f06ddp1
TRANSCRIPT
-
5/26/2018 F06ddp1
1/77
SKRIPSI
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM
PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT
UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
Oleh
DARMASTUTI DIAN PRATIWI
F24102106
-
5/26/2018 F06ddp1
2/77
Darmastuti Dian Pratiwi. F24102106.Aplikasi Statistical Process Control (SPC)
Dalam Pengendalian Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra
High Temperature) Di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.Di
bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. (2006)
RINGKASAN
Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yangdilakukan melalui cerminan/gambaran statistik pergerakan data diantara rentang
batas toleransi penyimpangan tertentu. Metodologi yang dilakukan mencakup
pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Penentuan dan interpretasi dari
pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan dapat menjelaskan baik tidaknya
suatu proses atau operasi. Tujuan utama pengendalian proses ini adalah untuk
peningkatan kualitas proses produksi agar dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan, serta mengurangi kerugian yang dapat dialami produsen.
Pengendalian proses yang dikaji selama periode magang di PT. Frisian
Flag Indonesia Plant Ciracas adalah proses pengolahan susu Frisian Flag Coklat
UHT (Ultra High Temperature). Salah satu karakteristik mutu dari produk ini
adalah volume bersihnya. Kurang cermatnya pengendalian proses pembuatan susu
Frisian Flag Coklat UHT menyebabkan parameter mutu tersebut beragam dan
sering menyimpang dari spesifikasi. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah
mengkaji penyimpangan volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT melalui
penggunaan bagan kendali, serta menganalisa penyebab-penyebab penyimpangan
tersebut.
Metode yang dilakukan adalah melalui observasi lapang yang mencakupwawancara dan pengamatan, dilanjutkan dengan studi pustaka, pengambilan data
dan analisa. Proses pengambilan dan metode pengukuran contoh yang dilakukan
sama seperti pengendalian volume bersih yang dilakukan oleh Departemen
Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Analisis data
yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik bagan kendali proses (control
chart) X-bar dan R Untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin berpengaruh
terhadap variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT digunakan teknik
brainstormingdan pembuatan diagram sebab-akibat.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mutu proses produksi susu Frisian
Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume bersih belum terkendali secara
statistik. Pada bagan kendali X-bar susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml
line 1 didapatkan CL (Control Limit) nya adalah 114.926 ml dan 2.061 ml untuk
bagan kendali R. CL pada line2 adalah 114.960 ml untuk bagan kendali X-bar
dan 1 746 ml untuk bagan kendali R Pada bagan kendali X bar susu Frisian Flag
-
5/26/2018 F06ddp1
3/77
shift3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk manusia, faktor-faktornya
adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta motivasi dalam bekerja.
Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik, PLC (Process Logic
Control), dan outlet valve.
-
5/26/2018 F06ddp1
4/77
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM
PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT
UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DARMASTUTI DIAN PRATIWI
F24102106
-
5/26/2018 F06ddp1
5/77
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM
PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT
UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DARMASTUTI DIAN PRATIWI
F24102106
Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1985
Tanggal lulus : 21 Juli 2006
Menyetujui,
Bogor, Agustus 2006
Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc.
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
-
5/26/2018 F06ddp1
6/77
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari
1985. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara putri
pasangan Drs. Hadi Hardjono dan Rini Gayatri Suryowati.
Penulis memulai pendidikan formalnya pada tahun 1988-1990
di TK Regency Jakarta. Pendidikan SD ditempuh pada tahun
1990-1996 di SD Yasporbi I Jakarta. Pada tahun 1996-1999
penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Yasporbi I
Jakarta. Selepas SMP, penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Labschool
Rawamangun Jakarta hingga tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima
sebagai mahasiswa IPB pada Departemen Teknologi Pangan dan Gizi (yang saat
ini menjadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas TeknologiPertanian IPB melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Selama kuliah penulis aktif di beberapa organisasi baik di dalam maupun
di luar kampus, yaitu menjadi staf di World Wildlife FundIndonesia,Cat Fancy
Indonesia, HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan),Food
Chat Club, IAAS (International Association of Students in Agricultural and
Related Sciences) Local Committee IPB, dan fgW student Forum. Selain itu,
penulis juga pernah mengikuti berbagai macam kepanitiaan yang diadakan oleh
organisasi-organisasi tersebut. Selama menjadi mahasiswa di IPB penulis
memperoleh beberapa penghargaan yaitu juara pada The 4th
National Student
Paper Competition on Food Issues, dan juara menulis Surat Kritik dan Saran
untuk Menteri Pertanian Republik Indonesia. Selain itu penulis juga terpilih dalamkegiatan Unilever Business Week 2005. Untuk kegiatan akademik, penulis terpilih
menjadi Asisten Praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pangan.
Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana penulis melakukan kegiatan
magang selama empat bulan di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas Jakarta
-
5/26/2018 F06ddp1
7/77
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
serta karunia sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini :
1. Dr.Ir.Yadi Haryadi, M.Sc atas bimbingannya selama penulis menjadimahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.
2. Ir. Maya Surjadewi selaku pembimbing lapang yang telah meluangkanwaktunya untuk membimbing dan memberikan perhatian selama penulis
magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.
3. Bapak Kumpul Gunadi yang telah memberikan kesempatan pada penulisuntuk menyelesaikan tugas akhir di PT. Frisian Flag Indonesia PlantCiracas, Jakarta.
4. Dr. Ir. Muhamad Arpah, M.Si dan Ir. Budi Nurtama, M.Agr ataskesediaannya menguji penulis saat ujian akhir sarjana serta atas saran-
saran yang sangat berharga bagi perbaikan skripsi ini.
5. Keluarga penulis, Papa, Mama, serta Mas Bayu yang selalu mendukungpenulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
6. Tri Pujihartono yang telah memberikan dukungan, perhatian, bantuan,serta semangat. Terimakasih atas hari-hari yang luar biasa selama magang.
7. Bu Retno, Pak Aryo, Pak Priyo, Pak Thomas, Bu Antie, Pak Hari, MbakWiwik, Pak Bambang, Pak Ananto, Mbak Pungki, Mas Hendra, Pak Erik,
Pak Teguh, Pak Togam, Meneer Ekke, Mr. Sardar, Pak Muhaemin, PakCece, Pak Bahri, serta Pak Iwat yang selalu membantu dan mendukung
penulis selama magang. Terimakasih karena banyak sekali pelajaran yang
dapat penulis peroleh dari semuanya.
8 Zarina dan Dadik atas ketulusannya dalam membantu penulis mengurus
-
5/26/2018 F06ddp1
8/77
9. Desma, Kak Gembit, Mas Reza, Budiman, serta Yoseph yang telahmemberikan masukan-masukan berharga untuk penyelesaian skripsi ini.
10.Woro, Elvina, Ribka, Randy, Adrinal, Farah, Putra, Nanda, Arti, Kanyaka,Yudhan, Yulizar, Irene, Alina, Didin, Steisi, Ajeng, Irwan, Tisa, Dora,
Nuy, Novi, Dita, Kak Ivan, Mario, Kak Opik, Juki, Ponde, Agung,
Devina, Nindi, David, Ika, Mas Faisal dan Mas Denny atas dukungan serta
kebersamaannya dengan penulis disaat-saat penulis membutuhkan
penyegaran dalam membuat tugas akhir. Serta seluruh teman-teman D1
(Arvi, Ratry, Inggrid dan tentunya Woro) atas kerjasamanya yang luar
biasa selama penulis menjadi mahasiswa di IPB.
11.Tasya, Epin, Dita, Dewi, Alma, Iyas, Widhi, Fathur, Dicky, VJ, Utiek,Nissa, Lukman, dan Ika, teman-teman seperjuangan dari SMU Labschool
Rawamangun Jakarta yang selalu mendukung dan menemani penulis.12.Teman-teman Unilever Business Week2005, Bee, Pandu, Aldi, Bondan,
Hendry, Lady, Dinda, Adi, Anjar, Celly, Shinta, Lia, Oche, Achie, Mas
Ferry, Andrew, Neneng, Arya dan Gatot yang tidak pernah berhenti
menyemangati penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulismengucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, Juli 2006
Penulis
-
5/26/2018 F06ddp1
9/77
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
I. PENDAHULUAN ......................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...........................................................................B. TUJUAN ................................................................................................
1.Umum .................................................................................................2.
Khusus ...............................................................................................
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN .....................B. PRODUK YANG DIHASILKAN ........................................................C. LOKASI PABRIK .................................................................................
1.Tata Letak Pabrik ..............................................................................2. Tenaga dan Utilitas ............................................................................ D.
D. MANAJEMEN ......................................................................................
1. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................
2. Ketenagakerjaan ...............................................................................
III. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
A. MUTU ...................................................................................................B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK ..........................
C. BRAINSTORMING ................................................................................
D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM) ....................
E BAGAN KENDALI
i
iii
vi
vii
vii
1
1
2
2
24
4
5
6
6
7
11
11
12
14
1415
16
17
18
-
5/26/2018 F06ddp1
10/77
IV. PROSES PRODUKSI SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT
(ULTRA HIGH TEMPERATURE) .......................................................A. BAHAN BAKU ....................................................................................
1. Susu Segar (Fresh Milk) ...................................................................
2. Skim Milk Powder(SMP) .................................................................
3. Gula (Sukrosa) ..................................................................................
4. Bubuk Coklat (Cocoa Powder) .........................................................
5. Vitamin ..............................................................................................
6. Stabilizer ...........................................................................................
B. PROSES PENGOLAHAN ....................................................................
1. Penerimaan Susu Segar (Fresh Milk) dan Pasteurisasi .....................
2. Persiapan Bahan ................................................................................
3.Mixing ...............................................................................................4. Sterilisasi ...........................................................................................
