i
UPAYAPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN STAD DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SISWA
KELAS 5 SDN BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Serjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana
oleh
Juliana J.M Doh
292012279
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
ii
i
ii
iii
1
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN STAD DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SISWA
KELAS 5 SDN BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Juliana J.M Doh
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana
Email: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPS dapat
diupayakan melalui model pembelajaran STAD dan pendekatan scientific siswa Kelas 5 SDN Blotongan
01 Salatiga semester II tahun 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model spiral dari
Kemmis, S. dan Taggart, R prosedur penelitian yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri
dari 3 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan dan observasi, serta 3) refleksi.
Variabel penelitian ini adalah model pembelajaran STAD dan pendekatan scientific dan hasil belajar IPS.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan presentase yaitu
membandingkan persentase hasil belajar antara siklus 1 dan siklus 2, berdasarkan ketuntasan hasil belajar
skor minimal, skor maksimal dan skor rata-rata.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar IPS KD 2.4 mengahargai
peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dapat diupayakan melalui model STAD dan
pendekatan scientifickelas 5 SDN Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 terbukti.
Hal ini nampak pada peningkatan hasil belajar IPS berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar dengan
KKM > 90 antara pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 adalah 85, pada pra siklus skor minimal sebesar 61 pada
siklus 1 skor minimal 64, pada siklus 2 skor minimal 80. Sedangkan skor maksimal pada pra siklus
sebesar 85, pada siklus 1 skor maksimal menjadi 91, pada siklus 2 skor maksimal menjadi 100. Sedangkan
skor rata-rata pada pra siklus sebesar 21, pada siklus 1 meningkat menjadi 85, siklus 2 meningkat menjadi
94,48. Adapun ketuntasan belajar pada pra siklus sebesar 0% meningkat menjadi 45% pada siklus 1
meningkat menjadi 68% pada siklus 2. Penelitian ini dinyatakan berhasil yang ditunjukkan oleh jumlah
siswa yang tuntas yakni 90% lebih besar sama dengan 85% dari seluruh siswa yang ditetapkan dalam
indikator kinerja.
Kata kunci: Kerjasama kelompok, Ilmu Pengetahuan Sosial, Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Pendekatan Scientific.
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dalam bab II pasal 3 menyatakan bahwa
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Mencermati pasal UU RI No 20 Tahun 2003 adalah, satu hal yang
menarik bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik dan dilaksanakan melalui pendidikan formal yakni di sekolah
dasar. Pengembangan potensi peserta didik dilaksanakan melalui
pembelajaran. Dalam pembelajaran, peserta didik dimotivasi untuk dapat
belajar dengan baik, sehingga tujuan belajar yang ditetapkan dalam
kompetensi dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan , maka pembelajaran perlu
disusun dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan
penilaian dan refleksi pembelajaran. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
dalam pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang
akan mampu memotivasi siswa secara aktif dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran yang demikian juga akan memberikan ruang yang cukup bagi
siswa untuk mengembangkan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis yang dimiliki oleh
masing-masing siswa.
Dalam pembelajaran, Guru berperan sebagai motivator yang dapat
memberikan perlakuan khusus pada peserta didik supaya timbul motivasi
belajar pada diri siswa (Yanuarsih Gardina, 2013:3). Agar motivasi siswa
dapat tumbuh dan berkembang, Guru perlu mendesain pembelajaran menjadi
menarik dan menyenangkan melalui pendekatan dan model pembelajaran yang
tepat dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Salah satu model
pembelajaran yang menarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar adalah
model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
3
Dalam pembelajaran STAD interaksi antar siswa dalam belajar menjadi fokus
utama, pembelajaran dilaksanakan dengan berkelompok, sehingga memotivasi
siswa untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang besar karena siswa belajar
dengan temannya sendiri yang sebaya dengan umurnya.
Model pembelajaran STAD sangat tepat dilakukan dalam pembelajaran
IPS. Hal ini ditunjang dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi yang menyatakan bahwa “Di masa yang akan datang peserta didik
akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS
dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis”.
