efektivitas program tayangan reality show “mewujudkan dan...
TRANSCRIPT
Efektivitas Program Tayangan Reality Show “Mewujudkan
Mimpi Indonesia” dan Tayangan Kuis dalam Pembentukan Citra
Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (WIN-HT)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Aditya Herdiyansah Nahrudin
NIM : 1110051000033
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H /2015
ABSTRAK
Aditya Herdiyansah Nahrudin, 1110051000033, “Efektivitas Program Tayangan
realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan Tayangan Kuis dalam
Pembentukan Citra WIN HT”,dibawah bimbingan Nurul Hidayati, S.Ag., M.
Pd
Menjelang berlangsungnya Pemilu pada tahun 2014, aroma panas persaingan
masing-masing peserta pemilu makin mencuat ke permukaan. Masing-masing peserta
pemilu yaitu para Calon Legislatif (Caleg) dan tak terkecuali para bakal calon
Presiden dan Wakil Presiden berkampanye meraih dukungan dan simpati publik
dengan menyebarkan citra positif ke khalayak. Melalui media massa adalah salah satu
cara yang banyak dipilih, yaitu dengan membuat iklan politik sampai membuat
program tayangan televisi berjenis realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan
kedua tayangan kuis (Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global
TV) seperti yang dilakukan oleh Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo.
Namun efektifkah kedua jenis program tayangan ini membentuk citra yang
dinginkan sampai kepada benak khalayak. Untuk mengukur efektivitas dari kedua
jenis tayangan tersebut adalah menggunakan pendekatan efektivitas Goal-Atainment.
Efektivitas dari ke dua jenis program tayangan ini dapat dilihat ketika tujuan dari
kedua jenis program tayangan ini membentuk citra positif dari WIN HT di benak
mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) tahun masuk 2011/2012 dan
2012/2013 yang tidak lain adalah subjek dan sampel dari penelitian ini.
Bagaimana efektivitas dari program tayangan Reality show “Mewujudkan
Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan kuis (Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis
Indonesia Cerdas di Global TV) dalam membentuk citra WIN HT pada mahasiswa
Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) tahun masuk 2011/2012 dan
2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
Penelitian ini menggunakan metodologi dengan teknik pengambilan sampel
simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen berbentuk
kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan teknik kuantitatif
deskripstif dengan melihat frekuensi jawaban dari seluruh responden atas masing-
masing pernyataan kuesioner. Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai persepsi,
maka dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlah skor dari 32 pernyataan yang
disebar ke 78 orang responden, kemudian dikelompokkan. Penelitian ini didahului
dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dihasilkan bahwa kedua tayangan kuis (Kuis
Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas) dan tayangan program Reality show
Mewujudkan Mimpi Indonesia sama-sama mencapai efektifitas yaitu dengan
menghasilkan citra positif dari WIN HT di benak khalayak. Persentase positif dari
kedua jenis program tayangan tersebut yaitu Program Kuis menghasilkan 64,1%
responden yang menilai positif sedangkan 48,7% dari Reality Show. Dari perbedaan
persentase positif dari kedua tayangan diatas maka diketahui bahwa tayangan kuis
lebih efektif membentuk citra positif WIN-HT di benak mahasiswa KPI tahun masuk
2011/2012 dan 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata kunci : Citra, Efektivitas, Reality Show, Kuis.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia Nya yang tak terhingga bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyususnan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Program
Tayangan realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan kuis
(Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV) Terhadap
Pembentukan Citra WIN HT” ini dengan baik dan lancar.
Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menyadari banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang
penulis miliki. Namun karena adanya semangat , doa dan bantuan dari berbagai
pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sudah sepatutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada semua pihak
yang telah membantu. Sebuah kata yang tulus penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi H. Arief Subhan , MA,
Wakil Dekan I, Suparto, M.Ed. Ph.D, Wakil Dekan II, Drs Jumroni, M.Si,
Wakil Dekan III, Dr.Sunandar, MA.
2. Rachmat Baihaky,MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
3. Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
4. Nurul Hidayati M.Pd Selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan
banyak membantu dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis
ii
selama proses penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberikan
keberkahan kepada Beliau.
5. Tarny S dan Nahrudin Heri selaku ayah dan ibu, serta Mak Inah nenek
tercinta yang telah banyak membantu memberikan segala do’a, semangat
baik materi dan non materi, terimakasih sudah menjadi orang tua yang
sempurna bagi penulis.
6. Adikku yang tercinta Nina Anindiya Isnaini, terimakasih atas dukungan
materi dan non materi yang telah di berikan kepada penulis sehingga
terselesainya skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
UIN SyarifHidyatullah Jakarta.
8. Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan UIN SyarifHidayatullah
Jakarta.
9. Damiko Cahyaji S.I.Kom yang telah membantu penulis mengajarkan
SPSS dan Nanda Cahya yang telah berbagi ilmu, serta Eko septiyanto
yang membantu penulis untuk menyebarkan angket penelitian dalam
bentuk google drive.
10. Sahabat “Squad Rempoa” yaitu Rifki Bimantoro, Damiko Cahyaji, Eko
Septiyanto, Dwi Muhammad Luthfi, Edwan Sutanto, Aji dkk terimakasih
atas motivasi yang diberikan selama ini, semoga kebahagian akan turut
serta dalam langkah kita kedepan nanti.
iii
11. Kawan-kawan “FreeMan Production” Halimatusadiyah dan Ardiyansah
Pratama, serta kawan kawan dari “Tali Merah” yang sudah membantu
peneliti menyebarkan angket secara langsung.
12. Teman-teman sepermainan penulis di FIDKOM UIN Jakarta, Oji, Kenwal,
Damar, Dede, Farhan, Fajar, Aan. Welda, Butet, Isye dan yang lainnya
yang tak dapat dicantumkan semuanya satu persatu.
13. Teman teman LSO KONTRAS Musik Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Jakarta, Desember 2014
Aditya Herdiyansah N
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 6
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 8
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN LANDASAN TEORITIS
A. Efektivitas ................................................................................................. 9
B. Media Massa ............................................................................................. 11
C. Efek Terpaan Media Massa ....................................................................... 12
D. Televisi ..................................................................................................... 16
E. Teori Efek Terbatas .................................................................................. 21
F. Tayangan Program WIN-HT..................................................................... 22
1. Program Reality Show “Mewujudkan Mimpi Indonesia” .................. 22
2. Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas ……. ........................... 24
G. Citra .......................................................................................................... 25
1. Proses Pembentukan Citra .................................................................. 26
H. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 30
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 30
C. Jenis Penelitian ......................................................................................... 31
D. Metode Penelitian ..................................................................................... 32
E. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 33
F. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 33
G. Uji Statistik .............................................................................................. 36
1. Instrumen ........................................................................................... 36
H. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 38
I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 39
J. Uji Kualitas Instrumen .............................................................................. 42
K. Operasional Variabel ................................................................................ 44
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 52
v
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 53
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 54
2. Analisa Frekuensi Identitas Responden ............................................. 59
3. Analisa Frekuensi Pernyataan ............................................................ 61
4. Hasil Citra WIN-HT ........................................................................... 83
a. Interval Kelas Objek Kuis……………………………………….83
b. Interval Kelas Objek Reality Show……………………………...84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 86
B. Saran ......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Operasional Variabel……………………………………………45
Tabel 2 Reliability Statistics……………………………………………. 55
Tabel 3 Item total statistics ……………………………………………..55
Tabel 4 Uji Validitas……………………………………………………..59
Tabel 5 Frekuensi Jenis Kelamin………………………………………...59
Tabel 6 Frekuensi Usia…………………………………………………..60
Tabel 7 Angkatan (Tahun Masuk)……………………………………….60
Tabel 8 Frekuensi Pernyataan 1………………………………………… 61
Tabel 9 Frekuensi Pernyataan 2………………………………………….62
Tabel 10 Frekuensi Pernyataan 3………………………………………….63
Tabel 11 Frekuensi Pernyataan 4………………………………………….63
Tabel 12 Frekuensi Pernyataan 5………………………………………….64
Tabel 13 Frekuensi Pernyataan 6………………………………………….65
Tabel 14 Frekuensi Pernyataan 7………………………………………….65
Tabel 15 Frekuensi Pernyataan 8………………………………………….66
Tabel 16 Frekuensi Pernyataan 9………………………………………….67
Tabel 17 Frekuensi Pernyataan 10………………………………………...67
Tabel 18 Frekuensi Pernyataan 11………………………………………...68
Tabel 19 Frekuensi Pernyataan 12…………………………………………69
Tabel 20 Frekuensi Pernyataan 13…………………………………………69
Tabel 21 Frekuensi Pernyataan 14…………………………………………70
Tabel 22 Frekuensi Pernyataan 15…………………………………………71
Tabel 23 Frekuensi Pernyataan 16…………………………………………71
Tabel 24 Frekuensi Pernyataan 17…………………………………………72
vii
Tabel 25 Frekuensi Pernyataan 18…………………………………………73
Tabel 26 Frekuensi Pernyataan 19…………………………………………73
Tabel 27 Frekuensi Pernyataan 20 …………………………………….......74
Tabel 28 Frekuensi Pernyataan 21…………………………………………75
Tabel 29 Frekuensi Pernyataan 22…………………………………………75
Tabel 30 Frekuensi Pernyataan 23…………………………………………76
Tabel 31 Frekuensi Pernyataan 24…………………………………………77
Tabel 32 Frekuensi Pernyataan 25…………………………………………77
Tabel 33 Frekuensi Pernyataan 26…………………………………………78
Tabel 34 Frekuensi Pernyataan 27…………………………………………79
Tabel 35 Frekuensi Pernyataan 28…………………………………………79
Tabel 36 Frekuensi Pernyataan 29…………………………………………80
Tabel 37 Frekuensi Pernyataan 30…………………………………………81
Tabel 38 Frekuensi Pernyataan 31…………………………………………81
Tabel 39 Frekuensi Pernyataan 32…………………………………………82
Tabel 40 Interval Kuis……………………………………………………...84
Tabel 41 Interval Reality Show…………………………………………………..85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2014 adalah tahun politik di Indonesia yaitu pesta rakyat lima tahun
sekali atau disebut dengan pemilihan umum (pemilu). Pada 9 April tepatnya
diselenggarakan ajang politik tersebut. Semakin dekat waktu dengan event
tersebut, maka semakin tercium aroma panas persaingan dari para partai peserta
pemilu 2014. Persaingan ini menimbulkan cara yang berbeda dari setiap partai
peserta atau para calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres)
untuk mengkampanyekan diri mereka agar mendapat simpati publik dan
dukungan supaya tercapai tujuan mereka.
Tidak sedikit para peserta pemilu tersebut yang memanfaatkan teknologi
yang sedang berkembang. Semakin maju dan berkembangnya teknologi sekarang
dimanfaatkan sebagian orang atau suatu pihak untuk menyebarkan informasi yang
dapat dilihat orang banyak. Misal seseorang pada masa dulu ingin mengajak
seseorang lainnya untuk melakukan barter makanan yang dimiliki dengan
makanan lain yang juga dimiliki oleh orang lain, kemudian mereka memakai
poster sederhana dan disebar di tempat strategis di mana orang akan melihat.
Perkembangan teknologi ini sudah berkembang secara cepat dan
menghasilkan suatu media yang bisa bermanfaat dalam penyampaian suatu
informasi dari satu pihak media ke khalayak luas. Itu yang biasa kita sebut
sekarang sebagai media massa.
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan
khalayak. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan
2
yang signifikan. Di sini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi
opini.1 Media massa sekarang juga dimanfaatkan sebagai alat politik oleh
beberapa partai politik dan tidak terkecuali Capres dan Cawapres yang ikut serta
dalam pertarungan pemilu 2014 nanti untuk berkampanye menyampaikan visi
misi dan pastinya untuk membentuk citra positif ke benak khalayak.
Salah satu contoh masalah yang berkaitan pada pemaparan di atas adalah
cara dari salah satu pasangan Capres Cawapres dari partai Hanura yang telah
dideklarasikan secara resmi yaitu Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo (WIN-HT)
membuat suatu program tayangan reality show yang berjudul “Mewujudkan
Mimpi Indonesia” di RCTI yang notabene adalah media televisi milik Cawapres
tersebut. Inilah uniknya, cara membuat tayangan reality show seperti ini belum
pernah ada bahkan tidak ada sebelumnya partai atau pasangan Capres dan
Cawapres yang melakukannya.
Program Mewujudkan Mimpi Indonesia adalah sebuah Program berjenis
reality show yang mempunyai esensi dasar untuk mewujudkan impian-impian
masyarakat Indonesia, sehingga kehidupan mereka menjadi makmur. Di dalam
program ini Wiranto dan Harry Tanoesodibjo menjadi relawan yang mengemban
misi untuk mewujudkan impian impian masyarakat bawah yang sedang
membutuhkan sesuatu agar lebih makmur dan sentausa. Salah satu contohnya
yaitu episode di mana mereka berdua mendatangi suatu desa di jawa timur yang
kondisi pertaniannya agak memprihatinkan karena masih membajak sawah
dengan kerbau dan mirisnya kerbau tersebut adalah sewaan. Nah disinilah tujuan
1 Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar (Bandung, Simbiosa Rekatama
Media, 2007) edisi revisi, hal. 58
3
dari mereka yaitu memberikan traktor untuk meringankan pekerjaan membajak
sawah para petani tersebut yang tidak lain untuk memakmurkan daerah tersebut.
Merujuk pada pernyataan yang disampaikan oleh Harry Tanoe Soedibjo
pada portal berita Tempo yang sudah dipaparkan diatas tadi, maka penulis
menyimpulkan bahwa tayangan ini bertujuan agar masyarakat Indonesia
mengetahui bahwa pasangan Capres dan Cawapres ini peduli dan berbaur dengan
masyarakat terutama masyarakat bawah.
Seperti yang dipaparkan diatas bahwa WIN HT sebelumnya telah
membuat program tayangan jenis kuis yaitu kuis Kebangsaaan di RCTI dan kuis
Indonesia Cerdas di Global TV. Kedua kuis ini termasuk kedalam jenis kuis
interaktif yang melibatkan pemirsa dirumah sebagai peserta yang bertugas untuk
menjawab pertanyaan kuis tersebut melalui saluran telepon. Di dalam kuis ini
WIN HT bermaksud untuk mengedukasi masyarakat untuk menambah wawasan
mereka tentang Indonesia. Merujuk pada pemaparan di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa tayangan ini bertujuan agar masyarakat Indonesia
mengetahui bahwa pasangan Capres dan Cawapres tersebut ingin mentransfer
citra positif mereka dengan dianggap mengedukasi masyarakat lewat kedua
tayangan kuis tersebut.
Namun efektifkah kedua jenis program tayangan ini membentuk citra
yang dinginkan sampai kepada benak khalayak. Efektivitas dari program
realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan kuis (Kuis
Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV) ini belum bisa
dilihat. Terkait dengan pemaparan sebelumnya adalah mengenai efektivitas,
apakah yang sebenarnya disebut dengan efektivitas? Efektivitas yaitu keberhasilan
4
suatu aktivitas atau kegiatan dalam mencapai tujuan (sasaran) yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam menetapkan efektivitas ada beberapa pendekatan
untuk menentukan efektivitas, dan peneliti memilih salah satu pendekatan dari
beberapa pendekatan itu yaitu pendekatan Goal-Atainment atau dikenal juga
dengan pendekatan sasaran. Pendekatan ini menekankan bahwa suatu program
dikatakan efektif apabila mampu mewujudkan sasaran atau tujuannya dengan
baik.2 Jadi singkatnya, efektivitas dari program tayangan realityshow
“Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan kuis (Kuis Kebangsaan di
RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV) bisa dikatakan efektif apabila
citra positif dari WIN HT telah tersebar dibenak khalayak setelah menonton
program tayangan tersebut, dan sebaliknya.
Inilah yang mendasari penulis ingin meneliti secara lebih dalam tentang
citra yang terbentuk dibenak khalayak mengenai WIN HT melalui program
tayangan realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan kuis
(Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV), terkhusus
pada benak Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil judul untuk penelitian ini
yaitu Efektivitas Program Tayangan Reality Show “Mewujudkan Mimpi
Indonesia” dan Kedua Tayangan Kuis dalam Pembentukan Citra Wiranto dan
Harry Tanoesoedibjo (WIN-HT).”
2 Kusdi, Teori Organisasi dan Administrasi, ( Jakarta: Salemba Humanika, 2009)hal: 92
5
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Peneliti meraasa perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas agar
tidak keluar dari konteks yang akan diteliti, yakni hanya mengenai “Efektivitas
Program Tayangan realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan kedua
tayangan kuis (Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global
TV) Terhadap Pembentukan Citra WIN HT.
Dan dari pokok masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana efektivitas dari program tayangan realityshow “Mewujudkan
Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan kuis (Kuis Kebangsaan di RCTI
dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV) dalam membentuk citra WIN
HT pada mahasiswa Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI) tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian:
a. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas program tayangan
realityshow “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan kedua tayangan
kuis (Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di
Global TV) dalam membentuk citra WIN HT pada mahasiswa KPI
masuk 2011/2012 dan 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6
2. Manfaat penelitian:
a. Manfaat akademis: Penelitian ini diharapkan memberi masukan dan
khazanah keilmuan komunikasi terutama mengenai citra dan
efektivitas program tayangan dalam membentuk citra.
b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dan
informasi awal bagi penelitian yang serupa di waktu mendatang.
Serta dapat dijadikan informasi sebagai bahan evaluasi untuk
siapapun individu maupun lembaga atau suatu badan tertentu dalam
membentuk citra positif dimasyarakat melalui media massa,
khususnya melalui suatu bentuk program tayangan di televisi.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul penelitian yang berkenaan dengan masalah
penelitian yang peneliti ambil, sebelumnya peneliti sudah melakukan kajian
pustaka dengan buku buku atau skripsi yang jenisnya sama dengan masalah
penelitian yang diambil. Ini dilakukan untuk mencari referensi atau kasaran
penelitian yang sama, dan menurut pengamatan pengamatan peneliti dari hasil
observasi yang dilakukan peneliti dengan judul sebelumnya yaitu :
1. Efektivitas Republika Online Pada Kanal Hikmah Untuk
Meningkatkan Informasi Mengenai Islam Bagi Mahasiswa Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Penulis Rika Alisha, KPI, UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA.
