engaruh bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan...

87
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA DI SMPN 13 DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Bayu Umbara NIM. 103011026671 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2008

Upload: lykhue

Post on 17-Sep-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SISWA DI SMPN 13 DEPOK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Bayu Umbara NIM. 103011026671

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2008

Page 2: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SISWA DI SMPN 13 DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kejuruan

Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Bayu Umbara

NIM. 103011026671

Dosen Pembimbing

Drs. H. Paimun NIP. 150 012 567

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007

Page 3: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul: “Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di SMPN 13

Depok” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kuguruan (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah

pada 16 Januari 2008 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama

Islam.

Jakarta, 16 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. A. Fatah Wibisono, MA …………... ……………… 009 236 150. NIP

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ………….... ……………… 477 299 150. NIP

Penguji I

Sururin, M.Ag …………… ……………… 150 289 483. NIP

Penguji II

Dra. Hj. Djunaidatul M., M.Ag ……………. ……………… 150 228 871. NIP

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

MA, Dede Rosyada. Dr. Prof NIP. 150 231 356

Page 4: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

KATA PENGANTAR

e Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, berkat

rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat serta

salam semoga tetap terlimpah kepada sayyid al-anbiya’ wa al-mursalin Rasulullah

saw., beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh

alam.

Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan

pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi

pembaca umumnya.

Orang tua tercinta Bapak Dahlan, dan Ibu Sri Mulyanah, dengan curahan

cinta dan kasih sayangnya telah mengantarkan penulis sehingga menjadi sarjana,

semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt.,

dan semoga Allah selalu memberikan hidayah, taufiq serta inayah-Nya kepada

kita.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak

mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para pembantu rektor.

Page 5: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

2. Bapak Prof. Dr. Rosyada, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para pembantu dekan.

3. Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf-stafnya.

4. Bapak Drs. H. Paimun selaku Dosen Pembimbing skripsi, terima kasih atas

segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan

mengarahkan penulis, dalam menyusun skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan dapat

menjadi penerang serta petunjuk bagi penulis dalam mengarungi dunia ini.

6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang dengan tulus dan ikhlas

memberikan pengorbanan baik moril maupun materil dan juga do'a restunya

yang tiada henti-hentinya.

7. Kawan-kawan Pendidikan Agama Islam angkatan 2003 khususnya kelas B,

yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih kuliah.

8. Semua kawan-kawan yang ada di kosan (Umi, Iyam, Erni, Lili, Khozin, Ida,

dan Ipung) yang selalu membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga

Allah swt. membalas kebaikan yang mereka berikan. Apabila penulis memiliki

kesalahan, kekurangan, serta kekhilafan mohon dimaafkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari

sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan

kritik, dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka

cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk

kita semua. Amiin.

Depok, Februari 2008

Penulis,

Page 6: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 5

1. Identifikasi Masalah 5

2. Pembatasan Masalah 5

3. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

1. Tujuan Penelitian 6

2. Manfaat Penelitian 6

D. Sistematika Penulisan 7

BAB II KAJIAN TEORI 8

A. Bimbingan dan Konseling 8

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling 8

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling 12

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling 15

4. Pelayanan-Pelayanan Bimbingan dan Konseling 16

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 21

1. Pengertian Prestasi Belajar 21

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam 25

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 30

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37

A. Variabel Penelitian 37

B. Populasi dan Sampel 37

C. Metode Penelitian 38

Page 7: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

D. Teknik Pengumpulan Data 38

E. Teknik Analisa Data 40

F. Hipotesa 42

G. Waktu dan Tempat 43

BAB IV HASIL PENELITIAN 44

A. Gambaran Umum SMPN 13 Depok 44

1. Sejarah Berdirinya SMPN 13 Depok 44

2. Visi dan Misi 44

3. Struktur Organisasi Sekolah 45

4. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling 46

5. Sarana dan Prasarana 46

6. Keadaan Guru 47

7. Keadaan Siswa 48

B. Deskripsi Data 48

C. Analisa Data 59

D. Interpretasi Data 67

BAB V PENUTUP 70

A. Kesimpulan 70

B. Saran-Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Depok, Februari 2008

Bayu Umbara

Page 9: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

ABSTRAKSI

Bayu Umbara

NIM: 103011026671

Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa di SMPN 13 Depok.

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada

individu secara terencana dan sistematis serta berkelanjutan dalam memecahkan

atau mengatasi masalah.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama

berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar

dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada mata pelajaran pendidikan

Agama Islam, yang diambil dari nilai raport.

Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi

sampel penulis melakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam

metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa data,

penulis memberikan interpretasi bahwa korelasi antara pengaruh bimbingan dan

konseling terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan Agama Islam siswa di

SMPN 13 Depok sebesar 0,73 dan korelasi tersebut tergolong kuat atau tinggi.

Page 10: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling dewasa ini, telah menjadi salah satu pelayanan

pendidikan yang sangat dirasakan pentingnya di sekolah-sekolah.

Perkembangan zaman modern yang begitu pesat banyak menimbulkan

perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Keadaan seperti ini

menantang individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan

kemajuan bagi setiap siswa.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dari tingkat satuan

pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dewasa ini semakin

dibutuhkan. Seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK), berbagai persoalan pun muncul dengan segala

kompleksitasnya. Dunia pendidikan tampaknya belum sepenuhnya mampu

menjawab berbagai persoalan akibat perkembangan IPTEK, indikasinya

adalah munculnya berbagai penyimpangan perilaku yang seyogianya tidak

dilakukan oleh peserta didik.

Pendidikan berusaha memberikan bantuan supaya anak didik

mendapatkan perkembangan yang wajar, mendapatkan ketentraman batin,

dapat menyelesaikan problem-problem yang dihadapinya, dan sebagainya.

Tentu saja selalu diharapkan bahwa hal-hal yang demikian itu akan dapat

selalu terjadi pada setiap anak didik. Akan tetapi apa yang terjadi dalam

kenyataan tidaklah demikian. Banyak sekali individu, baik belum dewasa

maupun sudah dewasa, yang pada suatu saat tidak mampu menyelesaikan

sendiri problem-problemnya.1

Pendidikan dapat berkualitas atau bermutu tinggi apabila sumber daya

pendidikan atau faktor-faktor pendidikan cukup memadai. Di antara faktor

1 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), cet.

XI, hlm. 9-10.

Page 11: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

pendidikan yang perlu terpenuhi kuantitas dan kualitasnya adalah faktor guru.

Guru memegang peranan penting dalam menigkatkan kualitas pendidikan.

Karena dalam rangka meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan kebutuhan

akan guru guru perlu dipenuhi dan kualitasnya perlu ditingkatkan. Guru yang

berkualitas dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan dapat

mencapai tujuan atau hasil pendidikan yang optimal.

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu

kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan

mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada

kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu

bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting)

posisi guru dalam dunia pendidikan.2

Dalam hubungannya dengan pendidikan, bimbingan merupakan bagian

integral dalam program pendidikan. Bimbingan merupakan pelengkap bagi

semua segi pendidikan. Bimbingan membantu agar proses pendidikan berjalan

dengan efisien, dalam arti cepat, mudah dan efektif. Sesuai dengan perumusan

di atas, bimbingan memilih bidang masalah yang dihadapi atau yang dialami

oleh individu sebagai bidang operasinya.

Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran

adalah sekolah. Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat dari

tahun ke tahun, jumlah sekolah pun di negara kita makin berkembang. Bukan

hanya ditinjau dari segi kuantitasnya, melainkan juga ditinjau dari segi

macam, tujuan, dan syarat-syarat yang diminta untuk dipenuhi murid. Melalui

jaringan sekolah-sekolah ini tidak jarang kita mengetahui murid-murid yang

salah memilih jurusan studinya, sehingga mereka gagal di tengah jalan, tidak

naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Hal ini disebabkan jurusan

studi yang dipilihnya tidak sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan yang

ada padanya.

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda

Karya, 1997), cet. III, hlm. 223.

Page 12: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Kegagalan di dalam studi bukan hanya disebabkan karena kesalahan di

dalam memilih jurusan studi saja, melainkan mungkin juga disebabkan karena

hal-hal sebagai berikut: kekurang-mampuan dalam menyesuaikan diri, cara

belajar yang salah, sikap yang salah terhadap diri sendiri, cara pengisian

waktu luang yang keliru, akibat daripada masalah-masalah yang terjadi di

dalam keluarga, kurangnya pembiayaan, dan sebagainya.3

Seorang guru di sekolah mempunyai tugas mendidik, mengajar, melatih,

dan membimbing. Tugas tersebut merupakan tugas profesional seorang guru

setiap hari di sekolah. Tugas profesional inilah yang harus dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tangung jawab.

Dapat dikatakan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah mendorong

individu untuk mempelajari kesukaran yang ada pada dirinya dan membantu

siswa dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi siswa dalam kehidupannya, terutama kehidupan sekolah, baik yang

menyangkut masalah belajar, masalah sosial, maupun masalah pribadi. Selain

itu, tugas bimbingan dan konseling juga berusaha memberikan pelayanan

kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik

lingkungan alam, lingkungan sosial, maupun lingkungan diri sendiri.

Belajar merupakan inti kegiatan di sekolah, sebab semua sekolah

bertanggung jawab bagi berhasilnya proses belajar bagi setiap siswa yang

sedang studi di sekolah tersebut. Oleh karena itu memberikan pelayanan,

bimbingan di sekolah berarti pula memberikan pelayanan belajar bagi setiap

siswa. Adapun tujuan bimbingan belajar secara umum adalah "Membantu

siswa agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga

setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal".4

Proses belajar mengajar dapat diartikan bukan hanya mentransformasikan

ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keterampilan kepada peserta

3 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: Rajawali,

1985), cet. I, hlm. 103-104. 4 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

cet. I, hlm. 20.

Page 13: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

didik, melainkan juga menggali, mengarahkan dan membina seluruh potensi

yang ada dalam diri peserta didik, sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Proses belajar mengajar tersebut harus berjalan dengan baik dan efektif yaitu

proses belajar mengajar yang menyenangkan, menggembirakan, bergairah,

penuh motivasi tidak membosankan, serta menciptakan kesan yang baik pada

diri peserta didik. Untuk mewujudkan keadaan yang demikian itu, maka

proses belajar mengajar harus disertai dengan memelihara motivasi,

kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, tujuan-tujuan, kesedian-kesedian

dan perbedaan-perbedaan perseorangan di antara peserta didik.5

Berdasarkan pengalaman penulis, ketika penulis masik melaksanakan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1997-2000, kebanyakan

guru di SMPN 13 Depok memberikan teguran kepada siswa yang melakukan

kesalahan dengan bentuk kekerasan yang tidak perlu dilakukan oleh seorang

guru. Bentuk kekerasan yang biasa dilakukan adalah menendang siswa,

menampar siswa, siswa dituntut untuk memutari lapangan bola basket

minimal 5 putaran, dan siswa dituntut untuk berdiri di tengah lapangan bola

basket sampai berjam-jam di bawah terik panas matahari. Padahal perilaku

seperti itu tidak perlu dilakukan oleh seorang guru.