Model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific merupakan
strategi pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menelaah materi, dalam
langkah-langkah pembelajarannya siswa akan dibentuk dalam kelompok
secara heterogen, siswa akan melakukan tanya jawab, menalar permasalahan
pada materi, melakukan kegiatan percobaan dan mempresentasikan sehingga
siswa satu dan lainnya akan saling membantu untuk menyelesaikan
permasalahan materi. Siswa akan diarahkan secara langsung baik individu
maupun berkelompok sehingga siswa dapat mengkonstruksikan sendiri
pengetahuannya dengan pengalamannya melalui ranah sikap (afektif),
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) agar lebih memahami
materi yang diajarkan dengan aktif, kreatif, produktif dan efektif untuk
mencapai hasil belajar.
Observasi yang dilakukan di SDN Blotongan 01 Salatiga dalam
pembelajaran yang berlangsung belum menggunakan kurikulum 2013.
Pembelajaran yang digunakan masih mengacu pada standar isi kurikulum
KTSP dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Permasalahan hasil belajar siswa yang belum tercapai dapat diperoleh dari
hasil belajar siswa melalui daftar nilai pelajaran IPS semester II, yaitu Ulangan
Harian, Ulangan Tengah Semester (UTS), Tugas/PR (Pekerjaan Rumah),
4
Ulangan Akhir Semester (UAS), serta Nilai Akhir (NA) dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)> 90 dari 21 siswa dengan skor rata-rata sebesar
21, skor minimal sebesar 61 dan skor masimal sebesar 85. Dalam
pembelajaran guru masih terlihat bersifat konvensional yaitu dalam mengajar
masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Keadaan siswa di dalam kelas 80% nampak pasif dalam mengikuti kegiatan
belajar hal ini terlihat siswa hanya diam, mendengarkan, mencatat, tanya
jawab dan mengerjakan soal atau tugas.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. Mata pelajaran IPS memiliki kekhasan dibandingkan mata
pelajaran lain yakni sebagai kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner,
multi dimensional bahkan cross-disipliner. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Materi IPS yang diberikan
pada pembelajaran peserta didik jenjang SD/MI memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup pembelajaran IPS
meliputi 1) Manusia, tempat, dan lingkungan; 2) Waktu, keberlanjutan, dan
perubahan; 3) Sistem sosial dan budaya; dan 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Tujuan dari diselenggarakan pembelajaran IPS, menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi
menyatakan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2)
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dan 4) Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
5
Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) dan Pendekatan
Scientific
Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Sugiyanto, (2010:44) mendefinisikan model pembelajaran STAD yaitu model
pembelajaran kooperatif yang berfokus pada pengunaan kelompok kecil untuk saling
bekerjasama dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Kerjasama dalam pembelajaran dimaksudkan untuk saling mengisi
misalnya siswa yang menguasai materi tertentu dapat memberikan penjelasan kepada
siswa lain yang belum menguasai materi itu.
Menurut Rachmadiarti (2001) dalam model pembelajaran kooperatif,
diberikan beberapa jenis pendekatan yang salah satunya STAD. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran.
Menurut Agus Suprijono (2009) STAD merupakan salah satu metode dalam
pembelajaran kooperatif. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa
supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai
kemampuan yang diajarkan oleh guru.
Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Sugiyanto (2010:44), menyebutkan langkah-langkah penerapan model STAD
adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggotanya yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya,
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis, tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi
f. penutup
Menurut Rachmadiarti (2001) langkah-langkah penerapan pembelajaran STAD
anatara lain:
6
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti
d. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis siswa tidak boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Agus
Suprijono (2009) adalah sebagai berikut:
1. Siswa dibentuk dalam kelompok heterogen masing-masing terdiri dari 4
anggota (campuran berdasarkan nilai awal yang didapat)
2. Guru menyajikan materi atau memberi pengajaran pada siswa
3. Guru membagikan lembar kerja pada tiap anggota kelompok
4. Siswa melakukan kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru sesuai materi ajar yang disampaikan guru
5. Diadakan tes individu yaitu siswa mengerjakan kuis untuk mengecek
pemahaman siswa setelah melaksanakan diskusi
6. penutup
Berdasarkan uraian dari beberapa pakar maka langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD adalah:
1. Guru membentuk kelompok 4 anggota
2. Guru menyajikan materi
3. Siswa menerima lembar kerja
4. Siswa diberi tugas dalam kelompok
5. Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok
6. Siswa yang sudah selesai tugasnya dapat memberikan penjelasan kepada siswa
lain yang belum selesai.
7. Siswa mengerjakan kuis
8. Kesimpulan
9. Penutup
Pendekatan Scientific
Daryanto (2014:51) mendefinisikan bahwa “pendekatan pembelajaran
saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip”.
Sependapat dengan itu, Kurniasih, Imas, dkk (2014:29-30) mengartikan
pendekatan pembelajaran saintifik adalah “pembelajaran yang memberikan siswa
7
kesempatan berperan secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip dengan
melibatkan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran”.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh H.Nurul dalam Marjan, Johari
(2014:4) yang menyebutkan pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan
“pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa
berperan secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali
konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran”.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Dalam Permendikbud RI No. 81A tahun 2013 lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (2013:35) pendekatan
pembelajaran saintifik mempunyai langkah-langkah yaitu:
1. Mengamati, yaitu kegiatan pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan
menemukan masalah dan informasi melalui kegiatan membaca, mendengar,
menyimak, dan melihat dengan atau tanpa alat peraga.
2. Menanya, yaitu kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3. Mengumpulkan informasi, adalah kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara
melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian, maupun wawancara dengan nara sumber.
4. Mengasosiasi, adalah kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan.
5. Mengkomunikasikan, yaitu kegiatan pembelajaran yang memberikan siswa
kesempatan menyampaikan kseimpulan hasil pengamatan berdasarkan hasil
analisis secara lisan maupun tertulis.
Kurniasih, Imas (2014:38-53) menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran
saintifik dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah seperti berikut:
1. Mengamati (observasi), yaitu kegiatan menemukan fakta tentang hubungan
keterkaitan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran.
2. Menanya, adalah kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Mengumpulkan informasi, adalah kegiatan menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
4. Mengasosiasikan, adalah kegiatan menemukan keterkaitan dan pola satu informasi
dengan informasi lainnya.
5. Menarik kesimpulan, yaitu kegiatan menyimpulkan informasi dari informasi yang
telah diperoleh dan diolah dalam kegiatan pembelajaran.
6. Mengkomunikasikan, adalah kegiatan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.
8
Sependapat dengan itu, Daryanto (2014:60-80) menyebutkan bahwa
pendekatan pembelajaran saintifik mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengamati, adalah kegiatan mencari dan menemukan fakta keterkaitan
antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
2. Menanya, yaitu kegiatan memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai apa
yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat.
3. Mengumpulkan informasi, adalah kegiatan menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
4. Mengasosiasikan, adalah kegiatan memproses informasi yang sudah dikumpulkan.
5. Menarik kesimpulan, adalah kegiatan membuat kesimpulan berdasarkan data atau
informasi yang telah diolah.
6. Mengkomunikasikan, adalah kegiatan siswa menyampaikan tentang apa saja yang
telah mereka pelajari.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa langkah-langkah
pendekatan pembelajaran saintifik adalah:
1. Menyimak materi
2. Menanya konsep-konsep penting dari materi belajar
3. Mengumpulkan informasi materi pembelajaran
4. Mengasosiasikan informasi yang sudah dikumpulkan.
5. Menarik kesimpulan.
6. Mengkomunikasikan kesimpulan
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli, maka kesimpulan Model
STAD dan pendekatan Scientifik ada sebagai berikut:
1. Membentuk kelompok @4 orang
2. Menyimak materi pembelajaran.
3. Menerima lembar kerja.
4. Menanya konsep-konsep penting dari materi.
5. Siswa mengerjakan tugas dan menjelaskan tugas bersama anggota lain dalam
satu kelompok.
