draft 3 - lppm.unib.ac.idlppm.unib.ac.id/assets/uploads/files/pengumuman/rirn-paparan-versi... ·...

41
LIMITED DRAFT 3.4 2015 - 2045

Upload: ngotuong

Post on 27-Apr-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LIMITED

DRAFT 3.4

2015 - 2045

S&T Policy In the Innovation System and Value Chain

Sumber : Rakornas Ristek, 2008, Diolah Kembali , 2011 didalam BPPT, 2012 yang diperkaya

dari model Kuhlmann and Arnold (2001)

The added Value Chain

Sumber: McPhee and Wheeler (2009)

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)

PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

DESAIN KEBIJAKAN IPTEK DI RPJPN

Iptek dibangun

Iptek digunakan

Iptek sbg

penggerak

pembangunan

Lingkungan

Iptek dibangun

POSISI KEBIJAKAN IPTEK DALAM SPPN

Diacu DiperhatikanDiserasikan Melalui Musrenbang

RKP RPJM

Nasional

RPJP Nasional

Renstra KL

Renja - KL

RAPBN

RKA-KL

APBN

Rincian APBN

Pedoman Dijabarkan Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diacu

Pem

erintah

Pusat

RPJM Daerah

RPJP Daerah

RKP Daerah

Renstra SKPD

Renja -SKPD

RAPBD

RKA -SKPD

APBD

Rincian APBD

Pedoman

Pedoman

Pedoman Dijabarkan

Pedoman

Pedoman

Diacu

UU SPPN

Pem

erintah

Daerah

UU KN

Bahan Bahan

Bahan Bahan

UU 25/2005UU 17/2003

POSISI KEBIJAKAN (SEKTOR) IPTEK

PERMASALAHAN

menciptakan nilai tambah sumber daya alam dalam rangka

transformasi ekonomi nasional menuju

innovation driven economy

Buku Putih Penelitian,

Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi 2005-2025

Kebijakan Strategis Nasional

Bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (Jakstranas Iptek)

Agenda Riset Nasional (ARN)

Iptek dalam Masterplan

Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi

Indonesia(MP3EI)

Kapasitas dan kompetensi riset;

Kemampuan pengembangan

menuju proses penciptaan

berbasis Iptek;

Jaringan kelembagaan dan

peneliti di ranah lokal, regional

dan global;

Relevansi & Produktivitas

litbangnas utk menjawab kebu-

tuhan teknologi masyarakat;

Pendayagunaan riset dan

pengembangan nasional

Bangsa Indonesia dihadapkan

pada kondisi masih lemahnya:

Sejumlah kebijakan Iptek telah

diterbitkan tapi belum optimal

SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

MARWAH IPTEK (RISET)

PERMASALAHAN

menciptakan nilai tambah sumber daya alam dalam rangka

transformasi ekonomi nasional menuju

innovation driven economy

Buku Putih Penelitian,

Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi 2005-2025

Kebijakan Strategis Nasional

Bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (Jakstranas Iptek)

Agenda Riset Nasional (ARN)

Iptek dalam Masterplan

Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi

Indonesia(MP3EI)

Kapasitas dan kompetensi riset;

Kemampuan pengembangan

menuju proses penciptaan

berbasis Iptek;

Jaringan kelembagaan dan

peneliti di ranah lokal, regional

dan global;

Relevansi & Produktivitas

litbangnas utk menjawab kebu-

tuhan teknologi masyarakat;

Pendayagunaan riset dan

pengembangan nasional

• Diskoneksitas hasil riset dengan kebutuhan dunia industri; • Diskoneksitas riset antara perguruan tinggi dengan lembaga-lembaga riset;• Belum optimalnya sumber daya riset (personil litbang seperti peneliti, perekayasa

dan dosen; anggaran, peraturan dan fasilitas riset).

Bangsa Indonesia dihadapkan

pada kondisi masih lemahnya:

Sejumlah kebijakan Iptek telah

diterbitkan tapi belum optimal

SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

MARWAH IPTEK (RISET)

PERMASALAHAN

menciptakan nilai tambah sumber daya alam dalam rangka

transformasi ekonomi nasional menuju

innovation driven economy

Buku Putih Penelitian,

Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi 2005-2025

Kebijakan Strategis Nasional

Bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (Jakstranas Iptek)

Agenda Riset Nasional (ARN)

Iptek dalam Masterplan

Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi

Indonesia(MP3EI)

Kapasitas dan kompetensi riset;

