facebook - joko prasetyo - abu jahal dan yahudi - membuktikan kesalahan al quran

3
13/11/ 2015 Hari es Handoyo data:te xt/html ;charset=utf-8,%3Cdiv%20da ta-ft%3D%22%7B%26qu ot%3Btn%2 6quo t%3B%3A%2 6quo t%3BH%26quo t%3B%7D%22%20style%3D%22color %… 1/3 Joko Prasetyo  Abu Jahal dan Yahu di Sebenarnya Bisa Buktikan Al-Qur’an Salah, Tapi... Sebenarnya Abu Jahal punya waktu sepuluh tahun untuk membuktikan Al- Qur’an itu salah sejak Allah SWT berfirman: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. T idaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang berge  jola k (ne raka). (QS Al -Lahab [111]: 1-3). Bagaimana caranya? Cukup (pura-pura) masuk Islam dan (pura-pura) baik. Lalu beberapa tahun  kemudian, cukup berkata, “Bukankah orang yang masuk Islam itu diampuni seluruh kesalahan masa lalunya? Bukanka h setelah masuk Islam, aku selalu taat dengan perintah Allah dan Rasul-Nya?” Maka, pastilah banyak orang Islam yang murtad karena sudah mengangga p firman Allah SWT dalam QS Al-Lahab ter sebut salah. Namun Abu Lahab selalu istiqamah untuk membuktikan bahwa ayat terseb ut benar, sampai akhir hayatnya, dia menjadi penentang Islam nomor satu. Maka terbukti benarlah Al-Qur’an. +++ Sedangkan kaum Yahudi jauh lebih beruntung dari Abu Jahal, karena tanp a diberi batas waktu (deadline) untuk membuktikan Al-Qur’an salah, sejak Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS Al-Maidah [5]: 82). Namun kaum Yahudi selalu istiqamah untuk membuktikan bahwa ayat tersebut benar. Kaum Yahudi Bani Qunaiqa, Bani Nadzir, Bani Khuraizah terus menunjukkan permusuhan yang paling keras kepada Rasulullah SAW, Kaum Muslimin dan Negara Islam/ Khilafah. Begitu juga kaum Yahudi lainnya dari bani lainnya terus berupaya meruntuhkan Khilafah Islam, hingga seorang Yahudi dari Bani Dunamah yakni Mustafa Kamal Laknatullah (Aaamiin) berhasil meruntuhkan khilafah pada 1924, seraya menegakkan sistem demokrasi di Turki ---Ibukota terakhir Khilafah Utsmani. Kemarin pukul 6:59 · Disunting ·

Upload: rizal-saiba

Post on 21-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Facebook - Joko Prasetyo - Abu Jahal Dan Yahudi - Membuktikan Kesalahan Al Quran

7/24/2019 Facebook - Joko Prasetyo - Abu Jahal Dan Yahudi - Membuktikan Kesalahan Al Quran

http://slidepdf.com/reader/full/facebook-joko-prasetyo-abu-jahal-dan-yahudi-membuktikan-kesalahan-al 1/3

13/11/2015 Haries Handoyo

data:text/html;charset=utf-8,%3Cdiv%20data-ft%3D%22%7B%26quot%3Btn%26quot%3B%3A%26quot%3BH%26quot%3B%7D%22%20style%3D%22color%…

Joko Prasetyo

Abu Jahal dan Yahudi Sebenarnya Bisa Buktikan Al-Qur’an Salah, Tapi...

Sebenarnya Abu Jahal punya waktu sepuluh tahun untuk membuktikan Al-Qur’an itu salah sejak Allah SWT berfirman:

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya

dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang berge jolak (ne raka). (QS Al-Lahab [111]: 1-3).

Bagaimana caranya?

Cukup (pura-pura) masuk Islam dan (pura-pura) baik. Lalu beberapa tahun kemudian, cukup berkata, “Bukankah orang

yang masuk Islam itu diampuni seluruh kesalahan masa lalunya? Bukankah setelah masuk Islam, aku selalu taat dengan

perintah Allah dan Rasul-Nya?”

