1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI
BERMAIN ENGKLEK PADA ANAK KELOMPOK B TK CHUZAEMAH
PAGOJENGAN KECAMATAN PAGUYANGAN
KABUPATEN BREBES SEMESTER GASAL
TAHUN 2011-2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mencapai Derajat Sarjana SI
Disusun Oleh:
DWI FEBRI HARDIYANINGRUM
0801110080
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
2
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
3
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
4
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
5
MOTTO
Barang siapa merintis jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga (HR.MUSLIM).
v
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
6
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam Laporan skripsi kupersembahkan
dan kuucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tuakku yang selalu memberikan semangat serta do‟a.
Terimakasih yang tak terkira atas jasa-jasanya yang begitu mulia untuk
putra putrinya. Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikannya.
Amin.
2. Kakakku dan semua keluargaku yang telah memberikan motivasi dan
dukungan untuk menjadi lebih baik yang telah melekat dalam sanubariku,
semoga mendapat balasan kebaikan dari Sang Maha Pemberi, Amin.
vi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
7
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi tentang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Melalui Bermain Engklek Pada Anak Kelompok B
TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Semester
Gasal Tahun 2011-2012”.
Tugas dan laporan ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai
derajat Sarjana S I FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dengan ini
harapan penulis semoga dapat bermanfaat dan dapat membantu masalah yang
dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar. Penyelesaian ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Joko Purwanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
2. Drs.Johni Dimyati, MM selaku Kaprodi PG PAUD Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, yang memberikan kritik dan saran dalam
penulisan skripsi.
3. Dr.Sigid Sriwanto, M.Si selaku pembimbing I, yang sudah memberikan
masukan dalam pembuatan skripsi ini sehingga lebih baik.
4. Labib Sajawandi, M.Pd selaku pembimbing II, yang sudah memberikan
masukan dalam pembuatan skripsi ini sehingga lebih baik.
vii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
8
5. Hj. Ni‟matul Ulfah, S.pd selaku Kepala TK Chuzaemah Pagojengan yang
berkenan memberikan tempat serta waktunya dalam pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas ini.
6. Indah Ayu Rosita, S.pd selaku guru kelas B TK Chuzaemah Pagojengan yang
senantiasa mendampingi saat kegiatan berlangsung, serta memberikan
masukan pada penelitian ini.
7. Semua teman-teman yang telah memberikan motivasi dan suport, sehingga
tugas PTK ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk
itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini.
Purwokerto, Agustus 2012
Penyusun
viii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
9
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI
BERMAIN ENGKLEK PADA ANAK KELOMPOK B TK CHUZAEMAH
PAGOJENGAN KECAMATAN PAGUYANGAN
KABUPATEN BREBES SEMESTER GASAL
TAHUN 2011-2012
ABSTRAK
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar melalui bermain engklek pada anak kelompok B TK Chuzaemah
Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes pada semester gasal tahun
2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, dengan subyek
penelitian anak didik kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes, dari 26 siswa yang terdiri dari 11 putra dan 15
putri. Prosedur dalam penelitian dilakukan dengan 2 siklus dari masing-masing
siklus terdiri dari 3 pertemuan. Metode Pengumpulan Data penelitian,
menggunakan observasi dan dokumentasi. Sumber data penelitian, menggunakan
sumber data primer dan sekunder, sedangkan Metode Analisis Data pada
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif pendekatan kualitatif.
Penelitian Tindakan Kelas kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan
Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes menunjukkan adanya peningkatan.
Pada studi awal dari 26 anak didik, 1 (4%) anak berkembang sangat baik, ada 2
(8%) anak sudah berkembang sesuai harapan, namun 19 (73%) anak belum
berkembang sesuai kemampuan motorik kasarnya. Pada siklus I dari 26 anak
didik, 5 (19%) motorik kasar anak berkembang sesuai harapan, 12 (46%) mulai
berkembang, dan 9 anak (35%) motorik kasar anak belum berkembang. Pada
siklus II, 7 anak (27%) berkembang sangat baik, 18 (69%) anak berkembang
sesuai harapan sesuai dengan indikator kemampuan motorik kasar, 1 (4%) anak
mulai berkembang. Upaya tindak lanjut yang disarankan oleh peneliti kepada guru
dan orang tua yaitu untuk memberikan motivasi dan pendekatan-pendekatan
terhadap anak untuk meningkatkan kemampuan motorik kasarnya agar lebih baik.
Kata kunci: Motorik kasar, bermain engklek.
ix
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN HALAMAN JUDUL ............................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 7
A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini ...................... 7
1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar .................... 7
2. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Kasar ....... 8
x
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
11
3. Tahapan Motorik Kasar Anak Usia Dini ...................... 10
B. Bermain Sebagai Pembelajaran di TK ................................. 14
1. Pengertian Bermain Engklek ........................................ 14
2. Media dan Peralatan Bermain Engklek ........................ 14
3. Langkah-langkah Bermain Engklek ............................. 15
4. Ciri-ciri Bermain ........................................................... 17
5. Fungsi dan Manfaat Bermain ........................................ 20
a. Fungsi Bermain ........................................................ 20
b. Manfaat Bermain ....................................................... 21
6. Jenis-jenis Bermain ....................................................... 22
C. Kriteria Keberhasilan ........................................................... 24
a) Pedoman Penilaian ........................................................ 24
b) Indikator Keberhasilan .................................................... 25
D. Kerangka Berfikir................................................................... 27
E. Hipotesis Tindakan................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 30
A. Desain dan Prosedur Penelitian ............................................ 30
1. Desain Penelitian .............................................................. 30
2. Prosedur Penelitian........................................................... 33
B. Subyek Penelitian ................................................................ 41
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 41
1. Tempat Penelitian ............................................................ 41
2. Waktu Penelitian ............................................................. 42
xi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
12
D. Sumber Data ....................................................................... 42
E. Variabel Penelitian ............................................................... 43
F. Metode Pengumpulan Data .................................................. 45
1. Observasi ......................................................................... 45
2. Dokumentasi ..................................................................... 47
G. Metode Analisis Data ........................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 50
A. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Persiklus ............................................................................. 50
1. Deskripsi Studi Awal ................................................... 50
2. Siklus I ........................................................................ 50
3. Siklus II ....................................................................... 52
B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 64
1. Pembahasan Hasil Kelompok ...................................... 64
2. Pembahasan Hasil Individu ......................................... 67
BAB V PENUTUP .................................................................................... 74
A. KESIMPULAN ...................................................................... 74
B. SARAN .................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 76
xii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
13
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Kurikulum TK ............................................................................................ 26
2.2 Kerangka Berfikir....................................................................................... 28
3.1 Siklus PTK ................................................................................................. 32
3.2 Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar ........................................ 48
3.3 Lembar Observasi Siswa dalam KBM ....................................................... 47
3.4 Lembar Observasi untuk Guru .............................................................. 47
4.1 Kemampuan Motorik Kasar pada Studi Awal ........................................... 51
4.2 Kemampuan Motorik Kasar pada Siklus I ................................................. 58
4.3 Kemampuan Motorik Kasar pada Siklus II ................................................ 63
4.4 Rekapitulasi Data Studi Awal, Siklus I dan Siklus II ................................ 65
xiii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Satuan Kegiatan Harian (SKH 1) ............................................................. 78
2. Satuan Kegiatan Harian (SKH 2) .............................................................. 80
3. Satuan Kegiatan Harian (SKH 3) .............................................................. 82
4. Satuan Kegiatan Harian (SKH 4) .............................................................. 84
5. Satuan Kegiatan Harian (SKH 5) .............................................................. 87
6. Satuan Kegiatan Harian (SKH 6) .............................................................. 89
7. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
pertemuan 1. .............................................................................................. 91
8. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
pertemuan 2 .............................................................................................. 92
9. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
pertemuan 3 ............................................................................................. 93
10. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II
pertemuan 1 .............................................................................................. 94
11. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II
pertemuan 2 .............................................................................................. 95
12. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II
pertemuan 3 ............................................................................................... 96
13. Lembar Penelitian Siswa dalam KBM pada Siklus I ............................... 97
14. Lembar Penelitian Siswa dalam KBM pada Siklus II .............................. 98
15. Hasil Penelitian Guru dalam KBM pada Siklus I .................................... 99
16. Hasil Penelitian Guru dalam KBM pada Siklus II ................................... 100
17. Foto Pelaksanaan Kegiatan Bermain Engklek ......................................... 101
xiv
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengasuh dan mendidik anak tidaklah mudah bagi para orang tua, namun
hal ini sangat penting dilakukan oleh para orang tua untuk berusaha mengasuh serta
mendidik anak-anaknya agar tumbuh dan berkembang secara optimal, karena
pendidikan yang pertama kali di dapat anak adalah dari orang tua sehingga orang tua
merupakan kunci utama bagi anak sebagai sumber pendidikan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Seorang anak merupakan amanat alloh SWT
sehingga orang tua harus memberikan yang terbaik untuk anak. Anak harus
mendapatkan asah (stimulasi), asih (kasih sayang) dan asuh (kebutuhan sandang,
pangan, papan, dan kesehatan) termasuk pendidikan yang diperoleh oleh anak,
karena apabila anak salah dalam asah, salah asih,dan salah asuh bisa buruk
akibatnya, namun sebaliknya apabila dalam memberikan asah, asih, dan asuh baik
pada anak, maka akan dapat mempengaruhi karakter dalam kehidupan anak itu
sendiri.
Pada saat anak berusia 0-6 tahun yang sering di sebut dengan golden age
(masa emas), di mana masa-masa rentangan usia anak memiliki pertumbuhan dan
perkembangan, salah satunya adalah fisik motoriknya, sehingga pada masa-masa
rentangan ini anak perlu mendapatkan stimulasi dari luar yaitu dengan memberikan
pendidikan yang dapat mengembangkan perkembangan serta pertumbuhan anak.
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
2
Saat ini pendidikan bagi anak sangat penting sehingga pemerintah
mendirikan berbagai wadah pendidikan untuk anak, salah satu di antaranya
pendidikan anak usia dini yang di singkat dengan PAUD yaitu suatu upaya
pembinaan yang yang di tujukan bagi anak berusia 0-6 tahun yang di lakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Anak adalah generasi penerus bangsa dalam pembangunan Negara,
sehingga anak perlu di didik sebaik mungkin agar kelak akan menjadi anak yang
berakhlak serta berkualitas. Dalam pembangunan Negara tidak hanya SDM saja
yang harus baik, namun disamping itu juga anak diharapkan memiliki fisik yang
sehat serta kuat, sehingga pembangunan negara akan menjadi lebih baik lagi.
Khususnya, sebagai seorang pendidik harus bisa memahami bahwa setiap
anak adalah unik, pada kegiatan belajarpun anak memiliki kecenderungan cara
belajar yang tidak sama, sehingga pendidik perlu menyajikan suatu pembelajaran
yang menyenangkan, mengasyikkan namun dapat mencerdaskan otak anak, agar
anak tidak merasa jenuh serta merasa terbebani saat belajar.
Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga bermain juga dapat di jadikan
sebagai pembelajan bagi anak. Melalui bermain seorang pendidik harus bisa
memasukkan unsur-unsur pendidikan, agar dalam kegiatan bermain tersebut
menghasilkan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
3
Bredekamp dan copple (dalam Musfiroh, Tadkiroatun 2005: 198)
mengatakan bahwa ketika anak berusia 5 tahun, dapat melakukan berbagai gerakan-
gerakan yang lebih kompleks serta memiliki gerak kinestetik lebih cepat, kuat dan
lebih beragam bahkan anak sudah dapat menggabungkan berbagai keterampilan
motoriknya dalam berbagai permainan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa ketika anak sudah
berusia 5 tahun dalam gerak kinestetiknya sudah mulai memiliki berbagai ragam
gerakan, lebih cepat dan kuat, pada anak yang berusia 5 tahun pertama juga
mengalami masa kritis, masa ini juga merupakan masa yang menjadi basis, landasan
dan pondasi berbagai aspek perkembangan, khususnya pada aspek motoriknya,
sehingga pada usia ini sangat penting memberikan stimulasi yang lebih agar
pertumbuhan dan perkembangan terkoordinasi dengan baik dan seimbang.
Elizabeth B.Hurlock (dalam Wulan, Ratna 2011: 28) mengatakan bahwa
perkembangan keterampilan motorik pada anak ditandai dengan meningkatnya
kecepatan kesetabilan, akurasi, kekuatan dan efisiensi pada saat anak melakukan
salah satu gerakan keterampilan motorik tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa keterampilan gerakan pada motorik
anak dapat di tandai adanya peningkatan pada kecepatan, adanya kesetabilan,
adanya kombinasi, kekuatan serta ketepatan ketika anak melakukan salah satu
gerakan keterampilan.
Berdasarkan pengamatan penelitian, dalam kemampuan motorik kasar pada
anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan menunjukkan bahwa motorik kasar
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
4
anak masih rendah. Hal ini dapat dilihat Dari 26 anak didik, hanya 1 anak atau 4%
yang sudah berkembang sangat baik dalam motorik kasarnya (BSB), 2 anak atau 8%
sudah berkembang sesuai harapan (BSH), 4 anak atau 15% sudah mulai berkembang
(MB), namun ada 19 anak atau 73% belum berkembang (BB).
Ketidakmampuan anak yang memiliki gerakan fisik motorik rendah di lihat
dari hal-hal sebagai berikut:
Pertama, ada beberapa anak yang ketika disuruh melakukan keseimbangan dengan
berdiri satu kaki anak terjatuh.
Kedua, ada beberapa anak yang ketika melemparkan sesuatu tidak sesuai mengenai
sasaran.
Ketiga, anak belum mampu melakukan gerakan membalik arah ketika melakukan
bermain.
Keempat, anak belum dapat menghentikan gerakan saat bermain tanpa menginjak
garis.
Hal tersebut timbul karena tidak tersedianya media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru pada saat upaya kegiatan motorik kasar anak, sehingga guru
hanya mengandalkan Lembar Kegiatan Anak untuk kegiatan pembelajaran,
akibatnya perkembangan fisik motorik kasar anak tidak dapat berkembang dengan
optimal karena fisik motorik anak tidak dapat tersalurkan.
Penelitian tindakan kelas perlu di lakukan sebagai upaya perbaikan dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran yang mudah, menyenangkan dan sering dilakukan
oleh anak, sebagai upaya meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar terpenuhi,
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
5
sehingga anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran yang di sajikan oleh
pendidik. Dalam hal ini peneliti mempergunakan bermain engklek untuk
meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak kelompok B TK Chuzaemah
Pagojengan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas peneliti menentukan perumusan
masalah sebagai berikut: ”Apakah Melalui Bermain Engklek Dapat Meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan
Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia dini kelompok B
TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes melalui
bermain engklek.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa
pihak di antaranya:
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
6
1. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak melalui pembelajaran
bermain sehingga menyenangkan dan permainan ini juga sering di lakukan oleh
anak di lingkungan masyarakat.
