enam sesi terapi manual meningkatkan fleksi lutut dan mengembangkan aktivitas orang dengan nyeri...
TRANSCRIPT
Enam Sesi Terapi Manual Meningkatkan Fleksi Lutut dan
Mengembangkan Aktivitas Orang dengan Nyeri Lutut
Anterior : Uji Coba Acak Terkontrol
Paul A van den Dolder dan David L Roberts
Justice Health Concord Repatriation General Hospital Australia
Pertanyaan : Apa saja pengaruh terapi manual pada rasa nyeri, Range of Motion,
dan Aktivitas pada pasien dengan nyeri lutut anterior?
Jenis Penelitian : Uji coba acak terkontrol
Partisipan : 38 pasien rawat jalan dengan nyeri lutut inferior
Intervensi : Intervensi ekperimental terdiri dari enam sesi terapi manual,
sementara intervensi kontrol tetap berada di daftar tunggu selama dua minggu.
Hasil Pengukuran : Rasa nyeri diukur menggunakan Patellofemoral Pain
Severity Questionnaire. Lutut yang aktif melakukan fleksi dan ekstensi diukur
melalui poto / gambar. Aktivitas diukur dengan melakukan naik dan turun anak
tangga setinggi 15 cm, diikuti dengan nyeri pada kaki sebanyak mungkin yang
mereka rasakan selama periode 60 detik. Pengukuran diambil sebelum dan
sesudah intervensi oleh penilai lain.
Hasil : Kelompok eksperimental menurunkan rasa nyeri mereka dengan -8 mm
(95% CI -17 to 1, p= 0.08) dan rasa nyeri di anak tangga sebesar -10 mm (95% CI
-22 to 2,p=0.10) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mereka meningkatkan
aktivitas fleksi lutut mereka sebesar 100 (95% CI 4 to 16, p= 0.004) dan jumlah
langkah dalam 60 detik sebesar 5 (95% CI 2 to 8, p=0.001) dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Ada kecenderungan peningkatan atau perkembangan dari rasa
nyeri.
Kata Kunci : Sindrom nyeri patellofemoral, Pijatan, tehnik terapi fisik
1
Pendahuluan
Nyeri lutut merupakan salah satu dari banyak kelainan muskoloskeletal yang
diperkirakan akan menyerang 30 – 40 % dari populasi pada usia 65 tahun (van
Saase et al 1989). Nyeri lutut anterior merupakan salah satu dari banyak kelainan
musculoskeletal yang paling umum melibatkan lutut, dengan prevalensi sebesar
7% pada dewasa muda aktif (Witvrouw et al 2000). Kelainan ini biasanya terletak
di region retropatella atau peripatellar yang digambarkan sebagai nyeri / rasa sakit
yang sifatnya tumpul atau hanya terasa berdenyut (Fulkerson 1983, Fulkerson dan
Arendt 2000). Nyeri ini biasanya diperburuk dengan aktivitas yang melibatkan
penekanan yang dipaksa seperti naik turun anak tangga, duduk dengan lutut
ditekuk, berlutut dan jongkok. (Fulkerson 1983, Fulkerson dan Arendt 2000,
Sanchis-Alfonso dan Rosello-Sastre 2000). Meskipun mekanisme nyeri lutut
anterior belum jelas, namun diperkirakan penyebabnya multifaktorial. Faktor
mekanikal seperti penarikan lateral dari patella mengacu kepada proses
biomekanikal yang buruk di ekstrimitas bawah, onset tertunda dari otot vastus
medialis oblique selama aktivitas lutut dan penegangan struktur lateral sekitar ruas
patellofemorral (Juhn 1999, Cowan et al 2003).
Telah dibuktikan bahwa intervensi fisioterapi efektif dalam mengurangi nyeri dan
meningkatkan aktivitas orang yang terkena nyeri lutut anterior (Crossley et al
2002; Cowan et al 2003; Harrison et al 1999). Penelitian – penelitian ini termasuk
kombinasi antara pengetukan patellofemoral, peregangan otot, latihan penguatan
dan koordinasi, sehubungan dengan teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan struktur lateral seperti mobilisasi patellofemoral dan masase friksi ke
dalam jaringan lunak lateral di lutut. Belum diketahui pasti komponen mana yang
terbaik untuk peningkatan aktivitas orang dengan nyeri lutut anterior. Teknik
terapi manual yang termasuk mobilisasi, peregangan dan masase jaringan lunak
digunakan dalam penatalaksanaan nyeri lutut anterior yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan dari struktur lateral (Cyriax 1977). Tujuan dari penelitian
ini ialah untuk menilai keberhasilan terapi manual untuk nyeri lutut anterior.
2
Metode Penelitian
Jenis uji coba acak terkontrol dilakukan. Dengan adanya wawancara diawal,
pasien diskrining oleh penilai independen (Magge 1992) untuk mengetahui
kelayakan mereka dan penilai melanjutkan mengumpulkan dasar pengukuran
nyeri, range of motion, dan pembatasan aktivitas. Partisipan kemudian diacak dan
dialokasikan ke kelompok eksperimental atau kontrol dengan memilih amplop
bersegel dari satu kotak derisi amplop yang sama oleh seorang penilai
independen. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan pengacakan bersifat rahasia
dan penilai bersifat independen kemudian dialokasikan. Intervensi eksperimental
terdiri dari enam sisa terapi manual, dimana intervensi kontrol ditujuakn untuk
data tunggu dua minggu kedepan. Pengukuran setelah intervensi diambil dua hari
setelah penyelesaian penatalaksanaan, hal ini dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan yang mungkin hanya pengaruh dari pengukuran sebelumnya.
Partisipan diberikan respon dasar mereka kepada pengisian kuesioner segera
untuk mengutamakan mereka mengisi kembali untuk meningkatkan reabilitas dari
respon (Guyatt et al 1985). Penelitian ini disetujui oleh Central Sydney Area
Health Service dan the Western Sydney Area Health Service Human Ethics
Committees.
Partisipan Partisipan direkrut dari pasien rujukan ke departemen rehabilitasi dan
fisioterapi di Auburn Hospital atau Concord Repatriation General Hospital,
Sydney, Australia, untuk penatalaksanaan nyeri lutut anterior. Pasien yang masuk
criteria inklusi jika mereka berusia antara 18 sampai 80 tahun, dan dapat
berbahasa Inggris. Mereka masuk criteria ekslusi bila nyeri lutut mereka
disebabkan oleh trauma dalam jangka waktu empat minggu, dihasilkan oleh
kombinasi ektensi/fleksi dan sisi fleksi pada tulang belakang ke bagian sisi
ipsilateral atau pada kuadran pinggang dengan penekanan berlebihan, dicurigai
menderita infeksi atau kelainan neoplastik, murni inflamasi akut, atau jika mereka
menjalani operasi lutut dalam kurun waktu enam minggu. Mereka juga masuk
criteria ekslusi jika pada palpasi nyeri tekan disekitar lateral pattelofemoral tidak
3
terasa, sejak tipe terapi manual ini tidak normal digunakan dalam kondisi seperti
ini (Cyriax 1984).
Intervensi kelompok eksperimental menerima enam sesi terapi manual yang
terdiri dari friksi transversal ke lateral retinaculum seperti yang dideksripsikan
oleh Cyriax (1984) dilakukan dalam keadaan ekstensi penuh dan fleksi penuh,
peregangan patellofemoral bersudut seperti yang didekripsikan oleh Brukner et al
(2001), dan aplikasi dari luncuran medial selama fleksi dan ekstensi di lutut yang
diulang – ulang. Tiap sesi berlangsung selama 15-20 menit dan dilakukan ketika
terapis melihat kondisinya sudah cocok. Tidak ada intervensi (seperti saran
maupun latihan) diberikan kepada kelompok eksperimental selama percobaan.
Kelompok kontrol tetap pada daftar tunggu.
Hasil Pengukuran nyeri diukur menggunakan Patellofemoral Pain Severity
Questionnaire (Laprade dan Culham 2001). Kuesioner terdiri dari 100 mm skala
visual analog dari nyeri untuk 10 macam aktivitas umum yang sering
menyebabkan nyeri lutut anterior. Hal ini berjarak dari aktivitas sedentary seperti
duduk dan istirahat hingga aktivitas berat seperti berlari/berlari cepat dan
mengikuti kegiatan olahraga. Partisipan diinstruksikan untuk menandai level nyeri
rata-rata yang mereka pernah alami di minggu sebelumnya untuk kegiatan di skala
yang berlabelkan “tidak ada’ dan ‘buruk’. Hal ini kemudian diukur dalam
millimeter dari batas ‘tidak ada’ di skala tersebut. Jika partisipan tidak mencoba
aktivitas yang sibuk, mereka dianggap ‘tidak mencoba’. Untuk menghadirkan
perbandingan yang bermakna, nilai individual dirata-rata supaya tercipta nilai
tersendiri. Patellofermoal Pain Severity Questionnaire telah menunjukkan
realibilitas test-retest yang menakjubkan (rs=0.95) dan validitas tingkat tinggi
ketika dibandingkan dengan Western Ontario MacMaster and Hughston
Scales(Laprade dan Culham 2001). Saat nyeri naik dan turun anak tangga umum
diderita pada setiap pasien dengan nyeri lutut anterior, nilai untuk aktivitas ini
dipisahkan dengan hasil rata-rata.
