Download - Tugas Komunikasi Imiah 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
Pemindahan tanah mekanis (PTM) adalah segala macam pekerjaan
yang berhubungan dengan kegiatan: penggalian (digging, breaking,
loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transforting),
penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading and leveling) dan
pemadatan (compacting) tanah atau batuan menggunakan alat-alat mekanis
(alat-alat besar/berat), (Partanto,1996).
Kutipan tak langsung
Pemindahan tanah mekanis (PTM) adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan: penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transforting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading and leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat besar/berat), (Partanto,1996 : halaman keberapa).
Pemindahan tanah mekanis yang dilakukan pada PT. Bukit Asam
adalah bersifat continuos mining. Di mana dilakukan sepenuhnya oleh para
kontraktor yang terdapat di semua IUP perusahaan PT. Bukit Asam.
Untuk pekerjaan pemindahan tanah/batuan dengan volume yang
besar, waktu singkat, dan tingkat kesukaran dalam penggalian cukup sulit,
maka pemindahan material dilakukan dengan alat berat/mekanis. Pada Proyek
Akhir ini pembahasannya akan dititik beratkan pada pekerjaan yang
berhubungan dengan tambang terbuka (Surface mining).
5
6
Bidang pekerjaan pemindahan tanah mekanis banyak terlihat pada
pekerjaan teknik sipil dan pertambangan. Untuk pekerjaan teknik sipil,
seperti; penimbunan dan perataan lahan perumahaan, pasar, pertokoan,
pembuatan jalan raya, jalan kereta api, waduk, bendungan, tanggul, sungai,
irigasi, kanal, lapangan terbang, pelabuhan, dan lain-lain.
Bidang pekerjaan untuk tambang terbuka, meliputi :
1. Pembuatan jalan menuju lokasi penambangan
2. Land clearing ;pembersihan permukaan tanah dari semak-semak,
Pohon dan semak-semak, pohon dan benda-benda lainya.
3. Pengupasan tanah pucuk (Top soil).
4. Penggalian bahan mineral (ORE).
5. Pemindahan tanah/batuan.
6. Reklamasi dan revegetasi.
Agar mengetahui suatu pekerjaan, maka kita dapat melakukan efisiensi
kerja dan efesiensi peralatan mekanis, yang dapat dilihat pada penjelasan
berikut.
1. Efisiensi Kerja
Efesiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja efektif
dengan waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Maka
7
dari itu, perlu diketahui komponen-komponen waktu yang ada pada saat
operasional alat. Dalam hal ini, kondisi alat-alat mekanis yang digunakan
dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu
selama waktu kerja dari alat yang tersedia. Adanya kehilangan waktu kerja
dipengaruhi oleh faktor alam, alat dan manusia.
Waktu kerja effektif = Wkt-(Wtd-Whd) .......................( 1 )
Efisiensi kerja = ......................( 2 )
Keterangan:
We = Waktu kerja effektif
Wt = Waktu kerja yang tersedia
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari
2. Efisiensi peralatan mekanis
a. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)
Efisiensi Operator merupakan faktor manusia yang
menggerakkan alat-alat yang sukar untuk menentukan efisiensinya
secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari
jam ke jam, tergantung dari keadaan cuaca (alam), kondisi alat yang
dikemudikannya, suasana kerja, ketinggian area kerja, dan lain-lain.
8
Terkadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (incentive)
dapat mempertinggi efisiensi operator.
Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya dipengaruhi oleh
kemalasan dalam pekerjaan itu, tetapi juga karena keterlambatan dan
hambatan – hambatan yang tidak mungkin dihindari, seperti: melumasi
kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian
terpenting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan ke tempat lain,
tidak adanya keseimbangan antara alat-alat angkut dan alat-alat muat,
menunggu perawatan jalan, pengisian BBM, dan lain-lain. Karena hal-
hal tersebut di atas, sangat jarang selama satu jam itu operator benar-
benar bekerja penuh 100%.
Jadi, dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan harus diingat juga efisiensi pekerja-
pekerjanya.
Tabel 1.EFISIENSI OPERATOR
Jenis Alat Eff.Baik Sekali Eff.Sedang Eff. Kurang Baik atau pada Malam
HariCrawler tractor
Dengan Ban Karet
92% (55min/jam)
83% (50min/jam)
83% (50min/jam)
75% (45min/jam)
75% (45min/jam)
67% (40min/jam)
Sumber: Partanto (1996)
b. Efisiensi alat mekanis
Sehubungan dengan efisiensi operator diatas, perlu juga diingat
keadaan alat mekanisnya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi
tingkat efisiensi operatornya.