Kemampuan pengembangan

menuju proses penciptaan

berbasis Iptek;

Jaringan kelembagaan dan

peneliti di ranah lokal, regional

dan global;

Relevansi & Produktivitas

litbangnas utk menjawab kebu-

tuhan teknologi masyarakat;

Pendayagunaan riset dan

pengembangan nasional

Lembaga Riset

Non Kementerian

(LPNK)

Unit Riset

Pendidikan

Tinggi

Masyarakat/

Komunitas

Peneliti spt

AIPI, DRN Unit Riset

Kementerian/ Lembaga/Daerah

• Diskoneksitas hasil riset dengan kebutuhan dunia industri; • Diskoneksitas riset antara perguruan tinggi dengan lembaga-lembaga riset;• Belum optimalnya sumber daya riset (personil litbang seperti peneliti, perekayasa

dan dosen; anggaran, peraturan dan fasilitas riset).

Bangsa Indonesia dihadapkan

pada kondisi masih lemahnya:

Sejumlah kebijakan Iptek telah

diterbitkan tapi belum optimal

SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

MARWAH IPTEK (RISET)

PERMASALAHAN

menciptakan nilai tambah sumber daya alam dalam rangka

transformasi ekonomi nasional menuju

innovation driven economy

Buku Putih Penelitian,

Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi 2005-2025

Kebijakan Strategis Nasional

Bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (Jakstranas Iptek)

Agenda Riset Nasional (ARN)

Iptek dalam Masterplan

Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi

Indonesia(MP3EI)

Kapasitas dan kompetensi riset;

Kemampuan pengembangan

menuju proses penciptaan

berbasis Iptek;

Jaringan kelembagaan dan

peneliti di ranah lokal, regional

dan global;

Relevansi & Produktivitas

litbangnas utk menjawab kebu-

tuhan teknologi masyarakat;

Pendayagunaan riset dan

pengembangan nasional

Lembaga Riset

Non Kementerian

(LPNK)

Unit Riset

Pendidikan

Tinggi

Masyarakat/

Komunitas

Peneliti spt

AIPI, DRN Unit Riset

Kementerian/ Lembaga/Daerah

• Diskoneksitas hasil riset dengan kebutuhan dunia industri; • Diskoneksitas riset antara perguruan tinggi dengan lembaga-lembaga riset;• Belum optimalnya sumber daya riset (personil litbang seperti peneliti, perekayasa

dan dosen; anggaran, peraturan dan fasilitas riset).

RENCANA INDUKRISET NASIONAL !!!

Bangsa Indonesia dihadapkan

pada kondisi masih lemahnya:

Sejumlah kebijakan Iptek telah

diterbitkan tapi belum optimal

SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

MARWAH IPTEK (RISET)

PENDEKATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN IPTEK-

RIRN

POLICY MIXED

MEMBUTUHKAN PEROMBAKAN KEBIJAKAN

POLICY HARMONIZATION

LEGAL STANDING-DIRECTLY

LEGAL STANDING-INDIRECTLY

SPPN TO GBHN

PERUBAHAN SPPN

PENYELARASAN SPPN

PENDEKATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN IPTEK-

RIRN

POLICY MIXED

MEMBUTUHKAN PEROMBAKAN KEBIJAKAN

POLICY HARMONIZATION

LEGAL STANDING-DIRECTLY

LEGAL STANDING-INDIRECTLY

SPPN TO GBHN

PERUBAHAN SPPN

PENYELARASAN SPPN

MEKANISME PENYELARASAN RPJMN DAN RKP

PROG PRIORITAS

PRESIDEN KE RKP

http://ksp.go.id/bappenas-ksp-pastikan-nawacita-jadi-acuan-rpjmn-dan-rkp/

NAWACITA KE

RPJMN+RKP

PENYELARASAN RIRN KE RPJMN DAN RKP

PROG PRIORITAS

PRESIDEN KE RKP

http://ksp.go.id/bappenas-ksp-pastikan-nawacita-jadi-acuan-rpjmn-dan-rkp/

NAWACITA KE

RPJMN+RKP

Taksonomi Kebijakan Iptek Nasional

Lembaga Riset Industri:

Riset berbasis demand driven

Lembaga Riset Universitas

Riset berbasis tri darma PT

Lembaga Riset Pemerintah:

berbasis supply push

Asosiasi

Media

Kegiatan Riset pada Level Operasional

Dukungan Kebijakan Pada Level Sektor

UU 17/2007

RPJP 2005-2025

Perpres No.2/2015

RPJPMN 2015-2019

UU 18/2002

Perpres RIRN

Dukungan Kebijakan Pada Level

NasionalDicantumkannya Arah Pembangunan Riset

dalam Dalam UU 17/2007 serta turunannya

dalam Perpres RPJMN Tahap 3 dan 4 (2015-

2019; dan 2020-2025)

Pengembangan Riset berbasis

konsorsium dengan mengacu pada

prioritas riset yang telah dicantumkan

pada dokumen kebijakan pada level

sektor dan nasional.dengan

pendekatan kolaboratif.

