evaluasi kinerja simpang bersinyaldigilib.unila.ac.id/55221/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL(Studi Kasus Jl. Soekarno Hatta – Jl. H. Komarudin – Jl. Kapten Abdul Haq)
(Skripsi)
Oleh
MUHAMMAD AGUNG SETIA DARMA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL(Jl. Soekarno Hatta – Jl. H. Komarudin – Jl. Kapten Abdul Haq)
Oleh
MUHAMMAD AGUNG SETIA DARMA
Pertumbuhan dan perkembangan penduduk memicu peningkatan aktifitasmobilisasi lalu lintas, hal ini memicu masalah kemacetan pada ruas jalan, terutamapada pertemuan ruas persimpangan. Oleh sebab itu, perlu dilakukannyapengaturan kinerja simpang bersinyal agar lalu lintas dapat berjalan secara lancardan optimal.
Penelitian dilakukan di simpang Damri pada Jalan Soekarno-Hatta – JalanH.Komarudin – Jalan Kapten Abdul Haq, Kecamatan Rajabasa, BandarLampung. Tujuannya yaitu untuk menganalisa kinerja simpang Damri dalamkondisi eksisting serta memberikan solusi alternatif agar kinerja simpang tersebutlebih optimal. Analisa kinerja simpang menggunakan metode Manual KapasitasJalan Indonesia 1997.
Hasil penelitian didapat pada simpang Damri bahwa pada pendekatutara, selatan dan barat, memiliki nilai derajat kejenuhan (Ds. >0,75) masing-masing sebesar 1.90,1.23,0.82, sedangkan pendekat timur 0.65. Panjang antriantertinggi pada simpang sebesar 824,68m. besar nilai angka henti seluruh simpangadalah 5,82 stop/smp. Tundaan rata-rata simpang yang dihasilkan adalah314,38 det/smp. Untuk meningkatkan kinerja simpang Damri dilakukanalternatif perbaikan dengan melakukan Pelarangan Belok Kanan, PelebaranGeometrik, Perubahan Fase dan kombinasi antara Pelarangan Belok Kanan danPelebaran Geometrik serta Kombinasi Pelebaran dan Perubahan Fase. Darialternatif tersebut solusi perbaikan yang paling efektif yaitu KombinasiPelebaran dan Perubahan Fase, Kombinasi Pelarangan Belok Kanan danPelebaran Geometrik Serta Pelarangan Belok Kanan.
Kata Kunci: Simpang Bersinyal, Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, Tundaan.
ABSTRACT
EVALUATION OF PERFORMANCE SIGNALIZED INTERSECTION(Jl. Soekarno Hatta - Jl. H. Komarudin - Jl. Kapten Abdul Haq)
ByMUHAMMAD AGUNG SETIA DARMA
Population growth and development triggered an increase in traffic mobilizationactivities, this triggered congestion problems on roads, especially at intersectionsection meetings. Therefore, it is necessary to regulate the performance of signalintersections so that traffic can run smoothly and optimally.
The research was conducted at Damri intersection on Soekarno-Hatta Road -H.Komarudin - Jalan Kapten Abdul Haq Road, Rajabasa District, BandarLampung. The aim is to analyze the performance of the Damri intersection inexisting conditions and provide alternative solutions so that the intersectionperformance is more optimal. Analysis of intersection performance using the 1997Indonesian Road Capacity Manual method.
The results of the study were obtained at the Damri intersection that the north,south and west approaches had a degree of saturation (Ds.> 0.75) of1.90,1.23,0.82, while the eastern approach was 0.65. The highest queue length atthe intersection is 824.68m. the value of the entire stop number intersection is5.82 stop / pcu. The average delay of the intersection produced is 314.38 det / pcu.To improve the performance of the Damri intersection, an improvementalternative was carried out by conducting a Right Turn Prohibition, GeometricWidening, Phase Change and a combination of Prohibition of Right Turn andGeometric Widening and Combination of Widening and Phase Change. Of thesealternatives the most effective remedial solutions are Combination of PhaseWidening and Change, Combination of Prohibitions Turn Right and GeometricWidening and Prohibition of Turning Right.
Keywords: Signalized Intersection, Degree of Saturation, Queue Length, Delay.
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL(Studi Kasus Jl. Soekarno Hatta – Jl. H. Komarudin – Jl. Kapten Abdul Haq)
Oleh
MUHAMMAD AGUNG SETIA DARMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Margoyoso, Pada 07 Februari
1995, sebagai anak pertama dari 2 bersaudara dari
pasangan Bapak (Alm) Sudarman,S.Pd. dan Ibu Ngatini,
S.Pd.
Penulis mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak
Roudlotul Athfal Matlaul Anwar ( TK RAMA )
Margodadi Kecamatan Sumberejo, diselesaikan tahun 2001, Sekolah dasar di
Sekolah Dasar Negeri 2 Argopeni diselesaikan tahun 2007. Sekolah Menengah
Pertama di SMP AL-Kautsar Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2010,
kemudian pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sumberejo
Tanggamus, diselesaikan tahun 2013.
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa Program
Studi Teknik Sipil penulis aktif pada organisasi internal kampus yakni, menjadi
anggota muda Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil periode 2013/2014,
Staff BEM-FT (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik) bidang Komunikasi
dan Informasi periode 2013/2014, pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan
Teknik Sipil sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Profesi periode 2015/2016,
Pengurus BEM-FT (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik) sebagai
Sekertaris Dinas Sosial dan Politik periode 2015/2016.
Pada bulan Oktober sampai Januari tahun 2015/2016 Penulis melalukan Kerja
Praktik di Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra section II Sidomulyo-
Kota Baru (Sta 0+00 – Sta 80+00). Pada bulan Januari 2017 Penulis mengikuti
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sri Agung, Kecamatan Padang Ratu,
Kabupaten Lampung Tengah. Penulis mengambil tugas akhir/skripsi dengan judul
Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Studi kasus Jl. Soekarni-Hatta – Jl.
H.Khomarudin – Jl. Kapten Abdul Haq di Rajabasa Bandar Lampung
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada ALLAH SWT. yang telah memberikan jalan kemudahan danjalan kelancaran sebagai proses pembelajaran dalam menyelesaikan tugas akhir.
\Sebuah karya kecil ini aku persembahkan untuk :Kedua Orang tua ku, ibu dan bapak tercinta yang selalu ada disampingku,
mendukungku dan mendo’akanku.
Adekku tersayang yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Guru-guru dan dosen-dosen yang dengan tulus mengajarkan banyak halkepadaku. Terima kasih untuk ilmu, pengetahuan, dan pelajaran hidup tak
ternilai yang telah diberikan.
Rekan-rekan seperjuanganku, Teknik Sipil Universitas Lampung Angkatan 2013.Terima kasih untuk semua yang telah kalian berikan
Sahabat-sahabatku, teman – temanku, yang selalu memberi semangat, dukungan,masukan selama ini. Semoga kita bisa menjadi orang sukses
Dan,
Almamater Tercinta.
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.(QS. Al Insyirah:6)
“Melihat & Berpikir, Keduanya akan menyikap Keteguhan danKecerdasan”
(H.R Imam Syafi’i)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir Penjajah,Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan Bangsamu sendiri”
-Ir. Soekarno-
“Selalu ada Harapan bagi Orang yang Berdo’a danSelalu ada Jalan bagi Orang yang Berusaha”
-Anonim-
“Banyakin Mimpi Kurangin Tidur,Karena Tak Semua Impian Bisa Tercapai,
Namun Masih Ada Mimpi yang Bisa Kau Gapai ”-AgungMSD-
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.
2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Rahayu Sulistiyorini, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah membimbing, meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan,
saran dan kritiknya demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Dwi Herianto, M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan dan
nasihat.
5. Bapak Sasana Putra, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
pengarahan, kritik dan saran untuk kesempurnaan penulisan skripsi.
6. Bapak Ir. Edy Purwanto, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan dan seluruh civitas akademika dilingkungan
Fakultas Teknik Universitas Lampung, atas bantuan dan kerjasamanya.
8. Kedua orang tua ku Bapak (Alm) Sudarman,S.Pd. dan Ibu Ngatini S.Pd.,
serta Adek ku Arum Kusuma Darmawati, S.Pd. yang memberi kasih sayang,
do’a dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
9. Teman-teman seperjuanganku Teknik Sipil Universitas Lampung 2013,
terima kasih atas suka-duka, canda-tawa kebersamaan kita selama ini.
10. Sahabat-sahabatku Ayu Nail Ar, Mela Pranita, Stefani Silvi , Ragil , BayuS,
BayuK, Efri D., Hariady Tri P. dan Anwar Hidayatulloh yang memberi
semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman Unila SMAN1S’13, Kelompok Kerja Praktek dan Kelompok
KKN terima kasih atas kebersamaan kita.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan
khususnya bagi penulis pribadi. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis,
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis
Muhammad Agung Setia Darma
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ....ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ....vii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................x
I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………............................................ 3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1.6 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Simpang ................................................................................. 6
B. Jenis-jenis Persimpangan ......................................................................... 7
1. Persimpangan Sebidang ........................................................... 7
2. Persimpangan Tak Sebidang .................................................... 8
iii
C. Karakteristik Lalu Lintas .......................................................................11
D. Lampu Lalu Lintas .................................................................................11
E. Fase Sinyal .............................................................................................13
F. Antar Waktu Hijau dan Kuning .............................................................14
G. Waktu Hijau Efektifl ..............................................................................14
H. Analisa Simpang Bersinyal dengan MKJI 1997 ....................................15
1. Kondisi Lingkungan ...............................................................15
2. Kondisi Geometri ...................................................................15
3. Kondisi Lalu Lintas ................................................................16
4. Waktu Sinyal ..........................................................................16
5. Arus Jenuh Dasar ...................................................................18
6. Faktor Koreksi ........................................................................20
7. Perhitungan Arus Jenuh .........................................................23
8. Perbandingan Arus dan Arus Jenuh .......................................24
9. Waktu siklus dan Waktu Hijau ..............................................24
10. Kapasitas ................................................................................26
11. Tingkat Kinerja .......................................................................26
I. Penelitian terdahulu ...............................................................................31
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Umum ....................................................................................................33
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................33
C. Waktu dan Alat Penelitian ......................................................................34
iv
D. Metode Penelitian ..................................................................................34
1. Tahap Persiapan .........................................................................34
2. Tahap Pengumpulan Data ..........................................................35
3. Tahap Analisis ............................................................................35
4. Tahap Perencanaan .....................................................................35
E. Metode Survey .......................................................................................36
F. Pengumpulan Data .................................................................................36
G. Metode Analisis Data .............................................................................37
H. Langkah Penelitian .................................................................................37
I. Waktu Sekarang .....................................................................................39
J. Diagram Alir ..........................................................................................40
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Survey ...............................................................................41
1. Survey Geometrik Jalan .............................................................41
2. Survey Volume Lalu Lintas .......................................................41
3. Survey Pengaturan Sinyal Lalu Lintas .......................................42
B. Data Lapangan .......................................................................................42
1. Data Geometrik Jalan .................................................................42
2. Data Volume Lalu Lintas ...........................................................44
3. Waktu Sinyal dan Fase Pergerakan ............................................46
C. Kinerja Simpang dalam Kondisi Eksisting ............................................47
1. Arus Jenuh dasar ........................................................................47
v
2. Arus Jenuh yang Disesuaikan ....................................................48
a. Faktor Koreksi Ukuran Kota ...............................................48
b. Faktor Koreksi Hambatan Samping ....................................49
c. Faktor Koreksi Gradient ......................................................49
d. Faktor Koreksi Parkir ..........................................................49
e. Faktor Koreksi Belok Kanan ...............................................50
3. Rasio Arus ..................................................................................50
a. Nilai Arus Rasio ...................................................................50
b. Rasio Fase ............................................................................51
4. Waktu Siklus ..............................................................................52
5. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan ..............................................52
6. Tingkat Kinerja ..........................................................................53
a. Panjang Antrian ...................................................................53
b. Kendaraan Terhenti ..............................................................55
c. Tundaan ................................................................................56
D. Alternatif Perbaikan Simpang ................................................................59
1) Alternatif I ..................................................................................59
2) Alternatif II .................................................................................63
3) Alternatif III ...............................................................................68
4) Alternatif IV ...............................................................................73
5) Alternatif V ................................................................................76
vi
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keaimpulan ...........................................................................................82
B. Saran ......................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Konversi smp .............................................................................. 16
Tabel 2. Faktor Koreksi Ukuran Kota ................................................................ 20
Tabel 3. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping .............................................. 20
Tabel 4. Waktu Siklus yang Disarankan ............................................................ 25
Tabel 5. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 31
Tabel 6. Waktu Sinyal Sekarang ........................................................................ 39
Tabel 7. Data Geometrik Simpang Damri ......................................................... 43
Tabel 8. Tata Guna Lahan Sekitar Simpang ...................................................... 44
Tabel 9. Data Volume Lalu Lintas hari Kamis .................................................. 44
Tabel 10. Data Volume Lalu Lintas hari Sabtu ................................................. 45
Tabel 11. Data Pengaturan pada Kondisi Eksisting ........................................... 47
Tabel 12. Arus Jenuh Dasar tiap Pendekat Simpang Damri .............................. 48
Tabel 13. Penentuan Faktor Koreksi dan Arus Jenuh ........................................ 50
Tabel 14. Rasio Arus .......................................................................................... 51
Tabel 15. Rasio Fase .......................................................................................... 51
Tabel 16. Waktu Siklus yang Disesuaikan pada Simpang Damri ...................... 52
Tabel 17. Perhitungan Kapasitas Simpang Damri ............................................. 53
viii
Tabel 18. Perhitungan Panjang Antrian Simpang Damri ................................... 54
Tabel 19. Perhitungan Kendaraan Terhenti Simpang Damri ............................. 55
Tabel 20. Perhitungan Tundaan Simpang Damri ............................................... 57
Tabel 21. Tundaan Total Eksisting Kamis Pagi ................................................. 58
Tabel 22. Waktu Siklus yang Disesuaikan Alternatif I ...................................... 60
Tabel 23. Nilai Arus Jenuh Dasar Alternatif I ................................................... 61