9
Menurut Partanto (1996), ada beberapa pengertian yang dapat
menunjukkan keadaan alat mekanis dan keefektifan penggunanya
antara lain sebagai berikut.
Kutipan langsung, tapi tidak menggunakan tanda kutip.
Menurut Partanto (1996 : halaman keberapa), “ada beberapa
pengertian yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan
keefektifan penggunanya antara lain sebagai berikut...”
1) Availabilty index(AI) atau mechanical availabilty (MA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis
yang sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan.
Persamaan untuk Mechanical Availabilty (MA) adalah sebagai
berikut:
........................( 3 )
Keterangan:
W = Working hours atau jumlah kerja alat. Yaitu waktu yang
dibebankan kepada seseorang operator suatu alat yang
dalam kondisi yang dapat dioperasikan atau tidak rusak.
Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay time) yang
ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu-
waktu untuk pulang pergi ke permukaan kerja, pindah
tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan
karena keadaan cuaca, dan lain-lain.
10
R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan, yaitu waktu
untuk perbaikan alat dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan alat dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk
penyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk
perawatan preventif.
2) Physical availibilty (PA) atau Operational avaibility (OA)
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang
sedang dipergunakan, persamaannya adalah sebagai berikut.
......................... ( 4 )
Keterangan:
S = Standby hours, yaitu jumlah jam suatu alat yang tidak dapat
dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam
keadaan siap beroperasi.
T = Total hours. Sama dengan W + R + S = Scherduled hours,
adalah jumlah seluruh jam di mana alat dijadwalkan untuk
beroperasi.
Physical Availabilty pada umumnya selalu lebih besar daripada
Mechanical Avaibility. Tingkat efisiensi dari sebuah alat mekanis
naik jika angka PA mendekati angka MA.
11
3) Use of Availability (UA)
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh
suatu alat untuk beroperasi pada saat alat mekanis tersebut dapat
dipergunakan (available), dengan persamaan:
.......................... ( 5 )
Angka UA biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu
alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat
menjadi ukuran seberapa baik pengolahan (manajemen) peralatan
yang digunakan.
4) Effective utilization (EU)
Menunjukkan berapa persen dari kesuluruhan waktu kerja yang
tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective
utilization sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja,
dengan persamaan sebagai berikut.
....................... ( 6 )
c. Efisiensi kerja
Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas per jam alat
yang diperlukan adalah produktivitas standar dari alat tersebut. Pada
12
kondisi ideal dikalikan dengan faktor efisiensi kerja. Efesiensi kerja
tergantung faktor: topografi, keahlian operator, pemilihan standar
pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat. Dalam
kenyataannya, memang sulit menentukan besarnya efisiensi kerja alat,
tetapi dengan dasar pengalaman dapat ditentukan efisiensi yang
mendekati kenyataan.
TABEL 2. EFISIENSI KERJA
Kondisi Operasi Alat
Pemeliharaan Mesin
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk Sekali
0,83
0,78
0,72
0,63
0,52
0,81
0,75
0,69
0,61
0,50
0,76
0,71
0,65
0,57
0,47
0,70
0,65
0,60
0,52
0,42
0,63
0,60
0,54
0,45
0,32
Sumber: Partanto (1996)
d. Perhitungan Produktifitas alat
1) Swell Faktor (factor pengembang tanah)
Menurut Yanto Indonesianto, (2013), Swell adalah
pengembang volume suatu material setelah digali dari tempatnya.
Besarnya swell factor dapat dihitung dengan persamaan:
Kutipan lagsung
Menurut Indonesianto, (2013 : halaman keberapa), “Swell
adalah pengembang volume suatu material setelah digali dari
tempatnya.”
13
............................. ( 7 )
Berdasarkan jenis material swell factor dapat diketahui dari
tabel berikut.
