efektivitas strategi pemecahan masalah polya...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIS SISWA DI KELAS V MI AL
MURSYIDIYYAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nuraprilliani
NIM 109018300114
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M / 1435 H
i
ABSTRAK
Nuraprilliani (109018300114), Efektivitas Strategi Pemecahan Masalah Polya
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa di Kelas
V MI Al Mursyidiyyah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan strategi
pemecahan masalah Polya dalam meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa aspek berpikir luwes (flexibility) dan berpikir terperinci (elaboration). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan
subjek penelitian 25 siswa di MI Al Mursyidiyyah Pondok Benda Pamulang. Data
dikumpulkan melalui tes, observasi, wawancara dan angket.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pembelajaran
matematika menggunakan strategi pemecahan masalah Polya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
hasil rata-rata tes akhir siklus I sebesar 62,4 menjadi 79,1 pada siklus II. Aktivitas
siswa mengalami peningkatan rata-rata presentase pada siklus I sebesar 60,94 %
termasuk kategori baik menjadi 85,16 % termasuk kategori sangat baik pada siklus II.
Selain itu siswa menunjukan respon positif terhadap strategi yang digunakan.
Kata kunci : Pemecahan masalah Polya, berpikir kreatif, berpikir luwes, berpikir
terperinci
ii
ABSTRACT
Nuraprilliani (109018300114), The Effectiveness of Polya Problem Solving Strategy
to Enhance the Ability of Students’ Mathematical Creative Thinking in the Fifth
Grade of MI Al Mursyidiyyah.
The purpose of this study is to analyze the use of Polya problem solving
strategy to increase the ability of students’ mathematical creative thinking on
flexibility aspect and elaboration aspect. The method used is classroom action
research which the subject of the research is 25 students of MI Al Mursyidiyyah
Pondok Benda Pamulang. The data was collected by test, observation, interview, and
questionnaire.
The research findings showed that the learning process of mathematics
subject by using Polya problem solving strategy can enhance the students’
mathematical creative thinking. The improvement can be seen on the average result
of cycle I test 62,4 become 79,1 on cycle II. The students’ activity increase at the
average percentage on cycle I 60,94%, including in good category become 85,16%,
including in excellent category on cycle II. Moreover, the students showed the
positive response towards the strategy.
Key words: Polya problem solving, creative thinking, flexibility, elaboration
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW tercinta
beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat bimbingan, pengarahan,
do’a, serta dukungan dari berbagai pihak yang sangat membantu, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih sebagai ungkapan rasa hormat kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Fauzan, M.A, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing selama masa perkuliahan.
3. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.
5. Ibu Hj. Murdati, S.Ag, selaku kepala sekolah MI Al Mursyidiyyah yang telah
mengizinkan melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Ibu Hj. Umi Kalsum, S.Ag, selaku guru bidang studi matematika, Ibu Irma
Handayani, S.Ag, selaku wakil kepala sekolah, segenap guru serta siswa siswi
kelas V MI Al Mursyidiyyah yang telah membantu selama melaksanakan
penelitian.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua Bapak Sirad dan Ibu Rumsiah yang penulis
hormati dan untuk seluruh keluarga tercinta kakak-kakakku Muslikha, Raharjo,
iv
Yusuf Wibiksono, Dedi, Mul, dan Setyo Wibowo yang tak henti-hentinya
mendo’akan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan
materil kepadaku, serta keponakanku Andika Prasetyo dan Rama tersayang
dengan semua kecerian bersama kalian. Semoga Allah SWT memberikan balasan
terindah dan terbaik untuk kalian semua.
8. Sahabat-sahabat kosan Maret, Ira, Eka, Liza, Nerfi, Cimi, Yuni, Diah, dan Rahma
yang selama 4 tahun ini yang telah menemani dan memberikan kenangan terindah
semoga tali silaturahmi dan persahabatan kita selalu terjalin dengan baik.
9. Sahabat hati yang selalu sabar memberikan dukungan dan semangat Muhammad
Soleh Subekhan.
10. Kepada seluruh mahasiswa/i seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah angkatan 2009, khususnya kelas C. Semoga kebersamaan kita menjadi
kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan di masa mendatang.
11. Kepada seluruh keluarga besar IMT Ciputat yang telah memberikan pengalaman
organisasi yang sangat berharga bagi penulis. Serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Hanya do’a yang penulis panjatkan semoga semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan terindah
dari Allah SWT, amiin.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang ingin memperdalam ilmu
pengetahuan.
Jakarta, Maret 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian.......................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ........................................................ 5
D. Perumusan Masalah Penelitian...................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian.......................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ................................ 8
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ................................... 8
1. Pembelajaran Matematika ......................................................... 8
a. Pengertian Belajar ................................................................ 8
b. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika .......... 9
2. Pengertian Efektivitas ................................................................ 10
3. Strategi Pemecahan Masalah Polya ........................................... 11
4. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .................................. 17
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .......... 17
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis............. 20
vi
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 21
C. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................... 23
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................ 27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.................................. 30
G. Data dan Sumber Data................................................................... 30
H. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 30
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................ 34
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ............................................... 37
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.......................................... 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .............. 39
A. Deskripsi Data ............................................................................... 39
B. Analisis Data ................................................................................. 86
C. Pembahasan ................................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 97
A. Kesimpulan ................................................................................... 97
B. Saran-Saran.................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 102
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strategi Pemecahan Masalah Menurut Para Ahli ............................... 12
Tabel 3.1 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan............................................. 27
Tabel 3.2 Tahap Penelitian Siklus I .................................................................... 28
Tabel 3.3 Tahap Penelitian Siklus II ................................................................... 29
Tabel 3.4 Analisis Penskoran Jawaban Angket .................................................. 34
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 36
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ............................................................ 37
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ................. 55
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Siklus I .................................. 58
Tabel 4.3 Hasil Angket Siklus I .......................................................................... 60
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Siklus I ..................................................................................... 62
Tabel 4.5 Hasil Refleksi Strategi Pemecahan Masalah Polya............................. 65
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ................ 77
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Siklus II ................................. 80
Tabel 4.8 Hasil Angket Siklus II ......................................................................... 82
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Siklus II .................................................................................... 83
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa
Siklus I dan Siklus II Kreatif Matematis Siswa .................................. 87
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa ..................................................................... 88
Tabel 4.12 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tes Siklus I dan Tes Siklus II .............................................................. 89
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Poligon Dan Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Siklus I ...................................................................................... 63
Grafik 4.2 Grafik Poligon Dan Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Siswa Siklus II ..................................................................................... 84
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin ...................................................... 25
Gambar 4.1 Hasil Jawaban Siswa ....................................................................... 43
Gambar 4.2 Kegiatan siswa mengerjakan soal secara berkelompok .................. 48
Gambar 4.3 Jawaban hasil diskusi kelompok ..................................................... 48
Gambar 4.4 Siswa sedang menuliskan hasil jawaban di depan kelas ................. 52
Gambar 4.5 Siswa sedang mengerjakan soal tes akhir siklus I ........................... 54
Gambar 4.6 Aktivitas siswa saat pembelajaran di kelas pada siklus I ................ 57
Gambar 4.7 Aktivitas siswa saat pembelajaran di kelas pada siklus II ............... 72
Gambar 4.8 Contoh jawaban tes siklus I ............................................................. 94
Gambar 4.9 Contoh jawaban tes siklus II ........................................................... 95
Gambar 4.10 Contoh jawaban tes siklus II ........................................................... 96
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 102
Lampiran 2 Materi........................................................................................... 124
Lampiran 3 Lembar Kerja Kelompok ............................................................. 139
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa .................................................................... 145
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .............. 163
Lampiran 6 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I .................................. 164
Lampiran 7 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus II ................................. 166
Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Siklus I......................................................... 168
Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Siklus II ....................................................... 172
Lampiran 10 Hasil Validitas Instrumen Tes ..................................................... 177
Lampiran 11 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes ................................................. 178
Lampiran 12 Hasil Daya Pembeda Instrumen Tes ........................................... 179
Lampiran 13 Hasil Tingkat Kesukaran ............................................................. 180
Lampiran 14 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Siswa Siklus I .............................................................................. 181
Lampiran 15 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Siswa Siklus II ............................................................................ 182
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi
Siswa Siklus I .............................................................................. 183
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi
Siswa Siklus II ............................................................................ 186
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Mean, Presentase, dan Standar Deviasi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Tes Siklus I ..... 189
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Mean, Presentase, dan Standar Deviasi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Tes Siklus II .... 190
Lampiran 20 Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Tes Siklus I dan Tes Siklus II ................................... 191
xi
Lampiran 21 Langkah-Langkah Perhitungan Mean, Standar Deviasi, dan
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Siklus I ............................................................ 192
Lampiran 22 Langkah-Langkah Perhitungan Mean, Standar Deviasi, dan
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Siklus I ............................................................ 193
Lampiran 23 Lembar Koisioner Tanggapan Siswa ............................................ 194
Lampiran 24 Hasil Perhitungan Angket Siklus I ............................................... 195
Lampiran 25 Hasil Perhitungan Angket Siklus II .............................................. 197
Lampiran 26 Pedoman Wawancara Guru .......................................................... 199
Lampiran 27 Hasil Wawancara dengan Guru .................................................... 201
Lampiran 28 Pedoman Wawancara Siswa ......................................................... 206
Lampiran 29 Hasil Wawancara dengan Siswa ................................................... 207
Lampiran 30 Pedoman Observasi Guru Dalam Mengajar ................................. 209
Lampiran 31 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ............................................ 214
Lampiran 32 Pedoman Penskoran Butir Item Tes Berpikir Kreatif ................... 218
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan dan keterampilan dasar. Di samping itu juga berfungsi
mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menengah.1 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib dikuti oleh siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah
menengah bahkan sampai ke perguruan tinggi yang diberikan untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif sesuai pada Standar Kompetensi Tingkat SD, MI dan SDLB pada
kurikulum KTSP 2006. Hal ini disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan
berguna hampir di semua bidang studi yang sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dan kompleks. Maka guna
mengimbangi tuntutan laju perkembangan IPTEK tersebut kiranya menuntut kita
untuk memahami, melatih diri agar terampil dalam memecahkan masalah yang
muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam
perkembangan manusia adalah kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru,
cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal
baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya,
tetapi menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki
1 Umar Tirtaraharja dan S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2005)
h. 265
2
kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah
sesuatu yang sifatnya inovatif..2
Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dalam era pembangunan tak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan
masyarakat dan Negara tergantung pada sumbangan kreatif berupa ide-ide baru,
penemuan-penemuan baru, dan tekhnologi baru dari anggota masyarakatnya.
Untuk mencapai hal itu perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini,
agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan tetapi
menghasilkan pengetahuan baru tidak hanya menjadi pencari kerja tetapi mampu
menciptakan pekerjaan baru atau wiraswasta.
Dalam pendidikan, guru mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
dalam mewujudkan potensi anak. Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
peserta didik berarti mewujudkan kemampuan potensial mereka dalam
menciptakan sesuatu yang baru. Siks menekankan bahwa hanya sedikit mata
pelajaran yang diajarkan dengan cara yang begitu kaku berdasarkan buku teks,
tanpa imajinasi terutama pada tingkat sekolah dasar seperti matematika, padahal
matematika bagitu penting bagi siswa berbakat pada abad otomatisasi dan
tekhnologi ini.3 Oleh karena itu salah satu hal untuk mewujudkan potensi anak
sejak dini yang dapat dilakukan pendidik kepada siswa adalah dengan cara
mengajarkan berpikir kreatif melalui pembelajaran matematika di sekolah.
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus
pembelajaran matematika. Namun di lingkungan sekolah, siswa kurang mendapat
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya karena
kurikulum yang begitu padat. Hal lainnya kebanyakan soal atau masalah yang
diberikan guru atau sekolah penekanannya lebih pada hafalan dan menuntut siswa
untuk dipecahkan dengan pemikiran konvergen yaitu menuju satu jawaban yang
benar terhadap soal-soal yang diberikan. Sebaliknya pemikiran divergen atau
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 104. 3 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
h. 150.
3
pemikiran kreatif yang menuntut siswa mencetuskan lebih dari satu kemungkinan
jawaban atau pemecahan masalah jarang dilatih oleh guru. Sehingga
mengakibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dan tidak berkembang.
Fakta dilapanganpun menunjukan hal yang sama, berdasarkan hasil
observasi menunjukan guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam pembelajaran matematika sehingga kemampuan berpikir kreatif
siswa masih rendah. Soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan kurang
bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika
mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga
dari cara mengerjakanpun siswa belum menunjukan kemampuan berpikir
kreatifnya. Selain itu, cara penyelesaian soal matematika setiap siswa terlihat
homogen, masih terpaku pada contoh pengerjaan di buku paket dan tidak ada
yang mengerjakan soal dengan cara penyelesaian selain yang diajarkan guru
karena takut salah. Padahal yang dikehendaki adalah para siswa dapat
memberikan alasan atas proses pemikiran mereka dalam mendapatkan
jawabannya secara lancar, luwes, orisinal dan terperinci.
Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berupa
kemampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan
mampu memberikan macam-macam kemungkinan jawaban secara lancar,
fleksibel atau luwes dan orisinal,4 kurang dirangsang dan kurang mendapat
perhatian guru. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang akan memberikan
peserta didik kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah matematika yang
mendalam terutama dalam pokok bahasan luas bangun datar. Sehingga dapat
mengkontruksi dengan berbagai ide-ide, opsi atau alternatif-alternatif segala
pemecahannya secara kreatif.
Siswa sekolah dasar umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12
atau 13 tahun. Menurut piaget, mereka berada pada fase operasioanal konkret
dimana dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika masih
4 S.C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Gramedia, 1992), h.xiv.
4
terikat dengan objek yang bersifat konkret.5 Dalam mengembangkan kreativitas
dan kompetensi siswa guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang
efektif dan efisien sesuai kurikulum dan pola pikir siswa. Karena dalam
mengajarkan matematika guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa
berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika.
Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang mendukung kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah siswa terkait dalam
pembelajaran matematika adalah strategi pemecahan masalah Polya. Pemecahan
masalah merupakan suatu usaha memecahkan masalah dan salah satu manfaat
pemecahan masalah Polya dapat menjadikan siswa lebih berhati-hati dalam
mengenali tahap-tahap pemecahan masalah dengan kerangka kerja yang tersusun
rapi dalam membantunya menyelesaikan soal. George Polya memberikan proses
penyelesaian masalah secara rinci bagaimana suatu masalah dapat diselesaikan
yang terkenal dengan Heuristik Polya, yaitu: memahami masalah, membuat
rencana, melaksanakan rencana dan meninjau kembali.
Menurut Polya matematika dianggap sulit oleh para siswa dikarenakan
terlalu sering dihadapkan pada persoalan kaku, siswa tidak ditekankan terlebih
dahulu tentang pemahaman, rencana-rencana yang dilakukan agar dapat
menyelesaikan soal, sehingga soal terlihat oleh siswa sebagai sesuatu yang mudah
dan menimbulkan ketertarikan untuk menyelesaikan.6
Dengan kata lain, para siswa harus menerapkan apa yang telah mereka
pelajari dan memikirkan prosedur pemikiran mereka. Karena belajar pemecahan
masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau
berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk
memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah
secara rasional, lugas dan tuntas.7 Dengan tahapan-tahapan yang dikemukakan
5 Heruman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.2.
6 Gelar Dwirahayu (eds.), Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan
Sains Dasar: Sebuah Antologi”, (Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007), h. 52. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung,:PT Remaja
Rosda Karya, 2010), h.121.
5
Polya tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah matematika. Disini peneliti mencoba menggunakan penelitian tindakan
pada pokok bahasan luas bangun datar sederhana. Oleh karena itu penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Strategi Pemecahan
Masalah Polya untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa di Kelas V MI Al Mursyidiyyah”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan seperti:
1. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pembelajaran
matematika.
2. Pembelajaran matematika di kelas belum memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis
3. Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah
matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan
kurang bervariasi.
4. Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku pada
apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Untuk memudahkan penyusunan skripsi dan agar tidak menimbulkan
penafsiran berbeda-beda, jelas dan tidak meluas maka penelitian ini memberi
batasan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran yang akan digunakan adalah strategi pemecahan
masalah Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan
rencana dan meninjau kembali sebagai alternatif pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
6
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang akan ditingkatkan pada
penelitian ini terbatas pada indikator berpikir luwes (flexibility) dan berpikir
terperinci (elaboration).
3. Materi luas bangun datar yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi luas
persegi panjang, luas persegi, luas segitiga, luas jajar genjang, luas trapesium
dan luas layang-layang.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah strategi pemecahan masalah Polya dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa di kelas V MI Al Mursidiyyah?
2. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pemecahan masalah Polya?
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah
diterapkannya strategi pemecahan masalah Polya.
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika setelah diterapkannya
strategi pemecahan masalah Polya.
3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi pemecahan
masalah Polya
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Sebagai bahan masukan untuk menggali dan mengoptimalisasikan
kemampuan berpikir kreatif yang dimilikinya dalam belajar matematika
dengan memberi pengalaman belajar agar lebih luwes dan rinci dalam
7
menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika. Sebagai bekal
dimasa yang akan datang agar menjadi pribadi yang kreatif dan mampu
bersaing di masyarakat.
2. Guru
Sebagai bahan masukan untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar
matematika serta dapat membantu siswanya dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif matematis agar dapat dijadikan bahan untuk
perubahan pengajaran yang lebih baik dan dapat mengurangi permasalahan
yang dihadapi siswa.
3. Peneliti
Sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
strategi pemecahan masalah Polya dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan
wawasan keilmuan.
8
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga
sendiri. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Adapun proses kegiatan belajar
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang,
perubahan yang terjadi berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai
usaha.8 Perubahan yang dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai
bentuk perilaku dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut
Bloom, perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajar dapat
diamati melalui tiga ranah yaitu meliputi:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian..
2. Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap
dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi
kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai dan
karakterisasi diri.
8 Ibid., h.87-90.
9
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan kemampuan motorik
menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.9
b. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika
Berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan berpikir (bernalar).10
Menurut Ruseffendi, matematika
terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari
pengalaman maupun aktivitas manusia secara empiris, kemudian
pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan
sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga pada suatu
kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.11
Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berpikir.12
Menurut James dan James, matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu
aljabar, analisis dan geometri.13
Bidang studi matematika yang diajarkan
di SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri.
Aritmatika merupakan cabang matematika yang mencakup pengetahuan
tentang bilangan, sedangkan aljabar berkenaan dengan penggunaan abjad
dalam aritmatika, dan geometri berkenaan dengan titik dan garis.14
9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 33.
10 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung:UPI Press,
2006) h.3. 11
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA UPI,
2001), h. 18. 12
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 202 13
Suherman, loc. cit. 14
Abdurrahman, op.cit., h.204-205.
10
Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa.15
Dengan
demikian pembelajaran matematika adalah suatu upaya membelajarkan
siswa untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi
dengan menghubungkan informasi maupun pengetahuan yang telah
dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep-konsep matematika.
2. Pengertian Efektivitas
Efektivitas memiliki arti ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
Efektif merupakan kata dasarnya yang berarti berhasil dan tepat guna,
sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.16
Menurut Mulyasa,
“Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju dan bagaimana suatu organisasi berhasil dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.17
Sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif jika dapat memberikan hasil yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau sudah mampu mewujudkan
tujuan dalam aspek yang dikerjakan tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa dalam
penelitian ini dapat dikatakan efektif jika pada penggunaan strategi
pemecahan masalah Polya dapat mencapai sasaran atau tujuan yang
ditentukan sebelumnya, sesuai dengan yang diinginkan yaitu peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, aktivitas belajar siswa, dan
respon atau tanggapan siswa mengenai pembelajaran menggunakan strtaegi
pemecahan masalah Polya yang ditandai jika presentase peningkatannya
melebihi kriteria batas minimal yang ditentukan sebelumnya.
15
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.2. 16
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006) h. 100. 17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
82.
11
3. Strategi Pemecahan Masalah Polya
Secara harfiah, kata “strategi” dapat diartikan sebagai seni (art)
melaksanakan stratagem yakni siasat atau rencana. Sedangkan dalam
perspektif psikologi, kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti
rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan. Menurut Michael J. Lawson, “Mengartikan
strategi sebagai prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang
menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu”.18
Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan untuk
mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal.
Hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi prosedural
urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula
(novice) memecahkan suatu masalah.19
Lerner mengemukakan bahwa
kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen yaitu
konsep, keterampilan dan pemecahan masalah. Konsep menunjuk pada
pemahaman dasar, keterampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang yang cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui
latihan, sedangkan pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan
keterampilan. Pemecahan masalah menekankan pada pengajaran tentang cara
memecahkan masalah dan pemrosesan informasi matematika. Dalam
menghadapi masalah matematika khususnya soal cerita, siswa harus
melakukan analisis dan interpretasi informasi untuk menentukan pilihan dan
keputusan. Siswa harus mengaplikasikan konsep dan keterampilan komputasi
dalam berbagai situasi yang berbeda-beda.20
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian,
siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan
18
Muhibbin Syah, op.cit., h.210-211. 19
Wena, op.cit., h.52. 20
Abdurrahman, op.cit., h. 208
12
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan
masalah yang bersifat masalah tidak rutin mencakup aplikasi prosedur
matematika dengan pemikiran yang lebih mendalam dengan situasi yang
menuntut adanya penyelesaian yang diperoleh tidak dapat hanya dikerjakan
dengan prosedur rutin yang sama atau mirip dengan hal yang baru dipelajari,
tetapi perlu penalaran yang lebih luas dan rumit untuk mencari jawabannya.21
Adapun tahapan atau sintaks penyelesaian masalah (problem solving) yang
dikemukakan ahli lain dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2.1
Strategi Pemecahan Masalah Menurut Para Ahli
John Dewey Gagne Solso George Polya
1. Mengenali adanya
masalah
2. Mengidentifikasi
masalah
3. Memanfaatkan
pengalaman
sebelumnya
4. Menguji hipotesis
5. Mengevaluasi
penyelesaian dan
menarik
kesimpulan
berdasarkan
bukti.22
1. Menyajikan
masalah
2. Menyatakan
masalah dalam
bentuk operasional
3. Menyusun
hipotesis alternatif
dan prosedur kerja
4. Mengetes hipotesis
dan melakukan
kerja untuk
memperoleh hasil
5. Memeriksa
kembali.23
1. Idefinisikasi
masalah
2. Representasi
masalah
3. Perencanaan
Pemecahan
4. Menerapkan/
mengimplemen
tasikan
perencanaan
5. Menilai
perencanaan
6. Menilai hasil
pemecahan.24
1. Memahami
masalah
2. Membuat
rencana
3. Melaksanakan
rencana
4. Meninjau
kembali.
Pemecahan masalah sering melibatkan beberapa langkah. Pada
penelitian ini strategi pemecahan masalah yang digunakan adalah strategi
pemecahan menurut George Polya. Menurut Sukayasa, fase-fase pemecahan
masalah menurut Polya lebih populer digunakan dalam memecahkan masalah
21
Suherman, op.cit., h. 83. 22
Dwirahayu, op.cit., h.54. 23
Dwirahayu, loc.cit. 24
Wena, op.cit., h.56.
13
matematika dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal
antara lain:
1) Fase-fase dalam proses pemecahan masalah yang dikemukan Polya cukup
sederhana.
2) Aktivitas-aktivitas pada setiap fase yang dikemukakan Polya cukup jelas
3) Fase-fase pemecahan masalah menurut Polya telah lazim digunakan dalam
memecahkan masalah matematika.25
Menurut Polya, matematika dianggap sulit oleh para siswa dikarenakan
terlalu sering dihadapkan pada persoalan kaku, siswa tidak ditekankan terlebih
dahulu tentang pemahaman, rencana-rencana yang akan dilakukan agar dapat
menyelesaikan soal, mengkaji ulang soal, sehingga soal terlihat oleh siswa
sebagai sesuatu yang mudah dan menimbulkan ketertarikan untuk
menyelesaikannya.26
Polya mengelompokan masalah ditinjau dari cara
menganalisis masalah tersebut ada dua macam, yaitu:
1. Masalah untuk menemukan, baik teoritis atau praktis, konkret atau
abstrak, termasuk teka-teki. Kita harus mencari semua variabel, mencoba
untuk mendapatkan, menghasilkan atau mengkontruksi semua jenis objek
yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk
itu kita harus merumuskan bagian pokok dari masalah, yang nantinya
sangat diperlukan sebagai landasan untuk dapat menyelesaikan masalah
ini yaitu: Apa yang dicari?, Bagaimana data yang diketahui?, dan
Bagaimana syaratnya?.
2. Masalah yang berkaitan dengan membuktikan adalah untuk menunjukan
bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah dan tidak keduanya. Lebih
lanjut Polya mengemukakan bahwa masalah untuk menemukan lebih
25
Leni Marlina, Penerapan Langkah Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling dan
Luas Persegi Panjang, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika, Vol.01, 2013, h. 2. 26
Dwirahayu, op.cit., h.52.
14
penting dalam matematika elementer, sedangkan masalah untuk
membuktikan lebih penting dalam matematika lanjut.27
Berbicara pemecahan masalah tidak lepas dari tokoh utamanya yaitu
George Polya. Menurut Polya, solusi pemecahan masalah memuat empat
langkah fase penyelesaian. Pertama memahami masalah, tanpa adanya
pemahaman terhadap masalah yang diberikan siswa tidak mungkin mampu
menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Selanjutnya merencanakan
penyelesaian, fase kedua ini sangat begantung pada pengalaman siswa dalam
menyelesaikan masalah. Semakin bervariasi pengalaman mereka, ada
kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian.
Fase berikutnya adalah menyelesaikan masalah sesuai rencana yang dianggap
paling tepat. Dan langkah terakhir adalah melakukan pengecekan kembali
terhadap semua langkah yang telah dikerjakan untuk mengoreksi kembali
berbagai kesalahn yang tidak perlu sehingga didapat jawaban yang benar
sesuai dengan masalah yang diberikan.28
Berikut gambaran umum dari
kerangka kerja Polya:
“First, we have to understand the problem; we have to see clearly what
is required. Second, we have to see how the various item are connected, how
the unknown is linked to the data, in order to obtain the idea of solution, to
make a plan. Third, we carry out our plan. Fourth, we look back at the
complete solution, we review and discuss it”.29
Yang artinya pertama, kita harus memahami masalah; kita harus melihat
secara jelas apa yang diperlukan. Kedua, kita harus melihat bagaimana
berbagai objek dihubungkan, bagaimana yang ditanyakan dikaitkan dengan
data, yang bertujuan untuk memperoleh ide pemecahan masalah, untuk
membuat sebuah rencana. Ketiga, kita melaksanakan rencana kita. Keempat,
kita melihat kembali pada keseluruhan solusi, kita meninjau ulang dan
membahasnya. Empat langkah penyelesaian yang diperkenalkan Polya yang
27
Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, Matematika untuk PGSD, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010) h. 116-117. 28
Suherman, op.cit., h. 84. 29
G Polya, How To Solve It : A New Aspect Of Mathematical Method (New Jersey: Princeton
University Press, 1973). h.6. (https://notendur.hi.is/hei2/teaching/Polya_HowToSolveIt.pdf)
15
dikenal dengan Heuristik Polya digambarkan dalam diagram sebagai
berikut:30
Dari diagram tersebut, tahap pemecahan masalah menurut Polya meliputi:31
1. Memahami persoalan
Maksudnya mengerti masalah dan melihat apa yang dikehendaki. Masalah
harus dibaca berulang-ulang agar dapat dipahami kata demi kata, kalimat
demi kalimat. Pada tahap ini menggambarkan secara lengkap apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Tahap pemahaman soal ini
meliputi: mengenali soal, menganalisis soal dan menterjemahkan
informasi yang diketahui termasuk membuat gambar atau diagram untuk
membantu siswa membayangkan kondisinya.
2. Membuat rencana
Pada tahap ini siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja
yang penting dan saling menunjang untuk dapat memcahkan masalahnya.
Siswa dapat mencari konsep-konsep atau teori-teori yang menunjang atau
menentukan rumus atau teorema yang berhubungan dengan soal. Untuk
itu dalam menyusun perencanaan pemecahan masalah dibutuhkan suatu
30
Dwirahayu. loc.cit. 31
Ibid., h. 53
2a. Menentukan rumus
dalil, teorema yang akan
digunakan
2. Membuat Rencana
3. Melaksanakan Rencana
4. Meninjau Kembali
1a. Menulis soal dengan kata-kata
sendiri
1b. Menulis soal dalam bentuk yang
lebih operasional
1c. Menulis soal dalam bentuk rumus
1d. Menulis soal dalam bentuk gambar
1. Memahami Persoalan
16
kreativitas dalam menyusun strategi pemecahan masalah yang mungkin
diperkenalkan pada anak sekolah dasar antara lain sebagai berikut:
a. Strategi Act It Out
b. Membuat gambar atau diagram
c. Menemukan pola
d. Membuat tabel
e. Memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik
f. Tebak dan periksa (Guess and Check)
g. Strategi kerja mundur
h. Menentukan yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang
diperlukan
i. Menggunakan kalimat terbuka
j. Menyelesaikan masalah yang lebih mudah
k. Mengubah sudut pandang.32
l. Menggunakan rumus
m. Menggunakan penalaran
n. Menggunakan algoritma
o. Menggunakan variabel, persamaan dan lain sebagainya.33
3. Melaksanakan rencana
Pada tahap ini siswa melakukan perhitungan dengan segala macam data
yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai.
Siswa harus dapat membentuk sistematika yang lebih baku dalam arti
rumus-rumus yang akan digunakan merupakan rumus yang siap untuk
dipergunakan sesuai apa yang ditanyakan dalam soal, kemudian
memasukan data-data sehingga menjurus pada suatu rencana sehingga apa
yang diharapkan dapat dibuktikan.
32
Suwangsih dan Tiurlina, op.cit., h.129-131. 33
Winarni dan Harmini, op. cit., h. 116-117.
17
4. Meninjau kembali
Tahap ini dimaksudkan untuk menyakinkan bahwa jawaban yang
diperoleh tersebut masuk akal atau rasional. Siswa melakukan refleksi
atau pengecekan ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah
yang dilakukan.
Jadi strategi pemecahan masalah Polya adalah sejumlah langkah atau
tahapan prosedural pemecahan masalah menurut Polya, yakni memahami
masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana dan meninjau kembali
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang diaplikasikan dalam
pembelajaran matematika. Berdasarkan tahap-tahap pemecahan masalah
diatas, indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Memahami masalah
- Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Membuat rencana
Menentukan rumus yang akan digunakan
3. Melaksanakan rencana
Melakukan penyelesaian perhitungan
4. Meninjau kembali
Melakukan pengecekan kembali dengan:
a. menentukan cara lain yang berbeda (flexibility)
b. mengapa cara tersebut dipilih (elaboration)
4. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Berpikir, memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru
adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu sama lain.
Suatu masalah tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir dan banyak masalah
memerlukan cara pemecahan yang baru, sedangkan untuk menghasilkan
18
atau menciptakan sesuatu yang baru mencakup pemecahan masalah.34
Dengan kata lain, perlunya berpikir agar dapat menggunakan informasi
yang kita miliki sebaik-baiknya untuk melakukan sesuatu yang kreatif,
membuat rencana, memulai usaha, dan melakukan sesuatu yang baru.