7
2. Persepsi Khalayak tentang citra Roy Suryo Terkait Peristiwa “Salah
Lirik” di Twitter ( Survei Followers @KRMTRoySuryo), Penulis
Adisti, Public Relation, Universitas Budi Luhur Jakarta.
Meskipun penulis menggunakan tema yang sama dengan dua judul skripsi
diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan penelitian ini
dengan judul Efektivitas Republika Online Pada Kanal Hikmah Untuk
Meningkatkan Informasi Mengenai Islam Bagi Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta terletak pada tersebut terletak pada objek penelitiannya, dimana objek
penelitian ini adalah Program Tayangan realityshow “Mewujudkan Mimpi
Indonesia” dan kedua tayangan kuis (Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis
Indonesia Cerdas di Global TV) dan subjeknya adalah mahasiswa FIDKOM tahun
masuk 2011/2012 dan 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lalu
tujuannya juga berbeda, pada skripsi sebelumnya untuk mengetahui efektifkah
kanal Hikmah pada Republika Online untuk meningkatkan informasi mengenai
Islam bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Sedangkan
penelitian ini ingin melihat citra WIN HT yang terbentuk dibenak Mahasiswa KPI
tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada skripsi yang kedua yaitu Persepsi Khalayak tentang citra Roy Suryo
Terkait Peristiwa “Salah Lirik” di Twitter ( Survei Followers
@KRMTRoySuryo), walaupun sama sama mengenai citra dari salah satu Public
Figure, namun terlihat perbedaan jika skripsi sebelumnya ingin melihat persepsi
khalayak mengenai citra, sedangkan penelitian ini ingin melihat citra yang
terbentuk di benak khalayak melalui Program tayangan.
8
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun atas lima bab yang terdiri dari:
1. BAB I : pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II : pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka,
kerangka teoritis yang mencakup komunikasi, komunikasi massa, media
massa, efek media massa, tayangan, reality show,tayangan program
Mewujudkan Mimpi Indonesia, Citra, teori citra, teori limited effect,
hipotesa dan kerangka pemikiran.
3. BAB III : pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi
penelitian meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian, objek,
populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, tekhnik pengumpulan
data, tekhnik analisis data, lokasi dan waktu penelitian, validitas dan
reabilitas serta operasional variabel.
4. BAB IV : pada bab ini adalah mengenai pembahsan hasil penelitian
dari penelitian ini.
5. BAB V : pada bab ini adalah sebagai bab penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL DAN LANDASAN TEORITIS
A. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan.
Efektivitas bukan sesuatu yang mudah untuk dinilai secara objektif.
Memang, secara sederhana efektivitas dapat didefinisikan sebagai sejauh mana
suatu organisasi, badan, lembaga atau individu mampu merealisasikan berbagai
tujuannya. Secara ringkas, setidaknya ada empat pendekatan yang berkembang
untuk menetapkan kriteria efektivitas).1
1. Goal Attainment (Pendekatan Sasaran)
Pendekatan ini menekankan bahwa suatu organisasi atau kegiatan
dikatakan efektif bila mampu mewujudkan berbagai tujuannya dengan
baik. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga
berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.
2. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini lebih menekankan kepada proses. Pendekatan ini
mendefinisikan efektivitas sebagai suatu kemampuan organisasi untuk
memperoleh input, memproses input tersebut, menyalurkan output,
sekaligus mempertahankan stabilitas dan keseimbangan di dalam sistem.
1 Kusdi, Teori Organisasi dan Administrasi, ( Jakarta: Salemba Humanika, 2009)hal: 92
10
3. Strategic Constituency
Pendekatan ini mendefinisikan bahwa efektivitas orgnisasi
merupakan kemampuan untuk memuaskan berbagai tuntutan dari
konstituen, yaitu berbagai pihak yang secara strategis menentukan
kelangsungan hidup oraginsasi tersebut.
4. Competing Value
Menurut pendekatan ini bahwa setiap organisasi pada dasarnya
harus memiliki preferensi tentang titik berat ukuran efektivitasnya.
Pendekatan ini menemukan empat tipe ukuran efektivitas, yang masing-
masing dapat disesuaikan dengan organisasi, bergantung pada jenis
organisasi itu sendiri dan posisinya dalam life cycle. Jadi menurut definisi
ini, efektivitas organisasi adalah sejauh mana organiasi mencapai
berbagai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, di mana penetapan
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan itu mencerminkan konstituensi strategis
kepentingan subjektif penilai dan tahap pertumbuhan organisasi.
Bisa disimpulkan bahwa efektivitas adalah tolak ukur sejauh mana sebuah
program dapat mencapai tujuan atau sasarannya. Berbekal pemaparan di atas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendekatan dalam menentukan efektivitas
yang paling relevan dengan penelitian ini adalah pendekatan Goal Attainment atau
yang disebut sebagai pendekatan sasaran.
Alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan goal attainment atau
pendekatan sasaran adalah karena penelitian ini ingin melihat efektivitas program
Mewujudkan Mimpi Indonesia yang tayang di RCTI terhadap terbentuknya citra
positif dari WIN HT pada khalayak. Jadi untuk mengetahui efektif atau tidaknya
11
kedua jenis program tayangan tersebut dalam membentuk citra positif di benak
khalayak, peneliti harus mengetahui citra WIN HT dari kedua jenis program
tayangan tersebut yang terbentuk pada khalayak.
B. Media Massa
Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara
massal pula.2 Media massa menurut Nurudin dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Komunikasi Massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan
heterogen.3
Dengan merujuk dua pengertian tentang media massa di atas, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa media massa merupakan alat penyampai komunikasi
atau media dalam penyampaian komunikasi dari komunikator untuk dapat
menjangkau komunikannya yang luas, banyak dan beragam. Media massa sendiri
juga bagi komunikan merupakan media atau sumber dalam mendapatkan
informasi terkini yang dibutuhkan. Media massa memiliki karakteristik meluas
dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena media
massa memiliki kecepatan.
Media massa kini atau yang kita sebut dengan media ada tiga macam yaitu
media elektronik, media cetak dan internet atau media baru. Media elektronik
terdiri dari televisi dan radio. Sedangkan media cetak seperti surat kabar, majalah,
koran dan sejenisnya. Lalu yang termasuk media baru seperti portal berita online,
2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 72 3 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, PT. Rajarafindo Persada, 2007, h. 9
12
website, dan media sosial seperti twitter, facebook dan path. Keuntungan
komunikasi dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa
menimbulkan keserempakan, artinya sebuah pesan dapat diterima oleh komunikan
dengan jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa
sangat efektif dalam merubah sikap, perilaku dan pendapat komunikan.
C. Efek Terpaan Media Massa
Pesan yang disampaikan melalui media massa atau yang disebut sebagai
komunikasi massa menimbulkan efek bagi sang penerima pesan atau komunikan.
Efek komunikasi massa dibagi menajdi dua bagian dasar oleh Keith R. Stamm
dan John E. Bowes. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian dan
pemahaman. Kedua, efek sekunder yang meliputi perubahan tingkat kognitif yaitu
perubahan pengetahuan dan sikap juga perubahan perilaku.
Selanjutnya ada efek nyata dari pesan komunikasi massa. Efek tersebut
dapat berupa perubahan psikologis yang telah melekat pada khalayak yang timbul
dari hasil komunikasi massa. Efek pesan komunikasi massa sebelumnya telah
diklasifikasikan menjadi beberapa yaitu efek kognitif, afektif dan efek konatif.
Efek kognitif merupakan efek yang berhubungan dengan pikiran atau
kognisi sang komunikan atau khalayak komunikasi massa. Misalnya, yang tadinya
individu tidak mengetahui dan mengerti tentang suatu hal menjadi mengetahui
dan mengerti tentang suatu hal setelah menonton tayangan di televisi yang
diartikan sebagai pesan komunikasi massa. Contoh pesan komunikasi melalui
media massa yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana,
13
artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan sebagainya. Salah satu contoh
jelas tentang efek kognitif adalah pemberian citra terhadap sesuatu menurut kita.4
Selanjutnya adalah efek afektif atau efek dari terpaan media ini dapat
merubah perasaan seseorang. Bisa saja timbul ketika setelah menonton tayangan
di televisi atau mendengar siaran radio. Perasaan yang timbul akibat terpaan
media massa itu bisa bermacam macam seperti senang, sedih bercucuran air mata,
bahkan marah dan kesal. Contoh sederhananya adalah ketika menonton suatu
adegan menyedihkan di dalam sinetron televisi dapat menyayat hati penontonnya
sampai sang penonton meneteskan air mata dan ikut merasa sedih.
Lalu mengenai efek konatif atau efek yang dapat merubah perilaku
seseorang setelah mendapatkan terpaan media. Efek konatif tidak langsung
muncul setelah seseorang mendapatkan terpaan media. Jadi efek konatif muncul
setelah munculnya efek kognitif dan efektif terlebih dahulu. Contohnya ketika
seseorang merubah perilakunya yang buruk setelah menonton acara keagamaan di
televisi yang saat itu isi materinya tentang akibat-akibat melakukan tindakan yang
buruk.
Tidak hanya mengenai efek dasar komunikasi massa dan tiga efek
psikolgis komunikasi massa yang telah dipaparkan di atas. Didalam sub-bab ini
juga akan dijelaskan mengenai teori-teori efek. Di dalam teori-teori efek dikenal
tiga efek dalam komunikasi massa sejak tahun 1930-an yaitu efek tak terbatas,
efek terbatas dan efek moderat.5
4 Onong uchjana effendi, ilmu, teori dan filsafat komunikasi, bandung, PT. Citra Aditya
Bakti, 2007, h. 318 5 Fransuscus Theojunior Lamintang, Pengantar Ilmu broadcasting & chinematography,
Jakarta, In Media, 2013, h. 13
14
Efek tak terbatas adalah efek yang dihasilkan media sangat mempengaruhi
khalayak secara langsung dan tak terbatas. Efek ini didasari pada teori atau model
jarum hypodermic yang pengertiannya media menembakkan komunikasi ke
khalayak dan langsung mengenai khalayak dengan tepat. Singkatnya media
powerfull dan khalayak powerless.
Berbeda dengan asal usul efek tidak terbatas yang meragukan, sumber
model efek terbatas (limited effect), sangat terkenal. Joseph Klaper menjelaskan
bahwa media mempunyai efek terbatas, ini berdasar pada penelitiannya pada
kasus kampanye publik, kampanye politik dan percobaan pada desain pesan yang
bersifat persuasive. Kesimpulan yang dihasilkan Klaper tersebut berbunyi “ketika
media menawarkan isi yang diberitakan ternyata hanya sedikit yang bisa
mengubah pandangan dan perilaku audience”. Faktor-faktor yang ikut
berpengaruh dalam proses penerimaan pesan dari media massa yaitu faktor
psikologis dan sosial. Faktor tersebut antara lain adalah proses seleksi, proses
kelompok, norma kelompok dan keberadaan pemimpin opini. Rendahnya terpaan
media dan sikap perlawanan adalah alasan mengapa efek terbatas bisa terjadi.
Lalu mengenai efek moderat adalah efek yang berkembang dari kedua
efek yang sudah dijelaskan di atas yaitu efek tidak terbatas dan efek terbatas.
Menurut efek tersebut ada beberapa hal yang ikut mempengaruhi proses
penerimaan pesan seseorang, misalnya selective exposure. Selective exposure
sebenarnya adalah gejala kunci yang sering dikaitkan dengan model terbatas,
tetapi bukti yang ada di lapangan justru bertolak belakang.6
6 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, PT. Rajarafindo Persada, 2007, h. 226
15
Ada juga yang dikatakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi efek.
Ada dua faktor utama yakni faktor individu dan faktor sosial,. Faktor-faktor inilah
yang ikut menjadi penentu besar atau tidaknya faktor efek yang dilakukan media
massa.
Faktor pertama adalah faktor dari individu. Faktor individu ini
berhubungan dengan pemikiran psikologis. Faktor-faktor tersebut antara lain
adalah :
1. Selective attention, individu cenderung memperhatikan dan menerima
terpaan media massa yang sesuai dengan pendapat dan minatnya.
2. Selective perception, seorang individu secara sadar akan mencari
media yang bisa mendorong kecenderungan dirinya.
3. Selective retention adalah kecenderungan seseorang hanya untuk
mengingat pesan yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya.
Selain ketiga di atas, ada faktor lain yang termasuk dalam faktor dari
individu yaitu motivasi dan pengetahuan, kepercayaan, pendapat, nilai dan
kebutuhan, pembujukan, kepribadian dan penyesuaian diri.
Mengenai faktor sosial tentu berbeda dengan faktor individu karena faktor
ini lebih melihat faktor dari sisi kehidupan sosial individu. Antara lain adalah
umur dan jenis kelamin, pendidikan dan latihan, pekerjaan dan pendapatan,
agama, dan yang terakhir adalah tempat tinggal.
Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa adalah bahwa
media massa menimbulkan keserempakan, artinya sebuah pesan dapat diterima
oleh komunikan dengan jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi,
media massa sangat efektif dalam merubah sikap, perilaku dan pendapat
16
komunikan. Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan
khalayak. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan
yang signifikan. Di sini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi
opini.
D. Televisi
Televisi adalah media massa yang menggunakan alat-alat elektronik
dengan memadukan radio (broadcast) dan film. Menurut Moeliono dalam buku
Pengantar Ilmu Broadcasting & Cinematography :
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, televisi adalah sistem
penyiaran yang di sertai bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa
dengan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan megubahnya kembali
menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi dapat didengar”.7
Dari penejelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa televisi
merupakan media penyampai informasi atau media tempat kita mendapatkan
informasi secara lebih efektif karena terdapat unsur audio visual yang
memungkinkan kita dapat melihat dan juga mendengarkan informasi yang televisi
sampaikan.
Media ini muncul karena perkembangan teknologi. Televisi hadir setelah
beberapa penemuan seperti telepon, fotografi serta rekaman suara. Dan juga
media ini lahir setelah radio dan media cetak ada. Televisi menciptakan suasana
tertentu, yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduk
7 Fransuscus Theojunior Lamintang, Pengantar Ilmu broadcasting & chinematography,
Jakarta, In Media, 2013, h. 23.
17
santai menyaksikan berbagai informasi. Televisi sebagai pesawat transmisi
dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins.
Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara
siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Rosevelt
tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai
pada 1 September 1940.8
Setelah sedikit membahas tentang sejarah televisi dan siaran televisi di
dunia atau lebih terkhusus Amerika, selanjutnya akan dibahas juga mengenai
sejarah siaran televisi di Indonesia. Awal mula siaran televisi di Indonesia dimulai
pada tahun 1962 untuk mempersiapkan liputan pada Pesta Olahraga Asia atau
yang kita kenal Asian Games yang diadakan di Jakarta pada tahun 1964.9 TVRI
adalah stasiun televisi pertama yang berdiri di Indonesia. stasuin televisi ini
merupakan stasiun televisi yang berlabel nasional. Sejak berdiri hingga sekarang
TVRI bertugas menjadi corong pemerintah untuk menginformasikan segala hal
tentang kepemerintahan dan juga sebagai sarana informasi presiden kepada
rakyat.
Namun sekarang telah menjamur televisi-televisi swasta di Indonesia yang
dimulai pertama kali oleh RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia.
Selanjutnya bermunculan satu demi satu televisi swasta baru, dan sampai saat ini
tidak kurang dari sepuluh stasiun TV swasta berdiri seperti SCTV, ANTV,
TRANS 7, TRANS TV, TV ONE, METRO TV, MNC TV, GLOBAL TV,
KOMPAS TV dan NET. Selain TV swasta dan nasional yang telah disebutkan
8 Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar , (Bandung, Simbiosa
Rekatama Media, 2007) edisi revisi, hal. 136 9 Eva Arifin, BROADCASTING to be a broadcaster, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010, h. 36
18
sebelumnya, terdapat juga beberapa stasiun TV lokal seperti Banten TV dan Jak
TV.
Sebagai media massa telvisi memiliki karakteristik seperti media massa
lainnya. Beberapa karakteristik televisi tersebut yaitu:
1. Audio visual: inilah kelebihan televisi dibanding surat kabar maupun
radio, yakni dapat didengar dan dilihat.
2. Keserempakan: yang dimaksud dengan keserempakan adalah dalam
waktu yang sama, khalayak dimanapun berada dapat menerima
informasi dari media yang bersangkutan.
3. Mengutamakan kecepatan: televisi mengutamakan kecepatan, inilah
salah satu unsur mengapa berita televisi jadi begitu bernilai.
4. Mampu meliput daerah yang tidak terbatas: media ini dapat meliput
belahan bumi manapun tanpa gangguan yang cukup menyulitkan.
5. Bisa dimengerti yang buta huruf: karena media ini audio visual jadi
televisi dapat mengubah bahasa verbal menjadi bahasa gambar.
6. Daya jangkau luas: televisi dapat menjangkau segala lapisan
masyarakat dari segi strata sosial dan ekonomi.
Setelah beberapa karakteristik televisi yang sudah terpapar di atas, televisi
juga memiliki karakteristik teknis yang sangat berkaitan dengan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan televisi agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Beberapa karakteristik teknis itu adalah :
1. Fine Detail
2. Area lost
3. Size information
19
4. Third dimension
5. Distraction
6. Opposition
7. Tins
8. Setting
9. Format layar televisi
10. Media televisi adalah medium size
11. Layar televisi bukan pentas drama
12. Terakhir adalah bahasa visual10
Setiap stasiun televisi memiliki beberapa jenis program tayangan.
Tayangan merupakan sesuatu yang dipertunjukkan kepada khalayak baik berupa
film, berita, hiburan dan sebagainya, melalui suatu media elektronik yang dapat
menampilkan gambar dan suara (media audio-visual) dalam hal ini adalah televisi.
