ZAKAT PRODUKTIF DAN DAMPAK TERHADAP EKONOMI
MUSTAHIK
(STUDI KASUS: BAZNAS KABUPATEN SUKABUMI)
Disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE)
RAHMAH FITRIANI
(1113046000099)
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020M
ii
ZAKAT PRODUKTIF DAN DAMPAK TERHADAP EKONOMI
MUSTAHIK
(STUDI KASUS: BAZNAS KABUPATEN SUKABUMI)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultan Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rahmah Fitriani
NIM: 1113046000099
Di Bawah Bimbingan
Yuke Rahmawati, S.Ag., MA
NIP. 197509032007012032
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HISAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rahmah Fitriani
NIM : 1113046000099
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mapu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plahiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izini pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
Jikalai dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanki berdasarkan aturan yang telah berlaky di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 12 Mei 2020
Yang Menyatakan
Rahmah Fitriani
v
ABSTRAK
Rahmah Fitriani. Zakat Produktif dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Mustahik
(Studi Kasus: BAZNAS Kabupaten Sukabumi)
Tujuan dari penelitiani ini adalah untuk menjelaskan dapak apa saja yang
ditimbulkan oleh program pendistribusian dan pendayagunaan zakat produktif
yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi terhadap kondisi
ekonomi mustahik. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari
wawancara dan kuisiner terhadap 62 mustahik yang mengikuti program KUM3
dan BUMI. Analisis data yang digunakan adalah uji t statistik berpasangan dan
indikator kemiskinan berupa headcount ratio, indeks kedalaman kemiskinan yang
dihitung oleh poverty gap index dan income gap index, dan keparahan
kemiskinan yang digitung oleh sen index dan FGT index, serta analisis jalur. Hasil
dari penelitian ini adalah dampak positif yang dihasilkan oleh pendayagunaan
dana zakat terhadap perekonomian mutahik yang ditunjukan oleh peningkatan
rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik, peningkatan rata-rata konsumsi
mustahik, dan peningkatan rata-rata kemampuan berinvestasi mustahik. Indikator
kemiskinan seperti headcount ratio turun dari 0,597 menjadi 0,016, indeks
keparahan kemiskinan juga mengalami penurunanan ditunjukan oleh penurunan
sen index dari 0,153 menjadi 0,007 dan penurunan FGT index dari 0,0375
menjadi 0,0028. Akan tetapi, indeks kedalaman kemiskinan mengalami kenaikan
ditunjuka oleh kenaikan poverty gap index dari Rp 158.033 menjadi 361.208 dan
kenaikan income gap index dari 0,184 menjadi 0,410, hal ini dikarenakan indeks
kedalaman kemiskinan tidak memenuhi asumsi transfer. Adapun zakat,
pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan kemampuan
beinvestasi berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
mustahik dengan korfisien determinasi sebesar 0,768. Akan tetapi varibael-
variabel tersebut tidak berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung
melalui pertumbuhan ekonomi terhadapat tingkat kemiskinan. Satu-satunya
variable yang berpengaruh langsung terhadap tingkat kemiskinan adalah variabel
petumbuhan ekonomi dengan koefisien determinasi sebesar 0,165.
Kata kunci: Zakat, Dampak, Indikator Kemiskinan, Pendapatan, Konsumsi,
Investasi, Pengaruh.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta‟ala
atas segala limpah karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Zakat Produktif
dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Mutahik (Studi Kasus: BAZNAS Kabupaten
Sukabumi)” ini berhasil diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini:
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., MA., M.H., selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Amilin, S.E., AK., M.Si., C.A., Q.I.A., B.K.P., C.R.M.P., selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Abdurrouf, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dwi Nur‟aini Ihsan, M.M., selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Dr. Khamami Zada, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberi arahan dan nasihat selama saya belajar di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi. Atas
bimbingan, saran, arahan, motivasi, dan waktu yang telah diberikan selama
penyelesaian skripsi ini, saya ucapkan terimakasih.
9. H.U.Ruyani,S.H., M.M., selaku Ketua BAZNAS Kabupaten Sukabumi yang
telah memberikan izin penulis melakukan penelitian di BAZNAS
Kabupaten Sukabumi.
10. Pak Herlan, selaku pembina program KUM3 dan Sekretaris Dewan
Kemakmuran Masjis yang telah membantu penulis menyebarkan kuisioner.
vii
11. Kepada seluruh staff pengajar dan staff akademik Fakultas Syariah dan
Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberi pengetahuan
dan bantuan pada penulis.
12. Kepada ke dua orang tua penulis, penulis ucapkan banyak terimakasih atas
segala dukungan materil dan non materil yang telah diberikan kepada
penulis, dan dengan sabar menunggu penyelesaian skripsi ini.
Tabarokallahum, Amin.
13. Seluruh sahabat ZISWAF dan Muamalat 2013 yg telah menemani dan
mewarnai kehidupan perkuliahan penulis.
14. Seluruh pihak yang terkait yang telah membatu dan tidak dapat penuliskan
sebutkan satu per satu.
Semoga skipsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, Mei 2020
Rahmah Fitriani
viii
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GRAFIK xiv
DAFTAR BAGAN xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 13
1. Pembatasan Masalah 13
2. Perumusan Masalah 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14
1. Tujuan Penelitian 14
2. Manfaat Penelitian 14
D. Sistematika Penulisan 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA 17
A. Tori dan Konsep Zakat 17
1. Pengertian Zakat 17
2. Dasar Hukum Zakat 18
3. Prinsi-prinsip Zakat 19
4. Fungsi dan Tujuan Zakat 19
5. Pendayagunaan Zakat 21
ix
B. Pertumbuhan Ekonomi 23
C. Konsumsi 24
D. Pendapatan 25
1. Definisi Pendapatan 25
2. Jenis-Jenis Pendapatan 26
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan 26
E. Kemiskinan 27
1. Definisi Kemiskinan 27
2. Pengukuran Kemiskinan 28
3. Indikator Kemiskinan 29
F. Kajian Studi Terdahulu 31
G. Kerangka Teori dan Pemikiran Penelitian 32
1. Kerangka Teori 39
2. Kerangka Pemikiran 41
H. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis 42
1. Keterkaitan Antar variabel 42
2. Hipotesis 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46
A. Jenis dan Sumber Data 46
B. Populasi dan Sampel 47
C. Metode Analisis Data 47
1. Perubahan Ekonomi Mustahik 48
2. Tingkat Kemiskinan 49
a. Headcount Ratio 49
b. Indeks Kedalaman Kemiskinan 49
c. Indeks Keparahan Kemiskinan 51
3. Pengaruh Zakat, Pertumbuhan Ekonomi Mustahik, dan Tingkat
Kemiskinan Mustahik 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 54
A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Sukabumi 54
B. Gambaran Umum Program Komunitas Usaha Mikro
x
Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) 55
C. Gambaran Umum bangkit Usaha Mandiri Sukabumi Berbasis
Madjid Desa Peradaban Zakat (BUMI-DPZ) 57
D. Karakteristik Rumah Tangga Mustahik 58
E. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Mustahik 60
a. Analisis Dampak Pendayagunaan Dana Terhadap Pendapatan
Rumah tangga Mustahik 60
b. Analisis Dampak Pendayagunaan Dana Terhadap Konsumsi
Rumah tangga Mustahik 62
c. Analisis Dampak Pendayagunaan Dana Terhadap
Kemampuan Berinvestasi Mustahik 64
Rumah tangga Mustahik
F. Analisis Tingkat Kemiskinan 66
1. Analisis Headcount Ratio Sebelum dan Setelah Adanya
Bantuan Dana Dari BAZNAS Kabupaten Sukabumi 67
2. Analisis Indeks Kedalaman Kemiskinan Sebelum dan
Setelah Adanya Bantuan Dana Dari BAZNAS
Kabupaten Sukabumi 67
3. Analisis Indeks Keparahan Kemiskinan Sebelum dan
Setelah Adanya Bantuan Dana Dari BAZNAS
Kabupaten Sukabumi 68
G. Hubungan Zakat, Pertumbuhan Ekonomi, dan Tingkat Kemiskinan
Mustahik 69
1. Uji Validasi 69
2. Uji Reabilitas 71
3. Uji Asumsi Klasik 72
4. Uji Analisis Regresi Model 1 78
5. Uji Analisis Regresi Model 1 81
6. Analisi Jalur 84
BAB V PENUTUP 86
A. Kesimpulan 86
xi
B. Saran 87
DAFTAR PUSTAKA 89
LAMPIRAN 93
DATA DIRI 121
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pertumbuhan Pengumpulan Dana ZIS di Indonesia 9
Tabel 2.1 Kajian Studi Terdahulu 32
Tabel 3.1. Patokan nilai koefisien gini 51
Tabel 4.1. Karakteristik rumah tangga mustahik 59
Tabel 4.2. Paired Samples Test Pendapatan 60
Tabel 4.3. Rata-rata Perubahan Pendapatan 61
Tabel 4.4. Paired Samples Test Konsumsi 62
Tabel 4.5. Rata-rata Perubahan Konsumsi 63
Tabel 4.6. Paired Samples Test Kemampuan Berinvestasi 64
Tabel 4.7. Rata-rata Perubahan Konsumsi 65
Tabel 4.8. Indikator Kemiskinan 66
Tabel 4.9. Uji Validasi Pertumbuhan Ekonomi Mustahik 69
Tabel 4.10. Uji Validasi Tingkat Kemiskina Mustahik 70
Tabel 4.11. Uji Reabilitas Pertumbuhan Ekonomi Mustahik 71
Tabel 4.12. Uji Reabilitas Tingkat Kemiskina Mustahik 71
Tabel 4.13. Uji Multikolinieritas Persamaan 1 72
Tabel 4.14. Uji Multikolinieritas Persamaan 2 73
Tabel 4.15. Uji Normalitas Persamaan 1 76
Tabel 4.16. Uji Normalitas Persamaan 2 76
Tabel 4.17. Uji Autokolerasi Persamaan 1 77
xiii
Tabel 4.18. Uji Autokolerasi Persamaan 2 79
Tabel 4.19. Uji F Persamaan 1 79
Tabel 4.20. Uji T Persamaan 1 79
Tabel 4.21. Uji R2 Persamaan 1 80
Tabel 4.22. Uji F Persamaan 2 81
Tabel 4.23. Uji T Persamaan 2 82
Tabel 4.24. Uji T Persamaan 2 Setelah Triming 83
Tabel 4.25. Uji R2 Persamaan 2 83
Tabel 4.26. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung 84
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Miskin, Rasio Gini. 1
Grafik 1.2. Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita Kelompok 40%
Terbawah di Indonesia, 2015-2019 3
Grafik 4.1. Perubahan Pendapatan 62
Grafik 4.2. Perubahan Konsumsi 64
Grafik 4.3. Perubahan Kemampuan Berinvestasi 66
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Kerangka Teori Penelitian 40
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian 41
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Uji Scatterplot Persamaan 1 74
Gambar 4.1 Uji Scatterplot Persamaan 2 75
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Responden 93
Lampiran 2: Pertumbuhan Pendapatan 95
Lampiran 3: Perumbuhan Konsumsi 97
Lampiran 4: Pertumbuhan Kemampuan Berinvestasi 99
Lampiran 5: Kemampuan Mustahik dalam Memenuhi Kebutuhannya 101
Lampiran 6: Tabulasi Data Pertumbuhan Ekonomi 103
Lampiran 7: Tabulasi Data Tingkat Kemiskinan 105
Lampirna 8: Surat Izin Penelitian Fakultas 107
Lampirna 9: Surat Keterangan Penelitian BAZNAS 108
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian Lanjutan BAZNAS 109
Lampirna 11: Kuesioner 110
1
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Miskin, Rasio Gini.
Sumber: Badan Pusat Statistik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah sosial ekonomi yang tidak pernah ada
habisnya untuk dibicarakan. Pada tahun 1960-an, Indonesia mengalami krisis
politik besar-besaran yang menyebabkan pendapatan perkapita PDB Indonesia
melemah. Kurang berhasilnya program pengentasan kemiskinan yang dilakukan
saat itu menjadikan jumlah penduduk miskin di Indonesia semakin bertambah dan
mencapai setengah dari populasi penduduk Indonesia. Dengan warisan
kemiskinan yang diturunkan dari saat masa orde lama, program-program
pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh orde baru telah berhasil
dikurangi sampai angka 11,30% pada tahun 1996.
2
Kondisi perekonomian Indonesia kembali memburuk saat krisis ekonomi
Asia mulai terjadi pada tahun 1997. Indonesia merupakan salah satu negara yang
terkena imbas dari krisis ekonomi tersebut, mulai dari tertekannya nilai mata
uang, masalah yang ditimbulkan oleh pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh
perusahaan swasta, inflasi, melemahnya pertumbuhan ekonomi, dan
bertambahnya persentase penduduk miskin.
Pasca krisis, angka kemiskinan di Indonesia menunjukan rata-rata
penurunan sebesar 1% per tahunnya, akan tetapi penurunan ini mengalami
perlambatan sejak tahun 2012. Pada tahun 2019 sebanyak 9,22% atau 24,79 juta
jiwa masyarakat Indonesia berada di bawah garis kemiskinan nasional Indonesia.
Perumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan tingkat kesenjangan
Indonesia dari tahun ke tahun semakin membaik. Pada semester dua tahun 2019,
kesenjangan Indonesia berada pada angka 0,38, artinya pertumbuhan ekonomi
yang terjadi sejalan dengan perbaikan tingkat kesenjangannya yang berada pada
tingkat yang rendah. Selain dilihat dari indeks gini, kodisi ketimpangan yang lebih
riil dapat dilihat dengan menggunakan pendekatan distribusi pengeluaran
kelompok 40% terendah.
3
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 1.2. Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita Kelompok 40%
Terbawah di Indonesia, 2015-2019
Grafik distribusi pembagian pengeluaran per kapita tersebut menunjukan
bahwa kesenjangan yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun
terakhir berada pada status kesenjangan yang rendah cenderung moderat. Pada
semerter dua tahun 2019, grafik tersebut menunjukan bahwa 17,71% pendapatan
nasional Indonesia dinikmati oleh golongan dengan pendapatan 40% terendah.
Hal ini menunjukan bahwa status kesenjangan Indonesia berada pada posisi yang
rendah cenderung moderat. Grafik tersebut juga menunjukan bahwa penurunan
kesenjangan ekonomi yang terjadi di Indonesia berjalan dengan lambat.
Rahma (2014) menyatakan bahwa, Penurunan kesenjangan ekonomi yang
melambat ini akan memunculkan kohesi sosial dan politik dimana muncul pesepsi
dalam masyarakat mengenai kesejahteraan yang belum dinikmati semua orang
meskipun ekonomi mengalami pertumbuhan, dan ketidakmampuan masyarakat
miskin kronis untuk keluar dari kondisinya serta belum terlindunginya jaminan
sosial mereka akan memperlebar kesenjangan yang nantinya akan berimplikasi
pada semakin melemahnya pertumbuhan ekonomi.
4
Syahrin (1999:82-87), menyatakan bahwa disparitas tinggi atau moderat
yang memungkinkannya menjadi tinggi serta perlambatan penanggulangannya
merupakan salah satu sebab terhambatnya upaya penanggulangan kemiskinan
yang ada di Indonesia. Yulianto (2013) menyatakan bahwa ada tiga hal yang
menjadi penyebab terjadinya kemiskinan jika dilihat dari segi ekonomi; Pertama,
jika dilihat secara mikro adalah karena adanya kepemilikan sumber daya yang
tidak sama sehingga akhirnya terjadi ketimpangan distribusi pendapatan. Kedua,
adanya perbedaan dari kualitas sumber daya yang ada, bisa karena kurangnya
akses terhadap pendidikan dan informasi, juga bisa karena kurangnya
keterampilan dan pengetahuan, yang pada akhirnya menyebabkan manusia
tersebut menghasilkan produktivitas yang rendah. Ketiga, adanya perbedaan akses
dalam modal, dimana sebagian besar masyarakat miskin dan rentan miskin tidak
memiliki akses terhadap layanan keuangan, diantaranya tidak memiliki akses
terhadap jasa keuangan baik itu tabungan, pinjaman, atau produk keuangan
lainnya.
Usaha pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan yang ada di
Indonesia melalui program-programnya telah terbukti mampu menurunkan angka
kemiskinan pada angka 9,22%. Akan tetapi, penurunannya yang melambat
menjelaskan bahwa upaya yang dilaksanakan pemerintah tersebut berjalan kurang
efektif.
Menururt Susilowati dalam Irfan Syauqi Beik, melambatnya penururnan
tingkat kemiskinan dan tren peningkatan kesenjangan menandakan bahwa
terdapat trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan distribusi kepada
5
pembangunan ekonomi nasional. Menurutnya, konsep ortodoks dan strukturalis
yang selama ini mendominasi dalam hal distribusi telah gagal menekan lebih
rendah laju kemiskinan dan kesenjangan. Selanjutnya, masih dalan Irfan Syauqi
Beik, Ishaq menyatakan bahwa penyebab utama kegagalan pembangunan
ekonomi di negara-negara berkembang, terutama dalam menekan laju kemiskinan
dan kesenjangan, salah satunya adalah karena instrumen pembangunan yang
sesuai dengan agama dan budaya masyarakat telah terabaikan. Oleh karena itu, ia
merekomendasikan adanya integrasi ekonomi syariah dalam kebijakan ekonomi
negara-negara tersebut. (Irfan, 2010)
Islam sebagai agama yang universal dan lengkap mengatur setiap aspek
kehidup manusia baik itu individu maupun kelompok, termasuk ke dalamnya
aspek sosial, politik, dan ekonomi. Nita (2013) menjelaskan bahwa tujuan dari
Islam adalah untuk membentuk suatu tatanan sosial yang solid, yang di dalamnya
pengikat setiap individu dengan individu lainnya adalah persaudaraan dan rasa
kasih sayang yang menjunjung tinggi nilai keadilan.
Islam memandang perbedaan adalah sesuatu yang wajar dalam suatu
masyarakat, akan tetapi jika perbedaan tersebut terjadi tak seiringan dengan
keadilan dan prinsip dasar kehidupan lainnya, sehingga akhirnya mendatangkan
suatu bencana bagi indivu atau suatu kelompok, seperti kemiskinan atau
kesenjangan contohnya, maka hal tersebut tidak bisa lagi dianggap sebagai suatu
kewajaran. Konsep keadilan dalam segi sosial memandang setiap manusia
merupakan satu keluarga yang memiliki derajat yang sama, perbedaannya terletak
pada ketakwaan, ketulusan hati, kemampuan, dan pelayanan yang ia lakukan pada
6
manusia lainnya. jika kaitannya dengan aspek ekonomi, yang dimaksud adil
adalah apabila setiap individu mendapatkan hak sesuai dengan kontribusi yang
dilakukan dari masing-masing individu tersebut untuk masyarakat, terbebas dari
eksploitasi, dan larangan untuk mendatangkan kerugian bagi orang lain. Dari
keadilan aspek ini, lahir konsep keadilan distributif.
Keadilan distributif dalam konsep Islam memperbolehkan adanya perbedaan
pendapatan yang sesuai dengan kontribusi atau layanan yang diberikan, dalam hal
ini setiap individu memproleh pendapatan sesuai dengan nilai sosial layanan yang
ia berikan. Untuk mencapai suatu keadilan distributif, maka monopoli harus
dihapuskan,1 hak dan kesempatan semua pihak yang aktif dalam proses ekonomi
baik itu dalam segi produksi, distribusi, sirkulasi, maupun konsumsi terjamin,
adanya jaminan pemenuhan kebutuhan hidup dasar setiap anggota masyarakat,
dan dilaksanakannya program amanah at-takaful al-ijtima‟i atau social economic
security insurance, dimana kelompok orang yang mampu menanggung dan
membantu kelompok orang yang tidak mampu. (Nurul, 2015: 108)
Berdasarkan Qs. al-Baqarah ayat 275-281 menyatakan bahwa ada tiga
sektor penting dalam perekonomian. Pertama dalah sektor riil (jual beli), kedua
adalah sektor keuangan dan moneter, dan yang terakhir adalah zakat, infak,
sedekah, wakaf. Sektor yang teakhir ini, selain merupakan instrumen penurunan
angka kemiskinan, juga merupakan instrumen yang digunakan dalam
merealisasikan keadilian distributif bagi kalangan orang yang kurang beruntung,
1Kecuali yang dilakukan oleh pemerintah untuk bidang-bidang tertentu.
7
agar mereka terjamin kondisi sosialnya dan juga mandiri dalam kehidupannya.
(Nuruh, 2015: 108)
Irfan (2010) menyatakan bahwa zakat merupakan ibadah maaliyah
ijtima‟iyyah yang memiliki tiga dimensi pokok yaitu dimensi spiritual personal,
sosial, dan ekonomi. Zakat merupakan perwujudan keimanan seorang hamba
kepada Allah Subhanahuwata‟ala sekaligus merupakan sarana penyucian diri dari
segala penyakit ruhani. Zakat, sedekah, dan infak seseorang tidak akan diterima
oleh Allah Subhanahuwata‟ala jika sumber dari perolehan harta tersebut didapat
dari cara yang buruk, seperti tipu daya misalnya, oleh karena itu dengan
berpegang pada hal tersebut zakat dapat menumbuhkan etika berusaha yang benar
dan halal. Keengganan dalam membayar zakat merupakan bentuk dari
pembangkangan dan kemusyrikan pada Allah Subhanahuwata‟ala, dalam skala
besar atau bermasyarakat syirik ini akan menimbulkan kesemrawutan pengelolaan
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Itulah kenapa zakat memiliki aspek
spirirtual personal.
Dimensi yang kedua adalah dimensi sosial. Zakat merupakan salah satu
instrumen untuk menciptakan keharmonisasian sosial masyarakat. Dengan zakat,
solidaritas dan persaudaran akan tumbuh dengan baik, zakat juga dapat
menciptakan keamanan dan ketentraman dalam masyarakat yang pada akhirnya
akan mereduksi potensi terjadinya konflik antara masyarakat tersebut.
Dimensi ketiga adalah dimensi ekonomi. Dimensi ini memiliki tujuan utama
untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik yang tercermin pada dua konsep
utama yaitu pertumbuhan ekonomi berkeadilan dan mekanisme sharing dalam
8
perekonomian. Dalam jangka pendek zakat menjamin kondisis sosial mustahik
dengan memenuhi kebutuhan dasar hidup mustahik tersebut, dalam jangka
panjang zakat dapat memandirikan mustahik dan juga menstimulus pertumbuhan
ekonomi. Melalui zakat keadilan distribusi pendapat akan tercapai, karena zakat
mencegah terjadinya akumulasi harta pada satu tangan, dilain sisi zakat juga dapat
mendorong manusia untuk melakukan investasi.
Zakat memungkinakan fakir dan miskin untuk dapat turut berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat dan juga menjalankan kewajibannya dalam
beribadah kepada Allah, serta turut membangun tatanan masayarakat. Selain itu,
orang yang tidak beruntungpun akan merasa menjadi bagian dari suatu tatanan
masyarakat dan bukan menjadi komunitas yang tersingkirkan.
(Qardhawi,2005:27)
Studi mengenai peran zakat dalam mengurangi angka kemiskinan dan
kesenjangan telah banyak dilakukan, contohnya seperti studi yang dilakukan oleh
Irfan Syauqi Beik, Rina Murniati, yogi chitra Pratama, dan masih banyak lagi.
Diaplikasikannya instrumen ini sebagai kebijakan fiskal negara telah dimulai saat
zaman Nabi Muhammad Sallallahu‟alaihiwasallam. Bukti empiris sejarah yang
dapat membuktikan efektivitas zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan
adalah pengelolaan zakat yang dilakukan pada masa Daulah Bani Umayyah saat
pemerintah khalifah Umar ibn „Abd al-Aziz. Khalifah Umar merupakan
pemimpin pertama yang melakukan perluasan objek harta zakat dimana harta
kekayaan yang diperoleh dari hasil usaha dagang dan jasa wajib dizakati. Dengan
pengelolaan yang profesional, objek wajib zakat yang diperluas, kesadaran
9
muzakki, kepercayaan pada pemerintahan, komitmen tinggi, dan adanya lembaga
bait al-mal menjadikan dana zakat yang terkumpul pada saat itu melimpah di bait
al-mal. Saat itu para petugas banyak yang mengalami kesulitan untuk
mendistribusikan dana zakat karena tingkat kemiskinan yang mencapai nol dan
orang-orang sudah enggan untuk menerima zakat.