Berpikir pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses kognisi
yang pemrosesan informasi berlangsung selama munculnya stimulus
sampai dengan munculnya respon.35
Pada definisi yang berbeda berpikir
sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dan
pengalaman.36
Menurut Peter Reason berpikir (thinking) adalah proses mental
seseorang yang lebih dari sekedar mengingat dan memahami. Berpikir
menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang
didengarnya, Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan
solusi yang baru dari suatu persoalan yang dihadapi.37
Kemampuan
merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan.38
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir adalah sebagai kemampuan pembelajaran kognisi yang
menunjukan keterampilan dan proses mental yang lebih dari sekedar
mengingat dan memahami fakta atau gagasan untuk melakukan sesuatu
suatu persoalan yang dihadapi.
Guilford mengemukakan dua cara berpikir, yaitu cara berpikir
konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara individu
dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan bahwa hanya ada satu
jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen adalah
34
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 142. 35
Ngalimun, dkk., Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas, (Yogyakarta:Aswaja
,2013), h.38. 36
Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward de Bono, (Bandung: Kaifa, 2007), h. 24. 37
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2011), Ed. 1. Cet.8, h.230. 38
S.C Munandar, op. cit., h. 17.
19
kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap
suatu persoalan.39
Istilah lain yang sama pengertiannya dengan berpikir
divergen ialah berpikir kreatf.
Kreativitas merupakan suatu konsep yang multi dimensional, terdiri
dari berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi
afektif (sikap dan kepribadian), dimensi psikomotor (keterampilan
kreatif). Dimensi kognitif dari kreativitas yaitu berpikir divergen
mencakup kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir dan
kemampuan untuk merinci (elaborasi).40
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar
berdasarkan sudut pandang masing-masing. Supriadi mengutarakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada.41
Menurut Munandar, “Kreativitas dapat dirumuskan sebagai
kemampuan mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan”.42
Adapun
Semiawan mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah.43
Rhodes menyebutkan empat jenis definisi tentang kreativitas sebagai:
Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product. Kempat P ini
saling berkaitan yaitu pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses
39
Ngalimun, dkk., op. cit., h.44. 40
Munandar, op. cit., h. 59. 41
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13. 42
S.C. Munandar, op. cit., h. 50. 43
Rachmawati dan Kurniati, op., cit, h. 14.
20
kreatif, dan dengan dukungan dari dan dorongan (Press) dari lingkungan
menghasilkan produk kreatif.44
Secara umum kreativitas dipahami sebagai suatu kemampuan untuk
menghasilkan produk atau gagasan yang baru dan berbeda atau tidak
lazim. Kreativitas lebih merupakan proses cara berpikir yang mengarah
pada berbagai kemungkinan penyelesaian menghasilkan banyak ide,
bukan sekedar hasil berpikir.45
Dari beberapa definisi diatas kreativitas atau berpikir kreatif adalah
kemampuan untuk mengembangkan, menciptakan maupun memberikan
gagasan yang baru maupun yang telah ada sebelumnya yang mengarah
pada melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
masalah. Dalam kaitannya dengan matematika, maka kemampuan berpikir
kreatif matematis adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika
dengan memberikan gagasan maupun alternatif jawaban secara lancar,
luwes, orisinal dan terperinci. Dimana menghasilkan beberapa
kemungkinan jawaban dan solusi yang beragam atau bervariasi,
memberikan gagasan baru yang berbeda serta memperinci suatu objek
atau ide secara jelas.
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa,
diperlukan ketentuan penilaian. Munandar memberikan uraian mengenai
indikator kemampuan berpikir kreatif yang dijabarkan dari ciri-ciri
kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif dari
dimensi kognitif intelektual (Aptitude) yaitu:46
44
Munandar, op. cit., h.20. 45
Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta:
Kanisius, 2006), h. 245. 46
S.C. Munandar, op,, cit, h.135.
21
1. Berpikir lancar
Menghasilkan banyak gagasan/ jawaban yang relevan, arus pemikiran
lancar dimana memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2. Berpikir luwes (fleksibel)
Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam atau bervariasi, mencari
banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran.
3. Berpikir orisinal
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memberikan cara
atau jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang
diberikan kebanyakan orang.
4. Berpikir terperinci (elaborasi)
Mengembangkan, menambahkan dan memperkaya suatu gagasan atau
produk, memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi,
mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan
masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci.
Adapun batasan peneliti dalam penelitian untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ini hanya pada dua dari
empat aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir luwes (fleksibel)
untuk menghasilkan beberapa cara atau gagasan-gagasan yang beragam
dalam menyelesaikan soal dan berpikir terperinci (elaborasi) untuk
memberikan jawaban dengan melakukan langkah-langkah terperinci.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atiqoh tahun 2011 dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya
Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” pada
siswa SMA 1 Tanggerang Selatan bahwa terdapat pengaruh model pemecahan
22
masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik
dinamis.
2. Berdasarkan hasil penelitian oleh Muncarno yang berjudul “Penerapan Model
Penyelesaian Soal Matematika Dengan Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1
SMP” di SLTP 01 Punggur Lampung Tengah tahun ajaran 2003/2004 bahwa
pembelajaran penyelesaian soal cerita dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan dapat melatih cara berfikir siswa yang lebih sistematis dimana
peningkatan prestasi hasil belajar siswa tersebut dibuktikan dengan
peningkatan perolehan rata-rata evaluasi selama pembelajaran.
3. Berdasarkan hasil penelitian oleh Tanti Diyah Rahmawati tahun 2010 yang
berjudul “Kompetensi Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pemecahan Masalah
Matematika di SMP Negeri 2 Malang” dimana kemampuan peserta didik
berpikir kritis dan kreatif tergolong cukup baik dengan presentase 56% dan
54, 2%.
4. Berdasarkan hasil penelitian oleh Ihyani Toyibah tahun 2012 yang berjudul
“Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap kemampuan berpikir kreatif
Matematis Siswa”. di MTs Al Makmur Parung Panjang, dimana rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan metode guided inquiry lebih
tinggi daripada menggunakan metode konvensional.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan diatas, maka strategi
pemecahan masalah Polya efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa di kelas V MI Al Mursyidiyyah.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Al Mursyidiyyah
Pondok Benda Pamulang di kelas V.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari dua siklus
berulang. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (Action Research)
yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu
praktik pembelajaran.47
Dalam PTK dipaparkan gabungan definisi dari tiga
pengertian kata sebagai berikut:
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati objek dengan
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan merupakan suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian membentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.48
47
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h.
58. 48
Ibid., h. 2-3.
24
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk
mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan suatu
tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan dalam suatu siklus, dimana
tindakan tersebut dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti atau
berkolaborasi bersama orang lain untuk meningkatkan mutu praktik
pembelajaran di kelasnya.
Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar
yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan
materi.49
PTK bersifat reflektif, artinya guru secara sadar, terencana dan
sistematis melakukan refleksi atau perenungan terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.50
Hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan oleh
Suhardjono bahwa, ”Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya”.51
Proses refleksi memegang ini memegang peran yang sangat tajam
dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi
penentukan tindakan selanjutnya.52
Metode penelitian kelas ini dilakukan pada
pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pemecahan masalah
Polya guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada
pokok bahasan luas bangun datar.
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin,
model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian
tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang
pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep
pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu
49
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 66. 50
Ibid., h. 65. 51
Suharsimi, op. cit., h. 80. 52
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori
dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 37
25
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting).53
Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus
yang digambar sebagai berikut.54
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan dua siklus, dimana setiap
siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.
Penelitian menyiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian yang
terdiri dari lembar soal-soal latihan berupa lembar kerja siswa dan lembar
kerja kelompok, lembar tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa,
lembar observasi, lembar angket, dan lembar wawancara.
53
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 64. 54
Suharsimi, op. cit., h. 16.
26
2. Tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau isi rancangan yaitu menggunakan rencana penelitian
tindakan kelas.
3. Pengamatan (Observation)
Tahap ketiga yaitu peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas
dan respon siswa terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat peneliti
dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu juga peneliti mencatat
semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dengan cara
menganalisis hasil pengamatan yang telah dilakukan. Apakah kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil analisis tersebut
akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian siswa-siswi kelas V tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi
matematika.
D. Peran dan Posisi Penelitian
Peran dan posisi penelitian disini adalah sebagai perancang dan pelaksana
tindakan penelitian dan berkolaborasi dengan guru bidang studi matematika
yang bertindak sebagai observer (pengamat).
27
E. Tahap Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan dan akan
dilanjutkan dengan tindakan pertama berupa siklus I. Setelah melakukan analisis
dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Prosedur tindakan yang dilakukan dalam penelitian diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan
1. Observasi ke MI Al Mursyidiyyah
2. Mengurus surat izin penelitian
3. Membuat instrumen penelitian
4. Menghubungi kepala sekolah
5. Melakukan wawancara dengan guru wali kelas di sekolah tersebut dan
menentukan kelas subjek penelitian
6. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
Observasi proses kegiatan pembelajaran di kelas penelitian guna
mengamati keadaan kelas untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam kelas
tersebut. Kemudian diskusi antara peneliti dengan guru bidang studi matematika
mengenai proses pembelajaran matematika dimana melihat kemampuan awal
siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dari mulai tahap-tahap
penyelesaiannya juga melihat kreativitas siswa dalam memberikan jawaban yang
ditunjukan melalui lembar kerja yang telah dikerjakan siswa pada materi
pelajaran sebelumnya ataupun semester sebelumnya. Kemudian dianalisis dari
apa yang diperoleh sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan
membahas mengenai materi luas bangun datar sederhana.
28
Tabel 3.2
Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Membuat acuan program pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
2. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
3. Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru, angket, pedoman
wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lain
4. Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok untuk setiap
pertemuan
5. Menyiapkan soal tes siklus I
6. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
1. Melakukan pengajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat yang berisi tentang penerapan strategi pemecahan
masalah Polya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa
2. Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa
3. Melakukan wawancara terhadap siswa
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi atau mengamati terhadap aktivitas siswa dan guru (peneliti) di kelas
selama proses pembelajaran, mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu
guru kolaborator
Tahap Refleksi
Analisis observasi dan evaluasi proses pembelajaran siklus I yang akan
dijadikan dasar pelaksanaan siklus selanjutnya.
29
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
1. Membuat acuan program pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang merupakan perbaikan dari siklus I
2. Memadukan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
4. Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru, angket, pedoman
wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lain
5. Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok pada setiap
pertemuan
7. Menyiapkan soal tes akhir siklus II
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
1. Melakukan pengajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat yang berisi tentang penerapan strategi pemecahan
masalah Polya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa
2. Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa
3. Melakukan wawancara terhadap siswa dan guru (kolaborator)
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi atau mengamati terhadap aktivitas siswa dan guru (peneliti) di kelas
selama proses pembelajaran, mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu
guru kolaborator
Tahap Refleksi
Analisis observasi dan evaluasi proses pembelajaran siklus II. Siklus akan
terhenti jika peningkatan yang terjadi signifikan dan stabil
30
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah.
1. Dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya diharapkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dengan rata-rata
nilai kelas yang diperoleh mencapai 70.
2. Dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya diharapkan terjadi
peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukan
skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70 %.
3. Dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya siswa diharapkan
memberikan respon positif dalam proses pembelajaran dengan skor rata-rata
presentase respon positif keseluruhan siswa mencapai 70 %.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif: lembar observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas
siswa dan aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran, pedoman
wawancara terhadap guru dan siswa, hasil angket dan dokumentasi (berupa
foto kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif: nilai hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang
dikerjakan siswa diukur dengan melihat definisi operasional berpikir kreatif
matematis aspek berpikir luwes (flexibilitas) dan berpikir terperinci
(elaborasi)
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti
H. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen
pengumpul data yang digunakan antara lain:
1. Tes
31
Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh
dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, tes berbentuk
pemberian tugas berupa pertanyaan yang dapat menunjukan dan
mengambarkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang harus dijawab dan
dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran instrumen tes tersebut.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti,
maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala pengukuran yang
terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating scale dimana data
mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Yang terpenting adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang
diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen.55
2. Non tes
a. Lembar Observasi
Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan
persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu. Observasi
biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang
sebenarnya, maupun dalam situasi buatan.56
b. Lembar Angket
Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui
sebuah daftar pernyataan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.57
c. Lembar Wawancara
Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan
pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara
tuntas.
d. Dokumentasi
55
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2010), h.141. 56
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.76. 57
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 30.
32
Dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai
relevansi dengan tujuan penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Observasi, Lembar observasi digunakan peneliti untuk mengukur atau
menilai, mencatat hasil dan proses belajar misalnya aktivitas atau tingkah
laku siswa maupun guru (peneliti) saat proses pembelajaran berlangsung.
Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas belajar siswa mulai dari
kegiatan pra pembelajaran, kegiatan inti sampai akhir pembelajaran, yakni
mencakup memperhatikan penjelasan, mengajukan dan menjawab
pertanyaan, keterlibatan dalam kegiatan belajar, menghargai pendapat,
ketertarikan pada materi, membuat catatan dan mengerjakan tugas.
Sedangkan aspek yang diamati pada aktivitas guru meliputi: membuka
pelajaran, merumuskan tujuan, penguasaan materi, pengajuan pertanyaan,
memotivasi siswa, pengelolaan kelas, pengaturan kelompok, membimbing
siswa, pemberian tugas/ latihan, menyusun alat evaluasi, dan menutup
pelajaran
2. Tes, Instrumen tes yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa berupa tes uraian sebanyak 10 butir soal pemecahan
masalah matematika materi luas bangun datar. Tes uraian disusun
berdasarkan konsep tes berpikir kreatif yang memenuhi indikator berpikir
luwes (flexibility) dan berpikir terperinci (elaboration). Tes ini kemudian
dinilai berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kreatif matematis
(lihat lampiran 32). Instrumen tes berpikir kreatif matematis yang digunakan
untuk mengumpulkan data diujicobakan terlebih dahulu kepada 27 siswa
kelas VI untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memenuhi syarat tes
yang baik, yakni dengan menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
taraf kesukaran.
33
3. Wawancara, dilakukan dengan guru bidang studi matematika diawal dan
diakhir penelitian serta pada siswa diakhir tiap siklus. Instrumen wawancara
guru berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses
pembelajaran matematika di kelas serta bagaimana tingkat kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
menggunakan strategi Polya (lihat lampiran 26). Sedangkan wawancara
dengan siswa diakhir tiap siklus pembelajaran dilakukan terhadap
perwakilan tiga orang siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Instrumen wawancara siswa menitikberatkan pada tanggapan terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kreatifnya, ketertarikan dan kendala siswa
setelah diterapkan strategi pemecahan masalah Polya.
4. Dokumentasi, digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dan
sebagai gambaran nyata tentang kegiatan pembelajaran. Dokumentasi
biasanya berupa foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun dokumentasi yang diambil peneliti berupa foto-foto
kegiatan siswa saat pembelajaran di kelas pada siklus I dan siklus II,
berdiskusi kelompok, mengerjakan tes akhir siklus dan contoh hasil jawaban
pengerjaan siswa.
5. Angket, instrumen angket dibuat untuk mengetahui tanggapan atau respon
siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah
Polya apakah setelah penerapan pembelajarannya siswa merasa lebih
mudah, sulit atau bahkan merasa bingung. Begitu pula respon pengaruhnya
pada peningkatan kemampuan berpikir kreatif aspek berpikir luwes dan
terperinci siswa sehingga dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah yang diberikan. Instrumen angket yang digunakan berisi 15 butir
pernyataan yang terdiri dari 9 butir pernyataan berkategori positif yaitu
pernyataan yang mendukung pelaksanaan penelitian dengan jawabannya
sesuai yang diharapkan peneliti dan 6 butir pernyataan berkategori negatif
yaitu pernyataan yang tidak mendukung pelaksanaan penelitian dengan
jawaban yang tidak sesuai harapan peneliti. Instrumen angket dibagikan
34
kepada seluruh siswa berjumlah 25 siswa pada tiap akhir siklus I dan siklus
II untuk kemudian dianalisis (lihat lampiran 23).
Bentuk analisis skala pengukuran untuk mengetahui respon siswa
menggunakan skala pengukuran Guttman dimana data berupa interval atau
rasio dikhotomi (dua alternatif) terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan yaitu ”ya-tidak”. Jawaban dapat dibuat skor tinggi 1 dan
terendah 0. Misalnya untuk jawaban ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0
(nol).58
Analisa penskoran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Analisis Penskoran Jawaban Angket
Setelah angket terkumpul dan diberikan skor dari setiap jawaban atau
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam angket, maka data yang didapat dari
setiap item pertanyaan dibuat dalam tabel frekuensi yang dilengkapi dengan
persentase, dalam hal ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Jumlah Responden
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Agar diperoleh data yang valid sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen
berpikir kreatif terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Adapun proses
perhitungan dilakukan dengan menggunakan miscrosoft excel.
58
Sugiyono, op. cit., h.139.
No. Alternatif Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
1. Ya 1 0
2. Tidak 0 1
%100xN
FP
35
a. Uji validitas
Adapun perhitungan uji validitas yang digunakan pada instrumen soal akhir
silklus adalah dengan menggunakan validitas butir soal. Perhitungan validitas
dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:59
rxy = ( ) ( )( )
√[ ( ) ( ) ][ ( ) ( ) ]
Keterangan:
rxy = Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment
N = Number of Cases (Banyak Subjek)
ΣX = Jumlah seluruh skor X
ΣY = Jumlah seluruh skor Y
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
r tabel = r (α , dk) = r (α , n – 2)
Untuk menentukan kriteria uji instrumennya, jika:
r hitung < r tabel maka butir item dinyatakan tidak valid
r hitung > r tabel maka butir item dinyatakan valid
b. Uji reliabilitas
Untuk mengukur koefisien reliabilitas tes uraian kemampuan berpikir kreatif
matematis menggunakan rumus alpha:60
r 11 = (
) (
∑
)
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = Bilangan konstan
∑ = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
= Varian total
Untuk menghitung Si 2
dan St 2
gunakan rumus varians berikut ini:
S 2 =
( )
59
Sudijono, op. cit., h. 206. 60
Anas Sudijono, op. cit., h. 208.
36
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1. Apabila r11 0,70 memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)
2. Apabila r11 0,70 belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).61
c. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan
antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya
pembeda dalam instrumen penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai
berikut:
Dp =
-
Keterangan:
Dp = Daya pembeda
BA = Jumlah skor siswa kelompok atas
BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah
JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas
JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Patokan yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui klasifikasi daya
pembeda pada butir-butir item hasil tes adalah sebagai berikut:62
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai (D) Kategori
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik
61
Ibid, h. 209 62
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Ed.
2, h. 232.
37
d. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukan apakah butir soal
itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk menghitung tingkat
kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:63
P =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa
peserta tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal yang
digunakan adalah sebagai berikut:64
Tabel 3.6
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai (P) Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data tersebut.
Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan dokumentasi
yang dianalisis secara deskriptif. Sedangkan analisis data kuantitatif
menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir
kreatif dengan melihat indikatornya. Adapun pedoman penskoran butir item tes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa (lihat lampiran 32).
Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan
skor. Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya
63
Ibid., h. 223. 64
Ibid., h. 225.
38
adalah menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jawaban =
x 100 %
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki
tahapan-tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan,
tindakan, pengamatan atau pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur
pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan
belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu terjadi peningkatan, maka akan
ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai
perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menguji efektivitas strategi pemecahan masalah Polya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Atau dengan kata
lain, hasil penilaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dari
pembelajaran sebelumnya atau sebelum diberi tindakan. Terdapat beberapa
kemampuan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran matematika.
Kemampuan berpikir kreatif tersebut juga memiliki berbagai faktor maupun
kegiatan yang dapat mendukung meningkatnya hasil kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa.
Oleh karena itu, penulis berharap adanya penelitian lebih lanjut yang
mengemukakan faktor ataupun menggunakan kegiatan lain yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruhnya hasil kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa dalam proses pembelajaran matematika.
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dimulai dengan melakukan observasi
awal di MI Al Mursyidiyyah Pondok Benda Pamulang. Observasi ini dilakukan
peneliti pada tanggal 15 November 2013. Dari hasil observasi diperoleh informasi
mengenai jumlah siswa pada kelas VA yang akan dijadikan subjek penelitian
PTK yaitu 25 siswa yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan
pada setiap siklusnya dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit.
Adapun informasi yang diperoleh saat melakukan observasi aktivitas
pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru bidang studi bahwa dalam
pembelajaran matematika di sekolah guru sudah menerapkan beberapa strategi
pembelajaran cooperative learning tidak hanya menggunakan metode ceramah,
latihan dan penugasan. Namun guru kurang mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika sehingga kemampuan
berpikir kreatif siswa masih rendah. Soal-soal yang diberikan guru tergolong
mudah dan kurang bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami
kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru
berikan. Sehingga dari cara mengerjakanpun siswa belum menunjukan
kemampuan berpikir kreatifnya. Sikap siswa cenderung masih banyak yang
bercanda dan mengobrol dengan temannya saat pembelajaran di kelas menjadi
salah satu kendala dalam pembelajaran matematika di kelas.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil tahun ajaran 2013/2014
yang dimulai pada hari Rabu tanggal 25 November 2013. Sebelum
penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mendiskusikan strategi
40
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru bidang
studi, serta melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Peneliti mempersiapkan instrumen-
instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terdiri
dari 2-3 soal, lembar kerja kelompok yang terdiri 1 soal gabungan luas
bangun datar, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi guru
pada kegiatan belajar mengajar, lembar wawancara, lembar angket siswa
dan lembar soal tes kemampuan berpikir kreatif yang telah diujicoba
terlebih dahulu pada siswa kelas VI dan dinyatakan valid semua dari 10
soal dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,765 untuk dijadikan soal tes
siklus I dan tes siklus II.
Lembar kerja siswa dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat evaluasi
proses pembelajaran matematika menggunakan strategi pemecahan
masalah Polya disetiap pertemuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa aspek elaboration (berpikir
terperinci). Sedangkan lembar kerja kelompok dibuat untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa aspek flexibility
(berpikir luwes).
Adapun dalam pembelajaran diskusi kelompok siswa diarahkan
menggunakan strategi pemecahan masalah Polya untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan menghitung luas bangun datar tak
beraturan dengan menggunakan gabungan beberapa luas bangun datar
seperti persegi panjang, persegi, segitiga, jajar genjang, trapesium,
maupun layang-layang berdasarkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa aspek fleksibilitas atau keluwesan dalam
menginterpretasi gambar dengan cara yang beragam.
41
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari 5 pertemuan.
Pertemuan pertama sampai keempat peneliti memberikan pembelajaran
menggunakan startegi pemecahan masalah Polya dengan menerapkan 4
langkah pemecahan masalah. Di tahap awal siswa harus memahami dulu
maksud dari soal, kemudian membuat rencana dan melaksanakan rencana
dalam menyelesaikan soal, dan untuk langkah terakhir siswa harus
memeriksa kembali jawaban mereka untuk meyakinkan bahwa jawaban
yang diperolehnya sudah benar dengan menggunakan cara yang berbeda
dan terperinci dalam mengerjakannya. Adapun uraian proses pembelajaran
pada siklus I sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama/ Selasa, 26 November 2013
Kegiatan pembelajaran penelitian pertama berlangsung di
ruang kelas VA didampingi guru bidang studi matematika sebagai
observer untuk membantu peneliti dalam pelaksanaan kegiatan ini
yang mengamati aktivitas pembelajaran serta melakukan penilaian
pada peneliti saat mengajar di kelas yang kemudian dicatat pada
lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan pembelajaran dimulai pukul 08.25-09.35 WIB.
Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran siswa,
melakukan ice breaking tepuk semangat dan menyanyikan lagu teko
untuk memotivasi siswa dilanjutkan melakukan kegiatan apersepsi
untuk mengingat materi sebelumnya. Saat peneliti mengajukan
pertanyaan pertama terkait pengertian bangun datar hanya sedikit
siswa yang memberikan respon. Kemudian pada pertanyaan
berikutnya mengenai macam-macam bangun datar hampir semua
siswa dapat menjawab dengan benar secara bersamaan yang membuat
keadaan kelas menjadi ramai. Namun pada pertanyaan terakhir
mengenai rumus-rumus luas bangun datar yang diketahui, siswa hanya
42
lancar menyebutkan rumus menghitung luas bangun datar trapesium
dan layang-layang karena materi tersebut baru saja diajarkan oleh guru
bidang studi matematika pada pertemuan sebelumnya, sedangkan pada
rumus luas bangun datar sederhana lainnya meliputi luas bangun
persegi panjang, persegi, segitiga, dan jajar genjang hanya beberapa
siswa yang menjawab benar hampir sebagian siswa masih terlihat
bingung mengingat-ingat, ada yang menjawab tapi masih salah dan
tertukar dalam menyebutkan rumusnya, ada yang tidak tahu bahkan
diam saja.
Hal ini menunjukan siswa perlu diingatkan kembali pada
materi yang telah dipelajari sebelumnya di kelas 3 dan 4 tentang luas
bangun datar. Materi pelajaran yang disampaikan pada pertemuan ini
adalah menghitung luas bangun datar persegi panjang dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
persegi panjang. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengingatkan siswa agar mengeluarkan alat tulis
dan buku matematika yang diperlukan.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti memulai pelajaran
dengan memperlihatkan media kertas origami yang telah disusun
menjadi bentuk bangun datar persegi panjang kemudian meminta
siswa untuk menebak bentuk bangun datar apa yang terbentuk.
Serentak semua siswa dengan kompak menjawab “persegi panjang
bu”. Peneliti mengajukan kembali pertanyaan terkait bentuk benda-
benda disekitar ruang kelas yang menyerupai bentuk bangun datar
persegi panjang. Beragam jawaban berbeda-beda diungkapkan oleh
siswa secara bersamaan, mulai dari papan tulis, buku, meja, bingkai
foto presiden, bendera, pintu jendela, saputangan, taplak meja, tas,
kotak nasi dan sebagainya. Peneliti merespon jawaban siswa dan
membenarkan jawaban siswa serta memberikan reward berupa pujian
bagi siswa yang telah mengungkapkan pendapatnya.
43
Peneliti membagikan ringkasan materi pada siswa untuk dibaca
dan dibahas bersama, dilanjutkan menjelaskan materi konsep persegi
panjang dan menghitung luas bangun datar persegi panjang dengan
menggunakan rumus. Dari kegiatan tersebut peneliti meminta siswa
mengerjakan contoh soal bentuk cerita yang ada pada lembar materi
untuk mencari jawaban dengan cara mereka sendiri dan menyuruh
salah satu siswa yang mau maju kedepan untuk menuliskan hasil
jawabannya di papan tulis.
Gambar 4.1
Hasil jawaban siswa
Dengan melihat jawaban yang dipaparkan siswa tersebut, siswa
memberikan jawaban tetapi langsung ke hasilnya dengan langkah
penyelesaian yang kurang detail sehingga proses penafsiran dan
perhitungannya kurang terlihat walaupun hasil jawabanya benar.
Sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa khususnya
aspek berpikir terperinci masih terlihat kurang pada cara
pengerjaannya.
Proses pembelajaran selanjutnya peneliti mengenalkan dan
menjelaskan strategi pembelajaran pemecahan masalah Polya dengan
menerapkan 4 tahapan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal
yang digambarkan pada tabel lembar materi disertai pembahasan
tahapan mengerjakannya pada contoh soal dengan menggunakan
langkah Polya. Saat peneliti menjelaskan strategi ini terlihat sebagian
44
besar siswa masih terlihat bingung karena baru mengenal dan
mengetahui strategi pemecahan masalah dengan langkah-langkah
tersebut. Terlihat pada langkah awal yang merupakan langkah penting
dalam menyelesaikan soal yaitu memahami masalah siswa masih
bingung mengambil poin-poin penting dari soal untuk menuliskan
kembali dengan kata-kata atau pemikiran mereka sendiri mengenai apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Pada langkah kedua, yaitu membuat rencana sebagian besar
siswa juga masih belum memahami apa yang harus dilakukan dalam
menuliskan sebuah cara penyelesaian untuk mengerjakan soal,
sehingga peneliti mengarahkan siswa untuk memperhatikan kembali
apa yang ditanyakan dalam soal dan mencoba untuk memikirkan
perencanaan penyelesaian soal seperti menggunakan rumus,
menggunakan penalaran, membuat gambar maupun menggunakan
persamaan. Sebagian siswa terlihat sudah mulai mengerti saat
melaksanakan rencana karena pada langkah ini siswa menyelesaikan
soal dengan melakukan proses perhitungan sesuai cara yang telah
ditentukan pada langkah sebelumnya.
Dilangkah terakhir meninjau kembali siswa menunjukan sikap
kurang mengerti karena ada siswa mengajukan pertanyaan maksud
dari langkah keempat strategi Polya ini. “bu yang meninjau kembali
itu gimana?”. Kemudian peneliti menjelaskan kembali bahwa pada
langkah keempat ini siswa diminta untuk selalu mengecek ulang
kembali jawaban dengan memeriksa hasil penafsiran dan perhitungan
pada langkah sebelumnya sehingga membuat siswa yakin jika hasil
jawaban akhir yang diperoleh benar.
Agar siswa lebih memahami dan dapat mengaplikasikan
strategi Polya ini, pada kegiatan elaborasi peneliti membagikan LKS
yang terdiri dari 2 soal essay dan memberi tugas kepada siswa untuk
mengerjakan soal sesuai langkah-langkah yang ada pada lembar soal
45
tersebut. Saat mengamati proses pengerjaan siswa terlihat banyak
siswa yang masih bingung dan merasa sulit dalam memahami maksud
soal dan memberikan jawaban sehingga peneliti memberikan arahan
kembali dipapan tulis bagaimana menjabarkan isi jawaban yang harus
ditulis berdasarkan urutan tiap langkah penyelesaian. Observer
membantu peneliti dengan berkeliling kelas untuk mengamati siswa
dan memberikan arahan pada siswa yang membutuhkan penjelasan
lebih dari guru.
Setelah 15 menit waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal
peneliti meminta siswa mengumpulkan lembar kerja, ada beberapa
siswa yang masih belum selesai mengerjakan, diantaranya 3 siswa
laki-laki yang duduk bersebelahan selama proses pengerjaan mereka
sering bercanda dan bermain. Beberapa alasan siswa yang lain ketika
ditanya peneliti belum selesai mengerjakan karena merasa soalnya
sulit, langkah mengerjakannya banyak sekali dan membingungkan
serta waktu mengerjakan dirasa kurang. Setelah semua lembar kerja
siswa sudah terkumpul semua, barulah peneliti melakukan evaluasi
bersama siswa membahas dan memaparkan hasil jawaban yang benar
dipapan tulis untuk dikoreksi bersama dan meminta siswa untuk
mencatatnya pada buku tugas. Dibagian konfirmasi, guru bertanya
kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan menanggapi
pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat. Kemudian
menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari.
Sebelum menutup pelajaran, peneliti menginformasikan pada
pertemuan berikutnya akan diadakan pembentukan kelompok dan
memberikan tugas pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi
yang akan diajarkan di pertemuan berikutnya yaitu menghitung luas
bangun datar persegi, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas bangun datar persegi, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
46
dengan gabungan luas bangun datar persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah Polya.
