evaluasi teori (positive theory)

3
Evaluasi Teori Meskipun perkembangan teori akuntansi positif telah diterima oleh banyak akademisi, hal ini adil untuk dikatakan bahwa teori akuntansi positif tidak diterima dengan baik oleh semua. Dengan berkonsentrasi pada pernyataan positif daripada pernyataan normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi sekarang mengabaikan resiko yang merupakan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Dua kritik dari teori akuntansi positif dibagi menjadi 2 kategori: Kritik Metodologi dan Statistik Kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris berhubungan dengan penjelasan dari pilihan kebijakan akuntansi dan efek pada harga saham dan kontrak perusahaan adalah buruk dan tidak meyakinkan. Spesifiknya, kritik metodologi dan statistik meliputi: Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat diprediksi Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah Ada kolinearitas antara variabel kontrak Model Cross-sectional kurang spesifik Ukuran seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak didefinisikan dengan baik dalam arti teori, atau dalam arti pengukuran (kesalahan dalam variabel). Selanjutnya, Christie menguji hipotesis statistik bahwa teori akuntansi positif dapat menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes dalam studi yang di publikasikan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam Variabel, dari penelitian akuntansi positif yang secara konsisten menunjukkan signifikan secara statistik. Variabel tersebut adalah : Kompensasi manajer cakupan bunga rasio utang ukuran hambatan deviden risiko Christie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih berkembang sebagai paradigma, Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, ada

Upload: dede-rahman-agustian

Post on 19-Jul-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Teori (positive theory)

Evaluasi Teori

Meskipun perkembangan teori akuntansi positif telah diterima oleh banyak akademisi, hal ini adil untuk dikatakan bahwa teori akuntansi positif tidak diterima dengan baik oleh semua. Dengan berkonsentrasi pada pernyataan positif daripada pernyataan normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi sekarang mengabaikan resiko yang merupakan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Dua kritik dari teori akuntansi positif dibagi menjadi 2 kategori:

Kritik Metodologi dan Statistik

Kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris berhubungan dengan penjelasan dari pilihan kebijakan akuntansi dan efek pada harga saham dan kontrak perusahaan adalah buruk dan tidak meyakinkan. Spesifiknya, kritik metodologi dan statistik meliputi:

Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat diprediksi Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah Ada kolinearitas antara variabel kontrak Model Cross-sectional kurang spesifik Ukuran seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak

didefinisikan dengan baik dalam arti teori, atau dalam arti pengukuran (kesalahan dalam variabel).

Selanjutnya, Christie menguji hipotesis statistik bahwa teori akuntansi positif dapat menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes dalam studi yang di publikasikan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam Variabel, dari penelitian akuntansi positif yang secara konsisten menunjukkan signifikan secara statistik. Variabel tersebut adalah :

Kompensasi manajer cakupan bunga rasio utang ukuran hambatan deviden risiko

Christie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih berkembang sebagai paradigma, Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, ada kecenderungan untuk mempublikasikan hasil yang mendukung sebuah teori dalam penelitian sebelumnya.

Kritik Filosofi

Sejak kemunculannya sebagai model alternatif teori normatif, teori akuntansi positif telah mengalami kritik filosofis. Kritik disajikan bawah ini, bersama dengan ringkasan singkat mengenai tanggapan dari teoritis akuntansi positif. Tinker, Merino dan Neimark menyarankan bahwa teori akuntansi positif dengan klaim tersebut, dan nilai yang dimuat, sejak penelitian memilih topik untuk diselidiki dengan metode dan asumsi yang akan diterapkan. Untuk itu mereka masih memberlakukan pertimbangan nilai tentang apa yang layak diselidiki. Wattsdan Zimmerman menunjukkan bahwa,

Page 2: Evaluasi Teori (positive theory)

sejak teori akuntansi positif memberikan permintaan informasi, orang yang memerlukan teori akuntansi untuk sejumlah alasan akan memilih dari teori yang tersedia.

Christenson berpendapat bahwa ciri teori akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi, tetapi sebagai sosiologi akuntansi karena itu berkonsentrasi pada perilaku manusia dan bukan pada perilaku atau pengukuran entitas akuntansi. Sebagai tanggapan, Watts dan Zimmerman komentar bahwa entitas akuntansi dapat diakui hanya dari segi perilaku dari individu yang terkait dengan perusahaan-pemegang saham, manajer, akuntan, auditor.

Isu Auditor

Seperti yang sudah dibicarakan di awal bab, permintaan audit dapat dijelaskan dengan teori agensi sebagai bagian dari monitoring dan menyatukan antara aktivitas dan biaya. Sejumlah akuntansi digunakan dalam kontrak untuk menentukan kompensasi manajemen dan sebagai dasar perjanjian utang. Akuntansi tersebut disyaratkan oleh hukum untuk bisa diaudit, namun ada beberapa bukti bahwa pengauditan akan diminta walaupun dalam ketiadaan hukum.

Watts dan Zimmerman menguji sejarah pengauditan di Britania Raya dan Amerika Serikat untuk menguji apakah pengauditan diminta untuk mengurangi biaya agensi dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk memenuhi persyaratan legal. Watts dan Zimmerman menemukan bukti bahwa audit sudah ada pada awal sejarah munculnya korporasi (sekitar awal tahun 1200). Audit tersebut berkembang secara bertahap ke dalam tipe audit yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan Inggris pada tahun 1844. Mereka juga menemukan perbedaan dalam perkembangan pengauditan profesional antara dua negara tersebut yang merefleksikan perbedaan dalam waktu perkembangan pasar modal pada kedua negara tersebut. Bukti yang mereka temukan mendukung kesimpulan bahwa undang-undang mensyaratkan pengauditan mengkodifikasikan pelaksanaan yang terbaik, daripada hanya sekedar mendorong permintaan untuk audit.

Hal ini sulit, jika tidak mau dikatakan tidak mungkin, untuk menguji teori-teori mengenai permintaan audit menggunakan data kontemporer karena negara-negara dengan pasar modal yang sudah maju membutuhkan perusahaan yang terdaftar pada bursa publik untuk mengungkapkan data keuangan diaudit setidaknya setahun sekali. Bagaimanapun, ada beberapa situasi tertentu dimana periset telah mengusahakan untuk menguji pemahaman dari agensi dan teori signalling. Bukannya menguji pilihan untuk membeli audit atau tidak, pengujian tersebut menguji penentuan dari pemilihan sebuah auditor dengan kualitas yang lebih tinggi.

Datar, Feltham dan Hughes mengusulkan bahwa pengguna laporan keuangan untuk percaya bahwa auditor yang besar mempunyai kualitas yang lebih tinggi karena mereka paham akan argumen ‘more to lose’. Mereka berargumen bahwa perusahaan mengeluarkan saham dalam IPO menggunakan kualitas audit untuk memberikan signal terhadap kualitas perusahaan dan saham perusahaan itu sendiri. Salah satu metode untuk memberi sinyal terhadap kualitas perusahaan baru adalah untuk promotor mempertahankan sebagian besar saham. Hal tersebut bernilai karena ini bersifat biaya. Signal alternatif untuk kualitas saham adalah mempekerjakan auditor dengan kualitas yang baik walau dengan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, Datar, Feltham dan Hughes memprediksi bahwa promotor IPO dalam perusahaan tersebut menggunakan auditor berkualitas tinggi (auditor Big 4) akan memiliki kepemilikan saham lebih rendah pada saat IPO daripada promotor IPO pada perusahaan yang menggunakan auditor berkualitas rendah.

Page 3: Evaluasi Teori (positive theory)