efektifitas pembelajaran matematika melalui ...efektivitas pembelajaran matematika melalui...
TRANSCRIPT
-
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATANPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA KELAS IV
SD INPRES SERO KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEHNUR ILMIA10540 8595 13
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR
2018
-
iv
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866972 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : NUR ILMIA
Nim : 10540 8595 13
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Desember 2017
Yang Membuat Pernyataan
NUR ILMIA
-
v
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866972 Makassar 90221
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : NUR ILMIA
Nim : 10540 8595 13
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Desember 2017
Yang Membuat Pernyataan
NUR ILMIA
-
vi
MOTTO
Tak ada yang mudah
Tapi tak ada yang tidak mungkin
Selama kita masih menginginkannya
Hidup adalah pilihan
Antara memilih dan dipilih
Usahakanlah yang terbaik
Tiada kasih sayang setulus kasih sayangmu
Tiada pengorbanan seikhlas pengorbananmu
Kuperuntukkan karya sederhana ini kepada
Kedua orang tuaku, dan seluruh keluargaku
sebagai tanda bakti dan kasih sayangku yang akan abadi
selamanya...
Semoga Allah SWT membalas budi baik mereka. Amin...
-
vii
ABSTRAK
Nur Ilmia 2017. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui PendekatanPembelajaran Matematika Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero KabupatenGowa. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar Dibimbing Oleh Baharullahdan Nasrun.
Penelitian ini merupakan penelitian Pre-experimental Design yangmelibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahuiEfektivitas pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran matematikarealistik pada kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa. Penelitian ini mengacupada 3 indikator keefektifan pembelajaran yaitu ketuntasan hasil belajar, keaktifandalam proses pembelajaran, dan respon siswa terhadap proses pembelajaranmatematika. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelaspembanding (kelas kontrol) dan mempunyai tes awal serta tes akhir. Populasipenelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres Sero dengan sampelpenelitian yaitu siswa kelas IVB. Teknik Sampel yang digunakan yaitu SamplingJenuh dengan jumlah siswa kurang dari 30 siswa. Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada awalpertemuan dan tes akhir pertemuan, lembar observasi untuk mengetahui keaktivansiswa dan angket respon siswa untuk mengetahui anggapan dan saran siswaterhadap pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran MatematikaRealistk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata tes awal (pretest)adalah 59,00 sedangkan skor rata-rata tes akhir (postest) adalah 86,00 berada padakategori tinggi, persentase rata-rata aktivitas murid selama proses pembelajaranmencapai 80,08% berada pada kategori aktif, sedangkan persentase respon positifmurid terhadap pembelajaran mencapai 87,14%. Berdasarkan hasil penelitiansecara klasikal maka pengguanaan pendekatan Pembelajaran MatematikaRealistik efektif dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IVB SD IpresSero Kabupaten Gowa
Kata Kunci : Hasil belajar, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allah Maha Pengasih lagi maha Penyayang, demikian jiwa ini takkan
henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyutan nadi dan jantung, gerak
langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari
sederetan berkah-Mu. Salam dan shalawat kepada baginda Rasulullah Muhammad
saw, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang tetap memegang teguh risalah
yang disematkan di pundaknya, menjadi spirit kemanusiaan dan Teladan terbaik
manusia dalam memahami dan menjalani kehidupan ini.
Alhamdulillahirabbilalamin penulis telah menyelesaikan skripsi ini.
melalui usaha keras ditengah hambatan dan keterbatasan, penulis mencoba
melakukan yang terbaik untuk menyusun skripsi ini. Skripsi ini berjudul
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa yang diharapkan
memberikan hasil dan selanjutnya mampu menjadi acuan peneliti selanjutnya.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda
dan ibunda yang penuh kasih sayang telah berjuang, mengasuh, membesarkan,
mendidik, mendoakan serta membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat, perhatian, dan dukungan
hingga akhir studi ini. Serta keluarga besarku atas segala keikhlasannya
memberikan dukungan, pengorbanan, dan doa restunya demi keberhasilan penulis
dalam menutut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan berbuah ibadah.
-
ix
Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan kepada Dr. Baharullah, M.Pd., pembimbing pertama
dan Nasrun, S.Pd, M.Pd., pembimbing kedua yang telah sabar, tekun dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi,
arahan serta saran-saran yang berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi
berlangsung.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada: Dr. H. Abdul Rahman Rahim SE., MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Sulfasyah, S.PD., MA., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, dan Sitti Fithriani Saleh, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Prodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) serta seluruh dosen dan staf pegawai prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa serta Muhammad Akbar, S.Pd selaku guru kelas IVB
serta staf guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan, dan bimbingan selama
penulis mengadakan penelitian di SD Inpes Sero Kabupaten Gowa. Penulis juga
mengucapkan terima kasih banyak kepada murid-murid kelas IVB yang telah aktif
berpartisipasi selama penulis melakukan penelitian.
-
x
Teristimewa penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada sahabat-sahabatku yang tidak bisa penulis sebutkan namanya
satu persatu, terima kasih atas segala cinta, ruang dan waktu, kebersamaan dalam
suka dan duka sebagai ukiran kenangan yang tak terhapuskan, kehangatan kasih
dan kebaikan kalian adalah motivator untuk penulis.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, Desember 2017
Penulis
-
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................5
D. Manfaat..................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ................7
A. Kajian Pustaka.......................................................................................7
1. Efektivitas........................................................................................7
2. Belajar dan Pembelajaran Matematika..........................................11
-
xii
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.................................13
4. Hasil Belajar Matematika..............................................................15
5. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ..........................18
B. Kerangka Pikir.....................................................................................24
C. Hipotesis Penelitian.............................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................28
A. Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian ...............................................28
B. Populasi Dan Sampel ..........................................................................29
C. Variabel dan Definisi Operasional ......................................................30
D. Instrumen Penelitian............................................................................31
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................33
F. Teknik Analisis Data...........................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................36
A. Hasil Penelitian ....................................................................................36
B. Pembahasan ..........................................................................................44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................47
A. Kesimpulan..........................................................................................47
B. Saran....................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................49
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
-
xiii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Pendekatan Realistic
Mathematic Education ............................................................... 21
2.2 Langkah-langkah pembelajaran penekatan matematika
realistic dalam penelitian ........................................................... 22
3.1 Model Desain Penelitian............................................................ 28
3.2 Kategorisasi Hasil Penelitian..................................................... 35
3.3 Kriteria Persentase Keefektifan ................................................. 35
4.1 Statistik Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas IV SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa .................................................... 36
4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Pretest
Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten
Gowa.......................................................................................... 37
4.3 Statistik Posttest Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres
Sero Kabupaten Gowa ............................................................... 38
4.4 Distribusi Posttest Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa ........................................................................ 39
4.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
IV SD Inpres Sero Kbabupaten Gowa ....................................... 39
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa ....................................................................... 40
-
xiv
4.7 Hasil Angket Respon Siswa Kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik ..................................................................................... 43
-
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Skema Kerangka Pikir........................................................... 26
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lembar observasi aktivitas murid
Lembar respons murid
Soal pretest dan posttest ketuntasan hasil belajar
Alternatif jawaban
Rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp)
LAMPIRAN B
Hasil observasi aktivitas murid
Hasil respon murid
Daftar nama murid, kehadiran, dan hasil tes belajar
LAMPIRAN C
Hasil analisis data aktivitas murid
Hasil analisis data respon murid
Deskriptif statistik dan frekuensi nilai pretest dan nilai posttest
LAMPIRAN D
Jadwal pelaksanaan penelitian
LAMPIRAN E
Persuratan dan dokumentasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia peranan matematika
sangat penting, karena matematika merupakan ilmu dasar yang berkaitan dengan
ilmu-ilmu yang lain. Semua ilmu yang di pelajari mengandung unsur matematika,
baik itu dari bilangan maupun operasi yang melibatkan matematika itu sendiri.
