draft pedoman penulisan skripsi

Upload: rieka-sartika

Post on 18-Jul-2015

1.084 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Skripsi, merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi, yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (S1), pada akhir studinya. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi mereka yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil tinjauan pustaka. Skripsi berdasarkan hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun, pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Sedangkan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan. Skripsi dengan tinjauan pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlakukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dan pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah. Permasalahan Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah-masalah yang bersifat penerapan ilmu. Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan, akan tetapi identifikasi masalah lebih baik lagi didasarkan atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji. Tinjauan Pustaka Dalam mengemukakan hasil tinjauan pustaka, penulis skripsi hanya diharapkan untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis skripsi tidak

hanya diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis. Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam tinjauan pustaka pada skripsi seyogyanya menggunakan sumber primer dan dapat juga menggunakan sumber sekunder. Metodologi Penelitian Penulis skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang valid. Dalam skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data tidak harus dikemukakan. Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam skripsi tidak harus diverifikasi dan tidak harus disebutkan keterbatasan keberlakuannya. Dalam penelitian kuantitatif, skripsi dapat mencakup dua variabel saja. Dalam penelitian kualitatif, skripsi dapat ditulis berdasarkan studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Pengajuan saran pada bagian akhir skripsi harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian. Hasil penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu. Kode etik penulisan skripsi Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain, yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi, wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambil-alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat

dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan. Sehubungan dengan hal ini, Rektor telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Hak Cipta. Penulis karya ilmiah diharap mempelajarinya. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.

BAB II SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi, terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakat akademik. Laporan penelitian kuantitatif perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat. Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika skripsi, sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian E. Ruang Lingkup Batasan Penelitian F. Definisi dan Istilah, Glossarium G. Organisasi/Sistematika BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori dan Konsep, Tinjauan Empirik, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis (bila diperlukan). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu C. Populasi dan Sampel D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian F. Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Keterbatasan Penelitian

. Bab I Pendahuluan Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi, yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan

mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan penelitian, (5) ruang lingkup batasan penelitian, (6) definisi dan istilah, glossarium, (7) organisasi/sistematika. Latar Belakang Masalah Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas, teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dari subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat pengaruh asimetri informasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan budgetary slack? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan budgetary slack. Kegunaan Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pernyataan pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub-bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Ruang Lingkup Batasan Penelitian

Sering suatu penelitian sangat luas lingkupnya bila dilihat dari cakupan wilayah, rentang waktu, atau aspek atau sektornya yang tidak mungkin diteliti secara keseluruhan karena beberapa pertimbangan. Dengan menyadari hal ini, peneliti perlu menjelaskan ruang lingkupnya. Lingkup dan batasan penelitian akan berpengaruh pada penarikan kesimpulan. Penelitian yang wilayahnya hanya satu kecamatan misalnya, kesimpulannya tentu saja hanya berlaku di kecamatan tersebut. Definisi dan Istilah/Glossarium Definisi dan istilah diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititik beratkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi di sini berbeda dengan definisi operasional dalam penelitian kuantitatif yang menjelaskan bagaimana suatu variabel dapat diukur secara operasional. Organisasi/Sistematika Skripsi adalah karya ilmiah yang komprehensif dan ditulis dalam jumlah halaman yang banyak. Agar penguji dan pembaca dengan mudah dapat memahami isinya, maka perlu dijelaskan struktur organisasi atau sistematikanya. Bagian ini menjelaskan secara garis besar isi setiap bab, sub-bab serta anak subbab berikut rangkaian hubungan satu dengan lainnya. Dengan membaca organisasi atau sistematika skripsi, pembaca sejak awal sudah dapat memperoleh gambaran garis besar isi dari skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (Ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori dari hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti, yang dipaparkan dalam Bab II (Tinjauan Pustaka) Tinjauan pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya tinjauan teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu sub-bab tersendiri.

Bahan-bahan tinjauan pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik, jika tinjauan teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode, mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan tinjauan pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Hipotesis Penelitian Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, sub-bab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka dan tinjauan empirik, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dan kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari tinjauan pustaka dan empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang tinjauan pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.

Bab III Metode Penelitian Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup (1) rancangan penelitian, (2) lokasi dan waktu, (3) populasi dan sampel, (4) variabel penelitian dan definisi operasional, (5) instrumen pengumpul data, dan (6) analisis data.

