eksperimentasi penggunaan program · pdf fileperpustakaan.uns.ac.id wingeom dan alat peraga...

111
i EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM WINGEOM DAN ALATPERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE KABUPATEN WONOSOBO TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh : SAADAH ARYATI S851102037 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: dinhtu

Post on 07-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM WINGEOM

DAN ALATPERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE KABUPATEN

WONOSOBO

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

SAADAH ARYATI

S851102037

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINILITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengn sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul:” EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM

WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN RUANG SISI

DATAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI SE KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini

adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah

yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya

ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan (Permendiknas No 17, Tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus

seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai

institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak

pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis

ini, maka Prodi Pendidikan Matematika PPs UNS berhak mempublikasikannya pada

jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Matematika PPs UNS. Apabila

saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Agustus 2012

Mahasiswa

Saadah Aryati

S851102037

Page 3: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“ Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya

jalan kemudahan dalam segala urusan”

(Q.S.Ath Thalaq(65): 4)

“Allah pasti memberikan yang terbaik kepada kita, dan Allah juga akan memberikan sesuatu

sesuai dengan kebutuhan kita”

(penulis)

Page 4: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan:

Bapak dan Ibu tersayang yang selalu mendoakan dan memberi semangat

Suami dan anak tercinta yang selalu mendukung dalam menuntut ilmu

Teman-teman mahasiswa pascasarjana Angkatan 2011

Page 5: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,

kemudahan dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penghargaan dan

ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S., Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan fasilitas di Pascasarjana

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr Mardiyana, M.Si. Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc., Ph.D., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan, nasehat, petunjuk dan saran-saran yang sangat bermanfaat dengan penuh

ketekunan, keikhlasan dan kesabaran hingga terselesaikannya tesis ini.

6. Dr. Budi Usodo, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan,

nasehat, petunjuk dan saran-saran yang sangat bermanfaat dengan penuh ketekunan,

keikhlasan dan kesabaran hingga terselesaikannya tesis ini.

7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan pengalaman

dan wawasan keilmuwan kepada penulis.

8. Bapak Kepala SMP N 1 Wadaslintang, SMP N 3 Wadaslintang Gumelar, SMP N 5

Wadaslintang Kaligowong yang telah memberikan ijin untuk penelitian.

9. Bapak / Ibu guru Matematika dan semua siswa SMP N 1 Wadaslintang, SMP N 3

Wadaslintang Gumelar, SMP N 5 Wadaslintang Kaligowong yang telah membantu

dalam. penelitian.

10. Teman-teman seangkatan Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

11. Suami dan Anaku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dalam penyelesaian

studi di S2 UNS ini.

12. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan tesis ini.

Page 6: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat balasan yang lebih baik di sisi

Allah SWT.

Akhirnya, semoga penelitian ini semoga bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya

pendidikan Matematika

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 7: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……..……………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii

PERNYATAAN………….………………………………………………….. iv

MOTTO……. ………………………………………………………………. v

PERSEMBAHAN…..………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ………….…………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xii

ABSTRAK …………………………………………………………………… xiii

ABSTRACT………………………………………………………………….. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….…… 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………………….……. 8

C. Pemilihan Masalah ………………………………………………………. 9

D. Batasan Masalah …………………………………………………….……. 10

E. Rumusan Masalah …………………………………………………………. 11

F. Tujuan Penelitian …………………………………………………………..... 13

G. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….…… 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………………. 16

1. Pengertian Matematika….……………………………………………….… 16

2. Prestasi Belajar Matematika…………. ……………………………... 16

3. Pembelajaran Konstruktivisme………………………………………….. 17

6. Media Pembelajaran……………………………………………….……. 20

7. Minat Belajar Matematika………………………………………..…… 32

B. Penelitian yang relevan …………………………………………….……. 40

C. Kerangka Berpikir ………………………………………………………. 42

D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………..……… 46

Page 8: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ………………. ……………………………………... 49

1. Tempat Penelitian……………………………………………………… 49

2. Waktu Penelitian………………………………………………………. 49

B. Jenis Penelitian …………………………………………………………… 49

1. Rancangan Penelitian………………………………………………….. 50

2. Prosedur Penelitian…………………………………………………….. 50

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel………………………. 51

1. Populasi………………………………………………………………… 51

2. Sampel dan Sampling………………………………………………….. 51

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………… 55

1. Variabel Penelitian…………………………………………………........ 55

2. Metode Pengumpulan Data……………………………………………… 56

E. Teknik Analisa Data …………………………………………………… 65

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data……. …………………………………….............................. 76

B. Uji Keseimbangan ……………………………………………………..….. 77

C. Uji Persyaratan Analisis Variansi……….................………………….. 79

1. Uji Normalitas.……………………………………………………… 79

2. Uji Homogenitas……………………………………………………. 78

D. Hasil Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 79

1. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama………………………… 80

2. Uji Lanjut Pasca Anava….. ………………………………………… 80

E. Pembahasan Analisa Data ………………………………………………… 84

F. Keterbatasan Penelitian……………………………………………….. 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..……. …………………………………….............................. 93

B. Implikasi ……………………………………………………..……….. 94

C. Saran………………….…………….................………………………. 96

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………… 101

Page 9: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Perkembangan Peringkat Human Development Indonesia……………. 8

Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian………………………………………………… 49

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran Menggunakan Program Wingeom, alat Peraga

Konkret, dan Tanpa Alat Peraga……………………………… 31

Tabel 4. 1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Menurut Alat Peraga

………………………………………………………………………. 76

Tabel 4. 2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Menurut Minat……. 77

Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal……………………………. 78

Tabel 4. 4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal………………………….. 78

Tabel 4. 5 Rangkuman Uji Analisis Variansi Satu Jalan ……………………… 78

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas……………………..………………………….. 79

Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas………………………………………………. 79

Tabel 4. 8 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama……………... 80

Tabel 4. 9 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Baris.……………………………. 81

Tabel 4. 10 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom….…………………….... 82

Tabel 4. 11 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Sel Pada Kolom Sama……...….. 83

Tabel 4.12 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Sel Pada Kolom Sama……...…... 84

Page 10: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus……………………………………………………………101

Lampiran 2 RPP……………………………………………………………….102

Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar…………………………………….120

Lampiran 4 Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar……………………………….121

Lampiran 5 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar………………………………126

Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belaja………………………………127

Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Prestasi Belajar…………………………….128

Lampiran 8 Daya Pembeda, Indeks Kesukaran, dan Reliabilitas……………..132

Lampiran 9 Soal Tes Prestasi Belajar…………………………………………152

Lampiran 10 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar………………………………156

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar……………………………...157

Lampiran 12 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar…………………………………..158

Lampiran 13 Angket Minat Belajar…………………………………………….159

Lampiran 14 Lembar Validasi Angket Minat Belajar…………………………..163

Lampiran 15 Reliabilitas dan konsistensi Internal Minat Belajar………………167

Lampiran 16 Data Nilai MID…………………………………………………...182

Lampiran 17 Uji Prasyarat Keseimbangan……………………………………..183

Lampiran 18 Uji Keseimbangan………………………………………………..188

Lampiran 19 Data Tes Prestasi Belajar…………………………………………189

Lampiran 20 Uji Normalitas……………………………………………………190

Lampiran 21 Uji Homogenitas………………………………………………….198

Lampiran 22 Uji Hipotesis……………………………………………………...200

Lampiran 23 Uji Lanjut Anava…………………………………………………205

Lampiran 24 Tabel Statistik…………………..………………………………...210

Lampiran 25 Surat Perijinan……………………………………………………215

Page 11: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Saadah Aryati S851102037. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan

Geometri Bangun Ruang Sisi Datar Dengan Menggunakan Program Wingeom Dan Alat

Peraga Konkret Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Wonosobo.

Pembimbing I: Drs. Tri Atmojo K, M. Sc, Ph. D.,Pembingbing II: Dr. Budi Usodo, M. Pd.

Tesis Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2012.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok

bahasan geometri: (1) Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, pembelajaran

geometri dengan menggunakan program wingeom, menggunakan alat peraga konkret atau

tanpa menggunakan alat peraga. (2) Manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih

baik, siswa dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat belajar sedang atau siswa dengan

minat belajar rendah. (3) Pada siswa dengan pembelajaran menggunakan program wingeom

manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan minat belajar

tinggi, siswa dengan minat belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah. (4) Pada

siswa dengan pembelajaran menggunakan alat peraga konkret, manakah yang memberikan

prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat

belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah. (5) Pada siswa dengan pembelajaran

tanpa menggunakan alat peraga, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara

siswa dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat belajar sedang atau siswa dengan

minat belajar rendah. (6) Pada siswa dengan minat belajar tinggi, manakah yang

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik, pembelajaran dengan menggunakan program

wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran dengan

tanpa menggunakan alat peraga. (7) Pada siswa dengan minat belajar sedang, manakah yang

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik, pembelajaran dengan menggunakan program

wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. (8) Pada siswa dengan minat belajar rendah, manakah yang

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik, pembelajaran dengan menggunakan program

wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial

3 x 3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri di Wonosobo pada semester

genap 2011/2012. Sampel penelitian ini berjumlah 238 orang dengan rincian 79 orang untuk

kelas dengan pembelajaran menggunakan program wingeom. 80 orang untuk kelas dengan

pembelajaran menggunakan alat peraga. dan 79 orang untuk kelas dengan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Stratified

Cluster Random Sampling Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes

hasil belajar matematika pada pokok bahan geometri bangun ruang sisi datar pada

kompetensi dasar mengidentifikasi unsur-unsur dan bagian dari balok, kubus, prisma, dan

Page 12: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

limas serta membuat jaring-jaringnnya, serta angket minat belajar siswa dalam bentuk pilihan

ganda. Pada uji coba butir tes belajar matematika diuji tentang reliabilitas, daya pembeda,

dan tingkat kesukaran. Sedangkan uji coba instrumen butir angket minat belajar siswa diuji

tentang konsistensi internal dan reliabilitas. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua

jalan dengan frekuansi sel tak sama, dengan taraf signifikan 5%. Sebelumnnya dilakukan uji

prasyarat, yaitu: uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan

uji Bartlett dan hasilnya adalah normal dan homogen.

Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran matematika pada pokok

bahasan geometri bangun ruang sisi datar: (1) Siswa dengan pembelajaran menggunakan

program wingeom mempunyai prestasi lebih baik dibandingkan siswa dengan pembelajaran

alat peraga konkret dan tanpa alat peraga (2) Prestasi belajar matematika siswa dengan minat

belajar tinggi lebih baik dibandingkan siswa siswa dengan minat belajar sedang atau siswa

dengan minat belajar rendah. (3) Pada pembelajaran dengan menggunakan program

wingeom, siswa dengan minat belajar tinggi, mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan alat peraga konkret dan tanpa alat peraga (4) Pada pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga konkret prestasi belajar antara siswa dengan minat belajar tinggi,

siswa dengan minat belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah adalah sama (5)

Pada pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga prestasi belajar antara siswa dengan minat

belajar tinggi, siswa dengan minat belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah

adalah sama (6) Pada siswa dengan minat belajar tingggi pembelajaran dengan menggunakan

program wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret atau

pembelajaran dengan tanpa menggunakan alat peraga mempunyai prestasi belajar sama. (7)

Pada siswa dengan minat belajar sedang pembelajaran dengan menggunakan program

wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran dengan

tanpa menggunakan alat peraga mempunyai prestasi belajar sama (8) Pada siswa dengan

minat belajar rendah pembelajaran dengan menggunakan program wingeom mempunyai

prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan alat peraga konkret dan tanpa alat peraga.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Alat Peraga, Minat

Page 13: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Saadah Aryati S851102037. Experimentation of teaching Mathematics on the topic of

Geometry of Flat Side Space Form with Using Wingeom program and real tool viewed from

Student`s learning interest of Class VIII State Junior School (SMP) in Wonosobo. The first

Commission: Drs. Tri Atmojo K, M, Sc, Ph. D., the Second Commission: Dr. Budi Usodo,

M. Pd. Thesis of Mathematics Education of Post Graduate Program of Sebelas Maret

University Surakarta. 2012.

ABSTRACT

The purpose of the research is to know that in mathematics learning which geometric topic:

(1) that gives better learning achievement, geometric teaching with using wingeon program

whether using real teaching aid or without using teaching aid. (2) that gives better learning

achievement , whether student with high learning interest, student with moderate learning

interest, or student with low learning interest. (3) which student`s give better learning

achievement with using wingeom program whether students with high learning interest,

student with moderate learning interest or student with low learning interest. (4) which

student with teaching by using real teaching aid, which student who gives better learning

achievement whether student with high learning interest, student with moderate learning

interest, or student with low learning interest. (5) on student with teaching without teaching

aid, which student give better learning achievement whether student with high learning

interest, moderate learning interest or students with low learning interest. (6) on the student

with high learning interest, which students who give better learning achievement, which

student who gives better learning achievement, whether teaching with wingeom program,

teaching with real teaching aid or teaching without using aid. (7) on the student with

moderate learning interest, which students who give better learning achievement, which

student who gives better learning achievement, whether teaching with wingeom program,

teaching with real teaching aid or teaching without using aid. (8) on the student with low

learning interest, which student who give better learning achievement, whether teaching by

using wingeom program, teaching by using real teaching aid or teaching without using

teaching aid.

This research constitutes research of deceived experiment with factorial design 3x3.

Population of the research is the whole of students of SMP Negeri in Wonosobo in even

semester 2011/2012. Sample of the research is 238 peoples with detail 79 peoples for class

with teaching by using wingeom program. 80 peoples for class with teaching by using

teaching tools and 79 peoples for class with teaching without using teaching aid. Technique

of sampling taking in this research is Stratified Cluster Random Sampling. Instruments used

for collecting data is test of Mathematics learning result on the topic of gemetric of flat side

space form on the competent of identifying components of log, cube, prism, pyramid and its

nets and also questioner of learning interest in the form of multiple choice. On the

experiment of mathematics learning test item reliability, differential force and level of

difficulty are tested. While in experiment of instrument of student`s learning interest item,

internal consistency and reliability are tested. Hypothesis test is performed by using two ways

anava with not equal cell frequency, with level of significance is 5 %. First preeliminary

Page 14: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

tests are performed, that are normality test using Lilliefors test and homogenity test used is

Barlett test and it`s result is normal and homogenous.

The result in this research showed that teaching mathematics on the topic of geometric of flat

side space form are as follows: (1) student whose teaching by using wingeom program has

better achievement compared to student whose teaching with real teaching tools and without

teaching aid. (2) The achivement of student`s Mathematics learning with high learning

interest is better than student with moderate learning interest or student with low learning

interest. (3) in teaching by using wingeom program, students with high learning interest has

better learning achievement compared to with using real teaching aid or without teaching aid.

(4) In teaching with using real teaching aid learning achievement of the students among

students with high learning interest, moderate learning interest and low learning interest are

same. (5) In teaching without teaching aid learning achievement among students with high

learning interest, students with moderate learning interest and students with low learning

interest are same. (6) On student whose learning interest is high teaching by using wingeom

program, using real teaching aid or by teaching without using teaching aid has similar

learning achievement.(7) on students with moderate learning interest the teaching by using

wingeom program, teaching by using real teaching aid or teaching without using teaching aid

has similar learning achievment. (8) on students with low learning interest teaching using

wingeom program has better achievement compared to real teaching aid and without teaching

aid.

Keywords: mathematics learning, teaching aid or tools, interest

Page 15: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Matematika sebagai salah satu cabang ilmu dalam dunia pendidikan,

merupakan suatu ilmu dasar yang mendasari perkembangan disiplin ilmu yang

lain. Namun dalam perkembangannya matematika tidak dapat lepas dari ilmu

lain yang banyak menggunakan matematika sebagai alat untuk mencapai

perkembangannya. Dalam pemahaman konsep dasar matematika selain

membutuhkan kemampuan berpikir sistematis juga diperlukan suatu alat bantu

untuk mengarahkan kepada penguasaan konsep yang ada. Perkembangan

teknologi yang sangat pesat memberikan pengaruh dan manfaat dalam

kehidupan kita termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan

matematika, perkembangan teknologi memungkinkan kita melakukan inovasi

dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga salah

satunya yaitu program wingeom.

Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang belum dapat

menggunakan alat peraga dalam pembelajaran geometri. Alat peraga dalam

pembelajaran geometri bisa alat peraga konkret dan juga bisa menggunakan

program dalam komputer. Pada pembelajaran geometri yang tidak

menggunakan alat peraga kurang mampu memunculkan daya imajinasi anak

yang membantu konsep pemikirannya dalam pembelajaran geometri. Apabila

siswa kurang memahami konsep dalam pembelajaran geometri maka topik

Page 16: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

bahasan geometri akan menjadi topik bahasan yang sulit dan kurang menarik

sehingga minat belajar siswa berkurang.

Salah satu alternatif model pembelajaran matematika pada pokok bahasan

geometri yaitu dengan pembelajaran menggunakan program wingeom dan

alat peraga konkret. Alat peraga dapat membantu dalam meningkatkan

kemampuan berpikir siswa dari tahap operasi konkret ke tahap berpikir

abstrak yang dapat dikembangkan. Hal tersebut dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika dan dapat

mengkomunikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa

mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama dapat tercapai.

Pembelajaran geometri menggunakan program wingeom dapat

memunculkan suatu pembaharuan dalam pembelajaran matematika. Siswa

dapat mengembangkan daya pikirnya dengan menggunakan program

wingeom. Peranan siswa dalam penggunaan program wingeom yaitu

mengeksplorasi kemampuan yang ada dalam pembelajaran geometri sehingga

dapat membantu pemikiran dan pemahaman siswa. Dalam proses

pembelajaran, komputer digunakan untuk memberikan bahan referensi bagi

siswa tentang suatu materi, sehingga akan membantu memvisualisasikan

konsep tertentu sehingga siswa dapat lebih mudah mengerti dan merangsang

siswa mengeksplorasi suatu konsep. Bantuan tampilan visual pada program

wingeom diharapkan dapat membantu menjelaskan konsep-konsep dalam

matematika dalam pembelajaran geometri. Akan tetapi pembelajaran dengan

program wingeom terkendala belum banyak guru yang menggunakan program

tersebut dan fasilitas yang kurang mendukung yaitu kurangnya jumlah

komputer di sekolah.

Sebagai upaya mendukung proses pembelajaran yang masih banyak

kendala maka usaha yang dilakukan pemerintah adalah dengan cara

Page 17: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

meningkatkan kualitas guru, menyempurnakan kurikulum, meningkatkan

sarana dan prasarana pendidikan. Dengan harapan tujuan pendidikan nasional

dapat tercapai. Yaitu, tujuan yang tersirat dalam UU no. 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam hal pelaksanaan proses pembelajaran, selama ini sekolah-sekolah

menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini

dipengaruhi oleh ketersediaan sarana-prasarana, ketersediaan dana, serta

kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif.

Dalam PP No 19/2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan

dalam pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Adanya keteladanan pendidik, adanya

perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan yang efektif dan efisien

dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas, maka proses pembelajaran

yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seharusnya harus

meninggalkan cara-cara dan model yang konvensional sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Penggunaan program wingeom dalam pembelajaran matematika

khususnya pembelajaran geometri sesuai dengan rambu-rambu Standar

Kompetensi Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang studi matematika, rambu

Page 18: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang ke-7 yaitu ” Sekolah dapat menggunakan teknologi seperti kalkulator,

komputer, alat peraga atau media lainnya untuk semakin meningkatkan

efektivitas pembelajaran. Selain itu, perlu ada pembahasan bagaimana

matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi baik sebagai

perluasan pengetahuan siswa atau penerapan konsep matematika secara

langsung pada pembelajaran.” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003)

Pembelajaran geometri dengan program wingeom dan alat peraga konkret

diharapkan dapat membantu peningkatan pembelajaran matematika sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran

matematika dengan menggunakan alat peraga dapat menarik minat belajar

siswa terhadap matematika, apalagi pembelajaran matematika untuk siswa

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih pada tahap berpikir transisi.

Untuk memperoleh pemahaman matematika diperlukan modal tinggi berupa

ketekunan dan keteguhan siswa itu sendiri, selain didukung oleh kondisi

belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Kondisi yang

mendukung dapat membantu proses pembelajaran matematika menjadi lebih

diminati oleh siswa. Rasa senang yang muncul pada diri siswa dapat

menumbuhkan minat belajar yang tinggi yang pada dasarnya dibutuhkan guru

dalam upaya menjadikan siswa mampu meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap terhadap matematika. Oleh sebab itu peran guru di

kelas dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa menjadi faktor penting

yang ikut menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Faktor lain

yang turut menentukan keberhasilan pembelajaran matematika di kelas adalah

kesiapan mental siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini sangat

bergantung pada minat belajar siswa yang dapat diupayakan oleh guru melalui

kemampuan yang dimilikinya dalam meningkatkan minat belajar matematika

siswa.

Page 19: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Obyek matematika yang abstrak ditambah dengan psikologis siswa

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih pada tahap berpikir transisi,

sangat membutuhkan perhatian yang serius dan sungguh-sungguh dari guru.

Dalam pembelajaran matematika setiap konsep atau prinsip dalam matematika

yang disajikan dalam bentuk konkret akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

Siswa belajar melalui dunia nyata. Pembelajaran matematika diupayakan agar

konsep-konsep yang diajarkan kembali kedalam model-model nyata yang

dapat berupa alat peraga konkret. Alat peraga konkret dapat digunakan

sebagai upaya guru dalam mempermudah siswa memperoleh pemahamam

dalam pembelajaran matematika, sehingga akan lebih menarik minat belajar

siswa.

Pembelajaran geometri dengan menggunakan program wingeom dapat

memunculkan suatu pembaharuan dalam pembelajaran matematika di mana

program wingeom digunakan sebagai alat bantu berpikir atau mindtools. Siswa

dapat mengeksplorasi kemampuanya dengan menggunakan program wingeom

dan program akan membantu meningkatkan pemahaman dan pemikiran siswa.

Pembelajaran yang disajikan secara interaktif melalui program wingeom

menuntut siswa merespon materi-materi yang disediakan begitu juga

pembelajaran geometri dengan menggunakan alat peraga konkret juga

menuntut keaktifan dalam diri siswa. Dengan menggunakan program

wingeom maka program juga dapat menanggapi setiap respon yang diberikan

oleh siswa. Program yang terdapat dalam komputer tidak hanya sebagai alat

bantu berpikir siswa tetapi juga sebagai teman intelektual yang dapat

membantu siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya, mendukung

eksplorasi siswa terhadap topik tertentu. Dalam pembelajaran geometri

dengan menggunakan program wingeom dapat digunakan untuk memberikan

referensi bagi siswa, membantu visualisasi konsep tertentu sehingga siswa

akan lebih mudah mengerti dan merangsang siswa untuk mengeksplorasi

Page 20: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

suatu konsep tertentu. Bantuan tampilan visualisasi pada program wingeom

dapat membantu menjelaskan konsep-konsep yang abstrak dalam

pembelajaran matematika.

Pembelajaran geometri dengan menggunakan alat peraga baik dengan

menggunakan program wingeom maupun dengan menggunakan alat peraga

konkret dapat menarik minat belajar siswa sehingga dapat diperoleh prestasi

belajar yang lebih baik, dari pada pembelajaran tanpa alat peraga yaitu dengan

cara langsung menggambar di papan tulis. Pembelajaran geometri tanpa

menggunakan alat peraga tidak dapat mengkonkretkan konsep – konsep dalam

geometri yang abstrak. Sehingga pembelajaran matematika khususnya pada

topik bahasan geometri memberikan hasil pembelajaran yang kurang optimal

dibandingkan dengan pembelajaran matematika topik bahasan geometri

dengan menggunakan alat peraga baik dengan program wingeom maupun alat

peraga konkret.

Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal selain dengan

adanya alat peraga, juga diperlukan modal yang tinggi berupa keteguhan dan

ketekunan dari siswa itu sendiri, agar tercipta kondisi belajar yang nyaman

serta menyenangkan bagi siswa. Kondisi demikian akan membantu proses

pembelajaran matematika menjadi lebih diminati oleh siswa. Rasa senang

yang muncul pada diri siswa akan menumbuhkan minat belajar tinggi yang

pada dasarnya dibutuhkan guru dalam upaya menjadikan siswa mampu

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Oleh sebab itu peran guru

di kelas dalam upaya membangkitkan minat belajar siswa menjadi factor

penting yang ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Faktor lain

yang turut menentukan keberhasilan pembelajaran matematika di kelas adalah

kesiapan mental siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal inipun

akan sangat bergantung pada minat belajar siswa yang dapat diupayakan oleh

Page 21: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

guru melalui kemampuan yang dimilikinya dalam meningkatkan minat belajar

siswa.

Obyek matematika yang abstrak ditambah dengan kondisi psikologis

siswa yang amsih berada pada tahap berfikir transisi, sangat membutuhkan

perhatian yang serius dan sungguh-sungguh dari guru, seperti yang

dikemukakan Dienes (Rusefendi, 1999) yaitu bahwa tiap-tiap konsep atau

prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk konkret akan dapat

dipahami oleh siswa. Siswa belajar melalui dunia nyata, symbol bagi anak

tidaklah menarik. Pembelajaran matematika hendaknya diupayakan agar

konsep-konsep yang diajarkan dikembalikan dalam model-model nyata yang

dapat berupa alat peraga. Alat peraga yang digunakan untuk membantu

memberikan penjelasan mengenai konsep matematika dapat berupa gambar

atau benda konkret. Alat peraga yang berupa benda konkret juga memberikan

keuntungan yaitu dapat dimodifikasi dan dipindah, sementara kelemahannya

tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan, untuk mensiasatinya dibuat

gambar. Gambar dalam pembelajaran geometri dapat diperoleh dengan

menggunakan program wingeom. Dengan pembelajaran yang optimal

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini

dibuktikan antara lain dengan berdasarkan data dalam Education for All

(EFA) Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan

diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan

pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei.

Tahun lalu dengan ukuran yang sama, peringkat Indonesia pada urutan 65.

Human Development Report (HDR) yang diterbitkan setiap tahun oleh

United Nations Development Programme (UNDP) merupakan laporan yang

memotret dan memberikan peringkat perkembangan pembangunan negara-

Page 22: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

negara di dunia. Indonesia termasuk satu dari 187 negara-negara yang

dilaporkan dalam HDR tersebut.

Peringkat perkembangan pembangunan manusia dalam HDR

dikatagorikan dalam 4 kelompok, yaitu: Very High Human Development

(kelompok negara berperingkat sangat tinggi, 1-47) High Human

Development (kelompok negara berperingkat pembangunan manusianya

tinggi, 48- 94), Medium Human Development (kelompok negara berperingkat

pembangunan manusianya sedang, 94-141) dan Low Human Development

(Kelompok negara yang peringkat pembangunan manusianya rendah, 142-

187).

Indonesia masuk dalam kategori Medium Human Development. Peringkat

Indonesia dalam HDR selama 11 tahun (1999-2010) selalu di peringkat 102

hingga 112. Peringkat terbaik dicapai di tahun 2001 yaitu peringkat ke 102,

dan di tahun 1999 di peringkat ke 105. Sedangkan peringkat terburuk terjadi

di tahun 2003, yaitu peringkat ke 112.

Namun yang paling mengejutkan adalah HDR 2011, yang menunjukkan

bahwa Perkembangan Pembangunan Indonesia mengalami kemerosotan

secara drastis, yaitu berada di peringkat 124. Padahal HDR 2010

menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 108.

Tabel 1.1 Perkembangan Peringkat Human Development Indonesia

Tahun 1999 00 01 02 03 04 05 06 07/08 09 10 11

Peringkat HDI

Indonesia

105 109 102 110 112 111 110 106 107 111 108 124

Sumber: UNDP, HDR 1999-2011

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan

kurangnya minat belajar siswa terhadap matematika. Dari dugaan ini,

Page 23: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

muncul permasalahan yang dapat diteliti, apakah minat belajar siswa dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan

metode pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru selama ini

kurang tepat. Dari dugaan ini, muncul permasalahan yang dapat diteliti,

apakah metode pembelajaran matematika yang tepat dalam pembelajaran

matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan

kurangnya fasilitas pembelajaran memadai yang dapat meninngkatkan

prestasi belajar siswa, dari dugaan ini, muncul permasalahan yang dapat

diteliti apakah fasilitas pembelajaran matematika yang memadai dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap matematika.

4. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar siswa terhadap matematika

disebabkan kurang aktifnya siswa terhadap pembelajaran matematika.

Dari dugaan ini, muncul permasalahan yang dapat diteliti, apakah

penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

5. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar siswa terhadap matematika

disebabkan dalam pembelajaran matematika guru tidak mengggunakan

alat peraga yang menarik. Dari dugaan ini, muncul permasalahan yang

dapat diteliti, apakah penggunaan alat peraga yang menarik dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap matematika.

C. Pemilihan Masalah

Dari kelima masalah yang diidentifikasi di atas, peneliti hanya ingin

melakukan penelitian terkait dengan permasalahan pertama dan kelima, yaitu

mengenai minat belajar siswa terhadap matematika dan alat peraga yang

digunakan guru dalam pembelajaran matematika. Adapun alat peraga yang

Page 24: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

digunakan dalam penelitian adalah alat peraga konkret dan program wingeom.

Pada dasarnya kedua alat peraga tersebut dapat membantu guru dalam

menjelaskan konsep-konsep dalam matematika yang masih abstrak menjadi

lebih konkret sehingga konsep tersebut dapat diterima siswa dengan mudah.

Kedua alat peraga tersebut dapat menggambarkan konsep matematika dalam

keadaan nyata tidak hanya dalam alam pikiran siswa itu sendiri. Kedua alat

peraga tersebut dapat membantu visualisasi konsep-konsep dalam matematika.

Pembelajaran menggunakan alat peraga konkret maupun program

wingeom diharapkan lebih dapat menarik minat belajar siswa terhadap

matematika. Dengan menggunakan alat peraga, pembelajaran matematika

dapat menjadi lebih menarik sehingga dapat memicu keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran matematika. Dengan mempunyai modal minat belajar

matematika yang tinggi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Batasan Masalah

Dari pemilihan masalah di atas, agar penelitian yang dikaji lebih

mendalam dan terarah maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar matematika dibatasi pada hasil belajar siswa yang

diperoleh dari proses pembelajaran, dalam hal ini adalah tes formatif

pada pokok bahasan geometri bangun ruang sisi datar. Standar

Kompetensi geometri dan pengukuran pada kompetensi dasar

memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan kompetensi dasar

membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, limas.

2. Minat adalah suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan

secara aktif dengan sesuatu yang menariknya. Secara bahasa minat

berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, sedangkan

pengertian minat menurut istilah adalah suatu motif yang menyebabkan

Page 25: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya

(Pasaribu, 1993: 52).

3. Metode pembelajaran yang dipakai dibatasi pada metode pembelajaran

dengan menggunakan program wingeom, alat peraga konkret dan tanpa

menggunakan alat peraga. Program wingeom adalah program dalam

komputer yang dirancang untuk membantu dalam pembelajaran

geometri. Sedangkan alat peraga konkret adalah objek sebenarnya yang

dibawa langsung ke kelas dan digunakan memperjelas materi dengan

memperagakan atau menunjukannya kepada peseta didik (Rayandra,

2011: 13).

4. Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten

Wonosobo. Pada Standar Kompetensi Geometri dan Pengukuran,

kompetensi dasar memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan

membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, limas.

E. Rumusan Masalah

1. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, manakah yang

memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran geometri

dengan program wingeom, pembelajaran geometri dengan menggunakan

alat peraga konkret atau pembelajaran geometri tanpa menggunakan alat

peraga?

2. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, manakah yang

memberikan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan minat

belajar tinggi, siswa dengan minat belajar sedang, atau siswa dengan

minat belajar rendah?

3. a. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan program wingeom, manakah yang memberikan

prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan minat belajar tinggi,

Page 26: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

siswa dengan minat belajar sedang, atau siswa dengan minat belajar

rendah?

b. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan alat peraga konkret, manakah yang memberikan

prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan minat belajar tinggi,

siswa dengan minat belajar sedang, atau siswa dengan minat belajar

rendah?

c. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri tanpa

menggunakan alat peraga, manakah yang memberikan prestasi

belajar lebih baik antara siswa dengan minat belajar tinggi, siswa

dengan minat belajar sedang, atau siswa dengan minat belajar

rendah?

4. a. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk

siswa dengan minat belajar tinggi manakah yang memberikan

prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom, pembelajaran geometri dengan

menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran geometri tanpa

menggunakan alat peraga?

b. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk

siswa dengan minat belajar sedang manakah yang memberikan

prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran dengan program

wingeom, pembelajaran geometri dengan menggunakan alat peraga

konkret atau pembelajaran geometri tanpa menggunakan alat

peraga?

c. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk

siswa dengan minat belajar rendah manakah yang memberikan

prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran menggunakan

program wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

Page 27: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

konkret atau pembelajaran geometri tanpa menggunakan alat

peraga?

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik,

pembelajaran geometri dengan menggunakan program wingeom,

menggunakan alat peraga konkret atau tanpa menggunakan alat

peraga.

2. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, siswa

dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat belajar sedang atau

siswa dengan minat belajar rendah.

3. a. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, pada siswa dengan pembelajaran menggunakan program

wingeom manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik,

antara siswa dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat

belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah.

b. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, pada siswa dengan pembelajaran menggunakan alat

peraga konkret, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih

baik, antara siswa dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat

belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah.

c. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, pada siswa dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat

peraga, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik,

antara siswa dengan minat belajar tinggi, siswa dengan minat

belajar sedang atau siswa dengan minat belajar rendah.

Page 28: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4. a. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, pada siswa dengan minat belajar tinggi, manakah yang

memberikan prestasi belajar lebih baik, pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom, pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran dengan tanpa

menggunakan alat peraga.

b. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, pada siswa dengan minat belajar sedang, manakah yang

memberikan prestasi belajar lebih baik, pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom, pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga.

c. Untuk mengetahui pada pembelajaran matematika pokok bahasan

geometri, pada siswa dengan minat belajar rendah, manakah yang

memberikan prestasi belajar lebih baik, pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom, pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga konkret atau pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan segara teoritis dapat

memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika terutama pada

peningkatan prestasi belajar siswa yang disertai peningkatan pemahaman

siswa terhadap konsep-konsep yang ada dalam matematika. Secara khusus

hasil penelitian ini bermanfaat untuk membantu siswa mengkonstruksi

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada dalam matematika

khususnya pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri.

Page 29: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi:

a. Guru

Memberikan informasi kepada guru matematika dalam usaha

mencari alat peraga yang tepat dan menarik dalam pembelajaran

matematika khususnya pembelajaran matematika pada pokok bahasan

geometri.

b. Siswa

Meningkatkan prestasi belajar matematika, meningkatkan kegiatan

belajar mengajar matematika, meningkatkan pemahaman konsep

dalam matematika, meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

matematika.

c. Penelitian selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau referensi

ilmiah untuk penelitian selanjutnya.

Page 30: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Matematika

Menurut Roy Hollands (1995:81) matematika adalah suatu sistem yang

rumit tetapi tersusun secara baik yang mempunyai banyak cabang. Menurut

pengertian lain matematika adalah pengkajian logis mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan, matematika seringkali

dikelompokan kedalam tiga bidang: aljabar, analisis dan geometri, walaupun

demikian tidak dapat dibuat pembagian yang jelas karena cabang-cabang ini

telah bercampur-baur, pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan

pengabstrakannya analisis melibatkan kekontinuan dan limit sedangkan

geometri membahas bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan

(Djati Kerami, 1999: 158).

Secara luas matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan –

bilangan tetapi lebih luas berhubungan dengan alam semesta. The Liang Gie

(1999: 24) mengutip pendapat seorang ahli matematika yang bernama

Charles Edouard Jeanneret yang mengatakan “ mathematics is the majestic

structure conceived by man to grant him comprehension of the universe”

yang artinya adalah sruktur besar yang dibangun oleh manusia untuk

memberikan pemahaman mengenai jagad raya.

2. Prestasi Belajar Matematika

Menurut Nasution (2009: 76) belajar adalah suatu proses perkembangan

dan juga proses yang kontinu. Dari pengertian belajar di atas kita tahu bahwa

belajar dalam matematika harus dilakukan secara kontinu. Pembelajaran

dalam matematika juga selalu berkembang seiring dengan perkembangan

jaman.

Page 31: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Menurut Gagne dalam Dimyati (2010: 10) belajar adalah seperangkat

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Dalam belajar matematika diperlukan pemahaman dan penguasaan

materi terutama dalam membaca simbol, tabel, dan diagram yang sering

digunakan dalam matematika serta struktur matematika yang kompleks, dari

yang konkret sampai yang abstrak, apalagi yang diberikan adalah soal dalam

bentuk cerita yang memerlukan kemampuan dalam menerjemahkan soal ke

dalam kalimat matematika dengan memperhatikan maksud dan pertanyaan

soal tersebut.

Selain adanya suatu proses, keberhasilan dalam proses pembelajaran juga

dapat dilihat dari prestasi belajar atau hasil belajar dari siswa. Hasil belajar

merupakan suatu hasil dari suatu proses pembelajaran (Dimyati, 2010: 3).

Hasil belajar dapat juga diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui suatu

mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan oleh guru.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan belajar matematika yang

telah diuraikan di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa prestasi belajar

matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

pembelajaran matematika yang merupakan suatu proses dan penguasaanya

dapat ditunjukan dengan suatu nilai.

3. Pembelajaran Kontruktivisme

Menurut paham konstruktivisme belajar merupakan proses pembentukan

(konstruksi) pengetahuan oleh si pebelajar itu sendiri. Pengetahuan ada dalam

diri seseorang yang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

saja dari otak sang guru terhadap siswa.

Page 32: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a. Ciri-ciri belajar konstruktivisme

Menurut pendapat Driver dan Oldham dalam (Eveline Siregar: 2010)

mengemukakan ciri-ciri belajar konstruktivisme yaitu

1) Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan

motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan

melakukan observasi.

2) Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi,

menulis, membuat poster dan lainnya.

3) Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain,

membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.

4) Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau

pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-

macam situasi.

5) Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada

perlu direvisi dengan menambah atau mengubah.

b. Peranan guru dalam pendekatan konstruktivisme lebih sebagai mediator

dan fasilitator bagi siswa, yang meliputi kegiatan sebagai berikut.

1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa

bertanggung jawab, mengajar atau berceramah bukanlah tugas utama

seorang guru.

2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang

keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan

gagasannya. Guru perlu menyemangati siswa dan menyediakan

pengalaman konflik.

3) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa

berjalan atau tidak. Guru menunjukan dan mempertanyakan apakah

pengetahuan siswa dapat diberlakukan untuk menghadapi persoalan

baru yang masih berkaitan.

Page 33: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Tahap-tahap konstruktivisme dalam pembelajaran

1) Tahap persepsi (mengungkapkan konsepsi awal dan membangkitkan

motivasi belajar siswa), siswa didorong untuk mengemukakan

pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu,

guru memancing tentang pertanyaan problematik tentang fenomena

yang sering dijumpai sehari-hari oleh siswa dan mengaitkannya

dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya siswa diberi

kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan

pemahamannya tentang konsep tersebut.

2) Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan

menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian dan

menginterpretasikan data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang

oleh guru. Secara keseluruhan pada tahap ini akan terpenuhi rasa

keingintahuan siswa tentang fenomena dalam lingkungannya.

3) Tahap diskusi dan penjelasan konsep, siswa memikirkan penjelasan

dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi siswa ditambah

dengan penguatan guru. Selanjutnya siswa membangun pemahaman

baru tentang konsep yang sedang dipelajari.

4) Tahap pengembangan dan aplikasi konsep, guru berusaha

menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan

maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan dengan

isu-isu dalam lingkungan siswa tersebut.

d. Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivisme adalah

membantu siswa untuk membangun konsep-konsep atau prinsip-prinsip

matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi

sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali, transformasi

Page 34: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

informasi yang diperoleh menjadi konsep atau prinsip baru. Dengan

demikian, pembelajaran matematika adalah membangun

pemahaman.proses pembangunan pengetahuan inilah yang lebih penting

dari hasil pembelajaran sebab pemahaman yang terbentuk sendiri akan

lebih bermakna bagi siswa. Oleh sebab itu, menurut pandangan

konstruktivisme pembelajaran matematika bercirikan:

1) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar materi secara

bermakna dengan bekerja dan berpikir.

2) Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga

menyatu dengan skema yang dimiliki siswa agar pemahaman

terhadap informasi (materi) kompleks terjadi.

3) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada

dasarnya adalah pemecahan masalah.

4. Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran.

Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan

dan mengefisiensikan proses pembelajaran itu sendiri. Sehingga media

pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana dan yang terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sehingga

berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk sebagai alat peraga.

Dalam menggunakan media pembelajaran perlu dipilih media

pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Untuk itu pemilihan jenis media belajar harus dilakukan dengan prosedur

yang benar, karena begitu banyaknya jenis media belajar dengan berbagai

kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Page 35: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Fungsi Media Pembelajaran

a) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah

sebagai penyalur, penghubung, penyampai materi pembelajaran.

b) Fungsi Semantik

Yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata

(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar

dipahami anak didik.

c) Fungsi Manipulatif

1) Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-

batas ruang dan waktu.

2) Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi

keterbatasan inderawi manusia.

d) Fungsi Psikologis

1) Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention)

siswa terhadap materi ajar.

2) Fungsi Afektif

Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat

penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

3) Fungsi Kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan

memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi

yang mewakili objek-objek yang dihadapi baik objek yang

berupa benda, orang, atau kejadian.

Page 36: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4) Fungsi Imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses

menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data

sensoris. Imajinasi mencakup penimbulan atau kreasi objek-

objek baru sebagai rencana bagi masa datang atau dapat juga

mengambil fantasi yang didominasi kuat oleh pikiran.

5) Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong

melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran

tercapai.

6) Fungsi Sosio – Kultural

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi

hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi

pembelajaran.

b. Alat Peraga

1) Pengertian Alat Peraga

Alat peraga pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan

oleh pebelajar untuk: (1) membantu dalam meningkatkan

ketrampilan dan pengetahuan; (2) mengilustrasikan dan

memantapkan pesan dan informasi; (3) menghilangkan ketegangan,

hambatan dan rasa malas peserta didik (Rayandra, 2011: 11). Alat

peraga digunakan guru untuk member penekanan pada informasi,

memberi stimulan perhatian, dan memfasilitasi proses pembelajaran.

Ruis dkk dalam (Rayandra, 2011: 11).

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai

alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.

Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur

Page 37: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur

metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari

unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk

mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam

pencapain tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga. Alat peraga

sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap

oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar materi yang

disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses

belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu

guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

2) Fungsi Alat Peraga

a) Penggunaan alat peraga merupakan bagian dari keseluruhan

situasi mengajar.

b) Alat peraga dalam pembelajaran penggunaanya sesuai dengan

tujuan dan isi pembelajaran.

c) Alat peraga dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan

atau bukan sekedar pelengkap.

d) Alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa

dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.

e) Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar.

3) Syarat dan Kriteria Media Pembelajaran Berupa Alat Peraga

a) Tahan lama.

b) Bentuk dan warnanya menarik.

c) Sederhana dan mudah dikelola.

d) Ukuranya sesuai.

Page 38: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

e) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real,

gambar, atau diagram.

f) Sesuai dengan konsep matematika.

g) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya.

h) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep

berpikir abstrak dagi siswa.

i) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan

memanipulasi alat peraga.

j) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa banyak manfaat.

4) Alasan Menggunakan Alat Peraga

Menurut teori Piaget (Dimyati, 2010: 13) berpendapat bahwa

pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan

interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut

mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan

lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:

a) Tahap sensori motor (0 – 2 tahun)

b) Tahap pra-operasional (2 – 7 tahun)

c) Tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun)

d) Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)

Berdasarkan teori di atas tampak bahwa pada awalnya anak

belajar melalui hal-hal yang konkret. Untuk memahami konsep

matematika yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda

konkret atau real sebagai visualisasinya.

5) Prinsip menggunakan alat peraga

Dalam menggunakan alat peraga hendaklah memperhatikan

beberapa hal, yaitu:

Page 39: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a) Tujuan (obyektif)

Pemilihan alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Apakah alat peraga tersebut

dapat meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor, yang

merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.

b) Materi Pelajaran

Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam

memahami sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran

matematika sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman

materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi.

Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah

konsep selanjutnya. Sehingga dalam penggunaan alat peraga

hendaklah disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

c) Strategi Belajar Mengajar

Dengan menggunakan alat peraga maka akan

mempermudah guru dalam menetapkan strategi dalam

mengajar. Penggunaan alat peraga merupakan strategi

pengajaran dalam berbagai macam metode.

d) Kondisi

Alat peraga membantu guru pada kondisi tertentu misalnya

saja pada kondisi kelas penuh dengan siswa sehingga

diperlukan pengeras suara untuk mempermudah guru dalam

menyampaikan materi agar siswa dapat mendengarnya.

e) Siswa

Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai

oleh anak, sebagai contoh alat peraga yang berupa permainan

namun hal tersebut tidak lepas dari tujuan pembelajaran.

Page 40: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

6) Kelebihan menggunakan alat peraga

a) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi

lebih menarik.

b) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih

mudah memahaminya.

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak

akan mudah bosan.

d) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti

mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan

sebagainya.

e) Siswa akan merasa senang dan bersemangat (beminat) untuk

mengikuti pelajaran yang berakibat materi pelajaran yang

disampaikan guru akan lebih mudah diserap dan tahan lama

pada ingatan siswa.

f) Siswa merasa dekat dengan objek yang sebenarnya.

g) Materi yang disampaikan guru akan lebih mudah diserap,

melekat dan tahan lama pada ingatan siswa.

h) Dapat dipindahkan atau dimanipulasi.

7) Kelebihan dari multimedia interaktif sebagai media atau alat dalam

pembelajaran yaitu:

a) Interaktif

Program multimedia ini dirancang untuk dipakai siswa secara

mandiri. Pada saat siswa mengaplikasikan program ini, siswa

secara individual (belajar mandiri). Saat siswa mengaplikasikan

program ini, siswa diajak untuk terlibat secara auditif, visual dan

kinetik sehingga dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi

yang disampaikan mudah diterima.

Page 41: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Memberikan iklim afeksi secara individual. Karena dirancang

khusus untuk pembelajaran mandiri, kebutuhan siswa secara

individual akan terakomodasi, termasuk bagi mereka yang lamban

dalam menerima pelajaran. Karena multimedia mampu

memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang

lebih individual, tidak bosan, tidak lupa dan lebih sabar dalam

menjalankan instruksi seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini

akan melibatkan penggambaran ulang berbagai objek yang ada

dalam pikiran siswa.

c) Meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan terakomodasinya

kebutuhan siswa, siswa pun akan termotivasi untuk terus belajar.

d) Memberikan umpan balik. Multimedia interaktif dapat

menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang

dilakukan oleh siswa.

8) Kelemaham multimedia

a) Penggunaan harus berdasarkan analisis kurikulum.

b) Proses pembuatan media memerlukan waktu dan harus

disesuaikan dengan tujuan dan standar kompetensi siswa.

9) Alat peraga yang digunakan dalam penelitian

a) Adapun media atau alat peraga yang digunakan dalam penelitian

ini adalah berupa software program wingeom . Program wingeom

adalah salah satu program yang berbasis multimedia.

Pembelajaran dengan multimedia adalah media yang mampu

melibatkan banyak indra dan organ tubuh selama proses

pembelajaran berlangsung. Salah satu multimedia yang digunakan

adalah komputer yang dapat memvisualisasikan program

wingeom. Program wingeom sudah dirancang khusus untuk

membantu dalam pembelajaran geometri, baik geometri dimensi

Page 42: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dua maupun geometri dimensi tiga. Pembelajaran geometri

dengan bantuan program wingeom diharapkan mampu

membangkitkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

geometri. Pembelajaran geometri dengan bantuan program

wingeom dapat membantu pemahaman konsep matematika dalam

geometri yang masih abstrak menjadi lebih konkret. Program

wingeom merupakan salah satu program multimedia yang

interaktif. Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran sebab cukup efektif dalam meningkatkan hasil

belajar siswa. Sebagai contoh dalam pembelajaran geometri

dimensi tiga program wingeom dapat menganimasikan jaring-

jaring dari kubus.

Program wingeom merupakan program gratis (totally

freeware) yang dapat didownload dari website

(http://www.exeter.edu/public/peanut.html). Program ini

dirancang untuk pembelajaran geometri baik geometri dimensi

dua dan geometri dimensi tiga yang semuanya dapat

divisualisasikan melalui program ini. Program ini dapat

memvisualisasi, menganimasi supaya pembelajaran geometri

menjadi lebih menarik dan juga dapat membantu pemahaman

siswa terhadap materi geometri.

Pembelajaran geometri dengan menggunakan program

wingeom dapat memunculkan sutu pembaharuan dalam

pembelajaran matematika di mana program wingeom digunakan

sebagai alat bantu berpiki atau mindtools. Siswa dapat

mengeksplorasi kemampuanya dengan menggunakan program

wingeom dan program akan membantu meningkatkan pemahaman

dan pemikiran siswa. Pembelajaran yang disajikan secara

Page 43: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

interaktif melalui program wingeom menuntut siswa merespon

materi-materi yang disediakan begitu juga pembelajaran geometri

dengan menggunakan alat peraga konkret juga menuntut keaktifan

dalam diri siswa. Dengan menggunakan program wingeom maka

program juga dapat menanggapi setiap respon yang diberikan oleh

siswa. Program komputer tidak hanya sebagai alat bantu berpikir

siswa tetapi juga sebagai teman intelektual yang dapat membantu

siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya, mendukung

eksplorasi siswa terhadap topik tertentu. Dalam pembelajaran

geometri dengan menggunakan program wingeom dapat

digunakan untuk memberikan referensi bagi siswa, membantu

visualisasi konsep tertentu sehingga siswa akan lebih mudah

mengerti dan merangsang siswa untuk mengeksplorasi suatu

konsep tertentu. Bantuan tampilan visualisasi pada program

wingeom dapat membantu menjelaskan konsep-konsep abstrak

dalam pembelajaran matematika. Sebagai contoh tampilan dari

program wingeom pada pembelajaran geometri dalam pembuatan

jaring – jaring bangun ruang sisi datar.

a. Gambar 2. 1 Diagonal Sisi dan Diagonal Ruang Pada Kubus

A

B

C

D

E

F

G

H

Page 44: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Gambar 2. 2 Jaring-Jaring Limas Segitiga

b) Alat Peraga Konkret

Alat peraga konkret adalah obyek sebenarnya yang dibawa

langsung ke kelas atau dikunjungi ke lokasi dan digunakan

memperjelas materi dengan memperagakan atau menunjukan

kepada pesetra didik. Alat peraga konkret yang digunakan dalam

penelitian adalah alat peraga yang dibuat dari kertas manila

sebagai miniatur dari bangun ruang yang mempunyai sisi datar.

10) Perbandingan Pembelajaran Dengan Program Wingeom dan Alat

Peraga Konkret

a) Pembelajaran dengan Program Wingeom

Pembelajaran dengan menggunakan program wingeom dapat

dilakukan dengan menampilkan gambar-gambar geometri yang

diperoleh dari penggunaan program atau siswa mempraktekan

sendiri materi-materi pembelajaran geometri dengan program

wingeom. Pembelajaran geometri dengan program wingeom

merupakan pembelajaran dengan multimedia. Pembelajaran

multimedia khususnya dengan penggunaan program wingeom

AB

C

D'

D0

E

Page 45: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dapat merangsang semua indra dalam satu kegiatan pembelajaran

selain itu penggunaan program wingeom dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami konsep abstrak dengan lebih

mudah, juga dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran

kepada siswa, menghemat waktu, dan meningkatkan minat

belajar siswa.

b) Pembelajaran dengan Alat Peraga Konkret

Pembelajaran geometri dengan menggunakan alat peraga

konkret merupakan pembelajaran menggunakan objek tiruan

bangun-bangun yang terdapat dalam materi geometri, dan

digunakan untuk memperagakan materi ajar di kelas. Alat peraga

konkret merupakan media visual yang digunakan dengan

mengandalkan indra penglihatan peserta didik semata-mata,

sehingga pengalaman belajar peserta didik sangat tergantung pada

kemampuan penglihatan seperti miniatur bangun ruang (kubus,

balok, prisma dan lainnya).

11) Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan Program

Wingeom, Alat Peraga Konkret, Tanpa Alat Peraga

Tabel 2. 1 Perbedaan Pembelajaran dengan Menggunakan Program

Wingeom, Alat Peraga Konkret, dan Tanpa Alat Peraga

Sumber

Perbedaaan

Program

Wingeom

Alat peraga

Konkret

Tanpa Alat

Peraga

Alat Peraga Komputer

dengan program

wingeom

Miniatur bangun

ruang dengan

menggunakan

kertas manila

Gambar

bangun

ruang pada

papan tulis

Page 46: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Sumber

Perbedaaan

Program

Wingeom

Alat peraga

Konkret

Tanpa Alat

Peraga

Aktivitas Mempraktekan

atau melihat

gambar bangun

ruang dengan

menggunakan

program

wingeom

Mendiskusikan

bangun ruang

dengan

menggunakan

miniatur

bangun ruang

Mendiskusikan

materi dengan

menggunakan

gambar pada

papan tulis

5. Minat Belajar Siswa Terhadap Matematika

a. Pengertian Minat

Minat diartikan oleh Hilgard (Munadi, 2010: 27) merupakan suatu

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Minat merupakan kesadaran seseorang bahwa suatu

objek, seseorang atau suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut

paut dengan dirinya (Whitherington, 1994: 135). Minat seringkali

berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk

berurusan dengan benda, orang lain atau kegiatan. Minat juga akan

menimbulkan partisipasi dalam melakukan kegiatan juga akan

menimbulkan adanya pengerahan suatu usaha, daya dan tenaga. Apabila

seseorang mempunyai minat terhadap sesuatu hal, maka ia akan mampu

untuk tahan berlama-lama mengikuti suatu kegiatan atau bahkan sampai

lupa waktu. Hal ini dapat menunjukan bahwa minat adalah suatu

dorongan, pengorbanan, dan ketekunan.

Minat bukanlah bawaan sejak lahir, namun merupakan sesuatu yang

diperoleh kemudian, meskipun sebenarnya anak-anak minat secara

Page 47: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

alamiah dan beragam, namun sebenarnya minat diperoleh dari

pengalaman yang dialaminya. Jadi minat terhadap suatu hal bukan

merupakan hal yang hakiki, untuk mempelajari hal tersebut asumsinya

menyatakan bahwa minat akan membantu belajar seseorang. Minat untuk

belajar lebih banyak dipengaruh oleh sekumpulan pengalaman yang

pernah didapatnya, minat terhadap sesuatu akan berpengaruh kepada

penerimaan minat-minat baru yang merupakan hasil belajar dan dapat

mendukung belajar selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut di atas minat

diartikan sebagai sesuatu yang menggambarkan kecenderungan seseorang

terhadap suatu peristiwa, pekerjaan yang dicerminkan dalam semangat,

penuh perhatian dan ketekunan serta pengorbanan yang diberikan

seseorang terhadap apa yang akan dilakukannya.

b. Unsur-Unsur Minat dan Fungsi Minat dalam Belajar

1) Unsur-Unsur Minat

a) Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan

baik, hal ini akan berpengaruh terhadap minat siswa dalam

belajar. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai suatu aktivitas yang dilakukan (Sumadi, 1989:14).

Aktivitas yang disertai dengan perhatian yang intensif akan

lebih sukses dan akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi.

Oleh karena itu sebagai guru harus selalu berusaha untuk menarik

perhatian anak didiknya sehingga siswa mempunyai minat

terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

Siswa yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan

memberikan perhatian besar. Siswa tidak segan mengorbankan

waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Sehingga siswa yang

Page 48: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

memiliki perhatian terhadap suatu pelajaran, ia akan berusaha

keras untuk memperoleh nilai bagus yaitu dengan belajar.

b) Perasaan

Unsur yang juga mendukung minat belajar adalah perasaan

dari siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Perasaan merupakan

gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan

dengan gejala-gelaja mengenal dan dialami dalam kualitas senang

atau tidak dalam berbagai taraf (Sumadi, 1989:66).

Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu

diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun

perasaan tidak senang. Perasaan pada umumnya bersangkutan

dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena

mengamati, menganggap, mengingat atau memikirkan sesuatu.

Yang dimaksud dengan perasaan disini adalah perasaan

senang dan tertarik. Perasaan sebagai faktor psikis berpengaruh

terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan

penilaian yang agak spontan melalui perasaanyan tantang

pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan

penilaian positif maka akan timbul perasaan senang dihatinya

akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak

senang.

Perasaan senang akan akan menimbulkan minat, yang

diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak

senang akan menghambat dalam belajar, karenanya tidak adanya

sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat belajar.

c) Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Seseorang melakukan

Page 49: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini

motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang

untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat

dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah

termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas

belajar dalam rentangan waktu tertentu.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi

pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk

mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Itu sebagai

pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk

belajar. Oleh karena itu guru harus bias membangkitkan minat

belajar anak didik. Sehingga anak didik yang pada mulanya tidak

berhasrat untuk belajar, tetapi karena adanya sesuatu yang dicari

muncullah minat dalam dirinya untuk belajar.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak

akan melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi merupakan dasar

penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga

ia berminat terhadap suatu objek, karena minat adalah alat

motivasi dalam belajar.

2) Fungsi Minat dalam Belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan

usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam

menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar,

ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.

Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat

mempunyai peranan dalam hal “melahirkan perhatian yang serta

Page 50: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

merta, memudahkan terciptanya pemusata perhatian, dan mencegah

gangguan perhatian dari luar” (The Liang Gie, 2004: 57).

Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh besar dalam belajar

karena bila bahan belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab

tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu

menarik minat siswa, maka ia akan mudah diperlajari dan disimpan

karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force

yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa

yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk

tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima

pelajaran mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk

terus tekun karena untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar

seseorang harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan

mendorong tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk

memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus

mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia

untuk belajar terus.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam

Pembelajaran Matematika

Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu

disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia

dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali.

Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran

matematika, ada juga siswa yang minatnya tinggi ada juga yang

rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil

belajarnya dalam mata pelajaran matematika.

Page 51: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa,

secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1) Faktor Intern

Faktor ini meliputi

a) Kondisi fisik atau jasmani siswa pada saat mengikuti pelajaran

Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran

Matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas

belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang

prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat

membantu dalam memusatkan perhatian terhadap mata

pelajaran. Sebab pelajaran matematika memerlukan kegiatan

mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran

jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan

atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan

perhatiannya dan berpikir jernih.

b) Pengalaman belajar matematika pada jenjang pendidikan

sebelumnya

Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan

awal. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Bloom dalan

Nashar yaitu kemampuan awal adalah pengetahuan,

ketrampilan dan kompetensi, yang merupakan prasyarat yang

dimiliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau

lebih lanjut.

Setiap siswa masing-masing telah memiliki berbagai

pengalaman belajar yang berbeda-beda yang diperolehnya

dijenjang pendidikan sebelumnya. Hal tersebut merupakan

modal awal bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar

selanjutnya.

Page 52: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa besar

pengaruhnya terhadap minat belajar. Pengalaman tersebut

menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru

yang akan sangat membantu dalam minat belajar siswa.

2) Faktor Ekstern

a) Metode dan gaya mengajar guru matematika

Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh

terhadap minat siswa dalam belajar Matematika. Oleh karena

itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya

mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian

siswa. Dominikus Catur Raharja mengatakan “ Guru adalah

kreator proses belajar mengajar. Guru adalah orang yang akan

mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji

apa yang menarik minatnya, mengeskpresikan ide-ide dan

kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang

ditegakkan secara konsisten.

Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik

menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat

untuk mengikutinya. Namun sebaliknya, jika pelajaran

disampaikan dengan cara dan gaya yang menarik perhatian,

maka dapat menjadikan siswa tertarik dan bersemangat untuk

selalu mengikutinya kemudian mendorongnya untuk selalu

mengikutinya dan kemudian mendorongnya untuk terus

mempelajarinya. Selain itu metode yang digunakan dalam

menyampaikan pelajaran besar pula pengaruhnya terhadap

minat belajar siswa. Apabila guru hanya menggunakan satu

metode saja dalam mengajar maka akan membosankan, yang

akhirnya siswa tidak tertarik memperhatikan pelajaran. Jadi

Page 53: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

hendaknya guru dapat menggunakan berbagai metode

mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b) Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran matematika

Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting

dalam memotivasi minat siswa pada suatu pembelajaran.

Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing

minat siswa pada mata pelajaran matematika.

Fasilitas dan alat penunjang pelajaran matematika dapat

berupa:

1) Alat dan fasilitas yang digunakan bersama-sama dengan

murid.

2) Alat yang dimiliki oleh masing-masing murid dan guru.

3) Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas materi atau

memberi gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang

diajarkan. Belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat

lebih efektif dan lebih menyenangkan dibandingkan tanpa

menggunakan alat peraga.

c) Situasi dan kondisi lingkungan

Situasi dan kondisi lingkungan turut member pengaruh

terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran. Faktor situasi

dan kondisis lingkungan yang dimaksud disini adalah faktor

situasi dan kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar

matematika di sekolah, baik fisik maupun sosial.

Faktor kondisi lingkungan fisik termasuk didalamnya

adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara,

pencahayaan dan sebagainya. Belajar matematika pada

keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada

belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap, atau

Page 54: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

belajar pada pagi hari akan lebih baik dari pada belajar siang

hari.

Di samping itu, pengaturan cahaya yang kurang baik dapat

mengganggu proses pembelajaran matematika di dalam kelas.

Karena cara mengajar dan sistem pengajaran pada umumnya

sangat banyak menggunakan penglihatan dan pendengaran.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang membahas tentang media pembelajaran

dengan software komputer, alat peraga dan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya

adalah.

1. Agung Cahyo Hartono (2007), menyimpulkan bahwa ada perbedaan

pengaruh minat belajar terhadap penguasaan konsep matematika.

Kelompok belajar dengan minat tinggi memiliki penguasaan konsep

matematika yang lebih baik dibanding kelompok belajar dengan minat

sedang, Kelompok belajar dengan minat sedang memiliki penguasaan

konsep matematika yang lebih baik dibanding kelompok belajar dengan

minat rendah. Terdapat persamaan dengan peneltian tersebut yaitu sama-

sama menggunakan alat peraga dan tinjauan terhadap minat belajar siswa.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian tersebut adalah alat peraga yang

digunakan, pokok bahasan materi, tahun pelajaran, dan lokasi penelitian.

2. Tri Hartanto (2009), menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektifitas

pembelajaran dengan menggunakan media komputer terhadap prestasi

belajar siswa. Kelompok belajar dengan motivasi tinggi memiliki

penguasaan konsep matematika yang lebih baik dibanding kelompok

belajar dengan motivasi sedang, Kelompok belajar dengan motivasi

sedang memiliki penguasaan konsep matematika yang lebih baik

disbanding kelompok belajar dengan motivasi rendah. Kesamaan dengan

Page 55: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

penelitian tersebut adalah tentang penggunaan alat peraga, sedangkan

perbedaannya adalah tinjauan, pokok bahasan materi, tahun pelajaran, dan

lokasi penelitian.

3. Higgins dan Suydam (2005) dalam Douglas A Grouws and Kristin J.

Cebulla, penelitian yang berjudul Concrete Material memperoleh hasil

penelitian secara umum bahwa alat peraga berfungsi efektif dalam

meningkatkan minat belajar siswa. Terdapat perbandingan keberhasilan

6:1 antara pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dibandingkan

dengan pembelajaran tanpa alat peraga.

4. Hembree and Dessart (2005), dalam Douglas A Grouws and Kristin J.

Cebulla penelitian yang berjudul Students Use of Calculator

menyimpulkan bahwa kalkulator dapat membantu siswa dalam belajar,

pembelajaran dengan menggunakan kalkulator memberikan pengaruh dan

minat belajar positif bagi siswa.

5. Benchawan wiwatanapataphee (2008) dalam penelitian yang berjudul An

Integrated Power Point-Maple Based Teaching-Learning Model for

Multivariate Integral Calculus menyimpulkan bahwa pembelajaran

menggunakan power point dan maplebased dapat meningkatkan minat

dan kualitas pembelajaran.

6. Barath Sriraman (2007) dalam penelitian yang berjudul The

Characteristics of Mathematical Creativity menuliskan bahwa teknologi

merupakan salah satu inovasi dan kreatifitas dalam dunia pendidikan.

7. Matsko (2005) dalam Todd Klauser, Vincent J. Matsko, Sandra Spalt –

Fulte pada penelitian yang berjudul Challenging Gifted Schoool Students

menyimpulkan bahwa perlu adanya inovatif pada pembelajaran geometri.

Penelitian-penelitian sebelumnya pada dasarnya mengenai penggunaan

alat peraga dalam pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan

penguasaan konsep dalam matematika. Namun demikian dalam penelitian

Page 56: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sebelumnya belum ditemukan perbedaan pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran komputer dengan software program

wingeom dan alat peraga konkret terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari

minat belajar siswa. Hal ini dapat dipandang penelitian sebelumnya

mempunyai relevansi dengan penelitian ini. Oleh sebab itu hasil penelitian

sebelumnya dapat dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

1) Pembelajaran geometri dengan program wingeom diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Program wingeom dapat digunakan

oleh siswa untuk mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuannya

tentang geometri. Program wingeom juga dapat membantu visualisasi

atau tampilan gambar-gambar geometri sehingga siswa dapat

meningkatkan kemampuan pemahamannya tentang geometri. Selain itu

program wingeom merupakan fasilitas dan alat penunjang dalam

pembelajaran matematika, dimana jika pembelajaran matematika

menggunakan fasilitas dan alat lebih efektif dan menyenangkan

dibandingkan hanya teori saja sehingga pembelajaran geometri dengan

program wingeom dapat lebih menarik minat belajar siswa dan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga dimungkinkan

pembelajaran geometri menggunakan program wingeom dapat

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran geometri menggunakan alat peraga konkret atau tanpa alat

peraga dan pembelajaran geometri dengan alat peraga konkret

memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan pembelajaran

geometri tanpa menggunakan alat peraga.

2) Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kegiatan seseorang

terutama dalam pembelajaran matematika sebab siswa yang mempunyai

Page 57: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

minat pada suatu mata pelajaran maka ia akan memberikan perhatian

yang besar, jika sudah mempunyai perhatian yang besar maka siswa akan

berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus. Dengan mempunyai

minat belajar yang tinggi maka siswa akan lebih jauh bersemangat

mempelajari materi geometri dalam pembelajaran matematika. Dengan

minat belajar yang tingggi pula maka prestasi belajar yang mereka

peroleh menjadi lebih baik. Sehingga dimungkinkan siswa dengan minat

belajar yang tinggi akan memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang atau rendah dan siswa

dengan minat belajar sedang akan memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah.

3) Program wingeom merupakan salah satu fasilitas dan alat penunjang

dalam pelajaran matematika dimana fasilitas dan alat penunjang dalam

belajar memiliki peranan penting dalam memotivasi minat belajar siswa.

Dengan fasilitas tersebut diharapkan siswa mendapat pembelajaran yang

lebih menyenangkan sehingga akan menimbulkan minat belajar yang

tinggi terhadap matematika. Siswa dengan minat belajar tinggi dapat

mengeksplorasi pengetahuan mereka dengan menggunakan program

wingeom. Sehingga pemahamam mereka tentang geometri menjadi lebih

mendalam karena mereka dapat membangun pengetahuan tentang

geometri secara mandiri melalui program wingeom. Maka dengan

menggunakan program wingeom siswa dengan minat belajar tinggi akan

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan alat

peraga konkret dan tanpa alat peraga. Selain menggunakan program

wingeom pembelajaran geometri juga dapat menggunakan alat bantu

berupa alat peraga konkret. Dengan menggunakan alat peraga konkret

mereka mendapat gambaran tentang konsep-konsep yang ada pada

geometri secara nyata. Pada siswa dengan minat belajar tinggi akan

Page 58: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

merasa kurang tertantang pemahaman mereka tentang geometri, lain

halnya pada siswa dengan minat belajar rendah. Siswa dengan minat

belajar rendah akan jauh lebih mudah menerima pembelajaran geometri

dengan menggunakan alat peraga konkret karena penjelasannya benar -

benar pada keadaan yang nyata. Apalagi jika pembelajaran geometri

tanpa menggunakan alat peraga yaitu dengan menggambar di papan tulis,

hal tersebut tidak membawa siswa ke dalam keadaan yang sebenarnya

sehingga siswa akan jauh lebih sulit menerima materi pembelajaran

geometri. Akibatnya siswa tidak merasa tertarik sehingga menyebabkan

minat belajar siswa menjadi rendah dan prestasi belajar yang diperoleh

juga kurang maksimal. Sehingga dimungkinkan pada pembelajaran

geometri dengan menggunakan program wingeom siswa dengan minat

belajar tinggi akan memberikan prestasi yang lebih baik dibandingkan

siswa dengan minat belajar sedang dan rendah, dimungkinkan juga siswa

dengan minat belajar sedang memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah, begitu pula pada

pembelajaran geometri dengan alat peraga konkret dan tanpa alat peraga.

4) Pada siswa dengan minat belajar tinggi pembelajaran geometri dengan

menggunakan program wingeom dapat meningkatkan prestasi belajarnya

karena mereka dapat memperluas pengetahuannya tentang materi

geometri melalui program wingeom. Sedangkan apabila menggunakan

alat peraga konkret pada anak dengan minat belajar tinggi kurang

memberikan fasilitas untuk memperluas pengetahuan mereka sehingga

tidak dapat meningkatkan prestasi belajar. Karena program wingeom

merupakan fasilitas dan alat pembelajaran yang lebih efektif, dimana jika

belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat yang lebih efektif akan

lebih menarik. Untuk siswa dengan minat belajar sedang mereka akan

dapat menerima pembelajaran geometri baik dengan menggunakan

Page 59: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

program wingeom atau menggunakan alat peraga konkret. Karena minat

belajar mereka terhadap pembelajaran geometri sedang maka

pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri dengan alat

bantu apapun akan sama sehingga tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar yang mereka peroleh. Pada siswa dengan minat belajar rendah

pembelajaran geometri dengan menggunakan program wingeom dan alat

peraga konkret akan jauh lebih mudah diterima atau dimengerti

dibandingkan jika mereka memperoleh pembelajaran geometri tanpa

menggunakan alat peraga. Karena dengan menggunakan program

wingeom dan alat peraga konkret konsep-konsep pada materi geometri

dapat dipelajari secara nyata sehingga mudah diterima, sehingga mereka

akan memperoleh prestasi belajar yang jauh lebih baik dibandingkan jika

mereka memperoleh pembelajaran geometri tanpa menggunakan alat

peraga. Karena pembelajaran matematika dengan menggunakan fasilitas

dan alat penunjang pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang

lebih menarik perhatian siswa. Sehingga akan mampu menarik minat

siswa yang rendah apabila siswa sudah mempunyai perasaan menarik dan

senang terhadap pembelajaran matematika maka ia akan berusaha selalu

belajar untuk memperoleh hasil yang terbaik, demikian juga dalam

pembelajaran matematika. Maka dimungkinkan pada siswa dengan

dengan minat belajar tinggi pembelajaran geometri dengan menggunakan

program wingeom akan memberikan prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan alat peraga konkret dan tanpa alat peraga. Pada

siswa minat belajar tinggi pembelajaran geometri dengan menggunakan

alat peraga konkret memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran tanpa alat peraga. Kemudian pada

siswa dengan minat belajar sedang, pembelajaran geometri dengan

program wingeom, alat peraga konkret, dan tanpa alat peraga akan

Page 60: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

memberikan prestasi belajar yang sama. Akan tetapi berbeda pada siswa

dengan minat belajar rendah pembelajaran dengan program wingeom dan

alat peraga konkret dapat memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran geometri tanpa menggunakan alat

peraga dan pembelajaran geometri dengan menggunakan program

wingeom memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan

pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga.

D. Hipotesis

1. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, pembelajaran

dengan program wingeom memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dari pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret dan

pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga. Pembelajaran geometri

dengan alat peraga konkret dapat memberikan prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan tanpa alat peraga.

2. Pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri, pada siswa

dengan minat belajar matematika yang tinggi akan memberikan prestasi

belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan minat belajar sedang dan

siswa dengan minat belajar rendah. Kemudian siswa dengan minat belajar

sedang dapat memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa

dengan minat belajar rendah.

3. a Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan program wingeom, prestasi belajar matematika siswa

dengan minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar

matematika siswa dengan minat belajar sedang dan rendah, serta

prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar sedang lebih

baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar

rendah.

Page 61: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan alat peraga konkret, prestasi belajar matematika siswa

dengan minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar

matematika siswa dengan minat belajar sedang dan rendah, serta

prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar sedang lebih

baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar

rendah.

c. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri tanpa

menggunakan alat peraga, prestasi belajar matematika siswa dengan

minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar matematika

siswa dengan minat belajar sedang dan rendah, prestasi belajar

matematika siswa dengan minat belajar sedang lebih baik dari pada

prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar rendah.

4. a. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar tinggi pembelajaran dengan program wingeom

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga konkret dan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. Dan pembelajaran geometri dengan alat

peraga konkret memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan

dengan tanpa alat peraga.

b. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar sedang pembelajaran dengan program wingeom

memberikan prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran

menggunakan alat peraga konkret dan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. Dan pembelajaran geometri dengan alat

peraga konkret juga memberikan prestasi belajar yang sama dengan

tanpa alat peraga.

Page 62: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar rendah pembelajaran dengan menggunakan

program wingeom dan alat peraga konkret memberikan prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. Dan pembelajaran geometri dengan

program wingeom akan memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan dengan alat peraga konkret.

Page 63: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri

(SMP) se Kabupaten Wonosobo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Adapun pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran

matematika di kelas yang digunakan untuk penelitian.

B. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian yaitu

langka-langkah yang sistematis sebagaimana langkah dalam metode ilmiah.

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, jenis penelitian ini termasuk

penelitian eksperimental semu. Menurut Budiyono (2003: 83) tujuan

penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol

dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Dalam penelitian ini

peneliti bermaksud memberikan perlakuan terhadap sampel dan selanjutnya

ingin mengetahui efek dari perlakuan tersebut. Perlakuan tersebut adalah

pembelajaran menggunakan program wingeom dan alat peraga konkret pada

kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga pada

kelas kontrol. Langkah dalam penelitian ini adalah dengan cara mengusahakan

timbulnya variabel-variabel bebas dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat

pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat.

Sedangkan variabel bebas yang dimaksud adalah pembelajaran dengan

Page 64: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

program wingeom, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret

dan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga. Pada akhir eksperimen,

ketiga kelas tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama yaitu

soal-soal tes prestasi belajar matematika. Hasil pengukuran tersebut dianalisis

dan dibandingkan dengan tabel uji statistik yang digunakan.

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rancangan faktorial 3x3. Dengan gambaran sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian

A B

b1 b2 b3

a1 a1b1 a1b2 a1b3

a2 a2b1 a2b2 a2b3

a3 a3b1 a3b2 a3b3

Keterangan :

A : Alat Peraga Pembelajaran

a1 : Program wingeom

a2 : Alat peraga konkret

a3 : Tanpa alat peraga

B : Minat belajar

b1: Minat belajar tinggi

b2 : Minat belajar sedang

b3 : Minat belajar rendah

2. Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.

Urutan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:

Page 65: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Melakukan observasi

Observasi dilakukan di Sekolah Menengah Pertama yang menjadi

tempat penelitian yang meliputi observasi objek penelitian,

pengajaran dan fasilitas yang dimiliki.

b. Mengklasifikasikan Sekolah Menengah Pertama dalam kategori

tinggi, sedang dan rendah.

c. Memilih kelas mana yang akan digunakan untuk penelitian dan

kelas untuk uji instrumen.

d. Pemberian angket dan pengambilan data tentang minat belajar

siswa terhadap matematika.

e. Pengambilan data nilai prestasi belajar siswa.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan menurut Suharsimi arikunto

(2002:108) populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri se Kabupaten Wonosobo.

2. Sampel dan Sampling

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono

(2009:81) sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Budiyono (2003:34) teknik pengambilan sampel

adalah sampling. Pengambilan sampel (sampling) adalah proses

memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian

terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya

Page 66: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik

tersebut pada elemen populasi (Juliansyah, 2011: 148-149).

Dalam penelitian tidak selalu perlu untuk meneliti semua subjek

dalam populasi, karena selain membutuhkan biaya yang besar juga

membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu dengan mengambil sebagian

subjek suatu populasi atau sering disebut dengan pengambilan sampel

diharapkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat menggambarkan

populasi yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara

stratified cluster random sampling yaitu dengan memandang Sekolah

Menengah Pertama Negeri tersebut dalam strata-strata atau kelompok-

kelompok. Dalam pemilihan sampel Sekolah Menengah Pertama Negeri

tersebut berdasarkan kriteria peringkat nilai ujian nasional se Kabupaten

Wonosobo, maka dapat dikelompokan menjadi Sekolah Menengah

Pertama Negeri tingkat tinggi, sedang dan rendah. Dari masing-masing

wilayah dipilih 1 sekolah melalui teknik random sampling.

Teknik pengambilan dengan cara membedakan populasi menjadi

tiga bagian berdasarkan rata-rata ujian nasional yaitu SMP Negeri

dengan prestasi belajar matematika tinggi yang memiliki nilai rata –rata

ujian nasional lebih dari + s, SMP dengan prestasi belajar

matematika sedang yang memiliki rata-rata ujian nasional lebih dari atau

sama dengan - s, dan kurang dari atau sama dengan + s,

sedangkan SMP dengan prestasi belajar matematika rendah yang

memiliki rata-rata ujian nasional kurang dari - s. dengan adalah

nilai rata-rata seluruh populasi dan s merupakan standar deviasi.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo,

diketahui = 6,05 dan s = 1,86 sehingga diperoleh, sekolah dengan

Page 67: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kategori tinggi adalah sekolah yang rata-rata ujiannya lebih dari 6,98,

kategori sedang yang lebih dari atau sama dengan 5,12 sampai kurang

dari sama dengan 6,98 dan sekolah dengan kategori rendah jika nilai

rata-rata ujian nasionalnya kurang dari 5,12, sehingga diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Perolehan Nilai UN Matematika Tahun 2011 dan Pembagian

Kategori untuk SMP Negeri di Kabupaten Wonosobo

No Nama Sekolah

Rata - rata

UN

Matematika Kategori

1 SMP N Wonosobo 8,96 Tinggi

2 SMP N Kertek 8,24 Tinggi

3 SMP N 2 Wonosobo 8,05 Tinggi

4 SMP N 2 Selomerto 7,35 Tinggi

5 SMP N 2 Garung 7,15 Tinggi

6 SMP N 4 Kepil 7,07 Tinggi

7 SMP N 1 Sepuran 7,00 Tinggi

8 SMP N1 Wadaslintang 6,95 Tinggi

9 SMP N 1 Kejajar 6,55 Sedang

10 SMP N1 Watumalang 6,49 Sedang

11 SMP N 4 Sepuran 6,43 Sedang

12 SMP N 3 Wonosobo 6,41 Sedang

13 SMP N 1 Mojotengah 6,36 Sedang

14 SMP N 5 Kepil 6,19 Sedang

15 SMP N 3 Kaliwiro 6,16 Sedang

16 SMP N 1 Kalibawang 6,06 Sedang

17 SMP N 2 Kepil 6,06 Sedang

18 SMP N 3 Garung 6,00 Sedang

19 SMP N 5 Kaliwiro 5,96 Sedang

20 SMP N 3 Kalibawang 5,95 Sedang

21 SMP N 3 Kalikajar 5,94 Sedang

22 SMP N 1 Kaliwiro 5,93 Sedang

23 SMP N 2 Kertek 5,89 Sedang

24 SMP N 1 Kepil 5,88 Sedang

Page 68: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

No Nama Sekolah

Rata - rata

UN

Matematika Kategori

25 SMP N 2 Kejajar 5,85 Sedang

26 SMP N Satu Atap 6 Wadaslintang 5,81 Sedang

27 SMP N 2 Wadaslintang 5,72 Sedang

28 SMP N 6 Wadaslintang 5,71 Sedang

29 SMP N 1 Leksono 5,70 Sedang

30 SMP N 4 Wadaslintang 5,65 Sedang

31 SMP N 3 Kepil 5,60 Sedang

32 SMP N 2 Sapuran 5,60 Sedang

33 SMP N 1 Garung 5,58 Sedang

34 SMP N 3 Kertek 5,53 Sedang

35 SMP N 3 Leksono 5,52 Sedang

36 SMP N 3 Mojotengah 5,47 Sedang

37 SMP N 1 Selomerto 5,46 Sedang

38 SMP N 1 Kalikajar 5,40 Sedang

39 SMP N 2 Kalikajar 5,38 Sedang

40 SMP N 2 Sukoharjo 5,34 Sedang

41 SMP N 3 Wadaslintang 5,34 Sedang

42 SMP N 2 Kaliwiro 5,33 Sedang

43 SMP N 3 Selomerto 5,30 Sedang

44 SMP N 1 Sukoharjo 5,30 Sedang

45 SMP N 2 Mojotengah 5,29 Sedang

46 SMP N Satu Atap 9 Wadaslintang 5,25 Sedang

47 SMP N Satu Atap 6 Kaliwiro 5,22 Sedang

48 SMP N Satu Atap 6 Kepil 5,17 Sedang

49 SMP N 2 Watumalang 5,16 Sedang

50 SMP N Satu Atap 7 Wadaslintang 5,16 Sedang

51 SMP N Satu Atap 8 Wadaslintang 5,13 Sedang

52 SMP N 2 Leksono 5,10 Rendah

53 SMP N Satu Atap 3 Kejajar 4,99 Rendah

54 SMP N 5 Wadaslintang 4,95 Rendah

55 SMP N Satu Atap 5 Kalikajar 4,95 Rendah

56 SMP N 3 Watumalang 4,94 Rendah

57 SMP N Satu Atap 4 Sukoharjo 4,85 Rendah

Page 69: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

No Nama Sekolah

Rata - rata

UN

Matematika Kategori

58 SMP N 4 Kalikajar 4,68 Rendah

59 SMP N 2 Kalibawang 4,53 Rendah

60 SMP N Satu Atap 4 Kalibawang 4,49 Rendah

61 SMP N 3 Sukoharjo 4,44 Rendah

62 SMP N 5 Watumalang 4,05 Rendah

63 SMP N Satu Atap 4 Watumalang 3,99 Rendah

64 SMP N 4 Kaliwiro 3,64 Rendah

65 SMP N Satu Atap 3 Sepuran 3,55 Rendah

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel

terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas

1) Alat Peraga

a) Definisi Operasional: alat atau bahan yang digunakan pebelajar

untuk membantu dalam meningkatkan ketrampilan dan

pengetahuan, mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan

informasi, menghilangkan ketegangan, hambatan, dan rasa malas

peserta didik.

b) Indikator: media pembelajaran dengan menggunakan media

komputer dengan program wingeom dan dengan alat peraga

konkret.

c) Skala pengukuran: nominal dengan dua kategori yaitudengan

program wingeom dan dengan alat peraga konkret.

2) Minat Belajar Siswa

a) Definisi operasional: gejala psikologis siswa yang

menggambarkan kecenderungan atau kegairahan siswa yang

Page 70: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tercermin dalam semangat, perhatian, ketekunan dan pengorbanan

dalam belajar matematika.

b) Indikator : skor angket minat belajar.

c) Skala pengukuran : nominal dengan tiga kategori yaitu minat

belajar tinggi, sedang dan rendah.

b. Variabel terikat

1) Prestasi belajar

a) Definisi operasional: prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

siswa sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

b) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika.

c) Skala pengukuran: interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan

data adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135) metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.

Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk

mendapatkan nilai ujian tengah semester kelas VIII semester 2 Tahun

Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran matematika yang digunakan untuk

uji keseimbangan.

b. Metode Angket

Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang

dilaksanakan dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang

harus dijawab oleh responden. Metode angket digunakan untuk

Page 71: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

memperoleh data ilmiah. Data yang diperoleh berupa skor hasil pengisian

angket dari responden. Sebelum digunakan untuk mengambil data

penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas

dan reabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk

butir instrumen digunakan uji konsistensi internal.

c. Metode tes

Menurut Budiyono (2003:32) menyatakan bahwa metode tes adalah

cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-

pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Tes juga

dapat didefinisikan sebagai perangkat pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan

atau atribut psikologis tertentu yang setiap butir atau tugas tersebut

mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Asmawi

Zainul dan Noehl Nasution dalam Budiyono 2011: 8). Metode tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi

belajar siswa.

d. Uji Coba Insrumen

1. Instumen Angket Minat Belajar Siswa

a) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan

instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada

orang yang berlainan pada waktu yang sama atau waktu yang

berlainan. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain terandalkan,

ajeg, stabil, konsisten. Untuk uji reliabilitas instrumen digunakan

rumus Alpha sebagai berikut.

r11 =

Page 72: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dengan

r11 = koefisien reabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

st² = variansi skor – skor yang diperoleh subyek uji coba

= variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k (k ≤ n)

Hasil pengukuran yang mempunyai indeks reliabilitas 0,70 atau

lebih cukup baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumen dapat

dipakai untuk melakukan pengukuran.

(Budiyono, 2003: 70)

b) Uji Validitas

Angket minat belajar siswa terhadap matematika dapat

mempunyai validitas isi jika memenuhi:

1) Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket.

2) Kesesuaian kalimat dengan ejaan yang disempurnakan.

3) Kalimat pada butir-butir angket merupakan kalimat yang

mudah dipahami oleh responden.

4) Ketepatan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian

angket.

5) Kalimat pada butir angket tidak menimbulkan makna ganda.

6) Butir angket tidak memerlukan pengetahuan yang lain dalam

menjawab.

Instrumen dikatakan mempunyai validitas isi yang tinggi,

yaitu apabila kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah

menunjukan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili subtansi

yang akan diukur dan masing-masing butir angket telah disusun

secara cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang

ditentukan. Penilaian instrumen penilaian melalui para pakar.

Page 73: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

c) Konsistensi Internal

Tujuan uji konsistensi internal adalah untuk mengetahui

apakah instrumen angket tentang minat belajar siswa terhadap

matematika telah konsisten. Konsistensi internal tiap butir soal

dapat dilihat dari korelasi antar skor tiap butirnya dengan skor

totalnya.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui konsistensi internal

adalah rumus korelasi momen produk Karl Pearson sebagai

berikut:

rxy =

dengan

rxy = indeks keandalan

X = skor tes prediktor

Y = skor kriteria

Jika terdapat n buah butir, maka akan dilakukan perhitungan

sebanyak n kali. Jika indeks untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka

butir tersebut harus dibuang.

(Budiyono, 2003: 65)

d) Tahap revisi

Instrumen yang telah diujicobakan direvisi dengan

menghilangkan atau mengganti butir-butir instrumen yang tidak

memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik.

e) Penetapan instrumen

Butir-butir instrumen yang memenuhi syarat-syarat instrumen

yang baik ditetapkan sebagai instrumen penelitian. Prosedur dalam

penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kisi – kisi angket

Page 74: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang indikator-

indikator apa saja yang diukur dalam penyusunan angket.

2) Menentukan jenis dan bentuk angket

Jenis dan bentuk angket yang digunakan adalah jenis angket

langsung tertutup dalam bentuk pilihan ganda.

3) Menyusun angket

Menyusun sejumlah pertanyaan sesuai dengan indikator dalam

kisi-kisi dengan skala penskoran tertentu.

4) Menetapkan skor angket

Penentuan skor tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan

kriteria item.

Pada uji coba instrumen angket digunakan 30 butir soal

untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa, setelah diujicobakan

dan dilakukan perhitungan diperoleh hasil semua butir soal angket

dapat digunakan untuk penelitian.

2. Instrumen Tes Prestasi Belajar

a) Uji Validitas Isi

Budiyono (2011: 9) mengatakan bahwa validitas adalah

interpretasi dari skor tes. Menurut Budiyono (2011:10) untuk

menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang

tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui experts judgment

(penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Dalam hal ini para

penilai (yang sering disebut subject-matter experts), menilai

apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah

menunjukan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi

(susbtansi) yang akan diukur atau telah susuai dengan konsep

yang telah didefinisikan. Langkah berikutnya, para penilai menilai

Page 75: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau

relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan.

b) Reliabilitas

Menurut Budiyono (2011: 13) suatu instrumen disebut reliabel

apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama

jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang

sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan

pada waktu yang sama atau waktu yang berlainan. Kata reliabel

sering disebut dengan nama lain terandalkan, ajeg, stabil,

konsisten. Untuk uji reliabilitas intrumen digunakan rumus Alpha

sebagai berikut.

r11 =

dengan

r11 = koefisien reabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

st² = variansi skor – skor yang diperoleh subyek uji coba

= variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k (k ≤ n)

Hasil pengukuran yang mempunyai indeks reliabilitas 0,70 atau

lebih cukup baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumen dapat

dipakai untuk melakukan pengukuran.

(Budiyono, 2003: 70)

3. Analisis butir soal

a) Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Suatu butir soal mempunyai daya

pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir

Page 76: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

soal lebih banyak dari pada kelompok siswa yang tidak pandai.

Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari

sekumpulan butir yang dianalisis. Untuk mengetahui daya beda

suatu butir soal digunakan rumus:

D = r pbis =

dengan:

D = rpbis = indeks konsistensi daya pembeda untuk butir tes ke-i

n = banyak subjek yang dikenai tes

X = skor butir ke-i

Y = skor total

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik

apabila indeks daya bedanya sama atau lebih dari 0,30.

( D ≥ 0,30).

(Budiyono, 2011: 33)

b) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran

yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan

rumus:

P =

Dengan P adalah indeks tingkat kesukaran butir soal, B adalah

banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal tersebut,

dan N adalah banyaknya seluruh peserta tes. Dalam penelitian ini

kriteria butir yang baik adalah 0,30 .

(Budiyono, 2011: 30)

Page 77: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

c) Instrumen Penelitian

Tes yang digunakan berupa tes obyektif berbentuk pilihan

ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian,

instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan

reabilitas untuk mengetahui kualitas item instrumen. Sedangkan

untuk analisis butir soal meliputi analisis untuk melihat: (1)

memadai atau tidaknya tingkat kesukaran, (2) memadai atau

tidaknya daya pembeda, dan (3) berfungsi atau tidaknya pengecoh.

Langkah - langkah dalam membuat tes terdiri dari:

1) Menyusun materi yang akan digunakan dalam membuat soal.

2) Membuat kisi-kisi soal tes.

3) Menyusun soal.

4) Menyusun prosedur pemberian skor tes.

e. Hasil Uji Coba Instrumen

1) Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika

a) Validitas Isi

Tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bangun

ruang sisi datar yang terdiri dari 40 soal obyektif. Dari 3 orang

validator yaitu Siti Masrifah, S.Pd, Heru Hermawan, S.Pd, Fitri

Setyaningrum, S.Si. Penulis memilih mereka karena mereka

merupakan guru matematika yang senior dan profesional dalam

bidangnya. Hasil yang diperoleh bahwa 40 soal tes prestasi belajar

dinyatakan valid karena telah memenuhi kriteria yang diberikan.

b) Daya Pembeda

Tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bangun

ruang sisi datar yang terdiri dari 40 soal obyektif. Setelah

dilakukan perhitungan dengan daya pembeda dengan rumus

korelasi produk momen diperoleh 32 soal yang daya pembedanya

Page 78: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

baik, yaitu dengan nilai rxy lebih besar dari 0,3 sedangkan 5 soal

yang daya pembedanya kurang baik adalah nomor 1, 2, 5, 9 dan

22 karena nilai rxy kurang dari 0,3.

c) Tingkat Kesukaran

Dari 40 soal tes uji coba prestasi belajar matematika diperoleh

4 soal yang terlalu mudah yaitu nomor 9, 38, 39, 40. Soal no 22

adalah soal yang terlalu sukar. Sedangkan soal lainnya tidak

terlalu mudah atau terlalu sukar.

d) Reliabilitas

Dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh nilai r11 =

0,8275. Karena 0,8275 > 0,7 maka instrumen tersebut reliabel.

Setelah dilakukan analisis terhadap 40 soal tes prestasi belajar

matematika diperoleh 8 soal yang tidak dapat digunakan yaitu

nomor 1, 2, 5, 9, 22, 38, 39, dan 40. Sehingga peneliti hanya

menggunakan 32 soal.

2) Hasil Uji Coba Angket Minat Belajar Siswa

a) Validitas Isi

Angket minat belajar siswa terdiri dari 30 soal obyektif. Dari

dua orang validator yaitu Tri Samiyono, S.Psi dan Dwi Suryo

Sumpeno, S.Psi, penulis memilih mereka karena mereka merupaka

orang yang ahli dalam bidang psikologi. Hasil yang diperoleh dari

40 soal angket tersebut dinyatakan valid karena telah memenuhi

kriteria yang diberikan.

b) Konsistensi Internal

Angket yang diujicobakan terdiri dari 40 butir. Dari hasil

perhitungan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus

korelasi produk moment diperoleh nilai rxy dari 40 butir angket

Page 79: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

adalah lebih dari 0,3. Dengan demikian, dari 40 butir angket dapat

digunakan untuk penelitian .

c) Reliabilitas Angket

Dengan rumus Alpha diperoleh r11 = 0,7419. Karena nilai dari

r11 > 0,7 maka angket dinyatakan reliabel.

E. Teknik Analisa Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

didapat berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Untuk uji normalitas digunakan uji Lilliefors. Langkah – langkah uji

normalitas sebagai berikut:

1) Formulasi Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Tarap Signifikansi : α = 5%

3) Statistik Uji

L = Maks | F(zi) – S(zi)|

dengan

F(zi) = P(Z ≤ zi); Z ~ N(0,1)

S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi

4) Daerah Kritik

DK = {L|L > Lα; n} dengan n ukuran adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika L ϵ DK

(Budiyono, 2009: 170)

Page 80: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi -

variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak.

1) Hipotesis

H0: σ12 = σ2

2 = ... = σk

2

H1: tidak semua variansi sama

2) Tingkat Signifikan = 5%

3) Statistik Uji

= (f log RKG – )

dengan

(k-1)

c = 1 + ; RKG =

SSj = –

Keterangan:

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

f = derajat kebebasan RKG = N – k

N = cacah semua pengukuran

= derajat kebebasan untuk = – 1

j = 1, 2, …, k

= cacah pengukuran pada sampel ke-j

4) Daerah Kritis

DK =

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika χ² ϵ DK

(Budiyono, 2009: 174)

Page 81: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan pada saat ketiga kelompok belum dikenai perlakuan,

yang bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelompok tersebut

seimbang. Dalam uji keseimbangan digunakan analisis variansi satu jalan

sel tidak sama

a. Tujuan

Untuk melihat efek variabel bebas terhadap variabel terikat dengan

membandingkan rerata beberapa populasi.

Model: Xij = μ + αj + εij

Dimana:

Xij = data (nilai) ke-i pada perlakuan ke-j

μ = rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

αj = μj – μ = efek baris ke-j pada variabel terikat

εij = Xij - μj

= deviasi data Xij terhadap rerata populasinya yang

berdistribusi normal dengan rerata 0

i = 1, 2, …, nj;; j= 1, 2, …, k

k = cacah populasi (cacah perlakuan, cacah klasifikasi)

b. Prosedur

1) Hipotesis

H0: μ1 = μ2 = … = μk

H1: paling sedikit ada dua rerata yang tidak sama

2) Komputasi

Untuk mempermudah perhitungan didefinisikan besaran-besaran

(1), (2), dan (3) sebagai berikut:

(1) =

(2) =

Page 82: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(3) =

Berdasarkan besaran-besaran itu, JKA, JKG, dan JKT diperoleh

dari:

JKA = (3) – (1)

JKG = (2) – (3)

JKT = (2) – (1)

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat itu

adalah:

dkA = k – 1

dkG = N – k

dkT = N – 1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-

masing diperoleh rerata kuadrat sebagai berikut:

RKA =

RKG =

3) Statistik uji

Fobs =

4) Daerah kritis

DK = {F | F > Fα;k-1,N-k}

5) Rangkuman analisis

Sumber JK Dk RK Fobs Fα

Perlakuan

Galat

JKA

JKG

k-1

N-k

RKA

RKG

F*

-

Total JKT N-1 - - -

Page 83: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

6) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Fobs ϵ DK

(Budiyono, 2009: 195-198)

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menganalisa data digunakan analisis

variansi dua jalan dengan sel tidak sama. Analisi variansi dua jalan sel

tidak sama merupakan perluasan dari analisis variansi satu jalan sel

tidak sama. Pada analisis variansi dua jalan terdapat 2 variabel bebas

dan 1 variabel terikat.

a. Tujuan

Analisis variansi dua jalan yang merupakan perluasan dari analisis

variansi satu jalan, bertujuan untuk membandingkan rerata beberapa

populasi baik rerata baris maupun kolom dalam sel. Analisis variansi

dua jalan bertujuan untuk menguji signifikansi, perbedaan efek baris,

kolom dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap variable terikat.

Model: Xijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Dimana:

Xijk = Data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan dan kolom ke-j

μ = rerata dari seliruh data (rerata besar, grand mean)

αi = μi. – μ = efek baris ke-i pada variabel terikat

βj = μ.j – μ = efek kolom ke-j pada variabel terikat

(αβ)ij = μij – (μ + αi + βi)

= interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

εijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya (μij) yang

berdistribusi normal dengan rerata 0

i = 1, 2, …, p; p = banyaknya baris

j = 1, 2, …, q; q = banyaknya kolom

k = 1, 2, …, nij; nij = banyaknya data amatan pada setiap sel ij

Page 84: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

b. Prosedur

Ada tiga pasang hipotesis yang dapat diuji dengan analisis

variansi dua jalan. Tiga pasang hipotesis tersebut adalah:

1) Formulasi Hipotesis

H0A : i = 0 untuk setiap i = 1, 2, …, p

H1A : Paling sedikit ada satu i 0

H0B : j = 0 untuk setiap j = 1, 2, …, q

H1B : Paling sedikit ada satu j 0

H0AB : ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, …, p dan j = 1, 2, …, q

H1AB : Paling sedikit ada satu ij 0

Ketiga pasang hipotesis tersebut juga ekivalen dengan tiga pasang

hipotesis berikut:

H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H0AB : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

H1AB : Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

2) Komputasi

a) Komputasi Jumlah Kuadrat

Pada analisis variansi dua jalan sel tak sama didefinisikan notasi-

notasi sebagai berikut:

Page 85: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

h = rerata harmonik frekuensi seluruh sel =

N = = banyaknya seluruh data amatan

SSij =

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ij = rerata pada sel ij

Ai = ij = jumlah rerata pada baris ke- i

Bi = ij = jumlah rerata pada kolom ke- j

G = ij = jumlah rerata semua sel

Untuk memudahkan perhitungan didefinisikan besaran-besaran (1),

(2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut:

(1) =

(2) =

(3) =

(4) =

(5) ij

b) Jumlah Kuadrat

JKA = h{ (3) – (1) }

JKB = h { (4) – (1) }

JKAB = h {(1) + (5) - (3) – (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Page 86: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

c) Derajat Kebebasan

dkA = p - 1

dkAB = (p – 1)(q – 1)

dkT = N – 1

dkB = q – 1

dkG = N – pq

d) Rerata Kuadrat

RKA =

RKAB =

RKB =

RKG =

e) Statistik Uji

1. Untuk H0A adalah Fa = yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1

dan N – pq.

2. Untuk H0B adalah Fb = yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1

dan N – pq.

3. Untuk H0AB adalah Fab = yang merupakan nilai dari

variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan

(p – 1)(q – 1) dan N – pq.

f) Daerah Kritis

Untuk masing – masing nilai F diatas, daerah kritiknya adalah

1. Daerah kritis untuk Fa adalah DK = {F | F > F α; p – 1, N – pq}

Page 87: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2. Daerah kritis untuk Fb adalah DK = {F | F > F α; q – 1, N – pq}

3. Daerah kritis untuk Fab adalah DK = {F | F >Fα; (p – 1)(q – 1),N – pq}

g) Rangkuman Uji Analisis Variansi

Sumber JK dk RK Fobs Fα

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (A)

Galat

JKA

JKB

JKAB

JKG

p-1

q-1

(p-1)(q-1)

N-pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

F*

F*

F*

-

Total JKT N-1 - - -

h) Keputusan Uji

H0A ditolak jika Fa ϵ DK

H0B ditolak jika Fb ϵ DK

H0AB ditolak jika Fab ϵ DK

i) Uji Lanjut Analisis Variansi

Uji lanjut analisis variansi (komparasi ganda) adalah tindak

lanjut dari analisis variansi, jika hasil analisis variansi menunjukan

hipotesis nol ditolak. Uji lanjut analisis variansi bertujuan

melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasangan

kolom, baris dan setiap pasangan sel. Metode komparasi ganda

yang dipakai adalah metode Scheffe’.

a) Komparasi Rerata Antar Baris

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar baris

adalah:

H0 : μi. = μj.

Uji Scheffe’ untuk komparasi rerata antar baris adalah

F i.- j. =

Page 88: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dengan

Fi.-j. = nilai Fobs pada pembanding perlakuan ke-i dan

perlakuan ke-j;

i = rerata pada sampel ke-i;

j = rerata pada sampel ke-j;

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari

perhitungan analisis variansi;

ni. = ukuran sampel ke-i

nj. = ukuran sampel ke-j

Daerah kritis untuk uji itu ialah:

DK = {F|F > (p – 1) Fα; p-1, N-pq}

b) Komparasi Rerata Antar Kolom

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar kolom

adalah:

H0 : μ.i = μ.j

Uji Scheffe’ untuk komparasi rerata antar kolom adalah

F.i - .j =

Daerah kritis untuk uji itu ialah:

DK = {F|F > (q – 1) Fα; q-1, N-pq}

Makna dari lambing-lambang pada komparasi ganda antar

kolom ini mirip dengan makna lambing-lambang

komparasi ganda rataan antar baris hanya dengan

mengganti baris menjadi kolom.

c) Komparasi Rerata Antar Sel Pada Kolom yang Sama

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar baris

adalah:

H0 : μij = μkj

Page 89: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Uji Scheffe’ untuk komparasi rerata antar sel pada kolom

yang sama adalah

F ij-kj =

dengan

Fi.-j. = nilai Fobs pada pembanding perlakuan ke-ij dan

perlakuan ke-kj;

i = rerata pada sampel ke-ij;

j = rerata pada sampel ke-kj;

ni. = ukuran sampel ke-ij;

nj. = ukuran sampel ke-kj;

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari

perhitungan analisis variansi;

Daerah kritis untuk uji itu ialah:

DK = {F|F > (pq – 1) Fα; pq-1, N-pq}

d) Komparasi Rerata Antar Sel Pada Baris yang Sama

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel

pada baris yang sama adalah:

H0 : μij = μik

Uji Scheffe’ untuk komparasi rerata antar kolom adalah

F ij - ik =

Daerah kritis untuk uji itu ialah:

DK = {F|F > (pq – 1) Fα; pq-1, N-pq}

(Budiyono, 2009: 215 – 217)

Page 90: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data prestasi belajar matematika siswa

menurut pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan minat belajar

siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Data Skor Prestasi Belajar Siswa Menurut Pembelajaran dengan

Menggunakan Alat Peraga

Berdasarkan data yang ada, pada kelas eksperimen I (wingeom)

terdapat 79 siswa yang terbagi dalam 30 siswa dengan minat tinggi, 23

siswa dengan minat sedang, 26 siswa dengan minat rendah. Pada kelas

eksperimen II (konkret) terdapat 80 siswa yang terbagi dalam 31 siswa

dengan minat tinggi, 22 siswa dengan minat sedang, 27 siswa dengan

minat rendah. Pada kelas eksperimen III (konvensional) terdapat 79 siswa

yang terbagi dalam 32 siswa dengan minat tinggi, 23 siswa dengan minat

sedang, 24 siswa dengan minat rendah.

Dari data prestasi belajar matematika siswa menurut pembelajaran

dengan alat peraga, ditentukan ukuran tendensi sentral yang meliputi ( ),

median (Me), dan modus (Mo). Selain itu ditentukan juga ukuran

dispersinya antara lain adalah jangkauan (J), dan standar deviasi (s) yang

dirangkum dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4. 1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Menurut Alat

Peraga

Ukuran Tendensi

Sentral

Ukuran

Dispersi

Kelompok N Mo Me

Skor

Min

Skor

Maks J S

Wingeom 79 73,1519 82 80 35 95 60 15,2068

Konkret 80 63,0375 67 2 25 97 72 16,2064

Konvensional 79 67,6329 62 65 40 97 57 16,5902

Page 91: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. Data Skor Prestasi Belajar Siswa Menurut Minat Belajar Siswa

Berdasarkan data yang ada, terdapat 93 siswa dengan minat belajar

tinggi, 68 siswa dengan minat belajar sedang, dan 77 siswa dengan minat

belajar rendah.

Dari data minat belajar matematika siswa menurut pembelajaran

dengan alat peraga, ditentukan ukuran tendensi sentral yang meliputi ( ),

median (Me), dan modus (Mo). Selain itu ditentukan juga ukuran

dispersinya antara lain adalah jangkauan (J), dan standar deviasi (s) yang

dirangkum dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4. 2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Menurut

Minat Belajar

Ukuran Tendensi Sentral

Ukuran

Dispersi

Kelompok

Minat N Mo Me

Skor

Min

Skor

Maks J S

Tinggi 93 71,3548 62 70 37 97 60 15,7980

Sedang 68 60,8088 60, 82 60 25 97 72 16,3255

Rendah 76 70,1842 67, 80, 82 70 30 95 65 15,2731

B. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

mempunyai kemampuan awal yang sama. Sebelum diuji keseimbangan

masing-masing sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau

tidak, serta diuji apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau

tidak. Kemampuan awal siswa diambil dari nilai MID atau nilai ulangan

tengah semester kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012.

Hasil dari uji normalitas kemampuan awal eksperimen 1, 2, 3 disajikan

dalam tabel berikut.

Page 92: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal

Uji Normalitas Lobs L0. 05; n Keputusan Kesimpulan

Eksperimen 1(wingeom) 0,0980 0,0991 H0 diterima Normal

Eksperimen 1(konkret) 0,0942 0,1016 H0 diterima Normal

Eksperimen 3 (konvensional) 0,0889 0,0991 H0 diterima Normal

Berdasarkan tabel tersebut, untuk masing-masing sampel nilai dari

Lobs< L0.05;n sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa masing-masing

sampel berdistribusi normal.

Selain uji normalitas, dilakukan uji homogenitas kemampuan awal. Hasil

dari uji homgenitas kemampuan awal kelas eksperimen 1, 2, 3 disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal

Sampel K χ²obs χ² 0. 05;k-1 Keputusan Kesimpulan

Kelas 3 0,4358 5,991 H0 diterima Homogen

Berdasarkan tabel diatas harga χ²obs < χ² 0.05;k-1 sehingga dapat disimpulkan

sampel berasal dari populasi yang homogen.

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan analisis variansi satu jalan

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. 5 Rangkuman Uji Analisis Variansi Satu Jalan

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Fobs < Fα. Sehingga H0 diterima

dan dapat disimpulkan bahwa alat peraga memberikan pengaruh yang sama.

Sumber JK dK RK Fobs Fα Keputusan

Alat peraga 40844,8535 2 844,8535 2,3801 3.000 H0 diterima

Galat 82706,5829 233 354,9638

Total 123551,4364 235

Page 93: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. Uji Persyaratan Analisis Variansi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk masing-masing sampel dilakukan dengan

menggunakan metode Lillifors. Berdasarkan uji yang telah dilakukan

diperoleh harga statistik uji untuk taraf signifikan 0,05 pada masing-

masing sampel sebagai berikut.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel harga dari

Lobs < L0.05;n, ini berarti bahwa masing-masing sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas antara kelompok eksperimen 1, eksperimen 2, dan

eksperimen 3, serta antara tingkat minat belajar siswa dilakukan dengan

menggunakan uji Bartllet pada taraf signifikan 0,05. Hasil perhitungan uji

homogenitas disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas

Sampel k χ²obs χ²0,05; k-1 Keputusan Kesimpulan

Alat Peraga 3 0,8777 5,9915 H0 diterima Homogen

Minat 3 0,9129 5,9915 H0 diterima Homogen

Uji Normalitas Lobs L0. 05; n Keputusan Kesimpulan

Wingeom 0,0944 0,0997 H0 diterima Normal

Konkret 0,0560 0,0991 H0 diterima Normal

Konvensional 0,0883 0,0997 H0 diterima Normal

Tinggi 0,0772 0,0918 H0 diterima Normal

Sedang 0,0847 0,1074 H0 diterima Normal

Rendah 0,0599 0,1016 H0 diterima Normal

Page 94: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa variansi -

variansi dari populasi yang diberi perlakuan pembelajaran dengan alat

peraga dan variansi-variansi minat siswa adalah homogen.

D. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan

tingkat signifikan 0, 05 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4. 8 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa H0A ditolak, H0B ditolak, dan

H0AB ditolak, kesimpulannya adalah:

a. Terdapat perbedaan efek alat peraga terhadap prestasi belajar siswa.

b. Terdapat perbedaan efek minat belajar terhadap prestasi belajar siswa.

c. Terdapat interaksi antara alat peraga dan minat belajar terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Uji Lanjut Pasca Anava

Dari rangkuman analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama di

atas telah diperoleh bahwa:

1. H0A ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda.

2. H0B ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda.

3. H0AB ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda.

Rangkuman uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’ disajikan

dalam tabel berikut.

sumber JK dK RK Fobs Ftabel Keputusan

A 4580,2988 2 2290,1494 10,0727 3,0000 H0A ditolak

B 5335,5253 2 2667,7627 11,7335 3,0000 H0B ditolak

AB 3462,9008 4 865,7252 3,8077 2,3700 H0AB ditolak

Galat 52065,9884 229 227,3624

Total 65444,7133 237

Page 95: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 4. 9 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Baris

H0 (X.i-X.j)² 1/n.i + 1/n.j RKG Fobs F kritik Keputusan

1. = 2. 116,7069 0,0252 227,3624 20,3695 6,0000 ditolak

1. = 3. 38,2913 0,0254 227,3624 6,6305 6,0000 ditolak

2. = 3. 21,2991 0,0252 227,3624 3,7198 6,0000 diterima

Dari tabel di atas dapat diperoleh kesimpulan:

1) Karena H0 ditolak maka siswa dengan pembelajaran geometri

menggunakan program wingeom memberikan prestasi belajar yang

berbeda dengan siswa pada pembelajaran menggunakan alat peraga

konkret. Rerata prestasi belajar menggunakan program wingeom

adalah 73,1519 dan rerata prestasi belajar dengan menggunakan alat

peraga konkret adalah 63,0375 sehingga pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom memberikan prestasi belajar yang

lebih baik dibandingkan dengan menggunakan alat peraga konkret.

2) Karena H0 ditolak maka siswa dengan pembelajaran geometri

menggunakan program wingeom memberikan prestasi belajar yang

berbeda dengan siswa pada pembelajaran tanpa menggunakan alat

peraga. Rerata prestasi belajar menggunakan program wingeom adalah

73,1519 dan rerata prestasi belajar dengan menggunakan alat peraga

konkret adalah 67,6329 sehingga pembelajaran dengan menggunakan

program wingeom memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga.

3) Karena H0 diterima maka siswa dengan pembelajaran geometri

menggunakan alat peraga konkret mempunyai prestasi sama dengan

siswa pada pembelajaran dengan alat peraga konkret.

Page 96: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 4. 10 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

H0 (X.i-X.j)² 1/n.i + 1/n.j RKG Fobs F kritik Keputusan

.1 = .2 112,8481 0,0255 227,3624 19,4623 6,0000 ditolak

.1 = .3 1,1306 0,0237 227,3624 0,2098 6,0000 diterima

.2 = .3 91,3877 0,0276 227,3624 14,5633 6,0000 ditolak

Dari tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan

1) Karena H0 ditolak maka siswa dengan minat belajar tinggi

memberikan prestasi belajar yang berbeda dengan siswa minat belajar

sedang. Rerata prestasi belajar siswa dengan minat belajar tinggi

adalah 71,3548 dan rerata prestasi belajar siswa dengan minat belajar

sedang adalah 60,8088 sehingga pembelajaran pada siswa dengan

minat belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran pada siswa dengan minat belajar

sedang.

2) Karena H0 diterima maka siswa dengan minat belajar tinggi

mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa minat belajar

rendah.

3) Karena H0 ditolak maka siswa dengan minat belajar sedang

memberikan prestasi belajar yang berbeda dengan siswa minat belajar

rendah. Rerata prestasi belajar siswa dengan minat belajar sedang

adalah 60,8088 dan rerata prestasi belajar siswa dengan minat belajar

rendah adalah 70,1842 sehingga pembelajaran pada siswa dengan

minat belajar rendah memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran pada siswa dengan minat belajar

sedang.

Page 97: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4. 11 Tabel Komparasi Antar Sel Pada Kolom Yang Sama

H0 (X.i-X.j)² 1/n.i + 1/n.j RKG Fobs F kritik Keputusan

11 = 21 26,5946 0,0665 227,3624 1,7589 15,5200 diterima

11 = 31 0,3625 0,0645 227,3624 0,0247 15,5200 diterima

21 = 31 33,1672 0,0634 227,3624 2,3009 15,5200 diterima

12 = 22 101,3485 0,0889 227,3624 5,0141 15,5200 diterima

12 = 32 0,0007 0,0868 227,3624 0,0003 15,5200 diterima

22 = 32 103,1078 0,0889 227,3624 5,1012 15,5200 diterima

13 = 23 352,5494 0,0755 227,3624 20,5379 15,5200 ditolak

13 = 33 370,6857 0,0802 227,3624 20,3288 15,5200 ditolak

23 = 33 0,2274 0,0787 227,3624 0,0127 15,5200 diterima

Dari tabel di atas dapat diperoleh kesimpulan

1) Pada siswa dengan minat belajar tinggi, pembelajaran geometri dengan

menggunakan program wingeom, alat peraga konkret, dan tanpa alat

peraga memberikan prestasi belajar yang sama.

2) Pada siswa dengan minat belajar sedang, pembelajaran geometri dengan

menggunakan program wingeom, alat peraga konkret, dan tanpa alat

peraga memberikan prestasi belajar yang sama.

3) Pada siswa dengan minat belajar rendah, pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan alat peraga konkret,

pembelajaran dengan menggunakan program wingeom memberikan

prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa alat

peraga, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret

memberikan prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga.

Page 98: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 4. 12 Tabel Komparasi Antar Sel Pada Baris Yang Sama

H0 (X.i-X.j)² 1/n.i + 1/n.j RKG Fobs F kritik Keputusan

11 = 12 87,3290 0,0768 227,3624 5,0005 15,5200 diterima

11 = 13 101,9050 0,0718 227,3624 6,2429 15,5200 diterima

12 = 13 377,9058 0,0819 227,3624 20,2848 15,5200 ditolak

21 = 22 160,3828 0,0777 227,3624 9,0771 15,5200 diterima

21 = 23 12,4221 0,0693 227,3624 0,7884 15,5200 diterima

22 = 23 83,5341 0,0825 227,3624 4,4539 15,5200 diterima

31 = 32 97,2216 0,0747 227,3624 5,7221 15,5200 diterima

31 = 33 95,2674 0,0750 227,3624 5,5868 15,5200 diterima

32 = 33 0,0099 0,0851 227,3624 0,0005 15,5200 diterima

Dari tabel di atas dapat diperoleh kesimpulan

1) Pada pembelajaran geometri dengan alat peraga program wingeom, siswa

dengan minat belajar tinggi memberikan prestasi sama dengan siswa

minat belajar sedang, siswa minat belajar tinggi mempunyai prestasi

sama dengan siswa minat belajar rendah, dan siswa dengan minat belajar

sedang mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

minat belajar rendah.

2) Pada pembelajaran geometri dengan alat peraga konkret siswa dengan

minat belajar tinggi, sedang, dan rendah memberikani prestasi belajar

yang sama.

3) Pada pembelajaran geometri tanpa alat peraga siswa dengan minat

belajar tinggi, sedang, dan rendah memberikan prestasi belajar yang

sama.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik yang telah diuraikan sebelumnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fa =

Page 99: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

10,0727 > 3,00 = F 0,05; 2; 229. Nilai Fa terletak di daerah kritik, oleh karena

itu H0A ditolak yang artinya terdapat pengaruh alat peraga terhadap

prestasi belajar matematika siswa. Jadi pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga program wingeom, alat peraga konkret, maupun

konvensional memberikan prestasi belajar yang berbeda. Dengan

menggunakan uji lanjut antar baris pasca anava diperoleh bahwa

a. Pembelajaran geometri pada siswa yang menggunakan program

wingeom memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran geometri pada siswa dengan menggunakan alat

peraga konkret, karena H0 ditolak dan rerata nilai siswa pada

pembelajaran geometri dengan menggunakan program wingeom lebih

baik dibandingkan dengan rerata nilai siswa dengan menggunakan alat

peraga konkret.

b. Pembelajaran geometri pada siswa yang menggunakan program

wingeom memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran geometri pada siswa tanpa menggunakan alat

peraga, karena H0 ditolak dan rerata nilai siswa pada pembelajaran

geometri dengan menggunakan program wingeom lebih baik

dibandingkan dengan rerata nilai siswa tanpa menggunakan alat

peraga.

c. Pembelajaran geometri pada siswa yang menggunakan alat peraga

konkret memberikan prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran

geometri pada siswa tanpa menggunakan alat peraga, karena H0

diterima.

Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga program wingeom

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga konkret dan tanpa alat peraga. hal ini

Page 100: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dimungkinkan karena penggunaan program wingeom dalam pembelajaran

geometri merupakan hal yang masih baru bagi siswa sehingga mereka

jauh lebih bersemangat dalam menerima materi pembelajaran. Dengan

bekal semangat dan perhatian yang penuh terhadap materi yang

disampaikan makan prestasi belajar mereka pada pembelajaran geometri

dengan menggunakan program wingeom menjadi lebih baik.

2. Hipotesis kedua

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fa =

11,7335 > 3,00 = F 0,05; 2; 229. Nilai Fa terletak di daerah kritik, oleh karena

itu H0B ditolak yang artinya minat belajar mempengaruhi prestasi belajar

matematika siswa. Jadi pembelajaran matematika pada siswa dengan

minat tinggi, sedang, dan rendah memberikan prestasi belajar matematika

yang berbeda.

Dengan melihat keputusan uji anava, rerata masing-masing sel dan

uji komparasi antar kolom diperoleh bahwa

a. Pembelajaran geometri pada siswa dengan minat belajar tinggi

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran geomerti pada siswa dengan minat belajar sedang,

karena H0 ditolak dan rerata siswa dengan minat belajar tinggi lebih

tinggi dibandingkan rerata siswa dengan minat belajar sedang.

b. Pembelajaran geometri pada siswa dengan minat belajar tinggi

memberikan prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran geomerti

pada siswa dengan minat belajar rendah, karena H0 dterima dan rerata

siswa dengan minat belajar tinggi hampir sama dengan rerata siswa

pada minat belajar sedang.

c. Pembelajaran geometri pada siswa dengan minat belajar sedang

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran geomerti pada siswa dengan minat belajar rendah,

Page 101: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

karena H0 ditolak dan rerata siswa dengan minat belajar sedang lebih

tinggi dibandingkan rerata siswa dengan minat belajar rendah.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal, ketidak sesuaian ini

kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan penelitian ini yang tidak

mampu mengontrol variabel-variabel lain di luar minat belajar siswa.

Salah satunya adalah pengisian angket yang kurang jujur dimungkinkan

menjadikan data minat belajar kurang akurat.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fab =

3,8077 > 2,37 = F 0,05; 4; 229. Nilai Fab tidak terletak di daerah kritik, oleh

karena itu H0AB ditolak yang artinya terdapat pengaruh alat peraga dalam

pembelajaran matematika dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Jadi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

program wingeom, alat peraga konkret, dan konvensional memberikan

prestasi belajar yang berbeda. Berdasarkan keputusan uji anava, rerata

masing-masing sel, dan uji lanjut antar sel pada baris yang sama diperoleh

bahwa:

a. Pada pembelajaran geometri dengan program wingeom siswa dengan

minat belajar tinggi memberikan prestasi belajar sama dengan siswa

minat belajar sedang, karena H0 diterima dan rerata siswa dengan

minat belajar tinggi hampir sama dengan rerata siswa dengan minat

belajar sedang. Siswa dengan minat belajar tinggi memberikan

prestasi belajar sama dengan siswa minat belajar rendah, karena H0

diterima dan rerata siswa dengan minat belajar rendah lebih tinggi

dibandingkan dengan rerata siswa dengan minat belajar tinggi. Siswa

dengan minat belajar sedang memberikan prestasi belajar lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa dengan minat belajar rendah, karena H0

ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa pada

Page 102: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan program wingeom, siswa dengan minat belajar tinggi

memberikan prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa dengan

minat belajar sedang dan rendah. Siswa dengan minat belajar sedang

memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan

minat belajar rendah. Hal tersebut dapat dimungkinkan penggunaan

program wingeom dalam pembelajaran geomeri masih kurang

maksimal dan proses pembelajaran yang dilakukan secara

berkelompok sehingga siswa diarahkan untuk berdiskusi dan bekerja

sama dengan teman.

b. Pada pembelajaran geometri dengan alat peraga konkret siswa dengan

minat belajar tinggi, sedang dan rendah memberikani prestasi belajar

yang sama. Karena pada uji lanjut antar sel pada baris yang sama

semua H0 diterima dan rerata antar sel hampir sama. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis awal bahwa pada pembelajaran matematika

pokok bahasan geometri dengan menggunakan alat peraga konkret,

siswa dengan minat belajar tinggi memberikan prestasi yang lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang dan rendah. Siswa

dengan minat belajar sedang memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah. Hal ini dapat

dimungkinkan karena pembelajaran yang dilakukan secara

berkelompok dan diskusi sehingga sesama teman dapat saling

membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan setiap kesulitan.

Dapat juga disebabkan karena menggunakan alat peraga sehingga

siswa baik dari kelompok minat tinggi, sedang, dan rendah mempunyai

ketertarikan terhadap materi hampir sama maka prestasi yang

diperolehpun tidak jauh berbeda.

Page 103: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

c. Pada pembelajaran geometri tanpa menggunakan alat peraga, siswa

dengan minat belajar tinggi, sedang dan rendah memberikan prestasi

belajar yang sama. Karena pada uji lanjut antar sel pada baris yang

sama semua H0 diterima dan rerata antar sel hampir sama. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis awal bahwa pada pembelajaran matematika

pokok bahasan geometri tanpa menggunakan alat peraga, siswa dengan

minat belajar tinggi memberikan prestasi yang lebih baik dibandingkan

siswa dengan minat belajar sedang dan rendah. Siswa dengan minat

belajar sedang memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan

dengan siswa minat belajar rendah. Hal ini dimungkinkan karena

keterbatan penelitian yang tidak bias mengontrol variabel-variabel

diluar alat peraga yang digunakan.

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fab =

3,8077 > 2,37 = F 0.05; 4; 229. Nilai Fab terletak di daerah kritik, oleh karena

itu H0AB ditolak yang artinya terdapat pengaruh alat peraga dalam

pembelajaran matematika dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Jadi pembelajaran matematika pada siswa dengan

minat belajar tinggi, sedang dan rendah memberikan prestasi belajar yang

berbeda. Berdasarka keputusan uji anava, rerata masing-masing sel, dan

uji lanjut antar sel pada kolom yang sama diperoleh bahwa:

a. Siswa dengan minat belajar tinggi dengan pembelajaran

menggunakan alat peraga program wingeom, alat peraga konkret dan

konvensional memberikan prestasi belajar yang sama. Dengan uji

komparasi ganda antar sel pada kolom yang sama, H0 diterima dan

rerata masing-masing hampir sama.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa pada

pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

Page 104: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dengan minat belajar tinggi pembelajaran dengan program wingeom

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga konkret dan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. Pembelajaran geometri dengan

menggunakan alat peraga konkret memberikan prestasi belajar lebih

baik dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga. hal

ini dapat dimungkinkan apabila siswa sudah memiliki minat belajar

yang tinggi maka pembelajaran dengan alat peraga apapun mereka

tetap mempunyai minat yang tinggi dalam belajar sehingga tidak akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh.

b. Siswa dengan minat belajar sedang dengan pembelajaran

menggunakan alat peraga program wingeom, alat peraga konkret dan

konvensional memberikan prestasi belajar yang sama. Karena pada uji

lanjut antar sel pada kolom yang sama, H0 diterima dan rerata masing-

masing sel hampir sama.

Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa pada pembelajaran

matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa dengan minat

belajar sedang pembelajaran dengan program wingeom menghasilkan

prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran menggunakan alat

peraga konkret dan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga

(konvensional) memberikan prestasi belajar yang sama. Hal ini dapat

disebabkan karena minat belajar mereka yang sedang tidak bias

dipengaruhi dengan pembelajaran menggunakan alat peraga apapun

sehingga prestasi belajar yang mereka peroleh tetap sama.

c. Siswa dengan minat belajar rendah dengan pembelajaran

menggunakan alat peraga program wingeom memberikan prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan alat peraga konkret

karena H0 ditolak dan rerata siswa pada pembelajaran geometri

Page 105: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dengan program wingeom lebih tinggi dibandingkan dengan alat

peraga konkret. Pembelajaran menggunakan alat peraga program

wingeom memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

tanpa menggunakan alat peraga karena H0 ditolak meskipun rerata

siswa pada pembelajaran geometri dengan program wingeom lebih

tinggi dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga. Pembelajaran

geometri menggunakan alat peraga konkret memberikan prestasi

belajar yang sama dengan pembelajaran geometri tanpa menggunakan

alat peraga karena H0 diterima meskipun rerata siswa pada

pembelajaran geometri dengan tanpa alat peraga lebih tinggi

dibandingkan menggunakan alat peraga konkret.

Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa pada siswa dengan

minat belajar rendah pembelajaran geometri dengan menggunakan

alat peraga memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga (konvensional). Pada

pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar tinggi pembelajaran dengan program wingeom

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga konkret dan pembelajaran tanpa

menggunakan alat peraga. Hal tersebut dapat dimungkinkan

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada siswa dengan

minat belajar rendah mampu membuat siswa tersebut jauh lebih

tertarik, sehingga penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

geometri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mereka.

F. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini antara lain sebagai berikut;

1. Data prestasi yang digunakan pada penelitian ini dianggap kurang murni

karena pada saat mengerjakan soal tes kemungkinan masih ada siswa yang

Page 106: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

bekerja sama. Begitu pula dengan data minat belajar siswa dianggap

kurang murni, karena dalam pengisian angket minat belajar siswa masih

banyak siswa yang kurang jujur dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

angket.

2. Meskipun sudah berkoordinasi dengan guru, karena masih terdapat guru

yang belum menguasai program wingeom maka pembelajaran geometri

dengan menggunakan program wingeom kurang maksimal.

3. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan alat peraga belum

mencakup seluruh materi yang dikenakan perlakuan.

Page 107: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung dengan analisis variansi serta mengacu

pada rumusan masalah yang telah diuraikan diawal, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, siswa pada

pembelajaran menggunakan program wingeom memberikan prestasi lebih

baik dibandingkan siswa dengan pembelajaran menggunakan alat peraga

konkret, siswa pada pembelajaran menggunakan program wingeom

memberikan prestasi lebih baik dibandingkan siswa dengan pembelajaran

tanpa menggunakan alat peraga, siswa pada pembelajaran menggunakan

alat peraga konkret memberikan prestasi sama dengan siswa pada

pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga.

2. Pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri, siswa dengan

minat belajar matematika tinggi memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang, siswa dengan minat

belajar matematika tinggi memberikan prestasi belajar sama dengan siswa

minat belajar rendah, siswa dengan minat belajar matematika sedang

memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan minat

belajar rendah.

3. a Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan program wingeom, siswa dengan minat belajar tinggi

memberikan prestasi belajar yang sama dengan siswa minat belajar

sedang, siswa dengan minat belajar tinggi memberikan prestasi

belajar yang sama dengan siswa minat belajar rendah, dan siswa

dengan minat belajar sedang memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah.

Page 108: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

b. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri dengan

menggunakan alat peraga konkret, siswa dengan minat belajar tinggi,

sedang, dan rendah memberikan prestasi belajar yang sama.

c. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri tanpa

menggunakan alat peraga, siswa dengan minat belajar tinggi, sedang,

dan rendah memberikan prestasi belajar sama.

4. a. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar tinggi pembelajaran dengan program wingeom,

alat peraga konkret, dan tanpa alat peraga memberikan prestasi

belajar yang sama.

b. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar sedang pembelajaran dengan program wingeom,

alat peraga konkret, dan tanpa alat peraga memberikan prestasi

belajar yang sama.

c. Pada pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, untuk siswa

dengan minat belajar rendah pembelajaran dengan menggunakan

program wingeom memberikan prestasi belajar lebih baik

dibandingkan dengan alat peraga konkret, pembelajaran dengan

menggunakan program wingeom memberikan prestasi belajar lebih

baik dibandingkan dengan tanpa alat peraga, pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga konkret memberikan prestasi belajar yang

sama dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori dan mengacu pada hasil penelitian ini,

penulis akan menyampaikan implikasi yang bermanfaat baik scara teoritis

maupun praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.

Page 109: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran geometri dengan

menggunakan program wingeom lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran geometri menggunakan alat peraga konkret dan tanpa

menggunaka alat peraga (konvensional). Sehingga pembelajaran geometri

dengan menggunakan program wingeom dapat diterapkan dalam proses

belajar mengajar sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini juga berkaitan dengan minat belajar siswa, pada siswa dengan

minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang, siswa dengan minat

belajat tinggi mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa minat

belajar rendah, siswa dengan minat belajat sedang mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah.

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para

guru untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan proses pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

tersebut dapat ditingkatkan dengan pemilihan alat peraga dalam

pembelajaran yang tepat serta dengan memperhatikan minat belajar masing-

masing siswa. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat

dijadikan alternatif dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu upaya

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, guru juga harus

memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam proses

pembelajaran, diantaranya minat belajar, sarana dan prasarana, kemampuan

awal, kondisi sosial ekonomi serta latar belakang keluarga dan lingkungan

sekitar.

Page 110: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan implikasi hasil penelitian disampaikan

beberapa saran:

1. Bagi Guru Matematika

a. Pada pelaksanaan pembelajaran geometri, diharapkan guru mampu

menggunakan alat peraga baik alat peraga yang sudah ada ataupun

mengembangkan alat peraga yang mampu menunjang kegiatan

pembelajaran matematika. Program wingeom merupakan salah satu

alternatif alat penunjang pembelajaran matematika khususnya dalam

pembelajaran geometri.

b. Peda pelaksanaan pembelajaran matematika selain menggunakan alat

peraga, guru juga harus mampu meningkatkan minat belajar siswa. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran menggunakan alat peraga

yang dapat mempertinggi minat belajar siswa terhadap matematika.

Apabila siswa sudah mempunyai minat belajar tinggi maka siswa akan

berusaha mendapatkan yang terbaik dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah diharapkan selalu mengarahkan guru untuk dapat

menggunakan maupun mengembangkan alat peraga dalam pembelajaran

matematika, sehingga akan mampu meningkatkan minat belajar dan

keberhasilan siswa dalam belajar.

b. Hendaknya kepala sekolah dapat menyediakan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dalan pelaksanaan pembelajaran matematika agar pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar serta

memperoleh hasil yang maksimal.

Page 111: EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN PROGRAM  · PDF fileperpustakaan.uns.ac.id   WINGEOM DAN ALAT PERAGA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BANGUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

3. Bagi Siswa

Siawa diharapkan untuk dapat berpartisipasi aktif selama mengikuti proses

pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus terbiasa berpikir kritis,

mengeksplorasi kemampuannya demi kemajuan dalam belajar.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi para peneliti diharapkan untuk dapat mengembangkan penelitian ini

dengan penelitian-penelitian sejenis pada materi yang lain agar penelitian ini

dapat dimanfaatkan secara luas. Program wingeom dapat dijadikan bahan

penelitian pada materi geometri yang lain baik pada geometri dimensi dua

maupun geometri dimensi tiga.