d~~ri .;g~:uo·~·:·~c:o -...

153
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN RETENSI SISWA (Kuasi Eksper/men di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi rr i iii •• I III fLi _.....- ...""', .. .. : .. Tgi O f:" No.' Induk ; .. ..:: .. Q .. :1: {/ / klnsifikasi : .. OLEH SITI AISYAH 105016100527 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILlVIU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 HI 2009 M

Upload: phungnga

Post on 15-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH METODE PEMBELAJARAN

    THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR

    BIOLOGI DAN RETENSI SISWA

    (Kuasi Eksper/men di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)

    Program Studi Pendidikan Biologi

    rr

    i iii

    I IIIL_~ fLi -~,-, _ .....- ...""',..""'--~--~.-_.' ..

    d~~ri : ~ ..".;g~:uo~":~"C:OTgi O f:"~No.' Induk ; ..9.~.~9...:: ..Q ..:1: :.~ {/ /klnsifikasi : ..

    OLEH

    SITI AISYAH

    105016100527

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS ILlVIU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1430 HI 2009 M

  • DEPARTEMEN AGAMAUIN JAKARTAFITKJI.lr. H. JlJanda No 95 ClplJlal15412/ndonesia

    FORM (FR)No. Dokumen

    Tg1. Terbit 5 Januar1 2009I--:-;----=~,...-;-----~:=-------._--

    No. Revisi: 00Hal 1/1--------

    SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI-----------------

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

    Nama : .SITI AISYAH

    TempaUTgl.Lahir : Cianjur, 03 AgUStllS 1986

    : 105016100527

    : Pendidikan IPAi Pendidikan BioJogi

    f

    '------c,'PERPUSTAKAAN UTJ\M/\

    UtN SYAHID JAKARTA

    : PENOARUH METODE PEMBELAJARAN THINK TALK

    WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR BI0LOOl DAN

    RETENSI SISWA

    : 1. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd

    2. Nengsih Juanengsih, M,Pd

    Jurusan / Prodi

    Judul Skripsi

    NIM

    Dosen Pembimbing

    dengan il1i menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

    saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

    Pernyataan ini dibllat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

    srn AISYAHNIM, 105016100527

  • LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi yang beIjudul "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN Think TalkWrite (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN RETENSISISWA" (Studi Quasi Eksperimen Kelas X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 PejatenJakarta Selatan) oleh Siti Aisyah,NIM 105016100527, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 September 2009 di hadapan dewanpenguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar saIjana S1 pada JurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Biologi.

    Jakarta, 07 Desember 2009

    Panitia Ujian Munaqasyah

    Tanggal Tanda Tangan

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

    Baiq Hana Susanti, M.ScNIP. 150299475

    Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

    Nengsih Juanengsih, M.PdNIP. 197905102006042001

    Penguji I

    Ir.Mahmud. M. Siregar, M.SiNIP. 19540310198803 I 001

    Penguji II

    Baiq Hana Susanti, M.ScNIP. 150299475

    ?.'i / II,l 09

  • LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TrW)

    Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa di SMA Islam AI-Azhar 2

    Pejaten Jakarta Selatan, yang disusun oleh Siti Aisyah, NIM 105016100527,

    Jurusan Pendidikan Ilmu Pengeatahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi,

    telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

    untuk diajukan pada sidang skripsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

    Yang Mengesahkan,

    Pembimbing (II)

    Nengsih Juanengsih, M.Pd19790510 200604 2 001

  • ABSTRAK

    Siti Aisyah, "Pengaruh Metode Pembe/ajaran Think Ta/k Write (TTW)Terhadap Hasil Be/ajar Bi%gi Dan Retensi Siswa", (Studi Kuasi Eksperimendi Ke/as X-3 SMA Is/am A/-Azhar 2 Pejaten Jakarta Se/atan), Program StudiPendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Is/am Negeri SyarifHidayatu/lah, Jakarta, Oktober 2009.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajarBiologi dan retensi siswa melalui metode pembelajaran Think Talk Write.Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan jumlah sampel 33 siswa.Instrumen yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda yang terdiridari 30 butir soal, dengan penskoran 0-1. Hasil pengolahan data menunjukkanrata-rata nilai pretest adalah 30,63 (kategori gagal), rata-rata nilai posttest adalah75,36 (kategori baik), dan rata-rata nilai retest adalah 76,48 (kategori baik).Kenaikan nilai retest siswa paling tinggi terdapat pada indikator sistemreproduksi virus, hal ini disebabkan karena pada materi ini siswa disajikan gambaraudio visual. Hasil uji beda pada nilai postest dan retetst diperoleh harga thitung >tlabel pada taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,083 > 2,04. Maka dapat disimpulkanbahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil retensi siswa.

    Kata kunci: Metode Pembelajaran Think Talk Write, hasil belajar, retensi.

  • ABSTRACT

    Siti Aisyah, "The influence of Think Talk Write (TTW) teaching methodon learning outcomes and retention ofstudents ofbiology. "(Quasi experimentalstudies in class X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten South Jakarta), Biologyeducation courses, majority in natural science education, faculty oftarbiya andteaching, syarifHidayatullah State University, October 2009.

    The study aims to determine learning outcomes increase in retention ofstudents ofbiology by Think Talk Write learning methods. The research is a quasiexperimental study with a sample of33 students. Instrument used is an objectivetest of multiple choice consisting of about 30 items with the scoring 0-1. Dataprocessing results show the average pretest score was 30,67 (category failed),the average posttest score was 75,36 (well categories), and the average retest was76,48{well categories), increase the value of the highest retest student present inthe virus indicator of the reproductive system, this is because in these materialsthe students presented audio visual images. The different test result on posttestand retest obtain the value ofteount > ttable at the 0,05 level is 2,083 > 2,04. It canbe concluded that there is a significant improvement ofstudent retention results.

    Keywords: Think Talk Write teaching methods, learning outcomes, relenlion

  • KATAPENGANTAR

    Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat !lahi

    Rabbi, yang telah memberi limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya

    kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, sang

    pembawa risalah Islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak.

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

    untuk menyelesaikan studi S I program studi pendidikan Biologi Fakultas !lmu

    Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk

    Write Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa.

    Didalamnya memaparkan tatacara pelaksanaan metode pembelajaran

    Think Talk Write, tanggapan-tanggapan dari para siswa, hasil observasi selama

    proses pembelajaran, dan mengungkap hasil akhir yang diperoleh, sehingga dapat

    memunculkan kesimpulan dari Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write

    itu sendiri.

    Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperluas

    khazanah ilmu pengetahuan di dunia pendidikan.

    Selamat membaca!

    Jakarta, Oktober 2009

    Penulis

  • 9. Kawan-kawan Biologi angkatan 2005, banyak yang penulis pelajari dari

    kalian.

    10. Semua pihak yang tumt membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

    Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

    para pembaca umumnya. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan

    setelah membaca karya tulis ini.

    Jakarta,Oktober 2009

    Penulis

  • DAFTARISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN

    ABSTRAK .

    KATA PENGANTAR 111

    LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH................................................... iv

    DAFTAR lSI VI

    DAFTAR TABEL ix

    DAFTAR GAMBAR x

    DAFTAR LAMPlRAN xi

    BABI PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 1

    B. Identifikasi Masalah 6

    C. Pembatasan Masalah 6

    D. Rumusan Masalah 6

    E. Kegunaan Hasil Penelitian 7

    BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

    HIPOTESIS PENELITIAN

    A. Deskripsi Teoritik

    I. Hakikat pembelajaran Biologi 8

    2. Metode Pembelajaran Think Talk Write 11

    3. Retensi 16

    4. Hasil Belajar Biologi Siswa

  • b. Hasil Belajar Siswa 23

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 24

    5. Hubungan antara metode Think Talk Write dengan hasil

    belajar Biologi siswa 26

    6. Hasil Penelitian Yang Relevan 28

    B. Kerangka Berpikir , 31

    C. Hipotesis Penelitian 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tujuan Penelitian 33

    B. Waktu dan Tempat Penelitian 33

    C. Metode Dan Desain Penelitian 33

    D. Variabel Penelitian 35

    E. Populasi dan Sampel 36

    F. Teknik Pengumpulan Data 36

    G. Instrumen Penelitian 37

    H. Kalibrasi Instrumen 38

    L Teknik Pengolahan Data ..40

    J. Teknik Analisis Data ..47

    K. Hipotesis Statistik. 48

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. HasiI Penelitian .49

    A. Pengujian Prasyarat Analisis

    1. Uji Nonnalitas 54

    2. Uji Homogenitas 54

    B. Pengujian Hipotesis 55

    C. Pembahasan HasiI Penelitian

    1. Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model

    Pembelajaran Think Talk Write 56

  • 2. Hasil Belajar Biologi Siswa Setelah Dua Minggu Pembelajaran

    Dengan Menggunakan Metode Think Talk Write 60

    3. Hasil Retensi Siswa Berdasarkan Gender 63

    D. Hasil Observasi Interaksi Pembelajaran 63

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan 65

    8. Saran 66

    DAFTAR PUSTAKA , 67

    LAMPIRAN 77

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP 134

  • DAFTARGAMBAR

    Gambar 2.1. Proses Hasil Belajar 24

    Gambar 3.1. Alur Penelitian 34

    Gambar 4.1. Rata-rata Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Siswa

    Kelas X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten 51

    Gambar 4.2. Rata-rata Kenaikan Skor Posttest dan Retest Sis~a

    Kelas X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten 52

    Gambar 4.3. Perbed.aan Hasil Rata-rata Nilai Siswa 60

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I. Kisi-Kisi Soal Uji Kognitif 71

    Lampiran 2. Instrumen Pengujian Kognitif Sebelum Analisis 86

    Lampiran 3. Rekap Analisis Butir 87

    Lampiran 4. Intrumen Hasil Penelitian 89

    Lampiran 5. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 96

    Lampiran 6. Teks Bacaan Virus Influenza 104

    Lampiran 7. Teks Bacaan Virus H5NI.. I08

    Lampiran 8. Teks Bacaan Virus HINI 112

    Lampiran 9. Gambar Reproduksi Virus 117

    Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa 119

    Lampiran 11. Pengolahan Data Kognitif... 120

    Lampiran II. Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran TTW 13I

  • BAB I

    PENDAHVLVAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan adalah sebuah kehidupan. Pendidikan adalah bagian sangat

    kecil dari kehidupan yang sangat luas. Sekolah dapat dikatakan sebagai tempat

    untuk mempelajari kehidupan yang sedang teIjadi secara nyata di luar sekolah,

    sekolah juga dapat disebut sebagai sebuah laboratorium besar agar anak dapat

    mengamati secara ilmiah tentang kehidupan mereka sendiri, selain itu anak-

    anak yang belajar di sekolah juga dapat memanfaatkan apa yang dipelajarinya

    untuk dijadikan bekal penting dalam menempuh kehidupan di luar sekolah

    secara sukses 1

    Pada dasamya kemajuan pendidikan salah satunya tergantung dari apa

    yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu

    lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan siswa dalam

    fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran. Terdapat banyak teori

    pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya l11embelikan

    masukan serta pcngetahuan bagi para guru yang bertujuan untuk l11enjadikan

    siswa didikannya unggul dan menjadi jaminan bagi masa depan siswa itu

    sendiri baik yang akan l11clanjutkan pendidikannya atau yang akan teIjun ke

    l11asyarakat.