Tabel 3. Faktor Pengembang Material (Swell Factor)
Jenis MaterialDensity
(Lb/Cuyd)Swell
FaktorBauksit 2700-4325 0,75Tanah Liat,Kering 2300 0,85Tanah Liat, Basah 2800-3000 0,82-0,80Antracite 2200 0,74Bituminous 1900 0,74Bijih Tembaga 3800 0,74Tanah Biasa, Kering 2800 0,85Tanah Biasa, Basah 3370 0,85Tanah Biasa
Bercampur Pasir da Kerikil3100 0,90
Kerikil (Gravel), Kering
3250 0,89
Kerikil (Gravel), Basah 3600 0,88Granite, Pecah- pecah 4500 0,67-0,56Hematite, Pecah-pecah 6500-8700 0,45Bijih Besi, Pecah-pecah 3600-5500 0,45Batu Kapur, Pecah-
2500-4200 0,60-0,57
Lumpur 2160-2970 0,83Lumpur, Sudah
Ditekan2970-3510 0,83
Pasir, Kering 2200-3250 0,89Pasir, Basah 3300-3600 0,88Shale 3000 0,75Slate 4590-4860 0,77Sumber: Partanto (1996)
2) Faktor Isian Mangkuk (Bucket Fill faktor)
14
Besarnya faktor isian mangkuk tergantung dari jenis
material yang akan digali. Adapun material yang ditemukan di
lapangan adalah lempungan (clay). Maka nilai dari Bucket Fill
faktor yang digunakan antara 0,70 – 0,90. Dapat dilihat di
Lampiran E.
3) Produktifitas Alat Muat
Menurut Yanto Indonesianto (2013), rumus untuk mencari
produksi alat muat adalah sebagai berikut.
Seharusnya kutipan tak lansung
Rumus untuk mencari produksi alat muat adalah sebagai
berikut...( Indonesianto, 2013 : halaman keberapa )
....................... ( 8 )
Keterangan :
Q = Produksi Excavator (lcm/jam3)
KB = Kapasitas Bucket (m3)
FF = Fill Faktor (%)
Ek = Efisiensi Kerja
Sf = Swell Faktor
CTm = Waktu siklus alat muat (detik)
4) Produktifitas Alat angkut
15
Menurut Yanto Indonesianto (2013), persamaan yang
digunakan untuk mencari produksi alat angkut adalah sebagai
berikut.
Kutipan tak langsung, tapi tidak menggunakan tanda kutip.
Menurut Indonesianto (2013 : halaman keberapa),
“persamaan yang digunakan untuk mencari produksi alat angkut
adalah sebagai berikut…”
.......................... ( 9 )
Keterangan :
P = Produksi alat angkut
CTa = Waktu edar alat angkut (menit)
Ek = Efisisensi kerja (%)
FF = Fill Factor
KB = Kapasitas Bucket
n = Jumlah Bucket
Kapasitas produksi persiklus (C) = KB x FF x n
16
B. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir yang penulis gambarkan untuk mempermudah dalam
proses pemecahan masalah dalam studi kasus ini ialah sebagai berikut:
“Produktifitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Optimalisasi
Produksi Batubara Di Pit-1 Timur Banko Barat PT.Bukit Asam (Persero), Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim,
Sumatera Selatan”
Pengamatan lapangan dan hasil ritase alat gali muat dan alat angkut Batubara dari front penambangan ke Dump Hopper.
1. Peta topografi PT.BA 2. Data spesifikasi alat gali
muat dan alat angkut. 3. Curah Hujan
Kehilangan waktu yang disebabkan:
Pengisian BBM dan Oly.
Pergantian Shift kerja.
Mulai waktu kerja.
Antrian di Dump Hopper.
Faktor berapa kerugian yang disebabkan oleh
kehilangan waktu per-Ton
Pengolahan data Kehilangan waktu
Analisa Data
Analisis dan memberikan solusi agar bisa tercapainya produksi batubara untuk bulan selanjutnya dalam upaya meminimalisir Kehilangan Waktu Alat Gali Muat dan Alat Angkut Batubara Pada Pit-1 Barat dari Front penambangan ke Dump Hopper.
Kesimpulan dan Saran
“Produktifitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Optimalisasi
Produksi Batubara Di Pit-1 Timur Banko Barat PT.Bukit Asam (Persero), Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim,
Sumatera Selatan”
Pengamatan lapangan dan hasil ritase alat gali muat dan alat angkut Batubara dari front penambangan ke Dump Hopper.
1. Peta topografi PT.BA 2. Data spesifikasi alat gali
muat dan alat angkut. 3. Curah Hujan
Kehilangan waktu yang disebabkan:
Pengisian BBM dan Oly.
Pergantian Shift kerja.
Mulai waktu kerja.
Antrian di Dump Hopper.
