efisiensi bank syariah (perbandingan hak pihak ketiga dan pendapatan operasional

33
EFISIENSI BANK SYARIAH (PERBANDINGAN PENDAPATAN OPERASIONAL DAN HAK PIHAK KETIGA) Ririn Wijayanti 1 , Driya Primasthi 2 , Novitasari 3 1 Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Brawijaya 2 Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Brawijaya 3 Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Brawijaya ABSTRAK Efisiensi merupakan hal penting dan perlu diperhatikan agar perbankan syariah dapat berdaya saing, berkembang dan mampu berperan secara lebih optimal bagi pembangunan nasional. Sebagai entitas bisnis, perbankan syariah dituntut untuk senantiasa bekerja secara efisien.Penilaian efisiensi bank syariah menjadi sangat penting, karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank syariah untuk bertindak rasional dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi. Tingkat efisiensi bank syariah dapat dilihat dari laporan keuangan bank yang sudah dipublikasikan. Pendapatan operasional bank syariah diperoleh dari keuntungan usaha-usaha yang dijalankan oleh mudharib, dana yang dikelola mudharib (sisi financing atau penyaluran) akan menimbulkan tingkat resiko yang tinggi karena kemungkinan kerugian usaha yang dijalankan. Pendapatan operasional bank pada akhirnya akan didistribusikan kepada pihak ketiga sesuai akad bagi hasil atau biasa disebut hak pihak ketiga. Hak pihak ketiga menunjukkan besaran dana yang disalurkan kepada pihak ketiga dari pendapatan operasional bank syariah (bagian pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama bank syariah). Jurnal ini akan mengkaji efisiensi Bank Syariah Mandiri dari perbandingan antara biaya operasional dan hak pihak ketiga atas bagi hasil yang terdapat dalam laporan keuangan. Semakin tinggi hak pihak ketiga atas bagi hasil maka makin tinggi tingkat keefisienan suatu bank syariah dan semakin tinggi kepercayaan masyarakat 1

Upload: driya-primasthi

Post on 28-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EFISIENSI BANK SYARIAH dilihat melalui Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasonal. Pendapatan operasional bank syariah diperoleh dari keuntungan usaha-usaha yang dijalankan oleh mudharib, dana yang dikelola mudharib (sisi financing atau penyaluran) akan menimbulkan tingkat resiko yang tinggi karena kemungkinan kerugian usaha yang dijalankan. Pendapatan operasional bank pada akhirnya akan didistribusikan kepada pihak ketiga sesuai akad bagi hasil atau biasa disebut hak pihak ketiga. Hak pihak ketiga menunjukkan besaran dana yang disalurkan kepada pihak ketiga dari pendapatan operasional bank syariah (bagian pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama bank syariah).

TRANSCRIPT

Page 1: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

EFISIENSI BANK SYARIAH (PERBANDINGAN PENDAPATAN OPERASIONAL

DAN HAK PIHAK KETIGA)

Ririn Wijayanti1, Driya Primasthi2, Novitasari3

1Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Brawijaya2Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Brawijaya3Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Efisiensi merupakan hal penting dan perlu diperhatikan agar perbankan syariah dapat berdaya saing, berkembang dan mampu berperan secara lebih optimal bagi pembangunan nasional. Sebagai entitas bisnis, perbankan syariah dituntut untuk senantiasa bekerja secara efisien.Penilaian efisiensi bank syariah menjadi sangat penting, karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank syariah untuk bertindak rasional dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi. Tingkat efisiensi bank syariah dapat dilihat dari laporan keuangan bank yang sudah dipublikasikan. Pendapatan operasional bank syariah diperoleh dari keuntungan usaha-usaha yang dijalankan oleh mudharib, dana yang dikelola mudharib (sisi financing atau penyaluran) akan menimbulkan tingkat resiko yang tinggi karena kemungkinan kerugian usaha yang dijalankan. Pendapatan operasional bank pada akhirnya akan didistribusikan kepada pihak ketiga sesuai akad bagi hasil atau biasa disebut hak pihak ketiga. Hak pihak ketiga menunjukkan besaran dana yang disalurkan kepada pihak ketiga dari pendapatan operasional bank syariah (bagian pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama bank syariah). Jurnal ini akan mengkaji efisiensi Bank Syariah Mandiri dari perbandingan antara biaya operasional dan hak pihak ketiga atas bagi hasil yang terdapat dalam laporan keuangan. Semakin tinggi hak pihak ketiga atas bagi hasil maka makin tinggi tingkat keefisienan suatu bank syariah dan semakin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank syariah sebagai pengelola dana masyarakat, artinya tingkat efisiensi bank syariah tidak semata dilihat berdasarkan besarnya pendapatan operasional yang diperoleh namun keefisienan bank syariah juga dilihat dari hak yang mampu disalurkan bank syariah kepada pihak ketiga.

