f06ddp1

Upload: taufiq-joenior

Post on 16-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 F06ddp1

    1/77

    SKRIPSI

    APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM

    PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT

    UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG

    INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA

    Oleh

    DARMASTUTI DIAN PRATIWI

    F24102106

  • 5/26/2018 F06ddp1

    2/77

    Darmastuti Dian Pratiwi. F24102106.Aplikasi Statistical Process Control (SPC)

    Dalam Pengendalian Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra

    High Temperature) Di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.Di

    bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. (2006)

    RINGKASAN

    Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yangdilakukan melalui cerminan/gambaran statistik pergerakan data diantara rentang

    batas toleransi penyimpangan tertentu. Metodologi yang dilakukan mencakup

    pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Penentuan dan interpretasi dari

    pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan dapat menjelaskan baik tidaknya

    suatu proses atau operasi. Tujuan utama pengendalian proses ini adalah untuk

    peningkatan kualitas proses produksi agar dapat memenuhi kebutuhan dan

    harapan pelanggan, serta mengurangi kerugian yang dapat dialami produsen.

    Pengendalian proses yang dikaji selama periode magang di PT. Frisian

    Flag Indonesia Plant Ciracas adalah proses pengolahan susu Frisian Flag Coklat

    UHT (Ultra High Temperature). Salah satu karakteristik mutu dari produk ini

    adalah volume bersihnya. Kurang cermatnya pengendalian proses pembuatan susu

    Frisian Flag Coklat UHT menyebabkan parameter mutu tersebut beragam dan

    sering menyimpang dari spesifikasi. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah

    mengkaji penyimpangan volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT melalui

    penggunaan bagan kendali, serta menganalisa penyebab-penyebab penyimpangan

    tersebut.

    Metode yang dilakukan adalah melalui observasi lapang yang mencakupwawancara dan pengamatan, dilanjutkan dengan studi pustaka, pengambilan data

    dan analisa. Proses pengambilan dan metode pengukuran contoh yang dilakukan

    sama seperti pengendalian volume bersih yang dilakukan oleh Departemen

    Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Analisis data

    yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik bagan kendali proses (control

    chart) X-bar dan R Untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin berpengaruh

    terhadap variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT digunakan teknik

    brainstormingdan pembuatan diagram sebab-akibat.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mutu proses produksi susu Frisian

    Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume bersih belum terkendali secara

    statistik. Pada bagan kendali X-bar susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml

    line 1 didapatkan CL (Control Limit) nya adalah 114.926 ml dan 2.061 ml untuk

    bagan kendali R. CL pada line2 adalah 114.960 ml untuk bagan kendali X-bar

    dan 1 746 ml untuk bagan kendali R Pada bagan kendali X bar susu Frisian Flag

  • 5/26/2018 F06ddp1

    3/77

    shift3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk manusia, faktor-faktornya

    adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta motivasi dalam bekerja.

    Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik, PLC (Process Logic

    Control), dan outlet valve.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    4/77

    APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM

    PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT

    UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG

    INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    DARMASTUTI DIAN PRATIWI

    F24102106

  • 5/26/2018 F06ddp1

    5/77

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM

    PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT

    UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG

    INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    DARMASTUTI DIAN PRATIWI

    F24102106

    Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1985

    Tanggal lulus : 21 Juli 2006

    Menyetujui,

    Bogor, Agustus 2006

    Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc.

    Dosen Pembimbing

    Mengetahui,

  • 5/26/2018 F06ddp1

    6/77

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari

    1985. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara putri

    pasangan Drs. Hadi Hardjono dan Rini Gayatri Suryowati.

    Penulis memulai pendidikan formalnya pada tahun 1988-1990

    di TK Regency Jakarta. Pendidikan SD ditempuh pada tahun

    1990-1996 di SD Yasporbi I Jakarta. Pada tahun 1996-1999

    penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Yasporbi I

    Jakarta. Selepas SMP, penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Labschool

    Rawamangun Jakarta hingga tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima

    sebagai mahasiswa IPB pada Departemen Teknologi Pangan dan Gizi (yang saat

    ini menjadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas TeknologiPertanian IPB melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

    Selama kuliah penulis aktif di beberapa organisasi baik di dalam maupun

    di luar kampus, yaitu menjadi staf di World Wildlife FundIndonesia,Cat Fancy

    Indonesia, HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan),Food

    Chat Club, IAAS (International Association of Students in Agricultural and

    Related Sciences) Local Committee IPB, dan fgW student Forum. Selain itu,

    penulis juga pernah mengikuti berbagai macam kepanitiaan yang diadakan oleh

    organisasi-organisasi tersebut. Selama menjadi mahasiswa di IPB penulis

    memperoleh beberapa penghargaan yaitu juara pada The 4th

    National Student

    Paper Competition on Food Issues, dan juara menulis Surat Kritik dan Saran

    untuk Menteri Pertanian Republik Indonesia. Selain itu penulis juga terpilih dalamkegiatan Unilever Business Week 2005. Untuk kegiatan akademik, penulis terpilih

    menjadi Asisten Praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pangan.

    Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana penulis melakukan kegiatan

    magang selama empat bulan di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas Jakarta

  • 5/26/2018 F06ddp1

    7/77

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

    serta karunia sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin

    mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini :

    1. Dr.Ir.Yadi Haryadi, M.Sc atas bimbingannya selama penulis menjadimahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.

    2. Ir. Maya Surjadewi selaku pembimbing lapang yang telah meluangkanwaktunya untuk membimbing dan memberikan perhatian selama penulis

    magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.

    3. Bapak Kumpul Gunadi yang telah memberikan kesempatan pada penulisuntuk menyelesaikan tugas akhir di PT. Frisian Flag Indonesia PlantCiracas, Jakarta.

    4. Dr. Ir. Muhamad Arpah, M.Si dan Ir. Budi Nurtama, M.Agr ataskesediaannya menguji penulis saat ujian akhir sarjana serta atas saran-

    saran yang sangat berharga bagi perbaikan skripsi ini.

    5. Keluarga penulis, Papa, Mama, serta Mas Bayu yang selalu mendukungpenulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

    6. Tri Pujihartono yang telah memberikan dukungan, perhatian, bantuan,serta semangat. Terimakasih atas hari-hari yang luar biasa selama magang.

    7. Bu Retno, Pak Aryo, Pak Priyo, Pak Thomas, Bu Antie, Pak Hari, MbakWiwik, Pak Bambang, Pak Ananto, Mbak Pungki, Mas Hendra, Pak Erik,

    Pak Teguh, Pak Togam, Meneer Ekke, Mr. Sardar, Pak Muhaemin, PakCece, Pak Bahri, serta Pak Iwat yang selalu membantu dan mendukung

    penulis selama magang. Terimakasih karena banyak sekali pelajaran yang

    dapat penulis peroleh dari semuanya.

    8 Zarina dan Dadik atas ketulusannya dalam membantu penulis mengurus

  • 5/26/2018 F06ddp1

    8/77

    9. Desma, Kak Gembit, Mas Reza, Budiman, serta Yoseph yang telahmemberikan masukan-masukan berharga untuk penyelesaian skripsi ini.

    10.Woro, Elvina, Ribka, Randy, Adrinal, Farah, Putra, Nanda, Arti, Kanyaka,Yudhan, Yulizar, Irene, Alina, Didin, Steisi, Ajeng, Irwan, Tisa, Dora,

    Nuy, Novi, Dita, Kak Ivan, Mario, Kak Opik, Juki, Ponde, Agung,

    Devina, Nindi, David, Ika, Mas Faisal dan Mas Denny atas dukungan serta

    kebersamaannya dengan penulis disaat-saat penulis membutuhkan

    penyegaran dalam membuat tugas akhir. Serta seluruh teman-teman D1

    (Arvi, Ratry, Inggrid dan tentunya Woro) atas kerjasamanya yang luar

    biasa selama penulis menjadi mahasiswa di IPB.

    11.Tasya, Epin, Dita, Dewi, Alma, Iyas, Widhi, Fathur, Dicky, VJ, Utiek,Nissa, Lukman, dan Ika, teman-teman seperjuangan dari SMU Labschool

    Rawamangun Jakarta yang selalu mendukung dan menemani penulis.12.Teman-teman Unilever Business Week2005, Bee, Pandu, Aldi, Bondan,

    Hendry, Lady, Dinda, Adi, Anjar, Celly, Shinta, Lia, Oche, Achie, Mas

    Ferry, Andrew, Neneng, Arya dan Gatot yang tidak pernah berhenti

    menyemangati penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

    13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulismengucapkan banyak terimakasih.

    Jakarta, Juli 2006

    Penulis

  • 5/26/2018 F06ddp1

    9/77

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ...................................................................................

    DAFTAR ISI ..................................................................................................

    DAFTAR TABEL .........................................................................................

    DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

    I. PENDAHULUAN ......................................................................................

    A. LATAR BELAKANG ...........................................................................B. TUJUAN ................................................................................................

    1.Umum .................................................................................................2.

    Khusus ...............................................................................................

    II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN .....................B. PRODUK YANG DIHASILKAN ........................................................C. LOKASI PABRIK .................................................................................

    1.Tata Letak Pabrik ..............................................................................2. Tenaga dan Utilitas ............................................................................ D.

    D. MANAJEMEN ......................................................................................

    1. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................

    2. Ketenagakerjaan ...............................................................................

    III. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

    A. MUTU ...................................................................................................B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK ..........................

    C. BRAINSTORMING ................................................................................

    D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM) ....................

    E BAGAN KENDALI

    i

    iii

    vi

    vii

    vii

    1

    1

    2

    2

    24

    4

    5

    6

    6

    7

    11

    11

    12

    14

    1415

    16

    17

    18

  • 5/26/2018 F06ddp1

    10/77

    IV. PROSES PRODUKSI SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT

    (ULTRA HIGH TEMPERATURE) .......................................................A. BAHAN BAKU ....................................................................................

