efektivitas rekrutmen dan seleksi calon...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS REKRUTMEN DAN SELEKSI CALON TIM
PEMBIMBING IBADAH HAJI INDONESIA (TPIHI)
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA BARAT 2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S. Sos)
Oleh :
Irwansyah : 11140530000091
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Irwansyah, 11140530000091, Manajemen Haji dan Umrah,
Efektifitas Rekrutmen dan Seleksi Calon Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat Tahun 2018. Di bawah bimbingan Drs.
Nurul Jamali M.Si.
Penyelenggara ibadah haji dan umroh pada Kementerian
Agama merupakan bagian yang sangat penting dan harus
melaksanakan tugasnya karena sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan ibadah haji maupun umrah, Salah satu tugas yang
harus mereka laksanakan sebelum pelaksanaan ibadah haji adalah
melakukan rekrutmen petugas haji Indonesia.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana efektivitas dalam merekrut petugas haji Indonesia
khususnya Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI),
karena mereka lah yang akan membimbing para jamaah ketika
melaksanakan ibadah haji sehingga dibutuhkan seorang petugas
yang mumpuni di bidang tersebut.
Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif,
yang mana hasil dari data tersebut diperoleh dari responden,
observasi, wawancara dan dokumentasi. Data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku dan literature
yang terkait dengan judul penelitian.
Hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa rekrutmen
Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) yang dilakukan
oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2018 telah
berjalan dengan efektif karena sesuai dengan proses dan tujuan
dari rekrutmen tersebut serta pengakuan dari pihak yang
bersangkutan. Faktor pendukung dalam rerkrutmennya seperti
Peraturan tentang rerkrutmen yang jelas, sumber daya manusia
yang mumpuni dalam melaksanakannya, serta sarana dan
prasarana yang telah tersedia. Adapun kendalanya adalah
kebiasaan pencari tenaga kerja dan kondisi eksternal.
Kata Kunci: Efefktivitas, Rekrutmen dan Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’aalamiin, penulis panjatkan puji
syukur sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat dan kemudahannya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT,
meridhoi langkah dan jalan untuk mendapatkan cita-cita dan
harapan untuk hidup lebih bermakna. Sholawat beserta salam
penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kelak
kita mendapatkan safaatnya di hari akhir nanti.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya berkeyakinan bahwa
semua tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya ingin ucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed,
Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr.
Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Suhaimi, MA selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Drs. Cecep Castra wijaya, MA selaku Ketua Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Drs. M. Sungaidi, MA selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Drs. Nurul Jamali M,Si,. selaku Dosen Pembimbing
skripsi yang dengan besar hati dan sabar, meluangkan
waktunya untuk mendengarkan keluhan penulis dan selalu
memberikan semangat, saran, bimbingan, dan konsultasi
terhadap skripsi ini sehingga akhirnya bisa sampai ke
meja Munaqasyah. Barokallah fi umrik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Manajemen
Haji dan Umrah yang telah berbagi ilmu pengetahuan
serta pengalaman berharga kepada penulis. Semua amal
kebaikan Bapak dan Ibu dibalas dengan pahala yang tidak
terhingga.
7. Bapak H. Mudehir yang telah memberikan saya izin untuk
melakukan penelitian di kantor kementerian agama
Jakarta Barat dan staff lainnya Bu Nida, Bu Hj. Eka dan
yang lainnya yang tak pernah mengeluh ketika saya
ganggu. Semoga Allah SWT selalu memudahkan semua
urusan mereka.
8. Tak kan pernah lupa Penulis juga mengucapkan beribu-
ribu terimakasih kepada kedua orang tuaku yang selalu
aku rindukan dan menjadi penyemangatku untuk terus
belajar dan selalu memberiku dukungan semoga Allah
SWT selalu memberikan kesehatan kepada mereka.
iv
9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan konsentrasi manajemen
Haji dan Umroh angkatan 2014 yang karena adanya
keterbatasan, tidak dapat disebutkan satu persatu.
10. Kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan
skripsi ini dan karena keterbatasan penulis tidak dapat
menyebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terima
kasih yang begitu dalam.
Peneliti menyadari skripsi ini masih belum
mencapai kesempurnaan, namun peneliti telah berusaha
semaksimal mungkin dengan baik. Dengan segala
kerendahan hati peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 1 Agustus 2018
Irwansyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
D. Metode Penelitian 8
E. Tinjauan Pustaka 13
F. Sistematika Penulisan 14
BAB II LANDASAN TEORI EFEKTIVITAS,
SISTEM, REKRUTMEN DAN SELEKSI, TIM
PEMBIMBING IBADAH HAJI INDONESIA
(TPIHI) DAN IBADAH HAJI
A. Konsep Efektivitas 20
B. Konsep Rerkrutmen dan Seleksi 25
C. Konsep Tim Pembimbing Ibadah Haji
Indonseia (TPIHI) 47
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA
BARAT
vi
A. Sejarah Berdirinya Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Bara 58
B. Visi, Misi dan Tujuan 61
C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat 62
D. Struktur Organisasi 64
E. Tugas Penyelenggara Haji dan
Umroh 67
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Maksud dan Tujuan Rekrutmen 73
B. Prosedur Pendaftaran/Tes Petugas
Haji Kloter 74
C. Daftar dan Syarat Peserta Rekrutmen
Petugas Haji Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat 2018 77
BAB V PEMBAHASAN
A. Analaisa Rekrutmen 81
1) Analisa Rekrutmen Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kantor
Kementerian Agama Jakarta Barat
81
vii
2) Analisa Seleksi Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia (TPIHI) Kantor
Kementerian Agama Jakarta Barat
85
3) Analisa seleksi berbasis Online dan
Sistem Computer Assisted Tes (CAT)
90
B. Kendala dan Pendukung dalam Rekrutmen
91
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 96
B. Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 99
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim sehingga
memiliki potensi untuk melakukan ibadah haji maupun
umroh, ibadah yang satu ini tidak hanya memerlukan niat
ataupun keinginan dari muslim yang bersangkutan. Akan
tetapi, adanya kesanggupan dari segi jasmani, rohani dan
materi. Salain itu, ibadah haji juga merupakan salah satu
ibadah dalam agama Islam menjadi rukun Islam yang ke-lima
dan hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimat yang
mampu. Sebagaimana firman Allah SWT berikut:
Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah yaitu bagi orang yang sanggup melakukan
perjalanan ke baitullah.1(Q.S Ali-Imron: 97)
Ibadah haji ataupun umroh ini harus dimanajdengan
baik sehingga seluruh umat muslim dapat melaksanakan
ibadah dengan mudah dan khusyu’. Pemerintah dan swasta
1 Departemen Agama RI, Fiqh Haji, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003), h. 4
2
berperan penting dalam pelaksanaan ibadah ini untuk
mempermudah pelaksanaannya. Bahkan ibadah yag satu ini
memberikan banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat
ditandai dengan bertambahnya jumlah biro perjalanan haji
dan umroh pada setiap tahunnya, mereka saling berlomba
dalam memberikan pelayanan yang baik bagi calon
jamaahnya.
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan
administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi,
dan pelayanan haji. Penyelenggaraan ibadah haji merupakan
tugas nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah yang
diperlukan oleh warga Negara yang menunaikan ibadah haji.2
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1999
tentang penyelenggaraan ibadah haji, bahwa penyelenggaraan
ibadah haji dilaksanakan oleh pemerintah. Kegiatan-kegiatan
dalam penyelenggaraan urusan haji tersebut dilaksanakan
oleh departemen-departemen dan lembaga-lembaga lainnya
yang ada kaitannya dengan penyelenggaraan urusan haji
dengan cara berkoordinasi Interdepartemental yang dalam hal
ini Menteri Agama bertindak sebagai penanggung jawab.
Dengan demikian, ibadah haji merupakan kagiatan yang
2 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eka di kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat, pada tanggal 8 Mei 2018.
3
penting dan memerlukan adanya pengelolaan khusus di dalam
mengurusi masalah kegiatan haji.3
Berdasarkan dengan hal tersebut maka Kementerian
Agama Jakarta Barat menyediakan pelayanan yang ekstra
dalam melayani calon jamaah haji khususnya daerah Jakarta
Barat sendiri mulai dari informasi pendaftaran dan informasi
lainnya hingga memastikan pemberangkatan jamaahnya.
Pelayanan yang diberikan harus dikelola dengan baik
sehingga menarik minat dan kepercayaan masyarakat yang
ingin melaksanakan ibadah haji.
Salah satu faktor dalam meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada pengelolaan ibadah haji yang dilakukan
oleh Kementerian Agama Jakarta Barat adalah menyediakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di dalamnya
sehingga efektivitas dan efisiensi kerja serta aktivitas
pelayanan dapat berjalan dengan baik dan semua keingninan
masyarakat terpenuhi.
Manajemen sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam pelayanan meliputi petugas di Kementerian itu sendiri
seperti petugas untuk mengurusi sistem informasi,
pendaftaran, pembatalan, persyaratan, dokumen hingga
pemberangkatan. Adapun petugas saat pelaksanaan ibadah
haji tersebut berlangsung meliputi petugas haji kloter dan non
kloter yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah
3 Depag RI. Hikmah Ibadah Haji. (Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003), h. 18
4
Haji (PPIH) Arab Saudi. Petugas haji kloter adalah petugas
yang menyertai jamaah haji begitu pula sebaliknya petugas
haji non kloter tidak menyertai jamaah.
Jumlah kloter tahun ini mencapai 511 kloter. Artinya,
diperlukan 1022 petugas yang menyertai jamaah dari unsur
Kemenag. Mereka adalah Tim Pemandu Haji Indonesia
(TPHI) dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
Selain itu, dibutuhkan 1533 petugas haji unsur Kemenkes
yang tergabung dalam Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Sementara untuk petugas haji non kloter yang
tergabung dalam (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) PPIH
Arab Saudi, kuotanya berjumlah 836 petugas. Jumlah ini
terdiri dari 530 petugas dari unsur Kemenag dan instansi
terkait, termasuk media dan TNI/POLRI, serta 306 petugas
dari unsur Kemenkes. Seluruh petugas akan dibagi ke dalam 3
wilayah kerja Makkah, Jeddah dan Madinah.4
Salah satu petugas haji yang paling krusial dari
petugas-petugas haji di atas adalah Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia (TPIHI) dikarenakan mereka lah yang
membimbing para jamaah ketika melaksanakan ibadah
sehingga mereka menjadi salah satu faktor kemabruran
ibadah haji yang dilakukan. Mereka berperan penting dalam
pelaksanaan ibadah yang dilakukan dan mereka, Terdiri dari
orang-orang yang berpengalaman dan mumpuni dari segi
keilmuannya tentang ibadah haji, dan rekrutmen yang
4 https://kemenag.go.id/berita/read/506995/rekrutmen-petugas-haji-
2018-berbasis-online-dan-sistem-cat diakses pada tanggal 27 April 2018
5
dilakukan oleh Kementerian Agama RI harus efektif sehingga
menghasilkan petugas-petugas yang baik, bertanggungjawab
dan berkualitas. Pengertian kualitas adalah: “kesesuaian
dengan tujuan dan manfaatnya. Dengan mempertemukan
kebutuhan dan harapan secara berkelanjutan, sehingga
ketepatan kualitas dapat dipersepsikan”.5
Kementerian Agama Jakarta Barat menjadi salah satu
lembaga yang melakukan rekrutmen pembimbing untuk
perjalanan haji. Tahun 2018 seleksi untuk pembimbing
sendiri dilaksanakan pada tanggal 29 maret 2018 dan jumlah
yang mendaftarkan diri diantarannya sebagai Tim Pemandu
Haji Indonesia (TPHI) sebanyak 7 orang, Tim Pembibing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) 7 orang, dan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 4 orang. Kegiatan ini
bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menyiapkan
petugas lebih awal sehingga diharapkan dapat menjaring
petugas yang memiliki komitmen pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kepada jamaah sebagai tugas utamanya selama
operasional haji.6 Petugas yang demikian nantinya diharapkan
dapat memnuhi harapan jamaah untuk dapat menjalankan
ibadahnya secara baik dan benar guna menggapai haji
mabrur.
Sistem rekrutmen pada tahun 2018 berbeda dengan
tahun sebelumnya yang mana pada tahun ini pemerintah akan
5 Zulian Yamit, Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa, (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka), 2007, h. 181 6 https://kemenag.go.id/berita/read/506995/rekrutmen-petugas-haji-
2018-berbasis-online-dan-sistem-cat diakses pada tanggal 27 April 2018
6
menggunakan salah satu sistem seleksinya adalah sistem
online dan Computer Assisted Tes (CAT) dengan
menggunakan smartphone berbasis android, maka peserta
langsung mengerjakan soal ujian di layar handphone masing-
masing agar menjadi lebih efektif dan effisien. Selain itu
penggunaan sistem pendaftaran online ini juga diharapkan
juga dapat meminimalisir adanya nepotisme dan lainnya
dalam rekrutmen tersebut. Namun, sistem rekrutmen ini
belum dibuktikan tentang kelayakannya baik dari segi
efektivitas maupun effisiensinya dalam sistem tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang rekrutmen
pembimbing perjalanan ibadah haji pada Kementerian Agama
dalam melaksanakan program ibadah haji, adapun penelitian
ini berjudul “Efektivitas Rekrutmen dan Seleksi Calon
Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kantor
Kementerian Agama Jakarta Barat 2018”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini lebih terarah, maka penulis
hanya akan membatasi masalah yang akan dibahas hanya
tentang rekrutmen petugas haji kloter yang dilakukan oleh
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
7
a. Bagaimana rekrutmen dan seleksi yang dilakukan oleh
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat?
b. Apa kendala dan pendukung dalam pelaksanaan
rekrutmen?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui sistem rekrutmen dan seleksi Tim
Pembimbing ibadah haji Indonesia (TPIHI) Kantor
Kementerian Agama Jakarta Barat.
b. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan
menghambat dalam sistem rekrutmen Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yaitu:
a. Secara akademis
Penelitian diharapkan menjadi khazanah keilmuan
Manajemen Dakwah khususnya dalam ruang lingkup
Manajemen Haji dan Umroh serta dapat dijadikan bahan
acuan untuk menulis karya ilmiah selanjutnya dan dapat
menambah buku referensi dan masukan bagi pihak-pihak
yang bersangkutan.
b. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
acuan oleh Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat
dalam melaksanakan rekrutmen Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia (TPIHI).
8
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah
penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis. Hal ini merujuk pendapat
Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan.7 Serta
tidak menguji hipotesis atau prediksi.8
7 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2012), h. 3 8 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi
Contoh Analisis Statistik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 ), cet. 11
h. 24.