Dalam sebuah tayangan, tentu saja kita sangat mengenal kata durasi, frekuensi,
serta sosial. Inilah definisi ketiga unsur dalam sebuah tayangan.11
Secara garis besar program tayangan televisi dibagi menjadi dua yaitu
program drama dan program non-drama. Yang termasuk sebagai program drama
televisi adalah sinetron. Sedangkan program non-drama televisi adalah seperti
news. Sportnews, kuis, features, talkshow, reality show dan ajang pencarian bakat.
Namun bila menilik apa saja tayangan televisi yang banyak ditayangkan di
Indonesia, bila kita saksikan secara seksama bisa ditarik garis besarnya sebagai
berikut :
10
Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010, h. 42-46 11
http://kbbi.web.id, diunduh pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 14.26 WIB.
20
1. Infotaintment. Merupakan program di mana materi program ini
membahas tentang gossip-gossip para artis dan problematika para
pesohor tanah air.
2. Kuis atau Games. Acara yang cenderung ditayangkan dengan
berbagai konsep acara. Dari sekedar adu ketangkasan sampai kuis
bersifat edukasi yang diawali dengan registrasi melalui sms atau
telpon terlebih dahulu. Acara kuis di televisi juga dimanfaatkan saat
ini untuk menjadi alat politik memperkenalkan para calon atau
peserta pemilu. Salah satu contohnya adalah kuis Kebangsaan dan
kuis Indonesia Cerdas yang tayang di RCTI dan Global TV.
3. Sinetron. Inilah tayangan yang cukup meraup rating televisi yang
tinggi. Tayangan para ibu-ibu atau para kaum perempuan di saat
istirahat setelah seharian bekerja mengurus rumah tangga.
4. Reality show. Konsep dari acara ini lebih menekankan sisi human
interest. Mengungkapkan banyak realita yang terjadi di masyarakat
dan mengunggah kepedulian dan kesadaran sosial para
penontonnya.12
Namun reality show kini juga dijadikan alat politik
pendongkrak favorabilitas demi menaikkan elektabilitas para peserta
pemilu dengan menyebarkan citra positif kebenak khalayak atau
penonton, contohnya adalah tayangan reality show “Mewujudkan
Mimpi Indonesia” di RCTI.
5. Dan acara lainnya adalah seperti acara berbau mistis, variety show
dan acara musik.
12
Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010, h. 13
21
Bila dikaitkan dengan masalah penelitian ini, peneliti melihat bahwa
tayangan-tayangan televisi saat ini telah menjadi sarana perkenalan diri para
aktor-aktor politik untuk menyebar citra positif demi meningkatkan favorabilitas,
popularitas dan elektabilitasnya pada pemilu. Bila dahulu kita hanya sering
melihat iklan iklan bercirikan politik para aktor atau partai, sekarang bukan hanya
lewat iklan bahkan melalui tayangan-tayangan lainnya seperti reality show dan
kuis yang menjadi objek pada penelitian ini.
E. Teori Efek Terbatas
Joseph Klaper adalah tokoh yang memperkenalkan teori efek terbatas.
Klapper menyimpulkan bahwa media massa mempunyai efek terbatas
berdasarkan penelitiannya pada kasus kampanye public, kampanye politik dan
percobaan pada desain pesan yang bersifat persuasive. Akhirnya Klaper
menyimpulkan bahwa, “Ketika media menawarkan isi yang diberitakan ternyata
hanya sedikit yang bisa mengubah pandangan dan perilaku audience”.13
Pengertian lainnya mengenai teori efek terbatas adalah teori ini
menyatakan bahwa media memiliki efek yang minim atau terbatas karena efek
tersebut dikurangi oleh beragam variable antara.14
Peneliti menyimpulkan efek
terbatas adalah dimana efek dari media tidak terlalu berpengaruh pada perubahan
sikap atau pun perilaku yang terjadi pada individu setelah mengalami terpaan
media.
Ada dua hal yang dapat menyebabkan efek terbatas itu terjadi. Yang
pertama adalah rendahnya terpaan media massa. Ini mengenai tingkat keseringan
13
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, PT. Rajarafindo Persada, 2007, h. 220 14
Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa edisi 5Dasar
Pergolakan, dan masa Depan, Jakarta, Penerbit Salemba Humanika, 2009, h. 178
22
menonton khalayak terhadap berita atau tayangan yang disiarkan televisi untuk
mempengaruhi khalayak. Jika tingkat menonton khalayak pada tayangan tersebut
rendah, maka khalayak tersebut tidak akan mudah dipengaruhi sikap atau
perilakunya oleh tayangan tersebut. Jadi asumsi yang berbunyi “dengan
menonton, efek yang ditimbulkan televisi dari tayangan yang ada di dalamnya
begitu jelas dan nyata” akan terabaikan karena rendahnya terpaan media akan
membuat efek terbatas terjadi.
Penyebab yang kedua mengapa efek terbatas bisa terjadi adalah
perlawanan yang berasal dari individu sebagai audience komunikasi massa.15
Perlawanan menjadi salah satu alat penyaring yang akan ikut mempengaruhi
individu penolakan pesan-pesan media massa. Jadi terpaan media massa akan
lebih lemah pengaruhnya pada individu yang memiliki rasa perlawanan terhadap
pesan dari media massa tersebut.
F. Tayangan Program WIN HT
1. Program Mewujudkan Mimpi Indonesia
Program Mewujudkan Mimpi Indonesia adalah sebuah Program berjenis
reality show yang mempunyai esensi dasar untuk mewujudkan impian impian
masyarakat Indonesia, sehingga kehidupan mereka menjadi makmur. Konsep
reality show yang tayang setiap hari Jumat pukul 15.15 WIB ini tidak berbeda
esensinya dengan tayangan sebelumnya yang berjenis seperti ini. Tujuannya untuk
mengetuk hati masyarakat untuk melihat realita kehidupan sosial yang sebenarnya
terjadi dimayarakat. Beberapa acara pendahulu sejenis ini yang tayang di RCTI
15
Fransuscus Theojunior Lamintang, Pengantar Ilmu broadcasting & chinematography,
Jakarta, In Media, 2013, h. 16
23
seperti Tolooong, Tukar Nasib dan acara program berbagi rejeki untuk orang
miskin yang kehidupannya sangat miris. Namun perbedaan yang paling jelas
terlihat di dalam tayangan ini adalah talent yang berperan sebagai sosok pahlawan
adalah pasangan capres dan cawapres yang berusaha membantu mewujudkan
setiap mimpi orang orang atau lingkungan masyarakat yang berkondisi
memprihatinkan untuk lebih makmur dan sejahtera.
Di dalam program ini Wiranto dan Harry Tanoesodibjo (WIN-HT)
menjadi relawan yang mengemban misi untuk mewujudkan impian-impian
masyarakat bawah yang sedang membutuhkan sesuatu agar lebih makmur dan
sentausa. Salah satu contohnya yaitu episode di mana mereka berdua mendatangi
suatu desa di Jawa Timur yang kondisi pertaniannya agak memprihatinkan karena
masih membajak sawah dengan kerbau dan mirisnya kerbau tersebut adalah
sewaan. Nah di sinilah tujuan dari mereka yaitu memberikan traktor untuk
meringankan pekerjaan membajak sawah para petani tersebut yang tidak lain
untuk memakmurkan daerah tersebut.
Acara ini dituding-tuding menjadi salah satu alat penyebar citra positif dari
pasangan capres dan cawapres tersebut, atau bisa disebut juga sebagai kampanye
terselubung. Peneliti tidak sembarangan berhipotesa seperti yang tertera di atas.
Ini didukung oleh peryataan sang cawapres yang tidak lain merupakan pemilik
media di mana tayangan tersebut ditayangkan, yaitu Harry Tanoesoedibjo disalah
satu pernyataannya kepada media massa berikut ini.
“Hary Tanoesoedibyo akui menyiapkan program khusus di
televisi miliknya untuk mendongkrak popularitas Wiranto-Hary Tanoe
yang akan maju sebagai capres-cawapres dari Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura). Selain acara Kuis Indonesia Cerdas, dia juga menyiapkan
program reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia. Menurut Bos MNC
Group ini, reality show yang tayang di RCTI punya angka rating tinggi
24
yakni 18,8 persen. Artinya, kata dia, acara yang diputar tiap hari Jumat
pukul 15.45 wib itu ditonton seperlima orang Indonesia. Isi program
tersebut cukup menyentuh penonton, kata dia di depan kader Partai
Hanura di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa malam 11 Februari 2014”.16
Namun peneliti belum menemukan fakta yang valid mengenai efektivitas
tayangan ini yang didaulat untuk menyebarkan citra positif capres dan cawapres
dari partai Hanura ini demi menaikkan popularitas, favorabilitas serta
elektabilitasnya pada pemilu 2014. Dan dari situlah peneliti beralasan untuk
mengadakan penelitian ini.
2. Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas
Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas adalah kuis interaktif yang
tayang di RCTI dan Global TV pada waktu yang berbeda yakni kuis kebangsaan
tayang setiap hari pukul 09.30 WIB, sedangkan kuis Indonesia Cerdas pada pukul
13.00 WIB.
Konten dari acara ini dipenuhi oleh lambang-lambang dari pasangan
capres dan cawapres WIN-HT dari partai Hanura yang telah resmi dideklarasikan.
Contohnya adalah password dari kuis yang mengharuskan peserta kuis untuk
menyebutkan inisial dari pasangan capres dan cawapres tersebut sebelum
mendapatkan pertanyaan yang akan dijawab untuk selanjutnya memilih masing-
masing kotak yang juga bertuliskan masing-masing inisial dari sang capres dam
cawapres. Bukan hanya itu acara kuis ini dianggap sebagai kampanye, ada lagi
alasan lain yaitu orang yang melontarkan pertanyaan kuis tersebut adalah tidak
lain merupakan kader dari partai asal pasangan capres dan cawapres tersebut.
16
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/11/270553263/Demi-Popularitas-Harry-
Tanoe-Sering-Tampil-di-TV, diunduh pada tanggal 20 Maret 2014, pukul 10.00 WIB.
25
G. Citra
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah “(1) kata
benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak
mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau
bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat dan
merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.17
Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan
pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Solomon dalam Rakhmat,
menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan
pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif pada komunikasi sangat
mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Frank Jefkins,
dalam bukunya Public Relations (1984) dan buku lainnya Essential of Public
Relation (1998) mengemukakan jenis-jenis citra, antara lain :
1. The mirror image (cerminan citra), biasa disebut juga sebagai citra
bayangan, yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen terhadap publik
eksternal dalam melihat perusahaannya.
2. The current image (citra masih hangat), yaitu cerita yang terdapat pada
publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut
miskinnya informasi dan pemahaman publik ekstrernal. Citra ini bisa saja
bertentangan dengan citra bayangan (mirror image).
3. The wish image (citra yang dinginkan), biasa disebut citra harapan. Salah
satu contohnya yaitu manajemen menginginkan prestasi tertentu. Citra ini
17
Drs. H. Soleh Soemirat, M.S. dan Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si., dasar dasar public
relation, (Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya, 2007) h. 114
26
diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik eksternal
memperoleh informasi secara lengkap.
4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor
cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra
tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh
organisasi atau perusahaan.18
Dengan demikian, merujuk pada beberapa jenis citra yang telah terpapar di
atas. Maka peneliti menyimpulkan bahwa citra yang ingin dibentuk pada kedua
program tayangan Kuis (Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia) dan program
realityshow Mewujudkan Mimpi Indonesia adalah citra harapan. Singkatnya
melalui tayangan tersebut diharapkan tercipta suatu citra positif yang menjadi
citra harapan dari pasangan bakal calon capres dan cawapres di benak khalayak.
1. Proses Pembentukan Citra
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Berkaitan dengan apa yang ingin diteliti oleh peneliti,
peneliti merasa model pembentukan citra John Nimpoeno sesuai dengan
penelitian untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini. Citra
itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi, motivasi dan sikap.
Model pembentukan citra John Nimpoeno :
1. Stimulus : Rangsangan (kesan lembaga atau individu yang diterima
dari luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat
indra dalam menerima informasi dan langganan).
18
Drs. H. Soleh Soemirat, M.S. dan Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si., dasar dasar public
relation, (Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya, 2007). H. 117
27
2. Persepsi : hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Atau bisa dikatakan
pemberian makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalaman
mengenai rangsangan.
3. Kognisi : Aspek pengetahuan yang berhubungan dengan
kepercayaan, ide dan konsep.
4. Motif : Keadaan dalam pribadi individu yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan.
5. Sikap : Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.19
Berdasarkan pemaparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
proses pembentukan citra di mulai dari adanya stimulus yang diterima oleh
individu melalui inderawinya, lalu jika stimulus telah mendapat perhatian,
individu akan memaknai rangsangan tersebut, inilah yang dinamakan
persepsi. Selanjutnya apabila individu sudah yakin akan stimulus tersebut,
individu tersebut sudah mengerti stimulus tersebut dan dengan ditambah
informasi-informasi tentang stimulus tersebut maka berkembanglah
kognisi individu tersebut. Dari rasa yakin tersebut timbullah sebuah sikap
dari individu terhadap individu lain, lembaga atau perusahaan yang telah
distimuluskan tadi. Akhirnya lahirlah citra setelah sikap itu telah timbul.
19
Drs. H. Soleh Soemirat, M.S. dan Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si., dasar dasar public
relation, (Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya, 2007). H. 115-116
28
H. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat efektivitas dari program
tayangan Reality Show “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan Kedua
Tayangan Kuis dalam Pembentukan Citra Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo
(WIN-HT) dibenak mahasiswa KPI tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Maka dari itu peneliti berangkat dari menentukan pendekatan
efektivitas yang sesuai dengan penelitian ini yaitu pendekatan efektivitas goal
attainment atau disebut pendekatan sasaran yang menentukan efektivitas
sebuah program dari tercapainya tujuan atau sasaran program tersebut
dibentuk. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk citra positif
WIN-HT dibenak khalayak, salah satunya ke benak objek penelitian ini yaitu
mahasiswa KPI tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Peneliti harus melihat terlebih dahulu citra WIN-HT yang terbentuk
dengan cara menyebar kuesioner ke sampel penelitian ini yang berisi
pernyataan-pernyataan yang merupakan hasil konstruk variabel dari model
proses pembentukan citra John Nimpoeno. Setelah mengetahui citra yang
terbentuk, barulah bisa ditentukan bahwa rogram tayangan Reality Show
“Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan Kedua Tayangan Kuis mencapai
efektivitas atau tidak. Jika citra positif yang terbentuk, maka program
tayangan Reality Show “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan Kedua
Tayangan Kuis ini telah mencapai efektivitas dan begitu juga sebaliknya.
Peneliti telah menyiapkan kerangka pemikiran dalam bentuk gambar yang
tertera di bawah ini.
29
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Citra WIN-HT di benak khalayak.
Bagaimana efektivitas kedua jenis program
tayangan terhadap pembentukan citra WIN-HT
Proses pembentukan citra
John Nimpoeno
Stimulus Persepsi Kognisi Motif Sikap
Negatif Posititif
Efektivitas
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl. Ir. H.
Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp (62-21) 740152, fax (62-21) 7402982.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada Mei 2014 – Oktober
2014.
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik. Paradigma
positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan
penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi sumber
jawaban utama atas berbagai rasa ingin tahu dari para peneliti.1
Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Riset
kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah
yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak perlu
mementingkan ke dalam data atau penelitian.2
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk
menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan
hubungan antar variabel yang diteliti yang sekaligus mencerminkan jumlah
1 Babbie, Earl, The Practice of social research, california, wardsworth Publishing company
(1992), h. 47 2 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006) h. 55
31
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis
statistik yang digunakan. Ada pula yang bersifat mengembangkan konsep,
mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam
ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.
C. Jenis Penelitian
Dari berbagai macam jenis penelitian yang ada, peneliti menggunakan tipe
penelitian deskriptif dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini berupaya
untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.3
Penejelasan lain lahir dari Atherton dan Klemmack, yang dikutip dalam
buku Metode Penelitian Sosial karya DR. Irawan Soehartono, sebagai berikut :
Sebagaimana ditunjukan oleh namanya, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang
tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala
atau lebih. Biasanya penelitian ini menggunakan metode survey (Atherton
& Klemmack, 1982).4
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan sifat
atau suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian ini dilakukan dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.5 Peneliti menggunakan
penelitian deskriptif karena peneliti ingin menjelaskan atau menggambarkan
tentang efektifitas program Mewujudkan Mimpi Indonesia dan dua program kuis
WIN HT terhadap pembentukan citra dari WIN HT di benak khalayak, maka dari
3 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian. (Jakarta; Rajawali Pers.2012) h. 75
4 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial. (Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2004)
h. 35 5 Mahi M. Hikmat, Metodologi Penelitian Dalam perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
(Yogyakarta; Graha Ilmu. 2011) h. 44
32
itu peneliti harus menjabarkan dan menjelaskan terlebih dahulu citra WIN HT
yang terbentuk di benak khalayak melalui ketiga program tersebut. Lalu setelah
diketahui citra yang terbentuk dari masing masing program tayangan itu,
terlihatlah perbedaan jelas mengenai citra yang terbentuk dari ketiga program
tersebut.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Penelitian survey ini umumnya
digunakan untuk menarik kesimpulan sampel terhadap populasi sehingga
dipastikan menggunakan hipotesis dan alat statistik dalam analisis data.6 Menurut
Rachmat Kriyantono, “Metode survei adalah metode riset dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.7
Penelitian survei adalah penelitian pengamatan yang berskala besar pada
kelompok-kelompok manusia. Yang dimaksud dengan pengamatan di sini, tidak
terbatas pada pengamatan penglihatan, tetapi data yang dikumpulkan secara tidak
sengaja ditimbulkan oleh peneliti seperti yang dilakukan dalam suatu eksperimen
tertentu. Jadi bahan-bahan yang dikumpulkan dalam survei adalah data yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari secara wajar.8
Peneliti memilih menggunakan metode survey jenis deskriptif karena hanya
ada satu variabel di dalam penelitian ini. Dimulai dengan menyebar kuesioner
kepada seluruh responden lalu diperoleh informasi yang dibutuhkan dari sampel
yang mewakili populasi. Ini sesuai dengan penelitian yang ingin mengetahui citra
yang terbentuk di benak khalayak. Hal yang mendasari peneliti menggunakan
metode survey ini adalah karena suatu kelompok yang ingin diteliti relatif
6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 45
7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006) h. 55 8 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006) h. 21
33
tergolong besar. Dengan melalui peneltian survey ini peneliti ingin
menggambarkan dan menjelaskan karakteristik dari suatu populasi. Atau lebih
jelasnya menggambarkan citra dari WIN HT melalui ketiga tayangan program
yang telah disebutkan di atas yang terbentuk di benak suatu populasi khalayak.