Kata kunci : efisiensi, bank syariah, laporan keuangan, pendapatan operasional, hak pihak

ketiga

1

Page 2: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

LATAR BELAKANG

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin pesat dengan

bertambahnya jumlah unit-unit lembaga keuangan syariah di Indonesia, baik itu yang

beroperasi secara single-system (syariah saja atau konvensional saja), maupun secara dual-

system (konvensional-syariah). Hingga saat ini, lembaga keuangan syariah yang beroperasi di

Indonesia mencakup: Bank Umum Syariah (BUS) berjumlah 10 unit, Unit Usaha Syariah

(UUS) berjumlah 23 unit, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 149 unit. (sumber:

Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010)

Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah dalam

menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah sebagai bagian dari struktur

perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama dengan perbankan umum konvensional

lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi

nasional yang berkesinambungan. Oleh kerenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik

lagi oleh perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri perbankan yang

kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi

resiko.Hal tersebut menuntut perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja dalam

menjalankan usahanya. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh perbankan syariah dalam

menghadapi kondisi tersebut adalah berusaha meningkatkan efisiensi.

BI bahkan menekankan perbankan syariah meningkatkan efisiensi agar mampu

bersaing dengan bank syariah ari negara lain di ASEAN. Ini untuk mengantisipasi

pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai tahun 2015 mendatang. Jumlah penduduk

muslim banyak dan kontribusi ke perekonomian masih sangat kecil. Artinya peluang

bertumbuh masih lebar, peningkatan kapasitas itu akan cepat tercapai jika bank syariah

mampu menaikkan daya saing. Di Indonesia bank syariah tumbuh karena permintaan

masyarakat. Di Malaysia dan Timur Tengah perkembangannya dipaksakan negara.

2

Page 3: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

Menurut Mulyono, Teguh P. (1999), bahwa ketika dalam situasi dan kondisi dimana

terdapat persaingan yang sangat tajam, maka sangat diperlukan berbagai upaya dalam

mengelola aktivitas perbankan yang bisa menekan biaya seefisien mungkin agar dapat

mengembangkan usaha, guna mencapai target yang diharapkan untuk dapat mempertahankan

kelangsungan usaha bank yang dikelola. Dengan tingkat efisiensi yang didapatkan

merupakan kinerja yang sangat diharapkan.

Hadad, Muliaman D. (2003), menuturkan bahwa pengukuran efisiensi di dalam dunia

perbankan merupakan salah satu indikator penting di dalam mengukur kinerja perbankan.

Pengukuran efisiensi di dalam dunia perbankan telah cukup populer digunakan dalam menilai

kinerja perbankan. Sebagaimana halnya dengan jenis perusahaan yang lain, prinsip efisiensi

ini penting untuk diperhatikan di dalam dunia perbankan.

Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar

bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Berdasarkan prinsip ini bank syariah akan

berfungsi sebagai mitra baik dengan penabung demikian juga dengan pengusaha yang

meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib (pengelola)

sementara penabung sebagai shahibul maal (penyandang dana). Antara keduanya diadakan

akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. Di sisi

lain, dengan pengusaha/peminjam dana, bank Islam akan bertindak sebagai shahibul maal

baik yang berasal dari tabungan/ deposito/giro maupun dana bank sendiri berupa modal

pemegang saham). Sementara itu, pengusaha/peminjam akan berfungsi sebagai mudharib

(pengelola) karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank. 

Meskipun demikian dalam perkembangannya para pengguna dana bank Islam tidak saja

membatasi dirinya pada satu akad yaitu mudharabah saja. Sesuai dengan jenis dan nature

usahanya, mereka ada yang memperoleh dana dengan perkongsian, sistem jual-beli, sewa

menyewa dan lain-lain. Oleh karena itu, hubungan bank syariah dengan nasabahnya menjadi

3

Page 4: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

sangat komplek karena tidak saja hanya berurusan dengan satu akad namun dengan berbagi

jenis akad. Jadi Bank berfungsi bisa berfungsi sebagai mudharib dan shahibul maal.

