efektivitas penerimaan pajak mineral bukan logam dan batuan di kabupaten bantul (nina yulianasari)...

Upload: dinda-oktaviani

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    1/19

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    2/19

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    3/19

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    4/19

     

    1

    EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN

    BATUAN DI KABUPATEN BANTUL

    (Studi Kasus pada DPPKAD Kabupaten Bantul YOGYAKARTA)

    Penulis:

    Nina Yulianasari, SE.M.Sc

    Abstract

    According Bantul Regency Regulation No. 08 Year 2010, Regional Tax is

    mandatory contribution to the region that are owed by the individual or entity that is

    enforceable under the law, by not getting rewarded directly and used for regional

     purposes for the greatest welfare of the people. This research is descriptive

    quantitative. The research object in Bantul.

    Effectiveness of Non Metallic Minerals Tax and rocks in Bantul can be

    considered to be very effective. It can be seen from the achievement of the targets set

    each year with an average effectiveness of 184.68% per year. Tax contributions

    nonmetallic minerals and rocks to the total tax revenue in Bantul area in 2008 to 2011

    was an average of 2.76% per year. While the contribution of tax non-metallic

    minerals and rocks to the total revenue is the average of 0.52% per year.

    Keywords: Local Taxes, tax effectiveness.

    A.  Latar Belakang

    Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi pemerintah

    yang didapat dari iuran wajib rakyat kepada negara. Menurut Undang-Undang

     Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah

    diberikan kewenangan seluas luasnya untuk mengelola asset daerahnya dalam

    merinci dan memungut pendapatan bagi daerahnya sendiri. Agar suatu daerah

     propinsi atau kabupaten dapat memberikan hasil atau pendapatan dapat dilakukan

    melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diambil atau dipungut dari pajak

    dan retribusi.

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    5/19

     

    2

    Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 08 Tahun 2010,

    Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang

     pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

    tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

    Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

    Kabupaten Bantul memiliki luas wilayah 508,85 km2 dengan topografi

    sebagai dataran rendah dan lebih dari separonya adalah daerah perbukitan di

     bagian barat dan pada bagian selatan adalah daerah dengan keadaan alamnya yang

     berpasir dan sedikit berlagun. Selain itu Kabupaten Bantul juga mempunyai

    keunggulan di sektor pertanian dan sumber daya alamnya. Bahan tambang yang

    ada meliputi pasir/kerikil, tanah liat, batu putih/batu gamping, kalsit, breksi, batu

    apung, mangaan, andesit, tras, bentonit, dan pasir besi.

    Melihat melimpahnya potensi pertambangan bahan galian mineral bukan

    logam dan batuan di Kabupaten Bantul maka sebenarnya dari sektor ini

    diharapkan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) lebih besar dari

    yang selama ini dicapai. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran

    masyarakat dalam membayar pajak. Kebanyakan dari mereka hanya melakukan

     penambangan tanpa melaksanakan kewajiban perpajakan. Potensi  –  potensi yang

    ada di Kabupaten Bantul seharusnya dapat dimaksimalkan lagi untuk menambah

    sumber penerimaan yang diterima oleh daerah.

    Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

     judul yaitu: ”EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN

    LOGAM DAN BATUAN DI KABUPATEN BANTUL”. 

    B. 

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

    mengenai:

    1.  Bagaimana efektifitas penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan

    Batuan di Kabupaten Bantul selama 4 (empat) tahun terakhir?

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    6/19

     

    3

    2.  Berapa besar kontribusi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

    Bantul?

    3.  Apa saja kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak dalam pelaksanaan

     pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan?

    C.  Landasan Teori

    1.  Definisi pajak

    Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr Rochmat Soemitro, SH. Pajak

    adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

    dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang

    langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

    umum. (Mardiasmo, 2006).

    2.  Pajak Daerah

    Adapun jenis-jenis Pajak Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

    Bantul No.08 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Pasal 2, jenis pajak daerah

    terdiri atas: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak

    Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak

    Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet.

    3.  Dasar Hukum Pajak Daerah

    1.  UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    2.  UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

    Pusat dan Pemerintah Daerah

    3. 

    UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

    4.  PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

    5.  PP No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    7/19

     

    4

    4.  Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    1.  Pengertian Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    Berdasarkan Peraturan Bupati Bantul No. 52 Tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, pengertian Pajak

    Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak yang dikenakan atas

    kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber

    alam di dalam atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

    2.  Subjek dan Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    Berdasarkan Peraturan Bupati Bantul No. 52 Tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pasal 4, yang dimaksud

    sebagai Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi

    atau Badan yang dapat mengambil mineral bukan logam dan batuan di

    wilayah Kabupaten Bantul.

    Sedangkan Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah

    kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang meliputi: batu

    kapur, batu apung, batu hitam, batu putih, batu pecah, pasir dan batu, bentonit,

    granit, kalsit, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, tanah urug, tanah serap ( fullers

    earth), tanah liat dan tras. Serta kegiatan pengolahan mineral bukan logam

    dan batuan yang belum dipungut pajak mineral bukan logam dan batuan yang

    dibuktikan dengan menunjukkan bukti pembayaran pajak pada saat

     pengambilan.

    Dalam Peraturan Bupati Bantul No.52 Tahun 2010 pada pasal 3 ayat 3

    menyebutkan, dikecualikan dari Objek Pajak Mineral Bukan Logam danBatuan adalah:

    a.  Kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang nyata-

    nyata tidak dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    8/19

     

    5

     pengambilan tanah untuk keperluan rumah tangga, pemancangan tiang

    listrik atau telepon, penanaman kabel listrik atau telepon dan penanaman

     pipa air atau gas.

     b.  Kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang

    merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak

    dimanfaatkan secara komersial.

    3.  Dasar Pengenaan, Tarif dan Tata Cara Perhitungan Pajak

    a.  Dasar Pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

    Dasar pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    adalah Nilai Jual Hasil pengambilan mineral bukan logam dan batuan.

     Nilai jual dihitung dengan cara mengalikan volume atau tonase hasil

     pengambilan dengan nilai pasar atau harga standar masing-masing jenis

    mineral bukan logam dan batuan. Berikut ini adalah tabel harga standar

    untuk setiap objek pajak mineral bukan logam dan batuan.

    Harga Standar Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    No Objek Pajak Harga/  

    1 Batu kapur Rp 8.000.00

    2 Batu apung Rp15.000.00

    3 Batu hitam Rp 6.000.00

    4 Batu putih Rp 6.000.00

    5 Batu pecah Rp 6.000.00

    6 Pasir dan batu Rp 6.000.00

    7 Bentonit Rp15.000.00

    8 Granit Rp12.000.00

    9 Kalsit Rp12.000.00

    10 Pasir dan kerikil Rp 6.000.00

    11 Tanah urug Rp 5.000.00

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    9/19

     

    6

     b.  Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang ditetapkan

    oleh pemerintah Kabupaten Bantul sesuai dengan Peraturan Daerah

    Kabupaten Bantul No.08 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah adalah

    sebesar 25 % (dua puluh lima persen).

    c.  Cara Perhitungan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    Besaran pokok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang

    terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff pajak dengan dasar

     pengenaan pajak, dengan rumus sebagai sebagai berikut :

    Pajak terutang = Volume x Harga Standar x 25 %

    4.  Wilayah Pemungutan

    Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dipungut di

    wilayah Daerah tempat pengambilan atau pengolahan bahan galian bukan

    logam dan batuan.

    5.  Masa Pajak dan Saat Terutangnya Pajak

    Berdasarkan PERBUP Nomor 52 Tahun 2010 tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pasal 9

    menyebutkan bahwa masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu

     bulan takwim. Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat

    kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan.

    6.  Tata Cara Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    12 Pasir kuarsa Rp 6.000.00

    13 Tanah serap Rp 6.000.00

    14 Tanah liat Rp13.000.00

    15 Tras Rp 5.000.00

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    10/19

     

    7

    Mengenai tata cara pemungutan pajak mineral bukan logam dan

     batuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul

    sesuai dengan Peraturan Bupati No.52 Tahun 2010 adalah pemungutan

     pajak tidak boleh diborongkan. Setiap Wajib Pajak wajib membayar

    sendiri pajak yang terutang atau berdasarkan surat ketetapan pajak. Untuk

    wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan

    Kepala Dinas dibayar menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah

    (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan yaitu berupa karcis atau

    nota perhitungan. Sedangkan untuk Wajib Pajak yang memenuhi

    kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan Surat

    Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah

    Kurang Bayar (SKPDKB) atau dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah

    Kurang Bayar Tambahan (SKPDBT).