    Pengelolaan pendidikan harus secara sistematis, agar tujuan

    pendidikan dapat tercapai. Pengelolaan pendidikan perlu l11engedepankan

    konsep demokratisasi sebagaimana tertuang dalam undang-undang Sisdiknas

    no. 23 Tahun 2003 dalal11 Bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan

    (pasal 4 ) disebutkan bahwa: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis

    dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi

    l11anusia (ayat 1)2 Karena pada dasarnya pendidikan diselenggarakan sebagai

    suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

    sepanjang hayat (ayat 3), serta dengan memberdayakan semua komponen

    I ..

  • 2

    masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian

    mutu layanan pendidikan.

    Berkenaan dengan layanan pendidikan, terdapat beberapa pihak yang

    berperan penting di dalamnya, anak didik merupakan salah satu yang

    menentukan keberhasilan tersebut. Anak didik bisa ditempatkan sebagai objek

    maupun subjek pendidikan, tergantung bagaimana mereka menempatkan diri

    dan adanya peran dari guru dalam pembentukan posisi anak didik pada

    kegiatan belajar mengajar di kelas. Anak didik sering kali dijadikan ukuran

    keberhasilan dalam layanan pendidikan yang dike/ola. Keberhasilan tersebut

    dikaitkan dengan indikator siswa yang mampu memperoleh nilai yang

    memuaskan pada ujian nasional, terlebih lagi jika sebagian besar dari mereka

    berhasil memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

    Pihak yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan pembelajaran

    adalah guru. Sebagai pengajar sekaligus pendidik, guru menjadi ujung tombak

    dalam kegiatan be/ajar mengajar yang berlangsung. Dalam proses tersebut,

    seorang gum diharapkan tidak hanya menyampaikan materi semata, namun

    perIu menyertakan sebagai fungsi pendidik dan pembimbing siswa, sehingga

    siswa tidak sebatas pintar menguasai ilmu saja namun dilandasi pula dengan

    keluhuran akhlak dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.

    Keberhasilan proses be/ajar mengajar di sekolah memerlukan beberapa

    kriteria seorang guru sebagai upaya pendukung, guru tidak hanya mampu

    mengajar saja, namun membekali diri dengan berbagai inovasi dalan1

    menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk peserta didik. Peserta

    didik adalah anggota masyarakat3 Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan

    pembelajaran tidak terIepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai

    penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya

    prinsip-prinsip be/ajar ini. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru

    tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan

    pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam

    perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar

  • 3

    yang terwujud dalam perilaku guru dapat diharapkan adanya peningkatan

    kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.4

    Upaya tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran tersebut teIah

    ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

    sistem pendidikan nasionaI yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta

    akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur

    dengan undang-undang.5

    Penempatan siswa yang tidak lagi sebagai objek pendidikan

    menjadikan adanya pergeseran terhadap fungsi dan posisi antara guru dan

    siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kini guru hanya sebagai

    fasilitator terhadap siswanya yang memiliki sikap aktif, kreatif dan inovatif,

    sehingga mereka ditempatkan sebagai subjek pendidikan (student centre).

    Namun demikian, untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari

    siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah guru tetap dianggap sebagai

    sumber belajar utama. Proses pembelajaran yang terjadi menempatkan siswa

    hanya sebagai pendengar pasif terhadap materi yang disampaikan gurunya.

    Dengan asumsi porsi materi dan pertemuan sudah memenuhi ketentuan yang

    berlaku, tidak hayal para guru menerapkan cara-cara praktis untuk mencapai

    harapan anak didiknya bisa memperoleh nilai yang memuaskan.

    Di satu sisi tidak menutup kemungkinan hasiI itu akan tercapai, namun

    disisi lain justru akan menjadikan siswa tidak terarah dalam proses bel~ar dan

    cenderung mementingkan hasil dibanding proses. Akibatnya proses bel~ar

    menjadi sesuatu yang dikesampingkan dan menjadikan siswa malas belajar.

    Sikap anak didik yang pasif tersebut temyata tidak hanya terjadi pada mata

    pelajaran tertentu saja, tetapi pada hampir semua mata pelajaran telmasuk

    Biologi sebagai bagian dari ilmu sains, apalagi mata pelajaran sains dianggap

    tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berfikir kritis dan

    sistematis, karena strategi pembelajaran berfikir tidak digunakan secma baik

    dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. 6

  • 4

    Berdasarkan wawancara dan pengamatan di sebuah sekolah swasta,

    pembelajaran biologi banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-

    konsep materi biologi semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa

    ada pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan

    lingkungan yang ada disekitarnya, atau dengan kata lain siswa belajar

    menghapal konsep, bukan memahami konsep sehingga belajar biologi menjadi

    kurang bermakna. Hal ini sesuai dengan pemyataan beberapa siswa mengenai

    pembelajaran biologi yang umumnya mengaku bahwa belajar biologi itu sulit,

    karena banyak materi yang harus dihafalkan, terlalu banyak menggunakan

    bahasa latin, belajarnya membosankan, dan ada beberapa materi yang sulit

    dipaharni karena ada beberapa materi yang abstrak tapi tidak dilakukan

    praktek, dengan alasan keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium

    sekolah, serta permasalahan lainnya.

    Pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru (teacher centre),

    Slswa hanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Pada

    prakteknya, ada beberapa siswa yang bertanya, tapi umumnya hanya 3-5 orang

    saja yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dan itu pun siswa yang itu-itu

    Paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah

    menjadi peradigma membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan Kurikulum

    Berbasis Kompetensi, pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran

    di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain,

    jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya

    sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup dan

    penghidupannya sebagai insan mandiri. Demikian pula, pada pihak siswa,

    karena kebiasaan menjadi penonton dalam kelas, mereka sudah merasa enjoy

    dengan kondisi menerima dan tidak biasa memberi. 7 Siswa hanya

    7 Ennan Suherman, "MODEL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERORIENTASJ

  • 5

    mengeksplor dari buku paket saja, kemudian mengerjakan latihan-latihan soal

    yang ada di dalamnya.

    Belajar dipengaruhi oleh motivasi. Apabila motivasi belajar biologi

    siswa rendah, maka hal ini dapat berpengaruh pada keaktifan siswa, dilihat

    dari sedikitnya siswa yang berperan aktif dalam kegiatan PBM di kelas, juga

    akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    Evaluasi pembelajaran perlu dilakukan, hal ini untuk mengukur sejauh

    mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari. Apabila siswa dituntut

    hanya sekedar menghapal saja, maka akan berakibat pada penguasaan konsep

    biologi yang rendah, hal ini dapat dilihat ketika dalam waktu tertentu siswa

    diberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang sudah dipelajari, siswa

    tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut.

    Peran guru sangat diperlukan dalam pengkondisian siswa di dalam

    kelas, agar siswa merasa nyaman belajar, belajar siswa berkaitan dengan

    motivasi belajamya, dalam hal ini hubungan antara siswa di kelas harus

    terjalin dengan baik. Siswa yang merasa tidak diterima oleh kelasnya akan

    merasa tidak betah berada di dalam kelasnya itu, sehingga motivasi belajamya

    pun berkurang. Oleh karena itu guru perIu melakukan pengkondisian dimana

    siswa dapat melakukan kerjasama dalam kelompok yang lebih kecil, dan salah

    satu strateginya adalah dengan pembelajaran berkelompok, misalnya dengan

    pemberian tugas dan kerja kelompok atau kooperatif

    Motivasi belajar juga terpengaruh oleh keterIibatan siswa dalam proses

    belajar. Ketika siswa merasa telah terIibat dalam suatu proses pel11belajaran,

    maka akan timbul kepercayaan diri dan sel11angat belajar lebih. Untuk itu,

    pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat disarankan dilakukan para guru

    dalam proses pembelajaran di kelas.

    Mengingat proses belajar siswa yang tergantung motivasi seperti yang

    telah diuraikan, maka penulis l11erasa perlu untuk memilih metode

    pembelajaran yang mencakup keduanya yaitu pembelajaran yang bersifat

    kooperatif dan pembelajaran yang berpusat pada sis\Va. Untukitu penulis

    l11eneliti tentang penerapan meWde pembelaiaran Think TalkWritJ? von"

  • 6

    Dengan menggunakan metode pembelajaran TTW, diharapkan mampu

    meningkatkan hasil belajar siswa. Karena metode ini memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih

    dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan pada

    akhirnya dituliskan dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang ia peroleh.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

    mengadakan penelitian mengenai: "Pengaruh Metode Pembelajaran Think

    Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi Dan Retensi Siswa."

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah-

    masalah sebagai berikut:

    I. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar

    2. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar di kelas

    3. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode belajar yang monoton.

    4. Tidak ada fasilitas praktikum untuk menunjang beberapa materi yang

    bersifat abstrak

    5. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran biologi itu suEt, karena

    banyak hapalan dan bahasa ilimiahllatin

    6. Penguasaan konsep biologi kurang

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:

    I. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar

    2. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar

    3. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode belajar yang monoton

    4. Penguasaan konsep biologi pada materi virus.

    D. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah, "Adakah

    pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belaiar

  • 7

    E. Kegunaan HasiI Penelitian

    1. Bagi sekolah yang diteliti

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam strategi

    pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar

    optimal.

    2. Bagi peneliti

    Peneliti berharap hasil penelitian ini akan berguna untuk menambah

    pengetahuan dan wawasan dalam hal metode pembelajaran yang tepat untuk

    menyajikan mata pelajaran biologi di sekolah.

    3. Bagi pembaca

    Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pembaca, khususnya

    calon guru biologi yang ingin mengembangkan metode pembelajaran di

    sekolah.

