THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITION
KNOWLEDGE AND FAST FOOD CONSUMPTION HABITS
WITH NUTRITION STATUS IN THE 2019 FORCE OF
MEDICAL FACULTY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR
UNIVERSITY
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI DAN
KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS
GIZI PADA ANGKATAN 2019 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SRI GUSTIA RAHMAN
NIM. 10542 11025 16
Skripsi
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
2
3
4
5
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap : Sri Gustia Rahman
Tanggal Lahir : Tanrutedong, 17 Agustus 1998
Tahun Masuk : 2016
Peminatan : Kedokteran Komunitas
Nama Pembimbing Akademik : dr. Zulfikar Tahir, M.Kes, Sp.An
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan skripsi saya yang berjudul :
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Dengan Status Gizi Pada Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.
Makassar, Februari 2020
Sri Gustia Rahman
NIM 105421102516
6
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Sri Gustia Rahman
Ayah : H. Rahman S.pd
Ibu : Hj. Munda S.pd
Tempat, Tanggal Lahir : Tanrutedong, 17 Agustus 1998
Agama : Islam
Alamat : Jl. Abdullah Daeng Sirua, Perumahan Permata
Indah No.5
Nomor Telepon/HP : 085298452725
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK Dharmawanita Bila (2003-2004)
SDN 5 Bila (2005-2010)
7
SMP Negeri 2 Duapitue (2011-2013)
SMA Negeri1 Duapitue (2014-2016)
Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)
RIWAYAT ORGANISASI
Anggota Kedisiplinan Osis SMP Negeri 2 Duapitue tahun 2012
Anggota Pramuka SMP Negeri 2 Duapitue tahun 2012
Anggota Kesenian Osis SMA Negeri 1 Duapitue tahun 2014
Anggota Pramuka SMA Negeri 1 Duapitue tahun 2014
Ketua Divisi Kesenian Osis SMA Negeri 1 Duapitue tahun 2015
Anggota Divisi Community Outreach AMSA Unismuh Makassar periode
2017/2018
Anggota Divisi Tari Medical Art Club Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar periode 2017/2018
Executive Board Of Community Outreach Asian Medical Student
Assosiation Unismuh Makassar periode 2018/2019
Sekretaris Umum Medical Art Club Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar periode 2018/2019
Penasehat Organisasi Medical Art Club Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar periode 2019/2020
8
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR
Thesis, 25 February 2020
Sri Gustia Rahman, dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc
1Students of the Faculty of Medicine and Health Sciences at the University of
Muhammadiyah Makassar in 2016 / email [email protected]
2Mentor
"THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITION KNOWLEDGE AND
FAST FOOD CONSUMPTION HABITS WITH NUTRITION STATUS IN
THE 2019 FORCE OF MEDICAL FACULTY OF MUHAMMADIYAH
MAKASSAR UNIVERSITY"
(xvi + 65 pages + 5 tables + 4 pictures + 5 attachments)
ABSTRACT
BACKGROUND: Practical urban lifestyle allows one to prefer fast food.
Nutritional knowledge that lacks influence on habits in consuming fast food
without paying attention to its nutritional content only by reason of good taste can
affect the nutritional status.
OBJECTIVE: To determine the relationship between nutritional knowledge and
fast food consumption habits with nutritional status in the class of 2019 Faculty of
Medicine, University of Muhammadiyah Makassar.
METHODS: Analytic observational study design with cross sectional approach.
Respondents were 101 using random sampling techniques. Data processing using
SPSS program with Chi-Square statistical test.
RESULTS: From 101 respondents, good nutritional knowledge (92.1%),
sufficient (7.9%) and less (0%). Fast food consumption habits are rare (72.9%)
and frequent (20.8%). The nutritional status is based on Body Mass Index (BMI)
underweight (10.9), normal (52.9%), overweight (6.9%) and obesity (28.4%). Chi
square test results there is no relationship between nutritional knowledge with
nutritional status (p=0,129), there is a relationship between fast food consumption
habits and nutritional status (p=0,000) and there is a relationship between
nutritional knowledge and fast food consumption habits with nutritional status
(p=0,000) with a moderate correlation.
CONCLUSION: There is a relationship between nutritional knowledge and fast
food consumption habits with nutritional status in the class of 2019 Faculty of
Medicine, University of Muhammadiyah Makassar.
Keywords: Nutrition Knowledge, Fast Food, Nutritional Status
9
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, 25 Februari 2020
Sri Gustia Rahman, dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2016/ email [email protected] 2Pembimbing
”HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN
KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI PADA ANGKATAN
2019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR”
(xvi + 65 Halaman + 5 Tabel + 4 Gambar + 5 Lampiran)
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Gaya hidup di perkotaan yang serba praktis
memungkinkan seseorang lebih memilih fast food. Pengetahuan gizi yang kurang
berpengaruh pada kebiasaan dalam mengkonsumsi fast food tanpa memerhatikan
kandungan gizinya hanya dengan alasan rasa yang enak hal ini dapat
mempengaruhi status gizi.
TUJUAN : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan
konsumsi fast food dengan status gizi pada angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar.
METODE : Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Responden sebanyak 101 dengan menggunakan teknik random
sampling. Pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji statistik Chi-
Square.
HASIL : Dari 101 responden, pengetahuan gizi baik (92,1%), cukup (7,9%) dan
kurang (0%). Kebiasaan konsumsi fast food jarang (72,9%) dan sering (20,8%).
Adapun status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) underweight (10,9),
normal (52,9%), overweight (6,9%) dan obesitas (28,4%). Hasil uji chi square
tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi (p=0,129), ada
hubungan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi (p= 0,000) serta
ada hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan
status gizi (p=0,000) dengan korelasi sedang.
KESIMPULAN : Ada hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan
konsumsi fast food dengan status gizi pada angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kata Kunci : Pengetahuan Gizi, Fast Food, Status Gizi
10
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Konsumsi Fast
Food Dengan Status Gizi Pada Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk
melanjutkan proses penelitian pada semester tujuh program studi Pendidikan
Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Rasulullah SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi umat
Islam dan tak pernah berhenti memikirkan ummatnya hingga diakhir
hidupnya.
2. Kepada kedua orang tua saya, ayah saya H. Rahman S.pd, dan ibu saya
Hj. Munda S.pd yang telah memberikan doa, dukungan, dan
semangatnya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu.
3. dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc selaku Pembimbing Skripsi
yang telah meluangkan banyak waktu dan wawasannya dalam
membantu serta memberikan bimbingan dan arahan demi tersusunnya
skripsi ini.
4. dr. Rosdiana Sahabuddin, Sp.OG, M.Kes selaku Penguji dalam ujian
proposal yang juga memberikan masukkan dan saran terhadap
kelanjutan penelitian ini.
5. Drs. Samhi Muawan Djamal, M.Ag selaku Pembimbing dan Penguji
Skripsi yang telah meluangkan waktu dan wawasannya dalam
11
membantu serta memberikan bimbingan dan arahan demi tersusunnya
skripsi ini.
6. dr. Zulfikar Tahir, M.Kes, Sp.An selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Juliani Ibrahim, Ph.D selaku Koordinator Skripsi di FKIK
Unismuh yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kepada teman satu bimbingan skripsi Sulastriani Hanafing dan
Munawirah yang telah berjuang bersama dalam penyusunan skripsi ini.
9. Kepada Rahma Ramadani, Suryanti Sultan, Indah Irmawati dan Ade
Rahmawati DM yang telah meluangkan waktunya membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Kepada sahabat Monokrom yang telah membantu dan menyemangati
dalam penyusunan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman sejawat angkatan 2016 Rauvolfia yang selalu
menyemangati dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi
ini.
12. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
13. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan demi kelanjutan
proses penelitian selanjutnya.
Makassar, Februari 2020
Penulis
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................ ii
PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................ iii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ........................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Pengetahuan ......................................................................................... 7
1. Definisi Pengetahuan Gizi.............................................................. 7
2. Tingkat Pengetahuan ...................................................................... 8
B. Status Gizi ........................................................................................... 10
1. Definisi Gizi ................................................................................... 10
2. Definisi Status Gizi ....................................................................... 11
3. Klasifikasi Status Gizi .................................................................... 12
4. Penilaian Status Gizi ...................................................................... 12
13
5. Index Massa Tubuh ........................................................................ 13
C. Fast Food ............................................................................................. 13
1. Definisi Fast Food ........................................................................ 13
2. Kandungan Fast Food .................................................................. 15
3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Fast Food....................... 17
4. Bahaya Mengonsumsi Fast Food .................................................. 19
D. Remaja.................................................................................................. 22
1. Definisi Remaja ............................................................................. 22
2. Kebutuhan Gizi Remaja ............................................................... 23
3. Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja ........................................ 23
E. Tinjauan Islam ...................................................................................... 27
F. Kerangka Teori..................................................................................... 32
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................. 33
A. Kerangka Konsep ................................................................................. 33
B. Definisi Operasional............................................................................. 33
C. Hipotesis ............................................................................................... 35
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 36
A. Desain Penelitian .................................................................................. 36
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................. 36
C. Populasi Dan Sampel Penelitian .......................................................... 36
D. Pengumpulan Data ............................................................................... 38
E. Pengolahan Dan Penyajian Data .......................................................... 39
F. Etika Penelitian .................................................................................... 39
G. Alur Penelitian ..................................................................................... 40
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 42
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 42
B. Karakteristik Sampel Penelitian .......................................................... 43
C. Analisis Univariat ................................................................................ 43
D. Analisis Bivariat .................................................................................. 46
14
BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 49
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ………………...……………...... 59
A. Kesimpulan ......................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................... 59
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Kategori IMT Berdasarkan WHO .................................................... 13
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,
Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Konsumsi Fast Food
dan Status Gizi ................................................................................. 44
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan
Gizi Dengan Status Gizi .................................................................... 47
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Kebiasaan
Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi ........................................ 48
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Gizi
dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi ................ 48
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori …………………………………………………32
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ……………………………………………….33
Gambar 4.1 Tahap Persiapan .......................................................................... 40
Gambar 4.2 Tahap Pelaksanaan ...................................................................... 40
17
DAFTAR LAMPIRAN
1. Keterangan
2. Analisis Univariat
3. Analisis Bivariat
4. Kuesioner
5. Surat Izin Penelitian
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fast food adalah jenis makanan yang mudah dikemas, disajikan dan
praktis seperti fried chicken, pizza, sosis, french fries dan humburger. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, iklan sangat berperan dalam
mempengaruhi seseorang untuk memilih fast food. Termasuk industri makanan,
kafe, restoran dan jajanan yang jumlahnya semakin meningkat serta menyebar
memudahkan seseorang untuk menjangkaunya.1
Pengetahuan gizi dan pola makan sangat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam memilih makanan. Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan
kesalahan dalam memilih makanan akan berpengaruh terhadap status gizi. Adanya
kecenderungan pola konsumsi makan dari makanan tradisional ke makanan impor
(modern) terlihat pada masyarakat perkotaan, khususnya dikalangan remaja.
Penelitian yang dilakukan Heryanti tahun 2009, dengan judul “kebiasaan makan
cepat saji , aktifitas fisik dan factor lainnya dengan status gizi”, didapatkan hasil
tingkat konsumsi fast food tertinggi adalah golongan pelajar yaitu sebesar
(83,3%).2,3
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun. Masa remaja merupakan periode terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun
intelektual. Sehingga diperlukan kebutuhan zat gizi yang relatif besar karena
19
terjadi fase pertumbuhan. Asupan makanan dan kebutuhan gizi remaja
dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja sehari-hari.
Pada masa remaja individu cenderung labil, mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya dan mudah mengikuti alur perkembangan zaman. Pengaruh ini yang
membuat remaja mempunyai ragam makanan apa yang dikonsumsi. Perubahan
yang terjadi pada remaja menimbulkan berbagai masalah dan perubahan perilaku
makan, baik mengarah keperilaku makanan yang sehat (gizi seimbang) maupun
mengarah kepada perilaku makanan yang tidak sehat seperti fast food.4,5
Menteri Kesehatan juga menyatakan bahwa remaja mudah dipengaruhi
oleh teman sebaya dan media sosial sehingga rawan terpengaruh oleh perilaku
yang tidak sehat atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak benar.