Peran zakat di Indoneisa
sudah terjadi bahkan saat masa
kerajaan. Dengan latar belakang
mayoritas penduduk muslim
terbesar di dunia menjadikan zakat
memiliki potensi yang cukup besar
juga untuk dikelola dengan baik.
Setelah diberlakukannya undang-
undang mengenai pengelolaan
zakat, penghimpunan dana zakat
dan perkembangan lembaga zakat menunjukan kemajuan yang semakin baik.
Tidak hanya zakat, dana lain seperti Infak dan Sedekahpun mengalami
perbaikan. Dalam delapan tahun terakhir, dana zakat, infak, sedekah dan dana
lainnya yang berhasil diserap oleh lembaga amil zakat cenderung mengalami
kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 23,735%.
Hasil studi yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional, IPB, dan
Islamic Development Bank pada tahun 2011 menunjukan potensi zakat yang
mencapai Rp 217,3 triliun per tahun. BAZNAS mengungkapkan untuk tahun
Tabel 1.1. Pertumbuhan Pengumpulan
Dana ZIS di Indonesia
Sumber: BAZNAS
10
2017, dana yang berhasil dihimpun ada sebesar RP 6.224.371.269.471,-. Untuk
tahun 2018 dana yang berhasil dihimpun adalah Rp 8.117.597.683.267,- dan
untuk tahun 2019 terkumpul sebanyak Rp.9.600.000.000.000,-. Jika dibandingkan
dengan potensi zakat nasional pada tahun 2011 maka zakat 2,86%, 3,74%, dan
4,4%. (BAZNAS)
Meski tergolong masih kecil jika dibandingkan dengan potensinya, akan
tetapi ketersediaan dana tersebut dapat menjadi alternatif bagi perkembangan
inklusivitas masyarakat miskin dan rentan miskin agar dapat mengakses sumber
daya yang memungkinkan mereka untuk berdaya dan mandiri melalui usaha
produktif tanpa adanya ketakutan dan kekhawatiran terhadap tingkat bunga
pinjaman yang dibebankan terhadap mereka. Mustahik dapat merasa tentram
dalam hal pengembalian dana pada lembaga amil zakat, karena pada dasarnya
sistem dari penyaluran dana pada program usaha produktif di lembaga amil zakat
adalah qard al-hasan atau pinjaman kebajikan.
Pengelolaan zakat harus dilakukan secara profesional untuk mencapai
pemenuhan segala aspeknya. Oleh karena itu, lembaga amil zakat harus memiliki
sistem administrasi dan pendistribusian yang accountabel. Di Indonesia, telah
banyak lembaga-lembaga yang secara khusus mengelola dana zakat, infak, dan
sedekah baik itu dalam bentuk badan atau lembaga, salah satunya adalah Badan
Amil Zakat Nasional atau bisa disingkat BAZNAS.
BAZNAS merupakan lembaga non struktural mandiri yang dibentuk oleh
pemerintah berdasarkan dengan diresmikannya Keputusan Presiden RI No.08
Tahun 2001 yang memiliki fungsi untuk mengelola dana zakat, infak, sedekah,
11
dan dana sosial keagamaan lainnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendaliannya serta memiliki tanggung jawab untuk melaporkan pengelolaan
zakat kepada Presiden melalui Kementerian Agama. Adapun untuk membantu
tugas dan fungsi BAZNAS, BAZNAS memiliki wewenang untuk memberikan
rekomendasi dalam pembentukan Organisasi Pengelolaan Zakat meliputi
BAZNAS provinsi, BAZNAS kota/kabupaten, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Di Indonesia, tersebar sebanyak 30 LAZ yang bertugas untuk mengelola
dana ZIS, 17 diantarnya merupakan LAZNAS, 16 merupakan LAZ
kota/kabupaten, dan 7 lainnya merupakan LAZ provinsi. Adapun untuk BAZNAS
provinsi, terdapat 34 BAZNAS Provinsi yang diberikan rekomendasi oleh
BAZNAS pusat, salah satu diantara ke 34 provinsi tersebut adalah provinsi Jawa
Barat. Selain BAZNAS provinsi, Jawa Barat juga memiliki beberapa BAZNAS
yang tersebar di beberapa kota/ kabupaten, salah satunya terletak di Kabupaten
Sukabumi. (BAZNAS, 2019)
BAZNAS Kabupaten Sukabumi merupakan BAZNAS yang dibentuk
berdasarkan rekomendasi BAZNAS Pusat pada tanggal 25 Mei 2015
No.150/BP/BAZNAS/IV/2015. Untuk mendistribusikan dana yang terkumpul
BAZNAS Kabupaten Sukabumi memiliki lima program utama yaitu; Sukabumi
Sejahtera, Sukabumi Peduli, Sukabumi Taqwa, Sukabumi Sehat, dan Sukabumi
Cerdas.
Kemiskinan merupakan salah satu permasalah ekonomi yang dihadapi oleh
suatu individu atau kelompok dalam masyarakat. Untuk keluar dari garis
kemiskinan, individu atau masyarakat tersebut harus mampu untuk memperbaik
12
kondisi ekonominya dan menaikan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Untuk
mendukung hal tersebut, maka individu atau masyarakat tersebut perlu
diberdayakan dan diberi kesempatan yang sama untuk mengakses modal,
informasi, dan sumberdaya lainnya yang dapat membantu mereka berdaya. Salah
satu alternatif yang ditawarkan oleh Islam adalah pendayagunaan sektor
perekonomian yang berasal dari dana amanah zakat, infak, sedekah dan wakat.
Selain itu, social economic security insurance pun harus dikukuhkan untuk
melindungi individu atau kelompok dari rasa tidak aman.
Bukti empiris sejarah telah membuktikan bahwa dana tersebut di atas
mampu untuk memperbaiki kondisi perekonomi individu atau kelompok serta
memperbaiki taraf hidupnya dan menanggulangi kemiskinannya. Penelitian-
penelitan lainpun telah membuktikan pengaruh zakat produktif terhadap tingkat
kemiskinan baik itu material atau spiritual, indeks pembangunan manusia, dan
peningkatan pendapatan penerima manfaatnya. Akan tetapi penulis belum
menemukan penelitian yang membahas selain dari tingkat kemiskinan dan
pendapatan penerima manfaat, juga meneliti mengenai indikator lain yang
menunjukan perbaikan taraf hidup penerima manfaat secara simultan. Dalam hal
ini peneliti juga melihat kesenjangan penelitian kaitannya dengan kemiskinan dan
perekonomian penerima manfaat di BAZNAS Kabupaten Sukabumi yang
dibuktikan secara empiris melalui berbagai perhitungan dan analisis.
Oleh karena itu, Skripsi yang diberi judul “`Dampak Program Zakat
Produktif terhadap Ekonomi Mustahik” ini disusun untuk menjelaskan mengenai
dampak apa saja yang didapat oleh mustahik dari pengelolaan dana yang
13
dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi terhadap kondisi pertumbuhan
ekonominya dan juga pengaruh dari pertumbuhan ekonomi tersebut terhadap
tingkat kemiskinan mustahik.
B. Pembatasan, dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Salah satu tujuan dari zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi
dan mengangkat status ekonomi orang yang kurang berdaya menjadi berdaya,
oleh karena itu penulis akan menjelaskan mengenai dampak yang timbulkan dari
program yang dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Kabupaten Sukabumi tehadap
perbaikan ekonomi mustahiknya. Selain dari perbaikan ekonomi mustahik, zakat
juga bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan, oleh karena itu penelitian ini
akan menjelaskan mengenai tingkat kemiskinan mustahik, serta pengaruh zakat,
perbaikan ekonomi mustahik dan tingkat kemiskinannya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana pendapatan mustahik sebelum dan sesuadah mengikuti
program?
b. Bagaimana konsumsi mustahik sebelum dan sesudah mengikuti program?
c. Bagaimana kemampuan berinvestasi mustahik sebelum dan sesuadah
mengikuti program?
d. Bagaimana tingkat kemiskinan mustahik sebelum dan sesuadah mengikuti
program?
14
e. Pengaruh Zakat (X1), pertumbuhan pendapatan (X2), pertumbuhan
konsumsi (X3), dan pertumbuhan kemampuan berinvestasi (X4) pada
pentumbuhan ekonomi (Y1)?
f. Pengaruh Zakat (X1), pertumbuhan pendapatan (X2), pertumbuhan
konsumsi (X3), pertumbuhan kemampuan berinvestasi (X4) dan
pentumbuhan ekonomi (Y1=X5) pada kemiskinan (Y2)?
g. Pengaruh Zakat (X1), pertumbuhan pendapatan (X2), pertumbuhan
konsumsi (X3), dan pertumbuhan kemampuan berinvestasi (X4) pada
kemiskinan (Y2) melalui pentumbuhan ekonomi (Y1=X5)
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Menjelaskan dampak apa saja yang ditimbulkan oleh program zakat
produktif yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi bagi
perekonomian mustahik.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian adalah bagi:
a. Penulis, hasil penelitian ini menjadi salah satu syarat kelulusan tingkat
SI.
b. Akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan time update bagi
perkembangan keilmuan terkait kajian-kajian empiris mengenai
pendayagunaan zakat produktif.
15
c. Lembaga, Kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
lembaga amil zakat, terutama lembaga yang peneliti teliti agar dapat
meningkatkan kinerja lembaga atau menghasilkan inovasi-inovasi baru
untuk lembaga.
d. Masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai
manfaat dana zakat, infak, dan sedekah bagi mustahik dalam upayanya
untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan.
h. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika secara beruntun yang
terdiri dari lima bab yang disusun sebagai berikut:
Bab I, bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan hal-hal terkait
dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II, bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang mengacu pada para
ahli terkait dengan teori dan konsep zakat, teori pendayagunaan, teori
pemberdayaan, teori pertumbuhan ekonomi, teori pendapatan, konsumsi, dan teori
mengenai kemiskinan. Selain teori-teori yang telah disebutkan, bab ini juga
memaparkan mengenai kajian-kajian terdahulu yang berkaitan dengan tema
penelitian yang bersumber dari berbagai jurnal. Bab ini juga menggambarkan
kerangka teori dan pemikiran penelitian, serta hubungan antar bariabel, dan juga
hipotesis.
Bab III, bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian meliputi
populasi dan sampel, variabel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, dan
16
metode analisi data yang terdiri dari analisis uji t-statistik berpasangan, indikator
kemiskinan dan analisis jalur.
Bab IV, bab ini merupakan bab yang menguraikan hasil penelitian dan
membahas hasil penelitian tersebut. dalam bab ini, penulis akan membahas
mengenai dampak program pendayagunaan zakat yang dilaksanakan oleh
BAZNAS Kabupaten Sukabumi terhadap kondisi ekonomi mustahik yang
merupakan anggota dari program pendayagunaan zakat produktif.
Bab V, bab adalah bab penutup dari penulisan skripsi yang mencakup
mengenai kesimpulan yang didapatkan dari keseluruhan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori dan Konsep Zakat
1. Pengertian Zakat
Nurul Huda (2015:01) mengutip pendapat Mannan dalam Buku Islamic
Economics: Theory and Practice yang menyatakan zakat adalah istilah al-Quran yang
menandakan kewajiban khusus memberikan sebagian kekayaan individu dan harta
untuk amal. Secara bahasa, zakat memilliki arti “tumbuh” (numuww) dan
“bertambah” (ziyadah). Akar kata zakat juga sering digunakan untuk makna “suci”
(thaharah). (Wahbah al-Zuhayly,2005:82)
Zakat menurut terminologi para ahli fikih adalah kewajiban menunaikan
sebagian harta tertentu yang dikhususkan untuk golongan tertentu pula. Zakat
dinamakan sedekah karena untuk menunjukan tindakan seorang muzakki yang
mengeluarkan hartanya dengan berzakat adalah kebenaran (Shidq) yang
mencerminkan ketaatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala.
(Wahbah al-Zuhayly,2005:85)
UU No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat mengemukakan bahwa zakat
merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha
untuk diberikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan syariat Islam.
Orang-orang yang berhak menerima zakat tersebut telah disebutkan dalam
firman Allah Subhanahu Wa Ta‟ala surat at-Taubah ayat 60 yaitu: Orang fakir,
18
adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk
memenuhi penghidupannya. Orang miskin, adalah orang yang tidak cukup
penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. Pengurus zakat, adalah oang yang
diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. Muallaf, adalah orang
kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya
masih lemah. Memerdekakan budak, mencakup juga untuk melepaskan seorang
muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. Orang berhutang, adalah orang yang
berhutang untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
Sabilillah, adalah orang atau suatu kondisi yang memiliki keperluan untuk
pertahanan pondasi Islam dan kaum muslimin, di antara mufasirin ada yang
berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum
seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. Orang yang sedang dalam
perjalanan yang bukan maksiat yang mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
2. Dasar Hukum Zakat
Kewajiban zakat selalu diringkan dengan kewajiban mendirikan salat dalam al-
Quran. Ini menunjukan bahwa terdapat hubungan erat antara zakat dan salat dalam
hal keutamaannya. Diantara ayat-ayat yang memerintahkan penunaian zakat adalah
firman Allah Subhanahu Wa Ta‟ala Surah al-Baqarah ayat 43:
19
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku”
Adapun dasar hukum yang berasal dari sunnah salah satunya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang sah dari Anas bahwa telah
datang kepada Rasullullah Sallallahu „Alaihi Wasallam seorang laki-laki kaya dari
suku Tamim yang bertanya kepada Rasulullah Sallallahu „Alaihi Wasallam tentang
bagaimana cara laki-laki tersebut untuk mengeluarkan nafkahnya. Rasullullah
Sallallahu „Alaihi Wasallam bersabda:
ائل والجار كاة من مالك فإنها طهرة تطهرك وتصل أقرباءك وتعرف حق الس تخرج الز س ين. وال
“keluarkanlah zakat dari hartamu karena itu merupakan penyuci yang akan
membersihkan hatimu, menyambung tali silturahim dengan keluargamu, dan
mengakui hak pengemis, tetangga, dan orang miskin” (Al-Furqon Hasbi,2008:11)
3. Prinsip-prinsip Zakat
Kasim, mengutip pendapat Mannan dalam bukunya Islamic Economics: Theory
and Practice mengungkapkan bahwa zakat memiliki enam prinsip dasar yaitu prinsip
keagamaan, prinsip pemerataan dan keadilan, prinsip produktivitas dan kematangan,
prinsip nalar, prinsip kebebasan, dan prinsip etik dan kewajaran. (Budiman Kasim
dan Izzudin,2014)
4. Fungsi dan Tujuan Zakat
Mannan mengungkapkan bahwa fungsi zakat meliputi ke dalam tiga aspek
kehidupan yaitu moral, sosial dan ekonomi. keserakahaan dan ketamakan hati orang
kaya dapat dikikis melalui zakat merupakan fungsi moral dari zakat. Dalam bidang
20
sosial dan ekonomi, zakat berfungsi untuk melalukan perputaran uang antara orang
yang berkelebihan kepada orang yang membutuhkan untuk menghapus kesenjangan
dan kemiskinan yang ada di masyarakat. Selain itu, zakat juga merupakan sumbangan
wajib kaum muslimin untuk pembendaharaan negara.
UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pada pasal 3 ayat 2
menyatakan bahwa tujuan dari pengelolaan zakat adalah meningkatkan manfaat zakat
untuk mewujudkan kesejahteraan masyaratakat dan penanggulangan kemiskinan.
Secara lebih rinci, Yususf Qardhawi dan Didin Hafidhuddin (2002:10-15) telah
memaparkan tujuan zakat dalam buku zakat dalam perekonomi Indonesia. Yusuf
Qardhawi membagi tujuan dari ajaran zakat ke dalam dua aspek yaitu;
a. Tujuan untuk kehidupan individu. Esensinya adalah untuk memberikan
pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-
nilai spiritual yang dapat meningkatakan harkat dan martabat manusaia
melebihi martabat benda dan menghilangkan sifat matearilsme dalam hati
dan diri manusia.
b. Tujuan kehidupan sosial masyarakat. Zakat merupakan jaminan sosial dalam
Islam.
Tujuan dan hikmah zakat menurut Didin Hafidhuddih adalah sebagai berikut:
a. Perwujudan ketundukan, ketaatan, dan rasa syukur atas karunia Allah
Subhanahuwata‟ala.
b. Hak mustahik yang berfungsi untuk menolong, membantu dan membina
mereka ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.
21
c. Pilar amal bersama antar orang kaya dan para mujahidin.
d. Sumber dana bagi pembanguna sarana dan prasarana yang harus dimiliki
umat.
e. Memasyarakatkan etika bisnis yang benar.
f. Memandirikan mustahik.
g. Salah satu instrumen bagi pembanguna kesejahteraan umat, pertumbuhan
ekonomi, dan pemerataan pendapatan.
5. Pendayagunaan Zakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pendayagunaan merupakan bentuk
nomina atau kata benda yang memiliki dua arti yaitu, pengusahaan untuk
mendapatkan hasil dan manfaat dan pengusahaan dalam bentuk tenaga atau lainnya
untuk menjalankan tugas dengan baik. Dalam kaitannya dengan zakat,
pendayagunaan zakat dilakukan melalui pengelolaan zakat olah amil, salah satunya
adalah dengan menyalurkan zakat yang didapat oleh amil tersebut. (KBBI,2017)
Dari zaman Rasullullah Sallallahu „Alaihi Wasallam sampai saat ini, pola
penyaluran zakat terdapat dua macam, yaitu disalurkan untuk kebutuhan konsumtif
(pendekatan parsial) dan disalurkan untuk kebutuhan produktif (pendekatan
struktural).
Penyaluran untuk konsumtif atau bisa disebut sebagai penyaluran sesaat atau
pola tradisional merupakan pola penyaluran kepada mustahik tanpa disertai dengan
target kemandirian ekonomi mustahik. Penyaluran ini hanya dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan primer mustahik sehari-hari. Terdapat dua jenis pendistribusian
22
zakat secara konsumtif, yaitu pendistribusian zakat konsumtif tradisional dan kreatif.
Penyaluran dengan pola konsumtif tradisional merupakan penyaluran zakat secara
langsung kepada mustahik untuk memenuhi kebutuhan sesaat yang tidak dapat
dipenuhi mustahik, bisa karena faktor usia yang sudah tua dan lemah, atau halangan
lain yang dapat diterima. Penyaluran dengan pola konsumtif kreatif merupakan
pemberian zakat pada mustahik yang dapat digunakan untuk membeli alat tulis
sekolah, beasiswa, dan lainnya.
Penyaluran bentuk kedua adalah penyaluran produktif yang dikhususkan untuk
pemberdayaan mustahik dengan maksud agar keadaan ekonomi mustahik menjadi
lebih baik dari sebelum zakat disalurkan. Target utama penyaluran dalam pola ini
adalah untuk merubah status “penerima zakat (Mustahik)” menjadi “Pemberi zakat
(Muzakki)”. Pola penyaluran ini dibagi kedalam dua jenis pola yaitu produktif
tradisional dan produktif kreatif. Penyaluran produktif tradisional merupakan
penyaluran zakat dalam bentuk barang produktif kepada mustahik, contohnya seperti
pemberian sapi, kambing, kerbau, mesin jahit, peralatan bengkel, dan lainnya.
penyaluran produktif kretif merupakan penyaluran zakat dalam bentuk pemberian
modal usaha kepada mustahik.
Pemberdayaan zakat dalam pola penyaluran zakat produktif ini juga telah diatur
dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat Pasal 27 ayat 1
“zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir
miskin dan peningkatan kualitas umat” dan ayat 2 “pendayagunaan zakat untuk usaha
produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar
23
mustahik telah terpenuhi”. Dalam penjelasannya dijelasakan bahwa yang dimaksud
dengan usaha produktif adalah usaha yang mampu meningkatkan pendapatan, taraf
hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mencapai kondisi yang telah
disebutkan adalah dengan melakukan pendekatan pemberdayaan. Kartasasmita,
menyatakan bahwa proses pemberdayaan merupakan proses penguatan dan
peningkatan harkat dan martabat suatu individu/kelompok yang lemah dengan
menggunakan kekuatan yang mereka miliki sendiri agar mereka dapat keluar dari
rantai kemiskinan dan keterbelakangan yang membelenggu kehidupan mereka.
(Anwar,2007:01)
Peningkatan harkat dan martabat kelompok atau individu yang diberdayakan
dapat diraih apabila orang tersebut sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang dapat membebasakan mereka dari rasa lapar, kebodohan, kesakitan, dan lainnya,
memiliki akses untuk menghasilkan produktivitas yang memungkinkan meningkatnya
pendapatan mereka, dan memiliki rasa percaya diri untuk beraspirasi dan
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan-keputusan.
B. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator yang digunakan unutk mengukur pembangunan ekonomi
suati negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sering
dipresentasikan sebagai produk domestik bruto, produk nasional bruto, produk
nasional bruto per kapita, dan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, pertumbuhan
24
ekonomi suatu negara dapat dilihat dari angka PDB atau angka PNB atau angka PDB
perkapita dan juga angka pendapatan riil per kapita. (Irfan & Laily, 2017)
PDB atau produk domestik bruto merupakan nilai total semua barang dan jasa
yang diproduksi dalam suatu periode tertentu. Terdapat tiga pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengkitung PDB yaitu: Pertama. pendekatan penngeluaran
mencakup konsumsi pribadi (C), Investasi (I), Pemerintah (G), dan ekspor (X).
Kedua. Pendekatan pendapatan mencakup upah karayawan, sewa, bunga, dan
keuntungan. Ketiga. Pendapatan produksi mencakup beberapa lapangan usaha yaitu
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanann, pertambangan, produksi pengolahan,
listrik, gas, air, kontruksi, pendagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan, jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pendapatan perkapita
merupakan rata-rata pendapatan suatu masyarakat di wilayah tertentu. Pendapatan
perkapita dapat menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran suatu negara, jika
pendapatan perkapita suatu masyakat tinggi maka dapat diasumsikan bahwa
pertumbuhan ekonominya juga baik. (Paulus & Made, 2018)
C. Konsumsi
Surmain (2013) mendefinisikan konsumsi merupakan kegiatan menggunakan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi terbagi ke dalam dua
bagian yaitu konsumsi pemerintah dan konsumisi rumah tangga. Sukirno (2011)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan konsumsi pemerintah adalah nilai
pembelanjaan yang dilakukan oleh pemerintah untuk kepentingan pemerintah.
25
Konsumsi rumah tangga merupakan nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah
tangga untuk kebutuhan rumah tangga.
Dalam menentukan pola konsumsi dalam masyarakat itu tergantung dari tingkat
penerimaan keluarga yang diperoleh. Suatu keluarga menentukan tingkat
konsumsinya sesuai dengan tingkat kemampuannya. Tingkat kemampuan ini
digambarkan oleh tingkat pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga untuk
memenuhi kebutuhannya. (Todaro, 2004)
Adapun jenis-jenis konsumsi menurut tingkatannya terbagi ke dalam tiga
bagian yaitu konsumsi primer, konsumsi sekunder, dan konsumsi testier atau barang
mewah. Konsumsi primer merupakan konsumsi pokok yang harus dipenuhi oleh
seseorang seperti makanan, minuman, pakaian, dan perumahan. Konsumsi sekunder
adalah kebutuhan konsumsi yang kurang begitu pentng untuk dipenuhi. Tanpanya
manusia masih tetap bisa melangsungkan kehidupannya, sontohnya seperti kursi,
buku, meja, dan lainnya. Konsumsi testier atau konsumsi barang mewah merupakan
konsumi yang bisa dipenuhi apabila konsumi primer dan sekunder telah terpenuhi,
seperti mobil, motor, telepon genggam, dan lainnya. (Todaro, 2004)
D. Pendapatan
1. Definisi Pendapatan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019) mendefiniskan pendapatan adalah hasil
kerja (usaha dan sebagainya), sedangakan kamus manajemen mendefinisikan
pendapatan sebagai uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi
26
lainnya dalam bentuk upah, gaji, bunga, sewa, komisi, ongkos, dan laba. (DN
Marbun,2003:230)
Suroto (2000:10) mendifinisikan pendapatan sebagai penerimaan yang diterima
dari pihak lain atau hasil industri baik uang maupun barang yang dinilai berdasarkan
dengan nilai uang dari harta yang berlaku. Pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang penting untuk
kelangsungan hidup dan penghidupannya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Jenis-Jenis Pendapatan
Terdapat dua komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi,
kedua komponen tersebut adalah:
a. Pendapatan yang peroleh dari usaha pokok atau pendapatan utama.
