emilda as1 alchalidi2, meliani sukmadewi hrp’

8
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BB/U Emilda AS1 , Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’ ’"Staf Pengajar Prodi Kebidanan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh. Jl. Desa Paya Bujok Beuramo Kecamatan langsa BaratKota Langsa 24414 Telp. (0641) 424307 Fax. (064 1) 424307 '[email protected], [email protected]. [email protected]. id ABSTRACT The child nutrition outline the impact of the imbalance betv/een intake and output of nutrients ( nutritional imbalance ) , ie intake exceeds output , or vice versa , in addition to errors in choosing foods to eat. The fruits of this investments main form of chronic disease, and less weight, pica, dental caries, as well as allergies . Objective To determine the Factors Affecting Nutritional Status Based on B/ U In Work Area Health Center Mulia subdistrict of Banda Aceh Banda Majesty Tamiang Year 2013. This research method is an analytical cross-sectional design , population in this study were all mothers toddler (12-59 months) and toddlers in the Work Area Health Center District of Banda Banda Majesty Majesty Tamiang district in 2013 amounted to 1110 people . Sampling technique in this study using the formula Proportional Stratified Sample of 100 samples . Data collection using questionnaires , the data weie analyzed using univariate and bivariate frequency distribution tables , cross tables and statistical tests and narrative. Research results showed respondents with good nutritional status as much (75%) , the results of statistical tests with chi-square test found the influence of nutritional status of children with maternal knowledge as seen from p value - 0.00 and the influence of nutritional status toddler with family socioeconomic status with p value = 0. 030 while the absence of the influence of nutritional status on maternal occupation with p value = 0.060 .Advice is needed role health workers to be able to provide information about health programs , especially on nutritional status of children through outreach to the community , so that the existing knowledge in the community, especially toddlers become better mothers . Keywords: nutritional status based on weight/age, knowledge, work, socioeconomic family status INTISARI Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dan ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Dampak dari ketergangguan ini utamanya berupa penyakit kronis, berat badan lebih dan kurang, pica, karies dentis, serta alergi. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Berdasarkan BS/U Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Mulia Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013. Metode Penelitian ini adalah bersifat analitik dengan desain Cross Sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita (12-59 bulan) dan balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Mulia Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 berjumlah 1110 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Proportional Stratified Sample berjumlah 100 sampel. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi,tabel silang dan uji statistik. Hasil Penelitian menunjukkan responden dengan status gizi baik sebanyak (75%), hasil uji chi-square ditemukan adanya pengaruh status gizi balita dengan pengetahuan ibu P value = 0,00 dan adanya pengaruh status gizi balita dengan status sosial ekonomi keluarga F value = 0,030 sedangakan tidak adanya pengaruh status gizi balita terhadap pekerjaan ibu P value = 0,060. Saran sangat dibutuhkan peran petugas kesehatan untuk dapat memberikan informasi tentang program kesehatan khususnya tentang status gizi balita melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, agar pengetahuan yang ada pada masyarakat khususnya ibu balita menjadi lebih baik. Kata Kunci: status gizi balita berdasarkan BB/U, pengetahuan, pekerjaan, status sosial ekonomi keluarga 13

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHISTATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BB/U

Emilda AS1 , Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’’"Staf Pengajar Prodi Kebidanan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh.

Jl. Desa Paya Bujok Beuramo Kecamatan langsa BaratKota Langsa 24414Telp. (0641) 424307 Fax. (0641) 424307

'[email protected], ’[email protected]. ’[email protected]

ABSTRACT

The child nutrition outline the impact of the imbalance betv/een intake and output of nutrients ( nutritional imbalance ) , ie intakeexceeds output , or vice versa , in addition to errors in choosing foods to eat. The fruits of this investments main form of chronicdisease, and less weight, pica, dental caries, as well as allergies . Objective To determine the Factors Affecting Nutritional StatusBased on B/ U In Work Area Health Center Mulia subdistrict of Banda Aceh Banda Majesty Tamiang Year 2013. This researchmethod is an analytical cross-sectional design , population in this study were all mothers toddler (12-59 months) and toddlers in theWork Area Health Center District of Banda Banda Majesty Majesty Tamiang district in 2013 amounted to 1110 people . Samplingtechnique in this study using the formula Proportional Stratified Sample of 100 samples . Data collection using questionnaires , thedata weie analyzed using univariate and bivariate frequency distribution tables , cross tables and statistical tests and narrative.Research results showed respondents with good nutritional status as much (75%) , the results of statistical tests with chi-squaretest found the influence of nutritional status of children with maternal knowledge as seen from p value - 0.00 and the influence ofnutritional status toddler with family socioeconomic status with p value =0.030while the absence of the influence of nutritional statuson maternal occupation with p value = 0.060 .Advice is needed role health workers to be able to provide information about healthprograms , especially on nutritional status of children through outreach to the community , so that the existing knowledge in thecommunity,especially toddlersbecome better mothers .Keywords:nutritional statusbasedonweight/age, knowledge, work, socioeconomic family status

