efektivitas penggunaan obat antihipertensi · pdf filelampiran 4: surat ijin penelitian dari...

93
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BAKUNG RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE AGUSTUS 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Ira Yosida NIM: 128114119 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: nguyennhu

Post on 30-Jan-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI

INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BAKUNG RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE AGUSTUS 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ira Yosida

NIM: 128114119

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

i

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI

INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BAKUNG RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE AGUSTUS 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ira Yosida

NIM: 128114119

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

iv

Halaman Persembahan

Sesungguhnya, Allah adalah penolongku;

Tuhanlah yang menopang aku.

(Mazmur 54: 4)

Kupersembahkan buat:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku

Kedua orang tua, kakak, adik, dan keluarga yang ku cintai

Axel Pebrian yang selalu memberiku semangat

Keluarga kedua ku Miracle 13 Gereja Mawar Sharon Yogyakarta

Teman-teman dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Obat Antihipertensi di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

farmasi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyusunan

skripsi ini banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sehingga penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

membimbing dan memberi arahan selama penulis menjadi mahasiswa di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

2. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang telah

memberikan izin dalam pengambilan data penelitian kepada penulis

3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt sebagai dosen pembimbing yang

telah membimbing, memberi arahan dan dukungan selama proses

penyusunan skripsi

4. Papa dan Mama yang telah membimbing, memberi arahan dan dukungan

selama proses penyusunan skripsi

5. Kakak dan adikku tersayang Daniel Evan Rudyanto, Ester Verawanty,

Arbhi Andreas yang selalu memberi semangat dan dukungan.

6. Axel Pebrian yang selalu mendampingi, memberi semangat dan dukungan

dari awal penyusunan skripsi hingga akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

viii

7. Sahabat terbaikku Tri Yulianti Ardana, Florentiana Sindoro, Arsukma

Wiranti, Desi Haryati Dewangga, Tiara Luwita Assa, Aveline Johanes, dan

Icha Sitohang yang selalu memberi semangat dan dukungan dari awal

penyususnan skripsi hingga akhir

8. Teman-Teman skripsi (Tria, Wulan, Mega) yang selalu mendukung dalam

penyusunan skripsi

9. Teman-teman Miracle 13 yang selalu mendukungku dalam doa.

Yogyakarta, 21 Juli 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

INTISARI .............................................................................................................. xv

ABSTRACT ........................................................................................................... xvi

BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.Perumusan Masalah ....................................................................................... 3

2.Keaslian Penelitian ......................................................................................... 3

3.Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

1. Tujuan Umum ............................................................................................. 5

2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 5

BAB II PENELAAH PUSTAKA ........................................................................... 6

A. Hipertensi .......................................................................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

x

1. Definisi hipertensi ....................................................................................... 6

a. Hipertensi primer .................................................................................... 6

b. Hipertensi sekunder ................................................................................ 7

2. Faktor Risiko ................................................................................................ 7

a. Genetik/ riwayat keluarga ........................................................................ 7

b. Usia .......................................................................................................... 8

c. Ras/ etnis .................................................................................................. 8

d. Jenis kelamin ............................................................................................ 8

3. Etiologi .......................................................................................................... 9

4. Patofisiologi .................................................................................................. 9

5. Manifestasi Klinik ..................................................................................... 10

6. Diagnosis ..................................................................................................... 11

7. Komplikasi .................................................................................................. 11

B. Obat Antihipertensi ......................................................................................... 12

1. Tujuan terapi ............................................................................................. 12

2. Terapi Farmakologi ................................................................................... 12

a. Angiostensin converting enzyme inhibitor ........................................... 12

b. Diuretik ................................................................................................. 13

c. Calcium chanel blocker ........................................................................ 13

d. Angiostensin II receptor blocker .......................................................... 13

e. Beta bloker ............................................................................................ 13

C. Keterangan Empiris .............................................................................. 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

xi

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................... 15

B. Variabel dan Definisi Operasional .................................................................. 16

C. Subyek Penelitian ............................................................................................ 17

D. Instrumen Penelitian........................................................................................ 18

E. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 19

F. Tata Cara Penelitian ........................................................................................ 19

1. Tahap analisis situasi .................................................................................. 19

2. Tahap pengambilan data ............................................................................. 20

3. Tahap analisis data ...................................................................................... 20

G. Tata Cara Analisis Data .................................................................................. 20

H. Keterbatasan dan kelemahan penelitian .......................................................... 21

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ................................................................. 25

1. Karakteristik pasien hipertensi ........................................................................ 25

1. Demografi pasien berdasarkan jenis kelamin ............................................. 22

2. Demografi pasien berdasarkan umur .......................................................... 24

3. Lama perawatan .......................................................................................... 25

4. Komplikasi.................................................................................................. 26

2. Profil penggunaan obat antihipertensi ............................................................. 28

a. Penggunaan obat antihipertensi tunggal ..................................................... 29

b. Penggunaan obat antihipertensi kombinasi ................................................ 30

3. Hasil evaluasi efektivitas .................................................................................. 31

a. Ketepatan pemilihan obat antihipertensi ...................................................... 31

b. Ketepatan dosis obat antihipertensi .............................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

xii

c. Proporsi penggunaan obat antihipertensi ..................................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 43

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 43

B. Saran ................................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi hipertensi .......................................................................... 6

Tabel II. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015 .................................................................................... 23

Tabel III. Distribusi Umur Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus

2015 .................................................................................................. 25

Table IV. Distribusi Lama Perawatan Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015...

........................................................................................................ 26

Tabel V. Jenis dan Persentase Komplikasi Pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul ......... 27

Tabel VI. Distribusi Golongan Obat Antihipertensi yang Diterima Oleh Pasien

di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan

Senopati Bantul Periode Agustus 2015 ............................................ 31

Tabel VII. Ketepatan Pemilihan Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap

Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Periode 2015 ................................................................. 33

Tabel VIII. Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap Bangsal

Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode

Agustus 2015 ........................................................................................ 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Instrumen Pengambilan Data Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul ............................................. 49

Lampiran 2: Data Efektivitas Obat Antihipertensi pada Pasien Bangsal Bakung

RSUD Panembahan Senopati Periode 2015 .................................... 50

Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian dari Daerah Istimewa Yogyakarta ................... 73

Lampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPEDA) Kabupaten Bantul ......................................................... 74

Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul ....... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

xv

INTISARI

Penyakit Hipertensi merupakan silent killer disease atau merupakan

penyakit tidak menular (PTM) yang memiliki angka prevalensi yang tinggi di

dunia maupun di Indonesia. Hipertensi merupakan faktor risiko dari penyakit

kardiovaskular yang dapat mengakibatkan kematian, sehingga diperlukan

evaluasi efektivitas obat dengan mengkaji ketepatan pemilihan dan dosis obat

antihipertensi untuk menentukan terapi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui profil penggunaan obat dan proporsi penggunaan obat antihipertensi

yang efektif di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif yang

bersifat prospective dengan rancangan case series. Data diambil dari rekam medis

pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul periode agustus 2015 dan dievaluasi berdasarkan literatur. Terdapat 12

data pasien yang masuk dalam kriteria inklusi. Efektivitas penggunaan obat

dilihat dari terjadinya penurunan tekanan darah pada tiap hari rawat.

Pada penelitian terdapat 12 pasien yang menggunakan obat

antihipertensi. Kasus terbanyak terdapat pada jenis kelamin perempuan (58,3%)

dan kelompok umur geriatri (75%). Penggunaan obat antihipertensi tunggal lebih

banyak dibandingkan kombinasi yaitu sebesar 83,8%. Proporsi penggunaan obat

antihipertensi yang diberikan pada seluruh pasien sudah efektif karena pasien

mencapai outcome terapi pada hari rawat akhir pasien di instalasi rawat Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Kata kunci: Hipertensi, efektivitas, obat antihipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

xvi

ABSTRACT

Hypertension is a silent killer disease or the disease is non-

communicable diseases, which has a high prevalence rate in the world and in

Indonesian. Hypertension is a risk factor of cardiovascular disease that can lead

to death, so it is necessary to evaluate the effectiveness of a drug by assessing the

accuracy of the antihypertensive drug selection and dose to determine the

appropriate therapy. This study aimed to determine the profile of drug usage and

the proportion of effective antihypertensive drug use in the Inpatient at Bakung

ward Panembahan Senopati Bantul Hospital at August 2015.

This study is prospective observasional descriptive study with case series

design. Data was taken from inpatient medical record of Bakung ward

Panembahan Senopati Hospital at August 2015 and evaluated based on the

literature. There are 12 patients who entered the data in the inclusion criteria.

Effectiveness of drug use seen from the decrease in blood pressure at each day

care.

In the study there were 12 cases of the use of antihypertensive drugs.

Most cases present in the female sex (58,3%) and the geriatric age group (75%).

The use of a monotherapy antihypertensive agents more than a combination that

is equal to 83,8%. The proportion of the use of antihypertensive drugs given to all

patients have been effective for patients achieve therapeutic outcome at last day

care of the patients in the Bakung ward Panembahan Senopati Bantul Hospital.

Keywords: Hypertension, effectiveness, antihypertensive drug

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pharmaceutical care merupakan penyediaan yang bertanggung jawab

dari terapi obat untuk mencapai hasil (outcome) yang pasti dan memiliki maksud

untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien (Mutnick, 2004). Untuk pasien

dengan hipertensi diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker untuk

mencapai pengontrolan tekanan darah yang optimal. Apoteker dapat bekerja sama

dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi,

memonitor respon pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi

obat dan non obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping,

serta mencegah atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat

(Direktorat Bina Farmasi komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Departemen, 2006).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang paling

umum terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan masalah kesehatan yang

lainnya dan merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskular (Porth, 2011).

Hipertensi untuk pria dan wanita memiliki prevalensi yang serupa. Prevalensi

meningkat dengan bertambahnya usia dan pada orang dewasa tua, prevalensi

orang dewasa tertinggi adalah pada orang dewasa hitam non-Hispanik (Nwankwo,

et al., 2013).

Menurut WHO, pada tahun 2008 40% orang dewasa usia 25 tahun keatas

didiagnosis hipertensi. Pada tahun 1980 jumlah penderita hipertensi adalah sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

2

600 juta orang, sedangkan tahun 2008 jumlah penderita hipertensi

semakin meningkat yaitu 1 miliar. Dari keseluruhan negara-negara di dunia,

penderita hipertensi pada negara-negara berpenghasilan tinggi (negara maju)

memiliki prevalensi yang lebih rendah yaitu 35%, sedangkan pada negara-negara

berkembang prevalensinya yaitu 40% (WHO, 2013).

