enam faktor penyebab kenakalan remaja

Upload: el-samaraanzy-gakngelamunlagi

Post on 09-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Berdasarkan beberapa bukti penelitian yang pernah dilakukan dapat diketahui paling tidak ada enam faktor penyebab kenakalan remaja, dan masing-masing faktor tidak berdiri sendiri. Keenam faktor tersebut antara lain :

1. Disregulasi NeurologikTingginya angka kejadian gangguan tingkah laku yang terjadi bersama-sama dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorders (ADHD) yaitu sekitar 50% menguatkan anggapan bahwa yang mendasari terjadinya gangguan ini adalah adanya disregulasi neurologik. Hal ini berdasarkan adanya bukti bahwa penderita ADHD yang diberikan neuroterapi ternyata gangguan tingkah laku yang dialami berkurang.2. Faktor BiokemikalTeori biokemikal mengatakan bahwa terdapat hubungan antara berkurangnya kadar serotonin pada sistem syaraf pusat dengan terjadinya perilaku agresif dan impulsif.3. Faktor-faktor Biologi AnakTemperamen anak cenderung sebagai prediktor terjadinya kenakalan remaja. Aspek-aspek kepribadian seperti tingkat aktivitas anak, respon emosional, kualitas mood dan adaptasi sosial merupakan bagia dari temperamen anak. Apabila orang tua menanggapi temperamen ini dengan tidak sabar, tidak konsisten dan banyak melarang pada anak, maka kelak anak ini akan mengalami gangguan tingkah laku karena cenderung berbuat nakal. Kognitif anak juga mempengaruhi terjadinya gangguan tingkah laku. Anak yang kurang mampu memecahkan masalah sosial, melihat suatu masalah sebagai suatu permusuhan, cenderung mengalami gangguan tingkah laku di kemudian hari.Perilaku agresif pada umur 8-10 tahun merupakan prediktor yang baik untuk terjadinya perilaku agresif pada saat dewasa. Beberapa penelitian mendapatkan kenyataan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara masalah perilaku yang serius pada masa anak-anak, dengan berbagai gangguan Psikiatrik, psikopatologi, keluarga dan sebagian besar masalah adaptasi sosial.4. Faktor SekolahFaktor-fator seperti dimana anak tersebut sekolah, kemampuan guru dalam menanggapi perilaku murid dan empati guru terhadap prestasi akademik muridnya mempengaruhi angka kejadian kenakalan remaja. Anak-anak yang kemudian mengalami gangguan tingkah laku umumnya memiliki intelektual dan prestasi yang rendah.

5. Psikologi Orang TuaIbu yang mengalami depresi, ayah pecandu alkohol, penjahat dan memiliki perilaku anti sosial, berhubungan erat dengan terjadinya gangguan tingkah laku dan kenakalan pada anaknya. Ibu yang mengalami depresi, akan salah persepsi terhadap perilaku anaknya, cenderung menyalahkannya mengkritik dan berkomentar sangat banyak terhadap perilaku anaknya.6. Peranan Keluargaa. KemiskinanKemiskinan, pengangguran, keluarga besar, serta menderita sakit merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan tingkah laku. Anak-anak yang hidup dari keluarga dengan kondisi tersebut mempunyai resiko gangguan tingkah laku 2-4 kali lebih besar.b. Perceraian, konflik dalam perkawinan dan kekerasanPerceraian atau konflik dalam rumah tangga dapat meningkatkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak yang menginjak remaja.Anak-anak akan kehilangan dukungan dan persahabatan dengan orang tuanya, tidak disiplin, tidak iritabel, dan sulit memecahkan masalah yang dihadapi. Konflik yang terjadi pada orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam menghadapi anaknya, dimana orang tua akan lebih keras menghukum anaknya, tidak konsisten dalam mengasuh anaknya, jarang memberikan pujian dan selalu memiliki persepsi yang salah terhadap perilaku anaknya.c. Interaksi orang tua dengan anakInteraksi orang tua dengan anaknya mempunyai pengaruh terhadap kenakalannya. Orang tua yang mengasuh anaknya sangat kurang, akan menyebabkan anak mengalami gangguan tingkah laku. Demikian pula pada orang tua tidak konsisten, keras dalam menerapkan disiplin, lebih sering menghukum dan kuragng memantau anaknya. Disamping itu orang tua mengalami gangguan psikiatri cenderung marah, frustasi dan melakukan penganiayaan terhadap anak-anaknya sehingga memberikan contoh kepada anak-anaknya yang akan diterapkan pada lingkungannya. Anak-anak akan melarikan diri atau menghindari orang tuanya dan berperilaku negatif. Dalam kondisi tersebut, orang tua akan bereaksi lebih keras lagi sehingga anak justru akan meningkatkan perilaku negatifnya, sehingga keadaan ini merupakan suatu lingkaran yang tidak ada putus-putusnya.