INTISARI

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dan ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritionalimbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untukdisantap.Dampak dari ketergangguan ini utamanya berupa penyakit kronis,berat badan lebih dankurang,pica, karies dentis, sertaalergi. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Berdasarkan BS/U Di WilayahKerja Puskesmas Banda Mulia Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013. Metode Penelitian ini adalahbersifat analitik dengan desain Cross Sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita (12-59 bulan) dan balita diWilayah Kerja Puskesmas Banda Mulia Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 berjumlah 1110 orang.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Proportional Stratified Sample berjumlah 100 sampel.Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan tabeldistribusi frekuensi,tabel silang dan uji statistik. Hasil Penelitian menunjukkan responden dengan status gizi baik sebanyak (75%),hasil uji chi-square ditemukan adanya pengaruh status gizi balita dengan pengetahuan ibu P value = 0,00 dan adanya pengaruhstatus gizi balita dengan status sosial ekonomi keluarga F value = 0,030 sedangakan tidak adanya pengaruh status gizi balitaterhadap pekerjaan ibu P value = 0,060. Saran sangat dibutuhkan peran petugas kesehatan untuk dapat memberikan informasitentang program kesehatan khususnya tentang status gizi balita melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, agarpengetahuan yang ada pada masyarakat khususnya ibubalita menjadilebihbaik.

Kata Kunci: statusgizibalita berdasarkanBB/U,pengetahuan,pekerjaan,status sosialekonomikeluarga

13

Page 2: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

Jumal Kesehatan Ibu dan Anak, Vol. 6. No,2, November 20U, Hal. 13-20

Indikator antropometri lain untuk menilaistatus gizi balita yaitu berat badan menurut tinggibadan (SB/TB). Pada tahun 2010 terdapat 13,3%balita wasting (kurus) yang terdiri dari 7,3% balitakurus dan 6,0% sangat kurus. Dibandingkan tahun2007, terjadi sedikit penurunan persentase balitakurus pada tahun 2010 dari 13,6% menjadi 13,3%.Standar prevalensi balita kurus pada suatu populasimenurut WHOsebesar=5%. Hal itu berarti masalahkekurusan di Indonesia belum memenuhi standarWHO. Demikian juga berdasarkan prevalensimenurut provinsi, seluruh provinsi di Indonesiabelum memenuhi standar WHO karena memilikiprevalensi balita kurus lebih dari 5%. Provinsi '

dengan prevalensi balita kurus terendah yaituProvinsi Kepulauan Bangka Belitung (7.5%),sedangkan provinsi dengan prevalensi tertinggiterjadidiJambi (20,0%)5.

Hasil Riskesdas, 2013 ditargetkanprevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD)memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010)kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 persen.Beberapa provinsi menunjukkan kecenderunganmenurun. Dua provinsi yang prevalensinya sangattinggi (>30%) adalah NTT diikuti Papua Barat, dandua provinsi yang prevalensinya <15 persen terjadidi Bali, dan DKI Jakarta. Masalah stunting/pendekpada balita masih cukup serius, angka nasional37,2 %, bervariasi dari yang terendah di KepulauanRiau, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan KalimantanTimur (<30%) sampai yang tertinggi (>50%) di NusaTenggara Timur. Tidak berubahnya prevalensistatus gizi, kemungkinan besar belum meratanyapemantauan pertumbuhan, dan terlihatkecenderungan proporsi balita yang tidak pernahditimbang enam bulan terakhir semakin meningkatdari 25,5% (2007) menjadi 34,3 % (2013)6.

Upaya perbaikan gizi masyarakat yanglakukan adalah peningkatan program ASI Ekslusif,upaya penanggulangan gizi mikro melaluipemberian Vitamin A, tablet besi bagi bumil, daniodisasi garam, serta memperkuat penerapan tatalaksana kasus gizi buruk dan gizi kurang di fasilitaskesehatan4.

PENDAHULUANMasalah gizi anak secara garis besar

merupakan dampak dari ketidakseimbangan antaraasupan dan keluaran zat gizi (nutritionalimbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaranatau sebaliknya, disamping kesalahan dalammemilih bahan makanan untuk disantap. Buah dariketergangguan ini utamanya berupa penyakitkronis, berat badan lebih dan kurang, pica, kariesdentis, serta alergi’.

Menurut Menteri Kesehatan Rl, dr. NafsiahMboi, Sp.A, MPH, pada pembukaan Seminar GiziNasional dengan tema "Mewujudkan GiziSeimbang Untuk Mengatasi Masalah Gizi Ganda"mengatakan, Masalah gizi adalah hal yang sangatpenting dan mendasar dari kehidupan manusiaKekurangan gizi selain dapat menimbulkanmasalah kesehatan (morbiditas, mortalitas dandisabilitas), juga menurunkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) suatu bangsa. Dalam skalayang lebih luas, kekurangan gizi dapat menjadiancaman bagi ketahanan dan kelangsungan hidupsuatu bangsa*.

Prevalensi kekurangan gizi pada balitaharus dapat mencapai target MDGs sebesar 15,5persen pada tahun 2015. Sedangkan pada 1989angkanya 31 persen dan tahun 2007 sebesar 18,4persen. Pemerintah harus menurunkan pervalensigizi kurang pada tahun 2015 menjadi setengah darikeadaan tahun 1990. Angka penurunan gizi buruk diIndonesia baru mencapai 14 persen. Tapi, dalamtahun terakhir penurunan itu sangat lambat tak bisacepat lagi sehingga dikhawatirkan target MilleniumDevelopment Goals (MDG's) 2015 sebesar 15% taktercapai2.