Pada pertemuan ini siswa belum terkondisikan dengan baik
dikarenakan adanya strategi pembelajaran baru, banyak siswa yang
terlihat masih bingung dan saling menanyakan bagaimana cara
penyelesaian dengan langkah Polya ini. Peneliti memahami hal
tersebut karena hal ini merupakan pertemuan awal siswa mengenal
dan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya yang baru
pertama kali diterapkan di sekolah tersebut.
2. Pertemuan kedua/ Rabu 27 november 2013
Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada jam pertama mulai
pukul 07.15-08.25 WIB. Siswa yang tidak hadir pada pertemuan ini
berjumlah 2 orang karena sakit. Materi pelajaran yang disampaikan
pada pertemuan ini adalah menghitung luas bangun datar persegi dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
persegi. Penyelesaian masalah berkaitan dengan gabungan luas bangun
datar persegi dan persegi panjang. Sebelum menjelaskan seperti biasa
peneliti memotivasi siswa dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan mengenai bentuk-bentuk benda sekitar yang
menyerupai bangun persegi dilanjutkan menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa, sementara siswa menyiapkan alat tulis
yang akan digunakan belajar.
Selama penjelasan materi, rata-rata siswa yang menempati bagian
depan dan tengah tampak mengikuti dan memperhatikan penjelasan
dengan baik, namun siswa yang menempati bangku belakang terdapat
beberapa siswa yang masih bercanda dan mengobrol dengan teman
duduknya, terlihat hanya beberapa siswa saja yang mencatat materi
penjelasan yang disampaikan guru
47
Setelah penjelasan materi dirasakan cukup dipahami oleh siswa,
peneliti meminta siswa membentuk kelompok yang setiap kelompok
beranggotakan 4-5 orang. Karena pada pertemuan sebelumnya siswa
telah diinformasikan akan dibentuk kelompok maka siswa memilih
anggota kelompok sesuai pilihan mereka sendiri. Ternyata saat
pembagian kelompok seperti ini membuat suasana kelas menjadi
gaduh karena banyak yang berebut memilih anggota dan hanya ingin
berkelompok dengan teman dekatnya. Siswa laki-laki yang berjumlah
5 orang memilih membentuk kelompok sendiri, sehingga kelompok
yang semuanya terdiri dari siswa laki-laki sering bercanda, mengobrol
yang mengganggu diskusi kelompok lainnya.
Pada pertemuan kedua ini masing-masing kelompok menerima
lembar kerja kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing. Soal pada lembar kerja kelompok
tersebut berisi gambar gabungan bangun datar yang dibuat peneliti
untuk melatih kemampuan berpikir kreatif matematis aspek flexibility
dengan menerapkan 4 langkah strategi pemecahan masalah Polya.
Untuk menyelesaikan soal tersebut setiap kelompok diarahkan bebas
menggunakan beragam cara yang berbeda dalam menghitung luas
bangun tersebut. Peneliti dan observer berkeliling kepada setiap
kelompok sebagai fasilitator bagi kelompok yang mengalami kesulitan
dan masih belum memahami bagaimana cara penyelesaiannya. Pada
pertemuan kedua siswa masih terlihat bingung dan tidak percaya diri
dalam mengerjakan LKK yang diberikan, namun setelah mengetahui
bahwa ada kemungkinan jawaban yang berbeda dari jawaban tiap
kelompok yang diinformasikan peneliti, siswa mulai berdiskusi
mengerjakan LKK secara berkelompok. Berikut ini adalah
dokumentasi saat siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya.
48
Gambar 4.2
Kegiatan siswa mengerjakan soal secara berkelompok
Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusi kelompoknya,
masing-masing satu perwakilan setiap kelompok diminta memaparkan
hasil diskusinya dengan menuliskan jawaban dipapan tulis. Peneliti
meminta siswa membahas dan mengevaluasi bersama dengan
membandingkan cara penyelesaian dan hasil jawaban dari setiap
kelompok. Berikut contoh bagaimana cara kerja tertulis siswa dalam
mengerjakan lembar kerja kelompok.
a) b) c)
Gambar 4.3
Jawaban hasil diskusi kelompok
Dari 5 kelompok yang diskusi yang terbentuk, berdasarkan
hasil jawaban siswa pada gambar 4.2 diatas, gambar (a) dan (b) sudah
menunjukan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir luwes
dengan menggunakan lebih dari satu cara dalam menarik garis dari
49
arah yang berbeda-beda untuk menghitung luas keseluruhan sesuai
rumus bangun datar yang terbentuk. Sedangkan pada gambar (c) siswa
masih menggunakan satu cara dalam memberikan jawaban.
Melihat cara pengerjaannya hasil jawaban kelompok 1 pada
gambar (a) sudah dapat menyelesaikannya sesuai langkah Polya
dengan terperinci dan hasil perhitungan benar. Sedangkan hasil
jawaban pada kelompok 2 yang beranggotakan 5 siswa laki-laki pada
gambar (b) dalam mengerjakan sesuai langkah Polya siswa masih
salah dalam membuat rencana yaitu menentukan rumus bangun datar
dan pada langkah ketiga yaitu melaksanakan rencana karena
keterbatasan waktu siswa belum selesai mengerjakan proses
perhitungan. Hasil jawaban kelompok lainnya pada gambar (c)
menunjukan hasil jawaban dengan langkah pengerjaan yang terperinci
dalam menerapkan langkah Polya tetapi masih salah dalam proses
perhitungannya. Sebagian besar kesalahan siswa saat proses
perhitungan adalah dalam menentukan ukuran panjang sisi-sisi dari
gabungan bangun datar tersebut.
Terjadi tanya jawab saat membahas hasil diskusi, siswa
menanyakan “caranya berbeda tapi kenapa hasilnya bisa sama ya
bu?, jadi boleh ya tarik garis dari mana saja bu?”. Peneliti
meluruskan kesalah pemahaman dan memberikan penguatan terhadap
hasil diskusi pada pertemuan ini. Kendala saat pembelajaran kelompok
ini adalah masih ada beberapa kelompok yang kurang serius ketika
mengerjakan tugas dan masih ada anggota kelompoknya yang tidak
bekerja sama dan saling mengandalkan. Saat peneliti mengajukan
pertanyaan yang berani bertanya dan mengemukakan pendapat hanya
siswa yang pintar dan yang lain cenderung diam.
Selanjutnya peneliti memberikan LKS pada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Peneliti menuntun siswa untuk memahami
dan menyebutkan informasi-informasi yang ada pada soal. Setelah
50
waktu mengerjakan habis dan lembar jawaban dikumpulkan, peneliti
meminta siswa untuk mengevaluasi dan mengoreksi bersama hasil
jawaban LKS dengan menuliskan di papan tulis.
Pembelajaran pada pertemuan kedua ini masih belum berjalan
maksimal sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti
belum maksimal dalam mengatur keefektifan waktu pembelajaran saat
diskusi kelompok. Peneliti juga belum menjangkau pengawasan
kepada seluruh siswa di kelas, masih terdapat siswa yang pada saat
pembelajaran masih mengobrol dan bercanda, bahkan terdapat siswa
beberapa kali meminta izin untuk pergi ke kamar kecil. Hal ini
menjadi catatan yang dicatat peneliti untuk dievaluasi agar tidak
terjadi hal yang sama pada pertemuan selanjutnya karena menganggu
konsentrasi siswa belajar di kelas.
3. Pertemuan ketiga/ Sabtu, 30 November 2013
Peneliti mengawali pertemuan ketiga ini dengan membaca doa
bersama, mengkondisikan siswa melalui pemberian motivasi tepuk
bangun datar dan mengabsen siswa. Seluruh siswa hadir dan siap
mengikuti pelajaran matematika pada hari ini dengan lebih semangat.
Peneliti tidak lupa melakukan apersepsi dengan mengulang sedikit
materi yang dipelajari sebelumnya dan mengajukan tanya jawab
kepada siswa mengenai benda-benda sekitar yang berbentuk bangun
datar segitiga serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari. Materi pelajaran pada pertemuan ini adalah mengitung luas
bangun datar segitiga, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas bangun datar segitiga.
Peneliti memulai proses pembelajaran dengan menjelaskan
kembali pemahaman konsep luas segitiga pada uraian materi yang
terlebih dahulu telah dibagikan kepada siswa dengan difasilitasi media
kertas origami bentuk persegi panjang untuk membuktikan luas
51
segitiga dengan menurunkan luas persegi panjang. Bentuk bangun
segitiga sama sisi, siku-siku, dan sama kaki dari kertas origami juga
disediakan peneliti untuk dilakukan pengukuran menggunakan
penggaris dan dihitung luasnya agar siswa dapat mengidentifikasi
ukuran panjang alas dan tingginya. Menurut pengamatan peneliti
selama penjelasan materi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan
peneliti lebih serius dari sebelumnya.
Pembagian kelompok pada pertemuan ini dilakukan oleh
peneliti dengan mengelompokan siswa berdasarkan tempat duduk
yang berdekatan. Pada awal pembagiannya sulit karena beberapa
siswa menolak berkelompok dengan teman yang duduknya berdekatan
yang sudah ditentukan oleh peneliti. Karena pembagian kelompok
agak lama, hal ini cukup menyita waktu penelitian. Lembar kerja
kelompok didiskusikan dengan teman sekelompoknya untuk
menentukan luas bangun datar gabungan dengan cara penafsiran yang
berbeda-beda. Peneliti berkeliling mengamati dan membimbing
jalannya proses diskusi untuk mengungkap informasi-informasi yang
dijabarkan dalam soal untuk dituangkan ke jawaban dan juga sebagai
fasilitator bagi siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menerapkan 4 langkah Polya.
Dari hasil pengamatan peneliti diperoleh bahwa dari 5
kelompok belajar siswa yang terbentuk, semua kelompok sudah
bekerja sama dengan baik dan mengerjakan lembar kerja kelompok
sesuai dengan strategi pemecahan masalah Polya. Namun dari hasil
cara pengerjaanya hanya 2 kelompok yang sudah menunjukan
kemampuan berpikir kreatifnya, 3 kelompok lainnya masih
menggunakan satu cara penafsiran sederhana dalam menghitung
luasnya. Peneliti memberikan reward empat bintang pada kelompok
yang memberikan jawaban lebih dari satu cara, dua bintang pada
kelompok yang memberikan jawaban dengan satu cara dengan hasil
52
perhitungan benar dan satu bintang bagi kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil diskusinya walaupun hasil perhitungan dan
jawaban salah.
Gambar 4.4
Siswa sedang menuliskan hasil jawaban di depan kelas
Setelah selesai berdiskusi kelompok peneliti memberikan
latihan soal untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dalam
menerima materi pelajaran berupa LKS. Setelah hasil jawaban
dikumpulkan, siswa dan peneliti membahas bersama jawaban yang
benar. Peneliti menutup pembelajaran pada pertemuan ketiga ini,
dengan mengajukan pertanyaan materi mana yang belum dipahami
dan memberikan pertanyaan untuk memancing siswa agar
mengeluarkan pendapatnya berupa kuis seputar materi yang telah
dipelajari. Dari 3 orang yang ditunjuk secara acak 2 siswa dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan satu orang siswa menjawab
salah. Setelah itu siswa bersama-sama menyimpulkan materi pada hari
ini dan peneliti menyarankan siswa untuk membaca materi pertemuan
selanjutnya.
4. Pertemuan keempat/ Selasa, 3 Desember 2013
Pokok bahasan pada pertemuan kali ini adalah menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar persegi panjang,
persegi dan segitiga. Pada pertemuan yang keempat ini terdapat 1
siswa yang tidak masuk tanpa keterangan. Saat peneliti masuk kelas,
terlihat siswa sudah duduk berdekatan dengan kelompoknya masing-
53
masing. Seperti biasa setelah peneliti melakukan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti menyediakan media
bangun datar dari kertas origami untuk mengidentifikasi panjang sisi-
sisinya dengan menggunakan penggaris untuk dihitung luas
keseluruhannya. Kegiatan melakukan perhitungan dan pengukuran ini
dilakukan dengan menunjuk beberapa siswa secara bergantian dari
pertemuan kedua sampai pertemuaan keempat.
Pada pertemuan kali ini, setelah siswa membaca ringkasan
materi terdapat satu orang siswa yang bertanya “bu saya masih belum
mengerti dengan rumus segitiga yang benar mana sih, sama gak kalau
sama
x a x t?”. Peneliti meminta siswa lainnya untuk
menanggapi jawaban temannya dan memberikan penguatan materi.
Hal ini menunjukan siswa sudah mulai memberanikan diri bertanya
tidak hanya diam saja dan malu-malu untuk bertanya.
Setelah penjelasan materi, siswa diminta menghitung luas
gabungan bangun datar pada lembar kerja kelompok, cara
penyelesaiannya diarahkan untuk melihat suatu masalah dari sudut
pandang mereka dengan mencari alternatif jawaban yang berbeda-
beda. Peneliti bersama observer memantau berjalannya diskusi dan
membantu kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan.
Selesai mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan, setiap
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mereka. Presentasi kali ini terlihat sudah tidak tegang lagi seperti pada
pertemuan sebelumnya karena mereka sudah terbiasa dengan hal ini.
Siswa tidak terlihat saling tunjuk antar anggota kelompok untuk
menentukan siapa yang akan mempresentasikan di depan kelas.
Seperti biasa setelah kegiatan diskusi kelompok peneliti
membagikan LKS untuk kerjakan dan dikumpulkan pada pertemuan
hari itu juga dan dilanjutkan untuk dibahas bersama-sama. Sebagai
54
penutup pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dan mengumumkan pada siswa untuk belajar
lebih giat lagi mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya
karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes akhir siklus I
untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya.
5. Pertemuan kelima/ Rabu 4 Desember 2013
Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I, semua siswa
tampak hadir dan duduk rapi pada pertemuan ini. Tes berlangsung
selama 2 jam pelajaran dengan jumlah soal 5 butir yang terdiri dari 2
butir soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif aspek berpikir
luwes (flexibility) dan 3 butir soal untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif aspek berpikir terperinci (elaboration).
Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap
dan tertib untuk mengikuti tes yang diberikan. Selama proses
berlangsung suasana menjadi sepi, beberapa siswa terlihat
kebingungan dan ada beberapa siswa yang menyontek kepada teman
sebangkunya. Peneliti memberi teguran dan membimbing siswa untuk
menemukan jawaban yang benar secara mandiri.
Gambar 4.5
Siswa sedang mengerjakan soal tes akhir siklus I
Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti juga melakukan
wawancara dengan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka
tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi
55
pemecahan masalah Polya. Peneliti mengumpulkan dan
mendiskusikan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer
atau guru bidang studi matematika yang berisi catatan selama proses
pembelajaran.
b) Tahap Pengamatan
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan strategi pemecahan masalah Polya dan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa dengan mencatat seluruh aktivitas beserta hal-hal
yang terjadi selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas Pembelajaran Siswa
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Penilaian
Total Ket P1 P2 P3 P4
1 Memperhatikan
penjelasan guru 2 2 3 3 10 Baik
2 Menjawab pertanyaan
guru 2 2 3 3 10 Baik
3 Mengajukan pertanyaan 1 2 2 2 7
Cukup
Baik
4 Keterlibatan dalam
kegiatan belajar 2 3 3 3 11 Baik
5 Memperhatikan/mengh
argai pendapat teman 3 3 3 3 12 Baik
6 Ketertarikan pada
materi pembelajaran 2 2 2 3 9 Baik
7 Mencatat penjelasan
yang disampaikan guru 2 2 2 3 9 Baik
8 Mengerjakan
tugas/latihan 2 2 3 3 10 Baik
Total skor 16 18 21 23 78
Skor maksimal 32 32 32 32 128
Persentase (%) 50,00 56,25 65,63 71,88
Rata-rata presentase (%) 60,94
56
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3 = Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa perolehan rata-rata
aktivitas siswa siklus I pada saat proses pembelajaran matematika
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan dengan rata-rata persentase
keseluruhan sebesar 60,94 %. Walaupun rata-rata keseluruhan
aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada beberapa
aspek yang diamati dikategorikan baik akan tetapi angka tersebut
belum mencapai indikator yang ditentukan. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pemecahan masalah Polya harus ditingkatkan
sampai tahap intervensi tindakan yang diharapkan yaitu sebesar 70 %.
Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama
proses pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa
sepenuhnya menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa.
Ada beberapa siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan
materi diantaranya masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan
dikelas sehingga bentuk perhatian siswa untuk mencatat penjelasan
yang disampaikan peneliti masih sedikit. Berikut gambaran
dokumentasi aktivitas siswa yang diambil saat proses pembelajaran
sedang berlangsung pada siklus I, siswa terlihat belum semuanya tertib
mengikuti pembelajaran.
57
Gambar 4.6
Aktivitas siswa saat pembelajaran di kelas pada siklus I
Kategori baik terlihat pada aktivitas siswa saat menjawab
pertanyaan yang diajukan peneliti. Hal ini biasanya dilakukan di awal
pembelajaran saat melakukan apersepsi dan di akhir pembelajaran saat
melaksanakan tanya jawab pada kegiatan konfirmasi untuk
memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi yang telah
diajarkan. Sedangkan pada aktivitas siswa saat mengajukan pendapat
dengan mengharapkan siswa mampu menanggapi pernyataan guru
dalam menyatakan pendapatnya secara lisan, berani bertanya langsung
mengenai hal-hal yang belum dipahami terkait dengan penjelasan
materi masih dalam kategori cukup baik, hanya beberapa siswa-siswa
itu saja yang berani mengungkapkan pendapatnya.
Ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan belum
merata pada seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan
LKS mengabaikan langkah-langkah penyelesaian karena siswa
tersebut masih bingung dan kesulitan dalam memahami soal yang
dijabarkan menggunakan langkah Polya. Keterlibatan siswa saat
mengikuti kegiatan pembelajaran seperti diskusi kelompok sudah
terlihat baik tetapi masih ada beberapa kelompok yang mengandalkan
anggota kelompoknya yang pintar untuk mengerjakan lembar kerja
kelompok. Namun, saat mempresentasikan hasil diskusi masing-
masing kelompok sebagian besar siswa sudah menunjukan sikap
menghargai dengan memperhatikan dan menyimak hasil diskusi yang
58
dijabarkan kelompok lain serta sportif pada kelompok yang
mendapatkan reward terbaik.
2. Aktivitas Pembelajaran Guru
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh observer (guru bidang
studi matematika) yang memberi penilaian seluruh aktifitas peneliti
selama proses pembelajaran siklus I berlangsung sebagai catatan
peneliti untuk memperbaiki pembelajaran di kelas pada siklus
berikutnya. Berikut hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru (Peneliti) Siklus I
No Aspek yang diamati Penilaian Total Ket
P1 P2 P3 P4
1 Membuka pelajaran 3 3 4 4 14 Sangat Baik
2 Merumuskan tujuan 3 4 2 3 12 Baik
3 Penguasaan materi 3 3 3 4 13 Sangat Baik
4 Mengajukan pertanyaan 2 2 3 3 10 Baik
5 Memotivasi siswa 2 2 3 3 10 Baik
6 Memilih media 2 2 3 3 10 Baik
7 Pengelolaan kelas 2 2 3 3 10 Baik
8 Pengaturan kelompok 1 2 3 3 9 Baik
9 Membimbing dan
memonitor siswa dalam
belajar
2 3 3 3 11 Baik
10 Pemberian tugas/latihan 3 3 3 3 12 Baik
11 Menyusun alat evaluasi 3 3 3 3 12 Baik
12 Menutup pelajaran 3 3 4 4 14 Sangat Baik
Total skor 29 32 37 39 137
Skor Maksimal 48 48 48 48 192
Persentase (%) 60,40 66,70 77,10 81,25
Rata-rata presentase(%) 71,40
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3 = Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16
59
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas peneliti diatas
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori
baik, hanya saja masih terdapat beberapa aktivitas yang kurang
maksimal diantaranya pengaturan kelompok, pengelolaan kelas,
memilih media, memotivasi dan mengajukan pertanyaan sehingga
perlu diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya.
3. Hasil Wawancara
Selain mengobservasi aktivitas siswa peneliti juga melakukan
wawancara kepada siswa pada akhir tes siklus I. Teknik wawancara
adalah dengan mewawancarai tiga orang siswa masing-masing yang
dipilih mewakili kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil
wawancara yang dilakukan pada pembelajaran siklus I pendapat siswa
sangat bervariasi. Siswa yang berkemampuan tinggi rata-rata
menyatakan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan
strategi pemecahan masalah Polya. Hal ini dapat dilihat dari komentar
saat wawancara yang menunjukan siswa sudah bisa menerapkan
pembelajaran ini karena lebih mudah, bisa menjawab soal dengan
beragam cara yang berbeda, pembelajarannya seru dan membuat lebih
bersemangat. Tanggapan positif ini didapat karena saat pembelajaran
di kelas siswa tersebut memperhatikan, mendengarkan dan mencatat
penjelasan peneliti, aktif bertanya serta aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok.
Berbanding terbalik dengan siswa yang berkemampuan rendah
kebanyakan berkomentar negatif antara lain soal yang susah dan cara
penyelesaian yang panjang. Komentar ini didapat karena siswa
tersebut enggan mengerjakan soal yang membutuhkan pemahaman
lebih untuk berfikir karena terbiasa menggunakan cara yang sederhana
langsung angka dan hasilnya, dalam mengerjakan hanya terpaku pada
60
cara yang diberikan guru atau cara yang ada pada contoh soal sehingga
kebingungan saat dihadapkan pada cara yang berbeda diluar contoh
soal, masih mengandalkan teman saat mengerjakan LKS maupun
diskusi kelompok sehingga belum sepenuhnya bisa memahami
langkah pembelajaran ini.
Selain itu tanggapan dari siswa yang berkemampuan sedang
cenderung netral dilihat dari komentarnya yang menyatakan biasa saja
terhadap pembelajaran ini bahkan memberi saran agar penjelasannya
lebih santai jangan terlalu cepat. Hal ini karena siswa tersebut sudah
bisa menerapkan langkah Polya namun masih bingung disalah satu
langkah penyelesaian. Siswa tersebut juga sudah dapat menyelesaikan
dengan cara yang berbeda walaupun memberikan jawaban dengan satu
cara (lihat lampiran 29)..
4. Hasil Angket
Pengolahan data angket atau kuisioner diberikan semata-mata
bertujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap strategi pemecahan
masalah Polya, dan seberapa pengaruhnya strategi pembelajaran ini
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
sehingga akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah. Setelah angket terkumpul dan diberikan skor dari setiap
jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam angket, maka
data yang didapat dari setiap item pertanyaan dimasukan dalam tabel
yang dijabarkan dalam presentase sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Angket Siklus I
Kategori No
Pernyataan
Alternatif Jawaban Rata-rata
(%) Ya Tidak
Positif 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12 156 - 69,33
- 69 30,67
Jumlah 225
Negatif 1, 7, 11, 13, 14, 15 72 - 48,00
- 78 52,00
Jumlah 150
61
Berdasarkan data angket pada tabel 4.3 dari jumlah
keseluruhan 15 butir pernyataan dalam angket, jawaban 9 butir
pertanyaan dalam angket berkategori positif dari siswa menunjukan
tanggapan maupun respon positif terhadap pembelajaran ini dengan
rata-rata presentase sebesar 69,33%. Sedangkan yang termasuk
kategori pertanyaan negatif yaitu butir 1, 7, 11, 13, 14, dan 15 jika
dijabarkan secara berurutan yang mendasari jawaban respon negatif
tersebut antara lain siswa merasa tidak bebas mengeluarkan pendapat
atau bertanya, hal ini terlihat karena mereka cenderung masih belum
percaya diri dan malu untuk bertanya. Siswa masih merasa kesulitan
dalam membuat dan melaksanakan rencana pada langkah
penyelesaiannya karena pemahaman mereka untuk membuat rencana
penyelesaian dengan menerapkan konsep luas dan rumusnya masih
belum cermat kadang lupa rumus bahkan tertukar, dan saat
melaksanakan rencana seperti melakukan operasi hitung siswa masih
kurang teliti.
Berikutnya masih adanya tanggapan siswa yang merasa
bingung mengerjakan soal dengan banyak cara, menerapkan langkah-
langkah Polya yang menurut mereka susah dan sulit mempelajari
materi dengan strategi Polya ini karena setelah membaca soal untuk
memahami masalah siswa masih bingung menuliskan kembali dengan
kata-kata sendiri. Pada pernyataan terakhir sebesar 60 % atau sekitar
15 siswa memilih mengerjakan soal sendiri daripada kelompok karena
dalam diskusi kelompok pada siklus I siswa masih saling
mengandalkan (lihat lampiran 24).
5. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
menggunakan strategi pemecahan masalah Polya diperoleh nilai
62
terendah 20,83 dan nilai tertinggi 83,33. Untuk lebih jelasnya deskripsi
data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siklus I
No Nilai Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif (%)
1 20-30 2 2 8
2 31-41 1 3 4
3 42-52 2 5 8
4 53-63 8 13 32
5 64-74 4 17 16
6 75-85 8 25 32
Jumlah 25 100
Dari tabel 4.4 distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui
bahwa banyak kelas adalah 6 kelas dengan panjang interval 11.
Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada
rentang 53-63 dan 75-85 yaitu 32 % atau sebanyak 8 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kreatif
matematis, diperoleh nilai rata-rata sebesar 62,40, median sebesar
62,81, modus sebesar 59,10, varians sebesar 282,33 dan simpangan
baku sebesar 16,80 (lihat lampiran 16).
Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan
berpikir kreatif siswa pada siklus I ini masih belum menunjukan hasil
intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai
70. Sehingga tindakan siklus I masih perlu perbaikan untuk siklus
selanjutnya. Dari hasil perolehan nilai tes kemampuan berpikir kreatif
sebanyak 56 % yaitu 14 siswa dinyatakan belum tuntas karena belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), artinya hanya 44 %
atau sebanyak 11 siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan
tuntas dengan nilai diatas 70.
63
Adapun hasil tes kemampuan berpikir kreatif siklus I ini
disajikan dalam bentuk histogram dan polygon sebagai berikut:
Grafik 4.1
Grafik Poligon Dan Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik 4.1 menunjukan bahwa kurva memiliki
model miring positif, mempunyai ekor memanjang disebelah kanan.
Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai dibawah
rata-rata lebih banyak dari yang memperoleh nilai diatas rata-rata
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada siklus I
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya masih belum
mencapai intervensi yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan
melihat kemampuan berpikir kreatifnya hasilnya masih banyak siswa
yang kurang luwes menginterpretasi gambar dengan beragam cara
yang berbeda. Dalam memahami kalimat matematika dalam soal,
kurang jelas dalam membedakan informasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal, kurang lancar dalam mengubah kalimat cerita
menjadi kalimat matematika dengan kata-kata mereka sendiri, belum
kreatif dalam mengorganisasikan informasi atau data-data yang ada
dengan menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan
masalah dan kurang memperinci langkah-langkah penyelesaian.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20-30 31-41 42-52 53-63 64-74 75-85
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
64
Pada aktivitas ini hanya sebagian siswa pandai yang dapat
menggunakan berbagai macam cara yang berbeda dalam
menyelesaikan masalah. Sebagian siswa yang memiliki nilai di bawah
KKM terlihat mereka tidak menyelesaikan masalah dengan berbagai
macam cara bahkan terdapat siswa yang berpindah tenpat duduk untuk
melihat penjelasan dari siswa yang pandai.
c) Tahap Refleksi
Pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah Polya belum
maksimal dalam menunjukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran di
kelas. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang masih kurang mengerti
tentang strategi yang dipakai, kurang aktif, tidak serius ketika belajar dan
terlebih utama tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa belum mencapai
keberhasilan sesuai yang diharapkan.
Kekurangan lain yang terjadi pada siklus pertama adalah
pengaturan waktu pada kegiatan pembentukan kelompok maka peneliti
beranggapan diperlukan pembelajaran dengan pembagian kelompok
secara heterogen yang ditentukan peneliti agar siswa yang pandai juga
dapat membimbing siswa lainnya. Selain itu dapat mengefisiensi waktu
penentuan anggota kelompok karena tanpa perlu dilakukan proses
pembentukan kelompok seperti pertemuan sebelumnya. Hal ini
diharapkan agar siswa dapat berargumen secara aktif dan belajar untuk
menghargai argumen pendapat rekannya serta siswa mampu memberikan
macam-macam penafsiran atau interpretasi terhadap suatu gambar atau
objek, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda dalam
melakukan diskusi.
Berdasarkan hasil lembar observasi, angket, wawancara dan tes
akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diperoleh hasil analisis
kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan diiuraikan dalam tabel di
bawah ini:
65
Tabel 4.5
Hasil Refleksi Strategi Pemecahan Masalah Polya
No Kendala Perbaikan
1 Saat diskusi kelompok, dengan
pembagian kelompok atas pilihan
siswa sendiri dan tempat duduk yang
berdekatan kurang efektif sebab
siswa masih belum dapat bekerja
sama dengan baik bersama teman
sekelompoknya, masih saling
mengandalkan, banyak siswa yang
bercanda, mengobrol sehingga
suasana kelas ramai.
- Pembagian kelompok dilakukan peneliti
dengan membentuk kelompok heterogen
yang terdiri dari siswa berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah
- Peneliti dan observer lebih memantau
secara menyeluruh agar semua anggota
kelompok terlibat dalam kegiatan diskusi
- Peneliti lebih tegas mengkondisikan siswa
2 Keaktifan siswa pada kegiatan tanya
jawab, presentasi kelompok dan
pembahasan LKS didominasi hanya
siswa yang pintar sedangkan yang
lain cenderung diam, belum berani
mengungkapkan pendapatnya karena
malu dan enggan untuk bertanya
- Melakukan tanya jawab lisan di akhir
pembelajaran dengan menggajukan
beberapa pertanyaan kepada siswa secara
acak
- Diberikan arahan, motivasi dan reward
berupa hadiah bagi siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi
- Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi
maupun hasil pembahasan LKS dilakukan
bergilir pada anggota kelompok/siswa
yang belum pernah mempresentasikan
3 Siswa masih ragu, bingung dan
kesulitan menggunakan 4 langkah
Polya untuk menghasilkan cara atau
jawaban yang beragam dengan
memperinci langkah-langkah
penyelesaian
- Diberi penegasan kembali langkah-
langkah penyelesaian masalah Polya dan
pengarahan lebih dalam memberikan
alternatif jawaban lebih dari satu cara
yang beragam atau berbeda dengan
langkah-langkah terperinci.
66
Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kreatif
matematis, diperoleh nilai rata-rata sebesar 62,40. Perolehan rata-rata tes
siklus I belum sesuai intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-
rata kelas mencapai 70. Sehingga tindakan siklus I masih perlu perbaikan
untuk siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil jawaban yang diberikan siswa
masih sedikit yang menunjukan kemampuan berpikir kreatifnya. Siswa
masih ragu, bingung dan kesulitan menggunakan langkah Polya dalam
menyelesaikan soal dengan menghasilkan cara atau jawaban yang
beragam dan memperinci langkah-langkah penyelesaian.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I menunjukan bahwa perolehan
rata-rata aktivitas siswa siklus I pada saat proses pembelajaran matematika
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan dengan rata-rata persentase
keseluruhan sebesar 60,94 %. Walaupun rata-rata keseluruhan aktivitas
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada beberapa aspek yang
diamati dikategorikan baik akan tetapi angka tersebut belum mencapai
indikator yang ditentukan yaitu sebesar 70 %.
Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama proses
pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa sepenuhnya
menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa. Ada beberapa
siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan materi diantaranya
masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga
bentuk perhatian siswa untuk mencatat penjelasan yang disampaikan
peneliti masih sedikit. Beberapa siswa masih malu dan enggan bertanya
untuk mengeluarkan pendapatnya. Kegiatan diskusi kelompok masih
belum berjalan dengan lancar, beberapa kelompok belum bisa bekerja
sama dengan baik dan masih saling mengandalkan anggota kelompok
yang pintar.
Respon yang diberikan siswa selama pembelajaran siklus I masih
sedikit yang menyatakan respon positifnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil
67
wawancara beberapa siswa yang menyatakan bahwa pembelajarannya
susah dan soal-soal yang sulit. Sedangkan dari hasil angket hanya sebesar
69,33 % siswa yang menyatakan sikap positif terhadap pembelajaran
dengan menggunakan strategi pemecahan masalaah Polya ini.
Berdasarkan keseluruhan data pada pelaksanaan siklus I meliputi
hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang disertai hasil
aktivitas belajar siswa dan respon siswa melalui wawancara dan
perhitungan angket, dapat dikatakan belum mendukung efektivitas strategi
yang digunakan. Hal ini dikarenakan dari ketiga data tersebut belum
mencapai hasil intervensi yang diharapkan, sehingga tindakan siklus I
masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.
68
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang
didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap
pelaaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah
Polya.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar observasi,
lembar wawancara, lembar angket, lembar kerja siswa, lembar kerja
kelompok, ringkasan materi dan instrumen siklus II berupa soal tes
kemampuan berpikir kreatif siswa yang terdiri dari 5 butir soal.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini
pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengelola
kelas lebih baik, seperti mengoptimalkan waktu yang digunakan agar
pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah ini dapat selesai
sesuai alokasi waktu yang ditetapkan. Peneliti juga harus lebih tegas
dalam mengkondisikan kelas dan memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil jawaban pada LKS.
Pada kegiatan diskusi kelompok, peneliti memberikan pengarahan
lebih kepada siswa tentang cara berpikir dalam memahami, menemukan
dan memvisualisasikan bentuk bangun dengan menggunakan teknik
sederhana menutup sebagian gambar dengan bantuan telapak tangan, buku
maupun kertas untuk lebih mempermudah siswa mengidentifikasi satu
persatu dalam menentukan luas sebuah bangun datar dari gabungan
beberapa bangun datar, sehingga siswa diharapkan dapat memberikan
alternatif jawaban yang berbeda dan bervariasi. Selain itu siswa juga
diarahkan untuk lebih memperinci langkah-langkah penyelesaian dari
sebelumnya supaya dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis lebih baik dari siklus I.
69
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pertemuan keenam/ Sabtu, 7 Desember 2013
Kegiatan membuka pelajaran diawali dengan memberikan
salam dan memeriksa kehadiran siswa di kelas. Siswa yang tidak hadir
4 siswa, 2 siswa sakit dan 2 siswa izin. Dalam pelaksanaan
pembelajaran tak lupa peneliti selalu memberikan motivasi agar siswa
lebih bersemangat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran
seperti menyanyikan lagu maupun yel-yel yang menghibur.
Selanjutnya memberikan apersepsi dengan mengajukan sebuah
pertanyaan sebagai upaya membantu siswa untuk mengingat kembali
materi dan mengorientasikan siswa pada masalah serta
menginformasikan mengenai tujuan pembelajaran dan pokok bahasan
yang akan dibahas yaitu menghitung luas bangun datar jajar genjang
dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
jajar genjang.
Pada pertemuaan keenam ini, peneliti memberikan pengarahan
agar siswa semakin aktif, tertib dan lebih serius mengikuti kegiatan
pembelajaran agar proses pembelajaran di kelas lebih baik lagi dari
sebelumnya. Setelah penjelaskan materi dengan mendemonstrasikan
bersama siswa rumus turunan luas jajar genjang dari luas persegi
panjang pada ringkasan materi. Proses pembelajaran selanjutnya
peneliti mengulas dan menjelaskan kembali strategi pembelajaran
pemecahan masalah Polya dengan menjabarkan secara rinci uraian
langkah-langkah penyelesaian. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa
lebih paham dan lancar menerapkan setiap langkah Polya dalam
penyelesaian soal. Bentuk soal cerita yang peneliti berikan terkait
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diarahkan untuk membaca
soal dengan teliti dan berulang-ulang agar lebih mendalami dan
memahami benar maksud soal sehingga siswa dapat menjabarkan dan
menuliskan kembali secara rinci setiap langkah penyelesaian dengan
70
kalimatnya sendiri. Siswa juga diingatkan agar tidak asal-asalan dan
terburu-buru saat mengerjakan, selalu mengoreksi ulang kembali
jawaban dengan memeriksa hasil penafsiran dan perhitungan pada
langkah-langkah sebelumnya dengan teliti sampai membuat siswa
yakin jika hasil jawaban akhir yang diperoleh benar.
Seperti biasa peneliti membagikan LKS yang terdiri dari 2 soal
uraian untuk dikerjakan. Semua siswa terlihat sibuk dan lebih serius
menyelesaikan soal yang diberikan dengan langkah-langkah yang ada
pada lembar soal tersebut. Saat mengamati proses pengerjaan siswa,
peneliti melihat masih ada siswa yang mengalami kebingungan dalam
mengerjakan, akan tetapi banyak juga siswa yang sudah bisa dan
semangat dalam mengerjakan LKS.
Waktu yang diberikan dalam mengerjakan LKS yaitu 20 menit,
setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan LKS
yang diberikan. Peneliti menunjuk siswa untuk menuliskan jawaban di
depan kelas dan memberikan penjelasan kepada teman-temannya.
Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah lebih baik hampir semua
siswa memperhatikan penjelasan temannya yang maju, walaupun ada
juga siswa yang masih mengobrol namun peneliti dan observer
menanganinya dengan menegur.
Siswa diminta mengoreksi bersama dan menanggapi jawaban
temannya, disamping itu siswa mencatat hasil jawaban yang benar
pada buku tugas. Peneliti memberikan umpan balik dengan bertanya
kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan menanggapi
pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat. Dilanjutkan dengan
melakukan tanya jawab berupa kuis yang ditujukan kepada siswa
secara acak dan memberikan hadiah pada siswa yang bisa menjawab
dengan benar. Hal ini bertujuan untuk memancing siswa agar lebih
berani dan aktif di kelas.
71
Sebelum menutup pelajaran, siswa menyimpulkan bersama
materi yang telah dipelajari, kemudian peneliti menginformasikan
pada pertemuan berikutnya akan diadakan pembentukan kelompok
dengan anggota kelompok yang sudah ditentukan dan memberikan
tugas pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi yang akan
diajarkan dipertemuan berikutnya mengenai luas bangun trapesium.
2. Pertemuan ketujuh/ Selasa 10 Desember
Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran
diawali dengan memberikan motivasi, melakukan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan ini 2 siswa tidak
hadir karena sakit. Materi yang dibahas adalah menghitung luas bangun
datar trapesium dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas bangun datar trapesium. Penjelaskan materi dilakukan dengan
mendemonstrasikan bersama siswa rumus turunan luas trapesium dari
luas persegi panjang dan luas segitiga pada lembar uraian materi yang
terlebih dahulu telah dibagikan kepada siswa.
Sebagai pedoman perbaikan kelompok pada siklus II,
kelompok yang dibentuk heterogen dari segi kemampuan akademik
yaitu setiap kelompok terdiri atas siswa yang berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan.
Siswa dibentuk kelompok kecil untuk menyelesaikan lembar kerja
kelompok. Agar penggunaan waktu lebih efisien dan efektif, peneliti
memberikan pengarahan kepada siswa bahwa penggunaan waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan permasalahan secara berkelompok
dibatasi 15 menit. Agar dalam pembagian kerja diskusi kelompok
lebih efektif, diadakan penentuan ketua kelompok, pencatat sesuai
dengan kesepakatan kelompok. Akan tetapi dalam penyelesaian
masalah yang diberikan tetap dilakukan bersama melalui diskusi.
72
Dalam diskusi kelompok peneliti dan observer berkeliling
melakukan observasi terhadap kinerja dan perilaku siswa. Hal ini
bertujuan untuk mengamati proses diskusi dan hasil pekerjaan siswa
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Setelah semua
perwakilan kelompok mempresentasikan dan membahas hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas, siswa diminta mencatat semua cara
penyelesaian berbeda yang mereka temukan. Kemudian peneliti
memberikan beberapa cara penyelesaian tambahan.
Setelah diskusi kelas selesai dilaksanakan siswa mengerjakan
latihan soal secara individu pada LKS dengan langkah Polya,
Berdasarkan pengamatan peneliti saat berkeliling memberikan
bimbingan dan arahan, terlihat siswa sudah mulai menerapkan empat
langkah strategi pemecahan masalah Polya dengan baik karena siswa
sudah mulai terbiasa. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah mulai
mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari tidak banyak siswa
yang keluar dari tempat duduknya berjalan-jalan. Keadaan di kelas
sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai berjalan
baik.
Gambar 4.7
Aktivitas siswa saat pembelajaran di kelas pada siklus II
Jawaban siswa pada LKS sudah mampu menunjukan
kemampuan berpikir kreatif aspek berpikir rinci dengan menggunakan
penyelesaian pemecahan masalah Polya. Pada akhir pembelajaran
73
setelah peneliti melakukan tanya jawab berupa kuis secara acak, siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran
ditutup dengan doa dan informasi tentang pembelajaran matematika
untuk besok yaitu membahas luas bangun layang-layang.
3. Pertemuan kedelapan/ Rabu 11 Desember
Proses pembelajaran hari ini, peneliti membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada
pertemuan hari ini 24 siswa satu orang tidak masuk karena izin.
Peneliti memulai proses pembelajaran dengan melakukan apersepsi
yaitu mengingatkankan kembali pada materi luas bangun datar
sebelumnya kemudian peneliti menunjuk salah satu siswa untuk
mengambar bentuk bangun layang-layang.
Peneliti menjelaskan materi menentukan luas layang-layang
dengan mendemonstrasikan bersama siswa rumus turunan luas layang-
layang dari luas persegi panjang dan luas segitiga, dilanjutkan materi
memecahkan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
layang-layang menggunakan strategi pemecahan masalah Polya.
Memasuki kegiatan diskusi, Peneliti meminta siswa untuk
duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan
sebelumnya sehingga dalam berdiskusi tercipta suasana yang kondusif.
Selama diskusi berlangsung peneliti dan observer berkeliling untuk
memantau kelompok yang sedang berdiskusi. Saat diskusi berlangsung
suasana kelas terasa tenang dan terlihat setiap kelompok sibuk dengan
diskusi mereka. Masing-masing kelompok terlihat sudah menunjukan
kekompakan dan kerjasama yang baik dalam melakukan diskusi.
Presentasi dilakukan secara acak terhadap setiap anggota
kelompok yang belum pernah mempresentasikan hasil diskusi. Setelah
hasil diskusi dibahas dan dievaluasi bersama cara penyelesaian dengan
menggunakan alternatif jawaban yang berbeda, seperti biasa siswa
74
mengerjakan latihan soal pada LKS dengan rinci menggunakan
langkah pemecahan masalah Polya. Sebelum menutup pelajaran
peneliti memberikan penguatan materi dan dangan melakukan tanya
jawab, menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari pada
pertemuan hari ini. Selain itu peneliti juga menyarankan kepada siswa
untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
4. Pertemuan kesembilan/ Sabtu 14 Desember
Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan adalah
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar jajar
genjang, trapesium dan layang-layang. Siswa yang tidak hadir 1 siswa
tanpa keterangan. Pembelajaran dimulai memasuki jam kedua yaitu
pukul 08.25–09.35. Peneliti mengkondisikan siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan lebih baik, memberikan motivasi, mengingatkan
kembali materi yang sudah siswa pelajari sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum penjelasan dan mendemonstrasikan uraian materi,
guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang sudah
dibagi pada pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan pengarahan
agar proses pembelajaran siswa semakin aktif dan antusias dalam
menerapkan strategi pemecahan masalah Polya untuk menyelesaikan
soal cerita.
Peneliti dan observer membagikan lembar kerja kelompok,
tanpa intruksi dari peneliti siswa langsung berdiskusi dengan
kelompoknya. Siswa sudah mulai terbiasa dan lancar menerapkan
langkah-langkah pemecahan masalah Polya. Selama berjalanya diskusi
siswa terlihat lebih aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Rata-rata
siswa tidak bertanya mengenai langkah penyelesaian, cara atau rumus
dari materi yang telah diajarkan, melainkan siswa hanya ragu dan
75
ingin menyakinkan saja apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah
benar atau salah.
Dari hasil pengerjaan terlihat 5 kelompok semuanya sudah
mampu menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan
benar dan siswa sudah lebih menunjukan kemampuan berpikir
kreatifnya dengan menggunakan beragam cara penyelesaian,
walaupun ada yang masih sama dalam memberikan alternatif jawaban
dalam menghitung luasnya.
Pada akhir pembelajaran seperti biasanya guru memberikan
latihan soal pada lembar kerja siswa. Mengingat waktu yang diberikan
terbatas tanpa intruksi langsung dari peneliti siswa sudah terlihat
lancar menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya dan
lebih terperinci memberikan jawaban dalam mengerjakan soal.
Setelah membahas lembar kerja siswa, peneliti memberikan
kesempatan untuk kembali melakukan tanya jawab mengenai hal yang
belum mereka pahami. Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa
membuat kesimpulan mengenai pelajaran hari ini. Selanjutnnya
peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan
diadakan tes akhir mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya
sampai pertemuan hari ini.
5. Pertemuan kesepuluh/ Selasa, 17 Desember
Pada pertemuan hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus II
yang tujuannya untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa, apakah mengalami peningkatan dari siklus I atau
tidak. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memeriksa absensi dan
semua siswa tampak hadir untuk mengikuti tes. Tes berbentuk essay
dengan jumlah soal 5 yang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x
35 menit). Selama proses berlangsung terlihat ada perbedaan dengan
tes siklus I, dimana saat ini hampir seluruhnya siswa mengerjakan
76
sendiri meskipun ada sebagian kecil yang belum percaya diri untuk
mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit dan beberapa siswa ada
yang masih bercanda namun peneliti segera menegurnya.
Setelah waktu ujian habis siswa segera mengumpulkan lembar
tes jawaban, kemudian peneliti melakukan wawancara dengan siswa
untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang pembelajaran
matematika dalam penyelesaian soal dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah Polya.
Siswa dikatakan memahami masalah jika siswa mampu
mengemukakan data yang diketahui dan yang ditanyakan dari masalah
yang diberikan. Pada langkah kedua siswa mampu membuat
perencanaan jika siswa mampu membuat strategi yang akan dilakukan
terhadap masalah yang diberikan untuk merumuskan suatu rencana
pemecahan masalah. Pada langkah melaksanakan rencana siswa
melaksanakan rencana penyelesaian yang telah disusun untuk
memecahkan masalah yang diberikan. Selanjutkan pada langkah
terakhir yaitu meninjau kembali siswa meneliti kembali pada solusi
yang lengkap hasil yang telah dilakukan dengan mengecek setiap
langkah dan menelaah kembali langkah-langkah yang telah dilakukan
dalam pemecahan masalah.
c. Tahap Pengamatan
Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan lebih
baik, karena dari pembelajaran pertemuan terakhir sudah berjalan dengan
tertib dan lancar, tidak ada siswa yang keluar-keluar dari kelompok
belajarnya, siswa sudah mulai fokus dan mampu bekerja sama dalam
kelompoknya. Setiap siswa sudah tidak ragu mengerjakan soal dengan
berbagai alternatif jawaban dan siswa sudah mengerti cara penyelesaian
soal menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah polya.
1. Aktivitas Pembelajaran Siswa
77
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II
N
o Aspek yang diamati
Penilaian Total Ket
P5 P6 P7 P8
1 Memperhatikan
penjelasan guru 3 3 4 4 14
Sangat
Baik
2 Menjawab pertanyaan
guru 2 3 4 4 13
Sangat
Baik
3 Mengajukan
pertanyaan 3 3 3 3 12 Baik
4 Keterlibatan dalam
kegiatan belajar 4 3 3 4 14
Sangat
Baik
5 Memperhatikan/mengh
argai pendapat teman 4 4 4 4 16
Sangat
Baik
6 Ketertarikan pada
materi pembelajaran 2 3 4 4 13
Sangat
Baik
7 Mencatat penjelasan
yang disampaikan guru 3 3 3 3 12 Baik
8 Mengerjakan
tugas/latihan 3 4 4 4 15
Sangat
Baik
Total skor 24 26 29 30 109
Skor maksimal 32 32 32 32 128
Persentase (%) 75,00 81,25 90,63 93,75
Rata-rata (%) 85,16
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3 = Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan
bahwa semua komponen yang diamati berada dalam kategori baik
walaupun masih ada kekurangan yaitu pada saat diskusi kelompok
masih ada siswa yang tidak berani bertanya, dan masih ada dominasi
siswa yang berkemampuan tinggi dalam mengerjakan lembar kerja
kelompok tanpa melibatkan teman dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa persentase aktivitas
pembelajaran siswa dari pertemuan ke 6 sampai 9 mengalami
78
peningkatan. Terlihat pada setiap skor yang diberikan pada aspek yang
diamati menunjukan keseluruhan rata-rata presentase sebesar 85,16 %
diatas indikator yang diharapkan sebesar yaitu 70 %. Peningkatan rata-
rata presentase aktivitas siswa pada siklus II ditunjukan dengan
meningkatnya perolehan nilai beberapa aspek aktivitas yang diamati
seperti pada aspek memperhatikan penjelasan guru siklus I dari
kategori baik menjadi sangat baik pada siklus II, terlihat dimana siswa
sudah mulai fokus terhadap materi yang diajarkan guru. Pada aspek
menjawab pertanyaan menunjukan peningkatan dari baik menjadi
sangat baik, siswa yang menjawab pertanyaan sekarang sudah tidak
didominasi siswa yang pintar saja tetapi hampir semua siswa berani
menjawab pertanyaan karena pertanyaan diajukan guru secara acak
dan bergilir sehingga semua siswa mempunyai kesempatan menjawab
pertanyaan baik dalam mempresentasikan jawaban diskusi kelompok,
membahas LKS, dan kegiatan tanya jawab guru pada saat apersepsi
maupun konfirmasi.
Peningkatan aktivitas yang cukup signifikan terlihat pada
mengajukan pertanyaan pada siklus II dalam kategori baik dari
sebelumnya berkategori cukup. Kegiatan siswa mengajukan
pertanyaan selama di kelas pada siklus I yang masih didominasi siswa
yang pintar, namun pada siklus II tidak terlihat lagi karena peneliti
berusaha memancing pertanyaan pada semua siswa dengan
memberikan kesempatan dengan menunjuk siswa secara acak dan rata
untuk berani mengungkapkan pendapatnya secara lisan dan berani.
Pemberian berupa reward dari peneliti berupa hadiah bagi siswa yang
berani mengajukan pertanyaan, dan pemberian bintang ternyata cukup
memberikan pengaruh pada aktivitas siswa dalam mengajukan
pertanyaan.
Keterlibatan siswa pada pembelajaran terlihat sangat baik,
hampir semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran dikelas
79
melalui kegiatan berdiskusi, mengerjakan LKS dan sebagainya karena
peneliti beserta observer membimbing dan memantau jalannya proses
pembelajaran dengan lebih tegas dengan memberikan sanksi berupa
pengurangan nilai pada siswa yang tidak ikut berdiskusi kelompok
atau mengerjakan LKS.
Aktivitas siswa memperhatikan atau menghargai pendapat
teman berdasarkan data tabel meunjukan hasil yang sangat baik, hal
ini terlihat saat proses jalannya kegiatan diskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi perkelompok semua siswa menghargai
hasil diskusi kelompok lainnya.
Ketertarikan siswa pada materi pembelajaran berdasarkan data
tabel mengalami peningkatan dari kategori baik pada siklus I dengan
perolehan nilai keseluruhan 9 menjadi 13 termasuk dalam kategori
sangat baik pada siklus II. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai
terbiasa menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah Polya
dalam menyelesaikan soal dengan beragam cara yang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Pada siklus I masih banyak siswa yang tidak mencatat materi
yang penting, maka pada siklus II ini jauh lebih baik karena siswa
mencatat hasil diskusi, mencatat hasil pembahasan LKS dan mencatat
materi tambahan yang diberikan oleh peneliti. Pada saat mengerjakan
tugas atau latihan yang diberikan peneliti awalnya pada siklus I siswa
masih terlihat bingung bahkan hanya mengerjakan soal-soal yang
dianggap mudah saja dan masih salah pada penempatan langkah
Polya. Pada siklus II ini siswa sudah mau mengerjakan tugas atau
latihan secara berkelompok maupun individu dengan baik dan
bertanggung jawab. Hal ini terlihat saat siswa mau bekerja sama
mengerjakan lembar kerja kelompok dan mengerjakan lembar kerja
siswa yang diberikan peneliti sebagai bahan penilaian.
80
2. Aktivitas Pembelajaran Guru (Peneliti)
Hasil kegiatan pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh
observer (guru bidang studi matematika) yang memberi penilaian
terhadap seluruh aktifitas peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung di kelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Penilaian
Total Ket P5 P6 P7 P8
1 Membuka pelajaran 4 4 4 4 16 Sangat Baik
2 Merumuskan tujuan 4 4 4 4 16 Sangat Baik
3 Penguasaan materi 4 4 4 4 16 Sangat Baik
4 Mengajukan pertanyaan 3 3 4 4 14 Sangat Baik
5 Memotivasi siswa 3 3 3 4 13 Sangat Baik
6 Memilih media 3 3 3 3 12 Baik
7 Pengelolaan kelas 3 3 3 4 13 Sangat Baik
8 Pengaturan kelompok 4 4 4 4 16 Sangat Baik
9
Membimbing dan
memonitor siswa dalam
belajar
4 4 4 4 16 Sangat Baik
10 Pemberian tugas/latihan 3 4 4 4 15 Sangat Baik
11 Menyusun alat evaluasi 3 4 4 4 15 Sangat Baik
12 Menutup pelajaran 4 4 4 4 16 Sangat Baik
Total skor 42 44 45 47 178
Skor Maksimal 48 48 48 48 192
Persentase (%) 87,50 91,67 93,75 97,90
Rata-rata (%) 92,71
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3 = Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16
Berdasarkan tabel 4.7 terkait dengan hasil observasi kegiatan
aktifitas mengajar, peneliti sudah mengikuti setiap aspek yang
diamati dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah
yang tersusun di dalam RPP. Sesuai dengan data yang diperoleh
81
dapat diketahui bahwa hasil rata-rata aktifitas mengajar peneliti pada
siklus II mengalami peningkatan rata-rata presentase menjadi 92,71
% yang menunjukan rata-rata keseluruhan dalam kategori “Sangat
Baik”.
3. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran pada akhir
tes siklus II selesai. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
respon dan ketertarikan siswa terhadap strategi pemecahan masalah
Polya. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan tingkat kemampuan siswa dalam belajar
matematika yang dipilih secara acak.
Berdasarkan hasil wawancara pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa berkomentar positif terhadap strategi
pembelajaran yang dilakukan peneliti. Pembelajaran menggunakan
strategi pemecahan masalah Polya dirasa bagus, lebih menyenangkan
dan membuat lebih bersemangat. Siswa yang berkemampuan tinggi
dan sedang rata-rata sudah tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan langkah penyelesaian karena sudah terbiasa, sedangkan
siswa yang berkemampuan rendah masih terkendala pada proses
perhitungan yang merupakan salah satu langkah penyelesaian dalam
melaksanakan rencana.
Hal lain dari hasil wawancara menunjukan siswa sudah dapat
menggunakan langkah-langkah strategi pemecahan masalah Polya
untuk dapat menyelesaikan soal secara terperinci dan dengan cara
yang berbeda dalam memberikan jawaban lebih dari satu cara.
Menurut sebagian siswa strategi pembelajaran ini juga dirasa sudah
layak atau pantas diterapkan dalam pembelajaran matematika
disekolah, namun waktunya perlu ditambah lagi. Siswa yang
82
berkemampuan rendah bisa terbantu belajar lebih baik dengan bekerja
sama teman lainnya melalui kegiatan diskusi kelompok.
4. Hasil Angket
Setelah data hasil angket siswa pada siklus II dianalisis,
langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan data tersebut dengan
mencari jumlah rata-rata nilai presentase respon siswa terhadap
strategi pembelajaran masalah Polya. Berikut presentase jawaban
hasil angket yang diperoleh dari 15 butir pernyataan yang dijabarkan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Angket Siklus II
Kategori No
Pernyataan
Alternatif Jawaban Rata-rata
(%) Ya Tidak
Positif 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12 195 - 86,67
- 30 13,33
Jumlah 225
Negatif 1, 7, 11, 13, 14, 15 44 - 29,33
- 106 70,67
Jumlah 150
Dari 25 siswa yang melakukan pengisian angket, sebagian
besar siswa menunjukan tanggapan maupun respon positif terhadap
pembelajaran menggunakan startegi pemecahan masalah Polya
dengan peningkatan rata-rata presentasi respon jawaban positif
sebesar 86,67 %. Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal dan
mulai terbiasa menggunakan strategi pemecahan masalah Polya
dengan menerapkan langkah-langkah penyelesaiannya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
5. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tahap pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat
dikatakan lebih baik. Dari hasil rata-rata tes kemampuan berpikir
83
kreatif siklus II diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi
mencapai nilai maksimal yaitu 100. Untuk lebih jelasnya, deskripsi
data hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siklus II
No Nilai Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif (%)
1 40-51 2 2 8
2 52-63 4 6 16
3 64-75 6 12 24
4 76-87 2 14 8
5 88-99 7 21 28
6 100-111 4 25 16
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diinterpretasikan bahwa
banyak kelas adalah 6 kelas dengan panjang interval 12. Sedangkan
skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 88-99
yaitu 28 % atau sebanyak 7 siswa. Hasil perhitungan tes kemampuan
berpikir kreatif matematis pada siklus II mengalami peningkatan,
diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,10, median sebesar 78,50, modus
sebesar 95,00 varians sebesar 372,00 dan simpangan baku sebesar
19,29 (lihat lampiran 16).
Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan
berpikir kreatif siswa pada siklus II ini sudah menunjukan hasil
intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai
70. Sehingga tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II
karena sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Dari hasil
perolehan nilai tes kemampuan berpikir kreatif sebanyak 28 % yaitu 7
siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria
84
0
1
2
3
4
5
6
7
8
40-51 52-63 64-75 76-87 88-99 100-111
Fre
kuen
si
Interval Kelas
Ketuntasan Minimal), sisanya sebanyak 72 % yaitu 18 siswa yang
sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 70
(lihat lampiran 17).
Adapun hasil tes kemampuan berpikir kreatif siklus II ini
disajikan dalam bentuk histogram dan polygon sebagai berikut:
Grafik 4.2
Grafik Poligon Dan Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram 4.2 menunjukan bahwa kurva memiliki
model miring negatif dengan ekor memanjang disebelah kiri, yang
berarti bahwa siswa yang mempunyai nilai diatas rata-rata lebih
banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah
rata-rata.
d. Tahap Refleksi
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan strategi
pemecahan masalah Polya yang diterapkan pada konsep luas bangun datar
dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
yang dilakukan oleh peneliti telah sesuai dan membuat siswa lebih
sistematis dalam mengerjakan soal dan mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika, walaupun
85
dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan tetapi hal tersebut dapat
teratasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya dengan kegiatan refleksi
pada setiap siklusnya.
Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan kolabolator setelah
melakukan proses pembelajaran dengan melihat kondisi kelas yang
terjadi. Berdasarkan hasil analisis pada observasi, wawancara dengan
siswa, angket dan tes kemampuan berpikir kreatif siswa ditemukan
peningkatan dan perbaikan yang cukup signifikan diantaranya, respon
siswa yang merasa pembelajaran melalui strategi pemecahan masalah
Polya berlangsung lebih menarik menyenangkan, lebih semangat dan
dapat diikuti dengan mudah. Hal ini dinyatakan adanya bukti respon siswa
melalui wawancara.
Aktivitas pembelajaran siswa dengan pendekatan pemecahan
masalah sudah menunjukan kategori sangat baik dengan rata-rata
presentase 85,16 % dari hasil intervensi yang diharapkan mencapai 70 %
rata-rata keseluruhan aktivitas siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa
juga menunjukan hampir seluruh siswa lebih mudah memahami soal
pemecahan masalah konsep luas bangun datar dengan menggunakan
strategi pemecahan masalah Polya. Selama pembelajaran aktivitas siswa
baik secara berkelompok dengan beranggotakan siswa dengan
kemampuan heterogen maupun individu sudah berjalan dengan lancar.
Kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tertib dan
kondusif dengan masing-masing anggota kelompok antusias menjawab
soal. Tanggung jawab masing-masing individu dalam kelompok juga
sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai saja
untuk menemukan jawaban dengan beragam cara mereka sendiri sehingga
lebih fleksibel. Siswa sudah tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan
soal pemecahan masalah dengan menggunakan strategi Polya pada lembar
kerja kelompok dan LKS yang diberikan. Siswa terlihat sudah memiliki
proses berpikir yang menghasilkan jawaban penyelesaian yang berbeda-
86
beda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya. Pada siklus II peneliti
hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih banyak melibatkan siswa
dalam mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman diskusi dan
hanya perlu memberi penguatan-penguatan terhadap materi atau konsep
yang belum dipahami.
Perolehan rata-rata tes akhir kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa siklus II telah mencapai kriteria dari batas yang
ditetapkan yaitu sebesar 79,10 dari kriteria ketercapaian minimal nilai
rata-rata kelas sebesar 70,00. Adapun skor tiap indikator berpikir kreatif
juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya sehingga
menunjukan bahwa data-data yang dikumpulkan telah mengalami
peningkatan dan menyebabkan indikator keberhasilan tercapai. Oleh
karena itu penelitian tindakan kelas ini diberhentikan sampai dengan
siklus II.
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil analisis pemberian tindakan
menggunakan strategi pemecahan masalah Polya mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa serta mampu mengubah strategi
pembelajaran yang selama ini digunakan. Selain itu strategi pembelajaran ini
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa pada siklus I masih belum mencapai keberhasilan, misalnya
masih terdapat siswa yang belum memahami soal dengan baik, masih salah
dalam menentukan ukuran panjang, operasi hitung dan rumus luas bangun
datar, serta belum mampu menyelesaikan dengan beragam cara yang berbeda.
Hal ini mungkin dikarenakan siswa belum terbiasa dengan strategi
pembelajaran yang baru, pengkondisian kelas yang belum maksimal karena
perlunya penyesuaian dengan keadaan kelas terlebih dahulu, kurangnya
optimalisasi waktu yang tersedia dalam mengerjakan soal. Selain itu beberapa
87
siswa masih malu dan belum percaya diri menyatakan pendapat, ide, dan
pertanyaan kepada guru maupun sesama teman.
Berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus II proses pembelajaran
sudah berjalan dengan baik dan tertib. Dari keseluruhan aspek aktivitas siswa
yang diamati terlihat perbedaan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.