Misalnya, mengikuti pola diet selebritis, mengonsumsi jajanan yang sedang hits
namun tidak bergizi atau kurang beraktifitas fisik karena terlalu sering bermain
games sehingga malas bergerak. Sejumlah penelitian pada remaja menunjukkan
bahwa ada empat aspek yang memotivasi mengonsumsi makanan fast food yaitu
meniru orang lain, pergaulan, ajakan teman, dan kesenangan. Selain itu, yang
membuat para remaja lebih memilih mengkonsumsi fast food antara lain
kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak sempat menyiapkan makanan di
rumah sehingga remaja lebih memilih membeli makanan diluar (fast food),
lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang mendukung dalam hal besarnya uang
saku remaja. Adapun fast food mengandung tinggi kalori, lemak, gula dan sodium
(Na), tetapi rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat. Kandungan
20
gizi yang tidak seimbang inilah yang apabila terlanjur menjadi pola makan akan
berdampak negatif bagi status gizi remaja.6,7
Dampak buruk dari kebiasaan konsumsi fast food jika dikonsumsi secara
berlebihan yaitu dapat mengakibatkan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT)
(gizi lebih) dan menurunkan fungsi kognitif (WHO, 2006). Obesitas yang terjadi
pada remaja akan menimbulkan masalah kesehatan seperti penurunan fungsi
kognitif, gangguan psikologi, perubahan masa pubertas, sindrom metabolik,
resistensi insulin, diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner (PJK),
stroke serta kematian.8,9
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan 8,8%
remaja mengalami overweight dan 10,8% mengalami obesitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Muwakhidah tahun 2008 berjudul “factor resiko yang
berhubungan dengan obesitas pada remaja di SMU Batik Surakarta” menunjukkan
55% disebabkan oleh konsumsi fast food.10,11
Hasil penelitian pada anak SD Negeri Sudirman 1 Makassar menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian
gizi lebih pada siswa dimana dari 42 responden yang mengalami obesitas,
sebanyak 41 (97,6%) responden yang sering mengkonsumsi fast food dan hanya 1
(2,4%) responden yang memiliki frekuensi konsumsi kategori jarang. Selain itu,
hasil wawancara yang dilakukan pada remaja di restoran fast food Makassar Town
Square sebanyak 13 orang, didapatkan data bahwa seluruh responded mengetahui
pengertian fast food, kandungan fast food dan dampak yang ditimbulkan bagi
kesehatan. Sebagian besar mengaku gemar mengonsumsi fast food dan merasa
21
bangga. Ada beberapa remaja yang mengonsumsi fast food sampai 4 kali sebulan,
sebagian besar 1 kali seminggu dan ada yang 2 kali seminggu.12,13
Di dalam Qur‟an Surah Al-Baqarah Ayat 172, ini ditegaskan agar seorang
mukmin makan makanan yang baik yang diberikan Allah SWT, dan rezeki yang
diberikan-Nya itu haruslah disyukuri.14
تى إ ا تعثذ ك إ اشكشا لل ط يا سصقاكى آيا كها ي ا انز ثاخ ا أ
Terjemahnya: “(Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara makanan
yang baik-baik) maksudnya yang halal, (yang kami berikan kepadamu, dan
bersyukurlah kepada Allah) atas makanan yang dihalalkan itu (jika kamu benar-
benar hanya kepada-Nya menyembah”.
Telah kami izinkan manusia untuk memakan semua yang halal, kami
ciptakan di bumi bagi mereka, dan kami melarang mereka agar tidak mengikuti
jejak langkah setan. Apabila mereka melaksanakan ketentuan itu semua maka
mereka akan mendapatkan petunjuk. Namun jika mereka ingkar maka kami akan
memberikan petunjuk kami hanya pada orang-orang yang beriman dan kami akan
menjelaskan kepada mereka yang halal dan yang haram. Maka, wahai orang-
orang yang beriman dihalalkan bagi kalian semua untuk memakan makanan yang
enak, baik serta bukan yang kotor dan keji. Syukurilah karunia Allah yang telah
menghalalkan makanan yang baik-baik. Syukurilah pula karunia ketaatan dan
kemampuan diri kalian untuk melaksanakan perintah-Nya demi sempurnanya
ibadah kalian.14
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud ingin melakukan penelitian
tentang Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Dengan Status Gizi.Pada Remaja.
22
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah Terdapat Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan
Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Angkatan 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi pada
remaja.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui tingkat pengetahuan gizi pada remaja angkatan 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
b. Mengetahui kebiasaan konsumsi fast food pada remaja angkatan
2019 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
c. Mengetahui status gizi berdasarkan penilaian antropometri pada
remaja angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
d. Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi
fast food dengan status gizi pada angkatan 2019 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
23
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai hubungan
pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi pada
remaja.
2. Bagi Universitas
Dapat dijadikan bahan referensi dan menambah kepustakaan dalam
penelitian di bidang gizi tentang hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan
konsumsi fast food dengan status gizi.
3. Bagi Umum
a. Dapat memberikan informasi bagi remaja mengenai hubungan antara
pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi
b. Sebagai masukan pengetahuan gizi kepada remaja tentang dampak
konsumsi fast food
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi
dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat. Tingkat pengetahuan
seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan
yang pada akhirnya berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.16
Pengetahuan gizi mempunyai peranan penting dalam pembentukan
kebiasaan makan seseorang, sebab hal ini akan mempengaruhi seseorang dalam
memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Suatu hal yang meyakinkan
tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan, yaitu :16
a. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
b. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh
yang optimal, pemeliharaan dan energi.
c. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi.
25
Individu memiliki pengetahuan yang baik akan mempunyai kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengolahan
pangan, sehingga konsumsi pangan mencakupi kebutuhan . Masalah yang
menyebabkan gizi tidak baik adalah tidak cukupnya pengetahuan gizi dan
kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik. Pada usia belasan
masih sering dijumpai pengertian yang kurang tepat mengenai konstribusi gizi
dari berbagai makanan. Oleh karena itu timbullah penyakit gizi salah yang
merugikan kecerdasan dan produktivitas.16
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.17
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
26
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.17
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.17
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannyan satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.17
e. Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.17
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
27
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.17
B. Status Gizi
1. Definisi Gizi
Gizi merupakan zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan
pangan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan zat gizi merupakan zat
atau unsur kimia yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk
metabolisme dalam tubuh secara normal. Menurut Hasdianah (2014) gizi
seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.18,19
Asupan zat gizi merupakan suatu hal yang penting guna memperoleh
energi dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kekurangan asupan zat gizi dapat
menyebabkan seseorang mengalami akibat buruk pada tubuh seperti menurunnya
pertahanan tubuh terhadap penyakit, berkurangnya kemampuan fisik, menurunnya
berat badan, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban
dan lain-lain.20
Zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang adalah
karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Kebutuhan karbohidrat menurut anjuran
WHO (1997) adalah 65 – 75% dari total konsumsi energi yang diutamakan
berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% berasal dari gula sederhana.20
28
Selain karbohidrat, zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh adalah protein,
yang terdiri dari protein nabati dan protein hewani. Sumber protein hewani yang
merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu terdapat dalam
bahan makanan seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sedangkan
sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti tempe
dan tahu. Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada asupan dan
transportasi zat-zat gizi.21
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak juga merupakan sumber
energi bagi tubuh. Fungsi utama lemak adalah menghasilkan energi yang
diperlukan oleh tubuh, sebagai pembentuk struktur tubuh, mengatur proses yang
berlangsung dalam tubuh secara langsung dan tidak langsung serta sebagai
pembawa (carrier) vitamin yang larut dalam lemak. Sumber lemak diantaranya
susu, minyak zaitun, minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-
lain. Menurut WHO 2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah
25-35% dari kebutuhan energi total.20
Kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat menurut WHO adalah protein
sebanyak 10-15% dari kebutuhan energi total,lemak 10-25% dari kebutuhan
energi total, dan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total atau sisa dari
kebutuhan energi yang berasal dari protein dan lemak.21
2. Definisi Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan
antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement)
oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan,
29
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). Status gizi dapat pula diartikan
sebagai gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan
energy yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh.22
3. Klasifikasi Status Gizi
Dibagi menjadi 4 macam yaitu:
a. Status Gizi Buruk
Keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam
waktu yang cukup lama.21
b. Status Gizi Kurang
Terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi
esensial.21
c. Status Gizi Baik atau Status Gizi Optimal
Terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara
efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
mungkin.21
d. Status Gizi Lebih
Terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan,
sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan.21
4. Penilaian Status Gizi
Penilain status gizi dibagi menjadi 2 cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari antropometri, klinis,
30
biokimia, dan biosfik. Sedangkan penilain status gizi tidak langsung terdiri dari
survey konsumsi, makanan, statistic vital dan faktor ekologi.23
5. Index Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk mengukur status gizi seseorang. Berat badan (BB) diukur dengan
menggunakan timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0,5 kg dan tinggi badan
(TB) diukur dengan menggunakan staturmeter dengan ketelitian o,1 cm. IMT
sendiri diperoleh dengan menggunakan persamaan BB dalam satuan kilogram
(kg) dan TB dalam satuan centimeter (cm) (Depkes RI, 2003).24
IMT = Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan (m2)
Tabe 2.1 Kategori IMT Berdasarkan WHO
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Underweight ≤18,4
Normal Range 18,50-23
Overweight 23,1-25
Obese ≥25,00
Sumber : Sutter Health Palo Alto Medical Foundation (2012)
C. Fast Food
1. Definisi Fast Food
Peningkatan kemakmuran di Indonesia juga diikuti oleh perubahan gaya
hidup dan kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota besar, bergeser dari
pola makan tradisional ke pola makan barat (terutama dalam bentuk fast food)
yang sering mutu gizinya tidak seimbang. Pola makan tersebut merupakan jenis-
31
jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara potensial mudah menyebabkan
kelebihan masukan kalori. Berbagai makanan yang tergolong fast food tersebut
adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pizza, hotdog, donat,
dan lain-lain.3
Fast food adalah makanan bergizi tinggi yang dapat menyebabkan
kegemukan atau obesitas terhadap anak-anak yang mengonsumsinya. Selain itu
fast food dapat menyebabkan penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan
sebaginya. Fast food dianggap negatif karena ketidakseimbangannya, hal ini
dengan mudah bisa dilihat dari besarnya porsi daging ayam atau burger yang
disajikan.3
Fast food jadi pilihan utama orang tua yang sibuk atau konsumsi ketika
menghabiskan waktu bersama keluarga pada masyarakat modern. Hal ini
disebabkan karena pengolahannya yang cenderung cepat karena menggunakan
tenaga mesin, terlihat bersih karena penjamahnya adalah mesin, restoran yang
mudah ditemukan serta karena pelayanannya yang selalu sedia setiap saat,
bagaimanapun cara pemesanannya.3
Kecenderungan masyarakat kota yang menyukai makanan fast food karena
anggapan mereka bahwa makanan ini lebih modern, dibandingkan makanan
tradisional Indonesia. Mereka menganggap bahwa makanan tradisional Indonesia
adalah makanan yang ketinggalan jaman dan kurang mempunyai nilai komersial.
Fast food pada umumnya mengandung tinggi protein, tinggi kalori (terutama
lemak dan gula sederhana), tinggi garam, bumbu masak, zat pengawet dan
32
pewarna serta rendah serat. Jika hal ini dibiasakan akan mengawali terjadinya
penyakit degeneratif.3
2. Kandungan Fast Food
Secara umum fast food mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium
(Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat.
Dan berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari beberapa jenis makanan cepat
saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengaruh tren
globalisasi :25
a. Komposisi gizi Pizza (100 g) Kalori (483 KKal), Lemak (48 g),
Kolesterol (52 g), Karbohidrat (3 g), Gula (3 g), Protein (3 g).
b. Komposisi gizi Hamburger 1 porsi, kalori (240 Kkal), lemak (8 g),
karbohidrat (31 g), dan protein (12 g).
c. Komposisi gizi Donat (1 bh = 70 g), kalori (210 Kkal), lemak (8 g),
karbohidrat (32 g), dan protein (3 g).
d. Komposisi gizi Fried Chicken Kentucky 1 porsi, kalori (210 Kkal),
lemak (9 g), karbohidrat (5 g) dan protein (26 g).
e. Komposisi gizi siomay 1 potong, kalori (51 Kkal), lemak (0,85 g),
karbohidrat (6,03) dan protein (4,54 g).
f. Komposisi gizi mie bakso 1 mangkuk, kalori (388 Kkal), lemak (16,62
g), karbohidrat (40,05 g) dan protein (20,24 g).
g. Komposisi gizi chicken nugget 1 buah, kalori (48 Kkal), lemak (3,01
g), karbohidrat (2,61 g) dan protein (2,49 g).
