efisiensi energi dan uji kinerja prototipe alat ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun...

164
EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT PENYULINGAN MINYAK NILAM Oleh: IVON WIDIAHTUTI F 34104028 2008 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: trinhmien

Post on 13-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA

PROTOTIPE ALAT PENYULINGAN MINYAK

NILAM

Oleh:

IVON WIDIAHTUTI

F 34104028

2008

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

IVON WIDIAHTUTI. F 34104028. Efisiensi Energi dan Uji Kinerja Prototipe Alat-alat Penyulingan Minyak Nilam. Dibawah bimbingan : Meika Syahbana Rusli dan Ade Iskandar. 2008.

RINGKASAN

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas pertanian yang potensial

untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu minyak atsiri Indonesia yang paling penting adalah minyak nilam. Nilai ekspor minyak nilam selalu meningkat, tahun 2001 mencapai US $ 52,97 juta atau 4,4 % nilai ekspor minyak atsiri Indonesia. Indonesia pemasok utama minyak nilam dunia (90 %). Sementara kebutuhan minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan pertumbuhan 5 %.

Kualitas terna nilam tidak cukup untuk menghasilkan minyak nilam dengan mutu tinggi dan ekonomis. Sebagian minyak nilam masih diproduksi dengan alat sederhana sehingga mutu dan efisiensi serta produktifitasnya belum optimal. Oleh karena itu, perlu adanya modernisasi alat produksi seperti prototipe.

Penyulingan minyak nilam ada dua cara yaitu penyulingan uap dan air dan penyulingan dengan uap langsung. Proses penyulingan minyak atsiri dapat dipercepat dengan menaikkan suhu dan tekanan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode penyulingan dengan peningkatan tekanan secara bertahap 0,5 bar; 1 bar; dan 1,5 bar. Proses penyulingan dilakukan selama 6 jam.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar peralatan penyulingan skala IKM terutama boiler, ketel suling, dan separator, masih memiliki kinerja yang rendah. Kinerja boiler skala IKM (Industri Kecil Menengah) serta prototipe boiler didasarkan atas beberapa parameter seperti luas permukaan pindah panas, fenomena penyalaan api, kestabilan nyala api, kesempurnaan proses pembakaran kayu, dan jumlah bahan bakar.

Jumlah nilam yang disuling 154,5 kg untuk penyulingan IKM dan 120 kg untuk penyulingan prototipe. Jumlah kayu bakar yang digunakan pada penyulingan skala IKM sebanyak 173,49 kg dan 98,38 kg dalam penyulingan prototipe. Luas permukaan pindah panas di boiler skala IKM lebih kecil yaitu sebesar 1,63 m² sedangkan pada prototipe boiler sebesar 14,40 m². Energi masukan (energi kayu) pada boiler skala IKM sebesar 3.365,98 MJ dan energi keluarannya (energi uap air) sebesar 1.141,66 MJ. Energi masukan pada prototipe boiler sebesar 1.908,66 MJ dan energi keluarannya sebesar 1.480,93 MJ. Berdasarkan data-data tersebut, prototipe boiler dapat menghasilkan uap air dengan optimal. Selain itu, penggunaan bahan bakar dan lama waktu penyulingan semakin efisien pada sistem penyulingan prototipe.

Kinerja ketel suling dapat dinilai dari beberapa parameter seperti : kerapatan nilam di dalam ketel, fenomena penetrasi uap, kemampuan ketel mempertahankan panas, dan ada atau tidaknya kebocoran pada ketel suling. Kerapatan nilam pada skala IKM lebih tinggi daripada kerapatan nilam prototipe (0,074 kg/liter) yaitu sebesar 0,154 kg/liter. Total kehilangan panas pada ketel skala IKM sebesar 59,02 MJ sedangkan pada prototipe ketel kehilangan panasnya hanya sebesar 39,41 MJ. Kehilangan panas yang besar pada ketel skala IKM disebabkan luas permukaan dinding ketel yang tidak terlindungi penahan panas

Page 3: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

sangat besar dan adanya kebocoran. Kerapatan bahan yang terlalu tinggi juga menyebabkan uap dalam ketel skala IKM tidak dapat berpenetrasi secara optimal.

Kinerja kondensor dinilai berdasarkan beberapa parameter seperti : luas penampang pindah panas kondensor, banyaknya air pendingin yang digunakan, suhu destilat dan laju destilat. Air pendingin yang digunakan dalam penyulingan prototipe sama seperti pada skala IKM sebesar 6.163,2 liter. Laju destilat yang dicapai skala IKM sebesar 0,26 liter/kg bahan jam jauh lebih kecil dari penyulingan prototipe sebesar 0,63 liter/kg bahan jam. Energi yang dilepas kondensor skala IKM sebesar 801,06 MJ sedangkan pada prototipe sebesar 1.336,27 MJ. Suhu akhir destilat yang dihasilkan dari penyulingan skala IKM sebesar 35,91 °C dan suhu destilat penyulingan prototipe sebesar 31,17 °C.

Efisiensi boiler skala IKM sebesar 33,92 % sedangkan efisiensi boiler 77,59 %. Efisiensi ketel suling skala IKM sebesar 94,75 % sedangkan efisiensi prototipe ketel suling memiliki efisiensi 97,20 %. Efisiensi kondensor skala IKM sebesar 75,62 % sedangkan efisiensi prototipe kondensor sebesar 98,57 %. Efisiensi separator kedua sistem penyulingan tersebut tidak dibuat secara persentase, melainkan dinilai dari banyaknya jumlah alat bantu pemisahan minyak selain separator.

Kualitas minyak yang diperoleh baik dari sistem penyulingan skala IKM dan sistem penyulingan prototipe hampir sama. Namun waktu untuk perolehannya lebih singkat yaitu selama 6 jam. Dengan demikian, penggunaan peralatan prototipe dapat meningkatkan produktivitas penyulingan minyak nilam tanpa mengubah komponen di dalam minyak secara signifikan kecuali pada perlakuan tekanan 1,5 bar. Pada tekanan tersebut, mutu minyak nilam tidak memenuhi SNI. Oleh karena itu, perlakuan tekanan yang diterapkan pada proses peyulingan sebaiknya < 1,5 bar. Kadar Patchouli alcohol hasil penyulingan skala IKM dengan prototipe hampir sama yaitu sebesar 35,54 % dan 34,45 %.

Page 4: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

IVON WIDIAHTUTI. F 34104028. Energy Efficiency and Performance Test of Distillation Equipments Prototype of Patchouli Oil. Supervised by : Meika Syahbana Rusli and Ade Iskandar. 2008.

SUMMARY

Essential oil is potential export commodity for Indonesia. Patchouli oil is the most important essential oil exported from Indonesia. The good quality of Patchouli oil is produced from the highest quality of Pogostemon plants (Pogostemon cablin Benth). The quality leaves are not enough to produce high quality of Patchouli oil economically. Distillation equipments must be able to produce high quality and yield of oil with reasonable production cost. Because of that, the distillation equipment prototypes must have optimum performances, so that the efficiencies of production can be increased. There are two methods for Patchouli oil distillation namely, water and steam distillation and direct steam distillation. Essential oils distillation process is influenced by using pressure vessel. Therefore, three stages increased distillation pressure of 0,5 bar; 1 bar; and 1,5 bar (pressure gauge) were applied in this experiment. This distillation process conducted for 6 hours. Based on the result of research, most of distillation equipments in IKM (Small Medium Industries) have low performance. IKM distillation equipments consist of furnace and boiler, retort, condenser, and separator. Performances of both furnace and boiler in IKM or prototypes distillation system were based on some parameters like the surface area of heat transfer, flame stability, the burning process, and the usage of fuels (fire woods). Patchouli leaves were 154,5 kg for IKM distillation and 120 kg for prototypes distillation. IKM distillation process used fire woods 173,49 kg and 98,38 kg for prototypes distillation process. The surface area of heat transfer on boiler of IKM is lower than boiler prototype. The surface area of heat transfer on boiler of IKM is 1,63 m². The wide surface of heat transfer on boiler prototype is 14,40 m². Input energy (fire wood energy) of boiler in IKM scale was 3.365,98 MJ and its output energy (steam energy) was 1.141,66 MJ. Input energy of boiler prototype was 1.908,66 MJ and its output energy was 1.480,93 MJ. According to the data, furnace and boiler prototype can produce steam optimally. Besides of that, the consumption of fuels and the duration of prototype distillation process were more efficient. Retort performance was based on several parameters like density in the retort, steam distribution, retort capability for heat saving, and leakage factor in retort. Patchouli density in IKM retort is higher than prototype retort. Patchouli density for IKM retort is 0,154 kg/liter. Patchouli density for prototype retort is 0,074 kg/liter. Accumulation of heat losses for IKM retort is 59,02 MJ. Accumulation of heat losses for retort prototype is 39,41 MJ. The high heat losses in IKM retort due to the fact that. The retort wall does not have any insulator and the steam leakage in retort through seal system. The high density result in the steam can not penetrate optimally.

Page 5: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

Condenser performance based on several parameters like the wide surface of heat transfer, the quantities of cooling water, distillate temperature, and the rate of distillate. The amount of cooling water for prototype distillation process was the same as cooling water for IKM distillation process 6.163,2 liter. The distillation rate per hour in IKM distillation system can reach 0,26 liter/kg raw material. It was lower than for prototype distillation process 0,63 liter/kg raw material. Condenser in IKM can transfer of heat 801,06 MJ. While condenser prototype transfers 1.336,27 MJ of heat. Average distillate temperature from IKM distillation system was 35,91 °C and average distillate temperature from prototypes distillation system was 31,17 °C. Efficiency of boiler in IKM was 33,92 % and efficiency of boiler prototype was 77,59 %. Efficiency of IKM retort was 94,75 % and efficiency of retort prototype was 97,20 %. Efficiency of IKM condenser was 75,62 % and efficiency of condenser prototype was 98,57 %. The oil quality both of IKM distillation system and prototypes distillation system were almost the same. However, prototypes distillation system need shorter time than IKM distillation system to accomplish the process. Thus, the usage of prototype equipments can increase the productivities of Patchouli oil distillation without component decompositions except in 1,5 bar treatment. In 1,5 bar treatment, the qualities of Patchouli oil was not compliance with SNI value. Because of improper qualities Patchouli oil with SNI, the treatment was much better if it was used not more than 1,5 bar in distillation process. Patchouli alcohol content from IKM distillation system is 35,54 % and patchouli alcohol content from prototype distillation system is 34,45 %. Both of them have almost the same patchouli alcohol content.

Page 6: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT-ALAT

PENYULINGAN MINYAK NILAM

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IVON WIDIAHTUTI

F 34104028

Dilahirkan pada tanggal 29 November 1985

di Jakarta

Tanggal lulus : 12 Desember 2008

Menyetujui,

Bogor, Januari 2009

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli, M. Sc Ir. Ade Iskandar, M. Si

NIP. 131 841 750 NIP. 131 788 584

Page 7: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :

”Efisiensi Energi dan Uji Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Minyak

Nilam” adalah karya asli saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing

akademik, kecuali yang jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, 12 Desember 2008

Yang memberi pernyataan

Ivon Widiahtuti F 34104028

Page 8: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

BIODATA

Penulis bernama lengkap Ivon Widiahtuti.

Penulis lahir pada tanggal 29 November 1985 di

Jakarta. Penulis adalah putri sulung dari ayah

bernama Achmad Amin dan ibu bernama Dyah

Bandiah.

Pendidikan formal penulis dimulai di Taman

Kanak-kanak Barunawati, Jakarta Utara pada tahun

1990. Pendidikan Sekolah Dasar penulis dimulai tahun 1992 di SD Negeri

Pamulang I, Tangerang, Banten. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasarnya pada tahun 1998 dan melanjutkan ke SLTP Negeri I Pamulang. Pada

tahun 2001, penulis menyelesaikan studinya di SLTP Negeri I Pamulang.

Kemudian penulis melanjutkan studinya di SMU Negeri 47 Jakarta, Jakarta

Selatan dari tahun 2001 sampai 2004. Tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk IPB

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih program

studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.

Pada tahun 2006/2007 penulis aktif di Organisasi HIMALOGIN sebagai

staff sekretariat dan administrasi. Selama mengikuti perkuliahan di semester

delapan tahun 2008, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Teknologi

Minyak Atsiri dan Fitofarmaka, Teknologi Pati dan Gula, dan Peralatan Industri.

Penulis pernah melakukan kegiatan praktek lapang di PT Teh Tambi,

Wonosobo dalam rangka menyelesaikan Program Studi Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan

praktek lapang yang telah dilakukan, penulis menyusun laporan praktek lapang

dengan judul Mempelajari Teknologi Proses Produksi dan Penyediaan Bahan

Baku dan Bahan Bakar dalam Produksi Teh Hitam di Tambi. Kemudian penulis

menulis skripsi dengan judul “Efisiensi Energi dan Uji Kinerja Prototipe Alat

Penyulingan Minyak Nilam” di bawah bimbingan Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli,

MSc dan Ir. Ade Iskandar, Msi dan dinyatakan lulus pada tanggal 12 Desember

2008.

Page 9: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam penelitian serta

penulisan skripsi ini. Tema penelitian penulis terkait dengan penyulingan minyak

atsiri, dengan judul “Efisiensi Energi dan Uji Kinerja Prototipe Alat Penyulingan

Minyak Nilam”. Penelitian dilakukan di laboratorium METATRON, IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu, ayah, adik, dan seluruh keluarga besar penulis, atas dukungan, doa,

dan kasih sayang.

2. Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik

ke-1 yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan selama

masa perkuliahan hingga akhir penyelesaian tugas akhir.

3. Dr. Ade Iskandar, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik ke-2 yang

telah memberi arahan, bimbingan, dan dukungan selama pelaksanaan

penelitian.

4. Dr. Ir. Liesbetini Hartoto, MS, atas masukan dan kesediaannya sebagai

dosen penguji skripsi ini.

5. Tim prototipe yaitu Danar, Fina, Kak Hari, Bu Ros, Mbak Tutik, dan

Mbak Yus atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

6. Para Laboran dan Teknisi, “Terima kasih atas kerja sama serta berbagi

ilmu yang terkait dengan penelitian ini”.

7. Akhiku, yang selalu mengajarkan untuk bersabar.

8. Sahabat-sahabatku Novi, Jo, Ira, Irawan, Asif, Wahyu, Yuyun, Darto,

Nova, yang memberi ini motivasi dan semangat.

9. Seluruh teman-teman TIN 41 yang tidak dapat penulis sebutkan, “Terima

kasih atas kebersamaannya selama ini”.

Penulisan skripsi ini mungkin belum sempurna. Penulis mengharapkan

kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan penulisan skripsi penulis. Penulisan

skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi penambah wawasan bagi

pembacanya.

Bogor, Desember 2008 Penulis

Page 10: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG........................................................................... 1 B. TUJUAN ............................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TANAMAN NILAM ............................................................................ 3 B. MINYAK NILAM ................................................................................ 3 C. PROSES PENYULINGAN ................................................................... 6 1. Sifat Termal Uap ............................................................................... 8 2. Pindah Panas ..................................................................................... 9 D. PERALATAN PENYULINGAN ......................................................... 10 1. Ketel Uap (Boiler) ............................................................................. 10 2. Ketel Suling ....................................................................................... 12 3. Kondensor ......................................................................................... 12 4. Pemisah Minyak (Separator) ............................................................. 13 5. Bahan Peralatan Penyulingan ............................................................ 14

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT ........................................................................... 15 1. Bahan dan Alat Uji Kinerja serta Efisiensi Sistem Penyulingan ...... 15 a. Bahan ............................................................................................. 15 b. Alat ................................................................................................ 15 2. Bahan dan Alat Uji Mutu Minyak Hasil Penyulingan ...................... 17 a. Bahan ............................................................................................. 17 b. Alat ................................................................................................ 17 B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN .............................................. 18 C. METODE PENELITIAN ...................................................................... 18 1. Penelitian Pendahuluan ..................................................................... 18 a. Studi Kinerja Penyulingan Minyak Nilam IKM ........................... 18 b. Uji Kosong Prototipe Alat Penyulingan ........................................ 22 2. Penelitian Utama ............................................................................... 22 a. Analisa Kadar Air dan Kadar Minyak Nilam ................................ 23 b. Proses Penyulingan Minyak Nilam ............................................... 24 c. Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan Prototipe............................................................................ 28

Page 11: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

iii

d. Pemurnian Minyak Hasil Penyulingan.......................................... 28 e. Analisa Mutu Minyak Hasil Penyulingan IKM dengan Prototipe 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. STUDI KINERJA PENYULINGAN MINYAK NILAM IKM ........... 30 1. Kondisi Proses dan Disain Alat Penyulingan IKM Secara Umum ... 30 2. Kinerja dan Efisiensi Disain Alat Penyulingan IKM ........................ 30 a. Boiler Skala IKM .......................................................................... 30 b. Ketel Suling Skala IKM ................................................................ 35 c. Kondensor Skala IKM ................................................................... 39 d. Separator Skala IKM ..................................................................... 41 3. Kinerja dan Efisiensi Alat Penyulingan Berdasarkan Proses ............ 42 a. Boiler Skala IKM .......................................................................... 42 b. Ketel Suling Skala IKM ................................................................ 43 c. Kondensor Skala IKM ................................................................... 47 B. UJI KOSONG PROTOTIPE ALAT PENYULINGAN ........................ 49 C. PENELITIAN UTAMA ........................................................................ 50 1. Analisa Kadar Air dan Kadar Minyak .............................................. 50 2. Proses Penyulingan Minyak Nilam ................................................... 51 a. Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Berdasarkan Disain .............. 51 b. Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Berdasarkan Proses .............. 62 c. Efisiensi Energi Prototipe Alat Penyulingan ................................. 68 3. Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan Prototipe ............................................................................................ 72 a. Pembandingan Efisiensi Boiler Skala IKM dengan Prototipe ...... 72 b. Pembandingan Efisiensi Ketel Suling Skala IKM dengan Prototipe ........................................................................................ 74 c. Pembandingan Efisiensi Kondensor Skala IKM dengan Prototipe ........................................................................................ 76 d. Pembandingan Efisiensi Separator Skala IKM dengan Prototipe . 77 e. Pembandingan Efisiensi Proses Penyulingan Secara Keseluruhan................................................................................... 78 4. Pemurnian Minyak Hasil Penyulingan.............................................. 82 5. Pembandingan Mutu Minyak Hasil Penyulingan IKM dengan Prototipe ............................................................................................ 82 a. Pembandingan Rendemen Minyak Hasil Penyulingan Berdasarkan Tekanan dalam Ketel Suling ......................................................... 84 b. Pembandingan Warna Minyak Nilam ........................................... 86 c. Pembandingan Indeks Bias ........................................................... 88 d. Pembandingan Bobot Jenis ........................................................... 89 e. Pembandingan Putaran Optik ........................................................ 91 f. Pembandingan Bilangan Asam ..................................................... 92 g. Pembandingan Kelarutan Alkohol 90 % ....................................... 94 h. Pembandingan Bilangan Ester ...................................................... 94 i. Pembandingan Kadar Patchouly Alcohol ..................................... 95 j. Analisa α-copaene dan Besi (Fe) ................................................... 96

Page 12: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

iv

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 98 B. Saran ...................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

LAMPIRAN .................................................................................................... 104

Page 13: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Komponen-komponen terpen-O dalam minyak nilam ............................ 5

2. Persyaratan mutu minyak atsiri ............................................................... 6

3. Data luas permukaan pindah panas dan uap air yang dihasilkan

penyulingan IKM ................................................................................... 33

4. Keterkaitan luas permukaan pindah panas dengan kehilangan panas

ketel ........................................................................................................ 37

5. Kebutuhan kayu bakar terhadap jumlah uap air yang terbentuk ............ 43

6. Keterkaitan tingkat kerapatan bahan dengan laju destilat ...................... 45

7. Kehilangan energi di ketel suling skala IKM ......................................... 46

8. Data luas permukaan pindah panas boiler dan uap air yang dihasilkan

dalam prototipe penyulingan .................................................................. 52

9. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap total kehilangan panas ........ 58

10. Keterkaitan jumlah kehilangan panas dengan luas permukaan pindah

panas ketel .............................................................................................. 58

11. Data efisiensi energi dalam prototipe boiler .......................................... 63

12. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap efisiensi prototipe ketel ...... 70

13. Perbedaan penggunaan boiler skala IKM dengan prototipe boiler ........ 73

14. Perbandingan efisiensi ketel skala IKM dengan prototipe ..................... 75

15. Perbandingan efisiensi kondensor skala IKM dengan prototipe ............ 76

16. Perbedaan mutu minyak hasil skala IKM dengan prototipe .................. 84

Page 14: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tanaman nilam ........................................................................................... 3

2. Skema peralatan penyulingan .................................................................... 15

3. Alur kegiatan penelitian utama .................................................................. 23

4. Skema pemurnian minyak nilam ................................................................ 29

5. Sketsa disain boiler skala IKM (tampak depan) ........................................ 31

6. Fenomena pemasakan air dalam boiler IKM (tampak depan) ................... 32

7. Sirkulasi oksigen dalam tungku skala IKM (tampak atas) ........................ 34

8. Fluktuasi jumlah destilat terhadap waktu ................................................... 35

9. Ketel suling skala IKM .............................................................................. 36

10. Fluktuasi kehilangan panas pada ketel suling skala IKM .......................... 38

11. Fenomena arah penetrasi uap dalam ketel IKM ......................................... 39

12. Separator skala IKM .................................................................................. 41

13. Fenomena jalur uap dalam ketel skala IKM .............................................. 44

14. Efisiensi energi kondensor IKM ................................................................ 48

15. Akumulasi destilat terhadap lama waktu proses penyulingan skala IKM . 49

16. Sketsa boiler prototipe (tampak depan) ..................................................... 51

17. Sirkulasi udara dalam tungku dengan blower (tampak samping) .............. 53

18. Kestabilan tekanan uap air dalam prototipe boiler .................................... 54

19. Fenomena aliran uap prototipe ketel suling ............................................... 56

20. Perbandingan kehilangan panas di dinding ketel prototipe dengan IKM .. 57

21. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap kehilangan panas dinding ketel

prototipe ..................................................................................................... 58

22. Perbandingan kehilangan panas di tutup dan bodem ketel ........................ 60

23. Disain prototipe separator .......................................................................... 61

24. Fenomena penetrasi uap tanpa rat hole ...................................................... 63

25. Pengaruh peningkatan tekanan terhadap total kehilangan panas ketel ...... 65

26. Hubungan peningkatan tekanan terhadap kehilangan panas di tiap bagian

ketel ............................................................................................................ 66

27. Suhu air pendingin di prototipe bak pendingin .......................................... 67

Page 15: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

vii

28. Hubungan akumulasi destilat terhadap peningkatan tekanan ketel............ 68

29. Efisiensi prototipe boiler ............................................................................ 69

30. Efisiensi prototipe ketel.............................................................................. 71

31. Efisiensi prototipe kondensor ..................................................................... 72

32. Neraca energi proses penyulingan IKM ..................................................... 80

33. Neraca energi proses penyulingan prototipe .............................................. 81

34. Daun dan batang nilam kering ................................................................... 83

35. Pengaruh peningkatan tekanan terhadap jumlah minyak ........................... 86

36. Perbandingan minyak hasil penyulingan skala IKM dengan prototipe ..... 87

37. Perbandingan minyak nilam per tahapan tekanan ...................................... 87

38. Hubungan peningkatan tekanan terhadap nilai indeks bias minyak nilam 89

39. Hubungan peningkatan tekanan terhadap nilai bobot jenis minyak nilam 90

40. Hubungan peningkatan tekanan terhadap nilai putaran optik .................... 92

41. Hubungan peningkatan tekanan terhadap bilangan asam .......................... 93

42. Hubungan peningkatan tekanan terhadap bilangan ester ........................... 95

43. Pengaruh tekanan bertahap terhadap kadar Patchouly alcohol.................. 96

Page 16: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Data-data yang diukur di penyulingan IKM ....................................... 104

2. Form data-data di penyulingan Prototipe ............................................. 110

3. Perhitungan efisiensi dan kehilangan energi ........................................ 117

4. Prosedur analisis karakterisasi minyak atsiri ....................................... 128

5. Analisa kadar air dan kadar minyak ..................................................... 134

6. Hasil analisa mutu minyak nilam skala IKM dengan prototipe ........... 135

7. Gambar peralatan penyulingan ............................................................ 137

8. Hasil uji gas chromatography .............................................................. 139

Page 17: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

1

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki kekayaan alam berupa flora dan fauna yang sangat

beragam. Diantara keragaman flora tersebut terdapat tanaman-tanaman yang

mengandung minyak atsiri dan tanaman yang menjadi bahan baku dalam

pembuatan produk di berbagai industri.

Berdasarkan perkembangan industri minyak atsiri di dunia, tanaman yang

sangat potensial sebagai tanaman penghasil minyak atsiri adalah tanaman

nilam (Pogostemon cablin Benth). Kebutuhan minyak nilam di pasar dunia

semakin meningkat sesuai dengan peningkatan penggunaannya di industri

kosmetik, obatan-obatan, dan antibiotik. Penggunaan minyak nilam di industri

kosmetik dipusatkan sebagai bahan fiksatif dalam pembuatan parfum.

Nilai ekspor minyak nilam selalu meningkat, tahun 2001 mencapai US $

52,97 juta atau 4,4 % nilai ekspor minyak atsiri Indonesia. Indonesia pemasok

utama minyak nilam dunia (90 %). Sementara kebutuhan minyak nilam dunia

berkisar 1.500 ton/tahun dengan pertumbuhan 5 % (Ferry dan Emmyzar,

2004). Oleh karena itu, peluang pasar minyak nilam bagi Indonesia masih

cukup besar. Hal tersebut merupakan salah satu peluang Indonesia untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani dan penyuling

nilam serta meningkatkan devisa negara.

Pada umumnya minyak nilam yang dihasilkan para petani dan penyuling

di Indonesia masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun

produktivitas serta efisiensi produksi. Peningkatan produktivitas minyak nilam

dapat dilakukan dengan memperhatikan kinerja sistem penyulingan dalam

proses produksi minyak nilam yang terkait dengan disain alat-alat penyulingan.

Peningkatan kualitas minyak nilam dapat dilakukan dengan pengendalian dan

pengontrolan selama proses produksi minyak nilam.

Proses produksi yang efisien tentunya dapat meningkatkan keuntungan

dan mengurangi biaya produksi. Pengefisienan dalam produksi minyak nilam

dapat dilakukan dengan penggunaan bahan bakar (kayu bakar) dan air

pendingin yang hemat serta waktu penyulingan singkat. Penelitian mengenai

Page 18: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

2

efisiensi waktu penyulingan telah dilakukan oleh Lesmayanti (2004).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, proses penyulingan dengan tekanan

bertahap terbukti dapat mengefisienkan waktu penyulingan.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini yaitu meningkatkan kinerja dan efisiensi

sistem penyulingan minyak nilam agar mendapatkan rendemen yang tinggi

dengan kualitas yang cukup baik. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Menentukan faktor-faktor penentu kinerja dan efisiensi proses pada

prototipe minyak penyulingan.

2. Menentukan keterkaitan disain alat dan disain proses dengan kinerja dan

efisiensinya pada suatu prototipe sistem penyulingan.

Page 19: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN NILAM

Nilam (Pogostemon sp) termasuk famili Labiateae. Indonesia memiliki

tiga jenis nilam yaitu nilam Aceh (P. cablin BENTH), nilam Jawa (P.

heyneanus), dan P. hortensis. Namun, kebanyakan nilam yang dibudidayakan

adalah nilam Aceh. Hal ini dikarenakan nilam Aceh memiliki kadar minyak

dan kualitas yang lebih tinggi (Nuryani dan Sutjihno, 1994).

Tanaman nilam merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 0,3 sampai

dengan 3,0 meter, pada daerah yang memiliki curah hujan 2.300 – 3.000

mm/tahun (Ketaren, 1985). Menurut Santoso (1990), tanaman nilam dapat

tumbuh subur pada jenis tanah regosol, latosol, dan aluvial. Tanah-tanah

tersebut memiliki tekstur lempung berpasir, pH 6-7, dan tidak tergenang air.

Berikut ini gambar tanaman nilam.

Gambar 1. Tanaman Nilam

Panen pertama dilakukan terhadap tanaman nilam yang telah berumur 4 –

5 bulan. Panen berikutnya dilakukan berturut-turut dengan jarak waktu 2 – 3

bulan, sampai tanaman berumur 2 tahun dan harus diremajakan (Harris, 1993).

B. MINYAK NILAM

Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan

persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut

Page 20: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

4

dalam pelarut organik, dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut,

maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 cara, yaitu penyulingan

(distillation), pengepresan (expression), ekstraksi dengan pelarut menguap

(solvent extraction), dan absorbsi oleh lemak padat (enfleurasi atau maserasi)

(Ketaren, 1985). Menurut Dowthwaite dan Rajani (2007), metode yang

digunakan untuk memproduksi minyak atsiri yaitu : ekstraksi, pengepresan,

dan distilasi. Umumnya metode yang digunakan yaitu penyulingan.

Minyak nilam adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan daun dan

ranting tanaman nilam. Minyak nilam memiliki wangi yang khas, sehingga

banyak digunakan sebagai pewangi parfum dan zat fiksatif (pengikat). Selain

sebagai fiksatif dalam parfum, daun nilam dapat digunakan sebagai pelembab

kulit, untuk pewangi (aroma) masakan atau kue dengan proses oksidasi dan

dihidrolisis dengan isogeunolasetat, dan untuk obat anti infeksi (Santoso,

1990). Semua bagian tanaman nilam yaitu akar, batang, dan tangkai daunnya

mengandung minyak nilam. Minyak nilam yang berasal dari akar dan batang

memiliki nilai berat jenis yang tinggi, mutu, dan rendemen yang rendah bila

dibandingkan dengan minyak dan daun, sehingga tidak dapat disuling

(Ketaren, 1985).

Kandungan minyak nilam terdapat pada waktu tunas mengeluarkan tiga

daun pertama. Minyak nilam mengandung komponen-komponen seperti :

patchouly alcohol, patchouly camphor, eugenol, benzaldehyde, cinnamic

aldehyde, dan cadinene (Santoso, 1990). Kandungan ini tidak bertambah,

meskipun daun bertambah lebar. Oleh karena itu, panen pertama dapat

dilakukan setelah tumbuh lima pasang daun (Harris, 1993).

