ericksonian 1

84
ERICKSONIAN Materi Ericksonian Online Hari ke-1 Bagaimana Memahami Riwayat Hidup/Problem Pasien Ini bagian yang sangat penting dalam hipnoterapi, tetapi sekaligus yang paling sering dilalaikan oleh mereka yang belajar hipnosis. Kebanyakan orang belajar hipnosis dengan berfokus pada teknik induksi dan bagaimana cara paling ampuh menidurkan subjek. Ini bisa dimengerti karena, dalam anggapan umum, hipnosis adalah bagaimana kita membuat orang tidur atau memasuki trance dan kemudian diberi perintah untuk melakukan apa saja. Pada kenyataannya, tanpa informasi yang memadai mengenai subjek dan masalahnya, anda akan kesulitan menentukan strategi terapi apa yang paling tepat anda terapkan. Atau jika anda melakukan eksperimen, pengetahuan apa yang

Upload: adoe-leddy

Post on 10-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

czcz

TRANSCRIPT

ERICKSONIAN

Materi Ericksonian Online Hari ke-1Bagaimana Memahami Riwayat Hidup/Problem Pasien

Ini bagian yang sangat penting dalam hipnoterapi, tetapi sekaligus yang paling sering dilalaikan oleh mereka yang belajar hipnosis. Kebanyakan orang belajar hipnosis dengan berfokus pada teknik induksi dan bagaimana cara paling ampuh menidurkan subjek. Ini bisa dimengerti karena, dalam anggapan umum, hipnosis adalah bagaimana kita membuat orang tidur atau memasuki trance dan kemudian diberi perintah untuk melakukan apa saja. Pada kenyataannya, tanpa informasi yang memadai mengenai subjek dan masalahnya, anda akan kesulitan menentukan strategi terapi apa yang paling tepat anda terapkan. Atau jika anda melakukan eksperimen, pengetahuan apa yang akan anda perdalam dalam sesi eksperimen itu.

Karena itu, sebelum materi yang lain-lain, saya ingin mengingatkan anda tentang pentingnya pengumpulan informasi. Ia penting karena dari sinilah sesi terapi atau eksperimen anda berpijak. Selain itu, tahap pengumpulan informasi juga merupakan waktu paling ideal bagi anda untuk membangun keterhubungan (rapport) dan memantapkan kepercayaan pasien terhadap anda. Jadi, mari kita memulai pembelajaran ini dengan membahas tahap yang memang awal sekali dalam setiap sesi terapi, yakni memahami komunikasi pasien dan mendapatkan informasi yang memadai untuk menjalankan terapi.

1. Pasien menahan informasi dan menceritakan problem yang bukan problem utama

Keputusan untuk menemui terapis seringkali merupakan keputusan yang sangat sulit bagi pasien. Mereka mungkin masih menyimpan sejumlah ketakutan mengenai apa yang akan terjadi dalam sesi hipnoterapi. Mereka kadang takut menceritakan masalah mereka yang sesungguhnya. Atau mereka malu menceritakan masalah utama, sehingga hanya bisa menceritakan masalah-masalah pinggiran dalam keseharian mereka.

Pendeknya, mereka tidak serta merta berani menyampaikan masalah mereka. Ini hal yang tidak aneh dalam sesi terapi. Ada berbagai alasan yang membuat mereka seperti itu. Selain yang sudah disinggung di atas, mungkin juga mereka melakukan tindakan berjaga-jaga. Itu cara untuk melindungi diri. Sekiranya terapi gagal, mereka tidak menderita kerugian total. Dengan kata lain, mereka tidak ingin begitu saja menelanjangi diri sendiri sementara mereka tidak bisa terlalu yakin akan hasil terapi.

Kemungkinan lain, mereka ingin menjajal kemahiran terapis lebih dulu dalam menangani masalah-masalah yang kurang penting. Dengan cara demikian mereka ingin memastikan apakah terapis cukup mumpuni untuk membantu mereka menyelesaikan masalah atau tidak. Dan apakah sebagai pasien mereka sepakat atau tidak pada cara penanganan yang dilakukan oleh terapis.

Upaya pasien untuk menahan-nahan informasi tentu saja membuat pekerjaan anda jadi sedikit lebih sulit. Namun, apa pun alasan mereka, jika anda menjumpai pasien seperti ini, perlu anda ingat bahwa keberhasilan anda dalam masalah-masalah kecil seringkali membuka kesempatan luas bagi anda untuk keberhasilan selanjutnya dalam menangani masalah utama pasien anda. Anda tahu, jarang ada masalah yang berdiri sendiri. Ketika ada lebih dari satu masalah, mereka biasanya saling berkaitan satu sama lain. Maka penting bagi anda untuk mengetahui semua aspek dari masalah-masalah pasien anda dan mencatat bagaimana mereka saling berkaitan dan mungkin saling menguatkan.

Sebagai ilustrasi, mari kita lihat contoh kasus berikut. Seorang perempuan berusia 40-an, sebut saja ia Ani, menemui terapis dan ia tampak ogah-ogahan membicarakan dirinya. Ia kegemukan dan dengan sikap yang tampak jemu mengatakan kepada terapis bahwa ia ingin menurunkan berat badannya. Ia mengalami masalah ini sejak remaja.

Dari penggalian informasi yang dilakukan, terapis mendapatkan fakta bahwa tidak satu pun anggota keluarganya memiliki masalah tersebut. Ia punya tiga saudara laki-laki, satu saudara perempuan, seorang ibu yang kacau, dan Ani sudah tidak berhubungan dengan ayahnya. Setelah menjalani beberapa sesi dalam waktu lebih dari enam minggu, Ani hanya berhasil menurunkan berat badannya sedikit sekali. Selain itu, Ia tidak merespons berbagai teknik intervensi hipnosis yang digunakan oleh terapis yang menanganinya. Untungnya, meski dalam enam minggu itu ia gagal menurunkan berat badan secara signifikan, Ani tampaknnya tetap bisa mempercayai terapis yang menanganinya dan mau melanjutkan terapi.

Setelah menjalani sepuluh sesi terapi yang hasilnya tidak memuaskan, akhirnya Ani menyampaikan kepada terapis bahwa ia telah menjadi korban pelecehan seksual oleh ayahnya. Berangkat dari pengungkapan itu, dalam enam sesi berikutnya Ani dan terapis itu bersama-sama menangani perasaannya tentang ayah dan pelecehan yang dilakukan oleh lelaki itu. Pada saat ini masalah kegemukan tidak lagi menjadi perhatian. Namun pada saat ia berfokus pada masalah pelecehan, pelan-pelan berat badannya mulai turun.

Sang terapis mula-mula tidak memperhatikan perubahan tersebut. Ia hanya melihat bahwa Ani mulai tampak kian percaya diri dalam penampilannya. Maka, ada titik terang di sana. Ani memunculkan masalah kegemukan ketika remaja, tidak lain untuk membuat dirinya tidak menarik. Itu sebuah cara menghentikan pelecehan oleh ayahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, masih terus-menerus dihantui ketakutannya terhadap pelecehan, ia membangun generalisasi dalam memandang hubungan dengan semua lelaki. Dan itu membuatnya tidak pernah bisa menurunkan berat badan karena bawah sadarnya menyimpan perasaan takut terhadap pelecehan.

Kunci dari keberhasilan dirinya adalah saat ia bisa mulai belajar mempercayai lelaki. Dan proses itu berjalan tanpa ia sadari ketika ia bisa menaruh kepercayaan kepada sang terapis. Maka, selalu penting bagi anda untuk bisa membangun kepercayaan pasien terhadap anda.

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa sekalipun terapi tampaknya gagal di sepuluh sesi awal, tetapi sebenarnya ada sesuatu yang sangat penting sedang berproses dalam diri Ani. Terapis yang menanganinya berhasil membuat Ani mengembangkan keyakinan bahwa ia bisa menyingkirkan masalah bersamanya. Maka ia terus melanjutkan sesi terapi meski yang tampak di permukaan adalah kegagalansampai sepuluh sesi ia hanya bisa menurunkan berat badannya sedikit sekali.

Tetapi anda tahu, masalah kegemukan Ani rupanya adalah masalah pinggiran saja. Masalah sesungguhnya adalah traumanya terhadap pelecehan oleh ayahnya. Jadi dalam sepuluh sesi awal, Ani melakukan pengujian terhadap terapis yang menanganinya dan ketika ia bisa mempercayai sang terapis, Ani kemudian bisa membuka masalah yang sesungguhnya. Pada saat itulah ia sekaligus memulai perjalanan terapetiknya untuk mengoreksi generalisasinya mengenai lelaki.

2. Mungkin ada masalah tersembunyi di balik simptom pasien, tetapi Anda tidak perlu dari awal bercuriga. Bersikap terbuka saja untuk menerima kemungkinan tersebut

Kasus di atas menyampaikan kepada kita bahwa sepanjang terapi berlangsung, dan terutama ketika anda mewawancarai pasien untuk pertama kali, kita harus tetap membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan tentang adanya masalah lain yang bersembunyi di balik masalah yang dimunculkan di permukaan. Artinya, jika anda merasa ada masalah lain, maka anda hanya perlu menyinggung kemungkinan itu dalam pertanyaan terbuka dan sampaikan secara ringan saja. Anda tidak perlu menyampaikan kecurigaan anda tentang masalah lain yang tersembunyi itu dan mengejar pasien agar menyampaikannya. Ingat, pasien perlu waktu untuk benar-benar terbuka kepada anda. Jika mereka memiliki masalah yang sulit diungkapkan, dan anda terasa seperti memburu-buru mereka, maka mereka bisa saja kabur dari anda dan hilanglah kesempatan anda untuk bertemu dengannya lagi. Biarkan saja pasien mengatur langkah mereka, terutama di awal-awal sesi penanganan.