Kementerian Riset, Teknologi Dikti

merelease Kebijakan selevel Kepmen

terkait Arah Pembangunan Riset

Nasional dalam bentuk Prioritas Riset

Nasional dengan mengacu pada

kebijakan pada level diatasnya

Kepmenristekditki

No ?/ 2017

Konsorsi

Inovasi

Priorita Riset

Nasional 2015-2019

Dalam proses bottom up

(musrenbangnas), berbekal naskah

akademik-roadmap teknologi sektor iptek

dapat memberikan masukan untuk

penyusunan RPJP atau RPMN

selanjutnya

Gambar Harmonisasi Kebijakan Riset Berbasis pada Konsep Policy Process as

Hierarchy Bromley, 1989 yang diadaptasi dari Disertasi M. Athar, 2015

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2015-2045

VISI

“Indonesia 2045 Berdaya Saing dan Berdaulat Berbasis

Iptek”

"Indonesia 2045 Berdaya Saing" Riset menjadi motor utama untuk menghasilkan

invensi dan inovasi yang pada akhirnya

berdampak pada peningkatan daya saing bangsa.

“Berdaulat berbasis iptek” RIRN menjadi titik awal membentuk Indonesia

yang mandiri secara sosial ekonomi melalui

penguasaan dan keunggulan komparatif iptek yang tinggi secara global.

MISI

1. Menciptakan masyarakat Indonesia yang inovatif berbasis iptek

2. Menciptakan daya saing bangsa secara global berbasis riset

TUJUAN:1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi

riset Indonesia di ranah global2. Meningkatkan literasi iptek masyarakat3. Meningkatkan ekonomi berbasis iptek

SASARAN:SS1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM

terkait riset yang mampu berkompetisisecara global

SS2. Meningkatkan relevansi dan produktifitasriset serta peran pemangku kepentingandalam kegiatan riset

SS3. Meningkatkan kontribusi riset terhadappertumbuhan ekonomi nasional secarasignifikan

BERKONTRIBUSI DALAM

PERTUMBUHAN EKONOMI

NASIONAL & PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

ISI

1. Pendahuluan2. Kondisi Riset Nasional dan

Lingkungan Strategis3. Rencana Induk Riset Nasional

2015-20454. Prioritas Nasional 2015-2019

TITIK AWAL

1. IPTEK HARUS BERKONTRIBUSI SECARA TERUKUR DALAM PERTUM-BUHAN EKONOMI NASIONAL

2. SINERGI DENGAN RIPIN & RIEKN3. ACUAN: KOREA SELATAN 2015 =

INDONESIA 20394. CAKUPAN: LINTAS K/L

TITIK AWAL

PDB = Modal + Tenaga_Kerja + X

TFPMFP = (TFP / PDB) x 100%

tahun

Korsel

Jepang, Swiss, ...

x

TAHAPAN INDIKATOR RISET 2015-2045DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

SASARAN 2015 2019 2024 2029 2034 2039 2044

MFP 16,7 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0

PRODUKTIVITAS

PENELITI0,02 0,04 0,07 0,10 0,14 0,18 0,22

SDM PENELITI 1.071 1.600 3.200 4.800 6.400 8,000 9.600

SDM KANDIDAT

PENELITI5,6 20 40 60 80 90 100

GERD/PDB 0,20 0,84 1,68 2,52 3,36 4,20 5,04

GBAORD/PDB 0,15 0,21 0,42 0,63 0,84 1,05 1,26

Catatan : 1) MFP: multi factor productivity (%)

2) Produktifitas Peneliti: jumlah total publikasi terindeks global / jumlah total peneliti

3) SDM Peneliti: rasio jumlah peneliti / sejuta populasi (orang)

4) SDM Kandidat Peneliti: rasio jumlah mahasiswa (S2 + S3) / S1 (%)