  • BABII

    DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR

    DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A. Deskripsi Teoritik

    1. Hakikat Pembelajaran Biologi

    Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk

    mencapm tujuan. Pengalaman diperoleh berkat adanya interaksi antara

    individu dengan lingkungan. William Burton menyatakan bahwa:

    Experiencing means living through actual situations for purposes apparent to

    the learner. Experiencing includes whatever one does or undergoes which

    results in changed behavior, in changed values, meanings, attitudes, or skill.

    Pengalmnan adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat

    pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan murid,

    pengalmnan pendidikan bersifat kotinu clan interaktif, membantu integritas

    pribadi murid. !

    Pada garis besamya pengalmnan itu terbagi menjadi dua, yaitu: 2

    a. Pengalmnan langsung partisipasi sesungguhnya, berbuat, dan sebagainya.

    b. Pengalmnan pengganti

    1) Melalui observasi langsung

    a) Melihat kejadian-kejadian aktual, menangani objek-objek dan benda-

    benda yang konkret;

    b) Melihat drama dan pantomimik

    2) Melalui gambar

    a) Melihat gambar hidup

    b) Melihat fotografi

    3) Melalui grafis

    Peta, diagram, grafik, blue print.

  • 10

    d. Umpan balik di dalam proses belajar sangat penting, agar siswa

    mengetahui dan menyadari terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan

    pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.

    e. Perbedaan individu dari masing-masing siswa pastilah akan ada, hal ini

    menuntut guru agar memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan

    hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap

    siswa sangat diperlukan.

    Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri

    dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur

    atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya

    berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan

    Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam

    (IPA) telah mengubah sejarah kehidupan manusia. Perkembangan itu semakin

    pesat setelah diketemukannya komputer yang dapat membantu manusia dalam

    merancang dan menganalisis hasil-hasil penelitian.

    Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manUSta yang serba

    ingin tahu. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol,

    melainkan bisa dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik

    sains itu sendiri. Biologi bagian dari sains yang memiliki karakteristik yang

    sarna dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam

    telmasuk biologi (SAINS/IPA) yaitu:

    1. Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera.

    2. Dikel11bangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata).

    3. Memiliki langkah-Iangkah sistematis yang bersifat baku.

    4. Menggunakan cam berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir

    dengan l11enarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan

    yang berlaku umum. Bersifat deduktif artinya berfikir dengan l11enarik

    kcsimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus. Hasilnya

    bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku

  • 11

    (subyektif). HasH berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun

    diberlakukan.6

    2. Metode Pembelajaran Think Talk Write

    Metode Think Talk Write (ITW) merupakan metode pembelajaran

    berbasis komunikasi. Metode ini termasuk ke dalam pendekatan cooperative

    learning, karena aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk

    kelompok-kelompok kecil.

    Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang

    akhir-a1;hir ini menjadi perhatian dan dianjurkan oleh para ahli pendidikan

    untuk digunakan. Slavin seperti yang dikutip Wina Sanjaya mengemukakan

    bahwa pembelajaran kooperatif yang menggunakan sistem

    pengelompokkanltim kecil, dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam

    belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan

    dengan keterampilan. 7

    Metode yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin ini pada

    dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan

    metode Think Talk Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau

    berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya

    berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis8

    Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca wacana

    yang berhubungan dengan materi pelajaran Biologi, atau dengan melihat

    gambar yang disajikan oleh guru sesuai dengan materi yang akan dipelajari

    kemudian membuat catatan dari apa yang telah dibaca. Dengan kata lain

    aktivitas think diawali dengan aktivitas membaca.

    Membaca adalah sebuah jendela yang membuat seseorang bisa

    menelaah dan mengetahui segala sesuatu dengan cara yang mudah dan simpel.

    Hal inilah yang diajarkan agama Islam. Ayat yang pertama kali turun kepada

    6 Ibid., http://rnassofa.wordprcss.comI2008/0 I/13/hakikat-strategi-belajar-mengaiar/ diaksestanggal 03 Januari 20097 Win:'!

  • 12

    Nabi Muhammad SAW adalah ayat yang berbunyi: "Bacalah.... " Oengan

    demikian, membaca merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan prinsip

    dalam kehidupan kita pada zaman modem sekarang ini. 9

    Bagi manusia, membaca menempati posisi dan kedudukan yang sangat

    penting dalam hidupnya. Membaca merupakan sarana manusia untuk belajar

    dan mengajar. Secara umum, membaca juga merupakan suatu perangkat bagi

    manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Oi samping itu, membacajuga

    bisa dijadikan sebagai sarana hiburan dan rileks. lo

    Dr. Ernest Boyer, Presiden Carnegie Foundation for the Advancenebt

    of Teaching, dalam bukunya yang berjudul Ready to Learn: A Mandate for

    the Nation. mengungkapkan keyakinannya bahwa ukuran kesiapan belajar

    seorang murid, baik di tingkat taman kanak-kanak dan tingkat selanjutnya

    adalah kemampuan berbahasa, verbal. Untuk memperkuat belajar pertama-

    tama tumbuhkanlah rasa cinta membaca, lalu bahasa.

    Membaca sebagai alat untuk belajar (Reading for Learning), bukan

    sekedar learning to read. I I Kesuksesan belajar banyak ditentukan oleh

    keterampilan membaca, namun banyak lagi faktor lain yang mendukung. 12

    Membaca termasuk aktivitas visual. Menurut Dave Meier, ketajaman visual

    lebih menonjol pada sebagian orang.

    Bacaan yang dis~ikan dalam materi virus ini pun diatur sedemikian

    rupa, sepelii dari segi tulisan, paragraf, dan ukuran kertas juga diperhatikan,

    karena ini berhubungan dengan daya efektifitas indera penglihatan dalam

    membaca. Sepelii yang dianjurkan oleh Universitas Cornell: Catatan bacaan,

    atau reading notes dalam bahasa Inggris dibuat pada lembar kertas terpisah,

    dan lebih baik lagi pada lembaran lepas yang cukup besar, seperti kuarto atau

    folio. Lembar yang besar berguna agar siswa dapat membuat catatan-catatan

    penting secara lcluasa, selain itu lembaran lepas memudahkan siswa untuk

    mengatur dan mengembangkan catatan-catatannya, misalnya dengan

    menyelipkan bahan yang diperoleh dari guru. 13

    9 Raghib As-Sirjani dan Amir AI-Madari, Spiritusi Reading, (SoIo:AQWAM, 2007), h.6710 Ibid.. h. 67

  • 13

    Pengolahan materi virus dalam metode pembelajaran Think Talk Write

    ini diupayakan dapat mengatasi kesulitan guru dan siswa dalam mengajarkan

    dan mempelajari materi. Pengolahan materi subyek memegang peran penting

    dalam menunjang keoptimalan PBM, karena tidak semua materi subyek dapat

    dengan mudah diajarkan guru, hanya materi subyek yang dianggap mudah

    (teachable) yang dapat diajarkan guru. Begitu pula bagi pembelajar tidak

    semua materi subyek dapat diterima dan dipahami pembelajar, hanya materi

    subyek yang dianggap mudah (accessible) yang dapat diterima dan dipahami

    pembelajar.

    Setelah tahap think selesai, kemudian dilanjutkan dengan tahap

    berikutnya yaitu talk. Talk adalah berkomunikasi dengan menggunakan kata-

    kata dan bahasa yang mereka pahami. I4 Proses pembelajaran yang

    menitikberatkan kepada siswa sebagai subjek dalam belajar, mereka yang

    memiliki peran besar dalam mendalami masalah, mendiskusikan,

    mempresentasikan, dsb. Sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing atau

    fasilitator yang dapat membantu mereka dalam belajar. IS

    Siswa akan dituntut untuk mengeksplor pengetahuan yang sudah

    didapat melalui tahapan think membaca wacana dan melihat gambar animasi

    melalui media audio visual di kelompoknya masing-masing. Hal ini akan

    menstimulus siswa untuk terus mencari tahu mengenai hal-hal yang barn

    mereka ketahui. Karena siswa berdiskusi dengan sesama ternan sebaya, maka

    mereka akan dengan mudah dan leluasa untuk berkomunikasi, dan tanya

    jawab.

    Selanjutnya fase write, yaitu menuliskan hasil diskusil dialog pada

    lembar kerja yang disediakan (lembar aktivitas siswa).16 Menulis sebagai alat

    berekspresi dan menyampaikan gagasan.

    14 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik i\4engembangkan Kemampuan Individual Sinva(T... I~~-

  • 14

    Kegiatan menulis mempunym peranan penting bagi Slswa dalmn

    mengembangkan ketermnpilan berpikir dan mendalmni bahan ajar. Oleh

    karena itu, sudalI selayaknya apabila menulis menjadi aktivitas penting dalmn

    setiap pembelajaran di sekolalI. Menulis tidak hanya bergantung pada proses

    kognitif tetapi juga dapat memberi penguatan afektif terhadap proses

    membaca. jadi menulis merupakan alat belajar yang perlu mendapat perhatian

    serius di sekolalI.

    Menurut Ragrub As-Sirjani dan Amir dalmn spiritual reading

    mengatakan balIwa setengah jmn setelah membaca, 50% isi buku akan hilang

    dari ingatan pembaca. Setelah 24 jam berlalu, pembaca akan melupakan 80%

    isi buku. Maka tulislah. 18

    Fase write ini selain dapat membantu siswa meningkatkml aktivitas

    menulisnya, juga akan mempengaruhi hubungan antar siswa meIljadi baik dan

    menyenangkan, guru pun dapat melihat perkembangan konsep siswa. Klein

    seperti dikutip Slavin berpendapat bahwa, dengan meminta siswa menjelaskan

    secara tertulis isi yang mereka pelajari, mereka akan terbantu memahal11i dan. I . 19l11engmgat pe aJaran.

    Membuat catatan akan meningkatkan mutu pembacaan ragam studio

    Pertama-tal11a, siswa akan menjadi aktif dalam mel11baca, dan secara otomatis

    akml berperan-serta secara aktif dalal11 proses belajar. Pikiran kita tidak seperti

    penghisap tinta yang dapat menyedot kalil11at-kalimat dan materi yang

    diajarkan guru secara otomatis. Ada motto yang terkenal "people forget,

    records remember", yang artinya "manusia lupa; warkat ingal". 20

    Salah satu komponen pendukung interaksi di dalam kelas adalah

    l11elalui peran aktif siswa dalam berkomunikasi (bertanya/menanggapi), hal

    ini dimaksudkan agar tidak terjadi kOl11unikasi satu arah yang hanya dilakukan

    oleh seorang guru. Munculnya paradigl11a komunikasi dari atas ke bawah,

    l11enil11bulkan kesenjangan interaksi yang disebabkan oleh stratifikasi SOsial.

    Banyak siswa yang tidak mengerti dengan materi yang sedang mereka

    :: Raghib, As-Sirjani dan Amic, AI-Madari, Op.cil., h.132-133

  • IS

    pelajari, namun mereka memilih diam saja, mereka merasa eanggung atau

    tidak pereaya diri untuk bertanya.

    Untuk itnlah metode Think Talk Write diharapkan mampu menjadi

    solusi dari permasalahan komunikasi yang teIjadi selama proses pembelajaran

    selama di kelas. metode ini mengarahkan siswa agar bisa lebih komunikatif

    dengan eara pembentukan kelompok-kelompok kecil, karena bersama ternan

    kelompoknya, diharapkan siswa lebih interaktif, lebih leluasa untuk bertanya,

    menyampaikan ide/ pendapat ataupun menyanggah.

    Kelebihan dari metode TTW ini adalah:

    I. Siswa terlibat aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep

    Biologi

    2. Metode ini dibangun oleh kemampuan berfikir, berbieara dan

    menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi siswa untuk

    lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber.

    3. Pengelompokkan secara heterogen, menimbulkan dampak sosial

    positif terhadap peserta didik.

    4. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil

    kolaborasi.

    Peranan penggunaan metode think talk write bagi guru sebagaimana

    dikemukakan Silver & Smith adalah21 : (I) Mengajukan pertanyaan dan tugas

    yang mendatangkan keterlibatan, dan menantang siswa untuk berpikir, (2)

    mendengarkan secara hati-hati ide siswa, (3) menyuruh siswa mengemukakan

    ide secara lisan dan tulisan, (4) memlltllskan apa yang digali dan dibawa siswa

    dalam diskusi, (5) memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi

    persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan

    siswa berjuang dengan kesulitan, (6) memonitoring dan menilai siswa dalam

    diskusi, dan memutuskan kapan clan bagaimana mendorong setiap siswa untuk

    berpartisipasi.

  • 16

    Pelaksanaan metode TTW pada kegiatan belajar mengajar di kelas

    dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri 3-5 orang

    b. Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesua!

    dengan materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah

    bersifat open ended dan petunjuk serta pelaksanaannya.

    c. Siswa membaca teks atau melihat! memperhatikan dengan seksama

    gambar' yang disajikan guru dan membuat catatan dari hasil bacaan atau

    dari gambar yang dilihat secara individual untuk dibawa ke forum diskusi

    kelompok (think).

    d. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan ternan untuk membahas isi

    catatan yang te1ah dibuat (talk). Guru berperan sebagai mediator

    lingkungan be1ajar.

    e. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi

    (write).

    3. Retensi

    Retensi yaitu kemampuan Slswa menYlmpan konsep dalam

    memonnya, Hal ini diujikan setelah 2 minggu aktivitas belajar di kelas

    berlalu. Keberhasilan siswa memahami suatu konsep yang diajarkan oleh

    guru, ditentukan oleh kemampuan menyimpan abstraksi konsep dalam

    struktur kognitifnya.22

    Ada tiga pengukuran retensi yang sering digunakan dalam memory

    h . 23researc , yar tu:

    a. Recall

    Yaitu pengukuran paling langsung dari retensi, siswa pada

    intinya ditanyakan untuk mengingat kembali sebanyak apa yang dia

    bisa pada situasi yang tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.

    22 Yanti Herlanti: "Analisis PemahamaJI dan Retensi SiSlva SlvIP Pengguna

  • 17

    b. Recognition

    Yaitu tes yang prosedumya sarna dengan recall, bedanya guru

    memberikan pertanyaan/soal yang mempunyai pilihan/altematif

    jawabannya, yang bisa siswa pilih. Hal ini membuatnya mirip dengan

    tes pilihan ganda.

    c. Relearning

    Kadang-kadang metode 1m disebut sebagai metode

    penyimpanan, karena seseorang yang pemah mempelajari suatu materi,

    kemudian dia belajar kembali hal yang sarna dengan jangka waktu

    yang relatiflarna, maka hal ini dapat mempennudah ia mengingat pada

    saat belajar pertarna kali.

    Tiga pengukuran tersebut dapat memperlihatkan seberapa banyak

    materi yang dikuasai siswa.

    Sejauh ini belum ditemukan bukti yang mendasari adanya

    hubungan intelegensi dengan ingatan, khususnya yang berkaitan dengan

    rekognisi. Penelitian yang telah dilakukan lebih banyak mengacu pada

    recall atas ingatan. Penelitian oleh Hunt; Hunt, Lunneborg, dan Lewis;

    Hunt dan Lansman (dalam Matlin, 1989) berusaha mengetahui dalam hal

    apakah pemrosesan infonnasi berbeda antara subyek berkemampuan tinggi

    dan subyek berkemarnpuan rendah. Tes yang digunakan oleh Hunt

    menggunakan tugas yang terdapat dalam eksperimen tersebut

    menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara dua kelompok pada

    pasangan fisik A-A. Sementara membutuhkan waktu lebih lama untuk

    membuat keputusan daripada kelompok berkemampuan tinggi. Menurut

    Schwartz dan Reisberg (1991), dan Anderson (1995) tes rekognisi

    membawa perfonnasi yang lebih baik secara menyeluruh daripada tes

    recall Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa tes rekognisi tidak

    membutuhkan faktor intelegensi sebagaimana tes recall. 24

  • 18

    Hasil penelitian di atas tidak cukup untuk menjadi dasar

    pertimbangan faktor intelegensi dalam tugas rekognisi. Perbedaan dalam

    cara menimbulkan ingatan dapat menjelaskan mengapa intelegensi

    berpengaruh pada tugas recall (mengingat kembali) dan kemungkinan

    besar tidak pada tugas rekognisi. Pada tugas mengingat kembali, seseorang

    benar-benar harns menimbulkan kembali informasi yang dimilikinya tanpa

    menggunakan petunjuk. Di lain pihak, tugas rekognisi cenderung

    memudahkan seseorang untuk menimbulkan ingatannya karena

    tersedianya petunjuk. Seseorang akan mudah menimbulkan ingatannya

    dengan cara mengenali sebagian dari informasi yang pernah diterimanya.

    Proses belajar dan mengingat merupakan hal yang rumit, sirkuitnya

    berbeda-beda tergantung dari macamnya tingkat belajar dan tingkatan

    makhluk yang mempelajarinya. Lama penyimpanannya bervariasi

    tergantung dari tingkat penyimpanannya Gangka pendek atau jangka

    panjang)25

    Ada beberapa langkah atau tahap yang termasuk ke dalam proses

    belajar dan mengingat. Pertama, informasi masuk ke otak melalui sumber-

    sumber yang beraneka macam. Dalam situasi belajar-membaca, infOlmasi

    masuk terutama melalui kegiatan membaca dan mendengar. Kedua,

    informasi itu salah satunya dibuang atau diingat sesaat. Mengingat sesaat

    atau mengingat singkat disebut mememori-jangka pendek. Kemudian,

    informasi dalam memori-jangka pendek Anda itu salah satunya juga

    dibuang dan dilupakan, atau ia ditransfer ke dalam ingatan yang pennanen.

    Ingatan yang permanen disebut memori-jangka panjang. Apapun yang

    ingin Anda ingat lebih dari sekedar mengingatnya sesaat harus disimpan

    dalam memori-jangka panjang. Untuk meletakkan infonnasi dalam

    memori-jangka panjang itu perlu Anda pelajari. Akhimya, tidak semua

    informasi yang sudah Anda pelajari dan Anda simpan dalam memori-

    jangka panjang serta berada di sana berbentuk yang dapat dengan mudah

    "Dr.Iskandar Japardi, Learning And MemOly. tersedia di:

  • 19

    dipanggil kembali. Beberapa informasi terlupakan atau hilang; informasi

    lain dapat dimunculkan lagi atau didapatkan lagi.26

    Berbagai cara dilakukan dalam proses pembelajaran agar Slswa

    mampu mengingat lebih lama pelajaran yang telah disampaikan. Tapi

    faktor lupa selalu ada. Lupa merupakan aspek yang wajar dari karakteristik

    short term memory, dimana dalam beberapa hal bisa saja hilang sedkit

    demi sedikit pada suatu waktu.27

    Dalam kaitannya dengan pengingatan dan kelupaan, informasi baik

    short term memory dan long term memory, proses pelupaan lebih banyak

    dipengaruhi oleh interferensi. Interferensi adalah pengaruh dominasi

    konsep yang sudah didapatkan sebelumnya.28

    Di bawah ini akan dipaparkan mengenai memorilingatan menurut

    Dr. Jo Iddon dan Dr. Huw Williams, Yaitu:29

    a. Pengertian Ingatan

    Ingatan adalah tempat penyimpanan data fisik dalam otak kita.

    Ingatan bersifat pribadi dan menyimpan sejarah hidup, ingatan

    menggunakan petunjuk untuk memberi kitapemahaman mengenai diri

    sendiri.

    b. Cara kita kita mengetahui ingatan dengan menggunakan tes

    psikologis.

    Para ilmuwan, khususnya ahli neoropsikologi, telah

    mengembangkan banyak pendekatan untuk mempelajari ingatan. Salah

    satunya adalah dengan memberi serangakaian tes kepada orang untuk

    melihat respons mereka danfaktor yang mengganggu kinerja mereka.

    Contohnya dengan melihat gambar, ingatan ini disebut ingatan

    pengenalan visual.

    ~6 http://www.geocities.comJdaudp65/e-book/partl/succes5b.ht011, diakses pacta tanggal 03Oktober 20009~7 Roberta L. Klatzky. Human A;fem01Y Sfrctures and Processes, (San Fransisco: WHo Freemanand Company, 1975), h. 85~s Jack A. Arlams_ HUJnn17 i\;fpmnnl (TTC;;A" Mrn;r~ul_l-till "R""t- rn. .......... ..",.,.,,\ h ,1

  • 20

    c. Ingatan jangka pendek

    Cara tennudah untuk untuk memahami ingatan jangka pendek

    adalah dengan memandangnya sebagai infonnasi yang tersimpan

    dalam kesadaran, yaitu ingatan yang dikumpulkan dati hal dan

    peristiwa yang barn saja kita alami.

    Infonnasi dimasukkan ke dalam ingatan jangka pendek kita

    melalui beberapa cara; pertama kode visual, yaitu dengan cara

    mengingat beberapa gambar atau bayangan yang pemah kita lihat

    sebelumnya. Kedua, kode akustik, teknik ini paling umum digunakan

    untuk membuat infonnasi tetap aktif dalam ingatan jangka pendek kita.

    Caranya adalah dengan mengulang-ulang infonnasi yang didapat.

