faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen …
TRANSCRIPT
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN SAMADUA
KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh :
DEVI ARIANI
NIM : 1702022006
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN SAMADUA
KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Oleh :
DEVI ARIANI
NIM : 1702022006
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Faktor yang Berhubungan dengan
Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan
Nama Mahasiswa : Devi Ariani
Nomor Induk Mahasiswa : 1702022006
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
(AKK)
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Medan, 28 Agustus 2019
Pembimbing I Pembimbing II
(Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes) (Marlina, S.K.M., M.K.M)
Fakultas Kesehatan masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
(Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes)
NIDN. (0910027302)
Telah Diuji Pada Tanggal : 24 Agustus 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes
Anggota : 1. Marlina, S.K.M., M.K.M
2. Winda Agustina, S.Tr.Keb., M.K.M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M), baik di Institut Kesehatan
Helvetia maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim
penelaah/tim penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, 28 Agustus 2019
Yang Membuat Pernyataan,
Devi Ariani
NIM : 1702022006
DAFT AR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Devi Ariani
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 29 Desember 1985
Agama : Islam
Anak Ke : 4 dari 7 bersaudara
Alamat : Jl. KL Yos Sudarso Km 13,3 No 3
Martubung
II. Identitas Orangtua
Nama Ayah : Sutio
Nama Ibu : Sumarni
Alamat : Jl. KL Yos Sudarso Km 13,3 No 3
Martubung
III. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1992 – 1998 : SD Negeri 060941 Titipapan
2. Tahun 1998 – 2001 : SMP Negeri 11 Medan
3. Tahun 2001 – 2004 : SMA Swasta Amir Hamzah
4. Tahun 2004 – 2007 : D3 Kebidanan Sari Mutiara Medan
5. Tahun 2017 – 2019 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia Medan
i
ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN
LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SAMADUA
KECAMATAN SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2019
DEVI ARIANI
NIM. 1702022006
Manajemen laktasi yaitu proses keseluruhan menyusui mulai dari
antenatal, perinatal dan postnatal. Cakupan pemberian ASI < 1 jam pada bayi baru
lahir di UPTD Puskesmas Samadua masih sangat rendah yaitu 32,4% dan
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 34,9%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan rancangan
cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia
2-3 tahun sebanyak 258 orang. Sampel sebanyak 157 orang yang diambil dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan
analisis univariat dan bivariat dengan statistik uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan
(p=0,003) dan sikap (p=0,008), dengan pelaksanaan manajemen laktasi dan tidak
terdapat hubungan antara pekerjaan (p=0,472), dukungan suami (p=0,830) dan
dukungan tenaga kesehatan (p=0,570) dengan pelaksanaan manajemen laktasi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan tahun 2019
Adapun kesimpulan pada penelitian ini yaitu faktor yang berhubungan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi yaitu pengetahuan dan sikap, faktor yang
tidak berhubungan yaitu pekerjaan, dukungan suami, dan dukungan tenaga
kesehatan. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
dalam meningkatkan kinerja untuk menjalankan program yang ditetapkan oleh
pemerintah melalui pelaksanaan manajemen laktasi.
Kata Kunci : Faktor yang berhubungan, Manajamen Laktasi
Daftar Pustaka : 16 buku, 18 Jurnal (2010-2018)
ii
ABSTRACT
THE FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION OF LACTATION
MANAGEMENT IN THE WORKING AREA OF UPTD PUSKESMAS SAMADUA
KECAMATAN SAMADUA DISTRICT
ACEH SELATAN IN 2019 YEAR
DEVI ARIANI
NIM 1702022006
Lactation management is the whole process of breastfeeding starting from
antenatal, perinatal and postnatal care. Coverage of breastfeeding <1 hour in
newborns at UPTD Puskesmas Samadua is still very low at 32.4% and exclusive
breastfeeding for babies 0-6 months at 34.9%. This study aims to determine the
factors associated with the implementation of lactation management in the
working area of UPTD Puskesmas Samadua, Samadua District, South Aceh
Regency in 2019.
This study uses a quantitative descriptive design with a cross sectional
study design. The population of this research is 258 mothers who have toddlers
aged 2-3 years. A sample of 157 people were taken using simple random sampling
technique. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi-Square
test statistics.
The results showed there was a relationship between knowledge (p =
0.003) and attitude (p = 0.008), with the implementation of lactation management
and there was no relationship between work (p = 0.472), husband's support (p =
0.830) and support of health workers (p = 0.570) with the implementation of
lactation management in the working area of UPTD Puskesmas Samadua,
Samadua District, South Aceh Regency in 2019
The conclusions in this study are factors related to the implementation of
lactation management, namely knowledge and attitudes, unrelated factors namely
work, husband's support, and support of health workers. It is hoped that this
research can be input for Puskesmas in improving performance to carry out
programs set by the government through the implementation of lactation
management.
Keywords : Related factors, Lactation Management
Bibliography : 16 books, 18 journals (2010-2018)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Manajemen
Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada program S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes selaku Ketua Yayasan
Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes selaku Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia.
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes Selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi
Umum dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
7. Nur‟aini, S.Pd., M.Kes selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia,
sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan
Skripsi ini.
iv
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
10. Marlina, S.K.M., M.K.M., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan
motivasi selama penyusunan Skripsi ini.
11. Winda Agustina, S.Tr.Keb., M.K.M., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan arahan, masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan
skripsi ini
12. Seluruh Dosen Program S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik
dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
13. Darnis, S.K.M selaku Kepala Puskesmas UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
14. Teristimewa kepada Ayahanda Sutio dan Ibunda Sumarni yang selalu
memberikan pandangan, mendukung baik moril maupun materil,
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2019
Penulis
Devi Ariani
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
1.4. Manfaat ................................................................................ 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 8
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu................................................. 10
2.2. Telaah Teori ......................................................................... 11
2.2.1. Definisi Laktasi .......................................................... 11
2.2.2. Manfaat Air Susu Ibu (ASI)....................................... 16
2.2.3. Masalah-masalah Dalam Menyusui ........................... 21
2.2.4. Jenis ASI Berdasarkan Faktor Produksi .................... 23
2.2.5. Perawatan Payudara ................................................... 24
2.2.6. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD .................. 25
2.2.7. Nutrisi untuk Ibu Menyusi ......................................... 26
2.2.8. ASI Eksklusif ............................................................. 28
2.2.9. Cara Menyusui Bayi .................................................. 30
2.2.10.Cara Memerah ASI ................................................... 32
2.2.11.Penyimpanan ASI Perah ........................................... 33
2.2.12.Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI Perah .... 34
2.2.13.Faktor-faktopr yang Mempengaruhi Produksi ASI .. 34
2.2.14.Faktor-Faktor Perilaku yang Berhubungan dengan
Pelaksanaan Manajemen Laktasi………………... 37
2.2.15. Kerangka Teori ........................................................ 42
2.3. Hipotesis .............................................................................. 43
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 45 3.1. Desain Penelitian ................................................................. 45
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 45
3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................ 45
3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................ 45
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 46
3.3.1. Populasi Penelitian ..................................................... 46
3.3.2. Sampel Penelitian ...................................................... 46
3.4. Kerangka Konsep ................................................................. 47
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ...................... 48
3.5.1. Definisi Operasional .................................................. 48
3.5.2.Aspek Pengukuran ...................................................... 49
3.6. Metode Pengumpulan Data .................................................. 50
3.6.1. Jenis Data ................................................................... 50
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data......................................... 50
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................... 52
1. Uji Validitas ......................................................... 52
2. Uji Reliabilitas ..................................................... 55
3.7. Metode Pengolahan Data ..................................................... 56
3.8. Analisis Data ........................................................................ 57
3.8.1. Analisis Univariat ...................................................... 57
3.8.2. Analisis Bivariat ........................................................ 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 59 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................ 59
4.2. Hasil Penelitian .................................................................... 60
4.2.1 Karakteristik Responden .......................................... 60
4.2.2. Analisis Univariat .................................................... 61
1. Pengetahuan ...................................................... 61
2. Sikap .................................................................. 66
3. Pekerjaan ........................................................... 71
4. Dukungan Tenaga Kesehatan ........................... 72
5. Dukungan Suami ............................................... 75
6. Manajemen Laktasi ............................................ 78
4.2.3. Analisis Bivariat....................................................... 80
1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi ............................................ 80
2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi ............................................ 81
3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi ........................................... 82
4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan
dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi ......... 83
5. Hubungan Dukungan Suami denganelaksanaan
Manajemen Laktasi ........................................... 84
vii
4.3. Pembahasan ........................................................................ 85
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2019 ................................................. 85
4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen
Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2019 .............................................................. 87
4.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2019 ................................................. 89
4.3.4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan
Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten
Aceh Selatan Tahun 2019 ........................................ 91
4.3.5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2019 ................................................. 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 96
5.1. Kesimpulan ......................................................................... 96
6.1. Saran .................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 99
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran ...................................................................... 52
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pengetahuan ................................................. 52
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Sikap ............................................................. 52
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tenaga Kesehatan ........................................ 53
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Dukungan Suami .......................................... 54
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Manajemen Laktasi ...................................... 54
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 55
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur dan Pendidikan di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2019 ............................................................................................. 60
Table 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 ........................ 61
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahuan 2019 .......................................................... 65
Table 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap
Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahuan 2019 .......................................................... 66
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang
Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan Tahuan 2019 ................................................................... 71
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahuan 2019 .......................................................... 71
Table 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
Dukungan Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan
Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
ix
Tahuan 2019 ............................................................................... 72
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan
Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 ..................... .. 74
Table 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
Dukungan Suami Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 .................... .. 75
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan DukunganSuami
Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahuan 2019 ....................................................... .. 77
Table 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
Dukungan Suami Tentang Pelaksanaan Manajemen LaktasaiDi
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 .................... .. 77
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Manajemen
Laktasi Tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasai Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahuan 2019 .................................... .. 80
Tabel 4.13 Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen
Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 .. .. 80
Tabel 4.14 Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 ..................... .. 81
Tabel 4.15 Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 .................... . 82
Tabel 4.16 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2019 .......................................................................................... .. 83
Tabel 4.17 Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen
Laktasi di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 ... .. 84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Tabel 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 30
Tabel 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 33
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Master Data Uji Validitas
Lampiran 3 Master Data Penelitian
Lampiran 4 Output Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 Output Hasil Penelitian
Lempiran 6 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi)
Lampiran 7 Surat Izin Survei Pendahuluan
Lampiran 8 Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Balasan Izin Survei Awal
Lampiran 11 Surat Balasan Izin Uji Validitas
Lampiran 12 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 13 Lembar Bimibingan Skripsi Pembimbing I
Lampiran 14 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II
Lampiran 15 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap orangtua pasti mendambakan anaknya tumbuh sehat dan cerdas.
Untuk menunjang itu semua, ibu harus memperhatikan dengan seksama
kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak yaitu memberikan ASI secara
eksklusif. Pemberian ASI yang dimulai dari penerapan proses manajemen laktasi,
yang dimulai dengan perawatan payudara pada masa kehamilan, pemberian ASI
mulai satu jam setelah lahir sampai bayi berusia enam bulan merupakan masa-
masa penting bagi pertumbuhan anak, baik untuk pertumbuhan fisik maupun
perkembangan mentalnya, juga untuk membangun hubungan antara ibu dan anak.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan berbentuk cairan putih (susu)
yang terbuat secara alamiah yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui
proses menyusui dan termasuk makanan paling tepat, paling berkualitas, dan
paling istimewa untuk sibuah hati. ASI merupakan makanan yang diciptakan oleh
Allah SWT kepada kaum perempuan sebagai makanan bernutrisi tinggi dan paling
mudah dicerna oleh bayi yang sistem pencernaanya masih rentan (1).
Sebanyak 60% energi dari makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan
otak. Tumbuh kembang otak terjadi sangat cepat sampai bayi berumur satu tahun,
oleh karena itu bayi membutuhkan kalori dan protein lebih banyak daripada orang
dewasa, termasuk juga asam lemak essensial DHA, asam amino, vitamin B1, B6,
asam folat, yodium, zat besi dan asam sialic (SA) yang keseluruhannya terdapat
dalam ASI (2).
2
Rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) merupakan ancaman bagi
tumbuh kembang anak. Seperti diketahui, bayi yang tidak diberi ASI, setidaknya
hingga usia 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi. ASI yang
diberikan secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam akan membantu suhu
tubuhnya tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun. ASI memberi semua
energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama
hidupnya.Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman
internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi
bayi, ibu, keluarga maupun Negara (2).
Pemberian ASI eksklusif yang kurang sesuai di Indonesia menyebabkan
bayi menderita gizi kurang dan gizi buruk. Kekurangan gizi pada bayi akan
berdampak pada gangguan psikomotor, kognitif dan sosial serta secara klinis
terjadi gangguan pertumbuhan. Dampak lainnya adalah derajat kesehatan dan gizi
anak Indonesia masih sangat memprihatinkan. Meyusui akan menjamin bayi tetap
sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat (3).
Mengingat pentingnya manfaat dan sebagai upaya peningkatan pemberian
ASI eksklusif bagi bayi, sejak tahun 1977 telah banyak tenaga medis dan bidan
maupun perawat mengikuti kursus untuk manajemen laktasi. Manajemen laktasi
dimulai dari masa kehamilan (antenatal), saat segera setelah bayi lahir, masa
neonatus, masa menyusui selanjutnya (post natal), sehingga keberhasilan
menyusui dapat dicapai dengan baik dan bayi memperoleh kondisi gizi dan
kesehatan yang optimal. Manajemen Laktasi adalah suatu tatalaksana yang
mengatur agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses, mulai
3
dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI, yang dimulai
pada masa antenatal, perinatal dan postnatal. Tatalaksana manajemen laktasi dan
inisiasi menyusi dini (IMD) yang optimal dan maksimal sangat mendukung
tercapainya ASI eksklusif (4).
Air susu ibu akan diproduksi dengan adekuat apabila payudaranya sehat
dan dipelihara. Selain fungsi untuk menyusui payudara juga mempunyai fungsi
estetika, sehingga seorang ibu dituntut untuk dapat menyelaraskan kedua fungsi
tersebut. Wanita harus menjaga kebersihan, kelembutan dan kelembaban
payudara, melakukan senam payudara, menggunakan bra yang sesuai dengan
ukuran, menggunakannya dengan baik dan benar, sehingga betul-betul sebagai
penyangga payudara, bukan hanya sebagai penutup putting susu. Melakukan
usapan halus secara rutin yang tujuannya untuk merangsang kelenjar susu aktif
laktogenesisnya (5).
Inisiasi menyusui dini dan rawat gabung merupakan salah satu hal yang
diketahui dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Inisiasi menyusui dini
dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiastif Rumah Sakit Sayang Bayi
(Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992. Didalam 10 langkah
keempat tertulis “Bantu ibu menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan
memfokuskan pada kemampuan alami yang “ajaib” bagaimana bayi mulai
menyusu dengan cara merangkak didada ibunya yang disebut dengan Breast
Crawl. Para petugas kesehatan yang membantu ibu dalam menjalani proses
kelahiran dianjurkan untuk meletakkan bayi sesering dan selama mungkin didada
4
ibu. Rawat gabung memungkinkan ibu menyusui kapan saja bayi menginginkan
dan rawat gabung juga dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya
sehingga bayi akan jarang menangis karena selalu dekat dengan ibunya dam selain
itu memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui (5).
IMD merupakan salah satu strategis yang dicanangkan oleh World Health
Organization (WHO) dan United Nations Children”s Fund (UNICEF) untuk
menyelamatkan kehidupan bayi baru lahir dan mengeluarkan protocol baru
tentang “ASI segera” sebagai tindakan “life saving”. Berdasarkan penelitian
WHO di enam Negara berkembang yaitu Brasil, Ghana, India, Oman, Norwegia,
dan Amerika Serikat, resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40%
jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia kurang dari 2 bulan, angka
kematian ini meningkat menjadi 48% sekitar 40% kematian balita terjadi satu
bulan pertama kehidupan bayi. WHO memperkirakan sekitar 820.000 nyawa anak
akan diselamatkan setiap tahun jika semua anak 0–23 bulan disusui secara
optimal. Pada tahun 2016, 155 juta anak di bawah 5 diperkirakan mengalami
kerdil (terlalu pendek untuk usia), 52 juta diperkirakan sia-sia (terlalu kurus untuk
tinggi badan), dan 41 juta kelebihan berat badan atau obesitas. Secara global, dari
50% target hanya 40% bayi di bawah enam bulan yang mendapat ASI eksklusif
(6).
Secara nasional di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan dari 4.691.029
bayi yang mendapat ASI < 1 jam pertama (IMD) sebanyak 1.618.405 (34,5%)
meskipun menunjukkan adanya peningkatan namun masih berada di bawah target
WHO yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50%. Berdasarkan hasil data
5
Riskesdas tahun 2018 cakupan inisiasi menyusi dini (IMD) pada bayi dan anak
usia 0-23 bulan mencapai 58,2%, meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas
tahun 2013 yang hanya mencapai 34,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa angka
yang diperoleh masih jauh dari target nasional bahkan masih berada dibawah
standar WHO (7).
Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi dengan angka pemberian
ASI yang masih rendah, pada tahun 2014 dari 94.451 bayi yang diberikan ASI < 1
Jam (IMD) adalah 24.368 bayi (25,8% ). Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten
Aceh Selatan diketahui cakupan pemberian ASI < 1 jam (IMD) pada tahun 2017
adalah 59,9%. Untuk pemberian ASI eksklusif sekitar 36,8%, terjadi penurunan
yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2016 sebesar 59,9%. Khusus untuk
UPTD Puskesmas Samadua cakupan pemberian ASI < 1 jam adalah 32,4%. Dan
pemberian ASI eksklusif sebesar 34,9% (8).
Keberhasilan program ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
dan pemahaman ibu akan pentingnya ASI eksklusif dan proses IMD pada bayi
baru lahir. Pemahaman tentang IMD merupakan persoalan yang sangat
penting.Faktor yang memungkinkan terlaksananya IMD apabila individu,
keluarga, petugas kesehatan serta masyarakat memahami tentang pengertian,
manfaat serta tujuan dari IMD dan pemberian ASI eksklusif.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan ibu
yang benar dan baik tentang manfaat IMD dan ASI eksklusif untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak akan membantu ibu dalam memberikan ASI sedini
6
mungkin. Menurut teori Green (1980) dalam Notoadmodjo menjelaskan bahwa
perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Perilaku
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : faktor predisposisi, faktor pendukung
dan faktor pendorong. Oleh karena itu upaya untuk mengubah perilaku ibu tidak
mudah untuk dilakukan. Perubahan perilaku yang tidak didasari oleh pengertian
dan kesadaran yang tinggi tidak akan bertahan lama (9).
Hasil penelitian Mamonto tahun 2013 di Sulawesi Utara ditemukan
hubungan bermakna antara tempat persalinan ibu p=0,016 (p<0,05), penolong
persalinan ibu p=0,037 (p<0,05), peran petugas kesehatan p=0,014 (p<0,05), sikap
ibu p=0,001 (p<0,05) dengan pemberian ASI Eksklusif dan tidak ada hubungan
yang bermakna antara pekerjaan ibu p=0,059 (p<0,05) dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi (10).
Hasil penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Hamadun tahun 2013 di
Maluku Utara menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000),
kepatuhan (p=0,000), dukungan suami (p=0,005), pelayanan kesehatan (p=0,008),
kemampuan petugas (p=0,043), dan social budaya (p=0,005) terhadap
pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil (11). Hasil penelitian lainnya yang
dilakukan oleh solikhah tahun 2018 di Surakarta menunjukan ada hubungan
antara tingkat pengetahuan (p=0,000), dengan manajemen laktasi pada ibu
primipara (8).
