endapan batuan lempung disungai

6
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Geologi ISBN : 978 - 979 - 127255 - 0 - 6 TG1 - 1 SURVEI LAPANGAN ENDAPAN SEDIMEN KUARTER DI SUNGAI MANGOTTONG DI KABUPATEN SINJAI (STUDI PENDAHULUAN) A. M. Imran, Busthan Azikin, Ratna HL & Susilawati Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perints Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea – Makassar, 90245 Telp/Fax: (0411) 585637 e-mail:Imran, [email protected] Abstract Kejadian banjir bndang akhir-akhir ini merupakan fenomena bencana geologi yang sering terjadi. Salah satu kejadian banjir bandang yang memilukan dan memakan korban jiwa dan harta adalah banjir bandang di Sungai Mangottong dan Sungai Kalamisu Kabupaten Sinjai yang terjaaadi pada bulan Juni 2006 lalu. Jika menganut faham geologi bahwa bencana geologi merupakan suatu peristiwa yang bersiklus berarti bencana tersebut pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan survei lapangan berupa pemetaan geologi detail, pembuatan paritan, struktur sedimen. Anlisis laboratorium yaitu ukuran butir, dan komposisi mineral. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka beberapa hal yang menjadi temuan Endapan sedimen Kuarter daerah penelitian ditandai dengan adanya dinamika pengendapan yang berbeda berupa adanya ritme pengendapan yang berbeda secara horizontal dan vertikal. Secara vertikal dijumpai adanya perubahan ukuran butir secara umum yang menghalus ke arah atas, namun secara lokal juga dijumpai adanya lapisan tipis berupa kerakal di bagian atasnya. Sedangkan secara horizontal lapisan yang menghalus berubah menjadi lapisan yang semuanya butiran kasar dengan tanpa pola. Endapan ini mirip dengan endapan “channel”. Oleh karena itu disimpulakan bahwa 1). material endapan sedimen Kuarter sebagian merupakan endapan yang dibawa oleh banjir bandang yang telah terjadi setidaknya dua kali dengan intensitas yang berbeda 2). alur aliran Sungai Mangottong telah mengalami pemindahan aliran yang ditandai dengan adanya endapa- endapan yang dipotong oleh endapan berikutnya (endapan channel). Kata Kunci: banjir bandang, sedimen kuarter, endapan channel, Sungai Mangottong, Sinjai PENDAHULUAN Akhir-akhir ini bencana alam silih berganti menerpa negara kita Indonesia, seperti bencana banjir dan longsor yang terjadi pada dini hari tanggal 20 Juni 2006 di empat kabupaten di Sulawesi Selatan, yang keempatnya berada di kaki G. Bawakaraeng. Bencana tersebut telah menelan korban ratusan jiwa, dan meluluhlantahkan Kabupaten Sinjai. Tingginya frekwensi bencana di Indonesia tidak lepas dari posisi Indonesia yang rawan bencana. Ada dua jenis bencana yang umum terjadi di Sulawesi Selatan akhir-akhir ini yaitu banjir dan longsor. Bahkan keduanya terjadi bersamaan dan mempengaruhi satu dengan lainnya. Banjir sebenarnya merupakan proses alam yang sifatnya periodik dan siklik. Ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi, intersepsi, dan evapotranspirasi; air hujan akan menjadi runoff. Jika runoff melebihi kapasitas saluran, maka akan terjadi peluapan atau banjir. Pada bulan Januari dan Februari 2006 ini sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan. Keadaan ini dapat dilihat dari kumpulan awan yang memenuhi atmosfer di wilayah Indonesia. Dengan kondisi lereng dan litologi yang rentan terhadap gerakan tanah maka jika pemicu (curah hujan dengan intensitas tinggi) terjadi maka terjadilah longsor seperti di daerah Kompang dan sekitarnya (jalan poros Malino- Sinjai). Besarnya aliran permukaan juga disebabkan slope atau kemiringan lereng yang besar yaitu sekitar 40%. Material longsoran beserta bawaannya (bangunan, batang-batang pohon dan lain-lain) terbawa masuk ke badan sungai (Sungai Mangottong dan Sungai Kalamisu) yang kemudian terbawa oleh arus sungai yang mempunyai