Tabel 24.Kapasitas dan Derajad Kejenuhan Alternatif I ................................... 62
Tabel 25. Tingkat Kinerja Alternatif I ............................................................... 62
Tabel 26. Data Geometri Alternatif II ................................................................ 64
Tabel 27. Waktu Siklus yang Disesuaikan Alternatif II .................................... 65
Tabel 28. Arus Jenuh Dasar Alternatif II ............................................................ 65
Tabel 29. Arus Jenuh Alternatif II ..................................................................... 66
Tabel 30. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Alternatif II .................................. 66
Tabel 31. Tingkat Kinerja Alternatif II .............................................................. 67
Tabel 32. Data Geometri Alternatif III .............................................................. 68
Tabel 33. Waktu Siklus yang Disesuaikan Alternatif III ................................... 69
Tabel 34. Arus Jenuh Dasar Alternatif III .......................................................... 70
Tabel 35. Arus Jenuh Alternatif III .................................................................... 70
Tabel 36. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Alternatif III ................................. 71
Tabel 37. Tingkat KinerjaAlternatif III............................................................... 72
Tabel 38. Waktu Siklus yang Disesuaikan Alternatif IV ................................... 74
Tabel 39. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Alternatif IV ................................ 74
Tabel 40. Tingkat Kinerja Alternatif IV ............................................................ 75
Tabel 41. Data Geometri Alternatif V................................................................. 76
ix
Tabel 42. Waktu Siklus yang Disesuaikan Alternatif V .................................... 77
Tabel 43. Arus Jenuh Dasar Alternatif V ........................................................... 78
Tabel 44. Arus Jenuh Alternatif V ..................................................................... 78
Tabel 45. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Alternatif V................................... 79
Tabel 46. Tingkat Kinerja Alternatif V .............................................................. 80
Tabel 47. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Kondisi Alternatif ................... 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Lokasi Penelitian ............................................................................. . 5
Gambar 2. Simpang 3 lengan ............................................................................ . 8
Gambar 3. Simpang 4 Lengan .......................................................................... . 9
Gambar 4. Simpang 8 Lengan .......................................................................... . 9
Gambar 5. Bunderan ......................................................................................... . 9
Gambar 6. Flyover ............................................................................................10
Gambar 7. Underpass ........................................................................................11
Gambar 8. Model Dasar untuk Arus Jenuh ......................................................15
Gambar 9. Pendekat dengan atau Tanpa Pulau Lalu Lintas …………………..18
Gambar 10. Arus Jenuh dasar Tipe Pendekat P ..................................................19
Gambar 11 Arus Jenuh Dasar Tipe 0, tanpa Lajur Belok Kanan Terpisah .......19
Gambar 12. Faktor Koreksi Gradien ..................................................................21
Gambar 13. Faktor Koreksi Parkir ……………………………………………...22
Gambar 14. Faktor Koreksi Belok Kanan ..........................................................22
Gambar 15. Faktor Koreksi Belok Kiri ...............................................................23
Gambar 16. Penentu Waktu Siklus .....................................................................25
Gambar 17. Jumlah Antrian Kendaraan ………………………………………. 27
xi
Gambar 18. Perhitungan Jumlah Panjang Antrian .............................................28
Gambar 19. Penentuan Nilai A dalam Formula Tundaan ...................................30
Gambar 20. Layout Lokasi Studi ........................................................................33
Gambar 21. Diagram Alir Penelitian ..................................................................40
Gambar 22. Penampang Simpang Damri ...........................................................42
Gambar 23. Grafik Volume Lalu Lintas hari Kamis ..........................................45
Gambar 24. Grafik Volume Lalu Lintas hari Sabtu ...........................................45
Gambar 25. Pengaturan Fase Simpang Damri ....................................................46
Gambar 26. Penerapan Larangan Belok Kanan Alternatif I ...............................59
Gambar 27. Pelebaran Geometri Alternatif II ....................................................64
Gambar 28. Pelebaran Geometri Alternatif III ...................................................69
Gambar 29. Penerapan 2 Fase Alternatif IV .......................................................73
Gambar 30. Pelebaran Geometri Alternatif V ....................................................77
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kota Bandar Lampung sebagai IbuKota Provinsi Lampung mengalami
perkembangan dan pertambahan penduduk yang pesat, Jumlah Penduduknya yakni
1,166,761 jiwa ( www.wikipedia.org/wiki/Kota_bandar_lampung 2018),
pertumbuhan penduduk ini yang akan memicu peningkatan aktifitas penduduk
terutama di daerah perKotaan. Aktifitas penduduk perKotaan terjadi akibat adanya
kawasan penarik dan kawasan bangkitan yang meningkatnya tuntutan lalu lintas
(traffic demand). Peningkatan tuntutan lalu lintas akan menambah masalah kemacetan
lalu lintas pada ruas jalan dan persilangan jalan, termasuk pada simpang bersinyal.
Persimpangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan.
Persimpangan didefinisikan sebagai daerah umum yang memiliki dua jalan atau lebih
bergabung atau bersimpangan, termasuk jalan dan fasilitas tepi jalan untuk pergerakan
lalu lintas didalamnya (AASHTO, 2001, C. Jotin Khisty, B. Kent Lall, 2005)
Didalam sebuah jaringan sistem transportasi, persimpangan adalah titik rawan
akan terjadinya kemacetan lalu lintas oleh adanya konflik pergerakan arus lalu
lintas, sehingga perlu adanya upaya guna memaksimalkan kapasitas dan kinerjanya
dengan tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan para pengendara serta
pejalan kaki.
2
Ketidakseimbangan antara fasilitas umum penunjang lalu lintas dengan
peningkatan jumlah arus lalu lintas akan memberi dampak terjadinya kemacetan lalu
lintas yang akan terjadi pada persimpangan.
Untuk menurunkan konflik yang terjadi dipersimpangan telah dilakukan berbagai
upaya seperti pembuatan pulau-pulau, kanal dan pemasangan rambu – rambu lalu
lintas dan menempatkan beberapa petugas kepolisian serta membatasi pergerakan
kendaraan. Namun pada saat kondisi arus lalu lintas yang mengalami peningkatan
cukup signifikan, upaya tersebut tidak dapat lagi dipertahankan, tetapi harus
dilakukan upaya lain yakni dengan pemasangan lampu lalu lintas.
Simpang Damri adalah simpang empat lengan yang dilengkapi oleh sinyal lampu
lalu lintas. Simpang Damri adalah pertemuan empat arah lengan yaitu: lengan sebelah
utara adalah Jl. H. Komarudin, lengan sebelah Selatan adalah Jl. Kapten Abdul Haq,
lengan sebelah barat adalah Jl. Soekarno-Hatta dan lengan sebelah timur adalah Jl.
Soekarno-Hatta.
Simpang empat Damri ini terletak dikecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung
tidak luput dari kemacetan. Ditambah dengan adanya pintu perlintasan kereta api
yang berjarak lebih kurang 1 km dari persimpangan yakni pada ruas jalan H.
Komarudin. Hal ini terjadi karena kawasan jalan tersebut merupakan jalan utama
lintas sumatera dan berada di sekitar kawasan pendidikan dan terdapat daerah
perkantoran sehingga banyak pengguna yang menggunakannya untuk akses menuju
tempat aktivitas sekolah ataupun bekerja. Terutama pada jam-jam sibuk beraktifitas.
Untuk mengatasi masalah kemacetan ini, maka Pengaturan s i n y a l lampu lalu
lintas yang kurang baik akan mengganggu kelancaran sistem lalu lintas secara
keseluruhan seperti menumpuknya kendaraan pada satu atau beberapa lengan ruas
jalan.
3
1.2. Perumusan Masalah
Kawasan Simpang empat Jl. Soekarno-Hatta – Jl. H. Komarudin – Jl. Kapten
Abdul Haq, Merupakan Jalan lintas akses utama yang menjadi jalan penghubung
antara Lampung dengan Sumatera Selatan, hal inilah yang menjadikan kawasan
tersebut mengalami kemacetan akibat ramainya arus lalu lintas. Keadaan ini
diperparah dengan adanya beberapa lokasi kampus,perkantoran dan sekolahan
sehingga menambah banyak pengguna jalan yang menggunakannya untuk akses
menuju tempat aktivitas sekolah maupun bekerja terutama pada jam-jam sibuk pagi
dan sore hari.
Menyadari hal ini penulis ingin melakukan peninjauan tingkat kinerja simpang di
lokasi studi, sehingga akan mendapatkan hasil kinerja simpang yang optimal, yang
pada akhirnya dapat dipakai untuk mengurangi kemacetan maka, Permasalahan yang
akan ditinjau dalam penelitian tugas akhir ini antara lain:
1. Bagaimana kinerja simpang bersinyal di simpang Damri pada kondisi
eksisting?
2. Alternatif apa yang akan digunakan pada Simpang Damri ?
1.3. Batasan Masalah
Analisis yang dilakukan pada simpang bersinyal mempunyai ruang
lingkup yang cukup luas, maka penulis akan membatasi lingkup studinya sebagai
berikut :
1. Lokasi penelitian pada ruas jalan simpang empat Jl. Soekarno-Hatta – Jl. H.
Komarudin – Jl. Kapten Abdul Haq, kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung,
4
2. Pengambilan dan perhitungan data yang ditinjau pada saat penelitian
dilakukan adalah karakteristik simpang, yaitu : waktu simpang, derajat kejenuhan,
panjang antrian dan tundaan pada simpang.