5) GERD / PDB dan GBAORD / PDB (%)

out

com

eouput

input

SD

M

input

anggara

n

Korsel 2015

6 KELOMPOK MAKRO RISET SESUAI RIPINDengan Beberapa Contoh

KELOMPOK CONTOHRiset Terapan berbasisSDA (RT-SDA)

Riset sexing sapi(PT KAR +P2Biotek LIPI)

Riset Maju berbasis SDA (RM-SDA)

Riset obat berbasis human EPO (P2Biotek LIPI +Bio Farma)Riset BIG DATA untuk policy decision making terkait bencana banjir (P2Biotek LIPI & Bio Farma)

Riset Terapan Manufaktur(RTM)

Riset baterai lithium berbasis bahan baku lokal(Batan + LIPI +BPPT + UI + Poltek Batam + Nippres+ ANTAM + KS)

Riset Maju Manufaktur(RMM)

Riset pengembangan pesawat N219 (PT DI, LAPAN)

Riset Teknologi Tinggi(RTT)

Implementasi satelit mini LAPAN A2 (LAPAN+ITB+TU Berlin)

Riset Rintisan Terdepan(RRT)

Riset deteksi cacat untuk chip berkecepatan tinggi(LIPI+Heidelberg Univ + Yonsei Univ + ALICE-

SKENARIO TRANSFORMASI PRIORITAS 6 KELOMPOK MAKRO RISET (sesuai RIPIN)

Dalam Mendukung Target Kontribusi Riset Untuk Ekonomi Indonesia

2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034 2035-2039 2040-2044

I

II

IIIIV V VI

II

I

II

IIIIV

V

III

II

I

II

IIIIV

IVIII

II

I

II

III

VIV

III

II

I

II

VI V IVIII

II

I

RT-SDA RM-SDA RTM RMM RTT RRT

TAHAPAN INDIKATOR RISET 2015-2045DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

Catatan : 1) MFP: multi factor productivity (%)

2) Produktivitas Peneliti: jumlah total publikasi terindeks global / jumlah total peneliti

3) SDM Peneliti: rasio jumlah peneliti / sejuta populasi (orang)

4) SDM Kandidat Peneliti: rasio jumlah mahasiswa (S2 + S3) / S1 (%)

5) GERD / PDB dan GBAORD / PDB (%))

T. SDAOUTPUT & OUTCOME TERCAPAI BILA INPUT

DIPENUHI

T. Maju

SDA

T. TerapanManufaktur

T. Terapan

Jasa

T. Tinggi

T. Rintisan

terdepan

SASARAN 2015 2019 2024 2029 2034 2039 2044

MFP 16,7 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0

PRODUKTIVITAS

PENELITI0,02 0,04 0,07 0,10 0,14 0,18 0,22

SDM PENELITI 1.071 1.600 3.200 4.800 6.400 8,000 9.600

SDM KANDIDAT

PENELITI5,6 20 40 60 80 90 100

GERD/PDB 0,20 0,84 1,68 2,52 3,36 4,20 5,04

GBAORD/PDB 0,15 0,21 0,42 0,63 0,84 1,05 1,26

out

com

eouput

input

SD

M

input

anggara

n

STRATEGI PENCAPAIAN

Meningkatkan peran swasta dalam riset (unit R&D, double

tax, Filantropis, CSR, Link-match)

Meningkatkan jumlah (absolut) dan kualitas peneliti

(PT, LPNK, LPK, Industri, peneliti lain)

Meningkatkan jumlah S2 + S3 (perbanyak beasiswa dan

kemudahan S2 & S3)

Terkait Sasaran Input GERD; dan BRB-APBN

Terkait Sasaran Input SDM Peneliti

Terkait Sasaran Input SDM kandidat peneliti

SI.1-2

SI.3

SI.4

OUTPUT & OUTCOME TERCAPAI BILA INPUT DIPENUHI

Meningkatkan relevansi & produktivitas

peneliti (sarpras, insentif, regulasi, PMK 106-SBU)

Terkait Sasaran Output produktifitas peneliti

SI.1

PEMILIHAN PRIORITAS AREA & TEMA FOKUS RISET MENENTUKAN !!

