faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak …repository.helvetia.ac.id/2229/6/skripsi elsa...
TRANSCRIPT
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK
AMAN PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI
PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH
TAHUN 2019
SKRIPSI
OLEH :
ELSA ANNISA
NIM: 1702022007
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK
AMAN PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI
PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Oleh :
ELSA ANNISA
NIM: 1702022007
PROGRAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan
Tidak Aman pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Elsa Annisa
Nomor Induk Mahasiswa : 1702022007
Minat Studi : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Medan, 22 Agustus 2019
Pembimbing I
(Nur’aini, S.Pd., M.Kes.)
Pembimbing II
(Safrina Ramadhani, S.K.M., M.K.M.)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia Medan
Dekan,
(Drs. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes.)
Telah Diuji pada Tanggal : 22 Agustus 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Nur’aini, S.Pd., M.Kes.
Anggota : 1. Safrina Ramadhani, S.K.M., M.K.M.
2. Wahyuni, S.Psi., M.Kes.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.), di Fakultas Kesehatan
masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim
penelaah/tim penguji.
3. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di pengurangan tinggi.
Medan, Agustus 2019
Yang membuat pernyataan,
(Elsa Annisa)
NIM: 1702022007
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Elsa Annisa
Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 09 September 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 dari 4 bersaudara
Alamat : Jl. Louser No. 80 Komplek PT. Pupuk
Iskandar Muda
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Mulyan
Pekerejaan Ayah : BUMN
Nama Ibu : Nur Asiah
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Jl. Louser No. 80 Komplek PT. Pupuk
Iskandar Muda
III. PENDIDIKAN
1. Tahun 2000 – 2006 : MIN Kuta Blang
2. Tahun 2006 – 2009 : MTsN Model Ganda Pura
3. Tahun 2009 – 2012 : MAN Peusangan
4. Tahun 2012 – 2015 : D-III Kebidanan Akademi Kebidanan
Helvetia
5. Tahun 2017 – 2019 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia Medan
i
ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN
PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. PUPUK
ISKANDAR MUDA ACEH TAHUN 2019
ELSA ANNISA
1702022007
Berdasarkan hasil survei awal lapangan dan hasil beberapa pelaporan saran
keselamatan kerja pada pekerja di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh (PIM) di bagian
produksi mengalami tindakan tidak aman sebesar 25%. Di antaranya bekerja tanpa
work permite/ijin kerja, melintasi area berbahaya yang sudah dibatasi dengan safety
line, merokok di area produksi,kurangnya menggunakan APD yang telah
ditentukan,bekerja dengan kecepatan yang berbahaya,bercanda saat bekerja.
Desain penelitian menggunakan Penelitian menggunakan rancangan
kuantitatif obeservasional dengan pendekatan cross-sectional study. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 80 orang karyawan dan sampel yang di ambil dengan
menggunakan total sampling yaitu sebanyak 80. Metode pengumpulan data yaitu
data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu analisis
unuvariat dan analisis bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan Sig (0,000) < α (0,05), artinya
ada hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman, pengawasan Sig (0,000) <
α (0,05) artinya ada hubungan pengawasan dengan tindakan tidak aman, sedangkan
pelatihan Sig (0,038) > α (0,05) ada hubungan pelatihan dengan tindakan tidak
aman.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan,
pengawasan, dan pelatihan dengan tindakan tidak aman di PT. Pupuk Iskandar
Muda Aceh. Disarankan agar tenaga kerja harus mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dan bersedia menerima konsekuensi bila tidak
melaksanakan atau melanggar (pemberian Surat Peringatan bagi yang melanggar),
tenaga kerja harus mau menggunakan alat pelindung diri (helm pelindung, safety
shoes, ear plug, safety belt, kaca mata pelindungdan masker) pada saat bekerja
sesuai dengan prosedur kerja diperusahaan.
Kata Kunci : Pengetahuan, pengawasan, pelatihan, tindakan tidak aman
Daftar Pustaka : 15 Buku + 11 Jurnal (2010 – 2018)
ii
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2018”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Program Studi S1
Keseshatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Dalam penyusunan skripsi
penulis menyadari masih banyak kesalah dan kekurangannya, namun harapan
penulis, pembaca dapat memperoleh manfaat dan memberi masukkan untuk
penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian ini dapat berkembang dengan
baik. Pada kesempatan ini mengucapkan terima kasi kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini, terutama :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku Ketua Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Imam Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Institut Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. dr. Hj. Arifah Dwi Fitriani, M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia.
5. Teguh Suharto, S.E, M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum
dan Kuangan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dr. Asriwati, S.kep, Ns, S.Pd, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
7. Nur’aini, S.Pd., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia dan sekaligus selaku Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu,
perhatian, ide, dan motivasi selama penyusunan skrispsi ini.
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
iv
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes, selaku Kepala Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
10. Safrina Ramadhani, S.K.M., M.K.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulis selama
penyusunan skrispsi ini.
11. Wahyuni, S.Psi., M.Kes., selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan skipsi ini.
12. Kepada seluruh Jajaran karyawan dan Staff PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
ACEH yang telah memberikan tempat untuk melakukan penelitian untuk
penyelesaian skripsi ini.
13. Seluruh teman-teman Program S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan yang selalu membantu dalam suka dan duka.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan, 22 Agustus 2019
(Elsa Annisa)
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 5
1.3. Tujuan penelitian ................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
1.4.1. Manfaat Bagi Institut Kesehatan Helvetia .............. 6
1.4.2. Manfaat Bagi Perusahaan ....................................... 6
1.4.3. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya ...................... 6
1.4.4. Manfaat Bagi Peneliti ............................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................... 7
2.2. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) .............................. 8
2.2.1. Pengertian Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) . 8
2.2.2. Teori Tindakan Tidak Aman ................................... 10
2.2.3. Jenis-jenis Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) . 11
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Tidak
Aman (Unsafe Actioni) ........................................... 15
2.2.5. Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Tidak
Aman (Unsafe Action) ............................................ 16
2.3. Kecelakaan Kerja ................................................................ 20
2.3.1. Pengertian Kecelakaan Kerja .................................. 20
2.3.2. Teori Penyebab Kecelakaan Kerja .......................... 21
2.3.3. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ........................ 22
2.4. Hipotesis Penelitian ............................................................ 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 25
3.1. Desain Penelitian ................................................................ 25
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 25
3.2.1. Lokasi Penelitian ..................................................... 25
3.2.2. Waktu Penelitian ..................................................... 25
vi
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................... 26
3.3.1. Populasi ................................................................... 26
3.3.2. Sampel ..................................................................... 26
3.4. Kerangka Konsep ................................................................ 26
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ..................... 27
3.5.1. Definisi Operasional ............................................... 27
3.5.2. Aspek Pengukuran .................................................. 28
3.6. Metode Pengumpulan Data ................................................. 29
3.6.1. Jenis Data ................................................................ 29
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 29
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................. 30
3.7. Metode Pengolahan Data .................................................... 33
3.8. Analisis Data ....................................................................... 33
3.8.1. Analisis Univariat ................................................... 33
3.8.2. Analisis Bivariat ...................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 35
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................... 35
4.2. Hasil Penelitian ................................................................... 36
4.2.1. Karakteristik Responden ......................................... 36
4.2.2. Analisis Univariat ................................................... 38
4.2.3. Analisis Bivariat ...................................................... 39
4.3. Pembahasan ........................................................................ 48
4.3.1. Umur ....................................................................... 48
4.3.2. Pendidikan Terakhir ................................................ 49
4.3.3. Masa Kerja .............................................................. 50
4.3.4. Status kerja .............................................................. 51
4.3.5. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Tidak
Aman pada Pekerja di Bagian Produksi di PT.
Pupuk Iskandar Muda Aceh ..................................... 51
4.3.6. Hubungan Pengawasandengan Tindakan Tidak
Aman pada Pekerja di Bagian Produksi di PT.
Pupuk Iskandar Muda Aceh ..................................... 53
4.3.7. Hubungan Pelatihandengan Tindakan Tidak Aman
pada Pekerja di Bagian Produksi di PT. Pupuk
Iskandar Muda Aceh ................................................ 55
4.3.8. Hubungan Umur, Status Kerja, Lama Kerja,
Pengetahuan, Pengawasan, Pelatihan dengan
Tindakan Tidak Aman ............................................. 57
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 61
5.1. Kesimpulan ......................................................................... 61
5.2. Saran ................................................................................... 61
5.2.1. Bagi PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ..................... 61
5.2.2. Bagi Pekerja ............................................................ 61
5.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya .................................... 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran ................................................................... 28
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kueisoner Pengetahuan ............................. 31
Tabel 3.3. Hasil Uji Vadilitas Kuesioner Pengawasan ............................. 32
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pelatihan .................................. 32
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tindakan Tidak Aman ............ 32
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 33
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Pekerja Bagian
produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ........................... 36
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terahir Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh .. 37
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 37
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 37
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 38
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengawasan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 38
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 39
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tidak Aman
Pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
Aceh .......................................................................................... 39
Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh .. 39
Tabel 4.10. Hubungan Pengawasan dengan Tindakan Tidak AmanPada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh .. 40
Tabel 4.11. Hubungan Pelatihan dengan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh .. 41
Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 42
Tabel 4.13. Distribusi Jawaban Kuesioner Pengawasan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ............... 44
ix
Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Kuesioner Pelatihan Pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh ........................... 45
Tabel 4.15. Distribusi Jenis Pelatihan Pekerja Bagian Produksi di PT.
Pupuk Iskandar Muda Aceh ..................................................... 46
Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Kuesioner Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh .. 46
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep ..................................................................... 26
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitan ................................................................. 65
Lampiran 2. Master Data Uji Validitas ........................................................ 69
Lampiran 3. Master Data Penelitian ............................................................ 72
Lampiran 4. Output Hasil Uji Validitas ....................................................... 81
Lampiran 5. Output Hasil Penelitian ............................................................ 92
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi) ...................... 97
Lampiran 7. Surat Izin Survei Pendahuluan ................................................ 98
Lampiran 8. Surat Izin Uji Validitas ............................................................. 99
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian ................................................................ 100
Lampiran 10. Surat Balasan Izin Survei Awal ............................................... 101
Lampiran 11. Surat Balasan Izin Uji Validitas .............................................. 102
Lampiran 12. Surat Balasan Izin Penelitian ................................................... 103
Lampiran 13. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 ............................. 104
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ............................. 105
Lampiran 15. Dokumentasi ............................................................................ 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan
kerja.(1)
Secara ekonomi, moral, dan hukum keselamatan pekerja menjadi salah satu
isu penting yang harus selalu diperhatikan dengan baik oleh manajemen
perusahaan. Keselamatan kerja berguna untuk menghindari pekerja dari tindakan-
tindakan yang tidak aman, sehingga mereka tidak terlalu khawatir dengan
keselamatan dirinya khususnya pada pekerja di bagian lantai produksi.Pada pekerja
akan lebih fokus untuk bekerja dan memberikan produktivitas yang tinggi bagi
perusahaan yang bersangkutan. Keselamatan kerja merupakan perlindungan atas
keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik maupunmental dalam lingkungan
pekerjaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus selalu memperhatikan
keselamatan kerja karyawan untuk dapat bersaing dengan kompetitor di pasar
global.(2)
Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah kegagalan (human failure)
dalam mengikuti persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benar sehingga
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, seperti: tindakan tanpa kualifikasi dan
2
oritas, kurang atau tidak menggunakan perlengkapan perlindungan diri, kegagalan
dalam menyelamatkan peralatan, pekerja dengan kecepatan yang berbahaya, dan
lain sebagainya.(3)
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Tak
terduga oleh karena di belakang peristiwa kecelakaan disertai kerugian material
maupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat dan
tidak diinginkan.(4) Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau
kerugian terhadap proses.(1)
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi ditempat kerja,
khususnya di lingkungan industri. Kecelakaan industri secaraumum disebabkan
oleh 2 hal pokok yaitu tindakan tidak aman (unsafe action)dan kondisi tidak aman
(unsafe condition). Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa faktor manusia
memegang perenan penting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian
menyatakan bahwa 80%-85% kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian atau
kesalahan faktor manusia.(5)
Perilaku atau tindakan tidak aman adalah tindakan yang dapat
membahayakan pekerja itu sendiri maupun orang lain yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan. Menurut Heinrich, 88% tindakan tidak aman (unsafe action)
berkontribusi terhadap kecelakaan kerja, 10% disebabkan oleh kondisi tidak aman
(unsafe conditions), dan 2% adalah anavoidable (hal yang tidak dapat di hindari).
Dengan demikian, accident(kecelakaan) lebih banyak disebabkan oleh tindakan
tidak aman manusia (man) yang meliputi faktor umur, pendidikan, masa kerja,
3
pengetahuan, pelatihan yang pernah di ikuti, serta faktor manajemen berupa
penggunaan APD saat bekerja.(6)
Sustainable Development Goals (SDGs) di antaranya adalah goals ke 3 yang
berbunyi “menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi
semua orang di segala usia” dengan 13 target yang ingin dicapai, salah satu
targetnya adalah pada tahun 2020,mengurangi setengah jumlah global kematian dan
cedera akibat kecelakaan yang terjadi di dunia kerja, khususnya ditempat-tempat
yang sangat berisiko terjadi cedera bahkan kematian akibat tindakan tidak aman,
misalnya di tempat-tempat industri yang ada dinegara berkembang khususnya
Negara Indonesia.(7)
Internasional Labor Organization (ILO) mengemukakan bahwa kecelakaan
akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor manusia,
pekerjaannya, dan lingkungan di tempat kerja. Menurut Suma’mur,80-85%
kecelakaan disebabkan oleh kelalaian (unsafeactions) dan kesalahan manusia
(human error).(8)
Menurut Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
dikatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atau
keselamatan dalam melakukan pekerjaan ditempat kerja perlu terjamin
keselamatannya, sehingga kewajiban dalam menerepkan K3 dalam sebuah instansi
ataupun perusahaan hukumnya wajib. Disamping itu, UU Ketenagakerjaan RI
Nomor. 13 Tahun 2003 pasal 86 menyatakan bahwa pengusaha wajib melindungi
pekerja dan Undang-undang Nomor.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal
14 mengenai kewajiban pengurus untuk melindungi pekerja dan potensi bahaya
4
ditempat kerja. Diantaranya dengan memperhatikan potensi bahaya yang
diakibatkan oleh tindakan tidak aman oleh pekerjanya sendiri.(9)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Septina dan Mulyono, lebih dari 80%
kecelakaan kerja disebabkan oleh unsafe action(tindakan tidak aman). Pekerja
sebagai pelaku utama K3 harus selalu meningkatkan pengelolaan K3 untuk
meminimalisir potensi kecelakaan yang akan terjadi.Pekerja sebagai pelaku utama
yang berhubungan secara langsung dengan lingkungan kerja harus selalu fokus dan
dikontrol dengan baik dalam penerapan K3.(10)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Saragih tentang faktor –faktor yang
berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja lapangan PT. Telkom
cabang Sidikalang kabupaten Dairi tahun 2014. Berdasarkan uji chi square yang
dilakukan diperoleh nilai ρ= 0,032( p<0,05) hal ini menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara umur dengan tindakan tidak aman. Nilai ρ= 0,012( p
<0,05)hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status karyawan
dengan tindakan tidak aman.Nilai ρ= 0,015(p<0,05) hal ini menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan tindakan tidak aman.
Berdasarkan uji chi square yang dilakukan, diperoleh nilai ρ= 0,032 (p<0,05) hal
ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku dengan tindakan
tidak aman (11)
Berdasarkan hasil survei awal lapangan dan hasil beberapa pelaporan saran
keselamatan kerja pada pekerja di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh (PIM) di bagian
produksimengalamitindakan tidak amansebesar 25%. Di antaranya bekerja tanpa
work permite/ijin kerja, melintasi area berbahaya yang sudah dibatasi dengan safety
5
line, merokok di area produksi,kurangnya menggunakan APD yang telah
ditentukan,bekerja dengan kecepatan yang berbahaya,bercanda saat
bekerja.keterangan yang didapatkan dari survei awal bahwa tindakan tidak aman di
sebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan tentang K3, pengetahuan pekerja
yang kurang dapat di lihat dari pada saat pekerja tidak menggunakan peralatan yang
sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja, pelatihan penyelenggaraan K3 yang
kurang,banyak pekerja yang sudah mengikuti pelatihan di PT. PIM, namun yang
mereka ikuti hanya pelatihan tentang pekerjaan mereka, bukan yang berhubungan
dengan K3. Pengawasan lapangan di perusahaan yang kurang, baik pengawasan
oleh ahli K3 ataupun oleh atasan.
Oleh karena itu, peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian
tentang “Faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja di
bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2018”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disusun maka perumusan
masalah yang dapat ditarik yaitu: Faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak
aman pada pekerja di bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2018.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman pada
pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2018.
6
2. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan tindakan tidak aman pada
pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2018
3. Untuk mengetahui hubungan pelatihan dengan tindakan tidak aman pada
pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2018
1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.4.1. ManfaatBagiInstitut Kesehatan Helvetia Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk
melakukan penelitian lain yang sejenis
1.4.2. Manfaat Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk pertimbangan
dalam penentuan langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia di perusahaan.
1.4.3. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dalam melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak
aman pada pekerja.
1.4.4. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja terutama tentang faktor yang
berhubungan dengan tindakan tidak aman pada kerja.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang serupa dilakukan oleh Saragih (2014) tentang faktor– faktor
yang berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja lapangan PT. Telkom
cabang Sidikalang kabupaten Dairi tahun 2014. Hasil penelitian tersebut
menemukan bahwafaktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman
adalah umur, masa kerja, status karyawan dan pengetahuan. Faktor pendidikan,
pengawasan dan pelatihan dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap tindakan tidak aman.(11)
Selanjutnya, penelitian yang senada juga dilakukan oleh Ryan tentang
faktor penyebab tindakan tidak aman pekerja pada proyek konstruksi. Hasil
penelitian tersebut menemukan bahwafaktor-faktor yang berhubungan dengan
tindakan tidak aman adalah pengalaman, penggunaan alat pelindung diri dan
ketersediaan peralatan keselamatan kerja. Tindakan tidak aman (unsafe action)
yang paling banyak ditemukan adalah tidak memakai alat pelindung diri sebanyak
63 pekerja yang memilih hal tersebut, menggunakan peralatan yang tidak layak
pakai sebanyak 49 pekerja yang memilih dan bekerja dengan kecepatan yang tidak
aman sebanyak 39 orang.(12)
Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Maulidhahasari tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku berbahaya (unsafe action) pada bagian
unit intakePT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Semarang. Hasil
penelitian tersebut menemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan
8
tindakan tidak aman adalah pengetahuan tentang K3, sikap terhadap APD dan
norma kelompok kerja. Faktor umur, tingkat pendidikan, kenyamanan terhadap
pemakaian APD dan pengalaman kecelakaan kerja tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap tindakan tidak aman.(13)
2.2. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)
2.2.1. Pengertian Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)
Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah tindakan berbahaya dari tenaga
kerja yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai sebab(14).
Defenisi tindakan tidak aman menurut beberapa ahli yang dikutip dari
Winarsunu, antara lain :
1. Kavianian (1990) adalah kegagalan (human failure)dalam mengikuti
persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benar sehingga meyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja.
2. Ramsey seperti dikutip oleh McCormick (1992) adalah suatu kesalahan dalam
tahap persepsi, mengenali, memutuskan menghindari, dan kemampuan
menghundari bahaya.
3. Lawton (1998) mendefinisikan perilaku bahaya adalah kesalahan-kesalahan
dan penyelenggaran-penyelenggaran yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja.
Dari keseluruhan definisi menurut para ahli tersebut, perilaku berbahaya
adalah tindakan tidak aman dalam bekerja yang berpotensial menyebabkan
kecelakaan kerja karena gagal mengikuti prosedur kerja yang telah ditentukan dan
9
didukung pula dengan ketidakmampuan mengenali dan memutuskan tindakan
untuk menghindari bahaya.(3)
Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar), maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1. Perilaku Tertutup (Covert Behaviour)
Perilaku tertutup terjadi bila respons stimulus tersebut masih belum dapatdiamati
orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalambentuk
perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus
bersangkutan.
2. Perilaku Terbuka (Overt Behaviour)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observeable
behaviour”. Benyamin Bloom/ yang dikutip oleh Notoatmodjo, seorang ahli
psikologi pendidikan, membedakan adanya tiga ranah perilaku, yaitu kognitif
(cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam
perkembangan selanjutnya berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan
untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi tingkat ranah
perilaku sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Sikap (attitude)
c. Tindakan (practice).(15)
10
2.2.2. Teori Tindakan TidakAman
Menurut Ramli yang mengutip pendapat Heinrich dalam Sumak’mur, 88%
Tindakan tidak aman (unsafe action) berkontribusi terhadap kecelakaan kerja, 10%
disebabkan oleh unsafe conditions (kondisi tidak aman), dan 2% adalah
anavoidable (hal yang tidak dapat di hindari).Oleh karena ituaccident lebih banyak
disebabkan oleh tindakan tidak aman manusia (man).(16)
Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah kegagalan (human failure)
dalam mengikuti persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benar sehingga
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, seperti: tindakan tanpa kualifikasi dan
oritas, kurang atau tidak menggunakan perlengkapan perlindungan diri, kegagalan
dalam menyelamatkan peralatan, pekerja dengan kecepatan yang berbahaya, dan
lain sebagainya.(3)
Teori domino disebabkan oleh W.Heinrich terdiri dari 5 elemen, yaitu :
1. Ancestery and social environment:Karakter negatif dari seseorang untuk
berperilaku tidak aman, seperti ceroboh. selain itu, pengaruh lingkungan sosial
juga dapat menyebabkan seseorang membuat kesalahan.
2. Fault of person: Karakter negatif yang menyebabkan kesalahan pada seseorang
merupakan alasan untuk melakukan tindakan tidak aman.
3. Unsafe action and mechanical or physical hazard: Tindakan tidak aman
seseorang seperti bekerja pada saat lashing tampa APD, menyalakan mesin
produksi tanpa prosedur yang benar, bahaya mekanik dan fisik.
4. Accident: Kejadian, seperti jatuh, terkena benda yang menghasilkan penyebab
kecelakaan kerja karena tindakan tidak aman.
11
5. Injury: Cedera yang merupakan awal dari tindakan tidak aman.(16)
Tindakan tidak aman disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang
berkontribusi menyebabkan 4M, yaitu Manusia (man), Mesin (machine), Media,
dan Management.
1. Faktor Manusia (man)
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap
Tindakan tidak aman karena berperan sebagai pemegang atau pengendali
machine, media dan managemen,yang meliputi umur, pendidikan, masa kerja,
pengetahuan, pelatihan yang pernah di ikuti, dan lain-lain.
2. Faktor Mesin (machine)
Faktor mesin meliputi ukuran, bobot, bentuk, sumber energi, cara kerja, tipe
gerakan, dan bahan mesin itu sendiri.
3. Faktor Media
Faktor media meliputi lingkungan kerja misalnya suhu, kebisingan, getaran,
gedung, jalan, ruang kerja, dan sebagainya.
4. Faktor Manajemen
Faktor manajemen adalah konteks dimana ketiga faktor berada dan di jalankan,
meliputi kebijakan (pemakaian APD), gaya manajemen, struktur organisasi,
komunikasi dan prosedur-prosedur lain yang dijalankan di organisasi. (15)
2.2.3. Jenis-jenis Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)
Tujuan paling penting dari manajemen keselamatan adalah untuk
memelihara dan mempromosikan kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat
kerja. Memahami mengapa dan bagaimana kecelakaan dan peristiwa lain yang tidak
12
diinginkan berkembang merupakan kegiatan penting untuk melakukan tindakan
pencegahan. Teori kecelakaan bertujuan untuk mengklarifikasi fenomena
kecelakaan, dan menjelaskan mekanisme yang mengarah pada kecelakaan. Semua
teori modern didasarkan pada model penyebab kecelakaan yang mencoba
menjelaskan urutan peristiwa yang akhirnya meberikan kerugian. Tindakan tidak
aman (unsafe action) adalah tindakan yang dapat membahayakan pekerja itu sendiri
maupun orang lain yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.(17)
Jenis-jenis tindakan tidak aman menurut Pratiwi antara lain(18):
1. Gagal untuk mengingatkan.
2. Gagal untuk mengamankan.
3. Pengoperasian dengan kecepatan yang tidak sesuai.
4. Membuat peralatan safety menjadi tidak beroperasi.
5. Memindahkan peralatan safety.
6. Menggunakan peralatan yang rusak.
7. Menggunakan peralatan secara tidak benar.
8. Tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).
9. Penempatan barang yang salah.
10. Pengangkutan yang salah.
11. Memperbaiki peralatan saat operasi.
12. Posisi yang salah dalam bekerja.
13. Bercanda.
14. Dibawah pengaruh alkohol dan atau obat-obatan.
13
Menurut Tarwaka, mengemukakan suatu teori sebab akibat terjadinya
kecelakaan yang selanjutnya dikenal dengan “teori domino”. Dari teori tersebut
digambarkan bahwa timbulnya suatu kecelakaan atau cidera di sebabkan oleh 5
(lima) faktor penyebab yang secara berurutan dan berdiri sejajar antara faktor satu
dengan yang lainnya. Kelima faktor tersebut adalah:
1. Domino lingkungan sosial dan kebiasaan perilaku.
2. Domino penyebab dasar dari kesalahan atau kecerobohan.
3. Domino tindakan dan kondisi tidak aman.
4. Domino kecelakaan
5. Domino kerugian.(14)
Menurut H.W Heinrich seperti yang di kutip oleh Saragih, antara lain:
1. Mengoperasikan alat dengan kecepatan yang tidak sesuai.
2. Mengoperasikan peralatan yang bukan haknya.
3. Menggunakan peralatan yang tidak pantas.
4. Menggunakan peralatan yang tidak benar.
5. Membuat peralatan safety tidak berfungi.
6. Kegagalan untuk memperingatkan karyawan lain.
7. Kegagalan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD).
8. Beban, tempat, dan materi yang tidak layak dalam pengangkutan.
9. Mengambil posisi yang salah.
10. Mengangkat yang salah.
11. Tidak disiplin dalam pekerjaan.
12. Memperbaiki peralatan yang sedang bergerak. (11).
14
Penyebab utama terjadinya kecelakaan akibat tindakan tidak aman
antaralain karena sikap dan perilaku karyawan yang bersangkutan, yaitu :
1. Tidak tahu adanya bahaya: karena tidak pernah diberitahu oleh pimpinan
tentang bahaya dan resiko ditempat kerjamya sehingga tidak tanggap terhadap
bahaya dan juga tidak mempunyai keterampilan menghindari bahaya tersebut.
2. Tidak mau tahu akan adanya ancaman bahaya: karena tidak mempunyai
perhatian pada K3 sehingga berperilaku sembrono mungkin juga karena
pengaruh lemahnya pengawasan.
3. Tidak mampu menghadapi bahaya karena tidak pernah dilatih K3 sehingga
tidak berepengalaman melaksanakan pekerjaan dengan cara aman dan selamat
yang akhirnya menimbulkan tindakan-tindakan tidak aman. Tindakan tidak
aman menimbulkan resiko kecelakaan kerja, kerusakan material bahkan
kematian.
Menurut Reason kesalahan manusia ( human error) dapat dikategorikan
menjadi sebagai berikut :
1. Mistakes: Kesalahan ini disebabkan oleh kegagalan atau tidak lengkapnya proses
penilaian atau proses menyimpulkan suatu pilihan sasaran atau merinci cara
mencapai sesuatu, terlepas dari tindakan yang dilakukan itu sesuai atau tidak
dengan kerangka keputusan yang telah direncanakan.
2. Lapse: Kesalahan dalam mengingatkan dan tidak selalu harus tampil dalam
perilaku aktual dan kadangkala hanya dirasakan oleh pribadi yang bersangkutan.
15
3. Slips:Kesalahan akibat penerapan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu,terlepas dari apakah rencana
tersebut benar atau tidak(3)
2.2.4. Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Tidak Aman (Unsafe
Action)
Faktor yang berhubungan terbentuknya tindakan tidak aman (unsafe action)
adalah sangat kompleks dimana di dalamnya melibatkan faktor-faktor yang sangat
luas, yaitu : manajemen,sosial,psikologis,dan human-machine-enviroment system.
Meskipun sedemikian kompleks, namun esensinya adalah ingin menggambarkan
bahwa tindakan tidak aman (unsafe action) tidak dapat dilepaskan dari factor yang
berasal dari manusia sendiri dan lingkungan organisasi.
Tindakan tidak aman (unsafe action) terjadi melalui 3 fase yang bekerja
secara bertahap yaitu :
1. Tingkat manajemen
Manajemen sangat mempengaruhi terbentuknya tindakan tidak aman (unsafe
action). Di antaranya dengan tidak tegasnya program keselamatan dn kesehatan
kerja diperusahaan serta perawatan mesin-mesin yang digunakan.
2. Aspek-aspek lingkungan fisik, psikologis dan sosiologis dari pekerjaan
Lingkungan fisik seperti temperatur ruangan kerja, taraf kebisingan,
kelembapan dan tata letak ruang kerja, desain peralatan seperti kontrol display,
kesesuaian, peringatan terhadap bahaya, bahaya alieran listrik, bahaya mesin.
Sedangkan lingkungan sosial dan psikologis seperti norma kelompok,
komunikasi antar kelompok,semangat kerja. Aspek-aspek lingkungan fisik,
16
psikologis dan sosiologis dari pekerjaan akan mempengaruhi tingkat kelelahan,
konsentrasi dan keleluasaan ruangan gerak pekerja.
3. Individu
Karakteristik individu dapat mempengaruhi perilaku dalam bekerja.Unsur-
unsur karakrteristik individu anatara lain: tingkat kemampuan,kesadaran,
pengalaman,pelatihan
K3,kepribadian,bebankerja,usia,kelelahan,motivasi,kepuasan kerja.(3)
2.2.5. Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Tidak Aman (Unsafe
Action)
Terdapat dua hal yang menjadi penyebab langsung kecelakaan kerja yaitu
perilaku/tindakan-tindakan yang tidak aman (unsafe action) dan kondisi lingkungan
yang tidak aman (unsafe condition).
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran,penciuman,rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan
formal.pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya.Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.Hal ini
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
17
formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non
formal,pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif.Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang,semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.Menurut teori WHO
(World Health Organizatiton) yang dikutip oleh Notoadtmojo,salah satu bentuk
objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri(19)
2. Pengawasan
Pengawasan menunjukkan ada atau tidak adanya kegiatan monitoring yang
dilakukan oleh manajemen terkait dengan aktivitas pekerja di lantai
produksi.Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang penting karena merupakan
tindakan kontrol apakah semua yang direncanakan itu telah dilaksanaka,dan apakah
ada kendala dan persoalan-persoalan yang perlu dicari penyelesaiannya.untuk
menjaminkan bahwa sistem manajemen K3 dilaksanakan dengan baik,pengawas
dari departemen ketenagakerjaan melaksanakan asesmen yang antara lain meliputi:
a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen K3
b. Strategi dokumentasi dan pengendalian dokumen
c. Keamanan kerja dan standar pemantauan
d. Pelaporan dan perbaikan kekurangan
e. Pengumpulan dan pemanfaatan data
f. Peningkatan kesadaran dan pelatihan karyawan/SDM
18
3. Pelatihan
Salah satu cara yang baik untuk mempromosikan keselamatan ditempat
kerja adalah dengan memberikan pelatihan bagi pekerja. Pelatihan keselamatan
awal harus menjadi bagian proses orientasi pekerja baru. Pelatihan selanjutnya
diarahkan pada pembentukan pengetahuan yang baru,spesifik, dan lebih dalam serta
mempengaruhi pengetahuan yang sudah ada. Pelatihan memberikan manfaat ganda
dalam promosi keselamatan. Pertama pelatihan memastikan pekerja tahu
bagaimana cara bekerja dengan aman dan mengapa hal itu penting. Kedua pelatihan
menunjukan bahwa manajemen memiliki komitmen terhadap keselamatan.
Pelatihan merupakan komponen utama dalam setiap program keselamatan
kerja. Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman pekerja terhadap
hazard dan resiko. Dengan adanya peningkatan kesadaran terhadap resiko, pekerja
dapat menghindari kondisi tertentu dengan mengenali pajanan dan
memodifikasikannya dengan mengubah prosedur kerja menjadi lebih aman.(20)
Menurut Saragih berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukannya,
faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman adalah:
1. Umur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia
dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.
2. Masa kerja
Masa kerja merupakan lamanya pekerja bekerja di dalam perusahaan yang
bersangkutan dalam satuan waktu.
19
3. Status karyawan
Status karyawan mengacu kepada karyawan tetap atau karyawan pada waktu
tertentu saja.
4. Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, terjadi setelah
seseorang melakukan proses pengindraan terhadap objek yang diamatinya.
Pengukuran pengetahuan karyawan diukur menggunakan instrumen penelitian,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam tingkat pengetahuan baik atau tidak
baik.(15)
5. Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh karyawan sebelum bekerja di
perusahaan yang bersangkutan, seperti SMP, SMA, Diploma dan S1.
6. Pengawasan
Pengawasan menunjukkan ada atau tidak adanya kegiatan monitoring yang
dilakukan oleh manajemen terkait dengan aktivitas pekerja di lantai produksi.
7. Pelatihan
Pelatihan menunjukkan ada atau tidak adanya kegiatan pelatihan secara berkala
yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman karyawan
terkait job desk masing-masing di lantai produksi.(11)
Berbeda dengan hasil penelitian diatas menurut Sangaji ,faktor-faktor yang
memiliki hubungan dengan tindakan tidak aman adalah pengetahuan, sikap,
pengawasan, pelatihan K3 dan ketersediaan fasilitas K3. Sedangkan untuk faktor
20
umur, masa kerja dan tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan terhadap
tindakan tidak aman (unsafe action)
2.3. Kecelakaan Kerja
2.3.1. Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut Permenaker No.3 Tahun 1998 tentang Tata Cara pelaporan
kecelakaan, yang diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga yang dapat menimbulkan korban baik manusia maupun harta benda.
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan sebabnya.Oleh karena
adanya peyebab, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk
selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta
dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan
serupa tidak terulang kembali.(17)Kecelakaan menurut Frank E. Bird Jr adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki,dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta
kerusakan harta benda.Keadaan itu biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya
kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas atau struktur (21)
Dengan perkembangan pembangunan menimbulkan konsekuensi intensitas
kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan dilingkungan
kerja.Ada 3 jenis tingkat kecelakaan kerja berdasarkan efek yang ditimbulkan yaitu:
1. Accident:Kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident:Kejadian yang tidak diinginkan dan belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss:Kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident dan accident(22).
21
2.3.2. Teori Peyebab Kecelakaan Kerja
Adapun beberapa teori mengenai kecelakaan kerja yang berkaitan dengan
tindakan tidak aman adalah :
1. Teori Domino Heinrich
Menurut Teori Heinrich menunjukkan bahwa kecelakaan kerja paling
banyak disebabkan oleh tindakan tidak aman (unsafe action ) sebesar 88%, kedua
disebabkan oleh kondisi tidak aman (unsafe condition), dan sisanya disebabkan
oleh hal yang tidak dapat dihindarkan (anavoidable).
Teori ini menyebutkan 5 elemen secara berurutan yang menggambarkan
domino yang berdiri sejajar yaitu ancestry and social environment,fault of
person,unsafe action,unsafe condition,accident dan injury. Heinrich
mengemukakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kuncinya adalah
menghilangkan faktor utama penyebab kecelakaan yaitu tindakan tidak aman.
2. Model Bird dan Germain
Model ini muncul pada 1985 setelah mengembangkan model dari Heinrich.
Model Bird dan Germain diketahui penyebab terjadinya kecelakaan ada lima faktor
yaitu:
a. Kurangnya kontrol dari manajemen,
b. Peyebab dasar yang terbagi menjadi personal factor dan job factor
c. Penyebab langsung yaitu unsafe action dan unsafe condition
d. Kecelakaan
e. Kerugian.(6)
22
2.3.3. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Secara umum kecelakaam kerja menurut Suma’mur disebabkan oleh:
1. Tindakan perbuatan manusia (unsafe human action)
Menurut penelitian 85% kecelakaan terjadi disebabkan oleh :
a. Karena tidak tahu yang bersangkutan bagaimana melakukan pekerjaan dengan
aman dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ada.
b. Karena tidak mampu yang bersangkutan telah mengetahui cara kerja aman dan
bahaya yang ada, tetapi karena belum mampu dan kurang terampil maka dia
melakukan kesalahan
c. Walau telah mengetahui cara kerja dengan peraturan-peraturan serta yang
bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi karena tidak mau
melaksanakannya maka terjadi kecelakaan.
2. Keadaan Lingkungan yang tidak aman (unsafe condition)
Kondisi tidak aman dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
pekerja dilingkungan kerja seharusnya mematuhi aturan dari industrial hygiene,
yang mengatur agar kondisi tempat kerja aman dan sehat. Setiap keadaan/faktor
adalah penting artinya bagi terjadinya kecelakaan, tetapi rentetan peristiwa
keseluruhan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan ada penyebab dan dapat dicegah dengan mengurangi faktor
bahaya yang bisa mengakibatkan kecelakaan dengan demikian akar penyebabnya
dapat diisolasi dan dapat menentukan langkah untuk mencegah kecelakaan
kembali. Akar penyebab kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
23
a. Immediate Causes
1) Unsafe Action (tindakan tidak aman) misalnya penggunaan alat pengaman
yang tidak sesuai atau tidak berfungsi, sikap dan cara kerja yang kurang
baik, penggunaan peralatan yang tidak aman.
2) Unsafe Condition (kondisi tidak aman) misalnya tidak tersedianya
perlengkapan safety atau yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang kotor
dan berantakan, pakaian yang tidak sesuai untuk kerja.(22).
b. Basic Causes
1) Faktor manusia (personal factor) yang terdiri dari kurang kemampuan fisik,
mental dan psikologi, kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill, stres dan
motivasi yang tidak cukup/salah.
2) Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor) yang terdiri dari
faktor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan dan iklim, faktor kimia
seperti debu, uap logam, asap dan gas serta faktor biologi seperti
bakteri,virus, parasit, serangga (22).
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap perbandingan hubungan yang
diteliti (23). Hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan antara faktor pengetahuan dengan tindakan tidak aman
pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.
2. Terdapat hubungan antara faktor pengawasan dengan tindakan tidak aman pada
pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.
24
3. Terdapat hubungan antara faktor pelatihan dengan tindakan tidak aman pada
pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bagian penelitian yang berisi uraian-uraian
tentang gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam
melakukan penelitian. Penelitian menggunakan rancangan kuantitatif
obeservasional dengan pendekatan cross-sectional study, yaitu suatu pendekatan
yang sifatnya sesaat pada waktu dan tidak diikuti secara terus-menerus dalam kurun
waktu tertentu. Kegiatan yang meliputi pengumpulan dan terhadap variabel
dependen dan variabel independen(24)
3.2. Lokasi dan Waktu Peneltian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat yang akan diteliti dalam mencari
dan mengumpulkan data yang berguna dalam penelitian. Lokasi penelitian ini
dilakukan pada PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh yang beralamat di Jalan.
Medan - Banda Aceh Kreung Geukueh,Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
penelitian. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari sampai Juli tahun 2019.
26
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Jadi populasi
bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam lain. Populasi dalam
penelitian ini adalahseluruh pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
Aceh yaitu sebanyak 80karyawan(23)
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah pekerja di bagian produksi tahun 2019
sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling, yaituadalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi
3.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini dibagi dalam dua variabel penelitian yaitu
variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) dapat digambarkan
sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Pengawasan
Pelatihan
Tindakan tidak aman
(Unsafe action)
27
Kerangka penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak amanpada
pekerj bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh. Faktor-faktor tersebut
dikategorikan ke dalam pengetahuan, pengawasan dan pelatihan dalam penelitian
ini menjadi variabel bebas sedangkan tindakan tidak aman menjadi variabel terikat.
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Definisi Operasional
Definisi operasional setiap variabel penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Variabel bebas
Merupakan variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Merupakan hasil dari tahu, terjadi setelah seseorang melakukan proses
pengindraan terhadap objek yang diamatinya.
b. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan terhadap aktivitas
yang dilakukan karyawan.
c. Pelatihan
Kegiatan pelatihan yang diberikan kepada karyawan terkait dengan kesesuai
SOP, penggunaan APD dan K3.
28
2. Variabel terikat
Merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel yang
mempengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tindakan tidak
aman (unsafe action), yaitu kegiatan pekerja yang mengakibatkan bahaya pada
pekerja ketika bekerja.
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran
No Nama
Variabel
Jumlah
Pernyataan
Cara dan
Alat Ukur
Skala
Pengukuran Value
Jenis
Skala
Ukur
Variabel Independen
1 Pengetahuan 14 Menghitung
skor
pengetahuan
(skor maks=
14)
Benar: 1
Salah :0
Skor 11-14
Skor 8-10
Skor <7
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Ordinal
2 Pengawasan 5 Menghitung
skor
pengawasan
(skor maks=
25)
Skor16-25
Skor 5-15
Baik (2)
Kurang
(1)
Ordinal
3 Pelatihan 2 Pengisian
Kuesioner
Tidak Pernah
Pernah
Tidak
pernah (1)
Pernah (2)
Ordinal
Variabel Dependen
4 Tindakan
tidak aman
10 Menghitung
skor
tindakan
tidak aman
(skor maks=
10)
Skor 6-10
Skor0-5
Tinggi (2)
Rendah
(1)
Ordinal
29
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data primer merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dengan
menggunakan kuesioner
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari tempat
penelitian seperti data jumlah kunjungan bayi dan balita keposyandu dan
data pendukung lainnya.
3. Data tersier merupakan yang peneliti peroleh dari referensi yang sangat
valid seperti buku, jurnal, data dari dinas kesehatan.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
yang dibagikan kepada karyawan di bagian produksi yang meliputi faktor
yang berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian
produksi.
2. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder diperoleh dari PT. Pupuk Iskandar Muda
mengenai dokumen maupun informasi yang terkait dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah terkumpul dengan cara komputer dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
30
3.6.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun
tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan korelasi
antara skor (nilai) tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut.
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment yang
rumusnya sebagai berikut :(25)
rxy = N (∑ x y) – (∑ x) – (∑y)
√{N∑X2 - (∑X)2} {N∑Y2)2}
Keterangan :
∑X : Jumlah skor dari butir instrumen
∑Y :Jumlah skor total dari butir instrumen
∑XY : Jumlah produk dari skor dan skor total butir instrumen
∑X2 : Jumlah dari kuadrat skor butir instrumen
∑Y2 : Jumlah dari kuadrat skor total butir instrumen
N : Jumlah responden
Kriteria validitas instrumen penelitian yaitu jika r-hitung > r-tabel maka
butir instrumen dinyatakan valid, jika r-hitung < r-tabel maka butir instrumen
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan dari pengujian validitas di PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang UPP Sriwidjaja Belawan dengan jumlah 20 responden.
31
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
Pengetahuan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Pengetahuan 1 0,514 0,444 Valid
Pengetahuan 2 0,733 0,444 Valid
Pengetahuan 3 0,733 0,444 Valid
Pengetahuan 4 0,514 0,444 Valid
Pengetahuan 5 0,529 0,444 Valid
Pengetahuan 6 0,733 0,444 Valid
Pengetahuan 7 0,631 0,444 Valid
Pengetahuan 8 0,529 0,444 Valid
Pengetahuan 9 0,886 0,444 Valid
Pengetahuan 10 0,529 0,444 Valid
Pengetahuan 11 0,886 0,444 Valid
Pengetahuan 12 0,490 0,444 Valid
Pengetahuan 13 0,490 0,444 Valid
Pengetahuan 14 0,886 0,444 Valid
Berdasarkan tabel 3.2. dari 20 responden menunjukkan bahwa 14
pertanyaan pengetahuan pada kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengawasan
Pengawasan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Pengawasan 1 0,499 0,444 Valid
Pengawasan 2 0,657 0,444 Valid
Pengawasan 3 0,890 0,444 Valid
Pengawasan 4 0,812 0,444 Valid
Pengawasan 5 0,796 0,444 Valid
Berdasarkan tabel 3.3. dari 20 responden menunjukkan bahwa 5 pertanyaan
pengawasan pada kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas KuesionerPelatihan
Pelatihan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Pelatihan 1,000 0,444 Valid
Berdasarkan tabel 3.4. dari 20 responden menunjukkan bahwa 1 pertanyaan
pelatihan pada kuesioner dinyatakan valid.
32
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tindakan Tidak Aman
Tindakan Tidak Aman Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Tindakan tidak aman 1 0,869 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 2 0,869 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 3 0,450 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 4 0,597 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 5 0,917 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 6 0,917 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 7 0,869 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 8 0,510 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 9 0,917 0,444 Valid
Tindakan tidak aman 10 0,917 0,444 Valid
Berdasarkan tabel 3.5. dari 20 responden menunjukkan bahwa 10
pertanyaan Tindakan tidak aman pada kuesioner dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Menentukan derajat konsistensi dari instrumen penelitian berbentuk
kuesioner. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS selanjutnya
pengujian reabilitas dimulai dengan menguji butir soal yang sudah valid secara
bersama-sama diukur reabilitasnya. Untuk mengetahui reabilitas caranya dengan
mebandingkan nilai r-hitung dengan nilai r-tabel dari 20 responden.
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas
Item
Pertanyaan
Cronbach's alfa Nilai r tabel Keterangan
Pengetahuan 0,749 0,444 Valid
Pengaawasan 0,787 0,444 Valid
Pelatihan 1,000 0,444 Valid
Tindak tidak aman 0,736 0,444 Valid
Berdasarkan tabel 3.6. dari 20 responden menunjukkan bahwa 4variabel
dinyatakan valid.
33
3.7. Metode Pengolahan Data
1. Pengeditan (Editing)
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau kuisioner. Editing dapatdilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2. Pengkodean (Coding)
Proses coding yaitu dengan membuat kode dalam rangka mempermudah
perhitungan.
3. Pemasukan Data (Entering)
Entering merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master table atau database komputer.
4. Pengelolaan Data (Processing)
Semua data yang telah di in out kedalam aplikasi komputer akan dikelola
sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.(25)
3.8. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresei
linier berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0. Berdasarkan
rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan
teknik statistika yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
3.8.1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu analisis yang dilakukan pada setiap variabel dari
hasil penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
34
menghasilkan distribusi dan presentase dari setiap variabel(24). Analisis univariat
dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan variabel
bebas penelitian.
3.8.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan untuk mengetahuihubungan antar variabel
independen dengan uji statisti (26). Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis
dengan menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui uji
statistik Chi-Square.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT. Pupuk Iskandar Muda terletak di wilayah Zona Industri Lhokseumawe
(ZILS) ± 250 Km sebelah selatan Banda Aceh, berlokasi di Jalan. Medan – Banda
Aceh, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Indonesia. PT. Pupuk Iskandar Muda atau
dengan nama lain PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero)
yang bergerak dibidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya, merupakan
pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra – putri Indonesia
dengan kontraktor nasional PT Rekayasa Industri, sebagai proyek berskala besar
pertama yang dipercayakan Pemerintah kepada kontraktor nasional. Didirikan
Berdasarkan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita SH No. 54 pada tanggal 24
Februari 1982, dengan nama PT Pupuk Iskandar Muda. Penetapan lokasi
pembangunan pabrik PT PIM di Lhokseumawe – Aceh Utara berdasarkan faktor
kesediaan cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas water intake dan
adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letak
yang sangat strategis bagi negara tujuan ekspor.
Pabrik PT PIM terdiri dari Unit Pabrik Urea Prill (Pabrik Urea 1) dengan
kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Mitsui
Toatsu Jepang. Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 1) dengan kapasitas produksi
sebesar 386.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika. Unit Pabrik
Urea Granule (Pabrik Urea 2) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun,
menggunakan teknologi Toyo Acces dari Jepang. Unit Pabrik Amonia (Pabrik
36
Amonia 2) dengan kapasitas produksi sebesar 396.000 ton/tahun menggunakan
teknologi Kellog Amerika.
Saat ini PT PIM memiliki 2 unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill
(butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis
urea itu diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan
dapat mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Responden
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan kuesioner mengenai
Faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian
produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda tahun 2019. Data diperoleh dari 80
responden dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Umur ( f ) Persentase (%)
1 17-25 30 37,5
2 26-45 37 46,3
3 >45 13 16,3
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa dari 80 responden faktor umur
pekerjamayoritas pada umur 26-45 tahun sebanyak 37 orang (46,3%). Sedangkan
umur minoritas pada umur > 45 tahun yaitu sebanyak 13 orang (16,3%).
37
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terahir Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pendidikan Terakhir ( f ) Persentase (%)
1 SMA 17 21,3
2 D3 18 22,5
3 S1 42 52,5
4 S2 3 3,8
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa dari 80 responden faktor pendidikan
terakhir pekerja mayoritas pada pendidikan S1 sebanyak 42 orang (52,5%).
Sedangkan pendidikan terakhir pekerja minoritas pada pendidikan terakhir S2 yaitu
sebanyak 3 orang (3,8%).
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Masa Kerja (Tahun) ( f ) Persentase (%)
1 1-6 9 11,3
2 7-13 28 35
3 14-20 32 40
4 21-30 8 10
5 >30 3 3,8
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa dari 80 responden faktor masa kerja
mayoritas 14-20 tahun sebanyak 32 orang (40%). Sedangkan minoritas pada masa
kerja > 30 tahun yaitu sebanyak 3 orang (3,8%).
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Status Kerja ( f ) Persentase (%)
1 Tidak tetap 18 22,5
2 Tetap 62 77,5
Total 80 100,0
38
Berdasarkan tabel 4.4. diketahui bahwa dari 80 responden faktor status kerja
tetapmayoritas sebanyak 62 orang (77,5%), sedangkan pada status kerja tidak tetap
minoritas sebanyak 18 orang (22,5%).
4.2.2. Analisis Univariat
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pengetahuan ( f ) Persentase (%)
1 Kurang 5 6,3
2 Cukup 20 25,0
3 Baik 55 68,8
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa dari 80 responden faktor
pengetahuan mayoritas kategori baik sebanyak 55 orang (68,8%), Kategori Cukup
sebanyak 20 responden (25,0%), sedangkan tingkat pengetahuan responden
minoritas kategori kurang sebanyak 5 responden (6,3%).
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengawasan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pengawasan ( f ) Persentase (%)
1 Kurang 6 7,5
2 Baik 74 92,5
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.6. diketahui bahwa 80 responden
faktorpengawasanmayoritas pada kategori baik sebanyak 74 orang (92,5%),
sedangkan faktor pengawasan responden pada minoritas kategori sebanyak 6
responden (7,5 %).
39
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pelatihan ( f ) Persentase (%)
1 Tidak pernah 10 12,5
2 Pernah 70 87,5
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa 80 responden faktor pelatihan
mayoritas pada kategori pernah sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan pelatihan
minoritas pada kategori tidak pernah sebanyak 10 responden (12,5 %).
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Tindakan Tidak Aman ( f ) Persentase (%)
1 Rendah 73 91,3
2 Tinggi 7 8,8
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.8. diketahui bahwa dari 80 responden faktor tindakan
tidak aman pada responden mayoritas pada kategori rendah sebanyak 73 orang
(91,3%), sedangkan tindakan tidak aman minoritas pada kategori tinggi sebanyak
7 responden (8,8%).
4.2.3. Analisis Bivariat
Distribusi pengetahuan responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner
diperoleh pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Tindakan Tidak Aman
No Pengetahuan Rendah Tinggi Jumlah P
(Sig) f % f % f %
1 Kurang 3 60% 2 40% 5 100%
0,000 2 Cukup 15 75% 5 25% 20 100%
3 Baik 55 100% 0 0% 55 100%
Total 73 28,57% 7 71,43% 80 100% 0,000
Sumber : Data Penelitian 2019
40
Berdasarkan tabel 4.9. tabulasi silang antara hubungan pengetahuan dengan
tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
tahun 2019 diatas,diketahui dari 80 responden didapatkan mayoritas
berpengetahuan baik sebanyak 55 responden (68,7%) dengan tindakan tidak aman
rendah sebanyak 55 responden (22,85%), dan minoritas berpengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (6,25%) dengan tindakan tidak aman tinggi sebanyak 2
responden (40 %).
Hasil penelitian data dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%, maka dapat diambil keputusan yaitu nilai sig-p (0,000) < (0,05),
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan pengetahuan dengan
tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
tahun 2019.
Tabel 4.10. Hubungan Pengawasan dengan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Tindakan Tidak Aman
No Pengawasan Rendah Tinggi Jumlah P
(Sig) f % f % f %
1 Kurang 2 33,33% 4 66,66% 6 100%
0,000 2 Baik 71 95,94% 3 4,05% 74 100%
Total 73 91,25% 7 8,75% 80 100%
Sumber : Data Penelitian 2019
Berdasarkan tabel 4.10. tabulasi silang diatas, diketahui dari 80 responden
didapatkan mayoritas pengawasan baik sebanyak 74 responden (92,5%) dengan
tindakan tidak aman rendah sebanyak 71 responden (95,94%), dan minoritas
pengawasan kurang sebanyak 6 responden (7,5%) dengan tindakan tidak aman
tinggi sebanyak 4 responden (66,66 %) .
41
Hasil penelitian data dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%, maka dapat diambil keputusan yaitu nilai sig-p (0,000) < (0,05),
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan pengawasan dengan
tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
tahun 2019.
Tabel 4.11. Hubungan Pelatihan dengan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Tindakan Tidak Aman
No Pelatihan Rendah Tinggi Jumlah P
(Sig) f % f % f %
1 Tidak
Pernah 7 70% 3 30% 10 100%
0,038 2 Pernah 66 94,28% 4 5,71% 70 100%
Total 73 91,25% 7 8,75% 80 100%
0,038
Sumber : Data Penelitian 2019
Berdasarkan tabel 4.11. tabulasi silang diatas, diketahui dari 80 responden
didapatkan mayoritas pelatihan pernah sebanyak 70 responden (87,5%) dengan
tindakan tidak aman rendah sebanyak 7 responden (70%), dan minoritas pelatihan
tidak pernah sebanyak 10 responden (12,5%) dengan tindakan tidak aman tinggi
sebanyak 3 responden (30 %).
Hasil penelitian data dengan menggunakan uji chi-squaredengan tingkat
kepercayaan 95%, maka dapat diambil keputusan yaitu nilai sig-p (0,038) < (0,05),
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan pelatihan dengan tindakan
tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda tahun 2019.
42
Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pengetahuan
Jawaban
Total Tidak
Setuju Setuju
f % f % f %
1 Penerapan Kesehatan dan
Keselamatan di tempat kerja
bertujuan untuk melindungi
pekerja agar tetap sehat, selamat
dan aman dalam bekerja.
0 0 80 100 80 100
2 Bahaya di tempat kerja adalah
semua yang dapat menyebabkan
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
5 6,3 75 93,8 80 100
3 Penyebab langsung kecelakaan
kerja adalah perilaku yang tidak
aman dan kondisi lingkungan
kerja yang tidak aman.
5 6,2 75 93,8 80 100
4 Manfaat memakai alat pelindung
diri (APD) adalah menghindari
diri dari gangguan kesehatan
seperti kecelakaan dan penyakit
akibat kerja
2 2,5 78 97,5 80 100
5 Pekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
merupakan perilaku yang tidak
aman dalam bekerja.
7 8,8 73 91,3 80 100
6 Alat Pelindung Diri (APD)
seharusnya dipakai hanya bila
terjadi kecelakaan kerja.
45 56,3 35 43,8 80 100
7 Bercanda atau tidak hati-hati
dalam bekerjamerupakan
perilaku yang tidak aman dalam
bekerja
5 6,3 75 93,8 80 100
8 Dalam keadaan mengantuk berat
saat bekerjamerupakan perilaku
yang tidak aman dalam bekerja.
5 6,3 75 93,8 80 100
9 Kerusakan
mesin/peralatanmerupakan
perilaku yang tidak aman dalam
bekerja.
14 17,5 66 82,5 80 100
10 Arti dari setiap rambu-rambu
keselamatan yang dipasang di
tempat kerja
9 11,3 71 88,8 80 100
43
No Pengetahuan
Jawaban
Total Tidak
Setuju Setuju
f % f % f %
11 Apakah cara kerja dan posisi
kerja yang baik suatu tindakan
tidak aman
39 48,8 41 51,3 80 100
12 Apakah adanya potensi bahaya
dari setiap alat, bahan dan mesin
yang digunakan pada saat bekerja
11 13,8 69 86,3 80 100
13 Kebisingan yang melebihi suatu
nilai ambang batas dan tidak
memakai alat pelindung
diri,suatu tindakan tidak aman
3 3,8 77 96,3 80 100
14 Proses memproduksi pupuk tidak
menggunakan APD (safety
booth, safety had, masker)
42 52,2 38 47,6 80 100
Penilaian karyawan selamabekerja penerapan kesehatan dan keselamatan di
tempat kerja bertujuan untuk melindungi pekerja agar tetap sehat, selamat dan aman
dalam bekerja responden jawab setuju (100%). Penilaian karyawan selamabekerja
bahaya di tempat kerja adalah semua yang dapat menyebabkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerjaresponden jawab setuju (93,8%), penilaian karyawan
selamabekerja penyebab langsung kecelakaan kerja adalah perilaku yang tidak
aman dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman responden jawab setuju
(93,8%), penilaian karyawan selamabekerja manfaat memakai alat pelindung diri
(APD) adalah menghindari diri dari gangguan kesehatan seperti kecelakaan dan
penyakit akibat kerjaresponden jawab setuju (97,5%), penilaian karyawan
selamabekerja pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
perilaku yang tidak aman dalam bekerjakerjaresponden jawab setuju (91,3%),
penilaian karyawan selama bekerja Alat Pelindung Diri (APD) seharusnya dipakai
hanya bila terjadi kecelakaan kerjaresponden jawab tidaksetuju (56,3%), penilaian
karyawan selama bekerja bercanda atau tidak hati-hati dalam bekerja merupakan
44
perilaku yang tidak aman dalam bekerja responden jawab setuju (93,8%), penilaian
karyawan selamabekerja dalam keadaan mengantuk berat saat bekerja merupakan
perilaku yang tidak aman dalam bekerja responden jawab setuju (93,8%), penilaian
karyawan selama bekerja kerusakan mesin/peralatan merupakan perilaku yang
tidak aman dalam bekerja responden jawab setuju (82,5%), penilaian karyawan
selama bekerja arti dari setiap rambu-rambu keselamatan yang dipasang di tempat
kerja responden jawab setuju (88,8%), penilaian karyawan selama bekerja cara
kerja dan posisi kerja yang baik suatu tindakan tidak aman responden jawab setuju
(51,3%), penilaian karyawan selama bekerja adanya potensi bahaya dari setiap alat,
bahan dan mesin yang digunakan pada saat bekerja responden jawab setuju
(86,3%), penilaian karyawan selama bekerja kebisingan yang melebihi suatu nilai
ambang batas dan tidak memakai alat pelindung diri, suatu tindakan tidak aman
responden jawab setuju (96,3%), penilaian karyawan selama bekerja proses
memproduksi pupuk tidak menggunakan APD (safety booth, safety had, masker
responden jawab tidak setuju (52,2%).
Tabel 4.13. Distribusi Jawaban Kuesioner Pengawasan Pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pengawasan
Jawaban Total
SS S KS TS STS
f % f % f % f % f % f %
1 Pengawasan
merupakan hal yang
sangat penting?
50 62,5 25 31,3 1 1,3 2 2,5 2 2,5 80 100
2 Sebelum bekerja, saya
selalu diingatkan untuk
bekerja sesuai dengan
standar prosedur kerja
40 50 35 43,8 1 1,3 2 2,5 2 2,5 80 100
3 Pengawasan dilantai
produksi dilakukan
secara ketat dan teratur
oleh pengawas
25 31,3 29 36,3 12 15 10 12,5 4 5 80 100
45
No Pengawasan
Jawaban Total
SS S KS TS STS
f % f % f % f % f % f %
4 Pengawasanharus
dilakukan secara rutin
36 45 37 46,3 2 2,5 1 1,3 4 5 80 100
5 Pengawas K3
mengawasi
operator/pekerja saat
mengoperasikan mesin
produksi
40 50 30 37,5 4 5 1 1,3 5 6,3 80 100
Penilaian karyawan selama bekerja pihak pengawasan selalu memeriksa
kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum saya melakukan pekerjaan
responden jawab sangat setuju (62,5%), penilaian karyawan selama bekerja
sebelum bekerja, saya selalu diingatkan untuk bekerja sesuai dengan standar
prosedur kerjar esponden jawab sangat setuju (50%), penilaian karyawan selama
bekerja pengawasan dilantai produksi dilakukan secara ketat dan teratur oleh
pengawas responden jawab setuju (36,3%), penilaian karyawan selama bekerja
pengawasan harus dilakukan secara rutin responden jawab sangat setuju (45%),
penilaian karyawan selama bekerja menurut saya, pengawas dari pihak pengawas
(supervisor) sudah sangat baik responden jawab sangat setuju (50%).
Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Kuesioner Pelatihan Pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Pelatihan
Jawaban
Total Pernah
Tidak
Pernah
f % f % F %
1 Apakah Anda pernah mengikuti
pelatihan yang diberikan oleh
perusahaan?
70 87,5 10 12,5 80 100
46
Tabel 4.15. Distribusi Jenis Pelatihan Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk
Iskandar Muda Aceh
No Pelatihan
Emergency
Tim P3K
Emergency
Tim dan
P3K
Dan
lain-
lain
Tidak
ada Total
f % f % f % f % f % f %
1 Pelatihan K3
apa yang pernah
Anda ikuti ?
20 25 17 21,5 30 37,5 4 5 9 11,3 80 100
Penilaian karyawan selama bekerja pernah mengikuti pelatihan yang
diberikan oleh perusahaan responden jawab pernah (70%), penilaian karyawan
selama bekerja pelatihan K3 apa yang pernah diikuti responden jawab emergency
tim dan P3K (37,5%).
Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Kuesioner Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
No Tindakan Tidak Aman
Jawaban Total
Ya Tidak
f % f % f %
1 Apakah anda pernah tidak
menggunakan APD pada saat
bekerja?
18 22,5 62 77,5 80 100
2 Menjalankan peralatan atau
mesin kerja dengan kecepatan
yang tidak sesuai prosedur
8 10 72 90 80 100
3 Tidak melakukan
pengamanan, seperti :
mematikan peralatan atau
mesin kerja yang tidak
digunakan
9 11,3 71 88,8 80 100
4 Apakah anda pernah tidak
mematuhi standar
operasional prosedur (SOP) ?
12 15 68 68 80 100
5 Menggunakan peralatan kerja
yang rusak
8 10 72 90 80 100
6 Menggunakan peralatan kerja
yang tidak sesuai dengan
pekerjaannya
9 11,3 71 88,8 80 100
47
No Tindakan Tidak Aman
Jawaban Total
Ya Tidak
f % f % f %
7 Tidak menggunakan alat
pelindung diri secara lengkap
sesuai dengan peraturan yang
berlaku
10 12,5 70 87,5 80 100
8 Apakah anda pernah tidak
memperhatikan
peringatan/rambu
keselamatan kerja yang
dibuat oleh perusahaan?
14 17,5 66 82,5 80 100
9 Posisi tubuh yang salah saat
bekerja
14 17,5 66 82,5 80 100
10 Bersenda gurau berlebihan 7 8,8 73 91,3 80 100
Penilaian karyawan selama bekerja pernah tidak menggunakan APD pada
saat bekerja responden jawab tidak (62%), penilaian karyawan selama bekerja
menjalankan peralatan atau mesin kerja dengan kecepatan yang tidak sesuai
prosedur responden jawab tidak (90%), penilaian karyawan selama bekerja tidak
melakukan pengamanan, seperti: mematikan peralatan atau mesin kerja yang tidak
digunakan responden jawab tidak (88,8%), penilaian karyawan selama bekerja
anda pernah tidak mematuhi standar operasional prosedur (SOP) responden jawab
tidak (68%), penilaian karyawan selama bekerja menggunakan peralatan kerja yang
rusak responden jawab tidak (90%), penilaian karyawan selama bekerja
menggunakan peralatan kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaannya responden
jawab tidak (88,8%), penilaian karyawan selama bekerja tidak menggunakan alat
pelindung diri secara lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku responden
jawab tidak (87,5%), penilaian karyawan selamabekerjaanda pernah tidak
memperhatikan peringatan/ rambu keselamatan kerja yang dibuat oleh perusahaan
responden jawab tidak (82,5%), penilaian karyawan selama bekerja bersenda gurau
48
berlebihan (mengagetkan rekan kerja, berteriak, iseng atau jahil terhadap rekan
kerja, dan lain-lain).responden jawab tidak (91,3%).
4.3. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar
Muda Aceh. Jumlah sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 80 pekerja
dibagian produksi.
Hasil pengujian univariat yang telah diuraikan sebelumnya diketahui bahwa
responden penelitian ini yaitu para pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar
Muda Aceh lebih banyak pada umur 26- 45 tahun yaitu sebanyak 37orang (46,3%).
Sedangkan untuk jenis kelamin responden secara keseluruhan berjenis kelamin
laki-laki. Karakteristik responden dalam penelitian tidak dijadikan sebagai variabel
penelitian. Namun, karakteristik responden memberikan gambaran atau ciri khas
untuk masing-masing responden.
4.3.1. Umur
Dari tabel 4.1. diatas dapat dilihat bahwa frekuensi paling tinggi umur
pekerja pada umur 26-45 tahun sebanyak 37 orang (46,3%). Sedangkan frekuensi
terendah pada umur > 45 tahun yaitu sebanyak 13 orang (16,3%).
Umur adalah rentang usia responden sejak lahirhingga penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini umur responden dikelompokkan menjadi 3 kelompok umur,
yaitu remaja dengan kategori umur 17 sampaidengan 25 tahun, usia dewasa dengan
kategori umur 26 sampai 45 tahun dan usia lansia di atas 45.
49
Kewaspadaan seseorang akan kecelakaan kerja akan meningkat seiring
dengan bertambahnya umur. Dengan bertambahnya umur seseorang akan dapat
menunjukan pola berpikir yang rasional, lebih dapat mengontrol emosi dan sifat
lainnya yang menunjukkan kematangan secara intelektual dan psikologis, pekerja
pada usia muda cenderung memiliki emosi yang tidak stabil, dan memiliki
anggapan remeh terhadap bahaya dan risiko yang terdapat pada tempat kerja
sehingga dapat membuat pekerja menjadi kurang berhati-hati dalam bekerja.
4.3.2. Pendidikan Terakhir
Dari tabel 4.2. diatas dapat dilihat bahwa frekuensi paling tinggi Pendidikan
terakhir pekerja adalah S1 sebanyak 42 orang (52,5%). Sedangkan frekuensi
terendah pada pendidikan terakhir S2 yaitu sebanyak 3 orang (3,8%).
Pendidikan merupakan faktor yang paling mendasar untuk memotivasi
terhadap perilaku atau memberikan referensi pribadi dalam pengalaman belajar
seseorang. Jadi tingkat pendidikan seseorang menentukan luasnya pengetahuan
serta bagaimana seseorang tersebut bersifat dan berperilaku. Seseorang yang
berpendidikan rendah akan susah untuk menyerap sesuatu inovasi baru sehingga
akan mempersulit dalam mencapai perubahan seperti yang diharapkan.
Pendidikan Terakhir dapat diartikan tingkatan pendidikan terakhir
responden yang ditamatkan sebelum penelitian dilakukan. Tingkat pendidikan
dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi SD, SMP, SMA, Diploma/Sarjana.
Pekerja berpendidikan terakhir SMA justru menjadi mayoritas dengan
perilaku berbahaya dibandingkan pekerja yang berpendidikan terakhir S1. Peneliti
berasumsi bahwa perilaku berbahaya dilakukan karena tinggi atau rendahnya
pendidikan yang didasari pengetahuan dari pendidikan formal tersebut, disamping
50
itu perilaku berbahaya juga merupakan hasil dari pengalaman kerja yang didapat
saat bekerja.
4.3.3. Masa Kerja
Dari tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa frekuensi paling tinggi masa kerja
adalah 14-20 tahun sebanyak 32 orang (40%). Sedangkan frekuensi terendah pada
masa kerja > 30 tahun yaitu sebanyak 3 orang (3,8%).
Suma’mur (2009) menyatakan bahwa pengalaman seseorang untuk
mengenal bahaya ditempat kerja akan semakin membaik seiring dengan
bertambahnya usia dan masa kerja, sehingga pada pekerja lama akan lebih
mengenal titik-titik bahaya pada tempat kerja mereka yang pada akhirnya dapa
tmeminimalkan terjadinya kesalahan (error) yang dapat mengakibatkan
kecelakaan.
Peneliti berasumsi bahwa semakin lama tenaga kerja bekerja,semakin
banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya
semakin singkat masa kerja, maka semakin sedikit pengalaman yang diperoleh,
Seiring dengan bertambahnya umur maka pengalaman seseorang mengenai
bahaya di tempat kerjaakan semakin baik, sehingga pada pekerja dengan masa kerja
yang lamaakan lebih mengenal titik-titik bahaya dan dapat semakin meminimalkan
terjadinya kesalahan. Masa kerja berkaitan dengan pengalaman seseorang selama
menjalankan pekerjaannya, pekerja yang berpengalaman dipandang lebih mampu
melaksanakan dan memahami pekerjaannya.
51
4.3.4. Status Kerja
Dari tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa frekuensi paling tinggi status kerja
yaitu tetap sebanyak 62 orang (77,7%). Sedangkan frekuensi terendah pada status
kerja tidak tetap yaitu sebanyak 18 orang (22,5 %).
Menurut asumsi peneliti pekerja dengan status bekerja sesuai waktu yang
telah ditetapkan oleh perusahaan dan diwujudkan dalam ikatan kontrak kerja
dimana rata-rata mereka terikat kontrak tahun. Pekerja yang berstatus sebagai
pekerja tetap bekerja sejak ia ditetapkan sebagai karyawan pada waktu tertentu
hingga mencapai masa pensiun. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa
pekera tetap memiliki masa kerja serta pengalaman kerja yang lebih lama
dibandingkan dengan pekerja tidak tetap. Para pekerja tetap akan lebih lama
berinteraksi dengan lingkungan kerja sehingga memiliki pengalaman kerja yang
lambat laun akan memberikan pemahaman bagi mereka terhadap faktor-faktor
bahaya di lingkungan kerja. Pemahaman akan lingkungan kerja tersebut akan
membantu pekerja untuk berperilaku kerja yang aman.
4.3.5. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Berdasarkan tabel 4.9. tabulasi silang antara hubungan pengetahuan dengan
tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
tahun 2019 diatas, diketahui dari 80 responden didapatkan mayoritas
berpengetahuan baik sebanyak 55 responden (68,7%) dengan tindakan tidak aman
rendah sebanyak 55 responden (22,85%), dan minoritas berpengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (6,25%) dengan tindakan tidak aman tinggi sebanyak 2
responden (40 %).
52
Hasil penelitian data dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%, maka dapat diambil keputusan yaitu nilai sig-p (0,000) < (0,05),
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada Hubungan Pengetahuan Dengan
Tindakan Tidak Aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
tahun 2019.
Hal ini menunjukkan bahwa para pekerja sudah mengenal dan memiliki
pengetahuan khususnya tentang K3 pada proses memproduksikan dengan baik.
Selain dari kualitas SDM yang sudah baik, hal ini tidak terlepas dari peran
perusahaankhususnya dalam kebijakan K3 yang diterapkanuntuk memberikan
kepedulian terhadap keselamatan kerjanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Maeka (2017) yang menemukan bahwa hasil analisis pengaruh faktor
personal( pengetahuan K3) terhadap tindakan tidak aman (unsafe action) dengan
uji korelasi pada taraf kepercayaan 95% memiliki nilai koefisien korelasi sebesar -
0,529 dan p-value sebesar 0,000 < α = 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari faktor personal( pengetahuan
K3) terhadap tindakan tidak aman (unsafe action) yang sesuai dengan hipotesis H1.
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
53
saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal, pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek
negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak
aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin
positif terhadap objek tertentu.
Pengetahuan yang kurang akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja( K3) di
lingkungan kerja menyebabkan seseorang sulit untuk mengetahui potensi bahaya
yang ada disekitarnya, sehingga sulit untuk menentukan tindakan dalam
mengendalikan potensi bahaya tersebut. Oleh sebab itu seseorang akan menjadi
kurang waspada terhadap risiko yang dapat timbul dari perilakunya selama bekerja.
Tingkat pengetahuan responden di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh sudah
baik, pihak perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan tingkat pengetahuan
tinggi pekerja dengan mengadakan pelatihan untuk menambah pengetahuan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja dan sosialisasi untuk pemerataan tingkat
pengetahuan terhadap pekerja.
Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan bagi pekerja khususnya di bagian
produksi PT. Pupuk Iskanda Muda Aceh harus terus dievaluasi dengan baik.
Pengingkatan tersebut bisa dilakukan dengan melakukan berbagai seminar
kesehatan, pelatihan, penyampaian pesan moral oleh atasan diluar jam kerja dan
langkah-langkah praktis lainnya.
4.3.6. Hubungan Pengawasandengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Berdasarkan tabel 4.10. tabulasi silang diatas, diketahui dari 80 responden
didapatkan mayoritas pengawasan baik sebanyak 74 responden (92,5%) dengan
54
tindakan tidak aman rendah sebanyak 71 responden (95,94%), dan minoritas
pengawasan kurang sebanyak 6 responden (7,5%) dengan tindakan tidak aman
tinggi sebanyak 4 responden (66,66 %) .
Hasil penelitian data dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%, maka dapat diambil keputusan yaitu nilai sig-p (0,000) < (0,05),
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan pengawasan dengan
tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda
tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian, persentase responden yang melakukan
tindakan tidak aman lebih tinggi pada saat pengawasan petugas yang kurang baik
yaitu dibandingkan dengan saat pengawasan yang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jesica, dkk (2018) yang
menemukan bahwa terdapat hubungan pengawasan dengan tindakan tidak aman.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan antara pengawasan dengan
perilaku tidak aman pekerja bagian lambung galangan kapal PT X.Hal tersebut
dibuktikan dengan hasiluji spearman dengan nilai p valuesebesar 0,033 (<0,050).
Hasil distribusi frekuensi pengawasan didapatkan paling banyak pekerja
yang melakukan tindakan tidak aman dikarenakan tidak selalu petugas pengawas
memeriksa kelengkapan alat pelindung diri (APD) sebelum memulai pekerjaan dan
kurangnya pengawas mengingatkan tentang standar operasional prosedur (SOP)
saat bekerja, pengawasan harus terus dilakukan untuk memantau pekerja dalam
melaksanakan pekerjaan secara efektif, efisien dan jauh dari resiko bahaya karena
dalam melaksanakan pekerjaan, tidak tertutup kemungkinan adanya pekerja yang
55
tidak mengikuti prosedur keselamatan standar yang ditujukan untuk meminimalisir
resiko kerja. Pengawasan itu sendiri seharusnya dilakukan secara terus-menerus
kepada setiap pekerja, baik pekerja baru maupun pekerja lama.
Pengawasanpada pekerja di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh harus lebih
diperhatikan dan dilaksanakan secara rutin demi meningkatkan kedisiplinan pekerja
agar terhindar dari resiko kecelakaan kerja dan pengawasan terhadap pekerjaharus
semakin ditingkatkan agar tidakditemukan lagi pekerja yang berperilaku tidak
aman. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masih terdapat pekerja yang
merasa bahwa jarang diberitahukan oleh pengawas mengenai potensi bahaya dari
pekerjaannya dan jarang mendapat arahan untuk bekerja aman dari pengawas.
Beberapa pekerja juga mengatakan bahwa terkadang pengawas masih mengabaikan
pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap dan bekerja dengan tidak aman.
4.3.7. Hubungan Pelatihan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Berdasarkan tabel 4.11. tabulasi silang diatas, diketahui dari 80 responden
didapatkan mayoritas pelatihan pernah sebanyak 70 responden (87,5%) dengan
tindakan tidak aman rendah sebanyak 7 responden (70%), dan minoritas pelatihan
tidak pernah sebanyak 10 responden (12,5%) dengan tindakan tidak aman tinggi
sebanyak 3 responden (30 %).
Hasil penelitian data dengan menggunakan uji chi-squaredengan tingkat
kepercayaan 95%, maka dapat diambil keputusan yaitu nilai sig-p (0,038) < (0,05),
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan pelatihan dengan tindakan
tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda tahun 2019.
56
Hal ini sejalan dengan Jesica (2018) mengatakan bahwa hasil penelitian
diketahui bahwa ada hubungan antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak aman.
Hal tersebut dibuktikan dengan nilai p value sebesar 0,030 yang di dapatkan dari
uji spearman.
Pelatihan K3 adalah salah satu bentuk proses pendidikan melalui training,
sehingga pekerja akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat menimbulkan
perubahan perilaku mereka. Pelatihan K3 lebih difokuskan pada penggunaan alat-
alat keselamatan dan prosedur-prosedur kerja yang aman untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil uji statistik tersebut, dapat dilihat bahwa pekerja yang
mendapatkan pelatihan mayoritas melakukan tindakan tidak aman rendah pada
pekerja yang mendapatkan pelatihan. Pelatihan yang telah didapat oleh pekerja
menjadi faktor pendorong mereka untuk melakukan tindakan aman apabila yang
diaplikasikan di lapangan. Pelatihan diperlukan untuk mendorong pekerja dalam
bertindak aman. Hal tersebut dikarenakan pelatihan atau training adalah salah satu
bentuk proses pendidikan, dengan melalui training sasaran belajar pendidikan akan
memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang akhirnya akan menimbulkan
perubahan perilaku mereka.
Saat melakukan wawancara langsung dengan pekerja untuk menanyakan
pelatihan, ada pekerja yang menyatakan tidak mendapatkan pelatihan. Ternyata
mayoritasyang tidak mendapatkan pelatihan adalah karyawan tidak tetap. karyawan
tidak tetap seharusnya menjadi kewajiban perusahaan untuk dibina, dilatih, dan
dikembangkan dalam melakukan pekerjaan.
57
Program pelatihan K3 kepada pekerja harus lebih ditingkatkan agar pekerja
tidak hanya semakin berperilaku aman dalam bekerja namun juga dapat
meningkatkan keterampilan pekerja yang nantinya dapat meningkatkan
produktivitas.
4.3.8. Hubungan Umur, Status Kerja, Lama Kerja, Pengetahuan,
Pengawasan, Pelatihan dengan Tindakan Tidak Aman
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas umur 26-45 tahun
sebanyak 37 orang. Faktor umur mempunyai hubungan langsung dengan logika
berpikir dan pengetahuan seseorang. Semakin matang usia seseorang, biasanya
cenderung bertambah pengetahuan dan tingkat kecerdasannya. Kemampuan
mengendalikan emosi psikisnya dapat mengurangi terjadinya kecelakaan, Umur
bila dikaitkan dengan kedewasaan psikologis seseorang walaupun belum pasti
bertambahnya usia akan bertambah pula kedewasaannya. Namun umumnya dengan
bertambahnya usia akan semakin rasional, makin mampu mengendalikan emosi dan
makin toleran terhadap pendangan dan perilaku yang membahayakan.
Pada variabel pendidikan responden paling dominan pada pendidikan S1
sebanyak 42. Salah satu penyebabnya adalah perbuatan tidak aman, seperti
perbuatan tidak aman yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dan tindakan yang tidak aman. Pendidikan seseorang penting dan
harus diperhatikan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan
dan keselamatan kerja. Berdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa lebih
tinggi tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi perilaku seseorang
untuk lebih baik dan lebih bijak dalam bertindak.
58
Variabel status kerja dapat dilihat bahwa responden dominan pada status
kerja tetap sebanyak 62 responden. Karyawan dengan status kerja tetap bekerja
sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan diwujudkan dalam ikatan
kontrak kerja dimana rata-rata mereka terikat kontrak. Karyawan yang berstatus
sebagai karyawan tetap bekerja sejak ia ditetapkan sebagai karyawan pada waktu
tertentu hingga mencapai masa pensiun berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa karyawan tetap memiliki masa kerja serta pengalaman kerja yang lebih lama
dibandingkan dengan karyawan tidak tetap. Para karyawan tetap akan lebih lama
berinteraksi dengan lingkungan kerja sehingga memiliki pengalaman kerja yang
lambat laun akan memberikan pemahaman bagi mereka terhadap faktor bahaya di
lingkungan kerja. Pemahaman akan lingkungan kerja tersebut akan membantu
pekerja untuk berperilaku kerja yang aman, Karyawan baru memerlukan perhatian
lebih, pelatihan, pengawasan, dan bimbingan dari pada karyawan lama yang
memiliki pengalaman. Segala sesuatu yang baru bagi mereka seperti, teman sekerja,
alat-alat, fasilitas kerja, prosedur kerja, kebiasaan, dan peraturan-peraturan yang
berlaku di perusahaan serta lingkungan tempat kerja mereka.
Variabel masa kerja dapat dilihat bahwa responden dominan pada 14-20
tahun sebanyak 32 orang. Seiring dengan bertambahnya umur maka pengalaman
seseorang mengenai bahaya di tempat kerja akan semakin baik, sehingga pada
pekerja dengan masa kerja yang lama akan lebih mengenal titik-titik bahaya dan
dapat semakin meminimalkan terjadinya kesalahan. Masa kerja berkaitan dengan
pengalaman seseorang selama menjalankan pekerjaannya, pekerja yang
berpengalaman dipandang lebih mampu melaksanakan dan memahami
59
pekerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara, responden dengan kategori masa kerja
baru memiliki semangat kerja yang tinggi, oleh sebab itu mereka ingin
mengaktualisasikan dirinya dengan mentaati peraturan. keselamatan dan
memberikan hasil kerja terbaik agar diakui oleh pengawas dan kepala bagian PT
Pupuk Iskandar Muda. Sedangkan responden yang telah bekerja lama dan belum
pernah mengalami cedera atau kecelakaan akan menganggap remeh risiko akan
pekerjaannya, kemudian pekerja tersebut akan bersikap kurang baik, seperti tidak
menggunakan alat pelindung lengkap ketika bekerja.
Pada variabel pengawasan di PT. Pupuk Iskandar Muda dilaksanakan
secara harian oleh seorang petugas pengawas lapangan dan pengawas bulanan
sebanyak satu kali oleh supervisor berdasarkan ketetapan manajemen yang akan
dibuat pelaporan pengawasannya. Setelah dilakukan penelitian, fakta yang
diperoleh saat penelitian adalah pengawasan masih belum rutin baik pengawasan
harian dan bulanan.Fakta yang diperoleh peneliti di lapangan adalah ternyata
pengawasan belum rutin dilaksanakan, namun pelaporannya selalu dikatakan rutin.
Pengawasan yang juga metodenya tidak tepat atau dengan kata lain belum
efektif karena pengawasan tersebut masih cenderung masih melihat hubungan
kekeluargaan dan dianggap mandiri tanpa perlu diawasi pekerjaannya.
Pengawasan tersebut seharusnya dijalankan secara professional secara rutin
dan jika ada tindakan pekerja yang tidak sesuai agar diberi teguran tanpa
memandang hubungan kekeluargaan.
Pengawasan terhadap pekerja harus semakin ditingkatkan agar tidak
ditemukan lagi pekerja yang berperilaku tidak aman. Berdasarkan hasil wawancara
60
diketahui bahwa masih terdapat pekerja yang merasa bahwa jarang diberitahukan
oleh pengawas mengenai potensi bahaya dari pekerjaannya dan jarang mendapat
arahan untuk bekerja aman dari pengawas. Beberapa pekerja juga mengatakan
bahwa terkadang pengawas masih mengabaikan pekerja yang tidak menggunakan
APD lengkap dan bekerja dengan tidak aman.
Pada variabel pelatihan. Saat melakukan wawancara langsung dengan
pekerja untuk menanyakan pelatihan, ada pekerja yang menyatakan tidak
mendapatkan pelatihan. Ternyata mayoritas yang tidak mendapatkan pelatihan
adalah Karyawan tidak tetap yang seharusnya menjadi kewajiban perusahaan mitra
untuk dibina, dilatih, dan dikembangkan dalam melakukan pekerjaan.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan variabel pengetahuan dengan tindakan tidak aman pada pekerja
bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh dengan p-value
0,000<0,05.
2. Ada hubungan variabel pengawasan dengan tindakan tidak aman pada pekerja
bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Acehdengan p-value 0,000<0,05.
3. Ada hubungan variabel pelatihan dengan tindakan tidak aman pada pekerja
bagian produksi di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh dengan p-value
0,038<0,05.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
1. Lebih meningkatkan pengawasan K3 pada Unit Intake, memberikan
tambahan materi pelatihan tentang tindakan aman, lebih tegas dalam
menindak pekerja yang tidak memakai APD serta hendaknya
Berpartisipasi dalam pelaksanaan K3.
5.2.2. Bagi Pekerja
1. Tenaga kerja harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan bersedia menerima konsekuensi bila tidak melaksanakan
atau melanggar( pemberian surat peringatan bagi yang melanggar).
62
2. Tenaga kerja hendaknya mau menggunakan Alat Pelindung Diri( helm
pelindung, safety shoes, ear plug, safety belt, kaca mata pelindungdan
masker) pada saat bekerja sesuai dengan prosedur kerja diperusahaan.
3. Tenaga kerja hendaknya mau merawat Alat Pelindung Diri yang telah
disediakan oleh perusahaan secara maksimal serta melihat apakah keadaan
Alat Pelindung Diri masih layak digunakan atau tidak (jika rusak segera
meminta untuk diganti dengan Alat Pelindung Diri yang masih layak pakai).
5.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan
dengan tindakan tidak aman dengan lokasi dan populasi yang memiliki cakupan
yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil penelitia yang lebih
akurat, representatif serta saling memperkuat hasil penelitian yang sudah ada.
63
DAFTAR PUSTAKA
1. Suwardi, Daryanto. Pedoman Praktis K3LH. Yogyakarta: Gava Media;
2018.
2. Bangun W. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga; 2012.
3. Tulus Winarsunu. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM PRESS;
2008.
4. Widayana IG. Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 2014;
5. Kemenkes RI. Kecelakaan Kerja Industri. 2014.
6. Suma’mur. Kesehatan Kerja dalam Prespektif Hiperkes dan Keselamatan
Kerja. jakarta: Erlangga; 2014.
7. Kesehatan dalam kerangka Suistanaible Development Goals(SDGs).
Kementeri Kesehat RI. 2015;
8. International Labour Organization. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Sarana untuk Produktivitas [Internet]. 2013. 1
p. Available from: www.ilo.org
9. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang No
1 Tahun 1970.
10. Septiana DA, Mulyono. Faktor Yang Mempengaruhi Unsafe Action Pada
Pekerja di Bagian Pengantongan Urea. Indones Jiurnal Occup Saf Heal.
2014;
11. Feddy Ronny Saragih, Lubis HS, Tarigan L. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tindakan Tidak Aman dengan Pekerja Lapangan PT.
Telkom Cabang Sidikalang Kabupaten Dairi. 2014;
12. Ryan. Faktor Penyebab Tindakan Tidak Aman Pekerja pada Proyek
Kontruksi. Univ Kristen Petra Surabaya. 2018;
13. Maulidhasari D. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bahaya
(Unsafe Action) Bagian Unit Intake Pt. Indonesia Power Ubp Semarang
2011. Skrispi Fak Kesehat Masy Udinus. 2011;
14. Tarwaka. Dasar-dasar Keselamatan Kerja serta Pencegahan Kecelakaan
Kerja Ditempat Kerja. 1st ed. Surakarta: Harapan Press; 2012.
15. Notoatmodjo S, Krianto T, Hassan A, Mamdy Z. Promosi Kesehatan Global.
jakarta: Rineka cipta; 2013.
16. Soehatman R. Sistem Manajemen dan Keselamatan & Kerja OHSAS 18001.
Jakarta: Dian Rakyat; 2010.
17. Suma’mur. Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). jakarta:
sagung seto; 2013.
18. Pratiwi DA. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Tidak
Aman ( Unsafe Act ) Pada Pekerja Di Pt X Tahun 2011. 2012;(1):1–46.
19. Wawan A & Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
20. Ramli S. Manajemen resiko dalam Perspektif Keselamatan dan Kesehata
kerja OHS Risk Manajemen. jakarta: Dian rakyat; 2010.
21. Aryantiningsih. Kejadian kecelakaan Kerja Pekerja. 2016;
22. Sucipto CD. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publising; 2014.
64
23. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2017.
24. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) . Bandung:
Alfabeta. bandung: alfabeta; 2016.
25. Iman muhammad S.E,S.KOM,M.M M. Panduan penyusunan karya tulis
ilmiah bidangkesehatan. CITAPUSTAKA; 2015.
26. Soekidjo Notoadmojo. Metode Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka cipta;
2014.
65
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Saya adalah mahasiswi program studi S1 Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Helvetia yang sedang melakukan penelitian tentang “Faktor yang
berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT.
Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2018’. Data dan informasi yang Bapak berikan
merupakan hal yang sangat berharga, oleh karena itu partisipasi dan kesediaan
Bapak dalam menjawab kuesioner ini sangat saya hargai. Data dan informasi yang
Bapak berikan akan saya jamin kerahasiaan dan semata-mata digunakan untuk
kegiatan ilmiah.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada responden yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya
Elsa Annisa
66
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN
PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. PUPUK ISKANDAR
MUDA ACEH TAHUN 2018
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
Berikan tanda silang (X) atau check list (√) pada tempat yang telah disediakan
sesuai dengan jawaban Bapak.
I. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama :
Umur : Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
D3
S1
S2
Masa Kerja : Tahun
Status Kereja : Tetap
Tidak Tetap
A. Pengetahuan
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju
1
Penerapan Kesehatan dan Keselamatan di tempat
kerja bertujuan untuk melindungi pekerja agar tetap
sehat, selamat dan aman dalam bekerja.
2 Bahaya di tempat kerja adalah semua yang dapat
menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3
Penyebab langsung kecelakaan kerja adalah perilaku
yang tidak aman dan kondisi lingkungan kerja yang
tidak aman.
4
Manfaat memakai alat pelindung diri (APD) adalah
menghindari diri dari gangguan kesehatan seperti
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
67
5
Pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) merupakan perilaku yang tidak aman dalam
bekerja.
6 Alat Pelindung Diri (APD) seharusnya dipakai hanya
bila terjadi kecelakaan kerja.
7 Bercanda atau tidak hati-hati dalam bekerja
merupakan perilaku yang tidak aman dalam bekerja
8 Dalam keadaan mengantuk berat saat bekerja
merupakan perilaku yang tidak aman dalam bekerja.
9 Kerusakan mesin/peralatan merupakan perilaku yang
tidak aman dalam bekerja.
10 Arti dari setiap rambu-rambu keselamatan yang
dipasang di tempat kerja
11 Apakah cara kerja dan posisi kerja yang baik suatu
tindakan tidak aman
12 Apakah adanya potensi bahaya dari setiap alat, bahan
dan mesin yang digunakan pada saat bekerja
13
Kebisingan yang melebihi suatu nilai ambang batas
dan tidak memakai alat pelindung diri, suatu
tindakan tidak aman
14 Proses memproduksi pupuk tidak menggunakan
APD ( safety booth, safety had, masker)
B. Pengawasan
No Pernyataan SS S KS TS STS
1
Pihak pengawasan selalu memeriksa
kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum
saya melakukan pekerjaan
2 Sebelum bekerja, saya selalu diingatkan untuk
bekerja sesuai dengan standar prosedur kerja
3 Pengawasan dilantai produksi dilakukan secara
ketat dan teratur oleh pengawas .
4 Pengawasan harus dilakukan secara rutin .
5 Menurut saya, Pengawas dari pihak pengawas
(supervisor) sudah sangat baik
68
C. Pelatihan
1. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh perusahaan?
Tidak Pernah
Pernah
2. Pelatihan K3 apa yang pernah Anda ikuti ?
a. Emergency Tim
b. P3K
c. Dan lain-lain, (Sebutkan) : ...............................................
D. Tindakan Tidak Aman
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anda pernah tidak menggunakan APD padasaat
bekerja?
2 Menjalankan peralatan atau mesin kerja dengan
kecepatan yang tidak sesuai prosedur
3 Tidak melakukan pengamanan, seperti : mematikan
peralatan atau mesin kerja yang tidak digunakan
4 Apakah anda pernah tidak mematuhi standar operasional
prosedur (SOP) ?
5 Menggunakan peralatan kerja yang rusak
6 Menggunakan peralatan kerja yang tidak sesuai dengan
pekerjaannya
7 Tidak menggunakan alat pelindung diri secara lengkap
sesuai dengan peraturan yang berlaku
8
Apakah anda pernah tidak memperhatikan
peringatan/rambu keselamatan kerja yang dibuat oleh
perusahaan?
9 Posisi tubuh yang salah saat bekerja
10
Bersenda gurau berlebihan (mengagetkan rekan kerja,
berteriak, iseng atau jahil terhadap rekan kerja, dan lain-
lain).
69
Lampiran 2. Master Data Uji Validitas
MASTER DATA UJI VALIDITAS
N
o
Karakteristik Responden Pengetahuan
Umu
r
Pendidika
n
Masa
Kerja
Status
Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
Jumla
h
Kategor
i
1 2 4 2 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 1
2 3 3 3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 7 2
3 2 5 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 3 1
4 1 3 3 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 7 2
5 1 4 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 1
6 1 3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 1
7 2 4 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 2
8 1 4 3 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 7 2
9 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
10 1 4 3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 1
11 2 4 3 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 7 2
12 2 5 2 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 1
13 1 3 3 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 7 2
14 2 4 2 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 7 2
15 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
16 1 4 4 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 1
17 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 3
18 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
19 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 3
20 3 3 5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 3
70
No Pengawasan Pelatihan Tindakan Tidak Aman
1 2 3 4 5 Jumlah Kategori 1 Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
1 4 4 4 4 4 20 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5 1
2 4 4 4 4 4 20 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
3 5 5 5 5 5 25 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
4 4 5 5 4 5 23 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
5 5 5 5 5 5 25 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
6 5 5 5 5 5 25 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
7 5 5 2 4 1 17 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
8 4 4 4 4 5 21 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
9 4 4 4 4 4 20 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
10 5 5 3 5 3 21 2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1
11 4 4 3 4 3 18 2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1
12 5 5 4 5 5 24 2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1
15 5 5 5 5 5 25 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2
14 4 4 4 4 4 20 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
15 5 4 4 4 4 21 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
16 4 5 4 4 4 21 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
17 5 5 5 5 5 25 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
18 5 5 5 5 5 25 2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
17 5 5 5 5 4 24 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
20 5 4 3 3 4 19 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1
71
Keterangan :
Umur : 1= 17-25 tahun Masa Kerja : 1 = 1-6 tahun
2= 6-45 tahun 2 = 7-13 tahun
3= > 45 tahun 3 = 14-20 tahun
Pendidikan Terakhir : 1= SD 4 = 21-30 tahun
2= SMP 5 = > 30 tahun
3= SMA Status Kerja : 1 = Tidak Tetap
4= S1 2 = Tetap
5= S2
Pengetahuan : 1 = Kurang Pengawasan : 1 = Kurang
2 = Cukup 2 = Baik
3 = Baik
Pelatihan : 1 = Tidak Pernah Tindakan Tidak Aman : 1 = Rendah
2 = Pernah 2 = Tinggi
Kuesioner Pengetahuan: 1= Jika responden menjawab setuju
0= Jika responden menjawab tidak setuju
Kuesioner Pengawasan: 5= Jika responden menjawab sangat setuju
4= Jika responden menjawab setuju
3= Jika responden menjawab kurang setuju
2= Jika responden menjawab tidak setuju
1= Jika responden menjawab sangat tidak setuju
Kuesioner Pelatian : 1= Jika responden menjawab pernah
0= Jika responden menjawab tidak pernah
Kuesioner Tindakan Tidak Aman: 1= Jika responden menjawab Ya
0= Jika responden menjawab Tidak
72
Lampiran 3. Master Data Penelitian
MASTER DATA PENELITIAN
No Karakteristik Responden Pengetahuan
Umur Pendidikan Masa Kerja Status Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Kategori
1 2 5 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
2 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
3 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3
4 1 4 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 10 2
5 2 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
6 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 3
7 2 4 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 10 2
8 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
9 1 4 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3
10 1 3 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
11 1 5 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
12 2 5 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
13 2 4 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 10 2
14 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
15 2 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 10 2
16 3 3 3 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 1
17 2 5 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
18 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 10 2
19 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 10 2
20 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 10 2
21 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
22 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 9 2
73
No Karakteristik Responden Pengetahuan
Umur Pendidikan Masa Kerja Status Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Kategori
23 2 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3
24 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
25 2 4 3 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 10 2
26 2 5 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
27 1 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 9 2
28 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
29 1 4 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
30 1 3 4 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10 2
31 1 3 3 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 9 2
32 2 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 11 3
33 2 4 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
34 3 3 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
35 2 5 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
36 2 4 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 10 2
37 2 4 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3
38 2 4 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
39 2 4 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 10 2
40 2 4 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 8 2
41 1 5 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 12 3
42 3 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
43 2 3 3 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 10 2
44 3 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 3
45 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
46 1 3 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 10 2
47 1 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
74
No Karakteristik Responden Pengetahuan
Umur Pendidikan Masa Kerja Status Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Kategori
48 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
49 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
50 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
51 1 4 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 10 2
52 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
53 2 3 3 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3
54 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
55 2 5 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
56 3 5 4 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3
57 3 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
58 1 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
59 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
60 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
61 3 3 5 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3
62 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 11 3
63 3 5 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
64 2 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
65 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
66 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
67 3 5 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
68 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
69 2 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
70 2 3 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
71 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 9 2
72 3 6 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
75
No Karakteristik Responden Pengetahuan
Umur Pendidikan Masa Kerja Status Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Kategori
73 1 3 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 7 1
74 2 3 4 2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 6 1
75 2 6 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
76 3 6 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
77 2 5 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 9 2
78 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 8 2
79 3 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
80 3 3 3 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 6 1
No Pengawasan Pelatihan Tindakan Tidak Aman
1 2 3 4 5 Jumlah Kategori 1 Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
1 5 5 5 5 4 24 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 4 4 4 5 5 22 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3 4 3 4 4 5 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4 5 4 3 5 5 22 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 6 2
5 4 4 5 4 4 21 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6 5 5 4 4 4 22 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 5 4 4 4 4 24 2 1 2 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 2
8 5 5 2 5 4 21 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
9 5 5 4 4 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
10 5 5 2 5 4 21 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
11 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1
76
No Pengawasan Pelatihan Tindakan Tidak Aman
1 2 3 4 5 Jumlah Kategori 1 Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
12 5 5 5 5 5 25 2 1 2 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5 1
13 4 4 3 4 4 19 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 1
14 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
15 4 4 4 4 4 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
16 4 4 2 4 4 18 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
17 5 5 3 5 4 22 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
18 5 4 4 5 5 23 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
19 5 5 3 5 5 23 2 1 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 1
20 5 4 4 4 3 20 2 1 2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 1
21 5 5 2 5 5 22 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
22 5 5 4 4 5 19 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
23 4 4 4 4 4 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
24 5 4 5 4 5 23 2 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3 1
25 4 4 4 4 4 20 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
26 5 4 5 5 5 24 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
27 5 5 4 4 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
28 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 1
29 4 4 4 4 4 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
30 5 5 3 5 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1
31 4 5 3 4 5 21 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
32 5 5 2 5 5 22 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
33 5 5 3 5 5 23 2 1 2 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 1
77
No Pengawasan Pelatihan Tindakan Tidak Aman
1 2 3 4 5 Jumlah Kategori 1 Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
34 3 2 4 4 1 10 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1
35 4 4 2 4 5 19 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 3 1
36 4 4 3 4 4 19 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
37 5 5 4 5 3 22 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
38 4 4 5 4 3 20 2 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
39 5 5 1 5 5 21 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
40 5 5 3 5 5 23 2 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 1
41 4 4 3 4 4 19 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
42 5 4 2 4 4 19 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
43 4 5 2 4 4 19 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
44 5 5 2 5 5 22 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
45 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
46 5 5 4 5 4 24 2 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
47 5 4 5 3 4 21 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
48 5 4 4 3 5 21 2 1 2 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 1
49 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
50 5 5 5 5 5 25 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
51 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
52 4 4 4 4 4 20 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
53 5 4 5 4 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
54 5 4 5 5 4 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
55 5 4 5 5 5 24 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
78
No Pengawasan Pelatihan Tindakan Tidak Aman
1 2 3 4 5 Jumlah Kategori 1 Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
56 5 5 5 4 5 24 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
57 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
58 4 4 4 4 4 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
59 5 4 4 5 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
60 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
61 5 4 4 4 4 19 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
62 4 5 4 4 5 22 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1
63 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
64 4 5 4 5 4 22 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
65 4 4 4 4 4 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
66 4 4 4 4 4 20 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
67 4 4 4 4 4 20 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
68 5 4 5 4 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
69 4 4 4 4 4 20 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
70 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
71 2 3 1 2 1 9 1 1 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 2
72 5 5 5 5 5 25 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
73 1 2 2 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2
74 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 2
75 5 5 5 5 4 24 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
76 4 4 5 5 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
77 4 4 4 4 3 19 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2
79
No Pengawasan Pelatihan Tindakan Tidak Aman
1 2 3 4 5 Jumlah Kategori 1 Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
78 3 5 3 2 3 16 2 1 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 2
79 4 4 5 5 5 23 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
80 3 2 1 2 1 9 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
Keterangan :
Umur : 1= 17-25 tahun Masa Kerja : 1= 1-6 tahun
2= 6-45 tahun 2= 7-13 tahun
3= > 45 tahun 3= 14-20 tahun
Pendidikan Terakhir : 1= SD 4= 21-30 tahun
2= SMP 5= > 30 tahun
3= SMA Status Kerja : 1= Tidak Tetap
4= S1 2= Tetap
5= S2
Kategori Pengetahuan : 3= Baik Kategori Pengawasan: 2= Baik
2=Cukup 1= Kurang
1=Kurang
Kategori Pelatihan : 1= Tidak pernah Kategori Tindakan Tidak Aman: 1= Rendah
2= Pernah 2= Tinggi
Pertanyaan Pengetahuan: 1= Jika responden menjawab setuju
0= Jika responden menjawab Tidak setuju
80
Pertanyaan Pengawasan: 1= Jika responden menjawab sangat tidak setuju
2= Jika responden menjawab tidak setuju
3= Jika responden menjawab kurang setuju
4= Jika responden menjawab setuju
5= Jika responden menjawab setuju
Pertanyaan Pelatihan : 1= Jika responden menjawab pernah
0= Jika responden menjawab tidak pernah
Pertanyaan Tindakan Tidak Aman : 1= Jika responden menjawab ya
0= Jika responden menjawab tidak
81
Lampiran 4. Output Hasil Uji Validitas
Variabel Pengetahuan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 TOT_P
P1 Pearson
Correlation 1 ,023 ,023
1,000(*
*) ,572(**) ,023 -,061
,572(**
) ,252 -,015 ,252 ,157 ,157 ,252 ,514(*)
Sig. (2-tailed) ,924 ,924 ,000 ,008 ,924 ,800 ,008 ,285 ,951 ,285 ,508 ,508 ,285 ,020
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson
Correlation ,023 1 1,000(**) ,023 -,031
1,000(**
) ,882(**) -,031 ,762(**)
-
,642(**) ,762(**) ,055 ,055 ,762(**)
,733(**
)
Sig. (2-tailed) ,924 ,000 ,924 ,898 ,000 ,000 ,898 ,000 ,002 ,000 ,819 ,819 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson
Correlation ,023 1,000(**) 1 ,023 -,031
1,000(**
) ,882(**) -,031 ,762(**)
-
,642(**) ,762(**) ,055 ,055 ,762(**)
,733(**
)
Sig. (2-tailed) ,924 ,000 ,924 ,898 ,000 ,000 ,898 ,000 ,002 ,000 ,819 ,819 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson
Correlation
1,000(**
) ,023 ,023 1 ,572(**) ,023 -,061
,572(**
) ,252 -,015 ,252 ,157 ,157 ,252 ,514(*)
Sig. (2-tailed) ,000 ,924 ,924 ,008 ,924 ,800 ,008 ,285 ,951 ,285 ,508 ,508 ,285 ,020
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson
Correlation ,572(**) -,031 -,031
,572(**
) 1 -,031 -,081
1,000(*
*) ,275 -,176 ,275 ,490(*) ,490(*) ,275 ,529(*)
Sig. (2-tailed) ,008 ,898 ,898 ,008 ,898 ,735 ,000 ,241 ,457 ,241 ,028 ,028 ,241 ,016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson
Correlation ,023 1,000(**) 1,000(**) ,023 -,031 1 ,882(**) -,031 ,762(**)
-
,642(**) ,762(**) ,055 ,055 ,762(**)
,733(**
)
Sig. (2-tailed) ,924 ,000 ,000 ,924 ,898 ,000 ,898 ,000 ,002 ,000 ,819 ,819 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
82
P7 Pearson
Correlation -,061 ,882(**) ,882(**) -,061 -,081 ,882(**) 1 -,081 ,630(**) -,404 ,630(**) ,000 ,000 ,630(**)
,631(**
)
Sig. (2-tailed) ,800 ,000 ,000 ,800 ,735 ,000 ,735 ,003 ,077 ,003 1,000 1,000 ,003 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson
Correlation ,572(**) -,031 -,031
,572(**
) 1,000(**) -,031 -,081 1 ,275 -,176 ,275 ,490(*) ,490(*) ,275 ,529(*)
Sig. (2-tailed) ,008 ,898 ,898 ,008 ,000 ,898 ,735 ,241 ,457 ,241 ,028 ,028 ,241 ,016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson
Correlation ,252 ,762(**) ,762(**) ,252 ,275 ,762(**) ,630(**) ,275 1
-
,642(**)
1,000(**
) ,327 ,327
1,000(**
)
,886(**
)
Sig. (2-tailed) ,285 ,000 ,000 ,285 ,241 ,000 ,003 ,241 ,002 ,000 ,159 ,159 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson
Correlation -,015 -,642(**) -,642(**) -,015 -,176 -,642(**) -,404 -,176
-
,642(**) 1
-
,642(**) -,210 -,210 -,642(**)
-
,529(*)
Sig. (2-tailed) ,951 ,002 ,002 ,951 ,457 ,002 ,077 ,457 ,002 ,002 ,374 ,374 ,002 ,016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson
Correlation ,252 ,762(**) ,762(**) ,252 ,275 ,762(**) ,630(**) ,275
1,000(*
*)
-
,642(**) 1 ,327 ,327
1,000(**
)
,886(**
)
Sig. (2-tailed) ,285 ,000 ,000 ,285 ,241 ,000 ,003 ,241 ,000 ,002 ,159 ,159 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson
Correlation ,157 ,055 ,055 ,157 ,490(*) ,055 ,000 ,490(*) ,327 -,210 ,327 1
1,000(*
*) ,327 ,490(*)
Sig. (2-tailed) ,508 ,819 ,819 ,508 ,028 ,819 1,000 ,028 ,159 ,374 ,159 ,000 ,159 ,028
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson
Correlation ,157 ,055 ,055 ,157 ,490(*) ,055 ,000 ,490(*) ,327 -,210 ,327
1,000(*
*) 1 ,327 ,490(*)
Sig. (2-tailed) ,508 ,819 ,819 ,508 ,028 ,819 1,000 ,028 ,159 ,374 ,159 ,000 ,159 ,028
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
83
P14 Pearson
Correlation ,252 ,762(**) ,762(**) ,252 ,275 ,762(**) ,630(**) ,275
1,000(*
*)
-
,642(**)
1,000(**
) ,327 ,327 1
,886(**
)
Sig. (2-tailed) ,285 ,000 ,000 ,285 ,241 ,000 ,003 ,241 ,000 ,002 ,000 ,159 ,159 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TO
T_P
Pearson
Correlation ,514(*) ,733(**) ,733(**) ,514(*) ,529(*) ,733(**) ,631(**) ,529(*) ,886(**) -,529(*) ,886(**) ,490(*) ,490(*) ,886(**) 1
Sig. (2-tailed) ,020 ,000 ,000 ,020 ,016 ,000 ,003 ,016 ,000 ,016 ,000 ,028 ,028 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
84
Variabel Pengawasan
PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 TOT_PE
PE1 Pearson Correlation 1 ,583(**) ,144 ,560(*) ,063 ,499(*)
Sig. (2-tailed) ,007 ,546 ,010 ,794 ,025
N 20 20 20 20 20 20
PE2 Pearson Correlation ,583(**) 1 ,383 ,735(**) ,167 ,657(**)
Sig. (2-tailed) ,007 ,096 ,000 ,482 ,002
N 20 20 20 20 20 20
PE3 Pearson Correlation ,144 ,383 1 ,583(**) ,862(**) ,890(**)
Sig. (2-tailed) ,546 ,096 ,007 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
PE4 Pearson Correlation ,560(*) ,735(**) ,583(**) 1 ,385 ,812(**)
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,007 ,094 ,000
N 20 20 20 20 20 20
PE5 Pearson Correlation ,063 ,167 ,862(**) ,385 1 ,796(**)
Sig. (2-tailed) ,794 ,482 ,000 ,094 ,000
N 20 20 20 20 20 20
TOT_PE Pearson Correlation ,499(*) ,657(**) ,890(**) ,812(**) ,796(**) 1
Sig. (2-tailed) ,025 ,002 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
85
Variabel Pelatihan
PEL1 TOT_PEL
PEL1 Pearson Correlation 1 1,000(**)
Sig. (2-tailed) ,000
N 20 20
TOT_PEL Pearson Correlation 1,000(**) 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 20 20
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
86
Variabel Tindakan Tidak Aman
TTA1 TTA2 TTA3 TTA4 TTA5 TTA6 TTA7 TTA8 TTA9 TTA10 TOT_TTA
TTA1 Pearson Correlation 1 1,000(**) ,397 -,459(*) ,688(**) 1,000(**) ,397 ,688(**) ,688(**) ,688(**) ,869(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,083 ,042 ,001 ,000 ,083 ,001 ,001 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA2 Pearson Correlation 1,000(**) 1 ,397 -,459(*) ,688(**) 1,000(**) ,397 ,688(**) ,688(**) ,688(**) ,869(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,083 ,042 ,001 ,000 ,083 ,001 ,001 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA3 Pearson Correlation ,397 ,397 1 -,289 ,192 ,397 ,200 ,192 ,192 ,192 ,450(*)
Sig. (2-tailed) ,083 ,083 ,217 ,416 ,083 ,398 ,416 ,416 ,416 ,047
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA4 Pearson Correlation -,459(*) -,459(*) -,289 1 -,667(**) -,459(*) -,866(**) -,667(**) -,667(**) -,667(**) -,597(**)
Sig. (2-tailed) ,042 ,042 ,217 ,001 ,042 ,000 ,001 ,001 ,001 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA5 Pearson Correlation ,688(**) ,688(**) ,192 -,667(**) 1 ,688(**) ,577(**) 1,000(**) 1,000(**) 1,000(**) ,917(**)
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,416 ,001 ,001 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA6 Pearson Correlation 1,000(**) 1,000(**) ,397 -,459(*) ,688(**) 1 ,397 ,688(**) ,688(**) ,688(**) ,869(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,083 ,042 ,001 ,083 ,001 ,001 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA7 Pearson Correlation ,397 ,397 ,200 -,866(**) ,577(**) ,397 1 ,577(**) ,577(**) ,577(**) ,510(*)
Sig. (2-tailed) ,083 ,083 ,398 ,000 ,008 ,083 ,008 ,008 ,008 ,022
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA8 Pearson Correlation ,688(**) ,688(**) ,192 -,667(**) 1,000(**) ,688(**) ,577(**) 1 1,000(**) 1,000(**) ,917(**)
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,416 ,001 ,000 ,001 ,008 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
87
TTA9 Pearson Correlation ,688(**) ,688(**) ,192 -,667(**) 1,000(**) ,688(**) ,577(**) 1,000(**) 1 1,000(**) ,917(**)
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,416 ,001 ,000 ,001 ,008 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TTA10 Pearson
Correlation ,688(**) ,688(**) ,192 -,667(**) 1,000(**) ,688(**) ,577(**) 1,000(**) 1,000(**) 1 ,917(**)
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,416 ,001 ,000 ,001 ,008 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOT_TTA Pearson
Correlation ,869(**) ,869(**) ,450(*) -,597(**) ,917(**) ,869(**) ,510(*) ,917(**) ,917(**) ,917(**) 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,047 ,005 ,000 ,000 ,022 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
88
Reliability Statistics
N %
Cases Valid 20 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 20 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's
Alpha N of Items
,749 15
Variabel Pengetahuan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1 14,35 50,239 ,462 ,736
P2 14,70 48,853 ,702 ,725
P3 14,70 48,853 ,702 ,725
P4 14,35 50,239 ,462 ,736
P5 14,15 50,976 ,492 ,738
P6 14,70 48,853 ,702 ,725
P7 14,75 49,776 ,592 ,731
P8 14,15 50,976 ,492 ,738
P9 14,70 47,800 ,871 ,718
P10 14,15 56,661 -,564 ,772
P11 14,70 47,800 ,871 ,718
P12 14,20 50,905 ,446 ,739
P13 14,20 50,905 ,446 ,739
P14 14,70 47,800 ,871 ,718
TOT_P 7,50 13,421 1,000 ,857
89
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,787 6
Variabel Pengawasan
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PE1 39,30 25,589 ,422 ,792
PE2 39,30 24,747 ,598 ,776
PE3 39,75 20,513 ,847 ,709
PE4 39,50 23,211 ,767 ,750
PE5 39,70 20,537 ,707 ,725
TOT_PE 21,95 6,997 1,000 ,778
90
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
1,000 2
Variabel Pelatihan
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PEL1 ,85 ,134 1,000 .(a)
TOT_PEL ,85 ,134 1,000 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
91
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,736 11
Variabel Tindakan Tidak Aman
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
TTA1 3,50 13,632 ,861 ,708
TTA2 3,50 13,632 ,861 ,708
TTA3 3,30 13,695 ,368 ,722
TTA4 2,75 17,250 -,679 ,800
TTA5 3,45 12,997 ,906 ,692
TTA6 3,50 13,632 ,861 ,708
TTA7 3,30 13,379 ,470 ,712
TTA8 3,45 12,997 ,906 ,692
TTA9 3,45 12,997 ,906 ,692
TTA10 3,45 12,997 ,906 ,692
TOT_TTA 1,85 3,713 ,983 ,784
92
Lampiran 5. Output Hasil Penelitian
OUTPUT HASIL PENELITIAN
Statistics
Umur
Pendidikan
Terahir
Masa
Kerja
Status
Kerja Pengetahuan Pengawasan Pelatihan
Tindakan
Tidak
Aman
N Valid 80 80 80 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 17-25 30 37,5 37,5 37,5
26-45 37 46,3 46,3 83,8
> 45 13 16,3 16,3 100,0
Total 80 100,0 100,0
Pendidikan Terahir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMA 17 21,3 52,5 52,5
D3 18 22,5 22,5 75,0
S1 42 52,5 21,3 96,3
S2 3 3,8 3,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
Masa Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid 1-6 tahun 9 11,3 11,3 11,3
7-13 tahun 28 35,0 35,0 46,3
14-20
tahun 32 40,0 40,0 86,3
21-30
tahun 8 10,0 10,0 96,3
> 30 tahun 3 3,8 3,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
93
Status Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Tidak tetap 18 22,5 22,5 22,5
Tetap 62 77,5 77,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
Pengetahuan
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 5 6,3 6,3 6,3
Cukup 20 25,0 25,0 31,3
Baik 55 68,8 68,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
Pengawasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 6 7,5 7,5 7,5
Baik 74 92,5 92,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
Pelatihan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak pernah 10 12,5 12,5 12,5
pernah 70 87,5 87,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
Tindakan Tidak Aman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 73 91,3 91,3 91,3
Tinggi 7 8,8 8,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
94
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan *
Tindakan Tidak
Aman
80 100,0% 0 ,0% 80 100,0%
Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Tidak Aman Crosstabulation
Tindakan Tidak
Aman Total
Rendah Tinggi
Pengetahua
n
Kurang 3 2 5
Cukup 15 5 20
Baik 55 0 55
Total 73 7 80
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 18,004(a) 2 ,000
Likelihood Ratio 18,251 2 ,000
Linear-by-Linear
Association 17,483 1 ,000
N of Valid Cases 80
a 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
,44.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengawasan *
Tindakan Tidak
Aman
80 100,0% 0 ,0% 80 100,0%
95
Hubungan Pengawasan Dengan Tindakan Tidak Aman Crosstabulation
Tindakan Tidak
Aman Total
Rendah Tinggi
Pengawasa
n
Kurang 2 4 6
Baik 71 3 74
Total 73 7 80
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact
Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 27,251(b) 1 ,000
Continuity
Correction(a) 19,973 1 ,000
Likelihood Ratio 14,727 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
Association 26,910 1 ,000
N of Valid Cases 80
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
,53.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pelatihan *
Tindakan Tidak
Aman
80 100,0% 0 ,0% 80 100,0%
96
Hubungan Pelatihan Dengan Tindakan Tidak Aman Crosstabulation
Count
Tindakan Tidak
Aman Total
Rendah Tinggi
Pelatihan Tidak
pernah 7 3 10
Pernah 66 4 70
Total 73 7 80
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 6,464(b) 1 ,011
Continuity
Correction(a) 3,780 1 ,052
Likelihood Ratio 4,593 1 ,032
Fisher’s Exact Test ,038 ,038
Linear-by-Linear
Association 6,383 1 ,012
N of Valid Cases 80
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
,88.
97
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi)
98
Lampiran 7. Surat Izin Survei Pendahuluan
99
Lampiran 8. Surat Izin Uji Validitas
100
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian
101
Lampiran 10. Surat Balasan Izin Survei Pendahuluan
102
Lampiran 11. Surat Balasan Izin Uji Validitas
103
Lampiran 12. Surat Balasan Izin Penelitian
104
Lampiran 13. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 1
105
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 2
106
Lampiran 15. Dokumentasi
Uji Validitas
Gambar 1. Foto Bersama Karyawan PT Pusri UPP Belawan Medan
Gambar 2. Dokumentasi pengisian Kuesioner
107
Gambar 3. Mesin Pengolah Pupuk
Gambar 4. Mesin Pengantongan Pupuk Urea
108
Gambar 5. Dokumentasi Pengisian Kuesioner
Gambar 6. Gudang Pupuk Urea
109
Penelitian
Gambar 7. Foto bersama karyawan bagian Safety Di PT Pupuk Iskandar
Muda (PIM) Aceh
Gambar 8. Pengisian Kuesioner
110
Gambar 9. Pengisian Kuesioner
Gambar 10. Pengisian Kuesioner