eritroderma
DESCRIPTION
referatTRANSCRIPT
![Page 1: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup
manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan. Salah satu kelainan kulit adalah eritroderma.(1)
Eritroderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) dan derma,
dermatos (skin = kulit), merupakan keradangan kulit yang mengenai 90% atau lebih pada
permukaan kulit yang biasanya disertai skuama. Pada beberapa kasus, skuama tidak selalu
ditemukan, misalnya pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada
mulanya tidak disertai skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena
bercampur dengan hiperpigmentasi.
Nama lain penyakit ini adalah dermatitis eksfoliativa generalisata, meskipun sebenarnya
mempunyai pengertian yang agak berbeda. Kata ‘eksfoliasi’ berdasarkan pengelupasan skuama
yang terjadi, walaupun kadang-kadang tidak begitu terlihat, dan kata ‘dermatitis’ digunakan
berdasarkan terdapatnya reaksi eksematus.
Diagnosis eritroderma ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis, dan
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan histopatologi dapat membantu menentukan penyakit
yang mendasarinya. Diagnosis yang akurat dari penyakit ini merupakan suatu proses yang
sistematis di mana dibutuhkan pengamatan yang seksama, evaluasi serta pengetahuan tentang
terminology, dermatologi, morfologi serta diagnosis banding. Pengobatannya disesuaikan
dengan penyakit yang mendasarinya, namun tetap memperhatikan keadaan umum seperti
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuhm memperbaiki hipoalbumin dan anemia, serta
pengendalian infeksi sekunder.
Eritroderma bukan merupakan kasus yang sering ditemukan, namun masalah yang
ditimbulkannya cukup parah. Diagnosis yang ditegakkan lebih awal, cepat dan akurat serta
penatalaksanaan yang tepat sangat memengaruhi prognosis penderita.
1
![Page 2: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
ERITRODERMA
2.1. Definisi
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema
yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang berlangsung dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu. Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim dengan
eritroderma.(2) Bagaimanapun, itu tidak dapat mendefinisikan, karena pada gambaran klinik dapat
menghasilkan penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus, eritroderma umumnya kelainan kulit
yang ada sebelumnya misalnya psoriasis atau dermatitis atopik. Meskipun peningkatan 50%
pasien mempunyai riwayat lesi pada kulit sebelumnya untuk onset eritroderma, identifikasi
penyakit yang menyertai menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit.
Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan
hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
Skuama mulai dari halus sampai kasar. Pada eritroderma, skuama tidak selalu terdapat, misalnya
eritroderma karena alergi obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama. Skuama kemudian
timbul pada stadium penyembuhan timbul. Bila eritemanya antara 50%-90% dinamakan pre-
eritroderma.(1)
2.2. Etiologi
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik, perluasan penyakit
kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan.(3) Penyakit kulit yang dapat menimbulkan
eritroderma di antaranya adalah psoriasis, dermatitis seboroik, alergi obat, CTCL atau Sindrom
Sezary.
2
![Page 3: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/3.jpg)
a. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik
Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat menyebabkan
eritroderma adalah arsenik organik, emas, merkuri (jarang), penisilin, barbiturate. Pada
beberapa masyarakat, eritroderma mungkin lebih tinggi karena pengobatan sendiri dan
pengobatan secara tradisional. Waktu mulainya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit
bervariasi, dapat segera sampai 2 minggu. Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila
ada obat yang masuk lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh, diduga sebagai penyebabnya
ialah obat yang paling sering menyebabkan alergi.(1)
b. Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit
Eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling banyak ditemukan
dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat pengobatan psoriasis yang terlalu
kuat.(1)
Dermatitis seboroik pada baik juga dapat menyebabkan eritroderma yang juga dikenal
sebagai penyakit Leiner. Etiologinya belum diketahui pasti. Usia penderita berkisar 4-20
minggu.(3) Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula
menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat menyebabkan eritroderma adalah pemfigus
foliaseus, dermatitis atopic dan liken planus.(4)
c. Eritroderma akibat penyakit sistemik
Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat member
kelainan kulit berupa eritroderma. Jadi setiap kasus eritroderma yang tidak termasuk akibat
alergi obat dan akibat perluasan penyakit kulit harus dicari penyebabnya, yang berarti perlu
pemeriksaan menyeluruh (termasuk pemeriksaan laboratorium dan foto toraks), untuk melihat
adanya infeksi penyakit pada alat dalam dan infeksi fokal. Ada kalanya terdapat leukositosis
namun tidak ditemukan penyebabnya, jadi terdapat infeksi bacterial yang tersembunyi (occult
infection) yang perlu diobati.(1)
Harus lebih diperhatikan komplikasi sistemik akibat eritroderma seperti hipotermia,
edema perifer, dan kehilangan cairan dan albumin, dengan takikardia dan kelainan jantung harus
3
![Page 4: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/4.jpg)
mendapatkan perawatan yang serius. Pada eritroderma kronik dapat mengakibatkan kakesia,
alopesia, palmoplantar keratoderma, kelainan pada kuku dan ektropion.
2.3. Epidemiologi
Insidens eritroderma sangat bervariasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita,
namun paling sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40
tahun, meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia. Insiden eritroderma makin
bertambah. Penyebab utamanya adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya
insiden psoriasis.(1)
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan lebih dari setengah kasus dari
eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih dari seperempat kasus.
Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis berat.(4)
Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi terhadap
obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat secara tradisional.
2.4. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas. Pathogenesis
eritroderma berkaitan dengan pathogenesis penyakit yang mendasarinya, dermatosis yang sudah
ada sebelumnya berkembang menjadi eritroderma, atau perkembangan eritroderma idiopatik de
novo tidaklah sepenuhnya dimengerti. Penelitian terbaru imunopatogenesis infeksi yang
dimediasi toksin menunjukkan bahwa lokus patogenesitas staphylococcus mengkodekan
superantigen. Lokus-lokus tersebut mengandung gen yang mengkodekan toksin dari toxic shock
syndrome dan staphylococcol scalded-skin syndrome. Kolonisasi S. aureus atau antigen lain
merupakan teori yang mungkin saja seperti toxic shock syndrome toxin-1, mungkin meminkan
peranan pada pathogenesis eritroderma. Pasien-pasien dengan eritroderma biasanya mempunyai
kolonisasi S. aureus sekitar 83% dan pada kulit sekitar 17%, bagaimanapun juga hanya ada satu
dari 6 pasien memiliki toksin S. aureus yang positif.(4)
4
![Page 5: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/5.jpg)
Dapat diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan, perluasan
penyakit kulit dan penyakit sistemik makan tubuh beraksi berupa pelebaran pembuluh darah
kapiler (eritema) yang generalisata. Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah. Akibatnya
pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga
dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan yang makin
meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga
meningkat. Pengaturan suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme
kompensator dan peningkatan laju metabolisme basal. Kehilangan cairan oleh transpirasi
meningkat sebanding laju metabolisme basal.(1)
Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih sehari
sehingga menyebabkan kehilangan protein (hipoproteinemia) dengan berkurangnya albumin
dengan peningkatan relatif globulin terutama gammaglobulin merupakan kelainan yang khas.
Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh pergeseran cairan ke ruang ekstravaskuler.(1)
Eritroderma akut dan kronis dapat mengganggu mitosis rambut dan kuku berupa
kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. Pada eritroderma yang telah berlangsung
berbulan-bulan, dapat terjadi perburukan keadaan umum yang progresif.(1)
2.5. Gambaran Klinis
Mula-mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-
48 jam. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan, kemudian menyeluruh. Dapat juga
mengenai membrane mukosa, terutama yang disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah
terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat terlepas. Dapat terjadi
limfadenopati dan hepatomegali. Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai di daerah lipatan.
Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada keadaan kronis. Warnanya bervariasi dari
putih sampai kuning. Kulit merah terang, panas, kering dan kalau diraba tebal. Pasien mengeluh
kedinginan.(5) Pengendalian regulasi suhu tubuh menjadi hilang, sehingga sebagai kompensasi
terhadap kehilangan panas tubuh, sekujur tubuh pasien menggigil untuk dapat menimbulkan
panas metabolik.
5
![Page 6: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/6.jpg)
Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat sekarang semua
eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu sekunder. Eritroderma akibat alergi obat
secara sistemik diperlukan anamnesis yang teliti untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya
alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritem saja, setelah
penyembuhan barulah timbul skuama.(3)
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali pada psoriasis dan dermatitis
seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal yaitu: karena penyakitnya
sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat.(3) Psoriasis yang menjadi eritroderma tanda
khasnya akan menghilang. Pada eritroderma et causa psoriasi, merupakan eritroderma yang
disebabkan oleh penyakit psoriasis atau pengobatan yaitu kortikosteroid sistemik, steroid topikal,
komplikasi fototerapi, stress emosional yang berat, penyakit terdahulunya misalnya infeksi.