2. Bagi Siswa
Kata pepatah dalam badan yang sehat, terdapat jiwa yang sehat pula
sehingga anak perlu meningkatkan kemampuan motorik kasarnya, salah satunya
melalui bermain engklek.
3. Bagi Orangtua
Dapat memilihkan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada anak tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.
4. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat tahu tentang salah satu permainan tradisional yang
dipermainkan, sebenarnya memiliki manfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak, khususnya dalam kemampuan motoriknya.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini
1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar (gross motor) merupakan gerakan yang banyak
menggunakan otot-otot kasar, meliputi: aktivitas berlari, memanjat, melompat atau
melempar (Syaodih, Ernawulan 2005: 31).
Muhbbin (dalam Samsudin, 2008: 10) menyebut motorik dengan istilah
“motor“. Menurutnya, motor diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal,
keadaan dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakannya, demikian pula
kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan atau getah).
Menurut Zulkifli (dalam Samsudin, 2008: 11) bahwa yang dimaksud
dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-
gerakan tubuh. Lebih lanjut dijelaskannya behwa dalam perkembangan motorik
terdapat tiga unsur yang menentukannya yaitu otot, saraf dan otak, sehingga ketiga
unsur tersebut saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan
unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna.
Menurut M, Yudha dkk (2005: 114) mengatakan bahwa perkembangan
motorik merupakan suatu perubahan dalam perilaku motorik yang
memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada
manusia perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan motorik dari
7
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
8
bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan perkembangan
motorik yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Cratty, 1967 (dalam M, Yudha dkk, 2005: 114) mengatakan bahwa
perkembangan motorik berkaitan dengan kematangan mekanisme otot, saraf yang
memberikan penampilan progresif didalam keterampilan motorik.
2. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Kasar
Menurut M, Yudha dkk (2005: 114) mengatakan tujuan dan fungsi
perkembangan motorik merupakan penguasaan keterampilan yang tergambar
dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik
terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang
diberikan dengan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi,
berarti motorik yang dilakukannya efektif dan efisien. Sehingga motorik kasar,
memiliki tujuan dan fungsi pengembangan motorik kasar pada anak.
1) Tujuan pengembangan motorik kasar meliputi:
(a) Mampu meningkatkan keterampilan gerak.
(b) Mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani.
(c) Mampu menanamkan sikap percaya diri.
(d) Mampu bekerjasama.
(e) Mampu berperilaku disiplin, jujur dan sportif.
2) Fungsi pengembangan motorik kasar meliputi:
(a) Sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan
kesehatan untuk anak.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
9
(b) Membentuk, membangun serta memperkuat tubuh anak.
(c) Melatih keterampilan dan ketangkasan gerak juga daya pikir anak.
(d) Sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan emosional.
(e) Meningkatkan perkembangan sosial.
(f) Menumbuhkan perasaan senang dan memahami manfaat kesehatan
pribadi.
Menurut Wulan, Ratna (2011: 23) mengatakan bahwa saat anak mulai
masuk TK, anak itu mulai bergaul dengan teman sebayanya sehingga anak
semakin banyak menghabiskan waktu untuk bermain aktif bersama temannya,
perkembangan yang dialami anak akan mempengaruhi keterampilannya dalam
bergerak dan bermain, sehingga perkembangan motorik memiliki fungsi
perkembangan bagi anak seperti yang dikemukakan oleh para ahli.
Elizabeth Hurlock (1956) membedakan beberapa alasan tentang fungsi
perkembangan motorik diantaranya:
a) melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang.
b) Melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness”
(tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang
independence” (bebas, tidak bergantung) dan akan menunjang perkembangan
“self confidence” (rasa percaya diri).
c) Melalui keterampilan motorik, saat anak di lingkungan sekolah anak dapat
menyesuaikan dirinya (school adjustment).
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
10
d) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain serta bergaul dengan teman sebayanya, namun apabila perkembangan
motoriknya tidak normal akan menghambat anak untuk bergaul sehingga anak
akan terkucilkan atau menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan).
e) Keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan “self concept’
(kepribadian anak).
Menurut Wulan, Ratna (2011: 24) bahwa pertumbuhan fisik anak juga
akan mempengaruhi cara pandang terhadap diri sendiri, hal ini dikarenakan anak
memiliki kecenderungan untuk membandingkan apa yang terlihat pada dirinya
sendiri dengan anak lain yang sebaya. Pada pertumbuhan fisik anak yang mudah
terlihat adalah ukuran tubuhnya, seperti tinggi badan, berat badan dan proporsi
tubuhnya.
3. Tahapan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Menurut Samsudin (2004: 19) mengatakan bahwa anak usia 4-6 tahun
merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai
6 tahun, pada usia ini secara terminologi disebut dengan anak TK. Perkembangan
gerak anak pada usia ini merupakan kelanjutan dari perkembangan gerak yang
telah terjadi pada saat masa bayi.
Menurut Piaget seperti oleh Lerner (1981: 189), dalam Abdurrahman,
Mulyono (2009: 144) belajar sensorimotor pada masa usia dini merupakan
bangunan yang paling mendasar bagi perkembangan perseptual dan kognitif yang
lebih kompleks. Sensorimotor merupakan gabungan antara masukan sensasi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
11
dengan keluaran aktivitas motorik, sedangkan Myers (1986: 1400), sensasi
merupakan proses yang dirasakan dan dialami energi oleh rangsangan indra
tertentu. Adanya sensasi tersebut menunjukkan bahwa adanya suatu proses yang
terjadi di dalam sistem pusat. Manusia memiliki enam indra sebagai saluran
penerima data kasar terhadap lingkungannya, diantaranya penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan dan kinestetik.
Menurut Lerner (1981: 189) dalam Abdurrahman, Mulyono (2009: 144)
beberapa penulis menyebut bahwa ada hubungan sensorimotor dengan perseptual-
motor. Bahwa perseptual-motor merupakan interaksi dari berbagai macam saluran
persepsi dengan aktivitas motorik, sedangkan Myers (1986: 140), persepsi
merupakan organisasi dan interpretasi informasi sensoris, yang memungkinkan
kita menyadari berbagai objek dan peristiwa dengan penuh arti. Lerner (1981:
189) mendefisinikan persepsi sebagai proses pengorganisasian data kasar yang
dicapai melalui berbagai indra dan interpretasi makna mereka, sedangkan
informasi perseptual merupakan perbaikan dari informasi sensoris.
Menurut Samsudin (2008: 12) membagi empat tahapan perkembangan
kognitif yang berkaitan dengan perkembangan motorik pada anak diantaranya:
tahap sensorimotor dan perkembangan motorik anak, tahap preoperasional dan
perkembangan motorik anak, tahap konkret operasional dan perkembangan
motorik anak, formal operasional dan perkembangan motorik anak.
Piaget (dalam Samsudin, 2008: 12) menggambarkan pada tahap
sensorimotor seperti “berpikir melalui gerak tubuh”. Dengan kata lain,
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
12
kemampuan untuk belajar serta meningkatkan kemampuan intelektual
berkembang sebagai suatu hasil dari perilaku gerak dan konsekuensinya. Menurut
piaget, gerak selalu berhubungan dengan proses berpikir pada tahap sensorimotor,
pengetahuan dan berpikir muncul sebagai hasil atau akibat dari perilaku yang
terjadi melalui gerak tubuh.
Piaget (dalam Samsudin, 2008: 13) pada tahap preoperasional dan
perkembangan motorik anak piaget memberi penekanan berupa batasan yang
mana anak tersebut masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir logis dan
melakukan tindakan yang sederhana, sehingga piaget membagi menjadi dua sub
bagian, yaitu: prekonseptual adalah anak yang berusia antara 2 tahun sampai 4
tahun, sedangkan intuitif adalah pada anak yang berusia 4 tahun sampai 6 tahun.
Pada tahapan tersebut dapat dikatakan anak prasekolah sudah mulai melakukan
berbagai bentuk gerakan dasar seperti berjalan, berlari menendang, melempar dan
berbagai kegiatan yang lainnya.
Menurut Musfiroh, Tadkiroatun (2005: 197) perkembangan kinestetik
anak usia 5-6 tahun sangatlah pesat, sehingga pada usia 5-6 tahun anak mulai
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan
yang sudah dimilikinya.
Menurut Gallahue, 1982 dan para ahli pendidikan jasmani lainnya yang
ditulis oleh Gabbard, LeBlanc, dan Low (1987) dalam Samsudin (2008: 13.14)
menyatakan bahwa untuk mengembangkan pola-pola gerak anak sebaiknya
dilakukan melalui aktivitas-aktivitas seperti menari, permainan, olahraga dan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
13
senam dimana aktivitas-aktivitas tersebut masuk ke dalam wilayah pendidikan
jasmani.
Menurut Samsudin (2008: 13) pada tahapan konkret operasional dan
perkembangan motorik anak banyak ahli yang meyakini bahwa seorang anak
mencapai tahap konkret operasional karena anak tersebut telah bertambah
kemampuannya, karakteristik umum dari tahapan konkret operasional adalah
bertambahnya kemampuan dalam pemecahan masalah. Pada masa ini anak bukan
tergolong prasekolah lagi namun sudah memasuki masa kanak-kanak dan
memasuki dunia sekolah, dalam masa ini perkembangan motorik anak mengalami
transisi, sehingga pada periode ini motorik anak sudah mulai ada peningkatan
keterampilan gerak yang lebih kompleks.
Menurut Samsudin (2008: 13) pada tahapan operasional dan
perkembangan motorik anak merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan
ide-ide yang tidak didasarkan realita. Sedangkan menurut piaget, mengatakan
banyak individu tidak mencapai tahapan seperti yang dikatakan, terutama pada
anak yang memiliki intelegensi rendah.
Para ilmuwan berpendapat bahwa menurunnya tingkat kebugaran fisik,
lemahnya tubuh dan bentuk postur yang kurang bagus adalah sebagian akibat dari
terbelenggunya gerak tubuh anak („Athif Abul „id dan Syeikh Muhammad,
2009: 14).
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
14
B. Bermain Sebagai Metode Pembelajaran Di TK
1. Pengertian Bermain Engklek
Engklek merupakan permainan meloncati garis dengan satu kaki.
Permainan ini secara umum dimainkan di Indonesia. Didaerah Jawa, permainan
ini disebut engklek, sedangkan di Jawa Barat disebut sondah. Di provinsi NAD
dikenal dengan nama main panci, Di Sulawesi Tengah namanya nokadende,
sedangkan di Maluku namanya gici-gici (Wahyuningsih, Sri 2009: 49).
Menurut Rahmawati, Ami (2009: 10) mengartikan bahwa Permainan
engklek merupakan permainan meloncati garis dengan satu kaki, biasanya
permainan ini terdapat di daerah jawa barat dan daerah luar jawa.
Dari pengertian yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
bermain engklek merupakan permainan meloncati garis dengan satu kaki maupun
dua kaki di dalam kotak yang terbatas. Dalam permainan ini juga memiliki aturan
yang harus dipatuhi oleh para pemainnya agar pemain dapat memenangkan
permainan secara sportivitas.
2. Media dan Peralatan Bermain Engklek
Media dan peralatan yang di gunakan dalam permainan engklek/sondah
adalah sebagai berikut:
a. Pecahan genting (talawengkar/patah).
b. Kapur/arang/ranting untuk membuat denah.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
15
3. Langkah-langkah Bermain Engklek
a. Tahap Persiapan
1) Mempersiapkan pemain.
2) Mempersiapkan tempat main (membuat gambar/denah untuk main).
3) Mempersiapkan pecahan genting untuk kojo/patah, setiap pemain memiliki
satu patah (pecahan genting).
4) Menentukan pemain perorangan/beregu (setiap regu 2 orang).
b. Tahap Pelaksanaan
1) Untuk menentukan siapa yang pertama kali main terlebih dahulu di
lakukan undian dengan cara suit, orang yang menang suit itulah yang main
terlebih dulu.
2) Pemain pertama berdiri dekat garis putus-putus (kaki jangan sampai
menginjak garis) masing-masing pemain memegang satu buah kojo/patah
(pecahan genting) untuk memulai permainan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
16
3) Masing-masing sepasang pemain melempar kojonya pada kotak 1, apabila
kojonya keluar garis atau kojonya di kotak yang lain tidak ke kotak 1
maka anak tersebut tidak bisa melanjutkan permainan, apabila anak
berhasil melempar kojonya maka permainan di lanjutkan dengan
melompati kotak 1 (yang ada kojonya) dengan cara engklek (satu kaki) ke
kotak 2, kemudian kotak 3, lalu pemain yang satu cabrek/prak ke kotak 4
dan 5 sedangkan pemain yang satunya cabrek ke kotak 6 dan 5, lalu kedua
pemain engklek ke kotak 7 dan di lanjutkan cabrek/prak ke gambar
segitiga.
4) Setelah cabrek/prak ke gambar segitiga,kedua pemain tersebut kembali ke
kotak 7 lalu cabrek/prak ke kotak 4 dengan 5, 6 dengan 5, engklek ke
kotak 3, dan kotak 2, setelah sampai di kotak 2 ke dua pemain tersebut
mengambil kojonya yang ada di kotak 1 (bekas kojo) dan kembali pada
garis putus-putus (garis batas).
5) Lakukan kegiatan seperti tadi dengan melempar kojonya ke nomor kotak
selanjutnya sampai pada kotak 8 (segitiga).
6) Pemain yang lebih dahulu menyelesaikannya, itulah yang menjadi
pemenang.
Sehingga, hubungan antara kegiatan bermain engklek terhadap
kemampuan motorik kasar, anak dapat melempar pecahan genting dengan jarak
yang lebih jauh, dapat melompat dengan 1 kaki maupun 2 kaki secara bervariasi
dan bergantian, serta dapat berjalan dengan stabil, di dalam kotak yang terbatas.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
17
Kelebihan dalam bermain engklek ini, kemampuan fisik motorik anak
dapat dikembangkan, melalui melempar pecahan genting dengan jarak yang lebih
jauh, dapat melompat dengan satu kaki bergantian, dan dapat berjalan maju
mundur di dalam kotak yang terbatas dengan stabil serta dapat melatih
keseimbangan tubuh. Melalui bermain engklek anak dapat membedakan bentuk
(persegi panjang, bujur sangkar, dan segitiga), anak dapat sabar menunggu giliran
sehingga terbiasa antre, anak dapat mengenal dan mengikuti peraturan yang ada,
anak juga memahami sebab akibat jika melakukan dan melanggar aturan dalam
bermain sehingga melatih sikap sportivitas. Anak dapat menyatu dengan alam,
karena alatnya dibuat dari benda-benda yang ada disekitar lingkungan dan
bermainnyapun di tempat yang terbuka. Melatih anak untuk belajar menghitung
jarak lempar, serta anak dapat memperkirakan luas bidang yang ada sehingga
lemparan kojo tidak keluar dan tidak kegaris.
