faktor predisposisi seksio sesarea
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
1/31
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI UJIAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Proposal karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing karya
tulis ilmiah untuk dilanjutkan pada penelitian Karya Tulis Ilmiah
Bangko, Oktober 2008
Pembimbing I
JONI RASMANTO, SKM, MKES
Pembimbing II
ULI ROSITA HUTAGAOL SST
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pembangunan di bidang kesehatan yang sedang dilakukan secara bertahap
dan berkesinambungan selama ini pada dasarnya untuk mempercepat tercapainya
tingkat kesejahteraan. Salah satu bentuk dari upaya tersebut adalah peningkatan
kesehatan ibu dan anak dengan program yang bertujuan untuk menurunkan angkakematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
AKI di Indonesia pada tahun 2001 adalah 373/100.000 kelahiran hidup, pada
tahun 2003 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Indonesia pada
tahun 2003 sebesar 42/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2004 menjadi 43.52/1000
kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Jambi, 2005: 26).
Untuk mengurangi AKI dan AKB maka diperlukan suatu penatalaksanaan
pelayanan kesehatan yang baik selama kehamilan dan pada saat persalinan Kehamilan
dan persalinan memang merupakan proses yang fisiologis, namun keadaan patologis
atau komplikasi dapat saja muncul pada saat kehamilan sampai pada saat proses
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
2/31
persalinan. Komplikasi obstetri yang tersering adalah perdarahan, infeksi, eklampsia,
partus lama yang kesemuanya membutuhkan pelayanan kesehatan dari tenaga yang
profesional dan pemanfaatan sumber daya kesehatan yang maksimal (Depkes RI,
2002: 1). Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi, yaitu : faktor
umur, paritas, pendidikan, perawatan antenatal, sarana dan fasilitas, sosial ekonomi
dan tenaga penolong persalinan yang dapat memicu terjadinya peningkatan AKI dan
AKB (Mochtar, 1998:192).
Salah satu penatalaksanaan persalinan patologis untuk menyelamatkan ibu dan
bayi secara transabdominal adalah seksio sesarea, jika partus secara transvaginal tidak memungkinkan untuk dilakukan seperti: ekstraksi forcep , ekstraksi vakum , persalinan
sunsang , versi ekstraksi , kleidotomi dan simfisiotomi.
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba (1998: 52) kehamilan aterm dengan posisi
belakang kepala mencakup sekitar 97% dari semua kehamilan, sekitar 3% merupakan
kehamilan dengan kedudukan patologis. Sehingga diperkirakan pertolongan
persalinan operasi sekitar 3% sampai 4% dan selebihnya persalinan normal.
Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada
tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8% dari seluruh
persalinan ( http://www.idi.com/info_seksio20%sesarea ). Sedangkan angka kejadian
seksio sesarea di Provinsi Jambi pada tahun 2007 berjumlah 3.401 operasi dari
170.000 persalinan atau sekitar 20% dari seluruh persalinan. (Dinkes Provinsi Jambi,
2007)
Di rumah Sakit Umum Mayjen. H.A. Thalib Kerinci angka kejadian seksio sesarea pada tahun
2007 berjumlah 245 dari 531 persalinan atau sekitar 46% dari seluruh persalinan (Data Kesakitan
http://www.idi.com/info_seksio20%25sesareahttp://www.idi.com/info_seksio20%25sesarea -
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
3/31
RSU Mayjen. H.A. Thalib Kerinci tahun 2007). Meskipun diketahui bahwa persalinan dengan
seksio sesarea adalah pilihan terakhir dalam melakukan persalinan tetapi angka seksio sesarea
masih cukup tinggi. Oleh karena itu penulis memandang perlu mendeskripsikan indikasi dan
karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea yang dirawat di Rumah Sakit Umum Mayjen.
H.A. Thalib Kerinci tahun 2007
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah tingginya
angka kejadian seksio sesarea di Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kerinci
periode 1 Januari sampai 31 Desember 2007 yaitu sebanyak 245 set rekam medik dan
belum diketahuinya indikasi dan karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea.
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang
timbul adalah:
1. Bagaimana gambaran indikasi ibu bersalin dengan seksio sesarea Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2007?.
2. Bagaimana gambaran umur ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2007?.
3. Bagaimana gambaran paritas ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A. Thalib kerinci tahun 2007?.
4. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan ibu bersalin dengan seksio sesarea di
Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kerinci tahun 2007?.
5. Bagaimana Status Pembiayaan ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A. Thalib Kerinci tahun 2007?.
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
4/31
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui indikasi dan karakteristik ibu bersalin dengan Seksio Sesarea
di RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2007.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui indikasi tindakan Seksio Sesarea di RSU Mayjen H.A. Thalib
Kabupaten Kerinci tahun 2007.
b. Mengetahui umur ibu bersalin dengan Seksio Sesarea di RSU Mayjen H.A.
Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2007.c. Mengetahui paritas ibu bersalin dengan Seksio Sesarea di RSU Mayjen H.A.
Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2007.
d. Mengetahui tingkat pendidikan ibu bersalin dengan Seksio Sesarea di RSU
Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2007.
e. Mengetahui status pembiayaan ibu bersalin dengan Seksio Sesarea di RSU
Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2007
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang indikasi dan karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea.
2. Bagi Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Merangin
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang indikasi dan
karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea untuk penelitian lebih lanjut bagi
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
5/31
mahasiswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah (KTI) dan menambah referensi
diperpustakaan.
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai gambaran
indikasi dan karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di bagian Obsetri dan
Ginekologi RSU Mayjen H. A. Thalib Kerinci.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Desain Penelitian ini adalah deskriptif dengan study retrospektif yang bertujuan
untuk menggambarkan indikasi dan karekateristik berupa umur, paritas, tingkat
pendidikan dan status pembiayaan ibu bersalin dengan Seksio Sesarea. Penelitian ini
termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Maternitas khususnya kesehatan ibu
bersalin. Sasaran dalam penelitian ini adalah set rekam medik ibu bersalin dengan
Seksio Sesarea yang telah dirawat di RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci
tahun 2007. Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan November sampai
Desember 2008 dengan jumlah sampel 245 set rekam medik ibu bersalin dengan
Seksio Sesarea yang telah dirawat di RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci
pada tahun 2007.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Preeklampsia
Preeklampsia didefinisikan sebagai komplikasi pada tri semester ke-tiga dengan
gejala klinis seperti: hipertensi, eodema, proteinuria, oligouria, konvulsi dan koma.
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
6/31
Teori terjadinya preeklampsia dikemukakan sebagai iskemia regio uteroplasenter
yang menyebabkan diresobrsinya trofoblastik substansial ke dalam sirkulasi umum
sehingga terjadi pengeluaran renin dan angiotensin. Selanjutnya terjadi spasme
pembuluh darah perifer dengan menimbulkan konpensasi hipertensi. Spasme
menimbulkan kerusakan-kerusakan jaringan dalam bentuk kerusakan pembuluh
darah, nekrosis, oedema, perdarahan pada organ vital, trombosis dan penimbunan
fibrin. Melalui perubahan patologi anatomi tersebut dapat diterangkan gejala klinis.
(Manuaba, 1993)
1. Gejala Klinis
a. Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain : hipertensi
antara 140/90 atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg,
oedema kaki tangan atau muka atau kenaikan berat badan 1 kg/minggu,
proteinuria 0,3gr/24 jam atau plus 1-2, oligouria.
b. Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat ditandai dengan gejala klinis: hipertensi 160/110 mmHg,
proteinuria 5 gr/24 Jam atau plus 4-5, Oligouria 400cc/24 Jam, oedema paru
dapat disertai sianosis, serta disertai keluhan subyektif seperti: nyeri kepala
frontal, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium.
c. Eklampsia
Eklampsia ditandai dengan gejala-gejal preeklampsia dan disertai koma atau
konvulsi.
2. Upaya Preventif
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
7/31
Menegakkan kemungkinan preeklampsia secara dini dengan meningkatkan Ante
Natal Care serta menghindari terjadinya eklampsia melalui pengobatan
preeklampsia dengan intensif.
3. Prinsip Pengobatan
Prinsip pengobatan preeklampsia adalah:
a. Menegakkan diagnosa dini preeklampsia
b. Mencegah terjadinya eklampsia
c. Melakukan terminasi kehamilan untuk menghindari angka kematian yang
tinggi pada ibu dan bayi.
d. Tindakan non traumatis.
e. Pengobatan dilakukan di rumah sakit.
f. Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia menganjurkan memakai MgSO4
dengan Syarat:
a) Refleks patela positif
b) Pernafasan di atas 16X/menit
c) Urin Produksi di atas 100cc/4 Jam
d) Tersedia antidot: Kalsium Klorida/Glukonas.
e) Dosis: Intra Vena 1 4 gr/Menit, Intra Muscular 8 gr, dosis ikutan 4 gr setiap
6 Jam.
4. Komplikasi Preeklampsia Berat dan Eklampsia
Komplikasi preeklampsia berat dan eklampsia adalah:
a) Salusio plasenta
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
8/31
b) Payah: ginjal, jantung, paru yang disebabkan eodema, Lever karena
nekrosis
c) Perdarahan otak
d) Syndrom HELLP : hemolisis, eleved lever enziyms, low platellet.
