efektivitas kerja pegawaiunit pelaksanaan teknik …repository.umrah.ac.id/813/1/efektivitas...
TRANSCRIPT
1
EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAIUNIT PELAKSANAAN TEKNIK (UPT)
PEMADAM KEBAKARAN KIJANG PADA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BINTAN
NASKAH PUBLIKASI
OLEH :
EDY ZULKARIAN
NIM : 100563201112
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2018
2
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah dosen pembimbing Skripsi
mahasiswa yang disebut dibawah ini :
Nama : EDY ZULKARIAN
Nim : 100563201112
Jurusan/Prodi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA/FISIP UMRAH
Alamat : Kp. Nosari Barat, Kijang
Nomor Telp : 081991592923
Email : [email protected]
Judul Naskah : EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI UNIT PELAKSANAAN
TEKNIK (UPT) PEMADAM KEBAKARAN KIJANG PADA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
(BPBD) KABUPATEN BINTAN
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah
Ilmiahdan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, Februari 2018
Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Wahjoe Pangestoeti, S.sos.,M.SiRamadhani Setiawan, S.Sos.,M.Soc.Sc
NIDN. 0713097001 NIDN.1026058301
3
EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI UNIT PELAKSANAAN TEKNIK
(UPT) PEMADAM KEBAKARAN KIJANG PADA BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BINTAN
Edy Zulkarian1,WahjoePangestoeti
2, Ramadhani Setiawan
3
ABSTRAK
Unit Pelaksana teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang Kabupaten Bintan
sebagai organisasi pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
kewenangan dalam menanggulangi ancaman bahaya kebakaran.Untuk mendukung
hal tersebut Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang Kabupaten
Bintan harus didukung oleh sarana dan prasarana serta organisasi yang baik, sehingga
mampu memberikan kualitas pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Perumusan
dalam penelitian ini ialah bagaimana efektivitas kerja pegawai Unit Pelaksaan Teknis
(UPT) Pemadam Kebakaran Kijang pada badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Bintan, yang bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja pegawai
Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang sudah efektif. Kerangka
berfikir menurut Ellis (2005:62) mengatakan bahwa yang menjadi efektivitas kerja
pegawai dilihat dari spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan dapat
dilacak.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.Informan penelitian berjumlah 11 orang dengan 1 key informan.Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Selanjutnya analisa data yang dilakukan dengan cara kualitatif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kerja pegawai Unit Pelaksaan Teknis (UPT)
Pemadam Kebakaran Kijang sudah efektif, namun masih ada kekurangan yang harus
diperhatikan seperti kurangnya personil dan kurangnya alat-alat pemadam kebakaran,
ini yang merupakan factor penghambat yang dihadapi oleh Unit Pelaksaan Teknis
(UPT) Pemadam Kebakaran Kijang. Untuk itu peneliti menyarankan perlunya
penambahan personil pemadam kebakaran yang masih kurang, dan melengkapi alat-
alat pemadam kebakaran dan penambahan fasilitas, armada mobil.
Kata Kunci : Efektivitas, Kinerja, pegawai
*
1. Mahasiswa Ilmu Adminstrasi Negara
2. Dosen Pembimbing Pertama
3. Dosen Pembimbing Kedua
4
ABSTRACT
Technical implementation Unit (UPT) fire fighters District Bintan as a
government organization that has a fundamental duty to implement the authority in
dealing with the threat of fire hazard. To support this Technical Implementation Unit
(UPT) Fire Fighters Bintan Regency Should be supported by infrastructure and good
organization, so as to provide optimal service quality to the public. The formulation
in this research is how effectiviness of work technical unit (UPT) fire fighter on a
body of regional disaster management (BPBD) of district Bintan, which aims to
know whether the employee performance technical unit (UPT) fire fighter have
effective. According to the reflects Ellis (2005:62) said that effectiviness of works in
terms of specific employees, can be measured, can be achieved, relevant, and can be
traced. The research is descriptive research with a qualitative approach. Informants
research were 11 people with 1 key informant. Engineering data collection using
technique interview , observation, and documentation. The data analysis done by
means of qualitative. The conclusion of this research is work employees technical
unit (UPT) fire fighter is eeffective, but there still of the should be seen as the
personel and lack of a fire extinguisher , the obstacles faced by Kijang Tehe technical
unit. For that researches suggest the necessity of change adding personel firefighter
is weak, and complement instruments fire extinguisher and the addition of facilities
such as fleet car
Keywords: Effectivity, performance, employees.