Kelemahan dari bermain engklek adalah anak tidak bisa menanamkan
kemandirian, karena dalam bermain engklek terikat dalam peraturan-peraturan
yang sudah ditentukan. Membutuhkan tempat yang cukup luas dan membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk dapat menyelasaikan permainan.
4. Ciri – ciri Bermain
Bermain merupakan dunia anak, disamping itu juga bermain sangat
bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi anak,
sehingga di katakan bermain apabila memiliki ciri-ciri tertentu yaitu :
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
18
Smith et al.1999, Rubin, Fein dan Vandenberg (dalam Johnson et al.
1999), mengungkapkan ciri-ciri dalam kegiatan bermain sebagai berikut:
a) Bermain di lakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksudnya bermain
muncul dengan kemauan pemainnya dan di lakukannya juga atas
kepentingannya sendiri.
b) Orang yang terlibat di dalam bermain memiliki perasaan yang di warnai oleh
emosi-emosi yang positif. Walaupun di dalam bermain tidak tampil adanya
emosi yang positif namun di dalam kegiatan bermain memiliki nilai baik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bagi anak.
c) Kegiatan bermain memiliki sifat fleksibilitas, maksudnya para pemainnya
bebas untuk beralih dari satu aktivitas ke aktivitas yang lainnya.
d) Dalam kegiatan bermain lebih menekankan pada proses yang berlangsung
dibandingkan hasil akhir.
e) Dalam kegiatan bermain anak lebih mementingkan kesenangan di bandingkan
dengan tujuan yang akan di capai, sehingga kegiatan bermain bersifat fleksibel,
karena dalam kegiatan bermain tidak semata-mata di tentukan oleh sasaran
yang ingin dicapai.
f) Dalam kegiatan bermain si pemain bebas memilih, Pada ciri ini merupakan
elemen yang sangat penting bagi konsep bermain bagi anak-anak. Contoh pada
anak TK, membuat bentuk dengan plastisin di sebut bermain jika di lakukan
atas kehendak anak sendiri. Tetapi di kategorikan dalam bekerja apabila anak
di tugaskan guru.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
19
Menurut Moeslichatoen (2004: 31) mengatakan bahwa ada beberapa ahli
peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah
laku yang berbeda dalam bermain. Seperti yang dikemukakan oleh Dworetzki
(1990: 395-396) membagi lima kriteria dalam bermain diantaranya:
a) Motivasi intrinsik. Maksudnya, tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam
diri anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena
adanya tuntutan masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh.
b) Pengaruh positif. Maksudnya, tingkah laku bermain itu menyenangkan atau
menggembirakan untuk dilakukan.
c) Bukan dikerjakan sambil lalu. Maksudnya, tingkah laku itu tidak mengikuti
pola atau urutan yang sebenarnya melainkan lebih bersifat pura-pura.
d) Cara atau tujuan. Maksudnya, cara bermain lebih diutamakan dari pada
tujuannya.
e) Kelenturan. Maksudnya, Bermain itu perilaku yang lentur, kelenturan
ditunjukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam
setiap situasi.
Rubin, Fein & Vandenberg, 1983 (dalam Mutiah, Diana 2010: 112)
berpendapat bahwa ada dua ciri dalam kegiatan bermain yaitu bebas dari aturan-
aturan yang di tetapkan dari luar serta keterlibatan secara aktif dari si pemain.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
20
5. Fungsi dan Manfaat Bermain
a. Fungsi Bermain
Menurut Moeslichatoen, (2004: 32) mengatakan bermain merupakan
tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak
akan dapat memuaskan tuntutan kebutuhan perkembangan dimensi motorik,
kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup. Sehingga
beberapa ahli membedakan berbagai fungsi dalam permainan.
Vygotsky (dalam Mutiah, Diana 2010: 146) menyatakan bermain akan
mempengaruhi perkembangan anak melalui tiga cara diantaranya: melalui
bermain menciptakan kemampuan yang potensial terhadap anak pada
kemampuan yang aktual yang di sebut dengan zone of Proximal Development
(ZPD), melalui bermain dapat memfasilitasi pemisahan pikiran dari objek dan
aksi, bermain dapat mengembangkan penguasaan diri, maksudnya dalam
bermain anak tidak boleh semaunya namun anak harus melakukan sesuai
sekenario.
Menurut Mutiah, Diana (2010: 113) berpendapat bahwa fungsi bermain
sangat penting bagi sensoris motoris untuk mengembangkan otot- otot dan
energi yang ada.
Menurut Mutiah, Diana (2010: 141) dengan bermain aktif, sangat
penting bagi anak karena dapat melatih otot-otot untuk mencapai
keseimbangan dan keterampilan gerakan tertentu.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
21
Menurut Yulianty, Rani (2010: 10) membedakan fungsi bermain yaitu
bermain bagi anak dapat menyeimbangkan motorik kasar dan dapat
mengoptimalkan kinerja otak kanan.
b. Manfaat Bermain
Bredekamp & Copple, 1997 (dalam Musfiroh, Tadkiroatun 2005: 15)
mengatakan bahwa bermain membantu anak membangun konsep dan
pengetahuan anak-anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam
kondisi yang terisolasi, melainkan melalui interaksi dengan orang lain.
Cass, 1974 dalam Catron & Allen, 1999 (dalam Musfiroh, Tadkiroatun
2005: 18) mengatakan bahwa bermain dapat membantu perkembangan emosi
yang sehat dengan cara menawarkan kesembuhan dari rasa sakit serta
kesedihan.
Catron & Allen, 1999 (dalam Mutiah, Diana 2010: 146) mengatakan
bahwa bermain merupakan faktor yang paling berpengaruh pada anak dalam
perkembangannya. perkembangan pada anak yang meliputi dunia fisik, sosial,
emosional, komunikasi, kesadaran diri dan motorik.
Menurut Yulianty, Rani (2010: 10) membedakan manfaat bermain
diantaranya:
(a) Bermain dapat menjadi sarana anak untuk belajar menempatkan dirinya
sebagai makhluk sosial.
(b) Bermain bersama teman bisa membuat anak belajar memberi dan berbagi,
serta belajar memahami nilai memberi dan menerima sejak dini.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
22
(c) Bermain dapat dijadikan sebagai sarana untuk berlatih merealisasikan rasa
dan sikap percaya diri, mempercayai orang lain, kemampuan bernegoisasi
dan memecahkan masalah.
(d) Bermain dapat melatih perkembangan moral dan etika pada sikap anak.
(e) Bermain dapat mengembangkan kreativitas karena dalam permainan,
anak-anak dapat menerapkan ide- ide mereka.
(f) Bermain dapat mengembangkan komunikasi dan bahasa anak karena
bermain merupakan salah satu alat komonikasi.
6. Jenis-jenis Bermain
Menurut Bergen dalam Soemiarti 2000 (dalam Yus, Anita 2005: 24)
bermain terdiri dari beberapa jenis yaitu: bermain bebas, bermain dengan
bimbingan dan bermain dengan di arahkan. Ada juga yang melihat bermain dari
jumlah anak yang terlibat. Ada yang bermain sendiri maupun kelompok.
Melalui kegiatan bermain sangat penting di lakukan bagi anak, orang
dewasa akan mendapatkan gambaran tentang tahapan perkembangan serta
kemampuan umum bagi anak. Bentuk-bentuk bermain diantaranya:
a. Bermain Sosial
Kegiatannya dilakukan dengan teman-temannya sehingga dapat
menunjukkan derajat yang berbeda.
Parten, 1932 dalam Brewer 1992 (dalam Mutiah, Diana 2010: 142)
menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak diantaranya: Kegiatan bermain
dapat bersifat soliter (bermain sendiri), bermain sebagai penonton, bermain
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
23
paralel maksudnya kelompok anak yang bermain dengan alat permainan sama
tetapi masing-masing anak bermain sendiri, bermain asosiatif maksudnya di
mana beberapa anak bermain bersama namun tidak ada suatu organisasi
(pengaturan) dan bermain kooperatif maksudnya masing-masing anak memiliki
peran tertentu guna mencapai tujuan dalam kegiatan bermain.
b. Bermain dengan Benda
Piaget, 1962 (dalam Mutiah, Diana 2010: 143) mengemukakan bahwa
bermain dengan objek yang meliputi: bermain praktis (fungsional play), yaitu
bentuk bermain di mana pelakunya melakukan berbagai kemungkinan
mengeksplorasi objek yang di gunakan, bermain simbolis (symbolic play) anak
lebih menggunakan daya imajinasi, permainan dengan peraturan-peraturan
(games of rules) dalam permainan ini pemainnya lebih di tekankan pada
peraturan-peraturan yang sebelumnya sudah ada.
c. Bermain Sosiodrama
Bermain sosiodrama banyak di minati oleh para peneliti, salah satu dari
peneliti tersebut adalah: Smilansky, 1971 dalam Brewer, 1992 (dalam Mutiah,
Diana 2010: 144) mengamati bahwa bermain sosiodrama memiliki beberapa
elemen yaitu: bermain dengan imitasi di lakukan seperti kehidupan yang ada di
sekitarnya, Bermain pura-pura seperti suatu objek, bermain peran dengan
menirukan perandan persisten maksudnya anak melakukan kegiatan bermain
dengan tekun sedikitnya selama 10 menit. Terjadi interaksi paling sedikit ada
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
24
dua orang dalam satu adegan, dan pada setiap adegan, serta pada setiap adegan
ada komunikasi verbal antar anak yang bermain.
C. Kriteria Keberhasilan
a.) Pedoman Penilaian
Menurut Depdiknas (2004: 7), dalam melaksanakan penilaian, di Taman
Kanak-kanak menggunakan simbol yaitu berupa simbol () artinya anak sudah
melebihi kemampuan (indikator) yang tertuang dalam RKH atau anak mampu
melakukan dan menyelesaikan tugas tanpa bantuan guru, simbol () artinya anak
belum dapat mencapai indikator yang diharapkan dalam RKH atau anak
melakukan dan menyelesaikan tugas selalu dibantu oleh guru, simbol () artinya
semua anak menunjukkan kemampuannya sesuai indikator yang tertuang pada
RKH.
Menurut Kemendiknas (2010: 11) hasil penilaian harian perkembangan
anak dicantumkan pada kolom penilaian. Tanda satu bintang ( ) digunakan
untuk menilai anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda
bintang dua ( ) digunakan untuk menilai anak yang sudah mulai
berkembang (MB) sesuai indikator, tanda bintang ( ) digunakan
untuk menilai anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) sedangkan
tanda empat bintang ( ) digunakan untuk menilai anak yang
berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharapkan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
25
Menurut Yus, Anita (2005: 80) Ada kritikan terhadap cara penilaian yang
selama dilakukan penilaian belum mengungkap kemampuan secara menyeluruh.
Mulyasa, E (2009: 209) mengatakan bahwa kualitas pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi hasil. Dari segi proses,
pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran,
disamping kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa
percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta
didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
b.) Indikator Keberhasilan
Soemarti, 2000 (dalam Yus, Anita 2005: 27) mengemukakan bahwa
kurikulum merupakan suatu perencanaan pengalaman belajar secara tertulis .
Kurikulum TK merupakan seluruh usaha kegiatan sekolah dengan tujuan untuk
merangsang anak supaya belajar dalam rangka pengembangan seluruh aspek
yang ada pada anak.
Kurikulum yang dipakai dalam TK menggunakan Kurikulum (2004: 12),
yang memuat dimensi kompetensi, komponen hasil belajar dan indikator hasil
belajar.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
26
Tabel 2.1 kurikulum TK
KOMPETENSI
BELAJAR
HASIL BELAJAR INDIKATOR
Anak mampu
melakukan aktivitas
fisik secara
terkoordinasi dalam
rangka kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan.
Dapat menggerakkan
badan dan kaki dalam
rangka keseimbangan
dan koordinasi.
- Berdiri di atas satu
kaki selama 10 detik.
- Melempar kojo tanpa
keluar garis.
- Dapat melakukan
gerakan membalik
arah saat melakukan
permainan.
- Dapat menghentikan
gerakan saat bermain
tanpa menginjak
garis gambar.
Catron dan Allen, 1999 (dalam Musfiroh, Tadkiroatun 2005: 64)
mengatakan bahwa kemampuan mengontrol dan mengatur tubuh seperti
menunjukkan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik,
keseimbangan, kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan
gerak dan mengubah arah.
Gardon & Browne, 1985: 280 (dalam Moeslichatoen, 2004: 16)
mengatakan bahwa koordinasi keseimbangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan,
kecepatan dan ketahanan merupakan kegiatan motorik kasar.
Menurut Dworetsky, 1990: 395 (dalam Moeslichatoen, 2004: 24)
mengatakan bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan
dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari
pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
27
Dari berbagai pengertian di atas, bahwa peneliti menyusun indikator
terhadap kemampuan motorik kasar melalui bermain engklek sebagai berikut:
D. Kerangka Berfikir
untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar, perlu adanya susunan
kerangka berpikir sebagai landasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
NO
. INDIKATOR
KEBERHASILAN
KRITERIA PENILAIAN
KETE-
RANGAN
1. Melempar kojo tanpa keluar
garis.
2. Dapat melakukan gerakan
membalik arah saat melakukan
permainan.
3. Dapat menghentikan gerakan
saat bermain tanpa menginjak
garis gambar.
4. Berdiri di atas satu kaki selama
10 detik dengan keseimbangan
yang baik.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
28
Bagan 1. 1 Kerangka ber
Bagan 2.2 Kerangka berfikir terhadap penelitian pembelajaran melalui bermain.
Kondisi awal
- Minat dan kemampuan siswa terhadap kegiatan bermain masih rendah. - Pembelajarannya masih menonton.
Dilakukan dengan upaya perbaikan
PTK
Kondisi sudah meningkat dan ada perbaikan, namun belum maksimal, sehingga perlu adanya siklus II.
- Minat Siswa dalam kegiatan bermain ada peningkatan. - Kemampuan Siswa dalam kegiatan Motorik Kasar juga ada peningkatan tetapi belum maksimal. - Pembelajarannya tidak hanya monoton.
Siklus I Menggunakan
Metode Bermain Engklek terhadap pengembangan Motorik Kasar dengan 3 kali pertemuan
Siklus II Menggunakan
Metode Bermain engklek terhadap pengembangan Motorik Kasar dengan 3 kali pertemuan
- Minat dan Kemampuan Siswa dalam kegiatan bermain ada peningkatan secara maksimal.
- Pembelajarannya tidak hanya monoton.