Rancangan Penelitian Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid, sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabelvariabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian non-eksperimental, bahasan dalam sub-bab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Lokasi dan Waktu Untuk penelitian lapangan harus disebutkan tempat dan kondisi wilayah, serta waktu pelaksanaan penelitian. Uraikan tempat dan kondisi wilayah penelitian yang diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi. Jika perlu disertakan peta lokasi. Alasan-alasan seperti dekat rumah peneliti, pernah bekerja di tempat itu atau peneliti mengenal baik orang-orang kunci, harus dihindari. Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian ekperimental. Dalam survei, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel, dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas variabel yang yang diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dan variabel kinerja keuangan adalah rasio-rasio keuangan yang umum dipakai dalam mengukur kinerja, misalnya ROA, ROI. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu, barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data, atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Pengumpulan data menguraikan, (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika, peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik non-parametnik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan, dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih, dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik non-parametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik non-parametrik tidak menuntut persyaratan tertentu. Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan

secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis. Deskripsi Data Kata deskripsi data bukan merupakan judul sub-bab karena pada bagian ini diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam sub-bab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian. Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti. Pengujian Hipotesis Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dan perhitungan statistik. Pembahasan Pembahasan atas temuan-temuan penelitian mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru (jika ada). Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.

Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori, dan temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang telah ada di dalam Bab II. Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian. Tentu saja, suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun, sebaiknya tidak hanya hasil penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini. Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dalamnya dicantumkan juga temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat. Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor non-metodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika, teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana memodifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru. Bab V Penutup Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi dimuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian. Kesimpulan Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.

Saran Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak. Keterbatasan penelitian Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.

BAB III SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dan latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciriciri alamiahnya. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus penelitian. Gaya penulisan laporan penelitian kualitatif tidak menggunakan model tunggal. Gaya penulisan dapat bersifat formal, informal, atau gabungan keduanya. Laporan yang ditulis dengan gaya formal memuat hal-hal pokok pada bagian awal, kemudian menunjukkan aspek-aspek yang dianggap penting yang dipaparkan beserta contoh-contoh dari data. Laporan bergaya informal, misalnya berisi paparan sebuah cerita yang diakhiri dengan kesimpulan. Sistematika skripsi, hasil penelitian kualitatif pada dasarnya terdiri dari tiga bagian utama: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Alfernatif 1 (Format Tetap 1) BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori dan Konsep, Tinjauan Empirik, dan Kerangka Pemikiran (jika diperlukan). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Kehadiran Peneliti C. Lokasi Penelitian D. Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Pengecekan Validitas Temuan H. Tahap-tahap Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V PENUTUP

Alternatif 2 (Format Bebas)

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori dan Konsep, Tinjauan Empirik, dan Kerangka Pemikiran (jika diperlukan). BAB III METODE PENELITIAN BAB IV DAN SETERUSNYA Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasannya yang diorganisasikan sesuai dengan topik-topik tertentu dalam cakupan fokus penelitian. Jumlah bab disesuaikan dengan jumlah topik yang dianggap penting/signifikan dalam cakupan fokus penelitian. BAB ... PENUTUP Bagian inti dari skripsi penelitian kualitatif diakhiri dengan bab Penutup yang berisi kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian. Bab I Pendahuluan Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Konteks Penelitian (Latar Belakang) Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa penelitian ini dilakukan dilihat dari sisi teoritis dan/atau pengambilan kebijakan. Karena itu, perlu diuraikan posisi dan kontribusi penelitian ini dihubungkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Gambaran singkat tentang fenomena dan masalah yang akan diteliti juga perlu diungkap, baik berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maupun penciuman pendahuluan. Fokus Penelitian (Rumusan Masalah) Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topiktopik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaanpertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasanalasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Sasaran hasil ini merupakan output dan deskripsi, analisis, dan interpretasi yang dilakukan berdasarkan fokus penelitian. Kegunaan Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian, terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub-bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Kegunaan penelitian menggambarkan manfaat dan diperolehnya sasaran hasil penelitian, baik dihubungkan dengan perkembangan bidang ilmu yang diteliti (penemuan konsep baru, pengembangan konsep yang sudah ada, penemuan teori baru, atau pengembangan teori sebelumnya) maupun dihubungkan dengan pengambilan kebijakan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tinjauan terhadap landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif penelitian bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori. Bab III Metode Penelitian Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan validitas temuan, dan tahap-tahap penelitian. Rancangan Penelitian Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan rancangan atau desain penelitian yang digunakan untuk setiap jenis penelitian. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid, sesuai dengan karakteristik pendekatan dan tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu, juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah

etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas. Kehadiran Peneliti Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu, perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Lokasi Penelitian Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi, alasan memilih lokasi, serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana seharihari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti, kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orangorang kunci. Sumber Data Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai, uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya, data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling). Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif, tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu. Teknik Pengumpulan Data Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauhmana wawancara dan observasi dilakukan secara

sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu, dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data. Teknik Analisis Data Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini, peneliti dapat menggunakan statistik non-parametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. Pengecekan Validitas Temuan Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer kelatar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability). Tahap-tahap Penelitian Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab III. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaanpertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, metafora dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi.