5
A. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan
masyarakat yang madani, yang taat hukum diperlukan pegawai negeri yang
merupakan unsur aparatur Negara yang bertujuan sebagai abdi masyarakat yang
harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat
dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Suatu organisasi tidak akan dapat mencapai sasarannya tanpa terlebih dahulu
memperhatikan efektivitas kerja perorangan atau individu dalam pencapaian
efektivitas menjadi penting, karena efektivitas organisasi pada dasarnya adalah
efektivitas perorangan. Pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur Negara, di
Negara, dan abdi masyarakat untuk meningkatkan efektivitas kerjanya
mendukung pemerintah dan pembangunan dituntut untuk berdaya guna dan
berhasil guna. Efektivitas kerja merupakan bagian dari proses manajerial dalam
rangka meningkatkan kinerja organisasi yang dapat mencapai tujuan dari
organisasi tersebut. Efektivitas kerja pegawai merupakan awal mula dari
keberhasilan instansi karena efektivitas individu akan menghasilkan efektivitas
tingkat kelompok, efektivitas kelompok ini bergerak dalam suatu organisasi yang
mempunyai suatu tujuan bersama atau bisa dikatakan tingkat efektivitas
organisasi. Efektivitas organisasi ini ditunjukan untuk mencapai sasaran
organisasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
6
Pada dasarnya efektivitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasil pekerjaan
yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan atau dengan
kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektivitas pada
dasarnya ditentukan oleh tercapainya tujuan organisasi serta factor kesesuaian
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Jadi efektivitas kerja pada tiap-tiap
organisasi akan berbeda-beda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya,
tergantung pada jenis dan sifat dari organisasi yang bersangkutan.
Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang sebagai wadah
yang di dalamnya terdapat rangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang sebagai
organisasi pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
dalam menanggulangi ancaman bahaya kebakaran. Untuk mendukung hal tersebut
Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kabupaten Bintan harus
didukung oleh sarana dan prasarana serta organisasi yang baik, sehingga mampu
memberikan kualitas pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Penanggulangan bencana kebakaran merupakan salah satu wujud upaya
melindungi masyarakat.Penanggulangan bencana kebakaran adalah tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.Oleh karena itu tidak dapat
dibebankan kepada satu pihak saja.Persoalan tersebut menuntut satuan pemadam
kebakaran sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk senantiasa harus selalu
siap dan dapat memenuhi tuntutan pelayanan yang baik kepada masyarakat.Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang sebagai salah satu penyedia
jasa pelayanan pemadam kebakaran, tidak terlepas sebagaimana pemimpin dapat
7
menggerakan dan mempengaruhi bawahannya, sehingga pegawai memiliki
tingkat kinerja yang tinggi.
Dalam memadamkan suatu bencana kebakaran, personil yang layak turun ke
lokasi kebakaran idealnya berjumlah 6 orang dalam satu mobil Pemadam
Kebakaran.Dimana personil tersebut ada operator (pengemudi mobil Damkar),
dan selebihnya melakukan pemadam kebakaran. Operator bukan hanya berfungsi
sebagai pengemudi mobil saja, akan tetapi fungsi operator disini mengoperasikan
mesin air untuk memadamkan kebakaran.
Masing-masing personil sudah ada tugasnya, 1 orang sebagai operator mesin,
1 orang sebagai buka tutup pompa air, 1 orang sebagai pemegang dan penyemprot
air, 1 orang sebagai penggulung dan pengulur selang agar tidak patah disaat
pemadaman berlangsung, dan sisanya memadamkan kobaran api menggunakan
alat-alat bantuan lainnya seperti ember yang dilakukan secara estafet serta dibantu
juga dengan masyarakat yang ada dilokasi kejadian. Jumlah personil Pemadam
Kebakaran yang ada di UPT Damkar Kabupaten Bintan semuanya berjumlah 10
orang yang dimana 10 orang tersebut termasuk KASUBAG.Di UPT Damkar
Kijang dibagi 2 shife, yang dimana ada siang dan malam itu berfungsi untuk
menjaga apabila ada laporan kejadian kebakaran dari masyarakat.