Berdasarkan hasil Riset kesehatan dasar (Risdeskas) pada tahun 2007

menunjukan bahwa penyakit hipertensi memiliki angka prevalensi yang tinggi di

Indonesia yaitu 31,7%. Pada daerah pedesaan angka kematian pada usia 45-54

tahun akibat hipertensi adalah 9,2%, sementara itu di daerah perkotaan hipertensi

merupakan penyakit kedua penyebab kematian dengan angka kematian yaitu 8,1%

(Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Prevalensi dari hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia dan lebih

tinggi angka kejadian pada pria dibandingkan pada wanita saat usia 55 tahun,

namun sedikit lebih tinggi kejadian pada wanita pada saat pascamenopouse.

Hipertensi sangat umum terjadi pada orang tua, menurut NHANES III Study,

tingkat prevalensi pada usia > 60 tahun, diperkirakan lebih dari 60% di negara

berkembang (Babatsikou and Zavitsanou, 2010).

Penyakit hipertensi dipilih menjadi topik karena hipertensi merupakan

penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah tertinggi yang banyak di jumpai di

Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2013

menjelaskan bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit, khususnya Rumah

Sakit Panembahan Senopati sudah di dominasi oleh penyakit tidak menular. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

3

hal ini dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Bantul telah terjadi

transepidemiologi dengan semakin menonjolnya penyakit-penyakit tidak menular

seperti hipertensi (Dinas kesehatan Kabupaten Bantul, 2014).

Pemilihan Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung di Rumah Sakit

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta karena Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung merupakan salah satu Instalasi Rawat Inap untuk penyakit dalam.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Seperti apakah profil penggunaan obat antihipertensi yang diberikan pada

pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul?

b. Berapa proporsi pengobatan yang efektif pada terapi pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul?

2. Keaslian

Bedasarkan penelitian pustaka yang dilakukan, penelitian ini belum

pernah dilakukan. Akan tetapi terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan

masalah penggunaan obat pada pasien hipertensi yang telah dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya:

1. Pratama (2013) mengenai “Studi Literatur Interaksi Obat Pada Peresepan

Pasien Hipertensi di Instalasai Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta Periode Desember Tahun 2013”. Penelitian ini berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

4

dengan penelitian sebelumnya dalam hal waktu, subyek penelitian, dan

kajian yang diteliti. Dalam penelitian sebelumnya lebih ditekankan pada

interaksi obat hipertensi, sedangkan penelitian ini lebih menekankan pada

profil penggunaan obat antihipertensi.

2. Anggriani, Purwanggana, Subhan, dan Wardhani (2013) dalam Jurnal Ilmu

Kefarmasian Indonesia, September 2012, Volume 10: 2, halaman 111-118,

mengenai “Evaluasi Penggunaan dan Biaya Obat Antihipertensi pada Pasien

Hipertensi Rawat Inap di IRNA-B Rumah Sakit Umum Pusat X Periode

Juli-Desember 2010”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya

dalam hal lokasi, waktu dan metode yang digunakan. Dalam penelitian

tersebut metode yang digunakan bersifat deskriptif analitis dan dilakukan

secara retrospektif, sedangkan penelitian ini bersifat deskriptif case series

yang dilakukan secara prospektif.

3. Ikawati, Djumiani, dan Putu (2008) mengenai “Kajian Keamanan

Pemakaian Obat Anti-hipertensi di Poliklinik Usia Lanjut di Instalasi Rawat

Jalan RS Dr Sardjito”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya

dalam hal lokasi, waktu, subyek penelitian, dan kajian penelitian. Subyek

yang digunakan adalah pasien usia lanjut di Instalasi Rawat Jalan RS Dr

Sardjito, sedangkan dalam penelitian ini subyek yang digunakan adalah

pasien geriatri di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati periode

Juli 2015. Penelitian ini juga lebih menekankan pada keamanan penggunaan

obat antihipertensi, sedangkan kajian dalam penelitian ini yaitu mengenai

efektivitas penggunaan obat antihipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

5

3. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan

pharmaceutical care untuk pasien dengan tekanan darah tinggi sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Panembahan Senopati Bantul serta

hasil dari penelitian ini dapat mendukung dan meningkatkan peran farmasis

dalam memilih obat antihipertensi yang efektif untuk pasien dengan tekanan

darah tinggi.

4. Tujuan

Tujuan umum:

Untuk mengkaji efektivitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Tujuan khusus:

a. Mengidentifikasi profil penggunaan obat yang diberikan pada pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati periode

Agustus 2015.

b. Untuk mengetahui proporsi pengobatan yang efektif pada pasien di Instalasi

Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi didefinisikan sebagai nilai tekanan darah darah systole >140

mmHg dan tekanan darah diastole >90 mmHg. Tekanan darah tinggi tidak dapat

disembuhkan, tetapi dapat diatasi dengan beberapa cara seperti perubahan gaya

hidup dan apabila diperlukan dapat menggunakan obat-obatan. Hipertensi

biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering disebut dengan “silent killer”

(AHA, 2014).

Tabel I. Klasifikasi Hipertensi (AHA/ASA)

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Darah Sistolik

(mmHg)

Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 90-99

Hipertensi stage 2 ≥ 160 ≥ 100

Hipertensi krisis > 180 > 110

(American Heart Association, 2014).

Terdapat dua kategori dari hipertensi menurut penyebabnya yaitu

hipertensi primer (esensial) dan sekunder (non esensial).

1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer (esensial) merupakan hipertensi yang tidak dapat

diketahui penyebabnya secara pasti. Tetapi hipertensi ini dapat diatasi dengan cara

mengubah gaya hidup dan terapi obat untuk mencegah efek yang tidak diinginkan

dari hipertensi. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan degan hipertensi

primer yaitu tingginya tingkat lipid darah, merokok, diabetes, umur kurang lebih >

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

7

60 tahun, jenis kelamin (pada laki-laki dan perempuan pada masa

pascamenopouse), dan riwayat penyakit pada keluarga seperti penyakit

kardiovaskular (laki-laki < 55 tahun dan perempuan < 65 tahun).

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder (non esensial) merupakan hipertensi yang terjadi

setelah seseorang mengalami kondisi lainnya, seperti batu ginjal atau tumor pada

ginjal. Terapi yang dilakukan untuk hipertensi sekunder bertujuan untuk

memperbaiki kondisi atau menghilangkan penyebabnya. Apabila terapi yang

dilakukan berhasil, maka hipertensi akan hilang. Tetapi apabila terapi yang

dilakukan tidak berhasil, maka dapat digunakan obat antihipertensi yang sesuai

untuk mengontrol tekanan darah (Aschenbrenner, 2009).

2. Faktor Risiko

Penyakit hipertensi memiliki beberapa factor risiko yang dapat

meningkatkan tekanan darah sehingga nilai tekanan darah menjadi tinggi. Faktor

risiko dari hipertensi, yaitu:

a. Genetik/ Riwayat Keluarga

Faktor genetik pada keluarga yang memiliki riwayat hipertensi akan

memiliki risiko terkena hipertensi dua kali ebih besar dibandingkan dengan

keluarga yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Terjadinya hipertensi

berhubungan dengan adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium individu dengan orang tuanya

(Anggraini, Waren, Simutorang, Asputra, Siahaan, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

8

b. Usia

Faktor risiko hipertensi lebih besar di kalangan usia lanjut atau geriatri.

Prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu 40% dengan angka

kematian 50% pada usia diatas 60 tahun (Rustiana, 2014).

Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan karena

adanya zat kolagen pada lapisan otot sehingga menyebaban pembuluh darah

menyempit dan menjadi kaku. Bertambahnya usia menyebabkan perubahan

fisiologis, sehingga pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan

aktivitas simpatik (Anggraini, Waren, Simutorang, Asputra, Siahaan, 2009).

c. Ras/ etnis

Tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada orang kulit hitam dan

berkembang pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan orang berkulit

putih. Komplikasi serius yang sering terjadi pada orang kulit hitam adalah stroke,

serangan jantung, dan gagal ginjal (Mayo Clinic Staff, 2015).

d. Jenis kelamin

Prevalensi hipertensi pada pria sama dengan wanita. Tetapi pada pria

risiko terkena kardiovaskular lebih besar dibandingkan dengan wanita

premenopouse, karena pada wanita premenopouse masih memiliki hormone

esterogen yang berperan dalam meningkatkan High Density Low (HDL). Kadar

HDL yang tinggi dapat mencegah terjadinya proses aterosklerosis pada wanita.

Pada wanita setelah postmenopause, hormone esterogen tidak di produksi lagi

sehingga risiko terkena kardiovaskular menjadi lebih tinggi (Anggraini, Waren,

Simutorang, Asputra, Siahaan, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

9

3. Etiologi

Hipertensi primer (esensial) merupakan hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya yang dihasilkan dari disregulasi mekanisme control homeostatik

normal tekanan darah serta tidak terdeteksinya penyebab sekunder yang dapat

diketahui. Lebih dari 95% kasus yang terjadi adalah jenis hipertensi primer,

sedangkan hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang terjadi karena adanya

gangguan penyakit lain yang mendasarinya. Kasus hipertensi sekunder hanya

sekitar 5% dari keseluruhan kasus hipertensi yang sering terjadi (Khatib, 2005).

Ada banyak faktor risiko kebiasaan yang bisa menyebabkan peningkatan

tekanan darah, termasuk mengkonsumsi makanan yang mengandung terlalu

banyak lemak dan garam serta kurang mengkonsumsi buah dan sayur, sering

mengkonsumsi alcohol, kurangnya aktivitas fisik seperti berolahraga, dan stress.

Faktor kebiasaan ini sangat dipengaruhi oleh pekerjaan masyarakat dan kondisi

hidup (WHO, 2013).

4. Patofisiologi

Tekanan darah merupakan produk dari curah jantung dan resistensi dari

vascular sistemik. Pasien dengan hipertensi arteri kemungkinan memiliki

peningkatan curah jantung serta peningkatan resistensi pembuluh darah sistemik

atau keduanya. Hipertensi pada usia yang lebih muda terjadi peningkatan curah

jantung (Cadiac Output), sedangkan pada usia yang lebih tua terjadi peningkatan

resistensi vascular sistemik dan kekakuan pembuluh darah (Nuffield, 2004).

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah arteri sistemik

terangkat melampaui normal, sehingga jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

10

mengatasi penngkatan tekanan sistemik agar tetap bisa menyalurkan darah ke

jaringan, serta menempatkan pada jantung dan pembuluh darah. Hipertensi dalam

jangka panjang mengarah pada disfungsi kardiovaskular yang merupakan

penyebab utama dari kematian seperti gagal jantung kongestif, miokard infark,

emboli paru, serebral aneurisma, dan gagal ginjal (Dufton, 2011).

