e-issn: 2721-7795 jurnal penelitian, pendidikan dan
TRANSCRIPT
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
41
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII.B MELALUI MODEL BELAJAR PENEMUAN (DISCOVERY) DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3
SIBOLGA SEMESTER II T.P. 2018/2019.
Rahmi Utami Panjaitan, S.Pd [email protected]
Abstrak
Salah satu program yang tercantum dalam kurikulum SMP Negeri 3 Sibolga adalah
mutu pembelajaran harus dapat dilaksanakan dalam berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran di kelas, sehingga siswa senang dan termotivasi untuk belajar. Siswa betah ketika dilingkungan sekolah dan tidak merasa pembelajaran membosankan dan ingin cepat pulang. Tetapi kenyataannya, guru sering menjumpai beberapa kendala yang dapat menghambat kemajuan belajar jika hambatan itu tidak diselesaikan. Pengalaman penulis mengajar di kelas VIII sering menemukan hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan penelititan tindakan kelas ini adalah Untuk perbaikan kinerja guru dalam proses pembelajaran, peningkatkan hasil belajar matematika materi Lingkaran di kelas VIII.B di SMP Negeri 3 Sibolga semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 dan untuk mengetahui dampak dari model pembelajaran Penemuan (Discovery) dalam pembelajaran di kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019. Model Penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah model Kemmit dan Taggart (1988). Menurut mereka dalam PTK terdiri dari tahap-tahap yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Dalam penelitian ini bersifat kolaboratif, antara guru dengan siswa dan berkolaborasi dengan beberapa guru. Pihak yang melakukan kolaborasi adalah guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap proses penelitian adalah peneliti. Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV di atas, bahwa penerapan model pembelajaran penemuan (Discovery) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika di kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga Tahun Pelajaran 2018/2019 . Ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:Jumlah Siswa yang tuntas dalam uji kompetensi meningkat sebesar 71,87 % dengan Nilai rata-rata 77,84.Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Penemuan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga semester genap T.P. 2018/2019.
Kata Kunci : Metode Penemuan (Discovery), Belajar Matematika, Motivasi Belajar
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran
Journal Homepage: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
42
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
1. PENDAHULUAN
Salah satu program yang tercantum dalam kurikulum SMP Negeri 3 Sibolga adalah mutu pembelajaran harus dapat dilaksanakan dalam berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran di kelas, sehingga siswa senang dan termotivasi untuk belajar. Siswa betah ketika dilingkungan sekolah dan tidak merasa pembelajaran membosankan dan ingin cepat pulang. Tetapi kenyataannya, guru sering menjumpai beberapa kendala yang dapat menghambat kemajuan belajar jika hambatan itu tidak diselesaikan. Pengalaman penulis mengajar di kelas VIII sering menemukan hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hambatan-hambatan itu datang dari siswa, lingkungan sekolah, guru, dan sebagainya, misalnya :
1. siswa kurang minat belajar, 2. aktifitas belajar rendah seperti
malas bertanya, menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat,
3. mengerjakan tugas lain ketiga pembelajaran Matematika berlangsung,
4. sering permisi keluar kelas, 5. kurang memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi pelajaran, 6. senang menyontek dan kerja sama
dengan teman, ketika ulangan. 7. rasa ingin tahu dan minat baca
rendah. 8. hasil belajar rendah.
Kelas VIII.B di tempati oleh 32 orang siswa, 17 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Mereka memiliki status sosial ekonomi dan latar belakang kehidupan orang tua yang berbeda-beda. Dengan
demikian siswa memiliki karakter yang berbeda-beda dan pola pikir yang berbeda pula. Semua guru yang mengajar di kelas VIII.B berpendidikan sarjana sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Model pembelajaran yang dilaksanakan sebagian besar guru menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Melalui kegiatan penelitan tindakan kelas penulis menerapkan Metode Discovery dalam menyampaikan materi lingkaran di kelas VIII.B.