Berikut analisis untuk data peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dari
hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4.10
Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa
Siklus I dan Siklus II
No Aspek yang diamati
Siklus I Siklus II
Skor
Total Ket
Skor
Total Ket
1 Memperhatikan penjelasan guru 10 Baik 14 Sangat Baik
2 Menjawab pertanyaan guru 10 Baik 13 Sangat Baik
3 Mengajukan pertanyaan 7 Cukup Baik 12 Baik
4 Keterlibatan dalam kegiatan
belajar 11 Baik 14 Sangat Baik
5 Memperhatikan/menghargai
pendapat teman 12 Baik 16 Sangat Baik
6 Ketertarikan pada materi
pembelajaran 9 Baik 13 Sangat Baik
7 Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru 9 Baik 12 Baik
8 Mengerjakan tugas/latihan 10 Baik 15 Sangat Baik
Total skor 78 109
Skor maksimal 128 128
Rata-rata presentase (%) 60,94 85,16
Skala skor total:
Kurang Baik = 1 – 4
Cukup Baik = 5 – 8
Baik = 9 – 12
Sangat Baik = 13 – 16
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukan peningkatan rata-rata
presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,94%. Sedangkan setelah
tindakan siklus II diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa sebesar 85,16
%. Perbedaan aktivitas siswa terlihat pada tiap aspek yang diamati pada siklus
88
II yang menunjukan peningkatan penilaian skor total aktivitas siswa dari
kategori cukup baik menjadi kategori baik maupun kategori baik menjadi
kategori sangat baik.
Sedangkan analisis data untuk kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada siklus II menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Berikut
ini disajikan data hasil statistik deskriptif peningkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa menggunakan strategi pemecahan masalah Polya antara siklus I
dan siklus II, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan
kemampuan berpikir kreatif matematus siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa
Statistik Siklus I Siklus II
Mean 62,40 79,10
Median 62,81 78,50
Modus 59,10 95,00
X max 83,33 100,00
X min 20,83 40,00
Varians 282,33 372,00
Simpangan Baku (S) 16,80 19,29
Tabel 4.11 menunjukan perbedaan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa pada siklus I dan siklus II, yaitu dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata di siklus I sebesar 62,40. Sedangkan setelah
tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa sebesar 79,10. Peningkatan hasil tes kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa juga terlihat pada perolehan nilai terendah siklus I
adalah 20,83, sedangkan pada siklus II didapat nilai terendah adalah 40. Nilai
tertinggi pada siklus I adalah 83,33 sedangkan pada siklus II nilai tertinggi
diperoleh dengan skor maksimal yaitu 100.
Ditinjau dari tiap indikator kemampuan berpikir kreatif matematis
deskripsi data disajikan pada tabel berikut:
89
Tabel 4.12
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tes Siklus I dan Tes Siklus II
No Indikator
Tes Siklus 1 Tes Siklus 2
Skor
ideal Mean SD (%)
Skor
ideal Mean SD (%)
1 Flexibility 8 4,72 1,25 59,00 12 9,08 2,24 75,67
2 Elaboration 16 10,36 3,58 64,75 8 6,68 1,85 83,50
Tabel 4.12 menunjukan bahwa terdapat 2 indikator kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa yang diukur yaitu flexibility dan elaboration.
Setiap indikator memiliki skor yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap
indikator diwakili oleh soal yang jumlahnya berbeda (lihat lampiran 21 dan
22). Terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus II telah
mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif tersebut
terlihat dalam indikator berpikir luwes (flexibility) pada siklus I dengan
presentase sebesar 59,00 % menjadi 75,67 %. Sedangkan indikator berpikir
terperinci (elaboration) pada siklus I sebesar 64,75 % menjadi 83,50 % pada
siklus II. Hal ini menunjukan bahwa indikator kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa dalam memberikan alternatif jawaban yang berbeda-beda
maupun bervariasi dan mengerjakan dengan langkah-langkah terperinci
meningkat. Oleh karena itu strategi pemecahan masalah Polya efektif dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
C. Pembahasan
Sebelum penerapan strategi pemecahan masalah Polya kemampuan
berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah, hal ini didasarkan pada hasil
wawancara dengan guru menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatifnya
belum begitu bagus atau dengan kata lain masih rendah. Selanjutnya dari hasil
pengamatan guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran matematika. Soal-soal yang diberikan guru tergolong
90
mudah dan kurang bervariasi atau soal-soal rutin saja sehingga siswa tidak
terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit dan
berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga dari cara mengerjakanpun
siswa belum menunjukan kemampuan berpikir kreatifnya. Sikap siswa
cenderung masih banyak yang bercanda dan mengobrol dengan temannya saat
pembelajaran. Sehingga peneliti menghendaki untuk memperbaiki proses
pembelajaran matematika dengan menggunakan startegi pemecahan masalah
Polya agar kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat.
Dengan menerapkan strategi pemecahan masalah Polya yang meliputi
4 langkah penyelesaian yaitu langkah pertama, memahami masalah. Pada
langkah ini siswa dilatih untuk dapat menemukan sendiri informasi yang
diberikan serta hal yang ditanyakan dalam soal, sehingga pada langkah ini
siswa semakin terlatih dan terbiasa untuk membaca dan memahami sendiri
soal yang diberikan serta memahami apa yang mereka tulis. Langkah kedua
membuat rencana, pada langkah ini siswa dilatih untuk menemukan sendiri
kata kunci yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal, membuat sketsa
gambar untuk mempermudah memahami soal, membuat model matematika
atau persamaan dari soal yang diberikan, maupun menggunakan rumus dalam
penyelesaiannya.
Langkah ketiga, melaksanakan rencana. Pada langkah ini siswa dilatih
untuk menggunakan kemampuan berhitungnya serta menerapkan konsep
dasar yang telah diajarkan sehingga memperoleh solusi dari soal yang
diberikan. Langkah terakhir, solusi yang telah diperoleh pada langkah ketiga
diperiksa kembali kebenarannya dengan bergerak mundur dari hal-hal yang
diketahui diawal. Langkah ini melatih ketelitian siswa dalam melakukan
perhitungan dan proses penyelesaian soal. Pada langkah ini siswa juga dilatih
untuk menerjemahkan kembali hasil perhitungan yang diperoleh dengan
menarik kesimpulan jawaban dan meyakinkan jawaban dengan menuliskan
pernyataan benar atau memberi tanda cheklist.
91
Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat membuat siswa lebih kreatif
dalam dan berguna bagi siswa dalam menyelesaikan masalah. Sebab dalam
praktiknya siswa harus terlebih dahulu mengidentifikasi informasi-informasi
yang ada dalam soal. lalu menganalisisnya dan kemudian siswa memodifikasi
informasi yang ada atau diketahui tersebut hingga menjadi pertanyaan atau
jawaban yang diselesaikan melalui ide-ide yang muncul dengan luwes dan
terperinci.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I pengkondisisan kelas belum
berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang mengobrol, bermain bahkan
berjalan-jalan di kelas. Beberapa siswa masih malu dan enggan bertanya
untuk mengeluarkan pendapatnya. Kegiatan diskusi kelompok masih belum
berjalan dengan lancar, beberapa kelompok belum bisa bekerja sama dengan
baik dan masih saling mengandalkan anggota kelompok yang pintar.
Perolehan rata-rata tes siklus I belum sesuai intervensi yang
diharapkan, jawaban yang diberikan masih sedikit yang menunjukan
kemampuan berpikir kreatifnya. Siswa masih ragu, bingung dan kesulitan
menggunakan 4 langkah Polya dalam menyelesaikan soal dengan
menghasilkan cara atau jawaban yang beragam dengan memperinci langkah-
langkah penyelesaian
Respon yang diberikan siswa selama pembelajaran siklus I masih
sedikit yang menyatakan respon positifnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara beberapa siswa yang menyatakan bahwa pembelajarannya susah
dan soal-soal yang sulit. Sedangkan dari hasil angket hanya sebesar 69,33 %
siswa menyatakan sikap positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan
strategi pemecahan masalaah Polya ini.
Pada pelaksanaan siklus II setelah tindakan perbaikan secara
keseluruhan data untuk mendukung efektivitas strategi yang digunakan telah
mengalami peningkatan. Diantaranya peningkatan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang disertai peningkatan aktivitas belajar dan sikap
92
positif siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah Polya.
Penggunaan strategi ini dalam kegiatan belajar mengajar pokok
bahasan menghitung luas bangun datar dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun datar untuk mendorong siswa menggunakan
kemampuan berpikir kreatifnya dalam memikirkan untuk menjawab soal
dengan cara yang berbeda dan menyelesaikan secara terperinci dengan 4
tahapan penyelesaian yang sistematis dan berurutan memberikan pengalaman
baru bagi siswa dalam belajar matematika. Mereka terbiasa menjawab soal
dengan strategi pemecahan masalah dalam belajar matematika.
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terlihat dari hasil rata-
rata kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sebesar 62,4 menjadi 79,1 pada siklus II. Dan diperoleh dari presentase tiap
indikator berpikir kreatif yang diujikan tiap akhir siklus, indikator berpikir
luwes (flexibility) pada siklus I dengan presentase sebesar 59,00 % menjadi
75,67 %. Sedangkan indikator berpikir terperinci (elaboration) pada siklus I
sebesar 64,75 % menjadi 83,50 % pada siklus II
Sedangkan untuk hasil keseluruhan rata-rata presentase aktivitas siswa
telah masuk pada kategori sangat baik. Selama siklus II, siswa mulai
menunjukan sikap antusias dalam belajar, siswa mulai merespon
pembelajaran yang dberikan peneliti dengan memperhatikan penjelasan
peneliti, memberi tanggapan pada kelompok lain, tidak malu dan takut untuk
bertanya ketika mengalami kesulitan mengerjakan soal.
Salah satu hal yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran
menggunakan strategi ini adalah aktivitas belajar yang lebih menyenangkan,
siswa bisa saling bekerja sama saling membantu dalam mengerjakan soal,
diskusi, pemberian reward atas apa yang mereka kerjakan sehingga membuat
lebih bersemangat. Pada siklus II metode pembagian kelompok secara
heterogen mampu memfasilitasi keinginan siswa untuk bertukar pikiran dan
mampu bekerja sama dengan baik bersama kelompoknya dalam mencari
93
alternatif jawaban maupun penyelesaian soal matematika yang disajikan
dalam lembar kerja kelompok.
Ketertarikan siswa dalam belajar secara kelompok juga akan berimbas
pada kemampuan berpikir kreatifnya karena dalam belajar kelompok dapat
melatih kerja sama untuk saling bertukar pikiran mengenai cara penyelesaian
yang berbeda-beda. Sedangkan bentuk ketertarikan tiap individu siswa dapat
dilihat dari apa yang dilakukan siswa untuk mencari penyelesaian dengan
memperinci langkah-langkah penyelesaian yang disajikan dalam LKS.
Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa
mengalami peningkatan yang ditunjukan dengan rata-rata presentase pada
siklus I sebesar 60,94% menjadi 85,16 %. Peningkatan aktivitas siswa terlihat
pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan
penilaian jumlah aktivitas siswa dari kategori baik menjadi kategori sangat
baik.
Selanjutnya peningkatan pada sikap positif siswa berdasarkan
penemuan peneliti selama proses pembelajaran terdapat tanggapan-tanggapan
siswa berupa hasil pengamatan melalui wawancara terkait dengan pengunaan
strategi ini bahwa pembelajaran menyenangkan, lebih semangat dan dapat
diikuti dengan mudah. Selain itu berdasarkan hasil angket terkait penggunaan
strategi pemecahan masalah polya dalam menyelesaikan soal bentuk gambar
maupun cerita, siswa memberikan respon positif lebih lebih banyak daripada
respon negatif. Data respon positif diperkuat dari perolehan rata-rata
presentase hasil perhitungan angket yang menunjukan peningkatan jawaban
siswa dengan respon positif sebesar 69,33 % pada siklus I menjadi 86,67 %
pada siklus II.
Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif matematis yang
diteliti yaitu kemampuan berpikir luwes (flexibility) dan berpikir terperinci
(elaboration). Berikut ini beberapa contoh jawaban siswa yang memenuhi
aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dengan langkah Polya dalam
94
menyelesaikan masalah pada Tes Siklus I dan Tes Siklus II berdasarkan
indikator-indikatornya:
1. Indikator berpikir terperinci (elaboration)
Gambar 4.8
Contoh jawaban tes siklus I
Berdasarkan gambar 4.7 contoh jawaban diatas, dapat dilihat
kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator berpikir terperinci
menunjukan bahwa siswa sudah mampu menjawab soal dengan
menambah dan memperinci jawaban dalam menerapkan langkah Polya
dengan proses perhitungan dan hasilnya benar.
95
2. Indikator berpikir luwes (flexibility)
a) b) c)
Gambar 4.9
Contoh jawaban tes siklus II
Dari contoh jawaban pada gambar 4.8 diatas terlihat siswa
sudah mampu menjawab soal dengan memberikan beberapa cara
berbeda (fleksibel). Namun, pada bagian c dengan perolehan skor 3
menunjukan siswa sudah memberikan jawaban lebih dari satu cara
(beragam) tetapi masih terdapat kekeliruan pada proses perhitungan
sehingga hasil jawaban akhir yang diberikan salah.
96
a) b) c) d)
Gambar 4.10
Contoh jawaban tes siklus II
Berdasarkan keseluruhan contoh jawaban tes kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa siklus II indikator berpikir luwes pada
gambar 4.8 dan 4.9, dapat dilihat bahwa siswa sudah mampu
menjawab soal dengan memberikan beberapa cara berbeda (fleksibel)
dalam menghitung luas bangun datar dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah Polya.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan startegi pemecahan masalah
Polya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hal
ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa disetiap siklusnya yang menunjukan hasil rata-rata tes siklus I sebesar
62,4 menjadi 79,1 pada tes siklus II.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan strategi pemecahan
masalah Polya dari hasil pengamatan keseluruhan aktivitas siswa mengalami
peningkatan yang menunjukan rata-rata presentase pada siklus I sebesar 60,94
% menjadi 85,16 % pada siklus II. Hal ini juga berdampak pada tiap-tiap
aspek aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari kategori baik menjadi
kategori sangat baik.
3. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan
startegi pemecahan masalah Polya. Sebagian besar siswa merasa
menyenangkan, lebih semangat, lebih mudah menyelesaikan soal karena
membuat siswa berpikir lebih sistematis, luwes dan terperinci dalam
menyelesaikan soal. Sedangkan respon siswa berdasarkan rata-rata presentase
angket menunjukan kategori positif siklus I sebesar 69,33 % meningkat pada
siklus II menjadi 86,67 %.
B. Saran
Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa dalam pembelajaran matematika
2. Strategi pemecahan masalah Polya diharapkan dapat dijadikan strategi
pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan dalam kelas agar siswa terbiasa
berpikir secara sistematis dan kreatif dalam penyelesaian masalah
98
3. Sebaiknya lebih sering digunakan dalam proses pembelajaran matematika
terutama materi soal cerita, bangun datar agar siswa terbiasa berpikir secara
sistematis dan kreatif dalam penyelesaian masalah.
4. Dengan adanya beberapa keterbatasan penelitian ini, maka disarankan ada
penelitian lanjut yang meneliti aspek berpikir kreatif lainnya yaitu berpikir
lancar dan berpikir orisinal
99
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Arikunto, Suharsimi., dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2011.
-------. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
De Bono, Edward. Revolusi Berpikir Edward de Bono, Bandung: Kaifa, 2007.
Dwirahayu, Gelar, (eds.)., Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran
Matematika dan Sains Dasar: Sebuah Antologi”, Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007.
Ghony, Djunaidy. Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press,
2008.
Heruman. Model Pembelajaran Matematika, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Marlina, Leni. Penerapan Langkah Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Keliling dan Luas Persegi Panjang, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika,
Vol.01, 2013.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
-------, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT
Gramedia, 1992.
Ngalimun, dkk., Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas,
Yogyakarta:Aswaja ,2013.
Polya, G. How To Solve It : A New Aspect Of Mathematical Method New
Jersey: Princeton University Press, 1973.
100
Rachmawati, Yeni., dan Kurniati, Euis. Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta: Kencana, 2010
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana, Ed. 1. Cet.8, 2011.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press,
2011.
-------. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA UPI, 2001.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, Bandung:Alfabeta, 2010.
Suwangsih, Erna., dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika,
Bandung:UPI Press, 2006.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung,:PT Remaja Rosda Karya, 2010.
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gitamedia Press, 2006.
Tim Pustaka Familia. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya,
Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Tirtaraharja, Umar., dan Sulo, S.L La. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005.
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) Teori dan Praktik, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
101
Winarni, Endang Setyo., dan Harmini, Sri. Matematika untuk PGSD,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
102
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Al-Mursyidiyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / I (Satu)
Pertemuan ke : I – 8 (8 kali pertemuan)
Alokasi Waktu : 16 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
bangun datar
C. Pertemuan Pembelajaran
Siklus I
Pertemuan ke- 1 :
I. Indikator :
1. Menghitung luas bangun datar persegi panjang
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar persegi
panjang
II. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menghitung luas bangun datar persegi panjang dengan benar
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar persegi panjang dengan tepat
III. Materi Ajar
Luas bangun datar persegi panjang
IV. Langkah-langkah pembelajaran
5. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk
memotivasi siswa
Apersepsi : untuk penggalian konsep
awal guru mengulas materi sebelumnya
dan mengajukan pertanyaan apa yang
diketahui siswa mengenai: “apa yang
kalian ketahui tentang bangun datar?,
Menjawab salam dan berdoa serta
menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
103
macam bangun datar?, luas bangun
datar?”
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menyimak dan menyiapkan buku
tugas matematika
6. Kegiatan Inti
Eksplorasi (25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media bentuk bangun datar
persegi panjang dari kertas origami
Menjelaskan dan mengingatkan kembali
tentang menemukan luas persegi panjang
(konsep dan rumus)
Memberikan 1 contoh soal cerita terkait
materi luas bangun datar persegi panjang
Meminta seluruh siswa mengerjakan soal
tersebut di buku tulis masing-masing
Meminta salah satu siswa untuk memaparkan
penyelesaikan soal tersebut di papan tulis
Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
Menjelaskan cara penyelesaian masalah
terkait luas bangun datar persegi panjang
dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
7. Melakukan perhitungan
8. Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Memperhatikan media
Memperhatikan, membaca
ringkasan materi dan
menjelaskan kembali
Memperhatikan soal yang
diberikan
Mengerjakan soal tersebut
Memaparkan hasil
pekerjaannya
Mengevaluasi jawaban
Memperhatikan penjelasan
guru terkait penyelesaian
masalah
Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Untuk lebih memahami apa yang telah
diajarkan, guru memberikan tugas individu
pada tiap siswa untuk mengerjakan tugas
Mengerjakan Lembar Kerja
Siswa 1 dengan langkah-
langkah pemecahan masalah
104
yang ada di Lembar Kerja Siswa 1, adapun
siswa diajak mengerjakan dengan
menggunakan strategi pemecahan masalah
polya
Memberikan bimbingan dan arahan selama
siswa mengerjakan tugas
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru bersama siswa membahas hasil
jawaban dari lembar kerja siswa
polya
Memperhatikan arahan dan
bimbingan guru
Mengumpulkan hasil pekerjaan
Membahas bersama jawaban
pada lembar kerja siswa
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan
guru
9. Kegiatan Akhir ( 5 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk ketua
kelas untuk memimpin do’a dan memberi
salam
Menyimpulkan materi yang
telah dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Membaca hamdallah, berdoa
dan menjawab salam
Pertemuan ke-2
I. Indikator :
1. Menghitung luas bangun datar persegi
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar persegi
II. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menghitung luas bangun datar persegi dengan benar
105
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar persegi dengan tepat
III. Materi Ajar
Luas Bangun Datar Persegi
IV. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan
mengajukan pertanyaan mengenai bentuk-
bentuk benda sekitar yang menyerupai
bangun persegi
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa
serta menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
Menyimak dan menyiapkan
buku paket MTK untuk melihat
bab yang akan dipelajari beserta
buku tugas
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media bentuk bangun datar
persegi dari kertas origami dan meminta
beberapa siswa mengukur panjang sisi-
sisinya untuk dihitung luasnya
Menjelaskan dan mengingatkan kembali
tentang menemukan luas persegi (konsep dan
rumus)
Menjelaskan kembali cara penyelesaian soal
cerita terkait luas bangun datar persegi
dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah polya meliputi :
Menjelaskan cara penyelesaian masalah
terkait luas bangun datar persegi panjang
dengan menggunakan strategi pemecahan
Memperhatikan media dan
mengukur panjang sisinya
Memperhatikan, membaca
ringkasan materi dan
menjelaskan kembali
Memperhatikan penjelasan guru
terkait cara penyelesaian
pemecahan masalah materi luas
bangun datar persegi
106
masalah polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
3. Melakukan perhitungan
4. Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih (
Elaborasi (25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa membentuk 5 kelompok
Membagikan lembar kerja kelompok pada
tiap kelompok
Meminta tiap kelompok untuk bekerja sama
dan berdiskusi dengan menerapkan langkah-
langkah strategi pemecahan masalah polya.
Mengamati jalannya diskusi dan memberikan
bimbingan serta arahan pada tiap kelompok
Meminta 1 perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
dan mengecek hasil jawaban siswa
Membentuk kelompok
Menerima lembar kerja
kelompok
Berdiskusi bersama
mengerjakan tugas yang ada di
lembar kerja kelompok
Berdiskusi dan mengikuti
bimbingan guru
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
Menyimak dan membahas hasil
diskusi tiap kelompok
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan
guru
5. Kegiatan Akhir (25 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru memberikan tugas individu pada tiap
siswa untuk mengerjakan tugas yang ada di
Lembar Kerja Siswa 2, adapun siswa diajak
Mengerjakan soal-soal latihan
yang telah disediakan pada
Lembar Kerja Siswa 2
107
mengerjakan dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru bersama siswa membahas hasil
jawaban dari lembar kerja siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk ketua
kelas untuk memimpin do’a dan memberi
salam
Mengumpulkan hasil
pekerjaanya
Membahas jawaban pada
lembar kerja siswa
Menyimpulkan materi yang
telah dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Bersama-sama membaca
hamdallah, berdoa dan
menjawab salam
Pertemuan ke- 3 :
I. Indikator :
1. Menghitung luas bangun datar segitiga
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar segitiga
II. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung luas bangun datar segitiga dengan benar
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
segitiga dengan tepat
III. Materi Ajar
Luas bangun datar segitiga
IV. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan
mengajukan pertanyaan mengenai bentuk-
Menjawab salam dan berdoa
serta menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
108
bentuk benda sekitar yang menyerupai
bangun segitiga
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menyimak dan menyiapkan
buku paket MTK untuk melihat
bab yang akan dipelajari beserta
buku tugas
2. Kegiatan Inti (10 menit )
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media bentuk bangun datar
segitiga dari kertas origami dan meminta
beberapa siswa mengukur panjang sisi-
sisinya untuk dihitung luasnya
Menjelaskan dan mengingatkan kembali
tentang menemukan luas segitiga (konsep
dan rumus)
Bersama siswa mengulas kembali cara
penyelesaian masalah terkait luas bangun
datar segitiga dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
3. Melakukan penyelesaian perhitungan
4. Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Memperhatikan media dan
mengukur panjang sisinya
Memperhatikan, membaca
ringkasan materi dan
menjelaskan kembali
Mengulas penyelesaian soal
pemecahan masalah
Elaborasi (25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa membentuk 5 kelompok
Membagikan Lembar Kerja Kelompok 2
pada tiap kelompok
Meminta tiap kelompok untuk bekerja
sama dan berdiskusi dengan menerapkan
langkah-langkah strategi pemecahan
masalah polya.
Membentuk kelompok
Menerima lembar kerja kelompok
Berdiskusi bersama mengerjakan
tugas yang ada di lembar kerja
kelompok
109
Memberikan bimbingan selama jalannya
diskusi
Meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
Guru bersama siswa membahas hasil
diskusi dan mengecek hasil jawaban siswa
Berdiskusi dan mengikuti
bimbingan guru
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
Menyimak dan membahas
bersama hasil diskusi tiap
kelompok
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan guru
5. Kegiatan Akhir (25 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru memberikan tugas individu pada tiap
siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja
Siswa 3 dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru bersama siswa membahas hasil
jawaban dari lembar kerja siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk
ketua kelas untuk memimpin do’a dan
memberi salam
Mengerjakan soal-soal latihan
pada lembar kerja 3
Mengumpulkan hasil
pekerjaanya
Membahas bersama jawaban
pada lembar kerja siswa
Menyimpulkan materi yang telah
dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Bersama-sama membaca
hamdallah, berdoa dan
menjawab salam
110
Pertemuan ke- 4 :
I. Indikator :
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar persegi
panjang, persegi dan segitiga
II. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar persegi panjang, persegi dan segitiga dengan benar
III. Materi Ajar
Luas bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga
VI.Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan
mengajukan pertanyaan mengenai rumus
luas bangun datar persegi, persegi panjang
dan segitiga
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa
serta menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
Menyimak tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru
Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media bangun datar gabungan
bangun persegi panjang, persegi dan segitiga
dari kertas origami
Meminta beberapa siswa mengukur panjang
sisi-sisi ketiga bangun datar untuk dihitung
luas keseluruhannya
Menjelaskan cara penyelesaian masalah
terkait luas bangun datar dengan
menggunakan strategi pemecahan masalah
polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
Memperhatikan media yang
disediakan guru
Mengukur panjang sisi-sisinya
Menjelaskan kembali terkait
penyelesaian masalah
menggunakan strategi polya
111
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
Melakukan perhitungan
Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Elaborasi (25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa membentuk 5 kelompok
Membagikan Lembar Kerja Kelompok 3
pada tiap kelompok
Meminta tiap kelompok untuk bekerja sama
dan berdiskusi dengan menerapkan langkah-
langkah strategi pemecahan masalah polya.
Memberikan bimbingan selama jalannya
diskusi
Meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
dan mengecek hasil jawaban siswa
Membentuk kelompok
Menerima lembar kerja
kelompok
Berdiskusi bersama
mengerjakan tugas yang ada di
lembar kerja kelompok
Mengikuti bimbingan guru
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
Menyimak dan membahas
bersama hasil diskusi tiap
kelompok
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan
guru
Kegiatan Akhir (25 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru memberikan tugas individu pada tiap
siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja
Siswa 4 dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Mengerjakan soal-soal latihan
pada lembar kerja 4
Mengumpulkan hasil pekerjaanya
112
Guru bersama siswa membahas hasil
jawaban dari lembar kerja siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk
ketua kelas untuk memimpin do’a dan
memberi salam
Membahas bersama jawaban pada
lembar kerja siswa
Menyimpulkan materi yang telah
dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Bersama-sama membaca
hamdallah, berdoa dan menjawab
salam
Siklus II
Pertemuan ke- 5 :
I. Indikator :
1. Menghitung luas bangun datar jajar genjang
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar jajar
genjang
II. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat menghitung luas bangun datar jajar genjang dengan benar
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
jajar genjang tepat
III. Materi Ajar
Luas bangun datar jajar genjang
IV. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya
dan mengajukan pertanyaan mengenai
Menjawab salam dan berdoa
serta menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
113
bentuk-bentuk benda sekitar yang
menyerupai bangun jajar genjang
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menyimak dan menyiapkan
buku paket MTK untuk melihat
bab yang akan dipelajari beserta
buku tugas
Kegiatan Inti
Eksplorasi (15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media bentuk bangun datar
jajar genjang dari kertas origami
Menjelaskan dan mengingatkan kembali
tentang menemukan luas jajar genjang
(konsep dan rumus)
Bersama siswa menyelesaikan masalah
terkait luas bangun datar jajar genjang
dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
Melakukan perhitungan
Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Memperhatikan media
Memperhatikan, membaca
ringkasan materi dan
menjelaskan kembali
Menyelesaikan contoh soal
pemecahan masalah luas
bangun datar jajar genjang
Elaborasi (40 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru meminta siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa 5, adapun siswa diajak
mengerjakan dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Memberikan bimbingan dan arahan selama
siswa mengerjakan tugas
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru meminta beberapa siswa untuk maju
kedepan membahas jawaban dari lembar
Mengerjakan lembar kerja siswa
Mengikuti arahan dan
bimbingan guru, bertanya jika
ada yang belum paham
Mengumpulkan hasil pekerjaan
Maju kedepan untuk membahas
dan menuliskan hasil jawaban
114
kerja siswa
Mengevaluasi bersama hasil jawaban siswa
lembar kerja siswa
Membahas dan mengoreksi
bersama jawaban
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan
guru
Kegiatan Akhir ( 5 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk ketua
kelas untuk memimpin do’a dan memberi
salam
Bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Bersama-sama membaca
hamdallah, berdoa dan
menjawab salam
Pertemuan ke- 6 :
I. Indikator :
1. Menghitung luas bangun datar trapesium
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar trapesium
II. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menghitung luas bangun datar trapesium dengan benar
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar trapesium dengan tepat
III. Materi Ajar
Luas bangun datar trapesium
VI. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Awal (5 menit)
115
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan
mengajukan pertanyaan mengenai bentuk-
bentuk benda sekitar yang menyerupai
bangun trapesium
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa
serta menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
Menyimak dan menyiapkan
buku paket MTK untuk melihat
bab yang akan dipelajari beserta
buku tugas
Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media bentuk bangun datar
trapesium dari kertas origami
Menjelaskan dan mengingatkan kembali
tentang menemukan luas trapesium (konsep
dan rumus)
Bersama siswa menyelesaikan masalah
terkait luas bangun datar trapesium dengan
menggunakan strategi pemecahan masalah
polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
3. Melakukan perhitungan
4. Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Memperhatikan media dan
mengukur panjang sisi-sisinya
dan tinggi
Memperhatikan, membaca
ringkasan materi dan
menjelaskan kembali
Menyelesaikan contoh soal
pemecahan masalah luas
bangun datar trapesium
116
Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa berkelompok sesuai nama
kelompok yang telah ditentukan
Membagikan lembar kerja kelompok pada
tiap kelompok.
Meminta siswa untuk mengamati gambar
bangun datar gabungan pada lembar
kelompok
Meminta tiap kelompok untuk bekerja sama
dan berdiskusi dengan menerapkan langkah-
langkah strategi pemecahan masalah polya
untuk menghitung luasmya.
Memberikan bimbingan selama jalannya
diskusi
Meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
dan mengecek hasil jawaban siswa
Membentuk kelompok
Menerima lembar kerja
kelompok
Mengamati gambar
Berdiskusi bersama
mengerjakan tugas yang ada di
lembar kerja kelompok
Mengikuti arahan guru dan
bertanya jika ada yang belum
paham
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
Menyimak dan membahas hasil
diskusi tiap kelompok
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan
guru
5. Kegiatan Akhir ( 20 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru meminta siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa 6, adapun siswa diajak
mengerjakan dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Memberikan bimbingan dan arahan selama
siswa mengerjakan tugas
Mengerjakan lembar kerja siswa
Mengikuti arahan dan bimbingan
guru, bertanya jika ada yang
117
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru meminta beberapa siswa untuk maju
kedepan membahas jawaban dari lembar kerja
siswa
Mengevaluasi bersama hasil jawaban siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk ketua
kelas untuk memimpin do’a dan memberi
salam
belum paham
Mengumpulkan hasil pekerjaan
Maju kedepan untuk membahas
dan menuliskan hasil jawaban
lembar kerja siswa
Membahas dan mengevaluasi
bersama
Bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Bersama-sama membaca
hamdallah, berdoa dan
menjawab salam
Pertemuan ke- 7 :
I. Indikator :
1. Menghitung luas bangun datar layang-layang
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar layang-
layang
II. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menghitung luas bangun datar layang-layang dengan benar
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar layang-layang dengan tepat
III. Materi Ajar
Luas bangun datar layang-layang
VI. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi: Mengajukan pertanyaan
Menjawab salam dan berdoa serta
menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
118
mengenai sifat atau ciri-ciri bangun datar
layang-layang
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
pertanyaan guru
Menyimak dan menyiapkan buku
paket MTK untuk melihat bab
yang akan dipelajari beserta buku
tugas
Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
6. Menyediakan media bentuk bangun datar
trapesium dari kertas origami
7. Menjelaskan dan mengingatkan kembali
tentang menemukan luas layang-layang
(konsep dan rumus)
Bersama siswa menyelesaikan masalah
terkait luas bangun datar layang-layang
dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
3. Melakukan perhitungan
4. Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Memperhatikan media
Memperhatikan, membaca
ringkasan materi dan
menjelaskan kembali
Menyelesaikan contoh soal
pemecahan masalah luas
bangun datar layang-layang
Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa berkelompok sesuai nama
kelompok yang telah ditentukan
Membagikan lembar kerja kelompok pada
tiap kelompok.