Banyak faktor patofisiologi yang terlibat dalam genesis hipertensi

esensial yaitu adanya peningkaan aktivitas system saraf simpatik yang mungkin

terjadi karena tingginya respon terhadap stress psikososial, kelebihan hormon

yang menahan natrium dan vasokonstriktor, pola makan seperti asupan natrium

yang tinggi, tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium, meningkatnya sekresi

renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan

aldosteron, defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan

peptide natriuretik, perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang

mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal, abnormalitas

tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal,

resistensi insulin, meningkatnya aktivitas vascular growth factors ƒ Perubahan

reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik

dari jantung, dan tonus vascular, berubahnya transpor ion dalam sel, kondisi atau

riwayat penyakit pasien seperti diabetes Mellitus dan obesitas (Opparl, Zaman,

and Calhoun, 2003).

5. Manifestasi klinik

Pada umumya sangat terlihat dari kesehatan pasien atau mungkin

keadaan yang berisiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular, yaitu: Umur (≥

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

11

55 tahun untuk laki-laki dan 65 tahun untuk perempuan), diabetes mellitus,

dislipidemia, mikroalbuminuria, riwayat keluarga yang terkena penyakit

kardiovaskuler terlalu dini, obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2), aktivitas fisik, dan

merokok. (Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells, Posey, 2008).

Gejala pada hipertensi pada semua pasien yaitu asimpomatik Terkadang

hipertensi menyebabkan gejala seperti sakit kepala, sesak nafas, pusing, nyeri

pada dada, jantung berdebar dan pendarahan pada hidung. Tetapi gejala-gejala

tersebut belum bisa dipastikan bahwa seseorang terkena hipertensi (WHO, 2013).

6. Diagnosis

Diagnosis hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi ringan, sedang, dan

berat tergantung pada tekanan darah rata-ratanya. Hipertensi ringan apabila

tekanan darah sistoliknya 140-160 mmHg, dan tekanan darah diastoliknya adalah

90-100 mmHg. Hipertensi sedang apabila tekanan darah sistoliknya adalah 160-

200 mmHg dan tekanan darah diastoliknya adalah 100-120 mmHg. Hipertensi

berat apabila tekanan darah sistolik > 200 mmhg dan tekanan darah diastoliknya >

120 mmHg. Identifikasi lebih lanjut mengenai hipertensi perlu dilakukan untuk

mengetahui penyebab yang mendasari hipertensi tersebut seperti dengan

melakukan uji laboratorium untuk mengetahui penyebab sekunder hipertensi

tersebut (Dufton, 2011).

7. Komplikasi

Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak

endothel arteri dan mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi

termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

12

darah besar. Faktor risiko utama dari hipertensi yaitu penyakit serebrovaskular,

penyakit arteri koroner, gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi (Direktorat Bina

Farmasi komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen, 2006).

B. Obat Antihipertensi

1. Tujuan

Tujuan utama dari terapi hipertensi menurut guideline ASH (American

Society of Hypertension) yaitu mengatasi hipertensi dan mengidentifikasi faktor

risiko lainnya yang menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti gangguan lipid,

diabetes, obesitas, dan merokok. Tujuan tekanan darah untuk hipertensi yaitu <

140/90 mmHg (Weber, et.al., 2013).

Untuk mencapai tujuan terapi diperlukan evaluasi efektivitas penggunaan

obat. Efektivitas merupakan seberapa jauh obat dapat mencapai efek yang di

inginkan dalam praktek klinis (Marley, 2000).

2. Farmakologi

The United Kingdom Guideline, mengelompokan obat untuk hipertensi

berdasarkan usia dan ras dimana direkomendasikan ACE Inhibitor sebagai lini

pertama untuk pasien < 55 tahun dan CCB serta diuretic tiazid untuk pasien

dengan usia > 55 tahun dan untuk pasien yang berkulit hitam (Dipiro, et al, 2008).

Berikut ini merupakan beberapa golongan obat antihipertensi, yaitu:

a. ACE Inhibitor

Obat ini menghalangi perubahan Angiostensin I menjadi Angiostensin II

baik secara sistemik maupun secara lokal di beberapa jaringan serta plasma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

13

Selain itu juga dapat menurunkan jumlah resistensi pembuluh darah perifer, dan

terjadinya penurunan tekanan darah tanpa reflek stimulasi denyut jantung dan

curah jantung (Arronow, Fleg, Pepine & Artinian, 2011).

b. Diuretik

Obat ini menghasilkan efek antihipertensi dengan menurunkan resistensi

pembuluh darah perifer dalam jangka panjang sementara mengurangi volume

sirkulasi darah dalam jangka pendek dengan menghambat Na reasorbsi oleh

tubulus distal (Kikuchi, et.al., 2009).

c. Ca Chanel Blockers

Menghasilkan efek antihipertensi dengan menghambat L-type-voltage-

dependent yang terlibat dalam masuknya ekstrasesluler ion Ca, sehingga terjadi

relaksasi pembuluh darah otot polos dan mengurangi resistensi pembuluh darah

perifer (Kikuchi, et.al., 2009).

d. ARB (Angiotensin Receptor Blockers)

Obat ini menghasilkan efek antihipertensi yang secara khusus mengikat

angiotensin II reseptor tipe 1 dan menghambat vasokonstriksi kuat. Pemberian

ARB menyebabkan peningkatan AII darah dan merangsang reseptor tipe 2, yang

dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular (Kikuchi, et.al., 2009).

e. Beta Blockers

Beta-blockers bekerja dengan menurunkan kerja jantung dan vasodilatasi

pembuluh darah, yang menyebabkan detak jantung menjadi lebih lambat.

Mekanisme dari Beta-blockers yaitu memblok aksi katekolamin seperti adrenalin

dan noradrenalin pada reseptor beta adrenergic. Meskipun beta-blockers memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

14

efek untuk menurunkan tekanan darah tetapi tidak memiliki banyak efek yang

positif dibandingkan dengan obat antihipertensi lainnya. Beta-blockers seperti

atenolol tidak direkomendasikan sebagai first-line therapy darai hipertensi karena

memiliki risiko yang relative merugikan seperti stroke dan diabetes mellitus tipe

2. Tetapi obat beta-blockers tidak diresepkan untuk penderita asma karena dapat

meningkatkan kejang otot di paru-paru (Dufton, 2011).

C. Keterangan Empiris

Efektivitas merupakan seberapa jauh obat dapat mencapai efek yang di

inginkan dalam praktek klinis. Penelitian mengenai Efektivitas Penggunaan Obat

Antihipertensi pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit

Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 diharapkan bisa memberikan

informasi mengenai efektivitas penggunaan obat antihipertensi meliputi pemilihan

obat dan dosis obat antihipertensi yang diberikan pada pasien Rawat Inap Bangsal

Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian diharapkan

dapat meningkatkan pharmaceutical care di Rumah Sakit Panembahan Senopati

Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

Penelitian efektivitas penggunaan obat pada pasien hipertensi di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan Senopati periode Agustus 2015 merupakan

jenis penelitian observasional deskriptif yang bersifat prospektif dengan racangan

pengambilan data case series.

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif evaluatif

karena melakukan pengambilan data dan membandingkan data yang dikumpulkan

dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini dapat

disimpulkan bahwa suatu kegiatan tertentu layak atau tidak, relevan atau tidak,

efektif dan efisien atau tidak (Dharma, 2008).

Rancangan peneltian case series merupakan studi penelitian deskriptif

yang tidak menguji hipotesis dari efikasi pengobatan. Rancangan Case series

dilakukan dengan mengikuti sekelompok pasien yang memiliki diagnosis yang

sama atau sedang menjalani prosedur yang sama selama periode waktu tertentu

(Koorista, et.al., 2009). Penelitian prospektif merupakan penelitian yang bersifat

longitudinal yang dilakukan untuk mengamati individu, kelompok, atau organisasi

yang sama selama rentang atau periode waktu tertentu (Nurdini, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

16

B. Variabel dan definisi operasional

1. Variabel penelitian

a. Penggunaan obat antihipertensi pada pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus

2015.

b. Efektivitas penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan obat

dan dosis obat antihiperteni di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

2. Definisi Operasional

a. Obat antihipertensi merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan

tekanan darah tinggi. Obat antihipertensi yang digunakan meliputi golongan

antihipertensi ACEi, ARB, dan CCB.

b. Kondisi pasien yang dimaksud adalah pemeriksaan tanda vital yang terdapat

dalam rekam medis yaitu tekanan darah.

c. Evaluasi efektivitas obat mengkaji ketepatan pemilihan obat berdasarkan

JNC 8 (2014) untuk hipertensi, AHA/ASA (2014) untuk hipertensi dengan

komplikasi stroke dan AHA/ACC/ASH (2015) untuk hipertensi dengan

komplikasi gagal jantung. Ketepatan dosis obat antihipertensi berdasarkan

yang sesuai dengan Drug Information Handbook (2011).

d. Pemilihan obat adalah ketepatan pemilihan obat yang dilakukan dengan

mempertimbangkan beberapa faktor yaitu ketepatan kelas terapi dan jenis

obat antihipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

17

e. Dosis obat adalah ketepatan jumlah dosis obat antihipertensi yang diterima

pasien selama hari rawat.

f. Proporsi penggunaan obat yang efektif adalah jumlah pasien yang

menggunakan obat antihipertensi dan mengalami penurunan tekanan darah

selama hari rawat hingga mencapai target tekanan darah pada akhir hari

rawat pasien. Target tekanan darah pasien yaitu pada umur ≤ 60 tahun

adalah <140/90 mmHg dan umur ≥ 60 tahun adalah <150/90 mmHg (JNC 8,

2014). Apabila pasien mengalami stroke maka target tekanan darah pasien

yaitu < 150/90 mmHg (AHA/ASA, 2014) dan pada pasien yang mengalami

gagal jantung target tekanan darah pasien yaitu < 140/90 mmHg.

g. Komplikasi hipertensi meliputi penyakit gagal jantung dan stroke.

h. Kasus yang dimaksud adalah hari rawat pasien. Kasus digunakan untuk

mengevaluasi profil penggunaan obat antihipertensi, ketepatan pemilihan

obat, dan ketepatan dosis obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien.

C. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015. Kriteria insklusi

subyek adalah pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul yang menerima terapi obat antihipertensi, memiliki diagnosis

hipertensi, dan yang masuk Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD

Panembahan Senopati melalui poliklinik atau IGD pada bulan Agustus 2015.

Kriteria eksklusi subyek adalah pasien dipindahkan dari Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung ke bangsal atau Rumah Sakit lain, pasien yang menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

18

obat hipoglikemia, dan pasien yang meninggal dunia saat menjalani terapi.

