endokrin akromega op 5
TRANSCRIPT
5
GANGGGUAN SISTEM ENDOKRIN
Akromegali
Disusun Oleh Kelompok 5 :KhaerunnisaNovitasariNurningsih
Nurdiansyah
Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta2010
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipofisis terletak dibaris crania dalam sella tursica yang terbentuk oleh os sphenoidale.
Besarnya kira-kira 10x13x6 mm dengan beratnya sekitar 0,5 gr. Bentuk anatomis dari
hipofisis sangat kompleks dan untuk lebih mengerti lagi susunannya harus dilihat kembali
sejak pembentukannya dalam embrio. Secara klinis ada 2 bagian dari hipofisis yaitu hipofisis
anterior/adenohipofisis dan hipofisis posterior/neurohipofisis. Berat adenohipofisis sekitar
75% dari seluruh hipofisis. Lobus anterior/adenohipofisis yang berhubungan dengan
hipotalamus. Bagian anterior kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan juga memiliki
kemampuan untuk mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar hipofisis endokrin lain, maka bagian
anterior kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama Master of Gland . Sedangkan lobus
posterior hipofisis terutama berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan.
( http://books.google.com/books?id=0b-)
Growth Hormone (GH) disebut sebagai Hormone Somatotropik atau Somatotropin,
merupakan molekul protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan dengan
rantai tunggal dan mempunyai berat molekul 22.005. Growth Hormone (GH) menambah
ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel
dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel. Hormon pertumbuhan berperan pada seluruh
fase pertumbuhan baik pranatal maupun pasca natal. Pada periode pasca natal hormon
pertumbuhan berkerja melalui sistem GH - IGF-I – IGFBP-3. Hormon pertumbuhan ini akan
meningkatkan produksi IGF-I dan IGFBP-3 yang terutama dihasilkan oleh hepar dan
kemudian akan menstimulasi produksi IGF-I lokal dari khondrosit. Hormon pertumbuhan ini
dikeluarkan secara episodik, hormon ini hampir selalu terdapat dengan kadar yang sangat
rendah. Setiap hari umumnya terdapat 8 sampai 9 kali peningkatan kadar hormon
pertumbuhan selama 10 – 20 menit. Hormon pertumbuhan ini meningkat pada waktu
excersise juga pada waktu tidur. Selain dari efek umum hormone pertumbuhan dalam
menyebabkan pertumbuhan, hormone pertumbuhan juga punya banyak efek metabolik
khusus, antara lain :
Peningkatan kecepatan sintesis protein di seluruh sel-sel tubuh
5
Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adipose, meningkatkan asam lemak
bebas dalam darah dan meningkatkan penggunaan asam lemak untuk energy
Menurunkan kecepatan pemakaian glukosa di seluruh tubuh
Efek hormon pertumbuhan yang paling jelas adalah meningkatan pertumbuhan struktur
rangka. Keadaan ini dihasilkan dari berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang
meliputi:
1. Peningkatan timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang
menyebabkan pertumbuhan tulang
2. Juga meningkatkan kecepatan reproduksi dari sel-sel ini
3. Efek khusus dalam mengubah kondrositmenjadi sel osteogenik,jadi menyebabkan
timbunan khusus tulang yang baru.
Dalam makalah ini akan dibahas gangguan kelenjar hipofisis yaitu akromegali.
Akromegali disebabkan karena hipersekresi hormone pertumbuhan bisa disebabkan oleh
disfungsi hypothalamus atau lebih sering adalah karena adenoma hipofisis. Akromegali bisa
terjadi pada pria dan wanita. Umur rata-rata gangguan ini yang diketahui adalah sekitar
pertengahan usia yaitu 40 tahun, dan penyaktnya berlangsung selama 5-10 tahun.