33
h. Komposisi gizi mie kering 1 mangkuk, kalori (151 Kkal), lemak (2,27
g), karbohidrat (27,51 g) dan protein (4,96 g).
i. Komposisi gizi mie masak 1 mangkuk, kalori (219 Kkal), lemak (3,3
g), karbohidrat (40,02 g), dan protein (7,22 g).
j. Komposisi gizi kentang goring (70 g), kalori (192 Kkal), lemak (9,84
g), karbohidrat (24,96), dan protein (2,44 g).
k. Komposisi gizi batagor 1 potong, kalori (58 Kkal), lemak (2,98 g),
karbohidrat (5,83 g), dan protein (2,06 g).
l. Komposisi gizi mie ayam 1 mangkuk, kalori (421 Kkal), lemak (18,74
g), karbohidrat (46,21 g), dan protein (16,7 g).
m. Komposisi gizi gado-gado 1 mangkuk, kalori (318 Kkal), lemak (17,86
g), karbohidrat (26,28 g) dan protein (17,22 g).
n. Komposisi gizi pecel 1 mangkuk, kalori (1246 Kkal), lemak (81,73 g),
karbohidrat (107,7 g), dan protein (42,05 g).
o. Komposisi gizi 1 pentol kecil, kalori (40 Kkal), lemak (2,38 g),
karbohidrat (2,58 g), dan protein (2,06 g)
p. Komposisi gizi sosis ayam 1 porsi (57 g), kalori (172 Kkal), lemak
(9,98 g), karbohidrat (1,52 g), dan protein (17,82 g).
q. Komposisi gizi gorengan tahu 1 buah, kalori (35 Kkal), lemak (2,62 g),
karbohidrat (1,36 g), dan protein (2,23 g).
Fast food sangat beraneka ragam sehingga sangat mudah dikenali. Bahkan
seseorang dapat mengenali fast food dengan melihat label makanan. Fast food
termasuk yang memiliki nilai gizi kecil yaitu :26
34
> 35% kalori dari lemak (kecuali untuk susu rendah lemak)
> 10% kalori dari lemak jenuh Setiap lemak trans
> 35% kalori dari gula, kecuali jika itu dibuat dengan 100% buah dan tanpa
tambahan gula
> 200 kalori per porsi untuk camilan
> 200 mg per sajian untuk natrium (garam) untuk makanan ringan
> 480 mg per sajian untuk natrium (garam) untuk makanan awal
Fast food memungkinkan seseorang untuk makan tanpa perencanaan, tidak
hanya pada jam makan, tetapi juga ketika memiliki waktu luang. Selain itu,
bahan-bahan fast food memberikan rasa yang enak membuat kecanduan.
Kombinasi Lemak dan gula mampu menghasilkan lonjakan kenikmatan intens
yang didorong oleh dopamine sehingga memberikan kecenderungan kecanduan
perilaku untuk mengonsumsinya. Di sisi lain, harus diperhatikan bahwa fast food
juga berbahaya bagi kesehatan. Lemak, kolesterol, gula dan garam memiliki efek
buruk pada kesehatan jika berlebihan dapat menyebabkan obesitas.26
3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Fast Food
a. Akses ke Sumber Makanan
Kemudahan akses untuk memperoleh makanan fast food dapat
mempengaruhi kebiasaan atau frekuensi konsumsi fast food seseorang.
Pola diet barat diluar restoran fast food berhubungan dengan kelebihan
berat badan, meskipun makanan tersebut diperoleh dari toko kelontong.
Supermarket yang menyediakan produk segar, tetapi juga menyediakan
minuman manis dan keripik dapat berkontribusi terhadap pola pembelian
35
makanan yang sehat dan tidak sehat. Makanan yang diperoleh dari toko
makanan ritel Amerika Serikat ditemukan mirip makanan fast food dilihat
dari segi total lemak dan kandungan gulanya.27
b. Uang Saku
Remaja yang memiliki pola sarapan kurang baik lebih banyak ditemukan
pada remaja dengan uang saku tergolong besar dibandingkan pada remaja
dengan kategori uang saku kecil. Remaja usia sekolah pada umumnya
memiliki uang saku. Dari uang saku ini tercermin kondisi sosial ekonomi
keluarga. Remaja yang memiliki uang saku besar tentu memiliki pilihan
lebih banyak terkait makanan yang ingin ia beli, terlepas dari makanan
tersebut sehat atau tidak. Remaja yang memiliki uang saku besar
cenderung melewatkan sarapan karena berpikir dapat membeli sarapan di
luar dengan menggunakan uang saku yang dimiliki. Besar uang saku juga
merupakan pertimbangan orangtua saat tidak dapat menyiapkan sarapan di
rumah. Orangtua yang tidak sempat menyiapkan sarapan karena bekerja
cenderung memberikan uang saku yang lebih besar agar anak dapat
membeli sarapan di luar berupa makanan siap saji (fast food) sehingga
menyebabkan kelebihan berat badan. Anak-anak remaja yang kegemukan
dan obesitas sering mengunjungi restoran fast food setiap minggunya.27
c. Pengetahuan
Remaja dengan pengetahuan yang rendah tentang ilmu gizi dapat
berpengaruh terhadap kebiasaan dalam mengkonsumsi fast food tanpa
36
memperhatikan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya hanya dengan
alasan rasanya yang enak.27
d. Ketersediaan Makan di Rumah
Fase remaja memiliki hubungan dengan konsumsi fast food yang tinggi,
dikarenakan hasil diet yang kurang baik. Ketersedian makan dirumah
(minuman soda, keripik dan rendahnya mengkonsumsi sayuran dan susu)
dapat mempengaruhi seseorang dalam hal frekuensi mengkonsumsi fast
food.27
4. Bahaya Mengonsumsi Fast Food
a. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Kandungan kolesterol yang tinggi pada fast food dapat mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan
membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya
serangan jantung koroner.25
b. Membuat Ketagihan
Fast food mengandung zat aditif yang dapat membuat ketagihan dan
merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin.25
c. Meningkatkan Berat Badan
Jika suka mengonsumsi fast food dan jarang berolahraga, maka dalam
beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang
tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi fast food tidak
digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah
yang kemdian tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.25
37
d. Meningkatkan Risiko Kanker
Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam fast food dapat
meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.25
e. Memicu Diabetes
Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam fast food akan
memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes.
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin
sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak
glukosa menumpuk di aliran darah.25
f. Memicu Tekanan Darah Tinggi
Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir semua
fast food mengandung garam yang tinggi. Garam mengandung natrium,
ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh
ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan
menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras
untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan
darah tinggi.25
Bahaya fast food yang telah dijabarkan oleh peneliti ilmiah dari beberapa ilmiah
pakar serta pemerhati nutrisi adalah sebagai berikut:
(1). Sodium (Na) tidak boleh kebanyakan terdapat didalam tubuh kita. Untuk
ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari
3300 mg. Inilah sama dengan 1 3/5 sendok teh. Sodium yang banyak terdapat
dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah
38
sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga akan
berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung dan stroke. Lemak
jenuh yang juga banyak terdapat dalam makanan cepat saji, yang berbahaya
bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk memproduksi
banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu oleh
tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewani yang kita
makan dan dimasak terlalu lama. Kolesterol banyak terdapat dalam daging,
telur, ayam, ikan, mentega, susu dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol
dapat menutup saluran darah dan oksigen yang seharusnya mengalir ke
seluruh tubuh. Tingginya jumlah lemak jenuh dalam fast food akan
menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker
payudara merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. Lemak dari
daging, susu, dan produk-produk susu merupakan sumber utama dari lemak
jenuh.25
(2). Selain itu, beberapa menu dalam restoran fast food juga mengandung
banyak gula. Gula, terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan karena
dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi dan obesitas.
Minuman bersoda, cake, dan cookies mengandung banyak gula dan sangat
sedikit vitamin serta mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling bayak
gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 g atau
satu sendok teh sehari.25
39
D. Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja menurut UU Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia
antara 10-18 tahun, dan merupakan kelompok penduduk Indonesia dengan jumlah
yang cukup besar (hampir 20% dari jumlah penduduk).3
Remaja adalah kondisi peralihan dari masa anak–anak menuju dewasa.
Pada masa ini para remaja mengalami perubahan fisik seperti penambahan tinggi
badan hingga 25 cm, perubahan bentuk tubuh dan masa menstruasi, bagi remaja
putri, daya tarik seksualitas merupakan faktor yang kuat dan berpengaruh dalam
kehidupannya.28
Remaja merupakan penerus bangsa dalam pembangunan nasional. Oleh
sebab itu, perlu mendapatkan pembinaan dan peningkatan taraf kesehatannya agar
kelangsungan hidup dan perkembangannya baik fisik maupun mental yang
dikenal sebagai proses tumbuh kembang dapat berlangsung secara optimal. Salah
satu faktor lingkungan fisik yang amat penting agar proses tumbuh kembang
berlangsung secara optimal adalah zat gizi yang harus dicukupi oleh makanan
sehari-hari.3
Seiring dengan peningkatan populasi remaja di Indonesia, masalah gizi
remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi
dewasa.29
40
2. Kebutuhan Gizi Remaja
a. Energi
Kebutuhan energi remaja putra lebih banyak daripada remaja putri.
Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan
menurun menjadi 2.900 pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri
memuncak pada usia 12 tahun (2.500 kkal), untuk kemudian menurun menjadi
2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perkiraan energi untuk remaja putra berusia 11-
18 tahun, yaitu 13-23 kkal/ cm, pada remaja putri dengan usia yang sama,
yaitu 10-19 kkal/cm.28
b. Protein
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola
tumbuh, bukan berdasarkan usia kronologis. Untuk remaja putra, kisaran
besarnya kebutuhan ini adalah 0,29- 0,32 gr/cm tinggi badan. Pada remaja
putri 0,27- 0,29 gr/cm.28
c. Lemak
Kebutuhan lemak pada remaja sebaiknya tidak lebih dari 25 % dari
kebutuhan energi.28
d. Vitamin dan Mineral
Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg sampai 1.200 mg.28
3. Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja
a. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk, berpangkal pada kebiasaan makan
keluarga yang tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus menerus terjadi
41
pada usia remaja. Remaja makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan
berbagai zat gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut
terhadap kesehatan.30
b. Pemahaman gizi yang keliru
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi setiap para remaja
terutama wanita remaja hal ini sering menjadi penyebab masalah, karena
untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapka pembatasan
makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tidak terpenuhi.
Hanya makan sekali sehari atau makan-makanan seadanya, tidak makan nasi
merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong
terjadinya gangguan gizi.30
c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja
menyebabkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Keadaan seperti ini biasanya
terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan remaja.30
d. Promosi yang berlebihan melalui media massa
Usia remaja merupakan usia di mana mereka sangat mudah tertarik
pada sesuatu yang baru. Kondisi ini diamnfaatkan oleh pengusaha makanan
dengan memperomosikan produk makanan mereka, dengan cara yang sangat
memengaruhi pada remaja. Apalagi film yang menjadi idola mereka.30
e. Masuknya produk-produk makanan baru
Produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara besar
membawa pengaruh terhadap kebiasaan makan para remaja. Seperti fast food
42
yang berasal dari Negara barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried
chicken, dan french fries, berbagai makanan yang berupa kripik sering
dianggap lambang kehidupan modern oleh para remaja.30
Permasalahan gizi yang seringkali dihadapi oleh remaja adalah
permasalahan gizi ganda, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Selain itu, anemia juga
menjadi permasalahan lain remaja akibat asupan gizi yang tidak sesuai. Salah satu
permasalahan gizi ganda yang disebutkan sebelumnnya yaitu gizi lebih. Gizi lebih
merupakan masalah kesehatan pada anak, remaja, dan dewasa di Amerika Serikat.
Telah dilaporkan dari survey National Health And Nutrition Examination Surveys
(NHANES) bahwa prevalensi obesitas pada pria tahun 2003 – 2004 adalah 21,1
persen, pada tahun 2005 – 2006 adalah 33,2 persen, dan pada tahun 2005-2006
adalah 35,3 persen. Pada anak dan remaja usia 2-19 tahun, prevalensi obesitas
pada tahun 2003-2006 adalah 16,3 persen.31
Menurut WHO tahun 2009, 1 dari 10 anak sekolah mengalami
kegemukan. Sekitar 30 juta sampai 45 juta anak yang menderita obesitas.
