engaruh profitabilitas, leverage, likuiditas dan

20
ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan dan Perbankan yang Mengeluarkan Obligasi Serta Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2013-2017) Ismelia Novitasari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: Dr. Himmiyatul Amanah J.J., SE., MM Abstract :Bonds are one of the leading instruments chosen by investors in investing in the financial sector because they have a positive and fixed income and provide guaranteed high returns. On the other hand, bonds still risky of such payment failure which can be seen in the phenomenon of companies that are included in the high investment rating falling from high grade to default (payment failure) within 3 months. To minimize this risk, investors need to pay attention to bond ratings as an instrument for investment decision making because bond ratings provide information in the form of the level of risk that may occur in the future through the ratings and outlook issued. This study aims to test and analyze profitability, liquidity, leverage and company growth in predicting bond ratings. The sample in this study were all non-financial and banking companies that had the 2013-2017 bond period. The population in this study were 294 after using purposive sampling, there were 32 samples of the company obtained. The analysis model used is the logistic regression model. The results of this study indicate that the variable profitability, liquidity ratioand growth of the company have a positive significant effect and leverage has a negative significant effect on bond ratings Keywords: Profitability, Likuiditas, Leverage, Growth Company, and Bond Ratings Abstrak :Obligasi menjadi salah satu instrumen unggulan yang dipilih oleh investor dalam investasi di sektor keuangan karena memiliki pendapatan yang positif dan tetap serta menyediakan jaminan pengembalian yang tinggi. Disisi lain, obligasi tetap memiliki risiko berupa terjadinya gagal bayar (default risk) yang bisa terlihat pada fenomena perusahaan yang termasuk dalam high investment mengalami penurunan peringkat dari high grade menjadi gagal bayar (default) dalam waktu 3 bulan. Untuk meminimalisir risiko tersebut, maka investor perlu memperhatikan peringkat obligasi sebagai instrumen pengambilan keputusan investasi karena peringkat obligasi memberikan informasi berupa tingkat resiko yang mungkin terjadi di masa mendatang melalui peringkat dan outlook yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis profitabilitas, likuditas, leverage dan pertumbuhan perusahaandalam memprediksi peringkat obligasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan dan perbankan yang memiliki periode obligasi 2013-2017. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 294 setelah digunakan purposive sampling maka didapatkan sebanyak 32 sampel perusahaan. Model analisis yang digunakan adalah model regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan serta leverage berpengaruh negatif signifikanterhadap peringkat obligasi. Kata Kunci:Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan dan Peringkat Obligasi

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI

(Studi Pada Perusahaan Non Keuangan dan Perbankan yang Mengeluarkan

Obligasi Serta Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2013-2017)

Ismelia Novitasari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Dosen Pembimbing:

Dr. Himmiyatul Amanah J.J., SE., MM

Abstract :Bonds are one of the leading instruments chosen by investors in investing in the

financial sector because they have a positive and fixed income and provide guaranteed

high returns. On the other hand, bonds still risky of such payment failure which can be

seen in the phenomenon of companies that are included in the high investment rating

falling from high grade to default (payment failure) within 3 months. To minimize this

risk, investors need to pay attention to bond ratings as an instrument for investment

decision making because bond ratings provide information in the form of the level of risk

that may occur in the future through the ratings and outlook issued. This study aims to

test and analyze profitability, liquidity, leverage and company growth in predicting bond

ratings. The sample in this study were all non-financial and banking companies that had

the 2013-2017 bond period. The population in this study were 294 after using purposive

sampling, there were 32 samples of the company obtained. The analysis model used is the

logistic regression model. The results of this study indicate that the variable profitability,

liquidity ratioand growth of the company have a positive significant effect and leverage

has a negative significant effect on bond ratings

Keywords: Profitability, Likuiditas, Leverage, Growth Company, and Bond Ratings

Abstrak :Obligasi menjadi salah satu instrumen unggulan yang dipilih oleh investor

dalam investasi di sektor keuangan karena memiliki pendapatan yang positif dan tetap

serta menyediakan jaminan pengembalian yang tinggi. Disisi lain, obligasi tetap memiliki

risiko berupa terjadinya gagal bayar (default risk) yang bisa terlihat pada fenomena

perusahaan yang termasuk dalam high investment mengalami penurunan peringkat dari

high grade menjadi gagal bayar (default) dalam waktu 3 bulan. Untuk meminimalisir

risiko tersebut, maka investor perlu memperhatikan peringkat obligasi sebagai instrumen

pengambilan keputusan investasi karena peringkat obligasi memberikan informasi berupa

tingkat resiko yang mungkin terjadi di masa mendatang melalui peringkat dan outlook

yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis profitabilitas,

likuditas, leverage dan pertumbuhan perusahaandalam memprediksi peringkat obligasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan dan perbankan

yang memiliki periode obligasi 2013-2017. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 294

setelah digunakan purposive sampling maka didapatkan sebanyak 32 sampel perusahaan.

Model analisis yang digunakan adalah model regresi logistik. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan

berpengaruh positif signifikan serta leverage berpengaruh negatif signifikanterhadap

peringkat obligasi.

Kata Kunci:Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan dan

Peringkat Obligasi

Page 2: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN
Page 3: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

1. Pendahuluan

Perekonomian Indonesia

mengalami pertumbuhan yang positif

sampai tahun 2018. Indikasi

pertumbuhan ini bisa dilihat melalui

adanya kenaikan pertumbuhan

perekonomian yang meningkat dari

tahun 2015 sampai kuartal IV 2018

ditutup dengan baik. Pada tahun 2015

Indonesia mencapai pertumbuhan

ekonomi sebesar 4,79%, 2016

mengalami kenaikan menjadi 5,02%,

pada tahun 2017 mengalami penurunan

menjadi 4,98% dan pada tahun 2018

ditutup dengan baik mencapai 5,17%

laju pertumbuhan ini memiliki

pergerakan positif diatas pertumbuhan

perekonomian global (Bank

Indonesia,2018). Hal ini memiliki

implikasi mampu mendorong

pertumbuhan pasar modal semakin

membaik. Kondisi pasar modal

Indonesia sendiri saat ini masih stabil di

tengah sentimen kebijakan the Federal

Reserve dan perang dagang Tiongkok

dan AS.

