evaluasi program penyelenggaraan bimbingan...
TRANSCRIPT
EVALUASI PROGRAM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN
MANASIK HAJI DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)
KECAMATAN TANAH ABANG
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
RIKI OKTAFINELDI
NIM: 11140530000026
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2018 M
i
ABSTRAK
Riki Oktafineldi 11140530000026, Evaluasi Program
Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi
Jakarta Pusat Tahun 2017, di bawah bimbingan Dr. H.
Ahmadih Rojali Jawab, MA
Bimbingan manasik diselenggarakan di KUA melalui
Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Bimbingan Manasik bagi Jamaah Haji Reguler oleh Kantor
Urusan Agama Kecamatan, di dalamnya terdapat kewajiban
melaporkan dan mengevaluasi penyelenggaraan bimbingan
manasik haji. Evaluasi Sendiri merupakan suatu kegiatan dan
rangkaian kerja dalam meningkatkan kualitas dan mutu suatu
program kegiatan dalam pengambilan keputusan ke depan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif dengan studi kepustakaan dan wawancara ataupun
dokumentasi.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah, untuk
mengetahu mekanisme, prosedur dan evaluasi program
penyelenggaraan bimbingan manasik di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat apakah
sudah sesuai dengan peraturan Kementerian Agama.
Dari hasil penelitian ini penulis mengetahui bahwa KUA
sebagai lembaga terdepan sebagai tonggak pertama bimbingan
manasik haji kepada masyarakat sudah cukup memadai dari segi
pelayanannya. Tapi tidak disertai dengan sarana dan pra sarana
yang memadai untuk proses bimbingan manasik haji.
Kata Kunci : Evaluasi, Bimbingan Manasik, KUA
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji bagi Tuhan
semesta Alam Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta kenikmatan yang bisa dirasakan hingga saat
ini, sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa ajaran Islam ke dunia menuju
Rahmatan lil Alamin. Serta terima kasih yang tidak terhingga
kepada Ayahanda Bapak Arifin dan Ibunda Yelmi Daharti yang
telah mendidik dan membesarkan penulis dari sekolah dasar
hingga ke perguruan tinggi serta selalu mendoakan dan
mendukung penulis hingga dapat menyelesaikan studi strata S1 di
UIN Syarif Hidayatullah
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan memotivasi penulis agar
menjadi diri yang lebih baik lagi. Penulis sampaikan banyak
terima kasih kepada pihak maupun perorangan yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede
Rosyada, MA, beserta jajarannya.
2. Dekan Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, MA,
Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D. Sebagai Wakil Dekan I Bidang
iii
Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA. Sebagai Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Suhaimi, M.Si.
Sebagai Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan Fakultas
ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, sebagai Ketua jurusan
Manajemen Dakwah
4. Drs. Sugiharto, MM, sebagai Sekretaris jurusan Manajemen
Dakwah
5. Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA sebagai pembimbing
penulis yang telah membimbing penulis dengan sabar dan
selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi
penulis. Semoga beliau senantiasa dilindungi Allah SWT
dalam kesehatan dan kegiatan yang beliau jalani.
6. Ir. Noor Bekti Nugroho, SE, M.Si, sebagai dosen
pembimbing akademik penulis yang telah membantu dan
meluangkan waktu untuk penulis dalam pembuatan skripsi.
7. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
bermanfaat hingga penghujung semester, semoga senantiasa
dilindungi dan diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
8. Pemimpin dan staf perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah mengizinkan penulis dalam
pembuatan skripsi ini, terima kasih telah direpotkan oleh
penulis yang banyak tanya ini.
9. Bapak Pahlawan J Daulay selaku Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan Tanah Abang yang telah membantu dan
mengizinkan penulis dalam penelitian dan wawancara untuk
iv
menyelesaikan skripsi ini, semoga selalu dilindungi oleh
Allah SWT dan selalu diberikan kesehatan dalam
menjalankan tugas
10. Bapak Dahlan Rahayaan selaku Pembimbing manasik haji di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang yang telah
memberikan ilmu, informasi serta pengalaman kepada
penulis dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
11. Bapak Ai Rahman Hakim selaku pembimbing kedua penulis
di Kantor Urusan Agama Kecamatan tanah Abang yang telah
membantu studi kepustakaan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Para staf dan jamaah haji Kantor Urusan Agama yang telah
rela direpotkan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Adik penulis Friska Audia Elfinda, SS., Elfira Oktavia
Dinesta dan Hazra Elfinsa Muharram yang telah menemani
penulis dikala suntuk mengerjakan skripsi ini, semoga kalian
diberikan kesehatan untuk mencapai cita-cita kalian.
14. Teruntuk teman-teman Happy People yang telah membantu
dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini,
semoga kalian senantiasa diberikan kemudahan dalam
menjalankan urusan dan agar kita bisa bersua kembali
bersama ketika sudah berhasil nanti.
15. Kepada Annisa Firdausi, Rizky Nur Fajrianto, Maulidia
Rahmah dan Alfi Syahrin Diah yang telah membantu penulis
dalam memberikan informasi seputar semester akhir dalam
penyelesaian skripsi ini, semoga kalian dapat mencapai cita-
cita kalian.
v
16. Teman-teman MHU (Manajemen Haji Umroh) angkatan
2014, teman seperjuangan yang tak kenal lelah dan saling
membantu, semoga perjuangan kita tidak selesai hanya
sampai di sini saja.
Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu yang telah membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi, penulis banyak
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Semoga kita
selalu di Ridhoi dan dilindungi oleh Allah SWT serta diberikan
kesehatan dalam menjalani aktivitas. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca, sekali lagi penulis
haturkan terima kasih
Jakarta, 16 Oktober 2018
Riki Oktafineldi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah....................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8
D. Metodologi penelitian ........................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 12
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 15
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................... 17
A. Evaluasi Program ............................................................. 17
B. Bimbingan Manasik Haji ................................................. 30
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN AGAMA
KECAMATAN TANAH ABANG KOTA ADMINISTRASI
JAKARTA PUSAT ................................................................... 40
A. Sejarah ............................................................................. 40
B. Visi dan Misi ................................................................... 43
C. Tugas dan Fungsi ............................................................. 44
D. Struktur Organisasi .......................................................... 54
vii
BAB IV ANALISIS PENELITIAN .......................................... 56
A. Program Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji di
KUA Kecamatan Tanah Abang ....................................... 56
B. Evaluasi Program Penyelenggaraan Bimbingan Manasik
Haji di KUA Kecamatan Tanah Abang ........................... 58
1. Evaluasi Konteks ........................................................ 58
2. Evaluasi Masukan ....................................................... 58
3. Evaluasi Proses ........................................................... 76
4. Evaluasi Hasil ............................................................. 80
C. Analisa Program penyelenggaraan bimbingan manasik
haji di KUA Kecamatan Tanah Abang sesuai dengan
Peraturan Kementerian Agama ........................................ 83
BAB V PENUTUP .................................................................... 85
A. Kesimpulan ...................................................................... 85
B. Saran ................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 88
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Jamaah Berdasarkan Usia ..................................... 60
Gambar 4.2 : Jamaah Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan . 61
Gambar 4.3 : Jamaah Berdasarkan Profesi ................................. 63
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : KUA di Kota Administrasi Jakarta Pusat ................. 41
Tabel 3.2 : Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tanah Abang ............................................................................... 55
Tabel 4.1 : Latar Belakang Pembimbing..................................... 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
3. Hasil Wawancara
4. Calon Jamaah Haji Kecamatan Tanah Abang
5. Surat Tugas Pembimbing Manasik Haji Kementerian
Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat
6. Permohonan Pembimbing
7. Sertifikat Pembimbing
8. Jadwal Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA
Tanah Abang
9. Daftar Hadir Bimbingan Manasik Haji KUA Tanah
Abang
10. Foto Kegiatan
11. Materi Singkat
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji adalah rukun Islam kelima. Ibadah haji merupakan
keseluruhan perbuatan ibadah dari rukun Islam pertama hingga ke
empat, sehingga haji menjadi pelengkap semua rukun Islam. Haji
adalah perjalanan menuju rumah Allah yaitu kabah, pada musim
haji jutaan muslim menghadap ke rumah Allah ini dengan tulus
dan ikhlas sambil melantunkan doa dan mengharap ampunan
serta ridho-Nya. Haji menurut arti bahasa (etimologi) berarti al-
qashd ila mu’azhzham (pergi menuju sesuatu yang diagungkan).
Adapun menurut arti istilah (terminologi), jika kalangan ahli
bahasa menyebut haji untuk segala jenis maksud bepergian (al-
qashd) secara umum, maka kalangan ahli fiqih
mengkhususkannya hanya untuk niatan datang ke Baitullah guna
menunaikan ritual-ritual peribadatan (manasik) tertentu.1
Dalam Al-Qur’an disebutkan tentang kewajiban haji
dalam surah Al-Imron [3]: 97 yang berbunyi:
على ٱلناس هين وهي دخلهۥ كاى ءاهنا ولل قام إبر ت ه ت بين فيه ءاي
غنى حج ٱلبيت هي ٱستطاع إليه سب يل وهي كفر فإى ٱلل
لويي عي ٱلع
1 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed
Hawwas, Fiqh Ibadah, Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta:
AMZAH, 2013), h.481-482
2
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam (QS. Ali Imron Ayat: 97)2
Ayat di atas secara jelas menyatakan, bahwa manusia
yang mempunyai kesanggupan untuk melaksanakan haji dari segi
mana pun, maka diwajibkan kepadanya untuk haji. Allah SWT
mengundang manusia yang memenuhi syarat mampu menunaikan
ibadah haji hanya sekali seumur hidup.
Penyelenggaraan Ibadah Haji sudah menjadi tanggung
jawab Pemerintah, berdasarkan undang-undang Nomor 13 Tahun
2008 pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban
melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan
menyediakan pelayanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji,
Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan, dan
hal-hal lainnya yang diperlukan oleh calon Jamaah Haji.3
Karena itu, Ibadah Haji adalah kegiatan yang penting dan
setidaknya membutuhkan tenaga dan pemahaman yang lebih,
memerlukan pengelolaan khusus yang mengurusi kegiatan
tersebut. Dalam menyangkut pelayan-pelayanan, salah satunya
adalah pelayanan memberikan bimbingan Ibadah Haji.
Karena peningkatan calon jamaah haji setiap tahunnya
sangat meningkat secara drastis, seperti yang dijelaskan di atas
bahwa tenaga dan pemahaman dibutuhkan dalam
2 Sumber dari Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat: 97
3 Undang-undang No.13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji, Pasal 6, Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia
Tahun 2008
3
pelaksanaannya. Menurut laporan dari Duta Besar Republik
Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel,
menyampaikan pada suatu kesempatan bahwa jamaah haji 2017
meningkat tajam. Hal tersebut berdasarkan data yang
disampaikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Data pemerintah Arab
Saudi menyatakan bahwa jumlah jamaah haji naik 480 ribu naik
menjadi 1,8 juta dibandingkan tahun lalu. Jumlah ini belum
termasuk jamaah haji yang berasal dari Arab Saudi sebanyak 3
juta orang,” ungkapnya kepada awak media.4 Diketahui,
sebanyak 79.501 jamaah menuju rumah Allah melalui darat dan
12.477 jamaah tiba melalui jalur laut. Jumlah tersebut meningkat
33% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.5
Pada tahun 2017, Provinsi Jawa Barat (Jabar),
mengirimkan jamaah paling banyak yaitu 38.593 orang. Setelah
Jabar, provinsi lain yang turut mengirim jamaah calon haji cukup
banyak adalah Banten (9.420 orang), Sumatera Utara (8.292
orang), DKI Jakarta (7.891 orang), dan Sulawesi Selatan (7.248
orang). Sementara itu, 5 provinsi dengan kuota jamaah paling
sedikit adalah Nusa Tenggara Timur (665 orang), Bali (695
orang), Sulawesi Utara (709 orang), Gorontalo (974 orang) dan
Maluku Utara (1.073 orang).6
4 https://haji.okezone.com diakses pada 28 September 2018 pukul
18.00 WIB 5 https://haji.kemenag.go.id diakses pada 28 September 2018 pukul
19.00 WIB 6 https://www.liputan6.com/news diakses pada 28 September 2018
pukul 19.30 WIB
4
Disadari bahwa semakin banyaknya jamaah maka masalah
yang adapun akan semakin banyak pula pekerjaan, dalam hal ini
kementerian agama beserta kementerian terkait yang mengurusi
penyelenggaraan haji tersebut. Salah satunya adalah kegiatan
penyelenggaraan bimbingan manasik haji.
Oleh karena itu, sebelum berangkat haji, terlebih dahulu
harus memahami ilmu tentang haji. Seorang calon tamu Allah
harus mempunyai, mendalami dan kurang lebihnya mencari ilmu
tersebut untuk menambah khazanah wawasan tentang haji agar
mampu membuahkan hasil yang maksimal, biasa dikenal dengan
haji mabrur.
Dalam pelaksanaan Ibadah haji selayaknya ada bimbingan
pendahuluan terhadap seluruh calon Jamaah haji yang dilakukan
oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama sebagai
Penyelenggara Pelatihan Manasik Haji sekaligus menjadi tolak
ukur kualitas pemahaman Manasik Haji bagi calon Jamaah Haji
dan juga menjadi Evaluasi Pemerintah terhadap calon Jamaah
Haji.7
Bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah
sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 pasal 2 yang berbunyi:
Bimbingan manasik bagi jamaah haji reguler paling
sedikit memuat materi:
a. Pelaksanaan ibadah haji dan umrah;
7 Antar Musallam, Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik
Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan
Tahun 2014, (Jakarta: FDK, 2014), h.3
5
b. Perjalanan dan pelayanan haji;
c. Kesehatan; dan
d. Kemabruran haji.
dan pasal 3 yang berbunyi:
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik bagi jamaah haji
reguler sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2, Kantor
Urusan Agama Kecamatan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan bimbingan manasik haji;
b. Melaksanakan bimbingan manasik haji; dan
c. Melakukan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan
bimbingan manasik haji.8
Sebab karena itu, ibadah haji yang dilakukan setiap
tahunnya harus menjadi kegiatan ibadah yang maksimal dan
optimal. Karena faktor utama yang menjadi keoptimalan tersebut
adalah bekal pengetahuan dan wawasan sebelum beribadah, atau
yang disebut manasik. Dilakukan sebagai tolak ukur
kesempurnaan dalam beribadah.
Setiap penyelenggaraan dalam sebuah kegiatan diperlukan
sebuah sistem evaluasi. Evaluasi adalah sebuah proses penilaian9.
Pada titik kemudian hasil dari evaluasi tersebut digunakan untuk
pengukuran terhadap efektivitas rencana dalam sebuah program
untuk merencanakan ke depannya lebih baik. Arikunto
mendefinisikan “evaluasi sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
8 Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Bimbingan
Manasik Bagi Jamaah Haji Reguler oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan 9 Dan B. Curtis; James J. Floyd; Ferry L. Winsor, Komunikasi Bisnis
dan Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996) h.414
6
untuk tingkat keberhasilan suatu kegiatan10
. Begitu juga dengan
Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji, mencari solusi dari
masalah yang timbul serta mencari solusi agar penyelenggaraan
manasik haji selanjutnya dikantor urusan agama kecamatan
Tanah Abang lebih baik lagi sesuai dengan yang tertera di dalam
Undang-undang Perhajian.