Tingkat efisiensi bank syariah dapat diukur dari kinerja bank yang dapat dilihat dari

laporan keuangan bank yang sudah dipublikasikan. Pada laporan keuangan syariah tingkat

keefisienan bank syariah penulis identifikasi dari perbandingan antara pendapatan

operasional utama yang dibandingkan dengan hak bagi hasil pihak ketiga.

4

Page 5: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

KAJIAN LITERATUR

Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya

sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi

menurut Mulyamah (1987:3) yaitu Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan

rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain

penggunaan yang sebenarnya.Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan

(1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah Efisiensi adalah perbandingan

yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-

sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan

penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah

diselesaikan.

Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari konsep ekonomi.

Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan dari berbagai sudut

pandang dan latar belakang. Pada umumnya, efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah konsep

tentang pencapaian suatu hasil dengan penggunaan sumber daya secara optimal. Di dalam

Adiwarman A. Karim (2006), dibahasakan bahwa ”Efficient is doing the things right”, yang

berarti bahwa melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang

optimal.

Efisiensi Perbankan

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting

dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu indikatornya adalah efisiensi. Tingkat

efisiensi yang dicapai merupakan cerminan dari kualitas kinerja yang baik. Kemampuan

5

Page 6: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran

kinerja yang diharapkan.

Menurut Hadad, Muliaman D. (2003), pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank

dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat

input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output

tertentu.

Aspek penting lainnya dalam pencapaian efisiensi perbankan adalah melalui

penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi. Menurut Mulyono, Teguh P. (1999)

efisiensi dalam dunia perbankan mencakup penilaian efisiensi usaha dan efisiensi biaya.

Efisiensi usaha menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah bank mampu

menghasilkan target yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi biaya menilai seberapa besar

pengeluaran biaya yang digunakan oleh sebuah bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya.

(Dalam Maisyaroh Sulistyoningsih, 2006; 21)

Berger dan Mester (2006) dalam Suseno, Priyonggo (2008; 35), memandang efisiensi

perbankan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan dari sisi

keuntungan (profit efficiency). Dilihat dari sisi biaya (cost efficiency), sebuah bank dinilai

dengan dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya beroperasi terbaik (best practice

bank’s cost) yang menghasilkan output yang sama dan teknologi yang sama. Sementara dari

sisi keuntungan (profit efficiency), mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan sebuah bank

dalam menghasilkan laba/keuntungan pada setiap unit input yang digunakan.

Bank Syariah

Pengertian bank sebagaimana tercantum dalam undang-undang republik Indonesia

No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat kedua bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

6

Page 7: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

hidup rakyat. Sedangkan pengertian bank syariah (pasal 1 ayat 7) adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya brdasaarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas

bank umum syariah dan bank pembiayaan syariah.

Menurut Muhammad, bank Syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan

masalah riba atau bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Berbeda

dengan bank Islam, bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar

mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau

lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau

kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro

maupun mikro.

Pertaatmaja dan Antonio menjelaskan bahwa, bank Syariah adalah bank yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yaitu bank yang tata cara beroperasinya

mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan hadis. Hal ini dapat juga diartikan sebagai

bank yang dalam operasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam khususnya yang

menyangkut tata cara bermuamalat secara islam. Bank yang beroperasi pada prinsip-prinsip

syariah islam adalah tata cara itu dijauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung

unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan

pembiayaan perdagangan. Sedangkan bank yang tata cara operasinya mengacu pada al-Quran

dan hadis adalah bank yang tata cara operasinya mengikuti suruhan dan larangan yang

tercantum dalam al-Quran dan hadis.Susilo, Triandaru dan Totok mendefinsikan bank

7

Page 8: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

Syariah sebagai bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam

rangka penyaluran dananya memberikan dan menggunakan imbalan atas dasar prinsip syariah

yaitu jual beli dan bagi hasil.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan maka disimpulkan bahwa bank Syariah

adalah bank yang dalam menjalankan operasinya berdasarkan atas prinsip-prinsip syariah

yang bebas dari riba dan menggunakan prinsip jual beli serta sesuai dengan ajaran Rasulullah

saw.

Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangansebagai

berikut:“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”

Selanjutnya menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa:“Laporan keuangan

adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan

informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya.”

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04)

mengemukakan bahwa:Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut

prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,

sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.”

Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

8

Page 9: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.

Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan

pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang

kita tahu bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil

keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. 

Bagi Hasil

Menurut Karim (2004:191) mengenai penjelasannya tentang bagi hasil adalah bentuk

return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan

tidak tetap. Besar-kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar-

benar terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem bagi hasil merupakan salah

satu praktik perbankan syariah.

Sistem bagi hasil terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Bagi untung (Profit Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah

dikurangi biaya pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan

untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah;

b. Bagi hasil (Revenue Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan

pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan

distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah

Menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah (2003:264) menyatakan bahwa, aplikasi

perbankan syariah pada umumnya, bank dapat menggunakan sistem profit sharing maupun

revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-masing bank untuk memilih salah satu

dari sistem yang ada. Bank-bank syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya

menggunakan perhitungan bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi

9

Page 10: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

hasil kepada para pemilik dana/pihak ketiga (deposan). Menurut Wiroso (2005:118)

mengatakan bahwa, prinsip revenue sharing diterapkan berdasarkan pendapat dari Syafi'I

yang mengatakan bahwa mudharib tidak boleh menggunakan harta mudharabah sebagai

biaya baik dalam keadaan menetap maupun bepergian (diperjalanan) karena mudharib telah

mendapatkan bagian keuntungan maka ia tidak berhak mendapatkan sesuatu (nafkah) dari

harta itu yang pada akhirnya ia akan mendapat yang lebih besar dari bagian shahibul maal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam distribusi hasil usaha berdasarkan prinsip

bagi hasil (revenue sharing) adalah sebagai berikut:

a) Pendapatan Operasional Utama

Menurut Wiroso (2005:120) mengatakan bahwa, pendapatan operasi utama bank syariah

adalah pendapatan dari penyaluran dana pada investasi yang dibenarkan syariah yaitu

pendapatan penyaluran dana prinsip jual beli, bagi hasil dan prinsip ujroh. Besarnya

pendapatan yang dibagikan dalam perhitungan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi hasil

(revenue sharing) ini adalah pendapatan (revenue) dari pengelolaan dana (penyaluran)

sebesar porsi dana mudharabah (investasi tidak terikat) yang dihimpun tanpa adanya

pengurangan beban-beban yang dikeluarkan oleh bank syariah.

b) Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat.

Menurut Wiroso (2005:121) mengatakan bahwa, hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi

tidak terikat merupakan porsi bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan oleh

bank syariah kepada pemilik dana mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat).

Penentuannya dilakukan dalam perhitungan distribusi hasil usaha yang sering disebut dengan

profit distribution.

c) Pendapatan operasi lainnya

Menurut Wiroso (2005:121) dalam bukunya mengatakan bahwa praktik dalam penyaluran

dana bank syariah mengenakan fee administrasi atas penyaluran tersebut yang besarnya

10

Page 11: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

disepakati antara bank sebagai pemilik dana dan debitur sebagai pengelola dana. Pendapatan

operasi lain yang diperoleh bank syariah adalah pendapatan atas kegiatan usaha bank syariah

dalam memberikan layanan jasa keuangan dan kegiatan lain yang berbasis imbalan.

d) Beban Operasi

Menurut Wiroso (2005:122) mengatakan bahwa, pembagian hasil usaha dengan prinsip bagi

hasil (revenue sharing) semua beban yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai mudharib,

baik beban untuk kepentingan bank syariah sendiri maupun untuk kepentingan pengelolaan

dana mudharabah, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, beban operasi

lainnya ditanggung oleh bank syariah sebagai mudharib.

Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No. 10 tahun

1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank

berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito,

tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan (2002:64), dana pihak ketiga

adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi

kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu

membiayai operasionalnya dari sumber dana ini.

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank

dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari

sumber dana ini. Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 sumber dana yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

11

Page 12: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

a. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

pemindahbukuan.

b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

c. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-

syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau

alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil

Menurut Wiroso hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian

hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah

dalam suatu periode laporan keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa

dikelompokkan sebagai beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi), namun hak

pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana

atas investasi yang dilakukan bersama entitas syariah.