Lembaga Pemeringkat Rating and

Investment Information Inc

meningkatkan sovereign credit rating

Indonesia dari BBB- dengan outlook

positif menjadi BBB dengan outlook

stabil pada 7 Maret 2018 (Liputan6

Finance, 2018) menjadikan pasar modal

sebagai pilihan untuk memperoleh

pendanaan bagi perusahaan dan sarana

investasi bagi investor.

Salah satu pendanaan yang dapat

dipilih perusahaan adalah dengan

menerbitkan obligasi yang merupakan

salah satu jenis pendanaan yang

disediakan oleh pasar modal dan

diminati oleh investor. Obligasi menjadi

salah satu produk unggulan dari sektor

keuangan yang berupa surat utang

jangka menengah panjang yang dapat

dipindahtangankan yang berisi janji dari

pihak yang menerbitkan untuk

membayar imbalan berupa bunga pada

periode tertentu dan melunasi pokok

utang pada waktu yang telah ditentukan

pada pihak pembeli obligasi tersebut

(Bursa Efek Indonesia, 2018). Obligasi

menjadi pilihan bagi emiten dalam

pendanaan karena obligasi memiliki

biaya emisi yang lebih murah

dibandingkan dengan saham.

Menurut (Retno, 2016) obligasi

juga merupakan sekuritas unggulan yang

dipilih investor karena dapat

memberikan pendapatan tetap pada

investor dan termasuk sekuritas yang

cenderung lebih aman dibandingkan

dengan sekuritas lain yang cukup

populer di pasar modal seperti saham.

Keuntungan lain ketika suatu

perusahaan mengalami likuidasi maka

Page 4: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

pemegang obligasi memiliki hak

pertama atas aset perusahaan yang

dikarenakan oleh adanya suatu kontrak

perjanjian untuk melunasi obligasi

kepada investor. Dalam (Umroh, 2015)

Obligasi menjadi semakin menarik di

mata investor karena jika dibandingkan

dengan saham yang memiliki volatilitas

yang lebih tinggi sehingga adanya daya

tarik terhadap saham berkurang serta

obligasi mampu memberikan return

yang positif.

Obligasi dan deposito merupakan

instrument yang memberikan

pendapatan yang bersifat tetap. Namun

jika dibandingkan dengan deposito,

bunga yang ditawarkan obligasi relatif

lebih tinggi daripada deposito

(Fakhrudin, 2008). Tingkat suku bunga

bank yang rendah mengakibatkan

pemodal beralih ke investasi lain dan

lebih tertarik pada obligasi yang

memberikan pendapatan dalam jumlah

yang lebih besar. Jika dibandingkan

dengan utang bank, obligasi dinilai lebih

menarik. Bunga yang dibayarkan

perusahaan kepada investor obligasi

seringkali lebih rendah dari tingkat suku

bunga yang dibebankan oleh bank.

(BEI) mencatat total emisi obligasi dan

sukuk yang sudah tercatat sepanjang

tahun 2018 mencapai 74 emisi dari 47

perusahaan dengan nilai Rp 93,35 triliun

yang mana tingkat obligasi di Indonesia

pun masih termasuk dalam kategori

investment grade atau layak investasi

sehingga dinilai masih memiliki potensi

keuntungan (Kontan, 2018).

Meskipun obligasi dianggap

sebagai investasi yang memiliki potensi

keuntungan dan aman, obligasi tetap

memiliki risiko. Investor yang

menamkan modalnya dalam obligasi

perlu mewaspadai terjadinya gagal bayar

(default risk). Default risk merupakan

risiko ketidakmampuan perusahaan

penerbit obligasi untuk memenuhi janji

yang telah disepakati berupa

pembayaran kupon maupun pembayaran

pokok obligasi (Desak Nyoman, 2015).

Default risk juga bisa terjadi pada

perusahaan yang termasuk dalam

kategori investment grade yang

mengindikasikan perusahaan tersebut

memiliki kinerja keuangan yang baik

sehingga mampu memenuhi

kewajibannya. Kategori tersebut tidak

mudah didapatkan oleh setiap penerbit

obligasi, dimana sebelum melakukan

penjualan obligasi, kebanyakan

korporasi akan meminta lembaga

pemeringkat untuk memberikan

peringkat. Peringkat obligasi akan

memengaruhi tingkat pengembalian

obligasi yang diharapkan oleh investor.

Semakin buruk peringkat suatu obligasi,

Page 5: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

maka akan semakin tinggi pula tingkat

pengembalian hasil yang akan dituntut

investor atau suatu obligasi. Obligasi

berperingkat rendah akan menyediakan

tingkat kupon yang sangat tinggi.

Sebaliknya obligasi dengtan peringkat

tinggi menandakan bahwa kualitas

obligasi tersebut bagus sehingga dapat

memberikan tingkat kupon yang rendah.