5. Pengisian dan Pengepakan ................................................................
V. METODOLOGI........................................................................................
A. OBSERVASI LAPANG .......................................................................
B. STUDI PUSTAKA ................................................................................
C. PENGUMPULAN DATA .....................................................................
D. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................
1. Bagan Kendali X-bar dan R ..............................................................
2.Brainstorming ...................................................................................
3. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) ....................................
4. Kapabilitas Proses .............................................................................VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN ................................
B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAH ...............................................
1 Manusia
2323
23
24
24
25
25
25
26
26
27
2728
28
30
30
30
30
32
32
34
34
3536
36
41
41
-
5/26/2018 F06ddp1
11/77
46
4646
47
49
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
A. KESIMPULAN ......................................................................................B. SARAN .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
-
5/26/2018 F06ddp1
12/77
5
23
24
32
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas .....................................................................................
Tabel 2. Komposisi kimiawi rataan susu sapi dan variasinya ...............
Tabel 3. Sumber susu segar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ..
Tabel 4. Spesifikasivolume bersih liquid carton pack .........................
-
5/26/2018 F06ddp1
13/77
18
19
21
32
38
38
39
39
45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat ................................................
Gambar 2. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali ......................
Gambar 3. Gambar bagan kendali secara umum ......................................
Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml) .........................
Gambar 5. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115
ml line 1 ..................................................................................
Gambar 6. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115
ml line 2 ...................................................................................
Gambar 7. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200
ml line 1 ...................................................................................Gambar 8. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200
ml line 2 ..................................................................................
Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag
Coklat UHT .............................................................................
-
5/26/2018 F06ddp1
14/77
50
51
52
53
54
55
56
57
58
6062
63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ...
Lampiran 2. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi ....
Lampiran 3. Diagram alir proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT
Lampiran 4. Data carton packBCCO 115 ml ntuk uji ANOVA ..................
Lampiran 5. Uji ANOVA untuk carton packBCCO 115 ml .......................
Lampiran 6. Data carton packBCCO 200 ml untuk uji ANOVA ................
Lampiran 7. Uji ANOVA untuk carton packBCCO 200 ml .......................
Lampiran 8. Konstanta bagan kendali ...........................................................
Lampiran 9. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line1
Lampiran 10. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line2Lampiran 11. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line1
Lampiran 12. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line2
-
5/26/2018 F06ddp1
15/77
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGEra globalisasi mengakibatkan perubahan yang cukup besar di dalam
dunia usaha termasuk industri manufaktur serta perdagangan barang dan jasa. Era
pasar bebas yang pada prinsipnya tidak ada pembatasan di dalam perdagangan
antar negara, menyebabkan setiap produk yang berupa barang dan jasa dari
berbagai negara dapat masuk ke Indonesia secara bebas, demikian pula
sebaliknya. Hal ini menimbulkan ketatnya persaingan di tingkat produsen
(perusahaan) di dalam menawarkan produknya ke konsumen. Persaingan yang
terjadi bukan hanya dilihat dari seberapa tinggi tingkat produktivitas perusahaan,
namun lebih cenderung ke arah seberapa rendah tingkat harga yang ditawarkan
produsen ke konsumen dengan mutu yang lebih baik.Untuk menjaga konsistensi mutu produk dan jasa yang dihasilkan dan
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian mutu
(quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian mutu yang
berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan
penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu
yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat
mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi
tidak terulang lagi (Ariani, 1999).
Salah satu teknik kegiatan pengendalian mutu yang dapat digunakan suatu
industri adalah pengendalian mutu secara statistik (Statistical Process Control).
Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yang dilakukan
melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif selama berlangsungnya proses
produksi, serta penentuan dan intrepretasi hasil pengukuran-pengukuran yang
telah dilakukan, sehingga diperoleh gambaran yang menjelaskan baik tidaknya
suatu proses untuk peningkatan mutu produk agar memenuhi kebutuhan dan
-
5/26/2018 F06ddp1
16/77
jumlahnya semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen
terhadap produksi susu relatif meningkat dan masyarakat semakin mengertipentingnya kebutuhan akan gizi, sehingga keberadaannya sangat penting. Salah
satu industri yang bergerak di bidang pengolahan susu adalah PT. Frisian Flag
Indonesia, Jakarta.
Kegiatan magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas difokuskan
pada pengendalian volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High
Temperature). Produk Frisian Flag Coklat UHT merupakan produk susu UHT
yang paling banyak diproduksi di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas,
Jakarta. Ketidaktepatan volume bersih produk akan berdampak kerugian terhadap
salah satu pihak, dalam hal ini produsen atau konsumen. Apabila volume bersih
lebih tinggi dari spesifikasi, pihak produsen akan dirugikan dan pihak konsumen
akan diuntungkan, demikian pula sebaliknya.
B. TUJUAN1. Umum
a. Memberi kesempatan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan profesiyang didapat untuk menganalisa, mengobservasi, serta memecahkan
masalah yang ada di dalam industri pangan.
b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan profesi sertamenambah pengalaman mahasiswa melalui penerapan ilmu, latihan kerja,
dan pengamatan.
c. Melatih ketrampilan, sikap kooperatif, serta kemampuan dalamberkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat luas sebagai suatu
persiapan untuk memasuki dunia kerja nyata.
d. Memperkenalkan dan memberikan gambaran nyata dunia industri beserta
permasalahan yang ada di dalamnya.
-
5/26/2018 F06ddp1
17/77
b. Mengaplikasikan teknik brainstorming untuk menyusun diagram sebab-akibat.
c. Menyusun diagram sebab-akibat untuk mengetahui faktor-faktor yangberpeluang menjadi penyebab ketidaktepatan volume bersih pada susu
Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) di PT Frisian Flag
Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.
d. Menghitung kemampuan proses (process capability) apabila proses sudahterkendali.
-
5/26/2018 F06ddp1
18/77
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAANPT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas didirikan pada tanggal 5
November 1973, dengan nomor Akte Pendirian : 23 tahun 1973 dengan status
permodalan Indonesia - Hongkong Amerika. Nama perusahaan pada saat itu
adalah PT. Foremost Indonesia, dan produk yang dihasilkan pertama kali adalah
susu kental manis dengan merek FOREMOST. Namun karena ketatnya
persaingan pasar, produk ini kurang diterima pasaran.
Pada tahun 1976 PT. Friesche Vlag Indonesia mengambil alih perusahaan
karena alasan manajemen, dan status permodalan menjadi Indonesia Belanda,
dengan nama perusahan PT. Foremost Indonesia. Produk yang dihasilkan adalah
susu kental manis dan susu cair siap minum yang terdiri atas susu cair (sterilized
milk) dalam kemasan botol dan carton pack(UHT milk) dengan merek FRISIAN
FLAG atau SUSU BENDERA. Izin usaha diperoleh dari Departemen
Perindustrian pada tanggal 5 November 1988 dengan Nomor : 433/DJAI/IUT-
I/PMA/XI/88.
PT. Foremost Indonesia, PT. Friesche Vlag, dan PT. Tesori Mulia
merupakan bagian dari Susu Bendera Group. PT. Tesori Mulia merupakan
perusahan yang bergerak dalam bidang distribusi dan pemasaran yang bertugas
untuk mendistribusikan dan memasarkan seluruh produk-produk bermerek susu
bendera.
Pada tanggal 1 September 2003 nama PT. Foremost Indonesia, PT.
Friesche Vlag Indonesia, dan PT. Tesori Mulia berubah menjadi PT. Frisian Flag
Indonesia. Selama perjalanannya, Susu Bendera Group telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001: 2000. Dalam pengendalian mutu produk, PT. Frisian Flag
Indonesia menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
untuk menjamin bahwa hanya produk yang aman dikonsumsi saja yang diterima
-
5/26/2018 F06ddp1
19/77
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki lahan seluas 4.4 ha atau
44000 m
2
, yang terdiri atas bangunan untuk pengolahan, gudang, kantor, kantin,mushola, serta tempat parkir.
B. PRODUK YANG DIHASILKAN
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menghasilkan berbagai macam
produk susu yang diproduksi hingga saat ini dan produk-produk tersebut hanya
dipasarkan dalam negeri. Produk yang dihasilkan terbagi menjadi dua jenis yaitu
susu kental manis dan susu cair. Susu cair terbagi lagi menjadi dua yaitu susu
steril dan susu UHT (Ultra High Temperature). Macam produk secara
keseluruhan dapat dilihat di Tabel 1.
Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
Merek Produk Jenis produk
Frisian Flag
OMELA
Frisian Flag Coklat
Frisian Flag Full Cream
Frisian Flag Strawberry
Frisian Flag Banana
Yes! Coklat
Yes! Strawberry
Yes! Orange
Yes! Mango
Fristi Vanila
Fristi Coklat
Susu Kental Manis Full Cream
Susu Kental Manis Coklat
Krimer Kental Manis
Krimer Kental Manis
Susu Steril dan UHT
Susu Steril dan UHT
Susu Steril dan UHT
Susu Steril
Susu steril dalam botol dan UHT
Susu steril dalam botol dan UHT
Minuman susu asam rendah
Minuman susu asam rendah
Susu UHT
Susu UHT
-
5/26/2018 F06ddp1
20/77
C. LOKASI PABRIK
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terletak di jalan Raya Bogor km.