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan objek dari penelitian
merupakan variabel dari penelitian ini sendiri yang tidak lain adalah inti dari
masalah dalam penelitian ini.
Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah citra WIN HT yang
terbentuk melalui tayangan program Mewujudkan Mimpi Indonesia dan kedua
program kuis WIN HT yaitu kuis Kebangsaan di RCTI dan kuis Indonesia Cerdas
di Global TV.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9 Berbekal
pemaparan diatas peneliti memahami bahwa populasi adalah semua jumlah
total subjek dapat menjadi sumber dalam pengambilan sampel penelitian.
Peneliti mengambil populasi yaitu mahasiswa KPI UIN Syarif Hidayatullah
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&B (Bandung: Alfabeta,2008),
h. 117
34
Jakarta tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013 dan diketahui bahwa jumlah
populasi sebanyak 318 mahasiswa.
Dari segi kompleksitas objek dari sekelompok populasi, maka populasi
dibedakan menjadi dua macam yaitu ;
Populasi Homogen yaitu keseluruhan individu yang mempunyai
sifat relatif sama satu sama lain.
Populasi Heterogen tentu berbeda dengan di atas. Populasi
heterogen adalah keseluruhan individu anggota populasi relatif
berbeda sifatnya satu sama lain.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili suatu populasi.
Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel disebut unit sampel. Unit sampel
mungkin sama dengan unit analisis tetapi mungkin juga tidak.10
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang telah dipilih melalui
tekhnik sampling yang merepresentasikan atau mewakili populasi dalam
penelitian. Maka dari itu responden yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini haruslah mengerti maksud serta tujuan penelitian ini dalam menjawab
bulir-bulir pertanyaan maupun pernyataan di dalam kuesioner yang peneliti
ajukan.
Dalam pengukuran sampel, Subiakto menjelaskan bahwa “Mengenai
besarnya sampel tidak ada ketentuan pasti, yang penting dalam hal ini
merepresentasikan (mewakili).11
10
Burhan Nurgiantoro, Statistik Terapan Ilmu untuk Ilmu Sosial (Yogyakarta: Gadja Mada
University Press, 2002) h. 59 11
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006)h. 163
35
Untuk menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti
mengguakan rumus pengambilan sampel dari Slovin, rumus ini digunakan
untuk menentukan sampel yang mewakili populasi. Rumusnya adalah sebagai
berikut :
N
n = ______________
1+Ne2
N
n= ______________
1 + 318 (10%)2
318
= _______
1 + 3,18
318
= ______
4,18
= 78
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Popolasi
e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir, misalnya 10% kemudian „e‟ ini dikuadratkan.12
Setelah melalui proses penetapan jumlah sampel dengan menggunakan
rumus slovin, ditemukan bahwa sampel yang akan menjadi responden dalam
penelitian ini sebanyak 78 responden atau 78 mahasiswa.
a. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 78 orang untuk menjadi sampel
dalam penelitian ini. Secara garis besar teknik sampling dapat dibagi menjadi
12
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta; KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP. 2013) h. 34
36
dua, yaitu teknik sampling tipe probability dan nonprobability.13
Namun
dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling tipe probability
sampling yang berprinsip dasar bahwa suatu sampel akan merupakan wkil
dari populasi jika anggota sampel yang diperoleh dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Lebih tepatnya peneliti
menggunakan teknik simple random sampling.
Pada teknik sampling acak sederhana ini cara penarikan sampel dari
populasi secara acak. Bukan sembarang acak melainkan pelaksanaannya
harus dilakukan dengan cermat. Acakan atau random yang dimaksud ialah
kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam
keseluruhan populasi.14
Dikatakan simple (sederhana), karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi tersebut.15
Peneliti menulis atau memberi
nomor pada seluruh anggota populasi, lalu mengacak sampai mendapatkan
jumlah sampel yang dibutuhkan.16
Jadi setiap mahasiswa KPI tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013
berkesempatan menjadi sampel dalam penelitian ini.
G. Uji Statistik
1. Instrumen
Pada penelitian ini peneliti memakai skala likert sebagai instrument
untuk mengukur data yang sudah terkumpul. Skala likert digunakan untuk
13
Hamidi, Metode penelitian dan Teori Komunikasi. (Malang; UMM Pers. 2010) h. 133
14
Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Metode Research (penelitian ilmiah). (Jakarta; PT Bumi
Aksara. 2011) h. 87 15
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006)h. 154 16
Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 154
37
mengukur sikap seseorang tentang suatu objek sikap. Objek sikap kali ini
peneliti menentukan yaitu citra dari WIN HT yang terbentuk di benak
khalayak. Setiap pertanyaan atau pernyataan tersebut dihubungkan dengan
jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan
dengan kata kata :
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak setuju (TS)
Sangat tidak setuju (STS)
Atau bisa menggunakan kata-kata lain seperti Puas, Sangat puas dan
seterusnya, atau pun Baik, Sangat baik dan seterusnya pula.17
Selanjutnya atas
keperluan analisis kuantitatif, masing-masing jawaban dapat diberi skor,
semisal yaitu :
1. Kategori sangat baik/sangat setuju/sangat positif, skor : 5
2. Kategori baik/setuju/positif, skor : 4
3. Kategori ragu-ragu, skor : 3
4. Kategori tidak baik/tidak setuju/negatif, skor : 2
5. Kategori sangat tidak baik/sangat tidak setuju/sangat negative,
skor: 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat
dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Secara keseluruhan kebenaran
data baik dalam bentuk angka atau fakta-fakta yang dituangkan dalam
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
17
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006) h. 138
38
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik dalam mengumpulkan
data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer dala penelitian ini menggunakan kuesioner atau
angket. Teknik kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data
dengan menyebar daftar pertanyaan kepada responden atas daftar pertanyaan
tersebut. Singkatnya teknik ini adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan
terstruktur dan terperinci terhadap informan yang terlibat langsung dalam
peristiwa atau keadaan yang diteliti.18
Menurut Sugiyono :
“Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dan
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden”.19
Peneliti akan menyebar kuesioner yaitu daftar pertanyaan maupun
pernyataan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan
respon atas pertanyaan tersebut. Kuesioner ini akan ditujukan kepada
mahasiswa KPI tahun masuk 2011 dan 2012 yang merupakan subjek dari
penelitian ini.
2. Data Sekunder
Peneliti dalam menyusun penelitian ini juga memperoleh data melalui
data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini didapat melalui studi
kepustakaan dengan cara mempelajari berbagai sumber bacaan dan buku-
18
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian dalam perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
(Yogyakarta; Graha Ilmu. 2011) h. 77 19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&B (Bandung: Alfabeta, 2008)
h. 199
39
buku yang berkaitan pada penelitian yang dilakukan, dengan tujuan untuk
mendukung pengembangan analisis data primer yang telah didapat.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan sudah terkumpul dari
para responden dan data lainnya yang mendukung penelitian ini. Pada fase ini
kegiatan yang dilakukan peneliti ialah membaca data melalui proses
pengkodingan data sehingga mempunyai makna yang mencakup proses mengatur
data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola kategori.
Maleong mendefinisikan bahwa analisis data sebagai proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja
seperti yang disarankan oleh data.20
Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis secara kuantitatif dengan
jenis/tipe deskriptif. Untuk membantu serta mengolah data dan menghitung hasil
penelitian menggunakan metode statistic deskriptif berupa table ferekuensi yang
diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) 19.0 melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Editing
Penelitian memisahkan jawaban dari responden anatar yang error dan
yang tidak error, juga memisahkan jawaban responden. Editing dilakukan
terhadap rekaman jawaban yang telah ditulis ke dalam daftar pernyataan atau
20
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006)h.167
40
pertanyaan oleh para pencari data. Dalam editing ini akan diteliti kembali hal-
hal sebagai berikut :
a. Lengkapnya pengisian
b. Keterbacaan tulisan
c. Kejelasan makna jawaban
d. Konsistensi jawaban satu sama lain
e. Relefasi jawaban
f. Keseragaman suatu data
2. Pembuatan kode
Apabila proses editing telah selesai maka catatan jawaban di dalam
daftar pertanyaan dapat dianggap cukup rapih dan memadai untuk
menghasilkan data yang baik dan cermat. Namun demikian, untuk sampai
fungsi terakhir dari pengolahan data yang berupa penyajian keterangan-
keterangan yang benar-benar diperlukan maka data yang sudah berhasil
dikumpulkan akan melewati langkah pengolahan data lain yang disebut
koding.
Koding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para
responden menurut bagian-bagiannya. Dengan kata lain dapat disebutkan
bahwa tujuan dari koding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban
ke dalam kategori-kategori yang penting di mana penulis akan memberi
tanda-tanda atau kode berupa simbol atau angka pada jawaban-jawaban dari
responden.
3. Penyederhanaan data
Sebagaimana yang diketahui, data yang telah terkumpul terutama dari
pertanyaan yang terbuka dan semiterbuka, selalu menunjukan jawaban yang
41
sangat bervariasi. Hal ini terjadi karena jawaban responden tidak standar
sehingga responden bebas untuk mengutarakan pendapat sesuai dengan ide
dan pengetahuanya. Agar data tersebut mudah dianalisis serta disimpulkan
untuk menjadi jawaban atas masalah yang dikemukakan dalam penelitian.
Maka jawaban yang beraneka ragam tersebut harus diringkas. Peringkasan itu
dilakukan dengan menggolongkan jawaban yang beraneka ragam itu kedalam
kategori yang jumlahnya terbatas. Meskipun dalam proses penyederhanaan
data itu ada informasi ada yang hilang tapi kegiatan ini sangat membantu
memberikan gambaran yang lebih jelas dan teratur.
Perlu diperhatikan bahwa peneliti tidak diperbolehkan mengubah isi
data sebab tidak ada yang dapat menganalisis secara benar, karena itu
penyederhanaan data hanya mengubah bentuk datanya saja dengan
memberikan kode (simbol angka) pada jawaban responden sehingga data
dapat tetap dipertanggungjawabkan.
4. Mengkode data
Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan pemeriksaan (diedit),
maka langkah berikutnya adalah mengkode data berdasarkan buku kode yang
telah disusun. Pada saat mengkode data ini, alat yang diperlukan adalah
lembar kode (code sheet) untuk pengolahan dengan komputer atau kartu
tabulasi dengan menggunakan kode sebagaimana yang ditetapkan buku kode.
Karena penelitian haya terdapat satu variabel, maka peneliti
menggunakan jenis analisis data univariat. Analisis univariat adalah analisis
terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif.
Tentunya hal ini sejalan dengan penelitian kali ini karena merupakan
42
penelitian deskriptif. Hasil penghitungan statistik ini nantinya merupakan
dasar bagi penghitungan analisis berikutnya.21
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku
atau objek tertentu lainnya. Beberapa jenis teknik yang termasuk kategori
statistik deskriptif yang sering digunakan antara lain tabel (distribusi)
frekuensi, tendensi sentral dan standar deviasi.22
Dalam menganalisis menggunakan statistik deskriptif, biasanya formula
yang akan digunakan adalah mencakup keseluruhan atau setidaknya terdiri
dari mode (digunakan untuk mencari kecenderungan), mean (rata-rata, juga
yang digunakan untuk melihat kecenderungan umum), presentase
(jumlah/frekuensi) dan standar devisiasi yang selanjutnya akan digunakan
sebagai cara mengkelompokkan variabel yang diteliti. Pengelompokkan
variabel yang diteliti ini (misalnya, tinggi, sedang, rendah) dilakukan
berdasarkan pada model distribusi normal. Untuk analisis deskriptif ini
biasanya akan dipaparkan dalam bentuk tabel (baik berupa tabel frekuensi
ataupun tabel silang/ cross tabulation).23
J. Uji Kualitas Instrumen
1. Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
penelitian akan mengukur apa yang ingin diukur. Mencakup sudah benarkah
21
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006)h. 168 22
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006)h. 169 23
Muhamad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
(Yogyakarta: Erlangga, 2009)h. 100
43
alat ukur tersebut dapat mengukur sifat objek yang diteliti atau mengukur
sifat yang lain?
Elvinaro mengatakan bahwa validitas adalah keabsahan atau akurasi
suatu alat ukur. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur sesuatu.24
Beberapa langkah pengujian validitas menurut Arikunto
adalah :
a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
b. Melakukan uji coba alat ukur tersebut pada sejumlah responden.
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ada. Selanujtnya mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
c. Lalu menghitung nilai korelasi antara data pada masing masing
pertanyaan dan skor total.25
2. Reliabilitas
Realibilitas diartikan memiliki sifat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan
realibel jika hasil pengukurannya relative konsisten apabila alat ukur tersebut
digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lainnya.26
Uji reliabilitas menggunakan teknik rumus Alpha dan dibantu fasilitas
SPSS versi 19 for Windows. Menurut Sugiyono dalam bukunya Statistika
Untuk Penelitian, reliabilitas diukur dari korelasi positif dan signifikasi maka
instrument tersebut sudah dinyatakan reliable.27
24
Elvinaro Ardiyanto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2010) h. 188 25
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Media Group,
2006) h. 151 26
Rachmat Kriyantono, h. 143-144 27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&B (Bandung: Alfabeta, 2008)
h. 274
44
K. Operasional Variabel
Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.28
Pengertian operasional variabel, konstruk atau konsep adalah sama yang
membedakannya konstruk dikhususkan pada suatu yang bisa diukur. Merubah
suatu konsep yang abstrak/konkret menjadi konstruk disebut operasionalisasi
konsep atau operasional variabel, sedangkan definisi operasional konsep itu
sendiri adalah batasan dan ketegasan mengenai deskriptor dan indikator konsep
yang akan diteliti itu, bisa diukur dan dihitung.29
Penelitian ini merupakan penelitian dengan satu variabel dan yang
menjadi objek penelitiannya yaitu Citra WIN HT di benak khalayak melalui kedua
tayangan kuis (Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas) dan tayangan reality
show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&B (Bandung: Alfabeta, 2008)
h. 38 29
Ir. Sofyan Siregar, M.M. , Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,2013) h.
10
52
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Program Tayangan Kuis ( Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia
Cerdas)
Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas adalah kuis interaktif
yang tayang di RCTI dan Global TV pada waktu yang berbeda yakni kuis
kebangsaan tayang setiap hari pukul 09.30 WIB, sedangkan kuis Indonesia
Cerdas pada pukul 13.00 WIB.
Konten dari acara ini dipenuhi oleh lambang-lambang dari pasangan
capres dan cawapres WIN HT dari partai Hanura yang telah resmi
dideklarasikan. Contohnya adalah password dari kuis yang mengharuskan
peserta kuis untuk menyebutkan inisial dari pasangan capres dan cawapres
tersebut sebelum mendapatkan pertanyaan yang akan dijawab untuk
selanjutnya memilih masing-masing kotak yang juga bertuliskan masing-
masing inisial dari sang capres dam cawapres. Bukan hanya itu acara kuis ini
dianggap sebagai kampanye, ada lagi alasan lain yaitu orang yang
melontarkan pertanyaan kuis tersebut adalah tidak lain merupakan kader dari
partai asal pasangan capres dan cawapres tersebut.
2. Program Tayangan Reality Show Mewujudkan Mimpi Indonesia
Program Mewujudkan Mimpi Indonesia adalah sebuah Program
berjenis reality show yang mempunyai esensi dasar untuk mewujudkan
impian impian masyarakat Indonesia, sehingga kehidupan mereka menjadi
53
makmur. Konsep reality show yang tayang setiap hari Jumat pukul 15.15
WIB ini tidak berbeda esensinya dengan tayangan sebelumnya yang berjenis
seperti ini. Tujuannya untuk mengetuk hati masyarakat untuk melihat realita
kehidupan sosial yang sebenarnya terjadi dimayarakat. Beberapa acara
pendahulu sejenis ini yang tayang di RCTI seperti Tolooong, Tukar Nasib
dan acara program berbagi rejeki untuk orang miskin yang kehidupannya
sangat miris. Namun perbedaan yang paling jelas terlihat di dalam tayangan
ini adalah talent yang berperan sebagai sosok pahlawan adalah pasangan
capres dan cawapres yang berusaha membantu mewujudkan setiap mimpi
orang orang atau lingkungan masyarakat yang berkondisi memprihatinkan
untuk lebih makmur dan sejahtera.
Di dalam program ini Wiranto dan Harry Tanoesodibjo (WIN-HT)
menjadi relawan yang mengemban misi untuk mewujudkan impian-impian
masyarakat bawah yang sedang membutuhkan sesuatu agar lebih makmur dan
sentausa. Salah satu contohnya yaitu episode di mana mereka berdua
mendatangi suatu desa di Jawa Timur yang kondisi pertaniannya agak
memprihatinkan karena masih membajak sawah dengan kerbau dan mirisnya
kerbau tersebut adalah sewaan. Di sinilah tujuan dari mereka yaitu
memberikan traktor untuk meringankan pekerjaan membajak sawah para
petani tersebut yang tidak lain untuk memakmurkan daerah tersebut.
B. Hasil Penelitian
Peneliti menyajikan hasil analisis data dari kuesioner yang diberikan
kepada responden yang telah disebarkan di Fakultas Ilmu Dakwah dan
54
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga melalui Google Drive yang
kemudian telah dijawab oleh para mahasiswa KPI tahun masuk 2011 dan 2012
yang telah dipilih peneliti untuk dijadikan responden, kemudian peneliti
kumpulkan dan diklasifikasikan dalam bentuk table-tabel berdasarkan variabel-
variabel yang diteliti.
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya kemudian disebarkan
oleh peneliti kepada para responden, yaitu sebanyak 78 mahasiswa. Dalam
penyebaran kuesioner harus memenuhi dua syarat pengujian, yaitu uji
reliabilitas dan uji validitas. Kedua uji tersebut memiliki maksud untuk
mengetahui keabsahan dari setiap pertanyaan yang telah dibuat pada
kuesioner tersebut. Pada bab sebelumnya, yaitu bab 3 peneliti telah
menyebutkan bahwa terlebih dahulu akan dilakukan pre-test sebanyak 30
kuesioner.
Tujuan dari dilaksanakannya pre-test tersebut adalah untuk melihat
apakah butir-butir pertanyaan pada kuesioner tersebut telah layak untuk
dijadikan pertanyaan dalam proses penelitian ini. Pre-test tersebut dibagikan
kepada responden yang memiliki kriteria yang sama dengan penyebaran
kuesioner yang sesungguhnya, yaitu mahasiswa KPI tahun masuk 2011 dan
2012. Butir pertanyaan yang dinyatakan valid adalah pertanyaan dengan nilai
corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar dari r tabel, dalam
penelitian ini r tabel bernilai 0,2960. Nilai r tabel 0,2960 sendiri diperoleh
dari 30 sample pre-test sebelum penyebaran kuesioner yang sesungguhnya.
Pada penelitian ini, peneliti menguji validitas item pertanyaan dengan
55
membagikan kuesioner kepada sampel, telah disebutkan bahwa sampel pre-
test sejumlah 30 orang responden.
Dalam mengambil keputusan tentang valid atau tidaknya setiap
pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner, maka terdapat dasar
pengambilan keputusan berupa:
a. Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel, maka butir pertanyaan atau
variabel tersebut valid.
b. Jika r hasil positif, dan r hasil < r tabel, maka butir pertanyaan atau
variabel tersebut tidak valid.
Jumlah responden yang disertakan dalam uji validitas dan reliabilitas
dari 39 pernyataan berjumlah 30 orang. Semua sampel/reponden telah
memberikan jawaban atas pernyataan yang telah diberikan oleh peneliti.
Tabel 2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.927 39
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Tabel 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Persepsi, pengamatan, kuis 1 78.6000 204.800 .056 .930
Persepsi, pengamatan, kuis 2 78.8667 195.292 .539 .925
Persepsi, pengamatan, kuis 3 78.1667 205.937 .038 .929
Persepsi, pandangan, kuis 1 79.0333 193.068 .601 .924
Persepsi, pengalaman, kuis 1 78.7667 198.806 .305 .927
Persepsi, pemaknaan, kuis 1 78.5000 191.362 .541 .925
persepsi, pemaknaan, kuis 2 79.0333 203.689 .088 .930
Kognisi, keyakinan akan
stimulus, kuis 1
78.9667 196.447 .421 .926
56
Kognisi, keyakinanakan
stimulus, kuis 2
79.1333 195.154 .599 .924
Kognisi, informasi, kuis 1 78.6667 193.057 .703 .923
Kognisi, informasi, kuis 2 79.3333 196.782 .607 .924
Motif, keinginan individu, kuis 1 79.3667 199.344 .389 .926
Motif, keinginan individu, kuis 2 79.3667 200.999 .296 .927
Motif, mencapai suatu tujuan,
kuis 1
78.7333 191.030 .717 .923
Sikap, bertindak, kuis 1 79.2667 198.823 .513 .925
Sikap, berpikir, kuis 1 78.9333 197.444 .451 .925
Sikap, berpikir, kuis 2 79.3333 194.023 .709 .923
Sikap, merasa, kuis 1 79.5000 199.224 .455 .926
Persepsi, pengamatan,
relityshow 1
78.8667 195.292 .539 .925
Persepsi, pandangan,
realityshow 1
79.0000 193.655 .637 .924
Persepsi, pengalaman,
realityshow 1
78.9667 197.482 .504 .925
Persepsi, pemaknaan,
realityshow 1
78.7667 190.737 .739 .922
Persepsi, pemaknaan,
realityshow 2
79.0667 206.547 -.022 .931
Kognisi, keyakinan akan
stimulus, realityshow 1
78.9000 195.197 .555 .924
Kognisi, keyakinan akan
stimulus, realityshow 2
79.0667 202.961 .177 .928
Kognisi, informasi, realityshow
1
79.1333 195.637 .626 .924
Kognisi, informasi, realityshow
2
79.3333 195.609 .616 .924
Motif, keinginan individu,
realityshow 1
79.4000 195.628 .589 .924
Motif, mencapai suatu tujuan,
realityshow 1
79.1667 194.213 .627 .924
Motif, mencapai suatu tujuan,
realityshow 2
79.2667 190.961 .740 .922
Sikap, bertindak, realityshow 1 78.7333 205.099 .065 .929
Sikap, bertindak, realityshow 2 78.9667 194.792 .526 .925
Sikap, bertindak, realityshow 3 79.0667 192.685 .636 .924
Sikap, berpikir, realityshow 1 79.1667 190.626 .821 .922
Sikap, berpikir, realityshow 2 78.9000 201.679 .195 .928
57
Sikap, merasa, realityshow 1 78.9667 193.275 .688 .923
Sikap, merasa, realityshow 2 79.1000 190.162 .784 .922
Sikap, merasa, realityshow 3 78.9000 194.231 .564 .924
Sikap, merasa, realityshow 4 79.5000 199.224 .455 .926
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Penelitian tentang efektivitas program tayangan reality show dan kuis
kebangsaan di RCTI terhadap pembentukan citra WIN HT peneliti membuat 39
pernyataan yang ditujukan untuk mengetahui apakah tujuan dari kedua
tayangan tersebut yang tidak lain adalah citra positif, terbentuk atau tidak
dibenak khalayak.
Peneliti mengajukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 39 pernyataan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 orang responden yang telah
ditetapkan peneliti. Data yang telah diperoleh peneliti kemudian dianalisis
dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science).
Pada tabel diatas telah peneliti analisis bahwa dari 39 bulir pernyataan,
terdapat 7 bulir pernyataan yang tidak valid, yaitu :
1. Pertanyaan dengan kode P.PNGMT.K.1, atau pertanyaan yang terdapat
di dalam dimensi Persepi, indikator Pengamatan untuk program cara
kuis. (corrected item-total correlation bernilai 0.056)
2. Pertanyaan dengan kode P.PNGMT.K.3, atau pertanyaan yang terdapat
di dalam dimensi Persepi, indikator Pengamatan untuk program cara
kuis. (coreected item-total correlation bernilai 0.038).
3. Pertanyaan dengan kode P.PMKN.K.2, atau pertanyaan yang terdapat
di dalam dimensi Persepi, indikator Pemaknaan untuk program cara
kuis. (coreected item-total correlation bernilai 0.088).
58
4. Pertanyaan dengan kode P.PMKN.R.2, atau pertanyaan yang terdapat
di dalam dimensi Persepi, indikator Pemaknaan untuk program cara
reality show. (coreected item-total correlation bernilai -0.022).
5. Pertanyaan dengan kode K.KYKN.R.2, atau pertanyaan yang terdapat
di dalam dimensi Kognisi, indikator Keyakianan akan stimulus untuk
program acara reality show. (coreected item-total correlation bernilai 0
.177)
6. Pertanyaan dengan kode S.BRTNDK.R.1, atau pertanyaan yang
terdapat di dalam dimensi Sikap, indikator bertindak unuk program
acara reality show. (coreected item-total correlation bernilai 0.065).
7. Pertanyaan dengan kode S.BRPKR.R.1, atau pertanyaan yang terdapat
di dalam dimensi Sikap, indikator berpikir unuk program acara reality
show. (coreected item-total correlation bernilai 0.195).
Pertanyaan yang tidak memenuhi nilai validitas tersebut telah dihapus
dan tidak digunakan dalam penyebaran kuesioner yang sebenarnya.
Setelah melakukan uji validitas, selanjutnya peneliti melakukan uji
reliabilitas untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab bulir
pernyataan pada kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Uji alpha cronbach (α)
merupakan tehnik pengujian reliabilitas angket yang paling sering digunakan
untuk angket yang menggunakan kuesioner dengan jawaban berupa pilihan.
Variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha (α) > 0,60.
59
Tabel 4
Uji Validitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.927 39
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas, maka didapat hasil nilai alpha (α)
0,927, yang mana nilai alpha cronbach tersebut > 0,60. Maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua item pada kuesioner bersifat
sah dan handal. Apabila pertanyaan itu diajukan lagi maka akan didapatkan
hasil jawaban yang relatif sama.
2. Analisa Frekuensi Identitas Responden
Data responden yang diterima dari sampel dianalisis oleh peneliti
untuk mengetahui citra WIN HT di benak khalayak yaitu mahasiswa KPI
angkatan 2011 dan 2012 melalui ke dua program tayangan kuis (Kuis
Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas) dan program tayangan Mewujudkan
Mimpi Indonesia terdiri dari 3 tabel berita data responden mengenai jenis
kelamin, usia, dan tahun masuk atau angkatan.
a. Frekuensi Jenis Kelamin
Tabel 5
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria 31 39.7 39.7 39.7
Wanita 47 60.3 60.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0
60
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 47 orang atau 60,3%
mahasiswa KPI angkatan 2011 dan 2012 yang menjadi sampel penelitian
adalah wanita, sedangkan sebanyak 31 orang atau 39,7% dari jumlah
responden adalah pria. Wanita menjadi responden paling banyak.
b. Frekuensi Usia
Tabel 6
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18 Tahun 1 1.3 1.3 1.3
19 Tahun 17 21.8 21.8 23.1
20 Tahun 35 44.9 44.9 67.9
21 Tahun 25 32.1 32.1 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Pada table di atas dapat dilihat menunjukan bahwa responden dari
akun mahasiswa KPI angkatan 2011 dan 2012 yang mengisi kuesioner
berusia 18 tahun sebanyak 1 responden, 19 tahun sebanyak 17 responden,
20 tahun sebanyak 35 responden dan 21 tahun sebanyak 25 orang
responden. Jumlah responden terbanyak ada pada kelompok 20 tahun
sebanyak 44,9%.
c. Frekuensi Angkatan (Tahun Masuk)
Tabel 7
Angkatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2011 26 33.3 33.3 33.3
2012 52 66.7 66.7 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
61
Pada table di atas dapat dilihat menunjukan bahwa responden dari
akun mahasiswa KPI angkatan 2011 dan 2012 yang mengisi kuesioner
lebih didominasi oleh mahasiswa KPI angkatan 2012 yang berjumlah 52
orang atau 66,7%, sedangkan dari angatan 2011 berjumlah 26 orang atau
33,3%.
3. Analisa Frekuensi Pernyataan
Pada penelitian ini peneliti memiliki 32 pernyataan untuk
disebarkan kepada responden melalui kuesioner yang disebar secara langsung
kepada responden dan melalui google drive kepada responden. 32 pernyataan
merupakan 1 variabel yaitu citra WIN HT dibenak khalayak, yang terbagi
atas 4 sub variable atau dimensi, 11 indikator. Adapun 32 butir pernyataan
untuk empat sub variabel yaitu persepsi, kognisi, motif dan sikap. Dalam 4
sub variable atau dimensi tersebut terdapat delapan indikator yaitu
Pengamatan, Pandangan, Pengalaman, Pemaknaan, Keyakinan akan stimulus,
Informasi, Keinginan Individu, Mencapai suatu tujuan, Bertindak, Berpikir,
dan Merasa.
1. Frekuensi Pernyataan 1
Tabel 8
P.PNGMT.K.1
Persepsi, pengamatan, kuis 2
(Kuis Indonesia Cerdas di Global TV dan Kuis Kebangsaan di RCTI
memberikan pertanyaan seputar ke Indonesiaan kepada para peserta
kuis)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 6 7.7 7.7 7.7
Tidak setuju 44 56.4 56.4 64.1
Setuju 25 32.1 32.1 96.2
Sangat Setuju 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
62
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 44
responden menjawab tidak setuju, 25 responden menyatakan setuju, dan 3
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa 56,4% responden berpendapat tidak setuju
kalau Kuis Indonesia Cerdas di Global TV dan Kuis Kebangsaan di RCTI
memberikan pertanyaan seputar ke Indonesiaan kepada para peserta kuis.
2. Frekuensi Pernyataan 2
Tabel 9
P.PNDNG.K.1
Persepsi, pandangan, kuis 1
(WIN HT sangat bijaksana dengan mengadakan tayangan kuis
Kebangsaan di RCTI dan Indonesia Cerdas di Global TV)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 12 15.4 15.4 15.4
Tidak setuju 39 50.0 50.0 65.4
setuju 27 34.6 34.6 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 12 responden menyatakan sangat tidak setuju, 39
responden menjawab tidak setuju, 27 responden menyatakan setuju, dan tidak
terdapat responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti
buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa 50% responden berpandangan tidak
setuju kalau WIN HT sangat bijaksana dengan mengadakan tayangan kuis
Kebangsaan di RCTI dan Indonesia Cerdas di Global TV.
63
3. Frekuensi Pernyataan 3
Tabel 10
P.PNGLMN.K.1
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 12 responden menyatakan sangat tidak setuju, 31
responden menjawab tidak setuju, 32 responden menyatakan setuju, dan 3
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa 41% responden mengettahui bahwa WIN HT
adalah bakal calon Capres dan Cawapres pada pilpres 2014 setelah menyaksikan
ke dua tayangan kuis tersebut.
4. Frekuensi Pernyataan 4
Tabel 11
P.PMKN.K.1
Persepsi, pemaknaan, kuis 1
(WIN HT menggunakan ke dua tayangan kuis tersebut untuk lebih
memperkaya wawasan Bangsa mengenai pengetahuan tentang tanah
airnya sendiri)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 6 7.7 7.7 7.7
Tidak setuju 21 26.9 26.9 34.6
setuju 44 56.4 56.4 91.0
Persepsi, pengalaman, kuis 1
(Setelah menyaksikan ke dua tayangan Kuis tersebut saya mengetahui
bahwa WIN HT adalah bakal calon Capres dan Cawapres pada pilpres
2014)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 12 15.4 15.4 15.4
Tidak setuju 31 39.7 39.7 55.1
setuju 32 41.0 41.0 96.2
Sangat Setuju 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
64
Sangat Setuju 7 9.0 9.0 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 21
responden menjawab tidak setuju, 44 responden menyatakan setuju, dan 7
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa 56,4% responden berpendapat setuju bahwa WIN
HT menggunakan ke dua tayangan kuis tersebut untuk lebih memperkaya
wawasan Bangsa mengenai pengetahuan tentang tanah airnya sendiri.
5. Frekuensi Pernyataan 5
Tabel 12
K.KYKN.K.1
Kognisi, keyakinan akan stimulus, kuis 1
(Saya percaya bahwa WIN HT bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat melalui Kedua tayangan Kuis tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 8 10.3 10.3 10.3
Tidak setuju 36 46.2 46.2 56.4
setuju 33 42.3 42.3 98.7
Sangat Setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 8 responden menyatakan sangat tidak setuju, 36
responden menjawab tidak setuju, 33 responden menyatakan setuju, dan 1
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
65
dilihat dari tabel diatas bahwa 46,2% responden berpendapat tidak setuju dan
tidak percaya bahwa WIN HT bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui
kedua tayangan kuis tersebut.
6. Frekuensi Pernyataan 6
Tabel 13
K.KYKN.K.2
Kognisi, keyakinanakan stimulus, kuis 2
(Saya yakin bahwa ke dua kuis tersebut hanya akan percuma untuk
menaikan elektabilitas mereka)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 13 16.7 16.7 16.7
Setuju 47 60.3 60.3 76.9
Tidak setuju 18 23.1 23.1 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 13 responden menyatakan sangat setuju, 47 responden
menjawab setuju dan sebanyak 18 responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan yang peneliti buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa 60,3%
responden berpendapat setuju dan yakin bahwa ke dua kuis tersebut hanya akan
percuma untuk menaikan elektabilitas WIN HT.
66
7. Frekuensi Pernyataan 7
Tabel 14
K.INFRM.K.1
Kognisi, informasi, kuis 1
(Pengetahuan saya mengenai indonesia bertambah, setelah menonton
kedua tayangan Kuis WIN HT tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 2 2.6 2.6 2.6
Tidak setuju 28 35.9 35.9 38.5
setuju 44 56.4 56.4 94.9
Sangat Setuju 4 5.1 5.1 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 28
responden menjawab tidak setuju, 44 responden menyatakan setuju, dan 4
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 56% responden berpendapat setuju dan
merasa bahwa pengetahuannya mengenai Indonesia bertambah setelah menonton
kedua tayangan kuis tersebut.
8. Frekuensi Pernyataan 8
Tabel 15
K.INFRM.K.2
Kognisi, informasi, kuis 2
(Saya mengetahui bahwa ini hanya kampanye semata WIN HT,
setelah menonton kedua tayangan Kuis WIN HT tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 21 26.9 26.9 26.9
67
Setuju 51 65.4 65.4 92.3
Tidak setuju 6 7.7 7.7 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 21 responden menyatakan sangat setuju, 51 responden
menjawab setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, dan tidak terdapat
responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 65% responden berpendapat setuju
dan merasa mengeetahui bahwa ini hanya kampanye semata WIN HT setelah
menonton kedua tayangan kuis tersebut.
