f 05 penyelidikan epidemiologi demam berdarah dengue okkie

13
Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular Penyelidikan epidemiologi Demam berdarah dengue Oleh: dr. Okkie Mharga Sentana

Upload: okkie-mharga-sentana

Post on 15-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Demam Berdarah

TRANSCRIPT

Page 1: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Penyelidikan epidemiologiDemam berdarah dengue

Oleh:dr. Okkie Mharga Sentana

Pusat Kesehatan Masyarakat Sangkrah

Page 2: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Kota Surakarta - Jawa Tengah

F 05. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam

mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati,

disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan

gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan.

Demam berdarah dengue (DBD)/ Dengue Hemmoragic Fever (DHF) merupakan masalah

kesehatan yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah perkotaan. Di

Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 30 tahun terakhir dan telah

menyebar di seluruh provinsi dan 75% dari seluruh jumlah kabupaten/ kota. Angka insidensi

secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Pemberantasan penyakit DBD didasarkan pada kontrol terhadap nyamuk penyebar

dengue yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kecepatan diagnosis menjadi salah satu faktor

utama keberhasilan penyembuhan dan pemberantasan penyakit DBD. Kriteria diagnosis klinik

DBD menurut WHO berupa panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab jelas,tanda-tanda perdarahan

atau pembesaran hati, jumlah trombosit < 100.000/mm3 (modifikasiDepkes < 150.000/mm3) dan

hematokrit meningkat lebih atau sama dengan 20 %.Menurut Depkes RI, kasus DBD adalah

semua penderita DBD dan tersangka DBD. Penderita penyakitDBD adalah penderita dengan

tanda-tanda yang memenuhi kreteria WHO dan tersangka DBD yang hasil pemeriksaan serologis

(haemaglutination inhibition test atau dengue blot) positif. Kasus DBD segera ditindaklanjuti

dengan penyelidikan epidemiologi (PE) dan dilakukan penanggulangan seperlunya untuk

mencegah penyebar luasan penyakit. PE ditindaklanjuti dengan tindakan pemberantasan nyamuk

dan jentik, seperti fogging dan PSN.

Page 3: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

B. PERMASALAHAN

I. ANAMNESIS

a) Identitas Penderita

Nama : An. Muhammad Rizky

Umur : 9 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Sekolah

Alamat : Sangkrah RT 04 / 11

Masuk RS : 19 Juni 2013 Di RSUI Kustati Surakarta

b) Keluhan Utama : Panas

c) Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluhkan badan panas, panas dirasakan mendadak

tinggi di seluruh tubuh terus menerus. Panas yang dirasakan pasien cukup mengganggu

aktivitas dan keluhan tersebut disertai lemas, pusing, dan susah makan. Pasien tidak

mengeluhkan batuk atau pun pilek. BAK dan BAB pasien normal.

Pasien sudah diberi obat turun panas oleh ibunya. Panasnya turun sebentar

kemudian panas berlanjut lagi. Saat di rumah ibu pasien mengaku anaknya sangat lemah,

kemudian dibawa ke rumah sakit.

d) Riwayat Penyakit Dahulu, Kebiasaan, dan Lingkungan :

Riwayat asma, riwayat alergi, riwayat mondok sebelumnya disangkal. Dalam dua

minggu ini pasien tidak bepergian ke luar desa atau pun kota. Tidak ada penderita lain di

rumah pasien selama kurun waktu 3 minggu ini. Teman bermain pasien tidak ada yang

mengalami sakit seperti yang dialami pasien, tetapi sekitar lingkungannya ada dua anak

yang mengalami panas tanpa sebab yang jelas.

II. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 5 Oktober 2011

Page 4: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Keadaan Umum Sakit berat, compos mentis, gizi kesan cukup

Page 5: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Tanda Vital Tensi : 100/60 mmHg

Heart rate : 90 x/menit

Respiration rate : 23 x/menit

Frekuensi Respirasi : Suhu : 38,80C

Kulit Turgor cukup, hiperpigmentasi (-), kering (-), petechie (-),

ikterik (-), bekas garukan (-), pucat (-), kulit basah (-).

Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna kuning keemasan, uban

(-), mudah rontok (-), luka (-).

Mata Mata cekung (-/-), konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik

(-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan

diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema

palpebra (-/-), eksoftalmos (-/-), strabismus (-/-).

Telinga Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan

mastoid (-), nyeri tekan tragus (-), gangguan fungsi

pendengaran (-)

Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi

penghidu baik, foeter et nasal (-)

Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-),

lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-), luka

pada sudut bibir (-), foeter ex ore (-).

. Leher JVP R+2 cm (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris,

pembesaran KGB (-).

Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan =

kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), pernafasan

torakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran KGB

axilla (-/-), rambut ketiak rontok (-).

Jantung :

Inspeksi Iktus kordis tidak tampak

Palpasi Iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi Konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Page 6: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Auskultasi HR 90 x/menit, bunyi jantung I-II intensitas normal,

regular, bising jantung (-/-), gallop (-)

Pulmo :

Inspeksi Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar

(-), retraksi intercostal (-). Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi Simetris. Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba kanan

= kiri

Perkusi Sonor / Sonor

Auskultasi Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan wheezing (-/-),

ronchi basah kasar (-/-), ronchi basah halus (-/-), krepitasi

(-/-)

Punggung Kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok

kostovertebra (-/-).

Abdomen :

Inspeksi Dinding perut sejajar dari dinding dada, perut seperti papan

(-), distended (-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput

medusae (-), hiperpigmentasi (-)

Auscultasi Peristaltik (+) normal

Perkusi Timpani, pekak alih (-), Liver span 13 cm

Palpasi Supel, nyeri tekan (-). hepar teraba 2 jari BACD, lien

tidak teraba.

Genitourinaria Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-).

Ekstremitas Superior Dextra : Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-),

akral dingin (-), eritem palmaris (-), luka (-), ikterik (-),

spoon nail (-), kuku pucat (-), jari tabuh (-), nyeri tekan dan

nyeri gerak (-), deformitas (-), tremor (-).

Superior Sinistra : Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-),

akral dingin (-), eritem palmaris (-), luka (-), ikterik (-),

spoon nail (-), kuku pucat (-), jari tabuh (-), nyeri tekan dan

nyeri gerak (-), deformitas (-), tremor (-).

Inferior Dextra : Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-),

Page 7: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

akral dingin (-), eritem palmaris (-), luka (-), ikterik (-),

spoon nail (-), kuku pucat (-), jari tabuh (-), nyeri tekan dan

nyeri gerak (-), deformitas (-).

Inferior Sinistra : Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-),

akral dingin (-), eritem palmaris (-), luka (-), ikterik (-),

spoon nail (-), kuku pucat (-), jari tabuh (-), nyeri tekan dan

nyeri gerak (-), deformitas (-).

III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a) Jumlah trombosit saat penegakan diagnosa :

1) 77.000 103/uL

2) 40.000 103/uL

3) 31.000 103/uL

4) 41.000 103/uL

5) 84.000 103/uL

6) 170.000 103/uL

b) Kadar Hb : 15,4 g/dl

c) Nilai Hematokrit saat penegakan diagnosis : 42,5 %

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Pencegahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu

pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.

Pencegahan Primer

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan

orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat

menjadi sakit. Beberapa hal yang dilakukan dalam pencegahan tingkat ini

adalah surveilans vector, pengendalian vector, surveilans kasus, dan

gerakan pemberatantasan sarang nyamuk.

Pencegahan Sekunder

Page 8: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Pada pencegahan sekunder dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut

penemuan, pertolongan dan pelaporan penderita, diagnosis klinis, diagnosis

laboratorium, pengobatan penderita DBD, dan penyelidikan epidemiologi.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tingkat ketiga ini dimaksudkan untuk mencegah kematian

akibat penyakit DBD dan melakukan rehabilitasi. Upaya pencegahan ini

dapat dilakukan dengan transfusi darah dan stratifikasi daerah rawan DBD

D. PELAKSANAAN

Pada kasus ini, saya beserta staf Puskesmas Sangkrah dan ibu kader melakukan pencegahan

DBD dengan melaksanakan program penemuan, pertolongan dan pelaporan

penderita, diagnosis klinis, diagnosis laboratorium, dan penyelidikan

epidemiologi.

1. Penemuan kasus yang ada di wilayah Semanggi RT / RW adalah :

An.M, 9 Th, pelajar, sejak 3 hari SMRS pasien mengeluhkan badan panas, panas

dirasakan mendadak tinggi di seluruh tubuh terus menerus. Panas yang dirasakan pasien

cukup mengganggu aktivitas dan keluhan tersebut disertai lemas, pusing, dan susah makan.

Pasien tidak mengeluhkan batuk atau pun pilek. BAK dan BAB pasien normal.

Pasien sudah diberi obat turun panas oleh ibunya. Panasnya turun sebentar kemudian

panas berlanjut lagi. Saat di rumah ibu pasien mengaku anaknya sangat lemah, kemudian

dibawa ke rumah sakit. Pemeriksaan fisik TD : 100/60, HR: 90, Rr: 23x, t :

38,80C. Pemeriksaan fisik didapatkan hepatomegali dan tidak ditemukan

purpura, petechie, epistaksis, atau pun manifestasi perdarahan di tempat

lain. Dari hasil laboratorium At : 77000, 40000, 31000, 41000, 84000,

170000; Hb : 15,4; Hct : 42,5. Berdasarkan penemuan gejala klinis beserta

hasil laboratorium didapatkan diagnosis kerja Demam Berdarah Dengue.

Page 9: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

2. Penyelidikan Epidemiologi

Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pencarian

penderita/tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik rumah, yang

dilakukan dirumah penderita dan 20 rumah disekitarnya serta tempat-

tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan.

Hasil penyelidikan epidemiologinya adalah sebagai berikut :

Jumlah rumah diperiksa : 20 rumah

Jumlah positif jentik : 0 rumah.

House index : 0/20 X 100% = 0%

Jumlah rumah diabatesasi : 0 rumah.

Selama periode 3 minggu sejak tanggal kasus terjadi ditemukan 2

kasus dengan gejala panas 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, dan tidak ada

kasus penderita dengan tanda DBD (perdarahan, RL), atau pun kasus

meninggal dengan tanda DBD.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Dari data di atas dilakukan analisa dengan kriteria sebagai berikut :

1. Ada tambahan 2 atau lebih kasus DBD dalam periode 3 minggu yang lalu.

2. Ada tambahan kasus DBD yang meninggal dalam periode 3 minggu yang lalu.

3. Ada tambahan kasus DBD 1 orang dan adanya 3 penderita panas tanpa sebab yang jelas

dalam periode 3 minggu yang lalu, serta HI lebih dari 5 %

4. Ada tambahan kasus DBD 1 orang dengan indeks kasus meninggal.

5. Indeks kasus meninggal tetapi tidak ada tambahan kasus.

6. Ada tambahan 1 kasus DBD dan HI kurang dari 5%.

Bila terpenuhi kriteria no.1 atau 2 atau3 atau 4 dilakukan fogging focus seluas 1 RW / Dukuh /

300 rumah atau seluas 16 Ha sebanyak 2 siklus dengan interval waktu 7-10 hari dan PSN di luar

dan di dalam rumah.

Page 10: f 05 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Okkie

Bila hanya terpenuhi kriteria no.5 atau 6 maka diharapkan penggerakan masyarakat untuk PSN,

selanjutnya dilakukan pengamatan /PE 3 minggu yang akan datang sejak tanggal sakit indeks

kasus. Bila pada PE II ditemukan tambahan 1 kasus DBD dilakukan fogging seluas 300 rumah

sebanyak 2 siklus dengan interval 7-10 hari.

Dari kriteria yang telah disebutkan di atas, Semanggi RT 04/ RW 11 tidak ada indikasi untuk

dilakukan fogging. Penggerakan masyarakat untuk PSN dan penyuluhan kepada warga sekitar

tentang bahaya DBD lebih diutamakan.

Surakarta, 17 Juli 2013

Peserta Pendamping

(dr. Okkie Mharga Sentana) (dr. Heri Wijanarko, M.Si)