6. Menalar konsep-konsep penting.
7. Mengumpulkan informasi konsep-konsep penting.
8. Menarik kesimpulan.
9. Mengkomunikasikan melalui kuis.
Hasil Belajar
9
Hasil belajar menurut Hamalik (2002:155) adalah terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan.Hal ini berarti bahwa hasil belajar bukan hanya
perubahan dalam pengetahuan saja, tetapi juga dalam keterampilan dan sikap. Jadi,
hasil belajar adalah hasil yang didapatkan seseorang dalam proses belajar dan
diwujudkan dalam nilai yang diberikan guru dan perubahan tingkah laku setelah
mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan teori Benjamin S. Bloom (dalam Indra, 2009) hasil belajar
dalam rangka studi melalui tiga kategori ranah antara kognitif merupakan
Berdasarkan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penialaian. afektif
merupakan Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menialai, organisasi dan karaketr
nilai. Psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan guru pada akhir
kegiatan pembelajaran atau akhir program untuk menentukan angka hasil belajar
peserta didik. Hasil belajar harus diidentifikasi melalui informasi hasil pengukuran
penguasaan bidang/materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes dan nontes.
Penguasaan materi yang dimaksud adalah derajat pencapaian kompetensi hasil
belajar seperti yang dikehendaki dalam standar proses dan dinyatakan dalam aspek
perilaku yang terbagi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Wardani Naniek
Sulistya, dkk: 2012: 109. Dalam Asesmen Pembelajaran SD 2012).
Pengukuran menurut Wardani Nanik Sulistya dkk (Asessmen pembelajaran
SD 2012:47) secara sederhana, pengukuran diartikan sebagai kegiatan atau upaya
yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatau gejala atau peristiwa.
Hasil pengukuran terkait dengan penilaian belajar. Dalam penilaian hasil
belajar, pengukurannya tidak hanya menekankan pada hasil belajar saja, namun juga
menekankan pada evaluasi proses belajar (Wardani Naniek Sulistya dan Slameto,
2012: 18).
10
Assesmen menurut Wardani Naniek Sulistya dkk (Assesmen pembelajaran
SD 2012:48) adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian adalah metode yang biasa digunakan
untuk menentukan mutu unjuk kerja individu; pernyataan berdasarkan sejumlah fakta
untuk menjelaskan karakteristik seorang atau karakteristik sesuatu; penafsiran data
hasil pengukuran.
Kerangka Berpikir
Pada penelitian yang dilakukan dilapangan proses pembelajaran yang
dilakukan masih bersifat konvensional, sehingga guru mendominasikan waktu belajar
dengan memberikan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas atau soal.. Hal
seperti itu yang membuat hasil belajar yang belum tercapai yaitu nilai rata-rata siswa
masih dibawah KKM. Dengan adanya permasalahan yang terjadi maka perlu
diperbaiki melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific. Model
pembelajaran yang diterapkan berupaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
menambah semangat dalam kerja kelompok untuk memperoleh skor individual.
Berhubungan dengan hal di atas, maka guru perlu melakukan pemantapan tindakan
yaitu mengulang kembali dengan menerapkan model pembelajaran STAD untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal di atas KKM 90.
Pada tahap awal sebelum guru menggunakan model pembelajaran STAD
dengan pendekatan scientific hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Bltotongan 01
Salatiga KD masih belum tercapai. Dengan belum tercapainya hasil belajar IPS
tersebut guru berupaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan melakukan inovasi
pembelajaran yang dilakukan adalah siswa diminta menyimak tujuan pembelajaran
dikelas, setelah itu siswa dibentuk dalam 3 orang. Siswa menanya, siswa menalar,
siswa mencoba, siswa mempresentasikan, siswa menjawab kuis.