    7.  Efektifitas dan Kontribusi

    Efektifitas yaitu hubungan antara output   dan tujuan atau dapat juga

    dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output  tertentu, kebijakan

    dan prosedur dari organisasi.

    Efektifitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan

    suatu pajak dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan

    (Mardiasmo,2006). Rumus pengukuran efektifitas untuk pemungutan pajak

    adalah sebagai berikut: 

    Efektifitas =   

        x 100%

    Dari pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa

    efektifitas bertujuan untuk mengukur rasio keberhasilan. Semakin besarrasio maka semakin efektif.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

     Nomor 690.900.327 Tahun 1996, penentuan tingkat efektivitas

    digolongkan ke dalam kategori sebagai berikut (Yuni Mariana, 2005):

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    11/19

     

    8

    a.  Hasil perbandingan >100% : Sangat Efektif.

     b.  Hasil perbandingan >80%-100% : Efektif.

    c.  Hasil perbandingan

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    12/19

     

    9

    dan melaksanakan pembangunan daerah secara mandiri. Salah satu sumber

    keuangan di Kabupaten Bantul adalah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Berikut ini adalah tabel yang menyajikan PAD Kabupaten Bantul selama 4

    (empat) tahun terakhir. 

    2.  Pajak Daerah Kabupaten Bantul

    Pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Bantul diantaranya

    adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak

     penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air

    tanah, pajak sarang burung wallet dan pajak BPHTB. Kontribusi masing-masing

     pajak daerah dapat dilihat pada tabel berikut: 

    Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul

    Tahun 2010-2013

    Pendapatan

    Asli Daerah

    2010 2011 2012 2013

    (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

    Pajak Daerah 12.070.898.864 17,15 14.108.451.479 15,91 16.541.249.955 20,26 35.068.591.777 27,21

    Retribusi

    Daerah 37.169.638.611 52,81 58.205.951.445 65,63 15.978.422.097 19,57 17.798.603.458 13,81

    Hasil

    Pengelolaan

    Kekayaan

    Daerah yang

    Dipisahkan

    3.449.914.968 4,90 7.512.838.195 8,47 7.424.932.058 9,09 7.290.930.554 5,66

    Lain-lain PADyang Sah 17.697.075.383 25,14 8.864.121.572 9,99 41.702.235.183 51,08 68.741.960.385 53,33

    Total PAD 70.387.527.826 100 88.691.362.691 100 81.646.839.293 100 128.900.086.174 100

    Sumber: DPPKAD Kabupaten Bantul

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    13/19

     

    10

    Dari tabel di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan setiap tahunnya

    masing-masing penerimaan pendapatan pajak mengalami kenaikkan, kecuali pada

     pajak mineral bukan logam dan batuan yang setiap tahunnya tidak selalu naik. Pada

    tahun 2013 masuk 3 (tiga) pungutan pajak baru yaitu pajak air tanah, pajak sarang

     burung wallet dan BPHTB yang berpengaruh besar terhadap penerimaan pendapatan

     pajak daerah. Realisasi penerimaan pajak daerah tahun 2013 meningkat dua kali lipat

    dari tahun sebelumnya.

    Data Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Bantul

    Tahun 2010 sampai dengan 2013

    Pajak

    Daerah

    2010 2011 2012 2013

    (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

    P. Hotel 37.455.000 0,31 48.340.000 0,34 91.689.000 0,55 131.241.900 0,37

    P. Restoran 149.261.025 1,24 188.874.430 1,34 393.816.400 2,38 1.522.413.345 4,34

    P. Hiburan 77.380.700 0,64 91.851.050 0,65 149.914.202 0,91 222.246.988 0,63

    P. Reklame 415.753.000 3,44 1.244.917.012 8,82 1.928.535.601 11,66 2.078.745.604 5,93

    P. Penerangan

    Jalan 10.834.709.060 89,76 12.138.890.000 86,04 13.523.963.363 81,76 14.830.420.831 42,29