QUICK-WIN 2019

1. Indonesia Juara ASEAN pada tahun 2020 (Peringkat 2015 = # 4)

3. Peningkatan kontribusi swasta terhadap riset mendekati 75% pada 2020

2. Percepatan peningkatan hilirisasi hasil riset

Menambah peneliti dari 1.071 menjadi 1.600 per-

sejuta penduduk (2019)

Anggaran riset basis output dan MYC

Pemanfaatan bersama infrastruktur riset

Melakukan fokus riset basis RIRN

Peningkatan kerjasama riset dengan mitra global

Peningkatan kerjasama riset dengan industri

Insentif fiskal: doubel tax deduction, dll

Menyelesaikan regulasi turunan UU Paten-Royalti

Revitalisasi proses paten dan insentif paten

Penguatan kerjasama dengan BEkraf &Kemenperin

Insentif penyelenggaraan konferensi global

Insentif publikasi global

Optimalisasi sumber pendanaan riset LPDP,

DIPI, CSR industri, filantropi, PTN/S

Re-entry dan optimalisasi diaspora

Peningkatan infrastruktur inkubasi

Insentif untuk industri pemula

Mendorong standarisasi proses dan produk

Peningkatan program PPBT, PUI, TP, STP

http://rirn.ristekdikti.go.id

BIDANG FOKUS RISET

26

1. Kemandirian Pangan

2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi

Baru dan Terbarukan

3. Pengembangan Teknologi Kesehatan

dan Obat

4. Pengembangan Teknologi dan

Manajemen Transportasi

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

6. Pengembangan Teknologi Pertahanan

dan Keamanan

7. Material Maju

8. Kemaritiman

9. Manajemen Penanggulangan

Kebencanaan dan Lingkungan

10.Sosial Humaniora – Seni Budaya –

Pendidikan

1. PANGAN

2. ENERGI

3. KESEHATAN

4. TRANSPORTASI

5. TEKNOLOGI REKAYASA

6. HANKAM

7. SOSIAL HUMANIORA

DASAR (PERMANEN)

KEBUTUHAN (DINAMIS)

BIDANG FOKUS PRIORITAS RISET NASIONAL 2015-2019 PADA BUKU RIRN 2015-2045

27

Nawa Cita

RPJMN

Solusi Aktual

1. Kemandirian Pangan

2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan

Terbarukan

3. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat

4. Pengembangan Teknologi dan Manajemen

Transportasi

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

6. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan

Keamanan

7. Material Maju

8. Kemaritiman

9. Manajemen Penanggulangan Kebencanaan dan

Lingkungan

10.Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan

PRIORITAS KEBUTUHAN ANGGARAN HINGGA 2019

7 Bidang Fokus

3 Isu Aktual

TARGET PAGU APBN(TA 2015: 14,5 T)

2016

2017

2018

2019

14,5-18,2 T

18,2-21,6 T

21,6-25,4 T

25,4-29,4 T

Asumsi GBAORD/PDB2015-19: 0,15 – 0,21%

PDB: 10.000 – 14.000 T

Total Pagu: 110 T

GERD 2014

Korsel Jepang Singapura

Vietnam Malaysia Thailand

4,1% 3,5% 2%

0,19% 1,1% 0,39%

Pangan Energi Kes & Obat

Hankam Transportasi TIK

Material Maju

Soshum Kebencanaan KemaritimanRasio alokasi sesuai prioritasisasi periode saat itu

Menyesuaikankondisi

perekonomian

KEMANDIRIAN PANGAN

TEKNOLOGI PEMULIAAN BIBIT TANAMAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN LAHAN SUB-OPTIMAL

TEKNOLOGI PASCAPANEN

TEKNOLOGI KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN PANGAN

Pemanfaatan teknik radiasi untuk pencarian galur mutan unggul

Pemuliaan tanaman dengan teknologi berbasis bioteknologi

Pemuliaan tanaman teknik konvensional

Pertanian lahan sub-optimal basah

Potensi tumbuhan dataran rendah kering sebagai sumber pangan

Optimasi sistem pertanian tropis

Penguatan agroindustri berbahan baku sumber daya lokal

Teknologi iradiasipengawetan hasilpertanian

Diversifikasi dan hilirisasiproduk pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan

Pendukung kemandirian pangan (PAJALE) dan tanaman perkebunan

Kemandirian pangan komoditas ruminansia

Kemandirian pangan komoditas perairan

Efisiensi rantainilai hasilpertanian, perkebunan, peternakan, danperikanan

PENCIPTAAN DAN PEMANFAATAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

TEKNOLOGI SUBSTITUSI BAHAN BAKAR

KEMANDIRIAN TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK

TEKNOLOGI KONSERVASI ENERGI

TEKNOLOGI KETAHANAN, DIVERSIFIKASI ENERGI DAN PENGUATAN KOMUNITAS SOSIAL

Teknologi pendukung konversi ke bahan bakar gas (BBG)