(http://books.google.com/books?id=0b-)
KASUS
Tn.N datang ke klinik dengan keluhan sering sakit kepala yang tidak sembuh walaupun telah
minum analgetik, diaphoresis, kulit berminyak, baal pada semua jari dan lemas. Hasil
pemeriksaan fisik ditemukan kaki besar, tangan besar, lidah besar, TD 160/100 mmHg, N
82x/mnt, P 16x/mnt. Hasil laboratorium menunjukkan Insulin Growth Factor 1 (IGF-1) 186
mg/dl, kalsium 12 mg/dl, fosfat 6 mg/dl, X-Ray sela fursica, mandibula dan sinus frontal
menunjukkan pembesaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1) Identifikasi masalah utama pada pasien berdasarkan konsep patofisiologi yang kelompok
ketahui
2) Lengkapi data-data klinis dan diagnostic pasien yang sesuai dengan patofisiologis
5
3) Jelaskan penatalaksanaan medis yang sebaiknya kita lakukan
4) Tentukanlah masalah keperawatan pada pasien tersebut dan penyebabnya
5) Buat NCP dengan 2 diagnosa utama. NCP tersebut harus mencakup tindakan keperawatan
mandiri,edukasi, observasi, dan kolaborasi
C. Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari makalah diatas yaitu membantu mahasiswa untuk
memahami ganguan yang terjadi pada kelnjar hipofisis anterior yaitu akromegali.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah agar mahasiswa maupun pembaca
mampu memahami tanda dan gejala, penyebab, patofisiologi, penatalaksanaan medis dan non
medis, asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien akromegali.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A . Pengertian
Akromegali adalah gangguan di mana abnormal pelepasan bahan kimia tertentu dari
kelenjar hipofisis di otak menyebabkan peningkatan pertumbuhan tulang dan jaringan
lunak, serta berbagai gangguan yang lain di seluruh tubuh. Kimia ini dilepaskan dari
kelenjar hipofisis disebut hormon pertumbuhan (GH).
(http://galemedicine.blogspot.com/2010/06/akromegali-dan-gigantisme.html)
Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan
yang berlebihan. Penyebabnya adalah pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir
selalu disebabkan oleh tumor hipofisa jinak (adenoma).
(http://info.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=758)
Akromegali disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini bisa
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau kelainan hipotalamus yang
mengarah pada pelepasan GH secara berlebiihan. Keadaan ini bisa menimbulkan
akromegalisebagai respons terhadap neoplasia yang menyekresi GHRH ektopik. Pada
akromegali terdapat hyperplasia hipofisis somatotrop dan hipersekresi GH. Akromegali
terjadi setelah umur anak-anak dan remaja dimana terjadi setelah pertumbuhan somatic
selesai, akromegali akan menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.
(Patofisiologi, Sylvia A.Price)
B .Etiologi
Penyebab paling umum gangguan ini (dalam 90% dari pasien) adalah perkembangan
tumor non-kanker dalam kelenjar di bawah otak, disebut adenoma hipofisis. Tumor adalah
sumber dari rilis abnormal GH. Tumor ini yang menyebabkan peningkatan tekanan
intrakranial di dalam otak, sehingga yang menyebabkan sakit kepala. Adenoma yang
tumbuh,dapat mengganggu jaringan hipofisis lain. Gangguan tersebut mungkin
bertanggung jawab untuk perubahan dalam siklus menstruasi perempuan, penurunan drive
seksual pada pria dan wanita, dan produksi ASI abnormal pada wanita. Di kasus yang
jarang terjadi, Akromegali disebabkan oleh produksi abnormal dari GHRH, yang
5
mengarah pada peningkatan produksi GH. Beberapa tumor di pankreas, paru-paru,
kelenjar adrenal, tiroid, dan usus menghasilkan GHRH, yang pada akhirnya merangsang
jumlah produksi normal GH.
(http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1000900)
C. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari akromegali yaitu:
1. Perubahan pada bentuk wajah: hidung, bibir, dahi, rahang, serta lipatan kulit menjadi
lebih besar dan kasar secara progresif. Rahang bawah menjadi besar dan menonjol ke
depan sehingga gigi renggang. Jaringan lunak juga tumbuuh sehingga wajah seperti
kelihatan ada edema.
2. Kedua tangan dan kaki membesar secara progresif
3. Lidah, kelenjar ludah, limpa, jantung, ginjal, hepar dan organ lainnya juga membesar.
4. Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang sampai timbul diabetes mellitus
5. Gangguan metabolisme lemak dengan akibat hiperlipidemia
6. Cepat lelah dan letargi, karena jaringanyang membesar menekan persarafan.
7. Karena pembengkakan dalam struktur tenggorokan dan sinus, suara menjadi lebih
dalam dan terdengar lebih berongga, dan pasien dapat mendengkur.