Diperkirakan 2-3 persennya berusia 5-17 tahun Studi di Nigeria tahun 2008
memperlihatkan bahwa prevalensi remaja yang mengalami underweight sebesar
25,8 pada laki-laki, sedangkan pada perempuan sebesar 10,6 persen. Sementara di
Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, diketahui prevalensi remaja
usia usia 13-15 tahun yang memiliki berat badan gemuk sebesar 2,9 persen pada
laki-laki dan 2 persen pada anak perempuan. Selain obesitas, masalah gizi kurang
juga dihadapi oleh remaja. Dari data Riskesdas tahun 2010 tampak bahwa
43
prevalensi remaja usia 13-15 tahun yang memiliki berat badan kurus sebesar 12,4
persen pada laki-laki dan 7,7 persen pada perempuan.32
Masalah gizi ganda pada remaja terjadi dikarenakan perilaku gizi yang
salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan. Pada golongan remaja, mereka sudah lebih aktif memilih makanan
yang disukai dan tidak bergantung lagi pada orang tua seperti saat masih anak-
anak. Kebutuhan energi merekapun lebih besar karena aktivitas fisik mereka lebih
banyak, seperti olah raga, bermain, sekolah, membantu orang tua, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan asupan
gizi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pola makan yang tidak sehat pada
remaja saat ini, terjadi karena kurangnya pengetahuan gizi akibat dari
penyampaian informasi kesehatan yang diberikan dengan tidak benar dan tidak
tepat. Terlebih pada masa ini remaja sedang mengalami masa pencarian jati diri
dan identitas dengan cara mencontoh perilaku seseorang yang menjadi panutan
untuk mereka. Remaja memiliki rasa ingin diterima oleh teman sebaya dan
keinginan untuk menarik lawan jenis. Berdasarkan hal tersebut remaja mulai
menjaga penampilan dengan cara diet. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap
pola makan mereka. Banyak remaja yang sangat membatasi pola makan karena
takut gemuk. Selain itu, ada pula remaja yang memiliki kebiasaan konsumsi
makanan jajanan yang rendah gizi, kebiasaan konsumsi makanan cepat saji,
kebiasaan tidak sarapan pagi, dan malas minum air putih.32
Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey
tahun 2015, antara lain: Tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja
44
kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan sering mengkonsumsi
makanan berpenyedap (75,7%). Di antara remaja itu juga kurang melakukan
aktifitas fisik (42,5%). Apabila cara konsumsi ini berlangsung terus menerus dan
menjadi kebiasaan pola makan tetap para remaja, maka akan meningkatkan resiko
terjadinya penyakit tidak menular.7
E. Tinjauan Keislaman
Allah SWT berfirman memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang
mukmin untuk memakan dari rezeki yang baik yang telah diberikan-Nya kepada
mereka, dan hendaknya mereka bersyukur kepada Allah SWT atas hal tersebut
jika mereka benar-benar mengaku sebagai hamba-hamba-Nya. Makan dari rezeki
yang halal merupakan penyebab bagi terkabulnya doa dan ibadah, sedangkan
makan dari rezeki yang haram dapat menghambat terkabulnya doa dan ibadah.
Sehingga islam menyuruh kita untuk menjauhi barang yang diharamkan karena
makanan yang dimakan akan mendarah daging dalam tubuh. Hal ini bisa menjadi
salah satu penyebab doa seseorang tidak di ijabah oleh Allah SWT. Memakan
makanan yang halal juga bentuk keimanan seseorang karena hal itu perintah Allah
SWT untuk menghindari yang haram. Seperti yang disebutkan di dalam hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad telah menceritakan kepada kami Abun
Nadr, telah menceritakan kepada kami Al-Fudail ibnu Marzuq, dari Addi ibnu
Sabit, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda : 14
ا اناط عهى أ عه صهى الل قال قال سعل الل الله ع شج سض ش أت ع
إ طة ل قثم إل طثا الل إ شعه ان ا أيش ت ت ؤي أيش ان الل
45
عهى { ه ا تع ها صانحا إ ت اع انطثاخ عم كها ي ا انش فقال } ا أ
طثاخ يا آيا كها ي ا انز قال } ا أ جم طم انغفش سصقاكى { ثى ركش انش
يهثغ يششت حشاو حشاو يطع اء ا سب ا سب إنى انغ ذ ذ أشعث أغثش
غزي تانحشاو فأى غتجاب نزنك حشاو
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu berkata : Rasulullah Shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali
hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang
mu‟min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman :
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan
firmanNya yang lain : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki
yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. Kemudian beliau mencontohkan
seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta
berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit : “Ya Rabbi ! Ya Rabbi!
Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari
harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram,dan dibesarkan dari
hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do‟anya” [Hadits Riwayat
Muslim no. 1015]
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Muminun Ayat 51
عهى ه ا تع ها صانحا إ ت اع انطثاخ عم كها ي ا انش ا أ
Terjemahnya: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.
Q.S. Al Ma‟idah Ayat 87
ل ح الل ل تعتذا إ نكى يا طثاخ يا أحم الل آيا ل تحش ا انز ا أ عتذ ة ان
Terjemahnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas”.
Pada ayat ini Allah SWT menunjukkan firman-Nya kepada kaum
muslimin yaitu melarang mereka mengharamkan bagi diri mereka segala yang
baik yang telah dihalalkan-Nya seperti makanan, minuman, pakaian, pernikahan
46
dan lain-lainnya yang baik serta halal. Walaupun Allah SWT telah menyediakan
dan menghalalkan barang-barang yang baik bagi hamba-Nya namun haruslah
dilakukan menurut cara yang telah ditentukan-Nya. Firman Allah SWT dalam
ayat ini melarang hamba-Nya dari sikap dan perbuatan yang melampaui batas
misalnya memakan makanan yang diharamkan oleh agama dan seseorang tetap
memakan makanan yang baik, yang halal, akan tetapi ia berlebih-lebihan
memakan makanan itu. Padahal makan yang terlalu kenyang adalah merusak
kesehatan, alat-alat pencernaan dan merusak pikiran.14,15
Salah satu penyebab terbanyak penyakit adalah karena makanan. Zaman
modern ini, kebanyakan penyakit akibat pola hidup yang tidak sehat dan tidak
terkontrol. Karenanya kita diperintahkan agar mengontrol makanan, bukan
sekedar untuk memuaskan nafsu mulut dan perut melainkan seorang muslim perlu
banyak puasa dan menyedikitkan makanan.
Hadist Riwayat At-Tirmidzi (2380), Ibnu Majah (3349), Ahmad (4/132)
ل كا صهث ، فئ اخ ق آدو نق ، تحغة ات تط ا ي عاء شش يا يلأ آدي
ثهث نششات ، يحانح ، فثهث نطعاي ثهث نفغ ،
Artinya: “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut.
Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan
punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga
perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk
bernafas”. HR At-Tirmidzi (2380), Ibnu Majah (3349), Ahmad (4/132), dan hadist
ini di-shahih-kan olehAl-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah (2265).
Q.S. Al Ma‟idah Ayat 88
ا كها ي يؤي تى ت انزي أ اتقا الل حلل طثا سصقكى الل
47
Terjemahnya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya”.
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya agar mereka
makan rezeki halal dan baik yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. Makna
“Halal” disini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara
memperolehnya. Sedangkan “Baik” adalah dari segi kemanfaatannya, yaitu yang
mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein
dan sebagainya. Makanan tidak baik selain kandungan gizinya buruk, juga jika
dikonsumsi akan merusak kesehatan.14,15
Makanan yang halal dan thayyib adalah dalam rangka menjaga jasmani
dan rohani. Penjagaan jasmani dengan memilih yang thayyib artinya memakan
makanan yang bergizi dan mempunyai fungsi yang baik untuk kesehatan tubuh
sehingga kita mampu menunaikan semua kewajiban dengan sempurna, tidak
sekedar bergizi dan bermutu akan tetapi juga halal. Makanan tersebut harus
mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh seperti protein, karbohidrat, vitamin-
vitamin, lemak HDL, dan mineral atau secara ringkas disebut makanan bergizi
(thayyiban). Makanan yang halal tapi tidak thayyib jika dikonsumsi berlebihan
akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan karena kandungan lemak LDL
tinggi sehingga beresiko terjadi obesitas maka dari itu ketika mengonsumsi
makanan hendaknya yang baik dan thayyib sehingga tidak membahayakan diri.1
أ الله ع انـخذسي سض عا يانك ت ذ ععذ ت عع أتـ ع
ل ضشاس عهى قال : ل ضشس ى الله عه ل الله صهـ سع
48
Artinya: Dari Abû Sa‟îd Sa‟d bin Mâlik bin Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu,
Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan
tidak boleh membahayakan orang lain" Diriwayatkan oleh Mâlik dalam al-
Muwaththa‟ (II/571, No.31) hadist ini mempunyai banyak jalan, sebagiannya
menguatkan sebagian yang lain. Diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah, ad-Dâraquthni,
dan selain keduanya dengan musnad.
Melakukan sesuatu yang membahayakn dilarang dalam agama islam
maka, tidak halal bagi seorang muslim mengerjakan sesuatu yang membahayakan
dirinya sendiri atau membahayakan saudaranya sesama muslim baik berupa
perkataan atau perbuatan tanpa alasan yang benar. Ketika kita mengonsumsi
makanan janganlah membahayakn diri dengan memakan makanan dengan lemak
tinggi secara berlebihan yang akan memberikan penyakit. Hendaknya kita
mengonsumsi makanan yang bergizi dan sehat agar terhindar penyakit.14
49
F. Kerangka Teori
s
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Remaja
Faktor Penyebab Masalah
Gizi Remaja :
Kebiasaan makan
buruk
Pengetahuan gizi
yang keliru
Promosi media
massa
Fast food
Mode dikalangan
remaja
Pengetahuan Gizi
Fast Food
Kandungan fast food
Kebiasaan
mengonsumsi fast
food
Bahaya mengonsumsi
fast food
Status Gizi
Index Massa Tubuh
= BB/TB(m2)
Underweight
≤ 18,4
Normal
18,50-23
Overweight
23,1-25
Obesitas ≥
25,00
50
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
1. Pengetahuan Gizi
a. Definisi Operasional
Pengetahuan gizi adalah kemampuan seseorang dalam mengetahui
kandungan suatu makanan yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam memilih makanan yang dikonsumsi sehingga akan mempengaruhi
status gizi.
b. Alat Ukur : Kuesioner
c. Skala Ukur : Nominal
Pengetahuan
Gizi
Status Gizi
Kebiasaan
Konsumsi Fast
Food
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
51
Kurang < 60% jumlah point tertinggi
Cukup antara 60-80% jumlah point tertinggi
Baik > 80% jumlah point tertinggi
2. Kebiasaan Konsumsi Fast Food (1 bulan terakhir)
a. Definisi Operasional
Kebiasaan mengonsumsi fast food (fried chicken, hamburger, hotdog, pizza,
sandwich, spaghetti, kentang goring, chicken nugget, dan dunkin donuts).
b. Alat Ukur : Kuesioner
c. Skala Ukur : Nominal
Jarang < 2 kali seminggu
Sering ≥ 2 kali seminggu
3. Status Gizi
a. Definisi Operasional
Keseimbangan jumlah asupan yang dibutuhkan oleh tubuh dimana energi
yang masuk dan dikeluarkan seimbang.
b. Alat Ukur : Timbangan injak untuk BB dan staturmeter untuk
TB (Perhitungan Index Massa Tubuh BB/TB (m2))
c. Skala Ukur : Nominal
Underweight ≤ 18,4
Normal 18,50-23
Overweight 23,1-25
Obesitas ≥ 25,00
52
4. Remaja
a. Definisi Operasional
Remaja yang dimaksud batasan usia 10-19 tahun dengan jenis kelamin
perempuan dan laki-laki. Usia remaja yang dihitung dari tanggal lahir
sampel sampai tanggal pada saat pengukuran.
b. Alat Ukur : Kuesioner
C. Hipotesis
Hipotesis Null (H0) : Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan
konsumsi fast food dengan status gizi pada angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
Hipotesis Alternatif (H1) : Ada hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan
konsumsi fast food dengan status gizi pada angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
53
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross
sectonal study.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2020.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Target
Populasi target adalah remaja Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah remaja angkatan 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Sampel Penelitian
a. Kriteria Inklusi
(1) Remaja usia 10-19 tahun pada angkatan 2019 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
54
(2) Bersedia menjadi responden penelitian dengan menandatangani
lembar persetujuan.
b. Kriteria Eksklusi
(1) Remaja yang tidak memenuhi kriteria inklusi yaitu usia 10-19
tahun
(2) Remaja angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tidak hadir saat pengambilan
sampel.
(3) Remaja angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tidak mengembalikan kuesioner.