5. Kriteria Eden
Kumpulan gejala klinis sebagai tanda kegagalan pengobatan eklampsia :
a) Temperatur di atas 39C.
b) Konvulsi di atas 12 kali/ 24 Jam
c) Nadi diatas 120X/Menit
d) Kesadaran menurun
6. Faktor-faktor Predisposisi
Sampai sekarang penyebab preeklampsia dan eklampsia masih tanda tanya,
penyakit ini masih disebut disease of theory (Chesley, 1978), beberapa faktor
risiko pada penyakit ini antara lain adalah:
1. Nullipara, terutama usia 20 tahun, dan kehamilan yang langsung
terjadi setelah perkawinan (Robillard P. Y., 1994).
2. Sejarah pernah menderita preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu.
3. Sejarah penderita preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.
4. Kehamilan ganda, diabetes mellitus, hydrops foetalis, mola hidatidosa,
dan anti phospolipid antibodies, infeksi saluran kemih.
5. Riwayat penderita hipertensi dan penyakit ginjal.
6. Multipara dengan umur lebih dari 35 tahun.
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
9/31
Kematian ibu maupun neonatus makin tinggi pada eklampsia sehingga
pengobatan preeklampsia perlu diperhatikan. Sebab-sebab kematian maternal
antara lain: perdarahan pada otak, oedema paru-paru disertai sianosis,
dekompensasio kordis, payah ginjal, aspirasi cairan lambung. Sedangkan
penyebab kematian bayi : aspiksia intrauterin dan prematuritas.
Gambaran Skematis Preeklampsia dan Eklampsia
ISKEMIA REGIO UTERO PLASENTER
PENGELUARANReninAngiotensin
PENGOBATAN ADEKUATMgSO4ValiumLitik Koktil
SPASME ARTERIOLIHipertensiProteinuriaOedemaOligouriaSianosisKoma KonvulsiRusaknya Alat Vital
HIPOKSIA INTRA UTERINMETABOLISME ANAEROBIK ASIDOSIS
ASPIKSIA INTRAUTERINERangs N SymphagusPerubahan D3Gerak janin menurunPerubahan Peristaltik Keluar Mekoneum
TERMINASI HAMILMemutus rantai iskemia plasenta
InduksiPecah KetubanSek Sesaria
Forceps ekstraksi
MORBIDITASMaternal :
Payah jantungPayah GinjalOedema Paru-sianosisPembuluh darah otak pecahTrauma langsung
Perinatal :
Asfiksia int UterinPrematuritas
PENGOBATAN BERHASILAntenatal Care Teratur Persalinan denganindikasi obstetri
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
10/31
7. Tata Laksana Penanganan
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
KONSERVATIF :1. Isolasi :
Pasang Kateter 2. Obat-obatan :
Infus Dextrose 5%Valium 120 gr/24 JamMgSO4Litik Koktil :i. Largatil 50
ii. Pethidin 100iii. Promethazine 50
3. Observasi :Konvulsi dan komaReaksi Pengobatan
i. Diuresisii. Kesadaran baik
Kriteria EdenLamanya 2X24 Jam
4. Konsultasi :Penyakit dalamPenyakit MataAnastesiaDokter anak
TERAPI AKTIF :Berdasarkan pertimbangan klinisInduksi persalinan
Oxytocin DripPecahkan ketuban
SEKSIO SESARIA :Indikasi ObstetrisKriteria EdenGagal Induksi
BERHASIL :Hamil diteruskan hingga aterm
Antenatal Care
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
11/31
B. KARAKTERISTIK PREEKLAMPSIA
1. Umur
Definisi umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai
pada saat sekarang dihitung dalam tahun (Depkes RI, 1998). Umur dikaitkan
dengan Faktor Predisposisi ( Predisposing factor) atau faktor yang mempermudah
dan mendasari untuk terjadinya prilaku tertentu. Yang termasuk dalam faktor
predisposisi ini adalah: pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, kepercayaan dari
orang tersebut tentang dan terhadap perilaku tersebut serta beberapa karakteristik
individu seperti: umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. (Harbandinah P, dr.
SKM. 2006)
Umur juga merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak
indikator fisiologis, dengan kata lain penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan
akan berhubungan dengan umur. Dimana yang semakin tua mempunayi
karakteristik fisiologis dan tanggung jawab tersendiri. (Notoadmojo,1996)
2. Paritas
Paritas menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai
viabilitas dan telah dilahirkan tanpa melihat jumlah anak. Kelahiran kembar
hanya dihitung satu paritas (Oxorn, 2003).
Dalam hal ini paritas dapat juga diartikan sebagai jumlah kehamilan dari
seseorang yang bayinya berhasil hidup (20 minggu atau lebih), perlu dicatat
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
12/31
bahwa gaviditas dan paritas mengaju pada jumlah kehamilan bukan bayi atau
janin yang dilahirkan (Hacker, Moore, 2001)
Tingkat paritas telah banyak menarik perhatian para peneliti dalam
hubungan kesehatan ibu dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat
kecendrungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari pada yang
berparitas tinggi (Notoadmojo, 2003)
Tingkat paritas dibagi dalam: Primi gravida atau wanita yang hamil
pertama kalinya, multi gravida yaitu wanita yang telah melahirkan bayi untuk
kedua kali atau tiga kali (Farrer, 2001) dan yang dimaksud dengan Grande multigravida adalah wanita yang melahirkan 4 kali atau lebih (Mochtar, 1998)
3. Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dilalui
oleh seseorang. Tingkat pendidikan seseorang akan dapat memberikan pengaruh
terhadap pemahaman tentang sebuah pengalaman dan rangsang yang diberikan
melalui belajar dan media lainnya. Pengetahuan atau pendidikan tentang
kesehatan akan berpengaruh terhadap prilaku sebagai hasil jangka menengah
( Intermediate Inpact) ((Notoadmojo, 2003)
Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar
belakangi oleh tiga faktor pokok yaitu: Faktor-faktor predisposisi (predisposing
factor) , faktor yang mendukung (enabling factor) dan faktor yang memperkuat
(reinforcing factor) . Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai usaha intervensi
perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor tersebut. (Notoadmojo, 2003)
BAB III
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
13/31
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada teori Mochtar (1998) ada
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya Seksio Sesarea yaitu, placenta previa,
panggul sempit, disproporsi sefalovelpik, ruptura uteri mengancam, partus lama,
distosia serviks, preeklamsi dan hipertensi, malpresentasi janin, distosia oleh karena
tumor, gawat janin, postmorterm , umur, paritas dan pendidikan. Adapun aspek yang
diteliti, yaitu: umur, paritas, pendidikan dan status pembiayaan.Berdasarkan teori di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini secara
sistimatis dapat digambarkan sebagai berikut:
KERANGKA KONSEP
B. Definisi Operasional
a. Indikasi : Penetapan tindakan operasi seksio sesarea setelah ibu hamil
diperiksa secara komprehensif oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan
seperti yang tertera dalam diagnosa kerja pada set rekam medik
Cara ukur : Identifikasi data rekam medik
Skala : Ordinal
Seksio Sesarea
IndikasiUmurPendidikanParitasStatus Pembiyaan
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
14/31
Alat Ukur : Cheklist
Kategori : 1. Indikasi Medis
2. Indikasi Sosial
b. Umur : Perhitungan ulang tahun ibu dengan kasus Seksio Sesarea yang
dihitung sejak tahun lahir sampai ulang tahun terakhir yang tertera dalam data
rekam medik
Cara ukur : Identifikasi data rekam medik
Skala : Ordinal
Alat Ukur : CheklistKategori : 1. < 20 tahun
2. 20-30 Tahun
3. >30 Tahun
c. Paritas : Jumlah persalinan terdahulu pada ibu Seksio Sesarea tanpa
melihat jumlah anak yang dilahirkan yang tertera dalam data rekam medik.
Cara ukur : Identifikasi data rekam medik
Skala : Ordinal
Alat Ukur : Cheklist
Kategori : 1. Primi Para = 1 Kali
2. Multi Para = 2-4 Kali
3. Grande Multipara = 5 Kali atau lebih
d. Pendidikan : Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan oleh ibu dengan
kasus Seksio Sesarea yang tertera dalam data rekam medik
Cara ukur : Identifikasi data rekam medik
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
15/31
Skala : Ordinal
Alat Ukur : Cheklist
Kategori : 1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SLTA
5. Perguruan Tinggi
e. Status Pembiayaan: Rincian pembiayaan yang tertera dalam data set rekam medik
Cara ukur : Identifikasi data rekam medik Skala : Ordinal
Alat Ukur : Cheklist
Kategori : 1. Umum 2. Swasta 3. Askes Komersial
4. Askes 5. Jamkesmas
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan study retrospektif
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran indikasi dan karakteristik ibu bersalin
dengan seksio sesarea menurut umur, paritas, tingkat pendidikan dan status
pembiayaan di ruang perawatan Kebidanan Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib
Kerinci tahun 2007.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
16/31
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian (Notoatdmojo, 2002).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua set rekam medik
dengan diagnosa post operasi seksio sesarea pada Januari sampai dengan
Desember 2007 di Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib Kerinci sebanyak
245 set rekam medik.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang berjumlah 245 set
rekam medik. Objek dalam penelitian adalah rekam medik pasien dengan kasus
seksio sesarea.
C. Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah informasi yang tertera dalam set rekam medik
pasien dengan status diagnosa post operasi seksio sesarea yang diperoleh dari hasil
seleksi set rekam medik pasien rawat inap ruang rawat kebidanan Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A. Thalib Kerinci tahun 2007
D. Pengolahan data
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
17/31
1. Collecting , yaitu: mengumpulkan set rekam medik set rekam medik pasien
dengan status Diagnosa Post Seksio Sesarea tahun 2007.
2. Editing , yaitu: mengoreksi teraan variabel karakteristik penelitian sebelum
dilakukan kegiatan entri data sehingga bila ada kesalahan atau kekurangan data
dapat segera diklarifikasi.
3. Tabulating , yaitu: menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari
variabel karakteristik yang diteliti.
E. Analisa Data
Analisa data yang telah dikumpulkan secara kuantitatif dianalisis secara
univariat dengan distribusi frekwensi yang menggunakan rumus:
Keterangan:
P= Persentase
f = Frekwensi
n = Jumlah sampel
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN DEMOKRAFI
Rumah sakit Mayor HA Thalib Kerinci adalah satu-satunya Rumah Sakit
Milik Pemeritah Daerah Kabupaten Kerinci yang menerima rujukan dari Puskesmas
dan fasilitas lainnya diwilayah kerinci. Rumah Sakit yang mempunyai karyawan
P = f/n X 100%
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
18/31
sejumlah 390 Orang ini dibangun Tahun 1950 dengan luas 3 Ha dan merupakan
rumah sakit dengan type C Plus
Dalam melayani pasiennya rumah sakit Mayor HA Thalib mempunyai tenaga
dan fasilitas sebagai berikut :
1. Tenaga
a. Tenaga Medis spesialistik :
a) Spesialis Kebidanan dan kandungan
b) Spesialis Penyakit dalam
c) Spesialis Penyakit Bedahd) Spesialis Mata
e) Spesialis Anak
f) Spesialis Syaraf
g) Spesialis THT
h) Spesialis Radiologi
i) Spesialis Penyakit Jiwa (Referal)
b. Tenaga Dokter Umum dan Lainnya
a) Dokter Umum
b) Dokter Gigi
c) Apoteker
d) Sarjana Keperawatan
e) Sarjana Kesehatan Masyarakat
f) Magister Manajemen
g) Magister Kesehatan
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
19/31
2. Fasilitas Layanan
a. Ruangan Kantor
a) Ruangan Direktur
b) Ruang Rapat Direksi
c) Ruang Komite Medik
d) Ruang Kasubbag Kesekretariatan, Keuangan,
e) Ruang Kasi Pelayanan, Keperawatan dan Diklat
f) Ruang Aula
g) Ruang Dharma Wanita
b. Ruang Instalasi Medis
a) Instalasi rawat jalan
b) Instalasi Rawat Inap
c) Instalasi Gawat Darurat
d) Instalasi Kamar Operasi
e) Instalasi Penunjang Medis
c. Sarana Penunjang
a) Alat Penerangan : PLN 150 KVA dan Genset 35 KVA
b) Alat Komunikasi : Internet, Telephone, Faximili PABX, Laptop,
Infocus, OHP.
c) Penyedia Air Bersih : PDAM dan Sumur Bor
d) Sound System : Organ dan Loud Speaker system
e) Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)
f) Musholla
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
20/31
g) Wartel
h) Kantin
i) Alat Transportasi
1) Kendaraan Operacional Pegawai
a. Operasional Direktur
b. Operasional Rumah Sakit
c. Operasional Cantor (Roda Dua)
2) Kendaraan Operacional pasien
a. Ambulante b. Kereta Jenazah.
B. HASIL PENELITIAN
a. Umur
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap ibu bersalin dengan seksio
sesarea di Rumah Sakit Mayor HA Thalib didapatkan distribusi frekwensi umur
sebagaimana dapat dilihat pada table 5.1 berikut ini :
Tabel 5.1 : Distribusi Frekwensi Umur Ibu dengan Seksio sesarea di Rumah
Sakit Umum Mayor HA Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2007
UMUR Frekuensi PersenValid 17 1 ,4
18 3 1,319 3 1,320 5 2,121 5 2,122 4 1,723 10 4,324 14 6,025 9 3,826 14 6,027 17 7,228 15 6,4
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
21/31
29 13 5,530 20 8,531 6 2,632 20 8,533 11 4,7
34 14 6,035 16 6,836 7 3,037 7 3,038 6 2,639 5 2,140 4 1,742 2 ,943 2 ,944 1 ,445 1 ,4
Total 235 100,0
Dari tabel diatas dapat dilihat Ibu Bersalin terbanyak mengalami seksio
sesarea adalah berumur 30 dan 32 tahun dengan 8,5% dari seluruh Ibu bersalin,
sedangkan Ibu bersalin paling sedikit adalah ibu bersalin yang berumur 44 tahun,
45 dan 17 Tahun dengan 0,4% dari seluruh ibu bersalin dengan seksio sesarea.
