es drop.pdf
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 es drop.pdf
1/4
Jurnal Biotropika | Vol. 1 No. 3 | 2013 101
Eksplorasi Potensi Ekowisata di Blitar
Siska Puspa Wardhani Prasetya dan Bagyo Yanuwiadi
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang
Alamat korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Ekowisata merupakan suatu kegiatan wisata yang konsep utamanya difokuskan terhadap
kelestarian sumberdaya pariwisata. Perjalanan ekowisata lebih difokuskan pada wisata alam yang
bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan persepsi masyarakat
terhadap ekowisata. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Desember 2012 di kota dan
Kabupaten Blitar. Potensi ekowisata dilakukan dengan cara eksplorasi langsung terhadap tempat-
tempat wisata. Persepsi masyarakat dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur kepada
narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Blitar memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
daerah ekowisata. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Obyek Wisata yang ada di Blitar, yangmeliputi Rambut Monte, Es Drop, Candi Penataran, Pantai Tambakrejo, Gong Kyai Pradah, dan
lain-lain. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masyarakat mengetahui potensi ekowisata
di Blitar, selain itu mereka turut melestarikan dan mendukung pengembangan obyek-obyek
ekowisata yang ada di Blitar.
Kata Kunci : blitar, ekowisata, eksplorasi, dan persepsi.
ABSTRACT
Ecotourism is a concept of tourism activities that is focused the main on resource sustainability
tourism. Ecotourism trip focused on the responsible nature by conserving the environment and
improve the welfare of local communities. This study aims to determine the potential and people's
perception of ecotourism. The research was conducted in August and December 2012 in the city and
Blitar. Ecotourism potential s done by direct exploration of the tourist spots. Public perception isdone by way of semi-structured interviews to the informant. The results showed that Blitar has the
potential to be developed as an ecotourism area. It can be seen from the many tourism object that is in
Blitar, which includes hair Monte, Ice Drop, Temple Penataran, Tambakrejo Beach, Gong Kyai
Pradah, and others. Based on the results it is known that people know the potential of ecotourism
in Blitar, other than that they participate preserve and support the development of ecotourism objectsthat exist in Blitar.
Keywords: Blitar, ecotourism, exploration, and perception.
PENDAHULUAN
Ekowisata merupakan pariwisata alternatifyang dikelola dengan pendekatan konservasi
alam yang menggabungkan antara pemanfaatan
yang dapat dirasakan oleh masyarakat dengan
perlindungan lingkungan hidup demi
keberlangsungnya ekosistem. Ekowisata adalah
suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan
prinsip konservasi. Ekowisata sangat tepat dan
berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan
dan keaslian ekosistem di area yang masih alami.
Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat
ditingkatkan kualitasnya [1].
Kota Blitar dalam wilayah administratif
pemerintahan dikelilingi oleh wilayahKabupaten Blitar. Kota Blitar terdiri atas tiga
kecamatan, yaitu Kecamatan Kepanjenkidul,sananwetan, dan sukorejo. SedangkanKabupaten Blitar merupakan salah satu wilayah
di Indonesia yang terletak di Provinsi Jawa
-
7/24/2019 es drop.pdf
2/4
Jurnal Biotropika | Vol. 1 No. 3 | 2013 102
Timur. Kabupaten ini memiliki aset sejarah, asetbudaya, dan kekayaan alam. Secara geografiswilayah selatan Kabupaten Blitar berbatasan
dengan Samudera Hindia. Hal ini menunjukkan
bahwa Kabupaten Blitar memiliki wilayah laut
yang dapat dijadikan potensi ekowisata sebagaisalah satu daya tarik wisatawan melaluipemanfaatan kekayaan alam dan obyek
wisatanya [2].
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulanAgustus hingga Desember 2012. Penelitian ini
dilakukan Blitar, Jawa Timur. Selanjutnya,analisis data dilakukan di Laboratorium Ekologidan Diversitas Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya, Malang.
Studi Pendahuluan
Studi ini dilakukan dengan studi literatur dan
sosialisasi kepada narasumber. Syaratnarasumber memiliki informasi mendalammengenai hal yang menjadi pedoman wawancara
dengan rekomendasi dari pejabat atau tokoh-
tokoh setempat. Demi etik yang dikembangkannarasumber tidak berkenan disebutkan namanya
sehingga dalam jurnal ini diberi nama
narasumber I dan seterusnya. Studi literatur ini
diperoleh dari narasumber, browsing internetdan hasil observasi lapang.
Persepsi Masyarakat
Persepsi adalah dasar untuk memahamiperilaku karena merupakan rangsangan yang
mempengaruhi seseorang. Persepsi adalah proses
dari seseorang dalam memahami lingkungannyadalam melibatkan pengorganisasian danpenafsiran sebagai rangsangan dalam
pengalaman psikologis [3]. Adapun faktor-faktor
internal yang mempengaruhi persepsi adalahumur dan jenis kelamin, latar belakang,
pendidikan, tempat tinggal, status ekonomi,waktu luang, fisik, dan intelektual [4].