Berdasarkan survey pendahuluan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua, pada 14 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 2-3 Tahun. Dari 14
7
ibu yang dilakukan wawancara, hanya terdapat 4 ibu (28,6%) yang dilakukan
laktasi dini dan berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sedangkan 10
ibu menyusui lainnya (71,4%) tidak dilakukan laktasi dini dan belum berhasil
dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. 4 ibu berhasil memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya karena semangat dan keyakinan ibu untuk
memberikan yang terbaik untuk anaknya, serta dukungan dari tenaga kesehatan
dan keluarga yang membantu ibu lebih tau tentang ASI dan menyusui. Hambatan
pada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif diantaranya adalah pekerjaan ibu
sebanyak 5 orang, alasannya ibu bekerja sulit untuk memberikan ASI karena
waktu yang tidak ada serta jarak rumah dengan tempat bekerja yang jauh.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang memerah ASI juga menjadi salah satu faktor
ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. 1 orang ibu tidak memberikan ASI
dikarenakan ASI tidak keluar setelah bayinya berumur 3 bulan, bayi dengan berat
badan lahir rendah sebanyak 2 ibu sehingga harus diberikan susu formula. Merasa
ASI yang diberikan pada bayinya kurang sehingga ibu terpengaruh keluarga untuk
memberikan susu formula pada bayi sebanyak 2 ibu. Sikap ibu juga menjadi salah
satu faktor ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya, sebenarnya ibu mengetahui
pentingnya manfaat ASI yang diberikan secara eksklusif untuk bayinya. Tetapi
ibu memilih memberikan susu formula karena menganggap bayi tidak cukup
hanya dengan ASI saja.
Pelaksanaan Manajemen Laktasi di UPTD Puskesmas Samadua masih
jauh dari yang diinginkan atau belum memenuhi target yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan (85%) disebabkan promosi atau penyuluhan
8
kesehatan belum dilakukan secara berkelanjutan kepada masyarakat khususnya
ibu hamil maupun ibu menyusui. Ibu tidak menerapkan pelaksanaan manajemen
laktasi disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dan sikap ibu yang keliru karena
merepotkan pada ibu yang bekerja, berdasarkan pengalaman anak sebelumnya
juga tidak mengikuti program manajemen laktasi, ditambahkan suami/ keluarga
juga tidak mendukung dan tidak mengetahui pelaksanaan manajemen laktasi
menuju program ASI eksklusif. Sibuk dengan pekerjaan sehingga solusi
memenuhi gizi bayi dengan memberikan susu formula, dan kurangnya dukungan
tenaga kesehatan dalam memberikan informasi dalam pelaksanaan manajemen
laktasi. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Faktor
yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2019.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah apa saja Faktor yang berhubungan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.
9
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan manajamen
laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019 .
2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan manajamen laktasi
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahun 2019.
3. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pelaksanaan manajamen
laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.
4. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan manajamen
laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.
5. Untuk mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan
manajamen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan, ilmu pengetahuan,
serta informasi dalam dunia kesehatan khususnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan manajemen laktasi menuju pemberian ASI eksklusif yang optimal.
10
1.4.2. Manfaat Praktis
1) Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat bagi
para ibu untuk melakukan proses inisiasi menyusui dini menuju ASI eksklusif
sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup bayi, selain itu juga dapat
menjadikan motivasi ibu utnuk menerapkan inisiasi menyusui dini.
2) Bagi UPTD Puskesmas Samadua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi pemerintah terutama
pihak UPTD Puskesmas Samadua untuk lebih mengoptimalkan program
inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif agar dapat meningkatkan program
kerjanya. Dengan membuat ruangan pojok ASI dan serta menambah
pengetahuan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tenaga
kesehatan tentang mencapai keberhasilan inisiasi menyusui dini dengan
prinsip dan tatacara yang benar.
3) Bagi peneliti
Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan merupakan pengalaman
berharga dalam melatih kemampuan sebagai sasaran untuk memberdayakan
diri dan melatih diri mengenai cara dan pola fikir yang bersifat ilmiah
khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi.
4) Bagi Institusi kesehatan Helvetia
Menambah wacana dan informasi ilmiah pembaca, khususnya
mahasiswa mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
manajemen laktasi.
11
5) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti yang lain yang ingin
mengembangkan penelitian dengan topik yang sama sehingga dapat
meningkatkan mutu dan kualitas ilmu kesehatan di Indonesia terutama
mengenai pelaksanaan manajemen laktasi lebih mendalam lagi.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Solikhah tahun 2018 di kota Surakarta,
mengungkapkan bahwasanya ada hubungan antara tingkat pengetahuan
(p=0,000), sementara tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p=0,807), hubungan
dukungan keluarga (p=0,632), hubungan pekerjaan (p=0,477) dan hubungan
statusgizi (p=0,659) dengan manajemen laktasi ibu primipara di wilayah
Puskesmas Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta (12).
Penelitian yang dilakukan oleh Umboh tahun 2015 di kota Gorontalo,
menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia, lama kerja,
pengetahuan, sikap dan pelatihan dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di
Rumah Sakit Prof Aloei Saboe Kota Gorontalo (13). Penelitian senada yang
dilakukan Rahman tahun 2008 di Makassar juga menyebutkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan bidan dan sikap bidan terhadap keberhasilan
pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makasar. Hal ini
menunjukan pengetahuan dan sikap bidan yang kurang baik akan mempengaruhi
keberhasilan program ASI eksklusif (14).
Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan tahun 2017 diLampung
menemukan bahwa berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh ada hubungan
pelaksanaan manajemen laktasi dengan keberhasilan ASI eksklusif pada ibu
menyusui di Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Kota Lampung tahun 2017
(15).
13
Penelitian yang dilakukan Wahrini tahun 2015 di Jayapura tentang faktor
yang mempengaruhi ibu dalam memberikan inisiasi menyusui dini bagi bayinya.
Dari beberapa faktor yang diidentifikasi yaitu pengetahuan ibu, dukungan suami,
peran petugas kesehatan, motivasi, psikologi ibu, kelelahan dan faktor budaya,
ditemukan bahwa faktor yang secara signifikan berpengaruh pada penerapan IMD
adalah dukungan suami dan peran petugas kesehatan (16). Sebaliknya penelitian
Anjasmara menyebutkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang
inisiasi menyusui dini dengan partisipasi ibu melakukan inisiasi menyusui dini.
Dengan pemahaman yang semakin baik, pengetahuan yang dimiliki ibu tentang
IMD maka semakin baik pula partisipasi dalam melakukan inisiasi menyusui dini
(17). Penelitian senada yaitu penelitian Mariane tentang tingkat pengetahuan juga
menyebutkan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dengan
pemberian ASI eksklusif. Semakin baik tingkat pengetahuan dan sikap ibu
semakin baik pula perilaku dalam pemberian ASI eksklusif (18).
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Definisi Laktasi
Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan
makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan
psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus (19).
Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai sumber nutrisi untuk
pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air
susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, dan
14
payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada paska persalinan. ASI yang
dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama, dengan terjadinya kehamilan
pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses
pembentukan air susu (Laktasi). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui,
mulai dari ASI di produksi sampai bayi manghisap dan menelan (20).
Laktasi adalah suatu seni yang harus di pelajari kembali tanpa diperlukan
alat-alat khusus dan biaya yang mahal, yang diperlukan adalah kesabaran, waktu,
pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari berbagai pihak khususnya
suami (Roesli, 2012). Menyusui terbaik untuk bayi karena ASI mudah di cerna
dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi, Menyusui
lebih nyaman dan lebih murah dari pada susu formula, dan ASI selalu siap pada
suhu yang stabil dengan temperatur tubuh (2).
Manajemen Laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar
keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses, mulai dari ASI
diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI, yang dimulai pada
masa antenatal, perinatal dan postnatal. Ruang lingkup Manajemen Laktasi
periode postnatal pada ibu bekerja meliputi ASI Eksklusif, teknik menyusui,
memeras ASI, memberikan ASI Peras, menyimpan ASI Peras, memberikan ASI
Peras dan pemenuhan gizi selama periode menyusui (4).
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Ibu mempersiapkan segala hal agar proses menyusui
berjalan lancar. Manajemen Laktasi dimulai pada masa kehamilan, segera setelah
15
persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Bagi ibu adapun tahapan
manajemen laktasi per periode yaitu : (4)
1) Periode Masa Kehamilan (Antenatal)
a. Meyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI
adalah amanah illahi.
b. Makan teratur, penuh gizi dan seimbang.
c. Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang terdapat di setiap klinik
laktasi rumas sakit.
d. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur
e. Menjaga kebersihan diri, kesehatan dan cukup istirahat.
f. Mengikuti senam hamil
2) Periode Perinatal
a. Bersihakan putting susu sebelum anak lahir
b. Susuilah bayi sesegera mungkin, jangan lebih 30 menit pertama setelah
lahir (Inisiasi Menyusui Dini).
c. Lakukan rawat gabung
d. Jangan berikan makanan dan minuman selain ASI
e. Jangan memberikan dot ataupun kempeng karena bayi akan susah
menyusui, disamping mengganggu pertumbuhan gigi.
f. Susuilah bayi kapan saja dia membutuhkan, jangan dijadwal. Susuilah
juga bilan payudara ibu terasa penuh. Ingatlah bahwa makin sering
menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran ASI.
16
g. Setiap kali menyusui gunakan payudara secara bergantian. Yakinkan
bahwa payudara telah kosong atau bayi tidak lagi mau menghisap.
h. Mintalah petunjuk kepada petugas kesehatan bagaimana cara menyusui
yang baik dan benar.
3) Periode Postnatal
a. Berikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan atau penyusuan eksklusif
dan teruskan pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun.
b. Berikan makanan pendamping ASI saat bayi mulai berumur 6 bulan.
Adapun upaya- upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada ibu
adalah sebagai berikut : (21)
1) Pada masa Kehamilan (antenatal)
a. Memberikann informasi tentang manfaat dan keunggulan ASI, serta
menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian
susu botol.
b. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu,
apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan
berat badan ibu hamil.
c. Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
d. Memperhatikan kebutuhan gizi/ makanan ibu karena ibu hamil dan
menyusui memerlukan tambahan gizi untuk mencukupi kebutuhan gizi
janin dan menabung zat gizi untuk menyusui kelak. Makanan ditambah
17
mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan
pada saat belum hamil.
e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil
untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2) Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
a. Ibu dibantu menyusui segera 30 menit setelah kelahiran atau disebut
dengan inisiasi menyusui dini dan ditunjukkan cara menyusui yang baik
dan benar, yakni : tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara
ibu.
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam
sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
c. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam
waktu dua minggu setelah melahirkan.
3) Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
a. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi,
yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
b. Perhatikan gizi/ makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih
banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
18
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menyusui seperti payudara bengkak yang disertai demam.
f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta
pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
g. Memperhatikan gizi/ makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan
MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
2.2.2. Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
1) Manfaat ASI bagi Bayi
a. ASI baik bagi pertumbuhan Emas Otak Bayi
ASI mengandung AA (Asam Arakhidonat) termasuk kelompok Omega-6
dan DHA kelompok Omega-3, dan nutrisi lain, seperti protein, laktosa,
dan lemak lainnya yang merupakan zat yang dapat merangsang
pertumbuhan otak bayi. Otak bayi tidak bisa tumbuh dan berkembang
secara alami sehingga membutuhkan nutrisi untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan otaknya.
b. ASI sebagai sumber nutrisi terbaik bagi bayi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa
pertumbuhannya.
19
c. ASI meringankan pencernaan bayi
Kondisi sistem pencernaan bayi pada bulan pertama belum berfungsi
secara sempurna. Oleh karena itu, asupan nutrisi untuknya tidak boleh
yang memberatkan sistem pencernaanya. Selain ASI yang mengandung
nutrisi lengkap, ASI juga dilengkapi enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan sehingga meringankan kerja sistem pencernaan bayi.
d. ASI meningkatkan kekebalan tubuh Bayi
Penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberi ASI secara khusus bisa
terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal
itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh didalam ASI memberikan
perlindungan langsung melawan serangan penyakit.
e. ASI menghindarkan bayi dari alergi
Alergi sering terjadi pada bayi karena sistem pengaman tubuh yang belum
sempurna. Hasil penelitian menunjukan bahwa ASI mampu melindungi
terhadap beberapa jenis gangguan alergi. Karena ASI mengandung
antibody IgA tinggi yang berfungsi sebagai pencegahan sistem imun
terhadap zat pemicu alergi.
f. Menyusui dapat menjalin interaksi antara ibu dan bayi
Pengaruh kontak langsung antara ibu dan bayi selama proses menyusui
dapat membentuk ikatan kasih saying antara mereka karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit. Bayi akan merasa aman dan puas karena
merasakan kehangatan dan detak jantung ibu yang sudah dikenal sejak
dalam kandungan. Interaksi tersebut dapat membantu pertumbuhan dan
20
perkembangan psikologisnya yang tergantung pada eratnya hubungan
mereka.
2) Manfaat Bagi Ibu
a. ASI menguntungkan secara ekonomi
Menyusui akan menghemat pengeluaran rumah tangga, dikarenakan ibu
tidak peru mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berusia 6
bulan. Biaya dapat dialihkan untuk melengkapi zat gizi ibu karena
menyusui membutuhkan makanan yang lebih bergizi.
b. ASI mengurangi resiko anemia
Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pasca persalinan
akan berkurang. Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui akan
menyebabkan semua otot polos mengalami kontraksi. Kondisi inlah yang
akan menyebabkan Rahim mengecil sekaligus menghentikan perdarahan.
Perdarahan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan
menyebakab anemia.
Meningkatkan hubungan kasih saying antar ibu dan anak.
c. ASI tidak pernah basi
ASI diproduksi di payudara ibu, apabila ASI sudah kosong maka akan
langsung diproduksi kembali. Sebaliknya jika ASI tidak digunakan maka
akan diserap kembali oleh ibu.
d. Menyusui dapat menunda kehamilan
Menyusui dapat mencegah kehamilan jika dilakukan secara tepat dengan
beberapa syarat, yaitu belum mengalami menstruasi, pemberian ASI tidak
21
boleh dihentikan sama sekali selama 6 bulan ASI eksklusif. Dengan
menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan yang secara
umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
e. Mempercepat pengecilan ukuran rahim ibu
Isapan bayi saat menyusui mampu membantu rahim menciut,
mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, dan
mengurangi resiko pendarahan. Saat menyusui, ada hormon oksitosin yang
diprodukasi ASI yang berfungsi membantu rahim kembali kecil lebih
cepat dibanding ibu yang tidak menyusui.
f. Mengurangi resiko kanker payudara
Diperkirakan zat Innate Immune Sistem yang terdapat didalam ASI bisa
memberikan perlindungan terhadap jaringan payudara ibu sehingga ibu
bisa terhindar dari ancaman kanker payudara.
g. Mengurangi resiko kanker rahim
Hormon yang berperan dalam produksi ASI ternyata juga berperan
menuntaskan proses nifas sehingga rahim kembali bersih dari sisa-sisa
melahirkan. Hal ini dapat menurunkan resiko kanker rahim pada ibu yang
menyusui bayinya.
2.2.3. Masalah-masalah dalam Menyusui
Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode antenatal), masa pasca persalinan dini (masa nifas/ laktasi) dan
masa pasca persalinan selanjutnya. Masalah menyusui dapat timbul pula karena
keadaan-keadaan khusus.
22
1) Masalah menyusui pada masa ante natal
a. Putting susu datar atau terbenam
b. Putting susu tidak lentur
2) Masalah menyusui pada pasca persalinan dini
a. Putting susu lecet
b. Payudara bengkak
c. Saluran susu tersumbat
d. Mastitis dan abses payudara
3) Masalah menyusui pada masa pasca persalinan lanjut
a. Sindrom ASI kurang
b. Bingung putting
c. Bayi sering menangis
d. Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya.
e. Ibu bekerja
4) Masalah menyusui pada keadaan khusus
a. Ibu melahirkan dengan section caesaria
b. Ibu sakit
c. Ibu menderita penyakit hepatitis atau AIDS
d. Bayi kembar
e. Bayi premature dan berat badan lahir rendah
f. Bayi bibir sumbing
g. Bayi sakit
h. Bayi kuning/ icterus
23
2.2.4. Jenis ASI Berdasarkan Faktor Produksi
Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan,
bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel yang
berfungsi :
a. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk
menerima makanan.
b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga
dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan.
2) Air Susu Masa Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI
matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI peralihan dari kolostrum
menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat, lemak dan
volume ASI menjadi meningkat. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar
lemak dan karbohidrat tinggi. Selama dua minggu volume air susu bertambah
banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobin dan protein
menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat (22).
3) ASI Mature
ASI mature merupakan ASI yang dihasikan mulai dari hari ke-10 sampai
seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan
24
dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih kebiru-
biruan (seperti susu krim) dan mengandung lebih banyak kalori daripada susu
kolustrum ataupun transisi.
2.2.5. Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu, agar terhindar dari infeksi.
Perawatan payudara adalah salah satu teknik dalam manajemen laktasi. Dimana
laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari masa kehamilan,
persalinan dan nifas dan menyusui. Mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Manajemen laktasi berarti suatu upaya yang
dilakukan oleh ayah, ibu dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui.
Perawatan payudara adalah melakukan perawatan fisik payudara
menjelang masa laktasi. Melakukan perawaran payudara diharapkan apabila
terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada
waktunya ASI akan keluar dengan lancar dan mampu memproduksi dan
memberikan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.
Langkah-langkah perawatan payudara :
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Cuci tangan dibawah air yang mengalir dengan sabun
3) Kompres puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak/ baby oil ± 5
menit
4) Bila puting susu masuk kedalam, lakukan gerakan Hoffman atau gunakan
pompa putting
25
5) Kedua telapak tangan diletakkan ditangan antara kedua payudara dengan
ujung-ujung jari menghadap kebawah kemudian telapak tangan ditarik keatas
melingkari payudara sambil menyangga payudara tersebut lalu tangan
dilepaskan dengan gerakan cepat kearah depan. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.
6) Mengurut payudara dari pangkal payudara kearah puting memakai genggaman
tangan menyeluruh keruas-ruas jari. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.
7) Tangan kanan menyangga payudara kanan. Kemudian sisi ulang tangan kiri
mengurut payudara kearah puting susu. Tujuan dilakukan pengurutan
payudara agar ASI dapat keluar dengan lancar.
8) Basah payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian dan
dikerjakan berulang-ulang lalu dikeringkan dengan handuk.
2.2.6. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Perilaku yaitu tanggapan, reaksi dan jawaban terhadap suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak disadari. Perilaku memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
adalah dimulai segera setelah persalinan ketika keadaan bayi memungkinkan lebih
baik dalam beberapa jam.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) menurut kemenkes adalah proses bayi
menyusui segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu
ibunya sendiri (tidak dituntun ke puting susu). Dua puluh empat jam pertama
setelah melahirkan adalah saat yang sangat penting untuk keberhasilan menyusui
selanjutnya. Pada jam pertama setelah melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin
yang bertanggung jawab terhadap produksi ASI. Walaupun ASI belum keluar ibu
26
harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi baru lahir, dengan
teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusui ke ibu akan
merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu
kelancaran ASI.
Menyusui dari payudara ibu dengan kontak kulit, mata dan emosi sejak dini
akan merangsang perkembangan emosi dan kecerdasan bayi. Jadi biarkan bayi
terus menghisap maka ASI akan dapat keluar. Bayi akan bertahan 2x24 jam tanpa
cairan karena masih membawa cadangan makanan dari rahim ibu. Jangan berfikir
sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui. Ada banyak sebab
mengapa menyusui tidak sempurna, tetapi yang utama adalah kekurangan
dukungan, kelemahan bayi dan kegagalan dalam memulai siklus lapar alami (22).
2.2.7. Nutrisi untuk Ibu Menyusui
Status nutrisi berhubungan linear dengan status kesehatan seseorang. Status
nutrisi bayi juga berhubungan dengan status nutrisi maternal. Status kesehatan
manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan pranatal dan pascanatal. Keadaan yang
kurang baik pada saat pranatal harus diusahakan untuk dikoreksi pada saat
pascanatal. Salah satu strateginya yaitu dengan pemberian ASI pada semua bayi.
Sehubungan dengan faktor pranatal dan pascanatal dalam kaitannya dengan
keadaan dan status kesehatan bayi dikemudian hari, kecukupan nutrisi maternal
saat kehamilan dan menyusui menjadi sangat penting. Untuk mendapatkan ASI
yang berkualitas selain memperhatikan kandungannya tentu juga memperhatikan
komponen-komponen yang mendukung produksi dan distribusinya. Pokok dari
semua itu adalah kecukupan nutrisi maternal.
27
Mempersiapkan payudara untuk mendapatkan ASI yang berkualitas harus
dimulai sejak remaja. Kecukupan gizi saat itu merupakan modal yang penting.
Kemudian pemenuhan kebutuhan gizi saat hamil menjadi faktor penunjang
selanjutnya. Asupan gizi saat hamil memerlukan penambahan. ASI mempunyai
kemampuan untuk mengatur komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Nutrisi yang baik saat menyusui selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan
bayi juga penting untuk ibu menyusui itu sendiri (5).
