ecg

19
ELEKTRISITAS JANTUNG Oleh : Nama : Resti Triani A NIM : B1J013208 Rombongan : VI Kelompok : 1 Asisten : Venthyana Lestary LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

Upload: iisislamiyah

Post on 23-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fisiologi hewan

TRANSCRIPT

Page 1: ECG

ELEKTRISITAS JANTUNG

Oleh :

Nama : Resti Triani ANIM : B1J013208Rombongan : VIKelompok : 1Asisten : Venthyana Lestary

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: ECG

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung manusia merupakan organ yang memiliki peranan yang sangat

penting pada tubuh. Jantung berperan dalam sirkulasi darah yaitu sebagai

pemompa darah. Jantung terletak dalam rongga pericardial dan dibungkus

perikard visceral (Ville et al., 1988). Kenormalan jantung dapat dideteksi dengan

menggunakan uji elektrokardiogram (Ville et al, 1988). Elektrokardiogram

merupakan suatu alat yang digunakan untuk melihat aksi fase denyut jantung tiap

menit (Kay, 1998). Gelombang yang berjalan melalui jantung berupa arus listrik

yang menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan sebagian kecil menyebar ke

seluruh permukaan tubuh.

Electrocardiogram adalah perekam sinyal manusia dengan keluaran sinyal

di monitor atau grafik di kertas grafik. Penempelan sadapan di tubuh dilakukan

untuk mendapatkan sinyal jantung manusia (Parvaneh, 2007). Pengukuran ECG

adalah pengukuran sinyal listrik dari kulit tubuh. Sinyal listrik ditimbulkan

karena aliran darah yang dipompa oleh jantung dimana jantung sumber detak

listrik yang berfungsi sebagai generator listrik (Peter, 1997). ECG yang normal

terdiri atas sebuah gelombang P, kompleks “QRS” dan gelombang T. Proses

dalam otot ventrikel ini terjadi selama 0,25-0,35 detik sesudah proses depolarisasi

dan gelombang T sering disebut gelombang repolarisasi (Guyton, 1993).

Ganong (2002) menyatakan elektrocardiogram memperlihatkan

gelombang-gelombang P, Q, R, S dan T. Gelombang-gelombang ini merupakan

tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung dan direkam oleh ECG dari

permukaan tubuh. Selain untuk mengukur denyut jantung ECG diharapkan

mampu mengidentifikasi tanda bahaya yang ditimbulkan dari ”Fetal Distress

(FD)”.Analisiselektrokardiogramjugamemberikan gambarankuantitatifaktivitas

listrikjantung dansecara rutin digunakandi rumah sakitsebagai alat untuk

mengidentifikasi gangguan jantung (McSharry,2005). Menurut Arifin (2008).

Terdapat empat jenis data yang akan dilakukan pengenalan kelainan ritme

jantung. Ada satu normal sinyal ritme EKG dan ada tiga kelainan ritme EKG.

Page 3: ECG

Normal Sinus Rhythm, Kelainan Sinus Brady, Kelainan Sinus Tachicardia dan

Kelainan Irreguler.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menghitung jumlah detak

jantung per menit pada individu dengan kondisi fisiologis berbeda.

Page 4: ECG

II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu alkohol dan gel

elektroda.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah stopwatch, hand

counter, elektrokardiograf dan probandus.

2.2 Cara Kerja

Cara kerja praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

A. Cara kerja menggunakan elektrokardiograf:

1. Jam tangan, kaos kaki dan sepatu harus di lepas oleh subjek.

2. Alkohol digunakan untuk membersihkan permukaan sebelah dalam tangan

dan bawah betis kaki kanan dan kiri.

3. Gel elektroda dioleskan pada permukaan tiap pelat elektroda. Gel

elektroda digunakan untuk menambah konduktivitas.

4. Elektroda ditempatkan pada permukaan dalam pergelangan tangan kanan

dan kiri dan pada sebelah dalam bawah betis tepat di atas tulang engkel.

Elektroda ditempatkan dengan menggunakan strap elektroda.

5. Strap harus cukup kuat menahan elektrod pada kulit, tetapi tidak begitu

keras menghambat sirkulasi.

6. Osiloskop diatur pada kondisi standar yang akan terlihat pada monitor dan

kertas grafik atau elektrokardiogram yang memperlihatkan garis horisontal

yang konstan.

7. Selektor diputar pada kondisi LEAD 1 dan LEAD 2 dan dibiarkan

beberapa menit terlihat pada layar monitor, selanjutnya kecepatan recorder

diatur pada 25mm/detik, dibiarkan kertas pencatat hingga mencapai

minimal 10 gelombang detak jantung.

8. Panjang kertas yang diperlukan diukur untuk setiap 10 gelombang detak

jantung.

Page 5: ECG

9. Jumlah detak jantung dihitung dihitung dngan menggunakan angka yang

diperoleh dari panjang kertas untuk setiap 10 gelombang detak jantung.

Jumlah detak jantung dihitung per menit.

10. Pengukuran jumlah detak jantung dilakukan pada kondisi fisiologis subjek

yang berbeda.