Pada kondisi akhir terjadi
peningkatan secara optimal dalam Bermain
Engklek, sehingga penelitian dikatakan berhasil.
- Minat dan kemampuan siswa terhadap kegiatan bermain masih rendah. - Pembelajarannya masih monoton.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
29
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan barmain engklek dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada siswa kelompok B TK Chuzaemah
Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Penelitian
1. Desain Penelitian
Menurut Wibawa (2004: 3) dalam Taniredja, Tukiran dkk (2010: 15)
mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Menurut A, Suharsimi (2007: 3) mengartikan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.
A, Suharsimi (2006: 91) mendefisinikan penelitian tindakan kelas yang
cukup sederhana, yaitu merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas.
Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan kelas adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka dan
melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
31
Sukidin, Basrowi dan Suranto (2002: 16) dalam Taniredja, Tukiran dkk
(2010: 16) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu bentuk
penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara professional.
Menurut Sanford, PTK merupakan suatu kegiatan siklis yang bersifat
menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, konseptualisasi,
perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan dan evaluasi.
Dalam A, Suharsimi (2010: 2) mengatakan bahwa penelitian tindakan
kelas dalam istilah Kata kelas yang kemudian membentuk istilah Penelitian
Tindakan Kelas yang berasal dari bahasa inggris adalah Classroom Action
Research (CAR). Sedangkan di Indonesia disebut Penelitian Tindakan kelas
(PTK).
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, meliputi
penelitian, tindakan dan kelas yang dikemukakan oleh suharsimi, sehingga
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama.
Sehingga dari pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pengertian PTK/CAR merupakan suatu penelitian terhadap kegiatan belajar pada
sekelompok siswa dalam mengangkat masalah-masalah berupa sebuah tindakan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
32
yang muncul dan terjadi dalam sebuah kelas maupun diluar kelas secara bersama,
dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan praktik pembelajaran.
Sehingga gambaran PTK yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
Bagan 3.1 Siklus PTK Menurut A, Suharsimi (2010: 16)
Dari masing-masing sumber, peneliti menggunakan PTK dari Suharsimi
Arikunto yang membentuk sebuah siklus, dalam satu putaran kegiatannya
beruntun, yang kembali ke langkah semula.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Hasil Akhir
Perencanaan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
33
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dari masing-masing siklus
terdiri dari 3 pertemuan. Kegiatan PTK ini diawali dengan adanya masalah yang
menyangkut pada kemampuan motorik anak yang dirasakan peneliti, sehingga
peneliti perlu melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas.
Setelah itu jelas langkah selanjutnya melakukan tindakan, yang merupakan realisasi
terhadap rencana yang telah dibuat oleh peneliti. untuk selanjutnya apakah tindakan
yang telah dilakukan sesuai dengan rencana dan perlu dilakukan adanya perbaikan
pembelajaran.
Prosedur Khusus Pembelajaran Dalam Proses Penelitian :
1) Tema : Alam Semesta
2) Bidang Pengembangan : Motorik kasar
3) Hari, Tanggal : Selasa 15 Mei 2012 s/d Sabtu 26
Mei 2012.
4) Kompetensi Dasar :Anak mampu melakukan aktivitas secara
terkoordinasi dalam rangka kelenturan,
keseimbangan dan koordinasi.
5) Hasil Belajar : Dapat menggerakkan badan dan
kaki dalam rangka keseimbangan
koordinasi.
6) Indikator : Berdiri di atas satu kaki selama 10
detik.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
34
7) Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran : Meningkatkan kemampuan motorik kasar
melalui bermain engklek.
Sehingga, dari prosedur penelitian di atas peneliti membuat kegiatan dalam
penelitian melalui II siklus yaitu meliputi:
SIKLUS I
(1) Perencanaan Penelitian
a.) Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH).
b.) Peneliti menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan.
c.) Peneliti menyiapkan lembar observasi.
d.) Peneliti menyiapkan alat serta tempat yang akan dipergunakan untuk
melakukan kegiatan.
(2) Pelaksanaan Penelitian
a. Rencana Kegiatan Harian Ke-1
Kegiatan Awal
a. Peneliti mengawali permainan dengan
berdo‟a.
b. Peneliti menyuruh semua anak untuk
latihan berdiri dengan satu kaki selama
10 detik lalu engklek.
c. Peneliti menentukan pemain
perorangan /beregu, (setiap regu dua
orang), dengan cara suit.
d. Peneliti mempersiapkan pecahan
genting untuk kojo/patah, setiap pemain
memiliki satu patahan genting.
e. Peneliti menyuruh anak untuk latihan
dalam cara melempar kojo saat
permainan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
35
Kegiatan Inti
a. Peneliti mempersiapkan tempat
bermain lalu membuat gambar/denah
untuk main.
b. Peneliti menjelaskan cara bermain
disertakan dengan contoh, serta tatacara
yang harus dipatuhi pemain selama
perminan berlangsung.
c. Peneliti melangsungkan permainan.
Istirahat
Kegiatan Akhir
a. Peneliti menanyakan perasaan semua
anak setelah melakukan permainan.
b. Peneliti mengajak anak untuk
bernyanyi bersama.
c. Peneliti mengakhiri permainan dengan
berdo‟a.
a. Rencana Kegiatan Harian Ke-2
Kegiatan Awal
a.Peneliti mengawali permainan dengan
berdo‟a.
b.Peneliti menyuruh semua anak untuk
latihan berdiri dengan satu kaki selama
10 detik lalu engklek.
c.Peneliti menentukan pemain perorangan
/beregu, (setiap regu dua orang),
dengan cara suit.
d.Peneliti mempersiapkan pecahan
genting untuk kojo/patah, setiap pemain
memiliki satu patahan genting.
e.Peneliti menyuruh anak untuk latihan
dalam cara melempar kojo saat
permainan.
Kegiatan Inti
a.Peneliti mempersiapkan tempat bermain
lalu membuat gambar/denah untuk
main.
b.Peneliti menjelaskan cara bermain
disertakan dengan contoh, serta tatacara
yang harus dipatuhi pemain selama
perminan berlangsung.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
36
c.Peneliti melangsungkan permainan.
Kegiatan Akhir
a.Peneliti menanyakan perasaan semua
anak setelah melakukan permainan.
b.Peneliti mengajak anak untuk bernyanyi
bersama.
c.Peneliti mengakhiri permainan dengan
berdo‟a.
c. Rencana Kegiatan Harian Ke-3
Kegiatan Awal
a.Peneliti mengawali permainan dengan
berdo‟a.
b.Peneliti menyuruh semua anak untuk
latihan berdiri dengan satu kaki selama
10 detik lalu engklek.
c.Peneliti menentukan pemain
perorangan /beregu, (setiap regu dua
orang), dengan cara suit.
d.Peneliti mempersiapkan pecahan
genting untuk kojo/patah, setiap
pemain memiliki satu patahan genting.
e.Peneliti menyuruh anak untuk latihan
dalam cara melempar kojo saat
permainan.
Kegiatan Inti
a.Peneliti mempersiapkan tempat
bermain lalu membuat gambar/denah
untuk main.
b.Peneliti menjelaskan cara bermain
disertakan dengan contoh, serta
tatacara yang harus dipatuhi pemain
selama perminan berlangsung.
c.Peneliti melangsungkan permainan.
Istirahat
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
37
Kegiatan Akhir
a.Peneliti menanyakan perasaan semua
anak setelah melakukan permainan.
b.Peneliti mengajak anak untuk
bernyanyi bersama.
c.Peneliti mengakhiri permainan dengan
berdo‟a.
(3) Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat permainan berlangsung, dengan
memnggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh
peneliti. dengan hasil pada tingkat kemampuan engklek belum dikatakan
optimal.
(4) Tahap Refleksi
Dalam SKH perbaikan ke 1 sampai ke 3, perbaikan kemampuan engklek
anak sudah terlihat berhasil, namun belum maksimal. Apabila kemampuan anak
belum maksimal, maka kegiatan perlu diulang pada siklus II.
SIKLUS II
(1) Perencanaan Penelitian
a.) Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH).
b.) Peneliti menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan.
c.) Peneliti menyiapkan lembar observasi.
d.) Peneliti menyiapkan alat serta tempat yang akan dipergunakan untuk
melakukan kegiatan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
38
(2) Pelaksanaan Penelitian
a. Rencana Kegiatan Harian Ke-1
Kegiatan Awal
a.Peneliti mengawali permainan
dengan berdo‟a.
b.Peneliti menyuruh semua anak untuk
latihan berdiri dengan satu kaki
selama 10 detik lalu engklek.
c.Peneliti menentukan pemain
perorangan / beregu, (setiap regu dua
orang),dengan cara suit.
d.Peneliti mempersiapkan pecahan
genting untuk kojo/patah, setiap
pemain memiliki satu patahan
genting.
e.Peneliti menyuruh anak untuk latihan
dalam cara melempar kojo saat
permainan.
Kegiatan Inti
a.Peneliti mempersiapkan tempat
bermain lalu membuat gambar/denah
untuk main.
b.Peneliti menjelaskan cara bermain
disertakan dengan contoh, serta
tatacara yang harus dipatuhi pemain
selama perminan berlangsung.
c.Peneliti melangsungkan permainan.
Istirahat
Kegiatan Akhir
a.Peneliti menanyakan perasaan semua
anak setelah melakukan permainan.
b.Peneliti mengajak anak untuk
bernyanyi bersama.
c.Peneliti mengakhiri permainan
dengan berdo‟a.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
39
b. Rencana Kegiatan Harian Ke-2
Kegiatan Awal
a.Peneliti mengawali permainan
dengan berdo‟a.
b.Peneliti menyuruh semua anak untuk
latihan berdiri dengan satu kaki
selama 10 detik lalu engklek.
c.Peneliti menentukan pemain
perorangan /beregu, (setiap regu dua
orang), dengan cara suit.
d.Peneliti mempersiapkan pecahan
genting untuk kojo/patah, setiap
pemain memiliki satu patahan
genting.
e.Peneliti menyuruh anak untuk latihan
dalam cara melempar kojo saat
permainan.
Kegiatan Inti
a.Peneliti mempersiapkan tempat
bermain lalu membuat gambar/denah
untuk main.
b.Peneliti menjelaskan cara bermain
disertakan dengan contoh, serta
tatacara yang harus dipatuhi pemain
selama perminan berlangsung.
c.Peneliti melangsungkan permainan.
Istirahat
Kegiatan Akhir
a.Peneliti menanyakan perasaan semua
anak setelah melakukan permainan.
b.Peneliti mengajak anak untuk
bernyanyi bersama.
c.Peneliti mengakhiri permainan
dengan berdo‟a.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
40
c. Rencana Kegiatan Harian Ke-3
Kegiatan Awal
a.Peneliti mengawali permainan dengan
berdo‟a.
b.Peneliti menyuruh semua anak untuk
latihan berdiri dengan satu kaki
selama 10 detik lalu engklek.
c.Peneliti menentukan pemain
perorangan /beregu, (setiap regu dua
orang), dengan cara suit.
d.Peneliti mempersiapkan pecahan
genting untuk kojo/patah, setiap
pemain memiliki satu patahan
genting.
e.Peneliti menyuruh anak untuk latihan
dalam cara melempar kojo saat
permainan.
Kegiatan Inti
a.Peneliti mempersiapkan tempat
bermain lalu membuat gambar/denah
untuk main.
b.Peneliti menjelaskan cara bermain
disertakan dengan contoh, serta
tatacara yang harus dipatuhi pemain
selama perminan berlangsung.
c.Peneliti melangsungkan permainan.
Istirahat
Kegiatan Akhir
a.Peneliti menanyakan perasaan semua
anak setelah melakukan permainan.
b.Peneliti mengajak anak untuk
bernyanyi bersama.
c.Peneliti mengakhiri permainan
dengan berdo‟a.
(3) Tahap Observasi
Pada siklus II, proses bermain engklek berlangsung baik, sehingga
peneliti tidak memberikan masukan-masukan dan dapat dikatakan cukup
membantu jalannya pelaksanaan perbaikan dalam proses pembelajaran.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
41
(4) Tahap Refleksi
Dari hasil masukan, penelitian pada Siklus I peneliti melakukan
perbaikan pada pembelajaran siklus II. Karena dianggap sudah berhasil maka
perbaikan pembelajaran melalui bermain engklek dihentikan sampai pada
Siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan, diharapkan pada penelitian ini dapat
berhasil dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak melalui
pembelajaran bermain engklek, sehingga pembelajaran ini dapat memotivasi dan
lebih menarik bagi anak.
B. Subyek Penelitian
Siswa kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan, Kecamatan Paguyangan,
Kabupaten Brebes, yang terdiri dari 26 siswa, dengan jumlah siswa putra berjumlah
12 anak dan jumlah siswa putri 14 anak.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
42
2. Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan pada semester genap pada tahun ajaran 2011/2012,
dimulai tanggal 15 Mei 2012 sampai pada 26 Mei 2012, yang akan dilaksanakan
melalui 2 siklus dengan 6 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Siklus I
Pertemuan ke-1 Selasa, 15 Mei 2012
Pertemuan ke-2 Rabu, 16 Mei 2012
Pertemuan ke-3 Sabtu, 19 Mei 2012
Siklus II
Pertemuan ke-1 Selasa, 22 Mei 2012
Pertemuan ke-2 Rabu, 23 Mei 2012
Pertemuan ke-3 Sabtu, 26 Mei 2012
D. Sumber Data
Sumber data ialah subyek atau obyek penelitian dimana darinya akan
diperoleh data.
Menurut Supardi (2006: 129) menjelaskan bahwa sumber data yang baik
merupakan data yang diambil dari sumber yang tepat serta akurat, data yang diambil
dari guru kelas maupun dokumen yang ada dibagian administrasi dan memberi
angket kepada orangtua.
Menurut Ridwan (2009: 24) ada dua sumber data yaitu sumber data primer,
merupakan pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti, sedangkan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
43
sumber data sekunder merupakan pengambilan data yang dihimpun melalui tangan
kedua.
Menurut A, Suharsimi 2006: 102 (dalam Johni, 2010: 17) secara garis besar
sumber data penelitian ada dua macam yaitu: sumber data primer atau pokok
merupakan sumber data yang pertama, dan sumber data sekunder atau pelengkap,
merupakan sumber data yang diambil dari pihak mana saja yang bisa memberikan
tambahan data guna melengkapi kekurangan dari data yang diperoleh melalui sumber
data primer.
Dari sumber di atas, maka penelitian ini menggunakan:
a. Sumber Data Primer
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari siswa TK Chuzaemah
Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Data ini merupakan hasil observasi
serta evaluasi selama proses kegiatan bermain berlangsung.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data ini di peroleh peneliti tidak hanya dari subyek penelitian saja
melainkan dari masukan observer tentang keaktifan anak saat melakukan
permainan.