Armanto (2001:2) juga menyatakan bahwa : “Hasil penelitian beberapa pakar pendidikan menunjukkan bahwa banyak guru tidak mampu menggunakan berbagai variasi model pembelajaran, enggan mengubah metode belajar yang dianggap benar dan efektif ”
Dari delapan item permasalahan di kelas VIII.B penulis bermaksud untuk mengatasinya dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dan mengubah metode konvensional dengan Metode Penemuan (Discovery) dengan harapan dapat mengubah kondisi kelas dan kinerja guru meningkat, antara lain : 1. Proses Pembelajaran menjadi
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
2. Rajin dan giat dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan guru dengan didasari kerja keras, rasa ingin tahu dan minat membaca.
3. Rata-rata Prestasi Belajar siswa meningkat di atas KKM.
4. Memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran.
2. PEMBAHASAN A. Hakekat Pembelajaran Matematika
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
43
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
Matematika merupakan bagian dari kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), oleh karenanya Matematika mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu Matematika, cara memperoleh serta kegunaannya. Matematika merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya Matematika juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).
Matematika adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Sebenarnya apa yang menjadi hakikat ilmu Matematika itu sendiri B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh selama siswa belajar melalui serangkaian kegiatan evaluasi belajar. Evaluasi sebagai suatu penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa.
Menurut Kirk Patrick (1998) ada tiga komponen yang harus dievaluasi dalam pembelajaran yaitu pengetahuan yang dipelajari, ketrampilan apa yang dikembangkan, atau perubahan sikap apa yang perlu diubah. Untuk mengevaluasi komponen pengetahuan dan atau perubahan sikap, dapat digunakan paper-and-pencil test (test tertulis) sebagai alat ukurnya. Evaluasi program untuk meningkatkan ketrampilan siswa dapat digunakan tes kerja sebagai alat ukurnya. Misalnya beberapa program untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi
secara lisan, guru dapat mengevaluasi level kecakapan siswa.
C. Aktivitas Belajar Siswa melalui model Penemuan (Discovery)
Aktifitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa belajar di dalam kelas. Kegiatan tesebut antara lain : membaca, menulis, mencari informasi, mengamati, mengkomunikasikan, menyimpulkan, dan lain sebagainya. aktivitas siswa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar (prestasi belajar) seorang siswa. Dengan aktivitas belajar meningkat tentu akan mempunyai korelasi dengan peningkatan Prestasi Belajar (Hasil belajar). Prestasi (Hasil belajar) didapat baik dari hasil tes formatif, subsumatif dan sumatif, unjuk kerja, penugasan /Proyek, hasil kerja /produk, portofolio, sikap serta penilaian diri. Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, guru harus memberikan kesempatan siswanya untuk menjadi seorang yang mampu memecahkan masalah. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
44
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
kesimpulan-kesimpulan baik secara kelompok maupun individu. 3. METODEL PENELITIAN
Model Penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah model Kemmit dan Taggart (1988). Menurut mereka dalam PTK terdiri dari tahap-tahap yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Dalam penelitian ini bersifat kolaboratif, antara guru dengan siswa dan berkolaborasi dengan beberapa guru. Pihak yang melakukan kolaborasi adalah guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap proses penelitian adalah peneliti (Arikunto, 2001).
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan kegiatan siswa dalam pembelajaran.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran Matematika dengan model Belajar Penemuan (Discovery) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan di atas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presentasi, nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, mengajukan pertanyaan, menyanggah, menjawab pertanyaan dan kekompakan kerja dalam diskusi, serta ketelitian dalam membuat laporan hasil diskusi.
Instrumen yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan. Rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah desain yang digambarkan oleh Arikunto dkk, (2008:16) yang terdiri atas empat siklus yaitu: a). Perencanaan. b). Pelaksanaan. c). Pengamatan dan 4) . Refleksi.
Dengan desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Skema Penelitian
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Siklus 1
Siklus pertama dilaksanakan selama minggu , empat kali pertemuan yaitu pada hari selasa – jum’at tanggal 5, 8, 12 dan 15 Februari 2019. Proses penelitian dihadiri oleh 32 orang siswa , seorang obeserver dan peneliti. Pada tanggal 8 Februari 2019 iswa yang tidak hadir 2 orang karena sakit dan 1 orang ijin. Proses pembelajaran pada
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
45
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
siklus pertama sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang membahas tentang materi Lingkaran.
Proses pemahaman materi menggunakan model pembelajaran Discovery pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga yang diawali dengan penjelasan teknis oleh guru, kegiatan diskusi kelompok dipandu guru dan kegiatan presentasi hasil diskusi setiap kelompok serta kegiatan refleksi. Pertemuan keempat untuk evaluasi, uji kompetensi akhir siklus 1.