Maka, pastilah banyak orang Islam yang murtad karena sudah menganggap firman Allah SWT dalam QS Al-Lahab

ter sebut salah.

Namun Abu Lahab selalu istiqamah untuk membuktikan bahwa ayat tersebut benar, sampai akhir hayatnya, dia menjadi

penentang Islam nomor satu. Maka terbukti benarlah Al-Qur’an.

+++

Sedangkan kaum Yahudi jauh lebih beruntung dari Abu Jahal, karena tanp a diberi batas waktu (deadline) untukmembuktikan Al-Qur’an salah, sejak Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah

orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS Al-Maidah [5]: 82).

Namun kaum Yahudi selalu istiqamah untuk membuktikan bahwa ayat tersebut benar. Kaum Yahudi Bani Qunaiqa, Bani

Nadzir, Bani Khuraizah terus menunjukkan permusuhan yang paling keras kepada Rasulullah SAW, Kaum Muslimin dan

Negara Islam/Khilafah.

Begitu juga kaum Yahudi lainnya dari bani lainnya terus berupaya meruntuhkan Khilafah Islam, hingga seorang Yahudi

dari Bani Dunamah yakni Mustafa Kamal Laknatullah (Aaamiin) berhasil meruntuhkan khilafah pada 1924, seraya

menegakkan sistem demokrasi di Turki ---Ibukota terakhir Khilafah Utsmani.

Kemarin pukul 6:59 · Disunting ·

Page 2: Facebook - Joko Prasetyo - Abu Jahal Dan Yahudi - Membuktikan Kesalahan Al Quran

7/24/2019 Facebook - Joko Prasetyo - Abu Jahal Dan Yahudi - Membuktikan Kesalahan Al Quran

http://slidepdf.com/reader/full/facebook-joko-prasetyo-abu-jahal-dan-yahudi-membuktikan-kesalahan-al 2/3

13/11/2015 Haries Handoyo

data:text/html;charset=utf-8,%3Cdiv%20data-ft%3D%22%7B%26quot%3Btn%26quot%3B%3A%26quot%3BH%26quot%3B%7D%22%20style%3D%22color%…

Tapi itukan dulu. Sekarang masih banyak kesempatan bagi kaum Yahudi untuk membuktikan Al-Qur’an salah.

Bagaimana caranya?

Tidak perlu masuk Islam. Cukup (pura-pura) baik. Misalnya, dengan menarik mundur semua tentara dan pemukiman liar

Yahudi di Palestina, lalu meminta maaf karena selama ini telah mendzalimi kaum Muslimin khususnya di Palestina.

Pertahankanlah (pura-pura) baik selama beberapa tahun lalu berkata, “Apakah kami masih nampak paling keras

memusuhi umat Islam?”

Maka, pastilah banyak orang Islam yang murtad karena sudah menganggap firman Allah SWT dalam QS Al-Maidahtersebut salah.

+++

Bagaimana dengan kaum Muslimin?

Bila kaum Yahudi Dulu dan Kaum Yahudi Sekarang tetap istiqamah membuktikan Al-Qur'an itu benar. Lain halnya dengan

kaum Muslimin.

Kaum Muslimin Dulu, begitu mendengar Allah SWT berfirman:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-

ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS Al-Maidah [5]: 3)

Langsung: kami dengar dan kami taat (sami’na wa atha’na). Sehingga begitu Rasulullah SAW wafat, mereka sibukmencari siapa pengganti Rasulullah SAW sebagai kepala negara (khalifah) selama tiga hari hingga dibaiatlah shahabat

Abu Bakar As Shiddiq ra sebagai khali fah pertama.

Jadi mereka berdebatnya hanya dalam persoalan siapa yang pas menjadi khalifah. Bukan sistem pemerintahan apa yang

akan diterapkan (padahal waktu itu ada sistem kerajaan yang sedang berjaya diterapkan oleh Romawi dan Persia dan

sebelumnya ada negara polis [negara kota-negara kota yang menerapkan sistem demokrasi di Yunani]). Karena mereka

yakin seratus persen apa makna “sempurna”, “cukup” dan “ridha” pada Al-Maidah ayat 3 di atas.