1) Kebutuhan Nutrisi Saat Kehamilan
Sudah diketahui kebutuhan nutrisi ibu menyusui lebih tinggi daripada ibu
hamil. Sebagian energi dan juga nutrisi pada kehamilan sebetulnya disimpan
untuk keperluan menyusui. Susu yang dikeluarkan 4 bulan pertama pasca
persalinan sebetulnya setara dengan keperluan energi total selama kehamilan.
Pertambahan berat badan ibu yang ideal saat hamil dan berat lahir bayi yang
cukup merupakan indikator tidak langsung status nutrisi yang baik saat
kehamilan. Keadaan ini dapat menunjukan kecukupan cadangan energi saat
memasuki fase laktasi.
Kebutuhan energi pada saat menyusui sebanding dengan jumlah ASI yang
diproduksi. Jumlah energi rata-rata pada ASI sekitar 70 kkal/ 100 ml. 80% energi
ibu diubah menjadi energi susu sehingga diperkirakan 85 kkal untuk setiap 100 ml
ASI. Dari perhitungan produksi ASI perhari 750 ml pada 6 bulan pertama dan 600
ml/ hari pada 6 bulan kedua, maka kebutuhan energi rata-rata untuk membentuk
ASI pada 6 bulan pertama dan kedua masing-masing 640 kkal/ hri dan 510 kkal.
hari.
28
Tabel 2.1 Perbandingan Energi Harian yang Direkomendasikan dan
Asupan Nutrien dan Kebutuhan Kumulatif Perempuan Dewasa
dan Menyusui
Nutrien
Asupan Referensi
Diet (Dietary
Reference Intakes) I
Kebutuhan Kumulatif
Terhitung (Calculated
cumulativeexpenditur)
Persentase
kenaikan atas
perempuan
dewasa tidak
bereproduksi
Perempuan
Dewasa Laktasi
Perempuan
Dewasa Laktasi % Laktasi
Energi 2 kkal 19-50 th ↑500
kkal/h (0-
6 bln)
↑400 kkal/h (7-
9 bln)
Variasi 126.000
Protein, 3 g 46 71 12.420 19.170 54.35
Vitamin c, 3mg 75 120 20.250 32.400 60.00 Thiamin, 3 mg 1.1 1.4 297 378 27.27
Riboflavin, 3 mg 1.1 1.6 297 432 45.45
Niacin, 3 ng NE 14 17 3.780 4.590 21.43
Vitamin B6, 3 mg 1.3 2 351 540 53.85 Folate, 3 mcg DFE 400 500 108.000 135.000 25.00
Vitamin B12, 3 g 2.4 1.8 648 756 16.67
Pantothenic acid, 4 mg 5 7 1.350 1.890 40.00
Biothin, 4 g 30 35 8.100 9.450 16.67 Choline, 4 mg 425 550 114.750 148.500 29.41
Vitamin A, 3 mcg 700 1300 189.000 351.000 85.71
Vitamin D, 4 mg 5 5 1.350 1.350 0.00
Vitamin E, 3 mg 15 19 4.050 5.130 26.67 Vitamin K, 4 mcg 90 90 24.300 24.300 0.00 Calcium, 4 mg 1000 100 270.000 270.000 0.00 Phosporus, 4 mg 700 700 189.000 189.000 0.00 Magnesium, 4 mf 310 310 83.700 83.700 0.00 Iron, 3 mg 18 9 4.860 2.430 50.00
Zinc, 3 mg 8 12 2.160 3.240 50.00
Iodine, 3 mg 150 290 40.500 78.300 93.33
Salenium, 3 mcg 55 70 14.850 18.900 27.27 Fluoride, 4 mg 3 3 810 810 0.00
2.2.8. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa pemberian makanan tambahan
lain pada umur 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif berarti memberikan hanya
ASI saja. Ini berarti bayi tidak diberi air putih, teh, minuman ramuan, cairan lain,
maupun makanan selama 6 bulan pertama usianya (22).
29
Adapun sepuluh cara agar berhasil memberikan ASI Eksklusif :
1) Libatkan suami dalam menyukseskan pemberian ASI. Persiapan sudah harus
dimulai sejak masa kehamilan. Suami dapat melindungi istri dan bayi jika ada
pihak yang kontra terhadap pemberian ASI.
2) Hindari rasa tidak percaya diri, khawatir, gelisah, dan perasaan tidak nyaman
lainnya karena akan mengakibatkan menurunnya produksi hormon oksitosin
yang penting untuk produksi ASI. Dalam hal ini keterlibatan suami akan
sangat bermanfaat guna mningkatkan kepercayaan diri istri dan lingkungan.
3) Jaga keseimbangan payudara. Susui dengan kedua payudara secara
bergantian. Setiap kali memulai gunakan payudara yang terakhir disusukan.
4) Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulai mencari pompa ASI
yang sesuai.
5) Mantapkan teknik memerah ASI dengan tangan, menggunakan pompa ASI.
6) Produksi ASI ditentukan oleh aktivitas hormon prolaktin di kelenjar otak,
sehingga yang penting adalah makan bervariasi untuk memastikan kecukupan
zat zat gizi khususnya zat gizi mikro. Perbanyak pula mengkonsumi sayuran
yang mengandung galactogogue (laktagogum) zat yang dapat meningkatkan
dan melancarkan produksi ASI seperti daun katuk.
7) Sering-seringlah melakukan skin to skin contact
8) Istirahat yang cukup, usahakan untuk rileks dan fokuskan diri anda untuk
memantapkan kegiatan menyusui.
9) Perah ASI disela-sela setelah menyusui.
30
10) Bergabunglah dengan kelompok/ organisasi pendukung ibu-ibu ASI seperti
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) atau Sentra Laktasi Indonesia
(Selasi).
2.2.9. Cara Menyusui Bayi
Teknik menyusui yang benar diperlukan agar bayi dan ibu merasa nyaman
dan bayi bisa memperoleh manfaat terbesar dari menyusui, berbagai faktor kunci
untuk menyusui secara efektif, diantaranya sebagai berikut :
1) Waktu Menyusui
Pada bayi yang baru lahir akan menyusui lebih sering, rata-rata adalah 10-12
kali menyusui tiap 24 jam atau bahkan 18 kali. Menyusui on demand adalah
merupakan cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap
kenyang. Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dibuat jadwal. Sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan karena bayi akan
membutuhkan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara dalam waktu 5-7 menit
sedangkan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam 2 jam. Pada awalnya bayi
tidak memiliki pola teratur dalam menyusui dan akam mempunyai pola tertentu
setelah 1-2 minggu kemudian.
2) Pelekatan
Pelekatan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi
menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada 2 cara untuk mengetahui apakah mulut
bayi melekat pada putting ibu dengan benar atau tidak, yaitu sebagai berikut :
31
a. Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan melipat kebawah dan dagu
akan mendekap ke payudara. Lidah seharusnya ada dibawah payudara, areola,
dan puting menempel pada langit-langit mulut bayi
b. Seluruh puting susu dan areola berada dalam mulut bayi. Posisi ini
memungkinkan bayi menekan sinus-sinus dibawah areola dan mengeluarkan
ASI dari putting.
3) Posisi Menyusui
Berikut ini beberapa posisi menyusui yang umum dipilih para ibu :
a. Posisi mendekap (Craddle Position)
Posisi ini umum digunakan setelah beberapa minggu kelahiran bayi. Posisi ini
memberikan ibu keleluasaan dan mengontrol posisi badan ibu dan bayi.
b. Posisi mendekap silang (Cross-Cradle Position)
Posisi ini merupakan variasi dari posisi mendekap.
c. Posisi mencengkram/ sepak bola (Clutch/ Football Position)
Posisi ini dapat dipilih oleh ibu yang melahirkan SC untuk mengurangi
sentuhan dengan luka operasi (insisi).
d. Posisi bayi tengkuran diatas tubuh ibu (Laid-Black Breast Feeding Position)
Posisi ini sering disebut juga posisi IMD, bisa digunakan terutama pada awal
kelahiran, juga bermanfaat bagi ibu yang memiliki payudara besar.
e. Dancer Hold Position
Posisi ini merupakan variasi dari menopang payudara membentuk U (U-hold)
yang berguna bagi bayi pretem/ premature, penderita bibir sumbing dan bayi
yang bermasalah dengan perkembangan otot.
32
2.2.10. Langkah-Langkah Memerah ASI
Memerah dengan tangan merupakan teknik dasar yang harus diajarkan kepada
seorang ibu dalam 24 jam setelah bayi lahir supaya ia percaya diri menghadapi
semua masalah yang mungkin timbul.
1) Mengurut dengan tangan
a. Siapkan wadah ASI untuk menampung ASI perah dan usahakan wadah ini
bermulut lebar, cuci bersih dan keringkan.
b. Ibu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara seksama yang
dilakukan sebelum dan sesudah memerah.
c. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar areola.
d. Cari posisi yang aman.
e. Letakkan ibu jari pada payudara, diatas putting dan areola serta jari pada
bagian bawah dari putting dan areolanya. Posisi ibu jari dan telunjuknya
kira-kira berada 3 cm dari dasar putting susu ibu. Posisi ibu jari, ada
diposisi jam 12 dan telunjuk ada dijam 6. Posisi tangan membentuk huruf
C. posisi tangan juga bisa seperti huruf U, dimana jempol ada dijam 3 dan
telunjuk dijam 9.
f. Menekan dan melepas jaringan payudara antara ibu jari dan telunjuk untuk
beberapa saat.
g. Jika ASI belum keluar, ibu bisa mencoba mendekatkan atau menjauhkan
sedikit posisi ibu jari dan telunjuk sehingga bisa mengalirkan ASI.
Kemudian, lakukan langkah menekan dan melepas payudara seperti
sebelumnya.
33
h. Ibu dapat melakukan gerakan menekan dan melepas payudara dari segala
arah mengelilingi payudara dengan tetap mempertahankan jarak dari
putting.
i. Memerah bisa dilakukan hingga ASI menetes. Lalu ibu bisa memindahkan
tangganya kepayudara sebelumnya. Lakukan bergantian 5-6 kali satu sesi
memerah. Waktu yang dibutuhkn sekitar 20-30 menit.
j. Hindari meremas dan menarik puting karena ini akan menghambat aliran
ASI dan jangan menggesekkan jari dipayudara karena menyebabkan
payudara memerah dan bisa terluka.
2) Memerah dengan alat pompa
Alat pompa dibagi menjadi dua, yaitu alat pompa manual dan elektrik.
a. Alat pompa manual
Alat pompa manual lebih sederhana, tidak memerlukan sumber tenaga
seperti listrik dan baterai, dan mudah dibawa. Selain itu juga ibu dapat
memegang kendali penuh atas kekuatan isapan.
b. Alat pompa listrik
Umumnya bayi menghisap 40-60 kali permenit ketika menyusu pada
payudara. Jenis alat pompa elektrik ada dua yaitu : pompa elektrik tunggal
dan pompa elektrik ganda.
2.2.11. Penyimpanan ASI Perah
Penyimpanan ASI yang baik bisa dilakukan dengan cara :
1) Siapkan botol kaca atau coolerbag untuk menyimpan ASI sebelum masuk ke
freezer.
34
2) Setiap botol harus ditandai keterangan tanggal, hari dan jam saat ASI diperah.
3) Simpan dengan rapi dengan tanggak terbaru berada dibelakang.
4) Tempat atau wadah untuk menyimpan ASI yang dianjurkan adalah botol kaca
atau botol plastik dengan penutup rapat dan memiliki volume 80 sampat 100
cc (untuk sekali minum).
2.2.12. Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI Perah
Langkah-langkah mencairkan ASI perah yaitu :
1) ASI perah beku di freezer pindahkan ke kulkas bawah pada malam sebelum
digunakan.
2) Biasanya dalam 12 jam, ASI perah yang sudah dipindahkan kekulkas bawah
akan mencair.
3) Rendam botol didalam mangkuk yang berisi air hangat hingga ASI perah
mencair.
4) Bisa digunakan bottlewarmer, naikkan susu secara bertahap namun boleh
lebih dari 400C.
2.2.13. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Haryono menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ASI yaitu :
1) Faktor makanan ibu
Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya jumlah
ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. Hal ini disebabkan pada masa
kehamilan jumlah pangan dan gizi yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan
untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan
35
digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energy
selama menyusui.
2) Faktor isapan bayi
Isapan bayi akan menstimulus kelenjar hipotalamus pada bagian hipofisis
anterior dan posterior. Hipofisis anterior akan menghasilkan rangsangan
prolaktin untuk meningkatkan sekresi (pengeluaran) hormon prolaktin.
Hormon prolaktin bekerja pada kelenjar susu (alveoli) untuk memproduksi
ASI. Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu ibu yang sangat kecil
akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus
menurun dan ASI akan terhenti.
3) Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi premature disimpulkan bahwa produksi ASI
akan optimal dengan pemompaan 5 kali perhari selama bulan pertama setelah
melahirkan. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukan frekuensi penyusuan kurang lebih 10 kali perhari selama 2
minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan peningkatan
produksi ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit
8 kali perhari periode awal setelah melahirkan. Penyusuan ini berkaitan
dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
4) Riwayat penyakit
Penyakit infeksi baik yang kronis maupun akut yang mengganggu proses
laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
36
5) Perawatan Payudara
Perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang
peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang terawat akan
memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan dengan
perawatan payudara yang baik, maka puting tidak akan lecet sewaktu diisap
bayi. Perawatan fisik payudara menjelang laktasi perlu dilakukan, yaitu
dengan mengurut selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan
tersebut diharapkan apabila terjadi penyumbatan pada duktus laktiferus dapat
terhindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
6) Jenis Persalinan
Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi
lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan. Sedangkan
pada persalinan tindakan seksio caesaria seringkali ibu kesulitan menyusui
bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anastesi (bius) umum.
Ibu relatif tidak dapat menyusui bayinya pada jam pertama setelah bayi lahir.
Kondisi luka operasi dibagian perut membuat proses menyusui sedikit
terhambat.
7) Cara menyusui yang tidak tepat
Teknik menyusui yang kurang tepat, tidak dapat mengosongkan payudara
dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI.
8) Rawat gabung
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan
frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami,
37
dimana bayi mendapatkan nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk
ibu, dengan menyusui, maka akan timbul reflex oksitosin yang akan
membantu proses fisiologis involusi uterus. Disamping itu, akan timbul reflex
prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI.
2.2.14. Faktor-faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Manajemen
Laktasi
1) Pendidikan
Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu,
untuk mencari pengalaman dan unuk mengorganisasikan pengalaman
sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan
yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku
tertentu. Pendidikan mempengaruhi pemberian ASI. Ibu yang berpendidikan
tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding ibu yang
berpendidikan rendah. Sehingga promosi dan informasi mengenai ASI
eksklusif dengan mudah dapat diterima dan dilaksanakan.
2) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan
dan diingat. Informasi tersebut bisa berasal dari pendidikan formal maupun
informal, percakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton televisi dan
pengalaman hidup. Contoh pengalaman hidup yaitu pengalaman menyusui
anak sebelumnya (23). Penelitian solikhah menjelaskan bahwa pengetahuan
ibu tentang pelaksanaan manajemen laktasi sangatlah penting. Banyak ibu
yang berpengetahuan rendah tidak mengetahui tentang pelaksanaan
38
manajemen laktasi. Ibu yang berpengetahuan tinggi, sebagian besar
mempunyai manajemen laktasi yang baik yaitu 51 responden (87,9%).
Berdasarkan hasil uji statistic, nilai p = 0,807 yang berarti ada hubungan
bermakna antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan manajemen laktasi
diwilayah kerja Puskesmas Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
tahun 2018 (12).
3) Sikap Ibu
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk melakukan suatu
tindakan dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian yusran yang memberikan
gambaran yang jelas bahwa sikap seseorang akan terbentuk dari respon objek
tertentu maka dalam hal ini apabila seorang ibu memiliki pengetahuan yang
memadai tentang IMD maka akan direspon positif dan sebaliknya apabila
tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat IMD untuk dirinya dan
bayinya maka akan cenderung memberikan respon negatif. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara sikap
ibu dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di wilayah kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendari Tahun 2016 (23).
4) Faktor budaya
Budaya adalah hasil cipta manusia didalam budaya dan terkandung
kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang
sama, kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat, kebiasaan diperoleh dari
budaya yang mengandung nilai-nilai kepercayaan tentang segala sesuatu.
Banyak ibu yang mempunyai kebiasaan malu-malu dan sembunyi-sembunyi
39
menyusui bayinya karena mereka menganggap menyusui didepan orang
sangat tidak sopan. Selain hal tersebut berbagai mitos juga menyebar
dikalangan masyarakat yang mengatakan berpantangan makanan seharusnya
tidak dimakan oleh ibu yang sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan
ASI akan berbau amis sehingga bayi tidak menyukainya. Anggapan tersebut
tidak benar karena ikan mengandung banyak protein dan tidak akan
mempengaruhi rasa pada ASI.
5) Keyakinan
Niat adalah kehendak atau keinginan dalam hati seseorang ingin
melakukan suatu perilaku. Niat erat kaitannya dengan motivasi, yaitu
dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Niat untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu perilaku dipengaruhi oleh dua penentu dasar yaitu sikap dan norma
subyektif. Seseorang akan memiliki niat yang kuat jika informasi yang
dimilikinya cukup kuat untuk meyakinkannya bahwa perilaku tersebut layak
untuk dilakukan. Niat yang sudah dimiliki seseorang hendaknya diperkuat
dengan menambah pengetahuan mengenai ASI baik keunggulan, komposisi,
manfaat dan keutamaannya. Pengetahuan diperlukan untuk memantapkan
keyakinan ibu untuk memberikan ASI (24). Uji regresi logistik pada penelitian
yang dilakukan oleh Devy menunjukan bahwa terdapat dua faktor yang
berpengaruh terhadap niat ibu untuk memberikan ASI Eksklusif di Kelurahan
Magersari, Sidoarjo yaitu keyakinan berperilaku dan keinginan meniru yang
dimiliki oleh ibu. keyakinan berperilaku (sig = 0,008, dengan Exp (B) =
40
173,443) dan keinginan meniru (sig=0,006, dengan Exp (B) =32,114) yang
dimiliki oleh ibu terkait pemberian ASI Eksklusif (25).
6) Pekerjaan Ibu
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan
yang dilakukan ibu ada yang berada dirumah, ditempat kerja tidak tersedia
tempat penitipan anak, jarak lokasi bekerja yang jauh dan kebijakan cuti
melahirkan yang kurang mendukung. Ibu yang bekerja diluar rumah
mempunyai keterbatasan kesempatan untuk menyusui bayinya secara
langsung. Keterbatasan ini berupa waktu atau tempat, terutama jika ditempat
kerja tidak tersedia fasilitas tersebut (9).
Analisis regresi logistic pada penelitian Juliastuti menunjukan bahwa
ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif. Ibu yang
tidak bekerja akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Ibu bekerja
juga perlu diberikan pengetahuan yang cukup tentang manfaat, cara
penyimpanan termasuk juga cara pemberian ASI yang diharapkan dapat
meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif.
7) Dukungan tenaga kesehatan
Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor pendukung
ibu dalam memberikan ASI.Dukungan tenaga kesehatan kaitannya dengan
nasehat kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya menentukan
keberlanjutan ibu dalam pemberian ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan hermawan di Lampung tahun 2018 diketahui bahwa adanya
41
hubungan pelaksanaan manajemen laktasi oleh petugas kesehatan terhadap
ASI eksklusif pada ibu menyusui disebabkan karena pelaksanaan manajemen
laktasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh petugas kesehatan
kepada setiap ibu hamil. Hal ini penting dilakukan karena petugas kesehatan
memiliki peranan yang penting dalam memberi edukasi dan juga motivasi
kepada ibu hamil untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam
menyusui bayinya. Dalam pelaksanaannya, jika manajemen laktasi yang
dilakukan oleh petugas kesehatan cukup baik, maka akan merubah pandangan
dan perilaku ibu dalam pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi nya,
begitupun sebaliknya jika manajemen laktasi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan belum baik maka ibu menyusui akan mengalami kesulitan dalam
memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.
8) Dukungan Suami/ keluarga
Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orang tua atau
saudara lainnya sangat menentukan keberhasilan menyusui. Karena pengaruh
keluarga berdampak pada kondisi emosi ibu sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi produksi ASI. Seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari
suami dan anggota keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI
kepada bayinya. Sebaliknya dukungan suami yang kurang maka pemberian
ASI menurun. Hasil penelitian-penelitian terdahulu juga menunjukan
pentingnya dukungan dari keluarga terhadap ibu menyusui, terutama
dukungan suami karena suami adalah orang yang paling dekat dengan ibu.