4
Fleksi dan ekstensi lutut aktif dinilai dari tulang belakang pasien. titik temple
telah dipasangkan di trochanter pinggang, ligament lateral kolaterat dari lutut dan
malleolus lateral dari pergelangan kaki (norkin 1995). Partisipan kemudia
diperintahkan untuk memindahkan kaki mereka baik dalam posisi fleksi atau
ekstensi sejauh yang mereka dapat lakukan (dibatasi oleh nyeri, kelemahan dan
kemampuan bergerak). Gambar diambil perpendicular ke pergerakan di
permukaan lurus pada lutut. Sudut lutut dihitung pada garis yang dibagi diantara
trocanter atas dan ligament lateral kontralateral, dan mallelous lateral serta
ligament kontralateral. Walaupun ada dua penilai independen yang berbeda,
realibilitas mereka dapat dihitung. Penelitian realibilitas dari 10 pasien dengan
nyeri lutut anterior dengan dua penilai menilai mereka berjarak waktu 10 menit
menghasilkan ICC untuk fleksi sebesar 0.95 dan untuk ekstensi sebesar 0.39.
Aktivitas diukur menggunakan tes melangkah. Partisipan diinstruksikan untuk
melangkah naik dan turun anak tangga setinggi 15cm, mengarah kepada nyeri
pada kaki mereka sebanyak mungkin yang mereka dapat lakukan selama 60 detik.
Penelitian reliabilitas ini menghasilkan ICC sebesar 0.96 untuk pengukuran ini.
Akhirnya,partisipan dalam kelompok eksperimental diminta untuk mengisi tingkat
kepuasan mereka terhadap penelitian ini dengan kata ‘ sangat puas’ , ‘cukup puas’
, ‘cukup mengecewakan’ atau ‘ sangat mengecewakan’.
Analisis data besar sampel dihitung dalam perbandingan pre-determinan dalam
perubahan nilai antara kelompok eksperimental dan kontrol sebesar 20mm dalam
Patellofemoral Pain Severity Questionnaire. Hal ini didasari atas kepercayaan
pada pengaruh klinis yang cukup. Perhitungan besar sampel, diasumsikan standar
deviasinya 20% dan nilai keluarnya 10% mengindikasikan butuh 19 partisipan
pada setiap kelompok.
Two tailed independent sample t-tests digunakan untuk menghitung 95% CI untuk
antara kelompok untuk perubahan dalam nyeri, rang of motion, dan skor tes
melangkah.
5
6
Hasil
Aliran pasien yang melewato percobaan. 86 pasien (usia rata0taya 54 tahun)
diajakan untuk penelitian. Karakteristik dari kedua kelompok ditunjukkan dalam
tabel 1 dan prosese mereka ditunjukkann dalam gambar 1. Alokasi aca
menempatkan kelompok yang dapat dibandingkan dalam usia berapapun, laporan
ketidakmampuan, dan range of motion. Tingkat kronis lebih besar pada kelompok
kontrol tatapi pada kedua kelompok menunjukkan level yang sama. Salah satu
dari partisipan keluar dari uji coba karena alas an pribadi, menghasilakn rerata
follow up sebesar 97%.
Penelitian dengan metode uji coba partisipan dialokasikan ke kelompok
eksperimental menerima rata-rata 5.8 sesi yang berakih kira-kira 2 minggu (jarak
antara 14 hingga 24 hari).
Pengaruh intervensi kelompok eksperimental mengurangi nyeri mereka sebesar
-8mm (95% CI -17 ke 1,p=0,08) dan nyeri pada anak tangga sebesar -10mm (95%
CI -22 ke 2, p=0,10) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mereka
meningkatkan fleksi lutut mereka 100 (95% CI 4 ke 16, p=0.004) tetapi ekstensi
lutut tidak dapat berubah (0 deg, 95% CI -2 ke 3, p=0.001) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (pada tabel 2, lihat tabel 3 untuk agenda dari data yang lengkap)
Sebanyak 21 partisipan dalam kelompok eksperimental, enam dilaporkan mereka
sangat puas dengan pengobatan, 13 mengindikasikan mereka cukup puas, dan 2
mengatakan mereka sangat tidak puas dengan pengobatan ini.
