d~~ri .;g~:uo·~·:·~c:o -...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN
THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI DAN RETENSI SISWA
(Kuasi Eksper/men di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Biologi
rr
i iii
I IIIL_~ fLi -~,-, _ .....- ...""',..""'--~--~.-_.' ..
d~~ri : ~ ..".;g~:uo~":~"C:OTgi O f:"~No.' Induk ; ..9.~.~9...:: ..Q ..:1: :.~ {/ /klnsifikasi : ..
OLEH
SITI AISYAH
105016100527
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILlVIU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 HI 2009 M
-
DEPARTEMEN AGAMAUIN JAKARTAFITKJI.lr. H. JlJanda No 95 ClplJlal15412/ndonesia
FORM (FR)No. Dokumen
Tg1. Terbit 5 Januar1 2009I--:-;----=~,...-;-----~:=-------._--
No. Revisi: 00Hal 1/1--------
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI-----------------
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : .SITI AISYAH
TempaUTgl.Lahir : Cianjur, 03 AgUStllS 1986
: 105016100527
: Pendidikan IPAi Pendidikan BioJogi
f
'------c,'PERPUSTAKAAN UTJ\M/\
UtN SYAHID JAKARTA
: PENOARUH METODE PEMBELAJARAN THINK TALK
WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR BI0LOOl DAN
RETENSI SISWA
: 1. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
2. Nengsih Juanengsih, M,Pd
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
NIM
Dosen Pembimbing
dengan il1i menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibllat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
srn AISYAHNIM, 105016100527
-
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang beIjudul "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN Think TalkWrite (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN RETENSISISWA" (Studi Quasi Eksperimen Kelas X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 PejatenJakarta Selatan) oleh Siti Aisyah,NIM 105016100527, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 September 2009 di hadapan dewanpenguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar saIjana S1 pada JurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, 07 Desember 2009
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.ScNIP. 150299475
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.PdNIP. 197905102006042001
Penguji I
Ir.Mahmud. M. Siregar, M.SiNIP. 19540310198803 I 001
Penguji II
Baiq Hana Susanti, M.ScNIP. 150299475
?.'i / II,l 09
-
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TrW)
Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa di SMA Islam AI-Azhar 2
Pejaten Jakarta Selatan, yang disusun oleh Siti Aisyah, NIM 105016100527,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengeatahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi,
telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diajukan pada sidang skripsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Yang Mengesahkan,
Pembimbing (II)
Nengsih Juanengsih, M.Pd19790510 200604 2 001
-
ABSTRAK
Siti Aisyah, "Pengaruh Metode Pembe/ajaran Think Ta/k Write (TTW)Terhadap Hasil Be/ajar Bi%gi Dan Retensi Siswa", (Studi Kuasi Eksperimendi Ke/as X-3 SMA Is/am A/-Azhar 2 Pejaten Jakarta Se/atan), Program StudiPendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Is/am Negeri SyarifHidayatu/lah, Jakarta, Oktober 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajarBiologi dan retensi siswa melalui metode pembelajaran Think Talk Write.Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan jumlah sampel 33 siswa.Instrumen yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda yang terdiridari 30 butir soal, dengan penskoran 0-1. Hasil pengolahan data menunjukkanrata-rata nilai pretest adalah 30,63 (kategori gagal), rata-rata nilai posttest adalah75,36 (kategori baik), dan rata-rata nilai retest adalah 76,48 (kategori baik).Kenaikan nilai retest siswa paling tinggi terdapat pada indikator sistemreproduksi virus, hal ini disebabkan karena pada materi ini siswa disajikan gambaraudio visual. Hasil uji beda pada nilai postest dan retetst diperoleh harga thitung >tlabel pada taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,083 > 2,04. Maka dapat disimpulkanbahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil retensi siswa.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Think Talk Write, hasil belajar, retensi.
-
ABSTRACT
Siti Aisyah, "The influence of Think Talk Write (TTW) teaching methodon learning outcomes and retention ofstudents ofbiology. "(Quasi experimentalstudies in class X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten South Jakarta), Biologyeducation courses, majority in natural science education, faculty oftarbiya andteaching, syarifHidayatullah State University, October 2009.
The study aims to determine learning outcomes increase in retention ofstudents ofbiology by Think Talk Write learning methods. The research is a quasiexperimental study with a sample of33 students. Instrument used is an objectivetest of multiple choice consisting of about 30 items with the scoring 0-1. Dataprocessing results show the average pretest score was 30,67 (category failed),the average posttest score was 75,36 (well categories), and the average retest was76,48{well categories), increase the value of the highest retest student present inthe virus indicator of the reproductive system, this is because in these materialsthe students presented audio visual images. The different test result on posttestand retest obtain the value ofteount > ttable at the 0,05 level is 2,083 > 2,04. It canbe concluded that there is a significant improvement ofstudent retention results.
Keywords: Think Talk Write teaching methods, learning outcomes, relenlion
-
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat !lahi
Rabbi, yang telah memberi limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya
kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, sang
pembawa risalah Islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis
untuk menyelesaikan studi S I program studi pendidikan Biologi Fakultas !lmu
Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk
Write Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa.
Didalamnya memaparkan tatacara pelaksanaan metode pembelajaran
Think Talk Write, tanggapan-tanggapan dari para siswa, hasil observasi selama
proses pembelajaran, dan mengungkap hasil akhir yang diperoleh, sehingga dapat
memunculkan kesimpulan dari Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write
itu sendiri.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperluas
khazanah ilmu pengetahuan di dunia pendidikan.
Selamat membaca!
Jakarta, Oktober 2009
Penulis
-
9. Kawan-kawan Biologi angkatan 2005, banyak yang penulis pelajari dari
kalian.
10. Semua pihak yang tumt membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca umumnya. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan
setelah membaca karya tulis ini.
Jakarta,Oktober 2009
Penulis
-
DAFTARISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .
KATA PENGANTAR 111
LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH................................................... iv
DAFTAR lSI VI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPlRAN xi
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah 6
D. Rumusan Masalah 6
E. Kegunaan Hasil Penelitian 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritik
I. Hakikat pembelajaran Biologi 8
2. Metode Pembelajaran Think Talk Write 11
3. Retensi 16
4. Hasil Belajar Biologi Siswa
-
b. Hasil Belajar Siswa 23
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 24
5. Hubungan antara metode Think Talk Write dengan hasil
belajar Biologi siswa 26
6. Hasil Penelitian Yang Relevan 28
B. Kerangka Berpikir , 31
C. Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian 33
C. Metode Dan Desain Penelitian 33
D. Variabel Penelitian 35
E. Populasi dan Sampel 36
F. Teknik Pengumpulan Data 36
G. Instrumen Penelitian 37
H. Kalibrasi Instrumen 38
L Teknik Pengolahan Data ..40
J. Teknik Analisis Data ..47
K. Hipotesis Statistik. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasiI Penelitian .49
A. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Nonnalitas 54
2. Uji Homogenitas 54
B. Pengujian Hipotesis 55
C. Pembahasan HasiI Penelitian
1. Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Talk Write 56
-
2. Hasil Belajar Biologi Siswa Setelah Dua Minggu Pembelajaran
Dengan Menggunakan Metode Think Talk Write 60
3. Hasil Retensi Siswa Berdasarkan Gender 63
D. Hasil Observasi Interaksi Pembelajaran 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 65
8. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA , 67
LAMPIRAN 77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 134
-
DAFTARGAMBAR
Gambar 2.1. Proses Hasil Belajar 24
Gambar 3.1. Alur Penelitian 34
Gambar 4.1. Rata-rata Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Siswa
Kelas X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten 51
Gambar 4.2. Rata-rata Kenaikan Skor Posttest dan Retest Sis~a
Kelas X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten 52
Gambar 4.3. Perbed.aan Hasil Rata-rata Nilai Siswa 60
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Kisi-Kisi Soal Uji Kognitif 71
Lampiran 2. Instrumen Pengujian Kognitif Sebelum Analisis 86
Lampiran 3. Rekap Analisis Butir 87
Lampiran 4. Intrumen Hasil Penelitian 89
Lampiran 5. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 96
Lampiran 6. Teks Bacaan Virus Influenza 104
Lampiran 7. Teks Bacaan Virus H5NI.. I08
Lampiran 8. Teks Bacaan Virus HINI 112
Lampiran 9. Gambar Reproduksi Virus 117
Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa 119
Lampiran 11. Pengolahan Data Kognitif... 120
Lampiran II. Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran TTW 13I
-
BAB I
PENDAHVLVAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah kehidupan. Pendidikan adalah bagian sangat
kecil dari kehidupan yang sangat luas. Sekolah dapat dikatakan sebagai tempat
untuk mempelajari kehidupan yang sedang teIjadi secara nyata di luar sekolah,
sekolah juga dapat disebut sebagai sebuah laboratorium besar agar anak dapat
mengamati secara ilmiah tentang kehidupan mereka sendiri, selain itu anak-
anak yang belajar di sekolah juga dapat memanfaatkan apa yang dipelajarinya
untuk dijadikan bekal penting dalam menempuh kehidupan di luar sekolah
secara sukses 1
Pada dasamya kemajuan pendidikan salah satunya tergantung dari apa
yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu
lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan siswa dalam
fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran. Terdapat banyak teori
pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya l11embelikan
masukan serta pcngetahuan bagi para guru yang bertujuan untuk l11enjadikan
siswa didikannya unggul dan menjadi jaminan bagi masa depan siswa itu
sendiri baik yang akan l11clanjutkan pendidikannya atau yang akan teIjun ke
l11asyarakat.
Pengelolaan pendidikan harus secara sistematis, agar tujuan
pendidikan dapat tercapai. Pengelolaan pendidikan perlu l11engedepankan
konsep demokratisasi sebagaimana tertuang dalam undang-undang Sisdiknas
no. 23 Tahun 2003 dalal11 Bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan
(pasal 4 ) disebutkan bahwa: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
l11anusia (ayat 1)2 Karena pada dasarnya pendidikan diselenggarakan sebagai
suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat (ayat 3), serta dengan memberdayakan semua komponen
I ..
-
2
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.
Berkenaan dengan layanan pendidikan, terdapat beberapa pihak yang
berperan penting di dalamnya, anak didik merupakan salah satu yang
menentukan keberhasilan tersebut. Anak didik bisa ditempatkan sebagai objek
maupun subjek pendidikan, tergantung bagaimana mereka menempatkan diri
dan adanya peran dari guru dalam pembentukan posisi anak didik pada
kegiatan belajar mengajar di kelas. Anak didik sering kali dijadikan ukuran
keberhasilan dalam layanan pendidikan yang dike/ola. Keberhasilan tersebut
dikaitkan dengan indikator siswa yang mampu memperoleh nilai yang
memuaskan pada ujian nasional, terlebih lagi jika sebagian besar dari mereka
berhasil memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pihak yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan pembelajaran
adalah guru. Sebagai pengajar sekaligus pendidik, guru menjadi ujung tombak
dalam kegiatan be/ajar mengajar yang berlangsung. Dalam proses tersebut,
seorang gum diharapkan tidak hanya menyampaikan materi semata, namun
perIu menyertakan sebagai fungsi pendidik dan pembimbing siswa, sehingga
siswa tidak sebatas pintar menguasai ilmu saja namun dilandasi pula dengan
keluhuran akhlak dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.
Keberhasilan proses be/ajar mengajar di sekolah memerlukan beberapa
kriteria seorang guru sebagai upaya pendukung, guru tidak hanya mampu
mengajar saja, namun membekali diri dengan berbagai inovasi dalan1
menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk peserta didik. Peserta
didik adalah anggota masyarakat3 Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan
pembelajaran tidak terIepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai
penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya
prinsip-prinsip be/ajar ini. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam
perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar
-
3
yang terwujud dalam perilaku guru dapat diharapkan adanya peningkatan
kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.4
Upaya tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran tersebut teIah
ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasionaI yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang.5
Penempatan siswa yang tidak lagi sebagai objek pendidikan
menjadikan adanya pergeseran terhadap fungsi dan posisi antara guru dan
siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kini guru hanya sebagai
fasilitator terhadap siswanya yang memiliki sikap aktif, kreatif dan inovatif,
sehingga mereka ditempatkan sebagai subjek pendidikan (student centre).
Namun demikian, untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari
siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah guru tetap dianggap sebagai
sumber belajar utama. Proses pembelajaran yang terjadi menempatkan siswa
hanya sebagai pendengar pasif terhadap materi yang disampaikan gurunya.
Dengan asumsi porsi materi dan pertemuan sudah memenuhi ketentuan yang
berlaku, tidak hayal para guru menerapkan cara-cara praktis untuk mencapai
harapan anak didiknya bisa memperoleh nilai yang memuaskan.
Di satu sisi tidak menutup kemungkinan hasiI itu akan tercapai, namun
disisi lain justru akan menjadikan siswa tidak terarah dalam proses bel~ar dan
cenderung mementingkan hasil dibanding proses. Akibatnya proses bel~ar
menjadi sesuatu yang dikesampingkan dan menjadikan siswa malas belajar.
Sikap anak didik yang pasif tersebut temyata tidak hanya terjadi pada mata
pelajaran tertentu saja, tetapi pada hampir semua mata pelajaran telmasuk
Biologi sebagai bagian dari ilmu sains, apalagi mata pelajaran sains dianggap
tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berfikir kritis dan
sistematis, karena strategi pembelajaran berfikir tidak digunakan secma baik
dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. 6
-
4
Berdasarkan wawancara dan pengamatan di sebuah sekolah swasta,
pembelajaran biologi banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-
konsep materi biologi semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa
ada pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan
lingkungan yang ada disekitarnya, atau dengan kata lain siswa belajar
menghapal konsep, bukan memahami konsep sehingga belajar biologi menjadi
kurang bermakna. Hal ini sesuai dengan pemyataan beberapa siswa mengenai
pembelajaran biologi yang umumnya mengaku bahwa belajar biologi itu sulit,
karena banyak materi yang harus dihafalkan, terlalu banyak menggunakan
bahasa latin, belajarnya membosankan, dan ada beberapa materi yang sulit
dipaharni karena ada beberapa materi yang abstrak tapi tidak dilakukan
praktek, dengan alasan keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium
sekolah, serta permasalahan lainnya.
Pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru (teacher centre),
Slswa hanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Pada
prakteknya, ada beberapa siswa yang bertanya, tapi umumnya hanya 3-5 orang
saja yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dan itu pun siswa yang itu-itu
Paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah
menjadi peradigma membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan Kurikulum
Berbasis Kompetensi, pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran
di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain,
jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya
sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup dan
penghidupannya sebagai insan mandiri. Demikian pula, pada pihak siswa,
karena kebiasaan menjadi penonton dalam kelas, mereka sudah merasa enjoy
dengan kondisi menerima dan tidak biasa memberi. 7 Siswa hanya
7 Ennan Suherman, "MODEL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERORIENTASJ
-
5
mengeksplor dari buku paket saja, kemudian mengerjakan latihan-latihan soal
yang ada di dalamnya.
Belajar dipengaruhi oleh motivasi. Apabila motivasi belajar biologi
siswa rendah, maka hal ini dapat berpengaruh pada keaktifan siswa, dilihat
dari sedikitnya siswa yang berperan aktif dalam kegiatan PBM di kelas, juga
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Evaluasi pembelajaran perlu dilakukan, hal ini untuk mengukur sejauh
mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari. Apabila siswa dituntut
hanya sekedar menghapal saja, maka akan berakibat pada penguasaan konsep
biologi yang rendah, hal ini dapat dilihat ketika dalam waktu tertentu siswa
diberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang sudah dipelajari, siswa
tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Peran guru sangat diperlukan dalam pengkondisian siswa di dalam
kelas, agar siswa merasa nyaman belajar, belajar siswa berkaitan dengan
motivasi belajamya, dalam hal ini hubungan antara siswa di kelas harus
terjalin dengan baik. Siswa yang merasa tidak diterima oleh kelasnya akan
merasa tidak betah berada di dalam kelasnya itu, sehingga motivasi belajamya
pun berkurang. Oleh karena itu guru perIu melakukan pengkondisian dimana
siswa dapat melakukan kerjasama dalam kelompok yang lebih kecil, dan salah
satu strateginya adalah dengan pembelajaran berkelompok, misalnya dengan
pemberian tugas dan kerja kelompok atau kooperatif
Motivasi belajar juga terpengaruh oleh keterIibatan siswa dalam proses
belajar. Ketika siswa merasa telah terIibat dalam suatu proses pel11belajaran,
maka akan timbul kepercayaan diri dan sel11angat belajar lebih. Untuk itu,
pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat disarankan dilakukan para guru
dalam proses pembelajaran di kelas.
Mengingat proses belajar siswa yang tergantung motivasi seperti yang
telah diuraikan, maka penulis l11erasa perlu untuk memilih metode
pembelajaran yang mencakup keduanya yaitu pembelajaran yang bersifat
kooperatif dan pembelajaran yang berpusat pada sis\Va. Untukitu penulis
l11eneliti tentang penerapan meWde pembelaiaran Think TalkWritJ? von"
-
6
Dengan menggunakan metode pembelajaran TTW, diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena metode ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih
dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan pada
akhirnya dituliskan dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang ia peroleh.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai: "Pengaruh Metode Pembelajaran Think
Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi Dan Retensi Siswa."
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut:
I. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar
2. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar di kelas
3. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode belajar yang monoton.
4. Tidak ada fasilitas praktikum untuk menunjang beberapa materi yang
bersifat abstrak
5. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran biologi itu suEt, karena
banyak hapalan dan bahasa ilimiahllatin
6. Penguasaan konsep biologi kurang
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
I. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar
2. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar
3. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode belajar yang monoton
4. Penguasaan konsep biologi pada materi virus.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah, "Adakah
pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belaiar
-
7
E. Kegunaan HasiI Penelitian
1. Bagi sekolah yang diteliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam strategi
pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar
optimal.
2. Bagi peneliti
Peneliti berharap hasil penelitian ini akan berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam hal metode pembelajaran yang tepat untuk
menyajikan mata pelajaran biologi di sekolah.
3. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pembaca, khususnya
calon guru biologi yang ingin mengembangkan metode pembelajaran di
sekolah.
-
BABII
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Pembelajaran Biologi
Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk
mencapm tujuan. Pengalaman diperoleh berkat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan. William Burton menyatakan bahwa:
Experiencing means living through actual situations for purposes apparent to
the learner. Experiencing includes whatever one does or undergoes which
results in changed behavior, in changed values, meanings, attitudes, or skill.
Pengalmnan adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat
pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan murid,
pengalmnan pendidikan bersifat kotinu clan interaktif, membantu integritas
pribadi murid. !
Pada garis besamya pengalmnan itu terbagi menjadi dua, yaitu: 2
a. Pengalmnan langsung partisipasi sesungguhnya, berbuat, dan sebagainya.
b. Pengalmnan pengganti
1) Melalui observasi langsung
a) Melihat kejadian-kejadian aktual, menangani objek-objek dan benda-
benda yang konkret;
b) Melihat drama dan pantomimik
2) Melalui gambar
a) Melihat gambar hidup
b) Melihat fotografi
3) Melalui grafis
Peta, diagram, grafik, blue print.