E. Variabel Penelitian
Menurut A, Suharsimi (1989: 99) variabel penelitian merupakan suatu objek
penelitian maupun apa yang menjadi titik perhatian dalam penelitian.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
44
Menurut A, Suharsimi (1989: 101) membedakan variabel menjadi dua yaitu
variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel penyebab, variabel bebas atau
independent variabel (x) dan variabel akibat yang disebut tak bebas, variabel
tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (y).
Menurut Sudjana, Nana dan Awal Kusumah (2004: 10) secara umum
variabel dibedakan menjadi tiga yaitu Variabel bebas (independent variables) adalah
variabel penyebab atau variabel operasional yang mempengaruhi variabel lainnya.
Variabel terikat (dependent variables) adalah variabel akibat atau yang ditimbulkan
variabel bebas. Variabel penyeling (intervening variables) adalah variabel yang
menghubungkan variabel bebas dengan variabel terikat.
Menurut Sudjana, Nana dan Ibrahim (2009: 12) dalam penelitian terdapat
dua variabel utama yaitu Variabel bebas/variabel prediktor (independent variable)
sering diberi notasi “x” merupakan variabel penyebab atau yang diduga memberikan
suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain. Variabel terikat / variabel respons
(dependent variable) sering diberi notasi “y” merupakan Variabel yang ditimbulkan
atau efek dari variabel.
Sesuai dengan pengertian diatas penelitian ini menggunakan dua variabel,
yaitu :
1. Variabel bebas : Bermain Engklek
Engklek merupakan permainan tradisional yang dilakukan dengan cara
meloncati garis dengan satu kaki. Permainan ini sering dilakukan oleh anak-anak.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
45
2. Variabel terikat : Motorik Kasar
Menurut Ernawulan, Syaodih (2005: 30) motorik kasar merupakan gerakan
yang banyak menggunakan otot-otot kasar, contohnya: aktivitas berlari,
memanjat, melompat atau melempar.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan
langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan
pembelajaran baik perilaku guru maupun siswa (Sanjaya, Wina 2009: 87).
Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan pada anak kelompok B TK
Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.
Tugas observer adalah mengamati kegiatan guru di kelas. Pengamatan
anak didik antara lain sikap dan peran aktif dalam proses pembelajaran
berlangsung, selain itu observer juga memberi masukan tentang pelaksanaan
perbaikan pembelajaran.
Berikut beberapa instrument yang digunakan pada saat melakukan
observasi :
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
46
Tabel 3.2 Lembar Observasi Kemampuan Motorik kasar
Keterangan :
Tanda satu bintang ( ) digunakan untuk menilai anak yang belum
berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda bintang dua ( ) digunakan
untuk menilai anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator, tanda
bintang ( ) digunakan untuk menilai anak yang sudah berkembang
sesuai harapan (BSH) sedangkan tanda empat bintang ( )
digunakan untuk menilai anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi
indikator yang diharapkan.
NO INDIKATOR
KEBERHASILAN
KRITERIA PENILAIAN
KETE-
RANGAN
1. Anak dapat melempar kojo
tanpa keluar garis.
2. Anak dapat melakukan gerakan
membalik arah saat melakukan
permainan.
3. Anak dapat menghentikan
gerakan saat bermain tanpa
menginjak garis gambar.
4. Anak dapat berdiri di atas satu
kaki selama 10 detik dengan
keseimbangan yang baik.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
47
Tabel 3.3 Lembar Observasi Siswa dalam KBM
No ASPEK YANG AKAN DINILAI TIDAK YA
1. Siswa mampu engklek saat bermain.
2. Siswa mengikuti sampai selesai.
3. Siswa dapat mengikuti peraturan-
peraturan yang sudah ditentukan.
4. Siswa sabar menunggu giliran dalam
bermain.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Untuk Guru
No ASPEK YANG AKAN DINILAI TIDAK YA
1. Guru dapat konsisten terhadap
peraturan-peraturan yang sudah ada.
2. Sebelum permainan dimulai guru
selalu memberi contoh cara bermain
engklek.
3. Membantu siswa ketika mengalami
kesulitan dalam kegiatan bermain.
4. Guru mampu mengkondisikan siswa
dengan baik saat permainan
berlangsung.
Keterangan: Beri tanda check list () pada kolom ya atau tidak sesuai dengan
observasi dalam penelitian.
2. Dokumentasi
Menurut Rochiati Wiraatmadja (2010: 121) mengatakan bahwa ada
berbagai macam dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan
data penelitian, yang kaitannya ada dalam permasalahan tindakan kelas yang akan
diteliti, diantaranya: silabi maupun rencana pembelajaran, laporan diskusi tentang
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
48
kurikulum, bagian buku teks yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan lain
sebagainya.
Kamus besar bahasa Indonesia (2001: 121) metode dokumentasi sebagai
cara pengumpulan data, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi
dibidang pengetahuan.
G. Metode Analisis Data
Hasil penelitian kualitatif harus berwujud deskripsi yang berbobot tentang
kehidupan sosial (Bogdan dan Taylor, 1984: 124) dalam Suroso, 2009: 24.
Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap, salah satunya adalah
mendeskripsikan data sehingga data yang telah diorganisir jadi bermakna.
Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik, atau
menyusunnya dalam bentuk tabel, setelah itu membuat kesimpulan berdasarkan
deskripsi data (Sanjaya, Wina 2009: 106-107).
Menurut Sudjana, Nana dan Ibrahim (2009: 195) analisis kualitatif
merupakan analisis yang isinya menggunakan ukuran frekuensi simbol atau atribut,
atau menggunakan bilangan (numberik).
Menurut Sudjana, Nana dan Ibrahim (2009: 64) analisis deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi pada saat sekarang.
Dari kesimpulan di atas, sehingga teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif dengan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
49
pendekatan analisis kualitatif yaitu angka-angka hanya sebagai data pendukung
dalam penelitian, namun penjabaran utama dari penelitian ini diungkapkan dengan
kata-kata atau deskriptif.
Menurut Mulyasa, E (2006: 210) ketuntasan belajar siswa dilihat sekurang-
kurangnya sebesar 75 % peserta didik merasa mendapat kemudahan, senang dan
memiliki kemauan belajar yang tinggi.
Dalam penelitian ini presentase ketuntasan dengan menggunakan 75%
dilakukan untuk perkembangan kemampuan motorik kasar anak dalam melalui
bermain engklek pada kondisi awal, pada tahapan siklus I dan siklus II, masing-
masing siklus melalui 3 kali pertemuan. Selanjutnya ketuntasan siswa dilihat pada
saat permainan berlangsung.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Persiklus
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus, pada setiap
sikkus terdiri dari tiga pertemuan. Hasil belajar siswa kelompok BTK Chuzaemah
Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Semester Gasal Tahun
2011/2012. Pada kemampuan motorik kasar anak melalui bermain engklek secara
umum dapat mengalami peningkatan.
1. Deskripsi Studi Awal
Sebelum peneliti mengadakan penelitian pada anak kelompok B TK
Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes masih rendah
dalam kemampuan motorik kasarnya, hal ini karena guru kurang memperhatikan
terhadap kemampuan motorik kasar anak, tidak tersedianya media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
ketika melaksanakan kegiatan, sehingga kemampuan motorik kasar anak tidak
dapat berkembang secara optimal karena tidak dapat tersalurkan.
Hal tersebut ditandai dengan beberapa kondisi Sebagai berikut setiap kali
anak diberi kegiatan anak lebih suka jalan-jalan sendiri dibandingkan mengikuti
kegiatan, setiap kali anak diberi kegiatan disuruh melempar sesuatu tidak
mengenai sasaran, ketika anak di suruh melakukan keseimbangan dengan berdiri
satu kaki anak terjatuh, anak belum mampu melakukan gerakan membalik arah
50
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
51
ketika melakukan bermain. Dari data peserta didik kelompok B TK Chuzaemah
Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes yang berjumlah 26 siswa,
Hal tersebut ditandai dengan 26 anak didik, hanya 1 anak atau 4% yang
berkembang sangat baik (BSB), 2 anak atau 8% sudah berkembang sesuai
harapan (BSH), 4 anak atau 15% masih berkembang (MB), namun ada 19 anak
atau 73% belum berkembang dalam kemampuan fisik motoriknya (BB).
Berikut ini adalah data studi awal kemampuan motorik kasar pada anak
kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten
Brebes.
4.1 Kemampuan Motorik Kasar Pada Studi Awal
No Kemampuan Motorik Kasar F %
1. () Belum Berkembang 19 73
2. () Masih Berkembang 4 15
3. () Berkembang Sesuai Harapan 2 8
4. () Berkembang Sangat Baik 1 4
Jumlah 26 100
Sehingga, terlihat pada tabel diatas bahwa dari 26 anak, yang belum
berkembang dalam kemampuan motorik kasar, sebanyak 19 anak atau 73%, yang
masih berkembang sebanyak 4 anak atau 15%. Berkembang sesuai harapan
sebanyak 2 anak atau 8 %, dan yang berkembang sangat baik hanya 1 anak atau
4% saja.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
52
2. Siklus I
Setelah peneliti mendapatkan data studi awal di atas, sehingga kemampuan
motorik kasar pada anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes perlu dikembangkan, sehingga peneliti
mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak dengan melaksanakan penelitian siklus I.
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian pada siklus yang pertama,
dilaksanakan pada tanggal 15, 16, dan 19 Mei 2012, peneliti melakukan
persiapan terlebih dahulu pada kegiatan bermain engklek diantaranya sebagai
berikut:
a.) Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH).
b.) Peneliti menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan.
c.) Peneliti menyiapkan lembar observasi.
d.) Peneliti menyiapkan alat serta tempat yang akan dipergunakan untuk
melakukan kegiatan.
b. Persiapan
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, peneliti
mempersiapkan media yang akan digunakan untuk bermain engklek, mencari
pecahan genting untuk kojo atau patah, yang akan digunakan oleh peserta
didik, berdiskusi dengan guru kelas untuk memilih tempat yang akan
digunakan bermain, dan mempersiapkan denah untuk bermain.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
53
c. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan Tindakan Kelas ini akan melaksanakan
kegiatan dengan bermain engklek yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar.
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012.
Pada perencanaan kegiatan harian yang pertama mengajak siswa untuk berdo‟a
sebelum memulai kegiatan, setelah itu mengajak anak untuk keluar kelas
dengan tertib ke tempat yang sudah dipersiapkan. Guru menjelaskan bentuk-
bentuk gambar geometri yang ada pada denah beserta tata cara bermain selama
kegiatan berlangsung dalam permainan engklek. menyuruh Anak berbaris
dengan rapi lalu membagi anak, yang setiap regunya dua orang pemain dengan
cara suit. Semua anak di suruh memegang kojo, dan siapa yang menang dalam
undian suit berhak untuk bermain terlebih dahulu.
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2012, Pada
perencanaan kegiatan harian yang pertama mengajak siswa untuk berdo‟a
sebelum memulai kegiatan, Mengajak anak menyanyi lagu keseharian
misalnya nyanyian yang berjudul gempa. Guru memberikan apersepsi dengan
tanya jawab macam-macam permainan yang ada dilingkungan. Guru
menyiapkan media untuk kegiatan bermain engklek dengan membuat denah,
kemudian guru memberikan contoh bermain engklek dengan benar beserta tata
cara yang harus dipatuhi selama permainan dimulai, Setelah itu guru memulai
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
54
permainan dan memberikan kesempatan bagi anak yang menang dalam undian
suit untuk bermain.
Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2012. Pada
perencanaan kegiatan harian yang pertama mengajak siswa untuk berdo‟a
sebelum memulai kegiatan, setelah itu menyuruh salah satu anak untuk
bercerita tentang liburan, sedangkan anak yang lain mendengarkan dan
menanggapi apa yang diceritakan temannya. Guru mengingatkan kembali
kegiatan pembelajaran melalui bermain engklek. Guru mencontohkan kembali
pembelajaran tersebut, lalu guru mempersilahkan anak yang dapat undian
untuk melakuakan kegiatan bermain engklek.
Pada pelaksanaannya guru mengamati setiap anak dan jika ada anak
didik yang belum bisa, guru membimbing anak tersebut supaya bermain
engklek dengan baik dan benar.
d. Observasi
Berdasarkan hasil observasi anak didik kelompok B TK Chuzaemah
Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, pada siklus I, Guru
menjelaskan kepada anak didik cara bermain engklek pada saat kegiatan
pembelajaran. Anak sangat senang serta antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
Guru melakukan pengamatan dengan membuat catatan dan mengevaluasi hasil
kemampuan anak. Hal ini terlihat pada anak yang mengalami peningkatan
dengan ditandai dalam kegiatan tanpa dibantu guru.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
55
pada tahapan ini guru juga melihat anak didik di kelompok B TK
Chuzaemah tampak antusias terhadap permainan engklek, hal tersebut karena
anak tidak pernah memainkan permainan engklek. Dari setiap pertemuan
keberhasilan anak mengalami peningkatan walaupun pada awalnya anak
mengalami kesulitan ketika melakukan bermain engklek, namun pada
pertemuan berikutnya anak sudah mulai lebih baik dalam bermain engklek.
Pengamatan juga dilakukan menggunakan lembar observasi keterlibatan anak
dalam kegiatan bermain. Dimana pada siklus I masih banyak anak yang belum
aktif dalam kegiatan, tetapi keterlibatan anak sudah cukup baik.
1. RKH ke- I Pertemuan I
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan anak dengan mengajak anak
untuk berdo‟a sebelum melakukan kegiatan. Guru mengajak anak benyanyi
anak katak dengan gerakan.
Pada kegiatan Inti guru memperkenalkan bentuk-bentuk denah dan
cara bermain engklek. Guru menanyakan „apakah anak-anak pernah
bermain engklek di rumah?”. Setelah menanyakan pertanyaan itu ke anak-
anak lalu guru menjelaskan cara bermain engklek dengan mencontohkan
bermain engklek serta guru menjelaskan tata cara dalam mengikuti bermain
engklek. Apabila ketika anak menginjak garis denah dan maupun saat anak
melempar kojo tidak sesuai dalam denah maupun di luar denah tandanya
anak tersebut tidak dapat meneruskan permainan dan diganti yang lainnya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
56
secara bergiliran. Dalam kegiatan inti, anak disuruh untuk bermain engklek,
secara kelompok dengan masing-masing anak dua pemain.
Pada kegiatan akhir, guru mengajak anak bernyanyi disana senang di
sini senang, setelah itu guru menanyakan perasaan anak setelah melakukan
bermain engklek. Guru kemudian melakukan evaluasi terhadap kegiatan
anak, dan anak yang mampu menyelesaikan pembelajaran dengan baik
mendapatkan reward dari guru.
2. RKH ke- II Pertemuan II
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan anak dengan membaca
do‟a sebelum melakukan kegiatan, lalu mengajak anak untuk tepuk badut.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan dan memberi contoh bermain
engklek seperti pada pertemuan sebelumnya, yakni bermain engklek.