3. Parameter waktu yang dilakukan dalam penelitian pada Hari Kamis dan Hari
Sabtu saat pagi hari (06.30 – 09.30 WIB), dan sore hari (15.00 – 18.00 WIB),
4. Jenis kendaraan yang diamati antara lain :
a. Sepeda motor (MC), yaitu kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda
(meliputi : sepeda bermotor dan kendaraan roda 3)
b. Kendaraan ringan (LV), yaitu kendaraan bermotor dua as empat roda
jarak as 2,0 – 3,0 m (meliputi : mobil penumpang, minibus dan pick-up).
c. Kendaraan Menengah Berat (MHV), yaitu kendaraan bermotor dua as empat
roda (meliputi : mobil bus sedang dan truck sedang).
d. Kendaraan Truck Besar (HT), yaitu kendaraan bermotor yang memiliki lebih
dari empat roda (meliputi : truck 2 sumbu 6 roda, truck 3 sumbu, truck semi
trailer dan truck trailer).
e. Bus Besar (HB), yaitu kendaraan bermotor yang memiliki lebih dar empat
roda (meliputi : bus besar).
f. Kendaraan tak bermotor (UM), yaitu kendaraan yang digerakkan oleh orang
atau hewan (meliputi : sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong).
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kinerja simpang bersinyal pada simpang Damri pada
keadaan eksisting
2. Menentukan solusi perbaikan yang tepat supaya kinerja simpang bersinyal
tersebut dapat bekerja secara optimal.
5
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang d i dapat dari penelitian yang lakukan adalah
sebagai berikut :
1. memberikan banyak masukan ilmu pengetahuan mengenai kinerja
simpang bersinyal,
2. menambah pengetahuan lebih mendalam tentang permasalahan lalu
lintas khususnya dibidang simpang bersinyal,
3. mendapatkan gambaran tentang penyelesaian pada pertemuan empat
lengan pada simpang bersinyal menggunakan metode Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI 1997),
1.6 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Simpang Ruas Jl. Soekarno-Hatta – Jl. H. Komarudin
– Jl. Kapten Abdul Haq, kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Sumber : Google Earth, 2018
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Simpang
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1995), simpang adalah lokasi berbelok atau bercabang dari
yang lurus.
Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi yang memiliki
dua atau lebih ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk
mengelola konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas agar siapa yang memiliki hak
terlebih dahulu untuk memakai persimpangan
(http://id.wikipedia.org/wiki/persimpangan).
Menurut Hendarto, dkk., (2001), persimpangan adalah wilayah yang
mempunyai dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan.
Menurut Hobbs (1995), persimpangan jalan yaitu simpul transportasi
yang terbentuk dari beberapa pendekat dimana arus kendaraan dari beberapa
pendekat tersebut bertemu dan memencar meninggalkan persimpangan.
Menurut Abubakar, dkk., (1995), persimpangan adalah simpul jaringan
jalan dimana jalan-jalan bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas
pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada
persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya.
7
Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan
bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing
kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-
sama dengan lalu lintas lainnya.
Persimpangan merupakan sumber permasalahan arus lalu lintas yang
rawan kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan
lainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu
persimpangan merupakan aspek penting untuk pengendalian lalu lintas. Masalah
yang timbul dan berkaitan terjadi pada persimpangan adalah :
1. Volume dan kapasitas
2. Desain geometrik dan kebebasan pandang
3. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan
4. Parkir, akses dan pembangunan umum
5. Pejalan kaki
6. Jarak antar simpang
B. Jenis-Jenis Persimpangan
Secara garis besarnya persimpangan terbagi dalam 2 bagian :
1. Persimpangan sebidang.
Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana berbagai jalan
atau ujung jalan masuk persimpangan mengarahkan lalu lintas masuk kejalan yang
dapat ber lawanan dengan lalu lintas lainnya.
Pada persimpangan sebidang menurut jenis fasilitas pengatur lalu lintasnya
dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian :
8
a. Simpang bersinyal (signalised intersection) adalah persimpangan jalan yang
memiliki pergerakan atau arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur
oleh lampu sinyal lalu lintas untuk melewati persimpangan secara bergantian.
b. Simpang tak bersinyal (unsignalised intersection) adalah pertemuan jalan yang
tidak menggunakan sinyal pada pengaturan arus lalu lintasnya.
2. Persimpangan tak sebidang
Persimpangan tak sebidang, sebaiknya misahkan arus lalu lintas pada jalur
yang berbeda, sehingga persimpangan hanya terjadi pada tempat dimana
kendaraan-kendaraan memisah dari atau bergabung menjadi satu lajur gerak yang
sama. (contoh jalan layang), karena kebutuhan untuk menyediakan gerakan
membelok tanpa berpotongan, maka dibutuhkan tikungan yang besar dan sulit serta
biayanya yang mahal. Pertemuan jalan yang tak sebidang membutuhkan cakupan
wilayah cukup luas serta penempatan dan tata letaknya sangat dipengaruhi oleh
manajemen simpang dapat berupa manajemen simpang sebidang maupun
manajemen simpang tak sebidang.
Menurut bentuknya simpang sebidang dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Pertemuan jalan bercabang tiga (simpang tiga)
Gambar 2. Simpang 3 lengan
Sumber: G.R. Wells, 1993
9
b. Pertemuan jalan bercabang empat (simpang empat)
Gambar 3. Simpang 4 lengan
Sumber: G.R. Wells, 1993
c. Pertemuan jalan bercabang banyak (lebih dari empat)
Gambar 4. Simpang 8 lengan
d. Bundaran (rotary intersection)
Gambar 5. Bundaran
10
Menurut bentuknya simpang tak sebidang dapat berupa :
a. Flyover
Fly over adalah jalan yang dibagun tak sebidang melayang menghindari
daerah/kawasan yang selalu menghadapi konflik kemacetan lalu lintas.
Gambar 6. FlyoverSumber: Lampungnews, 2017
b. Underpass
Underpass adalah tembusan di bawah sesuatu terutama bagian jalan atau rel.
Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan underpass sebagai sebuah tembuasan
di bawah permukaan yang memiliki panjang kurang dari 0,1 mill atau 1,61 km.
Biasanya digunakan untuk kendaraan (misalny mobil atau kereta api) maupun
para pedestrian atau pengendara sepeda.
11
Gambar 7. UnderpassSumber:Ragam Lampung, 2017
C. Karakteristik Lalu Lintas
Arus lalu lintas jalan
Menurut Direktorat Jenderal Bina marga(1997), arus lalu lintas adalah jumlah
banyaknya kendaraan bermotor yang melintasi titik tertentu persatuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan perjam atau smp/jam.
D. Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas adalah peralatan yang dioperasikan secara mekanis, atau
electrik untuk memberhentikan kendaraan-kendaraan yang melintas. Peralatan ini
terdiri dari sebuah tiang, kepala lampu dengan tiga lampunya berwarna beda
(merah, kuning, hijau)
Tujuan dari pemasangan lampu lalu lintas MKJI (1997) adalah :
1. Menghindari kemacetan pada simpang akibat adanya konflik arus lalu
lintas yang berlawanan, sehingga kapasitas persimpangan dapat
dipertahankan selama kondisi arus puncak.
12
2. Menurunkan terjadinya kecelakaan
3. Memberi ruang untuk menyebrang jalan utama bagi kendaraan dan/ atau
pejalan kaki dari jalan minor.
Lampu lalu lintas dipasang pada suatu persimpangan berdasarkan alasan
spesifik ( C. Jotin Khisty and B. Ken Lall, 2003 ) :
1. Untuk meningkatkan keamanan sistem lalu lintas.
2. Untuk mengurangi waktu tempuh rata-rata disebuah
persimpangan,sehingga meningkatkan kapasitas.
3. Untuk menyeimbangkan kualitas pelayanan di semua lengan jalan.
Pengaturan simpang dengan sinyal lalu lintas memiliki nilai efesiensi,
terutama untuk volume lalu lintas pada kaki simpang yang relatif
tinggi. Pengaturan ini mengurangi atau menghilangkan titik konflik
pada simpang dengan memisahkan pergerakan arus lalu lintas
pada waktu yang berbeda (Alamsyah, 2005)
Beberapa istilah yang digunakan dalam operasional lampu persimpangan
bersinyal (Liliani, 2002) :
1. Siklus, urutan lengkap suatu lampu lalu lintas
2. Fase (phase), adalah bagian suatu siklus yang
digunakan untuk kombinasi pergerakan secara bersamaan.
3. Waktu Hijau Efektif, adalah periode waktu hijau yang
dimanfaatkan pergerakan pada fase yang bersangkutan.
13
4. Waktu Antar Hijau, waktu lampu hijau untuk satu fase
dengan awal lampu hijau untuk fase lainnya.
5. Rasio Hijau, perbandingan antara waktu hijau efektif dan panjang
siklus.
6. Merah Efektif, waktu pergerakan atau sekelompok
pergerakan secara efektif tidak diijinkan bergerak, dihitung sebagai
panjang siklus dikurangi waktu hijau efektif.
7. Lost Time, waktu hilang dalam suatu fase karena keterlambatan start
kendaraan dan berakhirnya tingkat pelepasan kendaraan yang terjadi
selama waktu kuning.
E. Fase Sinyal
Berangkatnya arus lalu lintas selama waktu hijau yang berpengaruh oleh
rencana fase yang memperhatikan gerakan kanan. Jika arus belok kanan dari
pendekat yang ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam fase yang
sama dengan arus berangkat lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut maka arus
berangkat tersebut dianggap terlawan.
Jika tidak ada arus belok kanan dari pendekat-pendekat tersebut atau jika arus
belok kanan diberangkatkan ketika lalu lintas lurus dari arah berlawanan
sedang menghadapi merah, maka arus berangkat tersebut dianggap sebagai arus
terlindung.
14
F. Waktu Antar Hijau dan Waktu Kuning
Penentuan waktu antar hijau diambil dari perbedaan akhir waktu hijau pada fase
hijau maka arus lalu lintas yang berjalan pada fase tersebut sudah bersih dari
persimpangan sehingga tidak terjadi konflik antara lalu lintas pada fase tersebut
dengan fase berikutnya.
Lalu lintas kuning dimaksudkan agar kendaraan yang akan menyebrang
memperhitungkan, apakah pada waktu sampai garis henti persimpangan
memperkirakan lampu masih kuning maka kendaraan akan mempercepat
kecepatannya. Sebaliknya jika diperkirakan kendaraan tidak dapat melewati
persimpangan ketika lampu masih kuning maka kendaraan akan memperlambat
kecepatan guna berhenti pada garis henti persimpangan.
G. Waktu Hijau Efektif
Waktu hijau efektif dihitung berdasarkan:
1. Pada waktu lampu kuning (sesudah lampu hijau) maka kendaraan masih
akan terus menyebrang jalan
2. Walaupun demikian pada saat lampu kuning, kendaraan yang melintas
tidak sebanyak saat lampu hijau, karena sebagian pengemudi sudah ragu-ragu
untuk jalan terus atau berhenti
3. Pada awal lampu hijau, pengemudi perlu waktu guna bereaksi untuk mulai
melintasi jalan.
Oleh karena itu waktu hijau yang ada perlu dikoreksi. Besar waktu hijau efektif
adalah:
Waktu Hijau Efektif= waktu hijau+tambahan akhir-kehilangan
15
Gambar 8. Model Dasar untuk Arus Jenuh (Akceklik 1989)Sumber: MKJI, 1997
H. Analisa Simpang Bersinyal dengan MKJI 1997
1. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan jalan adalah gambaran tipe lingkungan jalan dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Komersil (commercial)
b. Pemukiman (residential)
c. Area Terbatas (restricted area)
2. Kondisi Geometri
Kondisi geometri terdiri dari lebar jalan, lebar bahu,lebar median serta penunjuk
arah untuk setiap lengan.
16
Tipe KendaraanNilai emp
Terlindung(P)
Terlawan(O)
LV 1 1HV 1.3 1.3MC 0.2 0.4
3. Kondisi Lalu Lintas
Data lalu lintas dibagi dalam tipe kendaraan sebagai berikut:
a. Kendaraan Ringan (Light Vehicle, LV)
b. Kendaraan Berat (Hight Vehicle, HV)
c. Sepeda Motor (Motor Circle, MC)
d. Kendaraan tidak Bermotor (Unmotorized, UM) Untuk
menghitung lalu lintas digunakan satuan smp/jam
Tabel 1. Nilai Konversi smp
Sumber: MKJI, 1997
4. Waktu Sinyal
a. Tipe Pendekat
Tipe pendekat simpang bersinyal dibedakan m e n j a d i dua macam yaitu :
1) Tipe terlindung (tipe P) adalah pergerakan kendaraan tanpa terjadinya konflik
di simpang, antar masing-masing lengan yang berbeda ketika lampu hijau pada
fase yang sama.
2) Tipe terlawan (tipe O) yaitu pergerakan kendaraan terjadinya konflik antara
kendaraan berbelok kanan dengan kendaran yang bergerak lurus atau belok
kiri dari approach yang berbeda saat lampu hijau pada fase yang sama.
17
b. Lebar Efektif approach
1) Untuk approach tanpa belok kiri langsung (LTOR)
Jika WEXIT<We x (1-PRT-PLTOR)
We diberi nilai baru yang sama WKELUAR
2) Untuk approach dengan belok kiri langsung (LTOR)
We dihitung pendekat dengan atau tanpa pulau lalu lintas.
a) WLTOR > 2m dengan anggapan kendaraan LTOR mendahului
antrian kendaraan lurus dan belok kanan dalam pendekat selama sinyal
merah maka QLTOR tidak dihitung dalam perhitungan selanjutnya.
Menentukan lebar efektif. WE = Min
WA- WLTOR WENTRY Kemudian periksa WEXIT , jika
WEXIT<We x (1-PRT-PLTOR) maka We diberi nilai baru = WEXIT
b) WLTOR < 2m berasumsi kendaraan LTOR tidak dapat mendahului
antrian kendaraan lain dalam pendekat selama sinyal merah. Maka harus
menyertakan QLTOR dalam perhitungan selanjutnya.
WE = Min
WA
WENTRY + WLTOR
WA + (1 + PLTOR) - WLTOR
Periksa WEXIT, jika WEXIT<We x (1-PRT-PLTOR) maka We diberi nilai
baru yang sama WEXIT
18
Gambar 9. Pendekat dengan atau tanpa Pulau Lalu Lintas
Sumber : MKJI, 1997
5. Arus Jenuh Dasar
Arus jenuh dasar adalah besarnya keberangkatan dalam pendekat selama
kondisi ideal
S0 = 600 x We
19
Gambar 10. Arus Jenuh Dasar Tipe Pendekat P
Sumber: MKJI, 1997
Gambar 11. Arus Jenuh Dasar Tipe Pendekat 0, tanpa Lajur belok kanan terpisahSumber: MKJI, 1997
20
6. Faktor Koreksi
a) Faktor koreksi ukuran kota (FCS)
Tabel 2. Faktor Koreksi Ukuran Kota
Penduduk kota(Juta jiwa)
Faktor penyesuaian ukuran kota(FCS)
> 3,01,0-3,00,5- 1,00,1-0,5< 0,1
1,051,000,940,830,82
Sumber: MKJI, 1997
b) Faktor koreksi hambatan samping
Tabel 3. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping
Lingkungan
Jalan
Hambatan Samping Tipe Fase Rasio Kendaraan Tak Bermotor0.00 0.05 0.1 0.15 0.2 >0.25
Komersil
Tinggi Terlawan 0.93 0.88 0.84 0.79 0.74 0.7Terlindung 0.93 0.91 0.88 0.87 0.85 0.81
Sedang Terlawan 0.94 0.89 0.85 0.8 0.75 0.71Terlindung 0.94 0.92 0.89 0.88 0.86 0.82
Rendah Terlawan 0.95 0.9 0.86 0.81 0.76 0.72Terlindung 0.95 0.93 0.9 0.89 0.87 0.83
Lingkungan
Jalan
Hambatan Samping Tipe Fase Rasio Kendaraan Tak Bermotor0.00 0.05 0.1 0.15 0.2 >0.2
5
Pemukiman
Tinggi Terlawan 0.96 0.91 0.86 0.81 0.78 0.72Terlindung 0.96 0.94 0.92 0.89 0.86 0.84
Sedang Terlawan 0.97 0.92 0.87 0.82 0.79 0.73Terlindung 0.07 0.95 0.93 0.9 0.87 0.85
Rendah Terlawan 0.98 0.93 0.88 0.83 0.8 0.74Terlindung 0.98 0.96 0.94 0.91 0.88 0.86
Akses Tinggi/Sedang/Rendah Terlawan 1.00 0.95 0.9 0.85 0.8 0.75Terlindung 1.00 0.98 0.95 0.93 0.9 0.88
Sumber: MKJI, 1997
21
Fak
tor
Kel
anda
ian
Fg
DOWN-HILL (%) TANJAKAN
(%)
c) Faktor koreksi gradient (FG)
Gambar 12. Faktor Koreksi Gradien
Sumber: MKJI, 1997
d) Faktor koreksi parkir (Fp)
Merupakan jarak dari garis henti ke kendaraan parkir pertama dan lebar
approach ditentukan dari rumus berikut:
Fp = ( Lp/3 – (WA - 2) x (Lp/3 – g) / WA) / g
Dengan :
Lp = jarak antara garis henti dan kendaraan yang diparkir pertama
WA = lebar approach
g = waktu hijau pada pendekat
dibawah ini menjelaskan mengenai hubungan antara jarak garis henti pertama
sampai kendaraan parkir pertama dengan faktor koreksi parkir (Fp)
22
Gambar 13. Faktor Koreksi Parkir
Sumber: MKJI, 1997
e) Faktor koreksi untuk nilai arus jenuh dasar hanya untuk tipe approach P
1) Faktor koreksi belok kanan
FRT = 1.0 + PRT x 0.
Gambar 14. Faktor Koreksi Belok KananSumber: MKJI, 1997
23
2) Faktor koreksi belok kiri
FLT = 1.0 – PLT x 0.16
Gambar 15. Faktor Koreksi Belok Kiri
Sumber: MKJI, 1997
7. Perhitungan Arus Jenuh
MKJI menerangkan Arus jenuh merupakan hasil perkalian dari arus jenuh
dasar (So) yakni, arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor
penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu
kumpulan kondisi-kondisi (ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya.
S = So x Fcs x FSF x FG x FP x FRT x FLT
Dengan :So = Arus jenuh dasar
Fcs = Faktor penyesuaian ukuran kota, berdasarkan jumlah penduduk.
Fsf = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan dan hambatan samping.
FG = Faktor Kelandaian Jalan.
Fp = Faktor penyesuaian parkir.
Frt = Faktor penyesuaian belok kanan
Flt = Faktor penyesuaian belok kiri
24
8. Perbandingan arus dengan arus jenuh
Perbandingan arus dengan arus jenuh untuk setiap approach dirumuskan sebagai
berikut:
FR = Q/S
Perbandingan arus kritis (FRCRIT) yaitu nilai perbandingan arus tertinggi dalam
tiap fase. Jika nilai perbandingan arus kritis untuk tiap fase dijumlahkan akan
didapat perbandingan arus simpang. IFR = ∑( FRCRIT)
Perhitungan perbandingan fase untuk tiap fase merupakan suatu fungsi
perbandingan antara FRCRIT dan IFR
PR = Frcrit / IFR
9. Waktu siklus dan waktu hijau
a. Waktu siklus sebelum penyesuaian (Cua)
Cua = (1.5 x LTI + 5) / (1-IFR)
Dengan :Cua = waktu siklus sinyal (det)
LTI = waktu hilang total pada siklus (det)
IFR = jumlah FR (∑FR) maksimum pada tiap fase
25
Gambar 16. Penentuan Waktu Siklus
Sumber: MKJI, 1997
Waktu siklus yang dihasilkan sesuai dengan standar yang disarankan oleh
MKJI 1997 sebagai pertimbangan teknik lalu lintas
Tabel 4. Waktu Siklus yang Disarankan
Tipe Pengaturan
Waktu Siklus Yang Layak
(det)Pengaturan dua fase
Pengaturan tiga fase
Pengaturan empat fase
40 – 80
50 – 100
80 – 130
Sumber: MKJI, 1997
b. Waktu hijau (g)
gi = (Cua – LTI) x PRi
Dengan : gi = tampilan waktu hijau pada fase I (det)
Cua = waktu siklus sebelum penyesuaian (det)
LTI = waktu hilang total persiklus
PRi = rasio fase FRCRLT / ∑ (FRCRLT)
26
c. Waktu siklus yang disesuaikan (c)
c = ∑g + LTI
10. Kapasitas
Kapasitas untuk setiap lengan simpang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
C = S x g/c
Dengan : C = kapasitas (smp/jam)
S = arus jenuh (smp/jam)
g = waktu hijau (det)
c = waktu siklus yang ditentukan (det)
dari hasil perhitungan ini dapat dicari nilai derajat kejenuhan dengan rumus
dibawah ini.
DS = Q/C
Dengan : Ds = derajat kejenuhan
Q = arus lalu lintas (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
11. Tingkat kinerja
Dalam menghitung tingkat kinerja beberapa persiapan antara lain
persiapan waktu yang semula dalam satuan jam diubah dalam detik dan dihitung
nilai perbandingan hijau (g/c) yang dihitung sebelumnya
a. Panjang antrian
Untuk menghitung jumlah antrian tersisa dari fase hijau sebelumnya, digunakan
hasil perhitungan derajat kejenuhan. (MKJI, 1997)
27
Untuk DS > 0.5 :
NQ1 = 0,25 x C x [ (DS-1) + ]
Untuk DS < 0.5 atau DS = 0.5 ; NQ1 = 0
Dimana : NQ1 = jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya
DS = derajat kejenuhan
C = kapasitas (smp/jam) = arus jenuh dikalikan rasio hijau (SxGR)
Gambar 17. Jumlah Antrian Kendaraan
Sumber : MKJI, 1997
NQ2 Jumlah antrian smp yang datang selama fase merah (NQ2)
NQ2= c x ( 1 x GR / 1 x GR x DS ) x ( Q / 3600 )
Dengan : NQ2 = jumlah smp yang tersisa dari fase merah
DS = derajat kejenuhan
GR = rasio hijau (g/c)
c = waktu siklus
Q = arus lalu lintas tempat masuk di luar LTOR (smp/jam)
Untuk mengitung jumlah antrian total dengan menjumlah kedua hasil tersebut.
NQ = NQ1 + NQ2
28
Untuk menentukan NQMAX dicari dari gambar dibawah ini, dengan
menghubungkan Nilai NQ dan probabilitas overloading Pol (%). Untuk
merencanakan dan desain disarankan nilai Pol < 5% sedangkan untuk
operasional disarankan 5-10%
Gambar 18. Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) dalam smp
Sumber: MKJI, 1997Sehingga perhitungan antrian QL didapat dari rumus dibawah ini
QL = (NQMax x 20) / Wmasuk
b. Kendaraan terhenti
Angka henti (NS) m e r u p a k a n jumlah rata-rata kendaraan berhenti per
smp termasuk berhenti ulang dalam antrian. Angka henti pendekat dihitung
berdasarkan rumus berikut:
NS = 0.9 x (NQ / Q x c ) x 3600
Dengan c = waktu siklus (det)
Q = arus lalu lintas (smp/jam)
29
Jumlah kendaraan terhenti (NSV) masing-masing pendekat dihitung dengan
rumus:
NSV = Q x NS (smp/jam)
Angka henti seluruh simpang d i p e r o l e h d a r i p e m b a g i a n jumlah
kendaraan terhenti pada seluruh pendekat dengan arus simpang total Q dalam
kend/jam
NS Tot = ΣNSV / Qtot
Tundaan lalu lintas rata-rata tiap approach ditentukan denngan rumus sebagai
berikut:
DT = c x A + (( NQ1 x 3600 ) / C )
dengan
Nilai A = (( 0,5 x ( 1 – GR )2) / ( 1 – GR x DS )
Dengan : DT = tundaan lalu llintas rata-rata (det/smp)
c = waktu siklus yang disesuaikan (det)
NQ1 = jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya
Ds = derajat kejenuhan
GR = Rasio hijau
C = kapasitas (smp/jam)
30
Gambar 19. Penentuan Nilai A dalam Formula TundaanSumber: MKJI, 1997
Tundaan geometri rata-rata masing-masing approach (DG) akibat perlambatan
atau percepatan saat menunggu giliran pada simpang dan atau diberhentikan oleh
lampu lalu-lintas.
DGj = (1-PSV) x (PT x 6) + (PSVx4)
Dengan :
DGj = rasio tundaan geometri rata-rata untuk approach j (det/smp)
PSV = rasio kendaraan terhenti pada approach = min (NS,1)
PT = rasio kendaraan berbelok pada approach
Tundaan geometri rata-rata LTOR diambil sebesar 6 detik
Tundaan rata-rata simpang untuk seluruh simpang (D1) didapat dengan
membagi jumlah nilai tundaan dengan arus total
D1 = (Q x D) / Qtot
31
I. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang terkait dengan evaluasi kinerja simapng bersinyal
Tabel 5. Penelitian terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Gati Rahayu,
DKK.
Analisis Arus Jenuh
dan Panjang Antrian
pada Simpang
Bersinyal.
Hasil Analisis yang di dapat:
Panjang antrian 3-10,5smp dan
23-69m, Nilai kostanta arus
jenuh diubah dari 600 menjadi
600-2200.
2 Yosaphat
Bondan V.P.
Analisis Simpang
Bersinyal dengan
Metode MKJI 1997.
Kapasitas pendekat utara 456,
1237 smp/jam, Barat 1208,5644
smp/jam, Derajat kejenuhan
Utara 1,1431, Barat 0,6549,
Angka Henti Utara
4,054stop/smp, Barat
0,821stop/smp, Tundaan lalu
lintas Utara 319,307detik/smp,
Barat 24,781detik/smp, Tundaan
gepmetri Utara 4,00det/smp,
Barat 3,66det/smp.
3 Prayoga Analisis Koordinasi
sinyal Antar
Simpang Pada Ruas
Jalan Z.A. Pagar
Alam
Koordinasi antar simpang dan
Hasil perhitungan yang didapat
pada simpang I adalah Derajat
kejenuhan 0,73 , Panjang antrian
70,23m, Tundaan total
18729smp.det.
32
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
4. Muhammad
Syaikhu dan
Esti Widodo
Analisa Kapasitas
dan Tingkat Kinerja
Simpang Bersinyal.
Evaluasi efektifitas
pengaturan simpang tiga
Purwosari, berdasarkan kinerja
simpang yang meliputi kapasitas
(C), derajat kejenuhan (DS),
tundaan rata-rata (D) dengan
Metode MKJI 1997
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Umum
Metodologi penelitian adalah tata cara peneliti untuk memperoleh data
yang dibutuhkan, selanjutnya akan dipakai guna dianalisa untuk memperoleh
kesimpulan yang ingin dicapai.
Metodologi yang dipakai penelitian ini adalah dengan cara melakukan
pengolahan data primer hasil survei lapangan, serta mengumpulkan beberapa
informasi yang dibutuhkan sebagai data skunder.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Simpang Bersinyal Jl. Soekarno-Hatta –
Jl. H. Komarudin – Jl. Kapten Abdul Haq.
Gambar 20. Layout lokasi studi
(Sumber : Google Earth, 2018)
34
C. Waktu Penelitian dan Alat Peneltian
Penelitian dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari yakni pada pukul 06.30-
09.30 WIB dan pukul 15.00-18.00 WIB. Penelitian berlangsung 2 hari dalam
1 minggu yaitu hari Kamis dan Sabtu.
Peralatan yang digunakan dalam suvey yaitu :
a. Formulir pencatatan data lalu lintas.
b. Alat pencatat waktu (stopwatch)
c. Alat tulis
d. Alat pengukur
e. Kamera
Sedangkan peralatan untuk mengolah data adalah :
a. Formulir pengolahan data
b. Kalkulator
c. Komputer
D. Metode Penelitian
Secara umum, metodologi digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
pengkoordinasian sinyal lalu lintas pada simpang adalah :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini adalah langkah pertama berupa studi kepustakaan tentang
pengkoordinasian sinyal yang diperoleh dari berbagai literatur, yang
akan digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir.
35
Dimana hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi
dan merumuskan masalah dengan cara melakukan pengamatan
pendahuluan. Dalam tahap ini dilakukan rancangan yang kiranya
dilakukan u n t u k m e m peroleh efisiensi dan efektifitas waktu
dan pekerjaan.
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini berupa survey di lokasi-lokasi penelitian. Survei yang
dilakukan adalah survey kondisi lingkungan, geometri jalan, volume
kendaraan yang melewati simpang, waktu sinyal tiap simpang dan waktu
tempuh antar simpang.
3. Tahap Analisis
Tahap analisis dilakukan dari hasil data survei yang didapat di lapangan.
Perhitungan dimulai dengan menentukan jam puncak dari setiap waktu
survei pada setiap simpang, kemudian dilakukan perhitungan derajat
kejenuhan, panjang antrian dan tundaan pada setiap simpang di jam
puncak.
4. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini direncanakan cycle time baru berdasarkan kondisi terjenuh.
Perencanaan didasarkan teori MKJI.
36
E. Metode Survey
Metode survey yaitu engan melakukan pengamatan di lapangan dalam hal ini
survey dilakukan dengan melakukan perekaman dengan menggunakan
kamera untuk menghitung volume lalu lintas yang melintas pada Simpang
empat Jl. Soekarno-Hatta – Jl. H. Komarudin – Jl. Kapten Abdul Haq
dipersiapkan pada 2 titik lokasi pemasangan kamera pada tiang lampu lalu
lintas Jl. Soekarno-Hatta.
F. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Pengumpulan data
diperoleh dari studi literatur dan survei langsung di lokasi survei.
1. Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data-data diperoleh dari survei lapangan.
Data itu meliputi :
a. Volume kendaraan yang melintas tiap lengan simpang
b. Jumlah fase dan waktu sinyal pada tiap simpang
c. Kondisi lingkungan dan geometri tiap simpang.
2. Pengumpulan Data Skunder
Data skunder merupakan data diperoleh dari instansi terkait, dari bantuan
media internet dan dari penelitian yang telah dilakukan. Data skunder
yang dibutuhkan penelitian ini yakni jumlah penduduk Kota Bandar
Lampung.
37
G. Metode Analisis Data
Analisa data dilakukan menggunkan pendekatan kuantitatif dengan metode
manual kapasitas jalan (MKJI 1997) untuk menentukan parameter kinerja
simpang, Setelah memperoleh data kemudian dilaksanakan pengolahan data
agar dapat dipergunakan untuk perhitungan.
Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh:
1. Kapasitas simpang
2. Tingkat kinerja simpang : Derajat Kejenuhan, Tundaan Simpang
dan Panjang Antrian
3. Geometrik Jalan
H. Langkah Penelitian
Langkah penelitian selengkapnya terdapat dalam bagan alir penelitian.
Adapun langkah penelitian setiap tahap dilakukan sebagai berikut.
Setelah mendapatkan data, berupa data geometrik jalan, volume
lalu lintas, panjang antrian dan kondisi lingkungan simpang, kemudian
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhitungan volume, kapasitas, waktu siklus dan lain-lain
dilakukan berdasarkan persamaan dalam MKJI (1997). Beberapa
persamaan dasar yang penting dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Perhitungan arus jenuh (S) Penghitungan nilai arus jenuh ini
dapat diselesaikan dengan persamaan di bawah ini.
38
Persamaan tersebut diperoleh dari survei di lapangan dengan
melihat besarnya komposisi lalu lintas, perilaku pengemudi dan
perkembangan samping jalan di Indonesia.
S = So × FCS × FSF × FG × FP × FRT × FLT
dengan, So = Arus jenuh dasar
FCS = Faktor koreksi ukuran kota
FSF = Faktor koreksi gangguan samping
FG = Faktor koreksi kelandaian
FP = Faktor koreksi parkir
FRT = Faktor koreksi belok kanan
FLT = Faktor koreksi belok kiri
b. Kapasitas
Kapasitas untuk tiap lengan simpang dihitung dengan
persamaan berikut. C = S × g/c
dengan, C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus jenuh (smp/jam)
g = Waktu hijau (detik)
c = Waktu siklus yang ditentukan (detik)
c. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas terhadap
kapasitas, digunakan sebagai faktor utama penentuan kinerja
simpang. Nilai derajat jenuh ditentukan dengan persamaan di
bawah ini. DS = Q/S
39
I. Waktu sinyal sekarang
Tabel 6. Waktu sinyal sekarang
Lengan Sinyal
Merah Kuning Hijau
JL. Soekarno-Hatta
( Sukarame - Natar )
98 3 60
JL. H. Khomaruddin 132 3 26
JL. Soekarno-Hatta
( Natar - Sukarame )
98 3 60
JL. Kapt. Abdul Haq 132 3 26
40
J. Diagram Alir Penelitian
Gambar 21. Diagram alir penelitians
Mulai
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Data Primer
-Kondisi Geometri-Kondisi Pengoprasian
sinyal lalu lintas-Volume lalu lintas dan jenis
kendaraan-Panjang antrian
Data Skunder
- Data Jumlah PendudukKota Bandar LampungTahun 2017
Analisis dan Evaluasi Data
- Volume kendaraan- Kapasitas- Tundaan kendaraan- Derajat Kejenuhan- Panjang Atrian- Perencanaan Lampu lalu lintas
Hasil dan Pembahasan
- Saran- Kesimpulan
Selesai
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa pada simpang Damri dapat
diambilkesimpulan bahwa : Hari Kamis, 26 Juli 2018 Terjadi tingginya
puncak arus lalu lintas, pukul 06.30-07.30 WIB
1. Kinerja Simpang berdasarkan perhitungan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI 1997) adalah sebagai Berikut
a. Kapasitas yang terjadi di simpang Damri untuk pendekat utara
240 smp/jam, selatan 398 smp/jam, timur 1462 smp/jam dan
barat 1736 smp/jam.
b. Derajat kejenuhan yang terjadi di simpang Damri pendekat
utara 1,90, pendekat selatan 1,23, pendekat barat 0,82 dan
pendekat timur sebesar 0.62.
c. Panjang antrian terbesar pada Simpang Damri terjadi pada
pendekat Utara 824,68m, Selatan 290,78, Barat 152,62, Timur
145,20.
d. Angka henti terbesar pada Simpang Damri terjadi pada
pendekat Utara 5,8193stop/smp; , Selatan 3,1076stop/smp,
Timur 0,8418stop/smp dan Barat 0,7519stop/smp.
e. Kendaraan henti rata-rata 1,578
83
f. Tundaan lalu lintas pada Simpang Damri terjadi pada pendekat
Utara 1725,929; Selatan 570,4408; Barat 50,8235; Timur
43,4668.
g. Tundaan geometri pada Simpang Damri terjadi pada pendekat
Utara 10,43; Selatan 6,84; Barat 3,47; Timur 3,37.
h. Tundaan Total pada Simpang Damri terjadi pada pendekat
Utara 791782,27; Selatan 283443,01; Barat 65048,43; Timur
50285,77.
i. Tundaan simpang rata-rata 314,379
2. Analisa kinerja simpang bersinyal pada simpang D am r i dalam
kondisi eksisting menghasilkan 1 pendekat dalam kondisi tidak jenuh
dan 3 pendekat dalam kondisi jenuh sehingga perlu melakukan
perbaikan untuk meningkatkan kinerja simpang. Alternatif tersebut
adalah
a. Alternatif I Pelarangan belok Kanan pendekat timur
dan barat
b. Alternatif II Pelebaran pendekat Utara
c. Alternatif III Pelebaran pendekat Utara dan Larangan Belok
kanan pendekat Timur dan Barat
d. Alternatif IV Perubahan 2 Fase
e. Alternatif V Pelebaran Pendekat Utara dan Perubahan Fase
Dari alternatif perbaikan yang dilakukan, diperoleh alternatif yang
signifikan untuk mengoptimalkan kinerja simpang damri tersebut,
yakni dengan mengaplikasikan alternatif V,III, dan I.
84
Pada alternatif V, III dan I didapat derajat kejenuhan pada semua
pendekat <0.75. Panjang antrian dalam kondisi eksisting sebesar
8 2 4 , 6 8 m p a d a p e d e k a t U t a r a berubah menjadi
m a s i n g - m a s i n g 8 0 , 2 3 m ; 6 3 , 7 m ; 1 1 7 , 3 3 m ,
Tundaan rata-rata simpang menurun dengan signifikan, pada
kondisi eksisting tundaan sebesar 314,379det/smp sedangkan pada
alternatif V, III dan I diperoleh
2 6 ,7 6 det/smp;27,75det/smp;29,01det/smp.
B. Saran
Saran dan masukan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan perbaikan
agar kinerja simpang Damri agar lebih optimal antara lain adalah:
1) Evaluasi kinerja simpang ini perlu dilakukan agar memberikan peningkatan
kinerja simpang berupa penyesuaian waktu siklus, peninjauan arah gerak lurus
serta peninjauan gerak berbelok kanan pada simpang, hal ini dilakukan
karena tidak memerlukan biaya yang sangat besar dan cukup mampu
memberikan peningkatan kinerja simpang dalam mengurangi tingkat
kemacetan yang terjadi pada simpang.
2) Bisa melakukan perbaikan simpang Damri dengan menerapkan alternatif V,
Alternatif III dan Alternarif I untuk mengoptimalkan kinerja simpang
Damri dari kondisi eksisting.
3) Perlu adanya penambahan rambu lalu lintas untuk memperlancar arus lalu
lintas pada simpang.
DAFTAR PUSTAKA
Bondan, Yosaphat V.P. 2011. Analisis Simpang Bersinyal dengan Metode
MKJI 1997. Fakultas Teknik, Universitas Atmajaya Yogyakarta. Yogyakarta
(e-jurnal.uajy.ac.id Bab II Tinjuan Pustaka).
Departemen Pekerjaan Umum (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Mulyawati, Desy. 2016. Analisa kinerja simpang bersinyal pada
simpang Boru Kota Serang. Fakultas Teknik, Universitas sultan Ageng
Tirtayasa. Banten.
Prayoga. 2017. Analisis Koordinasi Sinyal Antar Simpang pada Ruas
Jalan Z.A. Pagar Alam. Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Rahayu, Gati DKK. 2009. Analisis Arus Jenuh dan Panjang Antrian pada
Simpang Bersinyal. Semesta Teknika, Vol.12. Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Redwan, Muhammad. 2014. Analisis Kinerja Simpang dan Ruas Jalan
Dalam (Jakarta Selatan). Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana. Tangerang.
Banten.
Syaikhu, Muhammad dan Esti Widodo. 2016. Analisa Kapasitas dan
Tingkat Kinerja Simpang Bersinyal. Jurnal Reka Buana Vol. 1 No. 1. Fakultas
Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Malang.
Universitas Lampung. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Lampung. Unila Offset. Bandar Lampung.