evrog jamban stefany tirtajaya

Upload: silvya-witarsih

Post on 02-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

evfog

TRANSCRIPT

Bab IPendahuluan

1.1 Latar BelakangTantangan global Millennium Development Goals(MDGs) bidang sanitasi, saat inidihadapkan pada kenyataan bahwa diperkirakan masih 2,6 miliar orang (40% daripopulasi dunia saat ini) tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar, khususnya diAsia dan Afrika.1,5Hasil studi Indonesia SanitationSector Development Program (ISSDP) 2006menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku dari buang air di sembarang tempat (BABS) ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka.3,4 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 implikasi dari perilaku BABS adalah diare ataupun penyakit berbasis lingkungan yang merupakan pembunuh nomor satu untuk kematian bayi di Indonesia. 3,5Kepmenkes RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilar dan indikator adalah setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari BABS atau Open Defecation Free (ODF).10Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik sendiri (76,2%), milik bersama (6,7%), dan fasilitas umum (4,2%).Meskipun sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki fasilitas BAB, masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan, yaitu sebesar 12,9%. Proporsi rumah tangga yang menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di perkotaan lebih tinggi (84,9%) dibandingkan di perdesaan (67,3%); sedangkan proporsi rumah tangga BAB di fasilitas milik bersama dan umum maupun BAB sembarangan di perdesaan (masing-masing 6,9%, 5,0%, dan 20,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan (6,6%, 3,5%, dan 5,1%).7

Berdasarkan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang 2014 - 2018 didapatkan 38,77% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan BABS. Kepemilikan jamban di Kabupaten Karawang baru mencapai 62% dengan rincian memiliki dan menggunakan 60% jamban pribadi, 2% MCK/WC Umum dan 38% BABS.11

Pada data yang diperoleh Juni 2014 sampai Mei 2015, didapatkan cakupan pengawasan jamban di wilayah kerja puskesmas Tirtajaya sebesar 42,38% dari target yang ditetapkan provinsi Jawa Barat yaitu 75%. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan evaluasi program yang sudah dijalankan, menindaklanjuti upaya perbaikan yang akan dijalankan dan mengidentifikasi faktor risiko lingkungan berbagai jenis penyakit dan gangguan kesehatan. 1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa: 1. Tantangan global Millennium Development Goals(MDGs) bidang sanitasi, saat inidihadapkan pada kenyataan bahwa diperkirakan masih 2,6 miliar orang (40% daripopulasi dunia saat ini) tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar2. Berdasarkan studi ISSDP2006menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku BABS.3. Kepmenkes RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilar dan indikator adalah setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari BABS atau Open Defecation Free (ODF).4. Berdasarkan data Riskesdas 2013, proporsi rumah tangga yang menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di perkotaan lebih tinggi (84,9%) dibandingkan di perdesaan (67,3%). Berdasarkan data Riskesdas 2013 proporsi rumah tangga dengan pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik di perkotaan lebih tinggi (79,4%) dibanding di perdesaan (52,4%).5. Berdasarkan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang 2014 - 2018 didapatkan 38,77% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan BABS6. Pada data yang diperoleh Juni 2014 sampai Mei 2015, didapatkan cakupan pengawasan jamban di wilayah kerja puskesmas Tirtajaya sebesar 42,38% dari target yang ditetapkan provinsi Jawa Barat yaitu 75%.1.3 Tujuan 1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengetahui adanya masalah program pengawasan jamban di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.1.3.2. Tujuan Khusus Diketahuinya jumlah sarana jamban yang ada, jumlah penduduk yang menggunakan jamban, jenis jamban yang ada dan jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015. Diketahuinya penyuluhan tentang sarana jamban/program pengawasan jamban di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015. Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan jamban di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015.

Diketahuinya presentase akses fasilitas jamban yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015.