Menurut Sukirman, Gizi kurang merupakansalah satu masalah gizi utama pada balita diIndonesia. Prevalensi gizi kurang dan gizi burukmulai meningkat pada usia 6-11 bulan danmencapai puncaknya pada usia 12-23 bulan dan24-35 bulan. Di negara-negara ASEAN padaperiode tahun yang hampir sama (1990-1997)prevalensi gizi buruk pada anak balita hanyaberkisar antara 1-5 % 3.

Setiap tahun kurang lebih 11 juta dan balitadi seluruh dunia meninggal oleh karena penyakit-penyakit infeksi seperti Infeksi Saluran PernafasanAtas (ISPA), diare, malaria, campak dll. Ironisnya,54% dari kematian tersebut berkaitan denganadanya kurang gizi (WHO,2002). Kekurangan gizipada balita ini meliputi kurang energi dan proteinserta kekurangan zat gizi seperti vitamin A, zat besi,iodium dan zinc. Seperti halnya AKI, angkakematian balita di Indonesia juga tertinggi diAssosiation of South East Asian Nation (ASEAN)4.

Di Aceh dengan jumlah balita 499.475orang, prevalensi status gizi pada balitaberdasarkan BB/U adalah 7,1% mengalami giziburuk dan 16,6% gizi kurang, sedangkanberdasarkan TB/U adalah 18,5% dikategorikansangat pendek dan berdasarkan BB/TB adalah 6%dikategorikan sangat kurus, 7,3% dikategorikankurus. Menurut data dari Dinas Kesehatan AcehTamiang jumlah balita yang ada tahun 2011sejumlah 16.828 anak. Balita yang mengalami gizi

14

Page 3: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

- ' -

Emilda AS, Alchalidi, Sukmadewi HRP, Faktof-Faktor yang Mempengaruhi Staius Gizi..

buruk sebanyak 36 anak dan balita yang mengalamigizi kurang sebanyak 657 anak. Pada tahun 2012jumiah balita di Aceh Tamiang sebanyak 22.755anak. Balita yang mengalami gizi buruk sebanyak191 anak dan balita yang mengalami gizi kurangsebanyak 1161 anak. Menurut persentaseberdasarkan jumiah balita yang ada, balita yangmengalami gizi kurang terbanyak terdapat dipuskesmas Banda Mulia sebanyak 104 anak(13.0%)\

Batang Kabupaten Batang disimpulkan bahwaTidak ada hubungan antara pendidikan dengantingkat konsumsi energi dan protein anak TK, adahubungan antara pengetahuan gizi ibu dengantingkat konsumsi energi anak TK, dan tidak adahubungan antara pengetahuan gizi ibu dengantingkat konsumsi protein anakTK12.

Hasil penelitian Meikawati danHersoelistyorini, tentang Hubungan KarakteristikIbu dan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga TerhadapKasus Gizi Buruk Pada Balita Di KelurahanTandang Kecamatan Tembalang disimpulkanbahwa Status gizi balita sebagian besar termasukgizi kurang dan buruk (52%). Tidak ada hubunganumur ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkatpengetahuan gizi ibu dan tingkat sosial ekonomikeluarga dengan status gizi balita13.

Hasil penelitian Yulie Amal, tentangGambaran Faktor-Faktor yang MempengaruhiStatus Gizi Pada Balita dengan penelitian yangtelah dilakukan didapat hasil bahwa hasil penelitianini adalah gambaran faktor-faktor yangmempengaruhi status gizi balita di Desa SrikatonSeputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengahadalah tingkat pengetahuan cukup, pendidikandasar tingkat ekonomi rendah, paritas primipara,penyakit ISPA serta peran keluarga yangmendukung14.

Menurut data dari Puskesmas Banda Muliabalita yang ada bulan januari tahun 2013 adalah1355 anak. Balita yang mengalami gizi kurangsebanyak 40 anak dan yang mengalami gizi buruksebanyak 2anak'.

Tingkat pengetahuan seseorangberpengaruh terhadap sikap dan prilaku dalampemilihan makanan.Kurangnya pengetahuantentang gizi akan mengakibatkan berkurangnyakemampuan urituk menerapkan informasi dalamkehidupan sehari-hari. Memberikan makanan danperawatan anak yang benar untuk mencapai statusgizi yang baik melalui pola asuh yang dilakukan ibukepada anaknya. Ibu merupakan seseorang yangpaling dekat dengan anak, oleh sebab itu seorangibu harus memiliki pengetahuan tentang gizi.Pengetahuan minimal yang harus diketahuiseorang ibu adalah tentang kebutuhan gizi, carapemberian makan, jadwal pemberian makan padabalita, sehingga akan menjamin anakdapattumbuhdanberkembang dengan optimal9.

Kasus gizi buruk trutama banyak terjadipada anak-anak yang akan berpengaruh padamasa depan mereka, karena gizi buruk akanmenyebabkan anak akan menjadi lemes, lesu,malas beraktifitas, malas untuk berfikir, bahkankematian pada balita dan banyak lagi selain itu,Kasus ini terlihat biasa dan sering diremehkan olehsi penderita maupun orang tua mereka, karenakurangnya pengetahuan mereka tentang gizi burukmaupundampaknya10.