9
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyeknya adalah Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat. Sedangkan yang menjadi obyek
penelitiannya adalah efektivitas rekrutmen calon Tim
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data disini adalah cara-cara
yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data.9 Untuk memperoleh data-data
yang diperlukan maka penulisan menggunakan jenis
penelitian di antaranya, yaitu field research (penelitian
lapangan), dan menggunakan penelitian case study (studi
kasus) diantaranya multiple sourches, document,
recording, interview, observationdan file dokumen.10
Selain itu penelitian kualitatif juga mengandalkan data
dari sumber sekunder yang diperoleh melalui buku,
skripsi, jurnal, majalah, dokumen pemerintah, media
elektronik, dansurat kabar. Dalam penelitian ini,penulis
menggunakan beberapa teknik mengumpulkan data yang
berkaitan dengan pembahasan sebagai berikut:
a. Wawancara, dilakukan secara terstruktur oleh penulis
dengan mengadakan pertemuan dan membuat
9 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 159. 10
John W. Creswell, Qualitative Inquiri & Reaserch Design, (Printed
in U.S.A, 1998), h.65
10
beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data-data
yang akurat.
b. Observasi, dilakukan untuk mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap objek penelitian agar
terciptanya keadaan yang sebenarnya terjadi di
lapangan11
.
c. Dokumentasi, Menurut Winarno Surahmad,
pengertian dokumentasi adalah laporan tertulis dari
suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dari
pemikiran terhadap peristiwa.12
Penulis dengan
sengaja untuk disimpan atau meneruskan keterangan
mengenai peristiwa tersebut. Penulis mendapatkan
data dan informasi dari buku, majalah serta rujukan
lain yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
4. Tekhnik Pengelolaan Data
Setelah data diperoleh, maka langkah-langkah
selanjutnya penulis mengelola data dengan cara editing,
yaitu kegiatan mempelajari berkas data yang telah
terkumpul, sehingga keseluruhan berkas tersebut dapat
dinyatakan baik.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat yang terletak di Jl. Perdana
Kusuma Jakarta Barat, DKI Jakarta. Peneletian ini
11
Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997),
h. 82 12
Winarno Surahmad, Metodologi Riset, ( Bandung: Tarsito, 1989),
h. 134
11
direncanakan akan dilakasankana pada bulan Maret 2018
sampai dengan bulan Juli 2018.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan
menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain.13
Jenis Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
menggambarkan realitas yang dikaji, Penulis menelaah
dan mengamati objek penelitian kemudiaan
mendeskripsikan mengenai data yang terkumpul dengan
apa adanya dan kemudian akan disimpulkan.
7. Sumber Data
Sumber data adalah tempat didapatkannya data yang
diinginkan. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.14
a. Primer
13 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Rake Sarasin, 1992), h. 183. 14
Http://Www.Academia.Edu/4726733/Sumber_Data_Metode_Dan_
Teknik_Pengumpulan_Data_Pengumpulan_Data_Kualitatif_Dan_Skala_Ukur
an , diakses pada hari ahad, 5 agustus 2018 pukul 14:41 WIB.
12
Sumber data primer merupakan data yang didapat
dari sumber pertama, dari individu seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang
dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan sendiri
observasi dilapangan maupun di laboratorium.15
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data
langsung dari Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat, dengan wawancara secara langsung
kepada karyawan ataupun pimpinan Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
b. Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang
diperoleh oleh pihak lain, yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pihak lain, yang digunakan
oleh penulis untuk memberikan gambaran tambahan,
gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih
lanjut.16
Pada penelitian ini penulis mengutip dari
buku-buku, internet dan lain sebagainya yang
berisikan informasi mengenai pemasaran haji dan
umroh.
8. Tekhnik Penulisan
Sebagai pedoman dalam penulisan penelitian ini,
penulis merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Karya
15
Dergibson Siagian Sugiarto, Metode Statistika Untuk Bisnis dan
Ekonomi,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.16. 16
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 185.
13
Ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Tinjauan Pustaka
Penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan
penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi karya
ilmiah maka langkah awal yang penulis lakukan adalah
mengkaji terlebih dahulu dan melihat buku-buku yang akan
dijadikan referensi oleh penulis. Setelah penulis melakukan
kajian kepustakaan penulis akhirnya menemukan bebrapa
skripsi yang membahas tentang:
a. Karya Dzul Kifli, 10505300178, mahasiswa Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi dengan judul “Manajemen Pelayanan
Jamaah Haji dan Umroh PT. Patuna Tour and Travel”
skripsi mahasiswa jurusan konsentrasi Manajemen
Dakwah Tahun 2010. Pada skripsi ini membahas tentang
manajemen pelayanan pada PT. Patuna Tour and Travel.17
Skripsi ini membahas tentang pelayanan jamaah haji dan
Umrah.
b. Karya Eliza Septeriana, 104046101640, jurusan
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul
“Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. BNI Cabang Syariah Padang” skripsi
17
Dzul Kifli “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji dan Umroh PT.
Patuna Tour and Travel” (Skripsi S1 Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
14
ini membahas tentang rektutmen SDM Pada Bank BNI
Syariah.
c. Karya Wardatul Fadillah, 111105300001 jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dengan Judul “Pengaruh Kualitas
Pembimbing Ibadah Manasik Umrah Terhadap Tingkat
Kepuasan Jamaah pada PT. Citra Ceria Usaha Khalifah
Bandung” skripsi ini membahas tentang peningkatan
jamaah dari segi pembimbing.
Jelas sangat berbeda degan apa yang akan penulis
bahas, penulis akan membahas tentang seberapa efektif
rerkrutmen yang petugas haji yang akan dilakukan oleh
Kantor kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
10. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan, skripsi ini
menjadi 6 (enam) bab, dengan sistematika pembahasan pada
bab I mengenai pendahuluan, bab II mengenai tinjauan
teoritis, bab III mengenai gambaran umum Instansi, pada bab
IV mengemukakan data dan temuan, dan pada bab V tentang
pembahasan, dan pada bab terakhir yaitu bab VI tentang
kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan gambaran umum tentang
penulisan skripsi, yang menguraikan tentang
Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
15
Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian
dan Sistematika Penulisan.
BAB II KONSEP UMUM EFEKTIVITAS
REKRUTMEN TIM PEMBIMBING
PERJALANAN IBADAH HAJI INDONESIA
(TPIHI)
Bab Ini Akan Diuraikan Mengenai Strategi
Rekrutmen, Konsep Rekrutmen, Langkah-
Langkah Rekrutmen, Pengertian Haji, Hokum
Haji, Syarat Haji, Rukun Haji, Dan Wajib
Haji.
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA
BARAT
Bab Ini Akan Menguraikan Tentang Gambaran
Umum Kantor Kementerian Agama Jakarta
Barat, Yang Meliputi: Sejarah Berdirinya
Kementerian Agama Jakarta Barat, Visi Dan
Misi Kementerian Agama Jakarta Barat,
Struktur Organisasi dan Perkembangan
Kementerian Agama Jakarta Barat.
BAB IV DATA DAN TEMUAN
Pada bab ini akan dikemukakan data-data yang
ditemukan selama penelitian di Kantor
16
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat ,
maupun data-data dari pihak lainnya.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang tekhnik dan strategi
rekrutmen Tim Pembimbing Ibadah Haji
Indonesia (TPIHI) Kantor Kementerian Agama
Jakarta Barat, serta pengaruh strategi tersebut
terhadap efektivitas rekrutmen tersebut.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, terdapat saran-saran dan
rekomendasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas untuk memperoleh
solusi.
17
BAB II
KONSEP UMUM EFEKTIVITAS, SISTEM, REKRUTMEN
DAN SELEKSI, TIM PEMBIMBING IBADAH HAJI
INDONESIA (TPIHI) DAN IBADAH HAJI
A. Konsep Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan suatu
pencapaian dari kegiatan sesuai dengan yang telah di
rencanakan. Suatu pekerjaan yang telah di lakukan oleh
seseorang tentu bisa menunjang untuk mencapai tujuan
secara kelompok. Dengan kata lain, seorang manajer
yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus
dilakukan atau metode yang tepat untuk mencapai
tujuan.1 Efektivitas juga diartikan sebagai kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program
atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya
yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara
pelaksanaannya.
Efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi
jangka pendek dan jangka panjang.2 Efektivitas dapat
didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dalam memilih
atau menggunakan suatu metode untuk melakukan
sesuatu. efektivitas organisasi adalah kemampuan untuk
bertahan, menyesuaikan diri dan tumbuh, lepas dari
fungsi yang dimilikinya.
1T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BFE-Yogyakarta,
2012), h. 9 2Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan, (Jakarta, bumi aksara, 2005), h. 129
18
Menurut para ahli manajemen Peter Drucker
efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing
the right things). Bagi para manajer pertanyaan yang
paling penting adalah bukan sebagaimana melakukan
pekerjaan yang benar, tetapi bagaimana menemukan
pekerjaan yang benar untuk dilakukan, dan memusatkan
sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut.
Di samping itu, pencapaian tujuan kelompok akan
mendukung pencapaian suatu tujuan organisasi secara
keseluruhan dan dapat kita gambarkan seperti berikut:
Table 2.1: Efektivitas Organisasi
Sumber: mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik
Berdasarkan gambar perspektif efektivitas di atas
maka dapat terlihat jelas hubungan diantara ketiganya
antara efektifitas inidividu, efektivitas kelompok dan
efektivitas organisasi.
Efektifitas individu tentu akan mendukung
efektifitas kelompok dan efektifitas kelompok akan
mendukung efektifitas organisasi. Sehingga dengan begitu
Efektivitas
Individu
Efektivitas
Kelompok
Efektivitas
Organisasi
19
pencapaian tujuan organisasi bergantung kepada suatu
efektifitas kelompok. Demikian juga dengan efektifitas
kelompok yang bergantung dengan efektivitas individu.
Namun ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas kerja dari organisasi yang
memberikan pelayanan. Seperti menurut Siagian yaitu:
a. Faktor Waktu
Faktor waktu disini maksudnya adalah
ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan
yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Hanya saja
penggunaan ukuran tentang tepat tidaknya atau cepat
tidaknya pelayanan yang diberikan berbeda dari satu
orang ke orang lain. Terlepas dari penilaian subjektif
yang demikian, yang jelas faktor waktu dapat
dijadikan sebagai salah satu ukuran efektivitas kerja.3
b. Faktor Kecermatan
Faktor kecermatan dapat dijadikan ukuran
untuk menilai tingkat efektivitas kerja organisasi yang
memberikan pelayanan. Pelanggan akan cenderung
memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi kepada
pemberi pelayanan, apabila tejadi banyak kesalahan
dalam proses pelayanan, meskipun diberikan dalam
waktu yang singkat.
c. Faktor Gaya Pemberian Pelayanan
3 Edi Sutrisno, Budaya Organisasi, (Surabaya: Kencana Premadia
Group, 2007), h. 125
20
Gaya pemberian pelayanan merupakan salah
satu ukuran lain yang dapat dan biasa digunakan
dalam mengukur efektifitas kerja, yang dimaksud
dengan gaya di sini adalah cara dan kebiasaan pemberi
pelayanan dalam memberikan jasa kepada pelanggan.
Bisa saja pelanggan merasa tidak sesuai dengan gaya
pelanggan yang diberikan oleh pemberi pelayanan
Jadi, efektivitas adalah kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh individu
atau kelompok, ketika efektivitas itu dibutuhkan dalam
suatu kelompok maka efektivitas dari bagian individu
akan menunjang efektivitas kelompok tersebut.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Pada umumnya efektivitas organisasi dapat di
pengaruhi oleh empat faktor yang ada pada budaya
organisasi yaitu keterlibatan atau involvement, adaptasi
atau adaptation, misi atau mission, serta konsistensi atau
consistency.4
a) Keterlibatan (Involvement)
Keterlibatan yang di maksudkan di sini yaitu
suatu perlakuan yang menjadikan staf merasa diikut
sertakan ke dalam kegiatan organisasi sehingga dapat
4https://www. kajianpustaka. Com / 2014/06/faktor-mempengaruhi
efektivitas-organisasi.html diakses pada tanggal 19 april 2018 pukul: 04:30
AM
21
membuat staf merasa lebih bertanggung jawab lagi
mengenai tindakan yang telah dan akan di lakukannya.
b) Adaptasi (adaptation)
Merupakan kemampuan yang ada pada
organisasi agar bisa menerjemahkan pengaruh dari
lingkungan terhadap organisasi. Maksudnya adalah
kemampuan organisasi dalam merespon perubahan
yang terjadi pada lingkungan eksternal dengan cara
melakukan perubahan internal pada suatu organisasi
c) Missi (mission)
Misi merupakan suatu bentuk dimensi dari
budaya yang menunjukan kepada tujuan utama dari
organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh
serta fokus terhadap apa yang di anggap penting oleh
suatu organisasi
d) Konsistensi (consistency)
Konsistensi merupakan tahap kesepakatan
anggota pada suatu organisasi terhadap asumsi dasar
serta nilai inti dari suatu organisasi.5 Terdapat tiga
indikator yang ada pada konsistensi yaitu:
1) Nilai Inti (Core Value): merupakan pedoman
permanen mengenai sesuatu yang tepat maupun
tidak yang mengarah pada tindakan serta perilaku
staf dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
5http://www. Guru pendidikan .co. id / faktor - yang -mempengaruhi
efektivitas-organisasi/ diakses pada tanggal 29 april 2018 pukul: 04:42 AM
22
2) Kesepakatan (Agreement): proses pada saat staf di
dalam suatu organisasi dapat mencapai kesamaan
pendapat tentang permasalahan yang terjadi.
3) Koordinasi dan Integrasi (Coordination and
Integration): berbagai fungsi serta unit yang ada
pada organisasi yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan organisasi tanpa harus menunggu
hak masing-masing.
B. Konsep Rekrutmen dan Seleksi
1. Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen adalah proses mencari,
menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel
untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.6
Rekrutmen juga merupkan proses mendapatkan
sejumlah calon tenaga kerja yang memiliki kualifikasi
untuk jabatan atau pekerjaan di lingkungan suatu
organisasi atau perusahaan.7
Proses rekrutmen dimulai pada waktu diambil
langkah mencari pelamar dan berakhir ketika para
pelamar mengajukan lamarannya. Aritnya, secara
konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang
segera mengikuti proses rekrutmen, yaitu seleksi,
bukan lagi merupakan bagian dari rekrutmen. Jika
6 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
Bumi aksara, 2003), h. 102 7 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis
yang Kompetitif, (Yogyakarta: gajah mada university press, 2005), h. 169
23
proses rekrutmen ditempuh dengan tepat dan baik,
hasilnya ialah adanya sekelompok pelamar yang
kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang
paling memenuhi semua persyaratanlah yang diterima
sebagai pekerja dalam organisasi yang
memerlukannya.
