editorial tarling putaran iii - isi.ac.id · disampaikan dengan santai dengan contoh-contoh nyata...
TRANSCRIPT
KhoiriSukardiyono
Koord. Peng. Jamaah FSRAnggota
Koord. Peng. Jamaah FSPAnggota
Koord. Peng. Jamaah FSMRAnggota
Koord. UPT PerpusAnggota
Koordi. PascasarjanaAnggotaSie Acara Anggota
Sie ImamAnggota
Sie PenceramahAnggota
Sie Door prizeAnggota
Sie Buletin TarlingAnggota
Sie PerlengkapanAnggota
Sie TransportasiAnggota
Sie Dokumentasi Sie Keamanan
Anggota
Suparjilan, SIPMujiyono, A.Md.MusdiSudiyantoWalyudiJumariMaryotoDr. Bambang PudjasworoDrs. Agus Suseno, M.Hum.Drs. Sri Hendarto, M.Hum.Dra. Hj. Ella Yulaeliah, M.Hum.Drs. Siswanto, M.Hum.Marsudi, S.Kar., M.Hum.Asep Saepudin, S.Sn., M.Sn.Purwanto, S.Sn., M.Sn.Sudarsono, S.Sos.Marsudi, S.H.Semi Lestari, S.Sn.Mulatno, SIP.Edi PrayitnoPranotoSugeng RisbaniSuyonoSarjiyaDrs. Cepy Irawan, M.Hum.Arif Suharson, S.Sn., M.Sn.Drs. Sarjiwo, M.Pd.Drs. Sukotjo, M.Hum.Drs. HM. Umar Hadi, MS.Aan SutiamanFathoniDrs. Otok Herum Marwoto, M.Sn.Drs. H. Rispul, M.Sn.Toyibah Kusumawati, S.Sn., M.Sn.Endah SuryaniDra. Titiana Irawani, M.Sn.Tri Septiana Kurniati, SPd., M.Hum.Yulita Kodrat P., ST., MT. Hesti Rahayu, S.Sn., MA.Dra. RAMM. Pandansari Kusumo, M.Sn.Zulisih Maryani, SS., MA.Elli Irawati, S.Sn.Rano Sumarno, S.Sn., M.Sn.Dr. Junaidi, S.Kar., M.Hum.Umilia Rokhani, SS., MA.Dr. H. Andre Indrawan, M.Hum., M.Mus.St.Aruman, S.Sn., MA.Deni Junaidi, S.Sn., MA.Waljiman, SIPSubagyoAgus Hardiyanto, SIP.Sutarlan, AMd.MarjukiMardiyonoSarjimanWadiyaSunardi
PelindungPenasehat
Penanggung jawabKetua
Wakil KetuaSekretaris
BendaharaKoordinator Rektorat
Anggota
Dr. H. Hersapandi, SST., MS. Drs. H. Andono, M.Sn.
Dedy Setiawan, S.Sn., M.Sn.
Mujiati, SE.Drs. H. PradopoDra. RA. Esti Hapsari S.
Rektor ISI Yogyakarta
Dr. Sunarto, M.Hum.
Tri Mulyono
panitiatarli
ng
PENCERAMAH TUAN RUMAH TEMPAT
Ust.Drs.H.Saebani,MA
Dr.M.Agus Burhan,M.HumDrs.Syafruddin,M.HumDr.H.Suastiwi,M.DesDrs.HM.Umar Hadi,MSDr.H.Hersapandi,SST.,MS
Edisi
423 Juli 2013
kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat Ilahi
Robbi. Shalawat serta salam marilah kita limpahkan
pula kepada junjungan kita, Nabiyyana wa Habibana, Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya dan para Sahabatnya. Insya Allah
syafa'atnya mengalir juga pada kita semua. Alhamdulillah kita telah
memasuki putaran ketiga tarling, yang bertempat di rumah bapak Arif
Suharsono, S.Sn., M.Sn. Dalam kesempatan Tarling putaran ketiga ini juga
diramaikan dengan penampilan ensembel Hadroh “Al-Muhtar” asuhan
salah satu jama'ah Tarling. Ensembel tersebut ditampilkan saat
menyambut kedatangan jamaah dan mengantar kepulangan jamaah ke
rumah masing-masing
Hingga saat ini siraman rohani yang telah disampaikan dalam tausiyah
Tarling ISI Yogyakarta oleh dua ustadz sebelumnya, yang pertama
tentang landasan filosofis puasa oleh Ustadz Djarot Margiyantoro, dan
yang kedua tentang fiqh salat tarwih oleh Ustadz Syakir Jamaluddin. Pada
putaran ketiga ini kita diingatkan oleh Ustadz Burhanudin tentang
hakikat kehidupan manusia di bumi ini, bahwa sebenarnya Allah
menciptakan kita semua adalah untuk beribadah kepada Allah, baik
melalui ritual-ritual ibadah yang telah digariskan oleh ajaran Islam,
maupun ibadah dalam pengertian yang lebih luas, yaitu dalam menjalani
segala aspek kehidupan ini. Dengan ketiga topik siraman rohani tersebut
tentunya diharapkan agar para jama'ah Tarling tidak hanya dapat
memaknai seluruh aktifitas ibadah Ramadan ini sesuai dengan yang
seharusnya, namun juga dalam menjalani kehidupan selanjutnya di luar
Ramadan nanti.