Untuk melihat umur maksimum dan minimum, rata-rata umur dari selruruh ibu
bersalin dengan seksio sesarea dapat dilihat table 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2 : Nilai Perhitungan Statistik Pada Penelitian Karakteristik dan IndikasiIbu Bersalin dengan Seksio sesarea di Rumah Sakit Umum Mayor HA Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2005 -2007
SAMPEL Valid 235Hilang 0
Mean 29,83
Median 30,00Modus 30Minimum 17Maximum 45
Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat umur maksimum dari Ibu Bersalin
dengan seksio sesarea berumur 45 tahun dan umur minimum berumur 17 tahun
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
22/31
serta rata-rata umur yang mengalami seksio sesarea berkisar 29,83 tahun. Untuk
melihat umur ibu berdasarkan kategori resiko dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut
ini :
Tabel 5.3 : Distribusi Frekwensi Umur Ibu berdasarkan Kategori Pada PenelitianKarakteristik dan Indikasi Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea diRumah Sakit Umum Mayor HA Thalib Kabupaten Kerinci Tahun2007
UMUR PERKATEGORI Frekuensi Persen< 20 Tahun 12 5,120-30 Tahun 121 51,5> 30 Tahun 102 43,4
Total 235 100,0
Dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat Umur Ibu Bersalin dengan seksio
sesarea didominasi oleh ibu yang berumur 20-30 tahun berjumlah 121 Orang atau
51,5% dan berumur < dari 20 tahun berjumlah 12 Orang atau 5,1%, serta yang
berumur lebih dari 30 tahun berjumlah102 Orang atau 43,4%.
b. Paritas
Berdasarkan hasil penelitian paritas ibu bersalin dengan seksio sesarea di
Rumah Sakit Mayor HA. Thalib Kerinci dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ;
Tabel 5.4 : Distribusi Frekwensi Paritas Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea PadaPenelitian Karakteristik dan Indikasi Ibu Bersalin dengan Seksiosesarea di Rumah Sakit Umum Mayor HA Thalib Kabupaten
Kerinci Tahun 2007
UMUR Frekuensi PersenPrimi Gravida 73 31,1Multi Gravida 153 65,1Grande Multigravida 9 3,8Total 235 100,0
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
23/31
Pada tabel diatas dapat dilihat Paritas terbanyak mengalami seksio sesarea
adalah Multi gravida dengan 153 Orang atau 65,1 %, sedangkan terbanyak kedua
adalah Primi gravida dengan 73 Orang atau 31,1% dan pada posisi terakhir
Grande Multigravida dengan 9 Orang atau 3,8%.
c. Indikasi Seksio sesarea
Indikasi dilakukannya seksio sesarea pada ibu bersalin di Rumah sakit
Mayor HA Thalib Tahun 2007 paling banyak disebabkan oleh Persalinan tidak
maju dengan 65 Orang atau 27,7% dan Malpresentasi dengan 51 Orang atau21,7% serta paling sedikit yang disebabkan oleh Panggul sempit dengan 2 Orang
Ibu Bersalin atau 0,9%. Untuk indikasi non medis atau atas permintaan sendiri /
keluarga kejadian seksio sesarea di Rumah Sakit Mayor HA. Thalib cukup tinggi
dengan 33 Orang atau 14,0% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5
berikut ini ;
Tabel 5.5 : Distribusi Frekwensi Indikasi Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea PadaPenelitian Karakteristik dan Indikasi Ibu Bersalin dengan Seksiosesarea di Rumah Sakit Umum Mayor HA Thalib KabupatenKerinci Tahun 2007INDIKASI
Frekuensi Persen1 Plasenta Previa 16 6,82 Panggul Sempit 2 ,93 CVD 17 7,2
4 Persalinan Tidak maju 65 27,75 Preeklampsia / Eklampsia 21 8,9
6 Malpresentasi 51 21,77 Pembedahan sebelumnya pada
uterus 24 10,2
8 Gawat janin 6 2,69 Permintaan Sendiri / Keluarga 33 14,0
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
24/31
Total 235 100,0
d. Tingkat Pendidikan Ibu Bersalin
Tingkat Pendidikan ibu bersalin dengan seksio sesarea yang di rawat di
Rumah sakit Mayor HA Thalib Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel distribusi
frekwensi pendidikan atau tabel 5.6 dibawah ini :
Tabel 5.6 : Distribusi Frekwensi Pendidikan Ibu Bersalin dengan Seksio sesareaPada Penelitian Karakteristik dan Indikasi Ibu Bersalin denganSeksio sesarea di Rumah Sakit Umum Mayor HA Thalib KabupatenKerinci Tahun 2007
TINGKAT PENDIDIKAN Frekuensi Persen1 SD 33 14,02 SMP 60 25,53 SLTA 123 52,34 PT 19 8,1
Total 235 100,0
Dari tabel 5.6 diatas ibu bersalin yang berpendidikan SLTA menempati
urutan tertinggi mengalami seksio sesarea sejumlah 123 Orang atau 52,3%
sedangkan urutan terendah berada pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi
dengan 19 Orang atau 8,1%. Untuk pendidikan SMP terdapat 60 Orang Ibu
Bersalin atau 25,5% serta tingkat pendidikan SD sejumlah 33 Orang atau 14,0%.