Karena merupakan ilmu dasar, maka matematika harus dipelajari dan dikuasai
untuk lebih mudah dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya.
Dalam pembelajaran matematika ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
supaya materi dapat disampaikan dan dimengerti oleh siswa, yaitu sebagai
seorang guru harus dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan sesuai
dengan rencana serta kurikulum terbaru. Penguasaan materi baik terhadap
matematika tentu saja erat kaitannya dengan bagaimana daya upaya komponen
saling berpengaruh dalam pendidikan untuk memahami matematika, maka
peningkatan mutu pengajaran matematika harus selalu diupayakan, sehingga
mampu mengatasi permasalahan pendidikan seiring dengan tuntutan jaman.
Orang tua menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran paling
berat dan sebagai momok yang menakutkan bagi siswa. Bahkan orang tua juga
mengeluhkan pelajaran matematika ini, sehingga banyak orang tua mengupayakan
anaknya untuk diberi les atau pelajaran tambahan mata pelajaran matematika.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat magang 3 tanggal 1 Agustus
1
-
2
sampai 1 Oktober 2016, bahwa siswa kelas IV SD Inpres Sero sangat minim
dalam kemampuan belajar mandiri, termasuk sulit diajarkan karena menuntut
siswa memahami sesuatu melalui apa yang dipelajarinya. Dengan KKM 70 pada
mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang tidak mencapai KKM
tersebut siswa hanya sampai pada nilai 50-60 saja sehingga kemampuan belajar
siswa SD Inpres Sero belum maksimal.
Penyebab rendahnya nilai matematika materi bangun datar yaitu metode
pembelajaran kurang tepat, minimnya media dalam pembelajaran dikelas,
motivasi belajar siswa rendah, kurangnya perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung. Selain itu, guru masih mendominasi pelaksanaan pembelajaran
matematika, dimana guru masih berperan sebagai sumber utama sekaligus aktor
dalam pembelajaran. Sementara siswa hanya pasif mendengarkan, sehingga siswa
hanya menjadi robot penerima informasi tanpa dapat mengeksplorasi lebih dalam
informasi yang sebenarnya sudah diperoleh siswa dari lingkungan sekitarnya.
Disisi lain, pendekatan maupun metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru masih bersifat konvensional, sehingga pembelajaran matematika berlangsung
monoton yang mengakibatkan siswa cenderung malas dalam belajar. Anak
cenderung terperangkap dalam pemikiran menghafal, karena iklim yang terjadi
dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Cara-cara menghafal
semakin intensif dilakukan anak menjelang ujian. Anak belajar mengingat atau
mencamkan materi, rumus-rumus, definisi, unsur -unsur, dan sebagainya. Namun
ketika waktu ujian berlangsung, anak seperti menghadapi kertas buram. Anak
-
3
tidak mampu mengoperasi kan rumus-rumus yang dihafalnya untuk menjawab
pertanyaan.
Anak akan cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Anak
kehilangan sense of learning, kebiasaan tersebut membuat anak bersikap pasif
atau menerima begitu saja apa adanya dampaknya mengakibatkan anak tidak
terbiasa untuk berpikir kritis, sehingga matematika menjadi pelajaran yang sulit
untuk dipahami dan sulit untuk diselesaikan serta menjadi momok bagi para
siswa. Dalam penyampaian pembelajaran, guru juga kurang memperhatikan
pemanfaatan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa terhadap
konsep matematika. Guru hanya menampilkan gambar dan rumus dipapan tulis,
sehingga siswa cenderung menggambar saja dan menulis rumus di atas kertas
tanpa melakukan peragaan untuk dapat menentukan asal mula rumus dan
memahami konsep dalam menyelesaikan masalah. Guru dengan siswa kurang
interaktif dalam pembelajaran, hal ini menyebabkan pembelajaran tidak
komunikatif, akibatnya siswa sangat kaku dalam mengikuti pembelajaran.
Oleh karena itu, permasalahan diatas jika tidak segera ditangani, maka
proses belajar mengajar akan kurang efektif dan akhirnya mempengaruhi pada
tingkat prestasi belajar matematika siswa secara berkelanjutan. Untuk mengatasi
hal tersebut penulis mencoba meneliti dengan cara menerapkan satu pendekatan
pembelajaran, yaitu dengan “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Kelas IV SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa”. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)
merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dan
-
4
belajar merupakan aktivitas insani serta dalam pembelajarannya digunakan
konteks nyata. Oleh karena itu, pembelajaran matematika menggunakan
pendidikan matematika realistik akan mendekatkan matematika pada kegiatan
belajar siswa dan mengkaji masalah-masalah yang relevan dengan fenomena
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Soejadi (2008,8) pembelajaran matematika realistic pada
dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik
untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada masa yang lalu.
Penggunaan pendidikan matematika realistik memungkinkan siswa untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Guru memiliki peran untuk memberikan
pengarahan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan
terciptanya kondisi pembelajaran yang interaktif dan kondusif bagi siswa,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, adapun rumusan
masalahnya adalah: “Apakah pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
efektif dalam pembelajaran matematika di Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten
Gowa?”
Secara operasional, untuk mengukur keefektifan pendekatan matematika
realistik ditinjau dari 3 indikator, yaitu sebagai berikut:
-
5
1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa
2. Keaktifan dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD
Inpres Sero
3. Respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV
SD Inpres Sero
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran matematika melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran matematika realistik di kelas IV SD Inpres Sero kabupaten Gowa,
ditinjau dari 3 indikator, yaitu sebagai berikut :
1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa
2. Keaktifan dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD
Inpres Sero
3. Respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV
SD Inpres Sero
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa
pihak diantaranya pada :
1. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi para pendidik agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik serta dapat
-
6
merealistikkan segala permasalahan materi pelajaran yang berhubungan dengan
dunia nyata siswa sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.
2. Bagi siswa
Melalui model pembelajaran yang diterapkan, siswa diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan dan melatih anak untuk berfikir logis dan sistematis
serta membuat anak lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Sebagai informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan
untuk mendapatkan pola pembelajaran yang efektif dalam setiap proses
pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti atau penulis dalam menambah wawasan tentang model pendekatan
pembelajaran matematika di sekolah dasar.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIA
A. Kajian Pustaka
1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Soemosasmito (dalam Trianto, 2009) mengemukakan bahwa guru yang
efektif adalah guru yang menemukan cara untuk selalu berusaha agar anak
didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan prestasi waktu
belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik
yang memaksa, negative atau hukuman.
Menurut Uno dan Nurdin Mohamad (2012: 29) pada dasarnya efektivitas
ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah
dapat dicapai oleh peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan istilah efektif dalam
pembelajaran menurut Reigeluth (dalam Uno, 2012:173) yaitu mengarah pada
terukurnya suatu tujuan dari belajar.