Meminta siswa untuk mengamati gambar
bangun datar gabungan pada lembar
kelompok
Meminta tiap kelompok untuk bekerja sama
dan berdiskusi dengan menerapkan langkah-
langkah strategi pemecahan masalah polya
Membentuk kelompok
Menerima lembar kerja
kelompok
Mengamati gambar
Berdiskusi bersama
mengerjakan tugas yang ada di
lembar kerja kelompok
119
untuk menghitung luasmya.
Memberikan bimbingan selama jalannya
diskusi
Meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
dan mengecek hasil jawaban siswa
Mengikuti arahan guru dan
bertanya jika ada yang belum
paham
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
Menyimak dan membahas hasil
diskusi tiap kelompok
Konfirmasi (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
Menanggapi dengan
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan
guru
Kegiatan Akhir ( 20 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru meminta siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa 7, adapun siswa diajak
mengerjakan dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Memberikan bimbingan dan arahan selama
siswa mengerjakan tugas
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru meminta beberapa siswa untuk maju
kedepan membahas jawaban dari lembar kerja
siswa
Mengevaluasi bersama hasil jawaban siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
Mengerjakan lembar kerja siswa
Mengikuti arahan dan bimbingan
guru, bertanya jika ada yang
belum paham
Mengumpulkan hasil pekerjaan
Maju kedepan untuk membahas
dan menuliskan hasil jawaban
lembar kerja siswa
Membahas dan mengevaluasi
bersama
Menyimpulkan materi yang telah
dibahas
Menyimak informasi yang
disampaikan guru
Bersama-sama membaca
120
siswa membaca hamdallah, menunjuk ketua
kelas untuk memimpin do’a dan memberi
salam
hamdallah, berdoa dan
menjawab salam
Pertemuan ke- 8 :
I. Indikator :
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar jajar
genjang, trapesium dan layang-layang
II. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar jajar genjang, trapesium dan layang-layang dengan tepat
III. Materi Ajar
Luas bangun datar datar jajar genjang, trapesium dan layang-layang
IV. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberi salam dan memimpin doa serta
absensi siswa
Melakukan ice breaking untuk memotivasi
siswa
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan
mengajukan pertanyaan mengenai rumus
luas bangun datar jajar genjang, trapesium
dan layang-layang
Menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa serta
menyatakan kehadiran
Mengikuti ice breaking
Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru
Menyimak tujuan pembelajaran
yang disampaikan
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyediakan media gabungan bentuk
bangun datar jajar genjang, trapesium dan
layang-layang dari kertas origami
Meminta beberapa siswa mengukur panjang
Memperhatikan media yang
disediakan guru
Mengukur panjang sisi-sisinya
121
sisi-sisi ketiga bangun datar untuk dihitung
luas keseluruhannya
Bersama menjelaskan kembali secara singkat
penyelesaian masalah dengan menggunakan
strategi pemecahan masalah polya meliputi :
1. - Apa yang diketahui?
- Apa yang ditanyakan?
2. Menentukan rumus yang akan digunakan
3. Melakukan perhitungan
4. Melakukan pengecekan kembali dengan:
- menentukan cara lain yang berbeda
- mengapa cara tersebut dipilih
Menjelaskan kembali terkait
penyelesaian masalah
menggunakan strategi polya
Elaborasi (30 menit )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa berkelompok sesuai nama
kelompok yang telah ditentukan
Membagikan lembar kerja kelompok pada
tiap kelompok.
Meminta siswa untuk mengamati gambar
bangun datar gabungan pada lembar
kelompok
Meminta tiap kelompok untuk bekerja sama
dan berdiskusi dengan menerapkan langkah-
langkah strategi pemecahan masalah polya
untuk menghitung luasmya.
Memberikan bimbingan selama jalannya
diskusi
Meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
dan mengecek hasil jawaban siswa
Membentuk kelompok
Menerima lembar kerja kelompok
Mengamati gambar
Berdiskusi mengerjakan tugas
yang ada di lembar kerja
kelompok
Mengikuti arahan guru dan
bertanya jika ada yang belum
paham
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
Menyimak dan membahas
bersama hasil diskusi tiap
Konfirmasi (5 menit )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan umpan balik dengan bertanya Menanggapi dengan
122
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi yang diajarkan
Meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan materi
menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
Memperhatikan penjelasan guru
5. Kegiatan Akhir (20 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru meminta siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa 8, adapun siswa diajak
mengerjakan dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah polya
Memberikan bimbingan dan arahan selama
siswa mengerjakan tugas
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru meminta beberapa siswa untuk maju
kedepan membahas jawaban dari lembar
kerja siswa
Mengevaluasi bersama hasil jawaban siswa
Meminta siswa untuk bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
Menutup pelajaran dengan bersama-sama
siswa membaca hamdallah, menunjuk ketua
kelas untuk memimpin do’a dan memberi
salam
Mengerjakan lembar kerja siswa
Mengikuti arahan dan bimbingan
guru, bertanya jika ada yang
belum paham
Mengumpulkan hasil pekerjaan
Maju kedepan untuk membahas
dan menuliskan hasil jawaban
lembar kerja siswa
Membahas dan mengevaluasi
bersama
Menyimpulkan materi yang telah
dibahas
Membaca hamdallah, berdoa dan
menjawab salam
C. Nilai Karakter yang diharapkan :
Kreatif, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Religius, Teliti, Tanggung jawab, Rajin
D. Strategi Pembelajaran
Pemecahan Masalah Polya
E. Metode Pembelajaran
Ekpositori (menerangkan), demonstrasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
F. Media dan Sumber Belajar
- Alat tulis, papan tulis, gunting, bentuk-bentuk bangun datar dari kertas origami
- Buku Paket Matematika kelas V MI Al Mursyidiyyah
123
- Buku Paket Dunia Matematika 5, Indriyastuti. 2012, PT Tiga Serangkai Pusaka
Mandiri
- Buku Paket Tim Bina Matematika Kelas 5 SD, 2007, Yudhistira
- Buku BSE Matematika untuk SD/MI kelas 5A, Pusat Perbukuan DEPDIKNAS
G. Penilaian
- Penilaian proses belajar mengajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa)
- Penilaian proses belajar mengajar berupa LKK (Lembar Kerja Kelompok)
- Penilaian berupa tes akhir siklus I dan II berbentuk uraian
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
Hj. Umi Kalsum, S.Ag Nuraprilliani
124
Lampiran 2
Di kelas 3 dan 4, kamu telah mempelajari pengukuran luas berbagai bangun datar,
yaitu: persegi panjang, persegi, jajargenjang, dan segitiga. Dan di kelas 5 semester
ganjil ini kalian juga telah mempelajari pengukuran luas trapesium dan layang-
layang. Mari mengulang pengukuran luas bangun-bangun tersebut untuk dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun data
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah polya. Empat langkah
penyelesaian yang dilakukan yang dikenal dengan Heuristik Polya digambarkan
dalam tabel sebagai berikut :
No Strategi Pemecahan Masalah Polya
1
Memahami
masalah/
persoalan
Tuliskan kembali soal dengan
kata-kata sendiri
Tuliskan kembali soal bentuk
rumus
Tuliskan kembali soal bentuk
gambar
Tulis kembali pertanyaan
yang dimaksud dalam soal
2 Membuat
rencana
. Menentukan rumus yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal
3 Melaksanakan
rencana
Menggunakan rumus sesuai
apa yang ditanyakan dalam
soal dengan memasukan data-
data yang sudah ada pada
langkah pertama
4 Meninjau
kembali
Mengamati atau mengecek
kembali dengan teliti setiap
langkah yang dilakukan
dalam penyelesaian soal
MATERI 1
Apa yang diketahui?
Apa yang ditanyakan?
Melakukan perhitungan
Meyakinkan apakah
jawaban yang
diperoleh benar
Apa yang dilakukan?
masalah
125
Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar yang memiliki 4 buah sisi (dua pasang
sisi) dimana sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.
Untuk mengetahui luas pemahaman persegi panjang, kita kembali pada konsep
perkalian.
Contoh : 3 satuan x 2 satuan = 6 satuan, jika diperagakan dapat digambarkan:
3 satuan (namai Panjang)
2 satuan
(namai Lebar)
Maka luas persegi panjang = Panjang x Lebar
Seorang petani mempunyai sebidang tanah luasnya 432 m2. Jika tanah
tersebut berukuran panjang 24 m, tentukan lebar tanah dan harga tanah seluruhnya
apabila akan dijual dengan harga Rp. 150.000,00 per meter?
Jawab :
Langkah Polya
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui : Luas tanah persegi panjang (L) = 432 m2
Panjang tanah persegi panjang (p) = 24 m
Harga tanah per meter = Rp. 150.000,00
Ditanyakan : Lebar tanah persegi panjang (l)?
Harga tanah seluruhnya?
Langkah 2. Membuat rencana
Menggunakan rumus luas persegi panjang yaitu Luas = Panjang x Lebar
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Penyelesaian : Luas persegi panjang = panjang x lebar
432 m2
= 24 m x l
l =
l = 18 m
Harga tanah = Luas tanah x harga per meter
1 2 3
4 5 6
Luas = panjang (p) x lebar (l)
Contoh soal
A
126
= 432 m2 x Rp. 150.000,00
= Rp. 64.800.000,00
Jadi lebar tanah adalah 18 m, dan harga tanah Rp. 64.800.000,00
Langkah 4. Meninjau kembali
Mengamati kembali setiap langkah penyelesaian soal diatas. Apakah
jawaban yang diperoleh benar?
Jika p = 24 m dan l = 18 m, maka luas = p x l = 24 m x 18 m = 432 m2
(benar)
127
Persegi
Kalian tentu pernah melihat bentuk-bentuk seperti papan catur, sapu tangan,
ubin (lantai). Berbentuk apakah bangun tersebut? Bagaimana sisi-sisinya?
D C
Persegi adalah bangun datar yang memiliki 4 buah sisi yang
sama panjang
A B
Untuk mengetahui luas persegi sama dengan konsep persegi panjang yaitu konsep
perkalian
Contoh 2 satuan x 2 satuan = 4 satuan
Perhatikan gambar di bawah ini!
2 satuan (panjang)
2 satuan (lebar)
Karena satuan panjang dan lebar sama, maka panjang dan lebar kita ganti dengan
menyebutnya sisi. Maka luas persegi = sisi x sisi, dapat dirumuskan:
Sebuah ruangan berbentuk persegi luasnya 100 m2. Lantai ruang tersebut
akan dipasang ubin berukuran 25 cm × 25 cm. Berapa banyak ubin yang diperlukan
untuk seluruh lantai ruangan tersebut? (1 m2 = 10.000 cm
2)
Jawab :
Langkah Polya
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui : Luas ruangan berbentuk persegi (L) = 100 m2
1 buah ubin persegi ukuran = 25 cm x 25 cm
1 m2 = 10.000 cm
2
Ditanyakan : banyak ubin yang diperlukan?
Langkah 2. Membuat rencana
1 2
3 4
Luas = sisi (s) x sisi (s)
Contoh soal
B
MATERI 2
128
Hal yang ditanyakan adalah seluruh ubin yang diperlukan berbentuk
persegi. Hal ini berarti menggunakan rumus luas persegi yaitu Luas = sisi
x sisi
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Penyelesaian : Luas ruangan = 100m2 = 100 x 10.000cm
2= 1.000.000
cm2
Luas ubin = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2
Ubin yang diperlukan =
=
= 1.600
Jadi banyak ubin yang diperlukan adalah 1.600 buah (benar)
Langkah 4. Meninjau kembali
Mengamati kembali setiap langkah penyelesaian soal diatas. Apakah
jawaban yang diperoleh benar?
Jika banyak ubin ada 1.600 buah dan luas tiap ubin 625 cm2, maka luas
ruangan adalah banyak ubin x luas tiap ubin = 1.600 x 625 cm2 =
1.000.000 cm2/100 m
2 (benar)
129
Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai
3 titik sudut.
Alas segitiga = merupakan salah satu sisi dari suatu segitiga
tinggi Tinggi segitiga = garis yang tegak lurus dengan sisi alas dan
melalui titik sudut yang berhadapan dengan sisi alas
Sisi alas
Bagaimana cara mencari luas bangun segitiga? Kita akan kembali menurunkan dari
luas persegi panjang untuk menentukan luas segitiga. Perhatikan gambar dibawah ini.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bersama bahwa segitiga ABC terbentuk dari
persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Mari kita
bandingkan luasnya.
D C
Luas persegi panjang ABCD adalah:
L = panjang x lebar
A B
Luas segitiga setengah dari luas persegi panjang, maka diperoleh luas segitiga ABC:
C Luas = ½ x panjang x lebar
Dalam segitiga, tidak ada ukuran panjang dan lebar.
Sisi bawah disebut alas (a) dan sisi tegak disebut tinggi
(t). sehingga luas segitiga dirumuskan :
A B
Luas =
x alas (a) x tinggi (t)
C
MATERI 3
130
Sebuah papan kayu berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi yang
saling tegak lurus adalah 13 m dan 40 m. Berapa luas papan kayu tersebut?
Jawab :
Langkah Polya
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui: Panjang sisi tegak lurus papan kayu segitiga
alas = 40 m
tinggi = 13 m 13 m
Ditanyakan : Luas papan kayu? 40 m
Langkah 2. Membuat rencana
Menggunakan rumus luas segitiga yaitu Luas =
x alas x tinggi
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Penyelesaian : Luas papan kayu = Luas segitiga
L =
x alas x tinggi
=
x 40 m x 13 m
= 20 m x 13 m
= 260 m2
Jadi luas papan kayu adalah 260 m2
Langkah 4. Meninjau kembali
Mengamati kembali setiap langkah penyelesaian soal diatas. Apakah
jawaban yang diperoleh benar?
Jika luas 260 m2, maka alas segitiga =
=
= 40 m (benar),
atau tinggi segitiga =
=
= 13 m (benar)
Contoh soal
131
Persegi Panjang, Persegi, Segitiga
MATERI 4
D
L = panjang x
lebar
L = sisi x sisi
L =
132
lebar
Jajar genjang
Agar kalian lebih memahami pengertian jajar genjang. Perhatikan kegiatan
berikut ini:
1. Bangun persegi panjang 2. Potong satu bagian sudutnya 3. Temple potongan pada sisi kanan
Dapat kita lihat bahwa bangun yang terbentuk adalah jajargenjang. Jajargenjang
adalah bangun segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar sama panjang dan
sisi-sisi yang berhadapan sama besar.
panjang
Luas daerah bangun jajargenjang sama dengan persegi panjang. Pada bangun datar
jajargenjang ukuran panjang menjadi alas (a) dan ukuran lebar menjadi tinggi (t).
Sehingga luas jajargenjang dirumuskan sebagai berikut :
Seorang petani mempunyai sebidang sawah dengan bentuk
dan ukuran seperti gambar di samping. Untuk kesuburan
tanaman padi, petani tersebut memberikan 8 gram pupuk
untuk setiap 1 m2. Berapa kg pupuk yang dibutuhkan pertani
tersebut?
Jawab :
Langkah Polya
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui: sawah berbentuk jajar genjang alas = 75 m, tinggi = 40 m
setiap 1 m2 dibutuhkan 8 gr pupuk
Ditanyakan : banyak pupuk yang diperlukan (kg)?
Luas = alas (a) x tinggi (t)
Contoh soal
E
MATERI 5
133
Langkah 2. Membuat rencana
Menggunakan rumus luas jajargenjang yaitu Luas = alas x tinggi
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Penyelesaian : Luas sawah = Luas jajargenjang
L = alas x tinggi
= 75 m x 40 m
= 3.000 m2
Banyak pupuk yang diperlukan = luas sawah x banyak pupuk per 1 m2
= 3.000 m2 x 8 gr
= 24.000 gr (1 kg = 1.000 gr)
= 24 kg
Jadi banyak pupuk yang diperlukan adalah 24 kg (benar)
Langkah 4. Meninjau kembali
Mengamati kembali setiap langkah penyelesaian soal diatas. Apakah
jawaban yang diperoleh benar?
Jika luas 3.000 m2, maka alasnya =
=
= 75 m (benar),
atau tingginya =
=
= 40 m (benar)
134
Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
Untuk memahami cara menentukan luas trapesium dengan menggunakan luas persegi
panjang:
Trapesium ABCD sama luas dengan persegi panjang ABEFE yaitu panjang x lebar.
Gunakan persamaan : Panjang (p) = a + b,
Lebar (l) =
Luas = p x l
Luas = (a + b) x
Luas trapesium dapat dicari menggunakan rumus luas segitiga. Caranya dengan
membagi trapesium tersebut menjadi dua segitiga. Kemudian luas kedua segitiga
dijumlahkan. Pada gambar (i) dan (ii), trapesium terbentuk dari dua segitiga.
Luas Trapesium (i) = Luas segitiga I + Luas segitiga II
=
x a x t +
x b x t
=
(a +b) x t
Jadi, luas trapesium dirumuskan:
t = tinggi trapesium
a dan b merupakan sisi-sisi yang sejajar Luas = (a + b) x
atau
(a + b) x t
F
MATERI 6
135
4 m
1 m Bagian depan permukaan atap sebuah rumah berbentuk trapesium.
6 m Setiap daerah seluas 1m2 pada bagian depan permukaan atap
memerlukan 25 genteng. Berapakah luasnya dan berapa genteng
yang diperlukan untuk menutup permukaan atap rumah?
Jawab :
Langkah Polya
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui: Permukaan atap rumah bentuk trapesium dengan t = 1 m
panjang sisi sejajar, a = 6 m dan b = 4 m
setiap 1 m2 memerlukan 25 genteng
Ditanyakan : Luas permukaan atap rumah?
Banyak genteng yang diperlukan?
Langkah 2. Membuat rencana
Menggunakan rumus luas trapesium Luas =
x (a+b) x t
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Penyelesaian : Luas atap rumah = Luas trapesium
L =
x (a +b) x t
=
x (6m+4m) x 1 m
=
x 10 m x 1 m
= 5 m2
Banyak genteng = luas permuakaan atap x banyak genteng per 1 m2
= 5 m2 x 25 genteng
= 125 genteng
Jadi untuk permukaan atap rumah seluas 5 m2
memerlukan 125 genteng
Langkah 4. Meninjau kembali
Mengamati kembali setiap langkah penyelesaian soal diatas. Apakah
jawaban yang diperoleh benar?
Jika luas 5 m2
dan panjang dari sisi-sisi sejajar 6 m dan 4 m, maka tinggi
diperoleh dari =
( ) =
= 1 m (benar)
Contoh soal
136
A
D
C
B
O
Layang-layang
Tentu diantara kamu sudah ada yang pernah bermain atau melihat orang
bermain layang-layang. Gambar bentuk layang-layang ABCD:
Layang-layang adalah bangun datar
segiempat yang diagonal-diagonalnya saling
tegak lurus dan salah satu diagonalnnya
membagi diagonal lainnya menjadi dua sama
panjang.
Cara menentukan rumus luas dengan layang-
layang menggunakan rumus luas segitiga
berikut ini
LABCD = LΔABC + LΔADC
=
x AC x OB +
x AC x OD
=
x AC x (OB + OD)
=
x AC x BD
Gambar konsep luas layang-layang melalui
konsep luas bangun persegi panjang
ABCD adalah layang-layang BC = CD; AB
= AD, AC (d1) dan BD (d2), diagonal
berpotongan pada P dan saling tegak lurus.
Luas layang-layang = p x l
= d1 x
d2
=
x d1 x d2
Luas =
× diagonal 1 × diagonal 2 atau L =
× d1 × d2
G
MATERI 7
137
Arif akan membuat sebuah layang-layang. Panjang diagonal pertama layang-
layang tersebut 50 cm dan panjang diagonal kedua 20 cm. berapa cm2 kah kertas
yang diperlukan untuk membuat layang-layang tersebut?
Jawab :
Langkah Polya
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui: Panjang diagonal pertama (d1) = 50 cm
Panjang diagonal kedua (d2) = 20 cm
Ditanyakan : Luas kertas untuk membuat layang-layang?
Langkah 2. Membuat rencana
Menggunakan rumus luas layang-layang L =
x diagonal1 x diagonal2
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Penyelesaian : Luas kertas = Luas layang-layang
L =
x d1 x d2
=
x 50 cm x 20 cm
= 50 cm x 10 cm
= 500 cm2
Jadi luas kertas yang diperlukan untuk membuat layang-layang adalah
500 cm2
Langkah 4. Meninjau kembali
Mengamati kembali setiap langkah penyelesaian soal diatas. Apakah
jawaban yang diperoleh benar?
Jika luas 500 cm2, maka d1 =
=
= 50 cm (benar),
atau d2 =
=
= 20 cm (benar)
Contoh soal
138
A
D
C
B
O
Jajar genjang, Trapesium dan Layang-layang
H
MATERI 8
L =
L = alas x tinggi
L =
×d1 × d2
139
Lampiran 3
Nama Kelompok : 1. ……………………… 4. ……………………… 2. ……………………… 5. ……………………… 3. ……………………… 6. ………………………
Lembar Kerja Kelompok 1
3 cm
4 cm
3 cm 5 cm
4 cm
2 cm
10 cm
Diskusikan dengan kelompok kalian, bagaimana menghitung luas bangun diatas!
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tuliskan rumus:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tentukan dengan cara lain:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
140
Nama Kelompok : 1. ……………………… 4. ……………………… 2. ……………………… 5. ……………………… 3. ……………………… 6. ………………………
Lembar Kerja Kelompok 2
5 cm
4 cm
3 cm
4 cm
Diskusikan dengan kelompok kalian, hitunglah luas bangun datar diatas!
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tuliskan rumus:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tentukan dengan cara lain:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
141
Nama Kelompok : 1. ……………………… 4. ……………………… 2. ……………………… 5. ……………………… 3. ……………………… 6. ………………………
Lembar Kerja Kelompok 3
4 cm
5 cm
10 cm
20 cm
Diskusikan dengan kelompok kalian, hitunglah luas bangun datar diatas!
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tuliskan rumus:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tentukan dengan cara lain:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
142
Nama Kelompok : 1. ……………………… 4. ……………………… 2. ……………………… 5. ……………………… 3. ……………………… 6. ………………………
Diskusikan dengan kelompok kalian, hitunglah luas bangun datar diatas!
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tuliskan rumus:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tentukan dengan cara lain:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
143
Nama Kelompok : 1. ……………………… 4. ……………………… 2. ……………………… 5. ……………………… 3. ……………………… 6. ………………………
Lembar Kerja Kelompok 5
10 cm
6 cm
2 cm 6 cm
= 12 cm
12 cm
Diskusikan dengan kelompok kalian, hitunglah luas bangun datar diatas!
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tuliskan rumus:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tentukan dengan cara lain:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
144
4 cm
Nama Kelompok : 1. ……………………… 4. ……………………… 2. ……………………… 5. ……………………… 3. ……………………… 6. ………………………
Lembar Kerja Kelompok 6
8 cm 4 cm 2 cm
4 cm
6 cm
10 cm
Diskusikan dengan kelompok kalian, hitunglah luas bangun datar diatas!
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tuliskan rumus:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Tentukan dengan cara lain:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
145
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
Lampiran 4
1. Pekarangan Pak Karbolah panjangnya 30 m dan lebarnya 15 m. Sepanjang
pekarangan itu terkena pelebaran jalan selebar 3 m. Berapa meter persegi luas
pekarangan pak Karbolah setelah terkena pelebaran jalan?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
146
2. Dinding sebuah kamar berukuran 5 m × 4 m akan dicat.
Pada dinding tersebut terdapat pintu berukuran 1m×2 m 1 m
dan sebuah jendela berukuran 1 m × 1 m. Hitunglah luas 1 m 1 m 5m
dinding yang akan diberi cat?
2 m
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
147
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Suatu persegi panjang memuat delapan persegi di dalamnya. Panjang setiap sisi
persegi itu 4 cm. hitunglah luas persegi panjang tersebut?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) 2
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
148
2. Gambar disamping adalah gambar bentuk
bingkai foto yang berbentuk bangun persegi.
Pada bagian yang diarsir akan diberi motif
hiasan bunga. Berapa luas bagian yang diarsir
tersebut?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
21 cm
24 cm
149
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Sebuah kapal mempunyai 2 buah layar seperti pada gambar berikut.
Hitunglah:
a. luas masing-masing layar
b. luas seluruh layar
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) 3
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
150
2. Seorang tukang kayu membuat 6 segitiga kayu siku-siku, dengan panjang sisi
siku-sikunya 25 cm dan 18 cm.
a. Berapa cm2 luas daerah tiap-tiap segitiga?
b. Berapa dm2 luas daerah seluruh segitiga?
c. Untuk membuat segitiga-segitiga tersebut tukang kayu menggunakan sejumlah
papan tripleks yang dibeli seharga Rp 114.000,00. Berapa rupiah harga sebuah
segitiga jika triplek habis terpakai untuk membuat 6 segitiga tersebut?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
151
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Andi mengecat dinding papan yang panjangnya 75 dm dan lebarnya 32 dm. setiap
1 kg cat cukup untuk mengecat seluas 4 m2 dinding. Untuk mengecat seluruh
dinding itu berapa kg cat yang diperlukan?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
Lembar Kerja Siswa (LKS) 4
152
2. Pak ujang hendak memasang keramik di lantai rumahnya seluas 27 m2. Keramik
yang ia gunakan berukuran 30 cm x 30 cm. jika tiap dus berisi 10 keramik, berapa
dus keramik yang ia perlukan?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
3. Paman Abid mempunyai ladang berbentuk seperti gambar di bawah ini.
Daerah A akan ditanami singkong, daerah B akan ditanami jagung, dan daerah C
akan ditanami kedelai. Hitunglah luas daerah yang ditanami singkong dan jagung.
Jawab :
153
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
...……………………………………………………………………………………
154
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Sebuah lantai rumah dipasang ubin berbentuk jajargenjang seperti gambar di
bawah ini. Jika diketahui ukuran lantai seperti pada gambar, hitunglah luas
sebuah ubin.
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) 5
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
155
2. Hitunglah luas daerah yang diarsir.
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
156
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Sebuah kebun berbentuk trapesium sama kaki. Bagian yang berbentuk persegi
ditanami ubi kayu, sisanya ditanami cabai. Bagian yang ditanami ubi kayu
luasnya dua kali bagian yang ditanami cabai. Jika bagian yang ditanami cabai
luasnya 32 m2. Tentukan ukuran panjang sisi sejajar kebun itu.
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) 6
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
157
2. Pak Joko sedang memasang genting di bagian teras
rumahnya. Atap terasnya berbentuk trapesium.
Genting disusun sebagai berikut, baris paling atas
sebanyak 20 genting. Baris paling bawah sebanyak
34 genting dan susunan genting terdiri atas 15 baris.
Jika kamu disuruh Pak Joko menghitungnya, berapa
banyak genting di atap teras?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
158
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Sebuah kolam ikan berbentuk seperti gambar di samping. Tentukan luas daerah
yang diarsir?
7 m
18 m
24 m
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) 7
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
159
2. Sebuah bangun layang-layang memiliki luas 225 cm2. Panjang diagonal II layang-
layang itu dua kali panjang diagonal I. panjang kedua diagonal layang-layang itu
adalah
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
160
Nama : ……………………..
Kelas : ……………………..
Tanggal : …………………….
Mapel : Matematika
1. Kakek Marbun mempunyai sepetak sawah di kampungnya berbentuk jajar
genjang seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
a.Hitunglah luasnya
b.Jika pada panen kemarin sawah kakek
Marbun menghasilkan 54 kuintal padi. Coba
kalian hitung berapa kg rata-rata padi yang
dihasilkan setiap m2
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) 8
Kerjakan soal di bawah
ini dengan benar!
161
2.
Pak Ramdan memiliki kebun
strawberry seperti gambar disamping.
Berapakah luas kebun strawberry Pak
Ramdan yang tidak diarsir?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
8 m
3m
4 m
162
A
D
C
B
O
3.
Adi membuat layang-layang dengan kerangka
dari bambu dan ditutup kertas seperti gambar
disamping. Kedua bambu yang digunakan untuk
kerangka panjangnya sama. Jika kertas yang
dibutuhkan 800 cm2, berapa panjang kedua
kerangka layang-layang Adi?
Jawab :
Diketahui:
……………………………………………………………………………………..
……..………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………...……………………………………………………………
….……………………………..…………………………………………………..
Tuliskan rumus yang digunakan:
…..………………………………………………………………………………….
.……..………………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………
Penyelesaian perhitungan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………..…………….
……..……………………………………………………………………………….
…………..………………………………………………………………………….
………………..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
Mengapa cara tersebut dipilih:
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………
163
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMENT BERPIKIR KREATIF
SIKLUS I dan SIKLUS II
Fokus
Penelitian
Indikator berpikir
kreatif
No.
soal
Indikator soal
Keterampilan
bepikir luwes
(flexibility)
Menghasilkan
beberapa cara/
gagasan-gagasan
yang beragam
dalam meyelesaikan
soal
1, 4, 6,
9, 10
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan gabungan luas
bangun datar persegi panjang,
persegi, segitiga, jajargenjang,
trapesium dan layang-layang
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun
datar persegi panjang
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun
datar persegi
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun
datar segitiga
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun
datar jajargenjang
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun
datar trapesium
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun
datar layang-layang
Keterampilan
berpikir
terperinci
(elaborasi)
Memberi jawaban
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci
2, 3, 5,
7, 8
Jumlah soal 10
164
Lampiran 6
TES SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Al Mursyidiyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : (V) Lima
Pokok Bahasan : Luas Bangun Datar
Waktu : 2 x 35 menit
Petunjuk :
Berdoalah sebelum mengerjakan soal
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawab yang telah disediakan
Baca dan kerjakan semua soal berikut ini dengan teliti, cepat dan tepat
Jawablah soal dengan menggunakan langkah-langkah strategi pemecahan masalah
polya
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang
kamu anggap paling mudah
1. Bentuk susunan permainan puzzle milik Anita seperti gambar di bawah ini,
bantulah Anita bagaimana menghitung luasnya dan tentukan cara lain yang
berbeda untuk menghitung luasnya?
165
2. Ada sekumpulan 30 batang korek api. Dewi akan membentuk sebuah segitiga
yang panjang sisinya masing-masing 4 batang. Sedangkan sisanya akan
digunakan Sarah untuk membentuk persegi panjang yang salah satu
panjangnya 3 batang korek api. Bagaimana langkah-langkah menghitung
panjang sisi persegi panjang yang lain dan menghitung luas persegi panjang
tersebut?