9. Frekuensi Pernyataan 9
Tabel 16
M.KINGIND.K.1
Motif, keinginan individu, kuis 1
(Saya mendukung WIN HT apabila pencalonan mereka sebagai Capres
dan Cawapres terwujud, karena telah mengedukasi masyarakat melalui
kedua tayangan Kuis WIN HT tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 15 19.2 19.2 19.2
Tidak setuju 49 62.8 62.8 82.1
setuju 13 16.7 16.7 98.7
Sangat Setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 15 responden menyatakan sangat tidak setuju, 49
responden menjawab tidak setuju, 13 responden menyatakan setuju, dan 1
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
68
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 62% responden berpendapat tidak setuju
yang mengartikan mereka tidak mendukung WIN HT apabila pencalonan mereka
sebagai Capres dan Cawapres terwujud, karena telah mengedukasi masyarakat
melalui kedua tayangan Kuis WIN HT tersebut.
10. Frekuensi pernyataan 10
Tabel 17
M.KINGIND.K.2
Motif, keinginan individu, kuis 2
(Walaupun saya telah menonton kedua tayangan kuis tersebut, tetapi
saya masih berpikir lagi untuk mendukung atau memilih WIN HT
apabila mencalonkan diri sebagai Capres dan Cawapres)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat setuju 17 21.8 21.8 21.8
Setuju 34 43.6 43.6 65.4
Tidak setuju 20 25.6 25.6 91.0
Sangat tidak setuju 7 9.0 9.0 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 17 responden menyatakan sangat setuju, 34 responden
menjawab setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju, dan 7 responden
menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 43% responden berpendapat setuju dan
tetap masih berpikir lagi untuk mendukung atau memilih WIN HT apabila
mencalonkan diri sebagai Capres dan Cawapres walaupun telah menonton kedua
tayangan kuis tersebut.
69
11. Frekuensi Pernyataan 11
Tabel 18
M.MNCPSTJU.K.1
Motif, mencapai suatu tujuan, kuis 1
(Setelah menonton kedua tayangan kuis tersebut, saya yakin bahwa WIN
HT bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia agar lebih
memperkaya ilmu pengetahuannya tentang Indonesia)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 5 6.4 6.4 6.4
Tidak setuju 34 43.6 43.6 50.0
setuju 38 48.7 48.7 98.7
Sangat Setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, 34
responden menjawab tidak setuju, 38 responden menyatakan setuju, dan 1
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 48% responden berpendapat setuju yang
mengartikan mereka yakin bahwa WIN HT bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat Indonesia agar lebih memperkaya ilmu pengetahuannya tentang
Indonesia melalui kedua tayangan kuis tersebut.
12. Frekuensi Pernyataan 12
Tabel 19
S.BRTNDK.K.1
Sikap, bertindak, kuis 1
(Kedua kuis tersebut sering menjadi bahan obrolan, bercandaan
bahkan ejekan saya ketika sedang dengan teman teman, karena
konsepnya yg mengandung unsur kampanye dan pencitraan)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 18 23.1 23.1 23.1
Setuju 54 69.2 69.2 92.3
Tidak setuju 6 7.7 7.7 100.0
70
Sikap, bertindak, kuis 1
(Kedua kuis tersebut sering menjadi bahan obrolan, bercandaan
bahkan ejekan saya ketika sedang dengan teman teman, karena
konsepnya yg mengandung unsur kampanye dan pencitraan)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 18 23.1 23.1 23.1
Setuju 54 69.2 69.2 92.3
Tidak setuju 6 7.7 7.7 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 18 responden menyatakan sangat setuju, 54 responden
menjawab setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, dan tidak terdapat
responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 69% responden berpendapat setuju
dan itu menyatakan bahwa kedua tayangan kuis tersebut sering menjadi bahan
obrolan, bercandaan bahkan ejekan mereka ketika sedang dengan teman teman,
karena konsepnya yg mengandung unsur kampanye dan pencitraan
13. Frekuensi Pernyataan 13
Tabel 20
S.BRPKR.K.1
Sikap, berpikir, kuis 1
(Saya mengetahui Indonesia secara lebih luas, karena telah terdukasi
setelah menonton kedua tayangan kuis tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 5 6.4 6.4 6.4
Tidak setuju 38 48.7 48.7 55.1
setuju 35 44.9 44.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
71
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, 38
responden menjawab tidak setuju, 35 responden menyatakan setuju, dan tidak satu
pun responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 48% responden berpendapat tidak
setuju dan tidak mengartikan bahwa mereka mengetahui Indonesia secara lebih
luas, karena telah terdukasi setelah menonton kedua tayangan kuis tersebut.
14. Frekuensi Pernyataan 14
Tabel 21
S.BRPKR.K.2
Sikap, berpikir, kuis 2
(WIN HT merupakan salah satu Capres Capres yang harus saya pilih
karena telah berusaha mengedukasi masyarakat dengan mengadakan
kedua tayangan kuis tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 17 21.8 21.8 21.8
Tidak setuju 48 61.5 61.5 83.3
setuju 13 16.7 16.7 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 17 responden menyatakan sangat tidak setuju, 48
responden menjawab tidak setuju, 13 responden menyatakan setuju, dan tidak satu
pun responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 61% responden berpendapat tidak
setuju dan itu mengartikan bahwa mereka tidak akan memilih WIN HT
72
merupakan salah satu Capres Capres walaupun telah berusaha mengedukasi
masyarakat dengan mengadakan kedua tayangan kuis tersebut.
15. Frekuensi Pernyataan 15
Tabel 22
S.MRSA.K.2
Sikap, merasa, kuis 1
(Saya kesal karena kedua kuis tersebut didalamnya mengandung
unsur2 kampanye, dan tidak semata mata untuk mengedukasi
masyarakat)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat setuju 33 42.3 42.3 42.3
Setuju 42 53.8 53.8 96.2
Tidak setuju 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 33 responden menyatakan sangat setuju, 42 responden
menjawab setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satu pun
responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 53% responden berpendapat setuju
dan mereka merasa kesal karena kedua kuis tersebut didalamnya mengandung
unsur2 kampanye, dan tidak semata mata untuk mengedukasi masyarakat.
16. Frekuensi Prnyataan 16
Tabel 23
P.PNGMTN.R.1
Persepsi, pengamatan, realityshow 1
(Jumat sore adalah waktu tayang dari tayangan Reality Show
Mewujudkaan Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 3 3.8 3.8 3.8
73
Tidak setuju 34 43.6 43.6 47.4
setuju 39 50.0 50.0 97.4
Sangat Setuju 2 2.6 2.6 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 34
responden menjawab tidak setuju, 39 responden menyatakan setuju, dan 2
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 50% responden berpendapat setuju bahwa
Jumat sore adalah waktu tayang dari tayangan Reality Show Mewujudkaan Mimpi
Indonesia di RCTI.
17. Frekuensi Pernyataan 17
Tabel 24
P.PNDNGN.R.1
Persepsi, pandangan, realityshow 1
(WIN HT terlihat ikhlas dan sungguh sungguh untuk membantu sesama
didalam tayangan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 8 10.3 10.3 10.3
Tidak setuju 43 55.1 55.1 65.4
setuju 27 34.6 34.6 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 8 responden menyatakan sangat tidak setuju, 43
responden menjawab tidak setuju, 27 responden menyatakan setuju, dan tidak
satupun responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti
buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 55% responden berpendapat
74
tidak setuju yang mengartikan mereka berpandangan kalau WIN HT tidak terlihat
ikhlas dan sungguh sungguh untuk membantu sesama didalam tayangan reality
show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI.
18. Frekuensi Pernyataan 18
Tabel 25
P.PNGLMN.R.1
Persepsi, pengalaman, realityshow 1
(Setelah menyaksikan tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI
saya mengetahui bahwa ini berkaitan dengan rencana Pencalonan WIN
HT sebagai Capres dan Cawapres pada pilpres 2014)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 6 7.7 7.7 7.7
Tidak setuju 19 24.4 24.4 32.1
setuju 36 46.2 46.2 78.2
Sangat Setuju 17 21.8 21.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 19
responden menjawab tidak setuju, 36 responden menyatakan setuju, dan 17
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 46% responden berpendapat setuju dan
mengartikan bahwa mereka mengetahui bahwa ini berkaitan dengan rencana
Pencalonan WIN HT sebagai Capres dan Cawapres pada pilpres 2014 setelah
menyaksikan tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI.
75
19. Frekuensi Pernyataan 19
Tabel 26
P.PMKN.R.1
Persepsi, pemaknaan, realityshow 1
(Tayangan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia merupakan
sarana untuk WIN HT demi menyejahterkan Masyarakat tertinggal dan
rakyat kecil)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 6 7.7 7.7 7.7
Tidak setuju 35 44.9 44.9 52.6
setuju 36 46.2 46.2 98.7
Sangat Setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 35
responden menjawab tidak setuju, 36 responden menyatakan setuju, dan 1
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 46% responden berpendapat setuju bahwa
tayangan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia merupakan sarana untuk
WIN HT demi menyejahterkan Masyarakat tertinggal dan rakyat kecil.
20. Frekuensi Pernyataan 20
Tabel 27
K.KYKN.R.1
Kognisi, keyakinan akan stimulus, realityshow 1
(Saya yakin WIN HT bertujuan untuk memakmurkan masyarakat
seperti yang terdapat didalam tayangan reality show Mewujudkan
Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 8 10.3 10.3 10.3
Tidak setuju 38 48.7 48.7 59.0
setuju 31 39.7 39.7 98.7
Sangat Setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
76
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 8 responden menyatakan sangat tidak setuju, 38
responden menjawab tidak setuju, 31 responden menyatakan setuju, dan 1
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 48% responden berpendapat tidak setuju
dan tidak yakin bahwa WIN HT bertujuan untuk memakmurkan masyarakat
seperti yang terdapat didalam tayangan reality show Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI.
21. Frekuensi pernyataan 21
Tabel 28
K.INFRM.R.1
Kognisi, informasi, realityshow 1
(WIN HT adalah sosok yang bijaksana, menyatu dengan rakyat dan
bertujuan memakmurkan masyarakat seperti apa yang ada didalam
tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 10 12.8 12.8 12.8
Tidak setuju 49 62.8 62.8 75.6
setuju 19 24.4 24.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 10 responden menyatakan sangat tidak setuju, 49
responden menjawab tidak setuju, 19 responden menyatakan setuju, dan tidak satu
pun responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 62% responden berpendapat tidak
setuju kalau dikatakan bahwa WIN HT adalah sosok yang bijaksana, menyatu
dengan rakyat dan bertujuan memakmurkan masyarakat seperti apa yang ada
didalam tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI.
77
22. Frekuensi Pernyataan 22
Tabel 29
K.INFRM.R.2
Kognisi, informasi, realityshow 2
(Tayangan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI, ini
hanya sebagai bentuk alat pencitraan semata WIN HT)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 22 28.2 28.2 28.2
Setuju 47 60.3 60.3 88.5
Tidak setuju 9 11.5 11.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 22 responden menyatakan sangat setuju, 47 responden
menjawab setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satu pun
responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 60% responden berpendapat setuju
bahwa tayangan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI ini hanya
sebagai bentuk alat pencitraan semata WIN HT
23. Frekuensi Pernyataan 23
Tabel 30
M.KINGIND.R.1
Motif, keinginan individu, realityshow 1 (Setelah melihat apa yang dilakukan WIN HT dalam tayangan
Mewujudkan Mimpi Indonesia, saya ingin lebih berpartisipasi dalam
mendukung apabila pencalonan WIN HT sebagai Capres dan cawapres
terwujud)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 22 28.2 28.2 28.2
Tidak setuju 49 62.8 62.8 91.0
setuju 7 9.0 9.0 100.0
78
Motif, keinginan individu, realityshow 1 (Setelah melihat apa yang dilakukan WIN HT dalam tayangan
Mewujudkan Mimpi Indonesia, saya ingin lebih berpartisipasi dalam
mendukung apabila pencalonan WIN HT sebagai Capres dan cawapres
terwujud)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 22 28.2 28.2 28.2
Tidak setuju 49 62.8 62.8 91.0
setuju 7 9.0 9.0 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 22 responden menyatakan sangat tidak setuju, 49
responden menjawab tidak setuju, 7 responden menyatakan setuju, dan tidak satu
pun responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 62% responden berpendapat tidak
setuju bahwa setelah melihat apa yang dilakukan WIN HT dalam tayangan
Mewujudkan Mimpi Indonesia, saya ingin lebih berpartisipasi dalam mendukung
apabila pencalonan WIN HT sebagai Capres dan cawapres terwujud.
24. Frekuensi Pernyataan 24
Tabel 31
M.MNCPSTJU.R.1
Motif, mencapai suatu tujuan, realityshow 1
(Setelah menonton reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI,
hati saya tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh WIN HT pada
tayangan tersebut)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 12 15.4 15.4 15.4
Tidak setuju 38 48.7 48.7 64.1
setuju 26 33.3 33.3 97.4
Sangat Setuju 2 2.6 2.6 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
79
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 12 responden menyatakan sangat tidak setuju, 38
responden menjawab tidak setuju, 26 responden menyatakan setuju, dan 2
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat. Dapat
dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 48% responden berpendapat tidak setuju
dan itu mengartikan bahwa sebagian besar responden tidak tersentuh dengan apa
yang dilakukan WIN HT pada tayangan reality show tersebut.
25. Frekuensi Pernyataan 25
Tabel 32
M.MNCPSTJU.R.2
Motif, mencapai suatu tujuan, realityshow 2
(Apa yang dilakukan oleh WIN HT dalam Tayngan Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI membuat saya yakin akan kemampuannya untuk
mewujudkan Mimpi Indonesia)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 16 20.5 20.5 20.5
Tidak setuju 43 55.1 55.1 75.6
setuju 19 24.4 24.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 16 responden menyatakan sangat tidak setuju, 43
responden menjawab tidak setuju, 19 responden menyatakan setuju, dan tidak ada
responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 55% responden berpendapat tidak
setuju dan itu mengartikan bahwa sebagian besar responden tidak yakin bahwa
akan kemampuan WIN HT untuk mewujudkan Mimpi Indonesia.
80
26. Frekuensi Pernyataan 26
Tabel 33
S.BRTNDK.R.2
Sikap, bertindak, realityshow 2
(Ditengah obrolan bersama teman, saya memmbicarakan mengenai apa
yang dilakukan WIN HT sangat mulia pada tayangan Mewujudkan
Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 10 12.8 12.8 12.8
Tidak setuju 45 57.7 57.7 70.5
setuju 23 29.5 29.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 10 responden menyatakan sangat tidak setuju, 45
responden menjawab tidak setuju, 23 responden menyatakan setuju, dan tidak ada
responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 57% responden berpendapat tidak
setuju dengan pernyataan ditengah obrolan bersama teman, saya memmbicarakan
mengenai apa yang dilakukan WIN HT sangat mulia pada tayangan Mewujudkan
Mimpi Indonesia di RCTI.
27. Frekuensi Pernyataan 27
Tabel 34
S.BRTNDK.R.3
Sikap, bertindak, realityshow 3
(Saya lebih tergerak untuk membantu sesama dilingkungan sekitar
karena terinspirasi oleh apa yang dilakukan WIN HT pada tayangan
realityshow Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 11 14.1 14.1 14.1
Tidak setuju 37 47.4 47.4 61.5
setuju 29 37.2 37.2 98.7
81
Sangat Setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 11 responden menyatakan sangat tidak setuju, 37
responden menjawab tidak setuju, 29 responden menyatakan setuju, dan 1
responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang peneliti buat.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 47% responden berpendapat tidak
setuju dan itu mengartikan bahwa sebagian besar responden tidak lebih tergerak
untuk membantu sesama dilingkungan sekitar hanya karena terinspirasi oleh apa
yang dilakukan WIN HT pada tayangan realityshow Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI.
28. Frekuensi Pernyataan 28
Tabel 35
S.BRPKR.R.1
Sikap, berpikir, realityshow 1
(Karena kepeduliannya dan dapat berbaur dengan masyarakat bawah
seperti yang terdapat dalam reality show Mewujudulan Mimpi
Indonesia, kedua sosok ini layak didukung sebagai Capres dan Cawapres
pada pilpres 2014)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 14 17.9 17.9 17.9
Tidak setuju 47 60.3 60.3 78.2
setuju 17 21.8 21.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 14 responden menyatakan sangat tidak setuju, 47
responden menjawab tidak setuju, 17 responden menyatakan setuju, dan tidak
seorang pun responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang
peneliti buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 63% responden
82
berpendapat tidak setuju dan itu mengartikan bahwa sebagian besar responden
berpikir kalau WIN HT tidak layak didukung sebagai capres dan cawapres.
29. Frekuensi Pernyataan 29
Tabel 36
S.MRSA.R.1
Sikap, merasa, realityshow 1
(Saya simpati dengan apa yang dilakukan WIN HT pada tayangan relity
show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 9 11.5 11.5 11.5
Tidak setuju 44 56.4 56.4 67.9
setuju 25 32.1 32.1 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 9 responden menyatakan sangat tidak setuju, 44
responden menjawab tidak setuju, 25 responden menyatakan setuju, dan tidak
seorang pun responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang
peneliti buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 56% responden
berpendapat tidak setuju dan itu mengartikan bahwa sebagian besar responden
tidak simpati dengan apa yang dilakukan WIN HT pada tayangan reality show
Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI.
83
30. Frekuensi Pernyataan 30
Tabel 37
S.MRSA.R.2
Sikap, merasa, realityshow 2
(Saya menyukai sosok WIN HT karena mau berbaur dan membantu
sesama dan kaum kecil)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 12 15.4 15.4 15.4
Tidak setuju 38 48.7 48.7 64.1
setuju 28 35.9 35.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 12 responden menyatakan sangat tidak setuju, 38
responden menjawab tidak setuju, 28 responden menyatakan setuju, dan tidak
seorang pun responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang
peneliti buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 56% responden
berpendapat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menyukai sosok WIN HT
karena mau berbaur dan membantu sesama dan kaum kecil.