    1. Susu Segar (Fresh Milk) ...................................................................

    2. Skim Milk Powder(SMP) .................................................................

    3. Gula (Sukrosa) ..................................................................................

    4. Bubuk Coklat (Cocoa Powder) .........................................................

    5. Vitamin ..............................................................................................

    6. Stabilizer ...........................................................................................

    B. PROSES PENGOLAHAN ....................................................................

    1. Penerimaan Susu Segar (Fresh Milk) dan Pasteurisasi .....................

    2. Persiapan Bahan ................................................................................

    3.Mixing ...............................................................................................4. Sterilisasi ...........................................................................................

    5. Pengisian dan Pengepakan ................................................................

    V. METODOLOGI........................................................................................

    A. OBSERVASI LAPANG .......................................................................

    B. STUDI PUSTAKA ................................................................................

    C. PENGUMPULAN DATA .....................................................................

    D. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................

    1. Bagan Kendali X-bar dan R ..............................................................

    2.Brainstorming ...................................................................................

    3. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) ....................................

    4. Kapabilitas Proses .............................................................................VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

    A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN ................................

    B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAH ...............................................

    1 Manusia

    2323

    23

    24

    24

    25

    25

    25

    26

    26

    27

    2728

    28

    30

    30

    30

    30

    32

    32

    34

    34

    3536

    36

    41

    41

  • 5/26/2018 F06ddp1

    11/77

    46

    4646

    47

    49

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

    A. KESIMPULAN ......................................................................................B. SARAN .................................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

    LAMPIRAN....................................................................................................

  • 5/26/2018 F06ddp1

    12/77

    5

    23

    24

    32

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant

    Ciracas .....................................................................................

    Tabel 2. Komposisi kimiawi rataan susu sapi dan variasinya ...............

    Tabel 3. Sumber susu segar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ..

    Tabel 4. Spesifikasivolume bersih liquid carton pack .........................

  • 5/26/2018 F06ddp1

    13/77

    18

    19

    21

    32

    38

    38

    39

    39

    45

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat ................................................

    Gambar 2. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali ......................

    Gambar 3. Gambar bagan kendali secara umum ......................................

    Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml) .........................

    Gambar 5. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115

    ml line 1 ..................................................................................

    Gambar 6. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115

    ml line 2 ...................................................................................

    Gambar 7. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200

    ml line 1 ...................................................................................Gambar 8. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200

    ml line 2 ..................................................................................

    Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag

    Coklat UHT .............................................................................

  • 5/26/2018 F06ddp1

    14/77

    50

    51

    52

    53

    54

    55

    56

    57

    58

    6062

    63

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ...

    Lampiran 2. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi ....

    Lampiran 3. Diagram alir proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT

    Lampiran 4. Data carton packBCCO 115 ml ntuk uji ANOVA ..................

    Lampiran 5. Uji ANOVA untuk carton packBCCO 115 ml .......................

    Lampiran 6. Data carton packBCCO 200 ml untuk uji ANOVA ................

    Lampiran 7. Uji ANOVA untuk carton packBCCO 200 ml .......................

    Lampiran 8. Konstanta bagan kendali ...........................................................

    Lampiran 9. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line1

    Lampiran 10. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line2Lampiran 11. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line1

    Lampiran 12. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line2

  • 5/26/2018 F06ddp1

    15/77

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGEra globalisasi mengakibatkan perubahan yang cukup besar di dalam

    dunia usaha termasuk industri manufaktur serta perdagangan barang dan jasa. Era

    pasar bebas yang pada prinsipnya tidak ada pembatasan di dalam perdagangan

    antar negara, menyebabkan setiap produk yang berupa barang dan jasa dari

    berbagai negara dapat masuk ke Indonesia secara bebas, demikian pula

    sebaliknya. Hal ini menimbulkan ketatnya persaingan di tingkat produsen

    (perusahaan) di dalam menawarkan produknya ke konsumen. Persaingan yang

    terjadi bukan hanya dilihat dari seberapa tinggi tingkat produktivitas perusahaan,

    namun lebih cenderung ke arah seberapa rendah tingkat harga yang ditawarkan

    produsen ke konsumen dengan mutu yang lebih baik.Untuk menjaga konsistensi mutu produk dan jasa yang dihasilkan dan

    sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian mutu

    (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian mutu yang

    berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan

    penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu

    yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat

    mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi

    tidak terulang lagi (Ariani, 1999).

    Salah satu teknik kegiatan pengendalian mutu yang dapat digunakan suatu

    industri adalah pengendalian mutu secara statistik (Statistical Process Control).

    Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yang dilakukan

    melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif selama berlangsungnya proses

    produksi, serta penentuan dan intrepretasi hasil pengukuran-pengukuran yang

    telah dilakukan, sehingga diperoleh gambaran yang menjelaskan baik tidaknya

    suatu proses untuk peningkatan mutu produk agar memenuhi kebutuhan dan

  • 5/26/2018 F06ddp1

    16/77

    jumlahnya semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen

    terhadap produksi susu relatif meningkat dan masyarakat semakin mengertipentingnya kebutuhan akan gizi, sehingga keberadaannya sangat penting. Salah

    satu industri yang bergerak di bidang pengolahan susu adalah PT. Frisian Flag

    Indonesia, Jakarta.

    Kegiatan magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas difokuskan

    pada pengendalian volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High

    Temperature). Produk Frisian Flag Coklat UHT merupakan produk susu UHT

    yang paling banyak diproduksi di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas,

    Jakarta. Ketidaktepatan volume bersih produk akan berdampak kerugian terhadap

    salah satu pihak, dalam hal ini produsen atau konsumen. Apabila volume bersih

    lebih tinggi dari spesifikasi, pihak produsen akan dirugikan dan pihak konsumen

    akan diuntungkan, demikian pula sebaliknya.

    B. TUJUAN1. Umum

    a. Memberi kesempatan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan profesiyang didapat untuk menganalisa, mengobservasi, serta memecahkan

    masalah yang ada di dalam industri pangan.

    b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan profesi sertamenambah pengalaman mahasiswa melalui penerapan ilmu, latihan kerja,

    dan pengamatan.

    c. Melatih ketrampilan, sikap kooperatif, serta kemampuan dalamberkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat luas sebagai suatu

    persiapan untuk memasuki dunia kerja nyata.

    d. Memperkenalkan dan memberikan gambaran nyata dunia industri beserta

    permasalahan yang ada di dalamnya.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    17/77

    b. Mengaplikasikan teknik brainstorming untuk menyusun diagram sebab-akibat.

    c. Menyusun diagram sebab-akibat untuk mengetahui faktor-faktor yangberpeluang menjadi penyebab ketidaktepatan volume bersih pada susu

    Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) di PT Frisian Flag

    Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.

    d. Menghitung kemampuan proses (process capability) apabila proses sudahterkendali.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    18/77

    II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAANPT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas didirikan pada tanggal 5

    November 1973, dengan nomor Akte Pendirian : 23 tahun 1973 dengan status

    permodalan Indonesia - Hongkong Amerika. Nama perusahaan pada saat itu

    adalah PT. Foremost Indonesia, dan produk yang dihasilkan pertama kali adalah

    susu kental manis dengan merek FOREMOST. Namun karena ketatnya

    persaingan pasar, produk ini kurang diterima pasaran.

    Pada tahun 1976 PT. Friesche Vlag Indonesia mengambil alih perusahaan

    karena alasan manajemen, dan status permodalan menjadi Indonesia Belanda,

    dengan nama perusahan PT. Foremost Indonesia. Produk yang dihasilkan adalah

    susu kental manis dan susu cair siap minum yang terdiri atas susu cair (sterilized

    milk) dalam kemasan botol dan carton pack(UHT milk) dengan merek FRISIAN

    FLAG atau SUSU BENDERA. Izin usaha diperoleh dari Departemen

    Perindustrian pada tanggal 5 November 1988 dengan Nomor : 433/DJAI/IUT-

    I/PMA/XI/88.

    PT. Foremost Indonesia, PT. Friesche Vlag, dan PT. Tesori Mulia

    merupakan bagian dari Susu Bendera Group. PT. Tesori Mulia merupakan

    perusahan yang bergerak dalam bidang distribusi dan pemasaran yang bertugas

    untuk mendistribusikan dan memasarkan seluruh produk-produk bermerek susu

    bendera.

    Pada tanggal 1 September 2003 nama PT. Foremost Indonesia, PT.

    Friesche Vlag Indonesia, dan PT. Tesori Mulia berubah menjadi PT. Frisian Flag

    Indonesia. Selama perjalanannya, Susu Bendera Group telah mendapatkan

    sertifikat ISO 9001: 2000. Dalam pengendalian mutu produk, PT. Frisian Flag

    Indonesia menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)

    untuk menjamin bahwa hanya produk yang aman dikonsumsi saja yang diterima

  • 5/26/2018 F06ddp1

    19/77

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki lahan seluas 4.4 ha atau

    44000 m

    2

    , yang terdiri atas bangunan untuk pengolahan, gudang, kantor, kantin,mushola, serta tempat parkir.

    B. PRODUK YANG DIHASILKAN

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menghasilkan berbagai macam

    produk susu yang diproduksi hingga saat ini dan produk-produk tersebut hanya

    dipasarkan dalam negeri. Produk yang dihasilkan terbagi menjadi dua jenis yaitu

    susu kental manis dan susu cair. Susu cair terbagi lagi menjadi dua yaitu susu

    steril dan susu UHT (Ultra High Temperature). Macam produk secara

    keseluruhan dapat dilihat di Tabel 1.

    Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas

    Merek Produk Jenis produk

    Frisian Flag

    OMELA

    Frisian Flag Coklat

    Frisian Flag Full Cream

    Frisian Flag Strawberry

    Frisian Flag Banana

    Yes! Coklat

    Yes! Strawberry

    Yes! Orange

    Yes! Mango

    Fristi Vanila

    Fristi Coklat

    Susu Kental Manis Full Cream

    Susu Kental Manis Coklat

    Krimer Kental Manis

    Krimer Kental Manis

    Susu Steril dan UHT

    Susu Steril dan UHT

    Susu Steril dan UHT

    Susu Steril

    Susu steril dalam botol dan UHT

    Susu steril dalam botol dan UHT

    Minuman susu asam rendah

    Minuman susu asam rendah

    Susu UHT

    Susu UHT

  • 5/26/2018 F06ddp1

    20/77

    C. LOKASI PABRIK

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terletak di jalan Raya Bogor km.