Dilihat dari kondisi dan wilayahnya kabupaten bintan masih memiliki hutan
yang cukup lebat dan kondisi perumahan yang ada sudah mulai padat
penduduk.UPT sudah berdiri sejak 2007 dan hingga sekarang, namun komplin
dan keluhan dari masyarakat masih sering terdengar.
8
Warga menilai lambannya kinerja armada pemadam kebakaran Bintan, itu
terlihat saat terjadinya peristiwa kebakaran di Jalan Pasar Berdikari Kijang,
Kecamatan Bintan Timur yang menghabiskan 26 kios dan 2 rumah pada hari
selasa 16 Agustus 2016. Tim Damkar terkesan kurang sigap dan lambat
datang.Bahkan saat itu warga sudah menghubungi hingga berkali-kali, namun
responnya juga lambat.Menurut warga kebakaran itu bisa saja diminimalisir jika
armada Damkar lebih sigap dan bisa tepat waktu saat terjadinya musibah
tersebut.Sangat disayangkan, lokasi kebakaran dengan markas Damkar tidak
begitu jauh.Warga juga mempertanyakan, mengapa Damkar lamban merespon
panggilan dan informasi dari warga.
Ada beberapa gejala maupun masalah yang terjadi dalam dalam Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang yang dimana gejala
permasalahan tersebut ialah kurang tanggap dan lambatnya penanganan disini
lambatnya mobil Pemadam Kebakaran datag kelokasi.Hal ini dikarenakan mobil
pemadam kebakaran yang ada di UPT Damkar Kijang hanya berjumlah 2
unit.Apabila salah satunya ada yang masuk bengkel otomatis yang berjalan
hanyalah 1 unit, ini yang membuat kurang tanggap dan lambatnya penanganan
yang ada di UPT Damkar Kijang.Kurangnya personil juga merupakan masalah
ada di UPT Damkar Kijang, ini dikarenakan banyak personil yang sudah tua dan
ada juga yang telah pensiun.
Dalam penanganan kebakaran sarana dan prasarana wajib ada dan lengkap,
salah satunya mesin penghisap air dan alat pelindung diri (APD) yang digunakan
oleh anggota UPT Damkar Kijang. Apabila alat penghisap air kurang beroperasi
9
secara otomatis tangki air yang di mobil akan lama terisi, ini menjadi penghambat
untuk memadamkan kebakaran yang ada dilokasi kejadian. Alat pelindung diri
(APD) wajib digunakan dalam penanganan kebakaran, ini gunanya untuk
meminimalisir terkena api saat pemadaman kebakaran. Akan tetapi alat pelindung
diri (APD) Damkar Kijang tidak lengkap seperti di UPT Damkar yang ada di
daerah-daerah lainnya.
Kurangnya pengetahuan dan skill pada anggota dikarenakan jarang diikuti
pelatihan tentang pemadam kebakaran. Padahal dengan diikutinya pelatihan
tersebut, anggota yang ada di UPT Damkar bisa mengetahui cara penanganan
pemadam kebakaran dengan tanggap dan cepat.
Berdasarkan permasahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan pengkajian lebih jauh tentang fenomena yang terjadi di
lapangan dalam bentuk tulisan ilmiah dengan judul :
“EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS (UPT)
PEMADAM KEBAKARAN KIJANG PADA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BINTAN
B. Kerangka Teori
Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan bahwa pekerjaan telah
dapat diselesaikan tepat waktu dengan sempurna dan target telah dicapai sesuai
dengan yang dikehendaki. Menurut Gie (1998:37) yang berpendapat bahwa
“Efektivitas kerja yaitu suatu efek yang terjadi akibat sesuatu yang dikehendaki,
jadi perbuatan orang atau pegawai yang efektif merupakan perbuatan yang dapat
10
menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendaki oleh orang atau pimpinan
yang mengarahkannya”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa, efektivitas kerja merupakan suatu kemampuan untuk
mencapai tujuan organisasi dengan cara yang tepat dan menggunakan potensi
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, efektivitas kerja pegawai akan lebih
efektif apabila adanya pimpinan yang juga efektif dalam mengarahkan para
pegawai tersebut.
