efek hepatoprotektif ekstrak metanol : air daun - … filei efek hepatoprotektif ekstrak metanol :...

127
i EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Elisa Eka Adrianto NIM : 078114091 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

Upload: trannhi

Post on 08-Aug-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN

Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI

PARASETAMOL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Elisa Eka Adrianto

NIM : 078114091

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

ii

Skripsi

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN

Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI

PARASETAMOL

Yang diajukan oleh :

Elisa Eka Adrianto

NIM : 078114091

telah disetujui oleh

Pembimbing

(Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. )

Tanggal :

Page 3: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Pengesahan Skripsi

Berjudul

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUNMacaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI

PARASETAMOL

Oleh :

Elisa Eka Adrianto

NIM : 078114091

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

pada tanggal :

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt.)

Pembimbing :

(Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt.)

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. ………………..

2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. ………………..

3. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. ………………...

Page 4: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“I CAN DO EVERYTHING THROUGH HIM GIVES ME STRENGTH”

(Philippians 4:13)

“Akhir dari upaya terbaik kita adalah awal dari campur tangan

Tuhan. Maka bekerjalah sebaik mungkin, lalu bersabarlah seyakin

mungkin.”

Kupersembahkan skripsi ini untuk……

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menjaga dan memberiku kekuatan

Papa Mamaku tercinta, Kedua adikku Vina dan Vani, dan keluarga besarku

yang selalu memberiku dukungan dan doa

Marco Vincentius penyemangatku

Sahabat-sahabatku tersayang

Almamaterku tercinta

Page 5: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul efek

hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus jantan

terinduksi parasetamol, tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali

yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 28 Januari 2011

Penulis

(Elisa Eka Adrianto)

Page 6: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

vi

Page 7: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkatnya yang melimpah,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Efek Hepatoprotektif

Ekstrak Metanol:Air Daun Macaranga tanarius L. Pada Tikus Jantan

Terinduksi Parasetamol” dengan baik.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan

skripsi, tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya selama ini.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt. sebagai Dosen Pembimbing Utama skripsi ini

atas segala kesabarannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, tuntunan,

dukungan dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi.

4. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. sebagai Dosen Penguji skripsi atas bantuan,

masukkan dan perhatian kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

5. Bapak Dr. C.J. Soegihardjo, Apt sebagai Dosen Penguji skripsi yang telah

banyak memberikan masukan dan saran.

Page 8: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

viii

6. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt selaku Pimpinan Laboratorium Farmasi yang

telah memberikan ijin penggunaan semua fasilitas laboratorium guna

penelitian skripsi ini.

7. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si. yang telah membimbing dalam

determinasi tanaman Macaranga tanarius L.

8. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Yuwono dan Pak Timbul yang

telah banyak membantu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk

melakukan penelitian ini.

9. Papa Miming, Mama Ina, Oma, Opa, Vina, Vani, dan Yozh yang telah

membantu dari awal sampai akhir penelitian ini, atas doa, dukungan semangat

dan perhatiannya.

10. Mikael Marco Vincentius Karyadi sebagai sahabat seperjalanan yang tak

pernah selesai, atas doa, kasih sayang, perhatian, bantuan, motivasi dan

waktunya.

11. Teman-teman “Tim Macaranga” Andreas Arry Mahendra, Arry Widya

Nugraha, Aryanti Prima Andini dan Dina Wulandari, atas kerja sama,

bantuan, suka duka, dan perjuangan dalam menyelesaikan penelitian ini

sampai akhir.

12. Teman-teman tercinta Sano, Tika, Yesia, Siska, Ina, Paul, Mbak Dewi, dan

Fenny atas semangat keceriaan selama penyelesaian skripsi ini.

13. Seluruh warga FKK angkatan 2007 kelas C dan semua teman farmasi USD

Page 9: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

ix

atas kebersamaannya selama kuliah S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma ini.

14. Teman-teman KKN-ku Lusi, Nana, Selly, Suster Yusta, Heri dan Andri yang

telah memberikan semangat dan kerja sama dalam penyelesaian skripsi ini.

15. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang turut

membantu selama penyusunan skripsi ini berlangsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu

penulis menerima kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan bagi penelitian-

penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 28 Januari 2011

Penulis

ix

Page 10: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA …….. vi

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................... vii

PRAKATA………………………………………………………………….... viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………..... x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..... xiv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..... xviii

INTISARI…………………………………………………………………..... xx

ABSTRACT………………………………………………………………....... xxi

BAB I. PENGANTAR…………………………………………….................. 1

A. Latar Belakang…………………………………………..……………….... 1

1. Perumusan masalah.......…………………………………......……….... 3

2. Keaslian penelitian…………………………………………….......…… 4

3. Manfaat penelitian…………………………………………………..…. 5

B. Tujuan Penelitian........................................................................................... 5

Page 11: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xi

BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA.............................................................. 6

A. Anatomi dan Fisiologi Hati.............................................................................6

B. Kerusakan Hati................................................................................................9

C. Hepatotoksin....................................................................................................12

D. Parasetamol.................................................................................................... 13

E. Metode Uji Hepatotoksisitas........................................................................... 15

F. Macaranga tanarius (L.)................................................................................. 17

1. Taksonomi................................................................................................. 17

2. Nama Daerah............................................................................................. 18

3. Morfologi................................................................................................... 18

4. Kandungan kimia...................................................................................... 18

5. Khasiat dan kegunaan............................................................................... 19

6. Ekologi penyebaran dan budidaya............................................................. 21

G. Metode Penyarian........................................................................................... 21

H. Landasan Teori............................................................................................... 22

K. Hipotesis ....................................................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................... 26

B. Variabel dan Definisi Operasional.................................................................. 26

1. Variabel………..……………………………………………..................26

2. Definisi operasional ................................................................................27

C. Bahan Penelitian............................................................................................28

Page 12: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xii

D. Alat atau Instrumen Penelitian........................................................................30

E. Tata Cara Penelitian .......................................................................................31

F. Tata Cara Analisis Hasil .................................................................................37

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................38

A. Hasil Determinasi Tanaman………...............................................................38

B. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius..............39

C. Uji Pendahuluan……….................................................................................40

1. Penentuan dosis hepatotoksik parasetamol………………………………40

2. Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol mencapai maksimal…...40

3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius……….43

4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius …………………..44

D. Perbandingan Aktivitas ALT-AST-serum tiap kelompok...............................45

1. Kontrol hepatotoksin Parasetamol dosis 2,5 g/kgBB.................................48

2. Kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,84 g/Kg BB.....................................50

3. Kontrol ekstrak daun M. tanarius dosis 3,84 g/kg BB..............................51

4. Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426;

1,280; dan 3,840 g/kgBB pada tikus jantan terinduksi parasetamol...........52

E. Rangkuman Pembahasan...................................................................................63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................…65

A. Kesimpulan....................................................................................................…65

B. Saran..............................................................................................................…65

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................66

Page 13: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xiii

LAMPIRAN...........................................................................................................70

BIOGRAFI PENULIS...........................................................................................106

Page 14: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I Aktivitas ALT-AST serum sel hati tikus setelah

pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada selang

waktu 24, 48, dan 72 jam...................................................................41

Tabel II Purata ± SE aktivitas ALT-serum tikus jantan setelah pemberian

ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6 hari yang

diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol

dosis 2,5 g/kgBB................................................................................45

Tabel III. Purata ± SE aktivitas AST-serum tikus jantan setelah pemberian

ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama

6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi

parasetamol dosis 2,5g/kgBB............................................................46

Tabel IV. Efektif Dosis Tengah Hepatoprotektif (ED50) ...................................60

Tabel V. Data aktivitas ALT-serum pada tikus jantan terinduksi parasetamol

setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6

hari......................................................................................................79

Tabel VI. Data aktivitas AST-serum pada tikus jantan terinduksi parasetamol

setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6

hari.......................................................................................................92

Tabel VII. Rangkuman signifikansi hasil uji Mann Whitney ALT-serum tikus

setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.................97

Page 15: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xv

Tabel VIII. Rangkuman signifikansi hasil uji Anova oneway (Post Hoc)

AST-serum tikus setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M.

tanarius..................................................................................................98

Tabel IX. Dosis, log dosis, % efek hepatoprotektif dan ED50 pada masing- masing

kelompok perlakuan................................................................................103

Tabel X. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius............................105

Tabel XI. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.....................105

Page 16: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur mikroskopik hati…....................................................................8

Gambar 2. Struktur Parasetamol..............................................................................13

Gambar 3. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius.....................................20

Gambar 4. Mekanisme toksik parasetamol...............................................................23

Gambar 5 Prediksi perpindahan elektron ikatan α-β unsaturated

pada macarangiosida A...........................................................................25

Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum sel hati tikus setelah

pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada selang waktu 24,

48, dan 72 jam. .......................................................................................41

Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas AST-serum sel hati tikus setelah

pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada selang waktu 24,

48, dan 72 jam. .......................................................................................42

Gambar 8. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum sel hati tikus

setelah pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari

selama 6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi

parasetamol dosis 2,5 g/kgBB...............................................................47

Gambar 9. Diagram batang rata-rata aktivitas AST-serum sel hati tikus

setelah pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari

selama 6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi

parasetamol dosis 2,5 g/kgBB...............................................................47

Page 17: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xvii

Gambar 10. Persamaan garis ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius.................61

Gambar 11. Prediksi perpindahan elektron ikatan α-β unsaturated pada

macarangiosida A...................................................................................63

Page 18: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius...........................................................................70

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius......................................... 70

Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.............................. 70

Lampiran 4. Surat Determinasi Tanaman M. tanarius............................................ 71

Lampiran 5. Hasil uji anova waktu pencuplikan darah............................................. 72

Lampiran 6. Hasil data aktivitas ALT-serum pada tikus jantan terinduksi

parasetamol setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius selama 6 hari......................................................................78

Lampiran 7. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov, ANOVA oneway, Uji Kruskall Wallis

dan Uji Mann Whitney ALT-serum tikus jantan setelah praperlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6 hari..............................79

Lampiran 8. Hasil data aktivitas AST-serum pada tikus jantan terinduksi

parasetamol setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius selama 6 hari.......................................................................92

Lampiran 9. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov, ANOVA oneway AST-serum

tikus jantan setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

selama 6 hari..........................................................................................93

Lampiran 10. Rangkuman Hasil Uji Statistik Kolmogorov Smirnov, ANOVA

oneway, Uji Kruskall Wallis dan Uji Mann Whitney ALT- serum

Page 19: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xix

tikus jantan setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius ..........................................................................................97

Lampiran 11. Rangkuman Hasil Uji Statistik Kolmogorov Smirnov dan ANOVA

oneway AST-serum tikus jantan setelah praperlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius.................................................................98

Lampiran 12. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak metanol daun

Macaranga tanarius (L.) kelompok perlakuan......................................99

Lampiran 13. Perhitungan konversi dosis untuk manusia.........................................100

Lampiran 14. Perhitungan efek hepatoprotektif.......................................................101

Lampiran 15. Perhitungan efektif dosis tengah (ED50) hepatoprotektif ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) pada tikus jantan

terinduksi parasetamol. .....................................................................103

Page 20: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xx

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang efek ekstrakmetanol-air daun M. tanarius untuk menurunkan aktivitas ALT-AST serum sehinggadapat digunakan sebagai hepatoprotektor, serta mendapatkan besar dosis efektifnya.

Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkappola searah. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan,dan berat ± 150-250 gram. Tikus dibagi secara acak ke dalam enam kelompokperlakuan. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi parasetamol 2,5 g/kg BB.Kelompok II (kontrol negatif) diberi CMC Na 1% 3,840 g/kg BB. Kelompok III(kontrol ekstrak daun M. tanarius 3,840 g/kg BB. Kelompok IV-VI (perlakuan) diberiekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kg BB; 1,280 g/kg BB; dan 3,840g/kg BB secara oral sekali sehari selama 6 hari berturut-turut kemudian pada hari ke-7 semua kelompok perlakuan diberi suspensi parasetamol dosis 2,5 g/kg BB secaraoral. Empat puluh delapan jam sesudahnya, darah diambil dari sinus orbitalis matauntuk ditetapkan aktivitas ALT-AST serumnya. Data ALT-AST serum yang didapatdianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi datanya,dilanjutkan analisis dengan Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitasALT-AST serum antar kelompok. Kemudian dilanjutkan uji dengan Mann Whitneyuntuk melihat perbedaan tiap kelompok. Dosis efektif hepatoprotektif (ED50) dihitungdengan analisis regresi linier.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanariusmempunyai efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol pada dosis0,426 g/kg BB; 1,280 g/kg BB; dan 3,840 g/kg BB dengan memberikan efekhepatoprotektif berturut-turut sebesar 39,5%; 69,2%; dan 90,7%. Nilai ED50 ekstrakmetanol-air daun M. tanarius adalah 0,629 g/kg BB.

Kata kunci : Macaranga tanarius (L.), ekstrak metanol-air, hepatoprotektif,parasetamol

Page 21: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

xxi

ABSTRACT

The research has purpose to get information about the effect of water-methanol extract M. tanarius leaf for reducing activity of ALT-AST serum so that itcan be used as hepatoprotector and estimated quantity of effective dose.

The research was pure experimental with direct sampling design. The researchused Wistar male rats, age 2-3 months and the weight ± 150-250 grams. Rats can bedivided into six treatment groups. First group (hepatotoxin control) givenparacetamol 2.5 g/kg BW. Second group (negative control) given CMC Na 1% 3.840g/kg BW. Third group (extract control M. tanarius leaf) 3.840 g/kg BW. Fourth-sixthgroup (treatment) given water-methanol extract M. tanarius leaf dose 0.426 g/kg BW;1.280 g/kg BW; and 3.840 g/kg BW orally once a day for six days and then in theseventh day all treatment groups were given suspention of paracetamol dose 2.5 g/kgBW orally. After 48 hours, blood taken from sinus orbitalis eyes for measuring ALT-AST serum activity. Data ALT-AST serum that got and analyzed with Kolmogorov-Smirnov test to see the distribution the data and continue to the Kruskal Wallis toknow the different ALT-AST serum among the groups. Then it was continued the testwith Mann Whitney test to see the difference among the groups. Hepatoprotectiveeffective dose (ED50) was calculated by linier regresion analysis.

The result of this research showed that water-methanol extract M. tanariusleaf has hepatoprotective effect on male rat induced by paracetamol at dose 0.426g/kg BW; 1.280 g/kg BW; and 3.840 g/kg BW and give hepatoprotective effects39.5%, 69.2%, and 90.7%. Hepatoprotective effective dose (ED50) as of the water-methanol extract M. tanarius leaf was 0,629 g/kg BW.

Keyword: Macaranga tanarius (L.), methanolic extract, hepatoprotective,paracetamol

Page 22: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Faktor-faktor penyebab kerusakan pada hati adalah karena induksi oleh obat

atau racun seperti alkohol, infeksi viral dan reaksi imunologi (Williamson, David, dan

Fred, 1996). Kerusakan hati yang disebabkan oleh induksi obat menjadi hal yang

sangat penting untuk diteliti karena jumlah keracunan hati pada pasien yang

menderita penyakit kuning diperkirakan 2% disebabkan oleh induksi obat dan 3-10%

diantaranya mempengaruhi hati. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1960-1970

memberikan gambaran bahwa obat atau toksikan menyebabkan kira-kira 10% dari

seluruh kasus hepatitis atau kira-kira 20-30% dari kasus penyakit hati akut. Beberapa

penelitian terbaru melaporkan bahwa 15-40% kasus penyakit hati akut diperantarai

oleh obat-obatan (Cadman, 2000). Obat-obatan untuk mengatasi kerusakan hati masih

jarang ditemukan di Indonesia. Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dicari

alternatif terapi pengobatan dari sumber daya alam.

Tanaman macaranga adalah salah satu tanaman yang tersebar di daerah Asia

Tenggara, Afrika, Madagaskar, Australia dan daerah sekitar Pasifik. Di daerah

Malaysia akar tanaman ini dimanfaatkan sebagai dekok yang khasiatnya sebagai

antitusif dan antipiretik (Lim, Lim, dan Yule, 2009). Beberapa penelitian sudah

dilakukan untuk meneliti kandungan-kandungan kimia dalam daun Macaranga

1

Page 23: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

2

tanarius (L.) Berdasarkan penelitian Matsunami, Takamori, Shinzato, Aramoto,

Kondo, Otsuka (2006), tanaman Macaranga tanarius (L.) mempunyai aktivitas

sebagai antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, yaitu macarangiosida

A-D, dan malofenol B yang didapat dari isolasi ekstrak metanol daun Macaranga

tanarius (L.) yang mana mempunyai aktivitas penangkapan terhadap DPPH.

Penelitian Matsunami, Otsuka, Kondo, Shinzato, Kawahata, Yamaguchi, dkk (2009)

yang terbaru melaporkan hasil isolasi daun Macaranga tanarius (L.) menghasilkan

kandungan lignin glukosida yang memiliki aktivitas penangkapan DPPH oleh

antioksidan. Hasil penelitian Phommart, Sutthivaiyakit, Chimnoi, Ruchirawat dan

Sutthivaiyakit (2005) menyebutkan bahwa ada kandungan senyawa antioksidan

dalam daun Macaranga tanarius (L.) yang terbukti dapat menghambat radikal DPPH

yaitu tanariflavanon C dan tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol

C.

Salah satu senyawa yang dapat digunakan sebagai senyawa model yang dapat

menimbulkan kerusakan pada hati adalah parasetamol. Umumnya, parasetamol aman

jika diberikan pada dosis terapetik, yaitu 1-4 g per hari, tetapi jika diberikan pada

dosis yang berlebih akan menyebabkan hepatotoksik (Forrest, 2006). Ketoksikan

parasetamol akan terjadi pada manusia normal pada dosis sebesar 15 g (Madan,

1977). Akibat overdosis, parasetamol akan menghasilkan metabolit yang dapat

mengakibatkan kerusakan sel hati, yaitu N-acetyl, p-benzoquinone imine (NAPQI)

(Williamson dkk, 1996).

Page 24: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

3

Bentuk sediaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ekstrak. Hal ini

berdasar pada penelitian Matsunami dkk (2006) bahwa senyawa antioksidan yang

dapat diperoleh dari daun Macaranga tanarius (L.) adalah dari hasil isolasi ekstrak

metanol yang bersifat polar. Oleh karena itu, dengan penggunaan pelarut penyari

metanol-air, diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan. Keberadaan

antioksidan dari macaranga yang diharapkan dapat mencegah terjadinya oksidasi

parasetamol menjadi metabolitnya (NAPQI). Eksplorasi terhadap tanaman M.

tanarius di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian efek

hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

jantan terinduksi parasetamol menarik untuk diteliti.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai efek hepatoprotektif

pada tikus jantan terinduksi parasetamol dengan cara menurunkan aktivitas

Alanine Aminotransferase (ALT) serum dan Aspartate Transaminase (AST)

serum?

b. Berapa besar ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius untuk menimbulkan efek

hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol?

Page 25: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

4

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang efek hepatoprotektif jangka

panjang ekstrak metanol-air daun tanaman M. tanarius pada tikus jantan

terinduksi parasetamol belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang telah

dilakukan oleh Matsunami dkk (2006,2009) , M. tanarius mengandung senyawa

glukosida yang dinamai macarangiosida A-C dan malofenol B, yang diisolasi dari

ekstrak metanol daun M. tanarius. Senyawa tersebut menunjukkan aktivitas

penangkapan radikal terhadap DPPH.

Phommart, dkk (2005) melaporkan dari daun M. tanarius ditemukan 3

kandungan senyawa baru yaitu tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan

tanariflavanon D bersama dengan 7 kandungan yang telah diketahui yaitu

nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanon B, blumenol A

(vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol dan annuionon).

Penelitian terkait pengujian daun M. tanarius melaporkan kandungan ekstrak

metanol M. tanarius berupa corilagin mallotinic acid, chebulagic acid dan novel

ellagitannin (macatannin A) mempunyai aktivitas menghambat α-glukosidase

(Puteri dan Kawabata, 2010).

Ekstrak n-heksan dari daun M. tanarius dilaporkan mengandung nymphaeol

dan tanariflavanon sebagai antioksidan terhadap uji DPPH serta nymphaeol B

sebagai agen antiinflamasi pada uji siklooksigenase-2 (Phommart, dkk, 2005).

Page 26: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

5

Selain itu telah dilakukan penelitian oleh James, Mayeux, dan Hinson

(2003) yaitu mengenai analisis terhadap dosis hepatotoksik dari parasetamol pada

subyek uji mencit.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu

pengetahuan baik kefarmasian ataupun di bidang obat herbal.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan tanaman M.

tanarius oleh masyarakat khususnya sebagai alternatif pengobatan bagi para

penderita penyakit hati.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada

tikus jantan terinduksi parasetamol dengan cara menurunkan aktivitas ALT-AST

serum.

2. Untuk mengetahui besar ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius untuk

menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

Page 27: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Hati

Hati adalah organ lunak lentur yang dicetak oleh struktur sekitarnya dan

merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500 gram atau 2%

berat badan orang dewasa normal. Hati memiliki permukaan superior yang cembung

dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah

hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas dan

usus (Price dan Wilson, 2005). Kedua pembuluh darah ini akan bertemu di hati, dan

darah yang dibawa akan keluar melalui vena sentralis menuju vena hepatika dan

akhirnya sampai di vena kava inferior (Lingappa, 1995).

Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi

menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak

terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh

ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar. Setiap lobus hati terbagi menjadi

struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan

fungsional organ. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas

lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena

sentralis yang mengalirkan darah dari lobulus (Price dan Wilson, 2005). Hati manusia

berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus berbentuk silindris dengan panjang beberapa

6

Page 28: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

7

millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter (Guyton dan Hall, 1996). Diantara

lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sebagai sinusoid, yang

merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid

dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan sistem monosit-

makrofag, dan fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam

darah. Sejumlah 50% dari semua makrofag dalam hati adalah sel Kupffer ; sehingga

hati merupakan salah satu organ penting dalam pertahanan melawan invasi bakteri

dan agen toksik (Price dan Wilson, 2005). Sel Kupffer merupakan bagian penting dari

sistem retikuloendotelial tubuh. Darah dipasok melalui vena porta dan arteri hepatika,

dan disalurkan melalui vena sentral dan kemudian vena hepatika ke dalam vena kava.

Saluran empedu mulai sebagai kanalikuli yang kecil sekali yang dibentuk oleh sel

parenkim yang berdekatan. Kanalikuli bersatu menjadi duktula, saluran empedu

interlobular, dan saluran hati yang lebih besar. Saluran hati utama menghubungkan

duktus kistik dari kandung empedu dan membentuk saluran empedu biasa, yang

mengalir ke dalam duodenum (Lu, 1995). Skema struktur hati dapat dilihat pada

gambar 1.

Page 29: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

8

Gambar 1. Struktur mikroskopik hati (Chandrasoma dan Taylor, 1995)

Hati memiliki dua sumber suplai darah dari saluran cerna limpa melalui vena

porta hepatika, dan dari aorta melalui arteria hepatika. Sekitar sepertiga darah yang

masuk adalah darah arteria dan duapertiganya adalah darah vena dari vena porta.

Volume total darah yang melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml dan dialirkan

melalui vena hepatika kanan dan kiri, yang selanjutnya bermuara pada vena kava

inferior (Price dan Wilson, 2005).

Hati mempunyai bermacam-macam fungsi dengan 3 fungsi utama dalam

tubuh yaitu untuk sintesis, ekskresi dan metabolisme (Chandrasoma dan Taylor,

1995). Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran

empedu mengangkut empedu sedangkan kandung empedu menyimpan dan

Page 30: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

9

mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan (Price dan Wilson,

2005).

Fungsi metabolisme hati yang lain adalah metabolisme lemak ; penimbunan

vitamin, besi dan tembaga; konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta

detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen. Fungsi detoksifikasi sangat penting

dan dilakukan oleh enzim hati melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi

zat-zat yang dapat berbahaya, dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis

tidak aktif (Price dan Wilson, 2005). Untuk menjalankan fungsi tersebut, hati

dilengkapi dengan sistem vaskuler hepatika, sistem retikuloendotelial, sistem saluran

empedu, dan sistem parenkim hepatika (Guyton, 1983). Sistem vaskuler hepatika

memungkinkan hati sebagai tempat utama metabolisme (biotransformasi) obat induk

menjadi metabolitnya (Donatus, 1992).

Hati yang normal mempunyai kapasitas cadangan yang besar untuk

melakukan fungsinya. Dalam keadaan normal, 80% bagian dari hati dapat dihentikan

aktivitasnya tanpa harus mengurangi fungsinya (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

B. Kerusakan Hati

Risiko klinis yang paling parah dari penyakit hati disebabkan oleh kegagalan

hati. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan menjadi kerusakan hati yang paling

besar (Kumar, Contran, Ramzi, Robbins, dan Stanley, 1992). Karena hati mempunyai

Page 31: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

10

fungsi cadangan yang sangat besar, kegagalan hati hanya terjadi ketika ada penyakit

hati yang menyerang hingga 80% organ (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

Kerusakan hati karena obat atau senyawa kimia dibagi menjadi dua, yaitu

kerusakan hati akut dan kerusakan hati kronis (Zimmerman,1978).

a. Kerusakan hati akut

Kerusakan hati akut umumnya disebabkan oleh sel nekrosis masif akut yang

dikarenakan adanya hepatitis viral dan toksisitas obat. Kerusakan hati akut

digolongkan oleh : (1) penyakit kuning, (2) hipoglikemia, (3) luka yang cenderung

disebabkan oleh penyebaran koagulasi intravaskular dan kerusakan sintesis faktor

penggumpalan darah dalam hati, (4) elektrolit dan gangguan asam-basa (hipokalemia

paling berbahaya), (5) peradangan hati, (6) sindrom hepatorenal, dan (7) peningkatan

enzim serum (LDH, AST, ALT) (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

b. Kerusakan hati kronis

Kerusakan hati kronis biasanya disebabkan oleh sirosis, dimana terjadi

pertambahan sel nekrosis hati, fibrosis, dan regenerasi nodular (Chandrasoma dan

Taylor, 1995).

Page 32: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

11

Akibat kerusakan hati akut dapat diikuti dengan mengamati perubahan

sebagai berikut :

(1) pengurangan sintesis albumin, yang menimbulkan rendahnya tingkat serum

albumin, edema, dan efusi,

(2) pengurangan tingkat protrombin dan faktor VII, IX, dan X yang dihasilkan saat

terjadi luka,

(3) hipertensi portal

(4) peradangan hati

(5) sindrom hepatorenal

(6) perubahan endokrin yang disebabkan oleh gangguan metabolisme beberapa

hormon. Akumulasi estrogen karena gynecomastia, testicular atrophy, dan lesi

vaskular yang terbentuk oleh dilatasi sekelompok pembuluh darah kecil di dalam

kulit. Kerusakan metabolisme aldosteron dikarenakan sodium dan retensi air dan

dapat berkontribusi menjadi edema. Kerusakan metabolisme dari hormon

antidiuretik dapat berkontribusi pada ketidaknormalan tingkat serum ADH pada

kasus tertentu disebabkan oleh hyponatremia.

(7) Fetor hepaticus

Diduga disebabkan oleh defisiensi katabolisme metionin (Chandrasoma dan

Taylor, 1995).

Page 33: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

12

C. Hepatotoksin

Hepatotoksin merupakan zat yang mempunyai efek toksik pada hati dengan

dosis berlebih atau diberikan dalam jangka waktu lama sehingga dapat menimbulkan

kerusakan hepar akut, subkronik, maupun kronik (Zimmerman,1978).

Obat atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. hepatotoksin teramalkan (intrinsik)

Merupakan obat atau senyawa kimia yang pada dasarnya mempunyai sifat

toksik terhadap sel hati. Contoh hepatotoksin teramalkan yang dapat menimbulkan

kerusakan nekrosis hepatoseluler adalah racun jamur (Amanita phalloides),

aflatoksin, karbontetraklorida, kloroform, parasetamol, dan lain sebagainya

(Chandrasoma dan Taylor, 1995). Prosesnya dikenal sebagai toksisitas-intrinsik, dan

aksinya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung,

maksudnya obat induk atau bentuk metabolitnya langsung berikatan dengan

komponen membran sel dan merusak sel hati beserta seluruh organelnya, seperti

ditunjukkan oleh CCl4 dan parasetamol. Secara tidak langsung, maksudnya obat

induk atau bentuk metabolitnya dalam menimbulkan luka hepatik dengan cara

mengganggu jalur metabolik-khas (misalnya tetrasiklin), atau mengganggu jalur

ekskresi hepatik (misalnya rifampisin) (Donatus,1992). Kerusakan yang ditimbulkan

Page 34: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

13

bergantung dosis dan dapat dicobakan pada hewan uji dan menyebabkan lesi yang

mirip manusia (Zimmerman,1978).

2. hepatotoksin tak teramalkan (idiosinkratik)

Senyawa yang termasuk golongan ini yaitu senyawa yang mempunyai sifat

tidak toksik pada hati, akan tetapi dapat menyebabkan penyakit hati pada individu

yang hipersensitif terhadap senyawa tersebut yang diperantarai oleh mekanisme alergi

(misalnya sulfonamid, halotan) atau karena keabnormalan metabolik menuju

penumpukan metabolit toksik (misalnya iproniazid, isoniazid) (Zimmerman, 1978;

Donatus, 1992). Kerusakan hati yang ditimbulkan oleh hepatotoksin golongan ini

tidak dapat diperkirakan dan tidak tergantung pada dosis (Donatus, 1992).

D. Parasetamol

Gambar 2 . Struktur Parasetamol (Anonim,1979)

Parasetamol atau N-asetil-p-aminofenol (gambar 2) merupakan derivat para

amino fenol yang memiliki khasiat sebagai analgesik-antipiretik. Parasetamol

Page 35: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

14

merupakan serbuk hablur, putih, tidak berbau dan rasanya sedikit pahit (Anonim,

1979).

Parasetamol memiliki efek analgesik-antipiretik. Mekanisme aksi parasetamol

tidak jelas. Parasetamol merupakan inhibitor siklooksigenase lemah pada jaringan

perifer (Katzung dan Trevor, 1995).

Parasetamol sejumlah 10-15 g (20-30 tablet) dapat menyebabkan nekrosis

hepatoselular berat dan kadang-kadang nekrosis tubuli ginjal. Kadar dalam darah

antara 4-10 jam setelah minum obat, yang mencapai 300 µg/ml dapat menyebabkan

kerusakan hati (Wenas,1999). Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah,

diare dan nyeri abdomen (Katzung, 1989).

Pada dosis terapi, parasetamol tidak bersifat toksik. Pada pemakaian over

dosis, parasetamol bersifat hepatotoksik. Mekanisme toksik parasetamol memerlukan

proses oksidasi dan melalui reaksi fase I (Katzung dan Trevor, 1995). Parasetamol

dimetabolisme dengan cara konjugasi oleh glukoronida dan komponen sulfat yang

kemudian akan diekskresi dalam urine. Sebagian kecil (5-10%) dioksidasi oleh enzim

oksidasi membentuk metabolit reaktif, yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI)

(Forrest, 2006). Pada kondisi overdosis akut parasetamol, persediaan sulfat tidak

memadai untuk mengkonjugasi seluruh parasetamol sehingga lebih banyak

parasetamol yang dimetabolisme oleh sitokrom P450, dengan demikian jumlah

glutation yang digunakan untuk mendetoksifikasi metabolit reaktif juga tidak

Page 36: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

15

memadai. Kemudian NAPQI bereaksi dengan gugus sulfidril lain yang terdapat

dalam hepatoselular seperti sitosol, dinding sel, dan retikulum endoplasma. Hal ini

mengakibatkan nekrosis sentrilobuler hepatic (DiPiro dkk, 2005).

E. Metode Uji Hepatotoksisitas

Studi tentang senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan efek toksik pada

hati dapat dilakukan secara invivo maupun invitro. Model invivo dapat menunjukkan

bahwa senyawa eksogen secara nyata menimbulkan kerugian pada hati berdasarkan

pada tanda-tanda fisiologi yang terjadi. Model invitro menjelaskan mekanisme

kerusakan yang terjadi.

Zimmerman (1978) mengemukakan beberapa parameter yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi kerusakan hati antara lain : (1) uji enzim serum ; (2) pemeriksaan

asam amino dan protein; (3) perubahan penyusun kimia dalam hati; (4) uji ekskretori

hati; dan (5) analisis histologi.

1. Uji enzim serum

Pengukuran enzim serum (atau plasma) dilakukan untuk mendeteksi

ketoksikan pada hati yang kemudian didukung dengan analisis histologi.

Apabila terjadi kerusakan hati, enzim akan dilepaskan ke dalam darah dari

Page 37: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

16

sitosol dan organela subsel, seperti mitokondria, lisosom, dan nukleus

(Zimmerman, 1978).

Enzim-enzim transaminase adalah contoh yang paling utama

kelompok enzim hati yang level serumnya berubah selama gangguan

hepatoseluler. Transaminase terdiri atas glutamate piruvat transaminase (GPT)

dan glutamat oksaloasetat transaminase (GOT). Sebagian besar GOT terdapat

di hati dan otot rangka, serta tersebar ke seluruh jaringan. Meskipun enzim

GPT terdapat pula pada beberapa bagian jaringan, konsentrasi terbesarnya

pada semua spesies adalah di hati sehingga GPT merupakan petunjuk yang

lebih spesifik terhadap nekrosis hati daripada GOT. Pada keadaan nekrosis,

sel hati akan dipecah sehingga enzim GPT yang terdapat di dalam sel hati

keluar dan masuk ke dalam aliran darah. Peningkatannya bisa mencapai 10-

100 kali lipat dari harga normal (Zimmerman,1978).

2. Pemeriksaan asam amino dan protein

Pemeriksaan asam amino dan protein penting dilakukan karena

metabolisme asam amino di hati membentuk ammonia dan ureum terjadi

secara lebih lambat dan meningkatkan kadar globulin (Zimmerman, 1978).

Page 38: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

17

3. Perubahan penyusun kimia dalam hati

Perubahan penyusun kimia dalam hati menjelaskan mekanisme

kerusakan hati. Pengukuran jumlah lemak di dalam hati mempunyai hubungan

yang dekat dengan terjadinya steatosis (Zimmerman, 1978).

4. Uji ekskretori hati

Kemampuan hati untuk mensintesis urea, kolesterol, plasma protein,

dan mempertahankan kadar glukosa darah serta asam amino merupakan

sebagian contoh fungsi hati. Adanya ketidaknormalan dari beberapa fungsi

hati tersebut dapat menunjukkan terjadinya kerusakan hati. Perubahan

kecepatan metabolisme obat yang terjadi di hati dapat dijadikan parameter

hepatotoksisitas (Zimmerman, 1978).

F. Macaranga tanarius (L.)

Tanaman Macaranga tanarius (L.)

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisio : Spermatophyta

Sub- Divisi : Magnoliophyta

Page 39: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

18

Classis : Magnoliopsida

Sub-classis : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga tanarius (L.) (Anonim, 2008).

2. Nama daerah

Tutup ancur (Jawa), mapu (Batak), mara (Sunda) (Anonim, 2010).

3. Morfologi

Merupakan pohon kecil sampai sedang, berdaun hijau memiliki ketinggian 4-

5 meter dengan dahan agak besar. Daun berseling, agak membundar, dengan

stipula besar yang luruh. Perbungaan bermalai di ketiak, bunga ditutupi oleh

daun gagang. Buah kapsul berkokus 2, ada kelenjar kekuningan di luarnya.

Biji membulat, menggelembur. Jenis ini juga mengandung tanin yang cukup

untuk menyamak jala dan kulit (Anonim, 2010).

4. Kandungan kimia

Dalam penelitian kandungan kimia daun M. tanarius yang sudah dilakukan

dilaporkan bahwa terdapat empat kandungan senyawa didalam daun M.

tanarius megastigman glukosida dinamai macarangiosida, bersama dengan

malofenol B, lauroside E, methyl brevifolin carboxylate, dan hyperin dan

isoquercitrin (Matsunami, dkk, 2006), serta lignan glukosida, pinoresinol, dan

Page 40: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

19

2 megastigman glukosida, dinamai macarangiosida E dan F, bersama dengan

15 komponen lain yang telah diketahui dilaporkan terdapat pada daun M.

tanarius (Matsunami, dkk, 2009). Uji kandungan kimia dari tanin daun M.

tanarius melaporkan kandungan tanin baru, yaitu 7 hydrolyzable, bersama

dengan 21 tanin yang telah diketahui sebelumnya (Lin, Nonaka dan Nishioka,

1990). Dari daun M. tanarius ditemukan 3 kandungan senyawa baru yaitu

tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D bersama dengan 7

kandungan yaitu nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanone

B, blumenol A (vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol, dan

annuionone) (Phommart,dkk, 2005). Gambar 4 menunjukkan struktur

senyawa tanariflavanon C dan D, nymphaeol A, B dan C, malofenol serta

macarangiosida A-D.

5. Khasiat dan kegunaan

Daun M. tanarius secara tradisional digunakan untuk fermentasi tempe dan

pakan hewan (Puteri dan Kawabata, 2010). Daun M. tanarius selain kaya akan

tanin, dapat digunakan sebagai obat diare, luka dan antiseptik (Lin, dkk,

1990). Di Malaysia dan Thailand, dekok akar Macaranga digunakan sebagai

antipiretik dan antitusif. Untuk agen emetik dapat diambil dari akar keringnya,

dan untuk penutup luka dapat diambil dari daun segarnya guna mencegah

terjadi inflamasi. Di Cina tanaman Macaranga ini menjadi tumbuhan yang

komersil, karena dapat dijadikan sebagai produk minuman kesehatan (Lim,

Lim, Yule, 2009).

Page 41: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

20

Tanariflavanon C Tanariflavanon D

Nymphaeol A Nymphaeol B Nymphaeol C

Malofenol Macarangiosida A Macarangiosida B

Macarangiosida C Macarangiosida D

Gambar 3. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius (Phommart, dkk,

2005) dan (Matsunami, 2006)

Page 42: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

21

6. Ekologi penyebaran dan budidaya

M. tanarius tersebar luas, dari Kepulauan Andaman dan Nicobar, Indo-Cina,

Cina Selatan, Taiwan dan Kepulauan Ryukyu, seluruh Malesia, sampai ke

Australia Utara dan Timur dan Melanesia. Jenis ini umum dijumpai di daratan

Asia Tenggara (Thailand Selatan, Semenanjung Malaya), dan pada banyak

pulau di Malesia (yaitu Sumatera, Borneo, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi,

Nugini, seluruh Kepulauan Filipina). Selain itu M. tanarius ditemukan di

daerah bersemak di sepanjang Asia Selatan dan Timur, khususnya bagian

Selatan Cina, Korea, dan Okinawa, Jepang (Anonim, 2010).

G. Metode Penyarian

Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian

tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan sistem

maserasi dengan menggunakan pelarut organik.

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dengan cara merendam

serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel

dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut

dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di

luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut terjadi

secara berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar

dan di dalam sel (Anonim, 1986).

Page 43: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

22

Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan cara

mengekstraksi zat aktif yang berasal dari simplisia nabati atau hewani dengan

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa

hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).

H. Landasan Teori

Di dalam hati, terdapat bermacam-macam bentuk kerusakan hati. Kerusakan

hati akibat induksi obat yang biasa terjadi yaitu nekrosis (Forrest, 2006). Pada

keadaan nekrosis terjadi pemecahan sel hepatosit sehingga enzim ALT yang

terdapat dalam sel hati keluar dan masuk ke aliran darah. Kerusakan ini ditandai

dengan adanya peningkatan aktivitas ALT (Zimmerman, 1978).

Pemberian parasetamol sebagai senyawa model dengan dosis berlebih (dosis

hepatotoksik) akan menimbulkan nekrosis. Di dalam hati, sebagian besar

parasetamol akan terkonjugasi dengan asam glukoronat dan sulfat, dan kurang

lebih 5% nya akan dioksidasi oleh enzim sitokrom P-450 menjadi metabolit

reaktif (NAPQI) (Forrest, 2006). NAPQI bersifat elektrofilik dan didetoksifikasi

oleh glutation (GSH). Jika jumlah GSH di dalam hati mengalami penurunan,

maka GSH tidak dapat mengikat semua NAPQI yang terbentuk, karena jumlah

GSH yang sedikit, sehingga NAPQI yang bebas akan berikatan dengan

Page 44: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

23

makromolekul protein hati dan menimbulkan hepatotoksisitas (Zimmerman,

1978). Mekanismenya sebagai berikut :

Gambar 4. Mekanisme toksik parasetamol (Lee, 1995)

Hepatotoksisitas dapat dihambat dengan pemberian senyawa antioksidan.

Antioksidan akan menghambat terjadinya oksidasi parasetamol oleh enzim

Page 45: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

24

sitokrom P-450 menjadi NAPQI. Salah satu kandungan daun M. tanarius yang

dapat tersari dari ekstrak metanol-air adalah glikosida, yang mempunyai aktivitas

antioksidan terhadap penangkapan radikal DPPH (Matsunami, dkk, 2006, 2009).

Secara umum dapat dikatakan bahwa senyawa turunan glikosida mampu

memberikan efek antioksidan karena adanya senyawa didalamnya yaitu

malofenol B dan macarangiosida A (Matsunami, dkk, 2006). Kemungkinan

mekanisme kerja antioksidan ini dalam memberikan efek hepatoprotektif adalah

dengan menghambat oksidasi parasetamol menjadi metabolit reaktifnya yaitu

NAPQI oleh sitokrom P-450. Selain sebagai antioksidan, kemungkinan lain

senyawa malofenol B dan macarangiosida A mampu meningkatkan jumlah enzim

glutation S-transferase dalam hati yang berfungsi sebagai enzim penetralisir setiap

metabolit reaktif, sehingga dapat dieliminasi dengan mudah oleh tubuh.

Kemungkinan lain mekanisme kerja antioksidan, yaitu malofenol B dan

macarangiosida A yang dilihat dari pendekatan struktur memiliki penangkapan

radikal bebas (Matsunami, dkk, 2006) akibat adanya gugus karbonil (C=O)

dengan ikatan rangkap terkonjugasi serta memiliki ikatan α-β unsaturated. Ikatan

α-β unsaturated ini mempunyai ciri khusus yaitu memiliki ikatan sigma dan

ikatan phi. Seperti telah diketahui bahwa elektron pada ikatan sigma kuat dan

elektron pada ikatan phi lemah, hal ini menyebabkan elektron pada ikatan phi

dapat berpindah atau melompat. Jika terjadi protonasi pada ikatan α-β

unsaturated, maka terjadi perpindahan elektron seperti pada gambar 5.

Page 46: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

25

Gambar 5. Prediksi perpindahan elektron ikatan α-β unsaturated

pada macarangiosida A

Pada gambar diatas, atom C pada posisi β akan bermuatan positif karena pada

ikatan phi terdapat lompatan elektron. Dimungkinkan atom C pada posisi β ini

yang akan menangkap radikal bebas.

I. Hipotesis

Ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif pada

tikus jantan terinduksi parasetamol.

O O

+- -OH

a

b

α

β

Page 47: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Utama

a. Variabel bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun M. tanarius

dalam variasi dosis. Dosis ekstrak daun M. tanarius adalah sejumlah (gram)

ekstrak daun M. tanarius tiap satuan kg berat badan subyek uji yang

bersangkutan. Ekstrak daun M. tanarius dibuat dengan mengekstraksi

sejumlah (gram) serbuk daun M. tanarius dalam pelarut polar (metanol-air).

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dari penelitian ini adalah efek hepatoprotektif ekstrak

metanol-air daun M. tanarius secara jangka panjang terhadap sel hati tikus

terinduksi parasetamol, ditandai dengan tolok ukur kuantitatif berupa

penurunan aktivitas Alanine Aminotransferase (ALT) dan Aspartate

Transaminase (AST).

26

Page 48: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

27

2. Variabel pengacau terkendali

a. Hewan uji tikus jantan galur Wistar, berat badan 150-250 gram, umur antara

2-3 bulan.

b. Frekuensi pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1x sehari selama 6

hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama.

c. Cara pemberian obat pada tikus dilakukan secara per oral.

d. Bahan uji yang digunakan berupa daun M. tanarius yang diperoleh dari kebun

obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diambil

pada tanggal 10 Agustus 2010.

3. Variabel pengacau tak terkendali

Kondisi patologis hewan uji

4. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah

a. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Ekstrak daun M. tanarius adalah ekstrak kental yang diperoleh dengan

mengekstraksi serbuk kering daun M. tanarius seberat 10,0 gram yang

dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 50% secara maserasi selama 72 jam,

dengan putaran 140 rpm. Kemudian disaring dengan kertas saring dan

diuapkan di oven selama 24 jam pada suhu 50oC, hingga bobot pengeringan

tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.

Page 49: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

28

b. Efek hepatoprotektif

Efek hepatoprotektif adalah kemampuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

pada dosis tertentu dapat melindungi hepar dari hepatotoksin.

C. Bahan Penelitian

1. Bahan Utama

a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan

dengan berat badan berkisar antara 150-250 gram yang diperoleh dari

Laboratorium Imono Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

b. Daun M. tanarius yang dipanen dari Kebun Obat Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tanggal 10 Agustus 2010.

2. Bahan Kimia

a. Pelarut ekstrak yang digunakan adalah metanol dan air yang diperoleh dari

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

b. Bahan hepatotoksin yang digunakan yaitu Parasetamol, berwarna putih, tidak

berbau, dan berasa pahit yang diperoleh dari PT. Konimex, Solo.

c. Bahan pensuspensi parasetamol berupa serbuk CMC-Na 1% berwarna putih,

terdispersi dalam air yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi

Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Page 50: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

29

d. Aquadest dan aquabidest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi

Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

e. Bahan untuk mengukur aktivitas ALT dan AST serum berupa bahan kit-

ALAT (GPT) FS* dan kit-ASAT (GOT) FS* produksi Dyasis yang digunakan

untuk mengukur aktivitas ALT-AST serum. Masing- masing bahan terdiri atas

dua reagen yaitu Reagen 1 dan Reagen 2.

Kit-ALAT (GPT) FS* :

R1 TRIS pH 7.15 140 mmol/L

L-Alanine 700 mmol/L

LDH (Lactate dehydrogenase) ≥ 2300 U/L

R2 2-Oxoglutarate 85 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate FS :

Good’s buffer pH 9.6 100 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate 13 mmol/L

Kit-ASAT (GOT) FS* :

R1 TRIS pH 7.65 110 mmol/L

L-Aspartate 320 mmol/L

MDH (Malate dehydrogenase)≥ 800 U/L

LDH (Lactate dehydrogenase) ≥ 1200 U/L

R2 2-Oxoglutarate 65 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Page 51: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

30

Pyridoxal-5-phosphate FS :

Good’s buffer pH 9.6 100 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate 13 mmol/L

D. Alat atau Instrumen Penelitian

1. Alat ekstraksi

a. Seperangkat alat gelas berupa bekker glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur,

cawan porselen. pipet tetes, batang pengaduk (Pyrek Iwaki Glass)

b. Shaker

c. Timbangan analitik

d. Oven (Memmert)

e. Mesin penyerbuk (Retsch)

2. Alat uji hepatoprotektif

a. Seperangkat alat gelas (Pyrex)

b. Timbangan elektrik

c. Sentrifuge

d. Vortex

e. Spuit per oral dan syringe 3 cc

f. Pipa kapiler

g. Vitalab mikro (Microlab 200, Merck)

Page 52: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

31

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Tanaman M. tanarius

Determinasi tanaman M. tanarius dilakukan dengan mencocokan ciri-ciri

tanaman M. tanarius dengan buku acuan (Koorders dan Valeton,1918).

Determinasi dilakukan oleh Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., dosen

Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas JP MIPA, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji yang digunakan adalah daun M. tanarius yang masih segar dan

berwarna hijau, dipetik dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta pada tanggal 10 Agustus 2010.

3. Pembuatan Serbuk

Daun M. tanarius dicuci bersih dibawah air mengalir. Setelah bersih daun

diangin-anginkan hingga daun tidak tampak basah lagi kemudian untuk

mengoptimalkan pengeringan, pengeringan dilakukan dengan menggunakan

oven pada suhu 50°C selama 24 jam. Setelah kering daun dibuat serbuk dan

diayak dengan ayakan nomor 50.

4. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Sebelum pembuatan ekstrak, daun M. tanarius dibuat serbuk terlebih dahulu

supaya kandungan fitokimia yang terkandung dalam daun M. tanarius lebih

mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut

makin besar. Sebanyak 10 g serbuk kering daun M. tanarius diekstraksi secara

Page 53: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

32

maserasi dengan melarutkan serbuk dalam 100 ml pelarut metanol 50% pada

suhu kamar selama 3x24 jam dengan kecepatan 140 rpm. Tujuan dilarutkan

dalam pelarut metanol adalah agar senyawa kimia yang terkandung dalam

daun M. tanarius dapat larut dalam pelarut. Setelah dilakukan perendaman,

hasil maserasi disaring dengan kertas saring. Larutan hasil saringan

dipindahkan dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya, agar

mempermudah perhitungan randemen ekstrak yang akan diperoleh.

Selanjutnya, cawan porselen yang berisi larutan hasil maserasi tersebut

dimasukkan dalam oven untuk diuapkan selama 24 jam dengan suhu 50°C

agar mendapatkan ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang kental dengan

bobot pengeringan ekstrak yang tetap yaitu sebesar 1,92 g (Andini, 2010).

5. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak

Menghitung rata-rata randemen ke-6 replikasi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius kental yang telah dibuat.

Randemen ekstrak = Berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong

Konsentrasi ekstrak didapat dari hasil rata-rata randemen ekstrak. Konsentrasi

yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat dimana

pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari

spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak

percawannya yaitu 1,92 g dalam labu ukur terkecil dengan pelarut yang sesuai

Page 54: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

33

CMC Na 1%. Labu ukur terkecil yang tersedia adalah labu ukur 5 ml sehingga

konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan yaitu sebesar 0,384 g/ml atau 384 mg/ml

atau 38,4% b/v (Andini, 2010).

6. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Dasar penetapan peringkat dosis adalah dari bobot tertinggi tikus dan

pemberian cairan secara peroral separuhnya yaitu 2,5 ml.

Penetapan dosis tertinggi ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah:

Dua dosis lainnya diperoleh dengan menurunkan 3 dan 6 kalinya dari dosis

tertinggi sehingga didapatkan dosis 1280 mg/Kg BB dan 426 mg/Kg BB.

Dosis yang akan digunakan dalam penelitian adalah 426 ; 1280 ; dan 3840

mg/kg BB.

7. Pembuatan suspending agent CMC- Na 1%

Suspending agent CMC-Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih

kurang 1,0 g CMC-Na yang telah ditimbang seksama ke dalam air

mendidih sampai volume 100,0 ml dan digunakan untuk membuat suspensi

parasetamol.

Page 55: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

34

8. Pembuatan suspensi Parasetamol konsentrasi 25%

Suspensi parasetamol dalam CMC-Na 1% dibuat dengan cara

mensuspensikan 25 g parasetamol yang telah ditimbang seksama ke dalam

suspending CMC-Na 1% sebanyak 100 ml.

9. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis hepatotoksin parasetamol

Pemilihan dosis parasetamol dilakukan untuk mengetahui pada dosis

berapa parasetamol mampu menyebabkan kerusakan pada hati tikus yang

ditandai dengan peningkatan aktivitas GPT-serum paling tinggi. Dosis

hepatotoksik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian

Linawati, Apriyanto, Susanti, Wijayanti, dan Donatus (2006), bahwa dosis

2,5 g/kg BB sudah terbukti mampu meningkatkan aktivitas ALT serum

pada tikus bila diberikan secara per oral.

b. Penetapan waktu pencuplikan darah

Menurut Olson (2006), kenaikan serum ALT dan AST akan terjadi pada

waktu 24-48 jam setelah pemejanan parasetamol. Untuk mendapatkan

waktu pencuplikan darah dilakukan orientasi dengan 3 kelompok perlakuan

waktu. Masing-masing kelompok sejumlah 5 ekor tikus. Kelompok I

diambil darah pada jam ke-24 setelah pemejanan parasetamol, kelompok II

diambil darah pada jam ke-48 setelah pemejanan parasetamol dan

kelompok III diambil darah pada jam ke-72 setelah pemejanan

Page 56: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

35

parasetamol. Setelah pengambilan darah, darah diukur aktivitas serum ALT

dan AST-nya.

c. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Lama waktu pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dilakukan

selama 6 hari berturut-turut, pada hari ketujuh dipejankan senyawa

hepatotoksin dan ukur aktivitas ALT dan AST-nya setelah 48 jam

pemejanan senyawa hepatotoksin.

10. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam kelompok

perlakuan masing-masing sejumlah 5 ekor. Kelompok I (kontrol hepatotoksin)

diberi suspensi parasetamol 2,5 g/kgBB secara oral. Kelompok II (kontrol

negatif) diberi suspensi CMC-Na 1% dosis 3,84 g/kgBB selama 6 hari

berturut-turut secara oral. Kelompok III (kontrol ekstrak daun M. tanarius

3,84 g/kgBB diberikan selama 6 hari berturut-turut secara oral. Kelompok IV

sampai dengan kelompok VI berturut-turut diberi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 0,426 g/kgBB; 1,280 g/kgBB; dan 3,840 g/kgBB secara oral

sekali sehari selama 6 hari berturut-turut kemudian pada hari ke-7 semua

kelompok perlakuan diberi suspensi parasetamol dosis 2,5 g/kgBB secara

oral. Setelah 48 jam diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata. Cuplikan

darah diambil serumnya untuk diukur aktivitas ALT-AST serumnya.

Page 57: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

36

11. Pembuatan serum

Darah tikus diambil melalui sinus orbitalis mata dan ditampung dalam

tabung sentrifugasi melalui dinding tabung, diamkan selama 15 menit,

kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dan

diambil supernatannya (serum).

12. Penetapan aktivitas ALT-AST serum

Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas ALT-AST serum adalah

vitalab mikro.

Aktivitas enzim diukur pada panjang gelombang 340nm, suhu 37°C,

dengan faktor koreksi -1745. Aktivitas serum ALT dan AST dinyatakan

dalam U/L. Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST dilakukan di

laboratorium Farmakologi Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut, 100 µL serum atau plasma

dicampur dengan reagen I sebanyak 800 µL, setelah itu dicampurkan 200 µL

reagen II, dan dibaca resapan setelah 1 menit. Untuk analisis fotometri dengan

AST-serum dilakukan sebagai berikut, 100 µL serum atau plasma dicampur

dengan reagen I sebanyak 800 µL, setelah itu dicampurkan 200 µL reagen II,

dan dibaca resapan setelah 1 menit.

Page 58: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

37

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas ALT-AST diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas

varian antar kelompoknya sabagai syarat analisis parametrik. Jika data

terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah

(ANOVA one way) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui

perbedaan masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji LSD

untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau

tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05). Tetapi bila distribusi tidak normal

dilakukan analisis dengan Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan

aktivitas ALT-AST serum antar kelompok. Kemudian dilanjutkan uji dengan

Mann Whitney untuk melihat perbedaan tiap kelompok.

Data derajat kerusakan hati juga dianalisis sesuai prosedur diatas dengan

taraf kepercayaan 95%. Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap

hepatotoksin parasetamol diperoleh dengan rumus :

Page 59: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan khasiat

ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor tikus terinduksi

parasetamol serta untuk mengetahui kisaran dosis hepatoprotektif dari ekstrak

metanol-air daun M. tanarius. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka

dilakukan serangkaian pengujian. Aktivitas ALT-AST serum digunakan sebagai

tolok ukur kuantitatif pengujian tersebut.

A. Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman ini dilakukan untuk membuktikan kebenarannya

bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar M. tanarius,

dimana tanaman ini sering digunakan untuk pakan ternak hewan. Bagian tanaman

yang digunakan dalam determinasi adalah batang, daun, biji, buah dan bunga.

Determinasi dilakukan secara benar dengan mencocokkan ciri-ciri yang

dimiliki sesuai dengan buku acuan. Dari determinasi dinyatakan bahwa batang,

daun, biji, buah dan bunga yang digunakan adalah benar M. tanarius.

38

Page 60: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

39

B. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius menggunakan metode

penyarian yaitu maserasi. Alasan menggunakan metode maserasi karena

pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana. Selain itu, metode maserasi

ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah

larut dalam cairan penyari. Digunakan cairan penyari metanol-air (50:50).

Senyawa hipotesis yang diketahui adalah golongan glikosida fenolik yang dapat

larut dalam air.

Pada standarisasi ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dilihat

sebagai parameternya adalah bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan

0%. Tujuan dilakukan pengukuran parameter non spesifik yaitu parameter susut

pengeringan adalah untuk menghitung sisa zat setelah dilakukan pengeringan

pada temperatur 50°C. Ekstrak yang berada dalam cawan ditimbang setiap 1 jam

selama 24 jam atau hingga berat menjadi konstan (dinyatakan dalam persen).

Tujuannya adalah untuk menentukan batasan atau rentang mengenai seberapa

banyak senyawa yang hilang selama proses pengeringan, dimana hal ini dapat

mempengaruhi bobot ekstrak yang didapatkan sehingga akan mempengaruhi

konsentrasi dan dosis ekstrak.

Hasil dari proses pengeringan didapatkan bahwa tidak ada perubahan

bobot ekstrak sehingga diperoleh bobot pengeringan tetap yaitu pada jam ke-23

dan ke-24. Untuk susut pengeringan ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada

jam ke-23 dan ke-24 sebesar 0% sehingga dapat diketahui pelarut penyari ekstrak

Page 61: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

40

sudah tidak ada atau tidak ada sisa. Dengan demikian, pada penelitian ini, waktu

pengeringan 24 jam yang digunakan untuk memperoleh bobot pengeringan tetap

ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

C. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis hepatotoksik parasetamol

Pada percobaan ini digunakan parasetamol sebagai hepatotoksin.

Pemilihan dosis parasetamol dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa

parasetamol mampu menyebabkan kerusakan pada hati tikus yang ditandai

dengan peningkatan aktivitas ALT-AST serum paling tinggi.

Dosis yang digunakan pada percobaan ini yaitu 2,5 g/kgBB. Dosis

tersebut mengacu pada penelitian sebelumnya (Linawati, dkk, 2006), dimana pada

dosis tersebut terbukti mampu meningkatkan aktivitas ALT-serum, minimal 10

kali lipat terhadap kontrol negatif (Ladoangin, 2004).

2. Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol mencapai maksimal

Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol mencapai maksimal

bertujuan untuk mengetahui selang waktu dimana parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

memberikan efek hepatotoksik maksimal. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas ALT-

AST serum tertinggi pada selang waktu tertentu. Parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

diujikan pada tikus jantan dengan selang waktu pengambilan cuplikan darah 24

jam, 48 jam, dan 72 jam.

Page 62: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

41

Data aktivitas ALT-AST serum setelah pemberian parasetamol dosis 2,5

g/kgBB pada selang waktu 24 jam, 48 jam dan 72 jam tersaji pada tabel I.

Tabel I. Aktivitas ALT-AST serum sel hati tikus setelah pemberian

parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada selang waktu 24, 48, dan 72 jam

Selang Waktu (jam)Purata Aktivitas ALT-

serum ± SE (U/L)Purata Aktivitas AST-

serum ± SE (U/L)

24 343,7 ± 33,4 390,3 ± 32,6

48 1102,3 ± 66,5 804,7 ± 137,4

72 505,0 ± 12,7 326,7 ± 27,8

Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum sel hati tikus

setelah pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada selang

waktu 24, 48, dan 72 jam

Rat

a-ra

taak

tivi

tas

ALT

Page 63: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

42

Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas AST-serum sel hati tikus

setelah pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada selang

waktu 24, 48, dan 72 jam

Berdasarkan tabel I terlihat bahwa aktivitas ALT-serum pada selang waktu

24 jam, 48 jam, dan 72 jam berturut-turut adalah 343,7 ± 33,4 U/L, 1102,3 ± 66,5

U/L dan 505,0 ± 12,7 U/L. Dan untuk aktivitas AST- serum pada selang waktu 24

jam, 48 jam, dan 72 jam berturut-turut adalah 390,3 ± 32,6 U/L, 804,7 ± 137,4

U/L dan 326,7 ± 27,8 U/L. Aktivitas ALT-serum tertinggi terjadi pada pemberian

parasetamol 2,5 g/Kg BB dengan selang waktu 48 jam yakni 1102,3 ± 66,5 U/L

dan aktivitas AST-serum tertinggi terjadi pada pemberian parasetamol 2,5 g/Kg

BB dengan selang waktu 48 jam yakni 804,7 ± 137,4 U/L. Dalam selang waktu

24 jam, aktivitas ALT-AST serum belum mencapai angka aktivitas yang tinggi.

Hal ini dapat dikarenakan waktu untuk parasetamol menyebabkan hepatotoksik

belum mencapai maksimal. Dan pada selang waktu 72 jam sudah terjadi

Rat

a-ra

taak

tivi

tas

AST

Page 64: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

43

penurunan aktivitas ALT-AST serum yang signifikan (p<0,05) terhadap aktivitas

ALT-AST serum pada selang waktu 48 jam.

Berdasarkan uji statistik ANOVA one way maka disimpulkan bahwa

waktu kehepatotoksikan parasetamol 2,5 g/Kg BB pada tikus mencapai maksimal

pada selang waktu 48 jam. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dosis

hepatotoksik parasetamol yang digunakan pada tikus jantan adalah 2,5 g/Kg BB

dengan selang waktu pengambilan cuplikan darah adalah 48 jam setelah

pemberian hepatotoksin parasetamol.

3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Berdasarkan penelitian Ladoangin (2004) yaitu mengenai efek

hepatoprotektif jus buah apel hijau dan Linawati dkk (2006) dalam penelitian efek

hepatoprotektif rebusan herba putri malu, kelompok mencit dan tikus yang

digunakan untuk menguji efek jus buah apel hijau dan rebusan herba putri malu

diberi rebusan herba putri malu dan jus buah apel hijau selama 6 hari dan pada

hari ke 7 diberi parasetamol dosis hepatotoksik. Hal ini didasarkan pada harga

aktivitas ALT-serum setelah praperlakuan jus buah apel hijau dan rebusan herba

putri malu selama 6 hari menunjukkan harga aktivitas ALT-serum yang

mengalami kenaikan atau penurunan aktivitas ALT-serum yang berbeda

bermakna menurut hasil statistik jika dibandingkan dengan praperlakuan jus buah

apel dan rebusan herba putri malu yang diberikan lebih dari 6 hari.

Page 65: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

44

Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ladoangin (2004) dan

Linawati dkk (2006), dimana penulis mengambil model penelitian tikus diberi

ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6 hari dan pada hari ke 7 diberi

parasetamol dosis hepatotoksik.

4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Tujuan ditetapkan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah

untuk menentukan tingkatan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang

akan digunakan dalam penelitian ini. Penentuan dosis ekstrak metanol-air daun

M. tanarius didasarkan pada dosis maksimal ekstrak metanol-air daun M. tanarius

pada tikus jantan. Dosis maksimal ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada

tikus jantan didasarkan pada konsentrasi tertinggi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius yang dapat dipejankan secara oral. Dari hasil orientasi diketahui bahwa

konsentrasi tertinggi ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dapat dipejankan

secara oral pada tikus jantan yaitu 384 mg/ml sehingga dosis maksimal yang

diperoleh sebesar 3,84 g/kgBB. Kemudian ditentukan 3 tingkatan dosis ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yaitu 0,426; 1,280; dan 3,840 g/kgBB.

Page 66: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

45

D. Perbandingan Aktivitas ALT-AST serum tiap kelompok

Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada tikus jantan terinduksi parasetamol didasarkan pada ada tidaknya

penurunan aktivitas ALT-AST serum akibat praperlakuan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius terhadap aktivitas ALT-AST serum kontrol parasetamol.

Aktivitas ALT-AST serum (U/L) disajikan dalam bentuk purata ± SE pada tabel

II.

Tabel II. Purata ± SE aktivitas ALT-serum tikus jantan setelahpemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6 hariyang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis2,5 g/kgBB

Aktivitas ALT-serum

% Perbedaan terhadapKel. Praperlakuan Purata ± SE

(U/L) Kel. I Kel. II

EfekHepatoprotektif

(%)

IKontrol Hepatotoksin

Parasetamol 2,5 g/kgBB977,2 ± 85,2 - (+) 1242,3 -

IIKontrol Negatif CMCNa 1% 3,840 g/kgBB

72,8 ± 1,7 (-) 92,5(b) - -

IIIKontrol M.tanarius

3,840 g/kgBB72,8 ± 1,3 (-) 92,5(b) 0,00(tb) -

IVM. tanarius 0,426 g/Kg

BB + parasetamol590,8 ± 36,6 (-) 39,5(b) (+) 711,5(b) 39,5

VM. tanarius 1,280 g/Kg

BB + parasetamol301,0 ± 30,7 (-) 69,2(b) (+) 313,5(b) 69,2

VIM. tanarius 3,840 g/Kg

BB + parasetamol91,2 ± 5,7 (-) 90,7(b) (+) 25,3(tb) 90,7

Ket : tb = berbeda tidak bermakna (P > 0,05)b = berbeda bermakna (P < 0,05)

Page 67: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

46

Tabel III. Purata ± SE aktivitas AST-serum tikus jantan setelahpemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksiparasetamol dosis 2,5 g/kgBB

Aktivitas AST-serum

% Perbedaan terhadapKel. Praperlakuan Purata ± SE

(U/L)Kel. I Kel. II

EfekHepatoprotektif

(%)

IKontrol Hepatotoksin

Parasetamol 2,5 g/kgBB673,2 ± 110,4 - (+) 567,8 -

IIKontrol Negatif CMCNa 1% 3,840 g/kgBB

100,8 ± 3,6 (-) 85,0(b) - -

IIIKontrol M.tanarius

3,840 g/kgBB104,8 ± 3,5 (-) 84,4(b) (+) 3,9(tb) -

IVM. tanarius 0,426 g/Kg

BB + parasetamol499,2 ± 24,1 (-) 25,8(tb) (+) 395,2(b) 25,8

VM. tanarius 1,280 g/Kg

BB + parasetamol252,2 ± 28,7 (-) 62,5(b) (+) 150,2(tb) 62,5

VIM. tanarius 3,840 g/Kg

BB + parasetamol125,8 ± 7,3 (-) 81,3(b) (+) 24,8(tb) 81,3

Ket : tb = berbeda tidak bermakna (P > 0,05)b = berbeda bermakna (P < 0,05)

Page 68: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

47

Gambar 8. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum sel hati tikus setelahpemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6 hariyang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis2,5 g/kgBB

Gambar 9. Diagram batang rata-rata aktivitas AST-serum sel hati tikus setelahpemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6 hariyang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis2,5 g/kgBB

Rat

a-ra

taak

tivi

tas

ALT

Rat

a-ra

taak

tivi

tas

AST

Page 69: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

48

1. Kontrol hepatotoksin Parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

Kontrol hepatotoksin parasetamol 2,5 g/kg BB (kelompok I)

dibuat untuk mengetahui pengaruh induksi parasetamol 2,5 g/kgBB

terhadap sel hati tikus sekaligus digunakan sebagai patokan dalam

menganalisis efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius. Uji ini dilakukan dengan memejankan parasetamol dosis 2,5

g/kgBB secara oral pada tikus. 48 jam kemudian diambil darahnya

untuk diukur aktivitas ALT-AST serum.

Aktivitas ALT-serum kontrol hepatotoksin parasetamol 2,5

g/kgBB (kelompok I) adalah sebesar 977,2 ± 85,2 U/L. Bila

dibandingkan dengan aktivitas ALT-serum kontrol negatif CMC-Na

1% 3,84 g/kgBB (kelompok II) sebesar 72,8 ± 1,7 U/L maka terlihat

adanya kenaikan aktivitas ALT-serum yang begitu besar, yaitu lebih

kurang 13,4 kalinya atau sebesar 1242,3 % yang tersaji pada tabel II.

Secara statistik, kenaikan aktivitas ALT-serum kontrol hepatotoksin

(kelompok 1) terhadap kontrol negatif (kelompok II) tersebut adalah

bermakna (p<0,05).

Aktivitas AST-serum kontrol hepatotoksin parasetamol 2,5

g/kgBB (kelompok I) adalah sebesar 673,2 ± 110,4 U/L. Bila

dibandingkan dengan aktivitas AST-serum kontrol negatif CMC-Na

1% 3,84 g/kgBB (kelompok II) sebesar 100,8 ± 3,6 U/L maka terlihat

adanya kenaikan aktivitas AST-serum, yaitu lebih kurang 6,6 kalinya

Page 70: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

49

atau sebesar 567,8 % yang tersaji pada tabel III. Secara statistik,

kenaikan aktivitas AST-serum kontrol hepatotoksin (kelompok I)

terhadap kontrol negatif (kelompok II) tersebut adalah bermakna

(p<0,05).

Kenaikan aktivitas ALT-AST serum kontrol hepatotoksin

parasetamol 2,5 g/kgBB ini menggambarkan kondisi sel-sel hati tikus

mengalami nekrosis. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan

aktivitas ALT-serum sekitar 13,4 kalinya. Menurut Ladoangin (2004)

peningkatan aktivitas ALT-serum, minimal 10 kali lipat terhadap

kontrol negatif ini sudah dapat menyebabkan nekrosis hati. Sedangkan

untuk kenaikan aktivitas AST-serum adalah sekitar 6,6 kalinya.

Menurut Linawati (cit Bergmeyer dan Bernt, 1971) terjadi kerusakan

hati jika terjadi kenaikan AST-serum sebesar 10-150 kali dari normal.

Aktivitas AST-serum kontrol hepatotoksin parasetamol ini tidak

memenuhi rentang terjadi kerusakan sel hati. Tetapi hal ini belum

dapat menjadi patokan bahwa sel hati dalam kondisi normal, karena

parameter utama terjadi kerusakan hati adalah melihat aktivitas ALT-

serumnya. Ada kemungkinan hati tikus mengalami kerusakan, tetapi

belum mengalami keparahan (nekrosis).

Page 71: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

50

2. Kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,84 g/Kg BB

Kontrol negatif (kelompok II) dibuat dengan tujuan: (1)

memastikan bahwa peningkatan aktivitas ALT-serum (efek

hepatotoksik) pada tikus jantan adalah akibat pemberian hepatotoksin

parasetamol dan (2) memastikan bahwa efek hepatoprotektif pada

tikus jantan terinduksi parasetamol adalah akibat praperlakuan ekstrak

metanol-air M. tanarius. Uji ini dilakukan dengan memberikan CMC

Na 1% secara oral pada tikus 1x sehari selama 6 hari berturut-turut. 48

jam kemudian diambil darahnya untuk diukur aktivitas ALT-AST

serum.

Aktivitas ALT-serum kontrol negatif CMC Na 1% 3,84

g/kgBB (kelompok II) adalah sebesar 72,8 ± 1,7 U/L dan aktivitas

AST-serum kontrol negatif CMC Na 1% 3,84 g/kgBB adalah sebesar

100,8 ± 3,6 U/L. Angka aktivitas ALT-serum menunjukkan bahwa

kondisi hati masih normal, hal ini dapat dilihat dari angka aktivitas

ALT-serum yaitu 72,8 ± 1,7 U/L yang masih masuk dalam rentang

normal serum darah tikus putih. Menurut Hastuti (2008) rentang

normal serum darah tikus putih sebesar 29,8-77,0 U/L, sedangkan

aktivitas AST-serum sebesar 100,8 ± 3,6 U/L tidak dapat menjadi

patokan bahwa hati mengalami kerusakan sel atau nekrosis walaupun

angka aktivitas tidak masuk dalam rentang normal 19,3-68,9 U/L,

(Hastuti, 2008). Meningkatnya aktivitas AST-serum yang melebihi

Page 72: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

51

batas rentang normal ini dapat disebabkan karena sebagian besar

enzim aspartate tidak spesifik berada didalam hati, tetapi berada dalam

otot rangka, jantung, hati, serta tersebar ke seluruh jaringan sehingga

belum dapat digunakan sebagai patokan adanya kerusakan hati.

Pada penelitian ini, nilai aktivitas ALT-AST serum kontrol

negatif CMC Na 1% 3,84 g/kgBB dijadikan patokan nilai normal

ALT-AST serum untuk penelitian ini selanjutnya.

3. Kontrol ekstrak daun M. tanarius dosis 3,84 g/kg BB

Kontrol ekstrak daun M. tanarius (kelompok III) dibuat dengan

tujuan melihat pengaruh ekstrak daun M. tanarius terhadap sel hati

tikus tanpa induksi parasetamol. Uji ini dilakukan dengan memberikan

ekstrak daun M. tanarius dosis 3,84 g/kgBB secara oral pada tikus 1x

sehari selama 6 hari berturut-turut. 48 jam kemudian diambil darahnya

untuk diukur aktivitas ALT-AST serumnya.

Aktivitas ALT-serum kontrol ekstrak daun M. tanarius dosis

3,84 g/kgBB (kelompok III) adalah 72,8 ± 1,3 U/L. Bila dibandingkan

dengan aktivitas ALT-serum kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,84

g/kgBB (kelompok II) sebesar 72,8 ± 1,7 U/L maka terlihat angka

aktivitas yang hampir mendekati sama (0,0). Secara statistik, angka

aktivitas ALT-serum kontrol ekstrak daun M. tanarius (kelompok III)

terhadap kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,84 g/kgBB (kelompok

Page 73: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

52

II) tersebut adalah tidak bermakna (p>0,05). Hal ini menggambarkan

bahwa ekstrak daun M. tanarius tidak memberikan pengaruh

hepatotoksik pada sel hati tikus, karena nilai aktivitas ALT-serum juga

masih berada dalam rentang normal yaitu 29,8-77,0 U/L, (Hastuti,

2008)

Aktivitas AST-serum kontrol ekstrak daun M. tanarius dosis

3,84 g/kgBB (kelompok III) adalah 104,8 ± 3,5 U/L. Bila

dibandingkan dengan aktivitas AST-serum kontrol negatif CMC Na

1% dosis 3,84 g/kgBB (kelompok II) sebesar 100,8 ± 3,6 U/L maka

angka aktivitas keduanya hampir mendekati sama yaitu 3,9. Secara

statistik angka aktivitas ini tidak bermakna (p>0,05). Walaupun angka

aktivitas AST-serum kontrol ekstrak daun M. tanarius dosis 3,84

g/kgBB tidak masuk dalam rentang normal, tetapi angka ini tidak

dapat menjadi patokan terjadinya kerusakan sel hati tikus karena

enzim aspartate didalam tubuh, sebagian besar tidak spesifik berada

didalam hati saja, tetapi berada dalam otot rangka, jantung, hati, serta

tersebar ke seluruh jaringan.

4. Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis0,426; 1,280; dan 3,840 g/kgBB pada tikus jantan terinduksiparasetamol

Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air

daun M. tanarius pada tikus jantan terinduksi parasetamol didasarkan

Page 74: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

53

pada ada tidaknya penurunan aktivitas ALT-AST serum akibat

praperlakuan ekstrak daun M. tanarius terhadap aktivitas ALT-AST

serum kontrol parasetamol.

Dilihat dari tabel II dan III, semakin besar dosis praperlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang diberikan, semakin besar

pula perlindungan yang diberikan pada sel hati, hal ini ditunjukkan

dengan penurunan aktivitas ALT-AST serum tikus.

Kelompok IV adalah kelompok praperlakuan ekstrak daun M.

tanarius dosis 0,426 g/kgBB. Aktivitas ALT-serum kelompok ini

adalah sebesar 590,8 ± 36,6 U/L. Bila dibandingkan dengan aktivitas

ALT-serum kontrol hepatotoksin parasetamol 2,5 g/kgBB (kelompok

I) yaitu sebesar 977,2 ± 85,2 maka aktivitas ALT-serum kelompok IV

mengalami penurunan lebih kurang 1,6 kalinya. Dapat diartikan bahwa

ekstrak daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB mampu menghambat

peningkatan aktivitas ALT-serum akibat induksi parasetamol 2,5

g/kgBB sebesar 39,5 %. Secara statistik, penurunan tersebut

menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak daun M. tanarius dosis

0,426 g/kgBB mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus

akibat induksi parasetamol 2,5 g/kgBB.

Kemampuan perlindungan ekstrak daun M. tanarius dosis

0,426 g/kgBB juga dapat dilihat dari aktivitas AST-serumnya.

Page 75: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

54

Aktivitas AST-serum kelompok ini adalah sebesar 499,2 ± 24,1 U/L.

Dapat dilihat di tabel bahwa angka AST-serum juga terjadi penurunan

dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin parasetamol yaitu sebesar

1,3 kalinya. Dapat diartikan bahwa ekstrak daun M. tanarius dosis

0,426 g/kgBB mampu menghambat peningkatan aktivitas AST-serum

akibat induksi parasetamol 2,5 g/kgBB sebesar 25,8 %. Secara

statistik, penurunan tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak

bermakna (p>0,05), yaitu kelompok IV pada dosis 0,426 g/kgBB

mengalami kerusakan hati. Hal ini dapat menunjukkan ekstrak daun

M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB dapat menurunkan aktivitas ALT-

AST serum sel hati akibat induksi parasetamol, karena patokan

kerusakan hati lebih spesifik pada aktivitas ALT, dimana signifikansi

pada kontrol hepatotoksin menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Kelompok V adalah kelompok praperlakuan ekstrak daun M.

tanarius dosis 1,280 g/kgBB. Aktivitas ALT-serum kelompok ini

adalah sebesar 301,0 ± 30,7 U/L. Bila dibandingkan dengan kontrol

hepatotoksin parasetamol (kelompok I) maka aktivitas ALT-serum

kelompok V mengalami penurunan lebih kurang 3,2 kalinya. Dapat

diartikan bahwa ekstrak daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB mampu

menghambat peningkatan aktivitas ALT-serum akibat induksi

parasetamol 2,5 g/kgBB sebesar 69,2 %. Secara statistik, penurunan

tersebut menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hal ini

Page 76: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

55

menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak daun M. tanarius dosis

1,280 g/kgBB mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus

akibat induksi parasetamol 2,5 g/kgBB.

Kemampuan perlindungan ekstrak daun M. tanarius dosis

1,280 g/kgBB juga dapat dilihat dari aktivitas AST-serumnya.

Aktivitas AST-serum kelompok ini adalah sebesar 252,2 ± 28,7 U/L.

Dapat dilihat di tabel III bahwa angka AST-serum juga terjadi

penurunan dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin parasetamol

yaitu sebesar 2,6 kalinya. Dapat diartikan bahwa ekstrak daun M.

tanarius dosis 1,280 g/kgBB mampu menghambat peningkatan

aktivitas AST-serum akibat induksi parasetamol 2,5 g/kgBB sebesar

62,5 %. Secara statistik, penurunan tersebut menunjukkan perbedaan

yang bermakna (p<0,05). Hal ini dapat menunjukkan ekstrak daun M.

tanarius dosis 1,280 g/kgBB dapat menurunkan aktivitas ALT-AST

serum sel hati akibat induksi parasetamol.

Analisis statistik aktivitas ALT-AST serum antara kedua

kelompok tersebut menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05).

Terlihat bahwa kemampuan aktivitas ALT-serum untuk melindungi

sel hati tikus oleh ekstrak daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB

(kelompok V) sebesar 69,2 % lebih baik daripada ekstrak daun M.

tanarius dosis 0,426 g/kgBB (kelompok IV) sebesar 39,5 %. Dan

untuk kemampuan aktivitas AST-serum untuk melindungi sel hati

Page 77: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

56

tikus oleh ekstrak daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB (kelompok V)

sebesar 62,5 % lebih baik daripada ekstrak daun M. tanarius dosis

0,426 g/kgBB (kelompok IV) sebesar 25,8 %.

Kelompok VI adalah kelompok praperlakuan ekstrak daun M.

tanarius dosis 3,840 g/kgBB. Aktivitas ALT-serum kelompok ini

adalah sebesar 91,2 ± 5,7 U/L. Bila dibandingkan dengan kontrol

hepatotoksin parasetamol (kelompok I) maka aktivitas ALT-serum

kelompok VI mengalami penurunan lebih kurang 10,7 kalinya. Dapat

diartikan bahwa ekstrak daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB mampu

menghambat peningkatan aktivitas ALT-serum akibat induksi

parasetamol 2,5 g/kgBB sebesar 90,7 %. Secara statistik, penurunan

tersebut menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak daun M. tanarius dosis

3,840 g/kgBB mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus

akibat induksi parasetamol 2,5 g/kgBB.

Kemampuan perlindungan ekstrak daun M. tanarius dosis

3,840 g/kgBB juga dapat dilihat dari aktivitas AST-serumnya.

Aktivitas AST-serum kelompok ini adalah sebesar 125,8 ± 7,3 U/L.

Dapat dilihat di tabel III bahwa angka AST-serum juga terjadi

penurunan dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin parasetamol

yaitu sebesar 5,3 kalinya. Dapat diartikan bahwa ekstrak daun M.

tanarius dosis 3,840 g/kgBB mampu menghambat peningkatan

Page 78: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

57

aktivitas AST-serum akibat induksi parasetamol 2,5 g/kgBB sebesar

81,3 %. Secara statistik, penurunan tersebut menunjukkan perbedaan

yang bermakna (p<0,05). Hal ini dapat menunjukkan ekstrak daun M.

tanarius dosis 3,840 g/kgBB dapat menurunkan aktivitas ALT-AST

serum sel hati akibat induksi parasetamol.

Analisis statistik aktivitas ALT-AST serum masing-masing

kelompok tersebut juga menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05).

Terlihat bahwa kemampuan aktivitas ALT-serum untuk melindungi

sel hati tikus oleh ekstrak daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

(kelompok VI) sebesar 90,7 % lebih baik daripada ekstrak daun M.

tanarius dosis 0,426 g/kgBB (kelompok IV) dan 1,280 g/kgBB

(kelompok V) masing-masing sebesar 39,5 % dan 69,2 %. Dan untuk

kemampuan aktivitas AST-serum untuk melindungi sel hati tikus oleh

ekstrak daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB (kelompok VI) sebesar

81,3 % lebih baik daripada ekstrak daun M. tanarius dosis 0,426

g/kgBB (kelompok IV) dan 1,280 g/kgBB (kelompok V) masing-

masing sebesar 25,8 % dan 62,5 %.

Uji efek hepatoprotektif terhadap ketiga dosis ekstrak metanol-

air daun M. tanarius diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis

praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius berturut-turut

0,426 g/kgBB; 1,280 g/kgBB dan 3,840 g/kgBB memberikan

Page 79: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

58

keefektifan penghambatan terhadap kehepatotoksikan parasetamol

yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penurunan

aktivitas ALT-serum, berturut-turut sebesar 39,5%; 69,2%; dan 90,7%

dan dengan aktivitas AST-serum berturut-turut sebesar 25,8%; 62,5%;

dan 81,3%. Kelompok VI (pemberian praperlakuan ekstrak metanol-

air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB) merupakan kelompok yang

memiliki tingkat kerusakan hati paling rendah, sedangkan untuk

kelompok IV (pemberian praperlakuan ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 0,426 g/kgBB) memiliki tingkat kerusakan hati paling

besar. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah kandungan zat aktif

yang terdapat pada ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426

g/kgBB belum cukup menimbulkan efek hepatoprotektif pada hewan

uji. Selain itu, karena penggunaan penyari kombinasi metanol-air

(50:50) dimana belum diketahui secara pasti kandungan glikosida

yang dapat larut dan tertarik dari ekstrak tersebut, sehingga akan

mempengaruhi penggunaan dosis ekstrak yang kecil karena

dimungkinkan bahwa kandungan dalam kombinasi tersebut akan

menurunkan aktivitas penangkapan radikal bebas. Dengan demikian,

perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai penggunaan

penyari yang berbeda untuk dapat menarik senyawa yang mempunyai

aktivitas penangkapan radikal bebas yang lebih kuat sehingga dapat

menjangkau dosis ekstrak yang kecil.

Page 80: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

59

Dari ketiga penurunan nilai aktivitas ALT-AST serum pada

peringkat dosis tersebut maka dapat dihitung nilai efektif dosis tengah

hepatoprotektif (ED50) seperti terlihat pada lampiran 15, menunjukkan

dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dapat menghambat

kenaikan aktivitas ALT-AST serum terhadap sel hati terinduksi

parasetamol sebesar 50%, membutuhkan dosis sebesar 0,629 g/kgBB.

Rangkuman secara singkat dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Efektif Dosis Tengah Hepatoprotektif (ED50)

Kelompokperlakuan

Dosis(mg/kgBB)

LogDosis

Efekhepatoprotektif

(%)

ED50

(g/kgBB)

M. tanarius0,426 g/Kg BB +

parasetamol426 2,629 39,5

M. tanarius1,280 g/Kg BB +

parasetamol1280 3,107 69,2

M. tanarius3,840 g/Kg BB +

parasetamol3840 3,584 90,7

0,629

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada dosis 0,629

g/kgBB ekstrak metanol-air daun M. tanarius mampu menurunkan

(menghambat) aktivitas ALT-AST serum yang diakibatkan

parasetamol atau berefek hepatoprotektif sebesar 50% terhadap sel hati

tikus terinduksi parasetamol. Adapun persamaan regresi linier yang

Page 81: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

60

didapat yaitu y= 53,615 x – 100,098 dengan r= 0,995. Persamaan ini

didapat dengan cara memplotkan log dosis vs persen efek

hepatoprotektif.

Gambar 10. Persamaan garis ED50 ekstrak metanol-air daun M.

tanarius.

Dalam penelitian ini digunakan ektrak metanol-air daun M.

tanarius dengan konsentrasi terpekat yang dapat dibuat yaitu sebesar

3,840 g/kgBB. Bila dikonversikan ke manusia, dapat dihitung seperti

berikut : faktor konversi tikus (200 g) ke manusia (70 kg) adalah 56,0.

Dengan demikian, ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius 0,629

g/kgBB bila dikonversikan ke manusia dengan berat badan 70 kg

y= 53,615 x – 100,098

Page 82: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

61

adalah sebesar 7,045 g yang diperoleh dari 200/1000 x 0,629 x 56,0

untuk manusia Indonesia (50 kg) maka 50/70 x 7,045 menjadi 5,032 g.

Adanya penghambatan aktivitas ALT-AST serum

menunjukkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai

efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

Kemungkinan adanya efek hepatoprotektif tersebut dapat ditinjau dari

mekanisme kerusakan hati tikus yang ditimbulkan oleh hepatotoksin

parasetamol dan aktivitas antioksidan yang terkandung pada ekstrak

metanol-air daun M. tanarius. Kandungan kimia ekstrak metanol-air

daun M. tanarius yang diduga larut dan dapat memberikan efek

hepatoprotektif adalah golongan glikosida dari senyawa didalamnya

yaitu malofenol B dan macarangiosida A. Kemungkinan mekanisme

kerja antioksidan ini dalam memberikan efek hepatoprotektif adalah

dengan menghambat oksidasi parasetamol menjadi metabolit

reaktifnya yaitu NAPQI oleh sitokrom P-450. Selain sebagai

antioksidan, kemungkinan lain senyawa malofenol B dan

macarangiosida A mampu meningkatkan jumlah enzim glutation S-

transferase dalam hati yang berfungsi sebagai enzim penetralisir setiap

metabolit reaktif, sehingga dapat dieliminasi dengan mudah oleh

tubuh. Kemungkinan lain mekanisme kerja antioksidan yaitu

malofenol B dan macarangiosida A yang dilihat dari pendekatan

struktur memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas (Matsunami,

Page 83: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

62

dkk, 2006) akibat adanya gugus karbonil (C=O) dengan ikatan

rangkap terkonjugasi serta memiliki ikatan α-β unsaturated. Ikatan α-β

unsaturated ini mempunyai ciri khusus yaitu memiliki ikatan sigma

dan ikatan phi. Seperti telah diketahui bahwa elektron pada ikatan

sigma kuat dan elektron pada ikatan phi lemah, hal ini menyebabkan

elektron pada ikatan phi dapat berpindah atau melompat. Jika terjadi

protonasi pada ikatan α-β unsaturated, maka terjadi perpindahan

elektron seperti pada gambar 11.

Gambar 11. Prediksi perpindahan elektron ikatan α-β unsaturated

pada macarangiosida A

Pada gambar diatas, atom C pada posisi β akan bermuatan

positif karena pada ikatan phi terdapat lompatan elektron.

Dimungkinkan atom C pada posisi β ini yang akan menangkap radikal

bebas.

O O

+- -OH

a

b

α

β

Page 84: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

63

Diketahui bahwa kerusakan hati selain diperantarai oleh

NAPBKI, kehepatotoksikan parasetamol juga terjadi melalui jalur

tekanan oksidatif. Melalui jalur tekanan oksidatif ini,

kehepatotoksikan parasetamol diyakini diperantarai oleh adanya

oksigen reaktif atau radikal bebas, seperti anion superoksida, hidrogen

peroksida, dan radikal hidroksil. Sedangkan senyawa glikosida yang

terkandung dalam daun M. tanarius diketahui mempunyai aktivitas

antioksidan. Dengan demikian, dapat diduga bahwa efek

hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus jantan

terinduksi parasetamol terkait dengan kemampuan senyawa glikosida

menetralkan oksigen reaktif atau radikal bebas pemicu kerusakan sel

hati, seperti anion superoksida, hidrogen peroksida, dan radikal

hidroksil.

E. Rangkuman Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 0,426; 1,280; dan 3,840 g/kgBB (kelompok IV-VI)

mampu menurunkan aktivitas ALT-serum tikus akibat induksi hepatotoksin

parasetamol berturut-turut sebesar 39,5%; 69,2%; dan 90,7% dan aktivitas AST-

serum tikus sebesar 25,8%; 62,5%; dan 81,3%. Hasil ini menjawab permasalahan

pertama dalam penelitian ini yakni bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius

mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

Page 85: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

64

Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif CMC Na 1%,

kelompok kontrol M. tanarius menunjukkan hasil yang tidak berbeda bermakna.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun M. tanarius tidak memberi

pengaruh terhadap sel hati tikus jantan terinduksi parasetamol dan kenaikan ALT-

AST serum disebabkan oleh induksi parasetamol.

Dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang paling baik sebagai

hepatoprotektor adalah pada dosis 3,840 g/kgBB. Dikarenakan pada dosis ini efek

hepatoprotektif yang dihasilkan dapat menurunkan aktivitas ALT-AST serum

paling besar.

Mekanisme kerja antioksidan dari malofenol B dan macarangiosida A

dalam menghasilkan efek hepatoproktektif terkait dengan hepatotoksisitas

parasetamol terjadi akibat menghambat oksidasi parasetamol menjadi metabolit

reaktif yaitu NAPQI (N-asetil-p-benzoquinoeimine). Mekanisme yang mungkin

adalah penurunan aktivitas sitokrom P-450 dalam mengoksidasi parasetamol

menjadi NAPQI, sehingga kadar NAPQI dan toksisitas menurun.

Kemungkinan lain malofenol B dan macarangiosida A dalam memberikan

efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol dengan cara

menangkap radikal bebas yang terbentuk akibat ikatan NAPQI dengan protein.

Page 86: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dan analisis yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB; 1,280 g/kgBB

dan 3,840 g/kgBB mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus jantan

terinduksi parasetamol.

2. Dosis efektif tengah (ED50) hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada tikus jantan terinduksi parasetamol adalah sebesar 0,629

g/kgBB.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang :

1. Uji efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun

M.tanarius pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

2. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

jantan terinduksi hepatotoksin lain seperti CCl4 dan galaktosamin.

Page 87: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Andini, A. P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius

L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III,37 , Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 31, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Anonim, 2008, Informasi Spesies- Mara Macaranga tanarius L. M.A.http://www.plantamor.com/index.php?plant=804, diakses tanggal 19 Maret2010.

Anonim,2010,Prosea-Macarangatanarius,http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?docsid=162, diakses tanggal19 Maret 2010.

Cadman B. E., 2000, Adverse Effects of Drugs on The Liver, in Halber, R., andEdwards, C., (Eds), Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2nd ed., 183,Churchill Livingstone, Edinburgh

Chandrasoma, P., and Taylor, C.R., 1995, Concise Pathology, Second (2nd) Ed., 620-633, FRC Path Prentice-Hall International Inc.,USA.

DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G.I., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.,2005, Pharmacotherapy A Pathopysiologic Approach, I edition, 657, 693,McGraw Hill Companies, United States of America.

Donatus, I. A., 1992, Peran Fitofarmaka dalam Upaya Pengobatan Hepatitis,Kumpulan Naskah Lengkap Simposium Nasional Hepatitis, Yogyakarta.

Donatus, I. A., 1994, Antaraksi Kurkumin dengan Parasetamol : Kajian terhadapApek Farmakologi dan Toksikologi Perubahan Hayati Parasetamol, Disertasi,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, in Lee, A., (Ed.), Adverse Drug Reaction, 2nd

ed, 193, 201 – 202, Pharmaceutical Press, London.

66

Page 88: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

67

Gunawan, S., 2007, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun Ceplikan (Ruellia tuberoseLinn.) Pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol : Kajian Terhadap AktivitasSerum Alanin-Aminotransferase (ALT), Skripsi, Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta.

Guyton, A.C., 1983, Review of Medical Physiology, diterjemahkan oleh AdjiDharma, 392-400, CV EGC, Jakarta.

Guyton, A. C., and Hall, J. E., 1996, Textbook of Medical Physiology, diterjemahkanoleh Irawati Setiawan, Edisi 9, 1103 – 1105, CV EGC, Jakarta.

Hastuti, T., 2008, Aktivitas enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi Tikusyang Diberikan Kelapa Kopyor Pasca Induksi Parasetamol, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian, Bogor

James, L.P., Mayeux, P.R., and Hinson, J.A., 2003, Acetaminophen-InducedHepatotoxicity, Vol. 31, No. 12, Departments of Pediatrics (L.P.J.) andPharmacology and Toxicology (L.P.J., P.R.M., J.A.H.), University of Arkansasfor Medical Sciences, Little Rock, Arkansas.

Katzung, B. G., 1989, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 3, 488, EGC, Jakarta.

Katzung, B, M., dan Trevor, A. J., 1995, Examination and Board ReviewPharmacology, 4th edition, 254-255, a Lange Medical Book, United States ofAmerica.

Koorders, S.H., dan Th. Valeton, 1918, Atlas Der Baumarten Von Java, Buch und

Steindruckerei von Fa. P. W. M. TRAP, Leiden

Kumar, V, M, D., Contran, Ramzi, S,M,D., Robbins, and Stanley, L, M, D., 1992,

Basic Pathology, sixth edition, 534, 517-519, W.B, Saunders Company,

Philadelphia.

Ladoangin, A. A., 2004, Efek Hepatoprotektif Jus Buah Apel Hijau (Pyrus malus L.)

pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Lee,W. M., 1995, Drug-induced hepatotoxicity, Med Progress 333, 17:1118-1127

Lim, T.Y., Lim, Y.Y.,and Yule, C. M., 2009, Evaluation of Antioxidant, antibacterial

and anti-tyrosinase activities of Four Macaranga species, Food Chemistry,

114, 594-599

Page 89: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

68

Lin, J.H., Nonaka, G., and Nishioka, I., 1990, Tannins and Related Compounds.

XCIV.1)Isolation and Characterization of Seven New Hydrolyzable Tannins

from the Leaves of Macaranga tanarius (L.) MUEL(L.), et ARG., Chem.

Pharm. Bul(L.) 38 (5) 1218-1223

Linawati, Y., Apriyanto, A., Susanti, E., Wijayanti, I., dan Donatus, A., 2006, EfekHepatoprotektif Rebusan Herba Putri Malu (Mimosa pigra, L.) Pada TikusTerangsang Parasetamol, Risalah Seminar Ilmiah Nasional Hasil Penelitian"Fitofarmaka: Imunomodulator Masa Kini", 207-217, Universitas SanataDharma, Yogyakarta.

Lingappa,V, R., 1995, Liver Desease, in McPhee,S.J., Lingappa, V.R., Ganong, W.F.,and Lange, J.D., (Eds.), Pathophysiology of Disease; An Introduction toClinical Medicine, 1st ed, 245-277, Appleton and Lange, Connecticut.

Lu, F.C.,1995, Basic Toxicology: Fundamentals Target Organs, and Risk Assesment,diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Edisi II, 206-220, Penerbit UniversitasIndonesia.

Madan, P. L., 1977, Acetaminophen Toxicity, The Journal of Clinical Pharmacology,17, 555 – 560.

Matsunami, K., Ichiko T., Takakazu S., Mitsunori A., Kazunari K., Hideaki O, et al,2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane Glucosides fromMacaranga tanarius (L.) MÜLL.-ARG., 54, No. 10, 1403 – 1406

Matsunami, K., Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi, K.,dkk 2009, Absolute configuration of (+)-pinoresinol 4-O-[600-O-galloyl]-b-D-glucopyranoside, macarangiosides E, and F isolated from the leaves ofMacaranga tanarius, Phytochemistry 70 (2009) 1277–1285

Phommart, S., Sutthivaiyakit, P., Chimnoi, N., Ruchirawat, S., and Sutthivaiyakit, S.,

2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod., 68,

927-930

Price, S. A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – ProsesPenyakit, Edisi 6, 472 – 476, EGC, Jakarta.

Puteri, M.G., and Kawabata, J. 2010, Novel α-glucosidase inhibitors from Macaranga

tanarius leaves, food chemistry, 123 (2010), 384-389

Robinson, T., 1991, The Organic Constituent of Higher Plants, diterjemahkan olehKosasih Padmawinata, Edisi 6, 191, ITB, Bandung.

Page 90: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

69

Wenas, N. T., 1999, Kelainan Hati Akibat Obat, Buku Ajar Penyakit Dalam, jilid I,edisi 3, 363-369, Gaya Baru, Jakarta

Williamson, E.M., David, T.O., and Fred, J.E., 1996, Pharmacological Methods inPhytotherapy Research Vol.1 : Selection, Preparation and PharmacologicalEvaluation of Plant Material, 49, John Wiley & Sons, Cichester, England.

Zimmerman, H.J., 1978, Hepatotoxicity, 95-99, 167-188, 198-210, 225-227, 236-237,Appleton Century Crofts, New York.

Page 91: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

70

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius (Anonim, 2010)

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Page 92: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

71

Lampiran 4. Surat Determinasi Tanaman M. tanarius

Page 93: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

72

Lampiran 5. Hasil uji anova waktu pencuplikan darah

ALT

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 9 650.3333 352.24033 304.00 1214.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 9

Mean 650.3333Normal Parametersa,,b

Std. Deviation 352.24033

Absolute .305

Positive .305

Most Extreme Differences

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z .914

Asymp. Sig. (2-tailed) .374

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

ALT

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

24 jam 3 343.6667 57.81292 33.37830 200.0514 487.2819 304.00 410.00

48 jam 3 1102.3333 115.14484 66.47890 816.2977 1388.3690 984.00 1214.00

72 jam 3 505.0000 22.06808 12.74101 450.1799 559.8201 482.00 526.00

Total 9 650.3333 352.24033 117.41344 379.5774 921.0892 304.00 1214.00

Page 94: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

73

ANOVA

ALT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 958410.667 2 479205.333 84.132 .000

Within Groups 34175.333 6 5695.889

Total 992586.000 8

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

95% Confidence Interval(I)

Orientasi_

Paraseta

mol

(J)

Orientasi_

Paraseta

mol

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

48 jam -758.66667*

61.62191 .000 -956.3040 -561.029324 jam

72 jam -161.33333 61.62191 .102 -358.9707 36.3040

24 jam 758.66667*

61.62191 .000 561.0293 956.304048 jam

72 jam 597.33333*

61.62191 .000 399.6960 794.9707

24 jam 161.33333 61.62191 .102 -36.3040 358.970772 jam

48 jam -597.33333*

61.62191 .000 -794.9707 -399.6960

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

ALT

Scheffea

Subset for alpha = 0.05Orientasi

_Paraset

amol N 1 2

24 jam 3 343.6667

72 jam 3 505.0000

48 jam 3 1102.3333

Page 95: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

74

Sig. .102 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 96: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

75

AST

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 9 507.2222 257.03296 273.00 1029.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 9

Mean 507.2222Normal Parametersa,,b

Std. Deviation 257.03296

Absolute .267

Positive .267

Most Extreme Differences

Negative -.181

Kolmogorov-Smirnov Z .800

Asymp. Sig. (2-tailed) .543

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

AST

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

24 jam 3 390.3333 56.50074 32.62072 249.9777 530.6889 330.00 442.00

48 jam 3 804.6667 238.01330 137.41705 213.4088 1395.9245 555.00 1029.00

72 jam 3 326.6667 48.12830 27.78689 207.1093 446.2240 273.00 366.00

Total 9 507.2222 257.03296 85.67765 309.6492 704.7952 273.00 1029.00

Page 97: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

76

ANOVA

AST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 404209.556 2 202104.778 9.754 .013

Within Groups 124318.000 6 20719.667

Total 528527.556 8

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

AST

Scheffe

95% Confidence Interval(I)

Orientasi_

Paraseta

mol

(J)

Orientasi_

Paraseta

mol

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

48 jam -414.33333*

117.52919 .035 -791.2798 -37.386924 jam

72 jam 63.66667 117.52919 .867 -313.2798 440.6131

24 jam 414.33333* 117.52919 .035 37.3869 791.279848 jam

72 jam 478.00000*

117.52919 .019 101.0535 854.9465

24 jam -63.66667 117.52919 .867 -440.6131 313.279872 jam

48 jam -478.00000*

117.52919 .019 -854.9465 -101.0535

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

AST

Scheffea

Subset for alpha = 0.05Orientasi

_Paraset

amol N 1 2

72 jam 3 326.6667

24 jam 3 390.3333

48 jam 3 804.6667

Sig. .867 1.000

Page 98: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

77

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 99: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

78

Lampiran 6

Tabel V. Data aktivitas ALT-serum pada tikus jantan terinduksi parasetamol setelahpraperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6 hari

Kelompok I II III IV V VI

1214 67 74 671 355 105

1109 75 77 555 227 71984 77 71 547 298 96815 71 73 683 241 88

ALT(U/L)

764 74 69 498 384 96

Rata-rata 977,20 72,80 72,80 590,80 301,00 91,20

SE 85,22 1,74 1,35 36,56 30,73 5,72

Keterangan :

I. Kelompok kontrol hepatotoksin parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

II. Kelompok kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,840 g/kgBB

III. Kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

IV. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB

V. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB

VI. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

Page 100: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

79

Lampiran 7. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov, ANOVA oneway, Uji Kruskall Wallis dan UjiMann Whitney ALT-serum tikus jantan setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius selama 6 hari

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 350.9667 350.55262 67.00 1214.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 30

Mean 350.9667Normal Parametersa,,b

Std. Deviation 350.55262

Absolute .259

Positive .259

Most Extreme Differences

Negative -.209

Kolmogorov-Smirnov Z 1.416

Asymp. Sig. (2-tailed) .036

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 101: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

80

Oneway

Descriptives

ALT

95% Confidence Interval for

Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

Kontrol positif PCT 5 977.2000 190.56154 85.22171 740.5866 1213.8134 764.00 1214.00

Kontrol negatif CMC Na 5 72.8000 3.89872 1.74356 67.9591 77.6409 67.00 77.00

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 72.8000 3.03315 1.35647 69.0338 76.5662 69.00 77.00

Dosis rendah 0,426 5 590.8000 81.76919 36.56829 489.2701 692.3299 498.00 683.00

Dosis tengah 1,28 5 301.0000 68.72045 30.73272 215.6723 386.3277 227.00 384.00

Dosis tinggi 3,84 5 91.2000 12.79453 5.72189 75.3135 107.0865 71.00 105.00

Total 30 350.9667 350.55262 64.00186 220.0682 481.8652 67.00 1214.00

ANOVA

ALT

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3372084.967 5 674416.993 84.460 .000

Within Groups 191642.000 24 7985.083

Total 3563726.967 29

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

ALT * Kontrol_Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Page 102: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

81

Report

ALT

Kontrol_Perlakuan Mean N Std. Deviation

Std. Error of

Mean

Kontrol positif PCT 977.2000 5 190.56154 85.22171

Kontrol negatif CMC Na 72.8000 5 3.89872 1.74356

Kontrol Ekstrak M.tanarius 72.8000 5 3.03315 1.35647

Dosis rendah 0,426 590.8000 5 81.76919 36.56829

Dosis tengah 1,28 301.0000 5 68.72045 30.73272

Dosis tinggi 3,84 91.2000 5 12.79453 5.72189

Total 350.9667 30 350.55262 64.00186

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups (Combined) 3372084.967 5 674416.993 84.460 .000

Within Groups 191642.000 24 7985.083

ALT * Kontrol_Perlakuan

Total 3563726.967 29

Measures of Association

Eta Eta Squared

ALT * Kontrol_Perlakuan .973 .946

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank

Kontrol positif PCT 5 28.00

Kontrol negatif CMC Na 5 6.40

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 6.00

Dosis rendah 0,426 5 23.00

Dosis tengah 1,28 5 18.00

Dosis tinggi 3,84 5 11.60

ALT

Total 30

Page 103: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

82

Test Statisticsa,b

ALT

Chi-Square 26.300

df 5

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol positif PCT 5 8.00 40.00

Kontrol negatif CMC Na 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Page 104: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

83

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol positif PCT 5 8.00 40.00

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol positif PCT 5 8.00 40.00

Dosis rendah 0,426 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Page 105: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

84

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol positif PCT 5 8.00 40.00

Dosis tengah 1,28 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Page 106: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

85

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol positif PCT 5 8.00 40.00

Dosis tinggi 3,84 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol negatif CMC Na 5 5.70 28.50

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 5.30 26.50

ALT

Total 10

Page 107: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

86

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 11.500

Wilcoxon W 26.500

Z -.211

Asymp. Sig. (2-tailed) .833

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .841a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol negatif CMC Na 5 3.00 15.00

Dosis rendah 0,426 5 8.00 40.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Page 108: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

87

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol negatif CMC Na 5 3.00 15.00

Dosis tengah 1,28 5 8.00 40.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol negatif CMC Na 5 3.70 18.50

Dosis tinggi 3,84 5 7.30 36.50

ALT

Total 10

Page 109: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

88

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 3.500

Wilcoxon W 18.500

Z -1.892

Asymp. Sig. (2-tailed) .059

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 3.00 15.00

Dosis rendah 0,426 5 8.00 40.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Page 110: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

89

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 3.00 15.00

Dosis tengah 1,28 5 8.00 40.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Kontrol Ekstrak M.tanarius 5 3.70 18.50

Dosis tinggi 3,84 5 7.30 36.50

ALT

Total 10

Page 111: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

90

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 3.500

Wilcoxon W 18.500

Z -1.892

Asymp. Sig. (2-tailed) .059

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Dosis rendah 0,426 5 8.00 40.00

Dosis tengah 1,28 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Page 112: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

91

Mann-Whitney Test

Ranks

Kontrol_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

Dosis rendah 0,426 5 8.00 40.00

Dosis tinggi 3,84 5 3.00 15.00

ALT

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kontrol_Perlakuan

Page 113: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

92

Lampiran 8

Tabel VI. Data aktivitas AST-serum pada tikus jantan terinduksi parasetamol setelahpraperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6 hari

Kelompok I II III IV V VI

1029 88 109 562 258 146

830 104 115 484 204 103555 110 106 491 215 126456 99 97 537 223 135

ALT(U/L)

496 103 97 422 361 119

Rata-rata 673,20 100,80 104,80 499,20 252,20 125,80

SE 110,39 3,65 3,49 24,11 28,66 7,27

Keterangan :

I. Kelompok kontrol hepatotoksin parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

II. Kelompok kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,840 g/kgBB

III. Kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

IV. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB

V. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB

VI. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

Page 114: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

93

Lampiran 9. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov, ANOVA oneway AST-serum tikus jantansetelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius selama 6 hari

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 292.6667 243.43877 88.00 1029.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 30

Mean 292.6667Normal Parametersa,,b

Std. Deviation 243.43877

Absolute .227

Positive .227

Most Extreme Differences

Negative -.200

Kolmogorov-Smirnov Z 1.241

Asymp. Sig. (2-tailed) .092

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

AST

95% Confidence Interval for

Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

kontrol PCT 5 673.2000 246.84347 110.39176 366.7033 979.6967 456.00 1029.00

Kontrol CMC Na 5 100.8000 8.16701 3.65240 90.6593 110.9407 88.00 110.00

Kontrol M.tanarius 5 104.8000 7.82304 3.49857 95.0864 114.5136 97.00 115.00

Dosis rendah 0,426 5 499.2000 53.92309 24.11514 432.2456 566.1544 422.00 562.00

Dosis tengah 1,28 5 252.2000 64.09134 28.66252 172.6201 331.7799 204.00 361.00

Dosis tinggi 3,84 5 125.8000 16.26960 7.27599 105.5986 146.0014 103.00 146.00

Page 115: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

94

Descriptives

AST

95% Confidence Interval for

Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

kontrol PCT 5 673.2000 246.84347 110.39176 366.7033 979.6967 456.00 1029.00

Kontrol CMC Na 5 100.8000 8.16701 3.65240 90.6593 110.9407 88.00 110.00

Kontrol M.tanarius 5 104.8000 7.82304 3.49857 95.0864 114.5136 97.00 115.00

Dosis rendah 0,426 5 499.2000 53.92309 24.11514 432.2456 566.1544 422.00 562.00

Dosis tengah 1,28 5 252.2000 64.09134 28.66252 172.6201 331.7799 204.00 361.00

Dosis tinggi 3,84 5 125.8000 16.26960 7.27599 105.5986 146.0014 103.00 146.00

Total 30 292.6667 243.43877 44.44564 201.7651 383.5682 88.00 1029.00

ANOVA

AST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1445251.867 5 289050.373 25.378 .000

Within Groups 273358.800 24 11389.950

Total 1718610.667 29

Page 116: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

95

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

AST

Scheffe

95% Confidence Interval

(I) Kontrol_Perlakuan (J) Kontrol_Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Kontrol CMC Na 572.40000*

67.49800 .000 328.0678 816.7322

Kontrol M.tanarius 568.40000*

67.49800 .000 324.0678 812.7322

Dosis rendah 0,426 174.00000 67.49800 .286 -70.3322 418.3322

Dosis tengah 1,28 421.00000*

67.49800 .000 176.6678 665.3322

kontrol PCT

Dosis tinggi 3,84 547.40000*

67.49800 .000 303.0678 791.7322

kontrol PCT -572.40000*

67.49800 .000 -816.7322 -328.0678

Kontrol M.tanarius -4.00000 67.49800 1.000 -248.3322 240.3322

Dosis rendah 0,426 -398.40000*

67.49800 .000 -642.7322 -154.0678

Dosis tengah 1,28 -151.40000 67.49800 .435 -395.7322 92.9322

Kontrol CMC Na

Dosis tinggi 3,84 -25.00000 67.49800 1.000 -269.3322 219.3322

kontrol PCT -568.40000*

67.49800 .000 -812.7322 -324.0678

Kontrol CMC Na 4.00000 67.49800 1.000 -240.3322 248.3322

Dosis rendah 0,426 -394.40000*

67.49800 .000 -638.7322 -150.0678

Dosis tengah 1,28 -147.40000 67.49800 .465 -391.7322 96.9322

Kontrol M.tanarius

Dosis tinggi 3,84 -21.00000 67.49800 1.000 -265.3322 223.3322

kontrol PCT -174.00000 67.49800 .286 -418.3322 70.3322

Kontrol CMC Na 398.40000*

67.49800 .000 154.0678 642.7322

Kontrol M.tanarius 394.40000*

67.49800 .000 150.0678 638.7322

Dosis tengah 1,28 247.00000*

67.49800 .046 2.6678 491.3322

Dosis rendah 0,426

Dosis tinggi 3,84 373.40000*

67.49800 .001 129.0678 617.7322

kontrol PCT -421.00000*

67.49800 .000 -665.3322 -176.6678

Kontrol CMC Na 151.40000 67.49800 .435 -92.9322 395.7322

Kontrol M.tanarius 147.40000 67.49800 .465 -96.9322 391.7322

Dosis rendah 0,426 -247.00000*

67.49800 .046 -491.3322 -2.6678

Dosis tengah 1,28

Dosis tinggi 3,84 126.40000 67.49800 .628 -117.9322 370.7322

kontrol PCT -547.40000*

67.49800 .000 -791.7322 -303.0678

Kontrol CMC Na 25.00000 67.49800 1.000 -219.3322 269.3322

Kontrol M.tanarius 21.00000 67.49800 1.000 -223.3322 265.3322

Dosis rendah 0,426 -373.40000*

67.49800 .001 -617.7322 -129.0678

Dosis tinggi 3,84

Dosis tengah 1,28 -126.40000 67.49800 .628 -370.7322 117.9322

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 117: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

96

Homogeneous Subsets

AST

Scheffea

Subset for alpha = 0.05

Kontrol_Perlakuan N 1 2

Kontrol CMC Na 5 100.8000

Kontrol M.tanarius 5 104.8000

Dosis tinggi 3,84 5 125.8000

Dosis tengah 1,28 5 252.2000

Dosis rendah 0,426 5 499.2000

kontrol PCT 5 673.2000

Sig. .435 .286

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 118: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

97

Lampiran 10. Rangkuman Hasil Uji Statistik Kolmogorov Smirnov, ANOVA oneway, UjiKruskall Wallis dan Uji Mann Whitney ALT- serum tikus jantan setelah praperlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Hasil uji Kolmogorov Smirnov : Data terdistribusi normal sehingga bisa diteruskan dengan uji

Anova oneway

Hasil uji ANOVA oneway : ternyata data tidak homogen maka diteruskan dengan uji Kruskall

Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney untuk mengetahui

perbedaan antar kelompok.

Tabel VII. Rangkuman signifikansi hasil uji Mann Whitney ALT-serum tikus setelah

praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Kel I II III IV V VII 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b)

II 0,009(b) 0,833(tb) 0,009(b) 0,009(b) 0,059(tb)

III 0,009(b) 0,833(tb) 0,009(b) 0,009(b) 0,059(tb)

IV 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b)

V 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b) 0,009(b)

VI 0,009(b) 0,059(tb) 0,059(tb) 0,009(b) 0,009(b)

Keterangan :

Signifikansi < 0,05 berbeda bermakna

Signifikansi > 0,05 berbeda tidak bermakna

Keterangan :

I. Kelompok kontrol hepatotoksin parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

II. Kelompok kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,840 g/kgBB

III. Kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

IV. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB

V. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB

VI. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

Page 119: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

98

Lampiran 11. Rangkuman Hasil Uji Statistik Kolmogorov Smirnov dan ANOVA onewayAST-serum tikus jantan setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Hasil uji Kolmogorov Smirnov : Data terdistribusi normal sehingga bisa diteruskan dengan uji

Anova oneway

Hasil uji ANOVA oneway : data homogen maka tidak perlu dilakukan uji Kruskall Wallis dan

uji Mann Whitney, karena sudah dapat diketahui perbedaan antar

kelompok melalui uji Anova (Post Hoc).

Tabel VIII. Rangkuman signifikansi hasil uji Anova oneway (Post Hoc) AST-serum tikus

setelah praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Kel I II III IV V VII 0,000(b) 0,000(b) 0,286(tb) 0,000(b) 0,000(b)

II 0,000(b) 1,000(tb) 0,000(b) 0,435(tb) 1,000(tb)

III 0,000(b) 1,000(tb) 0,000(b) 0,465(tb) 1,000(tb)

IV 0,286(tb) 0,000(b) 0,000(b) 0,046(b) 0,001(b)

V 0,000(b) 0,435(tb) 0,465(tb) 0,046(b) 0,628(tb)

VI 0,000(b) 1,000(tb) 1,000(tb) 0,001(b) 0,628(tb)

Keterangan :

Signifikansi < 0,05 berbeda bermakna

Signifikansi > 0,05 berbeda tidak bermakna

Keterangan :

I. Kelompok kontrol hepatotoksin parasetamol dosis 2,5 g/kgBB

II. Kelompok kontrol negatif CMC Na 1% dosis 3,840 g/kgBB

III. Kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

IV. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB

V. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB

VI. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

Page 120: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

99

Lampiran 12. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak metanol daun Macarangatanarius (L.) kelompok perlakuan

Dasar penetapan peringkat dosis: Bobot tertinggi tikus = 250 g Konsentrasi ekstrak metanol daun Macaranga tanarius yang dapat disedot dan dikeluarkan

lewat spuit peroral = 38,4 % atau 384 mg/ml Pemberian cairan secara per oral maksimal 5 ml, digunakan separuhnya saja menjadi 2,5 ml

Dengan dasar tersebut maka ditetapkan dosis tertinggiV x C = BB x D

Volume Pemberian x Konsentrasi = Berat badan x Dosis2,5 ml x 384 mg/ml = 250g BB x Dosis

Dosis = 3,84 mg/gBB= 3840 mg/kgBB (dosis tertinggi)

- Untuk dua peringkat dosis di bawahnya, dosis tertinggi ini dibagi 3 kemudian dibagi 3lagi sehingga diperoleh 3 peringkat dosis : 3840 mg/kgBB; 1280 mg/kgBB; 426mg/kgBB.

- Perhitungan konversi dosis dari tikus ke manusia- Faktor konversi dari tikus 200 gram ke manusia 70 kg = 56,0- Rata-rata berat badan manusia Indonesia = 50 kg- Dosis untuk tikus = 3840 mg/kgBB= 3,84 g/kgBB

= 0,00384 g/g BB tikus= 0,768 g / 200 g BB tikus

- Dosis untuk manusia = 56,0 x 0,768 g = 43,008 g / 70 kgBB manusia= 30,72 g/ 50 kgBB manusia

Page 121: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

100

Lampiran 13. Perhitungan Konversi Dosis Untuk Manusia

Angka konversi Tikus 200 g ke Manusia 70 kg = 56,0

Dosis untuk manusia = Dosis untuk tikus 200 g x (angka konversi ke manusia)

Maka ditetapkan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius :

1. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB tikus:

0,426 g/kgBB = 0,426 g/1000 gBB = 0,0852 g/200 gBB

0,0852 g/200 gBB x 56,0 = 4,77 g/70 kgBB manusia

2. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB tikus:

1,280 g/kgBB = 1,280 g/1000 gBB = 0,256 g/200 gBB

0,256 g/200 gBB x 56,0 = 14,33 g/70 kgBB manusia

3. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB tikus:

3,840 g/kgBB = 3,840 g/1000 gBB = 0,768 g/200 gBB

0,768 g/200 gBB x 56,0 = 43,01 g/70 kgBB manusia

Page 122: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

101

Lampiran 14. Perhitungan Efek Hepatoprotektif

Rumus perhitungan efek hepatoprotektif :

Maka perhitungan efek hepatoprotektif ALT-serum adalah sebagai berikut:

Kelompok M. tanarius dosis 0,426 g/Kg BB (po) + induksi parasetamol:

x 100% = 39,5 %

Kelompok M. tanarius dosis 1,280 g/Kg BB (po) + induksi parasetamol:

x 100% = 69,2 %

Kelompok M. tanarius dosis 3,840 g/Kg BB (po) + induksi parasetamol:

x 100% = 90,7 %

Dan untuk perhitungan efek hepatoprotektif AST-serum adalah sebagai berikut:

Kelompok M. tanarius dosis 0,426 g/Kg BB (po) + induksi parasetamol:

x 100% = 25,8 %

Page 123: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

102

Kelompok M. tanarius dosis 1,280 g/Kg BB (po) + induksi parasetamol:

x 100% = 62,5 %

Kelompok M. tanarius dosis 3,840 g/Kg BB (po) + induksi parasetamol:

x 100% = 81,3 %

Page 124: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

103

Lampiran 15. Perhitungan efektif dosis tengah (ED50) hepatoprotektif ekstrak metanol-air

daun Macaranga tanarius (L.) pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

Tabel IX. Dosis, log dosis, % efek hepatoprotektif dan ED50 pada masing- masing

kelompok perlakuan

Kelompok

perlakuan

Dosis

(mg/kgBB)

Log

Dosis

Efek

hepatoprotektif

(%)

ED50

(g/kgBB)

M. tanarius0,426 g/Kg

BB +parasetamol

426 2,629 39,5

M. tanarius1,280 g/Kg

BB +parasetamol

1280 3,107 69,2

M. tanarius3,840 g/Kg

BB +parasetamol

3840 3,584 90,7

0,629

Linear Regression log dosis vs efek hepatoprotektif :

A= -100,098

B= 53,615

r= 0,995

persamaan linear :

Y= Bx + A

Y= 53,615 x - 100,098

Efek hepatoprotektif sebesar 50% maka :

50= 53,615 x - 100,098

Page 125: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

104

150,098 = 53,615 x

x= 2,799

Dosis yang menimbulkan 50% efek hepatoprotektif adalah :

ED50= antilog 2,799

ED50= 629,51 mg/kgBB

ED50= 0,629 g/kgBB

Jadi, efektif dosis (ED50) hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus jantanterinduksi parasetamol 2,5 g/kgBB adalah 0,629 g/kgBB

Page 126: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

105

Tabel X. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius

KeteranganCawan

1Cawan

2Cawan

3Cawan

4Cawan

5Cawan

6

Cawankosong

56,60 55,93 76,97 47,09 52,77 56,60

Cawan+ekstrak

58,65 57,83 78,81 49,03 54,7 58,52

Rendemen 2,05 1,90 1,84 1,94 1,93 1,92

Tabel XI. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Cawanberatcawankosong

Jam ke0

10.005

15.0010

20.0021

07.0022

08.0023

09.0024

10.00

1 56,60 112,55 85,45 59,60 58,75 58,70 58,65 58,65

2 55,93 106,12 76,32 60,24 58,10 57,90 57,83 57,83

3 47,09

Beratekstrak

122,32 92,80 60,28 55,48 50,26 49,03 49,03

Page 127: EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN - … filei EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL : AIR DAUN Macaranga tanarius (L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Skripsi

106

BIOGRAFI PENULIS

Penulis yang bernama lengkap Elisa Eka Adrianto lahir di

Magelang pada tanggal 31 Januari 1990 adalah putri pertama dari

tiga bersaudara dalam keluarga pasangan Sofian Gunawan

Adrianto dan Inneke Agustina. Penulis mengawali masa

pendidikannya di TK Bunda Wacana Magelang (1994-1995)

kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD

Bunda Wacana Magelang (1995-2001). Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

ditempuh oleh penulis di SLTP Tarakanita Magelang (2001-2004), kemudian

melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA Tarakanita Magelang (2004-

2007). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2007.Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan

kepanitiaan seperti Panitia TITRASI tahun 2008 sebagai anggota PubDekDok (Publikasi,

Dekorasi dan Dokumentasi), Koordinator bidang Konsumsi Pelepasan Wisuda Fakultas

Farmasi tahun 2009, dan Panitia Bakti Sosial tahun 2009 sebagai anggota PubDekDok

(Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi). Penulis pernah menjadi asisten praktikum

Toksikologi Dasar tahun 2010.