    26 Ciracas, Jakarta Timur. Gedung PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas

    terdiri dari beberapa bagian, yaitu untuk ruang pengolahan, ruang pengemasan,

    ruang pembuatan kaleng, gudang bahan mentah dan produk jadi, ruang generator

    (diesel), ruang ketel uap, tempat pengolahan air, tempat pengolahan limbah,

    laboratorium, kantor, toilet, kantin, dan lapangan khusus parkir.

    1. Tata letak pabrikSecara garis besar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas tiga

    bangunan utama yaitu dairy building, service dan auxiliary building, serta

    storage building. Dairy buildingadalah bangunan pabrik atau ruang produksi

    yang terdiri atas ruang pengolahan, ruang pengemasan, gudang penyimpanan

    finished good, dan ruang pengawasan mutu (Quality Control). Ruang

    pengolahan terdiri atas ruang penerimaan bahan baku (fresh milk), ruang

    pengolahan susu steril, susu UHT, dan susu SKM. Ruang pengemasan terdiri

    dari ruang pembuatan kaleng (can making line), ruang pengisian (filling)

    untuk botol, combibloc (carton pack), dan SKM, ruang pemberian label

    (labeling) untuk susu steril dan SKM, serta ruang pengepakan (packaging).

    Gudang penyimpanan dikhususkan untuk produk jadi (finished good) yaitu

    susu steril, sedangkan untuk susu UHT dan SKM setelah dikemas dalam

    karton langsung dikirim ke Logistic Provider YCH untuk didistribusikan.

    Penyimpanan bahan baku (raw material) dilakukan pada ruang terpisah

    dengan ruangan penyimpanan produk jadi. Gudang raw materialberada pada

    bangunan lain (storage building) yang terletak di seberang PT. Frisian Flag

    Indonesia.

    Service danauxiliary building terletak dalam satu bangunan, yaitu service

    building terletak pada lantai satu dan auxiliary building terletak pada lantai

    dua Service building merupakan bangunan untuk mesin atau peralatan

  • 5/26/2018 F06ddp1

    21/77

    terdapat kantin, toilet dan loker, laundry, serta mushola. Di bagian depan

    pabrik terdapat jalan, lahan parkir, pos satpam, dan taman.

    2. Tenaga dan utilitas

    Utilitas adalah sarana-sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan

    produksi. Utilitas merupakan sarana yang tidak langsung berhubungan dengan

    proses produksi tetapi keberadaannya sangat diperlukan.

    a. Pengadaan air

    Ketersediaan air bersih merupakan salah satu pertimbangan dalam

    penentuan lokasi pabrik. Air digunakan untuk bahan baku produksi,boiler,

    sanitasi alat dan ruangan, media pemanas dan pendingin dalam alat

    preheater juga alat pasteurisasi. Selain itu air juga digunakan untuk

    keperluan toilet seperti wastafel. Kebutuhan air dipenuhi oleh sumur dan

    PDAM.

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki 4 buah sumur (deep

    well) dengan kedalaman 150 meter. Masing-masing sumur dilengkapi

    pompa yang diletakkan pada kedalaman 60 meter dengan kapasitas

    50m3/jam. Semua kebutuhan air yang digunakan oleh pabrik telah melalui

    proses pengolahan (treated water).

    Proses pengolahan air yang dilakukan adalah pemompaan air dari

    sumur dan kemudian dialirkan ke reservoiryang mempunyai kapasitas 80

    m3. Kecepatan aliran air yang masuk ke dalam reservoiradalah 30m

    3/jam

    .

    Penyimpanan air dalam reservoirbertujuan untuk memisahkan air dengan

    partikel yang besar. Setelah itu, air dipompa ke sand filteroleh tiga filter

    yang masing-masing mempunyai kecepatan aliran 50m3/jam. Di dalam

    sandfilter terdapat pasir silika yang berukuran 816 mesh. Pasir silika ini

    berfungsi untuk menyaring air dan menghilangkan lumpur yang

    mengapung

  • 5/26/2018 F06ddp1

    22/77

    untuk membunuh mikroba yang terdapat pada air. Air yang telah bebas

    dari mikroba ini siap digunakan untuk proses produksi, kebutuhan boiler,

    refrigerant, sanitasi, dan keperluan toilet. Air yang berasal dari PDAM

    langsung dipompa ke reservoir dan bercampur dengan air sumur.

    Kemudian air ini dilewatkan ke lampu UV.

    b. Pengadaan listrik

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menggunakan listrik dari PLN

    sebagai sumber energi listrik utama. Energi listrik ini digunakan untuk

    menjalankan semua mesin, penerangan, dan peralatan elektronik lainnya.

    Listrik dari PLN ini terbagi atas dua gardu yang masing-masing

    kapasitasnya sebesar 2.500 A dan 1.650 A, atau sebesar 4.150 kVA.

    Sebelum digunakan listrik ini perlu diolah terlebih dahulu.

    Listrik dengan daya 4.150 kVA dari gardu milik PLN ini dialirkan ke

    MVDP (Main Voltage Distribution Panel). MVDP akan mengalirkan ke

    dua buah travo step downyang akan menurunkan tegangan menjadi 380

    Volt dialirkan ke dua buah panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution

    Panel) I dan II.

    Dari LVMDP listrik dialirkan ke MCB (Main Circuit Breaker) yang

    akan membagi aliran ke dalam sub-MDP (Main Distribution Panel). Sub-

    MDP merupakan panel distribusi utama yang melayani beberapa panel

    beban seperti lampu, panel AC, panel motor, panel control, dan sebagainya

    dengan tegangan 380/220 volt.

    Apabila listrik dari PLN terputus, PT. Frisian Flag Indonesia

    mengoperasikan tiga unit gensetyang berfungsi sebagai cadangan tenaga.

    Genset ini mampu menghasilkan tenaga listrik maksimal 1.415 kW, dua

    gensetmenghasilkan tenaga sebesar 500 kW dan satu gensetmenghasilkan

    tenaga sebesar 415 kW. Listrik dari genset ini akan dialirkan ke panel

    sinkronisasi Setelah arus listrik ini stabil maka dialirkan ke panel LVMDP

  • 5/26/2018 F06ddp1

    23/77

    Place). Steam dihasilkan dari empat unit boiler yang masing-masing

    berkapasitas 4, 8, 10, dan 12 ton. Boiler ini menghasilkan steamdengan

    tekanan 8 bar dan suhu 250-3000C. Keperluan maksimum steam untuk

    proses produksi sebesar 25 ton sehingga keperluan tersebut terpenuhi oleh

    tiga boiler.

    Sumber air yang digunakan pada boiler berasal dari tangki air yang

    berkapasitas 3000m3. Air dalam tangki terdiri dari air sumur dan

    kondensat. Air kondensat ini merupakan hasil kondensasi steam dari

    proses produksi. Sedangkan air sumur yang masuk ke tangki air terlebih

    dahulu ditambahkan softener. Softener yang ditambahkan adalah resin S

    100 kation. Air ini dipompa ke dalam boiler dengan kecepatan aliran

    30m3/jam dan tekanan 10 bar.

    d. Pengadaan udara bertekanan

    Udara bertekanan digunakan untuk mengoperasikan valve dan untuk

    membersihkan debu di bagian alat-alat tertentu.

    e. Pengadaan pendingin

    Proses pendinginan dilakukan dengan kompresor sebanyak enam unit,

    empat unit berdaya 110 kW, satu unit berdaya 90 kW dan satu unit

    berdaya 75 kW. Kompresor ini menggunakan amonia sebagai refrigerant.

    Sistem pendinginan menggunakan enam unit kondensor yang kapasitas

    totalnya berjumlah 5.000.000 kkal/jam.

    Dari enam kondensor, empat kondensor mengalirkan amonia ke ice

    bank dan satu kompresor lagi mengalirkan amonia ke chiller. Ice bank

    akan menghasilkan air dingin bersuhu 0-2oC. Air dingin ini digunakan

    untuk proses pendinginan pada pengolahan SKM dan susu UHT. Chiller

    akan menghasilkan air dingin bersuhu 2-4oC. Air dingin ini digunakan

    untuk sterilisasi, proses produksi dan tangki penyimpanan susu.

    Sedangkan air dingin untuk fan cooling ruang operator berasal dari

  • 5/26/2018 F06ddp1

    24/77

    akan mengkondensasi gas amonia pada kondisi suhu dan tekanan tinggi.

    Gas amonia mulai berubah wujud menjadi cair. Selanjutnya amonia yang

    masih berwujud cair dan gas dialirkan ke expansion valve. Di expansion

    valve, amonia dikondisikan pada tekanan dan suhu rendah sehingga

    seluruh amonia menjadi berwujud cair. Amonia cair akan mengalir ke

    evaporator. Di evaporator, amonia cair dipaksa menguap dengan

    mengambil kalor dari lingkungan. Pertukaran kalor dari lingkungan ke

    sistem menyebabkan suhu lingkungan menjadi rendah dan suhu amonia

    tinggi. Karena suhu yang tinggi, amonia kembali berubah wujud menjadi

    gas dan dialirkan kembali ke kompresor.

    f. Penanganan limbahSetiap pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi akan

    menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan harus mengalami perlakuan

    pendahuluan sehingga limbah tersebut tidak berbahaya jika dibuang ke

    lingkungan. Limbah PT.. Frisian Flag Indonesia terdiri atas limbah padat,

    limbah cair, dan limbah gas.

    1) Limbah padat

    Penanganan terhadap buangan sisa kegiatan domestik, buangan

    kegiatan admistrasi dan lumpur ditampung pada tempat pembuangan

    sampah yang terletak di belakang perusahaan. Sampah yang akan

    dibuang terdiri atas sampah yang bernilai dan tidak bernilai. Sampah

    yang bernilai misalnya karton bekas kemasan yang rusak, sisa tin plate

    pembuatan kaleng, kemasan carton pack dan botol yang mengalami

    defect. Sampah ini dijual kepada pihak luar. Sementara itu sampah

    yang tidak bernilai seperti sampah administrasi ditampung pada

    penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke Tempat

    Pembuangan Akhir.