Dimethyl ether untuk energi rumah tangga dan transportasi

Pengembangan komponen konverter kit

Rancang bangun PLT panas bumi

Rancang bangunPLT mikro hidrodarat dan marine

PLT bioenergi (biomassa, biogas, biofuel) massif

Bangunan hemat dan mandiri energi

Sistem smart grid dan manajemen konservasi energi

Teknologi komponen listrik hemat energi

Teknologi pendukung EOR

Penyiapan infrastruktur PLTN

Teknologi pendukung clean coal

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KESEHATAN DAN OBAT

TEKNOLOGI PRODUK BIOFARMASETIKA

TEKNOLOGI ALAT KESEHATAN DAN DIAGNOSTIK

TEKNOLOGI KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT

Penguasaan produksi

vaksin utama (hepatitis,

dengue)

Penguasaan sel punca

(stem cell)

Penguasaan produk

biosimilar dan produk

darah

Pengembangan in vivodiagnostic (IVD) untuk

deteksi penyakit infeksi

Pengembangan in vivo diagnostic (IVD)

untukdeteksi penyakit

degeneratif

Pengembangan alat

elektromedik

Pengembangan

fitofarmaka berbasis

sumber daya lokal

Bahan baku obat kimia

Saintifikasi jamu & herbal,

teknologi produksi pigmen

alami

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI

TEKNOLOGIPENGUATAN INDUSTRITRANSPORTASINASIONAL

TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN PENDUKUNG SISTEM TRANSPORTASI

Manajemen keselamatan

Sarana prasarana

pendukung keselamatan

Moda jalan dan rel

Moda air

Moda udara

Sistem cerdas manajemen

transportasi

Kajian kebijakan, sosial dan

ekonomi transportasi

Riset dasar pendukung

teknologi dan sistem

transportasi

UU 17/2007

RENCANA PJP 2005-2025

Perpres RPJPMN 2015-2019

Pembangunan Iptek

sektor Dirgantara

Dukungan Regulasi Arah

Pembangunan Iptek untuk

upgrading Teknologi yang survival

dan berkesinambungan:

Dicantumkannya Arah Pembangunan Ipek

Sektor Dirgantara dalam Dalam UU

17/2007 serta turunannya dalam Perpres

RPJMN Tahap 3 dan 4 (2015-2019; dan

2020-2025)

Kebijakan Sektor Industri: Bimtek Industri Komponen Pesawat : ACPDN

Dukungan Kebijakan Intersektoral untuk

upgrading Teknologi yang survival dan

berkesinambungan

Membangunan kemampuan industri

komponen; Insentif “ Aku Cnta Produk

Dalam Negeri (ACPDN), pemberian

sistem leasing dan tax deduction untuk

Industri Dirgantara; Insentif Kredit

u/Industri Komponen Pesawat

Skim Insentif Riset Konsorium untuk

melakukan studi atas beberapa

teknologi yang belum dikuasai seperti

composite structure. Hibah Dikti dapat

dimanfaatkan untuk peningkatan

academic exellance para peneliti bidang

kedirgantaraan atau terkait, dan skim

LPDP selain dimanfaatkan untuk studi

tata kelola dan kebijakan juga dapat

digunakan untuk studi yang

membutuhkan pengadaan insfrastruktur,

multiyears

Pendanaan

Inovasi:Invest

asi SDM, Riset

dan Infrastruktur

Insentif

Riset

SINas:

Hibah Dikti

LPDP

Kebijakan Sektor

Iptek:

JAKSTRANAS

IPTEK;

ARN

Kebijakan Fiskal:

Insentif Fiskal

Sist Leasing

Tax

Deduction

LPDP;

Insentif

Riset

Pasar:

Pemilihan Segmentasi Pasar

Yang Lebih Kompetitif

Pendanaan:

Menemukan channel-channelpendanaan untuk desain pesawat

Strategi Iptek:

Penguatan Kemamuan Iptek

melalui Risk Sharing

Partnership

Upgrading Teknologi yang survival dan

berkesinambungan

Pemilihan Manajemen yang

Professional

Pengembangan Iptek dengan

konsorsium;

Meningkatkan kemampuan produksi

melalui peningkatan jejaring dengan

industri domestik dan internasional.

Studi kelayakan yang mencakup

strategi pemasaran untuk mengurangi

resiko kegagalan pasar.