-
10
d. Umpan balik di dalam proses belajar sangat penting, agar siswa
mengetahui dan menyadari terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e. Perbedaan individu dari masing-masing siswa pastilah akan ada, hal ini
menuntut guru agar memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap
siswa sangat diperlukan.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri
dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur
atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya
berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan
Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam
(IPA) telah mengubah sejarah kehidupan manusia. Perkembangan itu semakin
pesat setelah diketemukannya komputer yang dapat membantu manusia dalam
merancang dan menganalisis hasil-hasil penelitian.
Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manUSta yang serba
ingin tahu. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol,
melainkan bisa dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik
sains itu sendiri. Biologi bagian dari sains yang memiliki karakteristik yang
sarna dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam
telmasuk biologi (SAINS/IPA) yaitu:
1. Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera.
2. Dikel11bangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata).
3. Memiliki langkah-Iangkah sistematis yang bersifat baku.
4. Menggunakan cam berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir
dengan l11enarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan
yang berlaku umum. Bersifat deduktif artinya berfikir dengan l11enarik
kcsimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus. Hasilnya
bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku
-
11
(subyektif). HasH berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun
diberlakukan.6
2. Metode Pembelajaran Think Talk Write
Metode Think Talk Write (ITW) merupakan metode pembelajaran
berbasis komunikasi. Metode ini termasuk ke dalam pendekatan cooperative
learning, karena aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil.
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang
akhir-a1;hir ini menjadi perhatian dan dianjurkan oleh para ahli pendidikan
untuk digunakan. Slavin seperti yang dikutip Wina Sanjaya mengemukakan
bahwa pembelajaran kooperatif yang menggunakan sistem
pengelompokkanltim kecil, dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan keterampilan. 7
Metode yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin ini pada
dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan
metode Think Talk Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau
berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya
berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis8
Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca wacana
yang berhubungan dengan materi pelajaran Biologi, atau dengan melihat
gambar yang disajikan oleh guru sesuai dengan materi yang akan dipelajari
kemudian membuat catatan dari apa yang telah dibaca. Dengan kata lain
aktivitas think diawali dengan aktivitas membaca.
Membaca adalah sebuah jendela yang membuat seseorang bisa
menelaah dan mengetahui segala sesuatu dengan cara yang mudah dan simpel.
Hal inilah yang diajarkan agama Islam. Ayat yang pertama kali turun kepada
6 Ibid., http://rnassofa.wordprcss.comI2008/0 I/13/hakikat-strategi-belajar-mengaiar/ diaksestanggal 03 Januari 20097 Win:'!
-
12
Nabi Muhammad SAW adalah ayat yang berbunyi: "Bacalah.... " Oengan
demikian, membaca merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan prinsip
dalam kehidupan kita pada zaman modem sekarang ini. 9
Bagi manusia, membaca menempati posisi dan kedudukan yang sangat
penting dalam hidupnya. Membaca merupakan sarana manusia untuk belajar
dan mengajar. Secara umum, membaca juga merupakan suatu perangkat bagi
manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Oi samping itu, membacajuga
bisa dijadikan sebagai sarana hiburan dan rileks. lo
Dr. Ernest Boyer, Presiden Carnegie Foundation for the Advancenebt
of Teaching, dalam bukunya yang berjudul Ready to Learn: A Mandate for
the Nation. mengungkapkan keyakinannya bahwa ukuran kesiapan belajar
seorang murid, baik di tingkat taman kanak-kanak dan tingkat selanjutnya
adalah kemampuan berbahasa, verbal. Untuk memperkuat belajar pertama-
tama tumbuhkanlah rasa cinta membaca, lalu bahasa.
Membaca sebagai alat untuk belajar (Reading for Learning), bukan
sekedar learning to read. I I Kesuksesan belajar banyak ditentukan oleh
keterampilan membaca, namun banyak lagi faktor lain yang mendukung. 12
Membaca termasuk aktivitas visual. Menurut Dave Meier, ketajaman visual
lebih menonjol pada sebagian orang.
Bacaan yang dis~ikan dalam materi virus ini pun diatur sedemikian
rupa, sepelii dari segi tulisan, paragraf, dan ukuran kertas juga diperhatikan,
karena ini berhubungan dengan daya efektifitas indera penglihatan dalam
membaca. Sepelii yang dianjurkan oleh Universitas Cornell: Catatan bacaan,
atau reading notes dalam bahasa Inggris dibuat pada lembar kertas terpisah,
dan lebih baik lagi pada lembaran lepas yang cukup besar, seperti kuarto atau
folio. Lembar yang besar berguna agar siswa dapat membuat catatan-catatan
penting secara lcluasa, selain itu lembaran lepas memudahkan siswa untuk
mengatur dan mengembangkan catatan-catatannya, misalnya dengan
menyelipkan bahan yang diperoleh dari guru. 13
9 Raghib As-Sirjani dan Amir AI-Madari, Spiritusi Reading, (SoIo:AQWAM, 2007), h.6710 Ibid.. h. 67
-
13
Pengolahan materi virus dalam metode pembelajaran Think Talk Write
ini diupayakan dapat mengatasi kesulitan guru dan siswa dalam mengajarkan
dan mempelajari materi. Pengolahan materi subyek memegang peran penting
dalam menunjang keoptimalan PBM, karena tidak semua materi subyek dapat
dengan mudah diajarkan guru, hanya materi subyek yang dianggap mudah
(teachable) yang dapat diajarkan guru. Begitu pula bagi pembelajar tidak
semua materi subyek dapat diterima dan dipahami pembelajar, hanya materi
subyek yang dianggap mudah (accessible) yang dapat diterima dan dipahami
pembelajar.
Setelah tahap think selesai, kemudian dilanjutkan dengan tahap
berikutnya yaitu talk. Talk adalah berkomunikasi dengan menggunakan kata-
kata dan bahasa yang mereka pahami. I4 Proses pembelajaran yang
menitikberatkan kepada siswa sebagai subjek dalam belajar, mereka yang
memiliki peran besar dalam mendalami masalah, mendiskusikan,
mempresentasikan, dsb. Sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing atau
fasilitator yang dapat membantu mereka dalam belajar. IS
Siswa akan dituntut untuk mengeksplor pengetahuan yang sudah
didapat melalui tahapan think membaca wacana dan melihat gambar animasi
melalui media audio visual di kelompoknya masing-masing. Hal ini akan
menstimulus siswa untuk terus mencari tahu mengenai hal-hal yang barn
mereka ketahui. Karena siswa berdiskusi dengan sesama ternan sebaya, maka
mereka akan dengan mudah dan leluasa untuk berkomunikasi, dan tanya
jawab.
Selanjutnya fase write, yaitu menuliskan hasil diskusil dialog pada
lembar kerja yang disediakan (lembar aktivitas siswa).16 Menulis sebagai alat
berekspresi dan menyampaikan gagasan.
14 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik i\4engembangkan Kemampuan Individual Sinva(T... I~~-
-
14
Kegiatan menulis mempunym peranan penting bagi Slswa dalmn
mengembangkan ketermnpilan berpikir dan mendalmni bahan ajar. Oleh
karena itu, sudalI selayaknya apabila menulis menjadi aktivitas penting dalmn
setiap pembelajaran di sekolalI. Menulis tidak hanya bergantung pada proses
kognitif tetapi juga dapat memberi penguatan afektif terhadap proses
membaca. jadi menulis merupakan alat belajar yang perlu mendapat perhatian
serius di sekolalI.
Menurut Ragrub As-Sirjani dan Amir dalmn spiritual reading
mengatakan balIwa setengah jmn setelah membaca, 50% isi buku akan hilang
dari ingatan pembaca. Setelah 24 jam berlalu, pembaca akan melupakan 80%
isi buku. Maka tulislah. 18
Fase write ini selain dapat membantu siswa meningkatkml aktivitas
menulisnya, juga akan mempengaruhi hubungan antar siswa meIljadi baik dan
menyenangkan, guru pun dapat melihat perkembangan konsep siswa. Klein
seperti dikutip Slavin berpendapat bahwa, dengan meminta siswa menjelaskan
secara tertulis isi yang mereka pelajari, mereka akan terbantu memahal11i dan. I . 19l11engmgat pe aJaran.
Membuat catatan akan meningkatkan mutu pembacaan ragam studio
Pertama-tal11a, siswa akan menjadi aktif dalam mel11baca, dan secara otomatis
akml berperan-serta secara aktif dalal11 proses belajar. Pikiran kita tidak seperti
penghisap tinta yang dapat menyedot kalil11at-kalimat dan materi yang
diajarkan guru secara otomatis. Ada motto yang terkenal "people forget,
records remember", yang artinya "manusia lupa; warkat ingal". 20
Salah satu komponen pendukung interaksi di dalam kelas adalah
l11elalui peran aktif siswa dalam berkomunikasi (bertanya/menanggapi), hal
ini dimaksudkan agar tidak terjadi kOl11unikasi satu arah yang hanya dilakukan
oleh seorang guru. Munculnya paradigl11a komunikasi dari atas ke bawah,
l11enil11bulkan kesenjangan interaksi yang disebabkan oleh stratifikasi SOsial.
Banyak siswa yang tidak mengerti dengan materi yang sedang mereka
:: Raghib, As-Sirjani dan Amic, AI-Madari, Op.cil., h.132-133
-
IS
pelajari, namun mereka memilih diam saja, mereka merasa eanggung atau
tidak pereaya diri untuk bertanya.
