit dengan ukuran material berfariasi dari lempung pasir. Tekstur dan struktur dari batuan induk mulai dapat dikenali, dengan jumlah fragmen peridotit berukuran 2-3 cm (jumlah sedikit). ecendrungan kimia pada lapisan ini, terjadi pengkayaan supergen Ni yang signifikan (1-2% Ni), Fe semakin mengecil, SiO2 semakin membesar, dan Co pada lapisan ini paling tinggi dan mengalami kestabilan (dibanding lapisan yang lain). Zona saprolit Merupakan zona bijih (ore zone), mengandung banyak fragmen batuan dasar sehingga mineral penyusunnya, tekstur dan struktur batuan induk dapat dengan mudah dikenali. Saprolit urat (vein) garnierit, yang merupakan koloid nickeliferous serpentinebanyak dijumpai. Kecendrungan kimianya, yaitu mempunyai kandungan Ni yang paling tinggi (2-3% Ni). Ketebalan berkisar antara 2 -14 meter. Zona batuan induk (bedrock zone) Zona batuan induk berada pada bagian paling bawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah lebih besar dan blokbatuan dasar dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis lagi (1) dan Endapan Ag (Au/Ag