26 Ciracas, Jakarta Timur. Gedung PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
terdiri dari beberapa bagian, yaitu untuk ruang pengolahan, ruang pengemasan,
ruang pembuatan kaleng, gudang bahan mentah dan produk jadi, ruang generator
(diesel), ruang ketel uap, tempat pengolahan air, tempat pengolahan limbah,
laboratorium, kantor, toilet, kantin, dan lapangan khusus parkir.
1. Tata letak pabrikSecara garis besar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas tiga
bangunan utama yaitu dairy building, service dan auxiliary building, serta
storage building. Dairy buildingadalah bangunan pabrik atau ruang produksi
yang terdiri atas ruang pengolahan, ruang pengemasan, gudang penyimpanan
finished good, dan ruang pengawasan mutu (Quality Control). Ruang
pengolahan terdiri atas ruang penerimaan bahan baku (fresh milk), ruang
pengolahan susu steril, susu UHT, dan susu SKM. Ruang pengemasan terdiri
dari ruang pembuatan kaleng (can making line), ruang pengisian (filling)
untuk botol, combibloc (carton pack), dan SKM, ruang pemberian label
(labeling) untuk susu steril dan SKM, serta ruang pengepakan (packaging).
Gudang penyimpanan dikhususkan untuk produk jadi (finished good) yaitu
susu steril, sedangkan untuk susu UHT dan SKM setelah dikemas dalam
karton langsung dikirim ke Logistic Provider YCH untuk didistribusikan.
Penyimpanan bahan baku (raw material) dilakukan pada ruang terpisah
dengan ruangan penyimpanan produk jadi. Gudang raw materialberada pada
bangunan lain (storage building) yang terletak di seberang PT. Frisian Flag
Indonesia.
Service danauxiliary building terletak dalam satu bangunan, yaitu service
building terletak pada lantai satu dan auxiliary building terletak pada lantai
dua Service building merupakan bangunan untuk mesin atau peralatan
-
5/26/2018 F06ddp1
21/77
terdapat kantin, toilet dan loker, laundry, serta mushola. Di bagian depan
pabrik terdapat jalan, lahan parkir, pos satpam, dan taman.
2. Tenaga dan utilitas
Utilitas adalah sarana-sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
produksi. Utilitas merupakan sarana yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi tetapi keberadaannya sangat diperlukan.
a. Pengadaan air
Ketersediaan air bersih merupakan salah satu pertimbangan dalam
penentuan lokasi pabrik. Air digunakan untuk bahan baku produksi,boiler,
sanitasi alat dan ruangan, media pemanas dan pendingin dalam alat
preheater juga alat pasteurisasi. Selain itu air juga digunakan untuk
keperluan toilet seperti wastafel. Kebutuhan air dipenuhi oleh sumur dan
PDAM.
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki 4 buah sumur (deep
well) dengan kedalaman 150 meter. Masing-masing sumur dilengkapi
pompa yang diletakkan pada kedalaman 60 meter dengan kapasitas
50m3/jam. Semua kebutuhan air yang digunakan oleh pabrik telah melalui
proses pengolahan (treated water).
Proses pengolahan air yang dilakukan adalah pemompaan air dari
sumur dan kemudian dialirkan ke reservoiryang mempunyai kapasitas 80
m3. Kecepatan aliran air yang masuk ke dalam reservoiradalah 30m
3/jam
.
Penyimpanan air dalam reservoirbertujuan untuk memisahkan air dengan
partikel yang besar. Setelah itu, air dipompa ke sand filteroleh tiga filter
yang masing-masing mempunyai kecepatan aliran 50m3/jam. Di dalam
sandfilter terdapat pasir silika yang berukuran 816 mesh. Pasir silika ini
berfungsi untuk menyaring air dan menghilangkan lumpur yang
mengapung
-
5/26/2018 F06ddp1
22/77
untuk membunuh mikroba yang terdapat pada air. Air yang telah bebas
dari mikroba ini siap digunakan untuk proses produksi, kebutuhan boiler,
refrigerant, sanitasi, dan keperluan toilet. Air yang berasal dari PDAM
langsung dipompa ke reservoir dan bercampur dengan air sumur.
Kemudian air ini dilewatkan ke lampu UV.
b. Pengadaan listrik
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menggunakan listrik dari PLN
sebagai sumber energi listrik utama. Energi listrik ini digunakan untuk
menjalankan semua mesin, penerangan, dan peralatan elektronik lainnya.
Listrik dari PLN ini terbagi atas dua gardu yang masing-masing
kapasitasnya sebesar 2.500 A dan 1.650 A, atau sebesar 4.150 kVA.
Sebelum digunakan listrik ini perlu diolah terlebih dahulu.
Listrik dengan daya 4.150 kVA dari gardu milik PLN ini dialirkan ke
MVDP (Main Voltage Distribution Panel). MVDP akan mengalirkan ke
dua buah travo step downyang akan menurunkan tegangan menjadi 380
Volt dialirkan ke dua buah panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution
Panel) I dan II.
Dari LVMDP listrik dialirkan ke MCB (Main Circuit Breaker) yang
akan membagi aliran ke dalam sub-MDP (Main Distribution Panel). Sub-
MDP merupakan panel distribusi utama yang melayani beberapa panel
beban seperti lampu, panel AC, panel motor, panel control, dan sebagainya
dengan tegangan 380/220 volt.
Apabila listrik dari PLN terputus, PT. Frisian Flag Indonesia
mengoperasikan tiga unit gensetyang berfungsi sebagai cadangan tenaga.
Genset ini mampu menghasilkan tenaga listrik maksimal 1.415 kW, dua
gensetmenghasilkan tenaga sebesar 500 kW dan satu gensetmenghasilkan
tenaga sebesar 415 kW. Listrik dari genset ini akan dialirkan ke panel
sinkronisasi Setelah arus listrik ini stabil maka dialirkan ke panel LVMDP
-
5/26/2018 F06ddp1
23/77
Place). Steam dihasilkan dari empat unit boiler yang masing-masing
berkapasitas 4, 8, 10, dan 12 ton. Boiler ini menghasilkan steamdengan
tekanan 8 bar dan suhu 250-3000C. Keperluan maksimum steam untuk
proses produksi sebesar 25 ton sehingga keperluan tersebut terpenuhi oleh
tiga boiler.
Sumber air yang digunakan pada boiler berasal dari tangki air yang
berkapasitas 3000m3. Air dalam tangki terdiri dari air sumur dan
kondensat. Air kondensat ini merupakan hasil kondensasi steam dari
proses produksi. Sedangkan air sumur yang masuk ke tangki air terlebih
dahulu ditambahkan softener. Softener yang ditambahkan adalah resin S
100 kation. Air ini dipompa ke dalam boiler dengan kecepatan aliran
30m3/jam dan tekanan 10 bar.
d. Pengadaan udara bertekanan
Udara bertekanan digunakan untuk mengoperasikan valve dan untuk
membersihkan debu di bagian alat-alat tertentu.
e. Pengadaan pendingin
Proses pendinginan dilakukan dengan kompresor sebanyak enam unit,
empat unit berdaya 110 kW, satu unit berdaya 90 kW dan satu unit
berdaya 75 kW. Kompresor ini menggunakan amonia sebagai refrigerant.
Sistem pendinginan menggunakan enam unit kondensor yang kapasitas
totalnya berjumlah 5.000.000 kkal/jam.
Dari enam kondensor, empat kondensor mengalirkan amonia ke ice
bank dan satu kompresor lagi mengalirkan amonia ke chiller. Ice bank
akan menghasilkan air dingin bersuhu 0-2oC. Air dingin ini digunakan
untuk proses pendinginan pada pengolahan SKM dan susu UHT. Chiller
akan menghasilkan air dingin bersuhu 2-4oC. Air dingin ini digunakan
untuk sterilisasi, proses produksi dan tangki penyimpanan susu.
Sedangkan air dingin untuk fan cooling ruang operator berasal dari
-
5/26/2018 F06ddp1
24/77
akan mengkondensasi gas amonia pada kondisi suhu dan tekanan tinggi.
Gas amonia mulai berubah wujud menjadi cair. Selanjutnya amonia yang
masih berwujud cair dan gas dialirkan ke expansion valve. Di expansion
valve, amonia dikondisikan pada tekanan dan suhu rendah sehingga
seluruh amonia menjadi berwujud cair. Amonia cair akan mengalir ke
evaporator. Di evaporator, amonia cair dipaksa menguap dengan
mengambil kalor dari lingkungan. Pertukaran kalor dari lingkungan ke
sistem menyebabkan suhu lingkungan menjadi rendah dan suhu amonia
tinggi. Karena suhu yang tinggi, amonia kembali berubah wujud menjadi
gas dan dialirkan kembali ke kompresor.
f. Penanganan limbahSetiap pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi akan
menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan harus mengalami perlakuan
pendahuluan sehingga limbah tersebut tidak berbahaya jika dibuang ke
lingkungan. Limbah PT.. Frisian Flag Indonesia terdiri atas limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas.
1) Limbah padat
Penanganan terhadap buangan sisa kegiatan domestik, buangan
kegiatan admistrasi dan lumpur ditampung pada tempat pembuangan
sampah yang terletak di belakang perusahaan. Sampah yang akan
dibuang terdiri atas sampah yang bernilai dan tidak bernilai. Sampah
yang bernilai misalnya karton bekas kemasan yang rusak, sisa tin plate
pembuatan kaleng, kemasan carton pack dan botol yang mengalami
defect. Sampah ini dijual kepada pihak luar. Sementara itu sampah
yang tidak bernilai seperti sampah administrasi ditampung pada
penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir.