Sebagai subyek wawancara adalah perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama periode Agustus

2015. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk mengklarifikasi mengenai terapi

obat yang diberikan kepada pasien apabila terdapat data yang kurang jelas atau

tidak dapat terbaca.

Penelitian di Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

selama bulan Agustus 2015 terdapat 17 responden yang memiliki tekanan darah

≥ 140/90 mmHg. Pada penelitian ini terdapat 5 pasien yang di eksklusi, karena 2

pasien meninggal dunia dan 3 pasien menggunakan obat hipoglikemia. Sehingga

dari 17 pasien terdapat 12 pasien yang digunakan sebagai subyek penelitian

karena memenuhi kriteria inklusi.

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah blanko data yang terdapat

pada lampiran I. Blanko pengambilan data mencakup identitas pasien yang

meliputi nama, no. RM, jenis kelamin, dan usia. Sedangkan data pasien yang

lainnya meliputi tanggal masuk dan keluar rumah sakit, anamnese, diagnosis

penyakit, hasil pengukuran tanda vital, hasil pengukuran laboratorium, obat yang

digunakan pasien saat di bangsal, status pulang, obat yang dibawa pulang dan

catatan rekomendasi untuk pasien.

Penyusunan blanko data ini disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang dilakukan sebelum melakukan penelitian. Isi blanko pengambilan data

disesuaikan dengan data yang diperlukan untuk penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

19

E. Lokasi penelitian

Penelitian tentang evaluasi penggunaan obat antihipertensi dilakukan di

ruang rawat inap bangsal Bakung, ruang rekam mendis, dan ruang Instalasi

Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Rumah Sakit

Panembahan Senopati Bantul terletak di jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo,

Bantul, Yogyakarta.

F. Tata cara penelitian

Penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien

rawat inap di bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul meliputi

tiga tahapan dalam penelitian, yaitu analisis situasi, pengambilan data, dan analisis

data.

1. Analisis situasi

Tahap analisis situasi dimulai dengan mengidentifikasi obat

antihipertensi yang digunakan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan

Senopati Bantul. Penelitian di mulai setelah diperoleh ijin dari kantor Gubernur

DIY, Bappeda Bantul, dan Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul.

Sebelum memulai penelitian di Rumah Sakit Panembahan Senopati

Bantul, dilakukan penelusuran informasi dan pembuatan instrument penelitian.

Penelusuran informasi dilakukan dengan wawancara terhadap apoteker untuk

mengetahui formularium yang digunakan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panembahan Senopati Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

20

2. Tahap pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti perkembangan pasien

melalui rekam medis pasien. Data yang diperoleh dalam instrumen penelitian

merupakan data sekunder. Data primer diperoleh ketika melakukan konfirmasi

data sekunder kepada perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung Rumah sakit Panembahan Senopati Bantul.

3. Tahap analisis data

Tahap analisis data dilakukan dengan mengevaluasi efektivitas

penggunaan obat antihipertensi yang berada pada data pengobatan pasien. Hasil

evaluasi dari kajian tersebut disampaikan kepada Apoteker yang bertugas di

Instalasi Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan Senopati.

Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi data pasien satu-persatu

dan disajikan dalam bentuk tabel. Data tersebut di evaluasi berdasarkan standar

JNC VIII (2014), AHA/ASA (2014), dan AHA/ACC/ASH (2015) untuk melihat

ketepatan pemilihan obat dan Drug Information Handbook (2011) untuk melihat

ketepatan pemilihan dosis obat.

G. Tata Cara Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan mengelompokan data

dalam bentuk tabel berdasarkan:

1. Mengelompokan obat antihipertensi berdasarkan golongan obatnya yaitu

golongan ACEi, ARB, dan CCB.

2. Menyajikan hasil evaluasi efektivitas yang berupa ketepatan pemilihan obat

dan dosis obat yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

21

H. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

Penelitian ini hanya terbatas pada penilaian efektivitas obat sehingga

tidak dapat mewakili penilaian penggunaan obat antihipertensi secara

keseluruhan. Penelitian ini juga terbatas pada pemeriksaan tanda vital pasien yaitu

tekanan darah sehingga tidak dapat mengevaluasi pemilihan obat dan dosis obat

dari hasil pemeriksaan pasien lainnya. Hasil pemeriksaan pasien yang lainnya

yaitu berupa hasil laboratorium pasien yang meliputi fungsi organ pasien yaitu

seperti fungsi ginjal dan hati.

Dengan demikian penelitian ini tidak dapat mewakili penilaian

efektivitas penggunaan obat antihipertensi yang diterima oleh pasien. Hal ini

mempengaruhi informasi yang didapatkan tidak menyeluruh sehingga analisis

data tidak dapat diperoleh secara lengkap pada setiap kasusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Efektivitas Penggunaan Obat antihipertensi Pada

Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul Periode Agustus 2015 dilakukan dengan cara menelusuri kasus pasien

rawat inap yang menggunakan obat antihipertensi.

Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibahas menjadi tiga

bagian, yaitu karakteristik pasien hipertensi meliputi demografi pasien hipertensi.

Bagian kedua yaitu profil pennggunaan obat berdasarkan golongannya. Bagian

ketiga yaitu efektivitas penggunaan obat antihipertensi yang meliputi ketepatan

pemilihan obat dan ketepatan dosis dilihat dari waktu terjadinya perbaikan kondisi

pada pasien.

1. Karakteristik pasien hipertensi

Selama periode Agustus 2015 terdapat 12 pasien yang memiliki

diagnosis hipertensi dan menggunakan obat antihipertensi. Demografi pasien

hipertensi di lihat berdasarkan jenis kelamin dan umur.

a. Demografi pasien berdasarkan jenis kelamin

Demografi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel II.

Dari tabel II tersebut dapat dilihat terdapat 7 pasien (58,3%) perempuan dan 5

pasien (41,7%) laki-laki dengan dari 12 pasien yang menerima terapi

antihipertensi. Berdasarkan pengelompokan jenis kelamin, pasien yang paling

banyak mengalami hipertensi adalah pasien perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

23

Tabel II. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus

2015

Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%) Pasien

Laki-laki 5 41,7 H,I,J,K,L

Perempuan 7 58,3 A,B,C,D,E,F,G

Total 12 100

Adanya perbedaan jumlah pasien laki-laki dan perempuan yang

menderita hipertensi sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan di Rumah

Sakit Islam Sultan Agung Semarang yaitu prevalensi perempuan yang menderita

hipertensi lebih tinggi yaitu 58,3% dibandingkan dengan laki-laki (Novian, 2014).

Tingginya prevalensi hipertensi pada perempuan sering terjadi setelah mengalami

menopause karena berhentinya produksi endogen esterogen yang menyebabkan

tubuh tidak dapat mempertahankan vasodilatasi yang dapat mengontrol tekanan

darah (Barton and Meyer, 2009).

Hormon pada laki-laki dan perempuan memiliki efek untuk mengatur

sistem RAS (Renin-Angiotensin System) dan mempengaruhi produksi

angiotensinogen dan metabolisme natrium. Sehingga pada perempuan yang sudah

tua dan mengalami menopause tekanan darah sistolik meningkat dibandingkan

dengan laki-laki. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan perubahan hormonal

pada saat mendekati masa menopause. Penurunan rasio esterogen/androgen

mengurangi efek vasorelaksan esterogen pada dinding vessel dan meningkatkan

faktor vasokontriksi seperti endotelin. Terjadinya penurunan hormon esterogen ini

meningkatkan regulasi RAS dengan meningkatkan aktivitas plasma renin (Maas

and Franke, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

24

Faktor risiko terjadinya hipertensi pada perempuan selain disebabkan

karena usia, jenis kelamin dan genetik dapat juga disebabkan karena penggunaan

kontrasepsi pil yang mengandung hormon esterogen dan progesteron. Peningkatan

tekanan darah disebabkan terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon

presor angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System

(Pangaribuan, 2015).

Tingginya dosis esterogen pada kontrasepsi pil hormonal yang diberikan,

maka semakin besar kemungkinan esterogen akan mempengaruhi metabolism

elektrolit yang dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan ketahan perifer dan

venous return yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah

yang terjadi disebabkan adanya kemiripan sifat kimia dari hormone esterogenik

terhadap hormon andrenokortek yang terkandung di dalam pil KB. Esterogen

yang terkadung dalam kontrasepsi hormonal seperti aldosteron dan beberapa

hormon adrenokorteks lainnya dapat menyebabkan retensi natrium dan air oleh

tubulus ginjal (Nafisah, Wahjudi, dan Ramani, 2014).

b. Demografi pasien berdasarkan umur

Pengelompokan umur pasien dilakukan berdasarkan pustaka Pratama

(2011), umur pasien hipertensi dibagi menjadi tiga kelompok umur yaitu pediatri,

adult, dan geriatri. Pediatri memiliki rentang umur 0-21, adult yaitu 22-59 tahun,

dan geriatri memiliki rentang umur ≥ 60 tahun. Distribusi pasien hipertensi di

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015 berdasarkan

umur dapat dilihat pada tabel III. Dari tabel III tersebut dapat dilihat bahwa

kejadian hipertensi paling banyak terjadi pada kelompok umur geriatri yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

25

sebanyak 9 pasien (75%) dari 12 pasien. Kejadian paling banyak kedua adalah

kelompok umur adult yaitu sebanyak 3 pasien (25%) dari 12 pasien. Pada

penelitian ini tidak terdapat pasien hipertensi pada kelompok umur pediatri.

Tabel III. Distribusi Umur Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015

Kelompok Umur (tahun) Jumlah

Pasien

Persentase

(%) Pasien

Pediatri (0-21) 0 0 -

Adult (22 - 59 tahun) 3 25 F,H,L

Geriatri (≥ 60 tahun) 9 75 A,B,C,D,E,G,I

,J,K

Total 12 100

Penyakit hipertensi umumnya semakin berkembang ketika mencapai usia

paruh baya yaitu ketika berusia lebih dari 40 tahun bahkan lebih dari usia 60 tahun

ke atas. Dengan bertambahnya umur risiko terkena hipertensi jauh lebih besar

sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar

40%, dengan kematian sekitar diatas 65 tahun (Sarasati, 2011).

Menurut penelitian Putri (2012), dengan bertambahnya umur maka

tekanan darah akan semakin meningkat. Tekanan darah mulai meningkat setelah

umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot , sehingga pembuluh darah akan

berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku.

c. Lama Perawatan

Hasil penelitian berdasarkan pengelompokan durasi lama perawatan

pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung di Rumah Sakit Panembahan

Senopati Bantul periode Agustus 2015 yang menggunakan obat antihipertensi

disajikan pada Tabel IV. Lama perawatan pasien yaitu 3 hari rawat pada batas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

26

bawah dan 10 hari rawat pada batas atas dengan rata-rata lama perawatan pasien

adalah 5 hari. Tabel IV menunjukan bahwa rata-rata lama perawatan pasien

adalah 5-6 hari.