Pendapat lain dikemukakan oleh Amirullah dkk (2004:8) bahwa efektivitas
menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan secara tepat. Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target
waktu yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku
mencerminkan perusahaan tersebut telah memperhatikan efektivitas
operasionalnya, dengan demikian antara efektivitas dan efisiensi itu saling terkait.
Dari uraian tersebut semakin jelas, bahwa efektivitas kerja pegawai
merupakan aktifitas kemampuan dari pegawai dalam mencapai tujuan organisasi
dengan menggunakan berbagai potensi serta sarana dan prasarana yang
dimiliki.Adapun ukuran efektifitas kerja yang dapat digunakan dalam lihat efek
atau tidaknya kerja pegawai suatu organisasi, dapat digunakan dengan melihat
penggunaan tenaga atau pegawai yang dipakai, prosedur kerja yang berlaku dan
ketersediaan peralatan kerja dalam membantu para pegawai dalam pelaksanaan
pekerjaannya.
11
Pendapat Ellis (2005:62) menyebutkan bahwa yang menjadi efektivitas kerja
pegawai dilihat dari :
1. Spesifik (specific) adalah apakah yang sebenarnya diharapkan dari pegawai
langsung.
2. Dapat diukur (measurable) yaitu bagaimana tiap-tiap orang mengetahui bahwa
ia telah mencapai hasil yang diinginkan.
3. Dapat dicapai (attainable) yaitu apakah tujuan yang disusun realistis, dapat
dicapai, dan sesuai dengan orang yang berada di posisi itu.
4. Relevan (relevant) yaitu apakah hasil yang digunakan relevan bagi tiap-tiap
orang, pengetahuan yang dimiliki, keterampilan, dan pengalaman.
5. Dapat dilacak (trackable) yaitu bagaimana kemajuan ini dapat dilacak sesuai
dengan batas waktu, dan kapan tujuan harus dicapai.
Lebih lanjut Steers (1985:209) menyatakan bahwa :
“faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai, yaitu :
1. Organisasi
Struktur dan teknologi dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas
dengan berbagai cara. Mengenai struktur ditemukan bahwa meningkatnya
produktivitas dan efisiensi kerja pegawai, sering merupakan hasil dari
meningkatnya spesialisasi fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi pengambilan
keputusan, formalisasi tugas dan penggunaan teknologi peralatan kerja.
2. Lingkungan
Lingkungan luar dan dalam dari organisasi juga ikut mempengaruhi efektivitas
kerja pegawai dalam organisasi, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan
12
tampaknya amat bergantung pada tiga hal, yaitu tingkat keterdugaan keadaan
lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan dan, tingkat
rasionalitas organisasi.
3. Pekerja
Faktor anggota organisasi merupakan factor pengaruh yang paling penting atas
efektivitas karena prilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan
memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Kesadaran akan
sifat perbedaan pribadi yang terdapat diantara para pekerja sangat penting
artinya karena pekerjaan yang berbeda memberikan tanggapan dengan cara
yang berbeda pula atas usaha-usaha manajemen untuk mencapai usaha
diarahkan ketujuan.
4. Kebijakan dan praktek manajemen
Selanjutnya kebujakan-kebijakan yang diambil dan diterapkan oleh
manajemen juga akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai dalam
organisasi, misalnya penetapan tujuan strategi, pemanfaatan sumber daya,
menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan
pengambilan keputusan serta adaptasi dan inovasi organisasi.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja
sama untuk merealisasikan tujuan bersama. Disamping hal di atas perlu juga
diketahui bahwa keberhasilan pencapaian tujuan organisasi bukanlah satu-satunya
ukuran keberhasilan organisasi dalam melaksanakan suatu kegiatan.Karena di
samping hal tersebut dimensi waktu dan efisiensi tenaga dan biaya juga harus
diperhatikan.