Akan tetapi, ketika penulis melaksanakan Praktek Profesi Keguruan

Terpadu (PPKT), bentuk kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa di

SMPN 13 Depok sudah tidak terlihat lagi. Guru di sekolah tersebut hanya

memberikan teguran dan memberikan bimbingan individu kepada siswa yang

mendapatkan masalah.

Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul:

"PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SISWA DI SMPN 13 DEPOK".

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

5 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005), cet. I, hlm. 225.

Page 14: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan-permasalahan yang penulis amati di SMPN 13 Depok,

yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 13

Depok?

2. Bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling di SMPN 13 Depok?

3. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMPN 13

Depok?

4. Sejauh mana pengaruh pelayanan bimbingan dan konseling terhadap

prestasi belajar siswa di SMPN 13 Depok.

2. Pembatasan Masalah

Dari beberapa permasalahan, penulis membatasi permasalahan-

permasalahan tersebut. Diantaranya adalah:

a. Pelayanan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPN 13 Depok.

b. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMPN 13 Depok ditinjau dari hasil nilai raport siswa.

c. Pengaruh pelayanan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam di SMPN 13 Depok.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini yaitu:

a. Jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling apa saja yang diberikan

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 13 Depok?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPN 13 Depok?

c. Sejauh mana pengaruh pelayanan bimbingan dan konseling dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 13 Depok?

Page 15: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin

diperoleh penulis dari penyusunan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui pelayanan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMPN 13 Depok.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMPN

13 Depok.

c. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan pembelajaran Pendidikan Islam

terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMPN 13 Depok.

2. Manfaat Penelitian

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pemikiran

bagi pihak yang ingin lebih jauh lagi mengkaji masalah ini.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi inspirasi baru yang

mendorong penulis untuk meninjaklanjuti penelitian tersebut sehingga

dapat diupayakan wujud nyatanya.

c. Semoga penelitian ini dapat menjadi masukan untuk SMPN 13 Depok

khususnya, atau sekolah lain pada umumnya, sehingga dapat

diupayakan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah

lebih ditingkatkan lagi.

D. Sistematika Penulisan Untuk lebih mensistematiskan penulisan skripsi ini, maka penulis

membagi dalam 5 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI. Terdiri dari Bimbingan dan Konseling yang

meliputi Pengertian Bimbingan dan Konseling, Tujuan dan

Fungsi Bimbingan Konseling, Prinsip-prinsip Bimbingan dan

Konseling, dan Pelayanan-pelayanan Bimbingan dan Konseling,

Page 16: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam yang meliputi

Pengertian Prestasi Belajar, Pengertian Pendidikan Agama Islam,

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar, dan faktor-

faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama

Islam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Terdiri dari Variabel Penelitian,

Populasi dan Sampel, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data, Teknik Analisa Data, Hipotesa, Waktu dan Tempat.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdiri dari Gambaran Umum SMPN 13

Depok yang meliputi Sejarah Berdirinya SMPN 13 Depok, Visi

dan Misi, Struktur Organisasi Sekolah, Struktur Organisasi

Bimbingan dan Konseling, Sarana dan Prasarana, Keadaan Guru,

dan Keadaan Siswa, Deskripsi Data, Analisis Data dan

Interpretasi Data.

BAB V PENUTUP. Terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 17: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Dilihat dari asal kata bimbingan yaitu bimbing, yang artinya pimpin;

asuh; tuntun. Sedangkan bimbingan artinya petunjuk (penjelasan) cara

mengerjakan sesuatu. 6

Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi

yang terdidik dan wanita atau pria yang terlatih, kepada setiap individu

yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan hidup,

mengembangkan sudut pandangannya, mengambil keputusannya sendiri

dan menanggung bebannya sendiri.7

Menurut Saliman dan Sudarsono dalam bukunya Kamus Pendidikan,

Pengajaran, dan Umum, mengartikan bimbingan sebagai bantuan yang

diberikan kepada murid untuk menemukan sendiri dan memberi respon

yang tepat atas kemauan sendiri dalam masalah studi dan sosial.8

Menurut Hallen A. di dalam bukunya Bimbingan dan Konseling,

mengemukakan beberapa definisi mengenai bimbingan:

1. Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year's Book of Education 1955, yang menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

2. Stoops dan Walquist, mendefinisikan bahwa bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. II, h. 152. 7 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1983), h. 64. 8 Saliman, Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1994), Cet. I, h. 33.

Page 18: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

3. Menurut Crow & Crow, bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.

4. Menurut Arthur J. Jones, seperti yang dikuti oleh DR. Tohari Musnamar, mendefinisikan bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem.

5. DR. Rachman Natawidjaja, menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya.9

Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, mengemukakan bahwa "Bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya".10

Sedangkan menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan

Konseling, mengemukakan bahwa "Bimbingan adalah suatu proses

pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus,

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai tuntutan dan keadaan

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian dia dapat

mengecap kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang

berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya".11

Dari uaraian-uraian di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian

bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan

sistematis kepada incividu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,

9 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h.3-5. 10 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995),

cet. III, h.4. 11 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 9, td.

Page 19: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya dan kemampuan

untuk mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya

dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga,

sekolah, maupun masyarakat.

Sedangkan pengertian konseling yaitu pemberian bimbingan oleh

yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis;

pengarahan, atau pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli

sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri

meningkat dalam memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.12

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mangarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial. Berikut ini akan dikemukakan beberapa karakteristik yang terkandung dalam pengertian konseling, sebagaimana yang dikutipkan oleh Shertzer dan Stone dalam bukunya Fundamental of Counseling dari Patterson: 1. Konseling ialah berhubungan dengan usaha untuk mempengaruhi

perubahan sebagian besar tingkah laku klien secara sukarela (klien ingin untuk mengubah dan mendapatkan bantuan dari konselor).

2. Maksud dari konseling ialah menyajikan kondosi yang dapat memperlancar dan mempermudah perubahan sukarela itu (kondisi-kondisi yang demikian itu adalah merupakan kewajiban individu dalam menentukan pilihan yang tepat untuk berdiri sendiri dan memperoleh kepercayaan diri sendiri).

3. Kondisi yang memperlancar perubahan tingkah laku itu diselenggarakan melalui wawancara (tidak semua wawancara adalah konseling, tetapi konseling selalu menyangkut wawancara).

4. Suasana mendengar terjadi dalam konseling, tetapi tidak semua proses konseling itu terdiri dari mendengar itu saja.

5. Konselor memahami klien. 6. Konseling diselenggarakan dalam suasana pribadi dan hasilnya

dirahasiakan.

12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. II, h. 588.

Page 20: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

7. Klien mempunyai masalah-masalah psikologis dan konselor memiliki keterampilan atau keahlian dalam membantu memecahkan masalah-masalah psikologis yang dihadapi klien.13

Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan

kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individuil. James

F. Adams menjelaskan bahwa "konseling adalah suatu pertalian timabal

balik antara dua orang individu di mana yang seorang (counselor)

membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik memahami

dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang

dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang".14

Menurut Kartini Kartono, konseling ialah wawancara yang melibatkan

dua pihak, konselor dan konseli, dalam pergumulan memahami dan

merumuskan masalah, mencari jalan keluar dan melaksanakan jalan

keluar. Wawancara konseling dilakukan dalam interaksi/hubungan antara

penolong dengan yang ditolong. Hubungan dalam konseling ditandai oleh

usaha saling memahami, menghargai dan menerima, yang memperlancar

proses menolong.15

Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan

antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk

meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.

Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor

dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan

mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan

masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.

American Personnel and Guidance Association (APGA)

mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang

terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang

13 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h.11-13. 14 I. Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: C.V. Ilmu,

1975), h. 29. 15 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: Rajawali,

1985), cet. I, h. 181.

Page 21: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan

keputusan.16

Pengertian konseling berarti: "Bantuan yang diberikan kepada

individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara,

dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi

untuk mencapai kesejahteraan hidupnya".17

Dari beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling di atas,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling

merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap

muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki

kemampuan dalam menemukan masalahnya serta mampu memecahkan

masalahnya sendiri.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan pribadi dalam

keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini

pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam rangka

upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan

merencanakan masa depan.

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar

peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta

menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri

lebih lanjut.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksudkan agar

peserta didik mengenal lingkungannya secara obyektif, baik lingkungan

sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nilai-

16 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2007), cet. I, h. 22-23. 17 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995),

cet. III, h. 5.

Page 22: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai

kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamir pula.

Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan,

dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan

mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut

bidang pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya, keluarga dan

masyarakat.18

Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.

1. Secara umum, bimbingan dan konseling mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis di antara unsur-unsurnya yang meliputi fisik, mental, emosional, sosial, dan moral, bahkan spiritual.

2. Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa dalam menentukan pilihan-pilihannya yang tepat, sebab kesalahan dalam menentukan pilihan dapat menimbulkan masalah baru yang mungkin lebih buruk.

3. Adapun tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang dibimbing dapat membimbing dirinya sendiri.19

Menurut Hallen A., dalam bukunya Bimbingan dan Konseling,

menguraikan beberapa fungsi bimbingan dan konseling, di antaranya

adalah:

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

2. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

3. Fungsi Pengentasan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

4. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik

18 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h.57-59. 19 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 15-16,

td.

Page 23: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.

5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.20

Menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan Konseling,

mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah memilki

beberapa fungsi antara lain:

1. Fungsi pengembangan, yaitu membantu siswa dalam mengembangkan potensi (bakat, minat, kemampuan) dan wawasan, ilmu pengetahuan sikap dan nilai-nilai luhur serta keterampilan agar dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu siswa dalam menyalurkan bakat, minat, kemampuan, aspirasi atau cita-citanya. Penyaluran dapat diarahkan pada jenis lanjutan sekolah, pemilihan jurusan, kegiatan ekstra kurikuler, dan lapangan kerja yang sesuai dengan minat, bakat, cita-cita dan kepribadiannya.

3. Fungsi perbaikan, yaitu membantu siswa dalam memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan dalam cara berbicara, bersikap dan bertindak, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

4. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa memperoleh penyesuaian dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.

5. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi membantu staf sekolah, khususnya guru, untuk menyesuaikan program pengajaran dan program bimbingan kepada kebutuhan dan tingkat perkembangan serta aspirasi siswa.21

3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti, rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. Uraian berikut ini akan mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang telah diramu dari sejumlah sumber. Uraian berikut ini akan mengungkapkan sejumlah prinsip bimbingan dan konseling yang dirumuskan oleh Priyatno

20 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 60-62. 21 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, Diktat UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h.

15.

Page 24: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

dkk dalam buku Seri Pemandu Pelaksana Bimbingan dan Konseling di Sekolah (1997). a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:

1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.

2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.

4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu: 1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang

menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

2) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan: 1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya

pendidikan dan pengembangan individu. 2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan

dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga. 3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan

dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi. d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan

pelayanan: 1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.

2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan tau desakan diri pembimbing atau pihak lain.

3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

4) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam

Page 25: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.22

4. Pelayanan-pelayanan Bimbingan dan Konseling

a. Pemberian Pengalaman-pengalaman Belajar yang Menantang

Tujuan pemberian pengalaman belajar yang menantang adalah

agar segala potensi yang ada pada anak dan sekaligus aspek-aspek

kepribadiannya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan-kegiatan

pelayanan bimbingan yang dapat diberikan di sekolah antara lain

pemberian tugas individual, pemberian tugas kelompok, kegiatan

kelompok diskusi, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan praktek, kegiatan

tutorial, berbagai kegiatan lomba, remedial teaching dan

karyawisata.23

Pemberian tugas individual kepada siswa merupakan salah satu

faktor yang dapat manunjang dalam rangka meningkatkan

keberhasilan belajar siswa. Dengan tugas individual, siswa dapat

memperdalam pemahamannya sendiri, dapat mengembangkan ilmu

pengetahuannya, dan siswa juga dapat melatih rasa tanggung jawab

atas tugas yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, pemberian

tugas individual kepada siswa dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Untuk dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar, guru tidak hanya memberikan tugas individual, akan tetapi

siswa perlu diberikan tugas kelompok. Karena dengan tugas kelompok

siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru. Dengan tugas kelompok, siswa dapat mengetahui

berbagai pendapat dari siswa lain yang dapat memperluas

wawasannya. Dengan demikian, pemberian tugas kelompok kepada

siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

22 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 63-65. 23 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 31, td

Page 26: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Dalam meningkatkan prestasi belajar, hendaklah siswa mengikuti

kegiatan-kegiatan yang dapat membantu meningkatkan prestasi

belajarnya, diantaranya adalah kegiatan kelompok diskusi, kegiatan ini

dapat melatih siswa dalam memperluas wawasannya, siswa juga dapat

memperdalam pemahamannya, dan dapat melatih siswa untuk

memupuk keberaniannya dalam memberikan sebuah pendapat. Dengan

demikian, kegiatan kelompok diskusi ini dapat membantu siswa dalam

menigkatkan prestasi belajarnya.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat membantu

meningkatkan prestasi belajar. Dengan kegiatan ekstrakurikuler siswa

dapat memperluas wawasannya, dan juga siswa dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler

dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan lain yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya adalah kegiatan praktek. Dalam meningkatkan

pengetahuannya, siswa tidak hanya harus memahami sebuah teori,

akan tetapi siswa juga harus dapat mempraktekkan ilmu

pengetahuannya, agar pengetahuan dan pemahaman siswa lebih

mantap. Dengan demikian, kegiatan praktek dapat membantu siswa

dalam meningkatkan prestasi belajar.

Kegiatan tutorial juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya. Kegiatan tutorial sangat dibutuhkan oleh siswa,

karena dengan kegiatan tutorial, siswa dapat lebih memperdalam

pemahamannya, dan siswa juga dapat menambah pengetahuannya.

Dengan demikian, kegiatan tutorial ini, dapat membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

Pelaksananaan berbagai kegiatan lomba perlu diadakan di

lingkungan sekolah. Pelaksanaan kegiatan lomba tersebut diadakan

dalam rangka melatih siswa dalam mengembangkan bakat yang

dimilikinya, dan siswa juga dapat memupuk keberanian dalam

menghadapi sebuah tantangan yang dihadapinya. Dengan demikian,

Page 27: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

kegiatan lomba tersebut dapat membantu siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya.

Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda, terutama

dalam memahami sebuah pelajaran. Terkadang sebagian pengetahuan

yang sudah dipahami oleh siswa hilang. Agar dapat mengembalikan

pemahaman siswa tersebut, maka guru perlu memberikan kegiatan

remedial teaching. Karena dengan kegiatan tersebut, sebagian

pemahaman siswa yang hilang dapat dipahami kembali oleh siswa, dan

juga dapat menambah pemahaman tersebut. Dengan demikian,

kegiatan remedial teaching dapat membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan lain yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar

siswa adalah kegiatan karyawisata. Kegiatan karyawisata merupakan

kegiatan yang menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa

langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar

kelas. Dengan kegiatan karyawisata, siswa dapat memperluas

wawasannya, dan juga siswa dapat menambah pengalaman belajar di

luar kelas. Dengan demikian, kegiatan karyawisata ini dapat membantu

siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Manfaat pelayanan pemberian pengalaman belajar yang

menantang ini adalah:

1) Mengembangkan dan menyalurkan potensi (bakat, minat,

kemampuan) dan cita-cita siswa.

2) Memperdalam pemahaman siswa dan memperluas wawasannya.

3) Mendukung keberhasilan belajar siswa.

4) Membantu memberikan arah tentang lanjutan pendidikan.

5) Melatih disiplin, tanggung jawab, toleransi, sportivitas dan

memupuk keberanian, serta menambah wawasan siswa, yang

kesemuanya itu akan menambah atau meningkatkan kualitas

kepribadian siswa.

6) Mengembangkan sosialitas siswa.

Page 28: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

7) Menunjang kemandirian siswa.24

b. Pelayanan Informasi

Secara umum, layanan informasi memberikan pemahaman kepada

individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang

diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk

menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.25

Pelayanan informasi yang diberikan oleh siswa sangat diperlukan

dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Pelayanan-pelayanan

informasi yang dapat diberikan kepada siswa, diantaranya adalah

informasi tentang cara belajar. Dengan mengetahui informasi tentang

cara belajar, siswa dapat menggunakan waktu belajarnya dengan

sebaik-baiknya, siswa dapat belajar dengan tenang, teliti dan penuh

konsentrasi, sehingga pelajaran yang sudah dipelajarinya benar-benar

dapat dipahami.

Selain itu, pelayanan informasi yang perlu diberikan kepada siswa

adalah informasi tentang pembuatan jadwal dan pelaksanaannya. Agar

belajar siswa dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah siswa

mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur,

sehingga siswa dapat memperhitungkan waktunya untuk kegiatan-

kegiatan yang dilakukannya setiap hari, dan siswa dapat merencanakan

penggunaan belajar dengan cara menetapkan jenis-jenis mata

pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajarinya. Dengan

demikian, pelayanan-pelayanan informasi tersebut dapat membantu

siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Pelayanan ini bertujuan agar para siswa mengetahui jenis-jenis

sekolah untuk melanjutkan pendidikan, jenis-jenis jabatan/pekerjaan

yang ada dalam masyarakat, serta jenis-jenis organisasi atau lembaga-

lembaga yang ada dalam masyarakat untuk selanjutnya bagi mereka

yang berpotensi, berbakat dan berminat dapat merencanakan untuk

24 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 31, td 25 Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999), cet. I, h. 225-226.

Page 29: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

memasukinya apabila telah selesai menempuh pendidikan yang

sekarang sedang berlangsung.

Manfaat pelayanan informasi sangat besar, terutama karena

pelayanan tersebut dapat mendorong motivasi untuk melanjutkan

pelajaran, menambah kemampuan dan keterampilan serta memilih

pekerjaan yang sesuai dengan cita-citanya, membantu menyalurkan

bakat dan cita-cita siswa, menunjang keberhasilan belajar, membantu

merencanakan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat,

latar belakang pendidikan dan kepribadiannya.26

c. Pelayanan Penempatan

Individu sering menjalani kesulitan dalam menentukan pilihan,

sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan

hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak

mencapai perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan

atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor, dalam

menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.27

Tujuan pelayanan penempatan ialah agar siswa dapat mencapai

keberhasilan dalam belajar. Untuk itu diberikanlah pelayanan

penempatan dalam kelas, penempatan dalam jurusan atau program

yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya, penempatan

dalam kelompok belajar yang sesuai, penempatan dalam kegiatan

ekstra kurikuler sesuai bakat, minat, kemampuan dan sesuai pula

dengan pola atau kondisi kepribadiannya. Bagi siswa yang

melanjutkan ke perguruan tinggi dibantu untuk memilih jurusan dan

fakultas yang sesuai dengan aspirasinya (cita-citanya).

Manfaat pelayanan penempatan adalah membantu siswa agar

dapat berhasil dalam belajar, dapat mencari dan memilih pekerjaan

setelah tamat belajar, potensi siswa dapat berkembang, dapat

26 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 32, td 27 Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999), cet. I, h. 272.

Page 30: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan menunjang tercapainya

cita-cita.28

Selain itu, layanan penempatan terhadap siswa akan membawa

keuntungan bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan

penyesuaian dan pemeliharaan terhadap kondisi individual siswa.

Sebagai contoh penempatan dalam kelas. Siswa yang matanya kurang

melihat dan memiliki pendengaran yang lemah hendaklah diberikan

tempat duduk paling depan, agar siswa tersebut dapat lebih memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru. Contoh lain adalah penempatan

siswa menurut minatnya masing-masing. Selain memberikan

keuntungan bagi siswa, layanan penempatan juga memberikan

keuntungan bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan

kelas, dengan penempatan yang tepat menjadi lebih mudah

menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa.

Dengan demikian, layanan penempatan bagi siswa, dapat

membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia

pendidikan, meskipun ini merupakan predikat yang masih umum dan luas

penggunaanya. Istilah prestasi belajar diberikan kepada keadaan yang

menggambarkan tentang hasil yang optimal dari satu aktivitas belajar,

sehingga arti prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari pengertian belajar.

Oleh karena itu, akan dikemukakan pengertian dari masing-masing

kedua kata tersebut.

Prestasi artinya hasil yang telah dicapai.29

28 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 33, td 29 Pius A. Partanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 623.

Page 31: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Prestasi adalah hasil dari usaha kegiatan yang telah dilakukan,

diciptakan, baik secara kelompok maupun sendiri. Dalam kamus populer

dinyatakan bahwa "prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil

pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja".30

Dalam kamus populer, dinyatakan prestasi belajar adalah apa yang

terjadi diciptakan, hasil penghargaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan belajar.31

M. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa prestasi merupakan "sesuatu

yang digunakan untuk menilai hasil belajar yang diberikan kepada siswa-

siswanya atau dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu".32

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi.

a. Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengamalannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)."

b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa: "Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi."

c. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan: "Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman."

d. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan: "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

30 S. F. Habeyb, Kamus Populer, (Jakarta: Nurani, 1983), h. 296. 31 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), cet. IV, h.

700. 32 M. Ngalim Purwanto, Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Nasco, 1997), h. 6.

Page 32: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian." 33

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan

Dengan Pendekatan Baru, beberapa ahli mendefinisikan belajar sebagai

berikut:

1) Skinner, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.

2) Chaplin, membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama mendefinisikan belajar sebagai perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya mendefinisikan belajar sebagai proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

3) Hintzman, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disesbabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

4) Wittig, berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

5) Rober, membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.34

Dari berbagai pengertian belajar di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Untuk

dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif menetap, harus

merupakan akhir dari pada proses waktu yang panjang. Selain itu, belajar

juga merupakan proses perubahan dan kecakapan pada diri individu yang

disadari, bukan dari hasil proses yang tidak disadari.

Setelah mengemukakan penjelasan mengenai pengertian prestasi dan

belajar, maka penulis mengemukakan penjelasan mengenai pengertian

prestasi belajar.

33 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990),

cet. V, h. 84. 34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 90-91.

Page 33: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.35

Setiap pendidik baik orang tua maupun guru selalu mengharapkan

prestasi yang baik dari anak-anak didiknya. Karena prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar mengajar dalam jangka

waktu tertentu. Prestasi merupakan hasil dari proses belajar yang di

dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, baik faktor

dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern).

Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya

perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan,

maupun dalam sikapnya. Indikator dari perubahan itu biasanya akan

tampak pada prestasi belajarnya.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama

berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil

belajar yang diperoleh tidak hanya sekedar berupa pengetahuan melainkan

juga dapat berbentuk perilaku yang ditunjukkan siswa.

Prestasi belajar dapat diketahui dari penilaian guru terhadap hasil

belajar siswa. Penilaian tersebut dapat berbentuk penilaian terhadap

kemampuan kognitisi, afeksi dan psikomotorik siswa, tes harian, tes

semester, dan ujian akhir. Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah

nilai raport siswa.

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

35 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), cet. I, h. 37.

Page 34: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Sebelum membahas mengenai pengertian pendidikan agama Islam,

penulis terlebih dahulu membahas mengenai pengertian pendidikan dan

agama Islam.

Pendidikan artinya proses perubahan tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.36

Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan kebutuhan.37

Menurut Saliman dan Sudarsono dalam bukunya Kamus Pendidikan,

Pengajaran, dan Umum, mengartikan pendidikan sebagai semua

perbuatan dari seorang pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya.38

Berdasarkan kamus pendidikan yang berjudul Dictionary of

Education, pendidikan diartikan:

1. Serangkaian proses dengannya seseorang atau anak mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai atau berguna di masyarakat.

2. Proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak dipengaruhi dengan lingkungan yang (sengaja) dipilih dan dikendalikan (misalnya oleh guru di sekolah) sehingga mereka memperoleh kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan individual.

Beberapa ahli pendidikan mengartikan pendidikan sebagai berikut:

36 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. II, h. 263. 37 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h.10-11. 38 Saliman, Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1994), Cet. I, h. 178.

Page 35: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

1. Langeveld: Mendidik ialah mempengaruhi anak dalam upaya membimbingnya agar menjadi dewasa. Usaha membimbing haruslah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja.

2. Hoogveld: Mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

3. SA. Branata, dkk: Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

4. Ki Hajar Dewantara: Mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.39

Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pada Bab I,

Pasal 1, Ayat 1, menjelaskan bahwa pendidikan adalah "usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara"40

Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan sering dimaknai

sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai

dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain

itu, dalam pengertian yang umum, pendidikan juga diartikan dengan

proses bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia

kepada manusia lain dalam rangka pencapaian kedewasaan.

Selain itu, ada beberapa ahli pendidikan lain mengartikan pendidikan

sebagai berikut:

1. John Dewey, memandang pendidikan sebagai suatu rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman yang didapat berikutnya.

2. John S. Brubacher, menurutnya pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang

39 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. I,

h. 5-6. 40 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. I, h. 7.

Page 36: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

3. Carter V. Good, mendefinisikan pendidikan dalam 2 (dua) perspektif. Pertama, pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di tempat hidupnya. Kedua, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang datang dari sekolah), sehingga orang tersebut bisa mendapat atau mengalami perkembangan kemampuan sosial maupun kemampuan individual sevara optimal.41

4. Plato, menurutnya pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani, supaya sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dicapai.

5. Jules Simon, menurutnya pendidikan ialah jalan untuk merubah akal menjadi akal yang lain dan merubah hati menjadi hati yang lain.

6. John Milton, menurutnya pendidikan yang sempurna ialah mendidik anak-anak, supaya dapat melaksanakan segala pekerjaan, baik pekerjaan khusus atau umum dengan ketelitian, kejujuran dan kemahiran, baik waktu aman atau waktu peperangan.

7. Pestalozzi, menurutnya pendidikan ialah menumbuhkan segala tenaga anak-anak dengan pertumbuhan yang sempurna, lagi seimbang.

8. Herbert Spencer, menurutnya pendidikan ialah menyiapkan manusia, supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna.

9. Sully, menurutnya pendidikan ialah menyucikan tenaga tabi'at anak-anak, supaya dapat hidup berbudi luhur, berbadan sehat serta berbahagia.42

Theodore Mayer Greene mengajukan definisi pendidikan yang sangat

umum: pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk

suatu kehidupan yang bermakna.

Selain itu, Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.43

41 Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, h. 1-2. 42 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya

Agung), h. 5. 43 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya, 1996)

cet. II, h. 5-6.

Page 37: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Sementara, pendidikan menurut George F. Kneller, memiliki arti luas

dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau

pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak ataupun

kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses

mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan dari

generasi ke generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-

lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi atau lembaga-

lembaga lain.44

Dari berbagai uraian pengertian pendidikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh

seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai

perkembangan maksimal yang positif.

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai

petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan

manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta

mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada

masyarakat serta alam sekitarnya.

Agama sebagai sumber sistem nilai, merupakan petunjuk, pedoman

dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah

hidupnya seperti dalam ilmu agama, politik, ekonomi, sosial, budaya dan

militer, sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup dan perilaku

manusia yang menuju kepada keridhaan Allah.

Agama Islam adalah Agama Allah yang disampaikan kepada Nabi

Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, yang

mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-

ketentuan ibadah dan mu'amalah (syariah), yang menentukan proses

berfikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kata hati.45

44 Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, h. 3. 45 Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), cet. IV, h. 4.

Page 38: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Menurut Abuddin Nata, Islam menurut istilah adalah mengacu kepada

agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan

berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad

SAW.46

Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada

manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya, dapat

diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang

kepada manusia yang melaluinya sampai ke tempat yang di tuju, tempat

tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lempang dan lebar, kiri kanannya

berpagar al-Qur'an dan al-Hadits. Pada jalan itu terdapat juga rambu-

rambu, tanda-tanda, serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia.47

Di dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) pendidikan

agama Islam di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam

adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.48

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.49

Menurut Zakiah Daradjat, dkk mengemukakan beberapa pengertian

tentang pendidikan agama Islam, diantaranya adalah:

46 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), cet. VII,

h. 65. 47 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), cet. II, h. 50. 48 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

II, h. 75-76. 49 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. I, h. 130.

Page 39: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

a. Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

b. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.50

Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha

sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,

kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan A. Tafsir, Pendidikan

Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada

seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran

Islam.51

Jadi, pendidikan agama Islam merupakan suatu usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari

dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian

hasil belajar.

50Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. V, h. 86.

51 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. I, h. 130-131.

Page 40: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

a. Faktor Internal

1. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat,

sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat

mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang

baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa

karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya,

ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena

itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap oarng baik

fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar

dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.52

2. Inteligensi

Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa tak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi

seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih

sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi

seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih

sukses. 53

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang

diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai

dengan rasa senang.54 Minat dapat timbul karena daya tarik dari

luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap

52 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 55 53 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 134. 54 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. IV, h. 57.

Page 41: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau

memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat

belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang

kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang

baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang

besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya

minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.55

4. Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Setiap orang pasti memilki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dengan demikian, bakat

akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.56

5. Motivasi

Motivasi adalah daya pendorong untuk melakukan sesuatu

pekerjaan. Yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar.

Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan

yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan

pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila

ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang

berasal dari luar (ektrinsik) yaitu dorongan yang datang dari teman

dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi

kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan

sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar

dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau

mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.57

55 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 56. 56 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 135-136. 57 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 57.

Page 42: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

6. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian

hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik di faktor

fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil

yang kurang memuaskan.

Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa

istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik. Belajar

harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak

serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali.58

b. Faktor Eksternal

1. Motivasi Orang Tua

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang

menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi

rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan,

cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau

tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua

dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah,

semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

2. Motivasi dari Teman Yang Berprestasi

Motivasi dari teman yang berprestasi juga mempengaruhi

prestasi belajar seseorang. Apabila seseorang mengalami kesulitan

dalam memahami suatu pelajaran, maka seorang teman yang

berprestasi dapat membantu mengatasi kesulitan dalam memahami

pelajaran tersebut. Seorang teman yang berprestasi juga dapat

memberikan dorongan kepada seseorang untuk belajar lebih giat

lagi orang tersebut mendapatkan hasil belajar yang baik.

Sebaliknya, teman yang kurang berprestasi biasanya kurang

memberikan motivasi kepada seseorang dan kurang membantu

58 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 57-58.

Page 43: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

mengatasi dalam memahami kesulitan belajar seseorang. Hal itu

dapat mengurangi prestasi belajar seseorang.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan

Agama Islam

1. Kondisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kondisi pembelajaran agama Islam adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode dalam meningkatkan hasil

pembelajaran pendidikan agama Islam.

Faktor-faktor yang termasuk kondisi pembelajaran pendidikan

agama Islam, yaitu ditinjau dari aspek tujuan pembelajaran pendidikan

agama Islam, tujuan yang akan dicapai adalah mengantarkan peserta

didik mampu memilih Al-Qur'an sebagai sebagai pedoman hidup,

mampu menghargai Al-Qur'an sebagai pilihannya yang paling benar,

serta mampu bertindak dan mengamalkan pilihannya.

Ditinjau dari aspek karakteristik bidang studi pendidikan agama

Islam, pendidikan agama Islam menuntut adanya fakta, hukum/dalil,

prinsip dan keimnanan yang menyajikan kebenaran Al-Qur'an sebagai

pedoman hidup umat manusia.

Ditinjau dari aspek karakteristik peserta didik secara individual,

peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal

kemampuan gaya belajar, perkembangan moral, perkembangan

kepercayaan, dan perkembangan kognitif.

Ditinjau dari faktor kendala sumber belajar yang tersedia, ada

yang memilki laboratorium lengkap, ada yang kurang lengkap, bahkan

ada yang tidak memilikinya: ada yang sudah memiliki sarana

prasarana lengkap untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran

yang optimal, dan ada yang memiliki sarana prasarana seadanya.59

59 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

ke-2, h. 146-147.

Page 44: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

2. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu strategi penyampaian dan strategi pengelolaan

pembelajaran.

Strategi penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

metode-metode penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespons dan menerima

pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mudah, cepat, menyenangkan.

Karena itu penempatan strategi penyampaian perlu menerima serta

merespons masukan dari peserta didik. Dengan demikian, strategi

penyampaian mencakup bahan-bahan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan pembelajaran yang lain, media pembelajaran

merupakan satu komponen penting dan menjadi kajian utama dalam

strategi ini. Strategi penyampaian ini berfungsi sebagai penyampaian isi

pembelajaran kepada peserta didik dan menyediakan informasi yang

diperlukan peserta didik.

Strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata

interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen metode

pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi

pembelajaran. Strategi pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam berupaya untuk menata interaksi peserta didik dengan

memperhatikan empat hal, yaitu penjadwalan kegiatan pembelajaran yang

menunjukkan tahap-tahap kegiatan yang harus ditempuh peserta didik

dalam pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik

melalui penilaian yang komprehensif dan berkala selama proses

pembelajaran berlangsung maupun sesudahnya, pengelolaan motivasi

peserta didik dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, dan kontrol belajar yang mengacu kepada

Page 45: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

pemberian kebebasan untuk memilih tindakan belajar sesuai dengan

karakteristik peserta didik.60

3. Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Hasil pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berupa hasil nyata,

yaitu hasil belajar pendidikan agama Islam yang dicapai peserta didik

secara nyata karena digunakannya suatu metode pembelajaran pendidikan

agama Islam tertentu yang dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada.

Selain hasil pembelajaran pendidikan agama Islam yang dapat berupa hasil

nyata, hasil pembelajaran pendidikan agama Islam juga dapat berupa hasil

yang diinginkan, yang merupakan tujuan yang dicapai yang biasanya

sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran pendidikan

agama Islam dalam melakukan pilihan suatu metode pembelajaran yang

paling baik untuk digunakan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada

dan hasil yang diinginkan.61

60 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

ke-2, h. 151-155. 61 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

ke-2, h. 146-156.

Page 46: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

BAB II

KAJIAN TEORI

C. Bimbingan dan Konseling 5. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Dilihat dari asal kata bimbingan yaitu bimbing, yang artinya pimpin;

asuh; tuntun. Sedangkan bimbingan artinya petunjuk (penjelasan) cara

mengerjakan sesuatu. 62

Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi

yang terdidik dan wanita atau pria yang terlatih, kepada setiap individu

yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan hidup,

mengembangkan sudut pandangannya, mengambil keputusannya sendiri

dan menanggung bebannya sendiri.63

Menurut Saliman dan Sudarsono dalam bukunya Kamus Pendidikan,

Pengajaran, dan Umum, mengartikan bimbingan sebagai bantuan yang

diberikan kepada murid untuk menemukan sendiri dan memberi respon

yang tepat atas kemauan sendiri dalam masalah studi dan sosial.64

Menurut Hallen A. di dalam bukunya Bimbingan dan Konseling,

mengemukakan beberapa definisi mengenai bimbingan:

6. Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year's Book of Education 1955, yang menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

7. Stoops dan Walquist, mendefinisikan bahwa bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

62 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. II, h. 152. 63 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1983), h. 64. 64 Saliman, Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1994), Cet. I, h. 33.

Page 47: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

8. Menurut Crow & Crow, bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.

9. Menurut Arthur J. Jones, seperti yang dikuti oleh DR. Tohari Musnamar, mendefinisikan bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem.

10. DR. Rachman Natawidjaja, menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya.65

Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, mengemukakan bahwa "Bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya".66

Sedangkan menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan

Konseling, mengemukakan bahwa "Bimbingan adalah suatu proses

pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus,

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai tuntutan dan keadaan

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian dia dapat

mengecap kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang

berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya".67

Dari uaraian-uraian di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian

bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan

sistematis kepada incividu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,

65 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h.3-5. 66 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995),

cet. III, h.4. 67 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 9, td.

Page 48: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya dan kemampuan

untuk mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya

dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga,

sekolah, maupun masyarakat.

Sedangkan pengertian konseling yaitu pemberian bimbingan oleh

yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis;

pengarahan, atau pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli

sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri

meningkat dalam memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.68

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mangarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial. Berikut ini akan dikemukakan beberapa karakteristik yang terkandung dalam pengertian konseling, sebagaimana yang dikutipkan oleh Shertzer dan Stone dalam bukunya Fundamental of Counseling dari Patterson: 1. Konseling ialah berhubungan dengan usaha untuk mempengaruhi

perubahan sebagian besar tingkah laku klien secara sukarela (klien ingin untuk mengubah dan mendapatkan bantuan dari konselor).

2. Maksud dari konseling ialah menyajikan kondosi yang dapat memperlancar dan mempermudah perubahan sukarela itu (kondisi-kondisi yang demikian itu adalah merupakan kewajiban individu dalam menentukan pilihan yang tepat untuk berdiri sendiri dan memperoleh kepercayaan diri sendiri).

3. Kondisi yang memperlancar perubahan tingkah laku itu diselenggarakan melalui wawancara (tidak semua wawancara adalah konseling, tetapi konseling selalu menyangkut wawancara).

4. Suasana mendengar terjadi dalam konseling, tetapi tidak semua proses konseling itu terdiri dari mendengar itu saja.

5. Konselor memahami klien. 6. Konseling diselenggarakan dalam suasana pribadi dan hasilnya

dirahasiakan.

68 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. II, h. 588.

Page 49: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

7. Klien mempunyai masalah-masalah psikologis dan konselor memiliki keterampilan atau keahlian dalam membantu memecahkan masalah-masalah psikologis yang dihadapi klien.69

Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan

kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individuil. James

F. Adams menjelaskan bahwa "konseling adalah suatu pertalian timabal

balik antara dua orang individu di mana yang seorang (counselor)

membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik memahami

dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang

dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang".70

Menurut Kartini Kartono, konseling ialah wawancara yang melibatkan

dua pihak, konselor dan konseli, dalam pergumulan memahami dan

merumuskan masalah, mencari jalan keluar dan melaksanakan jalan

keluar. Wawancara konseling dilakukan dalam interaksi/hubungan antara

penolong dengan yang ditolong. Hubungan dalam konseling ditandai oleh

usaha saling memahami, menghargai dan menerima, yang memperlancar

proses menolong.71

Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan

antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk

meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.

Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor

dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan

mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan

masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.

American Personnel and Guidance Association (APGA)

mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang

terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang

69 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h.11-13. 70 I. Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: C.V. Ilmu,

1975), h. 29. 71 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: Rajawali,

1985), cet. I, h. 181.

Page 50: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan

keputusan.72

Pengertian konseling berarti: "Bantuan yang diberikan kepada

individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara,

dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi

untuk mencapai kesejahteraan hidupnya".73

Dari beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling di atas,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling

merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap

muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki

kemampuan dalam menemukan masalahnya serta mampu memecahkan

masalahnya sendiri.

6. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan pribadi dalam

keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini

pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam rangka

upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan

merencanakan masa depan.

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar

peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta

menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri

lebih lanjut.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksudkan agar

peserta didik mengenal lingkungannya secara obyektif, baik lingkungan

sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nilai-

72 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2007), cet. I, h. 22-23. 73 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995),

cet. III, h. 5.

Page 51: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai

kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamir pula.

Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan,

dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan

mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut

bidang pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya, keluarga dan

masyarakat.74

Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.

4. Secara umum, bimbingan dan konseling mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis di antara unsur-unsurnya yang meliputi fisik, mental, emosional, sosial, dan moral, bahkan spiritual.

5. Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa dalam menentukan pilihan-pilihannya yang tepat, sebab kesalahan dalam menentukan pilihan dapat menimbulkan masalah baru yang mungkin lebih buruk.

6. Adapun tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang dibimbing dapat membimbing dirinya sendiri.75

Menurut Hallen A., dalam bukunya Bimbingan dan Konseling,

menguraikan beberapa fungsi bimbingan dan konseling, di antaranya

adalah:

6. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

7. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

8. Fungsi Pengentasan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

9. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik

74 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h.57-59. 75 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 15-16,

td.

Page 52: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.

10. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.76

Menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan Konseling,

mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah memilki

beberapa fungsi antara lain:

6. Fungsi pengembangan, yaitu membantu siswa dalam mengembangkan potensi (bakat, minat, kemampuan) dan wawasan, ilmu pengetahuan sikap dan nilai-nilai luhur serta keterampilan agar dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

7. Fungsi penyaluran, yaitu membantu siswa dalam menyalurkan bakat, minat, kemampuan, aspirasi atau cita-citanya. Penyaluran dapat diarahkan pada jenis lanjutan sekolah, pemilihan jurusan, kegiatan ekstra kurikuler, dan lapangan kerja yang sesuai dengan minat, bakat, cita-cita dan kepribadiannya.

8. Fungsi perbaikan, yaitu membantu siswa dalam memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan dalam cara berbicara, bersikap dan bertindak, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

9. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa memperoleh penyesuaian dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.

10. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi membantu staf sekolah, khususnya guru, untuk menyesuaikan program pengajaran dan program bimbingan kepada kebutuhan dan tingkat perkembangan serta aspirasi siswa.77

7. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti, rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. Uraian berikut ini akan mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang telah diramu dari sejumlah sumber. Uraian berikut ini akan mengungkapkan sejumlah prinsip bimbingan dan konseling yang dirumuskan oleh Priyatno

76 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 60-62. 77 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, Diktat UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h.

15.

Page 53: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

dkk dalam buku Seri Pemandu Pelaksana Bimbingan dan Konseling di Sekolah (1997). a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:

1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.

2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.

4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu: 3) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang

menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

4) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan: 4) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya

pendidikan dan pengembangan individu. 5) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan

dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga. 6) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan

dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi. d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan

pelayanan: 6) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.

7) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan tau desakan diri pembimbing atau pihak lain.

8) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

9) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

10) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam

Page 54: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.78

8. Pelayanan-pelayanan Bimbingan dan Konseling

a. Pemberian Pengalaman-pengalaman Belajar yang Menantang

Tujuan pemberian pengalaman belajar yang menantang adalah

agar segala potensi yang ada pada anak dan sekaligus aspek-aspek

kepribadiannya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan-kegiatan

pelayanan bimbingan yang dapat diberikan di sekolah antara lain

pemberian tugas individual, pemberian tugas kelompok, kegiatan

kelompok diskusi, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan praktek, kegiatan

tutorial, berbagai kegiatan lomba, remedial teaching dan

karyawisata.79

Pemberian tugas individual kepada siswa merupakan salah satu

faktor yang dapat manunjang dalam rangka meningkatkan

keberhasilan belajar siswa. Dengan tugas individual, siswa dapat

memperdalam pemahamannya sendiri, dapat mengembangkan ilmu

pengetahuannya, dan siswa juga dapat melatih rasa tanggung jawab

atas tugas yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, pemberian

tugas individual kepada siswa dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Untuk dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar, guru tidak hanya memberikan tugas individual, akan tetapi

siswa perlu diberikan tugas kelompok. Karena dengan tugas kelompok

siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru. Dengan tugas kelompok, siswa dapat mengetahui

berbagai pendapat dari siswa lain yang dapat memperluas

wawasannya. Dengan demikian, pemberian tugas kelompok kepada

siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

78 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 63-65. 79 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 31, td

Page 55: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Dalam meningkatkan prestasi belajar, hendaklah siswa mengikuti

kegiatan-kegiatan yang dapat membantu meningkatkan prestasi

belajarnya, diantaranya adalah kegiatan kelompok diskusi, kegiatan ini

dapat melatih siswa dalam memperluas wawasannya, siswa juga dapat

memperdalam pemahamannya, dan dapat melatih siswa untuk

memupuk keberaniannya dalam memberikan sebuah pendapat. Dengan

demikian, kegiatan kelompok diskusi ini dapat membantu siswa dalam

menigkatkan prestasi belajarnya.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat membantu

meningkatkan prestasi belajar. Dengan kegiatan ekstrakurikuler siswa

dapat memperluas wawasannya, dan juga siswa dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler

dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan lain yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya adalah kegiatan praktek. Dalam meningkatkan

pengetahuannya, siswa tidak hanya harus memahami sebuah teori,

akan tetapi siswa juga harus dapat mempraktekkan ilmu

pengetahuannya, agar pengetahuan dan pemahaman siswa lebih

mantap. Dengan demikian, kegiatan praktek dapat membantu siswa

dalam meningkatkan prestasi belajar.

Kegiatan tutorial juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya. Kegiatan tutorial sangat dibutuhkan oleh siswa,

karena dengan kegiatan tutorial, siswa dapat lebih memperdalam

pemahamannya, dan siswa juga dapat menambah pengetahuannya.

Dengan demikian, kegiatan tutorial ini, dapat membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

Pelaksananaan berbagai kegiatan lomba perlu diadakan di

lingkungan sekolah. Pelaksanaan kegiatan lomba tersebut diadakan

dalam rangka melatih siswa dalam mengembangkan bakat yang

dimilikinya, dan siswa juga dapat memupuk keberanian dalam

menghadapi sebuah tantangan yang dihadapinya. Dengan demikian,

Page 56: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

kegiatan lomba tersebut dapat membantu siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya.

Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda, terutama

dalam memahami sebuah pelajaran. Terkadang sebagian pengetahuan

yang sudah dipahami oleh siswa hilang. Agar dapat mengembalikan

pemahaman siswa tersebut, maka guru perlu memberikan kegiatan

remedial teaching. Karena dengan kegiatan tersebut, sebagian

pemahaman siswa yang hilang dapat dipahami kembali oleh siswa, dan

juga dapat menambah pemahaman tersebut. Dengan demikian,

kegiatan remedial teaching dapat membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan lain yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar

siswa adalah kegiatan karyawisata. Kegiatan karyawisata merupakan

kegiatan yang menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa

langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar

kelas. Dengan kegiatan karyawisata, siswa dapat memperluas

wawasannya, dan juga siswa dapat menambah pengalaman belajar di

luar kelas. Dengan demikian, kegiatan karyawisata ini dapat membantu

siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Manfaat pelayanan pemberian pengalaman belajar yang

menantang ini adalah:

1) Mengembangkan dan menyalurkan potensi (bakat, minat,

kemampuan) dan cita-cita siswa.

2) Memperdalam pemahaman siswa dan memperluas wawasannya.

3) Mendukung keberhasilan belajar siswa.

4) Membantu memberikan arah tentang lanjutan pendidikan.

5) Melatih disiplin, tanggung jawab, toleransi, sportivitas dan

memupuk keberanian, serta menambah wawasan siswa, yang

kesemuanya itu akan menambah atau meningkatkan kualitas

kepribadian siswa.

6) Mengembangkan sosialitas siswa.

Page 57: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

7) Menunjang kemandirian siswa.80

b. Pelayanan Informasi

Secara umum, layanan informasi memberikan pemahaman kepada

individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang

diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk

menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.81

Pelayanan informasi yang diberikan oleh siswa sangat diperlukan

dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Pelayanan-pelayanan

informasi yang dapat diberikan kepada siswa, diantaranya adalah

informasi tentang cara belajar. Dengan mengetahui informasi tentang

cara belajar, siswa dapat menggunakan waktu belajarnya dengan

sebaik-baiknya, siswa dapat belajar dengan tenang, teliti dan penuh

konsentrasi, sehingga pelajaran yang sudah dipelajarinya benar-benar

dapat dipahami.

Selain itu, pelayanan informasi yang perlu diberikan kepada siswa

adalah informasi tentang pembuatan jadwal dan pelaksanaannya. Agar

belajar siswa dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah siswa

mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur,

sehingga siswa dapat memperhitungkan waktunya untuk kegiatan-

kegiatan yang dilakukannya setiap hari, dan siswa dapat merencanakan

penggunaan belajar dengan cara menetapkan jenis-jenis mata

pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajarinya. Dengan

demikian, pelayanan-pelayanan informasi tersebut dapat membantu

siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Pelayanan ini bertujuan agar para siswa mengetahui jenis-jenis

sekolah untuk melanjutkan pendidikan, jenis-jenis jabatan/pekerjaan

yang ada dalam masyarakat, serta jenis-jenis organisasi atau lembaga-

lembaga yang ada dalam masyarakat untuk selanjutnya bagi mereka

yang berpotensi, berbakat dan berminat dapat merencanakan untuk

80 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 31, td 81 Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999), cet. I, h. 225-226.

Page 58: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

memasukinya apabila telah selesai menempuh pendidikan yang

sekarang sedang berlangsung.

Manfaat pelayanan informasi sangat besar, terutama karena

pelayanan tersebut dapat mendorong motivasi untuk melanjutkan

pelajaran, menambah kemampuan dan keterampilan serta memilih

pekerjaan yang sesuai dengan cita-citanya, membantu menyalurkan

bakat dan cita-cita siswa, menunjang keberhasilan belajar, membantu

merencanakan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat,

latar belakang pendidikan dan kepribadiannya.82

c. Pelayanan Penempatan

Individu sering menjalani kesulitan dalam menentukan pilihan,

sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan

hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak

mencapai perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan

atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor, dalam

menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.83

Tujuan pelayanan penempatan ialah agar siswa dapat mencapai

keberhasilan dalam belajar. Untuk itu diberikanlah pelayanan

penempatan dalam kelas, penempatan dalam jurusan atau program

yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya, penempatan

dalam kelompok belajar yang sesuai, penempatan dalam kegiatan

ekstra kurikuler sesuai bakat, minat, kemampuan dan sesuai pula

dengan pola atau kondisi kepribadiannya. Bagi siswa yang

melanjutkan ke perguruan tinggi dibantu untuk memilih jurusan dan

fakultas yang sesuai dengan aspirasinya (cita-citanya).

Manfaat pelayanan penempatan adalah membantu siswa agar

dapat berhasil dalam belajar, dapat mencari dan memilih pekerjaan

setelah tamat belajar, potensi siswa dapat berkembang, dapat

82 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 32, td 83 Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999), cet. I, h. 272.

Page 59: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan menunjang tercapainya

cita-cita.84

Selain itu, layanan penempatan terhadap siswa akan membawa

keuntungan bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan

penyesuaian dan pemeliharaan terhadap kondisi individual siswa.

Sebagai contoh penempatan dalam kelas. Siswa yang matanya kurang

melihat dan memiliki pendengaran yang lemah hendaklah diberikan

tempat duduk paling depan, agar siswa tersebut dapat lebih memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru. Contoh lain adalah penempatan

siswa menurut minatnya masing-masing. Selain memberikan

keuntungan bagi siswa, layanan penempatan juga memberikan

keuntungan bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan

kelas, dengan penempatan yang tepat menjadi lebih mudah

menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa.

Dengan demikian, layanan penempatan bagi siswa, dapat

membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

D. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia

pendidikan, meskipun ini merupakan predikat yang masih umum dan luas

penggunaanya. Istilah prestasi belajar diberikan kepada keadaan yang

menggambarkan tentang hasil yang optimal dari satu aktivitas belajar,

sehingga arti prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari pengertian belajar.

Oleh karena itu, akan dikemukakan pengertian dari masing-masing

kedua kata tersebut.

Prestasi artinya hasil yang telah dicapai.85

84 Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 33, td 85 Pius A. Partanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 623.

Page 60: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Prestasi adalah hasil dari usaha kegiatan yang telah dilakukan,

diciptakan, baik secara kelompok maupun sendiri. Dalam kamus populer

dinyatakan bahwa "prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil

pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja".86

Dalam kamus populer, dinyatakan prestasi belajar adalah apa yang

terjadi diciptakan, hasil penghargaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan belajar.87

M. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa prestasi merupakan "sesuatu

yang digunakan untuk menilai hasil belajar yang diberikan kepada siswa-

siswanya atau dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu".88

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi.

e. Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengamalannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)."

f. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa: "Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi."

g. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan: "Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman."

h. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan: "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

86 S. F. Habeyb, Kamus Populer, (Jakarta: Nurani, 1983), h. 296. 87 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), cet. IV, h.

700. 88 M. Ngalim Purwanto, Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Nasco, 1997), h. 6.

Page 61: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian." 89

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan

Dengan Pendekatan Baru, beberapa ahli mendefinisikan belajar sebagai

berikut:

6) Skinner, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.

7) Chaplin, membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama mendefinisikan belajar sebagai perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya mendefinisikan belajar sebagai proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

8) Hintzman, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disesbabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

9) Wittig, berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

10) Rober, membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.90

Dari berbagai pengertian belajar di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Untuk

dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif menetap, harus

merupakan akhir dari pada proses waktu yang panjang. Selain itu, belajar

juga merupakan proses perubahan dan kecakapan pada diri individu yang

disadari, bukan dari hasil proses yang tidak disadari.

Setelah mengemukakan penjelasan mengenai pengertian prestasi dan

belajar, maka penulis mengemukakan penjelasan mengenai pengertian

prestasi belajar.

89 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990),

cet. V, h. 84. 90 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 90-91.

Page 62: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.91

Setiap pendidik baik orang tua maupun guru selalu mengharapkan

prestasi yang baik dari anak-anak didiknya. Karena prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar mengajar dalam jangka

waktu tertentu. Prestasi merupakan hasil dari proses belajar yang di

dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, baik faktor

dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern).

Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya

perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan,

maupun dalam sikapnya. Indikator dari perubahan itu biasanya akan

tampak pada prestasi belajarnya.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama

berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil

belajar yang diperoleh tidak hanya sekedar berupa pengetahuan melainkan

juga dapat berbentuk perilaku yang ditunjukkan siswa.

Prestasi belajar dapat diketahui dari penilaian guru terhadap hasil

belajar siswa. Penilaian tersebut dapat berbentuk penilaian terhadap

kemampuan kognitisi, afeksi dan psikomotorik siswa, tes harian, tes

semester, dan ujian akhir. Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah

nilai raport siswa.

91 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), cet. I, h. 37.

Page 63: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas mengenai pengertian pendidikan agama Islam,

penulis terlebih dahulu membahas mengenai pengertian pendidikan dan

agama Islam.

Pendidikan artinya proses perubahan tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.92

Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan kebutuhan.93

Menurut Saliman dan Sudarsono dalam bukunya Kamus Pendidikan,

Pengajaran, dan Umum, mengartikan pendidikan sebagai semua

perbuatan dari seorang pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya.94

Berdasarkan kamus pendidikan yang berjudul Dictionary of

Education, pendidikan diartikan:

1. Serangkaian proses dengannya seseorang atau anak mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai atau berguna di masyarakat.

2. Proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak dipengaruhi dengan lingkungan yang (sengaja) dipilih dan dikendalikan (misalnya oleh guru di sekolah) sehingga mereka memperoleh kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan individual.

Beberapa ahli pendidikan mengartikan pendidikan sebagai berikut:

92 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. II, h. 263. 93 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h.10-11. 94 Saliman, Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1994), Cet. I, h. 178.

Page 64: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

1. Langeveld: Mendidik ialah mempengaruhi anak dalam upaya membimbingnya agar menjadi dewasa. Usaha membimbing haruslah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja.

2. Hoogveld: Mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

3. SA. Branata, dkk: Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

4. Ki Hajar Dewantara: Mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.95

Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pada Bab I,

Pasal 1, Ayat 1, menjelaskan bahwa pendidikan adalah "usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara"96

Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan sering dimaknai

sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai

dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain

itu, dalam pengertian yang umum, pendidikan juga diartikan dengan

proses bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia

kepada manusia lain dalam rangka pencapaian kedewasaan.

Selain itu, ada beberapa ahli pendidikan lain mengartikan pendidikan

sebagai berikut:

1. John Dewey, memandang pendidikan sebagai suatu rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman yang didapat berikutnya.

2. John S. Brubacher, menurutnya pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang

95 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. I,

h. 5-6. 96 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. I,

h. 7.

Page 65: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

3. Carter V. Good, mendefinisikan pendidikan dalam 2 (dua) perspektif. Pertama, pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di tempat hidupnya. Kedua, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang datang dari sekolah), sehingga orang tersebut bisa mendapat atau mengalami perkembangan kemampuan sosial maupun kemampuan individual sevara optimal.97

4. Plato, menurutnya pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani, supaya sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dicapai.

5. Jules Simon, menurutnya pendidikan ialah jalan untuk merubah akal menjadi akal yang lain dan merubah hati menjadi hati yang lain.

6. John Milton, menurutnya pendidikan yang sempurna ialah mendidik anak-anak, supaya dapat melaksanakan segala pekerjaan, baik pekerjaan khusus atau umum dengan ketelitian, kejujuran dan kemahiran, baik waktu aman atau waktu peperangan.

7. Pestalozzi, menurutnya pendidikan ialah menumbuhkan segala tenaga anak-anak dengan pertumbuhan yang sempurna, lagi seimbang.

8. Herbert Spencer, menurutnya pendidikan ialah menyiapkan manusia, supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna.

9. Sully, menurutnya pendidikan ialah menyucikan tenaga tabi'at anak-anak, supaya dapat hidup berbudi luhur, berbadan sehat serta berbahagia.98

Theodore Mayer Greene mengajukan definisi pendidikan yang sangat

umum: pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk

suatu kehidupan yang bermakna.

Selain itu, Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.99

97 Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, h. 1-2. 98 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya

Agung), h. 5. 99 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya, 1996)

cet. II, h. 5-6.

Page 66: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Sementara, pendidikan menurut George F. Kneller, memiliki arti luas

dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau

pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak ataupun

kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses

mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan dari

generasi ke generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-

lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi atau lembaga-

lembaga lain.100

Dari berbagai uraian pengertian pendidikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh

seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai

perkembangan maksimal yang positif.

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai

petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan

manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta

mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada

masyarakat serta alam sekitarnya.

Agama sebagai sumber sistem nilai, merupakan petunjuk, pedoman

dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah

hidupnya seperti dalam ilmu agama, politik, ekonomi, sosial, budaya dan

militer, sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup dan perilaku

manusia yang menuju kepada keridhaan Allah.

Agama Islam adalah Agama Allah yang disampaikan kepada Nabi

Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, yang

mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-

ketentuan ibadah dan mu'amalah (syariah), yang menentukan proses

berfikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kata hati.101

100 Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, h. 3. 101 Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), cet. IV, h. 4.

Page 67: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Menurut Abuddin Nata, Islam menurut istilah adalah mengacu kepada

agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan

berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad

SAW.102

Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada

manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya, dapat

diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang

kepada manusia yang melaluinya sampai ke tempat yang di tuju, tempat

tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lempang dan lebar, kiri kanannya

berpagar al-Qur'an dan al-Hadits. Pada jalan itu terdapat juga rambu-

rambu, tanda-tanda, serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan

manusia.103

Di dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) pendidikan

agama Islam di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam

adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.104

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.105

Menurut Zakiah Daradjat, dkk mengemukakan beberapa pengertian

tentang pendidikan agama Islam, diantaranya adalah:

102 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), cet.

VII, h. 65. 103 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), cet. II, h. 50. 104 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

II, h. 75-76. 105 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. I, h. 130.

Page 68: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

a. Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

b. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.106

Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha

sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,

kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan A. Tafsir, Pendidikan

Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada

seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran

Islam.107

Jadi, pendidikan agama Islam merupakan suatu usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari

dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian

hasil belajar.

106Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. V, h. 86.

107 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. I, h. 130-131.

Page 69: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

a. Faktor Internal

1. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat,

sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat

mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang

baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa

karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya,

ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena

itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap oarng baik

fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar

dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.108

2. Inteligensi

Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa tak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi

seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih

sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi

seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih

sukses. 109

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang

diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai

dengan rasa senang.110 Minat dapat timbul karena daya tarik dari

luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap

108 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 55 109 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 134. 110 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. IV, h. 57.

Page 70: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau

memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat

belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang

kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang

baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang

besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya

minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.111

4. Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Setiap orang pasti memilki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dengan demikian, bakat

akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.112

5. Motivasi

Motivasi adalah daya pendorong untuk melakukan sesuatu

pekerjaan. Yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar.

Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan

yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan

pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila

ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang

berasal dari luar (ektrinsik) yaitu dorongan yang datang dari teman

dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi

kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan

sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar

dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau

mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.113

111 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 56. 112 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 135-136. 113 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 57.

Page 71: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

7. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian

hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik di faktor

fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil

yang kurang memuaskan.

Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa

istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik. Belajar

harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak

serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali.114

b. Faktor Eksternal

1. Motivasi Orang Tua

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang

menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi

rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan,

cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau

tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua

dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah,

semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

2. Motivasi dari Teman Yang Berprestasi

Motivasi dari teman yang berprestasi juga mempengaruhi

prestasi belajar seseorang. Apabila seseorang mengalami kesulitan

dalam memahami suatu pelajaran, maka seorang teman yang

berprestasi dapat membantu mengatasi kesulitan dalam memahami

pelajaran tersebut. Seorang teman yang berprestasi juga dapat

memberikan dorongan kepada seseorang untuk belajar lebih giat

lagi orang tersebut mendapatkan hasil belajar yang baik.

Sebaliknya, teman yang kurang berprestasi biasanya kurang

memberikan motivasi kepada seseorang dan kurang membantu

114 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 57-58.

Page 72: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

mengatasi dalam memahami kesulitan belajar seseorang. Hal itu

dapat mengurangi prestasi belajar seseorang.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan

Agama Islam

4. Kondisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kondisi pembelajaran agama Islam adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode dalam meningkatkan hasil

pembelajaran pendidikan agama Islam.

Faktor-faktor yang termasuk kondisi pembelajaran pendidikan

agama Islam, yaitu ditinjau dari aspek tujuan pembelajaran pendidikan

agama Islam, tujuan yang akan dicapai adalah mengantarkan peserta

didik mampu memilih Al-Qur'an sebagai sebagai pedoman hidup,

mampu menghargai Al-Qur'an sebagai pilihannya yang paling benar,

serta mampu bertindak dan mengamalkan pilihannya.

Ditinjau dari aspek karakteristik bidang studi pendidikan agama

Islam, pendidikan agama Islam menuntut adanya fakta, hukum/dalil,

prinsip dan keimnanan yang menyajikan kebenaran Al-Qur'an sebagai

pedoman hidup umat manusia.

Ditinjau dari aspek karakteristik peserta didik secara individual,

peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal

kemampuan gaya belajar, perkembangan moral, perkembangan

kepercayaan, dan perkembangan kognitif.

Ditinjau dari faktor kendala sumber belajar yang tersedia, ada

yang memilki laboratorium lengkap, ada yang kurang lengkap, bahkan

ada yang tidak memilikinya: ada yang sudah memiliki sarana

prasarana lengkap untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran

yang optimal, dan ada yang memiliki sarana prasarana seadanya.115

115 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

ke-2, h. 146-147.

Page 73: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

5. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu strategi penyampaian dan strategi pengelolaan

pembelajaran.

Strategi penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

metode-metode penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespons dan menerima

pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mudah, cepat, menyenangkan.

Karena itu penempatan strategi penyampaian perlu menerima serta

merespons masukan dari peserta didik. Dengan demikian, strategi

penyampaian mencakup bahan-bahan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan pembelajaran yang lain, media pembelajaran

merupakan satu komponen penting dan menjadi kajian utama dalam

strategi ini. Strategi penyampaian ini berfungsi sebagai penyampaian isi

pembelajaran kepada peserta didik dan menyediakan informasi yang

diperlukan peserta didik.

Strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata

interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen metode

pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi

pembelajaran. Strategi pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam berupaya untuk menata interaksi peserta didik dengan

memperhatikan empat hal, yaitu penjadwalan kegiatan pembelajaran yang

menunjukkan tahap-tahap kegiatan yang harus ditempuh peserta didik

dalam pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik

melalui penilaian yang komprehensif dan berkala selama proses

pembelajaran berlangsung maupun sesudahnya, pengelolaan motivasi

peserta didik dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, dan kontrol belajar yang mengacu kepada

Page 74: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

pemberian kebebasan untuk memilih tindakan belajar sesuai dengan

karakteristik peserta didik.116

6. Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Hasil pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berupa hasil nyata,

yaitu hasil belajar pendidikan agama Islam yang dicapai peserta didik

secara nyata karena digunakannya suatu metode pembelajaran pendidikan

agama Islam tertentu yang dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada.

Selain hasil pembelajaran pendidikan agama Islam yang dapat berupa hasil

nyata, hasil pembelajaran pendidikan agama Islam juga dapat berupa hasil

yang diinginkan, yang merupakan tujuan yang dicapai yang biasanya

sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran pendidikan

agama Islam dalam melakukan pilihan suatu metode pembelajaran yang

paling baik untuk digunakan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada

dan hasil yang diinginkan.117

116 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

ke-2, h. 151-155. 117 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

ke-2, h. 146-156.

Page 75: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMPN 13 Depok mengenai

"Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam", dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelayanan-pelayanan BK yang ada di SMPN 13 Depok termasuk cukup

bagus. Hal ini dapat dilihat dari hasil data primer (angket) dan hasil data

sekunder (wawancara).

2. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

berada pada kategori sedang atau cukup. Hal ini dapat dilihat pada nilai

rata-rata variabel Y adalah 69,76, nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 60.

3. Ada korelasi yang signifikan antara pengaruh bimbingan dan konseling

terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam tergolong

kuat atau tinggi.

B. Saran-Saran Setelah melaksanakan penelitian di atas dengan didasari rasa tidak ingin

melakukan penilaian sepihak, maka penulis memberikan beberapa saran yang

kiranya dapat menjadi masukan bagi SMPN 13 Depok.

Saran-saran tersebut adalah:

1. Bagi guru BK dalam memberikan pelayanan-pelayanan kepada siswa yang

bermasalah dalam belajar PAI, hendaknya lebih ditingkatkan lagi

pelayanannya, agar masalah-masalah belajar PAI siswa dapat diselesaikan

dengan baik.

2. Bagi guru PAI dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam, hendaknya guru PAI lebih meningkatkan pelayanan-

pelayanan kepada siswa agar prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

siswa dapat meningkat.

Page 76: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

3. Kepada pihak sekolah hendaklah tingkatkan terus prestasi belajar PAI

siswa, agar visi sekolah dapat tercapai dengan baik, yaitu terbentuknya

warga sekolah berprestasi gemilang dengan didasari akhlak mulia.

Page 77: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1999), cet. I.

Ahmadi, Abu, dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. IV.

_______ dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I.

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005), cet. II. Djumhur, I., dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:

C.V. Ilmu, 1975). Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), cet.

IV. Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. I. Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet.

V. Habeyb, S. F., Kamus Populer, (Jakarta: Nurani, 1983). Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I. Kartono, Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta:

Rajawali, 1985), cet. I. Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. I. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

cet. II. Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002),

cet. VII. _______, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005), cet. I. Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), td.

Page 78: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Partanto, Pius A., dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994).

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1999), cet. I. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1990), cet. V. _______, Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Nasco, 1997). Sabri, M. Alisuf, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I. _______, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. I. Saliman, dan Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1994), Cet. I. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), cet. IV. Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983). Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002), cet. XI. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1997), cet. III. Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya,

1996) cet. II. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), Cet. II. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007), cet. I. Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,

1995), cet. III. Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya

gung).

Page 79: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Zurinal Z, dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I.

Page 80: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

LAMPIRAN - LAMPIRAN

ANGKET

Identitas Anda Nama : Kelas : Petujuk Pengisian Angket

1. Bacalah pertanyaan ini dengan teliti 2. Berikanlah tanda (X) pada pilihan a, b, c dan d sesuai dengan

keadaan anda. 3. Terima kasih atas bantuan dan partisipasi anda dalam mengisi

angket. Pertanyaan-Pertanyaan: 1. Apakah anda mempunyai masalah dalam belajar PAI?

a. Selalu bermasalah c. Kadang-kadang bermasalah b. Sering bermasalah d. Tidak pernah bermasalah

2. Apakah anda mengadukan masalah dalam belajar PAI kepada guru BK?

a. Selalu mengadukan c. Kadang-kadang mengadukan b. Sering mengadukan d. Tidak pernah mengadukan

3. Apakah guru BK anda mempunyai perhatian kepada masalah belajar PAI anda? a. Sangat perhatian c. Kadang-kadang perhatian b. Kurang perhatian d. Tidak perhatian

4. Apakah guru BK memberikan bimbingan kepada anda ketika anda mendapatkan masalah dalam belajar PAI anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

5. Apakah anda sering diingatkan oleh guru BK agar giat belajar? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

6. Apakah anda merasa bebas dalam mengutarakan masalah belajar PAI anda

kepada guru BK? a. Sangat bebas c. Kurang bebas b. Cukup bebas d. Tidak bebas

Page 81: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

7. Apakah guru BK berhasil dalam menyelesaikan masalah belajar PAI anda?

a. Sangat berhasil c. Kurang berhasil b. Cukup berhasil d. Tidak berhasil

8. Bagaimana menurut anda, apakah guru BK membantu meningkatkan prestasi belajar PAI anda? a. Sangat membantu c. Kurang membantu c. Cukup membantu d. Tidak membantu

9. Apakah anda memanfaatkan BK untuk meningkatkan prestasi belajar PAI anda? a. Memanfaatkan sekali c. Kurang memanfaatkan b. Memanfaatkan d. Tidak memanfaatkan

10. Untuk memahami pelajaran Agama Islam apakah anda dibantu oleh guru BK

anda? a. Sangat dibantu c. Kurang dibantu b. Cukup dibantu d. Tidak dibantu

11. Apakah guru BK anda memberikan informasi tentang cara belajar?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

12. Apakah guru mata pelajaran Agama Islam memberikan tugas individual (PR perorangan) kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

13. Apakah guru mata pelajaran Agama Islam memberikan tugas kelompok kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

14. Apakah guru mata pelajaran Agama Islam memberikan tugas diskusi kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

15. Apakah anda mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

16. Apakah anda mengikuti kegiatan karyawisata? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 82: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

17. Apakah anda mengikuti kegiatan lomba cerdas cermat, ketika di sekolah anda mengadakan perlombaan tersebut? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

18. Apakah anda mengikuti kegiatan lomba pidato, ketika di sekolah anda mengadakan perlombaan tersebut? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

19. Apakah anda mengikuti kegiatan lomba MTQ, ketika di sekolah anda mengadakan perlombaan tersebut? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

20. Bagaimana nilai raport anda khusus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? a. Sangat bagus c. Kurang bagus b. Bagus d. Tidak bagus

Page 83: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

BERITA WAWANCARA

Wawancara terhadap Wakil Kepala Sekolah

1. Bagaimana sejarah berdirinya SMPN 13 Depok?

Jawab:

Awal mulanya sekolah ini didirikan pada tahun 1992 dan mulai

beroperasinya pada tahun 1994, yang bernama SMPN 13 Depok status

sekolah ini terakreditasi B, dan sekolah ini sampai sekarang masih berjalan

dengan baik, dengan luas tanah 7.753 M.

Berdasarkan surat keputusan dengan nomor 642.2/01/PU/1994 pada tahun

1994 Dinas pendidikan Pemerintah Kota Depok memberikan izin untuk

mendirikan SMPN 13 Depok yang terletak di Jalan Raya Krukut / Limo, kota

Depok. Dan SMPN 13 Depok sekarang dikepalai oleh Bpk. H. Abdullah

Syafi'i, S. Pd.

2. Apa visi dan misi SMPN 13 Depok?

Jawab:

Visi SMPN 13 Depok adalah terbentuknya warga sekolah berprestasi

gemilang dengan didasari akhlak mulia.

Adapun Misi SMPN 13 Depok sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan prima

b. Meningkatkan kinerja yang sinergis

c. Meningkatkan disiplin

d. Meningkatkan kreativitas dan inovasi

e. Meningkatkan tenaga pendidikan yang berkualitas

f. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan

Page 84: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Wawancara terhadap Guru BK

1. Apa yang melatarbelakangi dari pendirian BK di SMPN 13 Depok?

Jawab:

Pelaksanaan kegiatan BK merupakan salah satu unsur penunjang bagi

keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, karena hal ini berkaitan dengan

upaya pemberian bantuan kepada siswa dan juga pembentukan sikap dan

perilaku agar siswa berkembang dengan optimal dan mencapai prestasi yang

maksimal di sekolah.

2. Apa maksud dan tujuan didirikannya BK di SMPN 13 Depok?

Jawab:

Penyususnan program kurikulum bimbingan dan konseling ini

dimaksudkan memberi arah bagi pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan

dan konseling di SMPN 13 Depok agar mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Apa saja yang anda lakukan ketika ada seorang siswa yang mendapatkan

masalah dalam belajarnya?

Jawab:

Memberikan bimbingan kepada siswa tersebut sekaligus membantu siswa

dalam menyelesaikan masalahnya.

4. Apa sebab-sebab yang membuat siswa tersebut mendapatkan masalah dalam

belajarnya?

Jawab:

Siswa tersebut sering absen ketika waktu belajar, siswa tersebut malas

dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, absenya guru guru

bidang studi ketika jam pelajaran berlangsung, dan masalah pribadi siswa.

5. Apakah anda menemukan kendala dalam mengatasi masalah-masalah siswa?

Apa saja?

Jawab:

Kendala yang dihadapi ketika mengatasi masalah belajar siswa,

diantaranya adalah siswa yang malas dalam belajar, kurangnya motivasi

Page 85: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

belajar siswa, dan kurangnya interaksi antara guru BK dengan orang tua

siswa, karena undangan yang seharusnya diterima oleh orang tua siswa

ternyata tidak disampaikan kepada orang tua siswa tersebut.

6. Bagaimana cara anda dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut?

Jawab:

Memberikan bimbingan individu yang dilakukan di ruangan tertentu dan

memberikan bimbingan kelompok yang dilakukan di ruangan kelas tertentu.

7. Apa tindakan BK selanjutnya, apabila siswa tersebut mengabaikan bimbingan

yang sudah diberikan oleh guru BK?

Jawab:

Membuat surat pernyataan dan surat peringatan kepada siswa untuk tidak

mengulangi kembali perbuatan buruk yang telah dilakukan dan akan

memberikan sanksi apabila perbuatan buruk tersebut dilakukan lagi dan

melakukan panggilan kepada orang tua siswa agar siswa tersebut lebih

diperhatikan lagi, terutama dalam hal belajar.

8. Pelayanan-pelayanan apa saja yang anda berikan kepada siswa agar prestasi

belajar siswa meningkat?

Jawab:

Memberikan informasi tentang belajar, memberikan informasi tentang

menggunakan waktu untuk belajar dengan sebaik-baiknya, dan memberikan

bimbingan individu dan bimbingan kelompok.

9. Apakah pelayanan bimbingan yang diberikan berpengaruh baik (positif)

terhadap prestasi belajar siswa?

Jawab:

Sebagian besar pelayanan bimbingan yang diberikan berpengaruh baik

(positif) terhadap prestasi belajar siswa.

Page 86: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang

Wawancara terhadap Guru PAI

1. Apa saja yang menjadi kendala siswa dalam memahami pelajaran PAI?

Jawab:

Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur'an, kurangnya

pengetahuan siswa terhadap materi yang diberikan, dan kurangnya motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

2. Apa saja yang anda lakukan terhadap siswa yang kurang memahami pelajaran

PAI?

Jawab:

Menjelaskan kembali pelajaran yang telah dipelajari agar siswa yang

belum mengerti dapat mengerti dan memberikan bimbingan individu di luar

jam pelajaran.

3. Apakah anda menemukan kendala dalam rangka membantu siswa yang

kurang memahami pelajaran PAI?

Jawab:

Kendalanya adalah siswa yang kurang mampu dalam membaca Al-Qur'an,

siswa yang tidak membawa iqra' atau Al-Qur'an ketika jam pelajaran PAI

berlangsung, dan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.

4. Pelayanan-pelayanan apa saja yang diberikan oleh anda dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam?

Jawab:

Membiasakan siswa membaca surat-surat pendek sebelum materi

pelajaran dimulai, agar siswa tersebut terbiasa untuk membaca Al-Qur'an, dan

mengadakan kegiatan ROHIS yang diadakan seminggu sekali, yang gunanya

untuk membantu siswa dalam menambah pengetahuan tentang PAI.

5. Bagaimana nilai raport siswa pada mata pelajaran PAI?

Jawab:

Sebagian besar nilai raport siswa pada mata pelajaran PAI bagus. Hal itu

terlihat dari nilai terendah siswa pada mata pelajaran PAI 60.

Page 87: engaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8661/1... · 2016-10-09 · pendidikan yang