Islam agama yang “sempurna” karena hanya Islam saja satu-satunya agama yang bukan hanya mengatur hubungan

manusia dengan Tuhannya (hablum minallah; akidah dan ibadah mahdah) dan hubungan manusia denga dirinya

(hablum binafsih; makanan+minuman, pakaian, akhlak) tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya (hablum

minannas; sistem politik; sistem ekonomi, sistem pergaulan pria-wanita; sistem pendidikan; sistem sanksi; politik luar

negeri, dll yang hanya dapat tegak bila ada kepala negara yang menerapkannya (khalifah) dan sistem pemerintahan yangmenerapkan itu semua disebut nega ra Islam/khilafah).

Kesempurnaan itu merupakan nikmat dari Allah SWT yang “cukup” tidak perlu ditambah atau pun dikurangi karena sudah

cukup. Kaum Muslimin hanya tinggal menjalankannya saja sehingga Allah SWT “ridha”.

Bagaimana dengan Kaum Muslimin Sekarang?

Celakanya, selalu berupaya membuktikan bahwa QS Al-Maidah tersebut salah dengan selalu berupaya membuktikan

Islam itu bukan agama yang “sempurna” sehingga dalam pemerintahan mengadopsi sistem demokrasi. Seolah-olah

nikmat Allah ini belum “cukup” sehingga mencari kenikmatan lain (kufur nikmat). Lantas bagaimana Allah SWT akan

“ridha”?

Maka berlakulah firman Allah SWT:

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit...” (QS

Thaahaa [20]: 124).

Subhanallah, meski Indonesia Allah SWT karunia kekayaan alam yang melimpah, kehidupan rakyatnya menjadi sempit

karena ----Yang dalam Islam wajib dikelola negara, haram diserahkan kepada swasta apalagi asing, lalu hasilnya

dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat melalui pendi dikan, kesehatan, infrastruktur dan keamanan gratis--- oleh kaum

Muslimin Sekarang, melalui sistem demokrasi diserahkan kepada swasta dan asing (dengan istilah privatisasi dan

investasi) untuk sebesar-besarnya kesejahteraan para penjajah dan antek-anteknya. Sehingga n egara tidak punya uang

lagi untuk membiayai pendidi kan, kesehatan, infrastruktur dan keamanan (sehingga muncul istilah mencabutan subsidi

dan penarikan pajak).

Page 3: Facebook - Joko Prasetyo - Abu Jahal Dan Yahudi - Membuktikan Kesalahan Al Quran

7/24/2019 Facebook - Joko Prasetyo - Abu Jahal Dan Yahudi - Membuktikan Kesalahan Al Quran

http://slidepdf.com/reader/full/facebook-joko-prasetyo-abu-jahal-dan-yahudi-membuktikan-kesalahan-al 3/3

13/11/2015 Haries Handoyo

data:text/html;charset=utf-8,%3Cdiv%20data-ft%3D%22%7B%26quot%3Btn%26quot%3B%3A%26quot%3BH%26quot%3B%7D%22%20style%3D%22color%…

Akibatnya kita semu a merasakan kesempitan dalam penghi dupan!

Sadarlah, wahai para pengusung demokrasi, bila mengaku Muslim jangan mencoba membuktikan Al-Qur’an itu salah!

Ingatlah, kita semua akan mati, bagaiman bila dibangkitkan di akhirat kelak dalam keadaan buta?

Allah SWT berfirman:

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan

menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau

menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ Allah berfirman:

‘Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari inikamupun dil upakan.’” (QS Thaahaa [20]: 124-126).

Maka, marilah mendukung bahkan bergabung dengan para pejuang tegaknya syariah dalam naungan khilafah.... tak usah

malu atau pun ragu, karena umur hanya Allah yang tahu.[]