Langkah-langkah pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran
STAD dengan pendekatan scientific adalah sebagai berikut.
1. Membentuk kelompok @4 orang
2. Menyimak materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.
3. Menerima lembar kerja peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan.
4. Menanya tentang peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekan.
11
5. Menjelaskan kepada siswa yang belum selesai.
6. Mengumpulkan informasi tentang peranan tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
7. Menalar peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.
8. Menarik kesimpulan
9. Mengkomunikasikan melalui kuis.
12
Gambar 2.1
Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran STAD dengan Pendekatan
Scientific
Pembelajaran konvensional
Pendekatan Saintific danModel pembelajaran STAD
Rublik
Unjuk Kerja 1. membentuk kelompok @4 orang
Rublik Unjuk
Kerja
2.menyimak materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
Rublik Unjuk
Kerja
3. Menerima lembar kerja peranan tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan. Indonesia
4. Menanya tentang peranan tokoh pejuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
RublikUnjuk
Kerja
5. menjelaskan kepada teman yang belum selesai Rublik Unjuk
Kerja
Skor
Non-
Tes
Rublik Unjuk
Kerja
6. Menalar tentang peranan tokoh pejuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
Rublik Unjuk
Kerja
7. Mengumpulkan informasi tentang peranan tokoh pejuang dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Rublik Unjuk
Kerja
8. Menarik kesimpulan tentang peranan tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Rublik Unjuk
Kerja
9. melaksanakan kuis tentang peranan tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan indonesia
Skor akhir/hasil Belajar Skor Tes
Hasil belajar ≤ KKM 90
1.1 Pembelajaran IPS : KD 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
13
Hipotesis Tindakan
Kajian teori dan kerangka berpikir dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
diduga dapat diupayakan melalui model pembelajaran STAD dan pendekatan
scientifik hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Blotongan 01 Salatiga Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart. Prosedur penelitianyang
akan dilakukan minimal 2 siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yaitu planning
(perencanaan), acting (pelaksanaan tindakan) dan observasing (observasi), serta
reflecting (refleksi) (Hamzah. B. Uno, dkk. 2011:87). Prosedur penelitian ini dapat
digambarkan melalui gambar 3.1.
Gambar 3.1
PTK Model spiral dari Kemmis dan Taggart
Jenis data penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa
dan dari hasil observasi guru. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi.
Instrumen penelitian berupa lembar observasi hasil belajar dengan kisi-kisi pengukuran hasil
belajar IPS seperti tersaji dalam tabel 1 berikut ini:
14
KISI KISI PENILAIAN
Kompetensi
dasar
Indikator
Tujuan
pembelajara
n
Aspek Penilaian Teknik Penilaian Bentuk penilaian Instrument C A P Tes
Non
Tes
Unjuk
kerja
Tes
format
if
Unjuk
kerja
Kuis
2.4 Menghargai
perjuangan para
tokoh dalam
mempertahanka
n kemerdekaan
1. Membentuk
kelompok @4
orang
1.Siswa
membentuk
kelompok @4
orang
p-1
Sesuai
rubrik
penilaian
indikator
1
2. menyimak
materi
perjuangan
dalam
mempertahank
an
kemerdekaan
Indonesia
2.Setelah
membentuk
kelompok, siswa
menyimak materi
peranan tokoh
pejuang dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
Sesuai
rubrik
penilaian
indikator
2
3. menerima lembar kerja
peranan tokoh
perjuangan dalam
mempertahank
an kemerdekaan
Indonesia
3.Setelah menyimak materi
perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, siswa
menerima lemar kerja peranan
tokoh pejuangan
dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
P-1
Sesuai
rubrik
penilai
an indikat or
3
Sesuai soal
kuis
wajib nomo r
1, 2
Kuis berebut
an
nomor
1, 3, 5
4.Menanya
tentang
peranan tokoh
pejuang dalam
mempertahank
an
kemerdekaan
Indonesia
4.Setelah
menerima lembar
kerja, siswa
menanya tentang
peranan tokoh
pejuang dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
P-2
Sesuai
rubrik
penilai
an indikat or
4
5. Menjelaskan
materi peranan
tokoh
perjuangan
dalam
mempertahank
an
kemerdekaan
Indonesia
yang belum
dikuasai oleh
5.Setelah
menanya siswa
dapat menjelaskan
materi peranan
tokoh perjuangan dalam
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang
belum dikuasai
oleh siswa lain.