1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Evaluator1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah. 2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya program upaya kesehatan lingkungan terutama program pengawasan jamban.3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. 4. Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi. 5. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis. 1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi. 2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan. 3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas.1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program upaya kesehatan lingkungan terutama program pengawasan jamban di ruang lingkup kerja Puskesmas Tirtajaya. 2. Mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui pada saat pelaksanaan program upaya kesehatan lingkungan terutama program pengawasan jamban di ruang lingkup kerja puskesmas Tirtajaya. 3. Dapat meningkatkan motivasi pemegang program dan pelaksana program agar dapat berjalan dengan baik.4. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan balik agar keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pengawasan jamban sehingga mutu dari pada pelayanan puskesmas ini menjadi lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.1.4.4 Bagi Masyarakat1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Tirtajaya.2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan prevalensi berbagai penyakit masyarakat yang berbasis kesehatan lingkungan melalui program pengawasan jamban.3. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia. 4. Masyarakat dapat memperoleh akses fasilitas jamban yang layak untuk kebutuhan sehari-hari.1.5. SasaranMasyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015. Bab IIMateri dan Metode2.1. Materi Materi yang dievaluasi dalam program pengawasan jamban periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015 di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, antara lain: 1. Pendataan jumlah sarana jamban yang ada.2. Jumlah penduduk yang menggunakan jamban.3. Jenis jamban yang ada /yang digunakan.4. Jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan.5. Hasil inspeksi jamban keluarga yang ada di wilayah kerja Tirtajaya.6. Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat.7. Penyuluhan tentang sarana jamban/program pengawasan jamban. 8. Pencatatan dan Pelaporan2.2. Metode Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program pengawasan jamban di Puskesmas Tirtajaya periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015 dengan cara membandingkan cakupan hasil program terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.

Bab IIIKerangka Teoritis3.1. Kerangka Teori

Bagan 1.Teori Pendekatan SistemGambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.

5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2. Tolok Ukur KeberhasilanTolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program pengawasan jamban. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program pengawasan jamban.

Berdasarkan jumlah keseluruhan jamban yang ada di wilayah kerja dan jumlah sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau merupakan fasilitas sanitasi yang layak. Fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama,yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai Kepmenkes no.852/Menkes/KS/IX/2008, dilengkapi dengan septik tank/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah.

Bab IVPenyajian Data4.1. Sumber DataSumber data dalam evaluasi ini diambil, berasal dari: Data Sekunder :

Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yang berasal dari:

1. Laporan Pembangunan Kesehatan Puskesmas Tirtajaya Kecamatan Tirtajaya Tahun 2014.2. Profil Kesehatan Puskesmas Tirtajaya.3. Laporan Data Dasar Penyehatan Lingkungan, Puskesmas Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya Periode Mei 2014 sampai dengan Juni 2015.4. Laporan Bulanan Data Dasar Penyehatan Lingkungan,Puskesmas Tirtajaya, peride Mei 2014-Juni 2015.5. Data demografi Puskesmas Tirtajaya Kecamatan Tirtajaya Tahun 2014.4.2. Data Umum4.2.1 GeografiPuskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, dengan luas areal 11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11 Desa, 48 Dusun/RW, 131 RT, dan 27.066 Kepala Keluarga (KK). Wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya yang terdiri dari 11 desa yang memilki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jayakerta Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batujaya Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan CibuayaAdapun jarak tempuh Puskesmas ke Kabupaten 45 km dengan waktu tempuh 90 menit dengam menggunakan kendaraan roda empat. Sebelas desa tersebut yaitu:a. Desa Pisangsambob. Desa Sabajayac. Desa Medankaryad. Desa Tambaksumure. Desa Tambaksarif. Desa Srijayag. Desa Srikamulyanh. Desa Kutamakmuri. Desa Bolangj. Desa Gempolkaryak. Desa SumurlabanJarak terjauh dari desa ke Puskesmas yaitu desa Srikamulyan dengan jarak 8 km, dan merupakan desa dengan waktu tempuh terlama yaitu 30 menit. Desa dengan transportasi agak sulit yaitu Desa Medankarya, Tambaksumur, Tambaksari dan Srikamulyan.4.2.2 Demografi 1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya berdasarkan pada tahun 2014 yaitu sebesar 90.756 jiwa yang terdiri dari 45.338 jiwa laki-laki dan 45.418 Jiwa perempuan. Jumlah KK terbanyak yaitu desa Pisangsambo dengan jumlah KK 2983 jiwa. Sedangkan jumlah KK berdasarkan jenis kelamin, yang paling banyak adalah laki-laki yaitu 23.952 KK.

2. Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Tirtajaya adalah Islam sebanyak 100 %, Kristen Protestan/Katolik 0 %, Hindu 0 %, dan Budha 0 %.3. Sebagian besar Kepala Keluarga Kecamatan Tirtajaya bermata pencaharian petani yaitu sebanyak 9.379 KK (35,36%).

4. Tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kecamatan Tirtajaya kebanyakan tamat SD/SLTP yaitu sebanyak 16.401 orang (67,10%).4.2.3 Jenis Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Tirtajaya meliputi 4 Puskesmas Pembantu (PUSTU), 1 Poned, 1 BP Swasta, 48 Posyandu, 2 Posbindu

Sedangkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tirtajaya yaitu :

Dokter Umum

:3 Orang

Dokter Gigi

:1 Orang

Sarjana Kesehatan

:5 Orang

Akademi Perawat

: 15Orang

Akademi Kebidanan

:29Orang

D1 Kebidanan

:4Orang

Bidan Koordinator

: 1Orang

Bidan Puskesmas

:2 Orang

Bidan Desa

:11 Orang

Bidan Poned

:17Orang Perawat (SPK)

:6 Orang

Analis Laboratorium

:1Orang

Tenaga Non Medis

:3Orang

Sopir

:1Orang

Dari sarana kesehatan dapat dilihat bahwa sarana yang ada sudah cukup memenuhi, sedangkan jumlah tenaga bila dibandingkan dengan standar Puskesmas strategis ternyata masih kurang.4.3 Data Khusus 4.3.1 Masukana. Tenaga(Man)Petugas Kesehatan Lingkungan (Sanitarian)

: 1 Orang sebagai koordinator program dan pelaksana program.b. Dana(Money)

Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

: tersedia Bantuan Operasional Kesehatan

: -c. Sarana

Sarana medis:

Sanitarian kit

: Tidak ada

Sarana non medis:

Infocus

: Tidak ada

Layar

: Tidak ada

Leaflet

: Ada Lembar balik

: Tidak ada

Poster

: Ada Formulir wawancara/formulir pengawasan sarana jamban : Ada Buku pedoman Kesling

: Ada, 1 Alat tulis

: Cukup Sarana transportasi

: Kurangd. Metode(Method) Pendataan dilakukan berupa jumlah jamban yang ada, jumlah penduduk yang memakai sarana jamban, jenis jamban yang digunakan dan jumlah akses fasilitas yang memandai. Pendataan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengawasan/inspeksi. Data tentang jumlah jamban yang ada juga didapatkan melalui data kecamatan yaitu buku potensi desa yang disesuaikan dengan wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya. Penyuluhan mengenai saran jamban yang memenuhi syarat kesehatan yang berdasarkan program STBM. Penyuluhan dilakukan di dalam dan di luar gedung. Pemetaan jamban yang belum dilakukanPemetaan jamban belum dilakukan pada desa wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya. Pengawasan/inspeksi sarana jamban.Inspeksi dilakukan secara berkala 8 kali (1 minggu 2 kali) oleh petugas kesehatan lingkungan terlatih bersama dengan kader /perangkat desa/bidan dengan mengunjungi satu persatu rumah di wilayah kerja puskesmas Tirtajaya. Pengawasan/inspeksi jamban diperiksa secara fisik dimana fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan septic tank dengan sarana air bersih dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah. Jamban terdiri dari 3 bagian: rumah jamban, lubang jamban dan tempat penampungan tinja yang disebut septic tank. Kriteria jamban sehat antara lain ruangan cukup leluasa untuk bergerak, pencahayaan dan ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi sarang serangga, tersedianya air dan sabun, septi tank sekurang-kurangnya 10 m dari sumber air. Pemeriksaan secara lengkap terdapat di lampiran formulir inspeksi sarana jamban. Pencatatan dan pelaporan

PencatatanPetugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam format pencatatan pengawasan sarana jamban (register dan formulir lain yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam bentuk grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan dan tahunan). Pelaporan

Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada dan diberikan secara periodik (bulanan dan tahunan).4.3.2 Proses a. Perencanaan Pendataan 1 kali setahun tentang jumlah sarana jamban dan jumlah pengguna. Perencanaan kegiatan di buat 1 bulan sebelumnya, setahun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan pendataan dan inspeksi sarana jamban minimal 8 kali (1 minggu 2 kali) oleh petugas kesehatan lingkungan terlatih pada hari kerja dari jam 09.00 11.00 WIB. Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat belum dilakukan Kegiatan penyuluhan 12 kali (1 bulan sekali) yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas sektor. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan sosialisi program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Pencatatan dan pelaporan : Pencatatan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan (pada hari kerja pada pukul 11.00-13.00 WIB). Pelaporan dilakukan setiap awal bulan.b. PengorganisasianDibuat struktur organisasi, kepala puskesmas sebagai penanggung jawab program, melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator program (programmer), kemudian programmer melakukan koordinasi dengan pelaksana program. Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya:

Bagan 2. Struktur organisasi bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas TirtajayaPengorganisasian dalam program pengawasan jamban dibagi berdasarkan jabatan:

a. Kepala Puskesmas (Teti Suhernayati, SKM) Sebagai penanggung jawab program.