MARILAH
EDITORIAL TARLING PUTARAN III19 Juli 2013
Masjid Al-Muhtar ISI YogyakartaAcara: Buka Bersama dan Peringatan Nuzulul Qur’an
5 Jumat,26-07-2013
HARI/TANGGAL No.sekila
sinfo JADWAL TARAWIH KELILING BULAN RAMADHAN 1434H/2013M
Demikianlah, karena manusia tidak bisa lepas dari
maksiat dosa maka Allah memberikan kebijakan
dengan memerintahkan manusia untuk melakukan
salat. Jika sudah bisa berbuat baik terhadap Allah
barulah kita kembangkan ibadah kita untuk berbuat
baik sesama manusia. Untuk melaksanakannya
dianjurkan agar mulai berbuat baik dalam keluarga
sendiri.
Sehubungan dengan itu di antara suami dan istri,
masing-masing harus saling bersikap baik; demikian
pula terhadap anggota keluarga yang lain. Jika kita
sadari sebenarnya banyak peluang-peluang ibadah
dalam keluarga oleh karenannya janganlah kita
menyia-nyiakan peluang tersebut. Jika sudah
bisa mengembangkan perbuatan baik dalam
keluarga maka hendaklah terus kita kembangkan
dengan berbuat kebaikan terhadap tetangga.
Sebagai kesimpulan dan penutup, Kyai Burhanudin
mengingatkan bahwa jika kita ingin beruntung dan
mempunyai tabungan untuk di akhirat nanti, maka
ada dua hal yg harus menjadi komitmen hidup kita,
yang pertama ialah berbuat baik terhadap Allah, dan
kedua ialah berbuat baik terhadap sesama manusia.
Di akhir tausiyah, pada sesi tanya jawab, salah satu
jamaah mengajukan pertanyaan: Mengapa Indonesia
yang mayoritas Muslim, masyarakatnya tidak pernah
makmur? Ustadz Burhanudin merespon dengan
m e m b e r i k a n c o n t o h d a r i k r i t i k nya a t a s
penyelenggaraan jamaah haji di Indonesia yang
banyak dipertanyakan. Jika pengelolaan di bidang-
bidang lain juga seperti demikian maka tentu
masyarakat kita tidak akan pernah bisa maju. Ustadz
mengutip terjemahan bebas suatu hadits yang
relevan yaitu jika dalam suatu negara rakyatnya
buruk namun pemimpinnya baik maka akhirnya
masyarakat tersebut akan menjadi baik. Sebaliknya,
jika rakyatnya baik tetapi pemimpinnya buruk maka
akhirnya rakyatnyapun akan menjadi buruk.
Dengan demikian jika pemimpinnya belum baik
maka jangan harap masyarakatnya akan makmur.
Lalu bagaimana mengatasinya? Ustadz menyarankan
agar mulai memperbaiki kepemimpinan mulai dari
elemen terkecil, yaitu diri sendiri, kemudian secara
bertahap dikembangkan pada keluarga, masyarakat,
dan akhirnya negara.[]
Ust.Burhanudin menyampaikan ceramahnya
hlm
4hlm
1
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”
Walaupun tujuan penciptaan manusia adalah jelas,
yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah
namun kebanyakan orang lupa akan hal ini. Mereka
tidak beribadah pada Allah namun mengikuti
keinginan-keinginan duniawi, bahkan juga tidak
sholat dan puasa.
Dalam kesempatan tausiyah malam itu para jamaah
dihimbau agar kembali pada kewajiban kita sebagai
hamba Allah, yaitu beribadah. Ibadah terbagi
menjadi dua, yaitu ibadah langsung pada Allah, dan
ibadah secara tidak langsung, yaitu dengan berbuat
baik terhadap sesama manusia. Dari aspek
kewajiban manusia maka kita wajib berakhlak baik
pada Allah dan wajib berakhlak baik pada manusia.
Realisasi baik terhadap Allah dan baik terhadap
manusia akan menjadi satu kumpulan ibadah yang
lengkap. Sehubungan dengan itu dalam bulan
Ramadhan ini kita diharapkan untuk meningkatkan
amal baik terhadap Allah, yaitu dengan
melaksanakan sholat dan berpuasa. Sedangkan jika
Ramadhan usai maka amal baik kita fokuskan pada
salat sementara amal ibadah yang lainnya dapat
disikapi dengan santai. Hal tersebut karena salat
adalah kewajiban harian sementara amal yang
lainnya di bulan Ramadan, seperti Zakat dan puasa
Ramadan misalnya, hanya setahun sekali.
Salah satu amal baik kita pada Allah ialah
melaksanakan kewajiban Haji. Syarat pelaksanaan
haji hanya ada dua, yaitu dilaksanakan setiap setiap
Bulan Dzulqoidah dan bulan Dzulhijjah; di luar
waktu tersebut kegiatan yang sama tidak disebut
Haji melainkan Umroh, sehingga hukumnya tidak
wajib. Syarat kedua ialah hanya dijalani oleh orang
yang mampu.
Di samping itu seorang calon jamaah haji harus
memenuhi syarat-syarat lainnya, yaitu memiliki
modal keilmuan manasik, sehat jasmani dan rohani,
sehingga tidak merepotkan. Di Indonesia seakan-
akan syarat-syarat tersebut hanya diinterpretasikan
sebagai wajib bagi yang mampu membayar. Dengan
demikian bukannya tidak mungkin jika jamaah haji
dari Indonesia walaupun terbanyak tapi hanya
sedikit yang mabrur, sementara jamaah negara lain
hanya sedikit tapi kemungkinan yang mabrur lebih
banyak.
Jika ingin jadi haji mabrur maka sebelum menuju
tahap manasik haji dan pergi haji diharapkan
mempelajari ilmu tentang haji terlebih dahulu,
cera
mah HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA
Transkrip Ceramah Taling Putaran ketiga
TAUSIYAH
setidaknya selama dua tahun. Jika penerimaan
pendaftaran haji didasarkan atas tes pengetahuan
tentang haji tentu yang mendaftar hanya sedikit
namun insya Allah sebagian besar mabrur.
Bagi orang-orang yang baru menyadari akan Islam
dan mulai melaksanakan sholat maka yang
terpenting adalah secara konsisten tetap
menjalankan sholat lima waktu, sehingga apapun
komentar yang dilontarkan tentang mereka tidak
akan berpengaruh. Manusia diciptakan dalam
keadaan yang tidak sempurna. Sehubungan dengan
itulah kita di perintahkan untuk sering dan
istiqomah dalam mewnjalankan sholat, karena solat
berfungsi untuk menghapuskan kesalahan, dosa-
dosa, dan kemaksiatan. Allah SWT berfirman:
“Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang) dan pada sebahagian permulaan
dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan
yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.” (Hud [11]: 114)
N a b i m e n j e l a s ka n bahwa fitrah itu pada
dasarnya dimiliki oleh semua orang sejak ia masih kecil namun p e n ga r u h ek s te r n a l l a h ya n g membuat dia memiliki keyakinan lain
hlm
2hlm
3Edisi 4. 23 Juli 2013 Edisi 4. 23 Juli 2013
Tarling putaran ketiga
m e n g a n g k a t t o p i k
hakikat penciptaan manusia, yaitu ibadah. Ceramah
disampaikan dengan santai dengan contoh-contoh
nyata dalam kehidupan sehari-hari, meliputi
pengalaman pelaksanaan ibadah-ibadah mahdoh
dan muamalah, mulai dari lingkup keluarga,
masyarakat, dan Negara, khususnya pelaksanaan
ibadah Haji.
Kyai Burhanudin membuka tausiyahnya dengan
pernyataan dan sapaan ikut berbahagia bahwa para
jama'ah Tarling ISI Yogyakarta malam itu pada
dasarnya telah menobatkan diri menjadi hamba
Allah yang sebenarnya. Hal tersebut karena dalam
kegiatan tersebut seluruh jama'ah telah
melepaskan semua jabatan duniawi masing-masing
dengan ikhlas. Semuanya duduk bersama lesehan di
atas tikar yang sama sehingga tidak terlihat lagi
adanya status kedudukan, apakah sebagai dosen,
mahasiswa, maupun karyawan. Semuanya duduk
bersama; tidak ada yang berposisi lebih tinggi
ataupun rendah. Dengan bersama-sama sujud pada
Allah berarti status kita menjadi sama, yaitu sebagai
hamba Allah. Dengan kedudukan tersebut maka
kita semua mengakui bahwa tidak ada tuhan-tuhan
lain yang patut disembah maupun disanjung,
kecuali hanyalah Allah Swt.
Sehubungan dengan itu kita sudah merealisasikan
salah satu ayat Allah dalam Al-Qur'an:
öäæõÏ õÈúÚóíöá ?? öÅ óÓäöú? Çóæ ?äöÌúáÇ õÊúÞóáóÎ Çóãóæ
[wa maa kholaqtul jinna wal insa illaa liya' buduun]
dokumenta
si
Suasana antusias peserta Tarling putaran III
Sholat Sunah Tarawih dalam Tarling putaran III Ust.Burhanudin menerima bingkisan kenangan dari panitia Tarling