f5 imunisasi posyandu

6
F5. SURVEILANCE, PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR “IMUNISASI PADA BALITA DI POSYANDU MATTIRO BULU, KELURAHAN CABENGE ” I. LATAR BELAKANG Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit infeksi dan dapat meningkatkan kekebalan sesorang terhadap suatu penyakit. Imunisasi akan membuat tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Kekebalan tubuh balita yang sudah diimunisasi akan meningkat dan terlindung dari penyakit berbahaya dan infeksius dengan cara yang aman, efektif, dan relatif murah. Program pengembangan imunisasi (PPI) telah dicanangkan oleh WHO sejak tahun 1974 dengan tujuh pernyakit target, yaitu: difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, tuberkulosis, dan hepatitis B. Indonesia telah melaksanakan PPI sejak tahun 1977. Berikut ini merupakan jadwal imunisasi menurut rekomendasi IDAI 2014 & Permenkes RI 42/2013:

Upload: muh-wirasto-ismail

Post on 11-Sep-2015

237 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

F5. SURVEILANCE, PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULARIMUNISASI PADA BALITA DI POSYANDU MATTIRO BULU, KELURAHAN CABENGE

I. LATAR BELAKANGImunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit infeksi dan dapat meningkatkan kekebalan sesorang terhadap suatu penyakit. Imunisasi akan membuat tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Kekebalan tubuh balita yang sudah diimunisasi akan meningkat dan terlindung dari penyakit berbahaya dan infeksius dengan cara yang aman, efektif, dan relatif murah. Program pengembangan imunisasi (PPI) telah dicanangkan oleh WHO sejak tahun 1974 dengan tujuh pernyakit target, yaitu: difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, tuberkulosis, dan hepatitis B. Indonesia telah melaksanakan PPI sejak tahun 1977. Berikut ini merupakan jadwal imunisasi menurut rekomendasi IDAI 2014 & Permenkes RI 42/2013:

Penyelenggaraan imunisasi dikatakan lengkap apabila bayi atau balita mendapat imunisasi BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Hepatitis B 3 kali, Campak 1 kali, dan Polio 4 kali. Yang terbaru dari jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2014 adalah vaksin Hib. Vaksin ini diberikan untuk melakukan pencegahan penyakit meningitis dan pneumonia yang di sebabkan oleh infeksi bakteri Haemofillus Influenza B. Vaksin Hib diberikan bersama DPT dan Hepatitis B. Hib dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin Hib juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi. Apabila anak datang pada usia 1-5 tahun, Hib hanya diberikan 1 kali . Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak dibawah usia 5 tahun.Bayi yang tidak mendapat imunisasi secara lengkap dapat mengalami berbagai penyakit, misalnya difteri, tetanus, campak, polio, pneumoni, meningitis, ensefalitis, dan otitis media. Oleh karena itu, imunisasi harus diberikan dengan lengkap sesuai jadwal. Imunisasi secara lengkap dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit tersebut.Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi adalah kondisi balita, jarak ke tempat imunisasi, pekerjaan ibu, umur ibu, pendidikan ibu, status sosisal dan ekonomi, penyuluhan imunisasi dari petugas kesehatan maupun kader dan pengetahuan ibu tentang program-program imunisasi (Tawi,2008). Dalam hal ini peran orang tua, khususnya ibu menjadi sangat penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Demikian juga tentang usia, pendidikan, pekerjaan, persepsi keyakinan, dukungan keluarga dan pengetahuan seorang ibu akan mempengaruhi status imunisasi seorang anak (Ali,2005).

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKATImunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Guna terwujudnya derajat kesehatan yang tinggi, pemerintah telah menempatkan fasilitas pelayanan. Dalam lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama. Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan hal mutlak yang perlu diberikan pada bayi. Walaupun demikian, masih terdapat kelompok masyarakat yang masih tidak mengetahui atau meragukan manfaat pemberian imunisasi kepada anaknya. Oleh karena itu upaya-upaya promosi kesehatan mengenai imunisasi juga harus selalu digalakkan demi tercapainya program imunisasi yang ideal.

III. PEMILIHAN INTERVENSIImunisasi adalah sarana untuk mencegah penyakit berbahaya, yang dapat menimbulkan kematian pada bayi. Kegiatan imunisasi tidak lepas dari kegiatan posyandu yang merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Puskesmas. Imunisasi dan vaksinasi diberikan kepada semua bayi dan balita yang datang ke posyandu. Pemberian imunisasi dan vaksinasi disesuaikan dengan jadwal pemberian imunisasi pada bayi dan balita yang tertera dalam catatan buku KIA bayi dan balita tersebut, serta catatan petugas posyandu.

IV. PELAKSANAAN Pelaksanaan imunisasi dan vaksinasi di Posyandu Mattirobulu pada tanggal 8 April 2015 di kelurahan Cabenge pada pukul 09.30 WITA. Kegiatan dimulai dengan proses pencatatan identitas bayi atau balita, pengukuran berat badan, kemudian menggali riwayat imunisasi sebelumnya, kemudian mencocokkannya dengan data yang tertera pada buku KIA masing-masing bayi dan balita. Kemudian diberikan imunisasi dan vaksinasi yang sesuai dan tidak lupa diberikan penjelasan mengenai efek yang akan muncul pada bayi dan balita setelah pemberian imunisasi dan vaksinasi tersebut.

V. EVALUASIPelaksanaan imunisasi dan vaksinasi di posyandu berlangsung lancar. Balita yang mendapatkan imunisasi DPT HB Hib 2 sebanyak 1 balita, DPT HB Hib3 sebanyak 1 balita, Polio sebanyak 2 balita, dan campak sebanyak 1 balita. Selain diberikan imunisasi, balita yang datang juga dilakukan penimbangan berat badan dan dicatat di KMS untuk mengetahui status gizinya. Ibu-ibu yang datang ke posyandu juga mendapatkan pemahaman mengenai imunisasi tentang pentingnya melaksanakan imunisasi dengan teratur dan lengkap pada bayi dan balita.

PESERTAPENDAMPING

dr. Nur Sepdyantidr. Hj. Markani Daharu