Monitoring pelaksanaan kesehatan lingkungan Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja.

b.Koordinator Kesehatan Lingkungan (Suhendar) Koordinator program. Menerima pelaporan hasil kegiatan kesehatan lingkungan dari wilayah setempat.

Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan kepada Kepala Puskesmas Tirtajaya dalam waktu tiap bulan.c. PelaksanaanSesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara berkala: Pengumpulan data 1x/tahun Kegiatan penyuluhan 12 kali (1 bulan sekali) yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas sektor. Pengawasan jamban 8x/sebulan Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat. d. Pengawasan1. Adanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.2. Adanya rapat bulanan di puskesmas Tirtajaya tentang hasil pencapaian program pengawasan jamban.

4.3.3 Keluaran a. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban Cakupan Pengawasan Jamban=Jumlah jamban diperiksa di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu Mei 2014-Juni 2015x 100%

Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu Mei 2014-Juni 2014

4039**Cakupan : -------------------X 100 % = 42,38%

9529*

Target dari bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015= 75 %Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 75 % jadi besarnya masalah adalah 75 % - 42,38 % = 32,62%/75 = 0,434 x 100% = 43,4 %b. Persentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehatPersentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat

Cakupan : 7333*/ 73380* = 0,0,09 x 100% = 9,99%Target dari Bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015= 75%Kesimpulan : cakupan belum mencapai target sebesar 75% jadi besarnya masalah adalah 75 % - 9,99% = 65,01%/75 = 0,86 x 100% = 86 %.Ket :

(*)diambil dari hasil data dasar penyehatan lingkungan Juni 2014 sampai Mei 2015.

(**)diambil dari hasi rekapitulasi laporan bulanan penyehatan lingkungan Juni 2014 sampai Mei 2015.c. Pencatatan dan pelaporan Laporan yang disajikan merupakan laporan cakupan hasil inspeksi pengawasan jamban yang terdiri dari jumlah jamban yang ada serta jumlah jamban yang memenuhi syarat. Tidak ada laporan tentang jenis jamban yang digunakan oleh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya. Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat. 4.3.4 Lingkungana. Lingkungan FisikLokasi : Semua lokasi sarana jamban dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang ada (sepeda motor) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui sepeda motor. Walaupun sebagian jalan masih berlubang-lubang dan masih banyak jalan yang belum diaspal tetapi tidak mempengaruhi pelaksanaan program secara signifikan.Iklim : Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program. Tetapi bila musim hujan beberapa tempat becek dan sering banjir.Kondisi Geografis : Kondisi geografi tidak mempengaruhi program pengawasan jamban. Berdasarkan keterangan petugas kesehatan lingkungan puskesmas Wanakerta tidak mempengaruhi.b. Lingkungan Non Fisik Perilaku masyarakat yang masih BAB sembarangan seperti di sungai, selokan, sawah, dan kebun yang mempengaruhi keberhasilan program. Sebagian besar masyarakat masih belum memiliki sarana jamban yang memenuhi syarat. Adanya kebiasaan di masyarakat bahwa jika tidak BAB di sungai maka tidak akan keluar.4.3.4 Umpan Balika. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan. b. Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukanakan dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program pengawasan jamban selanjutnya. 4.3.5 Dampak

Langsung

Akses masyarakat terhadap jamban menjadi lebih mudah

Belum dapat dinilai

Tidak langsung

Menurunkan angka morbiditas diare

Belum dapat dinilai

Meningkatkan derajat kesehatan keluarga yang kaitannya dengan kesehatan lingkungan

Belum dapat dinilai.

Bab VPembahasan Masalah

Tabel 1.Variabel-Variabel dari Masalah

NoVariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1Keluaran

Cakupan hasil pengawasan/ inspeksi jamban Persentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehatTarget total provinsi Jawa Barat

75%

75%Puskesmas Tirtajaya42,38 %

9,99%

Puskesmas Tirtajaya(+) 43,4%

(+) 86%

2Masukan Tenaga (Man) Dana (Money) Sarana (Material) Metode (Method)

Tersedianya petugas sebagai koordinator dan pelaksana program pengawasan jamban yang terampil di bidangnya.Tersedianya dana yang berasal APBD untuk petugasSanitarian kit

InfocusLayar

Leaflet

Lembar balik

Poster

Formulir wawancara/formulir pengawasan jamban

Buku pedoman Kesling

Alat tulis, sarana Transportasi

1.Pendataan2.Penyuluhan tentang sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan di dalam dan di luar gedung.3.Pengawasan/inspeksi sarana jamban.