42
2.2.15. Kerangka Teori
Sebagaimana kita ketahui perilaku sangat mempengaruhi seseorang dalam
bertingkah laku menurut Green dalam Notoatmojo, perilaku dipengaruhi oleh 3
faktor utama yaitu :
1) Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor pencetus timbulnya
perilaku seperti : umur, pengetahuan, pengalaman, pendidikan, sikap,
keyakinan, paritas, dan lain sebagainya.
2) Faktor pemungkin (enabling factors) yaitu faktor yang mendukung timbulnya
perilaku seperti lingkungan fisik, dana dan sumber-sumber yang ada
dimasyarakat.
3) Faktor pendorong (renforcing factors) yaitu faktor yang memperkuat atau
mendorong seseorang untuk berperilaku yang berasal dari orang lain misalnya
: peraturan dan kebijakan pemerintah, petugas kesehatan yang secara tidak
langsung mempromosikan bahkan menjual susu formula, tindakan oleh
petugas kesehatan untuk memisahkan ibu dari bayinya setelah ibu melahirkan
beberapa jam kelahirannya, maupun dari pihak keluarga.
43
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Dikutip dari : Green dalam Notoadmodjo (9)
2.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentative (sementara) mengenai
kemungkinan hasil dari suatu penelitian.Hipotesis merupakan jawaban yang
sifatnya sementara terhadap permasalanan yang diajukan penelitian.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1) Ada hubungan faktor pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan tahun 2019
2) Ada hubungan faktor sikap dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan tahun 2019
Faktor Pemungkin : 1. Sarana
2. Prasarana
Faktor Pendorong : 1. Keluarga
2. Petugas kesehatan
3. Status social budaya
4. Undang-undang dan peraturan
pemerintah
Perilaku Kesehatan
Faktor Predisposisi : 1. Tingkat Pendidikan
2. Tradisi dan kepercayaan
3. Pengetahuan
4. Sikap
5. Keyakinan
6. Pekerjaan
44
3) Ada hubungan faktor pekerjaan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan tahun 2019
4) Ada hubungan faktor dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen
laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019
5) Ada hubungan faktor dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan
manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan desain
deskriptif kuantitatif. Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit
dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Metode
deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang
dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat -
sifat dari objek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel
yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang
berhubungan dengan tujuan penelitian.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross
sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan didesa dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Januari sampai dengan Agustus 2019,
dimulai dengan pengajuan judul, penyusunan proposal, bimbingan, dan seminar.
46
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 2-3 tahun yang ada
di desa dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 258 orang.
3.3.2. Sampel
Besar sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Sampling Error
Maka besar sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebanyak
157 orang ibu yang mempunyai balita 2 – 3 tahun.
Berdasarkan analisis tersebut diatas maka sampel yang diperoleh sebanyak
157 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling, yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
47
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik
simple random sampling memungkinkan setiap unit sampling sebagai unsur
populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel.
3.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Samadua. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah terdiri
dari variabel bebas (Independet variabel) dan variabel terikat (Dependent
variabel), seperti gambar dibawah ini :
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari Pengetahuan, sikap,
pekerjaan, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan.Variabel terikat
adalah Pelaksanaan Manajemen Laktasi.
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Pekerjaan
4. Dukungan Suami
5. Dukungan Tenaga Kesehatan
Pelaksanaan Manajemen
Laktasi
48
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Definisi Operasional
1) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang manajemen
laktasi meliputi pengertian, manfaat ASI, gizi ibu menyusui, perawatan
payudara, frekuensi menyusui, dan tanda bayi cukup ASI.
2) Sikap adalah tanggapan ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi yang
diterapkan pada masa kehamilan, masa persalinan dini, dan masa pasca
persalinan lanjutan.
3) Pekerjaan adalah aktivitas ibu yang rutin dilakukan sehari-hari baik untuk
memperoleh pendapatan maupun tidak memperoleh pendapatan.
4) Dukungan tenaga kesehatan adalah upaya tenaga kesehatan untuk mendukung
ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi meliputi pemberian informasi
tentang manfaat ASI, cara menyusui yang benar, memotivasi, pemantau,
pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian susu formula.
5) Dukungan suami adalah segala usaha dan upaya yang diberikan suami/
keluarga untuk pelaksanaan manajemen laktasi menuju keberhasilan ASI
eksklusif meliputi menggendong bayi, menyendawakan, saran dan semangat,
mengingatkan dan membelikan makanan tambahan untuk gizi ibu.
6) Manajemen laktasi adalah suatu tata laksana yang mengatur agar keseluruhan
proses menyusui berjalan dengan sukses. Segala daya upaya yang dilakukan
untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Mulai
dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.
49
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrument), hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunakan untuk
menilai suatu variable. Aspek pengukuran terhadap penelitian iniyaitu :
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran
No Nama
Variabel
Jumlah
Pernyataan
Cara & Alat
Ukut
Skala
Pengukuran Value
Jenis
Skala
Ukur
1
Variabel X
Pengetahuan
14
Menghitung skor
pengetahuan
Benar = 1
Salah = 0
Skor maks = 14
Skor 11-14
Skor 9-10
Skor 0-8
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang(1)
Ordinal
2 Sikap 14 Menghitung skor
sikap
SS = 3
S =2
TS = 1
STS = 0
Skor maks = 42
Skor 22-42
Skor 0-21
Positif (2)
Negatif (1)
Ordinal
3 Pekerjaan 1 Kuesioner
- Bekerja (2)
Tidak Bekerja (1)
Ordinal
4 Dukungan
Tenaga
kesehatan
9 Menghitung skor
dukungan tenaga
Kesehatan
Ya = 1
Tidak = 0
Skor maks = 9
Skor 5-9
Skor 0-4
Mendukung (2)
Kurang
Mendukung (1)
Ordinal
5 Dukungan
Suami
9 Menghitung skor
dukungan suami
Ya = 1
Tidak = 0
Skor maks = 9
Skor 5-9
Skor 0-4
Mendukung (2)
Kurang
mendukung (1)
Ordinal
6
Variabel Y
Manajemen
Laktasi
9
Menghitung
Pelaksanaan
Manajemen
Laktasi
Ya = 1
Tidak = 0
Skor maks = 9
Skor 5-9
Skor 0-4
Baik (2)
Kurang Baik (1)
Ordinal
50
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)
jenis data yaitu data primer, data sekunder dan data tertier.
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/
suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan
studi ini diperoleh melalui interview (wawancara), observasi dan kuesioner.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan berupa
data dokumentasi dan arsip-arsip resmi yang mendukung data primer serta
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini.
3) Data Tersier
Data tertier merupakan data yang diperoleh dari berbagai referensi yang
sangat valid seperti jurnal, text book, hasil penelitian yang sudah dipublikasikan.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Data Primer
Data primer diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner
identitas ibu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
jumlah anak, dan identitas bayi seperti jenis kelamin, cara persalinan, berat
badan lahir, serta pengetahuan, sikap, dukungan tenaga kesehatan dan
dukungan suami.
51
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang diperoleh dari profil
Puskesmas Samadua.
3) Data Tertier
Data tertier diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu jurnal yang
terpublikasikan, sumber dari internet seperti Riset Kesehatan Dasar,
Kementrian Kesehatan dan peraturan-peraturan.
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Menentukan derajat ketepatan dari instrument penelitian berbentuk
kuesioner.Uji validitas dapat menggunakan Product moment test, dengan
menggunakan program SPSS.Kriteria validitas intrumen yaitu jikan nilai r hitung
>r tabel maka butir instrument dinyatakan valid, jika r hitung <r tabel maka butir
instrument dinyatakan tidak valid.
Instrument penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrument yang valid
dan reliabelitas. Uji validitas akan dilakukan pada 10 orang ibu menyusui yang
mempunyai balita umur 2-3 tahun di UPTD Puskesmas Sawang Kecamatan
Sawang Kabupaten Aceh Selatan.
Adapun uji validitas yang dilakukan di UPTD Puskesmas Sawang
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan yaitu sebagai berikut :
52
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan
No Pertanyaan Correct Item Total
Correlation
Taraf significant
(r tabel)
Keterangan
1 Pertanyaan 1 0,444 0,971 Valid
2 Pertanyaan 2 0,444 0,832 Valid
3 Pertanyaan 3 0,444 0,881 Valid
4 Pertanyaan 4 0,444 0,881 Valid
5 Pertanyaan 5 0,444 0,971 Valid
6 Pertanyaan 6 0,444 0,971 Valid
7 Pertanyaan 7 0,444 0,971 Valid
8 Pertanyaan 8 0,444 0,971 Valid
9 Pertanyaan 9 0,444 0,971 Valid
10 Pertanyaan 10 0,444 0,971 Valid
11 Pertanyaan 11 0,444 0,771 Valid
12 Pertanyaan 12 0,444 0,661 Valid
13 Pertanyaan 13 0,444 0,746 Valid
14 Pertanyaan 14 0,444 0,608 Valid
15 Pertanyaan 15 0,444 0,410 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.2 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 14
butir soal variabel pengetahuan dinyatakan valid karena mempunyai nilai
Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir
soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu
pertanyaan butir 15 karena mempunyai nilai < 0,444.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Sikap
No Pertanyaan Correct Item
Total
Correlation
Taraf
significant (r
tabel)
Keterangan
1 Pertanyaan 1 0,444 0,871 Valid
2 Pertanyaan 2 0,444 0,832 Valid
3 Pertanyaan 3 0,444 0,809 Valid
4 Pertanyaan 4 0,444 0,971 Valid
5 Pertanyaan 5 0,444 0,901 Valid
6 Pertanyaan 6 0,444 0,971 Valid
7 Pertanyaan 7 0,444 0,971 Valid
8 Pertanyaan 8 0,444 0,971 Valid
9 Pertanyaan 9 0,444 0,811 Valid
10 Pertanyaan 10 0,444 0,811 Valid
11 Pertanyaan 11 0,444 0,771 Valid
53
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Pertanyaan Correct Item
Total
Correlation
Taraf
significant (r
tabel)
Keterangan
12 Pertanyaan 12 0,444 0,661 Valid
13 Pertanyaan 13 0,444 0,746 Valid
14 Pertanyaan 14 0,444 0,608 Valid
15 Pertanyaan 15 0,444 0,410 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.3 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 14
butir soal variabel sikap dinyatakan valid karena mempunyai nilai Correct Item
Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir soal
mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu
pertanyaan butir 15 karena mempunyai nilai < 0,444.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Dukungan Tenaga Kesehatan
No Pertanyaan Correct Item
Total
Correlation
Taraf
significant (r
tabel)
Keterangan
1 Pertanyaan 1 0,444 0,783 Valid
2 Pertanyaan 2 0,444 0,806 Valid
3 Pertanyaan 3 0,444 0,915 Valid
4 Pertanyaan 4 0,444 0,915 Valid
5 Pertanyaan 5 0,444 0,915 Valid
6 Pertanyaan 6 0,444 0,915 Valid
7 Pertanyaan 7 0,444 0,402 Valid
8 Pertanyaan 8 0,444 0,915 Valid
9 Pertanyaan 9 0,444 0,971 Valid
10 Pertanyaan 10 0,444 0,182 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.4 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9
butir soal variabel dukungan tenaga kesehatan dinyatakan valid karena
mempunyai nilai Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel
atau semua butir soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang
tidak valid, yaitu pertanyaan butir 10 karena mempunyai nilai < 0,444.
54
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Dukungan Suami
No Pertanyaan Correct Item Total
Correlation
Taraf significant (r
tabel)
Keterangan
1 Pertanyaan 1 0,444 0,709 Valid
2 Pertanyaan 2 0,444 0,817 Valid
3 Pertanyaan 3 0,444 0,277 Tidak Valid
4 Pertanyaan 4 0,444 0,709 Valid
5 Pertanyaan 5 0,444 0,989 Valid
6 Pertanyaan 6 0,444 0,709 Valid
7 Pertanyaan 7 0,444 0,989 Valid
8 Pertanyaan 8 0,444 0,989 Valid
9 Pertanyaan 9 0,444 0,989 Valid
10 Pertanyaan 10 0,444 0,817 Valid
Berdasarkan tabel 3.5 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9
butir soal variabel dukungan suami dinyatakan valid karena mempunyai nilai
Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir
soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu
pertanyaan butir 3 karena mempunyai nilai < 0,444.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Manajemen Laktasi
No Pertanyaan Correct Item Total
Correlation
Taraf significant (r
tabel)
Keterangan
1 Pertanyaan 1 0,444 0,952 Valid
2 Pertanyaan 2 0,444 0,884 Valid
3 Pertanyaan 3 0,444 0,805 Valid
4 Pertanyaan 4 0,444 0,976 Valid
5 Pertanyaan 5 0,444 0,976 Valid
6 Pertanyaan 6 0,444 0,976 Valid
7 Pertanyaan 7 0,444 0,976 Valid
8 Pertanyaan 8 0,444 0,733 Valid
9 Pertanyaan 9 0,444 0,326 Tidak Valid
10 Pertanyaan 10 0,444 0,922 Valid
Berdasarkan tabel 3.6 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9
butir soal variabel dukungan suami dinyatakan valid karena mempunyai nilai
55
Correct Item Total Correlation lebih besar dibandingkan r tabel atau semua butir
soal mempunyai nilai > 0,444, dan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu
pertanyaan butir 9 karena mempunyai nilai < 0,444.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsitensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel. Uji reliabilitas dilakukan melalui uji
Cronbach’s Alpha yang dibandingkan dengan menguji butir soal yang sudah valid
secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas caranya
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Uji signifikan dilakukan
pada taraf signifikan 0,05, artinya instrument dikatakan reliable bila nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel.
Adapun hasil uji reliabilitas pada penelitian ini yaitu :
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbanch’s
Alpha
r-tabel Keterangan
1 Pengetahuan 0,961 0,444 Reliabel
2 Sikap 0,951 0,444 Reliabel
3 Dukungan suami 0,907 0,444 Reliabel
4 Dukungan tenaga kesehan 0,882 0,444 Reliabel
5 Manajemen laktasi 0,930 0,444 Reliabel
Berdasarkan table 3.7 di atas menunjukkan bahwa seluruh butir soal
dinyatakan handal (reliable) karena memiliki nilai > 0,444. Nilai Cronbanch’s
Alpha variabel pengetahuan yaitu 0,961, variabel sikap yaitu 0,951, variabel
56
dukungan suami yaitu 0,907, variabel dukungan tenaga kesehatan yaitu 0,882, dan
variabel manajemen laktasi yaitu 0,930.
3.7. Metode Pengolahan Data
Dalam pengolahan data menurut Imam dilakukan dengan 5 langkah
sebagai berikut :
a. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.
b. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan reliable, dan terhindar dari bias.
c. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel
yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi 1, 2, 3,…., 42
d. Entering
Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam program
komputer.
e. Data processing
Semua data yang telah diinput kedalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
3.8. Analisis Data
3.8.1. Analisis Univariat
57
Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari
jenis datanya. Pada umumnya penelitian ini menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase setiap variabel.
3.8.2. Analisis Bivariat
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada penelitian ini
maka analisis akan dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan
(korelasi) antara variabel bebas (Independet variabel) dengan variabel terikat
(Dependent variabel).
Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel
bebas dengan variabel terikat digunakan analisis Chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95% dan pada batas kemaknaan perhitungan statistic p value (0,05).
Apabila hasil perhitungan menunjukan p < p value (0,05) maka dikatakan
(Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistic mempunyai hubungan yang
signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara
variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.
Pada Uji Chi-square ada aturan yang berlaku yaitu :
1) Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai harapan (expected value=E) kurang dari 5,
maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact.
2) Bila pada tabel 2x2 dan semua nilai E > 5 (tidak ada nilai E < 5), maka nilai
yang dipakai sebaiknya Continuity Correction.
3) Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka gunakan
uji Pearson Chi Square
58
4) Uji likelihood Ratio dan Linear by linear association, biasanya digunakan
untuk keperluan lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada bidang
epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier antara dua variabel
kategorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
merupakan bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan yang terletak di
Jl. Tapaktuan, Blangpidie Ds. Jilatang. UPTD Puskesmas Samadua dipimpin oleh
Darnis, SKM sebagai Kepala Puskesmas, dengan jumlah pegawai 103 orang.
Dalam penyelenggaraan kesehatan, UPTD Puskesmas Samadua selalu
mendahulukan kepentingan masyarakat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat dalam memberikan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
setiap orang tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonomi. Program kesehatan di UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan selalu diupayakan agar sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan, situasi
kondisi, serta sosial budaya dan kondisi geografis di daerah Samadua Kabupaten
Aceh Selatan.
Adapun batas-batas Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan yaitu sebagai berikut :
Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Luar
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Tampang
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Baru
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Lautan Hindia
60
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
distribusi frekuensi karakteristik ibu di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Distribusi frekuensi
ibu dalam penelitian ini meliputi : umur dan pendidikan. Adapun distribusi
frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
dan Pendidikan di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
No Karakteristik f %
Umur
1 22-26 Tahun 26 16,56
2 27-30 Tahun 44 28,03
3
4
5
6
7
31-34 Tahun
35-38 Tahun
39-42 Tahun
43-46 Tahun
47-51 Tahun
31
25
16
9
6
19,75
15,92
10,19
5,73
3,82
Total 157 100
Pendidikan
1 Tamat SMP 21 13,37
2 Tamat SMA 96 61,15
3 Tamat PT 40 25,48
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 157 orang ibu yang diteliti,
diketahui bahwa ibu berumur 22-26 tahun yaitu sebanyak 26 (16,56%) ibu. Ibu
yang berumur 27-30 tahun yaitu 44 (28,03%), ibu yang berumur 31-34 tahun yaitu
31 (19,75%), ibu yang berumur 35-38 tahun yaitu 25 (15,92%), ibu yang berumur
39-42 tahun yaitu 16 (10,19%), ibu yang berumur 43-46 tahun yaitu 12 (5,73%)
dan ibu yang berumur 47-51 tahun yaitu 6 (3,82%).
61
Adapun distribusi frekuensi ibu berdasarkan pendidikan, diketahui bahwa
ibu berpendidikan SMP yaitu sebanyak 21 (13,37%) orang, sedangkan ibu
lainnya berpendidikan SMA yaitu sebanyak 96 (61,15%) orang dan ibu
berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 40 (25,48%) orang.
4.2.2. Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi ibu di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Distribusi frekuensi ibu dalam penelitian ini
meliputi : pengetahuan, sikap, pekerjaan, dukungan tenaga keehatan, dukungan
suami, dan manajemen laktasi. Adapun distribusi frekuensi karakteristik
responden dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan
pengetahuan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
Pengetahuan tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
No Pernyataan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
1 ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi.
71 45,2 86 54,8 157 100
2 ASI sebagai makanan tunggal akan
cukup memenuhi kebutuhan tumbuh
bayi normal sampai usia 6 bulan
82 52,2 75 47,8 157 100
3 Zat kekebalan yang terdapat dalam
ASI akan melindungi bayi dari diare
70 44,6 87 55,4 157 100
62
Tabel 4.2. (Lanjutan)
No Pernyataan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
4 Nutrisi yang paling tepat untuk bayi
usia 0-6 bulan adalah ASI
67 42,7 90 57,3 157 100
ASI dapat segera diberikan pada bayi
tanpa harus menyiapkan atau
memasak air terlebih dahulu
55 35,0 102 65,0 157 100
6 ASI sangat baik untuk pertumbuhan
otak bayi dan meningkatkan kekebalan
tubuh bayi
75 47,8 82 52,2 157 100
7 Manfaat pemberian ASI pada ibu
adalah sebagai metode alat kontrasepsi
alamiah, dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker
payudara dan Rahim
87 55,4 70 44,6 157 100
8 Pemeriksaan kehamilan, perawatan
payudara dan senam hamil rutin sangat
membantu ibu menuju keberhasilan
menyusui
71 45,2 86 54,8 157 100
9 Perawatan payudara dimulai pada
masa kehamilan memasuki usia 6
bulan
75 47,8 82 52,2 15
7
10
0
10 Inisiasi menyusui dini adalah bayi
diberi kesempatan menyusu atau
mencari putting payudara dengan cara
merangkak di dada si ibu.
