efektivitas penerapan sistem dan prosedur …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. ASTRA
INTERNASIONAL DAIHATSU CABANG BONE
SKRIPSI PENELITIAN
Oleh
MUH. ZULKIFLI NUR
NIM 105730527415
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. ASTRA
INTERNASIONAL DAIHATSU CABANG BONE
SKRIPSI
Oleh
MUH. ZULKIFLI NUR
NIM 105730527415
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan atau suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d :11).
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (An Najm :39).
“Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukkan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga
nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu)”.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadaNyalah
kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepadanya:
1. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motovasi dalam hidupku
2. Kakak-kakakku yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku
3. Keluarga besarku terima kasih atas semuanya.
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Penerapan Sistem
dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap Pada PT. Astra Internasional Daihatsu
Cabang Bone”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Nurdin Dg. Liong dan ibu Syamsiah Dg.
Kebo yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan
doa tulus tanpa pamrih. Serta saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang
telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, S.E.,M.Si. Ak.CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE., MM selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP selaku pembimbing II
yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga
ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis
selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motovasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sanyat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 2020
Muh. Zulkifli Nur
x
ABSTRAK
Muh. Zulkifli Nur, Tahun 2020. Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur
Akuntansi Aset Tetap Pada PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone,
Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Edi Jusriadi dan
pembimbing II Ismail Badollahi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan sistem dan
prosedur akuntansi aset tetap pada PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang
Bone. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pengambilan informasi
menggunakan metode wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem dan
prosedur aset tetap pada PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone masih
belum efektif. Hal ini terbukti masih adanya kelemahan-kelemahan yang terdapat
pada sistem dan prosedur yang di terapkan. Terkhusus pada bagian
penggunaan, pemanfaatan dan pemeliharaan aset tetap masih kurang efektif,
dimana sistem dan prosedur yang di terapkan masih jauh dari kata baik sehingga
dapat berdampak negatif atau merugikan PT. Astra Internasional Daihatsu
Cabang Bone.
Kata Kunci: Sistem dan Prosedur, Akuntansi Aset Tetap.
xi
ABSTRACT
Muh. Zulkifli Nur, 2020. Effectiveness of the Application of Fixed Asset
Accounting Systems and Procedures at PT. Astra International Daihatsu Bone
Branch, Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business,
University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by supervisor I Edi Jusriadi
and supervisor II Ismail Badollahi.
This study aims to determine the Effectiveness of the Implementation of Systems
and Accounting Procedures for Fixed Assets at PT. Astra International Daihatsu
Bone Branch. The research design used is qualitative. Retrieval of information
using the interview method.
Based on the results of the study showed that the application of fixed assets
systems and procedures at PT. Astra International Daihatsu Bone Branch is still
not effective. It is proven that there are still weaknesses in the system and
procedure applied. Especially on the part of the use, utilization and maintenance
of fixed assets are still less effective, where the systems and procedures that are
implemented are still far from good words so that it can have a negative or
detrimental impact on PT. Astra International Daihatsu Bone Branch.
Keywords: Systems and Procedures, Accounting for Fixed Assets.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang ........................................ 6
B. Sistem dan Prosedur Aset Tetap .................................................. 7
C. Aset Tetap ..................................................................................... 8
xiii
D. PSAK NO. 16 Tentang Aset Tetap ............................................... 15
E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 17
F. Kerangka Pikir ............................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 35
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 35
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 35
C. Pemilihan Lokasi ........................................................................... 35
D. Definisi Operasional ...................................................................... 36
E. Sumber Data ................................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 36
G. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 37
H. Teknik Analisis Data...................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 40
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 48
C. Pembahasan ................................................................................. 55
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 60
A. Kesimpulan .................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 61
Daftar Lampiran
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 44
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang semakin cepat dan intensitas persaingan
bisnis yang semakin kompotitif menuntut manajemen perusahaan untuk
melakukan penerapan sistem dan prosedur aset tetap seluruh kegiatan
perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pastinya setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya.
Ada perusahaan pada keuntungan maksimal dan ada yang tidak, misalnya
dalam bentuk sosial. Tujuan perusahaan berbeda-beda , namun salah satu
tujuan yang selalu ada pada perusahaan adalah profitabilitas. Dalam hal
profitabilitas menjadi tujuan akhir yang berguna bagi perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Diperlukan ukuran-ukuran penerapan sistem dan prosedur akuntansi
untuk mengetahui keberhasilan perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya
yaitu untuk menghasilkan keuntungan, apakah hasil tersebut sudah dapat
dikatakan maksimal atau belum biasanya diukur dengan menggunakan
angka-angka tertentu. Indikator-indikator itulah yang dapat diperoleh dari
laporan keuangan yang disusun secara periodik, yang secara umum berupa
laporan neraca serta laba rugi.
Perkembangan suatu perusahaan diperlukan suatu persediaan salah
satunya adalah aset tetap. Pastinya setiap perusahaan memiliki aset tetap,
karena peran aset tetap ini sangat besar di dalam sebuah perusahaan.Aset
dapat di golongkan menjadi aset berwujud dan aset tak berwujud.
2
Aktiva atau sering disebut sebagai aset adalah seluruh kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan tertentu, dan kekayaan itulah yang nantinya akan
digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi bisnisnya.
Aset sangat berkaitannya dengan kewajiban dan ekuitas, selain karena
bagian dari elemen neraca, juga karena pemerolehannya yang tidak bisa
dipisahkan (Putra. 2013).
Effendi (2015) mengatakan bahwa aset tetap adalah suatu sarana
penunjang untuk terlaksananya operasional perusahaan dalam menghasilkan
laba atau keuntungan yang akan diraih. Tanpa aset tetap dalam sebuah
perusahaan, bukan tidak mungkin semua rencana serta pelaksanaan
operasional sebuah perusahaan tidak akan terlaksana. Dengan demikian,
wajib sebuah perusahaan menyajikan aset tetap sebagai komponen yang
sangat penting untuk dilaporkan dalam suatu laporan keuangan sebagai
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya
memerlukan penanganan yang sebaik-baiknya.
Mengingat pentingnya peranan aset tetap dan besarnya dana yang
dibutuhkan untuk memperoleh aset tetap tersebut, maka dibutuhkan suatu
perlakuan penerapan system dan prosedur akuntansi yang baik dan benar
terhadap aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, yang mencakup penentuan
dan pencatatan harga perolehan, penyusutan aset tetap, pengeluaran selama
aset tetap digunakan dan penyajian aset dalam laporan keuangan.
Aset tetap adalah aset yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau
badan usaha. Pengadaan aset tetap harus benar-benar sesuai dengan
kebutuhan sehingga investasi yang dilakukan terhadap aset tetap menjadi
3
efektif. Aset yang dimiliki perusahaan bisa berupa tanah, bangunan, pabrik,
mesin, kendaraan, peralatan kantor, dan lainnya.
Suatu aset dapat digolongkan serta dicatat sebagai aset tetap sebuah
perusahaan apabila aset tersebut memenuhi kriteria yaitu aset dimiliki oleh
perusahaan, memiliki wujud yang nyata, dimaksudkan untuk digunakan dalam
kegiatan operasi perusahaan dan bukan untuk diperjual belikan dan memiliki
masa manfaat lebih dari satu periode.
Aset tetap pada dasarnya memiliki nilai yang besar sehingga dapat
mempengaruhi posisi kekayaan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu
penyajiannya memerlukan perlakuan khusus dan perhitungan yang teliti.
Pengakuan akuntansi yang berkiatan dengan aset tetap meliputi penetapan
harga perolehan atau nilai perolehan aset tetap, penyusutan aset tetap,
pengeluran setelah masa perolehan aset tetap, penghapusan aset tetap, dan
penyajian aset tetap di laporan keuangan.
Aset tetap yang disajikan secara tidak wajar akan menimbulkan pengaruh
kepada pekiraan-perkiraan terutama aset tetap, contohnya penyusutan.
Karena kesalahan atas perlakuan instansi dalam menetapkan harga
perolehan dan pengeluran-pengeluaran setelah masa perolehan aset tetap
tersebut akan dapat mempengaruhi biaya penyusutan dan pada akhirnya
akan mempengaruhi terhadap laba dan kewajaran atas penyajian dalam
laporan keuangan (Putra. 2013).
Mengukur hubungan antara pos-pos dalam penerapan sistem dan
prosedur akuntansi aset tetap sehingga dapat mengetahui perkembangandan
perubahan masing-masing pos ini bila di bandingkan dengan hasil
perbandingan tersebut sehingga kita dapat mengetahui secara keseluruhan
4
terkait dengan tingkat rasio profitabilitas dan rasio likuiditas sehingga dapat
menggambarkan kondisi aset tetap dan kondisi dalam perusahaan sehingga
dapat menstabilkan keadaan aset tetap pada perusahaan Astra Internasional
Tbk. Daihatsu Cabang Bone. Peneliti juga dapat mengetahui tingkat
penerapan sistem yang efektif dalam menjalankan harapan dan tujuan
perusahaan, dengan ini peneliti bisa membuat pertimbangan dan acuan
dalam memperoleh informasi untuk mengetahui kondisi aset tetap
perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka tugas akhir ini akan mengambil judul
”Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap Pada PT.
Astra Internasional Tbk. Daihatsu Cabang Bone ”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Efektivitas
Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap di perusahaan Astra
Internasional Tbk. Daihatsu Cabang Bone?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Sistem dan
Prosedur AkuntansiAset Tetap pada perusahaan Astra Internasional Tbk.