Di samping itu proses rekrutmen perlu
dikaitkan dengan dua hal. Pertama, para pencari
tenaga kerja baru perlu mengaitkan identifikasi
lowongan dengan informasi tentang analisis
pekerjaan, karena informasi tersebut mengandung
hal-hal penting tentang tugas apa yang akan
dilakukan oleh para tenaga kerja baru yang berhasil
dicari, ditemukan, diseleksi dan dipekerjakan. Kedua,
komentar para manajer yang kelak akan membawahi
tenaga kerja baru itu harus diperhatikan, bahkan
dipertimbangkan dengan matang.
Dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah
proses dari menarik atau mendapatkan tenaga kerja
yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam sebuah
instansi tersebut, serta sesuai dengan prosdur dan
langkah yang telah disepakati.8
b. Tujuan Rekrutmen
Proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara
lain:
8 Syamsuddin Saldili, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung:
Pustaka Setia Bandung, 2009 ), h. 83.
24
1) Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang
tepat untuk suatu jabatan atau pekerjaan.
2) Mengevaluasi dalam mempekerjakan dan
penempatan pelamar sesuai minat.
3) Memperlakukan pelamar secara adil dan
meminimalkan deskriminasi.
4) Memperkecil adanya tindakan buruk karyawan
yang seharusnya tidak diterima.
5) Memastikan adanya keuntungan dari investasi
sumber daya manusia.9
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan
bahwa perusahaan sangat menginginkan karyawan
yang nantinya dapat bekerja dengan baik dengan
menyisihkan pelamar yang tidak tepat dan
memfokuskan pada tujuan dari perusahaan tersebut
yaitu menemukan pelamar yang berkualitas sehingga
perusahaan dapat terus berkembang.
c. Sumber-Sumber Rekrutmen
Sumber rekrutmen bisa didapatkan dari
beberapa sumber agar membantu keefektivan dari
proses rekrutmen tersebut, yaitu sumber internal dan
eksternal.
Sumber internal adalah sumber yang diberikan
melalui penunjukan oleh pegawai-pegawai lama.10
9 Mutiara Sibarani Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 32
25
Sumber internal juga dapat diartikan rekrutmen tenaga
kerja menggunakan sumber dari dalam dengan tujuan
meningkatkan moral atau semangat tenaga kerja yang
sudah ada, menjaga kesetiaan pegawai, memberi
motivasi kerja pada pegawai dan memberi
penghargaan atas prestasi pegawai. Adapun kelebihan
dan kelemahan dari sumber internal sebagai berikut:
Kelebihan rekrutmen internal:
1) Lowongan cepat terisi
2) Penyesuaian diri yang cepat
3) Meningkatkan semangat kerja pegawai
4) Menumbuhkan komitmen
5) Menekan biaya proses rekrutmen
6) Mengurangi biaya orientasi dan pelatihan
7) Pekerja sudah memahami secara baik kebijakan,
prosedur, ketentuan dan kebiasaan organisasi
8) Pengembangan karir yang jelas
Kelemahan rekrutmen internal:
1) Tidak selalu memberikan perspektif baru.
2) Pekerja yang di promosikan akrab dengan
bawahannya sehingga sulit menjalankan
kewenangan dan kekuasaannya.
3) Menghambat gagasan baru.
10
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani sagala, manajemen sumber daya
manusia dalam perusahaan dari teori ke praktek, (Bandung: Rajawali Pers,
2007) h. 152
26
4) Dapat menimbulkan konflik bila terjadi kesalahan
dalam penempatan.
5) Karakter yang tidak baik akan tetap terbawa.
6) Adanya kemungkinan promosi karyawan melebihi
kapabilitas.
7) Menghambat kreatifitas dan inovasi.11
Sumber eksternal adalah sumber daya manusia
yang baru yang diperoleh perusahaan berdasarkan
hasil rekrutmen dengan menggunakan metode
eksternal.12
Dapat juga dikatakan sumber internal
adalah perekrutan yang para pelamarnya berasal dari
luar perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan
perusahaan atau para pencari kerja.
d. Kendala-kendala Rekrutmen
Perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa dalam
menjalankan tugas mencari calon-calon pegawai, para
pencari tenaga kerja suatu organisasi harus menyadari
bahwa mereka menghadapi berbagai kendala.
Berbagai penelitian dan pengalaman banyak orang
dalam hal rekrutmen menunjukkan bahwa kendala
yang biasa dihadapi itu dapat dibagi tiga bentuk, yaitu
kendala yang bersumber dari organisasi yang
bersangkutan sendiri, kebiasaan para pencari tenaga
kerja sendiri dan faktor-faktor eksternal yang
11
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik (Jakarta, Binarupa
Aksara: 1996 ), h. 61
27
bersumber dari lingkungan dimana organisasi
bergerak.13
1) Faktor Organisasional
Berbagai kebijakan yang ditetapkan dan
diberlakukan dalam suatu organisasi dimaksudkan
agar organisasi yang bersangkutan semakin
mampu mencapai berbagai tujuan dan
sasarannya.14
2) Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja
Segi positifya dari kebiasaan seorang yang
merekrut tersebut dalam hal tersebut adalah proses
rekrutmen dapat berlangsung dengan relatif cepat
karena berkat pengetahuan dan pengalamannya,
para pencari tenaga kerja telah menguasai rencana
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi
Segi negatif dari kebiasaan tersebut bagi
proses rekrutmen adalah kecenderungan berbuat
kesalahan yang sama terutama apabila kesalahan
yang pernah dibuat tidak mempunyai dampak
negatif kuat bagi organisasi, karena misalnya
tenaga kerja yang direkrut mampu bekerja sesuai
dengan tuntutan tugasnya.15
3) Kondisi Eksternal
Dapat dinyatakan secara kategorikal bahwa
tidak ada satupun organisasi yang mengabaikan
apa yang terjadi di sekitarnya. Artinya, dalam
13
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 108 14
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik (Jakarta: Binarupa
Aksara, 1996) 15
Sondang P. Siagian, , Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 108
28
mengelola organisasi faktor-faktor eksternal atau
lingkungan harus selalu mendapat perhatian. Juga
dalam hal merekrut tenaga kerja baru, beberapa
contoh dari faktor-faktor eksternal yang perlu
diperhitungkan dalam proses rekrutmen seperti
tingkat pengangguran, kedudukan organisasi
pencari tenaga kerja baru, langka tidaknya
keahlian atau keterampilan tertentu, proyeksi
angkatan kerja pada umumnya, peraturan
perundang-undangan tentang ketenaga kerjaan,
praktek rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain
dan kendala terakhir adalah tuntutan tugas yang
kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru.
2. Seleksi
a. Pengertian Seleksi
Proses seleksi pegawai merupakan salah satu
bagian yang teramat penting dalam keseluruhan
proses manajemen sumber daya manusia.16
Dikatakan demikian karena apakah dalam organisasi
terdapat sekelompok pegawai yang memenuhi
tuntutan organisasional atau tidak sangat tergantung
pada cermat tidaknya proses seleksi itu dilakukan.
Proses seleksi terdiri dari berbagai langkah spesifik
yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang
akan diterima dan pelamar mana yang akan ditolak.
16
Hasibuan, Manajemen, h. 177
29
Proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan
berakhir dengan keputusan terhadap lamaran
tersebut.
Seleksi adalah tahap yang menentukan
diterima atau tidaknya seseorang dan kemudian
diangkat pada posisi tertentu sesuai bidang
keahliannya. Seleksi yang efektif penting karena biaya
perekrutan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
pengangkatan pegawai tidak sedikit.17
Kesimpulannya, seleksi adalah bagian
selanjutnya dari tahap rekrutmen. Seleksi merupakan
proses pengayaan apakah calon pegawai tersebut
memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan
atau sebaliknya. Serta menguji sejauh mana
kemampuan dari calon pegawai tersebut.
b. Langkah-langkah Seleksi
Proses seleksi terdiri dari beberapa langkah
yang dapat ditempuh. Perlu ditekankan bahwa tidak
semua langkah tersebut harus ditempuh. Misalnya,
dalam hal orang dalam yang diseleksi dalam rangka
alih tugas atau promosi, ada langkah-langkah tertentu
yang tidak perlu lagi ditempuh karena organisasi,
khususnya satuan kerja yang mengelola sumber daya
manusia sudah memiliki informasi yang diperoleh
17
Sisiwandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan,(Jaakarta: Mitra
Wacana Media, 2011), h. 73
30
dengan mengambil langkah-langkah tertentu itu,
misalnya informasi tentang kondisi kesehatan pegawai
yang bersangkutan. Langkah-langkah yang biasanya
ditempuh dalam proses seleksi ialah:18
1) Penerimaan surat lamaran
Langkah pertama ini adalah langkah yang
sangat penting. Oleh karena itu kedua belah pihak
perlu menempuhnya dengan hati-hati. Organisasi
pemakai tenaga kerja menempuh langkah ini guna
memperoleh kesan pertama tentang pelamar
melalui pengamatan tentang penampilan, sikap
dan faktor-faktor lain yang dipandang relevan.
Dari kesan pertama inilah perekrut mengambil
keputusan apakah akan melanjutkan langkah
berikutnya atau tidak. Begitu pula sebaliknya
setelah melihat perusahaan tersebut apakan
pelamar akan melanjutkan keinginannya untuk
bekerja pada perusahaan tersebut.
2) Penyelenggaraan ujian
Berbagai ujian diselenggarakan dan
dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang
obyektif dan dengan tingkat akurasi yang tinggi
tentang cocok tidaknya pelamar dengan jabatan
atau pekerjaan yang akan dipercayakan
kepadanya. Adapun tes yang biasa dijadikan syarat
18
Sjapri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 108
31
adalah tes pengetahuan dan tes pelaksanaan
pekerjaan.
3) Wawancara seleksi
Wawancara ini paling sering digunakan dan
paling meluas, wawancara sebagai alat seleksi
merupakan pembicaraan formal antara perekrut
dengan pelamar. Jika dilaksanakan dengan baik,
maka ada beberapa manfaat yang didapatkan salah
satunya adalah kesan yang kuat tentang
akseptabilitas pelamar untuk bekerja dalam
organisasi.
4) Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat
referensinya
Bagian ini untuk mengetahui tipe pelamar,
apakah pelamar itu pekerja yang jujur, dapat
dipercaya, kepribadian pelamar dan sebagainya.
Oleh karena referensi ini sifatnya tertulis, biasanya
yang muncul hanyalah yang baik-baik saja
sedangkan kelemahan-kelemahan dan negatifnya
tidak tertulis.19
5) Evaluasi kesehatan
Kesehatan bagi calon karyawan adalah
penting bagi pegawai akan mengetahui status
kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan dengan bekerjasama
19
Sjapri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik,h. 108
32
dengan dokter dan rumah sakit untuk melakukan
tes kesehatan maka akan menghasilkan surat
kesehatan yang valid bagi calon tenaga kerja.
6) Wawancara oleh Manajer
Wawancara ini tujuannya untuk
mencocokkan kemampuan yang dimiliki calon
karyawan dengan deskripsi tugas yang akan
dijalankan. Oleh karena itu kepala bagian atau
pewawancara biasa disebut sebagai orang yang
paling bertanggung jawab terhadap diterima atau
tidak diterimanya calon pegawai yang
bersangkutan.20
7) Keputusan atas lamaran
Langkah terakhir dari proses
rekrutmen merupakan tahap yang paling
mendebarkan bagi calon pegawai, disinilah
pelamar akan mengetahui diterima atau ditolak.
c. Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam Seleksi
Hasil rekrutmen merupakan faktor yang
tidak bisa tidak diperhitungkan. Artinya, jenis dan
sifat berbagai langkah yang harus diambil dalam
proses seleksi tergantung pada hasil rekrutmen. Jika,
misalnya jumlah pelamar yang memenuhi atau
mungkin melebihi persyaratan yang ditentukan jauh
20
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 27 April 2018.
33
lebih besar dari lowongan yang tersedia, sifat proses
seleksi akan berbeda dengan sifat proses seleksi yang
apabila dari segi jumlah dan persyaratan tidak
memenuhi harapan. Ada 4 (empat) macam faktor yang
harus diperhitungkan dalam proses seleksi yaitu:
1) Penawaran tenaga kerja
Semakin besar jumlah pelamar yang
memenuhi syarat (qualified), maka akan semakin
mudah bagi organisasi untuk memperoleh
karyawan yang berkualitas dan sebaliknya. Pada
saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang
terjaring lebih kecil dari yang diharapkan.21
2) Tantangan etis
Memegang teguh norma-norma etika menuntut
antara lain disiplin pribadi yang tinggi, kejujuran
yang tidak tergoyahkan, integritas karakter serta
obyektivitas yang didasarkan pada kriteria yang
rasional.
3) Tantangan organisasional
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah
kebijaksanaan atau strategi organisasi mengenai
arah perjalanan organisasi di masa yang akan
datang. Misalnya, apakah organisasi
merencanakan perluasan usaha, baik dalam arti
21
https://irrineayu. wordpress.com/2015/03/25/seleksi-sdm-definisi
tujuan-metode-proses- kendala-dan-faktor-yang-dipertimbangkan-dalam
proses-seleksi/ diakses tanggal 19 april 2018 pukul 02:42 PM
34
produk yang dihasilkan maupun dalam arti
wilayah kerjanya, yang pada gilirannya menuntut
tersedianya tenaga kerja baru.
4) Kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan
Pada berbagai negara atau masyarakat, masih
saja terdapat praktek-praktek pemanfaatan sumber
daya manusia yang sifatnya diskriminatif. Ada
kalanya praktek yang diskriminatif itu didasarkan
atas warna kulit, atau daerah asal dan latar
belakang sosial. Dengan kata lain, terhadap
sekelompok warga masyarakat yang
diidentifikasikan sebagai minoritas diberlakukan
pembatasan-pembatasan tertentu sehingga mereka
tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan
warga masyarakat lainnya untuk memperoleh
pekerjaan.22
C. Konsep Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
1. Pengertian Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia
(TPIHI)
TPIHI adalah Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia
yang ditempatkan pada setiap kloter. Pembimbing ibadah
haji mempunyai fungsi, peran, dan tugas yang sangat
strategis dalam pembangunan nasional di bidang
penyelenggaraan ibadah haji, sehingga perlu
22
Moenir dalam Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya
Manusia, h. 109
35
dikembangkan sebagai tenaga profesional yang
bermartabat.23
Pada setiap kloter ada beberapa petugas operasional
yang menyertai jamaah dan petugas haji kloter adalah
petugas operasional ibadah haji yang menyertai jamaah
dalam kelompok terbang.24
Petugas kloter ini diantaranya
(TPIHI) yang berfungsi sebagai ketua kelompok terbang,
pembimbing ibadah haji (TPIH), kesehatan (TKHI), ketua
rombongan yang membawahi empat regu dan ketua regu
yang membawahi sepuluh orang jamaah haji.
Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sesuai
dengan definisi di atas adalah petugas haji kloter atau
yang menyertai jamaah dan melayani jamaah sesuai
dengan tugasnya dari tanah air, Makkah dan Madinah,
serta kepulangan ke tanah air.25
2. Tugas dan Kewajiban Tim Pembimbing Ibadah Haji
Indonesia (TPIHI)
A. Di Daerah Asal
1) Masa pembinaan di daerah
a) Memperkenalkan diri kepada Karu/Karom,
jamaah haji dan PPIH daerah pada waktu
pembinaan manasik haji dan penataran
Karu/Karom
23
DEPAG RI, Pola Pembinan Ibadah Haji, (Jakarta: Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2005) h. 3 24
https://haji.kemenag.go.id/v3/node/1578 pada hari rabu, 02 mei
2018 pukul 12:30 WIB 25
DEPAG RI, Pola Pembinan Ibadah Haji, h. 3
36
b) Berperan aktif dalam kegiatan pembinaan
manasik dan bimbingan ibadah
c) Melakukan integrasi dengan petugas kloternya
dan membuat rencana kerja
2) Di Asrama Embarkasi
a) Melapor kepada PPIH Embarkasi dalam hal ini
Seksi Pendayagunaan Petugas dan meminta
penjelasan seperlunya
b) Membantu TPHI untuk kelancaran proses
penerimaan jamaah haji oleh PPIH embarkasi.
Membantu kelancaran pemantapan Karu dan
Karom
c) Membantu kelancaran pemeriksaan ulang
kesehatan jamaah haji bersama-sama petugas
kloter lainnya
d) Membantu kelancaran ceramah bimbingan
ibadah haji dan peragaan manasik yang
dilaksanakan oleh PPIH embarkasi26
3) Di Pesawat
a) Membantu dan menertibkan jamaah haji
sewaktu naik pesawat
b) Membantu jamaah haji untuk mendapatkan
tempat duduk dan penempatan barang bawaan
26
http://banten.kemenag.go.id/rekrutmen-dan-pedoman-petugas-
yang-menyertai-jamaah-haji-petugas-tim-pemandu-haji-indonesia-tphi-dan-
tim-pembimbing-ibadah -haji-indonesia-tpihi-dan-petugas-ppih-arab-saudi-
pelayanan-umum-dan-bimbi/ diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
37
c) Memperkenalkan diri kepada awak pesawat
bersama-sama petugas kloter lainnya
d) Memberitahukan waktu shalat dan tata cara
tayamum di pesawat
e) Memberikan ceramah bimbingan ibadah dan
manasik haji
f) Memimpin do’a keberangkatan.
4) Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah/ AMAA
Madinah27
a) Memberikan penjelasan tentang waktu shalat,
tempat wudhu, tempat shalat dan arah kiblat
b) Memberikan bimbingan tentang cara
berpakaian ihram, shalat sunat ihram dan
umrah/haji bagi jamaah haji gelombang II
yang mendarat di Jeddah
c) Mengingatkan kembali jamaah haji yang
belum melakukan niat umrah/haji
d) Mengatur Jamaah haji naik bus bersama-sama
petugas kloter lainnya.
5) Kesiapan Keberangkatan ke Makkah
a) Membantu pengaturan jamaah haji sewaktu
menaiki bus sesuai dengan regu dan
rombongannya
b) Mengingatkan kepada ketua rombongan untuk
membimbing shalat
27
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 27 April 2018.
38
c) Mengingatkan/mengecek kembali tentang
kebenaran tata cara berpakaian ihram bagi
jamaah haji gelombang II
d) Mengingatkan kepada Karu dan Karom untuk
memimpin doa sewaktu berangkat, memimpin
talbiyah dan doa memasuki kota Makkah bagi
jamaah haji gelombang I
B. Di Madinah28
1) Pada Saat Tiba di Madinah (Gelombang II)
a) Bersama dengan TPHI melapor kepada petugas
Sektor di terminal Hijrah
b) Membantu kelancaran penempatan jamaah haji di
pemondokan
2) Selama di Madinah
a) Membantu jamaah yang sesat jalan, sakit dan
wafat
b) Memberikan penjelasan kepada jamaah haji
tentang pelaksanaan shalat arba'in
c) Membimbing pelaksanaan shalat arba'in dan
kegiatan ziarah
d) Mengadakan kegiatan ceramah bimbingan ibadah
dan ziarah di pemondokan
28
https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnalhaji/18/07
/18pc20rp384-kphi-kinerja-tim-pembimbing-haji-perlu-ditingkatkan diakses
pada taggal 7 oktober 2018
39
e) Membantu TPHI menyelesaikan keluhan jamaah
haji
f) Memberikan bimbingan tata cara ihram dan niat
umrah/haji
g) Memberikan bimbingan tentang tata cara
penyembelihan dam dan qurban
h) Melaporkan kegiatannya kepada petugas Sektor
3) Pada Saar Berangkat ke Makkah (Gelombang I)
a) Mengingatkan kembali agar jamaah haji
berpakaian ihram sejak dari pemondokan
b) Memberikan penjelasan kepada Karu/Karom agar
singgah di Bir Ali untuk mengambil miqat dan niat
umrah/ haji
4) Pada saat di Bir Ali (Gelombang I)
c) Mengingatkan dalam perjalanan kembali kepada
jamaah haji tentang niat umrah/haji29
d) Menyampaikan pesan kepada Karom agar selama
perjalanan:
Memimpin doa sewaktu berangkat
Memimpin talbiyah
Memimpin doa memasuki kota Makkah
e) Menyelesaikan permasalahan yang menyangkut
bimbingan ibadah
f) Melaporkan kondisi jamaah haji kepada Kepala
Sektor
29
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 07 Mei 2018
40
5) Di Madinah bagi Gelombang I
a) Membantu penempatan jamaah haji di
pemondokan
b) Mengatur kegiatan ziarah dan shalat arba'in
c) Membantu menyelesaikan keluhan jamaah haji
bersama TPHI, TKHI, TPHD dan TKHD
C. Di Makkah, Arafah dan Mina30
1) Di Makkah sebelum Wukuf
a) Mengatur jamaah haji agar tidak terburu-buru
melakukan Thawaf
b) Menunjukan arah menuju Masjidil Haram
c) Membimbing Thawaf, Sa'i dan mencukur rambut
d) Memberikan ceramah bimbingan ibadah dan
manasik di kloternya
e) Memberikan bimbingan tentang tata cara ziarah ke
tempat-tempat bersejarah
f) Membuka konsultasi bagi jamaah haji yang
memerlukan penjelasan tentang manasik haji
g) Memberikan penyuluhan tentang pelaksanaan
ibadah
h) Memberikan arahan agar pembayaran dam dan
qurban ke Bank yang ditetapkan
i) Memberikan bimbingan ihram haji pada tanggal 8
Dzulhijjah ketika akan berangkat ke Arafah
30
http://banten.kemenag.go.id/rekrutmen-dan-pedoman-petugas-yang-
menyertai-jamaah-haji-petug as-tim-pemandu-haji-indonesia-tphi-dan-tim-
pembimbing-ibadah-ha ji-indonesia-tpihi-dan-petugas-ppih-arab-saudi-
pelayanan-umum-dan-bimbi/ diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
41
j) Mengingatkan jamaah haji di atas bus untuk
mengucapkan niat haji sebelum berangkat ke
Arafah
k) Menugaskan kepada Karom agar selama dalam
perjalanan ke Arafah membaca talbiyah
l) Mempersiapkan jadwal kegiatan pelaksanaan
ibadah wukuf di Arafah dan mabit Mina
2) Di Arafah
a) Pada saat datang tanggal 8 Dzulhijjah31
Mencari lokasi musholla diperkemahan
maktab
Memimpin shalat berjamaah di mushalla yang
tersedia
Memberikan ceramah tentang persiapan wukuf
dan ibadah-ibadah lainnya selama di Arafah
Mengadakan konsultasi dan memberikan
penjelasan kepada jamaah haji yang
mengajukan pertanyaan atau persoalan
Mengkoordinasikan tugas-tugas bimbingan
dengan pembimbing maktab agar tidak terjadi
tumpang tindih
Mengatur petugas yang akan membimbing
pelaksanaan ibadah wukuf dan shalat
berjamaah selama berada di Arafah
31
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 9 Mei 2018.
42
b) Pada saat tanggal 9 Dzulhijjah32
Mengingatkan jamaah haji supaya tidak keluar
kemah apabila tidak ada kepentingan yang
mendesak dan menganjurkan agar jamaah haji
banyak membaca doa, tahlil, tahmid, istighfar
dan membaca AI-Qur'an
Memimpin shalat jama' qasar dzuhur dan
Ashar
Menyampaikan khutbah Wukuf
Memimpin doa Wukuf
Membimbing jamaah haji yang sedang naza'
(Sakaratul maut)
Memberikan bimbingan ibadah tentang
pelaksanaan mabit dan mengambil batu kerikil
di Muzdalifah
Menenangkan jamaah haji apabila terjadi
selisih pendapat dalam masalah-masalah
khilafiyah apabila terjadi perbedaan pendapat
dalam manasik haji agar merujuk pada buku
manasik Kementerian Agama
c) Persiapan berangkat ke Mina
32
https://perjalananumroh.com/2013/02/24/mengenal-tpih-kloter-regu-dan-rombongan-ibadah-haji/ diakses pada tanggal 7 Oktober 2018.
43
Memimpin doa sewaktu akan berangkat ke
Mina
Memimpin talbiyah selama perjalanan Arafah,
Mina hingga selesai melontar jamrah
Mengingatkan jamaah haji untuk mabit di
Muzdalifah
Mengingatkan kepada ketua rombongan/ ketua
kloter untuk memerintahkan sopir bus berhenti
di Muzdalifah untuk mabit
3) Di Muzdalifah
a) Memberikan bimbingan tentang tata cara mabit di
Muzdalifah
b) Memberikan bimbingan tentang pengambilan batu
kerikil
c) Memimpin doa di Masy’aril Haram dan saat akan
memasuki Mina
4) Di Mina33
a) Pada saat datang
Memberikan petunjuk tentang arah kiblat
Memberikan bimbingan langsung tata cara
melontar jamrah, waktu dan cara yang benar dan
sah
33
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan
Ibadah Haji, h. 52.
44
Mengatur pelaksanaan melontar jamrah secara
berombongan
Memimpin pelaksanaan melontar jamrah secara
berombongan
Melaporkan jumlah jamaah haji yang akan
melakukan nafar awal dan nafar tsani ke Posko
Mina
D. Di Airport King Abdul Aziz Jeddah / Airport Amir
Muhammad Bin Abdul Aziz Madinah, di Pesawat dan
Debarkasi Pada Saat Pemulangan34
1) Di Bandara
a) Membantu mengatur kelancaran jamaah haji
ketika turun dari bus
b) Membantu mengatur jamaah haji menuju tempat
istirahat
c) Membantu penerangan dan kelancaran proses
pemeriksaan imigrasi dan boarding pass serta
pelaksanaan shalat di Bandara
2) Dalam perjalanan pulang
a) Memperkenal diri dengan awak pesawat
b) Memimpin doa di pesawat ketika pesawat sudah
bergerak
c) Memberikan penjelasan tentang bimbingan ibadah
di pesawat
34
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 9 Mei 2018.
45
d) Mengadakan ceramah bimbingan ibadah dan
pelestraian haji mabrur
e) Mengingatkan jamaah haji untuk tetap menjaga
akhlakul karimah dan menganjurkan untuk masuk
organisasi persaudaraan haji
3) Di terminal debarkasi (pemulangan)
a) Membantu jamaah haji ketika turun dari pesawat
b) Membantu kelancaran pemeriksaan kesehatan,
paspor dan barang
c) Memberikan arahan kepada jamaah haji tentang
kepulangan ke daerah masing-masing dan
menghibau untuk selalu menjaga kemabruran haji
d) Melaporkan kepada PPIH setempat dengan
menyerahkan buku laporan pelaksanaan tugas.35
35
http://phulampungtimur.blogspot.com/2017/06/modul-i-uraian-
tugas-petugas-kloter.html diakses pada tanggal 08 Oktober 2018
45
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KOTA JAKARTA BARAT
A. Sejarah Berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
Ketika awal pembentukan Kantor Kementerian
Agama Departemen Agama pada tahun 1946, urusan
penerangan Agama ditugaskan kepada suatu unit bagian yang
bernama Bagian Penyiaran, Penyelidikan dan Kebudayaan.
Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1946 Tertib Surat
Keputusan Menteri Agama Nomor 1185K.7 yang mengubah
nama bagian tersebut diatas menjadi Bagian Penyiaran dan
Penerangan.1
Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 1951 yang
menetapkan adanya Kantor-Kantor Penerangan Agama di
Propinsi beserta tempat kedudukannya, sebagai tambahan dan
kelengkapan tugas penerangan, ditiap- tiap KUA diangkat dua
pegawai yang diserahi tugas, dimana tiap-tiap Kantor Agama
Propinsi memiliki Kantor-Kantor Kementerian Agama di
tingkat Kabupaten agar mempermudah Kinerja Kantor
Kementerian Agama dalam melayani masyarakat hingga
lapisan yang paling bawah.
Pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
yang pertama kali dipimpin oleh bapak. KH. Soemantri pada
1 https://alamatpenting.com/kantor-kementerian-agama-kota-jakarta-
barat/ diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
46
tahun 1980 hingga tahun 1984 dimana pada kepemimpinan
beliau untuk pengelolaan sekolah keagamaan seperti
Madrasah-madrasah.
Pada masa kepemimpinan H. Gusti Abdurrahman
tidak terdapat perbedaan dalam ruang lingkup struktur dan
masih memakai kebijakan dari Kantor Kementerian Agama
Provinsi, dan pada tahun 1988 hingga 1992 Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dipimpin oleh H.
Ahmada Rohadi sama seperti sebelumnya pada
kepemimpinan beliau juga tidak ada perubahan dalam ruang
lingkup struktural Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat dan kebijakan yang dipakai sama seperti kebijakan-
kebijakan yang dulu. Setelah H. Ahmad Rohadi Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat kemudian dipimpin
oleh Drs. H. Memed Parta beliau memimpin Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dari periode tahun
1992 hingga tahun 1996 dan tidak banyak perubahan dengan
periode-periode sebelumnya. 2
Akhirnya pada tahun 1996-2000 pada periode ini
banyak sekali perubahan- perubahan yang terjadi diruang
lingkup Departemen Agama itu sendiri, seperti penambahan-
penambahan unit kerja pada periode ini Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak. Drs. Mas’ud
Hasan. Perubahan yang terjadi di Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat disebabkan karena adanya kebijakan dari
2 https://alamatpenting.com/kantor-kementerian-agama-kota-jakarta-
barat/ diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
47
Kantor Kementerian Pusat seperti pada tahun 1997 dilakukan
usaha perubahan nomenklatur Direktorat
Perencanaan Islam menjadi Pendidikan Agama Islam
kepada masyarakat yang secara struktural ditempatkan pada
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat. Sedangkan
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan
Haji akan dibentuk dua Direktorat baru yaitu Direktorat siaran
Tamaddhun Islam dan Direktorat Zakat Wakaf, namun tidak
terbentuk. Tetapi pada tahun 2000, upaya tersebut dilakukan
lagi hingga Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
masyarakat dan Pemberdayaan Masjid serta masuk dalam
struktur Direktorat Kelembagaan Islam berdasarkan
Keputusan Menteri Nomor 1 Tahun 2001 tentang tugas,
fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.3
Pada tahun 2000-2004 Kantor Kementerian Kota
Jakarta Barat dipimpin oleh Drs. H. Damirin Mahdin pada
periode beliau banyak sekali perubahan yang terjadi dan
adanya kebijakan-kebijakan yang baru seperti perubahan
nama untuk para kaur menjadi kordinator kerja dan adanya
penambahan seksi unit kerja serta diperbanyaknya jabatan
funsional sehingga adanya penambahan dalam unit kerja
seperti adanya Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Penyelengaraan Zakat dam Wakaf serta unit Penamas yang
merupakan singkatan dari Pendidikan Agama Islam dan
3Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
48
Pemberdayaan Masjid serta dipisahkan Pondok Pesantren
dengan Madrasah.
Pada periode tahun 2004 Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak H. Sutami. M. Pd
beliau merupakan pindahan dari Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Timur pada periode beliau saat ini perubahan
yang terjadi adalah diberinya kewenangan pada Kantor
Kementerian Agama Jakarta Barat untuk membuat surat
Keputusan tapi dibatasi hanya untuk golongan II dan
karyawan Honorer dan sampai saat ini belum ada perubahan-
perubahan yang terlihat, oleh karena itu Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Kantor
Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengembang
tugas yang sama, hanya sub kerja dan wilayah yang berbeda.
Saat ini Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
dipimpin oleh H. Sofi’I, Kantor Kementerian Agama Jakarta
Barat berada di Jl. Perdana No. 10 Wijaya Kusuma Tlp. 021-
5663501, 5647452, fax. 021- 5663501 Jakarta 11460.
B. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
Visi dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat adalah: “Tanggap dan terampil dalam mewujudkan
kehidupan umat beragama yang berkualitas dan
partisipatif di Kota Jakarta Barat. ” 4
4 Hasil wawancara pribadi dengan bapak H. Mudehir di Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 22 April 2018
49
2) Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
a) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan
manajemen
b) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan
bidang urusan Agama Islam
c) Meningkatkan kualitas pelayanan dan Bimbingan Haji
dan Umrah
d) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan
penyelengaraan Pendidikan pada Madrasah dan
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum serta
sekolah luar biasa.
e) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan
penyelenggaraan Pendidikan keagamaan dan Pondok
pesantren
f) Meningkatkan kualitas pelayanan dan
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada
Masyarakat dan pemberdayaan Masjid.5
C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat
1) Tugas Pokok
a) Tugas Pokok Kementerian Agama RI
5 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eka di Kantor Kemeterian
Agama Kota Jakarta Barat, Rabu 9 Mei 2018
50
Kantor Kementerian Agama mempunyai Tugas
membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagai
tugas umum Pemerintah dan pembangunan dibidang
Agama.
b) Tugas Pokok Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
Menyelenggarakan sebagian tugas umum
pemerintah dan pembangunan dibidang Agama di
wilayah Kota Jakarta Barat sesuai dengan keputusan
Menteri Agama No. 45 Tahun 1981
2) Fungsi
a) Fungsi Pokok Kementerian Agama RI
1 Penetapan kebijakan pelaksanaan, kebijakan teknis
dan pengendalian pelaksanaannya, pengelolaan
kekayaan Negara serta perumusan dan penyiapan
kebijakan umum dibidang Agama berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
2 Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas
administrasi Kantor Kementerian Agama dalam
arti perencanaan dan pendayagunaan sumberdaya,
pengorganisasian, serta hubungan antar lembaga
3 Penilitian dan pengembangan proses dalam
melaksanakan tugas serta penyajian informasi
4 Pelaksanaan pengawasan fungsional. 6
6 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nida di Kantor kementerian
Agama Kota Jakarta Barat, selasa 27 Maret 2018.
51
b) Fungsi Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
1 Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan
kebijaksanaan teknis dibidang Agama berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
berdasarkan kebijaksanaan Menteri Agama dan
Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta, serta
Pemerintah Kotamadya Jakarat Barat
2 Pembinaan, pembimbing pelayanan kepada
masyarakat umat beragama
3 Kordinasi manajerial terhadap pelaksanaan tugas
diseluruh jajaran Kantor Kementerian Agama
Kotamadya Jakarta Barat dengan pemanfaatan
seoptimal mungkin sumber daya yang ada.
4 Pengelolaan dan pengamanan semua asset
Pemerintah yang menjadi tanggungjawab Propinsi
DKI Jakarta dan Menteri Agama
5 Pemantapan hubungan kerja yang serasi dengan
pemerintah kotamadya Jakarta Barat, Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi DKI Jakarta
dan Menteri Agama RI serta lintas sektorat
(lembaga pemerintah maupun lembaga
keagamaan) di wilayah Kotamadya Jakarta Barat.7
7Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di kantor
Kemeterian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
52
D. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
1) Kapala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
a) Mengepalai Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat sebagai perwakilan dari daerah Departemen
b) Memimpin Rapat di Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
c) Menghadiri berbagai undangan yang ditunjukan
kepada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
2) Kepala Bagian Tata Usaha
a) Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan
Subbagian Tata Usaha
b) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
Keungan dan IKN
c) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
Keortalaan dan kepegawaian
d) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
Hukum, dan Humas
3) Kasi Urusan Agama Islam (U8rais)
a) Memimpin pelaksanaan tugas dilingkungan Urais
b) Melaksanakan perumusan dan penetapan sasaran,
program dan kegiatan Urais
8 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nida di kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 27 Maret 2018.
53
c) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang
kepenghuluan
4) Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam
a) Melaksanakan pelayanan dibidang kurikulum
b) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
ketenagaan dan kesiswaan
c) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
kelembagaan dan ketatalaksanaan, dan lain-lain
5) Kasi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren
a) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
pendidikan keagamaan
b) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
pendidikan salafiyah
c) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
kerjasama kelembagaan dan pengembangan potensi
pontren, dan lain-lain
6) Kasi Pendidikan Masyarakat Islam
a) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
pendidikan al-Qur’an dan MTQ
b) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
penyeluhan dan Lembaga Dakwah
c) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
Siaran dan Tamaddun, dan lain-lain 9
7) Penyelenggara Haji dan Umroh
9 Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi, (Jakarta: Biro Organisasi dan
Tatalaksana, 2005), h. 2
54
a) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan penyuluhan
Haji dan Umrah 10
b) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan jamaah dan
petugas haji
c) Melaksanakan penelaahan dan pemecahan masalah
serta pengembangan sistem dan teknis pelaksanaan
tugas dibidang penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah.
8) Bimas Budha
a) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan penyuluhan
agama dan ganis keagamaan
b) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan pendidikan
agama Budha
c) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan
pemberdayaan umat dan informasi. dan lain-lain
9) Penyelenggara Zakat dan Wakaf
a) Melakukan bimbingan pengembangan lembaga Zakat
dan Wakaf
b) Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta
berkembang sistem dan teknis pelaksanaan tugas
Seksi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf
c) Melakukan bimbingan dan pelayanan Zakat dan
Wakaf, dan lain-lain.11
10
Hasil wawancara dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat pada tanggal 08 Mei 2018. 11 Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi, h. 2
55
E. Tugas Penyelenggara Haji dan Umrah
Setiap Kantor Kementerian Agama memilih
beberapa bagian dan salah satunya adalah bagian
penyelenggaraan haji dan umroh yang memiliki beberapa
tugas dan salah satunya melaksankan bimbingan dan
pelayanan jamaah umroh dan petugas haji. Pada tugas ini
mereka berperan sebagai rekrutmen petugas haji kloter
maupun nonkloter. Adapun pada bagian penyelenggara
haji terdapat lima bagian dengan tugas dan fungsi sebagai
berikut:
1. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh
a. Tugas
1) Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan
bidang haji dan umroh
2) Menetapkan dan merumuskan visi, misi,
kebijakan, sasaran, program dan rencana kerja
di seksi penyelenggara haji dan umroh
3) Membagi tugas, menggerakkan, membimbing
dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas
bidang penyelenggara haji dan umroh
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas bawahan
5) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
di bidang penyuluhan haji dan umroh
6) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan
perjalanan dan sarana haji
56
7) Melaksanakan penelaahan dan pemecahan
masalah serta pengembangan sistem dan teknis
pelaksanaan tugas di bidang penyelenggaraan
haji dan umroh
8) Merumuskan bahan penyusunan visi, misi dan
kebijakan pimpinan di bidang penyelenggaraan
haji dan umroh
9) Melaksanakan kerjasama dengan unit kerja
terkait di bidang penyelenggaraan haji dan
umroh
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
11) Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan
tugas.12
b. Fungsi
1) Perumusan dan penetapan visi, misi dan
kebijakan teknis di bidang pelayanan dan
bimbingan kehidupan beragama kepada
masyarakat Kabupaten/Kota.
2) Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di
bidang haji dan umroh
3) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah
daerah; instansi terkait, dan lembaga
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas
Kementerian di Kabupaten/Kota
12
http://kendal.kemenag.go.id/berita/read/tugas-dan-fungsi-seksi-
penyelenggaraan-haji-dan-umrah
57
2. Pranata Haji
a. Tugas
1) Pelayanan pendaftaran haji dan cross cek
persyaratan haji
2) Menulis data calon jamaah haji ke dalam buku
kendali
3) Menginputan data calon jamaah haji ke dalam
program SISKOHAT
4) Melakukan foto biometric dan finger
5) Pelayanan proses pembatalan dan
pengembalian BPIH
6) Pelayanan proses pelunasan BPIH,
pengelolaan data hingga pengiriman ke
SISKOHAT
7) Menyerahkan dan menerima surat pengantar
mutasi keluar dan masuk
8) Memberikan informasi dan penerangan kepada
masyarakat tentang perhajian di Indonesia
9) Menghimpun data yang berhubungan dengan
perjalanan dan sarana haji
10) Menyiapkan jadwal sosialisasi di bidang
pembekalan dan akomodasi haji13
11) Menyiapkan pembinaan manasik haji dan
menyiapkan pemantapan karu dan karom
13
Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi, h. 2
58
12) Melaporkan proses dan pelaksanaan tugas
kepada atasan
3. Pengelola Haji dan Umroh
a. Tugas
Tugas mengelola pelayanan haji dan
umroh dengan cara menyusun program,
mengendalikan dan mengkoordinasikan serta
memeriksa dan mengevaluasi sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan.
1) Melakukan pemprosesan DAPIH dan
penyelesaian SPMA
2) Melakukan pendaftaran ulang calon jamaah
haji yang akan berangkat
3) Membuat rekomendasi izin baru/perpanjangan
KBIH
b. Fungsi
Melayani administrasi untuk keperluan
ibadah haji dan umroh.14
4. Pengadministrasian Surat
a. Tugas
Melaksankan pelayanan teknis di bidang urusan
keadministrasian surat, menerima, mengolah,
menyimpan data dan dokumen perhajian dan
14
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di kantor
Kementerian Agama pada tanggal 09 Mei 2018
59
ketentuan yang berlaku, agar pelaksanaan
pelayanan haji berjalan lancar.
1) Menerima, mencatat, dan menyortir surat
masuk, sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku, agar memudahkan pencarian
2) Mengelompokkan surat atau dokumen menurut
jenis dan sifatnya, sesuai dengan prosedur dan
ketetuan yang berlaku, agar memudahkan
pendistribusian
3) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai
dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan
evaluasi dan pertanggungjawaban dan
melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diperintahkan oleh atasan
b. Fungsi
Pelayanan dan pembinaan di bidang urusan
kearsipan pada seksi penyelenggaraan haji dan
umroh
5. Pengadministrasian Keuangan
a. Tugas
Menerima, menyusun, membukukan setiap
transaksi ke dalam pembukuan sesuai ketentuan
dan prosedur yang berlaku serta melaporkan pajak
agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.15
15
Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi, h. 5
60
1) Menerima, memeriksa, melakukan
pembayaran, menyimpan surat dan uang yang
digunakan dalam proses kegiatan yang
digunakan sehari-hari sesuai dengan ketentuan
yang berlaku untuk bahan pertanggungjawaban
2) Menyusun konsep laporan keuangan sebagai
bahan laporan dan pertanggungjawaban sesuai
aturan dan kebutuhan
3) Menerima dan mengagendakan SPP dan Surat
Setoran Pajak sesuai ketentuan yang berlaku
agar tertib administrasi.
b. Fungsi
Melayai administasi keuangan untuk
keperluan ibadah haji dan umroh.16
16
Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi, h. 5
60
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Maksud dan Tujuan Rekrutmen
Penting bagi kita semua untuk mengetahui apa saja
maksud dan tujuan dari pada rekrutmen yang dilakukan oleh
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Karena,
untuk mengetahui tentang efektivitas maupun effisiensi dari
rerkrutmen tersebut sangat tergantung dari rencana dari apa
yang telah ditetapkan oleh semua pihak yang melaksanakan
rekrutmen. Adapun maksud dan tujuan dari kagiatan
rekrutmen yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat adalah:1
1) Maksud Kegiatan
a) Tersedianya petugas haji yang profesional
b) Menyeleksi awal petugas haji yang menyertai
jamaah Kantor Kemterian Agama Kota Jakarta
Barat baik dalam bidang administrasi maupun
managerial dan teknis
c) Memotivasi petugas haji dalam menjalankan
tugas pokoknya.
2) Tujuan Kegiatan
a) Terpilihnya petugas haji pada tingkat Kota
Jakarta Barat.
1 Hasil wawancara pribadi dengan Hj. Eka di Kantor kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
61
b) Terciptanya petugas haji dan umrah yang
professional
c) Terciptanya transparan dan objektivitas
didalam rekrutmen petugas haji di wilayah
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat.
B. Prosedur Pendaftaran/Tes Petugas Haji Kloter
Prosedur pada pendaftaran atau tes Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) yang mana masuk ke dalam
kategori petugas haji kloter adalah:2
1. Calon petugas mendaftarkan diri ke Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi dan Kantor
Kementerian Agama Kab/ Kota untuk mengikuti tes
sebagai petugas haji dengan melengkapi persyaratan
yang telah ditetapkan.
2. Panitia seleksi petugas haji Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi dan Kab/ Kota
melakukan seleksi administrasi.
3. Hasil seleksi administrasi dituangkan dalam berita
acara yang ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris
panitia.
4. Calon petugas haji yang dinyatakan lulus seleksi
administrasi diumumkan di papan pengumuman
2https://haji.kemenag.go.id/v3/content/keputusan - dirjen-nomor-104-
tahun-2018-tentang-pedoman-rekrutmen-petugas-haji-tahun-2018 diakses pada
tanggal 08 Oktober 2018.
62
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan
Kab/ Kota.
5. Peserta yangb lulus pada seleksi administrasi akan
mengikuti tes kompetensi di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Prov dan Kab/ Kota.
6. Hasil seleksi Kompetensi dituangkan dalam berita
acara yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
panitia.3
7. Calon peserta yang lulus dilaporkan kepada setiap
Kantor kementerian Agama Provinsi dan Kab/Kota.
8. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
dan Kab/ Kota mengumumkan hasil tes kompetensi
yang lulus.
9. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
dan Kab/ Kota mengusulkan calon petugas yang lulus
tes kompetensi kepada panitia seleksi tes tingkat
Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk mengikuti
tes seleksi tingkat Kanwil.
10. Panitia melakukan tes dan mengumumkan calon
petugas yang lulus di papan pengumuman
11. Kepala Kanwil Kemenag menetapkan calon petugas
haji yang dinyatakan lulus dan selanjutnya
menyampaikan kepada Dirjen Penyelenggara Haji dan
Umrah untuk mengikuti orientasi dan pembekalan
3Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
63
dalam rangka pembekalan dan pemantapan sesuai
dengan bidangnya masing-masing.4
Kegiatan Rekruitmen Petugas tingkat Kota Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, yaitu dilaksanakan
pada :
1. Hari : Selasa s/d Minggu
Tanggal : 20 s/d 25 Maret 2018
Kegiatan : Penerimaan Pendaftaran Peserta Tes
Awal (Seleksi Administratif)
2. Hari : Selasa
Tanggal : 27 Maret 2018
Kegiatan : Pengumuman Peserta yang berhak
ikut tes kompetensi awal
3. Hari : Kamis
Tanggal : 29 Maret 2018
Kegiatan : Pelaksanaan Tes kompetensi awal,
koreksi dan rekapitulasi hasil tes
awal
4. Hari : Senin s/d Jumat
Tanggal : 02 s/d 06 April 2018
Kegiatan : Penyerahan Hasil koreksi / rekap
hasil tes (Administrasi dan
4 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. Mudehir di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 7 Mei 2018.
64
Kompetensi) Calon Petugas Haji
Kepada Panitia Tingkat Kanwil
Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta.
5. Hari : Senin
Tanggal : 09 April 2018
Kegiatan : Pengumuman Peserta yang berhak
mengikuti Tes Tingkat Kanwil
Kemenag Provinsi.5
C. Syarat dan Peserta Rekrutmen Petugas Haji Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2018
Sebelum penulis melaporkan hasil penelitian dan
upaya dalam meningkatkan efektivitas rekrutmen petugas haji
kloter Khususnya Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia
(TPIHI), berikut deskripsi umum tentang peserta dan syarat
peserta rerkrutmen yang dilakukan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat:
Table 4.1
Peserta Seleksi Peugas Haji Kloter Tahun 2018 Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat
NO NAMA LENGKAP NIP JENIS TUGAS
1 ENDANG, S. Pd. I 196905171989031001 TPHI
2 ABDUL RASYID
FAHMI, S. Ag. M. Pd 197806112002121001 TPHI
5 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nida di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 27 Maret 2018.
65
3 HASAN BASRI, S.
Ag 197409282002121001 TPHI
4 LUKMAN HAKIM,
S. Ag 197004231997031001 TPHI
5 NUSIRWAN, S. Ag 197707182009011009 TPHI
6 KHOLIDIN, S. Ag 197310142009121001 TPHI
7 IIM SUMIRAT 197601282003121001 TPHI
8 Drs. H.
AMINULLOH, M. Pd 196303061991031001 TPIHI
9
H. ANDANG
TRIMULYADI, M.
Ag
196909282009011004 TPIHI
10 H. ZAINI, MA 197410272003121001 TPIHI
11 Drs. H. ABDUL
ROSYID, M. Pd 196803241989031001 TPIHI
12 Drs. H. Oo.
SUYITNO, MA 196308051993031012 TPIHI
13 H. JAENUDIN, S. Pd.
I 196004171984031001 TPIHI
14 Drs. ISKANDAR 196308051994031003 TPIHI
15
H. LEO
DIRGAHUTAMA,
SE
197508172009101001 PPIH AS
16
MUHAMMAD
AHSANU TAQWIM,
SE
198302152006041016 PPIH AS
17 TOMMY
HARYONO, SE 198711122006041005 PPIH AS
18 H. MUSLIM
MURSAID, Lc 197212312002121014 PPIH AS
Sumber: Hasil wawancara dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
66
Adapun syarat-syaratnya dalah:
1. Tim Pemandu haji Indonesia (TPHI)6
a. Laki-laki;
b. Umur minimal 30 tahun dan maksimal 58 tahun
pada saat mendaftar tahun berjalan;
c. Pendidikan S1 diutamakan jurusan keagamaan;
d. Pegawai kementerian agama;
e. Diutamakan sudah menunaikan ibadah haji
f. Memahami manasik haji dan alur perjalanan haji;
g. Memiliki kemampuan manajerial dan koordinasi;
h. Diutamakan mampu berbahasa arab atau inggris;
2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
a. Laki-laki atau perempuan;
b. Umur minimal 35 tahun dan maksimal 58 tahun
pada saat mendaftar tahun berjalan;
c. Pendidikan S1 keagamaan dan atau sederajat;
d. Sudah menunaikan ibadah haji;
e. Memiliki kemampuan di bidang bimbingan ibadah
dan manasik haji;
f. Diutamakan memiliki sertifikat pembimbing;
g. Diutamakan mampu berbahasa arab atau inggris.
3. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
a. Warga Negara Indonesia;
6 https://haji.kemenag.go.id/v3/content/keputusan-dirjen-nomor-104-
tahun-2018-tentang-pedoman-rekrutmen-petugas-haji-tahun-2018
67
b. Beragama Islam;
c. Berusia di antara 25 tahun sampai dengan 55
tahun;
d. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat keterangan sehat dari dokter;
e. Pegawai negeri sipil Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta/Kota;
f. Masa kerja sekurang-kurangnya (5 tahun) di unit
kerja masing-masing;
g. Tidak sebagai mahrom atau yang dimahromi;
h. Diusulkan oleh pimpinan unit;
i. Tidak terlibat dalam proses hukum yang sedang
berlangsung;
j. Mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan
benar.7
7https://haji.kemenag.go.id/v3/content/keputusan-dirjen -nomor-104-
tahun-2018-tentang-pedoman-rekrutmen-petugas-haji-tahun-2018
68
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Efektivitas Rekrutmen dan Seleksi
1) Analisa Efektivitas Rekrutmen Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia (TPIHI) Kantor Kementerian Agama
Jakarta Barat
Rekrutmen petugas haji dilaksanakan di setiap Kantor
Kementerian Agama Kab/ Kota maupun Kanwil dengan
tahap-tahap yang telah ditentukan serta dilaksanakan secara
bersamaan. Pelaksanaan Tes Tertulis Rekeruitmen calon
Petugas Haji tingkat Kota Jakarta Barat dilaksanakan 1 Hari
dalam satu tahun bertempat didalam Kota. Adapun metode
dalam pelasanaan rekrutmen dimulai dari seleksi
adaministrasi, tes tertulis dan wawancara dengan jumlah
panitian untuk Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat sebanyak lima orang, korektor 3 orang dan pengawas
saat seleksi sebanyak 2 orang.1 Tahapan dalam pelaksanaan
rekrutmen dimulai dari pembentukan panitia, penyusunan
RAB, pembentukan petugas korektor dan pengawas,
pendaftaran peserta dan pelaksanaan kegiatan. Sedangkan
waktu pelaksanaannya hanya satu hari untuk tingkat Kota dan
satu hari untuk tingkat Wilayah DKI Jakarta.
Pada tahun ini ada 18 orang peserta yang mengikuti
tes rekrutmen dan seleksi petugas haji yang meliputi tim
1 Hasil wawancara dengan Ibu Nida, Pengawas Seleksi, Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 27 maret 2018.
69
pemandu haji Indonesia (TPHI), tim pembibing ibadah haji
Indonesia (TPIHI) dan panitia penyelenggara ibadah haji
Indonesia (PPIH).2 Ada 2 manfaat yang akan didapatkan dari
seleksi tersebut, yang pertama dari faktor internalnya yaitu
terseleksinya petugas haji yang profesional di lingungan
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Sedangkan
dari faktor eksternalnya adalah Calon jamaah haji akan
dibimbing oleh para petugas yang profesional di tingkat Kota
Jakarta Barat.
Dari data pada bab sebelumnya dapat dilihat
bahwasannya yang mendaftar sebagai Tim Pembimbing
perjalanan Ibadah Haji Indonesia yaitu sebanyak tujuh orang
dan tentu tidak semua dari mereka berhasil menjadi petugas
haji 2018. Dari tujuh orang yang mendaftar diatas hanya satu
orang yang berhak menjadi pembimbing perjalanan ibadah
haji untuk Kota Jakarta Barat.3
2) Analisa Seleksi Tim Pembimbing Ibadah Haji
Indonesia (TPIHI) Kantor Kementerian Agama
Jakarta Barat
Seleksi yang dilakukan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat ini sesuai dengan sistem
rekrutmen yang telah ditetapkan oleh Kanwil DKI Jakarta.
Pertama, seleksi administrasi atau berkas yang
2 Wawancara dengan Ibu Eka, Sekretaris Rekrutmen, Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Rabu 9 Mei 2018 3Wawancara dengan Ibu Eka, Sekretaris Rekrutmen, Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Selasa 8 Mei 2018
70
dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kab/ Kota
atau Kanwil dan seleksi administrasi atau berkas tersebut
dinilai sesuai dengan persyaratan masing-masing petugas
(TPHI, TPIHI dan PPIH),
Kedua, seleksi tahap 1 yaitu tes tulis di tingkat
kota/kab yang dilaksankan di Kantor kementerian Agama
Kota Jakarta Barat. Ketiga, seleksi tahap 2 dilaksanakan
tingkat kanwil kementerian agama provinsi DKI Jakarta
tepatnya di embarkasi Pondok Gede.
1. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi ini adalah seleksi pertama
yang harus dilewatkan agar para calon peserta tes ini
dapat mengikuti tes-tes selanjutnya. Seleksi ini
merupakan seleksi berkas yang harus dipenuhi oleh
seluruh peserta sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh kementerian Agama RI. Berkas yang
diajukan oleh peserta tes calon petugas haji ini harus
terpenuhi agar bisa mengikuti seleksi tahap
selanjutnya.
Seleksi adaministratif ini berlangsung dari tanggal
20-25 Maret 2018 dan pada tanggal 27 Maret 2018
diumumkan saiap saja peserta yang berhak mgnikuti
tes kompetensi awal.4
4 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
71
2. Seleksi Akademik
Seleksi akademik berupa seleksi secara tertulis
dengan cara manual dan online. Seleksi tahap pertama
ini dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2018 dengan
jumlah peserta yang mengikuti tes tersebut berjumlah
18 orang dan semuanya terdiri dari 7 orang Tim
Pemandu Ibadah Haji (TPIH), 7 orang Tim
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan 4
orang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Sebelum melakukan tes tertulis, para peserta diberikan
papan ujian, alat tulis dan name tag yang akan
digunakan selama ujian berlangsung. Dalam acara
pembukaan tes tertulis tahap awal, seluruh peserta dan
panitia memastikan bahwa lembar soal tes yang akan
diberikan masih dalam kondisi bersegel. Hal ini untuk
memastikan bahwa tidak adanya pembocoran soal
sebelumnya. Tes tertulis berlangsung selama 90 menit
dimulai pada pukul 09:30 sampai 11:00.5 Setelah
selesai waktu pelaksanaan tes tertulis, panitia dan tim
monitoring memastikan lembar soal dan jawaban
sesuai dengan banyaknya jumlah peserta. Pengecekan
tersebut bertujuan agar tidak adanya penyelundupan
soal yang dibawa pulang. Karena setelah tes selesai
lembar soal seluruhnya akan dimusnahkan dengan
cara dibakar yang disaksikan oleh panitia dan tim
5Hasil wawancara dengan Ibu Nida, Pengawas Seleksi, Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 27 maret 2018.
72
monitoring. Pada tanggal 02-06 April 2018
penyerahan hasil koreksi/rekap hasil tes (administrasi
dan kompetensi) calon petugas haji kepada panitia
tingkat Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta, tanggal 09 April 2018 pengumuman hasil tes
siapa saja yang berhak mengikuti tes tingkat Kanwil
Kementerian Agama provinsi DKI Jakarta.
Gambar 5.1
Proses Pembukaan Seleksi Tahap Awal
Sumber: Hasil observai di Kantor kementerian Agama Kota
Jakarta Barat pada tanggal 29 Maret 2018.
Selanjutnya tes tertulis tahap dua yang
dilaksanakn di tingkat Kanwil Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta, sebelumnya tes ini
dilaksanakan seperti tes tertulis pada tahap awal.
Namun pada tahun 2018 tes tertulis yang kedua atau
tingkat Kanwil dilaksanakan dengan cara online
sehingga para peserta dapat melakukannya di mana
saja dengan cara membuka android mereka. Sistem ini
73
dilaksanakan untuk meminimalisir tingkat kecurangan
dalam sistem manual sebelumnya, selain itu sistem ini
juga dapat mempermudah pekerjaan panitia sehingga
menjadi lebih efektif dan effisien. Setelah melakukan
seleksi ataupun tes tertulis tahap awal memerlukan
beberapa hari untuk memeriksa hasil tes tersebut
dengan korerktor yang telah dibentuk jauh sebelum
dilaksanakannya tes tersebut, dan sisitem pemberian
nilainya akan diurutkan sesuai nilai yang mereka
dapatkan dan diberikan ranking dari tiap-tiap hasil
tersebut. Adapun hasil dari tes tingkat Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Sebagai
berikut:6
6Hasil wawancara dengan Ibu Nida, Pengawas Seleksi, Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 27 maret 2018.