71 45,2 86 54,8 15
7
10
0
11 Kontak langsung antara ibu dan
bayinya pada saat menyusui akan
menimbulkan kasih saying dan ikatan
batin
96 61,1 61 38,9 157 100
12 ASI eksklusif merupakan factor
penting dalam pertumbuhan bayi
71 45,2 86 54,8 157 100
13 Disamping faktor kesehatan, bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif akan
mengurangi biaya berobat
86 54,8 71 45,2 157 100
14 Bayi yang diberikan ASI eksklusif
akan mudah mengalami berat badan
berlebih
61 38,9 96 61,1 157 100
63
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab
benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 1 yaitu „ASI merupakan sumber gizi
yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi.‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang
menjawab salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden, responden yang menjawab
benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 2 yaitu „ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6
bulan‟ ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 75 (47,8,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 3
yaitu „Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI akan melindungi bayi dari diare‟
ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 87
(55,4%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan
pengetahuan nomor 4 yaitu „Nutrisi yang paling tepat untuk bayi usia 0-6 bulan
adalah ASI‟ ada sebanyak 67 (42,7%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 90 (57,3%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 5
yaitu „ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air terlebih dahulu.‟ ada sebanyak 55 (35,0%) responden dan yang
menjawab salah ada sebanyak 102 (65,0%) responden. Responden yang
menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 6 yaitu „ASI sangat baik
untuk pertumbuhan otak bayi dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi‟ ada
64
sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86
(54,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 7
yaitu „Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah sebagai metode alat kontrasepsi
alamiah, dan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara dan Rahim‟
ada sebanyak 87 (55,4%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 70
(44,6%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan
pengetahuan nomor 8 yaitu „Pemeriksaan kehamilan, perawatan payudara dan
senam hamil rutin sangat membantu ibu menuju keberhasilan menyusui‟ ada
sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86
(54,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 9
yaitu „Perawatan payudara dimulai pada masa kehamilan memasuki usia 6 bulan‟
ada sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82
(52,2%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan
pengetahuan nomor 10 yaitu „Inisiasi menyusui dini adalah bayi diberi
kesempatan menyusu atau mencari putting payudara dengan cara merangkak di
dada si ibu.‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 86 (54,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 11
yaitu „Kontak langsung antara ibu dan bayinya pada saat menyusui akan
menimbulkan kasih saying dan ikatan batin.‟ ada sebanyak 96 (61,1%) responden
dan yang menjawab salah ada sebanyak 61 (38,9%) responden. Responden yang
65
menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 12 yaitu „ASI eksklusif
merupakan factor penting dalam pertumbuhan bayi‟ ada sebanyak 71 (45,2%)
responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 13
yaitu „Disamping faktor kesehatan, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan
mengurangi biaya berobat‟ ada sebanyak 86 (54,8%) responden dan yang
menjawab salah ada sebanyak 71 (45,2%) responden. Responden yang menjawab
benar pada pertanyaan pengetahuan nomor 14 yaitu „Bayi yang diberikan ASI
eksklusif akan mudah mengalami berat badan berlebih‟ ada sebanyak 61 (38,9%)
responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 96 (61,1%) responden.
Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden tentang pelaksanaan
manajemen laktasi dapat dilihatpada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang
Pelaksanaan Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2019
No Pengetahuan f %
1 Baik 40 25,48
2 Cukup 63 40,13
3 Kurang 54 34,39
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu
yang memiliki pengetahuan baik yaitu 40 (25,48%) ibu, ibu yang berpengetahuan
cukup yaitu 63 (40,13) ibu, dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 54
(34,39%) ibu.
2. Sikap
66
Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan
sikap adalah sebagai berikut:
Table 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap
tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahun 2019
No Pernyataan Jawaban Total
SS S TS STS Skor f % f % f % f % f %
1 Bayi harus diberikan ASI
Eksklusif
73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100
2 ASI lebih baik dibandingkan
susu formula
79 50,3 45 28,7 11 7,0 22 14,0 157 100
3 Dalam pemberian ASI tidak
perlu diperlukan keahlian
atau perilaku khusus dan
benar dalam menyusui
45 28,7 73 46,5 44 28,0 29 18,5 157 100
4 Program pemerintah untuk
menyusui bayi sampai usia 2
tahun
45 28,7 79 50,3 22 14,0 11 7,0 157 100
5 ASI memiliki kandungan gizi
yang sangat baik
dibandingkan susu formula
38 24,2 81 51,6 18 11,5 20 12,7 157 100
6 ASI memiliki kandungan gizi
yang sangat baik
dibandingkan susu formula
73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100
7 ASI pertama yang keluar dari
payudara ibu harus diberikan
kepada bayi
79 50,3 45 28,7 11 7,0 22 14,0 157 100
8 Sangat penting bagi ibu untuk
mengikuti bimbingan
persiapan menyusui yang
81 51,6 18 11,5 38 24,2 20 12,7 157 100
67
terdapat di fasilitas kesehatan
9 Ibu harus meyakinkan diri
sendiri untuk menyusui
bayinya menuju keberhasilan
menyusui.
73 46,5
45
28,7
29
18,5
44
28,0
157
100
10 Perawatan payudara dan
membersihkan puting susu
sangat penting untuk program
menyusui
73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100
11 Bayi harus disusui 30 menit
pertama setelah lahir
19 12,1 92 58,6 30 19,1 16 10,2 157 100
12 Ibu yang bekerja merupakan
bukan suatu alas an untuk
tidak menyusui bayinya
54 34,4 73 46,5 15 9,6 15 9,6 157 100
Tabel 4.4. (Lanjutan)
No Pernyataan Jawaban Total
SS S TS STS Skor f % f % f % f % f %
13 Bentuk payudara ibu tidak
mempengaruhi banyaknya
ASI yang dihasilkan
73 46,5 45 28,7 29 18,5 44 28,0 157 100
14 Jika ibu bekerja memompa
ASI merupakan salah satu
alternatif menyusui bayi
secara eksklusif
45 28,7 54 34,4 15 9,6 43 27,4 157 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap nomor 1 yaitu „Bayi harus diberikan
ASI Eksklusif‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang menjawab
setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju
(TS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang menjawab setuju (STS)
ada sebanyak 44 (28,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 2 yaitu „ASI lebih baik dibandingkan susu formula‟ ada sebanyak 79
68
(50,3%) responden, responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 45
(28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 11
(7,0%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 22
(14,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 3 yaitu „Dalam pemberian ASI tidak perlu diperlukan keahlian atau
perilaku khusus dan benar dalam menyusui‟ ada sebanyak 45 (28,7%) responden,
responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 73 (46,5%) responden,
responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 44 (28,0%) responden,
responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 4 yaitu „Program pemerintah untuk menyusui bayi sampai usia 2 tahun‟
ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (S) ada
sebanyak 79 (50,3%) responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada
sebanyak 22 (14,0%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada
sebanyak 11 (7,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 5 yaitu „ASI memiliki kandungan gizi yang sangat baik dibandingkan susu
formula‟ ada sebanyak 38 (242%) responden, responden yang menjawab setuju
(S) ada sebanyak 81 (51,6%) responden, responden yang menjawab setuju (TS)
ada sebanyak 18(11,5%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada
sebanyak 2-0 (12,7%) responden.
69
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 6 yaitu „ASI memiliki kandungan gizi yang sangat baik dibandingkan susu
formula‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang menjawab setuju
(S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (TS)
ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada
sebanyak 44 (28,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 7 yaitu „ASI pertama yang keluar dari payudara ibu harus diberikan
kepada bayi‟ ada sebanyak 79 (50,3%) responden, responden yang menjawab
setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju
(TS) ada sebanyak 11 (7,0%) responden, responden yang menjawab setuju (STS)
ada sebanyak 22 (14,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 8 yaitu „Sangat penting bagi ibu untuk mengikuti bimbingan persiapan
menyusui yang terdapat di fasilitas kesehatan‟ ada sebanyak 81 (51,6%)
responden, responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 18 (11,5%)
responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 38 (24,2%)
responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 20 (12,7%)
responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 9 yaitu „Ibu harus meyakinkan diri sendiri untuk menyusui bayinya
menuju keberhasilan menyusui‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden
yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang
70
menjawab setuju (TS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang
menjawab setuju (STS) ada sebanyak 44 (28,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 10 yaitu „Perawatan payudara dan membersihkan puting susu sangat
penting untuk program menyusui‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden
yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang
menjawab setuju (TS) ada sebanyak 29 (18,5%) responden, responden yang
menjawab setuju (STS) ada sebanyak 44 (28,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 11 yaitu „Bayi harus disusui 30 menit pertama setelah lahir ‟ ada sebanyak
19 (12,1%) responden, responden yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 92
(58,6%) responden, responden yang menjawab setuju (TS) ada sebanyak 30
(19,1%) responden, responden yang menjawab setuju (STS) ada sebanyak 16
(10,2%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 12 yaitu „Ibu yang bekerja merupakan bukan suatu alas an untuk tidak
menyusui bayinya‟ ada sebanyak 54 (34,4%) responden responden, responden
yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang
menjawab setuju (TS) ada sebanyak 15 (9,6%) responden, responden yang
menjawab setuju (STS) ada sebanyak 15 (9,6%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 13 yaitu „Bentuk payudara ibu tidak mempengaruhi banyaknya ASI yang
dihasilkan‟ ada sebanyak 73 (46,5%) responden, responden yang menjawab setuju
71
(S) ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden yang menjawab setuju (STS)
ada sebanyak 44 (28,0%) responden.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) pada pertanyaan sikap
nomor 14 yaitu „Jika ibu bekerja memompa ASI merupakan salah satu alternatif
menyusui bayi secara eksklusif‟ ada sebanyak 45 (28,7%) responden, responden
yang menjawab setuju (S) ada sebanyak 54 (34,4%) responden, responden yang
menjawab setuju (TS) ada sebanyak 15 (9,6%) responden, responden yang
menjawab setuju (STS) ada sebanyak 43 (27,4%) responden.
Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden tentang pelaksanaan
manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang
Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2019
No Sikap f %
1 Positif 64 40,76
2 Negatif 93 59,24
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, Ibu
yang memiliki sikap positif yaitu 64 (40,76%) ibu, dan Ibu yang memiliki sikap
negatif yaitu 93 (59,24%) ibu.
3. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan responden tentang pelaksanaan
manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:
72
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan tentang
Pelaksanaan Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2019
No Pekerjaan f %
1 Bekerja 91 57,96
2 Tidak Bekerja 66 42,04
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu
bekerja yaitu 91 (57,96%) ibu. Sedangkan ibu tidak bekerja yaitu 66 (42,04%)
ibu.
4. Dukungan Tenaga Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan
dukungan tenaga keehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Dukungan
Tenaga Kesehatan tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
No Pernyataan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
1 Sebelum ibu melahirkan tenaga kesehatan
memberikan informasi tentang manfaat ASI
71 45,2 86 54,8 157 100
2
Pada saat ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan, petugas kesehatan memberikan
informasi tentang perawatan payudara
75 47,8 82 52,2 157 100
3
Petugas kesehatan menganjurkan untuk
mengkonsumsi sayuran hijau, tahu, daging dan
telur
70 44,6 87 55,4 157 100
4
Petugas kesehatan memotivasi ibu agar
memberikan ASI saja pada bayinya selama 6
bulan
67 42,7 90 57,3 157 100
5
Pada saat ibu melahirkan tenaga kesehatan
membawa bayi baru lahir kepada ibu untuk
diberikan ASI
102 65,0 55 35,0 157 100
6 Pada saat ibu melahirkan petugas kesehatan
mengajarkan teknik menyusui
82 52,2 75 47,8 157 100
7 Pada saat setelah melahirkan bayi diletakkan
dalam satu ruangan dengan ibu (rawat gabung)
87 55,4 70 44,6 157 100
73
8
Petugas kesehatan memberikan informasi
tentang pemberian ASI eksklusif, teknik
memeras dan menyimpan ASI untuk ibu bekerja
86 54,8 71 45,2 157 100
9
Petugas Kesehatan membantu ibu kontak
langsung antara ibu dan bayi selama 24 sehari
agar dapat menyusui
75 47,8 82 52,2 157 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab
benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan nomor 1 yaitu „Sebelum ibu
melahirkan tenaga kesehatan memberikan informasi tentang manfaat ASI‟ ada
sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 86
(54,8%) responden responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan
tenaga kesehatan nomor 2 yaitu „Pada saat ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan, petugas kesehatan memberikan informasi tentang perawatan payudara‟
ada sebanyak 75 (47,8,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82
(52,2%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga
kesehatan nomor 3 yaitu „Petugas kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi
sayuran hijau, tahu, daging dan telur‟ ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan
yang menjawab salah ada sebanyak 87 (55,4%) responden. Responden yang
menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan nomor 4 yaitu
„Petugas kesehatan memotivasi ibu agar memberikan ASI saja pada bayinya
selama 6 bulan‟ ada sebanyak 67 (42,7%) responden dan yang menjawab salah
ada sebanyak 90 (57,3%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga
kesehatan nomor 5 yaitu „Pada saat ibu melahirkan tenaga kesehatan membawa
74
bayi baru lahir kepada ibu untuk diberikan ASI‟ ada sebanyak 102 (65,0%)
responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 55 (35,0%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan
nomor 6 yaitu „Pada saat ibu melahirkan petugas kesehatan mengajarkan teknik
menyusui‟ ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 75 (47,8%) responden
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga
kesehatan nomor 7 yaitu „Pada saat setelah melahirkan bayi diletakkan dalam
satu ruangan dengan ibu (rawat gabung); ada sebanyak 87 (55,4%) responden dan
yang menjawab salah ada sebanyak 70 (44,6%) responden. Responden yang
menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan nomor 8 yaitu
„Petugas kesehatan memberikan informasi tentang pemberian ASI eksklusif,
teknik memeras dan menyimpan ASI untuk ibu bekerja‟ ada sebanyak 86 (54,8%)
responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 71 (45,2%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan
nomor 9 yaitu „Petugas Kesehatan membantu ibu kontak langsung antara ibu dan
bayi selama 24 sehari agar dapat menyusui‟ ada sebanyak 75 (47,8%) responden
dan yang menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%) responden.
Berdasarkan hasil penelitian, dukungan tenaga kesehatan responden tentang
pelaksanaan manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:
75
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga
Kesehatan tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
No Dukungan Tenaga Kesehatan f %
1 Mendukung 86 54,78
2 Kurang Mendukung 71 45,22
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, tenaga
kesehatan yang memberikan dukungan kepada ibu yaitu 86 (54,78%) ibu, dan
tenaga kesehatan yang kurang ibu yaitu 71 (45,22%).
5. Dukungan Suami
Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan
dukungan suami adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Dukungan
Suami tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahun 2019
No Pernyataan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
1 Suami ibu membantu menggendong
bayi untuk disusui pada saat siang
atau malam ketika bayi ingin
menyusu
70 44,6 87 55,4 15
7
10
0
2 Suami ibu menolong/ membantu ibu
untuk menyendawakan bayi setelah
menyusu
67 42,7 90 57,3 15
7
10
0
3 Suami ibu memuji dan memberikan
semangat kepada ibu saat menyusui
bayi ketika bersama ibu
55 35,0 10
2
65,0 15
7
10
0
4 Pada waktu luang, suami
mendampingi ibu menyusui bayi
82 52,2 75 47,8 15
7
10
0
5 Selama proses menyusui, suami ibu
mengalihkan pekerjaan rumah tangga
70 44,6 87 55,4 15
7
10
0
76
pada orang lain untuk membantu ibu
dalam melakukan pekerjaan rumah
6 Suami menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI eksklusif pada bayi
71 45,2 86 54,8 15
7
10
0
7 Suami menyarankan ibu untuk
mengkonsumsi makanan bergizi agar
ASI nya lancar
75 47,8 82 52,2 15
7
10
0
8 Suami melarang ibu untuk
memberikan susu formula kepada
bayi
82 52,2 75 47,8 15
7
10
0
9 Suami mengantar ibu jika ibu ingin
melakukan kunjungan ke tenaga
kesehatan
70 44,6 87 55,4 15
7
10
0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab
benar pada pertanyaan dukungan suami nomor 1 yaitu „Suami ibu membantu
menggendong bayi untuk disusui pada saat siang atau malam ketika bayi ingin
menyusu ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 87 (55,4%) responden. Responden yang menjawab benar pada
pertanyaan dukungan suami nomor 2 yaitu „Suami ibu menolong/ membantu ibu
untuk menyendawakan bayi setelah menyusu‟ ada sebanyak 67 (42,7%)
responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 90 (57,3%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami nomor
3 yaitu „semangat kepada ibu saat menyusui bayi ketika bersama ibu‟ ada
sebanyak 55 (35,0%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 102
(65,0%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan
suami nomor 4 yaitu „Pada waktu luang, suami mendampingi ibu menyusui bayi‟
ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 75
(47,8%) responden.
77
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami nomor
5 yaitu „Selama proses menyusui, suami ibu mengalihkan pekerjaan rumah
tangga pada orang lain untuk membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah‟
ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 87
(55,4%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan
tenaga kesehatan nomor 6 yaitu „Suami menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI eksklusif pada bayi‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab
salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami nomor
7 yaitu „mengkonsumsi makanan bergizi agar ASI nya lancar‟ ada sebanyak 75
(47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%)
responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan suami
nomor 8 yaitu „Suami melarang ibu untuk memberikan susu formula kepada bayi
ada sebanyak 82 (52,2%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 75
(47,8%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan
suami nomor 9 yaitu „Suami mengantar ibu jika ibu ingin melakukan kunjungan
ke tenaga kesehatan‟ ada sebanyak 70 (44,6%) responden dan yang menjawab
salah ada sebanyak 87 (55,4%) responden.
Berdasarkan hasil penelitian, dukungan suami responden tentang pelaksanaan
manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:
78
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami
tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahun 2019
No Dukungan Suami f %
1 Mendukung 65 41,40
2 Kurang Mendukung 92 58,60
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, Ibu
yang mendapat dukungan suami yaitu 65 (41,40%) ibu, dan ibu yang kurang
mendapat dukungan suami yaitu 95 (58,60%).
6. Manajemen Laktasi
Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir pernyataan
dukungan suami adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Dukungan
Suami tentang Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
No Pernyataan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
1 Apakah ibu melakukan pemijatan
payudara pada saat kehamilan
55 35,0 102 65,0 157 100
Tabel 4.11. (Lanjutan)
No Pernyataan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
2 Apakah ibu mengompres payudara ibu
dengan air hangat pada saat kehamilan
75 47,8 82 52,2 157 100
3 Apakah ibu membersihkan putting
susu secara rutin pada saat kehamilan
71 45,2 86 54,8 157 100
4 Apakah ibu memeriksakan kehamilan
secara rutin
75 47,8 82 52,2 15
7
10
0
5 Apakah ibu melakukan senam hamil
secara rutin
55 35,0 102 65,0 157 100
79
6 1pakah pada saat melahirkan ibu dan
bayi di rawat diruangan yang sama
71 45,2 86 54,8 157 100
7 Apakah ibu memberikan ASI segera
setelah bayi lahir
75 47,8 82 52,2 15
7
10
0
8 Apakah ibu menyusui kapan saja bayi
membutuhkan, tidak dijadwal
71 45,2 86 54,8 157 100
9 Apakah ibu menyusui bayi sampai
dengan usia 2 tahun
75 47,8 82 52,2 15
7
10
0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab
benar pada pertanyaan manajemen laktasi nomor 1 yaitu „Apakah ibu melakukan
pemijatan payudara pada saat kehamilan‟ ada sebanyak 55 (35,0%) responden
dan yang menjawab salah ada sebanyak 102 (65,0%). Responden yang menjawab
benar pada pertanyaan manajemen laktasi nomor 2 yaitu „Apakah ibu
mengompres payudara ibu dengan air hangat pada saat kehamilan‟ ada sebanyak
75 (47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%)
responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan manajemen laktasi
nomor 3 yaitu „Apakah ibu membersihkan putting susu secara rutin pada saat
kehamilan‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 86 (54,8%) responden. Responden yang menjawab benar pada
pertanyaan manajemen laktasi nomor 4 yaitu „Apakah ibu memeriksakan
kehamilan secara rutin‟ ada sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang menjawab
salah ada sebanyak 82 (52,2%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan manajemen laktasi
nomor 5 yaitu „Apakah ibu melakukan senam hamil secara rutin‟ ada sebanyak
55 (35,0%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 102 (65,0%).