2) Limbah gas
-
5/26/2018 F06ddp1
25/77
3) Limbah cairLimbah cair merupakan limbah yang paling kompleks di antara
ketiga limbah yang dihasilkan oleh proses produksi, baik
komposisinya maupun cara penanganannya. Unit pengolahan limbah
di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas : 1) Bak
influent yaitu tempat penampungan air limbah yang masuk, 2) Static
Screen yaitu penyaring kasar, 3) Levelling Tank, merupakan tangki
penampung setelah disaring, 4) Contact Tank, merupakan tempat
mereduksi kandungan senyawa organik, 5)Aerator Basin, yaitu tempat
proses aerasi air limbah, 6) Coarse screen yaitu penyaring sebelum
Flotation Unit, 7) Flotation Unit, tempat pemisahan air dan lumpur
yang masih terlarut, 8) Poly Unit, merupakan sistem penambahanpoly
elektrolit yaitu suatu bubuk elektrolit yang dapat menggumpalkan
lumpur yang masih terlarut di dalam air limbah, 9) Bak Effluent,
merupakan bak penampung air hasil akhir pengolahan limbah, 10)
Sludge Drying Batch, tempat untuk mengeringkan lumpur hasil
pemisahan flotation unit, 11) Decounter, tempat untuk membuat
lumpur setengah kering.
D. MANAJEMEN
1. Struktur organisasi perusahaanPT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas merupakan perusahaan yang
berbadan hukum perseroan terbatas. Struktur organisasi diterapkan dan
disusun dengan dasar target yang akan dicapai. PT. Frisian Flag Indonesia
Plant Ciracas mempunyai pimpinan yaitu seorang Manajer Pabrik (plant
manager). Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pabrik dibantu oleh
Kepala Bagian (Head of Department), yang bertanggung jawab atas
departemennya masing masing Departemen tersebut adalah : 1) Departemen
-
5/26/2018 F06ddp1
26/77
and Quality Control Department) berada di bawah Corporate Quality
Managementyang membawahi Quality Assurancedan Quality Control Plant
Pasar Rebo dan Ciracas. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. KetenagakerjaanJumlah staff dan karyawan perusahaan adalah 376 orang dan sebagian
besar tenaga kerja adalah Warga Negara Indonesia. Setiap calon karyawan
diseleksi oleh pihak-pihak yang terkait sesuai dengan kedudukan yang akan
diberikan. Sebelum diterima sebagai karyawan tetap terlebih dahulu menjalani
masa percobaan selama tiga bulan.
Gaji karyawan diatur berdasarkan golongan. Gaji minimum per bulan bagi
setiap golongan ditetapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia. Pihak perusahaan
akan mengadakan penilaian untuk kenaikan gaji dua kali dalam setahun, yaitu
pada tiap bulan Juli dan akhir tahun. Penilaian ini berdasarkan prestasi, masa
kerja, dan kecakapan karyawan yang bersangkutan. Selain ketentuan tersebut
kenaikan gaji juga diberikan apabila nilai kerja (job value) di pasar meningkat
atau terjadi angka-angka indeks konsumen yang dikeluarkan pemerintah atas
dasar kemampuan perusahaan.
Karyawan yang telah mencapai usia pensiun (55 tahun) berhak mendapat
uang pesangon atau uang pensiun dari PT. ASTEK. Tunjangan yang biasa
diberikan adalah Tunjangan Hari Raya (THR), Akhir Tahun, dan Asuransi
Kecelakaan selama 24 jam penuh.
Semua karyawan berhak mendapat cuti tahunan selama 12 hari kerja
dengan tetap menerima upah penuh setelah bekerja selama 12 bulan terus
menerus. Cuti tidak dapat dikumpulkan dan harus diambil dalam setahun yang
menjadi haknya untuk digunakan. Karyawan wanita berhak mendapat cuti
hamil sebagaimana diatur dalam undang undang
-
5/26/2018 F06ddp1
27/77
mulai hari Senin Jumat. Shift malam mulai pukul 23.00-07.00, shift pagi
mulai pukul 07.00-15.00, dan untuk shift sore mulai pukul 15.00-23.00.
Apabila karyawan bekerja melebihi 40 jam kerja maka akan diberi upah
lembur sesuai ketentuan perusahan.
-
5/26/2018 F06ddp1
28/77
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. MUTU
Menurut Ariani (1999), istilah mutu sangat penting bagi organisasi atau
perusahaan karena mutu berdampak terhadap reputasi perusahaan, penurunan
biaya, peningkatan pangsa pasar, pertanggungjawaban produk dan dampak
internasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa mutu produk atau jasa dapat
diwujudkan bila berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Apabila diutarakan secara rinci, mutu memiliki dua perspektif, yaitu perspektif
produsen dan perspektif konsumen dimana apabila kedua hal itu disatukan maka
akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang dikenal sebagai kesesuaian untuk
digunakan konsumen.
ISO 9000 mendefinisikan mutu sebagai derajat dari serangkaian
karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau harapan yang
dinyatakan (Hoyle, 2001). Sedangkan Philip B. Crosby mendefinisikan mutu
sebagai conformance to requirements dan menekankan bahwa satu-satunya
standar kinerja perusahaan adalah zero defect. Dengan definisi ini Crosby
menitikberatkan kegiatan mutu perusahaan untuk mencoba mengerti harapan-
harapan konsumen, memenuhi harapan-harapan tersebut sehingga perlu
pandangan eksternal mengenai mutu agar penyusunan sasaran mutu lebih realistis
dan sesuai dengan permintaan atau keinginan(Gryna, 2001).
Definisi lain menurut Juran (1988) diacu dalam Juran dan Gryna (1988),
mutu adalah fitness for use (cocok atau layak untuk digunakan). J.M. Juran
menjelaskan arti fitness for use sebagai quality of design (mutu rancangan) dan
quality of conformance (mutu kesesuaian). Quality of design sering disebut
sebagai mutu absolut artinya mutu yang direncanakan atau dirancang. Quality of
conformance merupakan tingkat kesesuaian produk atau jasa terhadap rancangan
yang sudah dibuat Untuk produk produk berumur panjang karakteristik fitness
-
5/26/2018 F06ddp1
29/77
Reliability adalah peluang produk untuk digunakan tanpa kerusakan fungsi
tertentu pada kondisi tertentu dan untuk periode waktu tertentu. Maintainability
adalah tingkat kemudahan untuk merawat (mencegah kerusakan) dan
memperbaiki kerusakan.
B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK
Pengendalian proses secara statistik merupakan suatu terminologi yang
mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-
teknik statistik dalam memantau dan meningkatkan kinerja proses menghasilkan
produk bermutu. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi
pengendalian mutu secara statistik yang memiliki pengertian sama dengan
pengendalian proses secara statistik (Gaspersz, 1998).
Menurut Gaspersz (1998), SPC adalah suatu metodologi pengumpulan dan
analisis data kuantitatif, serta penentuan dan intrepretasi dari pengukuran-
pengukuran yang telah dilakukan, yang dapat menjelaskan proses dalam
peningkatan mutu produk untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.
Menurut Deming (1995), pengendalian proses secara statistik ialah alat yang
digunakan industri dan bisnis untuk mencapai mutu yang diinginkan dari suatu
produk dan jasa.
Menurut Wayworld (2001), pengendalian proses secara statistik adalah
metode pengukuran, pemahaman, dan pengawasan variasi dalam suatu proses
manufacturing. Pengendalian proses secara statistik juga menyediakan alat yang
andal untuk memonitor stabilitas dari variabel proses. Tujuan pengendalian proses
secara statistik adalah : a) menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali,
b) menentukan apakah proses berada dalam spesifikasi, dan c) identifikasi
penyebab variasi.
Tujuan utama pengendalian proses secara statistik adalah pengurangan
variasi yang sistematik dalam karakteristik mutu kunci produk Pengendalian
-
5/26/2018 F06ddp1
30/77
Mengetahui variasi suatu proses dalam menghasilkan output sangat
penting, agar dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan terhadap proses itu
secara tepat. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi penyimpangan
dan untuk menunjukkan penyebab dari berbagai penyimpangan, baik itu untuk
proses produksi atau untuk bisnis secara umum sehingga menyebabkan
peningkatan produktivitas (Ryan, 1989).
Pengendalian proses secara statistik berarti proses itu dikendalikan
berdasarkan catatan data yang secara terus menerus dikumpulkan dan dianalisis
agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan
meningkatkan proses sehingga proses memiliki kemampuan untuk memenuhi
spesifikasi output yang diinginkan (Gaspersz, 1998).
Langkah-langkah pengendalian proses secara statistik dapat diuraikan
sebagai berikut : a) merencanakan penggunaan alat-alat statistik, b) memulai
menggunakan alat-alat statistik, c) mempertahankan atau menstabilkan proses
dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan,
d) merencanakan perbaikan proses terus-menerus melalui pengurangan variasi
penyebab umum, e) mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap penggunaan alat-
alat statistikal tersebut (Gaspersz, 1998).
SPC dapat diterapkan pada setiap proses. Perangkat yang biasa digunakan
dalam SPC diantaranya adalah : a) histogram, b) check sheet, c) diagram Pareto,
d) diagram sebab-akibat, e) stratifikasi, f) scatter diagram, dan g) bagan kendali
(Gaspersz, 1998). Perangkat SPC yang digunakan dalam kegiatan magang ini
adalah diagram sebab-akibat dan bagan kendali.