Paparan data yang memuat informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara yang dianggap menonjol dapat dilihat pada Contoh 1 dan Contoh 2. Contoh 1 Paparan Informasi dari Wawancara Masyarakat di desa Pandansari Lor memiliki tradisi.gotong-royong yang kuat, antara lain dilaksanakannya mingguan dan gugur gunung yang dipimpin oleh pamong desa. Hal ini diceritakan oleh Pak Marso, seorang tokoh masyarakat setempat yang juga salah satu keturunan ketujuh dari Bedah Krawang di desa ini, sebagai berikut. Mingguan yang dilaksanakan tanpa upah untuk kepentingan desa diwajibkan bagi pemilik tanah gogol tiap minggu untuk memperbaiki tempat-tempat seperti jalan, sungai, atau kuburan. Sedangkan, gugur gunung berlaku untuk semua penduduk di desa ini. Mingguan dan gugur gunung telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak merdeka. Dari keterangan Pak Marso ini dapat disimpulkan bahwa ikatan sosial warga desa Pandansari Lor kuat sekali dan sudah mengakar cukup lama. Contoh 2 Paparan Informasi dari Pengamatan Pengaturan tempat duduk yang terpisah juga terjadi ketika dilaksanakan pengajian di rumah Pak Ikhsan. Berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut. Semua jamaah sedang duduk di ruang tamu dan ruang keluarga, di atas permadani. Ibu-ibu yang sebagian adalah istri-istri dosen menempati ruang tengah, dekat kamar tidur. Ada sembilan orang ibu yang duduk di tempat itu. Dengan demikian terdapat norma yang ketat di daerah ini, khususnya yang menyangkut pergaulan antara pria dan wanita.

Selain itu, bab ini juga memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara polapola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teoriteori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dan temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory). Bab V Penutup Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut, serta keterbatasan penelitian, dan juga saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif, temuan pokok atau kesimpulan harus menunjukkan makna temuan-temuan tersebut.

BAB IV SKRIPSI KAJIAN PUSTAKA Skripsi, kajian pustaka merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian. Skripsi jenis ini berisi satu topik yang memuat beberapa gagasan dan/atau proposisi yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dan sumber pustaka. Sumber pustaka untuk bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah, atau terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Bahan-bahan pustaka harus dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan dan/atau proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Kajian D. Kegunaan Kajian E. Metode Kajian F. Definisi Istilah BAB II dan Bab-bab selanjutnya masing-masing berisi gagasan pokok, diteruskan dengan kajian mendalam, dan diakhiri dengan rangkuman pembahasan serta implikasi. Judul bab disesuaikan dengan materi yang dibahas. Bab inti dari skripsi, diakhiri dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab I Pendahuluan Paling tidak ada enam hal yang perlu dikemukakan secara singkat dan jelas pada bab Pendahuluan ini, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan kajian, (4) kegunaan kajian, (5) metode kajian, dan (6) definisi istilah. Latar Belakang Masalah Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti, ataupun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu, dapat juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah. Rumusan Masalah