8. Berkeringat
9. Kulit berminyak
10. Tekanan darah tinggi
11. Peningkatan kalsium dalam urin (kadang-kadang menyebabkan batu ginjal)
12. Peningkatan risiko batu empedu
13. Pembengkakan kelenjar tiroid
14. Penderita wanita bahkan menghasilkan air susu meskipun tidak sedang dalam masa
menyusui (galaktore) karena terlalu banyaknya hormon pertumbuhan maupun hormon
prolaktin. Sepertiga penderita pria menjadi impoten
15. Saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak juga bisa tertekan, sehingga terjadi
gangguan penglihatan, terutama pada lapang pandang sebelah luar. Tumor hipofisa
juga bisa menyebabkan sakit kepala hebat yang dikarenakan peningkatan tekanan
5
intrakarnial dalam otak karena adanya tumor.
(http://info.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=758)
D. Patofisiologi
GH atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik utama,baik pada anak-anak
maupun orang dewasa. Pada anak-anak, hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan
somatik. Pada orang dewasa, hormon ini berfungsi mempertahankan ukuran orang dewasa
normal dan juga berperan dalam pengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan.
GH memproduksi faktor pertumbuhan-1 mirip insulin (IGF-1) yang merantarai efek
perangsang-pertumbuhan. Tanpa IGF-1, GH tidak dapat merangsang pertumbuhan. Sekresi
GH diatur oleh growth hormone-releasing hormone (GHRH) dari hipotalamus dan oleh
somatostatin, suatu hormon penghambat. Pelepasan GH dirangsang oleh hipoglikemia dan
oleh asam amino seperti arginin, ditambah juga dengan stress dan latihan berat.
Gigantisme dan akromegali disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini
dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus
yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Pada beberapa pasien dapat timbul
akromegali sebagai respons terhadap neoplasia yang menyekresi GHRA ektopik. Pada
pasien ini terdapat hiperplasia hipofisis somatotrop dan hipersekresi GH.
Bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan
longitudinal pasien sangat cepat, dan pasien akan menjadi seorang raksasa. Setelah
pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan
GIGANTISME, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.
Keadaan ini disebut akromegali, dan penderita akromegali memperlihatkan pembesaran
tangan dan kaki.
Penderita mungkin membutuhkan ukuran sarung tangan yang lebih besar. Kaki juga
menjadi lebih besar dan lebar, dan penderita menceritakan mereka harus mengubah ukuran
sepatunya. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang
dan peningkatan pertumbuhan jaringan lunak.
Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada insepeksi.
Raut wajah menjadi semakin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis membesar. Bagian
frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata, dan terjadi deformitas
5
mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang menjorok ke depan) dan gigi
geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang.
Lidah juga membesar, sehingga penderita sulit berbicara. Suara menjadi lebih dalam akibat
penebalan pita suara.
Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan,
mengakibatkan timbulnya nyeri dipunggung dan perubahan fisiologik lengkung tulang
belakang. Pemeriksaan radiografik tengkorak pasien akromegali menunjukkan perubahan
khas disertai pembesaran sinus paranasalis, penebalan kalvarium, deformitas mandibula
( yang menyerupai bumerang ), dan yang paling penting ialah penebalan dan destruksi sela
tursika yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis.
Bila akromegali berkaitan dengan tumor hipofisis, maka pasien mungkin mengalami
nyeri kepala bitemporal dan gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat
penyebaran supraselar tumor tersebut, dan penekanan kiasma optikum.
Pasien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1yang tinggi dan juga dapat
diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal, induksi hiperglikemia
dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada pasien akromegali atau
gigantisme kadar GH gagal ditekan. (Lauralee Sherwood.Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem.Edisi 2.2001.Jakarta:EGC)
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior
menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini
mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh
jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada akromegali, hal ini
terjadi sesudah penutupan lempeng epifise, yaitu sesudah masa remaja sehingga terjadi
pembesaran jaringan-jaringan tubuh yang lunak seperti kaki besar, tangan besar, lidah
besar, mandibula besar dan manifestasi klinis lainnya yang termasuk dalam akromegali.
Biasanya penderita akromegali juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi
karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone
pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak
glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas
menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi.
5
Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien akromegali menderita Diabetes Melitus.
(http://www.idonbiu.com/2010/04/gigantisme.html)
Patoflow
Sel asidofik pembentukkan hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior aktif/
adanya tumor
Sekresi hormone pertumbuhan
Jaringan tubuh tumbuh dengan cepat/pertumbuhan abnormal
Ditandai dengan kaki besar, tangan besar, lidah besar, mandibula besar
Penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak
Hiperglikemi
Glukosa darah
Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif
Sensitivitas insulin
DM tipe II
E. Pemeriksaan Diagnostik /Penunjang
Pemeriksaan kadar GH melalui radioimmunoassay,kadarnya hanya meningkat
(400ng/ml) pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes toleransi
glukosa standar
Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal(50%)
5
Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella,erosi presesus klinoid,alur
supraorbita,dan rahang bawah.lantai fosa hipofisis biasanya tampak mengalami erosi
atau menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar. CT scan melihat adanya
kelainan atau tumor,biasanya pasien diberikan zat media kontras yang
disuntikkan ke vena sehingga memberikan detail yang lebih baik. Sedangkan
MRI lebih baik dari CT scan dalam mendiagnosis tumor kelenjar pituitary
Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan peningkatan
jarak rongga antara sendi karena hipertrofi kartilago . bantalan tumit biasanya menebal
.tes ini lebih memiliki unsur menarik dari pada diagnostic
Kadar glukosa serum bisa meningkat
Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak memilik manfaat
diagnostic
Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat
hipertensi.
Tes toleransi glukosa : hiperglikemia, Kadar somatomidin meningkat 2,6-21,7
U/ml ( 0,31-1,4 U/ml).
(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1991/01/19/KSH/
mbm.19910119.KSH12970.id.html)
Diagnosa:
Normal kadar basal Gh <1 ng/ml, pada penderita acromegali bisa meningkat
sampai > 5 ng/ml, walaupun pada penderita biasanya tetap normal. Pengukuran kadar
somatemedin C lebih bisa dipercaya, karena kadarnya yang konstan dan meningkat
pada acromegali. Normal kadarnya 0,67 U/ml, pada acromegali meningkat sampai 6,8
U/ml. Dengan GTT kadar GH akan ditekan sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian
glukosa oral (100 gr), kegagalan penekanan ini menunjukkan adanya hipersekresi dari
GH. Pemberian GRF atau TRH perdarahan infus akan meningkatkan kadar GH, pada
keadaan normal tidak. Jika hipersekresi telah ditentukan maka pastikan
sumbernya dengan MRI, jika dengan MRI tidak terdapat sesuatu adenoma
hipofisis harus dicari sumber ektopik dari GH. Dan diperkuat oleh tingginya
5
kadar hormon pertumbuhan atau IGF-I (insulin-like growth factor I) dalam
darah.
F. Komplikasi
Adapun komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien akromegali adalah, sbb:
1. Hipertrofi jantung, penebalan dinding ventrikel dapat terjadi pada pasien akromegali
akibat kelebihan hormone pertumbuhan dalam darah. Biasanya setiap penebalan pada
dinding otot jantung mencerminkan reaksi otot terhadap peningkatan beban kerja
jantung dan penyebab yang khas dari keadaan ini seperti tekanan darah tinggi.
2. Hipertensi. Hipertensi dapat terjadi karena adanya peningkatan beban kerja jantung
memompa darah karena adanya peningkatan hormone pertumbuhan dalam darah.
(http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi50.pdf)
3. Diabetes mellitus akibat kecenderungan GH untuk meningkatkan glukosa darah dan
menurunkan sensitivitas insulin sel. Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan
sindrom Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain,
dengan simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit
kardiovaskular dan berakibat kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan
menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan
asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan
terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali,
peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena
berlebihnya GH.( http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus)
4. Arthritis. Artritis dapat terjadi pada pasien akromegali dikarenakan nyeri sendi yang
sudah terjadi setelah bertahun-tahun.
G. Penatalaksanaan Medis Dan Non Medis
Penatalaksanaan Medis
A. Terapi pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam
pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan
5
pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau
trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan
cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara
kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan
dengan keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus.
Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor. Efek samping operasi
dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca
operasi dapat berupa kebocoran cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal,
epistaksis, sinusitis dan infeksi pada luka operasi.
Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5 µg/l.
Dengan kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 – 60% kasus, yang terdiri dari
80% kasus mikroadenoma, dan 20 % makroadenoma.
B. Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan
operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat
gejala akut setelah terapi pembedahan dilaksanakan.
Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi
dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai
korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi
penurunan GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah penyinaran
dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.
Peneliti lainnya menyebutkan bahwa, kadar HP mampu diturunkan dibawah 5
µg/l setelah pengobatan berjalan 5 tahun, pada 50% kasus. Kalau pengobatan dilanjutkan
s/d 10 tahun maka, 70% kasus mampu mencapai kadar tersebut.
Terapi radiasi pada pasien akromegali mempunyai resiko yang besar, dimana >
25% akan menyebabkan hypopituitarism, gangguan pada N opticus dan chiasma.
Lethargy, gangguan daya ingat, cranial nerve palsies dan nekrosis tumor disertai
perdarahan. Banyak pasien kadar Ghnya tetap tinggi sesudah terapi radiasi.
( http://www.idonbiu.com/2010/04/gigantisme.html)
5
C. Terapi Farmakologi
Tujuan pengobatan adalah :
a) Menormalkan kembali kadar GH atau IGF-1
b) Memperkecilkan tumor atau menstabilkan besarnya tumor
c) Menormalkan fungsi hipofisis
Untuk gangguan prolaktinoma, obat yang sering dipakai adalah Bromocriptin.
Bromocriptin dapat mengembalikan kadar hormone ke normal, memulihkan fertilitas dan
mengecilkan tumor. Sandostatin juga berhasil memperbaiki akromegali karena bisa
menekan pengeluaran hormone pertumbuhan. Obat ini diberikan 3-4 kali sehari melalui
subkutan. Suntikan okreotid bisa membantu menghalangi pembentukan hormon
pertumbuhan. Pegvisoman berfungsi menghambat kerja GH direseptor dan dipakai untuk
kasus akromegali. (http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1000900).
Pada pemebrian Bromokriptin dengan dosis yang lebih tinggi dri pada yang
diperlukan untuk mengontrol prolactinomas, bisa menurunkan kadar GH 5-10 ng/ml pada
> 20% pasien, keluhan somatik membaik,pembengkakan jaringan lunak berkurang dan
jumlah keringat menurun. Idealnya hipersekresi dari GH ini bisa ditekan dengan
pemberian somatostatin, tetapi ini memerlukan dosis yang multipel karena half life dari
somatostatin yang sangat pendek. Sekarang dipakai analog somatostatin yaitu octreotide
(Sandostatin) yang mempunyai half life yang lebih panjang sehingga pemberian bisa
dilakukan 3x/heroin 100-200 mg SC, pada acromegaly obat ini 90% efektif, efek
sampingnya yaitu diarhea dimana insidennya meningkat seiring dengan bertambah
lamanya pemakaian.
Penatalaksanaan Non-medis
Diet. Perubahan diet perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga karena
intoleransi karbohidrat karena mengakibatkan diabetes mellitus. Diet pasien
diabetes elitus dapat dijadikan sebagai patokan. Pembatasan natrium dan lipid
diperlukan bagi pasien dengan gagal jantung (hipertrifi jantung) karena
akromegali.
5
(http://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-prevention/incurable-diseases/
diabetes/diabetic-diet/List-Of-Foods-For-Diabetic-To-Eat.html)
Tips diet yang dapat digunakan pada penderita akromegali yang
menggunkan acuan diet pada penderita diabetes melitus:
1. Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali selingan per hari
2. Makan selingan yang rendah kalori, seperti kolang-kaling, cincau, agar-agar dll.
Berarti harus menghindari makanan yang sangat tinggi lemak
3. Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari
dan gantikan dengan minuman berserat seperti blender ketimun, melon, dan
semangka (bagian yang putih disertakan)
4. Sertakan rebusan buncis atau sayuran lain yang dapat menurunkan kadar gula
darah dalam menu sayuran, sedikitnya 2 kali seminggu
5. Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermut, kacang ijo, jagung
sebus, atau roti bekatul setiap hari
6. Hindari penambahan gula pasir pada minuman atau makanan. Pastikan juga
untuk menghindari atau membatasi asupan karbohidrat yang meliputi jagung
sirup, madu, permen, gula, beras putih, roti putih atau item yang mengandung
fruktosa, glukosa atau sukrosa.
7. Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama > 30 menit
(http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/1923643-tips-diet-penderita-
diabetes/)
H. Rencana Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Nama :Tn.N (45 thn)
Hari/tgl :Sabtu, 06 November 2010
Tanda-tanda vital : TD 160/100 mmHg, N 82x/mnt, P 16x/mnt S 37,5oC.
No. Tindakan Keperawatan Masalah Keperawatan Etiologi
1. DO: -
DS: pasien mengatakan
sering sakit kepala yang
Nyeri kepala/pusing Peningkatan tekanan
intracranial yang disebabkan
adanya tumor
5
tidak sembuh walaupun
telah minum analgetik
2. DO: Insulin Growth Factor
1 (IGF-1) 186 mg/dl,
kalsium 12 mg/dl, fosfat 6
mg/dl, X-Ray sela fursica,
mandibula dan sinus frontal
menunjukkan pembesaran. .
Hasil pemeriksaan fisik
ditemukan kaki besar,
tangan besar, lidah besar,
DS:Pasien mengeluh mual
dan muntah yang sering
proyektil
Pembesaran pada organ
tubuh seperti kaki, tangan,
lidah, sinus frontalis,
mandibula
Peningkatan kadar hormone
pertumbuhan (GH)
B. Perencanaan
Nama :Tn. N (45 thn)
Hari/tgl :Sabtu, 06 November 2010
1. Diagnosa :Nyeri/sakit kepala b.d peningkatan tekanan intracranial akibat tumor
TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
Dalam waktu 1x24
jam pasien
menyatakan nyeri
hilang
Pasien menyatakan
nyeri
berkurang/hilang
Pasien nampak rileks,
muka tenang
Pasien dapat tidur/
istirahat dengan
nyaman
Mandiri
Pantau rasa nyeri
tiap 4 jam. Catat
karakteristik
nyeri (lokasi
nyeri, lamanya,
faktor yang
memperburuk
atau meredakan
nyeri)
Nyeri merupakan
pengalamn subjektif
danharus dijelaskan
oleh pasien.
Identifikasi
karakteristik nyeri dan
faktor yang
berhubungan
merupakan suatu hal
yang amat penting
5
Observasi adanya
tanda-tanda nyeri
nonverbal seperti
ekspresi wajah,
posisi tubuh,
gelisah,
menangis,
menarik diri,
diaphoresis,
perubahan
frekuensi
jantung, tekanan
darah tinggi
Anjurkan untuk
beristirahat
dalam ruangan
yang tenang
Kolaborasi
Berikan obat
sesuai indikasi,
misalnya
analgetik seperti
asetaminofen
untuk memilih
intervensi yang cocok
dan untuk
mengevaluasi
keefektifan dari terapi
yang diberikan.
Merupakan
indicator/derajat
nyeriyang tidak
langsung dialami.
Sakit kepala
mungkin bersifat
akut atau kronis,
jadi manifestasi
fisiologis bisa
muncul/tidak
Menurunkan
stimulasi yang
berlebihan yang
dapat mengurangi
sakit kepala
Penanganan
pertama dari sakit
kepala secara
umum hanya
kadang-kadang
bermanfaat pada
5
Rujuk ahli
fisioterapi,
lakukan teknik
relaksasi
Berikan terapi
oksigen sesuai
indikasi
sakit kepala
karena gangguan
vaskuler
Teknik ini berguna
untuk menurunkan
ketegangan otot atau
stress yang dapat
merangsang
timbulnya sakit
kepala
Pemendekan serangan
sakit kepala dengan
60-70% pada
beberapa pasien
menurunkan hipoksia
yang berhubungan
dengan spasme
pembuluh darah
2. Diagnosa: Gangguan citra diri b.d perubahan pada struktur tubuh ditandai dengan
pemebsaran kai, tangan, dan lidah
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan pasien
mendapatkan
tingkat kepercayaan
dirinya kembali
Mengakui diri
sebagai individu
Menerima adanya
interaksi antar
personal
Adanya
peningkatan
kepercayaan diri
Mandiri
Buat hubungan
terapeutik
perawat-pasien
Biarkan pasien
menggambarkan
dirinya sendiri
Dalam hubungan
membantu, pasien
dapat mulai
mempercayai dan
mencoba pemikiran
dan perilaku baru.
Memberikan
kesempatan
5
Catat penolakan
pasien
dari/dan/atau
ketidaknyaman
dalam hubungan
social
Kolaborasi
Libatkan dalam
terapi kelompok
Rujuk untuk
rekreasi
mendiskusikan
persepsi pasien
tentang
diri/gambaran diri
dan kenyataan
situasi individu
Menunjukkan
perasaan isolasi dan
takut
penolakan/penilaian
oleh orang lain.
Penghindaran situasi
sosial dan kontak
dengan orang lain
dapat membuat
perasaan tak
berharga.
Memberikan
kesempatan untuk
berbicara tentang
perasaan dan
mencoba perilaku
baru.
Mengembangkan
minat dan
keterampilan untuk
mengisi waktu.
Keterlibatan dalam
aktivitas rekreasi
mendorong interaksi
sosial dengan orang
5
lain dan
meningkatkan
kesenangan dan
relaksasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akromegali adalah kondisi seseorang yang kelebihan hormone pertumbuhan,
dengan cirri-ciri pembesaran jaringan hipofise sehingga Nampak kaki besar,
tangan besar, lidah besar, mandibula besar, hidung besar, kulit kasar..
Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.
2. Akromegali disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
3. Ciri utama akromegali adalah Perubahan pada bentuk wajah: hidung, bibir,
dahi, rahang, serta lipatan kulit menjadi lebih besar dan kasar secara progresif.
Rahang bawah menjadi bear dan menonjolke depan sehingga gigi renggang.
Jaringan lunak juga tumbuuh sehingga wajah seperti kelihatan ada edema.
Kedua tangan dan kaki membesar secara progresif. Lidah, kelenjar ludah,
limpa, jantung, ginjal, hepar dan organ lainnya juga membesar.
4. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan tes Laboratorium,Kadar GH
berlebihan mencapai 400 ng/ml, Tes toleransi glukosa : hiperglikemia, Kadar
somatomidin meningkat 2,6-21,7 U/ml ( 0,31-1,4 U/ml), CT. Scan, MRI.
Dikenal 2 macam terapi, yaitu: terapi pembedahan, terapi radiasi
B. Saran dan Kritik
Makalah ini masih memilki banyak kekurangan. Jadi, dimohon pada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah
ini mencapai kesempurnaan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Resensi Buku
E.Doenges, Marilyn,dkk.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Edisi 3.1999.Jakarta:EGC
Lauralee Sherwood.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 2.2001.Jakarta:EGC
A.Price Sylvia, M.Wilson, Lorraine.PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Edisi 6.2005.Jakarta:EGC
Pencarian dari Google
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi50.pdf
Diakses pada hari Sabtu, 06 November 2010 pukul 14.55 WIB
http://books.google.com/books?
id=vfREV2JlRMC&pg=PA18&lpg=PA18&dq=asuhankeperawatan+akromegali&source
=bl&ots=4pG_fE3Tpf&sig=0EBCOl2mLz8DnDmjl56s_8JYOVI&hl=en&ei=hOXVTIL
ONIaBlAf41tmBCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CDQQ6AEw
Bg#v=onepage&q&f=false
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 07.11 WIB
http://gambargambarpelik.blogspot.com/2010/09/mampu-serang-tua-muda.html
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 06.31 WIB
http://www.idonbiu.com/2010/04/gigantisme.html
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 06.25 WIB
http://mstar.com.my/berita/cerita.asp?file=/2007/11/21/TERKINI/Rencana/
Akromegali_boleh_bawa_maut_jika_tidak_dirawat&sec=mstar_berita
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 06.22 WIB
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1991/01/19/KSH/
mbm.19910119.KSH12970.id.html
5
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 06.19 WIB
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=s&hl=id&q=akromegali&um=1&ie=UTF-
8&source=univ&ei=RtrVTMTvM8KBlAfvr_n8CA&sa=X&oi=image_result_group&ct=
title&resnum=2&ved=0CCcQsAQwAQ&biw=1024&bih=465
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 05.58 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 05.55 WIB
http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1000900
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 07.35 WIB
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=5054.0
Diakses pada hari Minggu, 07 November 2010 pukul 05.47 WIB
http://galemedicine.blogspot.com/2010/06/akromegali-dan-gigantisme.html
Diakses pada hari kamis, 04 November 2010 pukul 14.13 WIB
http://info.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=758
Diakses pada hari Kamis, 04 November 2010 pukul 14.25 WIB