evaluasi program dakwah masjid dian al mahri kota...
TRANSCRIPT
EVALUASI PROGRAM DAKWAH MASJID
DIAN AL MAHRI KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
JAKA RAMDANA
NIM: 1110053000030
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H./ 2015 M.
EVALUASI PROGRAM DAKWAH MASJIDDIAN AL MAHRI KOTA DEPOK
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
Jaka RamdanaNIM: 1110053000030
Di Bawah Bimbingan:
Dr. Sihabudin Noor. MANIP. 19690221 199703 I 001
JIJRUSAN MANAJEMEN DAKWAHFAKULTAS DAKWAH DA]\ ILMU KOMUNIKASI
IINIVERSITAS ISLAM NEGERTSYARTF HIDAYATULLAII
JAKARTA1436 H./2015 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
skripsi berjudur EVALUASI pRocRAM DAKWAH MASJID DrANAL MAHRr KorA DEpoK telah diujikan a"r"* ,ia""g munaqasyah FakultasDakwah dan Ilmu Komunikasi uIN iyarif Hidayatuliur, Jlr.u.ru pada tanggal r lFebruari 2015' Skripsi ini telah aiterila sebagai sarah satu syarat memperoleh
Bt"flfftt*a Komunikasi Islam (s.Korn.I.) i"a"-p."gram studi Manajemen
J akarta, I I Februari 2015
Ketua Merangkap Anggota,
ryxr+-,4-NIP: 19670819 199803 1 002
Pengqji I,
ll,,,DI
NIP: 19650301
Sidang Munaqasyah
Anggota,
Pembimbing,
H-n4utkanasir. BA. S.pd.NIP: 19550101 198302 t OOt
ngkap Anggota,
ihai'to. MA06 199603 1 001
19690221 199703 t 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketetuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 11 Februari 2015
Jaka Ramdana
i
ABSTRAK
Jaka Ramdana, NIM 1110053000030, Evaluasi Program Dakwah Masjid
Dian Al Mahri Kota Depok, Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, di bawah bimbingan Dr. Sihabudin
Noor, MA.
Evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu
program yang telah dilakukan kemudian digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh
lebih baik. Bila disimpulkan evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada
melihat kesalahan-kesalahan di masa lalu dan di arahkan pada upaya peningkatan
kesempatan demi keberhasilan program.
Pada saat sebuah masjid menggunakan manajemen untuk setiap
programnya, sebuah evaluasi sangat perlu dilakukan dalam upaya peningkatan-
peningkatan yang mengarah pada perbaikan. Masjid Dian Al Mahri salah satunya,
memiliki banyak program untuk mensyi’arkan Islam membutuhkan sebuah
evaluasi dalam rangka keberhasilan program-program yang sedang
diselenggarakan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program dakwah
Masjid Dian Al Mahri dan mengetahui evaluasi program dakwah Masjid Dian Al
Mahri. Dalam penulisan ini, penulis menganalisis data dengan menggunakan
tekhnik analisa deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data,
disusun dan disajikan yang kemudian dianalisa untuk mengungkapkan arti data
tersebut.
Dalam penelitian ini, Penulis melakukan 3 macam evaluasi, yaitu
evaluasi input yang terdapat hasil penilaian bahwa kurangnya keprofesionalan
dalam perekrutan, namun memiliki sumber daya manusia yang banyak, anggaran
yang masih disubsidikan oleh pemilik, memiliki infrastruktur yang menunjang
serta penjadwalan program telah dibuat setiap akhir tahun. Evaluasi proses yang
didapat kesimpulan bahwa masih ada kesalahan-kesalahan dalam pembagian
tugas agar tidak terjadi tumpang tindih tugas. Evaluasi hasil terdapat kesimpulan
bahwasannya program dakwah Masjid Dian Al Mahri pada tahun 2015
mengalami peningkatan sebanyak 14 program dakwah atau 4,20%.
Kedepannya diharapkan pengurus Masjid Dian Al Mahri bisa terus
melakukan terobosan-terobosan baru, kemudian pengurus juga perlu mengadakan
sebuah program yang diperuntukkan bagi remaja, agar terjalin silaturahmi bagi
remaja lingkungan masjid serta bisa membentuk para remaja untuk bisa
meneruskan rencana dan program yang telah berjalan.
Kata kunci : Evaluasi, Dakwah, Masjid Dian Al Mahri
ii
KATA PENGANTAR
بســــــــــــــم اهلل الرحمن الرحيـــــم
Puji syukur peneliti ungkapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
serta inayah-NYA peneliti dapat menyelesaikan laporan berwujud skripsi ini.
Selanjutnya Shalawat serta salam juga tiada hentinya kita panjatkan kepada
pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan kita dalam
menjalankan kehidupan ini.
Ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua penulis,
Ayahanda tercinta Marji dan Ibunda tersayang Neneng Atikah yang senantiasa
mencurahkan cinta, kasih sayang serta doanya yang selalu mengiringi di setiap
langkah penulis dalam menjalankan aktifitas, sehingga skripsi inipun dapat
penulis selesaikan guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I).
Selanjutnya, juga yang paling penting penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya adalah:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.
Suparto, S.Ag., M.Ed selaku Wadek I bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si
selaku Wadek II bidang Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar Ibnu Nur,
MA. selaku Wadek III Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan
Drs. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu menyumbangkan pemikiran dalam penulisan skripsi dan
juga semenjak penulis masuk pada bangku kuliah.
iii
3. Dr. Sihabudin Noor, MA. selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini,
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdialog dengan penulis
serta memotivasi penulis dalam mencari esensi dari tema yang penulis telaah
pada skripsi ini dan secara tuntas dapat mengoreksi skripsi ini.
4. Ir. Noor Bekti Negoro, SE. M.Si selaku Penguji I, Drs Sugiharto, MA selaku
Penguji II, Ketua dan sekertaris sidang yang telah memberikan bimbingan
dan masukannya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mentransformasikan ilmunya pada penulis dalam batasan-batasan tertentu
yang dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak telah mengetahui
informasi tentang dinamika pengetahuan yang ada.
6. Seluruh Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani dan meminjamkan koleksi buku-
bukunya sebagai bahan referensi bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Keluarga Besar Kepengurusan Masjid Dian Al Mahri (H.M. Ilham, SE. MM.,
H. Eko Sukarno, Hj. Ratu Ayu Novianti dan H. Kamal) yang telah banyak
membantu penulis dan telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian serta terimakasih atas masukan yang berarti bagi penulis.
8. Adik saya Putri Aryani yang menjadi motivasi saya agar terus mencari ilmu
dan mengapai cita-cita. Nenek dan Kakek tersayang serta saudara-saudara
yang selalu mendoakan penulis agar menjadi orang yang berguna.
9. Kawan-kawan penulis yang membantu terselesaikannya skripsi ini baik
bantuan moril maupun fasilitasnya. Teman-teman kelas Manajemen Dakwah
A dan B, Teman-teman KKN 123 semoga Allah membalas kebaikan kalian.
iv
10. Teman-teman seperjuangan baik suka maupun duka, Rendi Nugroho,
Muhammad Sirojuddin, Lukmanul Hakim, Zaytun Puspita, Eliyah dan Didi
Triadi.
11. Sahabat-sahabat terbaik IREMA, Ajag-ijig dan APPLES (Anggi, Amel,
Gilang, Widi, Epah, Qath’i, Aji, Oji, Dian, Endra, Febri, Julet, Yuni, Wijat
dan Apip) terimakasih atas dukungan semangat dan keceriaannya semoga kita
tetap selalu kompak.
Pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah ikut berpartisipasi membantu dan mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua
kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam
penelitian skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 11 Februari 2015
Jaka Ramdana
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAH
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah .......................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 6
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
D. Metodologi Penelitian ........................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 12
F. Sistematika Penelitian ........................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Evaluasi ................................................................................. 16
1. Pengertian Evaluasi ......................................................... 16
2. Model-model Evaluasi .................................................... 17
3. Langkah-langkah Evaluasi ............................................... 19
4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi .......................................... 22
B. Program ................................................................................. 23
1. Pengertian Program .......................................................... 23
2. Macam-macam Program .................................................. 25
3. Tujuan Program ............................................................... 26
4. Evaluasi Program ............................................................ 26
C. Masjid ................................................................................... 27
1. Pengertian Masjid ........................................................... 27
2. Fungsi Masjid .................................................................. 29
D. Manajemen Masjid ................................................................ 31
1. Pengertian Manajemen Masjid ........................................ 31
2. Fungsi Manajemen Masjid .............................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM MASJID DIAN AL MAHRI
A. Sejarah Berdirinya ................................................................ 35
B. Tata Tertib Masjid Dian Al Mahri ........................................ 37
C. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................... 38
D. Struktur Organisasi ............................................................... 39
E. Program Masjid Dian Al Mahri ............................................ 40
vi
BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN
A. Pelaksanaan Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota
Depok ..................................................................................... 45
1. Aspek Dakwah ................................................................. 46
2. Aspek Sosial .................................................................... 49
3. Aspek Budaya .................................................................. 50
4. Aspek Ekonomi ............................................................... 50
B. Evaluasi Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota
Depok .................................................................................... 52
1. Evaluasi Input ................................................................. 53
2. Evaluasi Proses ............................................................... 55
3. Evaluasi Output ............................................................... 58
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Dakwah
Masjid Dian Al Mahri ........................................................... 59
1. Strength (Kekuatan) ......................................................... 59
2. Weakness (Kelemahan) ................................................... 61
3. Oppurtunities (Peluang) .................................................. 61
4. Threatness (Ancaman) ..................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Keterangan Permohonan Wawancara
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 : Surat Izin Pemotretan
Lampiran 6 : Struktur Organisasi Masjid Dian Al Mahri
Lampiran 7 : Gerbang Depan Masjid Dian Al Mahri
Lampiran 8 : Foto bersama salah satu pengurus Masjid Dian Al Mahri
Lampiran 9 : Kantor Security Masjid Dian Al Mahri
Lampiran 10 : Jadwal Acara Masjid Dian Al Mahri
Lampiran 11 : (Cafetaria, Penjual Souvenir, Penjual Buletin, fotografer, Parkir)
Lampiran 12 : Ruang Serba Guna
Lampiran 13 : Ruang Utama Masjid Dian Al Mahri
Lampiran 14 : Fasilitas dan Pelayanan Masjid Dian Al Mahri
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembinaan umat secara luas dan menyeluruh, sejak masa
Rasulullah Saw, mengembangkan Da’wah Islam pertama di Madinah,
masjid telah dijadikan sebagai pusat gerakan Da’wah Islam, sehingga
berdirilah Masjid Quba’ sebagai tempat pertama sekaligus simbol Da’wah
Islam. Selanjutnya didirikan pula Masjid ke-II yang dekat dengan kediaman
Rasulullah Saw, yang selanjutnya terkenal dengan Masjid Nabawy. Di
Masjid yang disebut akhir inilah Rasulullah Saw, Islam menyatukan suku-
suku yang berselisih terus menerus, menuju masyarakat Islam yang lebih
maju, bersatu dan sejahtera.1
Nabi Saw dan para sahabat membuat beberapa tempat untuk tempat
tinggal yang disebut sebagai Shuffah, dan kemudian memusatkan kegiatan
nabi sebagai Rasulullah dan sebagai kepala pemerintahan di Masjid Nabawi.
Itu semua pada hakekatnya adalah bagian dari fungsi Masjid. Dewasa ini
umat Islam terus-menerus mengupayakan pembangunan Masjid.
Bermunculan masjid-masjid baru di berbagai tempat, di samping renovasi
atas masjid-masjid lama. Semangat mengupayakan pembangunan rumah-
rumah Allah itu layak dibanggakan. Hampir di seantero tanah air tersentuh
oleh pembangunan Masjid. Ada yang berukuran kecil tapi mungil, ada yang
besar dan megah. Namun tidak sedikit pula Masjid yang terkatung-katung
1 Ahmad Sutarmadi, Manajemen Masjid Kontemporer. (Depok: Asmoro Mediatama, 2012), cet.2,
h.12
2
pembangunannya dan tak kunjung rampung, terutama di daerah-daerah yang
solidaritas jamaahnya belum kuat.2
Masjid mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, terutama di
berbagai Negara yang mayoritas penduduknya muslim, hal ini disebabkan
oleh jumlah kaum muslimin yang semakin banyak, baik dari faktor
kelahiran yang berlangsung sesuai dengan sunnatullah maupun karena
semakin banyaknya kalangan non muslim yang masuk ke dalam Islam, juga
karena faktor-faktor lain. Ketika masjid hanya digunakan untuk
melaksanakan ibadah mahdhah seperti shalat dan sejenisnya, tidak banyak
orang yang terlibat atau dilibatkan dalam kepengurusan. 3
Keberadaan Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat.
Dengan demikian, Masjid merupakan bangunan yang sengaja di dirikan
umat muslim untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan
lain yang terkait dengan kemaslahatan umat muslim. Gazalba menjelaskan,
bahwa di zaman Rasulullah, Masjid selain berfungsi sebagai tempat ibadah
(untuk melakukan kegiatan shalat, berdzikir dan beri’tikaf). Masjid juga
berfungsi sebagai pusat pembelajaran (untuk melakukan berbagai kegiatan
pembinaan dan peningkatan kualitas umat).4 Masjid tempat beribadah umat
Islam, bangunannya yang besar, indah dan bersih sangat didambakan.
Namun masih kurang bermakna apabila tidak ada aktivitas syi’ar Islam yang
semarak. Shalat berjama’ah merupakan parameter adanya kemakmuran
2 Moh, E. Ayub, dkk. Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1996),Cet. Ke-1. h.15 3 Ahmad Yani dan Ahmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal. (Jakarta: LP2SI Haramain,2001),
cet.1, h.80. 4 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986),h.6.
3
Masjid dan sekaligus menjadi indikator kereligiusan umat Islam di
sekitarnya. Kegiatan-kegiatan sosial, dakwah, pendidikan akan menambah
kesemarakan dalam memakmurkan Masjid.
Artinya: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
kecuali kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. At-
Taubah : 18)
Masjid seharusnya dapat kita fungsikan sebagai pusat pembinaan
umat dalam arti luas, ini berarti masjid sebagai pusat peribadahan secara
ritual hanyalah salah satu dari fungsi masjid, namun kenyataannya
menunjukkan bahwa masjid-masjid kita umumnya baru berfungsi sebagai
tempat peribadatan saja, itupun baru “apa adanya” belum terwujud pada
seharusnya. Idealnya, masjid sebagai tempat untuk memberikan motivasi
dalam semua kegiatan masyarakat baik menyangkut kegiatan formal
maupun informal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau umat
dalam mencapai tujuan pembangunan Indonesia, yaitu masyarakat adil,
makmur dan sejahtera lahir dan batin. 5
5 Sipardi dan Teuku Amirruddin, Manajemen Masjid dalam Pembangunan Masyarakat,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), cet. 1, h. 138.
4
Ketika Masjid hendak memaksimalkan peran dan fungsinya sebagai
pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus dikembangkan.
Oleh karena itu Masjid harus memiliki program yang banyak dan bervariasi
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya. Sehingga
diperlukan tenaga kepengurusan yang jumlahnya cukup dan kualitasnya
memadai. Agar pengurus Masjid dapat bekerjasama dengan baik dalam
menjalankan roda kepengurusan, diperlukan mekanisme kerja yang baik.
Untuk itu, manajemen (idarah) Masjid mesti diterapkan.
Masjid Dian Al Mahri atau yang dikenal dengan sebutan Masjid
Kubah Emas ini sangat menonjolkan Aspek dakwah dan ibadah, terlihat dari
begitu banyaknya program dakwah yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid
Kubah Emas yang di antaranya pelaksanaan peringatan hari besar Islam
(Isra Mi’raj, Maulid Nabi, Nuzulul Qur’an dan lain sebagainya) dan juga
kegiatan rutin lainnya baik itu harian, mingguan, maupun bulanan yang
tentunya dapat di nilai mengajak seseorang untuk terus mendekatkan diri
pada Allah SWT.
Program-program dakwah rutin yang diadakan oleh pengurus Masjid
beraneka ragam, yakni Istighotsah akbar dan Tausiah (bulanan pada hari
minggu,minggu ke-3), Taklim Siang (Setiap hari sebelum Dzuhur), Taklim
dan Dzikr Malam (Setiap hari Ba’da Magrib). Dalam mengukur
keberhasilan dari suatu program perlu dilakukan sebuah evaluasi sebagai
tahapan pengembangan program dakwah selanjutnya.
5
Evaluasi program dibagi menjadi tiga, yaitu evaluasi input, proses
dan output/ hasil.6 Evaluasi Input, dilakukan pada berbagai unsur setidaknya
ada tiga kriteria yang perlu dikaji: tujuan program, penilaian terhadap
kebutuhan program dan harga standar suatu praktek yang terbaik dengan
biaya untuk pelaksanaan program. Evaluasi Proses, dilakukan untuk menilai
proses yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
dirumuskan. Dan Evaluasi Output, dilakukan untuk menilai seberapa jauh
tujuan-tujuan yang sudah direncanakan tercapai.7
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan
suatu penelitian ilmiah guna mengetahui bagaimana Pelaksanaan Program
Dakwah yang dilaksanakan pengurus Masjid Dian Al Mahri, karena
program dakwah yang dilaksanakan selalu ramai dan diminati oleh banyak
masyarakat baik dari dalam kota maupun dari luar kota. Maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul “Evaluasi Program
Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota Depok”.