12

Page 13: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

METODOLOGI PENELITIAN

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan

dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi

tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi

kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang

relevan dengan penelitiannya.

Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang

tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca

dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau

tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan,

peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya

kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-

laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedia, dan lainnya. Dengan demikian

peneliti akan memperoleh informasi dan sumber  yang tepat dalam waktu yang tidak terlalu

lama.

Dalam jurnal ini penulis penulis mengumpulkan sumber data dengan membaca dan

mempelajari teori-teori dan literatur–literatur yang berkaitan dengan pembahasan penulis

yaitu tentang teori efisiensi bank syariah dengan menggunakan perbandingan antara

pendapatan operasional dan hak pihak ketiga atas bagi hasil. Data yang digunakan adalah

data sekunder, data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara dan penulis tidak secara langsung ke lapangan untuk melakukan

13

Page 14: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

penelitian melainkan mengolah data melalui berbagai sumber informasi kedua, seperti buku,

jurnal yang terkait. Objek penelitian adalah laporan keuangan (Laporan laba/rugi) Bank

Syariah Mandiri pada tahun 2012.

14

Page 15: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

PEMBAHASAN

1. Alur Operasional Bank Syariah 

Secara konsep oprasional lembaga keungan syariah, baik bank umum syariah (BUS),

kantor cabang syariah bank konvensional/unit usaha syariah (UUS), bank perkreditan rakyat

syariah (BPRS), baitul maal wat tanwil (BMT) dari alur oprasional dan konsep syariahnya

tidaklah berbeda. Yang membedakan bank umum syariah, bank perkreditan rakyat syariah

(BPRS), dan baitul mal wat tamwil (BMT) adalah pada skalanya saja, misalnya bank umum

syariah dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana dalam jumlah yang besar-besar,

BPRS pada jumlah yang sedang-sedang saja, serta BMT pada jumlah yang kecil dan mikro,

dimana jumlah-jumlah tersebut sangat tergantung pada besaran risiko yang ditanggung oleh

lembaga keungan syariah tersebut.

Dalam penghimpunan dana bank syariah mempergunakan dua prinsip, yaitu:

a. Prinsip wadiah yad dhamanah yang diaplikasikan pada giro wadiah dan tabungan wadiah,

b. Prinsip mudharabah mutlaqah yang diaplikasikan pada produk deposito mudharabah dan

tabungan mudharabah.

Bank syariah juga mempunyai sumber dana lain yang berasal dari modal sendiri,

semua penghimpunan dana atau sumber dana tersebut dicampur menjadi satu yang biasa

disebut dengan pooling funds.

Dana bank syariah yang dihimpun disalurkan dengan pola-pola penyaluran dana yang

dibenarkan syariah. Secara garis besar penyaluran bank syariah dilakukan dengan tiga pola

penyaluran,yaitu:

a. Prinsip jual beli yang meliputi murabahah, salam dan istishna,

b. Perinsip bagi hasil yang meliputi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan

musyarakah,

c. Prinsip ujroh yaitu ijarah,

15

Page 16: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

Oleh karena dana bank syariah dicampur menjadi satu dalam bentuk pooling funds

maka dalam penyaluran tersebut tidak diketahui dengan jelas sumber dana nya dari prinsip

penghimpunan dana yang mana prinsip wadiah atau dari prinsip mudharabah atau sumber

dana modal sendiri.

Atas penyaluran dana tersebut akan di peroleh pendapatan yaitu dalam prinsip jual

beli lazim disebut dengan margin atau keuntungan dan prinsip bagi hasil akan menghasilkan

bagi hasil usaha serta dalam prinsip ujroh akan memperoleh upah (sewa). Pendapatan dari

penyaluran dana ini disebut dengan pendapatan operasional utama yang merupakan

pendapatan yang akan dibagi hasilkan, pendapatan yang merupakan unsur perhitungan

distribusi hasil usaha.

Pendapatan yang akan dibagi-hasilkan antara pemilik dana dengan pengelola dana

adalah pendapatan dari penyaluran dana yang sumber dananya berasal dari mudharabah

mutaqlah (investasi tidak terikat). Pada dasarnya perhitungan distribusi hasil usaha hanya

dilakukan oleh mudharib karena sesuai dengan prinsip mudharabah bahwa mudharib diberi

kekuasaan penuh dalam mengelolah dana tanpa adanya campuran tangan shahibul maal

(pemilik dana) sehingga yang mengetahui besaran hasil usaha tersebut adalah mudharib.

16

Page 17: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

Singkatnya pengumpulan atau penghimpunan dana (pooling funds) yang dilakukan

oleh bank syariah terdiri dari sistem bagi hasil yang merupakan kerjasama antara bank

dengan pemodal yang biasa disebut dengan akad mudharabah dan musyarakah dimana bank

bertindak sebagai mudharib dan pemodal sebagai shahibul maal. Selain itu terdapat

pengumpulan dana oleh bank syariah dilakukan dengan prinsip syariah lainnya seperti ijaroh

dan bai’ (jual beli). Dalam penghimpunan dana inilah bank syariah sangat berperan sebagai

manager investasi dari pemilik dana yang dihimpun untuk memperoleh pendapatan atau

untuk memdapatkan bagian bagi hasil usaha. Dengan akad – akad tersebut akan didapatkan

dana yang akan disalurkan pada nasabah bank, dengan begitu bank bertindak sebagai

shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib. Kerjasama bank dengan nasabah tersebut akan

menghasilkan pendapatan atas usaha yang dijalankan mudharib, pendapatan akan dibagi

berdasarkan kesepakatan revenue sharing.

Pendapatan operasional utama yang diperoleh dari berbagai jenis keuntungan tersebut

akan dibagikan kepada pihak ketiga yaitu si pemodal (dengan asumsi bahwa bank bertindak

sebagai pihak pertama/shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib/pihak kedua). Setelah

dibagi keuntungan sesuai dengan kesepakatan, maka keutungan yang diperoleh bank

(pendapatan hak lembaga keuangan syariah/LKS) kemudian akan ditambah oleh pendapatan

operasi lainnya dan dikurangi dengan beban–beban LKS (LKS disini adalah bank syariah).

Maka akan dapat diketahui keuntungan akhir yang diterima bank syariah atau disebut dengan

pendapatan operasional bank.

17

Page 18: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

2. Laporan Keuangan Bank Syariah

Gambaran tentang baik buruknya suatu perbankan syariah dapat di kenali melalui

kinerjanya yang tergambar dalam laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan pada sektor

perbankan syariah adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi perbankan yang bermanfaat dalam

pengambilan keputusan.

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menyajikan kinerja perusahaan

yang meliputi pendapatan dan beban pada suatu rentang waktu tertentu. Pendapatan dan

beban yang timbul pada operasi utama dan operasi lain bank. Beban yang disajikan adalah

yang berkaitan dengan kegiatan untuk mendapatkan pendapatan.

18

Page 19: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

Perbandingan Pendapatan Operasional Utama dan Hak Pihak Ketiga

Pendapatan operasional bank syariah diperoleh dari keuntungan usaha-usaha yang

dijalankan oleh mudharib, dana yang dikelola mudharib (sisi financing atau penyaluran) akan

menimbulkan tingkat resiko yang tinggi karena kemungkinan kerugian usaha yang

dijalankan. Oleh karena itu apabila pendapatan operasional bank syariah lebih besar dari

pooling funds maka dapat dikatakan Bank Syariah Mandiri mampu menimalkan resiko terkait

dengan pembiayaan yang disalurka kepada mudharib. Jika pendapatan operasional bank

besar maka dapat dipastikan mudharib juga mendapatkan pendapatan bagi hasil yang besar.

Jika dibandingkan maka pendapatan operasional utama Bank Syariah Mandiri

(pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil) adalah sebesar 4.684.793.297.347, bagi hasil

yang menjadi hak pemilik dana adalah 1.913.566.492.744 dan hak bagi hasil milik bank

adalah 2.771.226.804.603, memang pendapatan operasional utama lebih besar daripada hak

pihak ketiga atas bagi hasil namun hal itu mengindikasikan kemampuan bank untuk

mengelola dana yang di himpun. Dana yang disalurkan bank syariah kepada mudharib

mempunyai tingkat resiko yang tinggi, karena kemungkinan akan kerugian. Jadi apabila

pendapatan operasional bank syariah besar hal itu menunjukkan bahwa bank syariah mampu

meminimalkan resiko yang ada pada tahap financing (penyaluran).

Jika dana yang diperoleh oleh pemodal atas bagi hasil itu besar, maka mereka

(pemodal) akan menganggap bahwa bank syariah tersebut efisien, karena bisa mengolah dana

yang di investasikan oleh pemodal dengan baik. Hak pihak ketiga itu bisa langsung dirasakan

oleh pemodal dan oleh bank. Karena hak pihak ketiga berguna bagi pemodal selaku

konsumen. Jika efisiensi bank syariah hanya dilihat dari sisi pendapatan operasional maka

efisiensi tersebut hanya bisa dirasakan oleh pihak bank syariah, sedangkan hak pihak ketiga

mampu menunjukkan pembagian keuntungan antara bank syariah dengan nasabahnya atau

19

Page 20: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

bisa mencerminkan keefisienan tidak hanya dari bank syariah namun juga dari sisi nasabah

yang mempercayakan dananya pada bank.

Hak pihak ketiga tersebut bisa dibandingkan dengan dana pihak ketiga, jika hak pihak

ketiga yang merupakan return dari dana pihak ketiga itu lebih besar maka bisa diartikan

bahwa bank syariah tersebut efisien karena bisa mengolah dana dari pemodal dengan baik

dan kemampuan bank syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat. Semakin banyak

dana yang mampu dihimpun dari masyarakat maka menunjukkan kepercayaan masyarakat

yang tinggi terhadap perbankan syariah dalam mengelola dananya.

20

Page 21: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai pendapatan operasional bank syariah dari hasil

kerjasama antara bank sebagai shahibul maal dan nasabah, maka dapat diketahui tingkat

keefisienan Bank Syariah Mandiri, hal tersebut dapat dilihat dari semakin besar pendapatan

opersional, maka akan semakin besar perolehan hak pihak ketiga. Pendapatan operasional

yang besar akan Laporan keuangan bank syariah mampu menunjukkan keefisienan bank

tersebut. Keefisienan dilihat dari laporan laba rugi jika pendapatan operasional utama lebih

besar daripada hak pihak ketiga atas bagi hasil hal itu mengindikasikan kemampuan bank

untuk mengelola dana yang di himpun. Dana yang disalurkan bank syariah kepada mudharib

mempunyai tingkat resiko yang tinggi, karena kemungkinan akan kerugian. Jadi apabila

pendapatan operasional bank syariah besar hal itu menunjukkan bahwa bank syariah mampu

meminimalkan resiko yang ada pada tahap financing (penyaluran).

Dari penjelasan tersebut, perbandingan antara pendapatan operasional dengan hak

pihak ketiga adalah berbanding lurus. Yang itu berarti bahwa semakin besar pendapatan

operasional, semakin besar hak pihak ketiga.

Hak pihak ketiga bisa dibandingkan dengan dana pihak ketiga, jika hak pihak ketiga

yang merupakan return dari dana pihak ketiga itu lebih besar maka bisa diartikan bahwa bank

syariah tersebut efisien karena bisa mengolah dana dari pemodal dengan baik.

21

Page 22: EFISIENSI BANK SYARIAH (Perbandingan Hak pihak ketiga Dan Pendapatan operasional

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Perbankan Syariah, www.legalitas.org diakses pada hari Rabu, 2014-03-13 pukul 19.21 WIB

http://www.syariahmandiri.co.id/en/category/investor-relation/laporan-tahunan/ diakses pada hari Selasa, 2014-03-12

Muhammad, Manajemen Bank Syariah. 2002. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Karim, Adiwarman A. 2007. Bank Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada Antonio, Muh. Syafi’i (2001). Islamic Banking: Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik.

Gema Insani & Tazkia Cendekia, Jakarta. Arifin, Zainul (2009). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Divisi Penerbit

Kelompok Pustaka Alvaber, Azkia Publisher, Tangerang. Skripsi ANALISIS PENENTUAN PROFIT SHARING PADA BMT UMI

MAKASSAR oleh Nadia Lana Rizaly tahun 2013 Universitas Hasanuddin Skripsi Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2005-2010 oleh Arfan

Suryadi tahun 2011 Universitas Hasanuddin Makassar Direktorat Perbankan Syariah (2011). Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking

Statistics). http//[email protected]. Di akses Rabu, 2014-03-13 pukul 19.21 WIB

Mulyono, Teguh P. (1995). Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan.Edisi Revisi, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Wiroso (2005). Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Seri Perbankan Syariah, PT Grasindo, Jakarta.

22