3. Pasien mungkin benar-benar tidak menyadari akar masalah yang melandasi simptomnya atau memang tidak tahu ada masalah lain di balik masalah yang ia sampaikan

Kadang pasien tidak secara sengaja ingin menahan-nahan informasi. Mereka sekadar tidak menyadari adanya masalah lain di balik masalah yang ia sampaikan. Faktanya, masalah lain itu ada dan mendasari problem yang hendak ia selesaikan dengan bantuan terapis. Jika anda menyampaikan kepada pasien mengenai masalah lain ini yang berada di balik simptomnya, ia mungkin akan menjadi resisten. Memang kebanyakan masalah memiliki akar masalah. Pada beberapa kasus, akar masalah mungkin sudah tidak ada lagi dalam kehidupan sehari-hari pasien saat ini. Ia mungkin muncul dalam kehidupan masa kecil pasien, dan kemudian hilang dengan sendirinya, namun simptomnya terus berlanjut. Jika seperti ini, terapi kadang bisa berhasil dengan cara menangani simptomnya saja, karena akar masalahnya sudah tersingkir sendiri bertahun-tahun sebelumnya. Jika akar masalah itu masih ada, maka anda harus menangani akar masalah itu bersamaan dengan anda menangani simptom.

4. Kebutuhan untuk Mempertahankan Masalah

Ini juga sering terjadi pada pasien yang anda tangani. Ia memperoleh keuntungan dari simptom yang diidapnya. Misalnya, pasien anda mendapatkan perhatian dari seluruh anggota keluarga karena simptom tersebut. Karena itu menyingkirkan simptom bisa berarti menghilangkan perhatian yang didapatnya berkat simptom itu. Keuntungan yang didapat dari simptom tertentu kita sebut sebagai Hasil Sekunder (kita membicarakan lebih lanjut pokok bahasan ini pada materi lain). Ketika anda membantu pasien menyelesaikan masalahnya, pada saat yang sama anda juga berurusan dengan hasil sekunder ini. Anda tahu, bagaimanapun pasien anda memerlukan hasil sekunder itu. Maka, saat anda membantunya menyingkirkan simptom, anda sekaligus bisa menjamin bahwa pasien bisa memenuhi kebutuhannya dengan cara lain yang lebih konstruktif.

5. Hindari mengulang-ulang penggunaan kata problem

Dalam konteks pembelajaran ini, kita tentu saja bisa menggunakan kata problem sebanyak yang kita inginkan. Namun dalam sesi terapi, anda lebih baik menghindari penggunaan terlalu sering kata problem. Kata ini memiliki konotasi negatif. Sebaiknya anda menekankan perubahan positif dalam kehidupan pasien. Sebagai terapi, anda perlu menaruh kepercayaan sebesar-besarnya pada kemampuan pasien untuk berubah.

6. Hindari nasihat, penafsiran, dan solusi pada tahap ini

Pada tahap awal ini, yang anda lakukan hanyalah mengumpulkan informasi, baik verbal maupun non-verbal. Tidak perlu anda memberikan nasihat apa pun kepada pasien. Dan sebagai hipnoterapis anda memang sebaiknya menghindari kecenderungan untuk memberikan nasihat. Ingatlah bahwa anda menyampaikan solusi dalam bentuk metafora, analogi, tugas-tugas atau dengan sugesti tak langsung. Nasihat atau penafsiran yang terlalu dini dalam terapi mungkin tidak sesuai dengan keyakinan atau kebutuhan pasien. Jadi, dalam tahap ini anda hanya perlu menggali sebanyak mungkin informasi dari pasien. Ini akan membuat anda bisa mengidentifikasi pola-pola yang berkaitan dengan segala kejadian, tanggal-tanggal penting, perilaku, tindakan, dan sebagainya.

7. Mencermati perilaku non-verbal yang berlawanan

Sebagaimana terapis berkomunikasi dalam dua level kesadaran, pasien juga berkomunikasi di dua level, yakni di level pikiran sadar dan tidak sadar. Mereka sering mengatakan sesuatu dan pada saat yang sama mereka akan menggunakan bahasa non-verbal berupa gestur, ekspresi, atau perilaku yang kadang bertentangan dengan ucapan lisan mereka. Sebagai contoh, pasien mungkin menyampaikan sesuatu sambil menutup mulut mereka dengan tangan. Contoh lain, seseorang sering tanpa sadar menarik nafas dalam-dalam ketika sedang menyampaikan informasi tertentu. Contoh ketiga, pasien mungkin menggelengkan kepada (tidak sadar) ketika mengatakan ya.

8. Memunculkan perilaku simptomatik atau perasaan-perasaan yang mengiringinya

Seorang terapis melakukan terapi tidak melulu berdasarkan ujaran pasien, tetapi lebih bertumpu pada perilaku simptomatik pasiennya. Karena itu, jika memungkinkan anda perlu mendapatkan sampel tentang simptom pasien anda. Misalnya, jika pasien mengatakan mereka takut ketinggian, anda bisa saja meminta mereka memejamkan mata, membayangkan berada di tempat tinggi dan memperhatikan perasaan-perasaan yang muncul dari tindakan itu. Jika pasien menyampaikan masalahnya bahwa ia gugup bicara di depan publik, maka terapis bisa meminta pasien membayangkan dirinya bicara di depan publik. Namun perlu diperhatikan bahwa ketika anda meminta pasien melakukan ini, atau berupaya memunculkan perilaku simptomatik pasien, anda harus menjelaskan untuk apa ia diminta melakukan itu. Hal ini demi menghindari rusaknya rapport dengan pasien yang sedang anda bangun.

CATATAN

Jadi, pada dasarnya sebagian upaya terpenting dalam terapi adalah bagaimana membangun kedekatan dan memantapkan kepercayaan pasien terhadap sang terapis. Ketika terbangun kepercayaan, kerjasama akan berjalan mulus dan anda bisa mendorong pasien untuk berfungsi optimumdengan strategi terapi yang paling sesuai terhadap kebutuhannya.

Posisi terapis adalah kawan baik, orang yang bisa dipercaya, atau mentor yang memberi keleluasaan pasien untuk mewujudkan perubahannya sendiri. Jika terapis ingin menunjukkan keampuhan dirinya atau pendekatannya, itu tidak ubahnya ia berdiri di tengah jalan menghalangi langkah pasien untuk menemukan jalannya sendiri. Menepilah, beri jalan kepada pasien anda untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

SalamA.S. Laksana

Materi Ericksonian Online Hari ke-2Pre-Talk: Seni Menggali Informasi dari Pasien

Prinsipnya seperti ini: Untuk mengalahkan musuh anda harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan serinci mungkin tentang musuh anda. Anda harus mengenali segala sesuatu tentang musuh anda. Kecukupan informasi selalu merupakan hal yang penting sebagai pegangan untuk pengambilan keputusan.

Negara memiliki badan intelijen atau spion yang bertugas mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang pihak lawan. Seorang detektif mengumpulkan informasi serinci mungkin untuk membongkar masalah. Setiap pelatih sepakbola mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai tim lawan yang akan dihadapinya dalam pertandingan pentingdemi merumuskan strategi yang tepat untuk menundukkan kesebelasan lawan.

Dan seorang terapis mengumpulkan informasi sebanyak mungkin berkenaan dengan simptom atau perilaku simptomatik pasiennya. Ia memerlukan kecukupan informasi untuk menentukan pendekatan yang paling tepat untuk menundukkan simptom tersebut.

Sebelum Terapi, Kumpulkan Informasi yang Memadai

Itulah yang anda lakukan dalam wawancara sebelum terapi (pre-talk). Anda perlu mendapatkan informasi yang memadai, serinci mungkin, tentang simptom pasien anda. Anda harus menjadi detektif yang cermat terhadap detail. Sering sekali hal-hal kecil menjadi pintu masuk bagi upaya anda untuk menyelesaikan pekerjaan besar.

Maka jadilah detektif yang mumpuni untuk menundukkan simptom pasien anda. Untuk itu penting bagi anda memahami bagaimana menggali informasi mengenai simptom atau perilaku simptomatik mereka. Cermati pola-pola tertentu dalam perilaku pasien anda dan kapan munculnya. Di mana dan kapan simptom itu tidak muncul Saya biasa mengumpulkan berbagai informasi dengan sabar dan secermat-cermatnya. Ini akan menjadi pekerjaan yang membuat anda berpikir keras ketika baru mulai. Dan orang sering tak sabar, sehingga ingin langsung saja.

Pasien datang, bikin tidur. Setelah itu deepening. Setalah itu sugesti post-hipnotik. Beres. Tapi apa yang akan anda sampaikan sebagai sugesti posti-hipnotik jika anda tidak memiliki informasi yang memadai tentang simptom pasien anda?

Jika anda bekerja dengan pendekatan metaforik, metafora apa yang akan anda sampaikan kepada pasien anda jika anda tidak memiliki informasi yang memadai tentang simptom atau perilaku simptomatiknya?

Nanti, seiring bertambahnya pengalaman, anda akan tahu bagaimana menyampaikan pertanyaan-pertanyaan ini dalam percakapan yang santai saja.

Rumus Mendapatkan Kecukupan Informasi: 5W 1H

Sebagai patokan bagi pengumpulan informasi, anda bisa gunakan saja rumus5W 1H(What, When, Where, Why, WhodanHow) yang lazim digunakan oleh wartawan untuk mengumpulkan informasi. Rumus ini menjamin kecukupan informasi bagi anda. Tinggal anda memperlancar penggunaannya bagi kepentingan anda di ruang terapi.

1. Kapan (When) problem pertama kali muncul?Jika memungkinkan, cari tahu kapan tanggal dan waktu tepatnya simptom itu muncul pertama kali.

2. Kapan pasien mengalami situasi terburuk?Ini juga penting anda tanyakan, kapan pasien mengalami situasi terburuk, pada waktu-waktu seperti apa simptom itu mencapai puncak keburukannya. Juga bermanfaat bagi anda untuk mencari tahu kapan saja pasien mengalami perasaa yang sama.

3. Berapa sering (How often) simptom itu muncul?Tanyakan berapa sering simptom itu muncul. Cari tahu di mana saja itu muncul dan dengan siapa ia ketika simptom itu muncul.

4. Berapa lama (How long) simptom itu berlangsung?Ya, berapa lama biasanya simptom itu berlangsung? Yang terpendek berapa lama? Yang terpanjang berapa lama?

5. Kapan (When) simptom itu tidak muncul?Mungkin pertanyaan ini sering dilewatkan. Namun penting untuk mencari tahu kapan simptom itu tidak muncul, terutama ketika si pasien mengira simptom itu akan muncul dan ternyata tidak. Ini informasi yang sangat bermanfaat bagi anda untuk menjalankan terapi.

6. Apa (What) saja rangkaian tahapan dalam simptom itu?Setiap masalah memiliki awal, tengah, dan akhir. Usahakan mencari tahu apa pemicu yang memunculkan masalah dan apa saja tahapan-tahapannya ketika simptom berlangsung. Galilah rangkaian kejadian simptomatik itu, seperti perasaan, gambaran, suara, atau pengalaman-pengalaman aktual berkaitan dengan simptom tersebut.

7. Apa kejadian-kejadian lain yang sedang berlangsung ketika simptom itu pertama kali muncul?Cari tahu apa saja kejadian, pengalaman, atau trauma yang muncul bersamaan dengan bermulanya simptom tersebut. Mungkin salah satu dari kejadian-kejadian itu secara tidak langsung memicu atau menjadi pembangkit masalah.

8. Bagaimana hubungan kekerabatan dan pertemanan pasien anda?Selalu penting untuk mencari tahu bagaimana hubungan pasien dengan orang-orang terdekatnyadengan kerabat dan dengan teman-teman pergaulannya. Anda juga mencari tahu bagaimana keluarga dan teman-teman melihat perilaku atau simptom si pasien. Simptom tersebut mungkin hanya muncul ketika pasien anda berada di antara anggota-anggota keluarga tertentu. Bagaimana komunikasi antara pasien anda dengan orang-orang terdekatnya.

9. Bagaimana keyakinan (belief) subjektif pasien terhadap masalahnya?Anda bisa menanyakan pandangan umum pasien anda tentang masalahnya. Sering informasi yang anda dapatkan tidak jelas. Pasien biasanya akan kesulitan menyampaikan secara spesifik kenapa masalahnya muncul. Tetapi anda perlu tahu bagaimana pasien memandang simptomnya sendiri dan keyakinan yang dilekatkan dalam simptom tersebut.

10. Ringkaskan hasil pengumpulan informasi andaSampaikan pandangan sekilas anda tentang hasil pengumpulan informasi yang anda lakukan terhadap pasien. Anda tidak membuat tafsiran di sini, hanya merumuskan ulang dan merangkum poin-poin penting tentang masalah pasien anda. Tugas terapis adalah membantu pasien mengatasi masalah, bukan membuat penafsiran. Jika pasien ingin tahu kenapa masalahnya bisa muncul, sampaikan saja bahwa urusan pentingnya di sini adalah mengatasi problem. Soal kenapa dan sebagainya bisa dibicarkan kemudian, itu pun jika diperlukan.

11. Apa hasil akhir yang diinginkan pasien?Cari tahu apa hasil akhir yang diinginkan oleh pasien anda dalam sesi terapi dan bagaimana ia bisa tahu bahwa terapi sudah berjalan dengan hasil akhir sesuai dengan yang diinginkan pasien.

CATATAN:

Yang penting anda ingat, setiap simptom selalu mengandung unsur 5W 1H. Selalu ada pertanyaanApa, Siapa, Di mana, Kenapa, Bagaimana, danKapanyang bisa anda gali di seputar simptom itu. Jawaban atas semua pertanyaan itu akan memberi tahu anda bagaimana terapi akan anda jalankan dan apa yang dibutuhkan oleh subjek agar ia bisa menyingkirkan simptomnya.

Anda bisa berlatih mencoret-coret pertanyaan dengan patokan rumus 5W 1H sampai anda akhirnya mendapatkan kefasihan untuk menggali informasi dari pasien yang membutuhkan pertolongan anda.

SalamA.S. Laksana

Materi Hari Ke-3Teknik-Teknik Induksi Surprise

Seorang perempuan berusia 40-an menemui saya dengan berbagai simptom yang dideritanya. Ia mengidap migren, pembengkakan pada limpa, dan ada masalah dengan keseimbangan tubuh, dan beberapa simptom lain.

Ia dan suaminya sudah berumah tangga selama 17 tahun. Sampai saat itu, kebanyakan ia bercerita tentang hubungannya yang begitu menyiksa dengan kedua orang tua suaminya. Menurutnya, kedua mertuanya selalu menyalahkan dia dan membandingkan dirinya dengan menantu perempuan mereka yang lain. Selain itu, dari ceritanya, saya mendapatkan informasi bahwa suaminya juga sering sakit-sakitan. Ia sering jadi sasaran kemarahan saya, katanya.

Jadi kalian sudah berumah tangga 17 tahun dan sekarang kalian berdua sakit-sakitan, kata saya. Kenapa tidak bercerai saja?

Ia memandangi saya dengan ekspresi kosong.

Tujuh belas tahun berumah tangga dan kalian berdua makin bodoh dalam mengelola hubungan. Apakah kalian akan menghabiskan waktu untuk menjadi lebih bodoh lagi? Kautahu, segala sesuatu, apa saja, hanya patut dilanjutkan jika itu membuatmu lebih baik, lebih sehat, lebih produktif. Hal yang sama berlaku juga bagi suamimu.

Ia masih diam dan tampak putus asa.

Sekarang pejamkan matamu. Lihalah rumah tangga kalian. Jika kau bisa melihat sesuatu yang baik di sana, lihatlah apa yang baik itu.... sesuatu yang membuatmu lebih sehat untuk meneruskan rumah tanggaitu pun jika ada satu saja hal baik pada rumah tangga kalian, yang akan membuat kalian lebih pintar dalam mengelola hubungan, dalam berkomunikasi. Tetapi aku tidak yakin kalian bisa berkomunikasi dengan baik, kecuali kau tahu caranya....

Dengan cepat ia mengikuti sugesti yang saya sampaikan kepadanya. Itu menenteramkannya. Saran untuk bercerai saja telah memberinya kejutan. Itu saran yang sama sekali tidak ia duga. Meskipun mungkin pernah terpikir olehnya untuk mengakhiri rumah tangga ketika ia berada di puncak keputusasaan menghadapi mertua atau menghadapi situasinya, namun bagaimanapun saran untuk bercerai tak pernah ia duga akan muncul dari orang lain. Dan apa yang tak terduga itu membuatnya gelagapan dan kosong sejenak, tak tahu harus apa, atau menanggapinya dengan cara bagaimana. Dan pada saat ia gelagapan itu saya menyusulkan sugesti bahwa Kalian berdua sama-sama bodoh dalam mengelola hubungan.

Ia tak bisa membantah itu, dan ketika ia tampak semakin kewalahan, saya memintanya memejamkan mata.

Anda tahu, apa-apa yang tak terduga akan menjadi kejutan bagi seseorang. Dan kejutan membuat pikiran sadar orang menjadi kosong (blank) sejenak. SItuasi seperti ini memungkinkan bagi terapis untuk menyodorkan gagasan, perilaku, atau sugesti baru dan menyusupkannya langsung ke pikiran bawah sadar.

Prinsip kejutan atau surprise adalah memunculkan situasi distraksi dan kebingungan pada pihak subjek yang menerima kejutan itu. Terapis melakukan sesuatu yang tidak lazim atau tak terduga, yang menyebabkan distraksi atau kebingungan, di mana pasien mengembangkan kekosongan beberapa saat. Dalam konteks terapi, situasi blank beberapa saat ini bisa disebut sebagai momen kreatif. Inilah momen di mana terapis bisa leluasa menyusupkan sugesti, perilaku baru, atau gagasan yang akan mudah diterima oleh pasien.

Milton Erickson sangat ahli dalam mengembangkan kebingungan pada subjek atau pasiennya. Dengan beragam cara, verbal maupun non-verbal, ia bisa membuat subjek atau pasiennya kebingungan, sehingga satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menunggu perintah darinya. Pada saat itulah sugesti untuk tidur atau memasuki kondisi trance dengan mudah dijalankan oleh subjeknya.

1. Setiap tindakan yang tidak terduga bisa melahirkan kejutan

Apa yang tidak terduga bisa kita munculkan melalui ujaran lisan atau melalui tindakan. Jika anda ingin memunculkan katalepsi, misalnya, anda bisa secara enteng saja atau seperti sambil lalu mengangkat tangan pasien selagi ia bicara. Hal ini akan memunculkan pilihan yang membingungkan pada pasien, yakni apakah ia terpaksa melanjutkan kalimatnya atau memberi perhatian pada pengalaman kinestetik tangannya mengambang di udara.

Kebanyakan pasien akan merasakan kesulitan untuk menghentikan ujarannya di tengah-tengah kalimat. Itu hal yang alami pada hampir setiap orang. Ada proses berpikir di balik ujaran seseorang yang mengalirkan kalimat. Menghentikan aliran pikiran dan ujaran itu secara tiba-tiba tentu saja memang sulit, sebab selalu ada dorongan untuk meneruskan kelimat sampai selesai dan mengakhirnya tanpa terpotong di tengah-tengah. Jadi, tindakan anda memotong aliran alami pikiran dan ujaran itu akan membuat pasien gelagapan sejenak. Karena memang sulit menghentikan aliran secara mendadak, biasanya mereka memilih melanjutkan bicara sembari mengabaikan pengangkatan tangan tersebut. Itu akan membuatnya tidak menyadari ketika tangannya mengalami katalepsi.

Situasi yang serupa dengan itu bisa anda munculkan ketika pasien anda tampak kesulitan memasuki trance saat kita menginduksinya. Anda bisa begitu saja memegang pergelangan tangan pasien anda, dengan pegangan ringan dan terasa ragu-ragu untuk mengangkat tangan itu. Tindakan itu akan membuat pasien kebingungan dan mengambangkan tangannya.

Ada kalanya pasien mengantisipasi dan secara sadar mengangkat tangannya. Anda bisa mengangkat tangan itu dan menggerakkannya ke arah yang tidak ia antisipasi. Dalam salah satu pengalaman saya, saat saya mengangkat tangan subjek dan ia mengantisipasinya dengan mengangkat tangan, dengan gerakan sadar, saya membelokkan arah tangannya itu ke samping dan kemudian memutar-mutar tangan itu di depan dada. Tangan itu terus memutar-mutar di depan dadanya dan baru berhenti ketika saya memberikan sugesti untuk menghentikan putaran tangan itu.

2. Teknik-teknik kejutan lainnya

Untuk mengembangkan pelbagai teknik surprise, anda perlu mencermati kebiasaan pasien-pasien ada. Lalu pilih saat paling tepat untuk melakukan intervensi yang berfungsi untuk memangkas aliran alami perilaku tersebut. Dalam keseharian, ada perilaku-perilaku yang umum dilakukan oleh hampir setiap orang, seperti tersenyum, kontak mata, jabat tangan, dan sebagainya. Bagaimana anda bisa memotong perilaku-perilaku ini dalam cara yang bisa menciptakan kebingungan dan memunculkan momen penerimaan terhadap gagasan dan sugesti anda?

Ketika pasien tersenyum pada terapis mereka biasanya berharap akan ada senyum balasan. Jika ia tidak mendapatkan sesuatu yang seperti dugaannya, ini akan mengembangkan situasi kebingungan sejenak. Ketika pasien membuat kontak mata, mereka berharap mendapatkan sambutan yang sama dari orang lain. Jika terapis memandang ke arah yang sedikit menyamping, katakanlah ia memandang kuping kanan pasien, maka hal ini akan sedikit memunculkan kebingungan pada pasien. Jika terapis kemudian melanjutkannya dengan pernyataan atau sugesti yang tampaknya tidak relevan atau tidak berkaitan, ini akan memperbesar kebingungan mereka. Terapis kemudian bisa memilih momentum ini untuk menyodorkan kejutan dan menyusupkan sugesti berupa katalepsi lengan atau sugesti non-verbal dengan melambaikan tangan turun ke bawah di depan mata pasien, untuk mensugesti memejamkan mata.

Erickson memelopori induksi jabat tangan, sebuah teknik kejutan di mana terapis menjabat tangan dalam cara yang menyebabkan distraksi dan kebingungan pada pasien. Ia kemudian menyelesaikan kebingungan dengan mengarahkan pasien untuk menutup mata sebagai cara untuk mengatasi kebingungan itu.

Ia juga ahli dalam memotong begitu saja aliran ujaran orang. Kadang, pasien menceritakan dirinya dalam cara yang mengalir tak henti-henti. Anda mungkin bisa terpukau oleh alirn cerita itu, karena memang sangat dramatis. Dan ini menyebabkan anda sendiri terhipnotis oleh pasien anda. Erickson biasa memotong aliran semacam itu pada saat yang tepat dan membelokkan pembicaraan ke arah yang ia kehendaki. Tiba-tiba ia bisa membelokkan pembicaraan ke arah warna ketika pasien sedang menceritakan sesuatu tentang dirinya. Dengan enteng ia akan mengatakan, Dan apakah kau melihat warna hijau di sana?

Itu sebuah cara memotong aliran dan tetap memegang kendali dalam sesi terapi.

3. Ketepatan waktu

Untuk menerapkan segala teknik surprise, yang sangat penting anda perhatikan adalah ketepatan waktu. Diperlukan kecermatan dan kesabaran untuk memperhatikan kebiasaan orang dalam berperilaku, tertawa, bicara, bagaimana bahasa tubuhnya, dan sebagainya. Belajarlah mengenali kapan saat yang tepat untuk melakukan intervensi yang akan memunculkan kebingungan. Jika memungkinkan, lanjutkan terus dengan berbagai intervensi yang memperkuat kebingungan mereka sehingga subjek semakin kewalahan dan akan mengharapkan sesuatu dari anda untuk mengatasi kebingungannya.

Pahami apa yang sedang berlangsung pada mereka. Keberhasilan teknik surprise ini tergantung pada ketepatan waktu untuk melakukan interupsi terhadap kebiasaan. Melalui praktek untuk meningkatkan jam terbang, anda akan semakin mudah mengenali kapan saat yang tepat melakukan intervensi kejutan.

Prinsip terpentingnya adalah mengamati pola-pola kebiasaan setiap orang, masing-masing pasien atau subjek anda. Atau anda bisa juga memanfaatkan pola kebiasaan umum (jabat tangan misalnya) dan memikirkan bagaimana membuat interupsi yang mengejutkan terhadap pola-pola kebiasaan umum itu.

4. Mengikuti tetapi Mengarahkan

Karena anda menggali informasi, maka anda membiarkan pasien mengungkapkan apa saja. Kadang pasien menyampaikan keinginannya tentang terapi seperti apa yang ia inginkan. Anda bisa tampak mengikuti saja akan yang dimaui pasien, tetapi dengan cara tak langsung anda mengarahkannya. Anda bisa mengatakan, Ya, aku bisa membantumu, dengan caraku.

Penting bagi anda untuk memahami pasien dan membangun rapport yang diperlukan untuk keberhasilan terapi. Tetapi anda juga perlu memperhatikan dan mengantisipasi kebiasaan mereka. Jadi sekalipun pasien merespons secara otomatis dengan pola kebiasaan mereka, sesungguhnya andalah yang mengarahkan itu. Anda memegang kendali sepanjang sesi sembari memberi ruang kepada pasien untuk mengakses sumber-sumber bawah sadar dalam cara yang tampaknya bebas dan informal.

5. Keterhubungan (Rapport)

Jika anda melakukan sesuatu yang tidak sesuai (mismatch) dengan pasien, bisa jadi hal itu menyebabkan rusaknya rapport, terutama jika mismatch itu berkelanjutan. Tetapi ketika kemelencengan itu menciptakan altered state seperti kebingungan, maka pasien tidak bisa merasa kehilangan rapport karena pada saat itu mereka kekurangan informasi untuk mengambil kesimpulan tentang situasi tersebut. Jika kebingungan teratasi, dengan memasuki trance sebagai contoh atau dengan mendapatkan pengalaman perilaku baru atau fenomena hipnotik, maka pasien merasa puas dan tidak ada perasaan kehilangan rapport.

6. Observasi dan Utilisasi

Ada dua prinsip yang sangat penting dalam indirect hypnosis, yakni observasi dan utilisasi. Sungguh mustahil anda melakukan utilisasi tanpa mula-mula melakukan observasi. Bahan anda untuk melakukan utilisasi anda dapatkan melalui observasi. Jadi, observasi yang baik merupakan prasyarat untuk melakukan teknik surprise.