31. Frekuensi Pernyataan 31
Tabel 38
S.MRSA.R.3
Sikap, merasa, realityshow 3
(Saya menyukai saat WIN HT mau di make over penampilannya seperti
rakyat kecil dengan turun kejalan membaur dengan masyarakat kecil
dan membantunya)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 12 15.4 15.4 15.4
Tidak setuju 26 33.3 33.3 48.7
setuju 40 51.3 51.3 100.0
84
Sikap, merasa, realityshow 3
(Saya menyukai saat WIN HT mau di make over penampilannya seperti
rakyat kecil dengan turun kejalan membaur dengan masyarakat kecil
dan membantunya)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 12 15.4 15.4 15.4
Tidak setuju 26 33.3 33.3 48.7
setuju 40 51.3 51.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 12 responden menyatakan sangat tidak setuju, 26
responden menjawab tidak setuju, 40 responden menyatakan setuju, dan tidak
seorang pun responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang
peneliti buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 56% responden
berpendapat setuju dan sebagian besar responden menyukai saat WIN HT mau di
make over penampilannya seperti rakyat kecil dengan turun kejalan membaur
dengan masyarakat kecil dan membantunya.
32. Frekuensi Pernyataan 32
Tabel 39
S.MRSA.R.4
Sikap, merasa, realityshow 4
(Setelah menonton tayangan realityshow Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI ini, saya khawatir bahwa ini hanya pencitraan
semata dan merupakan settingan belaka)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 33 42.3 42.3 42.3
Setuju 42 53.8 53.8 96.2
Tidak setuju 3 3.8 3.8 100.0
85
Sikap, merasa, realityshow 4
(Setelah menonton tayangan realityshow Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI ini, saya khawatir bahwa ini hanya pencitraan
semata dan merupakan settingan belaka)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 33 42.3 42.3 42.3
Setuju 42 53.8 53.8 96.2
Tidak setuju 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden yang mengisi
kuesioner, bahwa sebanyak 33 responden menyatakan sangat setuju, 42 responden
menjawab setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, dan tidak seorang pun
responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang peneliti
buat. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 53% responden berpendapat
setuju dan sebagian besar responden merasa bahwa reality show tersebut hanya
pencitraan semata dan merupakan settingan belaka.
87
4. Hasil Citra WIN-HT
Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai citra, maka dilakukan
pengkategorian dengan cara menjumlah skor dari 32 pernyatan, kemudian
dikelompokkan. Cara untuk menetukan kelompok interval kelas dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus :
C = Xn – X1
___________
K
Keterangan :
C = Panjang interval kelas
Xn = Nilai terbesar
X1 = Nilai terkecil
K = Banyaknya kelas
Variabel citra WIN HT dibenak khalayak terdiri dari 32 pernyataan, yang
terbentuk dari 8 indikator dan 3 sub variabel yaitu :
Dimensi Persepsi dengan indikator : pengamatan, pandangan, pengalaman,
dan pemaknaan.
Kognisi dengan indikator : keyakinan akan stimulus, dan informasi.
Motif dengan indikator : keinginan individu dan mencapai suatu tujuan.
Dan dimensi sikap dengan indikator : bertindak, berpikir, dan merasa.
a. Interval kelas Objek Kuis
C = 42 – 16
________
4
C = 26
______
4
C = 6,5 (dibulatkan menjadi 7)
88
Maka diperoleh, nilai interval kelas sebesar 10, dengan penjelasan sebagai
berikut :
16-22 : Sangat Lemah
23-29 : Lemah
30-36 : Kuat
37-42 : Sangat Kuat
Tabel 40
INTERVAL KUIS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 16-22 (SANGAT NEGATIF) 1 1.3 1.3 1.3
23-29 (NEGATIF) 13 16.7 16.7 17.9
30-36 (POSITIF) 50 64.1 64.1 82.1
37-42 (SANGAT POSITIF) 14 17.9 17.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dilihat dari frekuensi yang ditunjukan diatas dapat disimpulkan bahwa
citra WIN HT melalui objek kedua kuis ( Kuis Kebangsaan dan Indonesia Cerdas)
dibenak khalayak yaitu Mahasiswa KPI tahun masuk 2011/2012 dan 2012/2013
adalah cukup positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang
memberikan jawaban tentang citra yang sangat negatif sebanyak 1 responden,
negatif sebanyak 13 responden, positif sebanyak 50 responden, dan sangat positif
sebanyak 14 responden.
b. Interval Kelas objek Realityshow
C = 49 – 19
________
4
C = 30
______
4
C = 7,5 (dibulatkan menjadi 8)
89
Maka diperoleh, nilai interval kelas sebesar 10, dengan penjelasan sebagai
berikut :
19-26 : Sangat Lemah
27-33 : Lemah
34-41 : Kuat
42-49 : Sangat Kuat
Tabel 41
INTERVAL REALITYSHOW
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 19-26 (SANGAT NEGATIF) 7 9.0 9.0 9.0
27-33 (NEGATIF) 12 15.4 15.4 24.4
34-41 (POSITIF) 38 48.7 48.7 73.1
42-49 (SANGAT POSITIF) 21 26.9 26.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
(Sumber : Hasil Olah Data Melalui SPSS versi 19.0)
Dilihat dari frekuensi yang ditunjukan diatas dapat disimpulkan bahwa
citra WIN HT melalui tayangan Realityshow Mewujudkan Mimpi Indonesia di
RCTI dibenak khalayak yaitu Mahasiswa KPI tahun masuk 2011/2012 dan
2012/2013 adalah cukup positif . Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang
memberikan jawaban tentang persepsi yang sangat negatif sebanyak 7 responden,
negatif sebanyak 12 responden, positif sebanyak 38 responden, dan sangat positif
sebanyak 21 responden.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai efektivitas program
tayangan kedua kuis WIN HT (Kuis Kebangsaan RCTI dan Kuis Indonesia
Cerdas Global TV) dan Reality Show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI
terhadap pembentukan citra, dapat ditarik kesimpulan serta menjawab tujuan dari
penelitian ini, yaitu citra WIN HT dibenak khalayak melalui ke dua program
tayangan kuisnya (Kuis Kebangsaan RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas Global
TV) terlihat cukup positif. Dapat dilihat dari hasil interval bahwa bahwa nilai
positif lebih dominan dibandingkan nilai negatif. Berdasarkan hasil interval yang
diolah oleh spss 64,1 % bernilai positif dan 17,9 % bernilai sangat positif. Lalu
citra WIN HT dibenak khalayak melalui program tayangan Reality show
Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI terlihat cukup positif. Dapat dilihat dari
hasil interval bahwa bahwa nilai positif lebih dominan dibandingkan nilai negatif.
Berdasarkan hasil interval yang diolah oleh spss 48,7 % bernilai positif dan 26,9
% bernilai sangat positif.
Jadi dapat dismpulkan bahwa kedua jenis tayangan program yang menjadi
objek dalam penelitian ini yaitu kedua tayangan kuis (Kuis Kebangsaan dan Kuis
Indonesia Cerdas) dan tayangan program Reality show Mewujudkan Mimpi
Indonesia sama sama menghasilkan citra positif dari WIN HT di benak khalayak.
Tetapi terdapat perbedaan dari jumlah persentase positif dari kedua jenis program
tayangan tersebut yaitu Program Kuis menghasilkan 64,1% responden yang
menilai positif sedangkan 48,7% dari Reality Show.
87
Merujuk dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa Program Tayangan
ke dua Kuis WIN HT (kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia cerdas) relatif lebih
efektif Membentuk Citra Positif dibanding program tayngan Reality Show
Mewujudkan mimpi Indonesia di RCTI.
Menurut peneliti hasil tersebut dikarenakan program kuis lebih
mempunyai nilai manfaaat yaitu mengedukasi masyarakat dengan pertanyaan
pertanyaannya ke Indonesiaan yang kemungkinan besar menambah pengetahuan
masyarakat mengenai bangsa dan negaranya yaitu Indonesia di mata para
khalayak terlebih responden yang merupakan Mahasiswa bidang penyiaran yaitu
mahasiswa Jurusan KPI.
Berbanding terbalik dengan program Reality Show Mewujudkan Mimpi
Indonesia yang lebih terlihat sebagai pencitraan semata yang terkesan settingan
belaka demi mencapai popularitas dan elektabilitas karena kurang naturalnya
pembawaan dari kedua talent yang ada di dalam tayangan tersebut yang tidak lain
adalah Wiranto dan Harry Tanoesodibjo. Dan konsep dari program tersebut yang
berganti menjadi konsep yang justru lebih terlihat tidak wajar dan akhirnya
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dari tayangan tersebut.
B. Saran
Menyebarkan citra positif ke benak khalayak melalui media massa memang
salah satu cara ampuh. Berbagai macam tayangan bisa dijadikan alat penyebaran citra
sepert salah satu contoh yaitu program tayangan Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia
Cerdas serta reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI yang digunakan oleh
WIN HT.
88
Namun jika tidak diproduksi dan direncanakan dengan benar akan membuat
citra yang sebaliknya di benak khalayak yaitu citra negatif karena hanya akan dipandang
sebagai sebuah pencitraaan semata. Untuk mencapai efektivitas dari program tayangan
tersebut yaitu citra positif dibenak khalayak, maka harus diperhatikan cara dan konsep
produksi yang tertuang pada program tayangan tersebut. Khalayak akan memberikan
suatu citra dari sebuah objek melalui dari apa yang mereka lihat terlebih dahulu, lalu akan
diproses didalam pikiran mereka dan akhirnya lahirlah suatu citra suatu objek.
Saran yang akan peneliti berikan berdasar dari analisis pribadi peneliti atas
kedua jenis program tayangan WIN HT yang menjadi objek di dalam penelitian ini
adalah:
1. Di dalam program kuis seharusnya tidak memerlukan unsur-unsur kampanye dari
WIN HT, yaitu password yang menggunakan tagline kampanye mereka dan
simbol pilihan pertanyaan yang menggunakan inisial WIN HT.
2. Masih untuk program kuis, pemilihan pembawa acara atau pemandu peserta kuis
untuk bermain didalam kuis interaktif sangatlah penting diperhatikan, karena
diperlukan pembawa acara yang cerdas, interaktif dengan peserta kuis, dan
mengintonasikan tata cara menjawab dengan jelas dan dapat dimengerti oleh
peserta kuis.
3. Pada program reality show, peneliti melihat talent utama yaitu Wiranto dan Harry
Tanoesoedibjo kurang natural dalam memerankan peran mereka untuk membantu
orang orang atau objek sasaran yang dibantu. Contoh pada satu episode, Harry
Tanoe mendatangi sebuah pasar mencari objek yang akan dibantu, lalu Harry
Tanoe berbincang dengan seorang ibu tua yang memanggul sekeranjang besar
bawang merah tanpa membantunya untuk duduk dahulu atau memanggul beban
bawaan ibu tua tersebut. Peneliti melihat itu adalah suatu perbuatan yang
seharusnya bisa membuat citra Harry Tanoe lebih baik andaikan ia lebih memiliki
89
etika dengan mengajak duduk dahulu lawan bicaranya atau membantu ibu tua
tersbut membawa bebannya tersebut.
4. Pergantian konsep yang dilakukan oleh para pelaksana produksi juga tidak pas
dilakukan menurut peneliti, karena adanya perbedaan peran dari Wiranto yang
menyamar sebagai bagian dari masyarakat kecil dan membantu masyarakat kecil
tersebut. Lain hal dengan Harry Tanoe yang hanya mendatangi sebuah lokasi dan
mencari objek yang harus dibantu. Masyarakat hanya akan memandang bahwa
Wiranto saja yang mau berjuang, berbagi, dan merasakan menjadi masyarakat
kecil sedangkan Harry Tanoe tidak.
98
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007.
______________. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010.
Arifin, Eva. BROADCASTING to be a Broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Babbie, Earl. The Practice of Social Research. California: Wardsworth Publishing
Company, 1992.
Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2010.
Baran, Stanley J dan Dennis K. Davis. Teori Komunikasi Massa edisi 5 Dasar
Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2009.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
___________. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2008.
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
___________. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2007.
Hamidi, Metode penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Pers, 2010.
Hikmat, Mahi M. Metodologi Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Idrus, Muhamad, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktisi Riset Komunikasi, Disertasi Contoh Praktisi
Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Penada Media Group, 2010.
99
Lamintang, Fransiscus Theojunior. Pengantar Ilmu broadcasting dan
Chinematography. Jakarta: In Media, 2013.
Nasution. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Nurgiantoro, Burhan. Statistik Terapan Ilmu untuk Ilmu Sosial, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2002.
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajarafindo Persada, 2007.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006.
Siregar, Sofyan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2013.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. Dasar Dasar Public Relation. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta,
2008.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008.
INTERNET
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/11/270553263/Demi-Popularitas-Harry-
Tanoe-Sering-Tampil-di-TV.
http://kbbi.web.id Diunduh pada tanggal 3 April 2014, pukul 14.26 WIB.
P.PNGMT.K.1 P.PNGMT.K.2 P.PNGMT.K.3 P.PNDNG.K.1 P.PNGLM.K.1 P.PMKN.K.1 P.PMKN.K.2
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
1 6 19 2 36 4 3
1 lk kpi 11 21 1 2 3 3 3 3 2
2 pr kpi 12 20 3 2 3 1 2 3 1
3 pr kpi 12 18 2 2 3 2 3 2 1
4 pr kpi 12 21 3 3 3 3 3 3 2
5 lk kpi 12 20 3 2 3 2 3 3 2
6 pr kpi 11 21 3 2 3 2 3 3 3
7 lk kpi 11 20 3 1 4 1 4 1 4
8 lk kpi 11 21 2 2 3 1 2 1 2
9 lk kpi 11 20 3 3 3 3 2 3 2
10 lk kpi 12 20 4 3 4 1 2 2 1
11 lk kpi 11 21 3 3 3 2 1 4 3
12 lk kpi 11 21 1 2 3 1 3 1 4
13 pr kpi 11 20 3 2 3 2 1 3 1
14 pr kpi 11 21 2 3 3 3 2 3 2
15 pr kpi 11 20 3 4 2 2 3 3 2
16 pr kpi 11 20 4 3 3 3 3 1 1
17 lk kpi 11 22 3 3 3 3 1 4 1
18 pr kpi 11 21 2 3 3 3 2 4 3
19 pr kpi 12 19 3 1 3 2 1 1 1
20 pr kpi 12 19 2 2 3 2 3 3 3
21 pr kpi 12 20 3 2 3 3 3 3 2
22 pr kpi 12 19 3 2 3 3 3 3 2
23 pr kpi 12 19 2 2 3 2 3 3 1
24 lk kpi 11 20 2 2 2 2 2 2 3
25 lk kpi 12 19 2 2 3 1 3 2 2
26 pr kpi 12 19 1 1 1 1 1 1 3
27 pr kpi 12 20 2 2 3 2 1 3 2
28 pr kpi 11 21 3 1 3 1 2 3 1
29 pr kpi 11 20 1 2 3 2 2 3 2
30 pr kpi 11 21 3 3 3 3 3 4 3
No.