13
Dikemukakan oleh Reksohadiprodjo dan Handoko (2001:136) bahwa
organisasi dapat mempengaruhi prilaku para anggotanya dengan menggunakan
berbagai sarana atau teknik agar tercapainya efektivitas kerja yaitu “Efektivitas
organisasi dapat dicapai lebih baik bila komunikasi yang mengalir melalui
saluran-saluran vertical dan horizontal adalah formal, berisi informasi mengenai
isi dan masalah-masalah pekerjaan, dan ditransmisikan “face to face”(tatap muka)
diantara orang-orang yang secara langsung bersangkutan dengan penyelesaian
tugas.
Pendapat Sumaryadi (2005:105) bahwa pada dasarnya efektivitas adalah
tingkat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sesuai dengan yang
ditetapkan.Selanjutnya diungkapkan pula efektivitas dalam kegiatan organisasi
dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan
bagaimana sasaran telah dicapai.
Berdasarkan definisi tersebut jelaslah dalam suatu organisasi paling tidak
terdapat tiga elemen yang satu sama yang lain saling berhubungan. Ketiga elemen
organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Terdiri dari sekelompok orang,
(2) Adanya interaksi dan kerjasama, dan
(3) Memiliki tujuan bersama.
Lebih lanjut dikemukakan Amirullah dan Budiyono (2004:167) bahwa
organisasi dapat diartikan sebagai proses penetapan dan pembagian pekerjaan
yang akan dilakukan, pembatasan tugas, dan kewajiban, otoritas dan tanggung
14
jawab serta penetapan hubungan diantara elemen-elemen organisasi sehingga
orang-orang yang bergabung dalam organisasi tersebut dapat bekerja sama untuk
merealisasikan tujuan bersama secara efisien dan efektif. Menurut Amirullah dan
Budiyono (2004:8) bahwa efisiensi merupakan bagian yang terpenting dalam
manajemen. Efisiensi itu mengacu pada hubungan antara keluaran dan masukan
(output/input). Kemudian menurut Drucker (Amirullah dan Budiyono, 2004:8)
efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing things right),
sedangkan efektif adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things).
Dalam definisi yang lebih sederhana efisiensi itu menunjukkan kemampuan
organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada
pemborosan.
Berkenaan dengan konsep efektivitas di atas, maka Sumaryadi (2005:105)
mengemukakan bahwa dalam mengukur dimensi atau kriteria efektivitas adalah
sebagai berikut : “Kualitas, produktivitas, kesiagaan, efisiensi, laba atau
penghasilan, pertumbuhan, pemanfaatan lingkungan, stabilitas, perputaran atau
keluar masuknya pekerja, kemangkiran, kecelakaan, semangat kerja, motivasi,
kepuasan, penerimaan tujuan organisasi, kepaduan konflik-konflik kompak,
keluasan adaptasi, penilaian oleh pihak luar.”
Kemudian dilanjutkan dengan pendapat Gibson (Sumaryadi 2005:105) yang
mengemukakan beberapa criteria efektivitas, yaitu : kriteria jangka pendek
produksi, mutu, efisiensi, fleksibilitas dan kepuasan, pengembangan, kriteria
jangka menengah-persaingan dan kriteria jangka panjang-kelangsungan hidup.
Dikaitkan dengan konsep efektivitas tersebut di atas, maka konsep pelaksanaan
15
kerja pegawai dipandang sebagai suatu kegiatan dalam rangka pelaksanaan atau
perwujudan hak, wewenang dan kewajiban pegawai, untuk mengatur dan
mengurus pekerjaannya sendiri.Dengan demikian efektivitas kerja pegawai dapat
dikemukakan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan tingkat pencapaian tujuan
dalam pelaksanaan atau perwujudan hak, wewenang dan kewajiban untuk
mengatur dan mengurus pekerjaannya sendiri.
Dilanjutkan oleh Sumaryadi (2005:107) bahwa berdasarkan beberapa kriteria
ukuran efektivitas di atas, terdapat sejumlah kriteria yang dapat dijadikan ukuran
efektivitas kerja pegawai yaitu : produktivitas, kualitas, efisiensi, fleksibilitas,
dan kepuasan.
Produktivitas secara keseluruhan artinya, keluaran yang dihasilkan diperoleh
dari keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi, yang lazim dinamakan
sebagai factor produksi.Masukan atau faktor produksi dapat berupa tenaga kerja,
bahan teknologi, dan energi.Salah satu masukan seperti tenaga kerja, dapat
menghasilkan keluaran yang dikenal sebagai produktivitas individu.Individu yang
dimaksud adalah pegawai yang dapat menggunakan waktu secara efektif dan
efisien.