Pada kegiatan akhir, guru menanyakan perasaan anak didik setelah
melaksanakan kegiatan bermain engklek. Guru mengevaluasi anak yang
sudah mampu melakukan kegiatan bermain engklek dengan benar
mendapkan reward berupa pujian.
3. RKH ke- III Pertemuan III
Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan anak dengan berdo‟a
sebelum melakukan kegiatan. Guru mengajak anak bernyanyi huuf fokal a,
i, u, e, o. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan cara bermain engklek serta
memberi contoh seperti kegiatan sebelumnya.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
57
Pada kegiatan akhir, guru melakukan tanya jawab dengan anak didik
tentang kegiatan yang telah dipelajari, yaitu pada denah engklek memiliki
bentuk apa saja. Guru melakukan evaluasi dimana pada kegiatan ini guru
menilai anak yang anak yang dapat melakukan sesuai petunjuk guru akan
mendapatkan reward berupa bintang.
e. Refleksi
Berdasarkan pertemuan pertama ternyata masih banyak anak yang
mengalami kesulitan didalam bermain engklek, masih banyak anak yang
belum mencapai indikator yang diharapkan. Kesulitan itu terjadi pada saat
anak engklek masih menginjak garis denah, ada juga anak yang mengalami
kesulitan ketika melempar kojo tidak sesuai dengan sasaran. Ketika membalik
badan juga kaki masih menginjak garis denah. Walaupun guru sudah
memberikan motivasi dan bimbingan dalam bermain engklek namun anak
masih cenderung minta bantuan di pegangi saat engklek.
Pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan, walaupun sedikit, namun
guru akan berusaha untuk lebih maksimal lagi dalam pertemuan berikutnya.
Ternyata pada pertemuan ketiga masih ada anak yang belum bisa melakukan
gerakan. Saat melempar kojo masih belum sesuai dengan sasaran, sehingga
kojo keluar dari denah dan terkadang juga mengenai garis denah. Pada saat
menghentikan dan membalik gerakan di akhir maupun di tengah denah masih
ada anak yang masih menginjak garis.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
58
Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian berlangsung dari
pertemuan satu sampai tiga pada siklus I. Dari 26 anak yang belum
berkembang dalam kemampuan motorik kasar, sebanyak 9 anak atau 35%,
yang masih berkembang sebanyak 12 anak atau 46%. Berkembang sesuai
harapan sebanyak 5 anak atau 19 %. Hal tersebut belum mencapai indikator
yang diharapkan dan belum sesuai dengan acuan pada kriteria keberhasilan,
sehingga perlu mengadakan perbaikan dan melanjutkan pembelajaran di
siklus II.
Hal tersebut, dapat dilihat pada data tabel kemampuan motorik kasar
anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan pada Siklus I sebagai berikut:
4.2 Kemampuan Motorik Kasar Pada Siklus I
No Kemampuan Motorik Kasar F %
1. () Belum Berkembang 9 35
2. () Masih Berkembang 12 46
3. () Berkembang Sesuai Harapan 5 19
4. () Berkembang Sangat Baik 0 0
Jumlah 26 100
3. Siklus II
Setelah peneliti mendapatkan data siklus I di atas, sehingga kemampuan
motorik kasar pada anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes sudah ada peningkatan, namun perlu
dikembangkan lagi agar kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B TK
Chuzaemah pagojengan lebih baik. berikut ini adalah data kemampuan motorik
kasar pada anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan pada Siklus II.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
59
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I peneliti menyiapkan serta
menetapkan perbaikan pembelajar Perencanaan Penelitian pada siklus II,
dengan perencanaan sebagai berikut:
a.) Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH).
b.) Peneliti menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan.
c.) Peneliti menyiapkan lembar observasi.
d.) Peneliti menyiapkan alat serta tempat yang akan dipergunakan untuk
melakukan kegiatan.
b. Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus II, peneliti
mempersiapkan media yang akan digunakan untuk bermain engklek, peneliti
mencari pecahan genting untuk kojo atau patah yang akan digunakan oleh
peserta didik, peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk memilih tempat
yang akan digunakan untuk bermain, setelah itu peneliti menggambar denah
untuk bermain. Membagi anak menjadi kelompok, dari masing-masing regu
pemain dua anak.
c. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan Tindakan Kelas ini akan melaksanakan
kegiatan dengan bermain engklek yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 22 Mei 2012. Pada perencanaan kegiatan yang pertama mengajak
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
60
siswa untuk berdo‟a sebelum memulai kegiatan. Bercakap-cakap tentang
terjadinya siang dan malam. Pada kegiatan tersebut anak sangat aktif dalam
mengikutinya.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan serta memberi contoh bermain
engklek dan menjelaskan aturan-aturan di dalam bermain engklek, setelah itu
menyuruh anak untuk memulai bermain dengan cara undian siapa yang
menang berhak bermain dahulu, dan dalam tahapan ini bermain engklek
dilombakan agar anak tidak merasa jenuh.
pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012, Pada
perencanaan kegiatan harian yang pertama mengajak siswa untuk berdo‟a
sebelum memulai kegiatan. Salah satu anak bercerita pengalaman bermain
hujan-hujanan, sedangkan siswa yang lain mendengarkan serta menanggapi
temannya yang sedang bercerita. setelah itu guru menanyakan kagiatan
bermain engklek kepada anak untuk mengingatkan kembali pembelajaran di
RKH kesatu.
Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2012. Pada
perencanaan kegiatan harian yang pertama mengajak siswa untuk berdo‟a
sebelum memulai kegiatan. Tanya jawab tentang gunung meletus. Saat
kegiatan tanya jawab anak sangat aktif menjawab pertanyaan guru, setelah itu
guru menjelaskan cara bermain engklek dan aturan-aturan dalam permainan.
Menyuruh anak untuk melakukan bermain dengan perlombaan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
61
d. Observasi
Pengamatan pada proses pembelajaran meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak melalui kegiatan bermain engklek yang dilakukan dengan
menggunakan observasi.
Pada pengamatan terhadap siklus II, peneliti menemukan banyak
kemajuan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dari hasil observasi proses
pembelajaran upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok
B TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes
sudah berjalan dengan baik, namun ketika anak mengikuti kegiatan bermain
pada siklus I pertemuan yang terakhir anak terlihat sudah merasa bosan,
sehingga peneliti memutuskan pada siklus II bermain engklek dilombakan
agar anak tidak merasa jenuh dan bosan lagi. Dalam penelitian siklus II guru
dapat konsisten terhadap peraturan-peraturan yang sudah ada, sebelum
permainan dimulai guru selalu member contoh cara bermain engklek, dan saat
itu guru mampu mengkondisikan siswa dengan baik saat permainan
berlangsung.
1. RKH ke- II Pertemuan I
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan anak dengan membaca
do‟a sebelum melakukan kegiatan, Mengajak anak gerak irama misalnya:
maju tiga langkah geleng kepala, mundur tiga langkah geleng kepala,
berjalan berputar membuat lingkaran sambil tepuk tangan bersama-sama.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
62
Pada kegiatan inti guru mencontohkan bermain engklek serta
menjelaskan peraturan-peraturan dalam lomba bermain engklek tersebut,
seperti halnya pada siklus I.
Pada kegiatan akhir mengajak anak untuk bermain tebak gaya,
setelah itu guru mempertanyakan perasaan kepada anak setelah melakukan
bermain engklek ketika dilombakan.
2. RKH ke-II Pertemuan II
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan anak dengan berdo‟a dan
mengajak anak tepuk kupu-kupu. Pada kegiatan inti guru menjelaskan
aturan serta tata cara dalam kegiatan bermain engklek yang dilombakan.
Pada kegiatan akhir guru mengajak anak bersyair “Rain-rain”.
3. RKH ke-II Pertemuan III
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan anak dengan mengajak
anak untuk tepuk tenang, setelah itu mengajak anak berdo‟a sebelum
melakukan kegiatan.
Pada kegiatan inti tanya jawab tentang gunung meletus, setelah itu
guru mengingatkan kepada anak tentang bentuk-bentuk geometri pada
denah engklek. Guru mencontohkan cara bermain engklek dan setelah itu
Memulai lomba dalam kegiatan bermain engklek.
Pada kegiatan akhir guru mengajak anak tepuk anak sholeh, setelah
itu guru menanyakan perasaan pada semua anak setelah kegiatan lomba
engklek. Guru melakukan evaluasi dimana pada kegiatan ini guru menilai
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
63
anak yang sudah mampu melaksanakan kegiatan bermain dengan
memberikan reward berupa bintang yang disesuaikan dengan pencapaian
indikator dalam kemampuan motorik kasar melalui bermain engklek.
e. Refleksi
Dalam hasil penelitian pada siklus II di atas, kegiatan pembelajaran
melalui bermain engklek sudah berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari 26
siswa 7 anak atau 27% sudah berkembang sangat baik (BSB), 18 anak atau
69% sudah berkembang sesuai harapan (BSH), 1 anak atau 4% sudah mulai
berkembang (MB), dan tidak ada anak atau 0% yang dinyatakan belum
berkembang, sehingga penelitian dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikatakan berhasil dalam siklus II sehingga kegiatan pembelajaran melalui
bermain engklek untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak B
TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes di
hentikan.
Observasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama permainan
engklek berlangsung pada siklus II dapat diperoleh data sebagai berikut:
4.3 Kemampuan Motorik Kasar Pada Siklus II
No Kemampuan Motorik Kasar F %
1. () Belum Berkembang 0 0
2. () Masih Berkembang 1 4
3. () Berkembang Sesuai Harapan 18 69
4. () Berkembang Sangat Baik 7 27
Jumlah 26 100
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
64
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Hasil Kelompok
Studi awal sebelum peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas
kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan masih
rendah. Dari 26 anak didik, hanya 1 anak atau 4% yang berkembang sangat baik
(BSB), 2 anak atau 8% sudah berkembang sesuai harapan (BSH), 4 anak atau
15% sudah mulai berkembang (MB), namun ada 19 anak atau 73% belum
berkembang (BB) sesuai indikator dalam kemampuan fisik motoriknya.
Ketidakmampuan anak yang memiliki gerakan motorik kasar rendah di
lihat dari hal-hal sebagai berikut:
Pertama, ada beberapa anak yang ketika disuruh melakukan keseimbangan
dengan berdiri satu kaki anak terjatuh.
Kedua, ada beberapa anak yang ketika melemparkan sesuatu tidak sesuai
mengenai sasaran.
Ketiga, anak belum mampu melakukan gerakan membalik arah ketika
melakukan bermain.
Keempat, anak belum dapat menghentikan gerakan saat bermain tanpa
menginjak garis.
Pada permasalahan diatas perlu adanya tindakan terhadap kemampuan
motorik kasar anak agar lebih baik, sehingga peneliti mengadakan pembelajaran
pada siklus I melalui bermain engklek. Dari pengamatan pada siklus I ada
peningkatan terhadap kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
65
Chuzaemah Pagojengan hasil dari 26 anak didik, 5 anak atau 19% sudah
berkembang sesuai harapan (BSH), 12 anak atau 46% sudah mulai berkembang
(MB), dan hanya 9 anak atau 35% belum berkembang (BB).
Pada penelitian siklus I ada peningkatan kemampuan motorik kasar
terhadap anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan, namun hal ini perlu
adanya perbaikan yaitu melalui siklus II, agar siswa tidak bosan dan jenuh maka
pada siklus II kegiatan bermain dijadikan lomba. Sehingga hasil pada siklus II
kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan
meningkat dari 26 anak didik, 7 anak atau 27% sudah berkembang sangat baik
(BSB), 18 anak atau 69% sudah berkembang sesuai harapan (BSH), 1 anak atau
4% sudah mulai berkembang (MB), dan tidak ada anak atau 0% yang belum
berhasil (BB).
Setelah data siklus II mengalami peningkatan dalam pembelajaran
melalui bermain engklek, maka pembelajaran dihentikan. Jadi, pada
kesimpulannya bermain engklek dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak kelompok B TK Chuzaemah Pagojengan Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes.
Tabel 4.4 Perbandingan Keberhasilan Pada Kondisi Awal, Siklus I,
dan Siklus II
Kemampuan Motorik Halus Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
F % F % F %
() belum berkembang 19 73 9 35 0 0
() masih berkembang 4 15 12 46 1 4
() berkembang sesuai 2 8 5 19 18 69
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
66
harapan
() berkembang
sangat baik
1 4 0 0 7 27
Jumlah 26 100 26 100 26 100
Adapun grafik hasil kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK
Chuzaemah Pagojengan pada studi awal sampai siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Kemampuan Motorik Kasar
Keterangan: BSB (Berkembang Sangat Baik)
BSH (Berkembang Sesuai Harapan)
MB (Masih Berkembang)
BB (Belum Berkembang)
Dari grafik diatas terlihat bahwa, dari studi awal sampai siklus II
mengalami adanya peningkatan terhadap fisik motorik anak, hal tersebut dapat
dikatakan berhasil. Dalam grafik penggambaran tabel pada studi awal yang
belum berkembang sebanyak 19 orang, pada siklus I yang belum berkembang
sebanyak 9 orang, sedangkan pada siklus II tidak ada anak yang belum
berkembang. Dalam pembelajaran bermain engklek dengan baik, serta adanya
19
9
0 0
5
10
15
20
Sttudi Awal Siklus I Siklus II
BSB
BSH
MB
BB
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
67
pendekatan dan motivasi terhadap anak, mengakibatkan adanya penurunan
jumlah anak yang belum berkembang pada motorik kasar.
2. Pembahasan Hasil Individu
Pada studi awal sangat jelas bahwa anak kelompok B TK Chuzaemah
masih rendah hal tersebut diketahui dari 26 anak hanya ada 1 anak atau 4% yang
memiliki gerakan kinestetik yang beragam dan berkembang sangat baik yaitu
Nasya. Hal tersebut ditandai dengan Nasya dapat melakukan engklek sampai ke
gambar terakhir tanpa menginjak garis gambar, dapat melemparkan kojo sesuai
dengan sasaran pada gambar tanpa keluar garis maupun terkena garis gambar,
dapat melakukan gerakan membalik saat bermain dan dapat menghentikan
gerakannya saat bermain tanpa menginjak garis gambar, sedangkan 2 anak atau
8% dapat dikatakan memiliki gerakan kinestetik cukup beragam atau
berkembang sesuai harapan yaitu Dea dan Fany.
Dea dapat melakukan engklek hanya empat sampai lima gambar tanpa
menginjak garis gambar, dapat melemparkan kojo sesuai dengan sasaran pada
gambar tanpa keluar garis gambar namun hanya sampai gambar keenam, dapat
melakukan gerakan membalik saat bermain dan dapat menghentikan gerakannya
saat bermain tanpa menginjak garis gambar.