(4) Kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Penelitian ini
merupakan penelitian kategorikal analitik. Rumus besar sampel yang digunakan
adalah :
sn1 = n2 = ( √ √
)²
Kesalahan tipe I = 10% hipotesis dua arah, Z = 1,282 untuk = 0,1
Keasalahn tipe II = 20%, maka Z = 0,842 untuk = 0,2
P2 = 0,5
P1 – P2 = 0,2
P1 = P2 + 0,2 = 0,5 + 0,2
P1 = 0,7
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,7 = 0,3
Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,5 = 0,5
55
Q = 1 – P = 1 – 0,6 = 0,4
P =
=
=
= 0,6
Z = 1,282
Z = 0,842
n1 = n2 = ( √ √
)²
n1 = n2 = ( √ √
)²
n1 = n2 = (
)²
n1 = n2 = (
)² = (7,285)² = 53
Jadi, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sejumlah 53 sampel.
D. Pengumpulan Data
Data primer yang diambil adalah tinggi badan (TB) dan berat badan (BB)
dari seluruh populasi dengan melakukan pengukuran langsung. BB diukur dengan
menggunakan timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0,5 kg, TB diukur dengan
menggunakan staturmeter dengan ketelitian o,1 cm. Setelah data TB dan BB
didapatkan, dihitung IMT-nya.
Dari sampel tersebut diambil data dengan menggunakan kuesioner. Data
yang didapat dengan kuesioner adalah jumlah tingkat pengetahuan gizi dan
kebiasaan konsumsi fast food (1 bulan terakhir) pada remaja.
56
E. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolaan data
Hasil pengolaan data akan dikumpulkan dan diolah menggunakan program
SPSS yang dilakukan dengan uji chi- square yaitu uji satistic yang
digunakan untuk menguji signifikan dua variabel dengan tingkat
kemaknaan p< a(0,05).
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari
variabel independen (pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast
food) dan variabel dependen (status gizi).
b. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan
antara variabel independen dan dependen. Melalui uji statistik chi-
square akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan
tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan
bermakna jika mempunyai nilai p < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1
diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p>0,05
yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak.
F. Etika Penelitian
1. Menyertakan surat izin penelitian dari Universitas dan Pemerintahan
Provinsi Sulawesi Selatan atau Pemerintahan Kota Makassar.
2. Mendapatkan izin penelitian dari tempat dilakukannya penelitian.
57
3. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti memberikan
informed consent kepada responden yang akan menjadi objek penelitian
secara lisan atau tertulis dan mendapatkan persetujuan dari objek
penelitian.
4. Subjek akan diperlakukan secara anonimus dan konfidensial sehingga
diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian ini.
G. Alur Penelitian
1. Tahap Persiapan
.
Gambar 4.1 Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
Mengurus surat izin
penelitian
Menetapkan pelaksanaan dan
menyiapkan segala keperluan
yang dibutuhkan selama
proses penelitian
Remaja Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
Kriteria Inklusi
Pengisian lembar
persetujuan responden
(data umum)
58
Gambar 4.2 Tahap Pelaksanaan
Pengisian kuesioner
pengetahuan gizi
Pengisian kuesioner
kebiasaan konsumsi
fast food
Pengukuran
antropometrik (status
gizi)
Pengumpulan data
Pengolahan dan analisis data penelitian
Hasil data penelitian
59
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 19 Juni 1963
sebagai cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pendirian perguruan
tinggi ini adalah realisasi dari hasil Musyawarah Wilayah Muhammadiyah
Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-21 di Kabupaten Bantaeng. Pendirian tersebut
didukung oleh Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak
dibidang pendidikan dan pengajaran dakwah amar ma‟ruf nahi munkar.
Universitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan sebagai perguruan tinggi
swasta terdaftar sejak 1 Oktober 1965.
Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai perguruan tinggi
muhammadiyah mengemban tugas dan peran yang sangat besar bagi agama,
bangsa, dan Negara. Selain posisinya sebagai salah satu perguruan tinggi
muhammadiyah di kawasan Timur Indonesia yang tergolong besar, juga padanya
tertanam kultur pendidikan yang diwariskan sebagai amal usaha muhammadiyah.
Nama muhammadiyah yang terintegrasi dengan nama Makassar memberikan
harapan terpadunya budaya, keilmuan dan nafas keagamaan.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl. Sultan Alauddin No.259 Kampus
Unismuh Makassar, Kel. Gunung Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan 90221.
60
B. Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada tanggal 20 Januari 2020 dengan judul
Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dan Kebiasasan Konsumsi Fast Food Dengan
Status Gizi Pada Remaja Angkatan 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar. Angkatan 2019 berjumlah134 orang, yang memenuhi
kriteria inklusi penelitian yakni sebanyak 101 orang dan kriteria eksklusi
sebanyak 33 orang. Total responden yang menjadi penelitian ini adalah sebanyak
101 orang dengan usia antara 10-19 tahun yang bersedia menjadi responden
penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan.
C. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi variabel
dependen yaitu status gizi dan variabel independen yaitu pengetahuan gizi dan
kebiasaan konsumsi fast food serta karakteristik remaja (jenis kelamin dan umur).
61
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,
Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Konsumsi Fast Food, dan Status Gizi Pada
Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Tabel Hasil Analisis Uji Statistic Chi Square Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin, Umur, Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Konsumsi Fast Food, dan
Status Gizi.
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dibagi dalam 2 kategori
yaitu laki-laki dan perempuan. Dari data didapatkan jumah perempuan sebanyak
81 responden (80,2%) dan jumlah laki-laki sebanyak 20 responden (19,8%).
Variabel Kategori Frekuensi
n %
Jenis Kelamin
Umur
Pengetahuan Gizi
Kebiasaan Konsumsi Fast
Food
Status Gizi
Laki-laki
Perempuan
17 Tahun
18 Tahun
19 Tahun
Baik
Cukup
Kurang
Jarang
Sering
Underweight
Normal
Overweight
Obesitas
20
81
10
60
31
93
8
0
80
21
11
54
7
29
19,8
80,2
9,9
59,4
30,7
92,1
7,9
0
79,2
20,8
10,9
53,5
6,9
28,7
62
Distribusi responden berdasarkan umur dibagi dalam 3 kategori yaitu
umur 17 tahun, 18 tahun dan 19 tahun. Dari data didapatkan jumlah responden
yang berusia 17 tahun sebanyak 10 responden (9,9%), berusia 18 tahun sebanyak
60 responden (59,4%) dan berusia 19 tahun sebanyak 31 responden (30,7%).
Untuk mengetahui pengetahuan gizi responden telah diberikan 17
pertanyaan. Dari data didapatkan responden dengan pengetahuan gizi baik
sebanyak 93 responden (92,1%), responden dengan pengetahuan gizi cukup
sebanyak 8 responden (7,9%) dan responden dengan pengetahuan gizi kurang
sebanyak 0 responden.
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan konsumsi fast food dibagi
menjadi 2 kategori yaitu jarang (<2 kali seminggu) dan sering (≥2 kali seminggu).
Dari data didapatkan bahwa responden yang memiliki kebiasaan konsumsi fast
food jarang sebanyak 80 responden (79,2%) dan responden yang memiliki
kebiasaan konsumsi fast food sering sebanyak 21 responden (20,8%).
Berdasarkan pengumpulan data dan analisis data diperoleh gambaran
status gizi responden dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa
Tubuh dihitung dengan mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan (IMT = BB
(kg)/TB(m)². Kategori IMT terdiri dari Underweight (≤ 18,4), Normal (18,50-23),
Overweight (23,1-25) dan Obesitas (≥25,00). Ternyata diperoleh bahwa
responden dengan status gizi underweight sebanyak 11 responden (10,8%),
responden status gizi normal sebanyak 54 responden (52,9%), responden status
gizi overweight sebanyak 7 responden (6,9%) dan responden status gizi obesitas
sebanyak 29 responden (28,4%). Untuk keperluan analisis bivariat maka status
63
gizi responden dibagi menjadi dua kategori yaitu status gizi normal dan
underweight disatukan serta status gizi lebih (overweight dan obesitas disatukan).
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen pengetahuan gizi, kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi
sebagai variabel dependen. Untuk menguji variabel independen dan dependen
yang berbentuk kategorik 2 x 2 digunakan uji chi square dengan ketentuan
dikatakan ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dan dependen
bila hasil uji statistik menunjukkan nilai p < 0,05.
1. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi
Hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi dapat dilihat pada tabel.
Dari tabel tersebut status gizi normal dan underweight pada responden dengan
pengetahuan gizi cukup sebanyak 3 responden (3,0%) dan pengetahuan gizi baik
sebanyak 62 responden (61,4%) sedangkan status gizi lebih pada responden
dengan pengetahuan gizi cukup sebanyak 5 responden (5,0%) dan pengetahuan
gizi baik sebanyak 31 responden (30,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p-
value 0,129 (>0,05) berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dengan status gizi.
64
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Gizi
Dengan Status Gizi Pada Remaja Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
Pengetahuan Gizi Status Gizi Total
p-
value Normal dan
Underweight
Lebih
n % n % n %
Cukup 3
Baik 62
3,0
61,4
5
31
5,0
30,7
8
93
7,9
92,1
0,129
Jumlah 65 64,4 36 35,6 101 100,0
Tabel Hasil Analisis Uji Statistic Chi Square Hubungan Pengetahuan Gizi
Dengan Status Gizi Pada Remaja Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi
Hubungan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi dapat dilihat
pada tabel. Dari tabel tersebut didapatkan responden yang memiliki status gizi
lebih dengan kebiasaan konsumsi fast food sering (≥2x/minggu) sebanyak 18
responden (17,8%). Hasil yang sama didapatkan pula pada mereka dengan
kebiasaan konsumsi fast food jarang (<2x/minggu), yaitu sebanyak 18 responden
(17,8%). Berdasarkan uji statistik, hasil diatas menunjukkan hubungan yang
bermakna antara kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi dilihat melalui
uji chi square didapatkan p-value 0,000 (<0,05).
65
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Kebiasaan
Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja Angkatan 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Kebiasaan
Konsumsi Fast Food
Status Gizi Total p-
value Normal dan
Underweight
Lebih
n % n % n %
Jarang 62 61,4 18 17,8 80 79,2
Sering 3 3,0 18 17,8 21 20,8 0,000
Jumlah 65 64,4 36 35,6 101 100,0
Tabel Hasil Analisis Uji Statistic Chi Square Hubungan Kebiasaan Konsumsi
Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Dengan Status Gizi
Hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan
status gizi dapat dilihat pada tabel. Berdasarkan uji statistik, menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast
food dengan status gizi dilihat melalui uji chi square didapatkan p-value 0,000
(<0,05) dengan korelasi sedang. Maka Hipotesis H0 (Ditolak) dan H1 (Diterima).
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Gizi
dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja
Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
P (sig) R Exp (B)
Pengetahuan Gizi 0,000 0,538 0,543
Kebiasaan Konsumsi Fast
Food
19,429
Tabel Hasil Analisis Uji Statistic Chi Square Hubungan Pengetahuan Gizi dan
Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja Angkatan 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
66
BAB VI
PEMBAHASAN.
A. Kualitas Data
Data pengetahuan gizi diambil dari kuesioner dengan 17 pertanyaan yang
telah di uji validasi sebelumnya. Data kebiasaan konsumsi fast food dalam satu
bulan terakhir diambil dari kuesioner yang telah di uji validasi, namun memiliki
kelemahan karena mengandalkan ingatan responden sehingga dapat terjadi lupa
yaitu responden cenderung tidak melaporkan dengan benar. Namun untuk
mengurangi kesalahan dalam pengukuran peneliti memberikan penjelasan kepada
responden. Adapun data status gizi didapatkan dengan melakukan pengukuran
antropometrik langsung (Berat Badan dan Tinggi Badan), kemudian menentukan
IMT responden.
B. Jenis Kelamin dan Usia
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Usia remaja dihitung dari tanggal lahir sampel sampai tanggal pada saat
pengukuran. Selain itu, pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual.4,5
Dari analisis data untuk jenis kelamin didapatkan jumlah perempuan
sebanyak 81 responden (80,2%) dan jumlah laki-laki sebanyak 20 responden
(19,8%). Sedangkan distribusi responden berdasarkan umur dibagi dalam 3
kategori yaitu umur 17 tahun, 18 tahun dan 19 tahun. Dari data didapatkan jumlah
responden yang berusia 17 tahun sebanyak 10 responden (9,9%), berusia 18 tahun
67
sebanyak 60 responden (59,4%) dan berusia 19 tahun sebanyak 31 responden
(30,7%).
C. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan, zat gizi serta
sumber-sumber zat gizi pada makanan sehingga dapat mencegah timbulnya
penyakit. Pada usia belasan masih sering dijumpai pengertian yang kurang tepat
mengenai kandungan gizi dari berbagai makanan. Oleh karena itu, timbullah
penyakit gizi yang merugikan kecerdasan dan produktivitas.15
Dari data didapatkan responden dengan pengetahuan gizi baik sebanyak 93
responden (92,1%), responden dengan pengetahuan gizi cukup sebanyak 8
responden (7,9%) dan responden dengan pengetahuan gizi kurang sebanyak 0
responden. Tingginya pengetahuan gizi responden yang baik ini berhubungan
dengan banyaknya informasi-informasi dan pengetahuan gizi yang didapatkan
melalui pembelajaran sebelumnya, selain itu tersedianya fasilitas bacaan dan
informasi seperti perpustakaan yang menunjang untuk mengakses informasi.
D. Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Kecenderungan masyarakat kota yang menyukai makanan fast food karena
anggapan mereka bahwa makanan ini lebih modern, dibandingkan makanan
tradisional Indonesia. Mereka menganggap bahwa makanan tradisional Indonesia
adalah makanan yang ketinggalan jaman dan kurang mempunyai nilai komersial.
Remaja dengan pengetahuan yang rendah tentang ilmu gizi dapat berpengaruh
terhadap kebiasaan dalam mengkonsumsi fast food tanpa memperhatikan
68
kandungan gizi yang terdapat di dalamnya hanya dengan alasan rasanya yang
enak.3
Dari data didapatkan bahwa responden yang memiliki kebiasaan konsumsi
fast food 1 bulan terakhir kategori jarang sebanyak 80 responden (79,2%) dan
responden yang memiliki kebiasaan konsumsi fast food sering sebanyak 21
responden (20,8%). Remaja dengan konsumsi fast food sering dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yakni lingkungan yang memiliki gaya hidup serba modern,
sikap remaja yang ikut-ikutan ingin diakui oleh orang lain, adanya iklan-iklan
yang membuat tertarik seseorang untuk memesan, ajakan dari teman-teman, dan
fast food yang mudah dikemas serta cepat penyajiannya apalagi responden
sekarang tinggal dalam asrama serta berjauhan dari orang tua.
E. Status Gizi
Penilaian status gizi responden dilakukan dengan menggunakan hasil
perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Kategori IMT terdiri dari Underweight
(≤ 18,4), Normal (18,50-23), Overweight (23,1-25) dan Obesitas (≥25,00). IMT
sendiri diperoleh dengan menggunakan persamaan BB dalam satuan kilogram
(kg) dan TB dalam satuan centimeter (cm) Berat badan (BB) diukur dengan
menggunakan timbangan injak dan Tinggi Badan (TB) diukur dengan
menggunakan staturmeter.23
Ternyata diperoleh bahwa responden dengan status gizi underweight
sebanyak 11 responden (10,8%), responden status gizi normal sebanyak 54
responden (52,9%), responden status gizi overweight sebanyak 7 responden
69
(6,9%) dan responden status gizi obesitas sebanyak 29 responden (28,4%). Pada
penelitian ini responden dengan kategori gizi normal dan underweight sebanyak
65 responden (64,4%) hal disebabkan oleh beberapa faktor yakni genetik,
ketidakseimbangan hormon, proses metabolisme yang terlalu cepat, makan tidak
teratur dengan pemilihan menu makan yang buruk sehingga gizi dan kalori tidak
terpenuhi hal ini ditambah keadaan responden dengan kesibukan kuliah serta jauh
dari orang tua yang dapat akibatkan nutrisi tidak terpenuhi dan responden dengan
gizi lebih (overweight dan obesitas) sebanyak 36 responden (35,6%) hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yakni keturunan, pola makan yang salah
ditambah banyaknya ragam makanan yang bisa dipesan antar apalagi responden
jauh dari orang tua dan kurangnya aktifitas fisik dikarenakan kesibukan kuliah
menyebabkan kurangnya waktu untuk olahraga. Terjadi perbedaan hasil penelitian
terdahulu kemungkinan karena perbedaan responden dan jumlah sampel.
F. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan, zat gizi serta
sumber-sumber zat gizi pada makanan sehingga dapat mencegah timbulnya
penyakit. Pengetahuan gizi mempunyai peranan penting dalam pembentukan
kebiasaan makan seseorang, sebab hal ini akan mempengaruhi dalam memilih
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.15
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dengan status gizi pada responden p = 0,129 (p>0,05). Sama
dengan hasil penelitian Sari, Dita Anggar (2014) menemukan tidak ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan status gizi. Hal ini disebabkan
70
oleh tingginya pengetahuan gizi pada responden karena lengkapnya sumber
pengetahuan dan materi pengetahuan gizi yang dimiliki apalagi responden
sekarang berstatus mahasiswa telah mendapatkan materi-materi sebelumnya.
Namun demikian hasil analisis didapatkan responden dengan status gizi lebih
yang pengetahuan gizi baik sebanyak 31 (30,7%) lebih tinggi dibandingkan
dengan responden dengan status gizi normal dan underweight yang pengetahuan
gizi cukup sebanyak 3 (3,0%). Untuk itu diperlukan penyuluhan bagaimana cara
hidup sehat guna menghindari masalah kesehatan yang akan dihadapi di masa
mendatang seperti gizi tidak normal.
G. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi
Fast food adalah jenis makanan yang mudah dikemas, disajikan dan
praktis seperti fried chicken, pizza, sosis, french fries dan humburger. Adapun fast
food mengandung tinggi kalori, lemak, gula dan sodium (Na), tetapi rendah serat,
vitamin A, asam askorbsat, kalsium dan folat. Kandungan gizi yang tidak
seimbang inilah yang apabila terlanjur menjadi pola makan akan berdampak
negatif bagi status gizi remaja. Dampak buruk dari kebiasaan konsumsi fast food
jika dikonsumsi secara berlebihan yaitu dapat mengakibatkan peningkatan Indeks
Massa Tubuh (IMT) (gizi lebih) dan menurunkan fungsi kognitif (WHO, 2006).7,8
Hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi dalam
penelitian ini menggunakan gabungan dari 9 jenis fast food dalam kuesioner
(Fried Chicken, Hamburger, Hotdog, Pizza, Sandwich, Spaghetti, Kentang
Goreng, Chicken Nugget dan Dunkin Donuts). Pendekatan yang dilakukan
dengan melakukan pembobotan tiap jenis makanan dan tiap kategori sesuai
71
dengan frekuensi konsumsi sehingga pola konsumsi sering (≥2x/minggu)
berbobot 1 dan jarang (<2x/minggu) berbobot 0.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi pada remaja
angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
p=0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini serupa ditemukan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sari, Dita Anggar (2014) terdapat hubungan yang signifikan antara
kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi (p=0,000). Hal ini sama dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Muwakhidah (2008) berjudul “factor resiko yang
berhubungan dengan obesitas pada remaja di SMU Batik Surakarta” menunjukkan
55% disebabkan oleh konsumsi fast food.
H. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan
Status Gizi
Individu memiliki pengetahuan yang baik akan mempunyai kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengolahan
pangan, sehingga konsumsi pangan mencukupi kebutuhan. Masalah yang
menyebabkan gizi tidak baik adalah tidak cukupnya pengetahuan gizi dan
kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik. Pola makan, terutama
di kota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat (terutama
dalam bentuk fast food) yang sering mutu gizinya tidak seimbang. Fast food
adalah makanan bergizi tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas
terhadap yang mengonsumsinya.15
72
Berdasarkan uji statistik, menunjukkan hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi pada remaja
angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dilihat melalui uji chi square didapatkan p-value 0,000 (<0,05) dengan korelasi
sedang. Maka Hipotesis H1 (Diterima). Hal ini sama dengan menurut WHO
(2006) yakni dampak buruk dari kebiasaan konsumsi fast food jika dikonsumsi
secara berlebihan yaitu dapat mengakibatkan peningkatan Indeks Massa Tubuh
(IMT) (gizi lebih) dan menurunkan fungsi kognitif.
I. Tinjauan Keislaman
Q.S. Al-Ma‟idah Ayat 88
حلل طثا ا سصقكى الل كها ي يؤي تى ت انزي أ اتقا الل
Terjemahnya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya”.
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar mereka
makan rezeki halal dan baik yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. Makna
“Halal” disini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara
memperolehnya. Sedangkan “Baik” adalah dari segi kemanfaatannya yaitu yang
mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein
dan sebagainya. Makanan tidak baik selain kandungan gizi buruk juga jika
dikonsumsi akan merusak kesehatan. Makanan yang halal tapi tidak thayyib jika
dikonsumsi berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan karena
kandungan lemak LDL tinggi sehingga beresiko terjadi obesitas maka dari itu
73
ketika mengonsumsi makanan hendaknya yang baik dan thayyib sehingga tidak
membahayakan diri.
Allah SWT menyuruh manusia untuk memakan makanan yang halal dan
baik. Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan secara agama dari
segi hukumnya baik halal dari segi zatnya maupun hakikatnya. Sebagai lawannya
adalah makanan yang haram dari segi hukum agama, baik haram secara zat
maupun hakikat. Makanan yang halal dari segi dzatnya seperti telor, buah-buahan,
sayursayuran, daging sapi, kambing dan lain-lain. Sedangkan makanan yang halal
dari segi hakikatnya adalah makanan yang didapat ataupun diolah dengan cara
yang benar menurut agama. Sebaliknya makanan yang haram adalah makanan
yang secara zatnya dilarang oleh agama untuk dimakan seperti daging babi,
daging anjing, darah, dan bangkai. Sedangkan yang haram karena hakikatnya
yaitu haram untuk dimakan karena cara memperoleh atau mengolahnya seperti
telor hasil mencuri, daging ayam hasil mencuri, uang dari hasil korupsi dan lain-
lain.
Q.S Al A‟raf Ayat 31
Di dalam Al-Qur‟an Allah SWT telah menjelaskan bahwasanya manusia tidak
boleh berlebihan dalam hal apapun termasuk dalam hal makanan.
ا ت آدو خ غشف ل حة ان ل تغشفا إ اششتا كها ذ كم يغجذ زا صتكى ع
Terjemahnya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
74
Maksud dari ayat diatas adalah bahwa Allah SWT melarang kepada
manusia untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, baik itu mengkonsumsi
makan dan minum ataupun menggunakan pakaian yang dibutuhkan oleh tubuh.
Karena hal tersebut senada dengan gizi yang ada dalam makanan apabila
mengkonsumsi gizi secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan dan
obesitas. Kegemukan adalah salah satu faktor terjadinya berbagai penyakit
degeneratif dalam tubuh seperti tekanan darah tinggi, diabetes, hipertensi, jantung
koroner, hati dan kantong empedu.
Q.S Al Mujadilah Ayat 11
إرا نكى جانظ فافغحا فغح الل آيا إرا قم نكى تفغحا ف ان ا انز شضا ا أ قم ا
ا ت الل أتا انعهى دسجاخ انز كى آيا ي انز شضا شفع الل خثش فا ه تع
Terjemahnya: "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah SWT akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Dalam Q.S Al-Mujadalih ayat 11 tersebut dijelaskan “Niscaya Allah SWT
akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. Artinya ada orang yang akan diangkat
derajatnya oleh Allah SWT, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan akan memperlihatkan perilaku yang cerdik serta bijaksana.
Iman dan ilmu tersebut akan menciptakan orang mantap dan agung. Pada ayat
tersebut membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar yang pertama
sekadar beriman dan berinfak saleh, dan yang kedua beriman dan berinfak saleh
75
serta mempunyai pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi
bukan saja alasannya ialah nilai ilmu yang disandangnya tetapi juga amal dan
pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan, goresan pena maupun dengan
keteladanan.
76
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum responden memiliki
status gizi normal dan underweight sebanyak 65 responden 64,4%
(underweight 10,8% dan normal 52,9%) dan responden dengan gizi lebih
sebanyak 36 responden 35,6% (overweight 6,9% dan obesitas 28,4%).
Dari hasil penelitian terlihat bahwa terjadi double burden masalah gizi,
disatu pihak status gizi kurang masih ada dan pihak lain masalah gizi lebih
sudah mulai terjadi.
2. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi pada
responden.
3. Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi
pada responden.
4. Ada hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast food
dengan status gizi pada responden.
B. Saran
Dari hasil pembahasan, maka ada beberapa hal dapat disarankan yaitu :
1. Remaja dengan pengetahuan gizi yang baik diharapkan bisa
menerapkannya dalam memilih makanan agar tercipta pola makan yang
baik dan sehat.