Daihatsu Cabang Bone.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan tentang Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur
5
Akuntansi Aset Tetap terlebih dalam mengetahui tata kelola pada Astra
Internasional Tbk. Daihatsu Cabang Bone.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan
Memperoleh informasi terkait dengan Efektivitas Penerapan
Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap dalam perusahaan Astra
Internasional Tbk. Daihatsu Cabang Bone.
b. Bagi unismuh Makassar
Memberikan informasi yang lebih bermanfaat terkait dengan
Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap
serta dapat memberikan dampak positif khususnya pada jurusan
akuntansi.
c. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan
Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Aset Tetap pada
perusahaan serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa, lebih
kepada penulis itu sendiri dalam menjalankan penerapan sistem dan
prosedur akuntansi aset tetap.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang
Iswara (2015) mengatakan bahwa perusahaan dagang merupakan
perusahaan yang membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali.
Barang tersebut dapat berupa barang konsumsi maupun barang produksi
dan bahan baku untuk produksi. Jadi kegiatan utama dari perusahaan
dagang adalah pembelian dan penjualan.
Ada beberapa karakteristik perusahaan dagang, yaitu :
1. Memperoleh laba dengan jalan menjual barang dagang yang melebihi
harga pokok penjualan dan biaya penjualan, jadi sumber pendapatan
utama perusahaan dagang ialah pendapatan penjualan.
2. Membeli barang untuk menjualnya kembali dengan mendasarkan
keuntungan.
3. Perusahaan utama perusahaan dagang adalah pembelian dan penjualan
barang.
Iswara (2015) juga mengemukakan rekening-rekening dalam perusahaan
dagang, yaitu :
1. Pembelian
2. Retur pembelian
3. Potongan pembelian
4. Beban angkut pembelian
5. Penjualan
6. Retur penjualan
6
7
7. Potongan penjualan beban angkut penjualan
8. Utang dagang
9. Piutang dagang
B. Sistem dan Prosedur Aset Tetap
Krismiaji (2010) secara umum, sistem adalah serangkaian komponen
yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan. Menurut Mulyadi
(2016) sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan,
menurut Susanto (2013) sistem adalah kumpulan atau komponen apapun
baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertetu. Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu
serangkaian unsur maupun pola yang berhubungan satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Diana dan Setiawati (2011) pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut “suatu
sistem merupakan serangkaian bagian yang saling bergantung dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan prosedur didefinisikan
sebagai berikut “suatu uraian kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa
orang dalam satu departeman atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara
berulang-ulang.
8
C. Aset Tetap
Menurut Rudianto (2009) aset tetap ialah barang berwujud milik
perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.
Jusup (2012) aset tetap merupakan sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang dan menjadi
sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional.
Sedangkan, menurut Rudianto (2012) aset tetap ialah barang berwujud
yang dimiliki perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan
dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.
Dari beberapa kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa aset tetap
adalah aset yang berwujud yang digunakan didalam perusahaan yang
mempunyai masa manfaat maupun masa kegunaan lebih dari satu tahun.
Aset tetap adalah salah satu bagian utama dari kekayaan perusahaan
yang berjumlah besar dan mengalami penyusutan dalam satu periode
akuntansi (accounting period). Aset tetap dapat diperoleh dengan beberapa
cara seperti membeli secara tunai, membeli secara kredit atau angsuran,
pertukaran, penerbitan surat berharga, dibangun sendiri, sewa guna usaha
atau leasing dan donasi. Cara perolehan aset tetap yang digunakan di dalam
perusahaan, baik yang masih baru dipakai maupun yang lama memerlukan
biaya perawatan dan pemeliharaan agar manfaat aset tetap tersebut sesuai
dengan perencanaan. Oleh sebab itu harus diadakan penyusutan aset tetap
sesuai dengan umur dan masa manfaatnya. (Suhayati,2009), mengatakan
aset tetap adalah aktiva yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam
9
menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relative tetap atau jangka waktu
perputarannya lebih dari satu tahun.
Aset tetap yang dimiliki perusahaan pada saat akan habis nilai
ekonomisnya dan tidak dapat dipergunakan lagi, maka harus dihapuskan dari
daftar aktifa tetap. Aktiva tetap yang masa manfaatnya berakhir, maka
pencatatan yang dilakukan adalah mendebet perkiraan akumulasi
penyusutan dan mengkredit nilai perolehan aktiva tetap yang
dihapus.Perusahaan masih mencatat aktiva tetap yang umur manfaatnya
belum habis, tetapi tidak mempunyai nilai ekonomis dikarenakan rusak dan
tidak dipergunakan lagi dan disimpan dalam gudang.Hal ini dikarenakan
perusahaan tidak menerapkan seperti yang diatur dalam standar.
Akuntansi keuangan yang menjelaskan tentang penghentian aktiva tetap
secara umum perusahaan mengeluarkan biaya selama pemakaian atau
penggunaan aktiva tetap tersebut. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan antara lain berupa biaya perawatan, biaya reparasi, dan
perbaikan. Dalam hal ini pengeluaran perbaikan (reparasi besar).
Pemeliharaan ini perusahaan tidak membedakan antara pengeluaran moda
(capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
Hal ini tentu saja akan mengakibatkan kesalahan pencatatan pada laporan
keuangan sehingga menyebabkan laba dilaporkan tidak wajar.
Penyajian aset tetap di laporan keuangan (neraca) PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone menyatakan sebesar harga perolehan
aktiva tetap secara keseluruhan dikurangi dengan akumulasi penyusutan
sehingga terlihat besarnya nilai buku aktiva tetap pada akhir tahun
pembukuan. Setiap jenis aktiva tetap dinyatakan secara terpisah dalam dua
10
kelompok yaitu: peralatan kantor dan mesin, serta kendaraan. Disamping
penyajian aktiva tetap dalam neraca perusahaan juga melengkapinya dengan
daftar perincian untuk masing-masing jenis aktiva tetap. Dalam daftar
perincian aktiva tetap tersebut dimuat tentang harga perolehan, biaya
penyusutan, dan nilai buku akhir tahun.Penyajian ini telah sesuai dengan
Prinsip Akuntansi yang berlaku umum.
Firdaus Dunia (2008: 52) menyatakan bahwa aktiva tetap dalam neraca
disajikan tersendiri, terpisah dari jenis aktiva yang lain, jika aktiva yang
dimiliki terdiri dari beberapa pos maka penyajiannya berdasarkan sifat
permanennya. Akumulasi penyusutan harus disajikan sebagai unsur
pengurangan atas harga perolehan sehingga nilai buku aktiva tetap dapat
dilihat secara langsung dalam laporan keuangan.
Menurut Kusnadi (2001:145) ada beberapa prinsip akuntansi yang
digunakan berhubungan dengan penyajian aktiva tetap dalam neraca:
1. Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan dalam neraca.
2. Aktiva tetap yang digadaikan harus jelas.
3. Jumlah akumulasi penyusutan dan biaya penyusutan untuk tahun ini
harus ditunjukkan dalam laporan keuangan.
4. Metode yang digunakan dalam perhitungan penyusutan golongan besar
aktiva tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Aktiva tetap harus dipecahkan kedalam golongan yang terpisah jika
jumlahnya relatif material.
6. Aktiva tetap yang sudah habis disusutkan namun masih digunakan untuk
beroperasi jika jumlah materialnya harus dijelaskan.
11
Memelihara aktiva tetap perusahaan melakukan perbandingan terhadap
laporan laporan keuangan yang periode periode sebelunya, sehingga dapat
di antisipasi terhadap kinerja dan perencanaan apa yang saja perlu di di
kendalikan agar sesuai dengan aktiva atau cas perusahaan itu sendiri. Dalam
hal ini perusahaan melalukan survey dan evaluasi terhadap program program
yang sebelumnya sehingga dapat meminimalisir sebuah perencanaan yang
telah di tetapkan bersama dan menjadi tujuan utama perusahaan agar dapat
di tercapai tujuan dan keinginan bersama perusahaan itu sendiri.
Menurut Toto sucipto (2004:15) sering terjadi aktiva tetap yang belum
habis masa penggunaannya ditukar dengan aktiva tetap yang baru,
sementara kekurangan dari aktiva tetap yang baru, dibayar dengan uang
tunai. Transaksi demikian biasa disebut denga transaksi tukar tambah (trade
in). Transaksi tukar tambah harga perolehan aktiva tetap yang diterima
adalah harga pasarnya. Selisih antara harga buku aktiva tetap yang
diserahkan dengan harga pertukarannya dicatat sebagai laba atau rugi
pertukaran. Apabila dalam transaksi pertukaran aktiva tetap disertai dengan
tambahan uang tunai, harga pertukaran aktiva tetap yang diserahkan adalah
selisih antara harga pasar aktiva yang diterima dengan jumlah tambahan
uang tunai yang diserahkan.
1. Penggolongan aset tetap
Menurut Rudianto (2009) pengelompokan aset tetap terdiri dari tiga
kelompok besar, yaitu :
a. Aset tetap yang umumnya tidak terbatas, seperti tanah tempat kantor
atau bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan dan
lahan peternakan.
12
b. Aset tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
manfaatnya bisa diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti
bangunan, mesin, kendaraan, computer, mebel, dan lain sebagainya.
c. Aset tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
manfaatnya tidak dapat diganti dengan yang sejenis, seperti tanah,
pertambangan dan hutan.
2. Cara-cara memperoleh aset tetap
Menurut Rudianto (2009) aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai
cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi
penentuan harga perolehan aset tetap tersebut. Cara perolehan tersebut
antara lain :
a. Pembelian tunai
Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat di
dalam buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup : harga faktur aset
tetap tersebut, bea balik nama, beban angkut, beban pemasangan
dan lain-lain.
b. Pembelian angsuran
Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga
perolehan aset tetap tersebut tidak termaksud bunga. Bunga selama
masa angsuran dibebankan sebagai bedan bunga periode akuntansi
berjalan. Sedangkan yang dihitung sebagai harga perolehan adalah
total angsuran ditambah beban tambahan seperti beban pengiriman,
bea balik nama, beban pemasangan dan lain-lain.