Pendapatan ini didapat tergangtung dari jenis usaha utama yang dilakukan
oleh seseorang baik itu perdagangan atau lainnya.
b. Pendapatan yang diperoleh dari luar usaha pokok atau pendapatan lainnya.
Pendapatan ini didapat dari luar usaha pokok seseorang, dapat berupa gaji,
warisan, dan lainnya. (Kasmir,2012:46)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil
tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
27
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga ini ditentukan
oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
c. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
(Boediono,2002:150)
E. Kemiskinan
1. Definisi Kemiskinan
Kemiskinan dan sumber daya manusia memiliki hubungan yang sangat erat dan
saling mempengaruhi. Salah satu penyebab munculnya kemiskinan adalah karena
sumber daya manusia yang ada tidak memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu
untuk mengurangi atau menghilangkan kemiskinan tersebut, dibutuhkan suatu
program yang tidak hanya menaikan pendapatan seorang atau sekelompok orang saja,
tetapi juga memperbaiki kualitas sumber daya manusianya. Untuk mendefiniskan arti
dari kemiskinan, bukanlah merupakan perkara yang mudah karena menurut Ellis,
dimensi kemiskinan dapat lihat dari beberapa sudut pandang yaitu ekonomi, sosial,
dan politik.
Pertama, dimensi kemiskinan ekonomi mengartikan kemiskinan merupakan
suatu kondisi kurangnya sumber daya dalam arti luas yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan suatu kelompok atau individu. Dalam dimensi ini,
kemiskinan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan
relatif. Seseorang dapat dikategorikan ke dalam kelompok miskin absolut apabila
orang tersebut tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan minimun atau kebutuhan
pokoknya dari pendapatan yang dia hasilkan. Adapun seseorang dapat dikategorikan
28
ke dalam kelompok kemiskinan relatif apabila orang tersebut hanya mampu
memenuhi kebutuhan pokoknya saja, sedangkan kebuhan dasar lainnya yang
merupakan kebutuhan masayarakat pada saat itu tidak sanggup ia penuhi, seperti
kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Kedua, dimensi kemiskinan sosial merumuskan kemiskinan sebagai keadaan
kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang merupakan hambatan yang
menyebabkan seseorang tidak mampu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk
meningkatkan produktivitasnya. Kemiskinan ini meliputi kurangnya fasilitas,
kurangnya komunikasi dan informasi, kurangnya pendidikan, termasuk kurangnya
perlindungan dari hukum dan pemerintah.
Ketiga, dimensi kemiskinan politik menekankan pada kurangnya akses terhadap
kekutan atau kekuasaan. Kekuasaan ini menurut Ellis merupakan kekuasaan yang
mencakup tatanan sistem politik yang menentukan alokasi penggunaan sumber daya.
Seseorang dikategorikan ke dalam kelompok miskin politik apabila orang tersebut
tidak mampu untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam masyarakat,
tidak mampu turut andil dalam pengambilan keputusan-keputusan, dan tidak
memiliki kemampuan untuk turut serta dalam membentuk keleluasaan dalam
masyarakat yang akan dilaksanakan dan ditaati oleh pemerintah. (Tadjuddin Noer
Effend,1995: 249-253)
2. Pengukuran Kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menentukan pendekatan yang digunakan
untuk mengukur kemiskinan. Pendekatan yang digunakan oleh BPS adalah
29
pendekatan kebutuhan dasar (Basic Needs Approach). Pendekatan ini
menggambarkan ketidakmampuan masyarakat dari sisi ekonomi dalam memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan kebutuhan dasar bukan makanan yang diukur
menggunakan garis kemiskinan.
Terdapat dua komponen yang harus dijumlahkan untuk mendapatkan nilai garis
kemiskinan, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan.
Garis kemiskinan makanan merpakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makan.
Kebutuhan dasar makanan masyarakat yang harus dipenuhi adalah 2100 kkal per
kapita per hari. Garis kemiskinan non makanan merupakan nilai pengeluaran
minimun yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk kabutuhan non makanan seperti
rumah, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok non makanan lainnya.
3. Indikator Kemiskinan
Berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar yang digunakan oleh BPS, terdapat
tiga indeks yang menjadi indikator kemiskinan, yaitu:
a. Poverty Incidence Index
Indeks ini digunakan untuk mengukur jumlah penduduk miskin dalam suatu
masyarakat. Indikator ini ditunjukan oleh Head Count Index (HCI-P0), indeks ini
menunjukan persentase dari penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Poverty Gap Index
Indeks ini digunakan untuk mengukur kedalaman kemiskinan. Indikator ini
ditunjukan oleh Poverty Gap Index (P1), indeks ini menunjukan rata-rata kesenjangan
pengeluaran dari masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
30
Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh nilai rata-rata pengeluaran penduduk
dari garis kemiksinan.
c. Poverty Severity Index
Indeks ini digunakan untuk mengukur keparahan kemiskinan. Indikator ini
ditunjukan oleh Poverty Severity Index (P2), indeks ini menunjukan penyebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin
tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Todore dan smith (2012) mengungkapkan bahwa terdapat empat prinsip yang
harus dipenuhi untuk mengukur kemiskinan. Keempat prinsip tersebut adalah prinsip
anonimitas, independensi, monotenitas. Dan prinsip sensitivitas distribusional. Prinsip
anonimitas dan independensi harus dipenuhi karena untuk mengukur kemiskinan
cakupannya tidak boleh tergantung pada siapa yang miskin atau apakah negara
tersebut memiliki jumlah penduduk yang banyak atau sedikit. Prinsip monotenitas
harus dipenuhi karena apabila sejumlah uang diberikan pada seseorang yang berada
di bawah garis kemiskinan dengan asusmsi bahwa semua pendapatan yang lain
adalah tetap, maka kemiskinan yang terjadi tidak mungkin lebih tinggi dari
sebelumnya. Prinsip sensitivitas distribusional harus terpenuhi karena dengan asusmsi
semua hal lain konstan, jika terjadi transfer pendapatan dari orang yang berada di
bawah garis kemiskinan kepada orang yang berada di atas garis kemiskinan, maka
akibatnya perekonomian akan menjadi semakin miskin. Terdapat dua indikator yang
sering digunakan untuk mengukur kemiskinan dan memenuhi keempat prinsip
tersebut yaitu Sen Index dan FGT (Foster-Greer-Thorbecke) Index.
31
a. Sen Index
Sen indeks merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur kedalaman
kemiskinan. Pengukuran ini telah memasukan faktor besarnya kekurangan
pendapatan orang yang berada di bawah garis kemiskinan dan besarnya ketimpangan
distribusi pendapatan antara orang yang berada di bawah garis kemiskinan, dengan
asumsi faktor lainnya sama, maka apabila nilai rata-rata besarnya kekurangan
pendapatan orang yang berada di bawah garis kemiskinan bertambah tinggi dan jarak
pendapatan semakin besar, maka kemiskian pun akan bertambah semakin besar.
b. FGT Index
Indeks FGT merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur keparahan
kemiskinan yang dikembangkan oleh Foster-Greer-Thorbeck pada 1984.
F. Kajian Studi Terdahulu
Al-Qardhawi mengatakan bahwa tujuan mendasar ibadah zakat adalah untuk
menyelesaikan berbagai macam persoalan sosial seperti pengangguran, kemiskinan,
dan lain-lain. Sistem distribusi zakat merupakan solusi terhadap persoalan-persoalan
tersebut dengan memeberikan bantuan kepada orang miskin tanpa memandang ras,
warna kulit, etnis, dan atribut-atribut keduniawian lainnya.Tujuan zakat dapat dicapai
salah satunya adalah dengan cara pendayagunaan zakat produktif yang terealisasi
melalui pemberdayaan mustahik zakat.
32
Penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai zakat dan dampaknya terhadap kemiskinan telah banyak
dilakukan, beberapa dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Kajian Studi Terdahulu
No Judul Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
1 Analisis Peran
Zakat dalam
Mengurangi
Kemiskinan:
Studi Kasus
Dompet Dhuafa
Republika
Irfan
Syauqi
Beik
(2009)
Hasil dari penelitian ini
menunjukan penurunan angka
kemiskinan sebanyak 10 persen
dari 84 persen menjadi 74 persen,
kesenjangan kemiskinan berkurang
dari Rp 540.657,- menjadi Rp
410.337,-, kesenjangan pendapatan
berkurang dari 43 persen menjadi
33 persen, dan keparahan
kemiskinan berkurang, hal ini
ditunjukan oleh penurunan indeks
sen dari 46 persen menjadi 33
persen, dan penurunan indeks FGT
dari 0,19 menjadu 0,11.
Meneliti dampak
zakat terhadap
kemiskinan mustahik
menggunakan
indikator kemiskinan
yaitu headcount
ratio, poverty gap
index, income gap
index, sen index, dan
FGT index.
Meneliti dapak zakat
terhadap salah satu
masalah ekonomi
kemiskina berupa
kemiskinan, penelitian
yang dilakukan oleh
penulis meneliti
mengenai daknya
terhadap perkonomian
mustahik secara
langsung menggunakan
analisis jalur.
2 Pengaruh Zakat
terhadap Indeks
Pembangunan
Manusia dan
Rina
Murniati
& Irfan
Syauqi
Penelitian ini membuktikan bahwa
zakat berpengaruh nyata pada
tingkat pendapatan mustahik. Hal
ini menyebabkan nilai paritas daya
Meneliti tingkat
kemiskinan mustahik
menggunakan
indikator
Variabel penelitian
berbeda. Rina meneliti
mengenai pengaruh
zakat terhadap IPM,
33
Tingkat
Kemiskinan
Mustahik: Studi
Kasus
Pendayagunaan
BAZNAS Kota
Bogor
Beik
(2014)
beli yang merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi nilai
IPM meningkat sebesar 10,2 persen
dan berimplikasi positif terhadap
standar hidup mustahik. Selain
pada peningkatan pendapatan yang
terjadi, zakat terbukti berpengaruh
terhadap IPM mustahik dengan
perubahan IPM sebesar 4,1 persen.
Meski menunjukan peningkatan
dari 47 menjadi 49, akan tetapi
nilai IPM mustahik tidak
mengalami perubahan status.
Penelitian ini juga membuktikan
bahwa zakat mampu mengatasi
permasalahan kemiskinan pada
mustahik dengan penurunan setiap
indikator kemiskinan. Akan tetapi,
kesenjangan kemiskinan antara
mustahik BAZNAS kota Bogor
masih tergolong sangat tenggi.
Koefisien Gini menunjukan bahwa
penurunannya hanya sebesar 1
persen dari 98 persen menjadi 97
persen.
kemiskinan. sedangkan penelitian
ini meneliti dampak
zakat terhadap ekonomi
mustahik.
34
3 Peran Zakat
dalam
Penanggulanga
n Kemiskinan
(Studi Kasus:
Program Zakat
Produktif pada
BAZNAS)
Yoghi
Citra
Pratam a
(2015)
Hasil penelitian ini menunjukan
penurunan kemiskinan sebesar 25
persen dari 80 persen menjadi 55
persen, penurunan Kesenjangan
kemiskinan dari Rp547.842,-
menjadi Rp210.020,-, kesenjangan
pendapatan dari 44 persen menjadi
17 persen, dan penurunan
keparahan kemiskinan ditunjukan
oleh penurunan sen indeks dari 50
persen menjadi 24 persen, dan
penurunan indeks FGT dari 27
persen menjadi 10 persen.
Meneliti dampak
zakat terhadap
kemiskinan mustahik
menggunakan
indikator kemiskinan
yaitu headcount
ratio, poverty gap
index, income gap
index, sen index, dan
FGT index.
Meneliti dapak zakat
terhadap salah satu
masalah ekonomi
kemiskina berupa
kemiskinan, penelitian
yang dilakukan oleh
penulis meneliti
mengenai daknya
terhadap perkonomian
mustahik secara
langsung menggunakan
analisis jalur.
4 Measuring
Zakat Impact on
Poverty and
Welfare Using
Cibest Model.
Studi kasus di
BAZIS DKI
dan Dompet
Dhuafa
Irfan
Syauqi
Beik &
Laily
Dwi
Arsyiant
i (2016)
Dengan menggunakan pendekatan
standar garis kemiskinan yang
ditentukan oleh BPS yang
dimodifikasi dan disesuaikan
menjadi garis kemiskinan rumah
tangga, setelah menghitung indeks-
indeks menggunakan model
CIBEST, penelitian ini
membuktikan bahwa zakat dapat
berdampak positif dan signifikan
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini menunjukan
Meneliti dampak
zakat terhadan
kemiskinan.
Alat analisis dan
variabel berbeda. Irfan
& Laily meneliti
menggunakan model
CIBEST, model ini
selain mengukur
kemiskinan material
juga mengukur
kemiskinan spritual dan
mengukur indeks
kesejahteraan mustahik.
Penelitian yang
35
peningkatan kesejahteraan sebesar
96,8 persen. Sebelum zakat di
distribusikan, jumlah rumah tangga
yang sejahtera sebanyak 62 rumah
tangga meningkat menjadi 122
rumah tangga sesudah zakat
disalurkan dari total 221
responden. Indeks kemiskinan
material dan kemiskinan absolut
juga menunjukan penurunan
masing-masing sebesar 30,15
persen dan 91,3 persen. Akan tetapi
terjadi outlier result yang
disebabkan oleh meningkatnya
persentase kemiskinan spiritual
sebesar 100 persen, dari awalnya
jumlah rumah tangga yang berada
dalam garis kemiskinan spiritual
berjual 0 rumah tangga, setelah
zakat didistribusikan jumlah rumah
tangga yang berada dalam garis
kemiskinan spiritual bertambah
menjadi 2 rumah tangga.
dilakukan peneliti,
hanya meneliti dengan
pendekatan material
saja, dan juga
menambahkan varianel
ekonomi mustahik, lalu
menggunakan alat
analisi yang berbeda,
yaitu indikator
kemiskinan, paired t-
test dan analisis jalur.
5 Pengaruh Zakat
Terhadap
Elok
Nurlita
Penelitian ini meneliti mengenai
pengaruh langsung variabel exogen
Meneliti dampak
zakat terhadap salah
Penelitian Nurlita &
Ekawati hanya
36
Konsumsi
Rumah Tangga
Mustahik (Studi
pada Penerima
Zakat dari
BAZNAS Kota
Probolinggo)
&
Marlina
Ekawati
(2017)
yaitu zakat, jumlah anggota rumah
tangga, pendidikan, dan usia
terhadap varibel endogen yaitu
pendapatan dan konsumsi, serta
pengaruh pendapatan terhadap
konsumsi. Hasil peneltian
menunjukan bahwa varibel zakat
dan jumlah anggota keluarga
berpengaruh secara langsung
terhadap konsumsi dengan koefisen
determinasi sebesar 0,186 pada
jalur 1. Untuk jalur 2, zakat, jumlah
anggota keluarga, dan pendapatan
berpengaruh secara langsung dan
tidak langsung terhadap konsumsi
denga koefiseien determinasi
sebesar 0,642. Sedangkan untuk
variabel pendidikan dan usia tidak
berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap
pendapatan dan konsumsi.
satu indikator
pertumbuhan
ekonomi mustahik
yaitu konsumsi
dengan alat analisi
analisis jalur.
mengambil satu
indikator pertumbuhan
ekonomi mustahik,
penelitian yang
dilakukan peneliti
mengambil indikator
pendapatan dan juga
kemampuan
berinvestasi
mustahik.selain itu,
penelitian yang
dilakukan peneliti juga
menganalisis masing-
masing varibel
pertumbuhan ekonomi
dari sebelum dan
sesudah mustahik
mengikuti program,
termasuk dalam hal ini
masalah ekonomi
mustahik yaitu tingkat
kemiskinannya.
6 Analisis
Pendayagunaan
Zakat Produktif
Nazia
Nadia
Muzdali
Hasil dari penelitian ini
menjelaskan mengenai garis besar
gambaran program BUMI.
Meneliti dampak
zakat terhadap
tingkat pendapatan
Penelitian yang
dilakukan
menggunakan metode
37
dalam
Peningkatan
Pendapatan
Mustahik
Melalui
Program
Bangkin Usaha
Mandiri
(BUMI)
fah,
Sulaema
n, Tina
Kartini
(2019)
Program tersebut dapat
meningkatkan pendapatan
mustahik, akan tetapi menurut
peneliti, sulit untuk menentukan
tingkat pendapatan mustahik
karena pendapatan tergantung dari
ramai tidaknya usaha. Selain itu,
penelitian ini menjelaskan
mengenai faktor pendukung
berjalannya program yaitu
dukungan dari tokoh masyarakat,
keinginan mustahik untuk
memperbaiki standar hidupnya dan
juga kerjasama yang bagus antara
BAZNAS dan mustahik. Adapun
kendalanya adalah pendamping
menggunakan manajemen Lillahhi
Ta‟ala dan kurangnya waktu
pendamping, adanya keter-batasan
alokasi dana yang diberikan untuk
program pendayagunaan zakat
produktif, dan kondisi mentalitas
mustahik .
mustahik di
BAZNAS
Kabupaten
Sukabumi Sukabumi
melalui Program
BUMI.
penelitian kualitatif.
Penelitian yang
dilakukan peneliti
menggunakan metode
penelitian kuantitatif
dan dengan banyak
variabel tidak hanya
pendapatan saja.
7 Efisiensi
Kinerja Baznas
Siti
Nurhasa
Waktu yang diteliti dalam
penelitian ini adalah tahun 2015
Tempat penelitian
yaitu BAZNAS
Perbedaan alat analisis,
Nurhasanaj dan Lubis
38
Bogor Dan
Sukabumi:
Pendekatan
Data
Envelopment
Analysis
nah dan
Deni
Lubis
(2017)
dan 2016. Dari pendekatan
intermediasi hasil penelitian
menunjukan, penurunan efisien
untuk BAZNAS Kota Bogor
asumsi CSR dari 94,6 menjadi 50,3
hal ini disebabkan oleh penurunan
persentase penyaluran dana karena
perbaikan RKAT. Untuk BAZNAS
Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Sukabumi, dengan asumsi CSR dan
VRS efisiensi mencapai 100
persen.
Dari pendekatan produksi, dengan
asumsi CSR dan VRS BAZNAS
Kabupaten Sukabumi memiliki
efisiendi 100 persen. BAZNAS
Kabupaten Bogor menunjukan
peningkatan efiseinsi dari 77,3
persen menjadi 100 persen asumsi
CSR. BAZNAS Kota Bogor pun
mengalami peningkatan efisiensi
dari 32.9 persen menjadi 45,5
persen asumsi CSR dan VRS.
Efisiensi ini belum mencapai 100
persen disebabkan oleh biaya
operasional dan biaya sosialisasi.
Kabupaten
Sukabumi
meneliti menggunakan
DEA untuk mengukur
kinerja sedangkan
peneliti meneliti
menggunakan indikator
kemisknan dan analisi
jalur. perbedaan tema
penelitian, Nurhasanaj
dan Lubis meneliti
kinerja BAZNAS
Kabupaten Sukabumi
sedangkan peneliti
meneliti dampak zakat
produktif.
39
G. Kerangka Teori dan pemikiran Penelitian
1. Kerangka Teori
BAZNAS Kabupaten Sukabumi merupakan lembaga bertugas untuk mengelola
dana zakat, infak, sedekah yang dihimpun dari masyarakat melalui program-program
penyaluran yang dimiliki dan ditawarkan oleh pihak BAZNAS kepada muzakki. Dana
yang terkumpul akan didistribusikan kepada mustahik melalui program yang dimiliki
BAZNAS baik itu konsumtif ataupun produktif. Melalui penyaluran dana secara
produktif terhadap rumah tangga mustahik dan bimbingan yang diberikan kepada
mustahik oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi, selanjutnya pendapatan mustahik dan
tingkat kemiskinan dapat dianalisis dengan melihat keadaan sebelum dan sesudah
adanya bantuan dari BAZNAS Kabupaten Sukabumi.
40
41
2. Kerangka Pemikiran
42
H. Keterkaitan antar Variable dan Hipotesis
1. Keterkaitan antar Variabel
Salah satu dari indikator makro ekonomi yang digunakan untuk mengukur
kinerja ekonomi suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa indikator
yang dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi tersebut, salah
satunya adalah PDB dan pendapatan perkapita masyarakat di negara tersebut.
PDB merupakan nilai total barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah
tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
untuk mengukur nilai PDB yaitu pendekatan pengeluaran, pendapatan, dan produksi.
Pendekatan pengeluaran memeliki 4 cakupan kategori yaitu konsumsi pribadi,
investasi, pemerintah, dan ekspor dan impor.
Pendapatan perkapita merupakan rata-rata pendapatan suatu masyarakat di
wilayah tertentu. Pendapatan perkapita dapat menjadi salah satu tolak ukur
kemakmuran suatu negara, jika pendapatan perkapita suatu masyakat tinggi maka
dapat diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonominya juga baik.
Jika pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diasumsikan sebagai pertumbuhan
ekonomi mustahik, maka variable yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui dampak zakat produktif terhadap ekonomi mustahik adalah: Pendapatan,
Konsumsi, dan Kemampuan mustahik dalam invetasi. Karena pendekatan yang
digunakan pendekatan zakat maka investasi yang dimaksud adalah bagaimana
mustahik mampu untuk melakukan investasi akhirat dan juga untuk diri sendiri
berupa kemampuan mustahik untuk menabung, kemampuan mustahik untuk
43
berinfak/sedekah/zakat. Maka variabel yang akan di analisis adalah zakat (X1),
pertumbuhan pendapatan (X2), pertumbuhan konsumsi (X3), pertumbuhan
kemampuan berinvestasi (X4) dan pertubuhan ekonomi mustahik (Y1=X5). Variabel-
variabel ini akan di analisis menggunakan alat anailisis statistic paired t-tes untuk
melihat perubahan dan juga pertumbuhannya, serta menggunakan analisi jalur dengan
untuk mendapatkan persamaan pertama.
Sesuai dengan tujuan dari pengelolaan dan pendayagunaan dana zakat produktif
yaitu untuk memandirikan mustahik melalui program pemberdayaan mustahik-nya,
agar mustahik dapat berdaya dan keluar dari lingkaran kemiskinan. Selain dilihat dari
pertumbuhan ekonominya, salah satu permasalah lain yang harus diselesaikan adalah
masalah kemiskinan itu sendiri. Apabila mustahik telah berdaya dan menunjukan
perbaikan dalam ekonominya, artinya mustahik sudah mampu memenuhi setiap
kebutuhan pokoknya dan keluar dari lingkaran kemiskinan. terdapat hubungan erat
antara kondisi ekonomi dan kondisi kemiskinan mutahik tersebut, karena kemiskinan
merupakan salah satu masalah ekonomi mustahik yang harus diselesaikan. Tingkat
kemiskinan ini akan diukur menggunakan indikator kemiskinan.
Untuk melihat bagaimana dampak zakat produktif terhadap pertumbuhan
ekonomi mustahik dan tingkat kemiskinan mustahik, maka akan digunakan analisis
jalur untuk melihatnya.
44
2. Hipotesis
a. Pendapatan
H0: Pendapatan rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan dana zakat
tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% terhadap pendapatan rumah tangga
mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
H1: Pendapatan rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan dana zakat
berbeda nyata pada taraf α = 5% terhadap pendapatan rumah tangga
mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
b. Konsumsi
H0: Konsumsi rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan dana zakat
tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% terhadap konsumsi rumah tangga
mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
H1: Konsumsi rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan dana zakat
berbeda nyata pada taraf α = 5% terhadap konsumsi rumah tangga
mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
c. Kemampuan Berinvestasi
H0: Kemampuan berinvestasi rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan
dana zakat tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% terhadap kwmampuan
berinvestasi rumah tangga mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
H1: Kemampuan berinvestasi rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan
dana zakat berbeda nyata pada taraf α = 5% terhadap kwmampuan
berinvestasi rumah tangga mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
45
d. Analisis Jalur
H0: Zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi musthaik.