74
Table 5.1
Hasil Tes Tingkat Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
NO
JENIS
PETUGA
S
NAMA
PESERTA
JML
NILAI
ADMINIS
TRASI (30
%)
JML NILAI
KOMPETE
NSI (40 %)
JUMLA
H
NILAI
RANKIN
G
1 TPHI.01 ENDANG, S.
Pd. I 16.5 34.67 51.17 1
2 TPHI.04 LUKMAN
HAKIM, S. Ag 16.5 33.87 50.37 2
3 TPHI.03 HASAN BASRI,
S. Ag 18 32.27 50.27 3
4 TPHI.05 NUSIRWAN, S.
Ag 15 28.27 43.27 4
5 TPHI.07 IIM SUMIRAT 16.5 22.93 39.43 5
6 TPHI.02
ABDUL
RASYID
FAHMI, S. Ag.
M. Pd
10.5 25.07 35.57 6
7 TPHI.06 KHOLIDIN, S.
Ag 15 18.93 33.93 7
8 TPIHI.10 H. ZAINI, MA 28.5 31.20 59.70 1
9 TPIHI.08
Drs. H.
AMINULLOH,
M. Pd
16.5 35.47 51.97 2
10 TPIHI.11 Drs. H. ABDUL
ROSYID, M. Pd 19.5 30.13 49.63 3
11 TPIHI.12 Drs. H. Oo.
SUYITNO, MA 15 34.13 49.13 4
12 TPIHI.09
H. ANDANG
TRIMULYADI,
M. Ag
15 32.80 47.80 5
13 TPIHI.13 H. JAENUDIN,
S. Pd. I 18 20.27 38.27 6
14 TPIHI.14 Drs. H.
ISKANDAR 13.5 24.00 37.50 7
15 PPIH.15 H. LEO 21 34.93 55.93 1
75
Sumber: Hasil wawancara dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
3. Seleksi Wawancara
Setelah pelaksanaan tes tertulis kemudian para
peserta akan diwawancara oleh penguji dan disinilah
tahap akhir tes tersebut dan akan didapatkan hasil
siapa saja yang diterima menjadi petugas haji. Sistem
penilaian seluruhnya akan diakumulasikan setelah tes
wawancara ini dengan cara menggabungkan nilai
ujian tulis seblumnya dengan hasil wawancara yang
kemudian mendapatkan nilai rata-rata dari
keseluruhannya. Waktu pelaksanaan tes wawancara
untuk para calon petugas haji ini berlangsung pada
tanggal 29 Maret 2018.
3) Analisa seleksi berbasis Online dan Sistem Computer
Assisted Tes (CAT)
Sistem seleksi berbasis online ini dan Computer
Assisted Tes (CAT) adalah sistem terbaru yang digunakan
oleh Kanwil DKI Jakarta. Pada tahun-tahun sebelumnya
seleksi yang digunakan hanyalah sistem manual yang
mana calon peserta tes harus datang ke Kanwil DKI
DIRGAHUTAM
A, SE
16 PPIH.16
MUHAMMAD
AHSANU
TAQWIM, SE
21 32.53 53.53 2
17 PPIH.17 TOMMY
HARYONO, SE 16.5 25.33 41.83 3
18 PPIH.18 H. MUSLIM
MURSAID, Lc 18 23.20 41.20 4
76
Jakarta untuk mengikuti tes tersebut. Jadi, dalam dua
tahap tes yang dilaksanakan salah satunya atau yang
keduanya yang seharusnya datang ke Kanwil sekarang
dilaksanakan secara online menggunakan android mereka.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam
melaksanakan tes ini adalah menginstal aplikasi Computer
Assisted Tes (CAT) yang tersedia di website ketika kita
mendaftar sebagai calon petugas haji Indonesia dan untuk
menginstalnya peserta harus melakukan log in sebagai
calon petugas haji Indonesia, untuk mengunduh file
tersebut peserta harus melengkapi biodata dan
kelengkapan dokumen. Setelah aplikasi terinstal, peserta
dapat melakukan log in pada aplikasi tersebut
menggunakan username dan password yang telah
didapatkan ketika mendaptarkan diri sebagai calon
petugas haji Indonesia 2018.7 Ketika log in berhasil, maka
akan ditampilkan profil dari calon petugas haji/peserta
yang bersangkutan, kemudian peserta tingga klik tombol
mulai ujian pada aplikasi tersebut dan mengklik log out
untuk keluar ketika telah selesai melaksankan ujian. Pada
saat memulai ujian peserta harus memasukkan token,
token tersebut diberikan oleh panitian ujian Kanwil. Jika
7Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
77
token sesuai maka peserta akan mendapatkan soal dengan
kode tertentu.8
Gambar 5.2
tampilan ketika berhasil log in aplikasi dan kode soal tes online
Sumber: Materi training peserta seleksi petugas Haji Kloter Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2018.
Pada pelaksanaannya tentu terdapat pro dan kontra dalam
penerapan sistem berbasis online ini, sebagian peserta ada yang
keberatan dengan penerapan sistem tersebut. Hal yang dikeluhkan
salah satunya karena awamnya sebagian dari peserta terhadap
internet seperti kurang mengerti dalam menggunakan android
8Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018.
78
sehingga mereka tidak mengerti tengtang sisitem online tersebut
walaupun telah diberi tahu cara menggunakan aplikasi tersebut.
Masalah yang lainnya adalah besarnya kapasitas yang dibutukan
untuk aplikasi tersbut, untuk menginstal aplikasi tersebut harus
memiliki android lollipop yang memiliki RAM minimal 1 GB
dan minimal free space storage 200 M. kendala yang diahadapi
oleh sebagian peserta tersebut menyebabkan adanya peserta yang
datang langsung ke Kantor Kementerian Agama Kab/Kota
Jakarta Barat meminta bantuan untuk menginstal dan memberi
pengarahan kepada mereka hingga selesai sehingga tes yang
hasrusnya berjalan secara effisien menjadi memakan waktu yang
lebih panjang dan melibatkan banyak pihak. Adapun hasil
wawancara dengan beberapa peserta seleksi tentang pendapat
mereka mengenai seleksi ini adalah:
“seleksi tahun ini emang beda yaitu online dan pastinya
lebih mmpermudah karena hanya membutuhkan handphone
android yang nantinya kita akan mengisi soal yang ada diaplikasi
tersebut.9
Berbeda dengan salah satu peserta lainnya yang
mengungkapkan bahwa seleksi ini mempersulit dirinya
dikarenanakan kurang memahami bagaiman prosesnya, seperti
ayng diungkapkan dalam wawancara sebagai berikut:
9 Wawancara dengan Bapak Leo, Peserta seleksi, Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Selasa 3 April 2018.
79
“bapak kurang paham tentang sistem online ini, bapak
juga engga punya android yang berkapasitas seperti yang menjadi
persyaratannya, akhirnya meminta bantuan kepada panitia saja.10
Bertentangan dengan kendala diatas, ada pengungkapan
dari pihak penyelenggara bahwa terdapat beberapa manfaat yang
begitu besar pada sistem berbasis online tersebut diantaranya
adalah memeinimalisir adanya kecurangan dalam pelaksanaan tes
tersebut. Seperti yang disebutkan bahwa pada sistem manual
yang sebelumnya terdapat beberapa kecurangan yang mana
ketika tes manual terdapat beberapa peserta yang secara
sistematis akan berhasil tanpa terpengaruh oleh nilai dari apa
yang dia jawab ketika tes tersebut, karena ada sebagian peserta
yang meminta bantuan kepada seseorang yang berpengaruh
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, ketika pelaksanaan diubah
menjadi berbasis online maka nilainya tidak bisa lagi
dimanipulasi karena setelah tes tersebut hasil tes tersebut akan
otomatis keluar pada aplikasi yang digunakan. Seperti yang
dikatakan oleh Hj. Eka bahwa:
Sistem online ini tidak lagi memerlukan waktu yang lama
dalam hal pelaksanaan tes maupun penilaiannya, peserta hanya
butuh waktu beberapa menit untuk membuka soal yang ada
dalam aplikasi dan mengerjakannya dalam waktu yang telah
ditetapkan. Kemudian setelah dikerjakan nilai akan otomatis
keluar pada aplikasi tersebut sehingga peserta dapat mengetahui
10
Wawancara dengan Bapak Jaenudin, Peserta Seleksi, Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Kamis 26 April 2018.
80
secara langusung berapa nilai yang didapatkannya dalam tes
tersebut tanpa ada permainan nilai dari penyelenggara.11
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan
yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dan suatu pencapaian dari kegiatan sesuai dengan
yang telah di rencanakan. Suatu pekerjaan yang telah di lakukan
oleh seseorang tentu bisa menunjang untuk mencapai tujuan
secara kelompok. Dengan kata lain, seorang manajer yang efektif
dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode yang
tepat untuk mencapai tujuan.12
Berdasarkan paparan di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwasannya secara keseluruhan rekrutmen dan
seleksi yang dilakukan oleh Kantor kementerian Agama Kota
Jakarta Barat telah berjalan dengan efektif dikarenakan telah
memenuhi tujuan dari rekrutmen itu sendiri yaitu menghasilkan
petugas yang mumpuni dalam melaksanakan tugasnya, hanya saja
penulis tidak dapat mengukur seberapa besar kepuasan jamaah
terhadap pembimbing yang telah diseleksi tersebut.
B. Kendala dan Pendukung dalam Rekrutmen
Tentu saja dalam sebuah rekrutmen terdapat beberapa
faktor yang menjadi pendukung ataupun sebaliknya, jangan
sampai faktor-faktor tersebut tidak kita pelajari terlebih
dahulu karena semua faktor tersebut dapat menjadi acuan bagi
kita dalam proses rekrutmen. Adapun faktor pendukung
dalam rekrutmen sebagai berikut:
11
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018. 12
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BFE-Yogyakarta,
2012), h. 9
81
1) Peraturan tentang rerkrutmen yang jelas
Peraturan tentang rekrutmen ini menjadi
pendukung dikarenakan dapat menjadi landasan yang
kuat dalam melaksanakan rekrutmen sehingga
semuanya dapat dilaksanakan sesuai dengan perintah
yang ada. Seperti yang dikatakan oleh H. Mudehir
bahwa:
Peraturan dalam rerkrutmen sudah jelas dari pusat
sehingga kami hanya menunggu instruksi dari atasan.
Kemudian menjalankannya sesuai dengan apa yang
diperintahkan kepada kami.13
2) Sumber Daya Manusia yang mumpuni dalam
melaksanakannya
Dapat dipastikan bahwa seluruh panitia yang
bergabung dalam rekrutmen telah memiliki
pengetahuan yang luas dalam pelaksanaan rekrutmen
sehingga telah mengetahui apa saja yang akan menjadi
ancaman dalam pelaksanaannya.14
3) Sarana dan Prasarana yang telah tersedia
Tempat yang telah tersedia tentu menjadi salah
satu pendukung dalam melaksanakan rekrutmen ini
sehingga panitia dapat lebih fokus terhadap
pelaksanaannya.
13
Wawancara dengan Bapak Mudehir, Kasi Penyelenggara Haji dan
Umrah, Kantor kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Senin 7 Mei 2018 14
Wawancara dengan Ibu Eka, Sekretaris Rekrutmen, Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Rabu 9 Mei 2018
82
Faktor penghambat dalam rekturmen:
1) Faktor Organisasional
Faktor organisasional di sini bukan tentang
peraturan yang berada dalam rerkrutmennya, akan
tetapi lebih kepada tentang apa yang ada dalam tes
yang dilaksanakan oleh peserta seleksi, seperti
ketentuan dalam pelaksanaan tes online yang mana
ada beberapa peserta yang kurang mengerti tentang
proses seleksi tersebut.
2) Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja
Kebiasaan dalam melakukan rerkrutmen ini ada
manfaatnya yaitu menjadi lebih mengerti tentang apa
yang akan dilakukan dalam rerkrutmen. Namun,
kebiasaan ini kadang menjadi kelemahan karena
terkadang menganggap remeh hal tersebut sehingga
menjadi kurang efefkitf dalam pelaksanaannya.
3) Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal seperti campur tangan orang
luar dalam pelaksanaan rerkrutmen seperti meminta
diluluskannya salah seorang peserta dalam rerkrutmen
terebut dikarenakan memiliki hubungan khusus
terhadap pejabat setempat. Seperti yang dikatakan
oleh H. Mudehir bahwa:
Ada seorang pejabat atau orang yang sangat
berpengaruh terhadap pemerintahan yang kemudian
meminta diluluskannya salah seorang peserta yang
83
merupakan kerabat ataupun teman dekatnya sehingga
kami tidak dapat berbuat apa-apa selain meluluskannya.15
15
Wawancara dengan Bapak Mudehir, Kasi Penyelenggara Haji dan
Umrah, Kantor kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Senin 7 Mei 2018
83
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan hasil
penelitian tentang efektifitas rekrutmen Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat 2018, maka dapat penulis tarik kesimpulan
sebagai berikut:
Efektifitas adalah sesuatu yang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelum kegiatan agar
tercapai tujuan yang diinginkan oleh individu ataupun
kelompok. Penyelenggara Haji dan umroh Kantor
Kementerian Agama pun telah melakukan salah satu dari
tugas mereka yaitu melakukan rekrutmen untuk petugas haji
2018 dan sesuai dengan keputusan Dirjen Penyelenggara Haji
dan Umrah nomor 78 tahun 2018 tentang pedoman rekrutmen
petugas haji Indonesia.
Analisa efektifitas rekrutmen Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia (TPIHI) Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat 2018 dan untuk sistem rekrutmen terbaru yang
menggunakan sistem berbasis online dan Computer Assisted
Tes (CAT), dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat
beberapa pihak yang setuju akan penggunaan sisitem ini
dikarenakan meminimalisir kecurangan dalam tes dan lebih
effisien dibandingkan dengan cara manual yang memakan
begitu banyak waktu. Namun ada pula sebagian pihak yang
84
kurang setuju akan penggunaannya dikarenakan kurangnya
pengetahuan mereka akan penggunaan aplikasi yang
digunakan untuk seleksi tersebut. Semua kendala terdapat
pada pihak responden yang mana mereka belum dan
kurangnya pengetahuan mereka terhadap sistem online yang
digunakan. Adapun kendala dalam rerkrutmen ini yaitu:
Faktor Organisasional, Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja dan
Kondisi Eksternal. Sedangkan faktor yang menjadi
pendukungnya yaitu peraturan tentang rerkrutmen yang jelas,
sumber daya manusia yang mumpuni dalam
melaksanakannya serta sarana dan prasarana yang telah
tersedia.
B. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, maka penulis
dapat sampaikan sedikit masukan atau saran kepada bagian
Penyelenggara Haji dan Umrah di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat dan petugas haji Indonesia
khususnya Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI),
yaitu:
1. Hendaknya petugas dari bagian panitia yang memberikan
training kepada calon peserta tes berbasis online ini lebih
baik lagi sehingga meminimalisir kurangnya pengetahuan
mereka tentang sistem yang digunakan tersebut dan
menekankan lebih awal bagaimana spesifikasi android
85
yang dbutuhkan agar mereka dapat menyiapkan diri lebih
awal.