Fany dapat melakukan engklek empat sampai lima gambar tanpa
menginjak garis gambar, dapat melemparkan kojo sesuai dengan sasaran pada
gambar tanpa keluar garis gambar namun hanya sampai gambar ke enam, dapat
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
68
melakukan gerakan membalik saat bermain dan dapat menghentikan gerakannya
saat bermain tanpa menginjak garis gambar.
Pada grafik terlihat pada siklus I bahwa motorik kasar anak kelompok B
TK Chuzaemah Pagojengan mengalami peningkatan yang cukup baik di tandai
dari 26 anak, 5 anak yaitu Fany memiliki gerakan kinestetik cukup beragam
yaitu anak dapat engklek maksimal satu sampai lima garis denah gambar
permainan dengan tidak menginjak garis gambar, anak dapat melemparkan kojo
sesuai dengan sasaran tanpa ke luar garis gambar, dan anak dapat membalik dan
menghentikan gerakan tanpa menginjak garis.
Laras memiliki gerakan kinestetik yang berkembang sesuai harapan,
anak dapat engklek maksimal satu sampai lima garis denah gambar permainan
dengan tidak menginjak garis gambar, anak dapat melemparkan kojo sesuai
dengan sasaran tanpa ke luar garis gambar, dan anak dapat membalik dan
menghentikan gerakan tanpa menginjak garis.
Ifah memiliki gerakan kinestetik yang berkembang sesuai harapan,
anak dapat engklek maksimal satu sampai lima garis denah gambar permainan
dengan tidak menginjak garis gambar, anak dapat melemparkan kojo sesuai
dengan sasaran tanpa ke luar garis gambar, dan anak dapat membalik dan
menghentikan gerakan tanpa menginjak garis.
Fanesa, memiliki gerakan kinestetik yang berkembang sesuai harapan,
anak dapat engklek maksimal satu sampai lima garis denah gambar permainan
dengan tidak menginjak garis gambar, anak dapat melemparkan kojo sesuai
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
69
dengan sasaran tanpa ke luar garis gambar, dan anak dapat membalik dan
menghentikan gerakan tanpa menginjak garis, sedangkan nasya kemampuan
motorik kasarnya saat siklus I berkurang, tidak seperti saat studi awal karena
badan nasya agak panas jadi kurang bersemangat saat melakukan permainan
sehingga tidak maksimal ketika melakukan gerakan.
Pada grafik siklus I dari 26 siswa, tinggal 9 anak atau 35% yang
memiliki motorik kasar yang belum berkembang yaitu Arjun, memiliki gerakan
yang masih belum berkembang, karena saat engklek masih belum bisa
menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali menginjak garis gambar saat
bermin, ketika melempar kojo sering ke garis maupun tidak tepat sasaran, dalam
membalik badan dan menghentikan gerakan sesekali menginjak garis gambar.
Dimas memiliki motorik kasar yang belum berkembang, karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Diska memiliki motorik kasar yang belum berkembang, karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
70
Niken memiliki motorik kasar yang belum berkembang, karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Lintang memiliki motorik kasar yang belum berkembang, karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Raynald memiliki motorik kasar yang belum berkembang, karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Zhyfat memiliki motorik kasar yang belum berkembang, karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Wildan memiliki motorik kasar yang belum berkembang karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
71
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Rifkan memiliki motorik kasar yang belum berkembang karena saat
engklek masih belum bisa menyesuaikan di dalam gambar, kaki sering kali
menginjak garis gambar saat bermin, ketika melempar kojo sering ke garis
maupun tidak tepat sasaran, dalam membalik badan dan menghentikan gerakan
sesekali menginjak garis gambar.
Dari hasil grafik di atas bahwa pada siklus I perlu adanya perbaikan
karena masih ada beberapa siswa yang belum mencapai indikator yang
maksimal, sehingga pembelajaran di lanjutkan ke siklus II bermain engklek
dilombakan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh ketika bermain.
Pada pembelajaran di siklus II, pada grafik terlihat motorik kasar anak
kelompok B TK Chuzaemah mengalami peningkatan yang lebih baik dari
sebelumnya hal ini terbukti pada hasil observasi yang didapat, yaitu data dari 26
siswa, 7 anak atau 27% anak. Ke tujuh anak yang dapat melakukan permainan
engklek dengan baik karena dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa
menginjak garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan
urutan gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa
membalik arah sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan
tubuhnya tanpa menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat
menghentikan gerakan ketika mau mengambil kojo.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
72
Andin, dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa menginjak
garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan urutan
gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa membalik arah
sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan tubuhnya tanpa
menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat menghentikan gerakan
ketika mau mengambil kojo.
Vanesa, dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa menginjak
garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan urutan
gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa membalik arah
sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan tubuhnya tanpa
menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat menghentikan gerakan
ketika mau mengambil kojo.
Raynald, dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa menginjak
garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan urutan
gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa membalik arah
sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan tubuhnya tanpa
menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat menghentikan gerakan
ketika mau mengambil kojo.
Wildan, dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa menginjak
garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan urutan
gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa membalik arah
sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan tubuhnya tanpa
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
73
menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat menghentikan gerakan
ketika mau mengambil kojo.
Nasya dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa menginjak
garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan urutan
gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa membalik arah
sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan tubuhnya tanpa
menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat menghentikan gerakan
ketika mau mengambil kojo.
Diska dapat engklek sampai pada gambar terakhir tanpa menginjak
garis gambar, anak dapat melempar kojo dengan baik sesuai dengan urutan
gambar dan tanpa keluar garis maupun digaris gambar, anak bisa membalik arah
sampai kembali ke gambar utama dengan membalikkan tubuhnya tanpa
menginjak garis gambar ketika bermain, anak dapat menghentikan gerakan
ketika mau mengambil kojo. serta 1 anak atau 4% yaitu Mahda memiliki
gerakan masih berkembang, hal tersebut karena mahda saat mengikuti kegiatan
sedang sakit dan 18 anak atau 69% berkembang sesuai harapan, hal tersebut di
tandai dengan adanya kemampuan di dalam bermain saat engklek di dalam
gambar dari awal sampai ke gambar yang lainnya tanpa menginjak garis gambar,
dapat melempar kojo ke dalam gambar sampai enam atau tujuh gambar dengan
berurutan. Dapat membalikkan tubuhnya tanpa menginjak garis gambar ketika
bermain dan bahkan dapat menghentikan gerakan ketika mau mengambil kojo.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil analisis dan observasi terhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain engklek dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Chuzaemah
Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes semester gasal tahun ajaran
2011/2012. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan
motorik kasar anak dari sebelum tindakan sampai siklus II yakni sebelum tindakan
ketidakmampuan motorik kasar anak sebesar 73% atau 19 anak, pada siklus I
ketidakmampuan motorik kasar anak berkurang menjadi 35% atau 9 anak dan pada
siklus II ketidakmampuan motorik kasar anak menurun menjadi 0%.
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka ada
beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk berbagai pihak diantaranya:
1. Bagi Guru
Guru diharapkan mengenalkan berbagai macam permainan tradisional
agar anak mengenal permainan yang ada di lingkungannya.
74
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
75
2. Bagi Siswa
Supaya siswa dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar, salah
satunya bisa melalui bermain engklek, karena pada badan yang sehat terdapat
jiwa yang sehat pula.
3. Bagi orangtua
Agar dapat memilihkan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada anak tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.
4. Bagi Masyarakat
Supaya masyarakat dapat melestarikan permainan tradisional, karena di
balik kegiatan bermain memiliki manfaat bagi para pemainnya, salah satunya
dengan ikut andil didalamnya.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Abul „id, Athif & Syekh Muhammad Sa‟id Marsa. 2009. Bermain Lebih Baik daripada
Nonton tv. Surakarta: Ziyad Visi Media.
A, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
A, Suharsimi. Suharjono & Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Depdiknas. 2004. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.
Dimyati, Johni. 2010. Bahan Ajar Penelitian Pendidikan. Purwokerto: FKIP UMP.
Ernawulan, Syaodih. 2005. Bimbingan di Taman Kanak – kanak. Jakarta: Depdiknas.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar Dan Mengasah Kecerdasan
(Stimulasi Multiple Intelellegences Anak Usia Taman Kanak-kanak). Jakarta:
Depdiknas.
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
M, Yudha .dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan
Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
M, Hariwijaya & Bisri M . 2004. Panduan Menyusun Skripsi & Tesis. Yogyakarta:
Hangar Kreator.
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Depdikbud,
Rineka Cipta.
Rahmawati, Ami. 2009. Permainan Tradisional (untuk Anak Usia 3-4 Tahun),
Bandung: PT Sandiarta Sukses.
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Litera.
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
76
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
77
Sudjana, Nana & Awal Kusumah. 2004. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Kemampuan Menulis Melalui Classroom
Action Research Siswa, Mahasiswa, (Peningkatan Dosen, Ibu Rumah
Tangga). Yogyakarta: Pararaton.
Taniredja, Tukiran. Irma Pujiati &Nyata. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Wulan, Ratna. 2011. Mengasah Kecerdasan Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahyuningsih, Sri. 2009. Permainan Tradisional (untuk Anak Usia 4-5 Tahun).
Bandung: PT Sandiarta Sukses.
Yoni, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Yulianty, Rani. 2010. Permainan yang meningkatkan Kecerdasan Anak Modern
&Tradisional. Jakarta: Niaga Swadaya.
Yus, Anita. 2005. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak.
Jakarta.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
78
RENCANA KEGIATAN HARIAN
TEMA/ SUB TEMA : ALAM SEMESTA/ GEJALA ALAM
KELOMPOK/ MINGGU : B/ XVII
HARI/ TANGGAL : Selasa, 15 Mei 2012
SIKLUS/PERTEMUAN KE : I /1
INDIKATOR KEGIATAN SUMBER BELAJAR/
MEDIA
PENILAIAN KETERANGAN
ALAT HASIL
SP.1
B.8
I. KEGIATAN AWAL 30 M
- Berbaris, salam, do‟a
- TJ.Macam-macam gejala
alam
Guru dan Siswa
Langsung
Observasi
pemahaman
B.19
K.13
II. KEGIATAN INTI 60 M
- PL. bermain engklek
Area Bahasa
- PT. menghubungkan
gambar dengan tulisan
Area Matematika
- PT. Membuat bentuk-
bentuk geometri
Gambar geometri,
patahan genting
LK. Pensil
Kertas, pensil warna
Observasi
Penugasan
Hasil karya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
79
III. ISTIRAHAT 30 M
- Cuci tangan
- Berdo‟a
- Makan bekal
- Bermain bebas
Air, lap tangan, bekal
makanan
Observasi
S.23
IV. KEGIATAN AKHIR 30
M
- Mengulas kegiatan sehari-
hari
- PT. Menyanyi lagu gejala-
gejala alam
- Berdo‟a, salam.
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Observasi
Observasi
Observasi
Pagojengan, 15 Mei 2012
Mengetahui,
Kepala TK Chuzaemah Pagojengan Peneliti
Hj. Ni‟matul Ulfah, S.Pd. Dwi Febri Hardiyaningrum
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
80
RENCANA KEGIATAN HARIAN
TEMA/ SUB TEMA : ALAM SEMESTA/ PELANGI
KELOMPOK/ MINGGU : B/ XVII
HARI/ TANGGAL : Selasa, 16 Mei 2012
SIKLUS/PERTEMUAN KE : I/ 2
INDIKATOR KEGIATAN SUMBER
BELAJAR/
MEDIA
PENILAIAN KETERANGAN
ALAT HASIL
SP.1
B.8
I. KEGIATAN AWAL 30 M
- Berbaris, salam, do‟a
- TJ. Terjadinya pelangi
Guru dan Siswa
Langsung
Observasi
Observasi
S.5
FM.5
II. KEGIATAN INTI 60M
- PL. bermain engklek
Area Seni
- PT. Mewarnai gambar
pelangi
Area Drama
- PT. menjahit payung pelangi
Gambar
geometri,
patahan genting
LK. Pensil
warna
Pola payung,
Observasi
Hasil karya
Hasil karya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
81
benang
III. ISTIRAHAT 30 M
- Cuci tangan
- Berdo‟a
- Makan bekal
- Bermain bebas
Air, lap tangan,
bekal makanan
Observasi
S.24
IV. KEGIATAN AKHIR 30 M
- Mengulas kegiatan sehari-
hari
- PT. Tepuk pelangi
- Berdo‟a, salam.
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Observasi
Observasi
Observasi
Pagojengan, 16 Mei 2012
Mengetahui,
Kepala TK Chuzaemah Pagojengan Peneliti
Hj. Ni‟matul Ulfah, S.Pd. Dwi Febri Hardiyaningrum
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
82
RENCANA KEGIATAN HARIAN
TEMA/ SUB TEMA : ALAM SEMESTA/ GEMPA BUMI
KELOMPOK/ MINGGU : B/ XVII
HARI/ TANGGAL : Sabtu, 17 Mei 2012
SIKLUS/ PERTEMUAN KE : I/ 3
INDIKATOR KEGIATAN SUMBER
BELAJAR/
MEDIA
PENILAIAN KETERANGAN
ALAT HASIL
SP.1
B.7
I. KEGIATAN AWAL 30 M
- Berbaris, salam, do‟a
- Bercerita dengan gambar “
Gempa Bumi”
Guru dan
Siswa
Gambar
Observasi
S.5
FM.5
II. KEGIATAN INTI 60 M
- PL. bermain engklek
Area Agama
- PT. Meniru membuat huruf
hijaiyah
Area Pasir dan Air
- PT. Mencetak pasir
Gambar
geometri,
patahan
genting
LK. Pensil
Pasir, air,
cetakan
Observasi
penugasan
unjuk kerja
Hasil karya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
83
III. ISTIRAHAT 30 M
- Cuci tangan
- Berdo‟a
- Makan bekal
- Bermain bebas
Air, lap
tangan,
bekal
makanan
Observasi
SP.38
IV. KEGIATAN AKHIR 30 M
- Mengulas kegiatan sehari-hari
- PT. Stimulasi jika ada gempa
diiringi lagu
- Berdo‟a, salam.
Guru dan
siswa
Guru dan
siswa
Guru dan
siswa
Observasi
Observasi
Observasi
“Gempa”
Jika ada gempa
lindungi kepala jika
ada gempa jauh dari
kaca jika ada gempa
sembunyi bawah meja
jika ada gempa lari
keluar rumah.