Diskusi
Penelitian acak ini menggambarkan bahwa enam sesi terapi manual ke aspek
lateral dari sendi patellofemoral menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
fleksi aktif lutut dan kemampuan melangkah naik turun pada anak tangga pada
orang dengan nyeri lutut anterior tanpa intervensi.Kemudian juga ada
kemungkinan menurunkan rasa nyeri. Penelitian ini mungkin kurang begitu kuat
dalam merubah nyeri , jumlah intervensi yang cukup mungkin tidak tersedia, atau
mungkin tidak ada perbedaan antara kedua kelompok. Partisipan dalam percobaan
7
ini rata-rata orang tua dan lebih mungkin akan mendapat hasil lebih baik jika
orang dewasa muda yang melakukannya. Penelitian berikutnya di daerah ini perlu
studi kasus yang lebih besar untuk melihat apakah terapi manual menurunkan
nyeri pada orang dengan nyeri lutut anterior.
Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat penurunan rasa nyeri dan disabilitas
dengan orang menderita nyeri lutut anterior menggunakan kombinasi intervensi
seperti latihan quadriceps, mobilisasi patelofemoral, dan penekanan patella
dibandingkan dengan placebonya (Bennel et al 2005, Crossley et al 2002), dimana
penelitian kita meneliti efektivitas terapi manual dalam area yang terisolasi.
Karena murni intervensi, bukan tidak mungkin untuk dapat hasil bias pada peliti
maupun pada partisipan dalam alokasi. Satu batasan di penelitian ini adalah
kelompok kontrol tetap di daftar tunggu daripada menerima berbagai intervensi.
Hal ini menunjukkan bahwa, setidak nya dalam satu bagian, hasil ini dapat
dijelaskan dengan placebo atau efek Hawthore. Bagaimanapun juga, tidak ada
peningkatan signifikan dari pengukuran manapun pada kelompok kontrol diantara
batas dasar dan setelah menunggu pengukuran (tabel 2). Hal ini menunjukkan
dalam satu populasi, ada penyembuhan spontan dalam waktu dua minggu.
Sebagai tambahan, pengaruh terapi manual diukur hanya dua hari setelah akhir
intervensi dan pengaruh jangka panjang belum diketahui, kesimpulan kelompok
placebo dan follow up jangka panjang akan berguna pada penelitian yang akan
datang.
Informasi ilmu ada untuk menjelaskan fungsi secara morfologis dan fungsional
pengaruh dari mobilisasi, masase jaringan lunak, dan peregangan secara in vivo
dalam jaringan manusia. Penelitian hewan secara In vitro menunjukkan bahwa
masase jaringan lunak dapat menghasilkan proliferasi fibroblast dalam tendon di
tikus dibandingkan yang tidak mendapat perawatan (Davidson et al 1997).
Peneliti lain mempunyai teori bahwa kerusakan mekanikal terhadap masase
jaringan lunak dapat berpengaruh pada remodeling jaringan fibrosa yang lemah
8
dalam semua arah dan beberapa permukaan datar yang diselimuti oleh jaringan
ikat (Hardy 1989). Hal ini bias mengakibatkan peningkatan mobilitas dan
kemudian menjelaskan tentang perkembangan dari fleksi lutut. Penelitian
neuroanatomi pada retinaculum lateral delama operasi pada pasien nyeri lutut
anterior menunjukkan distribusi yang lebih besar dari saraf fibrosa dan faktor
pertumbuhan neural daripada pasien tanpa nyeri lutut anterior (Sanchis-Alfonso et
al 2000). Hal ini mengindikasikan kemungkinan dasar neuroanatomi dalam
meningkatkan nyeri ditemukan di region patellofemoral lateral dengan pasien
penderita nyeri lutut anterior, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk
mengklarifikasi hipotesa ini.
Sebagai kesimpulan, enam sesi terapi manual ke aspek lateral dari sendi
patellofemoral di pasien dengan nyeri lutut anterior secara sugnifikan menghasilka
aktivitas yang lebih baik pada fleksi lutut dan meningkatkan kemampuan naik
turun tangga dibandingkan yang tidak menerima intervensi.
9