Efektivitas dan efisiensi erat kaitannya dengan kualitas, sebagai suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi
dan harapan.Konsep ini hanya dapat berorientasi kepada masukan, keluaran atau
keduanya. Di samping itu kualitas juga berkaitan dengan proses produksi yang
akan berpengaruh pada kualitas hasil yang dicapai secara keseluruhan.
16
Menurut Robbins (Purwanto 2007:36) untuk mengukur efektivitas organisasi
dapat diukur dari tiga pendekatan yaitu pencapaian tujuan, system, konstituensi
strategis.
Pendapat lain dikemukakan oleh Jones (Purwanto 2007:43) yaitu efektivitas
organisasi diukur dari tiga pendekatan yaitu :
1. Pendekatan sumber eksternal yaitu mengukur efektivitas organisasi
berdasarkan kemampuannya dalam menjalin hubungan dengan pihak
eksternal.
2. Pendekatan system internal yaitu mengukur efektivitas organisasi dengan
mengukur kinerja intern organisasi dalam menjalankan fungsinya.
3. Pendekatan teknis yaitu mengevaluasi kemampuan organisasi dalam
mengkonversi keterampilan dan sumber-sumber menjadi barang dan jasa
secara efisien.
Pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai efektivitas
organisasi dibutuhkan beberapa pendekatan, baik internal maupun eksternal
sehingga dapat diukur apakah suatu organisasi dapat dikatakan efektif atau tidak
efektif.
Purwanto (2007:31) mengatakan bahwa pada umumnya efektivitas organisasi
diberikan pengertian sebagai kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan
secara efisien dengan sumber daya yang tersedia. Dari pendapat di atas
diterangkan bahwa jika suatu organisasi ingin berjalan secara efektif hendaknya
mendayagunakan semua sumber-sumber daya yang telah ada, baik sumber daya
17
manusia seperti pegawai maupun sumber-sumber lainnya seperti sarana prasarana
yang ada di kantor tersebut.
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
dimana penulis hanya menguraikan dan memaparkan hasil penelitian dengan jelas
dan sistematis tanpa menghubungkan atau mengkaitkan unsur-unsur yang lain
dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2005:11)
menyatakan bahwa : “penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel
yang lain”.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah pada Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pemadam Kebakaran Kijang Kabupaten Bintan.
3. Informan
Menurut Moleong (2009:132) mengenai pengertian informan adalah “ orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi tentang situasi
dan kondisi latar penelitian.” Dalam penelitian kualitatif informan sangat penting,
karena itu peneliti harus memilih orang yang benar-benar tepat sebagai informan
agar data atau informasi yang diperoleh dapat benar-benar tepat, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
18
Jumlah pegawai yang ada di UPTD Pemadam Kebakaran Kijang bejumlah 11
orang. Informan dalam penelitian ini penulis hanya memilih sebanyak 10 orang,
yang terdiri dari KASUBBAG TU 1 orang, Kepala Operator 1 orang, Wakil
operator 1 orang, Komandan regu 1 orang, anggota 1 orang, masyarakat 5 orang
dan yang menjadi key informan adalah Kepala UPT. Hal ini di pilih karena
informan tersebut dianggap memiliki pengetahuan mengenai efektivitas kerja
pegawai UPT Pemadam kebakaran Kijang. Informan ini juga dipilih karena
bersedia unutk menjadi informan yang dapat menjawab secara objektif.
4. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data informasi yang berasal dari informan yang diperoleh
melalui obyeknya langsung yang disebut responden, yaitu meliputi orang-orang
yang diteliti dan akan dimintai keterangan atau informasinya melalui interview
atau penyebaran angket kuesioner, data primer yang ingin diperoleh meliputi
efektivitas kerja pegawai pada UPT Pemadam Kebakaran Kijang.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data kepegawaian Unit
Pelaksaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kijang, buku dan dokumen yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian.