Pengamatan Sikus-1 Selama proses pembelajaran
berlangsung guru dan observer melakukan penilaian proses dan pengamatan aktivitas siswa yang relevan dan tidak relevan dengan pembelajaran, aktivitas guru, kinerja setiap kelompok dan saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan serta penilaian kognitif pada akhir siklus. Data hasil pengamatan siklus pertama sebagai berikut :
Tabel. 1 Hasil belajar siswa dan Ketuntasan Belajar
Siklus 1
No Aspek yang
diamati Jumlah Keterangan
1 Jumlah Nilai 2.138
2 Nilai Tertinggi
85,00
3 Nilai Terendah
48.00
4 Nilai Rata-Rata
66,81 Kriteria : 75
5 Jumlah Siswa yang
34,38 %.
11 orang
tuntas
6
Jumlah Siswa yang belum tuntas
65,63 % 21 orang
Tabel 2
Aktifitas Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus 1
No Aspek yang
diamati Jumlah Keterangan
1 Kemampuan menemukan ide.
63 %
2 Aktif mengajukan pertanyaan
61 %
3 Kemampuan menjawab pertanyaan
60 %
4 Kemampuan mengajukan pendapat
63 %
5 Kemampuan Menyimpulkan hasil diskusi.
62 %
6 Aktif mencari sumber belajar
63 %
Rata-Rata 61,85
Hasil pengamatan pada siklus pertama di atas, menunjukan hasil yang belum signifikan. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil pembelajaran siklus-1 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
46
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
Gambar 2. Grafik kemajuan belajar Siklus 1
Berdasarkan data yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus pertama, terdapat temuan-temuan sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran masih rendah. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan metode penemuan. Siswa masih terfokus pada metode pembelajaran konvensional.
2. Masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, walaupun meningkat dibanding sebelum pembelajaran dengan model penemuan.
3. Tugas kelompok belum dapat menyesuaian waktu yang ditetapkan guru dan beban tugas masih terasa memberatkan.
Berdasarkan refleksi ini peneliti melanjutkan ke Siklus kedua. Pelaksanaan Siklus II Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 19, 22, 26 Februari dan 1 Maret 2019 yang dihadiri oleh peneliti , 32 siswa dan seorang kolaborator. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan adalah pada pertemuan pertama sampai dengan keempat. Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua berdasarkan hasil refleksi siklus pertama yaitu :
1. Model Belajar Penemuan (Discovery) tetap dilaksanakan dengan fokus siswa yang belum aktif diberikan bimbingan lebih intensif dengan diberikan tugas untuk menjawab, untuk dipertanyakan dan memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
2. Beban tugas kelompok dan waktu untuk menyelesaikan tugas ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan siswa.
Proses pemahaman materi pada pertemuan pertama sampai dengan ketiga diawali dengan penjelasan teknis oleh guru, kegiatan diskusi kelompok membahas soal-soal pemahaman konsep seperti pada buku sumber/LKS pada setiap kelompok dan untuk presentasi hasil diskusi setiap kelompok serta untuk refklesi kegiatan pertemuan setiap pertemuan.
Pengamatan Sikus II Selama proses pembelajaran
berlangsung guru dan observer melakukan penilaian proses dan pengamatan kinerja setiap kelompok dan saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
Aspek aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adalah sama seperti pengamatan pada siklus pertama.
Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut :
Tabel. 3
Hasil belajar siswa dan Ketuntasan Belajar Siklus II
No Aspek yang
diamati Jumlah Keterangan
1 Jumlah Nilai 22.491
2 Nilai Tertinggi
90,00
3 Nilai Terendah
60.00
4 Nilai Rata-Rata
77,84 Kriteria : 75
5 Jumlah 87,50 28 orang
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
47
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
Siswa yang tuntas
%.