B. Batasan Dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar masalah dalam skripsi ini lebih terarah, penulis membuat
batasan masalah hanya pada Evaluasi Program Dakwah, meliputi
pelaksanaan dan evaluasi program Dakwah.
2. Perumusan Masalah
6 Isbandi Rukminto Adi, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada
Pemikiran dan Pendekatan Praktisi, (Jakarta: FEUI Press, 2001), Cet. Ke-3, Edisi Revisi, h. 186 7 Elly irawan, dkk., Pengembangan Masyarakat (Jakarta, Universitas Terbuka, 1995), h. 17
6
Agar di dalam pembahasannya lebih terarah dan terfokus, maka
penulis perlu membuat perumusan-perumusan yang menurut penulis
merupakan hal-hal penting yang harus dirumuskan dalam rangka
menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan program Dakwah pada Masjid Dian Al
Mahri?
b. Bagaimana Evaluasi Program Dakwah pada Masjid Dian Al Mahri?
c. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan program Dakwah di Masjid Dian Al Mahri?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui Pelaksanaan program Dakwah pada Masjid Dian
Al Mahri.
b. Untuk mengetahui Evaluasi program Dakwah pada Masjid Dian Al
Mahri.
c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan program Dakwah di Masjid Dian Al
Mahri.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Teoritis
7
Memberi sumbangsih ilmu pengetahuan dan akan menambah
referensi bagi mahasiswa sebagai penunjang untuk melakukan
penelitian berikutnya.
b. Praktisi
Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi
dalam penelitian selanjutnya sehingga dapat menjadi perbandingan
bagi penelitian yang lain.
1) Tempat Penelitian Terkait
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan informasi
yang bisa dimanfaatkan bagi para pengelola program yang
terkait dengan program-program sosial dan dapat dijadikan
bahan masukan bagi instansi/lembaga dibidang tersebut. Serta
sebagai bahan evaluasi bagi pihak Masjid Dian Al Mahri dalam
merencanakan program kerja di masa mendatang.
2) Masyarakat Umum
Dapat memberikan penjelasan bagi masyarakat umum
tentang Program Dakwah yang dilaksanakan oleh Pengurus
Masjid Dian Al Mahri sehingga masyarakat diharapkan dapat
mengambil pelajaran dan menambah khazanah pengetahuan.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena
8
beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, sangat rinci, tidak lazim
dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi
perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,
menarik dan unik yang bermakna di lapangan.8
Menurut Bohdan dan Taylor, di kutip dalam buku Metodologi
Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J. Moeleong menjelaskan
metodologi kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.9
Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.10
Pendekatan ini juga dipilih berdasarkan tujuan penelitian yang ingin
mendapatkan gambaran serta evaluasi pelaksanaan program Dakwah
pada Masjid Dian Al Mahri.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Masjid Dian Al Mahri atau lebih
dikenal Masjid Kubah Emas. Penelitian ini berlangsung pada bulan
September 2014 sampai dengan bulan Februari 2015
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
8 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-
1,h.142 9 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 2004), Cet.
Ke-20, h. 4. 10
M. Nasir. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h.63
9
Subjek penelitian ini adalah Masjid Dian Al Mahri yang di
dalamnya terdapat pengurus atau pengelola yang dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.
b. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan program Dakwah yang dilakukan oleh pengurus Masjid
Dian Al Mahri.
4. Teknik Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian
lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan, tempat objek
penelitian itu berada. Untuk mengambil data di dalam penelitian
lapangan menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dengan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan
terhadap gejala objek yang diteliti langsung di lapangan.11
Observasi
bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.12
Observasi yang
dilakukan yaitu menulis melakukan pengamatan secara langsung
terhadap program Dakwah yang diadakan oleh Forum Masjid Dian
Al Mahri meliputi pelaksanaan dari program tersebut.
b. Interview/Wawancara, merupakan tehnik pengumpulan data dengan
cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
11
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-2, h.21 12
Sutrisno Hadi, Researsh, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997), h.82
10
berdasarkan pada tujuan penelitian. Adapun interview yang penulis
gunakan adalah interview bebas terpimpin. Interview bebas
terpimpin artinya dalam penyampaian interview dengan maksud
meminta jawaban dengan bebas dan terbuka, maka jawaban tersebut
tidak lepas dari kerangka tersebut. Sedangkan alasan menggunakan
jenis inteview ini sangat mudah dipahami oleh individu secara
langsung, sehingga dapat menghasilkan data dan informasi yang
memuaskan. Interview yang dilakukan oleh penulis untuk
memperoleh data dari berbagai narasumber. Dalam proses evaluasi
pelaksanaan program Dakwah pada Masjid Dian Al Mahri akan
diperoleh dari berbagai informan Pengurus yaitu Ketua, Sekretaris,
bidang hubungan masyarakat dan bidang hukum dan kajian strategis
serta DKM Masjid jika diperlukan.
c. Dokumentasi, menurut Winarto Surahmad, pengertian dokumentasi
adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas
penjelasan dari pemikiran terhadap peristiwa dan oleh penulis
dengan sengaja untuk disimpan atau meneruskan keterangan
mengenai peristiwa tersebut.13
Dalam dokumentasi penulis
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, hasil rapat
kerja, laporan kegiatan, foto-foto dan lain sebagainya.
13
Winarno Surahmad, Metodologi Riset,(Bandung: Tarsito, 1989) h. 134.
11
5. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung di peroleh dari para
informan pada waktu penelitian. Data primer ini di peroleh melalui
pengamatan langsung dan wawancara mendalam. Informan dalam
data primer ini adalah para pengurus Masjid Dian Al Mahri dan
jamaah dari program Dakwah.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui sumber-
sumber informasi tidak langsung, seperti perpustakaan, pusat
pengelolaan data, dan sebagainya. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari literatur
yang berhubungan dengan tulisan ini.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif secara teoritis
merupakan proses penyusunan data untuk memudahkan penafsirannya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk
data deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang memaparkan
keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta aktual atau sesuai
kenyataannya. Sehingga menuntut penafsiran peneliti yang dinyatakan
oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan
perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah objek kajian yang
utuh.
12
Pengolahan kata dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan
data dari hasil observasi, wawancara dengan tiap-tiap informan dan
studi dokumentasi untuk diedukasi, dideskripsikan, dianalisis, dan
kemudian ditafsirkan. Prosedur analisis terhadap masalah tersebut lebih
di fokuskan pada upaya menggali fakta sebagaimana adanya (natural
setting), dengan teknik analisis pendalaman kajian (verstehen). Untuk
memberikan gambaran data tentang hasil penelitian. Dalam penulisan
skripsi ini penulis menyajikan data deskriptif mengenai program Masjid
Dian Al Mahri dalam Pelaksanaan Program Dakwah dengan
menggunakan model evaluasi yang di kemukakan oleh Peitrizak dkk
yang difokuskan pada evaluasi Input, proses/pelaksanaan, dan
Output/hasil.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah
mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang disusun
oleh tim penulis UIN Jakarta dan diterbitkan oleh CEQDA UIN Jakarta
pada tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah
awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah
yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Setelah penulis
melakukan tinjauan pustaka. Penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi
yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti, skripsi tersebut di
13
antaranya skripsi pertama berjudul, “Fungsi dan Kegiatan Masjid Dian Al
Mahri Sebagai Obek Wisata Rohani”. Nama : Humaidi Al Ayubi, H.
NIM. 104053002052, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2008. Penelitian ini lebih memfokuskan Fungsi Masjid dian Al Mahri
dan Kegiatan Rutin yang di adakan oleh Pihak Masjid Dian Al Mahri
sebagai Objek Wisata. Perbedaan dari Judul yang penulis akan teliti dengan
judul diatas adalah terletak pada pokok pembahasan yang akan diteliti.
Untuk itu penulis bermaksud melakukan fokus penelitian kepada
Manajemen Pengurus dalam melaksanakan Program Dakwah Masjid Dian
Al-Mahri.
Kedua “Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh
Pada Forum Masjid dan Musholah Bumi Serong Damai (BSD)”. Nama :
Kusmiatun Nurhasanah NIM. 107053002689, Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Perbedaan dari judul yang penulis
akan teliti dengan judul diatas terletak pada objek penelitian yakni Masjid
Dian Al Mahri. Untuk itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan
judul penelitian “Evaluasi Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota
Depok.” Karena subjek yang di teliti belum ada satupun yang membahas
judul yang penulis teliti.
Demikianlah tinjauan pustaka ini saya lakukan, di mana pokok
bahasan atau materi dan objeknya antara apa yang akan penulis teliti dengan
14
skripsi-skripsi terdahulu penulis nyatakan belum ada yang meneliti dan
membahasnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dan sekaligus agar pembahasan dapat
dilakukan secara terarah dan sistematis, maka penulis membagi atas lima
bab. Kelima bab tersebut secara rinci sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN :
Membahas tentang latar belakang masalah,pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Membahas tentang teori evaluasi, pengertian evaluasi, model-model
evaluasi, langkah-langkah evaluasi, tujuan dan manfaat evaluasi. Teori
program, pengertian program, macam-macam program, tujuan program,
evaluasi program. Masjid, pengertian Masjid, peran dan fungsi Masjid,
manajemen Masjid dan fungsi manajemen masjid.
BAB III : GAMBARAN UMUM MASJID DIAN AL MAHRI DEPOK
Membahas tentang Masjid Dian Al Mahri, sejarah berdirinya, tata
tertib masjid, visi-misi dan tujuan, struktur organisasi, program kerja, dan
jadwal kegiatan Dakwah Masjid Dian Al Mahri.
15
BAB IV : ANALISIS HASIL TEMUAN
Membahas tentang analisis Pelaksanaan program dakwah Masjid Dian
Al Mahri, Evaluasi program dakwah Masjid Dian Al Mahri, faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program dakwah Masjid
Dian Al Mahri.
BAB V : PENUTUP
Penutup yang meliputi, Kesimpulan dan Saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation,
dalam bahasa Arab Al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Akar katanya adalah value, dalam bahasa Arab Al-qiyamah, dalam bahasa
Indonesia berarti Nilai.1 Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi adalah
“proses bersistem dan objektif yang menganalisa sifat dan ciri pekerjaan di
dalam perusahaan dan organisasi”.2 Pada dasarnya evaluasi merupakan
suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah
dilakukan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan dan
mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik.
Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada melihat
kesalahan-kesalahan di masa lalu dan di arahkan pada upaya peningkatan
kesempatan demi keberhasilan program.
Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai
secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya
di mana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk
perencanaan yang akan di lakukan di depan. Istilah evaluasi mempunyai arti
yang berhubungan, masing-masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala
nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum, istilah evaluasi
1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 1.
2 Aji B Firman dan Sirait Martin S, Perencanaan dan Evaluasi : Suatu Sistem Untuk Proyek
Pembangunan (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 30
17
dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ratting)
dan penilaian (assessment) kata-kata yang menyatakan usaha untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang
lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai
atau manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataan
mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut memberi sumbangan pada
tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan atau program
telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa masalah-
masalah kebijakan dibuat jelas. 3
2. Model-model Evaluasi
Ada beberapa jenis model evaluasi yang dikemukakan oleh
Piettrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert yang meliputi evaluasi input,
evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Dalam hal ini penulis akan
menggunakan medel evaluasi tersebut untuk pembahasan pada bab empat,
yaitu:
a. Evaluasi Input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk
dalam pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variabel utama yang
masuk dalam evaluasi ini, yaitu masyarakat (peserta program), tim atau
staff dan program. Terkait dalam program ini ada tiga kriteria yang perlu
dikaji; tujuan program, penilaian terhadap kebutuhan program, dan harga
standar suatu praktek yang terbaik dengan biaya untuk pelaksanaan
program.
3 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan
dan Penelitian. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2008), hlm. 176.
18
b. Evaluasi Proses, evaluasi ini dilakukan untuk menilai proses yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Evaluasi ini
memfokuskan kepada efektifitas program yang melibatkan interaksi
langsung antara klien dengan staff terdepan merupakan pusat dari
pencapaian tujuan program, dan kebijakan-kebijakan.
c. Evaluasi Hasil, evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh
tujuan-tujuan yang sudah direncanakan tercapai, yakni di arahkan kepada
evaluasi keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerimaan
layanan.4 Evaluasi ini juga di gunakan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan
sangat berguna bagi pengurus dalam menentukan apakah program
diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.
Ada empat macam kebijakansanaan lanjutan yang mungkin di ambil
setelah evaluasi program dilakukan, yaitu sebagai berikut: 5
a. Program tersebut dilanjutkan karena dari data yang terkumpul diketahui
karena program-program ini sangat bermanfaat dan dapat dilaksanakan
dengan lancer tanpa hambatan sehingga kualitas pencapaian tujuannya
tinggi.
b. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penyempurnaan karena dari hasil
data yang terkumpul diketahui bahwa hasil program sangat bermanfaat
tetapi pelaksanaannya kurang lancar atau kualitas pencapaiannya kurang
4 Elly Irawan, dkk., Pengembangan Masyarakat, h. 17
5 Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h. 290
19
tinggi. Yang perlu mendapatkan perhatian untuk kebijaksanaan
selanjutnya adalah cara atau proses pencapaian tujuan.
c. Kegiatan tersebut dimodifikasi karena dari data yang terkumpul dapat
diketahui bahwa kemanfaatan hasil program kurang tinggi sehingga perlu
disusun lagi perencanaan secara lebih baik. Dalam hal ini tujuannya yang
perlu diubah.
d. Kegiatan tersebut tidak dapat dilanjutkan (dengan kata lain dihentikan)
karena dari data yang terkumpul diketahui bahwa hasil program kurang
bermanfaat, ditambah lagi di dalam pelaksanaan banyak sekali
hambatannya.6
3. Langkah-langkah Evaluasi
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh
keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur
yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam
kegiatan evaluasi. Dalam literature evaluasi banyak dijumpai prosedur
evaluasi sesuai dengan pandangannya masing-masing. Namun, sekalipun
ada perbedaan langkah, bukanlah suatu yang prinsip karena prosedur intinya
hampir sama.7
a. Perencanaan Evaluasi
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai dengan
apa yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang di peroleh
dapat lebih maksimal. Perencanaan itu penting, karena akan
6 Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h. 291
7 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012), h. 88
20
mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan akan mempengaruhi
keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. Perencanaan pada
umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu ;
1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi.
3) Memilih dan menentukan tehnik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi.
4) Menyusun alat-alat yang dipergunakan dalam mengukur dan
penilaian.
5) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan dalam memberikan interprestasi terhadap data hasil
evaluasi.
6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi itu sendiri (kapan dan
berapa kali evaluasi itu dilaksanakan).8
b. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan
evaluasi telah disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi.
Artinya, tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi,
instrument evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada
tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan
mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode,
8 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 89
21
instrument, waktu pelaksanaan, sumber data, dan sebagainya. Untuk
membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses
evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang
akurat diperlukan teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara
garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
teknik nontes (alternative test).
c. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
Tujuan dari monitoring pelaksanaan evaluasi adalah untuk
mencegah hal-hal yang negative dan meningkatkan pelaksanaan evaluasi.
Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat
relevansi pelaksanaan dengan perencanaan evaluasi. Kedua, untuk
melihat hal-hal apa saja yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi. Jika
dalam pelaksanaan evaluasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka
evaluator harus mencatat, melapor dan menganalisis faktor-faktor
penyebabnya.
d. Pengolahan data hasil evaluasi
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai
berikut :
1) Menskor, yakni memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat
dicapai oleh pihak yang bersangkutan. Untuk menskor atau
memberikan angka diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu kunci
jawaban, kunci scoring dan pedoman konversi.
2) Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu.
22
3) Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka.
4) Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat
validitas dan realibilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index)
dan daya pembeda.9
e. Pelaporan hasil evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak
yang berkepentingan, seperti pengurus-pengurus program, aktifis dan lain
sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar proses pelaksanaan pemprograman
diketahui oleh berbagai pihak sehingga pengurus bisa menentukan sikap
yang objektif dan mengambil langkah-langkah yang pasti sebagai tindak
lanjut dalam laporan tersebut.10
f. Penggunaan hasil evaluasi
Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan
dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang
terlibat dalam pemprograman., baik secara langsung maupun tidak
langsung.11
4. Tujuan dan Manfaat Eveluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian
juga dengan evaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan,
9 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 90
10 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 91
11 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 92
23
sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing
komponen.12
Tujuan dan manfaat evaluasi adalah :
a. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai dalam kegiatan.
b. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil.
c. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
d. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-
bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang
diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.