D. Hasil Penelitian
1. Spesifik
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di Kantor UPT
Damkar Kijang mengenai kesesuaian pekerjaan dengan pendidikan yang
19
didapatkan bahwa semua personil bisa dikatakan sudah mengerti dengan
tugasnya.Selain itu juga pelatihan dan pendidikan juga dilakukan agar personil
yang belum paham atau personil baru bisa mengoprasikan alat-alat pemadam
kebakaran agar tidak mengalami kebingungan saat berada di lokasi kejadian
kebakaran dan mampu bekerja semaksimal mungkin.
2. Dapat diukur
Berdasarkan hasil wawancara dapat dianalisa personil mampu menyelesaikan
tugasnya walaupun terdapat bermacam-macam kendala yang dihadapi, namun
mereka sudah bekerja semaksimal mungkin, hanya saja para personil masih
terlambat datang ke lokasi kejadian.
Berdasarkan hasil observasi mengenai menyelesaikan perkerjaan tepat waktu
dapat kita lihat bahwa para personil UPT Damkar Kjang sudah berusaha datang
tepat waktu, walaupun ada sedikit keterlambatan, itu dikarenakan akses menuju
akses menuju lokasi kebakaran sulit, lalu lintas yang padat, serta dikarenakan
mobil yang ada di UPT Damkar Kijang Mengalami sedikit masalah yang
menyebabkan personil datang kelokasi kebakaran tidak tepat waktu.
3. Dapat dicapai
Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata informan menjawab dengan jawaban
yang serupa, yaitu rata-rata para personil sudah paham dengan tujuan dan tugas
yang diberikan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Kantor UPT Damkar Kijang
mengenai pemahaman personil pada tujuan dan tugas yang diberikan, maka
didapati hasilnya yaitu seluruh pegawai atau personil yang ada di UPT Damkar
20
Kijang sudah sangat paham dan mengerti apa yang harus mereka lakukan,
ditambah lagi para personil disini sudah bekerja cukup lama sekali, jadi mereka
sudah paham dengan tugas yang diberikan, kecuali ada anggota baru, itu akan
diberikan pelajaran dari yg sudah berpengalaman.
4. Relevan
Berdasarkan hasil wawancara dapat dianalisa rata-rata pegawai yang ada di
UPT Damkar Kijang sudah bisa menggunakan alat-alat pemadam kebakaran
dengan baik, karena sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan.Berdasarkan hasil
observasi didapati bahwa seluruh pegawai yang ada di UPT Damkar Kijang rata-
rata sudah mampu bekerja dengan baik, mereka semua sudah mahir dan tau apa
yang harus dilakukan sesuai dengan pelatiha-pelatihan yang didapatkan.
5. Dapat dilacak
Berdasarkan hasil wawancara dapat dianalisa rata-rata informan menjawab
dengan jawaban yang serupa, yaitu rata-rata para personil mampu menggunakan
peralatan pemadam kebakaran.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di
Kantor UPT Damkar Kijang mengenai kemajuan pegawai dalam bekerja
menggunakan peralatan teknologi maka didapati hasilnya yaitu seluruh personil
yang ada di UPT Damkar Kijang mampu menggunakan peralatan-peralatan
pemadam kebakaran, karena juga sudah sering mendapati pelatihan dan
pendidikan.\
21
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada Bab sebelumnya mengenai
Efektivitas Kerja Pegawai UPT Pemadam Kebakaran Kijang pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Bintan sudah efektif
meskipun masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pekerjaan pegawai
pada UPT Damkar Kijang menjadi semakin efektif. Adapun hasil penelitian yang
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari dimensi spesifik secara umum hasil kerja pegawai UPT Damkar
Kijang sudah baik. Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat memang
sangat dibutuhkan penambahan pegawai/personil pada UPT Damkar
Kijang. Setelah dilakukan observasi dapat diketahui juga bahwa
penempatan posisi pegawai/personil yang ada di UPT Damkar Kijang
sudah sesuai sesuai dengan pendidikan yang didapatkan baik itu formal
ataupun informal.
2. Pada dimensi dapat diukur sudah baik, namun ada hal yang harus
diperhatikan seperti pegawai UPT Damkar Kijang selalu berusaha bekerja
semaksimal mungkin dan bekerja sesuai aturan yang telah ditetapkan, akan
tetapi kendala yang mereka hadapi adalah jarak tempuh dan akses masuk
ke lokasi yang sulit. Hal ini yang menyebabkan pekerjaan tidak selalu
tepat waktu dan terkesan lambat.