Berdasarkan komponen kimianya minyak nilam dibagi menjadi dua

golongan utama, yaitu golongan terpen dan terpen-O. Komponen-komponen

golongan terpen diantaranya α-bulnesen, seychellen, α-patchoulen, dan δ-

kadinen. Komponen-komponen yang termasuk dalam golongan terpen-O

disebut juga sebagai komponen-komponen berat diantaranya norpatchoulol,

patchouli alkohol, dan pogostol (Manitto, 1981). Komponen-komponen

minyak nilam lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 1.

Page 21: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

5

Tabel 1. Komponen-komponen terpen dan terpen-O dalam minyak nilam

Komponen Formula Persen-

tase(%)

Putaran

Optik

Titik

Didih

(°C)

BM

Patchouli alcohol C15H26O 30 -97,42 280,37 222,4

α-bulnesen C14H22 17 8,28 242,26 190,3

α-gualen C14H22O 16 -64,5 242,25 190,3

Seychellen C16H26 9 -72 259,09 218,4

α-patchoulen C15H24 5 - 245,23 204,4

β-kariofilen C15H24 2,8 - 110-119 204,4

β-patchoulen C15H24 2 - 248,83 204,4

Pogostol C14H24O 2 -20,2 274,43 208,3

δ-kadinen C14H22 2 - 246,84 190,3

Norpatchoulenol C15H26O 1 - 268,88 208,3

Caryophylen

oxide

C13H20O 1 - 243,18 192,3

β-elemen C15H24 0,7 - 117-124 204,4

Nortetrapatchoule

nol

C14H24O 0,001 - 268,88 208,3

Eugenol C10H12O2 - - 253 164,3

Benzaldehid C7H6O6 - - 178 106,1

Sinnamaldehid C6H5CH=

CHCHO

- - 68-80 132,2

Sumber : Ardiana (2006)

Menurut Santoso (1990), penyinaran matahari pada daun nilam dapat

mempengaruhi warna daun dan kadar minyaknya. Nilam yang terkena sinar

matahari langsung maka daunnya berwarna merah kekuningan dan kadar

minyaknya tinggi. Nilam yang tidak terkena sinar matahari secara langsung

daunnya berwarna hijau dan kadar minyaknya rendah.

Page 22: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

6

Mutu minyak nilam tergantung pada kondisi prapanen, saat panen, dan

pasca panen. Pasca panen menyangkut masalah warna, bobot jenis, zat asing,

dan sebagainya (Santoso, 1990). Minyak nilam hasil sulingan dapat

digolongkan menjadi empat jenis mutu yang dibedakan menurut aroma yaitu :

1. Jenis ordinary dan medium, merupakan hasil penyulingan dari Indonesia

dan Singapura.

2. Jenis special dan extra special, merupakan hasil penyulingan dari Perancis

dan Inggris, di mana penyulingan dilakukan secara tidak langsung dan daun

dipilih dahulu (Harris, 1993).

Berdasarkan SNI 06-2385-2006 persyaratan mutu minyak nilam

ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persyaratan mutu minyak nilam

No. Karakterisasi Satuan Standar 1. Warna - Kuning muda – coklat

kemerahan 2. Bobot jenis 25°C/25°C - 0,950 - 0,975 3. Indeks bias (nD20) - 1,507 – 1,515 4. Kelarutan dalam etanol 90

% pada suhu 20 °C ± 3 °C - Larutan jernih atau opalensi ringan dengan perbandingan volume 1 : 10

5. Bilangan asam - Maksimal 8 6. Bilangan ester - Maksimal 20 7. Putaran optik - (-)48° - (-)65° 8. Patchouli alcohol

(C15H26O) % Minimal 30

9. Alpha copaene (C15H24) % Maksimal 0,5 10. Kandungan besi (Fe) mg/kg Maksimal 25

Sumber : SNI 2006

C. PROSES PENYULINGAN

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau

padatan dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik

uapnya. Proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air

(Ketaren, 1985). Menurut Santoso (1990), penyulingan adalah salah satu cara

untuk mendapatkan minyak atsiri dengan cara mendidihkan bahan baku yang

dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan. Atau dengan

Page 23: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

7

cara mengalirkan uap jenuh (saturated or supersaturated) dari ketel pendidih

air ke dalam ketel penyulingan.

Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air selama

penyulingan ditentukan oleh tiga faktor yaitu :

• Besarnya tekanan uap yang digunakan

• Berat molekul masing-masing komponen dalam minyak

• Kecepatan minyak yang keluar dari bahan (Ketaren, 1985)

Berdasarkan hasil penelitian Racharto (1992), air merupakan sumber uap

panas pada metode penyulingan dengan uap langsung. Uap panas yang

dihasilkan terdapat di dalam ketel uap (boiler) yang letaknya terpisah dari ketel

suling. Uap yang dihasilkan adalah uap jenuh atau uap lewat panas

(superheated steam) pada tekanan lebih dari 101,304 kPa. Uap dialirkan

melalui pipa uap melingkar yang berpori, terletak di bawah bahan dan uap

bergerak ke atas melewati bahan yang diletakkan di atas saringan. Pada

penyulingan uap, diameter ketel suling lebih kecil dari tingginya. Hal tersebut

dimaksudkan untuk memperpanjang waktu kontak bahan dengan uap sehingga

akan mempercepat proses penyulingan.

Proses penyulingan minyak atsiri dapat dipercepat dengan menaikkan

suhu dan tekanan atau dengan menggunakan superheated steam. Namun

demikian, hal ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak atsiri yang sukar

mengalami dekomposisi pada suhu yang lebih tinggi. Minyak atsiri dengan

mutu tinggi akan diperoleh dengan proses penyulingan pada suhu rendah atau

suhu tinggi dengan waktu yang singkat (Ketaren, 1985). Metode penyulingan

yang tepat dan proses yang sesuai diharapkan dapat menghasilkan minyak

atsiri yang bermutu tinggi dan rendemen yang tinggi pula.

Menurut Guenther dalam Racharto (1992), faktor penting pada proses

penyulingan adalah pengaruh suhu (panas). Tekanan pada penyulingan dapat

diatasi, akan tetapi suhu uap atau campuran yang menerobos bahan dalam ketel

suling dapat berfluktuasi. Pada umumnya minyak atsiri bersifat labil pada suhu

tinggi. Minyak bermutu tinggi dapat diperoleh dengan cara penyulingan pada

suhu rendah, kemudian perlahan-lahan suhu ditingkatkan.

Page 24: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

8

Menurut Guenther dalam Racharto (1992), penyulingan dengan uap

langsung sebaiknya dimulai dari tekanan uap yang rendah (sekitar 1 atm),

kemudian secara bertahap dinaikkan menjadi kurang lebih 3 atm. Jika

permulaan penyulingan dilakukan pada tekanan tinggi, maka komponen kimia

dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Apabila minyak dalam bahan

diperkirakan telah habis tersuling, maka tekanan uap ditingkatkan lagi.

Peningkatan tekanan uap tersebut dimaksudkan untuk menyuling komponen

minyak yang bertitik didih lebih tinggi.

Menurut Dowthwaite dan Rajani (2007), penyulingan terdiri atas :

penyulingan air, penyulingan air dan uap, dan penyulingan uap. Penyulingan

air yaitu proses penyulingan di mana bahan yang mengandung minyak atsiri

mengalami kontak langsung dengan air selama proses penyulingan.

Penyulingan air dan uap yaitu proses penyulingan dimana bahan yang

mengandung minyak atsiri tidak kontak langsung dengan air selama proses

penyulingan. Penyulingan uap yaitu proses penyulingan di mana bahan yang

mengandung minyak atsiri tidak kontak langsung dengan air dan uap yang

dihasilkan tidak berada satu tempat dengan bahan.

Laju penyulingan adalah nilai perbandingan antara jumlah air suling

yang dihasilkan dengan waktu (kg destilat/m2 jam). Laju penyulingan harus

diatur sesuai dengan diameter ketel dan volume antar ruang bahan. Jika laju

penyulingan terlalu rendah, maka uap akan terhenti pada bagian bahan yang

padat, sehingga proses ekstraksi minyak tidak dapat berlangsung sempurna.

Jika laju penyulingan terlalu cepat maka uap dalam ketel akan keluar melalui

bahan dengan membentuk jalur uap (rat hole), serta mengangkut partikel bahan

ke dalam kondensor. Laju penyulingan dapat diukur dengan menampung dan

menimbang kondensat yang dihasilkan per satuan waktu (Ketaren, 1985).

1. Sifat Termal Uap

Menurut Kulshrestha (1989), uap merupakan bagian cairan yang

diuapkan dan terdiri dari gas sejati yang masih mengandung partikel-

partikel cairan di dalamnya. Partikel-partikel cairan akan teruapkan dengan

pemanasan. Uap super panas atau uap panas lanjutan (superheated steam)

Page 25: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

9

memiliki sifat-sifat seperti suatu gas di bawah suhu kritisnya. Beberapa

metode pemanasan dan ekspansi dari uap adalah sebagai berikut :

a. Volume konstan.

b. Tekanan dan suhu konstan.

c. pv konstan atau hiperbolik.

d. pvn konstan.

e. Entropi konstan.

f. Ekspansi bebas.

2. Pindah Panas

Energi dikenal dalam berbagai bentuk, beberapa diantaranya yang

dijumpai dalam bidang teknik kimia adalah : energi dalam, energi kinetik,

energi potensial, energi mekanis, dan panas. Pengetahuan tentang

mekanisme perpindahan panas mutlak diperlukan untuk dapat memahami

peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam pemanasan, pendinginan,

pendidihan, pengeringan, distilasi, evaporasi, kondensasi, dan lainnya

(Utomo, 1984).

Menurut Utomo (1984), ada tiga cara perpindahan panas yaitu :

• Secara molekular, disebut konduksi.

• Secara aliran, disebut konveksi.

• Secara gelombang, disebut radiasi.

Zat yang tidak bergerak, contohnya padatan, panas pindah hanya

secara konduksi. Panas berpindah karena getaran molekul dari satu molekul

ke molekul lainnya. Pada fluida terjadi juga konduksi panas, akan tetapi di

samping itu panas lebih banyak dipindahkan secara konveksi. Panas di

dalam fluida berpindah karena terbawa massa fluida yang bergerak sebagai

aliran. Berdasarkan gerakan fluida ada dua cara konveksi, yaitu konveksi

alami dan konveksi paksa. Konveksi alami pada fluida disebabkan oleh

adanya perbedaan densitas antara beberapa tempat, terkait dengan adanya

selisih temperatur antara tempat-tempat itu. Konveksi paksa disebabkan

adanya usaha dari luar terhadap fluida, contohnya oleh pompa atau

kompresor (Utomo, 1984).

Page 26: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

10

Menurut McCabe (2005), perpindahan kalor terjadi apabila dua

benda yang memiliki suhu berbeda mengalami kontak, maka kalor akan

mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Aliran kalor tersebut akan selalu mengarah kepada penurunan suhu.

Pengaliran kalor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga mekanisme yaitu :

konduksi, konveksi, dan radiasi.

Perhitungan perpindahan kalor didasarkan atas luas penukaran

pemanasan. Bila fluida dipanaskan atau didinginkan, suhu fluida di dalam

penampang arus itu akan berbeda-beda. Jika fluida itu sedang mengalami

pemanasan, suhu maksimum terdapat pada dinding permukaan pemanas,

dan berangsur-angsur ke arah pusat arus. Oleh karena itu diperlukan suhu

rata-rata (McCabe, 2005).

Perpindahan kalor ke zat cair mendidih merupakan suatu langkah

yang perlu dilakukan dalam satuan operasi evaporasi (penguapan) dan

distilasi (penyulingan). Kondensasi (pengembunan) uap di atas permukaan

tabung yang lebih dingin dari suhu kondensasi uap sangat penting dalam

pengolahan uap seperti air, hidrokarbon, atau zat atsiri (mudah menguap)

lainnya (McCabe, 2005).

D. PERALATAN PENYULINGAN

Menurut Ketaren (1985), peralatan yang biasanya digunakan dalam

penyulingan terdiri atas : ketel uap (steam boiler), ketel suling, bak pendingin

(kondensor), dan labu pemisah minyak (florentine flask). Peralatan-peralatan

inilah yang menjadi salah satu faktor penentu rendemen minyak atsiri.

1. Ketel Uap (Boiler)

Uap boiler umumnya digunakan untuk keperluan proses pengolahan

dan keperluan sanitasi pabrik serta pembersihan alat-alat pengolahan

(Wiraatmadja, 1989). Menurut Guenther (1947), boiler diperlukan pada

penyulingan dengan uap langsung. Namun terkadang diperlukan sejumlah

superheated steam, dan ini hanya dapat dihasilkan dari ketel uap (boiler)

yang letaknya terpisah.

Page 27: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

11

Menurut Ketaren (1985), ketel uap (boiler) dapat dibedakan

berdasarkan tekanannya yaitu boiler tekanan tinggi dan boiler tekanan

rendah. Boiler bertekanan tinggi akan menghasilkan uap dengan tekanan

dan suhu tinggi. Pada tekanan dan suhu tinggi, uap mudah berpenetrasi ke

dalam bahan yang mengandung minyak atsiri. Bila uap mudah berpenetrasi

maka peristiwa kondensasi dalam boiler berkurang sehingga proses

penyulingan akan semakin efisien. Boiler bertekanan rendah akan

menghasilkan volume uap yang cukup besar. Pada proses penyulingan

dalam hal-hal tertentu, tekanan uap yang rendah diinginkan karena

menghasilkan minyak yang lebih mudah larut dalam alkohol dan tidak

mengandung resin.

Boiler yang ada umumnya dapat menggunakan bahan bakar kayu,

gas alam, minyak, dan batu bara. Berdasarkan konfigurasinya, boiler dapat

dibedakan menjadi boiler Haycock, boiler pipa air, boiler pipa api, dan

boiler tipe pipa api dan pipa air (www. boiler\Boiler - Wikipedia, the free

encyclopedia.htm).

Boiler Haycock atau Pot boiler merupakan boiler kuno yang dibuat

pada abad 18. Ukuran boiler Haycock sangat besar tapi hanya dapat

menghasilkan uap dengan tekanan rendah. Boiler pipa air merupakan boiler

di mana air berada di dalam pipa dan lingkungan di sekitar pipa adalah gas

panas. Boiler pipa api merupakan boiler di mana air berada di luar pipa

sedangkan di dalam pipa berupa gas panas. Boiler pipa air dan pipa api

merupakan boiler yang sistemnya merupakan gabungan dari sistem boiler

pipa air dengan pipa api (www. boiler\Boiler - Wikipedia, the free

encyclopedia.htm).

Menurut Wiraatmadja (1989), boiler yang paling aman digunakan

adalah boiler pipa air. Boiler pipa air dianggap aman karena resiko

penggunaan yang ditimbulkan tidak tinggi bila dibandingkan penggunaan

pipa api. Hal tersebut terkait dengan jumlah air yang relatif lebih sedikit

pada boiler pipa air sehingga uap yang dihasilkan lebih sedikit

dibandingkan dengan boiler pipa api. Tekanan operasi pada boiler pipa api

biasanya tidak lebih dari 200 psig, sedangkan tekanan pada boiler pipa air,

Page 28: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

12

pada instalasi besar mencapai 2.000 psig. Hal ini berarti bahwa boiler pipa

air dapat dioperasikan pada tekanan 10 kali tekanan boiler pipa api.

2. Ketel Suling

Menurut Ketaren (1985), ketel suling adalah tempat bahan yang

akan disuling, di mana bahan dapat berhubungan langsung dengan air atau

dengan uap. Ketel suling umumnya berbentuk silinder dan terbuat dari seng

tebal (galvanized sheet metal), dilengkapi dengan penutup yang dapat

ditutup rapat. Prinsip kerja penyulingan dengan uap langsung adalah bahan

baku diletakkan di atas saringan di dalam ketel dan dialirkan uap dari

tempat yang berbeda (dari boiler) (Santoso, 1990).

Konstruksi ketel suling dengan metode uap langsung memiliki

kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan ketel suling pada metode

kukus. Perbandingan diameter ketel suling pada metode uap langsung

dengan tingginya sebaiknya 1 : 1,5 (Rusli, 2003). Hal ini dimaksudkan agar

uap dapat kontak lebih lama dengan bahan yang disuling. Hubungan antara

tinggi dan diameter ketel yang digunakan tergantung dari sifat porositas

bahan yang diolah. Ketel yang berukuran tinggi, baik digunakan untuk

menyuling bahan yang bersifat kamba. Ketel berukuran kecil lebih cocok

untuk menyuling bahan yang bersifat kompak. Pengisian ketel pun

sebaiknya tidak terlalu penuh atau sekitar 2/3 dari kapasitas ketel (Ketaren,

1985).

Ketel suling ini dilengkapi pula dengan saringan yang berfungsi

untuk menahan daun dan ranting nilam yang akan disuling. Uap air

dialirkan ke dalam ketel suling melalui pipa di bawah saringan penahan

bahan yang akan disuling. Pipa yang digunakan dapat berbentuk “+” atau

lingkaran dan diberi lubang-lubang kecil pada bagian atasnya (Rusli, 2003).

3. Pendingin (Kondensor)

Menurut Ketaren (1985), kondensor adalah alat yang berupa bak

atau tabung silinder dan di dalamnya terdapat pipa lurus atau berbentuk

spiral yang berfungsi untuk mengembunkan uap menjadi bentuk cair.

Page 29: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

13

Kondensor terdiri atas beberapa tipe yaitu : lingkaran (coil), segi empat,

zigzag, dan banyak pipa (multitubular) (Rusli, 2003).

Perubahan fase uap menjadi fase cair disebut kondensasi. Saat

kondensasi terjadi perpindahan (pengeluaran) sejumlah panas dari fase uap.

Panas yang dikeluarkan untuk mengubah fase uap menjadi fase cair dapat

dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

Q = U x A x ∆T

Keterangan :

Q = panas yang dikeluarkan per satuan waktu (Btu/jam)

U = overall heat transfer coefficient (Btu/ft² jam °F)

A = luas permukaan pipa yang dilalui uap (ft²)

∆T = beda antara suhu uap dan suhu air pendingin (°F)

Harga U tergantung dari bentuk pipa. Jika pipa berbentuk coil maka

nilai U-nya = 40 Btu/ft² jam °F. Bila berbentuk tubular maka nilai U-nya =

200 Btu/ft² jam °F (Ketaren, 1985).

Pada sistem kondensor, suhu udara di sekeliling kondensor sangat

mempengaruhi suhu air dan panjang pipa dibuat antara 10 sampai 30 meter.

Cara pencairan uap yang paling sempurna adalah dengan mengalirkan air

pendingin berlawanan arah dengan aliran uap minyak (Harris, 1993).

4. Pemisah Minyak (Separator)

Menurut Lutony dan Rahmawati (1994), penampung hasil

kondensasi adalah alat untuk menampung distilat yang keluar dari

kondensor lalu memisahkan minyak dari air suling. Pada saat di dalam

separator penguapan dan kehilangan minyak dicegah dengan

mempertahankan suhu destilat dalam separator berkisar antara 20 ºC sampai

dengan 25 ºC (Ketaren, 1985). Namun demikian, menurut Santoso (1990),

suhu destilat hasil penyulingan diperbolehkan mencapai 40 – 45 °C. Hal

tersebut dikarenakan minyak nilam tidak terlalu volatil dibandingkan

minyak atsiri lainnya.

Page 30: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

14

Separator pada sistem penyulingan dengan metode uap langsung

biasanya terdiri atas tiga ruangan. Hal tersebut dimaksudkan agar pemisahan

minyak dapat dilakukan dengan sempurna (Rusli, 2003).

5. Bahan Peralatan Penyulingan

Cara penyulingan dan penanganan bahan baku tentunya dapat

mempengaruhi rendemen minyak nilam hasil sulingan. Namun demikian

bahan yang digunakan dalam pembuatan peralatan-peralatan penyulingan

juga mempunyai peranan dalam mempengaruhi mutu minyak hasil sulingan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan peralatan penyulingan

adalah logam yang digunakan untuk tempat bahan dan pipa pendingin coil

(Harris, 1993).

Logam yang digunakan untuk bahan peralatan penyulingan harus

tidak bereaksi dengan uap air dan uap minyak. Bila bereaksi atau

bersenyawa, hasil minyak akan rusak dan tidak laku dijual. Logam yang

terbukti tidak bereaksi atau bersenyawa dengan minyak atsiri adalah baja

tahan karat (stainless steel) dan kaca tahan panas. Logam-logam lainnya

seperti : alumunium, tembaga, timah putih, besi (Fe), dan seng ada yang

bereaksi dengan minyak atsiri tertentu, ada yang tidak, bergantung pada

jenis minyak yang disuling (Harris, 1993).

Page 31: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

15

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan dan Alat Uji Kinerja serta Efisiensi Sistem Penyulingan

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk meneliti uji kinerja dan efisiensi

sistem penyulingan adalah :

• Nilam kering dari Kuningan, Jawa Barat dengan umur simpan ≤ 7

hari sebagai bahan baku uji coba pada penelitian utama. Nilam

tersebut dipanen saat usia 4-6 bulan.

• Air pendingin digunakan untuk mengubah fase uap campuran

minyak dan air menjadi fase cair campuran minyak dan air.

• Kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar di boiler.

b. Alat

Peralatan yang digunakan untuk meneliti uji kinerja dan efisiensi

sistem penyulingan terdiri dari peralatan proses penyulingan dan

peralatan pengukuran dalam proses penyulingan. Berikut ini skema

peralatan penyulingan :

Gambar 2. Skema peralatan penyulingan Separator

Page 32: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

16

Peralatan pengukuran selama proses penyulingan di skala IKM

terdiri dari :

• Termometer alkohol dan raksa digunakan untuk mengukur suhu

destilat.

• Termometer digital digunakan untuk mengukur suhu air pendingin.

• Termometer infra red digunakan untuk mengukur suhu permukaan

alat-alat dalam sistem penyulingan.

• Timbangan digunakan untuk menimbang bobot nilam kering.

• Pompa air digunakan untuk mengalirkan air ke boiler dan bak

kondensor.

• Meteran digunakan untuk mengukur dimensi alat.

• Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter pipa.

• Pencatat waktu (Stopwatch).

• Gelas ukur 50 ml digunakan untuk menghitung laju destilat per 10

menit.

Peralatan pengukuran selama proses penyulingan menggunakan

alat penyulingan prototipe terdiri dari :

• Manometer/pressure gauge boiler digunakan untuk mengukur dan

mengontrol tekanan di boiler dengan kapasitas 5 bar gauge.

• Manometer/pressure gauge di ketel suling digunakan untuk

mengukur dan mengatur tekanan yang masuk ke dalam ketel suling

dengan kapasitas 2,5 bar gauge.

• Termometer alkohol dan raksa digunakan untuk mengukur suhu

destilat.

• Termometer digital digunakan untuk mengukur suhu air pendingin.

• Termometer infra red digunakan untuk mengukur suhu permukaan

alat-alat dalam sistem penyulingan.

• Timbangan digunakan untuk menimbang bobot nilam kering.

• Pompa air digunakan untuk mengalirkan air ke boiler dan bak

kondensor.

• Meteran digunakan untuk mengukur dimensi alat.

• Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter pipa.

Page 33: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

17

• Pencatat waktu (Stopwatch).

• Labu pemisah digunakan untuk memisahkan minyak dengan air pada

saat setelah proses penyulingan.

• Gelas ukur 50 ml digunakan untuk menghitung laju destilat per 10

menit.

2. Bahan dan Alat Uji Mutu Minyak Nilam Hasil Penyulingan

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk menguji mutu minyak nilam hasil

penyulingan antara lain : Na-sulfat anhidrat, etanol 90%, etanol 95 %,

indikator PP, larutan KOH 0.1 N, larutan KOH 0.5 N, dan larutan HCl

0.5 N.

b. Alat

Peralatan yang akan digunakan dalam analisa mutu minyak nilam

terdiri dari :

• Timbangan analitik digunakan untuk menimbang sampel baik

minyak nilam, kayu bakar, dan nilam kering dengan ketelitian empat

angka di belakang koma.

• Clavenger digunakan untuk membaca volume minyak yang tersuling

dalam uji kadar minyak nilam kering.

• Aufhauser digunakan untuk membaca volume air yang tersuling

dalam pengujian kadar air nilam kering.

• Oven digunakan dalam pengujian kadar air kayu bakar.

• Heating Mantel digunakan sebagai pengganti penangas dalam

pengujian kadar minyak nilam kering.

• Penangas air digunakan sebagai pemanas dalam pengujian kadar air

dan bilangan ester.

• Sirkulator digunakan untuk menyirkulasikan air pendingin yang

digunakan dalam pengujian kadar air dan kadar minyak nilam kering

serta pengujian bilangan ester minyak nilam.

Page 34: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

18

• Kondensor digunakan sebagai pendingin pada pengujian kadar air

dan kadar minyak nilam kering serta pengujian bilangan ester.

• Sudip digunakan untuk menuangkan Na-sulfat anhidrat.

• Alumunium foil digunakan sebagai pengganti cawan alumunium

dalam uji kadar air kayu bakar.

• Kain monel digunakan untuk menyaring minyak yang telah

dimurnikan dengan Na-sulfat anhidrat.

• Polarimeter digunakan dalam pengukuran putaran optik minyak

nilam.

• Refraktometer digunakan dalam pengukuran indeks bias minyak

nilam.

• Piknometer digunakan untuk mengukur bobot jenis minyak nilam.

• Peralatan analisis gelas minyak atsiri terdiri dari : termometer

alkohol, buret, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 25 ml, gelas ukur 50 ml,

gelas ukur 250 ml, gelas piala 250 ml, labu erlenmeyer 300 ml, labu

erlenmeyer 500 ml, pipet tetes, botol penampung, corong, labu

distilasi 1000 ml, dan pipet tetes.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di dua tempat yaitu penyulingan rakyat skala

IKM (Industri Kecil Menengah) di Cibeureum, Kuningan dan Laboratorium

Teknologi Industri Pertanian Leuwikopo, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan

mulai 8 Maret 2008 sampai dengan 10 Juli 2008.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu :

1. Penelitian Pendahuluan

a. Studi Kinerja Penyulingan Minyak Nilam IKM

Kegiatan studi kinerja penyulingan dilakukan untuk mengamati

proses penyulingan yang dilakukan di masyarakat. Studi kinerja

dilakukan di tempat penyulingan minyak nilam skala IKM (Industri

Page 35: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

19

Kecil Menengah) di desa Sumur Wiru, Cibeureum, Kuningan. Kegiatan

studi kinerja juga meliputi :

1. Pengamatan kondisi proses dan disain alat penyulingan IKM secara

keseluruhan. Hal ini ditinjau dari parameter tekanan proses

penyulingan, waktu penyulingan, dan disain alat-alat penyulingan

yang digunakan.

2. Pengambilan data selama proses penyulingan di IKM. Data yang

diperlukan berupa bobot kayu bakar yang digunakan, bobot nilam

yang disuling, suhu-suhu permukaan alat-alat penyulingan, dimensi

alat, laju penyulingan/destilat, lama waktu penyulingan, jumlah

minyak yang diperoleh, dan suhu destilat.

3. Pengamatan dan penghitungan kinerja serta efisiensi alat-alat

penyulingan berdasarkan disain dan proses.

Persamaan-persamaan yang digunakan dalam menghitung kehilangan

panas dan efisiensi alat-alat penyulingan sebagai berikut :

• Persamaan Energi yang Disuplai Kayu Bakar :

Qin (MJ) = massa kayu (K.a = 20 %) (kg) x nilai kalor kayu bakar (MJ/kg)

Keterangan :

Nilai kalor kayu bakar (K.a = 20 %) = 19,40 MJ/kg (Abdurahim, et

al., 1989)

• Persamaan Energi Uap yang Dihasilkan (Zemansky, 1982):

Qout = ma x cpa x (Td – Tin) + ma x La Keterangan :

Qout = Energi uap yang dihasilkan (Joule)

ma = Massa air yang diuapkan (kg)

cpa = Kapasitas kalor jenis air (4.190 joule/kg K)

Tin = Suhu air awal (K)

Td = Suhu air berubah menjadi uap (K)

La = Panas laten air (2.256.000 joule/kg)

Page 36: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

20

• Persamaan Kehilangan Panas di Pipa Penghubung Boiler - Ketel

(Zemansky, 1982) :

Q = (Tpa – Tu) x Apa x c((Tpa – Tu)/dpa)0,25

Keterangan :

Tpa = Suhu yang terukur di permukaan pipa menuju ke ketel (K)

Tu = Suhu udara (K)

Apa = Luas permukaan pipa menuju ke ketel (m²)

dpa = Rata-rata diameter pipa menuju ke ketel (m)

c = Koefisien konveksi alamiah udara pipa boiler-ketel (kal/s m² K)

Q = Energi yang hilang di pipa menuju ketel (joule)

• Persamaan Kehilangan Panas di Tutup Ketel (Zemansky, 1982) :

Q = (Tt - Tu) x At x a(Tt - Tu)0,25

Keterangan :

Tt = Suhu yang terukur di permukaan tutup ketel (K)

Tu = Suhu udara (K)

At = Luas permukaan tutup ketel (m²)

a = Koefisien konveksi alamiah udara pelat hadap atas (kal/s m² K)

Q = Energi yang hilang di tutup ketel (joule)

• Persamaan Kehilangan Panas di Dinding Ketel (Zemansky, 1982) :

Q = (Td – Tu) x Ad x b((Td – Tu)/dk)0,25

Keterangan :

Td = Suhu yang terukur di permukaan dinding ketel (K)

Tu = Suhu udara (K)

Ad = Luas permukaan dinding ketel (m²)

dk = Diameter ketel suling (m²)

b = Koefisien konveksi alamiah udara vertikal (kal/s m² K)

Q = Energi yang hilang di dinding ketel (joule)

Page 37: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

21

• Persamaan Kehilangan Panas di Pipa Penghubung Ketel –

Kondensor (Zemansky, 1982) :

Q = (Tpb – Tu) x Apb x e((Tpb – Tu)/dpb)0,25

Keterangan :

Tpb = Suhu yang terukur di permukaan pipa menuju kondensor (K)

Tu = Suhu udara (K)

Apb = Luas permukaan pipa menuju kondensor (m²)

dpb = Rata-rata diameter pipa menuju kondensor (m)

e = Koefisien konveksi alamiah udara pipa ketel-kondensor (kal/s m²

K)

Q = Energi yang hilang di pipa menuju kondensor (joule)

• Persamaan Energi yang Diserap Air Pendingin (Ketaren, 1985):

Q = U x A x ∆T

Keterangan :

Q = Energi yang diserap air pendingin (joule)

U = Overall heat transfer coefficient (817.653,39 joule/m² jam K)

A = Luas permukaan pindah panas kondensor (m²)

∆T = Selisih suhu uap dengan suhu air pendingin (K)

• Persamaan Efisiensi Boiler :

ξ = Qout x 100 % Qin

Keterangan :

Qout = Energi uap yang dihasilkan (MJ)

Qin = Energi yang disuplai kayu bakar (MJ)

• Persamaan Efisiensi Ketel :

ξ = Qout x 100 % Qin

Di mana, Qin = Qb - QL

Qout = Qin - Qk

Page 38: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

22

Keterangan :

Qb = Q dari boiler (MJ)

QL= Loss energi di pipa boiler-ketel (MJ)

Qk = Loss energi di keseluruhan ketel (MJ)

• Persamaan Efisiensi Kondensor :

ξ = Qout x 100 % Qin

Di mana, Qin = Qok - Qkk

Qout = Q yang diserap air pendingin

Keterangan :

Qok = Q keluar ketel (MJ)

Qkk = Loss energi di pipa ketel-kondensor (MJ)

• Persamaan Total Efisiensi Proses Penyulingan :

ξ = Qout x 100 % Qin

Qout = Energi yang diserap air pendingin (MJ)

Qin = Energi yang disuplai kayu bakar (MJ)

b. Uji Kosong Prototipe Alat-alat Penyulingan

Uji kosong dilakukan dengan dua cara yaitu uji kosong tanpa

bahan dan uji kosong dengan bahan (ampas). Masing-masing uji kosong

tersebut memiliki tujuan tertentu. Uji kosong tanpa bahan dimaksudkan

untuk memeriksa ada atau tidaknya kebocoran pada alat. Uji kosong

dengan bahan (ampas) dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi

penyulingan sesuai dengan yang diinginkan.