    P. MBLB 543.959.061 4,51 378.934.486 2,69 428.649.389 2,59 445.485.716 1,27

    P. Parkir 12.381.000 0,10 16.644.500 0,12 24.682.000 0,15 30.675.000 0,09

    P. Air Tanah - - - - - - 128.349.465 0,37

    P. Sarang

    Burung

    Wallet - - - - - -

    2.050.000 0,01

    BPHTB - - - - - - 15.676.962.927 44,70

    Total Pajak

    Daerah 12.070.898.846 100 14.108.451.478 100 16.541.249.955 100 35.068.591.776 100

    Sumber: DPPKAD Kabupaten Bantul

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    14/19

     

    11

    3.  Kontribusi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pajak Daerah

    dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak mineral bukan logam dan

     batuan terhadap pajak daerah maupun pendapatan asli daerah yaitu dengan

    menggunakan analisis rasio. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan besarnya

    kontribusi pajak mineral bukan logam dan batuan terhadap pajak daerah dan

     pendapatan asli daerah: 

    Data Realisasi Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan

    Batuan terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah

    Kabupaten Bantul Tahun 2010-2013

    Tahun

    Pajak MBLB Pajak Daerah PADKontribusi Pajak

    MBLB

    (Rp) (Rp) (Rp)Pajak

    Daerah (%)

    PAD

    (%)

    2010 543.959.061 12.070.898.864 70.387.527.826 4,51 0,77

    2011 378.934.486 14.108.451.479 88.691.362.690 2,69 0,43

    2012 428.649.389 16.541.249.955 81.646.839.293 2,59 0,53

    2013 445.485.716 35.068.591.777 128.900.086.173 1,27 0,35

    Rata-rata Kontribusi Pajak MBLB 2,76 0,52

    Sumber: DPPKAD Kabupaten Bantul

    4.  Analisis Efektivitas Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    a.  Target Pajak

    Cara menentukan target pajak di Kabupaten Bantul yaitu berdasarkan pada prediksi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang

    terjadi di masa mendatang yang memiliki dampak langsung terhadap

     pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah serta melihat dari rata-rata

     penerimaan pajak daerah pada periode sebelumnya.

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    15/19

     

    12

    Prediksi tersebut juga melihat dari Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah (APBD) yang merujuk pada kegiatan pembangunan fisik

    infrastruktur daerah Kabupaten Bantul. Target dapat ditetapkan naik dari

    tahun sebelumnya atau minimal sama dengan tahun sebelumnya

    tergantung dari prediksi yang telah dilakukan. Berikut ini disajikan tabel

    data target pajak mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Bantul

    selama 4 (empat) ahun terakhir:

     b. Efektivitas Pajak

    Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target

    yang telah ditetapkan. Efektivitas dalam pemungutan pajak mineral bukan

    logam dan batuan merupakan perbandingan antara hasil pungutan pajak

    terhadap target. Yang dimaksud dengan hasil pungutan adalah realisasi

    dari penerimaan pajak mineral bukan logam dan batuan. Semakin besar

    realisasi penerimaan pajak yang didapat dari target yang telah ditetapkan

    Target Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kabupaten

    Bantul

    Tahun 2010-2013

    Tahun Target (Rp)

    2010 150,000,000

    2011 300,000,000

    2012 350,000,000

    2013 350,000,000

    Sumber: DPPKAD Kabupaten Bantul

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    16/19

     

    13

     berarti pungutan pajak tersebut adalah sangat efektif. Efektivitas pajak

    mineral bukan logam dan batuan dapat dilihat pada tabel berikut:

    Efektifitas Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    Kabupaten Bantul

    Tahun 2010-2013

    Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Efektifitas (%) Keterangan

    2010 150.000.000 543.959.061 362,64 Sangat Efektif

    2011 300.000.000 378.934.486 126,31 Sangat Efektif

    2012 350.000.000 428.649.389 122,47 Sangat Efektif

    2013 350.000.000 445.485.716 127,28 Sangat Efektif

    Rata-rata 184,68 Sangat Efektif

    Sumber: DPPKAD Kabupaten Bantul

    5.  Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Mineral

    Bukan Logam dan Batuan

    Dalam pelaksanaan pemungutan pajak mineral bukan logam dan batuan yang

    dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantul, dengan adanya tiga system

    tersebut dinilai sudah cukup baik. Namun tetap saja masih banyak kendala-kendala

    yang ditemukan pada praktek di lapangan. Kendala tersebut merupakan faktor

     penghambat bagi peningkatan realisasi penerimaan pajak mineral bukan logam

    dan batuan. Hambatan-hambatan yang sering dihadapi oleh aparatur pajak antara

    lain: 

    1) 

    Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam hal membayar pajak. Bagi

    sebagian besar wajib pajak, membayar pajak adalah suatu beban.