Efektivitas dapat diartikan ada efeknya sehingga membawa hasil.
“efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan baik, teratur, bersih, rapi, sesuai
dengan ketentuan dan mengandung unsur-unsur kualitatif dan seni” Pipin (dalam
Supardi, 2013:164). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
efektivitas merupakan ukuran yang dijadikan acuan untuk mengetahui seberapa
jauh tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa
7
-
8
b. Indikator Efektivitas Pembelajaran
1) Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Salah satu tujuan penerapan suatu model, pendekatan, dan metode
pembelajaran adalah untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran.
Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam
belajar atau dengan kata lain ketuntasan belajar siswa yang diukur dengan tes
hasil belajar. Ketuntasan belajar dapat diamati dengan cara melihat prestasi
belajar siswa yang pengambilan datanya dari tes. Jika prestasi belajar lebih atau
sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) maka siswa dinyatakan telah
tuntas belajar. Jika prestasi belajar siswa kurang dari KKM maka siswa dikatakan
belum tuntas belajar.
Kriteria ketuntasan dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
perorangan dan klasikal, yaitu:
a) Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika siswa tersebut telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh
sekolah
b) Suatu kelas dikatakan belajar tuntas secara klasikal apabila 75% dari
jumlah siswa keseluruhan telah mencapai skor ketuntasan minimal
Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan
di atas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat
prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana
penunjang. Tingkat keefektifan dapat diukur dengan membandingkan rencana
-
9
atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang telah dicapai. Semakin tinggi
hasil yang dicapai dari target yang direncanakan, maka semakin tinggi pula
keefektifannya. Dengan demikian, penekanan keefektifan perencanaan diarahkan
pada pencapaian tujuan.
2) Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Matematika
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), aktivitas diartikan sebagai
“keaktifan, kegiatan, kesibukan”. Keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar
mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Aktivitas belajar adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam
lingkungan kelas baik interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa sehingga
menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang
dapat diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa,
keterampilan siswa dalam bertanya/menjawab.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas
siswa yang positif misalnya mengajukan pendapat atau gagasan, komunikasi
dengan guru secara aktif dalam pembelajaran, penggunaan media yang benar,
mengerjakan tugas atau soal, dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga
dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas
siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa pada saat proses belajar
mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran
yang sedang diajarkan oleh guru.
Jadi disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan
siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau dengan kata lain proses
-
10
interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa yang dapat
mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Perubahan
tingkah laku ini diamati melalui kesungguhan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan
dengan sekurang-kurangnya 80% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
baik aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental.
3) Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), respon juga dapat
diartikan sebagai tanggapan. Respon siswa merupakan salah satu kriteria suatu
pembelajaran dikatakan efektif atau tidak. Respon siswa dibagi menjadi dua yaitu:
respon positif dan respon negatif. Respon yang positif merupakan tanggapan
perasaan senang, setuju, atau merasakan ada kemajuan setelah pelaksanaan suatu
model, pendekatan dan metode pembelajaran. Sedangkan respon yang negatif
adalah sebaliknya. Penggunaan model pembelajaran yang baik dapat memberi
respon yang positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis respons siswa diperoleh bahwa 87,14% siswa
memberikan respons positif terhadap penerapan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dalam pembelajaran matematika
Kriteria aspek respon siswa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
minimal 80% siswa yang memberi respon positif terhadap jumlah aspek yang
ditanyakan.
-
11
2. Belajar dan Pembelajaran Matematika
Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada
kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu
dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan.
Soejadi (dalam Rusman, 2016:201) menyatakan bahwa belajar adalah
suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan
mentrasformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan
yang ada dan merevisinya bila perlu. Selanjutnya, Sudjana (dalam Rusman,
2016:1) menyatakan bahwa belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu. Sedangkan, Jakson (dalam Rusman, 2016:252) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi
pengalaman.
Piaget (dalam Ngalimun, 2015:173) menyatakan bahwa belajar merupakan
pengembangan aspek kognitif yang meliputi, struktur, isi, dan fungsi. Sedangkan
Skinner (dalam Sagala, 2010:14) menjelaskan bahwa belajar adalah: “Suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.
Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik sebaliknya, bila ia tak belajar maka responnya
menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang
terjadinya respon”.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
-
12
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik
dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Menurut J. Bruner belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep
dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Selanjutnya
Robert Gane, berpendapat bahwa belajar matematika harus didasarkan kepada
pandangan bahwa tahap belajar yang lebih ringgi berdasarkan atas tahap belajar
yang lebih rendah. Sedangkan Klob mendefenisikan belajar matematika sebagai
proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa itu
sendiri melalu transformasi pengalaman individu siswa. Pendapat Klob ini intinya
menekankan bahwa dalam belajar siswa harus mengkontruksi sendiri pengetahuan
yang dipelajari dan siswa harus didorong untuk aktif berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tinggi
dari sebelumnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar matematika adalah belajar tentang rangkaian-rangkaian pengertian
(konsep) dan rangkaian pertanyaan-pertanyaan {sifat, teorema, dalili, prinsip).
Muhseto (2010) berpendapat bahwa Pembelajaran matematika adalah
proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian
kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang
bahan matematika yang dipelajari.
-
13
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pelajaran matematika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari,
karena dapat membantu ketajaman berpikir secara logis (masuk akal) serta
membantu memperjelas dalam menyelesaikan permasalahan.
James yang dikutip oleh Erman Suherman (2003:16) mendefenisikan
matematika sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah yang
terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Sedangkan Murniati (2007:46) mengatakan bahwa :
“matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikanpembuktian yang logik; matematika itu adalah bahasa, bahasa yangmenggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas danakurat, representasinya dengan simbol dan bunyi, lebih berupabahasa simbol mengenai arti daripada bunyi; matematika adalahpengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teoridibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidakdidefenisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikankebenarannya; matematika adalah ilmu tentang pola keteraturanpola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannyaterdapat pada keterurutan dan keharmonisan”.
Matematika yang diajarkan dijenjang persekolahan yaitu sekolah dasar,
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah umum disebut matematika
sekolah. Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah adalah unsur-unsur
atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi
pada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK.
Matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika
sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan
-
14
antara lain dalam hal a. Penyajian, b. Pola fikir, c. Keterbatasan semesta dan d.
Tingkat ke abstrakannya.
Matematika sekolah adalah bagian-bagian matematika yang dipilih dengan
berorientasi kepada “makna pendidikan” dan “tuntutan perkembangan”.
Pendidikan Matematika mengacu pada tujuan yaitu:
1). Tujuan yang bersifat “formal” dan
2). Tujuan yang bersifat “material”.
Matematika sekolah merupakan bagian-bagian dari matematika sebagai
ilmu yang dipilih atas dasar kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perlu selalu dapat sejalan dengan tuntutan kepentingan siswa untuk
menghadapi tantangan dan tuntutan perkembangan kehidupan masa depan.
Tujuan mata pelajaran matematika di SD menurut kurikulum 2013 SD/MI
adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisen, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah
merancang metode demonstrasi dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau metode
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
-
15
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan umum dan khusus yang ada dikurikulum KTSP SD/MI 2007
merupakan pelajaran matematika di sekolah yang memberikan gambaran belajar
tidak hanya di bidang kognitif saja tetapi meluas pada bidang psikomotor dan
afektif. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan
pembentukan kemampuan berfikir yang bersandar pada hakikat matematika, ini
berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran
matematika. oleh karenanya hasil pembelajaran matematika merupakan
kemampuan berfikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada
kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
Secara umum tujuan matematika sekolah adalah memberikan penekanan
agar siswa memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan, memiliki
keterampilan dalam penerapan matematika terutama dalam kehidupan sehari-hari,
serta memiliki pandangan yang luas tentang matematika.
4. Hasil Belajar Matematika
Kata “hasil” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
sesuatu yang diadakan oleh usaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara
Etimologis “belajar” memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Wingo (dalam Hakim, 2009:73) menyatakan bahwa banyak segi yang
sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar yaitu meliputi pengetahuan, dan
-
16
pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan
menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep,
menyenangi dan memberi respons positif terhadap suatu yang dipelajari, dan
diperolah kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.
Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada
diri seseorang yang melakukannya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:10) bahwa belajar
merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas “setelah
belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai”.
Bukti seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut (dalam Hamalik:30).
Hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa yang
berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Hasil belajar
siswa dalam bidang studi tertentu dapat diketahui dengan jalan melakukan
pengukuran yang dikenal dengan istilah pengukuran hasil belajar. Pengukuran
hasil belajar ialah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan
instruksional dapat dicapai oleh siswa setelah menempuh proses belajar mengajar
“hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar” (dalam
Mudjiono, 2000).
Menurut Gagne (dalam Aunurrahman 2010:46) “cara berpikir seseorang
tergantung pada, (a) keterampilan yang telah dimilikinya, (b) keterampilan serta
hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas”. Dengan demikian
-
17
menurut Gagne di dalam proses belajar terdapat dua fenomena, yaitu
meningkatnya keterampilan intelektual sejalan dengan meningkatnya umur serta
latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat bilamana strategi
kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara efesien.
Gagne (dalam Aunurrahman:47) menyatakan bahwa ada lima macam hasilbelajar sebagai berikut :
a. Keterampilan intelektual atau pengetahuan prosuderalmencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalahyang diperoleh melalui penyajian materi sekolah.
b. Keterampilan kognitif yaitu kemampuan untuk memecahkanmasalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internalmasing-masing individu dalam memperhatikan, belajarmengingat dan berpikir.
c. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikansesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakandan mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berhubungandengan otot.
e. Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhitingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi kepercayaanserta faktor intelektual.
Aunurrahman (2011) menyatakan bahwa:
“hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melaluikegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dariseseorang, di mana hasil belajar dipengaruhi oleh intelegensi danpenguasaan anak tentang materi yang akan dipelajarinya”.
Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah
menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes
hasil belajarnya. Di mana hasil belajar matematika siswa dapat diukur
menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar.
-
18
5. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (Realistic MathematicEducation)
Sanjaya (2008:127) menyatakan bahwa :
“Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkanstrategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategipembelajaran induktif”.
Roy Kellen (dalam Rusman, 2016:132) menyatakan bahwa terdapat dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan
pendekatan yang berpusat pada siswa. Sedangkan Sanjaya (dalam Ngalimun,
2015:8) menyatakan bahwa adapun istilah pendekatan (approach) dalam
pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi.
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai konsep yang mencakup
asumsi dasar tentang siswa, tentang proses belajar dan tentang suasana yang
menciptakan terjadinya peristiwa belajar.
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematic Education
(RME) dikatahui sebagai pendekatan yang telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan pertama kali di Nederlands. Realistic Mathematies Education adalah
suatu inovasibaru dalam pendidikan matematika yang dimaksudkan
untuk mengembangkan matematika sebagai suatu kegiatan manusia.
Soedjadi (2000:8) menyatakan bahwa pembelajaran matematika realistikpada dasarnya adalah :
“Pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didikuntuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehinggadapat mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baikdaripada masa yang lalu”.
Ciri khas yang menonjol pada pembelajaran matematika realistik adalah
digunakannya masalah-masalah atau soal-soal yang berawal dalam kehidupan
-
19
sehari-hari, yang kongkrit dalam alam pikiran siswa sebagai titik awal proses
pembelajaran sehingga dapat disampaikan bahwa pendekatan pembelajaran
matematika ralistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah realistik
sebagai pangkat tolak pembelajaran.
b. Karakteristik Realistic Mathematic Education (RME)
Terdapat sejumlah pakar RME, diantaranya De Lange, Streefland,
Gravemeijer, Traffers, dan Goffree yang merumuskan karakteristik pembelajaran
matematika realistik sebagai berikut:
1) Penggunaan masalah-masalah kontekstual. Masalah kontekstual terutama
dimaksudkan sebagai titik tolak munculnya matematika yang diinginkan.
2) Penggunaan model atau jembatan instrumen vertikal. Ciri ini diarahkan pada
pengembangan strategi, skema dan simbolisasi yang cenderung menolak
pentransferan rumus atau matematika secara langsung.
3) Konstribusi siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk
mengantarkan siswa dari metode informal menuju kepada proses matematika
yang lebih formal.
4) Adanya interaktivitas. Ciri ini meliputi negosiasi secara eksplisit, intervensi,
kooperasi, dan evaluasi, baik antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa
dengan guru.
5) Integrasi antara topik-topik pembelajaran. Ciri ini merupakan model holistik
yang menunjukkan bahwa hasil belajar tidak akan dicapai jika diajarkan
secara terpisah, melainkan dengan keterkaitan dan keterintegrasian dalam
proses pemecahan masalah (dalam Hamzah.2003).
-
20
c. Langkah-langkah Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)
Zulkardi (dalam Aisyah, 2007:7.20) menjelaskan bahwa langkah-langkah
pembelajaran matematika realistik sebagai :
“1) Persiapan, selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus
benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai macam
strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikannya. 2) Pembukaan, Pada bagian ini siswa
diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
diperkenalkan masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.
3) Proses pembelajaran, Siswa mencoba berbagai strategi untuk
menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamannya, dapat
dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian
setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di
depan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain
memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok
penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi
tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi
terbaik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat umum.
4) Penutup, Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik
melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari
pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus
mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal”.
-
21
Ramlah (2004:12 ) menjelaskan langkah-langkah tahap pembelajaran
realistik, yaitu :
"a) Memberikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. b)
Mendorong siswa menyelesaikan masalah tersebut, baik individu
maupun kelompok. c) Memberikan masalah yang lain pada siswa,
tetapi dalam konteks yang sama setelah diperoleh beberapa
langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut. d)
Mempertimbangkan cara dan langkah yang ditentukan dengan
memeriksa dan meneliti, kemudian guru membimbing siswa untuk
melangkah lebih jauh kearah proses matematisasi vertikal. e)
Menugaskan siswa baik individu maupun kelompok untuk
menyelesaikan permasalahan lain baik terapan maupun bukan
terapan. Untuk soal terapan dipilih soal cerita yang konteksnya
dekat dengan keseharian siswa. Kemudian guru memantau dan
membimbing siswa”.
Adapun langkah-langkah pembelajaran pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME) (Suharta, 2005:5) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Realistic MathematicEducation
Aktivitas guru
1. Guru memberikan siswa masalah kontekstual.
2. Guru merespon secara positif jawaban siswa. Siswa diberi kesempatanuntuk memikirkan strategi siswa yang paling efektif.
3. Guru mengarahkan siswa pada beberapa kontekstual dan selanjutnyamengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka.
-
22
4. Guru mendekati siswa sambil memberikan bantuan seperlunya.
5. Guru mengenalkan istilah konsep.
6. Guru memberikan tugas di rumah, yaitu mengerjakan soal ataumembuat masalah cerita serta jawabannya sesuai dengan matematikaformal.
Langkah-langkah pendekatan Realistic Mathematice Education dalam
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistikdalam penelitian
Tahap-tahap Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Tahap persiapan 1. Guru mempersiapkan masalahkontekstual
1. Mempersiapkan hal-hal yangdiperlukan dalampembelajaran matemattika
2. Tahap pembukaan 2. Guru mengondisikan siswa siapbelajar
3. Guru menginformasikan tujuanpembelajaran
4. Guru menginformasikan kepadasiswa alur pembelajaran
5. Guru membagi siswa kedalambeberapa kelompok
2. Siswa bersiap-siap menerimapembelajaran
3. Siswa mendengarkan tujuanpembelajaran
4. Siswa mendengarkan alurpembelajaran yangdisampaikan oleh guru
5. Siswa duduk sesuai dengankelompok yang telahditentukan oleh guru
3. Tahap prosespembelajaran
6. Guru memperkenalkan masalahkontektual kepada siswa
7. Guru meminta siswamenyelesaikan masalah tersebutdengan cara mereka sendiri
8. Guru memperhatikan kegiatansiswa dan memberi bantuanseperlunya
9. Guru meminta setiap kelompokmempersentasikan hasildiskusinya dan kelompok lainmemberi tanggapan untukmendapatkan strategi terbaikyang bersifat umum
6. Siswa mendengarkanmasalah yang disampaikanoleh guru
7. Siswa berdiskusi bersamateman kelompoknya untukmenyelesaikan masalahkontekstual dengan berbagaistrategi yang sesuai denganpengalamannya
8. Siswa mempertanyakankepada guru apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti
9. Siswa mempersentasikanhasil diskusi kelompoknyadan memberi tanngapankepada kelompok lain
-
23
4. Tahap penutup 10. Guru mengajak siswa untukmenarik kesimpulan tentangpembelajaran yang telahdilakukan
11. Guru memberikan PR danpesan-pesan moral
10. Siswa menyimpulkanpembelajaran yang telahdilakukan
11. Siswa mengerjakan PR danmendengarkan pesan moralyang disampaikan oleh guru
d. Kelebihan dan kekurangan Realistic Mathematic Education (RME)
Menurut Suwarsono (dalam Warman 2008), kekuatan atau kelebihan
pembelajaran matematika realistik antara lain memberikan pengertianyang
jelas kepada siswa:
1) Tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
tentang kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.
2) Matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh orang lain tidak hanya oleh mereka
yang disebut pakar matematika.
3) Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak
usah harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.
4) Mempelajari matematika proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama
dan untuk mempelajari matematika orang harus menjalani sendiri proses itu
dan menemukan sendiri konsep matematika dengan bantuan guru.
5) Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain
yang juga dianggap unggul yaitu antara lain pendekatan pemecahan masalah,
pendekatan konstruktivisme, dan pendekatan pembelajaran yang berbasis
lingkungan.
-
24
Kelemahan pembelajaran matematika realistik menurut Suwarsono yaitu :
a) Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah setiap topik
matematika yang perlu dipelajari siswa.
b) Penilaian dalam pembelajaran matematika realistik lebih rumit daripada
dalam pembelajaran konvensional.
c) Pemilihan alat peraga harus cermat sehingga dapat membantu proses berfikir
siswa.
Cara mengatasi kelemahan pembelajaran matematika relistik dapat
dilakukan upaya-upaya antara lain :
(1) Memotifasi semua siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran;
(2) Memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan;
(3) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk dapat menemukan dan
memahami konsep, dan
(4) Menggunakan alat peraga yang sesuai sehingga dapat membantu proses
berfikir siswa, maka pembelajaran matematika dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa terhadap konsep matematika.
B. KERANGKA PIKIR
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan
ekstern. Dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang digunakan di dalamnya
dapat mempengaruhi keefektifan proses belajar mengajar siswa. Pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan daya serap siswa.
pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan
-
25
keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Pendekatan
pembelajaran yang baik merupakan pendekatan yang disesuaikan dengan materi
yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan
pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah pendekatan yang diterapkan
efektif.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar adalah
adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam menjelaskan dan menerapkan suatu pendekatan yang
efektif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan pendekatan
pembelajaran matematika realistik pada maka siswa bisa lebih aktif dalam proses
belajar mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Siswa akan berperan aktif dalam proses belajar
mengajar sehingga guru bukanlah satu-satunya sumber belajar namun hanya
sebagai pembimbing yang akan memberi arahan kepada siswa. Adapun bagan
dari kerangka pikir di atas adalah sebagai berikut:
-
26
2.1 Bagan Kerangka Pikir
Guru:Guru dalam proses pembelajaran
kurang membimbing siswa dalambekerja sendiri
Guru kurang mengoptimalkanpartisipasi siswa dalam menjawabpertanyaan pada prosespembelajaran
Guru kurang memberikankesempatan kepada siswa untukmenunjukkan partisipasi mereka
Siswa:Siswa kurang memperhatikan
penjelasan guruSiswa hanya pasif di dalam kelasSiswa juga lebih banyak
melakukan aktivitas lain sepertibermain dengan temansebangkunya ataupun kenakalanlainnya seperti mengganggutemanya
Rendahnya hasil belajar matematika padasiswa kelas IV
Pendekatan pembelajaranmatematika realistik
Ketuntasan hasilbelajar
Respon siswaKeaktifan belajarsiswa
Pendekatan pembelajaranmatematika realistik
TuntasAktif positif
efektif
-
27
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Efektif Terhadap Pembelajaran Matematika
pada Siswa Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa” ditinjau dari 3 aspek
yaitu:
1. Ketuntasan belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten
Gowa mengalami peningkatan baik secara individual yakni siswa mencapai
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70, maupun secara klasikal yakni
80% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 70 .
2. Keaktifan siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa yang diajar
dengan menggunakan pendekatan pembelajara matematika realistik 80%
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3. Respon siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik rata-rata
persentase tiap aspek mencapai .
Adapun hipotesis statistiknya adalah:
Ho:µ1=µ2 : Pendekatan pembelajaran matematika realistik tidak efektif
digunakan dalam pembelajaran matematika.
Ha:µ1≠µ2 : Pendekatan pembelajaran matematika realistik efektif digunakan
dalam pembelajaran matematika
-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian
pra- Eksperimental desing, yang mengkaji pendekatan pembelajaan matematika
realistik dalam membantu siswa memahami pelajaran Matematika di kelas IV SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa.
Desain Experimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest
Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu
kelompok saja tanpa ada kelompok pembanding yang sebelumnya telah diberikan
perlakuan berupa tes awal sebelum perlakuan dan selanjutnya tes setelah
diberikan perlakuan. Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Model Desain Penelitian
Sebelum Perlakuan SesudahX
(Sugiyono, 2006: 111)
Keterangan:
= nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
= nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)
X = perlakuan yang diberikan
Tingkat hasil belajar = -
28
-
29
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memberikan dua
kali tes, yaitu pretest (sebelum eksperimen) dan posttest (setelah eksperimen).
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang menjadi sasaran peneliti adalah SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:90).
Sedangkan menurut Suharsimin Arikunto (2013:173) adalah populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian. Dari kedua pendapat tersebut maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian penelitian dalam ruang dan waktu tertentu. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu
Berdasarkan pernyataan di atas maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi contoh yang diambil
dengan cara-cara tertentu. Penggunaan sampel dilatar belakangi karena adanya
jumlah populasi yang besar sehingga untuk mencapai efisiensi penggunaan waktu,
tenaga, dan biaya maka digunakan sampel. Menurut (Sugiyono, 2012:96)
-
30
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relative kecil,
yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. `
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling
jenuh. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa dengan jumlah 20 orang siswa.
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Ketuntasan hasil belajar matematika
b. Keaktifan siswa
c. Respons siswa
2. Defenisi Operasional Variabel
a. Ketuntasan Hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah skor yang diperoleh oleh siswa setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik melalui tes
belajar. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah
mencapai ketuntasan individual dan klasikal, yaitu siswa telah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan skor idealnya 100. Standar
ketuntasan belajar siswa sebagai acuan efektivitas pembelajaran pada
penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM.
-
31
b. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa adalah keterlaksanaan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran yang berlangsung melalui penggunaan pendekaan pembelajaran
matematika realistik. Bentuk-bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar
sangat beranekaragam. Keaktifan itu meliputi keaktifan penginderaan (yaitu
mendengar, melihat, mencium, merasa dan meraba), mengolah ide-ide dan
melakukan latihan-latihan dengan bentuk keterampilan jasmaniah (Hakim:52).
Kriteria keberhasilan keaktifan siswa yang ditetapkan di SD Inpres
Sero Kabupaten yaitu sekurang-kurangnya 80% siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
c. Respons Siswa
Respons siswa adalah tanggapan atau pendapat siswa tentang
pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran matematika
realistik. Kriteria yang ditetapkan di SD Inpres Sero yaitu minimal 80% siswa
yang memberikan respons positif terhadap jumlah aspek yang ditanyakan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
matematika yang sudah dikumpulkan, untuk mengukur hasil belajar matematika
siswa setelah pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran
matematika realistik.
Selain tes hasil belajar, digunakan pula instrumen berupa lembar observasi
keaktifan siswa, dan angket respons siswa sebagai instrumen tambahan untuk
mengetahui efektifitas pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran
-
32
realistik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh validator
yang berpengalaman. Hal ini diperlukan guna penyesuaian antara isi instrumen
dengan materi yang diajarkan. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Tes Hasil Belajar
Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan, guru perlu menyusun suatu tes yang berdasarkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Tes itu kemudian diberikan ke siswa. Penskoran hasil tes siswa
menggunakan skala bebas yang tergantung dari bobot butir soal tersebut.
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah
pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik.
Tes dibuat berdasarkan materi yang diberikan selama penelitian ini berlangsung
dengan berdasarkan rumusan indikator pembelajaran.
b. Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan untuk
menjaring aktivitas siswa selama mereka belajar pada pembelajaran matematika
dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik yang bertujuan untuk
memperoleh data keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
c. Angket Respons Siswa
Angket respons siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai
respons siswa terhadap pembelajaran yang digunakan. Respons siswa adalah
tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
-
33
pembelajaran matematika realistik. Pendekatan pembelajaran yang baik dapat
memberi respons yang positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Angket respons siswa dirancang untuk mengetahui respons siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik.
Indikator respons siswa menyangkut suasana kelas, minat mengikuti pembelajaran
berikutnya, cara-cara guru mengajar, dan saran-saran. Teknik yang digunakan
untuk memperoleh data respons tersebut adalah dengan membagikan angket
kepada siswa setelah berakhirnya pertemuan terakhir untuk diisi sesuai dengan
petunjuk yang diberikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh data mengenai ketuntasan hasil belajar matematika
siswa, dengan menggunakan teknik pemberian tes hasil belajar.
2. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan siswa, dengan menggunakan
lembar observasi aktifitas siswa.
3. Untuk memperoleh data mengenai respons siswa terhadap proses
pembelajaran, dengan menggunakan teknik pemberian angket.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen
yang ada kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengungkap keterlaksanaan
pembelajaran, hasil belajar siswa, keaktivan siswa selama pembelajaran, dan
-
34
respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran matematika realistik.
1. Ketuntasan Hasil belajar
Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa digunakan rata-
rata, skor minimum, skor maksimum dan simpangan baku. Untuk keperluan
analisis statistik deskriptif, pengkategorisasian hasil belajar matematika siswa
menurut standar kategorisasi dengan skala lima yang diterapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Analisis Data Keaktifan Siswa
Data hasil pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran dianalisis
sebagai berikut:
Pta = X 100%
Keterangan:
Pta = persentase aktifitas siswa untuk melakukan suatu jenis aktivitas
tertentu
∑Ta = persentase aktifitas yang dilakukan siswa selama pertemuan
∑T = jumlah seluruh aktifitas siswa
Kriteria keberhasilan keaktifan siswa dalam penelitian ini dikatakan efektif
apabila minimal 80% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3. Respons Siswa
Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap
kegiatan pembelajaran. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan cara mencari
persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket.
Persentase ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
-
35
P = X 100%
Keterangan:
P = Persentase siswa yang menjawab ya atau tidak
f = Frekuensi siswa yang menjawab ya atau tidak
N = Banyaknya siswa yang mengisi angket
Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah lebih dari 80% siswa
yang memberi respons positif dari jumlah aspek yang ditanyakan.
Tabel 3.2 Kategorisasi Hasil Belajar
Skor Kategori0 – 54 Sangat rendah55 – 64 Rendah65 – 79 Sedang80 – 89 Tinggi90 – 100 Sangat tinggi
Nana Sudjana (Tonra, 2011:38)
Hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang secara
individual, kriteria seorang murid dikatakan tuntas ketika memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yakni 70 dan
ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Ketuntasan belajar klasikal : banyaknya siswa yang memperoleh skor(KKM) ≤70 x 100%Banyak seluruh siswa
Tabel 3.3. Kriteria Persentase Keefektifan
Persentase (%) Kriteria0 – 20 Tidak efektif21 – 40 Kurang efektif41 – 60 Cukup efektif61 – 80 Efektif81 – 100 Sangat efektif
Sumber: Riduwan 2005 dalam Siti Muzdalifah, 20
-
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini diperoleh beberapa data berupa data hasil pretest
sebelum diberikan perlakuan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan
murid dalam pembelajaran matematika dan data ketuntasan hasil belajar siswa
setelah diberikan perlakuan (posttest), hasil pengamatan aktivitas siswa, data
tentang respons siswa terhadap proses pembelajaran matematika,. Adapun hasil
analisis masing-masing data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa
a. Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan atau
Pretest
Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil belajar matematika siswa
pada kelas IV yang dipilih sebagai unit penelitian. Berikut statistik skor hasil
belajar matematika siswa pada Kelas IV sebelum diberikan perlakuan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas IV SD InpresSero Kabupaten Gowa
Statistik Nilai
Ukuran Sampel 20Skor Ideal 100
Skor Rata-rata 59,00Skor Tertinggi 80
36
-
37
Skor Terendah 40Rentang Skor 60
Sumber: Lampiran C
Jika skor hasil (pretest) siswa dikelompokkan kedalam lima kategori, maka
diperoleh distribusi frekuensi dan skor persentase yang ditunjukkan pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Pretest MatematikaSiswa Kelas IV SD Inpes Sero Kabupaten Gowa
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ × < 55 Sangat rendah 9 45
55 ≤ × < 65 Rendah 6 30
65 ≤ × < 80 Sedang 2 10
80 ≤ × < 90 Tinggi 3 15
90 ≤ × ≤ 100 Sangat tinggi 0 0
Jumlah 20 100
Sumber: Lampiran B
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa persentase hasil pretest matematika
siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik yakni
dari 20 siswa terdapat 9 siswa atau 45% yang masuk kategori sangat rendah, 6
siswa atau 30% yang masuk kategori rendah, 2 siswa atau 10% yang masuk
kategori sedang, dan 3 siswa atau 15% yang masuk kategori tinggi.
-
38
b. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diberikan Perlakuan atau
posttest
Berikut disajikan Statistik skor hasil belajar siswa pada kelas IV SD Inpres
Sero Kabupaten Gowa setelah dilaksanakan perlakuan (posttest) pada pokok
bahasan bangun datar segitiga disajikan dalam tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVB SDInpre Sero Kabupaten Gowa atau Posttest
Statistik Nilai
Ukuran Sampel 20Skor Ideal 100
Skor Rata-rata 86,00Skor Tertinggi 100Skor Terendah 40Rentang Skor 60
Sumber: Lampiran C
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
matematika realistik adalah 86,00 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai
siswa adalah 100 dan skor terendah 40, dengan standar deviasi sebesar yang
berarti bahwa skor ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IVB SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa pada posttest mengalami peningkatan meskipun
masih ada 2 siswa yang masuk kategori sangat rendah.
Jika skor hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dikelompokkan kedalam lima
kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase yang
ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut:
-
39
Tabel 4.4 Distribusi Posttest Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas IVB SD Inpres Sero Kabupaten Gowa
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ × < 55 Sangat rendah 2 10
55 ≤ × < 65 Rendah 0 0
65 ≤ × < 80 Sedang 2 10
80 ≤ × < 90 Tinggi 5 25
90 ≤ × ≤ 100 Sangat tinggi 11 55
Jumlah 20 100
Sumber: Lampiran B
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa persentase skor
hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan pendekatan pembelajaran
matematika realistik yakni dari 20 siswa terdapat 2 siswa atau 10% yang masuk
kategori sangat rendah, 0 siswa atau 0% yang masuk kategori rendah, 2 siswa atau
10% yang masuk kategori sedang, 5 siswa atau 25% yang masuk kategori tinggi
dan 11 siswa atau 55% yang masuk dalam kategori sangat tinggi.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika
siswa setelah perlakuan (posttest) dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Table 4.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVBSD Inpres Sero Kabupaten Gowa
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ × < 70 Tidak Tuntas 2 10
-
40
70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 18 90
Jumlah 20 100
Sumber: Lampiran B
Berdasarkan tabel 4.5 setelah perlakuan (posttest) dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai
ketuntasan hasil belajar sebanyak 18 orang dari jumlah keseluruhan 20 orang
dengan persentase 90% sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar
sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan 20 orang dengan persentase 10%. Ini
menunjukkan bahwa secara klasikal siswa kelas IVB SD Inpres Sero Kabupaten
Gowa dinyatakan telah mencapai KKM.
2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika
Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menerapkan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik selama 4 kali pertemuan dinyatakan dalam
persentase yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa kelas IV SD Inpres KabupatenGowa
No. Komponen YangDiamati
Frekuensi AktivitasSiswa Pada
Pertemuan Ke-Rata-Rata
PersentaseRata-RataPertemuan
(%)I II III IV1. Siswa yang hadir pada
saat proses pembelajaran17 19 20 20 19 96,87
2. Siswa yangmemperhatikanpenjelasan guru
17 19 19 20 18,75 93,75
3. Siswa yang menjawabpertanyaan lisan guru
14 18 16 19 16,75 83,75
-
41
4. Siswa yang mengajukanpertanyaan tentangmateri yang diajarkan
13 16 17 18 16 80
5. Siswa yang bekerjasamadengan temankelompoknya
15 16 16 18 16,25 81,25
6. Siswa yang melakukanaktivitas lain di luarkegiatan pembelajaran
10 8 7 4 7,25 36,25
7. Siswa yangmengerjakan pekerjaanrumah (PR)
16 16 19 20 17,75 88,75
Sumber: Lampiran C
Pta =∑∑ X 100% = , = , %
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa selama kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik
berlangsung, siswa telah terlibat secara aktif sehingga dominasi guru dalam
pembelajaran dapat berkurang. Secara umum, hasil analisis data aktivitas siswa
menunjukkan sebagian besar siswa aktif selama pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan IV
menunjukkan bahwa:
a. Aspek ke-1 (siswa yang hadir pada proses pembelajaran) pada pertemuan I,
memiliki persentase frekuensi aktivitas siswa yang paling rendah, kemudian
meningkat pada pertemuan II, III dan IV dengan persentase rata-rata 96,87%.
b. Aspek ke-2 (memperhatikan penjelasan guru) pada pertemuan II dan III,
persentase frekuensi aktivitas siswa yang sama, kemudian meningkat lagi pada
pertemuan IV dengan persentase rata-rata 93,75%.
-
42
c. Aspek ke-3 (siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru) pada pertemuan III,
persentase frekuensi aktivitas siswa menurun, kemudian meningkat lagi pada
pertemuan IV dengan persentase rata-rata 83,75%.
d. Aspek ke-4 (siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan)
pada pertemuan I, II, III dan IV persentase frekuensi aktivitas siswa selalu
meningkat dengan persentase rata-rata 80%.
e. Aspek ke-5 (siswa yang bekerjasama dengan teman kelompoknya) pada
pertemuan II dan III memiliki persentase frekuensi aktivitas siswa yang sama,
kemudian meningkat pada pertemuan IV dengan persentase rata-rata 81,25%.
f. Aspek ke-6 (siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran
seperti tidak memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu
teman, keluar masuk ruangan) ) pada pertemuan I, II, III dan IV persentase
frekuensi aktivitas siswa selalu menurun dengan persentase rata-rata 36,25%.
g. Aspek ke-7 (siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR)) pada pertemuan I
dan II memiliki persentase frekuensi aktivitas siswa yang sama kemudian
meningkat pada pertemuan III dan IV dengan persentase rata–rata 88,75%.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata persentase
aktivitas siswa adalah 80,08%. Ini berarti bahwa siswa kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa berada pada kategori aktif.
3. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Matematika
Data tentang respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran diperoleh dari
angket yang dibagikan kepada setiap siswa. Hasil analisis data respons siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penggunaan pendekatan
-
43
pembelajaran matematika realistik yang diisi oleh 20 siswa dinyatakan dalam
persentase yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Angket Respons Siswa Kelas IV SD Inpres Sero KabupatenGowa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Matematika MelaluiPendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
No. Komponen Yang DitanyakanFrekuensi Persentase (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah anda senang belajarmatematika?
18 2 90,00 10,00
2.
Apakah anda memahami materi yangdiajarkan oleh guru melaluiPendekatan pembelajaran realistik?
16 4 80,00 20,00
3.
Apakah anda menyukai LKS yangdigunakan pada saat pembelajaranmelalui Pendekatan pembelajaranrealistik?
17 3 85,00 15,00
4.Apakah anda senang belajar denganberkelompok? 16 4 80,00 20,00
5.Apakah anda senang dengandiberikannya penghargaan mandiri?
20 0 100 0
6.
Apakah anda merasakan adakemajuan setelah pembelajaranmelalui Pendekatan pembelajaranrealistik??
16 4 80,00 20,00
7.
Setujuhkah anda jika pembelajaranberikutnya guru menerapkanPendekatan pembelajaran realistik?
19 1 95,00 05,00
Jumlah 122 18 87,14 12,86Sumber: Lampiran C
Berdasarkan tabel tersebut, secara umum rata-rata siswa yang memberi
respons positif terhadap pelaksanaan pendekatan pembelajaran matematika
melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik adalah 87,14%. Dengan
demikian, menurut kriteria respons siswa pada BAB III, dapat disimpulkan bahwa
-
44
respons siswa positif terhadap pembelajaran matematika melalui pendekatan
pembelajaran matematika realistik.
B. PEMBAHASAN
1. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa
a. Kemampuan Awal Siswa (Pretest) Sebelum Menerapkan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik
Hasil analisis statistika deskriptif menunujukkan bahwa skor hasil pretest
matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa sebelum diterapkan
pendekatan pembelajaran matematika realistik berada pada kategori yang sangat
rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata siswa sebesar 59,00. Hai ini juga
menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas IV SD Inpres Sero, 9 siswa atau 45%
memperoleh skor pada interval 0 ≤ x < 55 dengan kategori sangat rendah, 6 siswa
atau 30% memperoleh skor pada interval 55 ≤ x < 65 dengan kategori rendah, 2
siswa atau 10% memperoleh skor pada interval 65 ≤ x < 80 dengan kategori
sedang, 3 siswa atau 15% memperoleh skor pada interval 80 ≤ x < 90 dengan
kategori tinggi, dan 0 siswa atau 0% memperoleh skor pada interval 90 ≤ x ≤ 100 .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pretest matematika siswa kelas IVB SD
Inpres Sero tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal dengan persentase rata-
rata 59,00%.
b. Hasil Belajar Siswa Setelah Menerapkan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik mengalami
-
45
peningkatan yaitu berada pada kategori tinggi. Dari 20 siswa kelas IV SD Inpres
Sero, 18 siswa atau 90% yang memenuhi KKM, dan hanya 2 siswa atau 10% yang
tidak tuntas. Jika dikaitkan dengan kriteria ketuntasan hasil belajar, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero
setelah diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal dengan persentase rata-rata 86,00%.
2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika
Hasil pengamatan Aktivitas Siswa dalam pembelajaran matematika dengan
penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas IV SD
Inpres Sero Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa ketujuh aspek yang diamati
memenuhi kriteria efektif, siswa sangat antusias dan termotivasi dalam proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran, siswa merasa
mendapatkan tantangan untuk belajar dalam berkelompok dan menyelesaikan
LKS yang diberikan secara bersama-sama, serta siswa merasa memiliki tanggung
jawab sendiri sehingga waktu yang terbuang percuma seperti siswa mengantuk,
saling mengganggu, bermain atau tertidur selama proses pembelajaran
berlangsung dapat berkurang.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik menunjukkan
bahwa siswa tidak canggung dalam menyelesaikan suatu masalah maupun pada
saat mempresentasikan hasil kerjanya, saling memberi dan menerima pendapat,
bagi siswa yang merasa mampu akan memberikan masukan yang berarti bagi
-
46
teman yang lain dan pada saat menjelaskan kembali, siswa saling memberikan
dukungan serta menghargai pendapat orang lain.
Dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran
matematika realistik, kualitas proses pembelajaran dapat ditingkatkan, karena
dengan perangkat pembelajaran yang dirancang, guru tidak lagi menjadi sumber
informasi sebanyak-banyaknya bagi siswa. Guru membimbing siswa, memberikan
pertanyaan, dan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran siswa berusaha untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi,
sehingga siswa menjadi aktif dan suasana pembelajaran di kelas menjadi kondusif.
3. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Matematika
Berdasarkan hasil analisis respons siswa diperoleh bahwa 87,14% siswa
memberikan respons positif terhadap penerapan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dalam pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dapat mengakibatkan adanya perubahan pandangan siswa
terhadap matematika dari matematika yang membosankan menuju matematika
yang menyenangkan sehingga keinginan untuk mempelajari matematika semakin
besar.
-
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasrkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika efektif melalui penerapan
pendekatan pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas IV SD Inpres Sero
Kabupaten Gowa ditinjau dari tiga indikator keefektifan yaitu:
1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan (posttest)
berdasarkan skor rata-rata mencapai 86,00 berada pada kategori tinggi dan
persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal mencapai 90%.
2. Persentase rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika
mencapai 80,08% berada pada kategori aktif.
3. Persentase respons positif siswa terhadap pembelajaran matematika melalui
penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik mencapai 87,14%.
B. SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru matematika sebaiknya kreatif dalam menciptakan suasana kelas agar
murid tidak cepat bosan dan tegang dalam belajar serta lebih termotivasi untuk
memperhatikan apa yang diajarkan.
2. Kepada guru matematika khususnya agar dapat mencoba menerapkan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam proses belajar mengajar
47
-
48
sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
3. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses pembelajaran diharapkan
guru untuk lebih mengawasi dan mengontrol serta membimbing siswa dalam
belajar mandiri.
-
49
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas,dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.Jakarta. Depdiknas.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pendekatan Praktik. Cet.XIII; PT. RinekaCipta: Jakarta.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ke-4. Bandung:Alfabeta.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Depdigbud.1989. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Hakiim Lukmanul. 2009.Perencanaan Pembelaajran. Bandung: CVWacana Prima.
Hamalik Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT.BumiAksara.
Hamzah. 2003. Realistic Mathematics Education (RME) Suatu Pendekatan DalamPembelajaran Matematika. Makassar: FMIPA UNM.
http://a410090018.blogspot.com/2013/02/defenisi-belajar-matematika.html,”diakses pada”8/7/2018
Muhseto,Gatot.2010. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:Universitas Terbuka.
Murniati, Endyah. 2007. Kesiapan Belajar Matematika di Sekolah Dasar.Surabaya: Surabaya Intelectual Club (SIC).
Ngalimun, dkk. 2016.Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: AswajaPressindo
.Ramlah B. 2004. Meningkatkan Hasil Belajar matematika Siswa Melalui
Pembelajaran Pendekatan Realistk Pada Siswa kelas 1 SMPN 3Sungguminasa. Skripsi. Makassar. FMIP UNM.
Rosnani. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui PembelajaranKooperatif Model Missouri Mathematics Project Pada Siswa Kelas VIISMP NEGERI 3 Herlang Kab.Bulukumba. Skripsi Unismuh Makassar.
49
-
50
Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran:MengembangkanProfesionalisme Guru. Cet.2; Jakarta: Rajawali Pers
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar prosespendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Soedjadi 2000. Kiat Pembelajaran Matematika di Indonesia Konstalasi KeadaanMasa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Ce