Evaluasi menjadi titik awal sebagai sebuah perubahan
agar lebih baik ke depannya, menurut Firman B. Aji dan Martin,
“Evaluasi adalah suatu usaha mengukur dan memberi nilai secara
objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan
sebelumnya. hasil-hasil evaluasi dimaksudkan menjadi umpan
balik untuk perencanaan kembali.11
Dalam permasalahannya belum banyak masyarakat umum
mengetahui bahwa Kantor Urusan Agama (KUA) difungsikan
sebagai tempat manasik haji tahap pertama untuk calon jamaah
haji reguler, serta dirasakan bahwa akhir-akhir ini kualitas ibadah
haji menurun. Singkatnya perlu manasik yang memadai dan
terorganisir sebagai persiapan melaksanakan ibadah haji, agar
sepenuhnya maksimal. Hal itu disebutkan Lukman Hakim
Syaifuddin pada sambutan dalam pembukaan rapat kerja kantor
wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumbar, Jumat, 23
Maret 2018 di Padang. “Selain bimbingan pernikahan, kantor
KUA ke depannya akan menjadi tempat pelaksanaan manasik
haji, karena Kemenag tidak hanya mengejar pelayanan yang baik
10
Suharsimi Arikunto, Penelitian Program Pendidikan (Jakarta: PT
Bina Aksara, 1998), h.8 11
Firman B. Aji, S. Martin, Perencanaan dan Evaluasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1990), cet ke-3 h.30
7
dalam penyelenggaraan tapi juga pada manasik haji yang lebih
berkualitas sehingga Calon Jamaah Haji (CJH) bisa menjadi
ujung tombak dalam menyiarkan nilai-nilai agama kepada
masyarakat dan penebar kedamaian,” katanya.12
Dengan beragam permasalahan di atas, penulis ingin
menganalisis terkait bimbingan manasik haji yang perlu adanya
evaluasi dalam penyelenggaraannya agar tujuan dan hakikat
manasik haji itu sendiri tercapai. Demi terciptanya kualitas
ibadah haji yang maksimal dan optimal, yang menjadi ukuran
kesempurnaan ibadah haji itu sendiri. Karena itu, penulis ingin
menuangkan sebuah karya ilmiah (skripsi) yang berjudul
“Evaluasi Program Penyelenggaraan Bimbingan Manasik
Haji Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tanah
Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2017”.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, pembatasan
masalah pada penelitian ini diambil secara rinci dan
terarah, penulis membatasi masalah yang akan dibahas
adalah
a. Penyelenggaraan bimbingan manasik haji oleh
KUA Kecamatan Tanah Abang
b. Data evaluasi menggunakan data tahun 2017
12
Dikutip dari http://redaksisumbar.com/kua-akan-difungsikan-
sebagai-tempat-manasik-haji/
8
2. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, penulis akan
merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat?
b. Apakah program penyelenggaraan manasik
haji di KUA Kecamatan Tanah Abang sudah
sesuai dengan peraturan Kementerian Agama?
c. Bagaimana evaluasi program penyelenggaraan
bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan
Tanah Abang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur
pelaksanaan bimbingan manasik di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi
Jakarta Pusat
b. Untuk mengetahui dan menganalisis program
penyelenggaraan bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang sesuai dengan peraturan
Kementerian Agama
9
c. Menganalisis evaluasi program penyelenggaraan
bimbingan manasik haji Kantor Urusan Agama
Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta
Pusat
2. Manfaat Penelitian.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan pengetahuan dibidang manasik
khususnya dalam kurikulum manasik haji.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para
praktis yang kongkret terhadap pengembangan
penyelenggaraan manasik haji serta dapat
memberikan motivasi kepada Kantor Urusan Agama
mana pun dan KBIH-KBIH lainnya.
D. Metodologi penelitian
1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
10
pengumpulan data yang dipadu oleh fakta-fakta yang
ditemukan pada saat penelitian di lapangan.13
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Kantor Urusan Agama
(KUA) kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi
Jakarta Pusat. Sedangkan objek penelitian ini adalah
Evaluasi Kegiatan Bimbingan Manasik Haji
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga
menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan pembahasan penulisan
skripsi ini, yaitu antara lain:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.14
Pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti
dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku
tak sadar, kebiasaan dan sebagainya. Pengamatan
memungkinkan pengamat untuk melihat dunia
sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian.
Pengamatan juga memungkinkan peneliti
merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung,
Alfabeta,2010). h. 3 14
Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), cet ke 4, h. 53
11
subjek, sehingga memungkinkan pula peneliti
menjadi sumber data. Dan juga memungkinkan
pembentukan pengetahuan yang diketahui
bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak
subjek.15
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data atau
informasi dengan cara Tanya jawab sepihak,
dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan
pada tujuan penyelidikan. Tujuan wawancara
sendiri adalah mengumpulkan data atau informasi
(keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan,
keterangan dan sebagainya) dari suatu pihak
tertentu.16
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen.17
Penulis
menggunakan data-data dan sumber-sumber yang
ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
Data-data ini diperoleh arsip-arsip dan company
profil serta buku-buku yang ada di Kantor Urusan
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 175 16
Arief Subyantoro dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian
Sosial (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), h. 97 17
Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), cet ke 4, h. 73
12
Agama Kecamatan Tanah Abang. Kemudian data-
data tersebut digunakan oleh penulis untuk
memaparkan kerangka awal mengenai objek studi
yang ditulis.
d. Tempat Penelitian
Jalan Mutiara No. 2A, RT.17/RW.05 Karet
Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta 10220, Telp. (021) 5743823
e. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini penulis menggunakan analisis
deskriptif yaitu suatu teknik analisis data di mana
penulis terlebih dahulu memaparkan data yang
diperoleh dari hasil pengamatan kemudian
menganalisisnya dengan berpedoman kepada
sumber-sumber yang tertulis. Penulis berusaha
menggambarkan objek penelitian dengan apa
adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.
E. Tinjauan Pustaka
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan Instansi
pemerintah yang menangani masalah agama mempunyai
peranan penting dalam memberikan pelatihan bimbingan
manasik haji yang mencakup Panduan Perjalanan Haji,
pembekalan dalam melaksanakan rukun, wajib, dan tata
cara ibadah haji.
13
Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis terlebih
dahulu membaca beberapa skripsi sebagai bahan acuan
dan perbandingan selanjutnya. Adapun memiliki judul
hampir sama dengan judul skripsi yang akan ditulis dalam
skripsi ini. Judul-Judul skripsi tersebut adalah:
1. Agus Supriyadi dengan judul. “Strategi Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji pada Calon
Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Selatan”. Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen
Dakwah. Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana
upaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik
haji pada calon jamaah haji kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Selatan. Perbedaannya dengan penulisan
skripsi ini antara bagaimana strategi dalam upaya
memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap jamaah
dalam bimbingan manasik haji Kementerian Agama Kota
Jakarta Selatan dengan bagaimana pelaksanaan bimbingan
manasik haji di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah
Abang dan Evaluasi hasil penyelenggaraan kegiatan
bimbingan manasik haji di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat
2. Fahrul Yusuf dengan judul “Evaluasi Program Bimbingan
Manasik Haji Massal pada Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat Tahun 2015”. Skripsi Mahasiswa Jurusan
Manajemen Dakwah. Dalam skripsi ini membahas tentang
evaluasi program bimbingan manasik haji massal di
14
kementerian agama Jakarta barat. Perbedaan dengan
penulisan skripsi ini antara evaluasi bimbingan manasik
secara massal di Kementerian Jakarta Barat dengan
bagaimana pelaksanaan bimbingan manasik haji klasikan
pada KUA kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi
Jakarta Pusat.
3. Muhammad Reza dengan judul “Evaluasi Pelayanan
Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel Tahun
2016”. Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah.
Dalam skripsi ini membahas tentang evaluasi pelayanan
dalam bimbingan manasik di travel, yaitu calon jamaah
haji khusus Mihrab Qolbi Travel. Dalam skripsinya
menekankan tentang manasik sebuah penyelenggara haji
khusus bukan haji reguler. Perbedaan dengan penulisan
skripsi ini antara evaluasi bimbingan manasik di sebuah
travel dengan bagaimana evaluasi penyelenggaraan
kegiatan manasik haji di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta
Pusat.
4. Putri Debby Iswara. R dengan judul “Evaluasi Pelayanan
Kesehatan Jamaah Haji Pada Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014” Skripsi
Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah.
5. Mar’atus Soleha dengan judul “Evaluasi Program
Pemasaran Umrah PT Bimalyndo Hajar Aswad Tour dan
15
Travel Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan” Skripsi
Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis
membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab,
dengan susunan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
pembahasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Pada bab ini terdiri dari beberapa hal di antaranya
pengertian evaluasi, jenis-jenis evaluasi, tujuan
dan manfaat evaluasi, langkah-langkah evaluasi.
Juga terdiri dari pengertian, fungsi dan tujuan
bimbingan manasik haji serta metode dan bentuk
bimbingan manasik haji.
BAB III : GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN
AGAMA KECAMATAN TANAH ABANG KOTA
ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
Terdiri dari : Profil atau gambaran umum Kantor
Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang. Yang
terdiri dari : sejarah berdirinya, visi dan misi,
16
struktur organisasi, tugas dan fungsi Kantor
urusan Agama Kecamatan Tanah Abang.
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN
Terdiri dari : pelaksanaan kegiatan bimbingan
manasik haji dan evaluasi penyelenggaraan
kegiatan bimbingan manasik haji di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang.
BAB V : PENUTUP
Berisikan kesimpulan, saran-saran dan lampiran
yang diperlukan dalam penelitian.
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi program terdiri dari dua kata yaitu evaluasi dan
program, dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan dengan
penilaian.1 Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation, dalam bahasa arab Al-Taqdir, dalam bahasa
Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam
bahasa arab Al-qiamah, dalam bahasa Indonesia berarti Nilai.2
Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi adalah proses
bersistem dan objektif yang menganalisis sifat dan ciri pekerjaan
di dalam perusahaan dan organisasi.3 Menurut Arikunto,
“Evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk tingkat
keberhasilan suatu kegiatan.4 Dengan demikian, penelitian
evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
kematangan suatu kegiatan atau program dengan cara mengukur
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan pada interval
periode waktu tertentu, misalnya per triwulan per semester
selama proses implementasi (biasanya pada akhir fase atau tahap
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.238 2 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali
Press, 2009), h.1 3 Aji B Firman dan Sirait Martin, Perencanaan dan Evaluasi: Suatu
Sistem Untuk Proyek Pembangunan (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h.30 4 Suharsimi Arikunto, Penelitian Program Pendidikan, h.8
18
suatu rencana). Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah
implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi biasanya
lebih difokuskan pada pengidentifikasian kualitas program atau
kegiatan. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang
sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.5
Lalu menurut M. Chabib Thaha berpendapat bahwa
evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan suatu instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.6
Menurut H. D. Sujana evaluasi merupakan kegiatan
merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan
yang telah ditentukan telah tercapai, apakah pelaksaan program
sesuai dengan rencana dana atau dampak apa yang terjadi setelah
program ditentukan.7
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa
evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap sebuah kegiatan
yang telah dilakukan sebelumnya, agar dapat diketahui secara
jelas dan cermat apakah sasaran yang dituju sudah dapat tercapai
atau belum. Serta untuk mengetahui mana yang harus
dioptimalkan segera.
5 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.199 6 M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), h.1 7 H. D. Sujana, Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Fatah Production, 2000),
h.283
19
Dengan demikian, evaluasi ini dimaksudkan untuk
menyusun nilai-nilai indikator dalam mencapai suatu sasaran.
Dengan kata lain evaluasi adalah suatu cara mengetahui kekuatan
dan kelemahan sebuah kegiatan serta untuk menentukan ukuran-
ukuran perbaikan serta pengoptimalan.
Evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan, akan
membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan
(estimaltum) apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat
dicapai pada waktu yang telah ditentukan atau tidak. Apabila
berdasar data hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak
akan dicapai semua dengan rencana, maka evaluator akan
berusaha untuk mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-
cara pemecahannya. Bahkan tidak mungkin bahwa atas dasar data
hasil evaluasi itu evaluator perlu mengadakan perubahan-
perubahan, baik perbaikan yang menyangkut organisasi, tata
kerja, dan bahkan mungkin, sebab untuk mengadakan perbaikan
terlebih dahulu harus diketahui apa yang harus diperbaiki, dan
mengapa hal tersebut perlu diperbaiki. Kegiatan evaluasi tidak
menghasilkan titik kelak untuk perbaikan adalah hampa dan tidak
ada artinya sama sekali.8
Sedangkan pengertian program Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia berarti suatu rancangan mengenai asas serta
usaha yang akan dijalankan.9 Menurut Joan L. Herman dalam
buku evaluator’s Handbook, program ialah segala sesuatu yang
8 Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h.7-10
9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.278
20
dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan
hasil atau pengaruh.10
Andi Mappiare berpendapat bahwa program adalah
kerangka dasar rancangan aktivitas atau kegiatan yang dirancang
untuk melaksanakan kebijakan yang dilaksanakan untuk waktu
yang tidak terbatas.11
Program bisa diartikan sebagai tonggak utama yang harus
ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat
beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam program dijelaskan
mengenai tujuan yang akan dicapai, kegiatan yang diambil dalam
mencapai tujuan, aturan yang harus dilakukan sesuai prosedur
yang ditetapkan dan dilalui, serta sebuah perkiraan dan rancangan
anggaran dan strategi pelaksanaan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih
terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini
sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.12
Setelah menjabarkan pengertian antara evaluasi dengan
program, maka evaluasi program mempunyai pengertian
tersendiri yaitu sebuah proses pengumpulan data atau informasi
yang ilmiah, memiliki hasil yang dapat dipertimbangkan untuk
pengambilan keputusan dalam menentukan sebuah alternatif
kebijakan.
10
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2000), cet. 1, h.9 11
Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), Ed.1. h, 254 12
Wawancara pribadi dengan Kepala KUA Tanah Abang Bapak
Pahlawan J Daulay, Jakarta, 20 September 2018
21
Menurut Suharsimi Arikunto evaluasi program adalah
suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan
informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan
terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang, guna pengambilan keputusan.13
2. Jenis-Jenis Evaluasi
Ada beberapa jenis evaluasi yang dapat dilakukan
dikelompokkan sesuai dengan fokus penilaian suatu
kegiatan, Stufflebeam membagi empat macam evaluasi
yang diikuti oleh Farida Yusuf Tayibnapis dalam bukunya
yang berjudul Evaluasi Program, Yaitu antara lain:
a. Evaluasi konteks
Evaluasi konteks adalah evaluasi membantu
merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
yang akan dicapai oleh kegiatan, dan merumuskan
tujuan kegiatan
b. Evaluasi masukan
Evaluasi masukan adalah evaluasi yang
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber
yang ada, alternatif apa yang diambil, rencana dan
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Terdapat tiga unsur variabel utama dalam evaluasi
13
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi
Program Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 26
22
masukan yaitu: klien (peserta), staf (pelaksana) dan
program.
c. Evaluasi proses
Evaluasi proses adalah diarahkan sampai sejauh
mana rencana telah dilaksanakan yang sesuai dengan
rencana. Evaluasi proses memfokuskan diri pada
aktivitas kegiatan yang melibatkan interaksi langsung
kepada klien dan staf pelaksana. Evaluasi ini untuk
menilai bagaimana proses kegiatan yang sedang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah
dirumuskan.
d. Evaluasi Hasil
Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan
diketahui tercapainya tujuan, kesesuaian proses
dengan pencapaian tujuan, dan ketetapan tindakan
yang diberikan dan tampak dari program.14
Jenis-jenis evaluasi yang dapat dilakukan
dikelompokkan sesuai fokus penilaian suatu program,
sebagai berikut :
a. Evaluasi Relevansi Program (Program
Appropriateness)
Evaluasi jenis ini dilakukan untuk menilai
relevansi suatu program yang biasanya dilakukan
sebelum suatu program dilaksanakan. Jenis
evaluasi ini dapat juga dilakukan secara periodik
14
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000), cet. 1, h.14
23
selama implementasi kebijakan atau program,
misalkan bila ada perubahan kebijakan politik,
ekonomi maupun kondisi yang memerlukan
kebijakan yang berbeda pada target program
semula.
b. Evaluasi Efisiensi Program
Evaluasi yang berfokus pada efisiensi lebih
cenderung pada bagaimana memperbaiki
mekanisme/proses suatu program. Evaluasi
berfokus efisiensi ini dapat dilakukan kapan saja
sepanjang program berlangsung dan sebaiknya
dilakukan secara reguler untuk memastikan bahwa
program berjalan sesuai rencana.
c. Evaluasi Efektivitas Program
Evaluasi yang berfokus pada efektivitas dilakukan
pada suatu program dengan memperhatikan
apakah program tersebut telah selesai atau pada
tingkatan program yang telah memungkinkan
menghasilkan outcome pada tingkat tertentu
Jenis-jenis evaluasi yang dapat dilakukan
dikelompokkan sesuai fokus penilaian pekerja, secara
sederhana evaluasi kinerja berarti proses organisasi
24
melakukan penilaian terhadap pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.15
Jenis-jenis evaluasi kinerja sebagai berikut :
a. Evaluasi kinerja dari substansinya terdiri dari :
1) Evaluasi kinerja kuantitatif dengan standar
pekerjaan berbentuk bilangan yang ditetapkan
berupa target kerja dan tenggang waktu untuk
melaksanakan dan/atau mencapai
menyelesaikannya.