Untuk itnlah metode Think Talk Write diharapkan mampu menjadi
solusi dari permasalahan komunikasi yang teIjadi selama proses pembelajaran
selama di kelas. metode ini mengarahkan siswa agar bisa lebih komunikatif
dengan eara pembentukan kelompok-kelompok kecil, karena bersama ternan
kelompoknya, diharapkan siswa lebih interaktif, lebih leluasa untuk bertanya,
menyampaikan ide/ pendapat ataupun menyanggah.
Kelebihan dari metode TTW ini adalah:
I. Siswa terlibat aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep
Biologi
2. Metode ini dibangun oleh kemampuan berfikir, berbieara dan
menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi siswa untuk
lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber.
3. Pengelompokkan secara heterogen, menimbulkan dampak sosial
positif terhadap peserta didik.
4. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil
kolaborasi.
Peranan penggunaan metode think talk write bagi guru sebagaimana
dikemukakan Silver & Smith adalah21 : (I) Mengajukan pertanyaan dan tugas
yang mendatangkan keterlibatan, dan menantang siswa untuk berpikir, (2)
mendengarkan secara hati-hati ide siswa, (3) menyuruh siswa mengemukakan
ide secara lisan dan tulisan, (4) memlltllskan apa yang digali dan dibawa siswa
dalam diskusi, (5) memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi
persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan
siswa berjuang dengan kesulitan, (6) memonitoring dan menilai siswa dalam
diskusi, dan memutuskan kapan clan bagaimana mendorong setiap siswa untuk
berpartisipasi.
-
16
Pelaksanaan metode TTW pada kegiatan belajar mengajar di kelas
dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri 3-5 orang
b. Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesua!
dengan materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah
bersifat open ended dan petunjuk serta pelaksanaannya.
c. Siswa membaca teks atau melihat! memperhatikan dengan seksama
gambar' yang disajikan guru dan membuat catatan dari hasil bacaan atau
dari gambar yang dilihat secara individual untuk dibawa ke forum diskusi
kelompok (think).
d. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan ternan untuk membahas isi
catatan yang te1ah dibuat (talk). Guru berperan sebagai mediator
lingkungan be1ajar.
e. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi
(write).
3. Retensi
Retensi yaitu kemampuan Slswa menYlmpan konsep dalam
memonnya, Hal ini diujikan setelah 2 minggu aktivitas belajar di kelas
berlalu. Keberhasilan siswa memahami suatu konsep yang diajarkan oleh
guru, ditentukan oleh kemampuan menyimpan abstraksi konsep dalam
struktur kognitifnya.22
Ada tiga pengukuran retensi yang sering digunakan dalam memory
h . 23researc , yar tu:
a. Recall
Yaitu pengukuran paling langsung dari retensi, siswa pada
intinya ditanyakan untuk mengingat kembali sebanyak apa yang dia
bisa pada situasi yang tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.
22 Yanti Herlanti: "Analisis PemahamaJI dan Retensi SiSlva SlvIP Pengguna
-
17
b. Recognition
Yaitu tes yang prosedumya sarna dengan recall, bedanya guru
memberikan pertanyaan/soal yang mempunyai pilihan/altematif
jawabannya, yang bisa siswa pilih. Hal ini membuatnya mirip dengan
tes pilihan ganda.
c. Relearning
Kadang-kadang metode 1m disebut sebagai metode
penyimpanan, karena seseorang yang pemah mempelajari suatu materi,
kemudian dia belajar kembali hal yang sarna dengan jangka waktu
yang relatiflarna, maka hal ini dapat mempennudah ia mengingat pada
saat belajar pertarna kali.
Tiga pengukuran tersebut dapat memperlihatkan seberapa banyak
materi yang dikuasai siswa.
Sejauh ini belum ditemukan bukti yang mendasari adanya
hubungan intelegensi dengan ingatan, khususnya yang berkaitan dengan
rekognisi. Penelitian yang telah dilakukan lebih banyak mengacu pada
recall atas ingatan. Penelitian oleh Hunt; Hunt, Lunneborg, dan Lewis;
Hunt dan Lansman (dalam Matlin, 1989) berusaha mengetahui dalam hal
apakah pemrosesan infonnasi berbeda antara subyek berkemampuan tinggi
dan subyek berkemarnpuan rendah. Tes yang digunakan oleh Hunt
menggunakan tugas yang terdapat dalam eksperimen tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara dua kelompok pada
pasangan fisik A-A. Sementara membutuhkan waktu lebih lama untuk
membuat keputusan daripada kelompok berkemampuan tinggi. Menurut
Schwartz dan Reisberg (1991), dan Anderson (1995) tes rekognisi
membawa perfonnasi yang lebih baik secara menyeluruh daripada tes
recall Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa tes rekognisi tidak
membutuhkan faktor intelegensi sebagaimana tes recall. 24
-
18
Hasil penelitian di atas tidak cukup untuk menjadi dasar
pertimbangan faktor intelegensi dalam tugas rekognisi. Perbedaan dalam
cara menimbulkan ingatan dapat menjelaskan mengapa intelegensi
berpengaruh pada tugas recall (mengingat kembali) dan kemungkinan
besar tidak pada tugas rekognisi. Pada tugas mengingat kembali, seseorang
benar-benar harns menimbulkan kembali informasi yang dimilikinya tanpa
menggunakan petunjuk. Di lain pihak, tugas rekognisi cenderung
memudahkan seseorang untuk menimbulkan ingatannya karena
tersedianya petunjuk. Seseorang akan mudah menimbulkan ingatannya
dengan cara mengenali sebagian dari informasi yang pernah diterimanya.
Proses belajar dan mengingat merupakan hal yang rumit, sirkuitnya
berbeda-beda tergantung dari macamnya tingkat belajar dan tingkatan
makhluk yang mempelajarinya. Lama penyimpanannya bervariasi
tergantung dari tingkat penyimpanannya Gangka pendek atau jangka
panjang)25
Ada beberapa langkah atau tahap yang termasuk ke dalam proses
belajar dan mengingat. Pertama, informasi masuk ke otak melalui sumber-
sumber yang beraneka macam. Dalam situasi belajar-membaca, infOlmasi
masuk terutama melalui kegiatan membaca dan mendengar. Kedua,
informasi itu salah satunya dibuang atau diingat sesaat. Mengingat sesaat
atau mengingat singkat disebut mememori-jangka pendek. Kemudian,
informasi dalam memori-jangka pendek Anda itu salah satunya juga
dibuang dan dilupakan, atau ia ditransfer ke dalam ingatan yang pennanen.
Ingatan yang permanen disebut memori-jangka panjang. Apapun yang
ingin Anda ingat lebih dari sekedar mengingatnya sesaat harus disimpan
dalam memori-jangka panjang. Untuk meletakkan infonnasi dalam
memori-jangka panjang itu perlu Anda pelajari. Akhimya, tidak semua
informasi yang sudah Anda pelajari dan Anda simpan dalam memori-
jangka panjang serta berada di sana berbentuk yang dapat dengan mudah
"Dr.Iskandar Japardi, Learning And MemOly. tersedia di:
-
19
dipanggil kembali. Beberapa informasi terlupakan atau hilang; informasi
lain dapat dimunculkan lagi atau didapatkan lagi.26
Berbagai cara dilakukan dalam proses pembelajaran agar Slswa
mampu mengingat lebih lama pelajaran yang telah disampaikan. Tapi
faktor lupa selalu ada. Lupa merupakan aspek yang wajar dari karakteristik
short term memory, dimana dalam beberapa hal bisa saja hilang sedkit
demi sedikit pada suatu waktu.27
Dalam kaitannya dengan pengingatan dan kelupaan, informasi baik
short term memory dan long term memory, proses pelupaan lebih banyak
dipengaruhi oleh interferensi. Interferensi adalah pengaruh dominasi
konsep yang sudah didapatkan sebelumnya.28
Di bawah ini akan dipaparkan mengenai memorilingatan menurut
Dr. Jo Iddon dan Dr. Huw Williams, Yaitu:29
a. Pengertian Ingatan
Ingatan adalah tempat penyimpanan data fisik dalam otak kita.
Ingatan bersifat pribadi dan menyimpan sejarah hidup, ingatan
menggunakan petunjuk untuk memberi kitapemahaman mengenai diri
sendiri.
b. Cara kita kita mengetahui ingatan dengan menggunakan tes
psikologis.
Para ilmuwan, khususnya ahli neoropsikologi, telah
mengembangkan banyak pendekatan untuk mempelajari ingatan. Salah
satunya adalah dengan memberi serangakaian tes kepada orang untuk
melihat respons mereka danfaktor yang mengganggu kinerja mereka.
Contohnya dengan melihat gambar, ingatan ini disebut ingatan
pengenalan visual.
~6 http://www.geocities.comJdaudp65/e-book/partl/succes5b.ht011, diakses pacta tanggal 03Oktober 20009~7 Roberta L. Klatzky. Human A;fem01Y Sfrctures and Processes, (San Fransisco: WHo Freemanand Company, 1975), h. 85~s Jack A. Arlams_ HUJnn17 i\;fpmnnl (TTC;;A" Mrn;r~ul_l-till "R""t- rn. .......... ..",.,.,,\ h ,1
-
20
c. Ingatan jangka pendek
Cara tennudah untuk untuk memahami ingatan jangka pendek
adalah dengan memandangnya sebagai infonnasi yang tersimpan
dalam kesadaran, yaitu ingatan yang dikumpulkan dati hal dan
peristiwa yang barn saja kita alami.
Infonnasi dimasukkan ke dalam ingatan jangka pendek kita
melalui beberapa cara; pertama kode visual, yaitu dengan cara
mengingat beberapa gambar atau bayangan yang pemah kita lihat
sebelumnya. Kedua, kode akustik, teknik ini paling umum digunakan
untuk membuat infonnasi tetap aktif dalam ingatan jangka pendek kita.