e. Status Ekonomi
Dari seluruh ibu bersalin dengan seksio sesarea yang dirawat di Rumah
saki Mayor HA Thalib tahun 2007 dirawat dengan kelas perawatan sebagai mana
tertera pada tabel 5.7 dibawah ini ;
Tabel 5.7 : Distribusi Frekwensi Kelas Perawatan Ibu Bersalin dengan Seksiosesarea Pada Penelitian Karakteristik dan Indikasi Ibu Bersalindengan Seksio sesarea di Rumah Sakit Umum Mayor HA ThalibKabupaten Kerinci Tahun 2007
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
25/31
KELAS RAWAT Frekuensi Persen1 Kelas 1 90 38,32 Kelas 2 56 23,83 Kelas 3 72 30,6
4 VIP 17 7,2Total 235 100,0
Ibu bersalin dengan seksio sesarea dirawat di kelas perawatan kelas 1
sebanyak 90 Orang atau 38,3% , kelas 3 sebanyak 72 Orang atau 30,6%, kelas 2
sebanyak 56 Orang atau 23,8% dan terendah di Ruang VIP sebanyak 17 Orang
atau 7,2%.
C. PEMBAHASAN
Menurut statistik tentang 3509 kasus seksio sesarea yang disusun oleh
Peel dan Chamberlain (1968) indikasi untuk seksio sesarea adalah : Disporsi janin
panggul 21%, Gawat Janin 14%, Plasenta Previa 11%, Pernah seksio sesarea
10%, Incoordinate Uterine action 9% Pre-eklampsia dan Hypertensi 7%.
Dengan kematian ibu sebelum dikoreksi 17 dan sesudah dikoreksi 0,58,
sedang kematian janin 14,5. secara keseluruhan indikasi tersebut diatas
berhubungan dengan umur dan paritas. Pembahasan hasil penelitian dengan
menggunakan analisis univariat diuraikan berikut ini ;
1. Gambaran Responden Menurut Umur Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea
Umur rata-rata dari seluruh ibu bersalin dengan seksio sesarea yang
dirawat di Rumah sakit Mayor HA Thalib Kabupaten kerinci tahun 2007 adalah
29,8 tahun yang masih masuk kedalam kelompok umur 20-30 tahun atau masa
aktif reproduksi sehat. Akan tetapi rata-rata umur seluruh ibu bersalin telah
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
26/31
mendekati umur resiko dalam bersalin hal ini dapat saja sebagai pemicu
timbulnya indikasi dilakukanya tindakan seksio sesarea. Dari hasil penelitian ini
juga dapat dilhat kelompok umur > 30 Tahun cukup banyak yakni berjumlah 102
Orang atau 43,4% yang mencermin tingginya kelompok beresiko.
Menurut Depkes RI umur 30-35 tahun dianggap sudah mulai berbahaya,
sebab secara fisik sudah mulai menurun, apalagi jumlah kelahiran sebelumnya
sudah cukup banyak. Kehamilan yang terjadi diatas 35 tahun dianggap sangat
berbahaya sebab alat reproduksi maupun fisik sudah jauh menurun. (Depkes RI
1993)Kehamilan dan persalinan yang terjadi pada kelompok umur yang
digolongkan beresiko seperti yang telah dijelaskan diatas akan menimbulkan
banyak penyulit. Penyulit yang tersering ditemukan adalah anemia. Anemia
dapat menimbulkan bahaya pada kehamilan dan persalinan. Bahaya yang dapat
terjadi pada kehamilan adalah terhambatnya tumbuh kembang janin, abortus,
persalinan prematuritas, ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum yang
disebabkan salutio plasenta dan plasenta previa. Bahaya yang dapat ditemukan
pada saat persalinan seperti adanya gangguan his atau kekuatan mengedan, kala I
yang lama, kala II yang lama yang lama sehingga memerlukan tindakan operatif
kebidanan (Manuaba,1998:13)
2. Gambaran Responden Menurut Paritas Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea
Paritas sangat berpengaruh dalam reproduksi. Kecendrungan ibu
berparitas rendah lebih baik dari berparitas tinggi. Hal ini disebabkan fungsi
reproduksi mulai menurun. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman jika
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
27/31
ditinjau dari sudut kematian maternal, sedangkan paritas 1 dan lebih dari 3
mempunyai kematian maternal yang lebih tinggi (Prawiroharjo,2005 : 23)
Paritas dari ibu bersalin dengan seksio sesarea yang dirawat di Rumah
sakit Mayor HA Thalib Kabupaten kerinci tahun 2007 adalah Multi gravida
sebanyak 153 atau 65,1% pada jumlah terbanyak dan Primi gravida pada posisi
berikutnya dan Grande multigravida pada posisi terakhir sebanyak 9 Orang atau
3,8%.