22
3. Pada dimensi dapat dicapai diketahui bahwa seluruh pegawai yang ada di
UPT Pemadam Kebakaran Kijang sudah mengetahui pekerjaan yang
mereka kerjakan.
4. Dalam dimensi relevan bisa dilihat bahwa seluruh pegawai/personil yang
ada di UPT Damkar Kijang sudah bekerja dengan baik dan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki.
5. Dimensi yang terakhir adalah dimensi dapat dilacak, diketahui bahwa
pegawai yang ada di UPT Damkar Kijang dalam melaksanakan tugasnya
sudah bekerja dengan baik, dan rata-rata pegawai/personil yang ada di
UPT Damkar Kijang sudah bisa mengoprasikan alat-alat pemadam
kebakaran, namun peralatan pemadam kebakaran yang ada di UPT
Damkar Kijang masih dikatakan kurang.
6. Hambatan yang ada di UPT Damkar Kijang adalah kurangnya pegawai
dan minimnya alat-alat pemadam kebakaran, hal ini perlu diperhatikan
guna meningkatkan kinerja UPT Damkar Kijang dilapangan.
2. Saran
Adapun saran yang penulis ingin sampaikan mengenai efektivitas kerja
pegawai Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran kijang pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan.
1. Dari dimensi spesifik secara umum hasil kerja pegawai UPT Damkar Kijang
sudah baik. Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat memang sangat
dibutuhkan penambahan pegawai/personil pada UPT Damkar Kijang. Perlu
ditambahnya pegawai atau personil agar mampu bekerja dengan baik lagi.
23
2. Pada dimensi dapat diukur sudah baik, namun ada hal yang harus diperhatikan
seperti pegawai UPT Damkar Kijang selalu berusaha bekerja semaksimal
mungkin dan bekerja sesuai aturan yang telah ditetapkan, para personil
seharusnya selalu siap siaga dan telah mempersiapkan peralatan-peralatan
pemadam kebakaran sehingga begitu ada kejadian para personil tidak terlalu
lama melakukan persiapan.
3. Pada dimensi dapat dicapai diketahui bahwa seluruh pegawai yang ada di UPT
Pemadam Kebakaran Kijang sudah mengetahui pekerjaan yang mereka
kerjakan, para personil juga harus sering diberikan pelatihan-pelatihan agar
bekerja lebih maksimal lagi.
4. Dalam dimensi relevan bisa dilihat bahwa seluruh pegawai/personil yang ada
di UPT Damkar Kijang sudah bekerja cukup baik dan sesuai dengan keahlian
yang dimiliki. Sarannya ialah para personil harus bekerja lebih maksimal lagi
agar mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
5. Dimensi yang terakhir adalah dimensi dapat dilacak, perlunya penambahan
peralatan pemadam kebakaran yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pemadam Kebakaran Kijang Kabupaten Bintanyang bisa dikatakanmasih
kurang.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Amirullah dan Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ellis, Carol W. 2005. Management Skills for new Managers (terjemahan Natalia
R. Sihandrini) Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Gie, The Liang, 1998. Administrasi Perkantoran Modern, Jakarta : Nur Cahaya.
Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Reksohadiprojo, Sukanto dan Handoko, T. Hani. 2001. Organisasi Perusahaan
(Teori Struktur dan Prilaku). Yogyakarta : BPFE.
Siagian Sondang. P, 1991.Organisasi Kepemimpinan dan Prilaku Administrasi,
Jakarta : Gunung Agung.
Steers, Ricard. M. 1985. Efektivitas Organisasi. Alih Bahasa Magdalena
Jamin.Jakarta : Erlangga : Cetakan kedua.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sumaryadi. 2005. Efektivitas Implementasi Otonomi Daerah, Jakarta : Citra
Utami.
Purwanto. 2007. Teori Organisasi. Jakarta : Universitas Terbuka.
Dokumen-dokumen
Buku inventaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Bintan
Buku inventaris Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kab. Bintan
Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bintan
Peraturan Bupati Bintan Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Cara Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemadam Kebakaran Pada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan.
25
Peraturan Bupati Bintan Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi
Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bintan.