7. Relevansi dan Konteks Kejutan

Apa pun yang anda lakukan dalam terapi, anda harus melakukannya secara relevan dan dalam konteks yang tepat dengan terapi yang sedang berlangsung. Teknik-teknik kejutan dan berbagai kecakapan indirect hypnosis yang lain semestinya hanya digunakan untuk memberikan manfaat kepada pasien. Anda tahu, kebanyakan orang menyukai kejutan yang manis, tetapi tidak banyak yang menyukai kejutan yang mengganggu. Dalam terapi pun demikian. Anda perlu memastikan bahwa kejutan anda menyenangkan, bahkan kalaupun itu pada mulanya terasa membingungkan.

Catatan Akhir: Teknik Kejutan dan Harapan Pasien

Lumrah bahwa setiap orang ingin dipahami. Ketika pasien datang menemui anda, ia datang dengan harapan bahwa dirinya dan simptomnya bisa dimengerti oleh terapis. Apa saja yang ada padanya, perilakunya, kebiasaannya, simptomnya, semuanya ia ingin itu dipahami.

Masalahnya, jika kita terlalu menyesuaikan diri dengan harapan pasien, maka kita akan kehilangan ruang untuk inovasi dan kejutan. Dan, pada akhirnya, ketika pasien bisa memprediksi secara akurat apa yang akan dikatakan atau dilakukan oleh terapis, ia biasanya akan kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan terapisnya.

Sesungguhnya, jauh di balik keinginannya untuk dipahami, pasien menemui terapis adalah untuk mendapatkan pengalaman baru dan pandangan objektif tentang masalah mereka. Terapis yang tidak bisa menyodorkan wawasan atau pengamatan baru bisa dengan cepat kehilangan kedekatan dengan pasiennya.

SalamA.S. Laksana

Materi Hari ke-4Bahasa Hipnotik: Truisme

Truisme adalah bentuk paling simpel dari bahasa hipnotik, atau kita bahkan bisa mengatakannya sebagai pola dasar bahasa hipnotik, terutama ketika kita menerapkan indirect hypnosis. Dengan truisme anda menyampaikan pernyataan-pernyataan sudah jelas kebenarannya, karena itu subjek hanya bisa menyepakati pernyataan anda. Ia tidak mungkin menyangkal apa yang memang benar. Anda menyampaikan, Orang bisa duduk di teras dengan pikiran kosong. Itu sebuah truisme dan subjek anda hanya bisa membenarkan karena itu pengalaman yang umum pada banyak orang. Situasi yang anda sampaikan itu mungkin membuat akan subjek mengingat dirinya sendiri dalam situasi tersebut. Dan memang pesan tak langsung dari kalimat itu adalah Kosongkan pikiran.

Setelah truisme tersebut, anda kemudian melanjutkannya dengan truisme yang lain, Itu bisa terjadi begitu saja. Kau sekadar duduk, tidak memikirkan apa-apa, tidak melakukan apa-apa, dan tanpa kausadari pikiranmu melayang ke suatu tempat, pada suatu masa ketika umurmu antara enam dan tujuh tahun.

Contoh-contoh truisme dalam kalimat yang sangat simpel:

Orang bisa merasakan kenyamanan di kursinya.Dan hanya duduk nyaman.Ya, seperti itu.Ia bahkan tidak menyadari bahwa pikirannya bisa melayang ke mana pun.Itu terjadi begitu saja ketika kau melamun.Kau duduk di kursidan pikiranmu melayang di suatu tempat yang kausukai,kau bisa pergi ke sebuah tempat denganpemandangan air yang menyenangkan....

Kalimat demi kalimat di atas adalah bentuk-bentuk truisme. Orang hanya bisa mengakui kebenarannya. Dan semuanya mengandung pesan tak langsung.

Kenapa truisme menjadi pola dasar hipnosis?

Terutama pada indirect hypnosis. Tentu saja karena dengan truisme anda menyampaikan hal-hal yang sudah jelas kebenarannya. Jadi anda sekadar menunjuk-nunjukkan apa yang tengah berlangsung pada subjek atau akan berlangsung dan sudah pasti berlangsung. Anda bisa menyampaikan, Cepat atau lambat kau akan tidur ketika waktunya tiba.

Begitulah, dengan truisme anda menaburkan gagasan-gagasan yang sepenuhnya disepakati subjek. Dan kesepakatan adalah hal utama dalam hipnosis. Ketika subjek selalu hanya menyepakati pernyataan-pernyataan anda, pada akhirnya ia terkondisi untuk hanya mengiyakan setiap sugesti yang anda sampaikan dengan cara tidak kentara. Begitulah hipnosis bekerja.

Apa hal terpenting untuk berlatih menyampaikan truisme?

Ada dua hal yang perlu anda pertimbangkan untuk menyampaikan truisme. Pertama, anda menunjuk-nunjukkan saja apa yang sedang berlangsung. Kedua, anda menunjuk-nunjukkan kepada subjek apa yang bakal berlangung dan pasti berlangsung.

Untuk yang pertama anda bisa menyampaikan pernyataan-pernyataan seperti contoh di bawah ini:

Sekarang kau duduk di kursi memandang satu titik. Aku bicara kepadamu. Kau bisa mendengar suaraku. Kau bisa mengabaikan suara-suara lain. Ada suara kendaraan bermotor di jalanan. Ada suara kipas angin di ruangan ini. Ada suara jalanan. Ada suara anak-anak bermain. Ada suara orang menyapu. Ada meja kecil di depanmu. Ada tumpukan buku di meja. Dan kau hanya mendengar suaraku. Setiap orang bisa memilih apa yang ia ingin dengar Kau pernah bercakap-cakap dengan seseorang di tempat ramai. Dan kau memilih hanya mendengar suara orang yang bicara denganmu Kau bahkan tidak sadar telah mengabaikan suara-suara lain di sekitarmu.

Itu contoh truisme dengan cara menunjuk-nunjukkan saja apa yang ada di sekitar subjek. Dengan cara demikian hipnotis mensugesti subjek bahwa ia bisa mendengar semua suara, tetapi ia bisa memilih satu suara saja. Ia bisa melihat apa saja di sekitarnya, tetapi bisa mengabaikannya, dan kau memilih hanya mendengar suara orang yang bicara denganmu.

Cara kedua adalah menunjukkan-nunjukkan apa saja yang pasti terjadi. Dan ketika hal itu terjadi, efeknya adalah subjek meyakini bahwa itu terjadi karena sugesti anda.

Kau tidak tahu kapan akan tertidur, tetapi itu biasanya didahului dengan kedipan mata.[Orang pasti akan berkedip, dan ketika ia berkedip anda menambahkan, Ya, seperti itu. atau, Ya, begitulah.] Denyut jantungmu akan semakin tenang ketika kau sangat rileks.... Ya, begitulah.

Atau anda menunjuk-nunjukkan segala sesuatu untuk membuat mereka menyadari apa yang sebelumnya tidak mereka sadari. Nanti kelopak matamu akan semakin berat, tetapi kau tidak akan memejamkan mata sampai kau benar-benar menikmati kenyamananmu. Sekarang atau secepatnya ketika kau sudah siap kau akan memasuki trance.

Teknik dasar TruismeTeknik menyampaikan truisme adalah sampaikan apa saja untuk membuat subjek menyadari keadaannya. Subjek anda tidak akan pernah menyadari keadaannya jika anda tidak memberi tahu mereka apa yang tengah berlangsung pada diri mereka. Sugesti bekerja ketika subjek menyadari situasinya atau apa yang disampaikan orang tentang situasinya.

Sebenarnya pikiran seringkali mudah dipengaruhi. Orang selalu punya alasan untuk apa saja. Jika anda menanyakan kepada teman anda, Kenapa mukamu kelihatan kusut? Ada masalah? Ia akan membenarkan pertanyaan anda dengan menyampaikan masalah yang sedang ia hadapi, atau setidaknya tentang urusan yang membuatnya kusut. Jika pada waktu itu anda menyampaikan, Ceria sekali pagi ini. Kau sedang sangat gembira rupanya? maka ia akan menyampaikan hal menyenangkan untuk membenarkan pernyataan anda.

Jadi, apa pun yang anda sampaikan, orang cenderung akan membenarkan pernyataan anda melalui pengalamannya sendiri.

Dua jenis TruismePertama,Truisme Berkaitan dengan Mekanisme Mental atau proses ideodinamik. Ada 4 hal yang tercakup dalam pengertian ideodinamik, yakni ideomotor, ideosensori, ideoafektif, dan ideokognitif. Truisme merupakan alat yang efektif untuk merangsang munculnya proses-proses tersebut. Erickson sering mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme mental ini (yang sesungguhnya tak bisa diamati) seolah-olah ia sedang menyampaikan keniscayaan dan fakta objektif kepada pasien.

1. Proses Ideomotor Banyak orang bisa mengalami tangan yang satu menjadi lebih ringan ketimbang tangan yang lain. Setiap orang memiliki pengalaman mengganggukkan kepala tanda ya atau menggeleng tanda tidakbahkan tanpa menyadarinya. Ketika kita kelelahan, mata kita mulai berkedip pelan dan sesekali menutup tanpa kita benar-benar menyadarinya. Kadang saat kita rileks atau hendak tidur, otot kita akan berkedut sehingga tangan atau kaki kita membuat sedikit gerakan di luar kesadaran kita.