Bagian ini merupakan pengembangan dan uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung dengan berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji, serta disajikan secara sistematis dan terpadu. Selanjutnya, dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat variabel/hubungan antara variabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauhmana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Tujuan Kajian Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dan kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti, dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja. Kegunaan Kajian Pada bagian ini penulis memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai kegunaan atau manfaat hasil pemecahan masalah. Manfaat yang diuraikan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi, pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang mendesak, pengambilan keputusan atau kebijakan, dan sebagainya. Metode Kajian Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar, atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya, dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan antar variabel. Langkah berikut yang dilakukan adalah analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antara variabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah. Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya didasarkan atas tinjauan teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Definisi Istilah Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian, misalnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial ekonomi, status, dan sebagainya. Bab II dan Bab-bab Selanjutnya Dari masing-masing pertanyaan diidentifikasi alternatif model-model pemecahan masalah atau jawabannya. Dari setiap alternatif pemecahan masalah atau jawaban pertanyaan diidentifikasi konsep-konsep yang relevan yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif pemecahan masalah atau jawaban yang tepat lebih lanjut, masing-masing konsep dijabarkan lagi menjadi sub-konsep berdasarkan keperluan, misalnya berdasarkan makna atau segi lainnya. Pada hakikatnya peninjauan konsep menjadi sub-konsep-sub-konsep dilakukan untuk menyusun alur berpikir dalam pengkajian masalah. Hal ini dilakukan terhadap semua konsep yang ada. Berdasarkan uraian ini disusun babbab yang diperlukan. Masing-masing bab diberi judul yang sesuai. Bahan-bahan untuk pembahasan konsep dan sub-konsep dicari dan dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari buku, tulisan dalam jurnal, majalah ilmiah, makalah, atau sumber-sumber yang lain. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Bab II dan bab-bab selanjutnya berisi uraian masalah secara rinci, alternatif model pemecahan masalah, dan pemecahan masalahnya. Bagian ini merupakan hasil pemikiran atau ide yang baru dari peneliti mengenai masalah yang dibahas. Seyogyanya, tercermin di sini penguasaan peneliti mengenai bidang ilmu yang relevan dengan permasalahan. Analisis dan pemecahan masalah yang dilatarbelakangi penguasaan materi keilmuan akan tajam dan komprehensif. Juga perlu tercermin di sini gagasan dan wawasan peneliti yang tajam dalam mengkaji masalah. Perlu dipelihara konsistensi cara berpikir sejak awal pembahasan. Gagasan dan buah pikiran penulis harus disajikan dalam bentuk alur-alur pikir yang logis, sehingga mudah ditangkap maknanya. Bab Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang harus taat-asas dengan uraian kerangka pemikiran terdahulu, dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dirangkum dari hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan dengan hasil kajian/pembahasan yang telah dilakukan. Saran ditujukan, baik kepada para peneliti dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan kajian yang sudah diselesaikan, maupun kepada pihak lain yang memanfaatkan hasil kajian ini. Saran dapat

mengenai aspek yang mungkin diteliti lebih lanjut atau hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Saran bukan merupakan suatu keharusan. BAB V TATA CARA PENULISAN NASKAH Bab ini menjelaskan tata cara penulisan skripsi yang berhubungan dengan jenis bahan dan ukuran naskah, tata cara pengetikan dan pemberian tanda urut/penomoran, mengatur pencantuman tabel dan gambar, pedoman tentang ragam bahasa, cara penulisan nama dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam tata cara penulisan skripsi. A. Bahan dan Ukuran 1. Pengetikan Naskah Naskah skripsi diketik dengan menggunakan aplikasi komputer program pengolah kata (word processor). Huruf yang digunakan ialah Arial ukuran 12. Kata-kata judul pada sampul, judul bab menggunakan huruf ukuran 14 dan ditebalkan (bold). Bilamana perlu, kata, kalimat atau istilah penting dapat dicetak tebal dengan tujuan memberikan perhatian khusus. 2. Batas Sembir (margin) Batas-batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas diatur dengan jarak tepi atas 4 cm, tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm dan tepi kanan 3 cm. Nomor halaman dicetak di kanan atas, di luar batas sembir. Nomor halaman tidak dicetak pada halaman pertama (awal) setiap bab, tetapi tetap diperhitungkan. 3. Pengisian Ruang Tulis Ruang tulis, yaitu bagian halaman yang terdapat di sebelah dalam batas sembir, sedapat mungkin diisi penuh, artinya penulisan di mulai dari batas sembir kiri sampai ke batas sembir kanan tanpa ada ruang yang terbuang. Pengecualian atas hal tersebut berlaku jika akan memulai alinea baru, persamaan, daftar, rincian ke bawah, gambar, sub-judul atau hal-hal yang khusus. 4. Pencetakan Naskah dicetak dengan mesin pencetak (printer) bukan dot matrix di atas kertas HVS 80 gram ukuran A4 (21 x 29,7 cm), berwarna putih dengan menggunakan tinta berwarna hitam pada satu muka (tidak bolak-balik). Bila diperlukan, gambar, skema, foto dan peta dapat dicetak berwarna dengan pemilihan warna yang kontras dan jelas. 5. Sampul Sampul dibuat dari kertas buffalo atau yang sejenis, diperkuat dengan karton dan dilapisi dengan plastik. Warna sampul berwarna kuning dengan tinta hitam. 6. Jarak dan Spasi

Penulisan teks menggunakan spasi ganda, kecuali untuk penulisan abstrak, kutipan langsung, judul dan daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar, daftar lampiran, serta pustaka yang lebih dari 1 baris, menggunakan spasi 1. B. Cara Penulisan 1. Bilangan dan Satuan Lambang bilangan ditulis dengan angka, penulisan kata/kalimat dalam tanda kurung kecuali pada awal kalimat. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa tanda titik di belakangnya. Jika belum ada singkatan resmi, maka satuan ditulis secara lengkap. Contoh: 5 m, 10 kg, 1 jam 20 menit. Berikut ini adalah contoh yang salah: 5 (lima), 100 (seratus). 2. Paragraf dan Awal Kalimat Penulisan skripsi hendaknya mengikuti struktur paragraf yang benar. Paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang membentangkan satu kesatuan pokok pikiran atau mengandung satu tema dan kesatuan susunan. Sebuah paragraf sekurang-kurangnya terdiri dari kalimat topik dan kalimat penjelasan. Alinea baru mengawali sebuah paragraf, dan dimulai dari ketukan ke-6 dari batas sembir kiri. Bilangan, lambang atau rumus kimia yang mengawali suatu kalimat harus dieja. Misalnya: Lima puluh orang tewas dalam kecelakaan itu. Kata sambung tidak boleh menjadi awal paragraf. 3. Judul, Sub-judul, Anak-sub-judul dan seterusnya Judul digunakan untuk kepala bab yang ditulis pada halaman baru. Tulisan BAB dan nomornya ditulis dengan huruf kapital dan angka Romawi yang ditebalkan, dan diletakkan di tengah halaman tepat pada sembir atas. Judul juga selengkapnya ditulis dengan huruf kapital yang ditebalkan, dan diletakkan di tengah halaman 3 spasi di bawah tulisan BAB. Kalimat pertama sesudah judul di mulai dengan alinea baru, 3 spasi di bawah baris akhir dari judul. Penulisan bab dengan font Arial 14 ditebalkan. Sub-judul ditulis simetris di tengah-tengah, 3 spasi di bawah baris sebelumnya, semua kata di mulai dengan huruf kapital kecuali kata hubung dan kata depan, kata demi kata ditebalkan dan tanpa diakhiri tanda titik. Digunakan font Arial 12 ditebalkan. Kalimat pertama sesudah sub-judul di mulai dengan alinea baru, 3 spasi di bawah sub-judul. Anak-sub-judul ditulis mulai dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya dengan huruf kapital hanya pada huruf pertama kata pertama, setiap kata ditebalkan tanpa diakhiri dengan tanda titik. Kalimat pertama sesudah anaksub-judul di mulai dengan alinea baru 21/2 spasi di bawah anak-sub-judul. Sub-anak-sub-judul ditulis mulai dari ketukan ke-6 dari batas sembir kiri, setiap kata ditebalkan dan diakhiri dengan tanda titik. Kalimat pertama yang menyusul kemudian, diketik terus ke belakang pada baris yang sama dengan subanak-sub-judul. Baris kedua seterusnya ditulis pada batas sembir kiri. Selain itu, sub-anak-sub-judul dapat juga ditulis sebagai bagian/anak kalimat yang ditempatkan di depan dengan diberi garis bawah. Contoh penulisan judul, sub-judul, dan seterusnya tertera pada Lampiran .......

4. Perincian ke bawah Jika pada penulisan naskah perlu ada perincian yang harus disusun ke bawah, maka tata cara penulisannya adalah sebagai berikut: a. Sebagai tanda urut rincian dipakai angka atau huruf abjad sesuai dengan derajat rinciannya, diikuti oleh tanda titik atau diapit tanda kurung tanpa titik. b. Huruf atau angka tanda urut rinciannya ditulis pada ketukan ke-6 dari batas sembir kiri. c. Jika rincian tidak cukup ditulis dalam 1 baris, maka huruf pertama baris kedua dan seterusnya di tulis tepat di bawah huruf pertama baris pertama. 5. Pemberian Contoh Pemberian contoh untuk memperjelas suatu kalimat dapat berupa istilah, nama atau kata dan kalimat. Untuk rincian contoh yang berupa istilah, nama atau kata cukup ditulis dalam baris yang menerus. Contoh: Program studi manajemen yang ada pada Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin antara lain Magister Manajemen, dan Manajemen dan Keuangan. Adapun rincian yang berupa sejumlah kalimat harus ditulis ke bawah. Contoh: Tahap-tahap perencanaan tata ruang adalah: a. Perumusan masalah, yaitu merumuskan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan b. Menetapkan tujuan, yaitu keadaan atau situasi apa yang ingin dicapai c. Dan seterusnya. Penggunaan tanda hubung (-) atau simbol lainnya seperti tanda pagar (#) bintang (*), bullets dan tanda lainnya sebagai tanda rincian tidak di benarkan. 6. Letak Simetris Letak gambar, tabel, daftar, persamaan, judul dan sub-judul harus ditulis simetris terhadap sembir kiri dan kanan ruang tulis.

C. Pemberian Tanda Urut Bagian ini meliputi tata cara pemberian tanda urut untuk halaman naskah, tabel, gambar, persamaan serta judul sub-judul/anak sub-judul. Pemberian tanda urut dilakukan dengan penomoran menggunakan angka Romawi atau angka Arab, atau dengan pengabjadan menggunakan huruf kapital atau huruf biasa. 1. Halaman Bagaian awal tesis, mulai dari prakata sampai dengan akhir daftar, diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil. Mulai dari Bab I Pendahuluan sampai lampiran diberi nomor halaman dengan angka Arab, ditempatkan di sebelah kanan atas. Pada aplikasi pengolah kata, gunakan perintah insert lalu page

numbers kemudian pilih top page. Nomor halaman tidak ditulis pada awal setiap bab.

2. Tabel Tabel diberi tanda urut dengan angka Arab. Nomor tabel berurut dari awal sampai akhir. Di bawah tabel dapat ditulis sumber tabel dan keterangan lain yang perlu, misalnya singkatan, probabilitas statistik dan lainnya. 3. Gambar Yang termasuk dalam gambar adalah bagan, skema, peta, dan foto. Gambar diberi tanda urut dengan angka Arab. Nomor gambar berurut dari nomor 1 sampai akhir dan dilengkapi dengan keterangan. 4. Persamaan Tanda urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, dan lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda kurung dan ditempatkan merapat ke sembir kanan. Contoh: Y = ax + b (1) 5. Judul, sub-judul dan seterusnya Tanda urut bab, Sub-bab, judul, sub-judul, anak-sub-judul. sub-anak-subjudul dan seterusnya berturut-turut menggunakan angka Romawi huruf kapital, angka Arab, huruf biasa dan angka berkurung.

D. Tabel dan Gambar 1. Tabel Tabel adalah uraian dalam bentuk kolom dan baris yang sistematik dan ringkas. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan lebih mudah memahami suatu pernyataan dalam skripsi. Judul tabel ditulis dengan diawali tulisan Tabel beserta nomor urutnya, dengan angka Arab dan tanda titik, hanya huruf pertama dan kata pertama yang ditulis huruf kapital dan tidak diakhiri tanda titik. Keseluruhan judul ini ditempatkan merapat ke sembir kiri di atas tabel, dan jika lebih dari 1 baris maka baris ke-2 dan seterusnya ditulis mulai tepat di bawah huruf pertama nama judul dengan jarak 1 spasi. Satuan tidak boleh dicantumkan dalam judul tabel. Tabel harus utuh, tidak boleh dipenggal oleh pergantian halaman. Jika karena panjang tabel melampaui satu halaman, maka bagian awal tabel dimulai pada baris pertama suatu halaman. Pada halaman lanjutannya harus dicantumkan kata Lanjutan Tabel diikuti nomor tabel, tanpa disertai judulnya lagi, tetapi namanama kolom tabel harus ditulis kembali.

Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara kolom yang satu dan yang lainnya cukup tegas, dapat dibuat dengan atau tanpa garis pemisah kolom. Jarak antar baris adalah 11/2 spasi, sedangkan jika lajur tidak cukup ditulis dalam 1 baris dalam kolom yang bersangkutan, maka jarak antar baris dalam satu lajur adalah 1 spasi. Jika tabel lebih lebar dari ukuran lebar kertas naskah yang A, maka harus dibuat memanjang kertas yang dalam aplikasi komputer disebut landscape. Bagian atas tabel diletakkan di sebelah kiri kertas atau di sisi jilidan. Tabel yang dikutip dari sumber lain harus dinyatakan, dengan cara menulis sumbernya pada akhir judul tabel, seperti cara pengacuan sumber pustaka dalam uraian. Bilamana masih diperlukan keterangan tambahan, ia dapat diletakkan di bawah tabel. Tabel diketik simetri terhadap sembir kiri kanan dan terhadap teks di atas dan di bawahnya dengan jarak masing-masing 3 spasi. Tabel yang terdiri atas lebih dari 2 halaman atau harus dilipat ditempatkan pada lampiran. Teks dalam tabel harus ringkas, tetapi informatif. Teks tidak perlu berupa kalimat, tetapi cukup kata atau istilah yang mudah diketahui. Satuan seperti m, kg, dapat ditempatkan dalam kepala tabel. 2. Gambar Selain teks, uraian skripsi dapat berupa gambar. Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik, peta, foto, konfigurasi. Judul gambar diletakkan 2 spasi di bawah gambar, diawali dengan tulisan Gambar dan angka Arab serta tanda titik. Selanjutnya, ditulis judul gambar dengan huruf kapital pada huruf awal kata pertama saja, tanpa diakhiri tanda titik. Keseluruhan judul ini ditempatkan simetris di bawah gambar, dan jika lebih dari satu baris maka baris ke-2 dan seterusnya ditulis mulai tepat di bawah huruf pertama nama judul dengan jarak antar baris 1 spasi. Gambar tidak boleh dipenggal; jika terpaksa karena ukuran gambar lebih luas dari 1 halaman A4, maka gambar dapat menggunakan kertas A3 lalu dilipat rapi. Bila gambar dilukis memanjang halaman naskah, maka bagian atas gambar diletakkan di sebelah kiri di sisi jilidan. Keterangan gambar ditulis pada tempat-tempat yang lowong dalam gambar dan tidak pada halaman lain. Skala pada grafik dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi dan ekstrapolasi. Gambar yang dibuat di atas kertas grafik tidak dibenarkan, demikian pula jika kemudian kertas grafik ini ditempelkan pada kertas naskah. Untuk kurva hubungan linear, skala pada sumbu x dan y ditetapkan sedemikian rupa, sehingga ada kesesuaian antara kemiringan (slope) dengan persamaan regresinya. Foto dapat hitam-putih atau berwarna disisipkan dalam uraian. Gambar beserta judulnya dibuat simetris terhadap sembir kiri kanan, dan terhadap teks di atas dan di bawahnya dengan jarak masing-masing 3 spasi. Gambar yang dikutip dari sumber lain harus dinyatakan sumbernya, dengan menuliskannya pada akhir judul gambar, seperti cara pengacuan sumber pustaka dalam uraian. Contoh gambar tercantum pada Lampiran ....... E. Bahasa

1. Bahasa yang dipakai Bahasa yang dipakai untuk skripsi adalah bahasa Indonesia, ragam baku dengan gaya bahasa keilmuan yang berciri antara lain sebagai berikut: a. Bernada formal, bernalar, dan objektif. b. Gagasan atau paham dikomunikasikan secara lugas, jelas, ringkas dan tepat. Istilah atau ungkapan yang dipakai tidak bermakna ganda. c. Lazim dipakai titik pandang nara ketiga dengan kalimat berbentuk pasif. Oleh karena itu, tidak digunakan kata ganti orang pertama atau kedua seperti saya, aku, kami, kita, engkau, peneliti dan lain-lainnya. Pada penyajian ucapan, terima kasih dalam prakata, saya diganti dengan penulis. Namun, cara penulisan tersebut tidak berlaku dalam tulisan kualitatif, karena kehadiran peneliti dalam tulisan penting diungkapkan. d. Dihindari ungkapan-ungkapan yang berlebihan, mubazir, dan emosional. e. Berbentuk prosa dengan corak pemaparan (eksposisi). f. Kalimat dan paragraf tidak terlalu panjang. g. Format dan tata cara penulisan harus konsisten. Bahasa asing dapat dipakai untuk penulisan skripsi atas usulan mahasiswa dan komisi penasihat atau promotor yang disetujui ketua program studi. 2. Istilah Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau yang telah diindonesiakan. Pengindonesiaan istilah asing berpedoman kepada Pedoman Umum Pembentukan istilah (Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975, No. 0196/U/1975). Jika terpaksa harus memakai istilah asing, istilah ini ditulis dengan huruf miring. Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan, asal konsisten. Pada penggunaannya yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing diapit tanda kurung dengan huruf miring. Jika istilah baru ini cukup banyak jumlahnya, sebaiknya dibuatkan daftar istilah pada lampiran. F. Cara merujuk dan menulis daftar rujukan Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut, dengan menyelipkan kata dan atau and di antara kedua nama tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti dengan dkk atau et al. . Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda, dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.