Caranya adalah dengan mengulang-ulang infonnasi yang didapat.
Ketiga, kode semantik, dalam teknik ini kita menggunakan asosiasi
b 30yang erartl.
Infonnasi disimpan dalam Ingatan Jangka Panjallg yang
terbagi kepada 3 bentuk utama:3 !
1) Pengetahuan Deklaratif
a) Memori Semantik
b) Memori Episodik.
2) Pengeta!tuan Prosedural
3) Imageri
Pengetahuan Deklaratif ialah semua informasi yang terdiri
druipada fakta, konsep, prinsip, teOli, hukum yang diprulggil Memori
Semantik , manakala segala peristiwa yang telah berlaku kepada diri
kita dipanggil Memori Episodik. Pengetahuan deklaratif adalah semua
informasi yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, teori, hukum yang
disebut Memori Semantik, sedangkan segala peristiwa yang telah
terjadi kepada diri !
-
21
Pengetahuan Prosedural ialah semua informasi berkenaan
cara, kaidah atau prosedur melakukan sesutu. Pengetahuan Prosedural
adalah semua informasi mengenai cara, metode atau prosedur
melakukan sesutu. Contoh: Saya tahu bagaimana mengobati influenza,
Imageri ialah perwakilan abstrak dalam ingatan jangka
panjang mengenm sesuatu objek atau peristiwa. Misalnya
Bagaimanakah virus influenza dapat masuk ke dalam tubuh manusia?
Apakah betul penyakit yang disebabkan oleh ViruS dapat
disembuhkan? Secara tidak langsung kita akan coba membayangkan
diri kita sedang terkena penyakit yang disebabkan oleh virus dan
menghubungkan antara pengetahuan yang telah dibaca dengan yang
sedang terjadi pada diri kita. lui bermakna kita mempunyai imej
mental ('mental image') keadaan dalam diri kita yang disimpan dalam
ingatan jangka panjang.
4. Hasil Bela,jar Biologi Siswa
a. Pengertian Bela,jar
Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modem,
Dictionarv of psychology membatasi belajar dengan dua maeam
definisi. Pertama, belajar adalah The Process ofAcquiring Knowledge,
yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah
relative~)! permanent change in respons potentiality which occurs as a
result of einforced practice, yaitu suatu perubahan kemampllan
bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. 32
Jadi menurut Reber belajar adalah proses memperoleh pengetahuan
yang dapat meningkatkan kemampuan/skill seseorang seiring dengan
tambahan ilmu ymlg didapat. Belajar juga dapat merubah sifat
seseorang seeara permanen, hal ini disebabkan oleh adanya latihan-
latihan yang di lakukan seeara kontinu,
-
22
Belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat
internal. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat
dengan nyata, proses itu teIjadi di dalam dill seseorang yang sedang
mengalarni belajar. Menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku
yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara
internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh
hubungan-hubungan barn. 33
Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara stimulus-
stimulus, antara reaksi-reaksi, atau antara stimulus dan reaksi. Faktor-
faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar
ialah: kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat,
pengertian, berpikir dan latihan34
Ada suatu hukum yang sangat terkenal dari teori Gestalt yaitu
hukum Pragnanz, keteraturan, keharmonisan dati sesuatu yang
dipelajari. Untuk menemukan Pragnanz diperlukan adanya pemahaman
atau insight. Menurut Ernest Hilgard ada enam ciri dari belajar yang
mengandung pemahaman, yaitu; (I) pemahaman dipengaruhi oleh
kemampuan dasar, (2) pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman
belajar yang lalu, (3) pemahaman tergantung pada situasi, (4)
pemahaman diclahului oleh usaha coba-coba, (5) belajar clengan
pemahaman clapat cliulangi, (6) suatu pemahaman clapat cliaplikasikan
bagi pemahaman situasi lain.35
Beberapa abli mencoba mengkategorikan jenis-jenis belajar
yang clikenal clengan taksonomi belajar, salah satu yang terkenal
aclalah taksonomi yang clisusun oleh Benyamin S. Bloom
(Taksonomi Bloom). Tujuan pendiclikan clapat clirumuskan pacla tiga
tingkatan, pertama, tujuan umum pencliclikan yang menentukan perlu
ticlaknya suatu program cliaclakan. Kedua, tujuan yang cliclasarkan
atas tingkah laku, yang climaksud clengan taksonomi clisini ialah
33 M, Ngalim Purwanta. Psikolof!i Pcndidikan. (RannnnV" PT Rf>.111!1i!1 "Rno;;:.1-::ihn.,,, loom h Q,
-
23
berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Ada 3 macam
tingkah laku yang dikenal umum, yaitu; kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ketiga, tujuan yang lebih jelas dirumuskan secara
operasional. Kaum behavioris menganggap bahwa taksonomi yang
dikemukakan Bloom dan kawan-kawan adalah angat bersifat mental.36
Manfaat taksonomi bagi tenaga pendidik adalah agar memperhatikan
peserta didik dalam ketiga aspek tersebut.
b. Hasil Belajar Siswa
Be/ajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital
dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya
tak pemah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir seialu
mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya kependidikan.37
Tenaga pendidik yang profesional seyogianya melihat hasil
belajar siswa dari berbagai sudut kineJja psikologis yang utuh dan
menyeluruh. Scorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya
ditandai oleh muneulnya pengaiaman-pengalaman psikologis bam
yang positif, yang diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam
sifat, sikap dan kecakapan yang konstmktif, bukan keeakapan yang
destruktif (merusak). 38
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal
dalam arti sesuatu yang terjadi cli diri seseorang. Peristiwa tersebut
dimulai clan aclanya perubahan kognitif yang kernudian berpengaruh
pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang diclasarkan pada
tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemuclian
dapat diketahui melalui tes, dan pada akhimya muneul hasil belajar
clalam bentuk ni lai.
36 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2006), h.liS
-
15
24
Aktivitas A [ 3 _Ak_ti_v_it_as_C_..~~
__2_-,0 --- 7Aktivitas B
Gambar 2.1 Proses Hasil Belajar39
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengamhi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:40
1. Faktor internal
Faktor ini berasal dan dalam din siswa sendin meliputi dua
aspek, yakni: I) aspek tlsiologis (bersifat jasmaniah), 2) aspek
psikologis (bersifat ruhaniah).
a. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)
yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengamhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Kondisi organ
tubuh yang kurang fit dapat menumnkan kualitas ranah cipta
(kognitif), sehingga maten yang dipelajan kurang atau tidak
berbekas.
Kondisi organ-organ khusus Slswa sepelti indera
pendengar dan indera penglihat juga sangat mempengamhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan
yang didapat di kelas. Untuk itu diblltuhkan pola hidup yang
39 Udin Syaefudin, Abin Syamsudin Jvlakmun. PereJ1ci:m{wnPendidiJcan. (Bandunf!::PT.Remaia
-
25
sehat dan teratur agar tercipta kelancaran dalam proses kegiatan
belajar.
b. Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa diantaranya adalah:
I) Inteligensi siswa
Pada wnumnya inteligensi diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengall lingkungan dengan cara yang
tepat (Reber, 1988). Inteligensi (IQ) sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
(response tendency) dengan cara yang relatiftetap terhadap
objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif atau
negatif.
Guru dituntut terlebih dahulu bersikap positif
terhadap dirinya dan pelajaran yang akan disampaikan, hal
ini akan menimbulkan aura yang positifjuga terhadap siswa
3) Sakat siswa
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapm
keberhasi Ian pada masa yang akan datang.
4) Minat siswa
Minat (interest) adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu, hal ini akan mempengmuhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang-bidal1.g studi tertentu.
5) Motivasi siswa
Motivasi adalah keadaan inten1al orgamsme, baik
-
26
sesuatu. Menurut Gleitrnan, 1986; dan Reber, 1988 bahwa
motivasi adalah pemasok daya (enegizer) untuk bertingkah
laku secara terarah.
2. Faktor ekstemal siswa
Faktor ini terdiri atas dua macam, yaitu; faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang dapat
mempengaruhi semangat belajar Slswa, yang termasuk
lingkungan ini yaitu sekolah, masyarakat, tetangga, dan ternan
sepermainan si anak
b. Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca
dan waktu belajar yang digunakan siswa. Hal ini dipandang
turut berpengaruh juga dalam menentukan tingkat keberhasilan
Slswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala
cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional
yang direkayasa sedemikian rupa untuk mell1ecahkan ll1asalah atau
ll1encapai tujuan belajar tertentu. Faktor ini juga berpengaruh
terhadap tarafkeberhasilan siswa dalam belajar.
Lebih lanjut mengenai peningkatan mutu hasil pendidikan,
Combs mengemukakan bahwa: "meningkatkan mutu pendidikan
dapat dilakukan dengan mengubah struktur, metode, dan isi
kurikulum." Cara ini lebih mudah dan lebih relevan bagi siswa dan
lingkwlgan41
-
27
Mursel juga mengemukakan mengenai upaya perbaikan
mutu hasil belajar yang dapat ditempuh dengan eara: (a) membina
guru sebagai organisator yang baik, (b) memperbaiki eara pola
pengajaran yang konvensional, (c) meneari organisasi yang lebih
baik, dan (d) berusaha memeeahkan problema-problema yang
muneul yang berkaitan dengan proses pengajaran.42
5. Hubungan Antara Penerapan Metode Think Talk Write Dengan Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Biologi
Mata pelajaran sains tidak dapat mengembangkan kemampuan
anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran
berpikir tidak digunakan seeara baik dalam setiap proses pembelajaran di
daIam kelas.43 Hal ini disebabkan pembelajaran ilmu sains terutama
Biologi lebih mengedepankan strukturisasi keilmuan yang sudah terbentuk
dan diterapkan dalam kegiatan belajar di sekolah dari tingkat SD sampai
SMA. Sebagaimana ilmu sains yang dipahami sebagai ilmu eksakta dan
tidak berubah, menjadikan siswa mengikuti berulang-ulang pemahaman
terhadap ilmu sains itu sendiri.
Konsep tersebut sebagian menjadi kultur pembelajaran ilmu-iImu
sains. Namun di beberapa S1S1 membuat slswa tidak bebas
mengembangkan kekritisannya terhadap snatu hasil yang dianggap
meragnkan atau membutuhkan penjelasan yang tepat. Faktor lain yang
membuat siswa tidak kritis terhadap persoalan adalah eara penyampaian
guru yang monoton, masih menggunakan metode konvensionaI yang tidak
memberikan peluang kepada siswa untuk beragumentasi menurut
pemikirannya. Kalaupun ada siswa yang kiitis, mereka tidak tahu
bagaimana eara menyampaikan pemikirannya di depan guru dan peserta
didik laillliya.
42 Ibid., h. 3954.'1 n,;~~ C'n.~;~",_ C" _. __ : n~ ,__ '
-
28
Menjembatani berbagai persoalan tersebut, maka perlu adanya
metode belajar yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan merasa terlibat dalam proses pembelajaran yang
berlangsung dengan tetap memperhatikan kaidah pembelajaran yang
berlaku, serta tidak menghilangkan substansi dari materi yang
disampaikan. Terdapat semaeam rangkaian dalam pembentukan karakter
siswa yang aktif, kreatif dan inovatif yang didalamnya mengandung
tahapan sistematis. Rangkaian tersebut adalah proses berpikir kemudian
berbieara atau mengungkapkan argumentasi, lalu menuliskan hasilnya
sebagai kesepakatan dirinya dengan guru dan peserta didik lainnya.
Rangkaian tersebut lebih dikenal dengan istilah metode pembelajaran
Think Talk Write (TTW).
Metode ini setidaknya memberikan harapan akan adanya
peningkatan hasil belajar siswa di kelas dengan signifikan. Karena disadari
atau tidak, hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi
kegiatan belajar mengajar di kelas, dan menerapkan metode yang sesuai
adalah merupakan salah satu faktor terbentuknya proses belajar yang
menyenangkan (kondusif).PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
6. HasH Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian
yang penulis ambil, yaitu:
Ana Marlina, dengan judul: 'Pembelajaran Matematika Dengan
Strategi Think-Talk-Write Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa" Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari tiga siklus tindakan pembelajaran. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas 2-H SMP Negeri 15 Bandung. Untuk
mendapatkan data penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan
berpikir kIitis, observasi, jumal harian, angket Slswa dan wawaneara.
lndikator kemampuan berpikir kritis yang akan diteliti adalah:
mengidentifikasi, menjawab pertanyaan tentang fakta, memberi alasan
-
29
menggeneralisasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi Think Talk
Write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa walaupun
pada akhir pembelajaran tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih
tergolong sedang serta siswa dan guru menunjukkan respon positif
terhadap pembelajaran ini. Dengan demikian pembelajaran matematika
dengan strategi Think Talk Write dapat dijadikan salah satu altematif
dalarn pembelajaran di sekolah.44
Agustina Yusni, dengan judul: "Pengembangan Pembelajaran
Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik Think Talk
Write (TIW) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran
2006/2007." Merupakan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa siswa kelas
X F SMA Negeri 14 Bandung yang beIjumlah 37 orang. Tujuan dilakukan
menggunakan teknik Think Talk
mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan,penelitian ini adalah untuk
dan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
Write (TTW). Berdasarkan hasil
penelitian terhadap hasil belajar Slswa dalam menulis karangan
argumentasi, diketahui bahwa kemampuan menulis argul11entasi siswa
dengan menggunakan teknik Think Talk Wi-ite (TTW) l11engalarni
peningkatan pada setiap siklusnya.45
Arcnawa, dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Berbasis
Komunikasi Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Dalarn Upaya
Meningkatkan Pemahaman Komunikasi. Basil penelitian ini menunjukkan
bahwa implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan
strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan pemahaman konsep
dan kemal11puan komunikasi matel11atika siswa46
..f4 Ana Marlina, Skripsi dengan judul: "Pembelajaran i\1atematika Dengan Strategi Think-Talk-Write Da/am Upa.va Afeningkatkan Kemampuan BeJ]Jikir KrWs Siswa ", Digital Library Initiative:Electronic Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Tersedia di:http'lldigilib.up-i.edtill!llion/index.pho/record/view/4792.t5 Yusni Agustina, Skripsi dengan judul: "Pellgembangan Pembelajaran l\lenulis KaranganArgumentasi Dengan Afenggrmakan Te/mile Think-Talk-Write (TTW) Pada Sisl,va Kelas X SmaNef!eri 14 Bandww TaJlIlJ1 Ainrnn ./nnli/'Jnn7" Diait:ll Tihr!lrv Tniti
-
30
Penelitian yang dilakukan oleh Adeosun Olufemi Victor dengan
judul: "Gender Differences in the Achievement and Retention ofNigerian
Students Exposed to Concepts in Social Studies Through Multi-Media
Packages." Penelitian ini bersifat quasi experiment menggunakan kelas
kontrol dan kelas eksperimen, dengan cara siswa diberikan 30 soal pada 3
tahap, pretest, posttest, dan retest. Hasilnya tidak ada perbedaan gender
yang mencolok, namun siswa wanita lebih menguasai konsep ilmu sosial,
hal ini dilihat dari nilai retensi siswa wanita yang lebih tinggi daripada
siswa pria.47
Penelitian yang dilakukan oleh Yanti Herlanti, dengan judul:
"Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap Pemahaman dan Retensi
Siswa" Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 MTs Cimahi.
Hasilnya adalah bahwa temyata penggunaan multimedia dalam
pembelajaran memberikan kontribusi yang positif terhadap retensi. Hal ini
dibuktikan dengan angka rata-rata hasil retest pada kelompok multimedia
lebihi besar dari pada kelompok non multimedia, meskipun pada skor
posttest kelompok non multimedia lebih unggul dibanding kelompok
multimedia. Hal ini menandakan bahwa tampilan-tampilan multimedia
terbukti mampu menyimpan lebih lama abstraksi-abstraksi konsep di
dalam struktur kognitif siswa.48
Penelitian yang dilakukan oleh Belmet B. Murdock, dengan judul:
"The Serial Position Effect Of Free Recall" yang dilakukan di National
Institutes of Health University of Vermont, menunjukkan bahwa terdapat
fungsi linear antara pengingatan kembali R1 (jumlah materi yang diterima)
dengan total jumlah waktu setelah presentasi (Siswa yang cenderung Pro
aktif).49
.. 7 Adeosun Oluferni Victor: "Gender Differences in the Achievement and Retention of NigerianStudents Exposed to Concepts in Social Studies Through A1ulti-l\ledia Packages. " Asian Journal ofInformation Technology 7 (5), 2008.18 Yanti Herlanti: "Kontribusi Wacana Multi lvfedia Terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa"
-
31
B. Kerangka Berpikir
Pengajaran berdasarkan pengalaman memberi para siswa seperangkatJ
serangkaian situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman
sesungguhnya yang dirancang guru melalui metode yang dia buat. Hal ini
dapat mengeksplor kemampuan diri siswa.
Pengajaran berdasarkan pengalaman melengkapi siswa dengan suatu
altematif pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan kelas,
pengarahan guru dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan. Strategi pengajaran ini menyediakan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan
personalisasi.
Guru memegang peranan penting dalam proses pelaksanaan
pembelajaran di kelas, guru berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator
dan model bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam hal ini semua faktor berkaitan antara yang satu dengan yang lain,
sernuanya sangat rnenentukan keberhasilan siswa sebagai hasil dari proses
belajar mengajar di kelas.
Keberhasilan pembelajaran Juga salah satunya ditentukan oleh
pemilihan atau penerapan metode yang tepat oleh guru dalam pelaksanaan
kegiatan belaja.r. Hal itu akan sangat membantu guru dalam mengelola situasi
kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu guru dituntut agar mampu
(kreatif) menerapkan berbagai metode yang sesuai dengan materi pelajaran
yang akan disampaikan.
Dalam metode Think Talk Write. siswa diprogram agar selalu aktif
dalam proses belajar. Siswa diarahkan sedemikian rupa agar memperoleh
pengalaman dalam rangka menemukan konsep-konsep yang dirancang oleh
guru. Sehingga pada akhimya output yang dihasilkan akan lebih bermakna
bagi siswa, juga hasil yang diperoleh dapat maksimal sesuai dengan yang
diharapkan.
-
32
Selain itu Metode Think Talk Write diharapkan mampu menjadikan
siswa sebagai subjek belajar, dan guru berperan sebagai fasilitator,
organisator, dan motivator bagi siswa. Dengan demikian diduga bahwa
metode Think Talk Write dapat meningkatkan hasiI belajar Biologi dan retensi
slswa.
c. Pengajuan Hipotesis PenelitianBerdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: "Terdapat pengaruh metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar biologi dan
retensi siswa."
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian iill adalah untuk mengetahui pengaruh metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar biologi dan
retensi siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2009, pada
kelas X-3 semester I tahun ajaran 2009-2010 di SMA Islam Al-Azhar 2
Pejaten, Jakarta Selatan.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneIitian ini adalah metode quasi
eksperiment, yaitu metode peneIitian yang menguji hipotesis berbentuk
hubungan sebab-akibat melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan
yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.
Penelitian ini menggunakan desain one group time series Design l ,
yaitu penelitian eksperimen yang diterapkan pada satu kelompok saja yang
dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau tanpa
ada kelompok kontrol, diperkuat dengan adanya retensi, dengan skema
sebagai betikut:
Tabel3.1. Desain Penelitian
Desain Kelompok Pretest Treatment Retensi
Keterangan:
0 1 : pretest
02 : posttest
OJ : retensi
XI : perlakuan dengan menggunakan metode Think Talk Write
-
34
Berdasarkan disain penelitian di atas, Subyek penelitian diberikan
tes pemaharnan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum pembelajaran dimulai
(pretest), setelah semua konsep diajarkan guru (posttest), dan setelah dua
minggu topik pembelajaran Virus terhenti (retest). Tes pemaharnan pada
pretest, posttest dan retest dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
pada para siswa. Instrumen pada pretest, posttest dan retest pun merupakan
instrumen yang sarna. Ketiga hasil tes tidak dibagikan kepada siswa sarnpai
dengan penelitian berakhir. Informasi nilai pretest dan posttest diberikan guru
dalarn lembar keIja. Alur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan
berikut:
Aktivitas Pembelajaran TT\V
2 Minggu Setelah PBM
~-R-e'-te-st~I
Analisis Data
-
35
D. Variabel Penelitian
Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
I. Variabel Independent (Variabel bebas) adalah Metode pembelajaran Think
Talk Write (TTW), disimbolkan dengan X
2. Variabel Dependent (Variabel terikat) adalah Hasil be1ajar Biologi,
disimbolkan dengan YJ, dan retensi siswa disimbolkan dengan Y2
TabeI3.2. Variabel Penelitian
mengimplementasikan reneana Write, guru
yang sudah disusun dalam kegiatan bersama Slswa
nyata agar tujuan yang telah me1aksanakan
disusun tereapai seeara optimaf sistem
- Think Talk Write Merupakan pembelajaran yang
metode pembelajaran berbasis telah diatur dan
- Metode pembelajaran adalah eara Pada
No Variabel
Metode
pembelajaran
Think Talk
Wl7te, (X)
yang
Definisi Konseptual
digunakan
Defmisi
Operasional
penerapan
untuk metode Think Talk
komunikasi. Metode yang guru mengukur
diperkenalkan 61eh Huinker dan keberhasilan slswa
Laughin ml pada dasarnya difokuskan pada
dibangun melalui berpikir, aspek kognitifnya
2
berbieara, dan menulis
Hasil belajar, Hasil belajar adalah pengetahuan Hasil belajar
(Y) yang diperoleh siswa dari kegiatan ditinjau dari aspek
belajar di dalam kelas, dapat diukur kognitif.
dengan menggunakan alat ukur
berupa evaluasi belajar Slswa yang
dinyatakan dalam bennA angka,
huruf, kata ataupun simbol.
-
36
E. Populasi dan Sampel
I. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. 3
a. Populasi target adalah seluruh siswa SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten
Jakarta Selatan, semester I tahun ajaran 2009-2010.
b. Populasi terjangkau adalah siswa kelas X-3, semester I tahun ajaran
2009-2010.
2. Sampel
Sampel diambil dari populasi terjangkau yang terdiri dari 33 orang.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu penentuan kelas didasarkan atas pertimbangan guru
(kondisi kelas dan kesiapan siswa).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes (tes
terhllis). Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TabeI 3.3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Teknik Pengumpulan
Data
-
37
G. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua maeam
yaitu, tes hasil belajar, dan observasi interaksi pembelajaran di kelas. Tes hasil
belajar diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep dalam topik yang diajarkan. Observasi interaksi pembelajaran
dilakukan untuk melihat kuantitas interaksi yang teIjadi antara guru dan siswa
ketika proses pembelajaran berlangsung.
Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes obyektif
berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan, yaitu; a, b, e, d dan e sebanyak
30 soal. Instrumen ini mengukur aspek pengetahuan (CI), pemahaman (C2),
aplikasi (C3), dan analisis (C4). Sebelum instrumen digunakan, terlebih
dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Masing-
masing item diberi bobot skor I apabila betul dan 0 apabila salah:
vH il U" C b ITabel 3.4. as III o a nstrumen Tes Pada Irus
SK&KD Indikator (Cl) (C2) (C3) (C4)L:
Soal2. Memahami 1. Mengidentifikasi 1,3,4 2 4
.. .. .pnnslp- em-em ViruS
pnnslp 2. Mengetahui 5,6,8 7 9 5
pengelompok habitat virus
kan makhluk 3. Mendeskripsikan 12, 13, 10 I I 5
hidup klasifikasi virus 14
2.1 4. Mendeskripsikan 15, 17, 1916,20
8
Mendeskripsi sistem reproduksi 18, 21,
kan eiri-eiri VIruS 22
replikasi, dan 5. Mengetahui 23, 24, 26, 27, 8
peran VIruS peranan ViruS 25,29 28,30
dalam dalam kehidupan
kehidupan
Jumlah 18 8 2 2 30
-
38
H. Kalibrasi Instrumen
1. Validitas instrurnen
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau
sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukumya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur
tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepa!.
Secara empirik, tinggi rendahnya validitas ditunjukan oleh suatu
angka yang disebut koefisien validitas. 5
Dengan besar koefisien korelasi sebagai berikut: 6
a. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah
e. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Hasil uji validitas dari 40 soal yang dibuat, hanya 29 soal yang
valid, dan I soal hasil analisis dosen. Rata-rata angka uji validitas adalah
0.43. Angka ini termasuk ke dalam kategori cukup.
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas (rely + ability reliability) bermakna:
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi; dapat
diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan
konsisten.
Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukan oleh
suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas, berkisar antara 0 sampai 1.7
5 Ahmad SofYan, Evaluasi Pembe/ajaran [PA Berbasis Kampe/ensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press.,f\{\C,\ r"_~ T L ~ A"
-
39
Klasifikasi koefisien reliabilitas:
rll :S 0,21 = tidak ada korelasi
rll = 0,21 - 0,40 = korelasi rendah
rll = 0,41 - 0,70 = korelasi sedang
rll = 0,71 - 0,90 = korelasi tinggi
rll = 0,91 - 1,00 = korelasi sangat tinggi
rll = 1,00 = sempuma
Hasil reliabilitas tes dari soal yang penulis buat adalah 0,94. Angka ini
termasuk kedalam klasifikasi korelasi sangat tinggi
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Klasifikasi tingkat
kesukaran soal yaitu:8
a. P antara 1,00 sampai 0,30 = soal sukar
b. P antara 0,30 sampai 0,70 = soal sedang
c. P antara 0,70 sampai 1,00 = soal mudall
Tingkat kesukaran dari soal yang dibuat adalah dari 0,026 - 0,79
dengan rata-rata 0,54. Angka ini termasuk ke dalam klasifikasi soal
sedang.
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Indeks diskriminasi (daya
pembeda) berkisar antara -I sampai +1.9
Dengan klasifikasi daya pembeda:
D = 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D = 0,20 - 0,40 : cukup (satis/actDly)
D = 0,40 - 0,70: baik (good)
D = 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)
-
40
Rata-rata daya pembeda dari 40 butir soal yang penulis buat
adalah 0.21. Angka ini termasuk ke dalam kategori cukup (satisfactory).
Semua kalibrasi instrumen tes objektif (kognitif) dihitung
menggunakan program Anates.
I. Teknik Pengolahan Data
Mengolah data merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam
penelitian untuk mendapatkan kesimpulan yang diharapkan. Pengolahan data
dilakukan pada tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal dari kelompok
sampel dan data tes akhir, yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil beli\iar
dan persepsi sikap dari kelompok sampel.
a. Uji Prasyarat
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data
yang diperoleh adalah dengan cara sebagai berikut:
I). Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari hasil tes awal dan
terakhir.
2). Menentukan distribusi frekuensi dari masing-masing data pretest dan
posttest masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol. Distribusi
frekuensi merupakan suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana
frekuensi dari gejala atau vmiabel yang dilambangkan dengan angka
itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar. IO untuk menentukan distribusi
11'ekuensi maka ditempuh beberapa langkah berikut:
a). Mengurutkan skor dari tertinggi sampai skor terendah,
b). Menentukan rentang data (range), dengan rumus sebagai berikut: II
R=H-L+l
Keterangan:
R = range
H = sleor tertinggi
L = skor terenc1ah
-
41
e). Menentukan luas pengelompokkan data (panjang kelas interval),
dengan rumus sebagai berikut: 12
Ii ,dimana R adalah total range dan i adalah interval kelas,I
d). Membuat tabel distribusi frekuensi,
e). Menentukan Mean atau rata-rata hitung. Mean dieari dengan
menggunakan rumus sebagai berikutY
LftJl1x=--Lf
Keterangan:
lvlx = Mean/rata-rata hitung
Lfr = jumlah dari hasil perkalian antara Midpoint dari masing-
masing interval dengan frekuensinya
Lf = jumlah frekuensi, biasa digunakan juga N (number of
cases)
f). Menentukan Modus atau data terbanyak. Modus dieari dengan
menggunakan tumus sebagai berikut: 14
bl/'110 =b + p(---)bl +b,
Keterangan:
Ala = Modus
b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan
frekuensi terbanyak,
p = panjang kelas modal
b I = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval
dengan tanda kelas yang lebih keeil sebelum tanda kelas
modal,
b2 = frek'Uensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval
dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas
modal,
-
42
g). Menentukan Median atau nilai rata-rata pertengahan. Median dieari
dengan menggunakan rumus: 15
I-n-FMe=b+ p(2 )
fKeterangan:
Me = Median
B = batas bawah kelas median, ialah dimana median terletak,
n = Number ofcases
p = panjang kelas median
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas median,
I = frekuensi kelas median.
h). Menentukan normal gain. Gain adalah selisih antara nilai posttesst
dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.
Normal gain dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini: 16
posttest - pretestscoreg=
mps - pretestscore
Keterangan:
posttests
pretest
mps
: nonnal gain
: skor posttest
: skor pretest
: maximum possible score; skor ideal = 100.
3). Menguji nOtmalitas distribusi dengan menggunakan uji Liliefors,
bertujuan untuk mengetahui penyebaran distribusi. 17 Adapun langkah-
15 Sudjana, Op Cit., h. 79.16 David E. Meltzer, "The Relationship Between Mathematics Preparation and Coceptual Learningr;~in
-
43
langkah untuk menguji nonnalitas dengan uji Liliefors adalah sebagai
berikut:
a). Mencari Rerata (X), dengan rumus sebagai berikut: 18
- IjixiX= IfiKeterangan:
x = rerataXi = tanda kelas interval
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi
b). Mencari Varians (Si\ dengan rumus sebagai berikut l9
.2 N.Ifi.xi' - (I ji.xi) 2Sl = ~'='..:'----~=--'----
n(n-I)
Keterangan:
S/ = varians
N = number ofcases
n = number ofcases
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi
xi = tanda kelas interval
c). Mencari Simpangan Baku (S), dengan menggunakan rumus: 20
S, = ~Si 2 , atau;
S _ NI.fi.xi ' - (I fixi) ,,-n(n-I)
d). Menentukan bilangan baku (Z), dengan rumus sebagai berikut:21
z=X-X-S-
Keterangan:
Z = bilangan baku
X = rata-rata sampel
18 Sudj~na, op Cit, h. 70.
-
-', - ..
45
eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk menguji homogenitas
populasi, maka penulis menempuh beberapa langkah berikut:23
a). Menentukan hipotesis
Ho = Data memiliki varians yang homogen
Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen
b). Menentukan kriteria pengujian;
- Jika Fhitung < Flabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen
- Jika Fhitung > Flabel maka Ho ditolak, yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen
c). Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut
(varians terkecil) dengan rumus db = n - 1
d). Menentukan nilai Fhitung. dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
S' S 2171. . I terbesarl,ftltung =- =
S,' S 2takenl
Dimana,
.2 N."[ji.Xi' - ("[ji.xi) ,Sl = -=-~--=-~-
n(n -I}
Keterangan:
S12 varians terbesar
sl = varians terkecil5). Uji Hipotesis
Hipotesis kognitif diuji dengan menggunakan uji "t" jika
hasil uji nonnalitas nonnal. Adapun langkah-Iangkah uji "t" yang
digunakan adalah sebagai berikut:24
I) Rumuskan hipotesis
Ho: III = 112
Ha: III > 112
Ha: 113> 112
-
46
2) Tentukan kriteria pengujian
Jika thitung < ttabeb maka terima Ho
Jika thitung > t'abeb maka tolak Ho
3) Tentukan uji statistik
Adapun uutuk mencari perbedaan hasH belajar antara
pretest dengan posttes baikkelas ekperimen maupun kelas kontrol
digunakan rumus sebagai berikut:25
Dt=--
S~~~XD
Dimana,
- IDD=--
N'
IID 2 . -2SD=11 -D
V N '
S- = SDX D .IN-I
Keterangan:
D = rerata gain
D = gain (posttest - pretest)
SD = standar deviasi
N = number ofcases
S- = standar errorXD
-
48
Langkah-langkah yang dilakukan dalarn mengolah data yang
diperoleh adalah:
a. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban hasil tes awal dan akhir
b. Menguji normalitas distribusi dengan menggunakan uji liliefors yang
bertujuan untuk mengetahui penyebaran distribusi.
c. Menguji hipotesis tes kognitif
Hipotesis kognitif diuji dengan menggunakan uji "t" jika hasil UJI
normalitas normal. Narriun jika hasil uji normalitas tidak normal, maka
digunakan uji wilcoxon.
K. Hipotesis Statistik
Ho : III = 112 ~ III
Ha: III > 112
Ha: Ill> 112
Keterangan:
Ho: Tidak ada pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write terhadap
hasil belajar biologi dan retensi siswa.
Ha : Terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write terhadap hasil
belajar biologi dan retensi siswa.
III : Rata-rata skor pretest sebelum menggunakan metode Think Talk Write
112 : Rata-rata posttest, dan retensi siswa sebelum menggunakan metode Think
Talk Write
III Rata-Rata skor retensi siswa setelah dua minggu kegiatan pembelajaran
-
BADlY
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasiI Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan pada bab III, penelitian ini
berlangsung di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan dengan
mengambil sampeI hanya satu keIas (yang disebut sebagai kelas ekperimen),
yaitu kelas X-3 dengan jumlah 33 orang siswa. Sampel diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan kelas didasarkan
atas pertimbangan guru (kondisi kelas dan kesiapan siswa).
Subyek penelitian diberikan tes pemahaman sebanyak tiga kali, yaitu
sebelum pembelajaran dimulai (pretest), setelah semua konsep diajarkan guru
(posttest), dan setelah dua minggu pembelajaran terhenti (retest). Tes
pemahaman pada pretest, posttest dan retest dilakukan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu pada para siswa. Instrumen pada pretest, posttest dan retest
pun merupakan instrumen yang sama, yaitu soal yang valid dan reliabei.
Berikut ini disajikan tabel hasiI tes pemahaman siswa sebelum
pembelajaran, setelah pembelajaran, dan dua minggu setelah pembelajaran.
-
50
Tabel. 4.1. Hasil tes pemahaman siswa sebelnm pembelajaran,
setelah pembelajaran, dan dna minggn setelah pembelajaran
NO. Basil Belaiar Biolol!i SiswaSiswa
Pretest Postest NGain Gain Retest Retensi
EI 20 69 0.61 49 70 101E2 18 73 0.67 55 70 96E3 18 70 0.63 52 69 99E4 30 67 0.53 37 73 109E5 40 80 0.67 40 83 104E6 19 75 0.69 56 72 96E7 17 63 0.55 46 68 108E8 33 70 0.55 37 72 103E9 33 70 0.55 37 68 97EIO 27 73 0.63 46 70 96Ell 23 75 0.68 52 72 96EI2 40 68 0.47 28 75 110E13 53 85 0.68 32 83 98EI4 33 83 0.75 50 78 94EI5 50 80 0.60 30 82 103EI6 25 76 0.68 51 76 100El7 19 67 0.59 48 68 101EI8 27 78 0.70 51 80 103EI9 43 78 0.61 35 81 104E20 44 83 0.70 39 82 99E21 25 78 0.71 53 80 103E22 20 63 0.54 43 68 108E23 23 78 0.71 55 76 97E24 53 78 0.53 25 73 94E25 27 68 0.56 41 75 110E26 23 85 0.81 62 89 105E27 33 83 0.75 50 85 102E28 53 85 0.68 32 78 92E29 23 77 0.70 54 78 101E30 17 77 0.72 60 80 104E31 43 67 0.42 24 83 124E32 20 80 0.75 60 82 103E33 43 83 0.70 40 85 102-X 30.75 75.30 0.64 76.48
-
52
..----..---lRerata Skor Postest dan Retest I
76.6 -,---.--------- - .
76.4
76.276 ;- .
75.8
75.6
75.4
75.2
75
74.8
74.6
Posttest Retest
III Rerata 5kor Posttestdan Retest Siswa
Gambar 4.2 Rata-rata kenaikan skor posttest dan retest siswa kelas
X-3 SMA Islam AI-Azhar 2 Pejaten
Hasil retest menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding pasttest,
dilihat dati beberapa indikator pembelajaran, skor retest tertinggi diperoleh
pada indikator mendeskripsikan reproduksi virus.
Dati gambar dapat dilihat bahwa nilai retest lebih tinggi datipada nilai
pasttest. Kemampuan menyimpan abstraksi konsep dalam struktur kognitif
diukur dengan retensi. I Menurut Yanti Herlanti dalam penelitian tesisnya
mengatakan bahwa keberhasilan siswa memahami suatu konsep yang
diajarkan oleh guru, ditentukan oleh kemampuan menyimpan abstraksi konsep
dalam struktur kognitifnya.
Dalam tes pasca pembelajaran ini pun tidak semua indikator dalam
mateti virus meningkat, namun ada juga yang menurun. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.2.
I Yanti Herlanti, "Anolisis Pemahaman dan Retensi SiSlva SMPPenf!f!unaTVacana
-
53
TabeI4.2. skor nilai pretest, posttest, dan retest berdasarkanindikator
Indikator Pembelajaran Pretest Postest N-Gain Retest
J. Mengidentifikasi ciri-ciri virus 18 25.5 20.13 29
2. Mengetahui habitat virus 17.2 26.6 19.87 26.2
3. Mendeskripsikan klasifikasi 13.8 25.6 21.19 25.2
ViruS
4. Mendeskripsikan sistem 7.6 24.75 21.16 27.5
reproduksi virus
5. Mengetahui peranan ViruS 2.1 26 22.52 23.5
dalarn kehidupan
Hasil rata-rata tes pemaharnan, retest, gain dan retensi siswa kelas X-3
SMA Islam AI-Azhar 2 dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 memperlihatkan
siswa yang mendapat nilai rata-rata pretest, dan pasttest teJjadi kenaikan yang
signifikan yaitu 44.55 %, sedangkan pada retest. teJjadi peningkatan juga
walau tidak terlaiu signifikan, yaitu 11.18 %.
Perhitungan hasil rata-rata retensi siswa ditinjau dari perbedaan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel4. 3. Hasil Retensi Siswa Berdasarkan Perbedaan Gender
Jenis kelamin Banyaknya siswa Rata-rata nilai re