13
c. Ditukar dengan surat berharga
Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau
obligasi perusahaan tertentu, dicatat dalam sebesar harga pasar
saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.
d. Ditukar dengan aset tetap yang lain
Pembelian aset tetap dilakukan dengan cara tukar menukar,
atau sering disebut dengan tukar tambah. Dimana aset lama
digunakan untuk membayar harga aset baru, baik seluruhnya atau
sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan ini,
harga perolehan aset tetap harus digunakan,yaitu aset baru
dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aset lama
ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan
sebesar harga pasar aset baru yang diterima.
e. Diperoleh sebagai donasi
Jika aset tetap di peroleh sebagai donasi, maka aset tersebut
dicatat dan diakui sebagai sebesar harga pasarnya.
3. Beban-beban selama masa penggunaan aset tetap
Menurut Rudianto (2009) terdapat pengeluaran-pengeluaran yang
harus terjadi selama masa penggunaan aset tersebut agar dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan. Beban-beban tersebut antara lain :
a. Reparasi dan pemeliharaan
Beban dalam kelompok ini dapat dipilah menjadi beban yang
jumlahnya kecil dan beban yang jumlahnya besar. Beban yang
jumlahnya kecil dimasukkan sebagai bagian dari beban operasi
tahun berjalan. Sedangkan beban yang jumlahnya besar
14
dikapitalisasikan kedalam aset tersebut sehingga menambah harga
perolehan aset tetap tersebut.
b. Penggantian
Ada kemungkinan suatu bagian dari aset tetap harus diganti
karena rusak. Jika beban penggantian tersebut jumlahnya kecil
langsung dibebankan sebagai beban tahun berjalan, sedangkan jika
jumlahnya besar dikapitalisasikan kepada aset tersebut.
c. Penambahan
Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas
suatu aset, seperti penambahan ruang dalam bangunan,
penambahan kapasitas mesin dan sebagainya. Semua pengeluaran
penambahan dikapitalisasikan kepada aset tersebut.
Aset tetap dinilai sebesar kos (cost). Kos merupakan semua
pengeluaran dan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh atau
menciptakan aset tertentu sejak saat menempatkan sampai dengan aset
tersebut siap di gunakan dalam operasi perusahaan. Harga perolehan
aset tetap di pengaruhi oleh jenis aset yang di peroleh, dan cara
perolehan aset tetap.
a. Jenis aset tetap yang di peroleh atau di diciptakan
Menurut jenisnya aset tetap terdiri atas:
1. Tanah
2. Bangunan
3. mesin dan peralatan
4. lemari dan kursi
5. kendaraan dll.
15
b. Cara memperoleh aset tetap tersebut
Aset tetap dapat di peroleh dengan cara:
1. pembelian tunai
2. pembelian angsurat (kredit)
3. pertukaran dengan aset lain
4. dibangun sendiri
5. hadiah/sumbangan.
D. PSAK No.16 Tentang Aset Tetap
Rusdiyanto dan Rohmah (2017) menjelaskan tentang aset tetap
berdasarkan PSAK No. 16, yaitu :
1. Pengakuan Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 Januari
2015 No. 16 paragraf 07 halaman 16.2 menyatakan bahwa biaya
perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika :
a. Kemungkinan entitas akan mendapatkan manfaat ekonomik masa
depan dari aset tersebut.
b. Biaya perolehan aset dapat di ukur secara handal.
2. Pengukuran Biaya Perolehan Aset Tetap
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 Januari 2015 No.
16 paragraf 16 halaman 16.4, menyatakan bahwa :
Biaya perolehan aset tetap yaitu :
a. Harga perolehannya, termaksud pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan.
b. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung ke lokasi
dengan kondisi yang baik agar aset siap digunakan.
16
c. Estimasi biaya awal pembongkaran dan pemindahan aset tetap.
Kewajiban atas biaya tersebut ada ketika aset tersebut diperoleh
karena perusahaan menggunakan aset tersebut selama periode
tertentu.
3. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap
Pernyataan standar akuntansi keuangan nomor 16 (2009:16 paragraf
7) pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar member
manfaat keekonomian dimasa yang akan dating dalam bentuk
peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan.
Setelah aktiva diakui aka nada pengeluaran-pengeluaran untuk
menunjang kinerja aktiva tetap. Pengeluaran-pengeluaran ini terbagi
menjadi dua yaitu pengeluaran modal yang dikeluarkan dengan maksud
menambah masa manfaat aktiva tetap, dan pengeluaran beban yang
dikeluarkan untuk sekedar memelihara kinerja aktiva tetap.
4. Penghentian Pengakuan Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 Januari
2015 No. 16 paragraf 67-68 halaman 16.10, menyatakan bahwa :
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya :
a. Pada saat pelepasan.
b. Saat tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang
diharapakan dari penggunaannya.
17
E. Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Hasil
1 Makagansa.,dkk
(2015)
Evaluasi Sistem dan
Prosedur Akuntansi
Aset Tetap Pada
Dinas Pendidikan dan
Olahraga Kabupaten
Kepulauan Sangihe.
Hasil dari penelitian ini yaitu: 1. Sistem dan prosedur
perencanaan sudah sesuai
dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku,
dimana Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga
telah melakukan
perencanaan sesuai
kebutuhan.
2. Sistem dan prosedur
penerimaan, penyimpanan
dan penyaluran sudah
sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang
berlaku, dimana Dinas
Pendidikan Pemuda dan
Olahraga telah menerima
penerimaan sesuai dengan
prosedur kemudian barang
yang diterima disimpan
ditempat penyimpanan
sebelum barang disalurkan
18
kepada unit-unit
organisasi.
3. Sistem dan prosedur
penggunaan belum sesuai
dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku.
Hal itu disebabkan karena
masih terdapat aset atau
barang milik daerah yang
tidak digunakan sesuai
dengan ketentuan.
4. Sistem dan prosedur
penatausahaan sudah
suseai dengan ketentuan
atau peraturan yang
berlaku. Dimana Dinas
Pendidikan Pemuda dan
Olahraga telah melakukan
pencatatan dan
pendaftaran barang sesuai
dengan kartu inventaris
barang (KIB) A,B,C,D,E.
5. Sistem dan prosedur
pemanfaatan belum sesuai
dengan ketentuan atau
19
peraturan yang berlaku.
Hal ini disebabkan karena
Dinas Pendidikan
6. Sistem dan prosedur
penerimaan, penyimpanan
dan penyaluran sudah
sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang
berlaku, dimana Dinas
Pendidikan Pemuda dan
Olahraga telah menerima
penerimaan sesuai
Pemuda dan Olahraga
tidak melakukan bentuk-
bentuk pemanfaatan aset
yang dimiliki.
7. Sistem dan prosedur
pengamanan dan
pemeliharaan sudah
sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang
berlaku. Dimana Dinas
Pendidikan Pemuda dan
Olahraga telah melakukan
pengamanan secara
20
administrasi dan fisik serta
melakukan beberapa
bentuk pemeliharaan yang
disesuaikan dengan jenis
barang.
8. Sistem dan prosedur
penghapusan sudah
sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang
berlaku. Dimana Dinas
Pendidikan Pemuda dan
Olahraga melaksanakan
pengusulan terhadap aset
daerah yang layak untuk
dihapuskan dan melakukan
pencatatan atas yang telah
disetujui untuk dihapuskan.
2 Rusdiyanto dan
Rohmah (2017).
Perlakuan Akuntansi
Aset Tetap
berdasarkan PSAK
No. 16 Pada PT.
Swadaya Graha di
Gresik.
Hasi dari penelitian ini yaitu:
1. Setiap pembelian aset
tetap alat berat membawa
manfaat ekonomi masa
depan. Dengan adanya
alat berat tersebut selain
untuk membantu proses
pekerjaan juga dapat
21
disewakan sehingga
membawa manfaat
ekonomi bagi perusahaan.
2. Biaya perolehan terdiri dari
harga aset tersebut
beserta biaya-biaya yang
timbul saat memperoleh
aset tersebut. Perolehan
aset tetap alat berat
dilakukan dengan cara
pembelian secara tunai
dan angsuran (kredit).
3. Pengeluaran yang timbul
setelah aset tetap alat
berat tersebut diperoleh
yaitu biaya pemeliharaan
dan biaya perbaikan.
4. Metode penyusutan yang
digunakan adalah metode
saldo menurun berganda.
Metode ini menghasilkan
pembebanan yang
menurun selama umur
manfaat aset. Karena nilai
buku selalu menurun maka
22
beban penyusutannya juga
selalu menurun.
5. Jika aset tetap alat berat
tersebut sudah tidak lagi
memiliki manfaat ekonomi
di masa depan maka
perusahaan akan
menghentikan
pengakuannya.
6. Kemudian perusahaan
akan melelang aset tetap
alat berat tersebut.
7. Perlakuan akuntansi pada
perusahaan PT. Swadaya
Graha mengenai aset tetap
alat berat sudah sesuai
dengan pernyataan
Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 16
3 Alfons.,dkk
(2016).
Analisis Sistem dan
Prosedur Akuntansi
Aset Tetap Di Dinas
Perhubungan
Manado.
Hasil dari penelitian ini
adalah:
1. Hasil penelitian ini
menunjukkan pelaksanaan
proses sistem dan
prosedur akuntansi aset
23
milik daerah pada Dinas
Perhubungan Kota
Manado secara
keseluruhan sudah sesuai
dengan pemendagri nomor
17 tahun 2007.
2. Terdapat subsistem
pemanfaatan yang belum
sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang
berlaku. Hal ini disebabkan
karena Dinas Perhubungan
Kota Manado tidak
melakukan bentuk-bentuk
pemanfaatan atas aset
yang dimiliki.
4 Budiman.,dkk
(2014).
Analisis Perlakuan
Akuntansi Aktiva
Tetap Pada PT.
Hasjrat Multifinance
Manado.
Hasil penelitian ini yaitu:
1. PT. Hasjrat Multifinance
Manado hanya mencatat
perolehan aktiva tetap,
dicatat sebesar harga beli
sedangkan biaya-biaya
yang dikeluarkan
sehubung dengan
perolehan aktiva tetap
24
tersebut dianggap sebagai
biaya operasional,
sekalipun tidak semua
transaksi-transaksi yang
berhubungan dengan
aktiva tetap dicatat hanya
sebesar harga beli, biaya
pengiriman, asuransi dan
pajak. Hal tersebut perlu
adanya penyeragaman
yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan,
agar pencatatan harga
perolehan aktiva tetap
sesuai dengan SAK,
sehingga tidak akan
terdapat perbedaan yang
cukup mendasar antara
laporan keuangan
perusahaan dengan
standar.
2. Perlakuan akuntansi aktiva
tetap sangat berpengaruh
terhadap laporan
keuangan, yang
25
berhubungan dengan
harga perolehan aktiva
tetap yang tidak sesuai
dengan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan)
menyebabkan nilai aktiva
tetap yang dilaporkan pada
laporan keuangan tidak
sesuai. Hal ini
mempengaruhi biaya
operasional dan jumlah
laba yang terdapat pada
laporan keuangan
perusahaan.
5 Makaluas dan
Afandy (2016).
Analisis Pelaporan
dan Pengungkapan
Aktiva Tetap Di PT.
Kemilau Nur Sian.
Hasil penelitian ini adalah:
1. PT. Kemilau Nur Sian
dalam hal ini
melaksanakan kegiatan
akuntansinya berpedoman
pada kebijakan akuntansi
PT. Kemilau Nur Sian yang
pada prinsipnya sudah
mendekati Standar
Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa
26
Akuntabilitias Publik (SAK
ETAP).
2. Kebijakan aktiva tetap
perusahaan belum
sepenuhnya memadai dan
belum sepenuhnya
dijalankan, karena ada hal-
hal yang belum dijadikan
sebagai kebijakan
perusahaan sehubungan
dengan aktiva tetap.
3. Pelaporan aktiva tetap di
PT. Kemilau Nur Sian
belum memadai karena
dalam neraca perusahaan
tidak melaporan jenis-jenis
aktiva tetapnya secara
terpisah.
4. Pengumpulan aktiva tetap
do PT. Kemilau Nur Sian
belum memadai karena
hanya berupa lampiran
daftar aktiva tetap dan
penyusutan dan disertai
catatan kaki yang belum
27
sepenuhnya
mengungkapkan hal-hal
yang harus diungkapkan
dalam aktiva tetap.
6 Effendi (2015). Analisis Perlakuan
Akuntansi Aset Tetap
Berdasarkan SAK
ETAP Pada CV.
Sekonjing Ogan Ilir.
Berdasarkan fakta yang
ditemukan dalam penelitian
ini, maka dapat disimpulkan
bahwa perlakuan akuntansi
aset tetap yang diterapkan
oleh perusahaan CV.
Sikonjing Ogan Ilir belum
sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas
Publik.Oleh karena itu
diharapkan manajemen
perusahaan dapat
menerapkan perlakuan
akuntansi terhadap aset
tetap sesuai dengan
ketentuan SAK ETAP.
7 Putra (2013). Analisis Penerapan
Akuntansi Aset Tetap
Pada CV. Kombos
Manado.
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa CV.
Kombos Manado dalam
menjalankan kegiatan
28
akuntansinya berpedoman
pada kebijakan akuntansi
perusahaan yang sudah
mengarah pada PSAK No.16
tentang aset tetap. Dalam
penerapannya, perusahaan
membedakan jenis aset
tetap dan cara perolehannya
yaitu dengan pembelian
tunai atau dengan cara
membangun sendiri,
perusahaan menyusutkan
aset tetapnya menggunakan
metode saldo menurun
dimana hal ini belum sesuai
dengan Standar Akuntansi
yang berlaku, perusahaan
menghentikan aset tetap
yang sudah tidak digunakan
dengan cara menghapus
aset tetap dari daftar
kepemilikan dan melepasnya
dengan cara menjual secara
lelang, dihibahkan atau
dimusnahkan. Serta dalam
29
penyajian dan
pengungkapannya,
perusahaan menyajikan
laporan keuangan yang
sesuai dengan pola standar
keuangan dan
mengungkapkan sejumlah
informasi dalam catatan atas
laporan keuangan.
8 Pontoh.,dkk
(2016).
Evaluasi Penerapan
Perlakuan Akuntansi
Terhadap Aktiva
Tetap Berdasarkan
PSAK No. 16 Pada
PT. Nichindo Manado
Suisan.
Hasil penelitian disimpulkan
PT. Nichindo Manado
Suisan menjalankan
kegiatan akuntansinya
berpedoman pada kebijakan
akuntansi perusahaan yang
sudah mengarah pada
PSAK No. 16 tetapi
perusahaan menyusutkan
aktiva tetapnya
menggunakan metode saldo
menurun dimana metode ini
belum sesuai dengan
Standar Akuntansi yang
berlaku, perusahaan
menghentikan aktiva tetap
30
yang sudah tidak digunakan
dengan cara menghapus
aktiva dari kepemilikan dan
melepasnya dengan cara
dihibahkan. Perusahaan
telah menyajikan laporan
keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi
keuangan dan
mengungkapkan sejumlah
informasi dalam catatan atas
laporan keuangan. Penulis
menyarankan agar pihak
manajemen melakukan
revaluasi secara teratur dan
menghitung penyusutan
dengan menggunakan
metode-metode yang di atur
dalam standar akuntansi
keuangan, agar perusahaan
bisa memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda pada
akhir periode laporan.
9 Regel.,dkk
(2018).
Analisis Perlakuan
Akuntansi Aset Tetap
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang
31
Pada Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Provinsi Sulawesi
Utara.
dilakukan dalam
menganalisis penerapan
Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah
(PSAP) No. 07 tentang
akuntasi aset tetap pada
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi
Sulawesi Utara yaitu
pengklasifikasian aset tetap
pada Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Sulawesi
Utara sudah sesuai dengan
PSAP No.07 yaitu
diklasifikasikan berdasarkan
sifat dan fungsinya yang
terdiri dari tanah, peralatan
dan mesin, gedung dan
bangunan, pengakuan
kepemilikan aset tetap pada
BPBD Provinsi Sulawesi
Utara sudah sesuai dengan
PSAP No. 07 yaitu ketika
diterima atau diserahkan hak
32
kepemilikan aset tetap dan
ditandai dengan berita acara
serah terima aset tetap ke
pihak BPBD Provinsi
Sulawesi Utara.
10 Laelisneni
(2014).
Pencatatan dan
Perlakuan Aktiva
Tetap Pada
PT.Charoen
Pokphand Jaya Farm
Tbk.
Kesimpulan dari penelitian
ini adalah PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm
mengakui dan mengukur
nilai aktiva tetap
berdasarkan harga
perolehannya. Dalam
menghitung penyusutan
aktiva tetap PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm
menggunakan metode garis
lurus. PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm
melakukan perhitungan yang
benar di dalam menghitung
biaya penyusutan dengan
menggunakan metode garis
lurus sesuai dengan PSAK
No. 16 begitu juga dalam
melakukan pencatatan dan
33
pelaporannya dalam laporan
data yang dibuat manual
menggunakan Microsoft
office excel.
11 Mulalinda.,dkk
(2014)
Efektivitas Penerapan
Sistem dan Prosedur
Akuntansi Aset Tetap
Pada Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan
Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten
Sitaro.
Hasil penelitian ini
menunjukkan pelaksanaan
proses sistem dan prosedur
aset atau barang milik
daerah pada Dinas PPKAD
Kabupaten Sitaro pada
setiap subsistem belum
efektif secara keseluruhan.
Hal ini terbukti dengan masih
adanya kelemahan pada
bagian sistem antara lain:
pengadaan, penggunaan,
penyimpanan, pemanfaatan,
pemeliharaan dan
penggunaan, penghapusan.
34
F. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Sebagai penjelasan kerangka pemikiran dalam bentuk skema tersebut
adalah sebagai berikut, penerapan sistem dan prosedur akuntansi
merupakan langkah awal dalam meminimalisir keadaan keuangan serta aset
tetap perusahaan sehingga mampu di realisasikan dengan sesuai target dan
tujuan bersama perusahaan dalam menjalankan aktivitas dan kebutuhan
bersama tersebut seorang menejer dapat memerlukan sistem penggunaan
dan prosedur kegiatan dan kebutuhan yang akan dicapai oleh perusahaan.
PT. Astra Internasional Daihatsu merupakan perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan tersebut
sangat pesat. Dalam hal operasional perusahaan ini tidak pernah lepas dari
penerapan sistem dan prosedur akuntansi. Penerapan sistem ini sangat
membantu perusahaan untuk memperbaiki pencatatan dan pengelolaan aset
tetap yang dimiliki perusahaan.
PT. Astra Internasional Daihatsu
Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap
Hasil
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
menurut Indriantoro dan Supomo (2014) adalah paradigma penelitian yang
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting
yang kompleks dan rinci. Sedangkan menurut Sugiyono (2012), penelitian
kualitatif metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,
data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang
dibangun melalui data yang diperoleh dari lapangan.
B. Fokus penelitian
Mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka
penelitian ini di fokuskan pada objek yaitu Efektivitas Penerapan Sistem dan
Prosedur Akuntansi Aset Tetap pada PT. Astra Internasional Daihatsu
Cabang Bone. Dan untuk subjek yang menjadi sumber yaitu manajer atapun
karyawan perusahaan dimana subjek tersebut dapat memberi informasi
mengenai efektivitas penerapan sistem dan prosedur akuntansi aset tetap.
C. Pemilihan lokasi
Lokasi pada penelitian ini dilakukan pada PT. Astra Internasional
Daihatsu Cabang Bone.
35
36
D. Defenisi operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini di kemukakan dalam judul
penelitian ini yaitu agar mengetahui bagaimana “ Efektivitas Penerapan
Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset tetap“. Maka definisi operasional dalam
penelitian ini adalah :
1. Sistem dan Prosedur
Sistem menurut Alfons.,dkk(2016) yang di kutip oleh Diana dan
Setiawati (2011) merupakan serangkaian bagian yang saling bergantung
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan prosedur
adalah suatu rangkian kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa
orang dalam satu departemen atau lebih.
2. Aset Tetap
Menurut Rudianto (2009) aset tetap ialah barang berwujud milik
perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan.
E. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
dalam penelitian umumnya dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau
data yang dipublikasikan untuk umum. Data sekunder dapat berupa bukti,
catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan.
Adapun informan penelitian adalah pak Faisal selaku sales counter, pak
Rudianto selaku instructure dan ibu indasari. M selaku kasir.
F. Instrument penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Adapun alat-alat penelitian yang digunakan
37
peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah handphone yang berfungsi
sebagai alat perekam suara sekaligus digunakan sebagai kamera untuk
dokumentasi, alat tulis, manuskrip (daftar pertanyaan wawancara) serta
laptop yang digunakan untuk pengumpulan data dan selanjutnya mengelola
data yang sudah didapatkan. Selain itu digunakan untuk menyimpan dan
mengamati video, gambar atau rekaman suara yang telah diperoleh
sebelumnya.
G. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan proposal ini, yaitu :
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
bagaimana efektivitas penerapan sistem dan prosedur akuntansi aset
tetap pada perusahaan.
b. Studi kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku-
buku, referensi yang berhubungan dengan penyusunan laporan akhir.
c. Dokumen
Mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa
berupa arsip-arsip dan termaksud juga buku-buku tentang pendapat,
teori, hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
H. Teknik analisis data
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga data tersebut bisa dipahami. Analisis data yang
38
digunakan yaitu analisis data versi Miles dan Huberman. Dalam Sugiyono
(2017) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga
datanya jenuh. Aktivitas meliputi reduksi data (data reduction), penyajian
data (data display) dan penarikan kesimpulan (verification).
1. Reduksi data (data reduction).
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan (Sugiyono, 2013).
2. Penyajian data (data display).
Setelah dilakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah
penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif
(sugiyono, 2013).
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and
verification).
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
39
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Proses verifikasi data tidak
dilakukan oleh peneliti seorang diri, tetapi dibantu oleh pelaku budaya
sebagai subjek penelitian, anggota tim penelitian, dan para ahli terkait
(sugiyono, 2013).
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Astra Internasional Daihatsu
Awalnya PT. Astra Daihatsu Motor (ADM), mengawali sejarahnya
pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra Daihatsu mendapatkan hak
untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Pada tahun
1976, PT. Astra Internasional di tunjuk menjadi agen tunggal, importi
dan distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia.
PT. Astra Internasional Daihatsu Motor co., Ltd. Dan nichimen
corporation bersama sama mendirikan pabrik mengepresan plat baja,
PT. Daihatsu Indonesia pada tahun 1978. Kemudian pada tahun
1983, pabrik mesin PT. Daihatsu engine manufacturing Indonesia
(DEMI) didirikan. Pada tahun 1987, PT. nasional Astra motor didirikan
sebagai agen tunggal dan mengimpor kendaraan Daihatsu
menggantikan posisi PT. astra Internasonal.
Ketekunan dan keuletan dalam menjalankan usahanya secara
bertahap perusahaan ini mengalami perkembangan. Pada tahun
1992, PT. Astra Daihatsu Motor didirikan melalui penggabungan 3
perusahaan yaitu PT. Daihatsu Indonesia dan PT. Daihatsu Engine
Manufacturing Indonesia dan PT. Nasional Astra Motor.
40
41
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
a. Menjadi salah satu perusahaan pengelolaan dan penjualan terbaik
dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan
dengan pembangunan kompetensi melalui pembangunan sumber
daya manusia, struktut keuangan yang solid, kepuasan pelanggan
dan efisien.
b. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial
dalam ramah lingkungan.
Misi:
Sejahtera bersama dengan memberikan nilai terbaik kepada
masyarakat.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap kegiatan atau usaha yang melibatkan banyak orang, maka
organisasi merupakan salah satu penunjang lancarnya usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi yang baik dan
jelas pembagian tanggung jawab masing-masing bagian akan
memberikan efisiensi dan efektivitas masing-masing unsur organisasi
tersebut.
Awalnya PT. Astra Daihatsu Internasional Tbk Daihatsu
mempunyai struktur organisasi yang sederhana, tetapi dengan
semakin berkembangnya maka struktur organisasi yang digunakan
oleh perusahaan ini menggunakan struktur yang lebih lengkap, yaitu
struktur organisasi fungsional, struktur organisasi dan tingkatan
manajemen.
42
Setiap perusahaan diperlukan adanya struktur organisasi sebagai
salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan
sebagai salah satu bentuk organisasi memerlukan adanya pembagian
kerja, penentuan posisi, penempatan tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang jelas sehingga dapat tercapai kerja sama yang baik dalam
mencapai tujuan perusahaan. Dilihat dari sudut wewenang, tanggung
jawab dan pengambilan keputusan, maka dalam organisasi terdapat 3
jenis struktur organisasi, yaitu :
a. Struktur Organisasi Garis
Struktur organisasi garis yang murni, wewenang di
delegasikan langsung dari atas ke bawah secara lurus tidak ada
organisasi staf tersendiri. Sehubungan dengan itu, maka setiap
orang melakukan fungsi-fungsi garis yang berhubungan dengan
penciptaan, distribusi atau pembelanjaan ditambah fungsi-fungsi
staf seperti pengetikan, korespondensi, personalia, hukum
kesejahteraan dan sebagainya.
b. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi ini terdapat sejumlah spesialisasi
fungsional yang mengawasi kegiatan masing-masing karyawan.
Dengan kata lain terdapat berbagai unit staf yang mempunyai
wewenang garis atas orang-orang yang sama. Para karyawan
menerima perintah dan memberikan pertanggungjawaban mereka
kepada semua spesialis fungsional yang masing-masing
mengurus hal-hal yang berhubungan dengan spesialisasinya.
43
c. Struktur Organisasi dan Staff
Struktur organisasi ini terdiri atas unit garis dan staf yang
masing-masing berturut-turut melakukan wewenang garis dan
staff.Dalam wewenang garis menyangkut hubungan antara atas
dan bawahan. Pihak yang memiliki wewenang garis dapat
membuat keputusan dan memberikan perintah dalam batas
wewenang yang didelegasikan kepadanya dan dapat diminta
pertanggungjawaban dari bawahannya. Wewenang staf tidak
membentuk hubungan antara atasan dan bawahan antara staf
dan garis.
Meskipun staf dapat memiliki wewenang garis atas
bawahannya sendiri. Struktur organisasi ini dapat mengambil
kebaikannya saja dari struktur fungsional dengan menjamin
adanya satu sumber perintah dari setiap organisasi dengan
dukungan sarana-sarana. Adanya struktur organisasi yang
tersusun secara baik, maka akan memudahkan koordinasi,
integrasi dan meningkatkan efisiensi kerja dari bagian-bagian
yang ada di perusahaan.
Struktur organisasi merupakan kerangka dari sistem
perusahaan. Dengan mengamati struktur organisasi kita dapat
mengetahui jalur komunikasi dan tiap bagian. Maka dengan
adanya struktur organisasi, setiap individu diharapkan dapat
mengetahui dengan jelas apa pekerjaannya, wewenangnya,
tanggung jawabnya dan kepada siapa dia mempertanggung
jawabkan tugasnya agar terdapat kerjasama. Dengan
44
terbentuknya suatu susunan struktur organisasi yang efektif maka
koordinasi, integrasi dan efisiensi usaha yang melibatkan seluruh
anggota organisasi akan lebih terjamin. PT. Astra Internasioanal
Tbk Daihatsu, yang merupakan perusahaan menjual produknya
sendiri telah membuat susunan struktur organisasi garis seperti
yang terlihat pada gambar.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Astra internasional Tbk. Daihatsu
Kepala Cabang
supervisor Cro (costumer
relation officer)
Sales Counter Workshop
head area
areaareaarea
sales
instructure
Servis
advisor
Body repair Adm. Part
dan bahan
Master tech tehnical tehnical
kasir
45
Adapun tugas-tugas dan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut.
Sebagai unsur pelaksana operasi ditingkat wilayah mempunyai tugas
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Kepala Cabang
a) Memimpin, kantor cabang dalam menjankan tugas-tugas pokoknya
sebagai pimpinan dan pengendalian operasional di tingkat wilayah.
b) Menyelenggarakan administrasi usaha dilingkungan kerjanya.
c) Member pengarahan, petunjuk dan bimbingan kepada bawahannya.
2) Supervisor
a) Merencanakan kegiatan baik untuknya maupun untuk bawahannya.
b) Mampu mengkondisikan bahwa tugas yang berada di lingkupnya berjalan
dengan lancar.
c) Memastikan dapat di lakukan dengan setiap orang yang terlibat pada
tugas dan pekerjaan tersebut dapat bekerja sesuai dengan job desc
masing-masing yang telah di berikan.
d) Memberikan arahan agar tugas dan pekerjaan dapat dilakukan dengan
lancar.
e) Melakukan control terhadap kegiatan yang ada dalam lingkungan
kerjanya
3) CRO (customer relation office)
a) Memberikan pelayanan yang baik dan memberikan pelayanan hubungan
yang baik pada nasabah, klien atau pelanggan.
b) Membina hubungan baik dengan klien dan pelanggan hingga sampai dia
merasa puas dan senang, dan merasa percaya pada apa yang di
harapkan oleh nasabah.
46
4) Sales Counter
Kantor penjualan yang akan mempromosikan dan menjual berbagai
produk yang berada di konternya, serta memberikan pelayanan yang baik
terhadap konsumen tertarik membeli produk di konternya.
5) Sales
Sales dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada sales
supervisor, sales merupakan ujung tombak penjualan kendaraan. Sales
juga mempunyai tugas untuk menjual unit kendaraan sesuai dengan
target.
6) Kepala Bengkel
a) Memimpin dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya sebagai
pimpinan dan pengendalian operasional didalam bengkel.
b) Menyelenggarakan administrasi dilingkungan kerjanya
c) Member pengarahan, petunjuk dan bimbingan kepada bawahannya
7) Instructure
a) yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelatihan kerja
kepada peserta pelatihan kerja (BKL) pada bidang atau kejuruan
tertentu.
b) Membimbing dan mengawasi peserta pelatihan dalam mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja.
c) Menganalisa kebutuhan pelatihan, pengembang kurikulum
mengadministrasi pelatihan, serta pemeliharaan sarana.
47
8) Service Advisor
a) Bertugas memberikan saran kepada costumer berkenaan tentang
servis kendaraan termasuk menampung keluhan atau masukan dari
costumer.
b) Menerangkan kepada calon user tentang tindakan apa saja yang
akan diambil sehubungan dengan kondisi mobil yang akan masuk
bengkel.
c) Orang yang pertama kali yang akan berhubungan dengan orang yang
akan memperbaiki mobilnya.
d) Memberikan keterangan tentang pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan.
9) Body Repair
a) Memperbaiki kendaraan kastemer berdasarkan SPK lapangan yang
telah ditentukan oleh feromerbody repair.
b) Memberikan informasi kepada foremer body repair untuk kendaraan
yang siap dipindahkan kelangkah selanjutnya dan kalau ada
permasalahan langsung di informasikan.
c) Meng-krocek kembali tanda terima kendaraan sesuai dengan fisik
kendaraan.
10) Adm Part dan Bahan
Bertugas mengawasi dan bertanggungjawab terhadap keluar
masuknya spare parts dan bahan, termasuk menentukan supply dan
ordering.
48
11) Kasir (cashier)
Kasir pada PT. Astra Internasional Tbk. Daihatsu cabang bone
bertanggung jawab terhadap keluar masuknya uang dan pengelolahan
keuangan yang ada pada cabang termasuk keuangan department
service. Dalam melaksanakan kegiatan dalam cabang bone kasir juga
merangkap sebagai bendahara dan membuat laporan atas persetujuan
kepala cabang.
B. Hasil Penelitian
1. Sistem dan Prosedur Perusahaan
a. Tidak semua staff perusahaan dan karyawan astra internasional tbk.
daihatsu cabang bone memahami kebijakan, sistem dan prosedur
yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
b. Pemeriksaan fisik atas aset tetap dilakukan oleh bagian workshop
head area setiap (satu) tahun sekali.
c. Tidak semua karyawan Astra internasinal Tbk. Daihatsu cabang bone
yang mendapat pelatihan khusus mengenai pengelolaan serta
perawatan atas aset tetap.
d. Astra Internasional Tbk. Daihatsu cabang bone membuat buku atau
daftar aset tetap yang dimiliki yang berisi tanggal perolehan, nama
barang, jumlah barang, nilai barang dan tarif penyusutan agar pihak
manajemen dapat memantau kondisi aset tetap yang dimiliki.
e. Aset tetap hanya akan dihapus apabila aset tetap tersebut telah dijual.
f. Tidak ada surat perintah tertulis dalam melakukan perbaikan aset
tetap.
49
g. Astra internasional tbk. Daihatsu cabang bone tidak melakukan
pemeriksaan fisik terhadap suku cadang aset tetap secara berkala
karena tidak ada persediaan suku cadang.
h. Astra Internasional tbk. Daihatsu cabang bone menerapkan jadwal
rutin dalam pemeliharaan aset tetap namun terkadang tidak berjalan
sesuai dengan jadwal dikarenakan kurangnya tenaga untuk
melakukan pemeliharaan.
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap PT. Astra Internasional Daihatsu
Menurut Susanto (2013) sistem adalah kumpulan atau komponen
apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertetu.
Berikut penjelasan sistem akuntansi aset tetap pada PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone:
a. Perencanaan Aset Tetap
Tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan sesuai
dengan yang direncanakan, upaya mencapai tujuan tersebut antar lain
diperlukan kegiatan yang mendukung kelancaran operasi perusahaan.
Dalam suatu perusahaan perencanaan sangat dibutuhkan terutama untuk
memberikan arah dan menjelaskan tujuan dari kegiatan perusahaan
tersebut. Hasil wawancara dengan pak Faisal selaku sales counter di PT.
Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan perencanaan
aset tetap perusahaan:
“Jadi dek, salah satu aset tetap yang terdapat pada perusahaan
ini adalah mesin dan peralatan. Setidaknya kita dapat menekan
seminimal mungkin kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan
50
peralatan, jadi mesin dan peralatan tersebut dapat dipergunakan
dalam jangka waktu yang relatif lebih panjang.” (wawancara
tanggal 14/10/2019).
Sedangkan hasil wawancara dengan pak Rudianto selaku intructure
di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan
perencanaan aset tetap perusahaan:
“Salah satu prioritas perusahaan untuk perencanaan aset tetap
dek salah satunya adalah mesin. Karena perusahaan ini bergerak
di bidang penjualan otomotif dek, jadi setidaknya kita harus
meminimalisir kerusakan yang terjadi pada mesin agar mesin
tersebut bisa dipergunakan untuk jangka waktu yang lama”.
(wawancara tanggal 20/12/2019).
Berdasarkan pernyataan dari kedua informan menunjukkan bahwa
Sistem dan prosedur perencanaan aset tetap pada perusahaan PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone sudah memadai. Dimana PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone telah melakukan perencanaan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang menginginkan peralatan dan
mesin digunakan dalam waktu yang relatif panjang.
b. Penggunaan Aset Tetap
Aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tertentu,
dan kekayaan itulah yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan
untuk melakukan kegiatan operasi bisnisnya. Aset sangat berkaitannya
dengan kewajiban dan ekuitas, selain karena bagian dari elemen neraca,
juga karena pemerolehannya yang tidak bisa dipisahkan. Hasil
wawancara dengan pak Faisal selaku sales counter di PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan penggunaan aset
tetap perusahaan:
51
“Kami para karyawan kalau ingin menggunakan aset dek, contoh
kalau kita mau pake mobil perusahaan, kita langsung izin ke
atasan saja.” (wawancara tanggal 14/10/2019).
Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Indasari. M selaku Kasir di
PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan
penggunaan aset tetap perusahaan:
“Jika ada karyawan yang ingin menggunakan aset dek contohnya
seperti ingin menggunakan mobil atau menggunakan tenda untuk
pameran akan di tulis di buku catatan untuk penggunaan barang-
barang perusahaan. Dilakukan seperti ini supaya dapat
meminimalisir kehilangan dan supaya kita tau barang-barang
perusahaan apa saja yang digunakan”. (wawancara tanggal
20/12/2019).
Berdasarkan pernyataan dari kedua informan menunjukkan bahwa
Sistem dan prosedur penggunaan aset tetap pada perusahaan PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone belum efektif. karena PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone dalam penggunaan aset tetap masih
banyak karyawan yang belum memahami kebijakan, sistem dan prosedur
yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Seperti pencatatan yang
dilakukan pada saat adanya barang-barang perusahaan yang digunakan.
c. Pemanfaatan Aset Tetap
Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset
yang betujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah
atau volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. ( Sutrisno,
2004). Pada tahap ini aset-aset yang dimiliki perusahaan diidentifikasi dan
dikelompokkan berdasarkan potensi dari aset tersebut. Sedangkan
menurut Nugent (2010) optimizing the itulization of asset is terms of
service benefit and financial returns. Optimalisasi pemanfaatan aset
52
adalah hubungan antara kegunaan layanan dan imbalan keuntungan.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa optimalisasi
pemanfaatan aset adalah pengoptimalan pemanfaatan dari sebuah aset
dimana dapat menghasilkan manfaat yang lebih atau juga mendatangkan
pendapatan. Hasil wawancara dengan pak Faisal selaku sales counter di
PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan
pemanfaatan aset tetap perusahaan:
“Pemanfaatannya itu hampir sama dengan penggunaan
dek, jadi seperti yang saya bilang tadi kalau mau pake
mobil perusahaan langsung saja izin ke atasan.”
(wawancara tanggal 14/10/2019).
Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Indasari. M selaku Kasir di
PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan
pemanfaatan aset tetap perusahaan:
“Pemanfaatan aset juga hampir sama dengan penggunaan
dek, dimana disetiap penggunaan barang perusahaan
akan ditulis di catatan agar dapat mengetahui barang-
barang perusahaan saja yang digunakan”. (wawancara
tanggal 20/12/2019).
Berdasarkan pernyataan dari kedua informan menunjukkan bahwa
Sistem dan prosedur pemanfaatan aset tetap pada perusahaan PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone belum efektif. karena PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone dalam pemanfaatan aset tetap
hampir sama dengan penggunaan yaitu dalam pemanfaatan aset tetap
masih banyak karyawan yang belum memahami kebijakan, sistem dan
prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Seperti pencatatan
yang dilakukan pada saat adanya barang-barang perusahaan yang
digunakan.
53
d. Pemeliharaan Aset Tetap
Pemeliharaan aset adalah usaha mempertahankan kondisi aset agar
tetap bergungsi sebagaimana mestinya atau dalam usaha meningkatkan
wujud aset, serta menjaga terhadap pengaruh yang merusak.
Pemeliharaan aset merupakan upaya untuk menghindari kerusakan
komponen atau keseluruhan sebelum umurnya berakhir. Tindakan
pemeliharaan yang dilakukan tidak hanya diartikan sebagai aktivitas fisik
terkait dengan upaya pemeliharaan namun juga menyangkut beberapa
aspek pertanggungjawaban dan aspek pembiayaan. Pemeliharaan aset
bertujuan untuk mempertahankan atau mengoptimalkan usia pakai aset
fisik. Hasil wawancara dengan pak Faisal selaku sales counter di PT.
Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan pemanfaatan
aset tetap perusahaan:
“Untuk pemeliharaan aset tetap, perusahaan melakukan
pemeriksaan fisik terkait aset tetap seperti yang tadi saya
sebutkan dek, mesin dan peralatan. Jadi pemeriksaannya
dilakukan oleh bagian workshop head area dek dan diperiksa
setiap satu tahun sekali.” (wawancara tanggal 14/10/2019).
Sedangkan hasil wawancara dengan pak Rudianto selaku instructure
di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan
pemeliharaan aset tetap perusahaan:
“Pemeliharaan aset dilakukan agar aset pada perusahaan
dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama dek,
contohnya tadi seperti mesin, dan pemeriksaannya itu
dilakukan oleh bagian workshop head area atau kepala
bengkel dek. Pemeriksaan juga biasanya tidak berjalan
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan karena persediaan
suku cadang yang dari pusat itu biasanya telat datang.”
(wawancara tanggal 20/12/2019).
54
Berdasarkan pernyataan dari kedua informan menunjukkan bahwa
Sistem dan prosedur pemeliharaan aset tetap pada perusahaan PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone belum efektif. karena PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone dalam pemeliharaan aset tetap
menerapkan jadwal rutin dalam pemeliharaan aset tetap namun
terkadang tidak berjalan sesuai dengan jadwal dikarenakan persediaan
suku cadang.
e. Penghapusan Aset Tetap
Penghapusan adalah penyingkiran barang-barang inventaris, karena
sudah tidak diperlukan atau sudah tidak dipergunakan lagi sebagaimana
yang diharapkan terutama untuk kepentingan perusahaan, misalnya aset
tersebut rusak atau biayanya terlalu mahal kalau dipelihara atau
diperbaiki.Jadi tujuan penghapusan aset untuk mencegah kerugian
pemborosan biaya untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan,
meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventaris,
membebaskan ruangan dari penumpukan barang, dan membebaskan
barang dan tanggung jawab pengurusan kerja. Hasil wawancara dengan
pak Faisal selaku sales counter di PT. Astra Internasional Daihatsu
Cabang Bone terkait dengan penghapusan aset tetap perusahaan:
“Jadi dek penghapusan aset tetap itu dilakukan apabila aset
tersebut sudah tidak terpakai lagi, maka otomatis aset tersebut
akan di hapus dari pencatatan.” (wawancara tanggal 14/10/2019).
Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Indasari. M selaku Kasir di
PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone terkait dengan
penghapusan aset tetap perusahaan:
55
“Untuk penghapusan aset pada perusahaan itu dek dilakukan
apabila ada aset perusahaan yang dijual atau aset tersebut sudah
tidak dapat lagi di pergunakan maka akan di hapuskan dari
pencatatan.” (wawancara tanggal 20/12/2019).
Berdasarkan pernyataan dari kedua informan menunjukkan bahwa
Sistem dan prosedur penghapusan aset tetap pada perusahaan PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone sudah efektif. karena PT. Astra
Internasional Daihatsu Cabang Bone dalam penghapusan aset tetap
sudah melakukan penghapusan pencatatan yang dimana dalam
penghapusan aset ini dapat mengurangi pemborosan biaya pemeliharaan
serta meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan
inventaris dan membebaskan barang dan tanggung jawab pengurusan
kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka efektivitas
penerapan sistem dan prosedur akuntansi aset tetap pada perusahaan
PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone masih belum efektif dan
masih banyak terdapat kelemahan. Khususnya pada bagian penggunaan,
pemanfaatan, dan pemeliharaan aset tetap agar pelaksanaannya lebih
efektif dan mengembangkan kembali sistem dan prosedurnya sehingga
dapat melancarkan operasional dan menghindarkan dari hal-hal yang
dapat merugikan perusahaan.
C. Pembahasan
Perusahaan PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone pada sistem
dan prosedur perencanaannya harus baik. Karena perencanaan perusahaan
akan menunjang keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang.
Dimana tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan sesuai
56
dengan yang direncanakan, upaya mencapai tujuan tersebut antara lain
diperlukan kegiatan yang mendukung kelancaran operasi perusahaan. Dalam
suatu perusahaan perencanaan sangat dibutuhkan terutama untuk
memberikan arahan dan menjelaskan tujuan dari kegiatan perusahaan
tersebut.
Sistem dan prosedur penggunaan aset tetap pada perusahaan harus
terkontrol dengan baik karena Aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki
oleh perusahaandan kekayaan itulah yang nantinya akan digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi bisnisnya. Aset sangat
berkaitannya dengan kewajiban dan ekuitas, selain karena bagian dari
elemen neraca, juga karena pemerolehannya yang tidak bisa dipisahkan.
Sama halnya dengan sistem dan prosedur pemanfaatan aset tetap yang
hampir sama dengar penggunaan aset tetap dimana pemanfaatan dan
penggunaan aset tetap pada perusahaan harus di kontrol dengan baik
karena rentan terjadinya kehilangan aset yang bisa saja dilakukan oleh
individu pada perusahaan yang tidak bertanggungjawab yang bisa merugikan
perusahaan.
Permasalahan yang biasanya terjadi pada perusahaan adalah
pemeliharaan aset tetap. Pemeliharaan aset adalah usaha mempertahankan
kondisi aset agar tetap bergungsi sebagaimana mestinya atau dalam usaha
meningkatkan wujud aset, serta menjaga terhadap pengaruh yang merusak.
Pemeliharaan aset merupakan upaya untuk menghindari kerusakan
komponen atau keseluruhan sebelum umurnya berakhir.Tindakan
pemeliharaan yang dilakukan tidak hanya diartikan sebagai aktivitas fisik
terkait dengan upaya pemeliharaan namun juga menyangkut beberapa aspek
57
pertanggungjawaban dan aspek pembiayaan. Pemeliharaan aset bertujuan
untuk mempertahankan atau mengoptimalkan usia pakai aset fisik.
Berdasarkan laporan keuangan jika ada barang-barang perusahaan
yang sudah tidak terpakai atau sudah terjual maka harus di hapus dari
laporan keuangan. Penghapusan adalah penyingkiran barang-barang
inventaris, karena sudah tidak diperlukan atau sudah tidak dipergunakan lagi
sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan perusahaan,
misalnya aset tersebut rusak atau biayanya terlalu mahal kalau dipelihara
atau diperbaiki. Jadi tujuan penghapusan aset untuk mencegah kerugian
pemborosan biaya untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan,
meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventaris,
membebaskan ruangan dari penumpukan barang, dan membebaskan barang
dan tanggung jawab pengurusan kerja.
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan, dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan penurunan nilai. Aset tetap, kecuali tanah dan aset dalam
penyelesaian, disusutkan sampai dengan nilai sisanya dengan menggunakan
metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat aset tetap sebagai
berikut:
- Bangunan dan fasilitasnya (2-25) tahun
- Mesin dan peralatan (2-25) tahun
- Alat berat (4-8) tahun
- Alat pengangkutan (2-25) tahun
- Perabot dan peralatan kantor (2-10) tahun
- Alat pengangkutan yang disewakan (4-8) tahun
- Peralatan kantor yang disewakan (2-5) tahun
58
- Alat berat yang disewakan (4-5) tahun
- Tanah tidak disusutkan
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pemasangan mesin
dikapitalisasi sebagai “aset dalam penyelesaian”. Biaya-biaya tersebut
diklasifikasikan ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau
pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aset tersebut
siap untuk digunakan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke
dalam laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi. Apabila
aset tetap dilepas, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari laporan posisi keuangan dan keuntungan atau kerugian yang
dihasilkan dari pelepasan aset tetap diakui dalam laba rugi.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mulalinda.,dkk (2014)
penerapan sistem dan prosedur sangat bergantung untuk operasional
perusahaan. Dimana penerapan sistem dan prosedur dapat membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Penelitian yang dilakukan oleh
Mulalinda.,dkk (2014) pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Sitaro mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan
proses sistem dan prosedur aset atau barang milik daerah pada Dinas
PPKAD Kabupaten Sitaro pada setiap subsistem belum efektif secara
keseluruhan. Hal ini terbukti dengan masih adanya kelemahan pada bagian
sistem antara lain: pengadaan, penggunaan, penyimpanan, pemanfaatan,
pemeliharaan dan pengamanan, penghapusan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka perbandingan
efektivitas penerapan sistem dan prosedur akuntansi aset tetap pada
perusahaan PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone dan pada Dinas
59
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sitaro
hampir sama. Dimana sistem dan prosedur keduanya masih belum efektif
dan masih banyak terdapat kelemahan. Khususnya pada perusahaan PT.
Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone pada bagian penggunaan,
pemanfaatan, dan pemeliharaan aset tetap agar pelaksanaannya lebih efektif
dan mengembangkan kembali sistem dan prosedurnya sehingga dapat
melancarkan operasional dan menghindarkan dari hal-hal yang dapat
merugikan perusahaan.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem dan
prosedur aset tetap pada PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone
masih belum efektif. Hal ini terbukti dengan masih adanya kelemahan-
kelemahan yang terdapat pada sistem dan prosedur yang di terapkan.
Terkhusus pada bagian penggunaan, pemanfaatan dan pemeliharaan
aset tetap masih kurang efektif, dimana sistem dan prosedur yang di
terapkan masih jauh dari kata baik sehingga dapat berdampak negatif
atau merugikan PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Bone.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan maka dengan ini peneliti
menyarankan yaitu harus ada peningkatan pelaksanaan penerapan
sistem dan prosedur aset tetap pada perusahaan PT. Astra Internasional
Daihatsu Cabang Bone. Dalam penerapan sistem dan prosedur
perusahaan khususnya pada bagian penggunaan, pemanfaatan dan
pemeliharaan aset tetap agar pelaksanaannya lebih efektif sehingga
dapat menghindarkan dari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan dan
juga bisa melancarkan operasi atau kegiatan perusahaan.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Alfons.,dkk. 2016. Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset di Dinas Perhubungan Manado.Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.(online). Vol. 16.No. 04. (https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 28 April 2019).
Budiman.,dkk. 2014. Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva tetap Pada PT. Hasjrat
Multifinance Manado.Jurnal EMBA. (online). Vol. 2. No. 1.(https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 27 April 2019).
Diana dan Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Andi.
Effendi.2015. Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir.Jurnal Ilmiah STIE MDP. (online).Vol. 5.No. 1. (https://stie-mdp.ac.id, diakses 28 April 2019).
Indriantoro dan Supomo.2014.Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Iswara.2015. Akuntansi Perusahaan Dagang.(https://slideplayer.info/slide, diakses 27 April).
Jusup. 2012. Dasar-dasar Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : AMP YKPN.
Laelisneni. 2014. Pencatatan dan Perlakuan Aktiva Tetap Pada PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Tbk. Jurnal Bisnis Administrasi. (online).Vol. 03.No. 02. (https://ejurnal.plm.ac.id, diakses 28 April 2019).
Makagansa.,dkk. 2015. Evaluasi Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Sangihe.Jurnal berkala Ilmiah Efisiensi. (online). Vol. 15.No. 05.(https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 27 April).
Makaluas dan Afandi.2016.Analisis Perlaporan dan Pengungkapan Aktiva Tetap di PT. Kemilau Nur Sian.Jurnal EMBA. (online).Vol. 4.No. 1.(https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 27 April 2019).
Mulalinda dan Tangkuman.2014.Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sitaro.Jurnal EMBA. (online).Vol. 2.No. 1.(https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 27 April 2019).
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Pontoh.,dkk. 2016. Evaluasi Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No.16 Pada PT. Nichindo Manado Suisan.Jurnal EMBA. (online).Vol. 4.No. 3. (https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 28 April 2019).
61
62
Putra.2013. Analisis Penerapan Akuntansi Aset tetap Pada CV. Kombos Manado.Jurnal EMBA. (online).Vol. 1.No. 3.(https://ejurnal.unsrat.ac.id, diakses 28 April 2019).
Regel.,dkk. 2018. Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara.Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. (online).Vol.13. No. 3.(https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 27 April 2019).
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Rudianto.2012. Pengantar Akuntansi Konsep dan Tekhnik Penyusunan Laporan Keuangan.Jakarta : Erlangga.
Rusdiyanto dan Rohmah. 2017. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 Pada PT. Swadaya Graha di Gresik. Jurnal Fakultas Ekonomi. (online).Vol. 06.No. 01.(https://journal.unsrat.ac.id, diakses 28 April 2019).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: ALFABETA).
Susanto.2013. Sistem Informasi Akuntansi.Bandung : Lingga Jaya.
Wahyudi.2014. Analisis Perlakuan Aktiva Tetap Pada PT. Bhanda Ghara Reksa Medan.Jurnal Bisnis Administrasi. (online).Vol. 03.No. 02.(https://ejurnal.plm.ac.id, diakses 28 April 2019).
63
L
A
M
P
I
R
A
N
64
Wawancara dilakukan pada tanggal 14/10/2019
Berikut wawancara yang dilakukan dengan bapak Faisal selaku informan
atau salah satu karyawan perusahaan PT. Astra Internasional Daihatsu
Cabang Bone.
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana perencanaan aset tetap pada perusahaan ini?
“Jadi dek, salah satu aset tetap yang terdapat pada perusahaan ini
adalah mesin dan peralatan. Setidaknya kita dapat menekan
seminimal mungkin kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan
peralatan, jadi mesin dan peralatan tersebut dapat dipergunakan
dalam jangka waktu yang ralatif panjang”.
2. Bagaimana dengan penggunaan asetnya pak?
“Kami para karyawan kalau ingin menggunakan aset dek, contohnya
kalau kita mau pake mobil perusahaan, kita langsung izin ke atasan
saja”.
3. Bagaimana dengan pemanfaatan asetnya?
“Pemanfaatannya itu hampir sama dengan penggunaan dek, jadi
seperti yang saya bilang tadi kalau mau pake mobil perusahaan
langsung saja izin ke atasan”.
4. Bagaimana dengan pemeliharaan aset tetapnya pak?
“Untuk pemeliharaan aset tetap, perusahaan melakukan pemeriksaan
fisik terkait aset tetap seperti yang tadi saya sebutkan dek, mesin dan
peralatan. Jadi pemeriksaannya dilakukan oleh bagian lostik dek dan
diperiksa setiap satu tahun sekali”.
65
5. Bagaimana dengan penghapusan aset tetap pada perusahaan ini
pak?
“Jadi dek, penghapusan aset tetap itu dilakukan apabila aset tersebut
sudah tidak terpakai lagi, maka otomatis aset tersebut akan di hapus
dari pencatatan”.
66
Wawancara dilakukan pada tanggal 20/12/2019
Berikut wawancara yang dilakukan dengan bapak Rudianto selaku
informan atau salah satu karyawan perusahaan PT. Astra Internasional
Daihatsu Cabang Bone.
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana perencanaan aset tetap pada perusahaan ini?
“Salah satu prioritas perusahaan untuk perencanaan aset tetap dek
salah satunya adalah mesin. Karena perusahaan ini bergerak di
bidang penjualan otomotif dek, jadi setidaknya kita harus
meminimalisir kerusakan yang terjadi pada mesin agar mesin tersebut
bisa dipergunakan untuk jangka waktu yang lama”.
2. Bagaimana dengan pemeliharaan aset tetapnya pak?
“Pemeliharaan aset dilakukan agar aset pada perusahaan dapat
digunakan untuk jangka waktu yang lama dek, contohnya tadi seperti
mesin, dan pemeriksaannya itu dilakukan oleh bagian workshop head
area atau kepala bengkel dek. Pemeriksaan juga biasanya tidak
berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan karena persediaan
suku cadang yang dari pusat itu biasanya telat datang.”
67
Wawancara dilakukan pada tanggal 20/12/2019
Berikut wawancara yang dilakukan dengan Ibu Indasari.M selaku
informan atau salah satu karyawan perusahaan PT. Astra Internasional
Daihatsu Cabang Bone.
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana penggunaan aset pada perusahaan ini ibu?
“Jika ada karyawan yang ingin menggunakan aset dek contohnya
seperti ingin menggunakan mobil atau menggunakan tenda untuk
pameran akan di tulis di buku catatan untuk penggunaan barang-
barang perusahaan. Dilakukan seperti ini supaya dapat meminimalisir
kehilangan dan supaya kita tau barang-barang perusahaan apa saja
yang digunakan”.
2. Bagaimana dengan pemanfaatan asetnya?
“Pemanfaatan aset juga hampir sama dengan penggunaan dek,
dimana disetiap penggunaan barang perusahaan akan ditulis di
catatan agar dapat mengetahui barang-barang perusahaan saja yang
digunakan”.
3. Bagaimana dengan penghapusan aset tetap pada perusahaan ini
ibu?
“Untuk penghapusan aset pada perusahaan dek dilakukan apabila
ada aset perusahaan yang dijual atau aset tersebut sudah tidak dapat
lagi di pergunakan maka akan di hapuskan dari pencatatan.”
68
NO. Fokus Dimensi Peneliti Informan Keterangan
1. Sistem Akuntansi Aset
Tetap PT. Astra
Internasional Daihatsu
1. Perencanaan
Aset Tetap
1. Faisal
2. Rudianto
1. Sales Counter
2. Instructure
2. Penggunaan
Aset Tetap
1. Faisal
2. Indasari. M
1. Sales Counter
2. Kasir
3. Pemanfaatan
Aset Tetap
1. Faisal
2. Indasari. M
1. Sales Counter
2. Kasir
4. Pemeliharaan
Aset Tetap
1. Faisal
2. Rudianto
1. Sales Counter
2. Instructure
5. Penghapusan
Aset Tetap
1. Faisal
2. Indasari. M
1. Sales Counter
2. Kasir