H1: Zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
musthaik.
H0: Zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan musthaik.
H1: Zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi, pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap
tingkat kemiskinan musthaik.
H0: Zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi melalui pertumbuhan ekonomi tidak
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan musthaik.
H0: Zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi melalui pertumbuhan ekonomi berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan musthaik.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga mustahik yang menerima
dana zakat produktif dari Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Sukabumi melalui
program Sukabumi Sejahtera. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti. Pertimbangan dalam pengambilan sampel yaitu
berdasarkan jenis program pemberdayaan zakat prodiktif yang diikuti oleh responden
merupakan program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Brbasis Masjid (KUM3) dan
Bina Usaha Mandiri Sukabumi dan juga status aktif atau tidaknya responden dalam
mengikuti program tersebut.
Mustahik aktif yang ada diprogram KUM3 berjumlah 32 orang dan yang ada
diprogram BUMI berjumlah 39 orang, dengan total 71 mustahik. Berdasarkan metode
pengambilan sampel Isaan dan Michael (Sugiyono, 2014), sampel yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah 62 mustahik. Masing-masing mustahik akan diambil
menggunakan rumus berikut:
Maka sampel yang diperlukan dari program KUM3 adalah 28 mustahik dan
sampel yang diperlukan dari Program BUMI adalah 34 mustahik.
47
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dari survei melalui kuisioner dan wawancara langsung dengan
narasumber penelitian. data sekunder diperoleh dari studi literatul berupa jurnal,
buku, surat kabar, data publikasi BPS, data publikasi BAZNAS, data resmi BAZNAS
Kabupaten Sukabumi, dan lainnya.
C. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini akan menguji dua set data berupa data mustahik sebelum
menerima distribusi zakat dan data mustahik setelah menerima distribusi zakat.
Adapun garis kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2019 yaitu Rp 309.676 yang diubah menjadi garis kemiskinan
rumah tangga dengan cara mengalikan garis kemiskinan dan rata-rata besar ukuran
rumah tangga. Untuk mendapatkan rata-tata ukuran rumah tangga adalah dengan cara
membagi jumlah prenduduk dan jumalah rumah tangga. Jumlah penduduk Kabupaten
Sukabumi adalah 2.571.890 jiwa dan jumlah rumah tangga Kabupaten Sukabumi
adalah 924.887 rumah tangga.
48
1. Perumbuhan Ekonomi Mustahik
Variabel yang akan dianalisi dalam pertumbuhan ekonomi mustahik adalah
pendapatan, konsumsi, dan kemampuan mustahik dalam berinvestasi. Untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan dari variabel-variabel tersebut sebelum dan
setelah mengikuti program pendayagunaan zakat produktif, alat analisis yang akan
digunakan adalah uji t-statistik. Uji ini merupakan salah satu metode pengujian
hipotesis untuk data berpasangan atau data tidak bebas. Uji ini sering dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai dari sebelum dan sesudah percobaan.
Data yang akan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sebelum dan
setelah mengikuti program adalah data pendapatan, konsumsi, dan kemampuan
berinvestasi sebelum dan setelah mengikuti program.
Kriteria uji:
Nilai signifikansi > 0.05: terima H0, artinya pendapatan rumah tangga mustahik
setelah adanya bantuan dana zakat tidak berbeda nyata
pada taraf α = 5% terhadap pendapatan rumah tangga
mustahik sebelum adanya bantuan dana zakat.
Nilai signifikansi < 0.05: tolak H0, artinya pendapatan rumah tangga mustahik setelah
adanya bantuan dana zakat berbeda nyata pada taraf α =
5% terhadap pendapatan rumah tangga mustahik sebelum
adanya bantuan dana zakat.
49
2. Tingkat Kemiskinan Mustahik
a. Headcount Ratio
Headcount Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa
banyak jumlah orang miskin sebenarnya berdasarkan garis kemiskinan. Dalam
penelitian ini, objek penelitian adalah keluarga miskin, maka yang diukur adalah
pendapatan keluarga di bawah garis kemiskinan. Adapun rumus yang digunakan
adalah:
∑
( )
Dimana:
q = Orang yang berada di bawah garis kemiskinan
Yi = Pendapatan penduduk
Z = Garis Kemiskinan
N = Total Populasi
I = Fungsi indikator yang memiliki nilai 1 apabila syarat yang ada dalam
kurung nyata/terpenuhi, dan memiliki nilai 0 apabila sebaliknya. Jika pendapatan atau
pengeluaran kurang dari garis kemiskinan maka I = 1 dan individu atau rumah tangga
terhitung miskin.
b. Indeks Kedalaman Kemiskinan
Untuk mengetahui indeks kedalaman kemiskinan, terdapat dua alat analisis
yang digunakanyaitu Poverty Gap Index dan Income Gap Index.
1) Poverty Gap Index
50
Indeks ini menghitung kesenjangan kemiskinan penduduk yang memiliki
pendapatan atau pengeluaran di bawah garis kemiskinan (defisit pendapatan atau
pengeluaran). Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh rata-rata pendapatan
atau pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan, begitupun sebaliknya.
Indeks ini diukut dengan satuan mata uang. Adapun rumus yang digunakan adalah:
[∑(
)
]
Dimana:
P1 = Kesenjangan Kemiskinan
q = Orang yang berada di bawah garis kemiskinan
Yi = Pendapatan penduduk
Z = Garis Kemiskinan
2) Income Gap Index
IGP merupakan indeks yang menghitung kedalaman kemiksinan dilihat dari
rata-rata kesenjangan pendapatan pada tiap orang miskin terhadap garis kemiskinan.
Indeks kesenjangan pendapatan ini merupakan bagian dari pengukuran FGT index
ketika nilai α=1. Formula untuk mengukur indeks kesenjangan pendapatan, adalah:
∑
( ) atau
Dimana:
I = Kesenjangan Kemiskinan Pendapatan
qi = z-yi, selisish pendapatan mustahik ke i dengan garis kemiskinan
51
q = Orang yang berada di bawah garis kemiskinan
Yi = Pendapatan penduduk
Z = Garis Kemiskinan
c. Indeks Keparahan Kemiskinan
1) Sen Index
Indeks Sen, merupakan indeks yang menggabungkan pendekatan headcount
ratio, income gap ratio, dan koefision Gini sebagai indikator distribusi pendapatan
diantara kelompom miskin. Indeks ini juga menggambarkan dampak dari transfer
pendapatan pada penduduk miskin. Adapun formula yang digunakan untuk
menghitung indeks ini adalah:
[ ( ) ] ( )
Koefisien gini (Gp) digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan pendapatan
secara menyeluruh. Besaran koeffisien gini memiliki nilai antara 0 sampai 1 atau 0%
sampai 100%. Nilai 0 memiliki arti bahwa distribusi pendapatan terjadi secara merata
sempurna, nilai 1 memiliki arti bahwa terjadi ketimpangan ekstrim. Adapun patokan
nilai koefisien gini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Patokan nilai koefisien gini
Lebih kecil dari 0,4 Tingkat ketimpangan rendah
Antara 0,4-0,5 Tingkat ketimpangan moderat
Lebih tinggi dari 0,5 Tingkat ketimpangan tinggi
Formula yang digunakan adalah:
52
∑ ( )
Dimana:
Gp = Gini of Poor
Fpi = frekuensi keluarga dalam kelas pendapatan ke i
Fci = frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas ke i
Fci-1= frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas ke (i-1)
2) FGT Index
Indeks FGT (Foster, Greer, Thorbecke ; 1984), bersama dengan Indeks Sen,
indeks ini digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan kemiskinan, dengan nilai
alfa sama dengan nol. Jika alfa sama dengan nol, maka akan sama dengan HCR. Jika
alfa sama dengan 1, maka akan sama dengan PGI. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini, nilai alfa yang digunakan adalah 2. Formula yang digunakan untuk menghitung
indeks ini, adalah:
∑[
]
Dimana:
Pα = Indeks FGT
Yi = Penpatan mustahik ke i
q = mustahik yang berada di bawah garis kemiskinan
Z = Garis Kemiskina
α = 2
53
3. Pengaruh Zakat, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Tingkat Kemiskinan
Mustahik
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
zakat, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat kemiskinan adalah analisis jalur. Analisis
jalur merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendekomposisi korelasi-korelasi
anatara beberapa variable. Persamaan dalam model ini ada dua tahap:
Y1= b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e1
Keterangan:
Y1 : Pertumbuhan Ekonomi Mustahik
X1 : Zakat
X2 : Pertumbuhan pendapatan
X3 : Pertumbuhan konsumsi
X4 : Pertumbuhan kemampuan berinvestasi
e : Residual
Y2= b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e2
Keterangan:
Y2 : Tingkat Kemiskinan Mustahik
X5 : Pertumbuhan Ekonomi Mustahik
e : Residual
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Sukabumi
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Sukabumi disingkat BAZNAS
Kabupaten Sukabumi merupakan badan amil zakat resmi yang disahkan berdasarkan
Surat Keputusan Bupati. Lembaga ini terletak di Gedung 1000 Komplek Islamic
Center Kecamatan Cisaat. Lembaga ini telah berganti kepengurusan sebanyak lima
kali semenjak masa pembentukan awalnya yang berupa BAZIS pada tahun 1996 oleh
Ketua Bagian Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten
Sukabumi. BAZNAS Kabupaten Sukabumi merupakan badan yang memiliki
berbagai macam penghargaan di tingkat nasional sebagai BAZNAS Kota/Kab.
terbaik se-Indonesia. Penghargaan-penghargaan tersebut diantaranya: penghargaan
pada bidang Inovasi Pengumpulan ZIS, bidang Kreativitas Program Pemberdayaan,
bidang Penghimpunan, bidang kinerja memuaskan, bidang penggunaan sistem
manajemen BAZNAS. Moto BAZNAS Kabupaten Sukabumi adalah Zakat Tumbuh
Bermanfaat, dengan nilai performance yang disepakati adalah “PICT” (Progresive,
Integrity, Customer First & Trust). Adapun program penyaluran dana zakat, infak,
sedekat, wakaf di BAZNAS Kabupaten Sukabumi terbagi ke dalam enam bagian
utama, yaitu Sukabumi Cerdas, Sukabumi Sehat, Sukabumi Sejahtera, Sukabumi
Peduli, Sukabumi Takwa, dan program kerja dibidang kelembagaan untuk
membangun manajemen organisasi.
55
B. Gambaran Umum Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid
(KUM3)
Komunitas usaha mikro muamalat berbasis masjid atau KUM3 merupakan
kerjasama program BAZNAS Kabupaten Sukabumi dan Baitul Maal Muamalat
(BMM) yang dibentuk pada tahun 2012. Program ini dilaksanakan di lima titik
kecamatan yaitu Kecamatan Nagrak, Kecamatan Jampang Tengah, Kecamatan
Purabaya, Kecamatan Cikakap, dan Kecamatan jampang Kulon untuk 125 orang
mustahik dengan dana bergulir yang disalurkan sebesar Rp 250.000.000,. Tujuan
dinbentuknya KUM3 adalah untuk memberdayakan mustahik dalam hal peningkatan
pendapatan mustahik, peningkatan nilai keagamaan dan ketakwaan, serta peningkatan
status mustahik menjadi muzakki atau munfik dengan pola pendampingan Bina
Rupiyah dan Bina Ruhiyah. Selain tujuan tersebut, program ini juga bertujuan untuk
menghindarkan mustahik dari bank keliling atau pinjaman yang dapat merugikan para
mustahik.
Kerjasama pelaksanakan program KUM3 antara Baznas Kabupaten Sukabumi
dan Baitul Maal Muamalat dilaksanakan selama dua tahun masa pendapingan.
Setelah masa pendampingan selesai, perkembangan program ini diserahkan kepada
masing-masing kelompok masjid yang dikelola dengan bantuan Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM). Sistem yang ditrerapkan dalam pengelolaan program KUM3 setelah
selesai masa monitoring program adalah sistem Koperasi Simpan Pinjam yang
berbasis syariah dengan penyaluran dana bergulir amanah berbasis qordhul hasan.
56
Program KUM3 di Kecamatan Nagrak merupakan salah satu program KUM3
yang sampai saat ini masih aktif dan berkembang dengan baik. Program ini telah
menjadi proyek percontohan oleh PT Paudikmas karena telah mampu bertahan
selama 5 tahun. KUM3 di Kecamatan Nagrak memiliki 52 orang penerima dana yang
tinggal di Kecamatan Nagrak dengan pusat kegiatan di dua masjid jami dan dua
musholla di tiga rukun warga. Kriteria yang ditetapkan untuk setiap mustahik
penerima manfaat adalah fakir miskin dengan prioritas memiliki usaha kecil atau
memiliki keahlian dalam usaha. Untuk memastikan sasaran mustahik tepat, DKM
melakukan kerjasama bersama dengan pejabat setempat untuk menganalisa kriteria
mustahik tersebut. Apabila mustahik tidak memiliki usaha atau keahlian dalam
berusaha makan akan dilakukan analisis usaha dengan petinggi setempat dan
diberikan pelatihan yang dibutuhkan.
Sistem yang diterapkan adalah sistem koperasi dengan prinsip dasar dana
amanah bergulir qordhul hasan. Mustahik tidak diwajibkan untuk mengembalikan
dana amanah bergulir dengan prinsip bagi hasil. Mustahik diwajibkan untuk
membayar iuran wajib sebesar Rp 5000,. Per minggu. Iuran ini tidak dapat diambil
kecuali mustahik mengundurkan diri dari program. Selain itu, mustahik juga
dianjurkan untuk membayar infak. Adapun apabila terdapat kendala dalam
pelaksanakan program dan perputaran dana, DKM akan melakukan pendekatan
persuasi terhadap mustahik untuk mengetahui sebab dari kendala tersebut. Selain itu,
pendekatan persuasi tidak hanya dilakukan apabila terjadi masalah, DKM melakukan
57
pendekatan persuasi untuk melihat kondisi para mustahik selain dari penbinaan yang
dilakukan pada periode tertentu.
C. Gambaran Umum Bangkit Usaha Mandiri Sukabumi Berbasis Masjid
Desa Peradaban Zakat (BUMI-DPZ)
BUMI-DPZ merupakan adopsi program dari kelanjutan program Komunitas
Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid (KUM3) yang diadakan oleh Baitul Mal
Muamalat (BMM). Program ini merupakan cikal bakal Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS) di 12 desa -saat ini sudah 58 desa- yang dilaksanakan di 386 titik
(381 desa, 5 kelurahan) yang ada di Kabupaten Sukabumi. Harapan yang ingin
dicapai dari program ini adalah terbentuknya Bank milik mustahik muzaki. Tidak
seperti kebanyakan program pemberdayaan masyarakat lainnya, penerima manfaat
BUMI tidak hanya dibina dalam hal kewirausahaan, tetapi juga dibina dalam hal
rohani.
Dengan istilah “Bina Rupiah”, materi kewirausahaan memberikan para
penerima manfaat pemahaman mengenai keahlian kewirausahaan dasar. Hasil yang
diharapkan dari adanya materi ini adalah penerima manfaat dapat memiliki pekerjaan
yang berkelanjutan dan pendapatan yang meningkat. Sementara itu, materi
kerohanian yang disebut “Bina Ruhiyah” ditujukan untuk menguatkan keimanan para
penerima manfaat. Dengan iman yang kuat, diharapkan mereka memiliki resiliensi
dalam menjalani hidup, termasuk melakukan usaha mereka, dan senantiasa bersyukur
pada setiap kondisi. Karakteristik lain dari program ini adalah bahwa program ini
menargetkan orang-orang yang sering, atau berkeinginan untuk sering pergi ke
58
masjid. Kriteria ini didasarkan pada salah satu hadits yang mengatakan bahwa
“Apabila kalian melihat seseorang yang terbiasa mengunjungi masjid, yakinlah
bahwa orang tersebut telah beriman (HR Ahmad). Oleh karena itu, “Bina Rupiah”
dan “Bina Ruhiyah” dilaksanakan di masjid.
Penerima manfaat BUMI adalah orang-orang yang telah terseleksi di masing-
masing area. Untuk menjadi penerima manfaat BUMI, seseorang harus menjadi
mustahik dalam hal penghasilan dan sering atau berkeinginan untuk aktif di masjid.
Lalu, orang-orang yang memenuhi persyaratan tersebut harus melalui beberapa
tahapan seleksi. Tahapan-tahapan tersebut adalah pertemuan khusus, uji kelayakan,
pra training wajib kelompok (Pra TWK), training wajib kelompok (TWK), uji
pengesahan kelompok, dan musyawarah kelompok. Orang-orang yang lolos proses
tersebut kemudian akan diberikan satu juta rupiah masing-masing dan dua tahun
mentoring, yakni “Bina Rupiah” dan “Bina Ruhiyah” seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Setelah dua tahun mentoring, penerima manfaat kemudian dialihkan ke
program selanjutnya, yaitu Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS).
D. Karakteristik Rumah Tangga Mustahik
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 32 orang.
Responden tersebut merupakan mustahik yang mengikuti program Komunitas Usaha
Mandiri Berbasis Masjid (KUM3) di BAZNAS Kabupaten Sukabumi. Karakterisktik
rumah tangga mustahik yang menjadi responden dalam penelitian ini akan dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut:
59
Berdasarkan tabel 4.1.,
mayoritas yang mengikut program
yang dilaksanakan BASNAS
Kabupaten Sukabumi adalah
perempuan, yaitu sebayak 68
persen. Sedangkan laki-laki yang
mengikuti program tersebut
sebanyak 32 persen. Penerima
manfaat yang mengikuti program
yang sudah menikah dalam
penelitian ini adalah 50 musthaik
atau 81 persen, sedangkan sisanya
adalah duda/janda sebanyak 12
musthaik atau 19 persen. Mayoritas
mustahik dalam penelitian ini
berada pada usia produtif yaitu
antara usia 17-60 tahun, hanya 2
mustahik atau 3 persen yang
memiliki usia di atas 60 tahun.
Dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas mustahik pernah menduduki
bangku sekolah, 1 orang mustahik tidak pernah sekolah. Mayoritas musthaik
menempuh pendidikan sampai jenjang SD, yaitu sebesar 53 persen atau 33 musthaik.
Tabel 4.1. Karakteristik rumah tangga mustahik
Karakteristik Jumlah Persentase
Laki-laki 20 32%
Perempuan 42 68%
17-35 13 21%
36-45 22 35%
46-60 25 40%
> 60 2 3%
Tidak Sekolah 1 2%
SD 33 53%
SMP 11 18%
SMA 17 27%
Menikah 50 81%
Duda/Janda 12 19%
Pedagang 62 100%
1-3 orang 32 52%
4-6 orang 28 45%
Lebih dari 6 2 3%
1 19 31%
2 15 24%
3 14 23%
4 2 3%
5 2 3%
6 6 10%
7 4 10%
Sumber: Data Primer 2019
Ukuran Keluarga
Periode mengikuti program
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Status Pernikahan
Pekerjaan
60
Lower Upper
Pair 1
Pendapatan
Sebelum -
Pendapatan
Sesudah
-2711484 2769100 351676 -3414704 -2008264 -7,71 61 0
Sumber: Data Primer 2019
Tabel 4.2. Paired Samples Test
Paired Differences
T dfSig. (2-
tailed)MeanStd.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Terbesar ke dua adalah 27 persen atau 17 musthaik menempuh pendidikan sampai
tingkat SMA, dan sisanya yaitu 18 persen atau 11 musthaik, merupakan mustahik
yang menempuh jenjang pendidikan sampai SMP. Seluruh mustahik yang mengikuti
program ini merupakan pedagang yang mayoritas memiliki ukuran keluarga sebesar
1-3 orang sebanyak 32 mustahik atau 52 persen. Selanjutnya, sebanyak 28 mustahik
atau 45 persen memiliki ukuran keluarga sebesar 1-3 orang, dan sisianya 2 mustahik
memiliki ukuran keluarga lebih dari 6 orang. Lamanya mustahik mengikuti program
ini berbeda-beda. Mayoritas musthaik dalam penelitian ini mengikuti program selama
1 tahun, yaitu sebanyak 19 musthaik atau 31 persen. Sebanyak 15 musthaik atau 24
persen mengikuti program selama 2 tahun, 14 musthaik atau 23 persen musthaik
mengikuti program selama 3 tahun, 6 musthaik atau 10 persen mengikuti selama 6
tahun, 4 lainnya atau 10 persen mengikuti selama 7 tahun, dan 4 lainnya mengikuti
selama 4 dan 5 tahun masing-masing 2 musthaik dengan persentase masing-masing 3
persen.
E. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Mustahik
a. Dampak Pendayagunaan Dana Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Mustahik
61
Tabel 4.3. Rata-rata perubahan pendapatan
Mean NStd.
Deviation
Std. Error
Mean
Pendapatan
Sebelum998193,6 62 526530,6 66869,46
Pendapatan
Sesudah3709677 62 2918418 370639,5
Sumber: Data Primer 2019
Paired Samples Statistics
Pair 1
Hasil pengolahan data pendapatan rumah tangga mustahik dengan uji t-statistik
berpasangan oleh SPSS dapat dilihat dari tabel paired samples test. Tabel tersebut
menunjukan bahwa dengan derajat bebas 61, dan titik kritis sebesar 0,05 uji dua arah,
didapatkan nilai thitung sebesar -7,71 yang lebih kecil dari ttabel sebesar -1,910,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan antara pendapatan
mustahik sebelum dan sesudah mengikuti program. Bukti lain dapat dilihat dari
tingkat signifikasi yang mimiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari titik
krisis yaitu 0,05, artinya terdapat perbedaan yang sangat signifikan atau nyata antara
ke dua pendapatan tersebut. Tabel 4.3 akan menjelaskan dampak dari pendayagunaan
dan pendistibusian dana zakat terhadap perubahan pendapatan rumah tangga
mustahik:
Berdasarkan tabel 4.3., dapat diambil kesimpulan bahwa pendistribusian dan
pendayagunaan dana zakat memiliki dampak terhadap tingkat pendapatan rumah
tangga mustahik. Dampak yang ditimbulkan adalah dampak yang positif. Tabel 4.3
menunjukan bahwa terdapat peningkatan rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik
dari sebelum dan sesudah pendistribusian dan pendayagunaan dana. Sebelum adanya
pendustribusian dan pendayagunaan dana, rata-rata pendapatan rumah tangga
62
mustahik adalah Rp 998.193- dan rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik setelah
adanya pendistribusian dan pendayagunaan dana adalah Rp 3.709.677,-. Artinya
terdapat peningkatan pendapatan sebesar Rp 2.711.484,- .
61 mustahik dari 62
mustahik menyatakan mereka
merasakan perubahan pendapatan
tersebut setelah mengikuti
program zakat produktif yang
dilaksanakan oleh BAZNAS.
b. Dampak Pendayagunaan Dana Terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Mustahik
Hasil pengolahan data konsumsi rumah tangga mustahik dengan uji t-statistik
berpasangan oleh SPSS dapat dilihat dari tabel paired samples test. Tabel tersebut
menunjukan bahwa dengan derajat bebas 61, dan titik kritis sebesar 0,05 uji dua arah,
Grafik 4.1 Perubahan Pendapatan
Sumber: Data Primer 2019
61
1
Perubahan Pendapatan
Berubah Tidak Berubah
Lower Upper
Pair 1
KonsumsiS
ebelum -
KonsumsiS
etelah
-712114 755401,4 95936,08 -903950 -520278 -7,423 61 0
Sumber: Data Primer 2019
Tabel 4.4. Paired Samples Test Konsumsi
Paired Differences
t dfSig. (2-
tailed)MeanStd.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
63
Tabel 4.5. Rata-rata perubahan konsumsi
Mean NStd.