4.Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat

5. Pencatatan dan pelaporan

1 orang tenaga yang merangkap sebagai koordinatordan pelak- sana program pengawasan jamban yang terampil/kompeten di bidangnya.

Tidak ada laporan penggunaan dana secara terperinci.Tidak Ada

Ada, 1 buah

Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada, tetapi untuk pengelolaan makan bukan poster stop BABS atau tentang sarana jamban.

Ada

Ada

Cukup

1. Pendataan dilakukan tetapi terbatas pada jumlah jamban yang ada dan jumlah jamban yang memenuhi syarat. Tidak ada pendataan jenis jamban tersebut.

2. Penyuluhan lebih terfokus di dalam gedung dan posyandu. Penyuluhan di luar gedung kurang.

3. Pengawasan/inspeksi jamban dinilai secara fisik saja4. Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memadai

5. Pencatatan dan pelaporan sesuai . (-) (+)(+)(+)

3Proses

-Pengorganisasian-Pelaksanaan-Pengawasan

Dibentuk struktur organisasi, kepala puskesmas sebagai penanggungjawab program, melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator program (programmer), kemudian melakukan koordinasi dengan pelaksana program. Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara berkala : pengumpulan data 1x/tahun, Pengawasan jamban 8x/sebulan, Penyuluhan 12 kali (1 bulan sekali) yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas sektor.

1. Pencatatan setiap bulan/tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.2. Rapat bulanan di Puskesmas

Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoralDilakukan pendataan hanya saja tidak ada data jenis jamban yang digunakan.

Dilakukan perencanaan.

Pengawasan sarana jamban telah dilakukan sesuai jadwal.

Penyuluhan hanya terbatas di posyandu saja serta kurangnya sarana dan prasarana penunjang penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat.

Adanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.

Adanya rapat bulanan.

.

(+)

(+)

(+)

45.Umpan Balik

Lingkungan Fisik Non-Fisik

Adanya rapat kerja bulanan dengan Dinas satu bulan satu kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan. Lokasi

Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi keberhasilan program.

Perilaku masyarakat terhadap penggunaan .sarana jamban dapat mempengaruhi keberhasilan program.

Dilakukan rapat kerja bulanan

Dilakukan pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan.Berdasarkan keterangan petugas antara lain :

1. Terdapat sungai yang mengalir di setiap desa yang merupakan sumber air, dan terdapat area persawahan di semua wilayah kerjaTingkat pendidikan masih rendah dan yaitu SD dan tidak bersekolah. Perilaku masyarakat yang masih BAB sembrangan seperti selokan, sawah, kebun mempengaruhi keberhasilan program. (-)

( + ) ( + )( + )

Bab VIPerumusan Masalah6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran) Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 42,38% dari target 75%, besar masalah 43,4%. Persentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat yaitu 9,99% dari target 75%, besar masalah 86%.6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab) Masukan

Dana (Money ) Tidak ada laporan penggunaan dana yang diterima secara rinci khususnya di bagian kesehatan lingkungan. Sarana (Material)Tidak ada poster, leafet dan lembar timbal balik yang mengenai sarana jamban atau perilaku stop BABS. Metode (Method)Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memadai. Proses

PengorganisasianStruktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoral antar petugas pelaksana program pengawasan jamban.

Pelaksanaan Penyuluhan hanya terbatas di posyandu dan dalam gedung saja serta kurangnya sarana dan prasarana penunjang penyuluhan kesehatan tentang penting sarana jamban yang memenuhi syarat kepada masyarakat.Tidak ada pendataan jenis sarana jamban tersebut Pengawasan dan PelaporanAdanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali Lingkungan

Fisik

Pada saat musim hujan yang agak sulit sebab jalan becek dan beberapa tempat banjir. Juga masih banyak jalan yang belum diaspal. Non-Fisik

Sebagian besar penduduk bermata pencaharianserabutan dan tukang dari total jumlah penduduk, hal tersebut dapat mempengaruhi akses untuk mendapatkan sarana jamban yang memadai. Tingkat pendidikan masih rendah yaitu SD dan tidak bersekolah sehingga kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi dasar yang berkualitas (sarana jamban yang memadai) terhadap kesehatan.Perilaku masyarakat yang masih BABS seperti di sungai, selokan, sawah, kebun mempengaruhi keberhasilan program.Bab VIIPenyelesaian Masalah7.1 Masalah 1Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 42,38% dari target 75%.