2) Evaluasi kinerja kualitatif dengan menggunakan
standar pekerjaan berupa kualitas atau mutu dari
proses pelaksanaan pekerjaan atau jabatan dan
hasilnya.
b. Evaluasi kinerja dari segi prosesnya terdiri dari :
1) Evaluasi kinerja dengan observasi langsung
dengan mengamati dan menilai pekerja/ karyawan
pada saat mereka melaksanakan pekerjaannya atau
jabatannya.
2) Evaluasi kinerja dengan observasi tidak langsung
dilakukan dengan mengamati pelaksanaan
pekerjaan melalui kondisi kerja yang direkayasa.
c. Evaluasi kinerja dari segi penilai atau evaluator terdiri
dari :
15
Hadari Nawawi, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan dan Indrustri, (Yogyakarta : Gadjah Mada university Press,
2006), h. 70
25
1) Evaluasi kinerja subjektif yakni penilaian kinerja
yang dilakukan oleh suatu orang penilai atau
evaluator, tanpa mempergunakan standar
pekerjaan sebagai pembanding, tanpa didasarkan
pada pendapat perseorangan.
2) Evaluasi kinerja objektif yakni penilaian yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih penilai atau
evaluator terhadap seseorang pekerja atau
karyawan yang dinilai, dengan menggunakan
standar pekerjaan yang sama.
d. Evaluasi kinerja dari segi sifatnya terdiri dari :
1) Evaluasi kinerja relatif dilakukan dengan
membandingkan nilai skor antar karyawan dalam
suatu kelompok atau unit kerja.
2) Penilaian kinerja absolut, evaluasi kinerja ini
dilakukan dengan membandingkan nilai skor yang
dicapai oleh karyawan dengan nilai skor tertinggi
yang seharusnya dicapai sebagai tolak ukur yang
bersifat standar yang berlaku bagi semua pekerjaan
atau jabatan di lingkungan sebuah organisasi atau
perusahaan.16
16
Hadari Nawawi, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan dan Industri, h. 80
26
3. Tujuan dan manfaat Evaluasi
Sebuah program dibuat kemudian nantinya dilakukan
proses evaluasi, untuk itu tujuan dan manfaat sangat
penting untuk diketahui. Menurut Isbandi Rukminto,
dengan mengutip pendapat Feuriskin, ia menyatakan ada
sepuluh alasan mengapa suatu evaluasi program
diperlukan17
:
a. Guna melihat apa yang sudah dicapai
b. Melihat kemajuan, dikaitkan dengan objektif
(tujuan) program
c. Meningkatkan pemantauan agar tercapai
manajemen yang lebih baik
d. Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan
untuk memperkuat program
e. Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah
diterapkan suatu program
f. Untuk merencanakan kegiatan program tersebut
lebih baik
g. Melihat apakah usaha yang dilakukan secara
efektif
h. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup
rasional
i. Mengumpulkan informasi guna merencanakan
dan mengolah kegiatan program secara lebih baik
17
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis
(Jakarta : FEUI Press, 2003), h.187-188
27
j. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik,
karena memberikan kesempatan untuk
mendapatkan masukan dari masyarakat komunitas
fungsional dan komunitas lokal
4. Langkah-langkah Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi, para pelaku evaluasi
(evaluator) pastinya melakukan langkah-langkah evaluasi,
adapun langkah-langkah evaluasi sebagai berikut :
a. Perencanaan Evaluasi
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya
harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh
dapat lebih maksimal. Perencanaan itu penting,
karena akan mempengaruhi langkah-langkah
selanjutnya, bahkan akan mempengaruhi
keefektifan prosedur evaluasi secara
menyeluruh.18
b. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara
melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan
perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan
evaluasi telah disinggung semua hal yang
berkaitan dengan evaluasi, seperti tujuan evaluasi,
model dan jenis evaluasi, objek evaluasi,
instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah
18
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h.88
28
dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada
jenis evaluasi yang digunakan.
c. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
Tujuan dari monitoring pelaksanaan evaluasi
adalah untuk mencegah hal-hal yang negatif dan
meningkatkan pelaksanaan evaluasi. Monitoring
mempunyai dua fungsi pokok. Pertama untuk
melihat relevansi pelaksanaan dengan
perencanaan evaluasi. Kedua untuk melihat hal-
hal apa saja yang terjadi selama pelaksanaan
evaluasi. Jika dalam pelaksanaan evaluasi terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, maka evaluator
harus mencatat, melapor dan menganalisis faktor-
faktor penyebabnya.19
d. Pengolahan data hasil evaluasi
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian
adalah sebagai berikut :
1) Menskor, yakni memberikan skor pada hasil
evaluasi yang dapat dicapai oleh pihak
bersangkutan. Untuk menskor atau
memberikan angka diperlukan tiga jenis alat
bantu, yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan
pedoman konversi.
2) Mengubah skor mentah menjadi skor standar
sesuai dengan norma tertentu
19
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h.88
29
3) Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai,
baik berupa huruf atau angka
4) Melakukan analisis soal untuk mengetahui
derajat validitas dan resabilitas soal, tingkat
kesukaran soal dan daya pembeda.20
e. Pelaporan Hasil evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, seperti
pengurus-pengurus program, aktivis dan lain
sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar proses
pelaksanaan program diketahui oleh berbagai
pihak sehingga pengurus bisa menentukan sikap
yang objektif dan mengambil langkah-langkah
yang pasti sebagai tindak lanjut dalam laporan
tersebut.
f. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah
laporan. Laporan dimaksudkan untuk memberikan
timbal balik kepada semua pihak yang terlibat
dalam program, baik secara langsung maupun
tidak langsung.21
Adapun kriteria keberhasilan evaluasi adalah :
a. Berorientasi pada program dan pelayan,
kriteria keberhasilan pada umumnya
dikembangkan berdasarkan cakupan atau hasil
suatu program.
20
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 90 21
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h.92
30
b. Berdasarkan para jamaah yang pada umumnya
dikembangkan berdasarkan perilaku jamaah
atau respons jamaah.
c. Berorientasi pada kinerja pekerja atau
karyawan dalam melayani jamaah atau
konsumen.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik haji
Bimbingan manasik haji terdiri dari tiga kata yaitu
Bimbingan, Manasik dan Haji. Secara bahasa kata bimbingan
berasal dari bahasa Inggris yaitu “guidance” yang mempunyai
arti menunjukkan, ,membimbing, menuntun, ataupun
membantu.22
Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun
untuk sapai pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa
tidak setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Menurut
beberapa ahli dipaparkan secara istilah mengenai pengertian
bimbingan antara lain :
a. Menurut Dewa Ketut Sukardi, menyatakan bahwa
bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan
kepada seseorang agar mampu mengembangkan
potensi-potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang
dimiliki, mengatasi persoalan-persoalan sehingga
mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya
22
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Quantum Teaching,
2005), cet ke-3, h.2
31
secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang
lain.23
b. DR. Moh. Surya, beliau mengemukakan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing
kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan
diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungan.24
c. Prayitno dan Erman Amti mengatakan bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.25
d. Miller mengungkapkan bahwa bimbingan adalah
proses terhadap individu untuk mencapai pemahaman
23
Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke 1, h.19 24
Hallen, Bimbingan dan Konseling, cet ke 3, h.5 25
Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar bimbingan dan Konseling,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2004), h.99
32
dan pengarahan yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimal.26
Berdasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan
oleh para ahli di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
bimbingan adalah suatu usaha untuk membantu individu atau
kelompok secara berkesinambungan agar dapat berkembang dan
mandiri. Serta dalam bimbingan harus dilakukan secara sistematis
dan terarah.
Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara
pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak
dari kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan syiar
dalam ibadah haji.27
Sedangkan dalam kamus istilah haji dan
umrah, manasik merupakan hal-hal peribadatan yang berkaitan
dengan ibadah haji: melaksanakan Ihram dari miqat yang telah
ditentukan, Thawaf, Sa’i, Wuquf di Arafah, Mabit di Muzdalifah,
melempar Jumrah, dan lain sebagainya.28
Lalu untuk pengertian haji itu sendiri adalah menurut
bahasa berarti menyengaja. Dalam bahasa arab, haji dibaca hajj
26
Nurfadhilah, Evaluasi Program Bimbingan Manasik haji Kantor
Urusan Agama Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan (Jakarta : FDK 2014),
h.23 27
Dede Imadudi, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan,
2011), h.18 28
Sumuran Harahap, Kamus Istilah haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra
Abadi Press, 2008), h.362
33
atau hijj, meskipun pada dasarnya kata haji sering dibaca hajj.
Jika dibaca hijj, haji berati gerakan-gerakan khusus.29
Adapun menurut istilah, haji artinya sengaja mengunjungi
Baitullah (kabah) untuk melaksanakan ibadah haji dengan syarat
dan ketentuan yang telah ditentukan Allah dan rasul-Nya. Oleh
karena itu seseorang yang pergi haji ke Makkah untuk bekerja
belum tentu ia dapat berhaji.30
Haji merupakan ibadah perjalanan yang diperintahkan
oleh Allah SWT. kewajiban tersebut ditunjukkan bagi umat Islam
yang mampu secara fisik, mental dan ekonomi. Perjalanan ibadah
yang panjang membutuhkan kemantapan fisik dan juga mental
bagi yang ingin melaksanakan ibadah haji serta persiapan dalam
segi ilmu tentang per hajian. Dengan memahami ilmu manasik
haji itu sendiri.
Kata manasik dan haji itu selalu berkaitan satu sama lain
sehingga menjadi sebuah kata manasik haji yang mempunyai
makna tersendiri. Pengertian manasik haji adalah suatu ilmu yang
mempelajari syarat, rukun dan wajib haji yang harus diketahui
oleh setiap jamaah yang akan berangkat. Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa manasik haji adalah suatu aktivitas
yang dengan sengaja memodifikasi berbagai kondisi yang
29
Al-jawhari, al-shahhah, Jilid 1, h.303 (al-jawhari, Ismail
ibnHammad, al-Shahhah Taj al-Lughah wa Shahhah al-Arabiyah, (Kairo, 1376
H – 1957 M) 30
Udin Wahyudin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008),
h.81
34
diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan dalam hal ini tentang
manasik haji.31
Jadi bimbingan manasik haji adalah suatu proses
pembekalan, arahan, petunjuk serta pedoman untuk menuntun
jamaah calon haji dalam melaksanakan tatanan haji dari rukun,
wajib dan tata cara ibadah yang lainnya dengan baik dan benar.
Dengan kegiatan ini diharapkan jamaah dapat
melaksanakan ibadah haji dengan tuntunan yang benar dan baik
agar kualitas ibadah tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan
atau dikenal sebagai haji yang mabrur.
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji memiliki fungsi dan tujuan,
menurut Latif Hasan dan Nijam Ahmad mengemukakan
bahwa fungsi manasik adalah sebagai berikut :
a. Agar semua calon jamaah mampu memahami
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji,
tuntunan perjalanan, pedoman kesehatan dan
mampu mengamalkannya pada saat berada di
Makkah dan Madinah.
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam
melaksanakan ibadah haji, baik secara mandiri
regu atau rombongan.
31
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah haji, (Jakarta, 2011),
h.16
35
c. Agar para jamaah haji mampu mempersiapkan diri
menjalankan ibadah haji secara fisik, mental,
kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang
lainnya.32
Sedangkan menurut pihak Kementerian Agama RI
dalam buku yang berjudul “Desain pola Bimbingan
Jamaah haji” dijelaskan bahwasanya ada beberapa tujuan
dalam bimbingan manasik haji yaitu :
a. Untuk meningkatkan pengetahuan manasik haji
dan dapat melaksanakan tata cara ibadah dengan
benar sesuai tuntunan ajaran agama Islam.
b. Membentuk sosok calon jamaah haji yang
memiliki pengetahuan manasik haji dan tata cara
pelaksanaannya dengan praktik, mengetahui hak
dan kewajiban, sehingga dapat menunaikan ibadah
haji sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.33
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik haji
Bentuk dan metode adalah cara termudah untuk
melaksanakan dan mengerjakan suatu pekerjaan dan
kegiatan agar dapat mudah tercapai suatu tujuan yang
telah ditentukan. Dengan adanya ini mempermudah untuk
mengatur jalannya bimbingan.
32
Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen haji, (Jakarta : Zikrul
hakim 2003), cet ke-2, h.17 33
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan haji
dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik haji dan Umrah (Jakarta, 2013), h. 26
36
Bimbingan jamaah haji dikelompokkan menurut
bentuknya, seperti dikemukakan Direktur Pembinaan
Haji, bahwa bimbingan manasik haji oleh pemerintah
menurut jenjang organisasi pelaksana yaitu : (a)
bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh KUA
Kecamatan, (b) Bimbingan massal yang dilaksanakan
Kabupaten/Kota.34
a. Bentuk bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua
peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran, dan lain-lain
sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya
bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan
sendiri dan untuk peserta lainnya.35
Dalam bimbingan kelompok, jamaah mendapatkan
tujuh kali bimbingan yang dilaksanakan oleh Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Adapun metode
dalam bimbingan kelompok ini adalah metode
ceramah, diskusi, tanya jawab dan simulasi.36
34
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Tuntunan Manasik haji dan Umrah, (Jakarta : 2013), h.8 35
H. Prayinto, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1999), h.178 36
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Tuntunan Manasik haji dan Umrah, h.7
37
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara lisan
atas bahan pembelajaran kepada sekelompok
pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Dengan
metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.37
Metode ini yang
paling sering digunakan dan unggulan para
pembimbing dalam menjelaskan materi dan
pembelajaran tentang haji.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah proses pelibatan dua
orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan di antara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.38
Untuk menggali potensi dan pengetahuan
jamaah dalam manasik metode ini bertujuan untuk
pendalaman materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
37
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h.21 38
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, h.21
38
3) Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah suatu metode yang cara
penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua
arah dari guru kepada siswa atau sebaliknya dari
siswa kepada guru agar diperoleh jawaban yang
pasti. Dalam metode tanya jawab ini, guru dan siswa
sama-sama aktif agar mereka tidak tergantung pada
keaktifan guru saja.39
Tujuannya untuk mengukur seberapa
pemahaman setiap jamaah terhadap materi yang
telah disampaikan, dan membangkitkan respons
jamaah tentang materi tersebut.