C. BRAINSTORMING
Tehnik brainstorming digunakan untuk membantu dalam pembuatan
diagram sebab-akibat. Menurut Gaspersz (1998), brainstorming merupakan alat
penunjang lain dalam perbaikan proses Brainstorming membantu
-
5/26/2018 F06ddp1
31/77
membantunya. Dalam pelaksanaan brainstorming perlu diperhatikan titik-titik
khusus, diantaranya penataan ruang, ketentuan peraturan yang berlaku,
menggunakan alat tulis, menuliskan ide-ide tersebut, menjaga suasana agar
kondusif, melakukan evaluasi terhadap ide dan kumpulkan ide-ide tersebut
berdasarkan kategori.
Brainstorming dapat berkaitan dengan hal-hal berikut : a) menentukan
penyebab yang digunakan dan/atau solusi suatu masalah, b) memutuskan masalah
apa yang perlu diselesaikan, c) anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan
memberikan ide, d) menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi
alternatif, dan e) kreativitas merupakan karakteristik outcome yang diinginkan.
Setelah tim melakukan brainstorming dan muncul pendapat-pendapat yang
mungkin menjadi masalah dalam proses kemudian tahap selanjutnya adalah
menyusun diagram sebab-akibat (fishbone diagram) (Gaspersz, 1998).
D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM)
Diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang digunakan untuk
menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu (Gaspersz, 1998). Selain itu Ishikawa
(1982) menyebutkan bahwa diagram sebab-akibat dibuat untuk menggambarkan
dengan jelas macam-macam sebab yang dapat mempengaruhi mutu produk
dengan jalan menyisihkan dan mencarikan hubungannya dengan sebab-akibat.
Diagram sebab-akibat juga disebut diagram Ishikawa dan dikembangkan
oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut Fishbone diagramkarena
berbentuk seperti kerangka ikan. Untuk membantu dalam pembuatan diagram
sebab akibat biasanya digunakan teknik brainstorming(Ariani, 1999).
Pada dasarnya diagram sebab-akibat dapat digunakan untuk
mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah, membantu membangkitkan
ide ide untuk solusi suatu masalah dan membantu dalam penyidikan atau
-
5/26/2018 F06ddp1
32/77
proses tersebut. Menurut Dahlgaard et al. (1998), dalam menganalisis masalah
atau efek, penyebab utama yang sering teridentifikasi diantaranya adalah mesin
(machinery), bahan (material), metode (methods), manusia (men), manajemen
(management), dan lingkungan (milieu/environment). Struktur diagram sebab-
akibat dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat (Ishikawa, 1982)
E. BAGAN KENDALI
Bagan kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew
Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924
dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan
variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special causes variation) dari
variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common causes variation)
(Gaspersz, 2001).
Menurut Deming (1995), bagan kendali adalah suatu display grafik dari
suatu karakteristik mutu yang telah dihitung atau diukur dari suatu contoh produk
terhadap nomor contoh atau waktu. Pada dasarnya bagan kendali digunakan untuk
mengetahui apakah suatu proses berada dalam keadaan terkendali secara statistik
dan menentukan kapabilitas proses yang selanjutnya digunakan untuk
MUTU
FAKTOR UTAMA FAKTOR UTAMA
FAKTOR UTAMA FAKTOR UTAMA
SEBAB AKIBAT
-
5/26/2018 F06ddp1
33/77
Gambar 2.Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali (Gaspersz, 2001)
Data variabel menunjukkan karakteristik mutu yang mempunyai dimensi
kontinyu yang dapat mengambil nilai-nilai kontinyu dalam kemungkinan yang
tidak terbatas, seperti : panjang, kecepatan, volume, volume, dan lain-lain. Data
atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK, seperti :
sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, lulus atau tidak lulus, hadir atau tidak
hadir, dan lain-lain (Gaspersz, 1998).
Bagan kendali X-bar (rata-rata) dan R (Range) digunakan untuk memantau
proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu sehingga bagan
Tentukan karakteristik mutu
sesuai keinginan pelanggan
Apakah data
variable?
Apakah data atribut
berbentuk proporsi atau
persentase?
Apakah data atributberbentuk banyaknya
ketidaksesuaian?
Apakah proses homogen
atau proses batchseperti
industri kimia, dll?
Apakah ukuran contoh
konstan?
Apakah ukuran contoh
konstan?
Ya
Tidak Tidak
Ya Ya
Gunakan
bagankendali
individual :
X-MR
Gunakan
bagankendali :
X-bar, R
Gunakan
bagankendali :
p atau np
Gunakan
bagankendali :
p
Gunakan
bagankendali :
c atau u
Gunakan
bagankendali :
u
Ya Tidak Tidak TidakYa Ya
-
5/26/2018 F06ddp1
34/77
peningkatan suhu secara gradual, perbedaan metode yang digunakan dalam shift,
material baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dan lain-lain. Sementara itu
bagan kendali R (Range) menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah
terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan
homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. Hal ini mungkin
disebabkan oleh faktor-faktor seperti bagian peralatan yang hilang, minyak
pelumas mesin yang tidak mengalir dengan baik, kelelahan pekerja, dan lain-lain
(Gaspersz, 2001). Menurut Tapiero (1996), bagan kendali X-bar digunakan untuk
mengetahui tingkat mutu proses rata-rata, sedangkan bagan kendali R digunakan
untuk mengetahui kisaran atau keragaman mutu.
Menurut Gaspersz (2001), pembuatan bagan kendali individual X dan MR
(Moving Range = rentang bergerak) diterapkan pada proses yang menghasilkan
produk relatif homogen, misalnya dalam cairan kimia, kandungan mineral dalam
air, makanan, dan lain-lain.
Bagan kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian
(penyimpangan atau sering disebut cacat) dari parameter-parameter dalam
kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian bagan kendali p digunakan
untuk mengendalikan proporsi dari parameter-parameter yang tidak memenuhi
syarat spesifikasi mutu atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan
dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi syarat didefinisikan sebagai
rasio banyaknya parameter yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok
terhadap total banyaknya parameter dalam kelompok itu. Parameter-parameter itu
dapat mempunyai beberapa karakteristik mutu yang diperiksa atau diuji secara
simultan oleh pemeriksa. Jika parameter-parameter itu tidak dapat memenuhi
standar pada satu atau lebih karakteristik mutu yang diperiksa, maka parameter-
parameter itu digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat
(Gasperz, 2001).
Bagan kendali c didasarkan pada titik spesifik yang tidak memenuhi syarat
-
5/26/2018 F06ddp1
35/77
Menurut Gaspersz (1998), pada dasarnya setiap bagan kendali memiliki :
1) sumbu x yang melambangkan nomor contoh, 2) sumbu y yang melambangkan
karakteristik output, 3) garis tengah atau central line, 4) sepasang batas
pengendali. Satu batas pengendali ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal
sebagai Batas Pengendali Atas (BPA) atau Upper Control Limit(UCL) dan yang
satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang dikenal sebagai Batas
Pengendali Bawah (BPB) atau Lower Control Limit(LCL). Secara umum bagan
kendali dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Gambar bagan kendali secara umum (Muhandri dan Kadarisman,
2005)
Menurut Deming (1995), kegunaan bagan kendali adalah : 1)
meningkatkan produktivitas, 2) mencegah produk cacat, 3) mencegah pengaturan
proses yang tidak perlu, 4) memberikan informasi tentang proses, dan 5)
memberikan informasi tentang kapabilitas proses.
Proses terkendali secara statistik dicirikan oleh bagan kendali yang semua
titik-titik contohnya berada dalam batas-batas pengendalian (diantara batas
pengendali atas dan batas pengendali bawah). Dengan demikian apabila nilai-nilai
UCL
CL
LCL
Nomor Contoh
KA
R
A
K
TE
R
IS
T
I
K
-
5/26/2018 F06ddp1
36/77
batas pengendali menandakan bahwa proses tidak terkendali, dalam hal ini perlu
diadakan penyelidikan untuk menemukan penyebabnya dan perbaikan pada proses
untuk menghilangkan penyebab tersebut.
F. KAPABILITAS PROSES
Kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam menghasilkan produk
yang diinginkan. Jika proses memiliki kapasitas yang baik, proses itu akan
menghasilkan produk yang berada dalam batas-batas spesifikasi dan sebaliknya.
Apabila kapabilitas proses tidak dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan,
perlu dibuat perubahan baik pada batas spesifikasi atau pada proses itu sendiri
(Gaspersz, 1998).
Untuk menganalisis kapabilitas proses dibutuhkan Indeks kapabilitas
proses (Cp) dan Indeks performansi Kane (Cpk). Indeks kapabilitas proses (Cp)
adalah rasio perbandingan antara rentang spesifikasi dengan rentang proses. Nilai
Cp digunakan untuk mengindikasi jumlah produk cacat atau yang harus
dikerjakan ulang (rework) dalam satuan part per million. Indeks performansi
Kane (Cpk) adalah indeks yang mengukur kecenderungan pergerakan grafik ke
arah tengah (central tendency) dilihat dari spesifikasinya. Semakin tinggi nilai Cp
dan Cpk, berarti proses tersebut semakin mampu untuk memenuhi spesifikasi atau
keinginan konsumen (Fryman, 2002).
Kriteria yang digunakan untuk penilaian adalah sebagai berikut : 1) Cp >
1.33, maka proses memiliki kapasitas baik, 2) 1.00 < Cp < 1.33, maka proses
dianggap baik namun perlu pengendalian apabila Cp telah mendekati 1.00, 3) Cp
< 1.00, maka proses dianggap tidak baik (Gasperz, 1998).
Kriteria yang digunakan untuk penilaian Cpk : 1) Cpk > 1.33, maka proses
masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, 2) 1.00 < Cpk < 1.33,
maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, dan 3) Cpk 10oC disimpan
maksimal 6 jam.