2. Proses Ideosensori Anda sudah tahu bagaimana caranya mengalami kegembiraan seperti saat anda merasakan kehangatan matahari di kulit anda. Banyak orang menikmati kesejukan yang menyegarkan di tengah semilir angin. Sejumlah orang bisa membayangkan makanan favorit mereka sedemikian baiknya sehinga mereka bisa benar-benar mencecap makanan favorit itu. Garam dan bau angin laut yang bertiup sepoi-sepoi sangat menenteramkan bagi banyak orang.

3.Proses Ideoafektif Sejumlah orang memerah mukanya ketika mereka mengakui perasaan tertentu mengenai diri mereka. Mudah sekali untuk merasa marah dan jengkel ketika kita dipermainkan. Kita biasanya berkerut ketika kita mengingat kejadian-kejadian yang terlalu menyakitkan untuk diingat. Kita mencoba menghindari pikiran dan kenangan yang membuat kita menangis, tetapi itu semua sering berkaitan dengan hal-hal yang sangat penting. Kita semua senang memperhatikan seseorang tersenyum oleh pikirannya sendiri dan kita sering mendapati diri kita tersenyum melihat mereka tersenyum.

Dalam memformulasikan sugesti ideoafektif semacam ini, sangat bermanfaat jika kita memasukkan penanda-penanda perilaku (merah muka, berkerut, menangis, tersenyum) di setiap kesempatan, demi mendapatkan umpan balik apakah pasien menerima dan menanggapinya.

4. Proses Ideokognitif Anda tahu bahwa ketika anda tidur pikiran bawah sadar anda bisa bermimpi. Anda bisa dengan mudah melupakan mimpi itu ketika anda bangun. Anda kadang bisa mengingat satu bagian penting dari mimpi itu yang menarik bagi anda. Kita kadang bisa tahu sebuah nama dan ia sudah ada di ujung lidah, tetapi kita tidak bisa menyebutkan nama itu.

Kedua, Truisme Terkait WaktuTingkat pencarian dan proses bawah sadar yang menghasilkan respons hipnotik membutuhkan waktu yang berbeda-beda pada setiap pasien. Karena itu yang terbaik adalah membiarkan bawah sadar pasien sendiri untuk memutuskan kapan waktu yang tepat baginya untuk merespons. Di sini truisme terkait waktu menjadi alat yang penting bagi kita. Cepat atau lambat tangan anda akan terangkat (kelopak mata mengatup, atau apa pun). Sakit kepala anda (atau apa pun) bisa sekarang juga pergi segera ketika sistem tubuh anda siap melepasnya pergi. Gejala penyakit anda bisa sekarang melenyap segera ketika pikiran bawah sadar anda mengetahui bahwa anda bisa menangani masalah (apa pun) dalam cara yang lebih konstruktif.

Di bawah ini adalah beberapa contoh truisme yang saya ambilkan dari sesi Milton Erickson. Ketika disampaikan secara lisan, ini akan membuat orang tertarik, karena membicarakan hal-hal yang memang sangat menarik perhatian. Tetapi sesungguhnya ia memiliki efek pembingungan juga.

Truisme untuk memunculkan mekanisme mental: Perlindungan dari Bawah Sadar

Dan sulit sekali bagi setiap orang untuk berpikir bahwa ia bisa takut pada pemikirannya sendiri. Tetapi kau bisa tahu bahwa dalam situasi hipnotikKau benar-benar dilindungi oleh bawah sadarmuYang melindungimu dalam mimpi-mimpimu,Yang mengizinkanmu memimpikan apa saja yang kaukehendaki,Jika kau menghendakinya,Dan menjaga mimpi itu hanya menjadi milik bawah sadarmu jika diperlukan,Atau sepanjang kesadaranmu menginginkanya.

Truisme untuk memfasilitasi Potensi Laten

Sekarang, hal yang sangat penting bagimu adalah mengetahui bahwa setiap orang tidak tahu kapasitasnya sendiri. Tetapi bawah sadarmu tahu bahwa ia bisa mendengarkan suaraku tanpa sepengetahuanmu dan juga mendengarkan orang lain pada waktu yang sama.

Truisme untuk memfasilitasi Perubahan dan Perkembangan

Orang menginginkan terapi, datang dan menyampaikan kepadamu sebuah cerita yang ia percaya kebenarannya di tingkat sadar dan bahasa tubuhnya bisa menyampaikan cerita yang sama sekali berbeda. Dan pikiran bawah sadar memiliki sedikit kesempatan untuk menyampaikan pemahamannya sendiri, dalam caranya sendiri.

Latihan dengan Truisme1. Rencanakan bagaimana menggunakan truisme berkaitan dengan mekanisme mental. Hal ini bermanfaat dalam induksi trance maupun untuk mendorong subjek memunculkan fenomena hipnotik2. Gunakan truisme untuk mendorong munculnya fungsi psikologis (misalnya ingatan, kemampuan belajar, perasaan tentang waktu, proses emosional), yang menarik bagi pasien anda dan bisa digunakan untuk menggali kemungkinan-kemungkinan tercapainya tujuan terapi.3. Sampaikan sugesti verbal yang bisa mengubah suhu tubuh, proses pencernaan, pernafasan, atau fungsi-fungsi psiko-fisiologis lainnya dalam pekerjaan professional anda.4. Tuliskan sugesti-sugesti tersebut dalam bentuk langsung dan kemudian ubah formulasinya ke dalam truisme yang berkaitan dengan waktu dan mekanisme mental. Manfaatkan pengalaman sehari-hari.5. Rancanglah bagaimana truisme yang berkaitan dengan waktu dan proses mental bisa anda gunakan untuk menangani masalah-masalah klinis pasien anda.

Salam,A.S. Laksana

Materi Hari ke-5Bahasa Hipnotik: Sugesti Berkait

Sugesti berkait adalah salah satu bentuk sugesti tak-langsung yang sangat efektif. Bandler dan Grinder menyebutnya sebagaiPacing and Leading Suggestion, Ernest Rossi menyebutnyaContingent Suggestion, Stephen Brooks menyebutnyaDependent Suggestion. Saya menggunakan sebutansugesti berkaitkarena ia memang dikaitkan pada perilaku pasien sebagai sarana untuk mencapai kondisi trance natural.

Kuncinya: Anda memanfaatkan apa saja perilaku natural subjek (misalnya bernafas, berkedip, denyut nadi, denyut jantung, aliran darah, dll.) sebagai kaitan untuk menyampaikan sugesti anda.

Tidurmu menjadi semakin lelap setiap kali kau menghembuskan nafas. Tangan kananmu akan menyentuh dahi saat kau sudah tidur sangat lelap. Kau bisa bermimpi ketika tidurmu sudah sangat lelap. Saat hitungan mencapai 20, kau tidak lagi mendengar suaraku. Nanti suaraku akan hilang dari pendengaranmu, saat tidurmu sudah sangat lelap. Aliran darahmu menjadi semakin tenang ketika kau sangat rileks.

1. Sugesti berkait merangsang munculnya respons hipnotik dengan menunggangi situasi aktual subjek.

Subjek anda tentu saja bernafas, jantungnya berdenyut, kelopak matanya memberat, darahnya mengalir. Anda bisa menggunakan aktivitas misalnya menarik nafas atau menghembuskan nafas sebagai kendaraan tumpangan untuk memunculkan respons hipnotik. Tidurmu menjadi semakin lelap setiap kali kau menghembuskan nafas.

Ketika anda tidak menyatakannya, apa yang dilakukan oleh subjek anda adalah aktivitas normal saja. Ketika anda mengaitkannya dengan sugesti, subjek anda akan tahu bahwa aktivitas normalnya itu bisa membuat tidurnya semakin lelap. Dan ia akan membuktikannya.

2. Kata-kata penghubung seperti ketika, sampai, saat berfungsi mengaitkan perilaku normal subjek anda dengan respons hipnotik yang ingin dimunculkan

Sugesti berkait yang anda sampaikan membutuhkan kata penghubung agar ia bisa dikaitkan dengan situasi atau aktivitas subjek. Kau tidak akan tidur sampai kondisimu benar-benar sangat rileks. Atau, Kau bisa duduk nyaman ketika aku bicara kepadamu. Atau, Saat denyut jantungmu makin tenang, kau bisa menikmati tidur lelapmu.

3. Sugesti berkait dengan merespons pertanda-pertanda kecil

Ketika sugesti berkait digunakan untuk menginduksi trance, terapis harus mencermati pertanda-pertanda kecil yang ditampakkan oleh subjek ketika ia dalam perjalanan menuju trance.

Sebagai contoh:

Saat kau menghembuskan nafas, kau bisa merasakan kenyamanan.Ketika otot-otot wajahmu mengendur, kau bisa memasuki trance.Jangan memasuki trance sampai kautahu bahwa kau merasa sangat nyaman.

Semua isyarat kecil itu harus anda kenali sebelum anda memanfaatkannya dengan sugesti berkait. Trance akan muncul dengan sendirinya saat ia dikaitkan dengan perilaku aktual subjek atau berkembangnya pertanda-pertanda kecil pada diri subjek.

4. Sugesti berkait dalam keseharian

Dalam keseharian, jika anda menyodorkan satu perintah, orang akan mudah menolak perintah anda jika ia ingin menolaknya. Tetapi jika anda menyampaikan dua perintah yang disampaikan dalam satu rangkaian, atau satu kesatuan, maka orang akan sulit menolaknya.

Sebagai contoh:

Tolong ambilkan pemotong kuku, ya.