Hubungan paritas dengan Seksio sesarea tidak dapat dipastikan oleh
karena penelitian ini hanya bersifat mendiskripsikan karakteristik penderita dantidak menganalisis hubungan paritas dan kejadian seksio sesarea.
3. Gambaran Responden Menurut Indikasi Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea
Hasil penelitian ini menempatkan persalinan tidak maju atau gagal induksi
dan akselerasi sebagai posisi pertama sebagai indikasi dilakukannya operasi
seksio sesarea pada ibu bersalin yang dirawat di Rumah sakit Mayor HA Thalib
Kabupaten Kerinci tahun 2007.
Menurut Peel dan Chamberlain (1968) indikasi untuk seksio sesarea
adalah : Disporsi janin panggul 21%, Gawat Janin 14%, Plasenta Previa 11%,
Pernah seksio sesarea 10%, Incoordinate Uterine action 9% Pre-eklampsia dan
Hypertensi 7%. ( Prawiroharjo. 2005)
Dalam hal ini jika dikategorikan kedalam kategori menurut Peel dan
Chamberlin kejadian seksio sesare di Rumah Sakit Mayor HA Thalib 2007
termasuk kedalam Incordinate Uterin action yang lebih dominan. Sementara
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
28/31
CVD menempati indikasi keempat berbeda dengan pendapat Peel dan
Chamberlain.
Permintaan sendiri atau keluarga merupakan trend terbaru indikasi seksio
sesarea yang dilakukan dirumah sakit Mayor HA Thalib Kabupaten Kerinci yang
berjumlah 33 0rang atau 14%. Hal ini menunjukkan seksio sesarea dilakukan
bukan hanya dilakukan atas dasar indikasi medis akan tetapi juga atas
permintaan sendiri atau keluarga.
4. Gambaran Responden Menurut Pendidikan Ibu Bersalin dengan Seksio
sesarea.
Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah dilalui
oleh seseorang. Tingkat pendidikan seseorang akan memberikan pengaruh
terhadap pemahaman tentang sebuah pengalaman dan rangsang yang diberikan
melalaui belajar dan media lainnya. Pengetahuan atau pendidikan tentang
kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah
( Intermediet Inpact) (Notoadmojo,2003)
Menurut pendidikan, pendidikan ibu bersalin yang mengalami seksio
sesarea lebih dominan pada ibu bersalin yang berpendidikan SLTA dengan
jumlah 123 Orang 52,3%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
mempengaruhi keputusan dari ibu bersalin untuk melahirkan secara aman
dengan seksio dibanding memaksakan diri melahirkan dengan resiko tinggi
dengan penyulit.
5. Gambaran Responden Menurut Status Ekonomi berdasarkan Kelas
Perawatan Ibu Bersalin dengan Seksio sesarea
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
29/31
Status ekonomi akan mempengaruhi seseorang dalam memutuskan jenis
layanan dan kelas perawatan yang akan diterimanya. Berdasarkan Kelas
Perawatan diketahui status ekonomi yang paling dominan adalah kelas
perawatan kelas 1 (satu) yang mencerminkan status ekonomi yang cukup baik
yang berarti daya beli sebuah layanan responden cukup tinggi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa data dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sebagian Besar seksio sesarea yang dilakukan di Rumah sakit Mayor HA
Thalib tahun 2007 Kabupaten Kerinci sebanyak 124 Orang atau 52,8% adalah
kelompok umur 20 30 Tahun.
2. Multipara 1-3 pada Seksio sesarea yang dilakukan di Rumah sakit Mayor HA
Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2007 sebanyak 154 Orang atau 65,5%
3. Seksio sesarea yang dilakukan di Rumah Sakit Mayor HA Thalib Kabupaten
Kerinci Tahun 2007 sebanyak 68 Orang atau 28,9% adalah diindikasikan oleh
Persalinan tidak maju.
B. Saran
1. Instansi Pendidikan Akademi Kebidanan Merangin
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
30/31
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan penelitian lebih
lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
-
8/14/2019 faktor predisposisi seksio sesarea
31/31
2. Instansi Rumah Sakit
a) Bidan Rumah Sakit
Diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan guna peningkatan
kualitas layanan di Rumah Sakit Mayor HA Thalib sehingga ibu bersalin dengan
seksio sesarea dapat dilayani dengan prima.
b) Rekam Medik
Rekam medik seyogyanya tidak hanya berfungsi sebagai pencatat kejadian
penyakit saja melainkan dapat juga dianalis untuk bahan evaluasi dan kegiatan
penelitian lainnya untuk peningkatan kualitas layanan.