d. Karakteristik keluarga lainnyaKeluarga yang besar dengan jumlah anak banyak dan laki-laki mempunyai resiko tinggi terjadinya kenakalan dan perilaku anti sosial. Sikap orang tua yang terlalu memanjakan anak dapat mempengaruhi anak menjadi nakal,karena kebiasaan orang tua yang selalu mengabulkan permintaan anaknya. Sikap orang tua yang kurang memberi kasih sayang, juga akan mengakibatkan anak sering melakukan tingkah laku yang menyimpang dari aturan-aturan dan menentang orang tua, karena anak ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya. e. Pengaruh psikofisiologis dan genetikOrang tua yang terlibat dalam kriminalitas akan memungkinkan anaknya mengalami perilaku anti sosial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan pada sistem himbik lobus fontalils dapat meningkatkan terjadinya gangguan tingkah laku. Demikian halnya dengan lembar monozygof mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan lembar dizygof (Soetjiningsih 2004 : 243)Sementara itu Gavin dan Furman ( 1989 : 827 ) menemukan ahwa faktor penyebab kenakalan anak dan remaja yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kelompok teman sebaya dan tuntutan budaya.Kelompok teman sebaya memberi pengaruh pada sikap, pembicaraan, minat maupun tingkah laku anak kadang-kadang lebih besar daripada pengaruh keluarga. Anak dan remaja biasanya akan selalu berusaha memenuhi aturan-aturan kelompok agar tetap dapat diterima di kelompok sebayanya. Pada masa ini pengaruh kelompok sebaya ini sering diungkapkan dengan tingkah laku pelanggaran. Gavin dan Furman (dalam Wahyuningtyastuti, 2004 : 20) menemukan bukti bahwa 90% anak dan remaja mengakui bahwa kelompok teman sebaya besar pengaruhnya terhadap agresivitas dan kenakalan yang dilakukan. Hal ini dilakukan hanya karena alasan solidaritas atau kesetiakawanan serta kekompakan.Selanjutnya kenakalan anak dan remaja juga dapat disebabkan karena tuntutan budaya. Pendidikan dan pengajaran terhadap anak, dilakukan dengan tujuan supaya anak mampu bertingkah laku sesuai dengan standar-standar, norma-norma, kebiasaan-kebiasaan dan pengharapan masyarakat dalam kelompok budaya tersebut. Kesanggupan memenuhi tuntutan budaya dapat mendatangkan kepuasaan, sebab seorang dapat memperoleh identitas dan hak untuk terima serta penghargaan dri masyarakat. Selanjutnya ketidakmampuan memenuhi tuntutan budaya akan mendatangkan hukuman berupa sanksi-sanksi sosial, seperti ejekan, atau pengucilan yang sangat mendukung berkembangnya tingkah laku kenakalan anak dan remaja.

Sedangkan Wahyuningtyastuti (2004 : 20) menambahkan bahwa kenakalan anak dan remaja juga dapat disebabkan oleh pengaruh pertambahan penduduk yang berlangsung sangat cepat sehingga pemerintah tidak mampu menyediakan sarana prasarana yang memadai untuk hidup nyaman, sehingga menyulut gelombang emosional anak remaja untuk bertingkah laku agresif. Selain itu pengaruh tayangan audio visual seperti televisi atau layar lebar yang sarat dengan adegan kekerasan dan kaya akan trik-trik kriminal. Hal ini akan merangsang anak untuk melakukan perbuatan yang cenderung mengarah pada tindakan kekerasan.