Konsorsi

Inovasi

Main

str

eam

ing

pem

bangunan

ipte

k s

ekto

r dirganta

ra m

ela

lui

Pro

ses

part

isip

atif

penyu

sunan

ara

h k

ebija

kan p

em

bangunan

ipte

k d

ala

m R

PJP

N/R

PJM

N

Po

liti

cal w

il:

Menggunakan u

ntu

k p

asar

dom

estik

mela

kukan p

rom

osi pro

duk n

asio

nal baik

mela

lui

org

anis

asi W

TO

maupun p

ada I

nte

rnatio

nal A

irshow

Taksonomi Kebijakan Iptek Nasional

Riset Maju Manufaktur – Pesawat N 219

Harmonisasi Kebijakan utk upgrading pesawat terbang IPTN Berbasis pada Konsep Policy

Process as Hierarchy Bromley, 1989, M. Athar, 2015

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TIK

PENGEMBANGAN SISTEM/ PLATFORM BERBASIS OPEN

SOURCE

TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KONTEN TIK

TEKNOLOGI PIRANTI TIK DAN PENDUKUNG TIK

Teknologi 5G (broadband)

Telekomunikasi berbasis internet protocol (IP)

Penyiaran multimedia berbasis digital

IT security

Sistem TIK

e-Government

Sistem TIK e-Bussiness

Framework/ Platform penunjang industri kreatif dan kontrol

Teknologi dankonten untukdata informasigeospasial daninderaja

Pengembangan teknologi big data

Piranti TIK untuk sistem jaringan

Piranti TIK untuk customer premises equipment (CPE)

Kebijakan dan sosial humaniora pendukung TIK

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN

TEKNOLOGI PENDUKUNG DAYA GERAK

TEKNOLOGI PENDUKUNG DAYA GEMPUR

TEKNOLOGI PENDUKUNG HANKAM

Pengembangan produk

alat angkut matra darat

Pengembangan produk

alat angkut matra laut

Pengembangan produk

alat angkut matra udara

Pengembangan produk

roket

Pengembangan produk

handak

Pengembangan produk

sistem persenjataan

Pengembangan produk

K4IPP

Pengembangan produk

material

Pengembangan sumber

daya pertahanan

MATERIAL MAJU

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL STRATEGIS BERBAHANBAKU LOKAL

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN MATERIAL FUNGSIONAL

TEKNOLOGI EKSPLORASI POTENSI MATERIAL BARU

TEKNOLOGI KARAKTERISASI MATERIAL DANDUKUNGAN INDUSTRI

Ekstraksi dan rancang bangun pabrik logam tanah jarang

Pengembangan selsurya berbasis nonsilikon

Pengolahan bijihmineral strategislokal

Produksi polimer untuk aplikasi separasi di industri

Material pendukung biosensor dan kemosensor

Pengembangan membran

Pengembangan katalisator dan biokatalisator (enzim) untuk aplikasi di industri

Desain dan eksplorasi material pigmen absorber

Pendukung transformasi material sampah dan pengolahan limbah

Pendukung material struktur

Karakterisasi material berbasis laser dan optik

Karakterisasi material biokompatibel

Kemandirian bahan baku magnet kuat

KEMARITIMAN

TEKNOLOGI KEDAULATAN DAERAH 3T (TERDEPAN, TERPENCIL, TERBELAKANG)

TEKNOLOGI PEMANFAATAN SUMBER DAYA MARITIM

TEKNOLOGI KONSERVASI LINGKUNGAN MARITIM

TEKNOLOGI PENGUATAN INFRASTRUKTUR MARITIM

Ketahanan sosial dan penguatan ekonomi pesisir

Kedaulatan pangan masyarakat pesisir dan pulau terpencil

Pengelolaan pesisir perbatasan dari aspek social security dan prosperity

Eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut

Pengembangan teknologi dan manajemen pulau-pulau kecil dan pesisir

Pengembangan industri pariwisata bahari

Konservasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut

Zonasi ekosistem dan pendukung kawasan konservasi laut

Kesehatan danjasa ekosistempesisir dan laut

Penguasaan teknologi survei SDE/SDA laut dalam

Pengembangan teknologi wahana pesisir, lepas pantai, dan laut dalam

Penguasaan teknologi komunikasi, navigasi, security dan supervisi

Pengembangan teknologi infrastruktur pantai dan lepas pantai

MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBENCANAAN DAN LINGKUNGAN

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN BENCANA GEOLOGI

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN BENCANA HIDROMETEOROLOGI

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN BENCANA KEBAKARAN LAHANDAN HUTAN