    Padahal dengan membayar pajak kita juga dapat menikmati hasil

     pembangunan untuk kepentingan umum walaupun dampak yang kita

    rasakan tidak secara langsung.

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    17/19

     

    14

    2)  Banyaknya para penambang liar atau penambang yang tidak berijin.

    Sebagian besar penambang liar ini adalah masyarakat sekitar yang

     bermukim di sekitar area pertambangan dan tidak ada tindakan yang

    tegas dari pemerintah daerah untuk menertibkan para penambang liar

    tersebut.

    F. Kesimpulan dan Saran 

    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penulis dapat mengambil

     beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    1.  Efektifitas Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Bantul dapat

    dinilai sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian dari target yang telah

    ditetapkan setiap tahun dengan efektifitas rata-rata sebesar 184,68% per tahun.

    2.  Kontribusi pajak mineral bukan logam dan batuan terhadap total penerimaan

     pajak daerah di Kabupaten Bantul pada tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah

    rata-rata sebesar 2,76% per tahun. Sedangkan kontribusi pajak mineral bukan

    logam dan batuan terhadap total Pendapatan Asli Daerah adalah rata-rata

    sebesar 0,52% per tahun.

    3.  Dalam pelaksanaan pemungutan pajak mineral bukan logam dan batuan, masih

    terdapat beberapa kendala yang menyebabkan kurang optimalnya pendapatan

     pajak tersebut. Kendala tersebut antara lain banyaknya para penambang liar

    yang tidak berijin dan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dinilai

    masih rendah.

    Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat mengemukakan beberapa

    saran yang diharapkan mampu untuk dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerinta Kabupaten Bantul dalam mengambil kebijakan maupun untuk

    meningkatkan kinerja pelaksanaan pemungutan pajak mineral bukan logam dan

     batuan, yaitu sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    18/19

     

    15

    1.  Untuk dapat menimbulkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak,

    hendaknya DPPKAD melakukan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat

    serta selalu memberikan informasi terbaru mengenai peraturan-peraturan

    tentang pemugutan pajak mineral bukan logam dan batuan.

    2.  Harus lebih meningkatkan kinerja agar penerimaan pendapatan pajak mineral

     bukan logam dan batuan naik sehingga kontribusinya terhadap pajak daerah

    maupun pendapatan asli daerah menjadi lebih besar dari tahun-tahun

    sebelumnya.

    3.  Disamping upaya meningkatkan pendapatan pajak mineral bukan logam dan

     batuan, pemerintah daerah juga harus melakukan upaya untuk memperbaharui

    lokasi yang rusak akibat dari kegiatan penambangan mineral bukan logam dan

     batuan tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Devas, Nick.al., 1989,  Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta:

    Universitas Indonesia.

    Mahmudi, 2007, Manajemen Kinerja Sektor Publik , Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

    Mardiasmo, 2006, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi.

    Munawir, H.S., 1997, Perpajakan, Yogyakarta: Liberty.

    Peraturan Bupati Bantul Nomor 52 Tahun 2010, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pajak

    Mineral Bukan Logam dan Batuan.

    Peraturan Bupati Bantul Nomor 80 Tahun 2011, Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan

    Tata Kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 08 Tahun 2010, Tentang Pajak Daerah.

    Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2011, Tentang Perubahan

    Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007

  • 8/17/2019 Efektivitas Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Di Kabupaten Bantul (Nina Yulianasari) Jurnal Ilmia…

    19/19

     

    16

    Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Di Lingkungan Pemerintah

    Kabupaten Bantul.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah

    dan Retribusi Daerah.

    Waluyo, 2006, Perpajakan, Edisi Satu, Jakarta: Salemba Empat.

    Yuni Mariana, 2005,  Analisis Kontribusi Pajak Parkir Pada Dispenda Terhadap

     Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung , Skripsi