Hasil penelitian Pratama, tentang PengaruhTingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan,Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu Dan Perilaku IbuTerhadap Status Gizi Balita Di KecamatanKesamben Kabupaten Jombang disimpulkanbahwa tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,pengetahuan ibu dan sikap ibu memiliki pengaruhyang signifikan terhadap status gizi balita.Sedangkan perilaku ibu tidak mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap status gizi balita”.

Hasil penelitian Handarsari, tentanghubungan antara pendidikan dan pengetahuan giziibu dengan tingkat konsumsi energi dan proteinanak TK Nurul Bahri Desa Wukir Sari Kecamatan

Hasil penelitian Nurlila, tentang FaktorPenyebab Gizi Buruk Pada Anak Balita DiwilayahKerja Puskesmas Mata Kota Kendari disimpulkanbahwa penelitian menunjukkan bahwa pola asuh,pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentanggizi, asupan energi dan asupan protein merupakanpenyebab gizi buruk pada anak balita di wilayahkerja Puskesmas Mata Kota Kendari dengan nilaimasing-masing, pola asuh dengan nilai P = 0,000,OR 12,67, pendapatan keluarga dengan nilai P =0,000, OR 16,62, pengetahuan ibu tentang gizidengan nilai P = 0,000, OR 21, asupan energidengan nilaiP= 0,002, OR 6.79 dan asupan proteindengan nilai P = 0,000,OR 10,28. Pola asuh,pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentanggizi, konsumsi energi, konsumsi protein merupakanfaktor penyebab kejadiangiziburuk pada balita15.

Menurut banyak ahli, ada heberapapendapat yang mengemukakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.Soetijiningsih mengatakan bahwa yangmempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktorgenetik dan faktor lingkungan (faktor prenatal danpostnatal). Faktor prenatal (sebelum lahir) terdiridari gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin/zatkimia.endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, dananoksia embrio. Faktor postnatal (setelah lahir)

15

Page 4: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

Jumai Kesehatan ibudanAnak. Vol. 6, No.2, November 2014, Hal. 13-20

Metode pengumpulan data penelitian inimeiaSui wawancara dengan menggunakankuesioner. Tehnik Anaiisa data dilakukan melaluianalisa univariat, dan bivariat. Dalam menganatisasecara bivariat Pengujian data dilakukan denganmenggunakan uji statistik chi-square (x2), dengannilai kemaknaan (a = 0,05). Apabila nilai x2 hitung >x2 tabel atau nilai probabilitas (p) < 0,05, maka Hoditolak, yaitu ada hubungan antara variabel bebasdan terikat. Apabila nilai x2 hitung < x2 tabel atau nilaiprobabilitas (p) >0,05, maka Ho diterima yaitu tidakada hubungan antara variabel bebas dan terikat.

antara lain, faktor keluarga dan adat istiadat yaitupenuapatan keluarga, pendidikan, jumlah saudara,norma, agama urbanisasi’6.

Berdasarkan survey awal yang dilakukanpeneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Muliapada tanggal 27 Maret 2013 dilakukan pembagiankuisioner terhadap 10 ibu yang mempunyai balitayang mengalami gizi kurang, didapatkan 50% ibubalita berpengetahuan kurang tentang status gizipada balita yaitu sebanyak 5 orang, 30%berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 3 orang dan20% berpengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang.

Dari latar belakang di atas penulis tertarikuntuk melakukan penelitian tentang'"Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Status Gizi BalitaBerdasarkan Berat Badan / Umur (BB/U)Di WilayahKerja Puskesmas Banda Mulia Kecamatan BandaMulia KabupatenAcehTamiang Tahun 2013".

HASILBerdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan dari tanggal 1 s/d 14 Juli 2013 mengenaiFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status GiziBalita Berdasarkan Berat Badan / Umur (BB/U) DiWilayah Kerja Puskesmas Banda Mulia KecamatanBanda Mulia KabupatenAceh Tamiang Tahun 2013,terhadap 100 responden, maka diperoleh hasilsebagai berikut :

Analisa univariat untuk melihat distribusifrekuensi dari variabel dependen (terikat) danvariabel independen (bebas) yang meliputi StatusGizi Balita Berdasarkan Berat Badan / Umur (BB/U)Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Pekerjaan Ibu,dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

METODEDesain yang digunakan dalam penelitian

adalah metode Analitik dimana peneliti mencobamenggali bagaimana dan mengapa suatu masalahkesehatan itu terjadi. penelitian secara crosssectional yaitu melakukan pengumpulan datasekaligus pada suatu saat {point time approach)artinya tiap responden penelitian hanya diobservasisekali saja dan pengukuran dilakukan terhadapStatus Gizi Balita Berdasarkan BB/U Di WilayahKerja Puskesmas Banda Mulia Kecamatan BandaMulia KabupatenAcehTamiang Tahun 2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhibu balita (12-59 bulan) dan balita di Wilayah KerjaPuskesmas Banda Mulia Kabupaten Aceh TamiangTahun 2013 berjumlah 1110 orang. Pengambilansampel peneliti menggunakan kriteria inklusi dankriteria eksklusi saat pengambilan sampel agarkarakteristik sampel tidak menyimpang daripopulasinya. Selanjutnya penentuan besarnyasampel mengunakan rumus Slovin sehinggadiperoleh sebanyak 100 sampel dari 1110 populasibalita (12-59 bulan). Teknik pengambilan sampelyang digunakan peneliti yaitu Proportional StratifiedSample dimana jumlah sampel pada tiap-tiap desadi wilayah Puskesmas Banda Mulia tahun 2013,Selanjutnya sampel diambil mengunakanSystematic Random Sampling dimana setiapresponden diseleksi secara acak. Caranya adalahmembagi jumlah atau anggota populasi denganperkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnyaadalah interval sampel. Sampel pertama di ambilberdasarkan lemparan dadu. dengan mengundianggota populasi {Lottery technique).