Tabel IV. Distribusi Lama Perawatan Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Lama Perawatan

(Hari) Jumlah Pasien Persentase (%) Pasien

3-4

5-6

7-8

9-10

3

6

1

2

14,7

47.1

10,3

27,9

F,G,H

A,D.E,I,K,L

B

C

Total 12 100

Pasien dengan hipertensi harus rutin dalam mengontrol tekanan darah

agar tetap sesuai dengan target tekanan darah yaitu bertujuan untuk mencegah

morbiditas dan mortalitas yang disebabkan karena kardiovaskular. Target tekanan

darah harus tercapai terutama untuk pasien dengan usia lanjut dan pada pasien

dengan hipertensi terisolasi (Dipiro, 2008).

Menurut penelitian Weber (2011) pada jurnal Hypertension, pasien

dengan tekanan darah tinggi sekitar 180/110 mmHg segera dievaluasi dan diberi

pengobatan selama satu minggu, tergantung pada situasi klinis dan komplikasinya

(Weder, 2011).

d. Komplikasi

Komplikasi meruapakan suatu kondisi seseorang yang menderita

penyakit gabungan dari dua atau lebih penyakit sebagai lanjutan dari penyakit

yang sebelumnya telah diderita.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan tingginya faktor risiko

penyakit kardiovaskular yang merupakan komplikasi dari hipertensi. Komplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

27

ini muncul karena tekanan darah yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan

tekanan darah pasien menjadi tinggi. Pada beberapa kasus pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Periode Agustus 2015 menderita hipertensi disertai dengan adanya

penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.

Komplikasi penyakit yang sering dialami oleh pasien dengan hipertensi

adalah myocardial infarction (MI), left ventricular hypertrophy, gagal jantung

(CHF), aneurisma, stroke, dan penyakit gagal ginjal kronik (nefropati hipertensi)

and retinopati hipertensi (Sawicka, et al., 2011).

Berdasarkan pengelompokan jenis dan persentase kelompok komplikasi

yang disajikan dalam tabel V, dari 12 pasien sebanyak 3 pasien (25%) yang

mengalami komplikasi gagal jantung, 3 pasien (25%) mengalami komplikasi

stroke dan 6 pasien tidak mengalami komplikasi tetapi memiliki penyakit penyerta

seperti hemiparese sinestra, ISK, GERD, vertigo, dispnea, bronkitis akut, PPOK

akut, metabolit enselopati, bronchopneumonia, hemiparesis.

Tabel V. Jenis dan Persentase Komplikasi Pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

Komplikasi Jumlah

Pasien

Persentase

(%) Pasien

Hipertensi + Gagal jantung

Hipertensi + Stroke

3

3

25

25

F,G

I,J,K

Hipertensi + Penyakit Penyerta 6 50

A,B,C,D,E,H

,L

12 100

Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung karena pada pasien

hipertensi otot jantung bekerja lebih keras sehingga menyebabkan pembesaran

otot jantung , terutama pada ventrikel kiri yang merupakan ruang pompa utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

28

pada jantung. Terjadinya pembesaran ini menyebabkan jaringan otot jantung

menjadi lemah sehingga berkembang menjadi gagal jantung.

Stroke terjadi ketika otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang

menyebabkan matinya sel-sel otak. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat

menyebabkan terjadinya stroke dengan merusak dan melemahkan pembuluh darah

otak yang menyebabkan sempitnya atau pecahnya pembuluh darah otak. Tekanan

darah yang tinggi juga dapat menyebabkan gumpalan darah terbentuk dalam arteri

yang menuju ke otak, sehingga menghalangi aliran darah dan mengakibatkan

terjadinya stroke.

2. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi

Seluruh pasien dalam penelitian di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Agustus 2015

dikelompokan berdasarkan golongan obat antihipertensi yang diterima oleh pasien

selama menjalani perawatan di Rumah Sakit. Obat antihipertensi yang diterima

pasien berupa obat antihipertensi tunggal dan kombinasi.

Golongan obat antihipertensi yang diterima oleh pasien adalah ACEi,

ARB, dan CCB. Pada Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit

Panembahan Senopati Periode Agustus 2015, golongan antihipertensi yang

banyak diterima oleh pasien adalah golongan ARB. Dari 68 kasus terdapat 57

kasus (83,8%) yang menggunakan obat antihipertensi tunggal dan 11 kasus

(16,2%) menggunakan obat antihipertensi kombinasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

29

a. Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal

Penggunaan obat antihipertensi secara tunggal diberikan secara peroral.

Tabel VI menunjukan gambaran penggunaan obat antihipertensi di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Periode Agustus 2015. Dari hasil analisis data didapatkan hasil bahwa

dari 68 kasus penggunaan obat antihipertensi terdapat 57 kasus (83,8%) yang

menggunakan obat antihipertensi sebagai monoterapi. Pada penelitian ini obat

antihipertensi yang diberikan secara tunggal adalah golongan ARB yaitu valsartan

dan candesartan serta golongan CCB yaitu amlodipine.

Antihipertensi golongan ARB memiliki keunggulan yaitu dapat

mengurangi risiko terjadinya kardiovaskular. Antihipertensi golongan ARB tidak

menurunkan tingkat sirkulasi angiotensin II. Ketika ARB memblok reseptor AT1,

pada waktu yang bersamaan ARB merangsang reseptor AT2 sehingga efek yang

ditimbulkan oleh ARB karena adanya stimulasi pada reseptor AT2

(Schmieder,2005).

Antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan dapat mengurangi

kerusakan yang disebabkan oleh remodeling jantung dengan merangsang reseptor

AT2 yang dapat menghambat penebalan arteri koroner dan fibrosis perivaskular.

Selain itu, valsartan melemahkan kerja dari MCP-1, TNF, IL-6, IL-1, serta

infiltrasi dari leukosit dan makrofag ke dalam arteri yang terluka, sehingga

menunjukkan efek penghambatan pada inflamasi vaskular (Schmieder,2005).

Antihipertensi golongan CCB dapat mencegah atau mengeblok kalsium

masuk ke dalam dinding pembuluh darah. Kalsium diperlukan otot untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

30

melakukan kontraksi, karena kalsium di hambat maka sel-sel otot polos pembuluh

darah akan mengalami relaksasi, yang akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi

dan menurunnya tekanan darah (Eliot and Ram, 2011).

b. Penggunaan Obat Antihipertensi Kombinasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 11 (16,2%) dari 68

kasus yang menggunakan kombinasi obat antihipertensi. Kombinasi yang diterima

oleh pasien yaitu 2 macam kombinasi golongan obat antihipertensi. Golongan

antihipertensi yang digunakan untuk kombinasi yaitu ACEi, ARB, dan CCB.

Dalam penelitian ini terdapat 7 kasus (10,3%) dari 68 kasus yang

mendapatkan terapi kombinasi antihipertensi golongan ARB dan CCB.

Sedangkan 4 kasus (5,9%) mendapatkan terapi kombinasi antihipertensi golongan

ACEi dan CCB. Penggunaan obat antihipertensi digambarkan pada tabel VI.

Penggunaan terapi dengan menggunakan kombinasi 2 obat antihipertensi

dianjurkan untuk pasien yang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi yaitu

nilai tekanan darah yang jauh dari target nilai tekanan darah yang seharusnya.

Kombinasi obat antihipertensi sering diperlukan untuk dapat mengontrol nilai

tekanan darah dan kebanyakan pasien memerlukan kombinasi 2 atau lebih

penggunaan obat antihipertensi (Dipiro, 2008).

Kombinasi obat antihipertensi idealnya menggunakan golongan diuretik,

yaitu golongan diuretik tiazid. Diuretik bila dikombinasikan dengan beberapa

agen antihipertensi yang lain seperti ACEi, ARB, atau β-bloker dapat

menimbulkan efek aditif dari agen antihipertensi tersebut yaitu dapat menghindari

hilangnya cairan. Menggunakan kombinasi antihipertensi dengan dosis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

31

rendah lebih efektif mengurangi timbulnya efek samping dibandingkan dengan

menggunakan monoterapi antihipertensi dengan dosis yang tinggi (Dipiro, 2008).

Kombinasi antihipertensi yang tidak dapat diberikan menurut JNC 8

yaitu kombinasi antihipertensi golongan ACEi dan golongan ARB, karena kedua

agen hipertensi ini dapat meningkatkan serum kreatinin dan dapat menghasilkan

efek metabolik seperti hiperkalemia, terutama pada pasien dengan penurunan

fungsi ginjal (James, et al, 2014). Berdasarkan penelitian tidak terdapat kasus

yang menggunakan kombinasi antihipertensi golongan ACEi dengan golongan

ARB.

Tabel VI. Distribusi Golongan Obat Antihipertensi yang Diterima Oleh

Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015

Tunggal

Golongan Jumlah

Pasien

Jumlah

Kasus

Persentase

(%)

Pasien

ARB 8 47 69,1 A,C,D,E,

G,H,I,J

CCB 2 10 14,7 K,L

Kombinasi

ARB + CCB

ACEi + CCB

1

1

7

4

10,3

5,9

B

F

Total 12 68 100

3. Hasil Evaluasi Efektivitas

a. Ketepatan Pemilihan Obat

Menurut JNC 8, obat antihipertensi yang di rekomendasikan adalah

golongan diuretik tiazid, ACEi, ARB, dan CCB. Keempat golongan obat

antihipertensi ini dipilih sebagai rekomendasi karena keempat golongan obat

antihipertensi ini memiliki efek yang sebanding pada kematian secara keseluruhan

serta outcome dari penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, dan ginjal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

32

Pada penelitian ini terdapat beberapa pasien yang memiliki komplikasi

gagal jantung dan stroke. Menurut rekomendasi AHA/ACC/ASH (2015) obat

antihipertensi yang di rekomendasikan untuk gagal jantung adalah golongan

diuretik tiazid, β-bloker (carvedilol, metoprolol succinate, bisoprolol, atau

nebivolol), ACEi, ARB, dan aldosteron agonis reseptor (class I, Level of Evidence

A). Sedangkan rekomendasi obat antihipertensi dari AHA/ASA (2014) yang

digunakan untuk hipertensi dan stroke adalah golongan diuretik thiazide yang

diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan ACEi (class I, Level of

Evidence A).

Class I menunjukan bahwa manfaat yang ditimbulkan pada saat terapi

lebih besar dibandingkan dengan risiko, sehingga prosedur/terapi sebaiknya

dilakukan. Sedangkan Level of Evidence A menunjukan bahwa rekomendasi/

prosedur terapi tergolong efektif dan hal tersebut terbukti dari beberapa uji klinis

acak data meta analisis (PERDOSSI,2011)

Pada tabel VIII disajikan ketepatan pemilihan obat berdasarkan

rekomendasi dari JNC 8 (2014), AHA/ASA (2014), dan AHA/ACC/ASH (2015).