Pagojengan, 17 Mei 2012
Mengetahui,
Kepala TK Chuzaemah Pagojengan Peneliti
Hj. Ni‟matul Ulfah, S.Pd. Dwi Febri Hardiyaningrum
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
84
RENCANA KEGIATAN HARIAN
TEMA/ SUB TEMA : ALAM SEMESTA/ SIANG DAN MALAM
KELOMPOK/ MINGGU : B/ XVII
HARI/ TANGGAL : Selasa, 22 Mei 2012
SIKLUS/ PERTEMUAN KE : II/ 1
INDIKATOR KEGIATAN SUMBER BELAJAR/
MEDIA
PENILAIAN KETERANGAN
ALAT HASIL
SP.1
K.10
I. KEGIATAN AWAL 30 M
- Berbaris, salam, do‟a
- Bercakap-cakap terjadinya
siang dan malam
Guru dan Siswa
Langsung
Observasi
Observasi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
85
K.5
FMH.6
II. KEGIATAN INTI 60 M
- PL. bermain engklek
Area IPA
- Demonstrasi, eksperimen
siang dan malam
Area Seni
- PT. Menggunting gambar
matahari
Gambar geometri,
patahan genting
Senter, air susu dan air
putih dalam gelas,
kertas
Gambar matahari,
gunting, lem
Observasi
Observasi
Hasil karya
III. ISTIRAHAT 30 M
- Cuci tangan
- Berdo‟a
- Makan bekal
- Bermain bebas
Air, lap tangan, bekal
makanan
Observasi
Sp.16
IV. KEGIATAN AKHIR 30 M
- Mengulas kegiatan sehari-
hari
- PT. Bermain tebak gaya
- Berdo‟a, salam.
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Guru dansiswa
Observasi
Observasi
Observasi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
86
Pagojengan, 22 Mei 2012
Mengetahui,
Kepala TK Chuzaemah Pagojengan Peneliti
Hj. Ni‟matul Ulfah, S.Pd. Dwi Febri Hardiyaningrum
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
87
RENCANA KEGIATAN HARIAN
TEMA/ SUB TEMA : ALAM SEMESTA/ HUJAN
KELOMPOK/ MINGGU : B/ XVII
HARI/ TANGGAL : Rabu, 23 Mei 2012
SIKLUS/ PERTEMUAN KE : II/ 2
INDIKATOR KEGIATAN SUMBER
BELAJAR/
MEDIA
PENILAIAN KETERANGAN
ALAT HASIL
SP.1
B.7
I. KEGIATAN AWAL 30 M
- Berbaris, salam, do‟a
- Bercerita pengalaman
bermain hujan-hujanan
Guru dan Siswa
Langsung
Observasi
Observasi
S.5
B.5
II. KEGIATAN INTI 60 M
- PL. bermain engklek
Area Matematika
- PT. Mengurutkan angka dari
1-20
Area Bahasa
- PT. Mengurutkan gambar
terjadinya hujan
Gambar
geometri,
patahan genting
LK, Pensil,
gelas
LK, pensil
Observasi
Hasil
Hasil karya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
88
III. ISTIRAHAT 30 M
- Cuci tangan
- Berdo‟a
- Makan bekal
- Bermain bebas
Air, lap tangan,
bekal makanan
Observasi
S.34
IV. KEGIATAN AKHIR 30 M
- Mengulas kegiatan sehari-
hari
- PT. Bersyair “Rain-rain”
- Berdo‟a, salam.
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Guru dan siswa
Observasi
Observasi
Observasi
Pagojengan, 23 Mei 2012
Mengetahui,
Kepala TK Chuzaemah Pagojengan Peneliti
Hj. Ni‟matul Ulfah, S.Pd. Dwi Febri Hardiyaningrum
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
89
RENCANA KEGIATAN HARIAN
TEMA/ SUB TEMA : ALAM SEMESTA/ PELANGI
KELOMPOK/ MINGGU : B/ XVII
HARI/ TANGGAL : Selasa, 26 Mei 2012
SIKLUS/ PERTEMUAN KE : II/ 3
INDIKATOR KEGIATAN SUMBER
BELAJAR/
MEDIA
PENILAIAN KETERANGAN
ALAT HASIL
SP.1
B.13
I. KEGIATAN AWAL 30 M
- Berbaris, salam, do‟a
- TJ. Tentang gunung meletus
(gambar)
Guru dan
Siswa
Gambar
Observasi
Observasi
S.9
FMH.1
II. KEGIATAN INTI 60 M
- PL. bermain engklek
Area Balok
- PT. Membuat bangunan dari
balok
Area Matematika
- PT. Mengelompokkan bentuk
geometri
Gambar
geometri,
patahan
genting
Balok
LK, pensil
Observasi
Unjuk kerja
Hasil karya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
90
III. ISTIRAHAT 30 M
- Cuci tangan
- Berdo‟a
- Makan bekal
- Bermain bebas
Air, lap
tangan, bekal
makanan
Observasi
S.30
IV. KEGIATAN AKHIR 30 M
- Mengulas kegiatan sehari-hari
- Menyanyi lagu “gunung
meletus”
- Berdo‟a, salam.
Guru dan
siswa
Guru dan
siswa
Guru dan
siswa
Observasi
Observasi
Observasi
Pagojengan, 26 Mei 2012
Mengetahui,
Kepala TK Chuzaemah Pagojengan Peneliti
Hj. Ni‟matul Ulfah, S.Pd. Dwi Febri Hardiyaningrum
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
91
Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
Pertemuan 1
No.
Nama
Indikator
Hasil
Anak
dapat
melempar
kojo
tanpa
keluar
garis
Anak
dapat
melakukan
gerakan
membalik
arah saat
melakukan
permainan
Anak dapat
menghentikan
gerakan saat
bermain
tanpa
menginjak
garis gambar
Anak dapat
berdiri di atas
satu kaki
selama 10
detik dengan
keseimbangan
yang baik
1. Abi MB
2. Arjun BB
3. Viana MB
4. Deni MB
5. Dimas BB
6. Diska BB
7. Fany MB
8. Gilang BB
9. Dea BB
10. Laras MB
11. Jihan MB
12. Putra BB
13. Nasya MB
14. Andin BB
15. Jua MB
16. Niken BB
17. Ifah MB
18. Lintang BB
19. Mahda MB
20. Vanesa MB
21. Raynald BB
22. Zhyfat BB
23. Intan MB
24. Wildan BB
25. Vina MB
26. Rifkan BB
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
92
Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
Pertemuan 2
No.
Nama
Indikator
Hasil
Anak
dapat
melempar
kojo
tanpa
keluar
garis
Anak
dapat
melakukan
gerakan
membalik
arah saat
melakukan
permainan
Anak dapat
menghentikan
gerakan saat
bermain
tanpa
menginjak
garis gambar
Anak dapat
berdiri di atas
satu kaki
selama 10
detik dengan
keseimbangan
yang baik
1. Abi BB
2. Arjun BB
3. Viana MB
4. Deni MB
5. Dimas BB
6. Diska BB
7. Fany MB
8. Gilang MB
9. Dea MB
10. Laras MB
11. Jihan MB
12. Putra MB
13. Nasya MB
14. Andin MB
15. Jua MB
16. Niken BB
17. Ifah MB
18. Lintang BB
19. Mahda MB
20. Vanesa MB
21. Raynald BB
22. Zhyfat MB
23. Intan MB
24. Wildan BB
25. Vina MB
26. Rifkan BB
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
93
Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
Pertemuan 3
No.
Nama
Indikator
Hasil
Anak dapat
melempar
kojo tanpa
keluar garis
Anak dapat
melakukan
gerakan
membalik
arah saat
melakukan
permainan
Anak dapat
menghentikan
gerakan saat
bermain tanpa
menginjak
garis gambar
Anak dapat
berdiri di atas
satu kaki
selama 10
detik dengan
keseimbangan
yang baik
1. Abi MB
2. Arjun BB
3. Viana MB
4. Deni MB
5. Dimas BB
6. Diska BB
7. Fany BSH
8. Gilang MB
9. Dea MB
10. Laras BSH
11. Jihan MB
12. Putra MB
13. Nasya BSH
14. Andin MB
15. Jua MB
16. Niken BB
17. Ifah BSH
18. Lintang BB
19. Mahda MB
20. Vanesa BSH
21. Raynald BB
22. Zhyfat BB
23. Intan MB
24. Wildan BB
25. Vina MB
26. Rifkan BB
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
94
Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II
Pertemuan 1
No.
Nama
Indikator
Hasil
Anak
dapat
melempar
kojo
tanpa
keluar
garis
Anak
dapat
melakukan
gerakan
membalik
arah saat
melakukan
permainan
Anak dapat
menghentikan
gerakan saat
bermain
tanpa
menginjak
garis gambar
Anak dapat
berdiri di atas
satu kaki
selama 10
detik dengan
keseimbangan
yang baik
1. Abi MB
2. Arjun BB
3. Viana MB
4. Deni MB
5. Dimas BB
6. Diska BB
7. Fany BSH
8. Gilang MB
9. Dea MB
10. Laras MB
11. Jihan BSH
12. Putra MB
13. Nasya MB
14. Andin MB
15. Jua MB
16. Niken BB
17. Ifah BSH
18. Lintang MB
19. Mahda MB
20. Vanesa BSH
21. Raynald BB
22. Zhyfat MB
23. Intan MB
24. Wildan MB
25. Vina MB
26. Rifkan MB
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
95
Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II
Pertemuan 2
No.
Nama
Indikator
Hasil
Anak
dapat
melempar
kojo
tanpa
keluar
garis
Anak
dapat
melakukan
gerakan
membalik
arah saat
melakukan
permainan
Anak dapat
menghentikan
gerakan saat
bermain
tanpa
menginjak
garis gambar
Anak dapat
berdiri di atas
satu kaki
selama 10
detik dengan
keseimbangan
yang baik
1. Abi MB
2. Arjun BB
3. Viana MB
4. Deni MB
5. Dimas MB
6. Diska BSH
7. Fany BSH
8. Gilang MB
9. Dea MB
10. Laras BSH
11. Jihan MB
12. Putra BSH
13. Nasya BSH
14. Andin BSH
15. Jua MB
16. Niken BSH
17. Ifah BSH
18. Lintang MB
19. Mahda MB
20. Vanesa BSH
21. Raynald BSH
22. Zhyfat MB
23. Intan MB
24. Wildan BSH
25. Vina BSH
26. Rifkan MB
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
96
Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II
Pertemuan 3
No.
Nama
Indikator
Hasil
Anak dapat
melempar
kojo tanpa
keluar garis
Anak dapat
melakukan
gerakan
membalik
arah saat
melakukan
permainan
Anak dapat
menghentikan
gerakan saat
bermain tanpa
menginjak
garis gambar
Anak dapat
berdiri di atas
satu kaki
selama 10
detik dengan
keseimbangan
yang baik
1. Abi BSH
2. Arjun BSH
3. Viana BSH
4. Deni BSH
5. Dimas BSH
6. Diska BSB
7. Fany BSH
8. Gilang BSH
9. Dea BSH
10. Laras BSB
11. Jihan BSH
12. Putra BSH
13. Nasya BSB
14. Andin BSB
15. Jua BSH
16. Niken BSH
17. Ifah BSH
18. Lintang BSH
19. Mahda MB
20. Vanesa BSB
21. Raynald BSB
22. Zhyfat BSH
23. Intan BSH
24. Wildan BSB
25. Vina BSH
26. Rifkan BSH
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
97
Hasil Penelitian Siswa dalam KBM pada Siklus I
No.
Nama
Aspek yang akan dinilai Kete-
rangan 1 2 3 4
1. Abi BB
2. Arjun BSH
3. Viana BSH
4. Deni BSH
5. Dimas BSH
6. Diska MB
7. Fany BSB
8. Gilang BSB
9. Dea BSB
10. Laras BSB
11. Jihan BB
12. Putra BSB
13. Nasya BSB
14. Andin BSB
15. Jua MB
16. Niken BSH
17. Ifah BSB
18. Lintang BB
19. Mahda BSB
20. Vanesa BSB
21. Raynald BB
22. Zhyfat MB
23. Intan MB
24. Wildan MB
25. Vina BSB
26. Rifkan BSH
Keterangan:
1. Siswa mampu engklek saat bermain.
2. Siswa mengikuti bermain sampai selesai.
3. Siswa dapat mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ditentukan.
4. Siswa sabar menunggu giliran.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
98
Hasil Penelitian Siswa dalam KBM pada Siklus II
No.
Nama
Aspek yang akan dinilai Kete-
rangan 1 2 3 4
1. Abi BB
2. Arjun BSH
3. Viana BSH
4. Deni BSH
5. Dimas BSB
6. Diska BSB
7. Fany BSB
8. Gilang BSB
9. Dea BSH
10. Laras BSB
11. Jihan BSH
12. Putra BSB
13. Nasya BSB
14. Andin BSB
15. Jua BSH
16. Niken BSB
17. Ifah BSB
18. Lintang BSH
19. Mahda BSB
20. Vanesa BSB
21. Raynald BSH
22. Zhyfat BSH
23. Intan BSH
24. Wildan BSH
25. Vina BSB
26. Rifkan BSB
Keterangan:
1. Siswa mampu engklek saat bermain.
2. Siswa mengikuti bermain sampai selesai.
3. Siswa dapat mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ditentukan.
4. Siswa sabar menunggu giliran dalam bermain.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
99
Hasil Penelitian Guru dalam KBM Pada Siklus I
Mengetahui,
Kepala Sekolah TK Chuzaemah Guru Kelas
Hj.Ni‟matul Ulfah, S.pd Indah Ayu Rosita, S.pd
No ASPEK YANG AKAN DINILAI TIDAK YA
1. Guru dapat konsisten terhadap
peraturan-peraturan yang sudah ada.
_
2. Sebelum permainan dimulai guru
selalu memberi contoh cara bermain
engklek.
_
3. Membantu siswa ketika mengalami
kesulitan dalam kegiatan bermain.
_
4. Guru mampu mengkondisikan siswa
dengan baik saat permainan
berlangsung.
_
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
100
Hasil Penelitian Guru dalam KBM Pada Siklus II
Mengetahui,
Kepala Sekolah TK Chuzaemah Guru Kelas
Hj.Ni‟matul Ulfah, S.pd Indah Ayu Rosita, S.pd
No ASPEK YANG AKAN DINILAI TIDAK YA
1. Guru dapat konsisten terhadap
peraturan-peraturan yang sudah ada.
_
2. Sebelum permainan dimulai guru
selalu memberi contoh cara bermain
engklek.
_
3. Membantu siswa ketika mengalami
kesulitan dalam kegiatan bermain.
_
4. Guru mampu mengkondisikan siswa
dengan baik saat permainan
berlangsung.
_
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
101
Foto Kegiatan saat Peneliti Mencontohkan cara Bermain Engklek
Foto Ketika berbaris Sebelum Melakukan Bermain
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
102
Foto Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
Foto Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
103
Foto Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
FotoKegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
104
Foto Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
Foto Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012
105
Foto Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Bermain Engklek
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,DWI FEBRI HARDIYANINGRUM, PGPAUD FKIP, UMP 2012