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

Mitigasi pengurangan risiko bencana

Pencegahan dan kesiapsiagaan

Tanggap darurat

Rehabilitasi dan rekonstruksi

Regulasi danbudaya sadarbencana

Mitigasi pengurangan risiko bencana

Pencegahan dan kesiapsiagaan

Tanggap darurat

Rehabilitasi dan rekonstruksi

Regulasi danbudaya sadarbencana

Mitigasi pengurangan risiko bencana

Pencegahan dan kesiapsiagaan

Tanggap darurat

Rehabilitasi dan rekonstruksi

Regulasi danbudaya sadarbencana

Kajian pemetaan kesehatan lingkungan

Rehabilitasi ekosistem

Eksplorasi ramah lingkungan

Regulasi dan budaya

SOSIAL HUMANIORA - SENI BUDAYA - PENDIDIKAN

KAJIAN PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

KAJIAN SUSTAINABLE MOBILITY

KAJIAN PENGUATAN MODAL SOSIAL

KAJIAN EKONOMI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Kearifan lokal

Indigenous studies

Global village

Urban planning & transportation Reforma agraria

Pengentasan kemiskinan & kemandirian pangan

Rekayasa sosial

& pengembangan pedesaan

Kewirausahaan, koperasi, dan UMKM

Pendidikan berkarakter dan berdaya saing

Seni-budaya pendukung pariwisata

40

Matriks Rencana Aksi8

BIDANG AKTOR UTAMA

Kementerian/ Lembaga LPNK Perguruan Tinggi Swasta/ lainnya

Kemandirian Pangan Kementan, Kemenristekdikti, KKP, LHK,

Agraria/BPN, Kemenristekdikti

BPPT, LIPI, BATAN, BAPETEN,

BPOM,

PTN/PTS terkait PTPN, Indofood, BUMN Pangan,

dan pihak terkait

Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan

ESDM, Kemenperin, PUPR, LHK, DPDT2,

KKP,

Kemenhub, Kemenristekdikti

BATAN, LIPI, BAPETEN, BPPT PTN/PTS terkait Industri yang bergerak di sektor

energi

Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat

Kemenkes, LHK, Kemenperin BPOM, LIPI, BPPT PTN/ PTS terkait PT Bio Farma, Indofarma, Medica,

Dexa dan pihak terkait

Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi

Kemenhub, Kominfo, Kemenristekdikti,

Kemenperin, PUPR

LAPAN, BPPT PTN/ PTS terkait PT DI, PT LEN INDUSTRI,

INKA, PT PAL, dan pihak lain

terkait

Teknologi Informasi dan Komunikasi Kominfo, PUPR, Kemenhan LIPI, BPPT, BIG, Bekraf,

Kemenristekdikti

PTN/ PTS terkait INTI, CMI, SOLUSI, dan

pihak lain terkait

Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan

Kemenko Polhukan, Kemenhan, Kominfo,

Kemenperin, Kemenristekdikti

BPPT, LIPI PTN/ PTS terkait PT DI, PT Dahana, PT PAL,

PT LEN dan pihak terkait

Material Maju Kemenperin, ESDM, LHK, Kementan,

Kemenkes, Kemenristekdikti

BPPT, LIPI PTN/ PTS terkait PT DI, PT Dahana, PT PAL,

PT LEN dan pihak terkait

Kemaritiman Kemenko Maritim, KKP, Kemenristekdikti,

Kemenpar, Kemenhub

Bakamla, LIPI, BMKG, LAPAN,

BIG, BPPT

PTN/ PTS terkait PT PAL dan pihak terkait

Manajemen Penanggulangan Kebencanaan dan Lingkungan

LHK, Agraria/ BPN, PUPR, Kemenristekdikti,

Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenkes,

Kemensos

LAPAN, LIPI, BPPT, BNPB,

BMKG, PVMBG, BIG

PTN/ PTS terkait IABI, WWF, KEHATI,

WALHI, dan pihak lain terkait

Sosial Humaniora - Seni Budaya -Pendidikan

Bappenas, Kemensos, Kemenaker, Dikbud,

DP2DT, Parekraf, Kemenristekdikti, Kemenag

LIPI, BPS PTN/ PTS terkait Masyarakat sipil terkait

Integrasi aktor riset dalam Agenda Riset Nasional 2015-2019