Tabel 1Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Berdasarkan

Berat Badan,'Umur (BB/U) Pengetahuan Ibu Tentang Gizi,Pekerjaan Ibu, Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Mulia

Kecamatan Banda Muiia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013Frekuensi PersentaseNo Varibel

Status Gizi Balita BerdasarkanBerat Badan / Umur (BB/U)

1 lebih2 Baik3 Kurang

12%1075 %7515%15

Pengetahuan Ibu Tentang Gizi1 Baik2 Cukup3 Kumng_

13 13%57%57

30 30%Pekerj;

1 <40 jam/minggu2 >40 jam/minggu

57%5743%43

Sosial Ekonoml keluarga1 <Rp1.550.000,-2 >Rp1.550.000,-

51 5149 49

(Sumbar : Data Primer riiotah Tahun 201Z)

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwadiantara 100 balita (100%) mayoritas status gizibalita baik sebanyak 75%, ditinjau dari TingkatPengetahuan ibu mayoritas ibu balitaberpengetahuan cukup sebanyak 57%, DariPekerjaan Ibu mayoritas ibu balita bekerja <40jam/minggu sebanyak 57%, serta berdasarkansosial ekonomi keluarga mayoritas sosial ekonomikeluarga <Rp1.550.000,- sebanyak 33%.

16

Page 5: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

I

Emilda AS, Alchalidi, Sukmadewi HRP, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Glzi...fAnalisa bivariat digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabeldependen denyan variabel independen. Untukpenguiian dalam penelitian ini menggunakanprogram SPPS Versi 17.

ibu dengan status gizi balita. Hasil uji Chi-Square didapatkan P value = 0,030 yang artinya P<0,05.Hasilnya adalah Ho ditclak yaitu adanya pengaruhstatus sosial ekonomi keluarga dengan status gizibalita berdasarkanBB/U.l

label 2Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Berdasarkan

Berat Badan / Umur (BB/U) Ditinjau Dari Pengetahuan Ibu,dan Sosial Ekonomi Keluarga Pekerjaan Di Wilayah Kerja

Puskesmas Banda Mulia Kecamatan Banda MuliaKabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

PEMBAHASANHasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Status Gizi Balita BerdasarkanBerat Badan/Umur (BB/U) di Wilayah KerjaPuskesmas Banda Mulia Kecamatan Banda MuliaKabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 yangdilaksanakan pada tanggal 1 s/d 14 Juli 2013,diperolehhasil sebagai berikut :1. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan /

Umur(BB/U)Penelitian ini menunjukkan bahwa diantara

100 balita (100%) mayoritas status gizi balita baiksebanyak 75 balita (75%), dan minoritas status gizibalita lebih sebnyak 10 balita (10%).

Status gizi balita merupakan hal pentingyang harus diketahui oleh setiap orang tua.Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang diusia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yangterjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible(tidak dapat pulih). Data tahun 2007memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangangizi, 700 ribu di antaranya mengalami gizi buruk.Sementara yang mendapat program makanantambahan hanya 39 ribu anak. Ditinjau dari tinggibadan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesiapendek. Ukuran tubuh yang pendek ini merupakantanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh,kekurangan gizi dapat mempengaruhiperkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuhselama masa balita. Fase cepat tumbuh otakberlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampaibayi 18 bulan.17 Status gizi merupakan keadaankesehatan yang ditentukan oleh nutrien yangditerima dan di manfaatkan oleh tubuh1*.

Dalam hal ini penulis berasumsi bahwastatus gizi pada balita responden yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banda Muliadikategorikan berstatus gizi baik, bahkan masih adayang berstatus gizi kurang 15 responden (15%),sedangkan dikatakan sudah baik bila mayoritasstatus gizi balita baik. Hal ini bisa dikarenakanpengetahuan ibu yang mayoritas cukup, pekerjaanibu . serta status sosial ekonomi keluarga yangmempengaruhi asupan gizi pada balita. Dalam halini sangat dibutuhkan peran petugas kesehatanuntuk dapat memberi penyuluhan kepada wargakhususnya ibu balita, agar asupan gizi pada balitalebihbaik lagi.