Dari 68 kasus terdapat 49 kasus yang tepat pemilihan obat dan 19 kasus tidak

tepat pemilihan obat. Ketidaktepatan pemilihan obat, karena tidak sesuai dengan

standar terapi dari AHA/ASA (2014) yang merekomendasikan golongan

antihipertensi diuretik secara tunggal atau dikombinasikan dengan golongan ACEi

pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke.

Menurut beberapa hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal AHA/ASA

(2014) menunjukan bahwa penggunaan diuretik secara tunggal maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

33

dikombinasikan dengan ACEi secara signifikan mengurangi kejadian stroke

berulang pada pasien yang memiliki riwayat stroke. Pada penelitian ini pasien

menggunakan golongan ARB yaitu valsartan. Dalam AHA/ASA (2014) terdapat

penelitian golongan ARB yaitu eprosartan dalam menurunkan tekanan darah pada

pasien stroke, tetapi tidak menunjukan hasil yang signifikan dari eprosartan.

Tabel VII. Ketepatan Pemilihan Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat

Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Periode 2015

Keterangan Jumlah

Pasien

Jumlah

Kasus

Persentase

(%) Pasien

Tepat Pemilihan Obat

9 49 72,1

A,C,D,E,F,G,

H

Tidak Tepat Pemilihan

Obat

3 19 27,9 I,J,K

Total 12 68 100

b. Ketepatan Dosis

Ketepatan dosis merupakan kesesuaian dosis dari obat antihipertensi

yang diberikan serta frekuensi pemberian obat antihipertensi sesuai dengan

standar DIH (2011). Dari keseluruhan kasus terdapat 68 penggunaan obat

antihipertensi baik yang digunakan secara tunggal maupun kombinasi. Ketepatan

dosis antihipertensi di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit

Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 disajikan dalam tabel IX.

Dari hasil evaluasi ketepatan dosis pada tabel IX, diketahui bahwa

jumlah penggunaan obat antihipertensi secara keseluruhan adalah 68 baik

penggunaan obat secara tunggal maupun kombinasi. Dari hasil penelitian ini

diketahui bahwa dosis yang diterima oleh pasien telah sesuai dengan standar DIH

(2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

34

Tabel VIII. Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Agustus 2015

Tunggal

Golongan Obat Jenis Obat Keterangan Jumlah kasus

Penggunaan Obat

Persentase

(%)

ARB

Valsartan

Tepat Dosis

Tidak Tepat Dosis

31

0

45,6

-

Candesartan

Tepat Dosis

Tidak Tepat Dosis

16

0

23,5

-

CCB

Amlodipine

Tepat Dosis

Tidak Tepat Dosis

10

0

14,7

-

Kombinasi

ARB + CCB

Valsartan

+

Amlodipine

Tepat Dosis

Tidak Tepat Dosis

7

0

10,3

-

ACEi + CCB

Captopril

+

Amlodipine

Tepat Dosis

Tidak Tepat Dosis

4

0

5,9

0

Total 68 100

c. Proporsi Penggunaan Obat Antihipertensi

Evaluasi proporsi penggunaan obat antihipertensi dilakukan untuk

mengetahui jumlah obat antihipertensi yang efektif dalam menurunkan tekanan

darah. Penggunaan obat antihipertensi dikatakan efektif apabila pasien mengalami

penurunan tekanan darah hingga mencapai target tekanan darah yang diharapkan

pada akhir hari rawat pasien atau dapat dikatakan pasien mencapai outcome terapi

pada saat pasien keluar dari rumah sakit. Outcome terapi yang dimaksud adalah

keberhasilan pengobatan pada pasien yang terdiagnosis hipertensi di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Indikator keberhasilan suatu pengobatan di rumah sakit salah satunya

dapat dilihat dari keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit tersebut. Outcome/

luaran pengobatan juga dapat dilihat dari perkembangan tanda-tanda fisik pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

35

dan lama rawat pasien di rumah sakit (Tyashapsari dan Zulkarnain, 2012). Pada

penelitian ini yang menjadi parameter keberhasilan terapi adalah penurunan

tekanan darah pasien ke nilai target.

Berikut ini merupakan proporsi penggunaan obat antihipertensi yang

efektif pada pasien di instalasi rawat inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul periode Agustus 2015 :

a. Pasien A berusia 66 tahun memiliki diagnosis hipertensi urgensi, GERD, dan

hemiparesis. Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah 220/110

mmHg dan pasien di rawat selama 5 hari. Selama perawatan pasien menerima

terapi antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan 160 mg dengan dosis 1x1.

Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu

pemilihan obat golongan ARB sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan

dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di

rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien adalah <

150/90 mmHg dan pasien A mencapai target tekanan darah pada akhir hari

rawat yaitu 140/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima

oleh pasien A sudah efektif karena pasien mencapai outcome terapi.

b. Pasien B berusia 70 tahun memiliki diagnosis hipertensi urgensi, metabolit

enselopati, bronchopneumonia, dan epilepsi. Tekanan darah pasien pada awal

perawatan adalah 220/120 mmHg dan pasien di rawat selama 7 hari. Selama

perawatan pasien menerima terapi antihipertensi kombinasi golongan ARB

yaitu valsartan 80 mg dengan dosis 1x1 dan golongan CCB yaitu amlodipine 5

mg dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

36

digunakan, yaitu pemilihan obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan

dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di

rekomendasikan oleh DIH (2011). Menurut alogaritma JNC 8 (2014) terapi

dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lain yang

di rekomendasikan oleh JNC 8 (2014). Target tekanan darah pasien adalah <

150/90 mmHg dan pasien B mencapai target tekanan darah pada akhir hari

rawat yaitu 140/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima

oleh pasien B sudah efektif karena pasien mencapai outcome terapi.

c. Pasien C berusia 79 tahun memiliki diagnosis hipertensi dan PPOK akut.

Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah 160/90 mmHg dan pasien di

rawat selama 10 hari. Selama perawatan pasien menerima terapi antihipertensi

golongan ARB yaitu candesartan 8 mg dengan dosis 1x1. Terapi yang

diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu pemilihan obat

sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang diberikan sudah

sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH (2011). Target

tekanan darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien C mencapai target

tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 140/90 mmHg. Maka dapat

disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien C sudah efektif karena

pasien mencapai outcome terapi.

d. Pasien D berusia 78 tahun memiliki diagnosis hipertensi, CHF (congestive

heart failure), bronkitis akut. Tekanan darah pasien pada awal perawatan

adalah 160/110 mmHg dan pasien di rawat selama 6 hari. Selama perawatan

pasien menerima terapi antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan 80 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

37

dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang

digunakan, yaitu pemilihan obat sudah sesuai dengan standar ASA/ACC/ASH

(2015) dan dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di

rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien adalah <

140/90 mmHg dan pasien D mencapai target tekanan darah pada akhir hari

rawat yaitu 110/80 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima

oleh pasien D sudah efektif karena mencapai outcome terapi.

e. Pasien E berusia 75 tahun memiliki diagnosis hipertensi, CHF (congestive

heart failure), dispnea. Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah

150/90 mmHg dan pasien di rawat selama 6 hari. Selama perawatan pasien

menerima terapi antihipertensi golongan ARB yaitu candesartan 8 mg dengan

dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan,

yaitu pemilihan obat sudah sesuai dengan standar ASA/ACC/ASH (2015) dan

dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di

rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien adalah <

140/90 mmHg dan pasien E mencapai target tekanan darah pada akhir hari

rawat yaitu 120/80 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima

oleh pasien sudah efektif karena mencapai outcome terapi.

f. Pasien F berusia 55 tahun memiliki diagnosis hipertensi stage II, GERD

(gastroesophangeal reflux disease), dan ISK (Infeksi Saluran Kemih). Tekanan

darah pasien pada awal perawatan adalah 160/90 mmHg dan pasien di rawat

selama 4 hari. Selama perawatan pasien menerima terapi antihipertensi

kombinasi golongan ACEi yaitu captopril 25 mg dengan dosis 3x1 dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

38

golongan CCB yaitu amlodipine 10 mg dengan dosis pemberian 1x1 . Terapi

yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu pemilihan

obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang diberikan sudah

sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH (2011). Target

tekanan darah pasien adalah < 140/90 mmHg dan pasien F mencapai target

tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 130/90 mmHg. Maka dapat

disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien sudah efektif karena pasien

mencapai outcome terapi.

g. Pasien G berusia 39 tahun memiliki diagnosis hipertensi stage I, CHF

(congestive heart failure), dan vertigo. Tekanan darah pasien pada awal

perawatan adalah 150/100 mmHg dan pasien di rawat selama 3 hari. Selama

perawatan pasien menerima terapi antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan

80 mg dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar

yang digunakan, yaitu pemilihan obat sudah sesuai dengan standar

ASA/ACC/ASH (2015) dan dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang

dosis yang di rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien

adalah < 140/90 mmHg dan pasien G mencapai target tekanan darah pada akhir

hari rawat yaitu 100/70 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang

diterima oleh pasien sudah efektif karena pasien mencapai outcome terapi.

h. Pasien H berusia 57 tahun memiliki diagnosis hipertensi stage II dan

hemiparese sinistra. Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah

160/100 dan pasien di rawat selama 3 hari. Selama perawatan pasien menerima

terapi antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan 80 mg dengan dosis 1x1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

39

Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu

pemilihan obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang

diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH

(2011). Target tekanan darah pasien adalah 140/90 mmHg dan pasien H

mencapai target tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 110/90 mmHg.

Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien sudah efektif

karena pasien mencapai outcome terapi.

i. Pasien I berusia 64 tahun memiliki diagnosis stroke ICH (intracerebral

hemmorage), hemiparese, dan ISK (infeksi saluran kemih). Tekanan darah

pasien pada awal perawatan adalah 160/110 mmHg dan pasien di rawat selama

5 hari. Selama perawatan pasien menerima terapi antihipertensi golongan ARB

yaitu valsartan 80 mg dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan kepada pasien I

tidak sesuai dengan standar yang digunakan yaitu AHA/ASA (2014) untuk

pemilihan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke.