Responden
Jenis
KelaminJurusan Th. Msk Umur
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS UNTUK 30 RESPONDEN AWAL
K.KYKN.K.1 K.KYKN.K.2 K.INFRM.K.1 K.INFRM.K.2 M.KINGIND.K.1 M.KINGIND.K.2 M.MNCPSTJU.K.1 S.BRTNDK.K.1 S.BRPKR.K.1 S.BRPKR.K.2
x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
5 20 21 22 18 25 24 39 30 29
2 3 3 2 1 2 3 2 2 2
2 2 3 2 2 1 3 2 2 2
2 2 2 1 1 1 2 2 2 1
3 2 3 2 3 2 3 2 3 3
2 2 3 2 1 2 2 2 2 2
2 3 3 2 2 2 2 2 3 2
1 1 3 1 2 1 1 2 2 2
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 2 2 2 2 3 2 2 2
1 2 2 2 1 2 2 2 1 1
3 2 2 1 3 3 2 1 1 1
1 2 2 1 2 1 2 1 2 2
3 2 2 1 1 2 2 1 2 1
2 2 3 2 2 2 3 2 3 3
2 2 3 2 2 1 2 2 3 2
4 1 3 2 2 1 3 2 1 1
3 3 3 2 1 2 4 2 2 1
3 2 3 2 1 2 2 2 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 3 3 2 2 3 3 2 2
3 2 3 2 2 1 3 2 3 2
3 2 3 2 3 2 3 2 3 3
3 2 2 2 2 1 2 2 2 2
2 3 2 3 2 3 2 3 2 2
2 2 1 2 2 3 2 2 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 3 1
2 1 2 1 1 1 2 1 2 1
1 1 2 2 2 2 2 2 2 1
2 1 3 2 2 2 3 2 3 2
3 2 3 1 1 2 4 1 3 2
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS UNTUK 30 RESPONDEN AWAL
S.MRSA.K.1 P.PNGMT.R.1 P.PNDNG.R.1 P.PNGLMN.R.1 P.PMKN.R.1 P.PMKN.R.2 K.KYKN.R.1 K.KYKN.R.2 K.INFRM.R.1 K.INFRM.R.2
x18 y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9
38 S 27 26 8 9 7 10 11 23 17
1 40 2 2 2 3 2 2 2 2 2
2 38 2 3 2 3 2 2 2 2 2
1 32 2 2 2 2 1 1 1 2 1
2 48 3 3 3 3 2 3 2 3 2
2 40 2 3 2 3 2 2 2 2 2
1 43 2 2 2 2 3 2 2 2 2
1 35 1 1 1 1 4 1 1 1 1
2 34 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 43 3 2 2 4 2 3 3 3 2
1 34 3 2 3 2 1 3 1 2 1
2 40 3 1 3 1 4 1 3 1 2
1 32 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 34 2 1 2 2 2 2 2 1 1
2 44 3 3 3 3 2 3 2 2 3
2 42 4 2 2 2 2 2 2 2 2
1 39 3 3 3 2 1 2 2 2 1
2 43 3 2 3 3 2 3 2 3 2
1 43 3 2 3 3 3 3 3 2 2
1 23 1 1 1 1 1 3 1 1 1
2 45 2 3 2 3 2 3 2 3 3
2 44 2 3 2 2 1 3 2 3 2
2 47 2 3 2 3 2 3 2 2 2
1 37 2 3 2 3 1 2 2 2 2
3 42 2 2 2 2 3 2 3 2 3
2 36 2 1 2 2 2 2 2 2 2
1 22 1 1 1 1 4 1 4 1 1
1 30 2 2 2 2 1 2 1 2 1
2 33 1 2 1 2 1 1 2 2 2
1 38 2 2 2 3 2 2 2 2 1
2 46 3 2 3 3 2 3 2 1 1
M.KINGIND.R.1 M.MNCPSTJU.R.1 M.MNCPSTJU.R.2 S.BRTNDK.R.1 S.BRTNDK.R.2 S.BRTNDK.R.3 S.BRPKR.R.1 S.BRPKR.R.2 S.MRSA.R.1 S.MRSA.R.2
y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19
35 34 37 31 16 33 12 13 14 32
1 3 2 3 2 2 3 4 3 3
2 2 2 2 3 3 2 3 2 2
1 1 1 2 3 1 1 2 2 1
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 2 2 2 1 3 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
1 3 1 2 3 1 1 1 3 1
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
1 2 1 2 3 2 2 1 2 2
1 1 1 1 3 1 1 2 2 1
2 2 2 3 1 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
2 2 2 2 3 3 2 2 2 3
1 1 2 4 1 1 2 2 1 1
1 3 1 2 2 3 3 3 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 3 1 1 1 2 1 1
2 2 3 3 3 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 1 3 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
1 1 1 2 1 1 2 2 1 1
1 1 1 3 1 1 1 4 1 1
2 2 1 2 1 3 1 1 2 2
2 2 1 3 2 2 1 1 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
1 2 3 3 2 3 2 2 3 2
S.MRSA.R.3 S.MRSA.R.4
y20 y21
28 15 S
3 1 49
2 2 47
2 1 32
3 2 58
3 2 45
3 1 44
3 1 33
2 2 43
3 2 56
1 1 38
1 2 36
2 1 41
1 2 29
2 2 54
2 2 47
1 1 37
3 2 51
2 1 47
1 1 26
3 2 54
3 2 47
3 2 55
2 1 42
2 3 47
2 2 34
1 1 32
3 1 36
2 2 36
3 1 43
2 2 47
P.PNGMT.K.2 P.PNDNG.K.1 P.PNGLM.K.1 P.PMKN.K.1 K.KYKN.K.1 K.KYKN.K.2 K.INFRM.K.1 K.INFRM.K.2 M.KINGIND.K.1 M.KINGIND.K.2 M.MNCPSTJU.K.1 S.BRTNDK.K.1 S.BRPKR.K.1 S.BRPKR.K.2 S.MRSA.K.1 P.PNGMT.R.1 P.PNDNG.R.1 P.PNGLMN.R.1
x2 x4 x5 x6 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 y1 y2 y3
6 2 36 4 5 20 21 22 18 25 24 39 30 29 38 S 27 26 8
2 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3
1 31 2 KPI 1 3 2 2 1 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1 30 3 1 3
2 32 1 KPI 1 4 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 2 1 1 2 22 1 1 1
3 33 1 KPI 1 4 3 3 2 4 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2 1 36 2 2 4
4 34 2 KPI 1 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 35 3 2 3
5 35 1 KPI 1 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 32 3 2 3
6 36 1 KPI 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 1 35 3 3 3
7 37 2 KPI 1 4 2 2 2 3 3 1 3 1 2 4 3 2 3 2 1 34 2 2 4
8 38 2 KPI 1 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 38 3 2 3
9 39 1 KPI 1 4 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 36 3 2 3
10 40 2 KPI 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 30 3 2 3
11 41 2 KPI 1 4 3 2 1 3 2 2 3 1 2 3 2 1 3 1 2 31 3 2 3
12 42 2 KPI 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 4 3 1 3 2 1 35 3 2 3
13 43 2 KPI 2 2 4 3 3 4 3 2 3 1 3 2 3 1 3 3 2 40 3 3 1
14 44 2 KPI 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 35 3 2 4
15 45 2 KPI 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 3 2 3
16 46 1 KPI 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 30 2 2 3
17 47 1 KPI 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 31 2 3 3
18 48 2 KPI 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 28 2 2 4
19 49 2 KPI 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 2 2 1 27 3 2 3
20 50 1 KPI 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 40 2 2 4
21 51 2 KPI 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 31 3 2 4
22 52 2 KPI 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 40 3 3 3
23 53 2 KPI 2 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 35 3 3 3
24 54 2 KPI 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 36 2 2 1
25 55 1 KPI 2 3 2 3 2 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 37 3 3 3
26 56 1 KPI 2 3 3 1 1 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 27 2 2 4
27 57 2 KPI 2 4 2 3 2 3 3 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 29 2 2 4
28 58 1 KPI 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33 2 3 3
29 59 1 KPI 2 4 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 30 2 3 4
30 60 2 KPI 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 30 3 2 3
31 61 2 KPI 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 34 3 2 4
32 62 1 KPI 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 2 36 2 3 4
33 63 1 KPI 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 33 3 2 3
34 64 2 KPI 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 38 3 2 4
35 65 1 KPI 2 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 30 3 2 2
36 66 2 KPI 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 32 3 2 3
37 67 2 KPI 2 2 2 1 1 3 2 1 4 1 3 2 3 2 3 1 1 30 3 3 1
38 68 2 KPI 2 2 3 1 2 3 3 2 4 2 1 2 1 2 3 1 2 32 3 1 4
39 69 1 KPI 2 3 4 1 1 3 1 3 2 2 2 1 1 2 3 1 2 29 4 1 4
40 70 1 KPI 2 4 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 34 2 3 2
41 71 1 KPI 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 3 2 3
42 72 2 KPI 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 1 3 3 1 33 3 2 3
43 73 2 KPI 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 3 1 3 3 2 36 3 2 3
44 74 2 KPI 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 41 3 3 2
45 75 2 KPI 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 31 2 3 3
46 76 2 KPI 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 40 3 3 2
47 77 2 KPI 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 2 2 4
48 78 2 KPI 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 1 42 2 2 3
49 79 2 KPI 2 4 2 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 1 2 2 1 33 2 3 4
50 80 2 KPI 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 35 2 2 3
51 81 2 KPI 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 3 2 2 31 2 3 4
52 82 1 KPI 2 4 3 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 36 3 2 3
53 83 1 KPI 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 1 35 2 3 3
54 84 1 KPI 2 4 2 2 3 3 3 3 2 1 3 1 3 3 3 3 3 38 2 3 3
55 85 1 KPI 1 4 2 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 35 2 2 2
56 86 2 KPI 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 1 29 2 3 2
57 87 2 KPI 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 25 2 2 2
58 88 2 KPI 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 40 3 3 3
59 89 1 KPI 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 31 2 3 2
60 90 2 KPI 1 4 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 34 2 2 2
61 91 1 KPI 1 3 1 1 4 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 1 24 1 1 1
62 92 1 KPI 1 4 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 2 2 2
63 93 1 KPI 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 35 3 2 2
64 94 1 KPI 1 3 3 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 25 3 2 3
65 95 1 KPI 1 4 3 2 1 4 3 2 2 1 3 3 2 1 1 1 2 31 3 1 3
66 96 1 KPI 1 4 2 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 24 2 2 2
67 97 2 KPI 1 3 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 27 2 1 2
68 98 2 KPI 1 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 37 3 3 3
69 99 2 KPI 1 3 4 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 35 4 2 2
70 100 2 KPI 1 3 3 3 3 1 4 1 3 2 2 1 3 2 1 1 1 31 3 3 3
71 101 1 KPI 1 3 3 3 1 4 3 3 3 2 1 2 4 2 2 1 2 36 3 2 3
72 102 2 KPI 1 4 3 3 2 4 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 35 3 2 3
73 103 2 KPI 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1
74 104 2 KPI 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 37 2 3 2
75 105 2 KPI 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 36 2 3 2
76 106 2 KPI 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 39 2 3 2
77 107 2 KPI 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 31 2 3 2
78 108 1 KPI 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 35 2 2 2
UJI STATISTIK DESKRIPTIF 78 RESPONDEN
No.
RespondenNo. UmurTh. MasukJurusan
Jenis
Kelamin
P.PMKN.R.1 K.KYKN.R.1 K.INFRM.R.1 K.INFRM.R.2 M.KINGIND.R.1 M.MNCPSTJU.R.1 M.MNCPSTJU.R.2 S.BRTNDK.R.2 S.BRTNDK.R.3 S.BRPKR.R.1 S.MRSA.R.1 S.MRSA.R.2 S.MRSA.R.3 S.MRSA.R.4
y4 y6 y8 y9 y10 y11 y12 y14 y15 y16 y18 y19 y20 y21
9 10 23 17 35 34 37 16 33 12 14 32 28 15 S
4 6 8 9 10 11 12 14 15 16 18 19 20 21
2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 21
3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 43
3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 40
2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 31
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 39
3 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 39
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 39
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 39
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 34
2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 3 2 32
3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 39
3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 46
3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 44
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 37
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33
2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 30
2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 33
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 34
2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 44
2 3 2 2 1 2 3 3 3 1 2 2 3 2 40
3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 46
3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 1 44
1 1 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2 1 3 28
3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 46
2 3 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 3 2 36
2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 35
3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 39
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 40
2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 33
3 2 2 1 2 1 3 1 3 1 1 1 2 1 33
3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 41
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 39
3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 45
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35
3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 39
1 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 1 2 38
1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 25
3 3 1 2 1 1 1 2 3 2 2 1 1 2 34
3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 38
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 39
3 3 2 1 3 3 3 2 4 2 3 2 3 1 43
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 47
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 37
3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 46
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 37
3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 44
3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 43
2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 35
2 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 3 3 1 38
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 38
3 2 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 1 45
3 2 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 46
3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 1 38
3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 38
2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 2 1 26
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 49
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 38
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 34
1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 25
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34
4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 45
2 3 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 33
1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 26
2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 32
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 22
3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 46
2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 39
2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 28
3 3 3 2 1 3 1 2 3 3 2 3 3 2 42
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 37
1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 44
2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 39
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 46
3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 35
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 36
UJI STATISTIK DESKRIPTIF 78 RESPONDEN
KUESIONER PROSES PEMBENTUKAN CITRA
Kuesioner
Jakarta, ……….
saudara/i yang berbahagia,
Saya mahasiswi tingkat akhir Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
Bersama ini saya memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada saudara/i untuk memperoleh data lapangan
guna menyusun tugas akhir, yaitu skripsi dengan judul:
“Efektivitas Program Tayangan Reality Show “Mewujudkan Mimpi Indonesia” dan Kedua
Tayangan Kuis dalam Pembentukan Citra WIN-HT.”
Atas waktu dan partisipasi, saudara/i, saya ucapkan terimakasih.
I. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Jurusan / Fakultas :
Angkatan :
II. Petunjuk Pengisian
a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i isi. Kemudian Saudara/i
diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenar-benarnya
b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu diminta
tidak ada jawaban yang dikosongkan
Pilihlah jawaban dengan meng klik pada salah satu jawaban yang benar-benar menggambarkan
keadaan diri Anda. Penelitian dilakukan dengan skala berikut:
STS = Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
TS = Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
S = Jika Setuju dengan pernyataan
SS = Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya menyukai olahraga renang
Jika ingin mengganti jawaban, maka berilah coretan berupa satu garis mendatar pada kolom yang
sebelumnya diberi tanda silang (X) dan berilah tanda silang (X) pada kolom lain, yang benar-benar
menggambarkan diri anda
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya menyukai olahraga renang X
BAGIAN I
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Variable Citra WIN HT yang terbentuk pada benak khalayak
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Dua kali dalam sehari, tayangan kuis kebangsaan muncul di
RCTI.
2 WIN HT sangat bijaksana dengan mengadakan tayangan
kuis Kebangsaan di RCTI dan Indonesia Cerdas di Global
TV
3 WIN HT menggunakan kedua tayangan kuis tersebut
dengan menggunakan frekuensi public lain untuk
mengkampanyekan diri mereka sebagai Capres dan
cawapres pada pilpres 2014
4 WIN HT menggunakan ke dua tayangan kuis tersebut untuk
lebih memperkaya wawasan Bangsa mengenai pengetahuan
tentang tanah airnya sendiri
5 Saya percaya bahwa WIN HT bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat melalui Kedua tayangan Kuis tersebut
6 Saya memperhatikan ketika tayangan kuis Indonesia Cerdas
muncul di Global TV
7 WIN HT menggunakan tayangan reality show Mewujudkan
Mimpi Indonesia di RCTI untuk menarik simpati publik
8 Setelah menyaksikan tayangan Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI saya mengetahui bahwa ini berkaitan
dengan rencana Pencalonan WIN HT sebagai Capres dan
Cawapres pada pilpres 2014
9 Tayangan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia
merupakan sarana untuk WIN HT demi menyejahterkan
Masyarakat tertinggal dan rakyat kecil
10 Saya yakin WIN HT bertujuan untuk memakmurkan
masyarakat seperti yang terdapat didalam tayangan reality
show Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI
11 Saya yakin apa yang dilakukan WIN HT pada tayanagan
reality show Mewujudka Mimpi Indonesia di RCTI akan
percuma untuk menaikkan elektabilitas mereka
12 Karena kepeduliannya dan dapat berbaur dengan
masyarakat bawah seperti yang terdapat dalam reality show
Mewujudulan Mimpi Indonesia, kedua sosok ini layak
didukung sebagai Capres dan Cawapres pada pilpres 2014
13 Saya yakin bahwa diluar tayangan Reality show
Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI ini, ke dua sosok
ini yaitu WIN HT tidak terlihat seperti apa yang terlihat
didalam tayangan ini
14 Saya simpati dengan apa yang dilakukan WIN HT pada
tayangan relity show Mewujudkan Mimpi Indonesia di
RCTI
15 Setelah menonton tayangan realityshow Mewujudkan
Mimpi Indonesia di RCTI ini, saya khawatir bahwa ini
hanya pencitraan semata dan merupakan settingan belaka
16 Ditengah obrolan bersama teman, saya memmbicarakan
mengenai apa yang dilakukan WIN HT sangat mulia pada
tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI
17 tayangan relity show Mewujudkan Mimpi Indonesia di
RCTI, ini hanya sebagai bentuk alat pencitraan semata WIN
HT
18 Saya mendukung WIN HT apabila pencalonan mereka
sebagai Capres dan Cawapres terwujud, karena telah
mengedukasi masyarakat melalui kedua tayangan Kuis
WIN HT tersebut
19 Kuis Indonesia Cerdas di Global TV dan Kuis Kebangsaan
di RCTI memberikan pertanyaan seputar ke Indonesiaan
kepada para peserta kuis
20 Saya yakin bahwa ke dua kuis tersebut hanya akan percuma
untuk menaikan elektabilitas mereka
21 Pengetahuan saya mengenai indonesia bertambah, setelah
menonton kedua tayangan Kuis WIN HT tersebut
22 saya mengetahui bahwa ini hanya kampanye semata WIN
HT, setelah menonton kedua tayangan Kuis WIN HT
tersebut
23 WIN HT adalah sosok yang bijaksana, menyatu dengan
rakyat dan bertujuan memakmurkan masyarakat seperti apa
yang ada didalam tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia
di RCTI
24 Setelah menonton kedua tayangan kuis tersebut, saya yakin
bahwa WIN HT bertujuan untuk mengedukasi masyarakat
Indonesia agar lebih memperkaya ilmu pengetahuannya
tentang Indonesia
25 Walaupun saya telah menonton kedua tayangan kuis
tersebut, tetapi saya masih berpikir lagi untuk mendukung
atau memilih WIN HT apabila mencalonkan diri sebagai
Capres dan Cawapres
26 WIN HT terlihat ikhlas dan sungguh sungguh untuk
membantu sesama didalam tayangan reality show
Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI
27 Jumat sore adalah waktu tayang dari tayangan Reality Show
Mewujudkaan Mimpi Indonesia di RCTI
28 Saya menyukai saat WIN HT mau di make over
penampilannya seperti rakyat kecil dengan turun kejalan
membaur dengan masyarakat kecil dan membantunya
29 WIN HT merupakan salah satu Capres Capres yang harus
saya pilih karena telah berusaha mengedukasi masyarakat
dengan mengadakan kedua tayangan kuis tersebut
30 Saya mengetahui Indonesia secara lebih luas, karena telah
terdukasi setelah menonton kedua tayangan kuis tersebut
31 Saya membicarakan reality show Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI dengan teman bicara saya
32 Saya menyukai sosok WIN HT karena mau berbaur dan
membantu sesama dan kaum kecil
33 Saya lebih tergerak untuk membantu sesama dilingkungan
sekitar karena terinspirasi oleh apa yang dilakukan WIN HT
pada tayangan realityshow Mewujudkan Mimpi Indonesia
di RCTI
34 Setelah menonton reality show Mewujudkan Mimpi
Indonesia di RCTI, hati saya tersentuh dengan apa yang
dilakukan oleh WIN HT pada tayangan tersebut
35 Setelah melihat apa yang dilakukan WIN HT dalam
tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia, saya ingin lebih
berpartisipasi dalam mendukung apabila pencalonan WIN
HT sebagai Capres dan cawapres terwujud
36 Setelah menyaksikan ke dua tayangan Kuis tersebut saya
mengetahui bahwa WIN HT adalah bakal calon Capres dan
Cawapres pada pilpres 2014
37 Apa yang dilakukan oleh WIN HT dalam Tayngan
Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI membuat saya
yakin akan kemampuannya untuk mewujudkan Mimpi
Indonesia
38 Saya kesal karena kedua kuis tersebut didalamnya
mengandung unsur2 kampanye, dan tidak semata mata
untuk mengedukasi masyarakat.
39 Kedua kuis tersebut sering menjadi bahan obrolan,
bercandaan bahkan ejekan saya ketika sedang dengan teman
teman, karena konsepnya yg mengandung unsur kampanye
dan pencitraan.