77
2. Untuk remaja yang masih sering konsumsi fast food karena penyajiannya
mudah serta cepat, adanya iklan-iklan yang membuat tertarik seseorang
untuk memesan, ajakan dari teman-teman dan disamping itu remaja masih
kurang mengetahui komposisinya. Sebaiknya remaja diberikan seminar
tentang makanan yang sehat dan bergizi supaya mereka tidak salah dalam
mengonsumsi makanan, bisa mengetahui komposisi dalam makanan dan
mengetahui bahayanya.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar meneliti faktor-faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi status gizi yang belum dilakukan pada
penelitian ini.
4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya melakukan penelitian dengan
sampel di pedesaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi dan
kebiasaan konsumsi fast food.
5. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya membandingkan pengetahuan gizi
responden yang bukan kesehatan dengan respoden yang kesehatan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel independen yakni pengetahuan gizi
dan kebiasaan konsumsi fast food, dan variabel dependen yakni status gizi. yang
kemudian akan ditentukan hubungan variabelnya. Terdapat faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi status gizi remaja, dengan keterbatasan variabel yang
berhubungan tidak semua diteliti oleh peneliti sehingga hasil penelitian belum
dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang faktor-faktor lain yang
mempengaruhi status gizi.
78
DAFTAR PUSTAKA
1. Anwar, C.R, 2016, „Gaya Hidup dan Promosi Makanan Siap Saji‟, Jurnal
Etnosia, Vol.01, No.02. h.54-55.
2. Heryanti, Evi, 2009, Hubungan Kebiasaan Makan Cepat Saji (Fast Food
Modern), Aktivitas Fisik dan Faktor Lainnya Dengan Status Gizi Mahasiswa
Penghuni Asrama UI Depok, Skripsi, FKM UI.
3. Setyawati,V.A.V, Rinawati, E, 2016, „Pola Konsumsi Fast Food Dan Serat
Sebagai Faktor Gizi Lebih Pada Remaja‟, Unnes Journal of Public Health,
Vol.05, No.03.
4. Satgas Remaja IDAI, 2013, Nutrisi Pada Remaja, Indonesian Pediatric
Society, http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-
remaja(diakses 5 Juli 2019)
5. Proverawati, A, 2010, Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja,
Yogyakarta, Nuha Medika.
6. Imtihani, T,R, & Noer, E,R, 2013, „Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, dan
Peer Group Dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada Remaja
Putri‟, Journal of Nutrition College, Vol.02, No.01.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018, Remaja Indonesia Harus
Sehat, Biro Komunikasi Dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan
RI,http://www.depkes.go.id/article/print/18051600001/menkes-remaja-
indonesia-harus-sehat.html(diakses 5 Juli 2019)
8. Saleh, Asep Jalaludin, 2019, Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Siap
Saji (Fast Food), Status Gizi Dan Kejadian Hipertensi Dengan Fungsi
79
Kognitif Pada Remaja, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta,
https://eprints.uns.ac.id/43256/(diakses 5 Juli 2019)
9. Yu Z, Shuping H, Chun Z, & Xirong G, 2012, „Trends In Overweight And
Obesity Among Children And Adolescentas In China From 1981 To 2010‟, A
Meta Analysis, American Journal of Preventive Medicine 6: 222-236
10. Kemenkes RI, 2013a, Pokok-pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013 Provinsi Jawa Timur, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
11. Muwakhidah & Tri, D,H, 2008, „Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan
Obesitas Pada Remaja‟, Jurnal Kesehatan, Vol.01, No.02.
12. Allo, B, Syam, A & Virani, D, 2013, Hubungan Antara Pengetahuan Dan
Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1 Makassar, Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5547(diakses 28 Juli 2019)
13. Arief, E, Syam, A, & Mdachlan, D, 2011, „Consumption Of Fast Food Of
Adolescent At Fast Food Restaurant In Makassar Town Square‟, Media Gizi
Masyarakat Indonesia, Vol.01, No.01.
14. https://risalahmuslim.id.
15. Al Quran dan Terjemahan.Kementrian Agama Republik Indonesia.2017
16. Khomsan, A, 2004, Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan, Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
80
17. Notoatmodjo, S, 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Yogyakarta, Andi Offse.
18. Liana, AE, Soharno, Panjaitan, AA, 2017, 'Hubungan Antara Pengetahuan
Tentang Gizi Seimbang Dengan Index Massa Tubuh Pada Mahasiswa',Jurnal
Kebidanan, Vol. 07, No.02, h.132.
19. Hasdianah, 2014, Pemantapan Gizi, Diet dan Obesitas, Nuha Medika,
Yogyakarta
20. Kesuma, ZM, Rusdiana, S & Siregar, LR, 2017, Identifikasi Status Gizi Pada
Remaja Di Kota Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala,
http://uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/17f13d8a83b0c6823f278dfd95
a6e616.pdf(diakses 17 Juli 2019).
21. Almatsier, S, 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.
22. Marmi, 2013, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
23. Supariasa, D,W, Bakri, B & Fajar, I, 2002, Penilaian Status Gizi (Edisi 2),
EGC, Jakarta.
24. Departemen Kesehatan RI, 2003, Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
Orang Dewasa Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), Jakarta,
http://www.depkes.go.id/index.php.(diakses 8 Juli 2019)
25. Amalia, Cahaya, 2018, Perilaku Remaja tentang Konsumsi Makanan Cepat
Saji (Fast Food) di SMK Muhammadiyah 9 Medan, Repositori Institusi
81
Univsersitas Sumatera Utara,
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4992 (diakses 18 Juli 2019)
26. Ashakiran & Deepthi, R, 2012, 'Fast Foods and their Impact on Health',
Journal of Krishna Institute of Medical Sciences University, Vol.01, No.02. h
8-9.
27. Poti JM, Duffey, KJ, Popkin BM, 2014,‟The Association Of Fast Food
Consumption With Poor Dietary Outcomes And Obesity Among Children: Is
It The Fast Food Or The Remainder Of The Diet‟, American Journal Of
Clinical Nutrition, Vol 99(1) : 162-171.
28. Deshmukh, V.R. & Kulkarni, A.A,„Body image and its relation with body
mass index among Indian Adolescent‟, Indian Pediatrics.2017; 54: 1025-
1029.
29. Washi, S.A. dan Ageib, M.B, „Poor Diet Quality and Food Habits are related
to Impaired Nutritional Status in 13-to 18-Year-Old Adolesccent in Jeddah‟,
Nutrition Research. 2010; 30 (8): 527-534.
30. Adriani, M & Wirjatmadi, B, 2014, Gizi dan Kesehatan Balita, Cetakan
Pertama Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
31. Basagili, MI, 2018, Gizi Pada Remaja, Ahli Gizi,
https://ahligizi.id/artikel/detailartikel/31/terbaru_terpopuler/Gizi-pada-
Remaja(diakses 17 Juli 2019 )
32. Fauzi Cory, A, 2012, 'Analysis of The Knowledge and Behaviour of
Adolescents Based on The General Guidelines of Balanced Nutrition (PUGS)
Point 6, 10, 11, and 12', Jurnal Kesehatan Reproduksi, Vol.03, No.02.
82
33. Mardatillah, 2008, Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik,
Dan Faktor Lin Dengan Status Gizi Lebih Pada Remaja SMU Sudirman
Jakarta Timur, Fakultas Kesehatan Masyarakat (diakses 12 Desember 2019)
34. Sari, Dita Anggara, 2014, Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Konsumsi
Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Siswa SMP
Al Islam 1 Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints,ums.ac.id/32139 (diakses 29 Januari 2020)
83
KETERANGAN
A. Status Gizi
1. Normal dan Underweight (status gizi underweight ≤18,4 dan normal18,50-
23 disatukan)
2. Lebih (status gizi overweight 23,1-25 dan obesitas ≥25 disatukan)
B. Pengetahuan Gizi
1. Kurang (point 0-8)
2. Cukup (point 9-16)
3. Baik (point 17-24)
C. Kebiasaan Konsumsi Fast Food
1. Jarang (<2 kali seminggu)
2. Sering (≥2 kali seminggu)
D. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
E. Umur
1. 17 tahun
2. 18 tahun
3. 19 tahun
84
No Status
Gizi
Pengetahuan Gizi Kebiasaan
Konsumsi Fast
Food
Jenis
Kelamin
Umur
1. 1 3 1 1 2
2. 1 2 1 2 1
3. 1 3 1 2 3
4. 1 3 1 2 2
5. 2 3 2 2 2
6. 1 3 1 2 2
7. 2 3 1 1 1
8. 2 3 2 1 1
9. 1 3 1 1 2
10. 2 3 1 2 2
11. 1 3 1 2 3
12 1 3 1 2 2
13 1 3 1 2 3
14. 1 3 1 2 3
15. 1 3 1 2 3
16. 1 3 1 1 2
17. 1 3 1 2 2
18. 1 3 1 1 2
19. 1 3 1 2 2
20. 1 3 1 2 2
21. 2 3 2 2 2
22. 1 3 1 2 2
23. 1 3 1 2 3
24. 2 3 2 1 2
25. 1 3 1 2 2
26. 2 3 1 2 3
27. 1 3 1 2 2
28. 1 3 1 2 3
29. 2 3 1 1 3
30. 1 3 1 2 2
31. 2 3 2 2 2
32. 2 3 1 2 3
33. 2 3 2 2 2
34. 1 3 1 1 2
35. 1 3 1 1 2
36. 2 3 2 2 3
37. 1 3 1 1 2
38. 1 3 2 1 3
39. 1 3 1 2 3
40. 1 3 1 2 2
41. 2 3 1 2 3
42. 1 3 1 1 3
85
43. 1 3 1 2 2
44. 2 3 1 1 3
45. 1 3 1 1 2
46. 2 3 1 2 2
47. 2 3 2 2 2
48. 1 3 2 2 3
49. 2 3 1 2 3
50. 1 3 1 2 2
51. 1 3 1 2 2
52. 1 3 1 2 2
53. 2 2 1 2 2
54. 2 3 1 2 3
55. 2 3 2 2 3
56. 2 3 1 2 1
57. 1 3 2 2 3
58. 1 3 1 2 2
59. 2 2 2 2 2
60. 2 3 2 2 2
61. 1 3 1 2 3
62. 2 3 2 2 3
63. 1 3 1 2 2
64. 2 3 2 2 2
65. 2 3 1 2 2
66. 2 3 1 1 3
67. 1 3 1 2 2
68. 1 3 1 2 2
69. 1 3 1 2 3
70. 1 3 1 2 1
71. 1 3 1 2 3
72. 2 3 1 2 2
73. 1 3 1 2 2
74. 2 2 2 2 2
75. 2 3 1 2 1
76. 1 3 1 2 2
77. 2 2 2 2 2
78. 1 3 1 1 3
79. 1 3 1 2 2
80. 2 3 1 2 2
81. 1 3 1 2 2
82. 1 3 1 2 3
83. 1 3 1 1 2
84. 1 3 1 2 3
85. 1 3 1 2 2
86. 2 3 2 2 2
86
87. 1 2 1 2 2
88. 1 3 1 2 2
89. 1 3 1 2 1
90. 1 3 1 2 2
91. 1 3 1 2 2
92. 2 3 1 2 1
93. 1 3 1 2 3
94. 1 3 1 2 3
95. 2 3 2 2 1
96. 2 2 2 1 2
97. 1 3 1 1 2
98. 1 3 1 2 1
99. 1 2 1 2 2
100. 1 3 1 2 2
101 1 3 1 2 2
87
Analisis Univariat
Frequencies
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 20 19.8 19.8 19.8
PEREMPUAN 81 80.2 80.2 100.0
Total 101 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
UMUR RESPONDEN
N Valid 101
Missing 0
UMUR RESPONDEN
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17 TAHUN 10 9.9 9.9 9.9
18 TAHUN 60 59.4 59.4 69.3
19 TAHUN 31 30.7 30.7 100.0
Total 101 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
PENGETAHUAN GIZI
N Valid 101
Statistics
JENIS KELAMIN
N Valid 101
Missing 0
88
Missing 0
PENGETAHUAN GIZI
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid CUKUP 8 7.9 7.9 7.9
BAIK 93 92.1 92.1 100.0
Total 101 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
KEBIASAAN KONSUMSI
FAST FOOD
N Valid 101
Missing 0
KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid JARANG 80 79.2 79.2 79.2
SERING 21 20.8 20.8 100.0
Total 101 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
statusgizi
N Valid 101
Missing 0
89
Status gizi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid underweight 11 10.8 10.9 10.9
Normal 54 53.5 53.5 64.4
overweight 7 6.9 6.9 71.3
Obesitas 29 28.7 28.7 100.0
Total 101 100.0 100.0
Missing System 1 1.0
Total 102 100.0
Frequencies
Statistics
STATUS GIZI
N Valid 101
Missing 0
STATUS GIZI
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid NORMAL
DAN
UNDERW
EIGHT
65 64.4 64.4 64.4
LEBIH 36 35.6 35.6 100.0
Total 101 100.0 100.0
Analisis Bivariat
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
90
PENGETAHUAN
GIZI * STATUS
GIZI
101 100.0% 0 0.0% 101 100.0%
PENGETAHUAN GIZI * STATUS GIZI Crosstabulation
STATUS GIZI Total
NORM
AL
DAN
UNDE
RWEIG
HT
LEBIH
PENGETA
HUAN GIZI
CUKUP Count 3 5 8
% within
PENGETAHUAN
GIZI
37.5% 62.5% 100.0%
% within STATUS
GIZI
4.6% 13.9% 7.9%
% of Total 3.0% 5.0% 7.9%
BAIK Count 62 31 93
% within
PENGETAHUAN
GIZI
66.7% 33.3% 100.0%
% within STATUS
GIZI
95.4% 86.1% 92.1%
% of Total 61.4% 30.7% 92.1%
Total Count 65 36 101
% within
PENGETAHUAN
GIZI
64.4% 35.6% 100.0%
% within STATUS
GIZI
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.4% 35.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Exact Exact Sig.