B. Cara kerja penghitungan denyut jantung yang dilaksanakan pada saat

praktikum:

1. Probandus (perempuan dan laki-laki) melakukan aktivitas seperti berjalan

dan berlari selama beberapa menit, sedangkan untuk yang tidak melakukan

aktivitas hanya diam saja.

2. Hitung denyut jantung probandus yang telah melakukan aktivitas maupun

yang hanya diam selama 1 menit, untuk probandus yang telah melakukan

aktivitas selanjutnya langsung dihitung denyut jantungnya.

3. Data yang didapatkan dicatat dan dibandingkan dengan referensi.

Page 6: ECG

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No. Perlakuan Detak Jantung / Menit

1 WanitaDiam 88

2 PriaDiam 70

3 WanitaJalan 98

4 PriaJalan 75

5 WanitaLari 134

6 PriaLari 165

7 WanitaKurus 54

8 PriaKurus 97

9 WanitaGemuk 97

10 PriaGemuk 73

3.2 Pembahasan

Otot jantung seperti halnya otot skelet memperihatkan aktivitas listrik

apabila berkontraksi. Aliran listrik tersebut menyebar keseluruh jantung. Aliran

listrik ini dapat dicatat oleh alat yang disebut ECG (electrocardiogram) dan

hasilnya berupa sejumlah gelombang yaitu gelombang P, gelombang QRS, dan

gelombang T. Gelombang P terjadi karena penjalaran aktivitas listrik dari

pacemaker keseluruh otot atrium, gelombang ini sesuai dengan sistone atrium.

Gelombang QRS, terjadi karena penjalaran aktivitas istrik setelah melewati berkas

fasciculus atrioventricular dan gelombang ini sesuai dengan systole ventricle.

Gelombang T merupakan gelombang akhir dari systole ventricle (Soetrisno,

1989).

Denyut jantung pada rata-rata manusia normal atau dalam keadaan

istirahat adalah 70 denyut/menit. Denyut jantung orang yang melakukan aktifitas

meningkat antara 90-100 denyut/menit. Tetapi hal ini tetap dipengaruhi oleh berat

badan dan jenis kelamin (Kay, 1998). Semakin tinggi berat badan seseorang,

Page 7: ECG

maka semakin rendah frekuensi denyut jantungnya, sehingga berat badan dengan

denyut jantung hubungannya berbanding terbalik. Jenis kelamin juga berpengaruh

besar terhadap denyut jantung, jenis kelamin pria akan memiliki denyut jantung

yang lebih tinggi daripada wanita (Guyton, 1993). Selain adanya pengaruh

aktifitas, berat badan dan jenis kelamin, ada kelainan jantung yang tidak

dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Kelainan jantung itu disebut tachycardia dan

bradycardia. Laju jantung di atas rata-rata normal disebut dengan tachycardia

sedangkan denyut jntung di bawah rata-rata normal disebut dengan bradycardia

(Yuwono, 2001).

Menurut hasil pengamatan rombongan VI, ada data yang tidak sesuai

dengan pustaka, dimana disebutkan bahwa semakin tinggi berat badan maka

denyut jantung semakin kecil atau rendah, namun pada hasil perhitungan denyut

jantung pada wanita kurus lebih kecil dibandingkan pada wanita gemuk hal ini

dimungkinkan pada wanita kurus dalam kondisi yang kurang prima dan pada

wanita gemuk biasa jadi sebelum praktikum dia beraktifitas terlebih dahulu

dibandingkan dengan wanita kurus.

Menurut Sales (1974), jumlah denyut jantung normal adalah 60-100

permenit, berarti dapat dikatakan bahwa praktikan yang dijadikan sampel dalam

keadaan normal biasa karena memiliki denyut jantung normal.Orang dewasa

normal dalam keadaan istirahat frekuensi denyut jantungnya adalah 70 permenit.

Apabila orang tersebut melakukan kegiatan berat seperti olah raga maka denyut

jantungnya akan meningkat.

Electrocardiogram adalah perekam sinyal manusia dengan keluaran sinyal

di monitor atau grafik di kertas grafik. Penempelan sadapan di tubuh dilakukan

untuk mendapatkan sinyal jantung manusia (Sales, 1974). Pengukuran ECG

adalah pengukuran sinyal listrik dari kulit tubuh. Sinyal listrik ditimbulkan

karena aliran darah yang dipompa oleh jantung dimana jantung sumber detak

listrik yang berfungsi sebagai generator listrik (Peter, 1997).

Menurut Guyton (1993), komponen – komponen elektrokardiograf

diantaranya :

1. Mesin EKG, yang dilengkapi :

a. Kabel untuk sumber listrik

Page 8: ECG

b. kabel untuk bumi (ground)

c. Kabel elektroda ekstremitas dan dada

d. Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat

e. Balon penghisap elektroda dada

f. Jelly

g. Kertas tissue

h. Kapas Alkohol

i. Kertas EKG

j. Spidol

2. Lead EKG

a. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode

Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan

tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan

kiri bermuatan (+)

Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan

kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri

bermuatan (+)

Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki

kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan

(+)

b. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode

Lead unipolar ekstremitas

Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan

tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)

Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan

tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)

Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan

kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)

Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada

dengan ketiga lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6

3. Kertas EKG

Page 9: ECG

Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan

vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih

tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal

menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04

detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan

voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.