6
Jumlah Siswa yang belum tuntas
12,50 %
4 orang
Tabel 4
Aktifitas Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus 1
No Aspek yang
diamati Jumlah Keterangan
1 Kemampuan menemukan ide.
84 %
2 Aktif mengajukan pertanyaan
82 %
3 Kemampuan menjawab pertanyaan
79 %
4 Kemampuan mengajukan pendapat
77 %
5 Kemampuan Menyimpulkan hasil diskusi.
88 %
6 Aktif mencari sumber belajar
76 %
Rata-Rata 80,71
Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa kemajuan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siklus 1 seperti tampak pada grafik berikut :
Gambar 3. Grafik kemajuan belajar Siklus 2
Perbandingan kemajuan belajar siklus -1 dan siklus-2 kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga dapat dilihat pada grafik berikut ini
Gambar 4. Grafik Perbandingan kemajuan belajar
siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus satu dan siklus kedua, terdapat temuan-temuan sebagai berikut :
Tabel 5. Peningkatan Kemajuan Belajar Siklus-1 dan Siklus-2
No Aspek Siklus Siklus Keterangan
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
48
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
yang diamati
1 2
1 Jumlah Nilai
2.138 2.491 + 353
2 Nilai Tertinggi
85,00 90,00 + 5,00
3 Nilai Terendah
48.00 60.00 +12,00
4 Nilai Rata-Rata
66,81 77,84 + 11,00
5
Jumlah Siswa yang tuntas
34,38 %.
87,50 %.
+52,67
6
Jumlah Siswa yang belum tuntas
65,63 %
12,50 %
-52,67
Berdasarkan refleksi ini peneliti menghentikan penelitian tindakan kelas hanya sampai siklus kedua. Hal ini disebabkan karena hasil belajar telah tercapai sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Pembahasan Siklus pertama dilaksanakan dalam empat sekali pertemuan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Setiap anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku sumber (pegangan). Selanjutnya setiap kelompok mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas.
Dari rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus1 dan siklus 2 dengan model penemuan pada mata pelajaran Matematika, ada beberapa yang menjadi perhatian peneliti :
1. Melalui model belajar penemuan, hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat secara signifikan dibanding sebelumnya.
2. Temuan-temuan pada penelitian baik pada siklus pertama maupun siklus kedua menjawab hipotesis yang dirumuskan pada Bab II bahwa melalui model pembelajaran Penemuan (discovery) dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada materi Lingkaran mata pelajaran Matematika di Kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga T.P 2018/2019 semester genap.
5.PENUTUP A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV di atas, bahwa penerapan model pembelajaran penemuan (Discovery) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika di kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga Tahun Pelajaran 2018/2019 . Ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:Jumlah Siswa yang tuntas dalam uji kompetensi meningkat sebesar 71,87 % dengan Nilai rata-rata 77,84 Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Penemuan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di kelas VIII.B SMP Negeri 3 Sibolga semester genap T.P. 2018/2019.
B.Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan dapat disampaikan saran-saran yang bermanfaat bagi guru, peneliti selanjutnya dan sekolah sebagai berikut :
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol 2 No 1 - 2021 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v2i1.7070.g5844
49
E-ISSN: 2721-7795
Copyright 2021
1. Pembelajaran Matematika dapat menggunakan berbagai metode/strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung agar pembelajaran menyenangkan bagi siswa dan guru sehingga hasilnya lebih baik dari sebelumnya.
2. Guru selalu aktif mencari inovasi pembelajaran dan memperdayakan siswa sebagai student oriented.
3. Penelitian tindakan kelas yang Peneliti lakukan masih banyak kekurangannya baik dari segi materi maupun waktu. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya agar menyempurnakannya dan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan
Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
B. Suryosubroto, Drs (2009), Proses Belajar
Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta.
Daryanto, Drs, dkk, (2017), Pembelajaran Abad 21, Yogyakarta : Gava Medoa
Kemendikbud, (2017), Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Pembukuan Kemendikbud : Jakarta,
Kemendikbud, (2016) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 tahun 2016 tentang Standar Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : Kemendikbud RI.
Kemendikbud, (2016) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : Kemendikbud RI.
Kemendikbud, (2016) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : Kemendikbud RI.
Kemendikbud, (2016) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : Kemendikbud RI.
Zainal Aqib, dkk (2009), Penelitian tindakan kelas (PTK), Bandung : Yrama Widya,
Zainal Aqib, dkk (2016), Kumpulan Metode Pembelajaran, Bandung : Satu Nusa.
Wijaya Kusumah, dkk (2010), MengenalPenelitian tindakan kelas Edisi KeduaJakarta : PT Indeks