91
Significance
(2-sided)
Sig.
(2-
sided)
(1-sided)
Pearson Chi-Square 2.732a 1 .098
Continuity
Correctionb
1.608 1 .205
Likelihood Ratio 2.594 1 .107
Fisher's Exact Test .129 .104
Linear-by-Linear
Association
2.705 1 .100
N of Valid Cases 101
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2.85.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
PENGETAHUAN
GIZI (CUKUP /
BAIK)
.300 .067 1.338
For cohort STATUS
GIZI = NORMAL
.563 .227 1.392
For cohort STATUS
GIZI = TIDAK
NORMAL
1.875 1.020 3.447
N of Valid Cases 101
92
Crosstabs
STATUS GIZI * KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD Crosstabulation
KEBIASAAN
KONSUMSI
FAST FOOD
Total
JARA
NG
SERIN
G
STATUS
GIZI
NORM
AL
DAN
UNDER
WEIGH
T
Count 62 3 65
% within STATUS GIZI 95.4% 4.6% 100.0%
% within KEBIASAAN
KONSUMSI FAST
FOOD
77.5% 14.3% 64.4%
% of Total 61.4% 3.0% 64.4%
LEBIH Count 18 18 36
% within STATUS GIZI 50.0% 50.0% 100.0%
% within KEBIASAAN
KONSUMSI FAST
FOOD
22.5% 85.7% 35.6%
% of Total 17.8% 17.8% 35.6%
Total Count 80 21 101
% within STATUS GIZI 79.2% 20.8% 100.0%
% within KEBIASAAN
KONSUMSI FAST
FOOD
100.0
%
100.0% 100.0%
% of Total 79.2% 20.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
STATUS GIZI *
KEBIASAAN
KONSUMSI
FAST FOOD
101 100.0% 0 0.0% 101 100.0%
93
Value df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-
Square
28.976a 1 .000
Continuity
Correctionb
26.286 1 .000
Likelihood
Ratio
29.040 1 .000
Fisher's Exact
Test
.000 .000
Linear-by-
Linear
Association
28.690 1 .000
N of Valid
Cases
101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7.49.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Valu
e
Asympto
tic
Standard
Errora
Approxi
mate Tb
Approxi
mate
Significa
nce
Interval by
Interval
Pearson's R .536 .084 6.311 .000c
Ordinal by
Ordinal
Spearman
Correlation
.536 .084 6.311 .000c
N of Valid Cases 101
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
94
Lower Upper
Odds Ratio for
STATUS GIZI
(NORMAL DAN
UNDERWEIGHT /
LEBIH)
20.667 5.465 78.153
For cohort
KEBIASAAN
KONSUMSI FAST
FOOD = JARANG
1.908 1.370 2.656
For cohort
KEBIASAAN
KONSUMSI FAST
FOOD = SERING
.092 .029 .292
N of Valid Cases 101
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 KEBIASAAN
KONSUMSI
FAST FOOD,
PENGETAHUAN
GIZIb
. Enter
a. Dependent Variable: STATUS GIZI
b. All requested variables entered.
Model Summary
Mo
del
R R
Square
Adjust
ed R
Square
Std.
Error
of the
Estimat
e
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig.
F
Chan
ge
1 .53
8a
.290 .275 .410 .290 19.981 2 98 .000
95
a. Predictors: (Constant), KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD, PENGETAHUAN
GIZI
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regressi
on
6.711 2 3.355 19.981 .000b
Residua
l
16.457 98 .168
Total 23.168 100
a. Dependent Variable: STATUS GIZI
b. Predictors: (Constant), KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD,
PENGETAHUAN GIZI
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) .888 .494 1.796 .076
PENGETAHUA
N GIZI
-.095 .154 -.054 -.618 .538
KEBIASAAN
KONSUMSI
FAST FOOD
.619 .103 .524 6.019 .000
a. Dependent Variable: STATUS GIZI
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step
1a
PENGETAHUAN
GIZI
-.611 .942 .421 1 .516 .543
KEBIASAAN 2.967 .683 18.865 1 .000 19.429
96
KONSUMSI
FAST FOOD
Constant -2.404 2.943 .668 1 .414 .090
a. Variable(s) entered on step 1: PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN KONSUMSI
FAST FOOD.
97
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………………………
Umur : …………………………………………………..
Angkatan : ……………………………………………………
Bersedia dan tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh Sri Gustia Rahman, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2016 dengan
judul : “Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan Kebiasaan Konsumsi Fast
Food Dengan Status Gizi Pada Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar”. Demikianlah surat persetujuan ini
saya buat dengan sejujurnya tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
Makassar. Januari 2020
Peneliti Responden
(Sri Gustia Rahman) ( )
98
IDENTITAS REPONDEN
1. Nama Responden :
2. Tanggal lahir : Tanggal ( ) Bulan ( ) Tahun ( )
3. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan ( )
4. Angkatatan :
5. Alamat :
6. Riwayat penyakit :
7. Umur :
8. BB (Berat Badan) : kg
9. TB (Tinggi Badan) : cm
PENGETAHUAN GIZI
Jawablah pertanyaan berikut dengan satu jawaban yang dianggap paling benar,
pilih salah satu option dengan memberikan tanda silang (x). Diharapkan
kejujurannya pada saat mengerjakan.
1. Berikut ini adalah kelompok zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita
a. Karbohidrat,lemak
b. Karbohidrat, lemak, protein
c. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin
d. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral
2. Apakah guna makanan bagi tubuh kita
a. Sebagai zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur
b. Sebagai zat tenaga, zat pengatur
c. Sebagai zat pembangaun
d. Untuk mengeyangkan perut
3. Manakah dari zat-zat gizi berikut ini yang berfungsi untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan tubuh
99
a. Lemak
b. Protein
c. Karbohidrat
d. Tidak tahu
4. Berikut ini adalah susunan menu yang bergizi seimbang yaitu
a. Nasi, ikan, tahu, sayur sop, jeruk
b. Roti dan susu
c. Nasi, perkedel kentang, ayam goring
d. Tidak tahu
5. Makanan yang banyak mengandung serat
a. Daging
b. Telur
c. Buah dan sayur
d. Tidak tahu
6. Contoh pangan yang mengandung karbohidrat
a. Ubi, kentang, ikan
b. Nasi, singkong, jagung
c. Daging, telur, susu
d. Tidak tahu
7. Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung
zat gizi
a. Protein
b. Vitamin dan mineral
c. Lemak
d. Tidak tahu
8. Contoh pangan yang tinggi lemak adalah
a. Susu, ikan, putih telur
b. Kuning telur, susu, mentega
c. Mentega, putih telur, ikan
d. Tidak tahu
9. Makanan apa yang bisa menyebabkan kegemukan
100
a. Sayuran
b. Fast food (Mc Donals, KFC, French Fries)
c. Buah-buahan
d. Tahu dan tempe
10. Penyebab seseorang menjadi gemuk yaitu karena kelebihan
a. Protein dan vitamin
b. Karbohidrat dan lemak
c. Vitamin dan mineral
d. Serat (sayuran dan buah-buahan)
11. Menurut anda, pada umumnya makanan fast food (pizza, fried chicken,
hamburger, dll) mengandung zat gizi
a. Serat dan vitamin
b. Serat dan lemak
c. Karbohidrat dan lemak
d. Vitamin dan mineral
12. Konsumsi energi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk
a. Tenaga
b. Lemak
c. Energi
d. Tidak tahu
13. Penyakit yang diakibatkan oleh zat gizi lebih/kegemukan adalah
a. Anemia
b. Beri-beri
c. Kegemukan dan penyakit degenerative (hipertensi, jantung coroner,
dll)
d. Tidak tahu
14. Faktor penyebab terjadinya gizi lebih/kegemukan adalah
a. Banyak minum obat-obatan
b. Aktifitas fisik (olahraga) secara teratur
c. Konsusmsi makanan yang berlebihan
d. Tidak tahu
101
15. Gangguan kegemukan dapat terjadi pada
a. Balita, remaja
b. Remaja, dewasa
c. Balita, remaja, dewasa
d. Tidak tahu
16. Menu yang baik untuk mengurangi berat badan adalah
a. Rendah kalori dan tinggi lemak
b. Rendah kalori dan gizi seimbang
c. Rendah kalori dan protein
d. Tidak tahu
17. Cara mencegah gizi lebih/kegemukan yang efektif adalah dengan cara
a. Mengatur pola makan dan olahraga
b. Mengatur jadwal istirahat
c. Minum jamu
d. Tidak tahu
UANG SAKU
1. Apakah anda mendapat uang saku?
a. Ya
b. Tidak
2. Besarnya uang saku dalam sehari?
a. < Rp.20.000
b. > Rp.20.000
POLA AKTIVITAS FISIK
1. Apakah anda selalu berolahraga?
a. Ya
b. Tidak
2. Berapa kali anda berolahraga dalam 1 minggu?
102
a. < 3x/minggu
b. ≥ 3x/minggu
3. Jenis olahraga apa yang anda lakukan?
a. Senam
b. Permainan (basket, volley, sepak bola dll)
c. Renang
d. Lain-lain, sebutkan…………………….
4. Berapa lama waktu yang digunakan setiap kali berolahraga?
a. <90 menit
b. ≥90 menit
5. Berapa lama anda menonton TV atau main game/handphone
dalam sehari?
a. ≤2 jam
b. >2 jam
6. Berapa lama rata-rata kamu tidur?
a. ≤7 jam
b.>7 jam
KARAKTERISTIK ORANG TUA
1. Apa pendidikan formal terakhir ibu anda?
a. Tidak tamat SD
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Tamat perguruan tinggi
2. Apa pendidkan formal terakhir ayah anda?
a. Tidak tamat SD
b. SD
c. SMP
d. SMA
103
e. Tamat perguruan tinggi
3. Apa pekerjaan ibu anda?
a. Pegawai Negeri
b. Pegawai swasta
c. TNI
d. Wiraswasta
e. Ibu rumah tangga
4. Apa pekerjaan ayah anda?
a. Pegawai Negeri/TNI
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Buruh
e. Tidak bekerja
5. Berapa pendapatan ibu anda dalam sebulan?
a. Rp.1.200.000,- sampai Rp.2.500.000,-
b. Rp.2.500.000,- sampai Rp.5.000.000,-
c. > Rp.5.000.000,-
d. Tidak bekerja
6. Berapa pendapatan ayah anda dalam sebulan?
a. Rp.1.200.000,- sampai Rp.2.500.000,-
b. Rp.2.500.000,- sampai Rp.5.000.000,-
c. > Rp.5.000.000,-
d. Tidak bekerja
104
KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD
Nama :
Umur :
Kelas :
Berilah tanda checklist () pada jawaban yang anda pilih
N
o.
Nama makanan Berapa kali anda mengkonsusmsi jenis makanan fast food
dalam satu bulan terakhir?
1x/hr >3x/mg 2x/mg 1-2x/bln 3-4x/bln Tidak
pernah
1. Fried Chicken
2. Hamburger
3. Hotdog
4. Pizza
5. Sandwich
6. Spaghetti
7. Kentang
Goreng
8. Chicken Nuget
9. Dunkin Donuts
105