Susu segar sebelum digunakan dipasteurisasi pada suhu 90oC selama 30
detik menggunakan Plate Heat Exchanger (PHE). Setelah itu susu segar
melewati dua tahap homogenisasi. Homogenisasi tahap pertama dengantekanan 20 bar dan tahap kedua menggunakan tekanan 150 bar. Setelah
homogenisasi, susu tersebut didinginkan menggunakan plate cooler hingga
suhu 6oC kemudian disimpan dalampasteurized milk storage tank. Maksimal
lama penyimpanan susu pasteurisasi yang diizinkan adalah 24 jam. Susu
pasteurisasi ini kemudian digunakan untuk pembuatan susu Frisian Flag
Coklat UHT. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi
dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Persiapan bahan
Bahan baku untuk membuat susu Frisian Flag Coklat UHT selain susu
segar (fresh milk), terdiri atas Skim Milk Powder(SMP), gula (sukrosa), bubukcoklat (cocoa powder), vitamin, dan stabilizer. Skim Milk Powder(SMP), gula
(sukrosa), dan bubuk coklat (cocoa powder) disimpan di dumper dalam
bentuk sack atau karung. Sedangkan vitamin dan stabilizer disimpan di
ruangan tersendiri bersuhu 16oC yang dilengkapi dengan timbangan.
Stabilizer perlu dipersiapkan secara terpisah di stabilizer tank
menggunakan bantuan air panas 90oC untuk melarutkan bahan-bahan tersebut.
Stabilizer tank dilengkapi dengan agitator dan pompa transfer untuk
mentransfer stabilizeryang telah larut ke dalam mixing tank.
-
5/26/2018 F06ddp1
42/77
menggunakan pompa sirkulasi hingga larut. Hal ini dilakukan dengan tujuan
menyempurnakan pelarutan bahan-bahan karena blender mempunyai jalur
yang sempit dan dilengkapi dengan motor. Di dalam mixing tankditambahkan
air panas pada suhu 90oC untuk membantu pelarutan.
Setelah bahan-bahan tersebut selesai disirkulasi lalu ke dalam mixing tank
ditambahkan campuran dari stabilizer tank yang berisi stabilizer yang telah
larut. Setelah itu dilakukan proses pengadukan di dalam mixing tank
menggunakan agitatortanpa proses sirkulasi.Dari mixing tank campuran bahan-bahan tersebut dipompa ke deaerator
dan strainer, lalu ke filter dengan ukuran lubang 300 m. Setelah itu dipompa
keplate cooleruntuk didinginkan hingga suhu 6oC, dan dialirkan ke standard
tankyang nantinya akan dicampur dengan susu pasteurisasi dan vitamin.
4. Sterilisasi
Campuran susu dan coklat dari standard tank dipompa menuju balance
tank menggunakan pompa transfer yang selanjutnya dialirkan ke unit
sterilisasi. Unit sterilisasi meliputi koil dan homogenizer. Koil merupakan
tubular heat exchangeryang bertujuan untuk mensterilkan susu dengan cara
pemanasan hingga suhu 142
o
C selama 4 detik.Homogenizerdigunakan untukmenyeragamkan ukuran partikel susu hasil mixing. Homogenisasi dengan
homogenizerini mempunyai dua tahap. Tahap pertama menggunakan tekanan
30 bar, dan tahap kedua menggunakan tekanan 250 bar.
Setelah dihomogenisasi, susu mengalami pendinginan hingga suhu 28oC
dengan alat cooling tower. Susu yang telah disterilisasi ini selanjutnya
ditampung dalam aseptic tankyang berkapasitas 12 ton.
5. Pengisian dan pengepakan
Susu yang ditampung di dalam aseptic tank kemudian dialirkan ke mesin
-
5/26/2018 F06ddp1
43/77
Carton pack untuk mengemas susu UHT harus melalui beberapa tahap
sebelum proses pengisian. Pertama carton pack mengalami proses bottom
sealing dengan pemanasan, lalu dedusting yang dilengkapi dengan sistem
vakum untuk menghilangkan debu-debu kecil di dalam carton pack,
dilanjutkan dengan pemanasan menggunakan steambersuhu 120oC, sterilisasi
dengan H2O2, dan terakhir dikeringkan dengan pemanasan suhu 90oC sebelum
menuju proses pengisian.
Setelah dikemas, carton packdiberi kode di bagian atas kemasan. Sistempengkodean meliputi bulan dan tahun kadaluwarsa, tanggal produksi, asal
tangki, dan urutan penggunaan tangki. Untuk produk susu UHT carton pack
rasa cokelat memiliki umur simpan sekitar 1 tahun. Carton pack terdiri dari
enam lapisan, lapisan tersebut berurutan dari bagian dalam yaitu polietilen,
bonding agent, aluminium foil, polietilen, board, dan polietilen.
Susu dalam kemasan tersebut kemudian dibawa oleh conveyor menuju
downstream. Downstream ini meliputi buffer table, mesin penempel sedotan,
divider machine, plastic wrapping machine dan mesin perekat karton.
Diagram alir pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dilihat pada
Lampiran 3.
-
5/26/2018 F06ddp1
44/77
V. METODOLOGI
A. OBSERVASI LAPANG
Observasi lapang dilakukan untuk mempelajari proses produksi susu
Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) dan sistem pengendalian
mutu, serta hubungannya dengan pengendalian proses secara statistik untuk
menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji. Observasi lapang ini
mencakup pengamatan proses produksi serta wawancara terhadap karyawan PT.Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas yang berhubungan dengan proses produksi
susu Frisian Flag Coklat UHT serta pengendalian mutunya.
B. STUDI PUSTAKA
Studi pustaka dilakukan untuk membandingkan kondisi aktual yang ada di
perusahaan dengan literatur yang berhubungan dengan ilmu yang telah dipelajari.
Studi pustaka juga bertujuan untuk membantu analisis dalam pemecahan masalah
yang dihadapi.
C. PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil langsung daricontoh produk susu Frisian Flag Coklat UHT. Data diperoleh melalui tahap
pengambilan dan pengukuran sampel.
Sampel susu Frisian Flag Coklat UHT yang diambil adalah hasil akhir
proses produksi setelah dikemas di dalam kemasan kotak combibloc, sebelum
ditempeli sedotan dan sebelum dikemas ke dalam kardus. Frekuensi pengambilan
sampel dilakukan setiap 4 jam sekali sebanyak 11 sampel untuk tiap line. Selama
observasi untuk penelitian ini diambil 2 (dua) line produksi susu Frisian Flag
Coklat UHT sehingga jumlah total sampel yang diambil per hari adalah 132 buah
sampel (66 sampel tiap line)
-
5/26/2018 F06ddp1
45/77
combiblocyang akan masuk ke dalam filling. Penentuan pengambilan sebanyak
10 kemasan kotak combibloc kosong diuji sebelumnya menggunakan uji ANOVA
(OMahony, 1986). Sebanyak 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 50 kemasan
kotak combiblockosong ditimbang sebanyak 2 kali ulangan, selanjutnya masing-
masing hasilnya dirata-rata. Data 10 kemasan kotak combibloc kosong susu
Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dapat dilihat pada Lampiran 4 dan data 10
kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml dapat dilihat
pada Lampiran 6. Selanjutnya data tersebut diuji menggunakan uji ANOVAdengan softwareSPSS versi 11.0. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada Lampiran
5 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dan
Lampiran 7 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200
ml. Hasil uji ANOVA pada Lampiran 5 dan Lampiran 7 menunjukkan bahwa
jumlah sampel kotak combibloc tidak berpengaruh nyata pada rata-rata bobot
kotak combibloc. Hal ini berarti bahwa bobot kotak combibloc adalah seragam.
Berapapun jumlah kotak yang diambil sebagai sampel akan mendapatkan bobot
yang sama. Namun demikian dalam kajian ini diambil 10 kotak combibloc.
Jumlah 10 buah kemasan kotak combibloc kosong diambil berdasarkan ketentuan
Deperindag nomor 31/DJPDN/Kep/XI/1999 (Deperindag, 1999).
Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital sehingga
diperoleh bobot bersih susu Frisian Flag Coklat UHT berupa gram. Bobot (gram)
yang diperoleh tersebut kemudian dibagi dengan bobot jenis susu Frisian Flag
Coklat UHT seperti yang tertera pada Tabel 4 untuk mendapatkan angka volume
bersihnya dalam satuan ml sesuai dengan yang tertera pada label. Daftar bobot
jenis tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi dari Departemen Quality Control
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Bendera Cair Coklat (BCCO)
merupakan kode PT. Frisian Flag Indonesia untuk susu Frisian Flag Coklat UHT.
Pengukuran volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High
-
5/26/2018 F06ddp1
46/77
Ditimbang sampel susu yang telah dikemas dengan combibloc(Wa)
Ditimbang 10 combiblockosong lalu hasilnya dirata-rata (Wb)
Volume bersih (ml) = Wa (g) Wb (g)
Bobot jenis susu
Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml)
Tabel 4. Spesifikasivolume bersih liquid carton pack
No. Deskripsi Bobot
Jenis
Volume bersih
(ml)
Bobot bersih (g)
1. BCCO cartonpack36 x
115 mlActive Care
1.068 115 122.8
2. BCCO cartonpack36 x
200 mlActive Care
1.068 200 213.6
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas,
Jakarta
D. TEKNIK ANALISIS DATATeknik analisa data yang dilakukan adalah : 1) Bagan kendali X-bar dan R,
2)Brainstorming, 3) Diagram sebab-akibat (fishbone diagram) dan 4) Kapabilitas
proses apabila proses sudah terkendali. Data yang diperoleh diolah menggunakan
software Minitab 14.12 (Anonim, 2006 a).