1;

,

Status Gizi Balita Berdasarkan BB/UVariabel Lebih Baik Kurang Total P Value

F % F % F % F %Pengetahuan 0,000(•Baik 3 23,1

6 10.51 3.3

10 76.9 0 048 84.2 3 5,317 56,7 12 40

13 10057 10030 100

CukupKurang

0,060Pekerjaan<40 jam/minggu 8 14,1 44 77.2 5 8,7>40 jam/minggu 2 4,6 31 72,1 10 23,3

57 57,043 43,0t

0,030Sosial Ekonomi≤ Rp1.550.000 3 5,9 36 70,6 12 23,5>Rp1.550.000 7 14,3 39 79,6 3 6,1

51 5,049 43,0

fSurr.bar : PetePrimer dtoiah Tahun 20131

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat mayoritasberpengetahuan cukup dengan status gizi balitabaik sebanyak 48 Balita (84,2%), dan ibu balita yangberpengetahuan baik dengan status gizi balita baiksebanyak 10 Balita (76,9%). Hal ini dapatdisimpulkan bahwa tidak ada kecenderunganhubungan antara pengetahuan ibu dengan statusgizi balita. Hasil uji Chi-Square di dapatkan P value= 0,000 yang artinya P<0,05. Hasilnya adalah Hoditolak yaitu adanya pengaruh pengetahuan ibudengan status gizibalita berdasarkan BB/U .

Tabel diatas mayoritas ibu balita yangbekerja <40 jam/minggu mayoritas status gizi balitabaik sebanyak 44 Balita (77,2%), serta minoritasibu balita yang berkerja >40 jam/minggu denganstatus gizi balita baik sebanyak 31 Balita (72,1%).Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak adakecendemngan hubungan antara pekerjaan ibudengan status gizi balita. Hasil uji Chi-Square didapatkan P value = 0,060 yang artinya P>0,05.Hasilnya adalah Ho gagal ditolak yaitu tidak adanyapengaruh pekerjaan ibu dengan status gizi balitaberdasarkan BB/U.

Berdasarkan tabel diatas ibu balita yangstatus sosial ekonomi <Rp1.550.000,- denganstatus gizi balita baik sebanyak 36 Balita (70,6%),diantara 49 ibu balita yang status sosial ekonomi>Rp1.550.000,- dengan status gizi balita baiksebanyak 39 Balita (70,6%). Hal ini dapatdisimpulkan bahwa tidak ada kecenderunganhubungan antara status sosial ekonomi keluarga

17

Page 6: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

Jumal Kesehatan Ibu dan Anak, Vo/. 6, No.2, November 2014, Hal. 13-20

kecukupan protein dan zinc, maka resiko anakmenjadipendek semakin besar'2.

Pcneliti meryasumsikan bahwa banyakyang memiliki balita dengan status gizi baik karenadipengaruhi pengetahuan ibu. Semakin baikpengetahuan ibu maka akan semakin mendukungibu dalam memberi asupan gizi pada balita.Sebaliknya semakin rendah pengetahuan ibu tidakakan mendukung ibu dalam memberikan asupangizi yang baik sehingga status gizi pada balita jugamenjadi kurang.

2. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan /Umur (B3/U) DitinjauDari Pengetahuan Ibu

Penelitian ini menunjukkan bahwa diantara57 (100%) ibu balita yang berpengetahuan cukupmayoritas status gizi balita baik sebanyak 48 Balita(84,2%), diantara 30 (100%) ibu balita yangberpengetahuan kurang mayoritas status gizi balitabaik sebanyak 17 Balita (56,7%). Dan 13 (100%) ibubalita yang berpengetahuan baik mayoritas statusgizi balita baik sebanyak 10 Balita (76,9%). Hasil ujiChi-Square di dapatkan P<0,05 yaitu 0,00.Hasilnya adanya pengaruh pengetahuan ibudengan statusgizi balita berdasarkan BB/U .

Secara umum Pengetahuan merupakanhasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objektertentu. Penginderaan terjadi melalui pancainderamanusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,penciuman, rasa dan raba. Sebagian besarpengetahuan manusia diperoleh malalui mata dantelinga’9.

3. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan /Umur (BB/U) DitinjauDari Pekerjaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwadiantara 57 ibu balita yang bekerja <40 jam/minggumayoritas status gizi balita baik sebanyak 44 Balita(77,2%), diantara 43 ibu balita yang berkerja >40jam/minggu mayoritas status gizi balita lebihsebanyak 31 Balita (72,1%). Hasil uji Chi-Square didapatkan P>0,05 yaitu 0,060. Hasilnya tidakadanya pengaruh pekerjaan ibu dengan status gizibalita berdasarkan BB/U.

Secara umum Pekerjaan adalah asuransiterbaik melawan kemiskinan dan kerentanan.Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utamayang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit,istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas ataukerja yang menghasilkan uangbagi seseorang. 20

Penelitian ini sejalan dengan penelitianMeikawati dan Hersoelistyorini, Di KelurahanTandang Kecamatan Tembalang, dapatdisimpulkan bahwa Status gizi balita sebagianbesar termasuk gizi kurang dan buruk (52%). Tidakada hubungan umur ibu, tingkat pendidikan,pekerjaan, tingkat pengetahuan gizi ibu dan tingkatsosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita.Hal ini menunjukkan bahwa banyak sedikitnyawaktu untuk mengelola rumah tangga danmengasuh anak tidak berhubungan dengan statusgizi balita13.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitianPratama, dkk di Kecamatan Kesamben KabupatenJombang, Hasil uji chi-square untuk variabel tingkatpendidikan di Kecamatan Kesamben secarakeseluruhan (p=0.033) menunjukkan pengaruhyang signifikan. Sedangkan variabel tingkatpendapatan di Kecamatan Kesamben secarakeseluruhan (p=0.026) menunjukkan adanyapengaruh yang signifikan. Variabel pengetahuanIbu (p = 0.019) menunjukkan adanya pengaruhyang signifikan. Variabel sikap ibu (p=0.032 )menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.Dan variable perilaku ibu (p = 0.051 ) menunjukkantidak adanya pengaruh yang signifikan. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa semakin ibuberpengetahuan baik akan semakin baik status gizipada balita’1.