    Ketiga, kode semantik, dalam teknik ini kita menggunakan asosiasi

    b 30yang erartl.

    Infonnasi disimpan dalam Ingatan Jangka Panjallg yang

    terbagi kepada 3 bentuk utama:3 !

    1) Pengetahuan Deklaratif

    a) Memori Semantik

    b) Memori Episodik.

    2) Pengeta!tuan Prosedural

    3) Imageri

    Pengetahuan Deklaratif ialah semua informasi yang terdiri

    druipada fakta, konsep, prinsip, teOli, hukum yang diprulggil Memori

    Semantik , manakala segala peristiwa yang telah berlaku kepada diri

    kita dipanggil Memori Episodik. Pengetahuan deklaratif adalah semua

    informasi yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, teori, hukum yang

    disebut Memori Semantik, sedangkan segala peristiwa yang telah

    terjadi kepada diri !

  • 21

    Pengetahuan Prosedural ialah semua informasi berkenaan

    cara, kaidah atau prosedur melakukan sesutu. Pengetahuan Prosedural

    adalah semua informasi mengenai cara, metode atau prosedur

    melakukan sesutu. Contoh: Saya tahu bagaimana mengobati influenza,

    Imageri ialah perwakilan abstrak dalam ingatan jangka

    panjang mengenm sesuatu objek atau peristiwa. Misalnya

    Bagaimanakah virus influenza dapat masuk ke dalam tubuh manusia?

    Apakah betul penyakit yang disebabkan oleh ViruS dapat

    disembuhkan? Secara tidak langsung kita akan coba membayangkan

    diri kita sedang terkena penyakit yang disebabkan oleh virus dan

    menghubungkan antara pengetahuan yang telah dibaca dengan yang

    sedang terjadi pada diri kita. lui bermakna kita mempunyai imej

    mental ('mental image') keadaan dalam diri kita yang disimpan dalam

    ingatan jangka panjang.

    4. Hasil Bela,jar Biologi Siswa

    a. Pengertian Bela,jar

    Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modem,

    Dictionarv of psychology membatasi belajar dengan dua maeam

    definisi. Pertama, belajar adalah The Process ofAcquiring Knowledge,

    yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah

    relative~)! permanent change in respons potentiality which occurs as a

    result of einforced practice, yaitu suatu perubahan kemampllan

    bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. 32

    Jadi menurut Reber belajar adalah proses memperoleh pengetahuan

    yang dapat meningkatkan kemampuan/skill seseorang seiring dengan

    tambahan ilmu ymlg didapat. Belajar juga dapat merubah sifat

    seseorang seeara permanen, hal ini disebabkan oleh adanya latihan-

    latihan yang di lakukan seeara kontinu,

  • 22

    Belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat

    internal. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat

    dengan nyata, proses itu teIjadi di dalam dill seseorang yang sedang

    mengalarni belajar. Menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku

    yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara

    internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh

    hubungan-hubungan barn. 33

    Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara stimulus-

    stimulus, antara reaksi-reaksi, atau antara stimulus dan reaksi. Faktor-

    faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar

    ialah: kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat,

    pengertian, berpikir dan latihan34

    Ada suatu hukum yang sangat terkenal dari teori Gestalt yaitu

    hukum Pragnanz, keteraturan, keharmonisan dati sesuatu yang

    dipelajari. Untuk menemukan Pragnanz diperlukan adanya pemahaman

    atau insight. Menurut Ernest Hilgard ada enam ciri dari belajar yang

    mengandung pemahaman, yaitu; (I) pemahaman dipengaruhi oleh

    kemampuan dasar, (2) pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman

    belajar yang lalu, (3) pemahaman tergantung pada situasi, (4)

    pemahaman diclahului oleh usaha coba-coba, (5) belajar clengan

    pemahaman clapat cliulangi, (6) suatu pemahaman clapat cliaplikasikan

    bagi pemahaman situasi lain.35

    Beberapa abli mencoba mengkategorikan jenis-jenis belajar

    yang clikenal clengan taksonomi belajar, salah satu yang terkenal

    aclalah taksonomi yang clisusun oleh Benyamin S. Bloom

    (Taksonomi Bloom). Tujuan pendiclikan clapat clirumuskan pacla tiga

    tingkatan, pertama, tujuan umum pencliclikan yang menentukan perlu

    ticlaknya suatu program cliaclakan. Kedua, tujuan yang cliclasarkan

    atas tingkah laku, yang climaksud clengan taksonomi clisini ialah

    33 M, Ngalim Purwanta. Psikolof!i Pcndidikan. (RannnnV" PT Rf>.111!1i!1 "Rno;;:.1-::ihn.,,, loom h Q,

  • 23

    berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Ada 3 macam

    tingkah laku yang dikenal umum, yaitu; kognitif, afektif dan

    psikomotorik. Ketiga, tujuan yang lebih jelas dirumuskan secara

    operasional. Kaum behavioris menganggap bahwa taksonomi yang

    dikemukakan Bloom dan kawan-kawan adalah angat bersifat mental.36

    Manfaat taksonomi bagi tenaga pendidik adalah agar memperhatikan

    peserta didik dalam ketiga aspek tersebut.

    b. Hasil Belajar Siswa

    Be/ajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital

    dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya

    tak pemah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir seialu

    mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang

    berkaitan dengan upaya kependidikan.37

    Tenaga pendidik yang profesional seyogianya melihat hasil

    belajar siswa dari berbagai sudut kineJja psikologis yang utuh dan

    menyeluruh. Scorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya

    ditandai oleh muneulnya pengaiaman-pengalaman psikologis bam

    yang positif, yang diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam

    sifat, sikap dan kecakapan yang konstmktif, bukan keeakapan yang

    destruktif (merusak). 38

    Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal

    dalam arti sesuatu yang terjadi cli diri seseorang. Peristiwa tersebut

    dimulai clan aclanya perubahan kognitif yang kernudian berpengaruh

    pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang diclasarkan pada

    tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemuclian

    dapat diketahui melalui tes, dan pada akhimya muneul hasil belajar

    clalam bentuk ni lai.

    36 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2006), h.liS

  • 15

    24

    Aktivitas A [ 3 _Ak_ti_v_it_as_C_..~~

    __2_-,0 --- 7Aktivitas B

    Gambar 2.1 Proses Hasil Belajar39

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Secara global, faktor-faktor yang mempengamhi belajar

    siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:40

    1. Faktor internal

    Faktor ini berasal dan dalam din siswa sendin meliputi dua

    aspek, yakni: I) aspek tlsiologis (bersifat jasmaniah), 2) aspek

    psikologis (bersifat ruhaniah).

    a. Aspek fisiologis

    Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)

    yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

    sendi-sendinya, dapat mempengamhi semangat dan intensitas

    siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Kondisi organ

    tubuh yang kurang fit dapat menumnkan kualitas ranah cipta

    (kognitif), sehingga maten yang dipelajan kurang atau tidak

    berbekas.

    Kondisi organ-organ khusus Slswa sepelti indera

    pendengar dan indera penglihat juga sangat mempengamhi

    kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan

    yang didapat di kelas. Untuk itu diblltuhkan pola hidup yang

    39 Udin Syaefudin, Abin Syamsudin Jvlakmun. PereJ1ci:m{wnPendidiJcan. (Bandunf!::PT.Remaia

  • 25

    sehat dan teratur agar tercipta kelancaran dalam proses kegiatan

    belajar.

    b. Aspek psikologis

    Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang

    dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

    pembelajaran siswa diantaranya adalah:

    I) Inteligensi siswa

    Pada wnumnya inteligensi diartikan sebagai

    kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

    menyesuaikan diri dengall lingkungan dengan cara yang

    tepat (Reber, 1988). Inteligensi (IQ) sangat menentukan

    tingkat keberhasilan belajar siswa.

    2) Sikap siswa

    Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

    berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon

    (response tendency) dengan cara yang relatiftetap terhadap

    objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif atau

    negatif.

    Guru dituntut terlebih dahulu bersikap positif

    terhadap dirinya dan pelajaran yang akan disampaikan, hal

    ini akan menimbulkan aura yang positifjuga terhadap siswa

    3) Sakat siswa

    Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan

    potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapm

    keberhasi Ian pada masa yang akan datang.

    4) Minat siswa

    Minat (interest) adalah kecenderungan dan

    kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

    sesuatu, hal ini akan mempengmuhi kualitas pencapaian

    hasil belajar siswa dalam bidang-bidal1.g studi tertentu.

    5) Motivasi siswa

    Motivasi adalah keadaan inten1al orgamsme, baik

  • 26

    sesuatu. Menurut Gleitrnan, 1986; dan Reber, 1988 bahwa

    motivasi adalah pemasok daya (enegizer) untuk bertingkah

    laku secara terarah.

    2. Faktor ekstemal siswa

    Faktor ini terdiri atas dua macam, yaitu; faktor lingkungan

    sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

    a. Lingkungan sosial

    Lingkungan sosial adalah lingkungan yang dapat

    mempengaruhi semangat belajar Slswa, yang termasuk

    lingkungan ini yaitu sekolah, masyarakat, tetangga, dan ternan

    sepermainan si anak

    b. Lingkungan nonsosial

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial

    adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

    keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca

    dan waktu belajar yang digunakan siswa. Hal ini dipandang

    turut berpengaruh juga dalam menentukan tingkat keberhasilan

    Slswa.

    3. Faktor Pendekatan Belajar

    Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala

    cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang

    efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

    Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional

    yang direkayasa sedemikian rupa untuk mell1ecahkan ll1asalah atau

    ll1encapai tujuan belajar tertentu. Faktor ini juga berpengaruh

    terhadap tarafkeberhasilan siswa dalam belajar.

    Lebih lanjut mengenai peningkatan mutu hasil pendidikan,

    Combs mengemukakan bahwa: "meningkatkan mutu pendidikan

    dapat dilakukan dengan mengubah struktur, metode, dan isi

    kurikulum." Cara ini lebih mudah dan lebih relevan bagi siswa dan

    lingkwlgan41

  • 27

    Mursel juga mengemukakan mengenai upaya perbaikan

    mutu hasil belajar yang dapat ditempuh dengan eara: (a) membina

    guru sebagai organisator yang baik, (b) memperbaiki eara pola

    pengajaran yang konvensional, (c) meneari organisasi yang lebih

    baik, dan (d) berusaha memeeahkan problema-problema yang

    muneul yang berkaitan dengan proses pengajaran.42

    5. Hubungan Antara Penerapan Metode Think Talk Write Dengan Upaya

    Peningkatan Hasil Belajar Biologi

    Mata pelajaran sains tidak dapat mengembangkan kemampuan

    anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran

    berpikir tidak digunakan seeara baik dalam setiap proses pembelajaran di

    daIam kelas.43 Hal ini disebabkan pembelajaran ilmu sains terutama

    Biologi lebih mengedepankan strukturisasi keilmuan yang sudah terbentuk

    dan diterapkan dalam kegiatan belajar di sekolah dari tingkat SD sampai

    SMA. Sebagaimana ilmu sains yang dipahami sebagai ilmu eksakta dan

    tidak berubah, menjadikan siswa mengikuti berulang-ulang pemahaman

    terhadap ilmu sains itu sendiri.