    2) Limbah gas

  • 5/26/2018 F06ddp1

    25/77

    3) Limbah cairLimbah cair merupakan limbah yang paling kompleks di antara

    ketiga limbah yang dihasilkan oleh proses produksi, baik

    komposisinya maupun cara penanganannya. Unit pengolahan limbah

    di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas : 1) Bak

    influent yaitu tempat penampungan air limbah yang masuk, 2) Static

    Screen yaitu penyaring kasar, 3) Levelling Tank, merupakan tangki

    penampung setelah disaring, 4) Contact Tank, merupakan tempat

    mereduksi kandungan senyawa organik, 5)Aerator Basin, yaitu tempat

    proses aerasi air limbah, 6) Coarse screen yaitu penyaring sebelum

    Flotation Unit, 7) Flotation Unit, tempat pemisahan air dan lumpur

    yang masih terlarut, 8) Poly Unit, merupakan sistem penambahanpoly

    elektrolit yaitu suatu bubuk elektrolit yang dapat menggumpalkan

    lumpur yang masih terlarut di dalam air limbah, 9) Bak Effluent,

    merupakan bak penampung air hasil akhir pengolahan limbah, 10)

    Sludge Drying Batch, tempat untuk mengeringkan lumpur hasil

    pemisahan flotation unit, 11) Decounter, tempat untuk membuat

    lumpur setengah kering.

    D. MANAJEMEN

    1. Struktur organisasi perusahaanPT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas merupakan perusahaan yang

    berbadan hukum perseroan terbatas. Struktur organisasi diterapkan dan

    disusun dengan dasar target yang akan dicapai. PT. Frisian Flag Indonesia

    Plant Ciracas mempunyai pimpinan yaitu seorang Manajer Pabrik (plant

    manager). Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pabrik dibantu oleh

    Kepala Bagian (Head of Department), yang bertanggung jawab atas

    departemennya masing masing Departemen tersebut adalah : 1) Departemen

  • 5/26/2018 F06ddp1

    26/77

    and Quality Control Department) berada di bawah Corporate Quality

    Managementyang membawahi Quality Assurancedan Quality Control Plant

    Pasar Rebo dan Ciracas. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant

    Ciracas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

    2. KetenagakerjaanJumlah staff dan karyawan perusahaan adalah 376 orang dan sebagian

    besar tenaga kerja adalah Warga Negara Indonesia. Setiap calon karyawan

    diseleksi oleh pihak-pihak yang terkait sesuai dengan kedudukan yang akan

    diberikan. Sebelum diterima sebagai karyawan tetap terlebih dahulu menjalani

    masa percobaan selama tiga bulan.

    Gaji karyawan diatur berdasarkan golongan. Gaji minimum per bulan bagi

    setiap golongan ditetapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia. Pihak perusahaan

    akan mengadakan penilaian untuk kenaikan gaji dua kali dalam setahun, yaitu

    pada tiap bulan Juli dan akhir tahun. Penilaian ini berdasarkan prestasi, masa

    kerja, dan kecakapan karyawan yang bersangkutan. Selain ketentuan tersebut

    kenaikan gaji juga diberikan apabila nilai kerja (job value) di pasar meningkat

    atau terjadi angka-angka indeks konsumen yang dikeluarkan pemerintah atas

    dasar kemampuan perusahaan.

    Karyawan yang telah mencapai usia pensiun (55 tahun) berhak mendapat

    uang pesangon atau uang pensiun dari PT. ASTEK. Tunjangan yang biasa

    diberikan adalah Tunjangan Hari Raya (THR), Akhir Tahun, dan Asuransi

    Kecelakaan selama 24 jam penuh.

    Semua karyawan berhak mendapat cuti tahunan selama 12 hari kerja

    dengan tetap menerima upah penuh setelah bekerja selama 12 bulan terus

    menerus. Cuti tidak dapat dikumpulkan dan harus diambil dalam setahun yang

    menjadi haknya untuk digunakan. Karyawan wanita berhak mendapat cuti

    hamil sebagaimana diatur dalam undang undang

  • 5/26/2018 F06ddp1

    27/77

    mulai hari Senin Jumat. Shift malam mulai pukul 23.00-07.00, shift pagi

    mulai pukul 07.00-15.00, dan untuk shift sore mulai pukul 15.00-23.00.

    Apabila karyawan bekerja melebihi 40 jam kerja maka akan diberi upah

    lembur sesuai ketentuan perusahan.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    28/77

    III. TINJAUAN PUSTAKA

    A. MUTU

    Menurut Ariani (1999), istilah mutu sangat penting bagi organisasi atau

    perusahaan karena mutu berdampak terhadap reputasi perusahaan, penurunan

    biaya, peningkatan pangsa pasar, pertanggungjawaban produk dan dampak

    internasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa mutu produk atau jasa dapat

    diwujudkan bila berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

    Apabila diutarakan secara rinci, mutu memiliki dua perspektif, yaitu perspektif

    produsen dan perspektif konsumen dimana apabila kedua hal itu disatukan maka

    akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang dikenal sebagai kesesuaian untuk

    digunakan konsumen.

    ISO 9000 mendefinisikan mutu sebagai derajat dari serangkaian

    karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau harapan yang

    dinyatakan (Hoyle, 2001). Sedangkan Philip B. Crosby mendefinisikan mutu

    sebagai conformance to requirements dan menekankan bahwa satu-satunya

    standar kinerja perusahaan adalah zero defect. Dengan definisi ini Crosby

    menitikberatkan kegiatan mutu perusahaan untuk mencoba mengerti harapan-

    harapan konsumen, memenuhi harapan-harapan tersebut sehingga perlu

    pandangan eksternal mengenai mutu agar penyusunan sasaran mutu lebih realistis

    dan sesuai dengan permintaan atau keinginan(Gryna, 2001).

    Definisi lain menurut Juran (1988) diacu dalam Juran dan Gryna (1988),

    mutu adalah fitness for use (cocok atau layak untuk digunakan). J.M. Juran

    menjelaskan arti fitness for use sebagai quality of design (mutu rancangan) dan

    quality of conformance (mutu kesesuaian). Quality of design sering disebut

    sebagai mutu absolut artinya mutu yang direncanakan atau dirancang. Quality of

    conformance merupakan tingkat kesesuaian produk atau jasa terhadap rancangan

    yang sudah dibuat Untuk produk produk berumur panjang karakteristik fitness

  • 5/26/2018 F06ddp1

    29/77

    Reliability adalah peluang produk untuk digunakan tanpa kerusakan fungsi

    tertentu pada kondisi tertentu dan untuk periode waktu tertentu. Maintainability

    adalah tingkat kemudahan untuk merawat (mencegah kerusakan) dan

    memperbaiki kerusakan.

    B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK

    Pengendalian proses secara statistik merupakan suatu terminologi yang

    mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-

    teknik statistik dalam memantau dan meningkatkan kinerja proses menghasilkan

    produk bermutu. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi

    pengendalian mutu secara statistik yang memiliki pengertian sama dengan

    pengendalian proses secara statistik (Gaspersz, 1998).

    Menurut Gaspersz (1998), SPC adalah suatu metodologi pengumpulan dan

    analisis data kuantitatif, serta penentuan dan intrepretasi dari pengukuran-

    pengukuran yang telah dilakukan, yang dapat menjelaskan proses dalam

    peningkatan mutu produk untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.

    Menurut Deming (1995), pengendalian proses secara statistik ialah alat yang

    digunakan industri dan bisnis untuk mencapai mutu yang diinginkan dari suatu

    produk dan jasa.

    Menurut Wayworld (2001), pengendalian proses secara statistik adalah

    metode pengukuran, pemahaman, dan pengawasan variasi dalam suatu proses

    manufacturing. Pengendalian proses secara statistik juga menyediakan alat yang

    andal untuk memonitor stabilitas dari variabel proses. Tujuan pengendalian proses

    secara statistik adalah : a) menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali,

    b) menentukan apakah proses berada dalam spesifikasi, dan c) identifikasi

    penyebab variasi.

    Tujuan utama pengendalian proses secara statistik adalah pengurangan

    variasi yang sistematik dalam karakteristik mutu kunci produk Pengendalian

  • 5/26/2018 F06ddp1

    30/77

    Mengetahui variasi suatu proses dalam menghasilkan output sangat

    penting, agar dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan terhadap proses itu

    secara tepat. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi penyimpangan

    dan untuk menunjukkan penyebab dari berbagai penyimpangan, baik itu untuk

    proses produksi atau untuk bisnis secara umum sehingga menyebabkan

    peningkatan produktivitas (Ryan, 1989).

    Pengendalian proses secara statistik berarti proses itu dikendalikan

    berdasarkan catatan data yang secara terus menerus dikumpulkan dan dianalisis

    agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan

    meningkatkan proses sehingga proses memiliki kemampuan untuk memenuhi

    spesifikasi output yang diinginkan (Gaspersz, 1998).

    Langkah-langkah pengendalian proses secara statistik dapat diuraikan

    sebagai berikut : a) merencanakan penggunaan alat-alat statistik, b) memulai

    menggunakan alat-alat statistik, c) mempertahankan atau menstabilkan proses

    dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan,

    d) merencanakan perbaikan proses terus-menerus melalui pengurangan variasi

    penyebab umum, e) mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap penggunaan alat-

    alat statistikal tersebut (Gaspersz, 1998).

    SPC dapat diterapkan pada setiap proses. Perangkat yang biasa digunakan

    dalam SPC diantaranya adalah : a) histogram, b) check sheet, c) diagram Pareto,

    d) diagram sebab-akibat, e) stratifikasi, f) scatter diagram, dan g) bagan kendali

    (Gaspersz, 1998). Perangkat SPC yang digunakan dalam kegiatan magang ini

    adalah diagram sebab-akibat dan bagan kendali.

    C. BRAINSTORMING

    Tehnik brainstorming digunakan untuk membantu dalam pembuatan

    diagram sebab-akibat. Menurut Gaspersz (1998), brainstorming merupakan alat

    penunjang lain dalam perbaikan proses Brainstorming membantu

  • 5/26/2018 F06ddp1

    31/77

    membantunya. Dalam pelaksanaan brainstorming perlu diperhatikan titik-titik

    khusus, diantaranya penataan ruang, ketentuan peraturan yang berlaku,

    menggunakan alat tulis, menuliskan ide-ide tersebut, menjaga suasana agar

    kondusif, melakukan evaluasi terhadap ide dan kumpulkan ide-ide tersebut

    berdasarkan kategori.

    Brainstorming dapat berkaitan dengan hal-hal berikut : a) menentukan

    penyebab yang digunakan dan/atau solusi suatu masalah, b) memutuskan masalah

    apa yang perlu diselesaikan, c) anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan

    memberikan ide, d) menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi

    alternatif, dan e) kreativitas merupakan karakteristik outcome yang diinginkan.

    Setelah tim melakukan brainstorming dan muncul pendapat-pendapat yang

    mungkin menjadi masalah dalam proses kemudian tahap selanjutnya adalah

    menyusun diagram sebab-akibat (fishbone diagram) (Gaspersz, 1998).

    D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM)

    Diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang digunakan untuk

    menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang

    disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu (Gaspersz, 1998). Selain itu Ishikawa

    (1982) menyebutkan bahwa diagram sebab-akibat dibuat untuk menggambarkan

    dengan jelas macam-macam sebab yang dapat mempengaruhi mutu produk

    dengan jalan menyisihkan dan mencarikan hubungannya dengan sebab-akibat.

    Diagram sebab-akibat juga disebut diagram Ishikawa dan dikembangkan

    oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut Fishbone diagramkarena

    berbentuk seperti kerangka ikan. Untuk membantu dalam pembuatan diagram

    sebab akibat biasanya digunakan teknik brainstorming(Ariani, 1999).

    Pada dasarnya diagram sebab-akibat dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah, membantu membangkitkan

    ide ide untuk solusi suatu masalah dan membantu dalam penyidikan atau

  • 5/26/2018 F06ddp1

    32/77

    proses tersebut. Menurut Dahlgaard et al. (1998), dalam menganalisis masalah

    atau efek, penyebab utama yang sering teridentifikasi diantaranya adalah mesin

    (machinery), bahan (material), metode (methods), manusia (men), manajemen

    (management), dan lingkungan (milieu/environment). Struktur diagram sebab-

    akibat dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat (Ishikawa, 1982)

    E. BAGAN KENDALI

    Bagan kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew

    Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924

    dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan

    variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special causes variation) dari

    variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common causes variation)

    (Gaspersz, 2001).

    Menurut Deming (1995), bagan kendali adalah suatu display grafik dari

    suatu karakteristik mutu yang telah dihitung atau diukur dari suatu contoh produk

    terhadap nomor contoh atau waktu. Pada dasarnya bagan kendali digunakan untuk

    mengetahui apakah suatu proses berada dalam keadaan terkendali secara statistik

    dan menentukan kapabilitas proses yang selanjutnya digunakan untuk

    MUTU

    FAKTOR UTAMA FAKTOR UTAMA

    FAKTOR UTAMA FAKTOR UTAMA

    SEBAB AKIBAT

  • 5/26/2018 F06ddp1

    33/77

    Gambar 2.Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali (Gaspersz, 2001)

    Data variabel menunjukkan karakteristik mutu yang mempunyai dimensi

    kontinyu yang dapat mengambil nilai-nilai kontinyu dalam kemungkinan yang

    tidak terbatas, seperti : panjang, kecepatan, volume, volume, dan lain-lain. Data

    atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK, seperti :

    sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, lulus atau tidak lulus, hadir atau tidak

    hadir, dan lain-lain (Gaspersz, 1998).

    Bagan kendali X-bar (rata-rata) dan R (Range) digunakan untuk memantau

    proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu sehingga bagan

    Tentukan karakteristik mutu

    sesuai keinginan pelanggan

    Apakah data

    variable?

    Apakah data atribut

    berbentuk proporsi atau

    persentase?

    Apakah data atributberbentuk banyaknya

    ketidaksesuaian?

    Apakah proses homogen

    atau proses batchseperti

    industri kimia, dll?

    Apakah ukuran contoh

    konstan?

    Apakah ukuran contoh

    konstan?

    Ya

    Tidak Tidak

    Ya Ya

    Gunakan

    bagankendali

    individual :

    X-MR

    Gunakan

    bagankendali :

    X-bar, R

    Gunakan

    bagankendali :

    p atau np

    Gunakan

    bagankendali :

    p

    Gunakan

    bagankendali :

    c atau u

    Gunakan

    bagankendali :

    u

    Ya Tidak Tidak TidakYa Ya

  • 5/26/2018 F06ddp1

    34/77

    peningkatan suhu secara gradual, perbedaan metode yang digunakan dalam shift,

    material baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dan lain-lain. Sementara itu

    bagan kendali R (Range) menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah

    terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan

    homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. Hal ini mungkin

    disebabkan oleh faktor-faktor seperti bagian peralatan yang hilang, minyak

    pelumas mesin yang tidak mengalir dengan baik, kelelahan pekerja, dan lain-lain

    (Gaspersz, 2001). Menurut Tapiero (1996), bagan kendali X-bar digunakan untuk

    mengetahui tingkat mutu proses rata-rata, sedangkan bagan kendali R digunakan

    untuk mengetahui kisaran atau keragaman mutu.

    Menurut Gaspersz (2001), pembuatan bagan kendali individual X dan MR

    (Moving Range = rentang bergerak) diterapkan pada proses yang menghasilkan

    produk relatif homogen, misalnya dalam cairan kimia, kandungan mineral dalam

    air, makanan, dan lain-lain.

    Bagan kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian

    (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari parameter-parameter dalam

    kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian bagan kendali p digunakan

    untuk mengendalikan proporsi dari parameter-parameter yang tidak memenuhi

    syarat spesifikasi mutu atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan

    dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi syarat didefinisikan sebagai

    rasio banyaknya parameter yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok

    terhadap total banyaknya parameter dalam kelompok itu. Parameter-parameter itu

    dapat mempunyai beberapa karakteristik mutu yang diperiksa atau diuji secara

    simultan oleh pemeriksa. Jika parameter-parameter itu tidak dapat memenuhi

    standar pada satu atau lebih karakteristik mutu yang diperiksa, maka parameter-

    parameter itu digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat

    (Gasperz, 2001).

    Bagan kendali c didasarkan pada titik spesifik yang tidak memenuhi syarat

  • 5/26/2018 F06ddp1

    35/77

    Menurut Gaspersz (1998), pada dasarnya setiap bagan kendali memiliki :

    1) sumbu x yang melambangkan nomor contoh, 2) sumbu y yang melambangkan

    karakteristik output, 3) garis tengah atau central line, 4) sepasang batas

    pengendali. Satu batas pengendali ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal

    sebagai Batas Pengendali Atas (BPA) atau Upper Control Limit(UCL) dan yang

    satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang dikenal sebagai Batas

    Pengendali Bawah (BPB) atau Lower Control Limit(LCL). Secara umum bagan

    kendali dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3.Gambar bagan kendali secara umum (Muhandri dan Kadarisman,

    2005)

    Menurut Deming (1995), kegunaan bagan kendali adalah : 1)

    meningkatkan produktivitas, 2) mencegah produk cacat, 3) mencegah pengaturan

    proses yang tidak perlu, 4) memberikan informasi tentang proses, dan 5)

    memberikan informasi tentang kapabilitas proses.

    Proses terkendali secara statistik dicirikan oleh bagan kendali yang semua

    titik-titik contohnya berada dalam batas-batas pengendalian (diantara batas

    pengendali atas dan batas pengendali bawah). Dengan demikian apabila nilai-nilai

    UCL

    CL

    LCL

    Nomor Contoh

    KA

    R

    A

    K

    TE

    R

    IS

    T

    I

    K

  • 5/26/2018 F06ddp1

    36/77

    batas pengendali menandakan bahwa proses tidak terkendali, dalam hal ini perlu

    diadakan penyelidikan untuk menemukan penyebabnya dan perbaikan pada proses

    untuk menghilangkan penyebab tersebut.

    F. KAPABILITAS PROSES

    Kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam menghasilkan produk

    yang diinginkan. Jika proses memiliki kapasitas yang baik, proses itu akan

    menghasilkan produk yang berada dalam batas-batas spesifikasi dan sebaliknya.

    Apabila kapabilitas proses tidak dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan,

    perlu dibuat perubahan baik pada batas spesifikasi atau pada proses itu sendiri

    (Gaspersz, 1998).

    Untuk menganalisis kapabilitas proses dibutuhkan Indeks kapabilitas

    proses (Cp) dan Indeks performansi Kane (Cpk). Indeks kapabilitas proses (Cp)

    adalah rasio perbandingan antara rentang spesifikasi dengan rentang proses. Nilai

    Cp digunakan untuk mengindikasi jumlah produk cacat atau yang harus

    dikerjakan ulang (rework) dalam satuan part per million. Indeks performansi

    Kane (Cpk) adalah indeks yang mengukur kecenderungan pergerakan grafik ke

    arah tengah (central tendency) dilihat dari spesifikasinya. Semakin tinggi nilai Cp

    dan Cpk, berarti proses tersebut semakin mampu untuk memenuhi spesifikasi atau

    keinginan konsumen (Fryman, 2002).

    Kriteria yang digunakan untuk penilaian adalah sebagai berikut : 1) Cp >

    1.33, maka proses memiliki kapasitas baik, 2) 1.00 < Cp < 1.33, maka proses

    dianggap baik namun perlu pengendalian apabila Cp telah mendekati 1.00, 3) Cp

    < 1.00, maka proses dianggap tidak baik (Gasperz, 1998).

    Kriteria yang digunakan untuk penilaian Cpk : 1) Cpk > 1.33, maka proses

    masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, 2) 1.00 < Cpk < 1.33,

    maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, dan 3) Cpk 10oC disimpan

    maksimal 6 jam.

    Susu segar sebelum digunakan dipasteurisasi pada suhu 90oC selama 30

    detik menggunakan Plate Heat Exchanger (PHE). Setelah itu susu segar

    melewati dua tahap homogenisasi. Homogenisasi tahap pertama dengantekanan 20 bar dan tahap kedua menggunakan tekanan 150 bar. Setelah

    homogenisasi, susu tersebut didinginkan menggunakan plate cooler hingga

    suhu 6oC kemudian disimpan dalampasteurized milk storage tank. Maksimal

    lama penyimpanan susu pasteurisasi yang diizinkan adalah 24 jam. Susu

    pasteurisasi ini kemudian digunakan untuk pembuatan susu Frisian Flag

    Coklat UHT. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi

    dapat dilihat pada Lampiran 2.

    2. Persiapan bahan

    Bahan baku untuk membuat susu Frisian Flag Coklat UHT selain susu

    segar (fresh milk), terdiri atas Skim Milk Powder(SMP), gula (sukrosa), bubukcoklat (cocoa powder), vitamin, dan stabilizer. Skim Milk Powder(SMP), gula

    (sukrosa), dan bubuk coklat (cocoa powder) disimpan di dumper dalam

    bentuk sack atau karung. Sedangkan vitamin dan stabilizer disimpan di

    ruangan tersendiri bersuhu 16oC yang dilengkapi dengan timbangan.

    Stabilizer perlu dipersiapkan secara terpisah di stabilizer tank

    menggunakan bantuan air panas 90oC untuk melarutkan bahan-bahan tersebut.

    Stabilizer tank dilengkapi dengan agitator dan pompa transfer untuk

    mentransfer stabilizeryang telah larut ke dalam mixing tank.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    42/77

    menggunakan pompa sirkulasi hingga larut. Hal ini dilakukan dengan tujuan

    menyempurnakan pelarutan bahan-bahan karena blender mempunyai jalur

    yang sempit dan dilengkapi dengan motor. Di dalam mixing tankditambahkan

    air panas pada suhu 90oC untuk membantu pelarutan.

    Setelah bahan-bahan tersebut selesai disirkulasi lalu ke dalam mixing tank

    ditambahkan campuran dari stabilizer tank yang berisi stabilizer yang telah

    larut. Setelah itu dilakukan proses pengadukan di dalam mixing tank

    menggunakan agitatortanpa proses sirkulasi.Dari mixing tank campuran bahan-bahan tersebut dipompa ke deaerator

    dan strainer, lalu ke filter dengan ukuran lubang 300 m. Setelah itu dipompa

    keplate cooleruntuk didinginkan hingga suhu 6oC, dan dialirkan ke standard

    tankyang nantinya akan dicampur dengan susu pasteurisasi dan vitamin.

    4. Sterilisasi

    Campuran susu dan coklat dari standard tank dipompa menuju balance

    tank menggunakan pompa transfer yang selanjutnya dialirkan ke unit

    sterilisasi. Unit sterilisasi meliputi koil dan homogenizer. Koil merupakan

    tubular heat exchangeryang bertujuan untuk mensterilkan susu dengan cara

    pemanasan hingga suhu 142

    o

    C selama 4 detik.Homogenizerdigunakan untukmenyeragamkan ukuran partikel susu hasil mixing. Homogenisasi dengan

    homogenizerini mempunyai dua tahap. Tahap pertama menggunakan tekanan

    30 bar, dan tahap kedua menggunakan tekanan 250 bar.

    Setelah dihomogenisasi, susu mengalami pendinginan hingga suhu 28oC

    dengan alat cooling tower. Susu yang telah disterilisasi ini selanjutnya

    ditampung dalam aseptic tankyang berkapasitas 12 ton.

    5. Pengisian dan pengepakan

    Susu yang ditampung di dalam aseptic tank kemudian dialirkan ke mesin

  • 5/26/2018 F06ddp1

    43/77

    Carton pack untuk mengemas susu UHT harus melalui beberapa tahap

    sebelum proses pengisian. Pertama carton pack mengalami proses bottom

    sealing dengan pemanasan, lalu dedusting yang dilengkapi dengan sistem

    vakum untuk menghilangkan debu-debu kecil di dalam carton pack,

    dilanjutkan dengan pemanasan menggunakan steambersuhu 120oC, sterilisasi

    dengan H2O2, dan terakhir dikeringkan dengan pemanasan suhu 90oC sebelum

    menuju proses pengisian.

    Setelah dikemas, carton packdiberi kode di bagian atas kemasan. Sistempengkodean meliputi bulan dan tahun kadaluwarsa, tanggal produksi, asal

    tangki, dan urutan penggunaan tangki. Untuk produk susu UHT carton pack

    rasa cokelat memiliki umur simpan sekitar 1 tahun. Carton pack terdiri dari

    enam lapisan, lapisan tersebut berurutan dari bagian dalam yaitu polietilen,

    bonding agent, aluminium foil, polietilen, board, dan polietilen.

    Susu dalam kemasan tersebut kemudian dibawa oleh conveyor menuju

    downstream. Downstream ini meliputi buffer table, mesin penempel sedotan,

    divider machine, plastic wrapping machine dan mesin perekat karton.

    Diagram alir pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dilihat pada

    Lampiran 3.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    44/77

    V. METODOLOGI

    A. OBSERVASI LAPANG

    Observasi lapang dilakukan untuk mempelajari proses produksi susu

    Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) dan sistem pengendalian

    mutu, serta hubungannya dengan pengendalian proses secara statistik untuk

    menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji. Observasi lapang ini

    mencakup pengamatan proses produksi serta wawancara terhadap karyawan PT.Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas yang berhubungan dengan proses produksi

    susu Frisian Flag Coklat UHT serta pengendalian mutunya.

    B. STUDI PUSTAKA

    Studi pustaka dilakukan untuk membandingkan kondisi aktual yang ada di

    perusahaan dengan literatur yang berhubungan dengan ilmu yang telah dipelajari.

    Studi pustaka juga bertujuan untuk membantu analisis dalam pemecahan masalah

    yang dihadapi.

    C. PENGUMPULAN DATA

    Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil langsung daricontoh produk susu Frisian Flag Coklat UHT. Data diperoleh melalui tahap

    pengambilan dan pengukuran sampel.

    Sampel susu Frisian Flag Coklat UHT yang diambil adalah hasil akhir

    proses produksi setelah dikemas di dalam kemasan kotak combibloc, sebelum

    ditempeli sedotan dan sebelum dikemas ke dalam kardus. Frekuensi pengambilan

    sampel dilakukan setiap 4 jam sekali sebanyak 11 sampel untuk tiap line. Selama

    observasi untuk penelitian ini diambil 2 (dua) line produksi susu Frisian Flag

    Coklat UHT sehingga jumlah total sampel yang diambil per hari adalah 132 buah

    sampel (66 sampel tiap line)

  • 5/26/2018 F06ddp1

    45/77

    combiblocyang akan masuk ke dalam filling. Penentuan pengambilan sebanyak

    10 kemasan kotak combibloc kosong diuji sebelumnya menggunakan uji ANOVA

    (OMahony, 1986). Sebanyak 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 50 kemasan

    kotak combiblockosong ditimbang sebanyak 2 kali ulangan, selanjutnya masing-

    masing hasilnya dirata-rata. Data 10 kemasan kotak combibloc kosong susu

    Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dapat dilihat pada Lampiran 4 dan data 10

    kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml dapat dilihat

    pada Lampiran 6. Selanjutnya data tersebut diuji menggunakan uji ANOVAdengan softwareSPSS versi 11.0. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada Lampiran

    5 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dan

    Lampiran 7 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200

    ml. Hasil uji ANOVA pada Lampiran 5 dan Lampiran 7 menunjukkan bahwa

    jumlah sampel kotak combibloc tidak berpengaruh nyata pada rata-rata bobot

    kotak combibloc. Hal ini berarti bahwa bobot kotak combibloc adalah seragam.

    Berapapun jumlah kotak yang diambil sebagai sampel akan mendapatkan bobot

    yang sama. Namun demikian dalam kajian ini diambil 10 kotak combibloc.

    Jumlah 10 buah kemasan kotak combibloc kosong diambil berdasarkan ketentuan

    Deperindag nomor 31/DJPDN/Kep/XI/1999 (Deperindag, 1999).

    Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital sehingga

    diperoleh bobot bersih susu Frisian Flag Coklat UHT berupa gram. Bobot (gram)

    yang diperoleh tersebut kemudian dibagi dengan bobot jenis susu Frisian Flag

    Coklat UHT seperti yang tertera pada Tabel 4 untuk mendapatkan angka volume

    bersihnya dalam satuan ml sesuai dengan yang tertera pada label. Daftar bobot

    jenis tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi dari Departemen Quality Control

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Bendera Cair Coklat (BCCO)

    merupakan kode PT. Frisian Flag Indonesia untuk susu Frisian Flag Coklat UHT.

    Pengukuran volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High

  • 5/26/2018 F06ddp1

    46/77

    Ditimbang sampel susu yang telah dikemas dengan combibloc(Wa)

    Ditimbang 10 combiblockosong lalu hasilnya dirata-rata (Wb)

    Volume bersih (ml) = Wa (g) Wb (g)

    Bobot jenis susu

    Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml)

    Tabel 4. Spesifikasivolume bersih liquid carton pack

    No. Deskripsi Bobot

    Jenis

    Volume bersih

    (ml)

    Bobot bersih (g)

    1. BCCO cartonpack36 x

    115 mlActive Care

    1.068 115 122.8

    2. BCCO cartonpack36 x

    200 mlActive Care

    1.068 200 213.6

    Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas,

    Jakarta

    D. TEKNIK ANALISIS DATATeknik analisa data yang dilakukan adalah : 1) Bagan kendali X-bar dan R,

    2)Brainstorming, 3) Diagram sebab-akibat (fishbone diagram) dan 4) Kapabilitas

    proses apabila proses sudah terkendali. Data yang diperoleh diolah menggunakan

    software Minitab 14.12 (Anonim, 2006 a).

    1. Bagan kendali X-bar dan R

    Menurut Ishikawa (1982), langkah-langkah untuk membuat bagan kendali

    X-bar dan R adalah :

    Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama

    dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

  • 5/26/2018 F06ddp1

    47/77

    b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atausifat yang berbeda.

    Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran

    subgrup dan digambarkan dengan n, jumlah subgrup

    dilambangkan dengan k.

    Langkah 3. Catat data pada lembaran data.

    Langkah 4. Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran

    subgrup).Langkah 5. Cari kisaran R (selisih x terbesar dan x terkecil) untuk tiap

    subgrup.

    Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X-bar), yaitu harga X keseluruhan

    dibagi k (jumlah subgrup).

    Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi

    dengan k.

    Langkah 8. Hitung batas-batas pengendalian.

    Bagan kendali X-bar :

    Garis pusat CL (Control Limit) = X-bar

    Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = X-bar + A2 R

    Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = X-bar A2 RBagan kendali R :

    Garis pusat CL (Control Limit) = R

    Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = D4 R

    Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = D3 R

    Angka-angka koefisien A2, D3 dan D4 yang digunakan dalam perhitungan

    dapat dilihat pada Lampiran 8.

    Langkah 9. Susun bagan kendali.

    Langkah 10. Gambar titik-titik X-bar dan R untuk setiap subgrup pada garis

    vertikal yang sama

  • 5/26/2018 F06ddp1

    48/77

    2.Brainstorming

    Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam melakukan

    brainstorming adalah sebagai berikut :

    a. Menyatakan masalah secara jelas.b. Semua anggota kelompok harus berpikir dan memberikan ide dan tidak

    boleh mengkritik atau mengomentari serta langsung dicatat.

    c. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu ranking dari ide-ide ataurespon yang diterima.

    d. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide terbaik dari berbagai ide-ideterbaik dari berbagai ide atau respon yang dikemukakan.

    3. Diagram sebab-akibat (fishbone diagram)

    Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam pembuatan diagram

    sebab-akibat dapat dikemukakan sebagai berikut :

    a. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting danmendesak untuk diselesaikan

    b. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakanakibat (effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),

    kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkanpernyataan masalah itu dalam kotak.

    c. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhimasalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak.

    Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan

    melalui stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor manusia,

    mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran,

    dan lain-lain, atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam

    proses. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan

    melalui brainstorming

  • 5/26/2018 F06ddp1

    49/77

    e. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-

    penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.

    f. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktorpenting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap

    karakteristik mutu.

    4. Kapabilitas proses

    Rumus untuk menentukan kapabilitas proses adalah (Gaspersz, 1998) :

    = R / d2

    CP = (USL LSL) / 6

    CPk = min (CPL, CPU), dimana

    CPL = (X-bar LSL) / 3

    CPU = (USL X-bar) / 3

    Nilai d2 dapat dilihat pada Lampiran 8.

    Keterangan :

    Cp = Indeks kapabilitas proses (Process Capability Index)

    Cpk = Indeks performansi Kane (Kane Performance Index)

    USL = Batas spesifikasi atas (Upper Spesification Limit)

    LSL = Batas spesifikasi bawah (Lower Spesification Limit)

    CPL = Indeks performansi bawah (Lower Performance Index)

    CPU = Indeks performansi atas (UpperPerformance Index)

    = Simpangan baku

  • 5/26/2018 F06ddp1

    50/77

    VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN

    PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas selama ini belum pernah

    mengaplikasikan Statistical Process Controldalam kegiatan produksinya. Sebagai

    langkah awal, dilakukan pengaplikasian Statistical Process Control untuk

    menganalisa data volume bersih pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT.

    Volume bersih produk harus sesuai dengan spesifikasi perusahaan agarkonsumen maupun produsen tidak dirugikan. Apabila volume bersih kurang dari

    spesifikasi, konsumen akan dirugikan, sedangkan apabila lebih dari spesifikasi

    maka akan terjadi give away.Give away adalah banyaknya produk berlebih yang

    diberikan kepada konsumen berdasarkan standar yang tertera dalam label. Give

    away yang sangat besar akan menimbulkan pembengkakan biaya produksi yang

    seharusnya tidak perlu terjadi. Selain itu pengukuran variasi volume bersih dapat

    berfungsi untuk melihat kinerja karyawan apakah dapat menghasilkan produk

    sesuai spesifikasi perusahaan atau tidak. Sebelum Statistical Process Control

    diaplikasikan, PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas hanya mengambil data

    dengan mengambil 4 (empat) carton packper shiftuntuk dilihat apakah produksi

    saat itu sesuai dengan spesifikasi atau tidak tanpa pengolahan data lebih lanjutsehingga data tidak dapat dianalisis.

    Tahap awal analisis performa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT

    dilaksanakan dengan melakukan observasi secara langsung di PT. Frisian Flag

    Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data

    faktual/informasi faktual tentang proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT

    dan permasalahan yang sering terjadi, khususnya untuk permasalahan yang

    mempengaruhi volume bersih produk. Dalam tahap ini, tehnik dasar pengendalian

    mutu yang digunakan adalah bagan kendali X-bar dan R. Bagan kendali X-bar

    (rata rata) dan R (range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai

  • 5/26/2018 F06ddp1

    51/77

    ini diolah menggunakan bagan kendali X-bar dan R. Produk diambil setiap 4 jam

    sekali sehingga subgrupnya adalah 4 jam sekali. Ukuran subgrup (n) adalah 11

    carton pack. Pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml jumlah

    subgrupnya (k) adalah 52, sedangkan untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT

    200 ml jumlah subgrupnya (k) adalah 22.

    Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 untuk

    susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml, serta Gambar 7 dan Gambar 8

    untuk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml. Gambar 5 sampai denganGambar 8 memperlihatkan bahwa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT

    volume 115 ml dan 200 ml baik line 1 dan line2 belum terkendali secara statistik.

    Untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml line1 berada

    pada UCL (Upper Control Limit) 115.514 ml sampai LCL (Lower Control Limit)

    114.318 ml dengan CL (Control Limit) 114.926 ml. Padaline2, UCL 115.458 ml

    dan LCL 114.463 ml dengan CL 114.960 ml. Untuk produk susu Frisian Flag

    Coklat UHT volume 200 ml line 1 berada pada UCL 200.669 ml sampai LCL

    198.856 ml dengan CL 199.762 ml. Pada line 2, didapatkan UCL 199.271 ml dan

    LCL 197.778 ml dengan CL 198.525 ml.

    Berdasarkan keempat bagan kendali tersebut, dapat dilihat bahwa banyak

    titik yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Selain itujuga terdapat beberapa pola random yang ditunjukkan oleh titik-titik merah di

    dalam kisaran batas kendali atas dan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa proses

    pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT belum memenuhi kriteria proses yang

    terkendali secara spesifik karena masih mengandung variasi penyebab khusus

    (special-causes variation) dan variasi penyebab umum (common-causes

    variation). Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau

    operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output

    (barang/jas yang dihasilkan).

  • 5/26/2018 F06ddp1

    52/77

    Subgrup

    Volume(ml)

    51464136312621161161

    116

    115

    114

    113

    __X=114.926

    UC L=115.514

    LCL=114.338

    Subgrup

    Kisaranvolume(ml)

    51464136312621161161

    4

    3

    2

    1

    0

    _R=2.061

    UC L=3.596

    LCL=0.527

    1

    11

    11

    11

    2

    2

    222

    2

    1

    5666

    1

    6

    1

    55

    1

    1

    1

    5

    1

    1

    11

    Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 1 (21 Februari - 2 Mei 2006)

    Gambar 5.Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml

    line 1

    Subgrup

    Volume(

    ml)

    51464136312621161161

    116.0

    115.5

    115.0

    114.5

    114.0

    __X=114.960

    UC L=115.458

    LCL=114.463

    Kisaranvolume

    (ml)

    51464136312621161161

    3

    2

    1

    0

    _R=1.746

    UC L=3.045

    LCL=0.446

    1

    11

    1

    65

    51

    1

    1

    4

    1

    66666

    1

    5

    1

    1

    1

    Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 2 (21 Februari - 2 Mei 2006)

  • 5/26/2018 F06ddp1

    53/77

    Subgrup

    Volume(ml)

    21191715131197531

    200.5

    200.0

    199.5

    199.0

    198.5

    __X=199.762

    UC L=200.669

    LCL=198.856

    Subgrup

    Kisaranvolume(ml)

    21191715131197531

    6.0

    4.5

    3.0

    1.5

    0.0

    _R=3.179

    UC L=5.546

    LCL=0.813

    1

    1

    6

    5

    1

    1

    Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 1 (2 Maret - 8 Mei 2006)

    Gambar 7.Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml

    line 1

    Subgrup

    Volume(ml)

    21191715131197531

    200

    199

    198

    197

    196

    __X=198.525

    UC L=199.271

    LCL=197.778

    Kisaranvolume

    (ml)

    21191715131197531

    8

    6

    4

    2

    0

    _R=2.619

    UC L=4.568

    LCL=0.669

    11

    1

    1

    5

    1

    1

    11

    1

    Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 2 (2 Maret - 8 Mei 2006)

  • 5/26/2018 F06ddp1

    54/77

    Menurut Anonim (2006 a), suatu proses yang menunjukkan keadaan tidak

    terkendali jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

    1. Satu atau beberapa titik berada diluar batas kendali2. Sembilan titik berurutan berada pada sisi yang sama dari garis tengah3. Enam titik berurutan naik atau turun4. Empat belas titik berurutan bergantian naik dan turun5. Dua dari tiga titik berurutan berada pada posisi > 2 standar deviasi dari

    garis tengah pada sisi yang sama6. Empat dari lima titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari

    garis tengah pada sisi yang sama

    7. Lima belas titik berurutan berada dalam posisi 1 standar deviasi darigaris tengah

    8. Delapan titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari garistengah

    Variasi penyebab khusus (special-causes variation) adalah kejadian-

    kejadian diluar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus

    ini mengambil pola-pola non acak (non random patterns) sehingga dapat

    diidentifikasi/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi

    memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi.

    Dalam konteks pengendalian proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam

    konteks pengendalian proses statistikal menggunakan bagan kendali atau kontrol

    (control chart), jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang

    melewati atau keluar dari batas-batas pengendalian yang didefinisikan (defined

    control limit) (Gaspersz, 1998).