Penyebab antara lain : PengorganisasianStruktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoral antar petugas pelaksana program pengawasan jamban.Penyelesaian antara lain : Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator program, koordinator dengan pelaksanaserta mengoptimalkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral seperti mengikuti rapat mingguan desa dan kecamatan bekerja sama dengan promosi kesehatan, bidan desa dan sebagainya.7.2 Masalah IIPersentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat yaitu 9,99%Penyebab antara lain : PengorganisasianBelum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoral antar petugas pelaksana program pengawasan jamban. MetodeTidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat padahal sudah ada data pencatatan setiap bulan tentang jumlah jamban yang memenuhi syarat. Pelaksanaan

Penyuluhan hanya terbatas di posyandu dan dalam gedung saja serta kurangnya sarana dan prasarana penunjang penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sehingga sasaran target penyuluhan kurang.

Dilakukan arisan jamban yang diikuti oleh tiap 20 rumah dan yang memenangkan arisan dibuatkan 1 jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Lingkungan Fisik

Pada saat musim hujan agak sulit sebab sebagian besar jalan tidak diaspal (berupa tanah) dan berupa tanah sehingga jalan menjadi becek dan beberapa tempat banjir.

Non-Fisik

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian adalah serabutan dan tukang,KK miskin, hal tersebut dapat mempengaruhi akses untuk mendapatkan sarana jamban yang memadai.

Tingkat pendidikan masih rendah sehingga kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi dasar yang berkualitas (sarana jamban yang memadai) terhadap kesehatan.Perilaku masyarakat yang masih BABS menjadi suatu tradisi atau kebiasaan hidup.

Penyelesaian antara lain :

Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator program, koordinator dengan pelaksanaserta mengoptimalkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral seperti mengikuti rapat mingguan desa dan kecamatan bekerja sama dengan promosi kesehatan, bidan desa dan sebagainya. Melakukan pemetaan jamban yang memenuhi syarat sesuai dengan pencatatan bulan yang ada. Dilakukan penyuluhan secara intensif dengan meningkatkan frekuensi penyuluhan tidak hanya 1x dalam 1 bulan, bervariasi dengan memberikan contoh sarana jamban yang memadai dan yang tidak memenuhi syarat di lapangan. Penyuluhan tentang pentingnya sarana jamban sehat dengan kesehatan. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan masyarakat sehingga mengubah sikap dan perilaku dalam hal BABS. Mulai mensosialisasikan dan menerapkan sistem program STBM yang salah satu pilarnya adalah ODF atau stop BABS. Bab VIIIPenutup8.1 KesimpulanDari hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan Program Pengawasan Jamban di Puskesmas Tirtajaya periode Juni 2014 hingga Mei 2015 dikatakan belum berhasil sebab tidak sesuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan.Dari hasil kegiatan program, didapatkan :a. Jumlah sarana jamban yang ada sebanyak 9529, jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 7333, tidak ada pendataan jenis jamban yang digunakan, tidak ada pemetaan sarana jamban yang memandai.

b. Tidak ada data tertulis tentang penyuluhan sarana jamban sehat.c. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 42,38% dari target 75%

d. Presentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat yaitu 9,99%8.2 Saran Meningkatkan koordinasi lintas program dengan promosi kesehatan, bidan desa dan sebagainya. Mengoptimalkan kerjasama lintas sektoral seperti mengikuti rapat mingguan desa dan kecamatan. Menggalakkan promosi kesehatan untuk memberikan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat tentang pentingnya sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan dengan prinsip STBM dilakukan tidak hanya di dalam gedung dan posyandu saja tetapi di luar gedung. Mengusulkan pengadaan sarana yang menunjang penyuluhan ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Melakukan pendataan meliputi jenis dan membuat pemetaan sarana jamban berguna untuk melihat wilayah kerja yang belum memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat, terutama di daerah desa binaan yang dapat dipantau setiap tahun.Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya program pengawasan jambanpada periode yang akan datang sehingga dapat mencapai tingkat keberhasilan sesuai target yang diharapkan.Daftar Pustaka1. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi revisi 2011. Jakarta: Rineka Cipta. 2011

2. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman Teknis Kesehatan Lingkungan. Propinsi Jawa Barat. 2004

3. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132 tahun 2013. Tentang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), 2013. Diunduh darihttp://new.pamsimas.org/data/2013/suratedaran20Menke2013.pdf. 22 September 2014.4. Saatnya Memilih yang Lebih Baik Bukan Sekedar Membangun Jamban. Pronpinsi Jawa Barat, 2010. Diunduh dari http://www.diskes.jabarprov.go.id, 22 September 2014.5. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf. 22 September 30146. UNICEF. Air, Lingkungan, Sanitasi dan Kebersihan. Jakarta : UNICEF.2012.7. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh dari: http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf, 22 September 20148. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2009.9. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2011. Memastikan Kelestarian Hidup. Jakarta : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembanguan Nasional (BAPPENAS);2012.h.86-9.10. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman Teknis Kesehatan Lingkungan. Karawang : Kegiatan Pengembangan dan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan APBD II; 2014.11. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang tahun 2014 2018.Diunduh dari https://www.google.com/url.ppsp.nawasis.dokumenperencanaansanitaspokjakab.karawang . 22 September 2014.Lampiran

Tabel 1. Kunjungan Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Puskesmas Tirtajaya 2014

NoJenis PenyakitJumlah

1Influenza9871

2ISPA8561

3Mialgia7458

4Gastritis6621

5Hipertensi4879

6Cephalgia4556

7Obs. Febris3989

8Batuk Pilek3106

9Obs. Typoid2891

10Diare Akut2184

11Lain-lain6126

Jumlah

Sumber : Laporan Triwulan Pertama Puskesmas Tirtajaya, 2014

Tabel 2. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Tirtajaya 2014NoDesaLaki-lakiPerempuanJumlah

1Pisangsambo2938602998

2Gempolkarya1365281393

3Sabajaya2721562777

4Medankarya2022412063

5Tambaksumur2710552765

6Tambaksari2692552747

7Sumurlaban1627331660

8Srijaya2471502521

9Srikamulyan2345482393

10Kutamakmur1503311534

11Bolang1558321590

Jumlah2395248924441

Sumber : Data Urusan Kependudukan Kecamatan Tirtajaya Tahun 2014Tabel 3. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah KerjaPuskesmas Tirtajaya 2014NoDesaTidak Tamat SDTamat SD/SLTPSLTATamat AK/PTJumlah

1Pisangsambo2992026598752998

2Gempolkarya129841388351393

3Sabajaya2781875555692777

4Medankarya2061392413522063

5Tambaksumur2771866553692765

6Tambaksari2751854549692747

7Sumurlaban1661121332411660

8Srijaya2521702504632521

9Srikamulyan2391615479602393

10Kutamakmur1531036307381534

11Bolang1591073318401590

Jumlah243316401499661124441

Sumber : Profil Kecamatan Tirtajaya Tahun 2014Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014NoDesaJumlah KKPetaniPedagangBuruhNelayanPNS/TNI/POLRILain-lain

1Pisangsambo29988525101281-89266

2Sabajaya33265678831350-18508

3Medankarya2393148628488-27364

4Tambaksumur2848824256589-171162

5Tambaksari283832432050438281624

6Srijaya2540862362932611367

7Srikamulyan25681235111210262093

8Kutamakmur1778150011541-3092

9Bolang2047940128120-11848

10Gempolkarya1796680140875-1487

11Sumurlaban1603109189723--582

Jumlah26735937940437005502655993

Sumber: Profil Kecamatan Tirtajaya Tahun 2014.Tabel 5. Data Dasar Penyehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

No.DesaJumlah PendudukJumlah KK yang AdaSarana Jaga

Yang AdaMemenuhi Syarat

1.Pisangsambo870827191115900

2.Gempolkarya45051425 620418

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.SabajayaMedankaryaTambaksumurTambaksariSumurlabanKutamakmurSrikamulyanBolang

Srijaya8472669577918203371648847661557071752711182822782152128414902012165920451102990980995600673842692920834619830824498460717477756

Jumlah733802160395297333

Sumber :Laporan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Tahun 2014Tabel 6.Variabel-Variabel dari Masalah

NoVariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1Keluaran

Cakupan hasil pengawasan/ inspeksi jamban Presentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehaTarget total provinsi Jawa Barat

75%

75%Puskesmas Tirtajaya2,72 %

12,98%

Puskesmas Tirtajaya(+) 96,3%

(+) 82,69%

2Masukan Tenaga (Man) Dana (Money) Sarana (Material) Metode (Method)

Tersedianya petugas sebagai koordinator dan pelaksana program pengawasan jamban yang terampil di bidangnya.Tersedianya dana yang berasal APBD untuk petugasSanitarian kit

InfocusLayar

Leaflet

Lembar balik

Poster

Formulir wawancara/formulir pengawasan jamban

Buku pedoman Kesling

Alat tulis, sarana Transportasi

1.Pendataan2.Penyuluhan tentang sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan di dalam dan di luar gedung.3.Pengawasan/inspeksi sarana jamban.