Deviation
Std. Error
Mean
KonsumsiS
ebelum1042652 62 783410,2 99493,19
KonsumsiS
etelah1754766 62 1147139 145686,7
Sumber: Data Primer 2019
Paired Samples Statistics
Pair 1
didapatkan nilai thitung sebesar -7,423 yang lebih kecil dari ttabel sebesar -1,910,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan antara konsumsi
mustahik sebelum dan sesudah mengikuti program. Bukti lain dapat dilihat dari
tingkat signifikasi yang mimiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari titik
krisis yaitu 0,05, artinya terdapat perbedaan yang sangat signifikan atau nyata antara
ke dua data tersebut. Tabel 4.5 akan menjelaskan dampak dari pendayagunaan dan
pendistibusian dana zakat terhadap perubahan konsumi rumah tangga mustahik:
Berdasarkan tabel 4.3., dapat diambil kesimpulan bahwa pendistribusian dan
pendayagunaan dana zakat memiliki dampak terhadap tingkat konsumi rumah tangga
mustahik. Dampak yang ditimbulkan adalah dampak yang positif. Tabel 4.5
menunjukan bahwa terdapat peningkatan rata-rata konsumsi rumah tangga mustahik
dari sebelum dan sesudah pendistribusian dan pendayagunaan dana. Sebelum adanya
pendustribusian dan pendayagunaan dana, rata-rata konsumi rumah tangga mustahik
adalah Rp 1.042.652- dan rata-rata konsumsi rumah tangga mustahik setelah adanya
pendistribusian dan pendayagunaan dana adalah Rp 1.754.766,-. Artinya terdapat
peningkatan konsumi sebesar Rp 712.114,- .
64
Lower Upper
Pair 1
Kemampua
nBerivestasi
Sebelum -
Kemampua
nBerinvesta
siSetelah
-568325 691747,9 158697,9 -901736 -234913 -3,581 18 0,002
Sumber: Data Primer 2019
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Tabel 4.6. Paired Samples Test Kemampuan Berinvestasi
Paired Differences
t dfSig. (2-
tailed)Mean
57 mustahik dari 62 mustahik
menyatakan mereka merasakan
perubahan konsumsi tersebut
setelah mengikuti program zakat
produktif yang dilaksanakan oleh
BAZNAS. Dan perubahan
tersebut masyoritas ke arah
positif.
c. Dampak Pendayagunaan Dana Terhadap Kemampuan Berinvestasi
Rumah Tangga Mustahik
Hasil pengolahan data konsumsi rumah tangga mustahik dengan uji t-statistik
berpasangan oleh SPSS dapat dilihat dari tabel paired samples test. Tabel tersebut
menunjukan bahwa dengan derajat bebas 61, dan titik kritis sebesar 0,05 uji dua arah,
didapatkan nilai thitung sebesar -3,581 yang lebih kecil dari ttabel sebesar -1,910,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan antara kemampuan
berinvestasi mustahik sebelum dan sesudah mengikuti program. Bukti lain dapat
Grafik 4.2 Perubahan konsumsi
Sumber: Data Primer 2019
57
5
Perubahan Konsumi
Positif Negatif
65
dilihat dari tingkat signifikasi yang mimiliki nilai signifikasi sebesar 0,002 lebih kecil
dari titik krisis yaitu 0,05, artinya terdapat perbedaan yang sangat signifikan atau
nyata antara ke dua data tersebut. Tabel 4.7 akan menjelaskan dampak dari
pendayagunaan dan pendistibusian dana zakat terhadap perubahan kemampuan
berinvestasi rumah tangga mustahik:
Berdasarkan tabel 4.7., dapat diambil kesimpulan bahwa pendistribusian dan
pendayagunaan dana zakat memiliki dampak terhadap tingkat Kemampuan
berinvestasi rumah tangga mustahik. Dampak yang ditimbulkan adalah dampak yang
positif. Tabel 4.7. menunjukan bahwa terdapat peningkatan rata-rata kemampuan
berinvestasi rumah tangga mustahik dari sebelum dan sesudah pendistribusian dan
pendayagunaan dana. Sebelum adanya pendustribusian dan pendayagunaan dana,
rata-rata kemampuan berinvestasi rumah tangga mustahik adalah Rp 7000- dan rata-
rata pendapatan rumah tangga mustahik setelah adanya pendistribusian dan
pendayagunaan dana adalah Rp 638.324,-. Artinya terdapat peningkatan rata-rata
kemampuan berinvestasi sebesar Rp 73.790,- .
Tabel 4.7. Rata-rata perubahan Kemampuan Berinvestasi
Mean NStd.
Deviation
Std. Error
Mean
Kemampua
nBerivestasi
Sebelum
70000 19 83898,09 19247,54
Kemampua
nBerinvesta
siSetelah
638324,6 19 738957,3 169528,4
Sumber: Data Primer 2019
Paired Samples Statistics
Pair 1
66
Tabel 4.8. Indikator Kemiskinan
Indikator KemiskinanSebelum
Program
Setelah
Program
H 0,5968 0,0161 0,5806 97%
158033,2803 361208,9560 -203175,6757 -129%
I 0,1835 0,4194 -0,2359 -129%
0,1525 0,0068 0,1457 96%
0,0375 0,0028 0,0347 92%
Sumber: Data Primer 2019
Perubahan (%)
( )
62 mustahik menyatakan
mereka merasakan perubahan
kemampuan berinvestasi
tersebut setelah mengikuti
program zakat produktif yang
dilaksanakan oleh BAZNAS.
F. Analisis Tingkat Kemiskinan
Analisis tingkat kemiskinan ini dilakukan untuk melihati bagaimana dampak
pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat terhadap pengurangan tingkat
kemiskinan rumah tangga mustahik. Analisis ini dapat dilakukan menggunakan
indikator kemiskinan. Jika terdapat perubahan terhadap rata-rata pendapatan rumah
tangga mustahik sebelum dan sesudah mengikuti program, maka dapat diasumsikan
bahwa terdapat perubahan pula pada indikator kemiskinan. Headcount ratio, indeks
kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan akan menunjukan perubahan
tersebut.
Grafik 4.3 Perubahan kemampuan berinvestasi mustahik
Sumber: Data Primer 2019
62
Perubahan Kemampuan Mustahik
dalam Berinvestasi (%)
Berubah Tidak Berubah
67
1. Analisis Headcount Ratio Sebelum dan Setelah Adanya Bantuan Dana
Dari BAZNAS Kabupaten Sukabumi
Banyaknya jumlah orang miskin diukur menggunakan headcount ratio (H).
Dilihat pada tabel 4.8, nilai H mengalami penurunan dari 0,597 menjadi 0,016.
Jumlah rumah tangga mustahik yang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan
berhasil dikurangi sebanyak 97 persen. Hal ini membuktikan bahwa pendistribusian
dan pendayagunaan dana zakat melalui program KUM3 dan BUMI yang dilakukan
oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi mampu untuk menurunkan jumlah rumah
tangga miskin mustahik.
2. Analisis Indeks Kedalaman Kemiskinan Sebelum dan Setelah Adanya
Bantuan Dana Dari BAZNAS Kabupaten Sukabumi
Poverty gap index (P1) dan income gap index (I) yang ditunjukan oleh tabel 4.8
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa program KUM3 dan BUMI
meski mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, akan tetapi program ini belum
mampu mengurangi atau mempersempit jarak rata-rata pendapatan rumah tangga
mustahik dari garis kemiskinan, akan tetapi malah memperparah indeks kedalaman
kemiskinan tersebut. Rumah tangga mustahik yang mengikuti program memiliki nilai
P1 sebesar Rp 158.033,-, setelah mengikuti proram nilai tersebut bertambah menajadi
Rp 361.208. menunjukan kenaikan sebesar 203.176 dengan pertumbuhan -129
persen. Sama halnya dengan poverty gap index, income gap index juga mengalami
kenaikan dari 0,84 menjadi 0,410, menunjukan peningkatan sebesar 0,2359 atau
pertumbuhan -129 persen. Peningkatan kedua indeks ini menunjukan bahwa zakat
68
belum mengurangi, dalam penelitian ini menghilangkan jarak antara rata-rata
pendapatan rumah tangga mustahik dengan garis kemiskinan. Dari 62 rumah tangga
mustahik, 37 tergolong ke dalam tumah tangga miskin sebelum program dan setelah
program hanya tersisa 1 rumah tangga yang belum mampu keluar dari garis
kemiskinan. Hal ini dikarenakan indeks kedalaman kemiskinan tidak memenuhi
prinsip transfer, dimana ketika terdapat penyaluran dana dari si kaya ke si miskin,
maka seharusnya kemiskinanpun menurun.
3. Analisis Indeks Keparahan Kemiskinan Sebelum dan Setelah Adanya
Bantuan Dana Dari BAZNAS Kabupaten Sukabumi
Untuk megukur keparahan kemiskinan, alat analisis yang digunakan adalah sen
index (P2) dan FGT index (P3). Tabel 4.8 menunjukan penurunan terhadap dua nilai
indeks ini. P2 mengarami penurunan dari 0,153 menjadi 0.007. Artinya, program
KUM3 dan BUMI yang dilaksanakn oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi berhasil
memperkecil kesenjangan antara rumah tangga mustahik sebesar 96 persen. Karena
prinsipnya adalah, jika nilai P2 menurun maka seluruh rumah tangga berada di atas
gasris kemiskinan, dan jika nilainya 1 maka seluruh rumah tangga berada di bawah
garis kemiskinan.
Selanjutnya, nilai P3 juga mengalami penuruan dari 0,0375 menjadi 0,0028.
Indeks ini juga membuktikan bahwa program KUM3 dan BUMI yang dilaksanakan
BAZNAS Kabupaten Sukabumi mampu mengurangi jumlah kemiskinan dan
kesenjangan diantara rumah tangga mustahik sebesar 92 persen. Nilai P2 dan P3 yang
mengalami penurunan membuktikan bahwa zakat dapat mengurangi tingkat
69
Butir1 BUti2 Butir3 Butir4 Butir5 Butir6 Butir7 Butir8 Total
Pearson
Correlation1 ,788
**,340
**,350
** 0,076 .b 0,081 0,242 ,660
**
Sig. (2-
tailed)0 0,007 0,005 0,556 . 0,53 0,058 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation,788
** 1 ,440**
,454** 0,165 .
b 0,099 ,288*
,763**
Sig. (2-
tailed)0 0 0 0,199 . 0,444 0,023 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation,340
**,440
** 1 ,931** 0,152 .
b -0,186 0,052 ,779**
Sig. (2-
tailed)0,007 0 0 0,239 . 0,148 0,691 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation,350
**,454
**,931
** 1 0,124 .b -0,166 0,026 ,774
**
Sig. (2-
tailed)0,005 0 0 0,336 . 0,198 0,839 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation0,076 0,165 0,152 0,124 1 .
b 0,052 0,192 ,445**
Sig. (2-
tailed)0,556 0,199 0,239 0,336 . 0,69 0,134 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation.b
.b
.b
.b
.b
.b
.b
.b
.b
Sig. (2-
tailed). . . . . . . .
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation0,081 0,099 -0,186 -0,166 0,052 .
b 1 0,086 0,039
Sig. (2-
tailed)0,53 0,444 0,148 0,198 0,69 . 0,506 0,766
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation0,242 ,288
* 0,052 0,026 0,192 .b 0,086 1 ,460
**
Sig. (2-
tailed)0,058 0,023 0,691 0,839 0,134 . 0,506 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation,660
**,763
**,779
**,774
**,445
**.b 0,039 ,460
** 1
Sig. (2-
tailed)0 0 0 0 0 . 0,766 0
N 62 62 62 62 62 62 62 62 62
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
b. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Butir5
Butir6
Butir7
Butir8
Total
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Butir1
BUti2
Butir3
Butir4
keparahan kemiskinan dan mampu menciptakan distribusi pendapatan yang lebih
merata diantara orang miskin.
G. Hubungan Zakat, Pertumbuhan Ekonomi, dan Indeks Kemiskinan
Mustahik
1. Uji Validasi
Tabel 4.9. Uji Validasi Variabel Pertumbuhan Ekonomi Mustahik
70
Butir1 Butir2 Butir3 Butir4 Butir5 Butir6 Total
Pearson
Correlation
1 0,023 -0,107 -0,032 -0,070 -0,049 ,285*
Sig. (2-tailed) 0,861 0,407 0,805 0,587 0,706 0,025
N 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation
0,023 1 0,100 0,094 0,133 0,208 ,334**
Sig. (2-tailed) 0,861 0,442 0,467 0,303 0,105 0,008
N 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation
-0,107 0,100 1 -0,031 0,054 ,263*
,254*
Sig. (2-tailed) 0,407 0,442 0,813 0,678 0,039 0,047
N 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation
-0,032 0,094 -0,031 1 ,790**
,605**
,776**
Sig. (2-tailed) 0,805 0,467 0,813 0,000 0,000 0,000
N 62 62 62 62 62 62 62
Correlations
Butir1
Butir2
Butir3
Butir4
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur
telah menjalakan fungsi ukurannya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia
melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya
diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pengukuran dapat dilihat dari
nilai r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel (r-hitung>r-tabel) atau bisa juga
melihat nilai signifikansinya yang harus lebih kecil dari Alpha (0,05).
Dari hasil uji validitas untuk pernyataan vaiabel pertumbuhan ekonomi yang
disajikan pada tabel 4.9., jika dilihat dari nilai signifikansinya maka dapat ditarik
kesimpulan kecuali butir 6 yang tidak bisa dihitung dan butir 7 yang memiliki nilai
signifikasi lebih dari 0,05 yaitu 0,766 seluruh butir penyataan adalah valid. Untuk
butir penyataan 6 dan 7 harus dibuang atau diganti dengan butir lain. Dalam hal ini,
peneliti memilih untuk membuang butir tersebut dan melanjutkan analisis data butir
pernyataan yang valid.
Tabel 4.10. Uji Validasi Variabel Tingkat Kemiskinan Mustahik
71
Pearson
Correlation
-0,070 0,133 0,054 ,790** 1 ,757
**,838
**
Sig. (2-tailed) 0,587 0,303 0,678 0,000 0,000 0,000
N 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation
-0,049 0,208 ,263*
,605**
,757** 1 ,836
**
Sig. (2-tailed) 0,706 0,105 0,039 0,000 0,000 0,000
N 62 62 62 62 62 62 62
Pearson
Correlation,285
*,334
**,254
*,776
**,838
**,836
** 1
Sig. (2-tailed) 0,025 0,008 0,047 0,000 0,000 0,000
N 62 62 62 62 62 62 62
Butir5
Butir6
Total
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha N of Items
0,757 7
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,729 7
Reliability Statistics
Dari hasil uji validitas untuk pernyataan vaiabel tingkat kemiskinan mustahik
yang disajikan pada tabel 4.10, jika dilihat dari nilai signifikansinya maka dapat
ditarik kesimpulan semua butir pernyataan memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05,
artinya seluruh butir penyataan adalah valid.
2. Uji Reabilitas
Tabel 4.11. Uji Reabilitas Pertumbuhan Ekonomi Mustahik
Tabel 4.12. Uji Reabilitas Tingkat Kemiskinan Mustahik
Pengujian reliabilitas berhubungan dengan konsistensi instrumen penelitian.
suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliable jika hasil dari pengujian
instrumen menunjukan hasil yang tetap. Dalam arti jika dalam beberapa kali
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,
72
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 8,820 2,549 3,461 0,001
Zakat 4,400E-07 0,000 0,233 3,133 0,003 0,750 1,333
Pertumbuhan
pendapatan
7,054 1,534 0,382 4,597 0,000 0,602 1,661
Pertumbuhan
komsumsi
7,232 1,215 0,482 5,951 0,000 0,634 1,578
pertumbuhank
emampuanbe
rinvestasi
7,087 2,425 0,216 2,922 0,005 0,760 1,316
a. Dependent Variable: Pertumbuhanekonomi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
1
maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliable, selama aspek yang diukur tidak
berubah. Selain untuk mengetahui konsistensi suatu instrumen penelitian, uji ini juga
dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala merupakan indikator atau construct.
Cara mengukur realibilitas yang paling umum adalah dengan menggunakan
koefisien alpha yang dapat diukur melalui uji cronbach alpha. Ada sebagian literatur
yang mengatakan bahwa nilai cronbach alpha sudah di atas 6 maka sudah bisa
dikatakan reliable. Akan tetapi untuk hasil realibilitas yang lebih kuat maka nilai
cronbach alpha harus lebih dari 0,7.
Dari hasil uji yang disajikan oleh tabel 4.11 dan 4.12, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel pertumbuhan ekonomi mustahik dan tingkat kemiskinan mustahik
adalah sangat realibel karena memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,7 yaitu 0,757
untuk variabel pertumbuhan ekonomi mustahik dan 0,729 untuk tingkat kemiskinan
mustahik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.13. Uji Multikolinieritas Persamaan 1
73
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 17,713 5,143 3,444 0,001
Zakat -1,076E-07 0,000 -0,061 -0,386 0,701 0,631 1,584
Pertumbuhan
pendapatan
-3,235 3,311 -0,187 -0,977 0,333 0,428 2,336
Pertumbuhan
komsumsi
-0,235 2,866 -0,017 -0,082 0,935 0,377 2,654
pertumbuhank
emampuanbe
rinvestasi
-6,553 4,761 -0,213 -1,376 0,175 0,653 1,532
Pertumbuhan
ekonomi
0,589 0,252 0,628 2,335 0,023 0,216 4,635
1
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi atar
varibel bebas. Suatu model uji regresi yang baik, seharusnya bebas dari
multikolinieritas. Untuk melihat ada tidaknya multikol dalam suatu model dapat
dilakukan dengan beberapa cara; Pertama, dengan melihan nilai VIF. Jika nilai VIF <
10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Kedua, melihat nilai korelasi antar variabel
bebas. Nilai korelasi antar variabel harus < 0,85. Ketiga, melihat nilai tolerance. Nilai
tolerance harus > 0,01. Keempat, melihat eigen value. Jika variabel bebas semakin
mendekati 0 maka ada indikasi terjadi multikolinieritas.
Dari hasil uji yang disajikan oleh tabel 4.13., maka daapat disimpulkan variabel
persamaan 1 yaitu zakat, pertumbuhan pendapatan, pentumbuhan konsumsi, dan
pertumbuhan kemampuan berinvestasi terbebas dari multikolinieritas karena nilai
VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 yaitu 1,333, 1,661, 1,578, dan 1,316
serta nilai tolerancenya juga lebih besar dari 0,01 yaitu 0,750, 0,602, 0,634, dan
0,760.
Tabel 4.14. Uji Multikolinieritas Persamaan 2
74
Dari hasil uji yang disajikan oleh tabel 4.14., maka dapat disimpulkan variabel
persamaan 2 yaitu zakat, pertumbuhan pendapatan, pentumbuhan konsumsi,
pertumbuhan kemampuan berinvestasi, pertumbuhan ekonomi terbebas dari
multikolinieritas karena nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 yaitu
1,584, 2,336, 2,654, 1,532, dan 4,635 serta nilai tolerancenya juga lebih besar dari
0,01 yaitu 0,631, 0,428, 0,377, 0,653, dan 0,216.
b. Uji Heterokedastisitas
Gambar 4.1. Uji Scatterplot Persamaan 1
Berdasarkan gambar scatterplots, dapat diambil kesimpulan bahwa titik data
menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol. Penyebaran titik tidak
mengumpul di suatu tempat. Penyebaran titik tidak membentuk suatu pola glombang
melebar kemudian menyempit dan seterusnya. Penyebaran tititk tidak berpola. Oleh
karena itu, variabel dalam persamaan 1 ini terbebaad dari heterokedastisitas.
75
Gambar 4.2. Uji Scatterplot Persamaan 2
Berdasarkan gambar scatterplots, dapat diambil kesimpulan bahwa titik data
menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol. Meski penyebaran titik
terkesan penyebarannya dekat, akan tetapi penyebaran tidak terlalu mengumpul di
satu tempat. Penyebaran titik tidak membentuk suatu pola glombang melebar
kemudian menyempit dan seterusnya. Penyebaran tititk tidak berpola. Oleh karena
itu, variabel dalam persamaan 2 ini terbebas dari heterokedastisitas.
76
Unstandardized
Residual
57
Mean 0,0000000
Std. Deviation 1,62100317
Absolute 0,096
Positive 0,056
Negative -0,096
0,096
,200c,dAsymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Test Statistic
c. Uji Normalitas
Tabel 4.15. Uji Normalitas Persamaan 1
Dari hasil uji normalitas
persamaan 1 menggunakan
kolmogorov-smirnov test maka
dapat disimpulkan data dalam
persamaan ini telah memenuhi
asumsi normalitas karena nilai
siginifikasi yang lebih besar dari
0,05 yaitu 0,200.
Tabel 4.16. Uji Normalitas Persamaan 2
Dari hasil uji normalitas
persamaan 2 menggunakan
kolmogorov-smirnov test maka
dapat disimpulkan data dalam
persamaan ini tidak memenuhi
asumsi normalitas karena nilai
siginifikasi yang lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,012.
Unstandardized
Residual
57
Mean 0,0000000
Std. Deviation 2,92056795
Absolute 0,134
Positive 0,095
Negative -0,134
0,134
,012c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
77
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,886a 0,784 0,768 1,682 1,978
Model Summaryb
Model
a. Predictors: (Constant), pertumbuhankemampuanberinvestasi,
Pertumbuhanpendapatan, Zakat, Pertumbuhankomsumsib. Dependent Variable: Pertumbuhanekonomi
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,451a 0,203 0,125 3,060 1,853
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhanekonomi,
pertumbuhankemampuanberinvestasi, Zakat, b. Dependent Variable: Kemiskinan
Model Summaryb
Model
d. Uji Autokolerasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan periode t-1, jika terjadi korelasi maka model
memiliki masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi lebih sering terjadi pada jenis
data time series. Untuk melihat hal tersebut, maka dapat dilakukan uji durbin watson.
Suatu model dikatakan bebas dari masalah autokorelasi jika (4-dl) < dw < dl.
Tabel 4.17. Uji Autokolerasi Persamaan 1
Tabel 4.18. Uji Autokolerasi Persamaan 2
Pengambilan keputusan uji autokolerasi berdasarkan nilai uji DW
ketentuannya:
0 < DW < dl = H0 ditolak
dl ≤ DW ≤ du = Tidak ada keputusan
du ≤ DW ≤ (4-du) = H0 diterima
78
(4-du) ≤ DW ≤ (4-dl) = tidak ada keputusan
(4-dl) ≤ DW ≤ 4 = H0 ditolak
1. Menetukan hipotesis : H0 : tidak ada autokorelasi
H1 : ada autokorelasi
2. Menentukan nilai alpha dengan nilai d tabel
dl (n,62,k=4) 1,4554, du (n,62,k=4) 1,7288, (4-dl) 2,5446, (4-du) 2,2712.
3. Hasil persamaan 1: nilai du (1,7288) < DW (1,978) < (4-du) 2,2712.
Kesimpulannya tidak ada autokolerasi.
Hasil persamaan 2: nilai du(1,7288) < DW (1,853) < (4-du) 2,2712.
Kesimpulannya tidak ada autokolerasi.
4. Analisis Regresi Model 1
a. Uji Signifikasi Parameter Kelompok (Uji F)
Hipotesis (uji simultan)
H0 : Secara simultan zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan
konsumsi, pertumbuhan kemampuan berinvestasi tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi mustahik.
H1 : Secara simultan zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan
konsumsi, pertumbuhan kemampuan berinvestasi berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi mustahik
79
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Regression 534,887 4 133,722 47,255 ,000b
Residual 147,148 52 2,830
Total 682,035 56
ANOVAa
Model
1
a. Dependent Variable: Pertumbuhanekonomi
b. Predictors: (Constant), pertumbuhankemampuanberinvestasi,
Pertumbuhanpendapatan, Zakat, Pertumbuhankomsumsi
Standardiz
ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Constant) 8,820 2,549 3,461 0,001
Zakat 4,400E-07 0,000 0,233 3,133 0,003
Pertumbuhan
pendapatan
7,054 1,534 0,382 4,597 0,000
Pertumbuhan
komsumsi
7,232 1,215 0,482 5,951 0,000
pertumbuhan
kemampuanb
erinvestasi
7,087 2,425 0,216 2,922 0,005
1
a. Dependent Variable: Pertumbuhanekonomi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
Tabel 4.19. Uji Signifikasi Parameter Kelompok Persamaan 1
Dari hasil uji statistik F untuk persamaan 1 yang disajikan dalam tabel ANOVA
didapatkan nilai F sebesar 47,255, ekivalen dengan sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari
alpha (0,05) maka dapat ditarik kesimpulan H1 diterima yang artinya secara simultan
variabel zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi mustahik.
b. Uji Signifikasi Parametir Individu (Uji T)
Tabel 4.20 Uji Signifikasi Individual (Uji T)
80
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,886a 0,784 0,768 1,682
Model Summaryb
Model
a. Predictors: (Constant),
pertumbuhankemampuanberinvestasi, b. Dependent Variable: Pertumbuhanekonomi
Dari hasil uji t untuk persamaan 1, di peroleh hasil pengujian pengaruh variabel
zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan kemampuan
berinvestasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi mustahik. Masing-masing
variabel berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi mustahik, zakat
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi sebanyak 4,400E-07 dengan nilai signifikasi
0,007. Pertumbuhan pendapatan berpengaruh para pertumbuhan ekonomi sebanyak
7,054 dengan nilai signifikasi 0,000. Pertumbuhan konsumsi berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi sebanyak 7,232 dengan nilai signifikasi 0,000. Pertumbuhan
kemampuan berinvestasi berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi sebanyak 7,087
dengan nilai signifikasi 0,005. Dari hasil uji tersebut, diperoleh persamaan penelitiaan
sebagai berikut:
Y1= 8,820 + 4,400E-07 X1 + 7,054 X2 + 7,232 X3 + 7,087 X4 + e1
c. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.21. Keofisien Determinasi Persamaan 1
Hasil analisis 4.21 menunjukan bahwa besar adjusted R Square adalah 0,768.
Artinya, variabel zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, dan
pertumbuhan kemampuan berinvestasi berpengaruh mampu menjelaskan
81
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Regression 121,845 5 24,369 2,602 ,036b
Residual 477,664 51 9,366
Total 599,509 56
ANOVAa
Model
1
a. Dependent Variable: Kemiskinan
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhanekonomi,
pertumbuhankemampuanberinvestasi, Zakat, Pertumbuhanpendapatan,
pertumbuhan ekonomi mustahik sebesar 76,8 persen. Sisanya, sebesar 0,232 atau 23,2
persen dijelaskan oleh varibel lain di luar penelitian.
5. Analisis Regresi Model 2
a. Uji Signifikasi Parameter Kelompok (Uji F)
Tabel 4.22. Uji Signifikasi Parameter Kelompok Persamaan 2
Dari hasil uji statistik F untuk persamaan 2 yang disajikan dalam tabel ANOVA
didapatkan nilai F sebesar 2,602, ekivalen dengan sig. sebesar 0,036 lebih kecil dari
alpha 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan H1 diterima yang artinya secara simultan
variabel zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi, dan pertumbuhan ekonomi mustahik berpengaruh terhadap
tingkat kemiskinan mustahik.
82
Standardiz
ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Constant) 17,713 5,143 3,444 0,001
Zakat -1,076E-07 0,000 -0,061 -0,386 0,701
Pertumbuhan
pendapatan
-3,235 3,311 -0,187 -0,977 0,333
Pertumbuhan
komsumsi
-0,235 2,866 -0,017 -0,082 0,935
pertumbuhan
kemampuanb
erinvestasi
-6,553 4,761 -0,213 -1,376 0,175
Pertumbuhan
ekonomi
0,589 0,252 0,628 2,335 0,023
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
1
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Coefficientsa
b. Uji Signifikasi Parameter Individu (Uji T)
Tabel 4.23. Uji Parameter Individu (Uji T)
Dari hasil uji t untuk persamaan 2 yang diperlihatkan oleh tabel 4.23, di peroleh
hasil pengujian pengaruh variabel zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan
konsumsi, pertumbuhan kemampuan berinvestasi, dan pertumbuhan ekonomi
mustahik berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan mustahik. Hanya variabel
pertumbuhan ekonomi mustahik saja yang berpengaruah secara parsial terhadap
tingkat kemiskinan mustahik, dengan nilai signifikasi 0,23. Zakat tidak berpengaruh
pada tingkat kemiskinan mustahik karena memiliki nilai signifikasi 0,701.
Pertumbuhan pendapatan tidak berpengaruh pada tingkat kemiskinan mustahik karena
memiliki nilai signifikasi 0,333. Pertumbuhan konsumsi tidak berpengaruh pada
tingkat kemiskinan mustahik karena memiliki nilai signifikasi 0,935. Pertumbuhan
kemampuan berinvestasi tidak berpengaruh pada tingkat kemiskinan mustahik karena
83
Standardiz
ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Constant) 14,192 2,635 5,385 0,000
Pertumbuhan
ekonomi
0,376 0,109 0,407 3,448 0,001
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,407a 0,165 0,151 3,083
Model Summaryb
Model
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhanekonomi
b. Dependent Variable: Kemiskinan
memiliki nilai signifikasi 0,175. Karena variabel zakat, pertumbuhan pendapatan,
pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan kemampuan berinvestasi tidak berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan mustahik maka variabel tersebul harus dihilangkan.
Tabel 4.24. Uji Parameter Individu (Uji T) Setelah Triming
Dari hasil uji 4.24, diperoleh nilai signifikasi dengan signifikasi 0,001 lebih
kecil dari 0,05 dengan nilai unstandardized coefficent B adalah 14,192. Setelah
pengeluaran variabel, pertumbuhan ekonomi berpengaruh pada tingkat kemiskinan
sebesar 0,376. Oleh karena itu, setelah dilakukan pengeluaran variabel zakat,
pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, dan pertumbuhan kemampuan
berinvestasi maka diperoleh persamaan peneletiaan sebagai berikut:
Y2= 14,192+ 0,376 X5 +e2.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.25. Koefisen Determinasi Persamaan 2 Setelah Triming
84
Variabel LangsungTidak
langsungTotal R2 Residu
Zakat (X1) ke Pertumbuhan
Ekonomi (Y1=X5)4,40E-07
Pertumbuhan Ekonomi (X2) ke
Pertumbuhan Ekonomi (Y1=X5)7,054
Pertumbuhan Konsumsi (X3) ke
Pertumbuhan Ekonomi (Y1)7,232
Pertumbuhan Kemampuan
Berinvestasi (X4) ke Pertumbuhan
Ekonomi (Y1=X5)
7,087
X1, X2, X3, X4 terhadap
Y1=X50,768 0,165
Zakat (X1) ke Tingkat
Kemiskinan (Y2)
Pertumbuhan Pendapatan (X2) ke
Tingkat Kemiskinan (Y2)
Pertumbuhan Konsumsi (X3) ke
Tingkat Kemiskinan (Y2)
Pertumbuhan Kemampuan
Berinvestasi (X4) ke Tingkat
Kemiskinan (Y2)
Petumbuhan Ekonomi (X5) ke
Tingkat Kemiskinan (Y2)0,376
X5 tehadap Y2 0,165 0,835
Sebelum dilakukan pengeluaran varibel, korfisien determinasi persamaan 2
adalah 0,125. Setelah variabel-varibel dikeluarkan, koefiesien determinasinya adalah
0,165. Artinya variabel pertumbuhan ekonomi mustahik menjelaskan variabel tingkat
kemiskinan mustahik sebesar 16,5 persen. Sisanya, sebesar 0,835 atau 83,5 persen
dijelaskan oleh varibel lain di luar penelitian.
6. Analisis Jalur
Berdasarkan uji persamaan 1 diperoleh persamaan Y1= 8,820 + 4,400E-07 X1
+ 7,054 X2 + 7,232 X3 + 7,087 X4 + e1 dengan nilai nilai determinasi 0,768 dan nilai
eror 0,232. Berdasarkan uji persamaan 2, diperoleh persamaan Y2= 14,192+ 0,376
X5 +e2 dengan nilai determinasi 0,165 dan nilai eror 0,835. Maka gambaran analisis
jalurnya adalah:
Tabel 4.26. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
85
Dari tabel 4.26 dapat disimpulkan bahwa varibel zakat, pertumbuhan
pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan kemampuan berinvestasi
berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi mustahik. Akan tetapi
variabel zakat, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan
kemampuan berinvestasi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan baik
langsung atau melalui perantara pertumbuhan ekonomi. Satu-satunya variabel yang
berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kemiskinan mustahik adalah variabel
X5 yaitu pertumbuhan ekonomi mustahik.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai bagaimana dampak program zakat produktif yang
dilaksanakan oleh BAZNAS kabupaten Sukabumi terhadap ekonomi mustahik
melalui program BUMI dan KUM3 berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik berubah dari Rp 998.193,- naik
menjadi 3.709.677. Rata-rata konsumsi rumah tangga mustahik meningkat dari
Rp 1.042.652,- menjadi Rp 1.754.766. Rata-rata kemampuan berinvestasi
rumah tangga mustahik juga mengalami perubahan, yaitu dari Rp 70.000,- naik
menjadi Rp 638.325.
2. Program KUM3 dan BUMI mampu untuk menurunkan tingka kemiskinan dan
tingkat keparahan kemiskinan namun tidak dengan tingkat kedalaman
kemiskinan. Orang miskian yang awalnya berjumlah 37 dari 62 berkurang
menjadi 1 setealh mengikuti program. Keparahan kemiskinanpun berkurang
dengan menurunnya angka sen dan FGT sebesar 96 persen dan 92 persen
masing-masing. Akan tetapi, tingkat kedalaman kemiskinan naik sebasar -129
persen setelah program zakat dilaksanakan. 61 mustahik berhasil keluar dari
garis kemiskinan menyisakan 1 mustahik yang masih berada di bawah garis
kemiskinan. Dengan nilai awal indeks sebelum program adalah 0,184 untuk
87
nilai I dan Rp 158.033 untuk P1 bertambah jadi 0,410 dan 361.208. Hal ini
dikarenakan indeks kedalaman kemiskinan ini tidak memenuhi asusmi transfer.
3. Berdasarkan analisis jalur, varibel zakat, pertumbuhan pendapatan,
pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan kemampuan berinvestasi berpengaruh
secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi mustahik dengan nilai masing-
masing 4,400E-07, 7,054, 7,232, dan 7,987, dengan nilai determinasi 0,768.
Akan tetapi variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan baik secara langsung atau tidak langsung. Satu-satunya variabel
yang berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kemiskinan mustahik adalah
variabel pertumbuhan ekonomi mustahik sebesar 0,376 dengan nilai
determinasi 0,165.
B. Saran
Penelitian ini telah membuktikan bahwa apabila dana zakat didistribusikan dan
didayagunakan secara produktif dan terpantau dengan baik, maka dana tersebut akan
mampu mengurangi angka kemiskinan orang miskin dan meningkatkan pendapatan,
konsumi, dan kemamppauan mereka berinvestasu agar mereka bisa lebih berdaya dan
mandiri. Dalam penelitian ini, Program yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten
sukabumi telah mampu membantu mustahik-nya keluar dari garis kemiskinan. Oleh
karena itu, saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil peneitian ini adalah:
1. Penurunan angka kemiskinan yang berhasil dilakukan oleh BAZNAS
Kabupaten Sukabumi harus terus dipertahankan sebagai bentuk pencapaian
yang diperoleh dari pengelolaan dana zakat yang baik dan benar.
88
2. Menurut garis kemiskinan, banyak mustahik yang berada di atas garis kemiskan
mendapatkan bantuan. Untuk ke depannya semoga penyaluran dana lebih
berfokus pada masyarakat yang memang sangat membutuhkan.
3. Penelitian ini hanya berfokus pada satu program zakat produktif dari banyaknya
program BAZNAS Kabupaten Sukabumi. Diharapkan, untuk penelitian
selanjutnya, dapat dilakukan penelitian terhadap program lainnya, untuk
melihat dari sudut pandang lain mengenai pengelolaan dana zakat di BAZNAS
Kabupaten Sukabumi.
89
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah, Sarini dan Taufik Edy Sutanto. (2015). Statistika Tanpa Stress. Jagakarsa:
Transmedia.
Al-Zuhayly, Wahbah. (2005). Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anwar. (2007). Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Alfabeta.
BAZNAS Kabupaten Sukabumi. (2018). Restra BAZNAS 2018. Sukabumi: Badan
Amil Zakat Kabupaten Sukabumi.
Boediono dan Wawan Koster. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. 3.
Boediono. (2002). Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Beik, I dan Lailu D A. (2017). Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Dukcapil. (2020). Daerah Dalam Angka. Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan di kabupaten Sukabumi Semester II Tahun 2019.
Sukabumi: BPS
Dukcapil. (2020). Daerah Dalam Angka. Data Jumlah Kepala Keluarga Menurut
Kecamatan di kabupaten Sukabumi Semester II Tahun 2019. Sukabumi: BPS
Effend, Tadjuddin Noer. (1995). Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan
Kemiskinan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Harahap, Syahrin. (1999). Islam: Konsep dan implementasi Pemberdayaan,
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Hafidhuddin, Didin. (2002). Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta Gema
Insani Press.
Hasbi, Al-Furqon. (2008). 125 Masalah Zakat. Solo: PT Tiga Serangkai Pusat
Mandiri.
Huda, Nurul, dkk. (2015). Zakat Perspektif Pendekatan Mikro-Makro Pendekatan
Riset. Jakarta: Prenadamedia Group.
Hustanatani, Tantan. (2018). Trust BAZNAS. Mou dan Bimtek Optimalisasi ZIS.
Sukabumi: Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Sukabumi.
Iryanti, Rahma. (2014). kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia: Permasalahan
dan Tantangan, Yogyakarta: Deputi Kemiskinan, ketenagakerjaan, dan UKM, 5
September 2014.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Ed.01,
Cet.05.
Kurniawan, Paulus. (2018). Pengantar Ekonomi Mikro & makro. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA, Cv. Cet.21.
90
Suroto. (2000). Strategi Pembangunan & Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta: Gajah Mada University.
Sumar‟in. (2013). Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perdpektif
Islam.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukirno, Sadono. (2011). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Supranto, J. (2008). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Todore, Michael P dan Stephen C Smith diterjemahkan oleh Munandar Haris dan Puji
A.l. (2006). Pembangunan Ekonomi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Qardhawi, Yusuf. (2005). Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan.
Jakarta: Zikrul Hakim.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
Wijaya, Toni. (2012). Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPP untuk Olah dan
Interpretasi Data. Yogyakarta: Cahya Atma Pustaka.
Karya Ilmiyah
Beik, I S & Laily D A. (2016). Measuring Zakat Impact on Poverty and Welfare
Using CIBEST Model. Journal of Islamic Monetary Economics anf Finance,
Vol.1 , No.2. jurnal dikases dari https://jimf-
bi.org/index.php/JIMF/article/view/524/508
Beik, I S. (2009). Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
Dompet Dhuafa Repiblika. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, Vol II. Jurnal
dikases dari
https://www.researchgate.net/publication/281207037_Analisis_Peran_Zakat_da
lam_Mengurangi_Kemiskinan_Studi_Kasus_Dompet_Dhuafa_Republika
Beik, I S. (2010). “Kegagalan Pendekatan Konvensional” Iqtishodia Jurnal Ekonomi
Islam Republika. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Jurnal diakses dari
fem.ipb.ac.id
Beik, I S. (2010). Tiga Dimensi Zakat. Iqtishodia Jurnal Ekonomi Islam Republika,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Jurnal diakses dari fem.ipb.ac.id
Effendi, Z & Wirawan. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Pengusaha Kecil Melalui
DanaZIS: Studi Kasus Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa terhadap
KomunitasPengrajin Tahu di Kampung Iwul, Parung-Bogor. Jurnal al-
Muzara‟ah, Vol.1, No.2. jurnal diakses dari
http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jalmuzaraah/article/view/19748/0
Fristiani, Dessy. (2012). Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan
Pendekatan FGT Index Sesudah Program Ikhtiar (Studi Kasus : Program Ikhtiar
Masyarakat Mandiri di Desa Tegal dan Desa Babakan Sabrang, Kecamatan
Ciseeng, Kabupaten Bogor). Jurnal Media Ekonomi, Vol.20, No.01. diakses
dari https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/medek/article/view/777/689
91
Fadhilahningrum, Nura Yuli dan Karsinah. (2017). Zakat Distribution Role in
Reducing People Poor Number in Semarang City. Economics Development
Analysis Journal. Semarang:Universitas Negeri Semarang. Jurnal diakses dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/article/view/22275
Kasim, M.Arif B & Izzuddin E S. (2014). Analisis Efektivitas pendayagunaan Zakat
Produktif pada Program Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Sukabumi.
Studi Kasus: Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa. Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah. Jurnal diakses dari
https://journal.sebi.ac.id/index.php/jeps/article/download/143/108
Murniati, R & Irfan Syauqi B. (2014). Pengaruh Zakat Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia dan Tingkat Kemiskinan Mustahik: Studi Kasus
Pendayagunaan BAZNAS KotaBogor. Jurnal al-Muzara‟ah, Vol.2, No.2.
diakses dari http://journal.ipb.ac.id/index.php/jalmuzaraah/article/view/19663
Muzdalifah, Nazia N dkk. (2019). Analisis Pendayagunaan Zakat Produktif Dalam
Peningkatan Pendapatan Mustahik Melalui Program bangkit Usaha Mandiri
Swukabumi (BUMI). Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia. Vol.3. No.2. jurnal
diakses dari https://journal.umy.ac.id/index.php/jati/article/view/6757
Nurhasanah, Siti dan Deni Lubis. (2017). Efisisensi Kinerja BANAS Bogor dan
Sukabumi: Pendekatan Data Envelopment Analysis. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Islam. Vol.5. No.2. jurnal diakses dari
https://journal.sebi.ac.id/index.php/jaki/article/view/17
Nurlita, Elok dan Marlina Ekawati. (2017). Pengaruh Zakat Terhadap Konsumsi
Rumah Tangga Mustahik (Studi Pada Penerimaan Zakat dari BAZNAS Kota
Probolinggo). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.3. No.2. jurnla diakses
dari https://e-journal.unair.ac.id/JEBIS/article/view/6329
Pratama, Yoghi Citra. (2015). Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan. Studi
Kasus: Progran Zakat Produktif pada BAZNAS. The Journal of Tauhidinomics.
Vol.1, No.1. jurnal diakses pada
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/tauhidinomics/article/view/3327
Rahmawat, Nita. (2013). Distribusi Dalam Ekonomi Islam Upaya Pemerataan
Kesejahteraan Melalui Keadilan Distributif”. Jurnal Equilibrium. Vol, 1, No.
1. Jurnal diakses dari
http://journal.iainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/download/198/pdf
Trisnawati, Baiq. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.10, No.01.
jurnal diakses dari http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jep/article/view/3714.
Website
Adiyandy, Tommi. (2016). Garut dan Sukabumi Kabupaten Paling Tertinggal di
Jabar.Artikel diakses pada 1 Januari 2018 dari www.pikiran –rakyat.com/jawa-
barat/2016/02/17/361367/garut-&-sukabumi-kabupaten-paling-tertinggal-di-
jabar/
92
BAZNAS. Statistik Zakat Nasional Tahun 2015, 2016, 2017, 2018. Jakarta: Divisi IT
dan Pelaporan Badan Amil Zakat Nasional. Laporan diakses dari
pusat.bazanas.go.id/zakat-nasional/laporan-statistik-zakat-nasional/
BAZNAS. Daftar BAZNAS Daerah. Laporan diakses dari
http://Pid.baznas.go.id/daftar-baznas-daerah-laz/
BPS. (2017) Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis
Kemiskinan, 1970-2017. Laporan diakses dari
https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/jumlah-penduduk-miskin-
persentase-penduduk-miskin-dan-garis-kemiskinan-1970-2017.html
BPS. (2018). Statistik Indonesia Tahun 1998 Sampai 2017. Jakarta: Badan Pusat
Statistik di akses dari https://www.bps.go.id/publication.html
BPS. (2019). Gini Ratio Provinsi 2002-2019. Laporan diakses dari
https://www.bps.go.id/dynamictable/2017/04/26/1116/gini-ratio-provinsi-
2002-2019.html
BPS. (2020). Persentase Penduduk Miskin Menururt Provinsi 2007-2019. Laporan
diakses dari https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/08/18/1219/persentase-
penduduk-miskin-menurut-provinsi-2007---2019.html
BPS. (2020). Jumlah Penduduk Miskin Menururt Provinsi 2007-2019. Laporan
diakses dari https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/01/18/1119/jumlah-
penduduk-miskin-menurut-provinsi-2007-2019.html
BPS. (2019). Persentase Perkembangan Distribusi Pengeluaran. Laporan diakses
dari https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/939/persentase-
perkembangan-distribusi-pengeluaran.html
BPS. (2019). Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2019. Laporan Diakses dari
https://jabar.bps.go.id/dynamictable/2020/01/29/194/-garis-kemiskinan-
menurut-kabupaten-kota-di-jawa-barat-rp-kapita-bulan-2019.html
“Ikhtisar.” 10 April 2017. Artikel diakses pada 20 Desember 2017 dari
www.wordlbank.org/in/country/indonesia/overview.
Kadji, Yulianto. (2013). kemiskinan dan konsep teoritisnya, diakses dari
https://repository.ung.ac.id/hasilriset/show/1/318/kemiskinan-dan-konsep-
teoritisnya.html
“PDB Indonesia.” 14 Agustus 2017. Artikel diakses pada 20 Desember 2017 dari
https://www.indonesia-investments.com.id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/produk-domestik-bruto-indonesia/item253?
Philipus. (2012). Pengukuran dan Indikator Pembangunan. Surabaya:UNAIR. Di
akses pad Mei 2020 dari http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-
68323-
UmumPengukuran%20dan%20IndikatorIndikator%20Pembangunan.html
World Bank. (2005). Poverty Manual All JH Revision. Diakses pada Mei 2020 dari
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---americas/---ro-lima/---sro-
port_of_spain/documents/presentation/wcms_304851.pdf
93
1 Aditiya L KUM3 Kp. Sinagar Jual Beli Kelinci 3.000.000 7
2 Ade Anih P KUM3 Kp. Sinagar Warung 3.000.000 7
3 Nono Suherman L KUM3 Kp. Sinagar Mie Ayam 2.000.000 5
4 Iis Holisoh P KUM3 Kp. Sinagar Kredit Pakaian 4.000.000 7
5 Aceng Kurnia L KUM3 Kp. Sinagar Dagang jajanan 3.000.000 6
6 Rohman L KUM3 Kp. Sinagar Dagang Cilok 3.000.000 6
7 Nanang L KUM3 Kp. Sinagar Dagang Es 4.000.000 6
8 Otang L KUM3 Kp. Sinagar Warung sembako 10.000.000 7
9 Omah P KUM3 Kp. Sinagar Dagang Gorengan 4.000.000 6
10 Kokoy P KUM3 Kp. Sinagar Warung jajanan 5.000.000 6
11 Enung P KUM3 Kp. Sinagar warung 3.000.000 6
12 Tita R P KUM3 Kp. Sinagar Bikin Kue kering 2.000.000 2
13 Adi L KUM3 Kp. Sinagar Bubur Ayam 1.500.000 4
14 Wawat P KUM3 Kp. Sinagar Kredit Pakaian 1.500.000 2
15 Rensa L KUM3 Kp. Cinumpang Makanan Ringan 2.000.000 3
16 Irwan L KUM3 Kp. Sinagar Bubur Ayam 1.000.000 3
17 Maman Ewon L KUM3 Kp. Sinagar Warung sembako 2.000.000 2
18 Asep L KUM3 Kp. Teluk Agung Dagang Gorengan 3.000.000 3
19 Ely P KUM3 Kp. Cinumpang Dagang online 2.000.000 2
20 Andrian Wiwi L KUM3 Kp. Sinagar Dagang makanan 4.000.000 5
21 Siti Julaeha P KUM3 Kp. Sinagar - 2.000.000 2
22 Dadin Entin L KUM3 Kp. Cinumpang Warung jajanan 3.000.000 2
23 Sariah P KUM3 Kp. Sinagar Dagang 1.000.000 1
24 Renal L KUM3 Kp. Sinagar - 1.500.000 2
25 Agus L KUM3 Kp. Sinagar Dagang mainan 1.000.000 1
26 Momo S L KUM3 Kp. Sinagar Warung sembako 5.000.000 2
27 Abdus Syukur L KUM3 Kp. Sinagar Dagang Es 7.000.000 4
28 Yani Mulyani P KUM3 Kp. Cinumpang Warung 1.000.000 1
29 Dede P KUM3 Kalaparea Dagang 1.000.000 1
30 Ika P KUM3 Kalaparea Dagang jajanan 1.000.000 1
31 Tintin P BUMI Kalaparea Dagang Gorengan 1.500.000 1
32 Untung L BUMI Kalaparea Warung 2.000.000 3
33 Jajah P BUMI Kalaparea Dagang Gorengan 5.000.000 3
34 Wiwi P BUMI Kalaparea Dagang Sayuran 5.000.000 3
35 Eti P BUMI Kalaparea Dagang Bubur 2.000.000 3
36 Kania P BUMI Kalaparea Dagang Mainan 1.000.000 1
37 Piah P BUMI Kalaparea Dagang Baju 3.000.000 3
38 Yayu P BUMI Kalaparea Dagang Baso 6.000.000 3
39 Siti Nurul Hasanah P BUMI Kalaparea Dagang Gorengan 5.000.000 3
40 Yati Rahayati P BUMI Kalaparea Pasang Gigi 5.000.000 3
41 Roroy Rahayati P BUMI Kalaparea Jual Beli Ikan 5.000.000 3
42 Yoyom P BUMI Kalaparea Jual Makanan 5.000.000 3
43 Isah P BUMI Kalaparea Warung 6.000.000 3
Jumlah
Pembiayaan
Perode
(th)ProgramNo Nama L/P Alamat Jenis Usaha
LAMPIRAN
lampiran 1. Daftar Responden
94
44 Yati P BUMI Kalaparea Dagang Cilok 3.000.000 2
45 Irah P BUMI Babakanpanjang Dagang 1.000.000 1
46 Eti P BUMI Babakanpanjang Menjahit 1.000.000 1
47 Yanti P BUMI Babakanpanjang Dagang Sayuran 1.000.000 1
48 Mimin Nurmilah P BUMI Babakanpanjang Dagang Makanan 2.000.000 2
49 Imas P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
50 Erna P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
51 Juju Juaniah P BUMI Babakanpanjang Pedagang 2.000.000 2
52 Siti Nurohmah P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
53 Santi P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
54 Aang L BUMI Babakanpanjang Jual Beli Kelinci 1.000.000 1
55 Ronasiah P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
56 Maman L BUMI Babakanpanjang Dagang Pakaian 1.000.000 1
57 Aisyah P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
58 Titim P BUMI Babakanpanjang Pedagang 2.000.000 2
59 Imas P BUMI Babakanpanjang Warung 2.000.000 2
60 Susilawati P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
61 Nenah P BUMI Babakanpanjang Warung 1.000.000 1
62 Esih P BUMI Babakanpanjang Pedagang 1.000.000 1
95
Lampiran 2. Pertumbuhan Pendapatan Rumah Tangga Mustahik
Sebelum
Rp /Bulan
Sebelum
Rp/Tahun
Sesudah
Rp /Bulan
Sesudah
Rp/Tahun Naik Tidak
001 Aditiya 640.500 7.686.000 1.830.000 21.960.000 0,650 1 0
002 Ade Anih 975.000 11.700.000 3.900.000 46.800.000 0,750 1 0
003 Nono Suherman 952.500 11.430.000 3.810.000 45.720.000 0,750 1 0
004 Iis Holisoh 750.000 9.000.000 3.000.000 36.000.000 0,750 1 0
005 Aceng Kurnia 925.000 11.100.000 3.700.000 44.400.000 0,750 1 0
006 Rohman 710.000 8.520.000 3.550.000 42.600.000 0,800 1 0
007 Nanang 846.000 10.152.000 3.680.000 44.160.000 0,770 1 0
008 Otang 825.000 9.900.000 5.500.000 66.000.000 0,850 1 0
009 Omah 600.000 7.200.000 2.000.000 24.000.000 0,700 1 0
010 Kokoy 825.000 9.900.000 5.500.000 66.000.000 0,850 1 0
011 Enung 760.000 9.120.000 3.660.000 43.920.000 0,792 1 0
012 Tita R 850.000 10.200.000 4.280.000 51.360.000 0,801 1 0
013 Adi 820.000 9.840.000 4.350.000 52.200.000 0,811 1 0
014 Wawat 780.000 9.360.000 3.900.000 46.800.000 0,800 1 0
015 Rensa 720.000 8.640.000 6.000.000 72.000.000 0,880 1 0
016 Irwan 900.000 10.800.000 3.000.000 36.000.000 0,700 1 0
017 Maman Ewon 690.000 8.280.000 2.300.000 27.600.000 0,700 1 0
018 Asep 840.000 10.080.000 6.000.000 72.000.000 0,860 1 0
019 Ely 730.000 8.760.000 2.440.000 29.280.000 0,701 1 0
020 Andrian Wiwi 900.000 10.800.000 4.500.000 54.000.000 0,800 1 0
021 Siti Julaeha 680.000 8.160.000 3.400.000 40.800.000 0,800 1 0
022 Dadin Entin 840.000 10.080.000 3.000.000 36.000.000 0,720 1 0
023 Sariah 525.000 6.300.000 1.500.000 18.000.000 0,650 1 0
024 Renal 950.000 11.400.000 3.800.000 45.600.000 0,750 1 0
025 Agus 660.000 7.920.000 2.200.000 26.400.000 0,700 1 0
026 Momo S 851.000 10.212.000 6.080.000 72.960.000 0,860 1 0
027 Abdus Syukur 888.000 10.656.000 2.960.000 35.520.000 0,700 1 0
028 Yani Mulyani 720.000 8.640.000 2.400.000 28.800.000 0,700 1 0
029 Dede 900.000 10.800.000 2.500.000 30.000.000 0,640 1 0
030 Ika 450.000 5.400.000 1.500.000 18.000.000 0,700 1 0
031 Tintin 855.000 10.260.000 2.100.000 25.200.000 0,593 1 0
032 Untung 930.000 11.160.000 4.900.000 58.800.000 0,810 1 0
033 Jajah 750.000 9.000.000 3.000.000 36.000.000 0,750 1 0
034 Wiwi 700.000 8.400.000 1.630.000 19.560.000 0,571 1 0
035 Eti 1.500.000 18.000.000 9.000.000 108.000.000 0,833 1 0
036 Kania 500.000 6.000.000 5.000.000 60.000.000 0,900 1 0
037 Piah 1.100.000 13.200.000 16.000.000 192.000.000 0,931 1 0
038 Yayu 1.500.000 18.000.000 10.500.000 126.000.000 0,857 1 0
039 Siti Nurul Hasanah 750.000 9.000.000 4.500.000 54.000.000 0,833 1 0
040 Yati Rahayati 850.000 10.200.000 1.400.000 16.800.000 0,393 1 0
Status
No Nama
Pendapatan Keluarga Pendapatan Keluarga
Pertumbuhan
Pendapatan
(%)
96
041 Roroy Rahayati 1.500.000 18.000.000 4.500.000 54.000.000 0,667 1 0
042 Yoyom 1.500.000 18.000.000 8.100.000 97.200.000 0,815 1 0
043 Isah 2.250.000 27.000.000 15.000.000 180.000.000 0,850 1 0
044 Yati 2.300.000 27.600.000 2.300.000 27.600.000 - - 1
045 Irah 1.000.000 12.000.000 1.800.000 21.600.000 0,444 1 0
046 Eti 600.000 7.200.000 1.800.000 21.600.000 0,667 1 0
047 Yanti 500.000 6.000.000 1.000.000 12.000.000 0,500 1 0
048 Mimin Nurmilah 2.000.000 24.000.000 2.480.000 29.760.000 0,194 1 0
049 Imas 2.000.000 24.000.000 2.600.000 31.200.000 0,231 1 0
050 Erna 1.000.000 12.000.000 1.800.000 21.600.000 0,444 1 0
051 Juju Juaniah 800.000 9.600.000 1.650.000 19.800.000 0,515 1 0
052 Siti Nurohmah 1.700.000 20.400.000 2.300.000 27.600.000 0,261 1 0
053 Santi 700.000 8.400.000 1.300.000 15.600.000 0,462 1 0
054 Aang 500.000 6.000.000 1.000.000 12.000.000 0,500 1 0
055 Ronasiah 1.200.000 14.400.000 1.800.000 21.600.000 0,333 1 0
056 Maman 200.000 2.400.000 500.000 6.000.000 0,600 1 0
057 Aisyah 2.000.000 24.000.000 2.800.000 33.600.000 0,286 1 0
058 Titim 3.000.000 36.000.000 5.900.000 70.800.000 0,492 1 0
059 Imas 500.000 6.000.000 800.000 9.600.000 0,375 1 0
060 Susilawati 2.000.000 24.000.000 2.800.000 33.600.000 0,286 1 0
061 Nenah 850.000 10.200.000 2.050.000 24.600.000 0,585 1 0
062 Esih 850.000 10.200.000 1.450.000 17.400.000 0,414 1 0
61.888.000 742.656.000 230.000.000 2.760.000.000 40,077 61 1
998.194 11.978.323 3.709.677 44.516.129 0,646
Total
Rata-rata
97
Nominal
Rp/bulan
Nominal
Rp/Tahun
Nominal
Rp/bulan
Nominal
Rp/Tahun Naik Tidak
001 Aditiya 634.500 7.614.000 984.500 11.814.000 0,356 1 0
002 Ade Anih 1.083.500 13.002.000 2.371.000 28.452.000 0,543 1 0
003 Nono Suherman 1.293.500 15.522.000 930.500 11.166.000 (0,390) 0 1
004 Iis Holisoh 735.000 8.820.000 1.509.000 18.108.000 0,513 1 0
005 Aceng Kurnia 690.000 8.280.000 2.455.000 29.460.000 0,719 1 0
006 Rohman 700.000 8.400.000 2.275.000 27.300.000 0,692 1 0
007 Nanang 660.000 7.920.000 1.420.000 17.040.000 0,535 1 0
008 Otang 875.000 10.500.000 3.725.000 44.700.000 0,765 1 0
009 Omah 740.000 8.880.000 1.870.000 22.440.000 0,604 1 0
010 Kokoy 550.000 6.600.000 1.300.000 15.600.000 0,577 1 0
011 Enung 475.000 5.700.000 2.350.000 28.200.000 0,798 1 0
012 Tita R 845.000 10.140.000 1.895.000 22.740.000 0,554 1 0
013 Adi 1.025.000 12.300.000 2.025.000 24.300.000 0,494 1 0
014 Wawat 1.000.000 12.000.000 2.460.000 29.520.000 0,593 1 0
015 Rensa 940.000 11.280.000 1.730.000 20.760.000 0,457 1 0
016 Irwan 875.000 10.500.000 1.835.000 22.020.000 0,523 1 0
017 Maman Ewon 120.000 1.440.000 900.000 10.800.000 0,867 1 0
018 Asep 860.000 10.320.000 2.710.000 32.520.000 0,683 1 0
019 Ely 340.000 4.080.000 649.000 7.788.000 0,476 1 0
020 Andrian Wiwi 990.000 11.880.000 3.080.000 36.960.000 0,679 1 0
021 Siti Julaeha 740.000 8.880.000 1.820.000 21.840.000 0,593 1 0
022 Dadin Entin 825.000 9.900.000 2.120.000 25.440.000 0,611 1 0
023 Sariah 840.000 10.080.000 2.015.000 24.180.000 0,583 1 0
024 Renal 550.000 6.600.000 1.250.000 15.000.000 0,560 1 0
025 Agus 400.000 4.800.000 925.000 11.100.000 0,568 1 0
026 Momo S 970.000 11.640.000 3.430.000 41.160.000 0,717 1 0
027 Abdus Syukur 785.000 9.420.000 1.370.000 16.440.000 0,427 1 0
028 Yani Mulyani 875.000 10.500.000 1.725.000 20.700.000 0,493 1 0
029 Dede 910.000 10.920.000 3.420.000 41.040.000 0,734 1 0
030 Ika 575.000 6.900.000 1.245.000 14.940.000 0,538 1 0
031 Tintin 942.000 11.304.000 1.860.500 22.326.000 0,494 1 0
032 Untung 762.000 9.144.000 1.205.000 14.460.000 0,368 1 0
033 Jajah 1.982.400 23.788.800 2.753.233 33.038.800 0,280 1 0
034 Wiwi 1.390.000 16.680.000 1.675.000 20.100.000 0,170 1 0
035 Eti 3.160.000 20.540.000 3.493.833 41.926.000 0,096 1 0
036 Kania 4.237.067 50.844.800 6.083.867 73.006.400 0,304 1 0
037 Piah 4.389.800 52.677.600 6.469.800 77.637.600 0,321 1 0
038 Yayu 1.708.233 20.498.800 1.868.233 22.418.800 0,086 1 0
039 Siti Nurul hasanah 1.247.933 14.975.200 1.019.600 12.235.200 (0,224) 0 1
040 Yati Rahayati 1.814.933 21.779.200 1.789.933 21.479.200 (0,014) 0 1
Status
No
Konsumsi Sebelum
Program Konsumsi Setelah Program
Nama
Pertumbuhan
Pendapatan
(%)
Lampiran 3. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Mustahik
98
041 Roroy Rahayati 1.616.800 19.401.600 1.651.800 19.821.600 0,021 1 0
042 Yoyom 1.549.200 18.590.400 1.622.200 19.466.400 0,045 1 0
043 Isah 1.471.267 17.655.200 938.867 11.266.400 (0,567) 0 1
044 Yati 2.024.800 24.297.600 1.758.133 21.097.600 (0,152) 0 1
045 Irah 786.000 9.432.000 861.000 10.332.000 0,087 1 0
046 Eti 372.000 4.464.000 444.000 5.328.000 0,162 1 0
047 Yanti 426.500 5.118.000 589.500 7.074.000 0,277 1 0
048 Mimin Nurmilah 804.000 9.648.000 1.327.000 15.924.000 0,394 1 0
049 Imas 763.500 9.162.000 858.000 10.296.000 0,110 1 0
050 Erna 763.500 9.162.000 863.000 10.356.000 0,115 1 0
051 Juju Juaniah 1.293.500 15.522.000 1.519.500 18.234.000 0,149 1 0
052 Siti Nurohmah 1.080.000 12.960.000 1.263.000 15.156.000 0,145 1 0
053 Santi 921.000 11.052.000 1.105.000 13.260.000 0,167 1 0
054 Aang 323.500 3.882.000 418.500 5.022.000 0,227 1 0
055 Ronasiah 299.500 3.594.000 562.000 6.744.000 0,467 1 0
056 Maman 289.500 3.474.000 407.000 4.884.000 0,289 1 0
057 Aisyah 1.195.000 14.340.000 1.257.000 15.084.000 0,049 1 0
058 Titim 1.013.000 12.156.000 1.331.000 15.972.000 0,239 1 0
059 Imas 260.500 3.126.000 632.000 7.584.000 0,588 1 0
060 Susilawati 1.205.000 14.460.000 1.252.000 15.024.000 0,038 1 0
061 Nenah 711.500 8.538.000 1.118.000 13.416.000 0,364 1 0
062 Esih 939.000 11.268.000 1.004.000 12.048.000 0,065 1 0
64.644.433 758.353.200 108.795.500 1.305.546.000 22,018 57 5
1.042.652 12.231.503 1.754.766 21.057.194 0,355
Total
Rata-rata
99
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Naik Tidak
001 Aditiya 300.000 1.349.000 - 12.000 - - 300.000 1.361.000 0,780 1 0
002 Ade Anih 50.000 1.444.000 - 12.000 - - 50.000 1.456.000 0,966 1 0
003 Nono Suherman - 474.000 - 12.000 - - - 486.000 1 1 0
004 Iis Holisoh 200.000 1.515.000 - 12.000 - - 200.000 1.527.000 0,869 1 0
005 Aceng Kurnia 100.000 1.050.000 - 12.000 - - 100.000 1.062.000 0,906 1 0
006 Rohman - 504.000 - 12.000 - - - 516.000 1 1 0
007 Nanang 50.000 1.190.000 - 12.000 - - 50.000 1.202.000 0,958 1 0
008 Otang 150.000 2.785.000 - 12.000 - - 150.000 2.797.000 0,946 1 0
009 Omah - 1.074.000 - 12.000 - - - 1.086.000 1 1 0
010 Kokoy - 915.000 - 12.000 - - - 927.000 1 1 0
011 Enung - 934.000 - 12.000 - - - 946.000 1 1 0
012 Tita R - 480.000 - 12.000 - - - 492.000 1 1 0
013 Adi - 509.000 - 12.000 - - - 521.000 1 1 0
014 Wawat - 527.000 - 12.000 - - - 539.000 1 1 0
015 Rensa - - - 12.000 - - - 12.000 1 1 0
016 Irwan - 40.000 - 12.000 - - - 52.000 1 1 0
017 Maman Ewon - 256.000 - 12.000 - - - 268.000 1 1 0
018 Asep - 549.500 - 12.000 - - - 561.500 1 1 0
019 Ely - 280.000 - 12.000 - - - 292.000 1 1 0
020 Andrian Wiwi - 745.500 - 12.000 - - - 757.500 1 1 0
021 Siti Julaeha - 30.000 - 12.000 - - - 42.000 1 1 0
022 Dadin Entin - 535.000 - 12.000 - - - 547.000 1 1 0
023 Sariah - 80.000 - 12.000 - - - 92.000 1 1 0
024 Renal - 37.500 - 12.000 - - - 49.500 1 1 0
025 Agus - 175.000 - 12.000 - - - 187.000 1 1 0
026 Momo S - 1.462.000 - 12.000 - - - 1.474.000 1 1 0
027 Abdus Syukur - 920.000 - 12.000 - - - 932.000 1 1 0
028 Yani Mulyani - 48.000 - 12.000 - - - 60.000 1 1 0
029 Dede - - - 12.000 - - - 12.000 1 1 0
030 Ika - - - 12.000 - - - 12.000 1 1 0
031 Tintin - - - 12.000 - - - 12.000 1 1 0
032 Untung - 58.000 - 12.000 - - - 70.000 1 1 0
033 Jajah 20.000 40.000 - 12.000 - - 20.000 52.000 0,615 1 0
034 Wiwi 200.000 400.000 - 12.000 - - 200.000 412.000 0,515 1 0
035 Eti 40.000 600.000 - 12.000 - - 40.000 612.000 0,935 1 0
036 Kania 40.000 120.000 - 12.000 - - 40.000 132.000 0,697 1 0
037 Piah 80.000 200.000 - 12.000 - - 80.000 212.000 0,623 1 0
038 Yayu - 80.000 - 12.000 - - - 92.000 1 1 0
039 Siti Nurul hasanah - 40.000 - 12.000 - - - 52.000 1 1 0
040 Yati Rahayati - 40.000 - 12.000 - - - 52.000 1 1 0
Pertumbuhan
(%)
StatusNo Nama
Infak TOTALTabungan Zakat
Lampiran 4. Pertumbuhan Kemampuan Rumah Tangga Mustahik dalam Berinvestasi
100
041 Roroy Rahayati 40.000 200.000 - 12.000 - - 40.000 212.000 0,811 1 0
042 Yoyom 20.000 160.000 - 12.000 - - 20.000 172.000 0,884 1 0
043 Isah - 300.000 - 12.000 - 66.667 - 378.667 1 1 0
044 Yati - 600.000 - 12.000 - - - 612.000 1 1 0
045 Irah - 96.000 - 12.000 - 10.000 - 118.000 1 1 0
046 Eti - 96.000 - 12.000 10.000 20.000 10.000 118.000 0,915 1 0
047 Yanti - 96.000 - 12.000 5.000 10.000 5.000 118.000 0,958 1 0
048 Mimin Nurmilah - 96.000 - 16.000 - 10.000 - 122.000 1 1 0
049 Imas - 96.000 - 12.000 10.000 10.000 10.000 118.000 0,915 1 0
050 Erna - 96.000 - 12.000 5.000 10.000 5.000 349.167 0,986 1 0
051 Juju Juaniah - 2.400.000 - 16.000 - 10.000 - 2.419.890 1 1 0
052 Siti Nurohmah - 120.000 - 12.000 - 10.000 - 132.000 1 1 0
053 Santi - 120.000 - 12.000 - - - 132.000 1 1 0
054 Aang - 96.000 - 12.000 - 10.000 - 108.000 1 1 0
055 Ronasiah - 96.000 - 12.000 - - - 108.000 1 1 0
056 Maman - 96.000 - 12.000 - 4.500 - 108.000 1 1 0
057 Aisyah - 96.000 5.000 12.000 - 10.000 5.000 108.000 0,954 1 0
058 Titim - 960.000 - 12.000 - 20.000 - 972.000 1 1 0
059 Imas - 240.000 - 16.000 - 10.000 - 256.000 1 1 0
060 Susilawati - 96.000 5.000 12.000 - 10.000 5.000 108.000 0,954 1 0
061 Nenah 240.000 - 12.000 - 10.000 - 252.000 1 1 0
062 Esih - 600.000 - 12.000 - 10.000 - 612.000 1 1 0
101
Selisih Selisih
Sebelum
Rp /Bulan
Sesudah
Rp /Bulan
Sebelum
Rp /Bulan
Sesudah
Rp /Bulan
Sebelum
Rp /Bulan Mampu Tidak
Sesudah
Rp /Bulan Mampu Tidak
1 Aditiya 640.500 1.830.000 634.500 984.500 6.000 1 0 845.500 1 0
2 Ade Anih 975.000 3.900.000 1.083.500 2.371.000 (108.500) 0 1 1.529.000 1 0
3 Nono Suherman 952.500 3.810.000 1.293.500 930.500 (341.000) 0 1 2.879.500 1 0
4 Iis Holisoh 750.000 3.000.000 735.000 1.509.000 15.000 1 0 1.491.000 1 0
5 Aceng Kurnia 925.000 3.700.000 690.000 2.455.000 235.000 1 0 1.245.000 1 0
6 Rohman 710.000 3.550.000 700.000 2.275.000 10.000 1 0 1.275.000 1 0
7 Nanang 846.000 3.680.000 660.000 1.420.000 186.000 1 0 2.260.000 1 0
8 Otang 825.000 5.500.000 875.000 3.725.000 (50.000) 0 1 1.775.000 1 0
9 Omah 600.000 2.000.000 740.000 1.870.000 (140.000) 0 1 130.000 1 0
10 Kokoy 825.000 5.500.000 550.000 1.300.000 275.000 1 0 4.200.000 1 0
11 Enung 760.000 3.660.000 475.000 2.350.000 285.000 1 0 1.310.000 1 0
12 Tita R 850.000 4.280.000 845.000 1.895.000 5.000 1 0 2.385.000 1 0
13 Adi 820.000 4.350.000 1.025.000 2.025.000 (205.000) 0 1 2.325.000 1 0
14 Wawat 780.000 3.900.000 1.000.000 2.460.000 (220.000) 0 1 1.440.000 1 0
15 Rensa 720.000 6.000.000 940.000 1.730.000 (220.000) 0 1 4.270.000 1 0
16 Irwan 900.000 3.000.000 875.000 1.835.000 25.000 1 0 1.165.000 1 0
17 Maman Ewon 690.000 2.300.000 120.000 900.000 570.000 1 0 1.400.000 1 0