Sehingga pemilihan obat antihipertensi pada pasien I tidak tepat karena tidak

sesuai dengan standar yang digunakan. Terapi yang sesuai dengan standar

AHA/ASA adalah diuretik tiazid yaitu indapamide dengan dosis 1x1 (1,25 mg-

5 mg) atau di kombinasikan dengan ACEi (perindopril) dengan dosis 2x1 (4

mg-16 mg). Target tekanan darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien I

mencapai target tekanan darah yaitu 110/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan

bahwa obat yang diterima pasien sudah efektif meskipun obat yang digunakan

tidak tepat, karena pasien mencapai outcome terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

40

j. Pasien J berusia 86 tahun memiliki diagnosis stroke iskemik akut, hipertensi,

dan OA (osteoarthritis). Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah

150/90 mmHg dan pasien di rawat selama 9 hari. Selama perawatan pasien

menerima terapi antihipertensi golongan CCB yaitu valsartan 80 mg dengan

dosis 1x1. Terapi yang diberikan kepada pasien J tidak sesuai dengan standar

yang digunakan yaitu AHA/ASA (2014) untuk pemilihan obat antihipertensi

pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke. Sehingga pemilihan obat

antihipertensi pada pasien J tidak tepat karena tidak sesuai dengan standar yang

digunakan. Terapi yang sesuai dengan standar AHA/ASA adalah diuretik tiazid

yaitu indapamide dengan dosis 1x1 (1,25 mg-5 mg) atau di kombinasikan

dengan ACEi (perindopril) dengan dosis 2x1 (4 mg-16 mg). Target tekanan

darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien J mencapai target tekanan

darah yaitu 110/70 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima

pasien sudah efektif meskipun obat yang digunakan tidak tepat, karena pasien

mencapai outcome terapi.

k. Pasien K berusia 78 tahun memiliki diagnosis stroke non hemorage, hipertensi,

dan ISK (infeksi saluran kemih). Tekanan darah pasien pada awal perawatan

adalah 170/100 mmHg dan pasien di rawat selama 5 hari. Selama perawatan

pasien menerima terapi antihipertensi golongan CCB yaitu amlodipine 10 mg

dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan kepada pasien K tidak sesuai dengan

standar yang digunakan yaitu AHA/ASA (2014) untuk pemilihan obat

antihipertensi pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke. Sehingga

pemilihan obat antihipertensi pada pasien K tidak tepat karena tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

41

dengan standar yang digunakan. Terapi yang sesuai dengan standar AHA/ASA

adalah diuretik tiazid yaitu indapamide dengan dosis 1x1 (1,25 mg-5 mg) atau

di kombinasikan dengan ACEi (perindopril) dengan dosis 2x1 (4 mg-16 mg).

Target tekanan darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien K mencapai

target tekanan darah yaitu 120/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat

yang diterima pasien sudah efektif meskipun obat yang digunakan tidak tepat,

karena pasien mencapai outcome terapi.

l. Pasien L berusia 64 tahun memiliki diagnosis ischalgia sinistra, hipertensi, dan

HNP (hernia nucleus polposus). Tekanan darah pasien pada awal perawatan

adalah 140/90 mmHg dan pasien di rawat selama 5 hari. Selama perawatan

pasien menerima terapi antihipertensi golongan CCB yaitu amlodipine 5 mg

dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar, yaitu

pemilihan obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang

diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH

(2011). Target tekanan darah pasien adalah < 140/90 mmHg dan pasien L

mencapai target tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 130/80 mmHg.

Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien C sudah efektif

karena pasien mencapai outcome terapi.

Dari data pasien diatas terdapat penggunaan obat yang tidak tepat yaitu

pada pasien I, J, dan K, tetapi ketiga pasien ini mencapai target tekanan darah

pada akhir hari rawat. Maka dapat disimpulkan bahwa proporsi pengobatan

antihipertensi yang diberikan kepada pasien sudah efektif, karena seluruh pasien

yang menerima pengobatan antihipertensi di instalasi rawat inap Bangsal Bakung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

42

periode Agustus 2015 mencapai outcome terapi pada akhir hari rawat atau pada

saat pasien keluar dari rumah sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Obat antihipertensi yang diterima oleh pasien berupa obat antihipertensi

tunggal yaitu sebayak 57 kasus dan kombinasi sebanyak 11 kasus dari 68

kasus. Penggunaan obat antihipertensi yang digunakan di Rumah Sakit

Panembahan Senopati periode Agustus 2015 adalah golongan ARB, ACEi, dan

CCB.

2. Proporsi penggunaan obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien sudah

efektif yaitu seluruh pasien mencapai outcome terapi. Outcome terapi tercapai

apabila pasien mencapai target tekanan darah pada akhir hari rawat atau saat

pasien keluar dari rumah sakit.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

saran kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan evaluasi efektivitas obat

antihipertensi tidak hanya dari pemeriksaan tekanan darah tetapi juga dari

pemeriksaan kondisi pasien yang lainnya yang berupa hasil pemeriksaan

laboratorium yang meliputi fungsi organ seperti fungsi hati dan ginjal. Karena

pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal dan hati diperlukan

penyesuaian dosis (adjustment dose).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

44

Daftar Pustaka

American Heart Association (AHA), 2014, Understanding and Managing High

Blood Pressure, Abror Pharmaceutical LLC, USA, p. 3-4.

Anggraini, A.D., Waren, A., Simutorang, E., Asputra, H., Siahaan, S.S., 2009,

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien

yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari

sampai Juni 2008, Faculty of Medicine,University of Riau Pekan Baru,

Riau.

Aronow, W.S., Fleg, J.L., Pepine, C.J., Artinian, N.T., 2011, ACCF/AHA 2011

Expert Consensus Document on Hypertension in Elderly: A Report of

American College of Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert

Consensus Document, JACC, Vol. 57 (20), 2474-2475.

Babatsikou, F., and Zavitsanou, A., 2010, Epidemiology of Hypertension in

Elderly, HSJ, 4 (1), 25-26.

Barton, M., Meyer, M.R., 2009, Postmenopousal Hypertension Mechanism and

Therapy, Hypertension, 54, 1.

Danim, S., 2002, Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 52.

Direktorat Bina Farmasi komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Departemen, 2006, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit

hipertensi, Bakti Husada, Jakarta, hal. 1-7.

Dharma, S., 2008, Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan,

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Sosial, Jakarta,

hal. 14.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., et al., 2005,

Pharmacotherapy: A Phatophysiologic Approach, Sixth Edition, MC Graw-

Hill, USA, pp. 197-198.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., et al., 2008,

Pharmacotherapy: A Phatophysiologic Approach, Seventh Edition, MC

Graw-Hill, USA, pp. 140-144, 166.

Dufton, J., 2011, The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of

Hypertension, Faculty and Accreditor Disclosure Statements, USA, p. 1-3.

Eliot, W.J., Ram, C.V.S., 2011, Calcium Chanel Blocker, The Journal of Clinical

Hypertension, Vol. 13 (9), 687.

Gumus, A., Kayhan, S., Cinarka, H., Sahin, U., 2013, The Effect of Cigarette

Smoking on Blood Pressure and Hypertension, ABCmed, 1: 7-9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

45

James, P.A, Oparil, S., Carter, B.L., et al., 2014, Evidence-Based Guideline for

The Management of High Blood Pressure in Adults: Report from The Panel

Members Appointed to The Eighth Joint National Commite (JNC 8), JAMA

331 (5), 7-10.

Kernan, W.N., Ovbiagele, B., Chair, V., Black, H.R., Bravata, D.M., Chimowitz,

M.I., et.al., 2014, Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients with

Stroke and Transient Ischemic Attack: A Guideline for Healthcare

Professionals from the American Heart Association/ American Stroke

Association, AHA Journal, 45, 2169-2170.

Kikuchi, O.T., Fujita, M.H., Horiuchi, H.J., Imaizumi, I.Y., Iwao, I.S., Kwano,

K.K., et.al., 2009, Treatment with Hypertension Drug, Hypetension

Research, 32, 34-36.

Kementrian kesehatan RI, 2012, Buletin dan Jendela Data dan Informasi Kesehatan:

Penyakit Tidak Menular, Bakti Husada, hal. 29.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2010, Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015, Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Khatib, O.M.N., 2005, Clinical Guidelines for the Management of Hypertension,

Eastern Mediterania, EMRO Technical Publication, p. 16.

Koorista, B., Dijkman, B., Einhorn, T.A., and Bhandari, M., 2009, How to Design

a Good Case Series, J Bone Joint Surg Am., Vol: 91 (3), 21.

Maas, A.H.E.M., Franke, H.R., 2009, Women’s Health in Menopause with a

Focus on Hypertension, Netherland Heart Journal, Vol. 17 (2), p. 69.

Marley, J., 2000, Efficacy, effectiveness, efficiency, Australian Prescriber, Vol.

23 (6): 1.

Misbach, J., Lamsudin, R., Allah, A., Alfa, Y.A., Harris, S., Nurimaba, N., et.al.,

2011, Guideline Stroke Tahun 2011, PERDOSSI, Jakarta, hal. 7.

Mutnick, A.H., 2004, Hypertension Management for the Primary Care Clinican,

American Society of Health-System Pharmacist (ASHP), Wisconsin

Avenue, p. 130.

Nafisah, D., Wahjudi, P., Ramani, A., 2014, Faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Hipertensi pada Akseptor Pil KB di Kelurahan Sumbersari

Kabupaten Jember Tahun 2014, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 2 (3),

457.

Novian, A., 2014, Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Diit Pasien

Hipertensi (Studi pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang Tahun 2013), UJPH, 3 (3), 5.

Nuffield, E., 2004, Hypertension: Pathophysiology and Treatment, Continuing

Education in Anesthesia Critical Care & Pain, 4 (3), 72.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

46

Nurdini, A., 2006, Cross-Sectional vs Longitudinal: Pilihan Rancangan Waktu

Dalam Penelitian Perumahan Pemukiman, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol.

34 (1), 53.

Nwankwo, T., Yoon, S.S., Burt, V., Gu., Qiuping., 2013, Hypertention Among

Adults in the United States: Health and Nutrition Examination Survey,2011-

2012, NCHS, 133: 1.

Oparll, S., Zaman, M.A., Calhoun, D.A., 2003, Pathogenesis of Hypertension,

ACP, 139 (9), 761.

Pangaribuan L., Lolong, D.B., 2015, Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49 Tahun di Indonesia

Tahun 2013 (Analisis Data Riskedas 2013), Media Litbangkes, Vol. 25 (2),

5.

Peric, I.D., Jelacovic, B., Lombard, J.H., Kunert, M.P., Kibel, A., Gros, M., 2011,

High-Salt Diet and Hypertension: Focus On the Rennin-Angiotensin

System, Kidney Blood Press Res, 34: 1-2.

Porth, C., 2011, Essentials of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States,

3rd

edition Lippincott Williams & Wilkins, China, p. 427.

Rustiana, 2014., Gambaran Faktor Resiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2014, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Re, R.N., Obesity-Related Hypertension, The Ochsner Journal, 9(3), 133.