Faktor berapa kerugian yang disebabkan oleh
kehilangan waktu per-Ton
Pengolahan data Kehilangan waktu
Analisa Data
Analisis dan memberikan solusi agar bisa tercapainya produksi batubara untuk bulan selanjutnya dalam upaya meminimalisir Kehilangan Waktu Alat Gali Muat dan Alat Angkut Batubara Pada Pit-1 Barat dari Front penambangan ke Dump Hopper.
Kesimpulan dan Saran
17
Kerangka Pikir yang diperbaiki
Adapun kerangka pikir yang penulis gambarkan untuk mempermudah
dalam proses pemecahan masalah dalam studi kasus ini ialah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Penyelesaian Masalah
“Pr oduktifitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Optimalisasi Produksi Batubara Di Pit -1 Timur Ban ko Barat PT.Bukit Asam
(Persero), Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Pengamatan lapangan dan hasil ritase alat gali muat dan alat angkut Batubara dari front penambangan ke Dump Hopper.
Kehilangan waktu yang disebabk an:
Pengisian BBM dan Oly. Pergantian Shift kerja. Mulai waktu kerja. Antrian di Dump Hopper.
Pengolahan data Kehilangan waktu
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran
18
B. KERANGKA KONSEPTUAL
adapun kerangka konseptual ini terdiri dari input, proses, dan output.
1. Input
Berisi data – data yang akan diolah, adapun data tersebut adalah sebagai berikut :
1. data untuk menghitung efisiensi kerja alat (MA, UA, EU )
No Alat Waktu Tersedia
(T)
Waktu Kerja (W)
Halangan (R)
Standby (S)
1 Excavator Cat 345 D
476,59Jam 234,1 Jam 15,3 Jam 227,19 Jam
2 Dump Truck Scania P420
476,59Jam 234,1 Jam 11,9 Jam 230,59 Jam
2. data untuk menghitung produktivitas alat mekanis
a. perhitungan produksi alat gali muat excavator cat 345D
Kapasitas munjung bucket (ql) = 3,0m3
Faktor bucket (k) = 0,9
Efisiensi kerja (E) = 0,4911
Swell factor (SF) = 0,74
Cycle time alat muat = 17,55 detik
b. perhitungan produksi alat angkut Scania P420
19
Efisiensi kerja alat adalah (Ek) = 0,4911
Kapasitas produksi persiklus (C) = KB x FF x n
Fill Faktor (FF) = 0,9
Kapasitas Bucket (KB) = 3,0 m3
Jumlah Bucket (n) = 7 kali
Swell Faktor (SF) = 0,74
2. Proses
1. perhitungan kerja alat
a. Escavator Cat 345D
b. Dump Truck Scania P420
20
2. Perhitungan muat alat gali mekanis
2a. Perhitungan produksi alat gali muat Escavator Cad 345D
a. Total Produksi (Q)
Q = 201,27 BCM / jam
Untuk batubara maka dipindahkan dari BCM ke Ton. Maka 1 bcm x 1,3 ton batubara.
Dengan jam kerja 476,59 jam, maka :
= 476,59 x 261,65 = 124.699,77 Ton
Jadi, produksi pada bulan Januari adalah 124.699,77 Ton.
2b. Perhitungan alat angkut Scania P420
Produksi persiklus
C = Kb * FF * n = 3 * 0,9 * 7 = 18,9 m3
Produksi Scania P420
Cta
xExSFCxP
60
Untuk batubara, maka dipindahkan dari BCM ke Ton. Maka 1 bcm x 1,3 ton batubara.
Karena ada 8 unit DT Scania P420 yang dilayani Exc Cat 345D, maka produksi total DT adalah :
Dengan jam kerja 476,59 jam
= 476,59 Jam x 239,6 Ton =114.190,96 Ton
21
Jadi, produksi pada bulan Januari adalah 114.190,96 Ton
C.OUTPUT
Berupa hasil dari proses analisa data, adapun hasil data tersebut sbb :
1. Hasil data untuk perhitungan efisiensi kerja alat
No Alat MA (%) UA (%) EU (%)
1 Excavator Cat 345D 93,86 50,74 49,11
2 Dump Truck Scania P420
95,16 50,37 49,11
2. Hasil data untuk perhitungan produksi alat muat gali
a. Excavator Cad 345D = 124.699,77 Ton. Pada bulan Januari 2014
b. Scania P420 = 114.190,96 Ton. Pada bulan Januari 2014
22