1. Cara Merujuk Kutipan Langsung Kutipan Kurang dari 40 Kata Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (....) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengani tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut. Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu. Contoh: Soebronto (1990: 123) menyimpulkan ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar. Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman. Contoh: Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar (Soebronto, 1990: 123). Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (...). Contoh: Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat kecenderungan semakin banyak campur tangan pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan (Soewignyo, 1991: 101). Kutipan 40 Kata atau Lebih Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis. Contoh: Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut. The placebo effect, which had been verified in previous studies, disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a placebo effect. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri garis teks kutipan. 2. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Contoh:

postmodernist ... focus on the text (event) of daily (everyday) life on local knowledge, on detail, on the contingent, on personal testimony, on direct experience of individuals and communities (Rosenau, 1992: 83). Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik. Contoh: Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar (Sim, 1995: 315) 3. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis, bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut. Nama penulis disebut terpadu dalam teks. Contoh: Schick (2002, 20) menambahkan bahwa peranan legislatif dalam proses anggaran masih merupakan sebuah kontroversi. Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Contoh: Peranan legislatif dalam proses anggaran masih merupakan sebuah kontroversi (Schick, 2002: 20). 4. Cara Menulis Daftar Rujukan Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahanbahan yang dibaca, akan tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (sub-judul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat, tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.

a. Rujukan dari Buku Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).

Contoh: Strunk, W. Jr. and White, E.B. 1979. The Elements of Style (3rd ed.). NewYork: Macmillan. Hermawan, A. 2005. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama, dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya, yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh: Cornet, L. and Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues 1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse. Cornet, L. and Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse. b. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya) Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh: Letheridge, S. and Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Praeger. Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. c. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya) Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung Contoh:

Hartley, J.T., Harker, J.O. and Walsh, D.A. 1980. Contemporary Issues and New Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Psychological Issues (hlm. 239-252). Washington, D.C.: American Psychologioal Association. Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. d. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dan artikel tersebut. Contoh: Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian, 1(1): 33-47. e. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung. Contoh: Krashen, S., Long, M. and Scarcella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CDROM: TESOL Quarterly- Digital, 1997). f. Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir. Contoh: Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology Today, hlm. 7076. Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48. Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm 6. g. Rujukan dari Koran Tanpa Penulis

Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman. Contoh : Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3. h. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan Negara dan Daerah. 2005. Jakarta: Departemen Hukum dan Ham. i. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut. Contoh: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. j. Rujukan Berupa Karya Terjemahan Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun. Contoh: Ary, D., Jacobs, L.C. and Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional. k. Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh: Damayanti, R.A. 2010. Hubungan Keagenan Pemerintahan Daerah dalam Konteks Anggaran: Sebuah Agenda Rekonstruksi. Disertasi tidak

diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. l. Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan Makalah disajikan dalam ..., nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya. Contoh: Kartasasmita, G. 2004. Budaya Politik dalam Proses Demokratisasi di Indonesia. Makalah disajikan dalam Kongres IV dan Seminar Nasional Perhimpunan Sarjana Administrasi Indonesia (PERSADI), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 1 Desember. Karim, Z. 1987. Tata kota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September. m. Rujukan dari Internet berupa Karya Individual Nama penulis ditulis seperti rujukan dan bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan di akses, di antara tanda kurung. Contoh: Hitchcock, S., Carr, L. and Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996). n. Rujukan dari Internet berupa Artikel dan Jurnal Nama penulis ditulis seperti rujukan dan bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh: Griffith, A.I. 1995. Cordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997). Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000): o. Rujukan dari Internet berupa Bahan Diskusi

Nama penulis ditulis seperti rujukan dan bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh: Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (Online), ([email protected], diakses 22 November 1995). p. Rujukan dari Internet berupa E-mail Pribadi Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat email pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan dicetak miring, nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi). Contoh: Davis, A. ([email protected]). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter ([email protected]). Naga, Dali S. ([email protected]). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah ([email protected]).

Lampiran 1. Contoh sampul depan

ANALISIS JABATAN PADA STRUKTUR ORGANISASI DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KENDARI JOB ANALYSIS AT ORGANISATIONAL STRUCTURE IN THE DEPARTMENT OF HEALTH AT KENDARI REGENCY

AHMAD NASIR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Lampiran 2a. Contoh halaman pengajuan tesis ANALISIS JABATAN PADA STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KENDARI

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Sarjana

Program Studi Manajemen Disusun dan diajukan oleh

AHMAD NASIR

Kepada

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDN MAKASSAR 2011

Lampiran 2b. Contoh halaman pengajuan disertasi PENGARUH PARTISIPASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN

Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Sarjana

Program Studi Akuntansi

Disusun dan diajukan oleh

NURFITRIANI

Kepada

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011