Anda lihat, perintah tunggal ini mudah ditolak jika orang yang anda perintah tidak bersedia melakukannya karena berbagai sebab. Bandingkan perintah tersebut dengan perintah berikut ini:

Saat kau masuk ke kamar, nanti sekalian bawakan pemotong kuku ya.

Ada perintah untuk masuk ke kamar dan perintah untuk membawakan pemotong kuku. Anda tahu, cepat atau lambat orang akan masuk kamar, dan ketika ia masuk ke kamar, ia tidak merasa sedang menjalankan perintah. Perintah berikutnya hanya permintaan sambil lalu, dan lagi-lagi itu terasa seperti bukan perintah.

Berkali-kali saya mempraktekkan pola dua perintah ini kepada anak saya, dan ia biasanya melakukan dua-duanya. Dalam contoh di atas, ia akan langsung masuk kamar dan mengambilkan benda yang saya pesankan untuk sekalian dibawa. Ya, ia akan masuk kamar, meskipun saat itu ia tidak berkepentingan untuk masuk kamar, dan ia akan keluar membawa pemotong kuku.

5. Bagaimana cara menyampaikan sugesti berkait?

Sebagaimana cara menyampaikan sugesti-sugesti lain, anda menyampaikan sugeesti berkait dalam cara yang enteng saja, seperti menyampaikan kebenaran pada teman-teman dekat. Bagaimanapun, anda perlu belajar rileks dalam menyampaikan sugesti, sehingga anda bisa melakukannya tanpa kelihatan berpikir keras. Ketika anda bisa menyampaikan sugeti tanpa berpikir keras, secara sangat rileks, anda akan terdengar sangat meyakinkan.

Selalu perhatikan, jika anda bicara dalam nada yang lebih keras dan sambil memandang subjek, itu berarti anda bicara pada pikira sadar subjek. Jika anda menyampaikannya dalam suara lebih pelan, seperti bicara pada diri sendiri, sambil memandangi lantai, anda bicara pada bawah sadar subjek.

Sebetulnya, saat anda menyampaikan sugesti berkait, anda menyampaikan dua pernyataan yang tidak memiliki kaitan sebab-akibat. Jika anda menyampaikannya kurang meyakinkan, anda sendiri akan terdengar tidak percaya pada kalimat yang anda sampaikan. Tetapi anda membuat subjek meyakini kebenaran dua fakta yang tidak saling berhubungan itu dengan cara anda menyampaikannya secara rileks dan meyakinkan. Setidaknya dalam induksi hipnotik, subjek siap mendengar apa saja yang anda sampaikan.

6. Bagaimana menggunakan sugesti berkait untuk deepening trance?

Deepening adalah memperdalam kondisi trance agar pikiran sadar subjek anda benar-benar lumpuh dan bawah sadar bisa sepenuhnya berfungsi otonom tanpa gangguan pikiran sadar. Untuk subjek yang belum pernah punya pengalaman dengan hipnosis sebelumnya, anda bisa menggunakan kata tidur sebagai pengganti trance, tetapi anda harus memastikan kepada subjek bahwa kata tidur di sini adalah tidur hipnotik yang berbeda dari tidur fisiologis atau tidur sehari-hari.

Sugesit berkait lazim digunakan, oleh hipnotis dengan gaya otoritarian maupun dengan gaya Ericksonian.

Misalnya:

Saat hitungan saya mencapai angka 10 anda tidur sangat lelap.Jangan tidur lelap sampai telinga anda mendengar sayup-sayup lagu kesukaan anda.

Saat hembusan nafas anda mencapai sepuluh kali, anda tidur sangat lelap. Mulai.... satu....

Ketika suara-suara menghilang dari pendengaran anda, termasuk suara saya, anda tidur sangat lelap.

Kau akan mengangguk saat sudah memasuki trance yang sangat dalam, atau menggelengkan kepala jika tidak memasuki trance yang dalam.

Lutut kananmu akan terasa gatal ketika kau memasuki trance yang dalam dan kau menggaruknya dengan tangan kananmu. Atau lutut kirimu akan gatal ketika kau belum memasuki trance yang dalam dan tangan kirimu akan menggaruknya.

7. Sugesti berkait untuk memunculkan amnesia

Saat kau membuka mata, kau melupakan apa saja yang kaualami dalam tidurmu.

Saat kau membuka mata, kau hanya merasakan kenyamanan, tak ada yang lain kecuali hanya kenyamanan bangun dari tidur.

Saat kau mencoba mengingat-ingat apa yang kaualami dalam tidurmu, kau semakin lupa.

Kau mencoba mengingat apa yang kaualami saat kau membuka mata, tetapi kau hanya bisa merasakan kenyamanan.

8. Sugesti berkait untuk memunculkan berbagai fenomena hipnotik

Saat kau melupakan tangan kirimu, kau tidak tahu sama sekali apa yang terjadi dengannya.

Saat kau melupakan kaki kananmu, kaki itu akan matirasa.

Saat kau bisa mendatangkan sakit kepala migren di belahan kiri, kau bisa menghilangkan migren di belahan kanan.

Saat kau melihat anak itu di layar film yang kautonton, kau berempati padanya sebagai penonton film.

Saat kau memperhatikan tangan kirimu, kau melupakan tangan kananmu.

Saat kau melupakan tangan kananmu, tangan itu hilang dari pikiranmu.

Saat kau membuka mata, kau hanya melihat apa yang ada dalam pikiranmu.

9. Latihan dengan sugesti berkait

Kenali situasi aktual subjek atau tindakan normal subjek anda.- Menarik dan menghembuskan nafas.- Mengangguk dan menggelengkan kepala.- Denyut jantung- Denyut nadi- Aliran darah- Kedipan pada kelopak mata- Duduk- Mendengar- Merasakan hangat atau dingin di kulit- Merasa gatal

Tulislah sugesti yang akan anda sampaikan kepada subjek atau pasien anda.

- Tangan kananmu hilang.- Pindahkan migren di belahan kanan ke belahan kiri.- Rasakan gatal di lutut.- Jadikan tangan kirimu matirasa

Kaitkan sugesti anda dengan tindakan normal subjek anda.

Contoh:

Saat kau membuka mata kau hanya melihat tangan kirimu dan kau lupa pada tangan kananmu. Dan ketika kau melupakan tangan kananmu, ia tidak ada dalam pikiranmu.

Saat kau mendatangkan migren di belahan kirimu, migren di belahan kananmu hilang.

Saat kau memasuki trance yang dalam, lutut kananmu terasa gatal.

Ketika kau melupakan tangan kirimu, kau kehilangan perasaan pada tangan itu.

Salam,A.S. Laksana

Materi Hari ke-6Fenomena Hipnosis: Distorsi Waktu

Dalam keseharian, waktu memiliki panjang pendek yang sudah pasti, dengan satuan pengukur waktu yang kita sebut detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan seterusnya. Dalam hipnosis, waktu bisa diperpanjang dan diperpendek mengikuti pengalaman subjektif orang. Fenomena distorsi waktu berkaitan dengan bagaimana subjek mengalami waktu. Ini fenomena yang perlu anda beri perhatian, sebab manfaatnya sangat besar.

Anda tahu, di dalam kondisi hipnotik pasien memberi perhatian pada ide-ide dan ingatan sesuai dengan pandangan dan pemahaman mereka. Hal ini berlaku juga dengan persepsi mereka tentang waktu. Dengan kata lain, waktu memiliki nilai subjektif yang berbeda-beda. Misalnya, dalam kesakitan yang luar biasa, anda akan merasakan waktu lima menit seperti berlangsung selamanya. Namun, jika anda seharian bersama teman-teman yang menyenangkan waktu akan terasa sangat singkat.

Pengalaman subjektif dengan waktu menjadi hal yang penting dalam hipnosis ketika anda hendak membuat pasien anda mengalami rasa sakit yang sesingkat mungkin. Atau, sebaliknya, anda ingin membuat pasien anda mengalami kegembiraan yang sepanjang mungkin. Anda tentu saja tidak bisa mengubah jam, tetapi anda bisa mengubah cara pasien merasakan waktu. Ada banyak cara yang bisa anda lakukan untuk mengubah perasaan pasien terhadap diri mereka sendiri ketika mereka tersiksa oleh rasa sakit. Anda bisa membuat seorang ibu merasakan waktu yang sangat singkat, misalnya, pada saat ia menjalani persalinan.

Bagaimana memunculkan fenomena distorsi waktu

Untuk memunculkan fenomena distorsi waktu, penting bagi anda menyampaikan kepada subjek gagasan-gagasan mengenai bagaimana orang mengalami waktu subjektif dalam kejadian sehari-hari. Contoh paling nyata tentang distorsi waktu alami adalah pengalaman orang dengan mimpi. Orang bisa bermimpi mengalami kejadian yang seolah-olah berlangsung berjam-jam, padahal mimpi itu sebetulnya hanya berlangsung beberapa detik atau beberapa menit dalam tidur mereka.

Anda juga bisa bermimpi mengalami kejadian yang rentang waktunya berhari-hari, atau berminggu-minggu, atau berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun, tetapi sesungguhnya mimpi itu pun hanya berlangsung beberapa saat dalam tidur. Nah, menyodorkan pengalaman tentang mimpi adalah cara terbaik untuk memperkenalkan pengalaman fantastik orang tentang distorsi waktu. Dengan cara itulah anda membuat mereka paham bahwa distorsi waktu adalah fenomena alami dan mereka bisa melakukannya.