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara sebagai berikut:
1. Apakah anda mengetahui tentang kawasan ini
(Ikan Jendil (Pangasius hypopthalmus),Rambut Monte, dan yang lain)?
2. Bagaimana sejarah mengenai kawasan ini(Ikan Jendil (Pangasius hypopthalmus),Rambut Monte, dan yang lain)?
3. Siapa pihak pengelola (desa, kec/kab atau
yang lainnya)?
4. Menurut anda apakah kawasan ini memilikipotensi untuk dijadikan ekowisata?
5. Potensi-potensi apa sajakah yang terdapat di
kawasan ini untuk dijadikan tempat wisata?6. Bagaimana cara untuk menjaga kelestarian
kawasan ini agara tetap menjadi tempat
wisata?
Analisis Data
Analisis data primer yang digunakan dan
menggunakan metode analisis deskriptif denganmemecahkan permasalahan yang aktual.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pantai Tambakrejo
Wilayah di pesisir selatan Kabupaten Blitaryang terletak lebih dari 33 km ke arah selatandari pusat pemerintahan yang mengandalkanhasil laut sebagai mata pencaharian petani dan
nelayan. Desa ini memiliki potensi kelautan
yang sangat tinggi, mengingat sebagian besar
wilayahnya dikelilingi oleh lautan. Dan jugaterdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Dari
hasil pelelangan ikan ini pendapatan masyarakatsekitar meningkat.
Gambar 1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Ikan hasil tangkapan laut nelayan berbagaimacam jenis, seperti ikan tongkol (Euthynnussp.), cakalang (Katsuwonus pelamis), kakap
merah (Lutjanus sp.), kakap putih (Lates
calcarifer) dan masih banyak yang lainnya.
Gula dan Langsep (Lansium domesticum)
Gaprang
Gaprang merupakan Sentra Industri Gula
Kelapa. penghasil Gula Gaprang tanpa bahan
pengawet dan pembuatannya yang masih alamiserta Pohon Langsep yang sangat manis.
Masyarakat sekitar menjaga kelestarian vegetasi
-
7/24/2019 es drop.pdf
3/4
Jurnal Biotropika | Vol. 1 No. 3 | 2013 103
tersebut karena merupakan ikon dari daerahgaprang.
Taman Wisata Bendung Lodoyo
Obyek Wisata ini merupakan salah satu
obyek yang lokasinya berdekatan dengan DAM
atau PLTU. Oleh karena itu di sekitar ObyekWisata ini terdapat vegetasi yang sangat
berpengaruh bagi aliran sungai DAM atau PLTU
ini. Vegetasi yang berada di sekitar adalahPohon Bolu, Mangga, Cemara, dan masih
banyak yang lainnya.
a.
b.
Gambar 2. (a). Pohon Bolu dan (b). Buah Bolu
Gong Kyai Pradah
Gong Kyai Pradah adalah upacara adat didaerah lodoyo yang merupakan kegiatan
memandikan benda pusaka berupa sebuah gongdengan menggunakan air kembang setaman.Kembang setaman ini berupa bunga mawar
(Rosa sp.), kenanga (Cananga odorata), dan
kantil. Selain itu juga terdapat Pohon Nam-naman (Cynometra cauliflora) yang habitatnya
hampir punah. Kegiatannya masih terbatas padapengelolaan kawasan tertentu (kawasan
dilindungi) [5].
Gambar 3. (a). Siraman Gong Kyai Pradah
dan (b). Pohon nam-naman
(Cynometra cauliflora) [6]
Ikan Jendil (Pangasius hypopthalmus)
Ikan jendil (Pangasius hypopthalmus)mempunyai ciri-ciri morfologi berbadan
panjang, berwarna putih perak dengan
punggung berwarna kebiru-biruan [7].
Rambut Monte
Merupakan perpaduan antara nilai sejarah,kesejukan alam dan adanya ikan sengkaring
(Labeobarbus spp.). Habitat ikan sengkaring inidapat hidup pada air tawar. Dan sendang ini
memiliki sumber mata air. Sumber mata air ini
memiliki warna hijau toska yang membentuk
seperti lingkaran besar. Kondisi air ini jernih danbanyak tumbuh tanaman.
a.
b.
Gambar 4. (a). Ikan Sengkaring (b). Vegetasi
Candi Penataran
Ikan lele (Clarias sp.) ini hidup di air tawar.Daerah ini sangat cocok untuk
mengembangbiakkan lele karena air yang
mengalir dari mata air yang berasal dari lerengGunung Kelud. Menurut narasumber Imengatakan bahwa masyarakat sekitar percaya
bahwa lele dapat mengabulkan permintaandengan cara melemparkan koin. Selain itu
terdapat purnama suling persada yang diadakan
sekali setiap tahunnya. Atraksi merupakan salah
satu dimensi yang unik, karena seringkali hanyaterjadi atau dapat dinikmati pada kawasan
tertentu [8].
Kawah Gunung Kelud
Kawah Gunung Kelud ini berada pada
perbatasan Blitar dan Kediri. Pada kawasanwisata ini akan disuguhkan pemandangan Lokasi
kawasan budidaya ikan koi ada tiga desa yangmenjadi pusatnya budidaya ikan koi, yaituKelurahan Nglegok, Desa Penataran, dan Desa
Kemloko. Ketiga daerah ini sangat cocok untukmengembangbiakkan ikan hias jenis koi.vegetasi
perkebunan nanas (Ananas comosus), cengkeh
(Syzygium aromaticum), papaya (Caricapapaya), pisang (Musa paradisiaca) dan kopi(Coffea arabica) sepanjang koridor jalan menuju
Kawah Gunung Kelud. Pemandangan yang
indah dan sejuk menambah daya tarik kawah
gunung kelud. Sehingga para wisatawan tertarikuntuk mengunjungi kembali.
Ikan Koi
Kecamatan Nglegok adalah salah satu Sentra
Pertanian Ikan Koi di Kabupaten Blitar. airuntuk hidup ikan koi telah tercampur dengan air
yang mengalir dari mata air yang berada dariLereng Gunung kelud dan struktur tanah yang
-
7/24/2019 es drop.pdf
4/4
Jurnal Biotropika | Vol. 1 No. 3 | 2013 104
sangat mendukung bagi perkembangan ikan koi.Ikan koi memiliki bermacam-macam jenis, yaitukohaku, Taishu Sanke, Showa-Sanke, Asagi, dan
masih banyak yang lainnya.
Makam Bung Karno
Merupakan Makam Presiden Pertama
Indonesia yang berada di Jalan Ir.Soekarno.
Terdapat pula Perpustakaan dan Museum BungKarno sebagai penunjang potensi Makam BungKarno. Selain itu terdapat potensi penunjang,
yaitu wajik kletik, tas kulit sintetik, dan kendang.
Kemasan Wajik Kletik ini dibungkusmenggunakan klobot atau daun tongkol jagung
(Zea mays). Klobot tersebut biasanya dibuang
namun oleh para pengrajin dimanfaatkan untukmembungkus wajik kletik, tas kulit sintetik
sangat bermanfaatan digunakan untukpembuatan tas, dan kendang juga sebagai salah
satu khas dari Kota Blitar.
Es Drop
Es drop ini adalah salah satu makanan khas
yang sudah terkenal sejak jaman Belanda. Cap
bungkus Es ini adalah gambar Burung Betet. EsDrop Burung Betet sudah menjadi ikon kuliner
bagi Kota Blitar. Hal ini merupakan usaha rumah
yang berbahan alami dan tidak mengandungbahan pengawet serta pembuatan es yang masih
secara alami.
Gambar 5. Es Drop [9]
Produk Es Drop menggunakan lidi bambuuntuk esnya dan dibungkus dengan kertas putih
yang biasanya dipakai untuk bungkus puyer.
Kegiatan ekowisata dapat meningkatkanpendapatan untuk pelestarian alam yangdijadikan sebagai dan menghasilkan keuntungan
ekonomi bagi kehidupan masyarakat sekitar
[10].
KESIMPULAN
Blitar memiliki potensi untuk dikembangkansebagai daerah ekowisata. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya Obyek Wisata yang ada di Blitar, yangmeliputi Rambut Monte, Es Drop, Ikan Jendil, Taman
Wisata Bendung Lodoyo, Gong Kyai Pradah, dan
lain-lain. Hampir seluruh masyarakat mengetahuipotensi ekowisata di Blitar, selain itu mereka turut
melestarikan dan mendukung pengembangan obyek-obyek ekowisata yang ada di Blitar. Serta ditunjang
dengan atraksi-atraksi yang dimiliki oleh setiap
Obyek Wisata untuk menambah daya tarik dariObyek Wisata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Subadra, 2008. Ekowisata Hutan Mangrove
Dalam Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan. Sumatera: Universitas Sumatera
Utara.
[2]. Dinas Informasi Publik dan PariwisataKabupaten Blitar, 2010. Blitar.
[3]. Gibson, J.L., dkk.1996. Fundamental ofManagement, Alih Bahasa: Zuhad Ichyaudin.
Jakarta: Erlangga.
[4]. Wibowo. 1988. Pengembangan Ekowisata.Sumatera: Universitas Sumatera Utara.
[5]. Dawi, Maemunah. 2003. ModelPengelolaan Ekowisata. Makassar:
Universitas Hassanudin.
[6]. Pohon Nam-naman. 2011.http://www.plantamor.com/index.php?plant
=439.
[7]. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan KunciIdentifikasi Ikan. Penerbit Bogor, 1.
[8]. Luchman, Hakim. 2004. Dasar-dasarEkowisata. Malang: Bayumedia Publishing.
[9]. Dinas Perindustrian dan Perdagangan JawaTimur. 2009. Gambar Es Drop. Blitar.
[10]. Subadra, 2008.Ekowisata Hutan MangroveDalam Pengembangan PariwisataBerkelanjutan. Sumatera: Universitas
Sumatera Utara.