Menurut altman dan Nammacher

(1968) dalam Raharja dan Sari (2008)

peringkat obligasi sangat penting bagi

investor karena mampu memberikan

pernyataan informatif dan memberikan

sinyal tentang kemungkinan kegagalan

utang suatu perusahaan. Bagi emiten

peringkat obligasi sangat mendorong

dalam perbaikan kinerja (pelunasan

obligasi) perusahaan. Selain itu juga

digunakan sebagai sarana promosi

terutama jika perusahaan memperoleh

peringkat baik yang dampaknya mampu

meningkatkan reputasi suatu

perusahaan. peringkat obligasi memiliki

pengaruh langsung yang dapat diukur

pada tingkat bunga obligasi dan biaya

utang perusahaan, kedua sebagian besar

obligasi dibeli oleh investor institusional

dan bukan individual, kebanyakan

institusi dibatasi hanya boleh membeli

efek yang layak investasi (investment

grade) . Jadi jika obligasi suatu

perusahaan jatuh dibawah BBB,

perusahaan tersebut akan sulit menjual

obligasi baru karena banyak calon

pembelinya tidak diperkenankan untuk

membeli obligasi tersebut. Karena resiko

yang lebih tinggi dan pasar terbatas,

obligasi berperingkat rendah memiliki

tingkat pengembalian yang lebih tinggi

dibandingkat berperingkat tinggi.

Dari mulai obligasi listing sampai

beredar di masyarakat pemeringkat efek

akan melakukan monitoring secara

berkala terhadap obligasi tersebut.

Sehingga, peringkat akan sering terjadi

perubahan dari mulai naik, stabil,

maupun turun sesuai dengan performa

dari perusahaan penerbit obligasi

tersebut. Adanya perubahan peringkat

obligasi ini mempengaruhi keputusan

investor untuk menanamkan modalnya

pada obligasi, karena ketika peringkat

obligasi dinaikkan memberikan sinyal

bagi investor bahwa kenaikan peringkat

obligasi ini mencerminkan kinerja

perusahaan yang membaik serta

likuiditasnya menguat. Dan ketika

pemeringkat memberikan penurunan

peringkat pada suatu perusahaa maka

mengindikasikan perusahaan melakukan

peningkatan utang pada neracanya. Pada

dasarnya perusahaan pemeringkat

melakukan perubahan pemeringkatan

obligasi disebabkan oleh adanya

Page 6: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

perubahan kualitas kredit yang ada di

perusahaan tersebut.

Di Indonesia sendiri Lembaga

pemeringkat yangdiakui oleh Otoritas

Jasa Keuanganadalah Fitch Ratings,

Moody‟s Investor Service, Standard and

Poor‟s, PT Kasnic Ratings Indonesia,

PT. Pemeringkat Efek Indonesia

(PEFINDO). Namun di Indonesia

terdapat dua lembaga pemeringkat

sekuritas utang yaitu PT Pemeringkat

Efek Indonesia (PEFINDO dan PT

Kasnic Rating Indonesia. Pada tahun

2007 PT Kasnic Rating Indonesia telah

berubah nama menjadi Moody‟s

Indonesia setelah 90 persen sahamnya

diambil alih. Namun, dikarenakan

adanya dampak krisis global pada Juni

2009, Moody‟s Corporation menutup

cabangnya di Indonesia dan menarik

peringkat secara Perusahaan

pemeringkat obligasi di Indonesia.

nasional. Oleh sebab itu penelitian ini

menggunakan PT PEFINDO sebagai

lembaga pemeringkat obligasi. Menurut

PT PEFINDO peringkat obligasi

dibedakan menjadi dua kategori yaitu

investment grade (AAA, AA, A dan

BBB) dan non investment grade (BB, B,

CCC, D).

Peringkat obligasi yang diterbitkan

oleh suatu lembaga independen dapat

menjadi acuan bagi investor untuk

memilih suatu obligasi, namun hal

tersebut tidak menjadi sesuatu yang

absolut. Ada suatu keraguan dalam

peringkat obligasi ketika suatu

perusahaan yang menyandang

investment grade kemudian gagal bayar

(default risk). Terjadi fenomena pada 8

Mei 2018PT Sun Prima Nusantara

Pembiayaan (SNP Finance) yang

menerbitkan medium term notes (MTN)

pada tahun 2017 untuk mengatasi kredit

macet pada Bank Mandiri mengalami

gagal bayar kupon terhadap MTN yang

diterbitkan (CNNIndonesia, 2018).

Peringkat efek SNP Finance pada

IndonesiaBond Market Directory

periode Desember 2015-2017 idA-

/stable, kemudian Maret 2018 rating

SNP Finance naik menjadi idA/stable.

Lalu Pefindo menurunkan rating

sebanyak 2 kali, yakni bulan Mei 2018

diturunkan menjadi idCCC/credit watch

negative dan pada bulan yang sama

menurunkan lagi ke peringkat

idSD/selective default.Pemeringkat Efek

Indonesia (Pefindo) telah menurunkan

peringkat utang Obligasi PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk. (AISA) TPS Food

I/2013 dan Sukuk Ijarah I/2013 menjadi

D lantaran kegagalan pembayaran bunga

utang. Saat itu, Pefindo juga

menurunkan peringkat AISA dari CCC

menjadi SD alias selective default..

Menurut Chan dan Jagadeesh (1999),

Page 7: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

salah satu alasan mengapa peringkat

obligasi yang dikeluarkan oleh agen

pemeringkat tersebut bias adalah karena

agen pemeringkat tidak melakukan

monitor terhadap kinerja perusahaan

secara rutin. Agen pemeringkat hanya

dapat menilai setelah terjadinya suatu

peristiwa yang menyebabkan perubahan

peringkat sehingga menyebabkan para

pelaku pasar lebih memperhatikan

informasi yang dimiliki perusahaan

secara langsung sebagai dasar keputusan

investasi.