P-4
Sesuai
rubrik
penilaian indikator
5
15
siswa lain
6.Menalar
peranan tokoh
pejuang dalam
mempertahank
ankemerdekaa
n Indonesia
6.Setelah
menjelaskan
peranan tokoh dalam MKI yang
belum dikuasai
oleh siswa lain, siswa dapat
menalar peranan
tokoh pejuang dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
C-6
P-6
Sesuai
rubrik
penilaian indikator
6 dan
Sesuai
soal
kuis wajib
nomor
3,4, 5 Kuis
berebut
an nomor
2, 4
7.Mengumpulk
an informasi tentang
peranan tokoh
pejuangan dalam
mempertahank
an kemerdekaan
Indonesia
7.Setelah
menalar, siswa dapat
mengumpulkan
informasi tentang peranan tokoh
pejuang dalam
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
P-5
Sesuai
rubrik penilaian
indikator
7
8.Menarik kesimpulan
tentang peranan tokoh
perjuangan
dalam mempertahank
an
kemerdekaan Indonesia
8.Dengan mengumpulkan
informasi, siswa dapat menarik
kesimpulan
tentang perana tokoh pejuang
dalam
mempertahankan kemerdekaan
P-5
Sesuai
rubrik
penilaian indicator
8
9.melaksanaka
n kuis tentang
peranan tokoh
perjuangan
dalam
mempertahank
an
kemerdekaan
Indonesia
9.Setelah menarik
kesimpulan siswa dapat
melaksanakan
kuis tentang peranan tokoh
perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
Sesuai
rubrik penilaian
indicator
9
Indikator kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila jumlah siswa yang akan
dicapai yaitu meningkatkan hasil belajar pada proses pembelajaran IPS melalui model
16
pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific dengan KKM ≥ 90. Penelitian ini
dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 80 sebesar≥ 90%
Teknik analisis data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian dengan model pembelajaran
STAD melalui pendekatan Scientific di kelas 5 pada mata pelajaran IPS adalah teknik
analisis diskriptif komparatif dengan menggunakan presentase yaitu membandingkan
hasil belajar IPS antara Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tindakan yang dilakukan melalui model pembelajaran STAD dengan
pendekatan Scientific pada pembelajaran IPS kelas 5 di SDN Blotongan 01 semester II
tahun ajaran 2015/2016 menunjukan bahwa keberhasilan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 1, siklus 2. Keberhasilan hasil
belajar siswa disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Ketuntasan
belajar
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 3 9,52 10 76 18 90,48
Tidak Tuntas 19 90,48 11 23,81 3 9,52
Jumlah 21 100 21 100 21 100
Sumber : Data primer
Tabel 4.8 tentang distribusi perbandingan ketuntasan belajar pra siklus, siklus
1, siklus 2 pada pembelajaran IPS dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) > 90
nampak bahwa pada pra siklus tidak ada yang tuntas atau 100% tidak tuntas, siklus 1
nampak yang tuntas ada 10 siswa (76 %) dan yang tidak tuntas 11 siswa (23,81) dari
17
total 21 siswa. Pada siklus 2 menunjukan yang tuntas ada 18 siswa (68,18 %) dan
yang tidak tuntas ada 3 siswa (31,82 %) dari total 21 siswa.