18 Asep 840.000 6.000.000 860.000 2.710.000 (20.000) 0 1 3.290.000 1 0
19 Ely 730.000 2.440.000 340.000 649.000 390.000 1 0 1.791.000 1 0
20 Andrian Wiwi 900.000 4.500.000 990.000 3.080.000 (90.000) 0 1 1.420.000 1 0
21 Siti Julaeha 680.000 3.400.000 740.000 1.820.000 (60.000) 0 1 1.580.000 1 0
22 Dadin Entin 840.000 3.000.000 825.000 2.120.000 15.000 1 0 880.000 1 0
23 Sariah 525.000 1.500.000 840.000 2.015.000 (315.000) 0 1 (515.000) 0 1
24 Renal 950.000 3.800.000 550.000 1.250.000 400.000 1 0 2.550.000 1 0
25 Agus 660.000 2.200.000 400.000 925.000 260.000 1 0 1.275.000 1 0
26 Momo S 851.000 6.080.000 970.000 3.430.000 (119.000) 0 1 2.650.000 1 0
27 Abdus Syukur 888.000 2.960.000 785.000 1.370.000 103.000 1 0 1.590.000 1 0
28 Yani Mulyani 720.000 2.400.000 875.000 1.725.000 (155.000) 0 1 675.000 1 0
29 Dede 900.000 2.500.000 910.000 3.420.000 (10.000) 0 1 (920.000) 0 1
30 Ika 450.000 1.500.000 575.000 1.245.000 (125.000) 0 1 255.000 1 0
31 Tintin 855.000 2.100.000 942.000 1.860.500 (87.000) 0 1 239.500 1 0
32 Untung 930.000 4.900.000 762.000 1.205.000 168.000 1 0 3.695.000 1 0
33 Jajah 750.000 3.000.000 1.982.400 2.753.233 (1.232.400) 0 1 246.767 1 0
34 Wiwi 700.000 1.630.000 1.390.000 1.675.000 (690.000) 0 1 (45.000) 0 1
35 Eti 1.500.000 9.000.000 3.160.000 3.493.833 (1.660.000) 0 1 5.506.167 1 0
36 Kania 500.000 5.000.000 4.237.067 6.083.867 (3.737.067) 0 1 (1.083.867) 0 1
37 Piah 1.100.000 16.000.000 4.389.800 6.469.800 (3.289.800) 0 1 9.530.200 1 0
38 Yayu 1.500.000 10.500.000 1.708.233 1.868.233 (208.233) 0 1 8.631.767 1 0
39 Siti Nurul Hasanah 750.000 4.500.000 1.247.933 1.019.600 (497.933) 0 1 3.480.400 1 0
40 Yati Rahayati 850.000 1.400.000 1.814.933 1.789.933 (964.933) 0 1 (389.933) 0 1
Pendapatan Keluarga Konsumsi Keluarga StatusStatus
No Nama
Lampiran 5. Kemampuan Rumah Tangga Mustahik Memenuhi Kebutuhannya
102
41 Roroy Rahayati 1.500.000 4.500.000 1.616.800 1.651.800 (116.800) 0 1 2.848.200 1 0
42 Yoyom 1.500.000 8.100.000 1.549.200 1.622.200 (49.200) 0 1 6.477.800 1 0
43 Isah 2.250.000 15.000.000 1.471.267 938.867 778.733 1 0 14.061.133 1 0
44 Yati 2.300.000 2.300.000 2.024.800 1.758.133 275.200 1 0 541.867 1 0
45 Irah 1.000.000 1.800.000 786.000 861.000 214.000 1 0 939.000 1 0
46 Eti 600.000 1.800.000 372.000 444.000 228.000 1 0 1.356.000 1 0
47 Yanti 500.000 1.000.000 426.500 589.500 73.500 1 0 410.500 1 0
48 Mimin Nurmilah 2.000.000 2.480.000 804.000 1.327.000 1.196.000 1 0 1.153.000 1 0
49 Imas 2.000.000 2.600.000 763.500 858.000 1.236.500 1 0 1.742.000 1 0
50 Erna 1.000.000 1.800.000 763.500 863.000 236.500 1 0 937.000 1 0
51 Juju Juaniah 800.000 1.650.000 1.293.500 1.519.500 (493.500) 0 1 130.500 1 0
52 Siti Nurohmah 1.700.000 2.300.000 1.080.000 1.263.000 620.000 1 0 1.037.000 1 0
53 Santi 700.000 1.300.000 921.000 1.105.000 (221.000) 0 1 195.000 1 0
54 Aang 500.000 1.000.000 323.500 418.500 176.500 1 0 581.500 1 0
55 Ronasiah 1.200.000 1.800.000 299.500 562.000 900.500 1 0 1.238.000 1 0
56 Maman 200.000 500.000 289.500 407.000 (89.500) 0 1 93.000 1 0
57 Aisyah 2.000.000 2.800.000 1.195.000 1.257.000 805.000 1 0 1.543.000 1 0
58 Titim 3.000.000 5.900.000 1.013.000 1.331.000 1.987.000 1 0 4.569.000 1 0
59 Imas 500.000 800.000 260.500 632.000 239.500 1 0 168.000 1 0
60 Susilawati 2.000.000 2.800.000 1.205.000 1.252.000 795.000 1 0 1.548.000 1 0
61 Nenah 850.000 2.050.000 711.500 1.118.000 138.500 1 0 932.000 1 0
62 Esih 850.000 1.450.000 939.000 1.004.000 (89.000) 0 1 446.000 1 0
103
1 2 3 4 5 6 7 8
001 Aditiya 4 4 3 3 5 4 2 4 29
002 Ade Anih 5 5 4 4 5 4 2 5 34
003 Nono Suherman 5 5 2 1 3 4 2 5 27
004 Iis Holisoh 5 5 4 4 5 4 2 5 34
005 Aceng Kurnia 5 5 5 5 5 4 2 5 36
006 Rohman 5 5 5 5 4 4 2 5 35
007 Nanang 5 5 4 5 5 4 2 5 35
008 Otang 5 5 5 5 5 4 2 5 36
009 Omah 5 5 5 5 5 4 2 3 34
010 Kokoy 5 5 4 4 4 4 2 5 33
011 Enung 5 5 5 5 4 4 2 5 35
012 Tita R 5 5 4 5 4 4 2 5 34
013 Adi 5 5 4 4 4 4 2 5 33
014 Wawat 5 5 4 5 4 4 2 5 34
015 Rensa 5 5 4 4 2 4 2 5 31
016 Irwan 5 5 4 4 2 4 2 5 31
017 Maman Ewon 5 5 5 5 3 4 2 5 34
018 Asep 5 5 5 5 4 4 2 5 35
019 Ely 5 5 4 4 3 4 2 5 32
020 Andrian Wiwi 5 5 5 5 5 4 2 5 36
021 Siti Julaeha 5 5 4 4 2 4 2 5 31
022 Dadin Entin 5 5 5 5 4 4 2 4 34
023 Sariah 4 4 4 5 3 4 2 2 28
024 Renal 5 5 4 4 3 4 2 5 32
025 Agus 5 5 4 4 3 4 2 5 32
026 Momo S 5 5 5 5 5 4 2 5 36
027 Abdus Syukur 5 5 4 4 5 4 2 5 34
028 Yani Mulyani 5 5 4 4 3 4 2 4 31
029 Dede 4 4 5 5 2 4 2 2 28
030 Ika 5 5 4 5 2 4 2 3 30
031 Tintin 4 4 4 4 2 4 2 3 27
032 Untung 5 5 3 3 3 4 2 5 30
033 Jajah 5 5 3 3 3 4 2 3 28
034 Wiwi 4 4 3 2 4 4 2 2 25
035 Eti 5 5 2 3 4 4 2 5 30
036 Kania 5 5 3 3 3 4 2 2 27
037 Piah 5 5 3 2 4 4 2 5 30
038 Yayu 5 5 2 2 3 4 2 5 28
039 Siti Nurul hasanah 5 5 2 2 3 4 2 5 28
040 Yati Rahayati 4 3 2 2 3 4 2 2 22
No NamaPertumbuhan Ekonomi Mustahik
Total
Lampiran 6. Tabulasi Data Pertumbuhan Ekonomi Mustahik
104
041 Roroy Rahayati 4 4 2 2 4 4 2 5 27
042 Yoyom 5 5 2 2 4 4 2 5 29
043 Isah 5 5 2 2 4 4 4 5 31
044 Yati 3 3 2 2 4 4 2 4 24
045 Irah 4 3 2 2 3 4 2 4 24
046 Eti 5 4 3 3 3 4 2 5 29
047 Yanti 5 4 3 3 3 4 2 4 28
048 Mimin Nurmilah 1 3 3 3 3 4 2 5 24
049 Imas 4 3 3 3 3 4 2 5 27
050 Erna 4 3 3 3 3 4 2 4 26
051 Juju Juaniah 4 4 3 3 5 4 2 3 28
052 Siti Nurohmah 4 3 3 3 4 4 2 5 28
053 Santi 4 4 3 3 4 4 2 3 27
054 Aang 4 4 3 3 3 4 2 4 27
055 Ronasiah 4 3 4 3 3 4 2 5 28
056 Maman 5 4 3 3 3 4 2 3 27
057 Aisyah 4 3 2 2 3 4 2 5 25
058 Titim 4 4 3 2 5 4 2 5 29
059 Imas 4 3 4 4 4 4 2 3 28
060 Susilawati 4 3 2 2 3 4 2 5 25
061 Nenah 4 4 3 3 4 4 2 4 28
062 Esih 4 4 2 2 5 4 2 4 27
1855Jumlah
105
1 2 3 4 5 6
001 Aditiya 5 4 4 4 4 4 25
002 Ade Anih 4 4 5 5 5 4 27
003 Nono Suherman 2 5 5 5 5 5 27
004 Iis Holisoh 4 5 5 5 5 5 29
005 Aceng Kurnia 2 5 4 5 5 5 26
006 Rohman 5 5 4 5 5 5 29
007 Nanang 5 4 4 5 5 5 28
008 Otang 4 4 4 5 3 5 25
009 Omah 4 4 4 3 5 5 25
010 Kokoy 5 4 4 5 5 4 27
011 Enung 5 4 4 5 5 4 27
012 Tita R 4 4 4 5 4 3 24
013 Adi 4 5 4 5 5 5 28
014 Wawat 5 5 4 5 4 4 27
015 Rensa 5 5 4 5 2 2 23
016 Irwan 2 4 4 5 5 4 24
017 Maman Ewon 4 4 4 5 5 4 26
018 Asep 5 4 4 5 5 3 26
019 Ely 4 4 4 5 4 4 25
020 Andrian Wiwi 2 4 4 5 4 3 22
021 Siti Julaeha 5 5 4 4 3 3 24
022 Dadin Entin 4 4 4 2 2 2 18
023 Sariah 5 4 2 5 4 3 23
024 Renal 2 4 4 5 4 4 23
025 Agus 4 4 4 5 5 4 26
026 Momo S 3 5 4 5 5 5 27
027 Abdus Syukur 2 4 4 3 2 1 16
028 Yani Mulyani 4 5 4 2 2 4 21
029 Dede 2 4 2 3 3 2 16
030 Ika 4 5 4 3 3 2 21
031 Tintin 4 4 4 5 4 4 25
032 Untung 2 4 4 3 3 3 19
033 Jajah 4 4 4 2 2 3 19
034 Wiwi 4 5 2 5 5 2 23
035 Eti 2 4 4 2 2 2 16
036 Kania 4 4 2 5 4 3 22
037 Piah 2 5 4 5 5 4 25
038 Yayu 2 4 4 5 5 4 24
039 Siti Nurul hasanah 4 4 4 2 2 2 18
040 Yati Rahayati 4 4 2 5 4 4 23
No Nama TotalTingkat Kemiskinan
Lampiran 7. Tabulasi Data Tingkat Kemiskinan Mustahik
106
041 Roroy Rahayati 2 4 4 5 5 5 25
042 Yoyom 2 5 4 5 5 5 26
043 Isah 2 4 4 5 5 5 25
044 Yati 2 4 4 3 2 2 17
045 Irah 2 5 4 4 3 3 21
046 Eti 4 4 4 5 4 4 25
047 Yanti 4 4 4 3 3 2 20
048 Mimin Nurmilah 2 4 4 5 5 4 24
049 Imas 2 4 4 5 5 4 24
050 Erna 2 4 4 4 4 4 22
051 Juju Juaniah 4 5 4 3 3 3 22
052 Siti Nurohmah 2 5 4 5 4 4 24
053 Santi 4 5 4 3 3 2 21
054 Aang 4 4 4 3 2 2 19
055 Ronasiah 2 4 4 5 5 4 24
056 Maman 4 2 4 3 2 2 17
057 Aisyah 2 4 4 5 5 4 24
058 Titim 2 4 4 5 3 2 20
059 Imas 2 5 4 3 3 3 20
060 Susilawati 2 4 4 5 4 4 23
061 Nenah 4 5 4 4 4 4 25
062 Esih 4 4 4 3 3 2 20
1437Jumlah
107
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Fakultas
108
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian BAZNAZ
109
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian Lanjutan BAZNAS
110
Lampiran 11. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Zakat Produktif dan Dampak terhadap ekonomi Mustahik
(Studi Kasus: BAZNAS Kabupaten Sukabumi)
Peneliti : Rahmah Fitriani
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui dampak pendayagunaan dana zakat di BAZNAS
Kabupaten Sukabumi terhadap kondisi perekonomian mustahik serta sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Ekonomi Syariah pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua informasi yang didapat akan dijaga kerahasiaannya.
Catatan Penting :
- Kepala Keluarga, disingkat KK, adalah orang yang memiliki tanggung jawab tertinggi di
dalam rumah tangga. (bisa laki-laki atau perempuan)
- Anggota Keluarga, disingkat AK, adalah mereka yang hidup dan tinggal bersama KK di
kediaman / rumah yang sama.
Keterangan:
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
111
BAGIAN A : INFORMASI PERSONAL
Nama:
Program yang diikuti:
Lama mengikuti program:
Jenis Pekerjaan:
1. Profil Kepala Keluarga
Jenis Kelamin Status Kepala
Keluarga
Usia Status
Pernikahan
Pendidikan Pekerjaan
1.Laki-laki
2.Perempuan
1.Suami/istri
2.Anak
3.Saudara Kandung
4.Orang tua
5.Mertua
6.Kerabat
7.Lain-lain
(..........................)
1.Belum
menikah
2.Menikah
3.Janda/duda
1.Tidak Pernah
Sekolah
2.SD
3.SMP
4.SMA
5.Diploma
6.Universitas
7.Lain-lain
(..................)
1.Tidak
Bekerja
2.Ibu Rumah
Tangga
3.Pelajar/mah
asiswa
4.Pedagang
5.Petani
6.Karyawan
7.Lainnya
(...............)
INFORMASI ANGGOTA KELUARGA
2. Keluarga
2.1 Jumlah KK + AK
2.2 Jumlah Tanggungan KK
2.3 Jumlah anak di bawah 15 tahun/belum
bekerja/masih sekolah/belum
menikah/orang tua, yang tinggal di
rumah berbeda namun menjadi
tanggungan.
2.4 Jumlah 2.2 + 2.3
Wilayah tempat tinggal:
112
B. PENDAPATAN (X1)
Apakah setelah mengiktu program pendayagunaan zakat produktif yang dilkaukan
oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi Saudara/i mengalami peningkatan pendapatan?
a. Ya b. Tidak
Pendapatan Setelah Mengikuti Program Zakat Produktif
1. Pendapatan bulanan KK dan semua AK (yang tinggal satu rumah) dari
pekerjaan yang dilakukan dalam satu tahun/periode zakat diterima
2. Pendapatan bulanan KK dan AK yang didapat dari sumbangan orang lain
(keluarga atau dermawan bukan keluarga) dalam satu tahun terakhir/periode
zakat diterima (jika ada).
Jenis
Pendapatan
KK
(Rp/bulan) Semua AK (Rp/bulan)
Total
Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Gaji
Hasil
Berjualan
Komisi
Upah
Jumlah
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total
Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Kiriman
dari
keluarga
113
3. Pendapatan bulanan dari properti/aset yang didapat dalam periode zakat/satu
tahun (jika ada)
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Tanah yang
disewakan
Rumah yang
disewakan
Peralatan yang
disewakan
Jumlah
4. Pendapatan bulanan KK dan semua AK dari menjalankan pekerjaan lain
dalam satu tahun/periode zakat diterima
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Bertani
Beternak
Nelayan
Pembantu Rumah
Tangga
Office Boy
Tukang masak
Lainnya
(.........................)
Jumlah
Total Seluruh Pendapatan rumah tangga dalam satu tahun : Rp
Bantuan
dari orang
lain yang
bukan
keluarga
Jumlah
114
Pendapatan Sebelum Mengikuti Program Zakat Produktif
5. Pendapatan bulanan KK dan semua AK (yang tinggal satu rumah) dari
pekerjaan yang dilakukan dalam satu tahun/periode zakat belum diterima
6. Pendapatan bulanan KK dan AK yang didapat dari sumbangan orang lain
(keluarga atau dermawan bukan keluarga) dalam satu tahun terakhir/periode
zakat belum diterima (jika ada).
7. Pendapatan bulanan dari properti/aset yang didapat dalam periode sebelum
zakat/satu tahun (jika ada)
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Tanah yang
disewakan
Rumah yang
disewakan
Peralatan yang
disewakan
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total
Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Kiriman dari
keluarga
Bantuan dari
orang lain yang
bukan keluarga
Jumlah
Jenis
Pendapatan
KK
(Rp/bulan) Semua AK (Rp/bulan)
Total
Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Gaji
Hasil
Berjualan
Komisi
Upah
Jumlah
115
Jumlah
8. Pendapatan bulanan KK dan semua AK dari menjalankan pekerjaan lain
dalam satu tahun/periode zakat belum diterima
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan)
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Bertani
Beternak
Nelayan
Pembantu Rumah
Tangga
Office Boy
Tukang masak
Lainnya
(.........................)
Jumlah
C. KONSUMSI (X2)
1. Apakah sebelum mengikuti program pendayagunaan zakat produktif yang
dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten Sukabumi Saudara/i mampu untuk
memenuhi kebutuhan konsumi pokok baik pangan atau non pangan?
a. Ya b. Tidak
2. Jika Tidak, bagaimana cara Saudara/i untuk memenuhi kebutuhan
konsumsinya?
Jawab:
3. Jika Ya, dari komponen konsumsi di bawah ini, komponen konsumsi apa saja
yang mampu dipenuhi dan berapa yang dihabiskan per bulan?
Konsumsi Pangan
No. Jenis Konsumsi Fisik
(buah/hari/bulan)
Nilai (Rp/hari/bual)
1 Pembelian bahan makanan pokok
Beras
Jagung
Ubi
Terigu
116
2 Pembelian lauk pauk, sayur dan
buah
Daging ayam
Daging sapi
Ikan
Telur
Tahu
Tempe
Buah-buahan
Sayuran
3 Pembelian bahan penunjang
Minyak goreng
Minyak tanah
Gas
Bumbu dapur
4 Pembelian bahan minuman
Air mineral
Kopi
Teh
Susu
Total komsumsi pangan per bulan:
Konsumsi Non Pangan
No. Jenis Konsumsi Fisik
(buah/hari/bulan)
Nilai (Rp/hari/bual)
1 Pengeluaran Pendidikan
Biaya Pendidikan
Biaya Transportasi dan Uang Saku
Biaya Perlengkapan Sekolah
2 Pembayaran Sewa Air dan Listrik
3 Pengeluaran Kebutuhan Sehari-hari
Sabun mandi
Sabun cuci
Pasta gigi
Shampo
4 Rokok
6 Pembelian Pakaian
7 Pengeluaran untuk
bepergian/rekreasi
Total konsumsi non pangan per bulan:
Total konsumsi pangan dan non pangan per bulan sebelum mengikuti program:
117
4. Setelah mengikuti program pemberdayaan zakat produktif yang dilaksanakan
BAZNAS Kabupaten Sukabumi, apakah ada perbaikan pola konsumsi
Saudara/i?
a. Ya b. Tidak
5. Jika Ya, dari komponen komsumsi di bawah ini, komponen apa saja yang
dipenuhi dan berapa yang dihabiskan per bulannya?
Konsumsi Pangan
No. Jenis Konsumsi Fisik
(buah/hari/bulan)
Nilai (Rp/hari/bual)
1 Pembelian bahan makanan pokok
Beras
Jagung
Ubi
Terigu
2 Pembelian lauk pauk, sayur dan
buah
Daging ayam
Daging sapi
Ikan
Telur
Tahu
Tempe
Buah-buahan
Sayuran
3 Pembelian bahan penunjang
Minyak goreng
Minyak tanah
Gas
Bumbu dapur
4 Pembelian bahan minuman
Air mineral
Kopi
Teh
Susu
Total komsumsi pangan per bulan:
118
Konsumsi Non Pangan
No. Jenis Konsumsi Fisik
(buah/hari/bulan)
Nilai (Rp/hari/bulan)
1 Pengeluaran Pendidikan
Biaya Pendidikan
Biaya Transportasi dan Uang Saku
Biaya Perlengkapan Sekolah
2 Pembayaran Sewa Air dan Listrik
3 Pengeluaran Kebutuhan Sehari-hari
Sabun mandi
Sabun cuci
Pasta gigi
Shampo
4 Rokok
6 Pembelian Pakaian
7 Pengeluaran untuk
bepergian/rekreasi
Total konsumsi non pangan per bulan:
Total konsumsi pangan dan non pangan per bulan setelah mengikuti program:
D. KEMAMPUAN BERINVESTASI (X3)
1. Sebelum mengikuti program, berapa jumlah uang yang dapat Saudar/i sisihkan
untuk menabung per bulan
Jawab:
2. Setelah mengikuti program, berapa jumlah uang yang dapat Saudar/i sisihkan
untuk menabung per bulan
Jawab:
3. Sebelum mengikuti program, berapa infak yang saudara tunaikan?
Jawab:
4. Setelah mengikuti program, berapa infak yang saudara tunaikan?
Jawab:
5. Sebelum mengikuti program, apakah anda merupakan orang yang wajib
menunaikan zakat?
a. Ya b. Tidak
6. Jika Ya, berapa yang anda tunaikan?
Jawab:
7. Setelah mengikuti program, apakah anda merupakan orang yang wajib
menunaikan zakat?
119
a. Ya b. Tidak
8. Jika Ya, berapa yang anda tunaikan?
Jawab:
E. PERTUMBUHAN EKONOMI (Y1) = (X5)
No Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1 Pendapatan mengalami peningkatan setelah
mengikuti program
2 Peningkatannya sangat signifikan
3 Pola konsumsi mengalami perbaikan dari
sebelum mengikuti program
4 Perbaikannya sangat signifikan
5 Setelah mengikuti program, mustahik mampu
untuk menabung secara rutin
6 Setelah mengikuti program mustahik mampu
berinfak secara rutin
7 Setelah mengikuti program status mustahik
berubah jadi muzakki
8
Secara keseluruhan kondisi perekonomian
setelah mengikuti program mengalami
perbaikan.
F. KEMISKINAN (Z)
No Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1 Sebelum program mustahik berada di bawah
garis kemiskinan
2 Setelah program mustahik berada di atas garis
kemiksinan
3 Setelah program mustahik mampu memenuhi
kebuuthannya.
4 Zakat mampu mengurangi jumlah orang miskin
5 Pengurangan jumlah orang miskin tersebut
120
sangat signifikan
6 Zakat mampu mengurangi tingkat kesenjangan
pendapatan
BANTUAN LEMBAGA AMIL ZAKAT BAZNAS KABUPATEN SUKABUMI
1. Jumlah bantuan berupa modal usaha yang diterima AK+KK dari BAZNAS
Kabupaten Sukabumi selama 1 tahun (konversikan ke Rupiah)
Sumber
Pendaptan
KK
(Rp/bulan)
Semua AK (Rp/bulan)
Total
Pendapatan
Rumah Tangga
(Rp/bulan) AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
Bantuan
modal bukan
pinjaman
(hibah)
Pinjaman
Qardhul Hasan
Bantuan
Peralatan
usaha
Pelatihan
Usaha
Lainnya
(.........)
Jumlah
121
DATA DIRI
Penulis dilahirkan di Sekabumi pada tanggal 03 Februari 1996 dari ayah
Drs.H.Usep dan Hj.Neneng Faridah,S.Ag. Penulis merupakan anak ketiga dari enam
bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar di SDN II Selajambe. Kemudian
melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama sekaligus pesantren di MTs
Sunanul Huda dan menamatkan pendidikan di SMK Agrobisnis Perikanan
Daarussalaam Sukabumi. Setelahnya, penulis lulus seleksi masuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri dan
diterima di Fakultas Ekonomi Syariah Program Studi Ekonomi Syariah dan
selanjutnya dipassing-out ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Program Studi
yang sama.
There‟s nothing so special about me at university, so that‟s all.