Namun hasil penelitian ini tidak sesuaidengan penelitian handarsari di TK Nurul BahriDesa Wukir Sari Kecamatan Batang KabupatenBatang. Hasil penelitian menunjukkan lebih dariseparuh ibu (69,7%) minimal telah menempuhjenjang SMA, sebagian besar keluarga (60,6%)berpengetahuan baik di Kota Semarang, 48,5%tingkat kecukupan protein balita termasuk kategorikurang, 63,6% tingkat kecukupan zinc balitatermasuk kategori kurang. Dari hasil uji statistikdiketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkatpendidikan ibu (p=0,646) dan pendapatan keluarga(p=1,000) dengan stunting pada balita, adahubungan yang positif antara tingkat kecukupanprotein (p=0,003) dan tingkat kecukupan zinc(p=0,032) dengan stunting pada balita. Kesimpulanpenelitian ini adalah semakin sedikit tingkat

Peneliti mengasumsikan bahwa tidak adapengaruh pekerjaan ibu dengan status gizi balita,semakin lama ibu berada diluar rumah bukan berartistatus gizi pada balita menjadi buruk atau kurang.Tergantung dengan pola asuh yang ibu berikan. Ibuberada diluar bukan berarti ibu tidakmemperhatikan statusgizi pada balitanya.

4. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Umur (BB/U) Ditinjau Dari Sosial EkonomiKeluarga

Penelitian ini menunjukkan bahwa diantara51 ibu balita yang status sosial ekonomi<Rp1.550.000,- mayoritas status gizi balita baik

18

Page 7: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

rr

f Ernilda AS. Alchalidi. Sukmadam HRP. Faklor-Faktor yang Uampangaruhl Status Bizi...

sebanyak 36 Balita (70,6%), diantara 49 ibu balitayang status sosia! ekonomi >Rp1.550.000,-maycritas status gizi balita baik sebanyak 39 Balita(70,6%). Hasil uji Chi-Square di dapatkan P<0,05yaitu 0,030. Hasilnya adanya pengaruh statussosial ekonomi keluarga dengan status gizi balitaberdasarkanBB/U.

Status ekonomi adalah kedudukanseseorang atau keluarga di masyarakatberdasarkan pendapatan per bulan. Statusekonomi dapat dilihat dari pendapatan yangdisesuaikan dengan harga barang pokokÿ'.

Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian Nurlila, tentang Faktor Penyebab GiziBuruk Pada Anak Balita Diwilayah KerjaPuskesmas Mata Kota Kendari disimpulkan bahwapenelitian menunjukkan bahwa pola asuh,pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentanggizi, asupan energi dan asupan protein merupakanpenyebab gizi buruk pada anak balita di wilayahkerja Puskesmas Mata Kota Kendari dengan nilaimasing-masing, pola asuh dengan nilai p=0,000,OR 12,67, pendapatan keluarga dengan nilai p-0,000, OR 16,62, pengetahuan ibu tentang gizidengan nilai p=0,000, OR 21, asupan energidengan nilai p= 0,002, OR 6,79 dan asupan proteindengan nilai p=0,000,OR 10,28. Pola asuh,pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentanggizi, konsumsi energi, konsumsi protein merupakanfaktor penyebab kejadiangizi buruk pada balita1*.

Penelitian ini tidak sejalan denganpenelitian Meikawati dan Hersoelistyorini, DiKelurahan Tandang Kecamatan Tembalang, dapatdisimpulkan bahwa Status gizi balita sebagianbesar termasuk gizi kurang dan buruk (52%). Tidakada hubungan umur ibu, tingkat pendidikan,pekerjaan, tingkat pengetahuan gizi ibu dan tingkatsosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita.Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yangrendah ternyata cenderung tidak menjadi kendalabagi keluarga untuk menjadi balita berstatus gizibaik, selama distribusi pangan keluarga lebinmengutamakan memenuhi kebutuhan anakdaripada anggota keluarga lain13.

Peneliti mengasumsikan bahwa adanyapengaruh status ekonomi keluarga dengan statusgizi balita, semakin besar status ekonomi keluargamaka akan semakin baik juga status gizi padabalita. Ini berhubungan dengan gizi yang dimakanoleh balita.

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:1. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa

diar.tara 100 balita (100%) mayoritas status gizibalita baik sebanyak 75 balita (75%), danminoritas status gizi balita iebih sebanyak 10balita (10%).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizibalita dipengaruhi pengetahuan ibu. Semakinbaik pengetahuan ibu maka akan semakinmendukung ibu dalam memberi asupan gizipada balita.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidakada pengaruh pekerjaan ibu dengan status gizibalita, semakin lama ibu berada diluar rumahbukan berarti status gizi pada balita menjadiburuk ataukurang.

4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanyapengaruh status ekonomi keluarga denganstatus gizi balita, semakin besar status ekonomikeluarga maka akan semakin baik juga statusgizi pada balita. Ini berhubungan dengan giziyang dimakanolehbalita.