Ada salah satu instrumen yang bisa

digunakan dalam melakukan

pemeringkatan obligasi melalui

penilaian terhadap kinerja perusahaan

dengan melakukan analisa laporan

keuangan pada perusahaan yang ingin

menerbitkan obligasi. Dengan adanya

laporan keuangan perusahaan dapat

meminimalisir risiko investasi dimana

dalam penyajian laporan keuangan yang

baik akan menarik investor untuk

mengambil keputusan berinvestasi di

perusahaan tersebut. Rasio keuangan

merupakan salah satu teknik analisa

laporan keuangan untuk mengetahui

hubungan dari akun-akun tertentu dalam

neraca atau laporan laba-rugi secara

individu atau kombinasi dari kedua

laporan tersebut yang dapat melihat

kinerja keuanganperusahaan dan

menjelaskan posisikeuangan suatu

perusahaan (Munawir, 2010). Laporan

keuangan merupakan informasi yang

dianggap akurat oleh investor dalam

pengambilan keputusan investasi.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Teori Sinyal

Dalam sebuah perusahaan

informasi merupakan sesuatu yang

sangat diperlukan untuk seluruh pihak

yang berkepentingan baik internal

maupun ekternal untuk menilai lebih

dalam perusahaan. Namun, masih terjadi

asimetri informasi atau ketimpangan

antara informasi yang dimiliki oleh

perusahaan dengan pihak ketiga dalam

hal ini investor dan kreditor sehingga

pihak ketiga kesulitan dalam

memberikan penilaian terkait prospek

dan kualitas perusahaan dengan baik.

Hal ini bisa dihindari dengan

memberikan sinyal kepada pihak ketiga

yan berkepentingan. Teori Sinyal

menjelaskan dimana struktur modal

(penggunaan hutang) merupakan sinyal

yang disampaikan oleh manajer ke

pasar. Jika manajer mempunyai

keyakinan bahwa prospek perusahaan

baik, dan karenanya ingin agar saham

meningkat, manajer ingin

mengkomunikasikan hal tersebut ke

investor. Disamping itu manajer ingin

memberikan sinyal yang yang lebih

dipercaya. Manajer bisa menggunakan

Page 8: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

hutang lebih banyak, sebagai sinyal

yang lebih (Sartono, 2002)

2.2 Peringkat Obligasi

Peringkat merupakan sebuah

pernyataan terkait keadaan dari

penghutang dan kemungkinan apa

yang bisa dan dapat dilakukan

sehubungan dengan hutang yang

dimiliki tersebut. Peringkat

obligasi dinilai penting karena

dengan memiliki peringkat

mampu memberikan penilaian

terkait dengan resiko yang ada

dalam obligasi tersebut.

2.3 Profitabilitas

Menurut Umroh (2014)

dengan tingkat profitabilitas yang

tinggi mengindikasikan perusahaan

going concern dan melakukan

pelunasan kwajiban yang tinggi

juga. Ukuran-ukuran rasio

profitabilitas ini memungkinkan

analisis untuk mengevaluasi profit

perusahaan dengan

mempertibangkan penjualan,

jumlah aset, dan investasi. Rasio

profitabilitas menandakan efisiensi

perusahaan dalam menggunakan

asetnya dan mengelola

operasionalnya.

2.4 Leverage

Semakin tinggi rasio leverage

perusahaan maka semakin tinggi

resiko gagal bayar yang harus

ditanggung perusahaan karena

didalam rasio leverage yang

menunjukkan besarnya aktiva

sebuah perusahaan yang didanai

dengan utang. Serta kreditor lebih

menyukai rasio utang yang rendah

karena makin rendah rasio utang,

makin besar perlindungan terhadap

kerugian kreditur jika terjadi

likuidasi (Brigham dan Houston,

2011).

2.5 Likuiditas

Perusahaan yang mampu

memenuhi kewajiban keuangannya

secara tepat maka perusahaan

tersebut dikatakan likuid dan

memiliki aktiva lancar (kas, efek

yang dapat diperdagangkan piutag

usaha dan persediaan) yang lebih

besar daripada utang lancarnya

(Erny, 2011).Oleh karena itu,

likuditas yang tinggi berpengaruh

pada peringkat obligasi yang baik.

Semakin tinggi tingkat rasio

likuiditas maka semakin tinggi

posisi likuditas perusahaan dan

semakin tinggi pula peringkat

obligasi yang diberikan.

2.6 Pertumbuhan Perusahaan

Myers (1977) menyatakan

bahwa pertumbuhan perusahaan

yang tinggi memberikan lebih

Page 9: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

banyak pilihan yang riil untuk

investasi dimasa yang akan datang

dibandingkan dengan perusahaan

yang memiliki pertumbuhan yang

rendah. Jika pertumbuhan suatu

perusahaan tinggi maka

memerlukan tambahan pembiayaan

pendanaan yang cukup tinggi untuk

pembiayaan dimasa yang akan

datang.Jadi dengan adanya

pertumbuhan perusahaan yang

tinggi akan memberikan sinyal bagi

para investor bahwa perusahaan

tersebut memiliki obligasi yang

baik untuk dijadikan pilihan

berinvestasi

3. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan

adalah explanantory research. Dengan

populasi seluruh perusahaan yang

terdaftar di BEI dan mengeluarkan

obligasi yang tercatat pada agen

pemeringkatan PT PEFINDO selama

periode 2013-2017. Sampel yang

diperoleh adalah 39 Perusahaan yang

terdaftar di BEI. Metode pengambilan

sampel dengan teknik purposive

sampling dengnan pertimbangan tertentu

(Ghozali, 2015). Kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang termasuk dalamhigh

investment grade karena memiliki resiko

terendah dengan nilai investasi yang

tinggi. Jenis data dalam penelitian ini

data kuantitatif. Sumber data data

sekunder berupa laporan keuangan pada

penelitian ini didapat dari Galeri

Investasi BEI Universitas Brawijaya .

website BEI (www.idx.co.id), serta

website PT PEFINDO

(www.pefindo.com). Teknik

pengumpulan data yang diunakan adalah

teknik dokumentasi atau metode

dokumentasi.