Tabel 4.9
Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, Skor Rata-rata IPS pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Perbandingan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Skor Minimal 61 64 80
Skor Maksimal 85 91 100
Skor Rata-rata 21 85 94,48
Sumber : Data primer
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa skor minimal pada pra siklus yaitu sebesar 64
mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 64 kemudian pada siklus 2 meningkat
menjadi 80. Setiap skor minimal juga diikuti skor maksimal hal ini nampak pada skor
maksimal pada pra siklus yaitu sebesar 85 meningkat menjadi 91 pada siklus 2
meningkat mencapai 100. Skor minimal dan skor maksimal pada siklus 1, siklus 2juga
diikuti pada peningkatan skor rata-rata yaitu pada pra siklus sebesar 21 dan meningkat
menjadi 90,48% kemudian meningkat. Perbandingan ketuntasan hasil belajar, skor
minimal, skor maksimal dan skor rata-rata.Mengenai distribusi perbandingan
ketuntasan belajar pra siklus, siklus 1, siklus 2 menunjukan bahwa pada pra siklus
tidak ada seorangpun yang tuntas dari 21 siswa. Pada siklus 1 siswa yang tuntas 76%
dan pada siklus 2 meningkat 90,48%.
PENUTUP
SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar IPS KD 2.4
mengahrgai peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dapat diupayakan
melalui model STAD dan pendekatan scientific kelas 5 SDN Blotongan 01 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2015/2016 terbukti.Hal ini nampak pada perbandingan
hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan belajar dengan KKM > 90. Setelah
memperoleh tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dan
18
pendekatan scientific maka hasil belajar antar siklus adalah dari pra siklus skor
minimal sebesar 61 meningkat menjadi 64 pada siklus 1, pada siklus 2 meningkat
menjadi 80. Sedangkan skor maksimal pada pra siklus sebesar 85, pada siklus 1
meningkat menjadi 91, pada siklus 2 meningkat menjadi 100. Sedangkan skor rata-
rata pada pra siklus sebesar 21, pada siklus 1 meningkat menjadi 85, siklus 2
meningkat menjadi 94,48. Adapun ketuntasan belajar pada pra siklus sebesar 0%
meningkat menjadi 45% pada siklus 1 meningkat menjadi 68%. Penelitian ini
dinyatakan berhasil yang ditunjukkan oleh jumlah siswa yang tuntas 90% lebih besar
sama dengan 85% dari seluruh siswa yang ditetapkan dalam indikator kinerja.
Saran
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), dapat meningkatkan penguasaan
pelajaran IPS siswa kelas V SDN Blotongan 01 maka saran yang perlu disampaiakan
adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Dengan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
2. Guru
Model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific dapat
diimplementasikan pada mata pelajaran dan kelas-kelas yang lain karena model
pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Sekolah
Model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific dapat digunakan
sebagai acuan untuk memberikan masukan kepada guru dalam kegiatan pembelajaran.
4. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian dapat mengembangkan
model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific untuk mata pelajaran lainnya
dan dapat digunakan sebagai pedoman serta bahan pertimbangan untuk meningkatkan
hasil belajar dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
19
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Fida Rachmadiarti. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University.
Huda, Miftahul. 2013. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijono. 2011. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Indra munawar. 2009. pengertian dan definisi hasil belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
PERMENDIKBUD RI Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta
Slavin, Robert E. 2008.cooperative learning teori, riset dan praktik. Bandung : Nusa
Media
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryanto, Adi. 2009. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching : Quantum
Teaching.
Sutrisno Leo. (2008), pengertian hasil belajar online : Jakarta : Karya cipta
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Suryanto Adi, dkk. 2009. Evaluasi pembelajaran di SD, Jakarta : Universitas terbuka
Wardani Nanik Sulistya dkk, 2012 Asessmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari
Adesanjaya. 2011. “Pemanfaatan Media Gambar dalam Proses Belajar Mengajar”.
http:// Adesanjaya.blogspot.com diakses pada tanggal 25 Maret 2015 pukul 22.05
WIB.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media.
Kurniasih, Imas, dkk. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta:
Kata Pena.