Upload: rkrisnawibowo

Post on 09-Jul-2016

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sedimentologi

TRANSCRIPT

Page 1: Endapan Batuan Lempung Disungai

PROS ID ING 20 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Geologi ISBN : 978-979-127255-0-6

TG1 - 1

SURVEI LAPANGAN ENDAPAN SEDIMEN KUARTER DI SUNGAI MANGOTTONG DI KABUPATEN SINJAI

(STUDI PENDAHULUAN)

A. M. Imran, Busthan Azikin, Ratna HL & Susilawati Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Jl. Perints Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea – Makassar, 90245 Telp/Fax: (0411) 585637

e-mail:Imran, [email protected]

Abstract

Kejadian banjir bndang akhir-akhir ini merupakan fenomena bencana geologi yang sering terjadi. Salah satu kejadian banjir bandang yang memilukan dan memakan korban jiwa dan harta adalah banjir bandang di Sungai Mangottong dan Sungai Kalamisu Kabupaten Sinjai yang terjaaadi pada bulan Juni 2006 lalu. Jika menganut faham geologi bahwa bencana geologi merupakan suatu peristiwa yang bersiklus berarti bencana tersebut pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan survei lapangan berupa pemetaan geologi detail, pembuatan paritan, struktur sedimen. Anlisis laboratorium yaitu ukuran butir, dan komposisi mineral. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka beberapa hal yang menjadi temuan Endapan sedimen Kuarter daerah penelitian ditandai dengan adanya dinamika pengendapan yang berbeda berupa adanya ritme pengendapan yang berbeda secara horizontal dan vertikal. Secara vertikal dijumpai adanya perubahan ukuran butir secara umum yang menghalus ke arah atas, namun secara lokal juga dijumpai adanya lapisan tipis berupa kerakal di bagian atasnya. Sedangkan secara horizontal lapisan yang menghalus berubah menjadi lapisan yang semuanya butiran kasar dengan tanpa pola. Endapan ini mirip dengan endapan “channel”. Oleh karena itu disimpulakan bahwa 1). material endapan sedimen Kuarter sebagian merupakan endapan yang dibawa oleh banjir bandang yang telah terjadi setidaknya dua kali dengan intensitas yang berbeda 2). alur aliran Sungai Mangottong telah mengalami pemindahan aliran yang ditandai dengan adanya endapa-endapan yang dipotong oleh endapan berikutnya (endapan channel). Kata Kunci: banjir bandang, sedimen kuarter, endapan channel, Sungai Mangottong,

Sinjai

PENDAHULUAN Akhir-akhir ini bencana alam silih berganti menerpa negara kita Indonesia, seperti bencana banjir dan longsor yang terjadi pada dini hari tanggal 20 Juni 2006 di empat kabupaten di Sulawesi Selatan, yang keempatnya berada di kaki G. Bawakaraeng. Bencana tersebut telah menelan korban ratusan jiwa, dan meluluhlantahkan Kabupaten Sinjai. Tingginya frekwensi bencana di Indonesia tidak lepas dari posisi Indonesia yang rawan bencana. Ada dua jenis bencana yang umum terjadi di Sulawesi Selatan akhir-akhir ini yaitu banjir dan longsor. Bahkan keduanya terjadi bersamaan dan mempengaruhi satu dengan lainnya. Banjir sebenarnya merupakan proses alam yang sifatnya periodik dan siklik. Ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi, intersepsi, dan evapotranspirasi; air hujan akan menjadi runoff. Jika runoff melebihi kapasitas saluran, maka akan terjadi peluapan atau banjir. Pada bulan Januari dan Februari 2006 ini sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan. Keadaan ini dapat dilihat dari kumpulan awan yang memenuhi atmosfer di wilayah Indonesia. Dengan kondisi lereng dan litologi yang rentan terhadap gerakan tanah maka jika pemicu (curah hujan dengan intensitas tinggi) terjadi maka terjadilah longsor seperti di daerah Kompang dan sekitarnya (jalan poros Malino-Sinjai). Besarnya aliran permukaan juga disebabkan slope atau kemiringan lereng yang besar yaitu sekitar 40%. Material longsoran beserta bawaannya (bangunan, batang-batang pohon dan lain-lain) terbawa masuk ke badan sungai (Sungai Mangottong dan Sungai Kalamisu) yang kemudian terbawa oleh arus sungai yang mempunyai

Page 2: Endapan Batuan Lempung Disungai

Survei Lapangan Endapan Sedimen A.M. Imran, Bustam Azikin, Ratna HL & Susilawati

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Geologi Volume 5 : Desember 2011

TG 1 - 2

debit besar. Sedimen yang terbawa oleh banjir tadi terendapakan di bagian hilir sungai sebagai endapan fluvial yang menghasilkan stratifikasi berbeda dengan lainnya. Hasil penelitian disertasi Yuwono (1989) mengungkapkan bahwa G. Lompobattang merupakan gunungapi jenis kerucut (strato volcano), dimana aliran lava bersifat basaltik yang teridentifikasi mulai dari dasar S. Jeneberang hingga pada ketinggian 1.100 meter. Aliran lava ini berselingan dengan material vulkanik (piroklastik) dan lahar yang menempati bagian pinggir dari badan gunungapi tersebut. Hasil penanggalan umur absolut (penarikan radiometri dari Potassium dan Argon) menunjukkan kisaran umur 2,33 ±0,12 Juta tahun sampai 0,77 ± 0,06 Juta tahun atau setara dengan Kala Plio-Pleistosen.

Gambar 1 Loaksi Penelitian yang memperlihatkan sungai-sungai yang bermura di Teluk Bone, Kota Sinjai dan prediksi lokasi longsoran di bagian hulu.

Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis bahwa material-material yang terbawa oleh banjir bandang di Sunagai Mangottong Kab. Sinjai merupakan sedimen vulkanik yang berasal dari G Lompobattang dan kejadian tersebut pernah terjadi sebelumnya. STUDI PUSTAKA O’Connor (2003) mengemukakan bahwa banjir besar dan debris flow yang dihasilkan oleh berbagai mekanisme menyebabkan perubahan morfologi di sekitar sungai, khususnya pada dataran banjir dan saluran sungai. Selanjutnya dia mengemukakan bahwa terbentuknya endapan sungai yang besar dengan butir yang kasar (boulder berdiameter 5 m) merupakan bukti bahwa longsoran sementara yang menutup sungai merupakan mekanisme yang penting sebagai penyebab banjir bandang di Deschutes River bagian bawah. Salah satu studi mengenai fasies hasil endapan sungai yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu a). Endapan cekungan sungai; b). Endapan dataran banjir; dan c). Endapan alur sungai; endapan alur sungai ini merupakan endapan berukuran butir sangat bervariasi yaitu ukuran lempung hingga ukuran kasar berupa kerakal, mengandung unsur organik/sisa-sisa potongan kayu dan daun-daunan, berhumus. Endapan yang demikian juga telah diteliti oleh (Raj, R., 2008) yang mendapatkan bahwa terdapat suksesi endapan saluran sungai (channel) akibat banjir bandang (flash flood) dengan tipe campuran dari lapisan yang massif, sedimen dengan sortasi jelek berukuran gravel, yang di atasnya terpotong oleh endapan berupa endapan-endapan bar, dunes, plane beds dan ripple mark yang mengindikasikan intensitas aliran bagian bawa. Selanjutnya sedimen berukuran halus (utamanya silt – pasir ukuran halur) terendapkan dari sedimen tersuspensi.

Page 3: Endapan Batuan Lempung Disungai

PROS ID ING 20 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Geologi ISBN : 978-979-127255-0-6

TG1 - 3

David dan Miall (1991) mengemukakan pula bahwa kontrol pembentukan sistem fluviatil (semi arid) terbentuk pada kompleks alur sungai berkelok (anastomosing), yang memiliki rangkaian sedimen yang tebal dengan variasi dataran banjir yang luas di daerah limpahan (overbank). Berdasarkan hasil analisis peta citra oleh PPLH Suammapapua bahwa terdapat indikasi adanya beberapa spot lahan non-vegetasi, namun tidak terjadi gerakan tanah. Dilain pihak peninjauan lapangan menunjukkan bahwa ada daerah yang ditutupi oleh tumbuhan yan rapat seperti pinus malah mengalami langsoran. Salah satu faktor yang sering kurang mendapat perhatian dalam menganalisis bencana alam adalah faktor geologi. Wilayah kota Sinjai (Biringere dan Panaikang) secara morfologi merupakan daerah dataran rendah yang pada dasarnya merupakan daerah rawan banjir. Pada kondisi normal saja, daerah ini memang sering dilanda banjir, namun demikian dalam kondisi yang sangat ekstrim (curah hujan yang tinggi), kemungkinan besar akan menimbulkan banjir dalam skala yang lebih besar, seperti yang terjadi pada saat ini. Studi stratigrafi endapan Kuarter yang dilakukan di kawasan barat laut Danau Tondano, Sulawesi Utara, menunjukkan bahwa fasies endapan Kuarter dapat dibedakan secara stratigrafi yang berorientasi pada perubahan lingkungan pengendapan secara lateral dan vertikal (Moechtar, 2007). METODE PENELITIAN Beberapa teknik yang akan di lakukan dalam penelitian ini untuk menentukan kondisi geologi permukaan dan sistem pengendapan kuarter sedimem sungainya. Kegiatan ini dikelompokkan menjadi: a) studi pendahuluan; b) survei lapangan meliputi mapping, drilling dan sampling; c) analisis laboratorium; dan d) analisis data dan sintesis. Survei lapangan berupa pemetaan geologi permukaan, stratigrafi terukur pada lokasi terpilih, sumur uji, dan sampling. Analisis laboratorium dilakukan dari sampel yang telah dikumpulkan baik dari sampling permukaan, pada sumur uji. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis karakteristik litologi, butiran sedimen, mineral berat dan komposisi kimianya. Stratigrafi Daerah Penelitian Stratigrafi regional daerah penelitian termasuk dalam “Peta Geologi Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai’ oleh Rab Sukamto dan Supriatna, 1982, menguraikan batuan penyusun dan hubungan masing-masing satuan batuan sebagai berikut: Batuan Gunungapi Lompobatang yang terdiri atas aglomerat, lava, breksi, endapan lahar dan tufa, membentuk kerucut gunungapi strato dengan puncak tertinggi 2950 m di atas muka air laut. Selain itu disusun oleh Batuan Gunungapi Lompobatang, daerah penelitian juga disusun oleh Batuan Gunungapi Formasi Camba yang terdiri dari breksi gunungapi, lava, konglomerat dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan batuan sedimen laut berupa batupasir tufaan, batupasir gampingan dan batulempung yang mengandung sisa tumbuhan. Bagian bawahnya lebih banyak mengandung breksi gunungapi dan lava yang berkomposisi andesit dan basal, konglomerat juga berkomponen andesit dan basal dengan ukuran 3-50 cm; tufa berlapis baik, terdiri dari tufa litik, tufa kristal dan tufa vitrik. Bagian atasnya mengandung ignimbrite bersifat trakit dan tefrit leusit, ignimbrite berstruktur kekar meniang, berwarna kelabu kecoklatan dan coklat tua, tefrit leusit berstruktur aliran dengan permukaan berkerak roti, berwarna hitam. Endapan sedimen kuarter terdiri dari pasir halus, kasar, lempung pasiran dan kadang-kadang dijumpai adanya bongkah/kerakal batuan. Sedimen ini terendapkan disepanjang sungai Manggottong.

Endapan Sedimen Kuarter Endapan sedimen Kuarter daerah penelitian ditandai dengan adanya dinamika pengendapan yang berbeda. Hasil pengamatan lapangan pada diding Sungai Mangotong dan paritan yang dibuat menunjukkan adanya ritme pengendapan yang berbeda secara horizontal dan vertikal (Gambar 2). Secara vertikal dijumpai adanya perubahan ukuran butir secara umum yang menghalus ke arah atas, namun secara lokal juga dijumpai adanya lapisan tipis berupa kerakal di bagian atasnya. Sedangkan secara horizontal

Page 4: Endapan Batuan Lempung Disungai

Survei Lapangan Endapan Sedimen A.M. Imran, Bustam Azikin, Ratna HL & Susilawati

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Geologi Volume 5 : Desember 2011

TG 1 - 4

lapisan yang menghalus berubah menjadi lapisan yang semuanya butiran kasar dengan tanpa pola. Endapan ini mirip dengan endapan “channel”. Jika dilihat dari meterial yang menyusun endapan tersebut kemungkinan besar diendapkan dengan energi yang besar pula.

Halus Kasar

Gambar 2 Endapan sedimen Kuarter yang menunjukkan adanya perbedaan fasies baik secara horizontal maupun secara vertikal dengan tekstur menghalus ke atas (kiri). Sedangkan di bagian kanan terdapat endapan yang tersusun oleh endapan kasar (endapan channel?) (kanan).

Variasi endapan yang merupakan perselingan antara ukuran kasar dan ukuran halus (Gambar 2) menunjukkan adanya perbedaan energi yang bekerja selama pengendapan material sedimen tersebut tebentuk. Endapan kasar dibawa oleh energi air yang besar yang kemudian material berukuran halus (pasir – lempung) dibawa oleh energi air yang lemah. Dengan demikian berdasarkan kenampakan lapangan tersebut maka energi pembawa material berubah-ubah. Setidaknya ada 2 (dua) periode waktu pengendapan yang dapat terekam dalam endapan Kuarter S. Mangottong tersebut yaitu Periode I dengan ketebalan lapisan yang cukup besar dan fragmen batuan yang terendapkan juga cukup besar yang kemudian setalah arusnya agak tenang (normal) maka terendapkanlah material berukuran halus (pasir – lempung). Sedangkan periode berikutnya adalah endapan pada bagian atas dengan ukuran material yang relatif lebih kecil (kerakal berselingan dengan pasir) adalah suatu periode pengendapan dengan arus kuat yang diselingi oleh arus normal dalam jangka pendek. Pada tespit di daerah dataran banjir sungai endapan sedimennya mempelihatkan fining upward dengan material pasir halus yang bercampur lempung dan berukuran pasir kasar dengan kedalaman lapisan + 2,4 meter. Berdasarkan ciri fisik sedimen, rangkuman litologi tersebut dapat dibagi kedalam tiga fasies pengendapan yaitu fasies endapan banjir bandang, fasies endapan dataran banjir dan fasies endapan alur sungai. Fasies Cekungan Banjir Bandang terdiri atas endapan yang berukuran sedimen kasar (kerakal) - halus (lempungan) yang terendapkan secara berselang-seling (Gambar 2). Dijumpai adanya sisa tumbuhan dan lapisan tipis kaya organik yang berwarna merah (teroksidasi) yang menandakan bahwa sedimen tersebut terendapakan secara tidak normal dan bercampur dengan tumbuhan hasil bawaan banjir. Orientasi butiran realtif seragam satu arah (imbrikasi) (Gambar 3). Setidaknya didapatkan dua periode (siklus) fasies cekungan banjir bandang dengan proses yang sama walaupun ketebalannya yang berbeda (Gambar 3). Mello dkk (1999) juga mendeskripsikan bahwa endapan-endapan hasil banjir bandang (flash flood deposit) ditandai dengan sisipan yang berbentuk tabular dan mengalami oksidasi dalam lapisan pasir dan lempung dan bagian bawahnya ditandai dengan lapisan lempung yang kaya dengan material kaya organik. Fasies Dataran Banjir tersusun oleh endapan sungai secara normal. Material penyusun fasies ini adalah umumnya perselingan pasir dan lempug pasiran. Lapisan lempung pasiran ini memiliki tebal yang relatif tipis berwarna abu-abu kehitaman (Gambar 4). Pada bagian bawah endapan ini tersusun oleh campuran pasir dan kerakal sedangkan pada bagian atasnya merupakan endapan sedimen fasies banjir bandang. Ketebalan lapisan ini antara 40 cm sampai 80 cm, Fasises Alur Sungai disebut juga Fasies Channel dengan ciri-ciri lapangan menunjukkan adanya ketidak menerusan lapisan secara horizontal pada lapisan yang tersusun oleh material berukuran mulai dari kerakal-kerikil hingga pasir (Gambar 5). Fasies alur sungai tersebut dialasi dengan material-material berukuran bongkah, kerakal dan kerikil.

Lapisan berbutir kerikil-kerakal

Page 5: Endapan Batuan Lempung Disungai

PROS ID ING 20 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Geologi ISBN : 978-979-127255-0-6

TG1 - 5

Gambar 3. Lapisan endapan sedimen yang memperlihatkan adanya endapan kaya organik yang terindikasi dengan warna merah (teroksidasi), material yang berukuran kasar pada bagian bawah (kiri) dan keseragaman arah orientasi butir mengarah ke hilir (imbrikasi) (kanan) yang menandakan arus kuat yang berasal dari satu arah.

Gambar 4 fasies dataran banjir (kiri) dan (kanan) memperlihatkan batas antara fasie dataran banjir (bawah) dan fasies banjir bandang (atas) (lokasi S Mangottong arah hilir).

Lapisan endapan sungai yang mempunyai material dengan tekstur menghlus ke arah atas (fining upward) kemudian tererosi oleh arus sungai berikutnya yang kemungkinan telah berpindah dan meggerus endapan sungai yang lebih tua. Setelah membuat alur kemudian terbentuklah endapan yang lebih mudah pada alur yang telah tererosi tersebut dan diisi oleh material berukuran pasir. Kemudian endapan yang terkahir ini juga menutupi endapan sedimen yang lebih tua tadi secara keseluruhan (Gambar 5).

Gambar 5 Fasies alur sungai yang tersusun oleh endapan pasir berwarna coklat (kiri) dan kenampakan

lapangan pada tebing sungai hubungan antara endapan channel dengan endapan sungai lainnya yang memperlihatkan adanya ketidak menerusan lapisan endapan sungai (kiri) yang lokasinya dekat kelokan sungai sekarang mengarah ke kulu.

Endapan sedimen teroksidasi

Endapan sedimen banjir bandang

Endapan sedimen dataran banjir

Endapan channel

Page 6: Endapan Batuan Lempung Disungai

Survei Lapangan Endapan Sedimen A.M. Imran, Bustam Azikin, Ratna HL & Susilawati

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Geologi Volume 5 : Desember 2011

TG 1 - 6

SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas maka beberapa hal yang menjadi temuan dan kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1). material endapan sedimen Kuarter sebagian merupakan endapan yang dibawa oleh banjir bandang yang telah terjadi setidaknya dua kali dengan intensitas yang berbeda

2). alur aliran Sungai Mangottong setidaknya telah mengalami pemindahan aliran yang ditandai dengan adanya endapa-endapan yang dipotong oleh endapan berikutnya (endapan channel).

DAFTAR PUSTAKA Leslie, L.E., and Fenton, M.M. (2001); Quaternary Stratigraphy And Surficial Geology Peace River – Final Report; Alberta Geological Survey Special Report SPE10 (Canada – Alberta MDA Project M93-04-035); (1)Geo-Environmental Ltd., 169 Harvest Grove Close NE , Calgary AB T3K 4T6. Mello, C.L; Metelo, C.M.S; Sugio, K; Kohler H.C., (1999), Quaternary Sedimentation, Neotectonics and the Evolution of the Doce River Middle Valley Lake System (Southeastern Brazil), Revista do Instituto Geologico, 20(1/2) Sao Paulo, Brazil. Mulyaningsih, S., Sampurno, Zaim, Y., Puradimaja, D. J., Bronto, S, Siregar, D.D.A., (2006), Perkembangan Geologi pada Kuarter Awal sampai Masa Sejarah di Dataran Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juni 2006: 103-113. Moechtar, H., Indyo Pratomo,I., Mulyana, H.,, dan Poedjoprajitno, S., (2006), Gerakan struktur dan kaitannya dengan faktor kendali tektonik, berdasarkan analisis stratigrafi; Studi kasus geologi kuarter terhadap fase perkembangan Danau Tondano purba sepanjang Remboken - Kakas, Kec. Remboken dan Kec. Kakas, Kab. Tomohon, Sulawesi Utara, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 3 September 2007: 177-190. O’Connor, J. E., Curran, J. H., Beebee, R. A., Grant, G. E., and Sarna-Wojcicki, A., (2003) Quaternary Geology and Geomorphology of the Deschutes River; American Geophysical Union 10/1029/007WS07 Raj , R., ( 2008); J. Earth Syst. Sci. 117, No. 1, February 2008, pp. 41–48; Printed in India. Sukamto Rab, & Supriatna, 1982, Geologi Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi.