efektivitas lks berbasis pendekatan saintifik pada materi ...digilib.unila.ac.id/27405/4/skripsi...

69
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI GENDER Skripsi Oleh RIDO YUSUF ABADI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: hoangdieu

Post on 13-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIKPADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSESSAINS DITINJAU DARI GENDER

Skripsi

Oleh

RIDO YUSUF ABADI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERIKONSEP LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINSDITINJAU DARI GENDER

Oleh

RIDO YUSUF ABADI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektivan dari LKS berbasis pen-

dekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi dalam meningkatkan keterampilan

proses sains (KPS) ditinjau dari gender siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada semester

ganjil tahun 2016/2017. Sampel yang didapat adalah kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3

yang diperoleh dengan teknik purposive sampling melalui undian. Metode peneliti-

an yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan The Matching Only Pretest and

Posttest Control Group Design. Efektivitas penerapan LKS berbasis pendekatan

saintifik ditunjukkan oleh perbedaan n-Gain KPS antara siswa kelas kontrol dan

eksperimen. Teknik analisis yang digunakan adalah uji ANOVA dua jalur dan uji

Mann Whitney U. Kesimpulan yang didapatkan adalah LKS berbasis pendekatan

saintifik pada materi konsep laju reaksi efektif dalam meningkatkan KPS ditinjau

dari gender siswa; tidak ada interaksi antara pemberian LKS berbasis pendekatan

Page 3: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

Rido Yusuf Abadi

saintifik dengan KPS siswa laki-laki dan perempuan (gender) dalam mempelajari

konsep laju reaksi; KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik lebih tinggi daripada pembelajaran menggunakan LKS kon-

vensional; KPS siswa laki-laki dan perempuan pada pembelajaran menggunakan

LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa laki-laki dan

perempuan pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional; KPS siswa laki-

laki lebih tinggi daripada siswa perempuan pada pembelajaran menggunakan LKS

berbasis pendekatan saintifik.

Kata kunci: LKS berbasis pendekatan saintifik, KPS, konsep laju reaksi, gender

Page 4: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIKPADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSESSAINS DITINJAU DARI GENDER

Oleh

RIDO YUSUF ABADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh
Page 6: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh
Page 7: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh
Page 8: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

RIWAYAT HIDUP

Pada tanggal 29 Oktober 1995 penulis dilahirkan di Kabupaten Lampung Tengah

dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak Duduy Syarifudin dan

Ibu Nani Maemunah.

Pendidikan formal diawali di SD Proklamasi 45 Kec. Terbanggi Besar Kab. Lam-

pung Tengah tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2007, kemudian melanjutkan

ke SMP Negeri 1 Terbanggi Besar pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010, dan

meneruskan ke SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada tahun 2010 dan lulus pada

tahun 2013.

Tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung. Selama menjadi

mahasiswa penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Himpunan

Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila sebagai anggota divisi

Jaringan dan Usaha Himasakta Periode 2015/2016. Tahun 2016 mengikuti Prog-

ram Pengalaman Lapangan (PPL) SMA Bangun Cipta Rumbia yang terintergrasi

dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Rekso Binangun, Kec.

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

MOTTO

Sibuklah memperbaiki diri sendiri sesuai tuntunan Al-Qur’an danSunnah Rasulullah karena amalan kita masih berantakan, hisab

menegangkan, dan surga juga belum jelas.

Page 10: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

PERSEMBAHAN

Keluarga besar saya, teman-teman angkatan 2013 dan Almamater tercinta.

Page 11: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Efektivitas LKS Berbasis Pendekat-

an Saintifik pada Materi Konsep Laju Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains Ditinjau dari Gender” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

sarjana pendidikan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi

Wasallam atas suri tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat manusia.

Ucapan terima kasih tak lupa dihaturkan kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia;

4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan

bimbingan, saran, dan kritik dalam proses perbaikan skripsi ini;

5. Ibu Emmawaty Sofya, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaannya

memberi bimbingan, masukan, kritik dan saran, serta motivasi;

Page 12: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

6. Ibu Dr. Noor Fadiawati M.Si., selaku Pembahas atas masukan, kritik, dan

saran yang membangun.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah

memfasititasi penulis dalam menuntut ilmu selama menjadi mahasiswa FKIP

Unila;

8. Kepala SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan guru mitra penelitian Ibu Dra.

Umiyati Murni.;

9. Bapak, Ibu dan Kakak atas segala pengorbanan, cinta, semangat dukungan,

serta bimbingannya;

10. Teman seperjuangan, Indra Muntari, Nadia Yolanda dan Galuh Oktriana atas

kerja sama, dukungan, dan kekompakannya selama penyusunan skripsi ini.

Sahabat-sahabat terbaikku selama perkuliahan, teman-teman Pendidikan

Kimia 2013, adik-adik Pendidikan Kimia 2014, 2015, dan 2016 serta semua

pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, 18 Juli 2017Penulis,

Rido Yusuf Abadi

Page 13: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme............................................................... 10

B. Pendekatan saintifik................................................................................ 11

C. Keterampilan Proses Sains ..................................................................... 18

D. Lembar Kerja Siswa ............................................................................... 20

E. Pengaruh Gender .................................................................................... 22

F. Hasil Penelitian yang Revelan ................................................................ 25

G. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 28

H. Anggapan Dasar ..................................................................................... 31

I. Hipotesis Penelitian................................................................................ 31

Page 14: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 33

B. Data Penelitian ..................................................................................... 33

C. Metode dan Desain Penelitian.............................................................. 34

D. Variabel Penelitian .............................................................................. 34

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen ..................................... 35

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 36

G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis............................................... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data....................................................... 45

1. Nilai Rata-Rata Pretes dan Postes .................................................. 452. Nilai Rata-Rata N-gain Siswa ........................................................ 463. Data Nilai Sikap ............................................................................. 494. Pengujian Hipotesis........................................................................ 50

B. Pembahasan.......................................................................................... 57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 67

B. Saran..................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Analisis SKL-KI-KD ........................................................................... 762. Analisis Konsep ................................................................................... 873. Silabus .................................................................................................. 904. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 1015. Data Sikap Siswa ................................................................................... 1186. Perhitungan Nilai Pretes, Nilai postes, dan N-Gain ............................. 130

Page 15: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

ii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator KPS dasar ................................................................................ 20

2. Desain Faktorial Penelitian ..................................................................... 34

3. Klasifikasi criteria n-gain........................................................................ 39

4. Nilai x2hitung, x2

tabel dan pengambilan keputusan uji normalitas............... 51

5. Hasil uji normalitas data n-gain siswa pada kelas kontrol dan kelaseksperimen .............................................................................................. 52

6. Nilai x2hitung, x2

tabel dan pengambilan keputusan uji homogenitas ........... 53

7. Hasil uji homogenitas data n-gain siswa pada kelas kontrol dan kelaseksperimen .............................................................................................. 53

8. Hasil uji ANOVA dua jalur untuk hipotesis 1 dan 2 ................................ 55

Page 16: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ............................................................. 37

2. Nilai rata-rata pretes dan postes KPS siswa di kelas eksperimen dan kelaskontrol ..................................................................................................... 45

3. Nilai rata-rata n-gain KPS dikelas kontrol dan kelas eksperimen .......... 46

4. Nilai rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dikelas kontrol dan kelaseksperimen .............................................................................................. 47

5. Nilai rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dikelas kontrol dan kelaseksperimen .............................................................................................. 48

6. Nilai rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dan laki-laki dikelaseksperimen .............................................................................................. 48

7. Nilai rata-rata sikap siswa aspek pada setiap pertemuan di kelaseksperimen .............................................................................................. 49

8. Nilai rata-rata sikap siswa kelas kontrol dan kelas ekperimen ............... 50

9. Interaksi antara pemberian perlakuan LKS BPS dengan KPS siswa laki-laki dan perempuan(gender) ................................................................................................... 55

Page 17: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia yang memiliki rasa

ingin tahu. Salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi kehidupan

adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan suatu kumpulan pengetahu-

an yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam (Trianto, 2010). Perkembangan IPA terlihat

melalui kumpulan fakta yang dikaji sehingga menghasilkan suatu teori, konsep,

atau hukum, juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah (Trianto, 2007;

Holbrook, 2007). Hal ini menjadi pokok yang mendasar dari pentingnya pembela-

jaran IPA yang mengembangkan proses ilmiahnya untuk pembentukan pola pikir

siswa (Susilowati, 2013; Rutten, dkk., 2012).

Salah satu cabang dari IPA adalah ilmu kimia, dimana ilmu kimia secara khusus

mempelajari mengenai komposisi, struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi,

serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut (Irwan, 2008). Ilmu kimia

itu sendiri didasarkan pada eksperimen dengan proses ilmiah atau lebih dikenal

dengan proses sains. Proses tersebut meliputi kriteria pengamatan (observasi),

menyimpulkan (inferensi), mengelompokkan (klasifikasi), menafsirkan (inter-

pretasi), meramalkan (prediksi), dan mengkomunikasikan (Khaerudin, 2005;

Page 18: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

2

Trinurhayati, 2014; Afolaby, 2010). Oleh sebab itu, dalam mempelajari ilmu kimia

tidak hanya mempelajari isi atau kontennya saja, tetapi juga prosesnya yang jauh

lebih penting (Rahman, 2014). Hal ini sesuai dengan tujuan penting mata pelajaran

kimia di SMA yakni agar peserta didik menguasai konsep, prinsip, hukum dan teori

kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Proses sains ini menjadi keterampilan

yang harus dimiliki oleh siswa dalam mempelajari ilmu kimia dan keterampilan ini

lebih di kenal dengan KPS (Tim Penyusun, 2006).

KPS pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk

memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. Penting bagi seorang

guru melatihkan KPS kepada siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu

keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan masalah

serta menjelaskan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari,

untuk itu KPS perlu ditingkatkan (Ergin, 2008; Rahman, 2014).

Tentunya untuk meningkatkan KPS memerlukan berbagai upaya yang dapat di-

mulai dengan menentukan materi kimia yang tepat. Salah satu materi kimia yang

dapat meningkatkan KPS siswa adalah materi laju reaksi. Hal ini karena terdapat

kesesuaian indikator dengan kriteria yang ada pada KPS. Materi laju reaksi merupa-

kan materi pembelajaran kima untuk kelas XI semester ganjil. Kompetensi dasar

yang digunakan yaitu KD 3.7, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. Selanjutnya

untuk menunjang KD tersebut diperlukan media pembelajaran berupa LKS yang

akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.

Page 19: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

3

LKS sendiri merupakan media bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa

yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. LKS ini akan memudahkan

guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta

akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran

(Senam, dkk., 2008). LKS yang akan digunakan untuk dapat meningkatkan KPS

siswa tentu harus sesuai dengan indikator pada materi laju reaksi dan memiliki

kriteria yang sesuai dengan KPS (Karsli, 2009). Salah satu LKS yang memenuhi

kriteria tersebut adalah LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS ini dipilih karena

memiliki langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik

yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan (Machin, 2014).

LKS berbasis pendekatan saintifik ini merupakan hasil pengembangan yang dilaku-

kan oleh mahasiswa pendidikan kimia Universitas Lampung pada tahun 2015

dengan judul “Konsep Laju Reaksi” dan sudah sesuai kriteria untuk meningkatkan

KPS siswa. LKS berbasis pendekatan saintifik menuntut siswa untuk dapat mema-

hami konsep laju reaksi dengan cara diskusi yang akan menuntun siswa untuk me-

nemukan konsep tersebut.

Pada tahap pertama yaitu mengamati, siswa dilatih untuk memperhatikan (melihat,

membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau peristiwa sehingga

dapat menggali pengetahuan awal siswa. Pada tahap kedua yaitu bertanya, siswa

dilatih untuk mengajukan pertanyaan sehingga rasa ingin tahu siswa berkembang.

Kemudian untuk menjawab pertanyaan tersebut maka pada tahap ketiga yaitu me-

ngumpulkan informasi/mencoba, siswa menggali dan mengumpulkan informasi

Page 20: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

4

dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Pada tahap keempat yaitu menalar,

siswa melakukan pemrosesan informasi untuk menemukan keterkaitan satu infor-

masi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan

bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Tahap terakhir

yaitu mengkomunikasikan, siswa berinteraksi dengan empati, saling menghormati,

dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing (Ariyanti, 2015).

Secara menyeluruh langkah-langkah tersebut akan mendorong dan menginspirasi

siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat. Serta mendorong dan menginspirasi

siswa agar mampu berpikir hipotetik dan mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi

pembelajaran (Ayas, dkk., 2011).

Sayangnya di SMA, LKS berbasis pendekatan saintifik ini masih jarang diterapkan.

Padahal penerapan LKS ini dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkat-

kan KPS siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan di SMA

Negeri 13 Bandar Lampung yang menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran kimia

cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Kegiatan pembel-

ajaran yang berpusat pada guru hanya melibatkan siswa sebagai pendengar dan pen-

catat sehingga KPS yang dimiliki siswa tidak dapat berkembang dan cenderung tidak

diperhatikan. Seperti kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki kemampuan belajar

yang berbeda-beda khususnya antara siswa laki-laki dan perempuan (Michael, 2012).

Perbedaan tersebut membuat jenis kelamin (gender) siswa mem-pengaruhi capaian

siswa dalam peningkatan KPS (Cheung, 2009). Dalam mempelajari ilmu sains,

pengaruh perbedaan gender terlihat dimana prestasi belajar sains siswa perempuan

Page 21: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

5

mengalami kemunduran, sementara prestasi laki-laki meningkat, perempuan lebih

menguasai segala sesuatu yang menyangkut masalah kesehatan dan lingkungan,

sedangkan siswa laki-laki dengan kecakapan spasialnya lebih unggul dalam

matematika, fisika dan kimia (Rachmawati, 2008; Jangsi, dkk., 2011; Woodzicka,

dkk., 2010).

Kecakapan spasial adalah kemampuan untuk melakukan perubahan dengan peng-

lihatan atau membayangkan dan berkaitan dengan warna, garis, bangun, bentuk,

ruang, serta hubungannya (Armstrong, 2009). Kecakapan spasial dapat dikembang-

kan dengan cara mengintegrasikan kecakapan spasial dengan kurikulum disekolah

yang berlaku dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga selama anak bersekolah

kemampuan ini dapat dipelihara, dikembangkan dan ditingkatkan (Hoerr, dkk.,

2010). Kecakapan spasial siswa akan meningkat karena pada indikator konsep laju

reaksi dan langkah-langkah pada LKS berbasis pendekatan saintifik mendukung hal

tersebut dengan menyajikan gambar-gambar dua dimensi dan submikroskopis saat

pembelajaran. Penyajian tersebut merupakan cara untuk mengetahui makna kata

untuk membangun proses belajar kimia (Mustofa, dkk., 2013).

Berdasarkan penjabaran diatas maka perlu untuk mencari tahu pengaruh pengguna-

an LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi dalam mening-

katkan KPS ditinjau dari Gender siswa. Cara yang dapat yaitu dengan langsung

menerapkan LKS berbasis pendekatan saintifik pada siswa di sekolah dan meneliti

bagaimana pengaruhnya terhadap KPS siswa. Untuk itu penulis tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Efektivitas LKS Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi

Konsep Laju Reaksi dalam Meningkatkan KPS Ditinjau dari Gender.”

Page 22: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah umum

pada penelitian ini adalah bagaimanakah keefektivan LKS berbasis pendekatan

saintifik pada materi konsep laju reaksi dalam meningkatkan KPS ditinjau dari

Gender. Selanjutnya dirumuskan rumusan masalah secara khusus sebagai berikut:

1. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik dengan gender terhadap KPS siswa pada materi konsep laju

reaksi?

2. Bagaimanakah efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik untuk meningkat-

kan KPS siswa pada materi konsep laju reaksi?

3. Bagaimanakah KPS siswa laki-laki dalam pembelajaran menggunakan LKS

berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konven-

sional pada materi konsep laju reaksi?

4. Bagaimanakah KPS siswa perempuan dalam pembelajaran menggunakan LKS

berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konven-

sional pada materi konsep laju reaksi?

5. Bagaimanakah KPS siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam pembelajaran

yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju

reaksi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini secara umum

adalah mendeskripsikan keefektivan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi

Page 23: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

7

konsep laju reaksi dalam meningkatkan KPS ditinjau dari Gender, yang selanjutnya

memiliki tujuan yang lebih khusus yaitu :

1. Mengetahui ada tidaknya interaksi antara pemberian LKS berbasis pendekatan

saintifik dengan KPS pada siswa laki-laki dan perempuan pada materi konsep

laju reaksi.

2. Mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mening-

katkan KPS siswa pada materi konsep laju reaksi.

3. Mendiskripsikan KPS siswa laki-laki dalam pembelajaran menggunakan LKS

berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konven-

sional pada materi konsep laju reaksi.

4. Mendeskripsikan KPS siswa perempuan dalam pembelajaran menggunakan

LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS kon-

vensional pada materi konsep laju reaksi.

5. Mendeskripsikan KPS siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran yang

menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar bermanfaat bagi:

1. Siswa

Melalui LKS berbasis pendekatan saintifik siswa diharapkan dapat memberikan

pengalaman baru bagi siswa dalam menyikapi masalah kimia, dan lebih mudah

untuk memahami materi kimia, khususnya materi laju reaksi.

2. Guru

Memberikan alternatif bagi guru dalam membuat LKS berbasis pendekatan

Page 24: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

8

saintifik yang dapat meningkatkan KPS siswa.

3. Bagi Sekolah

Menjadi informasi dan pengetahuan tambahan serta sebagai gagasan baru bagi

kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah,

khususnya ilmu kimia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran dapat diketahui melalui perhitungan n-gain. Gain di

normalisasi (n-gain) telah banyak digunakan dalam menilai kinerja siswa dalam

pretes dan postes yaitu dengan menggunakan skor individu siswa (Bao, 2006).

2. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik yang merupakan hasil pengem-

bangan oleh mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2011 yaitu Murni Ariyanti

pada tahun 2015 yang memiliki beberapa langkah ilmiah diantaranya mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan.

3. Materi laju reaksi yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengertian laju

reaksi, pengertian laju rata-rata, menghitung laju rata-rata, pengertian laju sesaat,

menghitung laju sesaat, persamaan umum laju reaksi, orde reaksi, dan meng-

hitung orde reaksi.

4. KPS adalah pendekatan yang memberi kesempatan kepada peserta didik agar

dapat menemukan fakta, membangun konsep-konsep melalui kegiatan dan atau

pengalaman-pengalaman seperti ilmuwan. KPS yang diamati dalam penelitian

ini ada 5 yaitu keterampilan mengamati, memprediksi, menginterpretasi, meng-

komunikasikan, dan menerapkan konsep (Dimyati, 2002).

Page 25: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

9

5. Gender merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan per-

bedaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan secara social (Narwoko,

2004).

Page 26: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-

kan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld (Pannen, 2001) :

“Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita perolehadalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transferpengetahuan dari seseorang kepada yang lain.”

Pembelajaran konstruktivisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia

membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara memberi makna pada

pengetahuan sesuai pengalamannya (Baharuddin, 2008). Menurut Slavin (Trianto,

2010) teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif

yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus mene-

mukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

yang baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu

untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Secara sederhana

konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu.

Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan melainkan suatu

Page 27: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

11

perumusan yang di ciptakan orang yang sedang mempelajarinya (Trianto, 2010).

Bettencourt (Suparno, 2006) menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan

untuk mengerti realitasnya, tetapi lebih melihat bagaimana proses kita menjadi tahu

tentang sesuatu.

B. Pendekatan Saintifik

Pendekatan pembelajaran merupakan cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku

siswa untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membantu dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pendekatan saintifik merupa-

kan pendekatan yang pada dasar gaya berpikirnya mengadopsi dari metode ilmiah.

Upaya penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran bukan hal yang

aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi dalam proses

pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses

ilmiah (keilmuan). Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan

saintifik, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengeta-

huan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penye-

lidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kekejadian. Artinya,

dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan

kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini dalam melihat suatu fenomena

(Sudrajat, 2013).

Menurut Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendi-

dikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ada lima pengalaman belajar dengan pen-

dekatan saintifk yaitumengamati (observing), menanya (questioning), mencoba

(experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).

Page 28: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

12

1. Mengamati (Observing)

Mengamati ialah melakukan pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa

dengan menggunakan inderanya. Metode mengamati mengutamakan kebermakna-

an proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan

tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata sehingga siswa senang dan tertan-

tang. Dengan metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan

antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan

siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, men-

dengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan,

melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang

penting dari suatu benda atau objek (Permendikbud, 2014). Kegiatan mengamati

dalam pembelajaran di-lakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut:

a. Menentukan objek yang akan diobservasi.b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan di

observasi.c. Menentukan data-data yang perlu diobservasi, baik primer maupun

sekunder.d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk

mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti

menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

(Permendikbud, 2014)

Selama proses pembelajaran, siswa dapat melakukan observasi dengan dua cara

pelibatan diri. Kedua cara pelibatan yang dimaksud yaitu observasi berstruktur

dan observasi tidak berstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses

pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh

Page 29: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

13

siswa telah direncanakan secara sistematis di bawah bimbingan guru. Pada obser-

vasi yang tidak berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, subjek, objek, atau

situasi apa yang ingin diobservasi oleh siswa ditentukan secara baku oleh guru.

Dalam kerangka ini, siswa membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam

memori secara spontan atas subjek, objek, atau situasi yang di observasi

(Permendikbud, 2014).

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa selama observasi

pembelajaran disajikan berikut:

a. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untukkepentingan pembelajaran.

b. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau heterogenitas subjek, objek, atausituasi yang diobservasi. Makin banyak dan heterogensubjek, objek, atausituasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan.Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan siswa sebaiknya menentukan danmenyepakati cara dan prosedur pengamatan.

c. Guru dan siswa perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dansejenis nya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.

(Permendikbud, 2014)

2. Menanya (Questioning)

Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas siswa untuk ber-

tanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat pada kegiatan

mengamati. Guru perlu membimbing siswauntuk dapat mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan hasil pengamatan objek yang konkret sampai

kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain

yang lebih abstrak. Pertanyaan tersebut dapat bersifat faktual sampai kepada per-

tanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana siswa dilatih mengajukan per-

tanyaan oleh guru, siswa tersebut masih memerlukan bantuan guru untuk mengaju-

Page 30: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

14

kan pertanyaan sampai ke tingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan

secara mandiri. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa.

Siswa yang semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahunya semakin dapat

dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang

lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan

siswa, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Menanya memiliki

banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran (Permendikbud, 2014). Fungsi

bertanya adalah sebagai berikut:

a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa tentang suatutema atau topik pembelajaran.

b. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengem-bangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan ancanganuntuk mencari solusinya.

d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada siswauntuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substan-si pembelajaran yang diberikan.

e. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan perta-nyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakanbahasa yang baik dan benar.

f. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembang-kan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pen-dapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleran-si sosial dalam hidup berkelompok.

h. Membiasakan siswa berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam meres-pon persoalan yang tiba-tiba muncul.

i. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan ber-empati satu sama lain.

(Permendikbud, 2014)

3. Mencoba (Experimenting)

Tindak lanjut dari menanya adalah mencoba. Dalam hal ini, siswa menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu

siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau

Page 31: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

15

objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut

terkumpul sejumlah informasi yang menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu

menalar. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus

mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang

sesuai. Pada mata pelajaran IPA, peserta siswa memahami konsep-konsep IPA dan

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa-pun harus memiliki keterampilan

proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu

meng-gunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-

masalah yang dihadapinya sehari-hari (Permendikbud, 2014).

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan

berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivi-

tas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik

sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-

cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempela-

jari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melaku-

kan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis,

dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat

laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan (Permendikbud, 2014).

4. Menalar (Associating)

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah

yang dianut dalam kurikulum 2013 digunakan untuk menggambarkan bahwa guru

dan siswa merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan

sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh sim-

Page 32: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

16

pulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,

meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat (Permendikbud, 2014).

Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan ter-

jemanan dari reasonsing. Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran

pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar

asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk

pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam

peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama

mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam

referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di

memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah

tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dalam kegiatan ini,

siswa melakukan pemrosesan informasi untuk menemukan keterkaitan satu infor-

masi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan

bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan (Permendikbud,

2014).

5. Mengkomunikasikan (Communicating)

Mengkomunikasikan merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik

pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat

interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama

sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja sedemikian

rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah pribadi, maka

Page 33: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

17

menyentuh tentang identitas siswa terutama jika mereka berhubungan atau ber-

interaksi dengan yang lain atau guru (Permendikbud, 2014).

Dalam situasi kolaboratif itu, siswa berinteraksi dengan empati, saling menghor-

mati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara se-

macam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin siswa menghadapi ber-

bagai perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Dalam kegiatan ini,

siswa menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari

informasi, mengasosiasi, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas

dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut

(Permendikbud, 2014).

Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan

kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi

pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu

kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan

dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah (Permendikbud, 2014).

Berikut beberapa kriteria dalam pendekatan ilmiah:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelas-kan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayal-an, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebasdari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yangmenyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dantepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, danmengaplikasikan materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam me-lihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembe-lajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, danmengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon

Page 34: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

18

materi pembelajaran.6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat di pertanggung-

jawabkan.7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik sistem penyajiannya.(Permendikbud, 2014)

Proses pembelajaran pendekatan ilmiah menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengeta-

huan, dan keterampilan.Integrasi dari ketiga ranah. Ranah sikap menggamit trans-

formasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”. Ranah keterampilan

menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”.

Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa

“tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemam-

puan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang

meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud,

2014).

C. Keterampilan Proses Sains

Menurut Semiawan (1992) KPS adalah keterampilan-keterampilan fisik dan men-

tal untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains serta me-

numbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. KPS adalah ke-

mampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengem-

bangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa

sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains

serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan

yang telah dimiliki. KPS bukan tindakan instruksional yang berada diluar kemam-

puan siswa, tetapi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan

Page 35: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

19

yang dimiliki siswa (Semiawan, 1992).

Untuk dapat memahami hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara utuh, yakni

IPA sebagai proses, produk dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS

(KPS). Dalam pembelajaran IPA, aspek proses perlu di tekankan bukan hanya

pada hasil akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban

yang benar. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsung-

nya proses sains. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang satu sama lain ber-

kaitan dan sebagai prasyarat. Namun pada setiap jenis keterampilan proses ada

penekanan khusus pada masing-masing jenjang pendidik-an (Fitriani, 2009).

Penerapan KPS merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh

keberhasilan belajar yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai dan

dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar tersebut.

Menurut Usman (2001) proses ini adalah :

a) Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilanproses ini siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalambelajar.

b) Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarisiswa karena hakikatnya siswa sendirilah yang mencari fakta dan menemu-kan konsep tersebut

c) Untuk mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan hidup di mas-yarakat sehingga antara teori dengan kenyataan hidup akan serasi.

d) Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalammasyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecah-kan masalah

e) Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetia-kawanan sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.

Menurut Funk (Dimyati, 2002) mengutarakan bahwa berbagai keterampilan proses

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: KPS dasar (basic skill) dan KPS terpadu

(integarted skill) antara lain:

1. KPS dasar terdiri atas enam keterampilan yakni mengamati, mengklasifikasikan,

Page 36: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

20

memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan dan menyimpulkan.

Tabel 1. Indikator KPS dasar

Keterampilan Dasar IndikatorMengamati Mampu menggunakan semua indera (penglihatan,

pembau, pendengaran, pengecap, peraba) untuk meng-amati, mengidentifikasi suatu hasil dari pengamatan.

Klasifikasi Mampu menentukan perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukandasar penggolongan terhadap suatu obyek.

Memprediksi Mampu mengajukan perkiraan tentang sesuatu yangbelum terjadi berdasarkan fakta dan yang menunjukkansuatu, misalkan memprediksi kecenderungan atau polayang sudah ada menggunakan grafik untukmenginterpolasi dan mengekstrapolasi dugaan.

Mengukur Mampu memilih dan menggunakan peralatan untukmenentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatubenda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas,volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampumendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukuran kesatuan pengukuran lain.

Mengkomunikasikan Memberikan/menggambarkan data empiris hasilpercobaan atau pengamatan dengan grafik/ tabel/ diagram,menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis,menjelaskan hasil percobaan atau penelitian, membacagrafik/ tabel/ diagram, mendiskusikan hasil kegiatan suatumasalah atau suatu peristiwa.

Menyimpulkan Mampu menjelaskan hasil pengamatan, menyimpulkandari fakta yang terbatas.

(Dimyati, 2002)

D. Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru

sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang

dan dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang

akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran karena dapat digunakan

secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS

menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pem-

Page 37: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

21

belajaran yang dirancang (Rohaeti, 2009). Menurut Abdul (2012) “LKS(student

work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta didik”. LKS ini berisi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

siswa untuk mengerjakan suatu tugas, dan berperan membantu siswa dalam mema-

dukan aktivitas fisik dan mental mereka selama proses pembelajaran. Selain itu,

LKS juga berperan membantu guru dalam mengarahkan siswa menemukan konsep-

konsep melalui aktivitas nya sendiri. Dengan adanya LKS diharapkan siswa dapat

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide-ide kreatifnya baik secara

perorangan maupun kelompok, mampu berpikir kritis dan menjalin kerjasama yang

baik dengan anggota kelompok. Sementara menurut Trianto (2009) :

“LKS adalah panduan yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan ataupemecahan masalah”.

Menurut Djamarah (2000), fungsi LKS adalah sebagai berikut:

a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih

menarik perhatian siswa.c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya men-

dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang di-

capai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Menurut tim instruktur PKG (Sudiati, 2003), tujuan dari LKS yaitu:

Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar. Memper-

baiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, ber-

warna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut.

Menurut tim instruktur PKG (Sudiati 2003), tujuan penggunaan LKS dalam proses

belajar mengajar adalah:

Page 38: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

22

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki olehpeserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telahdisajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikansecara lisan.

Penggunaan media LKS ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses

pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara lain

yaitu : 1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar

semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar. 2) Meningkatkan motivasi siswa

dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar

sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya. 3) Penggunaan media dapat

mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 4) Siswa akan mendapatkan

pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya

interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Tidak hanya itu melalui LKS,

diharapkan siswa dapat termotivasi dalam mempelajari konsep-konsep kimia.

Pada proses pembelajaran, LKS yang digunakan berperan sebagai sarana pem-

belajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau

sub materi pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dipelajari.

E. Pengaruh Gender

Perbedaan gender merupakan salah satu topik yang banyak menarik perhatian

dewasa ini (Sugihartono, 2007). Sekolah adalah salah satu wadah di mana guru

sebagai fasilitator sering secara sadar maupun tidak sadar telah memberikan

perlakuan yang berbeda antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-

laki sering mendapatkan perhatian yang lebih besar dari siswa perempuan. Hal ini

terlihat dari sikap guru yang lebih banyak memberikan pujian maupun nasihat

Page 39: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

23

kepada siswa laki-laki dari pada pujian maupun nasihat kepada siswa perempuan.

Jenis kelamin dan gender adalah dua hal yang berbeda. Namun masih saling ber-

kaitan. Pada umumnya jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan individual

berdasarkan faktor biologis yang dibawa sejak lahir, yaitu perbedaan antara jenis

kelamin laki-laki dan perempuan, Sedangkan gender merupakan aspek psikososial

dari laki-laki dan perempuan (Sugihartono, 2007). Gender menurut Narwoko

(2004) adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat

dari nilai dan tingkah laku. Gender merupakan suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender

adalah kelompok atribut dan perilaku secara kultural yang ada pada laki-laki dan

perempuan. Tumbuhnya perbedaan individu berdasarkan gender berkembang

secara pesat sebagai akibat perbedaan perlakuan yang dilakukan secara terus-

menerus antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini nampak dalam hal peran,

tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi

laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada. Hal ini menumbuhkan

sebuah idiologi bagaimana laki-laki dan perempuan harus bertingkah laku. Oleh

karena itu, dapat diartikan gender sebagai suatu konsep merupakan hasil pemikiran

manusia atau rekayasa manusia, dibentuk oleh masyarakat sehingga bersifat dina-

mis dapat berbeda karena perbedaan adat istiadat, budaya, agama, system nilai dari

bangsa, masyarakat, dan suku bangsa tertentu (Narwoko, 2004).

Menurut Heymans (Kartono, 1989), perbedaan antara laki-laki dan perempuan

terletak pada sifat-sifat sekunderitas, emosional dan aktivitas dari fungsi-fungsi

kejiwaan. Pada wanita fungsi sekunderitas tidak terletak di bidang intelektual,

tetapi pada perasaan, sehingga nilai perasaan dan pengalarnan-pengalaman jauh

Page 40: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

24

lebih lama mempengaruhi struktur kepribadiannya, jika dibandingkan dengan nilai

perasaan laki-laki. Perempuan merealisasi dengan respon-respon yang lebih kuat

dan lebih emosional dari pada laki-laki. Perempuan pada umumnya lebih akurat

dan lebih mendetail. Umpamanya saja pada masalah ilmiah perempuan lebih kon-

sekuen dan lebih akurat (persis) daripada laki-laki. Pada perempuan akan membuat

catatan dan diktat-diktat pelajaran lebih lengkap dan teliti daripada laki-laki, tetapi

biasa-nya catatan-catatan tadi kurang kritis. Adanya perbedaan-perbedaan antara

laki-laki dan perempuan antara lain: perempuan pada umumnya perhatiannya ter-

tuju pada hal-hal yang bersifat konkrit, praktis, emosional dan personal, sedangkan

kaum laki-laki tertuju pada hal-hal yang yang bersifat intelektual, abstrak dan

objektif (Kartono, 1989).

Perbedaan gender ini juga menjadikan orang berpikir apakah cara belajar, cara

berpikir, atau proses konseptualisasi juga berbeda menurut jenis kelamin. Dengan

demikian perbedaan gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab

antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat

berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Pengaruh perbedaan gender dalam

mempelajari matematika dan sains memperoleh perhatian dalam riset pendidikan

sejak awal 1980-an ketika dominasi laki-laki dalam matematika dan sains ditemu-

kan dalam beberapa penelitian. Adanya perbedaan hasil belajar siswa laki-laki dan

siswa perempuan, khususnya dalam mempelajari sains. Siswa yang terdiri dari

laki-laki dan perempuan tentunya memiliki karakteristik yang berbeda baik secara

fisiologis maupun psikologis. Secara fisiologis, perbedaan itu terkait perbedaan

fisik, pancaindra dan sebagainya. Sedangkan secara psikologis, perbedaan itu

terkait dengan minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif dan

Page 41: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

25

sebagainya. Dimana semua ini akan mempengaruhi proses dan hasil belajarnya

(Kartono, 1989).

Hasil penelitian Nuryami (2014), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keyakin-

an diri antara siswa laki-laki dengan perempuan dalam mempelajari IPA.

Menurut Sugiharto (Nuryami, 2014), memaparkan bahwa anak perempuan lebih

cakap dalam mengerjakan tugas-tugas verbal, sedangkan anak laki-laki menunjuk-

kan masalah-masalah bahasa yang lebih banyak dibandingkan perempuan. Namun,

anak laki-laki lebih superior dalam kemampuan spasial. Dalam mempelajari ilmu

sains, perbedaaan gender terlihat dimana prestasi belajar sains anak perempuan me-

ngalami kemunduran, sementara prestasi laki-laki meningkat. Berdasarkan peneli-

tian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) menyimpulkan bahwa perempuan

lebih menguasai segala sesuatu yang menyangkut masalah kesehatan dan lingkung-

an, sedangkan siswa laki-laki dengan kecakapan spasialnya lebih unggul dalam

matematika, fisika dan kimia.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Luky, dkk. (2015) yang bertujuan mendeskrip-

sikan kelayakan LKS yang dikembangkan, mendeskripsikan hasil belajar siswa,

melatihkan KPS, dan mendeskripsikan respon siswa. Lembar kegiatan siswa

termasuk dalam bahan ajar cetak (printed) yang berupa lembaran-lembaran yang

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS berorientasi Guided Inquiry

merupakan LKS yang disusun berdasarkan fase-fase model pembelajaran Guided

Inquiry untuk melatihkan KPS (KPS) siswa. KPS yang dilatihkan dalam peneliti-

Page 42: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

26

an ini yaitu merancang penelitian ilmiah, melakukan penelitian, melakukan pe-

ngumpulan data, menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Kriteria kelayakan

terdiri atas isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan. Jenis penelitian adalah

pengembangan dengan metode Research and Development (R&D). Subjek

penelitian adalah LKS yang dikembangkan. Instrumen penelitian terdiri atas

lembar telaah, lembar validasi, lembar tes pemahaman konsep, lembar tes KPS,

dan lembar angket respon siswa. Sumber data diperoleh dari dosen kimia, guru

kimia, dan 12 orang siswa Kelas XI SMA Gedangan Sidoarjo. Data dianalisis

secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS layak digunakan

sebagai media pembelajaran dengan persentase kelayakan 66,7%-100%. LKS

dapat melatihkan KPS merancang penelitian, melakukan penelitian, melakukan

pengumpulan data, membuat kesimpulan dengan sangat baik, dan keterampilan

menganalisis data dengan baik. Rata-rata nilai post-test siswa pada materi laju

reaksi telah melampaui nilai KKM yaitu 77,4 sehingga siswa dikatakan tuntas.

Hasil respon siswa menunjukkan bahwa LKS mendapatkan respon yang positif

karena memperoleh persentase 75%-100%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanti, dkk. (2011) dengan tujuan untuk me-

ngetahui peningkatan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa pada

materi IPA setelah pembelajaran dengan menggunakan LKS. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode quasi eksperiment dengan desain static group

pretes-postes design. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan antara lain

tes pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif, angket dan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan LKS dapat meningkatkan pe-

mahaman konsep dan KPS siswa pada pembelajaran IPA, guru dan siswa juga

Page 43: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

27

memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan LKS dalam proses

pembelajaran.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti, (2015) yang bertujuan untuk: (1) Me-

ngembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada

materi laju reaksi; (2) Mendeskripsikan karakteristik LKS yang dikembangkan;

(3) Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap LKS yang dikembangkan; dan (4)

Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono

(2013) dengan subyek penelitian adalah LKS berbasis pendekatan saintifik.

LKS dirancang berasis pendekatan saintifik, sehingga dalam LKS memiliki lima

pengalaman belajar yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, me-

nalar, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil validasi ahli diperoleh pre-

sentase penilaian validator pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruk-

si sebesar 94,54%; 96%; dan 96%. Hasil tanggapan guru terhadap aspek kese-

suaian isi, keterbacaan, dan kemenarikan sebesar 90,90%; 92%; dan 96%. Hasil

tanggapan siswa terhadap keterbacaan dan kemenarikan sangat tinggi yaitu

dengan persentase 84,27% dan 80,20%. Dengan demikian disimpulkan bahwa

LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi laju reaksi telah berhasil dikem-

bangkan dan secara keseluruhan LKS sudah menarik dan layak untuk pembel-

ajaran SMA di kabupaten Lampung Utara.

4. Penelitian yangdilakukan oleh Veloo, dkk. (2015) dengan tujuan untuk menge-

tahui perbedaan gender dan etnis yang diwujudkan dalam prestasi belajar kimia

dan pengaturan diri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pe-

nelitian kuantitatif dengan menggunakan hasil ujian tengah semester kimia

Page 44: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

28

sebagai ukuran pencapaian prestasi belajar kimia dan survei kuesioner. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia yang diperoleh siswa laki-

laki secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan.

G. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan anak agar dapat berkem-

bang secara optimal. Pengembangan yang diorientasikan dalam pembelajaran

tidak hanya menekankan penguasaan konsep, tetapi juga diorientasikan pada ke-

mampuan berproses, bernalar, dan termasuk juga bagaimana anak tersebut dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembe-

lajaran pada masa sekarang ini lebih berorientasi kepada siswa aktif terlibat dalam

proses pembelajaran sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman yang dapat

mengembangkan KPS melalui diskusi.

KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,

mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan yang meliputi kriteria yaitu

mengamati, menyimpulkan, memprediksi, menginterpretasi, dan mengkomunikasi-

kan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan

metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh penge-

tahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki khususnya

dalam ilmu kimia.

Tidak semua materi kimia dapat membantu menigkatkan KPS. Salah satu materi

kimia yang dapat membantu meningkatkan KPS siswa adalah K.D 3.7 yaitu me-

nganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde

Page 45: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

29

reaksi berdasarkan data hasil percobaan. Materi ini dapat mendukung meningkat-

kan KPS siswa karena memiliki kesesuaian indikator dengan kriteria yang ada pada

KPS. Selanjutnya diperlukan media untuk menunjang peningkatan KPS yaitu

berupa LKS. LKS yang digunakan tentunya harus sesuai materi yang mendukung

dan meliki kriteria yang ada pada KPS. LKS yang dimaksud salah satunya adalah

LKS berbasis pendekatan saintifik karena sesuai dengan kriteria KPS. LKS ber-

basis pendekatan saintifik ini merupakan hasil pengembangan dari mahasiswa

pendidikan kimia Universitas Lampung angkatan 2011. LKS ini mengkhususkan

pada materi konsep laju reaksi. LKS berbasis pendekatan saintifik diharapkan

dapat meningkatkan KPS siswa karena memiliki langkah-langkah yaitu meng-

amati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

LKS berbasis pendekatan saintifik ini akan diterapkan pada kelas eksperimen di

SMAN 13 Bandar Lampung sesuai langkah yang ada pada LKS ini. Sebelum

menerapkan terhadap kelas-kelas tersebut, terlebih dahulu diberikan soal pretes

untuk mengetahui ke-mampuan awal siswa. Setelah perlakuan, akan dilakukan

tes akhir (postes) untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar dan

peningkatan KPS siswa. Peningkatan tersebut diharapkan terjadi karena langkah-

langkah yang ada pada LKS berbasis pendekatan saintifik.

Pada langkah pertama yaitu mengamati, siswa akan diminta untuk mengamati dan

memahami fenomena yang disajikan pada LKS berbasis pendekatan saintifik

beserta wacananya. Melalui langkah ini diharapkan dapat memotivasi siswa,

menimbulkan rasa ingin tahu, dan meningkatkan kemampuan mengamati. Kedua

yaitu langkah menanya, siswa di-harapkan akan mengungkapkan pertanyaan yang

Page 46: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

30

sesuai dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan itu berdasarkan fenomena

dan wacana yang diberi-kan pada langkah mengamati. Melalui langkah ini di-

harapkan dapat merangsang aspek rasa ingin tahu dan komunikatif siswa juga

meningkatkan salah satu KPS yaitu mengkomunikasikan. Ketiga yaitu langkah

mengumpulkan informasi, siswa diharapkan akan lebih banyak menggali informasi

berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Melalui langkah ini diharapkan dapat

merangsang aspek ketelitian siswa dan meningkatkan KPS yaitu memprediksi dan

menginterpretasi data. Keempat yaitu langkah menalar, siswa diharapkan lebih

banyak berpikir dan berlatih, melakukan pemrosesan informasi untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keter-

kaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang di-

temukan. Melalui langkah ini diharapkan dapat merangsang aspek ketelitian siswa

dan meningkatkan KPS yaitu memprediksi, menginterpretasi data dan menerapkan

konsep. Langkah terakhir yaitu mengkomunikasikan, siswa diharapkan dapat me-

nuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mengumpulkan

informasi dan menalar, juga mempresentasikan kesimpulan yang didapatkan dalam

pembelajaran. Melalui langkah ini diharapkan dapat merangsang aspek komunikatif

siswa dan meningkatkan KPS yaitu mengkomunikasikan.

Melalui langkah-langkah yang ada pada LKS berbasis pendekatan saintifik diharap-

kan dapat membuat KPS siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi daripada KPS

siswa pada kelas kontrol yang menggunakan LKS konvensional baik secara kese-

luruhan maupun ditinjau dari gender siswa yang akan terlihat dari n-gain yang

diperoleh. Keterlibatan gender dalam hal ini, karena diperkirakan gender dapat

Page 47: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

31

mempengaruhi perbedaan pencapaian KPS antara siswa laki-laki dan siswa perem-

puan yang disebabkan oleh perbedaan kecakapan spasial. Kecakapan spasial siswa

secara otomatis akan meningkat karena langkah pada LKS berbasis pendekatan

saintifik mendukung hal tersebut dengan menyajikan gambar-gambar dua dimensi

yang merupakan cara untuk mengetahui makna kata untuk membangun proses

belajar kimia. Diperkirakan diantara siswa laki-laki dan siswa perempuan yang

memiliki kecakapan spasial lebih tinggi akan memiliki KPS yang lebih tinggi pula

dan hal ini juga akan terlihat dari n-gain KPS yang diperoleh.

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Perbedaan n-Gain KPS siswa semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan

dalam proses belajar yang diberikan di kelas yang menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik dengan kelas yang menggunakan LKS konvensional.

2. Gender mempengaruhi peningkatan KPS siswa pada kedua kelas.

3. Faktor-faktor lain diluar perilaku pada kedua kelas diabaikan.

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian secara umum adalah LKS berbasis pendekatan saintifik pada

materi konsep laju reaksi efektif dalam meningkatkan KPS ditinjau dari Gender,

selanjutnya dapat dijabarkan menjadi hipotesis khusus sebagai berikut :

1. Tidak ada interaksi antara pemberian LKS berbasis pendekatan saintifik dengan

KPS siswa laki-laki dan perempuan (gender) pada materi konsep laju reaksi.

2. LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS siswa pada

Page 48: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

32

materi konsep laju reaksi.

3. KPS siswa laki-laki dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa laki-laki dalam pembelajaran

menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.

4. KPS siswa perempuan dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa perempuan pada pembelajar-

an menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.

5. KPS siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan di kelas yang pem-

belajarannya menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.

Page 49: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

33

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13

Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari empat kelas, yaitu

kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Dari populasi tersebut di-

ambil 2 kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan). Berdasarkan masukan guru bidang studi

kimia yang memahami karakteristik populasi tersebut, dengan pertimbangan ting-

kat kognitif yang sama, maka diperoleh kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 sebagai

sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan undian untuk menentukan kelas eks-

perimen dan kelas kontol, lalu didapatkan kelas XI IPA 3 sebagai kelas eks-

perimen yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik, sedangkan kelas XI

IPA 2 sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran LKS konvensional.

B. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama yaitu data hasil tes

sebelum model pembelajaran diterapkan (pretes) dan data hasil tes setelah model

pembelajaran diterapkan (postes), serta data pendukung yaitu data sikap siswa

Page 50: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

34

yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini merupakan kuasi eksperimen desain The Matching only

pretest and posttest control group design, dengan tipe faktorial 2 x 2 karena diguna-

kan varibel tambahan (Fraenkel,dkk.,2012). Selanjutnya dilakukan pencocokan

statistik (Statistic Matching) berdasarkan nilai pretes dikelas eksperimen dan kelas

kontrol. Nilai pretes yang diperoleh diuji normalitas, uji homogenitas, dan uji

kesamaan dua rata-rata. Pencocokan bertujuan agar sampel penelitian memiliki

kemampuan awal yang sama. Desain faktorial penelitian seperti pada Tabel 2

berikut ini.

Tabel 2. Desain Faktorial Penelitian

Jenis PembelajaranPembelajaran LKSberbasis pendekatansaintifik (A1)

PembelajaranmenggunakanLKSkonvensional(A2)

Gender Laki-Laki (B1) A1B1 A2B1Perempuan (B2) A1B2 A2B2

(Fraenkel, dkk., 2012)

Tabel 2 merupakan desain faktorial penelitian untuk melihat pengaruh dan interaksi

pembelajaran LKS berbasis pendekatan saintifik dan perbedaan gender siswa

terhadap hasil belajar dan KPS siswa. Yang dibandingkan yakni pembelajaran

LKS berbasis pendekatan saintifik (A1) dan menggunakan LKS konvensional (A2).

Perbedaan gender siswa dikategorikan menjadi laki-laki (B1) dan perempuan (B2).

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki variabel bebas, variabel kontrol, variabel terikat dan

Bebas (A)Moderat (B)

Variabel

Page 51: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

35

variabel moderat. Sebagai variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan di kelas

kontrol (LKS konvensional) dan kelas eksperimen (LKS berbasis pendekatan saintifik).

Variabel kontrol adalah soal pretest dan postest serta guru. Sebagai variabel

terikat adalah KPS siswa pada materi laju reaksi dari siswa SMA Negeri 13

Bandar Lampung. Selain itu ada variabel moderat yang merupakan variabel

independen sekunder untuk meneliti hal yang mempengaruhi antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Pada penelitian ini yang berperan sebagai variabel

moderator adalah Gender siswa di kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 di SMA Negeri

13 Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul

data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997).

Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah :

1. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

standar kurikulum 2013.

2. LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.

3. Soal pretes dan postes KPS yang masing-masing berisi 7 soal uraian.

4. Lembar observasi penilaian sikap siswa.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam kon-

teks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu

cara judgment atau keputusan ahli dan pengujian empirik. Pada penelitian ini peng-

Page 52: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

36

ujian kevalidan instrument dilakukan dengan cara judgment atau keputusan ahli.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini adalah

1. Tahap pra penelitian

1) Meminta izin kepada Waka Kurikulum SMA Negeri 13 Bandar Lampung

untuk melaksanakan penelitian.

2) Melakukan wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas XI IPA untuk

mendapatkan informasi mengenai pembelajaran kimia yang diterapkan di

sekolah.

2. Tahap penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1) Menentukan populasi dan sampel penelitian.

2) Menyusun instrumen penelitian yaitu: silabus, RPP, LKS, soal pretes dan

postes.

3) Melaksanakan penelitian di sekolah yang diteliti.

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah:

a) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi konsep laju reaksi sesuai

dengan pembelajaran yang telah ditetapkan pada masing-masing kelas, pembe-

lajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang diterapkan pada kelas

eksperimen serta pembelajaran dengan cara menggunakan LKS konvensional

diterapkan pada kelas kontrol.

b) melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

3. Analisis dan pelaporan hasil penelitian

Page 53: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

37

4.

Pra

pene

liti

an

Pada tahap ini, dilakukan pengolahan dan analisis data untuk memperoleh

suatu kesimpulan.

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

1. Menentukan sekolah yang akan dipilih.2. Melakukan wawancara dan observasi dengan guru kimia

di sekolah.

1. Menentukan populasi dan sampelpenelitian.

2. Menyusun instrumen penelitian.

Kelas kontrol(Pembelajaranmenggunakan

LKSkonvensional)

Pretes&

Postes

Kelas eksperimen(PembelajaranmenggunakanLKS berbasis pendekatansaintifik)

Analisis data

Pembahasan dan simpulan

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian

G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Analisis Data KPS

Analisis data dilakukan untuk memberikan makna atau arti pada data yang telah

dikumpulkan, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan rumusan

Data nilai pretes dan posteskelas kontrol dan eksperimen

Page 54: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

38

masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis yang telah dibuat.

1) Perhitungan Nilai Siswa

Nilai pretes dan postes hasil penelitian dikelas eksperimen dan kelas kontrol di-

operasikan dengan rumus sebagai berikut:

Nilai akhir = x 100

Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n-Gain yang se-

lanjutnya digunakan pengujian hipotesis.

2) Perhitungan n-Gain

Peningkatan KPS siswa ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa dalam tes

(pretes dan postes). Peningkatan KPS ditunjukkan melalui nilai n-Gain, yaitu

selisih antara nilai postes dan nilai pretes, dan dihitung berdasarkan rumus berikut

perhitungan nilai n-Gain dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemuka-

kan oleh Hake (2002).

<g> =%% x 100 =

% %%Setelah menghitung nilai n-Gain masing-masing siswa, dilakukan perhitungan rata-

rata nilai n-Gain masing-masing kelas baik kelas ekperimen dan kelas kontrol.

Berikut ini adalah rumus rata-rata nilai n-Gain kelas.

rata − rata n − Gain (x) = (Jumlah n − Gain siswa dalam satu kelas)(Jumlah siswa dalam satu kelas)Klasifikasi peningkatan n-Gain nya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 55: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

39

Tabel 3. Klasifikasi kriteria n-Gain

Nilai Gain (g) Keterangan>0,7 Tinggi

0,3-0,7 Sedang

<0,3 Rendah

(Hake, 2002)

2. Uji Hipotesis

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel penelitian berasal dari popula-

si berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya menggu-

nakan statistik parametrik (berdistribusi normal) atau non parametrik (berdistribu-

si tidak normal).

Hipotesis untuk uji normalitas:

Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut := ∑ ( )Keterangan : = uji Chi-kuadrat

fo = frekuensi observasife = frekuensi harapan

Data akan berdistribusi normal terima H0 jika χ2hitung≤ χ2

tabel dengan taraf signifi-

kan 5% dan derajat kebebasan dk = k – 1(Sudjana, 2005).

2) Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui sampel yang dibandingkan memiliki varians

Page 56: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

40

homogen atau tidak.

Hipotesis untuk uji homogenitas :

H0 : 22

21 = sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen

H1 : 22

21 = sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak

homogen

Uji homogenitas kedua varians kelas sampel, digunakan uji kesamaan dua varians,

dengan rumusan statistik := dengan = ∑( ̅)Keterangan: s = simpangan baku

x = siswa= rata-rata

n = jumlah siswa

Dengan kriteria uji adalah terima jika < pada taraf signifikan 5%

(Sudjana, 2005).

3) Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah KPS awal siswa

dikelas kontrol tidak berbeda secara signifikan dengan KPS awal siswa dikelas

eksperimen. Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan Mann Whitney U (Sudjana, 2005).

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : µ 1x = µ 2x : Rata-rata nilai KPS awal siswa di kelas eksperimen sama dengan

rata-rata nilai KPS awal siswa di kelas kontrol pada materi konsep

laju reaksi.

H1 : µ 1x ≠ µ 2x : Rata-rata nilai KPS awal siswa di kelas eksperimen tidak sama

dengan rata-rata nilai KPS awal siswa di kelas kontrol pada materi

konsep laju reaksi.

Page 57: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

41

Keterangan:

µ 1 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi konsep laju reaksi kelas eksperimen.µ 2 = Rata-rata nilai pretes (y) pada materi konsep laju reaksi kelas kontrol .

X = KPS.

Salah satu sampel tidak berdistribusi normal tetapi homogen, maka pengujian

kesamaan dua rata-rata tidak menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji-t,

melainkan menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney U.

Hipotesis uji statistik non parametrik sama dengan hipotesis uji statistik parametrik.

Rumus perhitungannya:

(9)

Keterangan : U =

Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika Z > Zα. (Siddiq, 2012).

4) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

ANOVA dua jalur dan uji Mann Whitney U. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan

setelah melaku-kan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogeni-

tas data. Maka disusunlah hipotesis statistik berdasarkan hipotesis penelitian yang

telah dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis 1

H0 : Tidak ada interaksi antara pemberian perlakuan LKS berbasis pendekatan

saintifik dengan KPS siswa laki-laki dan perempuan (gender) pada materi

konsep laju reaksi.

H0 : A * B = 0

Page 58: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

42

H1 : Ada interaksi antara pemberian perlakun LKS berbasis pendekatan saintifik

dengan KPS siswa laki-laki dan perempuan (gender) pada materi konsep laju

reaksi.

H1 : A * B ≠ 0Keterangan

A = LKS berbasis pendekatan saintifikB = gender siswa .

Hipotesis 2

H0 : Rata-rata n-Gain KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik lebih rendah daripada pembelajaran menggunakan LKS

konvensional.

H0 : A1≤ A2

H1 : Rata-rata n-Gain KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

pendekatan saintifik lebih tinggi daripada pembelajaran menggunakan LKS

konvensional.

H1 : A1> A2

Keterangan :

A1 = Rata-rata n-Gain KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKSberbasis pendekatan saintifik.

A2 = Rata-rata n-Gain KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKSkonvensional.

Pengujian hipotesis 1 dan 2 menggunakan analisis varians dua jalur (two way

ANOVA) dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows (Subana dalam

Hasyim, dkk., 2014) karena penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2.

Kriteria Uji: Hipotesis 1 terima H0 jika nilai sig pada “gender*lks” > 0.05 dan

hipotesis 2 terima H0 jika nilai sig pada” lks” > 0.05.

Page 59: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

43

Hipotesis 3

H0 : Rata-rata n-Gain KPS siswa laki-laki pada pembelajaran menggunakan LKS

berbasis pendekatan saintifik lebih rendah daripada siswa laki-laki dalam

pembelajaran menggunakan LKS konvensional.

H0 : µA1B1 ≤ µA2B1

H1 : Rata-rata n-Gain KPS siswa laki-laki pada pembelajaran menggunakan LKS

berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa laki-laki dalam pem-

belajaran menggunakan LKS konvensional.

H1 : µA1B1 ˃µA2B1

Keterangan

µA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa laki-laki pada pembelajaran menggunakanLKS berbasis pendekatan saintifik.

µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa laki-laki pada pembelajaran menggunakanLKS konvensional.

Hipotesis 4

H0 : Rata-rata n-Gain KPS siswa perempuan pada pembelajaran menggunakan

LKS berbasis pendekatan saintifik lebih rendah daripada siswa perempuan

dalam pembelajaran menggunakan LKS konvensional.

H0 : µA1B1 ≤ µA2B1

H1 : Rata-rata n-Gain KPS siswa perempuan pada pembelajaran menggunakan

LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa perempuan

dalam pembelajaran menggunakan LKS konvensional.

H1 : µA1B1 ˃µA2B1

Keterangan

µA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa perempuan pada pembelajaran menggunakanLKS berbasis pendekatan saintifik.

µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa perempuan pada pembelajaran menggunakanLKS konvensional.

Page 60: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

44

Hipotesis 5

H0 : Rata-rata n-Gain KPS siswa laki-laki lebih rendah daripada siswa perempuan

pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.

H0 : µA1B1 ≤ µA2B1

H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan

pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.

H1 : µA1B1 ˃µA2B1

Keterangan

µA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa laki-laki pada pembelajaran menggunakanLKS berbasis pendekatan saintifik.

µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa perempuan pada pembelajaran mengguna-kan LKS berbasis pendekatan saintifik.

Pada pengujian hipotesis ke-3, 4, dan 5 dilakukan dengan Mann Whitney U karena

salah satu sampel tidak berdistribusi normal tetapi homogen. Hipotesis uji statistik

non parametrik sama dengan hipotesis uji statistik parametrik. Rumus

perhitungannya:

(9)

Keterangan : U =

Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika Z > Zα. (Siddiq, 2012).

Page 61: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

45

Page 62: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan didapatkan beberapa kesimpulan

dari penelitian ini yaitu LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju

reaksi efektif dalam meningkatkan KPS ditinjau dari Gender, kesimpulan lainnya

adalah sebagai berikut.

1. Tidak ada interaksi antara pemberian perlakuan LKS berbasis pendekatan

saintifik dengan KPS siswa laki-laki dan perempuan (gender) dalam mem-

pelajari konsep laju reaksi.

2. KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan

saintifik lebih tinggi daripada pembelajaran menggunakan LKS konvensional.

3. KPS siswa laki-laki pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekat-

an saintifik lebih tinggi daripada siswa laki-laki dalam pembelajaran menggu-

nakan LKS konvensional.

4. KPS siswa perempuan pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pen-

dekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa perempuan dalam pembelajaran

menggunakan LKS konvensional.

5. KPS siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan pada pembelajaran

menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.

Page 63: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

68

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bahwa :

1. Penerapan LKS berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, khususnya pada materi konsep laju reaksi. Oleh karena itu peneliti me-

rekomendasikan kepada guru kimia untuk mengembangkan dan menggunakan

LKS yang berbasis pendekatan saintifik pada pembelajaran kimia.

2. Guru harus mencoba menerapkan LKS berbasis pendekatan saintifik dalam

pembelajaran di kelas untuk meningkatkan KPS siswa karena pada umumnya

siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan LKS tersebut.

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan LKS berbasis pendekatan sain-

tifik memerlukan media tambahan seperti LCD projector, agar pembelajaran

berjalan dengan baik dan lebih menarik.

Page 64: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT Remaja Rosda karya. Bandung.

Afolaby, F., & Akinbolala, A., O. 2010. Analysis of Science Process Skills in WestAfrican Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinationsin Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientific Research, 5 (4): 234-240.

Ardiyanti, Y. Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terbuka Untuk Meningkat-kan Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains (KPS) dan BerpikirKreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran Lingkungan. (Tesis).Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.Bandung.

Arikunto. 1997. Penilaian Program Pendidikan (Edisi Ketiga). Bina Aksara.Jakarta.

Ariyanti, M. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PendekatanSaintifik pada Materi Laju Reaksi. (Skripsi). Universitas Lampung. BandarLampung.

Armstrong, T. 2008. Multiple Intelligences in the Classroom. ASCD. Alexandria.

Arsyad, A. 2005. Media pembelajaran. PT. Raja grafindo Persada. Jakarta.

Ayas, A., Yildirim, N., & Kurt, S. 2011. The Effect Of The Worksheets OnStudents’ Achievement In Chemical Equilibrium. Journal of Turkish ScienceEducation, 8 (3): 44-58.

Baharuddin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta.

Bao, L. 2006. Theoretical Comparisons of Average Normalized Gain Calculations.American Journal of Physics. 74(10), 917-922.

Bintaria, H., Musa, W. J., & Laliyo, L. A. 2014. Pengaruh Strategi PembelajaranBerbasis Masalah dan Kemampuan Berpikir Kombinasi Visual-Spasialterhadap Penguasaan Konsep Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 2 Limboto.Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Page 65: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

70

Cheung, D. 2009. Students’ Attitudes Toward Chemistry Lessons: The InteractionEffect between Grade Level and Gender. Res Sci Educ, 39: 75–91.

Craswell, J. W. 1997. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches.Thousand Oaks-London-New. Sage Publications. New Delhi.

Dahar, R.W. 1996. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta . Jakarta.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Rineka Cipta.Jakarta.

Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.Jakarta.

Ergin, O., & Aktamis, H. 2008. The Effect of Scientific Process Skills Education onStudent’s Scientific Creativity, Science Attitudes and Science Achievements.Asia-Pasific Learming Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 9,Issue 1, Article 4, P. 1.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang StrukturAtom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung.

Fraenkel, R. Jack, E. W. Norman & H. H. Helen. 2012. How to Design andEvaluate Research in Education. The McGraw-Hill Companies, Inc. NewYork.

Franstya, Y. 2014. Pembelajaran Problem Solving untuk MeningkatkanKemampuan Berfikir Lancar Siwa pada Reaksi Redoks. (Skripsi). Unila.Bandar Lampung.

Hake, R. Richard. 2002. Relationship of Individual Student Normalized LearningGains in Mathematics with Gender, High School, Physics, and Pre TestScores in Mathematics and Spatial Visualization. [Online]. Tersedia:http/www.physics.indiana.edu/~hake>.[5 Januari 2011].

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program PendidikanJarak Jauh S1 PGSD Universitas Sriwijaya. FKIP Universitas Sriwijaya.Palembang.

Hoerr, T.R., S. Boggeman, & C. Wallach. 2010. Celebrating Every Learner,Activities and Strategies for Cereating a Multiple Intellegences Classroom.Jossey-Bass. San Francisco.

Holbrook, J., & Rannikmae, M. 2007. The Nature of Science Education forenhancing Scientific Literacy. Inter-national Journal of Science Education,Taylor & Francis (Routledge), 29 (11): 1347-1362.

Page 66: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

71

Irwan N., & Saputro A. N. C. 2008. Berpetualang Di Dunia Kimia. Pustaka InsanMadani. Yogyakarta.

Iswahyudi, G. 2012. Aktivitas Metakognisi dalam Memecahkan MasalahPembuktian Langsung Ditinjau dari Gender dan Kemampuan Matematika.Disampaikan pada Seminar Nasional Program Studi Pendidikan MatematikaUNS. Surakarta.

Kartono, K. 1989. Psikologi Wanita (Jilid I); Mengenal Gadis Remaja dan WanitaDewasa. CV Mandar Maju. Bandung.

Karsli, F., & Sahin, C. 2009. Developing Worksheet Based on Science ProcessSkills: Factors Affecting Solubility. Asia-Pasific Learming Forum on ScienceLearning and Teaching. Vol. 10, Issue 1, Article 15, P. 1.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajar-an Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah . Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

Khaeruddin dan Sujiono H. E. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) BerdasarkanKurikulum Berbasis Kompetensi. Badan Penerbit Universitas NegeriMakassar. Makassar.

Jagsi, R., DeCastro, R., Griffith, K. A., Rangarajan, S., Churchill, C., Stewart, A.,& Ubel, P. 2011. Similarities and differences in the career trajectories of maleand female career development award recipients. Academic Medicine, 86:1415-1421.

Marjan, J., A. Putu, & S. Nyoman. 2014. Pengaruh Pembelajaran PendekatanSaintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses SainsSiswa MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur NusaTenggara Barat. E-Journal Program Pascasarjana Universitas PendidikanGanesha Program Studi IPA, Volume 4 Tahun 2014.

Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter DanKonservasi Pada Pembelajaran Materi Pertum-buhan. Jurnal Pendidikan IPAIndonesia, 3 (1): 28-35.

Michael, G. L., & Todd, A. M. 2012. Sex, Personality, and Sustainable ConsumerBehaviour: Elucidating the Gender Effect. J Consum Policy. 35: 127–144.

Munandar, S.C.U. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. RinekaCipta. Jakarta.

Mustofa, P. Masrid, & S. Nita. 2013. Hubungan Antara Kemampuan BerpikirFormal dan Kecerdasan Visual-Spasial dengan Kemampuan Menggambar-kan Bentuk Molekul Siswa Kelas XI MAN Model Gorontalo Tahun Ajaran

Page 67: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

72

2010/2011. EJournal Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas NegeriGorontalo, Vol.8, No.1, hal.551-561.

Narwoko D., & Y. Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. KencanaPrenada Media Group. Jakarta.

Nuraeni, N. dkk. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatifuntuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran TeknologiInformasi dan Komunikasi. (Skripsi). UPI-Bandung. Bandung.

Nuryami, N.M.S., I.W. Suastra & I.W. Sadia. 2014. Pengaruh Model PembelajaranKooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap Self-Efficacy Siswa SMPDitinjau Dari Gender. EJournal Program Pascasarjana UniversitasPendidikan Ganesha Prodi IPA, Vol.4, No.1, hal.1-11.

Pannen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalamPembelajaran. Dikti. Jakarta.

Rachmawati, S.A. 2008. Analisis Kemampuan Siswa dalam MerencanakanPercobaan berdasarkan Gender pada Subkonsep Prosista Mirip Hewan.(online). (Tersedia di www.a-research.upi.edu, tanggal 20 November 2014).

Rahman, E. 2014. Efektivitas Model PLGI pada Materi Larutan Elektrolit Non-Elektrolit dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan danMenyimpulkan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rohaeti, E.,LFX,E.W., & R.T. Padmaningrum. 2009. Pengembangan Lembar KerjaSiswa (LKS) mata pelajaran sains kimia untuk SMP. Inovasi Pendidikan, Vol10, No.1 hlm 1-11.

Rutten, N., Van Joolingen, W. R., & Van Der Ven J. T. 2012. The learning effectsof computer simulations in science education. Journal of Computers &Education, 58: 136–153.

Sari, E., M. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving pada MateriReaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan danMenyimpulkan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Semiawan, C. 1992. Pendidikan Ketrampilan Proses. Gramedia. Jakarta.

Senam, Arianingrum, R. Permanasari, R.L. dan Suharto.2008. Efektivitas Pem-belajaran Kimia Untuk Siswa SMA Kelas XI dengan Menggunakan LKSKimia Berbasis Life Skill. Diakses 10 Februari 2014 dari http ://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/93082802890.pdf

Sudiati, 2003. Tujuan Penggunaan LKPD.aadesanjaya.blogspot.com diaksestanggal 10 Oktober 2014 jam 21.00 WIB.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Page 68: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

73

Sudrajat, A.2013. Pendekatan Scientific dalam proses Pembelajaran.Dipetik 03Mei 2014 dari tentang pendidikan : akhmadsudrajat.wordpress.com /2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran.

Sund R. B., & L. Trowbridge. 1973. Teaching Science by Inquiry In The SecondarySchool. Charles E. Merril Publishing Co. Ohio.

Sunyono. 2012. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi(Model SiMaYang). Aura Printing & Publishing. Bandar Lampung.

____ . 2014a. Model Pembelajaran Kimia Berbasis Multiple Representasi dalamMembangun Model Mental Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar.Disertasi. Program S3 Pendidikan Sains. Program Pascasarjana UniversitasNegeri Surabaya: tidak dipublikasikan.

. 2014b. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia SMA Berbasis MultipelRepresentasi dalam Menumbuhkan Model Mental dan MeningkatkanPenguasaan Konsep Kimia Siswa Kelas X (Tahun I). Laporan PenelitianHibah Bersaing Tahun I – Dikti. Jakarta.

Suparno, P. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta.

Susanti, L., B., & P. Sri. 2015. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)Berorientasi Guided Inquiry untuk Melatihkan Keterampilan Proses SainsSiswa pada Materi Laju Reaksi Kelas XI SMA. UNESA Journal of ChemicalEducation, Vol. 4, No. 2, pp. 248-25.

Susilowati. 2013. Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP.Disampaikan dalam PPM Diklat Pengembangan. Sleman.

Syafriany, S. 2013. Upaya Meningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar SiswaMenggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Pada Materi PokokHimpunan Di Kelas VII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi. (Skripsi). UniversitasSumatera Utara. Medan.

Tawil, M., & Liliasari. 2014. Keterampilan-Keterampilan Sains dan Implementasi-nya dalam Pembelajaran IPA. Badan Penerbit UNM. Makassar.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar NasionalPendidikan. Jakarta.

Tim Penyusun. 2013. Konsep Pendekatan Ilmiah. Kemendikbud. Jakarta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Prestasi Pustaka. Jakarta.

Page 69: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ...digilib.unila.ac.id/27405/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI DALAM ... yang diperoleh

74

_____. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif. Progresif. KencanaPrenada Group. Jakarta.

_____. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatnif-Progresif: Konsep,Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Kencana Prenada Media Group. Bandung.

_____. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Trinurhayati. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Benda danSifatnya Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran InquiryTerbimbing Kelas IV SD Inpres Igio Kecamatan Moutong. Jurnal KreatifTadulako Online, Vol. 1, No. 2, Hal 9-23.

Usman, M.U dan L. Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Proses Belajar Meng-ajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Veloo, A., L. H. Hongdan, S. C. Lee, dkk. 2015. Gender and Ethnicity DifferencesManifested in ChemistryAchievement and Self-Regulated Learning.International EducationStudies.8(8), 1-12.

Woodzicka, J. A., Wingfield L. C., & Good, J. J. 2010. The Effects of GenderStereotypic and Counter-Stereotypic Textbook Images on Science Perfor-mance. The Journal of Social Psychology, 150(2): 132–14.

Yuniarti, R., D. 2014. Pengaruh Sikap dan Gender terhadap Prestasi BelajarBahasa Indonesia pada Siswa SMP Negeri Kelas VII di Kecamatan SlemanYogyakarta. (Skripsi). UNY. Yogyakarta.