Dalam beberapa eksperimen, saya memanfaatkan fenomena distorsi waktu ini antara lain untuk membuat subjek mengalami kembali seluruh pengalaman hidup mereka sejak kecil hingga sekarang. Biasanya saya memberi waktu 30 detik. Dan dalam rentang waktu itu, mereka akan mengalami kembali pengalaman hidup mereka sejak kecil.

Kadang-kadang saya hanya meminta orang mengalami kembali hanya segala kejadian yang menyenangkan. Kadang-kadang saya meminta orang mengalami kejadian-kejadian yang ia pikir menyakitkan. Itu tergantung kebutuhan subjek anda.

Contoh Sugesti Distorsi Waktu

Ilustrasi berikut adalah sugesti untuk memunculkan fenomena distorsi waktu yang saya sampaikan kepada subjek bernama Andi (bukan nama sebenarnya), seorang yang selalu menjalani hari-harinya dengan kemurungan. Saya ingin ia bisa mengenali kembali saat-saat yang menyenangkan dalam pengalaman hidupnya. Anda tahu, semurung apa pun orang, ia juga sama seperti orang-orang lain, memiliki pengalaman-pengalaman hidup yang menyenangkan dan bisa merasakan kegembiraan dalam hidupnya.

Dalam tidur, Andi, orang bisa bermimpi mengalami peristiwa yang berlangsung beberapa jam tetapi, kautahu, dalam waktu nyata itu sebenarnya hanya beberapa menit atau beberapa detik dalam tidur. Kau juga bisa mengalami kejadian yang berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, satu bulan, dua bulan, setengah tahun, satu tahun, atau bertahun-tahun, tetapi itu juga dalam waktu nyata hanya beberapa detik atau beberapa menit dalam tidurmu. Sekarang, aku ingin kau mengalami kejadian semacam itu. Kau bermimpi mengalami kejadian yang rentang waktunya bertahun-tahun, tetapi itu sesungguhnya hanya beberapa detik dalam waktu nyata.

Itu persis seperti yang terjadi dalam mimpimu, Andi. Kau bisa menganggukkan kepalamu jika kau memahami apa yang kusampaikan dan kau bisa melakukannya? Melakukan sesuatu yang sering terjadi dalam mimpimu? Kau bisa melakukannya dan kau akan menganggukkan kepalamu jika kau siap melakukannya, Andi. Sekarang kau siap melakukannya? Ya, mengangguklah jika kau sudah siap melakukannya.

Sekarang, aku ingin tahu apakah kau bisa mengalami kembali seluruh kejadian menyenangkan yang kaualami sepanjang hidupmu, sejak kau kecil hingga sekarang, semua kejadian yang menyenangkan... hanya seluruh kejadian yang menyenangkan yang terjadi sepanjang hidupmusejak kau kecil hingga sekarang. Aku akan memberimu waktu 30 detik dan kau akan mengalami kejadian yang rentang waktunya berpuluh tahun sejak kau kecil hingga sekarang....

Distorsi waktu untuk percepatan pembelajaran

Mengikuti fenomena distorsi waktu yang diterapkan terhadap subjek untuk mengalami kembali seluruh pengalaman hidupnya hanya dalam waktu 30 detik, maka mestinya dimungkinkan untuk membuat subjek mengalami kembali seluruh pembelajaran yang pernah ia lakukan dalam waktu sependek itu.

Kemungkinan ini pernah dieksplorasi secara mendalam oleh Milton Erickson. Ia menerapkan distorsi waktu dalam eksperimen untuk mengetahui seberapa panjang waktu dibutuhkan oleh pasien dalam menyelesaikan tugas yang normalnya akan memerlukan waktu beberapa jam. Meskipun ia tidak menyampaikan secara eksplisit tujuan eksperimennya,.tampaknya Erickson sedang berupaya menemukan kemungkinan percepatan pembelajaran dengan distorsi waktu. Dalam eksperimen ini, ia memberi tugas kepada subjek yang akan diselesaikan dalam beberapa jam. Namun, dalam waktu nyata, sesungguhnya tugas itu hanya diselesaikan dalam beberapa menit.

Secara alami memang tidak ada satu orang pun bisa menyerap semua informasi yang membutuhkan waktu lama untuk mendapatkannya. Maksud saya, tidak mungkin anda memberi tugas kepada pasien untuk menyelesaikan baca buku dan mendapatkan seluruh informasi dalam buku itu dalam waktu beberapa menit saja. Namun, distorsi waktu memungkinkan bagi pasien untuk mengingat kembali seluruh informasi yang sudah pernah didapatkan dalam pembelajaran sebelumnya. Anda memberi waktu satu atau dua menit dan pasien mengalaminya seolah ia membaca buku berjam-jam dari awal sampai selesai. Hal semacam ini memungkinkan karena subjek sudah menyimpan seluruh informasi tentang buku itu di gudang bawah sadar mereka.

Proses mengalami kembali itu tidak lain adalah tindakan untuk mengangkat lagi informasi dari gudang bawah sadar ke permukaan. Ini hanya bisa dilakukan ketika orang dalam keadaan hipnotik. Dalam keadaan sadar, tidak mungkin. Anda tahu, upaya menjangkau kembali informasi yang tersimpan di bagian bawah sadar sering sulit jika itu dilakukan secara sadar. Di sinilah distorsi waktu memainkan peranan penting untuk percepatan pembelajaran, yakni ketika pasien bisa mengulangi lagi semua pembelajaran, yang berlangsung bertahun-tahun, hanya dalam waktu beberapa menit. Dan dalam beberapa menit itu ia seolah-olah mengulangi lagi seluruh kejadian yang berlangsung bertahun-tahun.

Distorsi waktu sebagai fenomena spontan dalam hipnosis

Seungguhnya distorsi waktu adalah fenomena spontan dalam hipnosis. Ketika orang memasuki kondisi trance, persepsi mereka tentang waktu berubah. Untuk menguji hal ini, tanyakan kepada subjek saat anda membangunkannya, berapa lama mereka tidur. Biasanya mereka merasakan hanya tidur sebentar. Ia bahkan bisa merasakan hanya tertidur sesaat. Itu terjadi jika anda membangunkan subjek dari trance dan kemudian anda melanjutkan topik terakhir yang anda bicarakan dengannya sebelum ia tidur. Efeknya, ia akan merasa sedikit terlelap dalam obrolan dan sama sekali tidak tahu bahwa ia telah tertidur beberapa lama.

Jenis distorsi waktu semacam ini terjadi karena ada beberapa bagian dalam pengalaman trance yang tidak terjangkau oleh kesadaran subjek. Mereka hanya bisa mengingat bagian-bagian tertentu. Ingatan yang hanya sebagian ini menyebabkan mereka hanya merasakan tidur beberapa menit. Hal-hal yang tak terjangkau oleh pikiran sadar seolah-olah tak pernah ada. Fenomena ini akan kita bicarakan lebih lanjut dalam pembahasan tentang Amnesia. Ini fenomena hipnotik yang bermanfaat untuk menyelamatkan sugesti post-hypnotic anda dari campur tangan pikiran sadar subjek anda.

Distorsi Waktu untuk mengendalikan rasa sakit

Kita sudah membicarakan tentang penerapan distorsi waktu untuk mempercepat pembelajaran. Dengan fenomena yang sama anda bisa melatih pasien kecakapan untuk mengendalikan rasa sakit, misalnya mempercepat durasi rasa sakit dan memperpanjang rentang waktu kenyamanan ketika rasa sakit itu muncul. Memodel apa yang pernah dilakukan Erickson, saya menangani seorang perempuan setengah baya yang mengidap sakit kepala dengan memanfaatkan distorsi waktu.

Perempuan ini sudah bertahun-tahun mengidap sakit kepala. Setiap bulan pasti ada pekan di mana ia mengalami sakit kepala beberapa hari. Dan setiap kali serangan itu datang, ia akan merasakan sakit kepala berjam-jam. Dalam kondisi hipnotik, ia mengaku sangat membutuhkan sakit kepala itu dan tidak ingin menghilangkannya. Karena itulah saya menerapkan distorsi waktu. Ia tetap merasakan sakit kepala itu berjam-jam, tetapi sesungguhnya itu hanya beberapa menit dalam waktu nyata. Selanjutnya hanya beberapa detik dalam waktu nyata. Dan akhirnya, setelah beberapa sesi, ia bisa mengambil keputusan untuk menghilangkan sama sekali sakit kepalanya. Itu terjadi ketika ia menemukan pengganti yang lebih sehat dan konstruktif untuk simptom sakit kepalanya. Karena itu ia tidak lagi membutuhkan simptom tersebut.

Latihan distorsi waktu1. Temukan fenomena distorsi waktu yang lazim terjadi dalam keseharian, yakni tentang bagaimana orang mengalami waktu subjektif mereka.2. Sampaikan fenomena-fenomena tersebut kepada subjek sehingga ia memahami gagasan tentang distorsi waktu dan bisa mewujudkan fenomena hipnotik tersebut.3. Sampaikan sugesti tentang distorsi waktu yang sesuai dengan kebutuhan pasien anda.

Salam,A.S. Laksana