3.1 Definisi Operasional Variabel

Penelitian

Variabel untuk penelitian ini terdiri

dari variabel dependen dan independen

yang terdiri :

3.1.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen pada

penelitian ini adalah peringkat

obligasi. Peringkat ini dikeluarkan

oleh PT PEFINDO dengan

kategori investment grade (AAA,

AA, A, BBB) dan non investment

grade (BB,B,CCC). Dalam

penelitian ini sampel

menggunakan kategori investment

grade dan peneliti membagi lagi

kedalam dua kategori yaitu high

grade(AAA, AA+, AA-, AA) dan

upper medium grade (A+, A, A-)

(Indah, 2018). Dengan dummy

sebagai skala penelitian. Dengan

memberi nilai 0 pada kategori

upper medium grade dan nilai 1

untuk high grade.

Page 10: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

Tabel

Variabel Dependen

Peringkat Obligasi Skala

AAA 1

AA+ 1

AA- 1

AA 0

A+ 0

A- 0

A 0

Sumber : Indah, 2018

3.1.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam

penelitian ini rasio profitabilitas,

leverage, likuiditas, dan

pertumbuhan perusahaan.

Keempat variabel dihitung dari

laporan keuangan

3.1.2.1 Rasio Profitabilitas (X1)

Rasio Profitabilitas

mengukur kemampuan perusahaan

dalam meghasilkan keuntungan

dari penjualan, total aktiva tertentu

dan laba dari modal sendiri. Dalam

penelitian ini ROA digunakan

sebagai alat ukur untuk

penghitungan rasio profitablitas.

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

(Bringham dan Houston, 2011)

3.1.2.2 Rasio Leverage (X2)

Rasio Leverage mengukur

seberapa besar utang yang

digunakan untuk membiayai

perusahaan. Berikut adalah rumus

DER:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

(Bringham dan Houston, 2011)

3.1.2.3 Rasio Likuiditas (X3)

Rasio Likuiditas adalah rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi utang jangka

pendeknya.. Berikut adalah rumus

CR:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

(Bringham dan Houston, 2011)

3.1.2.4 Rasio Pertumbuhan

perusahaan (X4)

Pertumbuhan perusahaan yang baik

akan memberikan peringkat

obligasi yang investment grade.

Berikut rumus dari Growth :

𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ =𝑆𝑡 − 𝑆𝑡−1

𝑆𝑡−1 𝑋 100%

Keterangan :

𝑆𝑡 adalah Penjualan tahun

sekarang.

𝑆𝑡−1 adalah Penjualan tahun

sebelum.

Page 11: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

(Kasmir, 2012)

3.2 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini akan diolah dan dianalisa

menggunakan alata statistik berikut ini :

3.2.1 Regresi Logistik

3.2.2 Langkah-Langkah Analisis

Uji Hipotesis dalam penelitian

ini menggunakan regresi logistik

sehingga tidak menggunakan uji

asumsi klasik pada variabel

bebasnya. Berikut ini tahapan

dalam melakukan uji hipotesis

menurut Ghozali, 2015) :

1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan

untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan data terkait

penelitian yang telah dikumpulkan

dilihat dari nilai rata-rata, standar

deviasi, maksimum, dan minimum

2. Menguji Kelayakan Model

Regresi

Pengujian kelayakan model

regresi logistik dinilai dengan

menggunakan Hosmer Lemeshow’s

Goodness of Fit Test Goodness

yang dilakukan dengan nilai Chi-

square. Jika nilai statistik Hosmer

Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Goodness sama dengan atau kurang

dari 0,05,maka hipotesis nol ditolak

3. Menilai Keseluruhan Model

(Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk

menilai model yang telah

dihipotesiskan telah fit atau tidak

dengan data. Pengujian dilakukan

dengan membandingkan nilai

antara -2 log likehood (-2LL) pada

awal (block number = 0) dengan

nilai -2LL pada akhir (block

number = 1)

4. Menilai Ketepatan Prediksi

Matriks klasifikasi akan

menunjukkan kekuatan prediksi

dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan

obligasi memperoleh high

investment grade dan upper

medium investment grade,yang

dilihat di tabel klasifikasi.

5. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi

pada regresi logistik dengan

menggunakan Negelkerke’s R

square. Untuk mengetahui seberapa

besar kombinasi variabel

independen dan menjelaskan

variabilitas variabel dependen yaitu

peringkat obligasi.

3.3 Uji Hipotesis

1. Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk

menguji apakah masing-

masing variabel independen.

Secara parsial berpengaruh

Page 12: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

terhadap variabel dependen

yaitu peringkat obligasi. Jika

signifikansi dari masing-

masing variabel < 0,05 maka

dapat dikatakan variabel

independen tersebut secara

parsial mempengaruhi variabel

dependen.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 menunjukkan data rata-

rata, nilai terendah dan tertinggi

dari 160 sampel yang ada .

2. Menilai Kelayakan Model

Regresi

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.7 di

atas, pengujian menunjukkan nilai

Chi-square sebesar 4,570 dengan

signifikansi (p) sebesar 0,802.

karena nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 maka model dapat

disimpulkan mampu memprediksi

nilai observasinya.

3. Menilai Keseluruhan Model

Tabel 4.8

Perbandingan Nilai -2LL

Awal dengan Nilai -2LL Akhir

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, nilai -

2LL awal adalah sebesar 21,301.

Setelah dimasukkan keempat variabel

independen maka nilai -2LL akhir

mengalami penurunan menjadi

sebesar 18,546. Penurunan likelihood

(-2LL) ini menunjukkan model

regresi yang lebih baik atau dengan

kata lain model yang dihipotesiskan

fit dengan data

4. Menilai Ketepatan Prediksi

Tabel 4.9

Klasifikasi Variabel

Independen

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat

bahwa dari 160 obligasi yang

diteliti, terdapat 84 obligasi yang

termasuk dalam kategori Medium

Upper Grade. setelah diprediksi

dengan analisis regresi logistik

terdapat 6 obligasi yang berpindah

menjadi High Grade atau dengan

kata lain sebesar 92,3% dari 84

obligasi yang memiliki peringkat

Medium Upper Grade. Kemudian

dari 76 obligasi yang termasuk

dalam kategori High Grade setelah

diprediksi terdapat 8 obligasi yang

-2LL Nilai

1. Awal (blok 0)

2. Akhir (blok 1)

21,301

18,546

Page 13: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

berubah menjadi Medium Upper

Grade atau sebesar 88,2% dari 76

obligasi yang memiliki peringkat

High Grade.Berdasarkan hasil

analisis tersebut maka secara umum

model yang diperoleh dapat

diandalkan dalam memprediksi

sampel sebesar 90,3%

5. Koefisien Determinasi

Tabel 4.10

Nagelkerke R Square

Berdasarkan hasil Tabel 4.10 uji

regresi logistik (lihat lampiran)

diperoleh nilai Nagelkerke R Square

sebesar 0,87 yang berarti variabilitas

variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen

adalah sebesar 87%, sedangkan

sisanya sebesar 13% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain di luar model

penelitian.

6. Uji Hipotesis (Wald)

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Berdasarkan persamaan regresi logistik

yang terbentuk adalah :

PERINGKAT =0,598+ 1,016 ROA – 0,078

DER + 1,891 CR + O,701 Growth

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil

pengujian wald adalah sebagai berikut:

1. H1: Profitabilitas (Return On

Assets) berpengaruh

signifikan dalam memprediksi

peringkat obligasi.

Hasil uji wald antara variabel

rasio profitabilitas (X1)

memiliki nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,006 yaitu sebesar

0,05. Selain itu, variabel

profitabilitas memiliki koefisien

regresi yang positif 1,016, maka

pengaruh variabel profitabilitas

yang diproksikan dengan return

on assets terhadap peringkat

obligasi adalah berpengaruh

secara signifikan dengan arah

positif. Hal ini berarti H0 ditolak

dan H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara

variabel profitabilitas terhadap

peringkat obligasi pada

perusahaan non keuangan dan

perbankan yang mengeluarkan

obligasi dan terdaftar di BEI.

2. H2: Leverage (Debt to Equity

Ratio) berpengaruh signifikan

dalam memprediksi peringkat

obligasi.

Page 14: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

Hasil uji wald antara variabel

rasio leverage (X2) memiliki

nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05 yaitu sebesar 0,078. Selain

itu, variabel leverage memiliki

koefisien regresi yang negatif

0,078 maka pengaruh variabel

leverage yang diproksikan

dengan debt to equity ratio

terhadap peringkat obligasi

adalah berpengaruh signifikan

dengan arah negatif. Hal ini

berarti H0 ditolak dan H1

diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara

variabel leverage terhadap

peringkat obligasi pada

perusahaan non keuangan dan

perbankan yang tergabung

dalam 8 sektor perusahaan yang

terdaftar di BEI..

3. H3: Likuiditas (Cash ratio)

berpengaruh signifikan dalam

memprediksi peringkat

obligasi.

Hasil uji wald antara variabel

rasio likuiditas (X3) memiliki

nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05 yaitu sebesar 0,018. Selain

itu, variabel likuiditas memiliki

koefisien regresi yang positif

1,891, maka pengaruh variabel

likuiditas yang diproksikan

dengan cash ratio terhadap

peringkat obligasi adalah

berpengaruh secara signifikan

dengan arah positif. Hal ini

berarti H0 ditolak dan H1

diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara

variabel leverage terhadap

peringkat obligasi pada

perusahaan non keuangan dan

perbankan yang tergabung

dalam 8 sektor perusahaan yang

terdaftar di BEI. Kemudian

dengan koefisien nilai wald

sebesar 3,255 menandakan

variabel likuiditas merupakan

variabel yang paling dominan

mempengaruhi peringkat

obligasi.

4. H4: Pertumbuhan Perusahaan

(Growth) berpengaruh

signifikan dalam memprediksi

peringkat obligasi.

Hasil uji wald antara variabel

rasio pertumbuhan perusahaan

(X4) memiliki nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05 yaitu

sebesar 0,004. Selain itu,

variabel pertumbuhan

perusahaan memiliki koefisien

regresi positif 0,701maka

pengaruh variabel pertumbuhan

perusahaan yang diproksikan

Page 15: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

dengan growth terhadap

peringkat obligasi adalah

berpengaruh secara signifikan

dengan arah negatif. Hal ini

berarti H0 ditolak dan H1

diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara

variabel leverage terhadap

peringkat obligasi pada

perusahaan non keuangan dan

perbankan yang tergabung

dalam 8 sektor perusahaan yang

terdaftar di BEI.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil pengujian dengan

menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa rasio

profitabilitas yang diproksikan

dengan ROA berpengaruh

signifikan positif terhadap

peringkat obligasi. Hal ini

berarti smakin tinggi ROA maka

peringkat obligasi akan semakin

tinggi.

2. Hasil pengujian dengan

menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa rasio

leverage yang diproksikan

dengan DER berpengaruh

signifikan negatif terhadap

peringkat obligasi. Hal ini

berarti smakin rendah DER

maka peringkat obligasi akan

semakin tinggi.

3. Hasil pengujian dengan

menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa rasio

likuiditas yang diproksikan

dengan CR berpengaruh

signifikan positif terhadap

peringkat obligasi. Hal ini

berarti semakin tinggi CR maka

peringkat obligasi akan semakin

tinggi.

4. Hasil pengujian dengan

menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa rasio

pertumbuhan perusahaan yang

diproksikan dengan growth

berpengaruh signifikan positif

terhadap peringkat obligasi. Hal

ini berarti semakin tinggi

growth maka peringkat obligasi

akan semakin tinggi.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji variabel

independent ( Return On Assets, Debt to

Equity, Current Ratio dan Growth)

dalam memprediksi peringkat obligasi

perusahaan non-keuangan dan

perbankan yang termasuk dalam 8 yang

terdaftar di BEI dan mengeluarkan

obligasi yang terdafar pada agen

pemeringkat PT PEFINDO selama

periode pengamatan tahun 2013-2017

Page 16: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

dengan menggunakan regresi logistik,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Profitabilitas berpengaruh signifikan

positif terhadap peringkat obligasi.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa

semakin tinggi profitabilitas

perusahaan, maka dapat

menyebabkan peringkat obligasi akan

tinggi.

2. Leverage berpengaruh signifikan

terhadap probabilitas peringkat

obligasi, tetapi pengaruh yang

diberikan negatif. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa semakin tinggi

tingkat leverage perusahaan maka

dapat menyebabkan penurunan

peringkat obligasi atau perusahaan

mendapatkan peringkat yang rendah.

3. Likuiditas berpengaruh signifikan

positif terhadap peringkat obligasi.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa

semakin tinggi likuiditas perusahaan,

maka dapat menyebabkan peringkat

obligasi yang didapatkan tinggi.

4. Pertumbuhan perusahaan

berpengaruh signifikan positif

terhadap peringkat obligasi. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa

semakin tinggi pertumbuhan

perusahaan, maka dapat

menyebabkan peringkat obligasi

yang didapatkan tinggi.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat

digunakan bagi pihak yang ingin

melanjutkan penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya

menambahkan variabel lain seperti

size, reputasi auditor, sinking fund,

jaminan untuk mengetahui

pengaruh variabel lainnya terhadap

peringkat obligasi

2. Bagi perusahaan penerbit obligasi

dapat memperbaiki atau

meningkatkan kinerja keuangannya

guna meningkatkan minat dan

keprrcayaan investor untuk

berinvestasi karena rasio keuangan

yang diukur dengan return on

assets, debt to equity ratio, current

rasio dan growth terbukti mampu

mempengaruhi kenaikan peringkat

obligasi perusahaan non keuangan

perbankan yang dijual dipasar

modal. Sehingga harapannya

mampu meminimalisir default risk

3. Untuk investor agar dapat

menjadi acuan tambahan dalam

mengambil keputusan dalam

berinvestasi di obligasi.

Daftar Pustaka

Ahmad Rodoni dan Herni Ali,

2010.Manajemen Keuangan.

Jakarta:Mitra Wacana Media.

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi.

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Page 17: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

Prediksi Peringkat Obligasi pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

diBursa Efek Indonesia”. Seminar

Nasional Manajemen SMART.

Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2007.

Adrian, Nicko. “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang: 2011

Andry, Wydia. ”Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat

Obligasi”, Buletin Ekonomi Moneter

dan Perbankan. 2005.

Anto Dajan, 2004, Pengantar

MetodeStatistik Jilid II, cetakan ke-

18,Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Ayyu Pertiwi. 2013. „Analisis

FaktorFaktorYang Mempengaruhi

PeringkatObligasi (Studi pada

obligasi sektornon keuangan yang

terdaftar diBursa Efek Indonesia

tahun 2008-2011)‟.Skripsi. Universitas

Islam NegeriSyarif Hidayatullah,Jakarta.

Badan Pusat Statistik,

2018https://www.bps.go.id/. Diakses

tanggal

15 Februari 2019.

Bursa Efek Indonesia,

2016http://www.idx.co.id/.

Diaksestanggal 12 Desember 2018.

Brealey, Myres, Marcus. “Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan Perusahaan”.

Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008.

Bringham, Eugene F dan Houston, Joel.

2013. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan Edisi 11 Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Chan, K; Jagadeesh, N; and Warga, A.

2004. Market based evaluation for

model to predict bond ratings and

corporate bond trading strategy.

Working Paper. www.google.com

Desak Nyoman Sri Werastuti.

2015.Analisis Prediksi Peringkat

Obligasi Perusahaan Dengan

Pendekatan Faktor Keuangan dan Non

Keuangan. Jurnal

Dinamika Akuntansi (JDA), Vol. 7 No

1, Hal 63-74

Dewi Utari, Ari Purwanti dan Darsono

Prawironegoro. 2014. Manajemen

Keuangan Edisi Revisi . Jakarta : Mitra

Wacana Media.

Dewi Widowati. 2013. Analisis

FaktorKeuangan dan Non

KeuanganYang Berpengaruh

PadaPrediksi Peringkat Obligasi

diIndonesia (Studi PadaPerusahaan

Non Keuangan yangTerdaftar di BEI

dan di PeringkatPT Pefindo

20092011). JurnalManajemen (JM),

Vol. 13 No 1,Hal 35-53

Ermi Linandarini. 2010.

„KemampuanRasio Keuangan

DalamMemprediksi PeringkatObligasi

Perusahaan diIndonesia,.

Skripsi.UniversitasDiponegoro,

Semarang.

Fransiskus Paulus. 2016.

SemakinDekat Dengan Pasar

ModalIndonesia.

Deepublish,Jogjakarta.

Page 18: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi

AnalisisMultivariate dengan

SPSS.Semarang: Badan

PenerbitUNDIP.

Hanafi, Mamduh M, 2013,

ManajemenKeuangan, Edisi

1,Yogyakarta: BPFE.

Husein Umar, 2013,

MetodologiPenelitian Untuk Skripsi

danTesis Bisnis,Jakarta : PT.Gramedia

Pustaka.

Horne, James C. Van dan John

MWachowicz, Jr. 2012.Prinsip-prinsip

ManajemenKeuangan. Edisi ke

13.Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia,2015.

Standar Akuntansi Keuangan.PSAK.

Cetakan Keempat, BukuSatu, Jakarta:

Penerbit SalembaEmpat

Indah Wijayanti. 2014. Faktor-

FaktorYang

MempengaruhiPeringkat Obligasi.

JurnalIlmu dan Riset Akuntansi(JIRA),

Vol. 3 No 3,Hal 1-15

Indah Permata Sari. 2018. Analisa

Keuangan Yang Memprediksi Peringkat

Oligasi(Studi Pada Perusahaan

Konstruksi dan Bangunan Yang

Terdaftar di BEI Periode 2012-2017).

Skripsi. Universitas Brwijaya

Indonesia-

Investments,2015https://www.indonesiai

nvestments.com/id/.Diakses tanggal 15

Februari2019.

Kasmir. 2008. Manajemen

Perbankan.Edisi Revisi. Cetakan ke-

6.Jakarta: Rajawali Pers.

Keown, et al. 2011.

FinancialManagement, 10th ed,

NewJersey: Pearson Education Inc.

Kieso et al., “Akuntansi Intermediate”.

Jilid 1 Edisi Keduabelas, Erlangga,

Jakarta, 2008.

Manurung, Adler, Silitonga, Desmon

danTobing, Wilson. 2009. Hubungan

Rasiorasio Keuangan dengan Rating

Obligasi. Paper.

Magreta dan Nurmayanti, Poppy.

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi

PeringkatObligasi Ditinjau dari Faktor

Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal

Bisnis dan Akuntansi. Universitas Riau,

2009.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan

Keuangan. Edisi Keempat. Liberty,

Yogyakarta

Ninis Kurniasih. 2015. Determinan

Peringkat Obligasi Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di BEI.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen

(JIRM), Vol.4 No 2, Hal 1-16

Pemeringkat Efek Indonesia, 2015.

Pefindo Rating Criteria & Methodology.

www.pefindo.com(diakses pada 2

Januari 2019)

Raharja dan M. P. Sari. 2008.

Kemampuan Rasio Keuangan dalam

memprediksi Peringkat Obligasi (PT

Kasnic Credit Rating). Jurnal Maksi.

8(2).

Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi I.

Jakarta : Erlangga

Page 19: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

Ratih Umroh. 2014. „Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi

PeringkatObligasi‟. Skripsi.Universitas

Diponegoro, Semarang.

Retno. 2016. „Analisis Rasio

Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan

Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi

Peringkat Obligasi (Studi Pada

Perusahaan Non Keuangan dan

Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Periode 2009-2014)‟. Skripsi.

Universitas Brawijaya, Malang.

Sapto, Raharjo, 2006. Panduan Investasi

Obligasi, Cetakan kedua, Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama

Sartono, A. 2002. Manajemen Keuangan

Teori dan Aplikasi, Edisi keempat.

Yogyakarta: BPFE.

Sejati, Grace P. ”Analisis Faktor

akuntansi dan Non akuntansi Dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi

Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Ilmu

Administrasi dan Organisasi, Vol.17,

No.1, hal 70-78, 2010.

Sekaran, U, and Bougie, R.

2010.Research Methods for Business: a

Skill Bulding Approach. 5th Edition.

John Wiley & Sons Ltd, West Sussex.

Singgih Santoso. 2000. Latihan SPSS

Statistik Parmetik. Jakarta: Gramedia

Sugiarto, 2009, Struktur Modal ,Struktur

Kepemilikan Perusahaan,

Permasalahan Keagenan dan Informasi

Asimetri, Yogyakarta : Graha Ilmu

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R &,

Bandung. Alfabeta

Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian

Kualitatif, Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan dan

Praktek., Jakarta: Rineka Cipta

Susana Aprillia. 2011. ‘Analisis Rasio

Keuangan dalam Memprediksi

Peringkat Obligasi’, Skripsi. UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan

Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

EKONISIA.

Syehni Rizky Putra Abadi.

2015.Perlindungan Hukum Bagi

Investor Pemegang Obligasi

Perusahaan yang Diterbitkan Oleh

Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Terhadap Risiko Gagal Bayar‟. Skripsi.

Universitas Negeri Surabaya.

Tandelilin, Eduardus. “Portofolio

Investasi dan Investasi, Teori dan

Aplikasi”, Edisi Pertama, Kanisius,

Jakarta, 2010.

Tim Jurusan Manajemen. 2018

Pedoman Penulisan Skripsi. Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.

Van Horne, James dan Wachowisz.

“Fundamentals of Finance Management

2 , Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan”, Edisi 12, Salemba 4,

Jakarta, 2007

Page 20: ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN

Weston, J. Jared dan Thomas E.

Compeland. 2010. Manajemen

Keuangan EdisiRevisi Jilid 2.

Tangerang : Binarupa Aksara

Yuli Soesetio. (2008). Kepemilikan

Manajerial dan Institusional, Kebijakan

Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur

Aktiva, dan Profitabilitas terhadap

Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan

Perbankan, 12(3), 384-398