B. Program
1. Pengertian Program
Menurut bahasa kata program berasal dari bahasa inggris Programme
yang artinya acara atau rencana. Sedangkan menurut istilah program adalah
rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan.13
Menurut John L Herman program adalah segala sesuatu yang anda lakukan
dengan harapan akan mendatangkan hasil atau manfaat. Dari pengertian ini
dapat ditarik benang merah bahwa semua perbuatan manusia darinya
diharapkan akan memperoleh hasil dan manfaat yang dapat disebut
program.14
12
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-4, h. 211 13
Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 702 14
http://evaluasi pendidikan.blogspot.com senin, 06 Oktober 2014, pukul 13.30
24
Menurut Suharsimi Arikunto, program dapat dipahami dalam dua
pengertian yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, program dapat
diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh
seorang di kemudian hari. Sedangkan pengertian khusus dari program
biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi yang bermakna suatu unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam
satu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Menilik pengertian secara khusus ini, maka sebuah program adalah
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan secara
waktu pelaksanaannya biasanya panjang. Selain itu, sebuah program juga
tidak hanya terdiri dari satu kegiatan yang saling terkait satu dengan lainnya
dengan melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya.15
Menurut Isaac dan Michael sebuah program harus diakhiri dengan
evaluasi. Hal ini dikarenakan kita akan melihat apakah program tersebut
berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan
sebelumnya.16
Program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat
diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang
berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu,
sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.
Pengertian program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka
program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan
15
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1990), h.1 16
http://evaluasi pendidikan.blogspot.com senin, 06 Oktober 2014, pukul 13.40
25
bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu
terjadi di dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan
sekelompok orang.17
2. Macam-macam Program
Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari
berbagai aspek, yaitu:
a. Bila dilihat dari tujuan program, ada yang bertujuan mencari keuntungan
(kegiatan komersial). Jika program tersebut mencari keuntungan, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan
keuntungan. Program sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak
program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa
banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.
b. Bila dilihat dari jenis program, ada program pendidikan, program
koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klarifikasi tersebut
tergantung dari isi program yang bersangkutan.
c. Bila dilihat dari jangka waktu program, ada program jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
d. Bila dilihat dari keluasan program, ada program sempit dan ada program
luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas.
Sedangkan program luas menyangkut banyak variabel besar.
e. Bila dilihat dari pelaksanaan program, ada program kecil dan ada
program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang.
Sedangkan program besar dilaksanakan oleh banyak orang.
17
M Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 3
26
f. Bila dilihat dari sifat program, ada program penting dan ada program
yang kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut
orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital. Sedangkan kurang penting
adalah sebaliknya. 18
3. Tujuan Program
Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu: tujuan program merupakan
suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian evaluator. Jika suatu
program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program
tersebut tidak perlu dilaksanakan, tujuan menentukan apa yang akan diraih.
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Tujuan tujuan
umum dan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output
dari program jangka panjang sedangkan tujuan khusus output dari jangka
pendek.19
4. Evaluasi Program
Definisi yang terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh
Ralph Tyler, yang mengatakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk
mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Definisi
yang lebih diterima oleh masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli
evaluasi, yaitu Cronbach dan Stufflebeam. Mereka mengemukakan bahwa
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
18
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1998), Cet. Ke-
1. h. 8 19
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 23
27
kepada pengambil keputusan. Sehubung dengan definisi tersebut, The
Stanford Evaluation Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa
meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil
keputusan tentang suatu program.20
Evaluasi program merupakan aplikasi dari metode penelitian secara
sistematis untuk keperluan penilaian desain program, implementasi dan
efektifitasnya. Evaluasi program dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang kemajuan pelaksanaan program dan dampaknya terhadap
masyarakat umum dan terhadap individu.21
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa, evaluasi program merupakan
suatu kegiatan yang sangat signifikan, karena dengan evaluasi program kita
dapat mengukur dan menilai suatu program, sehingga kita mengetahui nilai
dari program tersebut. Evaluasi program merupakan proses memahami,
memberi arti, mendapatkan, mengkomunikasikan sesuatu informasi bagi
pihak-pihak yang mengambil keputusan.
C. Masjid
1. Pengertian Masjid
Masjid berasal dari bahsa Arab Sajada yang berarti tempat sujud atau
tempat menyembah Allah SWT. Bumi yang kita tempati ini adalah masjid
bagi kaum muslimin. Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan
20
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan, h.5 21
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan, h.6
28
melakukan shalat berjama‟ah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan
silaturahmi di kalangan kaum muslimin.22
Masjid secara etimologis bermakna sebagai tempat para hamba yang
beriman bersujud melakukan ibadah mahdhah berupa shalat wajib dan
berbagai shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT. Sedangkan dalam
makna terminologinya, ialah tempat di mana para hamba melakukan segala
aktivitas baik yang bersifat vertical maupun horizontal dalam kerangka
beribadah kepada Allah SWT. Definisi masjid menjadi luas, tidak hanya
sebagai tempat ritual ibadah, tetapi juga sebagai wadah pertemuan bagi
umat Islam, tempat belajar keagamaan, kegiatan politik, menyusun strategi
militer, tempat musyawarah, tempat berdakwah, tempat berkumpul jama‟ah
Islam dan lain-lain.23
Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Masjid adalah tempat orang
saling mengenal dan mengakrabkan diri di antara kaum muslimin, karena
saat dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya
yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang
lainnya. Dengan demikian maka akan timbul rasa tolong menolong sehingga
dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang
antar jamaah masjid kaum muslimin. 24
Dengan demikian bisa ditarik benang merah bahwa Masjid adalah
rumah Allah SWT, yang dibangun untuk mengingat, mensyukuri, dan
22
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, h. 1 23
http://www.artikel.majlisasmanabawi.net senin, 06 Oktober 2014, pukul 15.05 24
Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Manajemen Masjid, Langkah Maju Kebangkitan Islam, (Jakarta:
Pustaka Al-Sofwa, 2005),h. 44
29
menyembah-Nya dengan baik dan sebagai wadah ibadah umat Islam baik
berupa vertical maupun horizontal dalam kerangka beribadah kepada Allah
SWT.
2. Fungsi Masjid
Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat sujud kepada Allah SWT,
tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam
umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat
berjamaah. Masjid juga tempat yang paling banyak dikumandangkan nama
Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain
yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan
dengan pengagungan asma Allah.25
Saat ini masjid memiliki fungsi yang semakin terasa penting dalam
kehidupan umat Islam, diantaranya sebagai berikut :
a. Tempat Beribadah, fungsi utamanya adalah sebagai tempat shalat,
sebagaimana menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan
memperoleh ridha Allah, maka fungsi masjid di samping sebagai tempat
shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas dengan ajaran Islam.
b. Tempat Menuntut Ilmu, masjid berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu
(belajar mengajar), khususnya ilmu agama yang merupakan fardhu „ain
bagi umat Islam, di samping itu juga ilmu-ilmu lain, ilmu alam, sosial,
keterampilan dan lain sebagainya.
c. Tempat Pembinaan Jama‟ah, dengan adanya umat Islam di sekitarnya,
masjid perlu mengaktualkan perannya dalam mengkoordinir mereka,
25
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, h. 7
30
baik untuk ibadah maupun aktivitas lainnya, dalam rangka menyatukan
potensi dan kepemimpinan umat.
d. Pusat Dakwah dan Kebudayaan, masjid merupakan jantung kehidupan
umat Islam, yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah
Islamiyah dan budaya Islam. Di masjid pula seharusnya direncanakan,
diorganisasikan, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah dan
kebudayaan Islam yang menyediakan kebutuhan masyarakat.26
e. Pusat Kaderisasi, sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan
umat, masjid memerlukan aktivitas yang berjuang menegakkan Islam
secara berkesinambungan, patah tumbuh, hilang berganti. Karena itu,
pembinaan kader perlu disiapkan dan dipusatkan di masjid sejak mereka
kecil sampai dewasa, diantaranya melalui TPA, Remaja Masjid maupun
Ta‟mir Masjid dengan berbagai kegiatannya.
f. Basis Kebangkitan Umat Islam, masjid berfungsi sebagai tempat untuk
memberikan motivasi dalam semua kegiatan masyarakat baik
menyangkut kegiatan formal atau informal maupun untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat atau umat dalam mencapai tujuan
pembangunan Indonesia, yaitu masyarakat adil, makmur, dan sejahtera
lahir dan batin.27
Saat ini masjid bukan saja sebagai tempat memberikan
pendidikan agama dan umum, rapat-rapat organisasi, pertokoan dan
bahkan bela diri, olahraga, kesenian, pernikahan dan peresmian.
26
Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), Cet.ke-1, h. 138 27
Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat, h. 139
31
g. Sarana Pembinaan Umat, bagi seorang muslim, iman memiliki
kedudukan yang sangat penting, tapi iman itu ada pasang surutnya.
Kadang-kadang iman naik dan kokoh yang membuat seorang mukmin
begitu tinggi semangat pengabdiannya kepada Allah SWT, namun
kadang iman malah turun yang membuat kecenderungannya pada
kemaksiatan dan kemunkaran malah naik. Karena itu, memiliki iman
yang stabil menjadi sesuatu yang sangat mendasar. Dengan iman yang
mantap seseorang akan selalu komitmen kepada nilai-nilai yang datang
dari Allah SWT. Kearah terwujudnya iman yang mantap itulah,
diperlukan pembinaan iman secara bersungguh-sungguh dan
berkesinambungan. Dan masjid merupakan salah satu sarana utama yang
digunakan dalam membina keimanan kaum muslimin.28
Dari sekian banyak fungsi dan peran yang telah disampaikan di atas,
semua tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan, tidak akan
terasa fungsi masjid bila tidak ada yang bergerak di dalam masjid,
begitupun tidak akan terasa peran masjid itu bila tidak adanya penggerak
atau aktivis yang menjalankan program-program masjid. Betapa pentingnya
pengurus masjid pada setiap masjid yang dibangun.
D. Manajemen Masjid
1. Pengertian Manajemen Masjid
Manajemen berasal dari bahasa Inggris manage, dalam bentuk kata
kerja menjadi managed, dan managing, yang artinya ialah to guide or
handle with skill or outhority;control;direct. (mengarahkan atau mengambil
28
Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal,… h. 3
32
peran dengan kemampuan atau kekuasaan; pengawasan; pengarahan).
Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif, untuk
mencapai sasaran; atau pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalannya perusahaan dan organisasi.29
Sementara itu Drs. Moh. E. Ayub dalam bukunya Manajemen Masjid,
mendefinisikan manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan
sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas dalam satu usaha kerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.30
Dari sekian definisi di atas, bisa
ditarik kesimpulan bahwa Manajemen adalah usaha mencapai tujuan
melalui kegiatan orang lain yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip,
seperti dari buku Moh. E. Ayub. Ia mengatakan Manajemen Masjid adalah
usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid.31
Dan dalam buku
Ahmad Sutarmadi. Ia mengatakan Manajemen Masjid adalah merupakan
bagian dari Manajemen pada umumnya, yang pada prinsipnya tentu tidak
terlepas dari ilmu manajemen umum, kemudian di arahkan pada kekhususan
sasaran yakni urusan masjid.32
Dari definisi di atas dapat dirumuskan definisi lain, manajemen masjid
adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal,
dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus masjid bersama staff dan
jamaahnya melalui berbagai aktifitas yang positif. Dengan demikian, ketua
29
Ahmad Sutarmadi, Manajemen Masjid Kontemporer, h. 1 30
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, h. 32 31
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, h. 35 32
Ahmad Sutarmadi, Manajemen Masjid Kontemporer, h. 12
33
pengurus masjid harus melibatkan seluruh kekuatan masjid untuk
mewujudkan kemakmuran masjid.
2. Fungsi Manajemen Masjid
Fungsi manajemen masjid hampir sama dengan fungsi manajemen
yang apabila disederhanakan akan didapati menjadi empat fungsi, yaitu:
a. Perencanaan
Dalam manajemen masjid, perencanaan adalah perumusan
tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan
dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid, sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki. Dalam upaya memakmurkan masjid,
perencanaan memiliki arti yang sangat penting.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian masjid adalah penyatuan, pengelompokan dan
pengaturan pengurus masjid untuk digerakkan dalam satu kesatuan kerja
sebagaimana yang telah direncanakan.
c. Pelaksanaan
Dalam manajemen, fungsi pelaksanaan masjid merupakan upaya
membimbing dan mengarahkan seluruh potensi pengurus untuk
beraktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
d. Pengawasan
Pengawasan dan control, baik dari pimpinan kepada staffnya
maupun staff kepada pemimpin dan sesama kepengurusan masjid
merupakan suatu yang penting. Terlaksananya fungsi ini akan membuat
pengurus menjadi tahu adanya kesalahan, kekurangan, kelemahan,
34
rintangan, tantangan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pemakmuran
masjid.33
Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya
pelaksanaan kegiatan Masjid, mengukur keberhasilan dan kegagalannya
dengan standar sebagaimana yang ditetapkan dalam perencanaan untuk
selanjutnya memperbaiki kesalahan dan kekurangan serta mencegah
terjadinya kegagalan.
Manakala masjid telah dikelola dengan manajemen yang baik,
pembinaan umat bisa ditingkatkan dan kemajuanpun dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya.
33
Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal, h. 82 - 85
35
BAB III
GAMBARAN UMUM MASJID DIAN AL MAHRI
A. Sejarah Berdirinya
Masjid yang berciri arsitek Islam yang kuat dan memadukan skalanya
yang besar dengan ornamen detail mencerminkan kemegahan dan keindahan
yang hadir bagi diri setiap insan. Butuh kurang lebih 10 tahun untuk
membangun Mahakarya yang sangat fenomenal (Kubah Emas). Dengan
mengharap ridha Allah SWT, baru diakhir tahun 1996 tercetus sebuah
gagasan untuk mendirikan sebuah masjid yang megah dan indah.
Perencanaan untuk membangun Masjid yang megah dan indah dengan gaya
arsitektur Islam yang khas, sudah menjadi impian bagi Ibu Hj. Dian Juriah
Maimun Al Rasyid.1 Referensi tentang khazanah konsep arsitektur yang
dimiliki oleh Ibu Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid tak jauh bercermin pada
masjid-masjid yang berada di timur tengah seperti: Masjid Al Hamra di
Spayol, Masjid Kesultanan di Oman, Masjid Karbala di Irak dan beberapa
Masjid di Turkey. Dengan bekal itulah, Beliau mendapat inspirasi berbagai
gaya arsitektur Masjid.
Sebelum pembangunan Masjid di mulai, beberapa lokasi sempat
menjadi pertimbangan, seperti daerah Sentul Bogor, Cikarang, Karawang,
Sawangan Depok dan Parung Bogor. Dari seluruh lokasi tersebut, Hj Dian
lebih memilih daerah Meruyung, Limo Depok. Lokasi ini juga melalui
pertimbangan yang cukup matang. Salah satunya daerah ini merupakan jalur
alternatif perlintasan warga sekitar Sawangan yang akan menuju Jakarta.
1 Wawancara Pribadi dengan M. Ilham pada 22 November 2014
36
Dengan memiliki kelebihan akses yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal
Hj. Dian di Jakarta dan udara di sekitarnya masih relatif bagus. Dan di
pertengahan tahun 1998 di mulailah pelaksanaan pembebasan lahan.2
Dibulan Oktober 1998, dimulailah pekerjaan pembangunan kawasan
Kubah Emas yang ditandai dengan pemancangan tiang pancang pertama di
lokasi bangunan masjid oleh komisaris Yayasan Dian Al Mahri, pada tanggal
27 Oktober 1998. Secara berkelanjutan semua pembangunan yang telah
direncanakan mulai dibangun.
Hingga pada akhirnya Masjid Dian Al Mahri ini diresmikan pada
tanggal 31 Desember 2006 bertepatan dengan pelaksanaan Shalat Iedul
Adhha 1427 H. Oleh pendiri Masjid Dian Al Mahri, Ibu Hj. Dian Juriah
Maimun Al Rasyid dan Bapak Drs. H. Maimun Al-Rasyid. Tampak
kemegahan bangunan masjid kubah emas yang berkapasitas sekitar 20.000
Jama’ah tersebut. Kubah utama dan bangunan masjid dilapisi emas 24 karat.
Selain itu ada bagian lain yang dilapisi emas yakni pada bagian mahkota pilar
atau tiang, capital, lampu gantung, railing tangga mezanin, pagar mezanin,
ornamen kaligrafi di puncak langit-langit kubah dan ornamen dekoratif di atas
mimbar mihrab.
Sejak saat itu Masjid Kubah Emas kian tersohor. Begitu pula Hj. Dian
Al Mahri dikenal hingga kemancanegara, banyak pihak takjub akan
kedermawanannya. Syiarnya melalui masjid kubah emas bergaung kepelosok
negeri. Dukungan H. Maimun Al Rasyid juga begitu besar terhadap
perkembangan dakwah masjid kubah emas. Kini ribuan umat Islam telah
2 Majalah Kubah Emas Dian Al Mahri, 2013, edisi khusus, h. 36
37
mendatangi Masjid Kubah Emas. Keingintahuan masyarakat akan masjid
yang begitu fenomenal semakin besar dari waktu ke waktu. Tak hanya dari
pelosok nusantara, melainkan juga dari pelosok Dunia. Bahkan banyak
diantara kaum non muslim yang mendatangi Masjid Kubah Emas sehingga
kemudian mereka tertarik untuk mempelajari Islam dan akhirnya menjadi
mualaf. Tentu ini merupakan berkah dari Allah SWT yang diberikan kepada
umatnya karena keikhlasan untuk berinvestasi dijalan Allah SWT.3
B. Tata Tertib Masjid Dian Al Mahri
Tata Tertib Masjid Dian Al Mahri ditampilkan dengan harapan setiap
jama’ah lebih memahami etika memasuki sebuah masjid, tempat di mana
setiap insan muslim melakukan ritual ibadah seraya mengharapkan Ridha
Allah SWT. Kesucian dan ketertiban di lingkungan masjid menjadi tanggung
jawab setiap muslim dan bukan hanya tanggung jawab pengurus masjid.
1. Sepatu dan sandal diletakkan di tempat penitipan yang telah ditentukan,
yang terletak di kanan dan kiri ketika kita memasuki masjid. Tidak
diperkenankan membawa sepatu dan sendal ke dalam masjid.
2. Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam areal masjid.
Jama’ah yang akan makan dan minum, dipersilahkan mengambbil tempat
serba guna.
3. Anak di bawah usia 7 tahun yang tidak melakukan kegiatan ibadah, tidak
diperkenankan memasuki masjid dan kami telah menyediakan tempat di
gedung serba guna.
3 Majalah Kubah Emas Dian Al Mahri, h. 37
38
4. Dilarang membuang sampah sembarangan. Di sekitar masjid sudah
tersedia tempat pembuangan sampah.
5. Setiap muslim yang memasuki masjid, harus dalam keadaan aurat
tertutup.
6. Toilet umum kaum ibu, tersedia di samping gedung serba guna, tersedia
juga disebelah selatan masjid.
7. Tidak diperkenankan mengambil foto di dalam masjid ketika sedang
beribadah, karena dapat mengganggu kekhusukan jama’ah yang lain.
8. Dilarang menginjak rumput di sekitar areal masjid.
9. Dilarang merokok di areal masjid.
10. Jam buka Masjid Dian Al Mahri setiap harinya pukul 04.00-06.00 WIB
dan pukul 10.00-20.00 WIB. 4
C. Visi, Misi dan Tujuan
Visi : Sebagai tempat dakwah dan mengembangkan syiar Islam
khususnya di bumi Indonesia.
Berdasarkan visi di atas, Masjid Dian Al Mahri melaksanakan
kegiatan dakwah dengan tujuan syiar agama Islam, yang mencakup seluruh
umat Islam pada Masyarakat Indonesia.
Misi :
1. Menyediakan alat dan media dakwah
2. Memberi kenyamanan bagi jama’ah
Dari misi tersebut, langkah yang diambil untuk menjalankan visi yang
telah ditentukan dengan menyediakan alat dan media dakwah yang ada pada
4 Mading Kantor Security Masjid Dian Al Mahri.
39
Masjid Dian Al Mahri. Selain itu juga memberi kenyamanan kepada jama’ah
dengan pandangan arsitektur yang indah dengan nuansa Islam.
Tujuan
1. Dengan adanya Masjid Dian Al Mahri, umat Islam di Indonesia menjadi
lebih bangga akan aqidah agamanya.
2. Membuktikan akan kebesaran Allah SWT sebagai Sang Pencipta.
3. Lebih memperkuat Ukhuwah Islamiyah di antara sesama muslim.
4. Membangun syiar Islam seluruh Indonesia khususnya daerah Kota Depok.
Seluruh tujuan diatas merupakan harapan dari pengurus, terhadap
seluruh umat Islam yang sudah berkunjung ke Masjid Dian Al Mahri.5
D. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah susunan pengurus Masjid Dian Al Mahri, seperti
yang terdapat pada gambar. 1.1
5 Kantor Sekretariat, Masjid Dian Al Mahri
40
Gambar. 1.1
Struktur Organisasi Masjid Dian Al Mahri
Sumber: Kantor Sekretariat Masjid Dian Al Mahri 6
E. Program Masjid Dian Al Mahri
1. Aspek Dakwah
Berikut Jadwal yang saya dapat melalui Buletin yang terpasang di
mading Security Masjid Dian Al Mahri,
6 Kantor Sekretariat Masjid Dian Al Mahri
Hj. Dian Juriah Maimun Al Rasyid
Pembina
H.M. Ilham, SE. MM
Ketua
Farhan Ali
Sekretaris
KH. Hasanuddin Sinaga SQ. MA.
Imam Besar Masjid Dian Al Mahri
Hj. Ratu Ayu Novianti
Bendahara
H. Eko Sukarno
Informasi dan Komunikasi
H. Syamsuddin Nur SQ
Dakwah
H. Rusnaidi
Security
41
MASJID DIAN AL MAHRI
JADWAL TAUSYIAH
Bulan September 2014
I. Istighotsah Akbar dan Tausyiah
1. Minggu, 21 September 2014 KH. Drs. Dedi Wahyudi
II. Taklim Siang
1. Rabu, 03 September 2014 Ustadzah Hj. Ety Ohan Zarkasih
2. Sabtu, 06 September 2014 Ustadz H. Hasanuddin Sinaga SQ. MA.
3. Minggu, 07 September 2014 KH. Khoiruddin Mujih
4. Rabu, 10 September 2014 Ustadzah Hj. Ety Ohan Zarkasih
5. Sabtu, 13 September 2014 Drs. Farid Mujawid
6. Minggu, 14 September 2014 Ustadzah Hj. Ety Ohan Zarkasih
7. Sabtu, 20 September 2014 Ustadz Muhammad Firdaus
8. Rabu, 24 September 2014 Ustadzah Hj. Ety Ohan Zarkasih
9. Sabtu, 27 September 2014 Ustadz Masrur AM, S.Ag.
10. Minggu, 14 September 2014 KH. Imam Wahyudi
III. Taklim dan Dzikir Malam
1. Selasa, 09 September 2014 KH. Muhammad Junaidi, HMS
2. Selasa, 23 September 2014 KH. Muhammad Junaidi, HMS
*Pengajian Kitab Bidayatul Hidayah
Sumber: Kantor Security Masjid Dian Al Mahri
42
MASJID DIAN AL MAHRI
JADWAL TAUSYIAH
Bulan Oktober 2014
I. Istighotsah Akbar dan Tausyiah
1. Minggu, 19 Oktober 2014 KH. Drs. Kamaluddin
II. Taklim Siang
1. Sabtu, 04 Oktober 2014 Ust. H. Hasanuddin Sinaga SQ. MA
2. Minggu, 05 Oktober 2014 Iedul Ahda
3. Rabu, 08 Oktober 2014 Ustz. Hj. Eti Ohan
4. Sabtu, 11 Oktober 2014 Ust. Drs. Masrur AM
5. Minggu, 12 Oktober 2014 KH. Drs. Acep Tahyar
6. Rabu, 15 Oktober 2014 Ustz. Hj. Eti Ohan
7. Sabtu, 18 Oktober 2014 Ust. Muhammad Firdaus
8. Rabu, 22 Oktober 2014 Ustz. Hj. Eti Ohan
9. Sabtu, 25 Oktober 2014 Ust. Drs. Farid Mujawid
10. Minggu, 26 Oktober 2014 Ust. KH. Drs. Abadi Idrus
11. Rabu, 29 Oktober 2014 Ustz. Hj. Eti Ohan
III. Taklim dan Dzikir Malam (Pengajian Kitab Bidayatul Hidayah)
1. Selasa, 14 Oktober 2014 KH. Muhammad Junaidi, HMS
2. Selasa, 28 Oktober 2014 KH. Muhammad Junaidi, HMS
*Pengajian Kitab Bidayatul Hidayah
Sumber: Kantor Security Masjid Dian Al Mahri 7
7 Mading Kantor Security Masjid Dian Al Mahri
43
Semangat menyiarkan Islam yang dimiliki pengurus Masjid Dian
Al Mahri tidak berhenti sampai disini, program peringatan hari besar
Islam sudah diselenggarakan dari akhir tahun 2007 sampai sekarang,
Alhamdulillah kami mendapatkan respon positif oleh masyarakat.8
Penjadwalan ini dilakukan oleh pengurus setiap akhir tahun,
penyusunan jadwal sampai penanggung jawab acara sudah tersusun saat
itu juga. Setiap penceramah yang memiliki jadwal akan dihubungi
terlebih dahulu agar bila penceramah tersebut berhalangan bisa diperbaiki
penjadwalannya.
2. Aspek Sosial
Pada aspek sosial, setiap tahun pengurus menyalurkan santunan
kepada masyarakat miskin, yatim piatu serta orang jompo untuk
memenuhi kehidupannya.
3. Aspek Budaya
Masjid Dian Al Mahri selain menonjolkan dalam aspek dakwah
dan ibadah juga dapat di nilai pada aspek budaya.9 Pengadaan alat musik
rebana hadroh telah ada sejak tahun 2008, sebagai pengiring shalawat
Nabi yang dilakukan saat pelaksanaan Istighatsah Akbar dan setelah
pengajian kitab dan dzikir malam.
4. Aspek Ekonomi
Yang menjadikan tempat ini dengan nama “wisata rohani” adalah
aspek ini, memiliki sarana pengadaan akad nikah, penyewaan villa dan
8 Wawancara Pribadi dengan Kamal. Minggu, 15 Februari 2015
9 Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno.
44
sebagainya. Masyarakat yang berkunjung seperti berwisata, menikmati
pemandangan halaman masjid, diiringi dengan bangunan masjid yang
megah menambah efek berwisata ke Masjidil Haram Mekkah.
Memiliki fasilitas pengadaan gerai penjualan, bahkan pengadaan
buku tabloid yang diterbitkan setiap dua bulan, itu semua
ditranspormasikan oleh pengurus sebagai tempat pengangkat standar
ekonomi masyarakat sekitar lingkungan Masjid Dian Al Mahri10
.
10
Wawancara Pribadi dengan M. Ilham
45
BAB IV
ANALISIS HASIL TEMUAN
Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan mengenai gambaran
umum Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih di kenal dengan Masjid Kubah
Emas, baik dari segi sejarahnya, tujuan, visi-misi, struktur kepengurusan
Masjid Dian Al Mahri sampai dengan program Masjid Dian Al Mahri. Untuk
mengetahui sejauh mana program-program yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan program, maka perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan secara
terarah dan tersusun. Oleh karena itu, di perlukan sebuah evaluasi yang baik
dalam menilai program-program Pengurus Masjid. Karena hal inilah, evaluasi
yang menentukan apakah sebuah program atau kegiatan bisa diteruskan,
dimodifikasi atau dihentikan.
Berdasarkan hasil temuan lapangan diperoleh satuan informasi
tentang Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri. Dalam bab ini analisis data
difokuskan dalam 3 bagian, pelaksanaan, evaluasi dan faktor penghambat
serta faktor pendukung program dakwah yang dilaksanakan pada Masjid Dian
Al Mahri.
A. Pelaksanaan Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota Depok
Fungsi dan peran Masjid adalah sebagai pusat pembinaan ummat
tidak mungkin dapat di kelola oleh satu atau sekelompok kecil orang, tetapi
harus melibatkan semua komponen masyarakat yang berada di sekitarnya.
Ketika masjid hendak di maksimalkan peran dan fungsinya sebagai
pembinaan ummat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus dikembangkan.
46
Oleh karena itu Masjid harus memiliki program yang banyak dan bervariasi
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya. Sehingga
diperlukan tenaga pengurus yang jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai.
Melihat begitu pentingnya sebuah aktivitas/program yang dilakukan
di dalam Masjid sebagai pusat pembinaan ummat maka pegurus Masjid Dian
Almahri merumuskan suatu program yang bertujuan untuk menjalin
silaturahmi, serta bertujuan untuk tempat atau sarana wisata rohani dengan
keindahan masjid yang dimiliki. Pengunjung juga bisa merasakan refresh
rohani, agar rohani yang kering kembali basah. Salah satu program pengurus
Masjid Dian Al Mahri yang menjadi program unggulan dan secara rutin
diadakan setiap bulan adalah Istighatsah Akbar yaitu kegiatan Ceramah
Agama Rutin yang dihadiri oleh ummat-ummat yang berdatangan dari luar
dan dalam kawasan kota Depok yang di lakukan setiap bulan pada hari Ahad
(minggu ke-3). Acara ini dimulai pada pagi hari jam 09.00 yang di awali
dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur‟an, Ceramah Agama, kemudian Dzikir
dan diakhiri oleh Shalat Dzuhur berjamaah.
Sedangkan program-program yang akan dilaksanakan dan difokuskan
pada tahun ini seperti yang disampaikan oleh M Ilham dalam wawancara
pribadi adalah :
1. Aspek Dakwah
a. Pelaksanaan Program Tahunan
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), meliputi; Pekan Muharram
(Setiap 1 Muharram), Maulid Nabi Saw (setiap 12 Rabiul Awal),
Peringatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad Saw (Setiap 27 Rajab),
47
Nuzulul Qur‟an (Setiap 17 Ramadhan), Iedul Fitri dan Iedul Adha. 1
Semua program-program di atas, teknis pelaksanaannya semua
hampir sama yang membedakan mungkin hanya dari segi metodenya,
seperti pada bulan ramadhan kemarin masjid kubah emas melaksanakan
shalat tarawih ala masjidil haram yang sudah dijadikan kebiasaan dari
tahun ketahun hingga saat ini. Ketika shalat tarawih akan dibacakan
satu juz al-qur‟an, sehingga dalam satu bulan bisa khatam 30 juz,
kemudian setelahnya dipanjatkan doa khatam qur‟an kurang lebih 45
menit yang dipimpin langsung oleh imam besar masjid Dian Al Mahri.
Peringatan Nuzulul Qur‟anpun diprogramkan oleh pengurus
masjid dengan nuansa lain, yakni setelah shalat subuh 16 ramadhan,
pengurus mengadakan penghataman qur‟an hingga menjelang shalat
magrib. Dalam satu hari tersebut 30 juz dibaca oleh para hafidz dan
disimak jama‟ah. Lalu do‟a khatam qur‟an dibaca dengan
mengagungkan nama Allah ketika selesai shalat tarawih. Setelah itu,
kemudian diselenggarakan puncak peringatan Nuzulul Qur‟an.
Tak hanya itu, setiap tahun sebagai kegiatan penyempurna bulan
ramadhan, selama 10 hari terakhir bulan ramadhan, masjid dibuka 24
jam bagi ummat. Setiap malam sekitar 500 hingga 2000 jamaah
menjalani kegiatan I‟tikaf di Masjid Dian Al Mahri. Mereka
melaksanakan qiyamullail, muhasabbah, dan diakhiri dengan sahur
bersama yang disiapkan oleh manajemen masjid. Kegiatan-kegiatan
seperti ini sudah menjadi kegiatan tahunan yang dirutinkan bagi
1 Wawancara Pribadi dengan M. Ilham.
48
pengurus masjid, dan seluruh jama‟ah sudah terbiasa dan merekapun
sudah mempersiapkan momen-momen peringatan-peringatan hari besar
islam yang diadakan oleh pengurus masjid. 2
b. Pelaksanaan Program Bulanan dan Mingguan
Pertama Istighatsah Akbar dan Tausyiah dilaksanakan setiap
hari Ahad, Minggu ke-3 dan dipimpin langsung oleh KH. Hasanuddin
Sinaga, SQ. MA dengan diawali dengan pembacaan Surat Yasiin,
pembacaan Ratib dan tahlil kirim do‟a kepada arwah keluarga yang
telah meninggal dunia dan diteruskan juga dengan pembacaan kishoh
maulid Nabi Besar Muhammad Saw. Dan juga diisi dengan tausiah oleh
para da‟i kondang dan ternama serta ditutup dengan do‟a dan di
lanjutkan dengan Shalat Dzuhur berjama‟ah.
Kegiatan ini dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan ditutup 10
menit sebelum Shalat Dzuhur. Dalam kegiatan ini jama‟ah tidak kurang
dari 7.000 orang, karena kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas
dakwah dan ibadah yang diinformasikan kepada jama‟ah melalui media
spanduk di berbagai tempat dan bulletin Masjid Dian Al Mahri yang
dikeluarkan setiap dua bulan sekali.
Kedua Taklim Siang dilaksanakan setiap hari Rabu, Sabtu dan
Minggu yang dimulai dari pukul 10.00 WIB dan ditutup 10 menit
sebelum shalat Dzuhur. Taklim ini dipimpin oleh para muadzin ataupun
imam tetap Masjid Dian Al Mahri diawali dengan membaca yasiin,
pembacaan ratib dan tahlil kirim do‟a kepada arwah keluarga yang telah
2 Wawancara Pribadi dengan M. Ilham.
49
meninggal dunia, dan juga diisi dengan tausiah oleh para da‟i yang
berasal dari JABODETABEK dan telah dijadwalkan oleh para pengurus
masjid, serta ditutup dengan do‟a dan di teruskan dengan Shalat Dzuhur
berjama‟ah.
Jama‟ah yang hadir tidak seperti istighatsah akbar dan tausyiah
yang di laksanakan setiap Ahad Minggu ke-3, terkadang banyak dan
terkadang sedikit, apalagi selain hari Sabtu dan Minggu, karena
pengunjung atau jamaah lebih banyak datang ketika hari libur. Menurut
pengurus Masjid Dian Al Mahri, walaupun buka hari libur, jama‟ah
tetap banyak apalagi kaum wanita dan hampir setiap harinya 700 orang.
Ketiga Taklim dan Dzikir Malam (Pengajian Kitab Bidayatul
Hidayah) Kegiatan ini dilaksanakan setiap Selasa ke 2 dan ke 4 (setiap
bulan) ba‟da shalat Isya. Adapun dalam taklim dan dzikir ini dipimpin
oleh KH. M Junaidi. HMS. Jama‟ah yang hadir dalam kegiatan ini
sekitar 50 sampai 100 orang.3
2. Aspek Sosial
Sesuai dengan program yang telah terjadwalkan oleh pengurus
Masjid Dian Al Mahri, hingga kini masih rutin melaksanakan kegiatan
santunan dalam rangka kegiatan sosial tahunan yang diadakan dalam tiga
kali, di antaranya : Awal Muharram, memasuki bulan Ramadhan dan
memasuki lebaran Iedul Fitri (syawal). Kegiatan ini bertujuan untuk
membantu anak-anak yatim piatu, keluarga miskin serta orang jompo
untuk memenuhi biaya kehidupannya.
3 Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno.
50
3. Aspek Budaya
Dalam aspek budaya ini, alat musik rebana hadroh dibentuk guna
untuk mengiringi pembacaan qasidah dan juga bisa mengiringi pembacaan
shalawatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah rutin
dibacakan setiap acara istighatsah akbar. Pemain rebana hadroh tersebut
merupakan sebagian dari pengurus Masjid Dian Al Mahri dan remaja
sekitar Masjid Dian Al Mahri guna menambah kegiatan yang baik bagi
para remaja.
Seni hadroh ini, selain dipakai pada acara istighatsah akbar dan
tausiah di Masjid Dian Al Mahri, namun juga menerima panggilan keluar
untuk berbagai acara seperti maulid, selamatan gunting rambut bayi, serta
hiburan pada kegiatan rohani terutama pada hari-hari besar islam.4
4. Aspek Ekonomi
Dalam segi ekonomi, pengurus Masjid menjadikan Masjid sebagai
tempat penyaluran sumber daya masyarakat untuk mengurangi angka
pengangguran yang ada di Indonesia dalam hal ini, Masjid selain
digunakan untuk ibadah shalat, dapat juga dipakai untuk acara akad nikah
yang hingga kini telah diformulasikan oleh pengurus masjid menjadi
tempat pernikahan yang sangat elegan, difasilitasi dengan mc, saritilawah,
penghulu, serta pembaca qori yang sudah professional. Dan segala
persiapan acara akad nikah sampai dengan selesai itu menjadi tanggung
jawab pihak Masjid Dian Al Mahri. Dan apabila ada pengunjung yang
ingin singgah dan menginap di kawasan areal masjid, pengurus sudah
4 Wawancara Pribadi dengan Kamal
51
menyiapkan villa yang bisa disewakan dengan berbagai fasilitas.
Beralih dari itu semua, pengurus masjid pun hingga kini
bekerjasama dengan Pemkot Depok untuk berkordinasi terkait tentang
permasalahan jalan raya yang hingga kini menjadi penuh sesak ketika
pengurus masjid Dian Al Mahri mengadakan suatu event, selain itu untuk
membentuk satuan tempat untuk penyaluran ketenagakerjaan yang sampai
sekarang banyak yang telah bekerja di areal masjid kubah emas, mulai dari
security, pengurus taman (kebersihan), fotografer, karyawan kafetaria dan
lain sebagainya.
Mulai dari harga parkir pengurus hanya mengambil setengahnya,
karena setengahnya akan diserahkan kepada Pemkot Depok untuk
memperbaiki jalanan, hingga sampai pada penghasilan karyawan kafetaria
fotografer semua keuntungan akan digunakan untuk gaji pegawai dan
pembayaran-pembayaran yang diperlukan. 5
Melalui pelaksanaan program-program ini, pengurus berharap akan
semakin memperkuat silaturahmi, ukhuwah, syiar dan dakwah serta
menambah keimanan serta ketaqwaan pada ummat islam yang berdatangan
kemasjid Dian Al Mahri. Dan pengurus berharap, dengan adanya program-
program seperti ini bisa membuat para jama‟ah yang berwisata menikmati
keindahan masjid yang berdiri kokoh dan menjadikan wisata religi yang
nyaman dan berkesan. Alhamdulillah program-program ini secara rutin
disosialisasikan melalui media Masjid Dian Al Mahri di antaranya buku
tabloid yang dicetak setiap 2 bulan sekali, selembaran yang ditempel di
5 Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno.
52
bagian informasi, pamflet dan undangan yang disebarkan untuk Masjid-
masjid sekitar lingkungan Masjid Dian Al Mahri.6 Jadi bila disimpulkan
dalam satu wadah, inilah aspek ekonomi yang dikelola oleh Masjid Dian
Al Mahri :
a. Pengadaan akad nikah,
b. Pengadaan Area Parkir,
c. Penyewaan Villa,
d. Pengadaan Area Gerai Penjualan Souvenir serta Cafetaria
e. Pengadaan Fotografer,
f. Serta Pengadaan Buku Tabloid yang diterbitkan setiap dua bulan
sekali.7
B. Evaluasi Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota Depok
Sebuah Masjid yang menawarkan perjalanan rohani lewat kemegahan
serta keindahan yang dapat memanjakan pandangan setiap ummat, melakukan
segala bentuk aktivitas dengan jajaran program dakwah yang begitu banyak.
Semua program dakwah ini diharap dapat meningkatkan semangat Islam dan
membasahi hati yang telah kering. Pekan hari raya Islam telah rutin diadakan
oleh pegurus Masjid Dian Al Mahri setiap tahunnya, Istighatsah Akbar setiap
hari Ahad (minggu ke 3), Taklim siang dan dzikir (setiap Rabu, Sabtu dan
Minggu), serta Taklim malam dan pengajian kitab (setiap Selasa Malam ke 2
dan 4) kini juga menjadi sebuah rutinitas positif. Semua program-program
dakwah tersebut dilakukan untuk menarik para jama‟ah agar lebih
6 Majalah Kubah Emas Dian Al Mahri, 2013, h. 35
7 Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno.
53
mendekatkan diri kepada Allah serta menciptakan lingkungan yang Islami di
seluruh Indonesia khususnya wilayah Depok dan sekitarnya.
Melihat begitu banyaknya program kerja yang sedang dilakukan oleh
pengurus Masjid Dian Al Mahri, maka sudah barang tentu pengurus
memerlukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program tersebut. Untuk
itu, di sini penulis melakukan berbagai macam evaluasi program dakwah pada
Masjid Dian Al Mahri, adapun bentuk evaluasi yang penulis gunakan adalah
evaluasi yang dikemukakan oleh Piettrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert
yang meliputi evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil/output.
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang sudah dibahas pada bab 3,
evaluasi program dakwah pengurus Masjid Dian Al Mahri maka didapatkan
analisis evaluasi bahwasannya:
1. Evaluasi Input
a. Semua program yang di selenggarakan oleh pengurus Masjid Dian Al
Mahri bertujuan untuk mensyi‟arkan agama Islam ke masyarakat.
Dengan tujuan ini, pengurus berharap bisa memberikan sedikit ilmu
Islam terhadap jama‟ah yang berkunjung, karena melihat banyaknya
jama‟ah yang berkunjung hanya untuk melihat keindahan bentuk masjid
dan merasakan kesejukan taman masjid.
b. Cara perekrutan karyawan yang dilakukan oleh manajemen Masjid
Dian Al Mahri sangat menarik dan tidak sesuai dengan standar
perekrutan sebagaimana mestinya. Manajemen Masjid Dian Al Mahri
merekrut karyawan dengan cara, bila ada salah satu pegawai yang ingin
keluar maka ia harus menyiapkan pengganti agar tidak terjadi
54
kekosongan.8
c. Memiliki sumber daya manusia yang professional, memudahkan bagi
seluruh pengurus untuk merumuskan suatu program yang sedang di
butuhkan oleh para jama‟ah yang akan berkunjung ke Masjid Dian Al
Mahri.
d. Dengan infrastruktur yang menunjang, seperti sound, tenda, dan alat-
alat lainnya, dalam menjalankan acaranya, pengurus tidak merasa
direpotkan ketika melaksanakan kegiatan baik program tahunan,
bulanan maupun harian.
e. Menetapkan jumlah anggaran untuk jenis program sangatlah penting
karena untuk menentukan media apa yang digunakan dalam
mendukung keberlangsungan program, namun pada manajemen Masjid
Dian Al Mahri sendiri semua anggaran sudah diminimalisir oleh
pemilik masjid, pengelola masjid dalam menganggarkan suatu acara
menggunakan infaq dari kotak amal masjid karena keseluruhan
anggaran sudah ditanggung oleh pemilik masjid seperti: Pembayaran
gaji karyawan, pembayaran listrik dan lain-lainnya.
f. Dari segi kerjasama atau mitra usaha, Masjid Dian Al Mahri sudah
sejak lama telah bermitra dengan lembaga jasa program haji dan umrah,
Bagian Potografer, dan percetakkan. Dari jasa program haji dan umrah,
setiap pengurus mendapatkan umrah gratis dan sampai sekarang hampir
separuh dari karyawan sudah pernah mengunjungi tanah suci Mekkah.
Dari percetakkan, pengurus Masjid Dian Al Mahri dimudahkan dalam
8 Wawancara Pribadi dengan Kamal
55
menyebarluaskan informasi-informasi terkini tentang Masjid Dian Al
Mahri. Lewat percetakkan Tabloid Kubah Emas yang berisi tentang
banyak ilmu dan informasi yang di antaranya: Strategi syiar kubah
emas, sarana masjid, info program kegiatan terkini, bahkan ilmu-ilmu
keislaman (Kisah Nabi dan Rasul, Khazanah, Bisnis Syari‟ah dan lain-
lain). Semoga semua ini bisa menggerakkan audiens/jama‟ah untuk
bergabung dan ikut serta dalam mengikuti kegiatan Masjid Dian Al
Mahri.
g. Penjadwalan program dilakukan setiap akhir tahun, untuk program
tahunan, bulanan dan mingguan sudah tersusun jadwal para pemateri
setiap kegiatan. Penanggungjawab dalam semua program dakwah ini
seluruhnya dipegang oleh pengurus masjid pada bidang dakwah. Pada
jadwal bulanan dan mingguan, pengurus hanya mengundang lewat
pamflet, spanduk-spanduk dan undangan lewat pemberitahuan sebelum
khotib jum‟at menyampaikan ceramahnya. Berbeda dengan jadwal
tahunan (PHBI) pengurus menambahkannya dengan mengundang
masjid-masjid tetangga lewat undangan lisan dan undangan tertulis
serta menyebarluaskannya informasi kegiatan lewat ustadz-ustadzah
majelis ta‟lim tetangga.9
2. Evaluasi Proses, evaluasi ini melibatkan interaksi langsung antara
pengurus dengan jama‟ah maka didapat analisis yaitu:
a. Pelaksanaan program sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan
dipublikasikan, Peringatan hari besar Islam sudah menjadi kegiatan
9 Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno
56
yang rutin dan sangat berbeda dengan kegiatan di masjid-masjid lain
pada umumnya, terobosan-terobosan baru telah dilakukan oleh
pengurus sejak masjid ini berdiri pada tahun 2006.
b. Dengan memiliki sumber daya manusia kurang lebih 250 orang yang
terbagi dalam tenaga kerja security, tukang kebun, cleaning service, jasa
listrik, jasa kolam dan pegawai masjid. Memiliki kelemahan yang tidak
bisa ditutupi ketika melakukan acara besar (PHBI), maka yang terjadi
adalah tumpang tindih tugas, namun itu semua tidak menjadi masalah
yang menyulitkan karena setiap program adalah program yang sudah
rutin diadakan.
c. Isi materi yang disampaikan oleh petugas mudah dipahami oleh
jama‟ah, pembahasan materi adalah masalah-masalah yang dialami oleh
jama‟ah di kehidupan sehari-hari, serta ilmu-ilmu lain seperti kajian
hadist dan kitab.10
d. Para jama‟ah mendapatkan fasilitas kenyamanan seperti kebersihan
toilet, kebersihan tempat shalat yang menambah kekhusyukan shalat
jama‟ah.11
Jama‟ah juga akan mendapatkan makanan (snack) gratis jika
mengikuti program kajian kita pada Selasa malam. Shalawat dan do‟a
dengan khusyuk karena dibimbing oleh muadzin yang professional.
Penceramah yang tampil selalu tepat waktu, memakai bahasa yang
mudah dipahami serta pendekatan yang baik antara penceramah dengan
10
Wawancara pribadi dengan Juanda 11
Wawancara pribadi dengan Nurhayati
57
jama‟ah.12
Serta setiap shalat jama‟ahpun pengurus sudah menyediakan
imam-imam terbaik untuk memimpin shalat wajib yang dilaksanakan di
Masjid Dian Al Mahri.
e. Sarana dan prasarana yang tersedia dimanfaatkan oleh pengurus Masjid
Dian Al Mahri secara maksimal, seperti sound, tenda, panggung dan
sebagainya. Semua sarana dan prasarana yang dimiliki memudahkan
pengurus dalam mensukseskan setiap program diselenggarakan.
f. Belum adanya bidang pendidikan yang mencakup pendidikan formal
dan informal. Secara formal misalnya di lingkungan masjid belum
adanya TPA (Taman Perguruan Al-Qur‟an). Dan secara informal,
belum adanya pesantren kilat Ramadhan dan Pelatihan-pelatihan
Remaja Islam. Ini menjadi salah satu kekurangan yang belum dimiliki
oleh manajemen Masjid Dian Al Mahri, dan imbasnya sulit mencetak
kader-kader yang akan mengelola Masjid Dian Al Mahri di kemudian
hari.
g. Ketika melaksanakan kegiatan sudah barang tentu adanya kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh penyelenggara kegiatan, dalam hal ini
pengurus Masjid Dian Al Mahri mengalami kesulitan dari segi jama‟ah.
Jama‟ah yang berkunjung kemasjid, kebanyakan tidak bertujuan untuk
mengikuti program dakwah yang diselenggarakan oleh pengurus (ta‟lim
siang, istighatsah akbar, atau ta‟lim malam) melainkan hanya berfoto-
foto di sekitar masjid dan berkumpul di gedung serbaguna bersama
12
Wawancara Pribadi dengan Winarto
58
sanak keluarga.13
3. Evaluasi Output, yaitu hasil program dakwah yang dilakukan oleh
pengurus Masjid Dian Al Mahri dilihat dari jumlah kegiatan yang
dilaksanakan tahun 2014-2015.
Jumlah Program Dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota Depok
Tahun 2014-2015.
Tabel. 1
No. Tahun Jumlah Program
1 2014 160
2 2015 174
Dari data tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah program yang
diselenggarakan pada tahun 2014 sekitar 160 kegiatan, dan di tahun 2015
berjumlah 174 kegiatan, pada tahun 2014 ini jumlah program dakwah
mengalami kenaikan sebanyak 14 program atau 4,20%. Ini membuktikan
bahwa terjadi peningkatan program dakwah yang dilaksanakan oleh
pengurus Masjid Dian Al Mahri. Melihat hasil yang dilakukan bisa
disimpulkan bahwa:
a. Tujuan yang telah di tetapkan sudah tercapai, melihat dari maraknya
syi‟ar Islam di Masjid Dian Al Mahri, program rutin yang
diselenggarakan hingga kini mendapat respon baik dari masyarakat,
dilihat dari banyaknya jama‟ah yang mengikuti peringatan-peringatan
hari besar Islam, ta‟lim yang diadakan setiap Rabu, Sabtu dan Minggu,
13
Wawancara pribadi dengan Kamal
59
pengajian kitab Muroqil Ubudiyah yang diselenggarakan setiap Selasa
Minggu ke 2 dan 4, istighatsah akbar setiap Ahad pada minggu ke 3,
serta Kajian Hadist Riyadhush Shalihin setiap hari Minggu ke 2 ba‟da
shalat Ashar. Kajian Hadist ini adalah program yang baru dilaksanakan
semenjak januari 2015.
Memang di dalam daftar program dakwah Masjid Dian Al Mahri
selalu mengalami peningkatan-peningkatan setiap tahunnya. Sejak
berdirinya masjid ini, hingga kini upaya dalam mensyi‟arkan Islam selalu
ada terobosan-terobosan baru yang dilakukan oleh pengurus Masjid Dian
Al Mahri. Dengan adanya terobosan-terobosan ini, pengurus berharap bisa
memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi jama‟ah yang berkunjung ke
Masjid Dian Al Mahri.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Dakwah Masjid
Dian Al Mahri
Dalam menjalankan program-program Dakwah Masjid Dian Al Mahri
tidak lepas dari faktor-faktor penghambat serta pendukung dalam menunjang
keberlangsungan program kegiatan yang diadakan. Untuk melihat faktor
pendukung dan penghambat program dakwah Masjid Dian Al Mahri maka
penulis menjelaskan dengan menggunakan analisis SWOT agar terlihat faktor
pendukung dan penghambat dari segi external dan internal, yaitu sebagai
berikut :
1. Strength (Kekuatan) /Faktor Pendukung dari dalam (Internal)
a. Tersedianya Infrastruktur yang menunjang
60
“Masjid ini adalah masjid yang sudah termanajemen dengan
baik dengan pelaksanaan-pelaksanaan program yang sudah terjadwal
rapih, didukung oleh sarana dan prasarana yang sangat menunjang
seperti lahan parkir yang sangat luas, alat-alat seperti Tenda, Sound,
Panggung dan lainnya yang menunjang keberlangsungan acara. Ini
semua sangat membantu pengurus masjid dalam mengadakan acara
apapun di masjid ini.”14
b. Sumber Daya Manusia yang Profesional
“Alhamdulillah dengan adanya pengurus-pengurus yang
professional, Masjid Dian Al Mahri bisa mengadakan acara Rutin
Bulanan dan Mingguan hanya dengan rapat 1 kali pertemuan setiap
akhir tahun, pertemuan itu pun sudah termasuk Perencanaan Program
yang dilakukan sebelum pelaksanaan program serta Evaluasi Program
yang dilakukan setelah pelaksanaan program.” 15
c. Jadwal yang telah tersusun setiap Tahun
“Setiap tahun penjadwalan program sudah tersusun rapih beserta
petugas-petugasnya, penjadwalan dilakukan setiap akhir tahun. Semua
program-program seperti Istighatsah Akbar, Ta‟lim siang, jum‟atan dan
pengajian kitab sekaligus dzikir malam sudah tersusun dengan
penceramah yang akan berceramah. Dan bahkan, Imam dan
Muadzinpun sudah terjadwal agar saat shalat wajib tidak ada
kekosongan.16
d. Pendanaan yang masih disubsidikan oleh pemilik Masjid
“Dengan adanya masjid ini, banyak tenaga kerja yang
tersalurkan dari bagian security atau keamanan, bagian kebersihan, dan
bagian operasional lainnya dirasa sangat banyak keuangan yang perlu
dikeluarkan. Jika saja hanya mengandalkan uang infaq dari kotak amal
pasti tidak cukup. Maka dari itu pemilik masjid sampai sekarang masih
mensubsidikan semua keuangan yang diperlukan tapi dengan begitu
juga pemilik melarang keras bahwa pengelola dilarang keras
mengeluarkan proposal atau meminta bantuan sponsor atau yang
lainnya.”
e. Diisi oleh penceramah yang professional
“Mencontoh dari masjid-masjid luar negeri, hampir semua
pengelola masjid di sini adalah penceramah-penceramah yang handal
14
Wawancara Pribadi dengan M. Ilham. 15
Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno. 16
Wawancara Pribadi dengan Kamal.
61
dan sudah bersarjana”17
2. Weakness (Kelemahan) /Faktor Penghambat dari dalam (Internal)
a. Sarana pendidikan kader
“Tidak memiliki program pengkaderan dan tidak adanya kader
adalah kelemahan masa depan yang harus difikirkan, kesulitan ini yang
menjadikan pengurus yang mau pensiun atau berhenti harus mencari
penggantinya.” 18
b. Terjadi tumpang tindih tugas ketika melakukan acara besar seperti
PHBI
“Pada saat program-program mingguan dan bulanan
berlangsung, tumpang tindih tugas mungkin tidak terlihat, namun pada
saat kegiatan besar seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) terlihat
banyak sekali tumpang tindih tugas dalam penyelenggaraan
kegiatannya.”19
3. Oportunities (Peluang) /Faktor Pendukung dari luar (External)
a. Banyak jama‟ah yang ingin menikmati keindahan Masjid Dian Al
Mahri.
“Sebuah peluang yang sampai saat ini di jadikan oleh pengurus
agar para jama‟ah mau kemasjid adalah keindahan masjid ini. Sampai
sekarang bila dilihat masih banyak jama‟ah yang berkunjung.” 20
b. Masukan-masukan yang membangun dari para jama‟ah.
“Banyak jama‟ah yang datang kesini memberikan masukan-
masukan yang membangun yang membuat para pengurus lebih
semangat untuk melayani jama‟ah lebih baik lagi, banyak pula
jama‟‟ah-jama‟ah yang memberi kritikan-kritikan yang tidak enak
didengar, namun itupun dijadikan pengurus sebuah tantangan agar lebih
baik lagi dalam penyelenggaraan acara dan melayani jama‟ah.” 21
c. Adanya kerjasama yang saling berkaitan.
“Tak bisa di pungkiri, setiap manusia membutuhkan manusia
17
Wawancara Pribadi dengan M. Ilham. 18
Wawancara Pribadi dengan Kamal. 19
Wawancara Pribadi dengan M. Ilham. 20
Wawancara Pribadi dengan Kamal. 21
Wawancara Pribadi dengan Eko Sukarno
62
lainnya untuk hidup, begitu pula kepengurusan masjid Dian Al Mahri
sudah barang tentu membutuhkan bantuan untuk meramaikan Masjid
Dian Al Mahri seperti; kerjasama dalam bidang „fotografer‟ dengan
adanya fotografer ini semoga para jama‟ah bisa mengingat kesan-kesan
berada di Masjid ini.”22
d. Adanya ustadz dan ustadzah yang membantu dalam keberlangsungan
program dakwah Masjid Dian Al Mahri.
“Dalam setiap program dakwah yang sudah terencana dan
tersusun kadang kala ada dari petugas penceramah berhalangan hadir
karena sakit dan sebagainya, pengurus Masjid tidak terlalu direpotkan
dengan masalah ini karena ada banyak Ustadz dan Ustadzah yang mau
membantu atau memback-up penceramah yang berhalangan ini.”23
4. Threatness (Ancaman) /Faktor Penghambat dari luar (External)
a. Kejenuhan pada jama‟ah saat mengikuti program Masjid Dian Al Mahri
“Era globalisasi seperti sekarang ini memang sulit untuk
mendapatkan perhatian jama‟ah ketika pengurus mengadakan suatu
kegiatan, untuk membiasakan jama‟ah duduk santai dan hanya
mendengarkan ceramah saja sudah seperti lari marathon yang jauh,
apalagi menarik remaja untuk ikut serta dalam program-program yang
diselenggarakan. Namun demikian, itu adalah batu loncatan yang harus
pengurus lewati karena Islam harus terus tersyi‟arkan.” 24
b. Belum adanya website
Nama masjid Kubah Emas yang terletak di Desa Meruyung
Kota Depok sudah terdengar kemancanegara. Namun sangat
disayangkan hingga kini, pengelola masjid belum memiliki website
tertentu untuk memberikan informasi lebih mendalam tentang masjid
yang sangat indah ini. Sehingga banyak turis-turis mancanegara
kesulitan untuk mencari informasi mengenai masjid, tentang letak
masjid atau alamat, dan jam buka sampai jam tutup masjid ini. Tak
22
Wawancara Pribadi dengan M. Ilham. 23
Wawancara Pribadi dengan Kamal 24
Wawancara Pribadi dengan Kamal
63
hanya itu, program-program yang diselenggarakan oleh pengurus
masjidpun seharusnya sudah disebarluaskan lewat website karena lebih
mudah dan lebih efisien.
Dari hasil faktor pendukung dan faktor penghambat di atas,
didapatkan analisis SWOT sebagai berikut:
Analisis Masjid Dian Al Mahri
Komponen SWOT
Analisis Internal
No. Kekuatan (Strenght) Bobot Skor B x S
1. Infrasrtuktur yang menunjang 0.2 5 1
2. Jadwal yang tersusun setiap tahun 0.2 5 1
3. SDM yang Profesional 0.2 5 1
4. Pendanaan yang masih disubsidikan 0.2 5 1
5. Penceramah yang profesional 0.2 5 1
Total 1 5
No. Kelemahan (Weakness) Bobot Skor B x S
1. Tidak ada penerus (Kaderisasi) 0.6 3 1.8
2. Tumpang tindih tugas 0.4 3 1.2
Total 1 3
Selisih antara kekuatan dan kelemahan
S – W = 5 – 3 = 2
Analisis Eksternal
No. Peluang (Oportunities) Bobot Skor B x S
1. Masukan-masukan yang membangun dari
jama‟ah 0.4 6 2.4
2. Banyak jama‟ah yang ingin menikmati 0.2 2 0.4
64
keindahan Masjid
3. Adanya kerjasama yang saling berkaitan 0.2 3 0.6
4. Adanya bantuan dari ustadz dan ustadzah
luar 0.2 3 0.6
Total 1 4
No. Ancaman (Threats) Bobot Skor B x S
1. Kejenuhan yang dialami oleh jama‟ah 0.3 3 0.9
2. Belum adanya sarana informasi Website 0.7 3 2.1
Total 1 3
Selisih antara kekuatan dan kelemahan
O – T = 4 – 3 = 1
Gambar. 1.2
Analisis SWOT
Kuadran I Kuadran II
Kuadran IV Kuadran III
Keku
ata
n
Peluang
Kele
mah
an
Ancaman
2
1
65
Alternatif Strategi yang dipakai oleh Pengurus Masjid Dian Al
Mahri yakni strategi diversifikasi. Strategi diversifikasi ada 3 macam,
yakni:
a. Strategi diversifikasi konsentris, yakni dijalankan dengan
menambahkan produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada
saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan tekhnologi, pemanfaatan
fasilitan dan jaringan pemasaran yang sama.
b. Strategi diversifikasi horizontal, yakni strategi menambahkan dan
menciptakan produk yang baru yang tidak terkait dengan produk saat
ini kepada pelanggan saat ini.
c. Strategi diversifikasi konglomerasi, yakni penambahan produk baru dan
dipasarkan dengan pasar baru yang tidak terkait dengan yang ada saat
ini.
Jika dilihat, strategi yang paling cocok dilakukan oleh pengelola
Masjid Dian Al Mahri adalah strategi diversifikasi konsentris, dengan
menambah program baru namun memiliki keterkaitan dalam segi
peralatan, tekhnologi serta jaringan pemasarannya. Seperti yang dilakukan
oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri. Pada awal tahun 2015, pengelola
menyelenggarakan kegiatan baru yang bertujuan untuk mengisi
kekosongan kegiatan jama‟ah ba‟da shalat Ashar, dan umumnya untuk
mensyi‟arkan Islam lewat ilmu Hadist.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi program dakwah Masjid Dian Al Mahri Kota
Depok yang sudah penulis teliti, diperoleh kesimpulan bahwa Pelaksanaan
Program Dakwah yang dilakukan oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri itu
lewat 4 Aspek kehidupan Jama’ah, di antaranya (1) Aspek Dakwah, Pengurus
mengadakan program-program dakwah yang tersusun dari program harian,
mingguan, bulanan dan tahunan. (2) Aspek Sosial, Pengurus mengadakan
santunan rutin untuk membantu ekonomi masyarakat sekitar masjid, yang
dilakukan setiap tiga kali setahun dan sasarannya adalah masyarakat dhuafa,
yatim piatu serta panti jompo. (3) Aspek Budaya, Pengurus mengadakan alat-
alat Hadroh untuk mengaktifkan dan menjalankan kegiatan para remaja
sekitar lingkungan masjid yang mengarah pada kegiatan positif. (4) Aspek
Ekonomi, Pengurus mengadakan area parkir, penyewaan villa, area
penjualan/cafeteria souvenir, makanan dan minuman, Pengadaan fotografer,
serta pengadaan Akad Nikah yang diketuai oleh pengurus Masjid.
Sementara itu, evaluasi yang penulis lakukan terdiri dari evaluasi
input, evaluasi proses dan evaluasi output. Evaluasi input berdasarkan hasil
analisis, di dapatkan hasil bahwasannya kurang keprofesional karyawan
dalam perekrutan, namun itu dapat didukung lewat banyaknya SDM yang
dimiliki oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri. Dengan tujuan untuk
mensyiarkan Islam, pengurus melakukan penjadwalan setiap akhir tahun
untuk jadwal 1 tahun penuh, terlebih memiliki infrastruktur yang menunjang
67
serta memiliki pengelola yang professional dilihat dari latar belakang sekolah
tinggi yang di ambil dari setiap pengelola Masjid Dian Al Mahri. Evaluasi
proses yaitu pelaksanaan program yang sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, namun memiliki kelemahan ketika pelaksanaan seperti terjadi
tumpang tindih jabatan dan dari jama’ah, jama’ah yang berkunjung
kebanyakan tidak bertujuan untuk mengikuti program dakwah yang
dilaksanakan melainkan berfoto-foto diareal sekita masjid. Evaluasi output
terdapat kesimpulan bahwasannya program dakwah Masjid Dian Al Mahri
pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebanyak 14 program atau 4,20%.
Kemudian dari faktor pendukung dan penghambat program dakwah
Masjid Dian Al Mahri, didapatkan hasil penilaian analisis SWOT. Strategi
yang paling cocok digunakan oleh pengelola Masjid Dian Al Mahri adalah
strategi diversifikasi konsentris, yakni dengan menambah program baru.
Seperti yang dilakukan oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri pada awal tahun
2015 ini, pengelola menyelenggarakan kegiatan baru yang bertujuan untuk
mengisi kekosongan kegiatan jama’ah ba’da shalat Ashar, dan umumnya
untuk mensyi’arkan Islam lewat ilmu Hadist.
B. Saran-saran
Untuk upaya meningkatkan program-program dakwah yang di
selenggarakan oleh pengurus masjid, maka penulis merekomendasikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan program diharapkan Pengurus Masjid Dian Al Mahri
lebih meningkatkan program-program di bidang dakwah, yang dalam hal
ini lebih menitik beratkan kepada pemuda Islam. Melihat dari semakin
68
sulitnya menemukan kader-kader ustad atau ustadzah masa depan. Selain
itu juga agar para pemuda islam bisa meneruskan rencana atau kegiatan
yang sudah berjalan karena zaman sekarang banyak sekali godaan yang
dapat mendangkalkan aqidah ummat islam, khususnya pemuda.
2. Dalam publikasi program ke masyarakat, diharapkan pengurus lebih di
tingkatkan karena dari banyaknya pengunjung masih belum mengetahui
program-program yang ada di Masjid Dian Al Mahri, bila perlu jadwal
yang tersusun sudah tercetak di majalah atau Koran, dan pada setiap
gedung yang ada di masjid Dian Al Mahri sudah ada pamflet yang di
tempel.
3. Dalam Areal Masjid, perlu adanya peta tata letak gedung-gedung yang ada
di Masjid Dian Al Mahri, karena wilayah yang cukup luas menyulitkan
bagi pengunjung bila ingin mengunjungi tempat-tempat lain.
4. Pada halaman Masjid, inilah satu-satunya masjid yang hanya memiliki
taman yang begitu indah dan luas dengan tanaman buah-buahan di
sekitarnya. Di harapkan pengurus tetap menjaga kualitas taman yang indah
ini dan lebih terus memperbanyaknya.
5. Dalam Areal perparkiran terlihat kurang rapih dan bila siang hari sangat
panas sekali karena tidak adanya atap, pejalan kakipun akan merasa
kepanasan karena jarak dari pintu masuk ke masjid sangat jauh sekali.
Diharapkan pengurus bisa membentuk atap untuk pejalan kaki dan areal
parkir.
77
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas
Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktisi, Jakarta: FEUI Press,
2001.
Al-Qarni, Aidh bin Abdullah, Manajemen Masjid, Langkah Maju Kebangkitan
Islam, Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2005.
Amirruddin, Teuku dan Supardi, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan
Masyarakat, Yogyakarta: UII Press, 2001.
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1998.
----------------------- Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
----------------------- Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1990.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoritis, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Ayub, Moh. E, dkk. Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus,
Jakarta: Gemma Insani Press, 1996.
Gazalba, Sidi, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1986.
Hadi, Sutrisno, Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1997.
Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Study Ilmu Administrasi dan Management,
Yogyakarta: UII Press, 2005.
Hasibuan, S.P, Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2001.
Hidayati, Nurul, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.
Majalah Kubah Emas, Islam Untuk Semua, Edisi Khusus, 2014.
Mangkunegara, Anwar Prabu, Perencanaan dan Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Bandung: PT. Rafika Aditama, 2006.