    Konsep tersebut sebagian menjadi kultur pembelajaran ilmu-iImu

    sains. Namun di beberapa S1S1 membuat slswa tidak bebas

    mengembangkan kekritisannya terhadap snatu hasil yang dianggap

    meragnkan atau membutuhkan penjelasan yang tepat. Faktor lain yang

    membuat siswa tidak kritis terhadap persoalan adalah eara penyampaian

    guru yang monoton, masih menggunakan metode konvensionaI yang tidak

    memberikan peluang kepada siswa untuk beragumentasi menurut

    pemikirannya. Kalaupun ada siswa yang kiitis, mereka tidak tahu

    bagaimana eara menyampaikan pemikirannya di depan guru dan peserta

    didik laillliya.

    42 Ibid., h. 3954.'1 n,;~~ C'n.~;~",_ C" _. __ : n~ ,__ '

  • 28

    Menjembatani berbagai persoalan tersebut, maka perlu adanya

    metode belajar yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam proses

    pembelajaran dan merasa terlibat dalam proses pembelajaran yang

    berlangsung dengan tetap memperhatikan kaidah pembelajaran yang

    berlaku, serta tidak menghilangkan substansi dari materi yang

    disampaikan. Terdapat semaeam rangkaian dalam pembentukan karakter

    siswa yang aktif, kreatif dan inovatif yang didalamnya mengandung

    tahapan sistematis. Rangkaian tersebut adalah proses berpikir kemudian

    berbieara atau mengungkapkan argumentasi, lalu menuliskan hasilnya

    sebagai kesepakatan dirinya dengan guru dan peserta didik lainnya.

    Rangkaian tersebut lebih dikenal dengan istilah metode pembelajaran

    Think Talk Write (TTW).

    Metode ini setidaknya memberikan harapan akan adanya

    peningkatan hasil belajar siswa di kelas dengan signifikan. Karena disadari

    atau tidak, hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi

    kegiatan belajar mengajar di kelas, dan menerapkan metode yang sesuai

    adalah merupakan salah satu faktor terbentuknya proses belajar yang

    menyenangkan (kondusif).PERPUSTAKAAN UTAMA

    UIN SYAHID JAKARTA

    6. HasH Penelitian yang Relevan

    Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian

    yang penulis ambil, yaitu:

    Ana Marlina, dengan judul: 'Pembelajaran Matematika Dengan

    Strategi Think-Talk-Write Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan

    Berpikir Kritis Siswa" Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan

    kelas yang terdiri dari tiga siklus tindakan pembelajaran. Subjek dalam

    penelitian ini adalah siswa kelas 2-H SMP Negeri 15 Bandung. Untuk

    mendapatkan data penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan

    berpikir kIitis, observasi, jumal harian, angket Slswa dan wawaneara.

    lndikator kemampuan berpikir kritis yang akan diteliti adalah:

    mengidentifikasi, menjawab pertanyaan tentang fakta, memberi alasan

  • 29

    menggeneralisasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi Think Talk

    Write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa walaupun

    pada akhir pembelajaran tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih

    tergolong sedang serta siswa dan guru menunjukkan respon positif

    terhadap pembelajaran ini. Dengan demikian pembelajaran matematika

    dengan strategi Think Talk Write dapat dijadikan salah satu altematif

    dalarn pembelajaran di sekolah.44

    Agustina Yusni, dengan judul: "Pengembangan Pembelajaran

    Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik Think Talk

    Write (TIW) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran

    2006/2007." Merupakan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa siswa kelas

    X F SMA Negeri 14 Bandung yang beIjumlah 37 orang. Tujuan dilakukan

    menggunakan teknik Think Talk

    mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan,penelitian ini adalah untuk

    dan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan

    Write (TTW). Berdasarkan hasil

    penelitian terhadap hasil belajar Slswa dalam menulis karangan

    argumentasi, diketahui bahwa kemampuan menulis argul11entasi siswa

    dengan menggunakan teknik Think Talk Wi-ite (TTW) l11engalarni

    peningkatan pada setiap siklusnya.45

    Arcnawa, dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Berbasis

    Komunikasi Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Dalarn Upaya

    Meningkatkan Pemahaman Komunikasi. Basil penelitian ini menunjukkan

    bahwa implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan

    strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan pemahaman konsep

    dan kemal11puan komunikasi matel11atika siswa46

    ..f4 Ana Marlina, Skripsi dengan judul: "Pembelajaran i\1atematika Dengan Strategi Think-Talk-Write Da/am Upa.va Afeningkatkan Kemampuan BeJ]Jikir KrWs Siswa ", Digital Library Initiative:Electronic Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Tersedia di:http'lldigilib.up-i.edtill!llion/index.pho/record/view/4792.t5 Yusni Agustina, Skripsi dengan judul: "Pellgembangan Pembelajaran l\lenulis KaranganArgumentasi Dengan Afenggrmakan Te/mile Think-Talk-Write (TTW) Pada Sisl,va Kelas X SmaNef!eri 14 Bandww TaJlIlJ1 Ainrnn ./nnli/'Jnn7" Diait:ll Tihr!lrv Tniti

  • 30

    Penelitian yang dilakukan oleh Adeosun Olufemi Victor dengan

    judul: "Gender Differences in the Achievement and Retention ofNigerian

    Students Exposed to Concepts in Social Studies Through Multi-Media

    Packages." Penelitian ini bersifat quasi experiment menggunakan kelas

    kontrol dan kelas eksperimen, dengan cara siswa diberikan 30 soal pada 3

    tahap, pretest, posttest, dan retest. Hasilnya tidak ada perbedaan gender

    yang mencolok, namun siswa wanita lebih menguasai konsep ilmu sosial,

    hal ini dilihat dari nilai retensi siswa wanita yang lebih tinggi daripada

    siswa pria.47

    Penelitian yang dilakukan oleh Yanti Herlanti, dengan judul:

    "Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap Pemahaman dan Retensi

    Siswa" Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 MTs Cimahi.

    Hasilnya adalah bahwa temyata penggunaan multimedia dalam

    pembelajaran memberikan kontribusi yang positif terhadap retensi. Hal ini

    dibuktikan dengan angka rata-rata hasil retest pada kelompok multimedia

    lebihi besar dari pada kelompok non multimedia, meskipun pada skor

    posttest kelompok non multimedia lebih unggul dibanding kelompok

    multimedia. Hal ini menandakan bahwa tampilan-tampilan multimedia

    terbukti mampu menyimpan lebih lama abstraksi-abstraksi konsep di

    dalam struktur kognitif siswa.48

    Penelitian yang dilakukan oleh Belmet B. Murdock, dengan judul:

    "The Serial Position Effect Of Free Recall" yang dilakukan di National

    Institutes of Health University of Vermont, menunjukkan bahwa terdapat

    fungsi linear antara pengingatan kembali R1 (jumlah materi yang diterima)

    dengan total jumlah waktu setelah presentasi (Siswa yang cenderung Pro

    aktif).49

    .. 7 Adeosun Oluferni Victor: "Gender Differences in the Achievement and Retention of NigerianStudents Exposed to Concepts in Social Studies Through A1ulti-l\ledia Packages. " Asian Journal ofInformation Technology 7 (5), 2008.18 Yanti Herlanti: "Kontribusi Wacana Multi lvfedia Terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa"

  • 31

    B. Kerangka Berpikir

    Pengajaran berdasarkan pengalaman memberi para siswa seperangkatJ

    serangkaian situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman

    sesungguhnya yang dirancang guru melalui metode yang dia buat. Hal ini

    dapat mengeksplor kemampuan diri siswa.

    Pengajaran berdasarkan pengalaman melengkapi siswa dengan suatu

    altematif pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan kelas,

    pengarahan guru dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang

    akan disampaikan. Strategi pengajaran ini menyediakan kesempatan kepada

    siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan

    personalisasi.

    Guru memegang peranan penting dalam proses pelaksanaan

    pembelajaran di kelas, guru berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator

    dan model bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    Dalam hal ini semua faktor berkaitan antara yang satu dengan yang lain,

    sernuanya sangat rnenentukan keberhasilan siswa sebagai hasil dari proses

    belajar mengajar di kelas.

    Keberhasilan pembelajaran Juga salah satunya ditentukan oleh

    pemilihan atau penerapan metode yang tepat oleh guru dalam pelaksanaan

    kegiatan belaja.r. Hal itu akan sangat membantu guru dalam mengelola situasi

    kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu guru dituntut agar mampu

    (kreatif) menerapkan berbagai metode yang sesuai dengan materi pelajaran

    yang akan disampaikan.

    Dalam metode Think Talk Write. siswa diprogram agar selalu aktif

    dalam proses belajar. Siswa diarahkan sedemikian rupa agar memperoleh

    pengalaman dalam rangka menemukan konsep-konsep yang dirancang oleh

    guru. Sehingga pada akhimya output yang dihasilkan akan lebih bermakna

    bagi siswa, juga hasil yang diperoleh dapat maksimal sesuai dengan yang

    diharapkan.

  • 32

    Selain itu Metode Think Talk Write diharapkan mampu menjadikan

    siswa sebagai subjek belajar, dan guru berperan sebagai fasilitator,

    organisator, dan motivator bagi siswa. Dengan demikian diduga bahwa

    metode Think Talk Write dapat meningkatkan hasiI belajar Biologi dan retensi

    slswa.

    c. Pengajuan Hipotesis PenelitianBerdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat

    dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: "Terdapat pengaruh metode

    pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar biologi dan

    retensi siswa."

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian iill adalah untuk mengetahui pengaruh metode

    pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar biologi dan

    retensi siswa.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2009, pada

    kelas X-3 semester I tahun ajaran 2009-2010 di SMA Islam Al-Azhar 2

    Pejaten, Jakarta Selatan.

    C. Metode dan Desain Penelitian

    Metode yang digunakan dalam peneIitian ini adalah metode quasi

    eksperiment, yaitu metode peneIitian yang menguji hipotesis berbentuk

    hubungan sebab-akibat melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan

    yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.

    Penelitian ini menggunakan desain one group time series Design l ,

    yaitu penelitian eksperimen yang diterapkan pada satu kelompok saja yang

    dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau tanpa

    ada kelompok kontrol, diperkuat dengan adanya retensi, dengan skema

    sebagai betikut:

    Tabel3.1. Desain Penelitian

    Desain Kelompok Pretest Treatment Retensi

    Keterangan:

    0 1 : pretest

    02 : posttest

    OJ : retensi

    XI : perlakuan dengan menggunakan metode Think Talk Write

  • 34

    Berdasarkan disain penelitian di atas, Subyek penelitian diberikan

    tes pemaharnan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum pembelajaran dimulai

    (pretest), setelah semua konsep diajarkan guru (posttest), dan setelah dua

    minggu topik pembelajaran Virus terhenti (retest). Tes pemaharnan pada

    pretest, posttest dan retest dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

    pada para siswa. Instrumen pada pretest, posttest dan retest pun merupakan

    instrumen yang sarna. Ketiga hasil tes tidak dibagikan kepada siswa sarnpai

    dengan penelitian berakhir. Informasi nilai pretest dan posttest diberikan guru

    dalarn lembar keIja. Alur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan

    berikut:

    Aktivitas Pembelajaran TT\V

    2 Minggu Setelah PBM

    ~-R-e'-te-st~I

    Analisis Data

  • 35

    D. Variabel Penelitian

    Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    I. Variabel Independent (Variabel bebas) adalah Metode pembelajaran Think

    Talk Write (TTW), disimbolkan dengan X

    2. Variabel Dependent (Variabel terikat) adalah Hasil be1ajar Biologi,

    disimbolkan dengan YJ, dan retensi siswa disimbolkan dengan Y2

    TabeI3.2. Variabel Penelitian

    mengimplementasikan reneana Write, guru

    yang sudah disusun dalam kegiatan bersama Slswa

    nyata agar tujuan yang telah me1aksanakan

    disusun tereapai seeara optimaf sistem

    - Think Talk Write Merupakan pembelajaran yang

    metode pembelajaran berbasis telah diatur dan

    - Metode pembelajaran adalah eara Pada

    No Variabel

    Metode

    pembelajaran

    Think Talk

    Wl7te, (X)

    yang

    Definisi Konseptual

    digunakan

    Defmisi

    Operasional

    penerapan

    untuk metode Think Talk

    komunikasi. Metode yang guru mengukur

    diperkenalkan 61eh Huinker dan keberhasilan slswa

    Laughin ml pada dasarnya difokuskan pada

    dibangun melalui berpikir, aspek kognitifnya

    2

    berbieara, dan menulis

    Hasil belajar, Hasil belajar adalah pengetahuan Hasil belajar

    (Y) yang diperoleh siswa dari kegiatan ditinjau dari aspek

    belajar di dalam kelas, dapat diukur kognitif.

    dengan menggunakan alat ukur

    berupa evaluasi belajar Slswa yang

    dinyatakan dalam bennA angka,

    huruf, kata ataupun simbol.

  • 36

    E. Populasi dan Sampel

    I. Populasi

    Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu

    ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. 3

    a. Populasi target adalah seluruh siswa SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten

    Jakarta Selatan, semester I tahun ajaran 2009-2010.

    b. Populasi terjangkau adalah siswa kelas X-3, semester I tahun ajaran

    2009-2010.

    2. Sampel

    Sampel diambil dari populasi terjangkau yang terdiri dari 33 orang.

    Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive

    sampling, yaitu penentuan kelas didasarkan atas pertimbangan guru

    (kondisi kelas dan kesiapan siswa).

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes (tes

    terhllis). Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    TabeI 3.3. Teknik Pengumpulan Data

    Sumber Data Teknik Pengumpulan

    Data

  • 37

    G. Instrumen Penelitian

    Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua maeam

    yaitu, tes hasil belajar, dan observasi interaksi pembelajaran di kelas. Tes hasil

    belajar diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-

    konsep dalam topik yang diajarkan. Observasi interaksi pembelajaran

    dilakukan untuk melihat kuantitas interaksi yang teIjadi antara guru dan siswa

    ketika proses pembelajaran berlangsung.

    Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes obyektif

    berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan, yaitu; a, b, e, d dan e sebanyak

    30 soal. Instrumen ini mengukur aspek pengetahuan (CI), pemahaman (C2),

    aplikasi (C3), dan analisis (C4). Sebelum instrumen digunakan, terlebih

    dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Masing-

    masing item diberi bobot skor I apabila betul dan 0 apabila salah:

    vH il U" C b ITabel 3.4. as III o a nstrumen Tes Pada Irus

    SK&KD Indikator (Cl) (C2) (C3) (C4)L:

    Soal2. Memahami 1. Mengidentifikasi 1,3,4 2 4

    .. .. .pnnslp- em-em ViruS

    pnnslp 2. Mengetahui 5,6,8 7 9 5

    pengelompok habitat virus

    kan makhluk 3. Mendeskripsikan 12, 13, 10 I I 5

    hidup klasifikasi virus 14

    2.1 4. Mendeskripsikan 15, 17, 1916,20

    8

    Mendeskripsi sistem reproduksi 18, 21,

    kan eiri-eiri VIruS 22

    replikasi, dan 5. Mengetahui 23, 24, 26, 27, 8

    peran VIruS peranan ViruS 25,29 28,30

    dalam dalam kehidupan

    kehidupan

    Jumlah 18 8 2 2 30

  • 38

    H. Kalibrasi Instrumen

    1. Validitas instrurnen

    Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau

    sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

    melakukan fungsi ukumya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur

    tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan

    pengukuran yang dikehendaki dengan tepa!.

    Secara empirik, tinggi rendahnya validitas ditunjukan oleh suatu

    angka yang disebut koefisien validitas. 5

    Dengan besar koefisien korelasi sebagai berikut: 6

    a. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

    b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi

    c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup

    d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah

    e. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

    Hasil uji validitas dari 40 soal yang dibuat, hanya 29 soal yang

    valid, dan I soal hasil analisis dosen. Rata-rata angka uji validitas adalah

    0.43. Angka ini termasuk ke dalam kategori cukup.

    2. Reliabilitas Tes

    Reliabilitas (rely + ability reliability) bermakna:

    keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi; dapat

    diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan

    konsisten.

    Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukan oleh

    suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas, berkisar antara 0 sampai 1.7

    5 Ahmad SofYan, Evaluasi Pembe/ajaran [PA Berbasis Kampe/ensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press.,f\{\C,\ r"_~ T L ~ A"

  • 39

    Klasifikasi koefisien reliabilitas:

    rll :S 0,21 = tidak ada korelasi

    rll = 0,21 - 0,40 = korelasi rendah

    rll = 0,41 - 0,70 = korelasi sedang

    rll = 0,71 - 0,90 = korelasi tinggi

    rll = 0,91 - 1,00 = korelasi sangat tinggi

    rll = 1,00 = sempuma

    Hasil reliabilitas tes dari soal yang penulis buat adalah 0,94. Angka ini

    termasuk kedalam klasifikasi korelasi sangat tinggi

    3. Tingkat kesukaran

    Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang

    menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Klasifikasi tingkat

    kesukaran soal yaitu:8

    a. P antara 1,00 sampai 0,30 = soal sukar

    b. P antara 0,30 sampai 0,70 = soal sedang

    c. P antara 0,70 sampai 1,00 = soal mudall

    Tingkat kesukaran dari soal yang dibuat adalah dari 0,026 - 0,79

    dengan rata-rata 0,54. Angka ini termasuk ke dalam klasifikasi soal

    sedang.

    4. Daya pembeda

    Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

    membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

    siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Indeks diskriminasi (daya

    pembeda) berkisar antara -I sampai +1.9

    Dengan klasifikasi daya pembeda:

    D = 0,00 - 0,20 : jelek (poor)

    D = 0,20 - 0,40 : cukup (satis/actDly)

    D = 0,40 - 0,70: baik (good)

    D = 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)

  • 40

    Rata-rata daya pembeda dari 40 butir soal yang penulis buat

    adalah 0.21. Angka ini termasuk ke dalam kategori cukup (satisfactory).

    Semua kalibrasi instrumen tes objektif (kognitif) dihitung

    menggunakan program Anates.

    I. Teknik Pengolahan Data

    Mengolah data merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam

    penelitian untuk mendapatkan kesimpulan yang diharapkan. Pengolahan data

    dilakukan pada tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal dari kelompok

    sampel dan data tes akhir, yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil beli\iar

    dan persepsi sikap dari kelompok sampel.

    a. Uji Prasyarat

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data

    yang diperoleh adalah dengan cara sebagai berikut:

    I). Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari hasil tes awal dan

    terakhir.

    2). Menentukan distribusi frekuensi dari masing-masing data pretest dan

    posttest masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol. Distribusi

    frekuensi merupakan suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana

    frekuensi dari gejala atau vmiabel yang dilambangkan dengan angka

    itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar. IO untuk menentukan distribusi

    11'ekuensi maka ditempuh beberapa langkah berikut:

    a). Mengurutkan skor dari tertinggi sampai skor terendah,

    b). Menentukan rentang data (range), dengan rumus sebagai berikut: II

    R=H-L+l

    Keterangan:

    R = range

    H = sleor tertinggi

    L = skor terenc1ah

  • 41

    e). Menentukan luas pengelompokkan data (panjang kelas interval),

    dengan rumus sebagai berikut: 12

    Ii ,dimana R adalah total range dan i adalah interval kelas,I

    d). Membuat tabel distribusi frekuensi,

    e). Menentukan Mean atau rata-rata hitung. Mean dieari dengan

    menggunakan rumus sebagai berikutY

    LftJl1x=--Lf

    Keterangan:

    lvlx = Mean/rata-rata hitung

    Lfr = jumlah dari hasil perkalian antara Midpoint dari masing-

    masing interval dengan frekuensinya

    Lf = jumlah frekuensi, biasa digunakan juga N (number of

    cases)

    f). Menentukan Modus atau data terbanyak. Modus dieari dengan

    menggunakan tumus sebagai berikut: 14

    bl/'110 =b + p(---)bl +b,

    Keterangan:

    Ala = Modus

    b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan

    frekuensi terbanyak,

    p = panjang kelas modal

    b I = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval

    dengan tanda kelas yang lebih keeil sebelum tanda kelas

    modal,

    b2 = frek'Uensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval

    dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas

    modal,

  • 42

    g). Menentukan Median atau nilai rata-rata pertengahan. Median dieari

    dengan menggunakan rumus: 15

    I-n-FMe=b+ p(2 )

    fKeterangan:

    Me = Median

    B = batas bawah kelas median, ialah dimana median terletak,

    n = Number ofcases

    p = panjang kelas median

    F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil

    dari tanda kelas median,

    I = frekuensi kelas median.

    h). Menentukan normal gain. Gain adalah selisih antara nilai posttesst

    dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau

    penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.

    Normal gain dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini: 16

    posttest - pretestscoreg=

    mps - pretestscore

    Keterangan:

    posttests

    pretest

    mps

    : nonnal gain

    : skor posttest

    : skor pretest

    : maximum possible score; skor ideal = 100.

    3). Menguji nOtmalitas distribusi dengan menggunakan uji Liliefors,

    bertujuan untuk mengetahui penyebaran distribusi. 17 Adapun langkah-

    15 Sudjana, Op Cit., h. 79.16 David E. Meltzer, "The Relationship Between Mathematics Preparation and Coceptual Learningr;~in

  • 43

    langkah untuk menguji nonnalitas dengan uji Liliefors adalah sebagai

    berikut:

    a). Mencari Rerata (X), dengan rumus sebagai berikut: 18

    - IjixiX= IfiKeterangan:

    x = rerataXi = tanda kelas interval

    fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi

    b). Mencari Varians (Si\ dengan rumus sebagai berikut l9

    .2 N.Ifi.xi' - (I ji.xi) 2Sl = ~'='..:'----~=--'----

    n(n-I)

    Keterangan:

    S/ = varians

    N = number ofcases

    n = number ofcases

    fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi

    xi = tanda kelas interval

    c). Mencari Simpangan Baku (S), dengan menggunakan rumus: 20

    S, = ~Si 2 , atau;

    S _ NI.fi.xi ' - (I fixi) ,,-n(n-I)

    d). Menentukan bilangan baku (Z), dengan rumus sebagai berikut:21

    z=X-X-S-

    Keterangan:

    Z = bilangan baku

    X = rata-rata sampel

    18 Sudj~na, op Cit, h. 70.

  • -', - ..

    45

    eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk menguji homogenitas

    populasi, maka penulis menempuh beberapa langkah berikut:23

    a). Menentukan hipotesis

    Ho = Data memiliki varians yang homogen

    Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen

    b). Menentukan kriteria pengujian;

    - Jika Fhitung < Flabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua

    populasi homogen

    - Jika Fhitung > Flabel maka Ho ditolak, yang berarti varians

    kedua populasi tidak homogen

    c). Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut

    (varians terkecil) dengan rumus db = n - 1

    d). Menentukan nilai Fhitung. dengan menggunakan rumus sebagai

    berikut:

    S' S 2171. . I terbesarl,ftltung =- =

    S,' S 2takenl

    Dimana,

    .2 N."[ji.Xi' - ("[ji.xi) ,Sl = -=-~--=-~-

    n(n -I}

    Keterangan:

    S12 varians terbesar

    sl = varians terkecil5). Uji Hipotesis

    Hipotesis kognitif diuji dengan menggunakan uji "t" jika

    hasil uji nonnalitas nonnal. Adapun langkah-Iangkah uji "t" yang

    digunakan adalah sebagai berikut:24

    I) Rumuskan hipotesis

    Ho: III = 112

    Ha: III > 112

    Ha: 113> 112

  • 46

    2) Tentukan kriteria pengujian

    Jika thitung < ttabeb maka terima Ho

    Jika thitung > t'abeb maka tolak Ho

    3) Tentukan uji statistik

    Adapun uutuk mencari perbedaan hasH belajar antara

    pretest dengan posttes baikkelas ekperimen maupun kelas kontrol

    digunakan rumus sebagai berikut:25

    Dt=--

    S~~~XD

    Dimana,

    - IDD=--

    N'

    IID 2 . -2SD=11 -D

    V N '

    S- = SDX D .IN-I

    Keterangan:

    D = rerata gain

    D = gain (posttest - pretest)

    SD = standar deviasi

    N = number ofcases

    S- = standar errorXD

  • 48

    Langkah-langkah yang dilakukan dalarn mengolah data yang

    diperoleh adalah:

    a. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban hasil tes awal dan akhir

    b. Menguji normalitas distribusi dengan menggunakan uji liliefors yang

    bertujuan untuk mengetahui penyebaran distribusi.

    c. Menguji hipotesis tes kognitif

    Hipotesis kognitif diuji dengan menggunakan uji "t" jika hasil UJI

    normalitas normal. Narriun jika hasil uji normalitas tidak normal, maka

    digunakan uji wilcoxon.

    K. Hipotesis Statistik

    Ho : III = 112 ~ III

    Ha: III > 112

    Ha: Ill> 112

    Keterangan:

    Ho: Tidak ada pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write terhadap

    hasil belajar biologi dan retensi siswa.

    Ha : Terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write terhadap hasil

    belajar biologi dan retensi siswa.

    III : Rata-rata skor pretest sebelum menggunakan metode Think Talk Write

    112 : Rata-rata posttest, dan retensi siswa sebelum menggunakan metode Think

    Talk Write

    III Rata-Rata skor retensi siswa setelah dua minggu kegiatan pembelajaran

  • BADlY

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. HasiI Penelitian

    Seperti yang telah dikemukakan pada bab III, penelitian ini

    berlangsung di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan dengan

    mengambil sampeI hanya satu keIas (yang disebut sebagai kelas ekperimen),

    yaitu kelas X-3 dengan jumlah 33 orang siswa. Sampel diambil dengan

    menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan kelas didasarkan

    atas pertimbangan guru (kondisi kelas dan kesiapan siswa).

    Subyek penelitian diberikan tes pemahaman sebanyak tiga kali, yaitu

    sebelum pembelajaran dimulai (pretest), setelah semua konsep diajarkan guru

    (posttest), dan setelah dua minggu pembelajaran terhenti (retest). Tes

    pemahaman pada pretest, posttest dan retest dilakukan tanpa pemberitahuan

    terlebih dahulu pada para siswa. Instrumen pada pretest, posttest dan retest

    pun merupakan instrumen yang sama, yaitu soal yang valid dan reliabei.

    Berikut ini disajikan tabel hasiI tes pemahaman siswa sebelum

    pembelajaran, setelah pembelajaran, dan dua minggu setelah pembelajaran.

  • 50

    Tabel. 4.1. Hasil tes pemahaman siswa sebelnm pembelajaran,

    setelah pembelajaran, dan dna minggn setelah pembelajaran

    NO. Basil Belaiar Biolol!i SiswaSiswa

    Pretest Postest NGain Gain Retest Retensi

    EI 20 69 0.61 49 70 101E2 18 73 0.67 55 70 96E3 18 70 0.63 52 69 99E4 30 67 0.53 37 73 109E5 40 80 0.67 40 83 104E6 19 75 0.69 56 72 96E7 17 63 0.55 46 68 108E8 33 70 0.55 37 72 103E9 33 70 0.55 37 68 97EIO 27 73 0.63 46 70 96Ell 23 75 0.68 52 72 96EI2 40 68 0.47 28 75 110E13 53 85 0.68 32 83 98EI4 33 83 0.75 50 78 94EI5 50 80 0.60 30 82 103EI6 25 76 0.68 51 76 100El7 19 67 0.59 48 68 101EI8 27 78 0.70 51 80 103EI9 43 78 0.61 35 81 104E20 44 83 0.70 39 82 99E21 25 78 0.71 53 80 103E22 20 63 0.54 43 68 108E23 23 78 0.71 55 76 97E24 53 78 0.53 25 73 94E25 27 68 0.56 41 75 110E26 23 85 0.81 62 89 105E27 33 83 0.75 50 85 102E28 53 85 0.68 32 78 92E29 23 77 0.70 54 78 101E30 17 77 0.72 60 80 104E31 43 67 0.42 24 83 124E32 20 80 0.75 60 82 103E33 43 83 0.70 40 85 102-X 30.75 75.30 0.64 76.48

  • 52

    ..----..---lRerata Skor Postest dan Retest I

    76.6 -,---.--------- - .

    76.4

    76.276 ;- .

    75.8

    75.6

    75.4

    75.2

    75

    74.8

    74.6

    Posttest Retest

    III Rerata 5kor Posttestdan Retest Siswa

    Gambar 4.2 Rata-rata kenaikan skor posttest dan retest siswa kelas

    X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten

    Hasil retest menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding pasttest,

    dilihat dati beberapa indikator pembelajaran, skor retest tertinggi diperoleh

    pada indikator mendeskripsikan reproduksi virus.

    Dati gambar dapat dilihat bahwa nilai retest lebih tinggi datipada nilai

    pasttest. Kemampuan menyimpan abstraksi konsep dalam struktur kognitif

    diukur dengan retensi. I Menurut Yanti Herlanti dalam penelitian tesisnya

    mengatakan bahwa keberhasilan siswa memahami suatu konsep yang

    diajarkan oleh guru, ditentukan oleh kemampuan menyimpan abstraksi konsep

    dalam struktur kognitifnya.

    Dalam tes pasca pembelajaran ini pun tidak semua indikator dalam

    mateti virus meningkat, namun ada juga yang menurun. Hal ini dapat dilihat

    pada tabel 4.2.

    I Yanti Herlanti, "Anolisis Pemahaman dan Retensi SiSlva SMPPenf!f!unaTVacana

  • 53

    TabeI4.2. skor nilai pretest, posttest, dan retest berdasarkanindikator

    Indikator Pembelajaran Pretest Postest N-Gain Retest

    J. Mengidentifikasi ciri-ciri virus 18 25.5 20.13 29

    2. Mengetahui habitat virus 17.2 26.6 19.87 26.2

    3. Mendeskripsikan klasifikasi 13.8 25.6 21.19 25.2

    ViruS

    4. Mendeskripsikan sistem 7.6 24.75 21.16 27.5

    reproduksi virus

    5. Mengetahui peranan ViruS 2.1 26 22.52 23.5

    dalarn kehidupan

    Hasil rata-rata tes pemaharnan, retest, gain dan retensi siswa kelas X-3

    SMA Islam AI-Azhar 2 dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 memperlihatkan

    siswa yang mendapat nilai rata-rata pretest, dan pasttest teJjadi kenaikan yang

    signifikan yaitu 44.55 %, sedangkan pada retest. teJjadi peningkatan juga

    walau tidak terlaiu signifikan, yaitu 11.18 %.

    Perhitungan hasil rata-rata retensi siswa ditinjau dari perbedaan jenis

    kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3.

    Tabel4. 3. Hasil Retensi Siswa Berdasarkan Perbedaan Gender

    Jenis kelamin Banyaknya siswa Rata-rata nilai re