4) Metode Simulasi
Metode simulasi ini akan digunakan ketika
situasi yang sebenarnya tidak bisa dihadirkan. Maka
diciptakanlah situasi tiruan yang dapat mendekati
keadaan sebenarnya. Peserta berada pada situasi
tiruan tersebut diharapkan dapat memahami situasi
secara lebih baik, sehingga pada gilirannya nanti
apabila melaksanakan dalam situasi yang
sebenarnya, calon jamaah haji dapat melaksanakan
kegiatan ibadahnya dengan baik sesuai materi yang
ada di bimbingan manasik haji.40
39
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, h.17 40
Kementerian Agama RI Direktorat jendral Penyelenggaraan haji
umrah, Modul Pembelajaran Manasik Haji, (Jakarta, 2006), h.24
39
Metode ini sangat berguna dan membantu
setidaknya dengan gambaran situasi ketika
beribadah sesungguhnya di baitullah apa saja yang
harus dilakukan selama di tanah suci nanti.
b. Bentuk bimbingan Massal
Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di
Kabupaten/Kota oleh kementerian Agama
kabupaten/Kota. Bimbingan massal ini dilakukan selama
tiga kali pertemuan.41
Adapun metode yang digunakan
hampir sama dengan metode yang digunakan oleh
bentuk kelompok yang telah disebutkan sebelumnya,
yaitu metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Dikarenakan bentuk bimbingan ini merupakan bentuk
bimbingan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah
tingkat Kabupaten/kota.
41
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Tuntunan Manasik haji dan Umrah, h.8
40
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN AGAMA
KECAMATAN TANAH ABANG KOTA ADMINISTRASI
JAKARTA PUSAT
A. Sejarah
KUA Tanah Abang merupakan salah satu dari delapan
KUA Kecamatan yang ada di wilayah kota Administrasi Jakarta
Pusat, atau salah satu dari empat puluh tiga di wilayah Provinsi
DKI Jakarta yang berhadapan langsung dengan kompleksitas
perubahan masyarakat. Berikut KUA yang ada di Kota
Administrasi Jakarta Pusat:1
1 https://myjkt.com/2015/12/17/daftar-kantor-urusan-agama-di-
jakarta-alamat-kua/
No Nama Kantor Alamat dan Nomor Telepon
1 KUA Kec. Menteng Jl. Pegangsaan Barat No.14
Menteng Telp. 331817
2 KUA Kec. Senen Jl. Kalibaru IV Gg.II No.36
Telp 4258264
3 KUA Kec. Gambir Jl. Pembangun 11 Taman
Petojo Utara Telp. 6338623
4 KUA Kec. Cempaka Putih Jl. Cempaka Putih Tengah
XIII/10 Telp. 4258244
5 KUA Kec. Kemayoran Jl. Serdang No.3
Kemayoran Telp. 4259950
6 KUA Kec. Sawah Besar Jl. Mangga Dua
41
Tabel 3.1 : KUA di Kota Administrasi Jakarta Pusat
Secara singkat dapat penulis uraikan tentang keberadaan
KUA Kecamatan Tanah Abang. Pada mulanya Kota Jakarta
terbagi dalam tiga wilayah; Jakarta Utara, Jakarta Tengah dan
Jakarta Selatan. Pada tahun 1950-an, Jakarta Tengah terdiri dari
lima wilayah Kecamatan:2
1. Kecamatan Sawah Besar;
2. Kecamatan Kemayoran;
3. Kecamatan Cempaka Putih;
4. Kecamatan Gambir dan;
5. Kecamatan Tanah Abang;
Seiring dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat
Kecamatan Tanah Abang, maka pada tanggal 9 Februari 1951
berdiri KUA Kecamatan tanah Abang secara Definitif (sudah
pasti).3
2 KUA Tanah Abang, Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat, (Jakarta: KUA Tanah Abang,
2006), h.1 3 Wawancara pribadi dengan Kepala KUA Tanah Abang Bapak
Pahlawan J Daulay, Jakarta, 21 September 2018
Dalam No.10 Telp.
6016889
7 KUA Kec. Tanah Abang Jl. Mutiara No.2 Karet
Tengsin Telp. 5743823
8 KUA Kec. Johar Baru Jl. Tanah Tinggi IV / 86B
Telp. 4257980
42
1. Tahun 1951 KUA Kecamatan Tanah Abang berkantor di
rumah bapak Mustofa Abdul Djalil selaku kepala KUA
Kecamatan Tanah Abang, yang beralamat di Jalan Abdul
Djalil Karet Raya di depan kuburan Karet sampai tahun
1956, yang sekarang menjadi gedung Telkom.
2. Tahun 1956 KUA Tanah Abang berkantor di rumah
Bapak H. Hasan Basri (tokoh betawi) di Jalan K.H. Mas
Mansyur kelurahan Kebon Kacang di depan yayasan
Sa’id Naum sampai tahun 1969, sekarang menjadi hotel
Nusantara.
3. Tahun 1969 KUA Tanah Abang berkantor di Jalan
Pancamarga I Kelurahan Karet Tengsin, tidak berpindah
hingga tahun 1986.
4. Pada tahun 1986 KUA Kecamatan Tanah Abang pindah
kantor, dari Pancamarga I Kelurahan Karet Tengsin ke
Jalan Mutiara No. 2A kelurahan Karet Tengsin
berdasarkan surat Kakanwil Departemen Agama No.
WJ/2-b/3198/1986 tanggal 23 September 1986, dan
diserahkan oleh Gubernur DKI Bapak R. Soeprapto
kepada kepala KUA Kecamatan Tanah Abang yakni
bapak H. Abdul Mu’thi Ramli yang menjabat sampai
tahun 1989, bapak Drs. H. Fatihin Umar sampai tahun
1991, bapak H.M.N Ridwan sampai tahun 1998, bapak
Drs. H. Ohan Zarkasi sampai tahun 2002, bapak Jubaedi
43
Hamid S.H (sumber sesepuh penghulu: H. Mahbub
Na’iman).4
Pada tahun 1966 Kecamatan Tanah Abang dibentuk
berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1b.3/1/1/1966
tanggal 12 Agustus 1966 tentang pembentukan kota Administrasi
Kecamatan dan Kelurahan dalam wilayah DKI Jakarta. Secara
Administratif masuk dalam wilayah Kota Jakarta Pusat dan
dibagi menjadi tujuh kelurahan:5
1. Kelurahan Kampung Bali;
2. Kelurahan Kebon Kacang;
3. Kelurahan Petamburan;
4. Kelurahan Karet Tengsin;
5. Kelurahan Bendungan Hilir;
6. Kelurahan Gelora.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Terwujudnya Masyarakat Tanah Abang yang taat
beragama, rukun, cerdas, bermartabat dan pertisivasif.
2. Misi6
a. Meningkatkan kualitas pelayanan nikah dan rujuk
b. Meningkatkan pelayanan dan pembinaan keluarga
sakinah
4 KUA Tanah Abang, Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat, h.3-4 5 Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang, Laporan Kerja
Tahunan, (Jakarta: KUA Tanah Abang, 2017), h.26 6 KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.6
44
c. Meningkatkan kualitas dan pembinaan tempat
ibadah
d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan
wakaf
e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan
zakat dan ibadah sosial
f. Meningkatkan kualitas pelayanan pembinaan
kemasjidan
g. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pangan halal
h. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kemitraan
i. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan
haji
Peningkatan mutu dalam segala aspek adalah kata kunci
dalam mengemban misi di atas. Maka KUA Kecamatan Tanah
Abang merumuskan tujuan-tujuan strategis dalam rencana
strategis tahun 2017 dan menjabarkannya dalam kegiatan dan
program.7 Penentuan indikator keberhasilan diupayakan sedapat
mungkin terukur. Sehingga tingkat pencapaian keberhasilan atau
kegagalan program pada tahun 2016 dapat diketahui dan
diantisipasi.8
C. Tugas dan Fungsi
1. Tugas Pokok KUA Kecamatan Tanah Abang
7 KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.7
8 Wawancara Pribadi dengan kepala KUA Tanah Abang Bapak
Pahlawan J Daulay, Jakarta, 21 September 2018
45
a. Menurut KMA No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan
Organisasi kantor Urusan Agama Kecamatan, tugas
KUA Kecamatan adalah:
“melaksanakan sebagian tugas kantor Departemen
Agama kabupaten/Kota di bidang urusan agama
Islam dalam wilayah kecamatan”9
Dalam melaksanakan tugas tersebut KUA Tanah
Abang menyelenggarakan:
1) Statistik dan Dokumentasi;
2) Surat menyurat, pengurusan surat kearsipan,
pengetikan dan rumah tangga KUA Kecamatan;
3) Pencatatan nikah dan rujuk,10
mengurus dan
membina wajib zakat, wakaf, zakat mal, dan
ibadah sunah, kependudukan dan pengembangan
keluarga sakinah, produk halal, pembinaan syariah
dan hisab rukiat sesuai dengan kebijakan yang
diterapkan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat
Islam dan Penyelenggaraan haji berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan tugas-tugas tersebut kepala KUA perlu
melakukan peranan di bidang pelayanan secara
9 Slamet Anwar dan Ahmad Gozali, Kepemimpinan Kepala kantor
Urusan Agama Kecamatan yang efektif (Modul Diklat Peningkatan Kualitas
Kepemimpinan Kepala kantor Urusan Agama Kecamatan), (Jakarta:
Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Pusdiklat Tenaga
Administrasi, 2006), h.30-31 10
Depag RI, Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang
Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975, (Jakarta: Depag
RI, 2004), h.68
46
optimal kepada masyarakat. Pelayanan yang di
maksudkan seperti:
a) Pelayanan fasilitas; berupa pernikahan,
pendaftaran talak cerai, pengurusan zakat,
pembinaan wakaf dan PPAIW (Pejabat pembuatan
Akta Ikrar Wakaf)11
, pembinaan baitul mal dan
ibadah sosial, pembinaan masjid dan tempat
ibadah lainnya serta pendataan lembaga
keagamaan dan kependudukan;12
b) Pelayanan subtantif, berupa tugas-tugas pelayanan
di bidang pembinaan kehidupan beragama,
pembinaan dan pengembangan masyarakat dan
pembinaan serta pelestarian lingkungan dan
sebagainya;
c) Peranan dalam mengembangkan kepemimpinan
berupa, penyusunan visi/misi, teknik
mempengaruhi, menggunakan kewenangan,
kemampuan berkomunikasi.
b. KMA No.373 Tahun 2002 tentang organisasi dan tata
kerja kantor wilayah departemen agama provinsi dan
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. Pada
pasal 88 menyebutkan:
11
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, cet III, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1998), h.502 12
Departemen Agama RI, Tanya Jawab Seputar Kepenghuluan,
(Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji, 2006), h.4
47
“seksi urusan agama Islam mempunyai tugas
melaksanakan penyuluhan dan bimbingan di bidang
kepenghuluan, keluarga sakinah, pangan halal,
ibadah sosial serta pengembangan kemitraan umat
Islam”13
a) Untuk pencatatan pernikahan berpedoman pada
PMA No.11 tahun 2007
Tentang pencatatan nikah Bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat(1):14
“Kantor urusan agama yang selanjutnya disebut
KUA adalah Instansi departemen Agama yang
bertugas melaksanakan sebagian tugas kantor
departemen Agama Kabupaten/Kota di bidang
urusan agama Islam di wilayah Kecamatan”
2. Fungsi KUA Tanah Abang
Sedangkan fungsi dari KUA itu sendiri merangkup
kepada delapan pokok pembahasan:15
a. Merumuskan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang
pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada
masyarakat di Kecamatan;
13
Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat Bidang
Urusan Agama Islam, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Produk
Halal, (Bandung: Departemen Agama Provinsi Jawa Barat, 2003) h.231 14
Peraturan Menteri Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah 15
KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.11
48
b. Menyelenggarakan statistik, dokumentasi, surat-
menyurat, pengurusan surat, pengetikan, kearsipan
dan rumah tangga KUA;
c. Bimbingan pelayanan dan bimbingan masyarakat
Islam di bidang:
1) Nikah dan Rujuk
Pencatatan KUA Kecamatan Tanah Abang telah
melaksanakan pelayanan prima terhadap
masyarakat khususnya di bidang perkawinan. Pada
tahun 2017 telah melayani, mengawasi, dan
mencatat 1676 pasang.16
2) Zakat dan Baitul Mal
Dalam pembinaan dan penggalangan ZIS di
wilayah Kecamatan Tanah Abang dilakukan
melalui calon pengantin, pengurus masjid, serta
perkantoran yang ada di wilayah kecamatan Tanah
Abang. Pada tahun 2017 KUA Kecamatan Tanah
Abang berhasil mengumpulkan infak sebesar Rp.
2.500.00,00 dalam kegiatan infak Rp. 5.000,00
pada bulan Ramadhan 1437 H.17
3) Wakaf
KUA Kecamatan Tanah Abang telah
menyelesaikan 65 lokasi yang memiliki
16
Wawancara pribadi dengan Penghulu KUA Tanah Abang Bapak
Zaenal Arifin, Jakarta, 24 September 2018 17
KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.60
49
AIW/APAIW, dan sudah memperoleh sertifikat
dari BPN seluruhnya.18
4) Pembinaan Kemasjidan
Dalam pembinaan kemasjidan KUA Kecamatan
Tanah Abang turut berpartisipasi dalam
melaksanakan jum’at bersih bersama pengurus
masjid yang ada di wilayah Kecamatan Tanah
Abang sesuai dengan jadwal Kementerian Agama
Kota Jakarta Pusat.19
d. Pembinaan Keluarga Sakinah;
Dalam upaya peningkatan mutu perkawinan, KUA
Kecamatan Tanah Abang selama tahun 2017 telah
melaksanakan suscaten sebanyak 30 kali sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, dengan jumlah
peserta sebanyak 1676 orang.20
e. Pembinaan produk halal;
KUA Kecamatan Tanah Abang telah melakukan
bimbingan dan penyuluhan tentang produk halal
melalui majelis taklim dan pengajian lainnya, serta
mengusahakan buku-buku petunjuk produk halal dan
membagikannya kepada masyarakat. Pembinaan
lembaga dan ibadah sosial
KUA Kecamatan Tanah Abang juga telah
melaksanakan pembinaan dan penyuluhan agama
18
KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.65 19
KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.68 20
KUA Tanah Abang, Laporan Kerja Tahunan, h.47
50
melalui kegiatan majelis taklim, naik taklim bapak-
bapak, taklim ibu-ibu maupun taklim gabungan.21
Selain pembinaan dan penyuluhan agama melalui
taklim tersebut di atas, juga dilakukan pembinaan
TPQ dan anak jalanan bersama dengan penyuluh
agama Islam fungsional Kecamatan Tanah Abang.
f. Pembinaan kemitraan umat Islam
Dalam rangka terwujudnya silaturahmi yang kuat
antar individu, kelompok, lembaga maupun atar
golongan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, KUA Kecamatan Tanah Abang
memberikan motivasi dan bimbingan tentang
pentingnya kemitraan umat Islam baik pada kegiatan
sektoral maupun lintas sektoral.
1) Koordinasi sektoral dan lintas Sektoral22
a. Sektoral
1) Rakor Kandepag tiap satu bulan satu kali
(minggu pertama):
2) Rakornis Urais tiga bulan satu kali (minggu
kedua);
3) Rapat pembinaan PPN di Kanwil Depag
DKI setiap tiga bulan satu kali;
4) Pengajian kitab kuning di Kanwil Depag
DKI setiap satu bulan satu kali;
21
Wawancara pribadi dengan Penyuluh KUA Tanah Abang Ibu
Sumiyati, Jakarta, 24 September 2018 22
KUA Tanah Abang, Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat, h.12
51
5) Rapat koordinasi dengan pengawas pendais
setiap enam bulan sekali;
6) Pembinaan pembantu PPN setiap tiga bulan
sekali;
7) Rapat pembinaan karyawan atau karyawati
KUA Kecamatan Tanah Abang setiap dua
bulan sekali;
8) Rapat insidental sesuai dengan kebutuhan.
b. Lintas Sektoral
1) Menghadiri apel pada upacara di Kecamatan
atau Kandepag (sebagai pembaca do’a);
2) Mengikuti rapat-rapat di Kecamatan tanah
Abang yang bersifat insidental sesuai
dengan kebutuhan;
3) Berpartisipasi aktif dalam penilaian
kelurahan berprestasi;
4) Berpartisipasi aktif dalam penilaian
kecamatan berprestasi;
5) Berpartisipasi dalam penilaian atau lomba
sekolah sehat;
6) Bekerja sama dengan PLKB dan Puskesmas
dalam pelaksanaan kursus calon pengantin
(SUSCATEN)
7) Bekerja sama dengan BPN dalam rangka
sertifikasi Tanah wakaf;
8) Memberikan sambutan-sambutan dan do’a
baik pada Peringatan hari Besar Islam
52
(PHBI) maupun kegiatan lainnya di
masyarakat;
9) Mengikuti rapat atau pertemuan di
masyarakat Kecamatan Tanah Abang
(pengurus masjid atau tokoh masyarakat);
10) Bekerja sama dengan pihak Kecamatan
Tanah Abang dalam menyukseskan setiap
kegiatan, baik yang bersifat kedinasan
maupun kemasyarakatan.23
g. Pembinaan di bidang haji
Sesuai Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan ibadah haji bahwa pembinaan,
pelayanan, praktik lapangan dan perlindungan jamaah
haji menjadi bagian penting tugas pemerintah dalam
upaya memberikan kenyamanan dan perlindungan
hukum kepada masyarakat, bangsa dan khususnya
kepada calon jamaah haji Indonesia.
Oleh karena itu segala daya, upaya dan kebijakan
hendaknya berorientasi pada apa yang diamanahkan
oleh regulasi dan kebijakan bagi keamanan,
kenyamanan dan kehikmatan beribadah bagi calon
jamaah haji baik fase pra operasional maupun pasca
operasional penyelenggaraan haji.
Untuk meningkatkan pemahaman jamaah haji tentang
penyelenggaraan ibadah haji dalam menunaikan
23
KUA Tanah Abang, Profil Kantor urusan Agama kecamatan Tanah
Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat, h.12
53
ibadahnya maka diperlukan pembinaan manasik haji
tentang penyelenggaraan ibadah haji agar calon
jamaah haji dapat menunaikan ibadah haji sesuai
ketentuan ajaran Agama Islam.
Dalam pelaksanaannya KUA Tanah Abang telah
menjadi panitia penyelenggaraan bimbingan manasik
selama kurang lebih sepuluh tahun secara struktural24
.
Adapun proses pelaksanaannya mencakup;
pengarahan, bimbingan, praktik dan tanya jawab calon
jamaah haji. Dengan dibagi beberapa pertemuan agar
para calon jamaah memahami dengan baik dan
mengerti.
KUA menjadi tonggak utama dalam bimbingan
manasik keilmuan haji di Indonesia maka harus
adanya sebuah program yang matang dan persiapan
yang baik secara terstruktural agar proses tersebut
sesuai dengan apa yang diharapkan.
24
Wawancara pribadi dengan Kepala KUA Tanah Abang Bapak
Pahlawan J Daulay, Jakarta, 20 September 2018
54
D. Struktur Organisasi
No Nama NIP Jabatan
1. Ferry Ratnasari Eka
MDJ, S.Ag
197402022005012003 Pengawas
2. H.Pahlawan J Daulay,
S.Ag M.Pd.I
197111019088831003 Kepala
3. MM. Fakhiri Zaman 196400051980031005 Tata Usaha
4. H.Zaenal Abidin, S.HI 197601112009011008 Pengolah Data
5. Khalimi 196506162009101001 Administrasi
6. Samsudin 196502032014111001 Administrasi
7. Hj. Fauziah Rusli,
S.Ag
197005122000032002 Penyuluh
8. Syafyeni 196207281992032001 Penyuluh
9. Hj. Sumiyati, S.Ag 196804242008012020 Penyuluh
10. H. Asmar Syukur,
S.Ag
196807362006041001 Penyuluh
11. Enok Hapiah, S.Ag 197708042009012005 Penyuluh
12. Hj. Siti Sulistiah 196307071983032003 Adm.
Kepenghuluan
13. Sri Susilowati 196111101983032003 Adm.
Kepenghuluan
14. Soilah 196307052003122001 Adm.
Kepenghuluan
55
15. Danniar, S.Pd.I 197106202000042008 Adm.
Kepenghuluan
16. Nur Kahiriyah, SH 197603182003122002 Adm.
Kepenghuluan
17. Drs. H.Dahlan
Rahayaan, M.Kom.I
198000121980031008 Penghulu dan
Pembimbing
Manasik Haji
18. Zaenal Arifin, SH,
M.Si
197313244009811002 Penghulu
19. Nasrullah, S.Ag 197003182003121004 Penghulu
20. Muhammad Anwar
Rifa’i
- Keamanan
21. Rosyid Hamzah - Kebersihan
Tabel 3.2 : Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang
56
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
A. Program Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji di
KUA Kecamatan Tanah Abang
Penyelenggaraan bimbingan manasik bagi para calon
jamaah haji adalah sebuah keniscayaan bagi setiap calon jamaah
haji, karena dengan bimbingan manasik haji para jamaah dibekali
pengetahuan dan wawasan seputar ibadah haji baik teori maupun
praktik, dengan harapan agar pelaksanaan ibadah haji yang
dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam, dan dengan manajemen
yang baik, jamaah haji dapat melaksanakan ibadah secara mandiri
dan istiqomah dan muaranya tentu mendapatkan haji yang
mabrur.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang Kota
Administrasi Jakarta Pusat telah melaksanakan bimbingan
manasik calon jamaah haji tahun 1438 H/2107 M selama 6
(enam) kali pertemuan dengan materi sesuai dengan silabus yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Berdasarkan studi kepustakaan dan temuan yang penulis
dapatkan di KUA Tanah Abang, mekanisme dan prosedur
penyelenggaraannya sudah diatur dengan sedemikian rupa yang
terdiri dari;
57
1. Membentuk rombongan dan regu-regu dengan ketentuan
satu rombongan yang terdiri dari 85 orang, dengan satu
ketua rombongan dan 4 ketua regu.
2. Jumlah rombongan pada KUA Kecamatan Tanah Abang
Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah 1 rombongan
yang terdiri dari 2 regu.
3. Pembinaan manasik haji dilaksanakan sebanyak 6 kali
bertempat di alula KUA Kecamatan Tanah Abang dan
GOR Kecamatan Tanah Abang
4. Narasumber atau pembimbing diambil dari tokoh agama,
pejabat di lingkungan kantor Kementerian Agama Kota
Administrasi Jakarta Pusat dan dokter Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang yang dapat dipercaya untuk
melaksanakan bimbingan manasik haji.
5. Mengangkat nama-nama yang telah tercantum wajib lunas
di SISKOHAT Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
sebagai peserta bimbingan manasik haji pada KUA
Kecamatan Tanah Abang.
6. Biaya bimbingan manasik haji pada KUA Tanah Abang
calon jamaah haji Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun
1438 H/2017 M dibebankan pada anggaran PAOH
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat
Tahun 1438 H/2017 M.
58
B. Evaluasi Program Penyelenggaraan Bimbingan
Manasik Haji di KUA Kecamatan Tanah Abang
Berdasarkan temuan dan informasi yang didapatkan di
lapangan tentang evaluasi program bimbingan manasik haji di
KUA Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat
fokus terhadap Evaluasi masukan yang terdiri dari; Klien
(peserta), Staf (pelaksana) dan Program yang meliputi; materi,
metode, waktu, tempat, sarana dan prasarana.
1. Evaluasi Konteks
Kebutuhan awal perencanaan yang membantu dan
menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh kegiatan,
sesuai dengan wawancara dengan kepala KUA Tanah
Abang Bapak Pahlawan J Daulay, proses ini meliputi;
rapat persiapan, pembentukan panitia, penetapan peserta
dan pelaksanaan kegiatan, proses ini adalah awal dari
sebuah kegiatan bimbingan manasik haji yang akan
dilaksanakan di KUA Tanah Abang.
2. Evaluasi Masukan
a. Evaluasi Klien (Calon jamaah Haji)
Berdasarkan proporsi untuk memudahkan proses
evaluasi, penulis membagi karakteristik dari calon jamaah
sebagai berikut; dari usia, profesi atau pekerjaan dan latar
belakang pendidikan.
Metode ini untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan dan analisis data evaluasi,
menurut Bapak Dahlan Rahayaan sebagai pembimbing
59
manasik haji di KUA Tanah Abang bahwasanya tahun
2017 tercatat ada 88 calon jamaah haji yang akan
mengikuti bimbingan manasik di KUA Tanah Abang.1
1) Calon Jamaah berdasarkan Usia
Dari data yang penulis dapatkan calon jamaah haji
dari Kecamatan Tanah Abang serta yang mengikuti
bimbingan manasik di KUA Tanah Abang dominannya
adalah orang tua yang menginjak usia 55 sampai 65
tahun ke atas.
Faktor usia dapat mempengaruhi jalannya ibadah di
tanah suci, karena kebugaran dan kematangan fisik
sangat dibutuhkan dalam ibadah haji, karena jalannya
proses ibadah haji membutuhkan tenaga dan stamina
serta persiapan yang matang.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, ideal usia dalam calon jamaah haji seharusnya
rentang usia 40 sampai 50 tahun agar faktor kebugaran
dan tenaga bisa diatasi dengan baik oleh jamaah itu
sendiri.2
Dari sumber yang didapat oleh penulis, penulis
mendata serta menggambarkan rentang usia calon
jamaah haji pada grafik di bawah ini :
1 Wawancara pribadi dengan Pembimbing KUA Tanah Abang Bapak
Dahlan Rahayaan, Jakarta, 21 September 2018 2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017, Jurnal
Analisis Haji Indonesia 2017, h. 4
60
Dari gambar di atas terdapat 88 calon jamaah haji
yang akan berangkat dan berhak melunasi biaya haji
serta mengikuti bimbingan manasik haji di KUA Tanah
Abang. Dari 88 calon jamaah haji terdapat 1 remaja usia
24 tahun, 2 dewasa rentang usia 26 sampai 35 tahun, 11
orang rentang usia 36 sampai 45 tahun, 29 orang rentang
usia 46 sampai 55 tahun, 34 orang rantang usia 55
sampai 65 tahun dan 11 orang rentang usia 65 tahun ke
atas.
2) Calon Jamaah haji menurut latar belakang
pendidikan
Faktor ini sangat mempengaruhi persiapan ilmu dari
semua calon jamaah haji di Indonesia maupun dari
negara lain, di Indonesia sendiri ada 4 jenjang
pendidikan yang dikategorikan sebagai berikut;
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Usia
Gambar 4.1 : Jamaah Berdasarkan Usia
61
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan atas.
Penulis mendapatkan data latar belakang pendidikan
jamaah dari KUA Tanah Abang yang digambarkan
berdasarkan grafik berikut :
Dari 88 calon jamaah haji Kecamatan Tanah Abang,
33 di antaranya mempunyai pendidikan dasar, 45 dari
latar belakang pendidikan menengah dan 10 orang dari
latar pendidikan tingkat atas.
Dari grafik di atas 88 orang calon jamaah haji
Kecamatan Tanah Abang mempunyai latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda, dari segi latar belakang
tersebut mendominasi pendidikan dari tingkat dasar yang
akan mengalami kesulitan dalam penyampaian materi
manasik, karena pentingnya memahami materi dan
penyampaian bimbingan manasik tersebut untuk
menunjang keberhasilan ibadah di tanah suci.
0
10
20
30
40
50
Dasar Menegah TinggiPendidikan
Gambar 4.2 : Jamaah Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
62
Menurut Bapak Dahlan Rahayaan faktor latar
belakang pendidikan ini menjadi tantangan sendiri dalam
penyampaian materi manasik haji, karena bisa jadi
dengan profesi dan latar belakang pendidikan bisa
mempengaruhi jalannya penyampaian materi agar
mudah diterima oleh para calon jamaah.3
Kesimpulannya jika mencermati dari latar belakang
pendidikan belum tentu orang tersebut susah dalam
menerima materi karena masih ada faktor profesi yang
akan dijelaskan dan dijabarkan di bawah.
3) Calon Jamaah haji berdasarkan
Profesi/Pekerjaan
Setidaknya dari data yang didapatkan oleh penulis di
lapangan calon jamaah haji di Kecamatan tanah Abang
didominasi oleh pedagang dan ibu rumah tangga, faktor
ini menjadi pertimbangan tertentu untuk penyampaian
materi karena menurut penyampaian bapak Dahlan
Rahayaan, profesi pedagang adalah orang yang
berpengalaman dan melek terhadap pengetahuan umum4,
mengacu pada faktor di atas dapat disimpulkan bahwa
penyampaian materi pun dapat dipermudah dan dapat
diterima dengan baik oleh para jamaah calon haji.
Digambarkan dengan grafik berikut :
3 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing KUA Kecamatan Tanah
Abang Bapak Dahlan Rahayaan, Jakarta, 21 September 2018 4 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing KUA Kecamatan Tanah
Abang Bapak Dahlan Rahayaan, Jakarta, 21 September 2018
63
0
10
20
30
40
Profesi dan Pekerjaan
Grafik di atas menunjukkan dari 88 calon jamaah
haji Kecamatan Tanah Abang ada 29 orang yang
berprofesi sebagai pedagang, 38 orang sebagai ibu
rumah tangga, 9 orang berprofesi sebagai PNS dan 11
orang sebagai karyawan swasta atau BUMN, tidak ada
sebagai pensiunan pada grafik di atas menandakan
bahwa usia lanjut pun berprofesi sebagai pedagang,
dikarenakan faktor geografis Kecamatan Tanah Abang
sebagai pusat Tekstil dan Ekonomi mandiri
(wiraswasta).
Alih-alih yang dikeluhkan oleh pembimbing adalah
penyampaian materi kepada ibu-ibu rumah tangga yang
belum tentu bisa menerima sepenuhnya karena masih
bingung dan enggan bertanya lantaran malu.
Penulis sempat mewawancarai dengan datang ke
rumah jamaah, seorang ibu rumah tangga bernama
Suhanda usia 56 tahun mengatakan bahwa sebenarnya
“materi yang disampaikan oleh bapak pembimbing
Gambar 4.3 : Jamaah Berdasarkan Profesi
64
sudah baik, tapi memori tangkapan saya yang kurang
baik, saya ingin bertanya tapi malu”5, begitu ujarnya.
Wawancara kedua juga penulis lakukan kepada Ibu
Susiyenni berusia 59 tahun di rumah beliau, “karena Ibu
baru datang pada pertemuan ketiga jadi Ibu kurang
mengerti dengan apa yang disampaikan oleh bapak
Dahlan”6, Ibu Susiyenni mengalami kesulitan mengikuti
kegiatan manasik lantaran harus menjaga cucunya di
rumah pada pertemuan pertama dan kedua.
Dari penjelasan di atas profesi ibu rumah tangga
sangat dominan dengan tidak hadir dalam kegiatan
manasik di KUA Tanah Abang karena sibuk dengan
urusan rumah.
Analisa Calon Jamaah Haji di KUA Kecamatan Tanah
Abang
Karena diisi oleh banyaknya rentang usia lanjut ke atas
dikarenakan oleh daftar tunggu yang lama dari sistem
kelompok haji terpadu dari Kementerian Agama Republik
Indonesia. Sehingga dengan daftar tunggu yang lama
tersebut usia calon jamaah haji bertambah dan
menyebabkan banyaknya usia lanjut yang berangkat haji
tiap tahunnya.
5 Wawancara pribadi dengan Ibu Suhanda Jamaah Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta, 29 September 2018 6 Wawancara pribadi dengan Ibu Susiyenni Jamaah Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta, 29 September 2018
65
Latar Belakang Pendidikan juga menjadi salah satu
pendukung penyampaian materi, sedangkan latar belakang
pendidikan calon jamaah haji di KUA Kecamatan Tanah
Abang masih didominasi oleh pendidikan dasar, ini menjadi
faktor tersendiri untuk kesulitan dan tantangan
penyampaian materi manasik haji.
Serta profesi calon jamaah haji yang didominasi oleh
ibu rumah tangga yang menjadi penghambat dalam proses
kehadiran manasik haji, seharusnya walaupun ada
pekerjaan ibu rumah tangga dapat membagi waktu mereka
untuk hadir di kegiatan bimbingan manasik KUA, karena
telah mendapat jadwal dan sosialisasi lebih awal dari pihak
penyuluh.
b. Evaluasi Staf (Pembimbing)
Bagian terpenting dari keberhasilan bimbingan
manasik adalah adanya seorang pembimbing manasik haji
itu sendiri, pembimbing yang profesional dan
berkompeten sangat penting dari aspek ini. Dalam proses
penyampaian materi dan proses bimbingan serta
penyuluhan tentang ibadah haji sangat dibutuhkan materi
dan pengalaman yang luas terhadap haji itu sendiri dan
dibekali ilmu tarbiyah atau pengajaran dan pendidikan
sebagai pengajar ataupun pembimbing.
Sekarang ini menjadi pembimbing tidaklah mudah,
ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi
pembimbing haji, mulai dari keilmuan dan pengalaman,
66
juga sertifikasi dari kementerian agama atau institusi lain
yang diketahui oleh kementerian agama. Seorang yang
ingin menjadi pembimbing di tingkat kota/kabupaten
minimal harus lulus sarjana S1 atau sederajat, serta
mampu menguasai komunikasi dengan bahasa arab.
Hasil temuan data dan observasi serta wawancara
penulis di KUA Tanah Abang setidaknya hanya ada satu
staf (pembimbing) di KUA tersebut yang bertugas
mengisi dan memberikan materi terhadap calon jamaah
haji. Dengan alasan tidak menambah pembimbing karena
anggaran yang tidak cukup. Untuk mempermudah proses
pengkajian penulis akan menjelaskan latar belakang
pendidikan pembimbing dan pengalaman dibidang
perhajian.
Menurut surat keputusan kepala kantor kementerian
agama kota Administrasi Jakarta Pusat Nomor :
P.2050/Kk.09.03/5/ Hj.01/05/2017 tentang pembimbing
manasik calon jamaah haji KUA Kecamatan tahun 1438
H/2017 M, menjelaskan bahwa di kota Administrasi
Jakarta Pusat setiap KUA Kecamatan hanya ada satu
penugasan pembimbing manasik haji.
1) Staf (pembimbing)berdasarkan latar belakang
pendidikan
Tercatat di KUA Tanah Abang hanya ada satu
pembimbing yaitu Drs .H. Dahlan Rahayaan. M.Kom.I,
beliau ditugaskan langsung oleh Kementerian Agama
67
Kota Administrasi Jakarta Pusat melalui surat putusan
Kepala Kementerian Agama.
Untuk melihat latar belakang pembimbing penulis
menjelaskan sebagai berikut :
Nama Latar belakang pendidikan
Drs. H. Dahlan Rahayaan.
M.kom.I
S1 lulusan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jurusan Ilmu Dakwah
S2 lulusan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jurusan Ilmu Komunikasi
Tabel 4.1 : Latar Belakang Pembimbing
Menurut penjelasan tabel latar belakang pendidikan
di atas, pembimbing memiliki pendidikan yang cukup
memadai untuk menjadi pembimbing manasik haji bagi
para calon jamaah haji.
2) Staf (pembimbing) menurut pengalaman
perhajian
Menurut data yang penulis dapat dari KUA
Kecamatan Tanah Abang bahwa Bapak Dahlan
Rahayaan selaku pembimbing manasik haji ditugaskan
langsung oleh kementerian agama kota Administrasi
Jakarta Pusat, beliau pernah menjadi petugas haji kloter
sebagai TPHI pada tahun 2003, kembali menjadi petugas
haji kloter sebagai TPHI pada tahun 2012.
68
Bapak Dahlan Rahayaan juga pernah menjadi
pembimbing manasik di KUA Kecamatan Menteng dari
tahun 2008-2011, di KUA Kecamatan Senen tahun
2012-2015 dan di KUA kecamatan Johar Baru tahun
2016.
Dengan sekian banyak pengalaman yang diperoleh
oleh bapak Dahlan penyampaian materi terasa detail dan
berbobot hingga dapat diterima dengan baik oleh para
calon jamaah haji, penyampaian materi terasa tidak
membosankan dan memiliki interaksi dengan para calon
jamaah.
Menurut bapak Mujahidin (55) selaku jamaah yang
mengikuti bimbingan manasik di KUA Tanah Abang
“materi yang bapak sampaikan memang sebenarnya
berat, tapi terasa ringan dan mudah dipahami oleh saya
karena penyampaiannya yang tidak bertele-tele dan
simpel”7. Begitu juga menurut Ibu Sofiana “saya bisa
dengan mudah mengerti dengan penjelasan bapak, dan
tidak bosan karena bapak selalu berinteraksi dengan para
jamaah, selalu diselipkan canda dan itu membuat saya
dan mungkin jamaah yang lain tidak mengantuk saat
pemberian materi manasik”8.
7 Wawancara pribadi dengan Bapak Mujahidin Jamaah Haji
Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, 30 September 2018 8 Wawancara pribadi dengan Ibu Sofiana Jamaah Haji Kecamatan
Tanah Abang, Jakarta 30 September 2018
69
Analisa Pembimbing Manasik Haji di KUA Kecamatan
Tanah Abang
Dari 6 kali pertemuan bimbingan manasik hanya bapak
Dahlan yang mengisi materi dari mulai penyampaian materi
sampai dengan praktik menjalankan simulasi ibadah haji.
Karena keterbatasan pembimbing seharusnya
kementerian Kota Administrasi Jakarta Pusat menambah
jumlah pembimbing di setiap KUA kecamatan agar bisa
lebih berbagi pengalaman dan ilmu, karena satu
pembimbing dirasakan kurang begitu efektif dalam
penyampaian materi dan menjadikan pertemuannya hanya 6
kali yang seharusnya 9 kali pertemuan menurut peraturan
tentang perhajian.
Dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman
kerja pembimbing seharusnya tidak jadi masalah besar
dalam penyampaian materi, namun sangat disayangkan
yang ditugaskan oleh kementerian kota hanya satu orang
saja. Seharusnya bisa dipertimbangkan jumlah pembimbing
karena semakin bertambahnya calon jamaah haji setiap
tahunnya, juga karena ilmu dan pengalaman lebih dari satu
orang terasa akan semakin mendalamkan pengetahuan
jamaah dalam ibadah haji.
70
c. Evaluasi Program
1. Evaluasi Materi Bimbingan Manasik
Materi adalah bagian terpenting dari proses
bimbingan manasik haji di mana pun karena selain
pembimbing yang berpengalaman dan memiliki
ilmu yang memadai materi juga menjadi penunjang
utama dari sebuah kegiatan manasik, materi harus
dikemas dengan baik dan dapat dengan mudah
diterima oleh calon jamaah haji agar menjadi
tambahan dan bekal ilmu untuk kelancaran
ibadahnya.
Materi yang diberikan oleh setiap KUA pasti
akan sama dari kurikulum yang didapat oleh
Kementerian Agama, yang membedakannya adalah
cara penyampaian, penjelasan dan pembawaan tiap
pembimbing itu sendiri.
Akan tetapi KUA Tanah Abang tidak
membuat sendiri kurikulum maupun silabus untuk
bimbingan manasik haji, tetapi Bapak Dahlan selaku
pembimbing membuat materi yang dikemasnya
sendiri untuk mempermudah penyampaian kepada
jamaah. Menambahkan dengan ilmu yang beliau
dapat serta pengalaman yang beliau dapatkan.
Berikut kegiatan pembinaan manasik haji
yang disampaikan meliputi teori dan praktik serta
tanya jawab dengan materi-materi sebagai berikut :
71
a. Kebijakan Pemerintah dalam Penyelenggaraan
Ibadah haji
b. Kebijakan Teknis Kesehatan haji
c. Pembentukan Kloter dan Keselamatan Haji
d. Pemantapan Manasik Haji berbasis Qalbu dan
Melestarikan Kemabruran Haji
e. Bimbingan Manasik Haji
f. Bimbingan Manasik Kesehatan dan
Pembentukan Karu/Karom
g. Bimbingan Tata Cara Pelaksanaan Haji dan
Umrah
h. Proses Perjalanan Ibadah Haji
i. Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Umrah
j. Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji dan Adab
Berhaji
k. Pelaksanaan Arbain, Ziarah dan Praktik Ibadah
Haji
l. Manasik Perjalanan Haji dalam Penerbangan
m. Adat Istiadat Masyarakat Arab Saudi dan
Hikmah Ibadah Haji
n. Manasik Kesehatan dan Pola Perlindungan
Jamaah Haji
72
Analisa Materi Bimbingan Manasik Haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang
Materi yang disampaikan untuk bimbingan manasik
seharusnya sudah menjadi standar Kementerian Agama,
hanya saja pembimbing mengemas dan membuat materi
manasik sendiri yang lebih simpel dan jelas melalui sumber
Kementerian Agama dan buku-buku lainnya serta
ditambahkan dengan pengalaman-pengalaman pembimbing
selama masa haji.
Filosofi Haji sudah termasuk dan tersampaikan, fiqih
haji sudah tersampaikan hanya dirasa kurang lengkap,
bimbingan perjalanan tersampaikan dengan baik karena
dengan berbekal pengalaman bisa menjadi acuan untuk para
calon jamaah begitu pun bimbingan ziarah telah
tersampaikan dengan lengkap.
Materi menjadi pokok penting dalam urusan bimbingan
manasik haji karena materi yang dikemas ulang oleh
pembimbing di KUA Kecamatan Tanah Abang terbilang
cukup memadai dan dapat diterima oleh calon jamaah haji.
2. Evaluasi Metode Bimbingan Manasik
Metode juga menjadi tonggak terpenting dalam
penyampaian materi oleh pembimbing agar
mempermudah jalannya kegiatan manasik, metode
yang digunakan oleh pembimbing jadi kunci
keberhasilan dalam penyampaiannya.
73
Metode yang digunakan oleh Bapak Dahlan
yang telah disetujui oleh KUA Tanah Abang adalah
sebagai berikut;
a. Ceramah
Ceramah yang disampaikan dengan metode
andragogi yang melibatkan peserta didik dewasa ke
dalam struktur pengalaman belajar yang berpusat
pada permasalahan tertentu yang sering dialami oleh
para calon jamaah haji.
b. Tanya jawab
Tanya jawab menjadi andalan oleh Bapak
Dahlan karena dengan metode ini adanya interaksi
dua arah yang dilakukan pembimbing dan calon
jamaah haji terhadap materi yang telah diberikan.
c. Praktik
Kegiatan ini dilakukan agar pemahaman para
calon jamaah haji bisa lengkap dan terarah, agar
mengerti situasi dalam beribadah haji nanti.
Dengan metode yang telah disetujui
penyampaian materi bimbingan manasik masih
memiliki kendala yang kadang tidak cocoknya
metode dengan para calon jamaah haji, ada yang
menerima dengan baik ada juga yang tidak
menerima dengan baik.
74
Analisa Metode Bimbingan Manasik Haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang
Metode yang dipakai bisa dibilang cukup monoton,
tapi metode tersebut dapat dikemas secara baik oleh
pembimbing dan dapat diterima oleh jamaah dalam proses
penyampaiannya, karena pembawaan dan penyampaian
sangat penting terhadap keberhasilan proses bimbingan
manasik haji.
Metode yang digunakan sama seperti metode pada
umumnya dengan ceramah, tanya jawab, diskusi dan
praktik, hanya saja diimprovisasi dengan baik oleh
pembimbing agar proses bimbingan berjalan dengan lancar
dan dapat menjadi ilmu tambahan oleh calon jamaah.
3. Evaluasi Waktu Bimbingan Manasik
Waktu yang ditentukan oleh KUA Kecamatan
Tanah Abang terhitung dari minggu tanggal 14 Mei
2017 sampai minggu 04 Juni 2017, sebanyak 6 kali
pertemuan dalam bimbingan manasik haji, dilakukan
setiap Sabtu dan Minggu dan ada satu yang dilakukan
pada hari Kamis. Mulai dari jam 08.00 WIB sampai
12.00 WIB dan 13.00 WIB sampai 17.00 WIB.
Analisa Waktu Bimbingan Manasik Haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang
Waktu yang ditentukan adalah 4 jam setiap pertemuan
dirasa sangat cukup karena tidak terlalu lama dan tidak juga
75
terlalu sebentar, karena bisa membuat calon jamaah merasa
bosan dan tidak efektifnya penyampaian materi yang
dilakukan.
Tapi, jumlah pertemuan yang ditetapkan menjadi
masalah karena hanya 6 kali pertemuan, jika ditambah 2
atau 3 kali pertemuan lagi dirasa akan menjadi lebih baik
dan terstruktur serta tidak terburu-buru, karena tidak harus
dipadatkannya di pertemuan-pertemuan sebelumnya agar
tercapainya tujuan dari manasik tersebut.
d. Evaluasi Tempat, Sarana dan Prasarana
Bimbingan Manasik
Selama penulis melaksanakan penelitian
kepustakaan dan wawancara bimbingan manasik haji
dilakukan di Aula KUA Tanah Abang untuk bagian
penyampaian materi ceramah lalu tanya jawab dan di
GOR (Gelanggang Olah Raga) untuk praktik serta
tanya jawab. Aula dengan daya tampung 100 orang
dan GOR dengan daya tampung 500 orang cukup
memadai untuk tempat praktik simulasi ibadah haji.
Analisa Tempat, Saran dan Prasarana Bimbingan
Manasik Haji di KUA Kecamatan Tanah Abang
Tempat inilah yang menjadi ciri khas dari KUA Tanah
Abang, karena disertai dengan praktik ibadah dengan
tempat memadai, akan tetapi tempat yang memadai tidak
ditunjang oleh alat praga yang lengkap dan memadai juga.
76
Seperti di Aula hanya ada papan tulis, tempat duduk dan
alat tulis, tidak dilengkapi dengan proyektor sebagai
penunjang penyampaian materi. Pembimbing harus
meminjam proyektor ke salah satu sahabatnya untuk
penyampaian materi manasik. Lalu minimnya miniatur
Ka’bah, di lihat dari sudut mana pun tidak ada bentuk
kubus yang menjulang di KUA ataupun di GOR.
Tempat lempar jumrah pun hanya ditandai dengan tiga
tong sampah untuk peragaan simulasi ibadah lempar
jumrah, hanya dibatasi oleh jarak tertentu dan untuk
kegiatan simulasi sa’i hanya di tandai oleh seorang petugas
di mana letak Safa dan Marwah.
Hal ini tidak sejalan dengan tempat yang memadai tapi
tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang baik
pula, jadi kegiatan manasik terasa kurang optimal dan
terkesan apa adanya.
3. Evaluasi Proses
Pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA
Tanah Abang adalah bimbingan manasik haji kelompok,
kelompok yang dimaksud adalah calon jamaah haji dari
Kecamatan Tanah Abang tahun 1437 H/2017 M,
dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan dengan durasi 4
jam sekali pertemuan, berikut prosesnya :
a. Hari Pertama (Minggu, 14 Mei 2017)
Pertemuan pertama materi yang disampaikan oleh
pembimbing tentang bimbingan manasik
77
ibadah/manasik haji dan bimbingan manasik
kesehatan dan pembentukan karu/karom yang
terdiri dari; 1. Kebijakan pemerintah dalam
penyelenggaraan ibadah haji, 2. Kebijakan teknis
kesehatan haji, 3. Pembentukan kloter dan
keselamatan penerbangan, 4. Pemantapan manasik
haji berbasis qalbu dan melestarikan kemabruran
haji, 5. Wajib dan Rukun Haji yang diisi dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
b. Hari Kedua (Sabtu, 20 Mei 2017)
Materi pada pertemuan kedua adalah materi
kedalaman tentang bimbingan tata cara
pelaksanaan haji dan umrah yang terdiri dari; 1.
Ihram/miqat, 2. Niat dan bacaan talbiyah, 3.
Tawaf, 4. Sa’i, 5. Tahallul, 6. Larangan selama
Ihram, 7. Melontar jumrah. Metode yang dipakai
adalah metode ceramah dan tanya jawab serta
diselingi beberapa praktik pendek.
c. Hari Ketiga (Minggu, 21 Mei 2107)
Pada pertemuan ketiga materi yang disampaikan
adalah proses perjalanan ibadah haji yang terdiri
dari; 1. Mabit di Mina, 2. Wukuf di Arafah, 3.
Mabit di Mudzdalifa, 4. Melontar Jumrah. Metode
yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.
d. Hari Keempat (Kamis, 25 Mei 2017)
Pertemuan keempat diisi dengan materi bimbingan
pelaksanaan ibadah umrah yang terdiri dari; 1.
78
Ihram/miqat, 2. Niat dan bacaan talbiyah, 3.
Tawaf, 4. Sa’i, 5. Tahallul, 6. Larangan selama
Ihram. Metode yang dipakai adalah metode
ceramah dan tanya jawab serta diselingi beberapa
praktik pendek.
e. Hari Kelima (Sabtu, 03 Juni 2017)
Pada pertemuan kelima ini materi yang
disampaikan adalah bimbingan pelaksanaan ibadah
haji dan adab berhaji yang terdiri dari; 1.
Ihram/Miqat, 2. Wukuf di Arafah, 3. Mabit di
Muzdalifah, 4. Mabit di Mina, 5. Melontar Jumrah,
6. Thawaf Ifadhoh, 7. Tahalull Awal dan Tsani, 8.
Nafar Awal dan Tsani. Metode yang digunakan
ceramah dan tanya jawab serta beberapa praktik
pendek.
f. Hari Keenam (Minggu, 04 Juni 2017)
Pada pertemuan terakhir semua materi yang
disampaikan berupa pelaksanaan Arba’in, Ziarah
dan praktik ibadah haji dari mulai; 1. Praktik
Ihram/miqat, 2. Praktik memakai pakaian Ihram, 3.
Praktik Wukuf, mabit di Muzdalifah dan Mina, 4.
Melontar Jumrah, 5. Praktik Tawaf, 6. Praktik
Sa’i, 7. Praktik Tahallul, 8. Mengenalkan adat
istiadat masyarakat Arab Saudi dan Hikmah
Ibadah Haji Metode yang digunakan adalah
metode simulasi, simulasi ibadah pelaksanaan,
tanya jawab dan ceramah.
79
Analisa Proses Bimbingan Manasik Haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang
Dari hasil studi kepustakaan dan penelitian yang
penulis dapatkan yaitu tujuan-tujuan proses bimbingan
manasik yang telah dicapai adalah bertambahnya ilmu
pengetahuan calon jamaah haji serta wawasan,
pemahaman dan proses pelaksaan ibadah haji, calon
jamaah dapat memperagakan proses Tawaf, Sa’i,
Melontar Jumrah hingga proses Tahallul. Calon jamaah
dapat mengerti dan paham akan rukun dan wajib haji,
disertai dengan tempat praktik yang memadai.
Tetapi yang sangat disayangkan adalah sarana
penunjang simulasi ibadah sangat minim dan jauh dari
kata memadai, juga waktu yang terlalu singkat membuat
materi yang disampaikan jadi bertumpuk yang membuat
jamaah kadang merasa bingung.
Tujuan dari proses bimbingan manasik haji kepada
jamaah dijelaskan;
1. Membentuk jamaah haji yang mandiri dan
istiqomah
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan
tentang manasik haji baik teori maupun praktik
dan prosedur pelaksanaannya
80
3. Agar jamaah haji mampu melaksanakan
ibadah haji dengan baik dan benar sesuai
dengan syariat Islam
4. Evaluasi Hasil
Evaluasi ini merupakan evaluasi yang bertujuan
pada keseluruhan dampak (Overall impact) dari suatu
program terhadap pelayanannya. Merupakan tahap akhir
evaluasi dan akan diketahui tercapainya tujuan.
Pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah:
a. Adakah kecocokan pada program dengan apa yang
telah direncanakan (evaluasi relevansi program)
b. Apakah program berdampak pada tercapainya target
(masyarakat/calon jamaah haji) yang berorientasi
pada;
1) Terbentuknya jamaah haji yang mandiri dan
istiqomah
2) Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
manasik haji baik teori maupun praktik dan
prosedur pelaksanaannya
3) Agar jamaah haji mampu melaksanakan ibadah
haji dengan baik dan benar sesuai dengan syariat
Islam.
Evaluasi ini berfokus pada ukuran pencapaian
suatu program (evaluasi efektivitas program yang
telah memungkinkan menghasilkan outcome pada
tingkat tertentu.
81
a. Analisa kecocokan program dengan apa yang telah
direncanakan (relevansi program)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis
dengan teknik observasi dan wawancara di tempat lokasi
penelitian, sebagaimana yang penulis lihat dari hasil
laporan penyelenggaraan bimbingan manasik ibadah haji
KUA Kecamatan Tanah Kota Administrasi Jakarta Pusat
Tahun 1438 H/2017 M serta wawancara dengan
pembimbing dan para staf yang mengikuti kegiatan
manasik tersebut, telah terlaksananya proses bimbingan
manasik haji di KUA Kecamatan Tanah Abang dengan
sebagaimana mestinya.
Mulai dari persiapan perencanaan yang meliputi ;
rapat panitia, pembentukan panitia, penetapan peserta
dan pelaksanaan kegiatan (sebagaimana dijelaskan di
evaluasi proses) serta biaya yang perlu dikeluarkan
selama proses bimbingan manasik haji, bimbingan
manasik pada KUA Kecamatan Tanah Abang calon
Jamaah Haji tingkat Kankemenag Kota Jakarta Pusat
tahun 2017 kegiatan sudah dapat dilaksanakan dengan
apa yang diharapkan.
b. Analisa program penyelenggaraan bimbingan manasik
haji mencapai tujuan pada target
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dari staf dan
calon jamaah haji bahwa program bimbingan manasik
haji dapat dirasakan memberikan manfaat untuk para
82
calon jamaah haji, jamaah haji merasa mulai mempunyai
kemandirian sendiri karena telah tahu ilmu tentang haji.
Wawasan dan pengetahuan serta praktik simulasi ibadah
yang diberikan kepada jamaah calon haji berdampak
pada meningkatnya kualitas ibadah haji para calon
jamaah, membantu jamaah lebih mandiri dan istiqomah
dan mampu melaksanakan ibadah haji dengan baik dan
benar sesuai dengan syariat Islam.
Jamaah yang sedari awal buta atau tidak tahu apa-
apa tentang ibadah haji, mulai mengetahui dan
memahami tentang haji. Serta gambaran bagaimana
keadaan di tanah suci dan dapat memahami rukun dan
wajib haji serta syarat-syarat haji.
c. Upaya-upaya perbaikan
Penyelenggara dalam hal ini pemerintah terus
mengusahakan perbaikan-perbaikan signifikan terhadap
penyelenggaraan bimbingan manasik haji, di KUA
Tanah Abang memfokuskan untuk menambah sarana
penunjang ibadah yang lebih baik dan jelas, karena telah
dilengkapi dengan tempat yang memadai tapi tidak
dengan sarana dan pra sarana yang mendukung proses
praktik simulasi ibadah haji.
83
C. Analisa Program penyelenggaraan bimbingan manasik
haji di KUA Kecamatan Tanah Abang sesuai dengan
Peraturan Kementerian Agama
Berdasarkan penelitian penulis terhadap Peraturan
Kementerian Agama Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014
tentang bimbingan manasik haji bagi jamaah haji reguler oleh
kantor urusan agama kecamatan dan keputusan direktorat jendral
penyelenggaraan haji/umrah nomor D/222/2015 tentang pedoman
pelaksanaan bimbingan manasik haji oleh kementerian
kabupaten/kota dan kantor urusan agama, menurut analisa penulis
penyelenggaraan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Tanah
Abang sudah sesuai dengan peraturan Kementerian Agama.
Menurut keputusan Direktorat Jendral Penyelenggaraan
Haji/Umroh nomor D/222/2015 pada pasal 10 dan 11
menyebutkan;
“ Kementerian Agama kabupaten/kota menyediakan sarana
pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan perlengkapan lain”
“ 1) Alat peraga sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 sekurang-
kurangnya berupa Ka’bah mini. 2) Perlengkapan peserta
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 sekurang-kurangnya
berupa buku manasik”
Pada penjelasan pasal di atas dimaksudkan alat peragaan
yang seminimal mungkin ada pada penyelenggaraan bimbingan
manasik, akan tetapi penulis tidak menemukan adanya
perlengkapan yang dimaksud di KUA Kecamatan Tanah Abang
seperti Ka’bah mini dan buku manasik, alat peragaan hanya
simbolis menggunakan tenaga manusia yang berdiri di tengah-
84
tengah dan dikelilingi sebagai simulasi kegiatan ibadah Tawaf,
penulis juga tidak mendapatkan calon jamaah haji menerima
buku panduan manasik yang sesuai dengan standar Kementerian
Agama, hanya setumpuk kertas HVS yang terdiri dari materi
yang dibuat oleh pembimbing manasik.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang sudah dilakukan penulis serta
pemaparan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Mekanisme dan prosedur program penyelenggaraan
bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Tanah
Abang sudah mengikuti standar dari kementerian agama.
2. Evaluasi konteks dalam program bimbingan manasik haji
di KUA Kecamatan Tanah Abang merupakan kegiatan
pertama atau persiapan dari segala proses berikutnya
dalam manasik haji.
3. Evaluasi masukan pada program bimbingan manasik haji
di KUA Kecamatan Tanah Abang berdasarkan dari klien
atau calon jamaah berdasarkan usia, latar belakang
pendidikan serta profesi. Jamaah di dominasi usia 46-65
tahun dan juga banyak dari mereka yang hanya mencapai
pendidikan dasar sebanyak 29 orang, dan kebanyakan
para ibu-ibu rumah tangga, hal ini membuat penyampaian
materi agak sedikit mengalami kesulitan, karena ibu-ibu
tersebut tidak semua mengikuti manasik dari pertemuan
pertama jadi tertinggal materi karena alasan pekerjaan
rumah yang tidak bisa ditinggalkan.
Untuk evaluasi masukan pada pembimbing menurut latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja dirasa sudah
cukup memadai untuk seorang pembimbing. Tapi yang
86
disayangkan adalah kurangnya tenaga pembimbing yang
ditetapkan oleh Kementerian Agama Kota.
Sedangkan evaluasi masukan pada materi, metode dan
waktu. Materi yang digunakan oleh pembimbing dibuat
berdasarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh
pembimbing yang sudah cukup memadai dan didukung
oleh metode tersendiri yang menunjang materi tersebut
tersampaikan dengan baik kepada para jamaah. Dari segi
waktu bimbingan 6 kali pertemuan dirasa kurang karena
terasa materi terasa padat dan terburu-buru.
Lalu evaluasi masukan pada tempat, sarana dan pra sarana
pada bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Tanah
Abang bisa dibilang tempat yang dipakai seperti Aula dan
GOR sudah cukup memadai untuk dijadikan tempat
pembelajaran bimbingan manasik haji, sedangkan sarana
dan pra sarana belum didukung oleh sarana yang baik dan
jauh dari kata cukup, karena memakai alat seadanya.
4. Program penyelenggaraan bimbingan manasik haji di
KUA Kecamatan Tanah Abang sudah sesuai dengan
peraturan Kementerian Agama, tapi kembali lagi dengan
masalah sarana dan pra sarana yang tidak sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan pada pasal 10 dan 11.
87
B. Saran
Sesuai dengan pemaparan penulis di atas, penulis
menyampaikan saran-saran kepada KUA Kecamatan Tanah
Abang sebagai penyelenggara bimbingan manasik haji yang
semoga bermanfaat, yang mungkin bisa dijadikan evaluasi
dimasa yang akan datang
1. Memaksimalkan fungsi KUA sebagai lembaga
pemerintahan dalam hal ini penyelenggara manasik haji
agar lebih baik dalam hal ini sosialisasi dan bimbingan
manasik haji.
2. Menghimbau kepada seluruh calon jamaah haji untuk
tetap mengikuti bimbingan manasik haji di KUA agar
mendapatkan wawasan dan ilmu yang memadai tentang
ibadah haji, karena itu hak calon jamaah haji.
3. Menambahkan jumlah pembimbing manasik haji, tenaga
pengajar yang hanya satu dirasa sangat kurang karena
jumlah jamaah yang banyak, jika hanya satu orang dirasa
kurang efektif dalam penyampaian praktik simulasi
ibadah karena dibuat repot oleh jamaah yang bertanya
secara bersamaan.
4. Mengadakan dan menambah alat peraga dan sarana untuk
mendukung proses praktik simulasi ibadah.
5. Memaksimalkan tugas dan fungsi KUA sebagai bagian
dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk,
masyarakat tidak hanya tahu lagi KUA hanya sebatas
tempat untuk pendaftaran nikah, rujuk, tetapi sebagai
tonggak terdepan dalam urusan bimbingan manasik haji.
88
DAFTAR PUSTAKA
Al-jawhari, al-shahhah, Jilid 1, (al-jawhari, Ismail ibn Hammad,
al-Shahhah Taj al-Lughah wa Shahhah al-Arabiyah,
(Kairo, 1376 H – 1957 M)
Al-Qur’an dan Terjemahannya Departemen Agama Republik
Indonesia
Anwar, Slamet dan Gozali, Ahmad, Kepemimpinan Kepala
kantor Urusan Agama Kecamatan yang efektif (Modul
Diklat Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Kepala
kantor Urusan Agama Kecamatan), (Jakarta:
Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat
Pusdiklat Tenaga Administrasi, 2006)
Anas, Muhammad, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta
: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002)
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Program Pendidikan, (Jakarta:
PT Bina Aksara, 1998)
,dan Abdul Jabar, Cepi Safrudin, Evaluasi
Program Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012)
Azzam, Muhammad Aziz, Abdul Hawwas, Sayyed Wahhab
Abdul, Fiqh Ibadah, Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa,
dan Haji, (Jakarta: AMZAH, 2013)
B. Aji, Firman dan Martin, S., Perencanaan dan Evaluasi,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1990)
B. Curtis, Dan; J. Floyd, James; L. Winsor, Ferry, Komunikasi
Bisnis dan Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996)
89
Departemen Agama RI, Undang-undang Nomor 1 tahun 1974
Tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor
9 tahun 1975, (Jakarta: Depag RI, 2004)
Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat
Bidang Urusan Agama Islam, Himpunan Peraturan
Perundang-undangan Produk Halal, (Bandung:
Departemen Agama Provinsi Jawa Barat, 2003
Direktorat jendral Penyelenggaraan haji
umrah, Modul Pembelajaran Manasik Haji, (Jakarta:
2007)
, Tanya Jawab Seputar Kepenghuluan,
(Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2006
Firman, Aji B dan Martin, Sirait, Perencanaan dan Evaluasi:
Suatu Sistem Untuk Proyek Pembangunan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1990)
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Quantum Teaching,
2005)
Harahap, Sumuran, Kamus Istilah haji dan Umrah, (Jakarta:
Mitra Abadi Press, 2008)
Hasan, Latif dan Ahmad, Nidjam, Manajemen haji, (Jakarta :
Zikrul hakim 2003), cet ke-2
Imadudi, Dede, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011)
J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2010)
Kementerian Agama RI (KUA) Kecamatan Tanah Abang,
Laporan Kerja Tahunan, (Jakarta: KUA Tanah Abang,
2017)
90
(KUA) Kecamatan Tanah Abang,
Laporan Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Ibadah
Haji KUA Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi
Jakarta Pusat Tahun 1438 H/2017 M.
(KUA) Kecamatan Tanah Abang,
Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang
Kota Administrasi Jakarta Pusat, (Jakarta: KUA Tanah
Abang, 2006)
Direktorat Jendral Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Ibadah haji, (Jakarta, 2007)
Direktorat Jendral Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik haji dan Umrah,
(Jakarta: 2007)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017, Jurnal
Analisis Haji Indonesia 2017
Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen haji, (Jakarta :
Zikrul hakim 2003), cet ke-2
Mappiare, Andi, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2006), Ed.1
Musallam, Antar, Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik
Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian
Agama Jakarta Selatan Tahun 2014, (Jakarta: FDK,
2014)
Nawawi, Hadari, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di
Lingkungan Perusahaan dan Indrustri, (Yogyakarta :
Gadjah Mada university Press, 2006)
Nurfadhilah, Evaluasi Program Bimbingan Manasik haji Kantor
Urusan Agama Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan,
(Jakarta : FDK 2014)
91
Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2014 Tentang
Bimbingan Manasik Bagi Jamaah Haji Reguler oleh
Kantor Urusan Agama Kecamatan
Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah
Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar bimbingan dan Konseling,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, cet III, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1998)
Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat
dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran
dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : FEUI Press, 2003)
Subyantoro, Arief dan Suwarto, FX., Metode dan Teknik
Penelitian Sosial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007)
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Press, 2009)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung,
Alfabeta,2010)
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005)
Sujana, H. D., Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung:
Fatah Production, 2000)
Sukardi, Dewa Ketut, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke 1
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2000)
92
Thaha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996)
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998)
Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
Usman, Husin dan Setiady Akbar, Purnomo, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), cet
ke 4
Wahyudin, Udin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama,
2008)
Hasil Wawancara 1
Nama : H. Pahlawan J Daulay, S.Ag M.Pd.I
Jabatan : Kepala KUA Tanah Abang
Hari : Kamis, 20 September 2018
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang
1. Bagaimana Mekanisme dan Prosedur Bimbingan
Manasik Haji di KUA Tanah Abang?
Jawab : Mekanisme dan prosedur bimbingan manasik
sebenarnya sudah diatur oleh Kementerian Agama Pusat,
tapi kita di sini membuat kembali yang lebih rinci agar
mudah dipahami oleh panitia, pembimbing ataupun
peserta dengan membuat rinci seperti mempersiapkan
regu kelompok, narasumber, tempat, konsumsi serta biaya
yang dikeluarkan.
2. Bagaimana proses evaluasi bila dikaitkan dengan jenis-
jenis evaluasi yaitu konteks, masukan, proses dan hasil.
Dalam proses evaluasi manasik haji masukan terdiri dari
Klien (peserta), staf (pembimbing), materi, waktu, tempat,
sarana dan pra sarana dan metode.
a. Berapa rata-rata jumlah jamaah calon haji setiap
tahunnya?
Jawab : Jumlah rata-rata dari 80 sampai 100 tiap
tahunnya
b. Seperti apa latar belakang pembimbing dan
pengalaman kerjanya?
Jawab : Bapak Dahlan sudah cukup dan mungkin
sangat berpengalaman menghadapi para jamaah,
karena beliau kan pernah menjadi pembimbing
langsung yang terbang ke Saudi. Kalau dari almamater
beliau sudah sangat kompeten saya kira.
c. Berapa jumlah pembimbing manasik haji di KUA
Tanah Abang yang seharusnya pada 2017?
Jawab : Pembimbing yang sudah ditetapkan oleh
Kementerian Agama Kota cuman satu, tahun
sebelumnya pernah tambah dua pembimbing tapi
belum maksimal karena anggaran yang tidak cukup.
Harusnya tahun 2017 kemarin kita tambah jumlah
pembimbing tapi tidak disetujui oleh penasihat KUA
dengan alasan pak Dahlan saja sudah cukup.
d. Bagaimana materi manasik haji yang disampaikan
kepada para jamaah?
Jawab : Materi yang disampaikan oleh Pak Dahlan
sangat menarik, karena beliau membuat dan
merancang materi sendiri sesuai pengalaman dan
keilmuannya.
e. Berapa lama waktu pelaksanaan dalam proses
bimbingan manasik haji di KUA?
Jawab : Waktu pelaksanaannya 6 pertemuan setiap
pertemuan ada waktu bimbingan selama 4 jam.
f. Di mana tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji
dan apa saja saran dan pra sarana yang gunakan ?
Jawab : Tempat yang digunakan Aula KUA dan GOR
sebelah, KUA untuk penyampaian materi dan praktik
kecil, dan GOR untuk praktik simulasi ibadah yang
butuh lahan luas. Untuk saran kita baru memakai
simbolis-simbolis untuk alat peraga, dan kain ihrom.
Lalu ada penunjang penyampaian materi yaitu
proyektor yang dipinjam oleh temannya pak Dahlan.
g. Bagaimanakah metode yang digunakan pembimbing
dalam menyampaikan materi manasik?
Jawab : Pak Dahlan orang yang suka dengan hal-hal
baru, kemarin pak Dahlan menggunakan metode
ceramah yang masuk ke inti-intinya saja, jadi tidak
membuat bosan para jamaah.
Narasumber
H. Pahlawan J Daulay, S.Ag M.Pd.I
Hasil Wawancara 2
Nama : Drs. H. Dahlan Rahayaan, M.Kom.I
Jabatan : Pembimbing dan Penghulu
Hari : Jum’at, 21 Sepetember 2018
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang
1. Bagaimana proses evaluasi bila dikaitkan dengan jenis-
jenis evaluasi yaitu konteks, masukan, proses dan hasil.
Dalam proses evaluasi manasik haji masukan terdiri dari
klien (peserta) untuk mempermudah evaluasi terdiri dari;
1. Usia, 2. Latar belakang pendidikan, 3. Profesi, staf
(pembimbing), materi, waktu, tempat, sarana dan pra
sarana dan metode.
a. Berapa rata-rata usia para calon jamaah haji di KUA
Kecamatan Tanah Abang?
Jawab : Kalau yang saya dapat dari data usia rata-rata
jamaah dari rentang 45-65 keatas
b. Dari mana saja kah latar belakang pendidikan calon
jamaah haji di KUA Tanah Abang?
Jawab : Latar belakang jamaah kebanyakan masih dari
pendidikan dasar, ada juga dari jebolan pendidikan
tinggi tapi tidak banyak.
c. Apa saja profesi dari calon jamaah haji di KUA
Tanah Abang?
Jawab : Di Kecamatan Tanah Abang kebanyakan
profesi jamaah sebagai pedagang, karena mungkin
dekat dengan pusat perekonomian keusahaan pasar
Tanah Abang.
d. Bagaimana Materi yang bapak sampaikan ketika
proses manasik haji?
Jawab : Materi yang saya buat sendiri, karena menurut
saya materi dari Kementerian terlalu panjang, padahal
bisa disingkat dan dikemas menjadi materi yang
matang, jelas dan padat. Materi hanya seputar inti
masalah dari ibadah haji itu sendiri.
e. Bagaimana Metode yang bapak pakai ketika
penyampaian materi manasik haji kepada para
jamaah?
Jawab : metode yang saya sampaikan berupa ceramah,
interaksi dua arah berkomunikasi dengan jamaah biar
jamaah tidak bosan mendengarkan materi saya kasih
juga candaan di sela-sela pemberian materi, juga
mengajarkan materi praktik simulasi ibadah.
2. Bagaimana Antusias para calon jamaah haji mengikuti
bimbingan manasik di KUA Tanah Abang?
Jawab : Antusias jamaah sangat bagus, karena
kehadirannya yang bisa mencapai 80% setiap pertemuan,
walaupun belum semua datang, karena mungkin saja ada
kesibukan dan sudah mendapat materi dari tempat lain.
3. Kendala apa saja yang sering terjadi dalam proses
bimbingan manasik haji?
Jawab : kendala yang sering didapatkan sarana penunjang
penyampaian materi praktik simulasi ibadah yang fatal,
ini jarang sekali diadakan oleh pusat maupun KUA,
karena alasan anggaran yang belum cukup.
Narasumber
Drs. H. Dahlan Rahayaan, M.Kom.I
Hasil Wawancara 3
Nama : H. Zaenal Arifin, S.H, M.Si
Jabatan : Penghulu
Hari : Senin, 24 September 2018
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang
1. Dalam evaluasi masukan ada unsur staf dalam hal
bimbingan manasik haji staf bisa disebut pembimbing,
proses masukan yaitu meliputi : jenjang pendidikan,
pengalaman kerja dan keilmuan
a. Bagaimana latar belakang pendidikan pembimbing
menurut Anda?
Jawab : Bapak Dahlan saya kira sudah sangat
kompeten di bidang perhajian dari ilmunya
b. Bagaimana pengalaman kerja pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Pengalaman Pak Dahlan di bidang Haji bisa
dibilang sudah banyak, beberapa kali beliau juga di
undang ke KBIH untuk memberikan materi seputar
manasik haji.
c. Bagaimana pengalaman ilmu pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Ilmu beliau sudah memadai dilihat dari latar
pendidikan beliau dan konsentrasi beliau terhadap
dunia Haji.
d. Bagaimana antusias para calon jamaah haji
mengikuti manasik di KUA Tanah Abang?
Jawab : Kalau saya lihat kemarin jamaah sangat
antusias mengikuti bimbingan manasik haji, karena
juga hak mereka untuk mendapat bimbingan dari
pemerintah. Dalam hal ini Kementerian Agama
Jendral Haji dan Umroh, yang terdepan KUA di dekat
masyarakat.
e. Bagaimana metode bimbingan manasik yang dipakai
oleh pembimbing menurut Anda ?
Jawab : metode yang dipakai pak Dahlan sangat
menarik, yang unik adalah pak Dahlan orangnya tidak
kaku, beliau sering berbagi candaan atau pengalaman
beliau semasa haji ataupun kerja yang bisa dijadikan
pelajaran atau wawasan untuk para jamaah.
Narasumber
H. Zaenal Arifin, S.H, M.Si
Hasil Wawancara 4
Nama : Hj. Sumiyati, S.Ag
Jabatan : Penyuluh
Hari : Senin, 24 September 2018
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang
1. Adakah proses penyuluhan terhadap calon jamaah haji di
KUA Kecamatan Tanah Abang?
Jawab : Ada, Cuma tidak langsung mendatangi ke tempat
para jamaah satu persatu karena memakan waktu dan
biaya, kita hanya menyampaikan via telepon untuk
penyelenggaraan bimbingan manasik.
2. Dalam evaluasi masukan ada unsur staf dalam hal
bimbingan manasik haji staf bisa disebut pembimbing,
proses masukan yaitu meliputi : jenjang pendidikan,
pengalaman kerja dan keilmuan
a. Bagaimana latar belakang pendidikan pembimbing
menurut Anda?
Jawab : Pak Dahlan lulusan UIN Jakarta, beliau bisa
berbahasa Arab, saya kira beliau sudah menguasai
tentang Haji.
b. Bagaimana pengalaman kerja pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Pengalaman kerja beliau di Haji yang dikelola
Kementerian Agama sudah banyak, apalagi sebagai
pembimbing atau tenaga pengajar sebagai penyampai,
beliau sudah memahami betul tugasnya.
c. Bagaimana pengalaman ilmu pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Dilihat dari pengalaman beliau saya kira ilmu
beliau tidak cetek, karena pengalaman juga harus
disejajarkan dengan ilmu.
d. Bagaimana antusias para calon jamaah haji
mengikuti manasik di KUA Tanah Abang?
Jawab : Penyelenggaraan kemarin para jamaah
antusias menjalani proses demi proses dalam
bimbingan manasik di KUA ini.
e. Bagaimana metode bimbingan manasik yang dipakai
oleh pembimbing menurut Anda ?
Jawab : Metode yang beliau pakai sama dengan yang
lain, ceramah, interaksi dua arah seperti tanya jawab.
Tapi yang membuat beliau disukai oleh jamaah adalah
pengalaman yang beliau sampaikan karena bisa jadi
tambahan ilmu dan wawasan juga untuk para jamaah.
Narasumber
Hj. Sumiyati, S.Ag
Hasil Wawancara 5
Nama : Suhanda (56)
Sebagai : Jamaah Haji Kecamatan Tanah Abang
Profesi : Ibu Rumah Tangga
Hari : Sabtu, 29 September 2018
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Kediaman Ibu Suhanda di Jalan Lontar No.29
RT.08/012
1. Berapa kali Ibu mengikuti bimbingan manasik di KUA
Kecamatan Tanah Abang?
Jawab : Saya hanya mengikuti 4 kali pertemuan
bimbingan manasik di KUA, sebelumnya tidak datang
karena repot urusan rumah.
2. Dalam evaluasi masukan ada unsur staf dalam hal
bimbingan manasik haji staf bisa disebut pembimbing,
proses masukan yaitu meliputi : jenjang pendidikan,
pengalaman kerja dan keilmuan
a. Bagaimana latar belakang pendidikan pembimbing
menurut Anda?
Jawab : Dari yang saya tahu beliau lulusan UIN
Jakarta
b. Bagaimana pengalaman kerja pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Dari yang saya tahu beliau sudah jadi
pembimbing selama 8 tahun di bidang haji ini.
c. Bagaimana pengalaman ilmu pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Kalau dilihat dari bimbingan manasik kemarin
menurut saya ilmu beliau sangat dalam dan kompeten
di bidang Haji, wajar beliau kan sudah banyak
pengalaman dan belajar juga tentang haji sebelum
kita.
Hasil Wawancara 6
Nama : Mujahidin (55)
Sebagai : Jamaah Haji Kecamatan Tanah Abang
Profesi : Pedagang
Hari : Minggu, 30 September 2018
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Di kediaman Bapak Mujahidin di Jalan Tenaga
Listrik RT. 013/016 No.17
1. Berapa kali bapak mengikuti bimbingan manasik di KUA
Kecamatan Tanah Abang?
Jawab : Saya mengikuti semua pertemuan sebanyak 6 kali
di KUA.
2. Dalam evaluasi masukan ada unsur staf dalam hal
bimbingan manasik haji staf bisa disebut pembimbing,
proses masukan yaitu meliputi : jenjang pendidikan,
pengalaman kerja dan keilmuan
a. Bagaimana latar belakang pendidikan pembimbing
menurut Anda?
Jawab : Saya kurang tahu beliau dari mana, tapi dari
ilmu yang saya dapat dari beliau saya kira beliau
orang yang berilmu luas.
b. Bagaimana pengalaman kerja pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Info dari teman saya di Johar Baru, beliau
pernah mengisi manasik haji di sana, saya rasa beliau
sudah berpengalaman di bidang haji.
c. Bagaimana pengalaman ilmu pembimbing menurut
Anda?
Jawab : Ilmu beliau luas dalam haji apalagi dengan
adanya pengalaman beliau waktu haji. Beliau bagus
dari segi keilmuannya tidak asal-asal dengan
penyampaian yang beliau berikan, semua ada
dasarnya.
d. Bagaimana antusias para calon jamaah haji
mengikuti manasik di KUA Tanah Abang?
Jawab : Para jamaah sangat antusias, apalagi saya
karena saya belum tahu betul mengenai haji, ini
pertama kali saya ingin menunaikan ibadah haji, jadi
saya mengikuti selalu setiap pertemuan bimbingan
manasik.
e. Bagaimana metode bimbingan manasik yang dipakai
oleh pembimbing menurut Anda ?
Jawab : Metode yang beliau gunakan ceramah, tanya
jawab dan praktik, yang saya suka adalah waktu
praktik simulasi ibadah, beliau menyampaikan sangat
detail dan sangat mudah untuk dimengerti bagi kita
yang sudah berumur.
3. Bagaimana dengan pelayanan yang bapak dapatkan
ketika bimbingan manasik di KUA Tanah Abang?
Jawab : pelayanan yang saya dapat adalah ruangan ber-ac,
makanan ringan dan air minum. Sudah cukup untuk
kegiatan manasik, karena dilaksanakan mulai dari jam 8
pagi, jadi sempat sarapan, dan selesai jam 12 siang bisa
langsung makan siang.