2. Penelitian Utama

Penelitian utama ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu

tahapan analisa kadar air dan kadar minyak nilam, proses penyulingan,

pembandingan efisiensi energi peralatan penyulingan skala IKM dengan

Page 39: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

23

prototipe pemurnian minyak hasil penyulingan, dan analisa mutu minyak

hasil penyulingan. Kegiatan penelitian utama secara umum dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Alur kegiatan penelitian utama

a. Analisa Kadar Air dan Kadar Minyak Nilam

Analisa kadar air digunakan untuk memeriksa kadar air nilam

kering pada saat sebelum dan sesudah proses penyulingan. Pengujian

kadar air digunakan untuk menentukan perhitungan kadar minyak nilam

basis kering. Menurut Santoso (1990) kadar air nilam kering yang

Pengeringan

Perajangan (± 5 cm)

Analisa kadar air dan kadar minyak

Proses Penyulingan dengan P = 0,5 bar; 1 bar; 1,5 bar gauge

T = 6 jam

Pemurnian minyak dari air dengan Na-sulfat

anhidrat

Analisa kadar air dan kadar minyak

Analisa mutu minyak

Nilam basah

Nilam kering

Minyak nilam Ampas nilam

Page 40: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

24

diharapkan untuk proses penyulingan 12-15 % (wb). Bila kadar air nilam

telah sesuai maka proses penyulingan dapat dilaksanakan. Gambar alat

analisa kadar air nilam yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 5

dan perhitungan serta prosedur analisa kadar air nilam terdapat dalam

Lampiran 4.

Analisa kadar minyak sebelum dan sesudah proses penyulingan

ditujukan untuk mengetahui jumlah kandungan minyak yang terdapat

dalam nilam. Gambar alat analisa kadar minyak nilam yang digunakan

dapat dilihat pada Lampiran 5 dan perhitungan serta prosedur analisa

kadar minyak nilam terdapat dalam Lampiran 4.

b. Proses Penyulingan Minyak Nilam

Proses penyulingan minyak nilam dalam penelitian ini dilakukan

selama 6 jam. Pada saat proses penyulingan dilakukan tiga tahapan

perlakuan yang berdasarkan tekanan dalam ketel suling yaitu :

1. Menit ke-0 sampai menit ke-60, tekanan dalam ketel suling 0,5 bar.

2. Menit ke-61 sampai menit ke-180, tekanan dalam ketel suling 1 bar.

3. Menit ke-181 sampai menit ke-360, tekanan dalam ketel suling 1,5

bar.

Selama proses penyulingan dilakukan pengamatan beberapa

parameter seperti :

1. Pengamatan kinerja prototipe alat-alat penyulingan berdasarkan

disain.

2. Pengamatan kinerja prototipe alat-alat penyulingan berdasarkan

proses.

3. Pengambilan data proses penyulingan dengan perlatan prototipe per

30 menit. Data yang diperlukan berupa bobot kayu bakar yang

digunakan, bobot nilam yang disuling, dimensi alat, suhu-suhu

permukaan alat penyulingan, laju penyulingan atau destilat, suhu

destilat, tekanan yang diterapkan, lama waktu penyulingan, dan

jumlah minyak yang diperoleh.

4. Penghitungan efisiensi prototipe alat-alat penyulingan.

Page 41: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

25

Persamaan-persamaan yang digunakan dalam menghitung kehilangan

panas dan efisiensi alat-alat penyulingan sebagai berikut :

• Persamaan Energi yang Disuplai Kayu Bakar :

Qin (MJ) = massa kayu (K.a = 20 %) (kg) x nilai kalor kayu bakar (MJ/kg)

Keterangan :

Nilai kalor kayu bakar (K.a = 20 %) = 19,40 MJ/kg (Abdurahim, et

al., 1989)

• Persamaan Energi Uap yang Dihasilkan (Zemansky, 1982):

Qout = ma x cpa x (Td – Tin) + ma x La + mu x cpu x (Tu – Td)

Keterangan :

Qout = Energi uap yang dihasilkan (Joule)

ma = Massa air yang diuapkan (kg)

mu = Massa uap (kg)

cpa = Kapasitas kalor jenis air (4.190 joule/kg K)

cpu = Kapasitsa kalor jenis uap (2.010 joule/kg K)

Tin = Suhu air awal (K)

Td = Suhu air berubah menjadi uap (K)

Tu = Suhu uap (K)

La = Panas laten air (2.256.000 joule/kg)

• Persamaan Kehilangan Panas di Pipa Penghubung Boiler - Ketel

(Zemansky, 1982) :

Q = (Tpa – Tu) x Apa x c((Tpa – Tu)/dpa)0,25

Keterangan :

Tpa = Suhu yang terukur di permukaan pipa menuju ke ketel (K)

Tu = Suhu udara (K)

Apa = Luas permukaan pipa menuju ke ketel (m²)

dpa = Rata-rata diameter pipa menuju ke ketel (m)

c = Koefisien konveksi alamiah udara pipa boiler-ketel (kal/s m² K)

Q = Energi yang hilang di pipa menuju ketel (joule)

Page 42: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

26

• Persamaan Kehilangan Panas di Tutup Ketel (Zemansky, 1982) :

Q = (Tt - Tu) x At x a(Tt - Tu)0,25

Keterangan :

Tt = Suhu yang terukur di permukaan tutup ketel (K)

Tu = Suhu udara (K)

At = Luas permukaan tutup ketel (m²)

a = Koefisien konveksi alamiah udara pelat hadap atas (kal/s m² K)

Q = Energi yang hilang di tutup ketel (joule)

• Persamaan Kehilangan Panas di Dinding Ketel (Zemansky, 1982) :

Q = (Td – Tu) x Ad x b((Td – Tu)/dk)0,25

Keterangan :

Td = Suhu yang terukur di permukaan dinding ketel (K)

Tu = Suhu udara (K)

Ad = Luas permukaan dinding ketel (m²)

dk = Diameter ketel suling (m²)

b = Koefisien konveksi alamiah udara vertikal (kal/s m² K)

Q = Energi yang hilang di dinding ketel (joule)

• Persamaan Kehilangan Panas di Glasswool (Zemansky, 1982) :

Q = (Tg – Tu) x Ag x c((Tg – Tu)/dg)0,25

Keterangan :

Tg = Suhu yang terukur di permukaan glasswool (K)

Tu = Suhu udara (K)

Ag = Luas permukaan glasswool (m²)

dg = Diameter glasswool (m²)

c = Koefisien konveksi alamiah udara vertikal (kal/sm² °C)

Q = Energi yang hilang di glasswool (joule)

• Persamaan Kehilangan Panas di Bodem Ketel (Zemansky, 1982) :

Q = (Tm - Tu) x Am x e(Tm - Tu)0,25

Page 43: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

27

Keterangan :

Tm = Suhu yang terukur di bodem (K)

Tu = Suhu udara (K)

Am = Luas permukaan bodem (m²)

e = Koefisien konveksi alamiah udara hadap bawah (kal/sm² ºC)

Q = Energi yang hilang di bodem (joule)

• Persamaan Kehilangan Panas di Pipa Penghubung Ketel –

Kondensor (Zemansky, 1982) :

Q = (Tpb – Tu) x Apb x e((Tpb – Tu)/dpb)0,25

Keterangan :

Tpb = Suhu yang terukur di permukaan pipa menuju kondensor (K)

Tu = Suhu udara (K)

Apb = Luas permukaan pipa menuju kondensor (m²)

dpb = Rata-rata diameter pipa menuju kondensor (m)

e = Koefisien konveksi alamiah udara pipa ketel-kondensor (kal/s

m² K)

Q = Energi yang hilang di pipa menuju kondensor (joule)

• Persamaan Energi yang Diserap Air Pendingin (Ketaren, 1985):

Q = U x A x ∆T

Keterangan :

Q = Energi yang diserap air pendingin (joule)

U = Overall heat transfer coefficient (817.653,39 joule/m² jam K)

A = Luas permukaan pindah panas kondensor (m²)

∆T = Selisih suhu uap dengan suhu air pendingin (K)

• Persamaan Efisiensi Boiler :

ξ = Qout x 100 % Qin

Keterangan :

Qout = Energi uap yang dihasilkan (MJ)

Page 44: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

28

Qin = Energi yang disuplai kayu bakar (MJ)

• Persamaan Efisiensi Ketel :

ξ = Qout x 100 % Qin

Di mana, Qin = Qb - QL

Qout = Qin - Qk

Keterangan :

Qb = Q dari boiler (MJ)

QL= Loss energi di pipa boiler-ketel (MJ)

Qk = Loss energi di keseluruhan ketel (MJ)

• Persamaan Efisiensi Kondensor :

ξ = Qout x 100 % Qin

Di mana, Qin = Qok - Qkk

Qout = Q yang diserap air pendingin

Keterangan :

Qok = Q keluar ketel (MJ)

Qkk = Loss energi di pipa ketel-kondensor (MJ)

• Persamaan Total Efisiensi Proses Penyulingan :

ξ = Qout x 100 % Qin

Qout = Energi yang diserap air pendingin (MJ)

Qin = Energi yang disuplai kayu bakar (MJ)

c. Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan Prototipe

Pembandingan efisiensi peralatan penyulingan skala IKM dapat

dilakukan bila penghitungan masing-masing alat baik di IKM maupun

prototipe telah diselesaikan. Dengan demikian, dapat diketahui sistem

penyulingan yang lebih efisien baik dari segi disain maupun prosesnya.

Page 45: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

29

d. Pemurnian Minyak Hasil Penyulingan

Minyak nilam yang diperoleh dari hasil penyulingan masih

mengandung air. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisa mutu

minyak nilam, maka diperlukan proses pemurnian minyak dari air.

Pemurnian minyak ini ditujukan agar selama proses pengujian mutu

minyak, minyak tidak rusak karena pengaruh hidrolisis air.

Pemurnian minyak nilam dari air menggunakan bahan kimia Na-

sulfat anhidrat sebagai berikut :

Gambar 4. Skema pemurnian minyak nilam

Na-sulfat anhidrat ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam minyak

nilam sambil dikocok. Minyak nilam yang telah murni dari air akan

tampak jernih.

e. Analisa Mutu Minyak Hasil Penyulingan IKM dan Prototipe

Analisa mutu minyak hasil penyulingan dilakukan setelah minyak

murni dari air. Hal tersebut ditandai dengan penampakan minyak yang

jernih. Analisa mutu minyak yang dilakukan mengacu pada SNI 06-

2385-2006. Analisa mutu minyak hasil penyulingan meliputi pengujian

warna, rendemen, kelarutan dalam alkohol 90 %, bilangan asam,

bilangan ester, indeks bias, putaran optik, dan bobot jenis. Prosedur

analisa mutu minyak hasil penyulingan ini terdapat pada Lampiran 4.

Minyak nilam (masih terdapat air) + Na-sulfat anhidrat

Minyak nilam (tanpa air)

Page 46: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. STUDI KINERJA PENYULINGAN MNYAK NILAM IKM

1. Kondisi Proses dan Disain Alat Penyulingan IKM Secara Umum

Kondisi proses dan disain alat yang digunakan pada penyulingan

skala IKM masih sederhana secara umum. Kesederhanaan tersebut

menjadikan proses penyulingan kurang efisien. Peralatan penyulingan

yang digunakan dalam sistem penyulingan skala IKM terdiri dari boiler,

ketel suling, kondensor, dan separator. Selain itu, pada ketel suling IKM

tidak terdapat bahan penyekat panas yang keluar dari ketel suling.

Proses penyulingan di skala IKM dilakukan selama 8 jam. Satu

kali proses penyulingan rata-rata membutuhkan kayu bakar sebagai bahan

bakar sebanyak 369,3 kg (wb). Kapasitas maksimal ketel suling skala IKM

sedikit lebih kecil daripada prototipe yaitu sebesar 100 kg. Namun, pada

pelaksanaan penyulingan pengisian daun dan ranting nilam sering melebihi

kapasitas maksimal dari ketel suling. Suhu destilat yang dihasilkan lebih

tinggi daripada prototipe sebesar 35,91 °C. Suhu destilat pada skala IKM

tersebut masih diperbolehkan menurut Santoso (1990).

Pada boiler IKM tidak terdapat katup pengatur keluarnya uap air

sehingga uap air yang terbentuk langsung mengalir ke ketel suling.

Dengan demikian, tekanan uap air dalam boiler relatif rendah. Selain itu,

pada pipa penghubung antara ketel suling dengan kondensor tidak terdapat

katup pengatur keluarnya uap dari ketel suling sehingga laju destilat tidak

dapat diatur dan fluktuatif. Rata-rata laju destilat pada penyulingan skala

IKM sebesar 0,26 liter/kg jam. Menurut Suryani et al. (2007), laju destilat

yang optimal untuk proses penyulingan sebesar 0,6 liter/kg jam.

2. Kinerja dan Efisiensi Disain Alat Penyulingan IKM

a. Boiler Skala IKM

Boiler pada sistem penyulingan minyak nilam skala IKM,

digunakan sebagai sumber energi panas berupa steam dari air yang

Page 47: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

31

berada dalam boiler. Tungku yang digunakan terbuat dari batu bata

sedangkan boiler terbuat dari drum seng. Boiler yang digunakan

berbentuk silinder berdiameter 80 cm dan panjangnya 130 cm. Pengisian

boiler sebelum penyulingan sebanyak 367,5 liter atau setara dengan

56,27 % dari 653,12 liter kapasitas maksimal boiler. Jumlah rata-rata air

yang diuapkan di boiler selama proses penyulingan sebesar 446 liter.

Sketsa disain boiler skala IKM dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Sketsa disain boiler skala IKM (tampak depan) : (a) Boiler, (b) Tungku, (c) Ruang pembakaran, (d) cerobong

Prinsip kerja boiler skala IKM yaitu, api hasil pembakaran dalam

tungku memanaskan air dalam boiler yang berada tepat di atas tungku.

Pemanasan tersebut menghasilkan uap air (Santoso, 1990).

a

b c

d

950 mm

300 mm

1100 mm

800 mm

1390 mm 1240 mm

800 mm

150 mm

Page 48: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

32

Berdasarkan sketsa disain tampak depan tungku dan boiler skala

IKM di atas, api dalam tungku hanya mengenai bagian bawah boiler.

Rata-rata suhu tertinggi pada permukaan boiler sebesar 178,5 °C. Rata-

rata suhu tertinggi pada permukaan tungku pembakarannya sebesar 59,94

°C. Pindah panas paling besar pada saat pemasakan air menjadi uap air,

terjadi hanya di bagian bawah boiler. Api menghantarkan panas ke air

dalam boiler melalui dinding bawah boiler secara konduksi. Perpindahan

panas secara konduksi tersebut dikarenakan adanya penghantar berupa

padatan yaitu dinding boiler (McCabe, 2005). Kemudian air bagian

bawah boiler menghantarkan panas secara konveksi ke air bagian atas

dalam boiler. Menurut Kulshresta (1989), perpindahan panas pada fluida

terjadi secara konveksi. Fenomena ini akan diperjelas dalam Gambar 6.

Pada Gambar 6, luas permukaan pindah panas separuh bagian dari

boiler. Data-data luas permukaan pindah panas, jumlah air yang

diuapkan, dan rata-rata penggunaan air setiap jam pada boiler dapat

dilihat dalam Tabel 3.

Gambar 6. Fenomena pemasakan air dalam boiler IKM (tampak depan) : (a) air dalam boiler, (b) aliran panas api, (c) luas permukaan pindah panas boiler, (d) tungku, (e) ruang pembakaran di tungku

a

b

c

d

e

API

Page 49: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

33

Tabel 3. Data luas permukaan pindah panas dan uap air yang dihasilkan penyulingan IKM

No. Keterangan Satuan

1. Luas permukaan pindah panas boiler 1,63 m²

2. Jumlah air yang diuapkan dalam proses 446 liter

3. Lama waktu penyulingan 8 jam

4. Uap air yang dihasilkan per jam 34,2 liter/m²

Luas permukaan pindah panas boiler sebesar 1,63 m² dapat

menguapkan 446 liter air dalam waktu 8 jam. Oleh karena itu, dalam

waktu satu jam rata-rata air yang dapat diuapkan dengan menggunakan

boiler IKM sebesar 34,2 liter untuk satu m². Namun demikian, uap air

yang diuapkan berfluktuasi setiap jamnya. Hal ini dikarenakan jumlah

panas dari api dalam tungku fluktuatif, tergantung dari kestabilan api.

Uap air yang dihasilkan bisa lebih besar dari 34,2 liter/m²/jam,

bila nyala api sangat besar. Nyala api yang sangat besar dapat diperoleh

saat jumlah kayu bakar dalam tungku masih banyak dan cukup kering.

Kayu bakar yang digunakan memiliki kadar air rata-rata 62,4 %

sedangkan rata-rata kadar air maksimal kayu bakar sebesar 85 %

(Abdurahim, et al., 1989). Bila jumlah kayu dalam tungku pembakaran

semakin sedikit, maka nyala api akan semakin mengecil. Bila api

mengecil maka energi panasnya berkurang dan uap air yang dihasilkan

bisa menurun, kurang dari 34,2 liter/m²/jam.

Kestabilan api dalam tungku terkait dengan sirkulasi oksigen di

dalam tungku. Adanya oksigen dapat membantu pembakaran kayu

sebagai bahan bakar dalam tungku skala IKM. Oksigen dalam tungku

skala IKM diperoleh dari satu arah yaitu pintu pemasukan kayu. Sirkulasi

oksigen dalam tungku dapat dilihat dalam Gambar 7.

Page 50: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

34

Gambar 7. Sirkulasi oksigen dalam tungku skala IKM (tampak atas) : (a) ruang pembakaran, (b) pintu pemasukan kayu bakar (pintu tungku)

Sirkulasi oksigen dimulai dari pintu tungku, kemudian oksigen

mengalir ke arah belakang ruang tungku (Gambar 7). Oksigen dapat

mencapai bagian belakang tungku bila tidak terhalang kayu bakar yang

diletakkan setelah pintu tungku. Bila aliran oksigen ke arah belakang

tungku terhalang, maka api akan sulit menjalar ke kayu bakar yang

diletakkan di bagian belakang. Penjalaran api akan semakin sulit jika

kadar air dalam kayu cukup tinggi. Oleh karena itu, bagian belakang

tungku terkadang terdapat sisa-sisa pembakaran berupa arang.

Ketidakstabilan nyala api dalam tungku tentunya akan

mempengaruhi fluktuasi jumlah uap air yang terbentuk di dalam boiler.

Kestabilan nyala api dalam tungku dapat dilihat dari fluktuasi suhu yang

terukur pada dinding tungku di Lampiran 1.

Selain itu, ketidakstabilan nyala api yang berakibat terhadap

fluktuasi jumlah uap air dapat dilihat berdasarkan fluktuasi jumlah

destilat yang dihasilkan. Fluktuasi jumlah destilat tersebut dapat dilihat

dalam Gambar 8 dan Lampiran 1.

A

B

Page 51: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

35

34.07

55.8451.97

43.79

16.88

31.91

52.27

29.16

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8

Jam ke-

Laju destilat (liter/jam)

Gambar 8. Fluktuasi jumlah destilat terhadap waktu

Jumlah destilat pada awal proses penyulingan yaitu jam pertama

sebesar 34,07 liter, lebih kecil dari jumlah destilat pada jam kedua yaitu

sebesar 55,84 liter. Hal ini dikarenakan panas yang digunakan dari api

dalam tungku, belum dapat digunakan secara keseluruhan untuk

memproduksi uap air. Panas dari api tungku pada jam pertama, selain

digunakan untuk memproduksi uap air juga digunakan untuk

memanaskan dinding boiler atau menaikkan suhu lingkungan di sekitar

(dinding-dinding boiler).

Kestabilan nyala api dalam tungku tidak dijaga sehingga jumlah

destilat setelah jam kedua menurun. Hal ini dikarenakan nyala api

semakin mengecil. Penurunan signifikan jumlah destilat terjadi dari jam

keempat menuju jam kelima. Hal tersebut dikarenakan adanya pengisian

air ke dalam boiler. Dengan demikian suhu dalam boiler menurun dan

produksi steam ikut menurun. Hal tersebut dapat dilihat dalam Lampiran

1, di mana suhu bagian atas tungku juga menurun secara signifikan pada

menit ke-270.

b. Ketel Suling Skala IKM

Ketel suling yang digunakan pada skala IKM memiliki model

yang hampir sama dengan prototipe ketel suling. Ketel suling skala IKM

Page 52: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

36

memiliki diameter 98 cm, tinggi keseluruhan 153 cm, dan tinggi saringan

dari bibir ketel 133 cm. Perbandingan diameter dengan tinggi ketel suling

dari atas saringan yaitu 1 : 1,36. Kapasitas maksimal ketel suling tersebut

1.002,7 liter. Baut pengunci tutup ketel sebanyak 10 baut. Pada tutup

ketel tidak terdapat penyekat dan tidak terdapat glasswool atau penahan

panas lainnya di dinding ketel suling. Namun pada bagian bawah ketel

dipendam dalam lapisan semen. Hal tersebut tentunya dapat mengurangi

energi panas yang hilang dari bagian bodem (bawah) ketel. Sketsa ketel

suling skala IKM dapat dilihat pada Gambar 9.

Prinsip kerja dari ketel suling ini yaitu uap air yang berasal dari

boiler masuk ke dalam ketel melalui pipa di bawah saringan (Santoso,

1990). Pipa di bawah saringan yang digunakan untuk memasukkan uap

air berbentuk melingkar agar uap air yang dialirkan dapat merata (Rusli,

2003). Uap air tersebut berpenetrasi ke dalam nilam kering dan

membantu keluarnya minyak dari kantung-kantung minyak pada jaringan

terna nilam. Minyak yang keluar berbentuk campuran uap air dengan

minyak (Ketaren, 1987).

Gambar 9. Ketel suling skala IKM : (a) tutup ketel, (b) dinding ketel, (c)

bagian bawah ketel yang tertanam dalam lapisan semen.

150 mm

980 mm

1330 mm

200 mm

1280 mm

a

b

c

Page 53: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

37

Berdasarkan disain ketel suling skala IKM di atas, kinerja ketel

dari segi disain dapat diukur dari kemampuan disain ketel tersebut

mempertahankan panas dan mempenetrasikan uap di dalam ketel.

Kemampuan disain ketel suling skala IKM dalam mempertahankan panas

masih cukup rendah. Hal ini dikarenakan adanya kebocoran pada disain

ketel suling tersebut (Fatahna, 2005). Kebocoran terjadi di sela-sela tutup

ketel dengan bibir ketel. Selain itu, tidak adanya penggunaan penahan

panas pada dinding ketel, tentunya akan memperbesar kehilangan energi

panas dari ketel suling.

Kehilangan panas dalam ketel dapat mengakibatkan uap di dalam

ketel lebih cepat terkondensasi, sehingga kemungkinan terjadinya

kehilangan uap air semakin besar. Indikator kehilangan panas dapat

diukur dari fluktuasi suhu yang terukur di permukaan bagian luar ketel.

Hal tersebut dapat dilihat dalam Lampiran 1. Semakin besar suhu yang

terukur, maka kehilangan panas pada permukaan bagian tersebut semakin

besar. Hal ini disebabkan panas berpindah dari suhu yang tinggi ke suhu

yang lebih rendah (McCabe, 2005). Namun demikian, jumlah kehilangan

panas pada suatu bagian ketel tidak hanya ditentukan oleh suhu yang

terukur saja, tetapi juga luas permukaan pindah panas bagian ketel

tersebut (Zemansky, 1982). Hal ini akan diperjelas dengan Tabel 4.

Tabel 4. Keterkaitan luas permukaan pindah panas dengan kehilangan

panas ketel

No. Keterangan Tutup Ketel Dinding ketel

1. Luas permukaan pindah panas

ketel 1,05 m² 4,71 m²

2. Total kehilangan panas selama 8

jam 10,23 MJ 48,79 MJ

3. Rata-rata kehilangan panas/jam 1,28 MJ 6,10 MJ

Tabel 4 menunjukkan bahwa luas permukaan pindah panas

dinding ketel lebih besar 4,49 kali dari luas permukaan pindah panas

Page 54: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

38

5.396.36 6.40 6.25 6.11 5.84

6.36 6.076.29

7.76 7.80 7.65 7.436.85

7.77 7.46

1.40 1.331.390.90

1.41 1.01 1.41 1.39

0123456789

1 2 3 4 5 6 7 8

Jam ke-

Kehilangan panas

(MJ/jam)

TutupDindingTutup dan Dinding

tutup ketel. Begitu pula dengan perbedaan total kehilangan panas di

dinding ketel lebih besar 4,77 kali dari tutup ketel yaitu sebesar 48,79

MJ. Kehilangan panas per 30 menit dapat lihat dalam Gambar 10 serta

Lampiran 3.

Tutup ketel memiliki suhu yang lebih tinggi daripada dinding

ketel. Namun kehilangan panas pada tutup ketel lebih kecil daripada

dinding ketel seperti terlihat dalam Gambar 10 dan Lampiran 3. Hal ini

disebabkan luas permukaan pindah panas pada tutup ketel hanya sebesar

1,05 m², sedangkan luas permukaan pindah panas pada dinding ketel

sebesar 4,71 m². Dengan demikian, kehilangan energi panas pada bagian

ketel skala IKM sangat dipengaruhi luas permukaan pindah panas tiap

bagian ketel bukan pada suhu yang terukur pada setiap bagian ketel.

Gambar 10. Fluktuasi kehilangan panas pada ketel suling skala IKM

Suhu tutup ketel yang terukur lebih tinggi daripada suhu dinding

ketel. Data lebih rinci terkait dapat dilihat dalam Lampiran 1. Hal ini

terkait dengan pola aliran penetrasi uap di dalam ketel, di mana uap akan

mengalir dari bagian bawah ketel ke bagian atas ketel, tepatnya menuju

tutup ketel. Pola aliran penetrasi uap dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 55: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

39

Gambar 11. Fenomena arah penetrasi uap dalam ketel IKM : (a) masuknya uap dari boiler, (b) uap yang keluar dari ketel, (c) pipa penyalur uap

Uap dari bagian bawah saringan ketel akan mengalir dan

berpenetrasi ke dalam nilam kering yang berada di atas saringan ketel.

Suhu tutup ketel menjadi lebih tinggi daripada dinding ketel karena

steam akan terakumulasi di bagian atas yaitu tutup ketel.

c. Kondensor Skala IKM

Kondensor pada penyulingan skala IKM di Kuningan memiliki

bentuk serupa dengan prototipe kondensor di Leuwikopo yaitu berbentuk

coil. Namun dimensi kondensor yang digunakan tidak dapat diketahui

dengan pasti karena kondensor ditempatkan pada bak pendingin

permanen yang tertutup. Luas permukaan pindah panas kondensor IKM

sebesar 2,29 m². Perhitungan luas permukaan pindah panas kondensor

IKM diperoleh dari rumus :

Q = U x A x ∆T

Q yang digunakan sebesar 1.059,27 MJ. Nilai energi tersebut

diperoleh dari energi uap yang masuk ke dalam ketel dikurangi dengan

kehilangan panas yang terjadi pada pipa-pipa penghubung dan pada

bagian ketel itu sendiri. Nilai ∆T diperoleh dari rata-rata selisih suhu uap

a c

b

Page 56: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

40

dengan air pendingin. Nilai ∆T yang digunakan sebesar 53,48 °C. Nilai U

yang digunakan untuk menghitung luas permukaan pindah panas

kondensor (A) sebesar 40 Btu/ft² hour °F atau setara dengan 817.653,4

joule/m² jam °C (Ketaren, 1985).

Bak pendingin yang digunakan memiliki panjang 2,5 meter, lebar

2,5 meter, dan tinggi 1,7 meter. Diameter kondensor di dalam bak

kondensor 1,8 meter, sedangkan diameter pipa kondensor 1 inchi dan 1,5

inchi dengan panjang masing-masing 2,03 meter. Kondensor ini

berfungsi untuk mengubah campuran uap air dan uap minyak (Ketaren,

1987).

Menurut Santoso (1990), kinerja kondensor dari segi disain

ditentukan oleh : luas penampang pindah panas kondensor. Luas

penampang pindah panas kondensor ini terkait dengan panjang dan

diameter pipa kondensor.

Kapasitas bak pendingin yang digunakan dalam sistem

penyulingan skala IKM lebih besar dari prototipe bak pendingin yaitu

sebesar 10.625 liter. Walaupun kapasitas bak pendingin cukup besar,

namun pengisiannya tidak sampai batas kapasitas maksimalnya.

Pengisian air pendingin hanya sebesar 6.163,2 liter. Penggunaan air

pendingin sebanyak 6.163,2 liter menghasilkan suhu rata-rata destilat

sebesar 35,91 °C. Suhu rata-rata destilat pada skala IKM sudah memadai.

Dengan demikian, pindah panas pada kondensor skala IKM dapat

dianggap telah memadai.

Bila air pendingin yang digunakan jumlahnya terlalu besar dan

luas permukaan pindah panas pipa kondensor kecil, maka energi panas

yang diserap air pendingin dari pipa kondensor semakin kecil. Dengan

demikian, efisiensi kondensor akan semakin kecil. Hal tersebut didukung

dengan persamaan :

Q = U x A x ∆T Dimana, Q = panas yang dibebaskan (joule)

U = overall heat transfer coefficient (joule/m² jam K)

A = luas penampang pindah panas kondensor (m²)

Page 57: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

41

∆T = perbedaan suhu antara uap panas dan medium pendingin (K)

Berdasarkan persamaan tersebut, luas permukaan pindah panas

dan perbedaan suhu uap dengan air pendingin berpengaruh terhadap

energi yang dilepaskan kondensor (Ketaren, 1985).

d. Separator Skala IKM

Separator merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan air

dengan minyak. Prinsip kerja pemisahan air dengan minyak dalam

separator ini berdasarkan perbedaan bobot jenis minyak dengan air

(Santoso, 1990). Perbedaan bobot jenis ini menyebabkan butiran minyak

berada di lapisan atas sedangkan air di bawah. Separator dalam sistem

penyulingan skala IKM memiliki diameter 30 cm, diameter tabung

bagian dalamnya 20 cm, dan tinggi 50 cm. Kapasitas maksimal separator

dalam menampung jumlah destilat sebesar 35,33 liter. Sketsa separator

yang digunakan dalam skala IKM dapat dilihat dalam Gambar 12.

Gambar 12. Separator skala IKM : (a) kran minyak keluar, (b) pipa

keluaran air sisa penyulingan.

Berdasarkan disain separator IKM di atas, kinerja separator skala

IKM belum optimal. Minyak yang keluar dari kran pipa keluaran minyak

masih mengandung air. Oleh karena itu, diperlukan pemisahan lebih

150 mm

200 mm

30 mm

500 mm

a

b

Page 58: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

42

lanjut yaitu pemisahan minyak dan air dengan penyaringan menggunakan

kain monel sebanyak 3 kali penyaringan.

Pemisahan minyak yang kurang optimal pada separator IKM

dikarenakan diameter tabung bagian dalam separator terlalu lebar. Oleh

karena itu, lapisan minyak sulit terbentuk di bagian atas tabung dalam

separator. Bila diameter tabung bagian dalam separator lebih sempit,

mungkin minyak akan terpisah lebih sempurna. Selain itu, dengan

kapasitas maksimal separator sebesar 35,33 liter dan rata-rata jumlah

destilat yang dihasilkan per satu jam sebesar 39,49 liter, maka waktu

tinggal minyak dalam separator kurang dari satu jam.

3. Kinerja dan Efisiensi Alat Penyulingan IKM Berdasarkan Proses

a. Boiler Skala IKM

Boiler skala IKM tidak memiliki katup pengatur, baik panas yang

masuk ke boiler maupun pengatur tekanan dalam boiler. Ketiadaan katup

pengatur pada boiler membuat uap air yang terbentuk di boiler masuk ke

dalam ketel, tidak dapat diatur. Uap air yang dihasilkan di boiler

langsung dialirkan ke dalam ketel suling.

Laju uap yang masuk ke dalam ketel suling dari boiler tidak dapat

diatur. Dengan demikian, tekanan uap yang dihasilkan di boiler tidak

terlalu besar untuk mengekstrak minyak nilam. Tekanan uap yang

dihasilkan diperkirakan tidak lebih dari 1 bar gauge. Tekanan uap yang

rendah tentunya akan sulit untuk mengekstrak komponen-komponen

bertitik didih tinggi dalam minyak nilam. Oleh karena itu, penyulingan di

skala IKM ini memerlukan waktu yang lama yaitu 8 jam.

Penyulingan yang memerlukan waktu lama, tentunya akan

membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak pula. Namun banyaknya

jumlah bahan bakar belum tentu dapat memaksimalkan proses

pembentukan uap air di boiler. Kebutuhan bahan bakar dan jumlah uap

air yang terbentuk dapat dilihat dalam Tabel 5.

Page 59: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

43

Tabel 5. Kebutuhan kayu bakar terhadap jumlah uap air yang terbentuk

No. Keterangan Jumlah

1. Jumlah total kayu yang digunakan

(K.A = 20 %) 173,49 kg

2. Total energi yang dihasilkan kayu 3.365,98 MJ

3. Jumlah total air yang diuapkan 446 liter

4. Total energi uap yang dihasilkan 1.141,66 MJ

5. Lama waktu penyulingan 8 jam

6. Rata-rata energi yang dihasilkan

kayu bakar/jam 420,75 MJ

7. Rata-rata energi uap yang

dihasilkan/jam 142,71 MJ

8. Efisiensi energi dalam boiler 33,92 %

Berdasarkan data dalam Tabel 5, maka energi dari kayu bakar

sebesar 420,75 MJ/jam dari kayu sebanyak 28,92 kg. Namun energi yang

dihasilkan kayu bakar tidak seluruhnya digunakan untuk memproduksi

uap. Energi dari kayu yang digunakan untuk membentuk uap hanya

sebesar 142,71 MJ/jam sedangkan sisanya loss ke udara atau lingkungan

sekitar. Dengan demikian, efisiensi penggunaan energi dalam boiler

hanya sebesar 33,92 %.

b. Ketel Suling Skala IKM

Kinerja dan efisiensi ketel suling skala IKM berdasarkan kondisi

proses, dapat dilihat dari kerapatan pengisian bahan ke dalam ketel dan

peristiwa penetrasian uap dalam ketel. Bila dilihat dari ukuran ketel

suling skala IKM, jumlah nilam kering yang dapat dimasukkan dalam

satu kali proses penyulingan sebanyak 100 kg. Namun dalam

pelaksanaannya, pengisian nilam kering ke dalam ketel dapat mencapai

160 kg. Bobot rata-rata nilam kering yang dimasukkan ke dalam ketel

untuk satu kali proses penyulingan sebanyak 154,5 kg.

Page 60: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

44

Kerapatan bahan (nilam kering) yang dimasukkan ke dalam ketel

suling akan mempengaruhi kemampuan uap berpenetrasi ke dalam bahan

(Anggraeni, 2003). Rata-rata kepadatan bahan yang digunakan pada

skala IKM dalam proses penyulingan nilam sebesar 0,154 kg/liter.

Pengisian bahan ke ketel yang melebihi kapasitas dapat menurunkan

kinerja ketel suling. Kerapatan bahan yang tidak optimal dapat

menyebabkan uap tidak dapat berpenetrasi dengan baik ke dalam bahan.

Kerapatan pengisian bahan yang tidak merata menyebabkan terjadinya

jalur uap (rat hole). Jalur uap tersebut dapat menyebabkan kehilangan

uap sehingga uap air tidak dapat mengikat minyak dari jaringan-jaringan

kantung minyak tanaman nilam. Fenomena jalur uap terjadi karena uap

akan cenderung mencari celah di antara ruang antar bahan yang mudah

ditembus (Ketaren, 1985). Jalur uap yang terjadi dalam ketel suling skala

IKM dapat dilihat seperti pada Gambar 13.

Gambar 13. Fenomena jalur uap dalam ketel skala IKM

Pada proses penyulingan skala IKM tidak diterapkan kondisi

proses tertentu seperti kondisi tekanan yang digunakan di dalam ketel

suling. Dengan demikian, tekanan di dalam ketel selama proses

penyulingan skala IKM dianggap konstan. Hal tersebut dikarenakan ketel

suling tidak dilengkapi dengan katup pengatur tekanan dalam ketel, katup

Page 61: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

45

pengatur laju uap yang keluar dari ketel, dan pengukur tekanan dalam

ketel (manometer gauge). Tidak adanya penggunaan katup pengatur

tekanan uap yang masuk ke dalam ketel, membuat uap yang masuk ke

dalam ketel fluktuatif, tergantung dari jumlah uap yang dihasilkan dari

boiler. Laju uap yang keluar dari ketel juga fluktuatif karena tidak

adanya katup pengatur laju uap yang keluar dari ketel. Dengan demikian,

laju uap yang keluar menjadi destilat tidak dapat dipertahankan pada laju

tertentu.

Berdasarkan tingkat kerapatan bahan, semakin tinggi kerapatan

bahan, semakin tinggi laju rata-rata destilatnya (Anggraeni, 2003).

Namun demikian, laju rata-rata destilat dalam proses penyulingan skala

IKM masih tergolong rendah sehingga tidak sesuai dengan tingkat

kerapatan bahan dalam ketel. Hal tersebut disebabkan pengisian yang

terlalu padat sehingga uap tertahan dan sulit untuk menembus bahan. Uap

yang telah melewati bahan dalam ketel umumnya mengandung minyak.

Bila jalan uap yang mengandung minyak tersebut terhambat maka

rendemen yang diperoleh akan menurun akibat uap terkondensasi lebih

awal (Guenther, 1947). Keterkaitan laju destilat dengan tingkat kerapatan

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Keterkaitan tingkat kerapatan bahan dengan laju destilat

No. Keterangan Penyulingan

1

Penyulingan

2

Penyulingan

3

1. Bobot nilam yang

disuling 159 kg 160 kg 161 kg

2. Kerapatan nilam 0,159

kg/liter

0,160

kg/liter

0,161

kg/liter

3. Laju destilat yang

terhitung

37,99

liter/jam

40,98

liter/jam

69

liter/jam

4. Laju destilat

optimal

95,4

liter/jam

96

liter/jam

96,6

liter/jam

Page 62: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

46

Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa dari tiga penyulingan,

peningkatan kerapatan pengisian nilam dalam ketel berbanding lurus

dengan peningkatan laju destilatnya. Peningkatan laju destilat terjadi

secara signifikan pada penyulingan ketiga. Hal ini disebabkan api yang

digunakan lebih besar daripada penyulingan pertama dan kedua. Oleh

karena itu, kemungkinan terbentuknya tekanan uap yang besar. Namun

demikian, dari tiga data penyulingan tersebut, tidak ada satu pun proses

penyulingan skala IKM yang mencapai batas optimal laju destilat yang

sesuai dengan bobot nilam yang disuling dalam ketel. Nyala api yang

besar pada penyulingan ketiga belum dapat menghasilkan laju destilat

optimal sebesar 96,6 liter/jam. Hal ini disebabkan tekanan di boiler dan

ketel yang dihasilkan belum cukup tinggi.

Ketiadaan kondisi proses tertentu yang diterapkan dalam ketel

suling skala IKM, menjadikan kehilangan panas yang terjadi di ketel

selama proses penyulingan fluktuatif. Hal ini terlihat dari grafik

kehilangan panas dalam Gambar 10. Pada kondisi proses ketel suling

skala IKM, total kehilangan panas (energi) di ketel sebesar 59,02 MJ.

Sebagian besar kehilangan energi terjadi di dinding ketel sebesar 48,79

MJ. Jumlah kehilangan energi dalam sistem ketel secara rinci dapat

dilihat dalam Tabel 7.

Tabel 7. Kehilangan energi di ketel suling skala IKM

No. Keterangan Jumlah (joule)

1. Energi dari pipa penghubung boiler-ketel 1.123,50 MJ

2. Kehilangan energi di tutup ketel 10,23 MJ

3. Kehilangan energi di dinding ketel 48,79 MJ

4. Energi keluar dari ketel 1.064,48 MJ

5. Efisiensi ketel 94,75 %

Berdasarkan data Tabel 7, energi yang masih dapat dipertahankan

ketel sebesar 1.064,48 MJ. Rata-rata kehilangan energi pada bagian tutup

ketel tiap jamnya sebesar 1,28 MJ. Rata-rata kehilangan energi pada

Page 63: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

47

bagian dinding ketel tiap jamnya sebesar 6,10 MJ. Dengan demikian

efisiensi energi dari ketel suling skala IKM yang diperoleh sebesar 94,75

%.

c. Kondensor Skala IKM

Kinerja kondensor skala IKM berdasarkan kondisi proses dilihat

dari perlakuan yang diberikan pada air pendinginnya. Air pendingin yang

digunakan dalam bak pendingin skala IKM bersistem batch. Sistem

batch ini berarti tidak ada penambahan air pendingin ataupun

pengeluaran air pendingin dari bak pendingin selama proses penyulingan

berlangsung. Dengan demikian akan terjadi akumulasi panas pada lapisan

bagian atas air pendingin. Semakin bawah lapisan air pendingin maka

suhu air pendingin menurun menuju suhu air pendingin yang masuk di

awal penyulingan sesuai dengan prinsip pindah panas (McCabe, 2005),

sebelum terjadi pindah panas dari pipa kondensor. Selain itu, semakin

lama waktu penyulingan, suhu air pendingin bagian lapisan atas akan

semakin panas. Peningkatan suhu air pendingin tersebut disebabkan oleh

akumulasi panas pada lapisan bagian atas air pendingin (McCabe, 2005).

Hal ini dapat terlihat pada Lampiran 1.

Bermula dari hubungan kenaikan suhu destilat dan air pendingin

terhadap waktu, maka diperoleh data rata-rata pada kondensor sebagai

berikut :

1. Jumlah rata-rata air pendingin dalam setiap proses penyulingan skala

IKM sama yaitu sebesar 6.163,2 liter.

2. Rata-rata laju destilat yang digunakan 0,26 liter/kg bahan/jam.

3. Rata-rata laju destilat tersebut menghasilkan rata-rata suhu destilat

35,91 °C.

4. Rata-rata selisih suhu air pendingin 53,48 °C.

Rata-rata selisih suhu air pendingin diperoleh berdasarkan rumus :

∆T = (T steam – Ta in) – (T steam – Ta out) Ln (T steam – Ta in) (T steam – Ta out)

(Ketaren, 1985).

Page 64: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

48

Berdasarkan data-data tersebut maka rata-rata total keseluruhan

kalor yang dilepaskan dari kondensor dalam sekali proses penyulingan

sebesar 1.059,27 MJ. Efisiensi energi pada kondensor dapat dilihat dalam

Gambar 14.

Gambar 14. Efisiensi energi kondensor IKM

Berdasarkan data dari Gambar 14 seluruh energi yang masuk ke

dalam kondensor tidak dapat diserap seluruhnya oleh air pendingin.

Penyerapan energi sebesar 75,62 % yang terjadi di kondensor

mengakibatkan uap yang masuk ke dalam kondensor dapat diubah

menjadi cairan, dalam hal ini berubah menjadi minyak nilam.

Laju destilat dalam sistem penyulingan skala IKM masih

tergolong rendah karena tidak sesuai dengan jumlah nilam yang disuling

di dalam ketel. Laju destilat yang rendah di skala IKM terkait dengan

pengisian nilam dalam ketel yang terlalu padat. Kemungkinan besar uap

tertahan dalam nilam di ketel dan terkondensasi kembali sebelum

mengalir ke kondensor. Menurut Suryani et al., (2007), laju destilat

optimal penyulingan nilam sebesar 0,6 liter/kg jam. Bila menggunakan

standar laju destilat tersebut maka laju destilat yang optimal digunakan

pada skala IKM seharusnya sebesar 92,7 liter/kg jam. Berdasarkan hal

tersebut, laju destilat dalam proses penyulingan nilam skala IKM belum

mencapai optimal. Laju destilat yang terlalu lambat tidak menyebabkan

efisiensi kondensor rendah. Laju destilat tersebut akan berpengaruh

Kondensor

dan Air pendingin (Efisiensi = 75,62 %)

∆T = 53,48 °C

Energi steam (uap) 1.059,27 MJ

Energi keluar (cair) 801,06 MJ

Page 65: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

49

34.07

89.91

141.88

185.67202.55

234.46

286.73315.89

0

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 5 6 7 8

Jam ke-

Jumlah destilat (liter)

langsung terhadap lama penyulingan. Laju destilat yang terlalu rendah

akan memperpanjang waktu penyulingan.

Pada penyulingan skala IKM tidak terdapat pengaturan tekanan

uap dalam ketel dan tidak ada pengaturan laju destilat. Dengan demikian,

tekanan uap dalam ketel dianggap konstan. Hal tersebut ditandai dengan

akumulasi jumlah destilat berbanding lurus dengan lama waktu

penyulingan pada Gambar 15.

Gambar 15. Akumulasi destilat terhadap lama waktu proses penyulingan

skala IKM

B. UJI KOSONG PROTOTIPE ALAT PENYULINGAN

Uji kosong pada prototipe peralatan penyulingan dimaksudkan untuk

mengetahui kesiapan alat-alat tersebut dalam proses penyulingan. Kesiapan

alat yang dimaksud yaitu ada atau tidaknya kebocoran dalam sistem peralatan

penyulingan (Fatahna, 2005). Kebocoran pada sistem peralatan penyulingan

menyebabkan kehilangan energi dan rendemen. Hal tersebut tentunya akan

terkait dengan keefektifan dan keefisienan peralatan penyulingan yang

digunakan (Yuhono dan Shinta, 2006).

Pada uji kosong yang dilakukan terhadap prototipe peralatan penyulingan

tidak terdapat kebocoran. Pemeriksaan ada atau tidaknya kebocoran tersebut

dilakukan dengan udara bertekanan dan uap air yang dihasilkan boiler.

pemeriksaan kebocoran tidak hanya dilakukan pada prototipe peralatan

Page 66: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

50

penyulingan tetapi juga pada pipa-pipa penghubung prototipe peralatan

penyulingan.

C. PENELITIAN UTAMA

1. Analisa Kadar Air dan Kadar Minyak Nilam

Analisa kadar air nilam dilakukan untuk mengetahui tingkat

kekeringan daun dan ranting nilam yang akan dan sudah disuling. Analisa

kadar minyak dilakukan untuk mengetahui kadar minyak yang terkandung

dalam daun dan ranting nilam yang akan dan sudah disuling. Selain itu,

analisa kadar minyak setelah penyulingan ditujukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya minyak yang belum tersuling dalam daun dan ranting

nilam.

Menurut Santoso (1990), kadar air daun dan ranting nilam yang siap

proses sebesar 12-15 %. Pada penyulingan prototipe rata-rata kadar air daun

dan ranting nilam sebelum penyulingan sebesar 14,49 %. Bobot daun dan

ranting nilam sebelum proses penyulingan sebesar 120 kg. Hal tersebut

menunjukkan daun dan ranting nilam telah siap untuk disuling. Rata-rata

kadar air daun dan ranting nilam setelah proses penyulingan sebesar 34,32

%. Rata-rata kadar air daun dan ranting nilam setelah proses penyulingan

lebih tinggi daripada sebelum proses penyulingan. Hal tersebut

menunjukkan seluruh bagian daun dan ranting nilam telah dilalui uap air.

Prosedur penghitungan kadar air daun dan ranting nilam dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Menurut Santoso (1990), kadar minyak dalam daun dan ranting

nilam dapat mencapai 3 % (db). Berdasarkan analisa kadar minyak daun dan

ranting nilam yang dilakukan sebelum penyulingan sebesar 2,61 % (db)

sedangkan kadar minyak daun dan ranting nilam setelah proses penyulingan

sebesar 0,097 % (db). Persentase minyak yang tersuling sebesar 2,50 %.

Dengan demikian, prototipe peralatan penyulingan dapat dikatakan telah

efektif digunakan dalam proses penyulingan minyak nilam. Peralatan

analisa kadar minyak dapat dilihat pada Lampiran 5 sedangkan prosedur

analisa beserta penghitungan kadar minyak dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 67: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

51

2. Proses Penyulingan Minyak Nilam

a. Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Berdasarkan Disain

1) Prototipe Boiler

Boiler merupakan alat penghasil uap air. Bahan bakar prototipe

boiler yang digunakan pada penyulingan nilam adalah kayu bakar. Boiler

ini terdiri dari pipa-pipa silinder berisi udara panas dan bagian bawahnya

terdapat tungku untuk pembakaran kayu. Bagian dalam tungku terdapat

pipa-pipa silinder berisi air yang digunakan untuk menghantarkan panas

yang dihasilkan api pembakaran pada tungku. Berdasarkan pembagian

pipa-pipa tersebut maka boiler yang digunakan dapat dikatakan sebagai

jenis boiler gabungan pipa api dengan pipa air. Kapasitas air maksimal di

dalam boiler sebesar 770 liter.

Pada saat pembakaran kayu, boiler memerlukan alat pendukung

untuk memperbesar api yaitu dengan menggunakan blower. Sketsa

prototipe boiler dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Sketsa prototipe boiler (tampak depan) : (a) boiler, (b)

tungku, (c) pipa air, (d) pipa api, (e) pintu tungku

API

a

b

c

d

e

Page 68: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

52

Pada Gambar 16 terlihat pula fenomena aliran panas yang terjadi

di dalam prototipe boiler. Panas dari api dihantarkan secara konveksi dan

konduksi ke pipa-pipa air di sisi samping tungku. Panas dari pipa air ini

menghasilkan uap air yang dialirkan dalam pipa api. Kemudian uap air

tersebut yang nantinya akan dialirkan ke dalam ketel suling. Prinsip kerja

dari prototipe boiler ini yaitu mengubah air dalam boiler menjadi uap air.

Permukaan pindah panas pada prototipe boiler ini lebih luas

daripada boiler skala IKM. Hal ini disebabkan permukaan pindah panas

yang digunakan cukup banyak yaitu melalui pipa-pipa air, pipa-pipa api,

dan dinding boiler. Luas permukaan pindah panas dalam boiler dan pipa

air serta pipa api sebesar 14,40 m². Rata-rata suhu tertinggi yang terukur

pada permukaan boiler sebesar 158,83 °C. Rata-rata suhu tertinggi pada

permukaan tungku pembakaran sebesar 138,03 °C. Rata-rata jumlah air

yang diuapkan dalam boiler sebesar 556,95 liter dalam satu kali proses

penyulingan. Penyulingan dalam sistem prototipe dilakukan selama 6

jam. Dengan demikian, rata-rata air yang dapat diuapkan dalam boiler

setiap jamnya sebesar 6,45 liter/m². Data-data luas permukaan pindah

panas di boiler serta jumlah air yang dapat diuapkan dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Data luas permukaan pindah panas boiler dan uap air yang dihasilkan dalam prototipe penyulingan.

No. Keterangan Besaran

1. Luas permukaan pindah panas boiler

serta pipa air dan pipa api 14,40 m²

2. Jumlah air yang diuapkan 556,95 liter

3. Lama waktu penyulingan 6 jam

4. Uap air yang dihasilkan/jam 6,45 liter/m²

Rata-rata air yang diuapkan per satuan luas dalam setiap jamnya

pada prototipe sistem penyulingan jauh lebih kecil daripada sistem

penyulingan skala IKM yaitu sebesar 6,45 liter/m²jam. Uap air yang

Page 69: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

53

dihasilkan pada skala IKM sebesar 34,2 liter/m²jam. Semakin kecil

jumlah air yang diuapkan per satuan luasnya, maka proses pembentukan

uap air dan pendidihan air akan lebih cepat dan optimal (Guenther,

1947), serta waktu penyulingan dapat dipercepat. Dengan demikian,

disain prototipe boiler lebih menguntungkan terkait dengan luas

permukaan pindah panasnya dalam menghasilkan uap air.

Disain prototipe boiler dilengkapi dengan blower dan katup

pengatur keluarnya uap air dari boiler. Blower digunakan untuk

membantu penyalaan api dan menjaga kestabilan nyala api dalam tungku

pembakaran. Sistem kerja blower dibuat secara otomatis dengan

indikator tekanan uap yang terukur dalam boiler. Indikator tekanan

terendah yaitu sebesar 2,5 bar gauge dan tekanan tertingginya 3,5 bar

gauge. Bila tekanan dalam boiler mencapai indikator tekanan terendah,

maka blower akan menyala secara otomatis. Bila tekanan dalam boiler

mencapai indikator tekanan tertinggi, maka blower akan mati secara

otomatis. Cara kerja blower yang digunakan dalam prototipe sistem

penyulingan digambarkan pada Gambar 17.

Gambar 17. Sirkulasi udara dalam tungku dengan blower (tampak

samping) : (a) pintu pemasukan kayu, (b) blower

Blower yang digunakan merupakan tipe blower yang menghisap

udara dari dalam tungku dan mengeluarkannya. Dengan demikian, udara

yang masuk dari pintu pemasukan kayu dihisap oleh blower hingga

mencapai bagian belakang tungku, maka sirkulasi udara (oksigen) lebih

a b

Page 70: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

54

3.053.3 3.45

2.853.2

2.7

3.7

2.8 2.65

3.3

3.73.35

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Menit ke-

Tekanan (bar gauge)

merata dari bagian depan tungku hingga belakang. Sirkulasi udara yang

telah digambarkan tersebut, dapat membantu penjalaran nyala api kayu

yang diletakkan dari bagian depan tungku hingga belakang. Oleh karena

itu, kemungkinan terbentuk bongkahan arang dalam tungku semakin

kecil.

Berdasarkan sistem kerja blower, kestabilan nyala api dalam

tungku dapat dilihat dari indikator kestabilan tekanan uap dalam boiler.

Kestabilan tekanan uap air dalam boiler dapat dilihat pada Gambar 18.

Kestabilan uap air menunjukkan stabilnya energi yang dihasilkan dari

boiler. Dengan stabilnya suplai tekanan uap dalam boiler, maka suplai

uap ke ketel pun dapat diatur dan stabil. Bila tekanan dalam ketel stabil,

laju destilat yang dihasilkan dapat diatur dan stabil pula.

Gambar 18. Kestabilan tekanan uap air dalam prototipe boiler

Berdasarkan Gambar 18, terlihat peningkatan tekanan dan

penurunan tekanan uap dalam boiler tidak lebih dari 1 bar gauge dalam 1

jam. Tekanan uap pada awal proses penyulingan hingga menit ke-90

meningkat karena suplai energi dari kayu masih banyak dan nyala api

cenderung lebih besar. Tekanan uap akan menurun bila suplai energi dari

kayu menurun dan nyala api mengecil. Bila tekanan uap menurun hingga

Page 71: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

55

mencapai 2,5 bar gauge, maka blower akan menyala. Dengan demikian,

tekanan uap dalam boiler tidak pernah di bawah 2,5 bar gauge.

Lama waktu penggunaan blower ditentukan oleh lamanya waktu

yang dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan uap dalam boiler agar

tetap berada pada kisaran 2,5 bar hingga 3,5 bar gauge.

Adanya katup pengatur tekanan yang digunakan pada disain

prototipe boiler, membuat kestabilan nyala api dalam tungku tidak dapat

diindikasikan berdasarkan laju destilatnya. Katup ini berfungsi untuk

mengatur jumlah uap yang masuk ke dalam ketel. Dengan demikian,

tekanan uap dalam ketel dapat stabil. Tekanan uap dalam ketel akan lebih

stabil, bila terdapat stok uap dalam boiler. Pengaturan stok uap dalam

boiler merupakan salah satu fungsi dari katup pengatur tekanan uap air

dalam boiler.

2) Prototipe Ketel Suling

Prototipe ketel suling memiliki cukup banyak perbedaan dengan

ketel suling skala IKM. Prototipe ketel suling dilengkapi dengan

glasswool, manometer, penyekat karet antara bibir ketel dengan tutup

ketel, jumlah baut pengunci yang lebih banyak yaitu 14 baut, dan bagian

bawah ketel (bodem) tidak diisolasi. Dimensi prototipe ketel suling ini

lebih besar daripada ketel suling skala IKM. Prototipe ketel suling

memiliki tinggi 1,54 meter dari atas saringan dan diameter 1,16 meter.

Perbandingan diameter dan tinggi ketel dalam prototipe sistem

penyulingan sebesar 1 : 1,33. Perbandingan diameter dan tinggi ketel

suling ini penting terkait dengan lama kontak uap dengan nilam kering

dalam ketel selama proses penyulingan. Perbandingan tinggi ketel yang

lebih besar daripada diameter sangat cocok digunakan dalam

penyulingan bahan yang bersifat kamba seperti nilam (Rusli, 2003).

Prinsip kerja prototipe ketel suling sama dengan ketel suling skala IKM.

Prinsip kerja dan sketsa disain prototipe ketel suling dapat dilihat pada

Gambar 19.

Page 72: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

56

Gambar 19. Fenomena aliran uap prototipe ketel suling : (a) tutup ketel,

(b) glasswool, (c) pipa keluar uap, (d) pipa masuk uap, (e) dinding ketel

Pada disain prototipe ketel suling ini, tidak terdapat kebocoran

sehingga dapat mengurangi resiko kehilangan panas yang disebabkan

adanya kebocoran. Selain itu, penggunaan glasswool dapat mengurangi

kehilangan panas yang terjadi pada dinding ketel. Pengaruh penggunaan

glasswool dapat terlihat dengan membandingkan jumlah kehilangan

panas ketel suling pada skala IKM dengan prototipe ketel suling.

Perbandingan jumlah kehilangan panas pada kedua ketel tersebut dapat

dilihat pada Gambar 20.

a

e

b

c

d

Page 73: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

57

3.13

4.02

4.835.16 5.21

4.795.39

6.40 6.36 6.47 6.40 6.25

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6Jam ke-

Kehilangan panas (MJ)

Dinding prototipe ketel

Dinding ketel skala IKM

Gambar 20. Perbandingan kehilangan panas di dinding prototipe ketel denganIKM

Penggunaan glasswool pada dinding prototipe ketel suling dapat

mengurangi kehilangan panas (Santoso, 1990) (Gambar 20), bila

dibandingkan dengan ketel suling skala IKM. Rata-rata pengurangan

kehilangan panas oleh glasswool sebesar 1,69 MJ/jam. Walaupun

glasswool dapat mengurangi kehilangan panas pada dinding prototipe

ketel suling, namun pada permukaan glasswool tetap saja terdapat

kehilangan panas. Jumlah kehilangan panas di bagian-bagian ketel suling

baik skala IKM maupun prototipe dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 20 menunjukkan perbedaan kehilangan panas antara

dinding prototipe ketel suling dengan dinding ketel suling skala IKM.

Perbedaan kehilangan panas dari Gambar 20 belum dapat mewakili

secara keseluruhan pengaruh penggunaan glasswool pada dinding ketel

suling. Hal ini dikarenakan dimensi dan disain kedua ketel tersebut

sedikit berbeda. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap kehilangan

panas pada dinding prototipe ketel dapat dilihat pengaruhnya secara

signifikan pada Gambar 21.

Page 74: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

58

3.134.38 4.83 5.16 5.21 4.79

12.54

14.37 14.48

16.09 16.4815.39

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6

Jam ke-

Kehilangan panas (MJ)

Dengan Glasswool

Tanpa Glasswool

Gambar 21. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap kehilangan panas

dinding prototipe ketel

Penggunaan glasswool sangat berpengaruh terhadap kehilangan

panas pada dinding prototipe ketel suling (Gambar 21). Bila dinding

prototipe ketel suling tidak menggunakan glasswool, maka rata-rata

kehilangan panas dari dinding ketel sebesar 14,89 MJ/jam. Bila dinding

prototipe ketel suling menggunakan glasswool, maka rata-rata kehilangan

panas pada dinding ketel hanya sebesar 4,58 MJ/jam. Dengan demikian

penggunaan glasswool pada dinding prototipe ketel dapat mengurangi

kehilangan panas hingga 69,23 %. Pengaruh penggunaan glasswool

terhadap total kehilangan panas dapat dilihat dalam Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap total kehilangan panas

Keterangan Kehilangan Panas

(6 jam)

Total kehilangan panas keseluruhan dinding

nonglasswool 89,35 MJ

Total kehilangan panas dinding dengan

glasswool 27,49 MJ

Page 75: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

59

Keterangan Kehilangan Panas

(6 jam)

Selisih kehilangan panas keseluruhan dinding

nonglasswool dengan glasswool 61,86 MJ

Persentase pengurangan kehilangan panas 69,23 %

Luas permukaan pindah panas pada setiap bagian ketel dapat

mempengaruhi besarnya jumlah kehilangan panas (Zemansky, 1982).

Semakin luas permukaan pindah panas pada bagian tertentu ketel, maka

semakin tinggi kehilangan panasnya. Namun kehilangan panas pada

bagian ketel juga ditentukan oleh perbedaan suhu yang terukur di

permukaan bagian ketel. Keterkaitan jumlah kehilangan panas dengan

luas permukaan bagian prototipe ketel suling dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Keterkaitan jumlah kehilangan panas dengan luas permukaan pindah panas ketel

No. Bagian ketel

Luas permukaan

pindah panas

(m²)

Total kehilangan panas

(MJ)

1. Tutup 1,16 8,86

2. Dinding

nonglasswool 0,69 9,23

3. Glasswool 6,29 18,27

4. Bodem 1,16 3,06

Tabel 10 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kehilangan

panas pada bagian ketel berbanding lurus dengan luas permukaan pindah

panasnya (Zemansky, 1982). Namun demikian, luas permukaan pindah

panas pada bagian tutup dan bodem sama besarnya tetapi jumlah

kehilangan panasnya berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan suhu yang

terukur di permukaan kedua bagian tersebut.

Page 76: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

60

1.16

1.44 1.43

1.61 1.561.66

0.420.50 0.52 0.57 0.54 0.52

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

1 2 3 4 5 6

Jam ke-

Kehilangan Panas (MJ)

Tutup KetelBodem Ketel

Bagian bodem kehilangan panasnya lebih kecil karena suhu yang

terukur pun lebih rendah dari bagian tutup. Perbedaan suhu tersebut terkait

dengan fenomena arah aliran uap dalam ketel yang digambarkan dalam

Gambar 19. Arah aliran uap menuju ke tutup ketel sehingga panas lebih

terakumulasi di bagian tutup ketel daripada bodem ketel. Perbandingan

kehilangan panas bagian bodem dengan tutup pada ketel suling prototipe

dapat dilihat pada Gambar 22 dan Lampiran 3.

Gambar 22. Perbandingan kehilangan panas di tutup dan bodem ketel

3) Prototipe Kondensor

Prototipe kondensor yang digunakan memiliki dua diameter yaitu

1,5 inchi sepanjang 19,79 meter dan 1 inchi sepanjang 25,45 meter. Luas

penampang keseluruhan kondensor sebesar 4,40 m². Namun tidak seluruh

luas permukaan kondensor digunakan sebagai media pindah panas, yang

digunakan sebagai media pindah panas hanya seluas 3,72 m². Prototipe

kondensor ini berbentuk koil. Bentuk koil ini berguna untuk mengurangi

kebutuhan ruang penempatannya dalam bak pendingin. Oleh karena

bentuknya yang koil, maka nilai koefisien pindah panas kondensor

sebesar 40 Btu/ft² jam °C atau setara dengan 817.653,39 joule/m² jam °F

(Ketaren, 1985). Bak pendingin yang digunakan memiliki panjang 2,4

meter, lebar 2,4 meter, dan tinggi 1,2 meter. Kapasitas maksimal air

Page 77: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

61

pendingin yang dapat ditampung dalam bak pendingin sebesar 6.912

liter.

Jumlah air pendingin yang digunakan dalam prototipe bak

pendingin sebesar 6.163,2 liter. Jumlah air pendingin ini sama dengan

yang digunakan pada sistem penyulingan skala IKM. Namun suhu

destilat yang dihasilkan berbeda. Suhu rata-rata destilat yang dihasilkan

dari sistem penyulingan prototipe sebesar 31,17 °C. Rata-rata suhu

destilat hasil penyulingan prototipe lebih kecil daripada hasil

penyulingan skala IKM. Hal ini disebabkan panjang pipa kondensor di

sistem penyulingan prototipe lebih panjang dibandingkan skala IKM.

Gambar bak pendingin dan kondensor yang digunakan dalam sistem

penyulingan prototipe dapat dilihat dalam Lampiran 7.

4) Prototipe Separator

Prototipe separator yang digunakan memiliki prinsip kerja yang

sama dengan separator skala IKM. Walaupun memiliki prinsip kerja

yang sama, bentuk prototipe separator dengan separator skala IKM

berbeda. Prototipe separator memiliki diameter 50 cm, diameter tabung

bagian dalam 15 cm, dan tinggi 45 cm. Kapasitas maksimal volume

prototipe separator sebesar 90 liter.

Bagian atas prototipe separator dibuat agak mengerucut. Hal ini

dimaksudkan agar minyak dapat terpisah secara sempurna berdasarkan

perbedaan bobot jenisnya dengan bobot jenis air. Semakin sempit luas

permukaan bagian atas separator (Santoso, 1990), maka butiran minyak

akan lebih mudah terkumpul. Disain prototipe separator yang digunakan

dapat dilihat pada Gambar 23.

Page 78: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

62

Gambar 23. Disain prototipe separator: (a) kaca pengamatan, (b) pipa pengeluaran air, (c) corong masuk destilat, (d) kran keluaran minyak.

Disain separator di atas ternyata belum mampu memisahkan

minyak dengan air secara sempurna. Pemisahan lebih lanjut dilakukan

menggunakan labu pemisah berukuran 500 ml.

b. Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Berdasarkan Proses

1) Prototipe Boiler

Pada sistem penyulingan prototipe, kondisi tekanan uap yang

diterapkan berkisar antara 2,5 bar gauge hingga 3,5 bar gauge. Hal

tersebut dimaksudkan untuk menjaga kestabilan tekanan uap air yang

masuk ke dalam ketel. Walaupun tekanan uap air dalam boiler fluktuatif

pada kisaran 2,5 bar hingga 3,5 bar, namun tekanan uap yang ada di

dalam ketel suling tetap berkisar 0,5 bar pada satu jam pertama, 1 bar

pada dua jam kedua, dan 1,5 bar pada tiga jam berikutnya. Dengan

demikian fluktuasi laju destilat tidak berpengaruh terhadap tekanan uap

di boiler. Hal ini berlawanan dengan yang terjadi di sistem penyulingan

skala IKM. Tekanan uap boiler yang cenderung stabil menghasilkan data

efisiensi energi seperti pada Tabel 11.

a

b

c

d

500 mm 450 mm

Page 79: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

63

Tabel 11. Data efisiensi energi dalam prototipe boiler

No. Keterangan Jumlah

1. Jumlah kayu yang digunakan (K.A = 20

%) 98,38 kg

2. Energi total yang dihasilkan kayu 1.908,66 MJ

3. Jumlah air yang diuapkan 556,95 liter

4. Energi total uap air yang dihasilkan 1.480,93 MJ

5. Lama waktu penyulingan 6 jam

6. Efisiensi energi dalam tungku dan

boiler 77,59 %

Berdasarkan data dalam Tabel 11, maka kebutuhan energi dari

kayu bakar sebesar 318,11 MJ/jam dari kayu sebanyak 16,40 kg. Namun

energi dari kayu tersebut tidak digunakan untuk membentuk uap air

seluruhnya karena efisiensi energi dari boiler sebesar 77,59 %. Energi

kayu yang digunakan untuk pembentukan uap air hanya sebesar 246,82

MJ/jam.

2) Prototipe Ketel Suling

Kinerja dan efisiensi prototipe ketel suling berdasarkan kondisi

proses, dapat dilihat dari kerapatan pengisian bahan ke dalam ketel dan

kehilangan panas berdasarkan peningkatan tekanan uap dalam ketel. Bila

dilihat dari ukuran prototipe ketel suling, jumlah maksimal nilam kering

yang dapat dimasukkan dalam satu kali proses penyulingan sebanyak 160

kg. Namun pada pelaksanaannya pengisian nilam ke dalam ketel hanya

sebanyak 120 kg. Dengan demikian kerapatan nilam dalam ketel sebesar

0,074 kg/liter.

Penggunaan kerapatan pengisian nilam sebesar 0,074 kg/liter atau

setara dengan 74,1 % (b/v) dari kapasitas maksimal volume ketel, tidak

menimbulkan jalur uap (rat hole) selama proses penyulingan. Tidak

Page 80: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

64

adanya jalur uap ditandai dengan setiap bagian daun dan ranting nilam

basah setelah proses penyulingan. Dengan demikian, kepadatan pengisian

bahan sebesar 0,074 kg/liter pada prototipe ketel suling dapat dianggap

optimal. Jalur uap tidak terbentuk pada sistem penyulingan prototipe,

dipengaruhi pula dengan adanya pemadatan daun dan ranting nilam

sebelum disuling. Pemadatan daun dan ranting nilam sebelum disuling

dapat membantu meratakan tingkat kerapatan bahan pada setiap bagian

ketel. Dengan tingkat kerapatan bahan yang merata dapat memperkecil

kemungkinan terjadinya jalur uap. Hal ini dikarenakan semakin kompak

pengisian bahan, maka semakin kecil celah-celah antar bahan

(Anggraeni, 2003). Fenomena penetrasi uap tanpa adanya jalur uap dapat

dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Fenomena penetrasi uap tanpa rat hole : (a) uap masuk,

(b) uap keluar

Sistem penyulingan prototipe menggunakan tekanan bertahap

dalam ketel selama proses penyulingan minyak nilam. Besarnya tekanan

uap dalam ketel dapat mempengaruhi jumlah kehilangan panas pada tiap

bagian ketel yang terdiri dari tutup ketel, dinding ketel, glasswool, dan

bodem ketel. Keterkaitan modifikasi tekanan bertahap terhadap pengaruh

kehilangan panas pada keseluruhan bagian ketel dapat dilihat pada

b

a

Page 81: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

65

4.70

13.09

21.62y = 15.041Ln(x) + 4.1528R2 = 0.9762

0

5

10

15

20

25

0.5 1 1.5

Tekanan (bar gauge)

Total Kehilangan Panas (MJ)

Gambar 25. Kehilangan panas lebih spesifik pada tiap bagian ketel dapat

dilihat dalam Gambar 26.

Selain peningkatan tekanan dalam ketel, titik kritis dari

penyulingan yaitu pengisian bahannya dalam ketel harus sesuai dengan

kapasitas ketel, agar kinerja ketel dapat optimal terkait dengan proses

penetrasi uap dalam ketel.

Gambar 25. Pengaruh peningkatan tekanan terhadap total kehilangan

panas ketel

Gambar 25 menunjukkan bahwa peningkatan tekanan uap dalam

ketel akan meningkatkan jumlah total kehilangan panas pada permukaan

ketel. Data lebih rinci mengenai Gambar 25 dapat dilihat pada Lampiran

3. Dengan demikian, peningkatan perlakuan tekanan dalam suatu sistem

penyulingan merupakan salah satu titik kritis dalam menentukan jumlah

kehilangan panas yang terjadi pada ketel selama proses penyulingan.

Total kehilangan panas tertinggi di ketel terjadi pada saat tekanan 1,5 bar

sebesar 21,62 MJ yang diterapkan selama 3 jam. Pada tekanan 1 bar

kehilangan panas tiap jamnya sebesar 6,54 MJ. Dengan demikian

kehilangan panas untuk tiap jam pada tekanan 1,5 bar sebesar 7,21 MJ.

Total kehilangan panas terendah di ketel terjadi pada tekanan 0,5 bar

Page 82: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

66

1.16 1.43 1.61

3.11 3.40

0.42 0.51 0.54

4.70

6.547.21

1.291.49 1.65

1.83

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0.5 1 1.5

Tekanan (bar gauge)

Kehilangan panas

(MJ/jam)

TutupDindingGlasswoolBodemKeseluruhan bagian

sebesar 4,70 MJ selama 1 jam. Kenaikan kehilangan panas dari tekanan

0,5 bar menjadi 1 bar tiap jamnya sebesar 1,84 MJ. Kenaikan kehilangan

panas dari tekanan 1 bar menjadi 1,5 bar tiap jamnya sebesar 0,67 MJ.

Gambar 26. Hubungan peningkatan tekanan terhadap kehilangan panas

di tiap bagian ketel

Bila dilihat dari Gambar 26, kehilangan panas pada tiap bagian

ketel bervariasi. Hal tersebut dikarenakan luas permukaan pindah

panasnya berbeda antar tiap bagian ketel. Kehilangan panas akan terus

meningkat seiring dengan peningkatan tekanan. Namun demikian,

peningkatan kehilangan panas pada tiap bagian ketel pada akhirnya akan

mencapai titik tertentu, di mana kehilangan panasnya akan konstan bila

tekanannya terus ditingkatkan. Hal ini terlihat dari Gambar 25 yang

menunjukkan hubungan logaritmik antara peningkatan tekanan terhadap

kehilangan panas.

3) Prototipe Kondensor

Kinerja prototipe kondensor dari segi kondisi prosesnya ini

diindikasikan berdasarkan perlakuan yang diterapkan pada air

pendinginnya. Sistem air pendingin yang digunakan selama proses yaitu

batch, di mana tidak ada penggantian air pendingin selama proses

penyulingan berlangsung. Sistem air pendingin yang batch,

menyebabkan akumulasi panas dimulai dari lapisan air pendingin paling

Page 83: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

67

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Menit ke-

Suhu(K)

T steamT air keluarT air masukT

atas hingga bawah. Dengan demikian suhu air pendingin meningkat dari

lapisan bagian atas. Peningkatan suhu air pendingin dan selisih

perubahan suhu pada air pendingin dapat dilihat pada Gambar 27 berikut

dan keterangan lebih rinci pada Lampiran 2.

Gambar 27. Suhu air pendingin di prototipe bak pendingin

Proses penyulingan prototipe menggunakan kondisi proses

peningkatan tekanan bertahap pada ketel, namun laju destilatnya tidak

dikondisikan mengikuti peningkatan tekanan uap pada ketel, melainkan

laju destilatnya dipertahankan sebesar 0,63 liter/kg jam atau setara

dengan 75,6 liter/kg jam. Dengan demikian, akumulasi jumlah destilat

akan berbanding lurus dengan peningkatan tekanan uap dalam ketel

seperti terlihat pada Gambar 28. Data lebih rinci terkait dengan Gambar

28 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 84: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

68

70.52

228.64

154.71

y = 79.059x - 6.8252R2 = 0.9986

0

50

100

150

200

250

0.5 1 1.5

Bar gauge

Jumlah destilat (liter)

Akumulasi destilat (liter)

Linear (Akumulasi destilat(liter))

Gambar 28. Hubungan akumulasi destilat terhadap peningkatan tekanan

ketel

c. Efisiensi Energi Prototipe Alat Penyulingan

1) Prototipe Boiler

Prototipe boiler memiliki luas permukaan pindah panas yang

lebih besar dari boiler skala IKM. Luas permukaan pindah panas ini akan

menjadi lebih optimal, bila luas permukaan pindah panas itu dapat

digunakan seluruhnya untuk memanaskan dan menguapkan air. Oleh

karena itu, diperlukan panas yang merata pada permukaan pindah panas

di boiler. Dengan luas permukaan pindah panas prototipe boiler sebesar

14,40 m², dapat menghasilkan uap air rata-rata sebesar 6,45 liter/m² jam.

Rata-rata uap air yang dihasilkan sebesar 6,45 liter/m² jam,

membutuhkan energi kalor kayu sebesar 318,11 MJ/jam, sehingga

diperoleh efisiensi prototipe boiler sebesar 77,59 %. Gambaran efisiensi

prototipe boiler dapat dilihat dalam Gambar 29.

Page 85: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

69

Gambar 29. Efisiensi prototipe boiler

Selain keunggulan disain prototipe boiler pada luas permukaan

pindah panasnya, keunggulan dari disain prototipe boiler lainnya yaitu

adanya penggunaan katup pengatur tekanan uap air dalam boiler dan

blower.

Sumber panas berasal dari api pembakaran kayu di tungku.

Adanya penggunaan blower dapat membantu meratakan panas api dari

bagian depan boiler sampai dengan bagian belakang boiler. Selain itu,

penggunaan blower dapat mempertahankan nyala api dalam tungku

stabil. Hal tersebut diindikasikan dengan stabilnya tekanan uap dalam

boiler. Penggunaan katup pengatur tekanan uap di boiler, dapat

digunakan untuk menghasilkan tekanan uap yang tinggi. Dengan pasokan

tekanan uap air yang tinggi di boiler, maka kestabilan tekanan uap yang

masuk ke dalam ketel suling dapat diatur dan laju penyulingan juga

konstan. Indikasi kestabilan laju penyulingan ini dilihat dari laju destilat

yang dihasilkan, di mana rata-rata laju destilatnya sebesar 0,63 liter/kg

jam. Dengan penambahan disain pada tungku dan boiler prototipe,

kinerja tungku dan boiler dapat ditingkatkan sehingga produktivitas uap

air pun dapat meningkat.

Berdasarkan kinerja dari segi disain boiler, sehingga

menghasilkan kondisi tekanan uap air yang stabil dalam boiler, maka

efisiensi energi yang dihasilkan pada prototipe boiler sebesar 77,59 %.

Boiler

ξ = 77,59 % Tair awal = 25,5 °C Tsteam = 145,20 °C

Energi kayu bakar 1.908,66 MJ

Energi uap air (gas) 1.480,93 MJ

Loss energi 427,73 MJ

Page 86: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

70

2) Prototipe Ketel Suling

Efisiensi prototipe ketel suling dikatakan efisien penggunaan

energinya, bila ketel tersebut dapat meminimalkan energi (panas) yang

hilang dari ketel selama proses penyulingan. Kehilangan energi (panas)

pada prototipe ketel suling paling besar terdapat di dinding ketel. Selain

itu, kondisi proses yang berupa peningkatan tekanan uap dalam ketel,

juga akan meningkatkan kehilangan panas di permukaan ketel. Dengan

demikian, titik kritis kehilangan panas pada ketel terdapat pada

permukaan luas pindah panas di ketel dan kondisi proses peningkatan

tekanan uap.

Penggunaan glasswool dan katup pengatur tekanan uap di ketel

dapat meningkatkan efisiensi kinerja ketel suling dari segi disain dan

proses. Penggunaan kondisi proses peningkatan tekanan uap bertahap

dapat mengefisienkan lama waktu penyulingan, tanpa harus mengalami

kehilangan panas yang besar. Peningkatan tekanan uap secara bertahap

dapat dilakukan karena adanya penggunaan katup pengatur tekanan uap

di ketel. Dengan demikian, penggunaan glasswool menyokong kondisi

proses yang diterapkan dalam ketel suling. Bila kinerja ketel suling dari

segi disain dan proses meningkat, maka efisiensi dari ketel suling

tersebut tinggi (Yuhono dan Shinta, 2006). Efisiensi prototipe ketel

suling yang diperoleh sebesar 97,20 %. Pengaruh penggunaan glasswool

terhadap efisiensi ketel dapat dilihat dalam Tabel 12.

Tabel 12. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap efisiensi prototipe ketel

Keterangan Jumlah

Energi yang masuk ke ketel 1.406,39 MJ

Loss energi di ketel :

1. Tutup ketel

2. Dinding ketel nonglasswool

3. Dinding ketel glasswool

4. Bodem ketel

8,86 MJ

9,23 MJ

18,27 MJ

3,06 MJ

Page 87: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

71

Keterangan Jumlah

Total kehilangan panas ketel 39,41 MJ

Total kehilangan panas dinding

nonglasswool keseluruhan 89,35 MJ

Total kehilangan panas dinding

glasswool keseluruhan 27,49 MJ

Pengurangan kehilangan panas

dengan glasswool 61,86 MJ

Persentase pengurangan

kehilangan panas oleh glasswool 69,23 %

Efisiensi ketel 97,20 %

Gambaran efisiensi prototipe ketel secara umum dapat dilihat pada

Gambar 30 berikut ini.

Gambar 30. Efisiensi prototipe ketel

3) Prototipe Kondensor

Efisiensi prototipe kondensor sangat tinggi yaitu hanya sebesar

98,57 %. Hal ini disebabkan panjang pipa kondensornya terlalu panjang.

Total panjang kondensor secara keseluruhan sebesar 45,24 meter. Namun

pada uji coba penyulingan prototipe kondensor, panjang kondensor yang

mengalami kontak dengan air (tenggelam) sebesar 39,58 meter. Air

pendingin yang digunakan dapat menyerap panas dari pipa kondensor

secara optimal sehingga kinerja pipa kondensor menjadi tinggi dan

Ketel Suling ξ = (97,20 %)

P = 0,5;1;1,5 bar T = 111,61;120,42;127,62 °C

Energi masuk (gas/uap) 1.406,39 MJ

Energi keluar (gas/uap) 1.366,98 MJ

Energi hilang (gas/uap) 39,41 MJ

Page 88: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

72

efisiensinya pun meningkat. Efisiensi energi yang tinggi pada kondensor

menyebabkan suhu rata-rata destilat yang dihasilkan sudah cukup

optimal dan cenderung lebih dingin yaitu sebesar 31,17 °C. Efisiensi

energi kondensor ini dapat dilihat lebih jelas perhitungannya pada

Lampiran 3 dan dalam Gambar 31 berikut ini.

Gambar 31. Efisiensi Prototipe Kondensor

3. Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan Prototipe

a. Pembandingan Efisiensi Boiler Skala IKM dengan Prototipe

Alat penghasil uap air yang digunakan dalam penyulingan skala

IKM berupa gabungan tungku dan boiler. Boiler skala IKM yang

digunakan berupa drum yang berisi air. Kapasitas air dalam boiler skala

IKM lebih kecil daripada prototipe boiler. Bila kapasitas air dalam boiler

skala IKM kecil maka jumlah uap air yang dihasilkan juga lebih kecil.

Namun bila jumlah uap air yang dihasilkan memerlukan energi kayu

bakar yang sedikit, maka kinerja dan efisiensi alat tersebut semakin baik.

Kinerja boiler skala IKM serta prototipe boiler telah diuraikan pada

pembahasan sebelumnya. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini,

yang menjadi sorotan utamanya yaitu efisiensi kedua peralatan

penyulingan tersebut. Perbedaan penggunaan boiler skala IKM dengan

prototipe boiler dapat dilihat pada Tabel 13.

Kondensor ξ = (98,57 %)

Tsteam = 111,61;120,42;127,62 °C

Tdestilat = 31,17 °C

Energi keluar (cairan) 1.336,29 MJ

Energi masuk (gas) 1.355,63 MJ

Page 89: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

73

Tabel 13. Perbedaan penggunaan boiler skala IKM dengan prototipe boiler

No. Keterangan Boiler Skala IKM Prototipe

Boiler

1. Rata-rata penggunaan total

air/jam 55,75 liter/jam

92,83

liter/jam

2. Rata-rata konsumsi kayu

bakar/jam 21,69 kg/jam 16,40 kg/jam

3. Total energi uap air yang

dihasilkan 1.141,66 MJ 1.480,93 MJ

4. Total energi yang disuplai

kayu 3.365,98 MJ 1.908,66 MJ

5. Konsumsi uap air/jam 142,71 MJ 246,82 MJ

6. Konsumsi energi kayu/jam 420,75 MJ 318,11 MJ

7. Rata-rata kadar air kayu 62,4 % 75,25 %

8. Lama penyulingan 8 jam 6 jam

9. Efisiensi 33,92 % 77,59 %

Berdasarkan data-data Tabel 13, penggunaan air pada prototipe

boiler lebih besar daripada boiler skala IKM. Walaupun kebutuhan

penggunaan air pada prototipe boiler lebih besar, namun energi uap air

yang dihasilkan pun lebih besar. Jumlah uap air yang kecil membuat

proses penyulingan berjalan lebih lama.

Energi uap yang dihasilkan prototipe boiler lebih besar 339,27

MJ dari boiler skala IKM. Jumlah energi uap yang lebih besar tersebut,

dapat mempercepat proses penyulingan selama ± 2 jam dalam sistem

penyulingan prototipe. Oleh karena itu, bila ditinjau dari segi lama waktu

proses penyulingan, maka sistem penyulingan prototipe lebih efisien

(Lesmayanti, 2004).

Jika industri penyulingan dilakukan selama 24 jam nonstop, maka

dengan menggunakan alat prototipe, penyulingan dapat dilakukan

Page 90: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

74

sebanyak 4 kali. Namun bila menggunakan alat skala IKM, proses

penyulingan hanya dapat dilakukan 3 kali. Oleh karena itu, produktivitas

para penyuling minyak nilam dapat ditingkatkan dengan menggunakan

alat prototipe penyulingan (Yuhono dan Shinta, 2006).

Penggunaan kayu bakar dalam sistem penyulingan skala IKM

lebih besar. Hal tersebut dapat dilihat dari energi yang disuplai kayu

bakar dalam sistem penyulingan skala IKM lebih besar. Bila ditinjau dari

penggunaan kayu bakar, sistem penyulingan menggunakan prototipe

boiler lebih ekonomis dibandingkan boiler skala IKM. Berdasarkan

pertimbangan keekonomisan, dengan menggunakan prototipe boiler, para

penyuling minyak nilam dapat menghemat biaya bahan bakar (Yuhono

dan Shinta, 2006).

Energi yang disuplai kayu dalam sistem penyulingan skala IKM

sebesar 3.365,98 MJ, tidak dapat dimanfaatkan secara optimal dalam

pembentukan energi uap air. Energi yang disuplai kayu tersebut hilang

(loss) begitu saja. Adanya kehilangan energi tersebut membuat efisiensi

boiler skala IKM menjadi rendah. Kehilangan energi pada boiler IKM

lebih besar dengan ditandai suhu yang terukur pada permukaan boiler

IKM lebih besar daripada prototipe, yaitu sebesar 178,5 °C sedangkan

pada prototipe boiler sebesar 158,83 °C. Pada prototipe boiler,

efisiensinya mencapai 77,59 %. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar

energi yang disuplai kayu digunakan untuk menghasilkan energi uap air.

Energi dari suplai kayu yang hilang pada prototipe boiler hanya sebesar

427,73 MJ setara dengan 22,41 % dari total uap air yang dihasilkan.

b. Pembandingan Efisiensi Ketel Suling Skala IKM dengan Prototipe

Efisiensi ketel suling dalam sistem penyulingan perlu

diperhatikan. Efisiensi ketel ditinjau dari kehilangan panas yang mungkin

terjadi pada ketel selama proses penyulingan dan kinerjanya. Kinerja

ketel suling skala IKM dan prototipe ketel suling telah dibahas

sebelumnya. Oleh karena itu, pada bagian pembahasan ini, yang akan

dibahas lebih jauh yaitu mengenai kehilangan panas terhadap efisiensi

Page 91: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

75

ketel. Kehilangan panas pada ketel suling sama dengan salah satu

kehilangan energi dalam proses penyulingan.

Efisiensi prototipe ketel suling sebesar 97,20 % sedangkan

efisiensi ketel suling skala IKM sebesar 94,75 %. Efisiensi dari kedua

alat tersebut hampir sama, hanya saja efisiensi ketel suling skala IKM

lebih rendah 2,45 %. Pada prototipe ketel suling kehilangan panas total

sebesar 39,41 MJ sedangkan kehilangan panas di ketel suling skala IKM

sebesar 59,02 MJ. Berdasarkan kehilangan panas total di kedua ketel

tersebut, terlihat bahwa kehilangan panas pada ketel suling skala IKM

lebih besar maka sudah tentu efisiensinya lebih rendah. Oleh sebab itu,

semakin besar kehilangan panas di ketel suling, maka semakin rendah

efisiensinya. Data-data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 14.

Tabel 14. Perbandingan efisiensi ketel skala IKM dengan prototipe

Keterangan Skala IKM Prototipe

Energi yang masuk ke ketel 1.123,50 MJ 1.406,39 MJ

Kehilangan energi di ketel :

1. Tutup ketel

2. Dinding ketel non-

glasswool

3. Dinding ketel glasswool

4. Bodem ketel

10,23 MJ 8,86 MJ

48,79 MJ 9,23 MJ

- 18,27 MJ

- 3,06 MJ

Pengurangan kehilangan

panas dengan glasswool - 61,86 MJ

Total kehilangan panas ketel 59,02 MJ 39,41 MJ

Efisiensi ketel 94,75 % 97,20 %

Kehilangan terbesar panas di ketel suling skala IKM terdapat di

bagian dinding ketel yaitu sebesar 48,79 MJ. Hal ini disebabkan tidak

adanya penahan panas (glasswool) pada dinding ketel. Pada dinding

prototipe ketel suling kehilangan panas tidak terlalu besar yaitu sebesar

9,23 MJ karena sebagian besar dinding diselimuti glasswool. Kehilangan

Page 92: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

76

panas pada dinding prototipe ketel jauh lebih kecil dari ketel suling skala

IKM. Hal ini tidak terlepas dari peran glasswool yang meminimalkan

panas yang keluar dari dinding ketel.

Glasswool memang dapat mengurangi kehilangan panas pada

dinding ketel. Namun demikian kehilangan panas tidak dapat dicegah

100 % dengan glasswool. Hal ini terbukti dengan pengukuran suhu pada

glasswool yang digunakan untuk menghitung kehilangan kalornya. Suhu

yang terukur pada permukaan glasswool ternyata masih cukup tinggi.

Oleh karena itu, kehilangan panas terjadi pula di glasswool ketel suling

prototipe.

Kehilangan panas di glasswool pada dinding prototipe ketel

suling sebesar 18,27 MJ. Total kehilangan panas di dinding dan

glasswool prototipe ketel suling sebesar 39,41 MJ. Kehilangan panas

total pada dinding prototipe ketel jauh lebih kecil bila dibandingkan

dengan kehilangan panas total pada dinding ketel suling skala IKM.

Perbandingan kehilangan panas pada ketel suling skala IKM dengan

prototipe dapat dibandingkan dengan melihat Lampiran 3.

c. Pembandingan Efisiensi Kondensor Skala IKM dengan Prototipe

Kondensor skala IKM memiliki ukuran lebih kecil dari prototipe

kondensor. Keduanya memiliki bentuk yang sama yaitu koil. Luas

permukaan pindah panas kondensor skala IKM ditentukan dengan rumus

yang telah diterangkan pada sub bab sebelumnya. Perbandingan efisiensi

kondensor skala IKM dengan prototipe dapat dilihat dalam Tabel 15.

Tabel 15. Perbandingan efisiensi kondensor skala IKM dengan prototipe

Keterangan Skala IKM Prototipe

Energi yang masuk ke

kondensor 1.059,27 MJ 1.355,63 MJ

Energi yang diserap air

pendingin 801,06 MJ 1.336,29 MJ

Page 93: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

77

Keterangan Skala IKM Prototipe

Efisiensi kondensor 75,62 % 98,57 %

Efisiensi kondensor skala IKM yang terukur sebesar 75,62 %

sedangkan efisiensi prototipe kondensor sebesar 98,57 %. Nilai efisiensi

prototipe kondensor sangat tinggi sebesar 98,57 %. Persentase efisiensi

kondensor yang tinggi disebabkan oleh air pendingin yang dapat

menyerap panas dari pipa kondensor secara optimal. Suhu destilat yang

dihasilkan pada penyulingan IKM lebih tinggi dari prototipe yaitu

sebesar 35,91 °C sedangkan suhu destilat pada penyulingan prototipe

sebesar 31,17 °C.

Berdasarkan keterkaitan efisiensi dan suhu destilat yang keluar

dari kondensor, maka kondensor skala IKM lebih pendek daripada

prototipe kondensor. Selain berdasarkan, keterkaitan efisiensi dan suhu

destilat, panjang kondensor skala IKM dapat diperkirakan berdasarkan

fenomena laju destilatnya.

Laju destilat yang tinggi seharusnya menghasilkan suhu destilat

yang tinggi pula sedangkan laju destilat yang rendah akan menghasilkan

suhu destilat yang rendah pula. Hal itu terkait dengan lamanya kontak

panas kondensor dengan air pendingin (berhubungan dengan dimensi

kondensor).

Laju destilat pada skala IKM lebih kecil daripada prototipe,

namun suhu destilatnya lebih tinggi. Fenomena ini menandakan waktu

kontak panas kondensor dengan air pendingin cukup singkat walaupun

laju destilatnya rendah. Hal ini membuktikan pipa kondensor skala IKM

pendek serta luas penampang pindah panasnya lebih pendek. Laju

destilat pada prototipe kondensor cukup tinggi tetapi suhu destilatnya

cenderung rendah. Fenomena tersebut menandakan waktu kontak panas

prototipe kondensor dengan air pendingin lebih lama (Santoso, 1990).

Hal ini membuktikan pipa prototipe kondensornya panjang.

Page 94: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

78

d. Pembandingan Efisiensi Separator Skala IKM dengan Prototipe

Separator merupakan salah satu alat yang penting dalam sistem

penyulingan. Campuran minyak dengan air akan dipisahkan di dalam alat

ini. Prinsip pemisahan minyak dengan air yang berlaku di separator skala

IKM sama dengan prototipe separator walaupun bentuknya berbeda.

Separator dikatakan efisien penggunaannya bila minyak dapat

langsung terpisah sempurna dengan air setelah keluar dari separator.

Indikator minyak terpisah sempurna dengan air yaitu penampakan

minyak yang jernih setelah keluar dari separator. Selain itu air sisa

penyulingan tidak mengandung butir-butir minyak.

Separator skala IKM masih belum efisien bila ditinjau dari segi

disain. Disain tabung dalam separator skala IKM diameternya lebih besar

daripada diameter tabung dalam prototipe separator. Diameter tabung

dalam separator yang terlalu luas sulit untuk menyatukan butiran-butiran

minyak yang terdapat di air lapisan atas dalam tabung bagian dalam

separator. Diameter tabung bagian dalam prototipe separator juga belum

optimal untuk menyatukan butiran-butiran minyak pada lapisan atas

permukaan air pada tabung bagian dalam prototipe separator. Diameter

tabung bagian dalam untuk tiap separator telah dijelaskan pada sub bab

pembahasan sebelumnya.

e. Pembandingan Efisiensi Proses Penyulingan Secara Keseluruhan

Efisiensi proses penyulingan secara keseluruhan sangat

ditentukan dari tiap sub sistem yang menyusunnya. Efisiensi proses

penyulingan secara keseluruhan pada penyulingan IKM dan prototipe

dapat dilihat dalam Gambar 32 dan 33. Gambar 32 memperlihatkan

efisiensi pada setiap sub sistem penyulingan IKM dan efisiensi proses

penyulingan secara keseluruhan sebesar 23,80 %. Nilai efisiensi tersebut

masih sangat rendah. Bila dilihat berdasarkan efisiensi sub sistemnya,

nilai efisiensi proses penyulingan keseluruhan yang rendah, disebabkan

rendahnya nilai efisiensi pada boiler yang digunakan yaitu sebesar 33,92

%. Pada proses penyulingan skala IKM, energi banyak terbuang di

Page 95: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

79

boiler. Selain efisiensi boilernya yang rendah, rendahnya efisiensi proses

penyulingan keseluruhan juga disebabkan oleh rendahnya efisiensi

kondensor. Air pendingin di dalam bak kondensor belum terlalu optimal

dalam menyerap panas dari kondensor. Hal ini terlihat dari suhu destilat

yang dihasilkan masih lebih tinggi dari suhu destilat hasil penyulingan

prototipe yaitu sebesar 35,91 °C.

Berdasarkan Gambar 33, efisiensi proses penyulingan

keseluruhan prototipe jauh lebih baik daripada skala IKM yaitu sebesar

70,01 %. Hal tersebut tidak terlepas dari efisiensi tiap sub sistemnya.

Misalnya saja efisiensi prototipe boiler dan kondensor jauh lebih baik

daripada IKM. Dengan demikian, efisiensi proses secara keseluruhannya

pun akan lebih meningkat.

Page 96: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

80

Gambar 32. Neraca energi proses penyulingan IKM

Boiler ξ = 33,92 %

Tair awal = 27,5 °C

Tsteam = 100 °C

Energi kayu

bakar (padatan) 3.365,98 MJ

Loss energi di boiler

2.224,32 MJ

Energi steam yang keluar

(uap), Tsteam = 100 °C 1.141,66 MJ

Loss energi di pipa boiler-ketel

18,16 MJ ξ = 98,41 %

Ketel P = < 1 bar gauge

ξ = 94,75 %

Energi uap air yang masuk

ke ketel (uap) 1.123,50 MJ

Loss energi di seluruh

permukaan bagian ketel 59,02 MJ

Energi uap air yang masuk

ke kondensor (uap) T = 100 °C

1.059,27 MJ

Loss energi di pipa ketel-

kondensor ξ = 99,51 %

5,20 MJ

Kondensor (uap-cairan)

801,06 MJ ξ = 75,62 %

Destilat (Minyak dan Air)

T = 35,91 °C, ξtotal = 23,80 %

Page 97: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

81

Gambar 33. Neraca energi proses penyulingan prototipe

Boiler ξ = 77,59 %

Tair awal = 25,5°C

Tsteam = 145,2 °C

Energi kayu

bakar (padatan) 1.908,66 MJ

Loss energi di boiler

427,73 MJ

Energi uap air yang keluar (uap), Tsteam =

145,2 °C 1.480,93 MJ

Loss energi di pipa boiler-ketel

74,54 MJ ξ = 94,97 %

Ketel P = 0,5;1;1,5 bar

gauge ξ = 97,20 %

Energi uap air yang masuk ke ketel (uap)

1.406,39 MJ

Loss energi di seluruh

permukaan bagian ketel 39,41 MJ

Energi uap air yang masuk ke kondensor

(uap) T =

111,61;120,42;127,62 °C 1.355,63 MJ

Loss energi di pipa ketel-

kondensor ξ = 99,17 %

11,34 MJ

Kondensor (uap-cairan)

1.336,29 MJ ξ = 98,57 %

Destilat (Minyak dan Air)

T = 31,17 °C, ξtotal = 70,01 %

Page 98: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

82

4. Pemurnian Minyak Hasil Penyulingan

Kerusakan mutu minyak selama penyimpanan dapat terjadi karena

reaksi oksidasi atau hidrolisis oleh air. Hal tersebut tentunya menyebabkan

bilangan asam meningkat dan mutu minyak turun. Oleh karena itu, agar

tidak terjadi kerusakan pada minyak selama masa penyimpanan, dilakukan

pemurnian minyak nilam dari air menggunakan natrium sulfat anhidrat

(Guenther, 1947).

Natrium sulfat anhidrat yang ditambahkan dikocok sehingga air

dapat diserap sempurna. Bila minyak telah berwarna jernih, maka minyak

dipisahkan dari endapan natrium sulfat anhidrat. Natrium sulfat anhidrat

tidak bereaksi dengan minyak nilam sehingga tidak akan berpengaruh

terhadap mutu minyak nilam. Penggunaan natrium sulfat anhidrat yang

berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya rendemen minyak (Guenther,

1947).

5. Pembandingan Mutu Minyak Nilam Hasil Penyulingan IKM dengan Prototipe

Mutu dan rendemen minyak nilam hasil proses penyulingan

ditentukan oleh beberapa hal mulai dari varietas nilam yang digunakan,

penanganan bahan pasca panen, proses penyulingan, dan penyimpanan.

Varietas daun nilam menentukan jumlah rendemen dan aroma. Varietas

yang dianggap unggul yaitu varietas nilam Aceh. Varietas nilam Aceh ini

memiliki rendemen yang tinggi dan aroma yang lebih kuat dibandingkan

dengan varietas lainnya. Kandungan Patchouly Alcohol (PA) nilam Aceh

lebih tinggi.

Penanganan pasca panen daun nilam yang tepat juga dapat

meningkatkan rendemen dan mutu minyak nilam (Guenther, 1947).

Penanganan pasca panen yang dimaksud yaitu pengeringan dan perajangan

yang dilakukan sebelum proses penyulingan. Pengeringan dimaksudkan

untuk mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga minyak akan lebih

mudah disuling. Selain untuk mempermudah penyulingan, pengeringan juga

bertujuan untuk menghindari tumbuhnya jamur pada nilam kering yang

Page 99: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

83

belum akan disuling (Santoso, 1990). Begitu pula dengan perajangan yang

ditujukan untuk membuka kantung minyak dalam batang dan daun nilam

agar minyak lebih cepat keluar saat disuling (Ketaren, 1985). Berikut ini

contoh nilam kering yang siap suling.

Gambar 34. Daun dan batang nilam kering

Kondisi proses penyulingan juga memiliki peranan penting dalam

menghasilkan kualitas minyak nilam baik dari segi warna, bau, tingkat

keasaman, dan kandungan Patchouly Alcohol (PA). Bagian proses

penyulingan yang dapat mempengaruhi kualitas minyak nilam hasil

sulingan yaitu penerapan tekanan bertahap dalam ketel suling (Lesmayanti,

2004). Titik kritis dari penetapan tekanan dalam ketel adalah pengendalian

uap air yang masuk ke dalam ketel dari boiler dan pengendalian laju

destilat.

Penyulingan minyak nilam skala IKM umumnya tidaknya

menggunakan perlakuan tertentu. Tekanan uap air yang diberikan dalam

ketel suling skala IKM sesuai dengan kemampuan boiler skala IKM dalam

menghasilkan uap air. Kemampuan boiler skala IKM tersebut tidak terlepas

dari besar kecilnya nyala api dalam tungku. Penyulingan minyak nilam

dengan peralatan prototipe menerapkan perlakuan tekanan bertahap dalam

proses penyulingannya. Adanya perbedaan kondisi penyulingan

memungkinkan adanya perbedaan mutu minyak nilam yang dihasilkan.

Perbedaan mutu minyak secara keseluruhan hasil penyulingan skala IKM

Page 100: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

84

dengan minyak hasil penyulingan hasil peralatan prototipe dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Perbedaan mutu minyak hasil skala IKM dengan prototipe

No. Parameter Skala IKM Prototipe SNI 06-2385-

2006

1. Penampakan warna

minyak nilam

Kuning

agak

kecokelatan

Kuning

kecokelatan

Kuning

muda-cokelat

kemerahan

2. Indeks bias (nD20) 1,488 1,414 1,507-1,515

3. Bobot jenis (t = 20

°C) 0,973 0,953 0,950 – 0,975

4. Putaran optik -53,6 -63,8 (-)48° - (-)65°

5. Bilangan asam 1,51 8,21 Maksimal 8

6. Kelarutan dalam

etanol 90 % 1 : 8,5 1 : 3,5

Maksimal 1 :

10

7. Bilangan ester 5,57 35,58 Maksimal 20

8. Kadar Patchouly

Alcohol (% PA) 35,54 34,45 Minimal 30

a. Pembandingan Rendemen Minyak Hasil Penyulingan Berdasarkan Tekanan dalam Ketel Suling

Efisiensi peralatan penyulingan tentunya akan berpengaruh terhadap

rendemen karena rendemen merupakan output dari proses yang dilakukan

peralatan penyulingan (Yuhono dan Shinta, 2006). Semakin tinggi efisiensi

suatu alat maka semakin tinggi pula output yang dihasilkan dengan energi

yang seminimal mungkin. Efisiensi yang tinggi pada proses penyulingan

minyak nilam ditandai dengan tingginya minyak yang dapat tersuling dari

nilam kering, sehingga mencapai batas maksimal minyak yang terkandung

dalam nilam kering.

Efisiensi dan kehilangan panas pada prototipe peralatan penyulingan

tidak terlalu dipengaruhi oleh perlakuan tekanan yang dimaksudkan untuk

Page 101: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

85

mempercepat proses penyulingan. Namun perlakuan tekanan dalam ketel

selama proses penyulingan akan membawa dampak pada kualitas dan

jumlah rendemen minyak nilam yang dihasilkan.

Menurut Yuhono dan Shinta (2006), minyak atsiri yang bermutu

tinggi dengan harga pokok relatif rendah (rendemen ≥ 2 %) dapat diperoleh

dengan menggunakan peralatan penyulingan yang efisien dan efektif.

Rendemen minyak nilam hasil penyulingan skala IKM mencapai 2,30 %

(db) dari 2,46 % (db) minyak yang terkandung di dalam nilam kering.

Rendemen minyak nilam hasil penyulingan alat prototipe mencapai 2,5 %

(db) dari 2,61 % (db). Kehilangan rendemen pada penyulingan skala IKM

sebesar 0,16 % (db) sedangkan kehilangan rendemen hasil penyulingan

dengan alat prototipe sebesar 0,11 % (db). Berdasarkan data kehilangan

rendemen tersebut, penyulingan dengan alat prototipe lebih efisien dalam

menghasilkan rendemen yang optimal. Selain itu, penyulingan dengan alat

prototipe dapat menghasilkan rendemen yang optimal dengan waktu yang

relatif lebih singkat dibandingkan dengan peralatan penyulingan skala IKM.

Pada Gambar 35 menunjukkan adanya penambahan minyak yang

tersuling seiring dengan peningkatan tekanan. Namun demikian,

penambahan minyak tersebut akan mencapai batas tertentu dan tidak

mengalami penambahan. Hal tersebut dikarenakan minyak dalam bahan

telah habis tersuling. Berdasarkan Gambar 35, peningkatan tekanan dari 0,5

bar menjadi 1 bar akan menambah perolehan minyak sebanyak 305,6 gram.

Peningkatan tekanan dari 1 bar menjadi 1,5 bar akan menambah perolehan

minyak sebanyak 524,8 gram.

Pada tekanan 0,5 dan 1 bar gauge minyak yang tersuling cukup

banyak. Hal ini dikarenakan jumlah komponen minyak yang diekstrak

dengan titik didih lebih rendah dari 120,42 °C lebih banyak daripada jumlah

komponen minyak yang bertitik didih di atas 120,42 °C. Selain itu,

peningkatan tekanan menjadi 1,5 bar atau lebih, tidak dapat menyuling lebih

banyak minyak. Hal tersebut dikarenakan kandungan minyak dalam daun

dan ranting nilam sudah semakin sedikit.

Page 102: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

86

955.4

1,261.0

524.8

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

0.5 1 1.5Tekanan (bar gauge)

Jumlah minyak nilam (gram)

Gambar 35. Pengaruh peningkatan tekanan terhadap jumlah minyak

b. Pembandingan Warna Minyak Nilam

Warna minyak nilam merupakan salah satu daya tarik dari minyak

nilam selain baunya yang khas. Warna minyak nilam dapat rusak bila proses

penyulingan dilakukan terlalu lama. Selain waktu proses penyulingan yang

terlalu lama, warna minyak nilam dapat rusak karena penggunaan suhu

penyulingan yang terlalu tinggi. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan

terjadinya kegosongan (burnt) (Lesmayanti, 2004).

Minyak nilam hasil penyulingan skala IKM memiliki warna yang

lebih terang dibandingkan dengan minyak nilam hasil penyulingan dengan

menggunakan alat prototipe. Perbandingan warna kedua minyak nilam

tersebut dapat dilihat pada Gambar 37.

Minyak nilam hasil penyulingan skala IKM memiliki warna yang

lebih cerah karena suhu uap yang digunakan tidak terlalu tinggi. Suhu uap

yang tidak tinggi dikarenakan tekanan yang diterapkan dalam proses

penyulingan tidak lebih dari 1 bar. Oleh karena itu, tekanan juga dapat

mempengaruhi perubahan warna minyak (Lesmayanti, 2004).

Page 103: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

87

Gambar 36. Perbandingan minyak hasil penyulingan skala IKM dengan prototipe : (a) minyak nilam hasil penyulingan skala IKM, (b) minyak nilam hasil penyulingan alat prototipe

Warna minyak nilam hasil penyulingan dengan alat prototipe

berubah seiring dengan peningkatan tekanan dapat dilihat pada Gambar 37.

Pada gambar tersebut, minyak nilam akan cenderung semakin berwarna

gelap seiring dengan peningkatan tekanan. Hal tersebut dikarenakan adanya

kenaikan suhu yang cenderung membuat minyak menjadi gosong. Warna

yang gosong pada minyak nilam sangat dihindari karena dapat menurunkan

kualitas bau dari minyak tersebut (Ketaren, 1985).

Gambar 37. Perbandingan minyak nilam per tahapan tekanan : (a) minyak

hasil tekanan 0,5 bar, (b) minyak hasil tekanan 1 bar, (c) minyak hasil tekanan 1,5 bar.

(a) (b)

(a) (b) (c)

Page 104: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

88

Gambar 37 menunjukkan penerapan tekanan 1,5 bar gauge pada

proses penyulingan prototipe akan merusak warna minyak nilam. Pada

tekanan tersebut, warna minyak nilam menjadi gelap atau mengalami

kegosongan. Dengan demikian, proses penyulingan sebaiknya dilakukan

pada tekanan di bawah 1,5 bar gauge agar tidak merusak warna minyak

nilam. Kelemahan warna minyak yang dihasilkan pada tekanan 1,5 bar

gauge dapat diatasi dengan mencampurkan minyak hasil penyulingan

dengan tekanan 0,5 bar, 1 bar, dan 1,5 bar dengan perbandingan yang sesuai

dengan perolehan minyak tiap tahapannya. Selain itu, agar tidak terjadi

kegosongan pada warna minyak nilam yang dihasilkan sebaiknya batas

tertinggi penerapan tekanan dalam proses penyulingan kurang dari 1,5 bar

gauge.

c. Pembandingan Indeks Bias

Nilai indeks bias dipengaruhi oleh kekentalan dan kerapatan minyak,

semakin tinggi kerapatan minyak maka nilai indeks biasnya semakin tinggi.

Kerapatan minyak yang tinggi disebabkan banyaknya komponen minyak

yang merupakan fraksi berat yaitu seskuiterpen (Nurjannah, et al., 1991).

Menurut Deguerry, et al. (2006), komponen seskuiterpen minyak nilam

mayoritas berupa patchoulol.

Berdasarkan data Tabel 16, fraksi berat hasil penyulingan skala IKM

lebih besar daripada hasil penyulingan dengan alat prototipe. Hal ini dapat

disebabkan oleh waktu penyulingan pada skala IKM yang lebih lama

daripada penyulingan dengan alat prototipe. Peningkatan tekanan pada

kondisi proses penyulingan prototipe menyebabkan nilai indeks biasnya

meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah fraksi berat dalam

minyak sehingga kerapatan molekul minyak semakin tinggi. Keterkaitan

peningkatan tekanan terhadap nilai indeks bias dapat dilihat pada Gambar

38.

Page 105: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

89

1.414

1.417

1.415

1.413

1.41

1.411

1.412

1.413

1.414

1.415

1.416

1.417

1.418

0.5 1 1.5 Campuran

Tekanan (bar gauge)

Nilai indeks bias

Gambar 38. Hubungan peningkatan tekanan terhadap nilai indeks bias minyak nilam

Pada Gambar 38 terlihat nilai indeks bias terendah dihasilkan dari

kondisi proses penyulingan dengan tekanan 0,5 bar yaitu sebesar 1,413.

Nilai indeks bias tertinggi diperoleh dari penyulingan dengan tekanan 1,5

bar sebesar 1,417. Hal tersebut menunjukkan pada tekanan 1,5 bar,

komponen yang tersuling merupakan komponen berat yang menyebabkan

nilai indeks biasnya tinggi. Selain itu, semakin lama waktu penyulingan

maka nilai indeks bias akan semakin meningkat (Guenther, 1947).

Pencampuran pada minyak hasil penyulingan prototipe dimaksudkan untuk

memperoleh nilai indeks bias minyak secara keseluruhan dalam satu kali

proses penyulingan dengan peralatan prototipe.

d. Pembandingan Bobot Jenis

Tinggi rendahnya nilai bobot jenis minyak bergantung pada

komponen yang dominan di dalam minyak tersebut. Semakin tinggi bobot

jenis minyak nilam maka semakin tinggi kandungan komponen fraksi

beratnya. Fraksi-fraksi berat tersebut tentunya memiliki angka bobot

molekul yang tinggi (Nurjanah, et al., 1991).

Berdasarkan data Tabel 16, bobot jenis minyak hasil penyulingan

skala IKM sebesar 0,973 sedangkan bobot jenis minyak hasil penyulingan

dengan alat prototipe sebesar 0,953. Bobot jenis minyak nilam hasil

1.410

Page 106: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

90

0.953

0.9870.975

0.914

0.86

0.88

0.9

0.92

0.94

0.96

0.98

1

0.5 1 1.5 Campuran

Tekanan (bar gauge)

Nilai bobot jenis

penyulingan dengan alat prototipe lebih rendah dari skala IKM. Hal ini

membuktikan komponen fraksi berat dalam minyak hasil penyulingan

dengan alat prototipe lebih sedikit. Hal tersebut juga didukung dari

pengujian indeks biasnya.

Peningkatan tekanan dalam kondisi proses penyulingan prototipe

dapat mengekstrak komponen fraksi berat. Fraksi berat dalam proses sistem

penyulingan prototipe dapat terekstrak dengan menggunakan tekanan 1,5

bar gauge. Semakin tinggi tekanan yang diterapkan dalam kondisi proses

penyulingan prototipe maka semakin tinggi bobot jenisnya. Selain itu,

semakin lama proses penyulingan maka bobot jenis minyak yang dihasilkan

akan semakin tinggi (Guenther, 1947). Hal ini terkait dengan semakin

banyaknya komponen fraksi berat yang dapat terekstrak.

Gambar 39. Hubungan peningkatan tekanan terhadap nilai bobot jenis

minyak nilam

Berdasarkan Gambar 39 bobot jenis minyak terendah diperoleh dari

hasil penyulingan dengan tekanan 0,5 bar sebesar 0,914. Hal tersebut

dikarenakan pada kondisi tekanan penyulingan 0,5 bar, komponen yang

tersuling merupakan komponen ringan. Nilai bobot jenis tertinggi diperoleh

dari proses penyulingan dengan 1,5 bar sebesar 0,967. Bobot jenis minyak

secara keseluruhan sebesar 0,953. Bobot jenis minyak keseluruhan tersebut

Page 107: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

91

diperoleh dengan menguji minyak nilam campuran dari hasil proses

penyulingan dengan tekanan 0,5 bar, 1 bar, dan 1,5 bar. Dengan demikian,

bobot jenis minyak keseluruhan dalam satu kali proses penyulingan dengan

peralatan prototipe dapat diketahui.

e. Pembandingan Putaran Optik

Nilai putaran optik dapat dipengaruhi oleh komponen dalam minyak

nilam dan lama waktu penyulingan saat proses penyulingan. Bila nilai

negatif putaran optik semakin tinggi maka komponen yang memutar bidang

polarisasi ke arah kiri lebih banyak. Demikian pula sebaliknya, bila nilai

positif putaran optik semakin tinggi maka komponen yang memutar bidang

polarisasi ke arah kanan lebih dominan (Ketaren, 1985).

Minyak hasil penyulingan skala IKM memiliki nilai putaran optik

yang lebih tinggi daripada minyak hasil penyulingan dengan alat prototipe.

Nilai putaran optik minyak nilam hasil penyulingan skala IKM sebesar -53,6

sedangkan minyak hasil penyulingan dengan alat prototipe sebesar -63,8.

Dengan demikian, komponen minyak skala IKM lebih bersifat memutar

bidang polarisasi ke arah kanan.

Peningkatan tekanan dalam sistem penyulingan prototipe akan

mengekstrak lebih banyak komponen yang bersifat memutar ke kiri. Dengan

demikian, semakin tinggi tekanan yang diterapkan dalam kondisi proses

penyulingan, maka semakin rendah nilai putaran optiknya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 40.

Page 108: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

92

-56.3

-66.5-72.5

-63.8

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

00.5 1 1.5 Campuran

Tekanan (bar gauge)

Nilai putaran optik

Gambar 40. Hubungan peningkatan tekanan terhadap nilai putaran optik minyak nilam

Berdasarkan Gambar 40, nilai putaran optik tertinggi diperoleh dari

proses penyulingan dengan tekanan 0,5 yaitu sebesar -56,3. Nilai putaran

optik terendah diperoleh dari proses penyulingan dengan tekanan 1,5 bar

sebesar -72,5. Komponen berat pada minyak nilam bersifat memutar ke kiri.

Dengan demikian, dapat terlihat bahwa minyak nilam yang diperoleh pada

tekanan 1,5 bar didominasi dengan komponen berat. Uji nilai putaran optik

pada minyak hasil penyulingan dengan tekanan 0,5 bar, 1 bar, dan 1,5 bar

dimaksudkan untuk mendapatkan nilai putaran optik dari minyak yang

dihasilkan pada satu kali proses penyulingan.

f. Pembandingan Bilangan Asam

Sebagian besar komponen minyak nilam terdiri dari komponen-

komponen bersifat asam. Komponen-komponen bersifat asam ini terdapat

pada komponen-komponen dengan bobot molekul tinggi (Zainuddin,

Dadan, dan Yanyan, 2004). Komponen-komponen dengan bobot molekul

yang tinggi tidak mudah diekstrak. Oleh karena itu diperlukan tekanan

bertahap dalam proses penyulingan ini. Namun bila nilai bilangan asam

Page 109: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

93

1.15

6.34

23.69

8.21

0

5

10

15

20

25

0.5 1 1.5 Campuran

Tekanan (bar gauge)

Bilangan asam

terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada minyak yang berupa

perubahan bau minyak (Guenther, 1947).

Bilangan asam pada minyak hasil penyulingan skala IKM hanya

sebesar 1,51 sedangkan minyak hasil penyulingan dengan alat prototipe

bilangan asamnya mencapai 8,21. Tingginya bilangan asam minyak hasil

penyulingan dengan alat prototipe disebabkan tingginya suhu penyulingan.

Hal tersebut dikarenakan adanya perlakuan tekanan bertahap. Semakin

tinggi tekanan yang digunakan selama penyulingan, maka suhu juga akan

meningkat. Semakin tinggi tekanan yang digunakan, semakin tinggi

bilangan asam minyak nilam (Ketaren, 1985). Fenomena ini dapat dilihat

dalam data analisa minyak pada Lampiran 6 dan pada Gambar 41.

Gambar 41. Hubungan peningkatan tekanan terhadap bilangan asam

Pada Gambar 41 terlihat bahwa minyak nilam hasil penyulingan

dengan tekanan 0,5 bar memiliki nilai bilangan asam yang terendah yaitu

sebesar 1,15. Pada minyak nilam hasil penyulingan dengan tekanan 1,5 bar

bilangan asamnya sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan komponen fraksi

berat yang tersuling pada tekanan 1,5 bar bersifat asam (Zainuddin, Dadan,

dan Yanyan, 2004). Oleh karena itu, agar nilai bilangan asam minyak nilam

hasil penyulingan dengan alat prototipe tidak terlalu tinggi, maka diperlukan

pencampuran minyak hasil dari ketiga proses penyulingan tersebut. Dengan

Page 110: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

94

pencampuran tersebut, bilangan asam yang dihasilkan tidak terlalu tinggi

yaitu sebesar 8,21. Selain itu, untuk mendapatkan minyak nilam dengan

bilangan asam yang rendah dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan

kurang dari 1,5 bar gauge.

g. Pembandingan Kelarutan Alkohol 90 %

Minyak nilam hasil penyulingan skala IKM lebih sukar larut dalam

etanol 90 %. Hal ini ditandai dengan tingginya nilai perbandingan

kelarutannya yaitu 1 : 8,5. Fenomena sebaliknya terjadi pada minyak hasil

penyulingan menggunakan peralatan prototipe. Minyak hasil penyulingan

dengan alat prototipe lebih mudah larut dalam alkohol dengan perbandingan

1 : 3.

Kelarutan minyak nilam dalam etanol juga dipengaruhi komponen

yang ada di dalamnya. Bila komponen yang lebih dominan di dalam minyak

nilam adalah seskuiterpen dan terpen-Onya cenderung sedikit, maka minyak

akan sukar larut dalam alkohol. Dengan demikian, komponen yang dominan

dalam minyak hasil skala IKM seskuiterpen dan kandungan terpen-Onya

kecil. Hal ini seiring dengan hasil pengujian bobot jenis dan indeks biasnya

yang cenderung tinggi.

Pada minyak nilam hasil penyulingan dengan peralatan prototipe,

peningkatan tekanan menghasilkan minyak nilam yang makin mudah larut

dengan alkohol. Hal tersebut dikarenakan kadar patchouly alcohol makin

meningkat seiring dengan perlakuan tekanan. Bila kadar patchouly alcohol

dalam minyak nilam meningkat maka kelarutan dalam alkoholnya pun

meningkat. Hal ini dikarenakan patchouly alcohol termasuk ke dalam

golongan seskuiterpen alkohol (Zainuddin, Dadan, dan Yanyan, 2004).

h. Pembandingan Bilangan Ester

Bilangan ester dapat menurun karena adanya hidrolisa ester menjadi

asam dan alkohol. Komponen ester dalam minyak nilam merupakan salah

satu komponen yang membentuk bau khas pada minyak. Komponen ester

dalam minyak hasil penyulingan dengan peralatan prototipe lebih tinggi

Page 111: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

95

17.522.54

57.62

35.58

0

10

20

30

40

50

60

70

0.5 1 1.5 Campuran

Tekanan (bar gauge)

Bilangan ester

sehingga bau khas minyak nilam lebih terasa daripada minyak hasil

penyulingan skala IKM.

Bilangan ester akan menurun bila terjadi hidrolisa ester dengan air

dan suhu yang terlalu tinggi. Hidrolisa ester akan meningkatkan bilangan

asam. Hal tersebut dikarenakan hidrolisa ester akan menghasilkan asam dan

alkohol. Semakin tinggi tekanan yang diterapkan dalam kondisi proses,

maka semakin tinggi pula suhu yang digunakan. Dengan demikian, semakin

tinggi tekanan, semakin tinggi pula bilangan esternya (Guenther, 1947). Hal

ini dapat dilihat pada Gambar 42.

Pada tekanan 1,5 bar bilangan ester dari minyak nilam sebesar 57,62.

Dengan demikian, kandungan minyak tersebut sebagian besar didominasi

oleh komponen ester. Bau khas nilam lebih menyengat pada minyak hasil

penyulingan dengan tekanan 1,5 bar. Hal ini dikarenakan komponen ester

yang membentuk aroma khas dari minyak (Ketaren, 1985).

Gambar 42. Hubungan peningkatan tekanan terhadap bilangan ester

i. Pembandingan Kadar Patchouly Alcohol (PA)

Patchouly alcohol (PA) merupakan komponen yang paling penting

dalam minyak nilam. Semakin tinggi kadar PA minyak nilam, maka

semakin tinggi harga jualnya. Kadar PA ditentukan dari kualitas jenis nilam

yang disuling. Kadar PA minyak nilam hasil penyulingan skala IKM

Page 112: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

96

8.57

49.31 50.86

34.45

0

10

20

30

40

50

60

0.5 1 1.5 Campuran

Tekanan (bar gauge)

Kadar Patchouly Alcohol (%)

hampir sama dengan kadar PA minyak nilam hasil penyulingan dengan

peralatan prototipe. Hal ini disebabkan kesamaan penggunaan jenis nilam.

Patchouly alcohol merupakan senyawa seskuiterpen alkohol tersier.

Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter atau pelarut organik yang

lain. Mempunyai titik didih 280,37 °C dan kristal yang terbentuk memiliki

titik leleh 56 °C (Zainuddin, Dadan, dan Yanyan, 2004).

Komponen patchouly alcohol dapat tersuling pada suhu yang agak

tinggi. Oleh karena itu, tingginya kadar PA dalam minyak nilam hasil

penyulingan dengan peralatan prototipe terdapat pada perlakuan tekanan 1

bar dan 1,5 bar. Pada tekanan tersebut suhu menjadi lebih tinggi, sehingga

PA dapat tersuling (Ketaren, 1985). Suhu yang tinggi dikarenakan tekanan

yang semakin tinggi dalam ketel. Kadar PA ini dapat dianalisa melalui uji

Gas Chromatography. Hasil uji GC dari minyak hasil penyulingan skala

IKM dan minyak hasil penyulingan dengan peralatan prototipe dapat dilihat

pada Lampiran 8 dan Gambar 43.

Gambar 43. Pengaruh tekanan bertahap terhadap kadar Patchouly Alcohol

j. Analisa α-copaene dan Besi (Fe)

Analisa α-copaene dan Fe tidak dilakukan dalam penelitian ini.

Namun bila terdapat kandungan α-copaene dan Fe yang melebihi batas

maksimum berdasarkan SNI 2006, maka minyak nilam akan mengalami

penurunan. Berdasarkan gugus fungsinya α-copaene termasuk ke dalam

Page 113: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

97

golongan terpen yang dapat teroksidasi. Kadar α-copaene yang terlalu tinggi

dapat menyebabkan bilangan asam dalam minyak meningkat.

Kandungan Fe dalam minyak hasil penyulingan dengan peralatan

prototipe diasumsikan sangat kecil. Hal tersebut dikarenakan penggunaan

bahan stainless steel pada peralatan prototipe. Kontaminasi Fe pada minyak

nilam dapat menyebabkan perubahan mutu warna minyak nilam (Guenther,

1947).

Page 114: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

98

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peningkatan efisiensi dan efektifitas proses produksi minyak atsiri

khususnya minyak nilam masih dapat dilakukan. Peningkatan efisiensi dan

efektifitas proses produksi minyak nilam ini dapat dilakukan dengan

meningkatkan kinerja peralatan yang digunakan dalam proses penyulingan.

Kinerja peralatan dalam sistem penyulingan minyak nilam dapat

ditingkatkan dengan mengurangi kehilangan panas pada tiap bagian rangkaian

sistem penyulingan. Hal tersebut berlaku bagi ketel suling, pipa penghubung

boiler ke ketel suling, dan pipa penghubung ketel suling ke kondensor.

Pengurangan kehilangan panas dalam ketel dapat dilakukan dengan cara

penggunaan glasswool pada dinding ketel. Penggunaan glasswool dapat

mengurangi kehilangan panas dari 89,35 MJ menjadi 27,49 MJ. Dengan

demikian efisiensi energi di prototipe ketel sebesar 97,20 % sedangkan

efisiensi ketel skala IKM sebesar 94,75 %.

Kehilangan panas di pipa penghubung antar peralatan penyulingan

ditentukan pula oleh panjang pipa penghubung tersebut. Dalam sistem

penyulingan skala IKM kehilangan panas di pipa penghubung sebesar 23,36

MJ sedangkan pada penyulingan prototipe sebesar 85,88 MJ. Hal tersebut

dikarenakan panjang pipa-pipa penghubung dalam sistem penyulingan

prototipe lebih panjang daripada skala IKM sehingga luas permukaan pindah

panasnya lebih besar.

Kinerja dan efisiensi prototipe boiler sudah dapat dikatakan baik karena

tidak ada sisa pembakaran dalam tungku. Oleh sebab itu, penggunaan kayu

sebagai bahan bakar dapat dioptimalkan. Hal tersebut tidak terlepas dari

penggunaan blower dalam pembakaran kayu bakar di ruang pembakaran

prototipe boiler. Selain itu, dengan adanya katup pengatur tekanan pada

prototipe boiler, tekanan uap air yang dihasilkan prototipe boiler lebih besar

daripada boiler IKM. Dengan demikian efisiensi prototipe boiler lebih besar

yaitu 77,59 % dan efisiensi boiler skala IKM hanya sebesar 33,92 %.

Page 115: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

99

Kinerja dan efisiensi prototipe kondensor tidak begitu baik karena pipa

kondensor yang digunakan terlalu panjang. Efisiensi prototipe kondensor

sebesar 98,57 % sedangkan efisiensi kondensor skala IKM sebesar 75,62 %.

Kinerja dan efisiensi prototipe peralatan penyulingan secara

keseluruhan dapat dikatakan lebih baik daripada peralatan penyulingan skala

IKM. Penggunaan tekanan bertahap (0,5 bar selama 1 jam, 1 bar selama 2

jam, dan 1,5 bar selama 3 jam) pada penyulingan prototipe menjadikan

kehilangan panas selama proses penyulingannya lebih kecil daripada

penyulingan skala IKM. Selain itu, rendemen yang diperoleh pada

penyulingan prototipe mendekati kadar minyak dalam bahan sebelum suling

dan kehilangan minyak yang terjadi sangat kecil. Perolehan rendemen yang

optimum pada penyulingan prototipe didapat dengan proses penyulingan

selama 6 jam sedangkan pada penyulingan skala IKM selama 8 jam. Hal

tersebut dikarenakan penyulingan prototipe menggunakan perlakuan tekanan

bertahap selama proses penyulingan sehingga waktu penyulingan lebih singkat

dibandingkan dengan penggunaan tekanan konstan yang diterapkan

penyulingan skala IKM.

B. Saran

Pada sistem penyulingan prototipe sudah cukup baik. Namun, masih

terdapat beberapa kekurangan dalam kinerja separator. Sebaiknya dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai disain separator untuk mengoptimalkan

fungsi separator sebagai pemisah minyak dan air.

Pengefisienan energi dalam proses penyulingan dengan alat prototipe

masih dapat dilakukan dengan penggunaan kembali air pendingin dalam

kondensor. Air pendingin yang telah menyerap panas dari kondensor hingga

suhu tertentu dapat dialirkan ke boiler. Pengaliran tersebut diharapkan dapat

mengefisienkan waktu pembentukan uap air di boiler serta penghematan

penggunaan air.

Pemasangan instalasi peralatan penyulingan sebaik tidak terlalu

berjauhan agar penggunaan pipa penghubung tidak terlalu panjang.

Page 116: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

100

Penggunaan pipa penghubung yang terlalu panjang dapat menyebabkan

kehilangan panas pada pipa-pipa tersebut menjadi lebih besar.

Sebaiknya tekanan yang digunakan dalam proses penyulingan prototipe

kurang dari 1,5 bar gauge agar tidak merusak mutu minyak yang dihasilkan.

Selain itu, perlu dilakukan pencampuran minyak hasil penyulingan dengan

tekanan 0,5 bar, 1 bar, dan 1,5 bar agar diperoleh rendemen yang tinggi

dengan mutu yang baik sesuai SNI 2006.

Page 117: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahim, dan Martawijaya. 1989. Atlas Kayu Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan – Departemen Kehutanan. Bogor.

Anggraeni, D. 2003. Kinerja Proses Penyulingan Minyak Nilam Pada Tekanan

Uap dan Kepadatan Bahan yang Berbeda. Skripsi. FATETA. Institut Pertanian Bogor.

Ardiana, I. 2006. Kajian Proses Pemucatan Minyak Nilam Menggunakan Asam

Sitrat Pada Skala Pilot Plant. Skripsi. FATETA IPB, Bogor. Dowthwaite, S V. dan Samjamjaras R. 2007. Vertiver : Perfumers’ Liquid Gold.

Thai-Cina Flavours and Fragrances Co. Ltd. Bangkok. Emmyzar, dan Yulius F. 2004. Pola Budidaya untuk Peningkatan Produktifitas

dan Mutu Minyak Nilam (Pogostemon cablin Benth). Vol. XVI, No.2. Perkembangan Teknologi TRO.

Fatahna, I. 2005. Disain dan Uji Kinerja Kondensor dan Analisis Efisiensi Energi

Prototipe Sistem Penyulingan Minyak Atsiri. Skripsi. FATETA. Institut Pertanian Bogor.

Guenther, E. 1947. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh Semangat Ketaren. 1988.

Direktorat Jenderal Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Guenther, E. 1947. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh Semangat Ketaren. 1988.

Di dalam Racharto, Aris. 1992. Model Matematik dan Karakteristik Penyulingan Sereh Wangi Menggunakan Metode Uap Langsung. Skripsi. FATETA IPB, Bogor.

Harris, R. 1993. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya. Jakarta. Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. Ketaren, S. 1987. Minyak Atsiri. UI-PRESS. Jakarta. Ketaren, S. dan Rina. 1991. Mempelajari Cara Pemucatan dan Pengaruh Bahan

Pemucat Terhadap Warna Serta Sifat Fisiko Kimia Minyak Kenanga (Canangium odoratum Baill). Vol. 4(3), 59-68. Teknologi Industri Pertanian.

Kulshrestha, S. K. 1989. Buku Teks Termodinamika Terpakai, Teknik Uap dan

Panas. UI-Press. Jakarta.

Page 118: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

Lesmayanti, S. 2004. Modifikasi Proses Penyulingan Minyak Nilam dengan Peningkatan Tekanan Secara Bertahap. Skripsi. FATETA. Institut Pertanian Bogor.

Lutony, T. L dan Y. Rahmayanti 1994. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.

Penebar Swadaya. Jakarta. Manitto. 1981. dalam Ardiana, I. 2006. Kajian Proses Pemucatan Minyak Nilam

Menggunakan Asam Sitrat Pada Skala Pilot Plant. Skripsi. FATETA IPB, Bogor.

McCabe, W. L., Julian C. S., Peter H. 2005. Unit Operations of Chemical

Engineering. Seventh Edition. McGraw-Hill International. Nurjannah, N., S. Ketaren, dan Desiyarni. 1991. Percobaan Penyulingan Minyak

Lada Menir. Buletin Littri. Maret. No.2. Nuryani, Y. dan Sutjihno. 1994. Hubungan Berbagai Karakter Morfologi dengan

Produksi dan Kadar Minyak Nilam. Vol. IX, No. 2. Balitro. Racharto, A. 1992. Model Matematik dan Karakteristik Penyulingan Sereh Wangi

Menggunakan Metode Uap Langsung. Skripsi. FATETA IPB. Bogor. Rusli, S. 2003. Nilam, Teknologi Penyulingan dan Penanganan Minyak Bermutu

Tinggi. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Santoso, H. B. 1990. Bertanam Nilam Bahan Industri Wewangian. Kanisius.

Yogyakarta. Suryani, A., Suprihatin, Semangat K., Meika S. R., Muhammad R., Hermawan,

dan Angga Y. 2007. Panduan Cara Produksi yang Baik Minyak Nilam (GMP). Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah. Departemen Perindustrian. Jakarta.

Utomo, T. 1984. Teori Dasar Fenomena Transpor. IKAPI. Bandung. Wiraatmadja, S. 1989. Peralatan Industri. FATETA-IPB. Bogor. Yuhono J. T. dan Shinta S. 2006. Status Pengusahaan Minyak Atsiri dan Faktor-

faktor Teknologi Pasca Panen yang Menyebabkan Rendahnya Rendemen Minyak. Vol. XVII, No. 2. Bul. Littro.

Zainuddin A., Dadan S., dan Yanyan F. N. 2004. Peningkatan Kadar Patchouli

Alkohol dalam Minyak Nilam (Patchouli Oil) dan Usaha Derivatisasi Komponen Minornya. Vol. XVI. No. 2. Perkembangan Teknologi TRO.

Zemansky, S. 1982. Fisika untuk Universitas 1 Mekanik, Panas, Bunyi. Bina

Cipta. Jakarta.

Page 119: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

www. boiler\Boiler - Wikipedia, the free encyclopedia.htm. (Tanggal akses 30

Juli 2008).

Page 120: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

104

Lampiran 1. Data-data yang diukur di penyulingan IKM No. Keterangan Jumlah

1. Bobot kayu bakar basah (kg) 369,25

2. Kadar air kayu bakar (%) 62,4

3. Bobot daun dan ranting nilam kering (kg) 154,5

4. Kadar air nilam sebelum penyulingan (%) 35

5. Kadar air nilam sesudah penyulingan (%) 35

6. Kadar minyak nilam sebelum penyulingan (%) 2,46

7. Kadar minyak nilam sesudah penyulingan (%) 0,06

8. Jumlah air yang diuapkan selama proses

penyulingan (liter) 446

9. Suhu air awal (°C) 27,5

10. Suhu udara sekitar (°C) 28

11. Lama waktu penyulingan (jam) 8

Data dimensi :

a) Tempat penyimpanan air : • Diameter :................................................57.....................................cm. • Tinggi :..............................................87,5....................................cm.

b) Boiler : • Diameter :..............................................80.......................................cm. • Panjang :..............................................130.....................................cm.

c) Pipa dari boiler ke ketel suling : • Diameter :....................................95, 84.........................................mm. • Panjang :................................65, 180.............................................cm.

d) Ketel suling : • Tinggi keseluruhan ketel :.........................153.....................cm. • Tinggi bibir ketel ke saringan :.........................133.....................cm. • Diameter :..........................98......................cm.

e) Pipa dari ketel ke kondensor : • Diameter :.......................................................47,5.........................mm. • Panjang :........................................................138...........................cm.

f) Bak kondensor : • Panjang :....................................................250..............................cm. • Lebar :....................................................250..............................cm. • Tinggi :....................................................170..............................cm.

g) Kondensor : • Panjang :....................................................250..............................cm.

Page 121: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

105

• Diameter :....................................................250..............................cm. • Tinggi :....................................................170..............................cm.

Data Suhu Boiler

Menit ke- Suhu (°C) Suhu (K)

Tengah Kiri Kanan Tengah Kiri Kanan

30 125 155 120 398 428 393

60 144 167 154 417 440 427

90 139 144 131 412 417 404

120 271 247 281 544 520 554

150 167 185 139 440 458 412

180 194 191 163 467 464 436

210 158 216 139 431 489 412

240 166 154 137 439 427 410

270 209 184 160 482 457 433

300 161 146 113 434 419 386

330 251 173 140 524 446 413

360 165 157 152 438 430 425

390 236 143 125 509 416 398

420 166 142 121 439 415 394

450 145 141 140 418 414 413

480 159 154 115 432 427 388

Rata-rata 178,5 168,69 145,63 451,5 441,69 418,63

Data Suhu di Tungku Pembakaran

Menit ke- Suhu (°C) Suhu (K)

Depan Tengah Atas Depan Tengah Atas

30 41 40 46 314 313 319

60 43 43 50 316 316 323

90 41 42 52 314 315 325

120 49 41 54 322 314 327

Page 122: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

106

Menit ke- Suhu (°C) Suhu (K)

Depan Tengah Atas Depan Tengah Atas

150 44 43 61 317 316 334

180 54 43 64 327 316 337

210 48 42 62 321 315 335

240 45 42 63 318 315 336

270 46 42 52 319 315 325

300 48 44 58 321 317 331

330 47 42 66 320 315 339

360 46 40 65 319 313 338

390 48 42 68 321 315 341

420 43 42 64 316 315 337

450 45 43 68 318 316 341

480 45 43 66 318 316 339

Rata-rata 45,81 42,13 59,94 318,81 315,13 332,94

Data Suhu Ketel Suling

Menit ke- Suhu (°C) Suhu (K)

Tutup Dinding Tutup Dinding

30 48,33 53,33 321,33 326,33

60 82,67 66 355,67 339

90 83 63 356 336

120 82,33 65,67 355,33 338,67

150 83 64 356 337

180 83 65 356 338

210 83 62,67 356 335,67

240 82,67 65 355,67 338

270 81,33 64,33 354,33 337,33

300 79,67 62 352,67 335

330 59 57 332 330

360 80,67 66,67 353,67 339,67

Page 123: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

107

Menit ke- Suhu (°C) Suhu (K)

Tutup Dinding Tutup Dinding

390 83 66 356 339

420 83 62,67 356 335,67

450 82 64,33 355 337,33

480 83 61,67 356 334,67

Data Suhu Uap dan Air Pendingin di Kondensor

Menit ke- Suhu (°C) Suhu (K)

T steam Ta in Ta out T steam Ta in Ta out

30 100 27,5 45 373 300,5 318

60 100 27,5 55 373 300,5 328

90 100 27,5 57 373 300,5 330

120 100 27,5 59 373 300,5 332

150 100 27,5 60 373 300,5 333

180 100 27,5 62 373 300,5 335

210 100 27,5 63 373 300,5 336

240 100 27,5 64 373 300,5 337

270 100 27,5 65 373 300,5 338

300 100 27,5 64 373 300,5 337

330 100 27,5 63 373 300,5 336

360 100 27,5 64 373 300,5 337

390 100 27,5 65 373 300,5 338

420 100 27,5 67 373 300,5 340

450 100 27,5 67 373 300,5 340

480 100 27,5 68 373 300,5 341

Page 124: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

108

Data Suhu Pipa-pipa Penghubung

Menit ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Boiler-Ketel Kondensor-

Ketel Boiler-Ketel

Kondensor-

Ketel

30 73,33 33,33 346,33 306,33

60 73 70,67 346 343,67

90 78 71,67 351 344,67

120 76,67 72 349,67 345

150 78 72 351 345

180 75,67 72,33 348,67 345,33

210 73 68,67 346 341,67

240 78 69,67 351 342,67

270 82,67 71 355,67 344

300 70,67 69,67 343,67 342,67

330 72 43,67 345 316,67

360 74 68,67 347 341,67

390 73,33 70,33 346,33 343,33

420 75 72 348 345

450 72,33 70,33 345,33 343,33

480 74,67 70,33 347,67 343,33

Data Suhu dan Laju Destilat

Menit ke-

Suhu

Destilat

(°C)

Suhu

Destilat

(K)

Laju

Destilat

(liter/jam)

Jumlah Destilat

Tiap Jam (liter)

Akumulasi

Jumlah

Destilat

(liter)

30 30 303 7,44

60 34 307 60,70 34,07 34,07

90 36 309 60,67

120 35 308 51 55,84 89,91

Page 125: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

109

Menit ke-

Suhu

Destilat

(°C)

Suhu

Destilat

(K)

Laju

Destilat

(liter/jam)

Jumlah Destilat

Tiap Jam (liter)

Akumulasi

Jumlah

Destilat

(liter)

150 36 309 54,08

180 40 313 49,85 51,97 141,88

210 38 311 39,82

240 36 309 47,76 43,79 185,67

270 37 310 26,78

300 37 310 6,98 16,88 202,55

330 27,5 300,5 16,84

360 36 309 46,99 31,91 234,46

390 37 310 53,08

420 40 313 51,46 52,27 286,73

450 38 311 35,47

480 37 310 22,86 29,16 315,89

Rata-rata 35,91 308,91 39,49 39,49

Page 126: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

110

Lampiran 2. Form data-data di penyulingan Prototipe

No. Keterangan Jumlah

1. Bobot kayu bakar basah (kg) 319,55

2. Kadar air kayu bakar (%) 75,25

3. Bobot daun dan ranting nilam kering (kg) 120

4. Kadar air nilam sebelum penyulingan (%) 14,49

5. Kadar air nilam sesudah penyulingan (%) 34,32

6. Kadar minyak nilam sebelum penyulingan (%) 2,61

7. Kadar minyak nilam setelah penyulingan (%) 0,09

8. Jumlah air yang diuapkan selama proses

penyulingan (liter) 556,95

9. Suhu air awal (°C) 25,5

10. Suhu udara sekitar (°C) 25,5

11. Lama waktu penyulingan (jam) 6

Data dimensi :

a) Boiler : Pipa api • Diameter :..........................................3,75........................................cm. • Panjang :..........................................152.........................................cm. • Jumlah :............................................36.........................................cm. Pipa air • Diameter :...............................................5........................................cm. • Panjang :............................................83.........................................cm. • Jumlah :............................................34.........................................cm. Silinder boiler • Diameter :.............................................74........................................cm. • Panjang :...........................................152........................................cm. Luas permukaan pindah panas : ........................14,40..............................m².

b) Pipa dari boiler ke ketel suling : Pipa Vertikal 1 • Diameter :.........................................4,78....................................... cm. • Panjang :............................................85........................................cm. Pipa Horizontal 1 • Diameter :..........................................4,78........................................cm. • Panjang :...........................................200........................................cm. Pipa Horizontal 2 • Diameter :..........................................4,78........................................cm. • Panjang :...........................................110........................................cm.

Page 127: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

111

Pipa Horizontal 3 • Diameter :.........................................4,78.........................................cm. • Panjang :..........................................300.........................................cm. Pipa Vertikal 2 • Diameter :...........................................5............................................cm. • Panjang :.........................................182..........................................cm. Pipa Lekukan • Diameter :..........................................5.............................................cm. • Panjang :......................................1,21............................................cm.

c) Ketel suling : • Tinggi keseluruhan ketel :.........................184......................cm. • Tinggi bibir ketel ke saringan :.......................145,5.....................cm. • Diameter :........................116.......................cm. • Tinggi Glasswool :........................165.......................cm. • Diameter Glasswool :.......................121,5.....................cm. • Tinggi Dinding tanpa Glasswool :...........................19......................cm. • Luas Permukaan Tutup Ketel :..........................1,15....................m². • Luas Permukaan Bodem :..........................1,15....................m².

d) Pipa dari ketel ke kondensor : Pipa Horizontal 1 • Diameter :............................................5...........................................cm. • Panjang :........................................68,5..........................................cm. Pipa Vertikal 1 • Diameter :...........................................5............................................cm. • Panjang :.........................................96,5.........................................cm. Pipa Horizontal 2 • Diameter :..........................................3,81........................................cm. • Panjang :......................................384,5..........................................cm.

e) Bak kondensor : • Panjang :..........................................240.........................................cm. • Lebar :...........................................240........................................cm. • Tinggi :...........................................120........................................cm.

f) Kondensor Pipa 1 • Panjang :..........................................2.545......................................cm. • Diameter :.............................................2,5.......................................cm. Pipa 2 • Panjang :...........................................1.979.....................................cm. • Diameter :.............................................3,8.......................................cm. Luas Permukaan yang Tenggelam :.....................4,4...........................m². Luas Permukaan Tak Tenggelam :......................3,72........................m².

Page 128: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

112

Data Suhu Boiler

Menit

ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Depan Kiri Kanan Belakang Depan Kiri Kanan Belakang

30 155,33 51,17 43,5 121,17 428,33 324,17 316,5 394,17

60 143 58,67 92 74 416 331,67 365 347

90 142 47,5 48,17 137,5 415 320,5 321,17 410,5

120 149 56,17 47,84 127,84 422 329,17 320,84 400,84

150 165,33 52,5 46,67 134 438,33 325,5 319,67 407

180 170 55,84 47,67 135 443 328,84 320,67 408

210 139,67 59,5 49 122 412,67 332,5 322 395

240 156,5 54,84 47,5 132,67 429,5 327,84 320,5 405,67

270 179 54,84 46,33 143,67 452 327,84 319,33 416,67

300 172 103 46 136,84 445 376 319 409,84

330 172,84 52,67 41,84 136,84 445,84 325,67 314,84 409,33

360 161,33 55,5 44,33 130 434,33 328,5 317,33 403

Rata-

rata 158,83 58,51 50,07 127,58 431,83 331,51 323,07 400,58

Data Suhu di Tungku Pembakaran

Menit

ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Depan Kiri Kanan Belakang Depan Kiri Kanan Belakang

30 156 39,67 41,5 44 429 312,67 314,5 317

60 145,17 43,5 44,5 46 418,17 316,5 317,5 319

90 147 43,67 45,17 47,33 420 316,67 318,17 320,33

120 141,17 43,5 46,67 48,33 414,17 316,5 319,67 321,33

150 155,17 43,83 47 49,33 428,17 316,83 320 322,33

180 125,67 43,67 47 49,67 398,67 316,67 320 322,67

210 135,33 45,17 46,33 48 408,33 318,17 319,33 321

240 128,84 44,84 44,67 48,84 401,84 317,84 317,67 321,84

270 140 44,33 45 48,5 413 317,33 318 321,5

300 129,5 44 43,5 48,17 402,5 317 316,5 321,17

Page 129: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

113

Menit

ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Depan Kiri Kanan Belakang Depan Kiri Kanan Belakang

330 124,33 42 42,84 45,33 397,33 315 315,84 318,33

360 128,17 43,33 41 46,17 401,17 316,33 314 319,17

Rata-

rata 138,03 43,46 44,60 47,47 411,03 316,46 317,60 320,47

Page 130: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

114

Data Suhu Uap dan Air Pendingin di Kondensor

Tekanan Menit

ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

T steam Ta in Ta out T steam Ta in Ta out

0,5 30 111,61 25,5 37 384,61 298,5 310

60 111,61 25,5 57 384,61 298,5 330

1

90 120,42 25,5 66 393,42 298,5 339

120 120,42 25,5 70,5 393,42 298,5 343,5

150 120,42 25,5 71 393,42 298,5 344

180 120,42 25,5 73 393,42 298,5 346

1,5

210 127,62 25,5 73 400,62 298,5 346

240 127,62 25,5 74 400,62 298,5 347

270 127,62 25,5 75 400,62 298,5 348

300 127,62 25,5 75,5 400,62 298,5 348,5

330 127,62 25,5 76,5 400,62 298,5 349,5

360 127,62 25,5 75,5 400,62 298,5 348,5

Data Suhu Pipa-pipa Penghubung

Tekanan

(bar gauge) Menit ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Boiler-

Ketel

Ketel-

Kondensor

Boiler-

Ketel

Ketel-

Kondensor

0,5 30 113,39 66,67 386,39 339,67

60 112,17 58,58 385,17 331,58

1

90 103,95 59,25 376,95 332,25

120 108,83 58,83 381,83 331,83

150 111,78 56,5 384,78 329,5

180 109,11 57,25 382,11 330,25

1,5

210 108,06 58,75 381,06 331,75

240 312,22 59,08 385,22 332,08

270 110,05 56,42 383,05 329,42

300 105,11 55,42 378,11 328,42

330 112,05 54,25 385,05 327,25

Page 131: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

115

Tekanan

(bar gauge) Menit ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Boiler-

Ketel

Ketel-

Kondensor

Boiler-

Ketel

Ketel-

Kondensor

1,5 360 108,33 54,5 381,33 327,5

Data Suhu dan Laju Destilat

Tekanan

(bar

gauge)

Menit

ke-

Suhu

Destilat

(°C)

Suhu

Destilat

(K)

Laju

Destilat

(liter/jam)

Jumlah

Destilat

Tiap Jam

(liter)

Akumulasi

Jumlah

Destilat

(liter)

0,5 30 27 300 67,72

60 28 301 73,33 70,53 70,53

1

90 29,5 302,5 79,58

120 30,5 303,5 81,40 80,49 151,02

150 31,4 304,5 76,07

180 32 305 72,37 74,22 225,24

1,5

210 31,5 304,5 76,26

240 32,5 305,5 75,63 75,95 301,19

270 32,5 305,5 78,60

300 33 306 78,03 78,32 379,51

330 33 306 75,12

360 33 306 73,64 74,38 453,89

Rata-rata 31,17 304,17 75,65 75,65

Page 132: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

116

Lampiran 2. Form data-data yang diukur di penyulingan Prototipe

Data Suhu Ketel Suling

Tekanan

(bar gauge) Menit ke-

Suhu (°C) Suhu (K)

Tutup Dinding Glasswool Bodem Tutup Dinding Glasswool Bodem

0,5 30 67,17 73 33 58,33 340,17 346 306 331,33

60 70,5 75,5 39,92 57 343,5 348,5 312,92 330

1

90 76,67 81,08 40,33 62,5 349,67 354,08 313,33 335,5

120 77,33 78,67 42,67 62,83 350,33 351,67 315,67 335,83

150 76 79,92 43,25 62 349 352,92 316,25 335

180 77,67 80,5 43,59 64,67 350,67 353,5 316,59 337,67

1,5

210 83,17 86,33 43,84 67,83 356,17 359,33 316,84 340,83

240 80,83 83,67 44,42 64,83 353,83 356,67 317,42 337,83

270 80,33 84,83 44,59 66 353,33 357,83 317,59 339

300 81 87,5 43,75 63,17 354 360,5 316,75 336,17

330 82 81,17 42,67 65 355 354,17 315,67 338

360 84,67 84,67 43,08 61,83 357,67 357,67 316,08 334,83

Page 133: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

117

Lampiran 3. Perhitungan Efisiensi dan Kehilangan Energi

Data di Boiler

• Luas Permukaan Pindah Panas di Boiler IKM

Luas permukaaan = 3,14 x (½ x diameter)² x panjang

= 3,14 x (½ x 0,4 m) x 1,3 m

= 1,63 m²

• Luas Permukaan Pindah Panas di Boiler

Luas permukaan pipa api = 3,14 x (½ x diameter)² x panjang x jumlah pipa

= 3,14 x (½ x 0,0375 m)² x 1,52 m x 36

= 6,44 m²

Luas permukaan pipa air = 3,14 x (½ x diameter)² x panjang x jumlah pipa

= 3,14 x (½ x 0,05 m)² x 0,83 m x 34

= 4,43 m²

Luas silinder boiler = 3,14 x (½ x diameter)² x panjang

= 3,14 x (½ x 0,37 m)² x 1,52 m

= 3,53 m²

Luas keseluruhan = luas permukaan pipa air + luas permukaan pipa api + luas permukaan silinder boiler

= 6,44 m² + 4,43 m² + 3,53 m² = 14,40 m².

Page 134: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

118

Keterangan IKM Rata-rata Prototipe Rata-rata Contoh Ulangan Contoh Ulangan Bobot kayu bakar (kg) 172,62 174,36 173,49 99,28 97,47 98,38 Jumlah air yang diuapkan (kg) 446 446 446 550,1 563,8 556,95 Energi yang dihasilkan kayu (Qin) (joule) 3.349.036.822 3.382.916.920 3.365.976.871 1.926.281.253 1.891.040.615 1.908.660.934 Energi uap yang dihasilkan (Qout) (joule) 1.141.659.650 1.141.659.650 1.141.659.650 1.759.987.465 1.803.819.183 1.480.933.949 Efisiensi boiler (%) 34,09 33,75 33,92 91,37 95,39 77,59

Perhitungan bobot kayu bakar yang digunakan di penyulingan IKM :

Bk (K.a = 20 %) = Ba – (K.a1 x Ba)

= 369, 25 kg – (62,4 % x 369,25 kg)

= 138,79 kg

Bobot kayu penghasil energi (K.a = 20 %) = (20 % x Bk) + Bk 100 % - 20 %

= (20 % x 138,79 kg) + 138,79 kg 100% - 80 %

= 173,49 kg

Page 135: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

119

Perhitungan bobot kayu bakar yang digunakan di penyulingan Prototipe :

Bk (K.a = 20 %) = Ba – (K.a2 x Ba)

= 319,55 kg – (75,25 % x 319,55 kg)

= 78,70 kg

Bobot kayu penghasil energi (K.a = 20 %) = (20 % x Bk) + Bk 100 % - 20 %

= (20 % x 78,70 kg) + 78,70 kg 100 % - 20 %

= 98,38 %

Perhitungan Efisiensi dan Kehilangan Energi Boiler IKM Perhitungan Efisiensi dan Kehilangan Energi Prototipe Boiler

Diketahui :

Nilai kalor kayu bakar (kadar air 20%) = 19.401.631,2 joule/kg

= 19,40 MJ/kg

Suhu rata-rata air yang masuk ke boiler (Tin) = 27,5 °C = 300,5 K

Suhu air berubah menjadi uap (Td) = 100 °C = 373 K

C air = 4.190 joule/kg K

Panas laten air (L air) = 2.256.000 joule/kg

Diketahui :

Nilai kalor kayu bakar (kadar air 20%) = 19.401.631,2 joule/kg

= 19,40 MJ/kg

Suhu rata-rata air yang masuk ke boiler (Tin) = 25,5 °C = 298,5 K

Suhu air berubah menjadi uap (Td)= 100 °C = 373 K

Suhu uap pada tekanan 3,17 bar gauge (Tu) = 145,20 °C = 418,20 K

C air = 4.190 joule/kg K

Page 136: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

120

Jumlah air yang digunakan (ma) = 446 kg

Jumlah kayu bakar yang digunakan = 173,49 kg

C uap = 2.010 joule/kg K

Panas laten air (L air) = 2.256.000 joule/kg

Jumlah air yang digunakan (ma = mu) = 556,95 kg

Jumlah kayu bakar yang digunakan = 98,38 kg

Perhitungan Qout :

Qout = ma x C air x (Td – Tin) + ma x L air

= 446 x 4.190 x (373 – 300,5) + 446 x 2.256.000

= 135.483.650 joule + 1.006.176.000 joule

= 1.141.659.650 joule = 1.141,66 MJ

Perhitungan Qin :

Q in = massa kayu bakar x nilai kalor kayu bakar

= 173,49 x 19.401.631,2

= 3.365.988.997 joule = 3.365,99 MJ

Perhitungan Loss :

Loss = Qin - Qout

= 3.365.988.997 - 1.141.659.650 = 2.224.329.347 joule

= 2.224,33 MJ

Efisiensi Boiler :

Perhitungan Qout :

Qout = ma x C air x (Td – Tin) + ma x L air + mu x C uap x (Tu – Td)

= 556,95 x 4.190 x (373-298,5) + 556,95 x 2.256.000 +

556,95 x 2.010 x (418,20-373)

= 173.854.727,3 joule+ 1.256.479.200 joule+50.600.021,4 joule

= 1.480.933.949 joule = 1.480,93 MJ

Perhitungan Qin :

Q in = massa kayu bakar x nilai kalor kayu bakar

= 98,38 x 19.401.631,2

= 1.908.732.477 joule = 1.908,73 MJ

Perhitungan Loss :

Loss = Qin - Qout

= 1.908.732.477 - 1.480.933.949 = 427.798.528 joule

= 427,80 MJ

Page 137: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

121

ξ = Qout x 100 % Qin

= 1.141.659.650 joule x 100 % = 33,92 % 3.365.988.997 joule

Efisiensi Boiler :

Maka ξ = Qout x 100 % Qin

= 1.480.933.949 joule x 100 % = 77,59 % 1.908.732.477 joule

Data di Ketel Suling IKM

Diketahui :

Suhu udara rata-rata (K) 301

Luas permukaan tutup (m²) 1,05

Luas permukaan dinding (m²) 4,71

Koefisien konveksi alamiah udara hadap atas (kal/sm² ºC) 0,595

Koefisien konveksi alamiah udara vertikal (kal/sm² ºC) 1

Diameter ketel (m) 0,98

Menit ke- Suhu rata-rata (K) Kehilangan panas (kalori/s) Tutup Dinding Tutup Dinding Total

30 321,33 326,33 26,89 268,94 295,82 60 355,67 339 92,53 446,45 538,98 90 356 336 93,24 402,83 496,07

120 355,33 338,67 91,83 441,56 533,39

Page 138: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

122

Menit ke- Suhu rata-rata (K) Kehilangan panas (kalori/s) Tutup Dinding Tutup Dinding Total

150 356 337 93,24 417,27 510,51 180 356 338 93,24 431,81 525,05 210 356 335,67 93,24 398,04 491,28 240 355,67 338 92,53 431,81 524,34 270 354,33 337,33 89,72 422,11 511,83 300 352,67 335 86,23 388,50 474,73 330 332 330 45,53 318,45 363,98 360 353,67 339,67 88,32 456,26 544,58 390 356 339 93,24 446,45 539,69 420 356 335,67 93,24 398,04 491,28 450 355 337,33 91,13 422,11 513,23 480 356 334,67 93,24 383,74 476,98

Total kehilangan panas (joule) 10.229.697 48.792.382 Kehilangan panas seluruh bagian (joule) 59.022.079

Data di Prototipe Ketel Suling

Diketahui :

Suhu udara rata-rata (K) 298,5

Luas permukaan dinding non glasswool (m²) 0,69

Luas permukaan tutup (m²) 1,16

Luas permukaan bodem (m²) 1,16

Luas permukaan glasswool (m²) 6,29

Page 139: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

123

Diameter ketel (m) 1,16

Diameter glasswool (m) 1,21

Tinggi glasswool (m) 1,65

Tinggi non glasswool (m) 0,19

Koefisien konveksi alamiah udara hadap atas (kal/sm² ºC) 0,595

Koefisien konveksi alamiah udara vertikal (kal/sm² ºC) 1

Koefisien konveksi alamiah udara hadap bawah (kal/sm² ºC) 0,314

Menit ke- Suhu rata-rata (K) Kehilangan panas (kalori/s) Tutup Dinding Glasswool Bodem Tutup Dinding Glasswool Bodem

30 340,17 346 306 331,33 73,07 83,16 74,42 28,63 60 343,5 348,5 312,92 330 80,44 88,66 168,44 27,18 90 349,67 354,08 313,33 335,5 94,45 101,21 174,53 33,24

120 350,33 351,67 315,66 335,83 95,99 95,74 209,48 33,61 150 349 352,92 316,25 335 92,92 98,56 218,44 32,68 180 350,67 353,5 316,58 337,67 96,76 99,88 223,61 35,69 210 356,17 359,33 316,84 340,83 109,68 113,29 227,48 39,33 240 353,83 356,67 317,42 337,83 104,16 107,12 236,59 35,88 270 353,33 357,83 317,58 339 102,99 109,81 239,17 37,21 300 354 360,5 316,75 336,17 104,55 116,01 226,20 33,99 330 355 354,17 315,66 338 106,91 101,40 209,48 36,07 360 357,67 357,67 316,08 334,83 113,26 109,43 215,91 32,49

Total kehilangan panas (joule) 8.856.507 9.226.335 18.266.135 3.059.719 Kehilangan panas keseluruhan (joule) 39.408.696

Page 140: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

124

Catatan : Koefisien konveksi alamiah udara didapat dari tabel koefisien konveksi alamiah udara (Zemansky, 1982). Halaman : 397.

Perhitungan Efisiensi di Ketel Suling IKM Perhitungan Efisiensi di Prototipe Ketel Suling

Diketahui :

Q dari boiler (Qb) = 1.141.659.650 joule

Loss energi di pipa boiler-ketel (QL) = 18.161.486 joule

Loss energi di keseluruhan ketel (Qk) = 59.022.079 joule

Diketahui :

Q dari boiler (Qb) = 1.480.933.949 joule

Loss energi di pipa boiler-ketel (QL) = 74.544.148 joule

Loss energi di keseluruhan ketel (Qk) = 39.408.696 joule

Perhitungan Qin ketel :

Qin = Qb - QL

= 1.141.659.650 joule - 18.161.486 joule

= 1.123.498.164 joule

Perhitungan Qout ketel :

Qout = Qin - Qk

= 1.123.498.164 joule - 59.022.079 joule

= 1.064.476.085 joule

Perhitungan efisiensi ketel :

ξ = Qout x 100 % Qin

= 1.064.476.085 joule x 100 % = 94,75 % 1.123.498.164 joule

Perhitungan Qin ketel :

Qin = Qb - QL

= 1.480.933.949 joule - 74.544.148 joule

= 1.406.389.801 joule

Perhitungan Qout ketel :

Qout = Qin - Qk

= 1.406.389.801 joule - 39.408.696 joule

= 1.366.981.105 joule

Perhitungan efisiensi ketel :

ξ = Qout x 100 % Qin

= 1.366.981.105 joule x 100 % = 97,20 % 1.406.389.801 joule

Page 141: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

125

Data Kondensor

Perhitungan Efisiensi dan Pindah Panas Kondensor IKM Perhitungan Efisiensi dan Pindah Panas Prototipe Kondensor

Diketahui :

U = 817.653,39 joule/m² jam °C

A = 2,29 m²

∆T LMTD = 53,48 °C

Jumlah destilat = 315,84 liter = 315,84 kg

Jumlah air pendingin = 6.163,2 kg

Suhu air pendingin yang masuk = 27,5 °C = 300,5 K

Suhu air pendingin keluar = 61,75 °C = 334,75 K

Suhu uap berubah menjadi cair (Tu) = 100 °C = 373 K

C air = 4.190 joule/kg K

Panas laten air (L air) = 2.256.000 joule/kg

Rata-rata suhu destilat yang dihasilkan = 35,19 °C = 308,19 K

Q keluar ketel (Qok) = 1.064.476.085 joule

Loss energi di pipa ketel-kondensor (Qkk) = 5.203.608 joule

Diketahui :

U = 817.653,39 joule/m² jam °C

A = 3,72 m²

∆T LMTD = 73,22 °C

Jumlah destilat = 453,96 liter = 453,96 kg

Jumlah air pendingin = 6.163,2 kg

Suhu air pendingin yang masuk = 25,5 °C = 298,5 K

Suhu air pendingin keluar = 68,67 °C = 341,67 K

Suhu uap berubah menjadi cair (Tu) = 122,55 °C = 395,55 K

C air = 4.190 joule/kg K

C uap = 2.010 joule/kg K

Panas laten air (L air) = 2.256.000 joule/kg

Rata-rata suhu destilat yang dihasilkan = 31,17 °C = 304,17 K

Q keluar ketel (Qok) = 1.366.981.105 joule

Page 142: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

126

Loss energi di pipa ketel-kondensor (Qkk) = 11.345.411 joule

Perhitungan Qin :

Qin = Qok - Qkk

= 1.064.476.085 joule - 5.203.608 joule

= 1.059.272.477 joule

Perhitungan Qout dengan rumus U x A x ∆TLMTD :

Qout = 817.653,39 x 2,29 x 53,48 x 8

= 801.057.369 joule

Perhitungan efisiensi kondensor :

ξ = Qout x 100 % Qin

= 801.057.369 joule x 100 % = 75,62 % 1.059.272.477 joule

Perhitungan Qin :

Qin = Qok - Qkk

= 1.366.981.105 joule - 11.345.411 joule

= 1.355.635.694 joule

Perhitungan Qout dengan rumus U x A x ∆TLMTD :

Qout = 817.653,39 x 3,72 x 73,22 x 6

= 1.336.266.733 joule

Perhitungan efisiensi kondensor :

ξ = Qout x 100 % Qin

= 1.336.266.733 joule x 100 % = 98,57 % 1.355.635.694 joule

Data Efisiensi Keseluruhan Sistem Penyulingan

Perhitungan Efisiensi Keseluruhan Sistem Perhitungan Efisiensi Keseluruhan Sistem

Diketahui :

Qin = 3.365.976.871 joule

Diketahui :

Qin = 1.908.732.477 joule

Page 143: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

127

Qout kondensor dengan rumus = 1.059.969.224 joule

Qout kondensor dengan rumus = 1.336.266.733 joule

Perhitungan Efisiensi dengan Qout (a) :

ξ = Qout x 100 % Qin

= 801.057.369 joule x 100 % = 23,80 % 3.365.976.871 joule

Perhitungan Efisiensi Qin dengan Qout (a) :

ξ = Qout x 100 % Qin

= 1.336.266.733 joule x 100 % = 70,01 % 1.908.660.934 joule

Page 144: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

128

Lampiran 4. Prosedur Analisis Karakterisasi Minyak Atsiri

1. Penentuan Warna Minyak Nilam

Metode ini didasarkan pada pengamatan visual dengan menggunakan

indra penglihatan (mata) langsung, terhadap contoh minyak nilam.

Prosedur :

Contoh minyak nilam dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi serta hindari adanya gelembung. Tabung reaksi berisi contoh

minyak nilam disandarkan pada kertas berwarna putih. Kemudian diamati

warnanya dengan mata langsung. Jarak pengamatan 30 cm antara mata dengan

contoh.

2. Kadar Air Nilam Kering

Metode pengukuran kadar air yang digunakan adalah Bidwell-Sterling.

Sebanyak 10 gram bahan dimasukkan ke dalam labu berukuran 500 ml, dan

ditambahkan 200 ml toluen. Lalu labu dipasangkan pada aufhauser yang

dilengkapi dengan pendingin tegak (kondensor) dan dididihkan selama 1 jam.

Jika jumlah air tidak bertambah lagi, maka penyulingan dihentikan. Volume

air yang tersuling dapat dibaca pada skala yang terdapat pada aufhauser.

Perhitungan untuk mencari kadar air adalah sebagai berikut :

Kadar air (% wb) = Volume air (ml) x 100 %

Bobot contoh (gr)

3. Kadar Air Kayu Bakar berdasarkan ASTM (American Society for Testing

and Material ) D2016

Sampel kayu bakar diiris kecil-kecil dan tipis sebanyak 5 gram. Kemudian

dimasukkan ke dalam wadah alumunium foil yang telah ditimbang sebagai

pengganti cawan alumunium. Lalu bobot sampel kayu bakar dan wadah

alumunium foil ditimbang dan dicatat.

Setelah dilakukan penimbangan awal, sampel kayu bakar beserta

wadahnya dimasukkan ke dalam oven selama 4 jam pada suhu 103 °C ± 2 °C.

Lalu didinginkan selama 15 menit di dalam desikator. Kemudian ditimbang

Page 145: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

129

bobot akhir secara keseluruhan. Pemanasan sampel dan wadahnya dilakukan

di dalam oven lagi selama 30 menit dan didinginkan kembali dalam desikator.

Setelah itu bobot sampel dan wadah ditimbang kembali. Prosedur tersebut

dilakukan berulang kali sampai bobot sampel dan wadah konstan.

Perhitungan kadar air kayu bakar ini dapat menggunakan rumus :

Kadar air (% b/b) = m1 - m2 x 100%

m1

Keterangan : m1 = bobot awal sampel + bobot wadah

m2 = bobot akhir sampel + bobot wadah

Perhitungan bobot kayu bakar yang menghasilkan energi :

Bk (K.a = 0 %) = Ba – (K.a1 x Ba)

Bobot kayu penghasil energi (K.a = 20 %) = (20 % x Bk) + Bk 100 % - 20 %

Keterangan :

Bk = bobot kayu bakar kering tanpa air

Ba = bobot kayu bakar basah

4. Rendemen (SNI 06-3735-1995)

Rendemen minyak ditentukan berdasarkan perbandingan antara volume

minyak yang dihasilkan dengan berat bahan awal yang disuling. Rendemen

minyak dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Rendemen minyak (% wb) = Volume minyak (ml)

Berat bahan (g)

5. Bobot Jenis (SNI 06-1312-1998)

Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot minyak terhadap bobot air

pada volume dan suhu yang sama.

Prosedur :

Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dibilas dengan etanol.

Bagian dalam piknometer dikeringkan dengan arus udara kering dan tutupnya

disisipkan. Piknometer diletakkan di dalam lemari timbangan selama 30 menit

dan ditimbang (m). Piknometer diisi dengan air suling terlebih dahulu, lalu

Page 146: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

130

didinginkan sampai suhu 25 ºC, sambil menghindari adanya gelembung-

gelembung. Piknometer dicelupkan ke dalam termostat pada suhu 25 ºC ± 0,2

ºC selama 30 menit dan atur permukaan air suling sampai garis tanda. Lalu

piknometer dibiarkan di dalam timbangan selama 30 menit, kemudian

ditimbang beratnya (m1). Setelah itu, piknometer dikosongkan dan dicuci

dengan etanol, lalu dikeringkan dengan arus udara kering. Piknometer diisi

dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara.

Piknometer dicelupkan kembali ke dalam penangas air pada suhu 25 ºC ± 0,2

ºC selama 30 menit dan permukaan minyak diatur sampai garis tanda.

Piknometer dikeringkan dan tutupnya disisipkan. Piknometer dibiarkan di

dalam lemari timbangan selama 30 menit dan ditimbang (m2). Perhitungannya

sebagai berikut :

Bobot Jenis d 25 25 = m2 – m

m1 – m

Keterangan :

m adalah bobot piknometer kosong

m1 adalah bobot piknometer berisi air pada suhu 25 ºC

m2 adalah bobot piknometer berisi minyak atsiri pada suhu 25 ºC

6. Indeks Bias

Metode ini didasarkan pada pengukuran langsung sudut bias minyak yang

dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap.

Prosedur :

Air dialirkan melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu

pembacaan yang dilakukan. Suhu tidak boleh lebih dari ± 2 ºC dari suhu

referensi dan harus dipertahankan dengan toleransi ± 0,2 ºC. Suhu minyak

harus sama dengan suhu dimana pengukuran dilakukan. Pemanasan dilakukan

bila suhu telah stabil. Perhitungannya sebagai berikut :

Indeks bias ntD = nt1

D + 0,0004 (t1 - t)

Keterangan :

t1 adalah pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaan t1.

t adalah pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaan t.

Page 147: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

131

0,0004 adalah faktor koreksi untuk indeks bias minyak nilam setiap

derajat.

7. Putaran Optik

Metode putaran optik didasarkan pada pengukuran sudut bidang dimana

sinar terpolarisasi yang diputar oleh lapisan minyak yang tebalnya 10 cm pada

suhu tertentu.

Prosedur :

Sumber cahaya dinyalakan dan ditunggu sampai diperoleh kilauan

maksimum sebelum alat digunakan. Tabung polarimeter diisi dengan contoh

minyak pada suhu tertentu dan diusahakan tidak ada gelembung udara dalam

tabung. Selanjutnya, tabung diletakkan di dalam polarimeter dan dibaca

putaran optik dekstro (+) atau levo (-) dari minyak pada skala yang terdapat di

alat. Hasil rata-rata dari tiga kali pembacaan dicatat, masing-masing

pembacaan harus sesuai sekitar 0,08 ° (5”).

Penyajiannya : putaran optik harus dinyatakan dalam derajat lingkar sampai

mendekati 0,01 °. Putaran optik dekstro harus diberi tanda (+) dan putaran

optik levo harus diberi tanda negatif (-).

8. Bilangan Asam

Jumlah miligram kalium hidroksida (KOH) yang diperlukan untuk

menetralkan asam-asam bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak nilam.

Prosedur :

Contoh minyak sebanyak 4 ± 0,05 gram dilarutkan dalam 5 ml etanol

dalam labu penyabunan. Indikator PP ditambahkan sebanyak 5 tetes.

Kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N sampai cairan merah muda.

Perhitungan :

Bilangan Asam = 56,1 x V x N

m

56,1 adalah bobot setara KOH

V adalah volume (ml) larutan KOH yang diperlukan

Page 148: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

132

N adalah normalitas larutan KOH

m adalah massa dalam gram bobot minyak yang diuji.

9. Bilangan Ester

Penyabunan ester-ester dengan larutan alkali standar dan menitrasi

kembali kelebihan alkali tersebut.

Prosedur :

Blangko :

Etanol sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan

ditambahkan 25 ml larutan KOH 0,5 N. Kemudian direfluks selama 1 jam

setelah mendidih di atas penangas air. Lalu campuran larutan tersebut

didiamkan hingga dingin. Selanjutnya kondensor refluks dilepaskan dan

ditambah 5 tetes larutan indikator PP dan dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai

diperoleh perubahan warna.

Contoh :

Contoh minyak sebanyak 4 gram ± 0,05 gram dimasukkan ke dalam labu

dan ditambahkan KOH 0,5 N sebanyak 25 ml. Lalu campuran larutan tersebut

direfluks selama 1 jam setelah mendidih. Kemudian larutan didinginkan dan

dilepaskan dari kondensor refluks. Setelah itu larutan ditetesi indikator PP

sebanyak 5 tetes dan dilanjutkan dengan titrasi menggunakan HCl 0,5 N

sampai terjadi perubahan warna.

Perhitungan :

Bilangan Ester : (V2-V1) x N x 56,1 m

Keterangan :

V2 adalah volume (ml) larutan HCl 0,5 N yang diperlukan untuk blangko

V1 adalah volume (ml) larutan HCl 0,5 N yang diperlukan untuk contoh

m adalah massa (g) contoh uji

N adalah normalitas HCl.

56,1 adalah bobot setara KOH

Page 149: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

133

10. Kelarutan dalam Etanol 90 %

Prinsip :

Kelarutan minyak nilam dalam etanol absolut atau etanol 90 %

membentuk larutan yang bening dan cerah dalam perbandingan-perbandingan

seperti yang dinyatakan.

Prosedur :

Sebanyak 1 ml contoh minyak dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 ml.

Kemudian ditambahkan etanol 90 % dari buret setetes demi setetes. Setiap

penambahan 1 ml etanol 90 % dari buret dikocok sejernih mungkin. Setiap

penambahan etanol 90 % diamati sifat kelarutannya apakah larut jernih atau

keruh. Batas jumlah penambahan etanol sampai 10 ml.

Cara menyatakan hasil uji :

Contoh minyak akan membentuk larutan jernih atau opalensi ringan,

apabila ditambahkan etanol sebanyak maksimum sepuluh kali volume contoh.

11. Kadar Minyak

Sebanyak 50 gram bahan dimasukkan ke dalam labu berukuran 2 liter,

kemudian ditambahkan air sebanyak 1000 ml (sampai seluruh contoh

terendam). Selanjutnya labu dipasangkan pada clavenger yang dilengkapi

dengan pendingin (kondensor). Labu dipanaskan dengan heat mantel dengan

panas maksimum.

Penyulingan dilakukan selama 4 sampai 5 jam hingga tidak terdapat

tetesan minyak lagi. Setelah penyulingan selesai, dibiarkan beberapa saat

supaya air dan minyak terpisah, lalu dilakukan pengukuran volume minyak

yang tersuling sesuai yang terbaca pada skala clavenger. Perhitungan kadar

minyak adalah sebagai berikut :

Kadar minyak (% db) = bkv x 100%

Keterangan : v = volume minyak atsiri (ml)

bk = bobot contoh (1 – kadar air (% wb))

Page 150: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

134

Lampiran 5. Analisa kadar air dan kadar minyak Analisa kadar air Analisa kadar minyak

Page 151: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

135

Lampiran 6. Hasil Analisa Mutu Minyak Nilam Skala IKM dengan Prototipe

No. Indikator mutu IKM ke- 1 IKM ke- 2 Prototipe ke-1 Prototipe ke-2 SNI 1 Kadar air sebelum suling 49,77% 35% 16% 14,25% 2 Kadar air sesudah suling 60,33% 35% 32,36% 34,32% 3 Kadar minyak sebelum suling 5,57% 1,6% 2,1% 2,23% 4 Kadar minyak sesudah suling 1,12% 0,04% 0,2% 0,07% 5 Rendemen 1,59% 1,5% 1,78% 2,14%

6

Indeks bias : a) 0,5 bar b) 1 bar c) 1,5 bar d) Blending

1,488 1,416 1,505 1,413 1,414 1,417 1,418

1,507-1,515

7

Bobot jenis : a) 0,5 bar b) 1 bar c) 1,5 bar d) Blending

1,016 0,940

0,941

0,914 0,975 0,987 0,953

0,950 – 0,975

8

Putaran optik : a) 0,5 bar b) 1 bar c) 1,5 bar d) Blending

-10,73 -80

-31,63

-56,3 -66,5 -72,5 -63,8

(-) 48° - (-) 65°

9

Bilangan asam : a) 0,5 bar b) 1 bar c) 1,5 bar d) Blending

1,5 3,84

1,49

1,15 6,34

23,69 8,21

Max. 8

Page 152: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

136

No. Indikator mutu IKM ke-1 IKM ke-2 Prototipe ke-1 Prototipe ke- 2 SNI

10

Kelarutan dalam etanol 90% : a) 0,5 bar b) 1 bar c) 1,5 bar d) Blending

1 : 8,5 1 : 1

1 : 6

1 : 6,5 1 : 1 1 : 1

1 : 3,5

1 : 1 sampai 1 : 10

11

Bilangan ester : a) 0,5 bar b) 1 bar c) 1,5 bar d) Blending

5,57 17,18

3,59

17,5 22,54 57,62 35,58

Max. 20

Page 153: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

137

Lampiran 7. Gambar-gambar Peralatan Penyulingan

• Peralatan-peralatan Penyulingan Skala IKM

Tungku dan Boiler Skala IKM Ketel Suling Skala IKM

Separator Skala IKM

Page 154: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

138

• Peralatan-peralatan Penyulingan Prototipe

Tungku dan Prototipe Boiler Ketel Suling Prototipe

Kondensor Prototipe

Separator Prototipe

Page 155: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

139

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

0,5 bar prototipe

Kadar PA

Page 156: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

140

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

0,5 bar prototipe

Page 157: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

141

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

1 bar prototipe

Page 158: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

142

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

Kadar PA

1 bar prototipe

Page 159: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

143

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

Kadar PA

1,5 bar prototipe

Page 160: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

144

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

1,5 bar prototipe

Page 161: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

145

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

Penyulingan IKM

Page 162: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

146

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

Kadar PA

Penyulingan IKM

Page 163: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

147

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

Penyulingan Prototipe (campuran)

Page 164: EFISIENSI ENERGI DAN UJI KINERJA PROTOTIPE ALAT ... · minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan ... perlu adanya modernisasi alat produksi seperti ... dan separator, masih

148

Lampiran 8. Analisa Kadar Patchouly Alcohol

Kadar PA

Penyulingan Prototipe (campuran)