Rosendorff, C., Lackland, D.T., Arronow, W.S., Blumenthal, R.S., Lemos, J.A.,

Findeiss, A., et.al., 2015, Treatment Hypertension in Patient with Coronary

Artery Disease: A Scientific Statement from the American Heart

Association, American College of Cardiology, and American Society of

Hypertension, HypertensionI, 16, 25.

Sarasaty, R.F., 2011, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada

Kelompok Lanjut Usia di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2011, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Sawicka, K., Szczyrek, M., Jastrzebska, I., Prasal, M., Zwolak, A., Daniluk, J.,

2011, Hypertension-The Silent Killer, Journal of Pre-Clinical and Clinical

Research, Vol. 5(2), p. 43.

Schmieder, R.E., 2005, Mechanism for the Clinical Benefits of Angiotensin II

Receptor Blockers, AJH, Vol. 18(5), p.722.

Troidl, H., Spitzer, W.O., McPeek, B., Mulder, D., Bach, M.F., 2012, Principles

and Practice of Reseach: Strategies for Surgical Investigators, Springer

Science & Business Media, New York, p. 213.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

47

Tyashapsari, W.E., Zulkarnain, A.K., 2012, Penggunaan Obat pada Pasien

Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi

Semarang, Majalah Farmasetik, Vol. 8 (2), 150.

Weber, M.A., Schiffrin, E.L., White, W.B., Mann, S., Lindholm, L.H., Kenerson,

J.G., et.al., 2013, Clinical Practice Guidelines for the Management of

Hypertension in the Community: A Statement by the American Society and

the International Society of Hypertension, The Journal of Clinican

Hipertension, Vol. 16 (1), 5.

Weder, A.B., 2011, Treating Acute Hypertension in the Hospital A Lacuna in the

Guidelines, J. Hypertension, 57: 20.

Weir, M.R., 2005, Hypertension, ACP Press, USA, pp. 222-223.

World Health Organization, 2013, A Global Brief On Hypertension: Sillent Killer,

Global Public Health Crisis, WHO Press, Switzerland, pp. 10-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

48

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

49

Lampiran 1. Instrumen Pengambilan Data Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

50

Lampiran 2. Data Efektivitas Obat Antihipertensi pada Pasien Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Periode 2015

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

A

(TUK)

561XXX

66

Hipertensi

urgensi,

GERD,

Hemiparesis

1 1 Valsartan

(ARB) 160 mg 1x1

220/110

180/110

150/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

1 2 2 Valsartan

(ARB) 160 mg 1x1

160/90

150/100

150/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

3 3 Valsartan

(ARB) 160 mg 1x1

150/90

160/90

150/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

51

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

4 4 Valsartan

(ARB) 160 mg 1x1

160/80

160/90

140/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

5 5 Valsartan

(ARB) 160 mg 1x1 140/90 < 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

B

(SUR) 301XXX 70

Hipertensi

urgensi,

metabolit

enselopati,

bronchopne

umonia,

epilepsi

6 1

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

220/120

180/110

170/100

< 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

52

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

7 2

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

170/90

170/90

140/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1

8 3

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

140/90

150/100

140/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1

9 4

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

140/100

180/100

160/100

190/100

< 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

53

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

10 5

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

160/100

140/100

140/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1

11 6

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

140/90

160/90

140/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1

12 7

Valsartan

(ARB)

Amlodipine

(CCB)

80 mg 1x1

5 mg 1x1

150/80

140/90 < 150/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari

2,5 mg-10 mg 1

kali sehari

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

54

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

C

(NGA)

550XXX

79

Hipertensi,

PPOK Akut

13 1 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1 160/90 < 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

1 14 2 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

140/90

130/80

140/90

150/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

15 3 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

160/100

140/80

130/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

55

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

16 4 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

130/80

130/90

130/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

17 5

Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

130/90

140/100

140/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

18 6 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

160/100

140/80

140/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

56

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

19 7 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

130/80

150/90

140/100

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

20 8

Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

160/100

140/90

130/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

21 9 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

140/90

120/70

130/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

57

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

22 10 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1 140/90 < 150/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

D

(SAJ)

563XXX

78

Hipertensi,

CHF,

Bronkitis

akut

23 1 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

160/110

150/100

140/90

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

1

24 2 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

150/100

140/100

140/90

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

58

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

25 3 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

130/90

120/80

130/80

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

26 4

Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

130/70

120/80

110/70

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

27 5 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

140/90

120/70

130/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

59

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

28 6 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1 110/80 < 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

E

(SAG)

559XXX

75

Hipertensi,

CHF,

dispnea

29 1 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

150/90

140/90

130/70

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

1

30 2 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

140/80

130/80

120/70

110/70

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

60

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

31 3 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

130/100

120/80

110/70

120/70

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

32 4

Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

110/70

110/80

120/80

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

33 5 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

120/90

120/90

120/90

130/80

< 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

61

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

34 6 Candesartan

(ARB) 8 mg 1x1

130/80

120/80 < 140/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

8-32 mg 1-2

kali sehari 1

F

(WAR)

561XXX

55

Hipertensi

stage II,

GERD, ISK

35 1

Captopril

(ACEi)

Amlodipine

(CCB)

25 mg 3x1

10 mg 1x1 160/90 < 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

25-150 mg 2-3

kali sehari

2.5-10 mg 1 kali

sehari

1

1

36 2

Captopril

(ACEi)

Amlodipine

(CCB)

25 mg 3x1

10 mg 1x1

150/100

140/90

140/90

< 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

25-150 mg 2-3

kali sehari

2.5-10 mg 1 kali

sehari

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

62

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

37 3

Captopril

(ACEi)

Amlodipine

(CCB)

25 mg 3x1

10 mg 1x1

130/90

130/90

120/90

< 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

25-150 mg 2-3

kali sehari

2.5-10 mg 1 kali

sehari

1

38 4

Captopril

(ACEi)

Amlodipine

(CCB)

25 mg 3x1

10 mg 1x1 130/90 < 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

25-150 mg 2-3

kali sehari

2.5-10 mg 1 kali

sehari

1

G

(NGA) 984XXX 68

Hipertensi

stage I,

CHF,

vertigo

39 1 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

150/100

150/90

130/70

< 150/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

63

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

40 2 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

130/70

110/80

110/90

< 150/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

41 3 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1 100/70 < 150/90 1

Pemberian terapi

dengan

antihipertensi

golongan diuretic

thiazide, β-bloker,

ACEi, ARB (class

I, Level of

Evidence A)

(ASA/ACC/ASH,

2015)

80-320 mg 1

kali sehari 1

H(TRI) 563XXX 57

Hipertensi

stage II,

hemiparese

sinestra

42 1 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

160/100

120/80

110/80

< 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

64

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

43 2 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

140/100

140/80

140/100

< 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

44 3 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

110/70

120/80

110/90

< 140/90 1

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

I (YAT) 985XXX 64

Stroke

(ICH), HT,

Hemiparese,

ISK

45 1 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1 160/110 < 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

65

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

46 2 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

160/100

120/80

130/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

47 3

Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

120/90

140/100

150/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

48 4 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

160/120

130/70

120/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

66

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

49 5

Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1 110/90 < 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

J

(DAR) 562XXX 86

Stroke

iskemik

akut,

Hipertensi,

OA

50 1 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1 150/90 < 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

1

51 2 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

150/90

120/80

130/70

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

67

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

52 3 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

110/60

110/80

110/60

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

53 4

Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

100/60

110/60

130/80

110/60

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

54 5 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

130/90

120/80

110/70

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

68

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

55 6 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

120/80

140/80

120/70

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

56 7

Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

120/70

120/80

120/70

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

57 8 Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

120/70

110/80

110/70

130/80

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

69

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

58 9

Valsartan

(ARB) 80 mg 1x1

130/80

110/70 < 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

80-320 mg 1

kali sehari 1

K

(MAR) 562XXX 78

Stroke non

hemorage,

Hipertensi,

ISK

59 1 Amlodipine

(CCB) 10 mg 1x1

170/100

170/90

160/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

1

60 2 Amlodipine

(CCB) 10 mg 1x1

130/80

140/90

130/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

70

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

61 3 Amlodipine

(CCB) 10 mg 1x1

130/70

130/70

140/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

62 4

Amlodipine

(CCB) 10 mg 1x1

140/80

120/90

130/90

< 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

63 5 Amlodipine

(CCB) 10 mg 1x1

120/90

120/90 < 150/90 0

Pemberian terapi

antihipertensi

golongan diuretik

secara tunggal

atau

dikombinasikan

dengan ACEi

(Class 1, Level of

evidence A)

(AHA/ASA,2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

71

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

L

(SUH)

492XXX 54 Ischalgia

sinistra,

Hipertensi,

HNP

(Hernia

Nukleus

Polposus)

64 1 Amlodipine

(CCB) 5 mg 1x1

140/90

140/90 < 140/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

1 65 2

Amlodipine

(CCB) 5 mg 1x1

120/80

120/80

120/90

< 140/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

66 3 Amlodipine

(CCB) 5 mg 1x1

120/90

140/80

140/90

< 140/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

72

Pasien

No.

Rekam

Medis

Umur

(Tahun) Indikasi

No.

Kasus

Hari

Rawat

ke-

Jenis Obat Dosis

Pemberian

Tekanan

Darah

(mmHg)

Target

Tekanan

Darah

(mmHg)

Ketepatan Pemilihan Ketepatan Dosis Efektif

Ya=1

Tidak=0 Tepat=1,

Tidak=0 Terapi Standar

Dosis Standar

(DIH, 2011)

Sesuai=1,

Tidak=0

67 4 Amlodipine

(CCB) 5 mg 1x1

150/100

140/80

140/90

< 140/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

68 5 Amlodipine

(CCB) 5 mg 1x1

140/80

130/80 < 140/90 0

Pemberian terapi

secara tunggal

atau kombinasi

(golongan yang di

rekomendasikan:

diuretik tiazid,

ACEi, ARB,

CCB) (JNC 8,

2014)

2.5-10 mg 1 kali

sehari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

73

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Daerah Istimewa Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

74

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPEDA) Kabupaten Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

75

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI · PDF fileLampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah

76

BIOGRAFI PENULIS

Ira Yosida lahir di Banjarnegara, 29 September

1994 merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari

pasangan Edhy Hoko Irianto dan Liharwati. Penulis

telah menempuh pendidikan dari SD Negeri 1

Krandegan Banjarnegara pada tahun 2000 – 2006, SMP

Negeri 1 Banjarnegara pada tahun 2006 – 2009, SMA

Negeri 1 Banjarnegara pada tahun 2009 – 2012,

kemudian pada tahun 2012 melanjutkan ke perguruan tinggi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain

Kampanye Informasi Obat (KIO) pada tahun 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI