faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen …

162
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2019 SKRIPSI Oleh : DEVI ARIANI NIM : 1702022006 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 07-Apr-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD

PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN SAMADUA

KABUPATEN ACEH SELATAN

TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh :

DEVI ARIANI

NIM : 1702022006

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD

PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN SAMADUA

KABUPATEN ACEH SELATAN

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

Oleh :

DEVI ARIANI

NIM : 1702022006

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Faktor yang Berhubungan dengan

Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan

Nama Mahasiswa : Devi Ariani

Nomor Induk Mahasiswa : 1702022006

Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

(AKK)

Menyetujui

Komisi Pembimbing :

Medan, 28 Agustus 2019

Pembimbing I Pembimbing II

(Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes) (Marlina, S.K.M., M.K.M)

Fakultas Kesehatan masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Dekan,

(Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes)

NIDN. (0910027302)

Telah Diuji Pada Tanggal : 24 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes

Anggota : 1. Marlina, S.K.M., M.K.M

2. Winda Agustina, S.Tr.Keb., M.K.M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M), baik di Institut Kesehatan

Helvetia maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim

penelaah/tim penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, 28 Agustus 2019

Yang Membuat Pernyataan,

Devi Ariani

NIM : 1702022006

DAFT AR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Devi Ariani

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 29 Desember 1985

Agama : Islam

Anak Ke : 4 dari 7 bersaudara

Alamat : Jl. KL Yos Sudarso Km 13,3 No 3

Martubung

II. Identitas Orangtua

Nama Ayah : Sutio

Nama Ibu : Sumarni

Alamat : Jl. KL Yos Sudarso Km 13,3 No 3

Martubung

III. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1992 – 1998 : SD Negeri 060941 Titipapan

2. Tahun 1998 – 2001 : SMP Negeri 11 Medan

3. Tahun 2001 – 2004 : SMA Swasta Amir Hamzah

4. Tahun 2004 – 2007 : D3 Kebidanan Sari Mutiara Medan

5. Tahun 2017 – 2019 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia Medan

i

ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN

LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SAMADUA

KECAMATAN SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN

TAHUN 2019

DEVI ARIANI

NIM. 1702022006

Manajemen laktasi yaitu proses keseluruhan menyusui mulai dari

antenatal, perinatal dan postnatal. Cakupan pemberian ASI < 1 jam pada bayi baru

lahir di UPTD Puskesmas Samadua masih sangat rendah yaitu 32,4% dan

pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 34,9%. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan rancangan

cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia

2-3 tahun sebanyak 258 orang. Sampel sebanyak 157 orang yang diambil dengan

menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan

analisis univariat dan bivariat dengan statistik uji Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan

(p=0,003) dan sikap (p=0,008), dengan pelaksanaan manajemen laktasi dan tidak

terdapat hubungan antara pekerjaan (p=0,472), dukungan suami (p=0,830) dan

dukungan tenaga kesehatan (p=0,570) dengan pelaksanaan manajemen laktasi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan tahun 2019

Adapun kesimpulan pada penelitian ini yaitu faktor yang berhubungan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi yaitu pengetahuan dan sikap, faktor yang

tidak berhubungan yaitu pekerjaan, dukungan suami, dan dukungan tenaga

kesehatan. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas

dalam meningkatkan kinerja untuk menjalankan program yang ditetapkan oleh

pemerintah melalui pelaksanaan manajemen laktasi.

Kata Kunci : Faktor yang berhubungan, Manajamen Laktasi

Daftar Pustaka : 16 buku, 18 Jurnal (2010-2018)

ii

ABSTRACT

THE FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION OF LACTATION

MANAGEMENT IN THE WORKING AREA OF UPTD PUSKESMAS SAMADUA

KECAMATAN SAMADUA DISTRICT

ACEH SELATAN IN 2019 YEAR

DEVI ARIANI

NIM 1702022006

Lactation management is the whole process of breastfeeding starting from

antenatal, perinatal and postnatal care. Coverage of breastfeeding <1 hour in

newborns at UPTD Puskesmas Samadua is still very low at 32.4% and exclusive

breastfeeding for babies 0-6 months at 34.9%. This study aims to determine the

factors associated with the implementation of lactation management in the

working area of UPTD Puskesmas Samadua, Samadua District, South Aceh

Regency in 2019.

This study uses a quantitative descriptive design with a cross sectional

study design. The population of this research is 258 mothers who have toddlers

aged 2-3 years. A sample of 157 people were taken using simple random sampling

technique. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi-Square

test statistics.

The results showed there was a relationship between knowledge (p =

0.003) and attitude (p = 0.008), with the implementation of lactation management

and there was no relationship between work (p = 0.472), husband's support (p =

0.830) and support of health workers (p = 0.570) with the implementation of

lactation management in the working area of UPTD Puskesmas Samadua,

Samadua District, South Aceh Regency in 2019

The conclusions in this study are factors related to the implementation of

lactation management, namely knowledge and attitudes, unrelated factors namely

work, husband's support, and support of health workers. It is hoped that this

research can be input for Puskesmas in improving performance to carry out

programs set by the government through the implementation of lactation

management.

Keywords : Related factors, Lactation Management

Bibliography : 16 books, 18 journals (2010-2018)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Manajemen

Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada program S1

Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai

pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes selaku Pembina Yayasan

Helvetia.

2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes selaku Ketua Yayasan

Helvetia.

3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.

4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia.

5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes Selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi

Umum dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia

6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

7. Nur‟aini, S.Pd., M.Kes selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia,

sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan

Skripsi ini.

iv

9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

10. Marlina, S.K.M., M.K.M., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan

motivasi selama penyusunan Skripsi ini.

11. Winda Agustina, S.Tr.Keb., M.K.M., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan arahan, masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan

skripsi ini

12. Seluruh Dosen Program S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik

dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

13. Darnis, S.K.M selaku Kepala Puskesmas UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.

14. Teristimewa kepada Ayahanda Sutio dan Ibunda Sumarni yang selalu

memberikan pandangan, mendukung baik moril maupun materil,

mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan

seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga bisa

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2019

Penulis

Devi Ariani

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PANITIA PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

1.4. Manfaat ................................................................................ 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu................................................. 10

2.2. Telaah Teori ......................................................................... 11

2.2.1. Definisi Laktasi .......................................................... 11

2.2.2. Manfaat Air Susu Ibu (ASI)....................................... 16

2.2.3. Masalah-masalah Dalam Menyusui ........................... 21

2.2.4. Jenis ASI Berdasarkan Faktor Produksi .................... 23

2.2.5. Perawatan Payudara ................................................... 24

2.2.6. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD .................. 25

2.2.7. Nutrisi untuk Ibu Menyusi ......................................... 26

2.2.8. ASI Eksklusif ............................................................. 28

2.2.9. Cara Menyusui Bayi .................................................. 30

2.2.10.Cara Memerah ASI ................................................... 32

2.2.11.Penyimpanan ASI Perah ........................................... 33

2.2.12.Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI Perah .... 34

2.2.13.Faktor-faktopr yang Mempengaruhi Produksi ASI .. 34

2.2.14.Faktor-Faktor Perilaku yang Berhubungan dengan

Pelaksanaan Manajemen Laktasi………………... 37

2.2.15. Kerangka Teori ........................................................ 42

2.3. Hipotesis .............................................................................. 43

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 45 3.1. Desain Penelitian ................................................................. 45

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 45

3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................ 45

3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................ 45

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 46

3.3.1. Populasi Penelitian ..................................................... 46

3.3.2. Sampel Penelitian ...................................................... 46

3.4. Kerangka Konsep ................................................................. 47

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ...................... 48

3.5.1. Definisi Operasional .................................................. 48

3.5.2.Aspek Pengukuran ...................................................... 49

3.6. Metode Pengumpulan Data .................................................. 50

3.6.1. Jenis Data ................................................................... 50

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data......................................... 50

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................... 52

1. Uji Validitas ......................................................... 52

2. Uji Reliabilitas ..................................................... 55

3.7. Metode Pengolahan Data ..................................................... 56

3.8. Analisis Data ........................................................................ 57

3.8.1. Analisis Univariat ...................................................... 57

3.8.2. Analisis Bivariat ........................................................ 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 59 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................ 59

4.2. Hasil Penelitian .................................................................... 60

4.2.1 Karakteristik Responden .......................................... 60

4.2.2. Analisis Univariat .................................................... 61

1. Pengetahuan ...................................................... 61

2. Sikap .................................................................. 66

3. Pekerjaan ........................................................... 71

4. Dukungan Tenaga Kesehatan ........................... 72

5. Dukungan Suami ............................................... 75

6. Manajemen Laktasi ............................................ 78

4.2.3. Analisis Bivariat....................................................... 80

1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi ............................................ 80

2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi ............................................ 81

3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi ........................................... 82

4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan

dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi ......... 83

5. Hubungan Dukungan Suami denganelaksanaan

Manajemen Laktasi ........................................... 84

vii

4.3. Pembahasan ........................................................................ 85

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2019 ................................................. 85

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen

Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh Selatan

Tahun 2019 .............................................................. 87

4.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2019 ................................................. 89

4.3.4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan

Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten

Aceh Selatan Tahun 2019 ........................................ 91

4.3.5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2019 ................................................. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 96

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 96

6.1. Saran .................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 99

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran ...................................................................... 52

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pengetahuan ................................................. 52

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Sikap ............................................................. 52

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tenaga Kesehatan ........................................ 53

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Dukungan Suami .......................................... 54

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Manajemen Laktasi ...................................... 54

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 55

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur dan Pendidikan di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun

2019 ............................................................................................. 60

Table 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban

Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 ........................ 61

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahuan 2019 .......................................................... 65

Table 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap

Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahuan 2019 .......................................................... 66

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang

Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan Tahuan 2019 ................................................................... 71

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahuan 2019 .......................................................... 71

Table 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban

Dukungan Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan

Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan

ix

Tahuan 2019 ............................................................................... 72

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan

Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai

Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 ..................... .. 74

Table 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban

Dukungan Suami Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai

Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 .................... .. 75

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan DukunganSuami

Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahuan 2019 ....................................................... .. 77

Table 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban

Dukungan Suami Tentang Pelaksanaan Manajemen LaktasaiDi

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 .................... .. 77

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Manajemen

Laktasi Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 .................................... .. 80

Tabel 4.13 Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen

Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 .. .. 80

Tabel 4.14 Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 ..................... .. 81

Tabel 4.15 Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 .................... . 82

Tabel 4.16 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun

2019 .......................................................................................... .. 83

Tabel 4.17 Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen

Laktasi di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 ... .. 84

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Tabel 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 30

Tabel 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 33

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Master Data Uji Validitas

Lampiran 3 Master Data Penelitian

Lampiran 4 Output Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 Output Hasil Penelitian

Lempiran 6 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi)

Lampiran 7 Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 8 Surat Izin Uji Validitas

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Balasan Izin Survei Awal

Lampiran 11 Surat Balasan Izin Uji Validitas

Lampiran 12 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 13 Lembar Bimibingan Skripsi Pembimbing I

Lampiran 14 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II

Lampiran 15 Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orangtua pasti mendambakan anaknya tumbuh sehat dan cerdas.

Untuk menunjang itu semua, ibu harus memperhatikan dengan seksama

kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak yaitu memberikan ASI secara

eksklusif. Pemberian ASI yang dimulai dari penerapan proses manajemen laktasi,

yang dimulai dengan perawatan payudara pada masa kehamilan, pemberian ASI

mulai satu jam setelah lahir sampai bayi berusia enam bulan merupakan masa-

masa penting bagi pertumbuhan anak, baik untuk pertumbuhan fisik maupun

perkembangan mentalnya, juga untuk membangun hubungan antara ibu dan anak.

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan berbentuk cairan putih (susu)

yang terbuat secara alamiah yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui

proses menyusui dan termasuk makanan paling tepat, paling berkualitas, dan

paling istimewa untuk sibuah hati. ASI merupakan makanan yang diciptakan oleh

Allah SWT kepada kaum perempuan sebagai makanan bernutrisi tinggi dan paling

mudah dicerna oleh bayi yang sistem pencernaanya masih rentan (1).

Sebanyak 60% energi dari makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan

otak. Tumbuh kembang otak terjadi sangat cepat sampai bayi berumur satu tahun,

oleh karena itu bayi membutuhkan kalori dan protein lebih banyak daripada orang

dewasa, termasuk juga asam lemak essensial DHA, asam amino, vitamin B1, B6,

asam folat, yodium, zat besi dan asam sialic (SA) yang keseluruhannya terdapat

dalam ASI (2).

2

Rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) merupakan ancaman bagi

tumbuh kembang anak. Seperti diketahui, bayi yang tidak diberi ASI, setidaknya

hingga usia 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi. ASI yang

diberikan secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam akan membantu suhu

tubuhnya tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun. ASI memberi semua

energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama

hidupnya.Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman

internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi

bayi, ibu, keluarga maupun Negara (2).

Pemberian ASI eksklusif yang kurang sesuai di Indonesia menyebabkan

bayi menderita gizi kurang dan gizi buruk. Kekurangan gizi pada bayi akan

berdampak pada gangguan psikomotor, kognitif dan sosial serta secara klinis

terjadi gangguan pertumbuhan. Dampak lainnya adalah derajat kesehatan dan gizi

anak Indonesia masih sangat memprihatinkan. Meyusui akan menjamin bayi tetap

sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat (3).

Mengingat pentingnya manfaat dan sebagai upaya peningkatan pemberian

ASI eksklusif bagi bayi, sejak tahun 1977 telah banyak tenaga medis dan bidan

maupun perawat mengikuti kursus untuk manajemen laktasi. Manajemen laktasi

dimulai dari masa kehamilan (antenatal), saat segera setelah bayi lahir, masa

neonatus, masa menyusui selanjutnya (post natal), sehingga keberhasilan

menyusui dapat dicapai dengan baik dan bayi memperoleh kondisi gizi dan

kesehatan yang optimal. Manajemen Laktasi adalah suatu tatalaksana yang

mengatur agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses, mulai

3

dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI, yang dimulai

pada masa antenatal, perinatal dan postnatal. Tatalaksana manajemen laktasi dan

inisiasi menyusi dini (IMD) yang optimal dan maksimal sangat mendukung

tercapainya ASI eksklusif (4).

Air susu ibu akan diproduksi dengan adekuat apabila payudaranya sehat

dan dipelihara. Selain fungsi untuk menyusui payudara juga mempunyai fungsi

estetika, sehingga seorang ibu dituntut untuk dapat menyelaraskan kedua fungsi

tersebut. Wanita harus menjaga kebersihan, kelembutan dan kelembaban

payudara, melakukan senam payudara, menggunakan bra yang sesuai dengan

ukuran, menggunakannya dengan baik dan benar, sehingga betul-betul sebagai

penyangga payudara, bukan hanya sebagai penutup putting susu. Melakukan

usapan halus secara rutin yang tujuannya untuk merangsang kelenjar susu aktif

laktogenesisnya (5).

Inisiasi menyusui dini dan rawat gabung merupakan salah satu hal yang

diketahui dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Inisiasi menyusui dini

dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah menuju

keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiastif Rumah Sakit Sayang Bayi

(Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992. Didalam 10 langkah

keempat tertulis “Bantu ibu menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan

memfokuskan pada kemampuan alami yang “ajaib” bagaimana bayi mulai

menyusu dengan cara merangkak didada ibunya yang disebut dengan Breast

Crawl. Para petugas kesehatan yang membantu ibu dalam menjalani proses

kelahiran dianjurkan untuk meletakkan bayi sesering dan selama mungkin didada

4

ibu. Rawat gabung memungkinkan ibu menyusui kapan saja bayi menginginkan

dan rawat gabung juga dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya

sehingga bayi akan jarang menangis karena selalu dekat dengan ibunya dam selain

itu memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui (5).

IMD merupakan salah satu strategis yang dicanangkan oleh World Health

Organization (WHO) dan United Nations Children”s Fund (UNICEF) untuk

menyelamatkan kehidupan bayi baru lahir dan mengeluarkan protocol baru

tentang “ASI segera” sebagai tindakan “life saving”. Berdasarkan penelitian

WHO di enam Negara berkembang yaitu Brasil, Ghana, India, Oman, Norwegia,

dan Amerika Serikat, resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40%

jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia kurang dari 2 bulan, angka

kematian ini meningkat menjadi 48% sekitar 40% kematian balita terjadi satu

bulan pertama kehidupan bayi. WHO memperkirakan sekitar 820.000 nyawa anak

akan diselamatkan setiap tahun jika semua anak 0–23 bulan disusui secara

optimal. Pada tahun 2016, 155 juta anak di bawah 5 diperkirakan mengalami

kerdil (terlalu pendek untuk usia), 52 juta diperkirakan sia-sia (terlalu kurus untuk

tinggi badan), dan 41 juta kelebihan berat badan atau obesitas. Secara global, dari

50% target hanya 40% bayi di bawah enam bulan yang mendapat ASI eksklusif

(6).

Secara nasional di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan dari 4.691.029

bayi yang mendapat ASI < 1 jam pertama (IMD) sebanyak 1.618.405 (34,5%)

meskipun menunjukkan adanya peningkatan namun masih berada di bawah target

WHO yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50%. Berdasarkan hasil data

5

Riskesdas tahun 2018 cakupan inisiasi menyusi dini (IMD) pada bayi dan anak

usia 0-23 bulan mencapai 58,2%, meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas

tahun 2013 yang hanya mencapai 34,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa angka

yang diperoleh masih jauh dari target nasional bahkan masih berada dibawah

standar WHO (7).

Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi dengan angka pemberian

ASI yang masih rendah, pada tahun 2014 dari 94.451 bayi yang diberikan ASI < 1

Jam (IMD) adalah 24.368 bayi (25,8% ). Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten

Aceh Selatan diketahui cakupan pemberian ASI < 1 jam (IMD) pada tahun 2017

adalah 59,9%. Untuk pemberian ASI eksklusif sekitar 36,8%, terjadi penurunan

yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2016 sebesar 59,9%. Khusus untuk

UPTD Puskesmas Samadua cakupan pemberian ASI < 1 jam adalah 32,4%. Dan

pemberian ASI eksklusif sebesar 34,9% (8).

Keberhasilan program ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh pengetahuan

dan pemahaman ibu akan pentingnya ASI eksklusif dan proses IMD pada bayi

baru lahir. Pemahaman tentang IMD merupakan persoalan yang sangat

penting.Faktor yang memungkinkan terlaksananya IMD apabila individu,

keluarga, petugas kesehatan serta masyarakat memahami tentang pengertian,

manfaat serta tujuan dari IMD dan pemberian ASI eksklusif.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan ibu

yang benar dan baik tentang manfaat IMD dan ASI eksklusif untuk pertumbuhan

dan perkembangan anak akan membantu ibu dalam memberikan ASI sedini

6

mungkin. Menurut teori Green (1980) dalam Notoadmodjo menjelaskan bahwa

perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Perilaku

dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : faktor predisposisi, faktor pendukung

dan faktor pendorong. Oleh karena itu upaya untuk mengubah perilaku ibu tidak

mudah untuk dilakukan. Perubahan perilaku yang tidak didasari oleh pengertian

dan kesadaran yang tinggi tidak akan bertahan lama (9).

Hasil penelitian Mamonto tahun 2013 di Sulawesi Utara ditemukan

hubungan bermakna antara tempat persalinan ibu p=0,016 (p<0,05), penolong

persalinan ibu p=0,037 (p<0,05), peran petugas kesehatan p=0,014 (p<0,05), sikap

ibu p=0,001 (p<0,05) dengan pemberian ASI Eksklusif dan tidak ada hubungan

yang bermakna antara pekerjaan ibu p=0,059 (p<0,05) dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi (10).

Hasil penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Hamadun tahun 2013 di

Maluku Utara menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000),

kepatuhan (p=0,000), dukungan suami (p=0,005), pelayanan kesehatan (p=0,008),

kemampuan petugas (p=0,043), dan social budaya (p=0,005) terhadap

pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil (11). Hasil penelitian lainnya yang

dilakukan oleh solikhah tahun 2018 di Surakarta menunjukan ada hubungan

antara tingkat pengetahuan (p=0,000), dengan manajemen laktasi pada ibu

primipara (8).

Berdasarkan survey pendahuluan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua, pada 14 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 2-3 Tahun. Dari 14

7

ibu yang dilakukan wawancara, hanya terdapat 4 ibu (28,6%) yang dilakukan

laktasi dini dan berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sedangkan 10

ibu menyusui lainnya (71,4%) tidak dilakukan laktasi dini dan belum berhasil

dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. 4 ibu berhasil memberikan

ASI Eksklusif pada bayinya karena semangat dan keyakinan ibu untuk

memberikan yang terbaik untuk anaknya, serta dukungan dari tenaga kesehatan

dan keluarga yang membantu ibu lebih tau tentang ASI dan menyusui. Hambatan

pada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif diantaranya adalah pekerjaan ibu

sebanyak 5 orang, alasannya ibu bekerja sulit untuk memberikan ASI karena

waktu yang tidak ada serta jarak rumah dengan tempat bekerja yang jauh.

Kurangnya pengetahuan ibu tentang memerah ASI juga menjadi salah satu faktor

ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. 1 orang ibu tidak memberikan ASI

dikarenakan ASI tidak keluar setelah bayinya berumur 3 bulan, bayi dengan berat

badan lahir rendah sebanyak 2 ibu sehingga harus diberikan susu formula. Merasa

ASI yang diberikan pada bayinya kurang sehingga ibu terpengaruh keluarga untuk

memberikan susu formula pada bayi sebanyak 2 ibu. Sikap ibu juga menjadi salah

satu faktor ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya, sebenarnya ibu mengetahui

pentingnya manfaat ASI yang diberikan secara eksklusif untuk bayinya. Tetapi

ibu memilih memberikan susu formula karena menganggap bayi tidak cukup

hanya dengan ASI saja.

Pelaksanaan Manajemen Laktasi di UPTD Puskesmas Samadua masih

jauh dari yang diinginkan atau belum memenuhi target yang ditetapkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan (85%) disebabkan promosi atau penyuluhan

8

kesehatan belum dilakukan secara berkelanjutan kepada masyarakat khususnya

ibu hamil maupun ibu menyusui. Ibu tidak menerapkan pelaksanaan manajemen

laktasi disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dan sikap ibu yang keliru karena

merepotkan pada ibu yang bekerja, berdasarkan pengalaman anak sebelumnya

juga tidak mengikuti program manajemen laktasi, ditambahkan suami/ keluarga

juga tidak mendukung dan tidak mengetahui pelaksanaan manajemen laktasi

menuju program ASI eksklusif. Sibuk dengan pekerjaan sehingga solusi

memenuhi gizi bayi dengan memberikan susu formula, dan kurangnya dukungan

tenaga kesehatan dalam memberikan informasi dalam pelaksanaan manajemen

laktasi. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Faktor

yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun

2019.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apa saja Faktor yang berhubungan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.

9

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan manajamen

laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 .

2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan manajamen laktasi

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahun 2019.

3. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pelaksanaan manajamen

laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.

4. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan manajamen

laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.

5. Untuk mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan

manajamen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan, ilmu pengetahuan,

serta informasi dalam dunia kesehatan khususnya yang berkaitan dengan

pelaksanaan manajemen laktasi menuju pemberian ASI eksklusif yang optimal.

10

1.4.2. Manfaat Praktis

1) Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat bagi

para ibu untuk melakukan proses inisiasi menyusui dini menuju ASI eksklusif

sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup bayi, selain itu juga dapat

menjadikan motivasi ibu utnuk menerapkan inisiasi menyusui dini.

2) Bagi UPTD Puskesmas Samadua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi pemerintah terutama

pihak UPTD Puskesmas Samadua untuk lebih mengoptimalkan program

inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif agar dapat meningkatkan program

kerjanya. Dengan membuat ruangan pojok ASI dan serta menambah

pengetahuan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tenaga

kesehatan tentang mencapai keberhasilan inisiasi menyusui dini dengan

prinsip dan tatacara yang benar.

3) Bagi peneliti

Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan merupakan pengalaman

berharga dalam melatih kemampuan sebagai sasaran untuk memberdayakan

diri dan melatih diri mengenai cara dan pola fikir yang bersifat ilmiah

khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi.

4) Bagi Institusi kesehatan Helvetia

Menambah wacana dan informasi ilmiah pembaca, khususnya

mahasiswa mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

manajemen laktasi.

11

5) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti yang lain yang ingin

mengembangkan penelitian dengan topik yang sama sehingga dapat

meningkatkan mutu dan kualitas ilmu kesehatan di Indonesia terutama

mengenai pelaksanaan manajemen laktasi lebih mendalam lagi.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Solikhah tahun 2018 di kota Surakarta,

mengungkapkan bahwasanya ada hubungan antara tingkat pengetahuan

(p=0,000), sementara tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p=0,807), hubungan

dukungan keluarga (p=0,632), hubungan pekerjaan (p=0,477) dan hubungan

statusgizi (p=0,659) dengan manajemen laktasi ibu primipara di wilayah

Puskesmas Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta (12).

Penelitian yang dilakukan oleh Umboh tahun 2015 di kota Gorontalo,

menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia, lama kerja,

pengetahuan, sikap dan pelatihan dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di

Rumah Sakit Prof Aloei Saboe Kota Gorontalo (13). Penelitian senada yang

dilakukan Rahman tahun 2008 di Makassar juga menyebutkan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan bidan dan sikap bidan terhadap keberhasilan

pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makasar. Hal ini

menunjukan pengetahuan dan sikap bidan yang kurang baik akan mempengaruhi

keberhasilan program ASI eksklusif (14).

Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan tahun 2017 diLampung

menemukan bahwa berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh ada hubungan

pelaksanaan manajemen laktasi dengan keberhasilan ASI eksklusif pada ibu

menyusui di Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Kota Lampung tahun 2017

(15).

13

Penelitian yang dilakukan Wahrini tahun 2015 di Jayapura tentang faktor

yang mempengaruhi ibu dalam memberikan inisiasi menyusui dini bagi bayinya.

Dari beberapa faktor yang diidentifikasi yaitu pengetahuan ibu, dukungan suami,

peran petugas kesehatan, motivasi, psikologi ibu, kelelahan dan faktor budaya,

ditemukan bahwa faktor yang secara signifikan berpengaruh pada penerapan IMD

adalah dukungan suami dan peran petugas kesehatan (16). Sebaliknya penelitian

Anjasmara menyebutkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang

inisiasi menyusui dini dengan partisipasi ibu melakukan inisiasi menyusui dini.

Dengan pemahaman yang semakin baik, pengetahuan yang dimiliki ibu tentang

IMD maka semakin baik pula partisipasi dalam melakukan inisiasi menyusui dini

(17). Penelitian senada yaitu penelitian Mariane tentang tingkat pengetahuan juga

menyebutkan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dengan

pemberian ASI eksklusif. Semakin baik tingkat pengetahuan dan sikap ibu

semakin baik pula perilaku dalam pemberian ASI eksklusif (18).

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Definisi Laktasi

Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan

makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan

psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) merupakan

makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus (19).

Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai sumber nutrisi untuk

pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air

susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, dan

14

payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada paska persalinan. ASI yang

dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama, dengan terjadinya kehamilan

pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses

pembentukan air susu (Laktasi). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui,

mulai dari ASI di produksi sampai bayi manghisap dan menelan (20).

Laktasi adalah suatu seni yang harus di pelajari kembali tanpa diperlukan

alat-alat khusus dan biaya yang mahal, yang diperlukan adalah kesabaran, waktu,

pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari berbagai pihak khususnya

suami (Roesli, 2012). Menyusui terbaik untuk bayi karena ASI mudah di cerna

dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi, Menyusui

lebih nyaman dan lebih murah dari pada susu formula, dan ASI selalu siap pada

suhu yang stabil dengan temperatur tubuh (2).

Manajemen Laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar

keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses, mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI, yang dimulai pada

masa antenatal, perinatal dan postnatal. Ruang lingkup Manajemen Laktasi

periode postnatal pada ibu bekerja meliputi ASI Eksklusif, teknik menyusui,

memeras ASI, memberikan ASI Peras, menyimpan ASI Peras, memberikan ASI

Peras dan pemenuhan gizi selama periode menyusui (4).

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Ibu mempersiapkan segala hal agar proses menyusui

berjalan lancar. Manajemen Laktasi dimulai pada masa kehamilan, segera setelah

15

persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Bagi ibu adapun tahapan

manajemen laktasi per periode yaitu : (4)

1) Periode Masa Kehamilan (Antenatal)

a. Meyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI

adalah amanah illahi.

b. Makan teratur, penuh gizi dan seimbang.

c. Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang terdapat di setiap klinik

laktasi rumas sakit.

d. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur

e. Menjaga kebersihan diri, kesehatan dan cukup istirahat.

f. Mengikuti senam hamil

2) Periode Perinatal

a. Bersihakan putting susu sebelum anak lahir

b. Susuilah bayi sesegera mungkin, jangan lebih 30 menit pertama setelah

lahir (Inisiasi Menyusui Dini).

c. Lakukan rawat gabung

d. Jangan berikan makanan dan minuman selain ASI

e. Jangan memberikan dot ataupun kempeng karena bayi akan susah

menyusui, disamping mengganggu pertumbuhan gigi.

f. Susuilah bayi kapan saja dia membutuhkan, jangan dijadwal. Susuilah

juga bilan payudara ibu terasa penuh. Ingatlah bahwa makin sering

menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran ASI.

16

g. Setiap kali menyusui gunakan payudara secara bergantian. Yakinkan

bahwa payudara telah kosong atau bayi tidak lagi mau menghisap.

h. Mintalah petunjuk kepada petugas kesehatan bagaimana cara menyusui

yang baik dan benar.

3) Periode Postnatal

a. Berikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan atau penyusuan eksklusif

dan teruskan pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun.

b. Berikan makanan pendamping ASI saat bayi mulai berumur 6 bulan.

Adapun upaya- upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada ibu

adalah sebagai berikut : (21)

1) Pada masa Kehamilan (antenatal)

a. Memberikann informasi tentang manfaat dan keunggulan ASI, serta

menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian

susu botol.

b. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu,

apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan

berat badan ibu hamil.

c. Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu

memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.

d. Memperhatikan kebutuhan gizi/ makanan ibu karena ibu hamil dan

menyusui memerlukan tambahan gizi untuk mencukupi kebutuhan gizi

janin dan menabung zat gizi untuk menyusui kelak. Makanan ditambah

17

mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan

pada saat belum hamil.

e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu

diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil

untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.

2) Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

a. Ibu dibantu menyusui segera 30 menit setelah kelahiran atau disebut

dengan inisiasi menyusui dini dan ditunjukkan cara menyusui yang baik

dan benar, yakni : tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara

ibu.

b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam

sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

c. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam

waktu dua minggu setelah melahirkan.

3) Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

a. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi,

yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.

b. Perhatikan gizi/ makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih

banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.

c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan

menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

18

d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada

permasalahan menyusui seperti payudara bengkak yang disertai demam.

f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta

pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.

g. Memperhatikan gizi/ makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan

MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

2.2.2. Manfaat Air Susu Ibu (ASI)

1) Manfaat ASI bagi Bayi

a. ASI baik bagi pertumbuhan Emas Otak Bayi

ASI mengandung AA (Asam Arakhidonat) termasuk kelompok Omega-6

dan DHA kelompok Omega-3, dan nutrisi lain, seperti protein, laktosa,

dan lemak lainnya yang merupakan zat yang dapat merangsang

pertumbuhan otak bayi. Otak bayi tidak bisa tumbuh dan berkembang

secara alami sehingga membutuhkan nutrisi untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangan otaknya.

b. ASI sebagai sumber nutrisi terbaik bagi bayi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa

pertumbuhannya.

19

c. ASI meringankan pencernaan bayi

Kondisi sistem pencernaan bayi pada bulan pertama belum berfungsi

secara sempurna. Oleh karena itu, asupan nutrisi untuknya tidak boleh

yang memberatkan sistem pencernaanya. Selain ASI yang mengandung

nutrisi lengkap, ASI juga dilengkapi enzim-enzim yang membantu proses

pencernaan sehingga meringankan kerja sistem pencernaan bayi.

d. ASI meningkatkan kekebalan tubuh Bayi

Penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberi ASI secara khusus bisa

terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal

itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh didalam ASI memberikan

perlindungan langsung melawan serangan penyakit.

e. ASI menghindarkan bayi dari alergi

Alergi sering terjadi pada bayi karena sistem pengaman tubuh yang belum

sempurna. Hasil penelitian menunjukan bahwa ASI mampu melindungi

terhadap beberapa jenis gangguan alergi. Karena ASI mengandung

antibody IgA tinggi yang berfungsi sebagai pencegahan sistem imun

terhadap zat pemicu alergi.

f. Menyusui dapat menjalin interaksi antara ibu dan bayi

Pengaruh kontak langsung antara ibu dan bayi selama proses menyusui

dapat membentuk ikatan kasih saying antara mereka karena berbagai

rangsangan seperti sentuhan kulit. Bayi akan merasa aman dan puas karena

merasakan kehangatan dan detak jantung ibu yang sudah dikenal sejak

dalam kandungan. Interaksi tersebut dapat membantu pertumbuhan dan

20

perkembangan psikologisnya yang tergantung pada eratnya hubungan

mereka.

2) Manfaat Bagi Ibu

a. ASI menguntungkan secara ekonomi

Menyusui akan menghemat pengeluaran rumah tangga, dikarenakan ibu

tidak peru mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berusia 6

bulan. Biaya dapat dialihkan untuk melengkapi zat gizi ibu karena

menyusui membutuhkan makanan yang lebih bergizi.

b. ASI mengurangi resiko anemia

Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pasca persalinan

akan berkurang. Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui akan

menyebabkan semua otot polos mengalami kontraksi. Kondisi inlah yang

akan menyebabkan Rahim mengecil sekaligus menghentikan perdarahan.

Perdarahan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan

menyebakab anemia.

Meningkatkan hubungan kasih saying antar ibu dan anak.

c. ASI tidak pernah basi

ASI diproduksi di payudara ibu, apabila ASI sudah kosong maka akan

langsung diproduksi kembali. Sebaliknya jika ASI tidak digunakan maka

akan diserap kembali oleh ibu.

d. Menyusui dapat menunda kehamilan

Menyusui dapat mencegah kehamilan jika dilakukan secara tepat dengan

beberapa syarat, yaitu belum mengalami menstruasi, pemberian ASI tidak

21

boleh dihentikan sama sekali selama 6 bulan ASI eksklusif. Dengan

menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan yang secara

umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

e. Mempercepat pengecilan ukuran rahim ibu

Isapan bayi saat menyusui mampu membantu rahim menciut,

mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, dan

mengurangi resiko pendarahan. Saat menyusui, ada hormon oksitosin yang

diprodukasi ASI yang berfungsi membantu rahim kembali kecil lebih

cepat dibanding ibu yang tidak menyusui.

f. Mengurangi resiko kanker payudara

Diperkirakan zat Innate Immune Sistem yang terdapat didalam ASI bisa

memberikan perlindungan terhadap jaringan payudara ibu sehingga ibu

bisa terhindar dari ancaman kanker payudara.

g. Mengurangi resiko kanker rahim

Hormon yang berperan dalam produksi ASI ternyata juga berperan

menuntaskan proses nifas sehingga rahim kembali bersih dari sisa-sisa

melahirkan. Hal ini dapat menurunkan resiko kanker rahim pada ibu yang

menyusui bayinya.

2.2.3. Masalah-masalah dalam Menyusui

Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum

persalinan (periode antenatal), masa pasca persalinan dini (masa nifas/ laktasi) dan

masa pasca persalinan selanjutnya. Masalah menyusui dapat timbul pula karena

keadaan-keadaan khusus.

22

1) Masalah menyusui pada masa ante natal

a. Putting susu datar atau terbenam

b. Putting susu tidak lentur

2) Masalah menyusui pada pasca persalinan dini

a. Putting susu lecet

b. Payudara bengkak

c. Saluran susu tersumbat

d. Mastitis dan abses payudara

3) Masalah menyusui pada masa pasca persalinan lanjut

a. Sindrom ASI kurang

b. Bingung putting

c. Bayi sering menangis

d. Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya.

e. Ibu bekerja

4) Masalah menyusui pada keadaan khusus

a. Ibu melahirkan dengan section caesaria

b. Ibu sakit

c. Ibu menderita penyakit hepatitis atau AIDS

d. Bayi kembar

e. Bayi premature dan berat badan lahir rendah

f. Bayi bibir sumbing

g. Bayi sakit

h. Bayi kuning/ icterus

23

2.2.4. Jenis ASI Berdasarkan Faktor Produksi

Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan,

bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel yang

berfungsi :

a. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk

menerima makanan.

b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga

dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari

berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan.

2) Air Susu Masa Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI

matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI peralihan dari kolostrum

menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat, lemak dan

volume ASI menjadi meningkat. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar

lemak dan karbohidrat tinggi. Selama dua minggu volume air susu bertambah

banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobin dan protein

menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat (22).

3) ASI Mature

ASI mature merupakan ASI yang dihasikan mulai dari hari ke-10 sampai

seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan

24

dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih kebiru-

biruan (seperti susu krim) dan mengandung lebih banyak kalori daripada susu

kolustrum ataupun transisi.

2.2.5. Perawatan Payudara

Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan untuk menjaga

kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu, agar terhindar dari infeksi.

Perawatan payudara adalah salah satu teknik dalam manajemen laktasi. Dimana

laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari masa kehamilan,

persalinan dan nifas dan menyusui. Mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi

menghisap dan menelan ASI. Manajemen laktasi berarti suatu upaya yang

dilakukan oleh ayah, ibu dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui.

Perawatan payudara adalah melakukan perawatan fisik payudara

menjelang masa laktasi. Melakukan perawaran payudara diharapkan apabila

terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada

waktunya ASI akan keluar dengan lancar dan mampu memproduksi dan

memberikan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.

Langkah-langkah perawatan payudara :

1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2) Cuci tangan dibawah air yang mengalir dengan sabun

3) Kompres puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak/ baby oil ± 5

menit

4) Bila puting susu masuk kedalam, lakukan gerakan Hoffman atau gunakan

pompa putting

25

5) Kedua telapak tangan diletakkan ditangan antara kedua payudara dengan

ujung-ujung jari menghadap kebawah kemudian telapak tangan ditarik keatas

melingkari payudara sambil menyangga payudara tersebut lalu tangan

dilepaskan dengan gerakan cepat kearah depan. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.

6) Mengurut payudara dari pangkal payudara kearah puting memakai genggaman

tangan menyeluruh keruas-ruas jari. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.

7) Tangan kanan menyangga payudara kanan. Kemudian sisi ulang tangan kiri

mengurut payudara kearah puting susu. Tujuan dilakukan pengurutan

payudara agar ASI dapat keluar dengan lancar.

8) Basah payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian dan

dikerjakan berulang-ulang lalu dikeringkan dengan handuk.

2.2.6. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Perilaku yaitu tanggapan, reaksi dan jawaban terhadap suatu tindakan yang

dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari

maupun tidak disadari. Perilaku memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

adalah dimulai segera setelah persalinan ketika keadaan bayi memungkinkan lebih

baik dalam beberapa jam.

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) menurut kemenkes adalah proses bayi

menyusui segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu

ibunya sendiri (tidak dituntun ke puting susu). Dua puluh empat jam pertama

setelah melahirkan adalah saat yang sangat penting untuk keberhasilan menyusui

selanjutnya. Pada jam pertama setelah melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin

yang bertanggung jawab terhadap produksi ASI. Walaupun ASI belum keluar ibu

26

harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi baru lahir, dengan

teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusui ke ibu akan

merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu

kelancaran ASI.

Menyusui dari payudara ibu dengan kontak kulit, mata dan emosi sejak dini

akan merangsang perkembangan emosi dan kecerdasan bayi. Jadi biarkan bayi

terus menghisap maka ASI akan dapat keluar. Bayi akan bertahan 2x24 jam tanpa

cairan karena masih membawa cadangan makanan dari rahim ibu. Jangan berfikir

sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui. Ada banyak sebab

mengapa menyusui tidak sempurna, tetapi yang utama adalah kekurangan

dukungan, kelemahan bayi dan kegagalan dalam memulai siklus lapar alami (22).

2.2.7. Nutrisi untuk Ibu Menyusui

Status nutrisi berhubungan linear dengan status kesehatan seseorang. Status

nutrisi bayi juga berhubungan dengan status nutrisi maternal. Status kesehatan

manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan pranatal dan pascanatal. Keadaan yang

kurang baik pada saat pranatal harus diusahakan untuk dikoreksi pada saat

pascanatal. Salah satu strateginya yaitu dengan pemberian ASI pada semua bayi.

Sehubungan dengan faktor pranatal dan pascanatal dalam kaitannya dengan

keadaan dan status kesehatan bayi dikemudian hari, kecukupan nutrisi maternal

saat kehamilan dan menyusui menjadi sangat penting. Untuk mendapatkan ASI

yang berkualitas selain memperhatikan kandungannya tentu juga memperhatikan

komponen-komponen yang mendukung produksi dan distribusinya. Pokok dari

semua itu adalah kecukupan nutrisi maternal.

27

Mempersiapkan payudara untuk mendapatkan ASI yang berkualitas harus

dimulai sejak remaja. Kecukupan gizi saat itu merupakan modal yang penting.

Kemudian pemenuhan kebutuhan gizi saat hamil menjadi faktor penunjang

selanjutnya. Asupan gizi saat hamil memerlukan penambahan. ASI mempunyai

kemampuan untuk mengatur komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Nutrisi yang baik saat menyusui selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan

bayi juga penting untuk ibu menyusui itu sendiri (5).

1) Kebutuhan Nutrisi Saat Kehamilan

Sudah diketahui kebutuhan nutrisi ibu menyusui lebih tinggi daripada ibu

hamil. Sebagian energi dan juga nutrisi pada kehamilan sebetulnya disimpan

untuk keperluan menyusui. Susu yang dikeluarkan 4 bulan pertama pasca

persalinan sebetulnya setara dengan keperluan energi total selama kehamilan.

Pertambahan berat badan ibu yang ideal saat hamil dan berat lahir bayi yang

cukup merupakan indikator tidak langsung status nutrisi yang baik saat

kehamilan. Keadaan ini dapat menunjukan kecukupan cadangan energi saat

memasuki fase laktasi.

Kebutuhan energi pada saat menyusui sebanding dengan jumlah ASI yang

diproduksi. Jumlah energi rata-rata pada ASI sekitar 70 kkal/ 100 ml. 80% energi

ibu diubah menjadi energi susu sehingga diperkirakan 85 kkal untuk setiap 100 ml

ASI. Dari perhitungan produksi ASI perhari 750 ml pada 6 bulan pertama dan 600

ml/ hari pada 6 bulan kedua, maka kebutuhan energi rata-rata untuk membentuk

ASI pada 6 bulan pertama dan kedua masing-masing 640 kkal/ hri dan 510 kkal.

hari.

28

Tabel 2.1 Perbandingan Energi Harian yang Direkomendasikan dan

Asupan Nutrien dan Kebutuhan Kumulatif Perempuan Dewasa

dan Menyusui

Nutrien

Asupan Referensi

Diet (Dietary

Reference Intakes) I

Kebutuhan Kumulatif

Terhitung (Calculated

cumulativeexpenditur)

Persentase

kenaikan atas

perempuan

dewasa tidak

bereproduksi

Perempuan

Dewasa Laktasi

Perempuan

Dewasa Laktasi % Laktasi

Energi 2 kkal 19-50 th ↑500

kkal/h (0-

6 bln)

↑400 kkal/h (7-

9 bln)

Variasi 126.000

Protein, 3 g 46 71 12.420 19.170 54.35

Vitamin c, 3mg 75 120 20.250 32.400 60.00 Thiamin, 3 mg 1.1 1.4 297 378 27.27

Riboflavin, 3 mg 1.1 1.6 297 432 45.45

Niacin, 3 ng NE 14 17 3.780 4.590 21.43

Vitamin B6, 3 mg 1.3 2 351 540 53.85 Folate, 3 mcg DFE 400 500 108.000 135.000 25.00

Vitamin B12, 3 g 2.4 1.8 648 756 16.67

Pantothenic acid, 4 mg 5 7 1.350 1.890 40.00

Biothin, 4 g 30 35 8.100 9.450 16.67 Choline, 4 mg 425 550 114.750 148.500 29.41

Vitamin A, 3 mcg 700 1300 189.000 351.000 85.71

Vitamin D, 4 mg 5 5 1.350 1.350 0.00

Vitamin E, 3 mg 15 19 4.050 5.130 26.67 Vitamin K, 4 mcg 90 90 24.300 24.300 0.00 Calcium, 4 mg 1000 100 270.000 270.000 0.00 Phosporus, 4 mg 700 700 189.000 189.000 0.00 Magnesium, 4 mf 310 310 83.700 83.700 0.00 Iron, 3 mg 18 9 4.860 2.430 50.00

Zinc, 3 mg 8 12 2.160 3.240 50.00

Iodine, 3 mg 150 290 40.500 78.300 93.33

Salenium, 3 mcg 55 70 14.850 18.900 27.27 Fluoride, 4 mg 3 3 810 810 0.00

2.2.8. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa pemberian makanan tambahan

lain pada umur 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif berarti memberikan hanya

ASI saja. Ini berarti bayi tidak diberi air putih, teh, minuman ramuan, cairan lain,

maupun makanan selama 6 bulan pertama usianya (22).

29

Adapun sepuluh cara agar berhasil memberikan ASI Eksklusif :

1) Libatkan suami dalam menyukseskan pemberian ASI. Persiapan sudah harus

dimulai sejak masa kehamilan. Suami dapat melindungi istri dan bayi jika ada

pihak yang kontra terhadap pemberian ASI.

2) Hindari rasa tidak percaya diri, khawatir, gelisah, dan perasaan tidak nyaman

lainnya karena akan mengakibatkan menurunnya produksi hormon oksitosin

yang penting untuk produksi ASI. Dalam hal ini keterlibatan suami akan

sangat bermanfaat guna mningkatkan kepercayaan diri istri dan lingkungan.

3) Jaga keseimbangan payudara. Susui dengan kedua payudara secara

bergantian. Setiap kali memulai gunakan payudara yang terakhir disusukan.

4) Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulai mencari pompa ASI

yang sesuai.

5) Mantapkan teknik memerah ASI dengan tangan, menggunakan pompa ASI.

6) Produksi ASI ditentukan oleh aktivitas hormon prolaktin di kelenjar otak,

sehingga yang penting adalah makan bervariasi untuk memastikan kecukupan

zat zat gizi khususnya zat gizi mikro. Perbanyak pula mengkonsumi sayuran

yang mengandung galactogogue (laktagogum) zat yang dapat meningkatkan

dan melancarkan produksi ASI seperti daun katuk.

7) Sering-seringlah melakukan skin to skin contact

8) Istirahat yang cukup, usahakan untuk rileks dan fokuskan diri anda untuk

memantapkan kegiatan menyusui.

9) Perah ASI disela-sela setelah menyusui.

30

10) Bergabunglah dengan kelompok/ organisasi pendukung ibu-ibu ASI seperti

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) atau Sentra Laktasi Indonesia

(Selasi).

2.2.9. Cara Menyusui Bayi

Teknik menyusui yang benar diperlukan agar bayi dan ibu merasa nyaman

dan bayi bisa memperoleh manfaat terbesar dari menyusui, berbagai faktor kunci

untuk menyusui secara efektif, diantaranya sebagai berikut :

1) Waktu Menyusui

Pada bayi yang baru lahir akan menyusui lebih sering, rata-rata adalah 10-12

kali menyusui tiap 24 jam atau bahkan 18 kali. Menyusui on demand adalah

merupakan cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap

kenyang. Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dibuat jadwal. Sehingga tindakan

menyusui bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan karena bayi akan

membutuhkan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya.

Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara dalam waktu 5-7 menit

sedangkan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam 2 jam. Pada awalnya bayi

tidak memiliki pola teratur dalam menyusui dan akam mempunyai pola tertentu

setelah 1-2 minggu kemudian.

2) Pelekatan

Pelekatan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi

menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada 2 cara untuk mengetahui apakah mulut

bayi melekat pada putting ibu dengan benar atau tidak, yaitu sebagai berikut :

31

a. Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan melipat kebawah dan dagu

akan mendekap ke payudara. Lidah seharusnya ada dibawah payudara, areola,

dan puting menempel pada langit-langit mulut bayi

b. Seluruh puting susu dan areola berada dalam mulut bayi. Posisi ini

memungkinkan bayi menekan sinus-sinus dibawah areola dan mengeluarkan

ASI dari putting.

3) Posisi Menyusui

Berikut ini beberapa posisi menyusui yang umum dipilih para ibu :

a. Posisi mendekap (Craddle Position)

Posisi ini umum digunakan setelah beberapa minggu kelahiran bayi. Posisi ini

memberikan ibu keleluasaan dan mengontrol posisi badan ibu dan bayi.

b. Posisi mendekap silang (Cross-Cradle Position)

Posisi ini merupakan variasi dari posisi mendekap.

c. Posisi mencengkram/ sepak bola (Clutch/ Football Position)

Posisi ini dapat dipilih oleh ibu yang melahirkan SC untuk mengurangi

sentuhan dengan luka operasi (insisi).

d. Posisi bayi tengkuran diatas tubuh ibu (Laid-Black Breast Feeding Position)

Posisi ini sering disebut juga posisi IMD, bisa digunakan terutama pada awal

kelahiran, juga bermanfaat bagi ibu yang memiliki payudara besar.

e. Dancer Hold Position

Posisi ini merupakan variasi dari menopang payudara membentuk U (U-hold)

yang berguna bagi bayi pretem/ premature, penderita bibir sumbing dan bayi

yang bermasalah dengan perkembangan otot.

32

2.2.10. Langkah-Langkah Memerah ASI

Memerah dengan tangan merupakan teknik dasar yang harus diajarkan kepada

seorang ibu dalam 24 jam setelah bayi lahir supaya ia percaya diri menghadapi

semua masalah yang mungkin timbul.

1) Mengurut dengan tangan

a. Siapkan wadah ASI untuk menampung ASI perah dan usahakan wadah ini

bermulut lebar, cuci bersih dan keringkan.

b. Ibu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara seksama yang

dilakukan sebelum dan sesudah memerah.

c. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar areola.

d. Cari posisi yang aman.

e. Letakkan ibu jari pada payudara, diatas putting dan areola serta jari pada

bagian bawah dari putting dan areolanya. Posisi ibu jari dan telunjuknya

kira-kira berada 3 cm dari dasar putting susu ibu. Posisi ibu jari, ada

diposisi jam 12 dan telunjuk ada dijam 6. Posisi tangan membentuk huruf

C. posisi tangan juga bisa seperti huruf U, dimana jempol ada dijam 3 dan

telunjuk dijam 9.

f. Menekan dan melepas jaringan payudara antara ibu jari dan telunjuk untuk

beberapa saat.

g. Jika ASI belum keluar, ibu bisa mencoba mendekatkan atau menjauhkan

sedikit posisi ibu jari dan telunjuk sehingga bisa mengalirkan ASI.

Kemudian, lakukan langkah menekan dan melepas payudara seperti

sebelumnya.

33

h. Ibu dapat melakukan gerakan menekan dan melepas payudara dari segala

arah mengelilingi payudara dengan tetap mempertahankan jarak dari

putting.

i. Memerah bisa dilakukan hingga ASI menetes. Lalu ibu bisa memindahkan

tangganya kepayudara sebelumnya. Lakukan bergantian 5-6 kali satu sesi

memerah. Waktu yang dibutuhkn sekitar 20-30 menit.

j. Hindari meremas dan menarik puting karena ini akan menghambat aliran

ASI dan jangan menggesekkan jari dipayudara karena menyebabkan

payudara memerah dan bisa terluka.

2) Memerah dengan alat pompa

Alat pompa dibagi menjadi dua, yaitu alat pompa manual dan elektrik.

a. Alat pompa manual

Alat pompa manual lebih sederhana, tidak memerlukan sumber tenaga

seperti listrik dan baterai, dan mudah dibawa. Selain itu juga ibu dapat

memegang kendali penuh atas kekuatan isapan.

b. Alat pompa listrik

Umumnya bayi menghisap 40-60 kali permenit ketika menyusu pada

payudara. Jenis alat pompa elektrik ada dua yaitu : pompa elektrik tunggal

dan pompa elektrik ganda.

2.2.11. Penyimpanan ASI Perah

Penyimpanan ASI yang baik bisa dilakukan dengan cara :

1) Siapkan botol kaca atau coolerbag untuk menyimpan ASI sebelum masuk ke

freezer.

34

2) Setiap botol harus ditandai keterangan tanggal, hari dan jam saat ASI diperah.

3) Simpan dengan rapi dengan tanggak terbaru berada dibelakang.

4) Tempat atau wadah untuk menyimpan ASI yang dianjurkan adalah botol kaca

atau botol plastik dengan penutup rapat dan memiliki volume 80 sampat 100

cc (untuk sekali minum).

2.2.12. Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI Perah

Langkah-langkah mencairkan ASI perah yaitu :

1) ASI perah beku di freezer pindahkan ke kulkas bawah pada malam sebelum

digunakan.

2) Biasanya dalam 12 jam, ASI perah yang sudah dipindahkan kekulkas bawah

akan mencair.

3) Rendam botol didalam mangkuk yang berisi air hangat hingga ASI perah

mencair.

4) Bisa digunakan bottlewarmer, naikkan susu secara bertahap namun boleh

lebih dari 400C.

2.2.13. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Haryono menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

ASI yaitu :

1) Faktor makanan ibu

Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya jumlah

ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. Hal ini disebabkan pada masa

kehamilan jumlah pangan dan gizi yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan

untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan

35

digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energy

selama menyusui.

2) Faktor isapan bayi

Isapan bayi akan menstimulus kelenjar hipotalamus pada bagian hipofisis

anterior dan posterior. Hipofisis anterior akan menghasilkan rangsangan

prolaktin untuk meningkatkan sekresi (pengeluaran) hormon prolaktin.

Hormon prolaktin bekerja pada kelenjar susu (alveoli) untuk memproduksi

ASI. Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu ibu yang sangat kecil

akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus

menurun dan ASI akan terhenti.

3) Frekuensi penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi premature disimpulkan bahwa produksi ASI

akan optimal dengan pemompaan 5 kali perhari selama bulan pertama setelah

melahirkan. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan

menunjukan frekuensi penyusuan kurang lebih 10 kali perhari selama 2

minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan peningkatan

produksi ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit

8 kali perhari periode awal setelah melahirkan. Penyusuan ini berkaitan

dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

4) Riwayat penyakit

Penyakit infeksi baik yang kronis maupun akut yang mengganggu proses

laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

36

5) Perawatan Payudara

Perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang

peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang terawat akan

memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan dengan

perawatan payudara yang baik, maka puting tidak akan lecet sewaktu diisap

bayi. Perawatan fisik payudara menjelang laktasi perlu dilakukan, yaitu

dengan mengurut selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan

tersebut diharapkan apabila terjadi penyumbatan pada duktus laktiferus dapat

terhindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.

6) Jenis Persalinan

Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi

lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan. Sedangkan

pada persalinan tindakan seksio caesaria seringkali ibu kesulitan menyusui

bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anastesi (bius) umum.

Ibu relatif tidak dapat menyusui bayinya pada jam pertama setelah bayi lahir.

Kondisi luka operasi dibagian perut membuat proses menyusui sedikit

terhambat.

7) Cara menyusui yang tidak tepat

Teknik menyusui yang kurang tepat, tidak dapat mengosongkan payudara

dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI.

8) Rawat gabung

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan

frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami,

37

dimana bayi mendapatkan nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk

ibu, dengan menyusui, maka akan timbul reflex oksitosin yang akan

membantu proses fisiologis involusi uterus. Disamping itu, akan timbul reflex

prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI.

2.2.14. Faktor-faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Manajemen

Laktasi

1) Pendidikan

Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu,

untuk mencari pengalaman dan unuk mengorganisasikan pengalaman

sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan

yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku

tertentu. Pendidikan mempengaruhi pemberian ASI. Ibu yang berpendidikan

tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding ibu yang

berpendidikan rendah. Sehingga promosi dan informasi mengenai ASI

eksklusif dengan mudah dapat diterima dan dilaksanakan.

2) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan

dan diingat. Informasi tersebut bisa berasal dari pendidikan formal maupun

informal, percakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton televisi dan

pengalaman hidup. Contoh pengalaman hidup yaitu pengalaman menyusui

anak sebelumnya (23). Penelitian solikhah menjelaskan bahwa pengetahuan

ibu tentang pelaksanaan manajemen laktasi sangatlah penting. Banyak ibu

yang berpengetahuan rendah tidak mengetahui tentang pelaksanaan

38

manajemen laktasi. Ibu yang berpengetahuan tinggi, sebagian besar

mempunyai manajemen laktasi yang baik yaitu 51 responden (87,9%).

Berdasarkan hasil uji statistic, nilai p = 0,807 yang berarti ada hubungan

bermakna antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan manajemen laktasi

diwilayah kerja Puskesmas Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

tahun 2018 (12).

3) Sikap Ibu

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk melakukan suatu

tindakan dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian yusran yang memberikan

gambaran yang jelas bahwa sikap seseorang akan terbentuk dari respon objek

tertentu maka dalam hal ini apabila seorang ibu memiliki pengetahuan yang

memadai tentang IMD maka akan direspon positif dan sebaliknya apabila

tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat IMD untuk dirinya dan

bayinya maka akan cenderung memberikan respon negatif. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara sikap

ibu dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di wilayah kerja Puskesmas

Poasia Kota Kendari Tahun 2016 (23).

4) Faktor budaya

Budaya adalah hasil cipta manusia didalam budaya dan terkandung

kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang

sama, kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat, kebiasaan diperoleh dari

budaya yang mengandung nilai-nilai kepercayaan tentang segala sesuatu.

Banyak ibu yang mempunyai kebiasaan malu-malu dan sembunyi-sembunyi

39

menyusui bayinya karena mereka menganggap menyusui didepan orang

sangat tidak sopan. Selain hal tersebut berbagai mitos juga menyebar

dikalangan masyarakat yang mengatakan berpantangan makanan seharusnya

tidak dimakan oleh ibu yang sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan

ASI akan berbau amis sehingga bayi tidak menyukainya. Anggapan tersebut

tidak benar karena ikan mengandung banyak protein dan tidak akan

mempengaruhi rasa pada ASI.

5) Keyakinan

Niat adalah kehendak atau keinginan dalam hati seseorang ingin

melakukan suatu perilaku. Niat erat kaitannya dengan motivasi, yaitu

dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu. Niat untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perilaku dipengaruhi oleh dua penentu dasar yaitu sikap dan norma

subyektif. Seseorang akan memiliki niat yang kuat jika informasi yang

dimilikinya cukup kuat untuk meyakinkannya bahwa perilaku tersebut layak

untuk dilakukan. Niat yang sudah dimiliki seseorang hendaknya diperkuat

dengan menambah pengetahuan mengenai ASI baik keunggulan, komposisi,

manfaat dan keutamaannya. Pengetahuan diperlukan untuk memantapkan

keyakinan ibu untuk memberikan ASI (24). Uji regresi logistik pada penelitian

yang dilakukan oleh Devy menunjukan bahwa terdapat dua faktor yang

berpengaruh terhadap niat ibu untuk memberikan ASI Eksklusif di Kelurahan

Magersari, Sidoarjo yaitu keyakinan berperilaku dan keinginan meniru yang

dimiliki oleh ibu. keyakinan berperilaku (sig = 0,008, dengan Exp (B) =

40

173,443) dan keinginan meniru (sig=0,006, dengan Exp (B) =32,114) yang

dimiliki oleh ibu terkait pemberian ASI Eksklusif (25).

6) Pekerjaan Ibu

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan

yang dilakukan ibu ada yang berada dirumah, ditempat kerja tidak tersedia

tempat penitipan anak, jarak lokasi bekerja yang jauh dan kebijakan cuti

melahirkan yang kurang mendukung. Ibu yang bekerja diluar rumah

mempunyai keterbatasan kesempatan untuk menyusui bayinya secara

langsung. Keterbatasan ini berupa waktu atau tempat, terutama jika ditempat

kerja tidak tersedia fasilitas tersebut (9).

Analisis regresi logistic pada penelitian Juliastuti menunjukan bahwa

ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif. Ibu yang

tidak bekerja akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Ibu bekerja

juga perlu diberikan pengetahuan yang cukup tentang manfaat, cara

penyimpanan termasuk juga cara pemberian ASI yang diharapkan dapat

meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif.

7) Dukungan tenaga kesehatan

Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor pendukung

ibu dalam memberikan ASI.Dukungan tenaga kesehatan kaitannya dengan

nasehat kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya menentukan

keberlanjutan ibu dalam pemberian ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan hermawan di Lampung tahun 2018 diketahui bahwa adanya

41

hubungan pelaksanaan manajemen laktasi oleh petugas kesehatan terhadap

ASI eksklusif pada ibu menyusui disebabkan karena pelaksanaan manajemen

laktasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh petugas kesehatan

kepada setiap ibu hamil. Hal ini penting dilakukan karena petugas kesehatan

memiliki peranan yang penting dalam memberi edukasi dan juga motivasi

kepada ibu hamil untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam

menyusui bayinya. Dalam pelaksanaannya, jika manajemen laktasi yang

dilakukan oleh petugas kesehatan cukup baik, maka akan merubah pandangan

dan perilaku ibu dalam pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi nya,

begitupun sebaliknya jika manajemen laktasi yang dilakukan oleh petugas

kesehatan belum baik maka ibu menyusui akan mengalami kesulitan dalam

memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.

8) Dukungan Suami/ keluarga

Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orang tua atau

saudara lainnya sangat menentukan keberhasilan menyusui. Karena pengaruh

keluarga berdampak pada kondisi emosi ibu sehingga secara tidak langsung

mempengaruhi produksi ASI. Seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari

suami dan anggota keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI

kepada bayinya. Sebaliknya dukungan suami yang kurang maka pemberian

ASI menurun. Hasil penelitian-penelitian terdahulu juga menunjukan

pentingnya dukungan dari keluarga terhadap ibu menyusui, terutama

dukungan suami karena suami adalah orang yang paling dekat dengan ibu.

42

2.2.15. Kerangka Teori

Sebagaimana kita ketahui perilaku sangat mempengaruhi seseorang dalam

bertingkah laku menurut Green dalam Notoatmojo, perilaku dipengaruhi oleh 3

faktor utama yaitu :

1) Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor pencetus timbulnya

perilaku seperti : umur, pengetahuan, pengalaman, pendidikan, sikap,

keyakinan, paritas, dan lain sebagainya.

2) Faktor pemungkin (enabling factors) yaitu faktor yang mendukung timbulnya

perilaku seperti lingkungan fisik, dana dan sumber-sumber yang ada

dimasyarakat.

3) Faktor pendorong (renforcing factors) yaitu faktor yang memperkuat atau

mendorong seseorang untuk berperilaku yang berasal dari orang lain misalnya

: peraturan dan kebijakan pemerintah, petugas kesehatan yang secara tidak

langsung mempromosikan bahkan menjual susu formula, tindakan oleh

petugas kesehatan untuk memisahkan ibu dari bayinya setelah ibu melahirkan

beberapa jam kelahirannya, maupun dari pihak keluarga.

43

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Dikutip dari : Green dalam Notoadmodjo (9)

2.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan tentative (sementara) mengenai

kemungkinan hasil dari suatu penelitian.Hipotesis merupakan jawaban yang

sifatnya sementara terhadap permasalanan yang diajukan penelitian.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Ada hubungan faktor pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan tahun 2019

2) Ada hubungan faktor sikap dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan tahun 2019

Faktor Pemungkin : 1. Sarana

2. Prasarana

Faktor Pendorong : 1. Keluarga

2. Petugas kesehatan

3. Status social budaya

4. Undang-undang dan peraturan

pemerintah

Perilaku Kesehatan

Faktor Predisposisi : 1. Tingkat Pendidikan

2. Tradisi dan kepercayaan

3. Pengetahuan

4. Sikap

5. Keyakinan

6. Pekerjaan

44

3) Ada hubungan faktor pekerjaan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan tahun 2019

4) Ada hubungan faktor dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen

laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019

5) Ada hubungan faktor dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan

manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan desain

deskriptif kuantitatif. Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit

dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Metode

deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang

dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat -

sifat dari objek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel

yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang

berhubungan dengan tujuan penelitian.

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross

sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan didesa dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Januari sampai dengan Agustus 2019,

dimulai dengan pengajuan judul, penyusunan proposal, bimbingan, dan seminar.

46

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 2-3 tahun yang ada

di desa dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 258 orang.

3.3.2. Sampel

Besar sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Sampling Error

Maka besar sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebanyak

157 orang ibu yang mempunyai balita 2 – 3 tahun.

Berdasarkan analisis tersebut diatas maka sampel yang diperoleh sebanyak

157 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple

random sampling, yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

47

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik

simple random sampling memungkinkan setiap unit sampling sebagai unsur

populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel.

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktor yang

berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Samadua. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah terdiri

dari variabel bebas (Independet variabel) dan variabel terikat (Dependent

variabel), seperti gambar dibawah ini :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari Pengetahuan, sikap,

pekerjaan, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan.Variabel terikat

adalah Pelaksanaan Manajemen Laktasi.

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Pekerjaan

4. Dukungan Suami

5. Dukungan Tenaga Kesehatan

Pelaksanaan Manajemen

Laktasi

48

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

1) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang manajemen

laktasi meliputi pengertian, manfaat ASI, gizi ibu menyusui, perawatan

payudara, frekuensi menyusui, dan tanda bayi cukup ASI.

2) Sikap adalah tanggapan ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi yang

diterapkan pada masa kehamilan, masa persalinan dini, dan masa pasca

persalinan lanjutan.

3) Pekerjaan adalah aktivitas ibu yang rutin dilakukan sehari-hari baik untuk

memperoleh pendapatan maupun tidak memperoleh pendapatan.

4) Dukungan tenaga kesehatan adalah upaya tenaga kesehatan untuk mendukung

ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi meliputi pemberian informasi

tentang manfaat ASI, cara menyusui yang benar, memotivasi, pemantau,

pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian susu formula.

5) Dukungan suami adalah segala usaha dan upaya yang diberikan suami/

keluarga untuk pelaksanaan manajemen laktasi menuju keberhasilan ASI

eksklusif meliputi menggendong bayi, menyendawakan, saran dan semangat,

mengingatkan dan membelikan makanan tambahan untuk gizi ibu.

6) Manajemen laktasi adalah suatu tata laksana yang mengatur agar keseluruhan

proses menyusui berjalan dengan sukses. Segala daya upaya yang dilakukan

untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Mulai

dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.

49

3.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur

(instrument), hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunakan untuk

menilai suatu variable. Aspek pengukuran terhadap penelitian iniyaitu :

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran

No Nama

Variabel

Jumlah

Pernyataan

Cara & Alat

Ukut

Skala

Pengukuran Value

Jenis

Skala

Ukur

1

Variabel X

Pengetahuan

14

Menghitung skor

pengetahuan

Benar = 1

Salah = 0

Skor maks = 14

Skor 11-14

Skor 9-10

Skor 0-8

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang(1)

Ordinal

2 Sikap 14 Menghitung skor

sikap

SS = 3

S =2

TS = 1

STS = 0

Skor maks = 42

Skor 22-42

Skor 0-21

Positif (2)

Negatif (1)

Ordinal

3 Pekerjaan 1 Kuesioner

- Bekerja (2)

Tidak Bekerja (1)

Ordinal

4 Dukungan

Tenaga

kesehatan

9 Menghitung skor

dukungan tenaga

Kesehatan

Ya = 1

Tidak = 0

Skor maks = 9

Skor 5-9

Skor 0-4

Mendukung (2)

Kurang

Mendukung (1)

Ordinal

5 Dukungan

Suami

9 Menghitung skor

dukungan suami

Ya = 1

Tidak = 0

Skor maks = 9

Skor 5-9

Skor 0-4

Mendukung (2)

Kurang

mendukung (1)

Ordinal

6

Variabel Y

Manajemen

Laktasi

9

Menghitung

Pelaksanaan

Manajemen

Laktasi

Ya = 1

Tidak = 0

Skor maks = 9

Skor 5-9

Skor 0-4

Baik (2)

Kurang Baik (1)

Ordinal

50

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)

jenis data yaitu data primer, data sekunder dan data tertier.

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/

suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan

studi ini diperoleh melalui interview (wawancara), observasi dan kuesioner.

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan berupa

data dokumentasi dan arsip-arsip resmi yang mendukung data primer serta

peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini.

3) Data Tersier

Data tertier merupakan data yang diperoleh dari berbagai referensi yang

sangat valid seperti jurnal, text book, hasil penelitian yang sudah dipublikasikan.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Data Primer

Data primer diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner

identitas ibu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

jumlah anak, dan identitas bayi seperti jenis kelamin, cara persalinan, berat

badan lahir, serta pengetahuan, sikap, dukungan tenaga kesehatan dan

dukungan suami.

51

2) Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang diperoleh dari profil

Puskesmas Samadua.

3) Data Tertier

Data tertier diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu jurnal yang

terpublikasikan, sumber dari internet seperti Riset Kesehatan Dasar,

Kementrian Kesehatan dan peraturan-peraturan.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menentukan derajat ketepatan dari instrument penelitian berbentuk

kuesioner.Uji validitas dapat menggunakan Product moment test, dengan

menggunakan program SPSS.Kriteria validitas intrumen yaitu jikan nilai r hitung

>r tabel maka butir instrument dinyatakan valid, jika r hitung <r tabel maka butir

instrument dinyatakan tidak valid.

Instrument penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrument yang valid

dan reliabelitas. Uji validitas akan dilakukan pada 10 orang ibu menyusui yang

mempunyai balita umur 2-3 tahun di UPTD Puskesmas Sawang Kecamatan

Sawang Kabupaten Aceh Selatan.

Adapun uji validitas yang dilakukan di UPTD Puskesmas Sawang

Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan yaitu sebagai berikut :

52

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan

No Pertanyaan Correct Item Total

Correlation

Taraf significant

(r tabel)

Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,444 0,971 Valid

2 Pertanyaan 2 0,444 0,832 Valid

3 Pertanyaan 3 0,444 0,881 Valid

4 Pertanyaan 4 0,444 0,881 Valid

5 Pertanyaan 5 0,444 0,971 Valid

6 Pertanyaan 6 0,444 0,971 Valid

7 Pertanyaan 7 0,444 0,971 Valid

8 Pertanyaan 8 0,444 0,971 Valid

9 Pertanyaan 9 0,444 0,971 Valid

10 Pertanyaan 10 0,444 0,971 Valid

11 Pertanyaan 11 0,444 0,771 Valid

12 Pertanyaan 12 0,444 0,661 Valid

13 Pertanyaan 13 0,444 0,746 Valid

14 Pertanyaan 14 0,444 0,608 Valid

15 Pertanyaan 15 0,444 0,410 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.2 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 14

butir soal variabel pengetahuan dinyatakan valid karena mempunyai nilai

Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir

soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu

pertanyaan butir 15 karena mempunyai nilai < 0,444.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Sikap

No Pertanyaan Correct Item

Total

Correlation

Taraf

significant (r

tabel)

Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,444 0,871 Valid

2 Pertanyaan 2 0,444 0,832 Valid

3 Pertanyaan 3 0,444 0,809 Valid

4 Pertanyaan 4 0,444 0,971 Valid

5 Pertanyaan 5 0,444 0,901 Valid

6 Pertanyaan 6 0,444 0,971 Valid

7 Pertanyaan 7 0,444 0,971 Valid

8 Pertanyaan 8 0,444 0,971 Valid

9 Pertanyaan 9 0,444 0,811 Valid

10 Pertanyaan 10 0,444 0,811 Valid

11 Pertanyaan 11 0,444 0,771 Valid

53

Tabel 3.3 (Lanjutan)

No Pertanyaan Correct Item

Total

Correlation

Taraf

significant (r

tabel)

Keterangan

12 Pertanyaan 12 0,444 0,661 Valid

13 Pertanyaan 13 0,444 0,746 Valid

14 Pertanyaan 14 0,444 0,608 Valid

15 Pertanyaan 15 0,444 0,410 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.3 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 14

butir soal variabel sikap dinyatakan valid karena mempunyai nilai Correct Item

Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir soal

mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu

pertanyaan butir 15 karena mempunyai nilai < 0,444.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Dukungan Tenaga Kesehatan

No Pertanyaan Correct Item

Total

Correlation

Taraf

significant (r

tabel)

Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,444 0,783 Valid

2 Pertanyaan 2 0,444 0,806 Valid

3 Pertanyaan 3 0,444 0,915 Valid

4 Pertanyaan 4 0,444 0,915 Valid

5 Pertanyaan 5 0,444 0,915 Valid

6 Pertanyaan 6 0,444 0,915 Valid

7 Pertanyaan 7 0,444 0,402 Valid

8 Pertanyaan 8 0,444 0,915 Valid

9 Pertanyaan 9 0,444 0,971 Valid

10 Pertanyaan 10 0,444 0,182 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.4 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9

butir soal variabel dukungan tenaga kesehatan dinyatakan valid karena

mempunyai nilai Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel

atau semua butir soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang

tidak valid, yaitu pertanyaan butir 10 karena mempunyai nilai < 0,444.

54

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Dukungan Suami

No Pertanyaan Correct Item Total

Correlation

Taraf significant (r

tabel)

Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,444 0,709 Valid

2 Pertanyaan 2 0,444 0,817 Valid

3 Pertanyaan 3 0,444 0,277 Tidak Valid

4 Pertanyaan 4 0,444 0,709 Valid

5 Pertanyaan 5 0,444 0,989 Valid

6 Pertanyaan 6 0,444 0,709 Valid

7 Pertanyaan 7 0,444 0,989 Valid

8 Pertanyaan 8 0,444 0,989 Valid

9 Pertanyaan 9 0,444 0,989 Valid

10 Pertanyaan 10 0,444 0,817 Valid

Berdasarkan tabel 3.5 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9

butir soal variabel dukungan suami dinyatakan valid karena mempunyai nilai

Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir

soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu

pertanyaan butir 3 karena mempunyai nilai < 0,444.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Manajemen Laktasi

No Pertanyaan Correct Item Total

Correlation

Taraf significant (r

tabel)

Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,444 0,952 Valid

2 Pertanyaan 2 0,444 0,884 Valid

3 Pertanyaan 3 0,444 0,805 Valid

4 Pertanyaan 4 0,444 0,976 Valid

5 Pertanyaan 5 0,444 0,976 Valid

6 Pertanyaan 6 0,444 0,976 Valid

7 Pertanyaan 7 0,444 0,976 Valid

8 Pertanyaan 8 0,444 0,733 Valid

9 Pertanyaan 9 0,444 0,326 Tidak Valid

10 Pertanyaan 10 0,444 0,922 Valid

Berdasarkan tabel 3.6 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9

butir soal variabel dukungan suami dinyatakan valid karena mempunyai nilai

55

Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir

soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu

pertanyaan butir 9 karena mempunyai nilai < 0,444.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsitensi responden

dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel. Uji reliabilitas dilakukan melalui uji

Cronbach’s Alpha yang dibandingkan dengan menguji butir soal yang sudah valid

secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas caranya

dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Uji signifikan dilakukan

pada taraf signifikan 0,05, artinya instrument dikatakan reliable bila nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel.

Adapun hasil uji reliabilitas pada penelitian ini yaitu :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbanch’s

Alpha

r-tabel Keterangan

1 Pengetahuan 0,961 0,444 Reliabel

2 Sikap 0,951 0,444 Reliabel

3 Dukungan suami 0,907 0,444 Reliabel

4 Dukungan tenaga kesehan 0,882 0,444 Reliabel

5 Manajemen laktasi 0,930 0,444 Reliabel

Berdasarkan table 3.7 di atas menunjukkan bahwa seluruh butir soal

dinyatakan handal (reliable) karena memiliki nilai > 0,444. Nilai Cronbanch’s

Alpha variabel pengetahuan yaitu 0,961, variabel sikap yaitu 0,951, variabel

56

dukungan suami yaitu 0,907, variabel dukungan tenaga kesehatan yaitu 0,882, dan

variabel manajemen laktasi yaitu 0,930.

3.7. Metode Pengolahan Data

Dalam pengolahan data menurut Imam dilakukan dengan 5 langkah

sebagai berikut :

a. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.

b. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan reliable, dan terhindar dari bias.

c. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel

yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi 1, 2, 3,…., 42

d. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam program

komputer.

e. Data processing

Semua data yang telah diinput kedalam aplikasi komputer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

3.8. Analisis Data

3.8.1. Analisis Univariat

57

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari

jenis datanya. Pada umumnya penelitian ini menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase setiap variabel.

3.8.2. Analisis Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada penelitian ini

maka analisis akan dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan

(korelasi) antara variabel bebas (Independet variabel) dengan variabel terikat

(Dependent variabel).

Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dengan variabel terikat digunakan analisis Chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% dan pada batas kemaknaan perhitungan statistic p value (0,05).

Apabila hasil perhitungan menunjukan p < p value (0,05) maka dikatakan

(Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistic mempunyai hubungan yang

signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara

variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.

Pada Uji Chi-square ada aturan yang berlaku yaitu :

1) Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai harapan (expected value=E) kurang dari 5,

maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact.

2) Bila pada tabel 2x2 dan semua nilai E > 5 (tidak ada nilai E < 5), maka nilai

yang dipakai sebaiknya Continuity Correction.

3) Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka gunakan

uji Pearson Chi Square

58

4) Uji likelihood Ratio dan Linear by linear association, biasanya digunakan

untuk keperluan lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada bidang

epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier antara dua variabel

kategorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan.

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan

merupakan bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan yang terletak di

Jl. Tapaktuan, Blangpidie Ds. Jilatang. UPTD Puskesmas Samadua dipimpin oleh

Darnis, SKM sebagai Kepala Puskesmas, dengan jumlah pegawai 103 orang.

Dalam penyelenggaraan kesehatan, UPTD Puskesmas Samadua selalu

mendahulukan kepentingan masyarakat dan harus menghasilkan yang terbaik

untuk rakyat dalam memberikan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

setiap orang tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial

ekonomi. Program kesehatan di UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan selalu diupayakan agar sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masyarakat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan, situasi

kondisi, serta sosial budaya dan kondisi geografis di daerah Samadua Kabupaten

Aceh Selatan.

Adapun batas-batas Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan yaitu sebagai berikut :

Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Luar

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Tampang

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Baru

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Lautan Hindia

60

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

distribusi frekuensi karakteristik ibu di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Distribusi frekuensi

ibu dalam penelitian ini meliputi : umur dan pendidikan. Adapun distribusi

frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

dan Pendidikan di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

No Karakteristik f %

Umur

1 22-26 Tahun 26 16,56

2 27-30 Tahun 44 28,03

3

4

5

6

7

31-34 Tahun

35-38 Tahun

39-42 Tahun

43-46 Tahun

47-51 Tahun

31

25

16

9

6

19,75

15,92

10,19

5,73

3,82

Total 157 100

Pendidikan

1 Tamat SMP 21 13,37

2 Tamat SMA 96 61,15

3 Tamat PT 40 25,48

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 157 orang ibu yang diteliti,

diketahui bahwa ibu berumur 22-26 tahun yaitu sebanyak 26 (16,56%) ibu. Ibu

yang berumur 27-30 tahun yaitu 44 (28,03%), ibu yang berumur 31-34 tahun yaitu

31 (19,75%), ibu yang berumur 35-38 tahun yaitu 25 (15,92%), ibu yang berumur

39-42 tahun yaitu 16 (10,19%), ibu yang berumur 43-46 tahun yaitu 12 (5,73%)

dan ibu yang berumur 47-51 tahun yaitu 6 (3,82%).

61

Adapun distribusi frekuensi ibu berdasarkan pendidikan, diketahui bahwa

ibu berpendidikan SMP yaitu sebanyak 21 (13,37%) orang, sedangkan ibu

lainnya berpendidikan SMA yaitu sebanyak 96 (61,15%) orang dan ibu

berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 40 (25,48%) orang.

4.2.2. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi

frekuensi ibu di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Distribusi frekuensi ibu dalam penelitian ini

meliputi : pengetahuan, sikap, pekerjaan, dukungan tenaga keehatan, dukungan

suami, dan manajemen laktasi. Adapun distribusi frekuensi karakteristik

responden dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan

pengetahuan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban

Pengetahuan tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

1 ASI merupakan sumber gizi yang

sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan

kebutuhan pertumbuhan bayi.

71 45,2 86 54,8 157 100

2 ASI sebagai makanan tunggal akan

cukup memenuhi kebutuhan tumbuh

bayi normal sampai usia 6 bulan

82 52,2 75 47,8 157 100

3 Zat kekebalan yang terdapat dalam

ASI akan melindungi bayi dari diare

70 44,6 87 55,4 157 100

62

Tabel 4.2. (Lanjutan)

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

4 Nutrisi yang paling tepat untuk bayi

usia 0-6 bulan adalah ASI

67 42,7 90 57,3 157 100

ASI dapat segera diberikan pada bayi

tanpa harus menyiapkan atau

memasak air terlebih dahulu

55 35,0 102 65,0 157 100

6 ASI sangat baik untuk pertumbuhan

otak bayi dan meningkatkan kekebalan

tubuh bayi

75 47,8 82 52,2 157 100

7 Manfaat pemberian ASI pada ibu

adalah sebagai metode alat kontrasepsi

alamiah, dan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker

payudara dan Rahim

87 55,4 70 44,6 157 100

8 Pemeriksaan kehamilan, perawatan

payudara dan senam hamil rutin sangat

membantu ibu menuju keberhasilan

menyusui

71 45,2 86 54,8 157 100

9 Perawatan payudara dimulai pada

masa kehamilan memasuki usia 6

bulan

75 47,8 82 52,2 15

7

10

0

10 Inisiasi menyusui dini adalah bayi

diberi kesempatan menyusu atau

mencari putting payudara dengan cara

merangkak di dada si ibu.

71 45,2 86 54,8 15

7

10

0

11 Kontak langsung antara ibu dan

bayinya pada saat menyusui akan

menimbulkan kasih saying dan ikatan

batin

96 61,1 61 38,9 157 100

12 ASI eksklusif merupakan factor

penting dalam pertumbuhan bayi

71 45,2 86 54,8 157 100

13 Disamping faktor kesehatan, bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif akan

mengurangi biaya berobat

86 54,8 71 45,2 157 100

14 Bayi yang diberikan ASI eksklusif

akan mudah mengalami berat badan

berlebih

61 38,9 96 61,1 157 100

63

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab

benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 1 yaitu „ASI merupakan sumber gizi

yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan

kebutuhan pertumbuhan bayi.‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang

menjawab salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden, responden yang menjawab

benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 2 yaitu „ASI sebagai makanan

tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6

bulan‟ ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 75 (47,8,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 3

yaitu „Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI akan melindungi bayi dari diare‟

ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 87

(55,4%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan

pengetahuan nomor 4 yaitu „Nutrisi yang paling tepat untuk bayi usia 0-6 bulan

adalah ASI‟ ada sebanyak 67 (42,7%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 90 (57,3%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 5

yaitu „ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau

memasak air terlebih dahulu.‟ ada sebanyak 55 (35,0%) responden dan yang

menjawab salah ada sebanyak 102 (65,0%) responden. Responden yang

menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 6 yaitu „ASI sangat baik

untuk pertumbuhan otak bayi dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi‟ ada

64

sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86

(54,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 7

yaitu „Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah sebagai metode alat kontrasepsi

alamiah, dan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara dan Rahim‟

ada sebanyak 87 (55,4%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 70

(44,6%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan

pengetahuan nomor 8 yaitu „Pemeriksaan kehamilan, perawatan payudara dan

senam hamil rutin sangat membantu ibu menuju keberhasilan menyusui‟ ada

sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86

(54,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 9

yaitu „Perawatan payudara dimulai pada masa kehamilan memasuki usia 6 bulan‟

ada sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82

(52,2%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan

pengetahuan nomor 10 yaitu „Inisiasi menyusui dini adalah bayi diberi

kesempatan menyusu atau mencari putting payudara dengan cara merangkak di

dada si ibu.‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 86 (54,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 11

yaitu „Kontak langsung antara ibu dan bayinya pada saat menyusui akan

menimbulkan kasih saying dan ikatan batin.‟ ada sebanyak 96 (61,1%) responden

dan yang menjawab salah ada sebanyak 61 (38,9%) responden. Responden yang

65

menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 12 yaitu „ASI eksklusif

merupakan factor penting dalam pertumbuhan bayi‟ ada sebanyak 71 (45,2%)

responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 13

yaitu „Disamping faktor kesehatan, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan

mengurangi biaya berobat‟ ada sebanyak 86 (54,8%) responden dan yang

menjawab salah ada sebanyak 71 (45,2%) responden. Responden yang menjawab

benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 14 yaitu „Bayi yang diberikan ASI

eksklusif akan mudah mengalami berat badan berlebih‟ ada sebanyak 61 (38,9%)

responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 96 (61,1%) responden.

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden tentang pelaksanaan

manajemen laktasi dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang

Pelaksanaan Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2019

No Pengetahuan f %

1 Baik 40 25,48

2 Cukup 63 40,13

3 Kurang 54 34,39

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu

yang memiliki pengetahuan baik yaitu 40 (25,48%) ibu, ibu yang berpengetahuan

cukup yaitu 63 (40,13) ibu, dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 54

(34,39%) ibu.

2. Sikap

66

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan

sikap adalah sebagai berikut:

Table 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap

tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahun 2019

No Pernyataan Jawaban Total

SS S TS STS Skor f % f % f % f % f %

1 Bayi harus diberikan ASI

Eksklusif

73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100

2 ASI lebih baik dibandingkan

susu formula

79 50,3 45 28,7 11 7,0 22 14,0 157 100

3 Dalam pemberian ASI tidak

perlu diperlukan keahlian

atau perilaku khusus dan

benar dalam menyusui

45 28,7 73 46,5 44 28,0 29 18,5 157 100

4 Program pemerintah untuk

menyusui bayi sampai usia 2

tahun

45 28,7 79 50,3 22 14,0 11 7,0 157 100

5 ASI memiliki kandungan gizi

yang sangat baik

dibandingkan susu formula

38 24,2 81 51,6 18 11,5 20 12,7 157 100

6 ASI memiliki kandungan gizi

yang sangat baik

dibandingkan susu formula

73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100

7 ASI pertama yang keluar dari

payudara ibu harus diberikan

kepada bayi

79 50,3 45 28,7 11 7,0 22 14,0 157 100

8 Sangat penting bagi ibu untuk

mengikuti bimbingan

persiapan menyusui yang

81 51,6 18 11,5 38 24,2 20 12,7 157 100

67

terdapat di fasilitas kesehatan

9 Ibu harus meyakinkan diri

sendiri untuk menyusui

bayinya menuju keberhasilan

menyusui.

73 46,5

45

28,7

29

18,5

44

28,0

157

100

10 Perawatan payudara dan

membersihkan puting susu

sangat penting untuk program

menyusui

73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100

11 Bayi harus disusui 30 menit

pertama setelah lahir

19 12,1 92 58,6 30 19,1 16 10,2 157 100

12 Ibu yang bekerja merupakan

bukan suatu alas an untuk

tidak menyusui bayinya

54 34,4 73 46,5 15 9,6 15 9,6 157 100

Tabel 4.4. (Lanjutan)

No Pernyataan Jawaban Total

SS S TS STS Skor f % f % f % f % f %

13 Bentuk payudara ibu tidak

mempengaruhi banyaknya

ASI yang dihasilkan

73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100

14 Jika ibu bekerja memompa

ASI merupakan salah satu

alternatif menyusui bayi

secara eksklusif

45 28,7 54 34,4 15 9,6 43 27,4 157 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab

sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap nomor 1 yaitu „Bayi harus diberikan

ASI Eksklusif‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang menjawab

setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju

(TS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang menjawab setuju (STS)

ada sebanyak 44 (28,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 2 yaitu „ASI lebih baik dibandingkan susu formula‟ ada sebanyak 79

68

(50,3%) responden, responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 45

(28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 11

(7,0%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 22

(14,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 3 yaitu „Dalam pemberian ASI tidak perlu diperlukan keahlian atau

perilaku khusus dan benar dalam menyusui‟ ada sebanyak 45 (28,7%) responden,

responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 73 (46,5%) responden,

responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 44 (28,0%) responden,

responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 4 yaitu „Program pemerintah untuk menyusui bayi sampai usia 2 tahun‟

ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (S) ada

sebanyak 79 (50,3%) responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada

sebanyak 22 (14,0%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada

sebanyak 11 (7,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 5 yaitu „ASI memiliki kandungan gizi yang sangat baik dibandingkan susu

formula‟ ada sebanyak 38 (242%) responden, responden yang menjawab setuju

(S) ada sebanyak 81 (51,6%) responden, responden yang menjawab setuju (TS)

ada sebanyak 18(11,5%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada

sebanyak 2-0 (12,7%) responden.

69

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 6 yaitu „ASI memiliki kandungan gizi yang sangat baik dibandingkan susu

formula‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang menjawab setuju

(S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (TS)

ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada

sebanyak 44 (28,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 7 yaitu „ASI pertama yang keluar dari payudara ibu harus diberikan

kepada bayi‟ ada sebanyak 79 (50,3%) responden, responden yang menjawab

setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju

(TS) ada sebanyak 11 (7,0%) responden, responden yang menjawab setuju (STS)

ada sebanyak 22 (14,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 8 yaitu „Sangat penting bagi ibu untuk mengikuti bimbingan persiapan

menyusui yang terdapat di fasilitas kesehatan‟ ada sebanyak 81 (51,6%)

responden, responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 18 (11,5%)

responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 38 (24,2%)

responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 20 (12,7%)

responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 9 yaitu „Ibu harus meyakinkan diri sendiri untuk menyusui bayinya

menuju keberhasilan menyusui‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden

yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang

70

menjawab setuju (TS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang

menjawab setuju (STS) ada sebanyak 44 (28,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 10 yaitu „Perawatan payudara dan membersihkan puting susu sangat

penting untuk program menyusui‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden

yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang

menjawab setuju (TS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang

menjawab setuju (STS) ada sebanyak 44 (28,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 11 yaitu „Bayi harus disusui 30 menit pertama setelah lahir ‟ ada sebanyak

19 (12,1%) responden, responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 92

(58,6%) responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 30

(19,1%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 16

(10,2%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 12 yaitu „Ibu yang bekerja merupakan bukan suatu alas an untuk tidak

menyusui bayinya‟ ada sebanyak 54 (34,4%) responden responden, responden

yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang

menjawab setuju (TS) ada sebanyak 15 (9,6%) responden, responden yang

menjawab setuju (STS) ada sebanyak 15 (9,6%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 13 yaitu „Bentuk payudara ibu tidak mempengaruhi banyaknya ASI yang

dihasilkan‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang menjawab setuju

71

(S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (STS)

ada sebanyak 44 (28,0%) responden.

Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap

nomor 14 yaitu „Jika ibu bekerja memompa ASI merupakan salah satu alternatif

menyusui bayi secara eksklusif‟ ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden

yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 54 (34,4%) responden, responden yang

menjawab setuju (TS) ada sebanyak 15 (9,6%) responden, responden yang

menjawab setuju (STS) ada sebanyak 43 (27,4%) responden.

Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden tentang pelaksanaan

manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang

Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2019

No Sikap f %

1 Positif 64 40,76

2 Negatif 93 59,24

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, Ibu

yang memiliki sikap positif yaitu 64 (40,76%) ibu, dan Ibu yang memiliki sikap

negatif yaitu 93 (59,24%) ibu.

3. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan responden tentang pelaksanaan

manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:

72

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan tentang

Pelaksanaan Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2019

No Pekerjaan f %

1 Bekerja 91 57,96

2 Tidak Bekerja 66 42,04

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu

bekerja yaitu 91 (57,96%) ibu. Sedangkan ibu tidak bekerja yaitu 66 (42,04%)

ibu.

4. Dukungan Tenaga Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan

dukungan tenaga keehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Dukungan

Tenaga Kesehatan tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

1 Sebelum ibu melahirkan tenaga kesehatan

memberikan informasi tentang manfaat ASI

71 45,2 86 54,8 157 100

2

Pada saat ibu melakukan pemeriksaan

kehamilan, petugas kesehatan memberikan

informasi tentang perawatan payudara

75 47,8 82 52,2 157 100

3

Petugas kesehatan menganjurkan untuk

mengkonsumsi sayuran hijau, tahu, daging dan

telur

70 44,6 87 55,4 157 100

4

Petugas kesehatan memotivasi ibu agar

memberikan ASI saja pada bayinya selama 6

bulan

67 42,7 90 57,3 157 100

5

Pada saat ibu melahirkan tenaga kesehatan

membawa bayi baru lahir kepada ibu untuk

diberikan ASI

102 65,0 55 35,0 157 100

6 Pada saat ibu melahirkan petugas kesehatan

mengajarkan teknik menyusui

82 52,2 75 47,8 157 100

7 Pada saat setelah melahirkan bayi diletakkan

dalam satu ruangan dengan ibu (rawat gabung)

87 55,4 70 44,6 157 100

73

8

Petugas kesehatan memberikan informasi

tentang pemberian ASI eksklusif, teknik

memeras dan menyimpan ASI untuk ibu bekerja

86 54,8 71 45,2 157 100

9

Petugas Kesehatan membantu ibu kontak

langsung antara ibu dan bayi selama 24 sehari

agar dapat menyusui

75 47,8 82 52,2 157 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab

benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan nomor 1 yaitu „Sebelum ibu

melahirkan tenaga kesehatan memberikan informasi tentang manfaat ASI‟ ada

sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86

(54,8%) responden responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan

tenaga kesehatan nomor 2 yaitu „Pada saat ibu melakukan pemeriksaan

kehamilan, petugas kesehatan memberikan informasi tentang perawatan payudara‟

ada sebanyak 75 (47,8,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82

(52,2%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga

kesehatan nomor 3 yaitu „Petugas kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi

sayuran hijau, tahu, daging dan telur‟ ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan

yang menjawab salah ada sebanyak 87 (55,4%) responden. Responden yang

menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan nomor 4 yaitu

„Petugas kesehatan memotivasi ibu agar memberikan ASI saja pada bayinya

selama 6 bulan‟ ada sebanyak 67 (42,7%) responden dan yang menjawab salah

ada sebanyak 90 (57,3%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga

kesehatan nomor 5 yaitu „Pada saat ibu melahirkan tenaga kesehatan membawa

74

bayi baru lahir kepada ibu untuk diberikan ASI‟ ada sebanyak 102 (65,0%)

responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 55 (35,0%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan

nomor 6 yaitu „Pada saat ibu melahirkan petugas kesehatan mengajarkan teknik

menyusui‟ ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 75 (47,8%) responden

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga

kesehatan nomor 7 yaitu „Pada saat setelah melahirkan bayi diletakkan dalam

satu ruangan dengan ibu (rawat gabung); ada sebanyak 87 (55,4%) responden dan

yang menjawab salah ada sebanyak 70 (44,6%) responden. Responden yang

menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan nomor 8 yaitu

„Petugas kesehatan memberikan informasi tentang pemberian ASI eksklusif,

teknik memeras dan menyimpan ASI untuk ibu bekerja‟ ada sebanyak 86 (54,8%)

responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 71 (45,2%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan

nomor 9 yaitu „Petugas Kesehatan membantu ibu kontak langsung antara ibu dan

bayi selama 24 sehari agar dapat menyusui‟ ada sebanyak 75 (47,8%) responden

dan yang menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%) responden.

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan tenaga kesehatan responden tentang

pelaksanaan manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:

75

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga

Kesehatan tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

No Dukungan Tenaga Kesehatan f %

1 Mendukung 86 54,78

2 Kurang Mendukung 71 45,22

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, tenaga

kesehatan yang memberikan dukungan kepada ibu yaitu 86 (54,78%) ibu, dan

tenaga kesehatan yang kurang ibu yaitu 71 (45,22%).

5. Dukungan Suami

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan

dukungan suami adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Dukungan

Suami tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

1 Suami ibu membantu menggendong

bayi untuk disusui pada saat siang

atau malam ketika bayi ingin

menyusu

70 44,6 87 55,4 15

7

10

0

2 Suami ibu menolong/ membantu ibu

untuk menyendawakan bayi setelah

menyusu

67 42,7 90 57,3 15

7

10

0

3 Suami ibu memuji dan memberikan

semangat kepada ibu saat menyusui

bayi ketika bersama ibu

55 35,0 10

2

65,0 15

7

10

0

4 Pada waktu luang, suami

mendampingi ibu menyusui bayi

82 52,2 75 47,8 15

7

10

0

5 Selama proses menyusui, suami ibu

mengalihkan pekerjaan rumah tangga

70 44,6 87 55,4 15

7

10

0

76

pada orang lain untuk membantu ibu

dalam melakukan pekerjaan rumah

6 Suami menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI eksklusif pada bayi

71 45,2 86 54,8 15

7

10

0

7 Suami menyarankan ibu untuk

mengkonsumsi makanan bergizi agar

ASI nya lancar

75 47,8 82 52,2 15

7

10

0

8 Suami melarang ibu untuk

memberikan susu formula kepada

bayi

82 52,2 75 47,8 15

7

10

0

9 Suami mengantar ibu jika ibu ingin

melakukan kunjungan ke tenaga

kesehatan

70 44,6 87 55,4 15

7

10

0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab

benar pada pertanyaan dukungan suami nomor 1 yaitu „Suami ibu membantu

menggendong bayi untuk disusui pada saat siang atau malam ketika bayi ingin

menyusu ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 87 (55,4%) responden. Responden yang menjawab benar pada

pertanyaan dukungan suami nomor 2 yaitu „Suami ibu menolong/ membantu ibu

untuk menyendawakan bayi setelah menyusu‟ ada sebanyak 67 (42,7%)

responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 90 (57,3%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami nomor

3 yaitu „semangat kepada ibu saat menyusui bayi ketika bersama ibu‟ ada

sebanyak 55 (35,0%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 102

(65,0%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan

suami nomor 4 yaitu „Pada waktu luang, suami mendampingi ibu menyusui bayi‟

ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 75

(47,8%) responden.

77

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami nomor

5 yaitu „Selama proses menyusui, suami ibu mengalihkan pekerjaan rumah

tangga pada orang lain untuk membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah‟

ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 87

(55,4%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan

tenaga kesehatan nomor 6 yaitu „Suami menganjurkan ibu untuk memberikan

ASI eksklusif pada bayi‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab

salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami nomor

7 yaitu „mengkonsumsi makanan bergizi agar ASI nya lancar‟ ada sebanyak 75

(47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%)

responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami

nomor 8 yaitu „Suami melarang ibu untuk memberikan susu formula kepada bayi

ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 75

(47,8%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan

suami nomor 9 yaitu „Suami mengantar ibu jika ibu ingin melakukan kunjungan

ke tenaga kesehatan‟ ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab

salah ada sebanyak 87 (55,4%) responden.

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan suami responden tentang pelaksanaan

manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:

78

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami

tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahun 2019

No Dukungan Suami f %

1 Mendukung 65 41,40

2 Kurang Mendukung 92 58,60

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, Ibu

yang mendapat dukungan suami yaitu 65 (41,40%) ibu, dan ibu yang kurang

mendapat dukungan suami yaitu 95 (58,60%).

6. Manajemen Laktasi

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan

dukungan suami adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Dukungan

Suami tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

1 Apakah ibu melakukan pemijatan

payudara pada saat kehamilan

55 35,0 102 65,0 157 100

Tabel 4.11. (Lanjutan)

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

2 Apakah ibu mengompres payudara ibu

dengan air hangat pada saat kehamilan

75 47,8 82 52,2 157 100

3 Apakah ibu membersihkan putting

susu secara rutin pada saat kehamilan

71 45,2 86 54,8 157 100

4 Apakah ibu memeriksakan kehamilan

secara rutin

75 47,8 82 52,2 15

7

10

0

5 Apakah ibu melakukan senam hamil

secara rutin

55 35,0 102 65,0 157 100

79

6 1pakah pada saat melahirkan ibu dan

bayi di rawat diruangan yang sama

71 45,2 86 54,8 157 100

7 Apakah ibu memberikan ASI segera

setelah bayi lahir

75 47,8 82 52,2 15

7

10

0

8 Apakah ibu menyusui kapan saja bayi

membutuhkan, tidak dijadwal

71 45,2 86 54,8 157 100

9 Apakah ibu menyusui bayi sampai

dengan usia 2 tahun

75 47,8 82 52,2 15

7

10

0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab

benar pada pertanyaan manajemen laktasi nomor 1 yaitu „Apakah ibu melakukan

pemijatan payudara pada saat kehamilan‟ ada sebanyak 55 (35,0%) responden

dan yang menjawab salah ada sebanyak 102 (65,0%). Responden yang menjawab

benar pada pertanyaan manajemen laktasi nomor 2 yaitu „Apakah ibu

mengompres payudara ibu dengan air hangat pada saat kehamilan‟ ada sebanyak

75 (47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%)

responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan manajemen laktasi

nomor 3 yaitu „Apakah ibu membersihkan putting susu secara rutin pada saat

kehamilan‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 86 (54,8%) responden. Responden yang menjawab benar pada

pertanyaan manajemen laktasi nomor 4 yaitu „Apakah ibu memeriksakan

kehamilan secara rutin‟ ada sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang menjawab

salah ada sebanyak 82 (52,2%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan manajemen laktasi

nomor 5 yaitu „Apakah ibu melakukan senam hamil secara rutin‟ ada sebanyak

55 (35,0%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 102 (65,0%).

80

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan

nomor 6 yaitu „Apakah pada saat melahirkan ibu dan bayi di rawat diruangan

yang sama‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada

sebanyak 86 (54,8%) responden.

Responden yang menjawab benar pada pertanyaan manajemen laktasi

nomor 7 yaitu „Apakah ibu memberikan ASI segera setelah bayi lahir ada

sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82

(52,2%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan

manajemen laktasi nomor 8 yaitu „Apakah ibu menyusui kapan saja bayi

membutuhkan, tidak dijadwal‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang

menjawab salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden. Responden yang menjawab

benar pada pertanyaan manajemen laktasi nomor 9 yaitu „Apakah ibu menyusui

bayi sampai dengan usia 2 tahun‟ ada sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang

menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%) responden

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan suami responden tentang pelaksanaan

manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan

Tahun 2019

No Manjemen Laktasi f %

1 Baik 44 28,02

2 Kurang Baik 113 71,98

Total 157 100

Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu

yang baik dalam pelaksanaan melakukan manjemen laktasi yaitu sebanya44

81

(28,02%) ibu. dan ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi

yaitu 113 (71,98%) ibu.

4.2.3. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen

laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 40 (25,48%) ibu. 17 (10,83%) ibu

diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 23 (14,65%) ibu yang

kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Ibu yang berpengetahuan

cukup yaitu 53 (33,76%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi

sebanyak 13 (8,28%) ibu, dan yang kurang baik sebanyak 40 (25,47%). Ibu yang

memiliki pengetahuan kurang yaitu 64 (40,76%) ibu, 14 (8,92%) ibu diantaranya

baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 50 (31,85%) ibu kurang baik

dalam pelaksanaan manajemen laktasi.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,003 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

Pengetahuan

Manajemen Laktasi p value

Baik Kurang Baik Total

f % f % f %

0,003

Baik 17 10,83 23 14,65 40 25,48

Cukup 13 8,28 40 25,47 53 33,76

Kurang 14 8,92 50 31,85 64 40,76

Total 44 28,03 113 71,97 157 100

82

dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pelaksanaan manajemen laktasi di

wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh

Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.14 Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap positif

yaitu 64 (40,76%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak

22 (14,01%) ibu, dan kurang baik sebanyak 41 (26,75%) ibu. Ibu yang memiliki

sikap negatif sebanyak 93 (59,24%) ibu. 22 (14,01%) ibu diantaranya baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi, dan 71 (45,22%) ibu kurang baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,008 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan

pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

Sikap

Manajemen Laktasi p value

Baik Kurang Baik Total

f % f % f %

0,008 Positif 22 14,01 42 26,75 64 40,76

Negatif 22 14,01 71 45,22 93 59,24

Total 44 28,02 113 71,97 157 100

83

3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan pelaksanaan manajemen

laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15 Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa ibu bekerja sebanyak 91 (57,96%)

ibu. Ada sebanyak 28 (17,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan

sebanyak 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam melakukan manajemen laktasi. Ibu

tidak bekerja sebanyak 66 (42,04%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan manajemen

laktasi yaitu 16 (10,19%) ibu dan kurang baik dalam pelaksanaan manajemen

laktasi yaitu sebanyak 50 (30,85%) ibu.

Hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,472 < 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pelaksanaan

manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi

Untuk mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan

manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Pekerjaan

Manajemen Laktasi p value

Baik Kurang Baik Total

f % f % f %

0,472

Bekerja 28 17,83 63 40,12 91 57,96

Tidak

bekerja

16 10,19 50 31,85 66 42,04

Total 44 28,02 113 71,97 157 100

84

Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.16 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun

2019

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa ibu yang mendapat dukungan

tenaga kesehatan sebanyak 86 (54,78%) ibu. 23 (14,65%) ibu diantaranya baik

dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam

melakukan manajemen laktasi. Ibu yang kurang mendapat dukungan yaitu 71

(45,22%), ada 21 (13,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 50

(31,85%) ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,830 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan

tenaga kesehatan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan

manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Dukungan

Tenaga

Kesehatan

Manajemen Laktasi p value

Baik Kurang Baik Total

f % f % f %

0,830

Mendukung 23 14,65 63 40,12 86 57,78

Kurang

Mendukung

21 13,38 50 31,85 71 45,22

Total 44 28,03 113 71,97 157 100

85

Tabel 4.17 Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen

Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa yang mendapat dukungan suami

sebanyak 65 (41,40%) ibu, ada 41 (26,11%) ibu diantaranya baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi. Dan 24 (15,29%) ibu kurang baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi. Suami yang kurang mendukung yaitu 92

(58,60%), yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi yaitu 72 (45,86%) ibu

dan kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi yaitu 20 (12,74%) Ibu.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,057 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan

suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,003 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Dari 157 ibu

Dukungan

Suami

Manajemen Laktasi p value

Baik Kurang Baik Total

f % f % f %

0,057

Mendukung 41 26,11 24 15,29 65 41,40

Kurang

Mendukung

72 45,86 20 12,74 92 58,60

Total 113 71,97 44 28,03 157 100

86

yang diteliti, ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 40 (25,48%) ibu. 17

(10,83%) ibu diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 23

(14,65%) ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Ibu yang

berpengetahuan cukup yaitu 53 (33,76%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan

manajemen laktasi sebanyak 13 (8,28%) ibu, dan yang kurang baik sebanyak 40

(25,47%). Ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 64 (40,76%) ibu, 14

(8,92%) ibu diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 50

(31,85%) ibu kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Solikhah tahun 2016

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

ibu tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI

eksklusif (p=0,000). Solikhah menjelaskan bahwa pengetahuan ibu tentang

pelaksanaan manajemen laktasi sangatlah penting. Banyak ibu yang

berpengetahuan rendah tidak mengetahui tentang pelaksanaan manajemen

laktasi.Ibu yang berpengetahuan tinggi, sebagian besar mempunyai manajemen

laktasi yang baik yaitu 51 responden (87,9%). Berdasarkan hasil uji statistik, nilai

p=0,000 yang berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan

pelaksanaan manajemen laktasi diwilayah kerja Puskesmas Nusukan Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta tahun 2018 (12).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia. Pengetahuan itu

sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan

87

yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja akan tetapi dapat

diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (9).

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan

semakin baik pula perilaku seseorang dalam hal ini adalah manajemen laktasi.

Perilaku yang baik sangat erat hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki

oleh seseorang tersebut sehingga semakin baik pengetahuannya maka semakin

baik pula perilakunya. Kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan

yang lebih banyak akan memberikan ASI esklusif kepada bayi mereka.

Sebaliknya ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang

dalam hal memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan

merupakan satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu untuk

memahami dan menyerap informasi tentang ASI esklusif. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan ibu, maka semakin tinggi pula ibu dalam menyerap informasi tentang

ASI esklusif (26).

Berdasarkan asumsi peneliti, tingkat pengetahuan yang tinggi ikut

menentukan mudah tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi

tentang manajemen laktasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka makin

tinggi pula ibu dalam menyerap informasi. Perilaku yang didasari dengan

88

pengetahuan yang baik akan lebih awet daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan

perilaku pemberian ASI dipengaruhi oleh pendidikan ibu, pengalaman menyusui

sebelumnya dan keterpaparan dengan sumber informasi seperti media massa,

petugas kesehatan, dan kontak dengan kelompok ibu yang sudah berhasil

menyusui.

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,008 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan

pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Berdasarkan hasil

analisis diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap positif yaitu 64 (40,76%) ibu,

yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak 22 (14,01%) ibu, dan

kurang baik sebanyak 41 (26,75%) ibu. Ibu yang memiliki sikap negatif sebanyak

93 (59,24%) ibu. 22 (14,01%) ibu diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen

laktasi, dan 71 (45,22%) ibu kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.

Suatu sikap akan terwujud apabila responden memahami dan mau

melakukan manajemen laktasi yang baik dalam pemberian ASI esklusif. Dari

penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2014) didapatkan bahwa perilaku

pemberian ASI esklusif dengan kategori yang tidak baik sebanyak 20%. Menurut

Notoatmojo, bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (trend to

behave) yang artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau

89

perilaku terbuka (26).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Irviani tahun 2014 yang

memberikan gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan manajemen laktasi ibu di

wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014 sebagian besar masih berada

pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 78 responden (77,2%) dan terdapat 23

responden (22,8%) berpengetahuan baik tentang manajemen laktasi. Disebabkan,

karena kurangnya kesadaran atau kontrol dari lingkungan keluarga, masyarakat,

petugas kesehatan serta kesadaran dari ibu itu sendiri (27).

Hal ini sesuai dengan teori Notoadmojo yang menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk melakukan suatu tindakan dalam

pemberian ASI eksklusif. Penelitian yusran yang memberikan gambaran yang

jelas bahwa sikap seseorang akan terbentuk dari respon objek tertentu maka dalam

hal ini apabila seorang ibu memiliki pengetahuan yang memadai tentang IMD

maka akan direspon positif dan sebaliknya apabila tidak memiliki pengetahuan

yang baik tentang manfaat IMD untuk dirinya dan bayinya maka akan cenderung

memberikan respon negative (28).

Berdasarkan asumsi peneliti untuk dapat meningkatkan sikap ibu tentang

manajemen laktasi, maka diperlukan adanya penyaluran informasi atau sosialisasi

terkait masalah kesehatan khususnya tentang manajemen laktasi dari petugas

kesehatan sehingga dapat merubah pola pikir ibu dalam memberikan ASI

Eksklusif. Serta disarankan kepada masyarakat khususnya para ibu untuk

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan

banyak bertanya kepada yang lebih paham tentang proses dari manajemen laktasi

90

menuju keberhasilan menyusui.

4.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,472 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ibu bekerja sebanyak 91

(57,96%) ibu. Ada sebanyak 28 (17,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen

laktasi dan sebanyak 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam melakukan manajemen

laktasi. Ibu tidak bekerja sebanyak 66 (42,04%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan

manajemen laktasi yaitu 16 (10,19%) ibu dan kurang baik dalam pelaksanaan

manajemen laktasi yaitu sebanyak 50 (30,85%) ibu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosyadi tahun

2016 di Surakarta didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status

pekerjaan ibu terhadap manajemen laktasi pada ibu bekerja, dimana Hasil

penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu bekerja yang punya anak lebih dari

1 (satu) orang tidak menjamin ibu belajar dari pengalaman sebelumnya untuk

melakukan manajemen laktasi yang baik. Para ibu ini mayoritas masih

berpandangan bahwa pemberian bantuan susu formula ketika ibu bekerja dianggap

lebih tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi dan menganggap bahwa hal ini dahulu

juga dilakukan pada anak. Kendala dalam keberhasilan praktik ASI eksklusif bagi

ibu bekerja diantaranya karena ingin praktis, cuti yang pendek, kurangnya

91

dukungan tempat bekerja dan lelah fisik atau stress akibat bekerja juga bisa

menjadi alasan (29).

Dewasa ini partisipasi wanita dalam bursa kerja cukup berkembang pesat,

termasuk pada wanita yang sedang dalam masa menyusui. Bahkan hal ini

akhirnya menjadi dilema pada para ibu untuk tetap melanjutkan menyusui atau

tidak, karena ketika seorang wanita bekerja otomatis waktunya juga akan banyak

tersita untuk pekerjaan. Menurut Santrock dalam Imaniah, ibu bekerja merupakan

seorang ibu yang melakukan aktifitas bukan di rumah dalam rangka mendapatkan

tambahan nafkah serta agar dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dan dapat

membangun hubungan sosial di lingkungan bekerjanya (30).

Menurut asumsi peneliti penyebab kurangnya cakupan pemberian ASI

eksklusif pada ibu bekerja adalah kurangnya pengetahuan dan keyakinan ibu

bekerja tentang cara pemberian ASI untuk ibu yang bekerja. Mulai dari memerah,

menyimpan dan memberikan ASI kepada bayi. Jika ibu mempunyai keinginan

untuk memberikan ASI kepada bayi secara eksklusif tidak menyulitkan ibu dalam

prosesnya memerah ASI. Seperti memerah ASI sebelum pergi bekerja. Singkatnya

masa cuti hamil atau melahirkan yaitu rata-rata hanya tiga bulan, keterbatasan

waktu atau kesibukan kerja dan ketersediaan fasilitas untuk menyusui di tempat

kerja menyebabkan penggunaan botol atau susu formula diberikan lebih dini.

Namun demikian, semakin banyak wanita yang bekerja maka akan semakin

mempengaruhi upaya ibu dalam menyusui bayi.

92

4.3.4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua

Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,830 <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan

tenaga kesehatan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu yang mendapat dukungan tenaga

kesehatan sebanyak 86 (54,78%) ibu. 23 (14,65%) ibu diantaranya baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi dan sebanyak 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam

melakukan manajemen laktasi. Tenaga kesehatan yang kurang mendukung yaitu 71

(45,22%), ada sebanyak 21 (13,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen

laktasi dan 50 (31,85%) ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen

laktasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Septiani tahun 2017 yang

menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan

perempuan yaitu (57.4%). Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI

eksklusif adalah, pengetahuan sebesar 72.8%, dan sikap positif sebesar 72.1%

(faktor predisposisi). Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif

pada (faktor penguat) dukungan keluarga sebesar 75,7%, dukungan atasan 65,9%

dan dukungan teman kerja sebesar 68,8%. Tidak terdapat korelasi antara

ketersediaan fasilitas dan pelatihan manajemen laktasi (faktor pendorong) terhadap

pemberian ASI. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI

eksklusif adalah pengetahuan ibu dengan pengetahuan yang baik memiliki peluang

93

untuk bisa memberikan ASI eksklusif sebesar 13 kali lebih besar dibandingkan ibu

yang memiliki pengetahuan kurang.

Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012

tentang pemberian ASI eksklusif sebenarnya juga telah mengatur mengenai

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini . Pada peraturan tersebut jelas dikatakan bahwa

tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas kesehatan wajib melakukan Inisiasi

Menyusui Dini terhadap bayi yang baru dilahirkan kepada ibunya paling singkat

selama 1 (satu) jam (pasal 9 ayat 1), dan dilakukan dengan cara meletakkan bayi

secara tengkurap didada atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu

(pasal 9 ayat 2) (31).

Pasal tersebut secara langsung telah menjelaskan bahwa tenaga kesehatan

dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan proses Inisiasi

Menyusu Dini segera setelah proses melahirkan pada setiap ibu serta memberikan

informasi dan edukasi mengenai pentingnya Inisiasi Menyusu Dini kepada ibu dan

keluarganya sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan mendekati proses

persalinan. Sehingga diharapkan ibu-ibu yang tengah hamil dan akan melahirkan

dapat terus memperoleh dukungan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

sesaat setelah persalinan nantinya.

Sejumlah hasil penelitian mengenai Inisiasi Menyusu Dini juga menemukan

bahwa praktik Inisiasi Menyusu Dini dipengaruhi oleh sikap dan dukungan tenaga

kesehatan. Sebuah penelitian di salah satu rumah sakit pusat rujukan di Jakarta

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tenaga kesehatan yang

memiliki sikap positif terhadap Inisiasi Menyusu Dini dengan penerapan Inisiasi

94

Menyusu Dini, Artinya adalah tenaga kesehatan yang bersikap positif akan lebih

cenderung untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Sikap positif tenaga kesehatan

terhadap Inisiasi Menyusui Dini mencakup tenaga kesehatan merasa senang bila

ibu mengerti akan pentingnya Inisiasi Menyusu Dini, tenaga kesehatan mau

menyebarluaskan informasi tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini, tenaga

kesehatan mau membantu melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini, dan tenaga

kesehatan tidak mau memberikan susu botol kepada bayi (32).

Berdasarkan asumsi peneliti dukungan tenaga kesehatan pada pelaksanaan

manajemen laktasi terutama inisiasi menyusui dini tentu saja bergantung pada

pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan tentang proses itu sendiri.

Ketrampilan teknis yang baik kemudian akan mendorong sikap yang positif di

antara tenaga kesehatan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Pada dasarnya,

setiap petugas kesehatan sudah memberikan penyuluhan, konseling maupun

sosialisasi namun kegiatan itu tidak efektif dikarenakan para ibu masih juga tidak

mempunyai tidak melakukan manajemen laktasi dikarenakan beberapa responden

melahirkan bayi dengan dengan cara sectio caesaria sehingga proses pelaksanaan

manajemen laktasi seperti inisiasi menyusui dini, rawat gabung dan pemberian ASI

eksklusif tidak dilakukan.

4.3.5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p significancy

yaitu 0,057 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara

dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD

95

Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa yang mendapat dukungan

suami sebanyak 65 (41,40%) ibu, ada 41 (26,11%) ibu diantaranya baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi dan 24 (15,29%) ibu kurang baik dalam

pelaksanaan manajemen laktasi. Suami yang kurang mendukung yaitu 92

(58,60%), yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak 72 (45,86%)

ibu dan kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak 20 (12,74%)

Ibu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purwaningsih tahun

2013 di Riau yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan manajemen laktasi (p=0,086). Hasil yang serupa juga dilakukan

pada penelitian Emiliani (2012) yang menyatakan bahwa tidak hubungan antara

dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian menunjukan hasil

yang hampir serupa dimana sebagian besar keluarga mendukung ibu memberikan

ASI eksklusif pada bayi, namun sebagian besar ibu tidak memberikan ASI

eksklusif sehingga hasil bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap

pemberian ASI eksklusif (33).

Hal ini sejalan dengan pendapat Friedman et al menyatakan bahwa keluarga

memiliki beberapa fungsi/jenis dukungan, yaitu dukungan informasional dalam

bentuk keluarga sebagai penyebar informasi, dukungan penilaian dimana keluarga

bertindak membimbing dan menengahi permasalahan, dukungan instrumental yaitu

keluarga sebagai sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, dan dukungan

96

emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan (34).

Berdasarkan asumsi peneliti menunjukkan tidak adanya hubungan

dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu, karena ada

kemungkinan dipengaruhi dengan karakteristik responden satu dengan yang

lainnya berbeda, sehingga hasil penelitian ini didapatkan antara dukungan suami

dengan manajemen laktasi sama-sama berada pada skor yang menyebabkan tidak

ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Dari hasil kuesioner dukungan suami

dalam manajemen laktasi ibu, baik yang mendapat dukungan dari suami maupun

tidak mendapat dukungan sama-sama mempunyai manajemen laktasi dalam

kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik atau tidaknya

manajemen laktasi tidak dipengaruhi dengan adanya dukungan suami, melainkan

dari faktor ibu itu sendiri dalam kemauannya memberikan ASI dan melakukan

manajemen laktasi yang baik sehingga tercapai keberhasilan ASI eksklusif.

Dukungan suami berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan

kepuasan psikologis. Suami perlu mengetahui bahwa suami harus selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dari semua dukungan bagi

ibu menyusui, dukungan suami adalah dukungan yang paling berarti.

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka

penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen

laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,003.

2. Terdapat hubungan antara sikap dengan pelaksanaan manajemen laktasi di

wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten

Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,008.

3. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pelaksanaan manajemen laktasi

di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,472. Hal tersebut

disebabkan ibu bekerja kesulitan dalam membagi waktu untuk menyusui dan

pengetahuan tentang memerah, menyimpan, dan memberikan ASI perah

masih sangat kurang. Keinginan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada

bayi juga mendorong kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja.

Jika ibu mempunyai keinginan untuk memberikan ASI kepada bayi secara

eksklusif tidak menyulitkan ibu dalam prosesnya memerah ASI. Seperti

memerah ASI sebelum pergi bekerja.

4. Tidak ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan

manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan

98

Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,830. Hal

tersebut disebabkan karena beberapa responden melahirkan bayi secara sectio

caesaria sehingga ada beberapa proses manajemen laktasi tidak dilakukan.

5. Tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen

laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua

Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,057. Hal ini

disebabkan karena baik atau tidaknya manajemen laktasi tidak dipengaruhi

dengan adanya dukungan suami, melainkan dari faktor ibu itu sendiri dalam

kemauannya memberikan ASI dan melakukan manajemen laktasi yang baik

sehingga tercapai keberhasilan ASI eksklusif

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan :

1) Bagi UPTD Puskesmas Samadua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk Puskesmas

dalam meningkatkan kinerja, agar progam yang telah ditetapkan dapat

berjalan optimal dengan lebih banyak melakukan penyuluhan dan konseling.

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan merubah pola pikir ibu dalam

pemberian ASI sehingga sikap ibu lebih positif tentang pelaksanaan

manajemen laktasi. Bagi ibu yang bekerja, diharapkan agar tenaga kesehatan

dapat melaksanakan kelas ibu balita dan memberikan konseling bagaimana

cara memerah dan menyimpan ASI. dan juga memberikan konseling kepada

99

para suami agar dapat mendukung sang istri dalam pemberian ASI kepada

balita.

2) Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam

mengoptimalkan kinerja Puskesmas agar menjalankan program yang telah

ditetapkan pemerintah yaitu tentang pemberian ASI Ekslusif melalui

Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

3) Bagi peneliti

Dapat mengembangkan wawasan peneliti khususnya yang berhubungan

dengan pelaksanaan manajemen laktasi.

4) Bagi Institusi kesehatan Helvetia

Menambah wacana dan informasi ilmiah, khususnya mahasiswa mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi.

5) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti yang lain yang ingin

mengembangkan penelitian dengan topik yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Khamzah. Segudang Keajaiban ASI yang harus anda ketahui. Jakarta

Selatan: Flashbooks; 2012.

2. Proverawati. ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

3. Haryono R. Manfaat ASI Eksklusif. Yogyakarta; 2014.

4. Maryunani A. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif, dan Manajemen

Laktasi. Jakarta: Trans Info Media; 2012.

5. IDAI. Indonesia Menyusui. Suradi. Rulina, editor. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI; 2010.

6. RI P data dan informasi kementrian kesehatan. infodatin-ASI (3).pdf

[Internet]. 2016. p. 1–8. Available from:

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i

nfodatin-ASI.pdf

7. Riskesdas. Hasil Utama Riskesdas Tentang Prevalensi Diabetes Mellitus di

Indonesia 2018. 2018;

8. Selatan DA. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan. Tapaktuan:

Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan; 2017.

9. Notoatmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

10. Mamonto T. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI

Ekslusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bangon. J Kesmas

[Internet]. 2015;1:56–66. Available from:

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/7241

11. Ternate G. Determinan Sosial Mempengaruhi Manajemen Laktasi Pada Ibu

Hamil Diwilayah kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan

KOta Ternate Maluku Utara. 2013;(42).

12. Solikhah. Faktor yang Berhubungan Dengan Manajemen Laktasi Pada Ibu

Primipara di Wilayah Puskesmas Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta. 2018;

13. Mohamad S, Umboh a JMRJML. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan di Rumah Sakit Prof . Dr .

Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jikmu. 2015;5(2a).

14. Rahman N. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota

Makassar. J Phys Conf Ser. 2008;111(1).

15. Djamil A, Sefa N, Hermawan A, Nyke S. Hubungan Pelaksanaan

Manajemen Laktasi oleh Petugas Kesehatan terhadap ASI Eksklusif pada

Ibu Menyusui Pelaksanaan Manajemen Laktasi oleh Petugas. 2019;9(April

2018):113–6.

16. Wahrini S, Noor NB, Rantetampang A. Determinants Related to the

Implementation of Early Breastfeeding Initiation at the Maternity of

Regional General Hospital of Yowari, Jayapura Regency. Int J Sci Basic

Appl Res [Internet]. 2015;24(6):11–20. Available from:

http://gssrr.org/index.php?journal=JournalOfBasicAndApplied

17. Anjasmara J, Susant D H, Pratiwi D I. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Partisipasi Ibu Melakukan

IMD. 2015;7(1):1–10.

18. Mariane W. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemberian asi

eksklusif pada ibu menyusui di puskesmas bahu kota manado. Ejurnal

Keperawataan (e-Kp) [Internet]. 2013;1:1–7. Available from:

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/2199/1757

19. Nugroho. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.

20. Cadwell, Turner-Maffei. Buku Saku Manajemen Laktasi. Widiarti,

Tampubolon O, editors. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2011.

21. Nur K. ASI atau Susu Formula. Yogyakarta: Flashbooks; 2013.

22. Maryunani A. Inisiasi Menyusui Dini, Asi Eksklusif, dan Manajemen

Laktasi. Jakarta: Trans Info Media; 2012.

23. Wawan, Dewi. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Jakarta: Medical Book; 2013.

24. Nuraini. 7 Jurus Sukses Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.

25. Yusrina A, Devy SR. Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan

Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. J PROMKES.

2018;4(1):11.

26. Satino, Setyorini Y. Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif pada ibu primipara di Kota Surakarta. J Terpadu Ilmu Kesehat.

2014;3(2):106–214.

27. Ibrahim, Irviani Anwar, Azriful H. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Tentang Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Samaenre

Kabupaten Sinjai Tahun 2014. 2014;VI(2):339–49.

28. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

2012.

29. Rosyadi DW. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Bekerja, Jam Kerja Ibu

dan Dukungan Tempat Bekerja dengan Keberhasilan Pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I. J Univ

muhammadiyah Surakarta [Internet]. 2016; Available from:

http://eprints.ums.ac.id/47204/28/1.NASKAH PUBLIKASI.pdf

30. Okawary O. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sayegan Sleman Yogyakarta.

Stikkes ‟Aisyiyah [Internet]. 2015;1–10. Available from:

http://digilib.unisayogya.ac.id/199/

31. PPRI Nomor 33 Tahun 2012. No TitlePemberian ASI Eksklusif. Peratur

Pemerintah Tentang Pemberian ASI Eksklus. 2012;57–77.

32. Sihombing NM RA. Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan

IMD : Studi kasus di RS Swasta X dan RSUD Y. J Kesehat Reproduksi.

2016;53(9):7 (2) : 95-108.

33. Purwaningsih A, Hasanah O, Utumo W. Hubungan Dukungan Keluarga

Terhadap Manajemen Laktasi Pada Ibu Bekerja. NERS J Keperawatan.

2017;9(2):177.

34. Friedman MM, Bowden VR JE. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset,

Teori, dan Praktek. Jakarta: EGC; 2010. 5-6 p.

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD

PUSKESMASSAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN

TAHUN 2019

DATA IBU

Petunjuk Pengisian :

Isilah titik-titik pada kolom yang disediakan sesuai dengan data anda !

No. Responden : …………. (diisi oleh peneliti)

Nama : ………………………………………

Umur : ………………………………………

Pendidikan : SMP SMA D3 S1

Pekerjaan : Bekerja Tidak Bekerja

JumlahAnak : ………………………………………

DATA BALITA

Nama : ………………………………………

JenisKelamin : ………………………………………

Cara Persalinan : ………………………………………

Berat Badan Lahir : ………………………………………

PERNYATAAN

Petunjuk Pengisian :

a. Bacalah dengan cermat dan teliti

b. Isilah titik-titik sesuai dengan data Anda

c. Berilah tanda silang (x) atau tanda checklist (√) pada jawaban yang

menurut Anda sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

1. Pengetahuan

No Pernyataan Benar Salah Skor

1

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan

dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.

2

ASI sebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai

usia 6 bulan

3 Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI akan

melindungi bayi dari diare

4 Nutrisi yang paling tepat untuk bayi usia 0-6

bulan adalah ASI

5 ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus

menyiapkan atau memasak air terlebih dahulu

6 ASI sangat baikuntuk pertumbuhan otak bayi dan

meningkatkan kekebalan tubuh bayi

7

Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah sebagai

metode alat kontrasepsi alamiah, dan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker payudara dan

Rahim

8

Pemeriksaan kehamilan, perawatan payudara dan

senam hamil rutin sangat membantu ibu menuju

keberhasilan menyusui

9 Perawatan payudara dimulai pada masa

kehamilan memasuki usia 6 bulan

10

Inisiasi menyusui dinia dalah bayi diberi

kesempatan menyusu atau mencari putting

payudara dengan cara merangkak di dada si ibu.

11

Kontak langsung antara ibu dan bayinya pada saat

menyusui akan menimbulkan kasih saying dan

ikatan batin

12 ASI eksklusif merupakan faktor penting dalam

pertumbuhan bayi

13

Di samping factor kesehatan, bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif akan mengurangi

biaya berobat

14 Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan mudah

mengalami berat badan berlebih

2. Sikap

No Pernyataan SS S TS STS Skor

1 Bayi harus diberikan ASI Eksklusif

2 ASI lebih baik dibandingkan susu formula

3

Dalam pemberian ASI tidak perlu

diperlukan keahlian atau perilaku khusus

dan benar dalam menyusui

4 Program pemerintah untuk menyusui bayi

sampai usia 2 tahun

5 ASI memiliki kandungan gizi yang sangat

baik dibandingkan susu formula

6 ASI memiliki kandungan gizi yang sangat

baik dibandingkan susu formula

7 ASI pertama yang keluar dari payudara

ibu harus diberikan kepada bayi

8

Sangat penting bagi ibu untuk mengikuti

bimbingan persiapan menyusui yang

terdapat di fasilitas kesehatan

9

Ibu harus meyakinkan diri sendiri untuk

menyusui bayinya menuju keberhasilan

menyusui

10

Perawatan payudara dan membersihkan

puting susu sangat penting untuk program

menyusui

11 Bayi harus disusui 30 menit pertama

setelah lahir

12 Ibu yang bekerja merupakan bukan suatu

alasan untuk tidak menyusui bayinya

13 Bentuk payudara ibu tidak mempengaruhi

banyaknya ASI yang dihasilkan

14

Jika ibu bekerja memompa ASI

merupakan salah satu alternatif menyusui

bayi secara eksklusif

3. Dukungan Tenaga Kesehatan

No Pernyataan Y

a

Tid

ak

Sk

or

1 Sebelum ibu melahirkan tenaga kesehatan memberikan

informasi tentang manfaat ASI

2

Pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan,

petugas kesehatan memberikan informasi tentang

perawatan payudara

3 Petugas kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi

sayuran hijau, tahu, daging dan telur

4 Petugas kesehatan memotivasi ibu agar memberikan

ASI saja pada bayinya selama 6 bulan

5 Pada saat ibu melahirkan tenaga kesehatan membawa

bayi baru lahir kepada ibu untuk diberikan ASI

6 Pada saat ibu melahirkan petugas kesehatan

mengajarkan teknik menyusui

7 Pada saat setelah melahirkan bayi diletakkan dalam satu

ruangan dengan ibu (rawat gabung)

8

Petugas kesehatan memberikan informasi tentang

pemberian ASI eksklusif, teknik memeras dan

menyimpan ASI untuk ibu bekerja

9

Petugas Kesehatan membantu ibu kontak langsung

antara ibu dan bayi selama 24 sehari agar dapat

menyusui

4. Dukungan Suami

No Pernyataan Ya Tid

ak

Sk

or

1

Suami ibu membantu menggendong bayi untuk

disusui pada saat siang atau malam ketika bayi ingin

menyusu

2 Suami ibu menolong/ membantu ibu untuk

menyendawakan bayi setelah menyusu

3 Suami ibu memuji dan memberikan semangat kepada

ibu saat menyusui bayi ketika bersama ibu

4 Pada waktu luang, suami mendampingi ibu menyusui

bayi

5

Selama proses menyusui, suami ibu mengalihkan

pekerjaan rumah tangga pada orang lain untuk

membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah

6 Suami menganjurkan ibu untuk memberikan ASI

eksklusif pada bayi

7 Suami menyarankan ibu untuk mengkonsumsi

makanan bergizi agar ASI nya lancar

8 Suami melarang ibu untuk memberikan susu formula

kepada bayi

9 Suami mengantar ibu jika ibu ingin melakukan

kunjungan ke tenaga kesehatan

Pelaksanaan Manajemen Laktasi

No Pernyataan Ya Tidak Skor

1 Apakah ibu melakukan pemijatan payudara pada

saat kehamilan

2 Apakah ibu mengompres payudara ibu dengan

air hangat pada saat kehamilan

3 Apakah ibu membersihkan puting susu secara

rutin pada saat kehamilan

4 Apakah ibu memeriksakan kehamilan secara

rutin

5 Apakah ibu melakukan senam hamil secara rutin

6 Apakah pada saat melahirkan ibu dan bayi di

rawat diruangan yang sama

7 Apakah ibu memberikan ASI segera setelah bayi

lahir

8 Apakah ibu menyusui kapan saja bayi

membutuhkan, tidak dijadwal

9 Apakah ibu menyusui bayi sampai dengan usia 2

tahun

Lampiran 2. Master Data Uji Validitas

Master Data Uji Validitas

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD

PUSKESMASSAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2019

No Umur Pekerjaan Pendidikan penget ahuan Sikap D ukungan Tenaga Kesehat an D ukungan Suami M anajemen Lakt asi

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 KategoriKategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

1 25 1 2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 7 1 1 1 2 3 1 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 2 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1

2 31 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 15 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

3 40 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 3 1 2 34 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0

4 26 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 3 1 1 1 0 3 3 1 0 0 0 1 3 3 0 0 17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

5 24 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 3 1 1 1 0 2 2 1 0 0 3 3 1 0 0 0 15 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0

6 32 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 42 2 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0

7 41 2 3 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 1 0 4 0 1 1 1 1 0 1 1 0 3 2 2 0 17 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0

8 30 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0

9 25 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 3 3 2 2 0 36 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1

10 30 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 9 2 1 1 1 4 2 2 1 0 0 3 3 1 0 0 0 19 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1

Umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap Dukungan Tenaga Kesehatan Dukungan Suami Manajemen Laktasi

1. 22-26 Tahun = 5 orang Bekerja (1) = 5 orang Tamat SMP (1) = 2 orang Baik (3) 11-15 = 2 orang Positif (2) 31-60 = 4 orang Mendukung (2) 6-10 = 3 orang Mendukung (2) 6-10 = 3 orang Baik (2) 6-10 = 2 orang

2. 27-30 Tahun = 2 orang Tidak Bekerja (2) = 5 orang Tamat SMA (2) = 5 orang Cukup (2) 9-10 = 3 orang Negatif (1) 0-30 = 6 orang Tidak Mendkung (1) 0-5 = 7 orang Tidak Mendukung (1) 0-5 = 7 orang Kurang Baik (1) 0- = 8 orang

3. 31-34 Tahun = 1 orang Tamat PT (3) = 3 orang Kurang (1) 0-8 = 5 orang

4. 35-38 Tahun = 0 orang

5. 39-42 Tahun = 2 orang

6. 43-46 Tahun = 0 orang

7. 47-51 Tahun = 0 orang

Lampiran 3. Master Data Penelitian

Master Data Penelitian

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD

PUSKESMASSAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2019

No Umur Pekerjaan Pendidikan penget ahuan Sikap D ukungan Tenaga Kesehat an D ukungan Suami M anajemen Lakt asi

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kategori

1 30 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 2 3 1 1 0 1 0 2 1 1 0 2 16 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1

2 25 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 1

3 26 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 3 0 31 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2

4 32 2 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 1 2 2 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 3 34 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1

5 31 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 1 0 0 3 3 1 0 0 15 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 1

6 24 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 2

7 40 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 3 2 2 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 0 1 1 0 1 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1

8 30 2 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 3 3 1 0 0 0 1 3 3 0 17 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 3 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 2

9 25 1 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 2 2 34 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

10 41 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 9 2 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 1 1 33 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 2

11 28 1 3 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 35 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 2

12 26 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 2 1 33 2 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 2

13 39 1 3 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 34 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

14 30 2 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 10 2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 2

15 30 2 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 2 2 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 2 1 35 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2

16 26 1 3 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 38 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

17 1 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 1 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 2 34 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 5 2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

18 39 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 2

19 26 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 2 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

20 34 2 2 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 0 2 1 1 2 0 2 2 17 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

21 33 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 2 2 2 1 1 1 1 0 3 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

22 32 1 3 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 38 2 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 2

23 30 1 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 1 1 1 0 2 2 0 1 1 0 3 3 0 0 15 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

24 30 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 6 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 38 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2

25 26 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 3 0 1 14 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1

26 33 2 3 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 2 2 11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

27 47 2 3 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 1 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 2 0 1 0 13 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 0 1 1 11 0 0 1 4 1

28 32 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 38 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 1

29 29 2 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 0 3 33 2 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 2

30 28 2 3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 0 1 17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1

31 25 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 2 3 3 3 0 3 3 3 2 3 3 3 2 3 36 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1

32 34 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 2 0 7 0 12 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 4 1

33 33 2 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 1 3 3 3 3 2 2 3 0 3 3 3 3 0 3 34 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2

34 25 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 0 1 1 0 2 2 0 1 1 1 3 0 3 0 15 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

35 25 1 3 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 8 1 1 0 1 0 3 0 3 1 1 1 0 3 2 2 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

36 26 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 0 2 2 3 3 3 3 3 2 3 38 2 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 2

37 32 2 3 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8 1 2 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 0 3 34 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

38 28 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 0 3 0 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2

39 28 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 0 2 0 16 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1

40 30 2 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 0 2 14 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1

41 47 2 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 2 0 0 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1

42 27 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 0 3 0 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 1 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 1

43 48 1 3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1

44 30 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1

45 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 2 0 0 2 1 1 1 3 0 0 0 13 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

46 25 2 2 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 0 2 2 2 16 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 2

47 25 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 3 0 0 12 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1

48 26 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 2 2 0 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 5 2

49 28 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 7 3 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 0 0 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

50 29 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 2 1 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 2 0 0 14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 1

51 33 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3 3 36 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 1

52 33 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 2 0 2 16 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1

53 26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 0 3 15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

54 26 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 3 1 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 2 0 0 14 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

55 46 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 2 0 0 16 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1

56 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 0 3 2 3 36 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1

57 30 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 3 15 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 5 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 1

58 28 1 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 0 3 33 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

59 47 1 2 1 o 1 1 o 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 3 3 3 1 1 1 0 2 0 0 17 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 2

60 25 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 2 2 2 12 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1

61 36 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 3 3 3 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 6 2

62 38 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 3 1 1 1 0 2 3 2 1 1 0 0 0 0 3 15 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

63 48 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 2 3 0 1 1 1 0 0 1 0 12 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1

64 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 3 3 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 0 1 33 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1

65 38 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 3 2 0 1 1 1 0 2 0 0 13 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2

66 40 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 1 33 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1

67 40 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 3 3 1 3 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1

68 41 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 0 1 32 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1

69 42 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2

70 35 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 1 1 1 2 2 2 16 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1

71 32 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 2 0 3 1 1 1 0 1 0 3 15 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 2

72 32 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 3 1 1 1 2 0 2 0 1 1 1 0 2 0 1 13 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

73 34 2 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 3 1 1 1 0 0 3 3 1 1 1 0 2 0 1 15 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 2

74 45 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 0 3 0 3 1 21 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 2

75 25 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 3 3 2 0 1 0 1 0 2 0 3 17 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

76 33 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8 1 0 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 1 33 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 2 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1

77 34 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 0 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 2 0 3 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 2

78 44 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 1 35 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1

79 43 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 3 3 1 1 0 3 3 0 2 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6 2

80 24 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 2 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 34 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

81 33 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 37 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 2

82 32 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 1 0 2 0 3 1 1 1 0 0 3 0 14 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1

83 40 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 1 2 2 2 0 1 0 0 0 1 1 3 15 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2

84 39 2 3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 7 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 3 3 1 3 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5 2

85 25 2 3 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 36 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1

86 24 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 38 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1

87 26 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 34 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1

88 34 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 3 2 1 1 1 0 0 1 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

89 32 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 7 1 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 1 33 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 2

90 33 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 2 2 0 1 3 1 3 0 2 2 19 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

91 28 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 38 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

92 33 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 2 2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 3 3 2 18 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1

93 28 2 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 8 1 1 2 0 1 1 0 3 1 1 1 0 2 1 3 17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 1

94 29 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 6 1 1 1 1 0 0 2 0 1 1 1 0 2 0 2 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

95 33 2 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 0 3 3 2 3 35 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1

96 34 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 0 3 3 3 34 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 2

97 32 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 3 1 1 1 2 0 0 2 1 1 1 0 0 3 0 13 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

98 35 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 1 1 3 0 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1

99 35 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 0 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 1 3 34 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1

100 32 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 2 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 3 34 2 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1

101 32 2 2 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 3 0 0 1 14 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4 1

102 27 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 34 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1

103 29 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 0 1 0 2 13 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1

104 28 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 1 14 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 3 1

105 36 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 1 1 0 3 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 1

106 45 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 0 3 1 3 3 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 2

107 44 2 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 34 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1

108 30 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 0 3 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 0 3 9 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1

109 35 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 1 1 32 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1

110 47 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 0 3 0 2 14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1

111 29 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 7 1 1 0 3 1 1 0 2 1 1 1 0 2 0 2 15 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 5 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1

112 24 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 2 3 3 0 16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 2

113 33 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 0 1 1 2 0 2 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1

114 32 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 3 1 1 1 0 0 2 0 1 1 1 3 0 3 3 17 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4 1

115 40 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 33 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1

116 42 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 1 2 2 3 0 19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 1

117 29 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 7 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 1 35 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 2 0 1 0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1

118 30 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 2 0 3 0 1 1 1 0 2 0 3 16 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2

119 41 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 2 1 3 2 0 2 1 1 1 0 3 0 2 19 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1

120 34 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 0 1 0 3 3 2 15 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1

121 38 1 3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 0 0 3 0 17 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4 1

122 38 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 1 0 3 0 1 15 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 1

123 28 2 2 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8 3 2 1 1 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1

124 37 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 1 3 3 3 3 0 1 3 3 3 3 1 3 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1

125 36 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 18 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2

126 29 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 36 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1

127 30 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2

128 41 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 2 2 2 2 1 0 3 0 3 0 0 17 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1

129 39 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 3 1 1 1 0 0 3 3 1 1 3 0 2 2 2 19 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1

130 35 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 0 3 0 0 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4 1

131 36 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 0 1 1 2 3 1 2 1 1 1 0 0 1 3 17 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1

132 35 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 3 1 3 1 0 3 1 0 19 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1

133 28 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 35 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1

134 28 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 3 1 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 15 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1

135 30 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 3 3 1 1 3 3 2 0 1 1 1 2 0 1 0 18 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 1

136 37 2 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1

137 36 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 3 1 1 1 0 3 3 2 1 0 1 0 2 0 1 16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1 0 0 0 1 0 1 1 0 3 1

138 48 1 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5 3 2 1 1 3 0 3 3 1 1 1 2 0 1 0 19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2

139 41 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 6 3 1 3 1 3 2 0 0 1 1 1 0 2 0 0 10 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 1

140 28 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 3 2 0 0 1 1 1 0 0 3 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 1

141 29 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 0 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 1 3 31 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 1

142 35 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 3 3 3 3 1 3 0 3 3 3 3 3 1 33 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1

143 35 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 3 3 3 2 3 3 3 0 3 3 3 2 3 35 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1

144 44 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 1 1 34 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 2

145 45 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 0 3 0 15 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 0 1 0 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1

146 45 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 2 2 0 3 13 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 1

147 29 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 3 1 0 1 3 3 3 3 1 1 1 0 3 1 0 21 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 1

148 38 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 3 3 0 3 1 1 0 2 1 0 2 19 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1

149 37 2 2 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 7 1 0 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 2 3 34 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 1

150 36 2 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 7 1 0 1 1 0 3 3 0 1 2 1 1 0 3 3 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 1

151 36 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 2 0 3 12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2

152 42 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 2 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 3 1 0 3 16 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 1 o 0 1 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1

153 29 2 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 2 0 2 0 3 1 0 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 4 1

154 43 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 2 1 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3 1

155 35 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 3 0 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 2

156 35 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 40 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 1

157 28 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 2 3 35 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1

Umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap Dukungan Tenaga Kesehatan Dukungan Suami Manajemen Laktasi

1. 22-26 Tahun = 26 orang Bekerja (1) = 91 orang Tamat SMP (1) = 21 orang Baik (3) 11-14 = 40 orang Positif (2) 22-42 = 64 orang Mendukung (2) 5-9 = 86 orang Mendukung (2) 5-9 = 65 orang Baik (2) 5-9 = 44 orang

2. 27-30 Tahun = 44 orang Tidak Bekerja (2) = 66 orang Tamat SMA (2) = 96 orang Cukup (2) 9-10 = 63 orang Negatif (1) 0-21 = 93 orang Tidak Mendkung (1) 0-4 = 71 orang Tidak Mendukung (1) 0-4 = 92 orang Kurang Baik (1) 0-4 = 113 orang

3. 31-34 Tahun = 31 orang Tamat PT (3) = 40 orang Kurang (1) 0-8 = 54 orang

4. 35-38 Tahun = 25 orang

5. 39-42 Tahun = 16 orang

6. 43-46 Tahun = 9 orang

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN

1. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL PENGETAHUAN

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total

P1

Pearson

Correlation 1

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2

Pearson

Correlation .863** 1 .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .524* .381 .480* .410 .285 .832**

Sig. (2-

tailed) .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .097 .032 .073 .224 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .881**

Sig. (2-

tailed) .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .881**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P6

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 .653** .499* .598** .536* .418 .971**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P11

Pearson

Correlation .653** .524* .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** 1

.925*

* .828** .346 .080 .771**

Sig. (2-

tailed) .002 .018 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002

.000 .000 .135 .737 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P12

Pearson

Correlation .499* .381 .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499* .925** 1 .847** .425 -.033 .661**

Sig. (2-

tailed) .025 .097 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .000

.000 .062 .889 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P13 Pearson

Correlation .598** .480* .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598** .828**

.847*

* 1 .554* .073 .746**

Sig. (2-

tailed) .005 .032 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .000 .000

.011 .759 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P14

Pearson

Correlation .536* .410 .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .346 .425 .554* 1 .036 .608**

Sig. (2-

tailed) .015 .073 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .135 .062 .011

.880 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P15

Pearson

Correlation .418 .285 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .080 -.033 .073 .036 1 .410

Sig. (2-

tailed) .067 .224 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .737 .889 .759 .880

.073

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total

Pearson

Correlation .971**

.971*

* .832** .881** .832** .971** .891** .971** .971** .971** .771**

.661*

* .746**

.608*

* .410 1

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .004 .073

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.961 15

2. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total

P1

Pearson

Correlation 1

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .871**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2

Pearson

Correlation .863** 1 .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .524* .381 .480* .410 .285 .832**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .097 .032 .073 .224 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .809**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .971**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .901**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P6

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .971**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .971**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .971**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000**

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .811**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10

Pearson

Correlation 1.000**

.863*

* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1

.653*

* .499*

.598*

* .536* .418 .811**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P11

Pearson

Correlation .653** .524* .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** 1

.925*

*

.828*

* .346 .080 .771**

Sig. (2-tailed) .002 .018 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .000 .000 .135 .737 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P12

Pearson

Correlation .499* .381 .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499*

.925*

* 1

.847*

* .425 -.033 .661**

Sig. (2-tailed) .025 .097 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .000 .000 .062 .889 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P13

Pearson

Correlation .598** .480* .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598**

.828*

*

.847*

* 1 .554* .073 .746**

Sig. (2-tailed) .005 .032 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .000 .000 .011 .759 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P14

Pearson

Correlation .536* .410 .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .346 .425 .554* 1 .036 .608**

Sig. (2-tailed) .015 .073 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .135 .062 .011 .880 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P15

Pearson

Correlation .418 .285 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .080 -.033 .073 .036 1 .410

Sig. (2-tailed) .067 .224 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .737 .889 .759 .880 .073

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total

Pearson

Correlation .871**

.832*

* .809** .971** .901** .971** .971** .811** .811** .971**

.771*

*

.661*

*

.746*

*

.608*

* .410 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .004 .073

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

RELIABILITY

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.951 15

3. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL DUKUNGAN TENAGA

KESEHATAN Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

P1

Pearson

Correlation 1 .808** .905** .905** .905** .905** .014 .905** .905** -.179 .783**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .953 .000 .000 .451 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2

Pearson

Correlation .808** 1 .905** .905** .905** .905** .014 .905** .905** -.097 .806**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .953 .000 .000 .683 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3

Pearson

Correlation .905** .905** 1 1.000** 1.000** 1.000** .105 1.000** 1.000** -.035 .915**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4

Pearson

Correlation .905** .905** 1.000** 1 1.000** 1.000** .105 1.000** 1.000** -.035 .915**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5

Pearson

Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1 1.000** .105 1.000** 1.000** -.035 .915**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P6

Pearson

Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1.000** 1 .105 1.000** 1.000** -.035 .915**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7

Pearson

Correlation .014 .014 .105 .105 .105 .105 1 .105 .105 -.065 .402

Sig. (2-tailed) .953 .953 .660 .660 .660 .660 .660 .660 .785 .079

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8

Pearson

Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .105 1 1.000** -.035 .915**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .885 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9

Pearson

Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .105 1.000** 1 -.035 .915**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .885 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10

Pearson

Correlation -.179 -.097 -.035 -.035 -.035 -.035 -.065 -.035 -.035 1 .182

Sig. (2-tailed) .451 .683 .885 .885 .885 .885 .785 .885 .885 .444

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total

Pearson

Correlation .783** .806** .915** .915** .915** .915** .402 .915** .915** .182 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .079 .000 .000 .444

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.882 10

4. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL DUKUNGAN SUAMI

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

P1

Pearson

Correlation 1 .556* -.052 .456* .697** .456* .697** .697** .697** .556* .709**

Sig. (2-tailed) .011 .829 .043 .001 .043 .001 .001 .001 .011 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2

Pearson

Correlation .556* 1 .020 .556* .831** .556* .831** .831** .831** .672** .817**

Sig. (2-tailed) .011 .933 .011 .000 .011 .000 .000 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3

Pearson

Correlation -.052 .020 1 -.052 .207 -.052 .207 .207 .207 .020 .277

Sig. (2-tailed) .829 .933 .829 .381 .829 .381 .381 .381 .933 .236

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4

Pearson

Correlation .456* .556* -.052 1 .697** .456* .697** .697** .697** .556* .709**

Sig. (2-tailed) .043 .011 .829 .001 .043 .001 .001 .001 .011 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5

Pearson

Correlation .697** .831** .207 .697** 1 .697** 1.000** 1.000** 1.000** .831** .989**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P6

Pearson

Correlation .456* .556* -.052 .456* .697** 1 .697** .697** .697** .556* .709**

Sig. (2-tailed) .043 .011 .829 .043 .001 .001 .001 .001 .011 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7

Pearson

Correlation .697** .831** .207 .697** 1.000** .697** 1 1.000** 1.000** .831** .989**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8

Pearson

Correlation .697** .831** .207 .697** 1.000** .697** 1.000** 1 1.000** .831** .989**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9

Pearson

Correlation .697** .831** .207 .697** 1.000** .697** 1.000** 1.000** 1 .831** .989**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10

Pearson

Correlation .556* .672** .020 .556* .831** .556* .831** .831** .831** 1 .817**

Sig. (2-tailed) .011 .001 .933 .011 .000 .011 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total

Pearson

Correlation .709** .817** .277 .709** .989** .709** .989** .989** .989** .817** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .236 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

RELIABILITY

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

Cronbach's Alpha N of Items

.907 10

5. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL MANAJEMEN

LAKTASI

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

P1

Pearson

Correlation 1 .818** .700** .961** .961** .448* .961** .700** .221 .918** .952**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .048 .000 .001 .350 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2

Pearson

Correlation .818** 1 .617** .860** .860** .528* .860** .617** .208 .818** .884**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .017 .000 .004 .379 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3

Pearson

Correlation .700** .617** 1 .740** .740** .567** .740** .521* .188 .700** .805**

Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .000 .009 .000 .018 .428 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4

Pearson

Correlation .961** .860** .740** 1 1.000** .326 1.000** .740** .219 .961** .976**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .160 .000 .000 .354 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5

Pearson

Correlation .961** .860** .740** 1.000** 1 .326 1.000** .740** .219 .961** .976**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .160 .000 .000 .354 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P6

Pearson

Correlation .448* .528* .567** .326 .326 1 .326 .180 .168 .288 .474*

Sig. (2-tailed) .048 .017 .009 .160 .160 .160 .446 .480 .218 .035

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7

Pearson

Correlation .961** .860** .740** 1.000** 1.000** .326 1 .740** .219 .961** .976**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .160 .000 .354 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8

Pearson

Correlation .700** .617** .521* .740** .740** .180 .740** 1 -.109 .700** .733**

Sig. (2-tailed) .001 .004 .018 .000 .000 .446 .000 .648 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9

Pearson

Correlation .221 .208 .188 .219 .219 .168 .219 -.109 1 .098 .326

Sig. (2-tailed) .350 .379 .428 .354 .354 .480 .354 .648 .681 .160

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10

Pearson

Correlation .918** .818** .700** .961** .961** .288 .961** .700** .098 1 .922**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .218 .000 .001 .681 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total

Pearson

Correlation .952** .884** .805** .976** .976** .474* .976** .733** .326 .922** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .035 .000 .000 .160 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Cronbach's Alpha N of Items

.930 10

UJI UNIVARIAT PENELITIAN

Statistics

Pengetahuan Sikap Pekerjaan Dukungan Tenaga

kesehatan

Dukungan Suami

Manajemen Laktasi

N Valid 157 157 157 157 157 157

Missing 0 0 0 0 0 0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 40 25.5 25.5 25.5

Cukup 63 40.1 40.1 65.6

Kurang 54 34.4 34.4 100.0

Total 157 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Positif 64 40.8 40.8 40.8

Negatif 93 59.2 59.2 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Bekerja 91 58.0 58.0 58.0

Tidak Bekerja 66 42.0 42.0 100.0

Total 157 100.0 100.0

Dukungan Tenaga Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Mendukung 86 54.8 54.8 54.8

Kurang

Mendukung 71 45.2 45.2 100.0

Total 157 100.0 100.0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Mendukung 65 41.4 41.4 41.4

Kurang

Mendukung 92 58.6 58.6 100.0

Total 157 100.0 100.0

Manajemen Laktasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Baik 44 28.0 28.0 28.0

Kurang Baik 113 72.0 72.0 100.0

Total 157 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%

Sikap * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%

Pekerjaan * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%

D.Tenkes * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%

D.Suami * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%

1. Hubungan Pengetahuan dengan Manajemen Laktasi

Crosstab

Manajemen Laktasi Total

Baik Kurang Baik

Pengetahuan

Baik

Count 17 23 40

Expected Count 11.2 28.8 40.0

% within Pengetahuan 42.5% 57.5% 100.0%

% within M.Laktasi 38.6% 20.4% 25.5%

% of Total 10.8% 14.6% 25.5%

Cukup

Count 13 50 63

Expected Count 17.7 45.3 63.0

% within Pengetahuan 20.6% 79.4% 100.0%

% within M.Laktasi 29.5% 44.2% 40.1%

% of Total 8.3% 31.8% 40.1%

Kurang

Count 14 40 54

Expected Count 15.1 38.9 54.0

% within Pengetahuan 25.9% 74.1% 100.0%

% within M.Laktasi 31.8% 35.4% 34.4%

% of Total 8.9% 25.5% 34.4%

Total

Count 44 113 157

Expected Count 44.0 113.0 157.0

% within Pengetahuan 28.0% 72.0% 100.0%

% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 28.0% 72.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.979a 2 .003

Likelihood Ratio 5.764 2 .006

Linear-by-Linear Association 2.546 1 .111

N of Valid Cases 157

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.21.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Pengetahuan (Baik /

Cukup)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty

cells.

2. Hubungan Sikap dengan Manajemen Laktasi

Crosstab

Manajemen Laktasi Total

Baik Kurang Baik

Sikap

Positif

Count 22 42 64

Expected Count 17.9 46.1 64.0

% within Sikap 34.4% 65.6% 100.0%

% within M.Laktasi 50.0% 37.2% 40.8%

% of Total 14.0% 26.8% 40.8%

Negatif

Count 22 71 93

Expected Count 26.1 66.9 93.0

% within Sikap 23.7% 76.3% 100.0%

% within M.Laktasi 50.0% 62.8% 59.2%

% of Total 14.0% 45.2% 59.2%

Total

Count 44 113 157

Expected Count 44.0 113.0 157.0

% within Sikap 28.0% 72.0% 100.0%

% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 28.0% 72.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.159a 1 .042

Continuity Correctionb 1.661 1 .008

Likelihood Ratio 2.139 1 .144

Fisher's Exact Test .152 .099

Linear-by-Linear Association 2.146 1 .143

N of Valid Cases 157

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.94.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap (Positif / Negatif) 1.690 .837 3.416

For cohort M.Laktasi = Baik 1.453 .883 2.391

For cohort M.Laktasi = Kurang Baik .860 .697 1.061

N of Valid Cases 157

3. Hubungan Pekerjaan dengan Manajemen Laktasi

Crosstab

Manajemen Laktasi Total

Baik Kurang Baik

Pekerjaan

Bekerja

Count 28 63 91

Expected Count 25.5 65.5 91.0

% within Pekerjaan 30.8% 69.2% 100.0%

% within M.Laktasi 63.6% 55.8% 58.0%

% of Total 17.8% 40.1% 58.0%

Tidak Bekerja

Count 16 50 66

Expected Count 18.5 47.5 66.0

% within Pekerjaan 24.2% 75.8% 100.0%

% within M.Laktasi 36.4% 44.2% 42.0%

% of Total 10.2% 31.8% 42.0%

Total Count 44 113 157

Expected Count 44.0 113.0 157.0

% within Pekerjaan 28.0% 72.0% 100.0%

% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 28.0% 72.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .808a 1 .007

Continuity Correctionb .517 1 .472

Likelihood Ratio .816 1 .366

Fisher's Exact Test .472 .237

Linear-by-Linear Association .803 1 .370

N of Valid Cases 157

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pekerjaan (Bekerja /

Tidak Bekerja) 1.389 .678 2.847

For cohort M.Laktasi = Baik 1.269 .750 2.148

For cohort M.Laktasi = Kurang Baik .914 .753 1.109

N of Valid Cases 157

4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan * Manajemen Laktasi

Crosstab

Manajemen Laktasi Total

Baik Kurang Baik

Dukungan

Tenaga

Kesehatan

Mendukung

Count 23 63 86

Expected Count 24.1 61.9 86.0

% within D.Tenkes 26.7% 73.3% 100.0%

% within M.Laktasi 52.3% 55.8% 54.8%

% of Total 14.6% 40.1% 54.8%

Kurang

Mendukung

Count 21 50 71

Expected Count 19.9 51.1 71.0

% within D.Tenkes 29.6% 70.4% 100.0%

% within M.Laktasi 47.7% 44.2% 45.2%

% of Total 13.4% 31.8% 45.2%

Total

Count 44 113 157

Expected Count 44.0 113.0 157.0

% within D.Tenkes 28.0% 72.0% 100.0%

% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 28.0% 72.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .155a 1 .694

Continuity Correctionb .046 1 .830

Likelihood Ratio .155 1 .694

Fisher's Exact Test .724 .414

Linear-by-Linear Association .154 1 .695

N of Valid Cases 157

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.90.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for D.Tenkes

(Mendukung/Tidak Mendukung .869 .432 1.748

For cohort M.Laktasi = Baik .904 .548 1.493

For cohort M.Laktasi = Kurang Baik 1.040 .854 1.267

N of Valid Cases 157

5. Hubungan Dukungan Suami dengan Manajemen Laktasi

Crosstab

Manajemen Laktasi Total

Baik Kurang Baik

D.Suami

Mendukung

Count 41 24 65

Expected Count 46.8 18.2 65.0

% within D.Suami 63.1% 36.9% 100.0%

% within M.Laktasi 36.3% 54.5% 41.4%

% of Total 26.1% 15.3% 41.4%

Kurang

Mendukung

Count 72 20 92

Expected Count 66.2 25.8 92.0

% within D.Suami 78.3% 21.7% 100.0%

% within M.Laktasi 63.7% 45.5% 58.6%

% of Total 45.9% 12.7% 58.6%

Total

Count 113 44 157

Expected Count 113.0 44.0 157.0

% within D.Suami 72.0% 28.0% 100.0%

% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 72.0% 28.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 4.354a 1 .037

Continuity Correctionb 3.633 1 .057

Likelihood Ratio 4.312 1 .038

Fisher's Exact Test .047 .029

Linear-by-Linear Association 4.326 1 .038

N of Valid Cases 157

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.22.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for D.Suami

(Mendukung/Tidak Mendukung) 2.107 1.040 4.271

For cohort M.Laktasi = Baik 1.698 1.029 2.804

For cohort M.Laktasi = Kuranag Baik .806 .650 .999

N of Valid Cases 157

DOKUMENTASI PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH

KERJA UPTD PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN

SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN

TAHUN 2019

Gambar 1. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 2. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 3. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 4. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 5. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 6. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 7. Responden Mengisi Lembar Kuesioner

Gambar 7. Responden Mengisi Lembar Kuesioner