    Variasi penyebab umum (common-causes variation) adalah faktor-faktor

    di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya

    variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering disebut juga

    sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem (system causes)

  • 5/26/2018 F06ddp1

    55/77

    sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang berada dalam batas-batas

    pengendalian yang didefinisikan (defined control limits) (Gaspersz, 1998).

    Variasi penyebab umum selalu terjadi pada proses produksi. Tantangannya

    adalah bagaimana memperkecil variasi tersebut. Dengan mengecilnya variasi

    penyebab umum (tanpa adanya variasi penyebab khusus) maka kemampuan

    proses produksi untuk menghasilkan produk yang lebih homogen akan lebih

    terjamin.

    Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen

    harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab

    khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya

    disebabkan oleh variasi penyebab umum.

    B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAHPenyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dicari

    melalui tehnik brainstorminguntuk mengidentifikasi permasalahan yang hasilnya

    dapat dilihat pada diagram Ishikawa (Gambar 9). Identifikasi permasalahan

    dimaksudkan untuk mengenali sumber permasalahan. Brainstormingdiikuti oleh

    Plant Manager, QA Manager, Processing Manager (Processing Liquid and

    Packing), Production Manager (Sweet Condensed Milk), Production Manager

    (Can Making), Engineering Manager, Supervisor, Foreman dan Operator.

    Brainstorming ini dipimpin oleh QC Manager Plant Ciracas. Untuk membuat

    diagram Ishikawa, pertama-tama ditentukan dahulu akibat (effect) yang

    merupakan kepala ikan pada sisi sebelah kanan kertas. Akibat yang

    dimaksudkan disini adalah variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT.

    Faktor penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT

    digolongkan ke dalam empat faktor utama sebagai tulang besar yaitu manusia,

    mesin, metode dan manajemen.

    1 Manusia

    b hif j hi ki j di hif 3 (23 00 07 00

  • 5/26/2018 F06ddp1

    56/77

    berupa shift juga mempengaruhi kinerja dimana saat shift 3 (23.00 07.00

    WIB) terdapat kemungkinan karyawan akan lebih mengantuk dibandingkan

    dengan shift1 dan 2 dimana hal ini mempengaruhi ketelitian dan awareness

    dalam bekerja.

    Ketika mesin filling start up (baru mulai berjalan) selalu membutuhkan

    waktu untuk stabil. Sehingga frekuensi pengecekan volume bersih di awal

    start lebih diperketat. Biasanya hal ini terjadi ketika pergantian produk atau

    setelah CIP (Clean In Place). Apabila setelah ditransfer lalu proses filling

    langsung dilanjutkan, maka aliran produk ke dalam kaleng tidak akan stabil

    sehingga mempengaruhi volume bersih di dalamnya.

    Pengetahuan pekerja dapat ditentukan dari lama bekerja, latihan yang

    diberikan, dan tingkat pendidikannya. Semakin lama ia bekerja, semakin

    banyak pengalamannya dan semakin terampil dalam pekerjaannya. Pendidikan

    yang cukup akan membantu pekerja untuk cepat memahami segala hal yang

    menyangkut pekerjaannya, sehingga memudahkan dalam penanganan

    masalah-masalah yang terjadi.

    Reward dapat menimbulkan semangat untuk bekerja lebih optimal.

    Reward dapat berupa bonus atau komisi. Reward dapat diberikan kepada

    individu yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk

    yang dihasilkan.

    Kenyamanan dalam bekerja dapat berpengaruh pada kegiatan

    pengendalian volume bersih. Apabila suasana bekerja tidak nyaman akan

    mengakibatkan pekerja kurang termotivasi sehingga kurang maksimalnya

    perhatian dalam bekerja.

    2. Metode

    Selain sampling oleh Departemen Quality Control, operator juga

    mengambil empat buah sampel tiap jamnya untuk menyesuaikan volume

    b ik di b k hi bil t j di k tid k i k

  • 5/26/2018 F06ddp1

    57/77

    sebaiknya diperbanyak sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian, maka

    langsung dapat dilakukan penyesuaian terhadap settingmesin.

    3. Mesin

    Mesin/peralatan yang berpengaruh terhadap variasi volume bersih adalah

    homogenizer, tegangan listrik, outlet valvedan PLC (Process Logic Control).

    Pemeliharaan mesin/peralatan merupakan salah satu faktor yang juga

    mempengaruhi variasi volume bersih. Pemeliharaan mencakup kalibrasi PLC,

    pengecekan homogenizer, outletvalve, pengecekan pelumas, dan pembersihan

    filler.PLC berpengaruh terhadap pengukuran volume bersih produk di dalam

    mesin yang akan dikeluarkan melalui outlet valve.Homogenizerberpengaruh

    terhadap homogenitas produk sehingga apabila terjadi kerusakan atau

    ketidakstabilan kinerja pada homogenizer akan berpengaruh terhadap ukuran

    partikel produk. Apabila ukuran partikel produk tidak stabil akan berpengaruh

    signifikan terhadap volume bersih dimana filling machine disetting

    berdasarkan volumetrik, bukan beratnya. Kebocoran dan kontaminasi yang

    mungkin terjadi pada outlet valve dapat mengakibatkan kestabilan aliran

    produk terganggu, sehingga harus diadakan pengecekan dan pembersihan rutin

    terhadap outlet valve. Pelumas mempengaruhi kinerja mesin secara

    keseluruhan sehingga pengecekan pelumas secara rutin perlu diperhatikan.

    Tegangan listrik sangat mempengaruhi kinerja mesin tersebut. Apabila

    tegangan listrik tidak stabil, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap

    kestabilan kinerja filling machine. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas

    belum mempunyai sumber listrik cadangan yang mampu mengatasi

    ketidakstabilan tegangan listrik. Gensethanya digunakan ketika aliran listrik

    dari PLN putus. Selain itu juga dibutuhkan stabilizer agar aliran listrik

    cenderung stabil.

    manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di

  • 5/26/2018 F06ddp1

    58/77

    manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di

    dalam pabrik.

    C. CORRECTIVE ACTION PLANS

    Penerapan Statistical Process Control dalam pengontrolan volume bersih

    untuk selanjutnya agar Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan

    mudah dalam mengontrol parameter mutu tersebut. Selain itu perlu diadakannya

    pelatihan SPC untuk karyawan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas sehingga

    lebih memahami aplikasi dari SPC tersebut dan meningkatkan ketelitian operator.

    Mesin timbangan untuk mengukur volume bersih dipindah ke tempat yang

    tidak terpengaruh AC (Air Conditioner) sehingga pengukuran volume bersih akan

    lebih akurat. Selain itu pengawasan pada shift 3 dari pihak manajemen

    ditingkatkan agar awareness operator semakin tinggi.

    Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung

    untuk mengetahui tingkat kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang

    sesuai dengan keinginan konsumen. Kapabilitas proses tidak dianalisis pada

    penelitian ini karena data pada bagan kendali belum terkendali secara statistik.

    Sehingga konstanta yang terdapat pada Lampiran 6 hanya digunakan untuk

    menghitung bagan kendali dan tidak digunakan untuk menghitung kapabilitas

    proses.

    Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sebagai syarat untuk

    mengimplementasikan Total Quality Management (TQM). GKM adalah suatu

    kelompok karyawan, dari area kerja yang sama atau mempunyai cara kerja yang

    berbeda tapi mempunyai keterkaitan persoalan yang sama, yang melakukan

    pertemuan secara teratur mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan

    persoalan untuk pemeliharaan, perbaikan dan atau peningkatan mutu (Anonim,

    2006 b). Apabila GKM sudah terlaksana, TQM dapat diterapkan dengan baik.

    TQM adalah pendekatan manajemen dalam organisasi yang berfokus kepada

  • 5/26/2018 F06ddp1

    59/77

    45

    Homogenizer

    Sedikit

    Frekuensi

    Jumlah sampel

    45

    Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT

    Kenyamanan

    dalam bekerja

    Reward

    Motivasi

    Jumlah pekerja

    Jam kerja

    (shift)

    Ketelitian

    Pengalaman/

    lama bekerja

    PelatihanPendidikan

    Keterampilan/keahlian

    Sampling

    Pelumas

    Kebocoran

    PLC

    Kestabilan

    CleaningPengecekan

    Outlet valve

    Kalibrasi

    Tegangan listrik

    Variasi volume

    bersih susu Frisian

    Flag Coklat UHT

    Mesin

    Manusia Metode

    Kontaminasi

    Pengecekan Stabilizer

    Manajemen

    Pengawasan

    pada shift3

    Kurang

    Pengecekan

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN

  • 5/26/2018 F06ddp1

    60/77

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan analisis bagan kendali Xbar-R, dapat disimpulkan bahwa

    mutu proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume

    bersih belum terkendali secara statistik. Hasil analisis diagram sebab akibat yang

    diperoleh dari hasil brainstorming menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

    berpengaruh terhadap keragaman mutu utama volume bersih adalah manajemen,

    metode, mesin, dan manusia. Faktor yang termasuk ke dalam manajemen adalah

    pengawasan pada shift 3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk

    manusia, faktor-faktornya adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta

    motivasi dalam bekerja. Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik,

    PLC, dan outlet valve.

    B. SARAN

    1. Menerapkan Statistical Process Control (SPC) dalam mengambil data agarDepartemen Quality Control dapat dengan cepat dan mudah dalam

    mengontrol mutu.

    2. Perlu diadakannya pelatihan SPC untuk meningkatkan ketelitian operator.3. Mesin timbangan dipindah ke tempat yang tidak terkena pengaruh angin

    secara langsung yang berasal dari AC.

    4. Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitunguntuk mengetahui kemampuan proses dalam menghasilkan produk sesuai

    dengan spesifikasi.

    5. Pengawasan pada shift 3 perlu ditingkatkan sehingga awarenesspekerja akansemakin tinggi.

    6. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) untuk implementasi Total QualityManagement (TQM)

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/26/2018 F06ddp1

    61/77

    Anonim. 2006 a. Meet Minitab Release 14 for Windows.http://www.minitab.com, Minitab-Making Statistics and Process

    Improvement Easier [10 Juni 2006].

    Anonim.