dry soket

Upload: erma-gusmayanti

Post on 02-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 dry soket

    1/4

    1. Defnisi wound healing2. Fase wound healing

    Fase koagulasi: Setelah luka terjadi, terjadi perdarahan pada daerah luka yang diikutidengan aktifasi kaskade pembekuan darah sehingga terbentuk klot hematoma. Proses ini

    diikuti oleh proses selanjutnya yaitu fase inflamasi.

    Fase inflamasi: Fase inflamasi mempunyai prioritas fungsional yaitu menggalakkanhemostasis, menyingkirkan jaringan mati, dan mencegah infeksi oleh bakteri patogenterutama bakteria. Pada fase ini platelet yang membentuk klot hematom mengalami

    degranulasi, melepaskan faktor pertumbuhan sepertiplatelet derived growth factor (PDGFdan transforming growth factor (!GF,granulocyte colony stimulating factor (G"#SF,#$a, !%F, &'" dan &'"). 'eukosit bermigrasi menuju daerah luka. !erjadi deposit matriksfibrin yang menga*ali proses penutupan luka. Proses ini terjadi pada hari +".

    Fase proliperatif: Fase proliperatif terjadi dari hari ke "+ setelah trauma. -eratinositdisekitar luka mengalami perubahan fenotif. egresi hubungan desmosomal antara keratinosit

    pada membran basal menyebabkan sel keratin bermigrasi kearah lateral. -eratinosit bergerakmelalui interaksi dengan matriks protein ekstraselular (fibronectin,vitronectin dan kolagen

    tipe &. Faktor proangiogenik dilepaskan oleh makrofag, vascular endothelial growth factor(/0GF sehingga terjadi neo1askularisasi dan pembentukan jaringan granulasi.

    Fase remodeling: Remodeling merupakan ase yang paling lama padaproses penyembuhan luka,er!adi pada hari ke 21"hingga 1 ahun. #er!adikonraksi luka, akiba pembenukan akin myofbroblas dengan akinmikroflamen yang memberikan kekuaan konraksi pada penyembuhanluka. $ada ase ini er!adi !uga remodeling kolagen. %olagen ipe &&&diganikan kolagen ipe & yang dimediasi mariks mealloproeinase yangdisekresi makroag, fbroblas, dan sel endoel. $ada masa ' minggupenyembuhan, luka elah mendapakan kembali 2() kekuaan !aringannormal *+un,2((' -ann ,dkk2((1, #ing,dkk2((/.(Skripsi usu, Z naim, 2012)

    fase penyembuhan luka post ekstraksi ini diamati dengan cara

    biopsy pada pasien post ekstraksi.

    Segera setelah pencabutan gigi, soket terisi oleh pembentukan darah dan bekuan terjadi.

    eritrosit tersebar di antara sel"sel mesenchymal sering diamati dalam jaringan dari biopsi

    me*akili +" minggu, meskipun formasi bekuan khas (eritrosit, trombosit dan leukosit

    terperangkap dalam jaringan fibrin yang padat tidak dapat diamati di salah satu jaringan

    diperiksa.

    bekuan darah yang pertama mengisi ruang soket hampir seluruhnya direno1asi dalamminggu pertama setelah pengangkatan gigi. minggu pertama dan ketiga pada

    penyembuhan soket terjadi pergantian yang progresif jaringan granulasi dengan jaringan

    ikat. 2atriks sementara dan *o1en bone juga didominasi di biopsi dari fase akhirpenyembuhan (+"+ minggu dari penelitian ini.

    sejumlah besar jaringan mineralisasi terbentuk dalam soket selama 3 bulan pertama

    sedangkan pada inter1al antara 3 dan + bulan, jumlah yang baru terbentuk jaringan

  • 8/10/2019 dry soket

    2/4

    mineralisasi secara substansial berkurang (*o1en bone digantikan dengan tulang pipih

    dan sumsum.

    penyembuhan di daerah ekstraksi pada manusia berlangsung dengan resorpsi soket

    dinding marjinal, bisa juga dengan tingkat jaringan keras yang mengisi dalam soketnya

    beragam.

    sekitar 4 hari penyembuhan dua pertiga dari soket penuh dengan tulang mineral, dansoket benar"benar penuh dengan tulang setelah 4 minggu penyembuhan.

    Penting untuk menekankan bah*a teknik biopsi yang digunakan dalam penelitian ini

    membatasi analisis terhadap peristi*a intra"al1eolar.

    (!rombelli ', Farina , 2ar5ola 6,2odeling and remodeling of human e7traction sockets. 8 #lin

    Periodontol +44)9 $: 34;3< doi: 4.=j.344"4$>.+44).4+3

    '. 0iologi ineki pos eksraksi. #anda dan ge!ala. $ahogenesis

    3. $enaalaksanaan4ika er!adi edema, maka usaha unuk mengonrol edema me5akup ermal*dingin/: aplikasi dingin 2 !am perama sesudah indakan pen5abuan gigi.6daha Fisik *penekanan/: penggunaan pembalu ekanan yang seringdigunakan pada pembedahan oral mayor unuk membaasi edema maupunhemaom, dan unuk !enis oba obaan yang sering diberikan adalah !enisseroid.

    4ika er!adi dry soke, bagian yang mengalami al7eoliis diirigasi denganmenggunakan laruan saline yang hanga dan diperiksa. 8akukan palpasidengan hai"hai mengguakan kapas unuk membanu dalam menenukan

    sensii7ias. 9pabila pasien idak ahan, lakukan anasesi lo5al aau opi5alsebelum melakukan pa5king. $a5king dilakukan dengan memasukkanpembalu oba obaan kedalam al7eolus. $embalu digani sesudah 2"

    !am kemudian diirigasi dan diperiksa kembali.uku a!ar prakis bedah mulu ;ordon >3.

    4akara:0;=9plikasi opikal kombinasi eugenol, ben?o5ain dan balsam $eru &odoorm danuylparaminoben?oae, dan -adu elah di5oba unuk menghilangkan rasa saki.$emberian proflaksis bea lakamase inhibior sisemik yang mengandung anibioikelah diklaim dalam mengurangi ke!adian dry so5ke

    (F6?&2@DD&%, ADS, F#PS. Pakistan Bral C Dental 8ournal /ol , %o. (6pril +426%6G020%! BF D SB#-0!: 6 #B2P6&SB% BF !EB !06!20%!

    2BD6'&!&0S

    @. %omplikasi

  • 8/10/2019 dry soket

    3/4

    Aseomieliis: dapa didefnisikan sebagai kondisi peradangan pada ulang,yang dimulai sebagai ineksi rongga medula, 5epa melibakan sisemha7ersian dan meluas melibakan perioseum dari 9rea yang erkena.$aofsiologi: melibakan akumulasi eksuda inBamasi dalam rongga medulerulang dan di bawah perioseum, menyebabkan kompresi suplai darah pusa

    dan perier ke ulang. 4adi berkurangnya pasokan nurisi dan oksigen karenapasokan darah osseus erganggu. %ondisi ini memiliki konsekuensi ulangnekroik. 4aringan nekroik meningkakan prolierasi bakeri, yang, anpainer7ensi yang epa, akan menghasilkan penyembuhan idak sempurna danperkembangan oseomieliis ersebu. 4uga anibioik idak bisa menembus didaerah ini sehingga iner7ensi bedah diperlukan.

    0mpat faktor utama yang bertanggung ja*ab untuk in1asi bakteri ke dalam rongga medullar dan

    tulang kortikal dan karenanya pembentukan infeksi adalah sebagai berikut: 6 jumlah patogen,

    A 1irulensi patogen, # imunitas host lokal dan sistemik, dan D perfusi jaringan lokal.. 8ARC, -. ;9R;9R&, 0. 0E#6==&, 9. =9;&A8&, ;. E&=A89&, 8. =989R00.

    compliction follo!ing tooth e"trction# chronic suppurti$eosteomyelitis. %ral & 'mplantology anno ' n. 2*201+

    . $en5egahanPada *anita pencegahan dapat dilakukan jika ekstraksi dijad*alkan selama minggu

    terakhir siklus menstruasi (hari + sampai +) ketika tingkat estrogen rendah atau

    inacti1e. &nsiden juga dapat dikurangi dengan penggunaan antiseptic mouth*ash, agen

    antifibrinolytic, antibiotik, steroid dan bekuan agen pendukung

    (F6?&2@DD&%, ADS, F#PS. Pakistan Bral C Dental 8ournal /ol , %o. (6pril +4

    26%6G020%! BF D SB#-0!: 6 #B2P6&SB% BF !EB !06!20%!

    2BD6'&!&0S

    >. -engapa pasien idak merasakan sakiG

    1(.Defnisi dry sokeDry soke aau oseiis al7eolar adalah soke pos eksraksi di mana pasienmengalami rasa saki karena kehilangan bekuan darah sehingga mengeksposulang erhadap udara, makanan dan 5airan.

    11.#anda dan ge!alae5ara klinis, erliha soke kosong yang idak memiliki bekuan darah dan

    ulangnya erliha. oke dapa berisi sisa"sisa makanan dan 5ampuran airliur. Eyeri dimulai 2"@2 !am seelah eksraksi, ber7ariasi dalam rekuensi daninensias dapa menyebar ke elinga dan leher. aki kepala, insomnia danpusing mungkin ada. +al ini idak diandai dengan kemerahan,pembengkakan, demam aau pembenukan nanah, eapi erdapa edemagingi7a sekiarnya dan limadeniis regional. 9da haliosis dan berbau busuk.Fiur hisologis dry so5ke erdiri dari remenans dari bekuan darah dan

  • 8/10/2019 dry soket

    4/4

    respon inBamasi besar diandai dengan neurofl dan limosi yang dapamemperpan!ang ke dalam al7eolus sekiarnya.

    (An Overview of Dry Socket and Its Managemen. IOSR Journal of Dental and Medical

    Sciences (IOSR-JDMS e-ISS!" ##$%-&')* +-ISS!" ##$%-&',. olume )* Issue

    er. II. (May. #&/* 00 )#-)