!:

t

r

i

t

SARANBerdasarkan analisis dan pembahasan

hasilpenelitian, disarankanuntuk :1. Bagi InstitusiPendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapatdigunakan sebagai ajaran tambahan matakuliah khususnya tentang status gizi padabalita.

2. Bagi PuskesmasHasil penelitian ini diharapkan sebagai

ajaran untuk menamban pengetahuan tentangstatusgizipada balita.

3. Bagi Peneliti SelanjutnyaHasil penelitian diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untukmelakukan penelitian selanjutnya yangberhubungan dengan variabel-variabel yangbelum diteliti dan dengan memperbesarsampel.

DAFTAR PUSTAKA1. Arisman. Buku Ajar llmu Gizi, Gizi Dalam Daur

Kehidupan. EGC: Jakarta; 2009.2. Departemen Kesehatan. Gizi Seimbang Atasi

Masalah Gizi Ganda; 2013.http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2239-gizi-seimbang-atasi-masalah-gizi-ganda.html. (diakses tanggal 14 Maret2013)

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dilakukan pada bab

19

Page 8: Emilda AS1 Alchalidi2, Meliani Sukmadewi HRP’

Jumal Kesehatan Ibu dan Anak, Vol. 6, No.2, November 2014, Hal. 13-20

14. Amal, Yulie. Gambaran Faktor-Faktor yangMempengaruhi Status Gizi pada Balita; 2011.http://bascommetro-biogspot-com.biogspot.com/2011/10/gambaran-faktor-faktor-yang_11.html . (diakses 14 Maret 2013)

15. Nurlila, Ratna. Faktor Penyebab Gizi Burukpada Anak Balita di Wilayah Kerja PuskesmasMata Kota Kendari; 2010.http://psbldotnet.files.wordpress.com. (diakses14 Maret 2013)

16. Proverawati, Atikah dan Siti Asfuah. Buku AjarGizi untuk Kebidanan. NuhaMedikaiYogyakarta; 2009.

17. Marimbi, Hanum. Tumbuh Kembang, StatusGizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. NuhaMedika:Yogyakarta; 2010.

18. Hartono, Andry. Terapi Gizi dan Diet RumahSakit. EGC:Jakarta; 2006.

19. Notoatmodjo, S, Kesehatan Masyarakat llmudan Seni. Rineka Cipta:Jakarta; 2007.

20. Basu. Fnembagian Jam Kerja; 2012.http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/jam-kerja. diperbaharui 08 februari2013 (diakses tanggal 14 Maret 2013)

21. Kartono. Perilaku Manusia. ISBN. Jakarta;2006.

3. Riyanti. Hubungan Pc!a Asuh Ibu DenganStatus Gizi Anak Balita Di Wilayah KerjaPuskesmas Pantai Cermin Kecamatan TanjungPura Kabupaten Langkat; 2008. http://s-pola-asuh-ibu-dengan-status-gizi-anak.pdf.(diakses tanggal 14 maret 2013)

4. Kurniati, Erni. Hubungan Tingkat PengetahuanStatus Balita Dikelurahn Baledono KecamatanPurworejo; 2011. http:// e-journal.akbid-purworejo.ac.id. (diakses 14 Maret 2013)

5. Profi!Kesehatan Rl. ProfilKesehatan Indonesiatahun 2012, Jakarta -Kemenkes Rl;2012.

6. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar Tahun2013, Jakarta, Badan Peneiitian danPengembangan Kesehatan KementrianKesehatan Rl;2013.

7. DinKes Aceh Tamiang. Profil Kesehatan KotaLangsa. Dinas KesehatanAcehTamiang;2012.

8. Puskesmas Banda Mulia. Data Balita GiziBuruk. Puskesmas Banda Mulia;2013.

9. Purnama S, Endah. Hubungan TingkatPengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Balita DiPosyandu Wijaya Kusuma RT04 GeblaganTamantiro Kasihan Bantul Yogyakarta; 2012.http://digilib.fk.umy. ac.id/gdl.php?mod=browse&op =read&id=yoptumyfkpp-gdl-endahpurna-575. (diakses tanggal 14 Maret2013)

10. Samsul. Dampak Terjadi Gizi Buruk; 2011.http://samsul.blogspot.com. (diakses tanggal14 Maret 2013)

11. Pratama, dkk. Pengaruh Tingkat Pendidikan.Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Ibu, SikapIbu dan Perilaku Ibu terhadap Status Gizi Balitadi Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang;2013. http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/abstrak/skripsi/. (diakses tanggal13 Maret 2013)

12. Handarsari, Erma. Hubungan Pendidikan danPengetahuan Gizi Ibu dengan TingkatKonsumsi Energi dan Protein Anak TK NurulBahri Desa Wukir Sari Kabupaten Batang;2010. http://handarsari-78-353-2-pb-pdf.(diakses tanggal 14 Maret 2013)

13. Meikawati dan Hersoelistyorini. HubunganKarakteristik Ibu dan Tingkat Sosial EkonomiKeluarga Terhadap Kasus Gizi Buruk PadaBalita di Kelurahan Tandang KecamatanTembalang; 2011. http://120-259-1-sm-pdf.(diakses tanggal 14Maret2013)

20