80
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan dukungan tenaga kesehatan
nomor 6 yaitu „Apakah pada saat melahirkan ibu dan bayi di rawat diruangan
yang sama‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang menjawab salah ada
sebanyak 86 (54,8%) responden.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan manajemen laktasi
nomor 7 yaitu „Apakah ibu memberikan ASI segera setelah bayi lahir ada
sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang menjawab salah ada sebanyak 82
(52,2%) responden. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan
manajemen laktasi nomor 8 yaitu „Apakah ibu menyusui kapan saja bayi
membutuhkan, tidak dijadwal‟ ada sebanyak 71 (45,2%) responden dan yang
menjawab salah ada sebanyak 86 (54,8%) responden. Responden yang menjawab
benar pada pertanyaan manajemen laktasi nomor 9 yaitu „Apakah ibu menyusui
bayi sampai dengan usia 2 tahun‟ ada sebanyak 75 (47,8%) responden dan yang
menjawab salah ada sebanyak 82 (52,2%) responden
Berdasarkan hasil penelitian, dukungan suami responden tentang pelaksanaan
manajemen laktasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2019
No Manjemen Laktasi f %
1 Baik 44 28,02
2 Kurang Baik 113 71,98
Total 157 100
Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu
yang baik dalam pelaksanaan melakukan manjemen laktasi yaitu sebanya44
81
(28,02%) ibu. dan ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi
yaitu 113 (71,98%) ibu.
4.2.3. Analisis Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen
laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.13 Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dari 157 ibu yang diteliti, ibu
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 40 (25,48%) ibu. 17 (10,83%) ibu
diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 23 (14,65%) ibu yang
kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Ibu yang berpengetahuan
cukup yaitu 53 (33,76%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi
sebanyak 13 (8,28%) ibu, dan yang kurang baik sebanyak 40 (25,47%). Ibu yang
memiliki pengetahuan kurang yaitu 64 (40,76%) ibu, 14 (8,92%) ibu diantaranya
baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 50 (31,85%) ibu kurang baik
dalam pelaksanaan manajemen laktasi.
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,003 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
Pengetahuan
Manajemen Laktasi p value
Baik Kurang Baik Total
f % f % f %
0,003
Baik 17 10,83 23 14,65 40 25,48
Cukup 13 8,28 40 25,47 53 33,76
Kurang 14 8,92 50 31,85 64 40,76
Total 44 28,03 113 71,97 157 100
82
dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pelaksanaan manajemen laktasi di
wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.14 Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap positif
yaitu 64 (40,76%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak
22 (14,01%) ibu, dan kurang baik sebanyak 41 (26,75%) ibu. Ibu yang memiliki
sikap negatif sebanyak 93 (59,24%) ibu. 22 (14,01%) ibu diantaranya baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi, dan 71 (45,22%) ibu kurang baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi.
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,008 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
Sikap
Manajemen Laktasi p value
Baik Kurang Baik Total
f % f % f %
0,008 Positif 22 14,01 42 26,75 64 40,76
Negatif 22 14,01 71 45,22 93 59,24
Total 44 28,02 113 71,97 157 100
83
3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan pelaksanaan manajemen
laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.15 Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa ibu bekerja sebanyak 91 (57,96%)
ibu. Ada sebanyak 28 (17,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan
sebanyak 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam melakukan manajemen laktasi. Ibu
tidak bekerja sebanyak 66 (42,04%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan manajemen
laktasi yaitu 16 (10,19%) ibu dan kurang baik dalam pelaksanaan manajemen
laktasi yaitu sebanyak 50 (30,85%) ibu.
Hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,472 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pelaksanaan
manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi
Untuk mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan
manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Pekerjaan
Manajemen Laktasi p value
Baik Kurang Baik Total
f % f % f %
0,472
Bekerja 28 17,83 63 40,12 91 57,96
Tidak
bekerja
16 10,19 50 31,85 66 42,04
Total 44 28,02 113 71,97 157 100
84
Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4.16 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2019
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa ibu yang mendapat dukungan
tenaga kesehatan sebanyak 86 (54,78%) ibu. 23 (14,65%) ibu diantaranya baik
dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam
melakukan manajemen laktasi. Ibu yang kurang mendapat dukungan yaitu 71
(45,22%), ada 21 (13,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 50
(31,85%) ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,830 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan
tenaga kesehatan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan
manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Dukungan
Tenaga
Kesehatan
Manajemen Laktasi p value
Baik Kurang Baik Total
f % f % f %
0,830
Mendukung 23 14,65 63 40,12 86 57,78
Kurang
Mendukung
21 13,38 50 31,85 71 45,22
Total 44 28,03 113 71,97 157 100
85
Tabel 4.17 Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen
Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa yang mendapat dukungan suami
sebanyak 65 (41,40%) ibu, ada 41 (26,11%) ibu diantaranya baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi. Dan 24 (15,29%) ibu kurang baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi. Suami yang kurang mendukung yaitu 92
(58,60%), yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi yaitu 72 (45,86%) ibu
dan kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi yaitu 20 (12,74%) Ibu.
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,057 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan
suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,003 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Dari 157 ibu
Dukungan
Suami
Manajemen Laktasi p value
Baik Kurang Baik Total
f % f % f %
0,057
Mendukung 41 26,11 24 15,29 65 41,40
Kurang
Mendukung
72 45,86 20 12,74 92 58,60
Total 113 71,97 44 28,03 157 100
86
yang diteliti, ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 40 (25,48%) ibu. 17
(10,83%) ibu diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 23
(14,65%) ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Ibu yang
berpengetahuan cukup yaitu 53 (33,76%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan
manajemen laktasi sebanyak 13 (8,28%) ibu, dan yang kurang baik sebanyak 40
(25,47%). Ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 64 (40,76%) ibu, 14
(8,92%) ibu diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan 50
(31,85%) ibu kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Solikhah tahun 2016
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
ibu tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI
eksklusif (p=0,000). Solikhah menjelaskan bahwa pengetahuan ibu tentang
pelaksanaan manajemen laktasi sangatlah penting. Banyak ibu yang
berpengetahuan rendah tidak mengetahui tentang pelaksanaan manajemen
laktasi.Ibu yang berpengetahuan tinggi, sebagian besar mempunyai manajemen
laktasi yang baik yaitu 51 responden (87,9%). Berdasarkan hasil uji statistik, nilai
p=0,000 yang berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan
pelaksanaan manajemen laktasi diwilayah kerja Puskesmas Nusukan Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta tahun 2018 (12).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia. Pengetahuan itu
sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan
87
yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan
tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja akan tetapi dapat
diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (9).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan
semakin baik pula perilaku seseorang dalam hal ini adalah manajemen laktasi.
Perilaku yang baik sangat erat hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang tersebut sehingga semakin baik pengetahuannya maka semakin
baik pula perilakunya. Kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
yang lebih banyak akan memberikan ASI esklusif kepada bayi mereka.
Sebaliknya ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang
dalam hal memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan
merupakan satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu untuk
memahami dan menyerap informasi tentang ASI esklusif. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu, maka semakin tinggi pula ibu dalam menyerap informasi tentang
ASI esklusif (26).
Berdasarkan asumsi peneliti, tingkat pengetahuan yang tinggi ikut
menentukan mudah tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi
tentang manajemen laktasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka makin
tinggi pula ibu dalam menyerap informasi. Perilaku yang didasari dengan
88
pengetahuan yang baik akan lebih awet daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan
perilaku pemberian ASI dipengaruhi oleh pendidikan ibu, pengalaman menyusui
sebelumnya dan keterpaparan dengan sumber informasi seperti media massa,
petugas kesehatan, dan kontak dengan kelompok ibu yang sudah berhasil
menyusui.
4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,008 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019. Berdasarkan hasil
analisis diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap positif yaitu 64 (40,76%) ibu,
yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak 22 (14,01%) ibu, dan
kurang baik sebanyak 41 (26,75%) ibu. Ibu yang memiliki sikap negatif sebanyak
93 (59,24%) ibu. 22 (14,01%) ibu diantaranya baik dalam pelaksanaan manajemen
laktasi, dan 71 (45,22%) ibu kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.
Suatu sikap akan terwujud apabila responden memahami dan mau
melakukan manajemen laktasi yang baik dalam pemberian ASI esklusif. Dari
penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2014) didapatkan bahwa perilaku
pemberian ASI esklusif dengan kategori yang tidak baik sebanyak 20%. Menurut
Notoatmojo, bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (trend to
behave) yang artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau
89
perilaku terbuka (26).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Irviani tahun 2014 yang
memberikan gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan manajemen laktasi ibu di
wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014 sebagian besar masih berada
pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 78 responden (77,2%) dan terdapat 23
responden (22,8%) berpengetahuan baik tentang manajemen laktasi. Disebabkan,
karena kurangnya kesadaran atau kontrol dari lingkungan keluarga, masyarakat,
petugas kesehatan serta kesadaran dari ibu itu sendiri (27).
Hal ini sesuai dengan teori Notoadmojo yang menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk melakukan suatu tindakan dalam
pemberian ASI eksklusif. Penelitian yusran yang memberikan gambaran yang
jelas bahwa sikap seseorang akan terbentuk dari respon objek tertentu maka dalam
hal ini apabila seorang ibu memiliki pengetahuan yang memadai tentang IMD
maka akan direspon positif dan sebaliknya apabila tidak memiliki pengetahuan
yang baik tentang manfaat IMD untuk dirinya dan bayinya maka akan cenderung
memberikan respon negative (28).
Berdasarkan asumsi peneliti untuk dapat meningkatkan sikap ibu tentang
manajemen laktasi, maka diperlukan adanya penyaluran informasi atau sosialisasi
terkait masalah kesehatan khususnya tentang manajemen laktasi dari petugas
kesehatan sehingga dapat merubah pola pikir ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif. Serta disarankan kepada masyarakat khususnya para ibu untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan
banyak bertanya kepada yang lebih paham tentang proses dari manajemen laktasi
90
menuju keberhasilan menyusui.
4.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,472 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ibu bekerja sebanyak 91
(57,96%) ibu. Ada sebanyak 28 (17,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen
laktasi dan sebanyak 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam melakukan manajemen
laktasi. Ibu tidak bekerja sebanyak 66 (42,04%) ibu, yang baik dalam pelaksanaan
manajemen laktasi yaitu 16 (10,19%) ibu dan kurang baik dalam pelaksanaan
manajemen laktasi yaitu sebanyak 50 (30,85%) ibu.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosyadi tahun
2016 di Surakarta didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status
pekerjaan ibu terhadap manajemen laktasi pada ibu bekerja, dimana Hasil
penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu bekerja yang punya anak lebih dari
1 (satu) orang tidak menjamin ibu belajar dari pengalaman sebelumnya untuk
melakukan manajemen laktasi yang baik. Para ibu ini mayoritas masih
berpandangan bahwa pemberian bantuan susu formula ketika ibu bekerja dianggap
lebih tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi dan menganggap bahwa hal ini dahulu
juga dilakukan pada anak. Kendala dalam keberhasilan praktik ASI eksklusif bagi
ibu bekerja diantaranya karena ingin praktis, cuti yang pendek, kurangnya
91
dukungan tempat bekerja dan lelah fisik atau stress akibat bekerja juga bisa
menjadi alasan (29).
Dewasa ini partisipasi wanita dalam bursa kerja cukup berkembang pesat,
termasuk pada wanita yang sedang dalam masa menyusui. Bahkan hal ini
akhirnya menjadi dilema pada para ibu untuk tetap melanjutkan menyusui atau
tidak, karena ketika seorang wanita bekerja otomatis waktunya juga akan banyak
tersita untuk pekerjaan. Menurut Santrock dalam Imaniah, ibu bekerja merupakan
seorang ibu yang melakukan aktifitas bukan di rumah dalam rangka mendapatkan
tambahan nafkah serta agar dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dan dapat
membangun hubungan sosial di lingkungan bekerjanya (30).
Menurut asumsi peneliti penyebab kurangnya cakupan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja adalah kurangnya pengetahuan dan keyakinan ibu
bekerja tentang cara pemberian ASI untuk ibu yang bekerja. Mulai dari memerah,
menyimpan dan memberikan ASI kepada bayi. Jika ibu mempunyai keinginan
untuk memberikan ASI kepada bayi secara eksklusif tidak menyulitkan ibu dalam
prosesnya memerah ASI. Seperti memerah ASI sebelum pergi bekerja. Singkatnya
masa cuti hamil atau melahirkan yaitu rata-rata hanya tiga bulan, keterbatasan
waktu atau kesibukan kerja dan ketersediaan fasilitas untuk menyusui di tempat
kerja menyebabkan penggunaan botol atau susu formula diberikan lebih dini.
Namun demikian, semakin banyak wanita yang bekerja maka akan semakin
mempengaruhi upaya ibu dalam menyusui bayi.
92
4.3.4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p yaitu 0,830 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan
tenaga kesehatan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu yang mendapat dukungan tenaga
kesehatan sebanyak 86 (54,78%) ibu. 23 (14,65%) ibu diantaranya baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi dan sebanyak 63 (40,12%) ibu kurang baik dalam
melakukan manajemen laktasi. Tenaga kesehatan yang kurang mendukung yaitu 71
(45,22%), ada sebanyak 21 (13,38%) ibu baik dalam pelaksanaan manajemen
laktasi dan 50 (31,85%) ibu yang kurang baik dalam pelaksanaan manajemen
laktasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Septiani tahun 2017 yang
menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan
perempuan yaitu (57.4%). Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif adalah, pengetahuan sebesar 72.8%, dan sikap positif sebesar 72.1%
(faktor predisposisi). Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif
pada (faktor penguat) dukungan keluarga sebesar 75,7%, dukungan atasan 65,9%
dan dukungan teman kerja sebesar 68,8%. Tidak terdapat korelasi antara
ketersediaan fasilitas dan pelatihan manajemen laktasi (faktor pendorong) terhadap
pemberian ASI. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif adalah pengetahuan ibu dengan pengetahuan yang baik memiliki peluang
93
untuk bisa memberikan ASI eksklusif sebesar 13 kali lebih besar dibandingkan ibu
yang memiliki pengetahuan kurang.
Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012
tentang pemberian ASI eksklusif sebenarnya juga telah mengatur mengenai
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini . Pada peraturan tersebut jelas dikatakan bahwa
tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas kesehatan wajib melakukan Inisiasi
Menyusui Dini terhadap bayi yang baru dilahirkan kepada ibunya paling singkat
selama 1 (satu) jam (pasal 9 ayat 1), dan dilakukan dengan cara meletakkan bayi
secara tengkurap didada atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu
(pasal 9 ayat 2) (31).
Pasal tersebut secara langsung telah menjelaskan bahwa tenaga kesehatan
dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan proses Inisiasi
Menyusu Dini segera setelah proses melahirkan pada setiap ibu serta memberikan
informasi dan edukasi mengenai pentingnya Inisiasi Menyusu Dini kepada ibu dan
keluarganya sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan mendekati proses
persalinan. Sehingga diharapkan ibu-ibu yang tengah hamil dan akan melahirkan
dapat terus memperoleh dukungan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
sesaat setelah persalinan nantinya.
Sejumlah hasil penelitian mengenai Inisiasi Menyusu Dini juga menemukan
bahwa praktik Inisiasi Menyusu Dini dipengaruhi oleh sikap dan dukungan tenaga
kesehatan. Sebuah penelitian di salah satu rumah sakit pusat rujukan di Jakarta
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tenaga kesehatan yang
memiliki sikap positif terhadap Inisiasi Menyusu Dini dengan penerapan Inisiasi
94
Menyusu Dini, Artinya adalah tenaga kesehatan yang bersikap positif akan lebih
cenderung untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Sikap positif tenaga kesehatan
terhadap Inisiasi Menyusui Dini mencakup tenaga kesehatan merasa senang bila
ibu mengerti akan pentingnya Inisiasi Menyusu Dini, tenaga kesehatan mau
menyebarluaskan informasi tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini, tenaga
kesehatan mau membantu melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini, dan tenaga
kesehatan tidak mau memberikan susu botol kepada bayi (32).
Berdasarkan asumsi peneliti dukungan tenaga kesehatan pada pelaksanaan
manajemen laktasi terutama inisiasi menyusui dini tentu saja bergantung pada
pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan tentang proses itu sendiri.
Ketrampilan teknis yang baik kemudian akan mendorong sikap yang positif di
antara tenaga kesehatan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Pada dasarnya,
setiap petugas kesehatan sudah memberikan penyuluhan, konseling maupun
sosialisasi namun kegiatan itu tidak efektif dikarenakan para ibu masih juga tidak
mempunyai tidak melakukan manajemen laktasi dikarenakan beberapa responden
melahirkan bayi dengan dengan cara sectio caesaria sehingga proses pelaksanaan
manajemen laktasi seperti inisiasi menyusui dini, rawat gabung dan pemberian ASI
eksklusif tidak dilakukan.
4.3.5. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2019
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai p significancy
yaitu 0,057 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD
95
Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa yang mendapat dukungan
suami sebanyak 65 (41,40%) ibu, ada 41 (26,11%) ibu diantaranya baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi dan 24 (15,29%) ibu kurang baik dalam
pelaksanaan manajemen laktasi. Suami yang kurang mendukung yaitu 92
(58,60%), yang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak 72 (45,86%)
ibu dan kurang baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi sebanyak 20 (12,74%)
Ibu.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purwaningsih tahun
2013 di Riau yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan manajemen laktasi (p=0,086). Hasil yang serupa juga dilakukan
pada penelitian Emiliani (2012) yang menyatakan bahwa tidak hubungan antara
dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian menunjukan hasil
yang hampir serupa dimana sebagian besar keluarga mendukung ibu memberikan
ASI eksklusif pada bayi, namun sebagian besar ibu tidak memberikan ASI
eksklusif sehingga hasil bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap
pemberian ASI eksklusif (33).
Hal ini sejalan dengan pendapat Friedman et al menyatakan bahwa keluarga
memiliki beberapa fungsi/jenis dukungan, yaitu dukungan informasional dalam
bentuk keluarga sebagai penyebar informasi, dukungan penilaian dimana keluarga
bertindak membimbing dan menengahi permasalahan, dukungan instrumental yaitu
keluarga sebagai sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, dan dukungan
96
emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan (34).
Berdasarkan asumsi peneliti menunjukkan tidak adanya hubungan
dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu, karena ada
kemungkinan dipengaruhi dengan karakteristik responden satu dengan yang
lainnya berbeda, sehingga hasil penelitian ini didapatkan antara dukungan suami
dengan manajemen laktasi sama-sama berada pada skor yang menyebabkan tidak
ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Dari hasil kuesioner dukungan suami
dalam manajemen laktasi ibu, baik yang mendapat dukungan dari suami maupun
tidak mendapat dukungan sama-sama mempunyai manajemen laktasi dalam
kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik atau tidaknya
manajemen laktasi tidak dipengaruhi dengan adanya dukungan suami, melainkan
dari faktor ibu itu sendiri dalam kemauannya memberikan ASI dan melakukan
manajemen laktasi yang baik sehingga tercapai keberhasilan ASI eksklusif.
Dukungan suami berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan
kepuasan psikologis. Suami perlu mengetahui bahwa suami harus selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dari semua dukungan bagi
ibu menyusui, dukungan suami adalah dukungan yang paling berarti.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka
penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen
laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,003.
2. Terdapat hubungan antara sikap dengan pelaksanaan manajemen laktasi di
wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,008.
3. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pelaksanaan manajemen laktasi
di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,472. Hal tersebut
disebabkan ibu bekerja kesulitan dalam membagi waktu untuk menyusui dan
pengetahuan tentang memerah, menyimpan, dan memberikan ASI perah
masih sangat kurang. Keinginan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayi juga mendorong kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja.
Jika ibu mempunyai keinginan untuk memberikan ASI kepada bayi secara
eksklusif tidak menyulitkan ibu dalam prosesnya memerah ASI. Seperti
memerah ASI sebelum pergi bekerja.
4. Tidak ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan
manajemen laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan
98
Samadua Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,830. Hal
tersebut disebabkan karena beberapa responden melahirkan bayi secara sectio
caesaria sehingga ada beberapa proses manajemen laktasi tidak dilakukan.
5. Tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen
laktasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan tahun 2019 dengan nilai p = 0,057. Hal ini
disebabkan karena baik atau tidaknya manajemen laktasi tidak dipengaruhi
dengan adanya dukungan suami, melainkan dari faktor ibu itu sendiri dalam
kemauannya memberikan ASI dan melakukan manajemen laktasi yang baik
sehingga tercapai keberhasilan ASI eksklusif
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan :
1) Bagi UPTD Puskesmas Samadua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk Puskesmas
dalam meningkatkan kinerja, agar progam yang telah ditetapkan dapat
berjalan optimal dengan lebih banyak melakukan penyuluhan dan konseling.
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan merubah pola pikir ibu dalam
pemberian ASI sehingga sikap ibu lebih positif tentang pelaksanaan
manajemen laktasi. Bagi ibu yang bekerja, diharapkan agar tenaga kesehatan
dapat melaksanakan kelas ibu balita dan memberikan konseling bagaimana
cara memerah dan menyimpan ASI. dan juga memberikan konseling kepada
99
para suami agar dapat mendukung sang istri dalam pemberian ASI kepada
balita.
2) Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
mengoptimalkan kinerja Puskesmas agar menjalankan program yang telah
ditetapkan pemerintah yaitu tentang pemberian ASI Ekslusif melalui
Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
3) Bagi peneliti
Dapat mengembangkan wawasan peneliti khususnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan manajemen laktasi.
4) Bagi Institusi kesehatan Helvetia
Menambah wacana dan informasi ilmiah, khususnya mahasiswa mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi.
5) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti yang lain yang ingin
mengembangkan penelitian dengan topik yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Khamzah. Segudang Keajaiban ASI yang harus anda ketahui. Jakarta
Selatan: Flashbooks; 2012.
2. Proverawati. ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
3. Haryono R. Manfaat ASI Eksklusif. Yogyakarta; 2014.
4. Maryunani A. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif, dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: Trans Info Media; 2012.
5. IDAI. Indonesia Menyusui. Suradi. Rulina, editor. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI; 2010.
6. RI P data dan informasi kementrian kesehatan. infodatin-ASI (3).pdf
[Internet]. 2016. p. 1–8. Available from:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i
nfodatin-ASI.pdf
7. Riskesdas. Hasil Utama Riskesdas Tentang Prevalensi Diabetes Mellitus di
Indonesia 2018. 2018;
8. Selatan DA. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan. Tapaktuan:
Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan; 2017.
9. Notoatmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
10. Mamonto T. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Ekslusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bangon. J Kesmas
[Internet]. 2015;1:56–66. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/7241
11. Ternate G. Determinan Sosial Mempengaruhi Manajemen Laktasi Pada Ibu
Hamil Diwilayah kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan
KOta Ternate Maluku Utara. 2013;(42).
12. Solikhah. Faktor yang Berhubungan Dengan Manajemen Laktasi Pada Ibu
Primipara di Wilayah Puskesmas Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta. 2018;
13. Mohamad S, Umboh a JMRJML. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan di Rumah Sakit Prof . Dr .
Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jikmu. 2015;5(2a).
14. Rahman N. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota
Makassar. J Phys Conf Ser. 2008;111(1).
15. Djamil A, Sefa N, Hermawan A, Nyke S. Hubungan Pelaksanaan
Manajemen Laktasi oleh Petugas Kesehatan terhadap ASI Eksklusif pada
Ibu Menyusui Pelaksanaan Manajemen Laktasi oleh Petugas. 2019;9(April
2018):113–6.
16. Wahrini S, Noor NB, Rantetampang A. Determinants Related to the
Implementation of Early Breastfeeding Initiation at the Maternity of
Regional General Hospital of Yowari, Jayapura Regency. Int J Sci Basic
Appl Res [Internet]. 2015;24(6):11–20. Available from:
http://gssrr.org/index.php?journal=JournalOfBasicAndApplied
17. Anjasmara J, Susant D H, Pratiwi D I. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Partisipasi Ibu Melakukan
IMD. 2015;7(1):1–10.
18. Mariane W. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemberian asi
eksklusif pada ibu menyusui di puskesmas bahu kota manado. Ejurnal
Keperawataan (e-Kp) [Internet]. 2013;1:1–7. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/2199/1757
19. Nugroho. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
20. Cadwell, Turner-Maffei. Buku Saku Manajemen Laktasi. Widiarti,
Tampubolon O, editors. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2011.
21. Nur K. ASI atau Susu Formula. Yogyakarta: Flashbooks; 2013.
22. Maryunani A. Inisiasi Menyusui Dini, Asi Eksklusif, dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: Trans Info Media; 2012.
23. Wawan, Dewi. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Jakarta: Medical Book; 2013.
24. Nuraini. 7 Jurus Sukses Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.
25. Yusrina A, Devy SR. Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan
Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. J PROMKES.
2018;4(1):11.
26. Satino, Setyorini Y. Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif pada ibu primipara di Kota Surakarta. J Terpadu Ilmu Kesehat.
2014;3(2):106–214.
27. Ibrahim, Irviani Anwar, Azriful H. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Tentang Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Samaenre
Kabupaten Sinjai Tahun 2014. 2014;VI(2):339–49.
28. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2012.
29. Rosyadi DW. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Bekerja, Jam Kerja Ibu
dan Dukungan Tempat Bekerja dengan Keberhasilan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I. J Univ
muhammadiyah Surakarta [Internet]. 2016; Available from:
http://eprints.ums.ac.id/47204/28/1.NASKAH PUBLIKASI.pdf
30. Okawary O. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sayegan Sleman Yogyakarta.
Stikkes ‟Aisyiyah [Internet]. 2015;1–10. Available from:
http://digilib.unisayogya.ac.id/199/
31. PPRI Nomor 33 Tahun 2012. No TitlePemberian ASI Eksklusif. Peratur
Pemerintah Tentang Pemberian ASI Eksklus. 2012;57–77.
32. Sihombing NM RA. Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan
IMD : Studi kasus di RS Swasta X dan RSUD Y. J Kesehat Reproduksi.
2016;53(9):7 (2) : 95-108.
33. Purwaningsih A, Hasanah O, Utumo W. Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Manajemen Laktasi Pada Ibu Bekerja. NERS J Keperawatan.
2017;9(2):177.
34. Friedman MM, Bowden VR JE. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori, dan Praktek. Jakarta: EGC; 2010. 5-6 p.
Lampiran 1. Kuesioner
KUESIONER
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMASSAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2019
DATA IBU
Petunjuk Pengisian :
Isilah titik-titik pada kolom yang disediakan sesuai dengan data anda !
No. Responden : …………. (diisi oleh peneliti)
Nama : ………………………………………
Umur : ………………………………………
Pendidikan : SMP SMA D3 S1
Pekerjaan : Bekerja Tidak Bekerja
JumlahAnak : ………………………………………
DATA BALITA
Nama : ………………………………………
JenisKelamin : ………………………………………
Cara Persalinan : ………………………………………
Berat Badan Lahir : ………………………………………
PERNYATAAN
Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah dengan cermat dan teliti
b. Isilah titik-titik sesuai dengan data Anda
c. Berilah tanda silang (x) atau tanda checklist (√) pada jawaban yang
menurut Anda sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
1. Pengetahuan
No Pernyataan Benar Salah Skor
1
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
2
ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai
usia 6 bulan
3 Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI akan
melindungi bayi dari diare
4 Nutrisi yang paling tepat untuk bayi usia 0-6
bulan adalah ASI
5 ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus
menyiapkan atau memasak air terlebih dahulu
6 ASI sangat baikuntuk pertumbuhan otak bayi dan
meningkatkan kekebalan tubuh bayi
7
Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah sebagai
metode alat kontrasepsi alamiah, dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara dan
Rahim
8
Pemeriksaan kehamilan, perawatan payudara dan
senam hamil rutin sangat membantu ibu menuju
keberhasilan menyusui
9 Perawatan payudara dimulai pada masa
kehamilan memasuki usia 6 bulan
10
Inisiasi menyusui dinia dalah bayi diberi
kesempatan menyusu atau mencari putting
payudara dengan cara merangkak di dada si ibu.
11
Kontak langsung antara ibu dan bayinya pada saat
menyusui akan menimbulkan kasih saying dan
ikatan batin
12 ASI eksklusif merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan bayi
13
Di samping factor kesehatan, bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif akan mengurangi
biaya berobat
14 Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan mudah
mengalami berat badan berlebih
2. Sikap
No Pernyataan SS S TS STS Skor
1 Bayi harus diberikan ASI Eksklusif
2 ASI lebih baik dibandingkan susu formula
3
Dalam pemberian ASI tidak perlu
diperlukan keahlian atau perilaku khusus
dan benar dalam menyusui
4 Program pemerintah untuk menyusui bayi
sampai usia 2 tahun
5 ASI memiliki kandungan gizi yang sangat
baik dibandingkan susu formula
6 ASI memiliki kandungan gizi yang sangat
baik dibandingkan susu formula
7 ASI pertama yang keluar dari payudara
ibu harus diberikan kepada bayi
8
Sangat penting bagi ibu untuk mengikuti
bimbingan persiapan menyusui yang
terdapat di fasilitas kesehatan
9
Ibu harus meyakinkan diri sendiri untuk
menyusui bayinya menuju keberhasilan
menyusui
10
Perawatan payudara dan membersihkan
puting susu sangat penting untuk program
menyusui
11 Bayi harus disusui 30 menit pertama
setelah lahir
12 Ibu yang bekerja merupakan bukan suatu
alasan untuk tidak menyusui bayinya
13 Bentuk payudara ibu tidak mempengaruhi
banyaknya ASI yang dihasilkan
14
Jika ibu bekerja memompa ASI
merupakan salah satu alternatif menyusui
bayi secara eksklusif
3. Dukungan Tenaga Kesehatan
No Pernyataan Y
a
Tid
ak
Sk
or
1 Sebelum ibu melahirkan tenaga kesehatan memberikan
informasi tentang manfaat ASI
2
Pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan,
petugas kesehatan memberikan informasi tentang
perawatan payudara
3 Petugas kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi
sayuran hijau, tahu, daging dan telur
4 Petugas kesehatan memotivasi ibu agar memberikan
ASI saja pada bayinya selama 6 bulan
5 Pada saat ibu melahirkan tenaga kesehatan membawa
bayi baru lahir kepada ibu untuk diberikan ASI
6 Pada saat ibu melahirkan petugas kesehatan
mengajarkan teknik menyusui
7 Pada saat setelah melahirkan bayi diletakkan dalam satu
ruangan dengan ibu (rawat gabung)
8
Petugas kesehatan memberikan informasi tentang
pemberian ASI eksklusif, teknik memeras dan
menyimpan ASI untuk ibu bekerja
9
Petugas Kesehatan membantu ibu kontak langsung
antara ibu dan bayi selama 24 sehari agar dapat
menyusui
4. Dukungan Suami
No Pernyataan Ya Tid
ak
Sk
or
1
Suami ibu membantu menggendong bayi untuk
disusui pada saat siang atau malam ketika bayi ingin
menyusu
2 Suami ibu menolong/ membantu ibu untuk
menyendawakan bayi setelah menyusu
3 Suami ibu memuji dan memberikan semangat kepada
ibu saat menyusui bayi ketika bersama ibu
4 Pada waktu luang, suami mendampingi ibu menyusui
bayi
5
Selama proses menyusui, suami ibu mengalihkan
pekerjaan rumah tangga pada orang lain untuk
membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah
6 Suami menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi
7 Suami menyarankan ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi agar ASI nya lancar
8 Suami melarang ibu untuk memberikan susu formula
kepada bayi
9 Suami mengantar ibu jika ibu ingin melakukan
kunjungan ke tenaga kesehatan
Pelaksanaan Manajemen Laktasi
No Pernyataan Ya Tidak Skor
1 Apakah ibu melakukan pemijatan payudara pada
saat kehamilan
2 Apakah ibu mengompres payudara ibu dengan
air hangat pada saat kehamilan
3 Apakah ibu membersihkan puting susu secara
rutin pada saat kehamilan
4 Apakah ibu memeriksakan kehamilan secara
rutin
5 Apakah ibu melakukan senam hamil secara rutin
6 Apakah pada saat melahirkan ibu dan bayi di
rawat diruangan yang sama
7 Apakah ibu memberikan ASI segera setelah bayi
lahir
8 Apakah ibu menyusui kapan saja bayi
membutuhkan, tidak dijadwal
9 Apakah ibu menyusui bayi sampai dengan usia 2
tahun
Lampiran 2. Master Data Uji Validitas
Master Data Uji Validitas
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMASSAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2019
No Umur Pekerjaan Pendidikan penget ahuan Sikap D ukungan Tenaga Kesehat an D ukungan Suami M anajemen Lakt asi
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 KategoriKategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 25 1 2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 7 1 1 1 2 3 1 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 2 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
2 31 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 15 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
3 40 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 3 1 2 34 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
4 26 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 3 1 1 1 0 3 3 1 0 0 0 1 3 3 0 0 17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
5 24 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 3 1 1 1 0 2 2 1 0 0 3 3 1 0 0 0 15 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0
6 32 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 42 2 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
7 41 2 3 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 1 0 4 0 1 1 1 1 0 1 1 0 3 2 2 0 17 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
8 30 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0
9 25 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 3 3 2 2 0 36 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
10 30 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 9 2 1 1 1 4 2 2 1 0 0 3 3 1 0 0 0 19 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1
Umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap Dukungan Tenaga Kesehatan Dukungan Suami Manajemen Laktasi
1. 22-26 Tahun = 5 orang Bekerja (1) = 5 orang Tamat SMP (1) = 2 orang Baik (3) 11-15 = 2 orang Positif (2) 31-60 = 4 orang Mendukung (2) 6-10 = 3 orang Mendukung (2) 6-10 = 3 orang Baik (2) 6-10 = 2 orang
2. 27-30 Tahun = 2 orang Tidak Bekerja (2) = 5 orang Tamat SMA (2) = 5 orang Cukup (2) 9-10 = 3 orang Negatif (1) 0-30 = 6 orang Tidak Mendkung (1) 0-5 = 7 orang Tidak Mendukung (1) 0-5 = 7 orang Kurang Baik (1) 0- = 8 orang
3. 31-34 Tahun = 1 orang Tamat PT (3) = 3 orang Kurang (1) 0-8 = 5 orang
4. 35-38 Tahun = 0 orang
5. 39-42 Tahun = 2 orang
6. 43-46 Tahun = 0 orang
7. 47-51 Tahun = 0 orang
Lampiran 3. Master Data Penelitian
Master Data Penelitian
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMASSAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2019
No Umur Pekerjaan Pendidikan penget ahuan Sikap D ukungan Tenaga Kesehat an D ukungan Suami M anajemen Lakt asi
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kategori
1 30 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 2 3 1 1 0 1 0 2 1 1 0 2 16 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1
2 25 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 1
3 26 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 3 0 31 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2
4 32 2 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 1 2 2 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 3 34 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1
5 31 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 1 0 0 3 3 1 0 0 15 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 1
6 24 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 2
7 40 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 3 2 2 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 0 1 1 0 1 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1
8 30 2 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 3 3 1 0 0 0 1 3 3 0 17 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 3 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 2
9 25 1 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 2 2 34 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
10 41 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 9 2 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 1 1 33 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 2
11 28 1 3 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 35 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 2
12 26 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 2 1 33 2 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 2
13 39 1 3 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 34 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
14 30 2 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 10 2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 2
15 30 2 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 2 2 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 2 1 35 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2
16 26 1 3 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 38 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
17 1 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 1 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 2 34 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 5 2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
18 39 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 2
19 26 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 2 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
20 34 2 2 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 0 2 1 1 2 0 2 2 17 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
21 33 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 2 2 2 1 1 1 1 0 3 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
22 32 1 3 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 38 2 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 2
23 30 1 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 1 1 1 0 2 2 0 1 1 0 3 3 0 0 15 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
24 30 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 6 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 38 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2
25 26 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 3 0 1 14 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1
26 33 2 3 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 2 2 11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
27 47 2 3 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 1 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 2 0 1 0 13 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 0 1 1 11 0 0 1 4 1
28 32 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 38 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 1
29 29 2 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 0 3 33 2 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 2
30 28 2 3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 0 1 17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1
31 25 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 2 3 3 3 0 3 3 3 2 3 3 3 2 3 36 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1
32 34 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 2 0 7 0 12 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 4 1
33 33 2 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 1 3 3 3 3 2 2 3 0 3 3 3 3 0 3 34 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2
34 25 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 0 1 1 0 2 2 0 1 1 1 3 0 3 0 15 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
35 25 1 3 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 8 1 1 0 1 0 3 0 3 1 1 1 0 3 2 2 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
36 26 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 0 2 2 3 3 3 3 3 2 3 38 2 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 2
37 32 2 3 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8 1 2 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 0 3 34 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
38 28 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 0 3 0 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2
39 28 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 0 2 0 16 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1
40 30 2 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 0 2 14 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1
41 47 2 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 2 0 0 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1
42 27 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 0 3 0 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 1 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 1
43 48 1 3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1
44 30 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1
45 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 2 0 0 2 1 1 1 3 0 0 0 13 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
46 25 2 2 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 0 2 2 2 16 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 2
47 25 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 3 0 0 12 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1
48 26 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 2 2 0 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 5 2
49 28 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 7 3 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 0 0 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
50 29 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 2 1 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 2 0 0 14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 1
51 33 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3 3 36 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 1
52 33 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 2 0 2 16 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1
53 26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 0 3 15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
54 26 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 3 1 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 2 0 0 14 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
55 46 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 2 0 0 16 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1
56 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 0 3 2 3 36 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1
57 30 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 3 15 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 5 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 1
58 28 1 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 0 3 33 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
59 47 1 2 1 o 1 1 o 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 3 3 3 1 1 1 0 2 0 0 17 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 2
60 25 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 2 2 2 12 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1
61 36 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 3 3 3 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 6 2
62 38 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 3 1 1 1 0 2 3 2 1 1 0 0 0 0 3 15 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
63 48 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 0 2 3 0 1 1 1 0 0 1 0 12 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 1
64 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 3 3 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 0 1 33 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1
65 38 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 3 2 0 1 1 1 0 2 0 0 13 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
66 40 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 1 33 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1
67 40 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 3 3 1 3 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1
68 41 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 0 1 32 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1
69 42 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2
70 35 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 1 1 1 2 2 2 16 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1
71 32 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 2 0 3 1 1 1 0 1 0 3 15 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 2
72 32 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 3 1 1 1 2 0 2 0 1 1 1 0 2 0 1 13 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
73 34 2 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 3 1 1 1 0 0 3 3 1 1 1 0 2 0 1 15 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 2
74 45 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 0 3 0 3 1 21 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 2
75 25 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 3 3 2 0 1 0 1 0 2 0 3 17 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
76 33 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8 1 0 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 1 33 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 2 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1
77 34 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 0 1 1 0 3 3 0 1 1 1 0 2 0 3 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 2
78 44 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 1 35 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1
79 43 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 3 3 1 1 0 3 3 0 2 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6 2
80 24 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 2 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 34 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
81 33 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 37 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 2
82 32 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 1 0 2 0 3 1 1 1 0 0 3 0 14 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1
83 40 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 1 2 2 2 0 1 0 0 0 1 1 3 15 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
84 39 2 3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 7 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 3 3 1 3 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5 2
85 25 2 3 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 36 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 1
86 24 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 38 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1
87 26 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 34 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1
88 34 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 3 2 1 1 1 0 0 1 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
89 32 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 7 1 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 1 33 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 2
90 33 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 2 2 0 1 3 1 3 0 2 2 19 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
91 28 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 38 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
92 33 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 2 2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 3 3 2 18 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1
93 28 2 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 8 1 1 2 0 1 1 0 3 1 1 1 0 2 1 3 17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 1
94 29 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 6 1 1 1 1 0 0 2 0 1 1 1 0 2 0 2 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
95 33 2 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 0 3 3 2 3 35 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1
96 34 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 0 3 3 3 34 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 2
97 32 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 3 1 1 1 2 0 0 2 1 1 1 0 0 3 0 13 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
98 35 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 1 1 3 0 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1
99 35 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 0 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 1 3 34 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1
100 32 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 3 2 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 3 34 2 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1
101 32 2 2 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 3 0 0 1 14 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4 1
102 27 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 34 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1
103 29 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 0 2 1 1 1 0 1 0 2 13 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1
104 28 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 1 14 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 3 1
105 36 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 1 1 0 3 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 1
106 45 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 0 3 1 3 3 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 2
107 44 2 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 34 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1
108 30 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 1 0 3 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 0 3 9 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1
109 35 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 1 1 32 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1
110 47 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 0 3 0 2 14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1
111 29 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 7 1 1 0 3 1 1 0 2 1 1 1 0 2 0 2 15 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 5 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1
112 24 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 2 3 3 0 16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 2
113 33 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 0 1 1 2 0 2 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1
114 32 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 3 1 1 1 0 0 2 0 1 1 1 3 0 3 3 17 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4 1
115 40 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 33 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1
116 42 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 1 2 2 3 0 19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 1
117 29 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 7 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 1 35 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 2 0 1 0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1
118 30 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 2 0 3 0 1 1 1 0 2 0 3 16 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2
119 41 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 2 1 3 2 0 2 1 1 1 0 3 0 2 19 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1
120 34 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 0 2 2 0 1 0 1 0 3 3 2 15 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1
121 38 1 3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 0 0 3 0 17 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4 1
122 38 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 3 1 1 1 0 2 2 2 1 1 1 0 3 0 1 15 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 1
123 28 2 2 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8 3 2 1 1 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1
124 37 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 1 3 3 3 3 0 1 3 3 3 3 1 3 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1
125 36 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 18 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
126 29 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 36 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1
127 30 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
128 41 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 2 2 2 2 1 0 3 0 3 0 0 17 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1
129 39 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 3 1 1 1 0 0 3 3 1 1 3 0 2 2 2 19 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1
130 35 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 0 3 0 0 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4 1
131 36 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 0 1 1 2 3 1 2 1 1 1 0 0 1 3 17 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1
132 35 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 2 2 3 1 3 1 0 3 1 0 19 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 1
133 28 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 35 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 1
134 28 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 3 1 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 15 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1
135 30 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 3 3 1 1 3 3 2 0 1 1 1 2 0 1 0 18 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 1
136 37 2 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1
137 36 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 3 1 1 1 0 3 3 2 1 0 1 0 2 0 1 16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1 0 0 0 1 0 1 1 0 3 1
138 48 1 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5 3 2 1 1 3 0 3 3 1 1 1 2 0 1 0 19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2
139 41 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 6 3 1 3 1 3 2 0 0 1 1 1 0 2 0 0 10 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 1
140 28 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 3 2 0 0 1 1 1 0 0 3 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 1
141 29 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 3 0 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 1 3 31 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 1
142 35 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 3 3 3 3 1 3 0 3 3 3 3 3 1 33 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1
143 35 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 3 3 3 2 3 3 3 0 3 3 3 2 3 35 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 2 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1
144 44 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 5 1 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 1 1 34 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 2
145 45 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 0 3 0 15 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 0 1 0 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1
146 45 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 2 2 0 3 13 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 1
147 29 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 3 1 0 1 3 3 3 3 1 1 1 0 3 1 0 21 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 1
148 38 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 3 3 0 3 1 1 0 2 1 0 2 19 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 1
149 37 2 2 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 7 1 0 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 2 3 34 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 1
150 36 2 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 7 1 0 1 1 0 3 3 0 1 2 1 1 0 3 3 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 1
151 36 1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 2 0 3 12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
152 42 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 2 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 3 1 0 3 16 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 1 o 0 1 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1
153 29 2 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 2 0 2 0 3 1 0 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 4 1
154 43 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 2 1 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3 1
155 35 1 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 3 0 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 7 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 2
156 35 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 40 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 1
157 28 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 2 3 35 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1
Umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap Dukungan Tenaga Kesehatan Dukungan Suami Manajemen Laktasi
1. 22-26 Tahun = 26 orang Bekerja (1) = 91 orang Tamat SMP (1) = 21 orang Baik (3) 11-14 = 40 orang Positif (2) 22-42 = 64 orang Mendukung (2) 5-9 = 86 orang Mendukung (2) 5-9 = 65 orang Baik (2) 5-9 = 44 orang
2. 27-30 Tahun = 44 orang Tidak Bekerja (2) = 66 orang Tamat SMA (2) = 96 orang Cukup (2) 9-10 = 63 orang Negatif (1) 0-21 = 93 orang Tidak Mendkung (1) 0-4 = 71 orang Tidak Mendukung (1) 0-4 = 92 orang Kurang Baik (1) 0-4 = 113 orang
3. 31-34 Tahun = 31 orang Tamat PT (3) = 40 orang Kurang (1) 0-8 = 54 orang
4. 35-38 Tahun = 25 orang
5. 39-42 Tahun = 16 orang
6. 43-46 Tahun = 9 orang
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN
1. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL PENGETAHUAN
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total
P1
Pearson
Correlation 1
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2
Pearson
Correlation .863** 1 .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .524* .381 .480* .410 .285 .832**
Sig. (2-
tailed) .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .097 .032 .073 .224 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .881**
Sig. (2-
tailed) .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .881**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 .653** .499* .598** .536* .418 .971**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11
Pearson
Correlation .653** .524* .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** 1
.925*
* .828** .346 .080 .771**
Sig. (2-
tailed) .002 .018 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002
.000 .000 .135 .737 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12
Pearson
Correlation .499* .381 .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499* .925** 1 .847** .425 -.033 .661**
Sig. (2-
tailed) .025 .097 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .000
.000 .062 .889 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson
Correlation .598** .480* .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598** .828**
.847*
* 1 .554* .073 .746**
Sig. (2-
tailed) .005 .032 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .000 .000
.011 .759 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14
Pearson
Correlation .536* .410 .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .346 .425 .554* 1 .036 .608**
Sig. (2-
tailed) .015 .073 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .135 .062 .011
.880 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15
Pearson
Correlation .418 .285 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .080 -.033 .073 .036 1 .410
Sig. (2-
tailed) .067 .224 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .737 .889 .759 .880
.073
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total
Pearson
Correlation .971**
.971*
* .832** .881** .832** .971** .891** .971** .971** .971** .771**
.661*
* .746**
.608*
* .410 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .004 .073
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
RELIABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.961 15
2. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total
P1
Pearson
Correlation 1
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .871**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2
Pearson
Correlation .863** 1 .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .863** .524* .381 .480* .410 .285 .832**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .097 .032 .073 .224 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .809**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .901**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000**
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .811**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10
Pearson
Correlation 1.000**
.863*
* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1
.653*
* .499*
.598*
* .536* .418 .811**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .025 .005 .015 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11
Pearson
Correlation .653** .524* .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** .653** 1
.925*
*
.828*
* .346 .080 .771**
Sig. (2-tailed) .002 .018 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .002 .000 .000 .135 .737 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12
Pearson
Correlation .499* .381 .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499* .499*
.925*
* 1
.847*
* .425 -.033 .661**
Sig. (2-tailed) .025 .097 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .025 .000 .000 .062 .889 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13
Pearson
Correlation .598** .480* .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598** .598**
.828*
*
.847*
* 1 .554* .073 .746**
Sig. (2-tailed) .005 .032 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .005 .000 .000 .011 .759 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14
Pearson
Correlation .536* .410 .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .536* .346 .425 .554* 1 .036 .608**
Sig. (2-tailed) .015 .073 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .015 .135 .062 .011 .880 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15
Pearson
Correlation .418 .285 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .418 .080 -.033 .073 .036 1 .410
Sig. (2-tailed) .067 .224 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .067 .737 .889 .759 .880 .073
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total
Pearson
Correlation .871**
.832*
* .809** .971** .901** .971** .971** .811** .811** .971**
.771*
*
.661*
*
.746*
*
.608*
* .410 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .004 .073
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
RELIABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.951 15
3. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL DUKUNGAN TENAGA
KESEHATAN Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
P1
Pearson
Correlation 1 .808** .905** .905** .905** .905** .014 .905** .905** -.179 .783**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .953 .000 .000 .451 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2
Pearson
Correlation .808** 1 .905** .905** .905** .905** .014 .905** .905** -.097 .806**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .953 .000 .000 .683 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3
Pearson
Correlation .905** .905** 1 1.000** 1.000** 1.000** .105 1.000** 1.000** -.035 .915**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4
Pearson
Correlation .905** .905** 1.000** 1 1.000** 1.000** .105 1.000** 1.000** -.035 .915**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5
Pearson
Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1 1.000** .105 1.000** 1.000** -.035 .915**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6
Pearson
Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1.000** 1 .105 1.000** 1.000** -.035 .915**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .000 .885 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7
Pearson
Correlation .014 .014 .105 .105 .105 .105 1 .105 .105 -.065 .402
Sig. (2-tailed) .953 .953 .660 .660 .660 .660 .660 .660 .785 .079
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8
Pearson
Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .105 1 1.000** -.035 .915**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .885 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9
Pearson
Correlation .905** .905** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .105 1.000** 1 -.035 .915**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .660 .000 .885 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10
Pearson
Correlation -.179 -.097 -.035 -.035 -.035 -.035 -.065 -.035 -.035 1 .182
Sig. (2-tailed) .451 .683 .885 .885 .885 .885 .785 .885 .885 .444
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total
Pearson
Correlation .783** .806** .915** .915** .915** .915** .402 .915** .915** .182 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .079 .000 .000 .444
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RELIABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.882 10
4. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL DUKUNGAN SUAMI
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
P1
Pearson
Correlation 1 .556* -.052 .456* .697** .456* .697** .697** .697** .556* .709**
Sig. (2-tailed) .011 .829 .043 .001 .043 .001 .001 .001 .011 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2
Pearson
Correlation .556* 1 .020 .556* .831** .556* .831** .831** .831** .672** .817**
Sig. (2-tailed) .011 .933 .011 .000 .011 .000 .000 .000 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3
Pearson
Correlation -.052 .020 1 -.052 .207 -.052 .207 .207 .207 .020 .277
Sig. (2-tailed) .829 .933 .829 .381 .829 .381 .381 .381 .933 .236
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4
Pearson
Correlation .456* .556* -.052 1 .697** .456* .697** .697** .697** .556* .709**
Sig. (2-tailed) .043 .011 .829 .001 .043 .001 .001 .001 .011 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5
Pearson
Correlation .697** .831** .207 .697** 1 .697** 1.000** 1.000** 1.000** .831** .989**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6
Pearson
Correlation .456* .556* -.052 .456* .697** 1 .697** .697** .697** .556* .709**
Sig. (2-tailed) .043 .011 .829 .043 .001 .001 .001 .001 .011 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7
Pearson
Correlation .697** .831** .207 .697** 1.000** .697** 1 1.000** 1.000** .831** .989**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8
Pearson
Correlation .697** .831** .207 .697** 1.000** .697** 1.000** 1 1.000** .831** .989**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9
Pearson
Correlation .697** .831** .207 .697** 1.000** .697** 1.000** 1.000** 1 .831** .989**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .381 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10
Pearson
Correlation .556* .672** .020 .556* .831** .556* .831** .831** .831** 1 .817**
Sig. (2-tailed) .011 .001 .933 .011 .000 .011 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total
Pearson
Correlation .709** .817** .277 .709** .989** .709** .989** .989** .989** .817** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .236 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
RELIABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Cronbach's Alpha N of Items
.907 10
5. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL MANAJEMEN
LAKTASI
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
P1
Pearson
Correlation 1 .818** .700** .961** .961** .448* .961** .700** .221 .918** .952**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .048 .000 .001 .350 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2
Pearson
Correlation .818** 1 .617** .860** .860** .528* .860** .617** .208 .818** .884**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .017 .000 .004 .379 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3
Pearson
Correlation .700** .617** 1 .740** .740** .567** .740** .521* .188 .700** .805**
Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .000 .009 .000 .018 .428 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4
Pearson
Correlation .961** .860** .740** 1 1.000** .326 1.000** .740** .219 .961** .976**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .160 .000 .000 .354 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5
Pearson
Correlation .961** .860** .740** 1.000** 1 .326 1.000** .740** .219 .961** .976**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .160 .000 .000 .354 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6
Pearson
Correlation .448* .528* .567** .326 .326 1 .326 .180 .168 .288 .474*
Sig. (2-tailed) .048 .017 .009 .160 .160 .160 .446 .480 .218 .035
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7
Pearson
Correlation .961** .860** .740** 1.000** 1.000** .326 1 .740** .219 .961** .976**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .160 .000 .354 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8
Pearson
Correlation .700** .617** .521* .740** .740** .180 .740** 1 -.109 .700** .733**
Sig. (2-tailed) .001 .004 .018 .000 .000 .446 .000 .648 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9
Pearson
Correlation .221 .208 .188 .219 .219 .168 .219 -.109 1 .098 .326
Sig. (2-tailed) .350 .379 .428 .354 .354 .480 .354 .648 .681 .160
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10
Pearson
Correlation .918** .818** .700** .961** .961** .288 .961** .700** .098 1 .922**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .218 .000 .001 .681 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total
Pearson
Correlation .952** .884** .805** .976** .976** .474* .976** .733** .326 .922** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .035 .000 .000 .160 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RELIABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha N of Items
.930 10
UJI UNIVARIAT PENELITIAN
Statistics
Pengetahuan Sikap Pekerjaan Dukungan Tenaga
kesehatan
Dukungan Suami
Manajemen Laktasi
N Valid 157 157 157 157 157 157
Missing 0 0 0 0 0 0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Baik 40 25.5 25.5 25.5
Cukup 63 40.1 40.1 65.6
Kurang 54 34.4 34.4 100.0
Total 157 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Positif 64 40.8 40.8 40.8
Negatif 93 59.2 59.2 100.0
Total 157 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Bekerja 91 58.0 58.0 58.0
Tidak Bekerja 66 42.0 42.0 100.0
Total 157 100.0 100.0
Dukungan Tenaga Kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Mendukung 86 54.8 54.8 54.8
Kurang
Mendukung 71 45.2 45.2 100.0
Total 157 100.0 100.0
Dukungan Suami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Mendukung 65 41.4 41.4 41.4
Kurang
Mendukung 92 58.6 58.6 100.0
Total 157 100.0 100.0
Manajemen Laktasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 44 28.0 28.0 28.0
Kurang Baik 113 72.0 72.0 100.0
Total 157 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%
Sikap * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%
Pekerjaan * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%
D.Tenkes * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%
D.Suami * M.Laktasi 157 100.0% 0 0.0% 157 100.0%
1. Hubungan Pengetahuan dengan Manajemen Laktasi
Crosstab
Manajemen Laktasi Total
Baik Kurang Baik
Pengetahuan
Baik
Count 17 23 40
Expected Count 11.2 28.8 40.0
% within Pengetahuan 42.5% 57.5% 100.0%
% within M.Laktasi 38.6% 20.4% 25.5%
% of Total 10.8% 14.6% 25.5%
Cukup
Count 13 50 63
Expected Count 17.7 45.3 63.0
% within Pengetahuan 20.6% 79.4% 100.0%
% within M.Laktasi 29.5% 44.2% 40.1%
% of Total 8.3% 31.8% 40.1%
Kurang
Count 14 40 54
Expected Count 15.1 38.9 54.0
% within Pengetahuan 25.9% 74.1% 100.0%
% within M.Laktasi 31.8% 35.4% 34.4%
% of Total 8.9% 25.5% 34.4%
Total
Count 44 113 157
Expected Count 44.0 113.0 157.0
% within Pengetahuan 28.0% 72.0% 100.0%
% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.0% 72.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.979a 2 .003
Likelihood Ratio 5.764 2 .006
Linear-by-Linear Association 2.546 1 .111
N of Valid Cases 157
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.21.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Pengetahuan (Baik /
Cukup)
a
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty
cells.
2. Hubungan Sikap dengan Manajemen Laktasi
Crosstab
Manajemen Laktasi Total
Baik Kurang Baik
Sikap
Positif
Count 22 42 64
Expected Count 17.9 46.1 64.0
% within Sikap 34.4% 65.6% 100.0%
% within M.Laktasi 50.0% 37.2% 40.8%
% of Total 14.0% 26.8% 40.8%
Negatif
Count 22 71 93
Expected Count 26.1 66.9 93.0
% within Sikap 23.7% 76.3% 100.0%
% within M.Laktasi 50.0% 62.8% 59.2%
% of Total 14.0% 45.2% 59.2%
Total
Count 44 113 157
Expected Count 44.0 113.0 157.0
% within Sikap 28.0% 72.0% 100.0%
% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.0% 72.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.159a 1 .042
Continuity Correctionb 1.661 1 .008
Likelihood Ratio 2.139 1 .144
Fisher's Exact Test .152 .099
Linear-by-Linear Association 2.146 1 .143
N of Valid Cases 157
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.94.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Sikap (Positif / Negatif) 1.690 .837 3.416
For cohort M.Laktasi = Baik 1.453 .883 2.391
For cohort M.Laktasi = Kurang Baik .860 .697 1.061
N of Valid Cases 157
3. Hubungan Pekerjaan dengan Manajemen Laktasi
Crosstab
Manajemen Laktasi Total
Baik Kurang Baik
Pekerjaan
Bekerja
Count 28 63 91
Expected Count 25.5 65.5 91.0
% within Pekerjaan 30.8% 69.2% 100.0%
% within M.Laktasi 63.6% 55.8% 58.0%
% of Total 17.8% 40.1% 58.0%
Tidak Bekerja
Count 16 50 66
Expected Count 18.5 47.5 66.0
% within Pekerjaan 24.2% 75.8% 100.0%
% within M.Laktasi 36.4% 44.2% 42.0%
% of Total 10.2% 31.8% 42.0%
Total Count 44 113 157
Expected Count 44.0 113.0 157.0
% within Pekerjaan 28.0% 72.0% 100.0%
% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.0% 72.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .808a 1 .007
Continuity Correctionb .517 1 .472
Likelihood Ratio .816 1 .366
Fisher's Exact Test .472 .237
Linear-by-Linear Association .803 1 .370
N of Valid Cases 157
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan (Bekerja /
Tidak Bekerja) 1.389 .678 2.847
For cohort M.Laktasi = Baik 1.269 .750 2.148
For cohort M.Laktasi = Kurang Baik .914 .753 1.109
N of Valid Cases 157
4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan * Manajemen Laktasi
Crosstab
Manajemen Laktasi Total
Baik Kurang Baik
Dukungan
Tenaga
Kesehatan
Mendukung
Count 23 63 86
Expected Count 24.1 61.9 86.0
% within D.Tenkes 26.7% 73.3% 100.0%
% within M.Laktasi 52.3% 55.8% 54.8%
% of Total 14.6% 40.1% 54.8%
Kurang
Mendukung
Count 21 50 71
Expected Count 19.9 51.1 71.0
% within D.Tenkes 29.6% 70.4% 100.0%
% within M.Laktasi 47.7% 44.2% 45.2%
% of Total 13.4% 31.8% 45.2%
Total
Count 44 113 157
Expected Count 44.0 113.0 157.0
% within D.Tenkes 28.0% 72.0% 100.0%
% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.0% 72.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .155a 1 .694
Continuity Correctionb .046 1 .830
Likelihood Ratio .155 1 .694
Fisher's Exact Test .724 .414
Linear-by-Linear Association .154 1 .695
N of Valid Cases 157
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.90.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for D.Tenkes
(Mendukung/Tidak Mendukung .869 .432 1.748
For cohort M.Laktasi = Baik .904 .548 1.493
For cohort M.Laktasi = Kurang Baik 1.040 .854 1.267
N of Valid Cases 157
5. Hubungan Dukungan Suami dengan Manajemen Laktasi
Crosstab
Manajemen Laktasi Total
Baik Kurang Baik
D.Suami
Mendukung
Count 41 24 65
Expected Count 46.8 18.2 65.0
% within D.Suami 63.1% 36.9% 100.0%
% within M.Laktasi 36.3% 54.5% 41.4%
% of Total 26.1% 15.3% 41.4%
Kurang
Mendukung
Count 72 20 92
Expected Count 66.2 25.8 92.0
% within D.Suami 78.3% 21.7% 100.0%
% within M.Laktasi 63.7% 45.5% 58.6%
% of Total 45.9% 12.7% 58.6%
Total
Count 113 44 157
Expected Count 113.0 44.0 157.0
% within D.Suami 72.0% 28.0% 100.0%
% within M.Laktasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 72.0% 28.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 4.354a 1 .037
Continuity Correctionb 3.633 1 .057
Likelihood Ratio 4.312 1 .038
Fisher's Exact Test .047 .029
Linear-by-Linear Association 4.326 1 .038
N of Valid Cases 157
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for D.Suami
(Mendukung/Tidak Mendukung) 2.107 1.040 4.271
For cohort M.Laktasi = Baik 1.698 1.029 2.804
For cohort M.Laktasi = Kuranag Baik .806 .650 .999
N of Valid Cases 157
DOKUMENTASI PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS SAMADUA KECAMATAN
SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2019
Gambar 1. Responden Mengisi Lembar Kuesioner
Gambar 2. Responden Mengisi Lembar Kuesioner