78
Martin, Sirait dan Aji B Firman, Perencanaan dan Evaluasi : Suatu Sistem Untuk
Proyek Pembangunan, Jakarta: Bumi Aksara, 1990.
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2004.
Munir, M dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009
Nasir, M, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Nugroho, Yanuar, Analisis dan Perencanaan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2009
Sujanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.
Surahmad, Winarno, Metodologi Riset, Bandung: Tarsito, 1989.
Sukardi, M, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Sutarmadi, Ahmad, Manajemen Masjid Kontemporer, Depok: Asmoro
Mediatama, 2012.
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Yani, Ahmad dan Ahmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, Jakarta: LP2SI
Haramain, 2001.
rJu^\{co uarua ruuurl\i
IrruspsIV'Jpo.rd^r0snrnf
unle) .;ilrrDPrB rrclac IITEA\ I
: uusnqmaf
'tlrsu)J pLUrJal uelduCnSuaLLl rLLrpI
.
qll, r,44 Lu tu/ t L) / D, t1 tLt D I DS .t D14
e,{uuunluuq uup unrusulrol sule ,LrerIrLr]aC
'dloJ.
l1?rueJVr s?.rl Lras Lr o >i^ru s 11 j lt
I.ralsoLrres
-riqe1 1u3F uu17t ucluralIoIod .roLLroN
I?LUUN
q/4 U4 ttntqinTn, ntuDlD.t.ty
tudura.1.
locieg lnlel4i lV rrerg pf t"r"#.r1ttr upudo;,1
(rsdr.r1g) uuUrlauad u,r, :
u€JPI8o{ uuuursluled uruJup lnqosJ3r 'rr-",,
r)^^ crch**.., 'pllsrnunp
rudup '''p57nq12oo'B " ";;;,;;"l]'i:liJ '?l;lsutrL'Lrr
"|f'"T111',iifu'l'i''".,,'unlg p1!'ovv qD#qDe tuntBot4 !,tt)ttrt):I ltrprrr.roq rscrr.r4s ,"l,Jri{"fo,tJi{r,':rr,tJ:Jr;tr etup rrpouau4reilrlauro uu4uur:"s>1o1r,ir"uo1n auer ul-rerini qnttnruxeprpl gr.re,(g p1q Isulrunuo) nLLrlI uup {is,r\ruo setln)leu upecl Srllu n^f,ioqo.,, reuoq Llpl'pu
>1ocres rru'uu^\u s r,l?if i:'9,, if l,?
S ).I t\/r lu.4\>1u q ua ura lu uu 1r1(uelrqureg) a1
Z66I I1rdV pg ,.ro3og
010000rE00i r ruuupLLn?tI r?Iuf
LIPIInTE,(EpI1I yr.ru,(s Nrn rssr*rnllro) nrrll Lrup *filH ,fili#..fi:ourr€rur
uetrd
t0t66I 0I10996rv)\f .uuqqns.Ialr
'uuTao
s I 0z uenuBf'epu>1e1s r0./ 1flftcoo dd/s c/ ro.un :IO
(Cru) LJ?.{\{eC ueruat'uuery ueslllq unle)
r00 r t0866t 0et0l.dIN
o'r{d'pg'nS ,$
{rruap€IV Suuprg.LruToc .ul3
' q rM
.
U4 t,Lnbl ID lD, n ut D / D s.t7/trl'qlsur erurJal uulredu:us ru-ru4 u{uuuurpesor Lrcp uurturl.rod selu ,uerlruaq
rrup uernq 9 ellrulos u(urscrr:1s ,erusa1a,(uao ""0:,1?,1illi35 Surqurqrueru Illlult u,(uuccrpasa;1 uoLlouj rruu)
pl isBIAI qu,4\Iuq ruulf o.r4 rsun [e^A
iftffi?:,j,'fi?Sy1hl / (Oru) ue,4{Ipg uaruat'uuuy,1
0c0000t900 r r ruuepLtluu e{ef
ue)ioc': ussnqlua
rscft.qg Inpnf'dier
Jals0ru0sr.resnJnf
Iolod "roLrroNur.uef{
'1n1l.req re8uqos
rsdr.r>15 uuiurqurrg :
rrsauopLrl z I tg I lulndrJ c6 .oN epuunf .H
'p's SI0Z rr€nuul 93 1e38uu1ujuJup inqasJol €,4ASTSULIULu
>1odeg eto) rrqul4l IV uelq
SI0Z rrunw (4,nrnqn1
tr, .'ri utJrrlurUilr lpl(rrlrh\),1Tp : ltrrur-A ,Fj-t-t-.rElTiliFl.l-frIiil,fF :eltsqe^\
08St0LnL / B(.1eft L ( 1 39) : xu;7uodc1o1
PUBIef q€llnl?,(uplg grru,(g NIfJ lsglrunLuo) rlrull uunqalo uelnferp Eue,( rsdr:1s lesodo:d qulseu LrEp aurl]no
riu^\Ir?c nrulJ sslltlIrJ 3,\\SrseqBtutuulrudurus rtuul rul BtrresJog
' q/u' r,44 arDl r D lD, nLuD lD s s Y
uuulef qa11n1u,{uprp1 gr-ru(9 .51111rsulrunluo) nrull ucp qe,{\{€c nrull sutllllEj uosoc
ytr11 ,"roo1q ulppnquqrs .rO
ql1 upuda;
/ lepunq(n1us)1: duI t0cQz:ii6'00'ddls:r/r0'un : .roLu
ISYXINNIAIOX Nru'II NYO HYA\XVO Nhi.II SVITNXVdYIU\rXVf HY"I]NIYAVQIH .{IUYA S6um) Iu-dcflN wvfsl svJrstrilAlNn
VI^IYCY NVTUIINSI^IIX
\--7.tf9trs9
Irqery IV uelq plf.sery snrnEue4
?l0Z reqrualoN 77'4odeq
qedeplg 1e16 bgnel llqEIIIg
'ue8urluedo4req 8uu.,{ 4eqrd->1eqrd
qolo turnpl€rurp {nlun efu:euaqas ueSuep }enq1p ru ueEuere}el 1€Jns uerqruog
'ssrrlg quqn; pll.s?n q€.eqeq ure.r8o.l4 rsslllu^g ppnpsq rsdr-r4s uesrlnued
u€q?q {nltm 'vl1z roqrueAoN zT, w tlgz reqop1o I I 'vl1z -requieldeS
96 pEEu4 eped erucue,n€,r\ uep ueqrloued ueqeues{€leu qele} r€uaq qulep11
XI / (tr{) q?,/y$lug usuraleuetrqJOISOTuOS /U€Srunf
WIN
€rrr3N
: e.,'tq€q ua18ue:eueur Il{€W IV ue}O plfseru srunEueg
rurg€JJru€iugejJ rqsl Irurs r g
Hg w I Mb I 07, N aI Lt tr| IA/ /f o'oN
NVSNYUSItr)T IYUCS
0800008900t I r
?u€plrl€u ?{3I
6ozeta qlltletr"P/- ri'r
:"m
' (vJrUs464'., U?%rrY" \+Ynr"l-tt++ZV
or G*rr -.1rug
tntV"ui,5\J]tzHt^\J-ynl fNln Hf,6*"*l 6)W*s 1/y@A
Mrrrs \^t dqv4l ** -zbA,.la &
":tsaTi Q nyl , u,el
B€O roLucNl
NIZI IVHNS
VOBABBLL LZO 'XEJ
togoBg// tzo dtat>1oda6 ollrll 0unAntep^1
luHvhr tv Nvto otrsvm
6X*-
<rBvQ -rvz1
,lJ.lvlrrf ,q11eped
Struktur Organisasi Masjid Dian Al Mahri
Hj. Dian Juriah Maimun Al Rasyid
Pembina
H.M. Ilham, SE. MM
Ketua
Farhan Ali
Sekretaris
KH. Hasanuddin Sinaga SQ. MA.
Imam Besar Masjid Dian Al Mahri
Hj. Ratu Ayu Novianti
Bendahara
H. Eko Sukarno
Informasi dan Komunikasi
H. Syamsuddin Nur SQ
Dakwah
H. Rusnaidi
Security
Transkip Hasil Wawancara I
Interview : Jaka Ramdana
Informan : H. Eko Sukarno
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 08 November 1967
Telp. Rumah/ HP : 0817754145
Jabatan : Ketua Divisi Informasi dan Komunikasi
Lokasi Wawancara : Sekretariat Masjid Dian Al Mahri
Waktu Wawancara : Minggu, 22 November dan 20 Desember 2014
1. Kapan berdirinya Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: Coba dilihat dibuku Tabloid yang diterbitkan oleh bagian
penerbitan buku, buku itu dijual di samping masjid dan didalamnya
terdapat latar belakang berdiri masjid ini dan lain sebagainya.
2. Sebagai apakah posisi bapak di Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: Menjabat sebagai Dewan Informasi dan Komunikasi
3. Apa saja program yang ada di Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: oleh manajemen masjid, program masjid Dian Al Mahri
terbagi menjadi 4 Aspek, diantaranya: Aspek Dakwah, Sosial, Budaya dan
Ekonomi. Aspek dakwah, seperti: Maulid Nabi Saw (12 Rabbiul Awal),
peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw (27 Rajab), Nuzulul Qur’an
(17 Ramadhan) semua itu adalah kegiatan rutin tahunan yang diadakan
oleh pengurus Masjid dan juga kegiatan-kegiatan rutin baik itu harian,
mingguan maupun bulanan yang tentunya dapat dinilai mengajak
seseorang untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT. Seperti:
Istighatsah Akbar setiap hari Ahad, Minggu ke-3, istighatsah dan taklim
diadakan setiap rabu, sabtu dan minggu pukul 10.00 – 10 menit sebelum
dzuhur diambah taklim malam yang diadakan setiap malam rabu yang
dilaksanakan pada ba’da isya sampai pukul 20.00.
Masjid Dian Al Mahri selain menonjolkan aspek dakwah juga
dapat dinilai pada aspek sosial, yakni melihat dari kegiatan-kegiatan
sosialnya. Pengurus mengadakan santunan yang diadakan setiap setahun
tiga kali. Dan juga aspek budaya, pengurus mengadakan alat musik rebana
hadroh guna mengaktifkan kaum remaja sekitar masjid dan dimanfaatkan
untuk mengiringi pembacaan qasidahan dan mengiringi shalawat nabi.
4. Bagaimana pola penjadwalan program dakwah masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: Dalam penjadwalan, hanya program yang menyangkut
Aspek Dakwah yang telah terjadwalkan dengan rapih. Program-program
ini terbagi dari dua program, 1) Program tahunan, pengurus mengadakan
PHBI, meliputi: Peringatan Muharram, Peringatan Maulid, Isra Mi’raj dan
lainnya. 2) Program bulanan hanya Istighatsah Akbar yang sampai
sekarang berjalan dan Alhamdulillah masih banyak jama’ah yang
berdatangan dari JABODETABEK, Istighatsah dan Taklim siang serta
Taklim dan dzikir malam(Kajian Kitab). Penjadwalan dilakukan setiap
satu tahun sekali yakni pada akhir tahun, pada penjadwalan tersebut sudah
terperinci berapa kegiatan yang akan diadakan, siapa penceramahnya dan
berapa target anggaran yang diperlukan.
5. Darimanakah dana yang digunakan untuk menjalankan setiap program-
program yang ada ?
Jawaban: dari banyaknya acara yang dilaksanakan, pengurus
mengelola aspek ekonomi seperti: Pengadaan Akad Nikah yang diketuai
oleh Pengelola Masjid, Pengadaan Area Parkir, Penyewaan Villa,
Pengadaan Area Gerai penjualan Masyarakat/ cafeteria, pengadaan
fotografer, serta pengadaan buku tabloid itu semua guna mendapatkan
biaya-biaya pengeluaran seperti gaji pegawai, pembayaran listrik, telpon
dan perbaikan alat-alat seperti sound, mik dan lain-lain.
Namun sampai sekarang, walaupun terlihat pemasukan keuangan
begitu banyak, namun itu semua masih jauh dari pengeluaran yang
dilakukan oleh pengurus masjid. Dengan memiliki karyawan lebih dari
200 orang, gaji karyawan dan keperluan-keperluan lainnya masih di
subsidi (dibantu) oleh pemilik masjid yakni Hj. Dian Juriah Maimun Al
Rasyid.
6. Bagaimana Antusiasme Jamaah dalam setiap acara yang diadakan oleh
pengurus Masjid ?
Jawaban: Sampai sekarang, antusiasme jama’ah dalam setiap acara
yang diadakan oleh pengurus Masjid disambut baik oleh para jama’ah,
bukan hanya dari dalam kota atau dalam Negara saja, bahkan turis
mancanegarapun sangat berantusias sekali mengikuti program-program
yang diadakan oleh pengurus masjid. Mungkin lewat berwisata melihat
kemegahan masjid ini dan menanyakan keingintahuannya kepada
pengelola masjid akhirnya sampai sekarang sudah banyak kalimat
syahadat yang diucapkan oleh mualaf yang awalnya hanya melihat dan
mencari tahu sejarah islam lewat Masjid yang Megah ini.
7. Apakah materi yang dibuat tersusun/kontinu setiap minggunya?
Jawaban: untuk setiap materi, kami tidak membuat materi yang
tersusun. Karena jama’ah yang mengikuti acara-acara mingguan itu tidak
tetap, akan tetapi berganti-ganti. Beda halnya taklim dan dzikir malam,
pada taklim malah, materi yang disampaikan tersusun karena mengikuti
kitab yang ditentukan. Dan pematerinya juga tetap tidak diganti-ganti.
8. Adakah Syarat tertentu bagi pemateri yang ingin menyampaikan materinya
di Masjid ini ?
Jawaban: untuk syarat, kami tidak memberi syarat tertentu bagi
pemateri. Namun, dari setiap pemateri yang tampil di Masjid Dian Al
Mahri, itu semua adalah teman-teman dari pengurus Masjid. Jadi pengurus
masjid sudah tahu bahwa seberapa bagus kualitas pemateri tersebut. Baik
dan buruknya pemateri yang tampil, semua sudah diperhitungkan oleh
pengurus Masjid.
9. Adakah pengganti bila suatu saat, pemateri berhalangan hadir dalam
mengisi program yang terjadwalkan?
Jawaban: Apabila suatu saat ada pemateri yang berhalangan hadir,
maka yang akan menggantikan adalah muadzin yang dimiliki oleh
pengurus masjid, karena kualitas ceramah muadzin yang ada di sini,
menurut saya sama bagusnya dengan penceramah yang kami miliki.
10. Adakah Proses Manajemen yang dilakukan oleh pihak pengurus Masjid?
Apa saja!
Jawaban: Tentunya ada, memiliki pengelola yang rata-rata
keluaran S2, dimanfaatkan untuk mengelola masjid menjadi masjid yang
modern lewat pola manajemen para pengurus. Berawal dari Perencanaan,
Pengorganisasian, Pergerakkan, dan pengawasan dan terakhir Evaluasi
yang dilakukan setiap akhir bulan dan akhir tahun.
11. Adakah sasaran tertentu bagi setiap program yang dilaksanakan ?
Jawaban: untuk sasaran, kami tidak menentukan bahwa akan ada
berapa jama’ah yang hadir ketika kami akan mengadakan acara, namun
kami melakukan yang terbaik bila jama’ah yang datang sedikit atau
banyak. Setiap acara yang diadakan kami juga telah menentukan pilihan-
pilihan bila mana terjadi hal yang tidak diinginkan.
12. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program
yang dilaksanakan pengurus Masjid ?
Jawaban: Faktor Pendukung mungkin dari sisi Sumber daya
manusia yang professional yang dimiliki oleh Masjid Dian Al Mahri.
Dengan adanya pengurus-pengurus yang professional, Masjid Dian Al
Mahri bisa mengadakan acara Rutin Bulanan dan Mingguan hanya dengan
rapat 1 kali pertemuan pertahunnya, pertemuan itu pun sudah termasuk
Perencanaan Program yang dilakukan sebelum pelaksanaan program
serta Evaluasi Program yang dilakukan setelah pelaksanaan program.
Dan juga yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan program
yang diadakan oleh pengurus masjid, mungkin dari segi bantuan keuangan
yang sampai sekarang masih disubsidi oleh pemilik masjid. Karena dengan
adanya masjid ini, banyak tenaga kerja yang tersalurkan dari berbagai
bagian seperti: security atau keamanan, bagian kebersihan, dan bagian
operasional lainnya dirasa sangat banyak keuangan yang perlu
dikeluarkan. Jika saja hanya mengandalkan uang infaq dari kotak amal dan
pemasukan-pemasukan lainnya pasti tidak cukup. Maka dari itu pemilik
masjid sampai sekarang masih mensubsidikan semua keuangan yang
diperlukan tapi dengan begitu juga pemilik melarang keras bahwa
pengelola dilarang keras mengeluarkan proposal atau meminta bantuan
sponsor atau yang lainnya.
Interview Informan
Jaka Ramdana H. Eko Sukarno
1110053000030
Transkip Hasil Wawancara II
Interview : Jaka Ramdana
Informan : H.M. Ilham, SE. MM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : -
Telp. Rumah/ HP : 081295179560
Jabatan : Ketua Dewan Kemakmuran Masjid
Lokasi Wawancara : Sekretariat Masjid Dian Al Mahri
Waktu Wawancara : Minggu, 22 November 2014
1. Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: Butuh kurang lebih 10 tahun untuk membangun
Mahakarya yang sangat fenomenal (Kubah Emas). Dengan mengharap
ridha Allah SWT, baru diakhir tahun 1996 tercetus sebuah gagsan untuk
mendirikan sebuah masjid yang megah dan indah oleh Ibu Hj. Dian Juriah
Maimun Al Rasyid. Hingga pada akhirnya Masjid Dian Al Mahri ini
diresmikan pada tanggal 31 Desember 2006 bertepatan dengan
pelaksanaan Shalat Iedul Adhha 1427 H. Oleh pendiri Masjid Dian Al
Mahri, Ibu Hj. Dian Juriah Maimun Al Rasyid dan Bapak Drs. H. Maimun
Al-Rasyid. Tampak kemegahan bangunan masjid kubah emas yang
berkapasitas sekitar 20.000 Jama’ah tersebut.
2. Apakah yang menjadi visi, misi dan tujuan dari Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: Visi: Sebagai tempat dakwah dan mengembangkan syiar
Islam khususnya di bumi Indonesia. Misi : Menyediakan alat dan media
dakwah dan Memberi kenyamanan bagi jama’ah. Adapun tujuan dari
Masjid Kubah Emas adalah Membuktikan akan kebesaran Allah SWT
sebagai Sang Pencipta, Agar Umat Islam Indonesia menjadi lebih bangga
akan aqidah agamanya, dan lebih memperkuat Ukhuwah Islamiyah di
antara sesama muslim.
3. Sebagai apakah posisi bapak di Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Dian Al Mahri.
4. Apakah tugas-tugas pokok yang bapak lakukan sebagai DKM Dian Al
Mahri?
Jawaban: Membuat perencanaan global program-program kegiatan
kemasjidan baik jangka pendek maupun jangka panjang, Bertindak untuk
dan atas nama DKM Masjid Dian Al Mahri dalam melakukan hubungan
keluar organisasi baik kepada instansi pemerintah, Dewan Dakwah, MUI
dan yang lainnya agar organisasi yang dipimpinnya berjalan sebagaimana
mestinya, Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan
kerja dibawahnya, Melaporkan dan mempertanggung jawabkan seluruh
penyelenggaraan kegiatan organisasi DKM Masjid Dian Al Mahri kepada
Pemilik Masjid, Pengurus Masjid dan Jama’ah dan lain sebagainya
mengenai tugas-tugas DKM sebagaimana mestinya.
5. Apa saja program tahunan dan harian yang ada di Masjid Dian Al Mahri ?
Jawaban: Program tahunan seperti: Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI), meliputi; Pekan Muharram (Setiap 1 Muharram), Maulid Nabi
Saw (setiap 12 Rabiul Awal), Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad
Saw (Setiap 27 Rajab), Nuzulul Qur’an (Setiap 17 Ramadhan), Iedul Fitri
dan Iedul Adha, harian seperti Istighatsah Akbar, Istighatsah dan Taklim
Siang serta Taklim dan Dzikir malam.
6. Dari semua program itu, program apa yang menurut bapak terbaik, yang
diberikan oleh pengurus masjid kepada jama’ah?
Jawaban: pada bulan Ramadhan kemarin masjid kubah emas
melaksanakan shalat tarawih ala masjidil haram yang sudah dijadikan
kebiasaan dari tahun ketahun. Ketika shalat tarawih akan dibacakan satu
juz al-qur’an, sehingga dalam satu bulan bisa khatam 30 juz.. Kemudian
peringatan Nuzulul Qur’an yang diprogramkan oleh pengurus masjid
dengan nuansa lain, yakni setelah shalat subuh 16 ramadhan, pengurus
mengadakan penghataman qur’an hingga menjelang shalat magrib. Dalam
satu hari tersebut 30 juz dibaca oleh para hafidz dan disimak jama’ah.
Yang kemudian diselenggarakan puncak peringatan Nuzulul Qur’an. Serta
program yang selama 10 hari terakhir bulan ramadhan, masjid dibuka 24
jam bagi ummat. Setiap malam sekitar 500 hingga 2000 jamaah menjalani
kegiatan I’tikaf di Masjid Dian Al Mahri. Mereka melaksanakan
qiyamullail, muhasabbah, dan diakhiri dengan sahur bersama yang
disiapkan oleh manajemen masjid.
7. Bagaimanakan Pelaksanaan Program Jangka Panjang dan Program Jangka
Pendek? Apakah ada perbedaan!
Jawaban: Tentunya ada perbedaan, karena ketika menjalankan
program jangka panjang yang terjadi hanya 1 tahun sekali, ada cirri khas
tertentu yang dirasakan seperti peringatan muharram kemarin kita jadikan
Masjid Dian Al Mahri sebagai wadah untuk tempat para jama’ah
bermuhasabah memikirkan kesalahan-kesalahan yang telah lalu.
8. Ada Berapa jumlah karyawan yang dimiliki kepengurusan Dian Al Mahri?
Jawaban: ada lebih dari 200 orang karyawan di sini, dari security,
bidang kebersihan taman dan masjid, imam, muadzin, pengelola dan lain-
lain.
9. Siapa saja yang menjadi staf pelaksana dalam setiap program yang
dilaksanakan ?
Jawaban: yang menjadi pelaksana setiap program adalah
karyawan-karyawan yang dimiliki oleh pengurus masjid, namun lebih
menitik beratkan para imam dan muadzin, karena para imam dan muadzin
adalah orang-orang terpilih yang pekerjaannya tidak diragukan lagi.
10. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program yang
dilaksanakan pengurus Masjid ?
Jawaban: faktor pendukung dalam pelaksanaan program mungkin
dari tersedianya infrastruktur yang menunjang. Karena masjid ini adalah
masjid yang sudah termenejemen dengan baik dengan pelaksanaan-
pelaksanaan program yang sudah terjadwal rapih, didukung oleh sarana
dan prasarana yang sangat menunjang seperti lahan parkir yang sangat
luas, alat-alat seperti Tenda, Sound, Panggung dan lainnya yang
menunjang keberlangsungan Acara. Kemudian diisi oleh penceramah yang
professional. Itu semua mempermudah para pengurus bila sedang dan akan
melaksanakan suatu kegiatan.
Namun dibalik itu semua, ada kelemahan dari pengurus ketika
melakukan acara besar yakni tumpang tindih tugas. Pada saat program-
program mingguan dan bulanan berlangsung, tumpang tindih tugas
mungkin tidak terlihat, namun pada saat kegiatan besar seperti Peringatan
Hari Besar Islam (PHBI) terlihat banyak sekali tumpang tindih tugas
dalam penyelenggaraan kegiatannya.”
Interview Informan
Jaka Ramdana H.M. Ilham, SE. MM
1110053000030
Transkip Hasil Wawancara Jama’ah
Interview : Jaka Ramdana
Informan : Winarto
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pondok Cabe
Lokasi Wawancara : Gedung Serbaguna Masjid Dian Al Mahri
Waktu Wawancara : Minggu, 15 Februari 2015
1. Apa tujuan Bapak datang mengunjungi Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : Saya mengajak keluarga untuk refreshing, karena
wilayahnya cukup dekat dan bisa mengajak ibadah bersama keluarga di
Masjid ini.
2. Apakah bapak mengetahui mengenai semua program-program yang
diselenggarakan oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : belum, memang apa saja?
3. Apakah ada nilai tambah ketika bapak melakukan ibadah di Masjid Dian
Al Mahri?
Jawaban : dari segi Shalat berjama’ah, mungkin di sini yang
menarik dari shalat Dzuhur dan Ashar saya shalat di sini ternyata dari
imam dan muadzin sudah disiapkan. Nilai tambahnya lebih khusuk ketika
kita ibadah di sini dengan di imami dan diiringi do’a oleh muadzin, serta
tempat ini juga sangat bersih dan indah.
4. Setiap Rabu, Sabtu dan Minggu di sini ada taklim pak, menurut bapak
penceramahnya bagaimana?
Jawaban: untuk itu saya kurang mengetahuinya.
5. Adakah kekurangan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pengurus
Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: dari penjulan tabloid Masjid Dian Al Mahri, itu terlalu
mahal menurut saya pribadi. Dengan harga Rp. 35.000,- hanya
mendapatkan buku yang isinya hanya 40 halaman saja, jika bisa itu
dimurahkan sedikit jangan terlalu mahal, itukan ilmu jika bisa diturunkan
harganya, itu saja.
6. Adakah masukan-masukan untuk pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: saya kesini dengan keluarga, 7 orang memakai kendaraan
dua roda, jarak dari tempat parkir ke gedung masjid sangat jauh. Tadi saya
sampai kesini jam 11 siang, kamu tahulah panasnya bagaimana. Mungkin
masukan dari saya, parkiran lebih didekatkan dengan gedung masjid, agar
lebih memudahkan pengunjung. Untuk saya pribadi mungkin tidak jadi
masalah, namun tadi ada orang tua jompo harus berjalan yang jauh menuju
gedung Masjid. Kemudian di tempat seluas ini mungkin perlu diadakan
plang peta wilayah Masjid Dian Al Mahri, agar pengurus bisa leluasa
mengelilingi kawasan areal Masjid Dian Al Mahri, semoga di kemudian
hari itu bisa direalisasikan untuk informasi bagi pengunjung-pengunjung
luar kota yang mengunjungi Masjid ini.
Interview Informan
Jaka Ramdana Winarto
1110053000030
Transkip Hasil Wawancara Jama’ah
Interview : Jaka Ramdana
Informan : Juanda
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pengasinan
Lokasi Wawancara : Gedung Serbaguna Masjid Dian Al Mahri
Waktu Wawancara : Minggu, 15 Februari 2015
1. Apa tujuan Bapak datang mengunjungi Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : untuk mengikuti taklim di sini mas.
2. Apakah bapak mengetahui mengenai program-program yang
diselenggarakan oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : setahu saya di sini ada berbagai program, ada Istighatsah
Akbar setiap hari Ahad pada Minggu ke 3, taklim siang seperti sekarang
setiap Rabu, Sabtu dan Minggu, kajian kitab setiap malam rabu, dan
program baru kajian hadist kalau tidak salah itu setiap ba’da Ashar setiap
hari Ahad minggu ke 2.
3. Dari program tersebut, adakah program favorit yang bapak selalu ikuti?
Jawaban: Istighatsah Akbar, dengan penceramah kondang yang
ditampilkan di sini, serta jama’ah-jama’ah yang hadir juga sangat banyak,
dari laki-laki dan wanita masjid ini terisi penuh. Penglihatan yang seperti
ini, bisa menambah semangat keislaman kita. Bahwa terlihat Islam itu
memang Agama yang besar dan sampai sekarang masih menjadi Agama
yang besar.
4. Menurut Bapak bagaimana penceramah yang tampil di setiap acara yang
diselenggarakan?
Jawaban: Penceramah di sini sangat bagus-bagus, disiplin waktu,
metode pendekatannya kepada jama’ahpun sangat baik, isi materi yang
disampaikannya juga mudah dimengerti, menggunakan landasan hukum
yang mudah dihafal, serta bisa membuat para jama’ah nyaman saat
mendengarkan isi ceramahnya. Mungkin itu semua didapat karena
penceramah yang tampil di sini adalah penceramah yang sudah
berpengalaman dan professional dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan masyarakat.
5. Apakah ada nilai tambah ketika bapak melakukan ibadah di Masjid Dian
Al Mahri?
Jawaban : ibadah di sini lain dari shalat di masjid-masjid lainnya
yang ada di Kota Depok, tempatnya sangat nyaman, di sini juga sunyi jauh
dari keramaian, itu bisa menjadikan ibadah kita lebih fokus dan lebih
khusyuk.
6. Adakah masukan-masukan untuk pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: sejak masjid ini berdiri sudah banyak program-program
yang diselenggarakan, ini harus diteruskan agar Masjid kembali menjadi
pusat dakwah, pusat pembinaan dan pusat agama Islam. Dan juga bentuk
perpustakaan yang berdekatan dengan areal masjid, agar pengunjung yang
datang bukan hanya menghabiskan waktu di areal masjid saja, melainkan
bisa membaca-bacaan yang bermanfaat bagi diri mereka.
Interview Informan
Jaka Ramdana Juanda
1110053000030
Transkip Hasil Wawancara Jama’ah
Interview : Jaka Ramdana
Informan : Nurhayati
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cibinong, Bogor
Lokasi Wawancara : Gedung Serbaguna Masjid Dian Al Mahri
Waktu Wawancara : Minggu, 22 Februari 2015
1. Apa tujuan Ibu datang mengunjungi Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : untuk mengikuti acara Istighatsah Akbar di sini.
2. Apakah Ibu mengetahui mengenai semua program-program yang
diselenggarakan oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : yang saya tahu hanya Istighatsah Akbar saja yang
diselenggarakan setiap Ahad minggu ke-3 saja.
3. Menurut ibu bagaimana penceramah yang tampil di acara Istighatsah ini?
Jawaban: Penceramah di sini bagus-bagus, namun ada kata-kata
yang harus diubah, kata-kata sulit atau kata-kata modern bila dipakai harus
diteruskan dengan artinya, agar jama’ah yang mendengar bisa lebih
memahami isi dakwah yang disampaikan.
4. Apakah ada nilai tambah ketika Ibu melakukan ibadah di Masjid Dian Al
Mahri?
Jawaban : meski saya hanya sekali shalat di sini, mungkin saya
nanti akan kembali lagi. suasana yang nyaman dan hening yang bisa
memberikan kekhusyukan bagi jama’ah yang ikut serta beribadah di sini.
kawasan yang selalu bersih sejauh mata memandang membuat diri saya
pribadi enggan untuk pulang, di masjid-masjid lain sangat jarang
menemukan masjid dengan toilet yang bersih.
5. Adakah kekurangan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pengurus
Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: melihat dari acara yang telah diselenggarakan menurut
saya tidak ada kekurangan yang dilakukan oleh pengurus Masjid Dian Al
Mahri.
6. Adakah masukan-masukan untuk pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: pada waktu acara berlangsung, mungkin perlu
ditambahkan acara tanya jawab yang diperuntukkan bagi jama’ah yang
ingin bertanya mengenai isi jama’ah yang telah disampaikan.
Interview Informan
Jaka Ramdana Nurhayati
1110053000030
Transkip Hasil Wawancara Jama’ah
Interview : Jaka Ramdana
Informan : Putri Mentari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bojong Sari
Lokasi Wawancara : Gedung Serbaguna Masjid Dian Al Mahri
Waktu Wawancara : Minggu, 22 Februari 2015
1. Apa tujuan Ibu datang mengunjungi Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : mengajak anak-anak saya berlibur mas.
2. Apakah Ibu mengetahui mengenai semua program-program yang
diselenggarakan oleh pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban : belum tahu mas.
3. Menurut ibu bagaimana penceramah yang tampil di acara ini?
Jawaban: bagus, setiap materi yang disampaikannya selalu diiringi
dengan landasan hukum yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist, itu yang
menambah menarik agar jama’ah dan saya juga bisa lebih yakin terhadap
isi materi yang disampaikan oleh penceramah tersebut.
4. Apakah ada nilai tambah ketika Ibu melakukan ibadah di Masjid Dian Al
Mahri?
Jawaban : banyak jama’ah-jama’ah yang datang kemasjid ini,
membuat masjid ini selalu ramai. Jama’ah yang beribadah juga menjadi
banyak, ini bisa membuat para jama’ah lain lebih bersemangat beribadah
kepada Allah SWT.
5. Adakah kekurangan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pengurus
Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: di dalam masjid sangat jelas terlihat ada bacaan “dilarang
berfoto di dalam Masjid Dian Al Mahri”, namun masih banyak jama’ah-
jama’ah yang berfoto-foto di dalam masjid. Teguran yang dilakukan oleh
pengurus hanya kepada beberapa jama’ah saja, ini membuat saya yang
ditegur karena berfoto-foto merasa kesal.
6. Adakah masukan-masukan untuk pengurus Masjid Dian Al Mahri?
Jawaban: mohon maaf saya baru kali ini kemasjid Dian Al Mahri,
untuk sekarang belum ada masukan-masukan untuk kepengurusan Masjid
Dian Al Mahri.
Interview Informan
Jaka Ramdana Putri Mentari
1110053000030
Gerbang Depan Masjid Dian Al Mahri
Foto Bersama Pengurus Masjid Dian Al Mahri
Jadwal Acara Masjid Dian Al Mahri
Cafetaria
Penjual Sovenir
Penjual Buletin Masjid Dian Al Mahri
Fotografer
Parkiran
Kantor Security Masjid Dian Al Mahri
Ruang Serba Guna
Ruang utama Masjid Dian Al Mahri