elemen dasar dan prinsip penyusunan seni rupa dan desain serta teori pendukungnya

23
Minggu, 03 Juni 2012 Elemen dasar dan Prinsip Penyusunan Seni Rupa dan Desain Serta Teori Pendukungnya 艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺 Подготовка основные элементы и принципы искусства и дизайна Теория и сторонников 艺艺艺 艺艺 艺艺艺艺艺艺 艺艺艺艺艺艺艺艺 艺艺 艺艺艺艺艺艺艺艺 艺艺 艺艺艺艺艺艺艺艺 艺艺艺艺艺艺 艺艺 艺艺艺艺艺艺艺艺艺艺 艺艺 艺艺艺艺艺艺 Oleh Nasbahry Couto 24 Agustus 2012 (revisi) Pendidikan seni rupa dan desain sekarang ini ada dalam posisi yang kritis, jika yang diajarkan kepada murid bahwa kegiatan seni rupa dan desain hanya untuk berekspresi rekreasi dan estetika. Pada hal ilmu seni rupa dan desain adalah basis dari industri negara maju.Untuk mengetahui lebih lanjut bisa ditelusuri dari buku (1) Design and Technology in the Primary School: Case Studies for Teachers atau buku Callaway,Gloria, Teaching Art and Design Primary Scholl , atau YvonneGaudelius, Peg Speirs,Contemporary issues in art education, Sebenarnya, ada bagian-bagian dari pembelajaran seni rupa yang logis dan menyadarkan anak-anak tentang lingkungan (benda, rumah, alam dsb) dan hal ini tidak selalu ada hubungannya dengan estetik dan profesi (seniman), dan atau ketrampilan. Sementara itu kita masih berdebat apakah pelajaran seni rupa itu akan menjadikan anak didik menjadi seniman (mungkin sebuah profesi yang tidak jelas) Lihat artikel (1) , artikel (2) , dan artikel (3) atau ini (4). Penekanan estetika di pelajaran nirmana pada seni dan desain itu sangat labil dan relatif. Sejarah seni maupun bidang psikologi sosial, serta bidang desain telah lama mengingatkan hal ini. Lihat juga Roy Saberi , dan Umarov Erkin atas penekanan aspek psikologi dan estetika budaya ini.

Upload: rifma-atma-wijaya-kusuma

Post on 27-Sep-2015

254 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

sCFC

TRANSCRIPT

Minggu, 03 Juni 2012Elemen dasar dan Prinsip Penyusunan Seni Rupa dan Desain Serta Teori Pendukungnya Oleh Nasbahry Couto24 Agustus 2012 (revisi)

Pendidikan seni rupa dan desain sekarang ini ada dalam posisi yang kritis, jika yang diajarkan kepada murid bahwa kegiatan seni rupa dan desain hanya untuk berekspresi rekreasi dan estetika.Pada hal ilmu seni rupa dan desain adalah basis dari industri negara maju.Untuk mengetahui lebih lanjut bisa ditelusuri dari buku (1)Design and Technology in the Primary School: Case Studies for Teachersatau bukuCallaway,Gloria, Teaching Art and Design Primary Scholl, atauYvonneGaudelius,Peg Speirs,Contemporary issues in art education,Sebenarnya, ada bagian-bagian dari pembelajaran seni rupa yang logis dan menyadarkan anak-anak tentang lingkungan (benda, rumah, alam dsb) dan hal ini tidak selalu ada hubungannya dengan estetik dan profesi (seniman), dan atau ketrampilan. Sementara itu kita masih berdebat apakah pelajaran seni rupa itu akan menjadikan anak didik menjadi seniman (mungkin sebuah profesi yang tidak jelas)Lihat artikel (1), artikel (2), dan artikel (3)atau ini (4).Penekanan estetika di pelajaran nirmana pada seni dan desain itu sangat labil dan relatif. Sejarah seni maupun bidang psikologi sosial, serta bidang desain telah lama mengingatkan hal ini. Lihat juga Roy Saberi, dan Umarov Erkin atas penekanan aspek psikologi dan estetika budaya ini.

Anak-anak saat melihat seekor ayam, hanya dapat melihat beberapa elemen saja, misalnya paruh, sayap, ekor dan kaki, walaupun disuruh berjam-jam untuk melihat ayam, dia tidak akan melihat adanya sisik, kelenjar minyak, tembolok dan sebagainya. Hanya orang dewasa yang telah melihat/mempelajari lebih banyak tentang ayam saja yang dapat menjelaskan elemen ayam secara detil.

ARTIKEL TERKAITPsikologi persepsipada kawasan Desain Komunikasi VisualWarisan BudayaMinangkabau yang terlupakan,Aspek sosial budayapada pendidikan arsitektur di Indonesia,Budaya visual pada seni dan tradisi minangkabauDampak bencana gempaterhadap lingkungan binaan (arsitektur),Desain sederhana dankompleks pada desain grafis,Dialog mengenai katavisual dan budaya visual,Era revolusi digitaldalam desain grafis,Industri kreatif,Isyarat BudayaVisual tradisi Minangkabau,Kritik arsitektur,rencana gedung DPR baru Jakarta,Kritik Desain antara penelitian dan perancangan,Masalah regionalismedalam desain arsitekturModel bisnispemeliharaan bangunan bersejarah,Morfologi bangunan tradisi MinangkabauPola pemikiranekliktik pada budaya dan arsitektur minangkabau,Sebuah pembelajarantentang desain arsitektur: dari ide ke grafis,Sejarah pendidikandesain,

Pendidikan seni rupa dan desain memang bisa bertukar arah, hal ini bukan hanya tergantung niat pelaksana pendidikan, tetapi juga di dalam materi/substansi pengetahuannya bisa berbeda. Misalnya pengetahuan tetang dasar/elemen seni rupa. Umumnya kajian tentang elemen seni, seni rupa maupun prinsip penyusunannya bisa rancu. Lihat saja karangan tentang ini maupun buku standar yang dikeluarkan oleh PDK RI, kemudian isi mata kuliah yang disebut Nirmana Datar, Nirmana Ruang, Rupa Dasar, Seni Rupa, Dasar Visual dan sebagainya. Kenapa membingungkan? Apa artinya Nirmana ? Apakah dari bahasa Sangsekerta ? Istilah ini sebenarnya muncul dari Bandung sekitar tahun 70-an, yang kemudian menyebar ke Tri Sakti, Gunadharma, ISI Jogya dsb, sampai-sampai Uji Kompetensi sertifikasi untuk Seni Rupa Guru SMK/MAK dan Seni Budaya SMP/SMA /SMKuntuk tahun 2012 masih menganggap ilmu/istilah ini adalah dasar bagi pelajaran seni rupa dan desain sebagai pengganti kata desain dua dan tiga dimensi karangan Wucius Wong (dosen dari Hongkong) yang mungkin kurang tepat. Tetapi apakah istilah nirmana ini benar? Uraian di bawah mungkin dapat meluruskan atau justru mengacaukan atau memperumit masalah ini.CatatanAsal-usul kata Nirmana(bhs.sangsekerta)1) nir: tidak, bebas;Contoh:niradara: tidak dengan sopan, kurang ajar; nirantara: tidak berapa lama lewat, sebentar; nirasa : tidak enak, tak ada rasanya; nirsraya: melajang, tidak kawin, membujang; nirbawa: tak berwibawa; nirbaya: tidak bahagia; nirbaya, nirbita : lepas dari mara bahaya; nirdaya: hilang tenaga; nirdon: tiada hasilnya, gagal, urung, tak berguna; nirmala: selamat, lepas dari kecelakaan; nirwsthi: tidak takut bahaya; nirwikara: tak berubah, tabah, berani2)mana: angan-angan, hati; manaduganda: menyetujui, memuji; manadukara : menyetujui, memuji; manakawan: menjadi abdi, pengiring; manasija: cinta, kekasih; manasika : menganiaya; manastapa: berduka cita; manasuka: siapa yang suka; mana wibawa: sombongNirmana = bebas mengungkapkan angan-angan. berarti sesuatu yang kudapat dari inderaku lalu kulepaskan lagi dalam jalur kata-kataNirmana Datar = bebas mengungkapkan angan-angan di atas bidang datar, nirmana ruang = bebas mengungkapkan angan-angan di dalam ruang.1)Jadi istilah ini adalah tafsiran bebas dari desain dua dimensi dan desain tiga dimensi seperti yang terdapat dalam buku Wucius Wong Principles of Two-Dimensional Design dan Principles of Three-Dimensional Design, yang terkenal itu yang terjemahannya : prinsip rancangan dua dan tiga dimensi

Unsur atau bisa juga disebut elemen visual yang dikaji itu adalah cara manusia melihat (mempersepsi) bagian terkecil dari karya seni dan desain. Dan karena persepsi berbeda-beda tafsirannya juga berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat perbedaan persepsi setiap orang, misalnya makin banyak pengetahuannya tentang yang dilihatnya, berarti makin banyak elemen yang dilihatnya. Jadi ada hubungan antara melihat dan mengetahui.Hal yang sama juga berlaku dalam melihat sesuatu misalnya seorang mahasiswa yang baru belajar tentang seni lukis, berjam-jam jika disuruh untuk menjelaskan adanya massa di dalam karya lukis tidak akan berhasil. Kebanyakan kita salah dalam menafsirkan kebutaan orang terhadap seni. Hanya orang yang terlatih dan berpengetahuan luas yang dapat menjelaskan elemen seni secara detail. Oleh karena itu kita masuk ke uraian elemen dasar seni rupa yang dapat diamati.[1]Salah satu prinsip untuk memahami seni rupa yaitu, semakin banyak elemen dasar seni rupa yang dapat diceritakan maka semakin kaya kosa kata seni yang dapat diungkapkan melalui kata-kata. Kemampuan mengungkapkan kosa kata seni visual ini hanya dapat diperoleh pada orang-orang yang memahami bagaimana cara mengungkapkan elemen elemen seni rupa yang dilihatnya melalui kata-kata. Uraian di bawah ini dapat membuktikan hal itu itu. Sebagai contoh, menurutRathuselemen yang dapat dilihat dari karya seni lebih banyak lagi (ada 15 buah). Diantara elemen yang dapat dilihat itu dapat diperinci sebagai berikut ini.1. Garis2. Rupa (Bentuk)3. Warna dan Cahaya (Sinar)4. Karakter dan atau Perlambangan Warna5. Dimensi Psikologis Warna6. Warna Komplementer versus Analogus7. Warna Pigmen lawan Warna Optik8. Tekstur9. Massa10. Ruang11. Tumpang-Tindih bentuk12. Ukuran Relatif dan Perspektif Linear13. Perspektif Atmosfir14. Waktu dan GerakDan coba bandingkan pula dengan apa yang disebut elemen seni rupa olehJirousek, Charlotte, 1995. dalam blognyaArtdesign and visual thinking(1995), dia menyebut elemen desain sebagai elemen dasar seni rupa yaitu berikut ini.1. Point2. Line3. Form, shape and space4. Movement5. Color6. Pattern7. TextureCoba bandingkan dengan link ke Quizlet ini(klik kanan untuk ke tab baru)

Coba bandingkan elemen yang dimaksud Rathus di atas dengan tabel elemen dasar seni rupa yang hanya ada enam 6 (enam buah).di bawah ini

Tabel Elemen Dasar Seni Tari, Musik, Teater dan Seni Rupa serta Prinsip Penyusunannya

Elemen Dasar Seni

TariSeniMusikSeniTeaterSeni Rupa

energi/kekuatan Ruang WaktudurasiintensitaslapangantimbreSkenario Naskah/teks SettingdesainwarnaForm/ bentuk/bidanggaris Ruangteksturnilai

Pada tabel di atas diperlihatkan 6 (enam) elemen dasar seni rupa, dan ternyata elemen ini bisa lebih banyak lagi. Kenapa banyak elemen yang dilihat oleh seseorang, tetapi bagi yang lain sedikit? Ternyata hal ini tergantung kepada cara pandang dan teori yang mendasarinya.Untuk melihat beberapa perbedaan di dalam membahas masalah ini, coba bandingan beberapa konsep dan prinsip yang berlaku di Indonesia ( tentang Nirmana Datar/Nirmana Ruang) dengan konsep lainnya seperti di bawah ini.

Teori Nirmana Datar dan Nirmana RuangTeori Pembangkit Bentuk (Form Generator) Wallscleider (1991),

1Melihat fenomena Rupa hanya sebagai bidang dan RuangMelihat sebuah rupa atau karya sebagai bentuk yang di bangkitkan (form generation/ form generator) dari pemecahan sesuatu masalah (problem solving)

2Membagi unsur visual itu sebagai (unsur visual dua dimensidanunsur visual tiga dimensi)Membagi unsur visual itu sebagai (1)dasar unsur visualseperti (titik, garis dan bidang (plane) dengan (2)atribut visual(warna, raut (shape) tekstur, dimensi, proporsi, skala, nada, arah (direction), antropometri dan stabilitas visual

3Karya hanya dilihat sebuah komposisi yang dihasilkan konsep estetikKarya bukan dilahirkan semata oleh konsep estetik, tetapi juga oleh konsep dan aspek lain yang bekerja, misalnya aspek ekonomi, komunikasi, fungsi, struktur, material, dsb. yang disebut dengan aspek penentu (preskiptif)

4Karya dilihat sebagai sebagai unity dan akibat prinsip komposisi dua dan tiga dimensi. Unity adalah akibat komposisiUnity adalah karya itu sendiri yang berbeda-beda secara individual, misalnya lukisan, patung, keramik, arsitektur, furniture, poster, dsb. Uniti = unit karya

5membatasi dimensi sampai 3 dimensiDapat sampai 4 dimensi, yaitu dimensi waktu

6Melihat perubahan bentuk hanya sebagai gaya (style)Melihat perubahan bentuk sebagai transformasi bentuk

Kosa kata PentingTeori Pembangkit Bentuk (Form Generator)Wallscleider (1991)

Elemen Dasar VisualAtribut Elemen Dasar Visual

Bhs. InggrisBhs. IndBhs. InggrisBhs. Ind

PointTitikToneNada

LineGarisShapeRaut/ujud

PlaneBidangTextureTekstur

ColorWarna

DirectionArah

Dimension Dimensi

ProportionProporsi

ScaleSkala

.Kosa kata Penting Teori Desain Dua Dimensi dan Desain Tiga Dimensi Wucius Wong (1977)

Elemen Dasar rupa dua DimensiElemen Dasar Rupa Tiga Dimensi

ElemenKeteranganKeterangan

1Unsur Konsep (dianggap abstrak)TitikUnsur KonsepTitik

GarisGaris

BidangBidang

GempalGempal

2Unsur Rupa (dianggap ada)RautUnsur RupaRaut

UkuranUkuran

WarnaWarna

BarikBarik

3Unsur PertalianKedudukanUnsur PertalianKedudukan

ArahArah

RuangRuang

Gaya BeratGaya Berat

4Unsur Peranan Imba/ ikon, menyerupai bentuk alamUnsur Ragang

Pesan/ makna

Tugas/fungsi

5Bentuk dan DesainUnit Bentuk

Perulangan dan gradasi

Teori Wallscleider, seyogyanya melengkapi teori Nirmana yang kurang lengkap, sebab penciptaan karya seni tidak sebatas pencarian aspek estetik sajaTeori tentang Elemen Dasar Seni VisualDasar TeoriPada tahun 1920-an, Paul Klee seorang seniman dan guru master pada sekolah Bauhaus di Jerman, mengembangkan teori pembangkit bentuk yang dimulai dari titik (point) sebagai agen utama dari pembangkit bentuk. Dalam sebuah tulisan dia menjelas teorinya melalui konsep- konsep sebagai berikut : (gambar 1.1)

1. Sebuah titik sebagai sebuah agen dapat bergerak menghasilkan sebuah garis, dia memiliki satu dimensi.2. Sebuah garis dapat meciptakan bentuk bidang yang disebut sebagai berdimensi dua (2 D).3. Gerakan dari bidang dalam ruang dapat mem- bentuk ruang 3 dimensi.4. Gerakan dari ruang dapat membentuk ruang lainDisimpulkannya bahwa gerakan perpindahan dari titik menjadi garis, garis menjadi bidang dan bidang menjadi ruang 3 D adalah gerakan kinetik (gerak fisik ). ( Paul Klee, The Thinking Eye, ( New York, Paul Wittenborn, Inc; 1961.p.24).

Titik dipahami sebagai unsur yang memiliki satu atribut, yang mengindikasikan posisi atau lokasi. Karena secara konseptual sebuah titik tidak memiliki panjang dan lebar. Bagaimanapun juga sebuah titik harus memiliki lebar dan panjang minimal, namun hal itu tidak dapat dirasakan.Jika sebuah titik pindah dari posisi aslinya ke lain tempat dalam ruang, dia membentuk garis. Arah gerakan garis dalam membentuk bidang haruslah satu arah.Bidang yang terbentuk memiliki dimensi panjang dan lebar, tetapi dia tidak memiliki dimensi kedalaman (depth). Bidang ini memiliki raut (shape), raut yang spesifik diikat oleh garis yang melingkari raut secara spesifik pula.Volume atau body, disebut oleh Klee sebagai hasil langsung dari bidang yang bergerak kepada posisi baru dalam ruiang 3 dimensi. Jika garis membentuk sebuah bidang, sebuah bidang tidak lagi bergerak sesuai dengan gerak garis, tetapi bergerak dalamarah yang berbeda baru dapat menghasilkan ruang, jika dia bergerak dengan gerakan yang sama dengan gerakan garis maka yang dihasilkan adalah sebuah bidang yang lebih besar.

Teori Klee ini sebenarnya adalah teori yang disebut Wallscleider (1991), sebagai teori kinetik atau gerak, teori ini berlaku baik secara konseptual maupun secara fisik, sedangkan teori baru seperti yang dikemukakan oleh Wallscleider (1991), adalah teori turunan bentuk.Artinya, titik membentuk garis bukan oleh karena adanya gerakan kinetik, tetapi titik berfungsi sebagai medium pembangkit bentuk lain (bisa garis, bidang ataupun ruang). Titik dapat menciptakan ruang, bidang ataupun garis.Teori Klee, adalah sebuah pandangan baru pada jamannya, tetapi pandangan yang lebih baru, muncul sebagai penyempurna pandangan Klee yang lama itu. Dengan pandangan ini maka teori pembangkit bentuk maupun kreasinya bisa lebih bebas. Konsep ini dapat menjelaskan kenapa terdapat kebebasan untuk menciptakan kreasi baru dari elemen yang terbatas

Prinsip Organisasi Elemen Visual (Rupa)

Penganut nirmana datar dan nirmana ruang cendrung hanya melihat organisasi visual hanya dari segi estetis, dimana kesatuan organisasi itu di susun seperti bagan di bawah ini.

Menurut model yang diperlihatkan pada gambar di atas, pembangkit bentuk disusun melalui media, element-elemen seni, dan prinsip-prinsip organisasi, dengan memakai keseimbangan (balance), gerak (movement), proporsi (proportion), dominan (dominance) dan ekonomi untuk menghasilkan kesatuan. Model ini dan salah satu yang dikembangkan yang setara/sejajar dengan dengan konsepkonsep baru. Konsep dan prinsip ini diklarifikasi oleh penulis Ocvirk, Stinson, Wigg, and Bone dalam bukunya Art Fundamentals sebagai berikut:Artists are visual formers with a plan. With their materials they arrange the elements (lines. shapes, values. textures, and colors) for their structure. the elements they use need to be controlled, organized, and integrated. Artist manage this through the binding qualities of the principles of organization: harmony, variety, balance, movement, proporton, dominance, economy, and space. The sum total of these, assuming the artists plan is successful, equals unity. Unity in this instance means oneness, an organization of parts that fit into the order of a whole and become vital to it. Form is the complete state of the wholle. The artist produces this overall condition using the elements of at structure, subject to the principles of organization. (Ocvirk,, Art Fundamentals (Dubuque JA: WM. C. Brown Publishers,1990), hal. 17.]Menurut Wallschlaeger (1991) model dan prinsip (gambar di atas) ini bukanlah satu-satunya model untuk pembangkit bentuk sebab permasalahan pokok pembangkit bentuk bukan pada masalah penglihatan terhadap kesatuan elemen (unity), atau nilai-nilai estetik (aesthetica) seperti harmoni, keseimbangan yang terletak pada bidang datar ( Artists are visual formers with a plan ) seperti yang diuraikan Orvirk. Hal ini dapat dipahami teori unity (kesatuan bentuk) di atas ini hanyalah satu pokok soal sajayang berkaitan dengan masalah penglihatan dan pencitraan disamping pokok soal lainnya yang berkaitan dengan pencitraanArtinya, pokok soal ini dapat dipakai, namun banyak pokok soal lain yang perlu dikaji agar dapat memenuhi berbagai level kebutuhan, seperti masalah komunikasi, ekonomi, pengembangan material untuk industri dan sebagainya. Adanya perbedaan- perbedaan karakteristik ini, disebabkan adanya perbedaan masalah dan pengetahuan yang dikembangkan oleh designer, seniman, arsitek dan hal ini berhubungan dengan rambu-rambu dan teori yang melatar- belakanginya.

Beberapa prinsip organisasi visual ( termasuk prinsip/ konsep) organisasi estetik (Contoh)

Prinsip/ Konsep organisasi elemen visualDapat Menciptakan/ membentukContoh

1. Kode, tanda,Pesan, LambangKomunikasi antar Manusia,Wallschlaeger (1991)

2.Komunikasi PiktografiKomunikasi antar Manusia,Wallschlaeger (1991)

3. Prinsip Organisasi Format Duadimensi

Penyusunan elemen tombol atribut benda elektronik sistem pembacaan tombol dari kirike kanan

Sistem Pembacaan objek pada bidang datar

Gambar elemen disusun dari1. Pusat pinggir2. Kiri kekanan3. Atas Bawah

Wallschlaeger (1991)

4. Prinsip Organisasi Elemen dengan Kisi-kisi ( Grids)

vertikal, horizontalKeteraturan, kemudahan membaca, contoh prinsip organisasi elemen pada design koran, majalah, buku, poster, bangunan, interior dsbContoh prinsip grid desain majalah

5. Prinsip organisasi berdasarkan posisi elemen pada bidang visual Wallschlaeger (1991)Posisi elemen pada bidang gambar (bidang kerja)

(Clip Arts)

6. Prinsip organisasi elemen

dengan Kontras VisualWallschlaeger (1991)Kekontrasan, perbedaan, kelainan, keunikan, keganjilan (karya sofnir Ali)

Konttras visual, kontras warna

7. Organisasi elemen Gestalt"Gestalt" adalah kata dari bahasa Jerman yang tidak memiliki padanan yang tepat dalam bahasa Inggris, dimana dapat diartikan sebagai bentuk, raut, konfigurasi, dan pola yang tertutup. Yaitu sebuah pengorganisasian penglihatan manusia yang sifatnya tertutup.

Gestalt melalui kemiripan warna(karya Sofnir Ali)

8. Prinsip Organisasi Estetik

irama batang pohon(karya Sofnir Ali)

1) Keseimbangan2) Kontras3) Harmoni4) Emphasis5) Proporsi6) Simplicity/ kesederhanaan7) Repetisi/ pengulangan8) Skala9) Irama10) dan variasi

Irama, kontras,dg warna komplementer sumber: (vinaolivianadesign)

Dari gaftar di atas terlihat bahwa prinsip organisasi elemen visual ( dua dan tiga dimensi) tidak semata memakai prinsip estetik. Dapat di bayangkan bagaimana seorang desainer grafis atau desain komunikasi visual yang hanya memikirkan estetik, sedangkan dia harus bekerja di atas bidang kerja dengan sistem grid untuk sebuah majalah. Memang konsep estetik menjadi pemanis, tetapi bukan segalanya. Dalam meyusun elemen untuk tujuan kode, lambang atau komunikasi, maka seorang perancang tidak akan memikirkan irama atau estetik , tetapi bagaimana" elemen yang komunikatif dan dimengerti apa yang akan disampaikan kepada pengamatnya.

Prinsip/Konsep Format 2 DimensiJika ingin berhasil maka yang dipertimbangkan bukan semata estetik, tetapi juga logika, komunikasi, apa yang ingin disampaikan, apa yang ditangkap mata pengamat. Pengetahuan ini sekarang berkembang, salah satunya disebut dengan "Eye Tracking" dengan alat tertentu ,terutama untuk menguji apa urutan gerak mata pengamat menangkap pesan visual.

Prinsip/Konsep Posisi pada desain 3 DPosisi pengamat dan posisi elemen pada ruang menentukan visualisasi, prinsip ini dapat menjelaskan kenapa pelukis berkata, ayo kita cari pemandangan yang indah (tempat yang paling baik untuk mengamati keindahan), dan kenapa desainer bangunan merancang bukaan jendela harus pada view yang paling baik

Prinsip/Konsep Posisi pada desain 3 DUmumnya pengaturan elemen desain 3 D seperti interior, arsitektur dan desain lanskap, menganut prinsip pengaturan berdasarkan posisi antara lain : jarak, kedekatan fungsi, sirkulasi, orientasi, dsb.

Prinsip Organisasi Elemen denganKisi-kisi ( Grids)Poster klub sepak bola YuventusSistem grid memudahkan menyususun komposisi yang elemennya sangat beragam

Sistem grid pada layout majalah/ buku, sumber:Gavin Ambrose & Paul Harris,(2005) Basic Design (Layout)

Prinsip Organisasi Elemen dengan Gestalt dan Estetik (campuran)Desain ini disusun melalui prinsip gestalt, yaitu melalui kedekatan dan kesamaan elemen, irama muncul melalui gerakan dan pengulangan bentukAdanya perbedaan-perbedaan teori ini disebabkan adanya perbedaan masalah dan pengetahuan yang dikembangkan oleh desainer, seniman, arsitek dan hal ini berhubungan dengan rambu-rambu dan teori yang melatarbelakanginya. Model-model pemecahan masalah ini muncul dari evaluasi yang intensif terhadap permasalahan seni, desain dan arsitektur, akhirnya pengetahuan ini berkembang tidak hanya sebatas pengetahuan visual, tetapi meluas ke bidang lain seperti sosial, ekonomi, teknologi, komunikasi, dan teori informasi.Sebagai tambahan, 30 negara secara nasional dan internasional telah menggunakan program seni rupa, arsitektur dan desain dengan pengembangan model problem solving, jadi tidak terpaku kepada tujuan konsep visual semata, atau untuk tujuan ekspresi dan estetik saja.Informasi yang terkumpul dan tinjauan terhadap struktur, membantu untuk menghasilkan berbagai pertanyaan-pertanyaan. Jurusan desain tertentu dapat menyeleksi dan mengomunikasikan teori-teori atau konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang dapat membantu program yang sangat individual area studinya. Hal ini akan lebih berarti lagi jika ditunjang oleh pengalaman praktik dan dari berbagai informasi pengajaran di level dasar dan tinggi (undergraduate dan graduate) yang berkaitan dengan model-model problem solving ini.Penafsiran Proses Pemecahan Masalah dan Model Turunan Bentuk Dasar VisualBeberapa ringkasan model problem-solving diperlihatkan, bahwa model-model problem solving dan pembangkit bentukini dapat dipakai sebagai acuan baru. Pertama, untuk pengajar seni, arsitektur dan desain, dapat digambarkan model yang menjadi dasar bagi penyusunan program struktur kurikulum, kursus, dan pembelajarannya. Model ini berguna untuk menguraikan makna dan area yang berhubungan dengan konsep, teori, prinsip dan aturan serta proses-proses yang didasari pengetahuan interdisiplin dan juga komprehensif.Kedua, untuk membantu anak didik memahami hal-hal terkait dengan yang menjadi persyaratan pembelajaran materi ini antara yang bersifat umum dan yang bersifat spesifik.Uraian model ini membantu pengajar dan anak didik untuk bergerak dengan latihan latihan yang efisien dan efektif untuk menghasilkan kebutuhan akhir dari bentuk dua atau tiga dimensional di antara bidang-bidang tertentu seperti melukis, mematung, masalah struktur arsitektur dan produk interior atau komunikasi grafis. Dapat disimpulkan, bahwa model dasar pembangkit bentukvisual adalah sebagai berikut:1. Untuk mengidentifikasi dan mengorganisasikan secara menyeluruh secara terstruktur permasalahan dasar elemen visual, atribut-atribut bentuknya, dan berbagai teori dan fenomena yang memberi pengaruh kepada proses pembangkit bentukbidang seni rupa, arsitektur, dan desain.2. Untuk memberikan bimbingan dalam tinjauan, dan menilai atau memodifikasi struktur sebuah program visual yang dibutuhkan, tentang isi pembelajaran dan tujuan-tujuan instruksionalnya3. Untuk membantu mengidentifikasi area subjek matter (pokok persoalan) yang perlu ditambahkan kepadanya, dan memberikan penguatan kepada peringkat menengah maupun peringkat tinggi dari pendidikan seni rupa, arsitektur, dan desain.4. Untuk membantu dalam pembelajaran konsep-konsep, teori dan prinsip dalam seni rupa, arsitektur dan desain.5. Di samping itu juga untuk menjelaskan segenap informasi atau area pokok persoalan yang dapat ditambahkan atau disarikan kepada model ini, atau antara proses pemecahan masalah dan proses turunan bentuk, yang paralel satu sama lainnya pada model ini, yang dapat ditinjau dan diinterpretasikan dengan berbagai cara.Model yang diperlihatkan ini tidak lain untuk dipergunakan sebagai perencanaan yang lentur dan petunjuk jalan untuk mengorganisasikan hal-hal yang yang berkaitan dengan tujuan-tujuan perencanaan. Model ini juga memberikan sumbangannya untuk mengakomodasi tipe yang dihasilkan, misalnya pada sumber-sumber dan batasan waktu yang dimunculkan.

Pokok Soal (Subject Matter) Pembangkit bentuk Dasar VisualWallschlaeger (1991), mengindikasikan ada 10 model Pembangkit bentukVisual, bahwa kesatuan bentuk (Unity of form), sebagai ujud akhir secara fisik berhubungan dengan proses pembangkit bentukyang dihasilkan oleh material, alat dan teknik. sebagai berikut .1. Pokok soal 1, berhubungan dengan butir atau diskusi bagaimana pembangkit bentukmelalui drawing yang mampu menyampaikan pesan, yang bermakna bagi komunikasi.2. Pokok soal 2, menyumbang lebih dalam pengetahuan sistem gambar formil.Produk sistem gambar formil ini ditempatkan sebagai yang memiliki ruang, kedalaman, dan sebagai model-model visual yang memiliki area dan jarak sejalan dengan penglihatan manusia.3. Pokok soal 3, memerlihatkan bagaimana seniman, arsitek atau desainer mengkombinasikan berbagai teknik dan material dengan elemen-elemen visual dan berbagai atribut permukaannya, konsep penglihatan visual, konfigurasi bentuk, dan batasan-batasan struktur yang dapat menghasilkan bentuk. Bentuk dan pembangkit bentuk pada format dua dan tiga dimensional atau ruang (space) melalui titik, garis, bidang4. Pokok soal 4, tentang pembangkit bentuk melalui volume dan struktur, baik sebagai bentuk volumetrik maupun objek. Anak didik dapat dibimbing untuk diantarkan kepada berbagai cara untuk mengolah dan menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi5. Pokok Soal 5, atribut visual yang timbul dari penglihatan dan hubungan manusia dengan material, yang didiskusikan sebagai persepsi terhadap nada, tekstur, warna, pola,dan Atribut fisik seperti ukuran, skala, dimensi, dan proporsi.6. Pokok soal 6, khusus membicarakan berbagai teori, konsep, teori dan terminologi warna sebagai bagian atribut visual7. Pokok soal 7, tentang konsep penglihatan dan spasial yang berhubungan dengan penglihatan terhadap ruang kedalaman, dan jarak. Yaitu pengetahuan sepanjang model penglihatan manusia yang diperoleh dari isyarat-monokuler dan isyarat binokuler, posisi, orientatasi, gerak, dan kekonstanan kecermerlangan bentuk8. Pokok soal 8, tentang penglihatan terhadap figur dan bentuk, mendiskusikan konsep-konsep, hukum-hukum, dan prinsip-prinsip dari penglihatan visual dan bagaimana hubungannya dengan proses pengenalan terhadap citra visual. Bentuk semu, bentuk ganjil, dan figure latar sebagai beberapa fenomena citra bentuk.9. Pokok soal 9 adalah prinsip-prinsip orgorganisasi penglihatan. Yaitu konsep, teori dan aturan-aturan yang membantu seniman, arsitek dan desainer untuk mengorganisir raut dan ujud (shapes and forms); teori komunikasi yang dikeluarkan /dibutuhkan dari proses-proses bagaimana manusia dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya secara sosial dan kultural.10. Pokok soal 10 adalah simetri dan simetri dinamis, garis besar penentu (prescriptive) prinsip organisasi, dan berbagai informasi tambahan bagaimana memahami dan mempelajari dan menggunakan sistem tata atur masalah pembangkit bentuk yang lebih kompleks

Bagan Awal Proses Pemecahan Masalah Pembangkit bentuk

Bagan Pengembangan Proses Pemecahan Masalah Pembangkit Bentuk (sumberWallschlaeger (1991) modifikasi oleh penulis (1)

Bagan Pengembangan Proses Pemecahan Masalah Pembangkit Bentuk (sumberWallschlaeger (1991) modifikasi oleh penulis (2)Simpulan Dari dasar pengetahuan pembangkit bentuk (form generator), maka istilah menggambar bentuk, menggambar sketsa, menggambar ekspresif tidak tepat lagi, sebab perbedaannya hanya pada hasil persepsi (efek persepsi yang ditimbulkan), bukan pada proses (pembangkitan bentuk). Efek yang akan dicapai dalam sebuah gambar yang sama sebetulnya sangat banyak, kalau tidak percaya buka software grafis komputer seperti program adobe photoshop( pada perintah filter) atau CorelDraw (pada perintah filter dan effect). Ilmu dasar untuk seni rupa bisa juga dilihat sebagai pengetahuan yang serius seperti untuk matematik dan bahasa Nirmana Datar Nirmana Ruang itu ternyata tidak bebas mengungkapkan angan-angan di atas bidang datar atau ruang, sebab apa yang di pikirkan orang Indonesia tahun 60-an itu tendang desain dan seni rupa berbeda dengan apa yang dipikirkan orang sekarang. Ada kesan yang muncul bahwa pengetahuan dasar desain untuk SD,SMP, SMU dan SMK/MAK bahwa yang dicari hanya estetika melalui Nirmana datar dan Nirmana Ruang Bisa jadi, pendidikan seni rupa dan desain sekarang ini ada dalam posisi yang kritis, jika yang diajarkan kepada murid bahwa kegiatan seni rupa dan desain hanya untuk berekspresi, rekreasi, bermain-main, dan bias. Pada halilmu seni rupa dan desain adalah basis dari industri negara maju. Untuk mengetahui lebih lanjut buka buku (1)Design and Technology in the Primary School: Case Studiesfor Teachersatau bukuCallaway,Gloria, Teaching Art and Design Primary Scholl, atauT. Hille, ModernSchools: A Century of Design for Education, Nah, silahkan komentar anda