1. Bagan kendali X-bar dan R
Menurut Ishikawa (1982), langkah-langkah untuk membuat bagan kendali
X-bar dan R adalah :
Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama
dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
-
5/26/2018 F06ddp1
47/77
b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atausifat yang berbeda.
Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran
subgrup dan digambarkan dengan n, jumlah subgrup
dilambangkan dengan k.
Langkah 3. Catat data pada lembaran data.
Langkah 4. Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran
subgrup).Langkah 5. Cari kisaran R (selisih x terbesar dan x terkecil) untuk tiap
subgrup.
Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X-bar), yaitu harga X keseluruhan
dibagi k (jumlah subgrup).
Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi
dengan k.
Langkah 8. Hitung batas-batas pengendalian.
Bagan kendali X-bar :
Garis pusat CL (Control Limit) = X-bar
Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = X-bar + A2 R
Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = X-bar A2 RBagan kendali R :
Garis pusat CL (Control Limit) = R
Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = D4 R
Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = D3 R
Angka-angka koefisien A2, D3 dan D4 yang digunakan dalam perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 8.
Langkah 9. Susun bagan kendali.
Langkah 10. Gambar titik-titik X-bar dan R untuk setiap subgrup pada garis
vertikal yang sama
-
5/26/2018 F06ddp1
48/77
2.Brainstorming
Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam melakukan
brainstorming adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan masalah secara jelas.b. Semua anggota kelompok harus berpikir dan memberikan ide dan tidak
boleh mengkritik atau mengomentari serta langsung dicatat.
c. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu ranking dari ide-ide ataurespon yang diterima.
d. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide terbaik dari berbagai ide-ideterbaik dari berbagai ide atau respon yang dikemukakan.
3. Diagram sebab-akibat (fishbone diagram)
Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam pembuatan diagram
sebab-akibat dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting danmendesak untuk diselesaikan
b. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakanakibat (effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),
kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkanpernyataan masalah itu dalam kotak.
c. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhimasalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak.
Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan
melalui stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor manusia,
mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran,
dan lain-lain, atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam
proses. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan
melalui brainstorming
-
5/26/2018 F06ddp1
49/77
e. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-
penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
f. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktorpenting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap
karakteristik mutu.
4. Kapabilitas proses
Rumus untuk menentukan kapabilitas proses adalah (Gaspersz, 1998) :
= R / d2
CP = (USL LSL) / 6
CPk = min (CPL, CPU), dimana
CPL = (X-bar LSL) / 3
CPU = (USL X-bar) / 3
Nilai d2 dapat dilihat pada Lampiran 8.
Keterangan :
Cp = Indeks kapabilitas proses (Process Capability Index)
Cpk = Indeks performansi Kane (Kane Performance Index)
USL = Batas spesifikasi atas (Upper Spesification Limit)
LSL = Batas spesifikasi bawah (Lower Spesification Limit)
CPL = Indeks performansi bawah (Lower Performance Index)
CPU = Indeks performansi atas (UpperPerformance Index)
= Simpangan baku
-
5/26/2018 F06ddp1
50/77
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas selama ini belum pernah
mengaplikasikan Statistical Process Controldalam kegiatan produksinya. Sebagai
langkah awal, dilakukan pengaplikasian Statistical Process Control untuk
menganalisa data volume bersih pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT.
Volume bersih produk harus sesuai dengan spesifikasi perusahaan agarkonsumen maupun produsen tidak dirugikan. Apabila volume bersih kurang dari
spesifikasi, konsumen akan dirugikan, sedangkan apabila lebih dari spesifikasi
maka akan terjadi give away.Give away adalah banyaknya produk berlebih yang
diberikan kepada konsumen berdasarkan standar yang tertera dalam label. Give
away yang sangat besar akan menimbulkan pembengkakan biaya produksi yang
seharusnya tidak perlu terjadi. Selain itu pengukuran variasi volume bersih dapat
berfungsi untuk melihat kinerja karyawan apakah dapat menghasilkan produk
sesuai spesifikasi perusahaan atau tidak. Sebelum Statistical Process Control
diaplikasikan, PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas hanya mengambil data
dengan mengambil 4 (empat) carton packper shiftuntuk dilihat apakah produksi
saat itu sesuai dengan spesifikasi atau tidak tanpa pengolahan data lebih lanjutsehingga data tidak dapat dianalisis.
Tahap awal analisis performa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
dilaksanakan dengan melakukan observasi secara langsung di PT. Frisian Flag
Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
faktual/informasi faktual tentang proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT
dan permasalahan yang sering terjadi, khususnya untuk permasalahan yang
mempengaruhi volume bersih produk. Dalam tahap ini, tehnik dasar pengendalian
mutu yang digunakan adalah bagan kendali X-bar dan R. Bagan kendali X-bar
(rata rata) dan R (range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai
-
5/26/2018 F06ddp1
51/77
ini diolah menggunakan bagan kendali X-bar dan R. Produk diambil setiap 4 jam
sekali sehingga subgrupnya adalah 4 jam sekali. Ukuran subgrup (n) adalah 11
carton pack. Pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml jumlah
subgrupnya (k) adalah 52, sedangkan untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT
200 ml jumlah subgrupnya (k) adalah 22.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 untuk
susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml, serta Gambar 7 dan Gambar 8
untuk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml. Gambar 5 sampai denganGambar 8 memperlihatkan bahwa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
volume 115 ml dan 200 ml baik line 1 dan line2 belum terkendali secara statistik.
Untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml line1 berada
pada UCL (Upper Control Limit) 115.514 ml sampai LCL (Lower Control Limit)
114.318 ml dengan CL (Control Limit) 114.926 ml. Padaline2, UCL 115.458 ml
dan LCL 114.463 ml dengan CL 114.960 ml. Untuk produk susu Frisian Flag
Coklat UHT volume 200 ml line 1 berada pada UCL 200.669 ml sampai LCL
198.856 ml dengan CL 199.762 ml. Pada line 2, didapatkan UCL 199.271 ml dan
LCL 197.778 ml dengan CL 198.525 ml.
Berdasarkan keempat bagan kendali tersebut, dapat dilihat bahwa banyak
titik yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Selain itujuga terdapat beberapa pola random yang ditunjukkan oleh titik-titik merah di
dalam kisaran batas kendali atas dan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT belum memenuhi kriteria proses yang
terkendali secara spesifik karena masih mengandung variasi penyebab khusus
(special-causes variation) dan variasi penyebab umum (common-causes
variation). Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau
operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output
(barang/jas yang dihasilkan).
-
5/26/2018 F06ddp1
52/77
Subgrup
Volume(ml)
51464136312621161161
116
115
114
113
__X=114.926
UC L=115.514
LCL=114.338
Subgrup
Kisaranvolume(ml)
51464136312621161161
4
3
2
1
0
_R=2.061
UC L=3.596
LCL=0.527
1
11
11
11
2
2
222
2
1
5666
1
6
1
55
1
1
1
5
1
1
11
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 1 (21 Februari - 2 Mei 2006)
Gambar 5.Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml
line 1
Subgrup
Volume(
ml)
51464136312621161161
116.0
115.5
115.0
114.5
114.0
__X=114.960
UC L=115.458
LCL=114.463
Kisaranvolume
(ml)
51464136312621161161
3
2
1
0
_R=1.746
UC L=3.045
LCL=0.446
1
11
1
65
51
1
1
4
1
66666
1
5
1
1
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 2 (21 Februari - 2 Mei 2006)
-
5/26/2018 F06ddp1
53/77
Subgrup
Volume(ml)
21191715131197531
200.5
200.0
199.5
199.0
198.5
__X=199.762
UC L=200.669
LCL=198.856
Subgrup
Kisaranvolume(ml)
21191715131197531
6.0
4.5
3.0
1.5
0.0
_R=3.179
UC L=5.546
LCL=0.813
1
1
6
5
1
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 1 (2 Maret - 8 Mei 2006)
Gambar 7.Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml
line 1
Subgrup
Volume(ml)
21191715131197531
200
199
198
197
196
__X=198.525
UC L=199.271
LCL=197.778
Kisaranvolume
(ml)
21191715131197531
8
6
4
2
0
_R=2.619
UC L=4.568
LCL=0.669
11
1
1
5
1
1
11
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 2 (2 Maret - 8 Mei 2006)
-
5/26/2018 F06ddp1
54/77
Menurut Anonim (2006 a), suatu proses yang menunjukkan keadaan tidak
terkendali jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Satu atau beberapa titik berada diluar batas kendali2. Sembilan titik berurutan berada pada sisi yang sama dari garis tengah3. Enam titik berurutan naik atau turun4. Empat belas titik berurutan bergantian naik dan turun5. Dua dari tiga titik berurutan berada pada posisi > 2 standar deviasi dari
garis tengah pada sisi yang sama6. Empat dari lima titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari
garis tengah pada sisi yang sama
7. Lima belas titik berurutan berada dalam posisi 1 standar deviasi darigaris tengah
8. Delapan titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari garistengah
Variasi penyebab khusus (special-causes variation) adalah kejadian-
kejadian diluar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus
ini mengambil pola-pola non acak (non random patterns) sehingga dapat
diidentifikasi/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi
memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi.
Dalam konteks pengendalian proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam
konteks pengendalian proses statistikal menggunakan bagan kendali atau kontrol
(control chart), jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang
melewati atau keluar dari batas-batas pengendalian yang didefinisikan (defined
control limit) (Gaspersz, 1998).