4. Kurva EKG

Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan

ventrikel. Proses listrik terdiri dari :

Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)

Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan

depolarisasi ventrikel)

Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)

Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)

Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang

tampak gelombang U.

EKG 12 Lead

a. Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung

b. Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung

c. Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung

d. Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah

benar

5. Aksis jantung

Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang

frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan

aVF sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial

terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110

derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan

antara +110 s/d -180 derajat.

Sekilas mengenai EKG Normal

Gelombang P

Nilai normal :

Page 10: ECG

Lebar ≤ 0,12 detik

Tinggi ≤ 0,3 mV

Selalu (+) di lead II

Selalu (-) di lead aVR

Interval PR

Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.

Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.

Gelombang QRS (kompleks QRS)

Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.

Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS

Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya

> 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.

Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS.

Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam,

dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.

Gelombang T

Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang

T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR

Gelombang U

Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P

berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui,

namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi

Interventrikuler.

Interval PR

Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan

gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini

merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan

jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi

Ventrikuler

Segmen ST

Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan

gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead

Page 11: ECG

prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang

naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah

garis isoelektris disebut ST depresi

Beberapa yang mempengaruhi kerja denyut jantung diantaranya adalah

syaraf, kimiawi, temperatur, besar kecilnya hewan, umur hewan. Syaraf simpatis

merupakan syaraf accelerator yang kerjanya berlawanan dengan syaraf inhibitor

yaitu mempercepat denyut jantung. Rangsangan pada syaraf tersebut

menyebabkan bertambah cepatnya denyut jantung yaitu dengan menaikan

kekuatan kontraksi, frekuensi kontraksi, frekuensi konduksi impuls, pengaliran

darah coroner. Rangsangan pada syaraf simpatis akan mengakibatkan peningkatan

aktivitas jantung untuk mensuplai lebih banyak darah terhadap otot-otot skelet.

Aktivitas fisik, misalnya pada waktu olahraga, keadaan otot jantung, keadaan

emosi dan stress banyak adrenalin yang masuk kedalam aliran darah sehingga

menaikkan frekuensi denyut jantung. Faktor kimia yang berpengaruh terhadap

denyut jantung yaitu ion-ion (Na, Ca, K) yang ada di dalam darah dan cairan

jaringan, adrenalin, CO2 dan zat asam hasil metabolisme. Temperatur cairan yang

mengelilingi jantung diubah, maka frekuensi denyut jantung akan naik bila

temperatur naik dan frekuensi akan berkurang bila temperatur turun. Perubahan

frekuensi denyut jantung ini disebabkan oleh perubahan reaksi kimia yang

berlangsung di dalamsel-sel pacemaker.

Page 12: ECG

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Komponen-komponen elektrokardiograf diantaranya : Mesin EKG (Kabel

untuk sumber listrik, kabel untuk bumi (ground), kabel elektroda

ekstremitas dan dada, plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat,

balon penghisap elektroda dada, jelly, kertas tissue, kapas alkohol, kertas

EKG, Spidol) ; Lead EKG; Kertas EKG; Kurva EKG; Aksis jantung.

2. Electrocardiogram adalah perekam sinyal manusia dengan keluaran sinyal

di monitor atau grafik di kertas grafik.

3. Faktor yang mempengaruhi denyut jantung diantaranya adalah syaraf,

kimiawi, pengaruh temperatur, besar kecilnya hewan, umur hewan,

exercise otot, temperatur lingkungan yang tinggi, digesti, keadaan tidur,

jenis kelamin.

4. Mekanisme yang mempengaruhi kerja jantung adalah syaraf, hormon,

otak, dan CO2.

Page 13: ECG

DAFTAR REFERENSI

Arifin. Ramadijanti, Nana. Rochmad, Mochamad and Basofi, Arif. 2008. Pengenalan Ritme Elektrokardiografi Dalam Mendeteksi Kelainan Jantung. Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo,Surabaya.

Ganong, W.F. 1995. Fisiologi Kedokteran Jilid 1. Buku Kedokteran ECG, Jakarta.

Guyton. M.D. 1993. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Kay, I. 1998. Introduction to Animal Physiology. Bios Scientific Publisher Limited, USA.

McSharry, Patrick E. 2005. Open-Source Software For Generating Electrocardiogram Signals. Department of Engineering Science University of Oxford Parks Road, Oxford OX1 3PJ, UK.

Parvaneh, S. 2007. Electrocardiogram Synthesis Using a Gaussian Combination Model (GCM). 34: 621-624.

Peter, C. 1997. Clinical Cardiology. Year Book Medical Publisher Inc. Chicago.

Sales. M. 1974. Dasar- dasar Electrocardiogram. Libra Jaya Press. Surabaya.

Soetrisno. 1989. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto.

Ville, C. A, Warren F. Walker, Jr. Robert D Barnes. 1988. ZoologiUmum. Erlangga, Jakarta.

Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi UNSOED. Purwokerto.