ekuitas modal disetor
TRANSCRIPT
Oleh: Erwi Y.
Ekuitas: Bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aset dan kewajiban yang ada sehingga bukan merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Tambahan modal disetor: Selisih lebih jumlah setoran modal yang diterima perusahaan dari nilai par (nominal) saham pada saat penerbitan saham.
Saldo laba: Akumulasi keuntungan operasional perusahaan yang belum atau tidak dibagikan ke pemegang saham.
Saham: Bukti kepemilikan atas suatu PT.Nilai Par: Nilai nominal yang tercantum pada setiap
lembar saham.Dividen: Pembagian keuntungan perusahaan kepada
pemegang saham.Saham Preferen (Utama): Instrumen ekuitas yang
memiliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak-hak instrumen ekuitas lainnya.
Jika saham diterbitkan oleh perusahaan diberi nilai dan dicatat pada sertifikat saham, maka saham tersebut disebut memiliki nilai parnilai par. Jika tidak memiliki nilai par, saham tersebut dikatakan saham tanpa nilai par.
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, atau disebut juga Perseroan, PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan pelaksanaannya.
Dari definisi tersebut, maka diketahui bahwa modal dasar suatu PT berupa saham.
1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan.
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi kepemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4. Hak untuk menerima pembagian aset perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Modal saham suatu perusahaan meliputi:1. Saham Preferen2. Saham Biasa3. Tambahan Modal Disetor
Saham Preferen: Saham yang memiliki kelebihan pada pembagian dividen atau pembagian aset pada saat likuidasi (prioritas).
Saham Biasa: Saham yang menjadi prioritas kedua pada saat likuidasi, namun memperoleh bagian dividen terbesar.
Preferen Kumulatif: Dividen setiap tahun harus dibayarkan, seandainya belum terbayar harus dilunasi dahulu sebelum kewajiban pembayaran dividen pada saham biasa.
Non Kumulatif: Dividen yang belum terbayar pada periode sebelumnya tidak perlu dilunasi, jadi hanya sebatas kewajiban pembayaran dividen pada periode saat itu, sebelum kewajiban pembayaran dividen pada saham biasa.
PT. Biru Laut memiliki 100.000 lembar saham preferen kumulatif 9% yang beredar dengan nilai par sebesar Rp1.000. Dividen terakhir dibayarkan pada 1999. Total dividen sebesar Rp30.000.000 telah diumumkan oleh dewan direksi pada tahun 2011. Mayoritas dari jumlah tersebut akan diperuntukkan bagi para pemegang saham preferen dengan komposisi sebagai berikut:
Dividen bagi pemegang saham preferen
Dividen bagi pemegang saham biasa
Jumlah Dividen
Dividen kumulatif tahun 2009
Rp9.000.000 0 Rp9.000.000
Dividen kumulatif tahun 2010
Rp9.000.000 0 Rp9.000.000
Dividen tahun 2011
Rp9.000.000 Rp3.000.000 Rp12.000.000
JUMLAH Rp27.000.000 Rp3.000.000 Rp30.000.000
Dividen bagi pemegang saham preferen
Dividen bagi pemegang saham biasa
Jumlah Dividen
Dividen kumulatif tahun 2009
0 0 0
Dividen kumulatif tahun 2010
0 0 0
Dividen tahun 2011
Rp9.000.000 Rp21.000.000 Rp30.000.000
JUMLAH Rp9.000.000 Rp21.000.000 Rp30.000.000
Partisipasi:Penuh dividen saham preferen = dividen saham biasaSebagian dividen saham preferen hingga jumlah
tertentu yang ditetapkan setelah saham biasa (dalam %)Contoh:
PT Swadaya mempunyai saham yang beredar yaitu saham preferen 10% sebesar Rp2.000.000 berpartisipasi penuh, saham biasa sebesar Rp4.000.000. Pada akhir tahun 2011, dividen sebesar Rp1.080.000. Dividen ini dibagikan kepada saham preferen dan saham biasa dengan perhitungan sebagai berikut:
Saham Preferen Saham Biasa
Untuk saham preferen:10% x Rp2.000.000
Rp200.000 0
Untuk saham biasa:10% x Rp4.000.000
0 Rp400.000
Untuk saham preferen dan biasa:Rp1.080.000 – Rp(200.000+400.000) = Rp480.000
Rp160.000
(200.000/600.000) x 480.000
Rp320.000
(400.000/600.000) x 480.000
JUMLAH Rp360.000 Rp720.000
Saham Preferen Saham Biasa
Untuk saham preferen:10% x Rp2.000.000
Rp200.000 0
Untuk saham biasa:10% x Rp4.000.000
0 Rp400.000
Untuk saham preferen:Rp1.080.000 – Rp(200.000+400.000) = Rp480.000
5%* x Rp2.000.000 *5%=15%-10%
Rp100.000 Rp380.000
380.000=480.000-100.000
JUMLAH Rp300.000 Rp780.000
Saham Preferen Convertible: Dapat ditukarkan oleh pemiliknya dengan surat berharga lainnya dari Perseroan yang menerbitkan. Bisa ditukar dengan saham biasa, untuk mendapatkan dividen yang lebih besar; atau dengan obligasi untuk merubah peran menjadi kreditur.
Saham Preferen yang dapat ditarik: Dapat ditebus sesuai dengan kehendak Perseroan penerbit saham. Kebanyakan saham preferen dapat ditarik dengan penyebutan harga penarikan dalam perjanjian awal.
Saham Preferen yang dapat ditebus: tumpang tindih antara instrumen utang dengan ekuitas. Sesuai dengan keinginan pemegang saham (Redeemable Preferred Stock)
Saham Preferen atas aset dan dividen pada saat likuidasi: Mendapatkan hak atas sisa aset dan dividen saat likuidasi.
Modal Saham tunai dicatat:Mendebit KasMenkredit Modal SahamSelisih antara jumlah kas dengan nilai par
dimasukkan ke dalam Agio Saham (additional Paid-in Capital)
Contoh:PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000
lembar saham biasa dengan nilai par Rp500. Pada tanggal 01 April 2011, 4.000 lembar saham dijual tunai dengan harga Rp2.500.000. Bagaimana pencatatan transaksinya (Jurnal Akuntansi)?
Nilai Par/nilai statuterNilai Par/nilai statuter
Tanggal Keterangan Debit Kredit
April 1 Kas Rp2.500.000
Modal Saham(Rp500 x 10.000 lembar)
Rp2.000.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(2.500.000 – 2.000.000)
Rp500.000
Diasumsikan PT. Angsa menerbitkan sebanyak 200 lembar saham biasa dengan nilai par sebesar Rp1.000 untuk memperoleh sebidang tanah yang nilai pasarnya Rp300.000, maka pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan adalah.....Tangga
lKeterangan Debit Kredit
April
1 Tanah Rp300.000
Modal Saham(Rp1.000 x 200 lembar)
Rp200.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(300.000 – 200.000)
Rp100.000
Diasumsikan PT. Angsa menerbitkan sebanyak 200 lembar saham biasa dengan nilai par sebesar Rp1.000 untuk memperoleh sebidang tanah. Nilai pasar saham di bursa Rp1.250/lembar, maka pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan adalah.....Tangga
lKeterangan Debit Kredit
April
1 Tanah (Rp1.250 x 200 lembar)
Rp250.000
Modal Saham(Rp1.000 x 200 lembar)
Rp200.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(250.000 – 200.000)
Rp50.000
PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp1.000Pada tanggal 1-30 November 2011 diterima
pesanan atas 5.000 lembar saham biasa bernilai par Rp1.000 dengan harga Rp1.250 per lembar dan 50% uang muka, sisanya separuh akan jatuh tempo pada periode 1-31 Desember 2011 dan separuh lagi akan jatuh tempo pada periode 1-31 Januari 2012
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 1-30
Piutang Pemesanan Modal Saham (Rp1.250 x 5.000 lembar)
Rp6.250.000
Modal Saham biasa yang dipesan
(Rp1.000 x 5.000 lembar)
Rp5.000.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(6.250.000-5.000.000)
Rp1.250.000
Pemesanan SahamPemesanan Saham
PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp1.000Pada tanggal 1-30 November 2011 diterima
pesanan atas 5.000 lembar saham biasa bernilai par Rp1.000 dengan harga Rp1.250 per lembar dan 50% uang muka, sisanya separuh akan jatuh tempo pada periode 1-31 Desember 2011 dan separuh lagi akan jatuh tempo pada periode 1-31 Januari 2012
Tanggal
Keterangan Debit Kredit
Nov
1-30
Kas
(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Piutang Pemesanan Modal Saham
Rp3.125.000
Pembayaran Uang MukaPembayaran Uang Muka
PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp1.000Pada tanggal 1-30 November 2011 diterima
pesanan atas 5.000 lembar saham biasa bernilai par Rp1.000 dengan harga Rp1.250 per lembar dan 50% uang muka, sisanya separuh akan jatuh tempo pada periode 1-31 Desember 2011 dan separuh lagi akan jatuh tempo pada periode 1-31 Januari 2012
Tanggal
Keterangan Debit Kredit
Des 1-31
Kas
(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Piutang Pemesanan Modal Saham
Rp3.125.000
Pembayaran Setengah dari sisa Pembayaran Setengah dari sisa harga pesanan yang jatuh tempoharga pesanan yang jatuh tempo
PT. Berdikari diijinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp1.000Pada tanggal 1-31 Desember 2011 diterima
setengah dari sisa harga pesanan yang jatuh tempo dan diserahkan saham untuk jumlah saham yang telah dibayar penuh oleh pemesan, yaitu 2.500 lembar
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Des 1-31
Modal saham biasa yang dipesan(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Modal saham biasa Rp3.125.000
Jan 1-31
Modal saham biasa yang dipesan(50% x Rp6.250.000)
Rp3.125.000
Modal saham biasa Rp3.125.000
Penyerahan SahamPenyerahan Saham
Memperbesar laba per saham (earning per share) perusahaan dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.
Mendorong naiknya harga pasar saham Teori Pasar (Supply and Demand).
Menaikkan rasio utang terhadap ekuitas.Memperoleh saham untuk dikonversi dengan
sekuritas lain.Menginvestasikan kelebihan kas secara
temporer.
Metode harga perolehan (Cost Method) dimana saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembaliharga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang atas jumlah Modal Saham.
Metode nilai par (Nominal Method) dimana saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominal saham nilai nominal saham yang bersangkutan dan disajikan sebagai pengurang akun Modal Saham
Pada tahun 2011, PT. Gembira didirikan dengan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai par @Rp500 dan harga jual Rp750 per lembar saham.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011
Kas (Rp750 x 10.000 lembar) Rp7.500.000
Modal Saham biasa (Rp500 x 10.000 lembar)
Rp5.000.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(7.500.000-5.000.000)
Rp2.500.000
Pada tahun 2012, PT. Gembira membeli 500 lembar saham biasa yang beredar dengan harga beli Rp800 per lembar saham. (nilai par @Rp500)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011
Saham Treasuri (Rp800 x 500 lembar)
Rp400.000
Kas
Rp400.000
Modal Setoran:
Modal Saham Rp5.000.000
Agio Saham Rp2.500.000
Saldo Laba Rp1.000.000 (asumsi)
Jumlah Rp8.500.000
(-/-) Saham Treasuri(-/-) Saham Treasuri (Rp400.000)(Rp400.000)
Jumlah Ekuitas pemegang Saham Rp8.100.000
Pada tahun 2013 dijual 100 lembar saham treasuri dengan harga Rp1.200 per lembar. Harga perolehan Rp800/lembar.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011
Kas (Rp1.200 x 100 lembar) Rp120.000
Saham Treasuri (Rp800 x 100 lembar)
Rp80.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(120.000-80.000)
Rp40.000
Metode harga perolehan (Cost Method) dimana saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembaliharga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang atas jumlah Modal Saham.
Metode nilai par (Nominal Method) dimana saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominal saham nilai nominal saham yang bersangkutan dan disajikan sebagai pengurang akun Modal Saham
Pada tahun 2011, PT. Gembira didirikan dengan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai par @Rp500 dan harga jual Rp750 per lembar saham.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011
Kas (Rp750 x 10.000 lembar) Rp7.500.000
Modal Saham biasa (Rp500 x 10.000 lembar)
Rp5.000.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(7.500.000-5.000.000)
Rp2.500.000
Pada tahun 2012, PT. Gembira membeli 500 lembar saham biasa yang beredar dengan harga beli Rp800 per lembar saham. (nilai par @Rp500)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011
Saham Treasuri (Rp500 x 500 lembar)
Rp250.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham) (Rp(750-500) x 500 lembar)
Rp125.000
Saldo Laba (400.000 – (250.000+125.000)
Rp25.000
Kas
Rp400.000
Pada tahun 2013 dijual 100 lembar saham treasuri dengan harga Rp1.200 per lembar. Harga perolehan Rp800/lembar. (nilai par @Rp500)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Nov 2011
Kas (Rp1.200 x 100 lembar) Rp120.000
Saham Treasuri (Rp500 x 100 lembar)
Rp50.000
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
(120.000-50.000)
Rp70.000