2. Alangkah baiknya para peserta mendengarkan dan
mencermati kegiatan training penggunaan sisitem online
dan Computer Assisted Tes (CAT) ini lebih baik lagi
sehingga tidak ada pihak yang disibukkan lagi oleh
kagiatan ini sehingga menjadi lebih efektif dan effisien.
Dengan adanya hasil penelitian ini, harapan
penulis bagi kementerian agama agar lebih selektif lagi
dalam melakukan rekrutmen dan meminimalisir adanya
kecurangan dalam seleksi tersebut. Sehingga
menghasilkan para pembimbing yang lebih profesional
dan mumpuni serta sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh para jamaah.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abd Majdi, Seluk Beluk Ibadah Haji dan Umroh,
(Surabaya: Mutiara Ilmu, 1993)
Alhajjar, Syekh Muhammad. ‘Allimuni ya Qaum Kaifa Ahujju,
(Bairut-Libanon: Dar al-Basyair, 2003)
Baaz Abdul Aziz Bin Abdullah Bin, Haji, Umroh dan Ziarah
berdasarkan tuntunanAl- Qur’an dan As-Sunnah,
(Jakarta: CV. Firdaus, 1993)
Basanfar, Said Abdul Qodir. Al-Mughni fi Fiqh Al-Hajj wal
Umrah, (Bairut: 2008)
Creswell, John W. Qualitative Inquiri & Reaserch Design,
(Printed in U.S.A, 1998)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya
Departemen Agama RI, Buku Panduan Manasik Haji, (Jakarta,
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah: 2007)
Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji, (Jakarta: Direktorat
Jendral Bibingan Masyrakat Islam dan Penyelenggaraan
Haji, 2003).
Darmawan, Deni, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013),
Hadi, Sutrisno, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset,
1997).
Handoko,T. Hani. Manajemen, (Yogyakarta: BFE-Yogyakarta,
2012)
Kartono, Ahmad, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Jakarta: Pustaka
Cendekia Muda 2016).
Mangkuprawira, Sjapri, Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003),
87
Moleong, Lexy, J, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung :
Remaja Rosda Karya, 2012).
Nawawi, Imam. Al-iddah Fi Manasik Al-hajj, (Makkah Al-
Mukaroomah: Maktabah Al-Amdadiyah, 2010)
Nawawi, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Bisnis Yang Kompetitif, (Yogyakarta: gajah Mada
University Press, 2005)
Pangabean, Mutiara Sibarani, Manajemen Sumber Daya
Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002)
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi
Contoh Analisis Statistik, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002 ).
Rafiq Jauhary, Menjadi Muthawif Anda Di Tanah Suci,
(Sukoharjo, Penerbit Nur Cahaya Ilmu, 2014)
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani sagala, Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek, (Bandung: Rajawali Pers, 2007)
Saldili, Syamsuddin, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2009 )
Shiddiq, Nuruddin. Tuntunan Manasik Haji, (Jakarta: Gramedia
Pustaka, 1993)
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
Bumi aksara, 2003)
Sisiwandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan,(Jaakarta: Mitra
Wacana Media, 2011)
Surahmad, Winarno, Metodologi Riset, ( Bandung: Tarsito,
1989).
Sutrisno, Edi, Budaya Organisasi, (Surabaya: Kencana Premadia
Group, 2007).
88
Syaikh, Hadratus KH. Hasyim Asy’ari, Terjemah Kitab Al-
Manasik al-Sughra li Qoshid Umm al-Qura, Inti
Fiqih Haji dan Umroh, (Malang, Genius Media, 2013)
Tika, Pabundu. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2005)
Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik (Jakarta, Binarupa
Aksara: 1996)
89
SUMBER INTERNET
https://kemenag.go.id/berita/read/506995/rekrutmen-petugas-haji-
2018-berbasis-online-dan-sistem-cat diakses pada tanggal 27
April 2018
Http://Www.Academia.Edu/4726733/Sumber_Data_Metode_Dan
_Teknik_Pengumpulan_Data_Pengumpulan_Data_Kualitatif_Da
n_Skala_Ukuran , diakses pada hari ahad, 5 agustus 2018 pukul
14:41 WIB.
https://zahiraccounting.com/id/blog/faktor-efektivitas-organisasi/
diakses pada tanggal 17 april 2018 pukul: 22:30 PM
https://www. kajianpustaka. Com / 2014/06/faktor-mempengaruhi
efektivitas-organisasi.html diakses pada tanggal 19 april 2018
pukul: 04:30 AM
http://www. Guru pendidikan .co. id / faktor - yang -
mempengaruhi efektivitas-organisasi/ diakses pada tanggal 29
april 2018 pukul: 04:42 AM
http:// phulampungtimur.blogspot.com/2017/06/modul-i-uraian-
tugas- petugas-kloter.html diakses pada tanggal 08 Oktober 2018
90
SUMBER WAWANCARA
Wawancara pribadi dengan Ibu Eka di Kantor kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 09 Mei 2018
Wawancara pribadi dengan Bapak Mudehir di Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 07 Mei
2018
Wawancara pribadi dengan Ibu Nida di Kantor kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 27 Maret 2018
Wawancara pribadi dengan Bapak Leo di Kantor kementerian
Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 03 April 2018
Wawancara pribadi dengan Bapak Jaeniddin di Kantor
kementerian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 26 April
2018
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Hj. Eka Agustina Suhardhanari
Jenis Kelamin :Perempuan
Jabatan :Sekretaris dalam pelaksanaan rekrutmen
Waktu : Rabu, 09 Mei 2018
Tempat : Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
B. Pelaksanaan Rekrutmen
1. Bagaimana susunan panitia dalam rekrutmen?
Panitia rerkrutmen terdiri dari ketua, sekretaris,
pengawas dan korektor yang sudah dibentuk sebelum
pelaksanaan.
2. Bagaimana deskripsi kerja dari masing-masing
bagian?
Ketua bertugas mengontrol dan mengatur pelaksanaan
rekrutmen, sekretaris menyiapkan laporan dari
pelaksanaan rerkrutmen tersebut, pengawas bertugas
untuk mengawasi pelaksanaan rekrutmen dan
korerktor akan memberi penilaian dari hasil tes yang
telah dilaksanakan.
3. Bagaimana cara menentukan tujuan dari rekrutmen?
Tujuan dari rekrutmen mendapatkan petugas yang
professional dan ditetapkan dari pusat sehingga
Kementerian Agama Kota tinggal melaksanakan
tugasnya, semuanya sudah ada di file yang saya kasih.
4. Kapan waktu pelaksanaan rekrutmen?
Rerkrutmen dimulai pada tanggal 20 Maret 2018 yaitu
dari penerimaan pendaftaran peserta tes awal (seleksi
administratif) dan berakhir pada tanggal 09 April 2018
yaitu pengumuman peserta yang berhak mengikuti tes
tingkat Kanwil.
5. Apa saja tahap dalam pelaksanaan rekrutmen?
Rekrutnya dimulai dari penerimaan peserta dan
menyeleksi berkas dari peserta tersebut, kemudian
melaksanakan tes tertulis tingkat Kab/Kota yang
dilanjutkan dengan tes wawancara, selanjutnya tes
tahap akhir yaitu tes dengan cara online tingkat
Kanwil.
Jakarta, 09 Mei 2018
Hj. Eka Agustina
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : H. Mudehir
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Jabatan :Ketua Seksi Penyelenggara Haji dan
Umrah
Waktu : Senin, 07 mei 2018
Tempat : Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
B. Pelaksanaan Rekrutmen
1. Tanya: apa yang bapak ketahui tentang rekrutmen?
Jawab: itu bagian dari pada pengambilan petugas haji
2. Tanya:perlukah rerkrutmen Tim Pembimbing Ibadah Haji
Indonesia (TPIHI) di kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat?
Jawab: sangat perlu agar mendapatkan petugas yang
kompeten di bidangnya
3. Tanya: bagaimana proses rerktmen yang dilaksanakan di
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat?
Jawab: prosedurnya sudah sesuai dengan peraturan yang
ada, mulai dari penyusunan panitia hingga proses
seleksinya.
4. Tanya: apa kendala yang dirasakan dalam proses
rekrutmen tahun 2018?
Jawab: salah satu kendalanya ada pada sistem terbaru
yaitu kurang mengertinya peserta dalam sistem tersebut
5. Tanya: apa tujuan dari sistem rekrutmen berbasis online
dan Computer Assisted Tes (CAT)?
Jawab: tujuannya meminimalisir adanya kecurangan
dalam proses seleksi
6. Tanya: apa keuntungan dari sistem rerkrutmen yang
terbaru?
Jawab: keuntungannya membuat prosesnya lebih efektif
7. Tanya: apa saja tes yang harus dilalui oleh peserta tes?
Jawab: tesnya mulai dari seleksi berkas, tulis dan
wawancara
8. Tanya:kapan waktu pelaksanaan tes?
Jawab: pelaksanaannya mulai dari tanggal 20 April 2018
yaitu dimulai dari penerimaan peserta
9. Tanya: siapa saja yang turut serta dalam melaksanakan
rekrutmen?
Jawab: seluruh panitia yang telah dibentuk dan rata-rata
diambil dari bagian Penyelenggara Haji dan Umrah,
kecuali untuk bagian korektor.
10. Tanya: apa harapan bapak untuk rerkrutmen pada tahun
selanjutnya?
Jawab: semoga pelayanan haji dapat memuaskan para
jamaah dan dapat berjalan dengan lancar
Jakarta, 07 Mei 2018
H. Mudehir
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Nida Fahrina
Jenis Kelamin :Perempuan
Jabatan :Panitia pelaksanaan rekrutmen
Waktu : Selasa, 27 Maret 2018
Tempat : Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
B. Pelaksanaan Rekrutmen
1. Tanya: apa yang Ibu ketahui tentang rekrutmen?
Jawab: rekrutmen itu kan proses untuk mendapatkan
petugas yang diinginkan.
2. Tanya:perlukah rerkrutmen Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia (TPIHI) di kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat?
Jawab: tentu perlu karena rekrutmen ini yang
mengantarkan kita untuk mendapatkan petugas yang
sesuai dengan keinginan.
3. Tanya: bagaimana proses rekrutmen yang
dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat?
Jawab: kalo di sini rekrutmennya sudah sangat baik
karena memang sudah terbiasa dengan kegiatan ini
4. Tanya: apa kendala yang dirasakan dalam proses
rekrutmen tahun 2018?
Jawab: kendalanya rata-rata dalam rerkrutmen yang
sistem CAT yang membuat peserta menjadi bingung
5. Tanya: apa tujuan dari sistem rekrutmen berbasis
online dan Computer Assisted Tes (CAT)?
Jawab: tujuannya untuk mempermudah kegiatan
rekrutmen
6. Tanya: apa keuntungan dari sistem rerkrutmen yang
terbaru?
Jawab: mempermudah dan mengurangi kecurangan
dalam rerkrutmen.
7. Tanya: apa saja tes yang harus dilalui oleh peserta tes?
Jawab: tesnya ya dari pendaftaran, seleksi berkas, tulis
dan wawancara.
8. Tanya:kapan waktu pelaksanaan tes?
Jawab: untuk tes tertulisnya tanggal 29 April 2018 dan
selanjutnya bisa dilihat di laporan kegiatan.
9. Tanya: apa harapan Ibu untuk rerkrutmen pada tahun
selanjutnya?
Jawab: harapannya semoga selalu lancar dan bisa
menghasilkan petugas yang professional.
Jakarta, 27 Maret 2018
Nida Fahrina
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : H. Leo Dirgahutama, SE
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Jabatan :Peserta rekrutmen
Waktu : Selasa, 03 April 2018
Tempat : Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
B. Pelaksanaan Rekrutmen
1. Apa yang Bapak ketahui tentang rekrutmen petugas
Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat?
Jawab: cara untuk mendapatkan petugas haji khusunya
tingkat Kota Jakarta Barat
2. Apa alasan Bapak mengikuti rekrutmen?
Jawab: saya sebagai utusan dari Kantor Kementerian
Agama Jakarta Barat
3. Apa yang Bapak ketahui tentang tugas dan fungsi Tim
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)?
Jawab: TPIHI sebagai ketua kloter dan menjadi
koordinator terhadap kloter yang dibimbingnya.
4. Apa pendapat Bapak tentang seleksi yang telah
diikuti?
Jawab:seperti sebelum-sebelumnya, prosesnya masih
sama dan saya sendiri sudah pernah menjadi panitia
dalam seleksi ini
5. Apa kendala dalam seleksi berbasis online dan
Computer Assisted Tes (CAT)?
Jawab: kendalanya rata-rata karena kurang mengerti
saja tentang sistem ini karena baru kali ini digunakan.
Tapi, Alhamdulillah saya mengerti.
6. Apa harapan Bapak dalam tes selanjutnya?
Jawab:semoga pada rekrutmen selanjutnya dapat
berjalan dengan baik dan peserta dapat memahami
seluruh sistem yang diterapkan.
Jakarta, 03 April 2018
H. Leo Dirgahutama, SE
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Jaenudin
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Jabatan :Peserta rekrutmen
Waktu : Kamis, 26 April 2018
Tempat :Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
B. Pelaksanaan Rekrutmen
1. Apa yang Bapak ketahui tentang rekrutmen petugas
Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat?
Jawab: rerkrutmen itu proses mendapatkan petugas
Haji.
2. Apa alasan Bapak mengikuti rekrutmen?
Jawab: saya ingin menjadi pembimbing dalam
pelaksanaan ibadah Haji tahun ini yang tentunya
berharap untuk dapat beribadah kepada Allah SWT
melalui petugas haji.
3. Apa yang Bapak ketahui tentang tugas dan fungsi Tim
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)?
Jawab: fungsi TPIHI sendiri sebagai ketua kloter dan
menjadi koordinator terhadap kloter yang
dibimbingnya.
4. Apa pendapat Bapak tentang seleksi yang telah
diikuti?
Jawab: Alhamdulillah bagus
5. Apa kendala dalam seleksi berbasis online dan
Computer Assisted Tes (CAT)?
Jawab: nah untuk sistem ini jujur saya kurang
mengerti karena saya tidak terbiasa dengan tes yang
berbasis online, untungnya saya bisa meminta bantuan
kepada panitia tes ketika di Jakarta Barat.
6. Apa harapan Bapak dalam tes selanjutnya?
Jawab: tentunya saya berharap bisa lebih baik dan
transparan.
Jakarta, 26 April 2018
Jaenuddin
Soal Rekrutmen tingkat Kota Jakarta Barat
Proses Seleksi Kota Jakarta Barat
Proses koreksi hasil seleksi
Lembar soal sebelom dibuka
Proses seleksi Kota Jakarta Barat
Pembakaran soal setelah seleksi