Variasi penyebab umum (common-causes variation) adalah faktor-faktor
di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya
variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering disebut juga
sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem (system causes)
-
5/26/2018 F06ddp1
55/77
sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang berada dalam batas-batas
pengendalian yang didefinisikan (defined control limits) (Gaspersz, 1998).
Variasi penyebab umum selalu terjadi pada proses produksi. Tantangannya
adalah bagaimana memperkecil variasi tersebut. Dengan mengecilnya variasi
penyebab umum (tanpa adanya variasi penyebab khusus) maka kemampuan
proses produksi untuk menghasilkan produk yang lebih homogen akan lebih
terjamin.
Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen
harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab
khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya
disebabkan oleh variasi penyebab umum.
B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAHPenyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dicari
melalui tehnik brainstorminguntuk mengidentifikasi permasalahan yang hasilnya
dapat dilihat pada diagram Ishikawa (Gambar 9). Identifikasi permasalahan
dimaksudkan untuk mengenali sumber permasalahan. Brainstormingdiikuti oleh
Plant Manager, QA Manager, Processing Manager (Processing Liquid and
Packing), Production Manager (Sweet Condensed Milk), Production Manager
(Can Making), Engineering Manager, Supervisor, Foreman dan Operator.
Brainstorming ini dipimpin oleh QC Manager Plant Ciracas. Untuk membuat
diagram Ishikawa, pertama-tama ditentukan dahulu akibat (effect) yang
merupakan kepala ikan pada sisi sebelah kanan kertas. Akibat yang
dimaksudkan disini adalah variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT.
Faktor penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
digolongkan ke dalam empat faktor utama sebagai tulang besar yaitu manusia,
mesin, metode dan manajemen.
1 Manusia
b hif j hi ki j di hif 3 (23 00 07 00
-
5/26/2018 F06ddp1
56/77
berupa shift juga mempengaruhi kinerja dimana saat shift 3 (23.00 07.00
WIB) terdapat kemungkinan karyawan akan lebih mengantuk dibandingkan
dengan shift1 dan 2 dimana hal ini mempengaruhi ketelitian dan awareness
dalam bekerja.
Ketika mesin filling start up (baru mulai berjalan) selalu membutuhkan
waktu untuk stabil. Sehingga frekuensi pengecekan volume bersih di awal
start lebih diperketat. Biasanya hal ini terjadi ketika pergantian produk atau
setelah CIP (Clean In Place). Apabila setelah ditransfer lalu proses filling
langsung dilanjutkan, maka aliran produk ke dalam kaleng tidak akan stabil
sehingga mempengaruhi volume bersih di dalamnya.
Pengetahuan pekerja dapat ditentukan dari lama bekerja, latihan yang
diberikan, dan tingkat pendidikannya. Semakin lama ia bekerja, semakin
banyak pengalamannya dan semakin terampil dalam pekerjaannya. Pendidikan
yang cukup akan membantu pekerja untuk cepat memahami segala hal yang
menyangkut pekerjaannya, sehingga memudahkan dalam penanganan
masalah-masalah yang terjadi.
Reward dapat menimbulkan semangat untuk bekerja lebih optimal.
Reward dapat berupa bonus atau komisi. Reward dapat diberikan kepada
individu yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk
yang dihasilkan.
Kenyamanan dalam bekerja dapat berpengaruh pada kegiatan
pengendalian volume bersih. Apabila suasana bekerja tidak nyaman akan
mengakibatkan pekerja kurang termotivasi sehingga kurang maksimalnya
perhatian dalam bekerja.
2. Metode
Selain sampling oleh Departemen Quality Control, operator juga
mengambil empat buah sampel tiap jamnya untuk menyesuaikan volume
b ik di b k hi bil t j di k tid k i k
-
5/26/2018 F06ddp1
57/77
sebaiknya diperbanyak sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian, maka
langsung dapat dilakukan penyesuaian terhadap settingmesin.
3. Mesin
Mesin/peralatan yang berpengaruh terhadap variasi volume bersih adalah
homogenizer, tegangan listrik, outlet valvedan PLC (Process Logic Control).
Pemeliharaan mesin/peralatan merupakan salah satu faktor yang juga
mempengaruhi variasi volume bersih. Pemeliharaan mencakup kalibrasi PLC,
pengecekan homogenizer, outletvalve, pengecekan pelumas, dan pembersihan
filler.PLC berpengaruh terhadap pengukuran volume bersih produk di dalam
mesin yang akan dikeluarkan melalui outlet valve.Homogenizerberpengaruh
terhadap homogenitas produk sehingga apabila terjadi kerusakan atau
ketidakstabilan kinerja pada homogenizer akan berpengaruh terhadap ukuran
partikel produk. Apabila ukuran partikel produk tidak stabil akan berpengaruh
signifikan terhadap volume bersih dimana filling machine disetting
berdasarkan volumetrik, bukan beratnya. Kebocoran dan kontaminasi yang
mungkin terjadi pada outlet valve dapat mengakibatkan kestabilan aliran
produk terganggu, sehingga harus diadakan pengecekan dan pembersihan rutin
terhadap outlet valve. Pelumas mempengaruhi kinerja mesin secara
keseluruhan sehingga pengecekan pelumas secara rutin perlu diperhatikan.
Tegangan listrik sangat mempengaruhi kinerja mesin tersebut. Apabila
tegangan listrik tidak stabil, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kestabilan kinerja filling machine. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
belum mempunyai sumber listrik cadangan yang mampu mengatasi
ketidakstabilan tegangan listrik. Gensethanya digunakan ketika aliran listrik
dari PLN putus. Selain itu juga dibutuhkan stabilizer agar aliran listrik
cenderung stabil.
manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di
-
5/26/2018 F06ddp1
58/77
manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di
dalam pabrik.
C. CORRECTIVE ACTION PLANS
Penerapan Statistical Process Control dalam pengontrolan volume bersih
untuk selanjutnya agar Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan
mudah dalam mengontrol parameter mutu tersebut. Selain itu perlu diadakannya
pelatihan SPC untuk karyawan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas sehingga
lebih memahami aplikasi dari SPC tersebut dan meningkatkan ketelitian operator.
Mesin timbangan untuk mengukur volume bersih dipindah ke tempat yang
tidak terpengaruh AC (Air Conditioner) sehingga pengukuran volume bersih akan
lebih akurat. Selain itu pengawasan pada shift 3 dari pihak manajemen
ditingkatkan agar awareness operator semakin tinggi.
Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung
untuk mengetahui tingkat kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Kapabilitas proses tidak dianalisis pada
penelitian ini karena data pada bagan kendali belum terkendali secara statistik.
Sehingga konstanta yang terdapat pada Lampiran 6 hanya digunakan untuk
menghitung bagan kendali dan tidak digunakan untuk menghitung kapabilitas
proses.
Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sebagai syarat untuk
mengimplementasikan Total Quality Management (TQM). GKM adalah suatu
kelompok karyawan, dari area kerja yang sama atau mempunyai cara kerja yang
berbeda tapi mempunyai keterkaitan persoalan yang sama, yang melakukan
pertemuan secara teratur mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan
persoalan untuk pemeliharaan, perbaikan dan atau peningkatan mutu (Anonim,
2006 b). Apabila GKM sudah terlaksana, TQM dapat diterapkan dengan baik.
TQM adalah pendekatan manajemen dalam organisasi yang berfokus kepada
-
5/26/2018 F06ddp1
59/77
45
Homogenizer
Sedikit
Frekuensi
Jumlah sampel
45
Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
Kenyamanan
dalam bekerja
Reward
Motivasi
Jumlah pekerja
Jam kerja
(shift)
Ketelitian
Pengalaman/
lama bekerja
PelatihanPendidikan
Keterampilan/keahlian
Sampling
Pelumas
Kebocoran
PLC
Kestabilan
CleaningPengecekan
Outlet valve
Kalibrasi
Tegangan listrik
Variasi volume
bersih susu Frisian
Flag Coklat UHT
Mesin
Manusia Metode
Kontaminasi
Pengecekan Stabilizer
Manajemen
Pengawasan
pada shift3
Kurang
Pengecekan
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
-
5/26/2018 F06ddp1
60/77
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis bagan kendali Xbar-R, dapat disimpulkan bahwa
mutu proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume
bersih belum terkendali secara statistik. Hasil analisis diagram sebab akibat yang
diperoleh dari hasil brainstorming menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keragaman mutu utama volume bersih adalah manajemen,
metode, mesin, dan manusia. Faktor yang termasuk ke dalam manajemen adalah
pengawasan pada shift 3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk
manusia, faktor-faktornya adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta
motivasi dalam bekerja. Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik,
PLC, dan outlet valve.
B. SARAN
1. Menerapkan Statistical Process Control (SPC) dalam mengambil data agarDepartemen Quality Control dapat dengan cepat dan mudah dalam
mengontrol mutu.
2. Perlu diadakannya pelatihan SPC untuk meningkatkan ketelitian operator.3. Mesin timbangan dipindah ke tempat yang tidak terkena pengaruh angin
secara langsung yang berasal dari AC.
4. Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitunguntuk mengetahui kemampuan proses dalam menghasilkan produk sesuai
dengan spesifikasi.
5. Pengawasan pada shift 3 perlu ditingkatkan sehingga awarenesspekerja akansemakin tinggi.
6. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) untuk implementasi Total QualityManagement (TQM)
DAFTAR PUSTAKA
-
5/26/2018 F06ddp1
61/77
Anonim. 2006 a. Meet Minitab Release 14 for Windows.http://www.minitab.com, Minitab-Making Statistics and Process
Improvement Easier [10 Juni 2006].
Anonim.