Gambar 1. Eritroderma psoriasis
6
![Page 7: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/7.jpg)
Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner) terjadi pada usia penderita berkisar 4-20
minggu. Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di kepala. Eritema dapat pada
seluruh tubuh disertai skuama yang kasar.(3)
Gambar 2. Dermatitis seboroik
Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula menjadi
eritroderma. Mula-mula terdapat skuama moderat pada kulit kepala diikuti perluasan ke dahi dan
telinga; pada saat ini akan menyerupai gambaran dermatitis seboroik. Kemudian timbul
hiperkeratosis palmoplantaris yang jelas. Berangsur-angsur menjadi papul folikularis di
sekeliling tangan dan menyebar ke kulit berambut.(3)
Gambar 3. Ptiriasis rubra pilaris
7
![Page 8: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/8.jpg)
Pemfigus foliaseus bermula dengan vesikel atau bula berukuran kecil, berdinding kendur
yang kemudian pecah menjadi erosi dan eksudatif. Yang khas adalah eritema menyeluruh yang
disertai banyak skuama kasar, sedangkan bula kendur hanya sedikit. Penderita mengeluh gatal
dan badan menjadi bau busuk.(3)
Gambar 4. Pemfigus foilaseus
Dermatitis atopi dimulai dengan eritema, papul-papul, vesikel sampai erosi dan
likenifikasi. Penderita tampak gelisah, gatal dan sakit berat.
Gambar 5. Dermatitis atopi
8
![Page 9: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/9.jpg)
Permukaan timbulnya liken planus dapat mendadak atau perlahan-lahan; dapat
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan mungkin kambuh lagi. Kadang-kadang
menjadi kronik. Papul dengan diameter 2-4 mm, keunguan, puncak mengkilat, polygonal. Papula
mungkin terjadi pada bekas garukan (fenomena Koebner). Bila dilihat dengan kaca pembesar,
papul mempunyai pola garis-garis berwarna putih (“Wickham’s striae”). Lesi simetrik, biasanya
pada permukaan fleksor pergelanagna tangan, menyebar ke punggung dan tungkai. Mukosa
mulut terkena pada 50% penderita. Mungkin pula mengenai glans penis dan mukosa vagina.
Kuku kadang-kadang terkena, kuku menipis dan berlubang-lubang. Anak-anak jarang terkena
tetapi bila terdapat bercak kemerahan mungkin tidak khas dan dapat keliru dengan psoriasis.
Sering sangat gatal. Cenderung menyembuh dengan sendirinya.(3)
Gambar 6. Liken planus
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan, yang tidak termasuk golongan
akibat alergi dan akibat perluasan penyakit kulit, harus dicari penyebabnya dan diperiksa secara
menyeluruh, termasuk dengan pemeriksaan laboratorium dan foto toraks. Termasuk dalam
golongan ini adalah sindrom Sezary.
Sindrom Sezary
Penyakit ini termasuk limfoma. Penyebabnya belum diketahui, diduga berhubungan
dengan infeksi virus HTLV-V dan dimasukkan ke dalam CTCL (Cutaneus T-Cell Lymphoma).
9
![Page 10: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/10.jpg)
Yang diserang adalah orang dewasa, mulanya penyakit pada pria rata-rata berusia 64 tahun,
sedangkan pada wanita berusia 53 tahun.
Sindrom ini ditandai dengan eritema berwarna merah membara yang universal disertai
skuama dan rasa sangat gatal. Selain itu terdapat infiltrat pada kulit dan edema. Pada sepertiga
hingga setengah pada pasien didapati splenomegali, limfadenopati superfisial, alopesia,
hiperpigmentasi, hiperkeratosis palmaris et plantaris, serta kuku yang distrofik.(1)
Gambar 7. Sindrom Sezary
2.6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah didapatkan albumin serum yang rendah dan peningkatan
gammaglobulin, ketidakseimbangan elektrolit, protein fase akut meningkat, leukositosis, maupun
anemia ringan.(4)
10
![Page 11: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/11.jpg)
Histopatologi
Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu
mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50% kasus, biopsi kulit dapat
menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat dan durasi proses inflamasi. Pada
tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol, terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis
dan perpanjangan rete ridge lebih dominan.
Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin pleomorfik, dan
mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik, seperti bandlike limfoid infiltrate di
dermis-epidermis, dengan sel cerebriform mononuclear atipikal dan Pautrier’s microabscesses.
Pada pasien dengan Sindrom Sezary ditemukan limfosit atipik yang disebut sel Sezary. Biopsi
pada kulit juga memberi kelainan yang agak khas, yakni terdapat infiltrat pada dermis bagian
atas dan terdapatnya sel Sezary. Disebut sindrom Sezary, jika jumlah sel Sezary yang beredar
1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10% sel-sel yang beredar. Bila jumlah sel tersebut di bawah
1000/mm3 dinamai sindrom pre-Sezary.(1)
Pemeriksaan immunofenotipe infiltrate limfoid juga mungkin sulit menyelesaikan
permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan gambaran sel T matang pada
eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan
papiler dapat terlihat, dan pada pemfigus foliaseus, akantosis superfisial juga ditemukan. Pada
eritroderma ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi diulang dari tempat-tempat yang
dipilih dengan cermat dapat memperlihatkan gambaran khasnya.
2.7. Diagnosis
Diagnosis agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan gejala yang sudah ada
sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahan di psoriasis dan kuning-kemerahan di pilaris
rubra pitiriasis; perubahan kuku khas psoriasis; likenifikasi, erosi dan ekskoriasi di dermatitis
atopik dan eksema; menyebar, relatif hiperkeratosis tanpa skuama, dan pitiriasis rubra; ditandai
bercak kulit dalam eritroderma di pilaris rubra pitiriasis; hiperkeratotik skala besar kulit kepala,
biasanya tanpa rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di CTCL dan pitiriasis
rubra, ektropion mungkin terjadi. Dengan beberapa biopsi biasanya dapat menegakkan diagnosis.
11
![Page 12: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/12.jpg)
2.8. Diagnosis Banding
Ada beberapa diagnosis banding pada eritroderma:
1. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan epidermis
dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada keluarga asma bronkial,
rhinitis alergi, konjungtivitis. Atopik terjadi di antara 15-25% populasi, berkembang dari
satu menjadi banyak kelainan dan memproduksi sirkulasi antibodi IgE yang tinggi, lebih
banyak karena alergi inhalasi.(8) Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang mungkin
terjadi pada usia berapapun, tetapi biasanya timbul sebelum usia 5 tahun. Biasanya ada
tiga tahap: balita, anak-anak, dan dewasa.
Dermatitis atopik merupakan salah satu penyebab eritroderma pada orang dewasa
di mana didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-existing, pruritus yang parah,
likenifikasi dan prurigo nodularis, sendangkan pada gambaran histologi terdapat
akantosis ringan, spongiosis variabel, derma eosinofil dan parakeratosis.(3)
Gambar 8. Dermatitis atopik
2. Psoriasis
Eritroderma psoriasis dapat disebabkan oleh karena pengobatan topikal yang
terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Ketika psoriasis menjadi
eritroderma biasanya lesi yang khas untuk psoriasi tidak tampak lagi karena dapat
menghilang, plak-plak psoriasis menyatu, eritema dan skuama tebal universal.(2) Psoriasis
12
![Page 13: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/13.jpg)
mungkin menjadi eritroderma dalam proses yang berlangsung lambat dan tidak dapat
dihambat atau sangat cepat. Faktor genetic berperan. Bila orangtuanya tidak menderita
psoriasi, resiko mendapat psoriasi 12%, sedangkan jika salah seorang orang tuanya
menderita psoriasis, resikonya mencapai 34-39%.(1)
Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas tegas dengan
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz,
dan Koebner.(1)
Gambar 9. Psoriasis
3. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang kronis ditandai dengan plak
eritema yang sering terdapat pada daerah tubuh yang banyak mengandung kelenjar
sebasea seperti kulit kepala, alis, lipatan nasolabial, belakang telinga, cuping hidung,
ketiak, dada, antara skapula. Dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua umur, dan
meningkat pada usia 40 tahun.(8) Biasanya lebih berat apabila terjadi pada laki-laki
dariapda wanita dan lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak dan
minum alkohol.(1)
Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman pityrosporum ovale
yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan
skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan
skuama putih yang berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.(1)
13
![Page 14: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/14.jpg)
Dermatitis seboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat
seperti pada psoriasi. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan sitostisk dapat
memperbaikinya. Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya
dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stress emosional, infeksi,
atau defisiensi imun.
Gambar 10. Dermatitis seboroik
2.9. Penatalaksanaan
Pada eritroderma golongan I, obat tersangka sebagai kausanya segera dihentikan.
Umumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid. Pada golongan I, yang disebabkan
oleh alergi obat secara sistemik, dodsis prednisone 4 x 10 mg. penyembuhan terjadi cepat,
umumnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Pada golongan II akibat perluasan penyakit kulit juga diberikan kortikosteroid. Dosis
mula prednisone 4 x 10 mg sampai 15 mg sehari. Jika setelah beberapa hari tidak tampak
perbaikan, dosis dapat dinaikkan. Setelah tampak perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan.
Jika eritroderma terjadi akibat pengobatan dengan ter pada psoriasis, makan obat tersebut harus
dihentikan. Eritroderma karena psoriasis dapat pula diobati dengan asetretin. Lama
penyembuhan golongan II ini bervariasi beberapa minggu hingga beberapa bulan, jadi tidak
secepat seperti golongan I.
14
![Page 15: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/15.jpg)
Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (long term), yakni jika melebihi 1
bulan lebih baik digunakan metilprednisolon darpiada prednison dengan dosis ekuivalen karena
efeknya lebih sedikit.
Pengobatan penyakit Leiner dengan kortikosteroid memberi hasil yang baik. Dosis
prednisone 3 x 1-2 mg sehari. Pada sindrom Sezary pengobatan terdiri atas kortikosteroid
(prednisone 30 mg sehari) atau metilprednisolon ekuivalen dengan sitostatik, biasanya digunakan
klorambusil dengan dosis 2-6 mg sehari.
Pada eritroderma kronis diberikan pula diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama
mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi
radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema misalnya dengan salep lanolin 10% atau krim urea 10%.(1)
2.10. Komplikasi
1. Abses
2. Furunkulosis
3. Konjungtivitis
4. Stomatitis
5. Bronkitis
6. Limfadenopati
7. Hepatomegali
8. Rhinitis
9. Kolitis
2.11. Prognosis
Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya. Kasus karena
penyebab obat dapat membaik setelah penggunaan obat dihentikan dan diberi terapi yang sesuai.
Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat dibandingkan dengan golongan yang lain.(1)
Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan kortikosteroid
hanya mengurangi gejalanya, pasien akan mengalami ketergantungan kortikosteroid
(corticosteroid dependence).
15
![Page 16: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/16.jpg)
Eritroderma disebabkan oleh dermatosa dapat diatasi dengan pengobatan, tetapi mungkin
akan timbul kekambuhan. Kasus idiopatik adalah kasus yang tidak terduga, dapat bertahan dalam
waktu yang lama, seringkali disertai dengan kondisi yang lemah.(8)
Sindrom Sezary prognosisnya buruk, pasien pria umumnya akan meninggal setelah 5
tahun, sedangkan pasien wanita setelah 10 tahun. Kematian disebabkan oleh infeksi atau
penyakit berkembang menjadi mikosis fungoides.
BAB III
KESIMPULAN
16
![Page 17: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/17.jpg)
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh atau hampir
seluruh tubuh dan biasanya disertai skuama. Kelainan ini lebih banyak didapatkan pada pria,
terutama pada usia rata-rata 40-60 tahun. Penyebab tersering eritroderma adalah akibat perluasan
penyakit kulit sebelumnya, reaksi obat, alergi obat dan akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan.
Gambaran klinik eritroderma berupa eritema dan skuama yang bersifat generalisata.
Penatalaksanaan eritroderma yaitu pemberian kortikosteroid dan pengobatan topikal dengan
pemberian emolien serta pemberian cairan dan perawatan di ruangan yang hangat.
Prognosis eritroderma yang disebabkan obat-obatan relative lebih lama, sedangkan
eritroderma yang disebabkan oleh penyakit idiopatik, dermatitis dapat berlangsung berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun dan cenderung untuk kambuh.
DAFTAR PUSTAKA
17
![Page 18: eritroderma](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062405/557212d9497959fc0b911137/html5/thumbnails/18.jpg)
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2007.
2. Umar, H Sanusi. Erythroderma (generalized exfoliative dermatitis), diunduh dari:
www.emedicine.com, pada 28 Januari 2012.
3. Siregar, RS. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 2004.
4. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th eds. New York: McGraw-Hill, 2001.
5. Harahap, M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, 2008.
6. Ekm. Itraconazole Oral untuk Terapi Dermatitis Seboroik, diunduh dari: www.kalbe.co.id,
pada 28 Januari 2012.
7. Hierarchical. Pytiriasis Rubra Pilaris, diunduh dari: www.lookfordiagnosis.com, pada tanggal
28 Januari 2012.
8. Bandyopadhyay debabrata, Associate Professor and Head Department of Dermatology,
diunduh dari: www.tripodindonesia.com, pada tanggal 28 Januari 2012
18