4.Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat

5. Pencatatan dan pelaporan

1 orang tenaga yang merangkap sebagai koordinatordan pelak- sana program pengawasan jamban yang terampil/kompeten di bidangnya.

Tidak ada laporan penggunaan dana secara terperinci.Tidak Ada

Ada, 1 buah

Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada, tetapi untuk pengelolaan makan bukan poster stop BABS atau tentang sarana jamban.

Ada

Ada

Cukup

1. Pendataan dilakukan tetapi terbatas pada jumlah jamban yang ada dan jumlah jamban yang memenuhi syarat. Tidak ada pendataan jenis jamban tersebut.

2. Penyuluhan lebih terfokus di dalam gedung dan posyandu. Penyuluhan di luar gedung kurang.

3. Pengawasan/inspeksi jamban dinilai secara fisik saja4. Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memadai

5. Pencatatan dan pelaporan sesuai .

(-) (+)(+)(+)

3Proses

-Pengorganisasian-Pelaksanaan-Pengawasan

Dibentuk struktur organisasi, kepala puskesmas sebagai penanggungjawab program, melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator program (programmer), kemudian melakukan koordinasi dengan pelaksana program. Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara berkala : pengumpulan data 1x/tahun, Pengawasan jamban 8x/sebulan, Penyuluhan 12 kali (1 bulan sekali) yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas sektor.

3. Pencatatan setiap bulan/tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.4. Rapat bulanan di Puskesmas

Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoralDilakukan pendataan hanya saja tidak ada data jenis jamban yang digunakan.

Dilakukan perencanaan.

Pengawasan sarana jamban telah dilakukan sesuai jadwal.

Penyuluhan hanya terbatas di posyandu saja serta kurangnya sarana dan prasarana penunjang penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat.

Adanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.

Adanya rapat bulanan.

.

(+)

(+)

(+)

45.Umpan Balik

Lingkungan Fisik Non-Fisik

Adanya rapat kerja bulanan dengan Dinas satu bulan satu kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan. Lokasi

Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi keberhasilan program.

Perilaku masyarakat terhadap penggunaan .sarana jamban dapat mempengaruhi keberhasilan program.

Dilakukan rapat kerja bulanan

Dilakukan pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan.Berdasarkan keterangan petugas antara lain :

2. Terdapat sungai yang mengalir di setiap desa yang merupakan sumber air, dan terdapat area persawahan di semua wilayah kerjaTingkat pendidikan masih rendah dan yaitu SD dan tidak bersekolah. Perilaku masyarakat yang masih BAB sembrangan seperti selokan, sawah, kebun mempengaruhi keberhasilan program. (-)

( + ) ( + )( + )

Form Penilaian Jamban Sehat

Nama:

Alamat:

JenisJambanYang Dimiliki:

( Cemplung Tanpa Tutup( Leher Angsa

( Cemplung Dengan Tutup( Sharing

( Tidak Ada

No.PertanyaanJawaban

1Apakah jamban anda memiliki atap?( YA( TIDAK

2Apakah jamban anda memiliki rangka dan dinding?( YA( TIDAK

3Apakah slab/dudukan jamban yang ada sudah aman?( YA( TIDAK

4Apakah jamban yang ada menimbulkan bau yang tidak sedap?( YA( TIDAK

5Apakah ada penutup lubang di lubang jamban yang ada?( YA( TIDAK

6Adakah fasilitas penampungan air dan sabun untuk cuci tangan?( YA( TIDAK

7Apakah jarak jamban/sumur tinja dengan sumber air lebih dari 10 M?( YA( TIDAK

Kepala Puskesmas

Teti Suhernayati, SKM

Staff Promkes

Koordinator Kesehatan Lingkungan

Suhendar

Lintas Program (Bidan, Dokter, dsb)

Lintas Sektoral (Ketua RW, RT)

38

_1472751792.unknown