3. Diketahui permukaan kaca atap rumah berbentuk
seperti bangun di samping. Tuliskan bagaimana
menghitung luas daerah yang diarsir?
4.
Ayu menggambar bangun seperti gambar di samping di
papan tulis. bagaimana menghitung luasnya dan
tuliskan cara lain yang berbeda untuk menghitung luas
bangun yang digambar Ayu?
5. Di dinding rumah Andi terdapat hiasan bentuk ikan yang tersusun atas bangun
segitiga,
Satu buah hiasan berbentuk segitiga siku-siku mempunyai panjang sisi
alasnya 6 cm dan tingginya (p) cm. Jika luas seluruh hiasan segitiga itu 63
cm2 tentukan bagaimana langkah-langkah menghitung:
a. Luas sebuah bangun segitiga
b. Nilai p
166
Lampiran 7
TES SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Al Mursyidiyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : (V) Lima
Pokok Bahasan : Luas Bangun Datar
Waktu : 2 x 35 menit
Petunjuk :
Berdoalah sebelum mengerjakan soal
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawab yang telah disediakan
Baca dan kerjakan semua soal berikut ini dengan teliti, cepat dan tepat
Jawablah soal dengan menggunakan langkah-langkah strategi pemecahan masalah
polya
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang
kamu anggap paling mudah
1. Sebuah tempat pusat perbelanjaan akan dibuat di atas permukaan tanah seperti
gambar di bawah ini. Bagaimana menghitung luasnya dan tentukan cara lain
yang berbeda untuk menghitung luasnya?
167
2. Bagaimana langkah-langkah menghitung luas daerah yang diarsir pada
gambar di bawah ini?
3.
Sebuah kolam ikan berbentuk seperti
gambar disamping. Ditengah-tengah
kolam itu terdapat jembatan berbentuk
persegi panjang dengan panjang 4 m dan
lebar 1 m. Jarak ujung kolam satu
dengan ujung kolam yang lain adalah 5
m. Bagaimana langkah-langkah
menghitung luas permukaan kolam
ikan?
4. Bentuk kolam ikan berbentuk seperti gambar di bawah ini. Bagaimana
menghitung luas kolam ikan dan tentukan cara lain yang berbeda untuk
menghitung luasnya?
5. Sebuah taman kota berbentuk seperti gambar di bawah ini! Bagaimana
menghitung luas taman kota dan tentukan cara lain yang berbeda untuk
menghitung luasnya?
168
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I
1. flexibility
Contoh jawaban Cara I (gambar 1)
Diketahui: Bangun 1 persegi, sisi = 4 cm
Bangun 2 Persegi panjang, p = 6 cm, l = 2 cm
Bangun 3 Persegi Panjang, p = 3 cm, l = 2 cm
Bangun 4 Persegi Panjang, p = 3 cm, l = 5 cm
Ditanya : Luas seluruhnya
Luas seluruhnya adalah Luas bangun 1 + bangun 2 + bangun 3 + bangun 4
Persegi = sisi x sisi
Persegi Panjang = p x l
Penyelesaian :
Bangun 1 = s x s = 4 x 4 = 16 cm2
Bangun 2 = p x l = 6 x 2 = 12 cm2
Bangun 3 = p x l = 3 x 2 = 6 cm2
Bangun 4 = p x l = 3 x 5 = 15 cm2
Jadi Luas seluruh = 16 + 12 + 6 + 15 = 49 cm2
- Cara lain berbeda (gambar 2)
Bangun 1 Persegi panjang, p = 4 cm, l = 2 cm, = p x l = 4 x 2 = 8 cm2
Bangun 2 Persegi Panjang, p = 10 cm, l = 2 cm, = p x l = 10 x 2 = 20 cm2
Bangun 3 Persegi Panjang, p = 6 cm, l = 2 cm, = p x l = 6 x 2 = 12 cm2
169
4
batan
g
4
batan
g
Bangun 1 persegi, sisi = 3 cm, = sisi x sisi = 3 x 3 = 9 cm2
Jadi Luas seluruh bangun adalah 8 cm2
+ 20 cm2 +12 cm
2 + 9 cm
2 = 49 cm
2
(benar)
2. Elaborasi
Diketahui: 30 batang korek api
Dibuat segitiga sama sisi, masing-masing sisi 4 batang
Sisanya dibuat persegi panjang dengan p = 3 batang
Ditanya: a. Luas persegi panjang
b. Panjang sisi persegi panjang lainnya (l)
Tuliskan rumus:
Luas persegi panjang = Jumlah seluruh korek – jumlah korek 3 sisi segitiga
(keliling segitiga)
Penyelesaian:
Jumlah korek = 30 batang
Untuk segitiga = 4 batang x 3 sisi = 12 batang +
Sisa = 18 batang dibuat persegi panjang
p = 3 batang
3 batang
3 batang
l = x
4 batang x x =
=
= 6 batang
Luas = p x l
= 3 batang x 6 batang = 18 batang
Jadi panjang sisi lainnya = 6 batang dan luas persegi panjang = 18 batang
- Jika luas 18 batang dan lebar = 6 batang maka panjang =
= 3 batang (benar)
- Jika jumlah korek untuk membuat segitiga = 12 batang dan jumlah korek untuk
membuat persegi panjang = 18 batang, Maka jumlah korek seluruhnya = 30
batang (benar)
3. Elaborasi
Diketahui: kaca atap rumah p = 12 cm, l = 6 cm
Ditanya: luas daerah diarsir
Tuliskan rumus:
Luas diarsir = Luas persegi panjang- Luas segitiga I – Luas segitiga II
= (P x l) – (
x a x t ) – (
x a x t )
Penyelesaian:
170
Luas persegi panjang = (P x l) = 12 cm x 6 cm = 72 cm2
Luas segitiga I = (
x a x t ) =
x 12 cm x 6 cm = 36 cm
2
Luas segitiga II = (
x a x t ) =
x 6 cm x 4 cm = 12 cm
2
Jadi Luas diarsir = 72 cm2 - 36 cm
2 - 12 cm
2 = 24 cm
2
- Jika luas diarsir + luas segitiga I + luas segitiga II maka sama dengan luas
persegi panjang
24 cm2
+ 36 cm2 +12 cm
2 = 72 cm
2 (benar)
4. Flexibility
Contoh jawaban cara 1 (gambar 1)
Diketahui: Bangun 1 segitiga, alas 8 cm, tinggi 8 cm
Bangun 2 Segitiga, alas 16 cm, tinggi 8 cm
Bangun 3 trapesium, a = 16, b = 8, t = 8
Ditanya : Luas seluruhnya
Luas seluruhnya adalah Luas bangun 1 + bangun 2 + bangun 3
Segitiga =
x a x t
Trapesium = ( )
Penyelesaian:
Bangun 1 =
x 8 x 8 = 32 cm
2
Bangun 2 =
x 16 x 8 = 64 cm
2
Bangun 3 = ( )
= 96 cm
2
Jadi Luas seluruh = 32 + 64 + 96 = 192 cm2
- Cara lain berbeda (gambar 2)
171
Bangun I trapesium, a = 16, b = 8, t = 8 = ( )
= 96 cm
2
Bangun II trapesium, a = 16, b = 8, t = 8, = ( )
= 96 cm
2
Luas seluruh = 96 cm2
+ 96 cm2 = 192 cm
2 (benar)
5. Elaborasi
Diketahui: Hiasan ikan bentuk 7 segitiga siku-siku
a = 6 cm
t = (p) cm
Luas seluruh hiasan = 63 cm2
Ditanya: 1. Luas sebuah segitiga siku-siku
2. Nilai p
Tuliskan rumus:
Luas segitiga =
x a x t
Luas sebuah segitiga =
=
= 9 cm
2
Penyelesaian:
1. Luas sebuah segitiga =
= 9 cm
2
2. Nilai p = tinggi segitiga
Luas =
x a x t atau
9 cm2 =
x 6 x p 9 cm
2 =
9 cm2
= 3 p 9 cm2
=
p =
= 3 cm 9 cm
2 x 2 = 6 p cm
p =
= 3 cm
Jadi luas 1 buah segitiga siku-siku adalah 9 cm2
dan nilai p (tinggi segitiga) = 3
cm
- Jika tinggi 3 cm dan alas 6 cm, maka luas segitiga =
=
=
=
9 cm2 (benar)
- Jika luas segitiga 9 cm2 maka luas seluruh hiasan = 9 cm
2 x 7 buah = 63 cm
2
(benar)
172
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II
1. Flexibility
Contoh jawaban Gambar 1
- Diketahui: Bangun 1 trapesium, a = 6, b = 1, t = 5
Bangun 2 trapesium, a = 2, b = 7, t = 5
Bangun 3 segitiga, a = 3, t = 2
Bangun 4 Persegi panjang, p = 2, l = 7
Bangun 5 jajar genjang, a = 6, t = 4
- Ditanya : Luas bangun seluruhnya?
Luas seluruhnya adalah Luas bangun 1 + bangun 2 + bangun 3 + bangun 4 +bangun 5
Segitiga =
x a x t
Trapesium = ( )
Persegi Panjang = p x l
Jajar genjang = a x t
- Penyelesaian :
Bangun 1 =( )
= 17.5 cm
2
Bangun 2 =( )
= 22,5 cm
2
Bangun 3 =
x 3 x 2 = 3 cm
2
Bangun 4 = 2 x 7 = 14 cm2
Bangun 5 = 6 x 4 = 24 cm2
Jadi Luas seluruh = 17.5 + 22.5 + 3 + 14 + 24 = 81 cm2
- Cara lain berbeda (gambar 2)
173
Bangun 1 persegi panjang, p = 5, l = 1, = p x l = 5 x 1 = 5 cm2
Bangun 2 persegi panjang, p= 7, l =5, = p x l = 7 x 5 = 35 cm2
Bangun 3 trapesium, a = 10, b = 7, t = 2, = ( )
= ( )
= 17 cm
2
Bangun 4 jajar genjang , a = 6, t = 4, = a x t = 6 x 4 = 24 cm2
Jadi Luas seluruh bangun adalah 5 cm2 +35 cm
2 + 17 cm
2 +24 cm
2 = 81 cm
2
2. Elaborasi
Diketahui: Bangun I = Trapesium, a = 11cm, b = 9 cm, t = 15 cm
Bangun II = Layang-layang d1 = 4 cm, d2= 15 cm
Bangun III = segitiga , a = 3 cm, t = 2 cm
Bangun IV = segitiga , a = 12 cm, t = 2 cm
Ditanya: Luas bangun yang diarsir
Tuliskan rumus:
Luas diarsir = L trapesium – L layang2 – L segitiga I – L segitiga II
Penyelesaian:
L trapesium = ( )
= ( )
= 150 cm
2
L layang2 =
x d1 x d2 =
x 4 cm x 15 cm = 30 cm
2
L segitiga I =
x a x t =
x 3 cm x 2 cm = 3 cm
2
L segitiga II =
x a x t =
x 12 cm x 2 cm = 6 cm
2
Luas diarsir = 150 cm2 - 30 cm2 - 3 cm
2 - 6 cm
2 = 105 cm
2
Jadi luas daerah yang diarsir = 105 cm2 (benar)
- Jika luas diarsir + L layang2 + L segitiga 1 + L segitiga II maka luas seluruhnya
adalah L Trapesium
= 105 cm2 +30 cm
2 +3 cm
2 +6 cm
2 + = 150 cm
2 (benar)
3. Elaborasi
Diketahui: kolam ikan bentuk trapesium
a = 2 m, b = 4 m, t = 2 m
Jembatan persegi panjang
p = 4 m, l = 1 m
Ditanya: Luas seluruh permukaan kolam ikan
Tuliskan rumus:
Luas seluruh = (2 x Luas trapesium) + luas persegi panjang
Luas trapesium = ( )
Luas Persegi panjang = p x l
Penyelesaian:
174
L trapesium = ( )
= ( )
= 6 m
2
L Persegi panjang = p x l = 4 m x 1 m = 4 m2
Luas seluruh = (2 x 6 m2)
+ 4 m2 = 12 m
2 + 4 m
2 = 16 m
2
Jadi luas seluruh permukaan kolam adalah 16 m2
- Jika luas seluruh permukaan kolam =16 m2 ,
maka luas persegi panjang = L seluruh kolam – L (2 x Luas trapesium)
= 16 m2
– (2 x 6 m2) = 4 m
2 (benar)
Maka luas 1 trapesium = –
=
= 6 m
2
(benar)
4. Flexibility
Contoh jawaban Gambar
Diketahui: Bangun 1 jajar genjang, a = 8, t =4
Bangun 2 trapesium, a = 4, b = 8, t = 4
Bangun 3 segitiga, a = 8, t = 2
Bangun 4 persegi panjang, p = 8, l = 4
Bangun 5 segitiga, a = 8, t = 2
Ditanya : Luas Seluruhnya?
Luas seluruhnya adalah Luas bangun 1 + bangun 2 + bangun 3 + bangun 4 +
bangun 5
Segitiga =
x a x t
Trapesium = ( )
175
Persegi Panjang = p x l
Jajar genjang = a x t
Penyelesaian:
Bangun 1 = 8 x 4 = 32 cm2
Bangun 2 =( )
= 24 cm
2
Bangun 3 =
x 8 x 2 = 8 cm
2
Bangun 4 = 8 x 4 = 32 cm2
Bangun 5 =
x 8 x 2 = 8 cm
2
Luas seluruh = 32 + 24 + 8 + 32 + 8 = 104 cm2
Cara lain berbeda (gambar 2)
Bangun 1 = segitiga, a= 8, t = 2, =
x a x t =
x 8 cm x 2 cm = 8 cm
2
Bangun 2 = persegi panjang, p=16, l = 4, = p x l = 16 cm x 4cm = 64 cm2
Bangun 3 = segitiga, a= 8, t = 4, =
x a x t =
x 8 cm x 4 cm = 32 cm
2
Bangun 4 = segitiga, a= 8, t = 2, =
x a x t =
x 8 cm x 2 cm = 8 cm
2
Bangun 5 = segitiga, a= 8, t = 2, =
x a x t =
x 8 cm x 2 cm = 8 cm
2
Jadi Luas seluruh bangun adalah 8 cm2+64 cm
2 + 32 cm
2+8 cm
2 +8 cm
2 =104 cm
2
(benar)
5. Flexibility
176
Contoh jawaban Gambar 1
Diketahui: Bangun 1 persegi, s = 3
Bangun 2 trapesium, a = 3, b = 5, t = 5
Bangun 3 trapesium, a = 2, b = 3, t = 6
Bangun 4 Layang-layang, d1 = 8, d2 = 3
Ditanya : Luas Seluruhnya
Luas seluruhnya adalah Luas bangun 1 + bangun 2 + bangun 3 + bangun 4
Segitiga =
x a x t
Trapesium = ( )
Persegi = sisi x sisi
Layang-layang =
x d1 x d2
Penyelesaian:
Bangun 1 = 3 x 3 = 9 cm2
Bangun 2 = ( )
= 20 cm
2
Bangun 3 = ( )
= 15 cm
2
Bangun 4 =
x 8 x 3 = 12 cm
2
Luas seluruh = 9 + 20 + 15 + 12 = 56 cm2
Cara lain berbeda (gambar 2)
Bangun 1 = persegi, s= 3 cm, = s x s = 3 cm x 3 cm = 9 cm2
Bangun 2 = trapesium, a = 3, b = 5, t = 5, = ( )
=
( )
= 20 cm
2
Bangun 3 = persegi panjang, p=2, l = 6, = p x l = 2 cm x 6 cm = 12 cm2
Bangun 4 = trapesium, a = 3, b = 1, t = 6, = ( )
=
( )
= 12 cm
2
Bangun 5 = segitiga, a = 3, t = 2, =
x a x t =
x 3 cm x 2 cm = 3 cm
2
Jadi Luas seluruh adalah 9 cm2 +20 cm
2+ 12 cm
2 +12 cm
2 +3 cm
2 = 56 cm
2 (benar)
177
Lampiran 10 UJI VALIDITAS INSTRUMEN
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
x₁ x₂ x₃ x₄ x₅A x₅B x₆ x₇ x₈ x₉ x₁₀ Y Y²
1 A 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 0 25 625
2 B 1 0 0 4 2 0 1 1 1 1 1 12 144
3 C 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 1 23 529
4 D 2 3 1 4 0 0 4 2 4 2 2 24 576
5 E 2 3 1 2 0 0 4 2 4 2 3 23 529
6 F 2 3 1 2 0 0 3 2 0 2 2 17 289
7 G 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 32 1024
8 H 2 3 1 2 0 0 4 4 4 4 4 28 784
9 I 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 0 31 961
10 J 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 7 49
11 K 4 4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 29 841
12 L 4 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 36 1296
13 M 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 36 1296
14 N 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 40 1600
15 O 2 3 4 3 4 3 2 4 3 1 3 32 1024
16 P 2 3 1 1 1 1 3 2 0 2 1 17 289
17 Q 4 2 1 3 2 2 4 4 2 4 2 30 900
18 R 4 2 2 3 2 0 1 1 4 1 1 21 441
19 S 4 4 2 2 4 4 4 2 0 3 3 32 1024
20 T 3 3 4 3 2 2 4 1 4 1 1 28 784
21 U 4 1 4 1 1 1 3 2 0 1 1 19 361
22 V 1 3 4 2 2 2 0 0 0 0 0 14 196
23 W 4 4 4 2 2 0 4 0 0 0 0 20 400
24 X 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 2 35 1225
25 Y 2 4 1 3 2 2 2 1 1 2 0 20 400
26 Z 2 4 2 2 0 0 0 2 1 2 2 17 289
27 AA 4 2 1 2 0 0 2 4 2 2 2 21 441
Jumlah 73 80 61 66 53 40 77 65 58 51 45 669 18317
rxy 0.504 0.568 0.472 0.425 0.672 0.666 0.632 0.703 0.607 0.401 0.607
rtabel (5%, 25) 0.396
Kriteria V V V V V V V V V V V
178
Lampiran 11
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
X Xt
x₁ x₂ x₃ x₄ x₅A x₅B x₆ x₇ x₈ x₉ x₁₀
1 A 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 0 25 625
2 B 1 0 0 4 2 0 1 1 1 1 1 12 144
3 C 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 1 23 529
4 D 2 3 1 4 0 0 4 2 4 2 2 24 576
5 E 2 3 1 2 0 0 4 2 4 2 3 23 529
6 F 2 3 1 2 0 0 3 2 0 2 2 17 289
7 G 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 32 1024
8 H 2 3 1 2 0 0 4 4 4 4 4 28 784
9 I 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 0 31 961
10 J 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 7 49
11 K 4 4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 29 841
12 L 4 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 36 1296
13 M 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 36 1296
14 N 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 40 1600
15 O 2 3 4 3 4 3 2 4 3 1 3 32 1024
16 P 2 3 1 1 1 1 3 2 0 2 1 17 289
17 Q 4 2 1 3 2 2 4 4 2 4 2 30 900
18 R 4 2 2 3 2 0 1 1 4 1 1 21 441
19 S 4 4 2 2 2 4 4 2 0 3 3 30 900
20 T 3 3 4 3 2 2 4 1 4 1 1 28 784
21 U 4 1 4 1 1 1 3 2 0 1 1 19 361
22 V 1 3 4 2 2 2 0 0 0 0 0 14 196
23 W 4 4 4 2 2 0 4 0 0 0 0 20 400
24 X 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 2 35 1225
25 Y 2 4 1 3 2 2 2 1 1 2 0 20 400
26 Z 2 4 2 2 0 0 0 2 1 2 2 17 289
27 AA 4 2 1 2 0 0 2 4 2 2 2 21 441
Jumlah 73 80 61 66 51 40 77 65 58 51 45 667 18193
Si² 1.394 1.147 1.969 0.765 1.877 1.657 1.904 1.871 2.645 0.988 1.556
ΣSi² 17.772
St² 63.542
r₁₁ 0.792
Kriteria Tinggi
179
Lampiran 12
DAYA BEDA SOAL
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL Jumlah
1 2 3 4 5A 5B 6 7 8 9 10
KELOMPOK ATAS
1 N 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 40
2 L 4 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 36
3 X 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 2 35
4 M 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 36
5 G 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 32
6 I 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 0 31
7 O 2 3 4 3 4 3 2 4 3 1 3 32
8 H 2 3 1 2 0 0 4 4 4 4 4 28
9 Q 4 2 1 3 2 2 4 4 2 4 2 30
10 K 4 4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 29
11 S 4 4 2 2 2 4 4 2 0 3 3 30
12 T 3 3 4 3 2 2 4 1 4 1 1 28
13 D 2 3 1 4 0 0 4 2 4 2 2 24
Σ 41 45 37 37 34 29 46 42 39 30 31
KELOMPOK BAWAH
1 A 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 0 25
2 E 2 3 1 2 0 0 4 2 4 2 3 23
3 C 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 1 23
4 R 4 2 2 3 2 0 1 1 4 1 1 21
5 AA 4 2 1 2 0 0 2 4 2 2 2 21
6 W 4 4 4 2 2 0 4 0 0 0 0 20
7 U 4 1 4 1 1 1 3 2 0 1 1 19
8 Y 2 4 1 3 2 2 2 1 1 2 0 20
9 F 2 3 1 2 0 0 3 2 0 2 2 17
10 Z 2 4 2 2 0 0 0 2 1 2 2 17
11 P 2 3 1 1 1 1 3 2 0 2 1 17
12 B 1 0 0 4 2 0 1 1 1 1 1 12
13 V 1 3 4 2 2 2 0 0 0 0 0 14
14 J 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 7
Σ 32 35 24 29 17 11 31 23 19 21 14
DP 0.217 0.2404 0.283 0.194 0.350 0.361 0.331 0.397 0.411 0.202 0.346
Kriteria cukup cukup cukup jelek cukup cukup cukup cukup baik cukup cukup
180
Lampiran 13
TINGKAT KESUKARAN
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
Jumlah
1 2 3 4 5A 5B 6 7 8 9 10
1 A 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 0 25
2 B 1 0 0 4 2 0 1 1 1 1 1 12
3 C 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 1 23
4 D 2 3 1 4 0 0 4 2 4 2 2 24
5 E 2 3 1 2 0 0 4 2 4 2 3 23
6 F 2 3 1 2 0 0 3 2 0 2 2 17
7 G 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 32
8 H 2 3 1 2 0 0 4 4 4 4 4 28
9 I 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 0 31
10 J 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 7
11 K 4 4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 29
12 L 4 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 36
13 M 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 36
14 N 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 40
15 O 2 3 4 3 4 3 2 4 3 1 3 32
16 P 2 3 1 1 1 1 3 2 0 2 1 17
17 Q 4 2 1 3 2 2 4 4 2 4 2 30
18 R 4 2 2 3 2 0 1 1 4 1 1 21
19 S 4 4 2 2 2 4 4 2 0 3 3 30
20 T 3 3 4 3 2 2 4 1 4 1 1 28
21 U 4 1 4 1 1 1 3 2 0 1 1 19
22 V 1 3 4 2 2 2 0 0 0 0 0 14
23 W 4 4 4 2 2 0 4 0 0 0 0 20
24 Q 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 2 35
25 Y 2 4 1 3 2 2 2 1 1 2 0 20
26 Z 2 4 2 2 0 0 0 2 1 2 2 17
27 AA 4 2 1 2 0 0 2 4 2 2 2 21
Σ 73 80 61 66 51 40 77 65 58 51 45 667
P 0.676 0.741 0.565 0.611 0.472 0.370 0.713 0.602 0.537 0.472 0.417
Keterangan sedang mudah sedang sedang sedang sedang mudah sedang sedang sedang sedang
181
Lampiran 14
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
SIKLUS I
NO KODE SISWA NILAI KETERANGAN
1 A 79,17 TUNTAS
2 B 37,50 BELUM TUNTAS
3 C 54,17 BELUM TUNTAS
4 D 79,17 TUNTAS
5 E 66,67 BELUM TUNTAS
6 F 20,83 BELUM TUNTAS
7 G 70,83 TUNTAS
8 H 50,00 BELUM TUNTAS
9 I 75,00 TUNTAS
10 J 62,50 BELUM TUNTAS
11 K 79,17 TUNTAS
12 L 58,33 BELUM TUNTAS
13 M 62,50 BELUM TUNTAS
14 N 62,50 BELUM TUNTAS
15 O 83,33 TUNTAS
16 P 45,83 BELUM TUNTAS
17 Q 54,17 BELUM TUNTAS
18 R 58,33 BELUM TUNTAS
19 S 75,00 TUNTAS
20 T 70,83 TUNTAS
21 U 83,33 TUNTAS
22 V 83,33 TUNTAS
23 W 25,00 BELUM TUNTAS
24 X 70,83 TUNTAS
25 Y 62,50 BELUM TUNTAS
182
Lampiran 15
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
SIKLUS II
NO KODE SISWA NILAI KETERANGAN
1 A 100 TUNTAS
2 B 75 TUNTAS
3 C 75 TUNTAS
4 D 75 TUNTAS
5 E 90 TUNTAS
6 F 95 TUNTAS
7 G 85 TUNTAS
8 H 75 TUNTAS
9 I 95 TUNTAS
10 J 100 TUNTAS
11 K 55 BELUM TUNTAS
12 L 60 BELUM TUNTAS
13 M 85 TUNTAS
14 N 40 BELUM TUNTAS
15 O 90 TUNTAS
16 P 65 BELUM TUNTAS
17 Q 100 TUNTAS
18 R 60 BELUM TUNTAS
19 S 70 TUNTAS
20 T 95 TUNTAS
21 U 60 BELUM TUNTAS
22 V 100 TUNTAS
23 W 40 BELUM TUNTAS
24 X 90 TUNTAS
25 Y 95 TUNTAS
183
Lampiran 16
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS I
1. Jangkauan/rentan kelas (R)
R = data terbesar – data terkecil
= 83,33 – 20,83
= 62,50
2. Banyak kelas
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 (1,39)
= 1 + 4,59
= 5,59 ,
3. Panjang kelas / interval
=
=
= 10,42 ↔ 11 (dibulatkan keatas)
Tabel Distribusi Frekuensi Siklus 1
NO NILAI FREKUENSI
Absolut Kumulatif Relatif (%)
1 20-30 2 2 8
2 31-41 1 3 4
3 42-52 2 5 8
4 53-63 8 13 32
5 64-74 4 17 16
6 75-85 8 25 32
Jumlah 25
100
184
No Kelas
Interval
Batas
Bawah
Batas
Atas f f% xᵢ xᵢ ² fᵢ xᵢ fᵢ xᵢ ²
1 20-30 19,5 30,5 2 8 25 625 50 1250
2 31-41 30,5 41,5 1 4 36 1296 36 1296
3 42-52 41,5 52,5 2 8 47 2209 94 4418
4 53-63 52,5 63,5 8 32 58 3364 464 26912
5 64-74 63,5 74,5 4 16 69 4761 276 19044
6 75-85 74,5 85,5 8 32 80 6400 640 51200
Jumlah 25 100 315 18655 1560 104120
Mean 62,40
Median 62,81
Modus 59,10
Varians 282,33
Standar Deviasi 16,80
4. Mean/ Rata-rata ( )
=
= 62,40
n = Jumlah siswa
5. Median/ Nilai tengah
Me = l + [
] . i
= 52,5 + [
] .11
= 52,5 + *
+ .
= 52,5 + 10,31
= 62,81
Keterangan:
l = Lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Banyak siswa/ jumlah frekuensi
fk = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
fi = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
185
6. Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
Mo = l + * ₁
₁ ₂+ .i atau Mo = l + *
₁
₁ ₂+ . i
= 52,5 + *
+.11 = 74,5 + *
+.11
= 52,5 + *
+ = 74,5 + *
+
= 52,5 + 6,6 = 74,5 + 11
= 59,1 = 85,6
Keterangan:
l = Lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
₁ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
₂ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
7. Varians
s2 =
ᵢ ( )
( ) =
( ) ( )
( ) =
= 282,33
8. Simpangan Baku
s =√ ᵢ ( )
( ) =√
( ) ( )
( ) =√
=16,802
9. Persentase Tuntas
=
x 100 %
=
%
= 44 %
10. Persentase Belum Tuntas
=
x 100 %
=
%
= 56 %
186
Lampiran 17
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II
1. Jangkauan/rentan kelas
= data terbesar – data terkecil
= 100 – 40
= 60
2. Banyak kelas
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 (1,39)
= 1 + 4,59
= 5,59 ↔ ,
3. Panjang kelas
=
=
= 12
Tabel Distribusi Frekuensi Siklus II
NO NILAI FREKUENSI
Absolut Kumulatif Relatif (%)
1 40-51 2 2 8
2 52-63 4 6 16
3 64-75 6 12 24
4 76-87 2 14 8
5 88-99 7 21 28
6 100-111 4 25 16
Jumlah 25
100
187
No Kelas
Interval
Batas
Bawah
Batas
Atas f f% xᵢ xᵢ ² fᵢ xᵢ fᵢ xᵢ ²
1 40-51 39,5 51,5 2 8 45.5 2070.25 91 4140.5
2 52-63 51,5 63,5 4 16 57.5 3306.25 230 13225
3 64-75 63,5 75,5 6 24 69.5 4830.25 417 28981.5
4 76-87 75,5 87,5 2 8 81.5 6642.25 163 13284.5
5 88-99 87,5 99,5 7 28 93.5 8742.25 654.5 61195.75
6 100-111 99,5 111,5 4 16 105.5 11130.25 422 44521
Jumlah 25 100 453 36721.5 1977.5 165348.3
Mean 79,10
Median 78,50
Modus 95,00
Varians 372,00
Standar Deviasi 19,29
4. Mean/rata-rata (X)
X =
= 79,1
n = jumlah siswa
5. Median/ Nilai tengah
Me = l + [
] . i
= 75,5 + [
] .12
= 75,5 + *
+ .
= 75,5 + 3
= 78,5
Keterangan:
l = Lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Banyak siswa/ jumlah frekuensi
fk = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
fi = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
188
6. Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
Mo = l + * ₁
₁ ₂+ . i
= 87,5 + *
+.12
= 87,5 + *
+
= 87,5 + 7,5
= 95
Keterangan:
l = Lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
₁ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
₂ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
7. Varians
s2 = ᵢ ( )
( ) =
( ) ( )
( ) =
= 372
8. Simpangan Baku
s =√ ᵢ ( )
( )=√
( ) ( )
( )=√
=19,287
9. Persentase Tuntas
=
x 100 %
=
%
= 72 %
10. Persentase Belum Tuntas
=
x 100 %
=
%
= 28 %
189
Lampiran 18
HASIL PERHITUNGAN MEAN, PRESENTASE DAN STANDAR DEVIASI KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA
TES SIKLUS 1
NO NAMA
SISWA
KETERAMPILAN
BERPIKIR LUWES
(FLEXIBILITY)
KETERAMPILAN BERPIKIR TERPERINCI
(ELABORATION)
X₁ X₄ Xt Xt^2 X₂ X₃ X5A X5B Xt Xt^2
1 A 2 2 4 16 4 4 4 3 15 225
2 B 2 4 6 36 3 0 0 0 3 9
3 C 2 2 4 16 2 3 4 0 9 81
4 D 4 2 6 36 2 4 3 4 13 169
5 E 2 2 4 16 1 3 4 4 12 144
6 F 1 0 1 1 4 0 0 0 4 16
7 G 2 4 6 36 2 3 3 3 11 121
8 H 2 4 6 36 3 1 1 1 6 36
9 I 2 4 6 36 3 3 3 3 12 144
10 J 2 2 4 16 4 4 0 3 11 121
11 K 2 4 6 36 3 4 3 3 13 169
12 L 1 2 3 9 1 4 3 3 11 121
13 M 2 2 4 16 2 3 3 3 11 121
14 N 2 4 6 36 2 2 3 2 9 81
15 O 2 4 6 36 4 4 4 2 14 196
16 P 2 2 4 16 2 2 0 3 7 49
17 Q 2 2 4 16 2 4 0 3 9 81
18 R 1 4 5 25 0 3 3 3 9 81
19 S 2 2 4 16 4 4 2 4 14 196
20 T 2 3 5 25 4 4 3 1 12 144
21 U 2 4 6 36 4 4 3 3 14 196
22 V 2 2 4 16 4 4 4 4 16 256
23 W 2 2 4 16 2 0 0 0 2 4
24 X 2 4 6 36 4 4 0 3 11 121
25 Y 2 2 4 16 2 4 2 3 11 121
JUMLAH 49 69 118 596 68 75 55 61 259 3003
Rata-rata per
indikator 4.72 10.36
Prosentase
per indikator
59%
64,75%
Standar
deviasi 1.249 3.576
190
Lampiran 19
HASIL PERHITUNGAN MEAN, PRESENTASE DAN STANDAR DEVIASI
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
TES SIKLUS 2
NO NAMA
SISWA
KETERAMPILAN BERPIKIR
LUWES (FLEXIBILITY)
KETERAMPILAN BERPIKIR
TERPERINCI
(ELABORATION)
X₁ X₄ X₅ Xt Xt2
X₂ X₃ Xt
Xt2
1 A 4 4 4 12 144 4 4 8 64
2 B 1 2 4 7 49 4 4 8 64
3 C 4 3 0 7 49 4 4 8 64
4 D 1 2 4 7 49 4 4 8 64
5 E 4 2 4 10 100 4 4 8 64
6 F 4 4 3 11 121 4 4 8 64
7 G 4 2 3 9 81 4 4 8 64
8 H 4 1 4 9 81 4 2 6 36
9 I 4 4 3 11 121 4 4 8 64
10 J 4 4 4 12 144 4 4 8 64
11 K 3 3 1 7 49 2 2 4 16
12 L 2 2 2 6 36 4 2 6 36
13 M 4 4 2 10 100 4 3 7 49
14 N 2 3 1 6 36 1 1 2 4
15 O 4 2 4 10 100 4 4 8 64
16 P 3 3 3 9 81 2 2 4 16
17 Q 4 4 4 12 144 4 4 8 64
18 R 1 2 3 6 36 4 2 6 36
19 S 4 2 4 10 100 2 2 4 16
20 T 4 4 3 11 121 4 4 8 64
21 U 1 3 4 8 64 2 2 4 16
22 V 4 4 4 12 144 4 4 8 64
23 W 4 0 0 4 16 4 0 4 16
24 X 4 2 4 10 100 4 4 8 64
25 Y 4 4 3 11 121 4 4 8 64
JUMLAH 82 70 75 227 2187 89 78 167 1201
Rata-rata per
indikator 9.08 6.68
Prosentase per
indikator 75,67% 83.50%
Standar deviasi 2.243 1.848
191
Lampiran 20
Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tes Siklus I dan Tes Siklus II
No Indikator
Tes Siklus 1 Tes Siklus 2
Skor
ideal Mean SD
Persentase
(%)
Skor
ideal Mean SD
Persentase
(%)
1 Flexibility 8 4,72 1,25 59,00 12 9,08 2,24 75,67
2 Elaboration 16 10,36 3,58 64,75 8 6,68 1,85 83,50
Jumlah 24 15,08 4,83 123,75 20 15,76 4,09 159,17
192
Lampiran 21
Langkah-Langkah Perhitungan Mean, Standar Deviasi, dan Persentase
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siklus I
- Skor ideal
Banyaknya soal x skor maksimal
1. Flexibility = 2 soal x 4 = 8
2. Elaboration = 4 soal x 4 = 16
- Skor siswa (xt2)
Jumlah dari setiap skor x banyak siswa
1. Flexibility = Σ x1 + Σ x4 = 49 + 69 = 118
2. Elaboration = Σ x2 + Σ x3 + Σ x5A + Σ x5B = 68 + 75 + 55 + 61 = 259
- N = Jumlah siswa (25)
- Nilai rata-rata (Mean) =
Misal nilai rata-rata indikator flexibility =
= 4,72
- Standar Deviasi = SD = √
( )
Misal SD indikator flexibility = √
( )
= √
√
= √
= 1,249 ↔ 1,25 (dibulatkan keatas)
- Persentase =
x 100 %
Misal persentase indikator flexibility =
x 100% = 59 %
Untuk menghitung mean, standar deviasi dan persentase indikator lainnya dengan
menggunakan cara seperti indikator flexibility.
193
Lampiran 22
Langkah-Langkah Perhitungan Mean, Standar Deviasi, dan Persentase
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siklus II
- Skor ideal
Banyaknya soal x skor maksimal
1. Flexibility = 3 soal x 4 = 12
2. Elaboration = 2 soal x 4 = 8
- Skor siswa (xt2)
Jumlah dari setiap skor x banyak siswa
1. Flexibility = Σ x1 + Σ x4 + Σ x5 = 82 + 70 + 75 = 227
2. Elaboration = Σ x2 + Σ x3 = 89 + 78 = 167
- N = Jumlah siswa (25)
- Nilai rata-rata (Mean) =
Misal nilai rata-rata indikator flexibility =
= 9,08
- Standar Deviasi = SD = √
( )
Misal SD indikator flexibility = √
( )
= √
= √
= √
= 2,243↔ 2,24 (dibulatkan keatas)
- Persentase =
x 100 %
Misal persentase indikator flexibility =
x 100% = 75,67 %
Untuk menghitung mean, standar deviasi dan persentase indikator lainnya dengan
menggunakan cara seperti indikator flexibility.
194
Lampiran 23
Koisioner Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Masalah Polya Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatis Matematis Siswa
Nama :
Kelas :
Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur
2. Berilah tanda chek-list ( √ ) pada jawaban yang tepat sesuai keadaan kamu
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Dalam mengikuti pelajaran ini, saya tidak bebas mengeluarkan
pendapat/bertanya
2 Dalam mengerjakan soal, saya bebas menggunakan cara yang saya
senangi.
3. Menjawab soal dengan langkah-langkah secara terperinci
membuat saya lebih paham dan mengerti
4 Setelah membaca soal, untuk memahami masalahnya saya
menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri.
5 Saya selalu membuat rencana penyelesaian dalam mengerjakan
soal yang diberikan
6 Saya dalam melaksanakan rencana tersebut, melakukan
perhitungan dengan teliti
7 Saya sulit membedakan dalam membuat rencana dan
melaksanakan rencana
8 Setelah menemukan jawaban, saya mengoreksi kembali langkah-
langkah yang telah saya lakukan.
9 Setelah menyelesaikan satu soal, saya tertantang untuk
menyelesaikan soal berikutnya.
10 Dalam pembelajaran ini saya dilatih untuk menggunakan berbagai
macam cara penyelesaian
11 Mengerjakan soal dengan banyak cara malah membuat saya
bingung
12 Saya senang mendiskusikan bersama teman-teman sehingga saya
tahu banyak cara penyelesaian.
13 Cara penyelesaiannya pada langkah-langkahnya susah dan
membingungkan
14 Saya sulit mempelajari materi luas bangun datar dengan strategi
pembelajaran ini
15 Mengerjakan soal sendiri lebih menyenangkan daripada harus
berkelompok
195
Lampiran 24
HASIL ANALISIS ANGKET SIKLUS I
NO KODE
SISWA
Butir Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11
2 B 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 8
3 C 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8
4 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 11
5 E 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 9
6 F 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 7
7 G 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12
8 H 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 10
9 I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
10 J 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8
11 K 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 9
12 L 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 7
13 M 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 6
14 N 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 7
15 O 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
16 P 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 8
17 Q 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 10
18 R 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5
19 S 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
20 T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
21 U 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
22 V 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 10
23 W 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
24 Q 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12
25 Y 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 8
Ya 17 16 18 11 19 20 16 14 17 24 12 17 10 13 10 234
Tidak 8 9 7 14 6 5 9 11 8 1 13 8 15 12 15
Presentase (%) Ya 68 64 72 44 76 80 64 56 68 96 48 68 40 52 40
Presentase (%)
Tidak 32 36 28 56 24 20 36 44 32 4 52 32 60 48 60
Skor kriterium 375
196
Hasil Perhitungan Angket Siklus I
Kategori No Pertanyaan Ya Tidak Presentase
(%)
Positif
2 Dalam mengerjakan soal, saya bebas menggunakan cara yang saya
senangi. 16 - 64
- 9 36
3 Menjawab soal dengan langkah-langkah secara terperinci membuat
saya lebih paham dan mengerti
18 - 72
- 7 28
4 Setelah membaca soal, untuk memahami masalahnya saya
menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri. 11 - 44
- 14 56
5 Saya selalu membuat rencana penyelesaian dalam mengerjakan soal
yang diberikan
19 - 76
- 6 24
6 Saya dalam melaksanakan rencana tersebut, melakukan perhitungan
dengan teliti
20 - 80
- 5 20
8 Setelah menemukan jawaban, saya mengoreksi kembali langkah-
langkah yang telah saya lakukan.
14 - 56
- 11 44
9 Setelah menyelesaikan satu soal, saya tertantang untuk menyelesaikan
soal berikutnya.
17 - 68
- 8 32
10 Dalam pembelajaran ini saya dilatih untuk menggunakan berbagai
macam cara penyelesaian 24 - 96
- 1 4
12 Saya senang mendiskusikan bersama teman-teman sehingga saya tahu
banyak cara penyelesaian. 17 - 68
- 8 32
Jumlah
156 - 69,33
- 69 30,67
225
Negatif
1 Dalam mengikuti pelajaran ini, saya tidak bebas mengeluarkan
pendapat/bertanya 8 - 32
- 17 68
7 Saya sulit membedakan dalam membuat rencana dan melaksanakan
rencana
9 - 36
- 16 64
11 Mengerjakan soal dengan banyak cara malah membuat saya bingung 13 - 52
- 12 48
13 Cara penyelesaiannya pada langkah-langkahnya susah dan
membingungkan
15 - 60
- 10 40
14 Saya sulit mempelajari materi luas bangun datar dengan strategi
pembelajaran ini
12 - 48
- 13 52
15 Mengerjakan soal sendiri lebih menyenangkan daripada harus
berkelompok 15 - 60
- 10 40
Jumlah
72 - 48,00
- 78 52,00
150
Rekapitulasi Hasil Angket Siklus I
Kategori No
Pernyataan
Jumlah Presentase
Ya Tidak (%)
Positif 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12 156 - 69,33
- 69 30,67
Negatif 1, 7, 11, 13, 14, 15 72 - 48,00
- 78 52,00
197
Lampiran 25
HASIL ANALISIS ANGKET SIKLUS II
NO KODE SISWA Butir Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
2 B 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11
3 C 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 11
4 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12
5 E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13
6 F 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10
7 G 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12
8 H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14
9 I 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 13
10 J 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 11
11 K 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12
12 L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12
13 M 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7
14 N 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 9
15 O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
16 P 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
17 Q 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
18 R 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 7
19 S 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
20 T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
21 U 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
22 V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13
23 W 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 9
24 Q 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
25 Y 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Jumlah Ya 24 19 22 20 23 24 19 20 20 24 17 23 14 15 17 301
Jumlah Tidak 1 6 3 5 2 1 6 5 5 1 8 2 11 10 8
Presentase (%) Ya 96 76 88 80 92 96 76 80 80 96 68 92 56 60 68
Presentase (%) Tidak 4 24 12 20 8 4 24 20 20 4 32 8 44 40 32
Skor Kriterium 375
198
Hasil Perhitungan Angket Siklus II
Kategori No Pertanyaan Ya Tidak Presentase
(%)
Positif
2 Dalam mengerjakan soal, saya bebas menggunakan cara yang saya
senangi. 19 - 76
- 6 24
3 Menjawab soal dengan langkah-langkah secara terperinci membuat
saya lebih paham dan mengerti
22 - 88
- 3 12
4 Setelah membaca soal, untuk memahami masalahnya saya
menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri. 20 - 80
- 5 20
5 Saya selalu membuat rencana penyelesaian dalam mengerjakan soal
yang diberikan
23 - 92
- 2 8
6 Saya dalam melaksanakan rencana tersebut, melakukan perhitungan
dengan teliti
24 - 96
- 1 4
8 Setelah menemukan jawaban, saya mengoreksi kembali langkah-
langkah yang telah saya lakukan.
20 - 80
- 5 20
9 Setelah menyelesaikan satu soal, saya tertantang untuk menyelesaikan
soal berikutnya.
20 - 80
- 5 20
10 Dalam pembelajaran ini saya dilatih untuk menggunakan berbagai
macam cara penyelesaian 24 - 96
- 1 4
12 Saya senang mendiskusikan bersama teman-teman sehingga saya tahu
banyak cara penyelesaian. 23 - 92
- 2 8
Jumlah
195 - 86,67
- 30 13,33
225
Negatif
1 Dalam mengikuti pelajaran ini, saya tidak bebas mengeluarkan
pendapat/bertanya 1 - 4
- 24 96
7 Saya sulit membedakan dalam membuat rencana dan melaksanakan
rencana
6 - 24
- 19 76
11 Mengerjakan soal dengan banyak cara malah membuat saya bingung 8 - 32
- 17 68
13 Cara penyelesaiannya pada langkah-langkahnya susah dan
membingungkan
11 - 44
- 14 56
14 Saya sulit mempelajari materi luas bangun datar dengan strategi
pembelajaran ini
10 - 40
- 15 60
15 Mengerjakan soal sendiri lebih menyenangkan daripada harus
berkelompok 8 - 32
- 17 68
Jumlah
44 - 29,33
- 106 70,67
150
Rekapitulasi Hasil Angket Siklus II
Kategori No
Pernyataan
Jumlah Presentase
(%) Ya Tidak
Positif 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12 195 - 86,67
- 30 13,33
Negatif 1, 7, 11, 13, 14, 15 44 - 29,33
- 106 70,67
199
Lampiran 26
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Tahap : Prapenelitian
Hari/tanggal : -
Narasumber : Ibu Hj. Umi Kalsum, S.Ag (Guru bidang studi matematika)
Tujuan : Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses
pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.
1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika, khususnya kelas
V?
2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika selama ini?
3. Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa?
4. Saat ibu menjelaskan apakah siswa mendengarkan atau memperhatikan
penjelasan ibu dengan baik?
5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam pembelajaran matematika di kelas V?
6. Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk pemecahan masalah
maupun soal bentuk cerita?
7. Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa kelas V?
8. Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan beberapa solusi
yang berbeda?
9. Apakah ibu sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas V?
10. Pernahkah ibu mendengar strategi pemecahan masalah Polya? Apakah ibu pernah
menerapkan metode ini saat pembelajaran?
200
Tahap : Setelah penelitian
Hari/tanggal : -
Narasumber : Ibu Hj. Umi Kalsum, S.Ag (Guru bidang studi matematika)
Tujuan : Untuk menggetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah menggunakan strategi
pemecahan masalah polya.
1. Bagaimana tanggapan ibu mengenai penerapan strategi pemecahan masalah polya
dalam pembelajaran matematika?
2. Menurut ibu perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan strategi
pemecahan masalah polya?
3. Bagaimana penilaian ibu mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
selama diterapkan strategi pemecahan masalah polya?
4. Menurut ibu apakah strategi pemecahan masalah polya sudah baik?
- Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?
- Jika belum, apa yang harus diperbaiki?
5. Menurut ibu adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika pembelajaran
menggunakan strategi pemecahan masalah polya?
201
Lampiran 27
HASIL WAWANCARA GURU
Tahap : Prapenelitian
Hari/tanggal : Jumat, 15 November 2013
Narasumber : Ibu Hj. Umi Kalsum, S.Ag (Guru bidang studi matematika)
Tujuan : Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses
pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.
Peneliti : Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika, khususnya
kelas V?
Guru : Tingkat kemampuannya masing belum begitu imbang ada yang sudah mulai
menguasai, ada yang sedang bahkan ada yang masih rendah belum bisa
disamaratakan dan masih perlu belajar lagi.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika selama ini?
Guru : Pertama di operasi hitung yaitu perkalian dan pembagian. Perkalian mereka
belum begitu lancar namun yang terutama pada pembagian masih banyak
yang mengalami kesulitan, apalagi kalau masuk pada pembagian yang ada
komanya atau ada sisanya. Kedua, problem solvingnya pada soal cerita
kemudian bangun datar kalau sudah masuk ke yang banyak mereka mulai
bingung.
Peneliti : Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa?
Guru : Pertama memberikan motivasi agar tidak antipasti pada pelajaran
matematika, kedua memberikan model-model pembelajaran yang bermacam-
macam seperti pembelajaran aktif, serta meminta siswa banyak berlatih
dirumah mengerjakan soal-soal, belajar, dan menghafal
Peneliti : Saat ibu menjelaskan apakah siswa mendengarkan atau memperhatikan
penjelasan ibu dengan baik?
202
Guru : Diawal-awal mungkin iya, misalnya saat pretest karena saya memberikan
motivasi untuk membangkitkan semangat mereka, namun nanti jika mereka
sudah menemukan kesulitan mulai berisik.
Peneliti : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam pembelajaran matematika di kelas
V?
Guru : Tanya jawab, drill, demontrasi, power of two, snowballing, resertasi atau
pemberian tugas
Peneliti : Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk pemecahan
masalah maupun soal bentuk cerita?
Guru : Biasanya kalau sudah masuk soal cerita mereka suka malas untuk
memahami. Mereka ingin yang simple langsung angka dan jawaban, padahal
kalau cerita butuh pemahaman soal dulu baru ngerjain. Itu biasanya siswa
agak antipasti karena kita kurang terbiasa mengerjakan soal cerita.
Peneliti : Bagaimana tingkat berpikir kreatif matematis siswa kelas V?
Guru : Sepertinya belum begitu bagus jadi perlu dilatih lagi tingkat berpikirnya
Peneliti : Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan beberapa
solusi yang berbeda?
Guru : Jarang, ada namun beberapa saja hanya sedikit sekali sehingga harus
dimunculkan lagi.
Peneliti : Apakah ibu sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas V?
Guru : Sudah berusaha untuk memusatkan perhatiannya dengan cara seperti
diawal tadi seperti pretesnya atau apersepsinya seperti saya bikin tepuk,
kemudian mengulang-ulang, membuat kuis dan memberikan reward. Jika
mereka sudah fokus barulah saya memulai kegiatan pembelajaran.
Sedangkan untuk kemampuan berpikir kreatifnya yang sudah saya terapkan
yaitu setelah habis menjelaskan dan anak sudah mulai paham biasanya anak-
anak saya suruh membuat soal sendiri dengan cara berbeda-beda beserta
jawabannya baru nanti saya koreksi atau bisa juga sharing atau power of two
dengan temannya untuk mengkoreksi.
203
Peneliti : Pernahkah ibu mendengar strategi pemecahan masalah Polya? Apakah ibu
pernah menerapkan metode ini saat pembelajaran?
Guru : Belum, hanya mendengar istilahnya saja.
Ya kalau intinya sama dengan metode pemecahan masalah atau problem
solving sudah saya terapkan, namun polya belum.
204
Tahap : Setelah penelitian
Hari/tanggal : Senin, 16 Desember 2013
Narasumber : Ibu Hj. Umi Kalsum, S.Ag (Guru bidang studi matematika)
Tujuan : Untuk menggetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah menggunakan strategi
pemecahan masalah polya.
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu mengenai penerapan strategi pemecahan masalah
polya dalam pembelajaran matematika?
Guru : Menurut saya bagus karena polya memberikan cara atau tahapan pada
anak-anak untuk bisa mengerjakan soal pemecahan masalah dengan
sistematis.
Peneliti : Menurut ibu perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan
strategi pemecahan masalah polya?
Guru : Anak lebih semangat, lebih tertarik untuk memahami soal, memahami
caranya dan langkah-langkahnya dengan bisa menemukan banyak cara.
Peneliti : Bagaimana penilaian ibu mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa selama diterapkan strategi pemecahan masalah polya?
Guru : Ada kemajuan, karena anak-anak sudah mulai menunjukan kemampuan
berpikir kreatifnya dengan mereka mau mencari beberapa solusi dan
memecahkan masalah dengan baik
Peneliti : Menurut ibu apakah strategi pemecahan masalah polya sudah baik?
- Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?
- Jika belum, apa yang harus diperbaiki?
Guru : Sudah baik, kebaikannya dapat dilihat dari anak-anak menjadi lebih
sistematis dalam mengerjakan dan mereka tahu cara atau langkah-langkah
dalam mengerjakannya ketika menemukan soal-soal pemecahan masalah.
Namun yang tetap harus diperhatikan adalah soalnya apakah terlalu sulit dan
metodologi sebelumya karena matematika itu mata pelajaran yang selalu
berkesinambungan dengan materi sebelumnya seperti rumusan maupun
205
teorinya apakah mereka lupa lagi seperti dalam operasi hitungnya perkalian
dan pembagian.
Peneliti : Menurut ibu adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika
pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah polya?
Guru : Ada, mereka menjadi lebih kreatif ketika menemukan dan mengerjakan
soal pemecahan dengan beberapa solusi dan beragam cara yang berbeda.
Mereka dengan berdiskusi akhirnya juga bisa tahu ternyata menggunakan
cara satu dengan cara lain diperoleh hasil yang sama dan tentunya dalam
proses mengerjakan sesuai dengan cara yang mudah menurut mereka.
206
Lampiran 28
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Tahap : Setelah penelitian
Hari/tanggal : 16 Desember 2013
Narasumber : Siswa
Tujuan : Untuk menggetahui tanggapan siswa setelah menggunakan strategi
pemecahan masalah Polya terhadap tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa
1. Bagaimana pendapat kamu mengenai proses pembelajaran menggunakan strategi
pemecahan masalah polya?
2. Apa kesulitan kamu ketika mengikuti proses pembelajaran menggunakan strategi
ini?
3. Apakah kamu sudah bisa menjawab soal-soal materi luas bangun datar secara
terperinci dengan menggunakan strategi ini?
4. Apakah kamu dapat menjawab soal dengan beragam cara yang berbeda?
5. Apakah strategi pembelajaran ini sudah layak/pantas diterapkan? Apa saran kamu
untuk pembelajaran seperti yang digunakan ibu?
207
Lampiran 29
HASIL WAWANCARA SISWA
Tahap : Setelah penelitian
Hari/tanggal : Senin, 16 Desember 2013
Narasumber : Siswa
Tujuan : Untuk menggetahui tanggapan siswa setelah menggunakan strategi
pemecahan masalah polya terhadap tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa
No Pertanyaan wawancara Siklus I Siklus II
1 Bagaimana pendapat kamu
mengenai proses
pembelajaran menggunakan
strategi pemecahan masalah
Polya?
S1 : Lebih mudah,
S2 : Biasa aja bu
S3 : Susah bu
S1: Ya, pembelajarannya
bagus dan menyenangkan
bu
S2 : Cukup menyenangkan
dan lebih bersemangat
S3 : Agak susah, tapi enak
kalau dikerjakan kelompok
2 Apa kesulitan kamu ketika
mengikuti proses
pembelajaran menggunakan
strategi ini?
S1 : Di awal saat
memulai bu pada
memahami masalah
S2 : Masih bingung di
membuat rencana,
ketika mencari
rumusnya bu kadang
lupa
S3 : Semua langkahnya
susah, soalnya juga
S1 : Sudah tidak ada
kesulitan, soalnya sudah
terbiasa
S2 : Tidak ada, sudah mulai
terbiasa tapi waktunya
kurang lama
S3 : Ada kesulitan di
melaksanakan rencana,
karena hitung-hitungan
3 Apakah kamu sudah bisa S1 : bisa bu S1 : sudah bisa bu, karena
208
menjawab soal-soal materi
luas bangun datar secara
terperinci dengan
menggunakan strategi ini?
S2 : Sedikit, karena baru
diajarin
S3 : belum, caranya
kepanjangan
dirinci jadi lebih paham
S2 : lumayan bisa bu
S3 : belum, masih sedikit
bingung merincinya soalnya
lumayan susah dipahami
4 Apakah kamu dapat
menjawab soal dengan
beragam cara yang berbeda?
S1 : bisa, soalnya bebas
pakai rumus apa aja
menghitung luasnya
S2 : dapat, tapi pake
cara yang gampang saja
S3 : tidak,
S1 : iyaah bisa
S2 : iya bu, lumayan sudah
mulai bisa
S3 : gak terlalu bisa,
bingung pakai cara lain
5 Apakah strategi
pembelajaran ini sudah
layak/pantas diterapkan?
Apa saran kamu untuk
pembelajaran seperti yang
digunakan ibu?
S1 : iya sudah,
Seru bu dan saya lebih
semangat tapi ibu lebih
tegas lagi
S2 : iya bu pantas,
Ibu jangan terlalu cepat
dalam menjelaskan jadi
jelasinya lebih pelan lagi
S3 : ya lumayan, tapi
soalnya jangan terlalu
susah bu
S1 : Menurut saya layak bu,
Agar siswa dikelas lain bisa
belajar matematika dengan
langkah Polya juga
S2 : iya pantas,
waktunya bisa ditambah lagi
bu
S3 : Pantas,
Bisa belajar dengan baik
karena bisa bekerja sama
teman lainnya
Keterangan:
S1 = Siswa berkemampuan tinggi
S2 = Siswa berkemampuan sedang
S3 = Siswa berkemampuan rendah
209
Lampiran 30
Pedoman Observasi Guru Dalam Mengajar
Nama guru : Nuraprilliani Semester/Kelas : I/V
Mapel : Matematika Materi : Luas bangun datar
Pertemuan Ke : 1 Siklus : I (satu)
Hari Tanggal : Selasa, 26 November 2013
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 29
Skor Rata-rata 2,42
Keterangan skala penilaian:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
210
Pertemuan Ke : 2 (dua) Siklus : I (satu)
Hari Tanggal : Rabu, 27 November 2013
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 32
Skor Rata-rata 2,67
Pertemuan Ke : 3 (tiga) Siklus : I (satu)
Hari Tanggal : Sabtu, 30 November 2013
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 37
Skor Rata-rata 3,08
211
Pertemuan Ke : 4 (empat) Siklus : I (satu)
Hari Tanggal : Selasa, 3 Desember 2013
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 39
Skor Rata-rata 3,25
Pertemuan Ke : 5 (lima) Siklus : II (dua)
Hari Tanggal : Sabtu, 7 Desember 2013
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 42
Skor Rata-rata 3,50
212
Pertemuan Ke : 6 (enam) Siklus : II (dua)
Hari Tanggal : Selasa 10 Desember
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 44
Skor Rata-rata 3,67
Pertemuan Ke : 7 (tujuh) Siklus : II (dua)
Hari Tanggal : Rabu 11 Desember
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 45
Skor Rata-rata 3,75
213
Pertemuan Ke : 8 (delapan) Siklus : II (dua)
Hari Tanggal : Sabtu 14 Desember
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √
2 Merumuskan tujuan √
3 Penguasaan materi √
4 Mengajukan pertanyaan √
5 Memotivasi siswa √
6 Memilih media √
7 Pengelolaan kelas √
8 Pengaturan kelompok √
9 Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar √
10 Pemberian tugas/latihan √
11 Menyusun alat evaluasi √
12 Menutup pelajaran √
Total skor 47
Skor Rata-rata 3,92
214
Lampiran 31
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Mapel : Matematika Semester/Kelas : I/VA
Materi : Luas persegi panjang Hari/Tanggal : Selasa, 26 November
Pertemuan Ke : 1 (satu) Siklus : I (satu)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 16
Skor maksimal 32
Skor rata-rata 2,00
Keterangan skala penilaian
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Materi : Luas Persegi Hari Tanggal : Rabu, 27 November
Pertemuan Ke : 2 (dua) Siklus : I (satu)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 18
Skor maksimal 32
Skor Rata-rata 2,25
215
Materi : Luas segitiga Hari Tangga : Sabtu, 30 November
Pertemuan Ke : 3 (tiga) Siklus : I (Satu)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 21
Skor Maksimal 32
Skor Rata-rata 2,62
Materi : Luas persegi panjang, Hari Tanggal : Selasa, 3 Desember
persegi dan segitiga
Pertemuan Ke : 4 (empat) Siklus : I (satu)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 23
Skor Maksimal 32
Skor Rata-rata 2,87
216
Materi : Luas Jajargenjang Hari Tanggal : Sabtu, 7 Desember
Pertemuan Ke : 5 (lima) Siklus : II (dua)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 24
Skor Maksimal 32
Skor Rata-rata 3,00
Materi : Luas Trapesium Hari Tanggal : Selasa 10 Desember
Pertemuan Ke : 6 (enam) Siklus : II (dua)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 26
Skor Maksimal 32
Skor Rata-rata 3,25
217
Materi : Luas Layang-layang Hari Tanggal : Rabu 11 Desember
Pertemuan Ke : 7 (tujuh) Siklus : II (dua)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 29
Skor Maksimal 32
Skor Rata-rata 3,62
Materi : Luas Jajargenjang, Hari Tanggal : Sabtu 14 Desember
trapesium, layang-layang
Pertemuan Ke : 8 (delapan) Siklus : II (dua)
No Aspek yang diamati Penilaian
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengajukan pertanyaan √
4 Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
5 Memperhatikan/menghargai pendapat teman √
6 Ketertarikan pada materi pembelajaran √
7 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru √
8 Mengerjakan tugas/latihan √
Total skor 30
Skor Maksimal 32
Skor Rata-rata 3,75
Observer
Hj. Umi Kalsum, S.Ag
218
Lampiran 32
Pedoman Penskoran Butir Item Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Aspek yang
diukur
Skor Respon siswa pada masalah
Kemampuan
berfikir luwes
(flexibility)
0 Tidak menjawab atau memberikan jawaban dengan
satu cara atau lebih tetapi semuanya salah
1 Memberikan jawaban hanya dengan satu cara dan
terdapat kekeliruan dalam proses penafsiran dan
perhitungan sehingga hasilnya salah
2 Memberikan jawaban dengan satu cara, proses
penafsiran, perhitungan dan hasilnya benar
3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara
(beragam) tetapi hasilnya ada yang salah karena
terdapat kekeliruan dalam proses penafsiran dan
perhitungan
4 Memberikan jawaban lebih dari satu cara
(beragam), proses penafsiran, perhitungan dan
hasilnya benar
Kemampuan
berpikir
terperinci
(elaborasi)
0 Tidak menjawab atau memberikan jawaban tetapi
langsung ke hasilnya tanpa disertai langkah
penyelesaian dan jawabanya salah
1 Memberikan jawaban dengan langkah-langkah
kurang terperinci dan terdapat kekeliruan dalam
proses penafsiran dan perhitungan sehingga
hasilnya salah
2 Memberikan jawaban dengan langkah-langkah
terperinci, dan proses penafsiran, perhitungan dan
hasilnya salah
3 Memberikan jawaban dengan langkah-langkah
kurang terperinci, proses penafsiran, perhitungan
dan hasilnya benar
4 Memberikan jawaban dengan langkah-langkah
terperinci, proses penafsiran, perhitungan dan
hasilnya benar
219
Lampiran 30
220
221
222
223
224